Anda di halaman 1dari 28

1.

DEVIDEN KAS

Deviden yang paling umum dibagikan oleh perseroan terbatas adalah dalam bentuk kas. Yang penting adalah bahwa perusahaan sebelum

membuat pengumuman adanya deviden kas apakah jumlah uang kas yang ada mencukupi untuk pembagian deviden tersebut. Jurnal untuk

mencatat pembagian deviden kas ini dibuat pada tanggal pengumuman dan pembayaran.

Dan apabila dewan direksi mengumumkan deviden kas, biasanya jumlah total dibagi kepada pemegang saham dinyatakan secara implisit.

Masalah timbul apabila perusahaan mengeluarkan beberapa jenis saham berbeda. (missal: saham biasa dan saham preferen). Alokasi jumlah

deviden diantara jenis-jenis saham merupakan masalah yang cukup komplek.

#KASUS 1:

Diketahui:

PT Megantama pada tanggal 20 Desember 2016 mengumumkan pembagian deviden sebesar Rp. 2.000,- untuk setiap lembar saham biasa dan

akan dibayar tanggal 20 Januari 2017 kepada pemegang saham yang terdaftar pada tanggal 10 Januari 2017. Saham biasa yang beredar sebanyak

6.000 lembar.

Diminta:

Buatlah jurnal atas transaksi tersebut!

Jurnal pada saat tanggal pengumuman deviden

Jurnal pada saat tanggal pembayaran deviden

“Akuntansi Keuangan II, Laba Ditahan” 1


Penyelesaian:

Jurnal pada saat tanggal pengumuman Deviden

Tanggal Pengumuman (20 Desember 2016)

Laba ditahan Rp. l2.000.000

Utang deviden kas Rp l2.000.000

Perhitungan: Rp. 2.000 x 6.000 lembar saham = Rp. 12.000.000

Jurnal pada saat tanggal pembayaran

Tanggal Pembayaran (20 Januari 2007)

Utang deviden kas Rp. 12.000.000

Kas Rp. l2.000.000

Catatan:

Dalam neraca yang disusun pada tanggal 31 Desember 2016, utang deviden kas dilaporkan dalam kelompok utang lancar karena segera akan

dilunasi.

“Akuntansi Keuangan II, Laba Ditahan” 2


#KASUS 2:
1). Deviden Saham Preferen Kumulatif
Klosula kumulatif mewajibkan perusahaan untuk membayar terlebih dahulu deviden saham preferen, termasuk deviden tahun sebelumnya
yang belum dibayar (deviden tunggakan), sebelum deviden dibagikan kepada pemegang saham biasa.

Contoh 1:
Diketahui:
Modal Pemegang saham PT Megantama di neraca pada tanggal 31 Desember 2016 adalah sebagai berikut:
Modal Pemegang Saham:
Saham Preferen (Nominal Rp 500, 10% kumulatif, nonvoting, 10.000 saham diotorisasi, ditempatkan, dan beredar) Rp. 5.000.000
Saham Biasa (Nominal Rp 100, 100.000 saham diotorisasi, 65.000 ditempatkan, dan beredar) Rp. 6.500.000
Agio Saham Rp. 500.000
Jumlah Modal Disetor Rp. 12.000.000
Laba Ditahan Rp. 5.500.000
Jumlah Modal Pemegang Saham Rp. 6.500.000

Pada tanggal 31 Desember 2016 Direktur PT Megantama mengumumkan deviden berjumlah Rp. 4.500.000 yang akan dibayar pada tanggal
31 Januari 2017 untuk pemegang saham yang tercatat tanggal 15 Januari 2017. Untuk tiga tahun sebelumnya tidak dibagikan deviden.
Diminta:
a) Perhitungan jumlah deviden untuk tiap-tiap jenis saham
b) Jurnal pada saat pengumuman dan pembayaran deviden

Penyelesaian:

“Akuntansi Keuangan II, Laba Ditahan” 3


a) Perhitungan jumlah deviden untuk tiap-tiap jenis saham adalah sebagai berikut:
Preferen Biasa Jumlah
Deviden tunggakan:
10% x Rp. 5.000.000 x3 Thn Rp. 1.500.000 Rp. 1.500.000
Deviden Tahun ini:
10% x Rp. 5.000.000 Rp. 500.000 Rp. 500.000
Sisanya untuk saham biasa:
(4.500.000 - (1.500.000 + 500.000) Rp. 2.500.000 Rp. 2.500.000
Jumlah Rp. 2.000.000 Rp. 2.500.000 Rp. 4.500.000

