BAB II
PENDAHULUAN
Kelompok IV 1-2 I
PRAKTIKUM TAMBANG BAWAH TANAH
LABORATORIUM TEKNOLOGI PERTAMBANGAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
terganggu saat ada isian di antara lapisan batuan dan hasil RQD yang hanya
berdasar presentase retakan tidak merepresentasikan parameter kekuatan serta
jenis batuannya.
Metode kuantitatif klasifikasi massa batuan yang dikembangkan berdasarkan
RQD ini yaitu, Q System, RMR dan RMi. Ketiga sistem RMC ini sudah secara masif
digunakan dalam berbagai bidang konstruksi, khususnya terowongan,
pertambangan, bendungan dan struktur bawah tanah. Perlu diketahui perbandingan
dari ketiga sistem RMC dalam memberikan respon terhadap sebuah sampel batuan
yang sama.
Q-Sytem awal, merupakan sistem yang memperhitungkan enam parameter:
RQD, jumlah kekar, kekasaran kekar, perubahan kekar, kondisi air pada kekar dan
faktor tekanan Parameter dasar geoteknik menurut adalah ukuran blok, kuat geser
minimum antar blok dan tekanan aktif. Parameter geoteknik dasar tersebut
ditunjukkan dengan rasio yaitu ukuran relative (Siswanto, dkk. 2018).
Adapun alat dan bahan yang digunakan pada praktikum klasifikasi massa
batuan ini adalah sebagai berikut:
1. Kompas Geologi
2. Simalator struktur kekar
3. Meteran
4. Penggaris
5. Schmidr hammer
6. Clipboard
7. APD (alat Pelindung diri)
8. Sampel batuan
Kelompok IV 1-2 I
PRAKTIKUM TAMBANG BAWAH TANAH
LABORATORIUM TEKNOLOGI PERTAMBANGAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
c. Menahan tekanan pada alat dan menekan tombol pada sisi alat untuk mengunci
hulu palu pada posisinya, secara otomatis akan membaca skala angka yang
dihasilkan dari rata-rata pengujian.
d. Menghindar permukaan batuan yang pecah karena sudah terdapat rongga
udara yang mengisi.
e. Melakukan pengujan sebanyak 10 kali pada titik yang berbeda.
2.4.2. Parimeter Kekar
Adapun prosedur kerja pada pengamatan perimeter kekar adalah sebagai
berikut:
a. Membentangkan meteran pada simulator struktur kekar.
b. Menghitung dip dan dip direction structure, yang memotong bentang meteran
dengan kompas geologi, dengan cara menaruh clipboard pada kekar, lalu
menempelkan sisi west pada clipboard untuk pengukuran dip. Selanjutnya
menempelkan sisi south pada bidang struktur batuan yang akan diukur,
kemudian memasukkan gelembung yang ada apa bull eyes, agar berada disisi
tengah, dengan cara menggeser-geserkan kompas dan menjaga agar sisi south
tetap menempel pada bidang yang diukur. Setelah gelembung berada ditengah
maka baca angka yang ditunjukkan oleh jarum utara. Angka tersebut dapat
menunjukkan nilai dari dip direction.
c. Mengukur jarak antar kekar yang memotong garis scanline menggunakan
meteran.
d. Menentukan tingkat kekasaran kekar, jarak antar permukaan kekar (aperture),
kemenerusan kekar (persintence), jumlah kekar (A).
Kelompok IV 1-2 I
PRAKTIKUM TAMBANG BAWAH TANAH
LABORATORIUM TEKNOLOGI PERTAMBANGAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
Kelompok IV 1-2 I
PRAKTIKUM TAMBANG BAWAH TANAH
LABORATORIUM TEKNOLOGI PERTAMBANGAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
Tabel 2.4
Form Scanline
Lokasi Pengukuran
Parameter Wall Heading
Arah garis pengukuran
Panjang scanline
Jenis Batuan
Schmidt Hammer Test
Jumlah kekar
Jumlah pasangan kekar
Jarak antar kekar
Kondisi Lebar bukaan kekar
Kekar Kekerasan Bidang Kekar
Panjang kekar
Material pengisi kekar
Tingkt pelapukan kekar
Rock Quality Designation (RQD)
Keadaan air tanah
Arah orientasi Kekar
Tabel 2.6
Nilai RMR untuk Heading
Measurement
Parameter Wall Heading
Schmidt Hammer Test 44,95 Mpa 15
RQD 97% 20
Spacing of discontinuity 31,25 cm 20
Discontinuity Length 0,889 m 6
Separtion 2 cm 1
Discontinuity
Condition Roughness Rough 5
Infilling None 6
Weathering Unweathered 6
Ground water Wet 7
Discontinuity Orientation N 183⁰E/30⁰ -5
2.7.
Total Rating
Rrock Mass Classes
Pembahasan
Kelompok IV 1-2 I