WALI 1 05.00-08.00 Memberesekan tugas LP 09.00-10.00 Mempelajari LP untuk persiapan responsi 10.00-11.00 Membaca jurnal penanganan pada pasien ventrikel fibrilasi 11.00-12.00 Belajar mengenai BHD pada Ventrikel Fibrilasi di vidio dan buku panduan BTCLS 13.30-16.15 Responsi Presentasi Pertama Ressa Betanya mengenai : Apa penanganan khusus di ICCU pada pasien CABG post op ? Melakukan presentasi tentang ventricular Fibrillation Menjawab pertanyaan dari : 1. Wielyana : kenapa npza bisa menyebabkan ventrikel fibrilasi ? Jawaban : Karena pada nafza ada kandunggan kokain metamfetamin yang dapat menyebabkan peningkatan kontaksi jantung sehingga dapat menyebabkan kerusakan jantung dan akhirnya bisa menyebabkan ventrikel fibrilasi 2. Intan : Pada pemeriksaan penunjang kenapa dilakukan cateterisasi coroner ? Jawaban : Karena pada keteterisasi koreooner itu bisa mengetahui penyebab sumbatan dan tempat terjadinya sumbatan atau penyempitan di arteri koroner jantung. 3. Asri : pada pasien yang dipasang AED, jika dilakukan defibrilasi apakan akan terjadi komplikasi ? Jawaban : Pada pasein cardiac arrest yang terpasang AED itu berfungsi untuk defibrilasi maka tidak akan mungkin dipasang defibrilator biasa seperti di rumah sakit kecuali jika AED nya di buka terlebih dahulu dan digantikan dengan defibrilator 4. Vilma : penanganan jika ditemukan pasien ventrikel fibrilasi di lapangan sebelum di bawa ke RS harus dilakukan tindakan apa ? Jawaban : itu dilakukan BHD, tahapan nya seperti biasa seperti 3A, Call for help, aman kan pasien, cek nadi, lakukan compresi sambil menunggu datang nya penolong, compresi 30 : 2, bantu ventilasi, jika jantung sudah kembali dan nafas spontan lakukan recovery potition. 5. Zulfa : apa perbedaan pemeriksaan MRI dan CT Scan ? Tomografi jantung terkomputerisasi (CT) atau Magnetic Resonance Imaging (MRI). Meski pemeriksaan ini lebih digunakan untuk pemeriksaan gagal jantung. Pemeriksaan ini dapat mendiagnosa masalah jantung lainnya. Pasien berbaring di meja dalam sebuah mesin bebentuk donat. Tabung X-Ray di dalam mesin akan berputar untuk mengambil gambar organ di dada dan jantung.Pemeriksaan MRI jantung pasien berbaring di atas meja didalam sebuah tabung panjang yang menghasilkan medan magnet yang berjqalan dalam partikel atom dan beberapa sel pasien. Gelombang radio bertujuan untuk menghasilkan sinyal yang menggambarkan jantung pasien 6. Diyawati : Sistem yang terganggu pada pasien VF selain kardiovaskuler apa ? Jawaban : VF bisa menyebabkan gangguan sistem respirasi, uninalisasi, pencernaan, syaraf, hematologogi 7. Fransiska : asuhan keperawatan di ruang ICCU yang bisa dilakukan oleh perawat apa ? Jawaban : bisa dilakukan tindakan BHD jika terjadi cadriac arrest dan henti nafas, jika tidak bis adilakukan pemenuhan kebituhan oksigen, cairan, dll 8. Teti dan Selvi : Penanganan Utama yang diberikan pada pasien Ventrikel Fibrilasi itu apa ? Jawaban : dilakukan tindakan BHD dan terapi antiaritmia 9. Mega : tindakan PTCA tujuan nya untuk apa ? Jawaban : Percutaneous Transluminal Coronary Angioplasty, Bertujuan membuka pembuluh darah koroner yang menyempit dengan cara dilatasi dengan kateter balonsehingga aliran darah pulih kembali. Indikasi: ventrikel takikardi dan ventrikel fibrilasi berulang yang berhubungan dengan iskemik miokard, syokkardiogenik 10. Resa : Apakah ada komplikasi dari tindakan PTCA ? Bisa terjadi perlukaan pada dinding pembuluh darah. Tapi jika resiko komplikasi lebih rendah dibandingkan penyembuhan maka tetap dilakukan karena lebih banyak benefitnya. Presentasi ketiga Intan Junike W : bertanya mengenai : Ventrikel takikardi Presentasi keempat Mega Silviana : Bertanya mengenai : apa saja faktor presipitasi pada kejadian Gangguan Irama Juncion ? Presentasi kelima Selvia Hendrawati Bertanya mengenai : Reumatic Heart Disease Presentasi keenam Wielyana Nabila Rama Bertanya mengenai : pada penanganan Atrial Fibrilasi, kan dijelaskan diberika beta blocker dan anti koagulasi nah fungsi dari obat itu untuk apa ? Melakukan revisi LP Membuat logbook harian LOGBOOK STASE GAWAT DARURAT DAN KRITIS RABU, 10 JUNI 2020
NO WAKTU KEGIATAN PARAF
