Anda di halaman 1dari 24

By Linda E

TUGAS
ANALISA LIKUIDITAS & ANALISA SOLVABILITAS
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah
Analisis Laporan Keuangan

Dosen Pengajar:
Bapak Sufi Jikrilah, ST, MM.

Disusun Oleh:

LINDA ERVINA
(C0D115032)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
PROGRAM STUDI DIPLOMA III PERPAJAKAN
BANJARMASIN
2017
By Linda E

ANALISA
LIKUIDITAS
By Linda E

ANALISA LIKUIDITAS

Diketahui:
Neraca PT. X (dalam miliar rupiah)

Keterangan 2002 2003 2004


Harta Lancar 3.014 3.000 3.145
Kas 310 280 340
Bank 1.650 1.740 1.775
Persediaan 760 740 810
Pembayaran Di Muka 294 240 220
Kewajiban Jangka Pendek 390 425 462

Diminta:
1. Rasio Lancar (Current Ratio)
2. Rasio Cair (Quick Ratio Atau Acid Test Ratio)
3. Rasio Kas Atau Rasio Tunai (Cash Ratio)

Penyelesaian:

1. Rasio Lancar (Current Ratio)


By Linda E

Rumus:

Harta Lancar
= ….. x
Kewajiban Jangka Pendek

Jawaban:
- Tahun 2002

3.014
= 7,73 x
390

Analisis:
Pada Tahun 2002, Harta Lancar yang dimiliki PT X adalah sebesar
7,73 x daripada kewajiban jangka pendeknya.
Setiap Rp. 1,- kewajiban jangka pendek PT X dapat dijamin dengan
Rp. 7,73 harta lancar yang dimilikinya
Harta lancar yang dimiliki PT X dapat dikatakan dalam keadaan yang
baik, karena perputaran harta lancarnya tinggi, sehingga PT X mampu
untuk membayar kewajiban jangka pendeknya.

- Tahun 2003
3.000
= 7,06 x
425
By Linda E

Analisis:
Pada Tahun 2003, Harta Lancar yang dimiliki PT X adalah sebesar
7,06 x daripada kewajiban jangka pendeknya.
Setiap Rp. 1,- kewajiban jangka pendek PT X dapat dijamin dengan
Rp. 7,06 harta lancar yang dimilikinya.
Harta lancar yang dimiliki PT X dapat dikatakan dalam keadaan yang
baik, karena perputaran harta lancarnya tinggi, sehingga PT X mampu
untuk membayar kewajiban jangka pendeknya. Akan tetapi, pada
tahun ini harta lancar PT X menurun sebesar 0,67 x daripada tahun
2002.

- Tahun 2004

3.145
= 6,81 x
462

Analisis:
Pada Tahun 2004, Harta Lancar yang dimiliki PT X adalah sebesar
6,81 x daripada kewajiban jangka pendeknya.
Setiap Rp. 1,- kewajiban jangka pendek PT X dapat dijamin dengan
Rp. 6,81 harta lancar yang dimilikinya.
Harta lancar yang dimiliki PT X dapat dikatakan dalam keadaan yang
baik, karena perputaran harta lancarnya tinggi, sehingga PT X mampu
untuk membayar kewajiban jangka pendeknya. Akan tetapi, dari tahun
ke tahun besarnya perputaran atau persentase harta lancar yang
dimiliki PT X semakin menurun. Penurunan pada tahun ini sebesar
0,25 x dari tahun 2003.
Analisis Keseluruhan:
Ringkasan Hasil Perhitungan Dari Rasio Lancar (Current Ratio) Untuk Tahun
2002 s.d. Tahun 2004

Tahun Rasio Lancar PT X Naik/Turun


2002 7,73 x -
By Linda E

2003 7,06 x (0,67 x )


2004 6,81 x (0,25 x )

Dari ringkasan diatas dapat disimpulkan bahwa:


