Anda di halaman 1dari 9

Jaringan Akses Fiber Optik (part 1)

Seiring dengan perkembangan teknologi yang semakin maju, kebutuhan masyarakat akan
informasi dan komunikasi lewat internet khususnya, juga semakin besar. Ini berarti masyarakat
membutuhkan ketersediaan bandwidth yang besar agar mudah dalam mengakses setiap
informasi yang diperlukan seperti mengakses berita terkini, video entertainment, social-
networking, games, shopping, pendidikan, keamanan, akses perbankan dan sebagainya. Oleh
karena itu, operator telekomunikasi sejak tahun 1990an mulai mengimplementasikan jaringan
kabel optik di beberapa bagian infrastrukturnya, yang mana jaringan kabel optik ini menyediakan
bandwidth yang besar, kualitas sinyal yang lebih baik, faktor security yang lebih terjamin dan
memiliki kehandalan yang lebih baik dibandingkan dengan media transmisi lainnya.

Bentuk implementasi penggunaan teknologi jaringan kabel optik ini sering disebut sebagai
jaringan akses fiber (Optical Access Network) atau Jaringan Lokal Akses Fiber (JARLOKAF) yang
menggunakan kabel serat optik sebagai media transmisinya. Jaringan akses adalah bagian dari
public switch network yang menghubungkan titik akses dengan pelanggan. Secara sederhana
jaringan akses diartikan sebagai penghubung akhir dalam suatu jaringan antara perangkat
pelanggan (customer premise) dan penghubung pertama ke infrastruktur Central Office. Secara
garis besar terdapat dua tipe arsitektur jaringan kabel optik, yaitu arsitektur jaringan aktif dan
arsitektur jaringan pasif. Arsitektur jaringan aktif mengacu pada konfigurasi point to point kabel
optik dan atau konfigurasi star. Untuk arsitektur jaringan pasif, berbasis passive optical network
(PON).

1. Arsitektur Aktif

 Point to point, ialah menghubungkan perangkat Optical Line Terminal (OLT) di Central
Office (CO) yang terkoneksi dengan perangkat Optical Network Terminal (ONT) pada
terminal pelanggan, menggunakan fiber optic dedicated sebagai medianya. OLT dan ONT
merupakan perangkat aktif yang masing-masing membutuhkan power dilengkapi dengan
optical laser.

1. Point-to-Point
2. Point-to-Point (OLT)

Jarak pelanggan dengan central office dapat mencapai hingga 80 km, dan setiap pelanggan
disediakan satu dedicated fiber optic dengan full bi-directional bandwidth. Salah satu arsitektur
aktif point to point ini ialah Digital Loop Carrier (DLC).

 Star (Point to Multipoint / Active Optical Network/ AON), arsitektur dengan beberapa
perangkat pelanggan yang terkoneksi secara bersama-sama memanfaatkan satu kabel
feeder melalui sebuah remote node yang terletak diantara central office dan pelanggan.
Sebuah remote node dapat melayani hingga seribu terminal pelanggan.

3. Point-to-Multipoint
4. Point-to-Multipoint Video Transmission Example

5. Point-to-Multipoint Architecture
2. Arsitektur Passive (Passive Optical Network)

merupakan teknologi akses fiber optik yang terdiri dari komponen berupa Optical Line Terminal
(OLT), Optical Network Unit (ONU) dan passive splitter. OLT ditempatkan di central office
operator, sedangkan ONU disetting di terminal akhir menuju pelanggan. Passive Splitter terletak
diantara OLT dan ONU, yang berfungsi sebagai pembagi downstream sinyal dari OLT ke beberapa
terminal ONU yang bertugas untuk mengidentifikasi data yang hanya dibutuhkan oleh terminal.
Arsitektur PON, menggunakan share media fiber optic dan support konfigurasi point to
multipoint. Selain share media, pelanggan juga dapat melakukan share bandwidth. Passive
Optical Splitter pada PON digunakan untuk membagi bandwidth dari satu single fiber sampai
dengan 64 pelanggan dengan jarak maksimal 10-20 km. Arsitektur ini disebut pasif karena splitter
dan perangkat pendukungnya yang terpasang diantara OLT dan ONT bersifat pasif yakni tanpa
power.
6. Passive Optical Network

7. Passive Optical Network (OLT)


8. Passive Optical Network Example

Penggunaan jaringan pasif saat ini telah mendominasi, seperti PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk
yang menggunakan tipe arsitektur jaringan pasif untuk mendukung implementasi teknologi FTTx.
Teknologi FTTx tersebut diantaranya adalah FTTH (Fiber To The Home), FTTB (Fiber To The
Building), FTTC (Fiber To The Curb) dan FTTN (Fiber To The Node).

