Fakultas Ekonomi
Fakultas Ekonomi
Disusun oleh:
1
KATA PENGANTAR
Segala puji kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul “Kesenjangan Ekspektasi dan Realita Penegakan Hukum di Indonesia”
dengan baik sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.
Bersama ini, kami juga menyampaikan banyak terima kasih kepada Bapak
Andreas Gema Taruna selaku dosen mata kuliah Kewarganegaraan kami yang
telah membimbing kami dalam menyelesaikan tugas ini. Semoga segala yang
telah kami kerjakan merupakan bimbingan yang lurus dari Yang Mahakuasa.
Penyusunan makalah ini tentu jauh dari sempurna sehingga segala kritik
dan saran sangat kami harapkan demi perbaikan dan penyempurnaan makalah ini
serta untuk pelajaran bagi kita semua dalam pembuatan makalah lain di masa
mendatang.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................................i
KATA PENGANTAR............................................................................................,ii
DAFTAR ISI...........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Hukum………………………….............................................................4
2.2 Penegakan Hukum...................................................................................4
2.3 Penegak Hukum………………………………………………………...6
2.4 Unsur Penegakan Hukum………………………………………………7
2.5 Faktor yang Mempengaruhi Penegakan Hukum……………………….8
2.6 Implementasi Penegakan Hukum……………………………………..11
2.7 Kasus Pelanggaran Hukum di Indonesia ……….…………………….12
2.8 Cara Mewujudkan Hukum Secara Efektif…………….……………...14
BAB 3 PENUTUP
3.1 Kesimpulan............................................................................................16
3.2 Refleksi..................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................21
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
2
dan memahami faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam penegakkan
hukum.
2. Manfaat Praktis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi pembaca
agar dapat mengkritisi dan menganalisa bagaimana penegakkan hukum
di Indonesia agar penegakkan hukum dapat berjalan dengan baik dan
lancar.
3
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 Hukum
4
bermasyarakat dan bernegara. Penegakkan hukum dapat dibagi menjadi dua
berdasarkan sudutnya yaitu dari sudut subjektif dan sudut objektif.
Penegakan hukum dilihat dari subjeknya dapat dilakukan oleh subjek yang
luas dan terbatas atau sempit. Dalam arti luas, proses penegakan hukum itu
melibatkan semua subjek hukum dalam setiap hubungan hukum. Siapa saja
yang menjalankan aturan normatif atau melakukan sesuatu atau tidak
melakukan sesuatu dengan mendasarkan diri pada norma aturan hukum
yang berlaku, berarti dia menjalankan atau menegakkan aturan hukum.
Dalam arti sempit, dari segi subjeknya itu, penegakan hukum itu hanya
diartikan sebagai upaya aparatur penegakan hukum tertentu untuk menjamin
dan memastikan bahwa suatu aturan hukum berjalan sebagaimana
seharusnya.
Penegakan hukum ditinjau dari objeknya, segi hukum, juga mencakup
makna yang luas dan sempit. Dalam arti luas, penegakan hukum itu
mencakup pula nilai-nilai keadilan yang terkandung di dalamnya bunyi
aturan formal maupun nilai-nilai keadilan yang hidup dalam masyarakat.
Tetapi, dalam arti sempit, penegakan hukum itu hanya menyangkut
penegakan peraturan yang formal dan tertulis saja. Karena itu,
penerjemahan perkataan ‘law enforcement’ ke dalam bahasa Indonesia
dalam menggunakan perkataan ‘penegakan hukum’ dalam arti luas dan
dapat pula digunakan istilah ‘penegakan peraturan’ dalam arti sempit.
Dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan penegakan hukum itu
merupakan upaya yang dilakukan untuk menjadikan hukum, baik dalam arti
formal yang sempit maupun dalam arti material yang luas, sebagai pedoman
perilaku dalam setiap perbuatan hukum, baik oleh para subjek hukum yang
bersangkutan maupun oleh aparatur penegakan hukum yang resmi diberi
tugas dan kewenangan oleh undang-undang untuk menjamin berfungsinya
norma-norma hukum yang berlaku dalam kehidupan bermasyarakat dan
bernegara. (Riviera,2012)
5
Riviera Mirza.2012. Penegakan Hukum di Indonesia.
http://viarviorviera.blogspot.com/ 2012/03/penegakan-hukum-di-
indonesia.html.25/09/2019.