Deviden per lembar saham:


Preferen : Rp. 2.000.000/10.000 lbr = Rp. 200
Biasa : Rp. 2.500.000/100.000 lbr = Rp. 25

b) Jurnal pada saat pengumuman dan pembayaran deviden


Jurnal yang dibuat pada tanggal 31 Desember 2016 (tanggal pengumuman):
Laba Ditahan Rp. 4.500.000
Utang Deviden Saham Preferen Rp. 2.000.000
Utang Deviden Saham Biasa Rp. 2.500.000

Jurnal yang dibuat pada tanggal 31 Januari 2017 (tanggal pembayaran)


Utang Deviden Saham Preferen Rp. 2.000.000
Utang Deviden Saham Biasa Rp. 2.500.000
Kas Rp. 4.500.000

“Akuntansi Keuangan II, Laba Ditahan” 4


2). Deviden Saham Preferen Tidak Kumulatif
Karena saham preferen tidak bersifat kumulatif, maka saham tersebut berhak atas deviden tahun sekarang saja (tahun diumumkannya
deviden), dan sisanya merupakan deviden saham biasa. Untuk saham preferen jenis ini tidak ada istilah deviden tertunggak.
Contoh 2:
Apabila diasumsikan saham preferen dalam contoh 1 bersifat tidak kumulatif, perhitungan jumlah deviden untuk tiap-tiap jenis saham
adalah sebagai berikut:
Preferen Biasa Jumlah
10% x Rp. 5.000.000 Rp. 500.000 Rp. 500.000
Sisanya untuk saham biasa
(4.500.000 - 500.000) Rp. 4.000.000 Rp. 4.000.000
Jumlah Rp. 500.000 Rp. 4.000.000 Rp. 4.500.000

3). Deviden Saham Preferen Berpartisipasi


Saham preferen dapat berpartisipasi penuh, berpartisipasi terbatas atau tidak berpartisipasi sama sekali. Keistimewaan berpartisipasi bisa
juga dikombinasikan dengan klusula kumulatif. Yang dimaksud partisipasi adalah tambahan deviden setelah masing-masing mendapatkan
deviden permulaan (initial dividend). Deviden permulaan merupakan jumlah deviden hasil perkalian antara presentase deviden saham
preferen dengan nilai nominal saham yang dapat dirumuskan sebagai berikut:

Deviden Permulaan Saham Preferen = % Deviden SP x Jumlah Nilai Nominal Saham Preferen
Deviden Permulaan Saham Biasa = % Deviden SP x Jumlah Nilai Nominal Saham Biasa

Deviden tambahan untuk saham preferen di atas deviden permulaan, tergantung sifat partisipasinya, apakah berpartisipasi penuh atau
berpartisipasi terbatas.

Contoh 3:

“Akuntansi Keuangan II, Laba Ditahan” 5


Seperti contoh 1 apabila diasumsikan tidak ada tunggakan deviden untuk tahun sebelumnya, dan saham preferen berpartisipasi penuh.
Jumlah deviden untuk masing-masing jenis saham dihitung sebagai berikut:
Preferen Biasa Jumlah
Deviden tahun ini, 10% Rp. 500.000 Rp. 650.000 Rp. 1.150.000
Deviden partisipasi, 29,13% *) Rp. 1.456.500 Rp. 1.893.500 Rp. 3.350.000
Jumlah Rp. 1.956.500 Rp. 2.543.500 Rp. 4.500.000
*) Deviden partisipasi dihitung sebagai berikut:
Deviden tahun ini:
Preferen, 10% x Rp. 5.000.000 = Rp. 500.000
Biasa, 10% x Rp. 6.500.000 = 650.000 Rp. 1.150.000
Jumlah yang tersedia untuk partisipasi:
(Rp. 4.500.000 – Rp. 1.150.000) Rp. 3.350.000
Nominal saham yang berpartisipasi:
Preferen Rp. 5.000.000
Biasa Rp. 6.500.000 Rp. 11.500.000
Tarif Partisipasi:
(Rp. 3.350.000/Rp. 11.500.000) x 100% 29,13%
Deviden Partisipasi:
Preferen, 29,13% x Rp. 5.000.000 = Rp. 1.456.500
Biasa, 29,13% x Rp. 6.500.000 = Rp. 1.893.500
Rp. 3.350.000

