Anda di halaman 1dari 18

METODE MAGNETIK UNTUK EKSPLORASI PANASBUMI

(Laporan Praktikum Ekplorasi Geothermal)

Oleh
Feryanika Ukhti
1715051026

LABORATORIUM TEKNIK GEOFISIKA


JURUSAN TEKNIK GEOFISIKA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMPUNG
2020
Judul Praktikum : Metode Magnetik untuk Eksplorasi Panasbumi

Tanggal Praktikum : 15 April 2020

Tempat Praktikum : Laboratorium Teknik Geofisika

Nama : Feryanika Ukhti

NPM : 1715051026

Fakultas : Teknik

Jurusan : Teknik Geofisika

Kelompok : I (Satu)

Bandar Lampung, 21 April 2020


Mengetahui,
Asisten,

Muhammad Adli
` NPM. 1615051039

i
METODE MAGNETIK UNTUK EKSPLORASI PANASBUMI

Oleh
Feryanika Ukhti

ABSTRAK

Metode magnetik adalah salah satau metode geofisika yang digunakan sebagai
survey pendahuluan daalam eksplorasi panas bumi yang berdasarkan pada
perbedaan tingkat magnetisasi batuan yang diinduksi oleh medana magneti bumi
yang terjadi akibat adanya perbedaan sifat kemagnetan material. Magnetik dapat
menentukan lokasi sumber panas karena salah satu sifat magnet, yaitu dimana jika
suatu benda yang memiliki sifat magnet dan terkena panas atau terjadi kenaikan
suhu. Penurunan sifat kemagnetan kemagnetan bergantung pada kenaikan suhu
benda dan suhu curie yangmana suhu curie ialah satu suhu dimana bahan
feromagnet atau ferimagnetik menjadi paramagnet semasa dipanaskan. Praktikum
dilakukan dilakukan dengan melakukan pengolahan data magentik dengan
menggunakan software Oasis dan software Surfer. Nilai T Anomali diberikan
proses upward continuation hingga 700 dan yang terbaik ada pada nila 500
karena smooth dan masih terlihat jelas sebaran anomali magentiknya. Diduga
heatsource berada di tengah karena ditengah ada anomali dengan nilai yang amat
kecil yaitu <-400 dan diuga pula terdapat sesar diarea penelitian karena adanya
kontur yang rapat.

Kata Kunci : Magnetik, Suhu Curie, Software Oasis, Software Surfer

ii
DAFTAR ISI

Halaman
LEMBAR PENGESAHAN................................................................................. i
ABSTRAK........................................................................................................... ii
DAFTAR ISI....................................................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR.......................................................................................... iv

I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.................................................................................... 1
B. Tujuan Penelitian................................................................................ 1

II. TEORI DASAR

III. METODOLOGI PRAKTIKUM


A. Alat dan Bahan................................................................................... 4
B. Diagram Alir....................................................................................... 4

IV. DATA PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN


A. Data Pengamatan................................................................................ 5
B. Pembahasan........................................................................................ 5

V. KESIMPULAN

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

iii
DAFTAR GAMBAR

Halaman
Gambar 1. Diagram Alir..................................................................................... 4

iv
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Energi panas bumi merupakan salah satu energi alternatif yang akan
menggantikan energi fosil pada sektor sumber tenaga listrik. Energi panas
bumi memanfaatkan tekanan fluida gas yang keluar dan akan memutar turbin
pembangkit tenaga listrik. Dalam proses pencarian atau ekplorasi, banyak
bidang yang akan terlibat, seperti geologi yang akan mencari kemungkinan
terdapatnya sistem panas bumi, geokimia yang akan menentukan sifat kimia
serta suhu fluida pada reservoar, serta geofisika yang akan menggambarkan
keadaan bawah permukaan bumi mendekati keadaan sebenarnya.
Pengambaran keadaan bawah permukaan yang dilakukan, seperti menentukan
kedalaman serta ketebalan dari batuan penudung serta reservoar,
menentnukan arah patahan besar dan kecil, serta menentukan keberadaan
sumber panas. Untuk menggambarkan keberadaan bawah permukaan tersebut
dapat dilakukan dengan menggunakan metode geofisika yang salah satunya
adalah metode magentik. Metode magnetik adalah salah satu metode
geofisika yang sering digunakan pada survei pendahuluan dalam eksplorasi
geothermal atau panas bumi. Akurasi pengukuran metode magnetik relatif
tinggi dan pengoperasian di lapangan relatif sederhana, mudah dan cepat.
Metode ini didasarkan kepada perbedaan tingkat magnetisasi batuan yang
diinduksi oleh medan magnet bumi. Hal ini terjadi sebagai akibat adanya
perbedaan sifat kemagnetan material.

