DEKUBITUS
NIM : 0432950117026
A. Definisi
Luka tekan adalah tempat dimana lokasi kerusakan kulit dan di bawah jaringan yang
disebabkan oleh tekanan, gesekan dan atau keduanya. Nama lainnya adalah tekanan karena
tempat, kerusakan luka tekan, kecelakaan tekanan dan luka dekubitus. (Dr. R Suhartono SpB
(K) V 20 Februari 2010).
Luka tekan adalah kerusakan kulit akibat adanya suatu tekanan pada jaringan yang
lunak antara daerah tulang yang menonjol dan berlangsung dalam periode yang lama dan
terus-menerus, ini bisa terjadi oklusi aliran darah iskhemia, hingga sampai kematian jaringan
(Teh National Pressure Ulser Advisory Planel 2008 dan Sorensen-medical Surgical Nursing,
2009)
Luka tekan dekubitus merupakan suatu nyeri, sepsis, infeksi kronis, selulitis,
osteomyelitis dengan terjadinya luka tekan dekubitus akan mengakibatkan perawatan
semakin lama dan bisa terjadinya peningkatan biaya dan bisa membuat stres bagi keluarga,
dan meningkatnya prevalensi mortalitas.
B. Fisiologi
Luka tekan adalah kerusakan jaringan yang terlokalisir yang disebabkan karena
adanya kompressi jaringan yang lunak diatas tulang yang menonjol (bony prominence) dan
adanya tekanan dari luar dalam jangka waktu yang lama. Kompressi jaringan akan
menyebabkan gangguan pada suplai darah pada daerah yang tertekan. Apabila ini
berlangsung lama, hal ini dapat menyebabkan insufisiensi aliran darah, anoksia atau iskemi
jaringan dan akhirnya dapat mengakibatkan kematian sel.
Daerah daerah yang paling sering terjadi luka tekan tergantung kepada area yang sering
mengalami tekanan, yaitu :
a. Pada posisi terlentang yaitu daerah belakang kepala, sakrum dan tumit
b. Pada posisi duduk yaitu daerah ischium, atau koksik.
c. Posisi lateral yaitu pada daerah trochanter.
C. Gangguan-gangguan pada fungsi yang terkait
Intensitas dan tekanan
Lamanya tekanan
Lokasi jaringan
Faktor ekstrinsik
Faktor instrinsik
Besar penekanan
Lokasi penekanan yang mengakibatkan hambatan aliran darah ke lokasi penekanan.
Penekanan pada tonjolan tulang mengakibatkan aliran kapiler berhenti ke lokasi
penekanan
Jaringan kekurangan oksigen dan nutrisi yang dapat mengakibatkan kematian jaringan
Tekanan yang dapat mengakibatkan terhentinya flow kapiler adalah 32MmHg
Pengaruh waktu dan besar tekanan : tekanan > 70MmHg lebih dari 2 jam
menyebabkan cidera yang ireversible
Tekanan yang lebih besar, lebih sedikit waktu yang dibutuhkan untuk cidera, tekanan
lebih rendah, waktu lebih lama, obesitas, lebih rendah tekana penyebabnya
Penyebab lain terjasinya luka tekan adalah : lokasi terdapat di dalam sakum, tumit,
lokasi lain : trokanter, ischium, sepatu, pelindung tumit, selang olsigen, stoking, setiap
alat yang mengakibatkan iskhemia kulit akibat penekanan
D. Patofisiologi
Patofisiologi dari ulkus dekubitus atau pressure injury merupakan sebuah proses kompleks
yang dapat disebabkan oleh berbagai macam faktor, namun 5 faktor utama yang dapat
menyebabkan hal ini adalah tekanan, gesekan, gaya geser, kelembaban dan nutrisi.
Tekanan
Berdasar penelitian terdahulu tekanan melebihi pada kapiler arteri diatas 30 – 32 mmHg
dan vena sekitar 12 mmHg yang terus menerus dapat menimbulkan iskemi jaringan,
nekrosis dan ulkus. Faktor yang dapat memperberat hal tersebut:
Lokasi : penonjolan tulang dengan lapisan kulit yang tipis seperti coccyx, prosesus
spinosus, tumit, pergelangan kaki, dan siku.
Waktu : berdasarkan penelitian terdahulu didapatkan imobilisasi lebih dari 2 jam
menimbulkan efek ireversibel pada jaringan. Hal ini didukung oleh penelitian
Dinsdale yang melaporkan apabila tekanan sebesar 70 mm Hg diaplikasikan selama 2
jam secara terus-menerus akan menimbulkan cedera pada jaringan yang bersifat
irreversible, namun apabila tekanan diberikan secara intermiten maka cedera dapat
bersifat minimal meskipun tekanan yang diberikan sebanyak 240 mm Hg.
