Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

ENDOKRIN DAN IMUNOLOGI

Dosen : Karmitasari Yanra K, Ners M. Kep

Di Susun Oleh:
Mahasiswa
Tingkat II B/Semester IV

Jekicen
2018.C.10a.0970

YAYASAN EKA HARAP PALANGKA RAYA


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
TAHUN AJARAN 2019/2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya ucapkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa , karena
dengan rahmat dan karunia-Nya saya masih diberi kesempatan untuk
menyelesaikan tugas mata kuliah Keperawatan Medikal Bedah II ini. Adapun
makalah yang sederhana ini membahas tentang “IMUNOLOGI dan
ENDOKRIN”  makalah ini saya susun agar pembaca dapat memperluas ilmu
tentang sistem saraf dan sistem endokrin, yang kami sajikan dengan berdasarkan
pengamatan  dari berbagaai sumber, walau sedikit ada rintangan namun dengan
penuh kesabaran dan pertolongan dari Tuhan akhirnya Makalah ini dapat
terselesaikan.

Semoga makalah kami dapat bermanfaat dan dapat memberikan wawasan


yang lebih luas kepada para pembaca .Demi perbaikan makalah ini, kritik dan
saran yang membangun dari pembaca sangat kami harapkan.

                                                                                                                                     
            Palangkaraya, 18 Maret 2020
                                                                                                                                    
                                                                                 

      
                                                                       Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................ii
BAB 1 PENDAHULUAN...............................................................................1
1.1 Latar Belakang......................................................................................1

1.2. Rumusan Masalah.................................................................................1

1.3 Tujuan Penulisan....................................................................................1

BAB 2 PEMBAHASAN..................................................................................2

2.1 Sistem Endokrin.....................................................................................2


2.1.1 Kelenjar Endokrin Pada Manusia................................................2
2.1.2 Mekanisme Kerja Sistem Endokrin.............................................5
2.2 Sistem Imunologi...................................................................................6
BAB 3 PENUTUP...........................................................................................14

3.1 Kesimpulan............................................................................................14

3.2 Saran.......................................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................15

ii
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sistem endokrin mengatur dan mempertahankan fungsi tubuh dan
metabolisme tubuh, jika terjadi ganguan endokrin akan menimbulkanmasalah
yang komplek terutama metabolisme fungsi tubuh terganggu salahsatu gangguan
endokrin adalah Diabetes Melitus yang disebabkan karenadefisiensi absolute atau
relatif yang disebabkan metabolisme karbohidrat,lemak dan protein (Maulana.
2008).
Imunitas adalah keadaan kebal (imun) terhadap satu infeksi atau efek
patologik suatu substansi. Kekebalan (imunitas) itu merupakan daya ketahanan
tubuh terhadap segala suatu yang asing bagi tubuh. Imunitas bukanlah
perlindungan yang statis, seperti halnya dengan tengkorak yang melindungi otak,
tetapi suatu ketahanan yang dinamis. Setiap kali ada bahaya unsur-unsur tertentu
dari tubuh digiatkan untuk mengadakan perlawanan/pembelaan. Reaksi tubuh
tersebut dinamakan reaksi imunologik dan respon imunologik.
Diatas merupakan gambaran umum atau garis besar dari bentuk sistem
endorkin dan imunologi yang merupakan pembahasan dari makalah kami ini.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan sistem Endokrin?
2. Apa yang dimaksud dengan sistem Imunologi?
3. Bagaimana mekanisme dari Imunologi Endokrin?

1.3 Tujuan Peulisan


1. Mengetahui apa yang dimaksud dengan sistem Endokrin.
2. Mengetahui apayang dimaksud dengan sistem Imunologi
3. Mengetahui pengertian dan mekanisme dari Imunologi Endokrin.

1
BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 SISTEM ENDOKRIN

Kelenjar endokrin atau kelenjar buntu adalah kelenjar yang nengirimkan


hasil sekresinya langsung ke dalam darah yang beredar dalam jaringan kelenjar
tanpa melewati duktus atau saluran dan hasil sekresinya disebut hormon.
Beberapa dari organ endokrin ada yang menghasilkan satu macam hormon
(hormon tunggal) disamping itu juga ada yang menghasilkan lebih dari satu
macam hormon atau hormon ganda misalnya kelenjar hipofise sebagai pengatur
kelenjar yang lain.

