Anda di halaman 1dari 11

ANALISIS DAMPAK LALU LINTASL TOL BEKASI – CAWANG - KAMPUNG

MELAYU (BECAKAYU)
(Studi Kasus Simpang Bersinyal HM Joyo Martono Kota Bekasi)

Putia Nisa,1)Budi Arief,2)Andi Rahmah


ABSTRAK

Pertumbuhan kendaraan yang selalu meningkat setiap tahunnya sehingga Tol Bekasi – Cawang –
Kampung Melayu (Becakayu) merupakan jalan Tol berkonstruksi layang yang dibangun di atas sungai
Kalimalang di Kota Jakarta Timur dan Kota Bekasi untuk mengurai kemacetan di sekitar Kalimalang.
Berbagai upaya dilakukan seperti melakukan analaisis dampak lalu lintas (andalalin) untuk
mengetahui kinerja simpang selama kurun waktu 5 tahun yang akan datang dengan membuat skenario
pesimis, moderat, optimis. Dalam penelitian lokasi dipilih simpang HM Joyo Martono Kota Bekasi.
Pemilihan lokasi ini dikarenakan lokasi langsung bersilangan dengan adanya pembangunan tol
Becakayu. Survei lalu lintas megahasilkan kinerja arus lalu lintas yang di olah dengan Metode Manual
Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI) 1997. Berdasarkan hasil analisis bahwa dengan adanya tol
Becakayu kinerja arus lalu lintas di persimpangan menjadi layak selama 5 tahun kedepan terhitung
dari kondisi eksisting dengan tingkat derajat kejenuhan 0,704 arus tidak stabil menjadi 0,40 yang
diartikan arus stabil.
Kata Kunci : Kinerja Simpang, Derajat kejenuhan, Panjang antrian, Tundaan.
.

I. PENDAHULUAN pertumbuhan volume kendaraan yang


melewati jalan tersebut, sehingga
1.1 Latar Belakang mengakibatkan sering terjadinya kemacetan.
Untuk itu Pembangunan Jalan Tol Becakayu
Jalan Tol Bekasi – Cawang – Kampung merupakan salah satu solusi supaya kemacetan
Melayu (Becakayu) merupakan jalan Tol yang terjadi di area penghubung antar daerah
berkonstruksi layang yang dibangun di atas tersebut dapat diatasi.
sungai Kalimalang di Kota Jakarta Timur dan Pembangunan ini diperkirakan akan
Kota Bekasi untuk mengurai kemacetan di berpengaruh terhadap volume dan sistem
sekitar Kalimalang. Dilatarbelakangi hal pergerakan lalu lintas di beberapa jaringan
tersebut, untuk mengantisipasi terjadinya jalan sekitar jalan Tol Becakayu. Adapun
pengaruh lalu lintas yang cukup besar pada jaringan jalan sekitar Tol Becakayu
jaringan transportasi di sekitar pembangunan diantaranya ruas Jalan HM. Joyo Martono.
tersebut, perlu dilakukan kajian analisis
dampak lalu lintas (Andalalin). 1.2 Maksud dan Tujuan
Proyek pembangunan jalan Tol Becakayu ini
dibangun dengan panjang jalan yang Penelitian Maksud
direncanakan sepanjang 21,042 km dengan Memprediksi dampak yang ditimbulkan dari
batas lokasi rencana kegiatan berada pada titik adanya rencana pembangunan Tol Becakayu.
awal terletak di jalan Inspeksi Kalimalang,
Setiadarma Kabupaten Bekasi dan titik akhir Tujuan
terletak di jalan D.I Panjaitan Jatinegara - Mengidentifikasi kinerja lalu lintas di sekitar
Jakarta Timur. lokasi simpang Jl. HM. Joyo Martono - Jl.
Tol Becakayu yang rencananya Chairil Anwar – Jl Cempaka Margarahayu,
menghubungkan Kota Bekasi di Provinsi Jawa Kota Bekasi, pada saat kondisi eksisting tahun
Barat ke Kota Jakarta Timur Provinsi DKI 2018, saat masa pelaksanaan kontruksi tahun
Jakarta yang sudah tidak mampu lagi dan tidak 2019, saat tanpa pembangunan tahun 2021 dan
seimbang dengan perkembangan dan tahun 2023, saat operasional pembangunan Tol
Becakayu pada tahun 2021 dan 2023 dengan
skenario pesimis, moderat, optimis.

Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas 1


Pakuan
1.3 Batasan Masalah perencanaan, pengadaan, pemasangan,
pengaturan, dan pemeliharaan fasilitas
Batasan masalah penyusunan tugas akhir perlengkapan jalan dalam rangka mewujudkan,
ini yaitu: mendukung dan memelihara keamanan,
1. Simpang yang ditinjau pada penelitian ini keselamatan, ketertiban, dan kelancaran lalu
hanya pada simpang bersinyal Jl. HM. lintas. Menurut Homburger & Kell (1981),
Joyo Martono - Jl. Chairil Anwar – Jl rekayasa lalu lintas merupakan sesuatu
Cempaka Margarahayu, Kota Bekasi. penanganan yang berkaitan dengan
2. Survei volume dan pergerakan lalu lintas perencanaan, perancangan geometrik dan
dilaksanakan hari senin jam 05.00–20.00, operasi lalu lintas jalan raya serta jaringannya,
hari jumat jam 05.00–20.00, dan hari terminal, penggunaan lahan serta
sabtu jam 05.00–19.00. keterkaitannya dengan mode transportasi lain.
3. Metode pengumpulan data dan pengolahan
data dilakukan dengan menggunakan 2.2 Analisis Dampak Lalu Lintas
standar Manual Kapasitas Jalan Indonesia
(MKJI) 1997. Analisis dampak lalu lintas (andalalin)
4. Fase sinyal lalu lintas pada saat masa pada dasarnya merupakan analisis pengaruh
konstruksi diasumsikan sama dengan pada pengembangan tata guna lahan terhadap sistem
kondisi eksisting tahun 2018. pergerakan arus lalu lintas di sekitarnya.
5. Simulasi simpang dianalisis hanya pada Pengaruh pergerakan lalu lintas ini dapat
kondisi eksisting tahun 2018, masa diakibatkan oleh bangkitan lalu lintas yang
kontruksi tahun 2019, pada saat tanpa baru, lalu lintas yang beralih, dan oleh
pembangunan tahun 2021 dan 2023, pada kendaraan keluar-masuk dari atau ke lahan
saat operasional pembangunan Tol tersebut. (Tamin, 2000)
Becakayu pada tahun 2021 dan 2023
dengan skenario pesimis, moderat, 2.3 Analisis Kajian Simpang Bersinyal
optimis.
Manual kapasitas jalan Indonesia (MKJI)
1.4 Manfaat Penelitian merupakan suatu metode yang dirancang untuk
memudahkan dalam menyelesaikan
Manfaat yang diharapkan dari penelitian permasalahan yang terkait dengan kapasitas
ini yaitu: jalan di Indonesia, termasuk untuk masalah
1. Menambah pengetahuan dan wawasan persimpangan bersinyal. Sistem perhitungan
dalam mengevaluasi tingkat kinerja pada persimpangan yang disediakan berupa formulir
simpang bersinyal. SIG I sampai dengan SIG V. Adapun isi dari
2. Menambah informasi bagi warga sekitar tiap-tiap SIG tersebut yaitu sebagai berikut:
Kota Bekasi mengenai dampak lalu lintas 1. SIG I, Geometrik, pengaturan lalu lintas,
selama 5 tahun kedepan dengan adanya lingkungan
pembangunan jalan Tol Becakayu. 2. SIG II, Arus lalu lintas
3. SIG III, Waktu antar hijau, waktu hilang
4. SIG IV, Penentuan waktu sinyal, kapasitas
5. SIG V, Tundaan, panjang antrian, jumlah
II. TINJAUAN PUSTAKA kendaraan terhenti.
2.1 Rekayasa Lalu Lintas Teori simpang bersinyal ini berdasarkan
Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI)
Rekayasa lalu lintas menurut Peraturan 1997 yaitu sebagai berikut:
Pemerintah No. 32 tahun 2011 merupakan
serangkaian usaha dan kegiatan yang meliputi 1. Geometrik