Gaya Gesek / Friction
Gesekan yang terjadi antara kulit pasien dan permukaan seperti seprai, ranjang, kursi roda,
dan sebagainya secara terus menerus akan menyebabkan luka pada kulit pasien. Luka yang
dapat terjadi adalah abrasi, blister maupun cedera robek pada kulit pasien yang rapuh.
Gangguan integritas kulit akan meningkatkan water loss pada transepidermal sehingga
meningkatkan kelembaban pada area di sekitar kulit yang terganggu. Peningkatan
kelembaban ini nantinya akan meningkatkan gaya gesek pada kulit dengan cara
meningkatkan perlengketan yang terjadi antara kulit dan permukaan lain.
5. Monitor luka
Ulkus dekubitus perlu di kaji ulang setiap minggu.
Ulkus dekubitus yang bersih, merah granulasi dapat menunjukkan kemajuan
penyembuhan dalam 2 minggu. Jika tidak ada kemajuan, re-evaluasi rencana
perawatan (care plan).
The pressure ulcer scale for healing (PUSH) dapat membantu memonitor,
mengkaji ulang dan mendokumentasikan ulkus dekubitus.
F. Diagnosis Keperawatan
a. Nyeri (akut) b/d kerusakan integritas kulit/jaringan
b. Mobilitas fisik, kerusakan b/d penurunan kekuatan dan tahanan
c. Ketakutan/ansietas b/d prosedur isolasi
F. Intervensi Keperawatan
a. Dx I : Nyeri (akut) b/d kerusakan integritas kulit/jaringan
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan masalah nyeri (akut) dapat
teratasi
KH : Nyeri berkurang/terkontrol
Mandiri :
- Ubah posisi dengan sering dan rentang gerak pasif dan aktif sesuai
indikasi.
R/ : Gerakan dan latihan menurunkan kekuatan sendi dan kelelahan
otot tetapi tipe latihan tergantung pada lokasi dan luas cedera.
- Kaji keluhannyeri, perhatikan lokasi/karakter dan intensitas (skala 0-
10).
R/ : Pernyataan memungkinkan pengungkapan emosi dan dapat
meningkatkan mekanisme koping.
- Dorong penggunaan tekhnik menejemen stress, contoh relaksasi
progresif, napas dalam, bimbingan imajinasi dan visualisasi.
R/ : Memfokuskan kembali perhatian, meningkatkan relaksasi, dan
meningkatkan rasa control yang dapat menurunkan parmakologis.
- Tingkatkan periode tidur tanpa gangguan.
R/ : Kekurangan tidur dapat meningkatkan persepsi nyeri/kemampuan
koping menurun.
Kolaborasi :
- ADP memberikan obat tepat waktu mencegah pluktuasi pada intensitas nyeri. Sering pada
dosis total rendah kemudian diberikan dengan periode konvensional.
b. Dx II : Mobilitas fisik, kerusakan b/d penurunan kekuatan dan tahanan
Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan masalah mobilitas fisik, kerusakan
teratasi.
KH : menunjukan teknik/prilaku yang memampukan melakukan aktivitas mandiri.
- Lakukan latihan rentang gerak secara konsisten, diawali dengan pasif kemudian aktif
R/ : mencegah secara progresif mengencangkan jaringa perut dan kontraktur.
Meningkatkan pemeliharaan fungsi otot/sendi dan menurunkan kehilangan kalsium dan
tulang.
- Beri obat sebelum aktivitas/latihan
R/ : menurunkan kekuatan otot/jaringan dan tegangan memapukan pasien untuk lebih
aktif dan membantu partisipasi.
- Dororng dukungan dan bantuan keluarga/orang terdekat pada latihan rentang gerak
R/ : memepukan keluarga/orang terdekat untuk atif dalam perawatan pasien dan
memberikan terapi lebih konstan/konsisten.
- Dorong partisipasi dalam semua aktivitas sesuai kemampuan individual
R/ : meningkatkan kemandirian, meningkatkan harga diri, dan membantu proses
perbaikan
Kolaborasi :
- Berikan tempat tidur busa, udara, atau tempat itdur terapi kinetic sesuai indikasi
R/ : mencegah tekanan lama pada jaringan, menurunkan potensial iskemia
jaringan/nekrosis dan pembentukan dekubitus.
G. Evaluasi
a. Nyeri dapat teratasi
b. Menunjukan teknik/prilaku yang memampukan melakukan aktivitas
c. Menyatakan kesadaran perasaan dan menerimanya dengan cara sehat
d. Mengumgkapkan pemahaman tentang penyakit
Daftar Pustaka