TUGAS
ANALISA LIKUIDITAS & ANALISA SOLVABILITAS
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah
Analisis Laporan Keuangan
Dosen Pengajar:
Bapak Sufi Jikrilah, ST, MM.
Disusun Oleh:
LINDA ERVINA
(C0D115032)
ANALISA
LIKUIDITAS
By Linda E
ANALISA LIKUIDITAS
Diketahui:
Neraca PT. X (dalam miliar rupiah)
Diminta:
1. Rasio Lancar (Current Ratio)
2. Rasio Cair (Quick Ratio Atau Acid Test Ratio)
3. Rasio Kas Atau Rasio Tunai (Cash Ratio)
Penyelesaian:
Rumus:
Harta Lancar
= ….. x
Kewajiban Jangka Pendek
Jawaban:
- Tahun 2002
3.014
= 7,73 x
390
Analisis:
Pada Tahun 2002, Harta Lancar yang dimiliki PT X adalah sebesar
7,73 x daripada kewajiban jangka pendeknya.
Setiap Rp. 1,- kewajiban jangka pendek PT X dapat dijamin dengan
Rp. 7,73 harta lancar yang dimilikinya
Harta lancar yang dimiliki PT X dapat dikatakan dalam keadaan yang
baik, karena perputaran harta lancarnya tinggi, sehingga PT X mampu
untuk membayar kewajiban jangka pendeknya.
- Tahun 2003
3.000
= 7,06 x
425
By Linda E
Analisis:
Pada Tahun 2003, Harta Lancar yang dimiliki PT X adalah sebesar
7,06 x daripada kewajiban jangka pendeknya.
Setiap Rp. 1,- kewajiban jangka pendek PT X dapat dijamin dengan
Rp. 7,06 harta lancar yang dimilikinya.
Harta lancar yang dimiliki PT X dapat dikatakan dalam keadaan yang
baik, karena perputaran harta lancarnya tinggi, sehingga PT X mampu
untuk membayar kewajiban jangka pendeknya. Akan tetapi, pada
tahun ini harta lancar PT X menurun sebesar 0,67 x daripada tahun
2002.
- Tahun 2004
3.145
= 6,81 x
462
Analisis:
Pada Tahun 2004, Harta Lancar yang dimiliki PT X adalah sebesar
6,81 x daripada kewajiban jangka pendeknya.
Setiap Rp. 1,- kewajiban jangka pendek PT X dapat dijamin dengan
Rp. 6,81 harta lancar yang dimilikinya.
Harta lancar yang dimiliki PT X dapat dikatakan dalam keadaan yang
baik, karena perputaran harta lancarnya tinggi, sehingga PT X mampu
untuk membayar kewajiban jangka pendeknya. Akan tetapi, dari tahun
ke tahun besarnya perputaran atau persentase harta lancar yang
dimiliki PT X semakin menurun. Penurunan pada tahun ini sebesar
0,25 x dari tahun 2003.
Analisis Keseluruhan:
Ringkasan Hasil Perhitungan Dari Rasio Lancar (Current Ratio) Untuk Tahun
2002 s.d. Tahun 2004
Jawaban:
- Tahun 2002
Analisis:
Pada Tahun 2002, Harta lancar yang dimiliki PT X setelah dikurangi
persediaan dan pembayaran di muka besarnya masih lebih besar dari
kewajiban jangka pendeknya yaitu sebesar 5,03 x
Setiap Rp. 1,- kewajiban jangka pendek PT X dijamin dengan Rp.
5,03 harta lancar setelah dikurangi persediaan dan pembayaran di
muka.
Perputaran harta lancar PT X pada tahun 2002 dianggap dalam
keadaan yang baik, sehingga PT X dianggap mampu untuk melunasi
kewajiban jangka pendeknya.
- Tahun 2003
Analisis:
By Linda E
- Tahun 2004
Analisis:
By Linda E
Analisis Keseluruhan:
Ringkasan Hasil Perhitungan Dari Rasio Cair (Quick Ratio) Untuk Tahun 2002
s.d. Tahun 2004
Jawaban:
- Tahun 2002
Analisis:
Pada Tahun 2002, Uang kas dan bank yang dimiliki PT X besarnya
5,03 x dari kewajiban jangka pendeknya.
Setiap Rp. 1,- kewajiban jangka pendek dijamin dengan Rp. 5,03 harta
lancarnya (Uang Kas dan Bank)
Perputaran atau persentase dari uang kas dan bank yang dimiliki PT X
pada tahun 2002 dianggap dalam keadaan yang baik, sehingga PT X
dianggap mampu untuk melunasi kewajiban jangka pendeknya.