WALI 1 05.00-08.00 Membaca hasil revisi LP 09.00-10.00 Menonton vidio youtube tentang CPR 11.00-13.30 Mengikuti Resonsi Kelompok Presentasi Pertama Zulfa tentang Ventrikel Ekstra Sistol Betanya mengenai : Mengapa bisa terjadi perubahan pupil pada manifestasi klinis nya, perubahan seperti apa yang terjadi pada pupil tersebut ? Jawaban : untuk perubahan pupil bisa erjadi karena ada perubahan konsentrasi oksigen akibat jantung tidak bisa memompa darah secara maksimal sehingga pupil bisa berubah menjadi isokor. Presentasi kedua oleh Asri tentang ST Elevasi Miakardial Infark (STEMI) Betanya mengenai : Kan dipemeriksaan penunjang terjadi perubahan protein jantung, nah protein apa saja yang berubah tersebut ? Jawaban : Untuk jenis pprotein nya tidak diketahui,tetapi protein tersebut meningkat akibat adanya perubahan fungsi jantung, enzim jantung, dan aktivitas jantung sehingga mempengaruhi perubahan protein jantung. Presentasi ketiga ole Diyawati tentang AV Block Bertanya mengenai : kan tadi disebutkan AV Block ada 3 level, nah apakah penyebab dari masing-masing level berbeda, dan penanganan dari masing- masing level itu apa ? Jawaban : dari setiap level penyebba nya sama tetapi bisanya diawali dengan levvel satu dan jika tidak bisa ditangani akan berseriko terjadi peningkatan levell sampai level 4. Untuk penangana nya juga berbeda semakin meningkat level maka penanganan nya akan semakin sulit,membutukan waktu lebih lama dan resiko kematian juga akan semakin meningkat. Presentasi keempat oleh Teti Nurasyifa tentang Accute Coronary Synrome (ACS) Bertanya mengenai : apa pencegahan agar tidak terjadi ACS dan kita menemukan pasien dengan kasus tersebut penanganan nya harus dengan pendekatan seperti apa ? Jawaban : ACS bisa dicegah dengan menghindari rokok baik perokok aktif maupun pasif,jindari minum alkohol dan NAPZA, rajin olah raga 30 menit perhari, makanan sehat seperti ikan, sayur buah dan protein lain, serta menerappkan pola hidup bersih dan sehta. Jika kita di RS menemukan pasien dengan ACS perlu dilakukan komunikasi terapetik kepada keluarga dan pasien terkait jenis penyakit, resiko penyakit, penngobatan, dll agar pasien dan keluarga mengerti kondisinya dan perlu dilakukan penanganan seperti apa. Presentasi kelima oleh Vilma Alodia DB tentang Non ST Elevasi Miokardial Infark (NSTEMI) Bertanya mengenai : Kenapa CTN P dan CTN I bisa meningkat pada hasil pemeriksaan ? Jawaban : enzime CTN P dan CTN I tersebut meningkat karena ada perubahan fungsi jantung yaitu terjadi Non STEMI akibat adanya sumbatan di arteri coroner ke miokardium. Presentasi keenam Fransisca tentang Congestive heart Failure Bertanya mengenai : Jika dijalan ditemukan pasien dengan CHF, pertolongan pertama yang harus di lakukan apa ? Jawaban : Jika dijalan menemukan pasien dengan kasus CHF yang tidak teraba nadi langsung lakukan protokol tindakan CPR yaitu tahapan nya seperti biasa seperti 3A, Call for help, aman kan pasien, cek nadi, lakukan compresi sambil menunggu datang nya penolong, compresi 30 : 2, bantu ventilasi, jika jantung sudah kembali dan nafas spontan lakukan recovery potition. 18.30.19.00 Membuat logbook harian LOGBOOK STASE GAWAT DARURAT DAN KRITIS KAMIS, 11 JUNI 2020
NO WAKTU KEGIATAN PARAF
WALI 1 08.00-09.00 Mempelajari CPR and AED Emergency Response from Action First Aid dengan hasil pembelajaran dilampirakan Resume Youtube 1 – CPR and AED Emergency Response from Action First Aid Jika menemupka pasien dnegan tanda dan gejala mual,nyeri dada, napas sesak / pendek, sweating, pale, indigestion. Lalu tidak sadarkan diri. Hal yang harus dilakukukan yaitu pertama call for help (119/911), dan perintahkan yang orang ynag ada disekitar untuk mengambil AED, wait for EMS, sambil menunggu rekan mengambil AED kita lakukan cek respon dan ABC, pertama buka jalan nafas (airway) dengan head till chin lift, lalu cek nafas (Breathing), dan cek nadi (Circulation). Jika tidak ada lakukan kompresi 30 : 2 ventilasi. Lakukan sampai AED datang. Jika AED telah datang, pasang AED dan ikuti perintah dari AED karena AED dibuat secara sederhana dengan perintah yang bisa diikuti oleh yang yang bukan tenaga kesehatan sekalipun, nyalakan mesin lalu, ambil tap AED, lalu buka baju pasien,da pasangkan, setelah dipasang siap-siap untuk shok, pastikan tidak ada orang yang menyentuh pasien saat shok, jika telah shok lakukan kompresi kembali 30:3 ventilasi samppai nadi teraba dan napas spontan. Jika napas spontan dan nadi teraba lakukan recovery potition. 