Anda di halaman 1dari 1388

Dendam Sejagad

Legenda Kematian
Shi Hun Yin (Mandarin)
San Wat Yan (Cantonese)
Cang Wan Hen
A Spark of Distraction
Karya : Khu Lung 1961, Saduran : Tjan ID
Editor : Bona & Dewi KZ
Ebook oleh : Dewi KZ
http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/
http://kang-zusi.info/ http://cerita-silat.co.cc/

1
Jilid: 01
Bab 1
TEMPAT ini adalah sebuah kuil kuno.
Kuil itu terletak di suatu tempat yang jauh dari keramaian
manusia dan sudah la ma terbengkalai.
Tapi di mata orang persilatan, kuil bobrok itu de mikian rahasia,
demikian misterius, sera m dan mengerikannya sehingga mendirikan
bulu roma setiap orang.
Ternyata setiap tengah mala m tiba, dari da la m kuil itu selalu
berkumandang suara nyanyian yang begitu aneh dan mengerikan.
Kalau dibilang nyanyian itu indah, ternyata iramanya begitu aneh
me me kikkan telinga.
Mengatakan seram dan me medihkan, nadanya ternyata tak
sedap didengar, ibaratnya jeritan setan, atau teriakan kuntilanak,
seperti pula lolongan serigala ma la m.
Pokoknya suara nyanyian itu sedemikian anehnya sehingga
me mbuat orang tak tahu bait lagu apakah yang sebenarnya sedang
dinyanyikan, sehingga dengan demikian, kuil itupun diliputi oleh
suasana serba rahasia dan misterius.
Setiap kali orang mendengar ira ma nyanyian itu, segera
merasakan suatu kekuatan gaib yang me mbuat orang sukar
me lawan, me mbuat orang terbuai dala m la munan, terpesona,
terkesima dan tak tahu apa yang musti dilakukan.
Selain itu, suara nyanyian itupun menga mbang di angkasa raya
dan mengge ma tak menentu. Ketika tersiar sa mpa i berli-li jauhnya
me mbuat orang sukar untuk me mbedakan dari arah manakah suara
itu berasal dan di ma nakah sumber dari suara tersebut.
Sekalipun de mikian, suara nyanyian itu tak a kan ma mpu untuk
menge labuhi kawanan persilatan. Mereka semua tahu bahwa suara

2
ini sudah menggetarkan hati setiap umat persilatan semenja k ena m
belas tahun berselang. Waktu itu banyak jago dari pelbaga i
perguruan dikirim untuk menyelidiki te mpat tinggal dari pe mbawa
lagu aneh itu, tapi baik dari pihak kaum lurus maupun dari golongan
kaum sesat selalu gagal untuk memperoleh hasil dan pulang dengan
hasil yang nihil.
Ttba-tlba, pada tiga belas tahun berselang, irama nyanyian itu
lenyap tak berbekas. Siapa tahu sepuluh tahun kemudian nyanyian
misterius itu menga mbang ke mba li di tempat itu, bahkan dala m
waktu singkat tiga tahun sudah lewat. Penduduk di sekitar te mpat
itu yang sudah berotak sederhana, menaruh perasaan jeri dan
hormat yang amat sangat terhadap nyanyian itu, sebab nyanyian
aneh semaca m itu sudah berlangsung ha mpir tiga tahun la manya.
Mereka se mua beranggapan: Pastilah tangisan ma laikat dari
kahyangan yang turun ke bumi untuk me mperingatkan kepada
semua orang, bahwa tak la ma lagi bakal terjadi bencana ala m atau
bencana peperangan yang akan melanda sekeliling te mpat ini.
Itulah sebabnya semua orang merasa tak pernah tenteram.
Menyusul munculnya ke mbali suara nyanyian aneh itu, dunia
persilatan yang selama ini berada dalam keadaan tenang, tiba-tiba
saja menjadi geger dan tegang. Jago-jago lihai dari sembilan partai
besar bersama-sama me ngutus orang-orangnya untuk me lakukan
penyelidikan. Maka berbondong-bondong datanglah kawanan jago
persilatan ke tempat itu. Penyelidikan dan pengala man yang
dilakukan siang ma la m akhirnya mene mukan bahwa suara nyanyian
tersebut berasal dari dala m kuil yang bobrok tapi angker itu.
Dua tahun belakangan ini, meski tak sedikit jagoan lihay dari
dunia persilatan yang menyerbu ke dalam kuil dan berusaha
menangkap pe mbawa lagu itu, tapi ibaratnya menimpuk anjing
dengan pakpoa, begitu pergi tak pernah ke mbali lagi. Sejak itu
kabar beritanya lenyap tak berbekas dan orangnya tak pernah
muncul ke mba li di dala m dunia persilatan.
Tentu saja nasib beberapa orang itu kebanyakan mene mui
bencana daripada ke mujuran. Mereka tewas secara misterius.

3
Akibatnya, pandangan orang persilatan terhadap kuil bobrok itu
pun segera berubah. Timbul suatu perasaan seram dan takut di
hati mereka terhadap kuil itu, dan tak seorangpun yang berani
me lakukan penyelidikan lagi atas kuil tersebut.
Maka teka-teki yang penuh rahasia itu, dengan me mbawa
rahasia dunia persilatan yang tiada taranya, sampai detik ini belum
pernah tersingkap secara jelas.
Mala m itu adalah suatu mala m yang sangat gelap. Kabut tebal
menyelimuti permukaan tanah, angin dingin berhe mbus kencang,
hanya beberapa titik cahaya bintang di angkasa yang memancarkan
sedikit cahaya yang redup.
Kentongan kedua baru lewat, tiba-tiba di depan kuil bobrok yang
terpencil, menyeramkan dan mengerikan itu muncul seorang
pemuda berusia dua puluh tahunan. Agak la ma sudah ia berdiri di
depan kuil angker itu.
Kemudian “Aaaih,” dia menghela napas sedih.
Pemuda itu sangat murung, juga kesepian. Dia seperti
me mbawa perasaan murung yang sangat dalam. Setiap mala m tiba
dia selalu berdiri mela mun di depan kuil itu. Sudah satu bulan lebih
dia berbuat de mikian.
Entah udara sedang cerah atau sedang turun hujan badai dan
kilat menyambar, dia sela lu hadir di sana dan mendengarkan suara
nyanyian yang misterius dan aneh itu. Tapi ia tak pernah berani
untuk melangkah masuk ke dala m kuil itu barang satu langkahpun.
Mungkin dia pun merasa takut dan kuatir terhadap kesela matan
jiwanya.
Waktu itu, dia sedang mendongakkan kepalanya me mandang
bintang yang bertaburan di angkasa. Ke mudian me mperdengarkan
suaranya helaan napas panjang yang amat berat.
Cahaya bintang yang redup menyoroti wajahnya. Itulah
selembar wajah yang me mbuat orang merasa keder, bukan lantaran

4
jelek atau menyeramkan, sebaliknya karena wajah yang tampan itu
me mbawa keangkuhan serta sikap dingin yang me nggidikkan hati.
Alis matanya tajam bagaikan pedang, matanya tajam bagaikan
sembilu. Ia me miliki bibir yang tipis berbentuk busur, ini
me la mbangkan kekerasan hati serta watak kepalanya yang besar,
namun sorot matanya yang tajam itu justru me mbawa sinar
pembunuhan yang tebal, seakan-akan dia adalah orang yang begitu
dingin dan keja m.
Pemuda serba aneh itu ke mbali me mperdengarkan suara he laan
napas beratnya yang mengenaskan. Menyusul ke mudian, bagaikan
orang mengigau dia berguma m seorang diri:
“Ku See-hong, wahai Ku See-hong, kau memiliki dendam
berdarah yang lebih dala m dari sa mudra, tapi... kau demikian tak
becus. Sudah belasan tahun la manya kau berkelana da la m dunia
persilatan yang penuh dengan tipu muslihat, tapi sedikitpun tanpa
hasil.
Kini kau tahu telah bertemu dengan manusia aneh yang tiada
taranya ini, mengapa kau malah menjadi ketakutan setengah mati?
Sekalipun akibatnya akan merenggut nyawa mu, tapi kaupun harus
tunjukkan keberanianmu serta semangat juangmu antara mati dan
hidup, bila kau tak berani bertaruh maka kau akan selalu
terombang-a mbing dala m dunia persilatan tanpa hasil apa-apa.
Akhirnya kau akan mampus dan menjadi seorang manusia berdosa
yang paling tidak berbakti, kepada orang tua di dunia ini....
Mengertikah kau?"
Ketlika selesai berguma m, titik-titik air mata tiba-tiba meleleh
keluar dan me mbasahi wajah Ku-See hong, si pe muda aneh itu.
Jelas ia terbayang kembali a kan semua pengala man pahit yang
telah diala minya sewaktu kecil dulu. Ini me mbuat hatinya amat
pedih dan me nyesal.
Setelah menghela napas panjang lagi dengan pedih ke mba li
pemuda itu berguma m.

5
“Ku See-hong, wahai Ku See-hong. Jangan lupa bahwa kau
pernah bersumpah berat kepada langit untuk me mbalas denda m
sakit hati ayah ibumu dan mencincang tubuh pembunuh itu menjadi
berkeping-keping....”
Ketika berguma m sa mpai di situ, dari balik matanya yang jeli
segera me mancar keluar suatu tekad yang besar, bersinar mata
dingin keji dan mengerikan. Dia menghe mbuskan napas panjang
lalu berdiri me matung dan tidak berbicara lagi....
Kentongan ketiga hampir tiba, pemuda aneh Ku See-hong yang
me mbungka m itu mendadak mena mpilkan sesuatu tekad yang
bulat. Pelan-pelan dia berjalan menuju ke arah kuil kuno itu. Jelas
dia telah menga mbil keputusan untuk me mpertaruhkan nyawa dan
pergi beradu nasib. Sebab lebih baik mati di dala m kuil daripada
harus hidup di dunia bebas tanpa mendapatkan hasil apa-apa.
Mendadak pada saat itulah suara nyanyian yang aneh dan
misterius itu berkumandang lagi da la m kuil.
Suara nyanyian yang melengking dan tajam itu berkumandang
nyaring di tengah he mbusan angin barat laut yang kencang, begitu
mengerikan dan seramnya suara tersebut, membuat bulu kuduk
orang pada bangun berdiri.
Irama nyanyian yang aneh itu penuh mengandung tenaga gaib
yang ma mpu me mbetot sukma orang, sekalipun seorang jago yang
me miliki tenaga dalam amat sempurna, juga susah untuk melawan
pengaruh nyanyian tersebut.
Tapi kenyataannya, Ku See-hong sama sekali t idak terpengaruh
oleh suara nyanyian itu… bukankah hal ini menunjukkan sesuatu
keanehan?
Ku See-hong me mang seorang pe muda yang berbakat bagus.
Gemblengan sela ma ha mpir satu bulan di depan kuil itu me mbuat
timbulnya sesuatu kebiasaan terhadap pengaruh irama iblis
tersebut, sekalipun saat ini diapun terpengaruh juga oleh irama
tersebut.

6
Namun dala m lelapnya kesadaran dia masih me miliki tenaga
yang kuat untuk meronta diri, bahkan otaknya yang cerdas berhasil
menghapa lkan nada ira ma nyanyian yang aneh itu.
Semenjak setengah bulan berselang, irama nyanyian yang aneh
itu sudah berhasil dihapalkan olehnya, malahan ia bisa
me mbawanya sendiri untuk bersenandung, sekalipun bait syairnya
masih tida k diketahui olehnya.
Itulah sebabnya, berhubung Ku See-hong sudah hapal dengan
irama nyanyian itu, maka ketika itu dia sudah tidak terpengaruh lagi
oleh tenaga gaib dari ilmu pe mbetot sukma tersebut.
Angin barat laut yang dingin berhe mbus se makin kencang,
suaranya yang me milukan hati.
Dari balik sorot mata Ku See-hong terpancar keluar sinar
kebulatan tekadnya yang tebal. Dengan me mbusungkan dada, dan
me langkah lebar, dia berjalan mengha mpiri kuil itu. Sinar matahari
yang tajam dengan cepat menyapu sekejap sekeliling ruang kuil
yang bobrok itu.
Tampak bangunan kuil tersebut sangat besar dan luas. Dinding
pekarangan yang mengitari bangunan itupun mencapai ratusan kaki
luasnya. Ruang kuil itu menjulang tinggi di angkasa dan saling
sambung-me nyambung, tapi berhubung sudah dima kan usia, pintu
gerbangnya sudah ambruk dindingnya banyak yang retak dan
berlubang, bahkan rumput ilalang tumbuh setinggi lutut.
Pemandangannya amat mengerikan sekali. Bila seseorang bernyali
kecil, dia tak akan berani, untuk mendatangi te mpat semaca m ini di
tengah ma la m buta begini....
Sementara itu, angin barat laut yang kencang masih berhe mbus
lewat tiada hentinya.
Pohon siong dengan ranting yang gundul dan bayangan batang
yang kurus bagaikan setan yang sedang me mentangkan cakarnya.

7
Betul Ku See hong bernyali besar, tapi selama satu bulan terakhir
ini sudah terlalu sering ia mendengar jeritan ngeri yang
menyayatkan hati dari kawanan jago silat yang me masuki kuil itu.
Maka tak urung t imbul juga perasaan bergidik dala m hatinya.
Semakin dipandang kuil itu, semakin terasa olehnya betapa seram
dan menakutkannya pemandangan di sekeliling sana, apalagi
ditambah bunyi ranting yang terhembus angin, semakin me na mbah
seramnya suasana.
“Ciiit…. Ciiit….”
Serentetan jeritan tajam mendadak berge mas me mecahkan
keheningan.
Dengan perasaan terperanjat buru-buru Ku See-hong mundur
sejauh tiga langkah ke belakang.
Dengan cepat dia mengalihkan sinar matanya ke dalam ruang
kuil yang gelap gulita itu, ternyata ada beberapa ekor kelelawar
hitam yang sedang terbang ke luar.
Setelah mengetahui suara apakah itu, Ku See-hong segera
menghe mbuskan napas panjang, rasa tegang yang semula
menyelimuti wajahnya la mbat laun menjadi tenang ke mba li.
Selangkah de mi se langkah ke mbali dia berjalan masuk ke dala m.
Sekarang dia sudah mula i melangkah di atas jalan setapak yang
berhiaskan batu hijau.
Mungkin karena sudah terlampau la ma kuil tersebut terbengkalai
maka di atas batu-batu hijau itu sudah tumbuh lumut yang a mat
tebal, ditambah lagi kegelapan ma la m me nceka m se luruh jagad,
seandainya seorang tidak me miliki ilmu meringankan tubuh yang
sempurna, mungkin baru selangkah saja berjalan akan terpeleset
jatuh ke tanah.
Jalan beralas batu hijau yang menghubungkan pintu gerbang
dengan ruangan tengah itu lebih kurang puluhan kaki jauhnya.
Ketika baru selesai me lalui jalan berlumut itu, sekujur badan Ku
See-hong sudah basah kuyup oleh keringat.

8
Tiba-tiba… ia me ndongakkan kepala me mandang papan na ma di
atas ruang tengah kuil itu, ha mpir saja ia menjerit kaget saking
terperanjatnya.
Ternyata di atas papan na ma itu tertera beberapa huruf besar
yang berwarna merah darah, tulisan itu berbunyi:
“SIAPA MASUK BAKAL MAMPUS”
Di kedua belah sisi papan nama itu masing-masing tergantung
dua butir tengkorak manusia. Siapa saja pasti akan merasa
terperanjat sekali bila menjumpai benda tersebut untuk perta ma
kalinya.
Sinar matanya yang dingin menyeramkan ke mbali dialihkan
me mandang se keliling tempat itu. Kemudian dengan kening
berkerut melangkah naik ke atas undak-undakan batu.
Tampak ruangan tengah kuil itu gelap gulita dan menggidikkan
hati. Sarang laba-laba berada di mana-mana, debu setebal
beberapa inci menghiasi lantai. Dengan langkah tegap Ku See-hong
masuk ke dala m ruang tengah itu. Di sana ia saksikan patung arca
sudah banyak yang hancur dan rusak, banyak di antaranya yang
kutung tangan atau kakinya dan paka ianpun compang-ca mping,
keadaannya sangat mengenaskan.
Angin dingin yang berhe mbus lewat dala m ruangan se ma kin
mendirikan bulu roma orang, apalagi me mandang patung-patung
arca dalam ruang tengah yang menyeramkan itu. Ini se mua
me mbuat suasana sedemikian menggidikkan hati sehingga sukar
dilukiskan dengan kata-kata.
“Keeekkk…” terhe mbus angin dingin, tiba-tiba pintu sebelah di
depan ruangan itu terhe mbus hingga menutup sebagian. Suara
menutupnya pintu yang me manjang dan me mendek itu kedengaran
amat menusuk pendengaran.
Walaupun paras muka Ku See-hong sedikitpun tidak
me mperlihatkan rasa takut atau ngeri padahal hatinya sudah
merasa tidak tenang se menjak tadi.

9
Dengan me mbesarkan nyalinya dan penuh diliputi ketegangan
dia berjalan masuk ke dala m kuil yang mirip rumah setan itu. Di
serambi yang gelap dan suatu he mbusan aneh yang mirip jeritan
setan akhirnya melintaskan juga setitik perasaan ngeri di atas
wajahnya.
“Sreet. Sreet…” mengikuti suara langkah kakinya yang
me mbawa bunyi ge merasak, jantungnya terasa berdenyut makin
kencang.
“Weeess,” segulung angin dingin berhe mbus lewat.
“Aaahh…!” Ku See-hong me mperdengarkan jeritan kaget.
Dengan kaki ge metar dia mundur tujuh-delapan langkah lagi ke
belakang.
Kiranya waktu itu dia sudah sampai di depan sebuah bangunan
loteng yang sangat lebar. Di atas undak-undakan di sebelah kiri
dan kanan masing-masing berdiri tegak sesosok tulang belulang
manusia yang masih utuh. Di tengah tengkorak itu me mbawa
sebuah benda perak yang bercahaya tajam.
Dala m lirikan matanya yang sedang menegang itu, anak muda
tersebut merasa seakan-akan kedua sosok mayat itu adalah mayat
hidup yang sedang melotot ke arahnya dengan sinar mata
ke marahan.
Tapi setelah mengetahui kalau tengkorak itu sudah lama mati,
dia m-dia m Ku See-hong baru menghe mbuskan napas panjang,
meski jantungnya masih berdenyut dengan kerasnya sebab kuil ini
dalam kenyataannya jauh lebih mengerikan daripada berita yang
tersiar di luaran.
Setelah menenangkan sebentar hatinya, pemuda itu baru
menengok ke arah papan na ma di atas pintu gerbang itu. Di sana
tercantum e mpat huruf merah darah yang berbunyi:
“PEK KUT YU HUN” (Tulang tengkorak sukma gentayangan).

10
Di kedua belah sisi papan na ma tadi, masing-masing tergantung
sebuah kepala tengkorak. Ku See-hong segera berguma m seorang
diri,
“Pek-kut-yu-hua,… Pek-kut-hun…. Apakah yang dimaksudkan
adalah tumpukan tulang-belulang manusia yang mati dala m kuil
ini…?”
Berguma m sa mpai di situ, dia lantas melirik sekejap ke dala m.
Sayang suasana di dala m ruang itu gelap-gulita, susah dilihat jelas.
Maka dengan cepat dia menga mbil keputusan di dala m hati dan
me langkah na ik ke atas unda k-undakan batu itu.
Tiba-tiba terdengar bunyi desingan lirih, ke mudian terlihatlah
benda berwarna perak di tangan tengkorak yang berada di sebelah
kiri itu mengayun ke bawah dengan me mbawa suara desingan angin
yang amat tajam.
Sreet, cahaya perak itu langsung menusuk ke ulu hati Ku See-
hong.
Bukan saja serangan ini dilancarkan dengan kekuatan yang amat
besar, jurus serangannya juga garang dan keji, dengan kecepatan
yang sukar dilukiskan dengan kata-kata.
Mimpin pun Ku See-hong tidak menyangka kalau tengkorak
tersebut bakal menyergap secara tiba-tiba. Dala m terperanjatnya
cepat dia merendahkan badan sambil berputar arah secara lihay dan
manis, ia menghindarkan diri dari sergapan maut tersebut.
Siapa tahu baru saja ia menghe mbuskan nafas lega. “Kraaak,”
lagi-lagi terdengar suara desingan keras.
Kali ini, tengkorak yang berdiri kaku di sebelah kanannya mulai
bergerak. Cahaya di tangannya itu secepat sambaran kilat
menghanta m ke arah ja lan darah Ciok-sun-hiat di belakang batok
kepala Ku See-hong.
Saking terkesiapnya, paras muka si anak muda itu berubah
hebat. Keinginannya untuk hidup me mbuat badannya tanpa sadar
miring ke samping ke mudian tangan kanannya memba lik sambil

11
me le mpar ke belakang. Cahaya perak yang menganca m tiba itu
segera menyambar ke arah t iang.
Siapa tahu belum sampa i jurus serangan dari Ku See-hong itu
digunakan sa mpai matang, cahaya perak tadi tiba-tiba menyusup ke
belakang, kemudian dari sisi kiri dengan me mbawa berpuluh-puluh
titik cahaya tajam menya mbar lagi menganca m dua belas jalan
darah penting di tubuh anak muda tersebut.
Perubahan jurus serangan, melancarkan pukulan, semuanya
dilakukan dengan kecepatan bagaikan kilat, sama sekali tidak
terpaut jauh bila dibandingkan dengan jago nomor satu dari dunia
persilatan.
Dala m terkesiapnya Ku See-hong segera jongkok dan
menggulingkan diri ke bawah undak-unda kan batu. Setelah itu
dengan cepat dia melompat bangun lagi, dengan napas terengah
dan keringat bercucuran dia berdiri me mucat di situ.
Anehnya, begitu Ku See-hong sudah melompat turun dari undak-
undakan batu tadi, tengkorak yang ada di sebelah kiri dan kanan
itupun segera balik ke mba li pada posisinya semula.
Ku See-hong yang keras kepala tak mau menyerah kalah dengan
begitu saja. Sekali lagi dia melompat naik ke atas undak-undakan
batu itu. Tapi seperti yang pertama tadi, ke mbali dia me ngala mi
serangan demi serangan yang a mat gencar.
Tak sa mpai sepertanak nasi la manya, ia gagal untuk mene mbusi
tempat tersebut. Kesemuanya ini dengan cepat me mbuat hatinya
menjadi kecut dan sedih sekali.
Tapi pe muda itu me mang cukup cerdas. Setelah gagal dengan
tujuh kali percobaannya pikirannya pun segera terbuka. Rupanya
kedua sosok tengkorak itu me mang sudah mendapat latihan yang
khusus untuk menyergap musuh-musuh yang datang dari luar.
Apabila kakinya tidak me langkah di atas undak-undakan batu itu,
secara otomatis kedua sosok tengkorak itu juga tak akan bergerak,
dan dengan sendirinya tak akan menyerang pula dirinya.

12
Berpikir sa mpai di situ, Ku See-hong siap-s iap mengerahkan ilmu
meringankan tubuhnya untuk menyeberangi ruangan tersebut,
ketika ia mendonga kkan kepalanya, tiba-tiba dijumpa i pada
beberapa kaki di atas pintu gerbang itu terlihat berjajar tiga buah
rantai tipis yang menjulur ke bawah. Jarak antara rantai yang
pertama dengan rantai lainnya adalah tiga jengkal lebih.
Tentu saja, dengan kecerdasan otak yang dimiliki Ku See-hong,
tidak sulit baginya untuk menduga bahwa benda tersebut adalah
semaca m senjata rahasia pembunuh yang berbahaya sekali. Maka
rencananya untuk menyeberang dengan mengerahkan ilmu
meringankan tubuh pun segera mengala mi kegagalan total.
Untuk sesaat lamanya anak muda itu berdiri tertegun dengan
perasaan kecewa dan putus asa. Semua harapan di da la m hatinya
juga turut musnah tak berbekas.
Sampa i la ma se kali, sekilas rasa girang baru me lintas di atas
wajah anak muda itu, ia berhasil mene mukan suatu akal yang
sangat bagus.
Sambil berpekik nyaring, secepat sambaran kilat, Ku See-hong
me lompat naik ke atas undak-unda kan batu itu.
“Srrreeet…” tengkorak yang berada di sebelah kanan itu segera
me mutar senjata peraknya sedemikian rupa sehingga menciptakan
serangkaian bianglala berwarna perak, kemudian langsung menusuk
ke iga kiri ana k muda itu, serangannya garang sekali.
Sedari tadi Ku See-hong telah me mperhitungkan sa mpa i ke situ,
di kala kakinya sedang menginjak di atas ubin batu itu, badannya
segera menjatuhkan diri ke tanah dan berguling cepat menyusup ke
arah dalam ruangan.
Detik terakhir menje lang tubuh Ku See-hong tiba di depan pintu
ruangan itulah, mendadak dari atas pintu menyambar datang sekilas
cahaya tajam yang menyilaukan mata, tahu-tahu sebuah pintu
berpisau yang tajam telah meluncur ke bawah dan siap mencabik-
cabik tubuh pe muda tersebut.

13
Tak terlukiskan rasa kaget Ku See-hong menghadapi kenyataan
itu. Hampir saja ia merasa kehilangan sukma lantaran
terperanjatnya. Entah dari mana datangnya kekuatan, sekuat
tenaga dia melejit ke sa mping.
“Blaaa m…!” diiringi suara yang sangat keras, pintu berpedang
yang terdiri dari belasan buah pedang tajam itu langsung menancap
di atas lantai yang mengakibatkan timbulnya percikan bunga api.
Ku See-hong mendengus tertahan… kaki kirinya yang terlambat
menghindar segera termakan tusukan sebilah pedang.
Sebuah mulut luka yang besar muncul di atas badannya, darah
segar bercucuran me mbasahi se luruh badannya. Coba sedikit ia
terlambat menghindar, niscaya tubuhnya sudah tertembus oleh
tusukan pedang-pedang itu.
Dengan cepat Ku See-hong me lompat bangun la lu me mandang
pintu pedang itu dengan termangu-mangu. Lama, lama sekali ia
baru menghela napas panjang, pe kiknya di hati:
“Ha mpir saja aku ma mpus di ujung pedang-pedang itu. Coba
kalau ma mpus, dendam berdarahku tak akan terbalas untuk
selamanya.”
Teringat tentang dendam berdarah itu, kobaran api kebencian
yang kuat segera muncul dala m hatinya dan me mbakar badannya.
Sekulum senyuman dingin yang kejam tersungging di ujung
bibirnya, sinar mata yang me mancar pun merupa kan sinar merah
berapi-api yang penuh dengan rasa benci dan denda m yang dala m.
Tapi setelah Ku See-hong dapat melihat jelas suasana dalam
ruang dalam, sekali lagi ia bergidik, bahkan bersin beberapa kali.
Kobaran api denda m dan rasa benci yang me mbara dala m dadanya
itu seakan-akan terguyur oleh sebaskom air dingin, kontan lenyap
tak berbekas.
Ternyata di dala m ruangan itu penuh berserakan tulang
tengkorak manusia. Ada yang sedang berduduk, ada yang
berbaring, ada pula yang berdiri, bentuknya aneh sekali. Dita mbah

14
lagi ra mbutnya yang hitam dengan gigi putih yang menyeringa i
keluar, me mbuat wajah mereka kelihatan begitu menakutkan dan
seramnya hingga menggidikkan hati siapapun.
Ku See-hong merasakan dirinya seakan-akan berada di dala m
neraka. Hatinya tercekat, bergidik dan ketakutan.
“Ciiit… ciiit…” serentetan bunyi aneh yang meme kikkan telinga
berkumandang datang dari arah bela kang.
Dengan cekatan Ku See-hong berpaling ke belakang, tapi dengan
cepat ia menjerit kaget:
“Aaaah….”
Dengan ketakutan ia mundur beberapa langkah ke belakang.
Ternyata lebih kurang satu kaki dari Ku See-hong terdapat
sebuah peti mati. Waktu itu penutup peti mati tersebut sedang
pelan-pelan me mbuka sendiri….
Menyusul ke mudian, dari balik peti mati itu pelan-pelan muncul
sebuah tangan aneh yang tinggal tulangnya melulu. Tangan aneh
tadi mencakar kesana-ke mari dengan serawutan.
Jantung Ku See-hong kemba li berdebar keras. Dengan pancaran
sinar mata yang aneh dan takut dia awasi peti mati itu tak berkedip,
terasa kakinya menggigil keras dan le mas sekali. Kalau bisa dia
ingin menjatuhkan diri untuk duduk di lantai.
“Blaaa m…!” t iba-tiba suatu benturan keras ke mbali terjadi.
Pintu di mana Ku See-hong lewat ketika me langkah masuk ke
dalam ruangan tadi mendadak menutup dengan sendirinya, bahkan
menutup rapat-rapat sehingga setitik cahayapun tak Na mpak.
Suasana di tempat itu menjadi ge lap gulita hingga kelima jari
tangan sendiripun susah dilihat. Udara menjadi sesak dan la mat-
la mat Ku See-hong mengendus bau busuknya bangkai yang a mat
menusuk hidung.

15
Untung Ku See-hong me miliki ketaja man mata yang mela mpaui
orang lain, walau berada di tengah kegelapan, ia masih dapat
me lihat peti mati itu dengan jelas.
“Kreeek… kreeek…. Serentetan suara aneh yang menusuk
pendengaran ke mbali mengge ma dala m ruangan itu.
Penutup peti mati tersebut kini sudah terangkat tinggi-tinggi ke
udara, kemudian….
“Blaaa m!” diiringi suara keras penutup peti mati itu sudah
terlempar jatuh ke tanah.
Bersama dengan me mbukanya penutup peti mati itu, sesosok
tengkorak hidup pelan-pelan bangkit berdiri dari balik peti mati.
Tengkorak itu jauh berbeda dengan tengkorak-tengkorak la innya.
Dia me mpunyai rambut yang sangat panjang dan mata yang cekung
ke dala m, tapi anehnya ternyata mata itu me mancarkan cahaya
hijau yang berkilauan.
Dala m takutnya Ku See-hong merasa sangat ngeri. Ia tidak
percaya kalau di dunia ini terdapat tengkorak hidup, tapi kenyataan
telah berada di depan mata, tidak percayapun tak mungkin.
Dala m pada itu, tengkorak hidup itu sudah bangkit dari peti
matinya dan me langkah ke luar, ke mudian selangkah de mi selangkah
la mban tapi tetap mengha mpiri Ku See-hong.
Pada saat itulah, ruangan yang gelap gulita dan sebenarnya tiada
hembusan angin itu mulai dipenuhi oleh deruan angin yang sangat
keras dan tajam.
Munculnya angin inipun sangat aneh seolah-olah berhembus
keluar dari balik dinding di sekitar ruangan itu. Makin la ma angin itu
berhembus se makin kencang. Suara deruan angin pun makin keras
dan me mekikkan telinga.
Sekarang tengkorak hidup itu sudah berada lebih kurang e mpat
jengkal dari Ku See-hong. Sepasang lengan panjangnya yang
tinggal tulang itu sudah diluruskan ke depan mencengkera m tubuh

16
pemuda itu. Segulung bau amis yang amat menusuk hidung segera
menerpa tiba.
Ku See-hong yang berdiri begitu dekat dengan tengkorak itu
dapat melihat dengan jelas bagaimana bagian dada dari tengkorak
itu cuma terdiri dari tulang-tulang iga yang berjajar lurus, sementara
di dala mnya kosong me lompong tak berisi apa-apa. Ini
me mbuktikan ka lau tengkorak itu benar adalah sesosok tengkora k
hidup.
Bagaimanapun besarnya nyali pe muda itu tak urung dia menjerit
kaget juga. Selangkah de mi se langkah dia mundur terus ke
belakang.
Anehnya, ternyata mayat hidup itupun me mpercepat langkahnya
mengejar ke manapun dia pergi.
Tiba-tiba, kaki Ku See-hong terkait oleh seonggok tulang
belulang. Sambil menjerit kaget tubuhnya segera terpelanting dan
terlempar sejauh beberapa kaki dari tempat semula.
Rupanya tempat di mana ia terjatuh barusan adalah sebuah peti
mati juga. Ketika itu, penutup peti mati itu sedang terangkat ke
atas, sesosok tengkorak lain sedang menjulurkan tangannya yang
aneh untuk mencengkera m tubuh anak muda itu.
Ku See-hong ketika itu benar-benar ketakutan setengah mati
sehingga sukma pun terasa bagaikan mau terbang meninggalkan
raganya. Ia memperdenarkan suara auman yang agak gemetar.
Suara itu seperti jeritan kaget, seperti juga teriakan ngeri, namun
sepasang matanya masih mengawasi kedua sosok tengkorak hidup
itu tanpa berkedip.
Dala m pada itu gerak pengejaran yang dilakukan kedua sosok
tengkorak hidup itu makin la ma semakin cepat… dalam waktu
singkat mereka sudah berada empat jengkal di hadapan Ku See-
hong.
Dengan ketakutan pe muda itu ke mbali mundur ke be lakang.

17
Tiba-tiba… kaki Ku See-hong tergaet ke mba li oleh sesuatu benda.
Rupanya membentur lagi pada sebuah peti mati. Dengan cepat dia
berpaling, tapi sesosok tengkorak hidup tahu-tahu sudah muncul
ke mbali di hadapan matanya.
Pemuda itu benar-benar ketakutan setengah mati. Matanya
sampai terbelalak lebar sedang tubuhnya berdiri kaku seperti mayat.
Tengkorak-tengkorak hidup itu sama sekali tidak berlaku sungkan
kepadanya. Lengan bertulang putihnya itu secara lurus disodok ke
muka, menusuk dada pe muda itu, tapi gerakannya la mbat seka li.
Segulung bau a mis yang menusuk hidung segera berhembus
lewat.
Mendadak Ku See-hong tersadar kembali dari lamunannya. Ia
menyaksikan kuku tengkorak hidup yang tajam itu sudah mene mpe l
di atas pakaian bagian dadanya.
Ku See-hong menjerit keras, secepatnya dia me mbuang diri ke
belakang dan mundur cepat-cepat.
Belum lagi kakinya berdiri tegak, kembali segulung bau a mis
ke mbali datang, dan dua sosok tengkorak hidup la innya dengan
yang satu di kiri dan yang lainnya di kanan sedang me mutar kuku-
kukunya yang panjang dan tajam mencengkeram ke atas bahunya.
Hampir pecah nyali Ku See-hong menghadapi anca man tersebut,
buru-buru dia melompat lagi beberapa kaki ke belakang dengan
badan gemetar. Ka li ini saking paniknya ia sa mpai tak ma mpu
menguasai diri dan terjatuh ke tanah, dadanya terengah-engah.
Meski da la m kege lapan sukar untuk mengetahui paras mukanya,
tapi bisa diduga muka itu tentu sudah berubah menjadi pucat pias
seperti mayat.
Yang berada di hadapan Ku See-hong sekarang bukan hanya tiga
sosok tengkorak hidup saja tapi tengkorak-tengkorak yang semula
tiduran atau duduk itu sekarang telah berlompatan bangun sambil
menarik sepasang lengannya, pelan-pelan mereka mendesak ke
depan.

18
Api setan menari-nari di udara, warna hijau menyeramkan yang
mencorong dari balik le kukan mata tengkorak-tengkorak yang
kosong itu mena mbah sera mnya suasana.
Tapi waktu itu he mbusan angin yang maha aneh tersebut telah
menjadi tenang kembali, menyusul suara jeritan dan teriakan aneh
yang menyeramkan berge ma a mat me me kikkan telinga.
Rasa putus asa me menuhi seluruh benak Ku See-hong. Ia
me mbenci segala-galanya, ia me mbenci kepada Thian yang tidak
me mberi keadilan kepadanya, membenci karena dendam sakit hati
ayah-ibunya belum terbalas. Tapia pa gunanya me mbenci bila
elmaut sudah berada di a mbang pintu?
Sesosok tengkorak hidup telah mendesak ke hadapan Ku See-
hong. Sreeet… diiringi desingan tajam sepasang lengan tengkorak
itu menya mbar ke bawah bersama-sa ma. Hanya kali ini gerak
serangan tersebut dilancarkan dengan kecepatan bagaikan
sambaran kilat.
Harapannya untuk hidup yang semula masih berkobar di dada Ku
See-hong, kini sudah lenyap tak berbekas. Tanpa berpikir panjang
lagi dia menjatuhkan diri berguling ke sa mping untuk
menyela matkan diri, setelah itu dengan cepat dia melompat bangun.
Tiba-tiba, di tengah ruangan yang sunyi senyap itu
berkumandang suara gelak tertawa setan yang dingin dan
me me kakkan telinga.
“Heeehhh… heeehhh… heeehhh…. Heeehhh… heeehhh…
heeehhh….”
Suara tertawa itu lamban, berat dan dalam meski amat pelan tapi
saling susul menyusul hingga me mbuat seluruh ruangan bergetar
dengan kerasnya.
Ku See-hong hanya merasakan seluruh tubuhnya seperti
tersayat-sayat oleh pisau tajam mengikuti gelak tertawa yang
mengge ma barusan itu. Sekujur tulang badannya seakan-akan
tergetar lepas dan hancur berantakan hingga tak ada wujudnya lagi.

19
Bagaikan orang gila Ku See-hong berteriak keras, tubuhnya
secepat kilat menubruk ke depan dan malahan mengha mpiri sa lah
satu di antara tengkorak-tengkorak hidup itu.
Bila seseorang dihadapkan pada ancaman maut, ada kalanya
mereka tida k mela kukan perlawanan dan pasrah pada takdir yang
telah mengaturnya, tapi lebih banyak orang yang berjuang sampai
titik darah penghabisan me lawan ma laikat e lmaut.
Dala m keadaan terancam oleh bahaya ini, Ku See-hong bukannya
pasrah sebaliknya justru timbul suatu kekuatan untuk me mberontak
yang kuat sekali. Dia ingin mengerahkan segenap kekuatan yang
dimilikinya untuk me loloskan diri dari neraka yang menyeramkan itu.
Sekalipun harapan tersebut nampa knya sangat tipis, toh bukan
berarti tak dapat dicoba, sebab bagaimanapun juga lebih baik
berusaha daripada pasrah kepada nasib.
Entah dari mana datangnya kekuatan, sepasang lengan Ku See-
hong dengan me mbawa segulung kekuatan yang dahsyat, bagaikan
ambruknya bukit karang, langsung disodokkan ke tubuh sesosok
tengkorak hidup yang sedang menubruk datang itu.
“Blaaa mmm…! ” ketika tengkorak hidup itu terma kan oleh
serangan tersebut, tubuhnya hanya bergetar sedikit, kemudian
sambil tertawa seram selangkah demi selangkah maju ke mbali
untuk mengejar korbannya.
Keadaan Ku See-hong pada waktu itu sudah mirip orang gila,
telapak tangan kirinya me mbacok ke belakang, telapak tangan
kanannya mendorong. Maka angin puyuh menderu-deru di
sekeliling tubuhnya.
Kembali sesosok tengkora k hidup terhajar telak oleh pukulan
beruntun tangan kiri kanannya, namun sa ma sekali tida k
mendatangkan hasil apa-apa.
Gelak tertawa aneh yang mengerikan mengge ma se makin keras,
api setan yang berwarna hijau berkedip-kedip di balik kegelapan,
seramnya bukang kepalang.

20
Ku See berteriak keras, sepasang lengannya diputar sekenanya,
bahkan kadangka la sepasang kakinya ikut me lancarkan tendangan
berantai, pokoknya setiap kali ada bayangan hita m mendekatinya,
serangan segera dilancarkan secara ngawur.
Akhirnya ia mendapat kese mpatan untuk melepaskan diri dari
kurungan tengkorak-tengkorak hidup itu. Tanpa berpikir panjang
dia lantas putar badan dan melarikan diri secepatnya.
Dala m ruangan gelap gulita sukar me lihat kelima jari tangan
sendiri ini, dia sendiri tak tahu ke mana akan pergi, pe muda itu cuma
tahu lari dan lari terus secara me mbabi buta.
Mendadak Ku See-hong merasa ada segulung angin dingin
berhembus datang dari arah belakang yang me mbuat tubuhnya
terpelanting dan jatuh berjumpalitan di udara, menyusul ke mudian
ia merasakan badannya seakan-akan sedang meluncur jatuh ke
bawah dengan kecepatan luar biasa.
“Habis sudah riwayatku kali ini!” pekiknya dia m-dia m.
Dia sadar bahwa tubuhnya yang besar itu sedang terjerumus ke
dalam sebuah liang yang tak diketahui berapa da la mnya.
Ku See-hong menggerakkan tangannya kesana kemari secara
ngawur dengan maksud me ncari pegangan, tapi usahanya selalu
gagal, maka akhirnya ia me mperdengarkan jeritan anehnya yang
me me kakkan telinga. Inilah jeritan atau rontaan terakhir dari
seseorang menjelang datangnya elmaut.
Daya luncur tubuhnya serta deruan angin yang terpancar keluar
me mbuat kesadaran pe muda itu la mbat laun menjadi ma kin kabur.
Tapi jeritan kesakitan yang keras itu masih berkumandang ke luar
dari mulutnya.
“Blaaa mm…!” satu benturan nyaring mengge ma di udara.
Ku See-hong merasakan tubuhnya terjatuh di atas sebuah benda
yang lunak se kali.

21
Dala m sekejap mata tubuhnya seakan-akan dikurung oleh
banyak sekali benang yang tipis tapi kuat. Dia bagaikan seekor ikan
besar yang terjebak di dalam jala, mau berkutik pun tak ada
gunanya.
Rasa kaget yang luar biasa tadi sesungguhnya me mbuat
kesadarannya hampir punah. Tapi se karang, setelah dia tida k
mendengar lagi suaranya deruan angin yang tajam itu, ma ka
matanya pelan-pelan dipentangkan ke mbali.
Pemandangan pertama yang masuk dala m pandangannya adalah
tubuh sendiri yang terkurung di dala m jaring ra ksasa itu.
Hampir saja dia tida k percaya kalau dirinya masih hidup, tapi
ketika rasa girang itu me luap dala m hati, rasa sakit dan sedih
menyelimuti pula benaknya. Betul dia berhasil lolos dari
cengkeraman tengkora k-tengkorak hidup itu, tapi ia toh akan mati
kelaparan juga da la m jaring ini?
Dengan sorot matanya yang tajam Ku See-hong mencoba untuk
mengawasi ruang bawah tanah yang aneh itu. Butiran permata
kelihatan berha mburan di atas dinding batu di seke liling te mpat itu,
cahaya tajam yang berkilauan itu me mbuat benda dalam ruang
bawah tanah itu dapat terlihat je las.
Dia m-dia m ia menghe la napas panjang sehabis melihat
kesemuanya itu, dia tak menyangka kalau di dunia ini masih
terdapat banyak sekali keanehan yang mencengangkan hati.
Kiranya ruang bawah tanah di ma na ia berada sekarang
me mpunyai kedala man kira-kira lima-ena mpuluh kaki sehingga
bentuknya persis seperti sebuah sumur kuno yang sangat besar.
Jaring yang menjaring tubuhnya sekarang tergantung pada
ketinggian kurang lebih sepuluh kaki dari permukaan tanah.
Sedangkan jala raksasa itu sendiri tergantung pada tiga batang
tiang besi yang masing-masing lima kaki t ingginya. Tiang tersebut
dibuatnya sedemikian rupa sehingga bisa digunakan untuk
menge mbang-ke mpiskan ja la di bawahnya.

22
Pada dasar ruang bawah tanah itu terdapat sebuah sumur kuno
berwarna hitam yang satu kaki luasnya. Letak sumur itu persis di
bawah jala raksasa itu. Ketika Ku See-hong me ngawasi bagian yang
lain, maka tanpa sadar dia menjerit kaget.
Apa yang sesungguhnya dia saksikan? Di sudut lain dari ruang
bawah tanah itu tergeletak tulang tengkorak manusia yang
berserakan di mana-mana.
Dengan suara pedih ia lantas berguma m seorang diri:
“Aaaii…. Lewat beberapa hari lagi tentu aku pun akan berubah
menjadi sesosok tengkorak seperti itu.”
Teringat akan ke matian, tanpa terasa beberapa titik air mata
jatuh bercucuran me mbasahi pipinya. Ia bukan takut mati, tapi
merasa sedih karena setelah mati, sudah pasti dendam berdarah
ayah-ibunya tak akan terbalas lagi. Tapi berada dalam keadaan
demikian, apa pula yang bisa dia lakukan?
Menjerit kepada langit, langit tida k menjawab berteriak ke bumi,
bumi tiada berpintu, terpaksa dia harus berdiam diri untuk
menunggu datangnya maut yang akan merenggut nyawanya.
Suasana keheningan dan kesepian menceka m seluruh ruangan
bawah tanah. Dalam keadaan sunyi senyap begini, dia merasakan
kesedihan, ketakutan dan kengerian.
Kini Ku See-hong mulai merasa agak mendenda m terhadap
manusia aneh yang berada dala m kuil itu, ia me nganggap manusia
aneh tersebut terlalu keji, sadis dan tidak berperikemanusiaan. Tapi
berpikir lebih jauh, tanpa terasa dia harus menegur pula kepada diri
sendiri:
“Se mua kejadian ini toh berlangsung karena kesalahanku sendiri,
bagaimana mungkin aku bisa menyalahkan cianpwe yang berada
dalam kuil ini?
Dia kan berse medi dan mengasingkan diri di dala m kuilnya, tak
pernah me lakukan kepada orang luar, sedangkan di depan kuil pun
sudah tertera tulisan – Siapa berani masuk bakal ma mpus? Aku

23
sudah tahu barang siapa masuk ke dala m kuil ini pasti akan mati,
tapi nyatanya aku nekad masuk juga. Lantas kalau bukan diri
sendiri yang disalahkan, apakah orang la in yang musti disalahkan?”
Setelah berhenti sejenak, guma mnya lebih jauh:
“Aaaaii, yang lebih mengge maskan adalah ketidak-becusanku
sendiri, mana tak punya ilmu silat yang lihay, dendam berdarah
sedalam lautan tak bisa dibalas lagi.”
Ku See-hong yang sedang berguma m dan menyesal kepada diri
sendiri itu sama se kali t idak menyangka kalau waktu itu ada
sepasang mata yang cekung lagi mengawasi gerak-geriknya dari
balik kegelapan sana.
Terdengar Ku See-hong sekali lagi menghela napas pedih,
guma mnya lebih jauh:
“Menurut pendapatku locianpwe yang tinggal dala m kuil ini bisa
berwatak begitu aneh dan dingin tak berperasaan pasti disebabkan
ia me mpunyai pengala man lagi yang de mikian me medihkan hatinya
sehingga dia merasa putus harapan. Aaaii, apalagi kalau kudengar
suara nyanyiannya yang begitu me medihkan hati, meski aku masih
belum me maha mi ba it lagunya, tapi aku tahu bait tersebut pasti
merupakan suatu nyanyian yang sangat meremukkan perasaan.”
Setelah berhenti sebentar, mencorong sinar aneh dari balik mata
Ku See-hong, katanya lebih jauh, “Mungkin cianpwe ini seperti pula
aku, me mpunyai denda m kesumat yang lebih da la m dari sa mudra.”
Sesudah mengerutkan dahinya, sekali lagi dia menghela napas
panjang.
“Aaaai… andaikata ia dapat menyelamatkan jiwaku dan
mengajarkan ilmu silat kepadaku. Thian di atas dan hati sanubariku
sebagai saksi, aku Ku See-hong pasti akan menyelesaikan ke inginan
hatinya….”
Berguma m sa mpai di situ, Ku See-hong segera menggelengkan
kepalanya berulang kali.

24
“Tida k, tidak. Sudah pasti persoalannya tidak me nyangkut
masalah denda m sakit hati,” katanya kembali, “Dala m dunia
persilatan dewasa ini, siapakah yang sanggup melawan kehebatan
dari locianpwe ini? Seandainya ia me mpunyai musuh, sudah pasti
musuh-musuhnya itu sudah habis se mua terbunuh olehnya….”
Sewaktu Ku See-hong berguma m sa mpa i di situ, sepasang sorot
mata bercahaya hijau yang berada di balik kegelapan itu ke mbali
menatapnya tajam-tajam, sedangkan dala m hati kecilnya dia
berpikir:
“Dugaan bocah itu tepat sekali, siapakah manusia di dala m dunia
persilatan dewasa ini yang berani mengganggu seujung ra mbut
lohu? Aaaaii, tapi….”
Manusia di ba lik kegelapan itu ke mba li melenyapkan diri tanpa
menimbulkan sedikit suarapun.
Sementara itu Ku See-hong masih duduk termangu-mangu
seperti orang bodoh, lalu se kali lagi menghe la napas sedih.
Akhirnya dia duduk bersila di dala m jala dan mengatur pernapasan.
Rasa ketakutan yang menterornya semala man me mbuat pemuda
itu merasa sedemikian penatnya sehingga tanpa disadari dia telah
terlelap tidur.
Entah berapa lama sudah lewat, tiba-tiba Ku See-hong
dibangunkan dari tidurnya oleh serentetan suara gemuruh yang
aneh sekali.
Dala m kejut dan terkesiapnya, buru-buru Ku See-hong bangun
berduduk, kemudian mengawasi sekeliling tempat itu dengan sorot
mata taja m. Akan tetapi tiada sesuatu keanehan yang berhasil
dijumpainya.
Tapi suara ge muruh tersebut kian la ma kian bertambah besar,
suara pantulan yang dihasilkan dari da la m ruang bawah tanah
itupun seakan-akan terjadi pergolakan keras yang mengakibatkan
timbulnya suara deruan angin yang mirip suara guntur. Anehnya,

25
ternyata dalam ruang bawah tanah itu sama sekali tidak terasa
adanya hembusan angin.
Tiba-tiba Ku See-hong menjerit kaget. Ternyata ia telah
mene mukan bahwa suara keras yang terdengar tadi berasal dari
dalam sebuah sumur kecil di dasar ruang bawah tanah itu.
Dengan wajah terkejut bercampur tercekat Ku See-hong
mengawasi sumur kecil itu tanpa berkedip.
Dala m pada itu suara ge muruh tersebut ma kin la ma se ma kin
cepat dan gencar. Ibaratnya semburan lahar di kepundan gunung
berapi, menyusul ke mudian terjadinya gempa hebat dala m ruangan
yang me mbuat segala sesuatunya bergoncang keras.
Sedemikian besarnya kekuatan itu seakan-akan seluruh jagad
akan menjadi musnah, begitu menggetarkan perasaan orang
me mbuat sukma serasa terombang-a mbing di tengah sa mudra.
“Bluuup. Bluuup. Bluuup!” letupan de mi letupan yang beruntun
terjadi di udara.
“Aaaah… suara ini adalah suara api!” pekik Ku See-hong dengan
suara tertahan. “Inilah api gas dari dala m perut bumi. Aduuuh,
celaka! Habis sudah riwayatku, kali ini aku pasti akan ma mpus
dengan tubuh tak berwujud lagi.”
Di tengah suara letupan de mi letupan yang menggelepar di udara
itulah, bagaikan sebuah gunung berapi kecil, dari balik sumur kecil
itu menye mbur keluar kobaran api yang menjilat-jilat setinggi ena m-
tujuh kaki tingginya, bahkan mengikuti suara letusan-letusan yang
beruntun itu, kobaran api kian la ma kian berta mbah dahsyat.
Ku See-hong yang berada di dala m jala ibaratnya seekor anak
kijang yang dipanggang. Dia dipanggang hidup-hidup dari bawah
secara keji.
Sekalipun jilatan api besar itu tidak sampai me mba kar tubuh Ku
See-hong, namun hawa panas yang luar biasa besarnya itu cukup
me mberikan penderitaan dan siksaan yang hebat baginya.

26
Berada dalam jala, Ku See-hong bergelindingan kesana ke mari
seperti monyet ma kan terasi, bahkan tiada hentinya
me mperdengarkan suara rint ihan kesakitan yang hebat.
Dengan sekuat tenaga Ku See-hong meronta dan me nggetarkan
jala itu keras-keras dengan harapan bisa merobek jala itu dan terjun
ke dala m kobaran api, sehingga dapat mati dengan cepat.
Siapa tahu jala raksasa itu justru terbuat dari serat ulat sutera
yang dipintal bersa ma e mas. Meski lunak dan e mpuk, tapi kuatnya
bukan kepalang. Sudah barang tentu harapannya tak bisa
terpenuhi.
Ku See-hong yang masih muda belia ini terpaksa harus menerima
siksaan berat yang tak akan pernah dialami orang lain. Jilatan api
yang membara menyerang dan menyengat badannya terus menerus
tanpa hentinya.
Tapi anehnya, kobaran api yang menye mbur keluar itu de mikian
kerasnya sehingga sama sekali tida k mengandung asap. Kalau
tidak, mungkin sedari tadi si anak muda itu sudah mati sesak oleh
asap yang tebal.
Kulit badan di sekujur tubuh Ku See-hong telah terpanggang
sehingga berubah warnanya menjadi merah me mbara. Panas, perih
dan sakitnya luar biasa, tapi ra mbut dan bajunya sama sekali tida k
menunjukkan tanda-tanda hangus atau ikut terbakar. Kenyataan ini
me mang sedikit agak aneh.
Napas Ku See-hong mulai terengah-engah, aliran darah di
sekujur badannya mengalir sema kin keras dan mendidih hebat. Dia
bergulingan kesana ke mari berusaha mengurangi penderitaannya.
Tapi usaha tersebut hanya sia-sia belaka, sebab sengatan hawa
panas yang menyerang badannya kian la ma kian berta mbah
dahsyat.
Kobaran api yang tak berperasaan, makin la ma me mbara
semakin dahsyat. Suhu udara makin meninggi dan hawa panas
menyesakkan napas.

27
Ia sudah tidak sanggup lagi untuk merasakan penderitaan yang
sedemikian hebatnya itu. Akibatnya setelah memperdengarkan
jeritan ngeri yang me milukan hati se maca m jeritan menje lang
ke matian, sekujur badannya bergulingan kesana ke mari dengan
sekarat.
Ku See-hong merasa darah dalam tubuhnya seakan-akan telah
mongering. Sekujur tulang belulangnya seperti mau retak dan
hancur berkeping-keping karena kepanasan, di sana-sini sudah
mulai bermunculan bagian tubuh yang hangus dan menyiarkan bau
busuk. La ma kela maan….
Sekarang hidung Ku See-hong dengan tajam dapat mengendus
bau daging yang hangus. Baunya bukan kepalang lagi, sekuat
tenaga, dia bergulingan lagi kesana ke mari berusaha meronta dan
me lepaskan diri dari siksaan, tapi la mbat laun rontaannya itu makin
la mban… makin la mban dan akhirnya berhenti sa ma seka li.
Siapa tahu pada saat itulah, di kala jiwanya sudah kritis dan
berada di ujung tanduk, mendadak dari sumur kecil itu me ledakkan
segumpa l kobaran api yang maha besar, menyusul kemudian diiringi
serangkaian suara ge merutukan, jilatan api panas itu lenyap tak
berbekas dan suasana pun pulih ke mbali dala m keheningan.
Hawa panas dalam ruang bawah tanah itupun dengan cepat
me mbuyar ke mana-mana, dala m waktu singkat suasana seram
ke mbali menyelimuti seke liling te mpat itu.
Dada Ku See-hong naik turun tiada hentinya. Sepasang matanya
menjadi merah me mbara, mulutnya me mperdengarkan suara
rintihan kesakitan, sedang kesadaran otaknya sudah ma kin kabur.
Dala m keadaan antara sadar dan tak sadar ini, Ku See-hong
hanya bisa berpikir di hati:
“Oooh, Thian, mengapa Kau tidak cepat-cepat biarkan aku mati
saja? Mengapa Kau harus menggunakan cara sekeji ini untuk
menyiksa diriku? Apakah nyawaku benar-benar sedemikian tida k
berharganya…?”

28
Tiba-tiba telinga Ku See-hong mendengar suara menga lirnya air.
Dengan cekatan dia meronta dan bangun berduduk. Dengan sorot
mata ngeri diawasinya sumur kecil itu tak berkedip.
Pada waktu inilah, jala raksasa yang mengurung Ku See-hong itu
seakan-akan dikendalikan oleh seseorang. Pelan-pelan meluncur ke
bawah, langsung masuk ke dala m sumur kecil itu. Ku See-hong
segera tahu bahwa siksaan yang lebih keji telah berada di a mbang
pintu, tapi saat itu jangankan melawan, tenaga untuk meronta
sudah tidak dimilikinya lagi, apalagi ia masih terkurung di dala m jala
tersebut. Terpaksa dia hanya bisa pasrah, membiarkan nasib buruk
maca m apapun menimpa dirinya.
Titik-titik air mata ke mbali me leleh keluar me mbasahi wajah
pemuda itu. Kejadian mengenaskan yang pernah dialaminya di
masa kecil dulu sekarang terbayang kemba li dala m benaknya. Ia
merasa seakan-akan menyaksikan seorang le laki dan seorang
perempuan yang bermandi darah sedang meratap, meronta di
dalam neraka.
“Aduuuhh…. Dingin seka li!”
Ku See-hong me njerit dengan mengenaskan, sekujur badannya
gemetar keras karena kesakitan.
Waktu itu, jala tersebut telah diceburkan ke dala m sumur kuno
yang amat dala m itu. Ternyata air dala m sumur adalah a ir yang
dinginnya bagaikan es.
Padahal kulit badan di sekujur tubuh Ku See-hong sedang
merasa kesakitan hebat lantaran digarang dengan api, begitu
direnda m di dala m air yang dinginnya bagaikan es ini, kontan saja
penderitaan yang diala minya itu me mbuat dia tak sanggup menahan
diri.
Tragisnya jala yang tak berperasaan itu justru menyusut semakin
kecil pada waktu itu. Menyusut sedemikian rupa sehingga luasnya
hanya cukup bagi pemuda itu untuk berdiri ka ku. Maka dari itu
sekalipun Ku See-hong tak kuat menahan siksaan a ir dingin yang
menyayat badan, ia sama seka li tak berdaya untuk meronta.
29
Lambat laun darah yang menga lir di dala m tubuh Ku See-hong
makin me mbeku. Sekujur tubuhnya tegak kaku dan mengeras
seperti batu, napasnya semakin lirih sedangkan sorot matanya mula i
kabur dan termangu-mangu seperti orang bodoh.
Dia ha mpir mati kedinginan, untuk sesaat tubuhnya sama sekali
tak ma mpu berkutik lagi.
Di kala kesadaran Ku See-hong sudah ha mpir mulai punah,
pelan-pelan jala raksasa dikerek na ik lagi ke atas dan meninggalkan
permukaan ruang bawah tanah itu setinggi sepuluh kaki.
Sungguh kasihan Ku See-hong, sepasang matanya terpejam
rapat-rapat, sekujur badannya kaku karena kedinginan, tubuhnya
berdiri ka ku tak ma mpu berkutik, mukanya pucat pias sama sekali
tak berdarah. Keadaannya waktu itu tak jauh berbeda dengan
sesosok mayat.
Suasana dalam ruang bawah tanah itu pulih kembali dala m
keheningan yang luar biasa, suasana seram dan menggidikkan hati
mulai menyelimut i seke liling tempat itu.
Mendadak dari atas langit-langit ruang bawah tanah itu
berkumandang ke mbali suara pekikan aneh yang menyeramkan.
Suara itu bagaikan tangisan setan atau lolongan seriga la, pokoknya
begitu seramnya suara itu sehingga sukar dilukiskan dengan kata-
kata.
Suara pekikan itu menggetarkan seluruh ruangan bawah tanah
seperti ada berpuluh ribu e kor kuda yang lari bersama saja,
me mbuat perasaan orang terceka m dala m keadaan yang luar biasa.
Menyusul pekikan nyaring itu, dari langit-langit ruang bawah
tanah yang tingginya lima enam puluh ka ki itu melayang turun
sesosok bayangan manusia. Tubuhnya begitu enteng seperti bulu.
Dengan ringannya, bagaikan sukma gentayangan dia melayang
turun ke atas tiang di ma na jala itu tergantung.

30
Manusia aneh bagaikan sukma gentayangan ini me mpunyai
rambut yang terurai awut-awutan, mukanya putih seperti mayat.
Keadaannya sangat menyeramkan.
Mata kirinya cacad sebelah dan tinggal sebuah lubang yang
kosong, lengan kanannya kutung, sedangkan sepasang kakinya
sebatas lutut ke bawah sudah membusuk dan tak karuan
keadaannya, sehingga kelihatan tulang tengkoraknya yang
berwarna putih. Keadaan tersebut sangat mengerikan, me mbuat
orang menjadi tak tega untuk me mandang lebih jauh.
Manusia aneh itu menghe mbuskan napas panjang, lalu
menge luarkan tangan kirinya yang kurus kering tinggal kulit
pembungkus tulang itu untuk menghantam pelan ke ujung tiang di
ujung sebelah depan.
“Pluuuk…!” benturan nyaring terjadi.
Mendadak jala itu menyebar dan me mbentang lebar sehingga
tubuuh Ku See-hong yang kaku itu terjatuh dan roboh terkapar di
atas jala. Ia masih be lum bisa berkutik sa ma sekali.
Tidak Na mpak gerakan apa yang digunakan tahu-tahu manusia
aneh itu sudah berada di sisi Ku See-hong. Gerakan tubuhnya
ibarat sukma gentayangan, membuat ia kelihatan se makin
mengerikan. Pada hakekatnya belum pernah ada jago silat dala m
dunia persilatan yang me miliki ilmu sakti sedahsyat itu.
Dengan sebuah matanya yang hijau bercahaya, manusia aneh itu
mengawasi sekejap sekujur badan Ku See-hong. Sekulum
senyuman segera menghiasi wajahnya yang menyeringai aneh itu.
Mungkin senyuman tersebut baru pertama kali ini diperlihatkannya
setelah lenyap selama berpuluh tahun la manya.
Tiba-tiba senyuman manusia aneh itu lenyap kembali, wajahnya
berubah ke mbali menjadi dingin menyera mkan, me mbuat orang
merasakan hatinya bergidik bila berjumpa dengannya.

31
Kemudian manusia aneh itu merentangkan kelima jari tangannya
lebar-lebar. Dengan gerakan aneh secara beruntung dia totok
dalam nadi penting Jin dan Tok-meh di tubuh anak muda itu.
Kemudian didudukkannya Ku See-hong di atas jala. Lengan
kirinya pelan-pelan diangkat dan dengan lima jari yang terbentang
lebar dia ancam jalan darah Sing Cong, Leng-siu, Sin-hong, Poh-
long, dan Yu-bun. Lima buah jalan darah penting di badan pe muda
itu.
“Sreeet… sreeet…!”
Lima gulung cahaya putih me mancar keluar dari ujung jari
manusia aneh itu dan menyambar secara telak ke setiap jalan darah
tadi. Begitu jalan darahnya terserang secara telak, sekujur badan
Ku See-hong ge metar keras, tapi dengan cepat menjadi kaku
ke mbali.
Kelima jari tangan manusia aneh itu ke mbali beralih ke arah lima
jalan darah Tong-kok, Sang-si, Im-tok, Bong-gi, Tiong-cu, lima buah
jalan darah penting di bagian tubuh yang lain.
“Ceeesss,” lima gulung cahaya putih kembali me mancar keluar
dari kelima jari tangannya dan menyambar ke lima buah jalan darah
tersebut secara telak. Seperti keadaannya tadi, Ku See-hong
gemetar lagi beberapa ka li ke mudian kaku ke mbali seperti se mula.
Begitu secara beruntun manusia aneh itu melancarkan beberapa
kali serangan cahaya putih dan menghajar semua jalan darah
penting di sekujur badan pe muda itu.
Beberapa waktu kemudian, manusia aneh itu baru bangkit
berdiri, menghe mbuskan napas panjang dan dari dala m sakunya
menge luarkan sebutir pil berwarna merah yang dicekokkan ke
dalam mulut Ku See-hong.
Di kala se mua pekerjaannya telah selesai, kembali manusia aneh
itu berpekik nyaring, lengan kirinya berputar me mbentuk sebuah
gerak lingkaran, lalu seperti bulu ayam badannya dengan enteng
me layang ke mbali naik ke atas langit-langit.

32
Pada saat tubuh manusia aneh itu me layang keluar dari ruang
bawah tanah, jala raksasa tadi pelan-pelan mengecil ke mbali
sebagaimana keadaan tadi. Tubuh Ku See-hong disekap ke mbali
tegak lurus hingga sa ma sekali tak sanggup berkut ik lagi.
“Blaaa mm…!” dari atas dinding ruangan yang licin, tiba-tiba
me luncur sebatang toya besar berwarna hitam, ke mudian….
“Blaaa m…!” me nghajar keras-keras di atas tubuh pe muda itu.
“Weesss,” dari arah lain kembali muncul sebatang toya yang
secara cepat dan keras menghantam pula punggung pe muda itu
keras-keras.
“Blaaa m!” Benturan keras ke mba li terjadi.
Namun ketika itu Ku See-hong masih belum sadar dari
pingsannya, sekalipun sepasang toya itu menghajar punggungnya
keras-keras, ia tidak merasakan sakit sedikitpun juga, ma lah
sebaliknya jala raksasa yang tergantung di tengah udara itu
berputar setengah lingkaran.
Rupanya alat rahasia penggerak toya itu sudah dija lankan.
Seperti titiran air hujan, pukulan demi pukulan berha mburan ke atas
badan Ku See-hong dan menimbulkan serangkaian ira ma yang
nyaring.
Anehnya, kedua toya itu tidak menghajar di satu tempat saja,
me lainkan atas bawah tak menentu. Daya pukulan dari setiap
pukulan toya itu kerasnya bukan kepalang, ini bisa dilihat dari
desingan angin yang dibawa dala m setiap ayunan toya tersebut.
Andaikata orang biasa yang termakan pukulan itu, jangan heran
kalau orang itu tak akan sanggup untuk bangun lagi sela ma-
la manya.
“Aduuuhh…!” pe kikan kesakitan berge ma me mecahkan
keheningan da la m ruangan itu.
Saking sakitnya oleh pukulan toya itu, Ku See-hong sampai
tersadar dari pingsannya. Padahal daging badannya yang terbakar
oleh api, kemudian terendam dala m air tadi, masih sakitnya bukan

33
kepalang. Bisa dibayangkan bagaimana akibatnya bila dihajar
ke mbali oleh ayunan toya yang demikian kerasnya itu.
Siksaan se maca m itu betul-betul kejam dan tak
berperike manusiaan. Jangankan tubuh Ku See-hong yang hanya
terdiri dari darah daging, sekalipun terbuat dari baja pun lama-
kela maan tak akan tahan juga. Tak heran kalau ia menjerit-jerit
kesakitan seperti babi yang mau dise mbelih.
Tapi sekujur tubuh Ku See-hong sudah terbelenggu dalam
pengepresan jala raksasa itu hingga sa ma sekali tak berkutik, sa ma
sekali tak bisa meronta. Dia hanya pasrah dan membiarkan hujan
toya yang tidak berperasaan itu menghajar tubuhnya habis-habisan.
Jerit kesakitan dan suara pukulan toya bercampur aduk menjadi
satu membentuk serangkaian ira ma yang aneh. Ku See-hong betul-
betul tidak tahan lagi, dia mula i menjerit-jerit seperti tangisan setan
di tengah ma la m buta. Dalam suasana hening se maca m ini,
teriakan-teriakan itu kedengaran mengerikan dan mendirikan bulu
roma siapapun.
Hampir se mua kulit badannya sudah pecah dan terluka. Darah
kental me mbasahi seluruh badan anak muda itu, kulit wajahnya
mengejang keras menahan penderitaan yang luar biasa, rambutnya
awut-awutan seperti setan, keadaan seperti itu tak ubahnya seperti
suka m gentayangan yang baru disiksa da la m neraka.
Ku See-hong me nggigit bibirnya menahan se mua siksaan dan
penderitaan yang telah dilimpahkan Thian kepadanya itu.
Lebih kurang sepe minum teh ke mudian, agaknya sepasang toya
itu sudah merasa puas dengan pukulan-pukulannya. Mendadak
gerak serangan itu terhenti dengan sendirinya. Begitu pukulan
berhenti, jala raksasa itu pun me mbentang lebar.
Sesudah menga la mi siksaan serta hajaran setiap waktu, Ku See-
hong sungguh merasakan tubuhnya lelah tak bertenaga lagi.
Dengan le mas dia berbaring di atas jala sambil terengah-engah.
Selang sejenak ke mudian, dengan air mata bercucuran dia baru
termenung sa mbil mela mun.
34
Entah dosa besar apa yang kulakukan dala m kehidupanku di
alam dunia masa lalu? Mengapa Thian telah melimpahkan siksaan
ala neraka ini kepadaku?
Berpikir sampa i di situ ia merasa matanya berat sehingga tanpa
disadarinya, dia tertidur ke mba li.
Tapi… siapa pula yang menyangka kalau Ku See-hong ketika itu
sesungguhnya sedang melatih semaca m ilmu silat yang tiada
keduanya di kolong langit?
Untuk menjadi seorang yang sukses, bukan kecil perjuangan
yang dibutuhkannya. Betul Ku See-hong mengala mi siksaan dan
penderitaan yang berat saat ini, … tapi hasil yang berhasil diraihnya
di ke mudian hari me mbuat ia akan merasa bahwa pengorbanannya
saat itu sangat berharga sekali.
Satu hari lewat tanpa terasa, di kala Ku See-hong masih terlelap
dalam t idurnya, tiba-tiba kembali berkumandang suara gemuruh
yang sanggat me me mekikkan telinga. Dengan perasaan kaget dia
tersadar kembali dari tidurnya.
Sesudah ada pengalaman satu ka li, dia tahu bahwa tubuhnya
ke mbali akan menerima siksaan dari se mburan api dari bawah
ruangan sana. Dengan dahi berkerut tapi sinar mata me mancarkan
kebulatan tekadnya, sambil menggertak gigi keras dia siap
menerima siksaan tersebut.
Semburan api ke mbali me mancar keluar dari dala m sumur.
Kobaran api yang tak berperasaan mulai me manggang anak muda
itu tanpa ampun. Tapi kali ini dia tida k menjerit-jerit lagi. Bukan
berarti badannya tidak merasa sakit lagi, sebaliknya justru siksaan
yang dialaminya kali ini seratus kali lipat jauh lebih dahsyat. Sebab
dia tahu kalau nasibnya sudah ditetapkan de mikian, ke mudian pada
akhirnya tak akan lolos dari ke matian, jeritan-jeritan menje lang saat
ke matiannya hanya akan me mperlihatkan kele mahan sendiri, ma ka
dia hanya menahan penderitaan itu dengan mulut me mbungka m.
Tak la ma ke mudian se mburan api telah pada m, menyusul air
sumur yang dingin merenda m sekujur badannya. Bagaimanapun
35
kerasnya watak Ku See-hong, setiap kali setelah menerima siksaaan
air dingin, dia pasti jatuh tak sadarkan diri dan kedinginan sa mpa i
me mbe ku badannya.
Lalu hujan pukulan toya pun menghajar seluruh badannya
sampai penuh dengan luka dan darah kental bercucuran dari mana-
mana.
Semburan api, renda man air dan pukulan toya, tiga maca m
siksaan dahsyat itu hampir sela ma 7 hari lamanya menyiksa tubuh
Ku See-hong. Setiap hari pe muda itu tentu akan merasakan satu
kali kenikmatan tersebut.
Ketika tujuh hari sudah lewat, keadaan Ku See-hong sudah tidak
mirip dengan manusia lagi. Napasnya sangat lemah, sinar matanya
pudar, sekujur badannya le mas dan tak bertenaga, dia sudah tak
ma mpu menggunakan tenaganya lagi. Menerima siksaan api, air
dan pukulan, tiga maca m siksaan ala neraka ini, dia boleh dibilang
hampir saja selalu tak sadarkan, bahkan nyaris tak akan bisa
bangun lagi untuk sela ma-la manya.
-oo0dw0oo-

Jilid: 02
SETELAH lewat tujuh hari tujuh ma la m, tiba-tiba Ku See-hong
berangsur-berangsur menjadi sadar ke mbali.
“Haaah!” dengan kejut berca mpur keheranan dia berseru
tertahan, bagaikan sedang mengigau, dia berguma m, “Kenapa aku
belum mati? Kenapa aku bisa berbaring di sini?”
Ternyata ketika itu Ku See-hong sudah tidak berbaring di atas
jala lagi, me lainkan berbaring di atas sebuah pembaringan kuno.
Dengan cepat dia melompat bangun, kemudian dengan sorot mata
yang tajam dan dingin menyapu sekejap sekeliling tempat itu,
ke mudian guma mnya lebih jauh:

36
“Heran, bukankah badanku sudah tersiksa oleh se mburan api,
rendaman a ir dingin dan pukulan toya sehingga tidak berbentuk
manusia lagi? Mengapa aku tidak merasakan kesakitan apa-apa
sekarang?”
Buru-buru Ku See-hong menundukkan kepalanya dan me meriksa
sekujur badannya, tapi lagi-lagi dia me njerit kaget.
“Mengapa sekujur badanku tida k meningga lkan bekas luka apa-
apa? Bahkan tampak putih bersih, dan halus? Jangan-jangan aku
lagi bermimpi?”
Dari balik sinar mata Ku See-hong pelan-pelan muncul sebercak
sinar ge mbira, dia merasa gembira sekali karena dapat hidup
ke mbali bahkan sinar kehidupannya makin la ma sema kin kuat.
Akhirnya dia mengangkat tangan kanannya dan mena mpar
mulutnya keras-keras untuk me mbuktikan bahwa apa yang
diala minya sekarang bukan berada dala m a la m impian.
-odwoo-
Bab 2
PLOK! Sebuah ta mparan yang pelan tapi ma ntap me mbuat
ujung bibirnya segera mengucurkan darah, itulah rasanya darah
yang amis dan me mbawa rasa asin.
Kesemuanya ini menunjukkan ka lau dia masih hidup, tapi Ku
See-hong tidak berteriak ataupun bersorak kegirangan, ma lah
otaknya menjadi dingin dan tenang. Otaknya berputar keras untuk
mene mukan alasan di mana terletak keanehan yang telah
diala minya selama ini. Mendadak….
Serentetan suara tertawa dingin yang menyeramkan dan
berbunyi tinggi me lengking bagaikan he mbusan angin dingin dari
gudang salju, berkumandang da la m ruangan itu. Menyusul
ke mudian, terdengar seorang berkata dengan suara yang dingin
merasuk tulang: “Bocah muda, kau sudah sadar?
Heehh…heehh…heehh… Ke mari, sebelum meninggal lohu ada
beberapa persoalan hendak disampaikan kepada mu.”

37
Ucapan itu berhawa dingin dan diucapkan sepatah demi sepatah
bagaikan jeritan setan, suaranya menusuk pendengaran dan
me mbuat bulu kuduk orang pada bangun berdiri.
Sepasang sorot mata Ku See-hong yang tajam bagaikan se mbilu
itu segera dialihkan ke arah pintu la in dala m ruangan itu, wajahnya
sama sekali tanpa e mosi, sahutnya pelan: “Locianpwe, boanpwe Ku
See-hong segera akan datang menjumpa imu.”
Ku See-hong sudah tahu bahwa sele mbar jiwanya telah ditolong
oleh manusia aneh dalam kuil itu, bahkan dia mengerti, semua
siksaan bagaikan dala m neraka yang dialaminya tadi tak lebih hanya
suatu percobaan yang diberikan manusia aneh itu kepadanya. Maka
dia tidak me mbenci manusia aneh itu, dia hanya merasa watak
manusia aneh itu sede mikian anehnya sehingga agak rahasia dan
misterius.
Dari balik ruangan ke mbali terdengar suara manusia aneh itu
bergema, tapi suaranya masih begitu dingin bagaikan es dan sa ma
sekali t idak me mbawa nada manusia.
“Bocah cilik. Ehmm… Ku See-hong, kau ada lah satu-satunya
manusia dala m dunia dewasa ini yang bisa bertemu muka dengan
lohu, untuk ini kau bisa merasa a mat bangga.”
Mendengar ucapan tersebut, Ku See-hong mengernyitkan alis
matanya, ia merasa ucapan manusia aneh itu terlampau latah dan
angkuh, dengan nada tak puas segera serunya:
“Locianpwe, sewaktu kau masih berke lana di da la m dunia
persilatan, apakah belum pernah ada orang yang bisa berjumpa
denganmu?”
Tiba-tiba manusia aneh itu me mperdengarkan suara tertawa
panjangnya yang mengerikan. Suara itu tinggi me lengking dan
me me kikkan telinga me mbuat pe muda itu merasakan badannya
gemetar karena kaget. Selesai tertawa dengan suara dingin
menyeramkan orang itu berkata lagi,

38
“Se menjak ke matian lohu pada dua puluh tahun berselang,
belum pernah ada orang yang bisa bertemu muka lagi dengan
lohu.”
Mendengar ucapan tersebut, kontan saja bulu kuduk Ku See-
hong pada berdiri se mua, bila ucapannya benar, bukankah berarti
manusia aneh itu adalah sukma gentayangan atau sebangsa
manusia halus?
Mungkin benar de mikian, sebab ucapannya juga terasa bukan
suara manusia biasa.
Tanpa terasa Ku See-hong terbayang kembali akan tengkorak-
tengkorak hidup yang berada dala m Pek Kut Yu Hun itu. Rasa kaget
dan ngeri segera berkecamuk dala m dadanya, tanpa terasa
sepasang kaki dan sekujur badannya menggigil keras.
“Hmm… Manusia yang tak becus,” damprat manusia aneh itu
dengan suara dingin, “Apakah bedanya antara manusia dan setan?
Coba lihat begitu ketakutannya kau mendengar perkataanku
barusan, bagaimana mungkin kau bisa me mba laskan sakit hati
ayah-ibu-mu?”
Dampratan tersebut ibaratnya suara Guntur yang menggelegar di
siang hari bolong. Seketika itu juga me mbuat Ku See-hong tertegun
dan menjadi ma lu sendiri. Tanpa me mperdulikan lagi apakah orang
itu manusia atau setan, dengan cepat dia menyelinap ke dala m
ruangan itu seraya berseru,
“Locianpwe… Ku See-hong a kan datang!”
“Kreeekk… kreeekk…” suara pintu yang nyaring mengge ma
me mecahkan keheningan.
Dengan sorot mata tajam Ku See-hong dapat me mandang ke
dalam sana, dengan cepat (matanya)menangkap (satu) kaki yang
tinggal tulang kerangka berwarna putih itu.
Tak terlukiskan rasa terkejutnya pemuda itu… pelan-pelan sorot
matanya dialihkan ke atas, dengan cepat dia menangkap seraut
wajah yang menyeringai mengerikan.

39
Waktu itu, manusia aneh tersebut sedang mementangkan
mulutnya sambil mengerutkan kulit wajahnya, kemudian, “Heeehh…
heehh…” me mperlihatkan senyumnya yang mengerikan.
Bagaimanapun besarnya nyali Ku See-hong, tak urung bergidik
juga hatinya setelah menyaksikan ta mpang (wajah) itu. Seluruh
badannya kembali ge metar keras, rasa kaget, gugup dan tegang
segera menyelimuti wajahnya yang tampan itu. Meski demikian, dia
enggan untuk me mperlihatkan rasa takutnya di hadapan orang itu.
Dengan langkah lebar ia berjalan ke dalam ruangan, menjura seraya
berkata nyaring:
“Boanpwe Ku See-hong, datang menghunjuk hormat buat
cianpwe.” Sehabis berkata, dia lantas bertekuk pinggang dan
menjura dala m-dala m kepada orang itu.
Suara pembicaraan manusia aneh itu berubah menjadi agak
halus dan hangat, pujinya:
“Punya nyali. Benar-benar punya nyali…. Tidak malu untuk
menjadi pe megang pucuk pimpinan dala m dunia persilatan pada
masa mendatang….”
Ku See-hong merasa a mat terkejut mendengar ucapan tersebut,
sebab dari balik perkataan manusia aneh itu, la mat-la mat dia dapat
menangkap maksud yang lebih mendala m lagi di balik perkataan itu.
Bukankah dia mengartikan bahwa selanjutnya dialah yang akan
menentukan mati hidup orang-orang persilatan…?
Waktu itu, di hati kecil Ku See-hong sudah tidak terceka m oleh
perasaan takut lagi, dengan hormat ia berkata:
“Cianpwe terlalu me muji, boanpwe tak berani untuk
menerima nya.”
Manusia aneh itu mendengus dingin,
“Hmmm…. Kau adalah satu-satunya manusia yang pernah kupuji
sepanjang hidupku, apakah kau masih belum puas…?” katanya
dingin, “Untuk se mentara waktu, duduk dulu di atas bangku itu….”

40
Ku See-hong berpaling mengikuti arah yang ditunjuk manusia
aneh itu, tapi ketika sorot matanya menangkap benda yang
dimaksudkan, ia menjadi me longo.
Yaa, kursi apaan itu? Pada hakekatnya tidak lebih adalah suatu
benda berbentuk segi empat yang terdiri dari tumpukan tulang
tengkorak manusia.
Tapi Ku See-hong tidak menjerit, wajahnya juga tidak
menunjukkan sikap aneh, malah dengan berlapang dada segera
duduk di atas tengkorak kepala manusia itu.
Dengan cepat ia merasakan munculnya segulung hawa dingin
yang sangat aneh muncul dari atas tulang tengkorak itu dan
langsung menyergap ke atas ubun-ubunnya. Ini, me mbuat seluruh
badannya menjadi kedinginan setengah mati.
Tapi aneh se kali….
Tiba-tiba Ku See-hong merasakan timbulnya segulung hawa
aliran panas dari dala m pusarnya dan langsung menyusup ke
seluruh bagian tubuhnya itu.
Dala m waktu singkat hawa dingin yang menyusup masuk lewat
pantatnya tadi dapat teratasi, bahkan hawa dingin itu segera
menjadi lenyap tak berbekas.
Menerang sinar hijau dari ba lik mata si manusia bermata tunggal
itu. Diawasinya se mua perubahan pada diri Ku See-hong tanpa
berkedip, ke mudian kepalanya manggut-manggut berulang ka li.
Tapi pada saat itulah, di atas pantat Ku See-hong tiba-tiba terjadi
lagi suatu perubahan yang sangat aneh.
Sekarang dia merasa seakan-akan sedang duduk di atas pelat
besi yang sedang panas me mbara. Sekujur tubuhnya gemetar
keras, hawa darah dalam tubuhnya mendidih dan bergolak keras,
seakan-akan sedang digarang oleh se mburan api saja. Tersiksanya
bukan kepalang….

41
Ku See-hong tahu, dia sedang dicoba oleh manusia keji itu,
mengapa pula dia harus me mperlihatkan rasa ketakutannya.
Karena itu sa mbil berusaha keras menahan penderitaan yang luar
biasa, ia tetap duduk di situ sambil menahan diri. Dala m waktu
singkat sekujur badannya sudah basah kuyub bermandikan keringat.
Di kala Ku See-hong sudah mula i merasa hampir tidak tahan oleh
serangan hawa panas yang menyerang datang secara gencar itu,
suatu kejadian aneh t iba-tiba ke mbali terjadi.
Mendadak Ku See-hong merasakan mengalir keluarnya segulung
hawa dingin bagaikan es dari dala m pusarnya dan secepat kilat
menga lir ke seluruh bagian tubuhnya. Dengan munculnya hawa
dingin itu, dengan cepat dia merasakan betapa hawa panas yang
meyiksa tubuhnya tadi tersapu lenyap hingga tak berbekas. Kini
badannya menjadi segar dan nya man ke mbali.
Mimpipun Ku See-hong t idak menyangka kalau di dala m
pusarnya telah terdapat dua macam tenaga aliran yang sa ma sekali
berlawanan. Dia m-dia m Ku See-hong menghe la napas panjang,
hampir tertegun pemuda itu karena menghadapi keanehan yang tak
terduga tersebut.
Tiba-tiba … manusia aneh itu me mbentak keras, tangan kirinya
yang kurus kering itu terayun ke depan dan secara beruntun
me lepas tiga buah serangan berantai ke tubuh pe muda itu.
Di ma na serangan itu dilancarkan, gulungan hawa pukulan yang
sangat dahsyat segera menghembus kencang di da la m ruangan itu.
Bagaikan bukit karang yang berguguran, angin puyuh yang
mahadahsyat itu dengan cepat menggulung ke atas badan Ku See-
hong.
Sedemikian dahsyatnya tenaga serangan ini. Seakan-akan dunia
mau kia mat saja rasanya.
Menghadapi serangan yang de mikian gencarnya itu, paras muka
Ku See-hong segera berubah hebat. Dia tidak mengira ka lau
manusia aneh itu bakal me lancarkan serangan me matikan ke
arahnya, apalagi setelah menyaksikan tenaga serangan orang yang
42
begitu kencang bagaikan sebuah jala besar yang menggulung t iba
dari e mpat arah delapan penjuru itu. Ha mpir pecah nyali ana k
muda tersebut.
“Habis sudah riwayatku! Habis sudah riwayatku!” pekik Ku See-
hong di dala m hatinya “… tak kusangka setelah berhasil lolos dari
siksaan api, air dingin dan pukulan toya, akhirnya aku toh akan mati
pula di ujung tangan manusia aneh yang keji ini.”
Beberapa titik air mata tanpa terasa bercucuran keluar
me mbasahi pipinya. Pemuda itu tidak meronta, tidak pula
menghindar, dia hanya me meja mkan matanya, pasrah kepada
nasib. Padahal sekalipun dia ingin menghindarkan diri juga
percuma, sebab tak nanti ia akan berhasil untuk menghindarkan diri
dari serangkaian serangan gencar yang luar biasa itu.
Hawa pukulan yang kuat dan dahysat dengan cepatnya
mengurung seluruh badan Ku See-hong dari mana-mana, agaknya
sebentar lagi pemuda itu akan terhajar telak oleh serangan dahsyat
itu….
Pada detik yang paling akhir itulah, mendadak Ku See-hong
merasakan hawa murni yang berada di dalam tubuhnya bergolak
sangat keras, menyusul kemudian muncul segulung hawa murni
yang aneh menyebar ke seluruh badannya dan menyusup ke luar
lewat pori-pori badannya dan menyongsong datangnya serangan
itu….
“Blaaa mmm…! ”
Di tengah benturan keras yang a mat me mekikkan telinga, Ku
See-hong hanya merasakan hawa darah di dalam badannya
menga la mi suatu pergolakan yang keras sekali. Menyusul
ke mudian….
“Blaaa mm! Blaaamm! Blaaa mm!”
Ledakan de mi ledakan me nggelegar secara beruntun di udara
dan menggetarkan seluruh angkasa. Hawa pukulan yang berhembus
datang dari empat penjuru itu, seketika me mbuyar dan lenyap tak

43
berbekas. Ku See-hong menjadi terbelalak matanya karena terkejut
menghadapi serentetan kejadian yang sangat aneh itu. Untuk
beberapa saat lamanya dia hanya bisa duduk di atas tengkorak
kepala manusia itu sambil termangu.
Mendadak manusia aneh itu mendongakkan kepalanya dan
tertawa terbahak-bahak, suara tertawanya itu penuh mengandung
perasaan girang ge mbira dan bangga. Ke mudian sa mbil berhent i
tertahan katanya:
“Ku See-hong, kau me mang tidak menyia-nyiakan harapan lohu.
Sekarang kau telah berhasil me latih ilmu khikang Kan-Kun Mi-Siu
yang tiada keduanya dala m dunia persilatan dewasa ini.”
Setelah mendengar ucapan itu, Ku See-hong baru seperti
tersadar kembali dari la munannya. Dengan cepat ia menjatuhkan
diri berlutut dan menye mbah sebanyak tiga kali di depan manusia
aneh itu.
“Suhu di atas, maafkanlah tecu karena tak tahu jika kau orang
tua secara diam-dia m telah mewariskan ilmu sakti tersebut
kepadaku. Budi kebaikan yang a mat besar ini entah dengan cara
apa tecu harus me mbayarnya?”
Paras muka manusia aneh itu berubah menjadi dingin bagaikan
es… dengan suara serak katanya:
“Siapa yang menjadi gurumu? Sela ma hidup lohu tak pernah
menerima murid. Bila kau berani me manggil suhu lagi kepadaku,
jangan salahkan kalau a ku a kan segera merenggut nyawa mu itu.”
Mendengar perkataan itu, Ku See-hong menjadi tertegun, tapi
dengan sikap yang tetap menghormat katanya:
“Sekalipun di antara kita berdua tiada ikatan na ma sebagai guru
dan murid, tapi secara dia m-dia m cianpwe telah mewariskan ilmu
maha sakt i kepada boanpwe. Budi keba ikan yang tiada taranya ini
tak akan kulupakan untuk sela manya. Suatu ketika aku Ku See-
hong pasti akan me mbalasnya.