Harta Lancar PT X dari tahun ke tahun mengalami penurunan. Hal ini
diakibatkan karena terjadi kenaikan kewajiban jangka pendeknya setiap
tahun.
Pada tahun 2003 harta lancar PT X menurun sebesar 0,67 x, hal ini
dikarenakan kewajiban jangka pendek PT X lebih besar (425) dibanding
pada tahun 2002 (390), selain kenaikan kewajiban jangka pendeknya,
pada Tahun 2003 PT X mengalami penurunan pada nilai harta lancarnya
sebesar Rp. 14 (3.014 ke 3.000).
Pada tahun 2004 harta lancar PT X juga menurun sebesar 0,25 x, hal ini
dikarenakan kewajiban jangka pendeknya juga mengalami kenaikan
sebesar 462 dibanding pada tahun 2003. Akan tetapi, Persentase
penurunan harta lancar ini mengecil daripada tahun 2003 (0,67 x ke 0,25
x), hal ini dikarenakan pada tahun 2004 harta lancar PT X mengalami
kenaikan sebesar Rp. 145 (3.000 – 3.145).
Dari hasil analisis diatas, menunjukkan bahwa perputaran harta lancar PT
X masih dikatakan dalam keadaan yang baik, walaupun dari tahun ke
tahun mengalami penurunan. Artinya PT X masih dikatakan mampu
untuk melunasi kewajiban jangka pendeknya dari harta lancar yang
dimilikinya.

2. Rasio Cair (Quick Ratio Atau Acid Test Ratio)


Rumus:

Harta Lancar – (Persediaan + Pembayaran Di muka)


= ….. x
Kewajiban Jangka Pendek
By Linda E

Jawaban:
- Tahun 2002

3.014 – (760 + 294) 1.960


= = 5,03 x
390 390

Analisis:
Pada Tahun 2002, Harta lancar yang dimiliki PT X setelah dikurangi
persediaan dan pembayaran di muka besarnya masih lebih besar dari
kewajiban jangka pendeknya yaitu sebesar 5,03 x
Setiap Rp. 1,- kewajiban jangka pendek PT X dijamin dengan Rp.
5,03 harta lancar setelah dikurangi persediaan dan pembayaran di
muka.
Perputaran harta lancar PT X pada tahun 2002 dianggap dalam
keadaan yang baik, sehingga PT X dianggap mampu untuk melunasi
kewajiban jangka pendeknya.

- Tahun 2003

3.000 – (740 + 240) 2.020


= = 4,75 x
425 425

Analisis:
By Linda E

Pada Tahun 2003, Harta lancar yang dimiliki PT X setelah dikurangi


persediaan dan pembayaran di muka besarnya masih lebih besar dari
kewajiban jangka pendeknya yaitu sebesar 4,75 x.
Setiap Rp. 1,- kewajiban jangka pendek PT X dijamin dengan Rp.
4,75 harta lancar setelah dikurangi persediaan dan pembayaran di
muka.
Perputaran harta lancar PT X pada tahun 2003 dianggap dalam
keadaan yang baik, sehingga PT X dianggap mampu untuk melunasi
kewajiban jangka pendeknya. Akan tetapi, pada tahun ini perputaran
dari harta lancarnya mengalami penurunan dari tahun 2002 ( sebesar
0,28 x)

- Tahun 2004

3.145 – (810 + 220) 2.115


462
=
462
= 4,58 x

Analisis:
By Linda E

Pada Tahun 2004, Harta lancar yang dimiliki PT X setelah dikurangi


persediaan dan pembayaran di muka besarnya masih lebih besar dari
kewajiban jangka pendeknya yaitu sebesar 4,58 x.
Setiap Rp. 1,- kewajiban jangka pendek PT X dijamin dengan Rp.
4,58 harta lancar setelah dikurangi persediaan dan pembayaran di
muka.
Perputaran harta lancar PT X pada tahun 2004 dianggap dalam
keadaan yang baik, sehingga PT X dianggap mampu untuk melunasi
kewajiban jangka pendeknya. Akan tetapi, pada tahun ini perputaran
dari harta lancarnya mengalami penurunan dari tahun 2003 ( sebesar
0,17 x).