Al Yugi.2019.Hukum. https://www.eduspensa.id/hukum/.25/09/2019.
a) Polisi
Dalam Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 Tentang Kepolisian Negara
Republik Indonesia Pasal 5 ayat (1), Kepolisian Negara Republik Indonesia
merupakan alat negara yang berperan dalam memelihara keamanan dan
ketertiban masyarakat, menegakkan hukum, serta memberikan
perlindungan, pengayoman, dan pelayanan kepada masyarakat dalam rangka
terpeliharanya keamanan dalam negeri. Fungsi kepolisian adalah salah satu
fungsi pemerintahan negara di bidang pemeliharaan keamanan dan
ketertiban masyarakat, penegakan hukum, perlindungan, pengayoman, dan
pelayanan kepada masyarakat
b) Jaksa
Menurut kamus besar bahasa Indonesia, Jaksa diartikan sebagai
pejabat di bidang hukum yang bertugas menyampaikan dakwaan atau
tuduhan di dalam proses pengadilan terhadap orang yang diduga melanggar
hukum Menurut Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2004 Tentang
Kejaksaan Republik Indonesia Pasal 1 ayat (1), Jaksa diartikan sebagai
pejabat fungsional yang diberi wewenang oleh undang-undang untuk
bertindak sebagai penuntut umum dan pelaksana putusan pengadilan yang
telah memperoleh kekuatan hukum tetap serta wewenang lain berdasarkan
undang-undang. Penuntut Umum adalah jaksa yang diberi wewenang oleh
Undang-Undang ini untuk melakukan penuntutan dan melaksanakan
penetapan hakim. Jabatan Fungsional Jaksa adalah jabatan yang bersifat
keahlian teknis dalam organisasi kejaksaan yang karena fungsinya
memungkinkan kelancaran pelaksanaan tugas kejaksaan.
6
c) Hakim
Menurut Kamus Besar bahasa Indonesia, hakim adalah orang yang
mengadili perkara (dalam pengadilan atau Mahkamah) atau dapat disebut
sebagai pengadil Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 48
Tahun 2009 Tentang Kekuasaan Kehakiman Pasal 1 ayat (5), Hakim adalah
hakim pada Mahkamah Agung dan hakim pada badan peradilan yang berada
di bawahnya dalam lingkungan peradilan umum, lingkungan peradilan
agama, lingkungan peradilan militer, lingkungan peradilan tata usaha
negara, dan hakim pada pengadilan khusus yang berada dalam lingkungan
peradilan tersebut.
d) Advokat
Dalam perjalanan sejarah sejak abad XIII istilah advocatus diartikan
sebagai pelindung atau wali. Baru sejak abad XV, maka yuris yang
memberikan nasehat dan mewakili para pihak disebut advokat Menurut
Kamus Besar Bahasa Indonesia, Advokat diartikan sebagai ahli hukum yang
berwenang sebagai penasihat atau pembela perkara dalam pengadilan, atau
biasa disebut pengacara Dalam Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2003
Tentang Advokat Pasal 1 ayat (1), Advokat diartikan sebagai adalah orang
yang berprofesi memberi jasa hukum, baik di dalam maupun di luar
pengadilan yang memenuhi persyaratan berdasarkan ketentuan Undang-
Undang ini. Sedang Jasa Hukum adalah jasa yang diberikan Advokat berupa
memberikan konsultasi hukum, bantuan hukum, menjalankan kuasa,
mewakili, mendampingi, membela, dan melakukan tindakan hukum lain
untuk kepentingan hukum klien (ayat 2).
1
Nurwardani Paristiyanti,dkk.,Pendidikan Kewarganegaraan,(Republik Indonesia:
Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan, 2016),hlm.190.