B. Tujuan Praktikum

Adapun tujuan dari praktikum akuisisi data gaya berat adalah :


1. Mahasiswa dapat mengetahui fungsi eksplorasi magnetik pada panasbumi.
2. Mahasiswa dapat mengolah dan memodelkan data magentik lapangan
panasbumi.
3. Mahasiswa dapat menginterpretasikan olahan data magnetik yang
berkaitan dengan sistem panasbumi.
II. TEORI DASAR

Metode geomagnet adalah suatu metode geofisika untuk mendapatkan gambaran


bawah permukaan bumi atau benda dengan karakteristik magnetik tertentu.
Metode ini didasarkan pada pengukuran intensitas medan magnet di permukaan
bumi yang disebabkan oleh adanya variasi distribusi benda termagnetisasi di
bawah permukaan bumi. Sifat magnet ini ada karena pengaruh dari medan magnet
bumi pada waktu pembentukan batuan tersebut. Kemampuan untuk termagnetisasi
tergantung dari suseptibilitas magnetik masingmasing batuan. Benda-benda
tersebut dapat berupa gejala struktur bawah permukaan ataupun batuan yang
bersifat magnetik. Intensitas medan magnet di permukaan bumi dapat diukur
menggunakan magnetometer. Medan magnet bumi biasanya seragam tetapi akan
ada anomali jika ada mineral yang bersifat magnetik (Jumarang & Zulfian, 2012).

Metode geomagnet didasarkan pada pengukuran variasi intensitas medan magnet


di permukaan bumi yang disebabkan oleh adanya variasi distribusi benda
termagnetisasi di bawah permukaan bumi (suseptibilitas). Variasi yang terukur
(anomali) berada dalam latar belakang medan yang relative besar. Metode
geomagnet merupakan salah satu metode geofisika yang sering digunakan untuk
survei pendahuluan pada eksplorasi minyak bumi, panas bumi, batuan mineral,
maupun untuk keperluan pemantauan (monitoring) gunungapi. Interpretasi data
yang mencerminkan perbedaan lokal kelimpahan magnetisasi ini sangat berguna
untuk menemukan kesalahan dan kontak geologi. Anomali magnetik dapat berasal
dari serangkaian perubahan litologi, variasi dalam tubuh magnet tebal, patahan,
lipatan dan bantuan topografi. Sebuah jumlah yang signifikan Informasi dapat
meninggalkan revisi kualitatif peta anomali magnetik sisa dari total medan magnet
(Aufi dkk., 2017)

Medan magnet lokal diperoleh dengan mengoreksi medan magnet observasi


dengan medan magnet IGRF dan intensitas medan magnet harian. Hubungan ini
dapat ditulis dengan persamaan :
∆H = Hobs – HIGRF ± Hv
dengan :
∆H = medan magnet lokal (nT)
3

Hobs = medan magnet observasi (nT)


HIGRF= medan magnet IGRF (nT)
Hv = medan magnet harian (nT)
(Telford,1990)

Material ferromagnetik adalah bahan-bahan yang memiliki nilai suspebilitas


magnetik besar yang bernilai positif, sifat ferromagnetik muncul dalam bahan
yang atom-atomnya memiliki momen magnetik permanen yang berinteraksi satu
sama lain secara kuat dan mampu mempertahankan sifat-sifat magnetik setelah
magnet luarnya dihilangkan. Dalam ferromagnetik dapat diambil dua asumsi
yaitu,
1. Adanya keadaan demagnetisasi material ferromagnetic
2. Pada keadaan demagnetisasi material ferromagnetic terbagi atas daerah-daerah
kecil kecil yang disebut domain.
Pada bahan ferromagnetic magnetisasi yang terjadi tidak sama untuk setiap unit
volume di dalam bahan. Momen-momen magnet dari electron yang berdekatan
akan saling berinteraksi lebih efektif jika dibandingkan dengan momen magnet
electron yang letaknya berjauhan (Dedi, 2013).
III. METODOLOGI PRAKTIKUM

A. Alat dan Bahan

Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah laptop,
software Oasis, software Surfer, dan data magnetik.

