Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH KEWARGANEGARAAN

Disusun oleh:

Andreas Wilson (201801020302)


Cantika Cendikia N. (201801020297)
Farkhan Ali Hakim (201801020303)
Inka Tiono (201801020300)
Kezia Nabela (201801020299)
Michelle Juanita L. (201801020307)
Regina Audrey (201801020304)
Silviana A. (201801020305)
Yauw Vita M. (201801020298)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNISUNIVERSITAS
KATOLIK INDONESIA ATMA JAYA
JAKARTA
2019

1
KATA PENGANTAR

Segala puji kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul “Kesenjangan Ekspektasi dan Realita Penegakan Hukum di Indonesia”
dengan baik sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.

Bersama ini, kami juga menyampaikan banyak terima kasih kepada Bapak
Andreas Gema Taruna selaku dosen mata kuliah Kewarganegaraan kami yang
telah membimbing kami dalam menyelesaikan tugas ini. Semoga segala yang
telah kami kerjakan merupakan bimbingan yang lurus dari Yang Mahakuasa.

Penyusunan makalah ini tentu jauh dari sempurna sehingga segala kritik
dan saran sangat kami harapkan demi perbaikan dan penyempurnaan makalah ini
serta untuk pelajaran bagi kita semua dalam pembuatan makalah lain di masa
mendatang.

Bogor, September 2019

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL................................................................................................i

KATA PENGANTAR............................................................................................,ii

DAFTAR ISI...........................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah..........................................................................1


1.2 Rumusan Masalah....................................................................................2
1.3 Tujuan Penelitian.....................................................................................2
1.4 Manfaat Penelitian...................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Hukum………………………….............................................................4
2.2 Penegakan Hukum...................................................................................4
2.3 Penegak Hukum………………………………………………………...6
2.4 Unsur Penegakan Hukum………………………………………………7
2.5 Faktor yang Mempengaruhi Penegakan Hukum……………………….8
2.6 Implementasi Penegakan Hukum……………………………………..11
2.7 Kasus Pelanggaran Hukum di Indonesia ……….…………………….12
2.8 Cara Mewujudkan Hukum Secara Efektif…………….……………...14

BAB 3 PENUTUP

3.1 Kesimpulan............................................................................................16

3.2 Refleksi..................................................................................................17

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................21

iii
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Penegakan hukum merupakan sebuah tindakan yang mutlak dalam
upaya menciptakan kehidupan bangsa Indonesia yang aman, damai, dan
adil. Penegakan hukum di Indonesia yang ada saat ini merupakan suatu
cerminan bahwa negara kita merupakan negara hukum. Tanpa adanya
penegakan hukum, maka kehidupan berbangsa di dalam suatu negara akan
menjadi kacau dan tidak kondusif. Maka dari itu, penegakan hukum harus
dilaksanakan secara tegas dan konsisten, karena penegakan hukum yang
tidak pasti akan berdampak pada stabilitas politik, ekonomi, dan keamanan
bangsa.
Penegakan hukum dalam usaha untuk mewujudkan ketertiban
haruslah didukung dengan lembaga-lembaga negara yang mempunyai kuasa
dan wewenang di dalam sistem peradilan hukum di Indonesia. Pihak
kepolisian meruapakn salah satu lembaya yang mempunyai wewenang
tersebut dan memegang peranan penting dalam upaya penegakan hukum di
Indoensia. Berdasarkan Pasal 2 UU Nomor 2 Tahun 2002 tentang
Kepolisian Negara Republik Indonesia, fungsi kepolisian adalah salah satu
fungsi pemerintah negara di bidang pemeliharaan keamanan dan ketertiban
masyarakat, penegakan hukum, perlindungan, pengayoman dan pelayanan
kepada masyarakat.
Dalam praktiknya, penegakan hukum di Indonesia masih jauh dari
mampu mewujudkan keadilan bagi masyarakat. Terkadang hukum kita lebih
menguntungkan salah satu pihak. Penegakan hukum di Indonesia tidak
boleh pandang bulu dikarenakan Indonesia adalah sebagai negara hukum.
Hukum di Indonesia masih banyak terdapat “grey area” dan “loopholes”
yang dimanfaatkan oleh pihak-pihak tertentu dalam melakukan tindak
kecurangan sehingga dapat meloloskan dirinya dalam penegakan hukum itu
sendiri.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka penulis dapat merumuskan
beberapa masalah, yaitu :
1. Apa pengertian hukum dan penegakan hukum di Indonesia?
2. Siapa saja pihak-pihak yang menegakkan hukum di Indonesia?
3. Apa faktor serta unsur yang memengaruhi penegakan hukum di
Indonesia?
4. Bagaimana implementasi penegakkan hukum di Indonesia?
5. Bagaimana kasus pelanggaran hukum di Indonesia?
6. Bagaimana cara memperbaiki penegakan hukum di Indonesia?

1.3 Tujuan Penelitian


Berdasarkan apa yang telah dipaparkan di latar belakang dan rumusan
maslaah maka penulis memiliki tujuan penelitian yang ingin didapat pada
penelitian ini, yaitu :
1. Untuk mengetahui dan memahami pengertian hukum dan penegakkan
hukum di Indonesia.
2. Untuk mengetahui pihak-pihak yang memiliki wewenang dan memegang
peran penting dalam penegakkan hukum di Indonesia.
3. Untuk mengetahui implementasi penegakkan hukum di Indonesia.
4. Untuk mengetahui dan memahami faktor-faktor yang harus diperhatikan
agar penegakkan hukum dapat berjalan dengan baik.
5. Untuk mengetahui kasus pelanggaran hukum di Indonesia.