Fungsi kelenjar endokrin :


1. Menghasilkan hormon-hormon yang dialirkan ke dalam darah yang
diperlukan oleh jaringan-jaringan dalam tubuh tertentu.
2. Mengontrol aktifitas kelenjar tubuh.
3. Merangsang aktifitas kelenjar tubuh.
4. Merangsang pertumbuhan jaringan.
5. Mengatur metabolisme, oksidasi, meningkatkan absorpsi glukosa pada
usus halus.
6. Mempengaruhi metabolisme lemak, protein, hidrat arang, vitamin, mineral
dan air.

2.1.1 KELENJAR ENDOKRIN PADA MANUSIA

A. KELENJAR HIPOFISE
Suatu kelenjar endokrin yang terletak didasar tengkorak .yang memegang
peranan penting dalam sekresi hormon dari semua organ-organ endokrin.Dapat
dikatakan sebagai kelenjar pemimpin sebab hornon-hormon yang dihasilkannya
dapat mempengaruhi pekerjaan kelenjar lainnya. Kelenjar hipofise terdiri dari 2
lobus.
1. Hormon somatotropik, mengendalikan pertumbuhan tubuh.
2. Hormon tirotropik, mengendalikan kegiatan kelenjar tiroid dalam
menghasilkan hormon tiroksin.

2
3. Hormon adrenokortikotropik (ACTH), mengendalikan kelenjar suprarenal
dalam menghasilkan kortisol yang berasal dari korteks keler jar suprarenal.
4. Hormon gonadotropik berasal dari Follicle Stimulating Hormone (FSH)
yang merangsang perkembangan folikel degraf dalam ovarium dan
pembentukan spermatozoa dalam testis.
5. Luteinizing Hormone (LH), mengendalikan sekresi estrogen dan
progesteron dalam ovarium dan testosteron dalam testis. Interstitial Cell
Stimulating Hormone (ICSH).

Lobus posterior disebut juga Neurohipofise. Mengeluarkan 2 jenis hormon  ;

1. Hormon anti diuretik (ADH), mengatur jumlah air yang keluar melalui
ginjal membuat kontraksi otot polos ADH disebut juga hormon pituitrin.
2. Hormon oksitoksin merangsang dan menguatkan kontraksi uterus sewaktu
melahirkan dan mengeluarkan air susu sewaktu menyusui. Kelenjar hipofise
terletak di dasar tengkorak, di dalam foss hipofise tulang spenoid.

B. KELENJAR TIROID
Terdiri atas 2 buah lobus yang terletak disebelah kanan dari trakea diikat
bersama oleh jaringan tiroid dan yang melintasi trakea di sebelah depan.
Merupakan kelenjar yang terdapat di dalam leher bagian depan bawah, melekat
pada dinding Taring.
Atas pengaruh hormon yang dihasilkan oleh kelenjar hipofise lobus anterior,
kelenjar tiroid ini dapat memproduksi hormon tiroksin.
Fungsi kelenjar tiroid, terdiri dari:
1. Bekerja sebagai perangsang proses oksidasi.
2. Mengatur penggunaan oksidasi
3. Mengatur pengeluaran karbondioksida.
4. Metabolik dalam hal pengaturan susunan kimia dalam jaringan.
5. Pada anak mempengaruhi perkembangan fisik dan mental.
C. KELENJAR PARATIROID
Terletak disetiap sisi kelenjar tiroid yang terdapat di dalam leher, kelenjar ini
bedumlah 4 buah yang tersusun berpasangan yang menghasilkan para hormon
atau hormon para tiroksin. Kelenjar paratiroid berjumlah 4 buah.

3
Masing-masing melekat pada bagian belakang kelenjar tiroid, kelenjar
paratiroid menghasilkan hormon yang berfungsi mengatur kadar kalsium dan
fosfor di dalam tubuh.
Fungsi kelenjar paratiroid :
1. Mengatur metabolisme fospor.
2. Mengatur kadar kalsium darah.
Hipofungsi, mengakibatkan penyakit tetani. Hiperfungsi, mengakibatkan
kelainan-kelainan seperti; Kelemahan pada otot-otot, sakit pada tulang, kadar
kalsium dalam darah meningkat begitu juga dalam urin, dekolsifikasi dan
deformitas, dapat juga terjadi patch tulang spontan.

