Museum Gumuk Pasir terletak di Jalan Parangtritis, Parangtritis, Kecamatan
Kretek, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Museum ini berdiri pada tahun 2002 dan ditangani oleh Pemerintah Daerah (Pemda) Bantul, Fakultas Geografi UGM, dan Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional. Di museum ini akan mendapatkan pengetahuan lebih melalui koleksi – koleksinya. Beberapa jenis bebatuan tampak di ruang museum dan eksibhisi. Koleksi lain berupa tampilan audio visual mengenai berbagai pesisir pantai di Indonesia. Sebagai tempat rekreasi, Museum Gumuk Pasir juga berfungsi sebagai laboratorium yang berguna untuk aktifitas ilmiah. Museum Ullen Sentalu, terletak di daerah Pakem, Kaliurang, Kabupaten Sleman, adalah museum yang menampilkan budaya dan kehidupan para bangsawan Dinasti Mataram (Kasunanan Surakarta, Kesultanan Yogyakarta, Praja Mangkunegaran, dan Kadipaten Pakualaman) beserta koleksi bermacam-macam batik (baik gaya Yogyakarta maupun Surakarta). Museum ini juga menampilkan tokoh raja-raja beserta permaisurinya dengan berbagai macam pakaian yang dikenakan sehari-harinya. Museum Ullen Sentalu, dapat diketahui bagaimana para leluhur Jawa membuat batik yang memiliki arti dan makna yang mendalam di dalam setiap coraknya. Ada juga berbagai sejarah mengenai keadaan budaya Jawa kuno dengan segala aturannya. Keadaan museum yang dibangun dengan baik, mampu membuat pengunjung seperti terserap ke masa Jawa kuno yang mengagumkan. Museum Taruna Abdul Jalil merupakan salah satu fasilitas pendidikan Akademi Militer yang menyediakan beragam koleksi yang mempunyai peranan cukup penting dalam proses pendidikan perwira dan taruna. Museum seluas 980 m2, ini berjarak sekitar satu kilometer ke arah Selatan dari pusat Kota Magelang. Abdul Jalil merupakan seorang taruna Akademi Militer Yogyakarta yang gugur pada tanggal 22 Februari 1949 demi mempertahankan kemerdekaan RI di pelataran Sambiloto, Kalasan, Yogyakarta. Museum Taruna Abdul Jalil mengoleksi senjata, peralatan pendidikan militer sejak Akademi Militer Nasional (AMN). Museum ini diresmikan pertama pada tanggal 4 Oktober 1964 oleh Brigadir Jenderal TNI Soerono Reksodimejo, kemudian dengan perkembangan jumlah koleksi yang bertambah banyak maka memerlukan ruangan yang lebih luas sehingga diresmikan gedung baru dengan nama "Museum Taruna" oleh Gubernur AMN Mayor Jenderal TNI Achmad Tahir pada tanggal 05 Oktober 1968. Pada tanggal 10 November 1975 museum diresmikan lagi oleh Mayor Jenderal Wijogo Atmodarminto dengan nama "Museum Taruna Abdul Jalil".