1.4 Manfaat Penelitian


1. Manfaat Teoritis
Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat menambah informasi dan
wawasan kepada pembaca mengenai penegakkan hukum di Indonesia

2
dan memahami faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam penegakkan
hukum.

2. Manfaat Praktis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi pembaca
agar dapat mengkritisi dan menganalisa bagaimana penegakkan hukum
di Indonesia agar penegakkan hukum dapat berjalan dengan baik dan
lancar.

3
BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 Hukum

Secara umum, hukum sering diartikan sebagai peraturan atau ketentuan


tertulis maupun tidak tertulis yang mengatur kehidupan masyarakat dan
menyediakan sanksi bagi pelanggarnya. Sedangkan menurut Kamus Besar
Bahasa Indonesia, hukum merupakan:
1. Peraturan atau adat, yang secara resmi dianggap mengikat dan
dikukuhkan oleh penguasa, pemerintah atau otoritas.
2. Undang-undang, peraturan dan sebagainya untuk mengatur kehidupan
masyarakat.
3. Patokan (kaidah, ketentuan).
4. Keputusan (pertimbangan) yang ditentukan oleh hakim dalam pengadilan,
vonis.
Menurut Achmad Ali, hukum merupakan norma yang mengatur mana
yang benar dan mana yang salah, yang eksistensi atau pembuatannya
dilakukan oleh pemerintah, baik itu secara tertulis ataupun tidak tertulis, dan
memiliki ancaman hukuman bila terjadi pelanggaran terhadap norma
tersebut. (Al,2019)

2.2 Penegakan Hukum


Penegakan hukum adalah proses dilakukannya upaya untuk tegaknya atau
berfungsinya norma-norma hukum secara nyata sebagai pedoman perilaku
dalam lalu-lintas atau hubungan-hubungan hukum dalam kehidupan

4
bermasyarakat dan bernegara. Penegakkan hukum dapat dibagi menjadi dua
berdasarkan sudutnya yaitu dari sudut subjektif dan sudut objektif.

Penegakan hukum dilihat dari subjeknya dapat dilakukan oleh subjek yang
luas dan terbatas atau sempit. Dalam arti luas, proses penegakan hukum itu
melibatkan semua subjek hukum dalam setiap hubungan hukum. Siapa saja
yang menjalankan aturan normatif atau melakukan sesuatu atau tidak
melakukan sesuatu dengan mendasarkan diri pada norma aturan hukum
yang berlaku, berarti dia menjalankan atau menegakkan aturan hukum.
Dalam arti sempit, dari segi subjeknya itu, penegakan hukum itu hanya
diartikan sebagai upaya aparatur penegakan hukum tertentu untuk menjamin
dan memastikan bahwa suatu aturan hukum berjalan sebagaimana
seharusnya.
Penegakan hukum ditinjau dari objeknya, segi hukum, juga mencakup
makna yang luas dan sempit. Dalam arti luas, penegakan hukum itu
mencakup pula nilai-nilai keadilan yang terkandung di dalamnya bunyi
aturan formal maupun nilai-nilai keadilan yang hidup dalam masyarakat.
Tetapi, dalam arti sempit, penegakan hukum itu hanya menyangkut
penegakan peraturan yang formal dan tertulis saja. Karena itu,
penerjemahan perkataan ‘law enforcement’ ke dalam bahasa Indonesia
dalam menggunakan perkataan ‘penegakan hukum’ dalam arti luas dan
dapat pula digunakan istilah ‘penegakan peraturan’ dalam arti sempit.
Dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan penegakan hukum itu
merupakan upaya yang dilakukan untuk menjadikan hukum, baik dalam arti
formal yang sempit maupun dalam arti material yang luas, sebagai pedoman
perilaku dalam setiap perbuatan hukum, baik oleh para subjek hukum yang
bersangkutan maupun oleh aparatur penegakan hukum yang resmi diberi
tugas dan kewenangan oleh undang-undang untuk menjamin berfungsinya
norma-norma hukum yang berlaku dalam kehidupan bermasyarakat dan
bernegara. (Riviera,2012)

5
Riviera Mirza.2012. Penegakan Hukum di Indonesia.
http://viarviorviera.blogspot.com/ 2012/03/penegakan-hukum-di-
indonesia.html.25/09/2019.
Al Yugi.2019.Hukum. https://www.eduspensa.id/hukum/.25/09/2019.