7
unsur yang selalu harus diperhatikan yaitu: (1) Gerechtigheit, atau unsur
keadilan; (2) Zeckmaessigkeit, atau unsur kemanfaatan; dan (3) Sicherheit,
atau unsur kepastian.
1. Keadilan
Keadilan merupakan unsur yang harus diperhatikan dalam
menegakkan hukum. Artinya bahwa dalam pelaksanaan hukum para aparat
penegak hukum harus bersikap adil. Pelaksanaan hukum yang tidak adil
akan mengakibatkan keresahan masyarakat, sehingga wibawa hukum dan
aparatnya akan luntur di masyarakat. Apabila masyarakat tidak peduli
terhadap hukum, maka ketertiban dan ketentraman masyarakat akan
terancam yang pada akhirnya akan mengganggu stabilitas nasional.
2. Kemanfaatan
Selain unsur keadilan, para aparatur penegak hukum dalam
menjalankan tugasnya harus mempertimbangkan agar proses penegakan
hukum dan pengambilan keputusan memiliki manfaat bagi masyarakat.
Hukum harus bermanfaat bagi manusia. Oleh karena itu, pelaksanaan
hukum atau penegakan hukum harus memberi manfaat atau kegunaan bagi
manusia.
3. Kepastian hukum
Unsur ketiga dari penegakan hukum adalah kepastian hukum, artinya
penegakan hukum pada hakikatnya adalah perlindungan hukum terhadap
tindakan sewenang-wenang. Adanya kepastian hukum memungkinkan
seseorang akan dapat memperoleh sesuatu yang diharapkan. Misalnya,
seseorang yang melanggar hukum akan dituntut pertanggungjawaban atas
perbuatannya itu melalui proses pengadilan, dan apabila terbukti bersalah
akan dihukum. Oleh karena itu, adanya kepastian hukum sangat penting.
Orang tidak akan mengetahui apa yang harus diperbuat bila tanpa kepastian
hukum sehingga akhirnya akan timbul keresahan.
8
2.5 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penegakan Hukum
2
Soerjono Soekanto, 1983, Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penegakan Hukum, Rajawali,
Jakarta, hlm 5.
9
kebejatan. Penegakan kebenaran tanpa kejujuran adalah suatu kemunafikan.
Dalam kerangka penegakan hukum oleh setiap lembaga penegakan hukum
(inklusif manusianya) keadilan dan kebenaran harus dinyatakan, harus
terasa dan terlihat, harus diaktualisasikan.
10
5. Faktor kebudayaan, yakni sebagai hasil karya, cipta dan rasa yang
didasarkan pada karsa manusia di dalam pergumulan hidup.
Secara analisis konsepsional terhadap berbagai jenis kebudayaan,
apabila dilihat dari perkembangannya dan ruang lingkupnya di Indonesia,
adanya super-culture, culture, subculture dan counter-culture. Variasi
kebudayaan yang demikian banyaknya, dapat menimbulkan persepsi-
persepsi tertentu terhadap penegakan hukum, variasi-variasi kebudayaan
sangat sulit untuk diseragamkan, oleh karena itu penegakan hukum harus
disesuaikan dengan kondisi setempat, misalnya penegakan hukum di Papua
akan berbeda dengan di Jakarta.
11
Negara Indonesia adalah negara hukum yang berarti Indonesia
mengutamakan hukum sebagai landasan dalam seluruh aktivitas negara dan
masyarakat. Komitmen Indonesia sebagai negara hukum pun dinyatakan
secara tertulis dalam pasal 1 ayat 3 UUD 1945 hasil amandemen yang
berbunyi “Negara Indonesia adalah negara hukum”. Segala peraturan telah
dirancang dengan sedemikian rupa agar hukum di Indonesia dapat berfungsi
dan ditegakkan sebagaimana mestinya. Namun, implementasi dari
penegakan hukum di Indonesia itu sendiri tidak berjalan sebagus peraturan –
peraturan yang telah dirancang itu. Penegakan hukum di Indonesia saat ini
masih penuh dengan masalah, diantaranya:
12
sekolah,rumah sakit,dan lain-lain.Di Indonesia masalah korusi ini sangat
memprihatinkan terutama di kalangan pejabat Indonesia.
