Anda di halaman 1dari 30

LOGBOOK

STASE GAWAT DARURAT DAN KRITIS


SELASA, 09 JUNI 2020

NO WAKTU KEGIATAN PARAF


WALI
1 05.00-08.00 Memberesekan tugas LP
09.00-10.00 Mempelajari LP untuk persiapan responsi
10.00-11.00 Membaca jurnal penanganan pada pasien
ventrikel fibrilasi
11.00-12.00 Belajar mengenai BHD pada Ventrikel
Fibrilasi di vidio dan buku panduan
BTCLS
13.30-16.15 Responsi
Presentasi Pertama Ressa
Betanya mengenai : Apa penanganan
khusus di ICCU pada pasien CABG post
op ?
Melakukan presentasi tentang ventricular
Fibrillation
Menjawab pertanyaan dari :
1. Wielyana : kenapa npza bisa
menyebabkan ventrikel fibrilasi ?
Jawaban : Karena pada nafza ada
kandunggan kokain metamfetamin
yang dapat menyebabkan peningkatan
kontaksi jantung sehingga dapat
menyebabkan kerusakan jantung dan
akhirnya bisa menyebabkan ventrikel
fibrilasi
2. Intan : Pada pemeriksaan penunjang
kenapa dilakukan cateterisasi
coroner ?
Jawaban : Karena pada keteterisasi
koreooner itu bisa mengetahui
penyebab sumbatan dan tempat
terjadinya sumbatan atau penyempitan
di arteri koroner jantung.
3. Asri : pada pasien yang dipasang
AED, jika dilakukan defibrilasi
apakan akan terjadi komplikasi ?
Jawaban : Pada pasein cardiac arrest
yang terpasang AED itu berfungsi
untuk defibrilasi maka tidak akan
mungkin dipasang defibrilator biasa
seperti di rumah sakit kecuali jika
AED nya di buka terlebih dahulu dan
digantikan dengan defibrilator
4. Vilma : penanganan jika ditemukan
pasien ventrikel fibrilasi di lapangan
sebelum di bawa ke RS harus
dilakukan tindakan apa ?
Jawaban : itu dilakukan BHD, tahapan
nya seperti biasa seperti 3A, Call for
help, aman kan pasien, cek nadi,
lakukan compresi sambil menunggu
datang nya penolong, compresi 30 : 2,
bantu ventilasi, jika jantung sudah
kembali dan nafas spontan lakukan
recovery potition.
5. Zulfa : apa perbedaan pemeriksaan
MRI dan CT Scan ?
Tomografi jantung terkomputerisasi
(CT) atau Magnetic Resonance
Imaging (MRI). Meski pemeriksaan
ini lebih digunakan untuk
pemeriksaan gagal jantung.
Pemeriksaan ini dapat mendiagnosa
masalah jantung lainnya. Pasien
berbaring di meja dalam sebuah mesin
bebentuk donat. Tabung X-Ray di
dalam mesin akan berputar untuk
mengambil gambar organ di dada dan
jantung.Pemeriksaan MRI jantung
pasien berbaring di atas meja didalam
sebuah tabung panjang yang
menghasilkan medan magnet yang
berjqalan dalam partikel atom dan
beberapa sel pasien. Gelombang radio
bertujuan untuk menghasilkan sinyal
yang menggambarkan jantung pasien
6. Diyawati : Sistem yang terganggu
pada pasien VF selain kardiovaskuler
apa ?
Jawaban : VF bisa menyebabkan
gangguan sistem respirasi, uninalisasi,
pencernaan, syaraf, hematologogi
7. Fransiska : asuhan keperawatan di
ruang ICCU yang bisa dilakukan oleh
perawat apa ?
Jawaban : bisa dilakukan tindakan
BHD jika terjadi cadriac arrest dan
henti nafas, jika tidak bis adilakukan
pemenuhan kebituhan oksigen, cairan,
dll
8. Teti dan Selvi : Penanganan Utama
yang diberikan pada pasien Ventrikel
Fibrilasi itu apa ?
Jawaban : dilakukan tindakan BHD
dan terapi antiaritmia
9. Mega : tindakan PTCA tujuan nya
untuk apa ?
Jawaban : Percutaneous Transluminal
Coronary Angioplasty, Bertujuan
membuka pembuluh darah koroner
yang menyempit dengan cara dilatasi
dengan kateter balonsehingga aliran
darah pulih kembali.
Indikasi: ventrikel takikardi dan
ventrikel fibrilasi berulang yang
berhubungan dengan iskemik
miokard, syokkardiogenik
10. Resa : Apakah ada komplikasi dari
tindakan PTCA ?
Bisa terjadi perlukaan pada dinding
pembuluh darah. Tapi jika resiko
komplikasi lebih rendah dibandingkan
penyembuhan maka tetap dilakukan
karena lebih banyak benefitnya.
Presentasi ketiga Intan Junike W :
bertanya mengenai : Ventrikel takikardi
Presentasi keempat Mega Silviana :
Bertanya mengenai : apa saja faktor
presipitasi pada kejadian Gangguan
Irama Juncion ?
Presentasi kelima Selvia Hendrawati
Bertanya mengenai : Reumatic Heart
Disease
Presentasi keenam Wielyana Nabila
Rama
Bertanya mengenai : pada penanganan
Atrial Fibrilasi, kan dijelaskan diberika
beta blocker dan anti koagulasi nah
fungsi dari obat itu untuk apa ?
Melakukan revisi LP
Membuat logbook harian
LOGBOOK
STASE GAWAT DARURAT DAN KRITIS
RABU, 10 JUNI 2020