Perhitungan dikerjakan secara terpisah


untuk setiap pendekat. Hal ini terjadi jika
gerakan belok kanan atau belok kiri
mendapat sinyal hijau pada fase yang pulau lalu lintas dalam pendekat.
berlainan dengan lalu lintas yang lurus, atau
jika dipisahkan secara fisik dengan pulau- 2. Karakteristik Lalu Lintas
Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas 2
Pakuan
pembangunan dengan presentase pesimis,
VC Ratio merupakan salah satu aspek moderat dan optimis pada tahun 2021 dan
dalam mengatur parameter kinerja lalu tahun 2023.
lintas yang ada dibandingkan dengan
kapasitas jalan disajikan pada Tabel 1.
4. Arus Lalu Lintas
Tabel 1. Tingkat Pelayanan
Perhitungan dilakukan persatuan jam untuk
satu atau lebih periode, misalnya
didasarkan pada kondisi arus lalu lintas
rencana jam puncak pagi, siang dan sore.
Arus lalu lintas (Q) untuk setiap gerakan
(belok kiri, lurus dan belok kanan)
dikonversi dari kendaraan perjam menjadi
satuan mobil penumpang (smp) per jam
dengan mengggunakan ekivalen mobil
penumpang (emp) untuk masing-masing
pendekat terlindung dan terlawan. Nilai
ekivalensi kendaraan penumpang dapat
dilihat pada Tabel 2.
Sumber : Menuju lalu lintas dan angkutan jalan yang
tertib 1996 Tabel 2. Ekivalensi Kendaraan
Penumpang
3. Perhitungan Perkiraan Volume Lalu Lintas

Perhitungan perkiraan volume lalu lintas


pada analisis ini dilakukan dengan metode
pertumbuhan menurut Supranto (2000)
berdasarkan nilai pertumbuhan maka
volume lalu lintas dapat diperkirakan untuk Sumber : Manual Kapasitas Jalan Indonesia 1997
jangka 5 tahun. Adapun rumus digunakan
5. Rasio Kendaraan

Menghitung masing-masing pendekat


rasio kendaraan belok kiri PLT, dan rasio
belok kanan PRT.
untuk perkiraan volume lalu lintas dengan PL  LT(smp / jam)
nilai pertumbuhan, rumus bunga majemuk T Total(smp / jam)................(2.2)
sebagai berikut: RT(smp / jam)
𝑃𝑛 = 𝑃0 + (1 + 𝑖)𝑛..............................(2.1) PRT 
dengan: Total(smp / jam)
.................(2.2)
Po = Jumlah volume lalulintas harian mula-
mula 6. Lebar Pendekat Efektif
i = Tingkat pertumbuhan (rate of interest)
n = Banyak waktu (dalam tahun)
Pn = Jumlah volume lalu lintas pada akhir 𝑊𝐴 − 𝑊 𝐿𝑇𝑂𝑅 ................(2.3)
tahun ke-n We =Min { 𝑊 𝑀𝑎𝑠𝑢𝑘
Pada analisis disini dibuat dengan pada
masa kontruksi tahun 2019, pada saat tanpa
pembangunan tahun 2021 dan tahun 2023
dan pada saat operasional dengan
𝑊𝐴
We = Min. {
𝑊 𝑀𝑎𝑠𝑢𝑘 + 𝑊 𝐿𝑇𝑂𝑅 Untuk pendekat terlindung arus jenuh dasar
( WA x ( 1+ P LTOR ) – W LTOR..........(2.3) So ditentukan sebagai fungsi dari lebar
efektif pendekat (We)
7. Arus Jenuh Dasar

Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas 3


Pakuan
So = 600 x We...................................(2.4) dimana:
8. Faktor Penyesuaian Kapasitas Untuk
Ukurtan Kota (FCcs) Lp = Jarak antara garis henti dan
kendaraan yang diparkir pertama
Tabel 3. Faktor Penyesuaian Ukuran (m) (atau panjang dari lajur
Kota pendek)
WA = Lebar pendekat (m)
g = Waktu hijau pada pendekat (nilai
normal 26 det)

11. Faktor penyesuaian

F RT = 1,0 + P RT x 0, 26.....................(2.6)
Sumber : C-4.3 Manual Kapasitas Jalan Indonesia 1997

9. Faktor Penyesuaian Hambatan Samping 12. Faktor penyesuaian belok kiri ( F LT )

F LT = 1,0 – P LT x 0,16......................(2.7)
Tabel 4. Faktor Penyesuaian Hambatan
Samping 13. Hitung nilai arus jenuh yang

disesuaikan S = SO x F CS x F SF x F G x F

Px F RT x
F LT smp/jam hijau...........................(2.8)