3. Pembunuhan
Pembunuhan menjadi salah satu masalah sosial di dalam masyarakat dan
di seluruh dunia. Pembunuhan merupakan salah satu masalah HAM yang
sangat berat dan merupakan tindakan yang sangat keji. Pembunuhan dapat
terjadi karena berbagai faktor seperti dilatar belakangi dendam, masalah
kejiwaan,terdesak dan keterbatasan.
4. Perjudian
Pasalnya,perjudian selain merupakan pelanggaran pidana, keberadaannya
juga sangat menyusahkan dan menyengsarakan rakyat. Perjudian dinilai
dapat membuat orang nekat melakukan pelbagai tindakan pelanggaran
hukum seperti pencurian dan sebagainya.
5. Pencurian
Seperti yang sering dihadapi masyarakat,sebagian masyarakat masih
belum menyadari bahwa Pencurian adalah tindakan Kriminal dan akan di
Tindak Tegas sesuai dengan Hukum yang berlaku dan Denda. Pencurian
dalam sisi manapun adalah sebuah tindakan yang melanggar hukum,
Hukum pasti sudah ada aturannya dan hukuman apa yang akan di berikan
kepada para pelaku pencurian.
6. Terorisme
Salah satu ancaman bagi setiap negara dalam keutuhannya adalah
terorisme. Terorisme merupakan suatu tindakan sekelompok orang untuk
menentang suatu hal yang dianggapnya salah dan merupakan tindakan yang
menyimpang serta menghalalkan segala cara untuk memberantas apa yang
diangganya salah.
7. Pemerasan
Umumnya orang-orang yang melakukan pemerasan adalah karena orang
tersebut ingin mendapatkan apa yang diinginkannya. Seperti yang sering
dikatakan oleh orang-orang saat ini bahwa semua dilakukan dengan uang
dan hanya yang mempunyai uang yang akan menang
13
8. Pelecehan seksual
Keluhan tentang terjadinya pelecehan seksual (sexual harassment) sampai
saat ini sering hanya dikaitkan dengan perilaku seksual yang merendahkan
wanita di lingkungan publik. Sebagai contoh; kasus pelecehan seksual
sering terjadi dalam transportasi umum di dalam bus Transjakarta koridor
padat atau di dalam kereta rangkaian listrik (KRL) Jabodetabek, sehingga
menimbulkan pemikiran jangka pendek
9. Kecurangan
Kecurangan adalah istilah umum, mencakup berbagai ragam alat yang
kecerdikan manusia dapat direncanakan, dilakukan oleh seseorang
individual, untuk memperoleh manfaat terhadap pihak lain dengan
penyajian yang palsu. Selama ini, kecurangan dicirikan oleh penipuan
(deceit), penyembunyian (concealment), atau pelanggaran kepercayaan
(violation of trust). Tindakan-tindakan tersebut tidak tergantung pada
aplikasi ancaman pelanggaran atau kekuatan fisik.
Hal-hal yang harus dapat dilakukan agar penegakan hukum dapat berjalan
sebagaimana mestinya:
14
2. Aparat penegak hukum maupun pemerintah hendaknya
memberikan penyuluhan-penyuluhan hukum secara intensif dan persuasif
sehingga kesadaran hukum dan kepatuhan masyarakat terhadap hukum
semakin meningkat.
3. Aparatur hukum sebagai pelaksana dan penegak hukum harus kuat
dan siap menghadapi berbagai cobaan, ujian, godaan yang dapat berakibat
jatuhnya wibawa sebagai penegak hukum.
4. Menanamkan pentingnya mematuhi aturan sejak dini melalui
sistem pendidikan yang lebih menanamkan kedisiplinan di dalam kehidupan
sehari-hari yang dimulai dari hal-hal mendasar mematuhi rambu lalu lintas,
membuang sampah pada tempatnya, menyeberang di zebra cross atau
jembatan penyeberangan, memelihara lingkungan hidup, hingga hal yang
lebih besar seperti tidak KKN dan selalu menghormati HAM orang lain.