D. KELENJAR TIMUS
Terletak di dalarn mediastinum di belakang os sternum, kelenjar timus hanya
dijumpai pada anak-anak di bawah 18 tahun. Kelenjar timus terletak di dalam
toraks kira-kira setinggi bifurkasi trakea, warnanya kemerah-merahan dan terdiri
atas 2 lobus. Pada bayi baru lahir sangat kecil danberatnya kira-kira 10grarn atau
lebih sedikit. Ukurannya bertambah pada masa remaja dari 30-40 gram kemudian
berkerut lagi.
Fungsi kelenjar Timus :
1. Mengaktifkan pertumbuhan badan.
2. Mengurangi aktifitas kelenjar kelamin.

E. KELENJAR SUPRA RENALIS / ADRENAL


Kelenjar suprarenal jumlahnya ada 2, terdapat pada bagian atas dari ginjal kiri
dan kanan. Ukurannya berbeda-beda, beratnya rata-rata 5-9 gram. Kelenjar
suprarenal ini terbagi atas 2 bagian yaitu:
1. Bagian luar yang berwarna kekuningan yang menghasilkan kortisol yang
disebut korteks.
2. Bagian medula yang menghasilkan adrenalin (epinefrin) dan nor adrenalin
(nor epinefrin).
Fungsi kelenjar supra renalis bagian korteks terdiri dari  ;
1. Mengatur keseimbangan air, elektrolit dan garam-garam.
2. Mengatur/mempengaruhi metabolisme lemak, hidrat arang dan protein.

4
3. Mempengaruhi aktifitas jafingan limfoid.

F. KELENJAR PIENALIS (EPIFISE)


Kelenjar ini terdapat di dalam otak, di dalam ventrikel berbentuk kecil merah
seperti sebuah Gemara. Terletak dekat korpus. Fungsinya belum diketahui dengan
jelas, kelenjar ini menghasilkan sekresi interns dalam membantu pankreas dan
kelenjar kelamin.

G. KELENJAR PANKREATIKA
Terdapat pada belakang lambung di depan vertebra lumbalis I dan II terdiri
dari sel-sel alpa dan beta. Sel alpa menghasilkan hormon glukagon sedangkan sel-
sel beta menghasilkan hormon insulin. Hormon yang diberikan untuk pengobatan
diabetes, insulin merupakan sebuah protein yang dapat turut dicernakan oleh
enzim-enzim pencernaan protein.

H. KELENJAR KELAMIN
Kelenjar testika. Terdapat pada pria terletak pada skrotum menghasilkan
hormon testosteron.
Fungsi hormon testosteron. Menentukan sifat kejantanan, misalnya adanya
jenggot, kumis, jakun dan lain-lain, menghasilkan sel mani (spermatozoid)
serta mengontrol pekerjaan seks sekunder pada laki-laki.
Kelenjar ovarika. Terdapat pada wanita, terletak pada ovarium di samping
kiri dan kanan uterus.
Menghasilkan hormon progesteron clan estrogen, hormon ini dapat
mempengaruhi pekerjaan uterus serta memberikan sifat kewanitaan, misalnya
pinggul yang besar, bahu sempit dan lain-lain.

2.1.2 MEKANISME KERJA SISTEM ENDOKRIN

Ketika sel menerima perintah dari 2 atau lebih  dalam waktu yang sama
mka ada 4 kemungkinan yaitu : ke-2 hormon bekerja antagonis,
sinergis, permissive effect, atau integrative.  Untuk menimbulkan efek pada organ
target maka hormon harus berikatan dengan reseptor yang spesifik baik yang
terdapat di permukaan luar membran maupun yang berada di dalam sel.   Reseptor
yang berada di luar membran  membutuhkan perantara yang dikenal dengan

5
second messenger.  Hormon steroid merupakan hormon turunan lipid sehingga
mudah melewati membran.  Hormon tersebut memiliki reseptor di dalam sitosol
atau di nukleus. 

  Konsep Mekanisme Kerja Hormon 

Konsep klasik : kelenjar endokrin mensekresikan hormon melalui sistem sirkulasi


dan akan diterima oleh sel target.