(Bersambung)

Oleh : Vierta Saraswati


Gambar:

1. http://sunesysllc.files.wordpress.com/2013/03/ptp_networkdiagram.png
2. http://www.pfast.fr/local/cache-
vignettes/L411xH500/gif_scema_PGpap_pon_v3_red600-4ecbb.png
3. http://sunesysllc.files.wordpress.com/2013/03/ptmp_networkdiagram.png?w=300&h=
176
4. http://www.voscom.com/img/fiber_optics/Point-to-Multipoint.jpg
5. http://hyperline.com/info/using_fo/img/cap_224679.gif
6. http://www.telecom-cloud.net/wp-content/uploads/2011/09/PON.jpg
7. http://www.pfast.fr/local/cache-
vignettes/L411xH500/gif_scema_PGpap_pon_v3_red600-4ecbb.png
8. http://www.fiberstore.com/images/ckfinder/images/tutorial/PON%20structure.png

REFERENSI :

 Hamdani, Arief. “Jaringan Akses Fiber”. http://www.elektroindonesia.com. diakses pada


28 Juni 2014.
 Muzayyinah. 2010. “Jaringan Lokal Akses Fiber Optik”.
http://muzayyinahns.blogspot.com. diakses pada 28 Juni 2014.
 Utomo, Iwan Gustopo. 2010. “Literatur Analisa Implementasi Teknologi Jaringan Kabel
Optik”. Jakarta : FT Universitas Indonesia.

Pada pembahasan sebelumnya, dijelaskan dua tipe arsitektur jaringan akses fiber optik yaitu
arsitektur jaringan aktif dan arsitektur jaringan pasif. Arsitektur jaringan aktif mengacu pada
konfigurasi point to point kabel optik dan atau konfigurasi star (point to multipoint). Sedangkan
untuk arsitektur jaringan pasif, berbasis passive optical network (PON). Saat ini dari dua tipe
arsitektur jaringan fiber optik di atas, yang paling dominan digunakan ialah arsitektur jaringan
pasif. Salah satunya PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk, menggunakan jaringan pasif guna
mendukung implementasi teknologi FTTx.
1. Kabel Fiber Optik
Teknologi FTTx ialah suatu format penghantaran isyarat optik dari pusat penyedia (provider) ke
kawasan pengguna dengan menggunakan serat optik sebagai medium penghantar. Kemunculan
teknologi ini sebagai akibat dari dorongan keinginan masyarakat (pelanggan) untuk mendapatkan
layanan yang dikenal dengan istilah Triple Play Service, yaitu layanan akan akses internet yang
cepat, suara (jaringan telepon, PSTN) dan video (TV Kabel) dalam suatu infrastruktur pada uni t
pelanggan. Beberapa istilah lain dari teknologi FTTx yang sering diimplementasikan di antaranya;
Fiber To The Home (FTTH) yaitu fiber optik sampai ke rumah-rumah pelanggan, Fiber to The
Office (FTTO) atau jaringan fiber untuk kantor, fiber optik sampai ke gedung-gedung atau Fiber
To The Building (FTTB), dan Fiber To The Curb (FTTC) membawa fiber optik ke operator node yang
dekat dengan pengguna atau Fiber To The Node (FTTN) membawa fiber optik ke node terdekat
di sisi sentral.
Perbedaan penyebutan dalam FTTx adalah didasarkan pada penempatan titik konversi optik atau
Optical Network Unit (ONU) pada masing-masing teknologi. FTTH dan FTTO menempatkan dan
mensetting ONU di dalam rumah atau kantor atau di suatu lokasi yang dekat dengan terminal
pelanggan. Berbeda dengan FTTH / FTTO, FTTB menempatkan ONU pada koridor sebuah gedung.
Sementara itu, pada FTTC ONU ditempatkan di curb dan letaknya jauh dari pelanggan.