09.00-10.00 ZOLL AED 3 - CPR / AED from Action First Aid Resume Youtube 2 – ZOLL AED 3 - CPR / AED from Action First Aid Determine unresponsiveness (cek respon), perintahkan orang disekitar untuk meminta bantuan dengan menelpon 911 atau 119, dan perintahkan 1 orang lagi untuk mengambil AED yang ada di savestation, lalu sambil menunggu buka jalan napas (airway) dengan head till chin lift,cek nadi dan lakukan CPR 30:2 ventilasi. Lakukan dengan keras dan cpat dengan keceptan 120 x / menit. Setelah AED datang nyalakan Aed dan pasang AED, ikuti sesuai perintah mesin, saat akan shock pastikan area clear atau tidak ada yang menyentuh pasien, jika nadi teraba dan napas sudah kembali lakukan recovery potition. Kesimpulan nya CPR dan pemasangan AED bisa dilakukan oleh siapa saja walaupun bukan memiliki backgound tenaga medis karena hal tersebut bertujuan untuk savinng life atau menyelamatkan hidup pasien. 10.30-12.00 Menonton talkshow dan membaca materi dengan link dari hasil tankshow tentang Guidline CPR for Covid-19 patient confirmed from Europian Resusitation Council Resume 3 – Guidline CPR for Covid- 19 patient confirmed from Europian Resusitation Council Tingkat infeksi dengan coronavirus 2 (SARSCoV-2) sindrom pernapasan akut yang parah bervariasi di seluruh Eropa, dan rekomendasi umum untuk pengobatan pasien tanpa konfirmasi COVID-19 mungkin perlu disesuaikan berdasarkan penilaian risiko lokal. Untuk pasien dengan COVID-19 yang dikonfirmasi dan diduga, Dewan Resusitasi Eropa merekomendasikan perubahan berikut untuk dukungan hidup dasar (BLS) berdasarkan ulasan bukti ILCOR terbaru: Rekomendasi umum untuk BLS pada orang dewasa oleh penyelamat awam untuk dicurigai atau dikonfirmasi COVID-19 1. Penangkapan jantung diidentifikasi jika seseorang tidak responsif dan tidak bernapas secara normal. 2. Responsif dinilai dengan mengguncang orang itu dan berteriak. Saat menilai pernapasan, cari pernapasan normal. Untuk meminimalkan risiko infeksi, jangan membuka jalan napas dan jangan letakkan wajah Anda di sebelah mulut / hidung korban 3. Hubungi layanan medis darurat jika orang tersebut tidak responsif dan tidak bernapas secara normal. 4. Selama resusitasi penyelamat tunggal, jika memungkinkan, gunakan telepon dengan opsi bebas genggam untuk berkomunikasi dengan pusat pengiriman medis darurat selama RJP. 5. Penyelamat awam harus mempertimbangkan menempatkan kain / handuk di atas mulut dan hidung orang tersebut sebelum melakukan kompresi dada dan defibrilasi akses publik. Ini dapat mengurangi risiko penyebaran virus melalui udara selama kompresi dada. 6. Penyelamat awam harus mengikuti instruksi yang diberikan oleh pusat pengiriman medis darurat. 7. Setelah memberikan CPR, penyelamat awam harus, sesegera mungkin, mencuci tangan mereka dengan sabun dan air atau membasmi tangan mereka dengan gel tangan berbasis alkohol dan menghubungi otoritas kesehatan setempat untuk menanyakan tentang penyaringan setelah melakukan kontak dengan seseorang yang dicurigai atau dikonfirmasi COVID-19. Rekomendasi untuk staf pengiriman medis darurat untuk dicurigai atau dikonfirmasi COVID-19 pada orang dewasa 1. Untuk penyelamat yang tidak terlatih, berikan instruksi khusus kompresi. 2. Pandu penyelamat ke defibrillator eksternal otomatis (AED) terdekat jika tersedia. 3. Risiko COVID-19 harus dinilai dengan pengiriman medis darurat sedini mungkin; jika ada risiko infeksi, petugas layanan kesehatan yang menanggapi harus segera diperingatkan untuk memungkinkan mereka mengambil tindakan pencegahan seperti pemberian alat perlindungan pribadi (APD) udara- pencegahan. 