Anda di halaman 1dari 8

dalam segi fisik, teknik, maupun mental orang menolak manfaat atau nilai positif dari penjas

kekakuan yang disebabkan oleh adanya perbedaan status intektual dan sosial
architecture articles february 2009
tranportasi modern secara luas dan serentak dapat didistribusikan, dan diterima semua lapisan
masyarakat, terlepas dari perbedaan kekayaan, pendidikan, dan tingkat sosial atau segi
pb cipta prima utama june 2007
Yang pasti, masih banyak guru penjas yang sangat jauh dari menyadari Perbedaan atau
kesenjangan antara apa yang kita Dari segi skil permainan, mereka tiada masalah
Perbedaan Pendidikan Jasmani dan Pendidikan Olahraga

1. Pengertian

Pendidikan jasmani merupakan suatu proses seseorang sebagai individu maupun anggota
masyarakat yang dilakukan secara sadar dan sistematik melalui berbagai kegiatan dalam
rangka memperoleh kemampuan dan keterampilan jasmani, pertumbuhan, kecerdasan, dan
pembentukan watak

Pendidikan jasmani pada hakikatnya adalah proses pendidikan yang memanfaatkan aktivitas
fisik untuk menghasilkan perubahan holistik dalam kualitas individu, baik dalam hal fisik,
mental, serta emosional.

2. Tujuan Pendidikan Jasmani

1. Mengembangkan keterampilan pengelolaan diri dalam upaya pengembangan dan


pemeliharaan kebugaran jasmani serta pola hidup sehat melalui berbagai aktivitas
jasmani dan olahraga yang terpilih
2. Meningkatkan pertumbuhan fisik dan pengembangan psikis yang lebih baik
3. Meningkatkan kemampuan dan keterampilan gerak dasar
4. Meletakkan landasan karakter moral yang kuat melalui internalisasi nilai-nilai yang
terkandung di dalam pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan
5. Mengembangkan sikap sportif, jujur, disiplin, bertanggungjawab, kerjasama, percaya
diri dan demokratis
6. Mengembangkan keterampilan untuk menjaga keselamatan diri sendiri, orang lain dan
lingkungan
7. Memahami konsep aktivitas jasmani dan olahraga di lingkungan yang bersih sebagai
informasi untuk mencapai pertumbuhan fisik yang sempurna, pola hidup sehat dan
kebugaran, terampil, serta memiliki sikap yang positif.

3. Ruang Lingkup Pendidikan Jasmani

1. Permainan dan olahraga meliputi: olahraga tradisional, permainan. eksplorasi gerak,


keterampilan lokomotor non-lokomotor,dan manipulatif, atletik, kasti, rounders,
kippers, sepak bola, bola basket, bola voli, tenis meja, tenis lapangan, bulu tangkis,
dan beladiri, serta aktivitas lainnya
2. Aktivitas pengembangan meliputi: mekanika sikap tubuh, komponen kebugaran
jasmani, dan bentuk postur tubuh serta aktivitas lainnya
3. Aktivitas senam meliputi: ketangkasan sederhana, ketangkasan tanpa alat,
ketangkasan dengan alat, dan senam lantai, serta aktivitas lainnya
4. Aktivitas ritmik meliputi: gerak bebas, senam pagi, SKJ, dan senam aerobic serta
aktivitas lainnya
5. Aktivitas air meliputi: permainan di air, keselamatan air, keterampilan bergerak di air,
dan renang serta aktivitas lainnya
6. Pendidikan luar kelas, meliputi: piknik/karyawisata, pengenalan lingkungan,
berkemah, menjelajah, dan mendaki gunung
7. Kesehatan, meliputi penanaman budaya hidup sehat dalam kehidupan sehari-hari,
khususnya yang terkait dengan perawatan tubuh agar tetap sehat, merawat lingkungan
yang sehat, memilih makanan dan minuman yang sehat, mencegah dan merawat
cidera, mengatur waktu istirahat yang tepat dan berperan aktif dalam kegiatan P3K
dan UKS. Aspek kesehatan merupakan aspek tersendiri, dan secara implisit masuk ke
dalam semua aspek.

