Anda di halaman 1dari 19

SISTEM MODULASI

Modulasi dapat didefinisikan sebagai proses perubahan (varying) suatu gelombang periodik
sehingga menjadikan suatu sinyal mampu membawa suatu informasi. Dengan proses
modulasi, suatu informasi (biasanya berfrekeunsi rendah) bisa dimasukkan ke dalam
suatu gelombang pembawa, biasanya berupa gelombang sinus berfrekuensi tinggi. Terdapat
tiga parameter kunci pada suatu gelombang sinusiuodal
yaitu : amplitudo, fase dan frekuensi. Ketiga parameter tersebut dapat dimodifikasi sesuai
dengan sinyal informasi (berfrekuensi rendah) untuk membentuk sinyal yang termodulasi.

Peralatan untuk melaksanakan proses modulasi disebut modulator, sedangkan peralatan


untuk memperoleh informasi informasi awal (kebalikan dari dari proses modulasi)
disebut demodulator dan peralatan yang melaksanakan kedua proses tersebut
disebut modem.
Jenis-Jenis Modulasi :

Cara-cara modulasi atau Sistem Modulasi diperlihatkan pada daftar di bawah ini. Secara
garis besar dapat dibagi menjadi modulasi analog dan modulasi digital. Modulasi Continuous
Parametric berarti modulasi amplitudo atau modulasi sudut.

Sinyal analog adalah sinyal data dalam bentuk gelombang yang kontinyu, yang membawa
informasi dengan mengubah karakteristik gelombangnya. Sinyal analog bekerja dengan
mentransmisikan suara dan gambar dalam bentuk gelombang kontinu (continous varying).
Dua parameter/karakteristik terpenting yang dimiliki oleh isyarat analog adalah amplitude
dan frekuensi. Isyarat analog biasanya dinyatakan dengan gelombang sinus, mengingat
gelombang sinus merupakan dasar untuk semua bentuk isyarat analog. Hal ini didasarkan
kenyataan bahwa berdasarkan analisis fourier, suatu sinyal analog dapat diperoleh dari
perpaduan sejumlah gelombang sinus. Dengan menggunakan sinyal analog, maka jangkauan
transmisi data dapat mencapai jarak yang jauh, tetapi sinyal ini mudah terpengaruh oleh
noise.

Sistem Modulasi Page 1


Gelombang pada sinyal analog yang umumnya berbentuk gelombang sinus memiliki tiga
variable dasar, yaitu amplitudo, frekuensi dan phase.

 Amplitudo merupakan ukuran tinggi rendahnya tegangan dari sinyal analog.


 Frekuensi adalah jumlah gelombang sinyal analog dalam satuan detik.
 Phase adalah besar sudut dari sinyal analog pada saat tertentu.
Sinyal digital merupakan hasil teknologi yang dapat mengubah signal menjadi kombinasi
urutan bilangan 0 dan 1 (juga dengan biner), sehingga tidak mudah terpengaruh oleh derau,
proses informasinya pun mudah, cepat dan akurat, tetapi transmisi dengan sinyal digital
hanya mencapai jarak jangkau pengiriman data yang relatif dekat. Biasanya sinyal ini juga
dikenal dengan sinyal diskret. Sinyal yang mempunyai dua keadaan ini biasa disebut dengan
bit. Bit merupakan istilah khas pada sinyal digital. Sebuah bit dapat berupa nol (0) atau satu
(1). Kemungkinan nilai untuk sebuah bit adalah 2 buah (2^1). Kemungkinan nilai untuk 2 bit
adalah sebanyak 4 (2^2), berupa 00, 01, 10, dan 11. Secara umum, jumlah kemungkinan
nilai yang terbentuk oleh kombinasi n bit adalah sebesar 2^n buah.
System digital merupakan bentuk sampling dari sytem analog. digital pada dasarnya di code-
kan dalam bentuk biner (atau Hexa). besarnya nilai suatu system digital dibatasi oleh
lebarnya / jumlah bit (bandwidth). jumlah bit juga sangat mempengaruhi nilai akurasi
system digital.
Modulasi Analog
Dalam modulasi analog, proses modulasi merupakan respon atas informasi sinyal analog.
Teknik umum yang dipakai dalam modulasi analog :

 Modulasi berdasarkan kekonakan


 Modulasi Fase (Phase Modulation - PM)
Memvariasikan sudut gelombang di pembawa dalam rangka untuk mengirimkan
data analog atau digital. Untuk sinyal digital, modulasi fasa (PM) secara luas
digunakan dalam hubungannya dengan modulasi amplitudo (AM). Sebagai contoh,
amplitudo modulasi quadrature (QAM) menggunakan kedua modulasi fasa dan
amplitudo untuk menciptakan negara biner yang berbeda untuk transmisi (lihat
QAM). Lihat modulasi dan operator.

Sistem Modulasi Page 2


Dalam modulasi AM, sudut gelombang pembawa yang bervariasi oleh sinyal
masuk. Dalam contoh ini, menyiratkan gelombang modulasi sinyal analog.

Untuk sinyal digital, fase pergeseran keying (PSK) menggunakan dua tahap untuk 0
dan 1 seperti dalam contoh ini. Lihat DPSK.

