Anda di halaman 1dari 5

Nama Agusti Hidayatullah

NPM 2221181054
MK LABLING 2

Biomonitoring and Biomarkers


1. Biomonitoring : Alat/cara/metode untuk menilai suatu dampak
pencemaran. Biomonitoring adalah alat yang penting untuk pencegahan
penyakit. Ketika hal ini dikombinasikan dengan usaha penelusuran
penyakit, biomonitoring memungkinkan petugas kesehatan masyarakat
untuk mengerti dengan lebih baik apa, dimana dan kapan keterpaparan
terjadi, hal inilah yang dikaitkan dengan faktor-faktor lingkungan.
2. Tujuan Biomonitoring : Mencegah terjadinya paparan bahan kimia yang
dapat menyebabkan gangguan kesehatan baik secara akut maupun kronik.
Menilai jumlah bahan kimia yang diserap organisma (dosis internal).
Memonitior populasi yang terpapar oleh bahan kimia ditempat kerja
ataupun di lingkungan. Dosis target (dosis aktif biologi) : jumlah total atau
sebagian dari bahan kimia yang diserap, bahan kimia yang disimpan
didalam tubuh dan bahan kimia yang berada didalam target sasaran.
3. Penerapan Biomonitoring : Mengidentifikasi paparan bahan kimia yang
bekerja secara sistemik pada organisma. Mengevaluasi resiko kesehatan
yang berhubungan dengan bahan kimia. Secara umum istilah
biomonitoring dipakai sebagai alat/cara yang penting dan merupakan
metode baru untuk menilai suatu dampak pencemaran lingkungan. Istilah
yang lebih spesifik adalah monitoring biologi (Biological Monitoring). Di
dalam praktek penggunaan monitoring biologi (MB) adalah untuk
memonitor populasi yang terpapar oleh bahan polutan di tempat kerja
maupun di lingkungan.
4. Cara/metode Biomonitoring :
a) Monitoring ambien untuk menilai resiko lingkungan :
membandingkan hasil perhitungan parameter dengan nilai
perkiraan maksimum yang diperkenankan. Caranya bisa dengan
metode Threshold Limit Value/Biological Limit Value (BLV) dan
Time weighted Average (TWA)
b) Monitoring biologi dari paparan : pemantauan suatu bahan yang
mengadakan penetrasi kedalam tubuh dengan efek sistemik yang
membahayakan. Bisa dipakai untuk mengevaluasi resiko kesehatan
dengan memonitor dosis internal dari bahan kimia. Prediksinya
dengan membandingkan BLV atau Biological Exposure Index
(BEI)
c) Monitoring biologi dari efek toksikan (Health surveillance) :
memprediksi dosis internal untuk menilai hubungannya dengan
resiko ligkungan, mengevaluasi status kesehatan dari individu yang
terpapar dan mengidentifikasi tanda efek negatif akibat paparan
5. Media biologi yang sering dipakai adalah urine, darah, udara alveolus.
Sedangkan media biologi yang jarang dipakai untuk pengukuran bahan
kimia atau metabolik adalah ASI, lemak, air liur, rambut, kuku, gigi dan
plasenta. Pada umumnya urine dipakai sebagai media untuk mengukur
bahan kimia anorganik dan organik yang mudah larut dalam air. Darah
dipakai sebagai media untuk sebagian besar bahan kimia anorganik dan
organik yang sukar dilakukan biotransformasi, sedangkan udara alveolus
dipakai untuk bahan yang mudah menguap.
6. Parameter evaluasi paparan bahan kimia terhadap organisma :
a) Sifat fisikokimia suatu bahan
b) Kondisi paparan
c) Parameter toksikokinetik termasuk distribusi biotransformasi dan
eliminasi
d) Sensitivitas metode analisis
e) Gangguan kesehatan
f) Dosis organ (besar dosis pada organ)
g) Dosis target (besar dosis pada sasaran)
Sebagai contoh adalah Cadmium dalam darah merupakan logam berat
yang secara umum dapat mengganggu kesehatan. Tetapi cadmium dalam
urine merupakan indikator yang baik terakumulasinya logam berat tersebut
di dalam ginjal. Berdasarkan selektifitas dari pemeriksaan bahan kimia
atau metabolitnya, maka pemeriksaan dapat bersifat selektif dan non
selektif. Pemeriksaan yang selektif untuk bahan-bahan kimia tunggal
sedangkan pemeriksaan non selektif untuk gabungan bahan kimia.
Pemantauan biologi dapat pula berisi gas invasife dan non invasife.
Pemeriksaan invasife memerlukan misalnya sampel darah dan sampel
jaringan, sedangkan yang non invasife hanya memerlukan sampel urine,