4. Gerak sebagai kebutuhan anak

Dunia anak-anak adalah dunia yang segar, baru, dan senantiasa indah, dipenuhi keajaiban dan
keriangan. Demikian Rachel Carson dalam sebuah ungkapannya. Namun demikian, menurut
Carson, adalah kemalangan bagi kebanyakan kita bahwa dunia yang cemerlang itu terenggut
muram dan bahkan hilang sebelum kita dewasa.

Dunia anak-anak memang menakjubkan, mengandung aneka ragam pengalaman yang


mencengangkan, dilengkapi berbagai kesempatan untuk memperoleh pembinaan . Bila guru
masuk ke dalam dunia itu, ia dapat membantu anak-anak untuk mengembangkan
pengetahuannya, mengasah kepekaan rasa hatinya serta memperkaya keterampilannya.

Bermain adalah dunia anak. Sambil bermain mereka belajar. Dalam hal belajar, anak-anak
adalah ahlinya. Segala macam dipelajarinya, dari menggerakkan anggota tubuhnya hingga
mengenali berbagai benda di lingkungan sekitarang.
5. Perbedaan Makna Pendidikan Jasmani Dan Pendidikan Olahraga

Salah satu pertanyaan yang sering diajukan oleh guru-guru penjas belakangan ini adalah :
“Apakah pendidikan jasmani?” Pertanyaan yang cukup aneh ini justru dikemukakan oleh
yang paling berhak menjawab pertanyaan tersebut.

Hal tersebut mungkin terjadi karena pada waktu sebelumnya guru itu merasa dirinya bukan
sebagai guru penjas, melainkan guru pendidikan olahraga. Perubahan pandangan itu terjadi
menyusul perubahan nama mata pelajaran wajib dalam kurikulum pendidikan di Indonesia,
dari mata pelajaran pendidikan olahraga dan kesehatan (orkes) dalam kurikulum 1984,
menjadi pelajaran “pendidikan jasmani dan kesehatan” (penjaskes) dalam kurikulum1994.

Perubahan nama tersebut tidak dilengkapi dengan sumber belajar yang menjelaskan makna
dan tujuan kedua istilah tersebut. Akibatnya sebagian besar guru menganggap bahwa
perubahan nama itu tidak memiliki perbedaan, dan pelaksanaannya dianggap sama. Padahal
muatan filosofis dari kedua istilah di atas sungguh berbeda, sehingga tujuannya pun berbeda
pula. Pertanyaannya, apa bedanya pendidikan olahraga dengan pendidikan jasmani ?

Pendidikan jasmani berarti program pendidikan lewat gerak atau permainan dan olahraga. Di
dalamnya terkandung arti bahwa gerakan, permainan, atau cabang olahraga tertentu yang
dipilih hanyalah alat untuk mendidik. Mendidik apa ? Paling tidak fokusnya pada
keterampilan anak. Hal ini dapat berupa keterampilan fisik dan motorik, keterampilan
berpikir dan keterampilan memecahkan masalah, dan bisa juga keterampilan emosional dan
sosial.

Karena itu, seluruh adegan pembelajaran dalam mempelajari gerak dan olahraga tadi lebih
penting dari pada hasilnya. Dengan demikian, bagaimana guru memilih metode, melibatkan
anak, berinteraksi dengan murid serta merangsang interaksi murid dengan murid lainnya,
harus menjadi pertimbangan utama
Perbedaan Pendidikan Jasmani dan Pedagogi Olahraga

A. Pedagogi olahraga dan Pendidikan Jasmani


Meskipun rumusan lingkup unsur pedagogi olahraga (sport pedagogy) beragam pada
berbagai negara, karena terkait dengan perbedaan budaya, akar sejarah, dan standar
metodologi,namun pada tingkat internasional, terdapat persamaan pemahaman yaitu
pendidikan jasmani dipahami sebagai sebuah bidang studi (mata pelajaran) di sekolah, dan
pedagogi olahraga dipandang sebagai sebuah subdisipIin iImu dalam kerangka iImu
keolahragaan. Di berbagai negara di seluruh dunia, perkembangan pendidikan jasmani dan
pedagogi olahraga terkait dengan sejarah, yang mencerminkan perbedaan perkembangan
secara nasional dan perbedaan konsep, seperti juga perbedaan teori dan paradigma. Meskipun
perspektif sejarah tampak merupakan bagian terpadu dari semua Subdisiplin ilmu ke
olahraggaan (misalnya, sport medicine, sport psychology), namun ada elemen sejarah yang
amat khusus yang mengaitkan kedua subdisiplin ilmu keolahragaan, pedagogi olahraga, dari
sejarah olahraga (sport history).