 Modulasi Frekuensi (Frequency Modulatio - FM)

Frequency Modulation Disingkat dengan FM. Teknik modulasi yang menggunakan


perubahan frekuensi sinyal analog untuk membedakan kedua sinyal digital.

Di antara keuntungan FM adalah bebas dari pengaruh gangguan udara,bandwidth (lebar


pita) yang lebih besar, dan fidelitas yang tinggi. Jika dibandingkan dengan sistem AM, maka
FM memiliki beberapa keunggulan, diantaranya :

Sistem Modulasi Page 3


Lebih tahan noise

Frekuensi yang dialokasikan untuk siaran FM berada diantara 88 – 108 MHz, dimana pada
wilayah frekuensi ini secara relatif bebas dari gangguan baik atmosfir maupun interferensi
yang tidak diharapkan. Jangkauan dari sistem modulasi ini tidak sejauh, jika dibandingkan
pada sistem modulasi AM dimana panjang gelombangnya lebih panjang. Sehingga noise
yang diakibatkan oleh penurunan daya hampir tidak berpengaruh karena dipancarkan
secara LOS (Line Of Sight).

Bandwidth yang lebih lebar

Saluran siar FM standar menduduki lebih dari sepuluh kali lebar bandwidth (lebar pita)
saluran siar AM. Hal ini disebabkan oleh struktur sideband nonlinear yang lebih kompleks
dengan adanya efek-efek (deviasi) sehingga memerlukan bandwidth yang lebih lebar
dibanding distribusi linear yang sederhana dari sideband-sideband dalam sistem AM. Band
siar FM terletak pada bagian VHF (Very High Frequency) dari spektrum frekuensi di mana
tersedia bandwidth yang lebih lebar daripada gelombang dengan panjang medium (MW)
pada band siar AM.

Fidelitas Tinggi

Respon yang seragam terhadap frekuensi audio (paling tidak pada interval 50 Hz sampai 15
KHz), distorsi (harmonik dan intermodulasi) dengan amplitudo sangat rendah, tingkat noise
yang sangat rendah, dan respon transien yang bagus sangat diperlukan untuk kinerja Hi-Fi
yang baik. Pemakaian saluran FM memberikan respon yang cukup untuk frekuensi audio
dan menyediakan hubungan radio dengan noise rendah. Karakteristik yang lain hanyalah
ditentukan oleh masalah rancangan perangkatnya saja.

Transmisi Stereo

Alokasi saluran yang lebar dan kemampuan FM untuk menyatukan dengan harmonis
beberapa saluran audio pada satu gelombang pembawa, memungkinkan pengembangan
sistem penyiaran stereo yang praktis. Ini merupakan sebuah cara bagi industri penyiaran
untuk memberikan kualitas reproduksi sebaik atau bahkan lebih baik daripada yang tersedia
pada rekaman atau pita stereo. Munculnya compact disc dan perangkat audio digital lainnya
akan terus mendorong kalangan industri peralatan dan teknisi siaran lebih jauh untuk
memperbaiki kinerja rantai siaran FM secara keseluruhan.

Hak komunikasi Tambahan

Bandwidth yang lebar pada saluran siar FM juga memungkinkan untuk memuat dua saluran
data atau audio tambahan, sering disebut Subsidiary Communication Authorization (SCA),
bersama dengan transmisi stereo. Saluran SCA menyediakan sumber penerimaan yang

Sistem Modulasi Page 4


penting bagi kebanyakan stasiun radio dan sekaligus sebagai media penyediaan jasa digital
dan audio yang berguna untuk khalayak.

Teori Modulasi Frekuensi (FM)

Baik FM (Frekuensi Modulation) maupun PM (Phase Modulation) merupakan kasus khusus


dari modulasi sudut (angular modulation). Dalam sistem modulasi sudut frekuensi dan fasa
dari gelombang pembawa berubah terhadap waktu menurut fungsi dari sinyal yang
dimodulasikan (ditumpangkan). Misal persamaan gelombang pembawa dirumuskan sebagai
berikut :

Uc = Ac sin (wc + qc)

Dalam modulasi amplitudo (AM) maka nilai 'A c' akan berubah-ubah menurut fungsi dari
sinyal yang ditumpangkan. Sedangkan dalam modulasi sudut yang diubah-ubah adalah salah
satu dari komponen 'wc + qc'. Jika yang diubah-ubah adalah komponen 'w c' maka disebut
Frekuensi Modulation (FM), dan jika komponen 'q c' yang diubah-ubah maka disebut Phase
Modulation (PM).

Jadi dalam sistem FM, sinyal modulasi (yang ditumpangkan) akan menyebabkan frekuensi
dari gelombang pembawa berubah-ubah sesuai perubahan frekuensi dari sinyal modulasi.
Sedangkan pada PM perubahan dari sinyal modulasi akan merubah fasa dari gelombang
pembawa. Hubungan antara perubahan frekuensi dari gelombang pembawa, perubahan
fasa dari gelombang pembawa, dan frekuensi sinyal modulasi dinyatakan sebagai indeks
modulasi (m) dimana :

m = Perubahan frekuensi (peak to peak Hz) / frekuensi


modulasi (Hz)
Dalam siaran FM, gelombang pembawa harus memiliki perubahan frekuensi yang sesuai
dengan amplituda dari sinyal modulasi, tetapi bebas frekuensi sinyal modulasi yang diatur
oleh frekuensi modulator.