2.3 Penegak Hukum

a) Polisi
Dalam Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 Tentang Kepolisian Negara
Republik Indonesia Pasal 5 ayat (1), Kepolisian Negara Republik Indonesia
merupakan alat negara yang berperan dalam memelihara keamanan dan
ketertiban masyarakat, menegakkan hukum, serta memberikan
perlindungan, pengayoman, dan pelayanan kepada masyarakat dalam rangka
terpeliharanya keamanan dalam negeri. Fungsi kepolisian adalah salah satu
fungsi pemerintahan negara di bidang pemeliharaan keamanan dan
ketertiban masyarakat, penegakan hukum, perlindungan, pengayoman, dan
pelayanan kepada masyarakat
b) Jaksa
              Menurut kamus besar bahasa Indonesia, Jaksa diartikan sebagai
pejabat di bidang hukum yang bertugas menyampaikan dakwaan atau
tuduhan di dalam proses pengadilan terhadap orang yang diduga melanggar
hukum Menurut Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2004 Tentang
Kejaksaan Republik Indonesia Pasal 1 ayat (1), Jaksa diartikan sebagai
pejabat fungsional yang diberi wewenang oleh undang-undang untuk
bertindak sebagai penuntut umum dan pelaksana putusan pengadilan yang
telah memperoleh kekuatan hukum tetap serta wewenang lain berdasarkan
undang-undang. Penuntut Umum adalah jaksa yang diberi wewenang oleh
Undang-Undang ini untuk melakukan penuntutan dan melaksanakan
penetapan hakim. Jabatan Fungsional Jaksa adalah jabatan yang bersifat
keahlian teknis dalam organisasi kejaksaan yang karena fungsinya
memungkinkan kelancaran pelaksanaan tugas kejaksaan.

6
   c)  Hakim
Menurut Kamus Besar bahasa Indonesia, hakim adalah orang yang
mengadili perkara (dalam pengadilan atau Mahkamah) atau dapat disebut
sebagai pengadil Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 48
Tahun 2009 Tentang Kekuasaan Kehakiman Pasal 1 ayat (5), Hakim adalah
hakim pada Mahkamah Agung dan hakim pada badan peradilan yang berada
di bawahnya dalam lingkungan peradilan umum, lingkungan peradilan
agama, lingkungan peradilan militer, lingkungan peradilan tata usaha
negara, dan hakim pada pengadilan khusus yang berada dalam lingkungan
peradilan tersebut.
         d) Advokat
Dalam perjalanan sejarah sejak abad XIII istilah advocatus diartikan
sebagai pelindung atau wali. Baru sejak abad XV, maka yuris yang
memberikan nasehat dan mewakili para pihak disebut advokat Menurut
Kamus Besar Bahasa Indonesia, Advokat diartikan sebagai ahli hukum yang
berwenang sebagai penasihat atau pembela perkara dalam pengadilan, atau
biasa disebut pengacara Dalam Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2003
Tentang Advokat Pasal 1 ayat (1), Advokat diartikan sebagai adalah orang
yang berprofesi memberi jasa hukum, baik di dalam maupun di luar
pengadilan yang memenuhi persyaratan berdasarkan ketentuan Undang-
Undang ini. Sedang Jasa Hukum adalah jasa yang diberikan Advokat berupa
memberikan konsultasi hukum, bantuan hukum,  menjalankan kuasa,
mewakili, mendampingi, membela, dan melakukan tindakan hukum lain
untuk kepentingan hukum klien (ayat 2).

2.4 Unsur-Unsur yang Harus Diperhatikan Dalam Penegakan Hukum

Gustav Radbruch, seorang ahli filsafat Jerman (dalam Paristiyanti,dkk. 1,


2016:190), menyatakan bahwa dalam menegakkan hukum terdapat tiga

1
Nurwardani Paristiyanti,dkk.,Pendidikan Kewarganegaraan,(Republik Indonesia:
Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan, 2016),hlm.190.

7
unsur yang selalu harus diperhatikan yaitu: (1) Gerechtigheit, atau unsur
keadilan; (2) Zeckmaessigkeit, atau unsur kemanfaatan; dan (3) Sicherheit,
atau unsur kepastian.

1. Keadilan
Keadilan merupakan unsur yang harus diperhatikan dalam
menegakkan hukum. Artinya bahwa dalam pelaksanaan hukum para aparat
penegak hukum harus bersikap adil. Pelaksanaan hukum yang tidak adil
akan mengakibatkan keresahan masyarakat, sehingga wibawa hukum dan
aparatnya akan luntur di masyarakat. Apabila masyarakat tidak peduli
terhadap hukum, maka ketertiban dan ketentraman masyarakat akan
terancam yang pada akhirnya akan mengganggu stabilitas nasional.
2. Kemanfaatan
Selain unsur keadilan, para aparatur penegak hukum dalam
menjalankan tugasnya harus mempertimbangkan agar proses penegakan
hukum dan pengambilan keputusan memiliki manfaat bagi masyarakat.
Hukum harus bermanfaat bagi manusia. Oleh karena itu, pelaksanaan
hukum atau penegakan hukum harus memberi manfaat atau kegunaan bagi
manusia.
3. Kepastian hukum
Unsur ketiga dari penegakan hukum adalah kepastian hukum, artinya
penegakan hukum pada hakikatnya adalah perlindungan hukum terhadap
tindakan sewenang-wenang. Adanya kepastian hukum memungkinkan
seseorang akan dapat memperoleh sesuatu yang diharapkan. Misalnya,
seseorang yang melanggar hukum akan dituntut pertanggungjawaban atas
perbuatannya itu melalui proses pengadilan, dan apabila terbukti bersalah
akan dihukum. Oleh karena itu, adanya kepastian hukum sangat penting.
Orang tidak akan mengetahui apa yang harus diperbuat bila tanpa kepastian
hukum sehingga akhirnya akan timbul keresahan.

