Uraikan pemikiran tiga tokoh filsafat Islam yang menurut anda paling
berpengaruh. Tunjukkan perbedaan antara tokoh satu dengan lainnya. Pilih tokoh
1. Al- Kindi
a) Biodata
Nama lengkap Al Kindi adalah Abu Yusuf Ya’kub ibnu Ishaq ibnu al-
Shabbah ibnu ‘Imron ibnu Muhammad ibnu al-Asy’as ibnu Qais al-Kindi.
Seorang filosof islam yang lahir pada tahun 801 M dan wafat pada tahun 873
b) Pemikirannya
karena itu, mempelajari filsafat dan berfilsafat tidak dilarang bahkan teologi
mempergunakan akal serta filsafat pun juga mempergunakan akal. Yang benar
tentang Tuhan dan agama lah yang menjadi dasarnya. Filsafat yang paling
tinggi ialah filsafat tentang Tuhan. Dengan demikian, orang yang menolak
Nya, tentang apa yang baik dan berguna, dan juga sebagai alat untuk
datangnya. Sebab, “tidak ada yang lebih berharga bagi para pencari kebenaran
daripada kebenaran itu sendiri”. Karena itu tidak wajar merendahkan dan
pun akan rendah dengan sebab kebenaran, sebaliknya semua orang akan
memperdagangkan agama, dan pada hakikatnya orang itu tidak lagi beragama.
bertentangan dengan apa yang menurut mereka telah mutlak digariskan Al-
Qur’an. Hal semacam ini menurut Al-Kindi, tidak dapat dijadikan alasan
tidak panjang, dalam dan lebar. Jiwa mempunyai arti penting, sempurna,
badan. Jiwa bersifat rohani dan illahi sementara badan mempunyai hawa
nafsu dan kemarahan. Pada jiwa manusia terdapat tiga daya: daya bernafsu
(yang terdapat di perut), daya marah (terdapat di dada), dan daya pikir
terdapat tiga daya yang telah disebutkan diatas salah satunya ialah daya
berpikir. Daya berpikir itu adalah akal. Menurut al-Kindi akal dibagi
menjadi tiga macam: akal yang bersifat potensil; akal yang keluar dari sifat
potensil dan aktuil; dan akal yang telah mencapai tingkat kedua dari
aktualitas
2. Ibnu Sina
a. Biodata
filosof, ilmuwan dan juga dokter. Nama lengkapnya Abu Ali al- Husien ibn
Abdullah ibn Hasan ibn Ali ibn Sina. Ia dilahirkan di desa Afsyanah, dekat
yang luar biasa sehingga dalam usia 10 tahun telah mampu menghafal Al-
Qur’an, sebagian besar sastra Arab dan juga hafal kitab metafisika karangan
b. Pemikirannya
Kenabian
orang yang daya teoretisnya sempurna tetapi tidak praktis. Terakhir adalah
Nabi, yaitu memiliki imajinasi yang sangat kuat dan hidup, bahkan fisiknya
membacanya tidak hanya menjadi percaya tetapi juga terdorong untuk berbuat
sesuatu. Apabila kita lapar atau haus, imajinasi kita menyuguhkan imaji-imaji
yang hidup tentang makanan dan minuman. Pelambangan dan pemberi sugesti
ini, apabila ini berlaku pada akal dan jiwa Nabi, menimbulkan imaji-imaji
yang kuat dan hidup sehingga apapun yang dipikirkan dan dirasakan oleh jiwa
Tasawuf
sebelumnya. Ia memulai tasawuf dengan akal yang dibantu oleh hati. Dengan
kebersihan hati dan pancaran akal, lalu akal akan menerima ma’rifah dari al-
manusia tidak diterima oleh ibnu Sina, karena manusia tidak bisa langsung
pancaran dari perhubungan tersebut. Pancaran dan sinar tidak langsung keluar
3. Al-Ghazali
a) Biodata
Imamul Jalil, Abu Hamid Ath Thusi AlGhazali. Lahir di Thusi daerah
Khurasan wilayah Persia tahun 450 H (1058 M). Pekerjaan ayah Imam
agar dia mau mengasuh al-Ghazali. Maka ayah Imam Ghazali menyerahkan
hartanya kepada ar-Rozakani untuk biaya hidup dan belajar Imam Ghazali. Ia
wafat di Tusia, sebuah kota tempat kelahirannya pada tahun 505 H (1111 M)
b) Pemikiran Filsafat
Metafisika
Pertama kalinya Al-Ghazali mempelajari karangan-karangan ahli
disinilah terdapat sebagian besar kesalahan mereka (para filosof) karena tidak
tetapkan sendiri dalam ilmu logika. Al-Ghazali meneliti kerja para filsuf
metode rasional para filsuf tidak bisa dipercaya untuk memberikan suatu
(ilahiyyat) dan sebagian dari bidang fisika (thabi’iyat) yang berkenaan dengan
matematika.