4. Responden pertama atau sukarelawan terlatih harus diberangkatkan atau diberitahu untuk keadaan darurat medis hanya jika mereka memiliki akses ke dan pelatihan dalam penggunaan APD. Jika responden pertama atau sukarelawan terlatih hanya memiliki tetesan-pencegahan APD, mereka harus memberikan defibrilasi saja (jika ada), dan tidak ada kompresi dada, untuk pasien dengan dugaan atau konfirmasi COVID-19. Rekomendasi untuk BLS pada orang dewasa oleh petugas kesehatan untuk dicurigai atau dikonfirmasi COVID-19 1. Tim yang menanggapi pasien serangan jantung (baik di dalam maupun di luar rumah sakit) harus terdiri hanya dari petugas layanan kesehatan yang memiliki akses ke, dan pelatihan dalam penggunaan APD tindakan pencegahan melalui udara. 2. Menerapkan bantalan defibrillator dan memberikan kejutan dari AED / defibrillator tidak mungkin merupakan prosedur penghasil aerosol dan dapat dilakukan dengan penyedia layanan kesehatan menggunakan PPE droplet- precaution (masker bedah tahan cairan, pelindung mata, celemek lengan pendek dan sarung tangan 3. Kenali serangan jantung dengan mencari tidak adanya tanda-tanda kehidupan dan tidak adanya pernapasan normal 4. Tenaga kesehatan profesional harus selalu menggunakan APD tindakan pencegahan melalui udara untuk prosedur aerosolgenerasi (kompresi dada, jalan napas dan intervensi ventilasi) selama resusitasi. 5. Lakukan kompresi dada dan ventilasi dengan masker-tas dan oksigen pada rasio 30: 2, jeda kompresi dada selama ventilasi untuk meminimalkan risiko aerosol. Tim BLS yang kurang terampil atau tidak nyaman dengan ventilasi bag-mask tidak boleh memberikan ventilasi bag-mask karena risiko pembentukan aerosol. Tim-tim ini harus menempatkan masker oksigen di wajah pasien, memberikan oksigen dan memberikan RJP khusus kompresi. 6. Gunakan filter udara partikulat efisiensi tinggi (HEPA) atau filter penukar panas dan kelembaban (HME) antara kantong yang mengembang sendiri dan masker untuk meminimalkan risiko penyebaran virus. 7. Gunakan dua tangan untuk memegang topeng dan memastikan penutup yang baik untuk ventilasi kantong-tas. Ini membutuhkan penyelamat kedua - orang yang melakukan kompresi dapat memeras kantong ketika mereka berhenti setelah setiap 30 kompresi. 8. Gunakan defibrillator atau AED dan ikuti instruksi apa pun yang tersedia 13.00-14.30 Mengikuti seminar tentang Pedoman AHA tentang pelaksanaan Kardiovaskuler Emergensi untuk pasien dengan COVID-19 oleh dr. Ali Haedar 14.30-15.30 Cara cepat dan Gampang interpretasi EKG dari Youtube Ns. Brewok Resume 4 – Pedoman AHA tentang pelaksanaan Kardiovaskuler Emergensi untuk pasien dengan COVID-19 oleh dr. Ali Haedar 3 hal penting yang perlu diperhatikan 1. Harus memperhatikan resiko penularan pada penolong pada tindakan reseusitasi dengan menggunakan alat pelindung diri yang tepat sebelum masuk ke ruangan ICCU pasien khusus Covid-19 dan harus membuat limitasi petugas yang bertugas sehingga akan mengurangi resiko terpapar pada petugas lain 2. Memprioritaskan oksigenasi dasn ventilasi yang dapat meminimalkan aerosolisaisi dengan strategi yaitu menggunakan HEPA filter,mengintubasi sesegera mungkin dengan ETT yang menggunakan Cup dan segera dihubungkan dengan mecanical ventilator dan bila intubasi tertunda makan sebaiknya tidak melalukan bagging deng bag valve mask tetapi bisa dilakukan dengan memasukan LMA kemudian dihubungkan dengan hepa filter atau bag vallve mask atau yang paling baik dihubungkan langsung dengan mecanical ventilator. 3. Sebenlum dilakukan resusitasi, harus dipertimbangkan bahwa apakah pasien layak dilakukan resusitasi dengan mempertimbangkana rahan- arahan atau tujuan-tujuan contohnya setelah CPR apakah pasien akan dipasang ETT dihubungkan dgn ventilator, jika pasien perlu dipindahkan ke ICU apakah ICU apailable atau tidak. “Save more lives. Do CPR for patient with suspected or confirmed covid-19” – dr. Ali Haedar 16.15-16.30 Membuat Logbook Harian Resume Youtube 5 – Cara cepat dan Gampang interpretasi EKG dari Youtube Ns. Brewok Jadi prinsipnya ada 5 komponen dasar yang harus dimiliki sebuah gambaran EKG yang normal 1. Gelombang P. Gelombang ini pada umumnya berukuran kecil dan merupakan hasil depolarisasi atrium kanan dan kiri. Kelainan pada atrium akan menyebabkan kelainan pada gelombang ini. 2. Segmen