Anda di halaman 1dari 4

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK

TERAPI MODALITAS : TERAPI BERKEBUN

I. LATAR BELAKANG MASALAH


                      
 Terapi modalitas merupakan suatu cara pendekatan agar lanjut usia dapat beradaptasi terhadap situasi, lebih mampu merawat diri
sendiri, banyak aktivitas dan lebih mandiri. Salah satu terapi modalitas pada lanjut usia adalah terapi berkebun yaitu terapi dengan
menggunakan berkebun secara terapeutik untuk meningkatkan fungsi fisik, psikologis, kognitif, perilaku dan fungsi sosial serta meningkatkan
hubungan yang terapeutik, juga dapat memperbaiki, memelihara dan meningkatkan status fisik dan mental.
Penuaan adalah suatu proses yang terjadi terus menerus dan berkesinambungan, selanjutnya akan menyebabkan perubahan
anatomis , fisiologis, dan biokimia pada tubuh sehingga akan mempengaruhi fungsi dan kemampuan tubuh secara keseluruhan (Depkes
RI,2013). Proses penuaan adalah peristiwa yang normal dan alamiah yang dialami oleh setiap individu.Perubahan terjadi dari berbagai aspek
fisik, mental dan sosial ( Nugroho,Abikusno, 2013)
Bagi kebanyakan orang, masa tua itu masa yang kurang menyenangkan.  Anggapan terhadap lansia adalah bingung dan tidak
peduli terhadap lingkungan, kesepian dan tidak bahagia, pikun, tidak berminat dengan sexual dan tidak berguna bagi masyarakat. Namun
kenyataannya tidak semua usia lanjut yang mencapai kematangan, kemantapan dan produktivitas mental dan material pada usia lanjut.
Oleh karena itu perawat harus dapat membangkitkan semangat dan kreasi klien lanjut usia dalam memecahkan masalah
danmengurangi rasa putus asa, rendah diri, rasa keterbatasan akibat dari ketidakmampuan fisik dan kelainan yang dideritanya. Dapat
disadari bahwa pendekatan komunikasi dalam perawatan tidak kalah pentingnya dengan upaya pengobatan medis dalam proses
penyembuhan dan ketenangan para klien lanjut usia.
Terapi berkebun dimulai dengan membangun hubungan dan kepercayaan serta rasa aman dan membuat lanjut usia merasa lebih
baik dengan memanfaatkan waktu luang luangnya. Terapi berkebun dapat memberikan suatu latihan yang dibutuhkan untuk menjaga
kesegaran jasmani. Tetapi harus dikerjakan secara tepat agar napas lebih cepat sedikit, denyut jantung lebih cepat dan otot menjadi lelah ,
dengan demikian tubuh akan mengeluarkan keringat. Jenis terapi berkebun adalah: kegiatan bercocok tanam, mencangkok, merawat dan
memelihara tanaman sehingga energi yang di keluarkan akan menghasilkan keringat,.

II.                TOPIK
Terapi berkebun tanaman obat.

III.             TUJUAN
1.      Tujuan Umum
Setelah selesai mengikuti terapi modalitas : terapi berkebun klien mampu beradaptasi terhadap situasi, lebih banyak aktivitas dan
lebih mandiri.

2.      Tujuan Khusus
Setelah mengikuti terapi modalitas : terapi berkebun selama 45 menit diharapkan klien dapat:
a.       Meningkatkan interaksi sosial dengan orang lain, meningkatkan rasa kasih sayang terhadap seseorang dan lingkungan.
b.      Merasa nyaman, mengurangi stress, menurunkan depresi dan kecemasan.
c.       Mengekspresikan perasaan dan melepaskan tekanan emosi yang dihadapi.
d.      Meningkatkan control diri dan perasaan berharga.
e.       Mengubah perilaku.
f.       Mengembangkan kreatifitas.
g.      Hiburan atau kegiatan yang menyenangkan.

3.      Tujuan Hari Ini


a.       Klien dapat meningkatkan interaksi sosial dengan orang lain.
b.      Menurunkan atau mengurangi kejenuhan dengan kegiatan rutinitas.
c.       Klien dapat mengekspresikan perasaan dan melepaskan tekanan emosional yang dihadapi.
d.      Klien mendapatkan hiburan atau kegiatan yang menyenangkan.

IV.             INDIKASI TERAPI BERKEBUN


Dilakukan pada lanjut usia dengan kondisi:
a.       Lansia yang masih bisa bergerak dan sehat secara fisik
b.      Defisit fungsional pada fisik, psikologis/fungsi mental.
c.       Marah gusar dan kesepian.
d.      Gangguan emosi dan perilaku.
e.       Stres dan kecemasan
f.       Gangguan kepribadian (anti sosial)

V.                PROSES SELEKSI
Seleksi dilakukan oleh terapis selama pengkajian dan observasi serta wawancara dengan menggunakan pedoman
pengkajian fisik, psikososial, masalah emosional, spiritual, pengkajian fungsional klien yaitu KATZ indeks, BARTHEL indeks,
pengkajian status mental gerontik yaitu SPSMQ dan MMSE serta pengkajian keseimbanagan, yang dilakukan mulai tanggal 01 –
04 Maret 2020

VI.             SASARAN KEGIATAN
Semua klien perempuan dan laki-laki ( oma dan opa) dengan kriteria di atas yang berjumlah 10 orang.