Pre-Emphasis

Sistem Modulasi Page 5


Pre-emphasis dipakai dalam pesawat pemancar
untuk mencegah pengaruh kecacatan pada sinyal terima. Karena iru komponen pre-
emphasis ditempatkan pada awal sebelum sinyal itu sempat masuk pada modulator.
Pengaruh kecacatan itu berasal dari differential gain (DG-penguatan yang berbeda) dan
differential phase (DP-fasa yang berbeda). Pre-emphasis akan menekan amplitudo dari
frekuensi sinyal FM yang lebih rendah pada input.

Dengan penggunaan alat ini ketidaklinearan (cacat) akibat sifat DG dan DP dalam transmisi
dapat dikurangi. Nantinya di ujung terima pada demodulator dipasang komponen de-
emphasis yang mempunyai fungsi kebalikan dari pre-emphasis.

 Modulasi Amplitudo (Amplitudo Modulation - AM)


mempunyai pengertian yaitu metode modulasi di mana amplitudo gelombang carrier
(pembawa) dibuat bervariasi menurut harga sesaat dari sinyal pemodulasi. Dengan kata lain,
bila gelombang pembawa dimodulasikan ke amplitudo, maka amplitudo bentuk gelombang
tegangan pembawa dibuat berubah sesuai dengan tegangan yang memodulasi. Jenis
modulasi ini kemudian disebut sebagai modulasi amplitude (AM).

Dalam sistem modulasi amplitudo sinyal suara ditumpangkan pada frekuensi pembawa yang
berupa gelombang radio, sehingga pada sistem ini amplitudonya yang berubah-ubah.
Kelemahan sistem modulasi amplitudo adalah mudah terganggu oleh derau cuaca, akan
tetapi modulasi amplitudo ini dapat menjangkau jarak jauh dan dapat dipantulkan oleh
lapisan ionosfer. Bentuk gelombang termodulasi AM dapat dilihat pada gambar .

Sistem Modulasi Page 6


 Double-sideband modulation with unsuppressed carrier (used on the radio
AM band)
 Double-sideband suppressed-carrier transmission (DSB-SC)
 Double-sideband reduced carrier transmission (DSB-RC)
 Single-sideband modulation (SSB, or SSB-AM), very similar to single-sideband
suppressed carrier modulation (SSB-SC)
 Vestigial-sideband modulation (VSB, or VSB-AM)
 Quadrature amplitude modulation (QAM)
Diagram modulasi

Modulasi Digital
Modulasi digital merupakan proses penumpangan sinyal digital (bit stream) ke dalam sinyal
carrier. Modulasi digital sebetulnya adalah proses mengubah-ubah karakteristik dan sifat
gelombang pembawa (carrier) sedemikian rupa sehingga bentuk hasilnya (modulated
carrier) memeiliki ciri-ciri dari bit-bit (0 atau 1) yang dikandungnya. Berarti dengan
mengamati modulated carriernya, kita bisa mengetahui urutan bitnya disertai clock (timing,
sinkronisasi). Melalui proses modulasi digital sinyal-sinyal digital setiap tingkatan dapat
dikirim ke penerima dengan baik. Untuk pengiriman ini dapat digunakan media transmisi
fisik (logam atau optik) atau non fisik (gelombang-gelombang radio). Pada dasarnya dikenal
3 prinsip atau sistem modulasi digital yaitu: ASK, FSK, dan PSK