PR. Segmen ini merupakan garis isoelektrik yang menghubungkan gelombang P dan gelombang QRS. Menggambarkan aktivitas listrik dari atrium ke ventrikel. Gangguan konduksi dari atrium ke ventrikel akan menyebabkan perubahan pada segmen PR. 3. Gelombang Kompleks QRS. Gelombang kompleks QRS ialah suatu kelompok gelombang yang merupakan hasil depolarisasi ventrikel kanan dan kiri. Gelombang kompleks QRS pada umumnya terdiri dari gelombang Q yang merupakan gelombang ke bawah yang pertama, gelombang R yang merupakan gelombang ke atas yang pertama, dan gelombang S yang merupakan gelombang ke bawah pertama setelah gelombang R. 4. Gelombang ST. Segmen ini merupakan garis isoelektrik yang menghubungkan kompleks QRS dan gelombang T. 5. Gelombang T. Gelombang T merupakan potensial repolarisasi ventrikel kanan dan kiri. 6. Sebenarnya masih ada satu komponen lagi, yaitu Gelombang U. Namun, gelombang ini berukuran kecil dan sering tidak ada. Asal gelombang ini masih belum jelas. Kalau kita bisa mengenali 5 komponen dasar tersebut ada dalam sebuah gambaran EKG, artinya kemungkinan besar aktivitas listrik jantung pasien tersebut NORMAL. Kalau ada satu atau lebih komponen yang tidak dapat kamu temukan, tentu artinya kamu harus curiga, apakah EKG ini abnormal, Betul? Satu hal yang penting adalah aktivitas listrik jantung yang normal selalu diawali dengan depolarisasi otot jantung di SA node (sistem sinus). SA node secara anatomis terletak di atrium. SA node disebut sebagai "dirigen" tertinggi dalam sistem konduksi listrik jantung. Istilah ilmiahnya SA node mempunyai sifat automatisitas yang tertinggi dalam sistem konduksi jantung. Depolarisasi atrium ini digambarkan dalam EKG sebagai gelombang P. Sederhananya, jika dalam gambaran EKG kamu tidak dapat menemukan gelombang P, pasti gambaran EKG itu abnormal. Lebih khususnya, tanpa gelombang P kamu harus pertimbangkan pasien mengalami aritmia (mis Ventrikel Fibrilasi dan Ventrikel Takikardia).
LOGBOOK STASE GAWAT DARURAT DAN KRITIS JUMAT, 12 JUNI 2020
NO WAKTU KEGIATAN PARAF
WALI 1 09.00-10.00 Mempelajari Video 7 : CARA CEPAT DAN GAMPANG INTREPRETASI EKG PART (2) by Nr. Brewok - RHYTM :irregular atau regular - RATE : normal 60-100, normal sinus, lebih takikardi, kurang bradikardi - AXIS : led 1 di aVf - HIPERTROPI : hipertopi atrium dan hipertropi ventrikel 10.30-12.00 Mengikuti COVID resustion di webinar Penganan untuk pasien COVID - Pastikan henti jantung - Raba nadi krotis dengan tangan selama 10 detik. Pastikan henti jantung. Jika ragu dengan diagnosis penyebab henti jantung. Lakukan kompresi dada hingga bantuan datang. - Mulai RJP saja dengan APD MINIMUM - tetap pasang masker oksigen pasien. Mulai RJP saja dengan APD minimum (gown, eye protection, gloves, FFP3 mask). Jangan lakukan ventilasi mouth to mouth pocket mask. Tetap pasang masker oksigen pasien - Defibrilasi - Defibrilasi irama shockable dengan cepat - Kompresi dada dengan APD lengkap - Siapkan set APD lengkap pada troli. Set APD lengkap harus dipakai oleh semua anggota tim resusitasi. - Intervensi jalan nafas - Intubasi trakea atau intervensi jalan nafas hanya dilakukan oleh dokter - Identifikasi penyebab revesible dan rencaca post-resusitasi - Bersihkan dan dekontaminasi - Buang atau letakan seluruh RJP pada wadah dekontaminasi yang tersedia.jangan sembarangan meletakan peralatan di bed atau bawah bantal pasien. Ujung alat yang terkontaminasi diletakan didalam sarung tangan disposable. Bersihkan seluruh area permukaan yang telah digunakan. - Lepas APD dan buang clinical waste - Lepas set APD lengkap sesuai petunjuk untuk menghindari self-contamination dan buang crical waste sesuai dengan pedoman penanggulan sampah infeksius - Cuci tangan 7 langkah. 