44
“Andaikata cianpwe bersedia pula untuk mengutarakan pesoalan
yang belum dapat diselesaikan, sekalipun boanpwe harus terjun ke
lautan api… aku juga tak akan mena mpik bahwa meski badan baka l
hancur lebur, boanpwe tetap akan me njalankannya sa mpai selesai.”
Hasil percobaan yang dilakukan oleh manusia aneh dengan
serangan mautnya tadi me mbuat Ku See-hong me maha mi
sepenuhnya apa yang telah terjadi. Terbukti sudah bahwa semua
siksaan keji yang diala minya sela ma berada dala m ruang bawah
tanah, adalah hasil perbuatan dari si manusia aneh itu. Rupanya dia
berbuat demikian karena ingin mewariskan suatu kepandaian yang
luar biasa kepadanya.
Bila dilihat dari kenyataan yang berhasil diala minya barusan,
semakin terbukti kalau sejenis kepandaian sakti yang luar biasa
hebatnya telah berhasil dimilikinya sekarang.
Selama hidup belum pernah dia menerima kebaikan dari orang
lain. Tidaklah heran budi kebaikan seorang aneh yang mewariskan
kepandaian sakti kepadanya itu membuat dia merasa amat terharu
dan berterima kasih.
Ia tahu, meskipun di luar ma nusia aneh itu tampak dingin, sadis
dan tidak berperasaan, sesungguhnya sangat menyayangi dan
me mperhatikan dirinya, bahkan Ku See-hong yang pintar itu,
setelah melihat tubuh cacad manusia aneh itu segera dapat
menduga bahwa dia masih me mpunyai banyak sekali masa lah
dendam kesumat yang tak terselesaikan, dia tentu me miliki pula
pengalaman tragis yang me mbuatnya merasa sedih dan hancur
perasaannya, sehingga wataknya berubah menjadi demikian
anehnya.
Setelah mendengar perkataan Ku See-hong yang penuh dengan
luapan terima kasih itu, titik air mata ta mpak berlinang me mbasahi
wajah manusia aneh itu. Sekujur badannya menggigil keras… jelas
perasaannya telah dibuat terharu sekali.
Tak tak la ma kemudian paras mukanya telah berubah kembali
menjadi dingin dan me nyeramkan, ujarnya dingin:

45
“Ku See-hong, masalah yang menyangkut diriku, sampai matipun
aku tak ingin dica mpuri orang lain…. Lohu me wariskan ilmu silat
kepadamu lantaran aku hendak menuruti sumpahku sendiri. Aku
pernah bersumpah: Barang siapa dapat memasuki kuil ini dan
berjumpa dengan lohu, maka akan kuserahkan e mpat buah
persoalan kepadanya.”
“Seandainya boanpwe tidak berulang kali mendapat perhatian
serta bantuan dari cianpwe, sedari tadi aku sudah tewas di dala m
ruang depan sana. Bagaimana mungkin bisa sampai bertemu
dengan cianpwe? Budi kebaikan ini tak akan kulupakan untuk
selamanya.”
Sekali lagi manusia aneh itu merasa terperanjat. Dia tak
menyangka kalau pe muda itu se lain cerdik juga teliti dan cermat,
apalagi terlebih penting ia adalah seorang yang bersedia untuk
me lakukan pekerjaan baginya.
Tiba-tiba manusia aneh itu berkata dengan sedih:
“Ku See-hong… persoalan yang menyangkut soal pribadiku tak
ingin lohu utarakan kepada siapa pun, sebab aku tak ingin
dica mpuri oleh orang lain. Tapi ada empat persoalan yang akan
kuserahkan kepada mu, ke mudian lohu akan meninggalkan dunia ini
dengan tenang. Setelah aku mat i nanti, aku tak akan a mbil peduli
bagaimana jalan pikiranmu nanti.”
Entah mengapa terhadap manusia aneh yang ditakuti dan
disegani oleh segenap umat persilatan di dunia ini, pemuda tersebut
menaruh se maca m perasaan yang akrab. Maka ketika mendengar
kalau manusia aneh itu tak la ma akan meninggalkan dunia fana,
suatu perasaan sedih tiba-tiba muncul dala m hatinya.
Ku See-hong tahu bahwa manusia aneh ini me miliki watak yang
sangat aneh, bila terlampau berdebat dengannya, mungkin bisa
mengakibatkan timbulnya perasaan tak senang di kedua belah
pihak. Karena itu dengan hormat dia berkata:

46
“Entah persoalan apakah yang hendak cianpwe serahkan
kepadaku? Katakan saja, boanpwe akan mendengarkannya dengan
seksama.”
Manusia aneh itu termenung sebentar kemudian dengan suara
dingin katanya:
“Pertama. Aku akan me ma ksa orang yang dapat berjumpa
dengan diriku untuk me mpe lajari tiga maca m ilmu sakti yang lohu
miliki. Kepanda ian pertama adalah ilmu khikang yang dina ma kan
Kan-kun Mi-siu… untung saja kepandaian tersebut telah berhasil kau
pelajari.”
“Apakah yang dinamakan ilmu khikang Kan-kun mi-s iu tersebut?”
tanya Ku See-hong terperanjat.
“Kan-kun Mi-siu adalah sejenis ilmu silat yang luar biasa
dahsyatnya.”
Sesudah berhenti sebentar, dia melanjutkan:
“Barang siapa berhasil me mpelajari ilmu silat se macam itu, ma ka
ia sudah akan ma mpu untuk menjagoi seluruh dunia persilatan.
Bahkan ilmu Boan-yok-Kang dari ka langan Buddha serta pelbagai
ilmu khikang aliran aga ma To yang mana pun tak dapat menandingi
kehebatan dari kepandaian tersebut.”
Ku See-hong yang mendengar perkataan itu dia m-dia m merasa
terperanjat, benarkah ilmu sa kti yang telah dipelajarinya sekarang
adalah ilmu maha sakti seperti yang diucapkan?
Terdengar manusia aneh itu berkata lebih lanjut:
“Ciri khas dari ilmu Kan-kun Mi-siu kang-khi ini adalah barang
siapa telah mempe lajarinya, hawa murni yang dimilikiya akan
mencapai kese mpurnaan. Se kalipun kekuatan tubuhnya sangat
hebat, namun tiada tanda apa-apa dipandang dari luar ma lah
sebaliknya bagaikan seseorang yang lemah dan tak bertenaga untuk
menangkap seekor ayam pun, tapi begitu mendapat serangan dari
luar, secara otomatis dari dalam tubuhnya akan muncul suatu
tenaga pantulan yang kuat untuk melindungi badannya. Bahkan

47
yang lebih istimewa lagi, setiap kali hawa murninya kena digetarkan
satu kali, tenaga Im-Yang yang dihasilkan oleh ilmu Kan-kun Mi-siu
tersebut akan menimbulkan suatu gerakan saling hisap-menghisap
yang akan mengakibatkan tenaga dalam yang dimilikinya setingkat
lebih se mpurna.”
Makin mendengar Ku See-hong merasa semakin keheranan. Dia
dibikin setengah percaya setengah tidak oleh kata-kata tersebut.
Tiba-tia manusia aneh itu berkata dengan serius:
“Ilmu sakti ini diciptakan pada jaman Cun Ciu Cian Kok dulu….
Ilmu ini tercantum dala m sejilid kitab pusaka Cang-ciong-pit-kip
yang ditulis oleh Ngo-Cun-siu seorang perdana menteri dari Negeri
Go.
Berhubung de mikian hebat dan saktinya kepandaian ini, boleh
dibilang ha mpir se mua umat persilatan di dunia ini mengincar dan
menginginkannya bahkan dengan mengguna kan pelbagai cara dan
siasat berusaha untuk menyelidiki jejak kitab pusa ka ini. Ma ka bila
kau telah terjun ke mba li ke dala m dunia persilatan dan kebetulan
ada orang yang tahu bahwa kau pandai me mperguna kan
kepandaian sakti tersebut, besar kemungkinan a kan berakibat
datangnya bencana besar. Aaaaih…. Mungkin inilah yang
dina makan nasib.”
Tiba-tiba mencorong sinar tajam dari balik mata Ku See-hong,
ujarnya dengan seram,
“Bila kawanan cecunguk itu tidak mencari gara-gara denganku
mungkin saja keadaan masih agak baik, kalau tidak, pasti akan
kusuruh mere ka mene mui ajalnya secara mengerikan.”
Dia m-dia m manusia aneh itu berseru tertahan, pikirnya:
“Heran, mengapa watak orang ini bisa persis seperti aku?
Aaaai… mungkinkah Thian telah mengatur kese muanya ini untuk
merubah nasib dunia persilatan?” Berpikir sa mpai di situ, dengan
wajah sedingin es manusia aneh itu berkata lagi;

48
“Kepandaian kedua yang akan kuajarkan adalah se maca m ilmu
gerakan tubuh (langkah ajaib) yang sa kti dan luar biasa.”
Ia berhenti sebentar ke mudian me lanjutkan,
“Cuma aku hendak me mberi tahu kepada mu lebih dulu, di ka la
kuberi pe lajaran nanti, aku hanya akan me ngajarkan satu ka li,
mengerti atau tidak terserah pada daya ingatanmu sendiri, selain itu
kau pun tak boleh bertanya lagi….”
Dia m-dia m Ku See-hong bertekad, bagaimanapun juga dia pasti
akan me mpelajari ilmu silat itu sa mpa i bisa.
Kembali ma nusia aneh itu berkata,”Ilmu sakt i yang ketiga adalah
satu jurus ilmu pukulan yang luar biasa hebatnya.”
Ia me mandang se kejap ke wajah Ku See-hong, ke mudian
me lanjutkan:
“Sekalipun hanya terdiri dari satu jurus sesungguhnya memiliki
tiga maca m perubahan yang sukar dimengerti. Bila tida k diala mi
(dimengerti), rahasia itupun hanya akan kuterangkan satu kali. Bisa
menguasai atau tidak tergantung pada ke ma mpuanmu sendiri.”
Dia m-dia m Ku See-hong ke mbali berpikir,
“Manusia aneh ini benar-benar anehnya bukan kepalang.
Mengapa dia hanya akan memberi pelajaran rahasia ilmu silatnya
satu kali saja? Bertanya pun tak boleh, apa sebenarnya yang dia
inginkan? Apalah artinya jika ilmu pukulan yang diajarkan cuma
satu jurus belaka?”
Tampaknya manusia aneh itu me maha mi apa yang dipikirkan Ku
See-hong, katanya dengan dingin:
“Bukan lohu enggan me mberi pelajaran kepadamu, adalah ilmu
tersebut amat tak sanggup untuk diwariskan. Mungkin dengan
tubuhku yang cacad sekarang sudah tak sanggup lagi untuk
me mperguna kan kepandaian sakti itu, malah besar ke mungkinan
sebelum se lesai kude monstrasikan, jiwaku sudah keburu melayang
lebih dulu.”

49
Paras muka Ku See-hong menjadi merah padam karena jengah.
Bisiknya di hati, “Sungguh me ma lukan.”
Terdengar manusia aneh itu berkata lebih jauh,
“Persoalan yang kedua adalah mema ksa kau untuk
mendengarkan serangka ian cerita…. Bagaimanapun juga cerita ini
harus selalu teringat dalam hatimu. Sementara aku sedang
bercerita, kaupun tak boleh menimbrung atau menanyakan ini itu.”
Ku See-hong segera berpikir lagi:
“Cerita tersebut bisa dipandang sebegitu serius olehnya, sudah
pasti kisah pengala mannya yang tragis. Aku pasti akan
mengingatnya baik-baik di dala m hati.” Berpikir de mikian, dengan
suara lantang dia lantas berkata
“Harap locianpwe legakan hati. Seka lipun boanpwe tida k becus,
kisah cerita ini pasti a kan kuingat terus di da la m hati.”
Sekilas rasa sedih telah menyelimuti wajah manusia aneh itu, tapi
sehabis mendengar perkataan dari Ku See-hong itu, dia m-dia m
diapun manggut-manggut.
“Persoalan ketiga ada lah, me maksa mu untuk be lajar
me mbawa kan suatu nyanyian. Sampai mati pun kau harus
me mpe lajari nyanyian ini, tapi setelah berhasil me mpe lajarinya,
setiap tengah malam kau harus me mbawakannya satu kali. Aku
rasa kau pasti tak a kan menyia-nyiakan harapan lohu, bukan?”
Tiba-tiba Ku See-hong berkata:
“Nyanyian yang akan locianpwe ajarkan kepadaku itu, apakah
lagu yang seringkali locianpwe bawa kan itu?”
Manusia aneh itu ma nggut-manggut. Dengan badan ge metar
sahutnya, “Benar, lagu itulah yang kumaksudkan. Lagu itu bernama
Cong-ciang-Heng (Denda m Sejagad).”
Ia termenung beberapa saat la manya, kemudian me lanjutkan:

50
“Lohu a kan me mberitahu kepadamu, lagu ini mengandung suatu
rahasia besar tentang dunia persilatan. Sela ma ini banyak jago
persilatan yang menggunakan pelbagai a kal dan siasat untuk
menangkap lohu. Tujuan mereka tak la in adalah me maksa lohu
untuk menerangkan bait syair dari lagu ini. Karena itu, bila kau
telah me mpe lajarinya nanti, kau hanya boleh menyanyikannya.
Tapi sa mpai matipun tak boleh mengungkapkan rahasia dari bait
syair lagu tersebut.”
Ku See-hong ke mbali manggut-manggut.
“Boanpwe pasti tak akan me mbocorkannya kepada siapapun.”
Sekulum senyuman ke mbali tersungging di atas wajah manusia
aneh yang dingin itu, tapi hanya sebentar saja telah lenyap kembali.
Katanya kemudian dengan dingin,
“Not lagu dari nyanyian ini dikombinasikan dengan semaca m ilmu
yang maha sakti. Bila kau me mbawakannya satu kali maka tenaga
dalammu akan bertambah sempurna setingkat. Cuma… dala m satu
hari me mbawakannya berulang kali, banyak hawa murnimu yang
justru akan hilang, bukan saja tak ada manfaatnya, sebaliknya
ma lah ada kerugian. Ma ka kau harus mengingat baik-baik pesan
ini….
Aiiihh…. Nyanyian ini sukar dipe lajari, entah dapatkah kau
menguasainya da la m waktu singkat?”
“Soal ini tak perlu locianpwe risaukan,” kata Ku See-hong sa mbil
tertawa, “Dalam wa ktu sebulan belakangan ini, dengan menahan
pengaruh gaib yang terpancar dari nyanyian tersebut, boanpwe
telah berhasil menguasai sepenuhnya. Asal cianpwe mengutarakan
bait syairnya, hal ini sudah lebih dari cukup.”
“Sungguhkah perkataamu?” tanya manusia aneh itu dengan
wajah terperanjat.
“Buat apa boanpwe bohong? Atau sekarang juga akan boanpwe
bawakan satu kali.”
Dengan penuh e mosi, manusia aneh itu berkata lagi,

51
“Waktu yang tersedia, saat ini lebih berharga dari emas. Kalau
kau telah menguasainya, aku pun ikut merasa gembira.”
Tampaknya manusia aneh itu seperti telah melepaskan sebuah
batu besar yang mengganja l hatinya sela ma ini. Pikirnya:
“Bocah ini begini cerdasnya, apa yang kuharapkan mungkin
sekali dapat tercapai se luruhnya. Untung Thian dapat me mberikan
manusia semaca m ini kepadaku. Meski akhirnya aku mati, aku bisa
mati dengan perasaan tenang tanpa kuatir. Aku berpikir pasti dia
dapat menyelesaikan semua persoalanku dengan sempurna tanpa
kekurangan…. Tapi kalau dilihat dari wajahnya yang me mbawa
hawa pembunuhan, sudah pasti pe muda ini berhati keras dan keji.
Tapi itupun tak menjadi masalah. Lamat-la mat dapat kutemukan
kegagahan di balik mukanya itu. Sudah pasti orang yang
dibunuhnya adalah kawanan pencoleng yang berhati keji.”
Berpikir sa mpa i di situ, dengan dingin dia lantas berkata:
“Persoalan kee mpat adalah me ma ksa kau untuk mengangkat
seseorang menjadi gurumu dan me mohon kepadanya untuk
me mberi pelajaran se maca m ilmu pukulan kepadamu.”
Buru-buru Ku See-hong berkata:
“Locianpwe, siapakah guru yang harus kujumpai itu? Ilmu
pukulan apakah yang harus kumohon darinya?”
“Gurumu itu adalah seorang perempuan. Dia sangat me mbenci
diriku, mungkin ia tak a kan menerima dirimu, juga tak a kan
mengajarkan ilmu pukulan tersebut kepadamu. Tapi bagaimanapun
juga kau harus pergi mengadu nasib. Kalau dia menginginkan
tulang belulangku, maka beritahu kepadanya secara terus terang
bahwa aku sudah mati di da la m kuil ini.
Aaai… akulah yang salah. Te mpo dulu akulah yang telah me nyia-
nyiakan dirinya sehingga me mbuat dia begitu marah, dan merasa
amat menderita….”

52
Ketika berbicara sa mpai di situ, selintas rasa menyesal muncul di
wajah manusia aneh itu. Guma mnya ke mba li:
“Soat Kun, aku tidak seharusnya mengesampingkan rasa cintamu
yang tulus dan suci itu, akibatnya aku baru disiksa hingga maca m
begini oleh perempuan rendah itu…. Sekarang aku baru tahu kalau
cintamu itu suci dan tiada terhingga, tapi aku telah kehilangan dia,
kehilangan untuk sela manya….”
“Aaaai…. Waktu itu aku sudah salah mencintai perempuan
rendah itu, tapi pepatah kuno berkata: Sekali sa lah melangkah
menyesal sepanjang masa, apa boleh buat? Sekarang aku cuma
bisa menderita sedih dan a mat menyesal….
“Aaai…. Putriku, wahai putriku. Aku yakin perempuan rendah itu
tak akan mengatakan kalau kau adalah anakku. Oh, betapa
mengge maskannya hal ini?
Lan Hiang… Oooh Lan Hiang, sampai di akhirat pun aku akan
mengingat terus perbuatanmu yang teramat keji itu….”
Semakin me mbayangkan, manusia aneh itu sema kin mendenda m
dan akhirnya saking ge masnya tanpa disadari ucapan tersebut telah
diutarakan ke luar….
Ku See-hong tahu, sudah pasti manusia aneh itu sedang
me mbayangkan kenangan la manya yang mengenaskan, ma ka
betapa terperanjatnya dia sesudah mendengar teriakan itu. Tapi Ku
See-hong juga merasa kebingungan, dia tidak habis mengerti
kejadian tragis apakah yang pernah dialami manusia aneh
tersebut….
Rupanya manusia aneh itu menyadari akan kesalahannya, buru-
buru ia menenangkan ke mba li hatinya dan berkata lagi dengan
dingin,
“Ku See-hong, bila kau berhasil menjumpainya, andaikata dia
benar-benar menerima mu dan enggan mewariskan ilmu pukulannya
kepadamu, maka katakanlah kepadanya: Lohu telah menyesal,
sekalipun se masa hidup tak dapat menerima cinta kasihnya, tapi di

53
alam baka dia akan mencintainya sepanjang masa dan
mengenangnya sela lu…. Perkataan ini muncul dari hati sanubariku
menje lang saat ke matian, peduli dia mau me mberi pelajaran atau
tidak, sampa ikan suara hatiku ini kepadanya agar dia tahu.”
“Locianpwe, sebenarnya siapakah orang itu?” tanya Ku See-hong.
“Dia adalah seorang tokoh sakti dari dunia persilatan dewasa
ini…. Seng-sim Cian-li (Pere mpuan Cantik Berhati Suci) Hoa Soat-
kun.
Sedang ilmu pukulan yang harus kau pelajari darinya itu adalah
ilmu pukulan Hay-jin-ciang (Pukulan Unggas Laut) yang amat
menggetarkan se luruh kolong langit itu.”
Dia m-dia m Ku See-hong merasa terkesiap, ternyata guru yang
harus diangkatnya adalah seorang tokoh sakti yang sudah
termasyhur namanya dala m dunia persilatan pada lima puluh tahun
berselang, Seng-sim Cian-li Hoa Soat-kun. Lantas siapakah manusia
aneh yang berada di hadapannya sekarang…? Mungkinkah dia
adalah salah seorang tokoh juga yang telah tersohor dala m dunia
persilatan se menjak lima puluh tahun berselang?
Sekalipun Ku See-hong mengetahui cukup banyak tentang nama-
nama jago tersohor dalam dunia persilatan, tapi ia tak bisa
menduga siapa gerangan manusia aneh tersebut.
Beberapa kali Ku See-hong ingin me mbuka suara untuk bertanya
kepadanya, tapi setelah menyaksikan sebuah mata tunggal si
manusia aneh yang me mancarkan sinar taja m itu, dengan cepat
kata-kata yang sudah siap diutarakan itu segera ditelan ke mbali.
Mendadak manusia aneh itu menatap wajah Ku See-hong dengan
matanya yang hijau menyera mkan, ke mudian bentaknya:
“Ku See-hong…. Dapatkah kau me lakukan kee mpat buah
persoalan yang barusan lohu ucapkan ini? Seandainya kau tidak
ma mpu, cepat katakan!”

54
Ku See-hong merasakan betapa tajamnya sorot mata manusia
aneh itu, seakan-akan hendak mene mbusi hatinya saja. Tapi ia
tidak gentar, ma lah sahutnya dengan angkuh,
“Sekalipun boanpwe bodoh, boanpwe masih dapat mengingat-
ingat kee mpat buah persoalan dari locianpwe itu dengan nyata. Aku
tak akan menyia-nyiakan harapan locianpwe itu, jika sa mpa i
mengingkarinya, biar aku dikutuk oleh Thian.”
“Ucapan seorang le laki sejati….” Bentak manusia aneh itu.
“Bagaikan kuda yang dica mbuk,” sa mbung Ku See-hong.
Manusia aneh itu segera mendongakkan kepalanya dan
menghe mbuskan napas panjang. Sikap menyeramkan yang
diperlihatkan semula segera berubah menjadi tenang kemba li.
Agaknya ia merasa sangat puas, sebab apa yang menjadi ganjalan
di dala m hatinya selama ini akhirnya ada juga yang akan
menyelesaikannya.
Manusia aneh itu termenung beberapa saat lamanya, paras
mukanya la mbat laun juga berubah sedingin es, ke mudian katanya:
“Kehidupan lohu sudah tinggal tak seberapa la ma lagi, sekarang
aku akan mengutarakan lebih dulu rahasia dari bait syair lagu
tersebut, kemudian akan kuajarkan dua maca m ilmu silat. Setelah
itu baru mengisahkan cerita tersebut.”
“Boanpwe siap mendengarkan,” Ku See-hong manggut-manggut
mengiakan.
Mendadak dari sakunya, manusia aneh itu mengeluarkan tiga
butir pil berwarna merah, ke mudian katanya dingin:
“Pil ini adalah se maca m pil mustajab yang lohu buat berdasarkan
catatan dalam sejilid kitab pusaka. Obat ini dibuat dari kombinasi
beberapa maca m bahan obat yang berkhasiat luar biasa. Boleh
dibilang inilah satu-satunya obat pembawa tenaga yang tiada
keduanya di dunia ini. Sekarang telanlah lebih dulu, sebab ha l
mana akan sangat me mbantumu untuk menyelesaikan tugas yang
lohu berikan kepada mu.”

55
“Locianpwe,” bisik Ku See-hong, “Kau sendiri…., boanpwe
percaya masih sanggup menyelesaikan persoalan ini. Harap kau
legakan hatimu….”
Sebenarnya Ku See-hong hendak berkata: “Locianpwe, sekarang
kau sudah lemah dan mendekati ajal, telanlah ketiga butir pil itu
untuk dirimu sendiri, daripada sebelum ketiga persoalan yang lain
sempat diucapkan, nyawamu sudah keburu pergi.”
Rupanya manusia aneh itu sudah dapat menebak jalan pikiran Ku
See-hong…, dengan suara dingin ia lantas berkata,
“Mengapa tidak cepat-cepat kau telan? Buat apa mesti
mena mpik lagi? Lohu yakin masih ma mpu untuk menyelesaikan
pesanku sebelum mati dengan mata mera m.”
Ku See-hong tak berani me mbantah lagi, dia menurut dan segera
menelan pil itu ke dala m mulutnya.
Bau semerba k segera tersiar di dala m mulutnya. Begitu obat itu
tercampur dengan air ludah, segera hancur dan menga lir masuk ke
dalam tenggorokannya. Ia seketika merasa badannya menjadi
segar dan nyaman, kecerdasan otaknya terasa lebih tajam. Jelas
obat tersebut me mang benar-benar merupakan sejenis obat
mustajab.
Ku See-hong mana tahu kalau ketiga butir pil itu sesungguhnya
telah me mbantu tenaga dalamnya sebesar sepuluh tahun hasil
latihan…?
Dengan wajah yang pedih dan suaranya yang sedih manusia
aneh itu segera membacakan bait syair dari nyanyian “Denda m
Sejagad” itu:
DENDA M kesumat me mbentang bagai jagad
Bukit tinggi berhutan lebat di sisi kuil
Sungai besar di depan kuil berombak besar
Dendam kesumat sepanjang abad

56
DENDA M kesumat me mbentang bagai jagad
Burung gaga k bersarang di rumput kala senja
Cinta kasih berlangsung dari muda sa mpai tua
Me metik ka mpak me mbuat lagu: Nadanya denda m
Menitik air mata darah untuk siapa?
Hati pilu menanggung derita menyesal sepanjang masa
DENDA M kesumat me mbentang bagai jagad
Ji koan pernah berbuat salah
Menyandang golok menunggang kuda, apalah gunanya?
Salju terbang air laut se muanya ha mbar.
DENDA M kesumat me mbentang bagai jagad
Curah hujan me mbuyarkan awan
Air mengalir akhirnya surut
Dendam kesumat tak akan pernah luntur…..
Ketika manusia aneh itu selesai mengungkapkan syair dari lagu
DENDA M SEJAGAD… titik air mata darah tampak bercucuran dari
matanya yang tunggal. Inilah penampilan dari rasa sedih yang
kelewat batas, membuat ia tampa k murung, termangu-mangu dan
terjerumus da la m la munan.
Ku See-hong me mang seorang pemuda yang cerdik, semua bait
syair yang diucapkan manusia aneh itu dengan cepat terukir dala m-
dalam di benaknya. Sekalipun dia merasa agak keheranan dan tida k
habis mengerti dengan arti dari kata-kata itu, namun diapun tahu
bahwa bait lagu itu menikt ikberatkan pada soal denda m dan benci.
Tidak heran ka lau rasa benci dan denda m manusia aneh itu
diibaratkan sejagad…..
Mendadak, dengan paras muka sedingin salju dan nada yang
menyeramkan manusia aneh itu berkata:

57
“Ku See-hong, aku rasa sehabis kau mendengar bait syair dari
lagu tersebut, kau pasti akan menaruh curiga mengapa denda m
kesumatku sejagad, bukan? Yaa… sampai mati lohu akan teringat
selalu dendan denda m kesumat ini, akupun akan teringat terus
dengan kekeja man yang pernah kuala mi. Asal… usia langit umur
bumi ada a khirnya, denda m kesumat dala m hatiku tiada masa
berakhir….”
“Aku tahu locianpwe pasti me mpunyai kejadian masa lalu yang
amat me medihkan hati, itulah sebabnya dendammu sejagad, tapi
boanpwe tidak menganggap apa-apa terhadap diri cianpwe, aku
hanya merasa dendam cianpwe agak mendala m ketimbang orang
lain.”
Dengan wajah sedih manusia aneh itu menghe la napas panjang,
“Aaai… perkataanmu ada benarnya juga, dendam lohu me mang
selapis lebih me ndala m bila dibandingkan dengan orang lain.
Aaai… tahu akan menyesal di saat ini, mengapa harus berbuat di
masa lalu? Se kalipun harus mati, aku pun tak perlu me nyesal….”
Ku See-hong yang mendengar perkataan itu, diam-dia m merasa
terperanjat. Manusia aneh ini me mang luar biasa, setiap patah
katanya bahkan mengandung ma ksud yang mendala m, sayang
sekali manusia secerdas ini tak lama lagi akan meninggalkan dunia
ini. Sementara itu, manusia aneh tersebut telah berkata lagi
sesudah berhenti sebentar:
“Ku See-hong, lohu telah melakukan kesalahan besar dan
terjerumus ke da la m keadaan yang tak tertolong lagi, sedang kau
masih muda dan me mpunyai masa depan cerah, kau harus baik-
baik bertindak da la m hidupmu nanti….”
Setelah menghela napas panjang, terusnya:
“Lohu hendak me mperingatkan dirimu, kau harus ingat: Pelukan
yang lembut dan hangat adalah kuburan buat seorang ksatria….”
Sekali lagi Ku See-hong dibuat terperanjat, pikirnya ke mudian,

58
Pelukan yang le mbut adalah kuburan bagi ksatria…. Aaai….
Benar, sakit hati manusia aneh itu sudah pasti menyangkut soal
cinta hingga meninggalkan dendam. Aaai…. Benar, manusia
seperti dia pun terlibat oleh soal cinta, siapa lagi yang bisa terlepas
dari soal tersebut? Sungguh mengherankan, mengapa hanya
masalah cinta dapat membuat seseorang yang berwatak keras
terjerumus da la m keadaan seperti ini?
Terdengar manusia aneh itu menghela napas sedih, lalu bertanya
lagi:
“Ku See-hong, sudah ingatkah kau dengan bait syair dari lagu
itu…?”
Buru-buru Ku See-hong me mberi hormat, jawabnya: “Boanpwe
telah mengingatkannya di hati.”
“Dala m ba it lagu itu penuh mengandung banyak rahasia besar,
lohu tak bisa me mberi penje lasan kepadamu tentang rahasia
tersebut, dan tergantung pada nasibmu di masa mendatang.
Sekarang akan kuajarkan dua maca m kepandaian yang lain
kepadamu. Cepat pusatkan semua perhatianmu dan dengarkan
baik-baik kepandaian yang akan kuajarkan kepada mu itu.”
Buru-buru Ku See-hong me musatkan pikirannya menjadi satu
dan me mbuka telinganya lebar-lebar.
Sekarang ia sudah tahu bahwa ma nusia aneh itu me miliki ilmu
silat yang tiada tandingannya di dunia ini. Soal baru ini, ia berhasil
me mpe lajari beberapa jurus ilmu silatnya untuk menjagoi dunia
persilatan di masa mendatang pasti bukan merupa kan suatu
kesulitan lagi.
--oodwoo--

Bab 3
BERPIKIR sampai di situ, tanpa terasa lagi timbul suatu se mangat
yang besar dalam hatinya.

59
Apa yang ia duga me mang tidak salah, kepandaian rahasia akan
diajarkan manusia aneh itu kepadanya me mang merupa kan suatu
kepandaian sakti yang diimpikan oleh setiap umat persilatan.
Dengan suara keras manusia aneh itu lantas berkata:
“ILmu gerakan tubuh yang akan kuajarkan kepada mu se karang
dina makan ilmu silat Mi-khi Biau-Tiong. Perhatikan baik-ba ik rahasia
dari ilmu ini:
Satu bulat,
dua puncak,
tiga me mukul,
empat terkulai,
lima mengangkat.
Yang dima ksud BULAT adalah: Badan. Tekukkan lengan,
pinggul, lutut, semua harus melingkar baru terasa kuat.
Yang dima ksud PUNCAK adalah: tangan, kepala, lidah untuk
mencapai puncak, la mban tapi bertenaga penuh.
Yang dimaksud MEMUKUL: Dada. Gerakan untuk me mukul harus
bebas tanpa hambatan dan luwes.
Yang dimaksud TER KULAI adalah: bahu, sikut, udara harus
terkulai.
Yang dima ksud MENGANGKA T adalah me ngatur pernapasan.
Lima unsur ini tak boleh berkurang satu pun, makin dilatih akan
semakin se mpurna.
Untuk menggerakkan tubuh dengan hati menggerakkan hawa,
napas harus panjang bagaikan napas kura-kura, lama kela maan
tenaga akan muncul dan terhimpun dala m pusar, tidak menggumpa l
me mbuyar, tidak mela mban tidak me mutus… pinggang sebagai
poros, hawa sebagai roda, berganti gerakan seperti aliran awan

60
me langkah, lirih seperti kucing mencabut badan berganti bayangan,
semuanya berubah tiada habisnya.”
Ku See-hong yang mendengarkan rahasia itu menjadi a mat
terperanjat. Selain rahasia itu panjang dan dalam artinya, juga sulit
dimengerti. Ini menunjukkan kalau ilmu tersebut tidak mudah
untuk dilatih, apalagi dia hanya berkesempatan untuk mendengar
satu kali saja. Berpikir sa mpai di situ, la mat-la mat peluh dingin
me mbasahi seluruh badannya.
Manusia aneh itu menghe mbuskan napas panjang, lalu bertanya:
“Ku See-hong, apakah rahasia ilmu Mi-khi Biau-Ciong yang
kuajarkan tadi telah kau paha mi?”
“Terima kasih atas cinta kasih cianpwe, boanpwe telah
me maha mi keseluruhannya,” jawab Ku See-hong cepat.
Manusia aneh itu merasa gembira sekali, pikirnya: “Bocah ini
benar-benar amat cerdik.”
Walaupun dala m hati kecilnya berpikir de mikian, di luar ia
berkata lagi dengan wajah sedingin es:
“Sekarang lohu akan me mpraktekkan sendiri ilmu langkah
tersebut. Kau harus perhatikan dengan seksama, yang perlu akan
keistimewaan da la m me lakukan langkah itu.”
Berbicara sampa i di sana, tubuhnya lantas berkelebat ke depan
dan tahu-tahu sudah berdiri di atas tanah dengan sepasang kaki
kecilnya yang tinggal tulang belulang itu.
Mendadak… seringan bulu manusia aneh itu berkelebat lewat
seperti segulung angin saja. Kemana dia berlalu, di situ tahu-tahu
badannya sudah lenyap.
Ternyata ilmu langkah yang dide monstrasikan itu me mpunyai
suatu gerakan yang rahasia sekali. Pada hakekatnya tak akan
dipaha mi oleh ma nusia se mbarangan.
Tanpa berkedip barang sekejappun Ku See-hong mengawasi
terus langkah kaki manusia aneh itu. Di antara langkah-langkah

61
kakinya yang kacau balau tersebut seolah-olah seperti mengandung
unsur Ngo-heng dan Pat-kwa, sungguh a mat susah dipaha mi.
Gerakan tubuh itupun cepat seperti sambaran kilat yang
me mbuat kepala orang menjadi pusing sekali. Keindahan dan
kesaktiannya sukar ditemukan, tandingannya di dunia ini.
Tiba-tiba Ku See-hong mendengar suara dengusan napas
manusia aneh itu terengah-engah seperti kerbau. Jelas, untuk
me lakukan ilmu langkah itu, dia sudah kehilangan banyak tenaga.
Tiba-tiba…. Manusia aneh itu kembali mendengus dingin….
Sekali lagi ia me mpraktekkan ilmu langkah tubuh itu.
Betapa terharunya Ku See-hong setelah menyaksikan manusia
aneh tersebut dengan tanpa sayang mengorbankan tenaga yang
banyak, melakukan de mostrasi sekali lagi. Buru-buru dia
me musatkan pikirannya untuk me mperhatikan dengan seksa ma.
Dengan napas manusia aneh itu makin la ma se makin me mburu,
keringat sebesar kacang kedelai bercucuran dengan derasnya.
Suatu ketika orang itu menghela napas sedih dan berhenti bergerak,
tubuhnya segera jatuh terduduk di atas tanah.
Ku See-hong menjerit kaget, cepat ia menubruk ke depan sambil
me mayang tubuhnya.
“Locianpwe…!” teriaknya cemas. “Locianpwe… kau… kau…
kenapa kau…?”
Waktu itu paras muka manusia aneh itu tersebut telah berubah
semakin pusat menyeramkan. Dadanya naik turun tak menentu,
napasnya terengah-engah dan payah sekali.
“Ku See-hong…” bisiknya dengan suara ge metar.
Hal 50-51
“Kau… apakah kau sudah me maha mi kesaktian dari ilmu Mi Khi
Bian Ciong ini? Titik berat
Hal. 50-51

62
Adalah mengetahui asal-usul manusia aneh itu serta dendam
kesumat yang terpendam da la m hatinya.
Tiba-tiba paras muka manusia aneh itu berubah menjadi
menyeringai sera m, teriaknya:
“Ku See-hong, kau jangan me mandang rendah diriku! Apa yang
telah kuucapkan masih bisa kuse lesaikan sebagaimana mestinya,
dengan demikian a ku baru bisa meningga lkan dunia ini dengan
mata mera m. Ayo, cepat bombing a ku na ik ke atas.”
Ku See-hong menurut dan me mayang manusia aneh itu naik ke
atas pembaringan, tapi pe lbagai persoalan berkeca muk di dala m
benaknya. Dia merasa meski manusia aneh itu dingin tak
berperasaan, sesungguhnya dalam hati kecil orang itu tersimpan
suatu ketulusan hati dan kebajikan yang mulia. Dia mengingin
kalau dirinya bisa menegakkan keadilan bagi umat persilatan dan
me lenyapkan se mua kejahatan dari muka dunia.
Dala m dunia persilatan dewasa ini banyak sekali manusia-
manusia kerdil yang mencari na ma untuk kepentingan pribadi,
banyak pula manusia munafik yang berlagak bajik padahal manusia
aneh ini sangat me mbenci segala bentuk kejahatan, apalagi sifatnya
me mang suka me mbunuh, tak heran kalau banyak orang jahat yang
tewas di tangannya, tidak heran juga kalau sepanjang masa
hidupnya banyak mengala mi penderitaan dan peristiwa tragis….
Sejak kecil Ku See-hong sudah kehilangan orang tuanya. Oleh
suatu pukulan batin yang keras, wataknya mengalami perubahan
yang sangat besar. Ditambah lagi belasan tahun hidup
bergelandangan dalam dunia persilatan, tak sedikit kejadian busuk
dan rendah yang pernah dialaminya. Tidak heran kalau ia sangat
menga la mi keadaan dunia yang sesungguhnya.
Kobaran api dendam t iba-tiba me mbakar dala m rongga dadanya.
Tanpa disadari diapun menaruh pandangan yang se mpit terhadap
umat persilatan di dunia ini. Ia bersumpah bila suatu hari berhasil
me mpe lajari ilmu silat yang maha sakti, diapun akan me lakukan
pembunuhan secara besar-besaran dala m dunia persilatan.

63
Itulah sebabnya ketika dia masuk ke dala m kuil dan menga la mi
pelbagai penderitaan dan siksaan, pemuda itu sa ma sekali tida k
mendenda mkan kepada manusia aneh itu. Seakan-akan dia
beranggapan bahwa wajarlah bila manusia-manusia persilatan yang
berusaha me masuki kuil itu me ne mui ajalnya secara tragis.
Setelah mengatur napas sebentar, tiba-tiba manusia aneh itu
berkata lagi:
“Ku See-hong, kemungkinan besar lohu sudah tak sanggup untuk
bertahan lebih la ma lagi. Aaai….”
Sesudah menghela napas, ia menghe mbuskan napas panjang
dan berkata:
“Seandainya kuajarkan dahulu jurus serangan itu kepadamu,
besar kemungkinan aku benar-benar tak sanggup untuk
mengisahkan cerita itu lagi kepadamu, padahal selama hidup apa
yang telah kuucapkan tak pernah dirubah lagi… tapi kali ini mau tak
mau terpaksa aku harus menuruti maksud hatimu. Akan
kuceritakan kisah cerita itu lebih dulu, kemudian baru me mberi
latihan ilmu pukulan kepada mu sa mpa i mati.”
“Maksud locianpwe itu me mang tepat, sekarang silahkan kau
bercerita lebih dulu, boanpwe pasti akan mengingatnya terus di
dalam hati….”
Paras muka manusia aneh itu kembali berubah menjadi dingin
menyeramkan, katanya dengan nada seram:
“Ku See-hong, di ka la lohu sedang mengisahkan ceritera nanti,
kau dilarang untuk menimbrung, mengerti?”
Mendengar perkataan itu, dia m-dia m Ku See-hong berpikir:
“Ia benar-benar sangat aneh, wataknya juga aneh sekali, apalagi
kalau dilihat sikapnya yang mudah berubah itu, bila seseorang yang
tidak terlalu me maha mi wataknya, pasti akan dibikin ketakutan
setengah mati. Dalam keadaan begini, mana mungkin dia berniat
untuk mendengarkan kisah ceritanya lagi?”

64
Berpikir sa mpa i di situ, Ku See-hong lantas berkata:
“Locianpwe tak usah kuatir, boanpwe tak akan menimbrung
selama kau berceritera.”
Dala m waktu singkat pelbagai perubahan terjadi di atas wajah
manusia aneh itu. Akhirnya dengan wajah yang me medihkan dia
menceritakan kisah yang cukup menggetarkan sukma itu.
“Lima puluh tahun berselang, dala m dunia persilatan muncul
seorang manusia pintar yang tidak diketahui ident itas maupun asal-
usulnya. Waktu itu usianya belum begitu besar, tapi ilmu silatnya
telah mencapai puncak kese mpurnaan…. Dala m dunia persilatan
waktu itu tak seorangpun sanggup melawan kelihaiannya itu.
Waktu itu suasana da la m dunia persilatan a mat kacau. Kau sesat
dan golongan hitam meraja lela, manusia-manusia munafik pun
bermunculan di ma na-mana.
Kebetulan pe muda itu adalah seorang manusia yang me mbenci
segala kejahatan. Ketika dilihatnya dunia persilatan sudah berada di
jalan menuju ke hari kia mat, ma ka timbullah suatu niat yang luar
biasa dalam hatinya untuk menyela matkan dunia persilatan dari
kehancuran, menegakkan keadilan dan kebenaran serta melakukan
pembunuh yang tak kenal a mpun terhadap kaum sesat dunia.
Dala m setengah tahun yang amat singkat inilah, secara beruntun
dia telah me mbunuh jago-jago lihay yang tak terhitung banyaknya
dalam dunia persilatan… meratakan tiga belas propinsi di utara dan
selatan sungai besar….
Tujuh puluh empat tempat sarang penyamun dibumi hanguskan
dengan tanah. Para jago liok-lim maupun kaum iblis menjadi
ketakutan dan melarikan diri terbirit-birit.
Waktu itu dia bercita-cita setinggi langit, apalagi sebagai seorang
anak muda yang berdarah panas, maka diapun me mberi sebuah
julukan untuk dirinya sendiri, yakni Bun-ji Koan-su (Pendekar Sakt i
Berbudi Halus).

65
Orang bilang, semakin tinggi pohon itu sema kin mudah
terhembus angin, semakin besar na ma orang itu se makin ga mpang
didatangi bencana.
Apalagi Bun-ji Koan-su adalah seorang yang berwatak aneh dan
bertindak menuruti perasaan sendiri. Di kala me mbunuh orang,
cara yang digunakan a mat keji dan tida k mengena l a mpun.
Desutan serta adu domba dari pelbagai jago kaum sesat ini
menyebabkan suasana dala m dunia persilatan se makin berta mbah
kalut. Maka pandangan orang persilatan terhadap Bun-ji koan-su
pun mula i berubah. Dia mulai dipandang sekeja m ular berbisa dan
berhati busuk.
Bun-ji Koan-su sendiri sa ma sekali tak acuh terhadap pandangan
yang tak adil dari umat persilatan terhadap dirinya itu, pokoknya
semua iblis dan kaum sesat yang masih mela kukan kejahatan,
dibunuhnya se mua tanpa a mpun.
Oleh sebab itulah, nama Bun-ji Koan-su makin la ma sema kin
jelek dan akhirnya dituduh orang sebagai gembong iblis yang
berhati keja m.
Sekalipun de mikian, berhubung ilmu silat yang dimilikiya amat
lihay, hingga waktu itu tiada seorang manusiapun yang dapat
menandingi, maka se mua orang hanya berani marah, tak berani
banyak berbicara, sekalipun berulang kali kaum sesat mengguna kan
cara yang keji dan terkutuk untuk mengerubutinya, tapi dia masih
tetap membunuh tak kenal a mpun. Maka ketika itu tak ada orang
yang berani mencari gara-gara dengannya, kalau tidak sudah pasti
pengeroyokannya mati se mua terbunuh.
Tapi justru karena perbuatannya ini, dengan cepat me mancing
ke marahan dari umat persilatan lainnya. Mereka segera menyebar
Bu-lim-tiap dan Liok-lim-cia m untuk mengerubutinya. Tapi yang
mengherankan justru ilmu silat yang dimiliki Bun-ji Koan-xu makin
la ma se makin lihay, semua pengerubutan itu berhasil dikalahkan
sehingga tercerai-berai.

66
Pikiran semua orang mulai ce mas, gelisah dan tak tenang.
Banyak di antaranya malah merasa tak nyenyak tidur, tak ena k
makan.
Sementara itu para jago dari pelbagai partai besar pun menaruh
semaca m perasaan curiga terhadap ilmu silat yang dimiliki Bun-ji
Koan-su.
Setelah melalui penyelidikan yang seksama, akhirnya baru
diketahui, rupanya Bun-ji Koan-su me miliki se maca m ilmu khikang
yang aneh dan maha sakti.
Ilmu khikang tersebut bisa menimbulkan suatu perubahan Im-
Yang di dala m badannya sehingga semakin keras dia menerima
serangan, semakin hebat pula ke majuan yang berhasil dicapa i
dalam tenaga dala mnya. Karena itu, kemajuan yang berhasil
dicapai Bun-ji Koan-su boleh dibilang me lebihi orang lain dan sangat
mengerikan se kali.
Ku See-hong yang mendengarkan kisah itu menjadi a mat tertarik
sekali. Dia tahu, yang dinamakan Bun-ji Koan-su tersebut sudah
pasti adalah manusia aneh di hadapannya ini… tapi diapun
me mbenci kepada umat persilatan. Dia merasa orang-orang itu
me mpunyai pandangan yang tida k adil terhadap manusia aneh ini.
Ketika Ku See-hong me ndengar bahwa Bun-ji Koan-su me miliki
sejenis ilmu khikang yang maha sakti, hatinya segera bergetar
keras.
Manusia aneh itu telah berkata kepadanya bahwa dia telah
me mpe lajari pula ilmu khikang Kan-kun Mi-s iu tersebut, itu berarti
setiap kali badannya terhajar oleh pukulan orang, tenaga dalamnya
akan semakin cepat mengala mi ke majuan. Mungkinkah pada suatu
ketika dia akan berhasil mencapai tingkatan yang amat dahsyat
seperti apa yang dimiliki Bun-ji Koan-su tempo dulu?
Berpikir sa mpai di situ, kejut dan girang segera berkeca muk
dalam hatinya, dia tak menyangka kalau ilmu sakti se maca m itu
berhasil dimilikinya.

67
Setelah mengatur napas sekian la ma, dengan wajah dingin
me mbesi, orang aneh itu melanjut kan ke mba li kisahnya.
“Orang persilatan tahu bahwa ilmu khikang yang dilatih oleh Bun-
ji Koan-su tersebut adalah semaca m ilmu khikang maha dahsyat
yang diciptakan oleh seorang manusia pintar pada jaman Cun Ciu
Cian Kok dulu. Orang itu tak lain adalah perdana menteri Negeri Go
yang bernama Ngo Cu Siau.
Oleh tokoh yang amat pintar ini, kepandaian tersebut kemudian
ditulis dala m sejilid kitab pusaka yang disebut Cang Ciong pit-kip.
Dari sini semua orang pun lantas tahu kalau Bun-ji Koan-su telah
berhasil mendapatkan kitab Ciang C iong pit-kip yang digilai setiap
umat persilatan itu. Ma ka dunia persilatan pun ke mba li me ngala mi
suatu persoalan yang amat hebat.
Akibatnya bukan saja niat kawanan jago itu untuk me mbunuh
Bun-ji Koan-su se makin besar, setiap orang pun bernafsu sekali
untuk mera mpas kitab pusaka Cang Ciong pit-kip itu, terutama dari
pihak kaum sesat dan golongan hita m. Dengan pelbaga i tipu
muslihat mere ka berusaha untuk melenyapkan duri dala m mata ini.
Ketika Bun-ji Koan-su mengetahui bahwa umat persilatan adalah
manusia-manusia rakus yang tidak mengena l malu, hatinya menjadi
amat sedih se kali. Hasratnya untuk menega kkan keadilan dan
kebenaran dala m dunia persilatan pun menjadi hilang lenyap.
Setelah dikejar dan didesak terus menerus oleh kawanan jago
persilatan, terpaksa dia menga mbil keputusan untuk hidup
mengasingkan diri dan tidak me lakukan perjalanan lagi dala m dunia
persilatan.
Tentu saja, ia tidak takut terhadap kejaran dan desakan oleh
orang-orang persilatan, dia hanya tak ingin mela kukan pe mbunuhan
yang lebih banyak lagi terhadap umat persilatan. Jadi sebenarnya
hal ini t imbul dari niatnya yang baik.
Tapi justru karena perasaan yang mulia inilah me mbuat dia
sendiri justru mengala mi nasib yang tragis.

68
Ketika berbicara sampai di situ, beberapa titik air mata segera
jatuh bercucuran membasahi wajahnya. Ini menunjukkan betapa
sedih dan e mosinya dia.
Ku See-hong menjadi tertegun dan tak habis mengerti, dia tidak
paham me ngapa ke muliaan hati manusia aneh tersebut bisa
berakibat timbulnya tragedi tersebut? Sebenarnya apa yang dia
maksudkan?
Dengan wajah yang se makin menyeramkan manusia aneh itu
berkata lebih lanjut:
“Sejak waktu itu, Bun-ji Koan-su mula i berpesiar ke te mpat-
tempat yang indah untuk menghibur hatinya, tapi musuh besarnya
tersebar di mana-mana. Kemanapun dia pergi di sana pasti muncul
kawanan jago yang berusaha memba las dendam kepadanya. Tapi
dengan hati yang penuh welas asih dia hanya menghindar dan
berusaha tidak ribut dengan mereka, apalagi menerbit kan
pembunuhan lagi. Dengan wataknya yang keras, sesungguhnya
amat sulit baginya untuk me lakukan tindakan yang le mah tersebut.
Suatu hari, ketika ia sedang berpesiar ke propinsi Szechwan, tiba-
tiba dijumpainya ada dua orang pemuda yang sedang terluka parah
dan hampir mati tergeletak di pinggir jalan. Menyaksikan keadaan
dari kedua orang pe muda itu cukup mengenaskan, Bun-ji Koan-su
lantas berusaha keras untuk menyela matkan jiwa kedua orang itu
dengan menggunakan tenaga dala mnya.
Ketika ke mudian mereka tahu bahwa penolongnya adalah Bun-ji
Koan-su yang amat tersohor itu, mereka berdua pun segera
merengek dan me mohon kepadanya agar menerima mereka sebagai
muridnya.
oooOOOooo

Bab 4
TAHUN itu, meskipun Bun-ji Koan-su berusia tigapuluh tahunan,
tapi sudah bosan hidup da la m dunia persilatan. Dia me mang ingin

69
sekali mencari orang yang berbakat baik untuk diwarisi segenap
ilmu silat yang dimilikinya.
Ketika ia sudah mengetahui asal-usul kedua orang itu, bahkan
mengetahui kalau mereka berbakat baik, maka Bun-ji Koan-su
me mutuskan untuk menerima mereka berdua sebagai muridnya dan
mewariskan pe lbagai ilmu sakti kepada mere ka.
Tapi berhubung Bun-ji Koan-su tida k me miliki te mpat tinggal
yang tetap, dan lagi suka berpesiar ke tempat yang
berpemandangan indah, ma ka dia pun selalu me mbawa serta kedua
orang muridnya ini kemana pun dia pergi. Setiap ada kesempatan
dia pun me mberi petunjuk ilmu silat kepada kedua orang pe muda
itu.
-oo0dw0oo-

Jilid 03
DENGAN kecerdasan yang dimiliki kedua orang pe muda itu,
sekalipun harus me mpelajari ilmu silat yang amat sulit, ternyata asal
diberi petunjuk mereka segera mengerti. Apalagi sikap mereka
terhadap Bun-ji Koan-su pun sopan dan menurut sekali, tak heran
kalau Bun-ji-koan-su tak sayang untuk mewariskan segenap ilmu
silat yang dimilikinya itu kepada mereka.
Malahan dia pun berhasrat untuk mewariskan juga ilmu khikang
yang sakti dan tiada taranya itu kepada mereka berdua.”
Ketika berbicara sa mpai di sini, manusia aneh itu menggertak
giginya kencang sehingga berbunyi gemerutukan, sekujur badannya
gemetar keras, dari balik mata tunggalnya terpancar keluar sinar
tajam yang mengerikan. Jelas kalau perasaannya waktu itu diliput i
oleh rasa gusar dan denda m yang hebat.
Ku See-hong bukan orang bodoh, ketika menyaksikan sikap
seram dari manusia aneh itu, ke mudian dicocokkan pula dengan
kejadian yang pernah dialaminya sewaktu hendak memanggil suhu
kepadanya tadi, dengan cepat ia dapat mengambil kesimpulan

70
bahwa kedua orang pemuda ini pasti sudah me lakukan
pengkhianatan sehingga berakibat fatal bagi gurunya itu.
Berpikir sa mpai di sini, tanpa terasa Ku See-hong bertanya,
“Locianpwe, apakah Bun-ji koan-su telah mewariskan ilmu khikang
tersebut kepada mereka? Siapakah na ma kedua orang itu?”
Sampa i sekarang Ku See hong masih berlagak seolah-olah tidak
tahu kalau manusia aneh itu adalah Bun-ji koan-su pribadi. Dia
menanyakan na ma pe muda itu karena dia telah berhasrat untuk
me mba laskan denda m bagi Bun-ji koan-su di ke mudian hari.
Manusia aneh itu sangat dipengaruhi oleh emosi dala m hatinya,
dia lupa kalau tadi pernah me merintahkan kepada Ku See-hong
untuk tida k menimbrung, jawabnya dengan sinis:
“Huuuh, kawanan kurcaci maca m dia juga pingin mengincar ilmu
sakti, kalau bukan rejekinya…”
Mendadak paras muka manusia aneh itu berubah hebat,
bentaknya keras-keras:
“Ku See-hong, lohu me larang kau banyak bertanya, mengapa kau
berani menimbrung?”
Dia m-dia m Ku See-hong merasa kegelian, karena tidak sadar dia
telah bertanya, sedang manusia aneh itupun sudah me mberi
separuh jawaban kepadanya, mungkin seandainya jawaban itu
sudah diberikan secara komplit dia benar-benar akan marah besar.
Berpikir de mikian, buru-buru anak muda itu berseru:
“Oooh… maaf. Maaf locianpwe, lain kali boanpwe pasti tak akan
menimbrung jalan cerita mu lagi.”
Sudah barang tentu manusia aneh itupun dapat me maha mi
maksud ucapan dari Ku See-hong tadi, tapi dasar wataknya
me mang aneh maka jawaban yang diberikan setengah ja lan itupun
sengaja dia lakukan de mikian, sekalipun di da la m hati kecilnya dia
sendiripun merasa kegelian.

71
Yaa, kalau diri manusia berwatak aneh telah saling berjumpa,
meski di da la m hati kedua belah piha k mengakui lawannya sebagai
guru dan murid, na mun di luaran mereka bersikap sebaliknya
me mang begitulah keanehan yang sering terjadi di dunia ini.
Selang beberapa saat kemudian, dengan wajah dingin manusia
aneh itu me lanjutkan ke mbali kata-katanya:
“Boan-ji koan-su dengan me mbawa kedua orang muridnya
me lanjutkan pesiarnya kemana-mana dan melewati kehidupan
seperti dewa.
Suatu hari, di kala Bun ji koan su me mbawa kedua orang
muridnya berpesiar ke se lat Sa m shia di bukit Wu-san, tiba-tiba
terjadi suatu musibah yang merupakan suatu peristiwa yang pa ling
menyakit kan hati Bun ji koan su sepanjang hidupnya.
Rupanya ketika tiba di selat Sam shia di bukit Wu-san, secara
tiba-tiba Bun ji koan su telah berjumpa dengan seorang tokoh sakt i
yang berilmu t inggi dan berna ma besar dala m dunia persilatan, Thi
kia m kim ciang Ceng Ih lwe (pedang baja pikulan e mas yang
menggetarkan jagad) dengan me mbawa se kawanan jago lihay
mengadakan penghadangan dirinya.
Bun-ji koan-su sudah a mat je mu se kali terhadap segala bentuk
pembunuhan yang terjadi dalam dunia persilatan, maka terhadap
kawanan jago lihay yang dipimpin oleh Thi kia m kim ciang ceng ih
lwe tersebut, dengan rendah hati dia me mohon kepada lawannya
agar jangan mengobarkan pertarungan yang bisa berakibat
banyaknya korban yang akan berjatuhan.
Tapi Thi kia m kim ciang Ceng Ih Iwe mendesak terus menerus
bahkan mengejek dan menghina Bun-ji koan-su.
Sesabar-sabarnya Bun-ji koan-su, dia tetap adalah seorang
manusia, bagaimana mungkin dia sabar terhadap ejekan dan
cemoohan dari lawannya itu? Maka dengan hawa nafsu me mbunuh
yang berkobar, Bun-ji koan-su me mbuka serangannya. Suatu
pertempuran sengit yang t iada taranya pun dengan cepat berkobar
di sana.
72
Dala m pertempuran itu, hampir saja selembar nyawa Bun-ji
koan-su lenyap di ujung tangan Thi kiam kim ciang Ceng Ih Iwe
tersebut.”
Ku See hong yang mendengar ceritera itu dia m-dia m merasa
amat terkesiap, tanpa terasa ia bertanya lagi dengan ce mas:
“Locianpwe, ilmu silat yang dimiliki Bun-ji koan-su begitu lihay,
mengapa ia bisa menderita kerugian?”
Manusia aneh itu ke mbali mendengus dingin, dia tidak menjawab
pertanyaan dari Ku See hong, mela inkan me lanjutkan ke mbali
ceriteranya itu.
“Ternyata menghadapi semua jurus serangan yang dilancarkan
Bun ji koan su tersebut, seolah-olah Thi kia m kim ciang ciang ih-lwe
sudah me mpunyai perhitungan yang matang. Setiap kali
menghadapi serangan yang gencar dan dahsyat, dia selalu bisa
menghindarkan diri secara ga mpang dan sederhana, malah jurus
serangan balasan yang digunakan semuanya merupakan jurus-jurus
tandingan untuk me matahkan anca man Bun-ji koan-su.
“Menghadapi keadaan seperti ini, Bun-ji koan-su benar-benar
merasa terkejut bercampur heran, padahal semua jurus serangan
yang digunakan berasal dari sejilid kitab pusaka ilmu silat yang
bernama Cang-ciong-pit-kip. Sekalipun ilmu silat Thi kia m kim ciang
Ciang Ih huang sedemikian dahsyatnya, juga tak akan sedahsyat
itu. Maka timbul suatu perasaan curiga da la m hatinya.
Selama ini, kepandaian silat yang dimilikinya hanya pernah
diwariskan kepada dua orang murid kesayangannya, setengah jurus
pun belum pernah dibocorkan ke dalam dunia persilatan, atau
mungkin ada persoalan dengan kedua orang murid kesayangannya
itu?
Bun-ji koan-su segera me manggil kedua orang muridnya dan
mendesak kepada mereka untuk mengaku, apakah mere ka telah
me mbocorkan rahasia ilmu silat yang dimilikinya?

73
“Siapa yang pernah berbuat salah harusnya tentu gelisah, siapa
yang berkentut mukanya tentu merah.
Siapa tahu setelah dipaksa dan didesak terus-menerus, akhirnya
mereka mengaku juga. Ternyata kedua orang murid kesayangannya
itu, bukan lain adalah murid kesayangan dari Thi kia m kim ciang
Ceng Ih huang. Mereka adalah dua orang manusia paling berbakat
yang pernah dite mui dala m dunia persilatan wa ktu itu. Agaknya
mereka me mang sengaja diutus untuk mencuri be lajar ilmu silat
yang dimilikinya agar bisa me mbasmi Bun-ji koan-su di suatu ketika
dan merampas kitab pusaka Cang-ciong-pit-kip miliknya.
Sungguh tak terlukiskan rasa sedih dan kesal yang diala mi Bun-ji
koan-su waktu itu. Diapun menjadi begitu mendenda m kepada
seluruh umat persilatan yang berada di dunia ini karena kelicikan
dan kebusukan hati mere ka yang telah me mperguna kan cara keji,
rendah dan terkutuk semaca m itu untuk menghadapinya.
Di dala m marahnya, dia segera mengeluarkan seluruh
kepandaian silat maha sakti yang dimilikinya untuk me lakukan
pembunuhan serta pe mbantaian secara besar-besaran.
Siapa tahu pada saat itulah kedua orang murid pengkhianat itu
juga ikut terjun ke arena pertempuran, bahkan bersama kawanan
jago silat yang lain mereka bersama-sama mengerubuti Bun-ji koan-
su seorang.
Agaknya sebelum masuk menjadi anggota perguruan Bun-ji
koan-su, kedua orang murid pengkhianat itu sudah merupakan jago
muda yang kena maan di da la m dunia persilatan. Ilmu silat yang
mereka miliki boleh dibilang termasuk kelas satu dala m dunia
persilatan. Yang seorang bernama Thi bok sia kia m (pedang sakt i
kayu baja) Cu Pok, sedangkan yang lain bernama Jian bun kia m
ciang (telapak tangan e mas pe mbabat nyawa) Tu Pok-kim….”
Setelah mendengar kedua na ma tersebut, Ku See-hong
mengingatnya dalam-dala m di hati. Dia sudah bertekad akan
mencari kedua orang pengkhianat tersebut, untuk di ke mudian hari
me mbuat pe mbalasan.

74
Ketika menyebutkan na ma dari kedua orang murid pengkhianat
tersebut, orang aneh itu juga turut berhenti sebentar, sinar mata
tunggalnya yang tajam bagaikan se mbilu mengawasi wajah Ku See
hong tak berkedip, tapi dengan cepat hatinya menjadi sangat lega.
Lanjutnya ke mudian lebih jauh:
“Ilmu silat mereka berdua sesungguhnya sudah amat lihay,
apalagi dala m setahun be lakangan ini me ndapat petunjuk yang
seksama dari Bun-ji koan-su, ha l mana me mbuat ilmu silatnya
mendapat ke majuan yang sedemikian pesatnya sehingga sama
sekali tidak berada di bawah kepanda ian Thi kia m kim ciang Ceng
Ih-huang yang me mang lihay itu.
Oleh sebab itu, di bawah kerubutan dari beberapa orang jago
tangguh yang luar biasa lihaynya itu, Bun-ji koan-su merasakan
tekanan-tekanan yang sangat berat sehingga merasa kepayahan
sekali.
Pertempuran itu boleh dibilang merupakan pertempuran sengit
pertama yang pernah diala mi Bun-ji koan-su sepanjang hidupnya.
Meski begitu ilmu silat yang dimiliki Bun-ji koan-su me mang benar-
benar telah mencapai puncak kese mpurnaan yang tak terkirakan.
Kedua belah pihak telah me libatkan diri da la m pertarungan sengit
selama sehari se mala m la manya, sedemikian sengitnya pertarungan
tersebut seakan-akan bumi ikut berguncang dan langit ikut berobak,
kehebatan serta kesengitannya sukar dilukiskan dengan kata-kata.
Akhirnya dala m pertarungan itu Bun-ji koan-su berhasil
me mbantai tiga puluhan orang jago lihay termasuk juga Thi-kia m
kim-ciang Ceng Ih-huang sendiripun tak berhasil meloloskan diri dari
bencana. Dia tewas di ujung telapak tangannya Bun-ji koan-su, juga
pertempuran sengit yang menggetarkan sukmapun sudah
mende kati pada akhir.
Thi-bok sin-kia m Cu Pok dan Jian-hun kim-ciang Tu Pok kim
rupanya telah menyadari bahwa keadaan yang menguntungkan bagi
mereka sudah lewat. Kedua-duanya segera berlutut di hadapan
Bun-ji koan-su dan menggunakan sele mbar bibirnya yang pandai,

75
berusaha me minta pengampunan. Mereka mengatakan telah
dipaksa oleh orang persilatan untuk melakukan perbuatan
mengkhianati perguruan yang a mat terkutuk itu dan merasa amat
menyesal dan bertobat bahkan kata mereka bersedia untuk
menebus dosa dan kesalahan yang telah mereka lakukan.
Menurut kabar berita yang tersiar dalam dunia persilatan, orang
bilang Bun-ji koan-su bermuka dingin berhati kaku, kejam dan sa ma
sekali tak berperasaan…
Tapi bagaimanapun keji dan tak berperasaannya dia, bagaimana
mungkin tega untuk me mbunuh dengan tangan sendiri terhadap
murid-murid didikannya? Waktu itu perasaannya benar-benar amat
sedih, tersiksa dan sangat menderita.
Setiap kali Bun-ji koan-su mengerahkan tenaga dalamnya untuk
bersiap-siap me mbinasakan kedua orang pengkhianat tersebut,
hatinya selalu menjadi le mah ke mba li dan merasa tak tega.
Sementara kedua orang pengkhianat itupun sudah menangis
tersedu-sedu dengan amat sedihnya, me mbuat siapa saja yang
me lihat ha l itu turut menjadi iba dan muncul perasaan kasihan.
Maka hati Bun-ji Koan-su pun menjadi lunak ke mbali. Dia hanya
menda mprat serta menasihati kedua orang pengkhianat tersebut
ke mudian mengusirnya dari perguruan.
Waktu itu dia pun bersumpah kepada langit, sepanjang hidup
tidak akan menerima murid lagi. Diapun me mpunyai suatu harapan
dan keinginan.
Dia hendak mewariskan ketiga maca m ilmu rahasia ma ha
saktinya kepada seorang manusia yang berbakat, tapi dia tak akan
menerima budi pe mbalasan dan orang itu. Diapun tak a kan
mengakui dirinya sebagai guru orang itu. Itulah sebabnya pelbagai
peraturan yang aneh dan hampir tidak mendekati perike manusiaan
telah bermunculan, sesungguhnya hal tersebut merupakan akibat
dari kesedihan Bun-ji koan-su sejak menerima dua orang murid
yang akhirnya berkhianat.

76
Ketika berbicara sampai di situ dari balik sinar mata tunggal
manusia aneh itu segera terpancar keluar rasa sedih dan
permintaan maaf, diawasi Ku See-hong lekat-lekat.
Sementara Ku See-hong sendiripun sedang berpikir: Oooh…
rupanya karena alasan inilah maka dia enggan disebut sebagai suhu
olehku.
Setelah berhenti sebentar manusia aneh itu ke mbali melanjutkan
kata-katanya:
“Setelah Bun-ji Koan-su me mbunuh Thi-kia m-kim-ciang-ceng Ih-
huang, lalu dengan sadar welas kasih me lepaskan kedua orang
murid pengkhianat pergi. Tindakan ini boleh dibilang merupa kan
suatu tindak kesalahan yang paling besar. Tapi karena kesalahan
tersebut akhirnya ia harus menanggung akibatnya sampai detik
terakhir dari kehidupannya.
Waktu itu perasaan Bun-ji Koan-su benar-benar putus asa,
kecewa dan tidak bersemangat lagi. Kendatipun dia masih berpesiar
ke seantero jagad, namun sudah tiada kege mbiraan lagi untuk
menikmati ke indahan ala m sekitarnya.
oooOOOooo

SEJAK Bun-ji Koan-su terjun ke dala m dunia persilatan, waktu itu


ada seorang pendekar perempuan yang cantik dan romantis selalu
mengejar dirinya walau sampai di ujung langit pun untuk
menyatakan perasaan cinta kasihnya.
Pendekar perempuan itu bukan saja me miliki wajah yang cantik,
lagipula berhati suci bersih dan cerdik sekali.
Tapi dasar wataknya me mang aneh, ternyata Bun-ji Koan-su
sama sekali tidak menanggapi luapan cinta kasih dari pendekar
perempuan itu, malahan dengan kata-kata yang tajam dan pedas ia
telah menyakiti perasaan gadis itu.

77
Ketika gadis itu melihat kekasihnya berhati dingin, tak
berperasaan bahkan menyakit i hatinya dengan kata-kata tajam dan
pedas, tahulah dia bahwa semua cinta kasih yang diperlihatkannya
selama ini tidak me mperoleh tanggapan sebagaimana mestinya.
Ketika itu dia menjadi sedih dan putus asa… dari cinta ia menjadi
benci dan mengguna kan pedangnya siap untuk membunuh orang
yang dicintainya itu.
Suatu pertempuran sengitpun segera berkobar antara Bun-ji
Koan-su melawan pendekar pere mpuan itu. Kalau dibicarakan
sesungguhnya kejadian ini me mang aneh dan sukar dipercaya.
Ternyata ilmu silat yang dimiliki gadis itu sede mikian lihay dan
saktinya sehingga boleh dibilang sa ma sekali tida k selisih jauh bila
dibandingkan dengan Bun-ji Koan-su sendiri.
Kenyataan ini tentu saja me mbuat Bun-ji Koan-su menjadi kaget,
tercengang dan keheranan, mimpi pun dia tak menyangka ka lau
gadis tersebut me miliki kepandaian yang sebegitu lihaynya. Lambat
laun dia mulai menyadari bahwa di atas langit sebetulnya masih ada
langit, di atas manusia masih terdapat manusia lain.
Pertempuran sengit antara gadis itu melawan Bun-ji Koan-su
berlangsung hampir seratus jurus lebih, boleh dibilang gadis itu
merupaakan seorang musuh yang pa ling tangguh di dala m
hidupnya.
Setelah bertarung hingga seribu dua ratus enam puluh jurus
ke mudian, akhirnya Bun-ji Koan-su dengan me mpergunakan satu
jurus serangan yang paling lihay dan rahasia secara menyerempet
bahaya, berhasil menggetar putus pedang si nona dengan sentilan
jarinya. Kemudian dengan tak berperasaan sedikitpun juga dia
berkata:
“Meski bunga yang berguguran yang air yang mengalir tak
berperasaan, jika kau masih saja mengejar diriku terus menerus…
aku tidak akan berla ku sungkan-sungkan lagi kepada mu. Pedang ini
merupakan sebuah contoh yang pa ling baik untukmu.”

78
Sungguh tak terlukiskan rasa sedih dan hancurnya perasaan
gadis itu, setelah mendengar ucapan keji yang tidak berperasaan
dari orang yang dicintainya itu, dia malah sama sekali tida k
menangis, setitik air mata pun tidak mele leh keluar, tapi aku tahu
betapa sedih dan terluka hatinya oleh ucapan tersebut.
IA segera memungut kutungan pedangnya dari atas tanah,
ke mudian dengan wajah me mancarkan rasa dendam dan benci,
katanya sambil menggigit bibirnya kencang-kencang:
‘Bun-ji koan-su, aku Seng-sim cian-li Hoa Soat-kun benar-benar
mencintaimu dengan setulus hati, tak nyana kalau hatimu sekeji dan
tidak berperasaan seperti ini. Tunggu sajalah, lima puluh tahun
ke mudian a ku pasti a kan menciptakan se maca m ilmu pukulan yang
tiada taranya di dunia ini yakni Hay-jin-ciang untuk me mbunuh
dirimu di ujung telapak tanganku….’
Ketika itu, Bun-ji koan-su segera mendongakkan kepalanya dan
tertawa terbahak-bahak, sahutnya dengan sinis:
‘Baik, haaahh… haaahh… haaahh… Seng-sim cian-li Hoa Soat-
kun, aku pasti akan menunggu kedatanganmu pada lima puluh
tahun ke mudian, pasti akan kuberi kese mpatan kepada mu untuk
me mbuktikan apakah ilmu pukulan Hay-jin-ciang ciptaanmu itu
sanggup merobohkan aku.’
Setelah mendengar perkataan itu sekujur badan Seng-sim cian-li
Hoa Soat-kun ge metar keras. Setelah me mbuang sebagian dari
potongan pedangnya, dengan me mbawa perasaan yang sedih dan
hati yang hancur luluh, dia berlalu dari sana. Sejak itu pula dala m
dunia persilatan telah kehilangan kabar berita tentang dirinya….”
Berbicara sampai di situ, beberapa titik air mata tampak jatuh
berlinang dari mata tunggal manusia aneh itu. Wajahnya
menunjukkan perasaan menyesal yang tak terkirakan. Ku See-hong
ke mbali berpikir di dala m hatinya:
“Aaai… berbicara yang sesungguhnya dia me mang t idak patut
me lakukan tindakan begitu keji dan tidak berperasaan kepada calon
guruku yang kedua itu, yaaa… kalau dilihat dari keadaannya,
79
mungkin bukan suatu pekerjaan yang gampang bagiku untuk
me mohon pelajaran Hay-jin-ciang tersebut darinya.”
Dala m pada itu, kesehatan dan kondisi badan manusia aneh itu
kian la ma kian bertambah jelek, diapun rupanya juga sadar ka lau
waktu hidup baginya di dunia ini sudah tidak terlalu banyak lagi.
Buru-buru perhatiannya dipusatkan ke mbali menjadi satu, kemudian
me lanjutkan:
“Pada waktu itu Bun-ji koan-su cuma tertawa belaka, sambil
me mbawa kutungan pedang yang lain dia me lanjutkan ke mbali
perjalanannya seorang diri untuk berpesiar di pelbagai te mpat
kenamaan di dunia ini. Hampir dua puluh tahunan dia berpesiar
dengan aman dan tenteram tanpa terjadi suatu kejadian apapun.
Suatu tahun, ketika musim gugur telah tiba, yaitu pada dua puluh
tahunan berselang, meski Bun-ji koan-su telah berusia limapuluh
tahunan, akan tetapi berhubung ia me miliki kepandaian untuk
merawat muka, maka kelihatannya dia masih seperti seorang
sastrawan yang berusia tiga puluh tahunan. Hari itu Bun-ji koan-su
sedang berpesiar di suatu tempat yang sangat indah. Karena jauh
dari penginapan, ketika ma la m telah menje lang tiba, sedangkan
waktu itu pemandangan ala m sangat indah, dia telah lupa untuk
beristirahat, melainkan me lanjutkan perjalanannya terus.
Berada di suatu tempat yang beralam begini indah, ternyata Bun-
ji koan-su telah lupa akan waktu yang ma kin larut ma la m….
Pada saat itulah mendadak dari kejauhan sana berkumandang
suara dentingan harpa yang merdu merayu mengge ma di udara dan
masuk ke dala m pendengaran Bun-ji koan-su.
Mendengar suara dentingan harpa itu, timbul perasaan ingin tahu
dalam hati Bun-ji koan-su. Dia ingin tahu siapa gerangan orang
yang bermain harpa di saat senja di tempat semaca m itu.
Akhirnya di bawah sebatang pohon, ia menyaksikan ada seorang
gadis berbaju putih bersih bagaikan salju sedang me metik harpa
dengan jari je marinya yang halus dan ra mping.

80
Gadis itu mengenakan baju tipis berwarna puth yang berkibar-
kibar ketika terhembus angin mala m. Rambutnya yang panjang
terurai sepundak berombak-omba k mengikuti he mbusan angin.
Kecantikannya ibarat bidadari yang baru turun dari kahyangan.
Pelan-pelan Bun-ji-koan-su berjalan maju ke depan. Aaaai…!
Hampir saja dia menjerit kaget begitu me lihat wajah si nona.
Perasaan hatinya yang sudah tenang selama limapuluh tahunan
lebih itu segera mengala mi goncangan yang a mat keras. Hampir
saja dia tak ma mpu untuk menguasai diri.
Apa yang menyebabkan dirinya menjadi begitu?
Kecantikannya…? Yaaa, kecantikan dari gadis itu telah me mbuatnya
menjadi terpesona dan ha mpir saja kehilangan sukma.
‘Enghiong me mang sukar untuk me lewati pelukan gadis’, orang
kuno sering berkata de mikian.
Ternyata gadis itu me mang cantik jelita bak bidadari dari
kahyangan. Ia memiliki mata jeli, hidung yang mancung serta bibir
yang kecil mungil, kulit badannya putih bersih bagaikan salju, mana
halus putih le mbut lagi. Boleh dibilang ha mpir se mua keindahan
yang dimiliki seorang gadis cantik dimiliki pula oleh gadis tersebut,
pokoknya kecantikan wajah gadis ini sukar dilukiskan dengan kata-
kata.
Padahal Bun-ji-koan-su bukan seorang lelaki yang ga mpang
tertarik oleh kecantikan seorang gadis, apalagi dia me miliki tenaga
dalam yang se mpurna, tapi kenyataannya dia dibuat seperti orang
yang kehilangan sukma, hampir saja dia tak ma mpu untuk
menguasai diri.
Tiba-tiba gadis itu mendonga kkan kepalanya, lalu dengan
sepasang matanya yang jeli melirik sekejap ke arah Bun-ji-koan-su.
Setelah tersenyum manis, dengan wajah tersipu-s ipu dia
menundukkan ke mbali kepalanya dengan cepat.
Senyuman tersebut sungguh me mbuat Bun-ji koan-su merasa
sukma dan semangatnya bagaikan terbang bersama meninggalkan
raganya. Ternyata senyuman gadis itu jauh berbeda dengan
81
senyuman gadis biasa, baik matanya, alis matanya, bibirnya
maupun sepasang lesung pipinya telah menciptakan suatu
perpaduan yang amat sempurna, bahkan dari setiap bagian terkecil
dari tubuhnya pun seakan-akan me miliki daya pikat yang amat
besar.
Bagaikan beribu-ribu kuntum bunga indah yang mekar bersama,
terciptalah suatu keindahan serta daya tarik yang tak terlukiskan
dengan kata-kata. Kecantikan gadis itu pokoknya tak terlukiskan
dengan kata-kata.
Bun-ji koan-su sebenarnya adalah seorang seorang lela ki berhati
keras yang tangguh dan tahan uji, akan tetapi pada waktu itu telah
berubah menjadi seekor domba yang amat jinak dan penurut.
Dengan langkah yang pelan dan hati-hati ia berjingkat-jingkat
mende kati gadis tersebut, seakan-akan kuatir kalau sa mpa i
mengejutkan hatinya.
Setelah tiba di sisi sang nona, dia baru menegur dengan suara
le mbut:
“Nona benar-benar seorang seniman yang amat menawan hati.
Berma in harpa di te mpat berpe mandangan a la m se maca m ini
sungguh menunjukkan betapa mengertinya nona akan seni. Bila
aku, Bun-ji koan-su, telah datang mengganggu ketenanganmu,
harap nona sudi untuk me maafkan.”
Gadis berbaju put ih yang cantik jelita bak bidadari dari
kahyangan itu pelan-pelan mendonga kkan kepalanya, sambil
me mutar sepasang biji matanya, dia berkata:
“Mengapa siangkong harus berkata demikian? Ka lau kulihat
perbuatanmu yang berpesiar di waktu senja se maca m ini, engkaulah
seorang seniman sejati, bisa berkenalan dengan seorang senima n
maca m siangkong, hal ini sungguh merupakan….”
Mimpipun Bun-ji koan-su tidak menyangka ka lau dia akan
berhasil merebut perhatian si nona cantik itu sedemikian cepatnya.
Maka, Bun-ji koan-su benar-benar terpikat oleh kecantikan wajah
gadis tersebut. Ia mulai me mperbincangkan pelbagai persoalan dari
82
ujung langit utara sampai selatan, barat sampai timur tanpa ada
hentinya…
Si nona itu sendiri tampa knya juga jatuh hati kepadanya dalam
pandangan yang pertama, dengan senyuman yang tersipu dan
lirikan mata yang jeli ia menanggapi pe mbicaraan tersebut, bahkan
tanpa terasa semalam suntuk mereka bergadang di sana.”
Ketika bercerita sampai di sana, manusia aneh itu segera
me mperlihatkan mimik wajah yang sukar dilukiskan dengan kata-
kata, dia seperti girang seperti juga merasa benci, tapi seperti juga
merasa menyesal akan perbuatannya di masa la lu sehingga harus
menga la mi nasib yang tragis seperti apa yang dia la minya sekarang.
Ku See-hong sendiri dia m-dia m juga berpikir:
“Rupanya dia benar-benar sudah terpikat oleh kecantikan
wajahnya, mungkin siluman perempuan itupun orang yang diutus
oleh orang persilatan untuk mencelaka i dirinya. Tapi anehnya, gadis
itu sedemikian cantiknya, lagi pula tiada dendam sakit hati dengan
Bun-ji koan-su, mengapa pula ia harus mence lakai dirinya? Mungkin
di balik kese muanya itu masih terkandung rahasia besar lainnya.”
Manusia aneh itu menghela napas sedih, setelah termenung
sebentar, ia berkata lebih jauh:
“Walaupun Bun-ji koan-su telah berusia limapuluh tahun, tapi
setelah mengadakan hubungan batin ha mpir sela ma sebulan
la manya dengan gadis itu, akhirnya merekapun menikah menjadi
suami istri dan hidup berbahagia.
Gadis itu berna ma Ceng Lan-hiang….
Dia berkata kepada Bun-ji koan-su bahwa dirinya tak pandai
bersilat. Bun-ji koan-su benar-benar telah menunjukkan cinta
kasihnya yang paling suci dan murni kepada gadis itu, tentu saja dia
tak akan mencuriga i apa yang dia katakan itu, apalagi di dala m
gerak-geriknya Ceng Lan-hiang menunjukkan sikap yang amat
le mah dan seperti patut dikasihani, hal mana se makin me mbuat dia

83
tak pernah me layangkan pikirannya untuk me mikirkan hal-ha l
lainnya.
Dala m setahun kehidupan mereka, Ceng Lan-hiang menunjukkan
sikap yang paling le mbut dan halus terhadap Bun-ji koan-su, diapun
sangat setia dan pandai me layani sua mi. Cinta mereka berdua
ibaratnya lem perekat yang saling melekat, seakan-akan tiada
sesuatu kekuatanpun di dunia ini yang bisa me misahkan mereka
berdua.
Di dala m wa ktu setahun yang teramat singkat itu, Bun-ji koan-su
merasa bagaikan hidup di sorga. Ceng Lan-hiang pun telah
berbadan dua. Beberapa bulan kemudian malah melahirkan seorang
putrid yang cantik baginya.”
Ketika berbicara sampai di situ, manusia aneh itu kemba li
berhenti sebentar, dari balik mata tulangnya ta mpak air berca mpur
darah jatuh bercucuran me mbasahi pipinya, waktu itu perasaannya
benar-benar amat sedih dan terluka, apalagi bila teringat kembali
dengan putrinya yang tercinta, dia lebih-lebih merasa hatinya
hancur dan tertekan sekali.
Ketika Ku See-hong mendengar sampai di situ, apalagi setelah
menyaksikan mimik wajah manusia aneh tersebut, dia tahu nasib
tragis yang menimpa Bun-ji koan-su segera akan me njelang t iba.
Dengan perasaan sedih dan hancur, manusia aneh itu termenung
beberapa saat lamanya, kemudian me lanjutkan ke mbali kata-
katanya:
“Orang bilang, kehidupan yang bahagia itu tidak langgeng….
Ketika hasil hubungan cinta antara Bun-ji koan-su dengan Ceng Lan-
hiang telah tiga bulan lahir di dunia ini, yakni pada sembilan belas
tahun berselang, suatu peristiwa yang tragis pun telah menje lang
tiba.
Peristiwa itu benar-benar merupakan suatu peristiwa yang
menyedihkan, me mbawa denda m, sakit hati dan me ngerikan.

84
Suatu pagi, Ceng Lan-hiang dengan wajah pucat pias seperti
mayat, keringat dingin me mbasahi sekujur badannya dan napas
tersengal-sengal, lari masuk ke dalam ka mar baca Bun-ji koan-su
dengan langkah se mpoyongan. Waktu itu Bun-ji koan-su sedang
me mbaca sejilid buku di dala m ka mar bacanya. Betapa terkesiapnya
dia setelah menyaksikan keadaan yang menimpa diri Ceng Lan-
hiang….
Buru-buru dia me meluk tubuh istrinya sambil bertanya dengan
cemas:
“Lan-hiang, kenapa kau….?”
Sambil me ngejang-ngejang keras menahan suatu penderitaan
yang luar biasa, dengan sedih Ceng Lan-hiang berkata:
“Oleh karena aku mencuri belajar ilmu silat yang kau miliki dari
kitab catatanmu, aku merasa peredaran darah di dalam badanku
bagaikan tersumbat dan mengalir terbalik. Sekarang telah
menyerang ke delapan buah nadi penting di tubuhku, mungkin…
mungkin… itulah yang dina makan ‘jalan api menuju neraka’ oleh
orang persilatan….”
“Kau menderita jalan api menuju neraka…?” jerit Bun-ji koan-su
dengan kaget dan terkesiap. “Oh, bagaimana baiknya sekarang?”
Waktu itu, kesadaran Ceng Lan-hiang berangsur-angsur telah
menghilang, tubuhnya menjadi le mas terkula i di tanah, mukanya
makin pucat bagaikan mayat. Keadaannya mengenaskan sekali.
Dengan ilmu penye mbuhan luka yang dimiliki Bun-ji koan-su,
dengan cepat dia menotok beberapa buah jalan darah serta nadi
penting di tubuh Ceng Lan-hiang dengan harapan bisa menahan
berbaliknya aliran darah yang menyerang organ tubuh penting
lainnya sehingga masa bekerjanya dapat diundurkan.
Bun-ji koan-su a mat menyayangi istrinya, dia tahu, dengan
totokan ilmu Hud-hiat-hoat yang dipelajarinya dari kitab pusaka
Ceng-ciong-pit-kip tersebut, meski delapan nadi pentingnya telah
tertotok, itupun hanya bisa me mperpanjang waktu ka mbuhnya

85
selama dua tiga hari saja. Bila sa mpai waktunya tidak berhasil
mene mukan sebatang rumput mestika Peng-lian Leng-cau, ma ka
nadi di dala m tubuh istrinya pasti akan pecah dan akibatnya dia
pasti akan tewas secara mengenaskan.
Menyaksikan istrinya merintih kesakitan, Bun-ji koan-su
merasakan hatinya sangat pedih bagaikan diiris-iris dengan pisau,
apalagi mendengar suara rintihan yang me milukan hati itu ibarat
ada berpuluh-puluh batang panah tajam yang menghuja m ke ulu-
hatinya. Dia merasa lebih tersiksa dan menderita….
oooOOOooo
Bab 5
BUN-JI KOAN-SU telah bermandi keringat karena gelisahnya,
dengan nada menegur tapi penuh rasa sayang dia berkata:
“Lan-hiang, mengapa kau harus berbuat tolol? Jika kau suka
belajar ilmu silat, aku toh bisa mengajarkannya untukmu, tanpa
dasar ilmu silat yang baik mana boleh berlatih secara sembarangan?
Coba lihat, bagaimana jadinya bila sampa i mengala mi jalan api
menuju neraka? Se karang, bertahanlah selama satu dua hari, aku
akan naik ke bukit Toa-soat-san untuk mencari sebatang rumput
Peng-lian-leng-cau, bila kau ma kan rumput tersebut maka luka mu
itu akan se mbuh dengan sendirinya.”
Dengan suara yang lirih dan le mah Ceng Lan-hiang segera
berkata:
“Kau jangan pergi, aku lebih suka mat i di sisimu, hatiku sudah
puas bila kau mencintaiku sepenuh hati. Aku telah belajar silat
secara diam-dia m, kau bersedia me maafkan diriku bukan…?”
Suara bisikannya itu penuh mengandung perasaan cinta kasih
antara suami istri, cukup menggetarkan perasaan siapapun.
Bun-ji koan-su menjadi a mat sedih sekali, dengan air mata
bercucuran katanya:

86
“Lan-hiang, aku yakin masih berke ma mpuan untuk mengobati
luka da la m jalan api menuju neraka yang kau derita itu. Jika kau
benar-benar telah mati, akupun tak ingin hidup terus di dunia ini
seorang diri, sekarang waktu yang tersedia sudah tak banyak lagi.
Aku harus segera naik ke bukit Tay-soat-san untuk mencari rumput
Peng-lian leng-cau tersebut.”
Sambil menahan rasa sedih dan pedih yang tak terlukiskan
dengan kata-kata, Bun-ji koan-su mulai menge mbangkan ilmu
meringankan tubuhnya mela kukan perjalanan siang mala m menuju
ke bukit Tay-soat-san. Dengan bersusah payah pula dia menda ki ke
atas puncak Thian-soat-hong serta mendapatkan sebatang Peng-lian
leng-cau.
Tapi, ketika ia bersiap-siap untuk berangkat pulang inilah, tiba-
tiba di atas bukit Tay-soat-san telah muncul beberapa rombongan
jago lihay dunia persilatan. Mereka segera mengurung Bun-ji koan-
su rapat-rapat….
Kemunculan yang secara tiba-tiba dari kawanan jago persilatan
itu me mang sedikit agak aneh.
Mimpipun Bun-ji koan-su tida k menyangka kalau di atas puncak
bukit Soat-san telah me nanti seke lompok besar jago lihay dunia
persilatan yang bersiap-siap untuk mengurungnya.
Ketika menyaksikan kejadian itu, Bun-ji koan-su merasa
gelisahnya bukan kepalang. Bayangkan saja, istrinya yang tersayang
sedang mengala mi jalan api menuju neraka, jiwanya sangat
terancam sekali, sedang pengepungan dari kawanan jago persilatan
itu sedemikian ketatnya, bila pertarungan sampai terjadi berlarut-
larut sudah bisa dipastikan jiwa istrinya tak akan ketolongan lagi.
Rasa cemas, gelisah dan marah berkeca muk dala m bena k Bun-ji
koan-su. Akhirnya dengan kobaran hawa amarah yang meluap, dia
segera melancarkan pe mbunuhan secara besar-besaran dengan
menggunakan se mua jurus sakti yang paling keji dan me matikan.
Dala m waktu singkat, enam tujuh orang jago lihay telah berhasil
dibunuh sa mpai mat i.