NO WAKTU KEGIATAN PARAF


WALI
1 05.00-08.00 Membaca hasil revisi LP
09.00-10.00 Menonton vidio youtube tentang CPR
11.00-13.30 Mengikuti Resonsi Kelompok
Presentasi Pertama Zulfa tentang
Ventrikel Ekstra Sistol
Betanya mengenai : Mengapa bisa terjadi
perubahan pupil pada manifestasi klinis
nya, perubahan seperti apa yang terjadi
pada pupil tersebut ?
Jawaban : untuk perubahan pupil bisa
erjadi karena ada perubahan konsentrasi
oksigen akibat jantung tidak bisa
memompa darah secara maksimal
sehingga pupil bisa berubah menjadi
isokor.
Presentasi kedua oleh Asri tentang ST
Elevasi Miakardial Infark (STEMI)
Betanya mengenai : Kan dipemeriksaan
penunjang terjadi perubahan protein
jantung, nah protein apa saja yang
berubah tersebut ?
Jawaban : Untuk jenis pprotein nya tidak
diketahui,tetapi protein tersebut
meningkat akibat adanya perubahan
fungsi jantung, enzim jantung, dan
aktivitas jantung sehingga mempengaruhi
perubahan protein jantung.
Presentasi ketiga ole Diyawati tentang
AV Block
Bertanya mengenai : kan tadi disebutkan
AV Block ada 3 level, nah apakah
penyebab dari masing-masing level
berbeda, dan penanganan dari masing-
masing level itu apa ?
Jawaban : dari setiap level penyebba nya
sama tetapi bisanya diawali dengan
levvel satu dan jika tidak bisa ditangani
akan berseriko terjadi peningkatan levell
sampai level 4. Untuk penangana nya
juga berbeda semakin meningkat level
maka penanganan nya akan semakin
sulit,membutukan waktu lebih lama dan
resiko kematian juga akan semakin
meningkat.
Presentasi keempat oleh Teti Nurasyifa
tentang Accute Coronary Synrome
(ACS)
Bertanya mengenai : apa pencegahan
agar tidak terjadi ACS dan kita
menemukan pasien dengan kasus tersebut
penanganan nya harus dengan
pendekatan seperti apa ?
Jawaban : ACS bisa dicegah dengan
menghindari rokok baik perokok aktif
maupun pasif,jindari minum alkohol dan
NAPZA, rajin olah raga 30 menit perhari,
makanan sehat seperti ikan, sayur buah
dan protein lain, serta menerappkan pola
hidup bersih dan sehta. Jika kita di RS
menemukan pasien dengan ACS perlu
dilakukan komunikasi terapetik kepada
keluarga dan pasien terkait jenis
penyakit, resiko penyakit, penngobatan,
dll agar pasien dan keluarga mengerti
kondisinya dan perlu dilakukan
penanganan seperti apa.
Presentasi kelima oleh Vilma Alodia DB
tentang Non ST Elevasi Miokardial
Infark (NSTEMI)
Bertanya mengenai : Kenapa CTN P dan
CTN I bisa meningkat pada hasil
pemeriksaan ?
Jawaban : enzime CTN P dan CTN I
tersebut meningkat karena ada perubahan
fungsi jantung yaitu terjadi Non STEMI
akibat adanya sumbatan di arteri coroner
ke miokardium.
Presentasi keenam Fransisca tentang
Congestive heart Failure
Bertanya mengenai : Jika dijalan
ditemukan pasien dengan CHF,
pertolongan pertama yang harus di
lakukan apa ?
Jawaban : Jika dijalan menemukan pasien
dengan kasus CHF yang tidak teraba nadi
langsung lakukan protokol tindakan CPR
yaitu tahapan nya seperti biasa seperti
3A, Call for help, aman kan pasien, cek
nadi, lakukan compresi sambil menunggu
datang nya penolong, compresi 30 : 2,
bantu ventilasi, jika jantung sudah
kembali dan nafas spontan lakukan
recovery potition.
18.30.19.00 Membuat logbook harian
LOGBOOK
STASE GAWAT DARURAT DAN KRITIS
KAMIS, 11 JUNI 2020

