0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
26 tayangan5 halaman
Dokumen tersebut membahas tentang biomonitoring dan biomarker. Biomonitoring digunakan untuk menilai dampak pencemaran lingkungan dengan mengukur paparan zat kimia di dalam tubuh manusia. Biomarker merupakan petunjuk biologis yang dapat mengindikasikan paparan, dosis efektif, atau respons terhadap zat berbahaya tertentu. Dokumen tersebut menjelaskan berbagai jenis biomarker dan media biologi yang digunakan dalam bi
Deskripsi Asli:
Judul Asli
Tugas daring 4 Labling II Agusti Hidayatullah TL Malam.docx
Dokumen tersebut membahas tentang biomonitoring dan biomarker. Biomonitoring digunakan untuk menilai dampak pencemaran lingkungan dengan mengukur paparan zat kimia di dalam tubuh manusia. Biomarker merupakan petunjuk biologis yang dapat mengindikasikan paparan, dosis efektif, atau respons terhadap zat berbahaya tertentu. Dokumen tersebut menjelaskan berbagai jenis biomarker dan media biologi yang digunakan dalam bi
Dokumen tersebut membahas tentang biomonitoring dan biomarker. Biomonitoring digunakan untuk menilai dampak pencemaran lingkungan dengan mengukur paparan zat kimia di dalam tubuh manusia. Biomarker merupakan petunjuk biologis yang dapat mengindikasikan paparan, dosis efektif, atau respons terhadap zat berbahaya tertentu. Dokumen tersebut menjelaskan berbagai jenis biomarker dan media biologi yang digunakan dalam bi
1. Biomonitoring : Alat/cara/metode untuk menilai suatu dampak pencemaran. Biomonitoring adalah alat yang penting untuk pencegahan penyakit. Ketika hal ini dikombinasikan dengan usaha penelusuran penyakit, biomonitoring memungkinkan petugas kesehatan masyarakat untuk mengerti dengan lebih baik apa, dimana dan kapan keterpaparan terjadi, hal inilah yang dikaitkan dengan faktor-faktor lingkungan. 2. Tujuan Biomonitoring : Mencegah terjadinya paparan bahan kimia yang dapat menyebabkan gangguan kesehatan baik secara akut maupun kronik. Menilai jumlah bahan kimia yang diserap organisma (dosis internal). Memonitior populasi yang terpapar oleh bahan kimia ditempat kerja ataupun di lingkungan. Dosis target (dosis aktif biologi) : jumlah total atau sebagian dari bahan kimia yang diserap, bahan kimia yang disimpan didalam tubuh dan bahan kimia yang berada didalam target sasaran. 3. Penerapan Biomonitoring : Mengidentifikasi paparan bahan kimia yang bekerja secara sistemik pada organisma. Mengevaluasi resiko kesehatan yang berhubungan dengan bahan kimia. Secara umum istilah biomonitoring dipakai sebagai alat/cara yang penting dan merupakan metode baru untuk menilai suatu dampak pencemaran lingkungan. Istilah yang lebih spesifik adalah monitoring biologi (Biological Monitoring). Di dalam praktek penggunaan monitoring biologi (MB) adalah untuk memonitor populasi yang terpapar oleh bahan polutan di tempat kerja maupun di lingkungan. 4. Cara/metode Biomonitoring : a) Monitoring ambien untuk menilai resiko lingkungan : membandingkan hasil perhitungan parameter dengan nilai perkiraan maksimum yang diperkenankan. Caranya bisa dengan metode Threshold Limit Value/Biological Limit Value (BLV) dan Time weighted Average (TWA) b) Monitoring biologi dari paparan : pemantauan suatu bahan yang mengadakan penetrasi kedalam tubuh dengan efek sistemik yang membahayakan. Bisa dipakai untuk mengevaluasi resiko kesehatan dengan memonitor dosis internal dari bahan kimia. Prediksinya dengan membandingkan BLV atau Biological Exposure Index (BEI) c) Monitoring biologi dari efek toksikan (Health surveillance) : memprediksi dosis internal untuk menilai hubungannya dengan resiko ligkungan, mengevaluasi status kesehatan dari individu yang terpapar dan mengidentifikasi tanda efek negatif akibat paparan 5. Media biologi yang sering dipakai adalah urine, darah, udara alveolus. Sedangkan media biologi yang jarang dipakai untuk pengukuran bahan kimia atau metabolik adalah ASI, lemak, air liur, rambut, kuku, gigi dan plasenta. Pada umumnya urine dipakai sebagai media untuk mengukur bahan kimia anorganik dan organik yang mudah larut dalam air. Darah dipakai sebagai media untuk sebagian besar bahan kimia anorganik dan organik yang sukar dilakukan biotransformasi, sedangkan udara alveolus dipakai untuk bahan yang mudah menguap. 