8
2.5 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penegakan Hukum

Menurut Soerjono Soekanto2,penegakan hukum bukan semata-mata


pelaksanaan perundang-undangan saja, terdapat faktor yang
mempengaruhinya yaitu:

1. Faktor hukumnya sendiri.


Praktik penyelenggaraan penegakan hukum di lapangan seringkali
terjadi pertentangan antara kepastian hukum dan keadilan, hal itu
dikarenakan konsensi keadilan merupakan suatu rumusan yang bersifat
abstrak, sedangkan kepastian hukum merupakan prosedur yang telah
ditentukan secara normatif. Oleh karena itu suatu kebijakan atau tindakan
yang tidak sepenuhnya berdasarkan hukum merupakan sesuatu yang dapat
dibenarkan sepanjang kebijakan atau tindakan itu tidak bertentangan dengan
hukum.
Mengenai faktor hukum dalam hal ini dapat diambil contoh pada
pasal 363 KUHP yang perumusan tindak pidananya hanya mencantumkan
maksimumnya saja, yaitu 7 tahun penjara sehingga hakim untuk
menentukan berat ringannya hukuman dimana ia dapat bergerak dalam
batas-batas maksimal hukuman. Oleh karena itu, tidak menutup
kemungkinan hakim dalam menjatuhkan pidana terhadap pelaku kejahatan
itu terlalu ringan, atau terlalu mencolok perbedaan antara tuntutan dengan
pemidanaan yang dijatuhkan. Hal ini merupakan suatu penghambat dalam
penegakan hukum tersebut.

2. Faktor Penegak hukum, yakni pihak-pihak yang membentuk maupun


menerapkan hukum.
Satu kunci keberhasilan dalam penegakan hukum adalah mentalitas atau
kepribadian penegak hukum, dengan mengutip pendapat J.E Sahetapy yang
menyatakan bahwa, dalam rangka penegakan hukum dan implementasi
penegakan hukum bahwa penegakan keadilan tanpa kebenaran adalah suatu

2
Soerjono Soekanto, 1983, Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penegakan Hukum, Rajawali,
Jakarta, hlm 5.

9
kebejatan. Penegakan kebenaran tanpa kejujuran adalah suatu kemunafikan.
Dalam kerangka penegakan hukum oleh setiap lembaga penegakan hukum
(inklusif manusianya) keadilan dan kebenaran harus dinyatakan, harus
terasa dan terlihat, harus diaktualisasikan.

3. Faktor sarana atau fasilitas yang mendukung penegakan hukum.


Fasilitas Pendukung mencangkup perangkat lunak dan keras. Salah satu
perangkat lunak adalah pendidikan, pendidikan yang diterima oleh polisi
dewasa ini cenderung pada hal-hal yang praktis konvensional, sehingga
dalam banyak hal polisi mengalami hambatan dalam tugasnya, antara lain
pengetahuan tentang kejahatan Korupsi, yang merupakan tindak pidana
khusus yang selama ini masih diberikan wewenangnya kepada Jaksa
Penuntut Umum. Hal ini karena secara teknis-yuridis kepolisian dianggap
belum mampu dan belum siap. Oleh karena itu, sarana atau fasilitas
mempunyai peranan yang sangat penting di dalam penegakan hukum. Tanpa
adanya sarana atau fasilitas tersebut, tidak akan mungkin penegak hukum
menyerasikan peranan yang seharusnya dengan peranan yang aktual.

4. Faktor masyarakat, yakni faktor lingkungan dimana hukum itu tersebut


berlaku atau diterapkan.
Setiap warga masyarakat atau kelompok, pasti mempunyai kesadaran
hukum, masalah yang timbul adalah taraf kepatuhan hukum, yakni
kepatuhan hukum yang tinggi, sedang atau rendah. Sebagaimana diketahui
kesadaran hukum sebenarnya merupakan suatu proses yang mencangkup
pengetahuan hukum, sikap hukum, dan perilaku hukum.
Sikap masyarakat yang kurang menyadari tugas polisi, tidak
mendukung, dan malahan kebanyakan bersikap apatis serta menganggap
tugas penegakan hukum semata-mata urusan polisi, serta keengganan
terlibat sebagai saksi dan sebagainya. Hal ini menjadi salah satu faktor
penghambat dalam penegakan hukum.

10
5. Faktor kebudayaan, yakni sebagai hasil karya, cipta dan rasa yang
didasarkan pada karsa manusia di dalam pergumulan hidup.
Secara analisis konsepsional terhadap berbagai jenis kebudayaan,
apabila dilihat dari perkembangannya dan ruang lingkupnya di Indonesia,
adanya super-culture, culture, subculture dan counter-culture. Variasi
kebudayaan yang demikian banyaknya, dapat menimbulkan persepsi-
persepsi tertentu terhadap penegakan hukum, variasi-variasi kebudayaan
sangat sulit untuk diseragamkan, oleh karena itu penegakan hukum harus
disesuaikan dengan kondisi setempat, misalnya penegakan hukum di Papua
akan berbeda dengan di Jakarta.