NO WAKTU KEGIATAN PARAF


WALI
1 08.00-09.00 Mempelajari CPR and AED Emergency
Response from Action First Aid dengan
hasil pembelajaran dilampirakan
Resume Youtube 1 – CPR and AED
Emergency Response from Action
First Aid
Jika menemupka pasien dnegan tanda dan
gejala mual,nyeri dada, napas sesak /
pendek, sweating, pale, indigestion. Lalu
tidak sadarkan diri. Hal yang harus
dilakukukan yaitu pertama call for help
(119/911), dan perintahkan yang orang
ynag ada disekitar untuk mengambil
AED, wait for EMS, sambil menunggu
rekan mengambil AED kita lakukan cek
respon dan ABC, pertama buka jalan
nafas (airway) dengan head till chin lift,
lalu cek nafas (Breathing), dan cek nadi
(Circulation). Jika tidak ada lakukan
kompresi 30 : 2 ventilasi. Lakukan
sampai AED datang. Jika AED telah
datang, pasang AED dan ikuti perintah
dari AED karena AED dibuat secara
sederhana dengan perintah yang bisa
diikuti oleh yang yang bukan tenaga
kesehatan sekalipun, nyalakan mesin lalu,
ambil tap AED, lalu buka baju pasien,da
pasangkan, setelah dipasang siap-siap
untuk shok, pastikan tidak ada orang
yang menyentuh pasien saat shok, jika
telah shok lakukan kompresi kembali
30:3 ventilasi samppai nadi teraba dan
napas spontan. Jika napas spontan dan
nadi teraba lakukan recovery potition.
09.00-10.00 ZOLL AED 3 - CPR / AED from Action
First Aid
Resume Youtube 2 – ZOLL AED 3 -
CPR / AED from Action First Aid
Determine unresponsiveness (cek
respon), perintahkan orang disekitar
untuk meminta bantuan dengan menelpon
911 atau 119, dan perintahkan 1 orang
lagi untuk mengambil AED yang ada di
savestation, lalu sambil menunggu buka
jalan napas (airway) dengan head till chin
lift,cek nadi dan lakukan CPR 30:2
ventilasi. Lakukan dengan keras dan cpat
dengan keceptan 120 x / menit. Setelah
AED datang nyalakan Aed dan pasang
AED, ikuti sesuai perintah mesin, saat
akan shock pastikan area clear atau tidak
ada yang menyentuh pasien, jika nadi
teraba dan napas sudah kembali lakukan
recovery potition. Kesimpulan nya CPR
dan pemasangan AED bisa dilakukan
oleh siapa saja walaupun bukan memiliki
backgound tenaga medis karena hal
tersebut bertujuan untuk savinng life atau
menyelamatkan hidup pasien.
10.30-12.00 Menonton talkshow dan membaca materi
dengan link dari hasil tankshow tentang
Guidline CPR for Covid-19 patient
confirmed from Europian Resusitation
Council
Resume 3 – Guidline CPR for Covid-
19 patient confirmed from Europian
Resusitation Council
Tingkat infeksi dengan coronavirus 2
(SARSCoV-2) sindrom pernapasan akut
yang parah bervariasi di seluruh Eropa,
dan rekomendasi umum untuk
pengobatan pasien tanpa konfirmasi
COVID-19 mungkin perlu disesuaikan
berdasarkan penilaian risiko lokal. Untuk
pasien dengan COVID-19 yang
dikonfirmasi dan diduga, Dewan
Resusitasi Eropa merekomendasikan
perubahan berikut untuk dukungan hidup
dasar (BLS) berdasarkan ulasan bukti
ILCOR terbaru:
Rekomendasi umum untuk BLS pada
orang dewasa oleh penyelamat awam
untuk dicurigai atau dikonfirmasi
COVID-19
1. Penangkapan jantung diidentifikasi
jika seseorang tidak responsif dan
tidak bernapas secara normal.
2. Responsif dinilai dengan
mengguncang orang itu dan
berteriak. Saat menilai pernapasan,
cari pernapasan normal. Untuk
meminimalkan risiko infeksi, jangan
membuka jalan napas dan jangan
letakkan wajah Anda di sebelah
mulut / hidung korban
3. Hubungi layanan medis darurat jika
orang tersebut tidak responsif dan
tidak bernapas secara normal.
4. Selama resusitasi penyelamat
tunggal, jika memungkinkan,
gunakan telepon dengan opsi bebas
genggam untuk berkomunikasi
dengan pusat pengiriman medis
darurat selama RJP.
5. Penyelamat awam harus
mempertimbangkan menempatkan
kain / handuk di atas mulut dan