Contoh 4:
Seperti contoh 1 apabila diasumsikan ada tunggakan deviden untuk satu tahun sebelumnya, dan saham preferen berpartisipasi penuh.
Jumlahh deviden untuk masing-masing jenis saham sebagai berikut:
Preferen Biasa Jumlah
Deviden tertunggak, 10% Rp. 500.000 Rp. 500.000
Deviden tahun ini, 10% Rp. 500.000 Rp. 650.000 Rp. 1.150.000
Deviden partisipasi, 24,78% *) Rp. 1.239.000 Rp. 1.611.000 RP. 2.850.000
Jumlah Rp. 2.239.000 Rp. 2.261.000 Rp. 4.500.000
“Akuntansi Keuangan II, Laba Ditahan” 6
*) Deviden partisipasi dihitung sebagai berikut:
Deviden tertunggak selama satu tahun:
Preferen, 10% x Rp. 5.000.000 x 1 Tahun Rp. 500.000
Deviden tahun ini:
Preferen, 10% x Rp. 5.000.000 = Rp. 500.000
Biasa, 10% x Rp. 6.500.000 = 650.000 Rp. 1.150.000
Jumlah yang tersedia untuk partisipasi:
(Rp. 4.500.000-Rp. 500.000 -Rp. 1.150.000) Rp. 2.850.000
Nominal saham yang berpartisipasi:
Preferen Rp. 5.000.000
Biasa Rp. 6.500.000 Rp. 11.500.000
Tarif Partisipasi:
(Rp. 2.850.000/Rp. 11.500.000) x 100% 24,78%
Deviden Partisipasi:
Preferen, 24,78% x Rp. 5.000.000 = Rp. 1.239.000
Biasa, 24,78% x Rp. 6.500.000 = Rp. 1.611.000
Rp. 2.850.000

4). Saham Preferen Berpartisipasi Terbatas


Untuk saham preferen jenis ini, berhak atas deviden tambahan di atas deviden permulaan hanya sampai batas presentase tertentu.
Contoh 5:
Seperti contoh 1 apabila diasumsikan saham preferen 10% berpartisipasi dengan saham biasa sampai batas maksimum 15% termasuk
deviden preferensi. Tidak ada tunggakan deviden pada tahun-tahun sebelumnya.

“Akuntansi Keuangan II, Laba Ditahan” 7


Jumlah deviden untuk masing-masing jenis saham dihitung sebagai berikut:
Preferen Biasa Jumlah
Deviden tahun ini, 10% Rp. 500.000 Rp. 650.000 Rp. 1.150.000
Deviden partisipasi Rp. 250.000 Rp. 3.100.000 Rp. 3.350.000
Jumlah Rp. 750.000 Rp. 3.750.000 Rp. 4.500.000
*) Deviden partisipasi dihitung sebagai berikut:
Deviden tahun ini:
Preferen, 10% x Rp. 5.000.000 = Rp. 500.000
Biasa, 10% x Rp. 6.500.000 = 650.000 Rp. 1.150.000
Jumlah yang tersedia untuk partisipasi:
(Rp. 4.500.000- Rp. 1.150.000) Rp. 3.350.000
Nominal saham yang berpartisipasi:
Preferen Rp. 5.000.000
Biasa Rp. 6.500.000 Rp. 11.500.000
Tarif Partisipasi:
(Rp. 3.350.000/Rp. 7.500.000) x 100% 29,13%
Deviden Partisipasi:
Preferen, terbatas s.d. 5% (15% - 10%)
Preferen, 5% x Rp. 5.000.000 = Rp. 250.000
Biasa, (Rp. 3.350.000 – Rp. 250.000) Rp. 3.100.000
RP. 3.350.000

Contoh 6:
Seperti contoh 1 apabila diasumsikan saham preferen 10% berpartisipasi dengan saham biasa sampai batas maksimum 30% termasuk
deviden preferensi. Tidak ada tunggakan pada tahun sebelumnya.
Jumlah deviden untuk masing-masing jenis saham dihitung sebagai berikut:
Preferen Biasa Jumlah