14. Rasio Arus (FR)

FR=Q/S............................................(2.9)

15. Hitung rasio arus simpang (IFR)


IFR = Σ (FR crit)............................(2.10)

16. Hitung rasio fase (PR)

Sumber : Manual Kapasitas Jalan Indonesia 1997 PR = FR crit / IFR.........................(2.11)

10. Faktor penyesuaian parkir 17. Waktu siklus sebelum penyesuaian (C ua)

Fp=[LP/3-(wA–2)x(LP/3–g)/WA]/g..(2.5) Cua=(1,5xLTI+5)/(1–IFR).............(2.12)

Dimana:
C ua = Waktu siklus sebelum penyesuaian
sinyal (det)
LTI = Waktu hilang total per siklus (det)
IFR = Rasio arus simpang Σ (FR crit)

18. Waktu Hijau (g)

gi = ( C ua – LTI ) x PR i................(2.13)
dimana:
gi = Tampilan waktu hijau pada fase i (det)
Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas 4
Pakuan
C ua = Waktu siklus sebelum penyesuaian dimana:
(det) NQ1 = Jumlah smp yang tertinggal dari
LTI = Waktu hilang total per siklus fase hijau sebelumnya
PR i = Rasio fase FR crit / Σ (FR crit) NQ2 = Jumlah smp yang datang selama
fase merah
19. Waktu siklus yang disesuaikan (c) DS = Derajat kejenuhan
c = Σ g + LTI...................................(2.14) c = Waktu siklus (detik)
C = Kapasitas
20. Kapasitas Pendekat (smp/jam)
Q = Arus lalulintas pada pendekat tersebut
C = S x g/c.......................................(2.15) (smp/jam) Panjang antrian QL
dimana: diperoleh dari perkalian NQmax
C = Kapasitas (smp/jam) dengan luas rata-rata yang
S = Arus Jenuh, yaitu arus berangkat rata- dipergunakan per smp (20 m2) dan
rata dari antrian dalam pendekat pembagian dengan lebar masuk.
selama sinyal hijau (smp/jam hijau)
g = Waktu hijau (det) 24. Jumlah kendaraan antrian
c = Waktu siklus, yaitu selang waktu
untuk urutan perubahan sinyal yang NQ = NQ1 + NQ2..........................(2.19)

25. Panjang antrian (QL)


20
   
lengkap (yaitu antara dua awal hijau QL NQMAX m
Wmasuk .............(2.20)
yang berurutan pada fase yang sama)
dimana:
21. Derajat Kejenuhan QL = panjang antrian
NQmax = jumlah antrian
DS = Q/C.........................................(2.16) Wmasuk = lebar masuk

22. Panjang Antrian 26. Kendaraan Terhenti

Jika DS > 0,5: NQ


 NS  0,9   3600 .............(2.21)
DS 8  DS  Qc
1 0,25  C  DS 1 
NQ
0,5 2

1  
 C 
.........................................................(2.17)
dimana : dimana :
NQ1 = Jumlah smp yang tertinggal dari c = Waktu siklus (det)
fase hijau sebelumnya Q = Arus lalu lintas (smp/jam)
DS = Derajat kejenuhan
c = Waktu siklus (detik) 27. Jumlah kendaraan terhenti (Nsv)
C = Kapasitas
(smp/jam) NSV = Q x NS (smp/jam)...............(2.22)