Sistem Modulasi Page 7


1. Amplitude Shift Keying Amplitude Shift Keying (ASK) atau pengiriman sinyal berdasarkan
pergeseran amplitude, merupakan suatu metoda modulasi dengan mengubah-ubah
amplitude. Dalam proses modulasi ini kemunculan frekuensi gelombang pembawa
tergantung pada ada atau tidak adanya sinyal informasi digital. Keuntungan yang diperoleh
dari metode ini adalah bit per baud (kecepatan digital) lebih besar. Sedangkan kesulitannya
adalah dalam menentukan level acuan yang dimilikinya, yakni setiap sinyal yang diteruskan
melalui saluran transmisi jarak jauh selalu dipengaruhi oleh redaman dan distorsi lainnya.
Sistem Modulasi Page 8
Oleh sebab itu meoda ASK hanya menguntungkan bila dipakai untuk hubungan jarak dekat
saja. Dalam hal ini faktor derau harus diperhitungkan dengan teliti, seperti juga pada sistem
modulasi AM. Derau menindih puncak bentuk-bentuk gelombang yang berlevel banyak dan
membuat mereka sukar mendeteksi dengan tepat menjadi level ambangnya.
2. Frequncy Shift Keying Frequency Shift Keying (FSK) atau pengiriman sinyal melalui
penggeseran frekuensi. Metoda ini merupakan suatu bentuk modulasi yang memungkinkan
gelombang modulasi menggeser frekuensi output gelombang pembawa. Pergeseran ini
terjadi antara harga-harga yang telah ditentukan semula dengan gelombang output ang
tidak mempunyai fasa terputus-putus. Dalam proses modulasi ini besarnya frekuensi
gelombang pembawa berubah-ubah sesuai dengan perubahan ada atau tidak adanya sinyal
informasi digital. FSK merupakan metode modulasi yang paling populer. Dalam proses ini
gelombang pembawa digeser ke atas dan ke bawah untuk memperoleh bit 1 dan bit 0.
Kondisi ini masing-masing disebut space dan mark. Keduanya merupakan standar transmisi
data yang sesuai dengan rekomendasi CCITT. FSK juga tidak tergantung pada teknik on-off
pemancar, seperti yang telah ditentukan sejak semula. Kehadiran gelombang pembawa
dideteksi untuk menunjukkan bahwa pemancar telah siap. Dalam hal penggunaan banyak
pemancar (multi transmitter), masing-masingnya dapat dikenal dengan frekuensinya. Prinsip
pendeteksian gelombang pembawa umumnya dipakai untuk mendeteksi kegagalan sistem
bekerja. Bentuk dari modulated Carrier FSK mirip dengan hasil modulasi FM. Secara konsep,
modulasi FSK adalah modulasi FM, hanya disini tidak ada bermacam-macam variasi /deviasi
ataupun frekuensi, yang ada hanya 2 kemungkinan saja, yaitu More atau Less (High atau
Low, Mark atau Space). Tentunya untuk deteksi (pengambilan kembali dari kandungan
Carrier atau proses demodulasinya) akan lebih mudah, kemungkinan kesalahan (error rate)
sangat minim/kecil. Umumnya tipe modulasi FSK dipergunakan untuk komunikasi data
dengan Bit Rate (kecepatan transmisi) yang relative rendah, seperti untuk Telex dan
Modem-Data dengan bit rate yang tidak lebih dari 2400 bps (2.4 kbps).
3. Phase Shift Keying Phase Shift Keying (PSK) atau pengiriman sinyal melalui pergeseran
fasa. Metoda ini merupakan suatu bentuk modulasi fasa yang memungkinkan fungsi
pemodulasi fasa gelombang termodulasi di antara nilai-nilai diskrit yang telah ditetapkan
sebelumnya. Dalam proses modulasi ini fasa dari frekuensi gelombang pembawa berubah-
ubah sesuai denganperubahan status sinyal informasi digital. Sudut fasa harus mempunyai
acuan kepada pemancar dan penerima. Akibatnya, sangat diperlukan stabilitas frekuensi
pada pesawat penerima. Guna memudahkan untuk memperoleh stabilitas pada penerima,
kadang-kadang dipakai suatu teknik yang koheren dengan PSK yang berbeda-beda.
Hubungan antara dua sudut fasa yang dikirim digunakan untuk memelihara stabilitas. Dalam
keadaan seperti ini , fasa yang ada dapat dideteksi bila fasa sebelumnya telah diketahui.
Hasil dari perbandingan ini dipakai sebagai patokan (referensi). Untuk transmisi Data atau
sinyal Digital dengan kecepatan tinggi, lebih efisien dipilih system modulasi PSK. Dua jenis
modulasi PSK yang sering kita jumpai yaitu : 3.1. BPSK BPSK adalah format yang paling
sederhana dari PSK. Menggunakan dua yang tahap yang dipisahkan sebesar 180° dan sering
juga disebut 2-PSK. Modulasi ini paling sempurna dari semua bentuk modulasi PSK. Akan
tetapi bentuk modulasi ini hanya mampu memodulasi 1 bit/simbol dan dengan demikian
maka modulasi ini tidak cocok untuk aplikasi data-rate yang tinggi dimana bandwidthnya

Sistem Modulasi Page 9


dibatasi. 3.2. QPSK Kadang-Kadang dikenal sebagai quarternary atau quadriphase PSK atau
4-PSK, QPSK menggunakan empat titik pada diagram konstilasi, terletak di sekitar suatu
lingkaran. Dengan empat tahap, QPSK dapat mendekode dua bit per simbol. Hal ini berarti
dua kali dari BPSK. Analisa menunjukkan bahwa ini mungkin digunakan untuk
menggandakan data rate jika dibandingkan dengan sistem BPSK. Walaupun QPSK dapat
dipandang sebagai sebagai suatu modulasi quaternary, lebih mudah untuk melihatnya
sebagai dua quadrature carriers yang termodulasi tersendiri. Dengan penafsiran ini, maka
bit yang digunakan untuk mengatur komponen phase pada sinyal carrier ketika digunakan
untuk mengatur komponen quadrature-phase dari sinyal carrier tersebut. BPSK digunakan
pada kedua carrier dan dapat dimodulasi dengan bebas.

Sistem Modulasi Gelombang Radio


Sistem Modulasi Gelombang Radio. Ada berbagai cara untuk penyaluran informasi kepada
pihak lain yang masing-masing mempunyai karakteristik tersendiri. Informasi yang akan
dikirimkan terdiri dari berbagai jenis, misalnya :suara manusia, sinyal telegrap, sinyal
televisi, sinyal multiplex, telephone, faksimile, dst.