15
BAB 3
PENUTUP
3.1 Simpulan
16
faktor sarana atau fasilitas yang mendukung penegakan hukum, fakor
masyarakat dan faktor kebudayaan. Kelima faktor tersebut saling berkaitan
namun titik beratnya ada pada faktor penegak hukum karena undang-undang
dibuat untuk dilaksanakan oleh penegak hukum dan dalam penerapannya
kemungkinan ada perbedaan persepsi antara penegak hukum yang satu
dengan penegak hukum yang lain.
3.2 Refleksi
17
mental yang kuat untuk menahan akan godaan-godaan yang ada sehingga
tidak ada celah bagi oknum yang ingin menyelesaikan perkaranya melalui
jalur belakang. Sebagai seorang mahasiswa sendiri yang juga merupakan
Warga Negara Indonesia, saya akan mendukung perbaikan penegakan
hukum di Indonesia yang masih penuh dengan kelemahan dengan mematuhi
aturan hukum yang berlaku, menjalani proses hukum sebagaimana mestinya
tanpa melalui jalur belakang (memberikan sogokan kepada aparat hukum),
serta melaporkan hal-hal mencurigakan mengenai adanya penyelewengan
penegakan hukum.
3. Hal yang bisa saya refleksikan dari makalah ini adalah, bahwa
penegakan hukum di Indonesia ini masih lemah, dimana undang-undang
yang berlaku kurang diperhatikan oleh para petinggi negara. Hal ini juga
didukung dengan kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai hukum-
hukum yang berlaku di Indonesia melalui Pendidikan yang diajarkan baik di
sekolah maupun luar sekolah. Kesadaran akan masyarakat mengenai hokum
juga menyebabkan kurangnya penegakan hokum di Indonesia. Maka dari itu
penyesuaian hukum yang ada di suatu daerah disesuaikan dengan keadaan
atau kndisi yang ada di daerah tersebut. Dengan mempelajari
kewarganegaraan ini, saya berharap dapat membuat kita masyarakat
Indonesia melek terhadap hukum di Indonesia dan dapat memperbaiki
kekurangan-kekurangan yang masih banyak di hukum Indonesia ini.
18
Indonesia. Hal yang pertama dipelajari adalah Peran Strategis Pendidikan
Kewarganegaraan yang menjelaskan bagaimana visi dan misi dari
Pendidikan kewarganegaraan itu sendiri. Selanjutnya saya mempelajari
bagaimana hak dan kewajiban bagi setiap warga negara yang memmbuat
saya lebih paham apa yang seharusnya saya lakukan sebagai warna negara
yang baik dan benar. Selajutnya ada penegakan hukum, kita tahu bahwa
penegakan hukum yang ada di Indonesia belum maksimal akan tetapi tetap
saja hukum yang ada harus tetap adil guna memproses suatu permasalahan
yang ada, terakhir ada geopolitik yang mana menjelaskan mengenai wilayah
yang mencakup suatu suku-etnis dan budaya yang ada.Sekian apa yang
sudah saya pelajari selama sampai saat ini, saya sadar bahwa apa yang saya
tangkap belum maksimal, akan tetapi saya akan tetap mencoba menggali
lebih dalam lagi dengan membaca.
Penegakan hukum juga harus diawasi oleh seluruh lapisan masyarakat, tidak
hanya aparat kepolisian atau kejaksaan saja, tetapi masyarakat juga harus
19
mengontrol atau mengawasi proses-proses dalam penegakan hukum
tersebut.
20
9.
DAFTAR PUSTAKA
Al Yugi.2019.Hukum. https://www.eduspensa.id/hukum/.25/09/2019.
RivieraMirza.2012.PenegakanHukumdiIndonesia.http://viarviorviera.blogsp
ot.com/2012/03/penegakan-hukum-di-indonesia.html.25/09/2019.
21
Djamali, Abdoel.2006. Pengantar Hukum Indonesia.Jakarta: PT
RajaGrafindo Persada.
22