Elemen elemen sejarah yang menjadi cakupan kajian sejarawan olahraga dan ahli pedagogi
olahraga, secara umum ditekankan pada:
 Semua aktivitas jasmani dan olahraga yang dilakukan siswa di dalam dari di luar
sekolah
 Dampak gerakan olimpiade modern terhadap pendidikan jasmani
 Kebijakan pendidikan suatu negara tentang penyelenggaraan pendidikan jasmani
 Perbedaan tipe program intra dan ekstrakurikuler
 Perubahan latar belakang falsafah dan ilmu sosial yang melandasi program dari tujuan
pendidikan jasmani dan olahraga
 Tujuan program studi dan lingkup mala kuliah lembaga pendidikan tenaga
kependidikan (guru) dan perkembangan lembaga tersebut
 Sejarah perkembangan struktur kurikulum dan silabi
Metode pengajaran, evaluasi dan pengukuran tradisional dari sebagian sudah
terlupakan;
Bentuk bentuk latihan terpilih, termasuk fasilitas, perlengkapan, dan lain lain.

B. Pengertian Olahraga
Makna olahraga menurut ensiklopedia Indonesia adalah gerak badan yang dilakukan oleh
satu orang atau lebih yang merupakan regu atau rombongan. Sedangkan dalam Webster’s
New Collegiate Dictonary (1980) yaitu ikut serta dalam aktivitas fisik untuk mendapatkan
kesenangan, dan aktivitas khusus seperti berburu atau dalam olahraga pertandingan (athletic
games di Amerika Serikat).
Menurut Cholik Mutohir olahraga adalah proses sistematik yang berupa segala
kegiatan atau usaha yang dapat mendorong mengembangkan, dan membina potensi-potensi
jasmaniah dan rohaniah seseorang sebagai perorangan atau anggota masyarakat dalam bentuk
permainan, perlombaan/pertandingan, dan prestasi puncak dalam pembentukan manusia
Indonesia seutuhnya yang berkualitas berdasarkan Pancasila.
Untuk penjelasan pengertian olahraga menurut Edward (1973) olahraga harus
bergerak dari konsep bermain, games, dan sport. Ruang lingkup bermain mempunyai
karakteristik antara lain; a. Terpisah dari rutinitas, b. Bebas, c. Tidak produktif, d.
Menggunakan peraturan yang tidak baku. Ruang lingkup pada games mempunyai
karakteristik; a. ada kompetisi, b. hasil ditentukan oleh keterampilan fisik, strategi,
kesempatan. Sedangkan ruang lingkup sport; permainan yang dilembagakan.
Tujuan utama olahraga bukanlah pembangunan fisik saja melainkan juga
pembangunan mental dan spiritual. Olahraga (Lama) ialah merupakan suatu kegiatan yang
dilakukan atas pilihan sendiri yang bermaksud menguatkan diri baik phisik maupun psychis
tanpa mengharapkan suatu hasil materiil tetapi mengharapkan kenaikan prestasi. Olahraga
(baru) ialah membentuk manusia Indonesia Pancasila yang fisik kuat-sehat berprestasi tinggi,
yang memiliki kemampuan mental dan ketrampilan kerja yang kritis kreatif dan sejahtera.
Jadi Olahraga ialah suatu usaha untuk mendorong, membangkitkan, mengembangkan dan
membina kekuatan jasmaniah maupun rokhaniah pada tiap manusia. Lebih tegas dikatakan
bahwa olahraga untuk mempertahankan existensi kemanusiaan dan untuk melakukan cita-cita
hidup bangsa. Olahraga merupakan pembentukan fisik dan mental
Olahraga adalah suatu pengertian yang bersifat persaingan yang macam-macam
bentuk, dan kegiatannya beraneka ragam. Kalau ke aneka ragaman ini diletakkan pada suatu
garis lurus, maka pada ujung yang satu terletak sejumlah olahraga yang macam dan