Iradat
bahwa dunia itu berasal dari iradat (kehendak) tuhan semat-mata, tidak bisa
terjadi dengan sendirinya. Iradat tuhan itulah yang diartikan penciptaan.
undang itulah yang merupakan dunia dan kebiasaanya yang kita lihat ini.
Iradat tuhan adalah mutlak, bebas dari ikatan waktu dan ruang, tetapi dunia
yang diciptakan itu seperti yang dapat ditangkap dan dikesankan pada akal
imanen di atas dunia ini, dan merupakan sebab hakiki dari segala kejadian.
berpendapat bahwa suatu peristiwa itu adalah iradat Tuhan, dan Tuhan tetap
akibat tersebut. Sebagai contoh, kertas tidak mesti terbakar oleh api, air tidak
mesti membasahi kain. Semua ini hanya merupakan adat (kebiasaan) alam,
kekuasaan dan kehendak Allah semata. Begitu juga dengan kasus tidak
hal itu tidak mungkin, kecuali dengan menghilangkan sifat membakar dari
api ituatau mengubah diri (zat) Nabi Ibrahim menjadi suatu materi yang
Etika
Mengenai filsafat etika Al-Ghazali secara sekaligus dapat kita lihat
pada teori tasawufnya dalam buku Ihya’ ‘Ulumuddin. Dengan kata lain,
filsafat etika Al-Ghazali adalah teori tasawufnya itu. Mengenai tujuan pokok
dari etika Al-Ghazali kita temui pada semboyan tasawuf yang terkenal “Al-
pengasih, pemaaf, dan sifat-sifat yang disukai Tuhan, jujur, sabar, ikhlas dan
yang tertinggi, tetapi pasif menanti, hanya menunggu pendekatan diri dari
taswuf bukanlah suatu hal yang berdiri sendiri terpisah dari syari’at, hal ini
nampak dalam isi ajaran yang termuat dalam kitab Ihya’nya yang merupakan
perpaduan harmonis antara fiqh, tasawuf dan ilmu kalam yang berarti
a. Biodata
Ibnu Rusyd atau dikenal dengan Averroes adalah seorang filosof dari
Spanyol (dulunya bernama Andalusia). Nama asli dari Ibnu Rusyd adalah Abu
Ayah dan atuknya Ibnu Rusyd adalah seorang mantan hakim di Andalus. Pada
Tahun 565 H/1169 M, Ibnu Rusyd diangkat menjadi seorang hakim di Seville
dan Cordova dan diangkat menjadi ketua mahkamah agung di Qadhi al-
Qudhat di Cordova pada tahun 1173 M. Faktor yang menjadikan Ibnu Rusyd
kalangan keluarga ilmuwan. Disamping itu, yang menjadi faktor utama adalah
b. Pemikiran Filsafat
filsafat mempelajari hal – hal yang wujud, lalu orang akan berusaha menarik
dan bertindak dalam mencari pengetahuan yang berbeda – beda, Ibnu Rusyd
adanya lafaz dhahir (eksoteris) dalam nash perlu dita’wil agar diketahui
menerima kebenaran.
Metafisika
(muharrik al-awwal). Wujud Allah ialah esa (satu). Konsep Ibnu Rusyd
dan Ibnu Sina. Bukan berarti plagiat, tetapi sebagai referensi pemikirannya
tentang konsep ketuhanan. Dalam pembuktian adanya Tuhan, Ibnu Rusyd
manusia.
keadaan tidak tetap terhadap suatu keadaan. Ibnu Rusyd berkesimpulan sama
dengan Aristoteles bahwa gerak itu qadim. Sifat – sifat Allah. Untuk
mengenal sifat - sifat Allah, Ibnu Rusyd mengatakan bahwa orang harus
diantara Al – Ghazali dan Ibnu Rusyd. Ada 20 persoalan yang menjadi yang
tidak menempati ruang, tidak terpateri pada tubuh dan bukan tubuh
mendapat sambutan seperti di Barat || Eropah. Hal ini kerana, Islam tidak
tokoh filsafat Islam iaitu Al- Ghazali, Al-Kindi dan Ibnu Rusyd.
bertanggungjawab terhadap
sekarang.
Ibnu Rusyd Pemikiran beliau sama seperti Al-
juga rasional
barat