Kelima Faktor tersebut diatas saling berkaitan, karena merupakan hal


pokok dalam penegakan hukum, serta merupakan ukuran untuk mengetahui
efektivitas dalam penegakan hukum. Dari kelima faktor tersebut faktor
penegak hukum menempati titik sentral. Hal ini disebabkan oleh karena
undang-undang dibuat untuk dilaksanakan oleh penegak hukum dan dalam
penerapannya kemungkinan ada perbedaan persepsi antara penegak hukum
yang satu dengan penegak hukum 23 yang lain. Di samping itu dalam
masyarakat ada anggapan, bahwa penegak hukum merupakan golongan
yang mengetahui dan mengerti tentang hukum, sehingga dijadikan panutan
oleh masyarakat.

Soekanto Soerjono. 1983. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penegakan


Hukum. Rajawali.Jakarta.

Anonim. 2012. Faktor-faktor yang mempengaruhi efektifitas suatu


penerapan hukum.
http://sarmyendrahendy.blogspot.com/2012/06/dalamrealita-kehidupan-
bermasyarakat.html.24/09/2019.

2.6 Implementasi penegakan hukum di Indonesia

11
Negara Indonesia adalah negara hukum yang berarti Indonesia
mengutamakan hukum sebagai landasan dalam seluruh aktivitas negara dan
masyarakat. Komitmen Indonesia sebagai negara hukum pun dinyatakan
secara tertulis dalam pasal 1 ayat 3 UUD 1945 hasil amandemen yang
berbunyi “Negara Indonesia adalah negara hukum”. Segala peraturan telah
dirancang dengan sedemikian rupa agar hukum di Indonesia dapat berfungsi
dan ditegakkan sebagaimana mestinya. Namun, implementasi dari
penegakan hukum di Indonesia itu sendiri tidak berjalan sebagus peraturan –
peraturan yang telah dirancang itu. Penegakan hukum di Indonesia saat ini
masih penuh dengan masalah, diantaranya:

1. Perilaku warga negara khususnya oknum aparatur negara banyak


yang belum baik dan terpuji (seperti masih ada praktik KKN, praktik suap,
perilaku premanisme, dan perilaku lain yang tidak terpuji);
2. Masih ada potensi konflik dan kekerasan sosial (seperti SARA,
tawuran, pelanggaran HAM, etnosentris, dan lan-lain);
3. Maraknya kasus-kasus ketidakadilan sosial dan hukum yang belum
diselesaikan dan ditangani secara tuntas;
4. Penegakan hukum yang lemah karena hukum bagaikan pisau yang
tajam ke bawah tetapi tumpul ke atas.

2.7 Kasus Pelanggaran Hukum di Indonesia

Berikut contoh-contoh pelanggaran hukum di Indonesia (Kiansantang,2017)


1. Aksi anarkisme
Aksi anarkisme tersebut dapat berupa tindakan melakukan kekerasan
dalam berunjuk rasa,membawa air keras,memblokade jalan sehingga terjadi
kemacetan,merusak fasilitas umum,dan lain-lain
2. Korupsi
Salah satu masalah terbesar di pemerintahan Indonesia adalah masalah
korupsi. Dan masalah korupsi ini pula tidak hanya mencakup bidang
pemerintahan saja tetapi dalam berbagai bidang pelayanan puplik seperti

12
sekolah,rumah sakit,dan lain-lain.Di Indonesia masalah korusi ini sangat
memprihatinkan terutama di kalangan pejabat Indonesia. 
3. Pembunuhan
Pembunuhan menjadi salah satu masalah sosial di dalam masyarakat dan
di seluruh dunia. Pembunuhan merupakan salah satu masalah HAM yang
sangat berat dan merupakan tindakan yang sangat keji. Pembunuhan dapat
terjadi karena berbagai faktor seperti dilatar belakangi dendam, masalah
kejiwaan,terdesak dan keterbatasan.
4. Perjudian
Pasalnya,perjudian selain merupakan pelanggaran pidana, keberadaannya
juga sangat menyusahkan dan menyengsarakan rakyat. Perjudian dinilai
dapat membuat orang nekat melakukan pelbagai tindakan pelanggaran
hukum seperti pencurian dan sebagainya.
5. Pencurian
Seperti yang sering dihadapi masyarakat,sebagian masyarakat masih
belum menyadari bahwa Pencurian adalah tindakan Kriminal dan akan di
Tindak Tegas sesuai dengan Hukum yang berlaku dan Denda. Pencurian
dalam sisi manapun adalah sebuah tindakan yang melanggar hukum,
Hukum pasti sudah ada aturannya dan hukuman apa yang akan di berikan
kepada para pelaku pencurian.
6. Terorisme
Salah satu ancaman bagi setiap negara dalam keutuhannya adalah
terorisme. Terorisme merupakan suatu tindakan sekelompok orang untuk
menentang suatu hal yang dianggapnya salah dan merupakan tindakan yang
menyimpang serta menghalalkan segala cara untuk memberantas apa yang
diangganya salah.
7. Pemerasan
Umumnya orang-orang  yang melakukan  pemerasan adalah karena orang
tersebut  ingin mendapatkan apa yang diinginkannya. Seperti yang sering
dikatakan oleh orang-orang saat ini bahwa semua dilakukan dengan uang
dan hanya yang mempunyai uang yang akan menang