“Akuntansi Keuangan II, Laba Ditahan” 8


Deviden tahun ini, 10% Rp. 500.000 Rp. 650.000 Rp. 1.150.000
Deviden partisipasi Rp. 956.500 Rp. 2.393.500 Rp. 3.350.000
Jumlah Rp. 1.456.500 Rp. 3.043.500 Rp. 4.500.000
*) Deviden partisipasi dihitung sebagai berikut:
Deviden tahun ini:
Preferen, 10% x Rp. 5.000.000 = Rp. 500.000
Biasa, 10% x Rp. 6.500.000 = 650.000 Rp. 1.150.000
Jumlah yang tersedia untuk partisipasi:
(Rp. 4.500.000- Rp. 1.150.000) Rp. 3.350.000
Nominal saham yang berpartisipasi:
Preferen Rp. 5.000.000
Biasa Rp. 6.500.000 Rp. 11.500.000
Tarif Partisipasi:
(Rp. 3.350.000/Rp. 7.500.000) x 100% 29,13%
Deviden Partisipasi:
Preferen, terbatas s.d. 20% (30% - 10%)
Tetapi karena tarif partisipasi tertinggi hanya
s.d. 29,13% maka partisipasinya hanya s.d. 19,13%
(29,13% - 10%)
(19,13% x Rp. 5.000.000) Rp. 956.500
Biasa, (Rp. 3.350.000 – Rp. 956.500) Rp. 2.393.500
RP. 3.350.000

2. DEVIDEN AKTIVA NON-KAS (DEVIDEN PROPERTY)

Apabila perusahaan tidak mempunyai kas yang cukup, atau mempunyai kas cukup tetapi dimaksudkan untuk tujuan lain, perusahaan dapat
membagikan deviden dengan pembayaran aktiva selain kas, atau sering disebut property dividend. Masalah akuntansi yang timbul dalam
deviden property adalah mengenai jumlah yang harus dicatat, mengingat hal itu bukan merupakan transfer aktiva non-kas yang terjadi secara
timbal balik. Sebagian besar akuntan sepakat menggunakan nilai Pasar aktiva non-kas yang diserahkan sebagai dasar untuk mencatat. Dengan
“Akuntansi Keuangan II, Laba Ditahan” 9
digunakannya nilai pasa aktiva akan mengakibatkan perlunya pengakuan laba atau rugi apabila ada perbedaan nilai pasar dengan nilai buku.
Apabila aktiva yang diserahkan tidak mempunyai nilai pasar maka nilai buku aktiva tersebut digunakan sebagai dasar pencatatan.

#KASUS I
Diketahui:

PT Megantama mempunyai 10.000 lembar saham PT BTS, dengan harga perolehan sebesar Rp. 2.000.000,-. Saham PT Megantama yang

beredar sebanyak 10.000 lembar. Pada tanggal 15 Desember 2016 diumumkan pembagian property devidens di mana setiap lembar saham PT

Megantama akan menerima deviden 1 lembar saham PT BTS, pembagiannya pada tanggal 15 Januari 2017. Harga pasar saham PT BTS pada

tanggal 15 Januari 2017 sebesar Rp. 250,- per lembar.

Diminta:

Buatlah jurnal atas transaksi tersebut!

Jurnal pada saat tanggal pengumuman deviden

Jurnal pada saat tanggal pembagian deviden

Penyelesaian:

Jurnal pada saat tanggal pengumuman deviden

Tanggal Pengumuman (15 Desember 2016)

Laba ditahan Rp. 2.000.000,-

Utang deviden saham PT BTS Rp. 2.000.000,-

“Akuntansi Keuangan II, Laba Ditahan” 10


Jurnal pada saat tanggal pembagian deviden

Tanggal Pembagian (15 Januari 2017)

Utang deviden saham PT BTS Rp. 2.000.000,-

Investasi dalam saham PT BTS Rp. 2.000.000,-

#KASUS 2
Contoh 1:

Diketahui:
Pada tanggal 14 November 2016, PT Megantama mengumumkan pembagian deviden property berupa investasi dalam surat-surat berharga
yang bernilai buku Rp. 15.000 per lembar. Harga pasar surat-surat berharga tersebut saat ini dibursa adalah Rp. 20.000 per lembar. Surat-surat

“Akuntansi Keuangan II, Laba Ditahan” 11


berharga tersebut akan dibagikan kepada semua pemegang saham beredar perusahaan yang berjumlah 1.000 lembar pada tanggal 20 Desember
2016. Setiap pemegang 1 lembar saham akan memperoleh 5 buah barang.