Autokrin : sel target mensekresikan hormon dan akan diterima kembali oleh sel
target tersebut.

Parakrin : sel target mensekresikan hormon, dan hormon tersebut akan diterima
oleh sel target lainnya.

Untuk menimbulkan efek pada sel target, hormon harus berikatan dengan
reseptor yang spesifik.  Setiap sel mempunyai reseptor untuk merespons beberapa
hormon yang berbeda.  Bagi setiap sel, ada tidaknya reseptor yang spesifik
menentukan  sensitivitas sel tersebut terhadap hormon.  Reseptor hormon terdapat
di membran plasma atau di dalam sel.

2.2 SISTEM IMUNOLOGI


Imonologi atau Imunitas adalah resistensi terhadap penyakit terutama
penyakit infeksi. Gabungan sel, molekul dan jaringan yang berperan dalam
resistensi terhadap infeksi disebut sistem imun. Reaksi yang dikoordinasi sel-sel,
molekul-molekul terhadap mikroba dan bahan lainnya disebut respons imun.
Sistem imun diperlukan tubuh untuk mempertahankan keutuhannya terhadap
bahaya yang dapat ditimbulkan berbagai bahan dalam lingkungan hidup.

A. Jenis-jenis Sistem Imun


a. Sel-Sel Imun Non Spesifik
Sistem imun non-spesifik merupakan pertahanan tubuh terdepan dalam
menghadapi serangan berbagai mikroorganisme. Disebut non-spesifik,
karena tidak ditujukan terhadap mikroorganisme tertentu.

Kornponen-Kornponen Sistem Imun Non-Spesifik Terdiri Atas :

6
1. Pertahanan fisis dan mekanis.
Pertahanan Fisis terdiri atas kulit, selaput lendir, dan silia saluran
nafas, sedang pertahanan mekanis terdiri dari batuk, dan bersin. Kulit
yang rusak misainya oleh luka bakar dan selaput lendir yang rusak
oleh karena asap rokok akan meningkatkan risiko infeksi.

2. Pertahanan biokimia.
Bahan yang disekresi mukosa saluran napas, kelenjar sebaseus kulit,
kelenjar kulit, telinga, spermin dalam semen merupakan bahan yang
berperan dalam pertahanan tubuh. Asam hidroklorik dalam cairan
lambung, lisosim dalarfi keringat, ludah, air mata, dan air susu dapat
melindungi tubuh terhadap kuman gram positif dengan jalan
menghancurkan dinding kuman tersebut. Air susu ibu mengandung
pula laktoferitin dan asam neurominik yang mempunyai sifat
antibakterial terhadap E.coli dan stafilokok.

3. Pertahanan humoral.
 Komplemen
Komplemen mengaktifkan fagosit dan membantu destruksi
bakteri dan parasit dengan jalan opsonisasi (Gambar 3).
Kejadian-kejadian tersebut di atas adalah fungsi sistem imun
nonspesifik, tetapi dapat pula terjadi atas pengaruh respons
imun spesifik.

 Interferon
Interferon adalah suatu glikoprotein yang dihasilkan berbagai
sel manusia yang mengandung nukleus dan dilepas sebagai
respons terhadap infeksi virus. Interferon mempunyai sifat
antivirus dengan jalan menginduksi sel-sel sekitar sel yang
telah terserang virus tersebut. Di samping itu, interferon dapat
pula mengaktifkan natural killer cel-sel NK untuk membunuh
virus dan sel neoplasma.

 C-Reactive'Protein (CRP)

7
CRP dibentuk tubuh pada keadaan infeksi. Perannya ialah
sebagai opsonin dan dapat mengaktifkan komplemen.

4. Pertahanan selular.
 Fagosit
 Meskipun berbagai set dalam tubuh dapat melakukan
fagositosis, set utama yang berperan pada pertahanan non-
spesifik adalah set mononuklear (monosit dan makrofag)
serta set polimorfonuklear seperti neutrofil. Kedua golongan
set tersebut berasal dari set hemopoietik yang sama.

Fagositosis dini yang efektif pada invasi kuman akan dapat


mencegah timbuInya penyakit. Proses fagositosis terjadi
dalam beberapa tingkat yaitu: kemotaksis, menangkap,
membunuh, dan mencerna.