Analisis Keseluruhan:
Ringkasan Hasil Perhitungan Dari Rasio Cair (Quick Ratio) Untuk Tahun 2002
s.d. Tahun 2004

Tahun Rasio Cair PT X Naik/Turun


2002 5,03 x -
By Linda E

2003 4,75 x (0,28 x )

2004 4,58 x (0,17 x )

Dari ringkasan diatas dapat disimpulkan bahwa:


Harta Lancar PT X dari tahun ke tahun mengalami penurunan. Hal ini
diakibatkan karena terjadi kenaikan kewajiban jangka pendeknya setiap
tahun.
Pada tahun 2003 harta lancar PT X menurun sebesar 0,28 x, hal ini
dikarenakan kewajiban jangka pendek PT X lebih besar (425) dibanding
pada tahun 2002 (390).
Pada tahun 2004 harta lancar PT X juga menurun sebesar 0,17 x, hal ini
dikarenakan kewajiban jangka pendeknya juga mengalami kenaikan
sebesar 462 dibanding pada tahun 2003. Akan tetapi, Perputaran
penurunan harta lancar ini mengecil daripada tahun 2003 (0,28 x ke 0,17
x).
Dari hasil analisis diatas, menunjukkan bahwa perputaran harta lancar PT
X masih dikatakan dalam keadaan yang baik, walaupun dari tahun ke
tahun mengalami penurunan. Artinya, PT X masih dikatakan mampu
untuk melunasi kewajiban jangka pendeknya dari harta lancar yang
dimilikinya.

3. Rasio Kas Atau Rasio Tunai (Cash Ratio)


Rumus:

Uang Kas dan Bank


= ….. X
By Linda E

Jawaban:
- Tahun 2002

310 + 1.650 1.960


390
=
390
= 5,03 x

Analisis:
Pada Tahun 2002, Uang kas dan bank yang dimiliki PT X besarnya
5,03 x dari kewajiban jangka pendeknya.
Setiap Rp. 1,- kewajiban jangka pendek dijamin dengan Rp. 5,03 harta
lancarnya (Uang Kas dan Bank)
Perputaran atau persentase dari uang kas dan bank yang dimiliki PT X
pada tahun 2002 dianggap dalam keadaan yang baik, sehingga PT X
dianggap mampu untuk melunasi kewajiban jangka pendeknya.

- Tahun 2003

280 + 1.740 2.020


= = 4,75 x
425 425

Analisis:
Pada Tahun 2003, Uang kas dan bank yang dimiliki PT X besarnya
4,75 x dari kewajiban jangka pendeknya.
By Linda E

Setiap Rp. 1,- kewajiban jangka pendek dijamin dengan Rp. 4,75 harta
lancarnya (Uang Kas dan Bank)
Perputaran dari uang kas dan bank yang dimiliki PT X pada tahun
2003 dianggap dalam keadaan yang baik, sehingga PT X dianggap
mampu untuk melunasi kewajiban jangka pendeknya. Akan tetapi,
pada tahun ini perputaran dari harta lancarnya mengalami penurunan
dari tahun 2002 ( sebesar 0,28 x)

- Tahun 2004

340 + 1.775 2.115


462
=
462
= 4,58 x

Analisis:
Pada Tahun 2004, Uang kas dan bank yang dimiliki PT X besarnya
4,58 x dari kewajiban jangka pendeknya.
Setiap Rp. 1,- kewajiban jangka pendek dijamin dengan Rp. 4,58 harta
lancarnya (Uang Kas dan Bank)
Perputaran dari uang kas dan bank yang dimiliki PT X pada tahun
2004 dianggap dalam keadaan yang baik, sehingga PT X dianggap
mampu untuk melunasi kewajiban jangka pendeknya. Akan tetapi,
pada tahun ini perputaran dari harta lancarnya mengalami penurunan
dari tahun 2003 ( sebesar 0,17 x).