bentuknya bersifat permainan sedangkan pada ujung yang lain terdapat berbagai macam
olahraga yang sifatnya dipengaruhi baik oleh yang bersifat permainan maupun yang bersifat
profesi, yang besar kecilnya pengaruh kedua sifat ini bervariasi menurut macam danbentuk
olahraganya.
Suatu kegiatan olahraga biasanya merupakan suatu antar kegiatan sosial yang menyangkut
lebih dari satu orang atau kelompok. Kegiatan kegiatan ini biasanya bertujuan untuk
mendapatkan suatu imbalan atau hadiah bagi orang atau kelompok yang menang didalam
konteks yang diadakan dalam kegiatan olahraga tersebut. Tingkat atau jenis dari imbalan atau
hadiah bagi pemenang inilah yang menentukan sifat dan macam dari kegiatan olahraga
tersebut. Imbalan atau hadiah bagi pemenang suatu pertandingan olahraga itu bisa berupa
penghargaan biasa, atau uang dan kekayaan materil, atau juga berupa penghargaan dan
kedudukan sosial didalam masyarakat dan uang serta kekayaaan materil.
Pada hakekatnya, inti suatu kegiatan olahraga adalah suatu kegiatan pertandingan atau
konteks dimana team-team olahraga atau individu-individu yang bersangkutan bertanding
atau bersaing untuk menunjukkan keunggulan mereka. Keunggulan didalam suatu
pertandingan olahraga, biasanya ditentukan oleh suatu kombinasi dari ketrampilan, strategi
didalam pertandingan yang sedang berlaku, dan situasi sosial budaya pada saat dan tempat
mana pertandingan dilakukan.
Suatu pertandingan olahraga dapat dilihat sebagai sautu konflik social yang teratur
yang terjadi didalam batas-batas tertentu yang terdapat didalam suatu jaringan keseimbangan
yang relative terbatas dan tetap. Dalam hal ini, suatu pertandingan olahraga tidak hanya
dikontrol oleh, peraturan-peraturan yang berlaku yang harus ditaati oleh mereka yang
bertanding dan yang pengawasan atas ketaatan mereka yang turut dalam suatu pertandingan
dilakukan oleh wasit dan pembantu-pembantunya, tetapi juga oleh respon dari penonton dan
semua yang turut berpartisifasi didalam pertandingan tersebut, yang merupakan suatu pola
asosiasi atau pengelompokan. Ada dua hal yang menonjol yang terdapat didalam setiap
pertandingan olahraga.
Adanya suatu komplik yang teratur, terjadi atara team-team atau individu-individu yang
sedang bertanding, dan bersamaan dengan itu adanya suatu ko-operasi yang terjadi diantara
anggota-anggota team yang sama secara bersama-sama bertujuan untuk mengalahkan team
lawan dalam pertandingan guna memenangkan dan menunjukkan keunggulan mereka
didalam arena pertandingan (Lueschen, 1997).
Sebagai suatu pranata sosial, olahraga mempunyai hubungan yang erat dan saling
berkaitan dengan pranata-pranata sosial dan budaya yang ada didalam masyarakat yang
bersangkutan (Loy JW, 1987). Umpamanya dengan pranata-pranata ekonomi, politik,
pendidikan, agama, dan media massa komunikasi. Sebagai suatu bagian yang integral dari
masyarakat sebetulnya dapat juga dilihat sebagai suatu refleksi atau pencerminan dari pola
kebudayaan masyarakat yang bersangkutan. Karena, pola-pola, begitu juga tingka laku
mereka yang sedang bertanding didalam mentaati aturan-aturan pertandingan, sebenarnya
berasal dari dan telah menggunakan model-model yang terdapat pada proses-proses sosial
dan sistim-sistim sosial budaya yang ada didalam masyarakat yang bersangkutan.

Anda mungkin juga menyukai