 Natural Killer Cell (sel NK)


Sel NK adalah sel limfosit tanpa ciri-ciri sel limfoid sistem
imun spesifik yang ditemukan dalam sirkulasi. Oleh karena
itu disebut juga sel non B non T atau sel populasi ketiga atau
null cell. Sel NK dapat menghancurkan sel yang mengandung
virus atau sel neopiasma. Interferon mempercepat
pematangan dan meningkatkan efek sitolitik sel NK.

b. Sistem Imun Spesifik


Berbeda dengan sistem imun non-spesifik, sistem imun spesifilk
mempunyai kemampuan untuk mengenal benda yang dianggap asing bagi
dirinya. Apaila ada benda asing yang pertama kali timbul dan belum ada
respon imunnya maka sistem imun akan membuat antibodi sebagai respon
dari benda asing tersebut. Sehingga ketika benda yang sama lagi masuk
maka sudah tersedia respon imun atau antibodi yang sama. Oleh karena itu
sistem tersebut disebut spesifik.

8
Sistem imun spesifilk dapat bekeria sendiri untuk menghancurkan
benda asing yang berbahaya bagi badan, tetapi pada umumnya terjalin
kerja sama yang baik antara antibodi, komplemen, fagosit dan antara sel T-
makrofag. Oleh karena komplemen turut diaktifkan, respons imun yang
terjadi sering disertai dengan reaksi inflamasi.

Sistem Imun Spesifilk Humoral


Yang berperan dalam sistem imun spesifik humoral adalah limfosit B
atau sel B. Sel B tersebut berasal dari set asal multipoten. Pada unggas
set asal tersebut berdiferensiasi menjadi sel B di dalam alat yang
disebut Bursa Fabricius yang letaknya dekat kloaka. Bila sel B
dirangsang benda asing, sel tersebut akan berproliferasi dan
berdiferensiasi menjadi sel plasma yang dapat membentuk antibodi.
Antibodi yang dilepas dapat ditemukan di dalam serum. Fungsi utama
antibodi ialah mempertahankan tubuh terhadap infeksi bakteri, virus
dan netralisasi toksin.

Sistern Imun Spesifik Selular


Yang berperan dalam sistem imun spesifilk selular adalah limfosit T
atau sel T. Sel tersebut juga berasal daril sel asal yang sama seperti sel
B, tetapi proliferasi dan diferensiasinya terjadi di dalam kelenjar
timus. Berbeda dengan sel B, sel T terdiri atas beberapa subset sel
yang mempunyai fungsi yang berlainan.

Fungsi sel T umumnya ialah :

i. memproduksi antibody
ii. mengenal dan menghancurkan sel yang terinfeksi virus
iii. mengaktifkan makrofag dalam fagositosis
iv. mengontrol ambang dan kualitas sistem imun
Sel T terdiri atas beberapa subset sel sebagai berikut :

a) Sel Th (T helper)
Sel Th dibagi menjadi Th1 dan Th2. Th2 menolong sel B dalam
memproduksi antibodi. Untuk memproduksi antibodi,

9
kebanyakan antigen (T dependent antigen) harus dikenal terlebih
dahulu, baik oleh sel T maupun sel B. Sel Th (Th1) berpengaruh
atas sel Tc dalam mengenal sel yang terkena infeksi virus,
jaringan cangkok alogenik dan sel kanker. Istilah sel T inducer
dipakai untuk menunjukkan aktivitas sel Th yang mengaktifkan
subset sel T lainnya. Sel Th juga melepas limfokin; limfokin asal
Th1 mengaktifkan makrofag, sedang limfokin asal sel Th2
mengaktifkan sel B/sel plasma yang membentuk antibodi.

b) Sel Ts (T supresor)
Sel Ts menekan aktivitas sel T yang lain dan sel B. Menurut
fungsinya, sel Ts dapat dibagi menjadi sel Ts spesifik untuk
antigen tertentu dan sel Ts non-spesifik.

c) Sel Tdh atau Td (delayed hypersensitivity)


Sel Tdh adalah sel yang berperan pada pengerahan makrofag dan
sel inflamasi lainnya ke tempat terjadinya reaksi lambat. Dalam
fungsinya, memerlukan rangsangan dari sel Thl.

d) Sel Tc (cytotoxic)
Sel Tc mempunyai kemampuan untuk menghancurkan sel
alogpnik, sel sasaran yang mengandung virus dan sel kanker.