- Tahun 2003
Analisis:
Pada Tahun 2003, Uang kas dan bank yang dimiliki PT X besarnya
4,75 x dari kewajiban jangka pendeknya.
By Linda E
Setiap Rp. 1,- kewajiban jangka pendek dijamin dengan Rp. 4,75 harta
lancarnya (Uang Kas dan Bank)
Perputaran dari uang kas dan bank yang dimiliki PT X pada tahun
2003 dianggap dalam keadaan yang baik, sehingga PT X dianggap
mampu untuk melunasi kewajiban jangka pendeknya. Akan tetapi,
pada tahun ini perputaran dari harta lancarnya mengalami penurunan
dari tahun 2002 ( sebesar 0,28 x)
- Tahun 2004
Analisis:
Pada Tahun 2004, Uang kas dan bank yang dimiliki PT X besarnya
4,58 x dari kewajiban jangka pendeknya.
Setiap Rp. 1,- kewajiban jangka pendek dijamin dengan Rp. 4,58 harta
lancarnya (Uang Kas dan Bank)
Perputaran dari uang kas dan bank yang dimiliki PT X pada tahun
2004 dianggap dalam keadaan yang baik, sehingga PT X dianggap
mampu untuk melunasi kewajiban jangka pendeknya. Akan tetapi,
pada tahun ini perputaran dari harta lancarnya mengalami penurunan
dari tahun 2003 ( sebesar 0,17 x).
Analisis Keseluruhan:
Ringkasan Hasil Perhitungan Dari Rasio Kas (Cash Ratio) Untuk Tahun 2002 s.d.
Tahun 2004
ANALISA
SOLVABILITAS
ANALISA SOLVABILITAS
Diketahui:
Diminta:
1. Rasio Utang Jangka Panjang Atas Harta
2. Rasio Kewajiban Jangka Panjang Atas Modal (Debt To Equity Ratio)
3. Rasio Kewajiban Jangka Panjang Atas Kapitalisasi
Penyelesaian:
Jawaban:
- Tahun 2002
By Linda E
3.500
X 100% = 71%
4.910
Analisis:
Pada Tahun 2002, Total harta yang dimiliki PT X sebesar 71%
didanai dari kewajiban jangka panjang
Persentase dari total harta sebesar 71% yang sumbernya dari
kewajiban jangka panjang, dapat dikatakan tidak bagus karena
memiliki risiko yang cukup tinggi. Sehingga, dalam hal pembayaran
PT X kemungkinan akan kesulitan dalam melunasi kewajiban jangka
panjangnya. Dengan demikian, dari pihak peminjam harus membuat
perjanjian terkait kesanggupan PT X dalam melunasi kewajibannya.
- Tahun 2003
3.150
4.510
X 100% = 70%
Analisis:
Pada Tahun 2003, Total harta yang dimiliki PT X sebesar 70%
didanai dari kewajiban jangka panjang
Persentase dari total harta sebesar 70% yang sumbernya dari
kewajiban jangka panjang, masih dikatakan tidak bagus karena
memiliki risiko yang cukup tinggi. Walaupun pada tahun ini
persentasenya mengalami penurunan sebesar 1% dari tahun 2002.
Sehingga, dalam hal pembayaran PT X kemungkinan akan kesulitan
By Linda E
- Tahun 2004
2.800
X 100% = 67%
4.150
Analisis:
Pada Tahun 2004, Total harta yang dimiliki PT X sebesar 67%
didanai dari kewajiban jangka panjang
Persentase dari total harta sebesar 67% yang sumbernya dari
kewajiban jangka panjang, juga masih dikatakan tidak bagus karena
memiliki risiko yang cukup tinggi. Walaupun pada tahun ini
persentasenya mengalami penurunan sebesar 3% dari tahun 2003.
Sehingga, dalam hal pembayaran PT X kemungkinan akan masih
kesulitan dalam melunasi kewajiban jangka panjangnya. Dengan
demikian, dari pihak peminjam harus membuat perjanjian terkait
kesanggupan PT X dalam melunasi kewajibannya.
Analisis Keseluruhan:
Ringkasan Hasil Perhitungan Dari Rasio Utang Jangka Panjang Atas Harta Untuk
Tahun 2002 s.d. Tahun 2004
Rasio Utang Jk. Panjang Atas Harta
Tahun Naik/Turun
PT X
2002 71% -
Rasio utang jangka panjang atas harta dari PT X setiap tahun mengalami
penurunan persentase. Hal ini dapat dikatakan bahwa keadaan pendanaan
dari PT X mengalami peningkatan yang artinya harta yang dimiliki PT X
bersumber dari kewajiban jangka panjang tiap tahun makin berkurang.