23. Jumlah antrian smp yang datang selama


fase merah (NQ2) 28. Tundan
Q
NQ  c  1  ...(2.18) NQ  3600
GR  (2.23)
2
1  GR  3600 DT  c  A  1
C
DS
Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas 5
Pakuan
Sedangkan peralatan yang digunakan untuk
dimana : mengolah data yaitu:
DT = Tundaan lalulintas rata-rata
1. Formulir pengolahan data
(det/smp)
C = Waktu siklus yang disesuaikan 2. Alat tulis menulis
(det) A = 1,5 x (1 – GR)2 / (1 – GR x
3. Kalkulator
DS)
C = kapasitas (smp/jam) 4.Laptop
NQ1= jumlah smp yang tersisa dari fase
hijau sebelumnya (smp/jam)
3.2 Pengumpulan Data
29. Menentukan masing-masing pendekat
tundaan geometri rata-rata (DG) Data yang dikumpulkan dalam penelitian
ini terdiri dari 2 macam data, yaitu data
DGj = (1-PSV) x PT x 6 + (PSV x 4) sekunder dan data primer. Data sekunder yaitu
……………………………........... (2.24) data yang diperoleh dari instansi terkait dan
buku–buku literatur, sedangkan data primer
dimana:
yaitu data yang diperoleh melalui survei
DGj = Tundaan geometri rata-rata untuk
langsung di lapangan. Data yang dikumpulkan
pendekat j (det/smp) yaitu sebagai berikut:
PSV = Rasio kendaraan terhenti pada
pendekat = Min (NS,1) 3.2.1 Data sekunder
PT = Rasio kendaraan berbelok pada
pendekat Data sekunder merupakan data
yang diperoleh dari instansi pemerintah
30. Tundaan rata-rata untuk seluruh simpang dan buku literatur mengenai andalalin.

(QxD)
DI  ……..................... (2.25) 3.2.2 Data Primer
QTO
T
Data primer dilaksanakan melalui
survei langsung di lapangan sehingga data
III. METODE PENELITIAN ini merupakan gambaran yang
sesungguhnya mengenai kondisi
3.1 Peralatan Dan Perlengkapan Survei persimpangan, dimana data ini akan
digunakan untuk proses analisis. Data
Dalam melakukan survei di lapangan yang dihasilkan terdiri sebagai berikut:
dibutuhkan peralatan dan perlengkapan sebagi 1.Foto dan kondisi jalan simpang
berikut: 2.Data geometrik jalan pada simpang
3.Data arus lalu lintas pada setiap
1. Alat – alat tulis simpang
2. Formulir pencatatan data lalu lintas
3.3 Survei Lalu Lintas
3. Stopwatch
Survei ini bertujuan untuk mendapatkan
4. Clipboard
data jumlah kendaraan yang melintas
5. Pita ukur dan roda meteran persimpangan pada saat waktu siklus (hijau–
kuning–merah–hijau) untuk masing-masing
6. Kamera arah pergerakan pada setiap kelompok jalur
7.Handphone memasang aplikasi pendekatan. Pengamatan dilakukan hari senin
Traffic Counter jam 05.00–20.00, hari jumat 05.00–20.00 dan
hari sabtu 05.00-19.00 yang di anggap aktifitas
berangkat kerja atau sekolah, istirahat kerja
dan jam pulang kerja atau sekolah. 1. Kegiatan sebelum survei

Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas 6


Pakuan
a. Peninjauan langsung ke lapangan untuk Data arus lalu lintas dari hasil survei
mengetahui kondisi ruas simpang dari tanggal 3 Desember 2018 pada persimpangan
lokasi survei. Adapun yang perlu HM Joyo Martono dilakukan dengan
diperhatikan adalah jenis kendaraan apa mengambil waktu pengamatan per 15 menit
saja yang melewati ruas jalan tersebut pada hari Senin, hari Jumat yakni pukul
dan pergerakan masing-masing 05.00–20.00 WIB dan hari Sabtu yakni pukul
kendaraan. 05.00-19.00 WIB. Dari hasil data survei pada
b. Mengadakan briefing tentang cara-cara simpang ini didominasi dengan Motor Cycle
survei yang akan dilakukan, sehingga (MC) disetiap harinya. Untuk data survei
pada saat survei setiap orang dilapangan menghasilkan data berbentuk
mengetahui tugasnya masing-masing. tabular sebagai berikut :
2. Kegiatan selama survei Tabel 5. Total Arus Lalu Lintas
a. Manggunakan metode traffic counting
yaitu metode yang dilakukan secara
manual dengan posisi pencatatan data
dilakukan pada beberapa titik
pengamatan yang tersebar di setiap
lengan simpang.
b. Mencatat kendaraan yang melintas
persimpangan pada saat lampu hijau
untuk masing-masing arah pergerakan
(belok kiri, jalan terus, dan belok kanan)
pada setiap kelompok jalur pendekatan,
di mana pencatatan ini dilakukan setiap
satu siklus (hijau-kuning-merah-hijau).