Analisis Keseluruhan:
Ringkasan Hasil Perhitungan Dari Rasio Kas (Cash Ratio) Untuk Tahun 2002 s.d.
Tahun 2004

Tahun Rasio Kas PT X Naik/Turun


2002 5,03 x -

2003 4,75 x (0,28 x)

2004 4,58 x (0,17 x)


By Linda E

Dari ringkasan diatas dapat disimpulkan bahwa:


Uang kas dan bank PT X dari tahun ke tahun mengalami penurunan. Hal
ini diakibatkan karena terjadi kenaikan kewajiban jangka pendeknya
setiap tahun.
Pada tahun 2003, uang kas dan bank PT X menurun sebesar 0,28 x, hal ini
dikarenakan kewajiban jangka pendek PT X lebih besar (425) dibanding
pada tahun 2002 (390), selain kenaikan kewajiban jangka pendeknya,
pada Tahun 2003 PT X mengalami penurunan pada nilai kas sebesar Rp.
30 (310 ke 280), namun untuk nilai bank mengalami kenaikan sebesar Rp.
90 (1.650 ke 1.750)
Pada tahun 2004 harta lancar PT X juga menurun sebesar 0,17 x, hal ini
dikarenakan kewajiban jangka pendeknya juga mengalami kenaikan
sebesar 462 dibanding pada tahun 2003. Akan tetapi, penurunan uang kas
dan bank ini mengecil daripada tahun 2003 (0,28 x ke 0,17 x), hal ini
dikarenakan pada tahun 2004, kas dan bank PT X mengalami kenaikan.
Dari hasil analisis diatas, menunjukkan bahwa perputaran uang kas dan
bank PT X masih dikatakan dalam keadaan yang baik, walaupun dari
tahun ke tahun mengalami penurunan. Artinya, PT X masih dikatakan
mampu untuk melunasi kewajiban jangka pendeknya dari uang kas dan
bank yang dimilikinya.
By Linda E

ANALISA
SOLVABILITAS

ANALISA SOLVABILITAS

Diketahui:

Keterangan 2002 2003 2004


By Linda E

Harta 4.910 4.510 4.150


Kewajiban Jangka Panjang 3.500 3.150 2.800
Modal Pemegang Saham 2.100 2.105 2.108
Kapitalisasi 5.600 5.255 4.908
Neraca PT. X (dalam miliar rupiah)

Diminta:
1. Rasio Utang Jangka Panjang Atas Harta
2. Rasio Kewajiban Jangka Panjang Atas Modal (Debt To Equity Ratio)
3. Rasio Kewajiban Jangka Panjang Atas Kapitalisasi

Penyelesaian:

1. Rasio Utang Jangka Panjang Atas Harta


Rumus:

Kewajiban Jangka Panjang


X 100% = …. %
Harta

Jawaban:
- Tahun 2002
By Linda E

3.500
X 100% = 71%
4.910
Analisis:
Pada Tahun 2002, Total harta yang dimiliki PT X sebesar 71%
didanai dari kewajiban jangka panjang
Persentase dari total harta sebesar 71% yang sumbernya dari
kewajiban jangka panjang, dapat dikatakan tidak bagus karena
memiliki risiko yang cukup tinggi. Sehingga, dalam hal pembayaran
PT X kemungkinan akan kesulitan dalam melunasi kewajiban jangka
panjangnya. Dengan demikian, dari pihak peminjam harus membuat
perjanjian terkait kesanggupan PT X dalam melunasi kewajibannya.

- Tahun 2003

3.150
4.510
X 100% = 70%

Analisis:
Pada Tahun 2003, Total harta yang dimiliki PT X sebesar 70%
didanai dari kewajiban jangka panjang
Persentase dari total harta sebesar 70% yang sumbernya dari
kewajiban jangka panjang, masih dikatakan tidak bagus karena
memiliki risiko yang cukup tinggi. Walaupun pada tahun ini
persentasenya mengalami penurunan sebesar 1% dari tahun 2002.
Sehingga, dalam hal pembayaran PT X kemungkinan akan kesulitan
By Linda E

dalam melunasi kewajiban jangka panjangnya. Dengan demikian, dari


pihak peminjam harus membuat perjanjian terkait kesanggupan PT X
dalam melunasi kewajibannya.

- Tahun 2004

2.800
X 100% = 67%
4.150

Analisis:
Pada Tahun 2004, Total harta yang dimiliki PT X sebesar 67%
didanai dari kewajiban jangka panjang
Persentase dari total harta sebesar 67% yang sumbernya dari
kewajiban jangka panjang, juga masih dikatakan tidak bagus karena
memiliki risiko yang cukup tinggi. Walaupun pada tahun ini
persentasenya mengalami penurunan sebesar 3% dari tahun 2003.
Sehingga, dalam hal pembayaran PT X kemungkinan akan masih
kesulitan dalam melunasi kewajiban jangka panjangnya. Dengan
demikian, dari pihak peminjam harus membuat perjanjian terkait
kesanggupan PT X dalam melunasi kewajibannya.
Analisis Keseluruhan:
Ringkasan Hasil Perhitungan Dari Rasio Utang Jangka Panjang Atas Harta Untuk
Tahun 2002 s.d. Tahun 2004
Rasio Utang Jk. Panjang Atas Harta
Tahun Naik/Turun
PT X
2002 71% -

2003 70% (1%)

2004 67% (3%)

Dari ringkasan diatas dapat disimpulkan bahwa:


By Linda E

Rasio utang jangka panjang atas harta dari PT X setiap tahun mengalami
penurunan persentase. Hal ini dapat dikatakan bahwa keadaan pendanaan
dari PT X mengalami peningkatan yang artinya harta yang dimiliki PT X
bersumber dari kewajiban jangka panjang tiap tahun makin berkurang.
Sehingga, ini tidak menutup kemungkinan bahwa PT X dapat melunasi
kewajiban jangka panjangnya. Walaupun persentase dari rasio tersebut
masih tinggi.

2. Rasio Kewajiban Jangka Panjang Atas


Modal (Debt To Equity Ratio)
Rumus:

Kewajiban Jangka Panjang


X 100% = …. %
Modal

Jawaban:
- Tahun 2002

3.500
2.100
X 100% = 167%
By Linda E

Analisis:
Pada Tahun 2002, Kewajiban Jangka Panjang yang dimiliki PT X
besarnya 167% dari Modal perusahaan. Artinya, sumber pendanaan
PT X, paling banyak terdapat pada kewajiban jangka panjangnya.
Kewajiban jangka panjang yang dimiliki PT X kemungkinan sebagian
besar digunakan sebagai sumber pendanaan untuk modal kerjanya.
Persentase dari rasio kewajiban jangka panjang PT X, dapat dikatakan
sangatlah besar. Sehingga hal ini memungkinkan terjadinya risiko
yang tinggi, dalam hal kesanggupan PT X dalam melunasi
kewajibannya.

- Tahun 2003

3.150
X 100% = 150%
2.105

Analisis:
Pada Tahun 2003, Kewajiban Jangka Panjang yang dimiliki PT X
besarnya 150% dari Modal perusahaan. Artinya, sumber pendanaan
PT X, paling banyak terdapat pada kewajiban jangka panjangnya.
Kewajiban jangka panjang yang dimiliki PT X kemungkinan sebagian
besar digunakan sebagai sumber pendanaan untuk modal kerjanya.
Persentase dari rasio kewajiban jangka panjang PT X masih dikatakan
sangat besar, walapun terjadi penurunan sebesar 17% dari tahun
By Linda E

sebelumnya. Sehingga, kemungkinan untuk terjadinya risiko dalam


hal kesanggupan pembayaran masih dapat terjadi.

- Tahun 2004

2.800
X 100% = 133%
2.108

Analisis:
Pada Tahun 2004, Kewajiban Jangka Panjang yang dimiliki PT X
besarnya 133% dari Modal perusahaan. Artinya, sumber pendanaan
PT X, paling banyak terdapat pada kewajiban jangka panjangnya.
Kewajiban jangka panjang yang dimiliki PT X kemungkinan sebagian
besar digunakan sebagai sumber pendanaan untuk modal kerjanya.
Persentase dari rasio kewajiban jangka panjang PT X juga masih
dikatakan sangat besar, walapun terjadi penurunan terus menerus
sebesar 17% dari tahun sebelumnya. Sehingga, kemungkinan untuk
terjadinya risiko dalam hal kesanggupan pembayaran masih dapat
terjadi.
Analisis Keseluruhan:
Ringkasan Hasil Perhitungan Dari Rasio Kewajiban Jangka Panjang Atas Modal
Untuk Tahun 2002 s.d. Tahun 2004
Rasio Utang Jk. Panjang Atas Modal
Tahun Naik/Turun
PT X
2002 167% -

2003 150% (17%)

2004 133% (17%)

Dari ringkasan diatas dapat disimpulkan bahwa:


Rasio kewajiban jangka panjang atas modal dari PT X setiap tahun
mengalami penurunan persentase. Hal ini dapat dikatakan bahwa keadaan
By Linda E

pendanaan perusahaan yang bersumber dari kewajiban jangka panjang


semakin menurun. Sehingga keadaan ini dianggap baik bagi perusahaan.
Walaupun besarnya persentase tersebut masih sangat rentan terhadap
risiko.

3. Rasio Kewajiban Jangka Panjang Atas


Kapitalisasi
Rumus:

Kewajiban Jangka Panjang


X 100% = …. %
Modal + Kewajiban Jangka Panjang

Jawaban:
- Tahun 2002

3.500 3.500
2.100 + 3.500
X 100% =
5.600
= 63%

Analisis:
By Linda E

Pada tahun 2002, besarnya kewajiban jangka panjang yang dimiliki


PT X sebesar 63% dari sumber dana jangka panjang (kapitalisasi)
Rasio sebesar 63%, dikatakan tidak cukup baik bagi perusahaan.
Karena kapitalisasi PT X lebih banyak terdapat pada kewajiban jangka
panjangnya. Apabila suatu perusahaan memiliki utang yang cukup
tinggi maka risiko yang didapat juga akan tinggi.

- Tahun 2003

3.150 3.150
X 100% = = 60%
2.105 + 3.150 5.255

Analisis:
Pada tahun 2003, besarnya kewajiban jangka panjang yang dimiliki
PT X sebesar 60% dari sumber dana jangka panjang (kapitalisasi)
Rasio sebesar 60%, masih dikatakan tidak cukup baik bagi
perusahaan, walaupun pada tahun ini terjadi penurunan sebesar 3%.
Sehingga, PT X masih dikatakan rentan akan risiko.

- Tahun 2004

2.800 2.800
X 100% = = 57%
2.108 + 2.800 4.908
By Linda E

Analisis:
Pada tahun 2004, besarnya kewajiban jangka panjang yang dimiliki
PT X sebesar 57% dari sumber dana jangka panjang (kapitalisasi)
Rasio sebesar 57%, juga masih dikatakan tidak cukup baik bagi
perusahaan, walaupun pada tahun ini terjadi penurunan sebesar 3%
lagi dari tahun sebelumnya. Sehingga, PT X masih dikatakan rentan
akan risiko.

Analisis Keseluruhan:
Ringkasan Hasil Perhitungan Dari Rasio Kewajiban Jangka Panjang Atas
Kapitalisasi Untuk Tahun 2002 s.d. Tahun 2004
Rasio Utang Jk. Panjang Atas Kapitalisasi
Tahun Naik/Turun
PT X
2002 63% -

2003 60% (3%)

2004 57% (3%)

Dari ringkasan diatas dapat disimpulkan bahwa:


Rasio kewajiban jangka panjang atas kapitalisasi dari PT X setiap tahun
mengalami penurunan persentase. Hal ini dapat dikatakan bahwa keadaan
pendanaan perusahaan yang bersumber dari kewajiban jangka panjang
semakin menurun. Sehingga keadaan ini dianggap baik bagi perusahaan.
By Linda E

Walaupun besarnya persentase tersebut masih sangat rentan terhadap


risiko.

Anda mungkin juga menyukai