Dalam Teknik Sistem Modulasi Gelombang Radio ini, semua jenis materi informasi ini,
misalnya suara manusia, sebuah foto atau televisi, pertama-tama harus diubah dalam
bentuk listrik dengan menggunakan microphone atau telekamera, agar materi ini dapat
dibawa oleh gelombang radio. Suatu sistem komunikasi yang lengkap terdiri dari sumber
informasi, sumber RF, modulator, saluran RF (baik tingkat pemancar maupun tingkat
penerima, antena, saluran transmisi dan sebagainya), demodulator dan pemakai informasi.
Sistem tersebut bekerja kalau pemakai informasi menerima informasi sumber dengan
keandalan yang dapat diterima. Tujuan perencanaannya adalah Membangun suatu sistem
kerja yang murah sesuai dengan peraturan-peraturan yang membatasi seperti daya pancar,
tinggi antena dan lebar pita. Pemilihan jenis modulasi merupakan bagian yang penting dari
sebuah perencanaan Sistem Komunikasi karena Skema Modulasi / Demodulasi berbeda-
beda dalam hal harga, lebar pita, penolakan interferensi, daya yang diperlukan dan
sebagainya.

Sistem Modulasi Page 10


Pertanyaannya adalah bagaimana membawa informasi yang telah dirubah dalam bentuk
listrik ke dalam gelombang radio, atau bagaimana cara menjalin informasi yang telah
berbentuk listrik ke dalam gelombang radio. Cara penumpangan informasi pada gelombang
radio ini dinamakan Modulasi atau Sistem Modulasi.

Untuk memahami suatu sistem modulasi atau proses modulasi, sangat bermanfaat untuk
memandang Modulator dengan dua masukan dan satu keluaran. Ke dalam satu masukan
satu mengalir sinyal pemodulasi vm (t), sedangkan masukan yang lain dihubungkan ke
osilator pembawa yang menghasilkan suatu tegangan sinusoidal dengan amplitudo dan
frekuensi tetapfc. Keluarannya merupakan bentuk gelombang termodulasi yang
amplitudonyaA(t) atau sudut W(t) atau dua-duanya, dikendalikan oleh vm(t).

F(t) = A(t) cos [Wct +Wm(t)] = A(t) cos Q(t)

Dalam Modulasi Amplitudo (AM) selubung pembawa A(t) diubah-ubah sedangkanWct tetap.


Dalam modulasi sudut A(t) tetap dan sinyal pemodulasi mengendalikan Q(t). Dalam
Modulasi Sudut mungkin Modulasi Frekuensi (FM) atau Modulasi Fase  (PM), tergantung
pada hubungan antara sudut Q(t) dan sinyal pemodulasi. Karena antara FM dan PM
memiliki karakteristik sinyal keluaran yang sama sehingga untuk membedakan apakah suatu
perangkat Modulasi Sudut menggunakan sistem FM atau PM harus ditinjau langsung dari
sistem rangkaiannya.

Walaupun bentuk gelombang pada teknik atau sistem modulasi ini dapat disebut sebagai
gelombang sinus termodulasi, namun tidak merupakan sinusoidal frekuensi tunggal saat ada
modulasi (saat termodulasi). Kalau A(t)atau Qm(t) berubah menurut waktu, maka
spektrum F(t) akan meliputi lebar pita yang ditentukan baik oleh sinyal pemodulasi dan jenis
modulasi yang digunakan.

BLOK DIAGRAM PENERIMA AM DAN FM

Sistem Modulasi Page 11


A. Penerima AM

1. Antena : sebagai penangkap getaran/sinyal yang membawa dan berisikan


informasi  yang dipancarkan oleh pemancar.
2. Penguat RF : berfungsi untuk menguatkan daya RF ( Radio Frequency/ Frekuensi
tinggi) yang berisi informasi sebagai hasil modulasi pemancar asal. Setelah diperkuat,
geteran RF dicatukan ke mixer.
3. Mixer (pencampur) : berfungsi mencampurkan getaran/sinyal RF dengan Frekuensi
Osilator Lokal, sehingga diperoleh frekuensi intermediet (IF/Intermediate Frequency).
4. Penguat IF : digunakan untuk menguatkan Frekuensi Intermediet (IF) sebelum
diteruskan ke blok detektor. IF merupakan hasil dari pencampuran getaran/sinyal antara RF
dengan Osilator Lokal.
5. Detektor : digunakan untuk mengubah frekuensi IF menjadi frekuensi informasi.
Degan cara ini, unit detektor memisahkan antara getaran/sinyal pembawa RF dengan
getaran informasi ( Audio Frequency/AF).

Sistem Modulasi Page 12


6. Penguat AF : digunakan untuk menyearahkan getaran/ sinyal AF serta meningkatkan
level sinyal audio dan kemudian diteruskan penguat  AF ke suatu pengeras suara.
7. Speaker (pengeras suara) digunakan untuk mengubah sinyal atau getaran listrik
berfrekuensi AF menjadi getaran suara yang dapat didengar oleh telinga manusia.