udara alveolus dan kuku.
7. Faktor individu yang mempengaruhi paparan bahan kimia : pemantauan
biologi dari paparan bahan kimia ditentukan oleh faktor individu dan
dipengaruhi oleh masuknya serta absorpsinya bahan tersebut di dalam
tubuh. Faktor individu yang mempengaruhi adalah jenis kelamin, umur,
aktivitas fisik, status gizi, dan kesehatan. 
8. Biomarkers
Contoh petanda biologi spesifik
a) Nonspecific Marker 
 Perubahan sister-cromatid dalam limfosit 
 Aberasi chromosome dalam limfosit 
 Micronuclei dalam limfosit 
 Mutagenesis dalam urine 
 Hypaxanthine-guaninephosphoribeyltransferase(HGPRT) dalam lymphoc
ytes. 
b) Intermediate Specificity 
 Komponen amino total dalam urine (untuk amino aromatik). 
 Methemolobin darah (untuk amino aromatik). 
 Phenol dalam urine (untuk benzene) 
 DNA-adducts dengan golongan alkil (untuk alkylating agents) 
c) Petanda spesifik (Specific Marker) 
o Bahan kimia yang tidak berubah dalam jaringan tubuh atau pada
cairan tubuh/darah. 
o metabolit bahan kimia dalam jaringan tubuh atau dalam cairan
tubuh, contohnya asam trichloroacetic dalam urine yang berasal
dari trichloroethylene. 
o DNA adducts 
 petanda spesifik muncul apabila terpapar oleh bahan kimia yang mudah
terindentifikasi. Namun petanda non-Spesifik akan timbul dengan adanya
paparan majemuk dan tidak dapat diidentifikasi paparan bahan kimia yang
bertanggung jawab 
d) Target dan Media Biologi 
 Biotransportasi bahan toksik atau xenobiotik, meliputi masuknya bahan,
distribusi, transformasi, dan ekskresi keluar tubuh. Di bawah ini gambaran
proses biotransformasi yan menyangkut jaringan target dan media biologi
yang dapat dimonitor. 
9. Hubungan petanda biologi dengan paparan dan penyakit
10. Petanda biologi dosis internal menunjukkan adanya bahan kimia eksogen
dalam bentuk tetap ataupun metabolitnya dalam tubuh organisma terutama
disimpan dalam jaringan lemak.Petanda biologi dosis efektif menunjukkan
jumlah bahan kimia yang diabsorbsi dan berinteraksi dengan bahan
subseluler sehingga dapat diukur pada jaringan target
11. Petanda respons biologi menunjukkan proses yang lebih lanjut dan sangat
potensial untuk terjadinya kerusakan pada organisme .Petanda yang
terakhir adalah penyakit. Petanda pada kategori ini sering kali
dipergunakan untuk skrining suatu penyakit. Definisi petanda penyakit
adalah indicator yang dapat diukur dari keadaan biologi dan biokimia pada
tahap awal dari penyakit atau manifestasi dari penyakitnya sendiri.
Indicator ini dapat dipakai sebagai variable tergantung dalam penelitian
hubungan paparan dan penyakit. Petanda lain yang tidak termasuk
dalam spectrum dari paparan sampai terjadinya penyakit, tetapi sangat
penting dalam setiap tahap adalah kepekaan. Ini merupakan indikator
faktor genetik atau perolehan yang dapat diukur, yang telah ada
sebelumnya terjadinya paparan dan memepengaruhi kemungkinan
terjaidnya penyakit akibat paparan. 
12. Petanda biologis dosis efektif meunjukkan jumlah bahan kimia yang
diabsorpsi dan berinteraksi dengan bahan subseluler, sehingga dapat
diukur pada jaringan target atau jaringan di sekitarnya. Petanda biologis
dosis efektif ini akan diikuti dengan respons biologis tahap awal, yang
menandai perubahan biologi atau biokimia dalam jaringan sasaran akibat
ulah bahan kimia. Contoh petanda biologis dosis efektif adalah iDNA-
adducts dan protein adducts. Deocyribo Nucleic Acid (DNA)-
adductsmerupakan bahan kimia yang terikat secara kovalen dengan basa
nuleotida gunainin dan dapat terjadi di berbagai jaringan seperti paru,
kandungan kencing, plasenta atau sel darah putih. Paparan asap rokok
maupun emisi batu bara dapat menimbulan DNA-adducts. Protein adducts
timbul akibat terjadinya ikatan kimia kovalen dari suatu bahan kimia
terhadap protein. Misalnya etilen oksida yang dipakai untuk sterilisasi
peralatan rumah sakit, dapat terikat secara kovalen dengan asam amino
histidin pada hemoglobin atau sel darah merah. 

Anda mungkin juga menyukai