12.30-13.15 Video 8 : ISKEMIA DAN INFARK MIOKARDIUM- STEMI EKG Sindroma coroner akut ST elevasi infark miokardium elevasi ST pada >2 sadapan anatomis yang berurutan. +/- depresi ST dan atau gelombang T pada sadapan lainnya. Non-STEMI dan Angina tidak stabil dapat disertai dpresi ST dan inversi gelombang T, EKG data normal. Mendiagnosa stemi, pada laki-laki >40 tahun, segmen st meningkat >0,2 mV, sedangkan <40 tahun, segmen stmeningkat >0,25 Mv. Pada perempuan semua usia V2 atau V3 >0,15 Mv. 13.15-13.45 Mempelajari Video 9 : CODE BLUE Di ruang 8 ada pasien laki laki tidak sadarkan diri, seorang perawat membantunya dengan menekan tombol di bawah tempat tidur, meminta pertolongan perawat lainnya untuk meminta pertolongan dengan mengucapkan (code blue). Perawat satu melakukan RJP, 2 perawat lainnya membantu rescue breathing, dan yang lainnya mengaktifkan sistem emergency. Dan yang lainnya melakukan defib, dan memasukan obat lewat IV line. Pasien masih tidak sadarkan diri, lalu dilakukan intubasi, dan melakukan rescue breathing lagi, sedangkan RJP masih tetap dilanjtukan. Kemudian perawat satunya mendokumentasikan dan pasien dipindahkan ke ruangan lain. 13.45-14-15 Mempelajari Video 10 : Pulseless Arrest V-Fib Teaching (ALS) Seorang pria mengalami Ventrikel Fibrilator, pria tersebut berusia 56 thun, awalnya pasien tersebut mengeluh sakit dada yang parah selama 4 jam terakhir, menjalar ke bagian leher, rahang, dan lengan kiri, pasien mengatakan rasa sakit saat ini di angka 9. Tindakan yang dilakukan cek respon (tidak berespon), meminta bantuan (code blue), setelah itu di cek nadi dan pernapasannya, kemudian tim medis lain datang, melakukan RJP 30:2 kompresi, dengan kedalaman 2-2,4 inches dengan kecepatan 100-120x/mnt. Tim medis lainnya ada yang membantu untuk pernapasan (dengan ambu bag), sambil RJP dan pemberian ventilasi berjalan dilakukan defib. Ketika salah satu tim medis kelelahan dalam melakukan RJP mereka bergantian. 14.15-14.45 Mempelajari Video 11 : ACLS Part 7 Ventricular Takikardi Seorang pasien tidak sadarkan diri di salah satu ruangan rumah sakit, akan dilakukan tindakan defib. Tindakan yang dilakukan pasien di RJP 5 siklus kemudian lakukan defib (2 menit) dan masukan obat (adrenalin 1 mg dan amiodaron I 300 mg, amiodaron II 150 mg). 15.00-20.40 Melakukan response: 1. Fransisca : Ventrikel Takikardia 2. Teti : Arterial Septal Defect (ASD) 3. Wielyana : Coronary Artery Disease 4. Vilma : Cardiac Artery Bypass Graft (CABG) 5. Zulfa : STEMI Iinferior Killip , Bardikardia 6. Diyawati : Cardiac Artery Bypass Graft (CABG) Pertanyaan : 1. Dosis yang dibutuhkan untuk dopamin,dobutamin 2. Batas karakteristik diagnosa yang muncul pada VT 3. NOC diagnosa yang muncul pada VT 4. Kenapa NIC batasan tidak sesuai 5. Apa saja yang bisa mempengaruhi CABG 6. Diagnose cuman ada 2, sebutkan diagnosa lainnya yang muncul pada CAB. Kenapa dx luka nya tidak di angkat 7. Kenapa ventrrikel ga stabil 8. Bagaimana eknik op CABG 9. Kasus tidak ada gellap 10. Kenaps harus diperiksa APPT 11. Bagaimana cara pemberian obat2 12. Dx sesuaikan dgn NANDA 13. Indikatorr CAD I,II,III,IV 14. Kenapa pasien dinyatakan q led I 15. Jelaskan STMI pada area mana? Bagaimana cara menghitung dosis kenapa diberi laksana lab yang harus diperiksa 16. DX yg menjadi ancaman nyawa? 17. Rehabilitaas ada berapa perbedaan tindakan 18. Evaaluasi tindakan 19. Tindakan perawatan luka 20. Ancaman utama 21. Cara baca EKG 22. Pain management sepeerti pa pd pasien CCABG 23. Apa paien CBG ada masalah bersihan jalan naas 20.40-21.00 Menyusun laporan logbook harian LOGBOOK STASE GAWAT DARURAT DAN KRITIS SABTU, 13 JUNI 2020
NO WAKTU KEGIATAN PARAF
WALI 1 09.00-13.45 1. Mempelajari Video 12 : ACLS PART 2- RHYTHM ANALYSIS AND DEFIBRILATOR. Irama analisis dalam jantung akan sangat dipengaruhi oleh sumber kelistrikan jantung, jika berasal dari SA node menghasilkan irama sinus, berasal dari atrium menghasilkan irama atrial, berasal dari AV node menghasilkan irama junctional, dari ventrikel menghasilkan irama ventricular, dan jika dari pacemaker buatan menghasilkan irama pacing. 2. Mempelajari Video (13) Manual Defibrilation With The Heart Alat defib memiliki bantalan elektroda yang multifungsi serta ada bantalan internal dan bantalan eksternal. 