B. Penerima FM

1. Antena : berfungsi menangkap sinyal-sinyal bermodulasi yang bersal dari antena


pemancar.
2. Penguat RF : berfungsi unutk menguatkan sinyal yang ditangkap oleh antena
sebelum diteruskan ke blok Mixer (pencampur).
3. OSC (Osilator Lokal) : berfungsi unutk mebangkitkan getaran frekuensi yang lebih
tinggi dari frekuensi sinyal keluaran RF. Dimana hasilnya akan diteruskan ke blok Mixer.
4. Mixer (pencampur) : Berperan untuk mencampurkan kedua frekuensi yang berasal
dari RF Amplifier dan Osilator Lokal. Hasil dari olahan mixer adalah Intermediate
Frequency (IF) dengan besar 10,7 MHz.
5. Penguat IF : digunakan untuk menguatkan Frekuensi Intermediet (IF) sebelum
diteruskan ke blok limiter.
6. Limiter (pembatas) : berfungsi unutk meredam amplitudo gelombang yang sudah
termodulasi (sinyal yang dikirim pemancar) agar terbentuk sinyal FM murni (beramplitudo
rata).
7. Detektor FM : digunakan untuk mendeteksi perubahan frekuensi bermodulasi,
menjadi sinyal informasi (Audio).
8. De-emphasis : berfungsi untuk menekan frekuensi audio yang besarnya berlebihan
(tinggi) yang dikirim oleh pemancar.
9. AFC (Automatic Frequency Control / Pengendali Frekuensi Otomatis) : berfungsi
unutk mengatur frekuensi osilator local secara Otomatis agar tetap stabil.

Sistem Modulasi Page 13


10. Dekoder Stereo : digunakan unutk memproses sinyal Stereo, sehingga hasilnya
diteruskan pada 2 buah penguat AF (FM Stereo).
11. Penguat Audio : digunakan untuk menyearahkan getaran/ sinyal AF serta
meningkatkan level sinyal audio dan kemudian diteruskan penguat  AF ke suatu pengeras
suara.
12. Speaker (pengeras suara) digunakan untuk mengubah sinyal atau getaran listrik
berfrekuensi AF menjadi getaran suara yang dapat didengar oleh telinga manusia.

DIGITAL MODULATION TECHNIQUE

Bab ini memperkenalkan salah satu teknik modulasi yakni teknik modulasi digital.
Perbedaan utama antara modulasi digital dan modulasi analog adalah bahwa pesan yang
ditransmisikan untuk sistem modulasi digital mewakili seperangkat simbol-simbol abstrak.
(Misalnya 0 s dan l s untuk sistem ransmisi biner), sedangkan dalam sistem modulasi analog,
sinyal pesan adalah gelombang kontinyu. Untuk mengirim pesan digital, modulasi digital
mengalokasikan sepotong waktu yang disebut interval sinyal dan menghasilkan fungsi
kontinyu yang mewakili simbol.

Pada modulasi digital, pesan sinyal diubah menjadi sinyal baseband. dalam sistem
komunikasi nirkabel, bagian kedua dari modulasi mengubah sinyal baseband ke frekuensi
radio (RF) sinyal, modulasi fase, frekuensi atau amplitudo sinyal pembawa. Dalam sebuah
sistem kabel, sinyal pada baseband dapat dikirimkan secara langsung tanpa modulasi
carrier. Namun, kadang-kadang, beberapa sinyal pesan diperlukan untuk mengirimkan
melalui kawat yang sama. Dalam keadaan tertentu beberapa teknik modulasi dapat
digunakan sehingga pesan yang berbeda dapat dimodulasi ke frekuensi yang berbeda.
Teknik ini disebut Frequency Division Multiple Access (FDMA). Selain ini, ada lebih banyak
teknik akses yang dapat digunakan untuk sistem digital, seperti Time Division Multiple
Access (TDMA) dan Code Division Multiple Access (CDMA) . Teknik tersebut akan
diperkenalkan pada bab berikutnya.

BASEBAND PULSE TRANSMISSION

Pada bagian ini akan diperkenalkan sebuah teknik transmisi yang tidak memerlukan
modulasi carrier, yang disebut transmisi pulsa baseband. Informasi digital diubah menjadi
deretan pulsa. Kami akan membatasi diskusi pada kasus transmisi biner. Setiap pulsa
memiliki durasi dan merepresentasikan informasi digital yang spesifik. Dalam bentuk
pensinyalan ini simbol 1 dan 0 diwakili oleh positif dan negatif pulsa-pulsa kotak yang sama
amplitude dan durasinya. Sebagai contoh, jika sebuah pulsa dianggap rectangular, maka
arus informasi biner 1001101 diubah menjadi sinyal baseband seperti yang ditunjukkan
pada Gambar 5-1 (a), dimana Tb diasumsikan menjadi satu detik. Dalam persamaan
matematis, m adalah bit yang ditransmisikan, sehingga kita mempunyai persamaan sinyal
transmisi sebagai berikut :

Sistem Modulasi Page 14


untuk 0 < t < Tb. Dalam kasus ini, 1/Tb disebut juga pesat bit. Diasumsikan bahwa penerima
telah mengerti tentang starting dan ending setiap pentransmisian pulsa; dengan kata lain,
penerima mengerti akan bentuk pulsa, tetapi bukan polaritas. Mengingat sinyal yang
diterima, penerima diperlukan untuk membuat keputusan dalam setiap interval
pensinyalan, apakah simbol yang ditransmisikan adalah 1 atau 0.