87
Sesudah bentrokan terjadi, Bun-ji koan-su baru benar-benar
merasa amat terkesiap, sebab kawanan jago persilatan yang terlibat
dalam pengepungan di atas bukit Soat-san kali ini ha mpir me liput i
segenap jago kelas satu yang berada dalam dunia persilatan, baik
berasal dari golongan put ih maupun dari golongan hitam.
Hampir dua ratusan orang yang berkumpul di sekitar bukit, itu
berarti hampir segenap inti kekuatan yang berada di dunia
persilatan terlibat langsung da la m kejadian itu.
Jumlah anggota terbanyak yang terlibat dalam pertarungan itu
adalah jago-jago dari Cian-Khi-Tui (Pasukan Seribu Penunggang
Kuda) dan Thi-Kiong-Pang (Perkumpulan Busur Baja) yang
merupakan perkumpulan terbesar dalam dunia persilatan.
Pangcu dari Kim-to-pang (Perkumpulan Golok Emas) sua mi istri
pun turut hadir pula dala m pertarungan itu.
Menyaksikan kese muanya itu, Bun-ji koan-su merasa kagetnya
setengah mati, dia tahu sulit baginya untuk kabur dari kepungan
begitu banyak jago lihay pada hari itu. Dala m keadaan begini,
terpaksa Bun-ji koan-su menggertak gigi dan me mberi perlawanan
dengan gigih. Sepasang tangan me mang sulit untuk menghadapi
empat buah tangan, apalagi kawanan jago yang terlibat dala m
pertarungan itu sebagian besar adalah kawanan jago yang amat
tersohor namanya di dala m dunia persilatan.
Pada mulanya hanya kawanan jago dari golongan hitam dan
sesat yang mengerubutinya seorang, ke mudian para jago yang
mena makan dirinya jago-jago dari sembilan partai besar dunia
persilatan serta para kawanan manusia munafik yang berlagak sok
mulia pun turut serta me libatkan diri dala m pengeroyokan itu.
Bun-ji koan-su se makin gelisah, sedih bercampur marah. Dia
cukup menyadari situasi yang sedang dihadapinya, diapun tahu
kehadirannya dalam dunia persilatan sangat tidak diinginkan oleh
segenap umat persilatan la innya.
Berbicara sa mpai di situ, dari balik mata tungga lnya itu segera
terpancar keluar sinar kebencian dan denda m kesumat yang tiada
88
taranya, sepasang giginya sampai ge merutukan menahan gejola k
emosi dala m hati kecilnya.
Ku See-hong yang mendengar itupun merasakan darah panas di
dalam tubuhnya bagaikan sedang mendidih, api kegusaran berkobar
di dalam dada, pada saat ini dia benar-benar merasa amat benci
terhadap segenap umat persilatan yang ada di dunia ini. Sorot mata
penuh api denda m dan kebencian terpancar juga dari ba lik
matanya….
Aaiiihh. Di ke mudian hari dunia persilatan akan menga la mi
pembantaian lagi secara besar-besaran, darah segar akan
menggenangi permukaan bumi, mayat akan bergelimpangan di
mana-mana, sebab Bun-ji koan-su angkatan ke-dua telah lahir di
situ.
Dengan wajah yang menyeramkan, manusia aneh itu
me lanjutkan ke mbali kisahnya:
Dari dua ratus jago persilatan yang hadir di arena, kecuali Kim-to
pangcu suami istri beserta anak buahnya yang tidak melibatkan diri
dalam pertarungan itu, yang lainnya ha mpir boleh dibilang telah
terlibat langsung dala m pertarungan yang sangat me ma lukan itu.
Senjata rahasia, pedang tajam, tombak panjang, golok besar,
busur baja serta beraneka jenis senjata lainnya secara keji, licik dan
ganas berkelebatan mengarah ke tubuh Bun-ji koan-su.
Menghadapi kerubutan yang begitu ketat dan ganas, Bun-ji koan-
su sendiri pun segera menge mbangkan kelihayannya. Bagaikan
seekor banteng terluka, dia menerjang ke kiri menghajar ke kanan,
ke mana saja dia sampai, jeritan ngeri yang menyayatkan hati
segera berkumandang me mecahkan keheningan.
Batok kepala beterbangan, darah segar berhamburan, kutungan
lengan, kutungan ka ki berceceran menoda i permukaan salju nan
putih.

89
Sedemikian sengitnya pertarungan itu mengakibatkan suasana
menyeramkan di sekeliling arena, sungguh membuat berdirinya bulu
kuduk orang.
Setelah me langsungkan pertarungan sengit sela ma ha mpir satu
hari penuh, meskipun secara beruntun Bun-ji koan-su berhasil
menewaskan lima ena mpuluh orang jago lihay, akan tetapi dia
sendiripun bermandi darah karena luka-luka yang dideritanya itu.
Rambutnya terurai awut-awutan, bagaikan malaikat bengis saja
serasa kalap dia melakukan pe mbunuhan serta pembantaian secara
besar-besran.
Dala m keadaan begini, mendadak….
Serentetan suara irama harpa yang merdu merayu tapi serasa
me mbetot sukma berkumandang di atas udara bukit bersalju yang
sedang diselimuti hawa pe mbunuhan yang mengerikan itu.
Begitu menangkap suara perma inan harpa yang merdu merayu
serentetan kawanan jago persilatan yang sedang mengerubuti Bun-
ji koan-su itu menghentikan serangannya dan mengundurkan diri ke
belakang.
Anehnya, kawanan iblis, kaum sesat, jago golongan putih serta
angota sembilan partai besar, yang di hari-hari biasa selalu angkuh
dan susah diatur itu sekarang bersikap a mat menghormat, ma lahan
mereka segera menyingkir ke sa mping dan me mberi sebuah ja lan
lewat.
Walaupun Bun-ji koan-su mengetahui ka lau ira ma harpa tersebut
dipancarkan oleh seseorang dengan mengerahkan tenaga dala m
yang sempurna, tapi tida k seharusnya kawanan jago persilatan
me mperlihatkan sikap yang begitu menghormat kepada pe metik
harpa itu seandainya tidak terdapat sesuatu rahasia lainnya.
Dala m waktu singkat, dari bawah bukit salju melayang turun
seorang perempuan cantik berbaju put ih, yang di kedua be lah
sisinya diapit oleh dua orang sastrawan yang amat gagah dan
tampan. Ilmu meringankan tubuh yang dimiliki ketiga orang itu
betul-betul luar biasa se mpurnanya.
90
Ketika Bun-ji koan-su telah me lihat jelas siapa gerangan
perempuan yang datang itu, bagaikan disambar ge ledek di siang
hari bolong, ia menjadi pucat dan berdiri dengan se mpoyongan,
hampir saja dia jatuh tak sadarkan diri.
Hatinya bagaikan diiris-iris dengan pedang tajam yang beribu-
ribu buah banyaknya, hatinya merasa hancur berantakan dan
mengucurkan darah segar. Pada saat itulah dia baru mengetahui
betul apakah arti kehidupan yang sebenarnya.
Ternyata perempuan cantik berbaju put ih itu bukan lain adalah
Ceng Lan-hiang… istri Bun-ji koan-su yang disangka le mah dan
bertenaga dan sedang menghadapi sekarat akibat jalan api menuju
neraka….
Sedangkan dua orang sastrawan tampan yang menda mpinginya
itu bukan la in adalah kedua orang murid dari Bun-ji koan-su yang
telah diampuni jiwanya itu. Thi-bok-sin-kia m Cu Pok, serta Jian-hua-
kim-ciang Tu Pok Kim.
Sekulum senyuman yang seram tapi bangga tersungging di ujung
bibir Thi-bok-sin-kia m Cu Pok, setelah me mandang se kejap ke
wajah bekas gurunya, dia berkata:
“Bun-ji koan-su… hari ini tentunya kau bisa ma mpus dengan hati
yang lebih jelas, bukan? Heeehh… heeehh… heeehh… untuk lebih
jelasnya, aku orang she Cu akan menerangkan lebih je las lagi agar
kau bisa ma mpus dengan pikiran yang terang.
Ceng Lan-hiang adalah putri tunggal guruku Thi-kia m-kim-ciang
Ceng Ih-huang. Heeehh… heeehh… heeehh… hutang nyawa bayar
nyawa, hari ini aku khusus datang kemari untuk menagih hutang
darah darimu.”
Setelah mendengar perkataan itu, tak terkirakan rasa sesal Bun-ji
koan-su. Dia amat me mbenci dan mendenda m perempuan itu, dia
pun mendenda m terhadap segenap umat persilatan yang berada di
dunia ini.

91
Kasih sayang Ceng Lan-hiang sela ma setahun ini… cumbu rayu
mereka di kala mala m telah tiba… ternyata semuanya hanya palsu
dan pura-pura.
Ooohh… Betapa me malukan dan terkutuknya perempuan ini.
Sekarang dia baru sadar bahwa dirinya telah terjebak oleh siasat
Bi-jin-ki (siasat perempuan cantik) yang sengaja diatur oleh umat
persilatan untuk menjebaknya. Aaai Bun-ji koan-su… wahai Bun-ji
koan-su… kau telah bertindak salah. Sela ma hidup kau tak a kan
mencuci bersih perasaan dendam yang tak terlukiskan besarnya ini,
kau sudah terjerumus dala m keadaan yang mengerikan.
Bun-ji koan-su sungguh merasa marah dan mendenda m, sambil
me mbentak keras tiba-tiba ia menerjang ke muka….
Mendadak… pada saat itulah terdengar dua buah suara tertawa
dingin yang menyeramkan berkumandang me mecahkan
keheningan….
Thi-bok-sin-kia m Cu Pok dan Jian-hun-kim-siang Tu Pok-kim,
bagaikan dua sukma gentayangan segera menerkam ke muka
menyongsong kedatangannya.
Waktu itu tenaga dala m yang dimiliki Bun-ji koan-su telah
menga la mi kerugian besar, sekujur badannya penuh dengan luka
bacokan dan luka pukulan, sesungguhnya ia sudah ha mpir tak
sanggup me mpertahankan diri.
Dala m kondisi badan se maca m itu, mana ia ma mpu
me mpertahankan diri dari serangan gabungan kedua orang murid
durhaka tersebut?
Dala m waktu singkat, ia sudah terma kan telak oleh beberapa
pukulan yang dilancarkan kedua orang murid pengkhianat tersebut,
akan tetapi ia masih tetap bertahan secara gigih dan me mberikan
perlawanan sekuat tenaga.
Criiing… serentetan suara dentingan nyaring mengge legar
me mecahkan keheningan….

92
Bun-ji koan-su merasakan ada sebilah pedang yang tajam dan
dingin menerobos masuk ke dala m tubuhnya. Ternyata orang yang
me lancarkan tusukan maut itu bukan lain adalah Ceng Lan-hiang,
istrinya yang tercinta….
Pada waktu itu seluruh wajah wanita itu diliputi oleh hawa nafsu
me mbunuh yang mengerikan. Sambil me mperma inkan sebilah
pedang yang berkilauan taja m, sebentar-sebentar dia
menyarangkan tusukannya ke tubuh Bun-ji koan-su sehingga dala m
waktu singkat telah bermandikan darah.
Dari balik mata Bun-ji koan-su segera terpancar keluar sinar
kebencian dan denda m yang sangat tebal. Ditatapnya Ceng Lan-
hiang lekat-lekat, kemudian dengan darah yang bercucuran dari
ujung bibirnya, dia berseru:
“Lan-hiang, kau… kau benar-benar akan membunuh suamimu
sendiri?”
Dengan wajah yang sinis dan bengis, hawa pembunuhan
menyelimuti seluruh wajahnya, Ceng Lan-hiang berkata tanpa
perasaan:
“Hmm! Siapa yang kesudian menjadi istrimu? Sela ma ha mpir
setahun aku terus menahan rasa muak dan benciku untuk
mene mani kau si bangkotan tua. Tiap detik tiap menit kalau bisa
ingin kudahar dagingmu, kuhirup darahmu hmm… jika hari ini tida k
kucincang tubuhmu menjadi berkeping-keping, sukar rasanya untuk
menghilangkan rasa denda m dan benciku yang tertanam di hati.”
Sehabis mendengar ucapan tersebut, perasaan Bun-ji koan-su
benar-benar sudah hancur lebur. Sebenarnya dia masih me mpunyai
setitik harapan, yaitu putrid yang mereka lahirkan atas dasar
hubungan cinta sela ma ini, masakah dia t idak tersisa rasa cinta
barang setitikpun dala m hatinya setelah menjadi sua mi istri sela ma
hampir satu tahun la manya?
Dengusan tertahan bergema, sebuah lengan Bun-ji koan-su telah
terpapas kutung oleh bacokan pedangnya.

93
“Aduuh…!” ke mba li terdengar jerit kesakitan berkumandang
me mecahkan keheningan, sebiji mata Bun-ji koan-su ke mbali
tercungkil oleh sa mbaran pedangnya hingga terlepas.
Ceng Lan-hiang sungguh keja m, keji dan berilmu t inggi…
mendadak pedangnya bergetar keras, berlaksa-laksa titik cahaya
tajam segera memancar ke e mpat penjuru, kemudian sepasang kaki
Bun-ji koan-su sebatas lutut telah terpapas kutung.
Dengan kesakitan dan penuh penderitaan ia segera bergulingan
di atas permukaan sa lju.
Mendadak…
…. Di saat yang kritis inilah Kim-to-pangcu sua mi-istri, Wi-Ceng
Kiu-Ga k (Golok Sakti Menggetarkan Jagad) dan Liok-Ih-Li
(Perempuan Baju Hijau) Hong Po Yan, yang sejak pertarungan mula i
berlangsung hanya berdiri berpeluk tangan belaka, menerjang ke
muka secepat sa mbaran kilat.
Mereka berdua masing-masing melancarkan sebuah pukulan
dahsyat ke depan, dua gulung angin puyuh yang maha dahsyat
dengan cepat menggulung tubuh Bun-ji koan-su dan mele mparnya
ke dala m jurang yang tak terkirakan da la mnya.
Pertarungan berdarah di atas bukit Soat-san yang amat seru dan
menegangkan hatipun berakhir sampai di situ. Bun-ji koan-su yang
lihay sejak itu lenyap dari peredaran dunia persilatan.
Sejak ke matian Bun-ji koan-su, dunia persilatan pun tak pernah
ada seharipun tenang.
Peristiwa berdarah, pembunuhan keja m, satu demi satu
berlangsung dala m dunia persilatan….
Yang pertama-tama tertimpa musibah setelah kejadian itu adalah
perkumpulan yang paling besar dala m dunia persilatan waktu itu…
Kim-to-pang.
Perkumpulan besar itu dibasmi orang secara keji hingga hancur
musnah dan lenyap dari dunia persilatan.

94
Kim-to pangcu suami istri, Wi-Ceng-Kiu-Ga k Ku Kia m-cong dan
Liok-Ih-Li Hong Po Yan dite mukan mati secara mengenaskan.
Kematian mereka konon mengerikan seka li, lengan kutung kaki
terpotong, usus berceceran dan otak berhamburan, suatu
pembunuhan yang benar-benar teramat keji.
Menyusul ke mudian, para jago lihay kaum lurus dari se mbilan
partai besar yang tidak turut serta di dalam pertempuran berdarah
di bukit Soat-san juga satu demi satu lenyap secara misterius dan
tidak diketahui nasibnya…
Mendadak Ku See-hong berteriak keras:
“Locianpwe… Locianpwe… Perbuatan dari siapakah ini? Cepat
katakan, perbuatan kejam dari siapakah ini? Aku hendak me mbalas
dendam! Aku hendak me mbalas denda m! ”
Ketika menyaksikan sikap Ku See-hong maca m orang kesurupan
itu, manusia aneh itu merasa kaget sekali. Segera tegurnya dengan
suara dingin:
“Ku See-hong! Apakah orang tua mu adalah Wi-Ceng-Kiu-Gak Ku
Kia m-cong serta Liok-Ih-Li Hong Po Yan?”
Air mata segera jatuh berlinang me mbasahi wajah Ku See-hong,
sahutnya dengan sedih sekali:
“Oooh Locianpwe, aku benar-benar adalah putra mereka berdua
yang tidak berbakti… cepatlah katakan kepadaku, siapakah musuh
besar orang tuaku? Da la m dunia dewasa ini hanya kau seorang
yang tahu akan rahasia ini.”
Mencorong sinar aneh dari balik mata tunggal manusia aneh itu.
Dengan tubuh ge metar keras, sahutnya pedih:
“Sela ma hidup, lohu tak pernah berhutang budi kepada
siapapun… tapi aku hanya berhutang budi sedala m lautan kepada
orang tuamu…”
“Aaaii…. Dala m perte mpuran berdarah di atas bukit salju,
seandainya mereka berdua tidak menghanta m Bun-ji koan-su

95
sehingga tercebur ke dalam jurang, dia pasti telah dicincang sa mpa i
hancur berkeping-keping oleh bacokan pedang pere mpuan rendah
itu….”
“Locianpwe, tolong beritahu kepadaku siapakah pembunuh kejam
itu…? Siapakah pe mbunuh keji itu?!” jerit Ku See-hong.
Mendadak manusia aneh itu melotot besar, dengan pandangan
dingin ia me mbentak:
“Ku See-hong, hanya mengandalkan beberapa jurus kepandaian
yang kau miliki sekarang, apakah kau sudah mampu untuk
me mba las denda m?
Jika kau sampa i berbuat demikian, maka tak bisa disangka l lagi
kau hanya akan menghantarkan ke matian dengan sia-sia belaka,
mana denda m tak berbalas, kaupun a kan menjadi ma nusia berdosa
yang sangat tidak tidak berbakti. Tahukah kau…? Tugasmu
sekarang selain harus me mba laskan denda m bagi ke matian kedua
orang tuamu, kaupun harus menegakkan ke mba li keadilan serta
kebenaran dala m dunia persilatan!”
Setelah mendengar perkataan dari manusia aneh itu, bagaikan
diguyur dengan sebaskom air dingin, Ku See-hong lantas berpikir:
“Benar, sebelum aku berhasil me mpelajari ilmu silat yang sangat
lihay, mana a ku punya kekuatan untuk me mbalaskan denda m sakit
hati ini…?”
Terdengar manusia aneh itu menghe la napas panjang, lalu
berkata kembali:
“Tak la ma lagi lohu akan ke mbali ke alam ba ka. Aku tak bisa
mewariskan lagi segenap ilmu silat yang kumiliki kepada mu,
aaaii….”
“Secara rahasia locianpwe telah mewariskan ilmu maha sakti
kepadaku, budi kebaikanmu tak terlukiskan dengan kata-kata, mana
aku berani untuk menuntut pelajaran ilmu silat yang la innya lagi.”

96
Manusia aneh itu me mandang sekejap wajah Ku See-hong, dari
wajahnya segera terpancar keluar rasa sayangnya bagaikan seorang
ayah terhadap anaknya, kemudian berkata lagi pelan:
“Ku See-hong, sehabis mendengarkan kisah cerita ini, kau
sebagai seorang bocah pintar tentunya sudah menduga bukan
siapakah diriku ini…? Aaai. Tentunya kau juga tahu bukan, apa
sebabnya aku berwatak seaneh sekarang ini?”
Ku See-hong tahu, manusia aneh itu tak ingin menyinggung
ke mbali kejadian masa la mpau yang penuh dengan kesedihan itu,
dia hendak beranggapan bahwa Bun-ji koan-su telah tewas dibunuh
oleh kawanan jago persilatan pada dua puluh tahun berselang.
Dengan sinar mata yang dingin baga ikan es, Ku See-hong
me mandang se kejap ke arah manusia aneh itu, kemudian ujarnya
dengan suara bersungguh-sungguh:
“Locianpwe…, boanpwe sudah tahu siapakah dirimu itu, tapi aku
juga tahu kalau kau pasti me mpunyai suatu kejadian masa la mpau
yang luar biasa, maka watakmu baru berubah menjadi seaneh ini.
“Sejak kecil boanpwe sudah dit inggal mati oleh ayah ibuku.
Sepanjang tahun berkelana dala m dunia persilatan, tanpa berhasil
meraih sesuatu apapun, jika locianpwe tidak melimpahkan cinta
kasihnya kepadaku serta mewariskan ilmu silat yang maha sakt i
kepadaku, tak mungkin boanpwe bisa jadi seperti sekarang ini. Budi
kebaikan sebesar ini sudah pasti harus dibalas. Oleh karena itu
dalam hati kecil boanpwe telah menga mbil keputusan, bila aku telah
me lakukan perjalanan ke dala m dunia persilatan nanti pasti akan
kuselesaikan se mua pekerjaan locianpwe yang selama ini belum
terselesaikan.”
Padahal manusia aneh itupun sangat berharap Ku See-hong bisa
me mbantunya untuk menyelesaikan segala persoalan yang belum
sempat diselesaikannya dulu.
Sejak dia berte mu dengan Ku See-hong, ia telah bertekad untuk
menitipkan tugas dan harapannya itu kepada sang pemuda. Itulah
sebabnya mengapa ia tak sayang untuk menyalurkan hawa murni
97
yang dimilikinya itu ke dalam tubuh Ku See-hong, agar ia bisa
me latih ilmu Kan-kun Mi-siu yang maha dahsyat tersebut,
sedangkan ia dengan sisa tenaga yang tak seberapa harus
menyelesaikan hidupnya sebelum saatnya tiba….
Sebagai seorang manusia yang berwatak aneh apa yang
dilakukannya hanya dikerjakan secara diam-dia m. Jadi apa yang
sesungguhnya telah terjadi, sama sekali tidak diketahui oleh Ku See-
hong sendiri.
Sekulum senyuman lega segera tersungging di ujung bibir
manusia aneh itu. Senyuman itu dianggap sebagai persetujuannya
kepada sang pe muda untuk me lakukan apa saja yang diinginkan.
Kembali Ku See-hong bertanya:
“Locianpwe, boanpwe pun me mberanikan diri untuk mengajukan
suatu permintaan kepada mu. Meski se masa hidupmu aku tida k
mengakuimu sebagai suhu, tapi setelah kau mati, boanpwe tetap
akan menganggap dirimu sebagai guruku yang pertama.”
Paras muka manusia aneh itu masih tetap tidak berubah, dia
hanya me mbungka m seribu bahasa, sebagai tanda menyetujui pula
permintaan dari Ku See-hong.
Ketika pe muda itu menyaksikan sikap manusia aneh itu la mbat-
laun menjadi se makin ra mah, diapun me langkah lebih ke depan,
katanya kembali:
“Boanpwe berharap agar cianpwe bersedia untuk
me mberitahukan na ma asli cianpwe kepadaku….”
Paras muka manusia aneh itu segera me mancarkan se kilas
cahaya yang sangat aneh, mulutnya tetap membungka m dala m
seribu bahasa, sedangkan pikirannya terjerumus dala m la munan
yang berkepanjangan.
Melihat manusia aneh itu dia m saja, Ku See-hong segera berkata
lebih lanjut:

98
“Locianpwe, apakah kau juga me mpunyai seorang keturunan?
Sekalipun ibunya telah berkhianat dan jalan serong, tapi sebagai
putri seorang manusia, dia harus memiliki nama warga yang
sesungguhnya, kalau tidak dia akan dianggap sebagai seorang anak
haram. Mengenai keturunan dari locianpwe, boanpwe pasti a kan
berusaha untuk me mberi tahu kepadanya, bahkan akan kuceritakan
pula kisah cerita tersebut kepadanya….”
Setelah mendengar ucapan itu, titik a ir mata segera jatuh
berlinang me mbasahi wajah orang aneh itu, tampa knya dia merasa
sangat terharu sekali.
Dengan wajah mengejang keras karena pengaruh emosi,
katanya:
“Lohu she Him, berna ma Ci-seng.”
Dia m-dia m Ku See-hong menghe mbuskan napas panjang,
pikirnya di da la m hati:
“Oooh Thian. Dalam dunia persilatan dewasa ini mungkin hanya
aku seorang yang mengetahui na ma asli dari Bun-ji koan-su.”
Dengan sikap yang sangat menghormat, buru-buru Ku See-hong
berkata:
“Terima kasih banyak locianpwe atas kesediaanmu untuk
me mberitahukan na ma besarmu.”
Tiba-tiba manusia aneh itu merogoh ke da la m sakunya dan
menge luarkan sepotong kutungan pedang, lalu ujarnya dengan
nada yang amat pedih:
“Ku See-hong, lohu tit ip kepada mu, seandainya kau telah
berjumpa dengan gurumu Seng-sim Cian-li Yap Soat Kun,
ceritakanlah keadaan lohu yang sebenarnya kepada dia. Katakanlah
bahwa harapanku yang paling akhir adalah me minta kepadanya
untuk menerima mu sebagai muridnya. Bila ia tak mau mengajarkan
ilmu Hay Jin Ciang tersebut, maka bagaimanapun juga kau harus
mencari akal untuk mencuri be lajar ilmu pukulan Hay Jin Ciang-nya
itu.

99
Pada lima puluh tahun berselang, ilmu silat yang dimiliki Seng-
sim Cian-li Yan Soat Kun, tak berada di bawah kepandaian lohu…,
apalagi setelah dia diburu oleh api denda m. Ilmu pukulan
ciptaannya itu pasti hebat dan tiada keduanya di kolong langit….
Kau harus ingat, musuh besarmu yang paling besar di ke mudian
hari telah berhasil me ndapatkan sejilid kitab pusaka Ban-Sia Cinkeng
yang penuh berisikan aneka maca m ilmu sesat jika di ke mudian hari
kau ingin menangkan dia, maka kau harus bisa me mpelajari ilmu
Hay-Jin-Ciang lebih dulu sebelum niatmu bisa diwujudkan.”
Tak terkira rasa terima kasih Ku See-hong setelah mendengarkan
perkataan itu, katanya:
“Perhatian serta cinta kasih locianpwe tak akan boanpwe lupakan
untuk sela manya, boanpwe pasti tak akan sa mpai mengecewakan
hati locianpwe….”
Tiba-tiba manusia aneh itu menghe la napas sedih. Sambil
me mbe lai kutungan pedang pendek itu dengan tangan kirinya, ia
berkata kembali:
“Bawalah serta kutungan pedang ini, dan gunakanlah benda itu
sebagai tanda mata dari perse mbahanmu kepada gurumu yang
akan datang. Bila kau ma mpu maka berusahalah untuk
menya mbung ke mba li pedang ini menjadi satu agar sukma lohu di
alam baka tidak sela lu murung dan merasa tak tenang.”
Sambil menerima kutungan pedang itu dengan kedua belah
tangannya, sahut Ku See-hong:
“Boanpwe pasti a kan berusaha keras untuk me menuhi ke inginan
dari locianpwe….”
Waktu itu air muka manusia aneh tersebut bertambah suram dan
gelap, tapi sebagai seorang yang berkeras kepala, dia masih tetap
berusaha untuk me mpertahankan diri dengan mengandalkan sedikit
sisa tenaga yang dimilikinya.
Kepada pe muda itu, ke mbali dia berkata:

100
“Ku See-hong, kitab pusaka Cang-ciong pit-kip tiada taranya itu
tidak berada di saku lohu, tapi tetap tersimpan di te mpat se mula.
Rahasia tempat itu tercantum dala m bait-bait lagu DENDA M
SEJAGAD….
Barang mestika hanya akan didapat oleh mereka yang berjodoh.
Lohu tak bisa me mberi petunjuk kepada mu atas tempat
penyimpanan itu, jika kau me mang berjodoh ma ka kunci rahasia
tersebut pasti akan kau pahami. Benarkah kau dapat
me mecahkannya atau tidak, lihat saja pada rejekimu di ke mudian
hari….”
Ku See-hong manggut-manggut.
“Barang must ika yang ada di dunia ini me mang hanya diperoleh
oleh mereka yang berjodoh, boanpwe tak dapat terlalu me maksa,
kalau tida k bisa berakibat kerugian bagi diri sendiri.”
Dia m-dia m manusia aneh itu mengangguk, dia mengagumi
karakater Ku See-hong yang tangguh, meski masih muda usia tapi
pengetahuannya terhadap masalah itu luas seka li.
Setelah menghela napas sedih, ujarnya:
“Saat ini, lohu ibaratnya sebuah lentera yang hampir kehabisan
minyak, waktu sudah tak pagi lagi…. Sekarang juga lohu a kan
menggunakan sisa tenaga yang kumiliki untuk mewariskan kee mpat
tiga jurus tangguh tersebut kepadamu. Kemungkinan besar lohu tak
dapat me mainkan sa mpai ke jurus yang ke-tiga, tapi aku harap kau
bisa me musatkan segenap perhatianmu untuk me mpelajarinya
dengan seksa ma.”
Ku See-hong tahu jurus sa kti yang akan diwariskan manusia aneh
itu kepadanya pasti terhimpun sega la inti kekuatan dari pelbaga i
jurus silat yang berada di dunia ini, maka ia tak berani betrayal,
segenap perhatiannya tercurahkan menjadi satu untuk
me mperhatikannya dengan seksa ma.
Kembali manusia aneh itu berkata:

101
“Jurus serangan ini dina makan Hoo-Han Seng-Huan (Sungai
Langit Bintang Bertaburan). Di dala mnya terkandung tiga gerak
perubahan yang maha sakti:
Gerakan yang pertama khusus menyerang tubuh bagian atas
musuh yang disebut sebagai Thian (langit). Gerakan kedua khusus
menyerang bagian tengah musuh yang dina makan Jin (manusia).
Sedangkan gerakan ketiga khusus menyerang bagian bawah musuh
yang dinamakan Tee (tanah). Bila digabungkan menjadi satu antara
langit, manusia dan tanah… maka akan berakibat luar biasa
ibaratnya sungai langit yang terbentang dan bintang kecil yang
bertaburan di angkasa.”
Ku See-hong yang mendengarkan penjelasan itu merasa seperti
paham t idak paha m, dia m-dia m ia menghela napas panjang.
Terdengar manusia aneh itu me lanjutkan ke mbali kata-katanya:
“Seandainya kau bisa me maha mi arti serta makna dari jurus
serangan ini, ke mudian me nggunakannya secara sempurna… tida k
banyak jago dalam dunia persilatan dewasa ini yang sanggup untuk
menghindarkan diri dari serangan dahsyat tersebut.”
Mendengar keterangan tersebut, tanpa terasa Ku See-hong
lantas berpikir:
“Benarkah jurus serangan tersebut sedemikian lihaynya?”
Sinar tajam yang terpancar dari mata tunggal manusia aneh itu
makin la ma se makin me mudar, tubuhnya pun mula i ge metar keras,
pelan-pelan ke lopak matanya mulai terkatup rapat.
Menyaksikan kejadian itu Ku See-hong segera berteriak keras:
Locianpwe…!”
Tiba-tiba manusia aneh itu tersentak kaget dan tersadar kembali,
dari balik matanya yang tunggal segera terpancar serentetan cahaya
tajam yang aneh, dengan suara le mah dia berbisik:
“Ku See-hong, cepat bombing lohu ke atas tanah… harus cepat!”

102
Ku See-hong juga tahu bahwa kekuatan hidup manusia aneh itu
sudah mendekati a khir. Dengan gerakan secepat kilat dia lantas
me mbimbing bangun tubuhnya dan diberdirikan di atas tanah.
Tubuh manusia aneh itu berdiri kaku di atas tanah, sementara
telapak tangan tunggalnya secepat kilat me lakukan suatu gerakan
serabutan yang kalut dan me mbingungkan.
Ku See-hong terkesiap, ia tahu manusia aneh itu sedang
menggunakan jurus sakti itu, ma ka semua perhatiannya buru-buru
dipusatkan menjadi satu kemudian dengan seksama diikutinya
semua gerakan tangan yang aneh dari manusia aneh tersebut.
Pada saat Ku See-hong sedang memperhatikan gerakan tangan
manusia aneh itulah, mendadak Ku See-hong merasakan ada
bayangan berkelebat lewat di depan matanya, tahu-tahu jari tangan
manusia aneh itu sudah menghanta m di atas jalan darah tubuhnya,
kesadarannya segera terhentak seperti hilang sejenak.
Jalan darah di tubuh Ku See-hong ke mbali bergetar keras,
kesadarannya kembali pulih seperti sedia kala, ketika dia mencoba
untuk menengok ke tengah arena, lengan dari manusia aneh itu
masih bergerak secara aneh se kali.
Mendadak Ku See-hong merasakan jalan darah di atas pusarnya
seperti dihantam orang lagi secara pe lan, sekali lagi dia merasakan
kesadarannya seperti hilang, lalu jalan darah di tubuhnya bergetar
keras dan kesadarannya pulih ke mbali.
Sementara itu, gerakan tangan manusia aneh itu masih saja
me lakukan suatu gerakan aneh. Ku See-hong hanya merasakan
bayangan hitam ke mba li berkelebat lewat di hadapan matanya,
sebuah jari tangan tahu-tahu sudah me nghajar ke atas jalan darah
Thian-ki-hiatnya.
Menyusul ke mudian terdengar suara dengusan berkumandang
me mecahkan keheningan, sekujur badan manusia aneh itu ge metar
keras lalu berdiri kaku di tempat semula. Jari tangannya masih tetap
menunjuk ke arah jalan darah Thian-ki-hiat di tubuh Ku See-hong.

103
Menyaksikan kejadian itu, Ku See-hong segera menjerit kaget.
Teriaknya keras-keras:
“Locianpwe! Locianpwe!”
Tangannya dengan cepat menggoyang-goyangkan tubuh
manusia aneh itu, tapi dia tetap berdiri kaku di tempat semula tanpa
berkutik barang sedikitpun juga, jelas nadinya sudah tergetar putus
dan nyawanya kembali ke ala m baka.
Yaa, seorang jago tangguh yang luar biasa kelihayannya itu telah
meninggal dunia di ka la dia telah melancarkan jurus ketiga dari Ho
Han Seng Huan tersebut. Dia telah menggunakan sisa tenaga yang
dimilikinya untuk me laksanakan tugasnya yang terakhir.
Bun-ji koan-su yang berwatak aneh, berilmu silat tinggi,
bertangan keji, berhati kejam, berwajah dingin dan cukup me mbuat
gemparnya kawanan jago persilatan itu, telah meninggalkan dunia
yang fana ini tanpa menimbulkan sedikit suara pun.
Waktu itu re mbulan sudah berse mbunyi di balik mega, bintang
yang bertaburan di angkasa pun sudah lenyap dari pe mandangan
dirgantara, waktu menunjukkan kentongan ke t iga….
Sebutir bintang melesat mene mbusi angkasa yang gelap,
berkedip sebentar di udara la lu hilang lenyap tak berbekas.
Seperti juga kehidupan Bun-ji koan-su di dunia ini, hanya sekilas
pandangan saja tahu-tahu sudah lenyap kembali dari kehidupan
dunia.

000dw000

Bab 6
ANGIN dingin di luar kuil berhe mbus kencang, seakan-akan Thian
turut berduka akan perginya manusia aneh itu.

104
Ku See-hong tahu bahwa Bun-ji koan-su telah ke mbali ke ala m
baka. Titik air mata jatuh bercucuran me mbasahi pipinya, tapi ia
tetap berusaha menahan diri, ia berusaha untuk t idak me nangis.
Tapi kesedihan yang mence ka m perasaannya waktu itu tak
terlukiskan dengan kata-kata, sekalipun menangis tersedu-sedu juga
belum tentu bisa menghilangkan rasa sedih yang menceka m
perasaannya waktu itu.
Tiada kesedihan di dunia ini daripada perpisahan antara yang
mati dengan yang hidup. Diam-dia m Ku See-hong berdiri sedih,
la ma… la ma se kali dia baru berguma m:
-oo0dw0oo-

Jilid: 04
“SUHU, sekarang kau telah tiada..., mulai, sekarang aku akan
menyebut dirimu sebagai suhu.
“Se mua tugas yang kau serahkan kepadaku serta semua
persoalan yang tak bisa kau selesaikan di dalam hidupmu pasti akan
kulaksanakan, musuh besar yang mencela kaimu, murid-murid
durhaka yang telah menghianatimu, serta semua manusia munafik
yang pernah membuat sengsara dirimu pasti akan kubantai se mua
sampai ma mpus.
Suhu, ke mbalilah ke a la m baka dengan tentra m, beristirahatlah
kau dengan tenang. Sekalipun kau telah meninggalkan dunia yang
fana ini, tapi semua kejadian di dunia ini, semua sejarah hidupmu
selama ini a kan terkenang terus di hati setiap orang, tiap hari, tecu
pasti akan menyanyikannya sebanyak tiga kali untuk me mperingati
dirimu sela manya."
Ketika berbicara sampai, di situ, tiba-tiba sinar mata Ku See-hong
tertuju pada jari tangan dari Bun-ji-koan-su tersebut, hatinya
menjadi a mat terkesiap, pikirnya:

105
"Aduh celaka, jurus Hoo-Han-Seng-huan yang diajarkan suhu
hingga kini masih belum juga kupaha mi, bagaimana caranya aku
me lakukan gerakan itu?”
Berpikir sa mpai di sini, peluh dingin segera bercucuran
me mbasahi seluruh badan Ku See hong. Dia teringat ke mbali
dengan pesan gurunya yang minta kepadanya untuk me mpelajari
jurus Hoo-han-seng-huan tersebut dengan seksa ma.
Tapi, di dalam kenyataannya sekarang, dari tiga gerakan yang
diajarkan kepadanya itu, satu juruspun belum berhasil dia paha mi,
perubahannya bagaimana dan bagaima na caranya melancarkan
serangan, sama sekali t idak diketahui olehnya... lalu bagaimana
baiknya sekarang?
Dia m-dia m Ku See hong menegur kebodohan sendiri.... Buru-
buru dia me musatkan segenap perhatiannya untuk berusaha
mencari dan menelusuri jejak bayangan jurus itu di dala m
benaknya. Tapi ma kin dipikir dia merasa sema kin kaget, semakin
kaget dia merasa makin gelisah, dirasakan olehnya jurus Hoo-han-
seng-huan itu benar-benar sangat rahasia, sakti dan sukar
dimengerti....
Bagaimanakah gerakan tangan suhunya Bun-ji koan-su yang
aneh serta bagaimana me lancarkan serangan aneh tersebut, makin
berpikir sema kin me mbuat pikirannya menjadi bingung dan tida k
habis mengerti.
Ternyata dia merasakan gerak tarian tangan yang dilakukan oleh
Bun-ji koan-su itu pada hakekatnya sudah terlepas dari jurus-jurus
serangan ilmu silat pada umumnya, begitu kalut begitu
me mbingungkan sama sekali tidak beraturan..., tapi di balik
ketidakberaturan tersebut justru tersimpan segala maca m ke lihayan
dan kesaktian yang luar biasa.
Tadi dua kali ja lan darah di tubuh seakan-akan tertotok, ia
merasakan kesadarannya seperti lenyap tak berbekas, tapi, dengan
cepat kesadarannya telah pulih kembali, na mun belum lagi sadar
penuh, sekali lagi, dia seperti kehilangan pikiran lagi...

106
Dengan termangu-ma ngu Ku See-hong me mperhatikan tubuh
Bun-ji koan-su yang kaku itu, la lu lengannya mencoba untuk
digerakkan menurut apa yang teringat. Sekali de mi sekali ha l
tersebut diulangi terus menerus secara berulang. Tapi ia merasa
makin digerakkan, gerakan tangannya makin menyimpang dari cara
yang sesungguhnya, bahkan sama sekali tidak mirip dengan apa
yang pernah dila kukan Bun-ji koan-su.
Lebih kurang setengah ja m ke mudian, Ku See-hong telah
mengulangi ke mbali latihannya sampai seratus kali lebih, tapi ia
tetap gagal untuk me maha mi kelihayan serta intisari dari jurus
serangan itu.
Waktu itu dia sudah keletihan, sampa i sekujur badannya basah
kuyup oleh keringat, napasnya tersengal-sengal seperti kerbau....
Akhirnya setelah gagal berulang kali, dengan sedih dia menghe la
napas panjang, guma mnya:
"Aku benar-benar amat tolol, sudah begitu lama aku berusaha
untuk me mutar otak tapi selalu gagal untuk me ne mukannya
ke mbali. Aaaai..., aku benar-benar pantas untuk ma mpus. Dengan
menggunakan sisa tenaga yang dimilikinya, suhu bersusah payah
me ma inkan ketiga jurus serangan itu, bahkan begitu selesai
me ma inkannya diapun menutup usia, sedang aku tak berhasil
me menuhi harapannya, jangankan menguasai seluruh jurus
serangan itu, bahkan kesan terhadap satu gerakan di antaranya pun
tak ada...."
Berpikir sampai di situ, Ku See hong merasa putus asa, kecewa
dan sedih se kali. Tanpa terasa dua titik a ir mata jatuh bercucuran
me mbasahi pipinya, dia menghe la napas panjang berulang kali.
Mendadak Ku See-hong berseru tertahan, lalu guma mnya:
"Heran. Padahal suhu telah tiada, mengapa jenazahnya masih
berdiri kaku di situ? Aaai..., aku sebagai muridnya harus dan
berkewajiban untuk menguburnya secara baik-ba ik, aku tak bisa
me mbiarkan jenasahnya terbengkalai dengan begitu saja.”

107
Berguma m sa mpai di situ Ku See-hong lantas berusaha untuk
me mbimbing bangun jenasah dari suhunya Bun-ji koan-su.
Siapa tahu walaupun dia telah berusaha dengan sepenuh tenaga,
ternyata jenasah gurunya itu sama sekali tak bergerak. Kenyataan
ini segera me mbuat Ku See-hong menjadi kebingungan setengah
mati dan tidak habis mengerti. Untuk sesaat la manya dia menjadi
termangu-mangu di tempat.
Saudara yang budiman, perlu diperhatikan bahwa berdiri kakunya
jenasah Bun-ji koan-su di te mpat itu sesungguhnya mengandung
suatu rahasia yang besar sekali. Hal ini akan diterangkan pada akhir
cerita ini, jadi maaf bila hal tersebut akan dirahasiakan dulu untuk
sementara waktu.
Demikianlah, sesudah termangu-mangu sekilas waktu, akhirnya
Ku See-hong menga mbil kesimpulan sendiri.
“Mungkin suhu berbuat demikian karena dia ingin berada terus di
tempat ini….”
Ku See-hong me mang keras kepala dan angkuh, ketika tidak
berhasil me mahami gerak jurus dari Hoo-han-seng-huan tersebut,
maka dia bertekad untuk berusaha mencarinya sa mpai dapat.
Tujuh hari tujuh ma la m la manya dia berusaha untuk me latih.
Sambil mencari, dia sampa i lupa makan lupa tidur, tapi alhasil dia
tetap gagal untuk me mecahkan rahasia dari kepandaian itu,
ma lahan ma kin dilatih se ma kin bingung, makin didala mi ia merasa
semakin kalut pikirannya.
Mala m itu ke mbali dia berusaha dengan sepenuh tenaga, tapi
hasilnya tetap nihil.
Sambil menghela napas sedih dia berlutut di depan jenasah Bun-
ji koan-su la lu dengan air mata bercucuran katanya sedih:
“Suhu… Sukma mu di a la m baka tentu tahu muridmu yang bodoh
sudah siang mala m me latih jurus sa kti Hoo-han-seng-huan tersebut
dengan mati-matian, tapi me mang ba katku je lek, otakku juga

108
bodoh, sampai sekarang aku belum berhasil juga me maha mi ma kna
dari jurus serangan itu.
“Sekarang, tecu akan meninggalkan kau orang tua untuk mencari
guruku yang kedua serta me mpelajari ilmu sakti Hay Jin Ciang untuk
me menuhi harapan suhu. Tecu bersumpah di hadapan jenasah kau
orang tua, dalam tiga mendatang akan kugunakan sepasang
tanganku ini untuk mengucurkan darah segar musuh besarmu serta
menyayat kulit badan musuhmu. Se mua sa mpah masyarakat serta
manusia laknat yang berada dalam dunia persilatan dewasa ini akan
kuberi ba lasan yang setimpal.”
Ketika berbicara sampa i di situ pe lan-pelan Ku See-hong bangkit
berdiri, di atas wajahnya yang dingin terlintas kebulatan tekadnya
yang kukuh, sorot matanya memancarkan cahaya kebuasan serta
kebengisan yang mengerikan se kali.
Apalagi ketika Ku See-hong terbayang kembali semua musibah
yang telah menimpa Bun-ji koan-su sela ma hidupnya, kesengsaraan
yang telah menyiksa batinnya, tanpa terasa perasaannya bergolak
keras, sambil menengadahkan kepalanya dia segera me mbawa kan
lagu Denda m Sejagad yang telah diajarkan Bun-ji koan-su
kepadanya itu:
DENDA M kesumat me mbentang bagai jagad,
Bukit tinggi berhutan lebat di sisi sebuah kuil.
Sungai besar di depan kuil berombak besar,
Dendam kesumat sepanjang abad
DENDA M kesumat me mbentang bagai jagad,
Burung gaga k bersarang di rumput di kala senja
Cinta kasih berlangsung dari muda sa mpai tua.
Me metik ka mpak me mbuat lagu: Nadanya denda m
Menitik air mata darah untuk siapa?
Hati pilu menanggung derita menyesal sepanjang masa.

109
DENDA M kesumat me mbentang bagai jagad.
Ji koan pernah berbuat salah.
Menyandang golok menunggang kuda, apalah gunanya?
Salju terbang air laut se muanya ha mbar.
DENDA M kesumat me mbentang bagai jagad.
Curah hujan me mbuyarkan awan.
Air mengalir akhirnya surut.
Dendam kesumat tak akan pernah luntur….
Suatu dorongan perasaan sedih yang a mat besar serta gejolak
emosi yang hebat, menelurkan suatu irama nyanyian yang keras,
berat dan menunjang menga lun di seluruh angkasa, kemudian
mengge ma sampai ke te mpat yang jauh seka li.
Saking sedihnya me mbawakan lagu “Denda m Sejagad” tersebut,
tanpa sadar air mata jatuh bercucuran membasahi seluruh wajah Ku
See-hong. Pelan-pelan dengan me mbawa perasaan yang berat dan
duka dia berjalan ke luar dari kuil itu dan meningga lkan Bun-ji koan-
su yang meningga l dengan me mbawa penderitaannya itu.
Waktu saat itu menunjukkan kentongan ketiga.
Angin kencang di luar kuil masih berhe mbus dengan hebatnya,
udara terasa dingin menusuk tulang, pohon bergoyang tertiup
angin. Suasana ketika itu terasa seram, dingin dan me medihkan.
Dari dala m ruang tengah, Ku See-hong pe lan-pelan berjalan
keluar. Dengan mata basah oleh air mata, ia mendongakkan
kepalanya me mandang ke angkasa.
Langit sangat gelap karena mala m masih belum lewat, tiada
rembulan hanya ada beberapa titik bintang yang me mancarkan
cahaya yang lemah.
Waktu itu di luar kuil sedang berdiri termangu tiga sosok
bayangan manusia.

110
Mereka masih terpesona oleh pengaruh ira ma lagu Ku See-hong
yang dibawakan dengan nada penuh rayuan maut yang membetot
sukma. Di bawah bayangan pohon orang-orang itu cuma melongo
dan berdiri kaku persis seperti patung arca.
Ku See-hong mendongakkan kepalanya me mandang awan yang
bergerak di angkasa, dala m benaknya tanpa terasa terbayang
ke mbali bayangan tubuh Bun-ji koan-su. Akhirnya ia tak kuasa
menahan diri dan mendongakkan kepalanya sambil berpe kik
nyaring. Pekikan tersebut kian la ma berkumandang kian nyaring,
tapi di balik suara yang nyaring terbawa nada yang sedih dan
me medihkan hati, sungguh terasa tak sedap didengar.
Ketika mendengar suara pekikan nyaring yang mengalun di
angkasa itu, ketiga sosok bayangan manusia di luar kuil itu
merasakan hatinya bergetar ke mudian tersadar ke mbali dari
la munan. Ena m buah mata yang tajam serentak dia lihkan ke atas
tubuh Ku See-hong yang berada di luar kuil tersebut.
Tanpa sadar ketiga orang itu mundur beberapa langkah ke
belakang dengan kaget, dari mimik wajah mereka yang menyeringa i
seram, bisa diketahui sa mpai di mana kah rasa kaget dan ngeri yang
mence ka m perasaannya itu.
Ku See-hong tidak melihat hadirnya ketiga sosok bayangan
manusia di luar kuil itu. Dengan langkah yang pelan-pelan dia
berjalan keluar kuil.
Tiga sosok bayangan manusia yang berada di luar kuil itu
sesungguhnya adalah jago-jago lihay golongan hita m yang sadis
dan berbahaya… walaupun de mikian mereka cukup mengetahui
sampai di ma nakah kekeja man serta kebuasan pe milik kuil yang
misterius itu. Maka sewaktu mereka me lihat se munculnya Ku See-
hong dari dala m kuil itu, disangkanya dialah pe milik kuil yang
misterius serta berbahaya itu. Tanpa terasa sekujur tubuh mereka
gemetar keras.
Ku See-hong mendongakkan kepalanya. Sekarang dia baru
mengetahui akan kehadiran ketiga sosok bayangan manusia itu.

111
Sinar aneh yang tajam segera me mancar ke luar dari balik matanya,
dengan wajah ha mbar dia segera berhenti.
Ketiga sosok bayangan manusia itupun sudah melihat wajah Ku
See-hong dengan jelas sekarang, rasa kaget bercampur tercengang
cepat melintas di atas wajahnya, perasaan takut yang semula
mence ka m hati mereka kini hilang lenyap dengan begitu saja.
Sambil tertawa dingin dengan suara yang menyeramkan, ketiga
sosok bayangan manusia itu segera berkelebat maju ke depan dan
mende kati Ku See-hong. Betul rasa di hati mereka sudah banyak
berkurang, akan tetapi satu dua bagian rasa ngeri masih terselip di
hati masing-masing.
Paras muka Ku See-hong sendiripun berubah hebat setelah
menyaksikan gerakan tubuh lawan yang begitu enteng, dia tahu
ketiga orang itu sudah pasti adalah jago kelas atas dalam dunia
persilatan.
Di bawah sinar bintang, tampak orang tiga itu masing-masing
mengenakan baju hita m yang panjang dengan potongan badan
yang lurus jangkung seperti tengkorak. Rambutnya yang panjang
dibiarkan terurai di pundak, bibirnya tajam dengan kening yang
sempit, masing-masing berwajah sera m persis bagaikan iblis.
Dia m-dia m Ku See-hong berpikir di da la m hatinya:
“Heran, mengapa tiga orang manusia yang bertampang bagaikan
iblis ini bisa menyiarkan hawa sesat yang begini tebal secara
mengerikan? Mana wajah seram menyeringa i lagi dengan
mengerikan, sungguh me mbikin hati orang merasa kebingungan…
dan tak tahu siapa gerangan diri mereka itu?”
Sementara dia masih berpikir, manusia aneh berwajah pucat
yang berada di sebelah kiri itu segera mementangkan mulut lebar-
lebar dan me mperdengarkan gelak tertawa panjang yag
menyeramkan.

112
Setelah itu dengan nada yang dingin menggidikkan hati dia
menegur: “Bocah keparat, siapa kau? Cepat sebutkan nama
anjingmu untuk menerima ke matian.”
Betapa mendongkol dan kesalnya Ku See-hong setelah
mendengar perkataan itu, ia segera mendengus dingin.
“Hmm… Ka lian tiga orang mahluk, tiga bagian tidak mirip
manusia, tujuh bagian mirip setan, sesungguhnya siluman aneh
yang datang dari mana? Kurang ajar benar perkataan kalian itu?
Hmm a ku tak lebih cuma seorang Bu-beng-s iau-cut (prajurit tak
bernama) da la m dunia persilatan, mau apa ka lian?”
Makhluk berwajah murung dan sedih, sedikitpun tidak me mbawa
hawa kehidupan, yang berdiri di tengah itu, segera tertawa
terkekeh-kekeh dengan seramnya, suara makhluk itu dingin
bagaikan es, bagaikan he mbusan angin dingin yang datang dari
kutub.
Begitu selesai tertawa seram, dia lantas berkata dengan suara
mengerikan:
“Bocah keparat, enak benar kalau berbicara, rupanya kau
me mang benar-benar adalah seorang prajurit tak bernama di dala m
dunia persilatan, heeehh… heeehhh… heeehhh… kami adalah Leng-
cuan-sam-pok (Tiga Bayangan Iblis dari Leng-cuan) yang na ma
besarnya telah menggetarkan seluruh dunia persilatan, aku sendiri
Siang-khi-kui-pok (Siluman Iblis Pe mbawa Kesedihan) Phu Im-sat
hendak mengajukan beberapa pertanyaan kepadamu bila kau tida k
menjawab dengan sejujurnya, heeehhh heeehhh heeehhh mala m ini
juga akan kusuruh kau ma mpus tanpa liang kubur di sini.”
Sudah belasan tahun la manya Ku See-hong berkelana dala m
dunia persilatan, tidak sedikit jago persilatan kena maan yang
diketahui olehnya, maka dari itu betapa tercekatnya perasaan
pemuda tersebut setelah mengetahui ka lau ketiga makhluk sera m
ini bukan lain adalah Leng-cuan-sa m-pok yang amat tersohor akan
kebengisannya itu…. Meski begitu, paras mukanya sama sekali tida k
menunjukkan perubahan apa-apa.

113
Ternyata Leng-cuan-sam-pok adalah jago kelas satu dari
golongan hita m yang termasyhur sekali na manya dala m dunia
persilatan. Watak mereka amat kejam, tak kenal ampun dan
me mbunuh orang tanpa berkedip.
Mencorong sinar menggidikkan dari balik mata Ku See-hong,
serunya dengan dingin:
“Leng-cuan-sa m-pok adalah sa mpah masyarakat di dala m dunia
persilatan dewasa ini, apa yang kalian andalkan sehingga begitu
berani berlagak di hadapanku? Sungguh tak tahu malu. Orang lain
mungkin jeri kepada kalian tapi aku orang she Ku, adalah seorang
manusia yang punya tulang, tak nant i aku bakal jeri kepada mu.
Sebelum pertanyaan kalian ajukan, terlebih dulu akan
kuberitahukan kepada mu, lebih baik jangan bertanya, sebab tak
nanti aku akan menjawab pertanyaan kalian barang setengah patah
katapun. Mengerti?”
Ku See-hong bukan orang yang bodoh, baru saja Siang-khi-kui-
pok Phu-im-sat bertanya sampai di situ, dia sudah mengetahui apa
yang hendak mereka tanyakan.
Makhluk perta ma menonjol bergigi taring dan bermata bengis
bagaikan binatang liar yang berdiri di sebelah kanan itu segera
berteriak aneh, bentaknya:
“Bocah keparat, berapa butir sih batok kepala yang kau miliki?
Begitu berani me mandang hina Leng-cuan-sa m-pok! Hmmm,
ketahuilah ma la m ini kau sudah menjadi burung dala m
cengkeraman ka mi, jangan harap kau bisa terbang lagi ke angkasa.”
Siang-khi-kui-pok Phu-im-sat menyambung pula:
“Bocah keparat, bukankah barusan kau masuk ke dala m kuil itu?
Apa yang kau jumpai di situ?”
Ku See-hong adalah seorang pemuda yang keras kepala, angkuh
dan ketus hatinya sudah mendongkol se kali ketika menyaksikan
ketiga orang mahkluk aneh itu me mbentak-bentak dirinya ma ka

114
sambil tertawa dingin dengan nada yang merasuk tulang, serunya
menghina:
“Bila ka lian menganggap punya nyali, tak ada salahnya untuk
masuk dan selidiki sendiri, dengan cepat kalian akan mengetahui
ada apanya di sana. Hmmm. Cuma a ku lihat, kalian anjing-anjing
geladak yang beraninya cuma menganiaya yang lemah saja ini,
masih belum punya keberanian untuk berbuat de mikian.”
Makhluk aneh berwajah pucat yang berada di sisi sebelah kiri,
Jin-sat-kui-pok (Siluman Iblis Berwajah Pucat) Jin Khi segera
me mbentak menggelegar:
“Bocah keparat, diberi arak kehormatan kau tidak mau, justru
arak hukuman yang kau cari. Hmmm, sekarang juga akan kusuruh
kau merasakan kelihayanku.”
Seusai berkata, secepat sambaran kilat Jin-sat-kui-pok menerjang
maju ke depan. Sepasang kakinya bergeser dan berputar secepat
angin, lalu sambil menerjang ke depan lawan, sepasang cakar
setannya dipentangkan lebar-lebar. Dengan me mbawa suara
desingan tajam yang me mekikkan telinga, ia cengkera m jalan darah
Cian-cin-hiat di atas bahu Ku See-hong.
Ku See-hong tertawa dingin, badannya memenda m ke bawah,
lalu me nggunakan ilmu gerakan tubuh Mi-khi-biau-tiong yang a mat
sempurna itu, secara menyakinkan dia meloloskan diri dari sergapan
tersebut.
Menyaksikan kelihayan Ku See-hong di dala m menghindarkan diri
dari anca man tersebut, Jin-sat-kui-pok merasa terperanjat sekali,
ke mbali ia me mbentak keras, ejeknya sinis:
“Bocah keparat, tak nyana kau me miliki juga ilmu silat kucing
kaki tiga yang hebat!”
Di tengah bentakan, sepasang cakar setannya berputar
menggulung-gulung, angin puyuh yang maha dahsyat segera keluar
dari balik telapak tangannya itu dan menyapu ke seluruh badan
lawan.

115
Di tengah desingan angin taja m yang me mekikkan telinga, tiga
puluh ena m buah jalan darah pent ing di tubuh Ku See-hong sudah
terbungkus di balik gulungan hawa taja m yang menggidikkan hati
itu.
Betul pada wa ktu itu Ku See-hong telah me mpelajari ilmu
gerakan tubuh yang amat sempurna, tapi setelah menghadapi angin
serangan sedemikian dahsyatnya itu, tak urung dia menjadi
tertegun juga sehingga lupa untuk menghindarkan diri.
Jin-sat-kui-pok yang menyaksikan Ku See-hong cuma berdiri saja
tanpa berniat untuk menghindar, dalam sangkaannya pemuda itu
takabur dan mence mooh dirinya. Ini semua me mbuat hawa
amarahnya berkobat ma kin hebat, sepasang matanya yang aneh
me mancarkan cahaya tajam yang bengis dan mengerikan.
Dengan cepat hawa pukulannya ditingkatkan menjadi sepuluh
bagian. Angin serangan yang tajam se ma kin menggelegar bahkan
me mbawa deruan angin dahsyat bagai gulungan ombak di tengah
samudra. Semua he mbusan dahsyat itu bersama-sama menggulung
ke atas badan Ku See-hong.
Setelah tersengat oleh desingan angin pukulan musuh yang
tajam, Ku See-hong baru tersentak bangun dari kagetnya. Tapi
waktu itu keadaan sudah terlambat, angin pukulan yang maha
dahsyat dan menyesakkan napas itu sudah mendesak di seke liling
tubuhnya.
Habis sudah riwayatku kali ini. Habis sudah riwayatku kali ini…
pekik Ku See-hong da la m hati.
Baru saja ingatan itu berkelebat lewat dari benaknya, mendadak
Ku See-hong merasakan munculnya segulung hawa panas dan
segulung hawa dingin dari dala m pusarnya yang segera menyelimut i
sekujur badannya.
Pada saat angin serangan musuh yang maha dahsyat itu ha mpir
mengenai badannya, mendadak hawa murni yang telah menyebar
ke dala m tubuhnya itu segera menyusup masuk lewat pori-pori
badannya dan segera menyelimuti se luruh badannya.
116
“Blaaa m! Blaaam!” Beberapa kali letusan keras segera
mengge legar di angkasa.
Jin-sat-kui-pok hanya merasakan segulung angin pukulannya
seperti menghajar di atas segumpa l kapas yang sama se kali tak
berkekuatan, dia menjadi a mat terperanjat. Tubuhnya yang
berperawakan aneh segera mundur beberapa langkah dengan
sempoyongan.
Dia m-dia m Ku See-hong merasa a mat bangga dengan hasil yang
berhasil dicapainya itu, pikirnya:
“Aaah… tak kusangka kalau ilmu khikang Kan-kun-mi-s iu yang
diajarkan suhu ternyata sedemikian hebatnya.”
Kenyataan ini me mbuat keberanian Ku See-hong makin besar.
Betul ia tidak pandai me mperguna kan jurus serangan untuk me luka i
musuh, tapi untuk melindungi kesela matan sendiri, rasanya hal ini
bukan suatu persoalan lagi.
Di antara Leng-cuan-sam-pok, ilmu silat yang dimiliki Siang-khi-
kui-pok Phu Im-sat, terhitung paling tinggi, pengetahuannya juga
paling luas. Ketika dilihatnya tenaga pukulan dari Jiu-sat kui-pok
yang sanggup menghancurkan batu karang itu ternyata tidak
mendatangkan hasil apa-apa ketika menghajar di tubuh lawan,
dia m-dia m ia merasa tercekat sekali.
Bahkan dia yang sangat berpengalaman di dala m dunia
persilatan pun, ternyata tak bisa menebak ilmu silat apakah yang
dimiliki oleh Ku See-hong tersebut.
Ternyata di dalam kepandaian sakt i atau hawa khikang maca m
apapun yang ada di dunia ini, bila sa mpai terhajar oleh serangan
lawan, tentu akan menghasilkan tenaga pantulan yang maha
dahsyat.
Sebaliknya hasil dari Kan-kun-mi-siu adalah melenyapkan tenaga
serangan lawan dengan begitu saja tanpa wujud. Semakin besar
tenaga tekanan yang datang dari luar, goncangan yang dialami Ku
See-hong dala m peredaran darahnya akan se makin besar pula.

117
Akibatnya bukan saja tak sampa i merugikan diri sendiri, ma lah
sebaliknya me mpercepat daya kemajuan yang dicapa i oleh tenaga
dalam itu sendiri.
Siang-khi-kui-pok Phu Im sat me mperdengarkan gelak
tertawanya yang rendah berat dan mengerikan, ke mudian katanya
dengan dingin:
“Orang she Ku, jika hari ini kau bersedia menjawab pertanyaan
kami, Leng-cuan-sa m-pok pasti akan menyusahkan dirimu lagi,
bahkan dala m perjalananmu selanjutnya dala m dunia persilatan,
semua orang dari golongan hita m tak akan menyusahkan dirimu.”
Leng-cuan-sa m-pok yang kejam bengis dan tak pakai aturan,
ternyata sudah mengucapkan kata-kata yang demikian sungkannya
terhadap seorang prajurit yang tak bernama dari dunia persilatan,
sesungguhnya kejadian ini boleh dibilang merupa kan suatu
keanehan.
Ku See-hong yang cerdik tentu saja juga tahu kalau Leng-cuan-
sam-pok telah dibikin gentar oleh hawa khikang Kan-kun-mi-siu
yang dimilikinya itu, justru karena tahu lihaynya maka mere ka baru
mengurangi kebuasan serta kekejiaan mereka.
Ku See-hong segera tertawa dingin, ke mbali katanya dengan
nada menghina:
“Leng-cuan-sa m-pok, ka lian berani me masuki kuil ini berarti
kalian segera akan tewas secara mengerikan, me mangnya kalian
anggap masih bisa lolos dari tempat ini dengan sela mat? Terlalu
banyak kejahatan yang kalian bertiga lakukan sela ma ini, aku orang
she Ku tak akan mengampuni jiwa kalian, hayo cepat serahkan
nyawa anjing ka lian bertiga!”
Ketika berbicara sa mpai di situ, suara Ku See-hong berubah
makin keras dan mengerikan dita mbah lagi wajahnya yang dingin
menyeramkan, tanpa terasa membuat Leng-cuan-sa m-pok yang
berhati bengis itu berkesiap sekali dibuatnya.

118
Ketika selesai berbicara Ku See-hong tak berani turun tangan
lebih dulu, sebab sekarang boleh dibilang setengah jurus pun tida k
ia miliki. Bila sampai dia turun tangan melancarkan serangan lebih
dulu, selain siasatnya bakal terbongkar, gertak sambalnya juga akan
konangan, ma lah bisa jadi sele mbar wajahnya ikut me layang.
Maka dari itu dia hanya mengawasinya Leng-cuan-sa m-pok
dengan sepasang matanya yang dingin menyeramkan serta
me mancarkan cahaya yang menggidikkan hati itu.
Leng-cuan-sa m-pok agak bergidik juga menghadapi tantangan
dari pemuda itu. Sesungguhnya mereka adalah kawanan manusia
licik yang berotak tajam. Entah mengapa sikap Ku See-hong yang
berwibawa me mbuat hati mereka ma kin menciut. Diam-dia m hawa
murninya segera disalurkan ke seluruh badan untuk bersiap-s iap
menghadapi segala ke mungkinan yang tak diinginkan.
Begitulah, empat sosok bayangan manusia segera berdiri sa ling
berhadapan di tengah suasana hawa pembunuhan yang
menyelimuti se luruh angkasa.
Pohon peng-yang yang terhembus angin menimbulkan suara
gemerisik yang me me kikkan telinga, suasana di sekeliling tempat itu
makin la ma diliputi suasana se makin tegang dan mena kutkan.
Berapa saat lamanya keempat orang itu berdiri sa ling
berhadapan, diam-dia m Ku See-hong merasa amat gelisah, dia tahu
bahwa dirinya tidak me lancarkan serangan lebih dulu, akhirnya
sandiwara itu pasti akan terbongkar.
Berpikir de mikian, Ku See-hong segera mendongakkan kepalanya
dan berpekik nyaring, suara pekikannya yang keras serasa
me mbe lah seluruh angkasa.
Kakinya me mperguna kan ilmu gerakan Mi-khi-biau-tiong untuk
bergerak maju bagaikan sa mbaran setan. Dengan suatu kecepatan
yang luar biasa dia melayang ke depan, tangannya bergerak aneh
dan segera mempraktekkan jurus Hoo-han-seng-huan, yang
berulang ka li sudah dilatihnya tanpa mendatangkan hasil itu.

119
Ketika Leng-cuan-sa m-pok menyaksikan gerak maju Ku See-hong
sangat aneh dan sakti, hati mereka terkesiap, kemudian sambil
me mbentak keras, enam gulung tenaga pukulan yang dilancarkan
dengan me mpergunakan segenap tenaga murni yang mere ka miliki
itu, dengan menciptakan berpuluh-puluh ja lur hawa sakti yang
mengerikan, bagaikan sebuah jaring langit jala bumi menggulung
datang dari empat arah delapan penjuru dan menggulung sekujur
badan Ku See-hong.
Leng-cuan-sa m-pok dia m-dia m merasa bergidik juga bila
mengingat kehebatan musuhnya itu. Mereka mengira Ku See-hong
hendak melancarkan serangan me matikan, ma ka begitu turun
tangan, masing-masing pihak segera melepaskan dua gulung tenaga
pukulan yang dahsyat bagaikan gulungan angin puyuh untuk
menghadang gerak maju pe muda itu.
Tampak desingan angin taja m bagaikan gulungan ombak besar di
tengah samudra menyapu ke depan berbarengan, kedahsyatannya
sukar untuk dilukiskan dengan kata-kata.
Paras muka Ku See-hong yang tampan itu segera berubah hebat,
gerakan Ho-han-seng-huan yang digunakannya tadi sesungguhnya
tak lebih cuma pancingan bela ka… tak tahunya justru telah
me mancing datangnya serangan me matikan dari ketiga orang
lawannya itu.
Blaaa m! Blaaa m! Blaaam....!” letusan letupan beruntun segera
mengge legar di angkasa dan menggoncangkan seluruh permukaan.
Ku See-hong hanya merasakan peredaran darah dalam tubuhnya
bergoncang keras, kuda-kudanya tergempur dan terseret oleh
tenaga pukulan yang maha dahsyat itu. Tubuhnya mundur sejauh
empat lima langkah ke belakang sebelum bisa berdiri tegak.
Ia sanggup menyambut serangan gabungan dari Leng-cuan-sam-
pok yang maha dahsyat serta semuanya tertuju pada bagian tubuh
yang mematikan tanpa cidera, sesungguhnya kejadian ini sudah
cukup me nggetarkan perasaan musuh-musuhnya.

120
Dasar wataknya me mang tinggi hati dan keras kepala, sesudah
bergetar mundur oleh serangan musuh, ia menjadi naik darah.
Sambil me mbentak gusar tubuhnya meluncur maju lagi ke muka,
dengan suatu gerakan yang sangat aneh sepasang lengannya masih
saja digerakkan me mainkan jurus Hoo-han-seng-huan.
Setelah berulang kali anak muda itu menunjukkan gerakan yang
aneh, suatu perasaan aneh segera muncul dala m hati Leng-cuan-
sam-pok, pikirannya tanpa terasa:
“Aneh betul bocah keparat ini mengapa dia cuma bergerak
maca m tarian setan saja? Pada hakekatnya sedikitpun tidak mirip
dengan suatu jurus serangan. Me malukan, tadi nyaliku ha mpir saja
pecah dibuatnya karena ketakutan.”
Sekalipun di hati kecilnya mereka berpikir de mikian, namun
gerakannya tak berani berayal, tiga sosok bayangan manusia
mendadak berkelebat lewat dengan gerakan yang aneh.
Jin-sat-kui-pok me me ntangkan cakar setannya lebar-lebar,
diiringi desingan angin serangan yang dahsyat segera
mencengkeram ke atas batok kepala lawan.
Waktu itu, betul Ku See-hong me mainkan jurus Hoo-han-seng-
huan, akan tetapi ia tak pernah ma mpu me mpergunakan jurus
serangan ini secara sesungguhnya. Akibat dari hal itu, melukis
harimau tidak jadi, yang muncul adalah anjing.
Sementara pe muda itu masih be lum tahu bagaimana caranya
me mperguna kan serangan tersebut secara tepat… sepasang cakar
setan dari Jin-sat-kui-pok Jin-kai telah mencengkera m erat nadi
pada pergelangan tangan kirinya serta jalan darah cian-cing-hiat di
atas bahu.
Ku See-hong terperanjat sekali, buru-buru dia mempergunakan
ilmu gerakan tubuh Mi-khi-biau-tiong untuk berkelit ke sa mping.
Tapi sayang keadaan sudah terla mbat, Ku See-hong hanya
merasakan bahu kanannya terasa sakit sekali seperti diiris-iris
dengan pisau, tahu-tahu bahu itu sudah tersambar lima buah jalur

121
luka panjang oleh cakar setan lawan yang tajam. Darah segar
segera muncrat keluar me mbasahi seluruh bajunya.
Setelah berulang kali menga mati gerak-gerik musuhnya yang
aneh, agaknya waktu itu Siang-khi-kui-pok Phu Im-sat telah
me maha mi apa gerangan yang sedang dihadapi.
Serentetan suara tertawa anehnya yang melengking me mekikkan
telinga bagaikan lolongan serigala itu segera mengge ma di angkasa.
Dengan suatu gerakan cepat ia mendesak ke muka, ke mudian
jengeknya dengan suara dingin:
“Bocah keparat, kepandaian silatmu tak becus ternyata
kepandaian berbicaramu hebat, heeehh… heeehh… heeehh…
jangan harap pada mala m ini kau bisa lolos dari kepungan cakar
setan yang telah disebarkan Leng-cuan-sam-pok di sekeliling tempat
ini, heeehh… heeehh….”
Sementara mulutnya me mperdengarkan suara tertawa setan
yang dingin menyeramkan dan tak sedap didengar itu, tubuhnya
bagaikan sukma gentayangan pelan-pelan mengha mpiri Ku See-
hong. Sepuluh jari tangannya yang tajam mirip cakar setan
dipentangkan lebar-lebar dan siap menerka m mangsanya.
Kobaran api amarah dan denda m mencorong keluar dari balik
mata Ku See-hong yang jeli, dia me mbentak keras, sepasang
lengannya diputar secara aneh la lu menubruk lagi ke depan.
Siang-khi-kui-pok Phu Im-sat berpekik aneh, tubuhnya yang
kurus kering t inggal kulit pe mbungkus tulang itu melintas dengan
gerakan aneh, lalu secepat kilat berputar ke sisi kiri Ku See-hong.
Cakar setannya yang tajam dengan cepat menyambar ke bawah.
Ku See-hong merasakan bahu kirinya sakit sekali bagaikan diiris
dengan pisau, lima buah bekas luka yang me manjang sekali lagi
muncul di atas bahunya akibat sambaran dari Siang-khi-kui-pok
tersebut, saking sakitnya dia mundur sa mpa i sejauh dua t iga
langkah lebih.

122
Di pihak la in, Siong-cing-kui-pok (Siluman Iblis Bermata Bengis)
Sin Jian-siau telah menggerakkan sepasang lengan iblisnya untuk
menyerang ke depan.
“Sreet! Sreet!” desingan angin tajam yang me mekikkan telinga
mengge ma di angkasa.
Ku See-hong merasakan kakinya ge metar keras, lalu mendengus
tertahan, baju bagian punggungnya tercabik-cabik hancur, kulitnya
robek besar tersambar oleh sepasang cakar setan Siong-cing-kui-
pok yang tajam, darah segar berceceran me mbasahi seluruh
badannya.
Jin-sat-kui-pok tidak menyia-nyiakan kesempatan baik itu,
lengannya diputar ke mudian, Wees dia melepaskan sebuah pukulan
tinju ke depan. Setelah itu sepasang telapak tangannya ke mbali
diayunkan ke depan dengan kecepatan bagaikan kilat. Segulung
tenaga pukulan yang sangat kuat ibaratnya gulungan omba k
dahsyat di tengah samudra, dengan me mbawa daya kekuatan yang
ma mpu menghancurkan batu karang, segera menggulung Ku See-
hong.
Padahal Ku See-hong baru dapat berdiri tegak, melihat
datangnya angin pukulan yang demikian dahsyatnya itu, ia menjadi
amat terkejut.
“Blaaa mm…!” suatu ledakan keras ke mbali terjadi. Ku See-hong
ke mbali terhajar oleh serangan itu sehingga terpental ke arah lain.
Di pihak sana, Siang-khi-kui-pok Phu Im-sat sudah tahu kalau Ku
See-hong me miliki se macam ilmu silat yang aneh sekali. Tanpa
suatu kepandaian yang lihay, sulit untuk merenggut nyawa si anak
muda tersebut.
Maka secara dia m-dia m lantas ia menghimpun tenaga
beracunnya yang telah dilatih sela ma puluhan tahun itu. Perawakan
tubuhnya yang sebenarnya kurus kering itu, tahu-tahu
mengge le mbung seperti me mbengkak secara tiba-tiba.

123
Bersamaan itu pula, tulang belulang yang berada di dala m
tubuhnya juga gemerutukan keras. Setelah berkumandang
serentetan bunyi ledakan yang nyaring itu, badannya yang kurus
kering tahu-tahu menyusut pula sehingga lebih pendek separuh
bagian.
Jin-sat-kui-pok dan Siong-cing-kui-pok juga tidak tinggal dia m,
serentak mereka salurkan pula tenaga beracunnya untuk bersiap-
siap melancarkan serangan me matikan.
Kemudian, tiga orang iblis dari Leng-cuan sa m-pok yang bengis
dan berhati keji itu pelan-pelan berjalan mendekati Ku See-hong.
Mereka segera menyebarkan diri me mbentuk posisi segitiga.
Keadaan Ku See-hong pada waktu itu sudah mengenaskan sekali.
Sekujur badannya penuh dengan luka, darah segar menoda i
badannya, rambut yang panjang terurai kalut, bajunya sobek dan
compang-ca mping, keadaannya mengenskan seka li. Ketika itu
dengan wajah yang mengejang serta sorot mata yang
me mancarkan kebengisan, ia melototi ketiga orang itu penuh
ke marahan.
Angin musim gugur berhe mbus lewat dan menggoyangkan
pepohonan, bayangan pohon yang bergerak-gerak seakan-akan
berubah menjadi cakar setan yang sedang dipentangkan, bunyi
deruan yang kencang seolah-olah jeritan iblis yang mengerikan.
Sedemikian seram dan menakutkannya suasana di sekeliling te mpat
itu, me mbuat bulu roma orang pada bangun berdiri.
Bayangan tubuh Leng-cuan-sam-pok yang terbias sinar bintang,
me manjang di atas permukaan tanah, sudut kepungan mereka kian
la ma bertambah kecil.
Ku See-hong berusaha me mutar otaknya mati-mat ian untuk
me mecahkan jurus Hoo-han-seng-huan tersebut. Akan tetapi
bagaimana pun juga, dia se lalu gagal untuk me maha mi gerakan
tangan dari Bun-ji koan-su tersebut.
Sekarang ia sudah menyaksikan, lengan-lengan kurus dari Leng-
cuan-sam-pok me mbengkak besar, kulitnya pelan-pelan berubah
124
pula menjadi merah me mbara seperti baranya api. Selain itu diapun
mene mukan, tiap kali mereka melangkah maju ke depan, sebuah
bekas telapak ka ki yang dala m segera muncul di atas permukaan
tanah, padahal diapun tahu permukaan tanah di situ lebih keras
daripada batu karang.
Kalau dilihat dari tindakannya yang dia mbil Leng-cuan-sa m-pok di
mana mereka telah mengeluarkan pukulan beracunnya, dapat
diketahui bahwa orang-orang itu sudah bertekad henda k
me mbinasakan Ku See-hong di ujung pukulan beracun mereka yang
mengerikan itu. Dari sini dapat diketahui pula sa mpai di mana kah
kekeja man serta kebusukan hati mere ka.
Dia m-dia m Ku See-hong berpekik di da la m hatinya:
“Suhu, oooh suhu. Bantulah tecu, bantulah diri tecu agar cepat
me maha mi rahasia jurus Hoo-han seng-huan tersebut, kalau tidak,
tecu bakal ma mpus di ujung tangan ketiga orang setan iblis itu.”
Dala m pada itu, Leng-cuan-sa m-pok sudah berada lebih kurang
lima depa di hadapan Ku See-hong.
Mendadak….
Tiga makhluk aneh tersebut sama-sa ma berpekik aneh, suaranya
yang keras dan menyeramkan itu menggelegar me mbe lah
kesunyian mala m.
Enam buah telapak tangan yang merah me mbara dan berbau
amis, secepat kilat mengayunkan ke depan dan melontarkan ena m
gulungan kobaran bara beracun yang berwarna hijau. Diiringi
desingan tajam yang luar biasa bagaikan gulungan ombak di tengah
samudera langsung menghajar ke depan. Serangan itu ganas,
kejam, dan hebat, seperti air bah yang menjebolkan bendungan,
langsung menghajar tubuh lawan.
Ku See-hong terperanjat sekali, apalagi setelah menyaksikan
kabut hijau berbau a mis yang disertai tenaga pukulan yang maha
dahsyat itu muncul dari pelbagai sudut yang aneh dan menggencet
tubuhnya di tengah arena itu.

125
Blaaa mm! Blaaamm! Blaaamm! Benturan keras mengge legar
secara beruntun.
Ku See-hong merasakan hawa darah di dala m tubuhnya bergolak
sangat keras, benaknya bagaikan kosong me lompong dan …
“Bluuum” tubuh Ku see-hong tergeletak jatuh di tanah.
Melihat Ku See-hong sudah terhajar telak oleh serangan mere ka
yang beracun, Leng-cuan-sam-pok segera tertawa terbahak-bahak
dengan seramnya. Suara mereka keras seperti jeritan setan iblis dan
seram bagaikan lolongan serigala liar. Di balik gelak tertawanya
yang panjang berat dan me mekikkan telinga tadi, terselip pula rasa
bangga dan ge mbira yang tak terkira kan.
Dala m keadaan sadar tak sadar, mendada k Ku See-hong seperti
terbayang kembali bayangan tubuh Bun-ji-koan-su yang sedang
menggerakkan tangannya secara aneh diiringi gerakan tubuh yang
luar biasa, ke mudian da la m kilatan cahaya tajam, jalan darah di atas
tubuhnya seakan-akan tertotok.
Ku See-hong yang tergeletak kaku di tanah, mendadak
me mperdengarkan teriakan keras yang me mekikkan telinga:
“Haaah! Aku sudah me maha mi jurus Hoo-han-seng-huan! Aku
sudah me maha mi jurus Hoo-han-seng-huan tersebut!”
Menyusul teriakan tersebut, Ku See-hong dengan suatu gerakan
yang sangat aneh segera melompat bangun dari atas tanah.
Leng-cuan-sa m-pok hanya tertawa tergelak terus dengan
bangganya. Mereka baru tertegun setelah melihat tubuh Ku See-
hong me lompat bangun secara tiba-tiba. Dengan cepat lengan
mereka diputar me mbentuk satu gerak lingkaran.
Di tengah kegelapan, terlihatlah gulungan angin dingin yang
mirip pusaran angin berpusing di atas bumi, menggulung ke muka
dan menyapu Ku See-hong.
Ku See-hong menggerakkan ka kinya dan menerobos masuk ke
balik gulungan angin berpusing yang maha dahsyat itu. Secara
aneh, mendadak seluruh badannya melengkung dan melejit,

126
tubuhnya melompat tinggalkan permukaan tanah, lalu seperti udang
bago dia me letik tiga depa ke udara.
Bersamaan itu juga, sepasang lengan Ku See-hong berputar
kayun secara aneh, suara letusan demi letusan yang nyaring
mengge ma di angkasa. Selapis cahaya tajam yang berkilauan
segera terhias di seluruh angkasa.
Sepasang lengannya direntangkan ke kiri kanan, dua gulung
angin pukulan yang putih bersih seperti kemala mendadak meluncur
ke arah Jin-sat-kui-pok serta Siong-gan-kui-pok dan menghajar jalan
darah penting di atas dadanya.
Inilah gerakan kedua dari ilmu Hoo-han-seng-huan yang disebut
Jin-hay-hu-seng (Lautan Manusia Timbul Tenggela m).
Terdengar dua kali jeritan ngeri yang me milukan hati
berkumandang me mecahkan keheningan.
Dua sosok tubuh yang tinggi besar itu mencelat sejauh dua kaki
lebih dan… “Bluuuk” terbanting di atas tanah.
Sebuah mulut luka yang besar sekali muncul di atas dada Jin-sat-
kui-pok serta Siong-gan-kui-pok. Darah segar seperti pancuran
segera berhamburan di mana-mana.
Begitulah, dua orang ge mbong iblis yang keja m dan tersohor
dalam dunia persilatan, akhirnya tewas di ujung telapak tangan Ku
See-hong setelah me mpergunakan jurus J in-hay-hu-seng dari ilmu
Hoo-han-seng-huan yang telah menggetarkan seluruh dunia
persilatan itu.
Mimpipun Ku See-hong tidak menyangka bahwa serangannya
dengan jurus Hoo-han-seng-huan tersebut sanggup me mbinasakan
Jin-san-kui-pok serta Siang-gan-kui-pok tanpa me mberi kese mpatan
bagi lawannya banyak berkutik.
Dia mengira dirinya masih berada di ala m impian, untuk sesaat
la manya dia berdiri termangu-mangu di situ sa mbil mengawasi dua
sosok mayat yang terkapar dalam keadaan mengerikan di
hadapannya itu.

