Anda di halaman 1dari 3

1.

Budaya akademik dalam pandangan Islam adalah suatu tradisi atau kebiasaan yang berkembang
dalam dunia Islam menyangkut persoalan keilmuan. Atau dalam bahasa yang lebih sederhana adalah
tradisi ilmiah yang dikembangkan Islam

dalam al qur'an

- Wahyu Al-Qur'an yang turun pada masa awal mendorong manusia untuk memperoleh ilmu
pengetahuan

- Tugas manusia sebagai khalifah Allah di bumi akan sukses kalau memiliki ilmu pengetahuan.

- Muslim yang baik tidak pernah berhenti untuk menambah ilmu.

- Orang yang berilmu akan dimuliakan oleh Allah SWT.

2. Ada hadits yg menyebutkan :

1.‫بالصين ولوا العلم طلب‬

Artinya : tuntutlah ilmu sampai ke negeri china.

2.‫الجنة الي طريقا له هللا سهل علما فيه يلتمس طريقا سلك من‬

Artinya : Barang siapa yg memberi jalan ( membantu ) kpd orang yg menuntut ilmu,maka Allah akan
memudahkannya menuju jalan ke surga.

Dan ada juga kitab yg bilang bahwa anak yg dapat memberi kebahagiaan kpd orang tua nya adlh anak yg
banyak ilmu nya dan luas pengertiannya. Jika membuat orang tua bahagia itu sama saja membuat Allah
bahagia. Ada yg menyebutkan bahwa 'Ridho Allah terletak kpd Ridho kedua orang tua'.

3. Suatu ketika ada sahabat yang menyembunyikan tangannya dari pandangan Rasulullah SAW Rasul
heran dan bertanya. Sahabat itu beralasan bahwa ia malu karena sebagai penebang kayu tangannya
kasar dan tidak halus.
Rasulullah memegang tangan orang tersebut lalu menciumnya seraya bersabda bahwa tangan seperti
inilah tidak akan disentuh api neraka. Ungkapan Rasul SAW sebagai penghormatan betapa Islam sangat
menghargai kemandirian dan mencela perbuatan meminta-minta dan menjadi beban orang lain.

Profesi mencari kayu bakar dengan segala faktor kesulitan, kerendahan perolehan hasilnya lebih baik
daripada menganggur dan menjadi beban orang lain. Rasulullah sangat mengecam umatnya yang malas
bekerja. Dalam sebuah haditsnya ditegaskan, "Yang sangat menakutkan atas umatku adalah banyak
makan, lama tidur, serta malas.. Pengangguran hanya akan menjadikan seorang manusia menjadi keras
hati. " (HR Al-Syihaab)

Sebaiknya Rasulullah menganjurkan umat untuk bekerja keras dan ,mandiri. "Sesungguhnya Allah
mencintai hambanya yang berkarya. Dan barang siapa yang bekerja keras untuk keluarganya maka ia
seperti berjuang dijalan Allah Azza Wa Jalla. "(HR Ahmad). Dalam hadist lain ditegaskan: "Tidaklah
seseorang makan makanan yang lebih baik daripada hasil keterampilan tangannya sendiri. "(HR Burhari).

Rasulullah sendiri dikenal sebagai pekerja keras. Namanya sudah dikenal sebagai seorang saudagar sejak
usia muda. Muhammad baru berusia 12 tahun ketika pertama kali melakukan perjalan ke Suriah bersam
pamannya, Abu Thalib. Dalam perjalanan ini pula, ia bertemu seorang pendeta, Bahira, yang
memberitahu rombongannya bahwa kelak Muahammad menjadi seorang nabi.

Dari berbagai perjalanan perniagaaan yang dilakukan, Nabi berhasil membina dirinya sebagai pedagang
profesional, yang memiliki reputasi dan Integritas yang luar biasa. Ia berhasil mengukir namanya
dikalangan kaum Quraisy pada umumnya dan masyrakat bisnis pada khususnya, jauh sebelum ia
dipekerjakan oleh saudagar terpandang saat itu, Khadijah, yang kelak menjadi istrinya. Ia saat itu biasa
disapa dengan sebutan Siddiq (jujur) dan Amin (terpercaya).

Buku Muhammad sebagai seorang pedagang yang disusun oleh Afzalurrahman terbitan yayasan Swarna
Bhumy menyebut, berdasar riwayat Ma'amer yang mengutip Imam Zahri disebutkan ketika mencapai
usia dewasa, Nabi telah menjadi seorang pedagang, dengan modal orang lain. Khadijah
mempekerjakannya untuk membawa barang dagangannya ke pasar Habasyah yang merupakan kota
dagang di Tahamah.

Rahasia keberhasilan dalam perdagangan adalah jujur dan adil dalam hubungan dengan para pelanggan.
Kepada yang memberi kepercayaan, tak sepeserpun uang yang digelapkan dan tidak sesenpun yang di-
mark up. Dengan prinsip ini, Nabi mendapatkan keuntungan yang melebihi dugaan. Di sini, Nabi telah
menunjukkan bagaimana caranya dengan tetap berpegang pada kebenaran, kejujuran, dan sikap
amanah mewujudkan kemakmuran dalam.

4. Dengan adanya kejujuran, seseorang akan memahami bahwa setiap pekerjaan adalah amanah dan
bagian dari ibadah. Suatu pekerjaan harus dilaksanakan secara tulus dan sepenuh hati, lalu sebuah
kejujuran membuat si pekerja menjauhi perbuatan tercela.
Kejujuran akan membuat orang percaya bahwa setiap pekerjaan selalu diawasi oleh Tuhan dan akan
membuat pekerjaan itu dianggapnya sebagai rahmat dariNYA dan harus diterima tanpa mengeluh,
tanpa syarat dan penuh integritas. Hal itu akan mendorong meningkatnya etos kerja yang positif.

Saat secara moral semua pekerjaan dilaksanakan dengan benar dan penuh tanggung jawab sebagai hasil
dari tindak kejujuran, hal itu akan membuka peluang bagi kita untuk mendapatkan kepercayaan
memegang suatu amanah yang lebih tinggi dan membuka potensi bagi sebuah keberhasilan.

5. Makna sikap adil dalam islam adalah menempatkan segala sesuatu pada tempat yang semestinya
dengan tidak memihak atau berat sebelah. Dalam sudut pandang lain, adil dalam islam artinya adalah
memutus suatu perkara yang disesuaikan dengan amal dan perbuatan.

Pembahasan

Adil ini mengakar pada kata dalam bahasa arab yakni ADILUN yang maknanya adalah SEIMBANG.
Seimbang dalam hal ini maksudnya adalah memberikan atau menetap sesuatu yang menjadi hak
seseorang dengan tanpa mengurangi atau melebihkan sebab hal ini merupakan perbuatan dzalim.

Menurut Imam Al-Ghazali, yang dimaksud adil dalam islam adalah keseimbangan dari sesuatu hal yang
sifatnya lebih atau kurang. Adapun menurut pendapat dari Ibnu Miskawaih bahw ayang dimaksud
dengan keadilan adalah memberi sesuatu hal dengan semestinya atas orang yang benar-benar berhak
terhadap sesuatu hal tersebut.

Adil ini sendiri adalah salah satu asmaul huna Allah SWT yani Al-Adl yang artinya adalah Yang Maha Adil.
Keadilan Allah SWT sifatnya mutlak dan sempurna.

Anda mungkin juga menyukai