3.4 Metode Analisa Data


Hasil survei 2018
Analisa data dilakukan dengan
pendekatan kuantitatif yaitu menggunakan 4.2 Kompilasi Data Survei
metode Manual Kapasitas Jalan Indonesia
(MKJI) tahun 1997, metode untuk menentukan Pada tugas akhir ini, dilakukan simulasi
parameter kinerja pada simpang dari terhadap 2 skenario yang disusun dengan
pengamatan harus disusun terlebih dahulu metode MKJI Tahun 1997 dengan beberapa
kemudian diadakan perhitungan untuk tahap yaitu:
mengetahui analisis selanjutnya. Pengolahan 1. Kondisi lalu lintas eksisting Tahun 2018.
data dilakukan untuk memperoleh: 2. Kondisi lalu lintas pada saat masa
1.Tingkat kinerja arus lalu lintas pada simpang konstruksi Tahun 2019.
2.Geometrik jalan pada simpang 3. Kondisi lalu lintas pada saat tanpa
pembangunan Tahun 2021 dan Tahun 2023.
4. Kondisi lalu lintas pada saat operasional
pembangunan tahun 2021 dan 2023.
IV. ANALISIS DAN PEMBAHASAN a. Skenario I
1) Asumsi 40% dibuat untuk
4.1 Pengumpulan Data Survei menggambarkan jika kinerja jalan tol
tidak seperti yang diharapkan.
2) Asumsi 50% dibuat untuk melihat
keseimbangan yang melintas pada
jalan tol dan simpang.

Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas 7


Pakuan
3) Asumsi 60% dibuat dikarenakan
dimasa yang akan datang
pertumbuhan kendaraan semakin
naik sehingga lebih memilih melintas
jalan tol untuk menghindari
kemacetan.
b. Skenario II
1) Asumsi 30% dibuat untuk
menggambarkan jika kinerja jalan tol
tidak seperti yang diharapkan.
2) Asumsi 50% dibuat untuk melihat
keseimbangan yang melintas pada
jalan tol dan simpang.
3) Asumsi 70% dibuat dikarenakan Sumber : Hasil Analisis 2019
dimasa yang akan datang
pertumbuhan kendaraan semakin
naik sehingga lebih memilih melintas Tabel 7. Tingkat Pelayanan
jalan tol untuk menghindari
kemacetan.

4.2.1 Hasil Analisis Derajat Kejenuhan

Berdasarkan hasil analisis data dari


survei yang dilakukan hari Senin, Jumat
dan Sabtu pada simpang HM Joyo
Martono Kota Bekasi ini diperoleh derajat
kejenuhan pada kondisi eksisting tahun
2018, konstruksi tahun 2019, tanpa
pembangunan tahun 2021 dan 2023,
hingga dengan pembangunan 40%, 50%,
60% tahun 2021 dan tahun 2023. Dilihat
dari angka derajat kejenuhan pada
simpang ini yaitu diatas 0,5 kurang dari 1
bahwa simpang ini rata-rata berada pada Sumber : Hasil Analisis 2019
kategori tingkat pelayanan berdasarkan
tabel 2.2 bahwa dikategorikan C, D dan E,
diartikan mendekati arus tidak stabil
dimana hampir seluruh pengemudi akan
dibatasi, dan volume pelayanan berkaitan
dengan kapasitas yang dapat diorbit.

Gambar. 1 Grafik Derajat Kejenuhan


Sumber : Hasil Analisis 2019

Hasil derajat kejenuhan pada saat


kondisi eksisting hingga kondisi
Tabel 6. Derajat Kejenuhan operasional dengan pembangunan 70%
tahun 2023 pada simpang HM Joyo

Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Pakuan 8


Martono ini peningkatan dalam 5 tahun
yang akan datang dari kondisi eksisting
2018 jika dibandingkan dengan kondisi
pada saat tanpa pembangunan tahun 2021
dan 2023 yang mengalami kenaikan.
Dengan menggunakan operasional
pembangunan tol becakayu yang baik,
sehingga mendorong 70% volume lalu
lintas berpindah pada jalan tol Becakayu. Gambar. 2 Grafik Panjang Antrian
Maka pada simpang ini hasil skenario Sumber : Hasil Analisis 2019
analisis dampak lalu lintas (andalalin)
dengan nilai derajat kejenuhan pada 4.2.3 Hasil Analisis Tundaan
kondisi eksisting mencapai tertinggi 0,912
menjadi 0,400 pada saat operasional 70% Hasil analisis tundaan total pada
tahun 2023, dengan demikian dengan simpang HM Joyo Martono Kota Bekasi
melakukan analisis dampak lalu lintas yaitu tundaan total tertinggi berada pada
(andalalin) dapat menyeimbangkan kondisi saat tanpa pembangunan di tahun
derajat kejenuhan selama 5 tahun yang 2023, dikarenakan peningkatan volume
akan datang jika terhitung dari kondisi kendaraan dari tahun 2018 ke tahun 2023,
eksisting tahun 2018. dengan adanya pembangunan jalan Tol
Becakayu jenis jalan layang (flyover)
4.2.2 Hasil Analisis Panjang Antrian akan mempengaruhi tundaan total,
terbukti dengan asumsi pesimis 30%,
Hasil analisis panjang antrian pada 40%, moderat 50% dan optimis 60%,
hari Senin, Jumat dan Sabtu dapat 70% saat pembangunan di tahun 2021 dan
disimpulkan panjang antrian tertinggi tahun 2023 mengalami penurunan
berada pada kondisi tanpa pembangunan tundaan total yang signifikan
di tahun 2023. Hal ini disebabkan oleh dibandingkan pada saat tanpa
pertumbuhan kendaraan selama 5 tahun pembangunan di tahun 2021 dan tahun
dari kondisi eksisting tahun 2018, akan 2023, dikarenakan sebagian kendaraan
tetapi terjadi penurunan panjang antrian melintas di jalan Tol Becakayu dan
yang cukup signifikan pada saat kondisi sebagian melintas di persimpangan HM
dengan pembangunan dengan skenario Joyo Martono.
asumsi volume lalu lintas berpindah
menggunakan jalan tol dengan pesimis
30%, 40%, moderat 50% dan optimis
60%, 70% di tahun 2021 dan tahun 2023,
dengan adanya pembangunan jalan Tol
Becakayu dengan jenis jalan layang
(flyover) akan mempengaruhi tingkat
panjang antrian pada persimpangan ini
dari tahun ke tahunnya, khususnya
disimpang HM Joyo Martono yang
bersilangan langsung dengan adanya jalan
Tol Becakayu.
Gambar. 3 Grafik Tundaan Total
Sumber : Hasil Analisis 2019