Sel Th dan Tc disebut juga sel T regulator sedang sel Tdh dan sel
Tc disebut sel efektor. Dalam fungsinya, sel Tc memerlukan
rangsangan dari sel Th.

e) Sel K
Sel K atau ADCC (Antibody Dependent Cell Cytotoxicity) adalah
sel yang tergolong dalam sistem imun non-spesifilk tetapi dalam
kerjanya memerlukan bantuan imunoglobulin (molekul dari
sistem imun spesifik).  

Jenis Sistem Imun Menurut Sifatnya

1) Sistem Kekebalan Alami

10
Kekebalan (imunitas) terhadap suatu penyakit yang dimiliki tubuh
tanpa perlakuan tertentu ini dinamakan kekebalan alami/kekebalan
perolehan (aquired immune). Contoh kekebalan alami yaitu
kebalnya bayi terhadap beberapa penyakit setelah menyusu pada hari
pertama. Di dalam air susu ibu tersebut terkandung kolostrum yang
kaya antibodi dan mineral. Kekebalan bayi ini bertahan beberapa
hari sampai beberapa minggu.

2) Sistem Kekebalan Buatan


Kekebalan buatan adalah suatu bentuk kekebalan tubuh yang sengaja
dibuat atau ditumbuhkan melalui pemberian vaksin. Vaksin adalah
bibit penyakit (kuman/antigen) yang telah dilemahkan. Proses
pemberian vaksin dalam tubuh disebut vaksinasi. Cara lain untuk
menumbuhkan kekebalan pada tubuh adalah dengan menyuntikkan
serum. Serum adalah plasma darah yang telah mengandung antibodi
untuk melawan antigen. Langkah untuk membuat tubuh menjadi
kebal (imun) baik dengan vaksinasi maupun pemberian serum
disebut dengan imunisasi, yaitu imunisasi alamiah dan imunisasi
buatan (artifisial).

Kekebalan karena vaksinasi biasanya memiliki jangka waktu


tertentu, sehingga permberian vaksin harus diulang lagi setelah
beberapa lama. Hal ini dilakukan karena jumlah antibodi dalam
tubuh semakin berkurang sehingga imunitas tubuh juga menurun.
Beberapa jenis penyakit yang dapat dicegah dengan vaksinasi antara
lain cacar, tuberkulosis, dipteri, hepatitis B, pertusis, tetanus, polio,
tifus, campak, dan demam kuning. Vaksin untuk penyakit tersebut
biasanya diproduksi dalam skala besar sehingga harganya dapat
terjangkau oleh masyarakat.

Secara garis besar, vaksin dikelompokkan menjadi 4 jenis yaitu:

11
 Vaksin Bacille Calmette-Guerin (BCG), polio jenis sabin,
dan campak. Vaksin ini terbuat dari mikroorganisme yang
telah dilemahkan
 Vaksin pertusis dan polio jenis salk. Vaksin ini berasal dari
mikroorganisme yang telah dimatikan.
 Vaksin tetanus toksoid dan difteri. Vaksin ini berasal dari
toksin (racun) mikrooganisme yang telah
dilemahkan/diencerkan konsentrasinya.
 Vaksin hepatitis B. Vaksin ini terbuat dari protein
mikroorganisme
B. Cara Kerja Sistem Imun dalam Tubuh
Sistem imun adalah sistem perlindungan pengaruh luar biologis yang dilakukan
oleh sel dan organ khusus pada suatu organisme. Jika sistem kekebalan bekerja
dengan benar, sistem ini akan melindungi tubuh terhadap infeksi bakteri dan
virus, serta menghancurkan sel kanker dan zat asing lain dalam tubuh. Jika sistem
kekebalan melemah, kemampuannya melindungi tubuh juga berkurang, sehingga
menyebabkan patogen, termasuk virus yang menyebabkan demam dan flu, dapat
berkembang dalam tubuh. Sistem kekebalan juga memberikan pengawasan
terhadap sel tumor, dan terhambatnya sistem ini juga telah dilaporkan
meningkatkan resiko terkena beberapa jenis kanker.