Sehingga, ini tidak menutup kemungkinan bahwa PT X dapat melunasi
kewajiban jangka panjangnya. Walaupun persentase dari rasio tersebut
masih tinggi.
Jawaban:
- Tahun 2002
3.500
2.100
X 100% = 167%
By Linda E
Analisis:
Pada Tahun 2002, Kewajiban Jangka Panjang yang dimiliki PT X
besarnya 167% dari Modal perusahaan. Artinya, sumber pendanaan
PT X, paling banyak terdapat pada kewajiban jangka panjangnya.
Kewajiban jangka panjang yang dimiliki PT X kemungkinan sebagian
besar digunakan sebagai sumber pendanaan untuk modal kerjanya.
Persentase dari rasio kewajiban jangka panjang PT X, dapat dikatakan
sangatlah besar. Sehingga hal ini memungkinkan terjadinya risiko
yang tinggi, dalam hal kesanggupan PT X dalam melunasi
kewajibannya.
- Tahun 2003
3.150
X 100% = 150%
2.105
Analisis:
Pada Tahun 2003, Kewajiban Jangka Panjang yang dimiliki PT X
besarnya 150% dari Modal perusahaan. Artinya, sumber pendanaan
PT X, paling banyak terdapat pada kewajiban jangka panjangnya.
Kewajiban jangka panjang yang dimiliki PT X kemungkinan sebagian
besar digunakan sebagai sumber pendanaan untuk modal kerjanya.
Persentase dari rasio kewajiban jangka panjang PT X masih dikatakan
sangat besar, walapun terjadi penurunan sebesar 17% dari tahun
By Linda E
- Tahun 2004
2.800
X 100% = 133%
2.108
Analisis:
Pada Tahun 2004, Kewajiban Jangka Panjang yang dimiliki PT X
besarnya 133% dari Modal perusahaan. Artinya, sumber pendanaan
PT X, paling banyak terdapat pada kewajiban jangka panjangnya.
Kewajiban jangka panjang yang dimiliki PT X kemungkinan sebagian
besar digunakan sebagai sumber pendanaan untuk modal kerjanya.
Persentase dari rasio kewajiban jangka panjang PT X juga masih
dikatakan sangat besar, walapun terjadi penurunan terus menerus
sebesar 17% dari tahun sebelumnya. Sehingga, kemungkinan untuk
terjadinya risiko dalam hal kesanggupan pembayaran masih dapat
terjadi.
Analisis Keseluruhan:
Ringkasan Hasil Perhitungan Dari Rasio Kewajiban Jangka Panjang Atas Modal
Untuk Tahun 2002 s.d. Tahun 2004
Rasio Utang Jk. Panjang Atas Modal
Tahun Naik/Turun
PT X
2002 167% -
Jawaban:
- Tahun 2002
3.500 3.500
2.100 + 3.500
X 100% =
5.600
= 63%
Analisis:
By Linda E
- Tahun 2003
3.150 3.150
X 100% = = 60%
2.105 + 3.150 5.255
Analisis:
Pada tahun 2003, besarnya kewajiban jangka panjang yang dimiliki
PT X sebesar 60% dari sumber dana jangka panjang (kapitalisasi)
Rasio sebesar 60%, masih dikatakan tidak cukup baik bagi
perusahaan, walaupun pada tahun ini terjadi penurunan sebesar 3%.
Sehingga, PT X masih dikatakan rentan akan risiko.
- Tahun 2004
2.800 2.800
X 100% = = 57%
2.108 + 2.800 4.908
By Linda E
Analisis:
Pada tahun 2004, besarnya kewajiban jangka panjang yang dimiliki
PT X sebesar 57% dari sumber dana jangka panjang (kapitalisasi)
Rasio sebesar 57%, juga masih dikatakan tidak cukup baik bagi
perusahaan, walaupun pada tahun ini terjadi penurunan sebesar 3%
lagi dari tahun sebelumnya. Sehingga, PT X masih dikatakan rentan
akan risiko.
Analisis Keseluruhan:
Ringkasan Hasil Perhitungan Dari Rasio Kewajiban Jangka Panjang Atas
Kapitalisasi Untuk Tahun 2002 s.d. Tahun 2004
Rasio Utang Jk. Panjang Atas Kapitalisasi
Tahun Naik/Turun
PT X
2002 63% -