B. Diagram Alir
Adapun diagram alir dari praktikum ini adalah sebagai berikut:

Mulai

Data magnetik

Kontur elevasi dan TAnomali

Upward continuation

Kontur regional dan residual

Interpretasi

Selesai

Gambar 1. Diagram Alir


IV. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

A. Data Pengamatan

Adapun data pengamatan dari praktikum metode magnetik untuk eksplorasi


panas bumi terlampir pada lampiran.

B. Pembahasan

Telah dilakukan praktikum Eksplorasi Geothermal mengenai metode


magnetik untuk eksplorasi panasbumi yangmana metode magnetik adalah
salah satu metode geofisika yang sering digunakan untuk survei pendahuluan
dalam eksplorasi geothermal atau panas bumi. Akurasi pengukuran metode
magnetik relatif tinggi dan pengoperasian di lapangan relatif sederhana,
mudah dan cepat. Metode ini didasarkan kepada perbedaan tingkat
magnetisasi batuan yang diinduksi oleh medan magnet bumi. Hal ini terjadi
sebagai akibat adanya perbedaan sifat kemagnetan material. Kemampuan
material untuk termagnetisasi tergantung dari suseptibilitas magnetik batuan.
Harga suseptibilitas sangat penting dalam identifikasi benda anomali karena
sifat yang khas untuk setiap jenis mineral atau logam. Harganya akan
semakin besar bila jumlah kandungan mineral magnetik pada batuan
semakinbanyak. Metode magnetik dapat menentukan lokasi sumber panas
karena salah satu sifat magnet, yaitu dimana jika suatu benda yang memiliki
sifat magnet dan terkena panas atau terjadi kenaikan suhu, maka sifat maget
dari benda tersebut dapat menurun hingga menghilang. Penurunan sifat
kemagnetan bergantung terhadap kenaikan suhu serta suhu kuri yang dimiliki
oleh suatu benda tersebut. Semakin dekat antara suhu benda dan suhu kuri,
maka akan semakin kecil sifat kemagnetan yang dimiliki batuan tersebut,
begitupun sebaliknya. Sehingga, secara logika, dapat disimpulkan bahwa
sumber panas pada lapangan panas bumi memiliki nilai magnet yang kecil.
Sifat kemagnetan pada batuan bumi didapat dari induksi magnet utama bumi.

Dalam geomagnet berhubungan erat dengan suhu curie atau titik curie
yangmerupakan satu suhu dimana bahan feromagnet atau ferimagnetik
menjadi paramagnet semasa dipanaskan. Atau sebaliknya, satu magnet akan
6

hilang kemagnetannya jika dipanaskan melebihi suhu curie. Istilah ini juga
digunakan untuk bahan piezoelektrik bagi merujuk kepada pengutuban
spontan ynag hilang semasa pemanasan. Suhu serupa bagi bahan
antiferomagnet dipanggil suhu Néel. Suhu Curie dinamakan sempena seorang
ahli fizik, Pierre Curie. Suhu curie dapat dikatakan juga sebagai suhu kritis
terjainya transisi fase feromagnetik suatu bahan padat menjadi paramagnetic
akibat pemanasan dan dapat diamati dengan terlepasnya suatu bahan
feromagnetik, yang dipanasi dari magnet permanen.