13
8. Pelecehan seksual
Keluhan tentang terjadinya pelecehan seksual  (sexual harassment) sampai
saat ini sering hanya dikaitkan dengan perilaku seksual yang merendahkan
wanita di lingkungan publik. Sebagai contoh; kasus pelecehan seksual
sering terjadi  dalam transportasi umum  di dalam bus Transjakarta  koridor
padat atau di dalam kereta rangkaian listrik  (KRL) Jabodetabek, sehingga
menimbulkan pemikiran jangka pendek
9. Kecurangan
Kecurangan adalah istilah umum, mencakup berbagai ragam alat yang
kecerdikan manusia dapat direncanakan, dilakukan oleh seseorang
individual, untuk memperoleh manfaat terhadap pihak lain dengan
penyajian yang palsu. Selama ini, kecurangan dicirikan oleh penipuan
(deceit), penyembunyian (concealment), atau pelanggaran kepercayaan
(violation of trust). Tindakan-tindakan tersebut tidak tergantung pada
aplikasi ancaman pelanggaran atau kekuatan fisik.

Kiansantang Jennar.2017.Kasus Hukum Paling Menyita Perhatian Publik


Sepanjang 2017.https://m.liputan6.com/news/read/3208744/kasus-hukum-
paling-menyita-perhatian-publik-sepanjang-2017.25/09/19

2.8 Cara Mewujudkan Penegakan Hukum Secara Efektif

Hal-hal yang harus dapat dilakukan agar penegakan hukum dapat berjalan
sebagaimana mestinya:

1. Aparatur hukum harus menegakkan hukum dengan jujur tanpa


pilih kasih sesuai dengan Undang-undang yang berlaku agar masyarakat
patuh dan menghormati hukum.

14
2. Aparat penegak hukum maupun pemerintah hendaknya
memberikan penyuluhan-penyuluhan hukum secara intensif dan persuasif
sehingga kesadaran hukum dan kepatuhan masyarakat terhadap hukum
semakin meningkat.
3. Aparatur hukum sebagai pelaksana dan penegak hukum harus kuat
dan siap menghadapi berbagai cobaan, ujian, godaan yang dapat berakibat
jatuhnya wibawa sebagai penegak hukum.
4. Menanamkan pentingnya mematuhi aturan sejak dini melalui
sistem pendidikan yang lebih menanamkan kedisiplinan di dalam kehidupan
sehari-hari yang dimulai dari hal-hal mendasar mematuhi rambu lalu lintas,
membuang sampah pada tempatnya, menyeberang di zebra cross atau
jembatan penyeberangan, memelihara lingkungan hidup, hingga hal yang
lebih besar seperti tidak KKN dan selalu menghormati HAM orang lain.

(Wirnata Frans H.2019.Refleksi Penegakan Hukum Indonesia 2018.


https://www.hukumonline.com/berita/baca/lt5c2c4d8a2e4aa/refleksi-
penegakan-hukum-indonesia-2018-oleh--frans-h-winarta.24/09/19)
(Nurwardani Paristiyanti, Hestu Yoga Saksama, dsb.2016.Pendidikan
Kewarganegaraan.Republik Indonesia;Direktorat Jenderal Pembelajaran
dan Kemahasiswaan).

15
BAB 3
PENUTUP

3.1 Simpulan

Hukum adalah sistem yang terpenting dalam pelaksanaan atas rangkaian


kekuasaan kelembagaan dari bentuk penyalahgunaan kekuasaan dalam
bidang politik, ekonomi dan masyarakat dalam berbagai cara dan bertindak.
Dalam UUD 1945 hasil amandemen pasal 1 ayat 3 UUD 1945 dinyatakan
bahwa “Negara Indonesia adalah negara hukum” yang berarti Indonesia
mengutamakan hukum sebagai landasan dalam seluruh aktivitas negara dan
masyarakat.

Penegakan hukum adalah proses dilakukannya upaya untuk tegaknya


atau Aberfungsinya norma-norma hukum secara nyata sebagai pedoman
perilaku dalam lalu-lintas atau hubungan-hubungan hukum dalam
kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Namun Indonesia masih
mengalami berbagai macam kendala dalam mengimplementasikan
penegakan hukum itu sendiri. Menurut Gustav Radbruch erdapat 3 unsur
yang harus diperhatikan dalam upaya penegakan hukum yaitu keadilan,
kemanfaatan dan kepastian hukum.

Dalam upaya penegakan hukum, Indonesia memiliki beberapa aparatur


negara yang bertugas untuk menegakkan hukum yaitu pihak-pihak yang
langsung maupun tidak langsung terlibat dalam penegakan hukum mulai
dari Polisi, Jaksa, Hakim, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Penasehat
Hukum (Advokat) dan hingga petugas-petugas sipil. Namun kenyataannya
penegakan hukum belum dapat dilaksanakan dengan benar. Hal ini
disebabkan karena rendahnya kualitas dan komitmen aparatur negara
terhadap hukum.

Menurut Soerjono Soekanto, terdapat 3 faktor yang mempengaruhi


penegakan hukum yaitu faktor hukumnya sendiri, faktor penegak hukum,

16
faktor sarana atau fasilitas yang mendukung penegakan hukum, fakor
masyarakat dan faktor kebudayaan. Kelima faktor tersebut saling berkaitan
namun titik beratnya ada pada faktor penegak hukum karena undang-undang
dibuat untuk dilaksanakan oleh penegak hukum dan dalam penerapannya
kemungkinan ada perbedaan persepsi antara penegak hukum yang satu
dengan penegak hukum yang lain.

3.2 Refleksi

1. Hukum memang menjadi hal yang paling penting dalam


kehidupan sehari hari. Hukum digunakan sebagai pedoman dalam
kehidupan sehari hari. Sebagai Warga Negara Indonesia, saya menyadari
adanya Undang Undang yang berlaku yaitu UUD 1945. Selama ini saya
memang belum memahami secara keseluruhan isi dari UUD 1945 itu
sendiri. Namun untuk beberapa hal saya mengerti apa yang diperbolehkan
maupun tidak. Dalam pelaksanaannya, saya beberapa kali menjumpai
maraknya kasus pelanggaran di Indonesia. Mulai dari pelanggaran ringan
hingga pelanggaran berat. Namun ada beberapa kasus pelanggaran hukum
yang merupakan kejahatan jas putih, melimpahkan kesalahan kepada orang
yang tidak bersalah, memutar balikkan fakta, dll. Hal ini dapat terjadi
karena lemahnya penegakan hukum di Indonesia. Maka dari itu, seharusnya
para aparat penegak hukum benar-benar dipersiapkan dengan matang
sehingga mampu berkomitmen dengan hukum itu sendiri. Dan sebagai
rakyat, sudah seharusnya kita juga turut andil dalam upaya penegakan.
Misalnya saat kita yang menjadi tersangka, jangan sampai kita juga
melakukan penyuapan hanya karena kita tidak mau dijatuhi hukuman.

2. Implementasi penegakan hukum di Indonesia menunjukkan adanya


kesenjangan antara ekspektasi dan realitanya, dimana penegakan hukum di
Indonesia masih jauh dari yang seharusnya dilakukan. Tentunya diperlukan
perbaikan-perbaikan agar penegakan hukum dapat berjalan sebagaimana
mestinya dimana yang utama menurut saya aparat penegak hukum sebagai
pembuat keputusan dan pengawas harus menjadi teladan dan memiliki

17
mental yang kuat untuk menahan akan godaan-godaan yang ada sehingga
tidak ada celah bagi oknum yang ingin menyelesaikan perkaranya melalui
jalur belakang. Sebagai seorang mahasiswa sendiri yang juga merupakan
Warga Negara Indonesia, saya akan mendukung perbaikan penegakan
hukum di Indonesia yang masih penuh dengan kelemahan dengan mematuhi
aturan hukum yang berlaku, menjalani proses hukum sebagaimana mestinya
tanpa melalui jalur belakang (memberikan sogokan kepada aparat hukum),
serta melaporkan hal-hal mencurigakan mengenai adanya penyelewengan
penegakan hukum.

3. Hal yang bisa saya refleksikan dari makalah ini adalah, bahwa
penegakan hukum di Indonesia ini masih lemah, dimana undang-undang
yang berlaku kurang diperhatikan oleh para petinggi negara. Hal ini juga
didukung dengan kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai hukum-
hukum yang berlaku di Indonesia melalui Pendidikan yang diajarkan baik di
sekolah maupun luar sekolah. Kesadaran akan masyarakat mengenai hokum
juga menyebabkan kurangnya penegakan hokum di Indonesia. Maka dari itu
penyesuaian hukum yang ada di suatu daerah disesuaikan dengan keadaan
atau kndisi yang ada di daerah tersebut. Dengan mempelajari
kewarganegaraan ini, saya berharap dapat membuat kita masyarakat
Indonesia melek terhadap hukum di Indonesia dan dapat memperbaiki
kekurangan-kekurangan yang masih banyak di hukum Indonesia ini.

4. Selama saya belajar kewarganegaraan dalam sampai saat ini, saya


mendapat banyak ilmu serta pengetahuan yang mungkin tidak akan saya
dapat bila saya tidak mempelajari mata kuliah kewarganegaraan. Selama
satu semester ini saya cukup mengamati apa yang di jelaskan oleh dosen.
Belajar kewarganegaraan memberi saya pengetahuan bahwa
kewarganegaraan itu penting bagi kita semua. Dengan belajar
kewarganegaraan kita jadi sadar akan pentingnya mencintai negara

18
Indonesia. Hal yang pertama dipelajari adalah Peran Strategis Pendidikan
Kewarganegaraan yang menjelaskan bagaimana visi dan misi dari
Pendidikan kewarganegaraan itu sendiri. Selanjutnya saya mempelajari
bagaimana hak dan kewajiban bagi setiap warga negara yang memmbuat
saya lebih paham apa yang seharusnya saya lakukan sebagai warna negara
yang baik dan benar. Selajutnya ada penegakan hukum, kita tahu bahwa
penegakan hukum yang ada di Indonesia belum maksimal akan tetapi tetap
saja hukum yang ada harus tetap adil guna memproses suatu permasalahan
yang ada, terakhir ada geopolitik yang mana menjelaskan mengenai wilayah
yang mencakup suatu suku-etnis dan budaya yang ada.Sekian apa yang
sudah saya pelajari selama sampai saat ini, saya sadar bahwa apa yang saya
tangkap belum maksimal, akan tetapi saya akan tetap mencoba menggali
lebih dalam lagi dengan membaca.

5. Menurut saya hukum di indonesia masih lemah seperti dibilang


orang-orang hukum di indonesia tajam kebawah tapi tumpul keatas, contoh
seperti kasus di indonesia tentang nenek yang mencuri singkong karena
kelaparan yang dijatuhi hukuman lebih berat daripada koruptor. Oleh sebab
itu kita sebagai warga negara harus membangkitkan semangat untuk
menegakkan keadilan di Indonesia ini, jangan mengabaikan hukum dan
jangan melakukan pelanggaran hukum.

6. Penegakan hukum merupakan salah satu pondasi yang harus


dikuatkan oleh seluruh elemen dalam sebuah negara. Indonesia merupakan
negara hukum yang didasarkan pada Undang-Undang Dasar 1945 sehingga
hukum harus dijunjung tinggi dalam negara Indonesia. Hukum di Indonesia
juga harus tidak memandang bulu, artinya tidak ada yang anti hukum,
semua mendapatan hukum yang sama sesuai dengan beratnya pelanggaran
yang dilakukan.

Penegakan hukum juga harus diawasi oleh seluruh lapisan masyarakat, tidak
hanya aparat kepolisian atau kejaksaan saja, tetapi masyarakat juga harus

19
mengontrol atau mengawasi proses-proses dalam penegakan hukum
tersebut.

7. Tujuan dari penegakan hukum itu sendiri adalah teciptanya suatu


keadilan. Maka dari itu, dalam menegakan keadilan dibutuhkan kecerdasan
para aparat penegak hukum, tidak serta merta menerapkan pasal tanpa
menemukan makna dari peraturan yang ada. Nyatanya saat ini hukum belum
cukup melindungi masyarakat pencari keadilan, terutama yang berkaitan
dengan kepastian hukum, kesetaraan di hadapan hukum, dan pemenuhan
hak asasinya. Untuk itu, mewujudkan keadilan sosial di negeri ini harus
mengacu pada Sila ke- 5 (lima) dari Pancasila, yakni "Keadilan Sosial Bagi
Seluruh Rakyat Indonesia". Banyaknya isu pelanggaran HAM, KKN, suap,
dan grafitasi menjadikan penegakan hukum di Indonesia masih jauh berbeda
dengan tahun-tahun sebelumnya dikarenakan belum adanya penyelesaian
hukum tersebut akibat kurang tegasnya penerapan asas persamaan di
hadapan hukum bagi masing-masing warga negara. Untuk menanggapi hal
itu, Pendidikan Kewarganegaraan bertanggung jawab meningkatkan kualitas
manusia Indonesia yang berbudi luhur, berkepribadian, mandiri, maju,
tangguh, profesional, bertanggung  jawab dan produktif. Sehingga kita
mempunyai dorongan untuk mengenali segala permasalahan dan cara
penyelesaian yang baik, bukan hanya melewati jalur VIP yaitu tindakan-
tindakan tidak bermoral yang tentunya merugikan orang banyak.

8. Menurut saya hukum yang berlaku di Indonesia sudah bagus dan


mungkin perlu sedikit direvisi untuk menyesuaikan perkembangan zaman.
Karena hukum yang berlaku merupakan buatan manusia dan bukan Tuhan
Yang Maha Esa jadi wajar apabila terdapat kekurangan. Struktur aparat
penegakkan hukumnya-pun juga sudah bagus, sisanya untuk masalah
penegakkan hukum masih kurang memuaskan karena masih ada segelintir
manusia yang masih mementingkan kepentingan pribadi atau kelompoknya
di atas kepentingan umum sehingga penegakkan hukumnya terasa masih
kurang memuaskan.

20
9.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2012. Faktor-faktoryang memengaruhi efektifitas suatu penerapan


hukum. http://sarmyendrahendy.blogspot.com/2012/06/dalamrealita-
kehidupan-bermasyarakat.html.24/09/2019.

Al Yugi.2019.Hukum. https://www.eduspensa.id/hukum/.25/09/2019.

Kiansantang Jennar.2017.Kasus Hukum Paling Menyita Perhatian Publik


Sepanjang 2017.https://m.liputan6.com/news/read/3208744/kasus-hukum-
paling-menyita-perhatian-publik-sepanjang-2017.25/09/19.

Nurwardani Paristiyanti, Hestu Yoga Saksama, dsb.2016.Pendidikan


Kewarganegaraan.Republik Indonesia;Direktorat Jenderal Pembelajaran
dan Kemahasiswaan)

RivieraMirza.2012.PenegakanHukumdiIndonesia.http://viarviorviera.blogsp
ot.com/2012/03/penegakan-hukum-di-indonesia.html.25/09/2019.

Soekanto Soerjono. 1983. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penegakan


Hukum. Rajawali.Jakarta.

Wirnata Frans H.2019.Refleksi Penegakan Hukum Indonesia 2018.


https://www.hukumonline.com/berita/baca/lt5c2c4d8a2e4aa/refleksi-
penegakan-hukum-indonesia-2018-oleh--frans-h-winarta.24/09/19)

21
Djamali, Abdoel.2006. Pengantar Hukum Indonesia.Jakarta: PT
RajaGrafindo Persada.

Ibrahim, Harmail dan Moh Kusnadi.1998.Hukum Tata Negara


Indonesia.Jakarta : Sinar Bakti.

22

Anda mungkin juga menyukai