Gambar 5.1. Sinyal pada transmisi pulsa baseband: (a) sinyal pulsa baseband; (b) sinyal
terima yang dirusak noise, dan titik-titik sampel; (c) output korelator dan titik sampel yang
saling berhubungan

Pada penerima, cara paling sederhana memulihkan aliran digital asli adalah mencoba sinyal
yang diterima di tingkat sampling 1/Tb. Kemudian perangkat keputusan digunakan untuk
'menebak' simbol yang ditransmisikan berdasarkan nilai sampel di setiap contoh. Contoh
sampling pada umumnya dipilih untuk berada di tengah-tengah interval pensinyalan. Jika
nilai sampel positif, berarti jelas bahwa 1 ditransmisikan. Jika nilai sampel adalah negatif,
berarti 0 ditransmisikan. Skema ini digunakan sebagai standar dalam jarak pendek kabel
transmisi (misalnya standar RS232). Namun, untuk transmisi jarak jauh, noise akan
ditambahkan ke sinyal., Selain itu, sinyal yang ingin ditransmisikan akan dilemahkan dalam
jarak yang jauh. Akibatnya, sinyal yang diterima tidak akan 'bersih' dibandingkan dengan
sinyal asli. Sebagai contoh, Gambar 5-l (b) memberikan noise versi sinyal yang diterima dan
titik-titik sampel yang sesuai yang ditandai dengan lingkaran. Dalam kasus ini, jika nilai
sampel langsung digunakan untuk memutuskan simbol mana yang ditransmisikan oleh
pemancar, sangat mungkin bahwa nilai sampel berpindah ke polaritas yang berlawanan

Sistem Modulasi Page 15


pada contoh sampling. Perangkat keputusan akan membuat keputusan yang salah
berdasarkan nilai sampel ini. Seperti yang ditunjukkan pada Gambar 5-l (b), keputusan yang
dibuat berdasarkan nilai-nilai sampel menghasilkan output 1l0l00l, yang berisi dua eror.
Oleh karena itu, skema ini tidak cocok untuk transmisi jarak jauh.

Selanjutnya, akan dijelaskan makna dari Gambar 5-1 (c). Jika hanya satu nilai sampel yang
digunakan oleh perangkat keputusan, seluruh bentuk gelombang (0, Tb) akan diamati hanya
pada satu contoh. Skema ini jelas tidak optimal, karena kita tidak mengambil keuntungan
dari segala sesuatu yang diketahui tentang sinyal. Sejak waktu starting dan ending pulsa
diketahui, prosedur yang lebih baik adalah dengan membandingkan luas daerah penerimaan
sinyal plus bentuk gelombang suara dengan mengintegrasikan sinyal yang diterima melalui
interval pensinyalan waktu Tb.

Sebuah penerima untuk transmisi pulsa baseband ditunjukkan dalam Gambar 5-2, dimana
sebuah integrator bekerja. Integrator akan mengintegrasikan bentuk gelombang (0, Tb ')
dengan output pada saat sampel Tb. Tentu saja, komponen suara hadir pada output
integrator, tetapi karena additive noise selalu diasumsikan nol, yang diperlukan pada nilai-
nilai positif dan negatif dengan kemungkinan yang sama.

Dengan demikian output komponen noise memiliki nilai nol. Secara intuitif, integrator dapat
dianggap sebagai kolektor energi yang mengumpulkan energi dari sinyal yang diterima dari
(0, Tb), menghasilkan nilai energi dengan tanda pada contoh sampling. Selain itu, noise akan
menjadi 'rata-rata' dari (0, Tb) oleh integrator, dan karenanya komponen noise akan
ditekan oleh integrator. Secara resmi, yang mengintegrasikan dan perangkat dump ini
disebut korelator.

Selanjutnya perangkat keputusan berdasarkan nilai-nilai sampel, membuat keputusan


tentang simbol yang ditransmisikan. Jika output dari correlator pada contoh sampling
adalah positif, maka jelas bahwa 1 ditransmisikan. Jika output negatif maka jelas bahwa 0
ditransmisikan. Gambar 5-l (c) menunjukkan bentuk gelombang keluaran dari integrator,
dengan titik-titik sampling ditandai dengan lingkaran. Keputusan yang didasarkan pada nilai-
nilai sampel ini adalah 1001101, yang tidak mengandung error.

Adalah hal yang sangat penting untuk menentukan bandwidth yang diperlukan untuk
pentransmisian sinyal. Sebagai contoh, untuk transmisi broadband, jika sinyal memiliki
bandwidth yang lebih besar daripada bandwidth kanal, maka sinyal transmisi tidak akan
dapat mengirimkan sinyal melalui saluran tanpa distorsi.

Sistem Modulasi Page 16


Untuk komunikasi digital, sinyal digital ditransmisikan secara berurutan satu per satu. Oleh
karena itu, kita dapat menyatakan sinyal transmisinya adalah

dimana bk э{+1|-1} untuk transmisi biner dan h(t) adalah fungsi pembentuk pulsa. Dalam
kasus ini, kita dapat memisalkan :