hidung orang tersebut sebelum
melakukan kompresi dada dan
defibrilasi akses publik. Ini dapat
mengurangi risiko penyebaran virus
melalui udara selama kompresi dada.
6. Penyelamat awam harus mengikuti
instruksi yang diberikan oleh pusat
pengiriman medis darurat.
7. Setelah memberikan CPR,
penyelamat awam harus, sesegera
mungkin, mencuci tangan mereka
dengan sabun dan air atau membasmi
tangan mereka dengan gel tangan
berbasis alkohol dan menghubungi
otoritas kesehatan setempat untuk
menanyakan tentang penyaringan
setelah melakukan kontak dengan
seseorang yang dicurigai atau
dikonfirmasi COVID-19.
Rekomendasi untuk staf pengiriman
medis darurat untuk dicurigai atau
dikonfirmasi COVID-19 pada orang
dewasa
1. Untuk penyelamat yang tidak
terlatih, berikan instruksi khusus
kompresi.
2. Pandu penyelamat ke defibrillator
eksternal otomatis (AED) terdekat
jika tersedia.
3. Risiko COVID-19 harus dinilai
dengan pengiriman medis darurat
sedini mungkin; jika ada risiko
infeksi, petugas layanan kesehatan
yang menanggapi harus segera
diperingatkan untuk memungkinkan
mereka mengambil tindakan
pencegahan seperti pemberian alat
perlindungan pribadi (APD) udara-
pencegahan.
4. Responden pertama atau
sukarelawan terlatih harus
diberangkatkan atau diberitahu untuk
keadaan darurat medis hanya jika
mereka memiliki akses ke dan
pelatihan dalam penggunaan APD.
Jika responden pertama atau
sukarelawan terlatih hanya memiliki
tetesan-pencegahan APD, mereka
harus memberikan defibrilasi saja
(jika ada), dan tidak ada kompresi
dada, untuk pasien dengan dugaan
atau konfirmasi COVID-19.
Rekomendasi untuk BLS pada orang
dewasa oleh petugas kesehatan untuk
dicurigai atau dikonfirmasi COVID-19
1. Tim yang menanggapi pasien
serangan jantung (baik di dalam
maupun di luar rumah sakit) harus
terdiri hanya dari petugas layanan
kesehatan yang memiliki akses ke,
dan pelatihan dalam penggunaan
APD tindakan pencegahan melalui
udara.
2. Menerapkan bantalan defibrillator
dan memberikan kejutan dari AED /
defibrillator tidak mungkin
merupakan prosedur penghasil
aerosol dan dapat dilakukan dengan
penyedia layanan kesehatan
menggunakan PPE droplet-
precaution (masker bedah tahan
cairan, pelindung mata, celemek
lengan pendek dan sarung tangan
3. Kenali serangan jantung dengan
mencari tidak adanya tanda-tanda
kehidupan dan tidak adanya
pernapasan normal
4. Tenaga kesehatan profesional harus
selalu menggunakan APD tindakan
pencegahan melalui udara untuk
prosedur aerosolgenerasi (kompresi
dada, jalan napas dan intervensi
ventilasi) selama resusitasi.
5. Lakukan kompresi dada dan ventilasi
dengan masker-tas dan oksigen pada
rasio 30: 2, jeda kompresi dada
selama ventilasi untuk
meminimalkan risiko aerosol. Tim
BLS yang kurang terampil atau tidak
nyaman dengan ventilasi bag-mask
tidak boleh memberikan ventilasi
bag-mask karena risiko pembentukan
aerosol. Tim-tim ini harus
menempatkan masker oksigen di
wajah pasien, memberikan oksigen
dan memberikan RJP khusus
kompresi.
6. Gunakan filter udara partikulat
efisiensi tinggi (HEPA) atau filter
penukar panas dan kelembaban
(HME) antara kantong yang
mengembang sendiri dan masker
untuk meminimalkan risiko
penyebaran virus.
7. Gunakan dua tangan untuk
memegang topeng dan memastikan
penutup yang baik untuk ventilasi
kantong-tas. Ini membutuhkan
penyelamat kedua - orang yang
melakukan kompresi dapat memeras
kantong ketika mereka berhenti
setelah setiap 30 kompresi.
8. Gunakan defibrillator atau AED dan
ikuti instruksi apa pun yang tersedia
13.00-14.30 Mengikuti seminar tentang Pedoman
AHA tentang pelaksanaan
Kardiovaskuler Emergensi untuk pasien
dengan COVID-19 oleh dr. Ali Haedar
14.30-15.30 Cara cepat dan Gampang interpretasi
EKG dari Youtube Ns. Brewok