Diminta:
a) Perhitungan laba-rugi
b) Jurnal pada saat pengumuman dan distribusi deviden

Penyelesaian:
a) Perhitungan laba-rugi:
Harga Pasar (1.000lbr x 5 x Rp. 20.000) Rp. 100.000.000
Nilai Buku (1.000 lbr x 5 x Rp. 15.000) Rp. 75.000.000
Rp. 25.000.000

b) Jurnal pada saat pengumuman dan distribusi deviden


“Akuntansi Keuangan II, Laba Ditahan” 12
Jurnal tanggal 14 November 2016 (Pengumuman)
Investasi Surat-Surat Berharga Rp. 25.000.000
Laba Kenaikan Harga Surat-Surat Berharga Rp. 25.000.000

Laba Ditahan Rp. 100.000.000


Utang Deviden Property Rp. 100.000.000

Jurnal tanggal 20 Desember 2016 (Distribusi)


Utang Deviden Property Rp. 100.000.000
Investasi Surat-Surat Berharga Rp. 100.000.000

Masalah akuntansi dan pelaporan yang lain timbul apabila perusahaan membagikan deviden property dalam suatu periode yang akan
dibagikan pada periode berikutnya. Masalahnya adalah pada periode kapan laba atau rugi harus diakui? Masalah itu timbul karena ada
kemungkinan harga pasa aktiva yang dibagikan sebagai deviden pada tanggal pengumuman berbeda dengan harga pasar tanggal distribusi.
Perbedaan nilai pasar pada tanggal pengumuman dan distribusi tersebut akan mengakibatkan jumlah laba atau rugi yang berbeda pula. Untuk
maslaah tersebut sebagian besar akuntan sepakat untuk mengakui laba atau rugi atas deviden property itu pada saat pengumuman, yaitu sebesar
selisih nilai buku dengan nilai pasar saat pengumuman.

Contoh 2:
“Akuntansi Keuangan II, Laba Ditahan” 13
Diketahui:
PT Megantama pada tanggal 31 Desember 2016 mengumumkan property deviden berupa peralatan, dan akan diserahkan pada tanggal 15 Juli
2017. Pada tanggal 31 Desember 2016 peralatan mempunyai nilai buku Rp. 50.000.000 dengan nilai pasar Rp. 75.000.0000. tanggal 15 Juli
2017, peralatan tersebut mempunyai nilai pasar Rp. 100.000.000.
Diminta:
Buatlah Jurnal pada saat pengumuman dan distribusi deviden!

Penyelesaian:
Jurnal pada saat pengumuman dan distribusi deviden
Jurnal tanggal 31 Desember 2016 (Pengumuman)
Peralatan Rp. 25.000.000
Laba Disposisi Aktiva Tetap Rp. 25.000.000

(Nilai Pasar-Nilai Buku = Rp. 75.000.000 – Rp. 50.000.000)

“Akuntansi Keuangan II, Laba Ditahan” 14


Laba Ditahan Rp. 75.000.000
Utang Deviden Property Rp. 75.000.000

Jurnal tanggal 15 Juli 2017 (Distribusi)


Utang Deviden Property Rp. 75.000.000
Peralatan Rp. 75.000.000

3. DEVIDEN SEKRIP (SCRIP DEVIDEND)

Dalam keadaan dimana perusahaan kekurangan kas tetapi tetap menginginkan pembagian deviden, perusahaan tersebut dapat menerbitkan
scrip dividend. Deviden sekrip adalah pembagian deviden dalam bentuk janji tertulis untuk membayar kas di masa yang akan datang. Janji itu
berupa salah satu bentuk wesel yang akan dicatat sebagai utang. Deviden sekrip dapat berbunga atau tidak berbunga. Dan bisa diperjual-belikan
antar pemegang saham atau antar pemegang sekrip. Pada saat pembagian deviden sekrip diumumkan, perusahaan mendebit rekening laba
“Akuntansi Keuangan II, Laba Ditahan” 15
ditahan dan mengkredit rekening utang deviden sekrip atau utang wesel kepada pemegang saham. Pada saat pembayaran diadakan pendebitan
terhadap utang dan pengkreditan terhadap kas. Apabila sekrip tersebut berbunga, kas yang dipergunakan untuk membayar bunga harus
diperlakukan sebagai biaya bunga dan tidak boleh dianggap sebagai bagian dari pembagian deviden.