127
Sejak me loncat bangun dari tanah sampai mengeluarkan jurus
tangguh untuk me mbunuh dua orang ge mbong iblis itu, serentetan
gerakan tersebut dilakukan Ku See-hong dala m waktu yang amat
singkat.
Waktu itu, Siang-khi-kui-pok Phu Im-sat sudah dibikin pecah
nyalinya oleh kelihayan lawan, tiba-tiba jeritnya:
“Hoo-han-seng-huan?!”
Tiba-tiba secepat he mbusan angin kencang dia me mbalikkan
badan dan melompat sejauh empat kaki dari situ, ke mudian tanpa
me mbuang waktu lagi dia melarikan diri terbirit-birit dari situ.
Ku See-hong yang mendengar Siang-khi-kui-pok menjeritkan
kata Hoo-han-seng-huan juga amat terkejut, dengan cepat ia
tersadar kembali dari la munannya, tapi ketika itu Siang-khi-kui-pok
sudah berada tujuh ka ki dari te mpat se mula.
Pada saat itulah….
Mendadak dari atas pohon Pek yang lebih kurang ena m kaki di
depan Ku See-hong berkumandang suara bentakan yang amat
nyaring, Jcin…”Sreeet” segulung angin pukulan tajam mendesis.
Dari atas puncak pohon yang delapan kaki tingginya itu,
me luncur keluar sesosok bayangan tubuh yang ramping dan kecil.
Lalu dengan gerakan yang cepat dia sudah meluncur ke bawah dan
me layang turun persis di hadapan Siang-khi-kui-pok.
Waktu itu, keadaan Siang-khi-kui-pok ibaratnya anjing yang baru
kena digebuk, ketika me lihat datangnya bayangan manusia dari
tengah udara, ia segera meraung keras, dengan menghimpun
segenap tenaga dalam yang dimilikinya, dua gulung angin pukulan
segera dilontarkan ke muka.
Bayangan manusia yang ra mping itu ke mbali me mbentak
nyaring, sepasang telapak tangannya melancarkan selapis bayangan
telapak tangan yang rapat bagaikan jaring laba-laba. Lalu tubuhnya
me lejit ke mbali di udara, dua bayangan kaki menyusul tiba. Gerakan

128
tubuhnya yang lincah dan gerakan jurus serangannya yang indah,
sungguh merupa kan suatu perpaduan yang serasi.
Mendadak….
Jeritan ngeri yang memilukan hati ke mbali berkumandang
me mecahkan keheningan.
Selembar nyawa Siang-khi-kui-pok segera melompat keluar dari
tubuh kasarnya dan menyusul nyawa Jin-sat-kui-pok serta Siong-jin-
kui-pok yang sudah keluar dari raganya lebih dulu itu. Sedangkan
tubuh kasarnya mencelat sejauh empat lima kaki sebelum tergeletak
untuk sela manya di sana.
Dia m-dia m Ku See-hong merasa terperanjat juga setelah
menyaksikan ke ma mpuan bayangan manusia itu sewaktu
me mbunuh Siang-khi-kui-pok.
Baru saja ingatan terbersit melintas lewat, mendadak pemuda itu
mengendus bau harum se merbak berhe mbus lewat di depan
tubuhnya. Bayangan tubuh yang ramping tadi, bagaikan se le mbar
kapas yang terhembus angin, dengan entengnya melayang turun
tepat di hadapan Ku See-hong.
Demonstrasi ilmu meringankan tubuh yang sempurna serta gerak
serangan bagaikan sambaran setan ini menggidikan hati Ku See-
hong, dengan wajah berubah hebat dia mundur tiga e mpat langkah
ke belakang dengan perasaan was-was.
Agaknya si anak muda itu sudah dibikin keder oleh kehebatan
orang itu.
Tiba-tiba….
Suara cekikikan yang merdu merayu kemba li berkumandang di
angkasa. Suara tertawa itu begitu merdu dan begitu merayu
sehingga cukup me mpesonakan hati orang.
Sedangkan pe muda itu masih me longo, suara tertawa itu
mendadak berhenti lalu kedengaran seseorang menda mprat dengan
suara yang dingin seperti es:

129
“Bocah tolol, kau anggap sudah ketemu setan di siang hari
bolong…? Coba pentang dulu matamu lebar-lebar….”
Di bawah sinar bintang terlihat seorang gadis cantik yang tinggi
sema mpai bergaun biru dan berambut panjang telah berdiri di
hadapannya.
Gadis itu me mang cantik sekali bak bidadari dari kahyangan,
selain matanya jeli bagaikan bintang timur, hidungnya mancung,
bibirnya kecil mungil, kulit badannya juga putih mulus bagaikan
susu murni. Akan tetapi, waktu itu dia berdiri dengan wajah
sedingin es, mata mendelik besar dan hawa nafsu membunuh
menyelimuti se luruh wajahnya. Hal ini me mbuat gadis tersebut
ibaratnya sekuntum bunga mawar yang berduri….
Sejak kecil Ku See-hong sudah mengala mi musibah yang
mengenaskan, sepanjang tahun di hidupnya menge mbara dala m
dunia persilatan dan dice mooh orang banyak, penderitaan serta
kesengsaraan yang dideritanya itu membuat ia me miliki watak yang
aneh serta pandangan yang sempit.
Terutama sekali terhadap kaum wanita, entah mengapa, dalam
hati kecilnya bisa timbul perasaan benci yang tebal. Sekalipun
terhadap perempuan yang bagaimanapun cantiknya, dia juga tak
pernah merasa terpikat apalagi tertarik.
Apalagi setelah selama beberapa hari ini ia mendengar kisah
cerita Bun-ji koan-su yang mengisahkan tragedi serta pengala man
pahit yang diala minya sela ma hidup, kese muanya itu me mbuat
pandangannya terhadap perempuan bertambah ekstrim, dia
me mandang pere mpuan seakan-akan ular yang a mat berbisa sekali.
Begitulah Ku See-hong yang sombong dan tinggi hati, mana
tahan setelah mendengar caci maki si nona cantik berbaju biru itu?
Sambil mendengus gusar dari matanya segera terpancar keluar
sinar mata yang menggidikkan hati.
“Nona!” serunya ketus, “Begitu datang lantas mencaci maki
orang apakah tidak merasa kalau perbuatanmu akan menurut kan
martabatmu di depan orang?”
130
Berkedip-kedip sepasang mata si nona cantik berbaju biru yang
jeli itu, serunya:
“Kau ma ksudkan aku?”
Sambil berkata begitu, dengan jari tangannya yang lentik dia
tuding ke ujung hidung sendiri sehingga keadaannya tampak konyol.
Ku See-hong mendengus dingin, dengan nada sinis serunya:
“Hmm. Bila kau menganggap dirimu itu a mat cantik sehingga
merasa perlu untuk me masang aksi dan menarik perhatian di
hadapanku, maka kukatakan kepada mu terus terang, kau telah
salah mengincar manusia. Aku orang she Ku tidak baka l terpikat
oleh tingkah lakumu yang konyol itu. Hmm…. Di sini hanya ada kau
dan aku, kalau bukan kau yang kumaksudkan me mangnya aku lagi
berbicara dengan orang lain?”
Kehormatan si nona benar-benar merasa tersinggung setelah
mendengar caci maki dan ce moohan seorang pria yang diucapkan
secara terang-terangan di depan matanya itu. Apalagi dia adalah
seorang gadis cantik yang biasanya selalu disanjung serta dipuji-puji
orang.
Tapi anehnya nona cantik berbaju biru itu tidak menjadi marah
setelah mendengar cemoohan tersebut, malah sebaliknya, sekulum
senyuman manis segera menghiasi wajahnya yang cantik.
Sambil me mutar biji matanya yang jeli katanya lagi dengan suara
merdu:
“Mengapa sih kau musti galak-ga lak begitu? Aku cuma bergurau
saja apalah salahnya?”
Tapi setelah berhenti sejenak, mendadak dengan kening berkerut
dia menda mprat lagi:
“Lelaki busuk, coba kalau aku tidak bermaksud untuk
mengajukan beberapa buah pertanyaan kepadamu, sedari tadi aku
sudah me mbunuh dirimu, lebih baik sedikitlah tahu diri.”

131
Paras mukanya ketika itu diliputi oleh hawa nafsu me mbunuh
yang tebal, sepasang alis matanya berkenyit dan wajahnya dingin
seperti es, keadaannya sungguh mengerikan sekali.
Ku See-hong me njadi tercengang seka li oleh perubahan sikap
orang, diam-dia m pikirnya:
“Perempuan ini benar-benar aneh sekali, marah senang, susah
diduga. Perubahan wataknya juga tak menentu sudah pasti dia
bukan seorang pere mpuan baik-ba ik.”
Berpikir sa mpai di situ, selapis hawa dingin yang kaku segera
menyelimuti wajah Ku See-hong, bentaknya dengan gusar:
“Hei, apa maksudmu me ma ki aku sebagai lelaki bau? Hmm.
Kalau kau berani me maki le laki bau, le laki bau terus, jangan
salahkan kalau aku orang she Ku tak akan berlaku sungkan lagi
kepadamu….”
“Apakah kau tidak ingin dimaki orang sebagai lelaki bau?” seru
gadis cantik berbaju biru itu lagi sa mbil tertawa cekikikan, “… tapi
suhuku selalu menyuruh aku menyebut kalian sebagai le laki bau,
ma lah katanya, makin ganteng tampang orang itu, semakin pantas
kalau mereka dibunuh… masa ucapan guruku tida k benar?”
Mendengar perkataan itu, Ku See-hong merasakan hatinya
bergetar keras, pikirnya:
“Masa di dunia ini terdapat manusia yang begitu aneh serta
begitu sempit pikirannya sehingga murid sendiripun diajarkan untuk
me mbunuh pria-pria ta mpan di dunia ini? Aaa… Mungkin gurunya
juga seseorang yang pernah mengala mi kegagalan di dala m soa l
cinta?”
Pelbagai ingatan segera berkecamuk dala m benak Ku See-hong,
ke mudian setelah mendengus dingin katanya:
“Nona, perkataan gurumu itu tentu saja salah besar. Kalau ingin
me mbunuh orang harus dibeda kan dulu mana yang baik dan mana
yang jahat, mana boleh me mandang rendah nyawa orang lain?
Hmm. Bila kau berani se mbarangan me mbunuh orang yang baik,

132
aku orang she Ku yang pertama-tama akan mencarimu untuk
me mbuat perhitungan.”
Senyuman yang semula menghiasi wajah gadis cantik berbaju
biru itu ke mbali lenyap tak berbekas, kemudian dengan wajah
dingin bagaikan es ia berkata:
“Hm… Kau lagi me mbicarakan soal teori apa? Me mangnya ingin
menasehati aku? Aku mau tanya, dari mana kau pe lajari jurus Hoo-
han-seng-huan tersebut? Di dapat dari me ncuri? Ka lau tida k
mengaku terus terang, jangan menyesal kalau kubunuh dirimu biar
mati secara mengenaskan.”
Naik pitam Ku See-hong sesudah mendengar ucapan itu, dengan
suara mengge legar segera bentaknya:
“Perempuan sialan, dengan dasar apa kau ingin menyelidiki asal-
usulku…?”
Sekulum senyuman manis segera menghiasi ke mba li ujung bibir
nona cantik berbaju biru itu, bentaknya:
“Kau ingin tahu? Ilmu silat-lah dasarku.”
Tubuhnya direndahkan lalu telapak tangannya secepat sambaran
kilat diayunkan ke depan, angin pukulan yang tajam bagaikan pisau
menderu-deru di udara dan langsung menghanta m ke tubuh ana k
muda tersebut.
Baik soa l ilmu pukulan ma upun soal ilmu gerakan tubuh,
semuanya dilakukan secara se mpurna dan luar biasa hebatnya.
Ketika itu, Ku See-hong telah berhasil me maha mi jurus Hoo-han-
seng-huan yang diwariskan gurunya Bun-ji koan-su kepadanya.
Begitu melihat datangnya serangan maut dan si nona berbaju biru
itu, kontan saja timbul kesan yang jelek se kali terhadap lawannya
itu. Maka di kala serangan maut itu sudah berada di depan mata,
alis matanya segera berkenyit, sinar mata dingin yang menggidikkan
hati mencorong keluar, sa mbil menengadah dia berpe kik keras.

133
Berbareng dengan mengge manya suara pekikan tersebut, tiba-
tiba sepasang telapak tangannya digetarkan kian ke mari, di tengah
desingan angin tajam tercipta sebuah lingkaran cahaya yang amat
menyilaukan mata.
Menyusul terpancarnya cahaya berkilauan yang berlapis-lapis
tadi, tubuhnya mendadak miring ke sa mping, seluruh tubuhnya
me lintang lima depa di udara. Dalam posisi yang aneh kemudian
sepasang kakinya dijeja kkan ke udara dan me layang ke mbali ke
tanah.
Pada saat dasar kakinya telah mene mpel di tanah, tubuh bagian
atas Ku See-hong yang miring itu menerobos masuk ke tengah
gulungan angin pukulan dahsyat yang dilancarkan oleh gadis cantik
berbaju biru itu….
“Sreeet…” desingan angin taja m serasa me mbe lah di angkasa.
Segulung cahaya putih yang a mat menyilaukan mata, bagaikan
sambaran kilat cepatnya langsung menerobos ke depan dan
menyerang jalan darah Thian-khi-hiat di tubuh gadis berbaju biru
itu.
Gerakan yang barusan dipergunakan bukan lain adalah jurus
ketiga dari Hoo-han-seng-huan yang berna ma Tee-jin-hun-ga k
(Sukma Gentayangan Di Dasar Neraka).
Gadis cantik berbaju biru itu sebenarnya adalah murid
kesayangan seorang tokoh sakti dunia persilatan yang termasyhur
namanya di dunia ketika itu. Kelihaian ilmu silatnya boleh dibilang
luar biasa sekali, sehingga cuma beberapa gelintir manusia saja
yang sanggup menghadapi anca man serangannya.
Tapi, ketika ia menyaksikan datangnya serangan dahsyat dari Ku
See-hong itu, kontan saja paras mukanya berubah hebat. Sambil
me mbentak keras, selendang sutera di atas bahunya itu meluncur
ke depan dengan membawa desingan angin tajam… “Sreet! Sreeet!”
gulungan itu langsung menyongsong datangnya cahaya putih
tersebut.

134
Tubuhnya se mentara itu juga tak berani bertindak gegabah,
dengan me mpergunakan suatu gerakan yang indah dia segera
berputar lalu me layang ke sa mping.
Perlu diketahui, tiga gerakan aneh yang sakti di dalam jurus Hoo-
han-seng-huan tersebut sesungguhnya merupakan hasil ciptaan dari
Bun-ji koan-su setelah me mpelajari dan menyelidiki secara tekun isi
kitab pusaka Cang-ciong-pit-kip tersebut.
Jurus serangan itu boleh dibilang lihay sekali dan mencakup
seluruh intisari ilmu silat yang berada di dunia ini… cuma sayangnya
pada waktu itu Ku See-hong belum berhasil menguasai serta
me maha mi makna yang sesungguhnya dari ketiga buah gerakan itu,
sehingga boleh dibilang kehebatannya belum mencapa i
sebagaimana mestinya.
Sekalipun de mikian, akan tetapi ketika ia gunakan kepandaian
maha dahsyat tersebut ternyata hasilnya betul-betul luar biasa dan
sama seka li di luar dugaan.
“Breeet…!”
Kedua selendang sutera yang berada di sepasang bahu nona
cantik berbaju biru itu terpapas kutung menjadi tiga-e mpat bagian,
sementara ikat pinggangnya yang berwarna biru juga turut putus
menjadi dua bagian….
Mimpipun nona cantik berbaju biru itu tak pernah menyangka
kalau gerak menghindar yang sesungguhnya dilakukan dengan
kecepatan yang luar biasa itu, ternyata belum berhasil menghindari
serangan lawan.
Kontan saja sepasang alis matanya berkenyit, hawa nafsu
me mbunuh menyelimuti wajahnya, mencorong sinar tajam yang
dingin dan menggidikkan dari balik matanya yang jeli itu. Ditatapnya
wajah Ku See-hong tanpa berkedip.
Sejak seribu tahun yang lalu, tiga gerakan dala m jurus Hoo-han-
seng-huan tersebut sudah menggetarkan seluruh dunia persilatan.

135
Belum pernah ada seorang manusia pun yang berhasil me loloskan
diri dari anca man tersebut dalam keadaan sela mat.
Jadi sesungguhnya, keberhasilan si nona cantik berbaju biru itu
me loloskan diri dari anca man maut jurus itu tanpa menimbulkan
luka, adalah merupa kan suatu kejutan bagi umat persilatan.
00d=w00

Bab 7
TENTU saja, keberhasilan si nona itu pun separuhnya
dikarenakan jurus serangan yang dipergunakan oleh Ku See-hong
pada hari ini, belum mencapai pada kekuatan yang sebenarnya.
Kalau me mang de mikian, lantas apa sebabnya selama ha mpir
seribu tahun lamanya ini belum pernah ada seorang jago
persilatanpun yang sanggup me mecahkan jurus Hoo-han-seng-huan
tersebut?
Sesungguhnya, bila jurus serangan ini dipergunakan, maka akan
muncullah beberapa ciri khas yang luar biasa dan aneh sekali, yaitu
di ka la menggerakkan tangannya di udara, selalu akan muncul
kilatan cahaya yang berkilauan… seluruh tubuh si penyerang itu
seakan-akan diselimut i oleh kilauan cahaya yang tajam sekali
bagaikan sinar matahari, sehingga sukar bagi orang lain untuk
menduga gerakan maca m apakah yang sedang dila kukannya itu.
Selain daripada itu, di dalam setiap gerakan jurus itu, meski
terdapat beberapa macam perubahan yang berbeda, tapi
kecepatannya sedemikian hebatnya sehingga serangkaian gerakan
tersebut boleh dibilang dilakukan ha mpir pada saat yang
bersamaan.
Sejak dulu sa mpai sekarang, tak seorang jago silat pun di dunia
ini yang tahu sebenarnya terdapat berapa macam perubahan di
balik setiap gerakan dari jurus Hoo-han-seng-huan tersebut. Orang
lebih-lebih tak tahu sampai di manakah keanehan maupun kesakt ian
dari gerakan jurus tersebut.

136
Ketika Ku See-hong me lancarkan serangan dengan
me mperguna kan jurus Tee-jin-hun-ga k tadi, sebetulnya dia hanya
bermaksud untuk menakut i-nakuti gadis itu saja.
Di luar dugaan, tenaga serangan yang dahsyat bagaikan
gulungan ombak sa mudra itu ternyata benar-benar terpancar
keluar, malahan pada mulanya dia masih tak berani percaya kalau
serangannya itu sanggup menahan sergapan maut dari nona cantik
itu.
Maka ketika dilihatnya nona cantik berbaju biru itu benar-benar
terdesak hebat sehingga menjadi mengenaskan sekali keadaannya…
untuk sesaat ia menjadi tertegun dan berdiri kaku di te mpat.
Gadis cantik berbaju biru itu me mbentak keras, tubuhnya
me layang ke muka dengan gerakan yang enteng seperti kapas,
telapak tangannya yang putih bagaikan ke ma la, secara beruntun
me lancarkan tujuh delapan buah serangan berantai, ke mudian
kakinya menutul permukaan tanah dan me layang ke udara. Dari
suatu sudut yang aneh secara tiba-tiba melepaskan e mpat buah
tendangan berantai.
Setelah dibikin marah oleh serangan musuhnya, serangan
balasan dari gadis cantik berbaju biru itu menjadi sangat keji dan
sama seka li tidak terkandung be las kasihan.
Jurus-jurus serangan itu dilancarkan berangkai dan tiada
hentinya, sekaligus semua ancaman itu dikeluarkan, bahkan
kesempurnaan dari jurus serangannya itu boleh dibilang jarang
ditemui di kolong langit.
Secara beruntun Ku See-hong mendengus beberapa kali,
tubuhnya sudah terkena dua buah pukulan dan lututnya kena
ditendang satu kali, kesemuanya ini me mbuat pemuda itu kesakitan,
dan jatuh terduduk di atas tanah.
Melihat Ku See-hong sudah terjatuh ke tanah, nona cantik
berbaju biru itu baru tertawa cekikikan.

137
“Haaahh… haaahh… haaahh… orang she Ku, rupanya kulit
badanmu benar-benar tebal dan kuat seperti baja, dipukul keras
pun tak sampai ma mpus tapi… nonamu bertekad hendak
menghajarmu sa mpai babak belur ma la m ini sehingga merangkak di
tanah.”
Setelah berhenti sebentar dia me lanjutkan:

Jilid: 05
“KECUALI sekarang juga kau berlutut di depan nona mu dan
menye mbah tiga kali, mungkin saja nona masih bersedia
menga mpuni jiwa mu.”
Ku See-hong yang berulang kali dipaksa mencium tanah, benar-
benar merasa marah sekali, saking mendongkolnya dia sampa i
menggertak giginya keras-keras.
“Lonte busuk!” akhirnya dia me mbentak gusar.
“Aku orang she Ku me mang tak sanggup menangkan dirimu, kau
juga boleh bunuh boleh cincang tubuhku, tapi jika kau berani
me mperma inkan aku atau mencoba untuk mence mooh aku… Hmm!
Aku akan me ma ki tiga keturunanmu!”
Mendengar perkataan itu, si nona cantik berbaju biru itu
mengernyitkan alis matanya, sinar merah mencorong keluar dari
matanya yang jeli, tapi sejenak ke mudian telah lenyap tak berbekas.
Kembali ujarnya sa mbil tertawa cekikikan:
“Orang she Ku, rupanya kau punya semangat. Cuma… bila
ma la m ini kau tak mau menjawab pertanyaan nonamu, hmm! Akan
kupermainkan dirimu seperti joged monyet!”
“Lonte busuk! Aku akan beradu jiwa denganmu!” bentak Ku See-
hong dengan kening berkerut.

138
Kembali tangannya bergerak aneh, rupanya ia sudah bersiap-siap
untuk me mpergunakan tiga gerakan dari jurus Hoo-han-seng-huan
lagi.
Setelah merasakan kerugian yang cukup besar di tangan pemuda
itu, si nona cantik berbaju biru itu bertindak lebih cerdik, sebelum
pemuda itu se mpat me lancarkan serangannya, secepat angin
badannya menyelinap ke be lakang Ku See-hong. Ke mudian sa mbil
me mbentak keras, telapak tangan kirinya tiba-tiba diayunkan ke
depan.
“Ploook!” terdengar suara benturan nyaring mengge ma
me mecahkan keheningan.
Di atas pipi Ku See-hong segera muncul lima buah bekas jari
tangan yang merah me mbara, menyusul ke mudian lima jari tangan
kanannya yang dipentangkan lebar-lebar langsung menya mbar baju
Ku See-hong dan me mbantingnya ke depan.
Ku See-hong segera merasakan keseimbangan badannya hilang,
tubuhnya lantas berguling tiga ka li di atas tanah dan akhirnya jatuh
terjerembab mencium tanah. Selain hidungnya bocor, mukanya
bengkak dita mbah lagi ra mbutnya terurai dan badannya belepotan
darah, keadaannya benar-benar mengenaskan sekali.
Melihat pe muda itu sudah mencium tanah, sambil menutup
bibirnya dengan jari tangan yang lentik, nona cantik berbaju biru itu
segera tertawa cekikikan. Pelan-pelan dia berjalan ke samping ana k
muda itu, ke mudian sa mbil ulurkan tangan kirinya dia berkata:
“Orang she Ku, tulangmu sudah pada rontok, belum? Mari, nona
me mbangunkan dirimu.”
Cemoohan dan hinaan yang berulang kali dilimpahkan si nona
kepadanya, membuat Ku See-hong yang tinggi hati itu menjadi naik
darah, matanya merah me mbara kalau bisa dia ingin sekali
me mbacok tubuhnya sehingga hancur berkeping-keping, Apalagi
setelah meyaksikan tingkah laku serta ucapan si nona yang
setengah mengejek, darah terasa sirap keluar.

139
“Lonte busuk!” bentak Ku See-hong dengan gera mnya. “Jika
ma la m ini aku orang she Ku dapat keluar dari sini da la m keadaan
hidup, di ke mudian hari pasti akan kusayat kulit badanmu, sekarang
aku minta kau… kau… enyah dari sini…!”
Saking gusarnya Ku See-hong sa mpai merasa tak sanggup
me lanjutkan kata-katanya, seluruh badannya tampak gemetar
keras.
Ketika mendengar perkataan itu, nona cantik berbaju biru itupun
kelihatan agak tertegun, tapi setelah termangu beberapa saat
la manya, sikap itu pulih ke mbali seperti sediakala.
Ia tertawa ringan, lalu katanya dengan merdu:
“Aduh mak, bagaimana sih ka mu ini? Dengan bersungguh hati
orang sudah me mbantumu, kenapa kau malah menjadi marah-
marah hebat? Baiklah, anggap saja aku yang bersalah, kalau ingin
menghajar a ku, nah, hajarlah aku sepuas hatimu.”
Sewaktu mengucapkan kata-kata tersebut, wajahnya kelihatan
polos, manja dan me mbawa sifat kekanak-kana kan, kesemuanya ini
me mbuat gadis itu ta mpak berta mbah cant ik dan menarik.
Untuk sesaat lamanya Ku See-hong berdiri melongo sehingga tak
tahu apa yang musti dilakukan, tapi rasa bencinya kepada gadis itu
sudah merasuk ke tulang sumsum. Dia menganggap gadis itu
adalah seorang gembong iblis pere mpuan yang berhati keji
bagaikan ular berbisa dan me mbunuh orang tanpa berkedip.
Maka dengan wajah hijau me mbesi, dia mendengus dingin:
“Hmmm… Sikapmu yang suka berlagak itu hanya bisa dipakai
untuk menggaet anjing-anjing ge ladak yang sudah buta matanya
atau mengidap penyakit edan. Hmmm…. Jika kau berani banyak
berbicara lagi, jangan salahakan kalau aku orang she Ku akan mula i
me ma ki dirimu lagi.”
Nona cantik berbaju biru itu mengerutkan dahi dan menghe la
napas sedih, katanya dengan le mbut:

140
“Kenapa sih kau begitu tidak percaya denganku? Sebenarnya aku
merasa benci sekali terhadap orang lelaki maca m kalian itu, tapi
sekarang entah apa sebabnya, setelah bertemu denganmu, aku
sepertinya tidak begitu benci lagi.”
Sepasang matanya yang jeli mongerling ke wajah Ku See-hong
berulang kali. Di balik keje lian matanya itu terkandung rasa cintanya
yang mendala m, apalagi wajahnya me mang cantik, sesungguhnya
cukup me mbuat hati orang terpikat.
Ku See-hong merasakan jantungnya berdebar keras, suatu
perasaan aneh yang hangat dan belum pernah dirasakan
sebelumnya. Secara lamat-la mat muncul dari dasar hatinya
perasaan aneh yang susah dilukiskan dengan kata-kata itu, boleh
dibilang be lum pernah dirasakannya se menjak dilahirkan.
Ketika dilihatnya Ku See-hong hanya me mbungka m diri tanpa
mengucapkan sepatah katapun, dengan manja si nona cantik
berbaju biru itu ke mbali berkata:
“Sebetulnya aku diutus oleh guruku untuk menyelidiki seorang
musuh besarnya pada mala m ini. Tapi bela kangan ini suara
nyanyian anehnya yang tiba-tiba terputus sampai beberapa hari
mendadak berkumandang ke mbali. Hal ini menimbulkan rasa
keheranan di hatiku….
“Barusan, aku me lihat kau muncul dari dala m kuil itu. Bahkan aku
lihat kau sa ma seka li tida k berpengaruh oleh daya pikat ira ma
pembetot sukma itu, maka aku menjadi keheranan bercampur
kaget. Menanti kau bertarung melawan Leng-cuan sam-pok dan
me mperguna kan jurus Hoo-han-seng-huan milik si orang aneh
tersebut, aku baru berani me mastikan bahwa kau pasti me mpunyai
hubungan yang luar biasa se kali dengan manusia aneh itu… Aaaih,
apakah kau bersedia untuk me mberitahukan kepadaku tentang
beberapa masalah?”
Ku See-hong yang me ndengar perkataan itupun merasa terkejut
sekali, ia tahu musuh besar gurunya terlalu banyak, bila dia terlalu
sering me mperguna kan ilmu sakti dari Bun-ji koan-su tersebut,

141
maka akhirnya orang persilatan pasti tahu kalau dia ada lah
muridnya.
Aaai… Padahal ia belum begitu menguasai tentang jurus-jurus
silat tersebut, bagaimana baiknya sekarang? Hmmm. Bukankah
suhu seringkali menyuruh a ku me mpergunakan jurus Hoo-han-seng-
huan tersebut untuk me mbunuh musuh? Musuh besar gurunya
begitu banyak, lebih baik dibunuh saja mereka yang berani datang
mencarinya, apa lagi yang musti ditakuti?
Ketika Ku See-hong berpikir sa mpai di situ, selapis hawa nafsu
me mbunuh yang mengerikan segera melintas di atas wajahnya.
Terdengar nona cantik berbaju biru itu kembali menghela napas
panjang, katanya lagi:
“Aku tahu kau tak akan menjawab pertanyaanku itu, tapi akupun
tak tega me mpergunakan cara yang keji untuk me maksa mu. Aaai…
Aku benar-benar merasa serba salah.”
Ku See-hong merasa sangat tidak puas dengan perkataan itu, ia
segera mendengus dingin, katanya ketus:
“Siapa menang siapa kalah masih sukar untuk ditentukan,
sekalipun aku orang she Ku dianca m dengan golok di tengkuk, tak
nanti keningku akan berkerut, apalagi merengek minta dia mpuni.
Jika kau ingin me mperguna kan cara yang lebih keji lagi, mengapa
tidak kau cobakan kepadaku?”
Nona cantik berbaju biru itu lama sekali tidak mena mpilkan
perubahan apa-apa setelah mendengar perkataan itu, dia cuma
berdiri termenung di situ, keningnya berkerut, agaknya banyak
persoalan yang sukar dipecahkan olehnya.
Bintang bertaburan di angkasa, suasana terasa kelabu…. Tanpa
terasa Ku See-hong berdiri termenung di tempat dan terkenang
ke mbali kejadiannya di masa la mpau.
Gadis cantik berbaju biru itupun berdiri termangu di sana
bagaikan sedang mengigau dala m impian, dia berguma m lirih:

142
“Dia pasti bukan anak muridnya Bun-ji koan-su, kalau dia adalah
murid kesayangannya, ilmu silat yang dimilikinya pasti lihay sekali.
Apalagi locianpwe yang berwatak aneh itu sudah bersumpah tak
akan menerima murid lagi, mana mungkin dia akan menerima
pemuda ini sebagai ahli warisnya?
Tapi kalau dilihat orang she Ku ini, kelihatannya ia benar-benar
sangat aneh dan rahasia sekali, siapa pula yang mengajarkan jurus
Hoo-han-seng-huan tersebut kepadanya? Ta mpaknya dia seperti
me milki pula sejenis kepandaian yang aneh se kali dala m tubuhnya.
Kepandaian itu tampaknya ma mpu untuk menahan serangan dari
siapapun. Kalau dilihat dari tenaga dala mnya saja, dia sudah cukup
ma mpu menjadi jago kelas satu dalam dunia persilatan, tapi
mengapa ia tidak me ngerti soal jurus silat? Aaai… kejadian ini
sungguh me mbingungkan hati orang, apakah mungkin manusia
aneh yang berdia m di kuil ini bukan Bun-ji koan-su?”
Walaupun nona cantik berbaju biru itu tampaknya seperti orang
yang binal dan tak berotak, sesungguhnya kecerdasan otaknya luar
biasa sekali, jadi orang pun sangat teliti.
Mendadak….
Ku See-hong merasakan nadi penting pada pergelangan tangan
kanannya dicengkera m oleh sebuah tangan yang halus dan le mbut,
menyusul ke mudian terdengar seseorang berkata dengan suara
yang dingin bagaikan es:
“Orang she Ku apakah kau adalah ahli waris dari Bun-ji koan-su?
Cepat katakan berterus terang!”
Ku See-hong segera merasakan sekujur badannya menjadi
kesemutan, peredaran darahnya berjalan terbalik yang
mengakibatkan seluruh tenaga serta kekuatannya seakan-akan
lenyap tak berbekas.
Dasar keras kepala dan berwatak angkuh, kendatipun mengalir
terbaliknya darah di da la m tubuhnya menyebabkan Ku See-hong
merasa amet menderita dan kesakitan, tapi dia hanya menggertak

143
gigi saja sambil menahan diri. Ku See-hong menjengek sinis,
dengan wajah menghina dia tertawa dingin tiada hent inya:
“Sejak tadi aku orang she Ku sudah tahu ka lau kau adalah
seorang perempuan rendah yang tak tahu malu, ternyata dugaanku
tidak salah. Hmmm! Tidak ga mpang untuk me ma ksa aku berbicara,
lebih baik matikan saja hatimu itu!”
Si nona cantik berbaju biru itupun berdiri dengan wajah sedingin
es, alis matanya berkenyit dan ia tertawa dingin tiada hentinya.
“Heeehh… heeehh… heeehh… akan nonamu lihat kau bisa
bertahan sampai kapan!”
Tangan kanannya yang mencengkera m nadi Ku See-hong segera
digoncangkan keras-keras, ini me mbuat Ku See-hong kesakitan
setengah mati. Saking sakitnya, peluh dingin jatuh bercucuran
me mbasahi seluruh badan Ku See-hong, mulut luka yang tadi
tersambar cakar Leng-cuan sam-pok tersebut, terasa sakitnya bukan
kepalang.
Ilmu sakti me mbalikkan aliran darah manusia yang jauh bertolak
belakang dengan keadaan manusia biasa ini betul-betul a mat keji
dan keja m. Jangan toh tubuh Ku See-hong terdiri dari darah dan
daging, sekalipun terdiri dari baja kuat pun tak akan tahan.
Tak sa mpai setengah perminum teh ke mudian, ia sudah tak
kuasa menahan diri lagi, isi perutnya terasa sakit bercampur gatal,
seakan-akan ada beribu-ribu batang anak panah yang mene mbusi
hatinya. Peluh dingin jatuh bercucuran me mbasahi sekujur
badannya, sementara mulutnya mulai merintih.
Sistem me mbalikkan peredaran darah manusia yang diterapkan
di tubuh Ku See-hong ini sesungguhnya lihay sekali. Yang paling
penting adalah ketepatannya mengarah sasaran jalan darah di
tubuh orang. Entah musuh berilmu tinggi atau tidak, asal sudah
terkena serangan ma ka segenap tenaga perlawanannya akan
musnah tak berbekas, saat itulah dengan menganda lkan aliran hawa
murni yang ada dalam tubuhnya mengendalikan peredaran darah di

144
tubuh lawan, agar aliran darah lawan menga lir terbalik dan
menyerang isi perut.
Kepandaian yang bisa me mutar balikkan peredaran darah
manusia ini terdiri dari beberapa maca m, tapi kegunaannya sama,
meski caranya berbeda.
Salah satu di antaranya dina makan Hud-hiat-ni-hiat (Mengayun
Jalan Darah Membalikkan Peredaran Darah). Kepandaian ini
me mperguna kan ilmu totokan jalan darah yang khusus untuk
menyumbat jalan darah penting di tubuh manusia. Barang siapa
terkena totokan itu, maka darah yang beredar dalam tubuh dan
delapan nadinya akan terbalik menyerang ke hati. Cuma cara ini
reaksinya agak la mban.
Macam yang lain adalah kepandaian yang dipergunakan nona
berbaju biru itu, kepandaian tersebut dina makan Cui-khi-jian-hiat
(Menyumbat Hawa Menghancurkan Darah), ilmu yang diperguna kan
adalah ilmu cengkera man Kina-jiu-hoat, sedang yang dianca m juga
jalan darah penting di tubuh lawan.
Setelah jalan darah penting lawan kena dicengkera m, biasanya
dia akan me mpergunakan tenaga dala m yang dimilikinya untuk
menyumbat peredaran darah lawan agar aliran darah itu berbalik
menyerang isi perut. Cuma cirinya, orang yang tidak me miliki
tenaga dalam yang a mat sempurna, jangan harap bisa
me mperguna kan cara se maca m ini.
Ku See-hong merasakan kesakitan yang luar biasa sekali, kulit
mukanya sampai mengejang keras karena harus menahan
penderitaan, sementara sorot matanya memancarkan sinar
kebencian dan denda m menatap wajah gadis berbaju biru itu tanpa
berkedip.
Mendadak….
Ku See-hong mendengus tertahan… mendadak tangan kanannya
me lepaskan diri dari cengkera man gadis berbaju biru itu, ke mudian
tangan kirinya dengan suatu gerakan yang sangat aneh langsung
me lepaskan sebuah pukulan dahsyat ke arah gadis berbaju biru itu.
145
Perubahan yang terjadi secara tiba-tiba ini me mbuat gadis
berbaju biru itu menjadi terperanjat sekali, mimpipun ia tak
menyangka kalau Ku See-hong bisa meloloskan diri dari
cengkeraman Kina-jiu-hoatnya, apalagi menghadapi serangan yang
datangnya sangat aneh dan tangguh tersebut.
Dala m kejutnya gadis berbaju biru itu segera me mutar lengan
kirinya sambil dikebut kan ke depan, serentetan titik cahaya bintang
yang berkilauan bagaikan serentetan bunyi letusan yang berantai
bergema me mecahkan keheningan.
Dua gulung angin pukulan yang maha dahsyat itu dengan
cepatnya saling bertemu antara yang satu dengan lainnya.
“Blaaa mm…!” suatu ledakan keras yang me me kikkan telinga
segera bergema me mcahkan keheningan. Angin pukulan yang
sangat kuat itu segera menimbulkan desingan angin tajam yag
menya mbar ke e mpat penjuru, keadaan mengerikan seka li.
Akibat dari bentrokan kekerasan itu, tubuh Ku See-hong hanya
tergetar sedikit dan mundur dua langkah, mencorong sinar ge mbira
dari balik wajahnya, tidak seperti tadi bermura m durja.
Ketika menyambut tenaga pukulan dari Ku See-hong tadi, gadis
berbaju biru itupun dia m-dia m berseru:
“Wouw… hebat betul tenaga pukulan orang ini! ”
Ku See-hong segera mendongakkan kepalanya dan berpekik
amat nyaring, telapak tangan kanannya segera diayunkan ke
depan… “Weess!” sebuah pukulan dahsyat langsung dibabat ke
tubuh gadis berbaju biru itu.
Gerak serangan yang dilancarkan inipun dilakukan dengan suatu
gerakan yang sangat aneh dan luar biasa, di mana angin
pukulannya dilepaskan, angin pukulan yang bagaikan gulungan
omba k raksasa di tengah sa mudra langsung menggulung ke muka.
Melihat datangnya ancaman tersebut gadis berbaju biru itu
berkerut kening, lengan kirinya yang halus dengan cepat
menciptakan gerakan satu lingkaran busur se mentara telapak

146
tangan kanannya secepat sambaran petir meluncur ke muka dengan
gerakan sakti.
Segulung hawa pukulan yang le mbut dan halus, tanpa
menimbulkan sedikit suara pun menyongsong datangnya ancaman
tersebut.
“Blaaa mm…!” suatu ledakan keras yang disertai dengan pancaran
hawa murni ke e mpat penjuru segera menyelimuti seluruh angkasa
di seke liling tempat itu.
Sepasang bahu Ku See-hong bergetar keras, tapi kakinya sa ma
sekali tidak bergeser dan tetap tegak di te mpat semula, mukanya
tetap tenang seakan-akan tak pernah terjadi sesuatu apapun.
Gadis berbaju biru itu ma kin terkesiap setelah menyambut
serangan dari Ku See-hong untuk kedua kalinya, dengan cepat dia
berpikir:
“Heran, kenapa serangan yang dilancarkan orang ini makin la ma
semakin hebat? Padahal di dala m me lepaskan serangan tadi,
kugunakan tenaga dala mku sebesar enam bagian. Nyatanya sama
sekali tak dapat meluka i dirinya. Bukankah ia sa ma sekali tak
mengerti a kan jurus silat ketika pertarungan dilangsugkan tadi?
Kenapa dua kali serangan yang terjadi sekarang ini seluruhnya
menggunakan jurus-jurus tangguh yang belum pernah kujumpa i
dalam dunia persilatan?”
Dala m pada itu, sekulum senyuman dingin telah tersungging di
ujung bibir Ku See-hong, ujarnya dengan angkuh:
“Nona betul-betul seorang tokoh sakti yang berilmu tinggi,
tenaga dalam yang kau milikipun a mat se mpurna, harap kau sa mbut
ke mbali sebuah pukulanku ini!”
Berbicara sampai di situ, pelan-pelan Ku See-hong mengangkat
telapak tangan kirinya, jari tangan dilengkungkan dan…
“Hiiaaat…!” diiringi bentakan keras, telapak tangan kanannya
diayunkan ke muka dengan cepat, menyusul kemudian telapak
tangan kirinya juga didorong sampa i ke tengah jalan. Angin pukulan

147
yang maha dahsyat, ibaratnya gumpalan awan di angkasa dengan
cepat menyelimut i seluuh te mpat dan menggulung tiba dengan
hebatnya.
Gadis berbaju biru itu amat terperanjat, bagaikan angin puyuh
tubuhnya berputar kencang, hawa pukulan yang le mbut segera
me mancar keluar dari sekeliling tubuhnya. Di tengah gulungan
angin pukulan yang berpusing, tiba-tiba berkuma ndang suara
benturan nyaring…
“Bluuuk! Bluuuk! Bluuuk! Tahu-tahu hawa pukulan kedua belah
pihak sa ma-sa ma lenyap tak berbekas.
Terkesiap seka li gadis bebaju biru itu menghadapi ke ma mpuan
Ku See-hong yang luar biasa itu, sebab: penambahan tenaga dalam,
perubahan gerakan, serta kemunculan jurus serangan dari si ana k
muda itu hakekatnya melanggar kebiasaan dunia persilatan.
Atau mungkin dia adalah seorang manusia licik yang berakal
busuk, pandai merahasia kan diri serta berilmu silat tinggi? Berpikir
demikian, mencorong sinar pe mbunuhan dari balik matanya yang
jeli, ujarnya ke mudian dengan suara dingin:
“Orang she Ku, rupanya kau adalah ma nusia licik, berakal busuk
dan pandai merahasiakan diri. Hmm, mala m ini jangan harap kau
bisa lolos dari cengkera man nona mu!”
Kemudian diiringi hentakan keras serunya ke mba li:
“Orang she Ku, sa mbut lah sebuah serangan dari nona mu!”
Di tengah seruannya, dengan menghimpun tenaganya sebesar
sepuluh bagian, gadis berbaju biru itu mengayunkan sepasang
tangannya ke depan.
Serangan ini dilancarkan dengan menghimpun tenaga dalamnya
sebesar sepuluh bagian, tentu saja hebatnya luar biasa. Begitu
pukulan dilepaskan, tenaga pukulan yang dahsyat seperti angin
puyuh segera menggetarkan pepohonan siong yang berada
beberapa kaki jauhnya dari sana.

148
Hampir sekujur badan Ku See-hong diselimuti oleh tenaga
pukulan yang dahsyat bagaikan a mbruknya bukit Tay-san itu, boleh
dibilang tak setit ik celah kosongpun yang berhasil dite mukan.
Di kala Ku See-hong melancarkan serangan untuk ketiga kalinya
tadi, sesungguhnya isi perut pemuda itu sudah digetarkan oleh
serangan lawan, tapi dasar keras kepala, dia segan menunjukkan
kele mahan di hadapan orang. Buru-buru hawa murninya disalurkan
untuk mengendalikan gejolak hawa murni di da la m hatinya
ke mudian setelah pusatkan pikirannya, dia bersiap-siap melancarkan
ke mbali serangannya. Maka tergetarlah perasaannya setelah
mendengar perkataan dari gadis itu.
Tapi pihak musuh tida k me mberi kese mpatan lagi baginya untuk
berpikir panjang, tenaga pukulan yang menggetarkan hati itu sudah
menggulung tiba dengan kecepatan bagaikan sa mbaran petir. Kali
ini sepasang telapak tangan Ku See-hong juga ditolak keluar dengan
sejajar dada.
Ku See-hong hanya merasakan tenaga tekanan yang menimpa
tubuhnya kali ini ibaratnya bukit Tay-san yang menindih kepala.
Sekujur badannya tergetar keras oleh tenaga tekanan hawa pukulan
itu sehingga hawa darahnya bergolak keras. Seketika itu juga
badannya terlempar ke udara dan melayang sejauh dua kaki lebih
dari tempat se mula, tapi ia masih sempat me layang turun di atas
tanah dengan sela mat tanpa menderita luka apapun.
Tertegun gadis berbaju biru itu sehingga untuk beberapa saat
la manya tak sanggup mengucapkan sepatah katapun, dia benar-
benar mengira sudah bertemu dengan setan. Dengan tenaga
pukulannya yang mencapai sepuluh bagian itu, batu berada seratus
langkah di hadapannya pun akan hancur menjadi bubuk, kenapa
pemuda itu tida k menderita luka apa-apa? Kepandaian maca m
apakah itu?
Pelbagai ingatan dengan cepat berkeca muk da la m benak gadis
berbaju biru itu, sementara tubuhnya diiringi bentakan nyaring
segera menerjang ke hadapan Ku See-hong, sepasang telapak

149
tangannya bagaikan kupu-kupu yang menari di antara aneka bunga,
menimbulkan pusaran angin berpusing yang a mat kencang.
Dengan cepat gerakan tubuhnya juga ikut berkembang,
perubahan yang aneh bermunculan berulang-ulang, angin pukulan
tajam bagaikan pisau. Serangan yang dilancarkan juga semuanya
menganca m bagian-bagian me matikan di tubuhnya, serangan itu
begitu ganas, buas dan keji.
Pada mulanya Ku See-hong benar-benar kena didesak sehingga
harus berputar kian kemari dengan repotnya, dia harus
me mperguna kan ilmu gerakan tubuh Mi-khi-biau-tiong yang sangat
lihay itu untuk berkelit dan menghindar kesana ke mari, tapi
ke mudian jurus sakti mula i bermunculan, makin bertarung semakin
mantap. Kenyataan ini segera menimbulkan pe lbagai kecurigaan
dan tidak habis mengerti buat orang lain.
Sesungguhnya akibat dari pertarungan yang dikobarkan si nona
berbaju biru itu serta ejekan dan ce moohan yang dilontarkan
olehnya pada mala m ini, hakekatnya telah menggali sumber ilmu
silat maha sakti yang bakal dimiliki oleh Ku See-hong di ke mudian
hari.
Ternyata, di kala Ku See-hong terkena ilmu Cui-khi-jian-hiat dari
si nona berbaju biru sehingga mengakibatkan jalan nadinya
tercengkeram dan merasakan siksaan akibat menga lir terbaliknya
peredaran darah…. Pemuda yang keras hati ini segera me meras
otaknya dan berusaha untuk mene mukan cara untuk me mecahkan
keadaan tersebut. Diapun lantas mengasah otaknya dan berusaha
untuk me mecahkan jurus Hoo-han-seng-huan tersebut.
Siapa tahu, begitu otaknya berputar, Ku See-hong segera
mene mukan bahwa jurus serangan itu ha mpir boleh dibilang
mengandung pelbagai gerakan jurus silat yang sangat tangguh,
setiap gerakannya mengandung arti yang dalam dan perubahan yan
tak terhitung jumlahnya.
Pada dasarnya Ku See-hong me mang seorang lelaki yang tergila-
gila oleh ilmu silat, setelah mengetahui rahasia tersebut ia menjadi

150
terkesima dan segera terlelap dalam pemikiran yang mendala m.
Untuk sesaat lamanya diapun melupa kan penderitaan akibat dari
aliran darahnya yang me mbalik….
Setelah termenung beberapa saat, akhirnya Ku see-hong berhasil
me maha mi pula beberapa jurus serangan aneh dari balik ketiga
gerakan jurus Hoo-han-seng-huan tersebut.
Mendadak si anak muda itupun merasakan munculnya segulung
aliran hawa panas dan dingin dari dalam pusarnya. Seketika itu juga
aliran darahnya yang membalik segera menjadi tenang kemba li.
Maka Ku See-hong lantas menge luarkan ilmu gerakan aneh yang
barusan dipecahkan itu untuk meronta lepas dari cengkera man
gadis berbaju biru itu.
Perlu diketahui, Bun-ji koan-su Him C i Seng adalah seorang
manusia yang berotak brilian dan lihay. Semenjak lima puluh tahun
berselang ia sudah amat lihay, apalagi setelah me mperoleh kitab
pusaka Cang-ciong pit-kip serta me mahami isi dari kitab tersebut.
Dua puluh tahun berselang, dia menga la mi suatu musibah yang
merupakan tragedi pa ling besar dala m hidupnya. Dala m keadaan
sedih dan putus asa, sepanjang hari dia hanya memperdala m ilmu
yang diperolehnya dari kitab Cang-ciong pit-kip tersebut untuk
menghabiskan waktu senggang. Setiap waktu dia selalu me latih ilmu
tenaga dalam tingkat tingginya. Oleh sebab itu, kesempurnaan
tenaga dalam yang dimilikinya sekarang beberapa kali lipat lebih
dahsyat dibandingkan dengan lima puluh tahun berselang ketika ia
baru pertama kali terjun ke dunia persilatan dulu.
Ketika Ku See-hong masuk ke da la m kuil kuno itu, dala m se kilas
pandangan saja ia sudah tertarik kepada pemuda itu, dia bertekad
untuk melatih si anak muda itu agar menjadi sekuntum bunga aneh
dalam dunia persilatan pada seratus tahun belakangan ini.
Maka Bun-ji koan-su lantas me mpergunakan se mburan api dari
inti bumi, guyuran a ir sejuk dari sumber bawah tanah dan pukulan
tongkat untuk mene mbusi se mua nadi penting di seluruh tubuh Ku
See-hong agar dia bisa me mperoleh keadaan bagaikan berganti
tulang saja.
151
Selain ke mudian ia wariskan ilmu Kan-kun Mi-siu khikang yang
luar biasa itu kepadanya, selanjutnya Bun-ji koan-su juga tak segan-
segannya menggunakan cara Tiong-giok-tay-hoat untuk
menyalurkan segenap tenaga dala m hasil latihannya sela ma puluhan
tahun ke tubuh Ku See-hong yang berakibat dia harus mati
kekeringan.
Sebaliknya gadis berbaju biru itupun me miliki serangkaian ilmu
silat yang lihay sekali. Sejak pertarungan pertama kali tadi, ia sudah
dibuat terkejut oleh ke ma mpuan Ku See-hong, ia merasa tenaga
pukulan musuh makin la ma se makin tangguh jurus serangan yang
dipakai juga makin la ma se makin aneh. Yang lebih terkesiap lagi
adalah daya tahan Ku See-hong terhadap tenaga serangan,
walaupun setiap pukulan mautnya selalu berhasil menghajar telak di
tubuh lawan, namun si anak muda itu masih tetap sehat wal’afiat
tanpa kekurangan sesuatu apapun. Kenyataan tersebut segera
menimbulkan berbagai pikiran dala m benaknya.
Mungkinkah Ku See-hong adalah jela maan dari sukma
gentayangan atau setan iblis?
Ku See-hong sendiri, walaupun dia m-dia m, merasa terperanjat
sekali oleh kepanda ian sakti yang dimiliki gadis berbaju biru itu, tapi
dia yakin me miliki beberapa maca m kepandaian sakti yang dapat
me lindungi kesela matan jiwanya hingga t idak sa mpa i mati dibunuh.
Maka di samping ia layani serangan-serangan musuh yang
gencar dan dahsyat, diam-dia m dia pun berusaha mengupas jurus-
jurus ampuh yang lebih menda la m dari gerakan Hoo-han-seng-huan
tersebut.
Setiap kali ia berhasil me maha mi satu jurus serangan, segera
dipraktekkan terhadap gadis berbaju biru itu, yang mana me ma ksa
gadis tersebut harus mengerahkan tenaga yang amat besar untuk
me loloskan diri.
Sekarang, bukan saja Ku See-hong sa ma sekali tida k mendenda m
terhadap gads berbaju biru itu, sebaliknya ia merasa berterima kasih

152
sekali kepadanya, dia bersedia melangsungkan terus pertarungan
sengit itu se la ma mungkin.
Dala m pada itu waktu sudah menunjukkan kentongan keempat,
suasana di depan kuil kuno itu tetap diiputi oleh keseraman,
kengerian dan keheningan. Di tengah bunyi pohon yang terhembus
angin, tertiup juga pusaran angin kencang yang menderu-deru.
Di tengah berkobarnya pertempuran sengit itu, dari arah timur
mendadak muncul sesosok bayangan manusia yang meluncur
datang dengan kecepatan bagaikan sa mbaran petir.
Sungguh cepat sekali gerakan tubuh orang itu, Hanya dalam
sekejap mata saja, seperti sukma gentayangan ia sudah tiba di
bawah sebatang pohon. Sepasang matanya yang tajam mengawasi
tak berkedip gadis baju biru dan Ku See-hong yang sedang
bertanding sengit. Sinar aneh me mancar keluar dari balik matanya.
Mendadak orang di bawah pohon itu mendongakkan kepalanya
dan berpekik nyaring, suaranya nyaring seperti pekikan naga yang
menjulang hingga ke udara dan me mecahkan keheningan mala m.
Sungguh tera mat sempurna tenaga dala m yang dimiliki orang itu,
hal mana bisa dibuktikan dari suara pekikannya yang nyaring itu.
Baru saja pekikan itu berkumandang, pekikan lain bersahut-
sahutan dari empat penjuru dan bergema tiada hentinya. Kalau
didengar dari suaranya jelas jumlah mereka t idak sedikit.
Dala m waktu singkat suara pekikan yang bergema dari e mpat
penjuru itu berge ma makin la ma se ma kin mendekati, menyusul
ke mudian e mpat sosok bayangan manusia dengan kecepatan luar
biasa bermunculan dari e mpat arah delapan penjuru dan menuju ke
samping bayangan manusia tadi….
Sejak kedatangan bayangan manusia yang pertama tadi, gadis
berbaju biru itu sudah merasa. Tiba-tiba sepasang telapak
tangannya melancarkan sebuah serangan dengan jurus yang aneh
sekali, yang mana me maksa Ku See-hong mundur tujuh de lapan
langkah dari posisi se mula. Ke mudian sa mbil me mutar biji matanya
dan tersenyum manis kepada Ku See-hong, katanya lembut:
153
“Orang she Ku, kau jangan melulu guna kan aku seorang untuk
teman latihan, tuh lihat. Sudah ada banyak jago yang datang
menggantikan aku, berilah kese mpatan bagiku untuk beristirahat.”
Gadis berbaju biru itu adalah seorang gadis yang amat cerdik,
tentu saja diapun tahu kalau Ku See-hong telah memanfaatkan
kesempatan pertarungan itu untuk melatih ilmu silatnya.
Justru karena itu, gadis berbaju biru itu tidak melancarkan
serangan yang me matikan terhadap dirinya, kalau tidak… dengan
kepandaian yang dimiliki Ku See-hong sekarang ini, masih bukan
tandingan dari gadis tersebut.
Ku See-hong merasakan hatinya bergetar keras setelah
mendengar perkataan itu. Dia m-dia m pikirnya:
“Tabiat dari gadis ini sungguh aneh dan sukar diraba, sebentar ia
bersikap bermusuhan sebentar lagi ia bersikap bersahabat. Entah
apa maksud hatinya yang sebenarnya? Kalau didengar dari
perkataannya barusan, rupanya ia sudah tahu kalau kuguna kan
kesempatan dala m pertarungan tadi untuk mengupas kepanda ian
silatku.”
Setelah berpikir sampai di situ, dengan wajah tetap dingin
bagaikan salju, Ku See-hong tertawa dingin, katanya:
“Terima kasih banyak atas maksud baik nona, seandainya
pendatang itupun bermaksud untuk mencari gara-gara dengan aku
orang she Ku, tentu saja akan kuguna kan diri mereka sebagai kelinci
percobaan.”
Baru selesai dia berkata, dari balik kegelapan terdengar
seseorang berseru sambil tertawa dingin:
“Budak setan, kau betul-betul seorang perempuan liar yang tidak
beres perangainya. Lagi-lagi kau menggaet lelaki gentong nasi pada
ma la m ini, heeehh… heeehh…. Mala m ini lohu pasti a kan mengirim
kau untuk berpulang ke akhirat.”
Ku See-hong segera mendengus gusar, katanya dengan nada
menghina:

154
“Saudara, caramu berbicara sangat kasar dan tak tahu diri,
tampaknya kau sudah bosan hidup.”
Gelak tertawa nyaring bagaikan gembrengan bobrok yang
berdentang mengge ma di angkasa, ke mudian terdengar seseorang
berkata dengan suara menyeramkan:
“Kalau begitu, kau tentunya seorang yang bertulang keras. Baik,
lohu akan mencoba ke ma mpuanmu.”
Berbareng dengan selesainya perkataan itu, dari ba lik kege lapan
berjalan keluar seorang ka kek tua berjubah panjang, berperawakan
pendek kecil dan bermuka panjang. Ia bertangan kosong, jenggot
putihnya sepanjang setengah jengkal dan menatap sekujur badan
Ku See-hong dengan sinar mata tajam.
Di belakang ka kek kecil bermuka panjang itu mengikuti e mpat
orang lelaki berbaju ringkas yang masing-masing menggondol
sebilah pedang di punggungnya.
Sesudah mengetahui jelas siapa gerangan yang datang, gadis
berbaju biru itu segera tertawa terkikik-kikik.
“Aku kira siapa yang telah datang? Rupanya lagi-lagi ka lian anak
monyet dari Lam-hay-huan-mo-kiong. Apakah lelaki busuk itu yang
me merintahkan kalian untuk datang menangkapku?”
Kakek ceking bermuka panjang itu mendehe m beberapa kali,
ke mudian sahutnya sambil tertawa,
“Aaah, terlalu sungkan, asal nona Im Yan cu bersedia balik
ke mbali ke rangkulan sau-kiongcu ka mi, tentu saja kami tak a kan
menyusahkan dirimu, kalau tida k terpaksa akan ka mi taklukkan
dirimu dengan me mpergunakan kekerasan.”
Paras muka Im Yan cu atau gadis berbaju biru itu segera
berubah menjadi dingin seperti es. Dengan kening berkerut dan
hawa pembunuhan menyelimuti se luruh wajahnya, ia berkata
dengan dingin:

155
“Kau boleh pulang dan beritahu kepada lelaki busuk itu, jangan
dianggap karena bapaknya adalah saudara seperguruan dari guruku
lantas dia mau main paksa. Huuuh, jika nona mu sa mpai na ik pita m,
tidak sungkan lagi a kan kubasmi kalian se mua dari muka bumi.”
Kakek ceking bermuka panjang itu tertawa dingin, katanya:
“Baik soal wajah maupun dala m ha l kedudukan, bagaimanakah
dari siau-kongcu ka mi yang tidak pantas untuk menda mpingimu?
Hmmm! Apakah kau sudah jatuh hati kepada lelaki goblok itu?”
Sembari berkata dengan sorot matanya yang tajam penuh
kebencian, kake k ceking itu berpaling ke arah Ku See-hong.
Sebagai seorang pemuda yang cerdik, setelah mendengar
pembicaraan tersebut Ku See-hong segera mengetahui hubungan
apakah yang terjalin antara Im Yan cu, si gadis cant ik itu dengan
orang-orang tersebut.
Selain dari pada itu diapun merasakan hatinya amat terkesiap,
sebab semenjak lima puluh tahun berselang, istana Huan-mo-kiong
di La m-hay sudah a mat tersohor namanya di da la m dunia
persilatan. Anggota Huan-mo-kiong tak pernah melakukan
perjalanan di antara Tionggoan. Konon ilmu silat merekapun
terhitung suatu kepandaian manunggal yang me miliki jurus-jurus
serangan yang luar biasa anehnya.
Sementara itu, Im Yan cu telah mengerling sekejap ke arah Ku
See-hong dengan sinar mata yang lembut dan penuh perasaan cinta
kasih, ke mudian kepada kake k ceking tadi katanya sambil tertawa:
“Kalau benar, mau apa kau? Nona mu me mang benar-benar telah
jatuh hati kepadanya, kau boleh segera pulang dan laporkan
persoalan ini kepada sau-kiongcu ka lian.”
Mendadak….
Serentetan suara dingin yang menyeramkan berkumandang
me mecahkan keheningan. Dengan suatu gerakan tubuh yang
sangat cepat bagaikan sambaran kilat kakek ce king itu melayang ke
samping Ku See-hong, ke mudian kedua jari telunjuk dan jari tengah

156
tangan kanannya dengan kecepatan tinggi menotok jalan darah C i-
ciat-hiat di tubuh pemuda itu, sementara kelima jari tangan kirinya
mencengkeram ke arah urat nadi lawan. Serangan ini bukan saja
dilancarkan dengan kecepatan luar biasa, dan lagi arah serangan
adalah dua buah jalan darah pent ing di tubuh lawan….
Dala m terperanjatnya, secepat kilat Ku See-hong me mbalikkan
badannya, telapak tangan kanan dibalik ke mudian langsung
me mbabat pergelangan tangan kake k ceking tersebut.
Ilmu silat yang dimiliki kakek ceking itu me mang luar biasa sekali,
dengan cepat pergelangan tangan kanannya ditarik ke belakang
menghindarkan diri dari bacokan tangan Ku See-hong, ke mudian
secara tiba-tiba ia menerjang ke depan dengan sodokan jari dan
sodokan sikut. Dua serangan dilancarkan berbareng, ke mudian
menyusul pula kaki kanannya me layang ke depan menghajar jalan
darah toa-hek-hiat di bawah pusar Ku See-hong.
Sejak pertarungan serunya melawan Im Yan cu tadi, sudah
banyak jurus serangan aneh yang berhasil dipaha mi Ku See-hong.
Dengan cekatan dia miringkan badannya ke sa mping menghindari
sikutan ka kek ceking itu, ke mudian bukannya mundur dia ma lah
maju lebih ke depan. Kedua jari tengah dan telunjuk tangan
kanannya diayunkan ke muka menotok badan kakek ceking itu,
sementara kaki kanannya diangkat dan menendang ke muka,
dengan ujung kakinya dia menotok jalan darah Hu-lian-hiat di atas
badan lawan.
Dala m istana Huan-mo-kiong di La m-hay, kakek ceking tersebut
me mpunyai kedudukan yang tinggi seka li, ilmu silat yang dimilikinya
pun belum pernah mene mui tandingan. Tapi tidak disangka olehnya
kalau Ku See-hong me miliki ilmu silat sede mikian lihaynya. Saking
kaget dan terkesiapnya dia sa mpai mundur dua langkah ke
belakang.
Im Yan cu yang menonton jalannya pertarungan tersebut, diam-
dia m menganggukkan kepalanya, selintas rasa girang yang sangat
aneh menghiasi wajahnya.

157
Walaupun beberapa jurus serangan yang dilakukan oleh kedua
orang itu dala m melangsungkan pertarungan jarak dekat tak
tampak kehebatannya, tapi dalam pandangan mata seorang yang
ahli, justru jauh lebih seru dan berbahaya daripada pertarungan
apapun.
Pertempuran itu pada hakekatnya merupakan suatu pertempuran
yang mempengaruhi mati hidup mereka. Sedemikian cepatnya
perubahan jurus tersebut, hingga pertarungan tersebut hanya
berlangsung dala m beberapa detik saja….
Di kala si kakek ceking itu mundur ke bela kang, lelaki berbaju
hitam yang berdiri di e mpat penjuru itu ada dua di antaranya yang
segera meloloskan pedang dan menyerang.
Di antara kilatan cahaya tajam yang berkilauan, tampak dua bilah
pedang itu menyerang jalan darah penting di seluruh badan Ku See-
hong. Dengan cepat Ku See-hong menggerakkan kakinya sambil
berputar untuk meloloskan diri dari anca man pedang itu, ke mudian
sambil me mbentak keras tangan kirinya diayun ke depan.
“Weeess…” sebuah pukulan dahsyat dibacokkan ke tubuh le laki
baju hitam yang berada di sebelah kanan, segulung angin puyuh
yang disertai dengan desingan angin taja m langsung me luncur ke
depan dengan kecepatan luar biasa.
“Blaaa mm…” diiringi jeritan ngeri yang me milukan hati, lelaki
kekar itu terbawa oleh angin serangan yang maha dahsyat tersebut
sehingga mencelat sejauh dua kaki lebih dari tempat se mula. Darah
segar muncrat keluar dari mulutnya, setelah kaki tangannya
gemetar keras, tewaslah orang itu dala m keadaan mengenaskan.
Termangu-mangu Ku See-hong menyaksikan peristiwa itu, dia
tak menyangka ka lau ayunan telapak tangannya yang begitu
sederhana ternyata berhasil me mbinasakan musuhnya.

00d~w00

158
Bab 8
SUARA bentakan gusar menggelegar me mecahkan keheningan.
Lelaki yang satunya itu segera menggerakkan pedangnya
menciptakan bertitik-titik cahaya bintang yang berkilauan, secara
ganas dia menusuk punggung Ku See-hong keras-keras.
Begitu mendengar suara desingan taja m berge ma dari be lakang,
dengan cepat Ku See-hong berpaling. Ternyata ujung pedang yang
berkilauan itu sudah tingga l tiga inci dari atas badannya.
Dala m gelisah dan ce masnya telapak tangan kirinya segera
dilontarkan ke belakang ke mudian badannya berputar kencang,
tangan kanannya dengan gerakan yang cepat tapi aneh
mencengkeram perge langan tangan kanan lelaki tadi. Dala m suatu
perputaran yang diikuti dengan getaran, pedang tersebut tahu-tahu
sudah berpindah tangan.
Gerakan tubuh Ku See-hong ketika menghindarkan diri tadi
merupakan gerakan yang sakti dari Mi-khi-biau-tiong, sedangkan
jurus serangan yang digunakan untuk mera mpas pedang lelaki
tersebut merupakan suatu jurus serangan yang belum la ma berhasil
dipaha mi olehnya.
Lelaki berbaju hitam itu hanya merasakan pergelangan tangan
kanannya menjadi sakit, tahu-tahu pedangnya sudah berpindah ke
tangan musuh. Tanpa terasa dengan perasaan terkesiap dia mundur
ke belakang.
Selisih waktu yang dibutuhkan Ku See-hng untuk me mbunuh
seorang musuh dan mera mpas pedang seorang lawannya boleh
dibilang singkat sekali, sebab itulah si kakek ceking yang berilmu
silat sangat lihay pun tidak se mpat me mberikan pertolongannya.
Mencorong sinar mata bengis dan buas dari balik mata kakek
ceking itu, sa mbil tertawa seram dengan penuh kegusaran, katanya:
“Ta mpaknya ilmu silatmu hebat juga. Hmmm! Cuma sayang kau
telah me mbunuh seorang anggota Huan-mo-kiong dari La m-hay,
jangan harap kau bisa hidup lebih la ma lagi di dunia ini.”

159
Walaupun Im Yan cu merasa girang karena ilmu silat yang
dimiliki Ku See-hong telah me mperoleh ke majuan yang pesat,
namun diapun merasa terperanjat sekali karena pe muda itu telah
me mbunuh seorang ana k murid dari Huan-mo-kiong.
Dia cukup mengetahui akan kebuasan serta kekejaman orang-
orang Lam-hay, itu berarti dalam penge mbaraannya dalam dunia
persilatan di ke mudian hari, Ku See-hong akan banyak mene mui
kesulitan di tangan ana k murid istana Huan-mo-kiong.
Ku See-hong yang baru pertama kali mencoba kehebatan ilmu
silatnya, menjadi girang sekali setelah menyaksikan
keberhasilannya. Mendengar perkataan itu, sambil tertawa seram,
ujarnya:
“Apa sih hebatnya dengan Huan-mo-kiong dari La m-hay? Aku
orang she Ku akan selalu menantikan pe mbalasan dendam dari
kalian.”
Selama puluhan tahun belakangan, belum pernah pihak Huan-
mo-kiong mengala mi penghinaan sebesar apa yang diala minya
sekarang ini, maka di kala menyaksikan sikap sinis Ku See-hong
terhadap orang-orang Huan-mo-kiong, kontan saja kedua orang
lelaki berbaju hita m lainnya menjadi naik pita m.
Sambil me mbentak keras, pedang mereka disertai dengan
desingan angin tajam yang menyayat badan, bagaikan dua ekor ular
sakti langsung me mbacok ke tubuh Ku See-hong.
Mencorong sinar mata pembunuhan yang mengerikan dari balik
mata Ku See-hong, diiringi pekikan nyaring yang me mekikkan
telinga, badannya menerjang maju secara aneh. Sepasang
lengannya me mbentuk gerakan bayangan busur dari sa mping
badan, lalu sambil me mbentak sepasang tangan kiri kanannya
dibacok me nyilang. Dua gulung angin pukulan yang berat dan dala m
bagaikan samudera, secara terpisah menyerang kedua orang lelaki
berbaju hita m itu.
Gerak serangan yang dilancarkan pe muda itu se muanya aneh
dan luar biasa cepatnya. Kekuatan daya serangan tersebut ibaratnya
160
omba k samudra yang menggulung di tengah topan, kehebatannya
sungguh mengerikan.
Walaupun kedua orang lelaki berbaju hita m itu me miliki dasar
ilmu silat yang bagus, namun bagaimana mungkin bisa menahan
serangan dahsyat yang sangat mengerikan itu. Di tengah dua kali
jeritan ngeri yang menyayatkan hati, dua orang lela ki yang tinggi
besar itu terlempar sejauh dua kaki lebih oleh tenaga serangan yang
maha dahsyat itu sehingga tubuhnya sama sekali tak berkutik lagi
untuk sela manya. Jelas mereka telah tewas di ujung angin pukulan
Ku See-hong yang sangat lihay itu.
Hawa pembunuhan yang sangat mengerikan ini sudah jelas
merupakan suatu anca man yang cukup mengerikan perasaan siapa
saja.
Tak terlukiskan rasa gusar si kake k ceking ketika dilihanya sudah
tiga orang anak buahnya yang tewas di tangan musuh dala m
sekejap mata. Sambil me mbentak gusar tubuhnya bagaikan pusaran
angin puyuh segera menerjang ke depan, tangan kiri me mainkan
jurus Tui-po-cu-lan (Mendorong O mba k Menahan Riak), sementara
tangan kanan me mainkan jurus Heng-toan-san-gak (Me mutuskan
Bukit Karang), satu jurus dengan dua gerakan serta tenaga yang
berbeda bersama-sama meluncur ke muka.
Begitu angin serangan dilepaskan, angin puyuh yang tajam
seperti sebuah jala yang tak berwujud, langsung menggulung tiba.
Kedahsyatannya cukup menggetarkan perasaan siapa saja.
Walaupun Ku See-hong telah me mpelajari beberapa maca m
kepandaian sakti yang penuh rahasia dari Bun-ji koan-su, meski
pertarungannya selama beberapa kali dala m se ma la man mena mbah
rasa kepercayaannya pada diri sendiri, tapi ia sendiri sama sekali
tidak mengerti sebetulnya sudah berapa banyak kepandaian yang
berhasil dia paha mi dan berapa banyak pula yang bisa dia
pergunakan.
Hawa murninya segera dihimpun ke dala m pusar, menyaksikan
serangan yang dilancarkan pihak lawan sangat kuat dan dahsyat,

161
dia sedikitpun tak berani bertinda k gegabah. Tangan kirinya pun
me lepaskan segulung tenaga pukulan yang le mbut untuk
me mancing serangan langsung pihak musuh, se mentara tubuhnya
me layang lima jengkal ke samping menghindarkan diri dari anca man
itu. Lalu badannya mela mbung, sepasang kakinya secara beruntun
me lancarkan tendangan kilat menganca m jalan darah W-too-hiat
serta Ki-lian-hiat di bawah perut lawan.
Begitu serangan menggulung tiba, tenaga pukulan serasa
menekan di dada, lalu tulang kakipun terasa sakit sekali bagaikan
disyat-sayat dengan pisau.
Dia m-dia m Ku See-hong merasa terperanjat, segera pikirnya:
“Tubuhku terlindung oleh aliran tenaga aneh yang amat hebat,
sedangkan kakiku sa ma sekali tidak. Entah bagaimana jadinya bila
kakiku sa mpa i terkena serangan…?”
Mendadak dia menarik ke mbali sepasang kakinya, lalu badan
sedikit bergetar. Badannya sudah jumpa litan di tengah udara dan
me layang mundur sejauh satu kaki lebih dari te mpat se mula.
Kakek ce king itu mendengus dingin dengan nada yang
menyeramkan, sambil berebut maju ke depan, sepasang telapak
tangannya melancarkan bacokan berulang kali. Gulungan tenaga
pukulannya seperti gulungan ombak di tengah samudera meluncur
datang berlapis-lapis.
Mencorong sinar buas dari balik mata Ku See-hong karena
marah, sambil menggertak gigi tangan kiri kanannya secara aneh
me lancarkan pukulan-pukulan berantai. Ternyata kedahsyatannya
pun mengerikan seka li, setiap serangan yang dilepaskan tentu
me mbawa desingan angin tajam yang ma mpu untuk
menghancurkan batu nisan.
Sebagaimana diketahui, secara resmi Ku See-hong belum pernah
me mpe lajari serangka ian ilmu pukulan. Jurus-jurus serangan yang
dipergunakannya sekarang kebanyakan adalah merupakan kupasan-
kupasan yang berhasil ditemukannya sendiri dari tiga gerakan jurus
Hoo-han-seng-huan tersebut.
162
Akan tetapi, nyatanya serangan yang dipergunakan secara
mengawur hanya berdasarkan perasaan saja itu, justru telah
berubah menjadi serangka ian ilmu pukulan yang ganas, buas dan
lihaynya bukan a lang-kepalang….
Pada waktu itu, dia telah mendapatkan tenaga murni warisan
Bun-ji koan-su yang telah dilatih se la ma puluhan tahun, ke mudian
me mpe lajari pula ilmu Khikang Kan-kun Mi-siu yang maha sakti
tersebut, kesempurnaan tenaga dalam yang dimilikinya sekarang
boleh dibilang menga lir tiada hentinya seperti air dari gunung, kuat,
lancar dan tiada berputusan….
Kenyataan ini bukan saja jauh di luar dugaan si kakek ce king
tersebut, sekalipun Ku See-hong juga merasakan rasa kaget dan
tercengang. Ia tak mengira kalau di da la m tubuhnya terdapat
tenaga dalam yang begini se mpurnanya. Akan tetapi, diapun tahu
bahwa kese muanya ini adalah warisan berharga yang disalurkan
Bun-ji koan-su kepadanya.
Kiranya sampai detik itu Ku See-hong masih belum tahu kalau
tenaga murni yang dipunyai Bun-ji koan-su telah disalurkan se mua
ke dalam tubuhnya hingga mengakibatkan tokoh maha sakti itu
tewas akibat kekeringan.
Demikianlah serangan de mi serangan yang dilancarkan Ku See-
hong kian la ma kian berta mbah kuat, dibandingkan dengan
serangan si kake k ceking yang ma kin la ma se ma kin gencar
menciptakan suatu keadaan yang seimbang. Dengan demikian
pertempuran yang me libatkan kedua orang inipun ma kin la ma
semakin sengit.
Beberapa gebrakan ke mudian, tenaga pukulan mereka berdua
sudah me liput i wilayah seluas dua kaki lebih. Daun kering dan
ranting kecil yang berserakan di tanah sudah ikut melayang-layang
di udara, deruan angin pukulan yang dahsyat semakin me mekikkan
telinga.
Pertarungan ini benar-benar merupakan suatu pertempuran seru
yang jarang dijumpa i dala m dunia persilatan.

163
Im Yan cu yang berilmu silat sangat tinggi pun, saat itu dibikin
kaget bercampur tercengang setelah menyaksikan kejadian itu. Dari
tadi sampai sekarang dia mengawasi terus kepandaian silat yang
dimiliki Ku See-hong, yang membuatnya terperanjat adalah kungfu
yang dimiliki Ku See-hong tersebut kian detik kian berta mbah maju
pesat. Kenyataan semacam ini benar-benar merupa kan suatu
peristiwa yang aneh sekali, hal mana me mbuat si nona yang cerdik
pun dibikin kebingungan dan tidak habis mengerti.
Ketika baru pertama kali berputar tadi, Ku See-hong masih
kelihatan asing sekali dengan jurus-jurus serangannya. Sambil
bertarung menghadapi musuh, dia m-dia m dia me mutar otak untuk
me mikirkan perubahan-perubahan selanjutnya guna menghadapi
ancaman lawan. Tapi la mbat laun serangan-serangan yang
dipergunakan olehnya makin la ma se makin dahsyat, jurus-jurus
serangannya pun semakin aneh dan sakti, maka seluruh
perhatiannya pun segera dipusatkan ke tubuh lawan, otomatis
tenaga serangannya juga semakin bertambah kuat dan hebat.
Sebenarnya kakek ceking itu seorang jago kawakan yang sudah
pernah mengala mi beratus-ratus kali perte mpuran seru. Akan tetapi
belum pernah dia jumpai seorang musuh tangguh yang begitu
anehnya seperti Ku See-hong.
Tanpa terasa hawa murninya dihimpun ke mbali, lalu turun
tangan dengan sepenuh tenaga. Mendadak saja tenaga serangan
yang terpancar keluar dari balik telapak tangannya semakin kuat.
Pukulan de mi pukulan yang dilancarkan ibarat bacokan ka mpa k
yang me mbelah bukit, desingan angin taja m se makin me nderu-
deru.
Dala m hati kecilnya dia lantas berpikir:
“Entah siapakah suhu bocah ini? Mungkinkah seperti suhu
kiongcu ka mi dan Im Yan cu yang merupakan seorang tokoh sakti
dari dunia persilatan? Tapi masih ada jagoan mana lagi dala m dunia
persilatan dewasa ini yang me miliki kepanda ian silat jauh melebihi
kiongcu ka mi, Han-thian It-kia m (Pedang Sa kti Dari Langit) C ia Cu-
kim?”
164
Sambil me layani suatu pertempuran yang seru dan gencar, tiada
hentinya kakek ceking itu me mutar otak untuk menduga-duga asal-
usul perguruan dari Ku See-hong.
Tapi mana ia sangka kalau Ku See-hong sesungguhnya adalah
murid terakhir dari Bun-ji koan-su, si manusia berbakat dari dunia
persilatan yang selama seratus tahun belakangan ini tiada
tandingannya di kolong langit?
Sudah barang tentu hubungan seperti ini tak akan diduga oleh
siapapun juga, kecuali bila Ku See-hong mengguna kan jurus Hoo-
han-seng-huan tersebut.
Ku See-hong sendiripun dia m-dia m merasa amat terperanjat
ketika dilihatnya serangan yang dilancarkan pihak lawan makin la ma
semakin gagah dan tenaga pukulannya makin la ma se makin
dahsyat, pikirnya:
“Heran, kakek ceking yang sedikitpun t idak menarik ini me ngapa
bisa me miliki tenaga pukulan yang sedemikian dahsyat dan
hebatnya?”
Berpikir sampa i di situ, Ku See-hong lantas mengambil keputusan
untuk menghadapi dengan jurus sakt i Hoo-han-seng-huan yang
terdiri dari tiga gerakan itu.
Di pihak lain, sementara itu si kake k ceking juga bersiap-siap
menggunakan jurus serangan yang me matikan untuk
me mbinasakan lawannya.
Terdengar suara bentakan nyaring menggelegar me mecahkan
keheningan, tiba-tiba tulang belulang di sekujur badan si kake k
ceking itu me mperdengarkan suara ge merutuk yang me mekikkan
telinga. Setelah melompat ke udara mendadak tubuhnya berhenti
tak bergerak, tangan kanannya secara aneh melancarkan tiga buah
pukulan dahsyat ke arah Ku See-hong.
Tampak serentetan cahaya berkilauan seperti sinar bintang
menggulung dengan hebatnya ke arah depan. Segulung hawa

165
pukulan yang kuat, bagaikan gulungan ombak dahsyat di tengah
samudra langsung meluncur ke depan….
Satu ingatan dengan cepat me lintas di dala m benak Ku See-
hong, itulah gerakan pertama dari jurus Hoo-han-seng-huan yang
disebut Thian-ciu-cian-im (Langit Mendung Awan Menggulung).
Pekikan nyaring yang menggetarkan angkasa tiba-tiba
berkumandang dari mulut Ku See-hong, ke mudian lengannya
berputar secara aneh. Di antara perputaran tadi, cahaya tajam yang
berkilauan segera me mancar ke luar dari sekujur badannya.
Bagaikan sukma gentayangan saja, secara aneh Ku See-hong
menerjang ke muka dan meluncur masuk ke balik gulungan angin
pukulan tersebut.
“Sreeett,” serentetan cahaya putih secepat kilat meluncur ke
depan.
Menyusul ke mudian, kakek ce king itu me mperdengarkan pekikan
ngeri yang me milukan hati menjelang saat ke matiannya.
Sebuah batok kepala yang sudah hancur dan penuh berlepotan
darah menggelinding di atas tanah, darah segar bercucuran
me mbasahi seluruh permukaan tanah, sungguh mengerikan sekali
ke matiannya.
Menyaksikan akibat dari serangannya itu, untuk sesaat lamanya
Ku See-hong menjadi tertegun, mimpipun dia tak menyangka ka lau
jurus Thian-ciu-cian-im (Langit Mendung Awan Menggulung) yang
dipergunakannya itu me miliki daya kekuatan yang begini
dahsyatnya.
Im Yan cu sendiripun dibikin sampai terbelalak matanya dengan
mulut melongo sa mpai la ma sekali dia baru bisa menghe mbuskan
napas panjang.
Kekeja man dan kebrutalan Ku See-hong di dalam melancarkan
serangannya menimbulkan perasaan bergidik da la m hati kecilnya,
apalagi dala m satu mala man saja, ia telah me mbinasakan beberapa
orang jago lihay kelas satu di dala m dunia persilatan.

166
Pada saat itulah, mendada k….
Dari kejauhan sana berkumandang suara pekikan panjang yang
amat me me kakkan telinga. Suara pekikan itu rendah tapi berat,
menggetarkan perasaan Im Yan cu maupun Ku See-hong yang
berada di sana.
Menyusul ke mudian, ta mpaklah sesosok bayangan manusia entah
dari mana datangnya, tahu-tahu sudah berdiri lebih kurang tiga kaki
di hadapan Ku See-hong tanpa menimbulkan suara barang
sedikitpun juga.
Orang itu mengenakan pakaian serba hitam, mukanya coreng-
moreng dengan beraneka warna hingga kelihatan jelek seka li. Dia
berdiri ka ku di situ tanpa bergerak maupun mengucapkan sepatah
kata.
Bukan saja dandanan orang itu ta mpak sangat aneh lagipula arah
kedatangannya juga sukar diduga, hingga mendatangkan suatu
perasaan aneh yang menyeramkan bagi siapapun yang melihatnya.
Bergidik hati Im Yan cu setelah menyaksikan sorot mata orang
yang amat tajam, dia tahu kepandaian silat yang dimiliki manusia
aneh ini a mat lihay, bahkan dia sendiripun be lum ma mpu untuk
menandinginya….
Tapi siapakah dia? Benarkah dala m dunia persilatan masih
terdapat manusia aneh yang begini lihaynya?
Sekali lagi Im Yan Cu menga mati paras muka manusia aneh itu
dengan seksama, akhirnya dia baru tahu kalau manusia aneh itu
hanya mengenakan selembar topeng kulit manusia. Tak heran kalau
mukanya begitu je lek dan mengerikan.
Ku See-hong sendiripun segera me mpertinggi kewaspadaannya
ketika me lihat akan ke munculan lawan yang begitu mendadak.
Perasaan halusnya telah berkata bahwa orang itu datang karena
hendak mencari dirinya.
Benar juga, dengan sepasang matanya yang tajam bagaikan
pisau belati, manusia aneh bertopeng itu mengawasi sekejap mayat-

167
mayat yang terkapar di tanah akibat termakan oleh tiga gerakan
jurus Hoo-han-seng-huan dari Ku See-hong tadi, yakni: Jian-sat-kui-
pok, Tu-cing-kui-pok, serta si kakek ceking.
Pada mulanya sinar mata itu masih me mperlihatkan keragu-
raguannya, tapi sejenak kemudian telah berubah dengan sinar buas
yang teramat mengerikan. Diawasinya wajah Ku See-hong itu tanpa
berkedip.
Im Yan cu yang lebih berpenga la man segera dapat merasakan
sesuatu yang tak beres pada manusia aneh itu. Ia dapat melihat
betapa besarnya hasrat manusia aneh itu hendak me mbunuh Ku
See-hong. Tanpa terasa ia lantas berpikir:
“Ilmu silat yang dimiliki manusia aneh bertopeng ini bukan
kepalang lihaynya, aku jelas tak sanggup untuk menandinginya.
Andaikata ia benar-benar akan menyerang dengan keji terhadap Ku
See-hong, kendatipun dia memiliki khikang pelindung badan yang
sangat aneh, kuatirnya dia tetap tak akan tahan juga.”
Berpikir sa mpai di situ, diam-dia m Im Yan cu menghimpun
tenaga dalamnya untuk me mpersiapkan diri. Tak terlukiskan rasa
tegang yang menceka m perasaannya sekarang, dia sendiripun tida k
mengerti apa sebabnya dia bisa ikut-ikutan menjadi sede mikian
tegangnya.
Bagaimana dengan Ku See-hong sendiri? Tentu saja diapun tidak
terkecuali, ma lah selain rasa tegang, diapun merasakan hatinya
sangat tidak tenteram.
Kemunculan manusia aneh bertopeng itu seketika merubah
suasana di sekitar tempat itu menjadi lebih tegang dan mengerikan,
mengikut i berlalunya sang waktu, suasana yang istimewa dan serba
mence ka m itu kian la ma terasa kian bertambah tebal….
Mendadak manusia aneh bertopeng itu tertawa dingin dengan
suaranya yang menggidikkan hati, ke mudian kepada Ku See-hong
tegurnya dengan nada ketus:

168
“Kaukah yang me mbinasakan ketiga orang yang terkapar di atas
tanah itu?”
Yang dimaksudkan adalah ketiga orang yang tewas oleh jurus
Hoo-han-seng-huan dari Ku See-hong itu.
Kendatipun Ku See-hong merasakan sesuatu rasa takut yang
sangat aneh di dalam hati kecilnya semenja k berjumpa dengan
manusia aneh bertopeng itu, tapi keangkuhan serta kekerasan
kepalanya me mbuat ia pantang menyerah dengan begitu saja.
Dengan wajah dingin bagaikan es dia mendengus ketus, lalu
jawabnya dengan sinis:
“Betul, akulah yang menghantar keberangkatan mereka, mau
apa kau…?”
Tercekat perasaan manusia aneh bertopeng itu sehabis
mendengar perkataan tersebut, diam-dia m pikirnya:
“Aneh, kenapa dia bisa me miliki keberanian sebesar ini?”
Berpikir de mikian, manusia aneh itu bertopeng itu segera
mendengus dingin, la lu katanya:
“Siapakah kau? Apa hubunganmu dengan Bun-ji koan-su si
makhluk tua itu? Se karang dia berada di ma na?”
Secara beruntun dia mengajukan tiga buah pertanyaan, yang
mana me mbuat Ku See-hong benar-benar merasakan hatinya a mat
terperanjat, tapi dia pun merasa gusar sekali, sebab dia menyebut
gurunya sebagai seorang makhluk tua.
Ku See-hong sama sekali tidak menjawab pertanyaannya itu,
ma lahan dengan dingin dia balik bertanya:
“Lantas siapa pula kau? Buat apa kau ajukan pertanyaan tersebut
kepadaku?”
Sekali lagi manusia aneh bertopeng itu merasa terkesiap tapi di
luaran dia tetap berkata dengan dingin:

169
“Kau tak usah mengurusi siapa aku. Sebelum ajalmu tiba nanti
kau bakal mengetahui dengan sendirinya.”
“Kalau begitu pertanyaan-pertanyaan yang kau ajukan pun
jangan harap bisa me mperoleh jawaban yang sebenarnya dari
diriku.”
Manusia aneh bertopeng itu segera tertawa seram:
“Heeehh… heeehh… heeehh… buat apa mesti menunggu
jawabanmu lagi?” ejeknya, “Dari mimik wajahmu ketika berkata
tadi, aku telah me mperoleh jawaban yang sesungguhnya.”
Mendengar perkataan itu, dia m-dia m Ku See-hong berpikir lagi:
“Orang ini betul-betul jahat dan busuk, tapi siapakah orang ini?”
Sementara itu, manusia aneh bertopeng itu sudah berkata lagi
dengan suara yang menyeramkan:
“Heeehh… heeehh… heeehh… Kan-kun Mi-siu khikang, ilmu
gerakan tubuh Mi-khi-biau-tiong-sin-hoat, tiga gerakan jurus Hoo-
han-seng-huan, rupanya sudah kau pelajari se muanya?”
Mendengar ucapan ini, Ku See-hong merasakan hatinya sema kin
terkesiap, “Mungkinkah aku telah bertemu dengan setan?” Demikian
ia me mbatin, “Kalau tida k apa sebabnya ia bisa mengetahui seluruh
kepandaian rahasia perguruanku?”
Im Yan cu juga tampak tercengang bercampur kaget setelah
mendengar perkataan itu. Dari penuturan suhunya ia pernah
mendengar tentang ketiga maca m kepandaian sakti andalan Bun-ji
koan-su tersebut. Mungkinkah Ku See-hong adalah muridnya? Dan
mungkinkah ketiga maca m ilmu silat maha sakti tersebut telah
berhasil dipelajarinya?
Satu ingatan dengan cepat melintas pula di dala m benak Ku See-
hong, ia jadi teringat ke mba li dengan pesan dari Bun-ji koan-su:
“Ilmu Khi-kang Kan-kun-mi-siu-kang-khi adalah ilmu sakti yang
paling top dala m kepandaian silat, jika kepandaian sakti ini sampa i

170
diketahui oleh umat persilatan maka kehidupanmu di dunia ini a kan
berubah menjadi sangat berbahaya, ingat… ingat…!”
Teringat akan hal itu, Ku See-hong segera berlagak pilon,
bagaikan tida k me maha mi perkataan orang, dia lantas berseru:
“Hei, apa yang kau katakan? A ku sa ma seka li tidak mengerti!”
Manusia aneh bertopeng itu terkekeh-kekeh menyera mkan,
katanya:
“Heeehh… heeehh… heeehh… tidak kusangka kalau kau pun
seorang manusia licik yang pandai berlagak pilon, kalau begitu akan
kuhantar keberangkatanmu ma la m ini juga!”
Baru selesai dia berkata, Im Yan cu telah menerjang maju
dengan gerakan lincah, sa mbil tertawa dingin segera tegurnya:
“Hei, kau ingin menjadi seorang ne layan beruntung yang tinggal
me mungut hasil? Hmm, tidak akan segampang itu, dia adalah
musuh besarku, ma la m ini aku hendak mencincangnya sendiri
menjadi berkeping-keping, aku tidak me mperkenankan siapapun
untuk menca mpuri urusan ini.”
Setelah menyaksikan gerakan tubuh dari Im Yan cu tadi, manusia
aneh bertopeng itu tertawa dingin, kemudian setelah mendengus
tegurnya:
“Siapakah kau? Berani benar berbicara besar di hadapanku,
hmmm… nant i, kau boleh sekalian turut berangkat bersamanya!”
Im Yan cu tertawa terkekeh-kekeh dengan merdunya. Suara
tertawanya indah dan le mbut bagaikan kicauan burung nuri,
suaranya penuh mengandung daya pikat yang me mbetot sukma.
Agak tertegun manusia aneh bertopeng tersebut oleh gelak
tertawa orang, dengan cepat dia berpikir:
“Heran, kenapa bocah perempuan ini bisa de mikian miripnya
dengan sumoayku? Di tengah ke merduan suara tertawanya,
terdapat semacam daya pikat yang sanggup menggetarkan sukma
orang?”

171
Sementara itu, perasaan Ku See-hong la mbat laun telah menjadi
tenang kembali. Dia hendak me mbiarkan kedua orang itu bertarung
sendiri lebih dulu, ke mudian secara dia m-dia m ia baru akan
ngeloyor pergi meninggalkan te mpat itu.
-oo0dw0oo-

Jilid: 6
Im Yan cu telah berhenti tertawa.
Dengan muka yang dingin kaku tanpa e mosi katanya ketus:
“Nona mu bernama Im Yan cu, mau apa kau?”
Ucapan si manusia aneh bertopeng pun berubah menjadi jauh
lebih halus dan le mbut, dia lantas bertanya:
“Tolong tanya nona, siapa na ma gurumu? Buat apa musti sa ling
berbentrok dengan ke kerasan?”
“Hmmm. Kau masih be lum berha k untuk menanyakan soal
guruku, bila punya kepandaian silahkan saja turun tangan, selama
hidup guruku cuma me mpunyai seorang saudara seperguruan dan
seorang musuh besar, dengan semua jago persilatan di dunia ini
beliau tak ada sangkut pautnya, mengerti…?”
Ku See-hong yang me ndengar perkataan itu juga merasa
keheranan, diam-dia m ia lantas berpikir: “Heran, kenapa tabiat
gurunya juga begitu aneh dan kukoay-nya? Dalam dunia seluas ini
cuma dua orang saja yang dikenalnya, mungkin musuh besar yang
dia maksudkan tadi adalah guruku Bun-ji koan-su….”
Manusia aneh bertopeng sendiripun tak berhasil menebak asal-
usul perguruan Im Yan cu meski dia cerdik dan luas
pengetahuannya, maka sambil tertawa dingin dengan suara
menyeramkan katanya:

172
“Baik. Kalau begitu, jangan salahkan jika aku turun tangan keji
kepadamu….”
“Tak usah sok dulu,” ejek Im Yan cu sa mbil tertawa merdu,
“Siapa tahu kalau kekejian nona mu berpuluh-puluh ka li lipat lebih
hebat daripada dirimu?”
Di tengah pe mbicaraan tersebut, telapak tangan kanannya
segera diayunkan ke depan, “Weeess…” segulung angin pukulan tak
berwujud yang le mbut langsung me luncur ke depan dan
menghanta m jalan darah pent ing di dada manusia aneh tadi.
Semenjak tadi Im Yan cu sudah tahu kalau manusia aneh
bertopeng itu me miliki ilmu silat yang amat lihay, maka begitu turun
tangan dia lantas me mperguna kan jurus sakti yang ganas dan
me matikan.
Manusia aneh bertopeng itu me mang seorang jagoan, yang
pandai melihat serangan orang, mendadak dia me mbalikkan
tubuhnya dan melayang mundur sejauh beberapa langkah dari
tempat semula, tangan kirinya kemudian menyambar ke muka dan
secepat kilat mencengkeram bahu Im yan cu.
Dengan cekatan Im Yan cu mengigos ke sa mping, lalu sa mbil
me mba likkan tangannya melancarkan serangan dengan jurus Hui-
tim cing-ta m (Me mbersihkan Debu Berbicara Santai) dia balas
mencengkeram nadi penting di atas tangan kiri manusia aneh
tersebut.
Sungguh cepat gerak serangan dari manusia aneh bertopeng itu.
Perubahan yang dilakukan juga amat aneh dan sakti, baru saja
kebasan tangan Im yan cu me nyambar ke depan, ia telah merubah
serangan cengkeramannya menjadi babatan.
Pergelangan tangannya sgera direndahkan ke bawah, setelah
me lepaskan diri dari sa mbaran tangan Im yan cu, jari tangannya
setegang tombak langsung me njojoh jalan darah Ciang-keng-hiat di
atas bahu Im yan cu. Jurus serangan ini lihay sekali, belum lagi
ujung jarinya mengenai di sasaran, segulung desingan angin tajam
telah meluncur datang dengan kecepatan luar biasa.
173
Sekalipun Im Yan cu berilmu silat sangat tinggi, diapun tak berani
bertindak gegabah, cepat badannya miring ke bela kang lalu dengan
enteng melesat mundur sejauh beberapa kaki. Manusia aneh
bertopeng itu tertawa seram, dengan sorot mata setajam se mbilu
dia tatap sekejap wajah Ku See-hong, kemudian dengan gerakan
tubuh yang cepat seperti sa mbaran petir ia menerjang maju ke
muka.
Ku See-hong a mat terkesiap, segenap tenaga dalam yang
dimilikinya segera dihimpun menjadi satu, secepat kilat sebuah
pukulan dilontarkan ke muka.
Di tengah desingan angin pukulan yang me mekikkan telinga,
bagaikan gunung yang ambrol, gulungan tenaga pukulan yang
maha dashyat dengan cepat meluncur ke depan.
Sekali lagi manusia aneh berkerudung itu me mperdengarkan
suara tertawa dinginnya yang menggetarkan sukma, sepasang
ujung bajunya dikebaskan ke muka bersa maan dengan gerak maju
tubuhnya.
Seketika itu juga, segenap tenaga pukulan yang dilancarkan Ku
See-hong dengan sepenuh tenaga itu seakan-akan terjerumus ke
dalam bungkusan selapis hawa pukulan yang lembut dan empuk,
ke mudian dala m waktu singkat lenyap tak berbekas.
Im Yan cu segera me mbentak keras ketika menyaksikan manusia
aneh bertopeng itu menerjang ke arah Ku See-hong, sepasang
telapak tangannya diayunkan ke depan, segulung tenaga pukulan
yang amat berat dengan cepat mengancam jalan darah penting di
belakang punggung ma nusia aneh itu….
Sambil tertawa seram, telapak tangan kiri manusia aneh
bertopeng itu tiba-tiba ditarik ke bela kang, ke mudian tubuhnya
berputar satu lingkaran dengan suatu gerakan aneh, setelah itu
telapak tangan kanannya mendadak dimuntahkan ke luar. Segulung
desingan angin taja m secepat kilat menggulung ke tubuh Ku See-
hong dengan hebatnya.

174
Tenaga pukulan yang dilontarkan itu bagaikan gulungan ombak
dahsyat di tengah samudara yang berlapis-lapis, seolah-olah
menggulung tiada habisnya dan tiada hentinya.
Mencorong sinar buas dari balik mata Ku See-hong, sekali lagi dia
me lontarkan sepasang telapak tangannya ke depan, gulungan angin
yang maha dashyat bagaikan gulungan ombak di tengah sa mudra
dengan cepatnya meluncur ke muka.
“Blaaa mm…” satu ledakan dahsyat yang me mekikkan telinga
mengge legar me mecahkan kehengingan, ketika dua gulung angin
pukulan itu saling bertumbukan antara yang satu dengan yang
lainnya, terjadilah putaran angin berpusing yang kencang….
Dala m desingan angin yang tajam inilah dengan sempoyongan
Ku See-hong mundur sejauh enam tujuh langkah ke belakang. Noda
darah pelan-pelan meleleh keluar daru ujung bibirnya, rambut yang
panjang menjadi kacau ba lau tak karuan, mukanya pucat
mengenaskan, ditambah pula bajunya yang terkoayk-koayk dan
bernoada darah, me mbuat keadaannya benar-benar mengerikan.
Tiba-tiba…. “Blaaam!” suatu benturan keras yang me mekikkan
telinga ke mbali mengge ma di udara….
Ku See-hong mendengus tertahan, tubuhnya tahu-tahu mencelat
sejauh tiga kaki ke udara dan “Plaaak!” roboh terkapar di atas
tanah.
Im Yan cu menjerit kaget, kemudian teriaknya dengan penuh
ke marahan:
“Makhluk aneh, kau berani bertinda k keji dengan pergunakan
ilmu To-im-ciat-yang (Me mancing Hawa Im, Menyambut Hawa
Yang) untuk mence lakai dirinya!”
Di tengah teriakan tersebut, telapak tangan Im Yan cu segera
direntahkan sa mbil menge mbangkan serangaka ian serangan-
serangan gencar yang dahsyat dan mengerikan.
Manusia aneh bertopeng itu tertawa terkekeh-kekeh dengan licik
dan seram.

175
“Heeehh… heeehh… heeehh… Nona Im,” de mikian ia berkata,
“Bukankah barusan kau berkata hendak me mbunuhnya dengan
tanganmu sendiri…? Sekarang aku telah perguna kan ilmu To-im-
ciat-yang untuk meneruskan tenaga pukulanmu untuk
me mbunuhnya, bukankah tindakanku ini a mat indah dan
menguntungkan dirimu? Kenapa kau malah menjadi marah-marah
besar?”
Ternyata di kala Im Yan cu melancarkan sebuah pukulan dahsyat
untuk menyerang manusia aneh bertopeng tadi, tangan kirinya telah
menge luarkan ilmu sa kti To-im ciat-yang uantuk menyalurkan
tenaga serangan dari gadis itu untuk balik menyergap diri Ku See-
hong.
Padahal di kala Ku See-hong dan manusia aneh berkerudung itu
beradu tenaga tadi, isi perutnya sudah mengala mi goncangan keras
sehingga darah segar muntah ke luar dari mulutnya, apalagi setelah
termakan oleh serangan dahsyat yang dilancarkan Im Yan cu,
kontan saja pe muda tersebut tak kuat menahan diri.
Pandangan matanya menjadi gelap, benaknya menjadi kosong
me lompong dan akhirnya robohlah dia t idak sadarkan diri.
Im Yan cu a mat menguatirkan kesela matan jiwa Ku See-hong,
maka di da la m melancarkan serangan-serangannya sekarang,
hampir se muanya digunakan jurus-jurus tangguh yang mengerikan.
Tapi manusia aneh bertopeng itu me mang lihay sekali,
bagaimanapun dahsyatnya serangan yang dilancarkan pihak lawan,
manusia aneh itu masih bisa menghindarkan diri dengan enteng dan
santai.
Im Yan cu mengerutkan dahinya rapat-rapat, paras mukanya
berubah menjadi a mat menyeramkan, sambil me mbentak nyaring
dengan kesepuluh jari dipentangkan dia lepaskan sepuluh gulung
desingan angin tajam yang menderu-deru.
Sungguh dahsyat ancaman tersebut, dalam waktu singkat dua
belas buah jalan darah penting di tubuh bagian atas manusia aneh

176
tersebut sudah terjebak di tengah gulungan angin serangan si nona
yang teramat hebat itu….
Tiba-tiba mencorong sinar mata tajam yang menggidikkan hati
dari balik mata manusia aneh bertopeng itu, ujung bajunya segera
dikebaskan ke muka melancarkan serangkaian angin pukulan taja m
untuk menolak datangnya anca man kesepuluh ja lur desingan angin
serangan dari Im Yan cu.
“Blaaa mm! Blaaa mm! Blaaa mm…!” serentetan bunyi ledakan
yang keras bergema me menuhi angkasa, dala m sekejap mata
tenaga serangan kedua belah pihak sama-sama sudah lenyap tak
berbekas.
Im Yan cu me mbentak keras, telapak tangan kanannya segera
dibabat ke depan, sedangkan telapak tangan kirinya dengan
me mbawa desingan angin tajam langsung menghanta m dada
manusia aneh bertopeng itu.
Si manusia aneh bertopeng itu merupakan seorang jago lihay
yang jarang dijumpai dala m dunia persilatan, setelah didesak
berulang kali oleh serangan Im Yan cu yang makin dahsyat,
akhirnya sifat buas dan bengisnya segera timbul ke mbali.
Sambil tertawa dingin sepasang lengannya diputar me mbentak
satu lingkaran lalu dengan gerakan me mbacok dan menangkis
sepasang kakinya berbareng melayang ke depan menendang tubuh
bagian bawah dari Im Yan cu.
Merah padam sele mbar wajah Im Yan cu karena jengah, dalam
gusarnya mendesis muak ke mudian tubuhnya berkelebat ke
samping menghindarkan diri dari tendangan berantai tersebut.
Kemudian telapak tangan kanannya tiba-tiba me mbalik ke atas,
dari serangan pukulan segera dirubahnya menjadi serangan
mencengkeram, dengan cepat ia cengkera m urat nadi penting di
tubuh lawan, sementara kelima jari tangan kirinya menyentil ke
muka dan menotok jalan darah Seng-hiat, Wi-ciat dan Hu-tu-hiat,
tiga buah jalan darah penting di tubuh ma nusia aneh itu.

177
Sejak melancarkan serangan, berubah jurus sampai meneter
lawannya, boleh dibilang Im Yan cu me lakukan kese muanya itu
dengan cepat serta kelihayan yang mengerikan.
Manusia aneh bertopeng itu segera tertawa dingin, sambil
miringkan badan dan berputar kencang, sepasang telapak
tangannya diputar melancarkan gulungan angin pukulan yang
segera me munahkan anca man lawan yang datang secara bertubi-
tubi itu.
Kedua gulung ujung bajunya yang lebar bagaikan dua ekor ular
yang lincah sambil me mba lik dan menggulung dengan cepat dan
tajam me mbelenggu sepasang nadi penting di atas pergelangan
tangan Im Yan cu.
Mendadak tubuh Im Yan-cu berputar kencang secara aneh, sakti
dan dahsyat, ibaratnya gulungan ombak di tengah samudra. Di
tengah putaran tubuh yang aneh dan kencang itulah, aliran hawa
sakti yang bergulung-gulung aneh me mancar ke tubuh manusia
aneh bertopeng itu dengan t iada hentinya.
Mendadak….
Im Yan cu me mbentak keras, tubuhnya tiba-tiba melayang dan
menerjang maju ke muka, telapak tangan, jari tangan serta kakinya
me lancarkan jurus-jurus sakti secara berbarengan. Dengan begitu
dahsyatnya semua ancaman tersebut ditujukan ke tubuh manusia
aneh bertopeng itu.
Demikianlah, jika dua orang tokoh sakti dari dunia persilatan
terlibat dala m suatu perte mpuran sengit, maka akibatnya terjadilah
suatu pertempuran maha seru yang melibatkan segenap kepandaian
sakti yang mereka miliki….
Tampak bayangan manusia beterbangan kian ke mari, angin
pukulan menderu-deru bagaikan angin puyuh, bukan saja me mbuat
pasir dan batu kerikil beterbangan di angkasa, daun dan ranting pun
ikut berguguran ke atas tanah….

178
Tenaga dalam yang dimiliki manusia aneh bertopeng itu memang
benar-benar sangat lihay, bukan cuma jurus serangannya yang aneh
dan sakti, perubahannya begitu banyak sehingga membuat orang
susah untuk menanggulanginya.
Lapisan de mi lapisan angin pukulan yang bersusun seperti bukit,
bagaikan hujan badai yang disertai angin kencang menyapu arena
sedemikian hebat dan mengerikannya suasana waktu itu, hingga
cukup me mbetot sukma.
Im Yan cu tidak gentar barang sedikitpun juga, dengan lincah
dan gesit tubuhnya melompat kian ke mari me loloskan diri dari
ancaman, kemudian tak kalah hebatnya dia lepaskan pula serangan-
serangan dahsyat yang semuanya me mpergunakan jurus-jurus sakt i
yang jarang dijumpa i dala m dunia persilatan.
Dengan ke kuatan yang ha mpir seimbang ini, maka meski
pertempuran sudah berlangsung empat lima ratus jurus, keadaan
tetap seri, sedang di hati masing-masing pun saling mengagumi
akan kelihayan ilmu silat lawannya.
Sementara itu, rembulan telah muncul dari balik bukit dan
me mancarkan sinar keperak-perakannya menyoroti seluruh jagad.
Tapi suasana dalam hutan di depan kuil kuno itu tetap suram dan
menyeramkan, karena diiputi oleh kabut yang sangat tebal.
Pertempuran yang berlangsung antara manusia aneh bertopeng
me lawan Im Yan cu sudah mencapa i pada bgian yang paling
tegang, menang kalah sebentar akan ketahuan, tapi kedua orang
itupun se makin me ndekati jurang pe misah antara mati dan hidup.
Sebab kepandaian silat yang diperguna kan kedua orang itu
sekarang adalah serangan-serangan yang mempergunakan hawa
murni tingkat tinggi yang paling se mpurna sekali, salah bertindak
berarti jiwanya akan me layang meningga lkan raga.
Dari balik biji mata si manusia aneh bertopeng yang tajam, telah
mencorong keluar serentetan cahaya buas yang penuh kebencian.
Dia mendengus dingin, mendada k jari tangannya menyentil ke
depan, “Crit! Cring!” di tengah desingan tajam yang me mekikkan
179
telinga, dala m waktu singkat ia telah menganca m ena m buah ja lan
darah penting di tubuh Im Yan-cu.
Menyusul ke mudian tubuh manusia aneh bertopeng itu segera
me la mbung ke udara bagaikan burung elang, tangan dan kaki
bersamaan melancarkan serangan. Dala m wa ktu singkat ia telah
me lepaskan ena m buah pukulan dan tiga buah tendangan berantai.
Serangan inipun dilakukan dengan kecepatan yang luar biasa
serta jurus serangan yang ampuh, lihay, ganas dan buas. Benar-
benar cukup mendirikan bulu kuduk orang.
Paras muka Im Yan-cu dingin bagaikan es, matanya melotot
penuh kegusaran, sambil me mbentak nyaring, jari tangannya yang
le mbut dan put ih itu digerakkan berulang kali melancarkan
beberapa kali sent ilan jari.
Desingan angin tajam segera menderu-deru, dengan dahsyat
ancaman tersebut menahan serangan jari tangan si manusia aneh
berkerudung yang sedang menggulung datang.
Siapa tahu pandangan matanya mendadak me njadi kabur,
telapak tangan dan tendangan kaki manusia aneh berkerudung itu
ke mbali bermunculan dari e mpat arah de lapan penjuru dengan
kecepatan bagaikan sambaran kilat, sedemikian dahsyatnya
ancaman itu sehingga sukar untuk dilukiskan dengan kata-kata.
Di tengah kurungan angin pukulan serta bayangan tendangan
lawan, sepasang telapak tangan Im Yan cu bergerak kian kemari
bagaikan kupu-kupu menghisap madu. Dala m waktu singkat dia
lancarkan pula se mbilan buah pukulan dahsyat.
Hawa serangan yang maha dahsyat sgera melanda seluruh
jagad, di tengah amukan angin pukulan yang tajam tadi, dengan
enteng dan lincahnya Im Yan cu berlompatan kian ke mari.
Mendadak… pada saat itulah si manusia aneh berkerundung itu
me mbentak keras, menyusul ke mudian serangan me matikan yang
amat dahsyat berhamburan ke mana-mana. Ta mpaklah sepasang

180
tangannya bergetar kian ke mari secara aneh, setiap pukulan
dilancarkan dua serangan dahsyat segera me landa di udara.
Selain daripada itu, dalam setiap gerak serangan yang
dipergunakannya itu, hampir se muanya dilancarkan me lalui suatu
sudut yang aneh sekali. Pukulan yang berantai seolah-olah
datangnya secara berbarengan pada saat yang sama. Kehebatan
dan kelihayan jurus serangannya itu, boleh dibilang tak pernah
dijumpai sebelumnya di dunia ini.
Begitu serangan tersebut dilontarkan oleh manusia aneh
berkerudung tadi, udara di sekeliling tempat itu segera dliput i
gelombang hawa tekanan kian lama kian bertambah besar, daerah
seluas dua kaki serasa penuh dengan tekanan udara yang kuat.
Sementara di tengah berpusing segulung angin taja m yang
menyayat badan.
Berbarengan dengan dipancarkannya serangan me matikan dari
Im Yan cu juga dilancarkan pada saat yang bersa maan.
Tampak tubuh Im Yan cu yang menyentuh tanah mendadak
me la mbung ke mbali ke udara. Ke mudian secara tiba-tiba badannya
menyusut kecil di udara, sementara sepasang lengannya
dipentangkan lebar-lebar. Seluruh gaunnya yang berwarna biru
bergetar menciptakan sususan-susunan ge lombang yang aneh.
Tiba-tiba….
Im Yan cu merapatkan tangannya lalu melurus ke depan. Seluruh
badannya bagaikan sebatang anak panah yang tajam, secepat kilat
me luncur ke arah manusia aneh berkerudung itu.
Pada saat ujung jari tangannya sudah mencapa i ena m depa dari
tubuh manusia aneh itu… mendadak sekujur tubuhnya bergetar
keras, kemudian me luncur ke bawah.
Sedetik sebelum badannya mene mpel tanah, secara aneh
sepasang lengannya itu dipentangkan lebar-lebar.
Suatu daya yang mengerikan pun segera terbentang di depan
mata.

181
“Sreeet! Sreeet! Sreeet!”
Serentetan cahaya tajam berkilauan me me nuhi udara, lalu
terdengar manusia aneh berkerudung itu mendengus tertahan.
Menyusul ke mudian berkumandang pula serentetan bunyi
pekikan aneh yang a mat me milukan hati….
Dengan sekujur badan ge metar keras, manusia aneh
berkerudung hitam itu mengerahkan ilmu meringankan tubuhnya
dan sekejap kemudian sudah jauh meningga lkan tempat itu. Jelas di
bawah serangan aneh dari Im Yan cu, manusia aneh berkerudung
itu sudah menderita luka dala m yang tidak ringan….
Me mandang sa mpai bayangan tubuh manusia berkerudung itu
lenyap dari pandangan mata, Im Yan cu baru menghela napas
panjang, guma mnya:
“Aaai… entah siapakah manusia aneh berkerudung itu? Begitu
lihay ilmu silat yang dimilikinya dan sakti jurus serangan yang
dipergunakannya, entah dia berasal dari perguruan mana….?”
Coba kalau tidak kugunakan ilmu sakti dari perguruan: HAY JIN
CIANG (Ilmu Pukulan Unggas)… sudah pasti aku akan tewas
termakan serangan terakhir itu… yaa, ilmu pukulan Hay-jin-ciang
sungguh hebat sekali, sayang suhu cuma mewarisi satu jurus saja
kepadaku.”
Mendadak Im Yan cu berpaling, la lu menjerit kaget:
“Hei, dia lari ke mana?”
Yang dimaksudkan adalah Ku See-hong. Waktu itu di sekitar sana
sudah tidak na mpa k lagi bayangan tubuh dari anak muda tersebut,
entah sejak kapan ia sudah pergi meninggalkan te mpat itu.
Im Yan cu ke mbali menghe la napas panjang.
00d0w00

Bab 9

182
“MANUSIA she Ku ini pun betul-betul manusia aneh,” demikian ia
berguma m lirih, “Sudah jelas ia terhajar telak sehingga terluka
parah, kenapa bayangan tubuhnya tahu-tahu sudah lenyap tak
berbekas? Masa ia telah berhasil melatih se maca m ilmu yang tahan
pukulan?”
Tiba-tiba dengan ge mas dia berguma m lagi: “Le laki she Ku itu
amat misterius sekali, aaai…. Entah mengapa, sejak bertemu muka
dengannya, aku jadi seperti tidak me mbenci orang le laki lagi,
bahkan….”
Berguma m sampa i di situ, tanpa terasa sepasang pipinya
berubah menjadi merah dadu, apalagi di bawah timpaan sinar
mentari, dia tampa k lebih cantik dan me mpesona kan hati.
Kembali Im Yan cu berguma m:
“Luka dala m yang dideritanya akibat pukulan itu parah sekali,
lagipula ia seperti me mpunyai hubungan dengan Bun-ji koan-su….
Kalau me mbiarkan seorang manusia yang cetek pengalaman maca m
dia berkelana seorang diri di dala m dunia persilatan, hal ini benar-
benar berbahaya sekali. Orang persilatan kebanyakan licik dan
berhati busuk, dia… kendatipun me miliki ilmu silat lihay juga tak
baik….”
Im Yan cu mendongakkan kepalanya me mandang sekejap
matahari yang berada di awang-awang, tubuhnya segera bergerak
dan lenyap ke mba li dari depan kuil kuno yang penuh keseraman itu.
Rupanya setelah Ku See-hong kena terhajar oleh tenaga pukulan
Im Yan cu yang disalurkan manusia aneh berkerudung ke tubuhnya,
lewat ilmu Too-im-ciat-yang tersebut, hawa darah di dala m
tubuhnya segera mengala mi gejolak keras yang menyebabkan ia
jatuh tak sadarkan diri.
Tapi tak la ma ke mudian a i telah sadar ke mbali. Ketika itu
kentongan kelima sudah lewat, sedang Im Yan cu sedang terlibat
dalam pertarungan yang amat seru me lawan manusia aneh
berkerudung itu. Dia m-dia m Ku See-hong menghe la napas panjang.
Ia tahu entah piha k manapun yang bakal menang, kedua-duanya
183
tidak menguntungkan baginya, maka mengguna kan kese mpatan
baik tersebut, secara diam-dia m dia lantas ngeloyor pergi dari situ.
Luka dala m yang diderita Ku See-hong kali ini sungguh teramat
parah. Hawa murni di dala m tubuhnya seakan-akan sudah kena
terhajar sampai buyar tak karuan, hawa darahnya segera mengalir
terbalik, jalannya menjadi gontai dan se mpoyongan hampir roboh,
namun kesadarannya belum hilang. Suatu tekad yang besar muncul
dalam hatinya dan sa mbil menahan sakit dia melakukan perjalanan
ke depan.
Makin jauh dia berja lan, luka parah yang dideritanya sema kin
parah, terasa hawa panas di dalam dadanya menerjang ke atas,
sepasang kakinya seakan-akan sudah t idak menuruti perintahnya
lagi.
Dala m keadaan begini, akhirnya dia menghe la napas dan merasa
harus beristirahat sebentar, tapi ingatan tersebut justru segera
me mbuyarkan tekad di dala m hatinya.
Walau begitu, perjalanan yang dilakukan tanpa arah tujuan itu
telah me mbawa dirinya mene mbusi beberapa buah bukit. Sekarang
dia telah berada tak jauh dari sebuah tanah perkuburan yang luas
dan lebar.
Tampak kuburan itu sangat kacau balau keadaannya dan sama
sekali tak terawat. Batu nisan banyak yang hancur, gundukan tanah
banyak yang berlubang. Meski di tengah siang hari bolong, namun
suasana di sekitar tempat itu terasa seram dan mengerikan seka li.
Dengan ujung bajunya dia menyeka keringat yang me mbasahi
wajahnya, kemudian setelah me mperhatikan sekejap pe mandangan
di sekeliling te mpat itu, dengan susah payah dia menyeret sepasang
kakinya dan pelan-pelan me masuki tanah pekuburan tersebut.
Sambil berjalan, tiada hentinya Ku See-hong berguma m: “Luka yang
kuderita sekarang teramat parah, mungkin masihkah ada suatu
penemuan aneh lagi yang bakal kujumpai? Aaai, lebih baik mati di
tempat ini saja.”

184
Batu nisan yang berserakan dan gundukan tanah yang berjajar
mendadak menimbulkan suatu perasaan pedih dalam hatinya, diam-
dia m ia berpikir seorang diri:
“Aaai… walaupun menjadi jagoan sepanjang masa, setelah mati
kerangka tubuhnya juga akan terlantar di dalam tanah pekuburan.
Orang hidup saling mengejar harta dan nama, sepanjang hari
me mbanting tulang bekerja keras, padahal apalah gunanya semua
perjuangannya itu bila hayat telah meningga lkan badan?”
Ingatan tadi begitu melintas dala m benaknya, semua
kegagahannya serasa punah tak me mbekas tekad yang sela ma ini
me mpertahankan tubuhnya, kontan me mbuyar, kakinya
sempoyongan, hampir saja ia jatuh terjere mbab ke atas tanah.
“Koak koak koak…” bunyi burung gagak mena mbah sura mnya
suasana….
Di atas beberapa batang pohon siong tak jauh dari Ku See-hong,
terbang melayang empat lima ekor burung gagak. Ketika
mendengar pekikan burung yang menusuk telinga itu, mendadak Ku
See-hong merasakan hatinya bergetar keras.
Kejadian de mi kejadian yang me medihkan hatinya di masa lalu
ke mbali muncul di dala m hatiya. Ia teringat kembali dengan ayah-
ibunya yang mati secara mengenaskan, dia teringat pula Bun-ji
koan-su yang sa mpai mat i tetap me mbawa denda m….
Beberapa orang itu telah melimpahkan budi dan kasih sayang tak
terlukiskan dengan kata-kata kepadanya, tapi meninggalkan pula
dendam berdarah yang lebih dala m dari sa mudra untuk ia
selesaikan….
Terbayang sampai di situ dia baru merasa terkesiap. Diam-dia m
tegurnya kepada diri sendiri:
“Ku See-hong, wahai Ku See-hong…. Nyawamu sih kecil, tapi
dendam kesumat orang tuamu harus dibalas, apalagi Bun-ji koan-su
telah mewarsikan tiga maca m ilmu kepadamu. Sampai detik-detik

185
ke matiannya, ia masih menitipkan harapannya yang besar
kepadamu.
Betul dengan watak aneh dari ia orang tua, sampai saat
terakhirnya dia tidak me minta apa-apa kepadamu, tapi betapa
besarnya dia menitipkan harapn tersebut kepada mu, betapa
besarnya harapan dia orang tua agar kau bisa menyelesaikan
keinginannya. Apalagi kau telah bersumpah di depan jenasahnya
tapi sekarang, kau telah mere mehkan nyawamu sendiri, kau
gampang berputus asa, maunya mengambil keputusan pendek…
Wahai Ku See-hong, manusia maca m apakah dirimu ini…?”
Begitu ingatan tersebut berkelebat lewat di dalam bena knya,
muncul ke mbali semangat untuk me lanjutkan hidup di dala m
hatinya, semangatnya ikut berkobar pula. Sambil mendongakkan
kepalanya ia me mandang pesoan awan di angkasa, angin musim
gugur yang dingin berhe mbus lewat dan mengibarkan ujung
bajunya. Dalam benaknya seali muncul bayangan dari Bun-ji koan-
su, telinganya serasa mendengung ke mba li pesan terakhir dari
gurunya. Darah panas di dala m dadanya tiba-tiba bergelora dan
mendidih, se mua ke masgulan dan ke murungan yang mengganja l
dadanya terasa menyesakkan napas, tak kuasa lagi ia mendogakkan
kepalanya dan berpekik panjang.
Suara pekikannya itu nyaring seperti pekikan naga…. Tinggi,
keras mene mbusi awan dan mengge ma dala m le mbah. Suaranya
me mantul dan mendengung t iada hentinya. Namun di balik pe kikan
tadi justru terbawa suasana sedih, pedih dan murung.
Tiba-tiba, pekikan nyaring itu terputus sampai di tengah jalan,
terdengar Ku See-hong mendengus tertahan….
Sebagaimana diketahui, luka dala m yang diderita pemuda itu
sama sekali belum se mbuh, tapi sekarang harus mengerahkan sisa
tenaga yang dimilikinya untuk berpekik panjang, hala mana
menyebabkan jalan darahnya mengalmi luka yang sema kin parah,
lagi tentu saja kondisi badannya menjadi se ma kin buruk. Akhirnya
dia tak tahan dan muntah darah segar, kemudian tubuhnya roboh

186
ke tanah dan jatuh tak sadarkan diri. Tubuhnya tepat roboh di
samping sebuah kuburan di bawah sebatang pohon pen yang lebar.
Entah berapa lama sudah lewat mendadak Ku See-hong merasa
pipinya menjadi dingin, tubuhnya ge metar keras dan segera
tersadar kembali dari pingsannya.
Ketika ia me mbka ke mbali matanya, tampak awan hitam
menyelimuti seluruh angkasa dan menutupi cahaya sang surya, kilat
menya mbar-nyambar, guntur menggelegar, ternyata hujan sedang
turun dengan derasnya…..
Sekujur badan Ku See-hong basah kuyub oleh air hujan, dengan
cepat sinar matanya dialihkan ke arah sebuah gardu bobrok lebih
kurang dua kaki dari sana. Dengan cepat badannya jumpalitan di
udara dan meluncur ke arah dala m gardu bobrok tadi.
Setelah tiba di dala m gardu, Ku See-hong baru menjerit tertahan
karena kaget.
“Haaah? Heran, kenapa luka parahku secra tiba-tiba bisa
me mba ik sendiri…?”
Pemuda itu merasa pergolakan hawa darah di dlaam dadanya
telah menjadi tenang ke mba li, badannya tidak terasa sakit seperti
tadi.
Rupanya ia telah me mperoleh warisan hawa murni dari Bun-ji
koan-su yang telah mencapai puluhan tahun hasil latihan itu. Di
samping me miliki pula ilmu Kan-kun-mi-siu-kang yang maha sakti
tersebut.
Berhubung dia tida k segera mengatur pernapasan setelah
menderita luka dala m yang amat parah itu. Kemudian harus
me lakukan pula perjalanan yang jauh sebelum a khirnya
me ma ksakan diri untuk berpekik nyaring… kesemuanya ini
menyebabkan dia jatuh pingsan.
Tapi justru karena pingsan, pemuda itu malah mendapat cukup
banyak waktu untuk beristirahat. La mbat laun gejola k hawa murni di

187
dalam dadanya juga menjadi tenang ke mbali, kesadaran pun
berangsur pulih ke mbali.
Demikianlah, setelah berhasil menenangkan perasaannya, Ku
See-hong baru berguma m:
“Kenapa aku begini tolol, tak tahu mengatur napas untuk
mengerahkan tenaga dalam…? Tanah pekuburan ini sangat luas dan
terpencil letaknya, mungkin tiada orang yang bakal sampai ke sini,
kenapa tidak kugunakan kese mpatan ini untuk menyembuhkan sisa
lukaku, kemudian sekalian me mperdala m jurus Hoo-han-seng-huan
yang maha sakt i itu?”
Ternyata semenjak terjadinya pertarungan sengit di depan kuil
kuno ke marin, bukan saja Ku See-hong telah mena mbah
pengetahuan serta pengalamannya dalam menghadapi musuh,
lagipula dia berhasil juga mendala mi banyak sekali kepandaian sakt i.
Semua yang berhasil diperolehnya itu me mbuat pikirannya
semakin terbuka untuk mendala mi kepandaian silat yang dimilikinya,
otomatis menimbulkan pula se mangatnya untuk me mperoleh
ke majuan. Dia berharap dari ketiga gerakan jurus Hoo-han-seng-
huan tersebut dia dapat me mperoleh kepandaian sakti yang lebih
banyak lagi.
Dala m soal ilmu silat, maka yang menjadi kunci rahasianya
adalah pengertian tentang dasar ilmu tersebut. Bila dahsyatnya
dasar tersebut sudah dipahami ma ka selanjutnya segala sesuatunya
pun akan lebih lancar lagi.
Ketika Bun-ji koan-su mewariskan jurus Hoo-han-seng-huan
tersebut kepadanya tempo hari, saat itu keadaannya ssudah payah
sekali. Apa yang bisa dilakukannya tak lebih hanya melakukan
gerakan secara garis besarnya saja, namun berhubung ilmu itu
mengandung makna yang lebih mendala m, maka Ku See-hong tak
lebih cuma ditinggal sekilas kenangan saja.
Menanti ia sungguh-sungguh bertarung dengan jago kelas satu
dari dunia persilatan, dan bikin kocar-kacir tak karuan, sang pemuda
yang keras hati ini baru me nghimpun se mua se mangat dan
188
tenaganya untuk berusaha mengenang ke mbali semua kesan yang
telah diperolehnya itu. Untung dia memiliki kecerdasan yang tinggi
serta daya tangkap yang hebat, jadinya ia malah berhasil
me maha mi ma kna dari jurus Hoo-han-seng-huan tersebut.
Setelah itu, dia terlibat kembali dala m suatu pertarungan yang
seru melawan Im Yan cu. Dalam pertarungan ini lebih besar lagi
hasil yang berhasil dira ihnya. Banyak rahasia ilmu silat yang di hari-
hari biasa mungkin sulit dipecahkan, ternyata berhasil dipaha mi
olehnya dala m se mangat dan perjuangan yang a mat hebat itu.
Otomatis, pelbagai cara me mpelajari ilmu silat serta pelbagai
jurus silat yang lihay pun berhasil dipecahkan.
Kemajuan pesat yang berhasil dira ih dala m waktu singkat ini,
tanpa terasa menimbulkan pula daya tarik bagi Ku See-hong untuk
menyelidiki serta menda la mi ilmu silatnya lebih jauh, sebab dia
sadar andaikata kepandaian silatnya tak becus, maka tanggung
jawab yang berada di atas bahunya juga sukar untuk diwujudkan.
Saat itu, dalam hati Ku See-hong telah muncul suatu harapan
yang sangat kuat, apa yang dia ingin lakukan tanpa segan-segan
segera dilaksanakan. Dengan cepat pe muda itu duduk bersila di atas
meja batu dala m gardu bobrok itu, lalu menurut i pecahan rahasia
ilmu silat yang berhasil dipaha minya, dia mulai mengerahkan hawa
murninya untuk mengatur pernapasan….
Dengan dibuangnya semua pikiran dari dala m bena knya serta
pemusatan perhatiannya ke satu titik, dengan cepat pe muda itu
mendapatkan tubuhnya makin la ma se makin segar.
Dala m wa ktu singkat Ku See-hong merasa hawa murni di dala m
tubunya makin la ma sema kin terhimpun me njadi satu, ke mudian
muncul segulung aliran tenaga yang sangat aneh dari pusar
menerjang naik ke atas dan menyebar ke seluruh badannya. Baru
satu lingkaran hawa murninya hanya mengelilingi badan, ia sudah
berada alam keadaan lupa diri.
Lewat seperminum teh ke mudian, dari seluruh badan Ku See-
hong segera muncul suatu perubahan yang sangat aneh. Dari
189
sekeliling badannya tiba-tiba muncul selapis kabut yang mengelilingi
seluruh badannya. Kabut putih itu menyerupai awan putih di
angkasa yang melapisi se mua badannya.
Di dala m keadaan de mikian, walaupun ada he mbusan angin
tajam yang menerpa badannya, gumpa lan kabut putih tetap
menggumpal dan sa ma seka li t idak me mbuyar.
Entah berapa lama sudah lewat, akhirnya kabut putih yang
sangat indah itu seakan-akan terhisap kembali se muanya ke dalam
tubuh Ku See-hong, menyusul ke mudian diapun me mbuka matanya
ke mbali….
Me mandang gundukan tanah pe kuburan yang tersebar di ma na-
mana serta me mandang pepohonan yang bergoyang terhembus
angin, tanpa terasa pemuda itu menghe la napas sedih.
Kiranya hujan telah berhenti waktu itu, awan hitam telah
me mbuyar dan udara pun telah ke mbali. Sang surya telah
tenggelam di langit barat meninggalkan biangla la senja yang sangat
indah….
Senja telah menjelang, berarti ma la m pun segera tiba.
Bunyi jangkrik mulai melagukan ira ma dendam, angin pun
berhembus sepoi-sepoi menggoyangkan rumput serta dedaunan,
tanah pekuburan itu terasa ma kin kelabu dan sepi….
Setelah me lakukan se madi untuk mengobati lukanya, gejolak
hawa darah di dala m tubuh Ku See-hong bukan saja telah menjadi
tenang kembali, lagi pula badan serta semangatnya menjadi segar
ke mbali, hawa murni yang terhimpun di dala m badannya terasa
penuh. Sinar matanya lebih tajam dan jelas tenaga dalamnya
ke mbali telah me mperoleh ke majuan yang sangat pesat….
Perlu diketahui: Kese mpurnaan tenaga dalam yang dimiliki Bun-ji
koan-su sesungguh sudah tiada tandingannya lagi di dunia ini.
Dengan ilmu Tiong-giok-tay-hoat dari kalangan Buddha, secara
dia m-dia m ia telah me nyalurkan segenap kekuatannya itu ke tubuh
Ku See-hong yang menyebabkan ia mene mui ajalnya karena

190
kekeringan… hal se maca m ini boleh dibilang be lum pernah terjadi di
dunia ini.
Betul hawa murni yang diterima Ku See-hong tidak menyeluruh,
sehingga tidak me mbawa tingkatan hawa murninya mencapa i
tingkatan paling top seperti yang dimiliki Bun-ji koan-su… a kan
tetapi paling tidak ia telah me mperoleh tiga sa mpai e mpat bagian
dari se mua tenaga tersebut.
Walaupun tenaga tadi belum sampai menyusup se mua ke dala m
nadinya dan bisa dimanfaatkan sepenuhnya, tapi dikombinasikan
dengan Kan-kun-mi-siu khikang yang diperolehnya itu me mbuat
setiap kali pe muda itu terma kan pukulan dari luar atau selesai
me lakukan se medi satu kali, hawa murni tadi lebih banyak yang
terhisap ke tubuh dan bisa dimanfaatkan sebagaimana mestinya.
Keadaan semacam ini boleh dibilang luar biasa sekali, atau
dengan perkataan lain, hal mana sesungguhnya merupa kan suatu
rejeki yang a mat besar bagi pe muda itu. Sela ma berada dala m kuil
dulu, Ku See-hong sudah terlatih me miliki keberanian yang melebihi
orang lain, maka sekarang, walaupun berada di tanah pekuburan
yang menyeramkan, diapun sa ma sekali tida k merasa takut.
Waktu itu, segenap pikiran dan se mangatnya dikumpulkan
menjadi satu, segenap ingatan maupun pikiran yang lain terbuang
jauh-jauh dari bena knya, apa yang dipikirkan se karang hanyalah
menda la mi ketiga gerakan jurus Hoo-han-seng-huan tersebut serta
berusaha untuk mengupas pelbagai jurus ilmu sakti la innya yang
terdapat di balik jurus-jurus serangan itu….
Pada dasarnya Ku See-hong me mang seorang pe muda yang
cerdas, begitu segenap pikiran dan perhatiannya dikumpulkan
menjadi satu, kembali ada banyak jurus serangan serta kunci silat
lainnya yang berhasil ditelaah olehnya, dan sekarang dia betul-betul
mengerti bahwa jurus Hoo-han-seng-huan tersebut sesungguhnya
adalah suatu kepandaian maha sakti yang tiada taranya di dunia ini.
Di balik jurus serangan itu bukan saja mengandung intisari
kepandaian yang luas dan dalam, dalam setiap gerak serangannya

191
juga mengandung unsur kekuatan tak terduga…. lagipula me miliki
makna yang tak terkirakan hebatnya.
Dala m kejut dan girangnya, Ku See-hong makin terbuai dalam
pelajarannya, segenap perhatian, pikiran maupun perasaannya
hanya terpusatkan pada kepandaiannya itu, sehingga hampir saja
dia melupakan segala sesuatu lainnya….
Rembulan telah bersinar terang di ujung langit, dalam waktu
yang amat panjang ini, Ku See-hong telah berhasil me maha mi
serangkaian ilmu silat yang belum tentu dapat dimiliki atau dipahami
oleh umat manusia lainnya dala m jangka waktu puluhan tahun….
Waktu itu re mbulan bersinar terang di angkasa dan
me mancarkan cahaya keperak-perakan, pelan-pelan Ku See-hong
me langkah ke luar dari dala m gardu bobrok itu mendongakkan
kepalanya dan me mandang cuaca. Ia tahu, waktu itu kentongan
kedua sudah lewat.
Mendadak….
Ku See-hong berdiri tegak bagaikan sebuah batu karang, semua
pikiran dan tenaganya terpusat menjadi satu, setelah itu diiringi
suara bentakan yang keras dan meme kikkan telinga, sepasang
telapak tangannya diayunkan ke depan. Dari kesepuluh jari
tangannya, yang terpentang lebar terpancarlah desingan angin
tajam yang me mekikkan telinga. “Sreeett! Sreeett! Sreeett!”
desingan de mi desingan tajam menyambar me mbelah angkasa.
Dari ujung jari Ku See-hong tiba-tiba me mancarkan keluar
sepuluh jalur cahaya putih yang tak berwujud, yang menya mbar
dengan kecepatan luar biasa masing-masing menyerang dua batang
pohon di hadapannya.
“Pleetaak… pleeetak… blaaamm… blaaamm…!” setelah berge ma
suara keras itu, pohon siong yang besar dan luar biasa tingginya itu
mendadak patah menjadi dua bagian dan roboh ke bawah.
Melihat kepanda ian yang dicobanya berhasil dengan sukses,
timbul se mangat yang menyala-nyala dala m hatinya, sekali lagi

192
pemuda itu me mutarkan me mba likkan sepasang telapak tangannya,
menyusul ke mudian terdengar suara bentakan keras menggelegar di
angkasa. Dua gulung tenaga pukulan tak berwujud yang maha
dahsyat, diiringi suara gemuruh yang me mekikkan telinga, dua
batang pohon lagi tumbang ke tanah.
Ku See-hong se makin berse mangat, sekali lagi dia melontarkan
sepasang tangannya ke depan. Gulungan angin pukulan ibaratnya
gulungan air yang baru jebol dari bendunga, dengan kecepatan
yang luar biasa menggulung ke atas dua batang pohon la in. Di
mana angin pukulan itu berhe mbus lewat, kedua batang pohon itu
tak lebih cuma bergoyang pelan tanpa menunjukkan reaksi la innya.
Mendadak Ku See-hong mendonga kkan kepalanya dan
me mperdengarkan gela k tertawa panjang yang meme kikkan telinga.
Di balik suara tertawa tersbut, terkandung luapan rasa bangga yang
tak terhingga, nampak jelas betapa girangnya perasaan anak muda
itu….
Di saat gelak tertawa Ku See-hong masih berkumandang itulah…
segulung angin tajam berhe mbus lewat, tiba-tiba daun dan ranting
pohon besar itu berguguran ke atas tanah, menyusul ke mudian
terdengar suara gemuruh yang sangat keras berge ma di angkasa….
Dua batang pohon yang sangat besar itu tahu-tahu tumbang ke
atas tanah mula i sebatas pinggang, dari bekas-bekas potongan itu
kelihatan bubuk ha lus beterbangan ke mana-mana. Rupanya isi
pohon itu sudah dibikin hancur lumat oleh pukulan tangannya.
Tiba-tiba Ku See-hong berhenti tertawa, lalu dengan wajah
sedingin es guma mnya lirih:
“Se mangat, tenaga dan kekuatan merupakan tiga unsur yang
saling me mpengaruhi, jika terjadi jalinan hubungan antara ketiganya
akan jadilah Huan-pu-kui-tin, tenaga pukulan berisi ta mpa k
bagaikan tak berisi. Itulah pertanda kalau puncak kese mpurnaan
telah tercapai…. Huan-pu ki-tin… Huan-pu kui-tin…. Betulkah
kepandaianku telah berhasil kucapai hingga punca k
kesempurnaannya?”

193
Berguma m sa mpai di situ, Ku See-hong merasa kegirangan
sehingga ha mpir saja melupakan segala-galanya, segera teriaknya
keras-keras:
“…Sungguhkah kesemuanya ini? Sungguhkah kese muanya ini?
Mengapa secepat ini aku berhasil mencapainya…? Kenapa…?”
Dengan usaha yang sangat mudah ia berhasil mengguna kan apa
yang berhasil dikupas dalam kepandaian itu menjadi suatu
kenyataan, lagi pula menurut keadaan yang terlihat itu, hal mana
justru merupakan gejala dari suatu keadaan yang dina makan Huan-
pu kui-tin. Dala m kejut dan girangnya tak heran kalau dia menjadi
sangsi, benarkah hal tersebut merupakan suatu kenyataan?
Benarkah dia berbakat bagus dan me miliki kecerdasan yang luar
biasa?
Dala m termenungnya itu, pelbagai pikiran cepat muncul di dala m
benaknya, tapi setelah semua alasan itu diteliti lebih lanjut, terasa
olehnya bahwa semua persoalan cukup dijadikan sebagai alasan
mengapa ia bisa mencapai kesuksesan dengan begitu cepatnya….
Tiba-tiba Ku See-hong teringat kembali dengan saat-saat
menje lang ke matian Bun-ji koan-su, keadaan gurunya yang loyo dan
le mas seperti lentera kehabisan minyak itu… Mendadak satu ingatan
terlintas dala m benaknya, dengan cepat dia berpikir:
“Ketika Bun-ji koan-su dikerubut i beratus orang jago di atas
puncak bukit Soat-san, meski ia dibuat cacad dan tubuhnya terjatuh
ke dalam jurang, nyatanya ia tak sampai mati. Kemudian sela ma
belasan tahun lamanya diapun sanggup membunuh jago-jago lihay
yang mengunjungi kuilnya secara misterius. Dari sini terbuktilah
kalau ilmu silatnya sudah mencapai tingkatan yang luar biasa sekali.
Tapi setelah berjumpa dengan diriku, mengapa dia lantas berubah
menjadi kake k loyo yang sudah ha mpir mendekati ajalnya? Jangan-
jangan….”
Berpikir sa mpa i di situ, tiba-tiba Ku See-hong berseru:
“Betul…! Betul…!”

194
“Sudah pasti hawa murni suhu yang selama ini merupakan
kekuatan yang me melihara kehidupannya telah disalurkan kepadaku
secara diam-dia m, kalau tida k, mengapa secepat itu aku berhasil
menguasai ilmu Kan-kun Mi-siu khikang yangmaha dahsyat itu?
Oooh suhu… wahai suhu. Mengapa tidak kau katakan hal itu
kepadaku?
“Begitu besar budi kebaikan yang kau limpahkan kepadaku,
bagaimana caranya aku me mbalas se mua budi kebaikan tersebut?”
Ku See-hong merasakan darah panas di dalam tubuhnya
bergelora keas dan mendidih, air mata tanpa terasa jatuh
bercucuran me mbasahi wajahnya.
Mendadak….
Mencorong sinar tajam dari balik mata Ku See-hong, dengan
tekad yang bulat dia berseru:
“Suhu! Kau bersikap begitu baik kepadaku, budi keba ikanmu
keada tecu lebih dalam dari sa mudra, untuk selanjutnya tecu pasti
akan mengingat selalu di dala m hati, aku pasti akan berusaha untuk
me mba laskan denda m sakit hatimu, aku pun akan me mbalas budi
kebaikanmu.”
Dala m wa ktu singkat, kentongan ketiga ke mbali me njelang t iba.
Ketika Ku Se-hong teringat ke mbali tragedi yang menimpa Bun-ji
koan-su, dia merasa terdorong oleh e mosi yyang meluap, sehingga
tanpa terasa dia mendongakkan kepa lanya dan me mbacakan lagu
“Denda m Sejagad” yang merupa kan suara hati dari Bun-ji koan-su
itu.
Dendam Sejagad
DENDA M kesumat me mbentang bagai jagad.
Bukit tinggi berhutan lebat di sisi sebuah kuil.
Sungai besar di depan kuil berombak besar.
Dendam kesumat sepanjang abad.

195
DENDA M kesumat me mbentang bagai jagad.
Burung gaga k bersarang di rumput di kala senja.
Cinta kasih berlangsung dari muda sa mpai tua
Me metik ka mpak me mbuat lagu: Nadanya denda m.
Menitik air mata darah untuk siapa?
Hati pilu menanggung derita menyesal sepanjang masa.
DENDA M kesumat me mbentang bagai jagad.
Ji-koan pernah bebuat salah.
Menyandang golok menunggang kuda, apalagh gunanya?
Salju terbang air laut se muanya ha mbar.
DENDA M kesumat me mbentang bagai jagad.
Curah hujan me mbuyarkan awan.
Air mengalir akhirnya surut.
Dendam kesumat tak akan pernah luntur….
Irama lagu bernada iblis yang me mbetot sukma itu menjulang
tinggi ke angkasa dan terbawa angin sa mpai di te mpat kejauhan.
Kesunyian yang menceka m dan ira ma lagu yang me medihkan hati
teralun di angkasa dan mendengung tiada hentinya.
Ketika selesai me mbawa kan lagu tersebut, seluruh wajah Ku See-
hong telah basah oleh air mata. Dengan termangu-mangu dia
me mandang jagad yang luas, dia ingin mene mukan bayangan Bun-ji
koan-su, tapi tak dapat.
Udara tampak bersih, bintang berkedip-kedip menyinari angkasa,
Bun-ji koan-su ada lah sebuah bintang di ujung langit sana, meski
orangnya telah tiada, namun kenangan serta lagunya yang penuh
perasaan akan berada terus di dunia, dan Ku See-hong a kan selalu
me mbawa kannya….

196
Entah sudah berapa lama Ku See-hong menga mati udara,
akhirnya sambil menghe la napas sedih, dia duduk ke mbali di meja
batu dalam gardu dan berse medi ke mbali.
Sebetulnya Ku See-hong memang seorang yang gila ilmu, setelah
keberhasilannya mengupas pelbagai kepandaian sakti ia tak pernah
me mbuang wa ktunya dengan sia-sia. Dia selalu me musatkan pikiran
dan perhatiannya untuk menyelidiki kepandaian sakti. Setiap
kentongan ketiga sudah tiba diapun me mbawakan lagu “Denda m
Sejagad” dengan suara lantang untuk me ngenang gurunya yang
telah tiada dan berdoa bagi arwah Bun-ji koan-su Him Ci-seng yang
telah tiada.
Tanpa terasa, Ku See-hong sudah berdiam selama tiga hari tiga
ma la m di tengah tanah pekuburan yang sepi, seram, dan terpencil
itu.
Latihan semedi dari Ku See-hong pun ma kin la ma sema kin
sempurna. Setiap kali duduk berse medi, dia ha mpir me mbutuhkan
waktu sela ma seharian penuh. Hari-hari itu, ketika ia mula i
bersemedi di pagi hari, dalam sekejap mata, mata telah menjelang
tiba ke mbali.
Hari itu, ketika Ku See-hong baru sadar dari semedinya, tiba-tiba
ia mendengar seseorang tertawa cekikikan, buru-buru anak muda
itu me mbuka matanya dan menengok ke arah mana berasalnya
suara tertawa itu. Sinar mata tajam yang menggidikkan hati
me mandang keluar dari balik matanya.
Pada saat itulah, mendada k terdengar bentakan nyaring…
“Hei orang she Ku, sa mbutlah ini!”
“Weeess…” he mbusan angin kencang me luncur t iba.
Ku See-hong segera menyaksikan ada sesosok bayangan tubuh
yang tinggi besar me luncur datang ke arahnya dengan kecepatan
luar biasa.
Waktu itu Ku See-hong sudah mengena li suara siapakah itu,
sepasang alis matanya segera berkenyit tangan kanannya segera

197
disentilkan ke depan, desingan angin taja m yang me mekikkan
telinga dengan dahsyatnya menghanta m bayangan hitam tadi.
“Blaaa mm…!” benturan keras berge ma di udara.
Menyusul ke mudian terdengar suara jeritan ngeri yang
me milukan hati berkumandang me menuhi angkasa, termakan oleh
angin pukulan Ku See-hong yang a mat tajam tadi, bayangan hita m
tersebut segera terbabat menjadi dua bagian. Darah segar
berhembus ke mana-mana dan menyiarkan bau a mis yang menusuk
hidung.
Ketika Ku See-hong telah melihat jelas siapa gerangan bayangan
hitam itu, dengan suara keras dan penuh kegusaran ia lantas
me mbentak nyaring:
“Im Yan cu, kau perempuan rendah yang berhati keji, mengapa
kau pergunakan nyawa orang sebagai bahan gurauan? Kau iblis
perempuan berhati busuk, mala m ini aku orang she Ku pasti akan
mencabut se le mbar jiwa mu!”
Di bawah sinar rembulan, tampaklah di atas sebuah gundukan
tanah pekuburan berdiri seorang gadis yang cantik jelita; dia bukan
lain ada lah Im Yan cu.
Ketika mendengar suara makin dari anak muda tersebut, Im Yan
cu segera tertawa cekikikan, katanya:
“Hei, kenapa sih kau ini? Kenapa sikapmu kepadaku selalu begitu
galak? Me mangnya aku telah salah me mbunuh?”
Ku See-hong menjadi tertegun, sorot matanya yang tajam
dengan cepat me mandang sekejap sekeliling tempat itu, tapi
dengan cepat hatinya menjadi a mat terperanjat.
Pemandangan yang terbentang di depan matanya ketika itu
betul-betul sera m, ngeri dan cukup mendirikan blu roma.
Ternyata di sekeliling tanah pekuburan itu tergeletak bersosok-
sosok mayat yang bergelimpangan di sana-sini, ada yang tergeletak

198
kaki di atas tanah ada pula yang terkapar di atas gundukan tanah
pekuburan keadaannya benar-benar mengerikan.
Bentuk tubuh merekapun a mat sera m dan luar biasa ngerinya,
ada yang kepalanya putus, ada yang anggota badannya terpapas,
ada pula yang isi perutnya berha mburan… bau a mis darah tersebar
dari e mpat penjuru.
Menyaksikan pe mandangan seperti itu, dia m-dia m Ku See-hong
bergidik dan merasakan bulu romanya pada bangun berdiri. Sebagai
pemuda yang cerdik, dengan cepat dia mengetahui apa yang
menyebabkan ke matian jago-jago persilatan itu.
Ternyata Ku See-hong sudah empat mala m berdia m di dala m
komple k tanah pekuburan itu, tiap mala m pada kentongan ketiga
dia selalu me mbawakan lagu “Denda m Sejagad” dengan keras dan
lantang, hal mana me mbuat para jago persilatan yang sedang
keheranan dan mencari-cari apa sebabnya lagu seram yang
me mbetot sukma itu tiba-tiba lenyap dari dalam kuil bobrok
tersebut, berduyun-duyun datang ke situ.
Maka di ka la pada mala m ke-e mpat suara nyanyian tersebut
bergema lagi dari tanah pekuburan tadi, berduyun-duyun kawanan
jago persilatan itu berdatangan ke sana.
Begitulah, sewaktu Ku See-hong sedang bersemedi pagi tadi, tak
sedikit jago persilatan yang sedang menyelidiki asal nyanyian itu
sampai di sana, salah seorang di antaranya adalah Im Yan cu.
Padahal waktu itu Ku See-hong sedang melatih semaca m ilmu
tenaga dalam tingkat tinggi, asal ia mendapat gangguan atau
serangan yang datang dari luar, maka akibatnya pemuda itu a kan
menga la mi “jalan api menuju neraka”. Masih mendingan kalau cuma
terluka parah, bisa jadi sele mbar jiwanya akan turut me layang.
Pada mulanya jago-jago persilatan itu masih belum berani
mende kati Ku See-hong, ke mudian setelah melihat jelas bahwa
orang itu tak lebih hanya seorang pe muda tampan, serentak
merekapun melancarkan sergapan maut ke arahnya.

199
Maka demi me lindungi sele mbar jiwa Ku See-hong, Im Yan cu
segera mela kukan pe mbantaian secara besar-besaran.
Waktu itu Ku See-hong sudah berada dala m keadaan lupa diri,
sekalipun langit ambruk dia juga tak akan merasa, sudah barang
tentu diapun tidak tahu kalau di sampingnya sedang berlangsung
suatu pertarungan sengit yang benar-benar mengerikan.
Demikianlah, walaupun Ku See-hong merasa agak ngeri
menyaksikan kekeja man Im Yan cu dala m me langsungkan
pembantaian, na mun karena dia merupakan tuan penolongnya
dalam peristiwa ka li ini, maka pe muda itu buru-buru me njura
me mberi hormat seraya katanya dengan lantang:
“Nona Im, aku orang she Ku merasa berterima kasih sekali atas
pertolongan yang kau berikan kepadaku sehingga aku lolos dari
bencana pada mala m ini. Untuk budi kebaikan itu, di ke mudian hari
aku pasti akan berusaha untuk membalasnya, selain itu akupun
minta maaf akan kekasaranku karena ketidaktahuanku tadi.”
Mendadak paras muka Im Yan cu berubah menjadi dingin seperti
es, setelah mendengus dingin, katanya dengan ketus:
“Hmmm! Siapa yang kesudian menerima pe mbalasan budimu itu?
Huuuh… Aku me mbunuh orang-orang itu tak la in karena aku
berpikir de mi kepentinganku sendiri.”
Mendengar perkataan itu, Ku See-hong menjadi tertegun,
pikirnya: “Tabiat dari perempuan ini benar-benar aneh sekali, baru
saja berbicara dengan wajah berseri, tiba-tiba saja berubah kembali
menjadi dingin tak berperasaan….”
Berpikir sa mpa i di situ, dia lantas berkata dengan lantang:
“Aku Ku See-hong selama hidup tak pernah menerima budi
kebaikan orang dengan begitu saja. Pokoknya barang siapa pernah
me lepaskan budi kepadaku maka hal ini pasti akan kuingat selalu di
dalam hati, sekalipun badan harus hancur, suatu ketika budi itu
pasti akan kubayar.”

200
Im Yan cu tertawa dingin dengan nada sinis, ujarnya dengan
ketus:
“Huuuh… pura-pura berlagak sok tahu budi. Hmm! Sungguh
menje mukan!”
Mendengar ucapan tadi, mencorong sinar tajam dari balik mata
Ku See-hong, katanya pula dengan gusar:
“Im Yan cu, aku orang she Ku adalah seorang lelaki sejati yang
bisa me mbedakan mana budi dan ma na denda m, apa yang
kuucapkan tak akan kuingkari untuk sela manya. Aku bukan manusia
rendah yang ada ucapan tanpa wujudnya.”
Tiba-tiba Im Yan cu tertawa cekikikan, la lu katanya pula dengan
suara dingin:
“Sungguh beruntung seka li aku, Im Yan cu dapat berkenalan
dengan seorang Kuncu, seorang lelaki sejati seperti kau, tapi nanti
kau akan me nyesal dengan perkataanmu tadi. Nah, sekarang aku
hanya ingin me mohon sesuatu kepadamu, sanggupkah kau untuk
me lakukannya?”
Agak terperanjat Ku See-hong setelah mendengar perkataan itu,
tapi dengan tegas dia me njawab:
“Apa permintaan nona silahkan diutarakan secara berterus
terang, asal aku orang she Ku sanggup me lakukannya, pasti akan
kulakukan dengan sepenuh tenaga.”
Paras muka Im Yan cu dingin kaku tanpa emosi, katanya dengan
suara dingin:
“Nona mu cuma menghendaki batok kepala mu itu, bersediakah
kau untuk me menggalnya dan diberikan kepadaku?”
Suaranya dingin kaku tanpa emosi dan lagi a mat tegas, sama
sekali tida k dibuat-buat ini me mbuat Ku See-hong merasa terkesiap
dan segera terbungka m dala m seribu bahasa.

201
Dari balik sorot mata Im Yan cu segera terpancar keluar
serentetan cahaya yang sangat aneh. Diawasinya perubahan mimik
wajah si anak muda itu, ke mudian ejeknya dingin:
“Bagaimana? Kau merasa menyesal? Hmm! Tadi saja, lagaknya
besar dan omongnya segede gajah.”
Dari atas wajah Ku See-hong pun terpancar keluar serentetan
cahaya yang aneh sekali, katanya pelan:
“Bila nona menghendaki batok kepala ini, aku orang she Ku tidak
akan mena mpik, cuma akupun hendak mengajukan satu permintaan
kepadamu, dapatkah kau me mberi kelonggaran waktu sela ma tiga
tahun kepadaku?”
Bila sudah sa mpai waktunya nanti, batok kepalaku ini pasti akan
kuserahkan sendiri kepadamu, tapi jika kau bersikeras menghendaki
batok kepalaku pada saat ini, terpaksa aku akan persilahkan kau
untuk me mengga lnya sendiri.”
Ketika selesai mengupcakan perkataan itu, dari balik mata Ku
See-hong pun terpancar keluar serentetan cahaya aneh yang
menggidikkan hati, ia menatap wajah Im Yan cu tanpa berkedip.
Im Yan cu segera tertawa ringan katanya:
“Baik, daripada me mbangkang lebih baik menurut saja, sekarang
juga nona mu a kan me mengga l batok kepala mu.”
“Tunggu sebentar!” tiba-tiba Ku See-hong me mbentak keras,
“Aku sorang she Ku henda k mengajukan satu pertanyaan
kepadamu.”
Kemudian setelah berhenti sebentar terusnya lagi:
“Siapakah gurumu? Suhuku Bun-ji koan-su ada dendam sakit hati
maca m apa dengan dirimu?”
Dihadapkan oelh pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh Ku
See-hong itu, Im Yan cu menjadi tertegun. Ternyata dia sendiripun
tidak tahu dendam sakit hati seperti apakah yang terjalin antara
gurunya dengan Bun-ji koan-su.

202
Maka setelah tertegun beberapa saat lamanya, dengan suara
dingin dia berkata:
“Na ma guruku tak akan diketahui oleh orang-orang persilatan…
aku rasa kaupun tak perlu tahu, bagaimanapun juga kau toh sudah
mende kati ajalnya, buat apa kau banyak ertanya? Sedangkan
mengenasi dneda m sa kti hati yang terjalin antara suhuku dengan
Bun-ji koan-su, bahkan aku sendiripun tidak tahu, dari mana aku isa
menerangkannya kepadamu?”
Mendengar perkataan tersebut, mendadak Ku See-hong
mendonga kkan kepalanya dan me mperdengarkan gela k tertawa
panjang yang keras dan me mbetot sukma. Suara tertawanya itu
penuh mengandung kesedihan, kepedihan dan kekosongan…
Begitu keras dan melengkinganya suara tertawa itu, selain
me mbumbung jauh ke angkasa, juga menimbulkan getaran keras di
sekeliling te mpat itu, me mbuat suasana di dala m komplek tanah
pekuburan itu menjadi lebih sera m dan menggidikkan hati.
Im Yan cu sendiri pun dibuat berubah wajahnya setelah
mendengar gelak tertawa itu, dia m-dia m pikirnya:
“Baru beberapa hari tidak bersua dengannya, kenapa tenaga
alamnya bisa me mperoleh ke majuan yang sedemikian pesatnya?
Jika dia sa mpai mengguna kan jurus-jurus yang me matikan nanti,
sudah pasti aku harus menggunakan banyak tenaga untuk
menghadapinya….”
Sementara dia masih termenung dan berpikir sa mpa i ke situ,
mendadak suara tertawa yang keras itu berhenti sama sekali.
Suasana menjadi sepi dan hening….
Sesudah berhenti tertawa paras muka Ku See-hong berubah
menjadi dingin dan ka ku tanpa emosi, sorot matanya memancarkan
cahaya tajam yang menggidikkan hati, me mbuat orang merasa
tercekat rasanya, kemudian dengan suara yang dingin ia berkata:
“Im Yan cu, sebagai seorang murid, sudah menjadi kewajibanmu
untuk me mba laskan dendam bagi sakti hati gurumu, cuma kalau toh

203
kau sendiri juga tak tahu dari ma na timbulnya perselisihan antara
gurumu dengan guruku, sudah barang tentu kau juga tak bisa
menentukan siapa yang benar dan siapa yang salah di dalam
peristiwa ini. Aku orang she Ku anjurkan kepadamu, lebih baik
janganlah mela kukan pe mbalasan denda m secara me mbabi buta.”
“Betul a ku orang she Ku pernah berhutang budi kepadamu, tapi
akupun tak ingin mati tanpa diketahui sebab musababnya, oleh
sebab itu hutang ini sudah pasti aku orang she Ku bayar kepadamu.
Jika kau berkeras kepala juga dan ingin me mbalas denda m saat ini,
silahkan saja andalkan kepandaianmu untuk me lakukannya.”
Im Yan cu mengerling se kejap dengan sepasang biji matanya
yang jeli, lalu sa mbil tersenyum katanya:
“Ku See-hong, kenapa sih kau marah-marah seperti lagi sewot?
Kalau kau enggan menyerahkan batok kepala mu, yaa sudahlah,
kenapa musti me ngucapkan teori yang panjang lebar seperti itu?”
Ku See-hong segera merasakan hatinya bergetar keras, pikirnya:
“Perempuan ini betul-betul sangat aneh… girang, marah tak
menentu, sesungguhnya permainan busuk apa lagi yang hendak dia
lakukan terhadap diriku…?”
Bagaikan segulung he mbusan angin, dengan enteng Im Yan cu
me layang turun ke atas tanah, kemudian dengan langkah yang
le mah gemulai dia berjalan mengha mpiri Ku See-hong, sekulum
senyuman menghiasi wajahnya me mbuat hati orang berdebar.
“Ku See-hong,” de mikan dia berkata dengan merdu dan manja,
“entah mengapa, sedari berjumpa denganmu, aku selalu ingin
marah-marah saja atau ingin menghajar dirimu, kalau sudah begitu
hatiku baru terasa gembira rasanya, anggap saja kejadian tadi
seperti asap yang lenyap di angkasa, sekarang, bagaimana kalau
kau te mani a ku untuk bergebrak lagi beberapa jurus?”
Nadanya polos dan bersifat kekanak-kanakan, sepasang matanya
yang bulat besar juga me mancarkan cahaya lembut yang penuh
dengan cinta kasih, langkah yang lembut dita mbah potongan

204
badannya yang tinggi sema mpai, me mbuat orang menjadi
terpesona dibuatnya.
Sejak kecil, dari dalam hati Ku See-hong telah muncul suatu
perasaan aneh, yakni me mbenci kaum wanita…. Senyuman Im Yan
cu yang mengandung nafsu me mbunuh serta perubahan wataknya
yang tak menentu, kesemuanya itu mendatangkan perasaan antipati
dalam hatinya.
Maka dia lantas mendengus dingin setelah mendengar perkataan
itu, ujarnya dengan dingin:
“Im Yan cu, kau tak usah jual ta mpang di hadapanku, soal
berkelahi aku orang she Ku juga tidak mempunyai kegembiraan
tersebut. Budi kebaikan yang kuterima hari ini pasti akan kubalas di
ke mudian hari. Nah, sekarang aku ingin mohon diri lebih dahulu.”
Selesai berkata, Ku See-hong segera me mbalikkan badan dan
berjalan pergi dari situ. Dia benar-benar tak ingin berkumpul dengan
perempuan se maca m ini.
Im Yan cu mengerdipkan sepasang matanya lalu tertawa,
senyuman itu sungguh me mpesona. Hati lelaki mana saja yang
bertemu dengannya sudah pasti akan terpikat dan jatuh hati.
00d0w00
Bab 10
TAPI sekarang, setelah mendengar ucapan Ku See-hong yang
dingin ka ku itu dia me njadi tertegun dibuatnya, hampir saja dia
mengira si anak muda itu buta atau tak tahu perasaan.
Maka ketika dilihatnya Ku See-hong akan pergi dari situ, paras
mukanya segera berubah hebat, bentaknya:
“Berhenti kau!”
Pelan-pelan Ku See-hong me mbalikkan badannya, lalu
mencorong sinar tajam dari ba lik matanya, dengan dingin dia
berkata:

205
“Nona Im, kau masih ada urusan apa lagi? Cepatlah katakan,
kalau tida k, maaf ka lau aku orang she Ku tak dapat lebih la ma lagi
mene mani kau.”
-oo0dw0oo-

Jilid 7
SEAKAN-AKAN menerima suatu penghinaan yang amat besar,
mendadak Im Yan cu mendengus karena mendongkol, ke mudian air
matanya jatuh bercucuran me mbasahi wajahnya.
Tergetar keras perasaan Ku See-hong setelah menyaksikan gadis
itu mengucurkan air matanya, dia berpikir:
“Mungkin da la m hatinya terdapat suatu persoalan yang amat
me medihkan hatinya, aku sebagai seorang lelaki sejati, tidak
seharusnya bersikap demikian kepadanya sehingga me mbuat dia
menjadi mendongkol. Aaai… watak setiap orang sebetulnya baik
semua, cuma watak gadis ini agak aneh saja, siapa tahu kalau
keanehannya itu dipengaruhi oleh gurunya…?”
Setelah berhasil menje laskan sendiri kesulitan orang, sikapnya
pun turut berubah menjadi lebih le mbut dan halus, katanya pelan:
“Nona Im, kau me mpunyai rahasia apakah yang menyulitkan
dirimu? Silahkan kau katakan, bila aku orang she Ku bisa
me lakukannya pasti akan kubantu sedapat mungkin.”
“Banyak urusan!” bentak Im Yan cu. “Pergi kau dari sini, ma kin
jauh se makin baik, hayo pergi!”
Ucapan yang terakhir itu ternyata sudah mendekati setengah
menjerit, meski de mikian, na mun suara hatinya ketika itu justru
merupakan kebalikan dari teria kannya tadi, betapa tak inginnya dia
me mbiarkan Ku See-hong pergi meninggalkan te mpat itu.

206
Ku See-hong yang tidak me maha mi perasaan perempuan dan
seluk be luknya wanita segera menghela napas panjang, guma mnya:
“Perempuan, wahai pere mpuan… kau me mang ma khluk yang
sukar untuk dihadapi.”
Selesai berguma m, tubuhnya segera melayang ke tengah udara
dan di tengah desingan angin taja m, tubuh Ku See-hong yang
gagah perkasa itu sudah lenyap dari pandangan mata.
Me mandang bayangan punggung Ku See-hong yang lenyap di
balik kege lapan itu, Im Yan cu yang cantik jelita bagaikan bidadari
itu tak dapat menahan luka di hatinya lagi, tak bisa dicegah diapun
menangis tersedu-sedu dengan sedihnya.
Seorang gadis re maja yang baru me kar perasaan cintanya selalu
me mang panas dan berga irah, ketika ia berte mu dengan seorang
lelaki yang mence koki perasaannya, maka diapun berusaha
mengesa mpingkan sifat malunya untuk menunjukkan perasaan cinta
yang berkobar terhadap lawan jenis yang ditujunya itu.
Akan tetapi di kala mendapatkan sikap yag jauh di luar
kehendaknya, bahkan pihak lawan menunjukkan sikap segannya,
maka gadis itupun merasa harga dirinya tersinggung, tak hran kalau
Im Yan cu merasakan haitnya benar-benar amat pedih.
Bila seorang gadis le mah yang tak punya orang tua dan hidup
sebatang kara macam dia tidak me miliki sifat yang keras dan iman
yang teguh, biasanya dia akan mengambil keputusan pendek bila
menghadapi pukulan batin se maca m ini.
00dw00

Waktu itu, kentongan kedua telah menjelang. Langit bersih dan


jagad terasa hening….
Rembulan me mancarkan sinar le mbutnya dari angkasa dan
menyinari jalan pegunungan yang sepi.

207
Pada saat itulah nampak sesosok bayangan manusia dengan
kecepatan luar biasa sedang berkelebat lewat. Ilmu meringankan
tubuh yang dimiliki orang ini telah mencapai pada punca k
kesempurnaan yang luar biasa.
Pada mulanya dia sendiripun tak tahu ka lau dirinya me miliki ilmu
meringankan tubuh sedemikian lihaynya. Tatkala dia merasakan
kalau ilmu ginkangnya telah mencapai ke tingkatan seperti itu, ma ka
secara menggila diapun mengerahkannya sekuat tenaga, sebab
dengan begitu rasa sesal di dalam hatinya baru dapat
terlampiaskan.
Angin berhembus lewat menggoyangkan pepohonan, bayangan
manusia itu dengan enteng dan cepat berkelebat lewat, selain suara
gemerisiknya dedaunan yang terhembus angin, di sekeliling sana
amat sepi, hening dan tenang.
Dengan berlarian secepat sambaran petir itu, dala m wa ktu yang
singkat Ku See-hong telah melewati belasan buah puncak bukit.
Mendadak….
Dia menghentikan diri di atas tebing curam, tepat di hadapan
sebuah jeram yang luasnya delapan sembilan ka ki, lalu
mendonga kkan kepalanya dan menghe mbuskan napas panjang. Ia
merasa se mua kekesalan dan ke murungan yang mengganja l dala m
dadanya selama ini dapat dila mpiaskan keluar bersamaan dengan
hembusan napas itu, dadanya terasa lega sekali.
Pelan-pelan Ku See-hong berjalan ke muka dan melengok ke
dasar jeram tersebut, ternyata dalamnya mencapai dua puluhan
kaki. Air terjun tumpah ke bawah dari puncak bukit dan menumbuk
di atas batu-batu cadas di dasar jeram. Percikan air muncrat ke
empat penjuru dan menimbulkan suara ‘ting tang ting’ yang merdu,
hembusan angin yang menggoyangkan dedaunan menciptakan pula
serangkaian perpaduan suara yang le mbut dan syahdu.
Mendadak…. Serentetan jeritan ngeri yang me milukan hati la mat-
la mat berkumandang datang dari kejauhan sana.

208
Suara tersebut berkumandang secara beruntun dan merupakan
jeritan sekarat menjelang tibanya ajal, selain itu terdengar pula
serentetan suara tertawa dingin yang a mat seram, keras dan
mengerikan hati. Perpaduan suara yang beraneka raga m itu
menciptakan suatu ira ma nada yang mengerikan di tengah
kegelapan mala m itu dan cukup mendirikan bulu roma siapapun
yang mendengarnya.
Perasaan Ku See-hong yang tajam dengan cepat dapat
menyadari kejadian apakah yang telah berlangsung di situ…. Suatu
pembunuhan berdarah karena luapan denda m.
Dengan tenang dia berdiri tegak di tempat semula, sementara
sepasang matanya yang me mancarkan cahaya tajam pelan-pe lan
menyapu sekeliling jera m itu dan me meriksa asal mulanya suara
jeritan tadi. Namun kecuali aliran air sungai serta hembusan angin
yang mendesis, suasana di seke liling tempat itu masih tetap sepi,
hening dan tak kedengaran sedikit suara pun.
Jeritan ngeri serta gelak tertawa menyeramkan yang berge ma
tadi, meski berlangsung secara beruntun, tapi oleh karena suara itu
mengge ma secara tiba-tiba, lagipula sekejap mata ke mudian segala
sesuatunya telah menjadi tenang ke mbali, ma ka Ku See-hong
menghentikan pencariannya dan dia m-dia m berpikir:
“Pe mbunuhan berdarah se maca m itu, mengapa bisa berubah
menjadi tenang ke mbali dala m waktu singkat? Ka lau begitu ilmu
silat yang dimiliki orang itu sudah pasti lihay sekali atau mungkin
korbannya adalah orang-orang yang tak panda i berilmu silat.”
Berpikir sampa i di situ, Ku See-hong segera beranjak dan
me langkah pergi ke arah mana berasalnya suara itu, kemudian
me lakukan pencarian dengan seksa ma.
Dengan menelusuri jera m tersebut ia berjalan lebih kurang
seratus kaki lebih mendadak sorot matanya mene mukan sesuatu.
Di sebelah kanan jeram, dia mene mukan sebuah jembatan kecil
yang terbuat dari kayu je mbatan itu berdiri dari sebuah ba lok kayu
yang dipalangkan dari tebing seberang ke tepi tebing sebelah sini.
209
Di ujung je mbatan sebelah depan sana, di balik rimbunnya
dedaunan tergantung sebuah lentera merah yang tergantung tinggi
dan bergoyang ketika terhe mbus angin.
Ku See-hong mengerutkan dahinya, suatu pemandangan yang
mengerikan seakan-akan terlintas da la m benaknya.
Jeram yang menganga di bawahnya amat dalam, sedang
jembatan itu tergantung di atas awang-awang, meski lebarnya dua
jengkal tapi bawah jera m tersebut merupa kan gulungan air dengan
omba k yang dahsyat serta arus yang deras, bila seseorang tidak
bernyali dia akan pusing kepalanya bila berdiri di situ jangankan
lewat, berdiripun tak berani.
Maka setelah menyaksikan bentuk jembatan itu Ku See-hong
segera tahu kalau orang yang menghuni di sana sudah pasti jago
persilatan yang mengerti ilmu silat.
Dala m sekejap mata, Ku See-hong telah berjalan menuju ke
bawah tebing seberang. Ketika ia mencoba untuk me mperhatikan
keadaan di sekitarnya, tampaklah di sa mping jembatan tersebut
terdapat sebuah hutan. Di balik hutan terdapat sebuah rumah kecil
yang terbuat dari batu, sinar lentera tampak keluar dari balik ruma h
tersebut.
Lentera merah yang terlihat tadi, tergantung di atas rumah batu
itu. Ku See-hong segera menghimpun tenaga dala mnya, kemudian
sambil menyingsingkan baju dia melompat ke depan dan mengintip
ke dala m rumah tadi.
Paras mukanya mendada k berubah hebat, untung saja selama
berdiri di kuil kuno dulu sudah biasa terlatih untuk menghadapi ha l-
hal yang menyeramkan, kalau t idak….
Kiranya di dala m rumah batu itu, di samping meja tergeletak dua
sosok mayat. Sekilas pandangan tampak kedua sosok mayat itu
me miliki perawakan tubuh yang tinggi ke kar. Mereka mengena kan
baju ringkas berwarna emas dengan sebuah golok besar bergaris
emas yang me mancarkan sinar tajam tersoreng di pinggangnya.

210
Batok kepala kedua orang itu sudah dibikin gepeng sehingga
paras mukanya sukar terlihat lagi.
Setelah menyaksikan dandanan dari kedua orang lelaki itu wajah
Ku See-hong segera diliputi oleh kabut hitam, pikirnya:
“Kalau dilihat dari dandanan mere ka, tampaknya kedua orang itu
mengenakan dandanan dari anggota perkumpulan Kim-to-pang
yang dulu didirikan oleh kedua orang tuaku, semenjak ayah ibu mati
terbunuh, seluruh perkumpulan Kim-to-pang juga bubar tak
karuan….”
Terbayang kembali ke matian kedua orang tuanya yang dibunuh
orang secara mengerikan, tanpa terasa titik ar mata jatuh berlinang
me mbasahi wajahnya. Dengan cepat pikiran dan perasaannya juga
terjerumus da la m kepedihan yang bukan kepalang.
Cahaya lentera dalam ruangan itu masih me nyoroti tubuh kedua
sosok mayat itu. Ini se mua me mbuat tanah pebukitan yang hening
dan sepi itu terasa ma kin mengerikan dan menggidikkan hati.
Ku See-hong tertegun beberapa saat lamanya, kemudian
menghe la napas sedih. Sepasang matanya me mperhatikan kedua
sosok mayat itu sekejap, lalu sambil me nelusuri undak-unda kan
batu di sisi kiri ruma h kecil itu, menuruti tebing tadi.
Suaana di bawah tebing amat sepi dan hening, bintang-bintang
di angkasa juga bertaburan menyiarkan cahaya yang redup, di
bawah tebing merupakan sebuah tanah persawahan yang luas, di
belakang sawah adalah bangunan rumah yang rapat menyerupai
sebuah perkampungan. Cahaya lentera tampak me mancar ke luar
dari antara bangunan rumah itu.
Pelbagai ingatan berkeca muk da la m benak Ku See-hong. Dia
sedang berpikir, betulkah di dala m perka mpungan itu berdia m para
pengikut setia ayah ibunya yang tergabung dalam Kim-to-pang?
Benarkah mereka mengasingkan diri di sana sa mbil berusaha untuk
me lanjutkan perjuangan perkumpulannya?

211
Makin la ma Ku See-hong merasakan hatinya se makin tidak
tenang. Setelah mendengar jeritan ngeri yang bergema tadi,
ke mudian me nyaksikan suasana mengerikan yang terbentang di
depan mata, suatu firasat jelek tiba-tiba saja muncul dala m hatinya.
Dengan cepat dia menyeberangi tanah persawahan itu. Tampak
di sebelah kiri sana terbentang sebuah sungai yang lebarnya dua
kaki. Air mengalir dengan derasnya, sedang di sebelah kanan
tampak tanah perbukitan menjulang tinggi ke angkasa di bawah
pantulan cahaya rembulan, menciptakan suatu pemandangan yang
indah.
Di depan sana berdiri sebuah bukit yang tinggi. Di kaki bukit
berdiri sebuah bangunan perka mpungan, ketika berjalan makin
dekat tampaklah bangunan loteng dan gardu se makin jelas.
Di luar hala man perka mpungan itu berdirilah sebuah dinding
perkampungan yang tingginya beberapa kaki, pintu gerbang yang
berwarna hitam pekat didirikan menghadap ke arah selatan.
Waktu itu pintu terbuka lebar, di atas pintu tertancap dua bilah
golok e mas yang menyilang. Di bawah pancaran sinar re mblan
tampak cahaya emas yang berkilauan.
Ku See-hong berhenti sebentar di depan pintu. Ke mudian
mengulur tangannya untuk menepuk gelang pintu keras-keras.
Ketika gelang pintu yang terbuat dari emas itu saling beradu
terdengarlah bunyi dentingan yang a mat merdu.
Tapi, suasana di dalam ruangan tetap sepi, bahkan keheningan
tersebut erbawa pula suasana yang menyeramkan. Ku See-hong
merasa hatinya makin berat, keningnya berkerut kencang, baru saja
kakinya melangkah masuk ke balik pintu, bau amis darah yang
sangat tebal dengan cepatnya menyelimuti di seluruh angkasa.
Apa yang terbentang di depan matanya hampir saja me mbuat
anak muda itu tertegun, benar-benar suatu pemandangan yang
amat menggidikkan hati.

212
Di da la m hala man di ba lik pintu gerbang bercat hita m itu
berbaringlah tiga puluhan sosok mayat. Kalau dilihat dari dandanan
maupun keadaan mereka, tak bisa disangkal lagi orang-orang itu
me mang berasal dari satu rombongan dengan kedua orang lelaki
kekar yang dijumpainya tadi.
Tubuh mere ka tidak dijumpai luka barang sedikitpun juga, tapi
kepalanya sudah dihajar orang sampai hancur berantakan. Mayat
mereka bergelimpangan tak karuan, agaknya sebelum dibunuh
mereka telah terlibat da la m suatu pertarungan yang sengit.
Cahaya rembulan yang le mbut menyinari noda darah di atas
tanah. Cahaya lampu yang redup terpancar keluar dari balik
ruangan mena mbah keseraman suasana te mpat itu.
Paras muka Ku See-hong berubah menjadi sangat berat, kalau
dilihat dari bekas luka di atas mayat-mayat itu, dapat diketahui
bahwa pembunuhan yang keji itu benar-benar me miliki ilmu silat
yang maha dahsyat, dan lagi sudah pasti bukan satu orang. Paling
tidak ada dua atau tiga orang yang terlibat.
Dari antara jago-jago lihay dala m dunia persilatan yang pernah
dijumpainya belakangan ini, hanya Im Yan cu serta manusia aneh
berkerudung itu saja yang me miliki kepanda ian sehebat itu.
Lalu siapakah orang-orang itu? Kenapa me mbunuh begitu banyak
orang? Apalagi orang-orang yang dibunuhnya itu seperti anggota
setia dari Kim-to-pang?
Pelan-pelan Ku See-hong berjalan masuk ke dala m ruang tengah,
mendorong pintu ruangan dengan tangan kirinya….
“Kraaakkk…” suara mencicit yang taja m me mecahkan
keheningan yang menceka m seluruh bangunan tersebut.
Pintu ruangan telah terbuka lebar tapi di dala mnya tak nampak
sesosok bayangan manusia pun. Kemba li dia menelusuri ruangan itu
dengan langkah pelan, la lu keluar lewat pintu sebelah kiri.

213
Di luar ruangan merupakan sebuah beranda, bangunan di sana
indah dan menawan. Di luar beranda na mpak sebuah jalan kecil
beralaskan batu putih yang jauh menjorok ke dala m.
Tiba-tiba Ku See-hong menyaksikan pula di kedua belah sisi jalan
kecil itu, terkapar dua sosok mayat lelaki berca mbang yang
me ma kai jubah berwarna kuning e mas, golok e mas yang tergantung
di pinggangnya baru tercabut separuh, tubuhnya yang tidak
ditemukan luka, cuma kepalanya yang basah oleh darah. Noda
darah itu meresap sa mpai jauh ke dala m tanah di tepi ja lan itu.
Kembali Ku See-hong berjalan belasan langkah mene lusuri jalan
itu, di sana ia temukan pula dua sosok mayat gemuk yang me maka i
jubah berwarna kuning pula. Dua bilah golok e mas yang berbentuk
aneh mencelat jauh seka li dari sisi mayat itu. Rambutnya penuh
noda darah dan kepa la merekapun hancur tak ada wujudnya.
Beberapa langkah lebih ke depan, terlihat pula sesosok mayat
dari seorang kake k berjenggot panjang serta e mpat orang le laki
bercambang. Tubuh merekapun tidak dijumpai luka, tapi kepalanya
penuh dengan noda darah.
Di ujung ja lan kecil itu, di dala m gardu persegi enam ta mpak
enam tujuh sosok mayat terkapar tak karuan bentuknya, ada yang
tua, ada yang muda, ada yang kurus ada pula yang gemuk, tapi
ke matian mereka mengerikan sekali.
Kendatipun Ku See-hong bernyali besar, tak urung hatinya dibikin
bergidik juga setelah menyaksikan peristiwa itu, juga bergidik oleh
kelihayan ilmu silat yang dimiliki pe mbunuh itu, juga bergidik oleh
kekejian lawannya.
Selain daripada itu, muncul juga suatu perasaan marah dan sedih
dalam hatinya, sebab orang-orang itu mirip sekali dengan anggota
Kim-to-pang yang didirikan ayah-ibunya.
Ku See-hong tidak percaya kalau di da la m hala man itu sudah
tiada seorang manusiapun, maka dia melanjut kan pe meriksaannya
ke depan.

214
Setelah melewati gardu persegi enam sampailah dia di sebuah
halaman luas. Tapi apa yang terlihat me mbuat darahnya mendidih,
giginya digertak kencang-kencang dan sinar matanya me mancarkan
pancaran cahaya yang menggidikkan hati.
Dia merasa benci, benci yang tak terkirakan. Dia mendenda m
terhadap kebuasan pembunuh itu. Kekeja man orang itu benar-benar
tak terlukiskan dengan kata-kata.
Ternyata di dala m hala man tersebut berserakan mayat yang
jumlahnya mencapai tiga e mpat puluh sosok dala m keadaan
mengerikan… ternyata pembunuh keja m itu me mbunuh tanpa pilih
bulu, baik anak kecil ataupun kaum wanita tak ada yang berhasil
lolos dari pe mbunuhan biadab itu.
Perasaan Ku See-hong ketika itu penuh diliputi oleh peraaan
sedih dan marah.
Dari balik sorot matanya yang tajam terpancar keluar sinar
ke marahan yang menggidikkan hati, dia m-dia m ia bersumpah a kan
me mba laskan denda m bagi ke matian orang-orang itu, dia a kan
menggunakan cara yang sama kejinya, sama biadabnya dan sama
buasnya untuk me mbalas denda m kepada pe mbunuh brutal itu.
Hal 19-20 robek….
Tiba-tiba muncul seorang kake k dala m keadaan terluka yang
sangat mengerikan.
“Kalian pembunuh keja m yang berhati binatang sekalipun lohu
berubah menjadi setan pun tetap akan menggaet nyawa ka lian,
kau… kau…!”
Setelah mengucapkan kata-kata itu dengan penuh emosi, seluruh
tubuh kakek kurus itu ge metar keras dan gontai kesana ke mari,
wajahnya yang menyeringai menyeramkan segera menunjukkan
kesakitan hebat, sehingga kata-kata selanjutnya tak sanggup
dilanjutkan lagi.

215
Betapa girangnya Ku See-hong menyaksikan ka kek kurus itu
belum mati, dengan cepat dia me lompat ke muka dan
mengha mpirinya.
Kakek kurus itu me ngira Ku See-hong hendak melancarkan
serangan me matikan ke arahnya, dengan cepat dia me mbentak:
“Kau manusia berhati binatang, lohu akan beradu jiwa
denganmu!”
Berbicara sampai di situ dia lantas menghimpun sisa tenaga
dalam yang dimilikinya, dengan jari-jari tangan yang hitam pekat
dan kurus kering ia sa mbar musuhnya, jari-jari tangannya yang
direntangkan bagaikan cakar besi, ibaratnya sepuluh bilah pedang
tajam langsung mencengkera m tubuh Ku See-hong.
Terkesiap juga hati Ku See-hong menghadapi anca man tersebut,
sebab jurus serangan yang dipergunakan kakek itu selain aneh juga
cepatnya bukan kepalang sehingga me mbuat orang tak tahu
bagaimana caranya menghindarkan diri.
Ia tak berani me mbendung anca man tersebut dengan kekerasan,
maka dengan mengerahkan ilmu Mi-khi-biau-tiong ia berkelit ke
samping secara gesit dan aneh.
Agaknya isi perut kakek ceking itu sudah mengala mi luka yang
cukup parah, batok kepalanya pun terkena sebuah pukulan yang
me matikan, kesadarannya sekarang tak lebih karena me mperoleh
tunjangan hawa murninya yang sempurna, sehingga dengan
menganda lkan sehe mbus napas yang belum me mbuyar ia tetap
me mpertahankan diri.
Sekarang setelah serangannya gagal mencapai sasaran dan sisa
hawa murninya me mbuyar ia tak sanggup untuk me mpertahankan
diri lagi, tubunya roboh terkapar ke atas tanah, napasnya
tersengkal-sengkal, namun sorot matanya yang belum me mbuyar
itu masih mengawasi wajah Ku See-hong dengan penuh kebencian.
Ku See-hong tahu bahwa kake k ini telah salah menganggap
dirinya sebagai seorang pe mbunuh, buru-buru serunya:

216
“Lo-pek… lo-pek, jangan marah dulu, boanpwe bukan seorang
pembunuh, melainkan seorang perawat jalan belaka.”
Sementara itu, si kakek kurus itu sudah dapat melihat jelas kalau
pendatang itu adalah seorang pemuda yang tampan, apalagi setelah
mendengar suara dari Ku See-hong, dengan cepat ia tersadar
bahwa si anak muda itu bukanlah pe mbunuh berhati binatang
seperti apa yang diduganya se mula.
Walaupun begitu, hati kecilnya merasa terkesiap sekali, sebab
dengan suatu gerakan yang begitu mudah pemuda itu telah berhasil
menghindarkan diri dari serangan me matikannya yang dahsyat itu,
padahal seingatnya hanya beberapa gelintir manusia saja dala m
dunia persilatan yang ma mpu me lakukan ha l itu.
Dengan gelisah Ku See-hong segera bertanya:
“Lopek, lope k, apakah kau hendak me mberitahukan kepada
boanpwe, siapa-siapa saja pembunuh keji yang telah me lakukan
pembantaian secara brutal itu?”
Sepasang mata si kakek kurus yang mulai sayu itu mendadak
menatap wajah Ku See-hong tanpa berkedip, agaknya dia sedang
berusaha untuk mene mukan ke mbali kenangan serta ingatannya
yang sudah mula i me mbuyar itu.
Ku See-hong sendiripun meraa amat curiga sewaktu dilihatnya
orang kakek kurus itu hanya me mbungka m sa mbil mengawasi
wajahnya tanpa berkedip, pikiran dan prasaannya menjadi kalut
sekali, sebab dia kuatir kake k itu mati dengan begitu saja, sehingga
pembunuhan brutal ini sa ma se kli tak diketahui olehnya.
Dengan nada gelisah ke mbali Ku See-hong bertanya:
“Lopek, lope k, apakah kau masih bisa berbicara? Cepat katakan,
boanpwe akan me mba laskan denda m bagi kalian.”
Tiba-tiba selintas perasaan aneh menghiasi wajah si kake k kurus
yang mengenaskan itu, bibirnya bergetar dan muncullah serentetan
perkataan yang amat le mah:

217
“Si… siapa… siapa na ma mu?”
Ku See-hong merasa girang sekali ketika dilihatnya kakek itu
masih dapat berbicara, dengan ce mas katanya:
“Boanpwe she Ku, bernama See-hong…. Lopek, cepat kau
katakan, siapakah pe mbunuh itu?”
Mimik wajah ka kek kurus itu berubah semakin misterius dan
aneh, dengan suara gemetar dia berkata:
“A… apakah… apakah di atas lengan kirimu, di antara lekukan
sikut mu terdapat sebuah tahi lalat berwarna merah?”
Tak terlukiskan rasa kaget Ku See-hong sesudah mendengar
perkataan itu. Ia tak habis mengerti mengapa ka kek itu bisa tahu
kalau di antara lekukan sikut mu terdapat tahi lalat berwarna merah,
padahal sejak berusia dua tahun dulu, kedua orang tuanya sudah
mati terbunuh secara mengenaskan, sedangkan dia sendiri
dibesarkan oleh ma k-inangnya di mana orang tua inipun meningga l
dunia sewaktu dia berusia delapan tahun…. Praktis tiada sanak
keluarganya lagi sejak wa ktu itu.
Tapi, dari mana kah orang tua ini bisa mengetahui ciri tersebut
dengan begitu je las?
Sementara itu, tatkala si kakek kurus itu melihat rasa kaget
bercampur rasa tercengang menghiasi wajah pemuda itu, tahulah
dia bahwa dugaannya memang benar. Tiba-tiba saja dari balik sorot
matanya yang sudah mulai me mudar itu muncul serentetan cahaya
yang aneh sekali.
“Nak…” dia berkata ge metar, “Siapa… siapakah orang tua mu?
Dapatkah kau me mberitahukan kepadaku?”
Melihat kake k itu menanyakan na ma orang tuanya, secara tiba-
tiba Ku See-hong yang pintar segera menyadari sesuatu. Dia tahu si
kakek kurus beserta orang-orang yang telah tewas terbunuh itu
ke mungkinan besar adalah bekas-bekas anggota perkumpulan Kim-
to-pang yang masih setia kepada orang tuanya.

218
Air mata segera jatuh bercucuran membasahi wajah Ku See-
hong, serunya dengan suara keras:
“Lopek, apakah ka lian bekas anggota perkumpulan Kim-to-pang?
Boanpwe… boanpwe… ayahku bernama Ku Kia m-cong, sedang
ibuku berna ma Lik-ih-li (Pere mpuan Berbaju Hijau) Hoangpo Yan….”
Sekujur badan kakek kurus itu ge metar semakin keras, dua titik
air mata darah jatuh bercucuran membasahi pipinya. Dengan penuh
emosi dia berseru:
“Sau pangcu, kau… kau tidak me mbunuh bukan? Apakah lohu…
apakah lohu sedang bermimpi?”
“Lopek jangan me manggil aku sau-pangcu, aku tak sanggup
menerima panggilanmu itu,” kata sang anak muda a mat emosi
sekali a ir matanya jatuh bercucuran se makin deras.
“Lohu tak la in adalah tongcu dari ruang Sin-tong dala m
perkumpulan Kim-to-pang yang didirikan ayahmu dulu. Orang
menyebutku San-tian-han-jiau, Cakar Dingin Sa mbaran Kilat
Sangkoan Ik.
Sungguh beruntung sekali lohu dapat bersua muka denganmu
sebelum menutup mata untuk sela manya… pangcu suami istri dapat
me mpunyai seorang anak seperti kau, berada di alam bakapun
arwah mere ka dapat beristirahat dengan tenang….”
“Empek Sangkoan, masih sanggupkah kau untuk
me mpertahankan diri?” tanya Ku See-hong dengan cemas, “Katakan
dulu siapa pe mbunuh keji itu? Terangkan pula segala sesuatu
alasannya.”
Dengan suatu gerakan yang amat cepat Ku See-hong
me mbangunkan tubuh San-tian-han-jiu Sangkoan Ik, se mentara air
matanya jatuh bercucuran dengan amat derasnya. Ia hanya bisa
mengawasi kake k yang setia kepada perkumpulannya ini dengan
teramat sedih.
Sorot mata kasih sayang me mancar keluar dari ba lik mata Si
Cakar Dingin Sa mbaran Kilat Sangkoan Ik, ke mudian ia berkata:

219
“Nak, musuh-musuh besarmu ha mpir se muanya berilmu silat
sangat lihay, cara kerjanya pun amat buas, kejam dan tida k
mengenal a mpun. Setelah kau ketahui siapakah pe mbunuhnya
nanti, aku minta kau jangan me mbalas denda m secara me mbabi
buta. Ingatlah Pangcu hanya me mpunyai kau seorang untuk
me lanjutkan keturunannya, bila kau sampai menga mbil tinda kan
yang gegabah bagaimana pula tanggung jawabmu nanti kepada
orang tuamu di ala m baka…?”
“Ketika kau baru lahir dulu, siang ma la m lohu sela lu me mbopong
dirimu, apalagi lohu me mang tida k me mpunyai keturunan, aku telah
menganggap kau sebagai anak kandungku sendiri, itulah sebabnya
aku harap kau bisa baik-ba ik menjaga diri….”
Ketika berbicara sampai di situ, San-tian-han-jiu merasakan
darah di dala m rongga dadanya bergolak keras, tanpa terasa
ucapannya terpotong sampai di separuh ja lan dan tak sanggup
untuk me lanjutkan lebih jauh….
Setelah mendengar keterangan itu, Ku See-hong juga baru tahu
apa sebabnya kakek itu bisa tahu kalau di lekukan sikutnya terdapat
sebuah tahi lalat berwarna merah, kiranya sedari ia masih bayi dulu
kakek ini sudah me mpunyai hubungan yang akrab sekali dengan
dirinya.
Kenyataan ini seketika menimbulkan gejolak e mosi di dala m
dadanya, sambil sesenggukan menahan isak tangisnya, dia berkata:
“Empek Sangkoan, Hong-ji akan menurut i perkataanmu, Hong-ji
telah berhasi me mpe lajari beberapa macam ilmu sakti dari guruku
Bun-ji koan-su Him Ci-seng, aku yakin ke ma mpuanku masih dapat
dipergunakan untuk me mbunuh musuh-musuh besarku itu.”
Sinar mata tercengang memancar ke luar dari balik mata San-tian
han-jiau Sangkoan Ik, serunya agak ge metar:
“Nak, apakah manusia berbakat setan Bun-ji koan-su Him Ci-seng
masih hidup di dunia ini?”

220
“Setelah suhu mewariskan tiga maca m kepanda ian sakti kepada
Hong-ji, ia telah pergi meninggalkan dunia yang fana ini,” sahut
pemuda itu dengan wajah a mat sedih.
Tadi, ketika San-tian han-jiu mendengar pengakuan dari Ku See-
hong yang mengatakan bahwa dia adalah muridnya Bun-ji koan-su,
mula-mula dianggapnya dia sudah salah mendengar, ma ka
pertanyaan tersebut diulangi sekali lagi.
Tapi sekarang, setelah tahu dengan pasti bahwa Ku See-hong
me mang benar-benar adalah muridnya Bun-ji koan-su, tak
terlukiskan rasa girang di dala m hatinya. Itu berarti dendam
kesumat mereka ada harapan untuk dila mpiaskan.
“Nak…” seru Sangkoan Ik dengan penuh e mosi, “Kau… rejekimu
sungguh amat besar, oooh… Sekalipun harus mati, lohu akan mati
dengan mata meram.”
Berbicara sampai di situ, suaranya makin la ma makin le mah,
seluruh badannya gemetar keras menahan penderitaan yang luar
biasa, kulit mukanya mengejang keras, sementara wajahnya
berubah menjadi pucat pias seperti sesosok mayat.
“Empek Sangkoan…!” jerit Ku See-hong dengan a mat sedihnya,
“Sadarlah… sadarlah dahulu, siapa-siapa kah musuh besar kita?
Kau… kau belum mengatakannya.”
San-tian-han-jiau berkerut kening dan pelan-pelan me meja mkan
matanya, tapi ia segera me mbuka ke mba li matanya. Darah dala m
jantungnya waktu itu telah me mbeku dan tak sanggup untuk
menga lir ke dala m seluruh badannya lagi. Setelah termenung
beberapa waktu, dia baru dapat berbicara dengan suara parau yang
sangat lemah:
“Nak, musuh besar pangcu adalah… Perkumpulan Thi-kiong-pang
serta… serta Cian-khi-pang… masih ada dalang lain yang berdiri di
belakang layar. Di kemudian hari orang itu pasti akan berhasil kau
temukan….

221
Sedangkan orang-orang yang me mbunuh segenap sisa anggota
Kim-to-pang pada ma la m ini adalah… Huan-mo kiangcu dari La m-
hay, Han-thian It-kiam (Pedang Sakti dari Han-thian) Cia Cu-kim
sekalian….”
“Denda m ini menyangkut soal hubungan sakit hati guru ayahmu
de… dengan ayah dari Han-thian-it-kia m. Juga menyangkut sebuah
‘benda’ kepercayaan milik aliran La m-hay-bun. Saa… sayang benda
itu… telah mereka rampas ke mbali. Ke mungkinan besar La m-hay
Huan-mo-kiong akan melakukan penyerbuan lagi ke daratan
Tionggoan, mereka… mereka adalah manusia-manusia yang
berbahaya, buas dan berilmu tinggi.
Besar kemungkinan mereka akan menerbitkan ke mbali badai
bencana di seluruh dunia persilatan…. Lohu sungguh merasa tak
punya muka untuk… untuk berjumpa muka dengan kedua orang
tuamu… aku menyesal tak ma mpu melindungi benda itu dengan
sebaik-baiknya….”
Tapi setelah berbicara sampai di situ, di atas wajah Han-jiau san-
tian Sangkoan Ik yang pucat pias, tersungging sekulum senyuman
yang amat le mbut.
Begitulah, diiringi senyuman tadi akhirnya dia telah meninggalkan
dunia yang fana ini untuk mendapatkan ketenangan sela manya….
Dengan meningga lnya Sin-tong tongcu dari perkumpulan Kim-to-
pang ini, maka berakhir pula segenap jago lihay perkumpulan Kim-
to-pang yang masih tersisa di dunia ini.
Kenyataan semacam ini benar-benar merupakan suatu kenyataan
yang sangat tragis….
Ku See-hong, pemuda keras kepala yang mempunyai hati teguh
ini tidak menangis tapi air mata jatuh bercucuran dengan amat
derasnya me mbasahi seluruh wajahnya, padahal kepedihan yang
mence ka m perasaannya sekarang sungguh tak terlukiskan dengan
kata-kata.

222
= (Soal benda yang dipersengketakan antara pihak Huan-mo-
kiong dari La m-hay dengan Kim-to-pang akan diungkap di bela kang
cerita ini)=
Mendadak….
Dari balik mata Ku See-hong yang basah oleh air mata, terpancar
keluar cahaya yang menggidikkan hati, keningnya berkerut lalu
mendengus dingin dengan nada yang a mat sinis. Tubuhnya melejit
ke tengah udara dan me layang secepat kilat, tahu-tahu dia sudah
berada di luar hala man bangunan tersebut.
Di tengah keheningan ma la m dan di bawah cahaya re mbulan
yang redup, di sebelah selatan tanah perbukitan itu tampak ada
empat sosok bayangan manusia sedang berlarian dengan kecepatan
luar biasa, dalam waktu singkat bayangan tubuh mereka sudah
lenyap dari pandangan mata.
Sekulum senyuman sinis yang menggidikkan hati segera
tersungging di ujung bibir Ku See-hong, dia percepat gerakan
tubuhnya untuk menjejar dari bela kang.
Dala m wa ktu singkat Ku See-hong telah berhasil menyusul
keempat sosok bayangan manusia di depan itu, jaraknya tinggal
lima ena m kaki belaka. Dengan suara menggeledek pe muda itu
segera me mbentak:
“Empat saudara yang berada di depan, harap tunggu sebentar!”
Agak terkesiap kee mpat sosok bayangan manusia itu tatkala
mendengar suara bentakan yang mengge ledek tersebut. Sementara
mereka tertegun, Ku See-hong yang berada di belakangnya telah
me lepaskan sebuah pukulan dahsyat yang mengerikan menerjang
ke tengah-tengah antara keempat sosok bayangan manusia itu.
Walaupun serangan itu dilancarkan dari jarak lima kaki, tapi oleh
karena tenaga dalam yang dimiliki Ku See-hong belakangan ini telah
me mperoleh ke majuan yang pesat, maka angin pukulan tersebut
bagaikan a mukan ombak dahsyat di tengah samudra, menggulung
ke depan.

223
Agaknya ilmu silat yang dimiliki keempat sosok bayangan
manusia itupun tidak le mah. Tampak mereka mengegos ke sa mping
dengan cekatan sekali, masing-masing me mpergunakan gerakan
yang aneh tapi sakti, kemudian sa mbil me mbentak, bayangan
manusia berkelebat lewat dan berbalik menerjang ke arah Ku See-
hong.
Angin pukulan bayangan kaki segera memenuhi seluruh angkasa.
Berkobarlah suatu pertarungan yang amat seru di te mpat itu.
Serangan gabungan yang dilakukan kee mpat orang ini sungguh
luar biasa sekali, angin pukulan datang berlapis, tendangan keji
menderu-deru seperti angin puyuh, se mua anca man tersebut
datang dari arah delapan penjuru dan bersama-sama tertuju ke
tubuh anak muda itu.
Paras muka Ku See-hong berubah hebat sesudah menyaksikan
jurus serangan yang dipergunakan musuhnya. Bahna nafsu
me mbunuh segera berkobar, sambil berpekik nyaring dia
me mbentak:
“Kawanan tikus dari La m-hay Huan-mo-kiong, serahkan nyawa
kalian!”
Pekikan nyaring dan bentakan keras segera berge ma berca mpur
aduk menjadi satu….
Ku See-hong me lakukan suatu gerakan busur yang bercahaya
tajam dengan tangan kanannya, ke mudian tubuhnya menerjang ke
muka secara tiba-tiba, segulung desingan angin taja m yang disertai
kilatan cahaya menyerang orang yang berada di sebelah kiri itu.
Jeritan ngeri yang me milukan hati sgera berkumandang
me mecahkan keheningan, tahu-tahu batok kepala orang itu sudah
terbacok hancur menjadi berkeping-keping dan tewas seketika itu
juga.
Tiga orang sisanya betul-betul tahu diri, serentak mereka
perdengarkan suara pekikan yang aneh sekali, ke mudian dengan
me misahkan diri ke tiga penjuru yang berbeda, seperti anjing-anjing

224
yang kena digebuk, mereka kabur terbirit-birit meninggalkan tempat
itu.
Sorot mata Ku See-hong me mancarkan sinar merah yang berapi-
api karena gusar, menyusul dua kali lompatan ke muka, jari
tangannya digetarkan. Lima gulung desingan cahaya putih segera
me mancar ke e mpat penjuru.
Lagi-lagi berkumandang suara jeritan ngeri yang menyayatkan
hati. Orang yang kabur menuju ke arah barat itu tahu-tahu sudah
terkena serangan dan tewas seketika.
Sementara Ku See-hong mela kukan pe mbunuhan di situ, dua
sosok bayangan manusia yang lain telah manfaatkan kesempatan
itu sebaik-baiknya untuk menyela matkan diri. Tahu-tahu bayangan
tubuh mereka bedua sudah lenyap tak berbe kas.
Senyum sinis yang mengerikan segera tersungging di ujung bibir
Ku See-hong, dengan me mpergunakan suara yang dingin seperti
salju, dia berkata lantang:
“Manusia-manusia laknat dari La m-hay Huan-mo-kiong, ingat
saja pembalasanku nanti. Ehmm… secara keji dan buas kalian telah
me mbasmi perkumpulan Kim-to-pang ka mi, me mbantai setiap
anggota perkumpulan ka mi secara keji dan brutal, tak seorang pun
yang kalian biarkan hidup. Baik… ingat saja baik-baik, suatu ketika
aku pun akan me mpergunakan cara yang sama seperti apa yang
kalian lakukan hari ini untuk me mbantai kalian se mua.”
“Mulai detik ini, aku Ku See-hong bersumpah akan me mbunuh
habis kalian anjing-anjing keparat dari Lam-hay Huan-mo-kiong, aku
akan me mbunuh terus sampai semua orang-orangmu punah,
sampai istana Huan-mo-kiongmu rata dengan tanah, bila aku tidak
mewujudkan sumpah yang kuucapkan pada hari ini biar langit dan
bumi me ngutuk diriku….”
Selesai mengucapkan sumpahnya itu, Ku See-hong
me mperlihatkan sorot mata berapi-api yang penuh disertai rasa
benci dan dendam yang amat tebal dan menusuk tulang seakan-

225
akan kalau bisa dia ingin me mbasmi se mua musuhnya yang ada di
dunia ini.
Setelah berdiri termangu beberapa saat lamanya, pemuda itu
lantas menengadah dan berpekik nyaring. Suara pekikan tersebut
me lengking tinggi dan me manjang di tengah udara….
Di balik suara pe kikan tersebut, penuh terkandung rasa sedih dan
marahnya yang me mbara. Seakan-akan badai dunia persilatan yang
penuh berbau anyir darah sudah berada di a mbang pintu.
Berbareng dengan selesainya suara pekikan tadi, mendadak Ku
See-hong melejit ke depan dan berangkat menuju ke istana Huan-
mo-kiong di La m-hay….
00d-w00

Bab 11
DI TENGAH lautan La m-hay yang amat luas, tersebar berpuluh-
puluh pulau kecil. Kepulauan tersebut telah terlepas sama sekali
dengan daratan.
Huan-mo-kiong terletak di sebelah timur lautan La m-hay di atas
sebuah pulau misterius dan menyeramkan, para nelayan di sekitar
sana selalu menaruh perasaan ngeri dan was-was terhadap pulau
itu. Oleh sebab itu belum pernah ada orang yang berani me lakukan
penyelidikan terhadap keadaan pula tersebut.
Ilmu silat aliran La m-hay sudah termasyhur dala m dunia
persilatan karena keanehan dan kesaktiannya Hun-mo-kiongcu
pemilik pulau Huan mo-to tersebut, yakni Han-thian it-kia m (Pedang
Sakti Langit Dingin) Cia Cu-kim, sudah termasyhur sekali na manya
di seantero jagad.
Dulu, ayah Cia Cu-kim yang bernama Hu-hay it-kia m (Pedang
Sakti Laut Seberang) Cia Long-po pernah me mimpin anak muridnya
menyerbu ke daratan Tionggoan, membantai umat persilatan dan
berusaha menana mkan pengaruh mere ka di sana.

226
Waktu itu tak seorang jagoanpun dari se mbilan partai besar
dunia persilatan yang sanggup membendung serbuan mere ka itu.
Ketika dala m dunia persilatan bertambah gawat dan tampaknya
segera akan terjatuh ke tangan Hu-hay it-kia m Cia Long-po beserta
begundalnya, untung saja ada dalam dunia persilatan, seorang
pendekar yang berilmu tinggi… dia tak lain adalah guru Ku Kia m-
cong, pedang nomor wahid da la m dunia persilatan Thio-pek-siong.
Mereka berdua berjanji akan melangsungkan duel pedang di
dalam istana Huan-mo-kiong, untuk me nentukan masa depan
berjuta-juta umat persilatan di daratan Tionggoan, serta ketentuan
apakah orang-orang dari La m-hay Huan-mo-kiong a kan berhasil
menguasai daratan Tionggoan atau tidak.
Dala m suatu pertarungan sengit yang ke mudian berlangsung
dalam istana Huan-mo-kiong, antara Bu-lim-tit-it-kia m Thio Pe k-
siong melawan Ku-hay-it-kia m Cia Long-po, secara mengejutkan
sekali Thio Pek-siong berhasil me nangkan lawannya.
Sebagai umat persilatan yang menjunjung tinggi setiap perkataan
yang diucapkan, terpaksa Hu-hay-it-kiam Cia Long-po harus
menyerahkan pedang mestika alirannya, yaitu pedang Huan-mo-
kia m kepada Bu-lim-tit-it-kia m Thio Pek-siong serta berjanji untuk
tak akan muncul ke mba li dala m daratan Tionggoan.
Sejak saat itu, pedang pendek Huan-mo-kia m disimpan oleh Bu-
lim-tit-it-kia m Thio Pek-siong. Menje lang saat ke matiannya, ia telah
menyerahkan pedang pendek Huan-mo-kia m itu kepada muridnya
Ku Kia m-cong (ayah dari Ku See-hong).
Sayang pada dua puluh tahun berselang perkumpulan Kim-to-
pang telah musnah di tangan orang… Sebelum meninggal dunia, Ku
Kia m-cong telah menyerahkan pedang pendek itu kepada Sin-tong
tongcunya yakni San-tian-han-jiau Sangkoan Ik.
Hu-hay-it-kia m Cia Long-po sendiri me njelang saat
menghe mbuskan napasnya yang penghabisan, telah berpesan pula
kepada putranya Han-thian-it-kia m Cia Cu-kim, seandainya
golongan mereka me miliki kekuatan yang cukup, maka pedang

227
pendek Huan-mo-kia m tersebut harus berusaha untuk direbut
ke mbali.
Han-thian it-kia m Cia Cu-kim, adalah seorang manusia licik dan
berotak cerdas, dia pun me mpunyai ambisi yang sangat besar.
Setelah kematian ayahnya dia mulai menyusun rencana untuk
‘melalap’ daratan Tionggoan, serta me mba las denda m bagi sakit
hati ayahnya.
Maka, diapun secara dia m-dia m mulai me nghimpun sa mpah-
sampah masyarakat di dalam dunia persilatan untuk berpihak
kepadanya, kemudian menjadikan Huan-mo-kiong di La m-hay
sebagai sarang perompak.
Han-thian it-kia m Cia Cu-kim yang menutup diri sela ma lima
puluh tahunan, benar-benar telah berhasil me miliki serangkaian ilmu
silat yang luar biasa sekali hebatnya, selain itu gembong-ge mbong
iblis yang berhasil dihimpun olehnya juga tak terhitung jumlahnya,
hal mana me mbuat a mbisi iblis tua ini untuk me nguasai seluruh
dunia persilatan se makin berkobar-kobar.
Sasaran pertama yang menjadi incarannya sudah barang tentu
perkumpulan Kim-to-pang yang menyimpan pedang pendek Huan-
mo-kia m.
Sebab bila pedang pendek Huan-mo-kia m tersebut belum dia mbil
ke mbali, maka menurut peraturan, pihak Huan-mo-kiong yang
turun-temurun, semua anggota perguruan tersebut dilarang
menginjakkan kakinya lagi di daratan Tionggoan.
Di sinilah pangkal sebab mengapa para anggota setia dari
perkumpulan Kim-to-pang yang masih tersisa menga la mi nasib yang
mengenaskan sekali.
Langit berawan, ombak bergulung-gulung terhe mbus angin
kencang.
Sebuah sampan kecil berlayar menembusi gulungan ombak,
me mercikkan bunga air dan melaju ke muka. Di atas sampan itu
duduk seorang pe muda yang ta mpan. Sepasang matanya

228
me mancarkan cahaya dingin yang menggidikkan hati, ia sedang
me mandang ke tempat kejauhan, me mandang setitik hita m di ujung
langit situ….
Siapakah pe muda ini? Dia tak lain ada lah Ku See-hong.
Cahaya matahari telah memancarkan sinarnya ke seluruh penjuru
dan me mantul di atas permukaan langit. Langit nan biru, suasana
nan hening, mendatangkan perasaan nyaman bagi siapapun juga.
Segulung angin laut berhe mbus lewat me mbawa udara yang asn
dan amis. Sampan Ku See-hong dengan seelmbar layar persegi
tiganya mene mbusi omba k berlayar dengan tenangnya ke depan.
Gelombang laut tidaklah begitu besar, hanya angin laut
berhembus sepoi menimbulkan gulungan kecil yang satu de mi satu
saling berkejaran.
Sejauh mata me mandang hanya lautan yang luas terbentang di
depan mata dan bersatu dengan langit di ujung sana,
mendatangkan perasaan yang lapang dan luas bagi siapapun yang
me mandangnya.
Kadangkala satu dua ekor burung manyar terbang merendah dan
me liuk-liuk menukik kesana ke mari, mendatangkan perasaan dama i
di hati se mua orang….
Ku See-hong mendayung terus sampannya dengan penuh
bersemangat, setiap dayungan mmbuat perahunya meluncur ke
depan bagaikan anak panah yang terlepas dari busurnya, apalagi
terhembus oleh angin le mbut, me mbuat lajunya sampan itu
me lebihi larinya sang kuda.
Dala m waktu singkat, matahari yang indah telah melepaskan
sinar keemas-e masannya yang memabukkan, pelan-pelan
mene mbusi air sa mudra yang hijau dan menyorot ke arah
kedala man lautan.
Pemandangan a la m yang terbentang waktu itu begitu cantik
sehingga sukar dilukiskan dengan kata-kata, mungkin hanya orang
yang berada di te mpat kejadian saja yang dapat merasakannya.

229
Lambat laun, di ujung langit kejauhan sana muncul setitik hitam
yang kecil, tampaknya pulau Huan-mo-to sudah berada di depan
mata.
Pelan-pelan tapi pasti, pulau itu makin la ma sema kin mende kat,
sekarang Ku See-hong telah dapat menyaksikan segala sesuatu
yang berada di atas pulau tersebut. Lalu perahu pun makin la mbat
sementara suara ombak yang me mecah di tepian pantai semakin
terdengar jelas.
Akhirnya ia mencapa i tepi pantai berpasir yang le mbut.
Dengan gesit Ku See-hong me lompat turun ke daratan, sebuah
pantai berpasir yang berbentuk bukit kecil terbentang di depan
mata. Setelah melewati bukit berpasir itu, di atasnya baru
merupakan permukaan tanah biasa. Di atas tanah tertera selapis
batu kerikil yang le mbut tampa knya batuan itu diguna kan sebagai
bahan untuk me mbendung tanah agar t idak terjadi tanah longsor.
Dengan menge mbangkan ilmu meringankan tubuhnya yang amat
sempurna, Ku See-hong berlarian di balik pepohonan yang tumbuh
di tepi jalan menuju ke ujung jalan berlapis batu, ke mudian
me mbe lok ke sebelah kanan, tiba-tiba pemandangan ala m yang
terbentang di hadapannya berubah.
Pepohonan yang tumbuh di sisi ja lan makin tipis dan jarang, tapi
di antara sela-sela pohon dengan pohon, tumbuh aneka rumput dan
bunga yang indah. Memandang dari kejauhan, yang terlihat hanya
warna merah, kuning, hijau yang berwarna-warni, la mat-la mat
terendus pula bau harum se merbak yang me mabukkan.
Waktu itu, kegelapan ma la m sudah mula i menyelimuti seluruh
jagad. Suatu mala m yang sepi telah menje lang tiba, walaupun
rembulan belum muncul dari balik awan, namun kerlipan bintang
yang berkerlip di angkasa me mancarkan cahaya yang redup, itulah
sebabnya semua pe mandangan ala m di sekelliling tempat itu dapat
terlihat dengan jelas.
Tanpa terasa Ku See-hong telah me mperla mbat langkahnya, dari
balik matanya terpancar keluar sinar tajam yang menggidikkan,
230
dengan cekatan dia mengawasi sekejap sekeliling te mpat itu,
ternyata pulau Huan-mo-to yang begitu luas, sa ma sekali tak
tampak sesosok bayangan manusiapun. Keheningan yang amat
mengerikan menceka m seluruh jagad, hanya lamat-la mat saja
kedengaran suara ombak yang me mecah di tepian.
Walaupun denda m kesumat berkobar di dala m dadanya,
walaupun dia datang ke Huan-mo-kiong untuk me mbalas denda m,
namun perasaannya saat ini berat sekali.
Dia cukup tahu akan ke ma mpuan orang-orang Huan-mo-kiong
yang rata-rata berilmu tinggi, dia juga tahu akan kekejaman mereka
serta alat-alat rahasia mereka yang berbahaya, kesemuanya ini
menimbulkan perasaan tidak tenang dala m hatnya, me mbuat
hatinya kebat-kebit tak karuan.
Berada dalam keadaan begini, dia sangat berharap bisa bersua
muka dengan seseorang, bisa terjadi pertarungan yang sengit,
daripada harus menghadapi keheningan yang mengerikan… tapi
justru la mat-la mat terkandung hawa pembunuhan yang
mengerikan. Padahal sejak Ku See-hong melangkahkan kakinya ke
atas pulau Huan-mo-to, dia sudah tahu kalau keadaannya lebih
banyak mara bahayanya daripada rejeki.
Mendadak….
Ku See-hong menghentikan langkahnya dengan wajah berubah,
sorot mata aneh terpancar keluar dari balik matanya, ternyata lebih
kurang dua puluh kaki di hadapan sana terbentang sebuah hutan
bunga Tho yang amat luas, di belakang hutan tersebut muncul
bangunan-bangunan yang tinggi, megah dan kokoh.
Yang aneh adalah di sekeliling bangunan seperti bangunan
keraton itu, terpancar keluar se maca m asap put ih, yang mirip asap
bukan asap, kabut bukan kabut, warnanya keemas-emasan
bercampur hijau tua yang menyelimut i sekeliling bangunan.
Kabut itu menggumpal menjadi satu tanpa me mbuyar, hal ini
me mbuat orang merasa sulit untuk melihat jelas bentuk dari
bangunan itu.
231
Sementara Ku See-hong masih termenung sa mbil berdiri
termangu-mangu, mendadak dari balik hutan bunga tho itu
me luncur keluar sesosok bayangan putih bagaikan burung walet
mene mbusi omba k, dala m sekejap mata ia telah melayang turun di
hadapan muka Ku See-hong.
Agak berubah paras muka Ku See-hong setelah menyaksikan
kelihayan ilmu meringankan tubuh yang dimiliki bayangan putih itu.
Dengan sorot mata yang tajam bagaikan sembilu, dia awasi orang
itu, tapi keningnya segera berkerut dan wajahnya menunjukkan
setitik cahaya keheranan.
Ternyata dua kaki di hadapan Ku See-hong telah berdiri seorang
gadis berbaju putih yang berwajah cantik jelita bak bidadari dari
kahyangan, rambutnya yang hitam panjang, terurai ke bawah
berkibar terhembus angin. Di bawah sepasang alis matanya yang
lentik bagaikan bulat sabit, tampa k sepasang biji mata yang sayu
dan me mancarkan sinar ke murungan, sedang mengawasi wajah
pemuda itu tak berkedip.
Gadis cantik jelita seperti bunga ini, meski menunjukkan sikap
tanpa emosi yang kaku na mun wajahnya yang cantik jelit itu
me mancarkan sinar keanggunan yang suci bersih, me mbuat siapa
saja yang berjumpa dengannya segera menaruh kesan baik. Dengan
muka dingin dan kaku, dia m-dia m Ku See-hong berpikir dala m
hatinya:
“Heran, mengapa di dala m istana Huan-mo-kiong yang
menyerupai sarang perampok ini bisa terdapat gadis cantik yang
begini anggun? Hmm! Kebanyakan pere mpuan hanya suci di luar,
padahal hatinya keji seperti seekor ular berbisa…”
Kesannya terhadap kaum wanita me mang a mat jelek seka li serta
me miliki sesuatu cara pandang yang picik. Betul kesannya terhadap
gadis berbaju putih ini baik, namun pandangannya yang sempit
me mbuat pe muda itu segera terpengaruh oleh pandangannya itu.
Tiba-tiba terdengar gadis berbaju putih itu berkata dengan suara
yang amat le mbut:

232
“Sauhiap, kau datang dari mana? Siapa na ma mu? Ada urusan
apa kau datang ke istana Huan-mo-kiong?”
Ku See-hong tahu bahwa gadis itu telah mengira dirinya sebagai
tamu piha k Huan-mo-kiong. Tanpa terasa ia mendengus dingin,
dengan sorot mata me mancarkan cahaya menggidikkan dan suara
sedingin salju, katanya dengan cepat:
“Aku bernama Ku See-hong, datang ke pulau Huan-mo-to ini
untuk me mbunuh se mua manusia laknat yang bergabung dala m
istana Huan-mo-kiong ini.”
Paras muka nona berbaju putih itu segera berubah hebat, sejak
dilahirkan belum pernah ia dengar ada orang berani mendatangi
pulau Huan-mo-to untuk me mba las denda m, apalagi
menge mukakan maksud kedatangannya secara begitu terang-
terangan.
Pada mulanya ia masih mengira pemuda ini sudah gila, tapi
setelah menyaksikan wajah yang gagah dan dingin me mbawa hawa
pembunuhan tersebut, tanpa terasa ia tertegun juga. Setelah hening
sejenak, akhirnya gadis itu berkata lagi:
“Ku sauhiap, tahukah kau setiap anggota Huan-mo-kiong
me miliki ilmu silat yang sangat lihay dengan tindakan yang keji dan
tidak mengena l ampun? Setiap orang yang berani mendatangi pulau
Huan-mo-to belum pernah ada yang bisa pulang da la m keadaan
selamat?”
Mendadak Ku See-hong mendongakkan kepalanya dan tertawa
seram:
“Haaahh… haaahh… haaahh… Huan-mo-kiong tidak lebih cuma
tempat kelompok manusia-manusia rendah yang terdiri dari sampah
masyarakat dunia persilatan, setelah aku orang she Ku berani
datang kemari untuk mencari balas, tentu saja akupun tak akan
takut menghadapi segala maca m tipu muslihat dari ka lian se mua.
Kini cepat laporkan kepada gembong iblis terkutuk Han-thian it-
kia m Cia Cu-kim, katakan ka lau keturunan dari Kim-to-pangcu

233
datang kemari untuk menuntut ke mbali keseratus le mbar nyawa
anggota kami yang dibunuhnya pada sebulan berselang!”
Nona berbaju putih itu segera berkerut kening, paras mukanya
juga turut berubah menjadi dingin seperti es, katanya:
“Guruku Han-thian it-kia m Cia Cu-kim telah berangkat ke daratan
Tionggoan se menjak dua bulan berselang, hingga kini dia belum
ke mbali…. Sekarang kedua kalinya kuperingatkan kepada mu,
sebelum orang-orang Huan-mo-kiong pada pulang, lebih baik cepat-
cepatlah tahu diri dan mengndurkan diri dari sini, kalau t idak kau
bisa mati tanpa liang kubur di te mpat ini.”
Mendongkol sekali hati Ku See-hong setelah mengetahui kalau
biang ke ladinya tak ada di rumah, dia segera tertawa dingin:
“Kalau me mang tua bangka itu tidak ada di rumah, la in kali aku
orang she Ku pasti akan mencarinya lagi untuk direnggut nyawanya,
ma la m ini a kan kumusnahkan dahulu sarang iblisnya… bila kau tahu
diri, cepatlah tinggalkan tempat ini, aku orang she Ku mengingat
kau masih me miliki watak ma nusia, tak akan kuusik dirimu.”
Dia m-dia m nona berbaju putih itu menghe la napas panjang,
pikirnya ke mudian:
“Betul-betul seorang pendekar muda yang keras kepala dan
tinggi hati, aaai… kasihan jika dia harus mene mui ajalnya pula di
dalam istana Huan-mo-kiong…. Keng Cin-sin, wahai Keng Cin-sin,
kau sudah penuh dengan dosa dan menyalahi hukum Thian, apakah
kau akan me mbiarkan pendekar muda ini ke mbali terkubur di sini?
Kau tak boleh me mbiarkan orang ini mengorbankan pula jiwnya di
tangan kaum laknat tersebut….”
Untuk sesaat lamanya perlbagai ingatan berkecamuk dala m
benak nona berbaju putih itu. Tiba-tiba wajahnya menjadi cerah
ke mbali, dengan le mbut katanya:
“Ku Sauhiap, aku tahu ka lau kau angkuh dan keras kepala,
lagipula me mpunyai denda m kesumat sedalam lautan, tak nanti kau
akan mundur dengan begitu saja dari sini, cuma aku ingin bertaruh

234
dulu denganmu, bila kau sanggup mengalahkan aku dala m tiga
jurus, silahkan kau masuk ke dala m istana Huan-mo-kiong. Kalau
tidak, cepatlah mengundurkan diri dari sini, ketahuilah t indakanku
berbicang-bincang denganmu pada mala m ini sudah me langgar
peraturan rumah tangga kami dan seharusnya menerima hukuma n
mati…”
Terkesiap hati Ku See-hong sesudah me ndengar perkataan itu,
segera pikirnya:
“Mungkinkah gadis ini adalah se kuntum bunga teratai putih yang
benar-benar masih suci dan be lum ternoda?”
Tapi dasar wataknya me mang angkuh, dengan wajah dingin
seperti es, segera katanya:
“Maksud ba ik nona biar aku orang she Ku terima di dala m hati
saja. Kalau me mang begitu, maaf ka lau aku akan berbuat lancang.”
Sementara berkata, dengan suatu gerakan yang cepat seperti
sambaran kilat Ku Se-hong bergerak maju ke depan. Telapak tangan
kirinya me mbuat satu gerakan melingkar yang aneh seka li,
semenara tangan kanannya digetarkan keras-keras. Lima gulung
desingan angin taja m yang disertai dengan he mbusan angin dahsyat
dengan cepat menyergap ke atas jalan darah penting di tubuh Leng-
sin si nona berbaju putih.
Serangannya semakin ganas dan dahsyat, jurus serangannya
juga hebat sekali.
Menyaksikan serangan itu, paras muka si nona berbaju putih
Keng Cin-sin segera berubah hebat, dengan cepat badannya
mengegos ke sa mping dan me loloskan diri dari sergapan Ku See-
hong yang cepat bagaikan sambaran petir itu, ke mudian dengan
enteng sekali badannya maju ke depan. Telapak tangan yang putih
dan halus itu, kiri kanan melancarkan serangan, telapak tangan
kirinya melancarkan pukulan tenaga Yang-kang yang hebat tenaga
pukulannya menderu-deru, sebaliknya telapak tangan kanannya
me lancarkan sebuah jurus pukulan yang bertenaga Im-kang, le mah
gemulai seakan-a kan sa ma seka li tak bertenaga.
235
Ku See-hong sa ma seka li t idak menyangka kalau gerakan
menghindar dan gerakan melancarkan serangan balasan yang
dilakukan gadis itu bisa dilakukan dengan begitu aneh dan
cepatnya.
Dala m keadaan terkesiapnya, jurus serangan tangguh segera
dilancarkan berulang kali, sementara kakinya melangkah dengan
ilmu gerakan tubuh Mi-khi biau-tiong, secara aneh tapi pasti
tubuhnya melejit ke samping kanan lawannya, lalu kesepuluh jari
tangannya disentilkan bersa ma.
Desingan angin tajam mendesing me mekikkan telinga, segulung
gulungan tenaga serangan bagaikan sepuluh bilah pedang terbang
berbareng menganca m sepuluh tempat jalan darah penting di tubuh
lawan.
Keng Cin-sin, si nona berbaju putih itu me mbentak keras,
tubuhnya bergetar indah sepasang telapak tangannya diputar
me mbentuk segulung tenaga pukulan yang lembut dan tiba-tiba
saja balik menggulung ke atas tubuh Ku See-hong.
Perasaan Ku Se-hong waktu itu sudah diliput i oleh perasaan
bergidik berca mpur kaget, dia sudah tahu ka lau nona berbaju putih
ini me miliki kepandaian silat yang maha lihay, sedikitpun tida k
berada di bawah Im Yan cu, sekalipun ada selisihnya, juga minim
sekali.
Maka setelah berpikir sejenak, tubuhnya lantas melayang sejauh
empat kaki jauhnya mengikuti ke he mbusan angin pukulan yang
kuat itu.
Sebaliknya Keng C in-sin yang sudah bertarung dua jurus dengan
Ku See-hong, meski dia tahu kalau pe muda ini me miliki ilmu silat
yang sangat lihay, namun dia yakin ke ma mpuan semaca m itu masih
belum ma mpu untuk menghadapi kaka k seperguruannya… Sau-
kiongcu dari istana Huan-mo-kiong.
“Ku sauhiap,” kata Keng Cin-sin ke mudian dengan suara dingin,
“Ucapan seorang kuncu berat bagaikan bukit Thay-san, kini tinggal
satu jurus yang terakhir….”
236
Paras muka Ku See-hong juga berubah menjadi dingin dan kaku,
ucapnya pula:
“Harap nona perhatikan baik-baik, di da la m serangan yang
terakhir ini akan kupergunakan sebuah jurus serangan yang
me matikan, begitu digunakan… a ku sendiripun tak dapat
mengenda likannya kemba li. Bila kau menganggap tida k me miliki
ke ma mpuan untuk menghindarinya, harap segera mundur dengan
cepat….”
Agak termangu-mangu Keng Cin-sin setelah mendengar ucapan
tersebut, mungkinkah dia benar-benar me miliki ilmu silat yang
begini hebatnya?
Tapi ketika menyaksikan ucapan Ku See-hong yang begitu serius,
dia tak berani pula bertindak gegabah. Diam-dia m ia
me mpersiapkan diri la lu mundur ke bela kang, dia bukannya takut
mati, tapi se karang ia belum boleh mati….
“Hati-hati!” bentak Ku See-hong dengan suara dingin.
Mendadak seapsnag lengannya diputar dan digerakkan dengan
suatu gerakan aneh, tiba-tiba saja seluruh badannya mela mbung ke
tengah udara, menyusul ke mudian sepasang kakinya bergetar
secara aneh… seluruh tubuhnya tahu-tahu sudah melayang ke mbali
ke atas tanah.
Pada saat ujung kakinya hampir menyentuh permukaan tanah
itulah tiba-tiba Ku See-hong menerjang ke depan… “Blaaamm…! ”
diiringi kilatan cahaya tajam yang amat menyilaukan mata, suatu
ledakan keras berkumandang me me cahkan keheningan.
Untung saja sebelum serangan tersebut dilancarkan, Keng Cin-sin
telah me mperoleh peringatan dari Ku See-hong, tiba-tiba saja dia
merasakan sekujur badannya seakan-akan terbungkus di balik
cahaya keemas-emasan yang amat menyilaukan mata. Ia tahu jurus
serangan ini terlampau ganas… Dala m terkesiapnya dengan
mengerahkan segenap tenaga yang dimilikinya dia melompat ke
belakang.

237
Namun, baru saja badannya meninggalkan permukaan tanah,
matanya telah berkunang-kunang dan kepalanya amat pening. Dia
merasakan datangnya segulung tenaga pukulan yang aneh
me mbuat napasnya menjadi sesak. Da la m terkesiapnya buru-buru
dia menjejakkan kakinya ke tanah, dengan menghimpun tenaga
dalam yang ada di dala m pusar, dia percepat gerakannya untuk
me lompat mundur.
Kendatipun gerakan yang dilakukan olehnya dilakukan cukup
cepat, dan lagi sebelum serangan dilancarkan ia telah me mperoleh
peringatan dulu, na mun tiga gerakan dari jurus Hoo-han-seng-huan
tersebut memang terla mpau dahsyat…. Ditambah pula tenaga
dalam yang dimiliki Ku See-hong makin hari makin berta mbah
pesat. Kesempurnaan tenaga dalamnya sekarang sudah berlipat
ganda bila dibandingkan sewaktu bertarung melawan Im Yan cu
tempo hari.
Terdengar nona berbaju putih itu mendengus tertahan, badannya
terkena sambaran ekor tenaga serangan dari jurus Tee-cian-hun-ih
(Sukma Sengsara Neraka Mengerikan) itu, hingga badannya
mence lat sejauh empat kaki. Baju putih yang dikenakan itu sudah
robek sebagian besar sehingga kulit badan yang berwarna putih itu
la mat-la mat kelihatan. Merah padam sele mbar wajah Keng Cin-sin
karena jengah, dengan agak cemas dia lantas berseru, “Hati-hati
dengan akal muslihat dan tipu daya mereka!”
Di tengah seruan tersebut, bayangan putih tampak berkelebat
lewat, bagaikan sukma gentayangan dia sudah menyusup masuk ke
dalam hutan bunga tho itu. Pada saat itulah, tiba-tiba dari balik
hutan bunga tho itu ke mba li berkumandang suara bentakan yang
keras, menyusul bergemanya suara tertawa aneh yang mengerikan.
“Sreeett… sreeett…!” dua sosok bayangan manusia, bagaikan
sukma gentayangan munculkan diri dari balik pepohonan. Ke mudian
dalam beberapa kali lompatan saja telah berada di hadapan Ku See-
hong. Dilihat dari ilmu meringankan tubuh yang dimilikinya, dapat
diketahui kalau ilmu silat yang mereka miliki tidak le mah.

238
Dari ba lik mata Ku See-hong yang taja m segera me mancarkan
sinar menggidikkan hati, disapunya sekejap pendatang itu, lalu
mendengus dingin dengan nada sinis:
“Rupanya kalian dua orang manusia la knat yang berhawa sesat
ingin datang menghantar ke matian. Baik, aku orang she Ku akan
menghantar dulu keberangkatan ka lian….”
Ternyata dua orang yang munculkan diri itu adalah manusia aneh
Im-Yang, bertubuh aneh dan kurus kering seperti tengkorak, selain
mukanya berwarna pucat keabu-abuan, bibirnya tampak lancip
dengan tulang pipi yang se mpit.
Kedua orang manusia aneh ini terbiasa bersikap bengis, buas dan
tidak mengenal a mpun, sudah barang tentu mereka tida k tahan
menghadapi sikap Ku See-hong yang begitu sinisnya itu.
Salah seorang di antaranya, seorang manusia aneh berjubah
panjang warna hijau segera berteriak aneh, ke mudian serunya:
“Anjing cilik, ke matian sudah berada di a mbang pintu masih
berani bicara takabur. Hmm! Lohu a kan segera mengirimmu pulang
ke rumah kakek moyangmu….”
Di tengah teriakan tadi, dia meloloskan sebuah senjata aneh
yang berwarna hitam, lalu dengan me mbentuk selapis cahaya busur
berwarna perak yang amat rapat, disertai desingan angin tajam
yang menderu-deru, langsung menggulung ke tubuh Ku See-hong.
Kiranya dua orang manusia aneh itu tak laian adalah Sim-tongcu
yang paling beracun dala m istana Huan-mo-kiong… Im-Yang Siang-
mo (Sepasang Iblis Im Yang).
Bukan cuma bengis dan keja m saja, kedua orang inipun
termasyhur karena kebuasannya yang lebih me ndekati tak kena l
perike manusiaan.
Sudah cukup la ma kedua orang ini berse mbunyi di balik hutan
bunga tho, mereka pun cukup mengetahui betapa lihaynya
kepandaian silat yang dimiliki Ku See-hong, maka dari itu, begitu

239
turun tangan, mereka lantas mengeluarkan senjata andalannya
yang paling beracun Sah-hi-ci (Duri Ikan Hiu).
Begitulah, sementara senjata Duri Ikan Hiu di tangan kanannya
menciptakan gelombang cahaya tajam yang berlapis-lapis, tangan
kirinya juga dipentangkan seperti cakar setan untuk menciptakan
lapisan hawa taja m yang segera menyelimuti seluruh angkasa.
Ku See-hong sudah me mpunyai perhitungan yang cukup matang
di dala m hatinya, dia m-dia m dia berpikir:
-oo0dw0oo-

Jilid 8

“JIKA ingin menghe mat tenaga aku harus me mpergunakan jurus


serangan paling aneh, paling dahsyat dan paling cepat untuk
me mbinasakan kedua orang manusia aneh ini.”
Karena itu me lihat datangnya ancaman tersebut, Ku See-hong
tak berani berayal, dengan cepat dia kembangkan ilmu gerakan
tubuh Mi-siu-biau-tiong untuk menghindarkan diri, kemudian dala m
kesempatan tersebut, jurus serangan yang ampuhpun segera
dilancarkan.
Tampaknya Ku See-hong dengan me mpergunakan kecepatan
yang mengaburkan pandangan mata berputar dan berkelebat
secepat sambaran kilat, jurus serangan dilancarkan berulang kali,
kedahsyatannya mengejutkan me mbikin orang menjadi tertegun
dan tak habis berpikir.
Iblis aneh berbaju aneka warna itu me mutar pula Duri Ikan Hiu-
nya melancarkan serangan ke atas bawah, selapis garis busur yang
me lingkar-lingkar dan berlapis-lapis segera tercipta di udara
ibaratnya cahaya bianglala di angkasa, sinar tajam a mat
menyilaukan mata.

240
Sementara itu telapak tangan kirinya menyusul putaran senjata
tersebut menciptakan pula bayangan busur yang berlapis-lapis,
hawa pukulan yang berat dan tajam segulung de mi segulung
me luncur keluar bagaikan gulungan gelombang di tengah sa mudra.
Ilmu silat a liran Huan-mo-kiong di lautan La m-hay ini me mang
benar-benar luar biasa sekali, namun diapun tidak lebih hanya jago
kelas dua dala m istana Huan-mo-kiong, bisa dibayangkan betapa
dahsyatnya jago-jago kelas satu mereka.
Dala m waktu singkat, kedua orang itu sudah saling bergebrak
sebanyak belasan jurus.
Hawa nafsu me mbunuh telah berkobar dala m benak Ku See-
hong, sambil berpekik nyaring, tubuhnya meloloskan diri dari
lingkaran tenaga pukulan lawan, dengan suatu gerakan yang sangat
aneh, kemudian secepat sambaran kilat telapak tangan kanannya
dilontarkan ke depan.
Dala m me lancarkan serangan ini, Ku See-hong telah
menggunakan tenaga dalamnya sebesar enam bagian, kekuatan
pukulannya dahsyat seperti raksasa me mbelah bukit. Di tengah
hembusan angin berpusing, udara menderu-deru, pasir dan batu
kerikil beterbangan, keadaan benar-benar mengerikan seka li.
Di mana angin taja m mendesing, terdengar jeritan ngeri yang
menyayatkan hati bergema me mecahkan keheningan, iblis aneh
berbaju aneka warna itu mence lat tiga kaki ke belakang dan ….
“Blaa mm! ” roboh terkapar di tanah la lu mene mui ajalnya seketika
itu juga.
Tiba-tiba berkumandang ke mbali suara tertawa seram yang
mengerikan, dua gulung angin pukulan yang le mbut tapi kuat tahu-
tahu sudah menyergap ke punggung Ku See-hong, “Blaaam…! ”
dengan disertai dentuman keras, tenaga sakti Kan-kun-mi-siu yang
dilatih Ku See-hong dala m tubuhnya telah membuyarkan tenaga
serangan itu secara otomatis, ke mudian ia me mbalikkan badannya,
dengan sorot mata yang me mancarkan kebengisan, dia lepaskan

241
ke mbali sebuah pukulan dahsyat ke tubuh iblis aneh berbaju merah
itu.
Tampak tenaga serangan yang dilancarkan Ku See-hong itu
me mbawa berbagai angin desingan tajam, yang memekikkan
telinga, seperti bendungan yang jebol saja, angin pukulan dahsyat
dengan hebatnya meluncur ke depan…
Agaknya iblis aneh berbaju merah itu sama sekali tak menyangka
kalau kedua buah angin pukulan le mbutnya yang sanggup
menghancurkan batuan cadas sama sekali tidak menimbulkan reaksi
apa-apa meski sudah terkena di tubuh lawan secara telak. Untuk
sesaat lamanya dia sa mpai berdiri termangu-mangu.
Pada saat itulah, segulung tenaga pukulan yang menyesakkan
napas telah meluncur datang dan mene kan dadanya berat-berat,
seketika itu juga dia merasakan kepalanya pusing sekali, darah yang
menga lir di dala m tubuhnya seperti mau meletus, sakitnya bukan
kepalang.
Jeritan ngeri yang memilukan hatipun segera berkumandang
me mecahkan keheningan, iblis aneh berbaju merah itu tahu-tahu
sudah tewas dengan darah kental bercucuran dari ketujuh lubang
inderanya.
Saat kematian bagi Im-Yang Siang-mo meski tidak berbarengan,
namun selisih waktu di antara merekapun minim sekali.
Setelah berhasil me mbinasakan sepasang iblis tersebut, Ku See-
hong segera mendongakkan kepalanya sambil berpekik nyaring,
ke mudian secepat kilat meluncur ke arah hutan pohon tho tersebut.
Dala m waktu singkat Ku See-hong telah mene mbusi beberapa
puluh batang pohon bunga tho, tiba-tiba dia merasakan dala m
hutan itu seakan-akan terdapat begitu banyak pasukan yang
mengurung sekeliling te mpat itu, sehingga wa laupun ia sudah
mencoba untuk menerjang ke kiri atau ke kanan, tetap gagal untuk
menerjang keluar dari hutan itu.

242
“Aduuuh celaka…! Ku See-hong segera berpekik dala m hatinya,
“Aku telah terjebak oleh perma inan busuk lawan….!”
Ternyata hutan bunga tho itu merupakan pos penjagaan pertama
dari istana Huan-mo-kiong. Barisan pe mbingung sukma yang diatur
dalam hutan tersebut, diatur menurut barisan Ngo-heng pat-kwa-tin
yang dirubah susunannya. Bila seseorang tidak me maha mi ilmu
barisan, maka kendatipun ilmu silat yang dimiliki a mat lihay, jangan
harap bisa ke luar dari hutan bunga tho ini, sebab bila melewatinya
secara sembarangan, maka pada akhirnya toh akan terjebak pula ke
dalam perangkap mere ka.
Sesungguhnya Ku See-hong juga tahu kalau barisan pembingung
sukma yang berada dalam hutan bunga tho itu sangat lihay dan luar
biasa, barang siapa berani memasukinya secara sembarangan ma ka
akhirnya akan terjerumus dala m mara bahaya.
Namun pe muda yang tinggi hati dan keras kepala ini enggan
untuk pasrah dan menyerah dengan begitu saja, maka dia mula i
menerjang ke kiri, berputar ke kanan dengan harapan bisa lolos dari
kepungan barisan lihay itu.
Orang bilang, sekalipun orang pandai, suatu kala a kan menjadi
menjadi pikun juga, begitu pula keadaannya Ku See-hong, dia
hanya tahu berputar kesana kemari tiada hentinya, lambat laun
kesadarannya makin kabur dan sekujur badannya sudah basah
kuyub oleh keringat.
Tiba-tiba….
Ku See-hong mendengar ada orang yang tertawa seram dari sisi
tubuhnya, kemudian kedengaran orang itu berkata:
“Anjing kecil, kali ini ada kenikmatan untuk kau rasakan, bukan?
Heeehh… heeehh… heeehh… tak ubahnya seperti permainan joget
ketek (monyet saja) saja.”
Dengan suatu gerakan yang cepat Ku See-hong berpaling ke arah
mana datangnya suara tersebut, namun tiada sesosok bayangan

243
manusia pun. Apa yang terlihat tak lebih hanya bunga tho yang
berlapis-lapis.
Tak terlukiskan rasa geram anak muda itu dibuatnya. Dengan
gusar dia lantas me mbentak keras:
“Manusia laknat dari Huan-mo-kiong, mengapa tida k segera
mengge linding ke luar? Apakah gunanya bermain se mbunyi terus
semaca m anak kura-kura saja?”
“Bajingan cilik yang bermata buta, kami toh berada di sisimu,
masa kau tidak melihatnya?” jengek orang itu dengan sinis.
Kemudian terdengar pula suara yang tajam melengking
berkumandang lagi:
“Hmm… Kalau sudah tahu bermata buram maca m begitu,
mengapa kau berani mendatangi pulau Huan-mo-to untuk mencari
balas? Benar-benar tak tahu diri?! Hmm… kau sudah pasti tak a kan
dapat lolos dari neraka maut yang diatur oleh Huan-mo-kiong ka mi,
sekarang akan kuberi sedikit waktu bagimu untuk hidup. Menanti
kalau kiongcu telah ke mbali, kau baru akan diputuskan
hukumannya. Mala m ini kau telah me mbunuh dua orang tongcu
kami, maka kaupun jangan berharap bisa lolos dari sini dala m
keadaan hidup….”
Dengan mengandalkan sepasang matanya ayang tajam, sekali
lagi Ku See-hong me meriksa keadaan di sekeliling tempat itu.
Namun ia belum berhasil mene mukan sesosok bayangan manusia
pun.
Dia hanya merasa orang yang berbicara itu seakan-akan sebentar
berada di sebalah timur, sebentar lagi di barat, kedudukannya tak
menentu… dia kuatir secara tiba-tiba orang tersebut melancarkan
sergapan kilat kepadanya.
Sekarang, walaupun Ku See-hong merasa gusar sekali, na mun ia
sudah terjebak dala m barisan pe mbingung sukma dala m hutan
bunga Tho itu, sekalipun akan mengumbar hawa a marahnya juga
percuma.

244
Dala m keadaan begini, dia m-dia m ia lantas menghimpun tenaga
dalamnya dan siap melakukan tinda kan bila mana diperlukan. Dia
tahu banyak berbicara hanya me mberi kese mpatan baik saja bagi
lawannya untuk bertinda k.
Mendadak….
Dari luar hutan sana bergema suara pekikan aneh yang
me me kikkan telinga. Di balik suara pekikan tersebut terbawa suatu
hawa yang menyera mkan se kali.
Pekikan tersebut telah berkumandang dari luar hutan bunga Tho,
yang dengan kecepatan luar biasa meluncur tiba, bukan hanya
panjang dan mengerikan saja suaranya, lagipula me mbikin hati
bergidik dan bulu kuduk pada bangun berdiri.
Dari suara pekikan lawan yang kian la ma bertambah tinggi dan
me lengking, Ku See-hong tahu ka lau pendatang itu me miliki
kepandaian silat yang amat sempurna, tidak berada di bawah
manusia aneh berkerudung yang pernah dijumpainya. Terlintas satu
dugaan bahwa orang ini mungkin adalah sau-kiongcu dari La m-hay
Huan-mo-kiong.
Dengan kenyataan ini, anak muda tersebut makin sadar bahwa
kedatangannya ke pulau Huan-mo-to kali ini lebih banyak
bahayanya daripada sela mat.
Terdengar suara menera mkan yang dingin ka ku tadi ke mba li
berkata,
“Sau kiongcu, anjing itu sudah me mbunuh Sim-tong tongcu
pertama, Im-Yang, dua orang tongcu… dan melanggar beberapa
buah dosa besar, mohon diberi petunjuk hukuman apakah yang
hedak dilimpahkan kepadanya?”
Dengusan dingin berge ma, ke mudian seseorang menjawab:
“Barangsiapa berani me masuki istana Huan-mo-kiong, semuanya
dijatuhi hukuman dengan Lima Macam Siksaan. Cuma orang ini bisa
me mbunuh Tit-it sintong tongcu berarti dia mengerti sedikit ilmu
silat kucing ka ki tiga. Kalian sebagai tongcu sim-tong ke-dua

245
sepantasnya jika menyiksa dirinya lebih dulu agar orang ini
merasakan sedikit kelihayan ilmu silat Huan-mo-kiong sebelum
ajalnya tiba.”
Ku See-hong marah sekali, dia lantas menengadah dan tertawa
terbahak-bahak dengan seramnya. Suara tertawanya keras
me me kikkan telinga, cukup me mbuat perasaan orang bergetar
keras.
Kemudian setelah berhenti tertawa ia mendengus sinis,
tantangnya dengan suara keras:
“Manusia-manusia laknat yang berhati busuk, jika kalian punya
kepandaian, hayo tongolkan kepala mu dari tempat persembunyian,
akan kubuktikan sendiri, apa benar orang-orang Huan-mo-kiong
me miliki ke ma mpuan t iga kepala ena m lengan.”
Untuk sesaat la manya ketiga orang itu tetap bungka m dala m
seribu bahasa, rupanya mereka tertegun juga menyaksikan
kegagahan serta keberanian Ku See-hong. Sepanjang sejarah,
belum pernah ada orang yang begitu berani mendatangi pulau
mereka.
Tak la ma ke mudian, terdengar seorang berkata dengan suara
yang dingin menusuk tulang:
“Orang she Ku, dengan menganda lkan ucapan yang takabur
tersebut, pun sau-kiongcu menjadi tertarik sekali untuk me ncoba
dahulu sa mpai di manakah kelihayanmu, akan kulihat apa yang kau
andalkan sehingga begitu sombong dan takabur!”
Bersamaan dengan selesainya perkataan itu, kurang lebih dua
kaki di belakang pohon bunga Tho, tepat di hadapan Ku See-hong
me lompat ke luar tiga sosok bayangan manusia.
Orang yang berada di tengah adalah seorang pemuda berjubah
panjang warna biru yang ha mpir sebaya usianya dengan diri Ku
See-hong sendiri. Sebilah pedang berbentuk aneh tersoreng di
punggungnya, gagang pedang berwarna emas, kakinya bersepatu

246
indah. Ia berwajah ta mpan dan gagah, sekilas pandangan mirip
seorang kongcu romant is.
Cuma sayang sinar matanya me mbawa cahaya kebuasan,
kebrutalan dan kelicikan. Orang ini tak lain adalah kiongcu muda
dari istana Huan-mo-kiong, Si Pedang Emas Cia Tiong-giok.
Di sebelah kirinya berdiri seorang manusia aneh bermuka kuda
yang mengenakan jubah berwarna putih seperti pakaian berkabung,
sedang di sebelah kanannya adalah seorang kakek kurus bermata
besar, beralis mata tebal dan berwajah sera m.
Kedua orang ini tak lain adalah tongcu ruang siksa ke-dua dari
istana Huan-mo-kiong, Siang-khi tok-ci (Kakek Beracun Pe mbawa
Hawa Ke matian) Mao Soh-sat serta Ceng-hong mi-tan (Peluru
Pembingung yang Menggetarkan Jagad) Ciu Khi-sin.
Ternyata pembagian urutan jago-jago dala m Huan-mo-kiong
terbagi menjadi lima ruang siksa (sin-tong), makin meningkat satu
tingkatan berarti penghuninya berilmu silat lebih tinggi.
Dala m perguruan Huan-mo-kiong, kedudukan Tongcu merupakan
jago-jago yang terdiri dari jago-jago kelas dua dan keals satu. Lebih
ke atas lagi adalah keempat Huhoat (pelindung) dari Kiongcu yang
terbagi menjadi Panji Merah, Biru, Hitam dan Putih. Kepandaian silat
yang mereka miliki rata-rata sangat lihay, masing-masing me miliki
serangkaian ilmu rahasia yang sangat beracun.
Dari sini dapat diketahui ka lau kekuatan dari orang-orang Huan-
mo-kiong sesungguhnya luar biasa sekali, jauh lebih tangguh
daripada kekuatan perkumpulan besar dalam dunia persilatan.
Kekuatan se macam ini tentu saja tak boleh dipandang rendah.
Dengan sorot mata yang tajam, Ku See-hong memandang
sekejap wajah musuh-musuhnya, dia m-dia m dia terkesiap juga.
Pemuda itu sadar bahwa ketiga orang musuhnya ini merupa kan
jago-jago paling top dala m dunia persilatan dewasa ini.

247
Tak heran kalau umat persilatan pada jeri bila me mbicarakan soal
ke ma mpuan Huan-mo-kiong. Rupanya jago-jago lihay mereka,
selain banyak, juga merupa kan pilihan.
Ku See-hong yang bernyali baja dan berkeras kepala, betul hati
kecilnya merasa terkesiap, namun wajahnya masih kelihatan sangat
tenang. Setelah tertawa ringan ujarnya ketus:
“Bagus sekali! Bagus sekali! Sekarang aku orang she Ku akan
menghantar kalian satu persatu pulang ke rumah nenek moyang
kalian.”
Bahwasanya Ku See-hong secara beruntun berhasil
me mbinasakan dua orang tongcu mereka, peristiwa ini sudah
merupakan suatu aib yang belum pernah diala mi Huan-mo-kiong
sepanjang sejarahnya, tak heran kalau mereka tidak me mbiarkan
musuhnya berbuat semena-mena terus menerus.
“Anjing laknat, sebelum ma mpus kau masih berani bicara
takabur?” bentak Kakek Beracun Pe mbawa Hawa Ke matian Mao
Soh-sat dengan geramnya.
Di tengah bentakan keras, Kakek Beracun Pembawa Hawa
Kematian ini menerjang ke depan. Sepasang telapak tangannya
didorong bersama ke muka, segulung tenaga pukulan yang amat
dahsyat bagaikan gulungan ombak sa mudra segera meluncur ke
depan.
Ku See-hong me mbentak keras, dengan suara yang menggelegar
seperti guntur, sepasang telapak tangannya dirangkap menjadi satu,
lalu secara tiba-tiba dilontarkan keluar.
Dala m wa ktu singkat, segulung angin pukulan yang a mat
kencang, bagaikan hembusan angin puyuh meluncur ke depan
menyongsong datangnya anca man tersebut.
“Blaaa m…!” ketika dua gulung angin pukulan itu sa ling
me mbentur, terjadilah ledakan yang me mekikkan telinga, lalu terjadi
pusaran angin berpusing yang menyapu ke empat penjuru. Daun

248
dan ranting segera berguguran ke atas tanah, batu dan pasir
beterbangan di angkasa, keadaan yang sangat mengerikan.
Kakek Beracun Pe mbawa Hawa Ke matian, Mao Soh-sat
merasakan sepasang bahunya bergetar keras, lalu tubuhnya mundur
tiga e mpat langkah dengan se mpoyongan.
Sebaliknya Ku See-hong masih tetap berdiri tegak di te mpat
semula. Meski begitu mukanya menjadi serius, jelas hatinya merasa
amat terperanjat.
Dengan geramnya Kakek Beracun Pembawa Hawa Ke matian
menjerit lengking, tiba-tiba tubuhnya menyelinap ke depan,
sepasang cakar setannya diulur dan ditarik sa mbil me mancarkan
selapis hawa kabut berwarna hijau, lalu dengan disertai desingan
angin dingin menyergap ke tubuh Ku See-hong.
Secara tiba-tiba saja anak muda itu merasakan datangnya
sergapan hawa dingin yang menyengat badan, lalu hidungnya
megendus bau a mis yang busuk dan tak sedap dirasakan, menyusul
ke mudian kepalanya terasa pening dan dadanya sesak, dia lantas
sadar, di balik kabut hijau itu terdapat racun keji yang sangat hebat.
Dala m kejutnya, ia berusaha mengerahkan ilmu gerakan
tubuhnya untuk menyelinap keluar. Siapa tahu kabut hijau itu sudah
mengikut i hembusan angin pukulannya yang amat tajam itu
menyelimuti se luruh tubuhnya….
Seketika itu juga Ku See-hong merasakan napasnya menjadi
amat sesak, dia m-dia m ia berpekik:
“Habis sudah riwayatku kali ini?!”
Dala m keadaan beginilah, mendadak Ku See-hog merasakan
munculnya dua gulungan tenaga panas dan dingin yang aneh dari
pusar yang segera menyebar ke da la m sekujur badannya.
“Blaaa mm… Blaaamm…!” letupan de mi letupan berge ma
me menuhi angkasa. Semua kabut beracun dan tenaga serangan
yang telah mengurung sekujur badannya itu tahu-tahu sudah lenyap
tak berbekas.

249
Dala m pada itu, Kakek Beracun Pe mbawa Hawa Ke matian Mao
Soh-sat, telah memperdengarkan suara tertawa seramnya sembari
berseru:
“Bocah keparat she Ku, sekarang kau sudah terkena Ngo-tok im-
khi (Hawa Dingin Panca Bisa)-ku, selewatnya dua belas jam, dala m
siksaan dan penderitaan, kau akan muntah darah dan….”
Mendadak dia menutup mulutnya ke mba li sebab dijumpainya Ku
See-hong sama sekali tidak menunjukkan gejala keracunan. Tak
terlukiskan rasa terkesiap hatinya merasakan kenyataan tersebut.
Untuk sesaat dia sampai berdiri termangu belaka dengan mata
terbelalak dan me longo lebar.
Malah sau kiongcu, Si Pedang Emas Cia Tiong-giok yang berilmu
tinggi pun ikut berubah wajahnya setelah menyaksikan kenyataan
itu.
Sementara mereka masih tertegun, mendadak Ku See-hong
berpekik nyaring….
Suara pekikannya tinggi menjulang ke angkasa bagaikan jeritan
naga sakti, bukan cuma keras dan nyaring, suara itu sampa i
mendengung di seluruh pulau.
Berbareng dengan berkumandangnya pekikan nyaring itu,
sesosok tubuh melejit ke udara, ke mudian sepasang lengannya
berputar secara aneh. Cahaya tajam yang menyilaukan mata pun
menyebar ke e mpat penjuru.
“Sreeet…” di antara desingan angin tajam, sekilas cahaya putih
yang menyilaukan mata telah meluncur ke muka.
Paras muka Si Kake k Beracun Pe mbawa Hawa Ke matian Mao
Soh-sat yang sedang menyeringai seram, tiba-tiba berubah menjadi
ngeri dan ketakutan sekali. Jeritnya tertahan:
“Hoo-han-seng-huan…!”
Namun baru kata “Huan” diucapkan, jeritan ngeri yang
me milukan hati telah berge ma me mecahkan keheningan ma la m. Di

250
antara percikan darah segar yang me mancar ke e mpat penjuru,
batok kepala Kakek Beracun Pe mbawa Hawa Ke matian Mao Soh-sat
telah berpisah dengan tubuhnya dan terbacok hancur tak karuan
bentuknya.
Kematian ge mbong iblis ini, benar-benar mengerikan sekali,
me mbuat orang merasa tak tega untuk melihatnya.
Kiongcu muda, Si Pedang Emas Cia Tiong-giok yang berada di
tepi arena segera berubah muka. Rasa ngeri dan terkesiap
menyelimuti wajahnya, namun hanya sejenak ke mudian telah
lenyap tak berbekas. Kemudian dengan sorot mata buas dan
sekulum senyuman menyeringai yang seram menghiasi bibirnya, dia
berkata:
“Suatu kepandaian yang a mat bagus! Suatu kepandaian yang
amat bagus! Hari ini a ku orang she Cia benar-benar terbuka
matanya. Heeehh… heeehh… Tolong tanya, kau berasal dari
perguruan mana?”
Ku See-hong merasa girang sekali ketika tiga jurus Hoo-han-
seng-huan yang digunakannya berulang kali menunjukkan ke lihayan
serta kedahsyatan yang begitu meyakinkan.
Mendengar ucapan tersebut, ia segera berkata dengan suara
dingin:
“Untuk menghadapi manusia-manusia laknat berhati buas seperti
kalian, kenapa harus me mbicarakan soal belas kasihan? Hmmm!
Beritahu kepada mu juga tak mengapa… aku tak lain adalah murid
dari Bun-ji koan-su Him Ci-seng, yang termasyhur na manya di
seantero jagad itu.”
Nama besar Bun-ji koan-su me mang a mat menggetarkan jagad,
jauh lebih termasyhur daripada nama orang-orang Huan-mo-to di
Lam-hay. Selain itu na ma Bun-ji koan-su pun sudah banyak
diceritakan orang se menjak lima puluh tahun berselang.
Bagi Kim-kia m (Si Pedang Emas) Cia Tiong-giok, hal mana masih
belum seberapa mengejutkan hatinya, berbeda dengan Ceng-hong-

251
mi-tan Ciu Khi-seng yang berada di sampingnya… kontan saja paras
mukanya berubah menjadi pucat kehijau-hijauan saking takutnya.
Ketika Si Pedang Emas Cia Tiong-giok menyaksikan Ceng-hong
mi-tan sedemikian ketakutannya, sebagai seorang jago yang pintar,
ia segera tahu bahwa na ma besar Bun-ji koan-su tentu termasyhur
sekali di daratan Tionggoan. Dengan cepat ia me mberi tanda
berulang ka li kepada anak buahnya itu.
Kemudian sambil tertawa terbahak-bahak, katanya:
“Sela mat bertemu! Sela mat bertemu! Pulau terpencil semaca m
tempat ini dapat dikunjungi anak murid seorang tokoh silat
kenamaan, hal mana benar-benar merupakan kebanggaan untuk
Huan-mo-kiong ka mi. Hmmm! Cuma, aku orang she Cia rasa, kau
tak dapat mencari na ma dengan mengandalkan na ma besar dari
Bun-ji koan-su lagi.”
Begitu ucapan terakhir meluncur keluar dari bibirnya, dengan
suatu gerakan yang sangat aneh, Si Pedang Emas Cia Tiong-giok
telah melayang datang, kemudian sebuah pukulan dilancarkan ke
tubuh Ku See-hong.
Sepintas lalu, serangan itu dilancarkan seakan-akan sama sekali
tak disertai tenaga dalam, tapi ketika pelan-pelan mende kat sampa i
jarak satu depa dari Ku See-hong, mendadak… gerakan tangannya
berubah. Secepat kilat tahu-tahu menganca m bagian atas, tengah
dan bawah tubuh Ku See-hong, di mana terdapat delapan belas
buah jalan darah ke matian.
Selain gerakan serangannya yang amat ganas dan keji,
kecepatannya sukar dilukiskan dengan kata-kata.
Serangan maha dahsyat itu ibaratnya sebuah jaring penangkap
ikan yang besar sekali. Dalam waktu singkat empat penjuru sudah
terkurung sama sekali, di sekitar arena muncul daya tekanan yang
menyesakkan napas, beratnya bagaikan bukit karang.

252
Ku See-hong sangat terperanjat. Dengan cepat ia pergunakan
ilmu gerakan tubuh Mi-khi biau-tiong sin-hoat untuk menghindarkan
diri.
Ujung kakinya mendadak menekuk ke bawah, lalu dengan
pangkal kaki sebagai poros, secepat kilat ia berputar kencang….
“Sreeett…!” seluruh tubuhnya berputar bagaikan gerakan setan,
tahu-tahu ia sudah me lejit ke sa mping untuk me loloskan diri.
Tiba-tiba pada saat itulah….
Ceng-hong mi-tan Ciu Khi-seng me mbentak keras, tangan
kanannya diayunkan ke depan, serentetan cahaya hijau yang
berkilauan secepat kilat menyambar ke muka.
“Blaaa mm…!” ledakan keras berkumandang me mecahkan
keheningan. Selapis asap berwarna hijau dengan cepat menyelimut i
seluruh tubuh Ku See-hong.
Di tengah kabut hijau yang menyelimuti angkasa, tampak tubuh
Ku See-hong pelan-pelan roboh terkulai di atas dan jatuh tak
sadarkan diri.
Si Pedang Emas Cia Tiong-giok segera perdengarkan suara
tertawa liciknya yang seram dan menggetarkan sukma. Di ba lik
gelak tertawa itu penuh disertai rasa kekejaman dan kebuasannya
yang mengerikan.
Mendadak suara tertawa terhenti.
Kemudian terdengar Si Pedang Emas Cia Tiong-giok berseru
dengan nada yang mengerikan,
“Hukum mati bocah keparat ini menurut Lima Maca m Siksaan!”
Baru selesai dia berkata, di ba lik hutan bunga tho sana melintas
lewat sesosok bayangan putih. Dari balik matanya yang jeli tampa k
air mata jatuh berlinang me mbasahi pipinya, jelas ia sedang
bersedih hati untuk ke matian pe muda pendekar yang tampan itu
oleh lima maca m siksaan keji yang menakutkan itu.

253
Ceng-hong mi-tan (Peluru Pe mabuk Yang Menggetarkan Jagad)
segera mengempit tubuh Ku See-hong, lalu bersa ma Kim-kia m Cia
Tiong-giok, me lenyapkan diri di ba lik barisan Mi-hun-tin dala m hutan
bunga tho itu.
000dw000

Bab 12
SUATU ma la m yang sepi ke mbali me njelang t iba….
Awan hitam menyelimuti seluruh angkasa, tiada bintang, tiada
rembulan, udara berwarna kelabu yang cuma mendatangkan
keseraman dan kepedihan bagi setiap insan manusia yang ada di
sana.
Tempat siksaan ke-e mpat yang paling keji dari Istana Huan-mo-
kiong….
‘Sumber Es Da la m Neraka’, letaknya dalam sebuah sumur kuno
sedalam tiga puluh kaki, lebar lima ka ki yang berada di antara
tebing-tebing cura m di sisi kiri Istana Huan-mo-kiong.
Sumber air dala m sumur itu merupakan sebuah sumber yang
berasal dari dasar samudra. Airnya dingin bagaikan salju, tempat
itulah merupakan tempat siksaan terkeji dari Huan-mo-kiong yang
me mbunuh orang tak me lihat darah.
Sejak dulu sa mpai sekarang entah berapa puluh laksa orang yang
mati kedinginan di situ.
Oleh karena air sumur itu luar biasa dinginnya, tanpa daya
mengapung, maka setiap orang yang melanggar peraturan Huan-
mo-kiong dan dijatuhi hukuman untuk menerima siksaan kee mpat di
Sumber Salju Dala m Neraka ini. Ma ka terhukum a kan digantung
dengan tali dan diceburkan ke dala m sumur kuno itu.
Tak selang berapa saat kemudian sang terhukum itu akan mati
karena peredaran darahnya membe ku. Tak heran kalau cara

254
me mbunuh se maca m ini disebut sebagai suatu siksaan yang pa ling
keji.
Tapi sela ma dua hari belakangan ini, ‘Sumber Salju Dala m
Neraka’ tersebut seakan-akan sudah kehilangan daya
ke ma mpuannya untuk me mbunuh orang…. Mengapa…?
Ternyata ada seorang terhukum, bukan saja tak mampus walau
sudah disiksa di tiga tempat, bahkan sekalipun sudah direnda m
selama dua hari se ma la m dala m siksaan yang ke e mpat, ‘Sumber
Salju Dala m Neraka ’, orang itu bukan saja tidak mati, ma lahan
semangat dan kekuatannya seperti bertambah hebat. Kata-kata
makiannya menjulang sa mpai ke langit. Manusia aneh itu tak lain
adalah Ku See-hong.
Sementara itu, di tepi sumur berdiri seorang pe muda berbaju
biru, dia adalah sau-kiongcu dari istana Huan-mo-kiong, Si Pedang
Emas Cia Tiong-giok. Waktu itu, ia dengar kata-kata makian sedang
berkumandang dari dala m sumur itu:
“Manusia-manusia laknat dari Huan-mo-kiong, sekarang kalian
boleh saja menyiksa aku orang she Ku dengan cara yang keji dan
rendah seperti itu, tapi suatu ketika, aku akan menghirup darahmu,
akan kumakan hatimu, cara kerja kalian melebihi buasnya binatang,
lebih rendah dari manusia la knat manapun juga, tapi… aku orang
she Ku tak akan mati, kecuali bila kalian me motong badanku
menjadi dua bagian….”
Walaupun Ku See-hong berhasil meloloskan diri dari e mpat
maca m siksaan yang keji, na mun dia harus me nahan penderitaan
dan siksaan baik fisik maupun batinnya. Oleh sebab itu, saat
tersebut ia benar-benar ingin mati saja….
Mendengar makian itu, pelbagai pikiran berkeca muk dalam benak
Si Pedang Emas Cia Tiong-giok, ia tida k habis mengerti, apa
sebabnya Ku See-hong bisa meloloskan diri dari e mpat maca m
siksaan tersebut tanpa mati…. Atau jangan-jangan dia bukan
manusia, me lainkan sukma gentayangan? Atau dewa?

255
Pada siksaan yang pertama… Huan Hiat Jian Hun (Me mbalikkan
Darah Me mbuat Cacad Sukma) adalah merupakan siksaan yang
menotok jalan darah terhukum dengan se maca m kepandaian silat
yang amat beracun. Bila orang biasa tertotok jalan darahnya oleh
kepandaian tersebut, maka peredaran darahnya akan mengalir
terbalik, hal mana akan berakibat me mbesarnya nadi darah yang
akhirnya pecah dan mati. Tapi kenyataannya, pemuda itu sama
sekali t idak merasakan siksaan apa-apa.
Pada siksaan yang ke-dua…. Tok Coan Cui Sim (Ular Beracun
Menghancurkan Hati) merupakan siksaan yang me mbiarkan
terhukum digigit oleh beribu-ribu ekor ular beracun yang buas dan
ganas. Tapi kenyataannya, ular-ular beracun itu tak ada yang berani
mende katinya… semburan bisa merekapun t idak me matikan sang
korban.
Kemudian pada siksaan yang ke-tiga: Liat Hwee Kau Siau
(Digarang dan Dimasak Di Atas Jilatan Api Panas). Bila orang yang
biasa digarang dengan api, dalam waktu singkat, tubuhnya segera
akan tinggal sebongkah tulang belulang bela ka. Tapi anak muda itu
sudah dibakar selama dua hari dua mala m, ia masih tetap segar
bugar, malahan sepasang matanya seperti bertambah tajam saja.
Kini, sudah meningkat pada siksaan yang ke-e mpat Tee Ih Peng
Swan (Sumber Salju Dala m Neraka), sampa i detik ini siksaan telah
berlangsung dua hari se ma la m… tapi ia be lum mat i juga.
Makin berpikir, Si Pedang Emas Cia Tiong-giok merasa ma kin
terkesiap. Ia bersumpah akan me mbunuh Ku See-hong dengan cara
apapun juga, sebab dia tahu asal Ku See-hong masih bisa hidup
terus, bila suatu ketika ilmu silat Ku See-hong berta mbah lihay, dia
pasti akan merupakan suatu anca man yang serius bagi piha knya.
Adapun siksaan yang ke-lima adalah: Coh Ih Tay Si (Duduk
Sambil Menunggu Ajal). Siksaan ini merupa kan suatu penyiksaan
yang paling keji di dunia ini, sebab terhukum tidak diberi ma kanan
maupun minuman, dia a kan dibiarkan mati kelaparan. Asal dia
manusia, tak mungkin ada yang mampu me loloskan diri dari siksaan
tersebut….
256
Sejak dulu sa mpai sekarang, dalam Huan-mo-kiong masih
berlaku pula suatu peraturan yang la in, yakni barang siapa dapat
me loloskan diri dari kee mpat maca m siksaan tersebut tanpa mati…
maka tanpa syarat dia akan me mperoleh kebebasannya kemba li.
(Tanpa harus menja lani siksaan yang ke-lima)
Namun peraturan tetap tinggal peraturan. Peraturan tak lebih
hanya suatu tata cara yang berlaku be laka….
Sekulum senyuman keji segera tersungging di atas bibir Si
Pedang Emas Cia Tiong-giok. Sa mbil berpaling ke arah seorang
lelaki berbaju hita m, segera perintahnya:
“Angkat dia ke atas dan kirim ke ruang siksa ke-lima. Kurung dia
dan biarkan ia ma mpus ke laparan. Perketat penjagaan di sekitar
tempat itu, siapa berani melanggar bunuh tanpa a mpun!”
Ceng-hong mi-tan Ciu Khi-seng yang berada di sisinya, buru-buru
berseru dengan ce mas:
“Sau-kiongcu, ilmu silat yang dimiliki bocah keparat ini lihay
sekali, lebih baik kita habiskan sebutir peluru pe mabuk sukma lebih
dulu, agar ia jatuh tak sadarkan diri.”
Begitu selesai berkata, Ceng-hong mi-tan Ciu Khi-seng segera
mengayunkan tangannya ke depan, serentetan cahaya hijau yang
menyilaukan mata segera menya mbar ke depan.
“Blaaa mm…!” leda kan keras berkumandang untuk kesekian
kalinya. Ku See-hong yang berada dalam sumur dibikin tak sadarkan
diri oleh asap pe mabuk tersebut.
Si Pedang Emas Cia Tiong-giok segera mendongakkan kepalanya
sambil berpekik nyaring. Suara pekikan tersebut mengge ma sa mpa i
di te mpat kejauhan dan menga lun t iada hentinya, menyusul
ke mudian dia melejit ke udara dan melayang pergi dari situ. Sekejap
ke mudian bayangan tubuhnya telah lenyap dari balik mata.
Ketika Ku See-hong sadar ke mba li dari pingsannya, waktu itu
fajar telah menyingsing keesokan harinya. Ia disekap dala m sebuah
gua di suatu tebing karang yang gundul.

257
Suasana dalam gua itu ge lap gulita tak na mpak lima jari tangan
sendiri, hanya setitik cahaya lemah yang me mancar masuk lewat
celah-celah terali besi. Berada dala m gua tersebut, Ku See-hong
benar-benar terpencil. Tiada orang yang menyahuti teriakannya,
tiada makanan yang pernah dikirim ke sana… tempat itu ibaratnya
sebuah neraka.
Selama ena m tujuh hari lamanya ini, dia telah mengala mi
pelbagai siksaan dan penderitaan yang me mbuatnya berubah
hingga tak berbentuk manusia lagi. Rambutnya terurai tak karuan,
bajunya compang camping tak berbentuk lagi, mukanya kotor,
seluruh badannya penuh bekas luka. Tapi sang pe muda yang keras
hati ini bertekad untuk hidup terus, dia bersumpah akan hidup lebih
jauh.
Manusia buas yang berhati keji telah merajale la di dunia
persilatan, entah berapa puluh ribu nyawa umat persilatan yang
me merlukan pertolongan? Selain itu, denda m berdarah keluarganya
belum dituntut balas. Atas dorongan dari beberapa macam kekuatan
inilah me mbuat pe muda itu bertahan terus dan tak sampai mat i
bunuh diri.
“Aaai…” Ku See-hong menghela napas sedih. Sekarang ia baru
menyesal kenapa tidak menuruti peringatan dari nona berbaju putih
itu. Kini keadaan telah menjadi begini…. Terbayang semua tugasnya
yang belum selesai, ia menjadi sedih hingga tanpa terasa titik a ir
mata jatuh berlinang me mbasahi pipinya….
Cahaya matahari bersinar indah jauh di luar gua, sedang Ku See-
hong yang berada di tempat kegelapan hanya bisa menghela napas
sedih, tanpa terasa akhirnya ia tertidur sa mbil bersandar di dinding.
Entah berapa lama sudah lewat, tiba-tiba ia dikejutkan oleh
semaca m suara aneh se kali. Menyusul ke mudian ia mendengar
suara langkah kaki yang ringan berkumandang dari luar terali besi
itu. Ku See-hong me ngira Si Pedang Emas Cia Tiong-giok yang keji
itu ke mbali akan mence mooh dirinya, kontan saja dia mencaci maki
lebih dulu:

258
“Binatang terkutuk yang tak berperasaan, kau adalah manusia
laknat yang berhati binatang, aku orang she Ku bersumpah tak akan
mati, kau….”
“Ku sauhiap, aku yang datang. Seorang gadis lemah bernasib
ma lang, Keng Cin-sin,” tiba-tiba serentetan suara yang gemetar tapi
le mbut berge ma me mecahkan keheningan.
Di tengah pe mbicaraan tersebut, terali besi itu pelan-pelan
bergerak naik ke atas, lalu bayangan putih berkelebat lewat.
Seorang gadis cantik berbaju putih telah mengulurkan tangannya
yang putih me mperse mbahkan sebuah bungkusan yang a mat besar.
Ku See-hong merasa amat terharu, air matanya jatuh bercucuran
me mbasahi pipinya, tapi ingatan lain segera melintas dala m
benaknya, ia segera berseru:
“Nona Keng, cepat tinggalkan tempat ini! Tak usah kau gubris
diriku lagi.”
Selama me ngala mi siksaan yang keji dari orang-orang Huan-mo-
kiong da la m beberapa hari ini, Ku See-hong seringkali menyaksikan
sepasang mata yang murung dan sedih dia m-dia m mengucurkan air
mata.
Perasaan manusia yang le mbut dan halus ini, segera sang
pemuda yang me mbenci kaum wanita itu dia m-dia m menaruh
perasaan simpatik terhadap nona itu, dan perasaan tersebut selama
ini hanya terpendam da la m dasar hatinya.
Sesungguhnya dia me mang seorang lelaki berperasaan hangat
yang berjiwa pendekar. Dia tak ingin menyaksikan seorang yang
dikagumi dan disayanginya mengorbankan jiwa gara-gara ingin
menolong sele mbar jiwanya.
Tiba-tiba Keng Cin-sin mene mukan serentetan sorot mata yang
sayang dan kasihan terpancar keluar dari balik mata pemuda ini, hal
mana me mbuat kehangatan cintanya sebagai seorang gadis segera
terlampiaskan keluar.

259
Dengan cepat ia me mburu ke sisi tubuh Ku See-hong, ke mudian
dengan air mata bercucuran dan nada sesenggukan katanya:
“Ku sauhiap, perempuan bernasib malang seperti aku ini tak akan
me mperdulikan kesela matan jiwa sendiri. Aku hanya ingin
menyela matkan jiwa mu, sekalipun badan harus hancur, jiwa harus
me layang, aku tak akan merasa sayang. Betul kita hanya bersua
dua kali, tapi aku tahu kau adalah seorang manusia yang luar biasa,
jiwa mu jauh lebih pent ing daripada jiwaku. Sekarang cepatlah
habiskan makanan itu la lu berganti paka ian, kemudian cepat
tinggalkan te mpat ini. Tunggu sa mpai kau merasa bertenaga lagi
baru datang untuk me mbalas denda m…!”
Serangkaian perkataan itu telah mena mpilkan perasaan cinta
yang tersuci dari makhluk yang bernama manusia, setiap patah
katanya bernada pedih dan jujur, lagipula dari ucapan tersebut
dapat ditarik kesimpulan: betapa besarnya niat gadis ini untuk
menyela matkan jiwa umat ma nusia da la m dunia ini….
Ku See-hong bukan orang bodoh, tentu saja dia dapat
me maha mi maksud hatinya itu, tak heran kalau ia lebih terharu lagi
dibuatnya. Perasaan pedih dala m hatinya juga makin hebat, ia
merasa nasib telah me mpermainkan manusia, nasib terlalu
menyiksa umatnya. Mengapa gadis secantik itu harus turut
merasakan pula siksaan se maca m itu?
Sesungguhnya Ku See-hong adalah seorang pemuda yang
romantis, kebuasan dan sikap dingin hanya sikap di luarnya saja, hal
man disebabkan terpengaruh oleh musibah yang menimpanya di
masa kecil dulu, dan kini… begitu perasaan cinta yang terpendam
dalam hatinya terungkap, maka keadaannya ibarat bendungan a ir
yang jebol.
Dengan luapan emosi yang berkobar, dia berbisik: “Adik Sin,
kee… marilah kau, dekatlah denganku, aku ingin melihat wajahmu
lebih jelas lagi….”
Ketika sorot mata mereka saling berte mu, pancaran sinar mata
yang hangat dan kepedihan dalam hatinya segera bercampur baur

260
menjadi satu, makin la ma kedua orang itu makin dekat sehingga
akhirnya ha mpir saling berde mpetan.
Pelan-pelan Ku See-hong me nggerakkan sepasang tangannya
dan me megang wajahnya yang mungil dan le mbut itu.
Dengan suara yang a mat pedih Keng Cin-sin berbisik:
“Engkoh Hong, dulu aku tak pernah me mperhatikan siapapun,
sebab aku sendiripun penuh dengan noda dan dosa, tapi sejak
berjumpa dengan kau, aku mulai berpikir, bila ma laikat elmaut telah
berada di depan mata, apakah yang bisa kut inggalkan di dunia ini…?
Maka, aku bertekad akan mengorbankan se le mbar jiwaku, asal kau
bisa hidup terus, berjuang demi keadilan dan kebenaran serta
menyela matkan kaum le mah dari penderitaan yang tiada
batasnya….”
“Engkoh Hong, terus terang kukatakan kepadamu, sejak bertemu
denganmu, aku merasa bahwa kau telah jatuh hati kepadamu….”
Oleh ungkapan cintanya yang polos dan tulus itu, Ku See-hong
merasa benar-benar a mat terharu, ujarnya dengan nada gemetar:
“Adik Sin, kau tak berdosa, kau adalah seorang yang suci bersih,
akupun sangat mencintai dirimu, mari kita bersama-sama kabur dari
pulau Huan-mo-to ini….”
“Engkoh Hong, aku tak dapat pergi…” tukas Keng Cin-sin dengan
cepat, “Bila aku menghilang maka hal mana pasti akan me mancing
mereka untuk mela kukan pengejaran secara besar-besaran, bukan
saja hal tersebut akan mengakibatkan pe mbantaian berdarah dala m
dunia persilatan, kita pun sukar untuk meloloskan diri dari
pengejaran mereka yang ketat. Suatu ketika bila jejak kita
ketahuan, maka nasib yang tragis akan menunggu kita berdua,
keadaan semaca m itu sukar untuk dilukiskan dengan kata-kata….”
Air mata bercucuran me mbasahi wajah Ku See-hong, tiba-tiba
selanya:
“Adik Sin, mari kita tinggalkan tempat ini bersama, kita mencari
suatu tempat yang terpencil dan jauh dari manusia, me menda m

261
nama merahasikan asal-usul, sela ma hidup kita tak terjun ke mbali
ke dala m dunia persilatan, sepanjang masa kita hidup bersa ma….”
Dengan tangannya yang halus dan lembut Keng Cin-sin menutup
bibir Ku See-hong lalu katanya pedih:
“Engkoh Hong, jangan kau biarkan urusan muda-mudi
menggerogoti a mbisimu yang me mbara, sekarang keadaan a mat
mendesak. Rasanya mustahil kita dapat hidup bahagia sebagai
suami istri dala m kehidupan kali ini. Tapi perasaanku kepadamu
dapat dibuktikan kepada langit dan bumi, walaupun kita tak bisa
hidup berdampingan, namun hati dan perasaanku dapat selalu ada
di sa mpingmu….”
“Sekarang, waktu yang tersedia sudah tak banyak lagi, cepat-
cepatlah bersiap sedia untuk me larikan diri. Kau harus tahu aku
bersedia mengorbankan diri tak la in karena ingin menyela matkan
jiwa mu… kau harus selalu menyayangi jiwa mu sendiri, sebab
jiwa mu sudah merupakan peleburan dari jiwa kita berdua, dengan
demikian walaupun Adik Sin-mu harus mat i dengan tubuh hancur,
sukmaku akan sela lu tersenyum di ala m baka.”
Beberapa patah katanya itu diucapkan dengan nada yang amat
me medihkan hati, tapi anehnya Thian selalu me misahkan sepasang
sejoli yang sedang dimabuk asmara ini, bahkan me misahkan mere ka
amat jauh, jauh se kali….
Ketika selesai mendengar perkataan itu, timbul suatu firasat jelek
dalam hati Ku See-hong, sebab kekasih yang patut dikasihani ini
bisa jadi akan benar-benar mati secara mengenaskan.
Sambil menahan kesedihan yang menceka m perasaannya, Ku
See-hong berkata dengan pedih:
“Adik Sin, se moga kau bersedia untuk me manfaatkan sisa waktu
yang ada untuk berada bersamaku, sehingga di ke mudian hari, bila
aku berhasil me mbalas denda m di bawah sinar lentera di depan
Buddha (ma ksudnya menjadi pendeta), akupun me mpunyai setitik
kenangan manisku bersa ma mu.”

262
Keng Cin-sin dapat me maha mi maksud perkataan dari Ku See-
hong itu. Ia merasa terharu seka li hingga titik air mata jatuh
bercucuran me mbasahi wajahnya yang putih ha lus.
Dengan le mbut Keng Ci-sin balas me me luk pinggangnya yang
kekar dan mene mpe lkan wajahnya di atas dadanya yang bidang,
tiba-tiba saja ia merasa dirinya seakan-akan terjerumus ke dala m
samudra luas yang tiada bertepian, ia merasa bagaikan tak berada
di dunia lagi, ternyata empat buah bibir mereka yang hangat telah
saling berpadu….
Entah berapa saat kemudian, mereka baru menyelesaikan ciuman
yang hangat dan mesra itu.
Dengan air mata me mbasahi pipinya, Keng Cin-sin berkata sambil
tertawa getir:
“Inilah nilai yang kuperoleh dari pengorbanan cinta kasihku
sepanjang hidup…. Sekarang, cepat-cepatlah kau tinggalkan te mpat
ini, jangan sampa i ketahuan mereka. Bila sa mpai dikerubut i jago
lihay, kaupun tak akan lolos dari kematian, bahkan pengorbananku
inipun akan menjadi sia-sia belaka….”
Sambil berusaha keras menahan kepedihan hatinya, di sudut gua
yang gelap Ku See-hong berganti pakaian. Walaupun perutnya
waktu itu lapar sekali, namun ia tak bernafsu lagi untuk
menghabiskan hidangan tersebut.
Waktu itu, sore hari sudah menjelang tiba, sisa sang surya di
waktu senja me mencarkan cahaya ke e mpat penjuru….
Mendadak… dari luar gua berkuma ndang suara pekikan nyaring
yang tajam dan me me kikkan telinga, ke mudian dengan suatu
gerakan cepat, tampak bayangan manusia berke lebat lewat,
tampaknya di sekitar tempat itu telah kedatangan jago-jago yang
sangat banyak.
Paras muka Keng Cin-sin berubah berat, dengan suara agak
gemetar bisiknya:

263
“Aduh celaka, jejak kita sudah ketahuan, cepat kau gunakan ilmu
meringankan tubuhmu yang sempurna untuk kabur ke arah selatan,
aku akan berusaha mati-matian untuk menghadang pengejaran
mereka.”
Ku See-hong merasa hatinya berat sekali, bagaimanapun juga ia
tak tega me mbiarkan kekasih hatinya tewas di tempat itu.
Dengan suara yang me milukan hati ke mbali Keng Cin-sin
berseru:
“Engkoh Hong, cepat lari, cepat lari! Apakah kau ingin
menyaksikan Adik Sin-mu mati dengan me mbawa penyesalan?”
Suaranya yang me milukan hati me mbuat perasaan orang menjadi
semakin kalut dan kacau tak karuan.
“Sela mat berpisah kekasihku yang kucintai,” ucap Ku See-hong
ke mudian sa mbil me nghela napas sedih, “Aku akan selalu
mengingat raut wajahmu dala m hati kecilku….”
Tiba-tiba Ku See-hong mendonga kkan kepalanya dan berpekik
panjang, dalam pe kikan tersebut penuh disertai oleh rasa benci,
gusar dan denda m yang me mbara.
Begitu pekikan panjang itu bergema, sambil me mbawa hati yang
lara dan duka, Ku See-hong me mpercepat langkahnya menerjang
keluar dari gua tersebut.
Pada saat itulah, segulung he mbusan angin pukulan yang amat
dahsyat, dengan cepatnya menggulung tiba.
“Engkoh Hong, cepat kabur ke arah selatan, biar adik yang
menghadapinya di tempat ini!” bentakan merdu berkumandang
datang. Ternyata orang yang melancarkan serangan itu tak lain
adalah Sau-kiongcu dari istana Huan-mo-kiong Si Pedang Emas Cia
Tiong-giok. Dengan sepasang mata me mancarkan cahaya buas
yang mengerikan, ia segera me mbentak nyaring:
“Sumoay, kau perempuan rendah yang tak tahu malu, pagar
makan tanaman! Sudah sepuluh tahun la manya ayahku

264
mendidikmu, tapi… kau… Pun kiongcu bersumpah akan mencincang
tubuh kalian anjing laki-la ki dan pere mpuan berdua menjadi hancur
berkeping-keping!”
Untuk me lindungi kekasihnya agar berhasil meloloskan diri dari
pulau Huan-mo-to, dengan nekadnya Keng Cin-sin menggerakkan
sepasang telapak tangannya melancarkan serangkaian pukulan
dahsyat yang rapat bagaikan jaringan laba-laba.
Bukan saja semua serangan itu dilancarkan dengan ganas dan
buas, bagaikan bendungan yang jebol saja, mengalir terus tiada
habisnya. Setiap jurus serangan yang digunakan hampir semuanya
merupakan jurus-jurus serangan yang tangguh, betul-betul sukar
dilukiskan dengan kata-kata.
Si Pedang Emas Cia Tiong-giok betul-betul naik pitam, pedang
emas di tangannya segera digetarkan keras menciptakan berpuluh-
puluh t itik cahaya bintang yang taja m. Cahaya pedang menya mbar
seperti amukan arus sungai yang deras, kemanapun pukulan musuh
tiba, di situ pula pedangnya menya mbut secara ganas.
Sementara itu, Ku See-hong telah mengerahkan ilmu
meringankan tubuhnya yang sempurna untuk melesat sejauh tiga
puluh-e mpat puluh ka ki dari tempat semula, tapi tak tahan, ia
segera berpaling ke mbali.
Tiba-tiba… dua kali pekikan nyaring yang tajam dan dingin
menyeramkan berkumandang me mecahkan keheningan, lalu
tampak ada dua sosok bayangan manusia yang mengejar di
belakang Ku See-hng dengan kecepatan tinggi.
Melihat itu, Keng Cin-sin merasa amat terkejut, sambil
me mbentak keras sepasang telapak tangannya digetarkan ke depan
menciptakan selapis bayangan tangan yang menyelimut i angkasa.
Tenaga pukulan yang dahsyat bagaikan ambruknya bukit, datang
segera melanda ke tubuhnya Si Pedang Emas Cia Tiong-giok.
Setelah itu, tubuhnya melejit ke udara, sepasang telapak
tangannya dengan membawa cahaya perak yang menyilaukan mata

265
langsung meluncur ke depan dan menghadang jalan pergi kedua
orang itu.
Ketika ia menyaksikan Ku See-hong masih berdiri ka ku di sana, ia
lantas menjerit keras:
“Engkoh Hong… cepat pergi dari situ! Di ala m baka, adik Sin-mu
akan selalu mencintaimu…. Cepat lari!”
Tak terlukiskan rasa haru Ku See-hong setelah menyaksikan
Keng Cin-sin mati-matian bertarung melawan tiga orang jago lihay
dengan tujuan untuk menyelamatkan jiwanya. Tanpa terasa, titik air
mata jatuh berlinang me mbasahi pipinya.
Ia segera menengadah dan berpekik sedih, ke mudian secepat
sambaran kilat pe muda itu kabur ke arah se latan.
Dala m pada itu, segenap anggota istana Huan-mo-kiong telah
menerima tanda bahaya dan berbondong-bondong datang ke sana.
Keng Cin-sin segera mengerahkan segenap kepandaian silat yang
dimilikinya untuk menerjang ke kiri dan ke kanan, me lejit, melayang
dan berkelit untuk menahan serangan gabungan dari musuh-
musuhnya.
Waktu itu, sekujur badannya telah bermandikan darah segar,
peluh me mbasahi badannya, sementara paras mukanya berubah
menjadi pucat pias… namun ia masih bertarung mati-matian untuk
menghadang jalan pergi kawanan jago lihay itu.
Namun la ma kela maan ia mulai tak tahan. Gadis itu mulai keteter
hebat dan mundur terus t iada hentinya.
Dala m pada itu, Ku See-hong dengan ilmu meringankan
tubuhnya yang sempurna telah tiba di tepi pantai laut.
Tapi pada saat itu pula Ku See-hong mendengar jeritan ngeri
yang memilukan hati berkumandang me mbelah angkasa. Itulah
jeritan orang sekarat menjelang ke matiannya… lalu terdengar
seseorang menjerit lengking:

266
“Engkoh Hong… Adik Sin… akan… akan berangkat selangkah
lebih dulu… kau….”
Tiba-tiba jeritan itu terputus sa mpai di tengah jalan dan…
suasana pun pulih me njadi tenang ke mbali.
Ku See-hong segera merasakan badannya seperti dihantam
dengan martil yang berat sekali, hawa darah di dalam dadanya
bergolak keras dan tak a mpun lagi, dia muntahkan darah segar.
Pikirannya serasa melayang tak menentu, hatinya bimbang dan
kosong….
Dari sepuluh hal yang dijumpa inya di dunia ini, ada delapan
sembilan maca m yang tak dapat me menuhi harapannya. Keadaan
semaca m ini benar-benar me medihkan hati, me milukan hati….
Cinta kasih sayang telah berjanji di antara mereka berdua telah
bersemi begitu menda la m, sepanjang hidup ia tak akan
me lupakannya lagi. Pengorbanan dari Keng Cin-sin ini merupa kan
suatu pengorbanan yang amat mulia. Sifat perempuan seperti ini
boleh dibilang merupa kan sifat seorang pere mpuan yang sejati….
Sang surya telah tenggelam di langit barat, menyusul ke mudian
kegelapanpun mulai menyelimuti angkasa….
Ombak menggulung-gulung saling mengejar….
Samudra terbentang luas tak bertepian, angin barat yang
kencang berhembus menderu-deru, omba k menggulung a mat
dahsyat. Sebuah sampan kecil terombang-a mbing dima inkan
omba k, terbawa arus ke tempat kejauhan… menga lir tanpa arah
tujuan….
Ketika ombak me mecah ke tepian sa mpan, segera terpecahkan
buih-buih air yang me mecah ke e mpat penjuru, sampan kecil itu
tergoncang keras, namun seorang pemuda tampan yang ada di
ujung sampan itu masih berdiri tegak di tempat. Sepasang matanya
yang jeli menatap ke tempat kejauhan sana, me mandang tanpa
berkedip.

267
Ia tampak begitu menyendiri, begitu pedih. Hati kecilnya telah
menderita luka yang parah, me mbuat ia tak akan melupa kan
kejadian ini untuk sela ma-la manya, sebab luka itu sudah me mbekas
dalam-da la m di hati kecilnya.
Biar langit menjadi tua, air laut mongering, manusia bisa
berubah-ubah, namun cinta kasihnya kepada gadis itu tak akan
berubah walau seratus tahun, seribu tahun, selaksa tahun
sekalipun….
Biar jagad berumur panjang, biar langit berlangsung berjagad
abad, rasa dendam dala m hatinya tiada terbatas.
Ia mendenda m, denda m yang sedalam-da la mnya. Ia me mbenci
kepada langit. Me mbenci kepada bumi, me mbenci kepada setiap
manusia la knat yang ada di dunia ini.
Mengapa nasibnya seburuk ini?
Mengapa gadis cant ik se lalu diberkahi umur yang pendek…?
Dia seakan-akan mendengar lagi suaranya, seolah-olah
menyaksikan ke mbali raut wajahnya, seakan-akan mengendus pula
bau harum se merbak yang keluar dari badannya.
Darah kental serasa meleleh keluar dari hatinya, ia merasa
hatinya telah hancur luluh, hancur luluh untuk sela manya….
Ia tidak menangis, namun air matanya telah meleleh keluar
hingga mongering… dan kini hanya darah yang mele leh ke luar
menggantikan a ir mata.
Kalau dibilang impian, maka peristiwa itu merupa kan impian yang
paling buruk.
Kalau dibilang khayalan, maka peristiwa itu merupakan khayalan
yang paling me me dihkan hati.
Kalau dibilang kesedihan, hal ini merupakan suatu peristiwa yang
me milukan hati.

268
Kalau dibilang benci dan denda m, tiada kebencian dan denda m
kesumat yang dapat menandingi perasaan benci dan denda m yang
berkobar dala m hatinya saat ini.
Aliran udara yang berubah-ubah, kabut yang melayang tipis
seolah-olah muncul dari permukaan laut, me mbuat pemandangan di
sekeliling tempat itu kabur. Kabut yang menyelimuti seke liling
tempat itu makin la ma se makin menebal, me mbuat sekeliling
tempat tersebut berubah menjadi putih.
Kabut tebal yang muncul secara tiba-tiba ini merupakan suatu
keistimewaan dari lautan Lam-hay, tapi justru mendatangkan
banyak kemurungan dan kesulitan bagi para nelayan yang tinggal di
sekitar sana.
Sampan kecil itu bagaikan perasaan dari penumpangnya,
terombang-a mbing tanpa arah tujuan. Dalam sekejap mata,
bayangan sampan itu tahu-tahu sudah lenyap di balik tebalnya
kabut yang menyelimut i te mpat itu.
Kegelapan mala m di tepi laut terasa begitu tenang, sunyi….
Terasa pula begitu indah, penuh mengandung ilha m-ilha m untuk
me mbuat syair atau lukisan.
Bintang-bintang yang bertaburan di angkasa, me mancarkan
kerlipan cahaya yang redup dan menyoroti permukaan sa mudra
yang luas tak bertepian. Ketika angin le mbut berhembus sepoi-
sepoi, tampak riak ombak yang saling mengejar, bagaikan ular-ular
perak kecil yang sedang sa ling mengejar….
Indah, indah, indah, benar-benar suatu pe mandangan yang
indah rupawan….
Pemandangan a la m di ma la m ini terasa dingin dan sepi, angin
barat berhembus kencang, di langit tiada rembulan, hanya titik
bintang yang me mercikkan sinar redup.
000dw000

269
Bab 13
WAKTU itu, di tepi pantai pasir yang luas, tampak seorang
pemuda yang sedang berdiri termangu-mangu sa mbil me mandang
lautan yang tak bertepian dengan pandangan kosong. Wajahnya
tampak a mat sedih, kesal dan murung, ia berdiri me mbungka m tak
mengucapkan sepatah katapun juga.
Apa yang sedang dilihatnya?
Sudah tiga mala m ia berada di situ, mala m ini merupakan mala m
yang ke-empat….
“Aaai…” pe muda itu me mperdengarkan he laan napasnya yang
pedih.
Dari helaan napasnya yang me medihkan hati, bisa kita ketahui,
bahwa perasaan anak muda itu sedang sedih sekali…. Yaa, hatinya
telah menderita luka yang begitu parahnya sehingga ha mpir
tercabik-cabik, ha mpir saja ia tak berkeyakinan lagi untuk hidup di
dunia ini.
Namun, bara api dendam yang berkobar di dalam dadanya
me mbuat ia bertekad untuk hidup terus, selain itu bisikan merdu
yang melintas kemba li dala m ingatannya me mbuat ia harus berani
hidup lebih lanjut.
Ia berada di sana karena ia hendak me ngenang ke mba li
wajahnya, mengenang kembali suaranya, serta mengenang ke mbali
kenangan manisnya yang hanya sejenak.
Tiba-tiba, bagaikan orang yang sedang mengigau ia berguma m
seorang diri:
“Wahai Ku See-hong, benarkah nasibmu sela ma ini begitu jelek?
Setiap orang yang pernah melepaskan budi kepadaku, mengapa
Thian se lalu me misahkan mereka jauh-jauh dariku? Yaa…
me misahkannya begitu jauh…? Kedua orang tuaku yang telah
me lahirkan aku, guruku yang mengajarkan kepandaian kepadaku,
beratus-ratus saudara dari Kim-to-pang, dan dia… Keng Cin-sin.”

270
Ketika menyebut nama Keng Cin-sin, Ku See-hong merasa
suaranya menjadi parau. Sepanjang hidupnya belum pernah ia
mencintai pere mpuan, tapi sekali jatuh cinta, ma ka perasaan
cintanya itu jauh lebih tebal daripada orang la in.
Ku See-hong termenung sebentar, tiba-tiba selintas perasaan
yakin melintas lewat di atas wajahnya, kemba li dia berguma m:
“Keng Cin-sin, dia tak mungkin akan mati, aku percaya, Thian tak
akan bersikap….”
Tapi serentetan jeritan ngeri serta jeritan menjelang ke matian,
sekali lagi berkumandang di sisi telingannya dan me motong ucapan
selanjutnya….
Lewat la ma ke mudian, ia baru berguma m lebih jauh:
“Adik Sin, walaupun kau telah tiada lagi, namun hatimu dan
bayangan tubuhmu sela manya akan tertera di hatiku. Aku
bersumpah akan me mbalas dendam, akan kuratakan Huan-mo-
kiong di La m-hay itu dengan tanah, kemudian akan kute mukan
kerangka mu dan sela ma hidup akan kutemani dirimu….”
Mendadak… dari belakang tubuh Ku See-hong berkumandang
suara tertawa seram yang amat menggidikkan hati.
Dengan kening berkerut dan gerakan yang cekatan Ku See-hong
segera memba likkan tubuhnya. Sorot mata yang tajam
menyeramkan terpancar keluar dari balik matanya, dengan cepat
dia berpaling ke arah mana berasalnya suara itu….
Tapi ibaratnya minyak berte mu api, mendada k api denda m yang
berkobar dala m dadanya menggelora dengan hebatnya. Giginya
digertakkan sampai berbunyi ge merutan. Sorot matanya yang tajam
segera beradu pandang dengan sinar mata buas dari lawannya….
Lebih kurang e mpat ka ki di hadapan Ku See-hong telah berdiri
seorang pemuda tampan berbaju biru. Dia tak lain adalah sau-
kiongcu dari istana Huan-mo-kiong, Si Pedang Emas C ia Tiong-giok.

271
Di be lakang pe muda itu berdiri e mpat orang lela ki berca mbang
yang me maka i baju biru, di punggung masing-masing mengge mbol
sebilah pedang panjang berwarna kuning e mas.
Sekulum senyuman sinis yang tak sedap dipandang tersungging
di ujung bibir Kim-kia m Cia Tiong-giok, ujarnya dingin:
“Orang she Ku, hari ini kau tak akan lolos lagi dari
cengkeramanku. Ayo cepat serahkan nyawa anjingmu itu!”
Ku See-hong tahu kalau ilmu silat yang dimiliki lawannya jauh
lebih tinggi daripada kepandaian yang dimilikinya… tapi waktu itu
kobaran api benci dan dendam telah menyelimuti seluruh benaknya.
Ia tak ambil perduli terhadap semua persoalan itu. Sesudah
mendengus gusar, katanya dengan suara menggeledek:
“Orang she Cia, apakah Keng Cin-sin telah dibunuh oleh kalian
anjing-anjing la knat…?”
Kim-kia m Cia Tiong-giok segera mendongakkan kepalanya dan
tertawa seram, sahutnya sinis:
“Orang she Ku, kau benar-benar tak tahu malu, berani benar kau
me mikat hati sumoayku untuk mengkhianati perguruan. Hmm,
tentunya aku pernah mendengar bukan akan peraturan dari Huan-
mo-kiong? Apa hukumannya bila berani mengkhianati perguruan?
Sekarang, aku pikir ada baiknya jika kau persiapkan dulu urusan
belakangan, kalau tidak, mungkin keadaannya tak akan sempat
lagi.”
Ku See-hong mendengar perkataan itu merasakan hatinya
tercekat, sekarang ia sudah percaya kalau Keng Cin-sin benar-benar
telah mengorbankan diri. Dengan peraturan Huan-mo-kiong yang
turun temurun terkenal akan keketatannya, barang siapa yang
berani melanggar peraturan, entah itu anak sendiri atau bukan,
semuanya akan dijatuhi hukuman mati.
Si Pedang Emas Cia Tiong-giok tertawa dingin, dengan suara
mengerikan lalu berkata lagi:

272
“Orang she Ku, kau harus tahu, tempat suci Huan-mo-kiong tak
pernah mengijinkan orang untuk berbuat se mena-mena di situ.
Sekalipun tiba di sana tanpa sengaja, juga tiada kehidupan baginya.
Tapi kau benar-benar tak tahu diri, selain me masuki daerah suci,
sesumbar hendak me mbalas denda m, me mbunuh anggota istana
kami, berani pula me mikat sumoayku hingga berkhianat. Dengan
beberapa dosa yang kau langgar sekaligus, tiada a mpun lagi untuk
jiwa anjingmu itu. Pihak ka mi juga tak akan melepaskan kau dengan
begitu saja, sebelum kucincang tubuhmu hingga hancur berkeping-
keping belum puas rasanya diriku.”
Dala m pada itu, secara dia m-dia m Ku See-hong telah
menghimpun tenaga dala mnya untuk bersiap sedia menghadapi
serangan lawan.
Ketika mendengar ucapan tersebut, dengan dingin ia lantas
berkata:
“Hmm! Te mpat-te mpat maksiat, tempat berkumpulnya
sekawanan sampah masyarakat dalam dunia persilatan juga
beraninya disebut tempat suci? Huuuhh… betul-betul tak tahu malu.
Aku orang she Ku mempunyai denda m kesumat sedalam lautan
dengan kalian orang-orang Huan-mo-kiong, aku bersumpah tak
akan hidup berda mpingan dengan kalian.
Sekarang, kaupun tak usah me mbuang waktu lagi, saat
dibukanya pintu neraka sudah tiba. Aku orang she Ku harus segera
mengantarmu agar cepat-cepat melakukan perja lanan jauh….”
“Heeehh… heeehh… heeehh… sekalipun ingin mat i juga tak usah
begitu tergesa-gesa,” jengek Si Pedang Emas Cia Tiong-giok sa mbil
tertawa dingin, “Aku ingin bertanya kepadamu, bulan berselang
ketika kau mendatangi Huan-mo-kiong ka mi untuk me mbalas
dendam, sebetulnya siapakah dari anggota istana Huan-mo-kiong
kami yang telah mengikat tali permusuhan denganmu?”
Mendengar pertanyaan itu, Ku See-hong seolah-olah
menyaksikan ke mbali mayat-mayat tanpa kepala yang tergeletak di

273
mana-mana, dengan sorot mata berapi-api karena kobaran api
dendam ia me mbentak keras:
“Orang she Cia, bapakmu betul-betul bedebah tua yang tak tahu
peraturan dunia persilatan. Selama tahun berselang, ketika yaya-mu
Hu-hay it-kia m beradu pedang dengan Bu-lim ti-it-kia m dala m istana
Huan-mo-kiong, kakekmu itu telah kena dikalahkan setengah jurus
dan harus menyerahkan pedang pendek Huan-mo-kiong sebagai
tanda kepercayaan. Barang siapa yang memegang pedang tersebut,
ia berhak untuk mengenda likan dan menghukum ka lian orang-orang
dari Huan-mo-kiong, tapi kenyataannya bapakmu Han-tian it-kia m
berambisi besar. Bulan berselang ia berani menyerbu lagi ke daratan
Tionggoan dengan me mbawa kawanan jago lihay, bukan saja berani
me mbantai orang secara brutal juga berani mera mpas ke mbali
pedang Huan-mo-kia m itu dari tangan orang-orang Kim-to-pang….”
Mendengar sampa i di situ, Si Pedang Emas Cia Tiong-giok
merasa bangga berca mpur ge mbira. Ia girang sebab ayahnya telah
berhasil merebut ke mbali pedang pendek Huan-mo-kia m itu.
Maka ia tertawa terbahak-bahak dengan seramnya, kemudian
menukas ucapan Ku See-hong yang belum selesai:
“Maaf, maaf. Kalau menurut cerita mu itu, tampaknya kau adalah
putranya Ku Kia m-cong, pangcu dari Kim-to-pang.”
Dia m-dia m Ku See-hong terkejut juga menyaksikan kecermatan
Si Pedang Emas Cia Tiong-giok tersebut.
Ia sadar pertarungan yang dihadapinya mala m ini merupakan
suatu pertempuran yang amat seru, kalau bukan lawannya yang
mati maka dia lah yang ma mpus, padahal ilmu silat yang dimiliki pun
tidak yakin bisa menangkan lawannya. Itu berarti bila dia tidak
berusaha mengenda likan kobaran api gusarnya sekarang, besar
ke mungkinan dia akan mati dengan me mbawa kecewa.
Begitu ingatan tersebut melintas lewat dalam benaknya, sikapnya
menjadi tenang ke mbali, katanya dengan suara dingin:

274
“Orang she Cia, dendam kesumat di antara kita berdua, aku rasa
tentunya kau sudah memaha mi, bukan? Dengan perbuatanmu yang
begitu keji dan rendah, sekalipun ba kal mati di tanganku mala m ini,
tentunya kau tak akan menyesal, bukan?”
Ketika Si Pedang Emas Cia Tiong-giok me njumpai Ku See-hong
yang gusar tiba-tiba berubah menjadi tenang… dengan cepat ia
lantas berpikir:
“Orang ini me miliki se maca m kepandaian sakti yang amat luar
biasa, belum tentu ka mi berlima sanggup untuk merobohkan
dirinya. Barusan sebetulnya aku berniat untuk mengobarkan hawa
amarahnya agar perhatiannya terpecah belah, kemudian baru
me lancarkan serangan me matikan, siapa tahu ia begitu cekatan.
Tampaknya orang ini benar-benar merupakan musuh tangguh yang
belum pernah dijumpai sepanjang hidupku….”
Angin laut di musim gugur ini terasa amat dingin, me mbuat bulu
kuduk orang pada berdiri.
-oo0dw0oo-

Jilid 9

GULUNGAN ombak yang berkejaran me mbawa suara deruan


yang keras, suatu pertarungan berdarah yang mengerikan sebentar
lagi a kan berlangsung di sana.
Ku See-hong menghimpun segenap tenaga dalam yang
dimilikinya, ma kin dihimpun ia merasa kekuatannya makin
menghebat.
Tiba-tiba…. Bentakan menggelede k yang sangat me mekikkan
telinga berkumandang me mecahkan keheningan, secepat kilat
tubuhnya menerjang ke muka. Dala m waktu singkat ia lancarkan
lima buah pukulan dahsyat menghanta m lima orang musuhnya.

275
Cepat gerakan tubuhnya, hebat serangannya, betul-betul
mengerikan hati…. Segulung hembusan angin dahsyat, ibaratnya
amukan gelombang dahsyat di tengah sa mudra, dengan cepatnya
menggulung ke arah lima orang itu.
Empat orang le laki bercambang yang mengge mbol pedang itu
menjerit kaget, cepat-cepat mereka terdesak mundur sejauh tiga
empat langkah.
Si Pedang Emas Cia Tiong-giok tertawa dingin… tubuhnya
berputar kencang, lalu sepasang telapak tangannya disertai selapis
tenaga pukulan yang dahsyat me munahkan datangnya ancaman itu.
Pada saat yang bersamaan itulah Ku See-hong tertawa dingin,
serangan mematikan ke mbali dilepaskan. Kakinya berputar kencang,
dengan suatu gerakan yang sangat aneh ia mendesak ke sisi tubuh
kedua orang lelaki berca mbang itu. Berbareng itu juga lima buah
jari tangan kanannya direntangkan, lalu di antara sentilan dan
getarannya lima gulung angin tajam me luncur keluar dari ujung jari
tangannya itu.
Dengan cepat angin serangan tersebut menyergap jalan darah
Hu-hun-hiat, Kau-mao-hiat, Hun-bun-hiat, Gi-si-hiat, dan Gi-sim-hiat
di tubuh kedua orang le laki berca mbang itu.
Si Pedang Emas Cia Tiong-giok sendiripun sa ma sekali tidak
berdiam diri belaka, begitu lolos dari sergapan lawan yang dahsyat,
serangan me matikan segera dilancarkan, sepasang telapak
tangannya melakukan gerakan-gerakan yang aneh dan menciptakan
desingan angin tajam yang menggidikkan hati.
Angin pukulan yang dahsyat dan tajam segera menganca m
delapan belas buah jalan darah penting di tubuh Ku See-hong.
Waktunya persis berbareng ketika Ku See-hong sedang menyergap
dua orang le laki berca mbang itu.
Pengalaman pertarungannya selama beberapa kali me mbuat Ku
See-hong me mpunyai keyakinan yang lebih besar lagi terhadap
tenaga khikang Kan-kun-mi-siu yang dilatihnya, ma ka ia tidak a mbil
gubris terhadap anca man dari Cia Tiong-giok itu, ma lahan segenap
276
tenaganya tetap disalurkan ke depan me mpertaja m ke lima gulung
desingan angin serangannya.
“Sreeett, sreeett, sreeett…” desingan tajam yang me mekikkan
telinga secepat kilat meluncur ke depan. Dua kali jeritan ngeri yang
menyayat hati bergema me mecahkan keheningan. Beberapa buah
jalan darah penting di tubuh kedua orang lelaki berca mbang itu
segera ditembusi oleh kelima gulung desingan angin taja m itu
sehingga darah segar menye mbur keluar sangat deras.
Bukan begitu saja, bahkan sisa tenaga serangan yang masih
besar itu telah me mbawa tubuh mereka terpental sejauh tiga kaki
lebih dari te mpat se mula….
Ketika di sebelah sana berkumandang suara jeritan, maka di
sebelah sini pun terjadi ledakan yang beruntun….
“Bluuumm! Bluuumm!”
Secara telak tubuh Ku See-hong kena dihanta m oleh tenaga
serangan Cia Tiong-giok yang a mat dahsyat itu. Akan tetapi dia
hanya merasakan hawa darahnya sedikit bergetar dan tubuhnya
maju dua langkah. Si Pedang Emas Cia Tiong-giok menjadi a mat
terkesiap, dengan cepat ia menubruk ke muka. Kedua ujung
bajunya bagaikan dua ekor ular berbisa, menggulung dan menyapu
tiada hentinya menganca m belakang tengkuk Ku See-hong.
Serangan ini a mat ganas, buas dan keji, sukar dibayangkan dengan
kata-kata.
Ku See-hong sama sekali tidak menyangka kalau Cia Tiong-giok
dapat menyerang dan merubah jurus serangan dengan kecepatan
setinggi ini, tiba-tiba saja dia merasa ada segulung desingan angin
tajam menyergap di atas belakang tengkuknya.
Dengan wajah berubah hebat buru-buru ia keluarkan ilmu
gerakan tubuh Mi-khi-biau-tiong, tiba-tiba saja tubuhnya bagaikan
pusaran angin berpusing secara aneh tapi sakti berputar ke arah
luar.

277
Sementara kakinya me lakukan gerakan perputaran yang aneh
menuju ke luar, tubuhnya me lakukan pula suatu gerakan yang sukar
dilukiskan dengan kata-kata, kemudian telapak tangan kirinya
me lancarkan segulung angin pukulan yang dahsyat menghanta m
tubuh Cia Tiong-giok.
Betapa terperanjatnya Si Pedang Emas Cia Tiong-giok, segera ia
berpikir di dala m hati:
“Ternyata ilmu silat yang sebenarnya dimiliki orang ini jauh lebih
lihay dari apa yang kubayangkan se mula.”
Tubuhnya lantas sedikit berjongkok, ujung bajunya dikebaskan
pelan ke arah depan me lancarkan segulung angin pukulan le mbe k
yang berhawa dingin, rupanya dia ingin mencoba tenaga dalam
yang dimiliki lawan.
“Blaaa mm…!” suatu ledakan keras segera berkumandang.
Ku See-hong merasakan tubuhnya bergetar keras, desingan
angin pukulan yang maha dahsyat itupun seketika tersapu lenyap
hingga tak berbekas, menyusul ke mudian segulung tenaga
dorongan yang kencang me maksanya mundur sejauh tiga e mpat
langkah.
Begitu mengetahui kalau tenaga dalam musuhnya tidak lebih
tangguh daripada kekuatan sendiri, Si Pedang Emas Cia Tiong-giok
merasa a mat girang, semangatnya berkobar ke mbali, sambil
me mbentak keras jengeknya:
“Orang she Ku, aku lihat lebih kau me mbalas denda m pada
penitisanmu yang akan datang saja!”
Begitu kata terakhir me luncur keluar, telapak tangan kanannya
segera melancarkan sebuah pukulan dahsyat yang dalam, bagaikan
samudra, sementara lima jari tangan kirinya direntangkan dan
me lepaskan lima gulung desingan angin tajam ke depan.
Dua jurus serangan yang tangguh dilancarkan pada saat yang
hampir bersa maan, selain ganas juga hebatnya luar biasa.

278
Ku See-hong segera merasakan wajah maupun ketujuh lubang
inderanya telah terkurung di balik desingan angin jari lawan yang
tajam. Tak terlukiskan rasa terkesiap dalam haitnya, buru-buru dia
gunakan ilmu gerakan tubuhnya yang lihay, Mi-khi-biau-tiong, untuk
me loloskan diri.
Seluruh badan Ku See-hong segera berubah ibaratnya segumpal
kapas, di tengah alunan angin pukulan yang menyelimut i angkasa,
dari sudut yang amat aneh, bagaikan selembar bulu saja ia
dihe mbus sehingga menyelinap keluar dari arena.
Menyaksikan ilmu gerakan tubuh yang sedemikian lihaynya itu, Si
Pedang Emas Cia Tiong-giok merasa seharusnya tenaga dalam yang
dimiliki pihak lawan a mat sempurna, tapi mengapa tenaga
pukulannya tadi justru jauh lebih le mah daripada tenaga pukulan
sendiri…?
Cia Tiong-giok sebagai seorang yang cerdik, licik, banyak tipu
muslihat dan hatinya lebih keja m daripada seekor ular berbisa,
dengan cepat menga mbil satu kesimpulan: sudah pasti pihak lawan
telah me mpelajari banyak sekali ilmu silat yang sakti dan luar biasa,
hanya sampai kini masih belum dapat dipergunakannya
sebagaimana mestinya….
Begitu kesimpulan tersebut melintas lewat di dala m benaknya,
niatnya untuk melenyapkan Ku See-hong ma kin mantap, dia tak
ingin me lepaskan harimau pulang ke gunung sehingga
mendatangkan bencana besar di ke mudian hari….
Berpikir sampa i di situ, Si Pedang Emas Cia Tiong-giok segera
me mbentak keras, tubuhnya dengan cepat bagaikan kilat segera
mengejar ke depan. Kaki dan tangan dipergunakan bersama,
bagaikan bunga yang berguguran di musim gugur, dia kurung
seluruh tubuh Ku See-hong secara ketat.
Terkesiap juga hati Ku See-hong menyaksikan kecepatan gerak
lawannya, sementara ia masih tertegun bercampur kaget, selapis
angin pukulan yang dahsyat bagaikan gulungan ombak di sa mudra,

279
di bawah lapisan bayangan telapak tangan yang membukit, secara
dashyat dan bersamaan menyergap tiba.
Kesempurnaan ilmu silat yang dimiliki Si Pedang Emas Cia Tiong-
giok dala m dunia persilatan dewasa ini boleh dibilang sudah jarang
yang bisa menandinginya lagi. Coba kalau Ku See-hong tida k
berhasil me maha mi banyak kepandaian sakti ketika berada di tanah
pekuburan, ke mudian mengala mi siksaan panca istana Huan-mo-
kiong yang menyebabkan bergeraknya tenaga murni yang berada di
dalam tubuh dan terhisap oleh pusaran yang mengakibatkan tenaga
dalamnya maju beberapa tingkat, niscaya ia sudah tewas oleh
serangan keji lawannya.
Tiba-tiba Ku See-hong menghimpun tenaga dalamnya, ke mudian
sekali lagi me mperguna kan ilmu gerakan tubuh Mi-khi-biau-tiong
yang maha dahsyat tersebut. Tampak tubuhnya yang mela mbung di
tengah udara itu terombang-a mbing mengikuti gulungan angin
serangan yang dahsyat. Seenteng selembar bulu, dia menari dan
me layang kesana ke mari tiada hentinya.
Ternyata ilmu gerakan tubuh yang sangat lihay ini boleh dibilang
menganda lkan segulung hawa murni yang dihimpun dari pusar,
me mbuat seluruh badannya enteng bagaikan bulu. Dalam keadaan
begini, sekalipun angin pukulan yang dahsyat mengena di tubuhnya
juga tak akan menghasilkan pengaruh apa-apa.
Ilmu gerakan tubuh Mi-khi biau-tiong merupa kan suatu
kepandaian sakti yang berhasil diperoleh Bun-ji koan-su setelah
me mpe lajari isi kitab Cang-ciong pit-kip se la ma banyak tahun.
Kehebatan dan kesaktiannya tentu saja sukar dilukiskan dengan
kata-kata.
Tempo hari, Bun-ji koan-su pernah berkata kepada Ku See-hong,
asal ia berhasil menguasai ilmu gerakan tersebut maka untuk
menjaga diri hal mana sudah berlebihan.
Si Pedang Emas Cia Tiong-giok merasa kagetnya bukan kepalang
tatkala menyaksikan ilmu gerakan tubuh yang diperguna kan

280
pemuda ini setingkat lebih da la m dari pada ilmu gerakan tubuh yang
digunakannya tadi, segera pikirnya:
“Heran, ilmu gerakan tubuh apakah ini? Belum pernah kubaca
tentang kepandaian sakti seperti ini da la m kitab pusaka ilmu silat,
padahal ilmu silat yang dimiliki ayah sangat tinggi, mengapa aku
pun belum pernah mendengar tentang soal ini dari mulutnya…?”
Berpikir sampa i ke situ, mendadak Si Pedang Emas Cia Tiong-
giok teringat ke mbali akan sebuah ilmu sakti dari istana Huan-mo-
kiong yang sudah lama tak pernah dipergunakan: Mo-to sam-huan
(Tiga Perubahan dari Pulau Iblis).
Tanpa terasa kakinya segera me mbawakan langkah tujuh
bintang, bersamaan itu pula sepasang tangannya digerakkan
bersama serangan itu… seperti ada seperti tak ada, seperti nyata
seperti tipuan, kiri kanan sepasang tangannya secepat kilat
me lancarkan tiga buah serangan yang a mat aneh.
Dala m setiap gerakan yang dipergunakan se muanya disertai
dengan ilmu langkah yang se mpurna, serangan itu datang pula dari
sudut yang aneh, beruntun datangnya dan tiada terputus.
Demikian hebatnya jurus serangan itu, boleh dibilang belum
pernah dijumpa i da la m dunia persilatan dewasa ini.
Begitu ilmu Mo-to sam-huan dike luarkan, ma ka hebatlah
akibatnya.
Ketika Ku See-hong bergerak dengan menggunakan ilmu gerakan
tubuhnya yang sakti tadi, ia sudah bersiap-siap hendak
menggunakan gerakan kedua dari jurus Hoo-han-seng-huan
tersebut yakni Jin-hay-hu-seng (Lautan Manusia Timbul Tenggela m)
untuk me lukai musuh.
Si anak muda ini baru terkesiap setelah menyaksikan Cia Tiong-
giok mengeluarkan jurus sakti tersebut untuk mendesak dirinya.
Dengan cepat hawa murni yang kuat menyelimuti se luruh dadanya,
menyusul ke mudian sepasang telapak tangannya digerakkan secara
aneh.

281
Di ba lik kilauan cahaya yang gemerlapan, disertaai segulung
hawa murni yang berat dan dalam bagaikan sa mudra, secara lamat-
la mat menerobos masuk ke da la m.
Bentuk badan Ku See-hong saat ini telah berubah menjadi aneh
sekali, tubuhnya berada tiga depa dari permukaan tanah, dengan
bentuk seperti udang bago, di antar lengkungan dan lejitannya yang
lucu… sekilas cahaya putih secepat kilat me lesat ke muka
menganca m bagian me matikan di tubuh Cia Tiong-giok.
Sewaktu masih berada dalam istana Huan-mo-kiong, Cia Tiong-
giok telah mengena li kelihayan jurus Hoo-han-seng-huan tersebut,
dia baru terperanjat bukan kepalang setelah menyaksikan sekilas
cahaya putih menembusi dinding tak berwujud yang diciptakan
berlapis-lapis itu dan secepat kilat menyergap bagian penting di
tubuhnya.
Padahal Mo-to sam-huan merupakan suatu kepandaian sakti
yang dahsyat sekali pengaruhnya… dala m kenyataan serangan itu
tak ma mpu me mbendung kehebatan dari jurus Hoo-han-seg-huan
tersebut….
Dengan cepat Cia Tiong-giok menghimpun segenap tenaga
dalam yang dimilikinya sehingga tenaga serangan yang terpancar
keluar lewat ilmu Mo-to sa m-huan itu menjadi sepuluh bagian lebih
dahsyat. Lalu dengan gerakan keras lawan keras, ia sambut
datangnya serangan itu.
Berbareng dengan gerakan tadi, tubuhnya turut melesat ke muka
sebagai persiapan untuk menghindari luka parah yang tak
diperlukan.
“Plaaakk…!” benturan keras terjadi.
Kemudian kedengaran suara dengusan tertahan mendesis di
angkasa, pusaran hawa tajam segera me mancar ke de lapan
penjuru.
Ku See-hong segera merasakan hawa darah di da la m dadanya
bergolak keras oleh segulung tenaga dorongan yang kuat, ia

282
didesak sa mpai mundur sejauh lima ena m langkah dari posisi
semula.
Cia Tiong-giok sendiri, walaupun cukup cepat reaksinya,
tubuhnya ikut bergerak cahaya putih itu de mikian cepatnya, daya
pengaruh yang terpancar pun begitu luas daya lingkupnya….
Tampak seluruh tubuhnya terpental jauh ke belakang oleh
sapuan tenaga yang me mbuyar itu. Sekali kuda-kudanya tergempur,
badannya segera berjumpalitan di udara dan melayang turun empat
kaki jauhnya dari posisi se mula.
Walaupun ia dapat melayang turun dengan manis, akan tetapi
dilihat dari paras mukanya yang pucat serta sorot matanya yang
penuh dengan kebencian, dapat diketahui bahwa kerugian yang
dideritanya cukup besar, kekalahan yang dideritanya sekarang boleh
dibilang merupakan ke kalahan yang pertama kali dia la minya sela ma
dua puluh satu tahun.
Sekuat tenaga Cia Tiong-giok segera mengendalikan luka yang
diderita ke mudian sa mbil tertawa seram dia berkata:
“Orang she Ku, mala m ini a ku tak a kan melepaskan kau dengan
begitu saja, heeehh… heeehh… heeehh… tentunya kau rasakan
penderitaan yang hebat dalam tubuhmu sekarang, bukan?”
Oleh tenaga pukulannya yang dahsyat itu Ku See-hong me mang
merasakan hawa darahnya bergolak keras, tak enteng luka yang
dideritanya, namun dari ba lik matanya yang tajam segera
mencorong keluar serentetan cahaya mata yang menggidikkan hati,
lalu dengan sikap sinis me nghina ia me ndengus dingin:
“Hmm, jika punya ilmu, ayo tunjukkan se mua, apa gunanya
menganda lkan ketajaman mulut untuk bersilat lidah?”
Si Pedang Emas Cia Tiong-giok menyeringai sera m, sehingga
wajahnya tampak mengerikan sekali, lalu sa mbil tertawa dingin
katanya:
“Mana, mana, orang she Ku, kegagahanmu sungguh
mengagumkan, kau me mang seorang Kuncu sejati. Heeehh…

283
heeehh… heeehh, sekarang kau tidak me nyerang lagi? Me mangnya
tanganmu sudah tak menuruti suara hatimu lagi?”
Mendengar ucapannya yang sangat licik itu, dia m-dia m Ku See-
hong merasa terkesiap, pikirnya:
“Saat ini seluruh nadi pentingku terluka, darah dalam tubuhku
serasa membeku, bila keadaan ini sa mpa i diketahui lawan, bisa jadi
dia akan segera melancarkan sergapan mematikan, waktu itu
niscaya kesela matanku akan terancam se kali.”
Padahal Si Pedang Emas Cia Tiong-giok sendiri pun merasakan
hawa darah di dalam dadanya bergolak keras akibat dari benturan
itu, tapi dasar licik, walaupun ia tahu Ku See-hong juga menderita
luka parah, namun tidak diketahui sa mpa i di manakah taraf luka
yang dideritanya itu.
Oleh karenanya dia ingin me mancing lawannya dengan ucapan
yang me manaskan hati lawan, bila luka yang diderita pihak lawan
parah sekali, maka dengan me mpertaruhkan kekuatan yang
dimilikinya sekarang, ia hendak menggunakan sebuah ilmu pedang
yang ganas dan buas untuk me mbunuhnya.
Sayang sekali Ku See-hong bukan seorang yang bodoh, sudah
barang tentu ia dapat menduga maksud keji Cia Tiong-giok, ma ka
sambil berlagak seakan-akan tak pernah terjadi apa-apa, ia tertawa
seram.
“Sekarang juga aku orang she Ku masih sanggup untuk
me mbinasakan manusia laknat maca m kau. Bila tida k percaya, mari
kita buktikan sekarang juga….”
Menyaksikan sikap Ku See-hong yang begitu tenang menghadapi
ancaman dirinya, diam-dia m Si Pedang Emas Cia Tiong-giok makin
terkesiap. Ia tidak berbicara lagi, dia m-dia m hawa murninya
disalurkan untuk mengobati lukanya, sementara sepasang matanya
yang memancarkan cahaya tajam mengawasi wajah Ku See-hong
tanpa berkedip.
“Syukur dia terkibuli!” pekik Ku See-hong di hati kecilnya.

284
Buru-buru diapun mengatur napasnya untuk menyembuhkan luka
yang dia derita.
Begitulah, dua orang itupun berdiri saling berhadapan di tepi
pantai dengan mata melotot, walaupun di luar wajahnya sikap
mereka tenang, padahal di hati kecilnya merasa begitu tegang,
begitu takut dan ngeri….
Angin laut masih berhe mbus a mat kencang, gulungan ombak
saling berkejaran me mecah di pantai, suara gemuruh yang
disertakan dala m gulungan itu me mberikan suasana yang lebih
mengerikan bagi orang-orang di sekitar sana.
Udara di sekeliling tempat itu penuh diliput i hawa nafsu
me mbunuh yang menyeramkan, kian la ma kian bertambah tebal
mengikut i berla lunya sang waktu.
Pada saat itulah ada dua sosok bayangan manusia yang sedang
pelan-pelan mengha mpiri bela kang tubuh Ku See-hong dengan
gerakan seperti sukma gentayangan, dua bilah pedang pun pelan-
pelan telah diloloskan dari dala m sarungnya….
Sejak semula Ku See-hong telah merasakan kehadiran mereka, ia
tahu dunia ini penuh dengan kebusukan, kejahatan serta perbuatan
me ma lukan. Kulit wajahnya segera mengejang keras, ia paling benci
dengan tindak-tanduk se maca m ini. Sayang tenaganya waktu itu
terlalu le mah, dia tak bisa berbuat banyak kepada mere ka.
Sekulum senyuman dingin yang licik segera tersungging di ujung
bibir Si Pedang Emas Cia Tiong-giok, ia merasa bangga, juga a mat
gembira.
Tiba-tiba… terdengar dua kali bentakan nyaring bergema
me mecahkan keheningan. Dua bilah pedang yang tajam disertai
dengan segulung hawa pedang yang dingin, satu dari kiri yang lain
dari kanan, langsung menusuk ke bagian me matikan di tubuh Ku
See-hong dengan kecepatan tinggi.
Terdengar bentakan yang pedih dan sedih mengge legar
me mecahkan kheningan.

285
Dengan kening berkerut dan wajah dingin baga ikan salju, tiba-
tiba Ku See-hong me lejit ke udara dan meluncur ke depan. Berada
di tengah udara ia berjumpalitan beberapa kali, kemudian kesepuluh
jari tangannya diayunkan ke depan… desingan angin taja m
bagaikan bendungan yang jebol segera menyambar ke muka.
Selapis gulungan tenaga serangan yang dingin bagaikan es dan
dashyat melebihi ke kuatan pada umumnya itu, melanda ke depan
secepat petir dan langsung menggulung ke tubuh dua orang lelaki
berbaju hita m yang menyergapnya dari bela kang itu….
Rupanya tatkala dua orang lelaki berca mbang itu siap
me landakan sergapan, mendadak a liran hawa murni yang aneh di
dalam tubuhnya itu menyebar keluar, hal mana me mbuat hawa
darah yang bergolak keras seketika itu juga pulih ke mba li seperti
sediakala.
Sementara itu Si Pedang Emas C ia Tiong-giok juga telah berhasil
mengenda likan pergolakan hawa darah di da la m tubuhnya… tapi
sayang ia tak sempat lagi untuk menghindarkan kedua orang anak
buahnya itu dari anca man maut yang dilepaskan Ku See-hong.
Dua kali jeritan ngeri yang mendirikan bulu roma segera
mengge ma me mecahkan keheningan mala m… kedua orang le laki
bercambang itu mati seketika itu juga.
Dala m pada itu, Ku See-hong yang baru saja me mbunuh dua
orang lawannya, tiba-tiba merasakan datangnya selapis hawa
pedang yang dingin menusuk tulang menya mbar ke punggungnya
secara dahsyat.
Ku See-hong tak berani bertindak ayal, kakinya segera berputar
secaara aneh, lalu sekali lagi dia berke lit ke sa mping dengan
gerakan tubuh Mi-khi biau-t iong yang sangat lihay itu. Pangka l
kakinya menempel tanah, sementara tubuhnya berjumpalitan secara
indah.
Rupanya dalam keadaan kritis tersebut, ternyata Ku See-hong
ke mbali berhasil me maha mi suatu gerakan aneh, dan yang secara
langsung segera dipraktekkan. Hebatnya, ternyata tusukan maut
286
yang dilancarkan Si Pedang Emas Cia Tiong-giok itu segera
mengenai sasaran yang kosong.
Cia Tiong-giok tertawa seram, pedang e masnya digetarkan dan
diputar menciptakan selapis cahaya emas yang tebal. Gerakan
pedangnya secepat kilat me mbelah angkasa. Di antara getaran
tersebut terpancar keluar cahaya gemerlapan yang menyilaukan
mata.
Selama ini Ku See-hong belum pernah bertarung melawan musuh
yang menggunakan jurus pedang. Serangan bertubi-tubi yang
dilancarkan Cia Tiong-giok dengan me nge mbangkan serangka ian
ilmu pedang yang buas dan me matikan itu segera me mbuat si anak
muda itu me njadi gugup dan ka lang kabut tak karuan.
Mencorong sinar taja m dari balik mata Ku See-hong. Sambil
me mbentak keras, sepasang tangannya masing-masing me mbentuk
sebuah garis busur dan me lancarkan bacokan kilat….
Ketika dua gulung tenaga pukulan yang dilepaskan semua
olehnya itu saling menumbuk menjadi satu di udara, “Ploook!” hawa
serangan segera me mancar ke e mpat penjuru dan bersa ma-sa ma
mengurung seluruh badan C ia Tiong-giok.
Ilmu pukulan se maca m ini adalah merupakan hasil ciptaan Ku
See-hong sendiri, sela in sakt i dan aneh, tanpa disadari tenaga
pukulan yang dihasilkannya pun satu kali lipat lebih dahsyat
daripada keadaan biasa.
Cia Tiong-giok yang menyaksikan kejadian itu menjadi sangat
terperanjat, pedang emas di tangannya segera diputar menciptakan
selapis cahaya dinding yang kuat dan tebal.
Di antara desingan angin taja m yang menderu-deru, seketika itu
juga segenap tenaga serangan yang dilancarkan Ku See-hong kena
dipunahkan oleh hawa pedang tersebut.
Mendadak pedang emas dala m gengga man Cia Tong-giok
digetarkan amat cepat dan dahsyat, bertitik-titik cahaya bintang
bertaburan di angkasa dan tahu-tahu me lesat ke depan,

287
menganca m ja lan darah Gi-hu-hiat dan cong-hiat di atas
tenggorokan Ku See-hong.
Serangan tersebut meluncur dengan kecepatan tinggi, jurus
serangan yang dipakai juga sakti dan luar biasa, lagi ganas
ancamannya.
Seperti bayangan setan saja, tiba-tiba Ku See-hong menyelinap
ke samping, ke mudian bergerak secara aneh. Sepasang ujung
bajunya dikebaskan bersa ma-sama menciptakan selapis hawa
pukulan yang me luncur keluar tiada habisnya. Setelah itu, sekali lagi
badannya mengegos ke sa mping.
Cia Tiong-giok segera menekan pedang e masnya ke bawah, lalu
dibuyarkan di belakang, langkah kakinya turut miring ke sa mping.
Pedang digetarkan menciptakan beribu-ribu buah ja lur cahaya yang
amat menyilaukan mata.
Dala m waktu singkat, selapis cahaya pedang yang dingin dan
tajam, disertai deruan angin dan guntur yang me me kikkan telinga
menganca m sekujur badan Ku See-hong.
“Breeett…!” karena kurang cepat menghindarkan diri, lengan kiri
Ku See-hong sudah kena tersambar sehingga robek sepanjang dua
inci lebih, kulit badannya kontan merekah dan darah segera
bercucuran me mbasahi separuh bajunya.
Dengan bangga Cia Tiong-giok tertawa licik, pedang emas di
tangannya kembali diputar menciptakan cahaya perak yang
me lingkar-lingkar, kemudian atas bawah meluncur bersama,
bagaikan naga sakti yang sedang menari di angkasa, angin taja m
menyelimuti se luruh udara.
Untuk sesaat lamanya Ku See-hong terkurung di balik cahaya
pedang yang rapat sekali itu.
Sepasang lengannya berputar-putar mengikuti arah pedangnya
dan menciptakan sebuah aliran hawa yang menyesakkan napas,
untuk me mbendung jurus pedang yang ganas dan lihay itu secara
paksa.

288
Sambaran pedang emas menciptakan deruan angin yang
mme kikkan telinga, pasir hitam di tanah menggulung-gulung
terbang mengliputi udara, sedemikian dahsyatnya ancaman itu
sehingga cukup menggetarkan perasaan siapapun yang
me lihatnya…
Cahaya pedang berputar bagakan gulungan omba k samudra, di
antara kilatan-kilatan yang menyambar kesana kemari, hampir
seluruh arena terpenuh oleh serangan lawan.
Sekali lagi Ku See-hoong menggunakan ilmu langkah Mi-khi-biau-
tiong untuk menghindarkan diri secara aneh, ke mudian setelah
me musatkan tenaganya dan pikiran, jurus de mi jurus serangan
dilancarkan secara berantaai. Di antara bayangan teapak tangan
yang berlapis-lapis, berhe mbus keluar hawa serangan yang kuat dan
me mbuat orang sukar untuk me neduhnya.
Makin bertarung, Si Pedang Emas Cia Tiong-giok merasa semakin
terperanjat. Boleh dibilang pe muda itu merupakan satu-satunya
musuh tangguh yang pernah dijumpainya sela ma ini. Padahal
selamanya belum pernah ada orang yang sanggup menahan
serangan gencarnya sebanyak tigapuluh gebrakan, tapi
kenyataannya sekarang, waalau dengan tangan kosong pun Ku See-
hong ma mpu menghadapi serangannya sebanyak duapuluh jurus
lebih.
Selain daripada itu, hawa serangan yang dipancarkan lawannya
selapis demi selapis menggulung tiba tiada hentinya, makin la ma
kekuatan tersebut makin kuat. Ada kalanya jurus pedangnya kena
didesak sehingga sa ma sekali tak cukup berkekuatan untuk
mendesak lawan.
Sebagaimana diketahui, Ku See-hong telah memperoleh warisan
hawa murni dari Bun-ji koan-su, ke mudian dia pun me mpelajari ilmu
khikang Kan-kun-mi-siu-kang yang maha dahsyat, oleh sebab itu dia
tidak kuatir kehabisan tenaga dalam suatu pertarungan jarak
panjang, malahan ma kin bertarung, tenaga dalamnya makin
sempurna.

289
Di sa mping itu juga, diapun me mpelajari jurus Hoo-han-seng-
huan yang tak bisa disangkal lagi merupakan sumber dari segala
maca m kepandaian sakti… apalagi dia pun bisa mengguna kan ilmu
gerakan tubuh Mi-khi biau-tiong, hal mana me mbuat dirinya makin
tangguh.
Andaikata ia, Ku See-hong, dapat menguasai beberapa macam
kepandaian sakti yang berbeda itu sekaligus, maka ke majuan yang
dicapai da la m tenaga dala mnya tak terukur dengan kata-kata.
Tak bisa disangkal lagi, pertarungan yang sedang berlangsung
sekarang, benar-benar merupakan suatu pertarungan sengit yang
jarang terjadi di dala m dunia persilatan.
Angin menderu-deru, udara terasa dingin menyayat badan,
dalam se kejap mata Cia Tiong-giok ke mbali melancarkan
delapanpuluh jurus lebih serangan pedangnya.
Mendadak….
Ku See-hong mendonga kkan kepalanya dan berpekik nyaring,
jurus ketiga dari Hoo-han-seng-huan, yakni Tee-jian-hun-gi (Neraka
Hancur, Sukma Gentayangan) telah dilancarkan. Seketika itu juga
seluruh badannya ibarat serentetan cahaya terik matahari yang
amat menyilaukan mata, dengan suatu gerakan yang cepat
bagaikan sa mbaran sukma gentayangan, dia menerobos ke muka.
Tampak cahaya putih diiringi selapis hawa taja m yang menyayat
badan, langsung menyergap bagian tubuh yang me matikan di
bagian bawah badan C ia Tiong-giok.
Tampaknya Si Pedang Emas Cia Tiong-giok cukup mengenali
kedahsyatan jurus Hoo-han-seng-huan tersebut, dia ingin berkelit ke
samping… sayang keadaan terla mbat. Sambil me mbentak keras dia
segera bertekad untuk beradu jiwa.
Jurus-jurus tangguh yang mematikan segera digunakan, dengan
kecepatan yang luar biasa tangan kirinya melepaskan beberapa
gulung desingan angin dingin yang menyayat badan, di mana
desingan tadi langsung menyergap jalan darah Thian-leng-hiat di

290
tubuh Ku See-hong. Sedangkan pedang e mas di tangan kanannya
dengan menggertak berlapis-lapis hawa pedang yang tajamnya luar
biasa, menyongsong datangnya kilatan cahaya putih itu.
Di dala m anggapannya, sekalipun hawa pedang yang dilancarkan
olehnya tak sanggup me mbendung cahaya putih itu sehingga
terluka, namun piha k lawannya akan tewas pula dala m keadaan
yang mengerikan.
Padahal dari mana ia bisa tahu kalau daerah seluas satu kaki di
sekeliling tempat itu sudah dilapisi oleh kekuatan yang maha
dahsyat setelah Ku See-hong menge luarkan ilmu Hoo-han-seng-
huan tersebut, sehingga akibatnya pelbagai serangan atau ancaman
yang bagaimanapun lihaynya jangan harap bisa me ne mbusinya.
Sesungguhnya kehebatan tersebut merupakan rahasia besar…
bahwa Ku See-hong sendiri pun tak tahu akan keistimewaan
tersebut. Dia hanya tahu, asal gerakan jurus manapun dari Hoo-
han-seng-huan tersebut dipergunakan, niscaya lawannya akan mat i
secara mengenaskan.
Tampaknya Kim-kia m C ia Tiong-giok yang sok pintar itu segera
akan mati secara mengenaskan oleh serangan Tee-jian-hun-gi yang
dilepaskan Ku See-hong itu…
Tiba-tiba….
Serentetan suara pekikan keras yang memekikkan telinga dengan
cepat meluncur tiba me mbelah angkasa. Suaranya melengking
seperti jeritan kuntilanak, benar-benar tak sedap didengar.
Di tengah pekikan nyaring inilah, sesosok bayangan abu-abu,
secepat kilat menerjang masuk ke ba lik lapisan tenaga serangan
yang dahsyat dan dingin bagaikan salju itu.
“Bluuumm… Bluuumm…!” ledakan-ledakan berkumandang secara
beruntun.
Cahaya putih yang dilancarkan oleh Ku See-hong itu, mendadak
terputus di tengah jalan….

291
Di antara berkelebatnya bayangan manusuia, paras muka si anak
muda itu berubah menjadi mengerikan, rambutnya berawut-awutan
tak karuan….
Duuuk… duuuk… duuuk…. Selangkah de mi selangkah dia
terdorong ke belakang, se mentara mulutnya muntahkan tiga kali
darah kental.
Sebaliknya, paras muka Si Pedang Emas Cia Tiong-giok pun
berubah menjadi pucat pias mengerikan. Kulit tubuhnya mengejang
keras, sementara sekujur badannya lemas sama sekali tak
bertenaga.
“Oooh ayah…” bisiknya lirih, “Cepat kau… kau bunuh orang itu….
Kalau tidak… dia… dia akan menjadi bibit bencana yang besar
buat… buat kita….”
Ketika berbicara sa mpai di situ, dia telah jatuh terkapar di tanah
tak sadarkan diri.
Rupanya pada saat itulah di sisi tubuh Cia Tiong-giok, telah
bertambah dengan seorang sastrawan berusia pertengahan yang
mengenakan jubah panjang berwarna abu-abu. Sebilah pedang
antik tersoreng di punggungnya, sedangkan perawakan tubuhnya
tinggi jangkung dan anggun. Dia me mpunyai alis mata yang tebal
dan mata yang besar, gagah perkasa sekali ta mpangnya.
Cuma sayang sekulum senyuman licik yang mengerikan
tersungging di ujung bibirnya, dari sini bisa diketahui bahwa orang
ini benar-benar merupakan orang manusia yang a mat berbahaya.
Ternyata orang ini tak lain adalah Kiong-cu angkatan ke-
tigapuluh ena m dari Huan-mo-kiong yang na manya telah
menggetarkan seluruh dunia persilatan, Han-thian it-kia m Cia Cu-
kim adanya.
Dengan lima jari yang dipentangkan lebar-lebar, secepat kilat
Han-thian it-kia m Cia Cu-kim menggerakkan tangannya me lepaskan
dua belas totokan kilat di atas dua belas jalan darah penting di

292
tubuh Cia Tiong-giok. Rupanya dia berma ksud untuk mencegah
menja lannya luka tersebut hingga lebih parah lagi.
Dala m pada itu, Ku See-hong juga telah tahu kalau sastrawan
setengah umur ini tak lain adalah otak dari pe mbunuhan biadab
terhadap anggota perkumpulan Kim-to-pang, yaitu Han-thian it-kia m
Cia Cu-kim, seketika itu juga rasa denda m dan rasa benci yang
me luap-luap me nyelimuti seluruh benak atau perasaannya.
Akan tetapi hawa darah yang berada di dalam dadanya sekarang
telah terhantam pukulan Cia Cu-kim yang maha dahsyat itu
sehingga bergolak keras. Penderitaan akibat mengalir me mbaliknya
peredaran darah dalam tubuhnya tak terlukiskan dengan kata-kata,
namun dia menggertak giginya kencang-kencang dan
mengenda likan dirinya sekuat tenaga.
Sementara itu, Han-thian it-kia m Cia Cu-kim telah me mbalikkan
tubuhnya, dengan sorot mata yang tajam bagaikan kilat, dia
mengawasi Ku See-hong tanpa berkedip.
Sekilas rasa kaget bercampur keheranan menghiasi wajahnya,
tapi dengan cepat lenyap kembali. Sebagai gantinya, pancaran sinar
buas dan bengis menghiasi ujung bibirnya yang sinis.
“Siapakah kau? Anak murid siapa?!” bentak Han-thian it-kia m Cia
Cu-kim ke mudian dengan suara dingin. “Apa sangkut pautnya
antara dirimu dengan ka mi Huan-mo-kiong? Denda m kesumat apa
pula yang terjalin di antara kita berdua sehingga kau bertindak
kejam dengan me mbunuhi anggota Huan-mo-kiong ka mi? Hmm,
jika kau tak mengucapkan sesuatu alasan, saat ini juga akan
kusuruh tubuhmu hancur lumat menjadi abu…!”
00d0w00

Bab 14
HAN THIAN IT KIAM Cia Cu-kim adalah seorang ge mbong iblis
yang amat termasyhur namanya dala m dunia persilatan. Dia keja m
dan brutal, sama sekali tidak mengenal arti perike manusiaan,

293
selama ini diapun belum pernah mengucapkan kata-kata yang
begitu sungkan terhadap seorang angkatan muda.
Tapi sekarang, kebrutalan dan keangkuhannya banyak
berkurang, hal ini dikarenakan dia telah digetarkan oleh sikap Ku
See-hong yang amat luar biasa itu, serta jurus Hoo-han-seng-huan
yang baru saja digunakan itu.
Dia tahu jurus Hoo-han-seng-huan tersebut merupakan
kepandaian simpanan dari Bun-ji koan-su, manusia paling kosen di
dunia ini. Itulah sebabnya ia berusaha keras untuk menahan
amarahnya.
Sinar benci dan luapan rasa dendam segera terpancar keluar dari
balik mata Ku See-hong, katanya dengan dingin:
“Suhuku adalah pe mimpin dunia persilatan di masa lalu, Bun-ji
koan-su Him Ci-seng. Sedangkan mengenai sumber dari denda m
kesumat itu, terus terang saja kukatakan kepadamu, jika aku masih
berkema mpuan sekarang, detik ini juga akan kusuruh kau terkapar
di atas genangan darah….”
Dia m-dia m terkesiap perasaan Han-thian it-kia m Cia Cu-kim
setelah mendengar perkataan itu, pikirnya ke mudian:
“Se menjak Bun-ji koan-su menerima dua orang murid yang
ke mudian mengkhianatinya, dia telah bersumpah tak akan
menerima murid lagi, bahkan sejak dua puluh tahun berselang dia
telah tewas di bukit Soat-san… mana mungkin dia menerima lagi
seorang murid se muda ini?”
Tadi, sebetulnya dia mengira Ku See-hong tak lebih hanya murid
dari kedua orang murid murtad Bun-ji koan-su, apalagi sela ma
tigapuluh tahun la manya Cia Cu-kim menutup diri terus menerus
untuk melatih kepandaian silatnya, sudah barang tentu dia tidak
begitu mengetahui a kan perke mbangan yang terjadi dalam dunia
persilatan sela ma duapuluh tahun belakangan ini.
Tapi yang me mbuatnya amat terperanjat adalah penampilan Ku
See-hong yang begitu mendenda m dan me mbenci kepadanya,

294
semenjak ke munculan bahkan adu ucapannya terdengar begitu
angkuh dan dingin menggidikkan hati. Hal mana menimbulkan
perasaan was-was di dala m hati kecilnya.
Setelah termenung sejenak Han-thian it-kia m Cia Cu-kim berkata
lagi sa mbil tertawa dingin:
“Hmmm… betul-betul punya keberanian, betul-betul punya
keberanian. Tak kusangka kau berani mengucapkan kata-kata
semaca m itu kepada lohu….”
Ku See-hong tahu kalau usia Han-thian it-kia m Cia Cu-kim telah
mencapai ena mpuluh tahunan, cuma saja dia me miliki kepanda ian
untuk merawat muka sehingga tampaknya saja masih muda.
Di sa mping itu, dia juga menyadari akan kekeja man Cia Cu-kim
terhadap musuhnya setelah saling berhadapan muka pada mala m
ini, niscaya dia tak akan berpeluk tangan bela ka.
Walaupun tahu kalau ke matian telah di depan mata, Ku See-hong
yang angkuh dan keras kepala itu sa ma sekali tak ma u
menunjukkan ke le mahannya untuk minta a mpun. Dengan sinis dan
penuh hina Ku See-hong mendengus dingin, ke mudian ujarnya:
“Kau manusia, aku pun manusia, kenapa aku tak berani mencaci-
makimu? Hmmm…. Me mangnya aku harus persiapkan keberanian
lebih dahulu sebelum mengucapkan beberapa patah kata
kepadamu? Betul-betul suatu lelucon yang tidak menggelikan!”
Bagaimanapun juga, Han-thian it-kia m Cia Cu-kim harus
mengagumi a kan keberanian pe muda itu. Dia lantas tertawa dingin
dengan suara yang menyeramkan, setelah itu katanya ketus:
“Mala m ini kau telah me mbunuh empat orang anggota Huan-mo-
kiong ka mi. Sekarang kau ingin bertanya, hukuman apakah yang
siap kau terima?”
“Mengandalkan kepandaian untuk me mbalas denda m merupakan
suatu perbuatan yang jujur dan terbuka, sekalipun kau sendiri yang
kuhadapi, aku orang she Ku juga tak akan menyerahkan nyawaku

295
dengan begitu saja. Hmmm… mau me mbunuh aku, gunakan dulu
kepandaian yang kau miliki.”
Ku See-hong tahu mundur juga mati, maju dengan mengeraskan
kepala juga mati, tentu saja dia tak akan menunjukkan sikap mohon
dikasihani.
Sejak dulu para enghiong lebih suka mati daripada dihina, itu
pula menjadi prinsip hidup bagi Ku See-hong.
“Bagus sekali, bagus sekali, kau me mang betul-betul punya
keberanian,” ujar Han-thian it-kia m Cia Cu-kim ke mudian, “Lohu
akan me mberikan suatu kesempatan bagimu, sekalipun menimbang
dari dosa-dosa yang kau lakukan dala m istana kami cukup untuk
menjatuhkan hukuman mati untukmu, namun asal kau sanggup
menerima tiga buah pukulan lohu tanpa mati… mala m ini aku
bersedia menga mpuni sele mbar jiwa mu.”
Ku See-hong menjadi girang sekali setelah mendengar tawaran
itu. Dia tak mengira kalau sikap kerasnya justru me mancing
perasaan ingin menang dari ge mbong iblis itu malahan sikap buas
dan brutalnya jauh berkurang terhadapnya.
Ia yakin dengan kondisi badannya sekarang, di mana gejolak
hawa darah dalam dadanya telah menjadi tenang ke mbali, mungkin
secara dipaksakan ia masih ma mpu menerima t iga buah pukulan
lawan.
Walaupun pelbagai pikiran berkeca muk da la m benak Ku See-
hong, namun paras mukanya masih tetap tenang dan dingin kaku
seperti es, ujarnya kemudian:
“Ucapan seorang kuncu bagaikan kuda yang kena dica mbuk, bila
beruntung aku orang she Ku berhasil lolos dari ke matian, tiga tahun
ke mudian pasti akan kupengga l batok kepala mu itu.”
Han-thian it-kia m Cia Cu-kim segera tertawa dingin tiada
hentinya.
“Heeehh… heeehh… heeehh… tak usah banyak berbicara lagi,
lihat seranganku yang pertama!” bentaknya ke mudian.

296
Begitu selesai berkata, sepasang telapak tangan Han-thian it-
kia m C ia Cu-kim disilangkan di depan dada, setelah itu pelan-pe lan
didorong ke depan.
Ku See-hong segera merasakan ada segulung angin pukulan
berhawa dingin berhe mbus lewat dan menimbulkan serentetan
ledakan yang me mekikkan telinga.
Tiba-tiba saja hawa darah yang beredar dalam tubuhnya
menga la mi suatu goncangan keras yang menggetarkan sukma,
denyutan nadinya bergetar makin kencang, tenggorokannya terasa
anyir dan tak a mpun lagi… dia muntah darah segar.
Han-thian it-kia m Cia Cu-kim sendiri pun merasa terkejut sekali
setelah menyaksikan kejadian itu. Dia sa ma sekali tidak menyangka
kalau Ku See-hong ma mpu untuk menerima sebuah pukulannya
yang disertai dengan tenaga sebesar lima bagian, bahkan tak
sampai tewas. Padahal menurut perkiraannya tadi, Ku See-hong
sudah pasti akan tewas da la m pukulannya yang perta ma ini.
Dengan paras muka berubah hebat, Cia Cu-kim segera
me mbentak keras dengan suara me nggeledek:
“Lihat seranganku yang kedua!”
Mendadak sepasang telapak tangannya direntangkan ke
samping, kesepuluh jari tangannya yang berapi-api segera disentil
dan digetarkan, segulung tenaga pukulan yang dahsyat bagaikan
amukan gelombang dahsyat di tengah samudra sekali lagi
menghanta m tubuh Ku See-hong.
Namun pukulan dahsyat itu bukan serangan yang me matikan,
sebab serangan inti yang sesungguhnya terletak pada kesepuluh
jalur desingan angin dingin yang berada di balik gulungan angin
puyuh tersebut.
Cahaya merah yang berapi segera terpancar keluar dari balik
mata Ku See-hong, sa mbil me mbentak keras, dengan menahan
gejolak hawa darah yang mengge lora dala m dadanya, ia salurkan

297
tenaga murni itu ke da la m telapak tangan. Setelah itu sepasang
tangannya didorong bersama ke depan.
Segulung angin pukulan yang tak kalah dahsyatnya dengan cepat
menggulung pula ke depan. Dalam jurus serangannya kali ini Ku
See-hong telah menghimpun segenap tenaga dala m yang
dimilikinya, tak terlukiskan kedahsyatannya.
“Blaaa mm…!” di tengah ledakan keras yang me mekikkan telinga,
dua gulung hawa murni itu saling bertumbukan satu sama lainnya,
desingan angin berpusing segera me mancar ke e mpat penjuru.
Di tengah desingan angin tajam itulah… terdengar Ku See-hong
mendengus dingin, kepalanya terasa pusing tujuh keliling, hawa
darah di dala m rongga dadanya bergolak keras, kakinya menjadi
gemetar dan secara beruntun ia mundur sejauh tujuh de lapan
langkah lebih.
Tubuhnya gontai dan wajahnya me mucat, tak tahan lagi dia
muntah darah berulang kali.
Han-thian it-kia m Cia Cu-kim benar-benar merasa terperanjat
sekali, di dala m serangan yang terakhir dilancarkan itu, dia telah
sertakan tenaganya sebesar tujuh bagian… bahkan dia m-dia m ia
sertakan pula satu jurus serangan yang me matikan, tapi alhasil dia
gagal me mbinasakan si anak muda itu.
Menghadapi kenyataan tersebut, timbul niat jahat dalam hatinya,
ia bersumpah hendak me mbunuh Ku See-hong dengan cara apapun
juga.
Sebab, dengan usianya yang begitu muda pun dia telah me miliki
kesempurnaan tenaga dalam yang begitu se mpurna bila pada
ma la m ini ia sa mpai kabur da la m keadaan hidup, tak sampa i
beberapa tahun kemudian sudah pasti pe muda itu akan menjadi
seorang musuh yang mengerikan…. Bila sa mpai begitu ma ka cita-
citanya untuk menguasai seluruh dunia persilatan pasti akan
menjumpai tantangan.