Resume 4 – Pedoman AHA tentang
pelaksanaan Kardiovaskuler
Emergensi untuk pasien dengan
COVID-19 oleh dr. Ali Haedar
3 hal penting yang perlu diperhatikan
1. Harus memperhatikan resiko
penularan pada penolong pada
tindakan reseusitasi dengan
menggunakan alat pelindung diri
yang tepat sebelum masuk ke
ruangan ICCU pasien khusus
Covid-19 dan harus membuat
limitasi petugas yang bertugas
sehingga akan mengurangi resiko
terpapar pada petugas lain
2. Memprioritaskan oksigenasi dasn
ventilasi yang dapat
meminimalkan aerosolisaisi
dengan strategi yaitu
menggunakan HEPA
filter,mengintubasi sesegera
mungkin dengan ETT yang
menggunakan Cup dan segera
dihubungkan dengan mecanical
ventilator dan bila intubasi
tertunda makan sebaiknya tidak
melalukan bagging deng bag
valve mask tetapi bisa dilakukan
dengan memasukan LMA
kemudian dihubungkan dengan
hepa filter atau bag vallve mask
atau yang paling baik
dihubungkan langsung dengan
mecanical ventilator.
3. Sebenlum dilakukan resusitasi,
harus dipertimbangkan bahwa
apakah pasien layak dilakukan
resusitasi dengan
mempertimbangkana rahan-
arahan atau tujuan-tujuan
contohnya setelah CPR apakah
pasien akan dipasang ETT
dihubungkan dgn ventilator, jika
pasien perlu dipindahkan ke ICU
apakah ICU apailable atau tidak.
“Save more lives. Do CPR for patient
with suspected or confirmed covid-19” –
dr. Ali Haedar
16.15-16.30 Membuat Logbook Harian Resume
Youtube 5 – Cara cepat dan Gampang
interpretasi EKG dari Youtube Ns.
Brewok
Jadi prinsipnya ada 5 komponen dasar
yang harus dimiliki sebuah gambaran
EKG yang normal
1. Gelombang P. Gelombang ini pada
umumnya berukuran kecil dan
merupakan hasil depolarisasi atrium
kanan dan kiri. Kelainan pada atrium
akan menyebabkan kelainan pada
gelombang ini.
2. Segmen PR. Segmen ini merupakan
garis isoelektrik yang
menghubungkan gelombang P dan
gelombang QRS. Menggambarkan
aktivitas listrik dari atrium ke
ventrikel. Gangguan konduksi dari
atrium ke ventrikel akan
menyebabkan perubahan pada
segmen PR.
3. Gelombang Kompleks QRS.
Gelombang kompleks QRS ialah
suatu kelompok gelombang yang
merupakan hasil depolarisasi
ventrikel kanan dan kiri. Gelombang
kompleks QRS pada umumnya
terdiri dari gelombang Q yang
merupakan gelombang ke bawah
yang pertama, gelombang R yang
merupakan gelombang ke atas yang
pertama, dan gelombang S yang
merupakan gelombang ke bawah
pertama setelah gelombang R.
4. Gelombang ST. Segmen ini
merupakan garis isoelektrik yang
menghubungkan kompleks QRS dan
gelombang T.
5. Gelombang T. Gelombang T
merupakan potensial repolarisasi
ventrikel kanan dan kiri.
6. Sebenarnya masih ada satu
komponen lagi, yaitu Gelombang U.
Namun, gelombang ini berukuran
kecil dan sering tidak ada. Asal
gelombang ini masih belum jelas.
Kalau kita bisa mengenali 5 komponen
dasar tersebut ada dalam sebuah
gambaran EKG, artinya kemungkinan
besar aktivitas listrik jantung pasien
tersebut NORMAL.
Kalau ada satu atau lebih komponen yang
tidak dapat kamu temukan, tentu artinya
kamu harus curiga, apakah EKG ini
abnormal, Betul?
Satu hal yang penting adalah aktivitas
listrik jantung yang normal selalu diawali
dengan depolarisasi otot jantung di SA
node (sistem sinus). SA node secara
anatomis terletak di atrium. SA node
disebut sebagai "dirigen" tertinggi dalam
sistem konduksi listrik jantung. Istilah
ilmiahnya SA node mempunyai sifat
automatisitas yang tertinggi dalam sistem
konduksi jantung.
Depolarisasi atrium ini digambarkan
dalam EKG sebagai gelombang P.
Sederhananya, jika dalam gambaran EKG
kamu tidak dapat menemukan gelombang
P, pasti gambaran EKG itu abnormal.
Lebih khususnya, tanpa gelombang P
kamu harus pertimbangkan pasien
mengalami aritmia (mis Ventrikel
Fibrilasi dan Ventrikel Takikardia).