#KASUS 1:
Diketahui:

PT Megantama mengumumkan pembagian scrip devidens sebesar Rp 15.000.000,- bunga 10% jatuh tempo 3 bulan kemudian.

Diminta:

Buatlah jurnal atas transaksi tersebut!

Jurnal pada saat pembagian deviden sekrip

Jurnal pada saat jatuh tempo

Penyelesaian:

Jurnal pada saat pembagian deviden sekrip

Laba ditahan Rp. 1.500.000

Utang deviden sekrip Rp. 1.500.000

Perhitungan :

Rp. 15.000.000 x 10% = Rp. 1.500.000

“Akuntansi Keuangan II, Laba Ditahan” 16


Jurnal pada saat jatuh tempo

Utang deviden scrip Rp. 1.500.000

Biaya bunga Rp. 37.500

Kas Rp. 1.537.500

Perhitungan:

Biaya bunga = 3/12 x 10% x Rp. l.500.000 = Rp. 37.500

#KASUS 2:

Diketahui:

PT Megantama pada tanggal 9 Mei 2017 mengumumkan deviden dengan menerbitkan deviden sekrip berbentuk wesel jangka waktu 2 bulan,

berjumlah Rp. 150 per lembar saham untuk 2.000.000 lembar saham yang beredar. Wesel tersebut berbunga 10% per tahun.

Diminta:

Buatlah jurnal atas transaksi tersebut!


“Akuntansi Keuangan II, Laba Ditahan” 17
Jurnal pada saat pengumuman deviden sekrip

Jurnal pada saat mencatat pembayaran

Penyelesaian:

Jurnal pada saat pengumuman deviden sekrip

Jurnal tanggal 9 Mei 2017 untuk mencatat pengumuman pembagian deviden sekrip:

Laba Ditahan Rp. 300.000.000

Utang Wesel kepada Pemegang Saham Rp. 300.000.000

Perhitungan:

Rp. 150 x 2.000.000 lbr = Rp. 300.000.000

“Akuntansi Keuangan II, Laba Ditahan” 18


Jurnal pada saat mencatat pembayaran

Jurnal tanggal 30 Juli 2017 untuk mencatat pembayaran:

Utang Wesel Kepada Pemegang Saham Rp. 300.000.000

Biaya Bunga (Rp. 300.000.000 x 2/12 x 10%) Rp. 5.000.000

Kas Rp. 305.000.000

4. DEVIDEN LIKUIDASI

Deviden yang tidak didasarkan pada laba yang ditahan sering disebut deviden likuidasi. Deviden seperti ini menunjukkan pengembalian
atas investasi pemilik dan buka merupakan distribusi laba. Deviden likuidasi bisa didasarkan pada modal yang timbul dari donasi pihak luar atau
pemegang saham, namum pada umumnya deviden likuidasi diperlakukan sebagai pengurang Agio Saham dan bukan Laba Ditahan seperti
pembagian jenis lainnya.

“Akuntansi Keuangan II, Laba Ditahan” 19


#KASUS 1:
Diketahui:
PT Megantama pada tanggal 20 februari 2017 mengumumkan akan membagikan deviden kas sebesar Rp. 10.000.000. dalam pengumuman
disebutkan bahwa sejumlah Rp. 5.000.000 merupakan distribusi laba, sedang sisanya merupakan pembagian modal. Deviden akan dibayar
tanggal 20 Mei 2017.

Diminta:

Buatlah jurnal atas transaksi tersebut!

Jurnal pada saat pengumuman

Jurnal pada saat mencatat pembayaran

Penyelesaian:
Jurnal pada saat pengumuman

Jurnal tanggal 20 Februari 2017 untuk mencatat pengumuman:

Laba Ditahan Rp. 5.000.000

Agio Saham Rp. 5.000.000

Utang Deviden Rp. 10.000.000

“Akuntansi Keuangan II, Laba Ditahan” 20


Jurnal pada saat mencatat pembayaran

Jurnal tanggal 20 Mei 2017 untuk mencatat pembayaran:

Utang Deivden Rp. 10.000.000


Kas Rp. 10.000.000

5. DEVIDEN SAHAM

Deviden saham yaitu pembagian tambahan saham, tanpa dipungut pembayaran kepada para pemegang saham, sebanding dengan saham-
saham yang dimilikinya. Deviden saham bisa dibagikan sebagai berikut:
a) Deviden saham berupa saham yang jenisnya sama, misalnya deviden saham biasa untuk memegang saham biasa, atau deviden saham
prioritas untuk pemegang saham prioritas, disebut deviden saham biasa.

