2, Desember 2019
ISSN: 2615-3688
ABSTRAK
Untuk dapat mencapai tingkat ketuntasan siswa SMP Negeri 1 Simpang Tiga, guru perlu
memperhatikan model yang digunakan dalam mengajar. Pendekatan Model Eliciting Activities
(MEAs) dipilih menentukan tingkat keberhasilan siswa yaitu kemampuan berpikir kritis siswa.
Dengan pembelajaran pendekatan Model Eliciting Activities (MEAs) siswa akan lebih mudah
menemukan dan memahami konsep-konsep yang sulit apabila mereka saling mendiskusikan
masalah-masalah dengan teman-temannya. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan
kuantitatif, jenis penelitian kuasi eksperimen. Populasi dalam penelitian ini berjumlah 116 siswa
dari empat kelas. Sampel dalam penelitian ini adalah kelas X-A sebagai kelas eksperimen dan
X-B sebagai kelas kontrol dengan jumlah 57 siswa. Teknik pengumpulan data dilakukan
melalui pemberian tes sedangkan teknik pengolahan dan analisis data diolah dengan
menggunakan rumus uji-t. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari keseluruhan uraian diatas,
maka dapat ditarik kesimpulan bahwa dari hasil pengolahan data Berdasarkan pengujian
hipotesis dengan menggunakan uji-t dapat disimpulkan bahwa pembelajaran pendekatan Model
Eliciting Activities (MEAs) dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa dibandingkan
dengan siswa yang diajarkan dengan metode konvensional.
Kata Kunci: Model Eliciting Activities (MEAs), Kemampuan Berpikir Kritis
adalah proses yang sedang berlangsung soal-soal tentang relasi dan fungsi dan lebih
bukan hasil yang mudah dikenali. memfokuskan kepada kemampuan berpikir
kritis pelajaran matematika siswa supaya
METODE siswa termotivasi.
Penelitian ini dilakukan dengan Teknik pengumpulan data yang
menggunakan pendekatan kuantitatif. digunakan dalam penelitian ini adalah tes.
Pendekatan kuantitatif adalah pendekatan Tes adalah seperangkat rangsangan
yang dapat diukur dengan angka dan (stimulasi) yang diberikan kepada siswa
jumlah. Metode penelitian yang digunakan dengan maksud untuk mendapat jawaban
adalah metode eksperimen semu (quasi yang dapat dijadikan dasar bagi penetapan
experimental). Dalam metode penelitian ini, skor angka. Dalam penelitian ini evaluasi
peneliti ikut serta dalam penelitian dengan hasil belajar dilakukan melalui post tes. Tes
mengajar matematika di sekolah tersebut yang di berikan dalam bentuk assay, yang
dengan menggunakan pendekatan Model jumlah soal di sesuaikan dengan tujuan
Eliciting Activities (MEAs) untuk pembelajaran.
meningkatkan kemampuan berpikirkrisis Analisis data tes kemampuan berpikir
siswa SMP, kemudian membandingkan kritis siswa diperlukan untuk mengetahui
hasil tes pemahaman matematika siswa pada ada tidaknya kemampuan untuk
kelas eksperimen dengan menggunakan menentukan pencapaian ketuntasan belajar
pendekatan Model Eliciting Activities siswa pada kelas eksperimen dan kelas
(MEAs) dan pada kelas kontrol diajarkan kontrol. Setelah semua data terkumpul,
dengan model pembelajaran ceramah. langkah selanjutnya adalah melakukan
Populasi merupakan seluruh data yang pengujian normalitas dan homogenitas
menjadi perhatian dalam suatu ruang terhadap semua data tersebut. Kemudian
lingkup dan waktu yang ditentukan. Adapun dihitung uji beda menggunakan uji studen t.
populasi dalam penelitian ini adalah seluruh
siswa Kelas VIII SMP Negeri Simpang Tiga HASIL DAN PEMBAHASAN
yang terdiri dari 4 kelas dengan jumlah Berdasarkan hasil uji normalitas yang
siswa 116 siswa. telah dilakukan sebelumnya didapat kesimpulan
Sampel adalah sebagian dari populasi bahwa skor gain ternormalisasi kelas Model
yang memiliki karakteristik yang sama Eliciting Activities (MEAs) dan kelas
dengan populasi. Sampel penelitian ini konvensional berdistribusi normal. Sedangkan
untuk uji homogenitas menunjukkan bahwa
diambil menggunakan teknik Cluster
varians skor gain ternormalisasi kemampuan
Random Sampling. Teknik pengambilan berpikir kritis kedua kelompok homogen.