C. Manfaat Sistem Imun


 Melindungi tubuh dari invasi penyebab penyakit; menghancurkan &
menghilangkan mikroorganisme  atau substansi asing (bakteri, parasit,
jamur, dan virus, serta tumor) yang masuk ke dalam tubuh 
 Menghilangkan jaringan atau sel yg mati atau rusak  untuk perbaikan
jaringan.
 Mengenali dan menghilangkan sel yang abnormal Sasaran utama:
bakteri patogen & virus Leukosit merupakan sel imun utama
(disamping sel plasma, makrofag, & sel mast)
D. Respons Imun 
Respons imun adalah respons tubuh berupa suatu urutan kejadian yang
kompleks terhadap antigen, untuk mengeliminasi antigen tersebut. Respons imun

12
ini dapat melibatkan berbagai macam sel dan protein, terutama sel makrofag, sel
limfosit, komplemen, dan sitokin yang saling berinteraksi secara kompleks.
Mekanisme pertahanan tubuh terdiri atas mekanisme pertahanan non spesifik dan
mekanisme pertahanan spesifik.
Mekanisme pertahanan non spesifik disebut juga komponen non-adaptif
atau innate, atau imunitas alamiah, artinya mekanisme pertahanan yang tidak
ditujukan hanya untuk satu jenis antigen, tetapi untuk berbagai macam antigen.
Imunitas alamiah sudah ada sejak bayi lahir dan terdiri atas berbagai macam
elemen non spesifik. Jadi bukan merupakan pertahanan khusus untuk antigen
tertentu.
Mekanisme pertahanan tubuh spesifik atau disebut juga komponen
adaptif  atau imunitas didapat adalah mekanisme pertahanan yang ditujukan
khusus terhadap satu jenis antigen, karena itu tidak dapat berperan terhadap
antigen jenis lain. Bedanya dengan pertahanan tubuh non spesifik adalah bahwa
pertahanan tubuh spesifik harus kontak atau ditimbulkan terlebih dahulu oleh
antigen tertentu, baru ia akan terbentuk. Sedangkan pertahanan tubuh non spesifik
sudah ada sebelum ia kontak dengan antigen.
Tahap:
1.    Deteksi & mengenali benda asing
2.    Komunikasi dgn sel lain untuk berespons
3.    Rekruitmen bantuan & koordinasi respons
4.    Destruksi atau supresi penginvasi

13
BAB 3
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Sistem endokrin, dalam kaitannya dengan sistem saraf, mengontrol dan
memadukan fungsi tubuh. Kedua sistem ini bersama-sama bekerja untuk
mempertahankan homeostasis tubuh. Fungsi mereka satu sama lain saling
berhubungan, namun dapat dibedakan dengan karakteristik tertentu. Sistem
endokrin memiliki fungsi untuk mempertahankan hemoestatis, membatu
mensekresikan hormon-hormon yang bekerja dalam sistem persyarafan,
pengaturan pertumbuhan dan perkembangan dan kontrol perkembangan seksual
dan reproduksi.

3.2 SARAN
Diharapkan pembaca dapat mengerti dan memahami pengertian dari
sistem endokrin, hormon, kelenjar-kelenjar penghasil hormon, fungsi dari masing-
masing hormon, dan kelainan pada sistem endokrin, terutama pada masa
kehamilan, persalinan, nifas, bayi dan balita, dan juga menapouse. Untuk itu
jagalah kesehatan anda agar selalu dapat beraktivitas dengan baik.

14
DAFTAR PUSTAKA

Mamlukat, Indra. 2009 Menajadi Juara Olimpiade Biologi SMP. Jakarta: Pusa
Swara

Mikrajurddin, dkk. 2006 IPA Terpadu jilid 2. Jakarta: Esis

Nurcahyo, Heru. 2008. Ilmu Kesehatan jilid 1. Jakarta: Direktorat Pembinaan


Sekolah Menengah Kejuruan.

Rumahrbo, Hotma. 1999. Asuhan keperawatan Klien dengan gangguan sistem


endokrin. Jakarta : penerbit buku kedokteran EGC

Sudewo, Bambang. 2009 Buku Pintar Hidup Sehat Cara Mas Dewo. Jakarta: PT.
Agro Media

15

Anda mungkin juga menyukai