“Akuntansi Keuangan II, Laba Ditahan” 21


b) Deviden saham berupa saham yang jenisnya berbeda, misalnya deviden saham prioritas untuk pemegang saham biasa atau deviden saham
biasa untuk pemegang saham prioritas, disebut deviden saham spesial.
Ada beberapa keadaan atau alasan-alasan yang membenarkan pembagian deviden saham, antara lain:
a) Keinginan pimpinan perusahaan untuk menahan laba secara tetap yaitu dengan mengkapitalisasi sebagian laba ditahan. Akibat adanya
deviden saham ialah menaikkan jumlah modal disetor yaitu dengan cara membebani rekening laba ditahan dan dikreditkan ke rekening
modal saham.
b) Untuk dapat membagi deviden tanpa pembagian aktiva yang diperlukan untuk modal kerja atau ekspansi.
c) Untuk menaikkan jumlah lembar saham yang beredar, sehingga harga pasarnya akan menurun. Akibatnya yang lain adalah untuk
mendorong perdagangan saham.
Deviden saham ini berbeda dengan pemecahan saham. Karena dalam pemecahan saham tidak ada perubahan struktur modal. Tetapi dalam
deviden saham terjadi perubahan struktur modal, walaupun jumlah modal keseluruhan tidak berubah. Dalam deviden saham, nilai nominal per
lembar tidak berubah, tetapi dalam pemecahan saham, nilai nominal sahamnya berubah.

#KASUS 1:
Diketahui:
Modal PT Megantama adalah sebagai berikut:
Modal saham prioritas, nominal Rp. 5.000 beredar 10.000 lembar Rp. 50.000.000
Modal saham biasa, nominal Rp. l.000 beredar 50.000 lembar Rp. 50.000.000
Agio saham prioritas Rp. 10.000.000
Agio saham biasa Rp. 15.000.000

“Akuntansi Keuangan II, Laba Ditahan” 22


Laba ditahan Rp. 30.000.000
Jumlah Rp. 155.000.000
Harga pasar per lembar:
Saham prioritas = Rp. 3.000
Saham biasa = Rp. 1.500

Untuk mencatat deviden saham, terdapat beberapa harga yang dapat digunakan yaitu dicatat sebesar harga pasar pada saat saham dibagi,
dicatat sebesar nilai nominal saham, dan dicatat sebesar harga jual sahamnya dulu sehingga jumlah agio atau disagionya sama. Sedangkan
contoh pencatatannya adalah sebagai berikut :
Contoh 1:
Diumumkan pembagian deviden saham sebesar 10% untuk pemegang saham biasa.
Jurnal yang dibuat untuk mencatat deviden sebagai berikut:
Pada tanggal pengumuman:
Laba ditahan Rp. 7.500.000 (Rp. 1.500 x 50.000 x 10%)
Utang deviden saham biasa Rp. 5.000.000 (Rp. 1.000 x 50.000 x 10%)
Agio saham biasa Rp. 2.500.000 (Rp. 7.500.000 – Rp. 5.000.000)

Pada tanggal pengeluaran:

“Akuntansi Keuangan II, Laba Ditahan” 23


Utang deviden saham biasa Rp 5.000.000
Modal saham biasa Rp. 5.000.000

Contoh 2:
Diumumkan deviden saham biasa 50% untuk pemegang saham biasa. Harga pasar saham biasa per lembar menurun menjadi Rp. 700.
Jumal yang dibuat sebagai berikut
Pada tanggal pengumuman:
Laba ditahan Rp. 25.000.000
Utang deviden saham biasa Rp 25.000.000

Perhitungan: Rp. 50.000.000 x 50% = Rp. 25.000.000

Pada tanggal pengeluaran:


Utang deviden saham biasa Rp. 25.000.000
Modal saham biasa Rp. 25.000.000
“Akuntansi Keuangan II, Laba Ditahan” 24
Apabila dalam contoh kedua perusahaan menginginkan untuk mencatat kapitalisasi ini sesuai dengan penjualan modal saham biasa, yaitu dengan
agio sebesar Rp. 500,- per lembar, maka jurnalnya sebagai berikut:
Pada tanggal pengumuman:
Laba ditahan Rp37.500.000,-
Utang deviden saham biasa Rp. 25.000.000,-
Agio saham biasa Rp. 12.500.000,- (500 x 50.000 x 50%)