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1Kesimpulan

Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Pakuan 9


Dengan melihat hasil perhitungan lintas (MRLL) yang baik ini mampu
analisis pada persimpangan HM Joyo Martono membuat kondisi simpang stabil selama 5
dapat di tarik kesimpulan sebagai berikut: tahun ke depan dari kondisi eksisting tahun
1. Kondisi eksisting tahun 2018 pada simpang 2018.
dari hasil analisis menggunakan metode
MKJI 1997 bahwa derajat kejenuhan 5.2 Saran
mencapapai 0,704 berdasarkan tabel 2.2
dengan tingkat pelayanan kategori C yang 1. Dipasang rambu dan marka jalan khusus
diartikan dalam zona arus stabil dan untuk belok kiri langsung disemua lengan
pada simpang ini arus lalu lintas didominasi simpang hal ini dilakukan untuk
dengan jenis kendaraan motor cycle (MC). meningkatkan kapasitas simpang, agar arus
2. Hasil analisis selama waktu 5 tahun ke lalu lintas belok kiri tidak terhambat oleh
depan dari kondisi eksisting tahun 2018 sinyal merah, dibuat pulau jalan khusus
yaitu pada kurun waktu tanpa pada arah selatan dengan lajur lurus agar
pembangunan tahun 2021 dan waktu 2023, terciptanya ketertiban antara lajur yang
bahwa derajat kejenuhan simpang semakin lurus dan yang belok kiri langsung, yang
meningkat yang akan menyebabkan dimana apabila tidak tertib akan
kemacetan pada persimpangan ini dengan menyebabkan kemacetan dan panjang
nilai 0,803 hingga mecapai 0,912 dan antrian yang menutupi arus lalu lintas yang
berdasarkan tabel 2.2 bahwa tingkat akan belok kiri langsung pada lengan
pelayanan dikategorikan D dan E yang simpang.
diartikan arus tidak stabil. 2. Mengingat hambatan samping pada
3. Hasil analisis dengan skenario pada masa simpang HM Joyo Martono diklasifikasikan
konstruksi tahun 2019 mengalami tinggi yang dimana di sepanjang sisi jalan
peningkatan derajat kejenuhan mencapai merupakan daerah komersial dengan
nilai 0,814 dan berdasarkan tabel 2.2 aktivitas sisi jalan yang tinggi maka perlu
bahwa tingkat pelayanan dikategorikan D diberlakukan larangan parkir pada bahu
yang diartikan mendekati arus tidak stabil. jalan.
Hal tersebut terjadi dikarenakan adanya
aktivitas konstruksi yang menyebabkan
adanya penyempitan jalan pada DAFTAR PUSTAKA
persimpangan.
1. Azis Rudi. 2014. Pengantar Sistem dan
4. Hasil analisis dengan skenario pada saat Perencanaan Transportasi.Yogyakarta:
operasional dengan pembangunan Tol CV. Budi Utama.
Becakayu di tahun 2021 dan 2023 dengan 2. J. Supranto. 2000 Metode Pertumbuhan
pesimis, moderat, optimis, pada simpang Perkiraan Volume Lalu Lintas. Jakarta :
HM Joyo Martono ini cukup menurunkan Erlangga
volume arus lalu lintas, derajat kejenuhan, 3. Kementrian Pekerjaan Umum. 2006.
tingkat pelayanan, panjang antrian, dan Undang-Undang No 34 Tahun 2006
waktu tundaan apabila dibandingkan Tentang Jalan. Jakarta.
dengan skenario tanpa pembangunan di 4. Khisty Jotin. 1990. Dasar-Dasar Rekayasa
tahun 2021 dan di tahun 2023, akan tetapi Transportasi. Jakarta: Erlangga
apabila kondisi pada saat operasional 5. Pekerjaan Umum, “Manual Kapasitas
Jalan Indonesia”(MKJI). Direktorat
dengan pembangunan 70% tahun 2023
Jendral Bina Marga, Jakarta, 1997.
dibandingkan dengan kondisi eksisting
6. Morlok, Edwardk. 1988. Simpang
tahun 2018 berdasarkan tabel 2.2 bahwa Bersinyal. Jakarta : Erlangga
tingkat pelayananannya dikategorikan B, 7. Peraturan Menteri Perhubungan, Nomor
jadi dapat diartikan dengan adanya 75 tahun 2015 tentang penyelenggara
pembangunan jalan Tol Becakayu yang analisis dampak lalu lintas pasal 2.
disertai dengan manajemen rekayasa lalu 8. Peraturan 2011.
Pemerintah, Rekayasa Lalu
No. 32 tahun Lintas
Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Pakuan 10
9. Rakhman, 13. Undang-
Ridwan Fauzi Undang No.
dan Marbun, 22 Tahun
Wisnu I.P. 2009 Tentang
2005. Analisis Lalu Lintas
Perubahan dan
Manajemen Angkutan
Lalu Lintas Jalan.
Pada Jaringan Jakarta.
Jalan 14. Undang-
Disekitar Undang No
Layang Dan 38 pasal 8,
Jembatan 2004,
Pasupati, Tentang Jalan
Bandung: Berdasarkan
Institute Fungsi Jalan.
Teknologi
Bandung. BIODATA
10. Riansyah, PENULIS
Alik Ansyori.
2005. 1. Putia Nisa,
Rekayasa ST. Alumni
Lalu Lintas. (2019)
Malang: Program
Universitas Studi Teknik
Muhammadiy Sipil,
ah. Fakultas
11. Rozy, Fahrul. Teknik
2018. Analisa Universitas
Tingkat Pakuan
Pelayanan Bogor (E-
Pada Simpang Mail :
Bersinyal, putianisa02@
Bogor : gmail.com)
Universitas 2. Ir. Budi Arief,
Pakuan MT. Dosen
12. Tamin, O.Z. Program
2000. Analisis Studi Teknik
Dampak Sipil,
Lingkungan Fakultas
(Andalalin). Teknik
Bandung : Universitas
ITB Pakuan
Bogor.
3. Andi
Rahmah,
ST.,MT.
Dosen
Program
Studi Teknik
Sipil,
Fakultas
Teknik
Universitas
Pakuan
Bogor.

Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Pakuan 11

Anda mungkin juga menyukai