VII.          TEMPAT
Kebun Kelurahan Kebun Pala RT.15 RW 09, Kecamatan Makasar, Jakarta Timur

VIII.       WAKTU
Hari  : Rabu
Tanggal : 4 Maret 2020
Jam    : 08.30 – 09.15 WIB

IX. METODE DAN ALAT BANTU


Metode
Dinamika kelompok.
Alat Bantu:
a.       Tanah kebun
b.      Alat Perkakas ( sekop, cangkul kecil)
c.       Ember
d.      Air
e.      Gayung
f.       Benih jahe, kunyit, kencur, lengkuas, sereh
g.      Pupuk kandang

X. URAIAN STRUKTUR KELOMPOK


Pengorganisasian:
a. Leader: Deny Hermawan
 Membuka acara
 Memimpin kegiatan.
 Memotivasi peserta.
 Menjelaskan tujuan terapi berkebun.
 Menjelaskan langkah-langkah terapi berkebun.
 Melaksanakan dan mengontrol jalannya terapi berkebun
 Menutup acaa

b. Co leader: Yuliyanti
Tugas :
 Mendampingi dan membantu Leader menjalankan tugasnya.
 Mengambil alih tugas Leader jika Leader pasif.

c. Fasilitator : Herdisari, Nursofiah


Tugas :
 Mempertahankan keikutsertaan klien
 Memfasilitasi dan memotivasi klien untuk ikut Berkebun

d. Observer : Siti Maya Sari


Tugas :
 Mencatat anggota yang pasif/aktif, respon verbal dan non verbal, kejadian penting selama terapi berkebun.
 Mengidentifikasi issue penting selama terapi berkebun
 Memberikan umpan balik selama proses kegiatan dari mulai persiapan sampai selesai.

XI.      LANGKAH-LANGKAH
A. PERSIAPAN
Klien diatur membentuk persegi
B.     FASE ORIENTASI ( 5 menit)
1. Leader membuka acara.
2. Melakukan perkenalan (terapis dan klien).
3. Leader menyampaikan tujuan terapi berkebun.
4. Leader membuat validasi kontrak.
5. Co-Leader membaca tata tertib.
6. Leader di bantu Co-Leader menjelaskan langkah-langkah terapi berkebun.
C.     FASE KERJA (30 menit)
Pelaksanaan terapi berkebun
1. Leader memimpin peserta dan terapis untuk menggali tanah sedalam 10 cm.
2. Lalu tanah yang sudah di gali di isi dengan kunyit, jahe, kencur, lengkuas, sereh secara beraturan.
3. Selanjutnya di tutup kembali dengan tanah
4. Lalu di beri pupuk
5. Serta di siram air
6. Leader membuat kesimpulan.
D.     FASE TERMINASI (10 menit)
a. Leader menanyakan perasaan peserta setelah mengikuti terapi berkebun.
b. Leader menanyakan / melakukan evaluasi materi.
c. Leader memberikan tugas/rencana tindak lanjut.
d. Leader membuat kontrak untuk yang akan datang
e. Leader menutup acara.
E.     PERILAKU YANG DIHARAPKAN
a.       Persiapan:
1.  Fasilitator
 Mengidentifikasi masalah yang dialami lansia sebelum terapi berkebun dilakukan.
  Mengatuir setting tempat/ruangan untuk terapi berkebun.
2. Lansia:
 Siap untuk mengikuti terapi berkebun
 Mengetahui aturan permainan terapi berkebun
 Hadir 10 menit sebelum terapi dimulai.
b.      Proses
1. Terapis
 Melaksanakan terapi berkebun sampai dengan selesai.
 Mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan
2. Lansia
 Mengikuti terapi berkebun sampai dengan selesai.
 Klien aktif mengikuti terapi berkebun dengan ceria.
c.       Hasil
1.  Fasilitator
Menjalankan tugas dengan baik sesuai rencana atau modifikasi saat acara
2.  Lansia
Mengungkapkan rasa senang dan lebih santai.

F.     TATA TERTIB
a. Peserta bersedia mengikuti terapi berkebun.
b. Peserta wajib hadir 10 menit sebelum acara dimulai.
c. Peserta tidak diperkenankan makan dan minum selama terapi
d. Perserta yang mengacaukan jalannya terapi akan dikeluarkan.
e. Jika ingin mengajukan pertanyaan peserta mengangkat tangan dan bicara setelah dipersilahkan.
f. Waktu terapi dapat berubah sesuai dengan kondisi peserta
g. Peserta yang ingin keluar dari acara untuk keperluan ijin terlebih dahulu kepada pemimpin acara.

G.    PROGRAM ANTISIPASI.
a. Bila ada peserta yang melakukan kegiatan tidak sesuai dengan tujuan, fasilitator mengingatkan dan mengarahkan.
b. Bila peserta pasif, fasilitator memotivasi untuk mengikuti kegiatan.
c. Jika peserta ingin pergi sebelum terapi berkebun selesai, fasilitator membimbingnya agar menyelesaikan terapi
d. Bila leader bloking maka co-leader yang mengambil jalan acara

XII.          PENUTUP
Demikian proposal Terapi Berkebun ini kami susun sebagai media penuntun dalan pelaksanaan Terapi Modalitas yang akan
dilaksanakan di Kebun Kelurahan Kebun Pala RT.15 RW 09, Kecamatan Makasar, Jakarta Timur pada praktek Keperawatan
Gerontik semester 2 Program Studi Ners Keperawatan kelas Alih Jenjang, Poltekkes Kemenkes Jakarta 3.. Besar harapan kami
agar terapi berkebun ini berjalan dengan lancar dan dapat memberikan manfaat bagi semua pihak terkait, terutama lansia. Atas
kerjasama yang baik dan dukungannya kami mengucapkan terima kasih

XIII. DAFTAR RUJUKAN


Depkes RI(2013). Buletin Jendela Data & Informasi Kesehatan. Departemen Kesehatan Republik Indonesia
Fatma E, Mia. dkk. (2018) Meningkatkan Kualitas Hidup Lansia Konsep dan Berbagai Intervensi. Bekasi. Wineka Media

Anda mungkin juga menyukai