LOGBOOK
STASE GAWAT DARURAT DAN KRITIS
JUMAT, 12 JUNI 2020

NO WAKTU KEGIATAN PARAF


WALI
1 09.00-10.00 Mempelajari Video 7 : CARA CEPAT
DAN GAMPANG INTREPRETASI EKG
PART (2) by Nr. Brewok
- RHYTM :irregular atau regular
- RATE : normal 60-100, normal sinus,
lebih takikardi, kurang bradikardi
- AXIS : led 1 di aVf
- HIPERTROPI : hipertopi atrium dan
hipertropi ventrikel
10.30-12.00 Mengikuti COVID resustion di webinar
Penganan untuk pasien COVID
- Pastikan henti jantung
- Raba nadi krotis dengan tangan selama 10
detik. Pastikan henti jantung. Jika ragu
dengan diagnosis penyebab henti jantung.
Lakukan kompresi dada hingga bantuan
datang.
- Mulai RJP saja dengan APD MINIMUM
- tetap pasang masker oksigen pasien.
Mulai RJP saja dengan APD minimum
(gown, eye protection, gloves, FFP3
mask). Jangan lakukan ventilasi mouth to
mouth pocket mask. Tetap pasang masker
oksigen pasien
- Defibrilasi
- Defibrilasi irama shockable dengan cepat
- Kompresi dada dengan APD lengkap
- Siapkan set APD lengkap pada troli. Set
APD lengkap harus dipakai oleh semua
anggota tim resusitasi.
- Intervensi jalan nafas
- Intubasi trakea atau intervensi jalan nafas
hanya dilakukan oleh dokter
- Identifikasi penyebab revesible dan
rencaca post-resusitasi
- Bersihkan dan dekontaminasi
- Buang atau letakan seluruh RJP pada
wadah dekontaminasi yang
tersedia.jangan sembarangan meletakan
peralatan di bed atau bawah bantal pasien.
Ujung alat yang terkontaminasi diletakan
didalam sarung tangan disposable.
Bersihkan seluruh area permukaan yang
telah digunakan.
- Lepas APD dan buang clinical waste
- Lepas set APD lengkap sesuai petunjuk
untuk menghindari self-contamination
dan buang crical waste sesuai dengan
pedoman penanggulan sampah infeksius
- Cuci tangan 7 langkah.
12.30-13.15 Video 8 : ISKEMIA DAN INFARK
MIOKARDIUM- STEMI EKG
Sindroma coroner akut ST elevasi infark
miokardium elevasi ST pada >2 sadapan
anatomis yang berurutan. +/- depresi ST
dan atau gelombang T pada sadapan
lainnya. Non-STEMI dan Angina tidak
stabil dapat disertai dpresi ST dan inversi
gelombang T, EKG data normal.
Mendiagnosa stemi, pada laki-laki >40
tahun, segmen st meningkat >0,2 mV,
sedangkan <40 tahun, segmen
stmeningkat >0,25 Mv. Pada perempuan
semua usia V2 atau V3 >0,15 Mv.
13.15-13.45 Mempelajari Video 9 : CODE BLUE
Di ruang 8 ada pasien laki laki tidak
sadarkan diri, seorang perawat
membantunya dengan menekan tombol di
bawah tempat tidur, meminta pertolongan
perawat lainnya untuk meminta
pertolongan dengan mengucapkan (code
blue). Perawat satu melakukan RJP, 2
perawat lainnya membantu rescue
breathing, dan yang lainnya
mengaktifkan sistem emergency. Dan
yang lainnya melakukan defib, dan
memasukan obat lewat IV line. Pasien
masih tidak sadarkan diri, lalu dilakukan
intubasi, dan melakukan rescue breathing
lagi, sedangkan RJP masih tetap
dilanjtukan. Kemudian perawat satunya
mendokumentasikan dan pasien
dipindahkan ke ruangan lain.
13.45-14-15 Mempelajari Video 10 : Pulseless Arrest
V-Fib Teaching (ALS)
Seorang pria mengalami Ventrikel
Fibrilator, pria tersebut berusia 56 thun,
awalnya pasien tersebut mengeluh sakit
dada yang parah selama 4 jam terakhir,
menjalar ke bagian leher, rahang, dan
lengan kiri, pasien mengatakan rasa sakit
saat ini di angka 9. Tindakan yang
dilakukan cek respon (tidak berespon),
meminta bantuan (code blue), setelah itu
di cek nadi dan pernapasannya, kemudian
tim medis lain datang, melakukan RJP
30:2 kompresi, dengan kedalaman 2-2,4
inches dengan kecepatan 100-120x/mnt.
Tim medis lainnya ada yang membantu
untuk pernapasan (dengan ambu bag),
sambil RJP dan pemberian ventilasi
berjalan dilakukan defib. Ketika salah
satu tim medis kelelahan dalam
melakukan RJP mereka bergantian.
14.15-14.45 Mempelajari Video 11 : ACLS Part 7
Ventricular Takikardi
Seorang pasien tidak sadarkan diri di
salah satu ruangan rumah sakit, akan
dilakukan tindakan defib. Tindakan yang
dilakukan pasien di RJP 5 siklus
kemudian lakukan defib (2 menit) dan
masukan obat (adrenalin 1 mg dan
amiodaron I 300 mg, amiodaron II 150
mg).
15.00-20.40 Melakukan response:
1. Fransisca : Ventrikel Takikardia
2. Teti : Arterial Septal Defect (ASD)
3. Wielyana : Coronary Artery Disease
4. Vilma : Cardiac Artery Bypass Graft
(CABG)
5. Zulfa : STEMI Iinferior Killip ,
Bardikardia
6. Diyawati : Cardiac Artery Bypass
Graft (CABG)
Pertanyaan :
1. Dosis yang dibutuhkan untuk
dopamin,dobutamin
2. Batas karakteristik diagnosa yang
muncul pada VT
3. NOC diagnosa yang muncul pada VT
4. Kenapa NIC batasan tidak sesuai
5. Apa saja yang bisa mempengaruhi
CABG
6. Diagnose cuman ada 2, sebutkan
diagnosa lainnya yang muncul pada
CAB. Kenapa dx luka nya tidak di
angkat
7. Kenapa ventrrikel ga stabil
8. Bagaimana eknik op CABG
9. Kasus tidak ada gellap
10. Kenaps harus diperiksa APPT
11. Bagaimana cara pemberian obat2
12. Dx sesuaikan dgn NANDA
13. Indikatorr CAD I,II,III,IV
14. Kenapa pasien dinyatakan q led I
15. Jelaskan STMI pada area mana?
Bagaimana cara menghitung dosis
kenapa diberi laksana lab yang harus
diperiksa
16. DX yg menjadi ancaman nyawa?
17. Rehabilitaas ada berapa perbedaan
tindakan
18. Evaaluasi tindakan
19. Tindakan perawatan luka
20. Ancaman utama
21. Cara baca EKG
22. Pain management sepeerti pa pd
pasien CCABG
23. Apa paien CBG ada masalah bersihan
jalan naas
20.40-21.00 Menyusun laporan logbook harian
LOGBOOK
STASE GAWAT DARURAT DAN KRITIS
SABTU, 13 JUNI 2020