sampel ini digunakan karena obyek yang Sehingga untuk membuktikan bahwa skor gain
diteliti sangat luas sehingga pengambilan ternormalisasi kemampuan berpikir kritis
sampel dilakukan secara kelompok bukan siswa kelas Model Eliciting Activities (MEAs)
secara individu, sehingga semua kelompok berbeda dengan kelas konvensional dilakukan
memiliki kesempatan yang sama untuk uji perbedaan rataan skor gain ternormalisasi
digunakan sebagai sampel. Dari teknik dengan menggunakan uji-t.
sampling tersebut didapatkan sampel Kelas
VIIIA yang proses belajarnya menggunakan Tabel 1.
pendekatan Model-Eliciting Activities Data Hasil Uji Perbedaan Rataan Skor Gain
(MEAs), sedangkan kelas VIIIB sebagai Ternormalisasi
kelas kontrol yang penyajian materinya t-test for Equality of Means
Kesimpulan
menggunakan metode ceramah/ t Df Sig. (2-tailed)
konvensional. 7,909 55 0,000 H0 Ditolak
Untuk mendapatkan data dalam
penelitian ini peneliti mengajarkan materi
Tabel diatas diperoleh thitung = 7,909 untuk kemampuan berpikir kritis siswa SMP Negeri 1
α = 0,05 dengan df = 55, nilai ttabel = 2,02, maka Simpang Tiga.
thitung berada di daerah penolakan H0, atau nilai
signifikan 0,000 < α = 0,05 sehingga H0 ditolak DAFTAR PUSTAKA
yang artinya terdapat perbedaan yang signifikan
antara peningkatan kemampuan berpikir kritis A, Cece. Wijaya. 2010. Kemampuan Dasar
siswa yang mendapat Model Eliciting Activities Guru Dalam Proses Belajar
(MEAs). Dengan demikian peningkatan Mengajar. Bandung : PT. Remaja
kemampuan berpikir kritis siswa yang mendapat Rosda karya.
Model Eliciting Activities (MEAs) lebih baik
daripada siswa yang mendapatkan pembelajaran
konvensional. Alec Fisher. 2009. Berpikir Kritis Sebuah
Model-Eliciting Activities (MEAs) Pengantar. Terj. Benyamin
membantu perkembangan pemikiran siswa Hadinata. Jakarta: Erlangga.
karena siswa membuat model mereka sendiri
untuk memecahkan masalah-masalah Ari Suningsih, 2015. Pembelajaran Garis
matematika. Model Eliciting Activities (MEAs) Lurus dengan MEAs dan TAI
juga mendorong keaktifan siswa dalam proses Ditinjau dari Gaya Kognitif”. Jurnal
pembelajaran dan juga mengeksplorasi e-DuMath, 1:1.
kemampuan hasil berpikir siswa dalam
memahami konsep dengan mengkomunikasikan Ennis. 2013. Berpikir Kritis Sebuah
pemikiran matematika melalui pemodelan dan
Pengantar. Jakarta: Erlangga.
kemampuan memecahkan masalah. Berdasarkan
uraian di atas, pendekatan Model Eliciting Hendra Surya, 2011. Strategi Jitu Mencapai
Activities (MEAs) adalah pendekatan yang Kesuksesan Belajar. Jakarta:
berpusat pada siswa dimana kegiatan yang Kompas. Media.
dilakukan dimulai dengan penyajian masalah
dari kehidupan nyata yang ada di sekitar siswa, Jensen, T. & Sandström, J. 2011,
kemudian dari permasalahan dibentuk suatu “Stakeholder Theory and
model, selanjutnya siswa berupaya mencari Globalization: The Challenges of
penyelesaian dari model tersebut sebagai solusi. Power and Responsibility”. Article
(PDF Available) in Organization.
Simpulan
Dari keseluruhan uraian diatas, maka Santrock, 2011. Psikologi Pendidikan.
dapat ditarik kesimpulan bahwa dari hasil Jakarta: Selemba Empat.
pengolahan yaitu Pembelajaran matematika
melalui model penerapan pendekatan Model Sardiman. 2006. Interaksi dan Motivasi
Eliciting Activities (MEAs) dapat meningkatkan Belajar-Mengajar. Jakarta :Raja
kemampuan berpikir kritis siswa .
Grafindo Persada.
Berdasarkan pengujian hipotesis
dengan menggunakan uji-t diperoleh nilai
Wina Sanjaya, 2011. Penelitian Tindakan
thitung =3,49 dengan signifikan ttabel= 1,68
Kelas. Jakarta: Kencana Prena.
maka hipotesisnya adalah terima Ha dan
tolak Ho. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa terdapat perbedaan
kemampuan berpikir kritis siswa kelas
eksprimen dengan siswa kelas kontrol.
Berdasarkan hasil penelitian yang di
lakukan oleh peneliti di SMP Negeri 1 Simpang
Tiga dengan penerapan Model Eliciting
Activities (MEAs) dapat meningkatkan