Pada praktikum kali ini dilakukan pengolahan data magnetik dengan bantuan
Software Oasis and Software Surfer. Pertama dengan menggunakan software
Oasis yaitu dengan membuat database baru dan import data geomagnetic lalu
atur koordinat X, Y, dan Z serta sistem koordinatnya yaitu UTM zone 48S.
Selanjutnya buat peta grid elevasi dan peta T Anomaly. Setelah itu load menu
magmap dari GX lalu pilih ‘step by step filtering’ dan pilh tahap dari awal,
yang pertama adalah prepare grid lalu masukkan grid T Anomali pada input
dan nama output yang diinginkan maka akan menghasilkan output dari grid T
Anomali. Selanjutnya pilih Forward FFT dan pilih grid yang tadi dibuat.
Berikutnya pilih Define Filter dan pada filter 1 pilih Upward Continuation
dan masukkan nilai upward continuation nya contohnya ialah 100, lalu pilih
Apply filter maka data T Anomali sudah terfilter upward continuation 100,
proses ini dilakukan sampai upward continuation 700 dan dilihat mana yang
paling bagus dan smooth. Adapun hasil terbaik adalah pada upward
continuaton 500 karena smooth dan sebaran nilai TAnomali yang baik. Lalu
data ini akan dijadikan sebagai peta regional maka selanjutnya akan dibuat
peta residual dengan menu grid math yaitu nilai TAnomali yang dikurangi
dengan nilai regional maka akan menjadi peta residual. Seperti yang dapat
dilihat pada lampiran. Setelah selesai maka save grid setiap peta dengan
format surfer agar bisa langsung dimasukkan pada software surfer. Lalu buka
software Sufer lalu buat peta kontur dari grid yang tadi sudah diolah pada
oasis yang disimpan dengan format surfer mulai dari TAnomali, regional, dan
residualnya dan disejajarkan seperti pada lampiran.

Pada kontur TAnomali dapat dilihat bahwa di tengah dengan nilai yang kecil
yang berkisar <-400 yang yangmana diperkirakan sebagai heatsourcenya
karena memiliki suspetibilitas rendah. Adapun diantara warna merah dan biru
diperkirakan terdapat sesar karean rapatnya kontur yang ada karena struktur
sesar dicirikan oleh lineasi anoali, kerapatan kontur, pembelokan anomali,
dan pengkutuban anomali. Pada kontur regional yaitu TAnomali yang sudah
dilakukan upward continuation sebesar 500 menghasilkan kontur-kontur
yang lebih smooth dan lebih jelas antar pembagian area yang memiiki nilai
anomalinya. Lalu pada kontur residual yang merupakan hasil dari Tanomali
7

dikurang dengan regional menghasilkan data dengan sebaran nilai total


magnetik yang bergam tetapi polanya masih sama hanya terbagi-bagi saja.
V. KESIMPULAN

Adapun kesimpulan yang diperoleh dari praktikum kali ini adalah sebagai berikut:
1. Metode magnetik didasarkan pada perbedaan tingkat magnetisasi batuan yang
diinduksi oleh medan magnet bumi.
2. Metode magnetik dapat menentukan lokasi sumber panas karena salah satu
sifat magnet, yaitu dimana jika suatu benda yang memiliki sifat magnet dan
terkena panas atau terjadi kenaikan suhu.
3. Penurunan sifat kemagnetan kemagnetan bergantung pada kenaikan suhu
benda dan suhu kuri.
4. Suhu curie adalah satu suhu dimana bahan feromagnet atau ferimagnetik
menjadi paramagnet semasa dipanaskan.
5. Nilai upward continuation terbaik adalah pada upward continuation 500
karena smooth dan masih terlihat jelas sebaran anomali magentiknya.
6. Heatsource diduga berada di tengah karena ditengah ada anomali dengan nilai
yang amat kecil yaitu <-400.
7. Diduga terdapat sesar karena adanya kontur yang rapat.
DAFTAR PUSTAKA

Aufi M., Tony Y., dan Dadan D., 2017. Aplikasi Metode Magnetik untuk
Identifikasi Sebaran Bijih Besi di Kabupaten Solok Sumatera Barat.
Youngster Physics Journal Vol. 6, No.4, Oktober 2017, Hal.296-303

Mardiansyah, Dedi. 2013. Analisa Sifat Ferromagnetik Material Menggunakan


Metode Monte Carlo. Jurnal Ilmiah Edu Research Vol. 2 No.2 Desember
2013.

Telford, W.N., Geldard, L.P., Sherrif, R.E. dan Keys, D.A., 1990. Applied
Geophysics, 2nd ed, London: Cambridge University Press.
LAMPIRAN
Kontur Elevasi :

Kontur TAnomali
Kontur TAnomali dengan Upward 500 (Regional)

Kontur Residual
Kontur sejajar TAnomali, regional, dan residual:

Anda mungkin juga menyukai