NO WAKTU KEGIATAN PARAF


WALI
1 09.00-13.45 1. Mempelajari Video 12 : ACLS PART 2-
RHYTHM ANALYSIS AND
DEFIBRILATOR.
Irama analisis dalam jantung akan
sangat dipengaruhi oleh sumber
kelistrikan jantung, jika berasal dari
SA node menghasilkan irama sinus,
berasal dari atrium menghasilkan
irama atrial, berasal dari AV node
menghasilkan irama junctional, dari
ventrikel menghasilkan irama
ventricular, dan jika dari pacemaker
buatan menghasilkan irama pacing.
2. Mempelajari Video (13) Manual
Defibrilation With The Heart
Alat defib memiliki bantalan elektroda
yang multifungsi serta ada bantalan
internal dan bantalan eksternal.
3. Mempelajari Video (14) Cardioversion
(For Atrial Fibrilation) / Cardioversi
Hidup menjadi tidak stabil,
mengalami takikardi, hiptensi sitolik,
tekanan darh >150, nyeri dada, sudah
memiliki penyakit gagal jantung,
sinkronisasi QRS di EKG, bisa
mengalami syok.
4. Mempelajari Video (15) What Is A
Defibrillator How Does It Work (Cara
Kerja Defib)
Alat pacu jantung disebut defib,
biasanya untuk mengatasi gangguan
irama jantung yang dapat mengancam
jiwa. Jadi alat ini nanti akan
ditempelkan pada dada pasien untuk
mengirimkan kejutan berupa listrik ke
jantung. Adanya aliran listrik akan
merangsang otot otot jantung supaya
kembali bekerja dengan normal.
5. Mempelajari Video (16) Cardiac
Arrhytmias
Kegawatan aritmia tergantung dari
jenis aritmia (Takikardi Aritmia > 160
x/m, Bradikardi Aritmia < 40 x/m.
Kegawatan aritmia disebabkan oleh
keadaan miokard yang jelek.
6. Mempelajari Video (17) Pharmacology
(Obat-obatan Jantung)
Jenis obat jantung Ace-Inhibitor
(lisinopril, chilpril), Beta Blockers
(atenolol), Calcium Chanel Blockers
(nifedipine, ditiazem, verapamil),
Digoxin (glycoside), Diuretics
(furosemide, HCTZ).
7. Mempelajari Video (18) Cardiac Arrest
Rhythms,VF, VT, ASYSTOLE and
PEA
Serangan jantung mendadak
diakibatkan karena kelainan denyut
jantung dan sistem listrik (irama).
VF : irama tidak teratur, frekuensi >
350 x/m, tidak ada gelombang P,
interval PR tidak ada, QRS lebar dan
tidak teratur. VT : irama teratur,
frekuensi 100-250 x/m, gelombang P
tidak ada, gelombang PR tidak ada,
gelombang QRS lebih lebardari 0,12
detik. Asistol adalah ritme jantung
yang mengancam nyawa yang
memiliki ciri tidak adanya aktivitas
elektrik pada gambaran EKG.
Pulseless Eletrical Activity adalah
keadaan dimana masih terdapat
aktivitas listrik jantung, tanpa disertai
respon mekanik jantungberkontraksi
untuk menghasilkan denyut yang
teraba atau tekanan darah yang
terukur.
8. Mempelajari Video (19) CHF
CHF/gagal jantung adalah
ketidakmampuan jantung dalam
memompa darah atau
ketidakmampuan jantung memenuhi
kuota darah normal yang dibutuhkan
oleh tubuh. Tanda gejala khas : denyut
jantung tidak teratur, batuk-batuk,
bunyi napas mengi, sesak napas, sulit
aktivitas. Jika sudah parah bisa
menjalar rasa nyeri di dada, sianosis,
tarikan napas pendek dan cepat dan
bisa pingsan.
9. Mempelajari Video (20) Heart Attack
Serangan jantung terjadi akibat
terhambatnya aliran darah ke otot
jantung, gejala serangan jantung yaitu
nyeri dada, sesak napas atau napas
berat, pusing, gelisah, keringat dingin.
10.Mempelajari Video (21) ACS and
Heart Attack
Sindroma koroner akut terjadi ketika
aliran darah menuju jantung
berkurang secara drastis dan tiba tiba.
Pada sindroma koroner akut terjadi
penyumbatan pada arteri koroner
jantung yaitu pembuluh darah yang
memasok darah ke jantung. Kejadian
ini bisa memicu serangan jantung dan
serangan angina tidak stabil. Biasanya
ditandai nyeri dada berat.
11.Mempelajari Video (22) ACLS
megacode series
Didalam video ada perempuan berusia
36 tahun, memilki TTV ; HR = 163.
BP=150/90, R=25, T 38,2. Hasil EKG
(Supraventikular Takikardi, Stable,
Attempt Carotid Massage, Give
Adenosime, 10 second, Double the
dose 12 mg), (unstable, cardioversi
50-100 joule, PEA).
12.Mempelajari Vidio (23) Code Training
Didalam video ada satu pasien masih
sadar, melakukan perekaman EKG,
tiba-tiba mengalami penurunan
dilakukan RJP sambil memberikan
ventilasi.
15.00-20.00 Mengikuti Presentasi SOCA
1. Presentasi Oleh Intan Tentang
Congestik Heart Failure (CHF)
2. Presentasi Oleh Selvia Hendrawati
tentang Syok Kardiogenik
3. Presentasi oleh saya tentang Coronary
Artery Disease (CAD)
4. Presentasi oleh Resa Andaresta
tentang Congestik Heart Failure (CHF
5. Presentasi oleh Mega Silviana tentang
AV Block
15.00-20.00 Melakukan Presentasi SOCA tentang
Coronary Artery Disease (CAD) Inferior
Posterion
Dengan pertanyaan :
1. Jelaskan cara mementukan adanya
infark,iskemik atau injuri pada
jantung dengan menggunakan EKG ?
2. Untuk NOC pada masalah utama
indikator nya apa saja dan jelaskan
cara pengkajian nya ?
3. Apa perbedaan cara pemberian cairan
bila mengalami gagal jantung kanan
saja,atau gagal jantung kiri saja ?
4. Jelaskan obat dan dan jenis kerjanya
berdasarkan inotropik, krono
tropik,dan dromotropik. Contoh obat
nya apa ?
Jawaban
1. Penjelasan perbedaan gambaran
Iskemia, infark dan injuri
a. Iskemia Depresi ST, ini ialah ciri
dasar iskemia miokard. Depresi ST
dianggap bermakna bila lebih dari
1 mm, makin dalam makin
spesifik. Inversi T, gelombang T
yang negatif (vektor T berlawanan
arah dengan vektor QRS) bisa
terdapat pada iskemia miokard,
terapi tanda ini tidak perlu spesifik.
Yang lebih spesifik ialah bila
gelombang T ini simetris dan
berujung lancip. Inversi U,
gelombang U yang negatif cukup
spesifik untuk iskemia miokard.
b. Injuri Ciri dasar injuri ialah elevasi
ST dan yang khas ialah konveks ke
atas. Pada umumnya dianggap
bahwa elevasi ST menunjukkan
injuri di daerah subepikardial,
sedangkan injuri di daerah
subendokordial menunjukkan
depresi ST yang dalam.
c. Nekrosis Ciri dasar nekrosis
miokard ialah adanya gelombang Q
patologis yaitu Q yang lebar dan
dalam, dengan syarat-syarat : 0,04
derik dalam 44mm (Sudoyo, et all,
2011).
2. No 2
Diagnosa utama nyeri aku yang
merupakan pengalaman sensori dan
emosional tidak menyenangkan
berkaitan dengan kerusakan jaringan
aktual atau potensial, atau yang
digambarkan sebagai kerusakan
(international Assosiation for Study of
Pain).
Batasan Karakteristik :
- Ekspresi wajah nyeri
- Keluhan tentang intensitas
berdasarkan skala nyeri
- Keluhan tentang karakteristik
nyeri dengan menggunakan standar
instrumen nyeri
3. No 3
Pemberian cairan pada orang dengan
gagal jantung harus dibatasi baik pada
pasien dengan gagal jantung kiri
maupuun pada pasien dengan gagal
jantung kanan. Karena pada pasien
dengan gagal jantung kanan perlu
dibatasi sekitar 70-80 % pemberian
nya dari total kebutuhan pasien karena
jika diberikan sesuai kebutuhan pasien
cairan akan menumpuk di perifer
seluruh tubuh. Sehingga akan terjadi
oedema tungkai, dll. Dan pada pasien
dengan gagal jantung kiri itu juga
perlu di batasi dan pemberian nya
hanya 50-70% saja. Karena jika
diberikan sesuai kebutuhan pasien
maka cairan yang diberikan akan
menumpuk diparu-paru dan akan
mengganggu pernapasan klien.
4. No 4
Inotropik adalah obat jantung
yang memengaruhi kontraksi jantung.
Secara medis, mereka disebut sebagai
inotrop. Mereka membantu mengubah
kekuatan kontraksi jantung. Ada dua
jenis obat inotropik: inotrop positif
dan inotrop negatif. Inotrop positif
memperkuat kekuatan detak jantung
sementara inotrop negatif
melemahkannya. Karena kedua
subtipe memiliki efek yang
berlawanan, mereka banyak
digunakan dalam pengobatan banyak
kondisi kardiovaskular. + glikosida
jantung dan penghambat
fosfodiesterase. Contoh - verapamil,
diltiazem, dan nifedipin.
Inotrop positif membantu
memompa lebih banyak darah dalam
beberapa ketukan. Oleh karena itu,
obat ini diberikan kepada pasien
dengan gagal jantung kongestif atau
kardiomiopati. Inotrop negatif
melemahkan jantung dan mengurangi
kontraksi jantung. Dengan demikian,
obat ini dapat mengobati individu
dengan hipertensi (tekanan darah
tinggi), angina (nyeri dada), dan gagal
jantung kronis
Chronotropic adalah obat jantung
yang memengaruhi detak jantung.
Jadi, obat-obatan ini adalah
chronotrop. Kronik mempengaruhi
denyut jantung dengan memengaruhi
perubahan dalam sistem konduksi
listrik jantung. Mirip dengan inotrop,
chronotrop terdiri dari dua kategori:
chronotrop positif dan chronotrop
negatif. Kronotrop positif
meningkatkan detak jantung,
sedangkan kronotrop negatif
menurunkan detak jantung.
Chronotropes mempengaruhi
simpul sinoatrial (SA node) untuk
mengubah ritme. Oleh karena itu,
mereka diberikan kepada individu
dengan aritmia (irama jantung
abnormal). Ada dua jenis aritmia:
takikardia dan bradikardia. Takikardia
terjadi ketika jantung berdetak terlalu
cepat, dan bradikardia terjadi ketika
jantung berdetak terlalu lambat.
Kronotrop positif diberikan kepada
pasien dengan bradikardia, untuk
meningkatkan denyut jantung,
sementara chronotrop negatif
diberikan kepada pasien dengan
takikardia untuk memperlambat
denyut jantung.
Efek dromotropik negatif yang
menurunkan kecepatan konduksi
listrik jantung, dan efek antihipertensi
dengan menurunkan resistensi
vaskular sistemik akibat vasodilatasi
arteriol perifer. Dromo;tropik +
stimulasi epinefrin ), dromotropi
negatif menurunkan kecepatan
(misalnya stimulasi vagal ).
20.40-21.00 Menyusun laporan logbook harian

Anda mungkin juga menyukai