3. Mempelajari Video (14) Cardioversion (For Atrial Fibrilation) / Cardioversi Hidup menjadi tidak stabil, mengalami takikardi, hiptensi sitolik, tekanan darh >150, nyeri dada, sudah memiliki penyakit gagal jantung, sinkronisasi QRS di EKG, bisa mengalami syok. 4. Mempelajari Video (15) What Is A Defibrillator How Does It Work (Cara Kerja Defib) Alat pacu jantung disebut defib, biasanya untuk mengatasi gangguan irama jantung yang dapat mengancam jiwa. Jadi alat ini nanti akan ditempelkan pada dada pasien untuk mengirimkan kejutan berupa listrik ke jantung. Adanya aliran listrik akan merangsang otot otot jantung supaya kembali bekerja dengan normal. 5. Mempelajari Video (16) Cardiac Arrhytmias Kegawatan aritmia tergantung dari jenis aritmia (Takikardi Aritmia > 160 x/m, Bradikardi Aritmia < 40 x/m. Kegawatan aritmia disebabkan oleh keadaan miokard yang jelek. 6. Mempelajari Video (17) Pharmacology (Obat-obatan Jantung) Jenis obat jantung Ace-Inhibitor (lisinopril, chilpril), Beta Blockers (atenolol), Calcium Chanel Blockers (nifedipine, ditiazem, verapamil), Digoxin (glycoside), Diuretics (furosemide, HCTZ). 7. Mempelajari Video (18) Cardiac Arrest Rhythms,VF, VT, ASYSTOLE and PEA Serangan jantung mendadak diakibatkan karena kelainan denyut jantung dan sistem listrik (irama). VF : irama tidak teratur, frekuensi > 350 x/m, tidak ada gelombang P, interval PR tidak ada, QRS lebar dan tidak teratur. VT : irama teratur, frekuensi 100-250 x/m, gelombang P tidak ada, gelombang PR tidak ada, gelombang QRS lebih lebardari 0,12 detik. Asistol adalah ritme jantung yang mengancam nyawa yang memiliki ciri tidak adanya aktivitas elektrik pada gambaran EKG. Pulseless Eletrical Activity adalah keadaan dimana masih terdapat aktivitas listrik jantung, tanpa disertai respon mekanik jantungberkontraksi untuk menghasilkan denyut yang teraba atau tekanan darah yang terukur. 8. Mempelajari Video (19) CHF CHF/gagal jantung adalah ketidakmampuan jantung dalam memompa darah atau ketidakmampuan jantung memenuhi kuota darah normal yang dibutuhkan oleh tubuh. Tanda gejala khas : denyut jantung tidak teratur, batuk-batuk, bunyi napas mengi, sesak napas, sulit aktivitas. Jika sudah parah bisa menjalar rasa nyeri di dada, sianosis, tarikan napas pendek dan cepat dan bisa pingsan. 9. Mempelajari Video (20) Heart Attack Serangan jantung terjadi akibat terhambatnya aliran darah ke otot jantung, gejala serangan jantung yaitu nyeri dada, sesak napas atau napas berat, pusing, gelisah, keringat dingin. 10.Mempelajari Video (21) ACS and Heart Attack Sindroma koroner akut terjadi ketika aliran darah menuju jantung berkurang secara drastis dan tiba tiba. Pada sindroma koroner akut terjadi penyumbatan pada arteri koroner jantung yaitu pembuluh darah yang memasok darah ke jantung. Kejadian ini bisa memicu serangan jantung dan serangan angina tidak stabil. Biasanya ditandai nyeri dada berat. 11.Mempelajari Video (22) ACLS megacode series Didalam video ada perempuan berusia 36 tahun, memilki TTV ; HR = 163. BP=150/90, R=25, T 38,2. Hasil EKG (Supraventikular Takikardi, Stable, Attempt Carotid Massage, Give Adenosime, 10 second, Double the dose 12 mg), (unstable, cardioversi 50-100 joule, PEA). 12.Mempelajari Vidio (23) Code Training Didalam video ada satu pasien masih sadar, melakukan perekaman EKG, tiba-tiba mengalami penurunan dilakukan RJP sambil memberikan ventilasi. 15.00-20.00 Mengikuti Presentasi SOCA 1. Presentasi Oleh Intan Tentang Congestik Heart Failure (CHF) 2. Presentasi Oleh Selvia Hendrawati tentang Syok Kardiogenik 3. Presentasi oleh saya tentang Coronary Artery Disease (CAD) 4. Presentasi oleh Resa Andaresta tentang Congestik Heart Failure (CHF 5. Presentasi oleh Mega Silviana tentang AV Block 15.00-20.00 Melakukan Presentasi SOCA tentang Coronary Artery Disease (CAD) Inferior Posterion Dengan pertanyaan : 1. Jelaskan cara mementukan adanya infark,iskemik atau injuri pada jantung dengan menggunakan EKG ? 2. Untuk NOC pada masalah utama indikator nya apa saja dan jelaskan cara pengkajian nya ? 3. Apa perbedaan cara pemberian cairan bila mengalami gagal jantung kanan saja,atau gagal jantung kiri saja ? 4. Jelaskan obat dan dan jenis kerjanya berdasarkan inotropik, krono tropik,dan dromotropik. Contoh obat nya apa ? Jawaban 1. Penjelasan perbedaan gambaran Iskemia, infark dan injuri a. Iskemia Depresi ST, ini ialah ciri dasar iskemia miokard. Depresi ST dianggap bermakna bila lebih dari 1 mm, makin dalam makin spesifik. Inversi T, gelombang T yang negatif (vektor T berlawanan arah dengan vektor QRS) bisa terdapat pada iskemia miokard, terapi tanda ini tidak perlu spesifik. Yang lebih spesifik ialah bila gelombang T ini simetris dan berujung lancip. Inversi U, gelombang U yang negatif cukup spesifik untuk iskemia miokard. b. Injuri Ciri dasar injuri ialah elevasi ST dan yang khas ialah konveks ke atas. Pada umumnya dianggap bahwa elevasi ST menunjukkan injuri di daerah subepikardial, sedangkan injuri di daerah subendokordial menunjukkan depresi ST yang dalam. c. Nekrosis Ciri dasar nekrosis miokard ialah adanya gelombang Q patologis yaitu Q yang lebar dan dalam, dengan syarat-syarat : 0,04 derik dalam 44mm (Sudoyo, et all, 2011). 2. No 2 Diagnosa utama nyeri aku yang merupakan pengalaman sensori dan emosional tidak menyenangkan berkaitan dengan kerusakan jaringan aktual atau potensial, atau yang digambarkan sebagai kerusakan (international Assosiation for Study of Pain). Batasan Karakteristik : - Ekspresi wajah nyeri - Keluhan tentang intensitas berdasarkan skala nyeri - Keluhan tentang karakteristik nyeri dengan menggunakan standar instrumen nyeri 3. No 3 Pemberian cairan pada orang dengan gagal jantung harus dibatasi baik pada pasien dengan gagal jantung kiri maupuun pada pasien dengan gagal jantung kanan. Karena pada pasien dengan gagal jantung kanan perlu dibatasi sekitar 70-80 % pemberian nya dari total kebutuhan pasien karena jika diberikan sesuai kebutuhan pasien cairan akan menumpuk di perifer seluruh tubuh. Sehingga akan terjadi oedema tungkai, dll. Dan pada pasien dengan gagal jantung kiri itu juga perlu di batasi dan pemberian nya hanya 50-70% saja. Karena jika diberikan sesuai kebutuhan pasien maka cairan yang diberikan akan menumpuk diparu-paru dan akan mengganggu pernapasan klien. 4. No 4 Inotropik adalah obat jantung yang memengaruhi kontraksi jantung. Secara medis, mereka disebut sebagai inotrop. Mereka membantu mengubah kekuatan kontraksi jantung. Ada dua jenis obat inotropik: inotrop positif dan inotrop negatif. Inotrop positif memperkuat kekuatan detak jantung sementara inotrop negatif melemahkannya. Karena kedua subtipe memiliki efek yang berlawanan, mereka banyak digunakan dalam pengobatan banyak kondisi kardiovaskular. + glikosida jantung dan penghambat fosfodiesterase. Contoh - verapamil, diltiazem, dan nifedipin. Inotrop positif membantu memompa lebih banyak darah dalam beberapa ketukan. Oleh karena itu, obat ini diberikan kepada pasien dengan gagal jantung kongestif atau kardiomiopati. Inotrop negatif melemahkan jantung dan mengurangi kontraksi jantung. Dengan demikian, obat ini dapat mengobati individu dengan hipertensi (tekanan darah tinggi), angina (nyeri dada), dan gagal jantung kronis Chronotropic adalah obat jantung yang memengaruhi detak jantung. Jadi, obat-obatan ini adalah chronotrop. Kronik mempengaruhi denyut jantung dengan memengaruhi perubahan dalam sistem konduksi listrik jantung. Mirip dengan inotrop, chronotrop terdiri dari dua kategori: chronotrop positif dan chronotrop negatif. Kronotrop positif meningkatkan detak jantung, sedangkan kronotrop negatif menurunkan detak jantung. Chronotropes mempengaruhi simpul sinoatrial (SA node) untuk mengubah ritme. Oleh karena itu, mereka diberikan kepada individu dengan aritmia (irama jantung abnormal). Ada dua jenis aritmia: takikardia dan bradikardia. Takikardia terjadi ketika jantung berdetak terlalu cepat, dan bradikardia terjadi ketika jantung berdetak terlalu lambat. Kronotrop positif diberikan kepada pasien dengan bradikardia, untuk meningkatkan denyut jantung, sementara chronotrop negatif diberikan kepada pasien dengan takikardia untuk memperlambat denyut jantung. Efek dromotropik negatif yang menurunkan kecepatan konduksi listrik jantung, dan efek antihipertensi dengan menurunkan resistensi vaskular sistemik akibat vasodilatasi arteriol perifer. Dromo;tropik + stimulasi epinefrin ), dromotropi negatif menurunkan kecepatan (misalnya stimulasi vagal ). 20.40-21.00 Menyusun laporan logbook harian