2. Jaringan Kabel Fiber Optik

1. Fiber To The Home (FTTH)

Penempatan perangkat pada teknologi FTTH diantaranya ialah PON OLT dipasang di central
office. Sementara itu, splitter dipasang di luar bangunan, di dinding atau kabinet outdoor. Apabila
gedung bertingkat sebuah splitter dapat digunakan untuk melayani beberapa tingkat sekaligus.
Namun pada umumnya splitter akan dipasang di tengah-tengah area layanan untuk menghemat
penggunaan fiber optik.
Sementara itu, letak ONU yang membedakan dengan teknologi FTTx lainnya disetting di rumah-
rumah pelanggan dan langsung dihubungkan ke pesawat pelanggan melalui kabel tembaga
indoor atau IKR di dalam rumah. Ordenya dapat mencapai puluhan meter menyesuaikan dengan
dimensi rumah pelanggan. Interface yang dibutuhkan pada ONU diantaranya ialah POTS, FE/GE,
Wifi dan RF. Sedangkan bandwidth yang disediakan per pelanggan berkisar 10 – 100 Mbps.
2. Fiber To The Office (FTTO)
Aplikasi FTTO ini mirip dengan implementasi pada FTTH, hanya saja jarak ONU dengan perangkat
pelanggan pada FTTO dapat mencapai 50 m.
3. Fiber To The Building (FTTB)
FTTB menempatkan PON OLT sama seperti FTTH yaitu pada central office, basement atau ruang
perangkat jika diinstall di gedung. Splitter terpasang di dalam gedung untuk melayani beberapa
lantai sekaligus. Sedangkan ONU tersetting di basement atau di tiap lantai tergantung pa da
jumlah pelanggan serta efektivitas layanan. Pada FTTB, Interface yang dibutuhkan ONU antara
lain POTS, FE/GE, E1, ADSL/ADSL2/ADSL2+, VDSL2, dan SHDSL. Untuk besar bandwidth yang
disediakan ialah setiap terminal menggunakan rasio pembagi bandwidth, umumnya antara 50-
100 Mbps untuk setiap pelanggan.
4. Fiber To The Curb (FTTC)
PON OLT pada FTTC juga dipasang pada central office, sama seperti FTTH/FTTO ataupun FTTB.
Adapun splitter terpasang di luar gedung. ONU tersetting di basement atau curb, ataupun
terpasang di tiang atau outdoor cabinet untuk melayani pelanggan perumahan. Sama seperti
teknologi FTTx lainnya, ONU FTTC membutuhkan interface berupa POTS, FE/GE, E1,
ADSL/NADSL2/ ADSL2+, VDSL dan SHDSL. Menggunakan rasio pembagi bandwidth di setiap
terminal, FTTC mampu menyediakan bandwidth berkapasitas antara 100 Kbps -100 Mbps untuk
setiap pelanggan.

Berikut ini akan ditampilkan tabel perbandingan teknologi FTTx yaitu teknologi FTTH, FTTO, FTTB
dan FTTC (Utomo, 2010).

Perbandingan FTTH FTTO FTTB FTTC


Kapasitas ONU 1-4 Port 1-4 Port Puluhan Ratusan
Jarak OLT ke < 20 km < 20 km < 20 km 5 km – 100 km
ONU
Jarak ONU ke 0 – 20 m 0 – 50 m < 500 m 1 – 3 km
User
Bandwidth per 100 Mbps 100 Mbps to GE 100 Mbps 2 to 25 Mbps
user
Interface ONU FE, POTS, WiFi, FE / GE, TDM, FE, POTS, POTS,
RF WiFi VDSL2, TDM ADSL/ADSL2+,
VDSL
Tipe ONU SFU SBU MDU / MTU ONU (Kapasitas
Besar)

Oleh : Vierta Saraswati


Gambar:
1. ...
2. http://mandorkawat2009.files.wordpress.com/2009/10/image350.png

REFERENSI
Hamdani, Arief. “Jaringan Akses Fiber”. http://www.elektroindonesia.com. diakses pada 28 Juni
2014.
Muzayyinah. 2010. “Jaringan Lokal Akses Fiber Optik”. http://muzayyinahns.blogspot.com.
diakses pada 28 Juni 2014.
Utomo, Iwan Gustopo. 2010. “Literatur Analisa Implementasi Teknologi Jaringan Kabel Optik”.
Jakarta : FT Universitas Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai