Anda di halaman 1dari 1

BAB III

KESIMPULAN

Museum Gumuk Pasir terletak di Jalan Parangtritis, Parangtritis, Kecamatan


Kretek, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Museum ini berdiri pada
tahun 2002 dan ditangani oleh Pemerintah Daerah (Pemda) Bantul, Fakultas Geografi UGM,
dan Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional. Di museum ini akan mendapatkan
pengetahuan lebih melalui koleksi – koleksinya. Beberapa jenis bebatuan tampak di ruang
museum dan eksibhisi. Koleksi lain berupa tampilan audio visual mengenai berbagai pesisir
pantai di Indonesia. Sebagai tempat rekreasi, Museum Gumuk Pasir juga berfungsi sebagai
laboratorium yang berguna untuk aktifitas ilmiah.
Museum Ullen Sentalu, terletak di daerah Pakem, Kaliurang, Kabupaten Sleman,
adalah museum yang menampilkan budaya dan kehidupan para bangsawan Dinasti Mataram
(Kasunanan Surakarta, Kesultanan Yogyakarta, Praja Mangkunegaran, dan Kadipaten
Pakualaman) beserta koleksi bermacam-macam batik (baik gaya Yogyakarta maupun
Surakarta). Museum ini juga menampilkan tokoh raja-raja beserta permaisurinya dengan
berbagai macam pakaian yang dikenakan sehari-harinya. Museum Ullen Sentalu, dapat
diketahui bagaimana para leluhur Jawa membuat batik yang memiliki arti dan makna yang
mendalam di dalam setiap coraknya. Ada juga berbagai sejarah mengenai keadaan budaya
Jawa kuno dengan segala aturannya. Keadaan museum yang dibangun dengan baik, mampu
membuat pengunjung seperti terserap ke masa Jawa kuno yang mengagumkan.
Museum Taruna Abdul Jalil merupakan salah satu fasilitas pendidikan Akademi
Militer yang menyediakan beragam koleksi yang mempunyai peranan cukup penting dalam
proses pendidikan perwira dan taruna. Museum seluas 980 m2, ini berjarak sekitar satu
kilometer ke arah Selatan dari pusat Kota Magelang. Abdul Jalil merupakan seorang taruna
Akademi Militer Yogyakarta yang gugur pada tanggal 22 Februari 1949 demi
mempertahankan kemerdekaan RI di pelataran Sambiloto, Kalasan, Yogyakarta.
Museum Taruna Abdul Jalil mengoleksi senjata, peralatan pendidikan militer sejak
Akademi Militer Nasional (AMN). Museum ini diresmikan pertama pada tanggal 4 Oktober
1964 oleh Brigadir Jenderal TNI Soerono Reksodimejo, kemudian dengan perkembangan
jumlah koleksi yang bertambah banyak maka memerlukan ruangan yang lebih luas sehingga
diresmikan gedung baru dengan nama "Museum Taruna" oleh Gubernur AMN Mayor
Jenderal TNI Achmad Tahir pada tanggal 05 Oktober 1968. Pada tanggal 10 November 1975
museum diresmikan lagi oleh Mayor Jenderal Wijogo Atmodarminto dengan nama "Museum
Taruna Abdul Jalil".

Anda mungkin juga menyukai