Pada tanggal pengeluaran:


Utang deviden saham biasa Rp. 25.000.000
Modal saham biasa Rp. 25.000.000

Contoh 3:
Diumumkan deviden saham biasa, 20% dari saham yang beredar untuk pemegang saham biasa dan prioritas.
(12.000 lembar = (10.000 lbr x 20%) + (50.000 lbr x 20%))
Jumal yang dibuat sebagai berikut:
Pada tanggal pengumuman:
Laba ditahan (12.000 lembar @Rp l.500) Rp. 18.000.000
Utang deviden saham biasa (12.000 lembar @Rpl.000,-) Rp12.000.000
Agio saham biasa (12.000 lembar @Rp. 500,-) Rp. 6.000.000

Pada tanggal pengeluaran:


Utang deviden saham biasa Rp. 12.000.000
“Akuntansi Keuangan II, Laba Ditahan” 25
Modal saham biasa Rp. 12.000.000

Contoh 4:
Diumumkan deviden saham biasa, setiap 5 lembar saham biasa yang beredar akan menerima 1 lembar saham biasa. Untuk pembagian deviden
saham ini dikeluarkan hak untuk menerima deviden yang disebut fractional share warrants. Pemegang saham yang memiliki 24 lembar saham
biasa, akan menerima 24 lembar hak deviden. Agar bisa memperoleh 5 lembar saham, maka ia harus membeli 1 lembar hak deviden, atau jika
tidak mau membeli, maka ia dapat menjual 4 lembar hak devidennya. Dalam hal ini perusahaan mengeluarkan hak deviden untuk pembagian
deviden saham sebanyak 5.000 lembar, nominal Rp. l.000. Harga pasar saham Rp. l.500 per lembar.
Jurnal:
Pada tanggal pengumuman:
Laba ditahan (5.000 lbr x @Rp l.500) Rp. 7.500.000
Utang deviden saham biasa (5.000 lbr x @Rp. 1000) Rp. 5.000.000
Agio saham biasa (5.000 lbr x @Rp. 500) Rp. 2.500.000

“Akuntansi Keuangan II, Laba Ditahan” 26


Pengeluaran hak deviden:
Utang deviden saham biasa Rp. 5.000.000
Hak deviden yang beredar Rp. 5.000.000

Pada tanggal pembagian saham:


Misalnya 10% hak deviden tidak digunakan dan menjadi batal.
Hak deviden yang beredar Rp. 5.000.000
Modal saham biasa Rp. 4.500.000
Modal disetor - Hak deviden yang tidak dipakai Rp. 500.000

#KASUS 2:
Diketahui:
Modal pemegang saham PT Megantama tanggal 31 Desember 2016 di neraca sebelum pengumuman devidensaham adalah sebagai berikut:
Saham Preferen 10% (Nominal Rp. 500, diotorisasi, ditempatkan dan beredar 10.000lbr) Rp. 5.000.000
Saham Biasa (Nominal Rp. 100, diotorisasi 100.000 lbr, ditempatkan dan beredar 65.000) Rp. 6.500.000
Agio Saham Biasa Rp. 500.000
Jumlah Modal Disetor Rp. 12.000.000
Laba Ditahan Rp. 5.500.000
Jumlah Modal Pemegang Saham Rp. 6.500.000

Pada tanggal tersebut perusahaan mengumumkan deviden saham 10% dari saham biasa yang beredar, dan akan dibagikan tanggal 15 Januari
2017. Harga pasar pada saat pengumuman adalah Rp. 150 per lembar

“Akuntansi Keuangan II, Laba Ditahan” 27


Diminta:

Buatlah jurnal atas transaksi tersebut!

Jurnal pada saat pengumuman

Jurnal pada saat pembagian

Penyelesaian:
Jurnal pada saat pengumuman

Laba Ditahan (Rp. 150 x 65.000 lbr x 10%) Rp. 975.000


Saham Biasa yang akan didistribusikan (Rp. 100 x 65.000 lbr x 10%) Rp. 650.000
Agio Saham Biasa (Rp. 975.000 – Rp. 650.000) Rp. 325.000

Jurnal pada saat pembagian

Saham Biasa yang akan didistribusikan Rp. 650.000


Modal Saham Biasa Rp. 650.000

“Akuntansi Keuangan II, Laba Ditahan” 28

Anda mungkin juga menyukai