6. Parameter evaluasi paparan bahan kimia terhadap organisma : a) Sifat fisikokimia suatu bahan b) Kondisi paparan c) Parameter toksikokinetik termasuk distribusi biotransformasi dan eliminasi d) Sensitivitas metode analisis e) Gangguan kesehatan f) Dosis organ (besar dosis pada organ) g) Dosis target (besar dosis pada sasaran) Sebagai contoh adalah Cadmium dalam darah merupakan logam berat yang secara umum dapat mengganggu kesehatan. Tetapi cadmium dalam urine merupakan indikator yang baik terakumulasinya logam berat tersebut di dalam ginjal. Berdasarkan selektifitas dari pemeriksaan bahan kimia atau metabolitnya, maka pemeriksaan dapat bersifat selektif dan non selektif. Pemeriksaan yang selektif untuk bahan-bahan kimia tunggal sedangkan pemeriksaan non selektif untuk gabungan bahan kimia. Pemantauan biologi dapat pula berisi gas invasife dan non invasife. Pemeriksaan invasife memerlukan misalnya sampel darah dan sampel jaringan, sedangkan yang non invasife hanya memerlukan sampel urine, udara alveolus dan kuku. 7. Faktor individu yang mempengaruhi paparan bahan kimia : pemantauan biologi dari paparan bahan kimia ditentukan oleh faktor individu dan dipengaruhi oleh masuknya serta absorpsinya bahan tersebut di dalam tubuh. Faktor individu yang mempengaruhi adalah jenis kelamin, umur, aktivitas fisik, status gizi, dan kesehatan. 8. Biomarkers Contoh petanda biologi spesifik a) Nonspecific Marker Perubahan sister-cromatid dalam limfosit Aberasi chromosome dalam limfosit Micronuclei dalam limfosit Mutagenesis dalam urine Hypaxanthine-guaninephosphoribeyltransferase(HGPRT) dalam lymphoc ytes. b) Intermediate Specificity Komponen amino total dalam urine (untuk amino aromatik). Methemolobin darah (untuk amino aromatik). Phenol dalam urine (untuk benzene) DNA-adducts dengan golongan alkil (untuk alkylating agents) c) Petanda spesifik (Specific Marker) o Bahan kimia yang tidak berubah dalam jaringan tubuh atau pada cairan tubuh/darah. o metabolit bahan kimia dalam jaringan tubuh atau dalam cairan tubuh, contohnya asam trichloroacetic dalam urine yang berasal dari trichloroethylene. o DNA adducts petanda spesifik muncul apabila terpapar oleh bahan kimia yang mudah terindentifikasi. Namun petanda non-Spesifik akan timbul dengan adanya paparan majemuk dan tidak dapat diidentifikasi paparan bahan kimia yang bertanggung jawab d) Target dan Media Biologi Biotransportasi bahan toksik atau xenobiotik, meliputi masuknya bahan, distribusi, transformasi, dan ekskresi keluar tubuh. Di bawah ini gambaran proses biotransformasi yan menyangkut jaringan target dan media biologi yang dapat dimonitor. 9. Hubungan petanda biologi dengan paparan dan penyakit 10. Petanda biologi dosis internal menunjukkan adanya bahan kimia eksogen dalam bentuk tetap ataupun metabolitnya dalam tubuh organisma terutama disimpan dalam jaringan lemak.Petanda biologi dosis efektif menunjukkan jumlah bahan kimia yang diabsorbsi dan berinteraksi dengan bahan subseluler sehingga dapat diukur pada jaringan target 11. Petanda respons biologi menunjukkan proses yang lebih lanjut dan sangat potensial untuk terjadinya kerusakan pada organisme .Petanda yang terakhir adalah penyakit. Petanda pada kategori ini sering kali dipergunakan untuk skrining suatu penyakit. Definisi petanda penyakit adalah indicator yang dapat diukur dari keadaan biologi dan biokimia pada tahap awal dari penyakit atau manifestasi dari penyakitnya sendiri. Indicator ini dapat dipakai sebagai variable tergantung dalam penelitian hubungan paparan dan penyakit. Petanda lain yang tidak termasuk dalam spectrum dari paparan sampai terjadinya penyakit, tetapi sangat penting dalam setiap tahap adalah kepekaan. Ini merupakan indikator faktor genetik atau perolehan yang dapat diukur, yang telah ada sebelumnya terjadinya paparan dan memepengaruhi kemungkinan terjaidnya penyakit akibat paparan. 12. Petanda biologis dosis efektif meunjukkan jumlah bahan kimia yang diabsorpsi dan berinteraksi dengan bahan subseluler, sehingga dapat diukur pada jaringan target atau jaringan di sekitarnya. Petanda biologis dosis efektif ini akan diikuti dengan respons biologis tahap awal, yang menandai perubahan biologi atau biokimia dalam jaringan sasaran akibat ulah bahan kimia. Contoh petanda biologis dosis efektif adalah iDNA- adducts dan protein adducts. Deocyribo Nucleic Acid (DNA)- adductsmerupakan bahan kimia yang terikat secara kovalen dengan basa nuleotida gunainin dan dapat terjadi di berbagai jaringan seperti paru, kandungan kencing, plasenta atau sel darah putih. Paparan asap rokok maupun emisi batu bara dapat menimbulan DNA-adducts. Protein adducts timbul akibat terjadinya ikatan kimia kovalen dari suatu bahan kimia terhadap protein. Misalnya etilen oksida yang dipakai untuk sterilisasi peralatan rumah sakit, dapat terikat secara kovalen dengan asam amino histidin pada hemoglobin atau sel darah merah.