MODEM

Modem berasal dari singkatan MOdulator DEModulator. Modulator merupakan bagian


yang mengubah sinyal informasi kedalam sinyal pembawa (carrier) dan siap untuk
dikirimkan, sedangkan Demodulator adalah bagian yang memisahkan sinyal informasi (yang
berisi data atau pesan) dari sinyal pembawa yang diterima sehingga informasi tersebut
dapat diterima dengan baik. Modem merupakan penggabungan kedua-duanya, artinya
modem adalah alat komunikasi dua arah. Setiap perangkat komunikasi jarak jauh dua-arah
umumnya menggunakan bagian yang disebut "modem", seperti VSAT, Microwave Radio,
dan lain sebagainya, namun umumnya istilah modem lebih dikenal sebagai Perangkat
keras yang sering digunakan untuk komunikasi pada komputer.
Data dari komputer yang berbentuk sinyal digital diberikan kepada modem untuk diubah
menjadi sinyal analog, ketika modem menerima data dari luar berupa sinyal analog, modem
mengubahnya kembali ke sinyal digital supaya dapat diproses lebih lanjut oleh komputer.
Sinyal analog tersebut dapat dikirimkan melalui beberapa media telekomunikasi
seperti telepon dan radio.
Setibanya di modem tujuan, sinyal analog tersebut diubah menjadi sinyal digital kembali dan
dikirimkan kepada komputer. Terdapat dua jenis modem secara fisiknya, yaitu modem
eksternal dan modem internal.
Prinsip kerja Modem

Sistem Modulasi Page 17


Akses arus internet melalui modem 28.8-, 33.6-, atau 56-kbps dikenal sebagai tehnologi
modem "voiceband". Seperti modem voiceband, kabel modem modulasi dan demodulasi
data signal. Akan tetapi, kabel modem gabungan lebih fungsional untuk jasa internet
dengan kecepatan tinggi. Pada jaringan kabel, data dari jaringan ke pengguna adalah
sebagai "downstream", dimana data pengguna ke jaringan adalah sebagai "upstream". Dari
pandangan pengguna, kabel modem adalah 64/256 QAM FM penerima mampu
mengirimkan data lebih dari 30 s/d 40 Mbps dalam satu kabel 6 MHz. Hal ini lebih cepat 500
kali dari dari modem 56 Kbps. Data dari penguna ke jaringan dikirim secara fleksibel dan
terprogram diawasi dari "headend". Modulasi data menggunakan pemancar QPSK/16 QAM
dengan tingkatan data dari 320 Kbps – 10 Mbps. Tingkatan data upstream dan downstream
mungkin dapat dikonfigurasikan secara fleksibel dengan menggunakan kabel modem. 
 
Para pelanggan dapat melanjutkan ke penerima televisi kabel ketika penerima data pada
kabel modem diantar ke personal komputer (PC) dengan bantuan "simple one-to-two
splitter". Service data yang ditawarkan oleh kabel modem mungkin dapat dibagi lebih dari
16 pengguna pada konfigurasi jaringan wilayah lokal (LAN). 
  
Karena beberapa jaringan kabel sangat baik untuk jasa siaran televisi lokal, kabel modem
mungkin menggunakan jalur telepon standar atau QPSK/16QAM modem menawarkan
sistem kabel dua arah untuk mentransmisikan data upstream dari lokasi pengguna ke
jaringan. Ketika jalur telepon menggunakan gabungan dengan jaringan siaran satu arah,
sistem kabel data digunakan seperti sistem telephony return interface (TRI). Dalam jenis ini,
satelit atau jaringan televisi tanpa kabel dapat juga digunakan sebagai jaringan data. 
 
Pada ujung-ujung kabel, data dari pengguna disaring oleh demodulasi upstream (atau
telephone-return system, sebagai layaknya) untuk diproses lebih lanjut oleh sistem akhir
kabel modem (CMTS-Cable Modem Termination System). CMTS adalah switching sistem,
biasanya didesain untuk rute data dari sebagian besar pengguna kabel modem melalui
jaringan multiplexed interface. CMTS menerima data dari internet dan provider untuk rute
data pada pengguna kabel modem. Data dari jaringan ke grup pengguna dikirim ke modulasi
64/256 QAM. Hasilnya adalah para pengguna modulasi data lebih dari 6 MHz perchannel,
yang mana pengalokasian spektrum untuk channel televisi kabel seperti untuk siaran ABC,
NBC atau TBS ke semua pengguna.
  
Kombinasi ujung-ujung kabel antara kanal data downstream dengan video, pay per-view,
audio, dan program pemasangan iklan lokal yang akan diterima oleh televisi. Lalu kombinasi
sinyal akan ditransmisikan jaringan distribusi kabel. Di tempat pengguna, sinyal televisi
diterima oleh "set-stop-box", sementara data pengguna diterima secara terpisah oleh kotak
kabel modem dan dikirimkan ke PC.
 
CMTS adalah elemen baru yang sangat penting untuk mendukung penggabungan service
data komunikasi upstream dan downstream melalui jaringan kabel data. Jumlah channel
upstream dan downstream yang ada pada CMTS dapat diklasifikasikan berdasarkan wilayah
service, jumlah dari konsumen, tingkatan data yang ditawarkan pada masing-masing
pengguna dan spektrum yang berbeda.
 

Sistem Modulasi Page 18


Elemen penting lainnya dalam pengoperasian dan managemen day-to-day dari sistem kabel
data adalah "Element Management System" (EMS). EMS adalah sistem pengoperasian yang
didesain secara khusus untuk menyusun dan mengendalikan CMTS serta menggabungkan
pelangganan kabel modem. Tugas pengoperasian termasuk persyaratan, administrasi day-
to-day, monitoring, alarm, dan mengetes dari bermacam-macam komponen dari CMTS. Dari
pusat network operations center (NOC), sebuahEMS dapat mendukung beberapa sistem
CMTS dalam satu bagian wilayah geografis.

Sistem Modulasi Page 19

Anda mungkin juga menyukai