298
Han-thian it-kia m Cia Cu-kim tertawa licik, kemudian bentaknya
keras-keras:
“Lihatlah seranganku yang ketiga… Hun-huan kiu-gi!”
Kali ini dia telah menghimpun tenaga dalamnya sebesar sembilan
bagian… tiba-tiba sepasang telapak tangannya didorong ke muka
sejajar dengan dada, gulungan angin pukulan yang dahsyat dan
menyesakkan napas dengan cepat menyelimuti seluruh angkasa, di
balik kese muanya itu terselip pula kekuatan tersembunyi yang
me mbetot sukma, langsung me nggulung ke tubuh Ku See-hong.
Ketika menyambut serangan musuh untuk kedua ka linya tadi, Ku
See-hong telah merasakan isi perutnya menderita luka yang cukup
parah, selain lengannya menjadi le mas, dia pun merasa kehabisan
tenaga, padahal ia bisa berdiri tegak di sana pun tak lain karena
kekerasan hatinya yang menunjang kese muanya itu.
Kini, ketika dilihatnya angin pukulan yang menderu-deru telah
menggulung datang, sepasang telapak tangannya segera didorong
ke depan dengan mengerahkan sisa kekuatan yang masih
dimilikinya.
Seketika itu juga terdengarlah suara deruan angin tajam yang
me me kikkan telinga berkumandang me me nuhi angkasa….
Ku See-hong merasakan pandangan matanya menjadi gelap,
seluruh tubuhnya terlempar sejauh empat kaki lebih dari te mpat
semula oleh segulung pukulan kekuatan yang maha dahsyat….
“Blaaa mm…!” ketika badannya me mbentur tanah, pasir dan debu
segera beterbangan me menuhi angkasa.
Namun Ku See-hong sa ma seka li tidak digetarkan sa mpai
pingsan, pelan-pelan dia mendongakkan kepalanya dengan wajah
yang pucat, noda darah yang membasahi ujung bibirnya dan
rambutnya yang awut-awutan tak karuan, membuat pe muda itu
tampak me ngerikan sekali.
Ketika Han-thian it-kia m Cia Cu-kim menyaksikan Ku See-hong
sama seka li tidak terbunuh oleh serangannya yang maha dahsyat

299
itu, diam-dia m rasa kaget dan bergidik menyelimuti seluruh
benaknya.
Mendadak…. Sekulum senyuman licik yang buas dan
menyeramkan tersungging di ujung bibir Han –thian it-kia m Cia Cu-
kim.
Tubuhnya bagaikan sesosok bayangan sukma selangkah de mi
selangkah pelan-pe lan mende kati tubuh Ku See-hong….
Agaknya Ku See-hong telah mengerti apa yang bakal terjadi,
sepasang matanya berubah menjadi merah me mbara seperti darah,
itulah perasaan seram yang menceka m perasaannya menghadapi
ancaman ke matian yang telah muncul di depan mata.
“Cia Cu-kim…!” teriaknya ke mudian dengan suara parau,
“Sebenarnya kau… kau… adalah manusia atau bii… binatang…?”
Han-thian it-kia m Cia Cu-kim terke keh dengan seramnya, ia
menjenge k sinis:
“Bocah keparat she Ku, serahkan saja selembar jiwa anjingmu
itu. Sekalipun kau telah menya mbut tiga buah pukulanku, heeehh…
heeehh… heeehh… tapi, untuk menghadapi seorang musuh besar
yang mungkin akan menganca m kesela matan diriku, selamanya aku
tak pernah me megang janji, sebab prinsipku, terhadap orang-orang
yang berbahaya bagiku adalah tindakan yang makin keji merupa kan
tindakan yang paling baik.”
Waktu itu, Ku See-hong sudah merasakan jantungnya berdebar
keras, peredaran darahnya kacau, sepasang matanya menjadi
gelap, keempat anggota badannya lemas seperti tak berkekuatan
lagi, tentu saja mustahil baginya untuk me lakukan perlawanan.
Tak terlukiskan rasa pedih yang menceka m perasaan ketika itu,
la mat-la mat muncul jalur darah di dala m kelopa k matanya, dia
segera meraung keras, sekarang dia sudah tahu manusia yang
hidup di dunia ini me mang tiada yang bisa dipercaya….
Mendadak….

300
Han-thian it-kia m Cia Cu-kim me ngayunkan tangan kanannya ke
depan, segulung desingan angin dingin segera berhembus lewat.
Ku See-hong segera mendengus dingin, tubuhnya bergulingan
tiga empat ka li di atas tanah ke mudian tergeletak kaku dan tak
berkutik lagi.
Han-thian it-kia m Cia Cu-kim kuatir ka lau Ku See-hong belum
putus napas… sekali lagi dia lepaskan sebuah pukulan dahsyat yang
menggulung tubuh Ku See-hong sehingga terpental lagi sejauh
empat ka ki lebih dari posisi se mula.
Setelah itu dia baru mendongakkan kepala dan
me mperdengarkan suara pekikan nyaring yang menggidikkan hati….
Sambil me mbopong tubuh Si Pedang Emas Cia Tiong-giok, Han-
thian it-kia m Cia Cu-kim segera melompat dan berla lu dari situ.
Beberapa saat kemudian bayangan tubuhnya telah lenyap di ba lik
kegelapan sana.
Tak la ma ke mudian di seke liling tempat itu telah pulih ke mba li
dalam keheningan, sepi senyap, tak kedengaran sedikit suarapun.
Angin masih berhe mbus kencang ombak pun menggulung dan
saling berkejaran….
Ku See-hong tergeletak di atas tanah, ia nampak begitu
mengenaskan dan me medihkan hati….
Benarkah ia telah tewas di ujung telapak tangan Han-thian it-
kia m C ia Cu-kim?
Benar-benar kasihan sekali Ku See-hong yang hidup penuh
penderitaan itu, tampaknya dia sudah berada di tepi jurang
ke matian. Dalam keadaan tak sadar tadi ia telah termakan oleh dua
buah pukulan dahsyat dari Cia Cu-kim, hal mana me mbuat nadinya
telah tergetar putus.
Entah berapa saat sudah lewat, tiba-tiba Ku See-hong
menggerakkan tubuhnya lagi… ke mudian berpekik dengan suara
yang mengenaskan.

301
“Haus… haus… a ku minta air… air….”
Tubuhnya gemetar keras sekali, dia ingin meronta bangun
namun tiada tenaga yang ma mpu dikerahkan, akhirnya setelah
mendengus tertahan, ia terkapar kembali di atas tanah dan tak
berkutik, agaknya pe muda itu telah jatuh tak sadarkan diri lagi.
Sesaat kemudian pelan-pelan ia mendusin ke mbali, sekali lagi dia
berseru dengan suara parau:
“Air… air… aku minta air….”
Jawaban yang diperoleh hanya deruan angin tajam serta deburan
omba k yang mengerikan.
Pada saat ini kesadaran Ku See-hong ha mpir punah, apa yang
diketahui olehnya hanya air, sekarang yang dibutuhkan dengan
segera adalah air. Dengan napas tersengkal-sengkal dan wajah
mengerikan seperti iblis dia berteriak terus dengan suara parau.
Akhirnya dia menggerakkan tubuhnya. Seluruh jari tangannya
dipentangkan lebar-lebar, ke mudian dengan sepenuh tenaga
berusaha untuk merangka k maju ke depan….
Sepanjang hidupnya, Ku See-hong me mang selalu diliputi oleh
ke misteriusan, setelah merangkak se kian la ma dengan penuh
penderitaan, tampaknya kesadaran yang semula hilang la mbat laun
menjadi sadar kembali. Kini dia merasa hausnya setengah mati,
pemuda itu ingin mencari air untuk menghilangkan dahaganya. Dia
tahu air laut tak boleh diminum, ma ka ia merangka k menuju ke arah
sebuah bukit yang tak jauh letaknya dari tepi pantai.
Lambat-laun kesadarannya semakin pulih ke mba li, dia merasa
aliran hawa aneh yang berada dala m pusarnya ke mbali menyebar
keluar. Walaupun peredaran darahnya yang me mbalik sudah jauh
me mba ik, na mun seluruh tulang belulangnya yang terkena pukulan
terasa sakitnya bukan kepalang, seakan-akan satu demi satu telah
rontok semua, selain daripada itu, dia pun merasa tubuhnya
kepanasan seperti dibakar, hausnya sukar ditahan lagi.

302
Ternyata di dala m me lancarkan kedua buah pukulannya yang
terakhir tadi, Han-thian it-kia m Cia Cu-kim telah me ngerahkan ilmu
Tee-sat-ciang yang paling beracun untuk menghantam pe muda itu.
Ilmu pukulan Tee-sat-ciang merupakan se maca m ilmu pukulan
beracun yang amat lihay sekali, sekalipun sulit untuk dipelajari, tapi
asal bisa dikuasai maka kelihayannya bukan kepa lang.
Bagaimanapun lihaynya seorang jago, asal kena terserang oleh
angin pukulannya itu sehingga hawa panas beracun menyerang ke
badan, maka korban itu akan me nderita lebih dahulu, sebelum
akhirnya akan mati dala m keadaan yang mengenaskan.
Han-thian it-kia m Cia Cu-kim a mat takut terhadap Ku See-hong,
terutama sekali beberapa maca m kepandaian sakti yang dimilikinya.
Dia kuatir anak muda itu tetap hidup di dunia ini hingga menyulit kan
dirinya di ke mudian hari, maka tadi secara beruntun dia lepaskan
dua buah pukulan Tee-sat-ciang yang beracun dengan maksud
untuk me mbunuhnya.
Siapa tahu Ku See-hong telah berhasil me mpe lajari ilmu Kan-kun
mi-siu khi-kang yang a mat dahsyat itu… tanpa disadarinya sebelum
serangan itu tiba, banyak sudah pengaruh pukulan beracun itu
dipunahkan oleh ilmunya tersebut, selain jantungnya dilindungi agar
tidak tergetar putus.
Coba kalau bukan lantaran begitu, sekalipun Ku See-hong
me miliki sepuluh le mbar nyawa pun a kan tewas se mua di tangan
lawan.
Pelan-pelan hawa darah dala m tubuh Ku See-hong berhasil
dihimpun ke mbali, sekarang secara me maksakan diri dia sudah
sanggup untuk berdiri. Setelah itu dengan sempoyongan berjalan ke
depan.
Lebih kurang seperminum teh ke mudian, Ku See-hong telah tiba
di bawah kaki bukit, saat inilah segulung angin gunung berhembus
lewat… mendadak pe muda itu mengendus bau harum yang lamat-
la mat terbawa pula bau a mis darah.

303
Begitu mengendus bau harum yang sangat aneh itu, Ku See-
hong segera merasakan hatinya bergetar keras, semangatnya
segera berkobar kembali, satu ingatan dengan cepat me lintas di
dalam benaknya.
Sambil menelusuri sebuah jalan kecil usus ka mbing, dengan
mengerahkan tenaga yang paling besar, pemuda itu merangka k
maju ke depan.
Hasratnya yang besar untuk mencari hidup me mbuat dia harus
menahan penderitaan dengan sekuat tenaga, menuju ke arah mana
arahnya bau harum tadi, dia berjalan maju ke depan.
Napasnya segera tersengkal-sengkal dan sepasang matanya
berubah menjadi merah darah.
Kembali seperempat jam sudah lewat, sekarang Ku See-hong
telah tiba di bawah sebuah tebing karang yang curam dan
menjulang t inggi ke angkasa.
Ia mendongakkan kepalanya me mperhatikan sekejap keadaan
dari tebing cura m itu.
Tampak bukit tersebut menjulang ke angkasa, kaki bukit tersebut
tidak begitu curam tapi dari punggung bukit ke atas, curamnya
bukan kepalang tanggung. Bukit tersebut betul-betul curam dan
tegak lurus, jangankan manusia, monyet serta burung pun sukar
untuk me lewatinya.
Ku See-hong mengalihkan sinar matanya me mperhatikan sebuah
tonjolan bukit karang berbentuk aneh yang menjulang lima
enampuluh ka ki tingginya dari permukaan. Ternyata bau harum
yang semerbak tadi berasal dari atas tonjolan batu karang itu,
ma lah dari atas bukit tadi seakan-akan memancar ke luar asap
berwarna merah yang segera menyebar ke angkasa.
Itulah sebabnya Ku See-hong menduga bahwa benda mustika
tersebut kemungkinan besar berada di atas bukit karang yang
enampuluh kaki tingginya dari permukaan tanah itu.

304
Di atas wajah Ku See-hong yang mengenaskan segera terlintas
suatu perasaan sulit, kini tubuhnya sudah menderita luka yang
cukup parah, untuk mendaki ke atas bukit karang yang enam puluh
kaki tingginya di atas permukaan, pada hakekatnya hal ini jauh lebih
sulit daripada mendaki ke langit….
Dengan termangu-mangu dia berdiri tertegun di situ, sampai
la ma ke mudian, Ku See-hong baru mengerahkan hawa murninya
dan mencoba untuk menghimpunnya ke mbali.
Tapi dengan cepat sekujur badannya terasa sakitnya bukan
kepalang, seolah-olah tulang-belulangnya sudah lepas se mua.
Tiba-tiba… di atas wajah Ku See-hong terlintas keteguhan
hatinya yang membara, sambil menggigit bibir ia segera berusaha
keras untuk merangkak naik ke atas tebing karang tadi.
“Aduh…!” di tengah jeritan tertahan, tubuh Ku See-hong
terbungkuk ke bawah, tapi sa mbil menahan rasa sakit yang luar
biasa, dia lari lagi ke depan. Tapi gejolak hawa darah yang bergolak
di dala m dadanya menimbulkan rasa sakit yang menusuk-nusuk
tulang, hal mana me mbuat dia terjatuh seka li lagi ke tanah.
Sementara itu, tubuhnya sudah berada duapuluh kaki di atas
punggung bukit itu, namun keadaan medan makin la ma ma kin
curam. Ku See-hong segera menghembuskan napas panjang, sambil
mengerahkan tenaga yang dimilikinya selangkah de mi selangkah dia
mera mbat terus ke atas.
Dala m waktu singkat, dia sudah mencapai sepuluh kaki lebih
tinggi daripada tempat semula. Sekarang kakinya sudah menginja k
di atas sebuah batu karang yang menonjol ke luar.
Berada di situ Ku See-hong baru mencoba untuk me mperhatikan
keadaan di sekitar sana, empat penjuru keadaan amat berbahaya,
kini jalan yang terbentang di depan matanya adalah sebuah dinding
karang yang tegak lurus, tingginya mencapai duapuluh kaki lebih.

305
Untuk mencapai batu raksasa yang berbentuk aneh dan me nonjol
keluar itu, mau tak mau ia harus melewati dinding karang yang
tegak lurus itu lebih dahulu.
Walaupun jaraknya hanya duapuluh kaki, namun bagi pandangan
Ku See-hong saat ini ha kekatnya jauh lebih berat daripada mendaki
ke langit. Seandainya tidak terluka parah, jarak sejauh duapuluh
kaki itu bukan suatu rintangan yang sukar, apalagi dengan
kepandaian silat yang dimilikinya, asal di tengahnya ada tempat
berpijak untuk berganti napas, dala m sekejap mata ia bisa mencapa i
tempat tujuan.
“Aaaai…” Tak kuasa lagi Ku See-hong menghela napas sedih.
Ternyata dinding batu tersebut selain tegak lurus dan licin, lagi
pula penuh dengan lumut hijau yang amat licin, sekilas pandangan
saja dapat diketahui bahwa tempat itu sukar untuk dilewati.
Andaikata ia nekad dan menda ki ke atas dengan menyerempet
bahaya, seandainya di atas tiada tempat berpijak atau tempat yang
dipakai sebagai tempat berpegangan licin dan sukar dipegang, maka
saat itu tubuhnya pasti akan terjatuh ke bawah dan berubah
menjadi segumpa l daging re muk.
Ku See-hong mendonga kkan kepalanya me mandang dinding
tebing yang licin dan curam itu, tiba-tiba muncul suatu ingatan yang
berani… dia bertekad hendak menda ki ke atas puncak tonjolan batu
itu.
Nasib manusia ada di tangan Thian, seandainya dia gagal di
dalam perjuangannya untuk me mpertahankan hidup, apalagi yang
bisa dia katakan?
Dia m-dia m Ku See-hong mengerahkan sisa tenaga dalam yang
dimilikinya, ke mudian dengan cepat tubuhnya melompat ke atas.
Ketika mencapa i ketinggian tiga kaki, mendadak hawa murninya
me mbuyar… dala m terkejutnya dia menahan rasa sakit yang
me mbuat tubuhnya gemetar dan tiba-tiba mene mpelkan badannya
di atas dinding tebing.

306
Tangan kanannya segera diayunkan ke depan berusaha
berpegangan pada dinding tersebut, siapa tahu dinding itu sa ma
sekali tiada te mpat untuk berpegangan lagi… lumut hijau segera
berjatuhan ke atas tanah.
Ku See-hong me mang seorang pemuda yang tangguh, dalam
keadaan terancam jiwanya, dia sama sekali tidak menjadi gugup,
tangan kirinya yang disaluri tenaga segera membentangkan kelima
jari tangannya, kemudian secepat kilat ditusukkan ke atas dinding
batu itu….
“Criiing…!” kelima jari tangannya menancap ke dala m dinding
batu yang berlumut tebal itu, dengan begitu maka tubuhnya
menjadi tergantung di atas awang-awang.
Sesungguhnya tindakan yang dilakukan Ku See-hong ini benar-
benar berbahaya sekali, seandainya ia tidak sedang terluka, dengan
tenaga dalam yang sempurna, tentu saja menancapkan jari
tangannya ke atas dinding bukanlah suatu pekerjaan yang sukar,
tapi dala m tenaga dala m yang tersendat-sendat, tindakan dari Ku
See-hong ini betul-betul a mat berbahaya sekali.
Mungkin nasibnya me mang lagi mujur, ternyata tepat di mana
tangan kirinya ditusukkan tadi tak lain adalah sebuah celah-celah
yang ada di antara dinding batu yang satu dengan dinding batu
lainnya.
Agaknya Ku See-hong juga tahu kalau tangan kirinya menancap
di antara celah-celah dinding karang, ia menjadi girang seka li.
Setelah mengatur napas sebentar, dengan menelusuri celah-
celah dinding tadi, selangkah de mi selangkah dia merangkak naik
lagi ke atas.
Dala m wa ktu singkat dia telah t iba di atas batu tonjolan besar
yang berbentuk aneh itu, tapi setelah menyaksikan keadaan di situ,
mendadak ia menjadi a mat terperanjat.
Ternyata tonjolan batu cadas itu bentuknya seperti naga,
besarnya bukan kepalang. Batu cadas itu mene mpe l menjadi satu

307
dengan dinding bukit itu sehingga bentuknya menyerupai kepala
naga yang menerobos masuk ke dala m dinding karang.
Yang lebih mengagumkan lagi ada lah batu cadas yang menonjol
keluar itu entah terdiri dari batuan apa, selain licin dan ha lus, juga
me mancarkan cahaya kemerah-merahan yang sanat indah, seakan-
akan batu itu ada lah sebuah batu mustika yang a mat besar.
Sedang asap merah yang menguap di atas batu mustika tersebut
datangnya dari empat arah delapan penjuru yang terhimpun
menjadi satu, tempat itu adalah sebuah mulut lorong yang luasnya
beberapa depa di tengah batu cadas berbentuk naga tadi.
Di dala m lorong yang sempit itu terdapat sebuah celah sepanjang
tiga inci… cairan berwarna merah kehijau-hijauan yang tampaknya
kental seperti lem, meleleh ke luar dari sana. Bau harum semerba k
tadi tak lain berasal dari cairan merah kehijau-hijauan tersebut, tapi
anehnya terendus pula bau anyir darah.
Saat itu, Ku See-hong sedang merasakan hausnya setengah mati,
dengan termangu-mangu dia mengawasi cairan merah itu,
ke mudian pikirnya:
“Cairan merah kehijau-hijauan itu sudah pasti adalah obat
mustika yang langka dan tak ternilai harganya….”
Dengan susah payah mendaki bukit terjal, me mpertaruhkan
selembar jiwanya, me manjat karang yang licin itu, tak lain tujuan Ku
See-hong adalah untuk mendapatkan ca iran merah itu.
Dala m keadaan demikian, dia sudah tak ambil peduli lagi cairan
apakah yang ada di situ. Diapun tak a mbil peduli apakah cairan itu
boleh diminum atau tida k….
Ku See-hong segera me mbungkukkan badannya, ketika
hidungnya mengendus bau asap harum yang menguap, tubuhnya
terasa menjadi segar tak terlukiskan.
Tanpa berpikir panjang lagi ia segera me mbuka mulutnya dan
menghirup cairan merah tadi.

308
Dengan cepat seluruh tubuhnya menjadi segar, harum se merbak
hawa dingin yang menyegarkan segera me luncur masuk ke dala m
tubuhnya, langsung mene mbusi pusar. Kenyataan ini, seketika itu
juga me mbuat hatinya girang setengah mati.
Bagaikan orang yang mene mukan sumber air di tengah gurun
pasir dengan sekuat tenaga dia menghirup cairan merah itu. Dala m
waktu singkat cairan merah yang tiga inci dala mnya itu sudah
berpindah ke dala m perut Ku See-hong, setetespun tak ada yang
bersisa lagi.
Ku See-hong segera menggerakkan lidahnya untuk menjilati sisa
cairan yang masih ada, setelah itu menarik napas panjang-panjang,
seakan-akan dia belum merasa puas dengan apa yang telah
diperolehnya.
Segulung hawa murni yang hangat pelan-pelan mulai bergerak
naik dari da la m pusar, tak selang berapa lama ke mudian, nadi
penting yang menguasai hidup matinya berhasil dite mbusi lalu
menga liri Jin dan Tok-meh, la lu ba lik lagi ke bawah.
Seluruh tubuhnya menjadi segar bugar semua, penderitaan dan
rasa sakit yang diala minya tadi seketika lenyap tak berbekas. Hawa
murninya menjadi penuh dan tubuhnya menjadi enteng dan segar,
betul-betul suatu kenya manan yang tak terlukiskan dngan kata-kata.
Tegasnya Ku See-hong merasakan keempat anggota badannya
segar dan nyaman, tak kuasa lagi dia mendongakkan kepalanya dan
berpekik panjang.
Suara yang keras dan yaring bagaikan pe kikan naga segera
menggetarkan seluruh ngkasa, suaranya cukup menggetarkan
siapapun yang mendengarkannya…. Tapi, sebelum pe kikan tersebut
selesai diutarakan, tiba-tiba Ku See-hong menjerit kaget.
Ternyata batu cadas yang semula indah dan berwarna merah
bercahaya itu mendadak berubah menjadi kelabu… sedangkan asap
merah yang se mula me mbumbung ke angkasa, tiba-tiba lenyap tak
berbekas. Ku See-hong yang menyaksikan kejadian itu menjadi
amat terkesiap.
309
Setelah tertegun beberapa saat lamanya, mendadak ia
mendonga kkan kepalanya.
Lebih kurang sepuluh kaki di atas cadas berbentuk kepala naga
itu, ia jumpai sebatang pohon kecil dengan daun yang rimbun,
ternyata rimbunnya pohon itu persis menutup mulut sebuah gua.
Menyaksikan kejadian ini, Ku See-hong ke mba li berpikir:
“Di atas batu naga ini terdapat benda mestika yang tak ternilai
harganya, mungkin di sekeliling gua itupun akan kujumpai mustika
yang lain? Kenapa tidak kuperiksa?”
Ku See-hong bermaksud hendak melayang naik ke atas gua itu,
maka dia m-dia m pikirnya:
“Dengan ilmu meringankan tubuh yang kumiliki sekarang, tak
mungkin dala m sekali lompatan sepuluh ka ki bisa kucapai… tapi
barusan aku makan cairan merah itu dan agaknya tenaga dalamku
telah me mperoleh ke majuan yang pesat, kenapa tidak kucoba untuk
me lompat ke situ?”
Berpikir sa mpai di situ, Ku See-hong segera berpekik nyaring,
tubuhnya secepat kilat me layang naik ke atas seperti seekor burung
elang yang terbang di angkasa.
Tampaknya tenaga yang digunakan terlalu besar, sehingga dala m
lompatan itu tubuh Ku See-hong mencapai ketinggian sepuluh kaki
lebih.
Dala m keadaan begini, mendadak telapak tangan kanannya
menekan ke atas dinding tebing lalu tubuhnya berputar cepat di
tengah udara dan membalik ke bawah. Dengan suatu gerakan yang
enteng dan lincah, tahu-tahu ia telah me layang turun di depan gua.
-oo0dw0oo-

Jilid: 10

310
DEMONSTRASI ilmu meringankan tubuh yang dilakukannya
barusan boleh dibilang sangat lihay, belum tentu umat persilatan
sanggup melakukannya.
Mimpi-pun Ku See hong tida k menyangka ka lau tingkatan yang
dicapai dala m ilmu meringankan tubuhnya telah mencapai tingkatan
yang begitu hebatnya, untuk mencapai ketinggian sepuluh ka ki,
pada hakekatnya hal mana bisa dilakukan dengan santai.
Setelah masuk kedala m gua itu, dia ma kin terkejut bercampur
tercengang, ternyata gua itu begitu luas dan panjangnya sehingga
sama seka li diluar dugaannya se mula, Luas gua saja mencapai dua
puluh kaki lebih, cuma saja makin kedala m se ma kin menyempit, tapi
tidak diketahui berapa dala mnya.
Udara dalam gua itu dingin sekali, bisa diketahui bahwa gua itu
pasti berhubungan langsung dengan punca k tebing tersebut.
Didala m gua itu banyak terdapat batu batuan, ada yang duduk
ada yang berdiri, bentuknya aneh sekali. Bahkan diantara sekian
banyak batu-batuan tersebut, adapula batuan yang berbentuk putih
dan bercahaya terang.
Dengan ketajaman mata yang dimiliki Ku See hong sekarang, dia
dapat menyaksikan se mua benda yang berada dala m gua itu
dengan teramat jelasnya....
Dia m-dia m Ku Sue hong berpikir: 'Batuan ini bisa me mancarkan
cahaya sendiri, jangan-jangan ada bintang sebangsa ular beracun
atau lain lainnya yang berada disitu?'
Sambil berpikir sambil berja lan, tanpa terasa dia sudah mencapai
kedala man tiga puluh ka ki lebih, tiba-tiba muncul ke mba li sebuah
gua lain yang letaknya tersembunyi dibela kang sebuah batu cadas
berbentuk aneh.
Ku See hong adalah pemuda yang bernyali besar, setelah berpikir
sejenak dia lantas mengha mpirinya.

311
Satu kaki setelah me masuki gua tersebut, maka yang tampak
hanya pasir putih yang ha lus, selain kering juga rata, tak sepotong
batu pun yang dite mukan disitu.
Benda yang berada didalam semesta me mang beraneka ragam,
kadangkala terdapat pula keanehan yang sama sekali diluar dugaan
orang.
‘Didala m gua ada gua, diluar langit ada langit, diatas manusia
masih ada manusia yang lain’; tampaknya ucapan tersebut me mang
sama seka li tidak keliru.
Ku See hong segera tersenyum pikirnya: 'Gua ini pa ling bersih,
mungkin dimasa sila m ada pertapa yang berdiam di sini. Bila
sekarang didalam situ ada penghuninya, maka sudah pasti
penghuninya, adalah bangsa binatang yang suka akan kebersihan.
Setelah sampai disini, kenapa aku tidak mencoba untuk
me masukinya sekalian me lihat-lihat keadaan disana?'
Begitu ingat tadi melintas lewat dia lantas melangkah masuk
kedala m gua itu. Ta mpak gua itu tingginya mencapai dua ka ki,
bukan saja dindingnya merupakan batuan putih yang berkilat,
bahkan lantai pun beralaskan batuan putih yang berkilauan.
Tiba tiba....
Ku See hong menarik napas panjang, dia seakan-akan
mengeadus sejenis bau harum bunga yang se merbak....
Padahal gua itu amat bersih, tiada rumput atau bunga yang
tumbuh disitu lalu dari mana datangnya bau harum tersebut?
Dia lantas me masuki ke mba li sebuah lorong yang terpertang
dibelakanig gua itu, dala m anggapannya bau harum tadi tentu
berasal dari bela kang sana.
Tanpa lagu lagi dia melangkah masuk keda la m lorong tersebut.
Lorong itu terletak disebelah kiri dinding batu yang terbelakang,
panjangnya dua kaki kemudian melebar, rupanya disana terdapat
ke mbali sebuah ruangan batu.

312
Ruangan inipun seperti juga ruangan yang berada diluar, kosong
me lompong t iada suatu bendapun, sementara kee mpat be lah
dindingnya terbuat dari batuan putih yang berkilauan.
Disebelah kiri depan pintu masuk, terdapat sebuah pot bunga
yang terbuat dari batu putih, Pot itu letaknya lima depa dari
permukaan tanah.
Didala m pot bunga tersebut terdapat tanah dan tumbuh
sebatang rumput hijau yang panjangnya hanya tiga e mpat' inci,
namun da la m pot tersebut hanya terdapat tanah merah tanpa air,
mungkin airnya sudah la ma me ngering...
Anehnya, walaupun tanpa air rumput hijau itu tidak menjadi layu
dan mati. Bau harum se merbak yang terendus sedari tadi ternyata
berasal dari rumput hijau tersebut.
Timbul rasa ingin tahu dala m hati kecil Ku See hong, dia segera
meneliti pot bunga itu lebih seksa ma.
Ternyata pot bunga tadi terbuat dala m de lapan sudut, satu
bagian mene mpel diatas dinding tanpa cacad. Oleh karena itu dia
lantas menga mbil kesimpulan bahwa pot bunga tersebut tentu
dibuat oleh pendiri gua itu ketika dilihatnya ada sebagian batu putih
yang menonjol keluar dibagian sana.
Tapi yang lebih aneh lagi adalah diseluruh ruangan batu itu tidak
dijumpai sebuah kursi atau mejapun. Sekalipun pe milik gua itu
sudah pindah atau meninggal dunia, paling tidak disana harus
tertinggal perabot-perabot yang besar seperri meja, kursi atau
pembaringan.
Tiba-tiba muncul perasaan ingin tahu dala m hatinya, diapun
lantas berpikir: 'Ruangan ini bentuknya persis dengan ruangan batu
diluar sana, apakah sejak dulu me mang begitu bentuknya? Arsitek
yang me mbangun gua ini betul-betul hebat....! Aaah betul, pot
bunga itu bisa berbentuk segi delapan, itu berarti tempat ini bukan
bersifat alam, mela inkan me mang buatan manusia...!'

313
Satu ingatan segera melindas dala m benak Ku See hong, dengan
cepat dia memegang pot bunga bersegi delapan itu dan didorong ke
kiri. Ketika sa ma sekali tak bergerak, dia menggerakannya lagi ke
kanan.
"Kraaak....!" kali ini pot bunga bersegi delapan itu bergeser
beberapa inci dari te mpat se mula.
Tapi diatas dinding batu itu sa ma sekali tidak dite mukan pintu,
hal mana me mbuat Ku See hong menjadi tertegun, mendadak dia
menggoyangkan dengan gerakan sekenanya, tanpa disengaja dia
menekan pot bunga itu kebawah.
"Kraak....!" kembali berge ma suara keras, agaknya ada engsel
pintu yang sedang me mbuka.
Mencorong sinar aneh dari balik mata Ku See hong, dengan
wajah tertegun dia menarik pot itu ke be lakang.
"Kraaakkk....... !" ternyata pot bunga yang terbuat dari batu
putih itu tak lebih adalah te mpat berpegangan diatas pintu, dengan
cepat terpentanglah sebuah pintu.
Dibalik pintu tersebut kembali terdapat sebuah ruangan lain yang
luasnya dua kaki dengan t inggi satu setengah kaki, seluruh dinding
ruangan terdiri dari batu ke mala put ih yang berkilauan.
Dite mpat ini terdapat meja kursi dan pembaringan komplit
dengan perkakas lainnya. Semua alat itupun terbuat dari batu
ke mala putih dengan ukiran-ukiran yang beraneka raga m, betul-
betul sangat indah se kali.
Dengan sorot mata yang tajam, mendada k Ku See hong
me mandang sekejap keatas pembaringan batu, ...ternyata disana
duduk bersila seorang kakek yang matanya sudah cekung kedala m
dengan punggung bersandar diatas dinding ruangan.
Diatas pembaringan dima na kakek itu duduk bersila, terletak
sebilah pedang antik yang berwarna hitam..., di bawah pedang tadi
tampak sejilid kitab yang tipis !

314
Ku See hong tahu kake k ini pastilah seorang tokoh persilatan
yang berilmu tinggi, tapi yang menjadi pertanyaan baginya adalah
tubuh kekek itu; mengapa tidak me mbusuk sebaliknya mirip orang
yang masih hidup saja. Apakah dia mati be lum la ma?
Ku See hong menghe la napas panjang, ia merasa ke matain kakek
itu sungguh mengenaskan, begitu sepi, begitu menyendiri, coba
kalau dia tidak me masuki gua tersebut tanpa sengaja, mungkin saja
beberapa ratus tahun kemudianpun betum tentu jasadnya akan
ditemukan orang.
Padahal, darimana dia tahu kalau kakek ini telah meninggal dunia
sejak tigaratus tahun berselang, lagipula merasakan (merupakan)
seorang manusia aneh yang luar biasa hebatnya, selain mengerti
ilmu perbintangan, ilmu bangunan, ilmu ala m dan tanah, ilmu
barisan Pat-kwa, juga memiliki kepandaian silat yang tak terlukiskan
hebatnya....?
Dengan sikap yang sangat hormat Ku See hong me mberi hormat
kepada kakek itu, ke mudian maju mende kat dan menga mbil kitab
kecil yang tipis itu.
Diatas kitab tadi terlukis beberapa huruf yang tersembunyi:
"Tiada te man dala m jagad, dunia ini hanya kuseorang"
Kemudian dibawah tertera pula e mpat huruf kecil:
"HU-THIAN SENG-KIAM" !!
Gaya tulisannya kuat dan tegas, indah dan megah....
Ku See hong segera merasa, walaupun ucapan kakek ini terlalu
besar namun terkandung kepedihan yang tak terlukiskan dengan
kata-kata, sambil menghela napas segera guma mnya:
‘Dunia a mat luas, umat manusiapun tak terhitung jumlahnya,
namun orang ini t idak mene mukan seorang temanpun sehingga ia
menyebut dirinya sebagai Hu-thian Seng-kia m (Malaikat Pedang
Menyendiri).’

315
‘Mungkin keanehan watak Orang ini jauh me lebihi watak suhuku
Bun-ji koan-su ,...kalau tidak, mengapa t iada teman didunia ini?
Atau mungkin dala m jagad hanya dia seorang yang baik sedang
lainnya orang jahat?’
Tentu saja Ku See hong tidak mengetahui sejarah dari Hu-thian
seng-kia m tersebut, kalau tidak, ia pasti akan terperanjat, lagipula
tak akan curiga terhadap apa yang ditulisnya itu.
Tapi Ku See hong me ma ng seorang yang perasa, apalagi setelah
me mbaca tulisan yang berbunyi: ''Tiada teman dala m jagad, dunia
ini hanya aku seorang!'' makin dikenal ia merasa ikut bersedih untuk
ke malangan kake k itu.
Dala m sedihnya itu, Ku See hong lantas me mbuka hala man
pertama dari kitab itu, maka terbacalah tulisan yang berbunyi
demikian:
“Catatan dari Hu-Thian Seng-Kia m menje lang saat Ajal ! “ :
"Dala m kehidupan ini, kau telah ditakdirkan me njadi orang yang
berjodoh untuk mene mukan hasil karyanya ini tiga ratus tahun
ke mudian...! Benar-benar rejekimu a mat besar!"
Me mbaca tulisan tadi, dia m-dia m Ku See hong a mat terperanjat,
mungkinkah kakek ini benar-benar sudah mati tiga ratus tahun
berselang...? Kalau ditinjau dari tulisan da la m kitab itu, agaknya
dia sudah menduga kalau hari ini ada orang yang bakal me masuki
gua ini !?
“Hu-thian seng-kia m! Wahai Hu-thian seng-kia m! Sebetulnya
siapakah kau? Mungkin kau benar-benar seorang jago lihay yang
amat tersohor pada tiga ratus tahun berselang? Mungkin para jago
yang hidup pada seratus tahun berselang pernah mendengar na ma
besarnya?”
Dengan sorot mata yang berkilauan, Ku See hong membaca lebih
jauh,

316
"Aaaih..., tampaknya se mua telah me njadi takdir, setelah Hu-
thian seng-kia m lenyap sela ma t iga ratus tahun, dia akan muncul
ke mbali dala m dunia persilatan...!
Dika la pedang ini mulai keluar dari sarung, jeritan kesakitan akan
me landa jagad !!
Darah bercucuran sederas genangan sungai, bangkai berserakan
menusuk hidung, bagai pembunuhan yang me landa dunia persilatan
tempo dulu, pasti akan terulang ke mbali..., Sungguh mengenaskan,
sungguh me medihkan.....!
Ku See hong tahu, yang dimaksudkan Hu-thian seng-kia m adalah
nama pedang mestika itu, lagipula orang yang me mperoleh pedang
tersebut harus menyebut pula dirinya sebagai Hu-thian seng-kia m.
Bila ditinjau ke mbali apa yang tertulis begitu serius dan
mengandung a misnya darah, tampaknya pedang tersebut
merupakan sebuah pedang yang sangat lihay.
Berpikir de mikian, tanpa terasa Ku See hong me mperhatikan
pedang antik itu dengan seksama. Tampa k sarung pedang itu hita m
pekat dan bercahaya terang, selain gagang pedangnya me mang
tampak aneh, sa ma seka li tidak dite mukan ciri-ciri lain....
Maka diapun me mbaca tulisan dala m kitab itu lebih jauh:

"Takdir telah menetapkan de mikian, maka Hu-thian seng-kia m


angkatan pertama menghadiahkan pedang ini bagi mereka yang
berjodoh! Selain juga mewariskan tiga jurus ilmu pedang yang tiada
tandingannya didunia ini... Catatan tentang ilmu pedang itu ada di
belakang, aku percaya dengan kecerdasanmu untuk me mbuka
ruang rahasia ini, terbukti ka lau kau berotak cerdas, pasti rahasia
ilmu pedang itu dapat kau ketahui.
'Dimasa sila m, dengan mengandalkan pedang Hu-thian seng-
kia m ini, lohu telah menciptakan suatu badai pe mbunuhan yang tak
terkirakan sehingga me langgar hukum langit. Suatu hari ketika

317
menelusuri lautan, tanpa disengaja telah menemukan bukit tinggi ini
dimana terdapat Tee-liong-hiat-meh (Naga tanah nadi darah)!'
'Tee-liong-hiat-meh, merupakan te mpat pe musatan dari inti
langit dan bumi yang berlangsung seribu tahun se kali, yang disebut
gua mestika! Letak gua itu berada ditengah punggung bukit ini.
Perlu diketahui lohu pandai me lihat hong-sui dan aneka raga m
kepandaian lain, lohu tahu kalau gua mestika ini tak ternila i
harganya!
Barang siapa yang meneguk Sari Kekuatan tersebut, maka dia
akan kuat dan panjang usia.
Bila orang persilatan yang meneguknya, walaupun seluruh inti
kekuatannya tak bisa terhisap dala m wa ktu singkat, tapi asal bisa
mendapat sedikit saja, manfaatnya tak terlukiskan dengan kata
kata...!
Itulah sebabnya kukatakan ka lau benda itu merupakan benda
mestika yang tiada ternilai harganya.
Walaupun lohu sudah tida k berniat untuk hidup terus di ala m
ramai, tapi aku dapat menghitung apa yang bakal terjadi
dike mudian hari.
Telah kuperhitungkan bahwa pedang Hu-thian seng-kia m ini
me mancarkan hawa pe mbunuhan yang luar biasa, ...tiga ratus
tahun kemudian benda ini pasti akan muncul ke mbali dala m dunia
persilatan...!
Maka secara diam-dia m lohu bertekad untuk me mbantu pe milik
pedang Hu-thian-seng-kia m "angkatan kedua" untuk menciptakan
suatu keajaiban yang belum pernah terjadi sela ma ini.
Sengaja kupancing ke luar Tee-liong-hiat-meh itu untuk kau
terima!
Ditengah 'batu naga' diatas sana, dengan sengaja aku telah
me mbuat sebuah celah gua yang dalam dan me letakkan sepotong
Batu Kema la Hijau,'Ban-nian pek-giok' disitu. Selewatnya tiga ratus
tahun kemudian, hawa sakti dari Tee-liong-hiat-meh itu pasti akan

318
terhimpun oleh Ban-nian pek-giok tersebut hingga terwujud menjadi
cairan yang dina ma kan Tee-liong-hiat-poo (Mestika Darah Naga
Bumi) !!
Hawa sakti itu akan muncul dala m waktu yang singkat, yakni
selama dua jam (tiga ratus tahun dari saat ini), bila kesempatan dua
jam itu terlewatkan, maka saat munculnya kemba li Hiat-meh-liong-
khi itu a kan terjadi lagi setelah tiga ratus tahun ke mudian.
Mestika ala m hanya akan diperoleh untuk mereka yang berjodoh,
yang tidak berjodoh jangan harap bisa mene mukan benda ini.
Pada tiga ratus tahun berselang, lohu telah menghitungkan
kejadian yang akan datang, telah lohu ketahui pemilik pedang Hu-
thian seng-kia m angkatan kedua me mpunyai rejeki yang besar, dia
akan menerima mestika Tee-liong-hiat-poo itu.
Bila kau telah mendapatkan Tee-liong-hiat po itu..., lohu anjurkan
cepat-cepatlah kau tinggalkan bukit ini...!!!
Bukit karang ini bisa berdiri tegak sela ma puluhan laksa tahun
karena ada hawa sakti yang menunjang dari dalamnya, begitu hawa
sakti tersebut terambil pergi, ibarat manusia yang kehabisan darah,
tujuh hari ke mudian pasti a kan runtuh dan hancur.
Manusia maupun binatang yang berada dalam jarak satu Li
disekitar tempat ini akan tertimpa akibatnya dan musnah, ...ingat!
Ingat...! Cepat tinggalkan bukit ini sejauh-jauhnya...!
Rumput Hijau didepan pintu itu, merupakan sebuah benda yang
berusia sepuluh laksa tahun, kasiatnya dapat mencegah keracunan,
mencegah hawa sesat, air dan api tak tembus, benar-benar
merupakan suatu benda mestika yang tiada taranya.
Dimasa lalu benda ini dina makan orang sebagai Pe k-liok-cau!
Pertumpahan darah terjadi dimana-mana gara-gara benda itu.
Akhirnya, lohu yang telah berhasil me mperolehnya, sekarang akan
kuberikan pula untukmu.

319
Umat manusia didunia ini banyak yang licik dan berhati busuk,
banyak ksatria yang harus mengorbankan jiwanya ditangan mereka.
Kau telah ditakdirkan sebagai bintang penolong dunia persilatan
pada tiga ratus tahun ke mudian. Aku harap kau jangan me mbunuh
orang seperti me mbabat rumput; dimana bisa dia mpuni, ampunilah
mereka yang ma u bertobat.
Jenasahku tak usah kau geser, karena lohu telah me mbuka
rahasia langit dan me nghancurkan bukit ini. Untuk dosaku, lohu
rela dijebloskan kedala m neraka, biarlah jazadku terkubur bersama
bukit ini.
Ingatlah apa yang kupesankan dan laksanakan baik-baik, jangan
berbuat kejahatan yang melanggar hukum sehingga menyia-nyiakan
harapanku.....!!
Tertanda:
Hu-Thian-Seng-Kia m “Angkatan Pertama”!
oooooo0dw0ooooooo

Bab 15
SELESAI me mbaca tulisan itu, Ku See hong menjadi termangu
mangu dan tenggela m da la m la munannya sendiri. Dia m-dia m
diapun bersyukur karena ia telah menerima banyak keajaiban ala m.
Selama hidup, belum pernah Ku See hong menerima budi
kebaikan orang lain, tapi sekarang, bukan saja dia telah
me mperoleh kebaikan orang, bahkan siapa na ma kakek itupun tak
diketahui olehnya.
Selain itu, kakek tersebut juga tidak meninggalkan pesan agar
dia melakukan sesuatu baginya, kesemuanya ini me mbuat Ku See
hong merasa a mat tidak tenang, Dia m-dia m pikirnya:
'Semasa masih hidupnya dulu, locianpwe ini tak pernah
mene mukan seorang sahabat pun; setelah mati, jenasahnya akan

320
terkubur dala m perut bumi, benar-benar suatu nasib yang
mengenaskan.... Mumpung masih ada enam hari ena m mala m
sebelum bukit ini hancur, lebih baik kutemani dirinya disini sela ma
beberapa hari, sekalian menghibur sukmanya yang kesepian.'
Mendadak..., pada saat itulah Ku See hong me ndengar suara
gemuruh yang a mat keras berge ma me mecahkan keheningan,
menyusul ke mudian se luruh ruangan batu itu bergoncang keras.
Paras muka Ku See hong berubah hebat, ia tahu ucapan
locianpwe tersebut amat tepat, kalau dilihat dari gempa yang begitu
hebat melanda seluruh bukit ,kini sudah pasti ia tak bisa mengendon
terus dalam ruangan tersebut.
"Blaaa mm.....! Blaaamm.....!" setelah berkumandang suara
gemuruh yang me mikikkan telinga, gemeratak bumi yang
menggoncangkan ruangan itu se ma kin menghebat, menyusul
ke mudian terdengar bunyi tanah longsor yang me mekikkan telinga,
mungkin ada sebagian dari tanah perbukitan itu yang telah a mbruk.
Gemuruh keras yang menggelegar di angkasa itu berbunyi seka li
tiap semenit, waktunya pun makin la ma se makin pendek,
sedangkan ge mpa yang terjadi makin la ma ma kin kencang. Ku See
hong sudah tak sanggup lagi untuk berdiri tegak.
Yang lebih aneh lagi adalah jenazah dari ka kek itu, walaupun
bumi bergoncang dengan hebatnya, namun ia masih tetap duduk
dengan tebang dite mpat se mula.
Dala m perkiraan Ku See hong se mula, bunyi ge muruh dan
getaran gempa yang berlangsung selama ini hanya akan terjadi
beberapa saat lalu akan berhenti dengan sendirinya, siapa tahu
makin la ma ma lah menghebat, seakan-akan dunia mau kia mat saja,
saluruh ruangan dala m gua itu bagaikan diputar balikkan, betul-
betul menggetarkan hati.
''Blaaamm...!" setelah berkumandang suara gemuruh yang luar
biasa dahsyatnya, menyusul kemudian muncul segulung tenaga
getaran yang sangat kuat melanda seluruh ruangan, kuda-kuda Ku

321
See hong kontan menjadi ge mpur dan ia terpental sejauh tiga
empat depa dari posisi se mula.
''Kraaak...blaaamm!" bunyi tanah yang merekah berge ma disitu,
dinding batu putih dala m ruangan yang begitu kuat dan keras kini
sudah muncul retakan-retakan yang banyak, disusul ke mudian dari
luar gua sana berge ma suara batuan cadas yang berguguran.
"Aduh celaka " pikir Ku See hoag ke mudian,"bila gua ini tak kuat
menahan golakan tenaga yang menggetarkan bumi sehingga roboh
lebih dulu, niscaya akupun akan turut terkubur hidup-hidup
ditempat ini! "
Berpikir sa mpai disitu, dia lantas masukkan kitab kecil itu
kedala m sakunya, ke mudian tak se mpat untuk me mperhatikan
pedang must ika itu lagi, buru-buru dige mbolnya pedang itu diatas
bahunya.
Setelah itu, dengan sikap yang sangat hormat dia menjura
dihadapan jenasah kakek itu ujarnya dengan lantang; "Setelah
menerima budi kebaikan dari cianpwe, sesungguhnya boanpwe Ku
See hong berhasrat untuk menemani layon cianpwe sela ma
beberapa hari sebagai tanda rasa terima kasihku, tapi berhubung
gejala gempa yang menimpa bukit ini sudah mulai dan boanpwe
kuatir terjadi hal yang tak diinginkan, terpaksa boanpwe akan
mohon diri lebin dahulu. Boanpwe pasti akan me mpergunakan Hu-
thian seng-kia m yang cianpwe hadiahkan kepadaku ini, untuk
menegakkan keadilan dan kebenaran didala m dunia persilatan...!"
Selesai berdoa, Ku See hong segera melompat ke luar dari
ruangan itu, tapi apa yang ke mudian terlihat olehnya ha mpir saja
me mbuat pe muda itu menjerit keras.
Tampaklah dala m lorong yang berada sepuluh kaki dari ruang
batu itu telah dipenuhi oleh bela lang beracun yang jumlahnya begitu
banyak sehingga menyerupai sebuah awan hita m, bukan saja telah
menyumbat lorong yang luasnya beberapa kaki itu, lagi pula
suaranya me mekikkan telinga.

322
Agaknya semua binatang beracun yang selama ini berse mbunyi
dalam gua tersebut telah dikacaukan oleh terjadinya ge mpa kuat,
sehingga sa ma sa ma kabur menyela matkan diri.
Gua yang dilewati Ku-See-hong ketika masuk kedala m ruangan
tadi merupakan sebuah celah alam yang ada dicelah bukit, dimana
gua tersebut me manjang sa mpai kepuncak tebing, panjangnya
paling tida k mencapai ratusan kaki, didala mnya tersebarlah gua
besar maupun kecil yang puluhan ribu banyaknya, disana menghuni
pelbagai binatang beracun yang tak terhitung jumlahnya. Tak heran
kalau binatang beracun itu segera berdesakan menuju kegua yang
berhubungan langsung dengan a la m bebas.
"Aduh celaka!" pekik Ku See hong setelah menyaksikan kejadian
itu.
Dengan sorot mata yang tajam bagaikan se mbilu, hawa murninya
segera dihimpun keda la m telapak tangannya, menanti belalang
beracun itu bergerombol mendekat, diapun a kan lepaskan sebuah
pukulan dahsyat.
Siapa tahu, belalang beracun yang berpuluh ribu jumlahnya itu
hanya bergerombol didala m lorong tersebut bagaikan selapis awan
gelap, bukan saja menutupi cahaya yang masuk, juga tak seekorpun
yang terbang masuk kedala m gua.
Ku See hong yang cerdik dan cekatan tiba-tiba menunjukkan
wajah berseri, rupanya teringat bahwa cianpwe itu pernah
menyinggung bahwa rumput Pek-lik-cau yang berada diatas pot
bunga itu merupakan benda mustika yang sanggup diguna kan untuk
me lawan racun.
Berpikir sa mpai disitu, dia lantas melompat kesa mping pot bunga
tadi dan me megang a kar rumput Pek-lik-cau tersebut.
Segera itu juga dia merasakan ada segulung hawa dingin yang
mera mbat naik lewat celah-celah tangannya dan masuk ke
tubuhnya, sementara bau harum semerbak menyegarkan badan,
tampaknya rumput tersebut benar benar merupakan sebatang
rumput mustika.
323
"Sreeet.....!" diiring suara desingan, Ku See hong telah berhasil
mencabut keluar rumput Pek-lin-cau itu.
Batang berikut akarnya yang berwarna merah kehijau hijauan itu
hanya mencapai lima inci saja, cahaya hijau yang terpancar keluar
tampak indah menawan.
Begitulah dengan tangan kiri me megang rumput Pek lik cau,
tangan kanan menyiapkan serangan dahsyat untuk me njaga segala
ke mungkinan yang tak diinginkan, pelan-pelan Ku See hong berjalan
mende kati gerombolan bela lang beracun itu.
Kalau dibicarakan me mang sangat aneh ketika kawanan belalang
beracun itu menyaksikan Ku See hong berjalan mendekat, ternyata
binatang itu serentak menggerakkan sayapnya dan mundur ke
belakang.
Ku See hong menjadi amat ge mbira, secepat kilat telapak tangan
kanannya melancarkan sebuah pukulan yang maha dahsyat
bagaikan he mbusan angin topan, kawanan bela lang beracun yang
berada dibarisan depan segera tersapu oleh pukulan dahsyat itu
hingga hancur dan tercerai berai diatas permukaan tanah.
Semenjak ma kan cairan merah Tee liong-hiat-po, tenaga dalam
yang dimiliki Ku See hong telah me mperoleh ke majuan pesat,
serangan yang dilancarkan barusan betul betul mengerikan se kali.
Tak selang berapa saat kemudian, bangkai belalang beracun itu
sudah me mbukit, sementara belalang beracun yang masih terbang
diudara dan tak kena terhajar mampus itu serentak melarikan diri ke
empat penjuru.
Dala m waktu singkat, Ku See hong telah mencapai pintu masuk
gua tersebut.
Mendadak...... kembali terendus bau busuk yang lembab dan
menyengat hidung dari arah depan, pe muda itu cepat menjadi
sadar, pastilah seekor binatang beracun kembali telah munculkan
diri.

324
Dengan cekatan dia mene mpelkan punggungnya diatas dinding
gua, kemudian dengan sepasang matanya yang tajam me lakukan
pemeriksaan di sekeliling tempat itu, hawa murni dihimpun ke dala m
telapak tangan kanannya dan bersiap sedia melancarkan serangan
setiap saat.
Waktu itu suasana didepan gua itu a mat gelap dan remang
remang karena udara dipenuhi oleh belalang beracun yang sedang
me larikan diri.
Rupanya rombongan be lalang beracun tersebut hanya mengikuti
arah terbang pemimpinnya yang ada dipaling depan, andaikata
pemimpinnya terjun ke lautan api, maka yang berada dibelakangnya
turun pula me nerjunkan diri ke dala m lautan api.
Cepat nian gerak terbang dari kawanan belalang beracun itu,
suara dengungan nyaring yang mme kikkan telinga itu kian la ma kian
bertambah mele mah, tak la ma ke mudian binatang tersebut sudah
lenyap tak berbekas.
Dala m pada itu, dari mulut gua telah muncul seekor ular raksasa
yang berperut amat panjang dengan sisik yang berwarna-warni,
dengan menelusuri dinding gua tanpa menimbulkan sedikit
suarapun, bergerak mende kat.
Ditinjau dari kepalanya yang berbentuk segi tiga serta tubuhnya
yang berwarna warni, dapat diketahui bahwa ular beracun raksasa
itu sudah pasti seekor ular yang berbahaya sekali, barang siapa
terpangut, niscaya jiwanya akan me layang.
Terkesiap Ku See hong menyaksikan kejadian ini, telapak tangan
kanannya segera digetarkan ke muka, lima gulung desingan angin
tajam yang me mekikkan telinga segera dilontarkan ke muka
menyergap kepala aneh dari ular beracun itu.
“Sreeet..! Sreeet..! Sreeet..! Sreeet..! Sreeet..!” lima gulung
desingan angin tajam yang sanggup me mbelah batu cadas,
bersarang telak diatas kepala aneh si ular berbisa itu, tapi anehnya
ternyata binatang itu sa ma seka li tidak menderita luka apa-apa.

325
Ketika ular berbisa berwarna warni itu menyaksikan ada orang
menyergapnya, sepasang mata anehnya yang mirip la mpu lentera
segera me mancarkan se merbak sinar hijau yang menggidikkan hati,
lalu sa mbil mengangkat kepalanya ia me mperdengarkan pekikan
nyaring yang mendirikan bulu roma, mulutnya dipentangkan lebar
lebar dan menyemburkan segumpal asap beracun yang berwarna
warni.
Secepat sambaran petir, kabut beracun itu menyambar kewajah
Ku See long. Mimpi pun Ku See bong tida k menyangka kalau ular
berbisa itu begitu ganas dan berbahaya, tubuhnya cepat-cepat
berkelit kesamping dan melompat kearah dinding tebing la innya,
sementara telapak tangan kirinya kemba li diayunkan ke muka.
Segulung angin pukulan yang tak kalah hebatnya sekali lagi
menggulung kedepan.
Agaknya ular berbisa yang berwarna warni itu cukup mengerti
akan kelihayan ilmu pukulan yang dilancarkan Ku See hong,
kepalanya yang aneh segera dimiringkan ke samping, ke mudian
tubuh bagian depannya diangkat keatas.
'Plaak!' dengan diiringi suara nyaring, pukulan tadi bersarang
telak diatas badan ular bebisa yang keras bagaikan baja itu, al-hasil
ular tadi masih juga tidak menderita apa apa.
Kembali suara pekikan aneh yang me me kikkan telinga
berkumandang me mecah keheningan, ular berbisa yang tubuhnya
amat besar itu me mbalikkan badannya, kemudian ekornya yang
panjang langsung menggulung ke tubuh Ku See hong.
Kekuatan yang menyertai sabetan ekor ini betul-betul
mengerikan hati, deruan angin dahsyat menggetarkan seluruh
angkasa.
Dengan kecepatan yang luar biasa, Ku See hong melompat
ke muka.
"Blaaa m....!" suatu benturan keras berkumandang, dinding
karang dala m gua itu segera bergetar keras, pasir dan batu

326
beterbangan diangkasa, ternyata sudut dinding gua itu sudah
tersapu ambruk sebagian.
Ku See hong segera terkesiap sekali, mendadak satu ingatan
me lintas didala m benaknya. "Criiing..." diiringi suara dentingan yang
sangat nyaring, Ku See hong telah meloloskan sebilah pedang
mestika yang me mancarkan cahaya merah.
Cahaya tajam yang me mancar ke luar dari pedang itu berwarna
bening, tapi lamat-la mat me mancar selapis kabut tipis yang
berwarna merah menyelimut i senjata tersebut, tampak indah dan
menawan.
Ketika ular beracun berwarna warni itu, menyaksikan Ku See
hong me loloskan pedang Hu-thian seng-Kia m, mulutnya segera
dipentangkan lebar-lebar, ke mudian sa mbil berpekik nyaring,
gumpalan asap beracun segera dise mburkan keluar.
Akan tetapi, ketika mendapat tiga depa dari kabut merah yang
menyelimuti pedang mestika Hu-thian seng-kia m tersebut, tahu-
tahu kabut racun itu menyebar keempat penjuru dan menguap ke
atas.
Kabut beracun berwarna hijau tua, sedang cahaya pedang
berwarna merah darah, ketika kedua maca m warna itn saling
me mbentur satu sa ma la innya, segera timbullah beraneka warna
yang amat indah.
Lambat laun, kabut beracun yang dise mburkan ular berwarna
warni itu makin menipis, seluruh badannya makin le mah dan
kepalanya yang anehpun turut terkulai ketanah, dua biji mata
anehnya yang berwarna hijau kian la ma kian berta mbah le mah.
Sebaliknya kabut merah yang menyelimuti pedang Hu-thian
seng-kia m tersebut kian la ma kian bertambah tebal ha mpir saja
menyelimuti se luruh badan Ku See hong sedemikian aneh dan
saktinya keadaan tersebut, sehingga tak malu ka lau disebut sebagai
pedang mustika paling aneh didunia ini.

327
Cahaya gembira segera terpancar keluar dari balik mata Ku See
hong, sedemikian girangnya dia sehingga matanya hanya
menga mati pedang Hu-thian seng-kia m tersebut tanpa berkedip, dia
lupa untuk turun tangan, juga lupa untuk me mbunuh ular beracun
tersebut.
"Blaaaa m.....! Blaaammm.....!" ledakan demi ledakan yang
me me kikkan telinga segera menggetarkan angkasa, menyusul
ke muaian seluruh gua itu bergoncang keras.
Tak la ma ke mudian ta mpak batu dan pasir berguguran ke atas
tanah dengan menimbulkan suara nyaring. Mungkin ada sebagian
besar batu karang yang telah a mbruk.
Mendengar suara tadi, Ku See hong baru merasa terkejut dan
tersentak kaget pedang Hu-thian Seng-kia mnya digetarkan keras
menciptakan berlapis lapis gulungan garis busur yang melingkar,
seolah-olah cahaya biangla la yang menyebar ke angkasa.
Kemudian diiringi suara gemerincingan nyaring, laksana kilatan
cahaya tajam, pedang itu segera membacok keatas kepala
berbentuk segi tiga dari ular beracun itu.
Anehnya, kali ini ular beracun itu tida k menghindar ataupun
me mberi perlawanan, na mun dala m kenyataannya bacokan yang
dilancarkan Ku See hong itu me mang dilakukan dengan kecepatan
luar biasa.
Dala m keadaan tak ma mpu menghindarkan diri,"Criiing...!" mata
pedang itu segera menembusi kepa la ular beracun tersebut
bagaikan sedang me motong tahu saja. Pekikan keras
berkumandang me mecahkan keheningan, percikan darah segar
me mancar ke mana-mana. kepala si ular yang berbentuk segi tiga itu
segera kena terbacok oleh senjata Ku See hong sehingga hancur tak
karuan lagi bentuknya.
Ku See hong segera merendahkan badannya, sekilas cahaya
bianglala segera me mancar keluar, hawa pedang mendesir, ular
raksasa yang panjangnya empat kaki itu sudah terpotong potong

328
menjadi puluhan bagian oleh ayunan pedang Hu-thian seng-kia m
tersebut, bau amis segera me menuhi seluruh gua.
Sambil menggengga m pedang Hu-thian seng-kia m, Ku See hong
me lompat keluar dari gua itu. Ketika sorot matanya me mperhatikan
keadaan disekitar sana, tampak lebih kurang dua kaki dihadapannya
telah muncul dua buah batu karang yang sangat besar menyumpa l
jalan lewat, yang tersisa tinggal ruang kosong selewat satu kaki.
Tapi, pada ruang kosong yang satu kaki lebarannya itu kini
berdiri seekor laba-laba raksasa yang me mbentuk selapis sarang
laba-laba yang besar dan berwarna putih, diatas sarang tadi
tertempel banyak seka li belalang beracun, sedang laba-laba tersebut
lagi sibuk mela lap bela lang bela lang beracun tersebut.
Dia m dia m Ku See hong merasa terperanjat, pikirnya: "Paling
tidak aku harus mene mpuh perjalanan sejauh tiga puluh kaki
me lewati gua ini sebelum lolos dari tempat ini, tampaknya didala m
gua yang lebar didepan sanapun banyak terdapat binatang-binatang
beracun. Aaai. .. tampaknya bila aku tidak segera berusana untuk
meninggalkan gua ini, bila sa mpai saatnya ambruk, saat itu meski
aku berilmu silat amat hebat pun, jangan harap bisa meninggalkan
tempat ini da la m keadaan sela mat..."
Berpikir sampa i disitu, dengan me mentangkan sepasang matanya
bulat-bulat, telapak tangan kirinya segera didorong kemuka
me lepaskan segulung angin pukulan yang maha dahsyat untuk
me mbayar sarang laba laba tersebut...
Tapi, Ku See hong segera merasakan telapak tangannya seolah-
olah menyentuh segumpal benda yang a mat lunak dan me mpunyai
daya pental yang kuat, tak ampun badannya mence lat kebelakang.
Dengan terkesiap dia mundur dua langkah, tampak sarang laba-
laba itu hanya sedikit bergerak, na mun sa ma sekali tidak menderita
kerusakan apa-apa.
Tampaknya laba-laba raksasa itu sudah me miliki sifat yang tajam
dan pintar, melihat orang yang manyergapnya, tubuh yang besar
segera melompat turun keatas tanah.
329
"Blaaa m...!" diiringi getaran keras, ketika cakar panjang laba-laba
raksasa itu mencengkera m diatas sebuah batu cadas yang besar,
seketika itu juga batu cadas itu hancur tak karuan lagi bentuknya,
bisa dibayangkan betapa dahsyatnya kekuatan yang dimiliki
binatang tersebut.
Ku See hong yang menyaksikan kejadian itu menjadi a mat
terperanjat, dia tak berani berayal lagi. Pedang Hu-thian seng-
kia mnya segera digetarkan me mbentuk garis biangla la panjang
yang secepat kilat membalik ke bawah dan menusuk tubuh laba-
laba raksasa tersebut.
Laba-laba raksasa itu berpekik aneh, cairan hijau segera
me mancar ke mana-mana. Dala m wa ktu singkat tubuhnya sudah
kena dicincang oleh Ku See hong hingga tak karuan lagi bentuknya.
Ku See hong kembali menggetarkan pedangnya, cahaya senjata
berputar lewat ketika ia me ngayunkan senjatanya berulang kali
diatas sang laba-laba tadi, menyusul tangan kirinya me lepaskan
sebuah pukulan dasyat, serentak serangan laba-laba itu sudah kena
tersapu bersih.
Dia tak berani berdia m terlalu la ma lagi disitu, dengan kecepatan
luar biasa tubuhnya segera melompat masuk ke dala m gua yang
sangat besar itu, namun ketika matanya me mandang seke liling
tempat itu seketika itu juga tubuhnya mundur beberapa langkah
dengan perasaan terkesiap.
Ternyata banyak batu cadas telah berguguran didala mi gua yang
lebarnya mencapai dua puluhan kaki itu, diantara bongkahan2 batu
karang itu penuh dengan sarang laba2 yang me mbentang kian
ke mari, dipusat tiap lingkaran sarang laba2 itu, tampaklah seekor
laba2 berkaki delapan yang berwarna hijau kerabu-abuan.
Yang lebih mengerikan lagi adalah diatas tanah diseke liling
permukaan gua itu diliputi oleh selapis gelombang merah yang
bergolak kian ke mari.
Ternyata yang dima ksudkan sebagai gelombang merah itu adalah
sekelompok se mut-semut berwarna merah yang a mat besar sekali.
330
Semut-se mut raksasa tersebut berkaki panjang dan berjuta-juta
ekor banyaknya, permukaan gua yang paling tidak dua puluh kaki
luasnya itu ha mpir dipenuhi oleh se mut-semut tadi.
Rupanya gerombolan se mut-se mut raksasa berwarna merah itu
bermunculan dari sebuah celah dinding batu yang merekah dan
berhamburan ke luar.
Ku See hong terkesiap sekali, ia tahu kelompok se mut merah
bertubuh raksasa ini pasti mengandung racun yang sangat jahat,
seandainya sampai tergigit, tak ayal lagi nyawanya pasti akan
me layang meninggalkan raga kasarnya.
Apalagi setelah pemuda itu me lihat je las keadaan disekitar sana,
dia se makin mengeluh lagi, ternyata sedemikian banyaknya se mut2
merah itu berha mburan ke luar dari sarangnya, me mbuat seluruh
permukaan maupun dinding batu yang ada disitu dipenuhi oleh
binattng itu, bahkan mulut gua didepan sanapun dilapisi jutaan
semut merah.
Hakekatnya mustahil lagi baginya untuk me langkah keluar dari
tempat itu.
Seandainya disana hanya ada semut-semut merah saja, dengan
menganda lkan ilmu meringankan tubuhnya, paling banter dia hanya
perlu berganti napas sekali saja untuk mencapai mulut gua.
Tapi kenyataannya tidak segampang itu, ha mpir se luruh celah
dan tempat kosong dala m gua dipenuhi oleh sarang laba-laba yang
kuat, untuk bisa me lompat keluar dari situ, paling tida k dia harus
menghancurkan e mpat lapis sarang laba-laba terlebih dahulu,
padahal apabila badannya sampa i terperosok kedala m rombongan
semut merah raksasa itu, niscaya habis sudah jiwanya.
Ku See hong menjadi sangat gelisah, ia betul betul kehilangan
akal dala m keadaan begitu, padahal semut merah masih
berhamburan keluar dari sarangnya dan kini mulai mera mbat ke
arah mana ia berdiri sekarang.
Mendadak....

331
Ku See hong menga mbil sarung pedangnya ditangan kiri,
ke mudian tubuhnya meluncur ke depan, serentetan cahaya
gemerlapan yang menyilaukan mata secepat kilat menerjang ke
arah sarang laba-laba pertama.
"Sreeet... Sreeet....!" desingan tajam me mbelah angkasa, sarang
laba-laba yang pertama telah tersayat menjadi beberapa bagian.
Sementara itu tubuh Ku See hong telah meluncur ke bawah
tanah, dalam keadaan begini sarung pedang ditangan kirinya
secepat kilat menutul diatas permukaan tanah, badannya segera
me la mbung ke mbali dan meluncur ke arah sarang laba-laba kedua.
Perbuatan yang dilakukan tadi segera diulangi ke mba li, dan
menghancurkan sarang laba-laba tersebut dengan pedang mustika
Hu-thian seng-kia m yang berada ditangan kanannya.
Hanya didalam wa ktu singkat, secara beruntun Ku See hong
telah berhasil menghancurkan lapisan sarang laba-laba, kini sarung
pedangnya sekali lagi menutul diatas permukaan tanah dan
tubuhnya bagaikan anak panah yang terlepas dari busurnya
me luncur keluar dari gua.
Tiba-tiba Ku See hong menyadari akan sesuatu pikirnya: 'Aduuuh
celaka..! Gua ini berjarak lebih kurang tujuh puluhan kaki dari
permukaan tanah, jika aku meluncur dengan begini saja kebawah,
walaupun sudah mengerahkan segenap rawa murni yang kumiliki,
kendatipun tak sa mpai mat i paling tidak juga akan terluka parah.'
Ingatan tersebut baru saja melintas lewat, tubuhnya telah
me luncur sejauh lima ka ki lebih dari mulut gua, ke mudian dengan
cepat badannya merosot turun kebawah.
Dengan sepasang mata terpentang lebar, dia mengawasi sekejap
sekeliling tempat itu na mun t iada tempat yang bisa dipaka i untuk
berganti napas, padahal badannya telah me luncur kebawah dengan
kecepatan bagaikan sa mbaran petir.......
Waktu itu senja telah menjelang tiba matahari sore sedang
me mancarkan cahaya ke e mpat penjuru...

332
Mendadak Ku See hong teringat ke mba li dengan taktik
me la mbung didala m ilmu gerakan tubuh Mi-khi biau-tiong, dengan
cepat ia menghimpun tenaga dalamnya, lalu seperti segumpal kapas
lunak pelan pe lan badannya melayang turun ke bawah.
Ku See hong segera me mbentangkan sepasang lengannya, kedua
ujung kakinya saling berpijak pada punggung kaki, tubuhnya
bagaikan segumpa l kapas me layang turun dengan ringan.
Angin berhembus kencang mengibarkan bajunya, di bawah
timpaan cahaya matahari sore yang menyoroti badannya, gerakan
tubuh tersebut nampa k indah menawan.
Hanya didala m sekejap mata saja Ku See hong telah berhasil
mencapai permukaan tanah dengan selamat. Dia mendongakkan
kepalanya dan menghe mbuskan napas panjang, guma mnya sambil
menghe la napas: "Tak kusangka ilmu meringankan tubuh yang
kumiliki telah mencapa i ke tingkatan yang begitu tinggi..."
Me mandang bukit karang yang menjulang tinggi keangkasa,
tanpa terasa ia menghela napas sedih, dalam benaknya terbayang
ke mbali akan si kakek yang seorang diri.
Dimasa hidupnya dulu dia sudah hidup menyendiri, sesudah mati
mayatnya akan tenggelam kedala m bumi, dala m dunia yang luas,
mungkin hanya dia seorang yang me mpunyai nasib seburuk itu.
Sementara itu, dari atas puncak batu karang itu seakan akan
bergoncang keras dan tiap saat bakal ambruk ketanah. Sedangkan
dari permukaan sekeliling batu karang itu telah muncl retakan-
retakan besar yang dalam sekali.
"Aaaai....!" sekali lagi Ku See hong menghela napas sedih,
benaknya terkenang kembali semua pengala man yang diala minya
selama dua bulan terakhir ini.
Semua kejadian serasa bagaikan impian, terutama diantaranya
pengalaman yang menimpa Bun-ji koan-su, Keng Cin sin dan Kake k
Yang Menyendiri tadi. Ketiga orang itu merupakan orang yang tak

333
akan terlupakan sepanjang hidupnya, tapi ketiga-tiganya sudah
tiada lagi didunia ini....
Teringat diri Keng Cin sin, air matanya jatuh bercucuran bagaikan
hujan gerimis, ia merasa sedih se kali.
Selama hidup belum pernah dia alami kesedihan seperti ini, ia tak
pernah bersikap le mah dengan mengucurkan air mata, hanya
kepadanya Keng Cin sin, bayangan gadis itu serasa melekat selalu
didala m bena knya.
Selama berke lana dalam dunia persilatan dimasa lalu, walaupun
banyak kesulitan telah diala minya, namun dia me lewati sambil
menggertak gigi, tapi sekarang tidak, tepatnya belakangan ini. Dia
baru mengerti kalau kehidupan manusia itu sebenarnya tidak
gampang, bagaimana pun juga didunia ini banyak terdapat
persoalan yang bisa menghancur lumatkan perasaan orang.
Tapi, justru karena pelbagai penga la man dan penderitaan yang
diala mi inilah dia menjadi lebih matang, bahkan jauh lebih
pengalaman dari pada orang yang berusia setengah umur.
Dala m suasana dan keadaan seperti ini, ia sudah me mikirkan lagi
ucapan yang selalu merupakan kebanggaannya, yakni 'Enghiong
hanya melelehkan darah tidak melelehkan air mata!'....Dia
me mbiarkan a ir matanya jatih bercucuran dengan derasnya.
Ia mendongakkan kepalanya me mandang langit yang gelap,
hanya bintang yang bertaburan tiada re mbulan.
Dengan penuh kesedihan Ku See hong berpekik nyaring lalu
mengerahkan ilmu meringankan tubuhnya bergerak menuju ke arah
barat. Dia ingin mencari puncak bukit lain pada jarak satu Li dari
sana dan melatih ketiga jurus pedang yang tercantum pada dalam
kitab kecil peninggalan Kakek Menyendiri itu, disamping ia ingin
menyaksikan dengan mata kepala sendiri, bukit karang yang
menjulang t inggi keangkasa itu longsor dan a mbruk.
Ditengah gelapnya mala m, kee mpat penjuru hanya penuh
dengan pepohonan serta batu karang, angin menghe mbus kencang,

334
bayangan hitam bergerak gerik seolah-olah kawanan iblis yang
menanti mangsanya menghantarkan ke matian....
Semenjak minum cairan darah Naga Bumi, tenaga dala m yang
dimiliki Ku See hong telah mencapai ke majuan yang pesat sekali.
Oleh karena gabungan dari beberapa macam sari mustika yang
bercampur didala m tubuhnya, hawa murni yang dimilikinya
sekarang dapat beredar tiada habisnya, kekuatan yang sangat kuat
itu bagaikan gulungan omba k ditengah samudra yang menggulung
tiada habisnya.
Tubuhnya bergerak begitu enteng bagaikan segumpal kapas
yang tak berbobot, setiapkali lompatan tubuhnya mencapa i sejauh
sepuluh ka ki lebih dari posisi se mula, tak ubahnya bagaikan burung
walet yang sedang terbang di angkasa.
Kesempurnaan ilmu meringankan tubuh yang dimilikinya
sekarang boleh dibilang telah mencapa i pada puncaknya, mungkin
dalam dunia persilatan dewasa ini sudah tiada banyak orang lagi
yang dapat menandingi kehebatan ilmu meringankan tubuhnya.
Dibawah sorot cahaya bintang, seperti sambaran petir saja
badannya bergerak kemuka, makin la ma gerakan tubuhnya semakin
cepat, seakan akan kakinya tidak mene mpel pada permukaan tanah,
me mbuat orang hanya melihat sekilas cahaya berkelebat lewat, tahu
tahu bayangan tubuhnya sudah lenyap tak berbekas.
Dala m waktu singkat, Ku See hong telah tiba diatas sebuah
puncak bukit sejauh satu Li dari te mpat semula dan berdiri di
puncak bukit karang tersebut. Sekeliling tempat itu ta mpa k
pepohonan yang rindang tumbuh dengan a mat suburnya, dengan
amat jelas sekali ia dapat menyaksikan keadaan dari bukit
diseberang itu.
Betul Ku See hong telah ma kan cairan Tee liong hiat-poo
sehingga kekuatannya bertambah, namun setelah beberapa mala m
tak pernah beristirahat, begitu suasana menjadi tenang rasa le lah
segera menyerang seluruh tubuhnya.

335
Maka diapun duduk bersila diatas tanah untuk mengatur napas,
tak selang berapa saat kemudian ia sudah berada dala m keadaan
lupa segala ga lanya.
Tatkala sadar ke mbali dari se medinya, fajar telah menyingsing,
hari ini goncangan yang menimpa bukit seberang bergema se makin
keras, bahkan puncak bukit dimana ia berada sekarangpun turut
dilanda goncangan yang a mat keras.
Dari dala m sakunya Ku See hong mengeluarkan kitab kecil
peninggalan Kakek Yang Menyendiri itu, lalu mulai me mpelajari
ketiga jurus ilmu pedang tersebut.
Walaupun tulisan yang tercantum dala m kitab itu telah dipelajari
dan dikupas dengan penuh ketelitian, bahkan diterangkan pula oleh
gambar, tapi berhubung jurus pedang itu terlalu dala m artinya,
lagipula sangat lihay, ia belum berhasil juga untuk me maha mi
makna yang sesunggunnya.
Setelah mela lui pe mikiran yang seksa ma sela ma dua hari dua
ma la m, akhirnya Ku See hong berhasil me mahami garis besar dari
Jurus pertama.
Kejut dan heran segera menyelimut i seluruh perasaannya,
ternyata jurus pedang ini dengan jurus Hoo-han seng-huan yang
diwariskan Bun ji koan su kepadanya, seakan-akan me miliki
kekuatan dan kehebatan yang hampir sejalan, namun kedua maca m
kepandaian itu tak bisa digunakan secara bersa maan, me lainkan
hanya bisa digunakan secara terpisah pisah..., kalau tidak, kekuatan
yang dihasilkan pasti akan beberapa ka li lipat lebih dahsyat lagi..!
Pada dasarnya, Ku See hong memang seorang yang gila ilmu
silat, begitu mene mukan rahasia dari kepandaian tersebut, ia
menjadi girang setengah mati. Sepanjang hari, segenap pikiran dan
perhatiannya tercurahkan pada ketiga jurus pedang itu.
Hanya saja selama ini dia tidak me mpraktekan secara langsung,
me lainkan hanya me mikirkannya didala m benak nya.

336
Ada kalanya dia garuk kepala sambil me mandang awan
diangkasa dengan wajah termangu, tapi saperti juga orang yang
semedi, tiap kali ia termangu ma ka hal ini berlangsung sa mpa i
setengah harian la manya.
Akan tetapi setiap kali berhasil me mecahkan persoalan pelik yang
sedang dihadapinya, ia menjadi kegirangan setengah mati sehingga
lupa daratan. Pekikan nyaring dikuma ndangkan berulang ka li,
seakan-akan orang yang lagi tertawa tergelak.
Setelah menghabiskan waktu sela ma lima hari lima mala m, Ku
See hong baru berhasil mengingat sebagian kecil saja dari gerakan
ketiga jurus ilmu pedang itu.
Pagi itu merupakan hari ke tujuh setelah Ku See hong minum
cairan mestika Tee liong hiat poo. Hari ini cuaca tampak agak luar
biasa, fajar belum lagi menyingsing diufuk sebelah timur, langit
sudah diliputi oleh cahaya terang, awan diangkasa tidak lagi
berwarna putih seperti sedia kala, me lainkan berwarna kuning
keemas-e masan.
Suasana dipagi hari itu ibaratnya suasana senja dikala matahari
hendak tenggela m dilangit barat, sedemikian sura mnya suasana
ketika itu, sehingga orang yang tak tahu keadaan, tentu akan
mergira senja telah menje lang tiba.
Gemuruh keras yang se mula berkumandang dari bukit sebelah,
kini berubah menjadi hening sepi..., sedemikian sepinya sehingga
mendatangkan suasana yang menyeramkan, tiada angin yang
berhembus lewat, pohon dan dedaunan tiada yang tergoncang,
seakan-akan dunia sudah kia mat.
Seluruh jagad seakan akan diliputi oleb keseraman, kengerian
dan ke murungan.......
Ku See hong berdiri tegak dipuncak bukit itu sa mbil me mandang
kearah tebing karang yang menjulang keangkasa diseberang sana.
Bukit ini na mpak berdiri kokoh dengan angkernya, siapapun tak-
akan percaya kalau bukit yang begitu kokoh akan longsor dan
tenggelam kedala m bumi.
337
Mendadak.....
Peristiwa yang mengerikan telah mulai berlangsung, tanah mulai
retak retak, gempa dahsyat menggoncangkan seluruh permukaan
bumi....
"Blaaa mmm......blaaammm.....blaaamm!" leda kan demi ledakan
dahsyat menggema dari puncak bukit karang itu, demkian kerasnya
suara ledakan tersebut serasa me mekikkan telinga, dan lagi ledakan
demi ledakan mengge legar tiada putusnya.
Menyusul ledakan keras itu, bumi bergoncang keras dan batu
serta tanah pun mulai berguguran.
Ku See houg dapat menyaksikan timbulnya retakan retakan besar
diatas dinding karang yang tegak lurus dan menjulang tinggi ke
angkasa itu......
"Blaaa mmm...! Blaaammm...! Ggrrrr........"
Suatu kekuatan getaran gempa yang maha dasyat melanda tiba.
Ku See hong segera merasakan kepalanya pusing tujuh keliling,
kakinya tak ma mpu berdiri tegak lagi sehingga tak a mpun tubuhnya
segera roboh terjengkang ke atas tanah, akan tetapi dengan cepat
dia melompat bangun lagi.
"Kraaai....! Kraaakk..........!"
Retakan demi retakan me mbe lah seluruh permukaan bukit itu,
dengan jelas Ku See hong dapat melihat pepohonan bertumbangan,
lalu diatas permukaan bikit yang se mula menghijau itu muncul
beribu ribu buah retakan yang merekah.
"Blaaa mm.....! Blaaamm......! Blaamn...,
Kraak..... pleetakk....!" Pelbagai bunyi keras menggelegar sa ling
menyusul, bumi bergoncang se makin keras, dunia serasa berputar
kencang. Ku See hong dengan mengandalkan kekuatan tubuhnya
yang tinggi segera me mpertahankan diri sekuat tenaga untuk
me lawan getaran de mi getaran yang menghebat itu.

338
Diantara getaran demi getaran serta ledakan de mi leda kan yang
me me kikan telinga inilah, puncak bukit yang menjulang t inggi
keangkasa itu mendadak retak dan berguguran kebawah, ketika
menyentuh bumi segera bergema suara ledakan yang tak
terlukiskan dengan kata kata, pasir dan batu segera bertebangan
ke mana mana.
Dinding bukit yang tegak lurus turut merekah menjadi dua
bagian, kemudian diiringi ge muruh yang a mat nyaring, mula i
berguguran keatas tanah, seluruh bukit pun mulai a mblas kedala m
tanah diikuti beterbangannya pasir dan batu sehingga langit serasa
berubah menjadi gelap gulita.
"Aaaai.... daratan telah tenggelam kedala m perut bumi........!"
pekik Ku See hong dengan perasaan terkejut.
Rupanya sekitar satu Li disekeliling bukit karang itu mendadak
merekah dan muncul sebuah lingkaran yang besar sekali, ke mudian
seluruh permukaan dise kitar lingkaran tadi a mblas ke dala m bumi.
Seketika itu juga, angin puyuh menderu-deru, segulung desingan
angin, yang sangat kuat menyapu seluruh jagad.
Paras muka Ku See hong berubah hebat, cepat-cepat ia
mende ka m atas tanah untuk me lindungi diri.
Ledakan de mi leda kan masih berkumandang silih beganti,
gemuruh yang me mekikkan telinga mengge ma diseluruh angkasa.
Semua perpohonan yang tumbuh diatas bukit dimana Ku See
hong berdiri sekarang turut bertumbangan diatas tanah dan
berguguran kedala m jurang.
Bukit dan seluruh permukaannya makin bergoncang sema kin
keras, mengikut i getaran itu, pelan pelan permukaan tanah
tenggelam ke dasar bumi diiringi desingan angin puyuh yang luar
biasa dahsyatnya.
Ku See hong mende ka m rapat rapat diatas bumi,peluh dingin
telah me mbasahi seluruh jidntnya. Dia tahu walaupun bukit dimana
ia berada sekarang tidak turut tenggelam, namun tekanan udara

339
disekeliling bukit itu sangat kuat dan berat sehingga me mbuat
napas menjadi sesak dan peredaran darah didalam tubuhnya
menge mbang kencang, sungguh merupa kan suatu penderitaan
yang menyiksa badan.
Tiba-tiba.... Ku See hong menghimpun segenap tenaga dalam
yang dimilikinya ke seluruh badan, lalu seenteng kapas dia
me la mbung keudara mengikuti gulungan angin puyuh yang sedang
menderu2 itu dan me leset ke depan dengan kecepatan luar biasa.
Dengan suatu gerakan yang sangat indah, dia meloloskan diri dari
pusingan angin puyuh yang menenggela mkan daratan itu.
Dengan tenggela mnya bukit karang itu keda la m perut bumi,
maka se mua tumbuhan maupun kehidupan yang berada satu Li
diseputar tempat itu turut terkubur pula kedasar tanah, dala m
waktu singkat bekas tanah dimana bukit itu berdiri tadi berubah
menjadi sebuah telaga lumpur yang a mat besar.
Lumpur dida la m telaga itu mendidih seperti bubur, udara panas
yang menyengat me mbuat asap putih me mbumbung t inggi
keangkasa. Peristiwa ini benar-benar sangat mengerikan sekali
seakan-akan dunia baru saja tercipta.
Matahari telah tenggela m ke langit barat, remang re mangnya
udara senja telah menyelimuli seluruh jagad. Semua tumbuhan dua
li di seputar telaga berlumpur me ndidih itu telah layu dan mati,
suatu pemandangan yang tragis.....
Terhembus angin ma la m yang dingin, udara makin la ma ma kin
gelap, suasana pun makin la ma se makin sura m....
Pemuda yang baru saja menga la mi suatu pe mandangan
menyeramkan dan lolos dari ke matian itu menghela napas pedih,
pelan-pelan dia beranjak dan meninggalkan tempat yang suram dan
mengerikan itu, lenyap diba lik kegelapan nun jauh didepan sana....
Kini yang tertinggal hanyalah sebuah telaga yang luas dengan
lumpur yang mendidih...... Yaa, kecuali itu hanya batu-batu cadas
serta tanah yang gersang, tiada tumbuhan, tiada kehidupan.....

340
Tempat disitu seakan-akan sudah mati, seakan-akan sudah
kia mat dan t iada kehidupan lagi........
Angin ma la m berhembus lewat, langit semakin gelap...... suasana
terasa makin mengenaskan.
00000OdwO00000

Bab 16
PERMULAAN musim salju yang dingin, mengikuti bergugurannya
daun dan bebungaan telah menje lang tiba dala m kehidupan
manusia tanpa menimbulkan suara........
Matahari dipermulaan musim begini sama seka li tidak menyengat
tubuh, malah sebaliknya mendatangkan perasaan hangat dan
nyaman bagi umat manusia......
Disebuah jalan raya di Gi-keh-wan yang merupakan jalan penting
menuju ke kota Tiang-sah, tampak seorang pe muda berpedang
antik sedang mela kukan perjalanan ditengah sorot matahari yang
hangat.....
Sepasang matanya memancarkan sinar tajam yang
menggidikkan, me mandang pepohonan yang gundul disepanjang
jalan, terlintas perasaan murung dan sedih diatas wajahnya.
"Aaaaii...!" tiba-tiba ia menghe la napas panjang.
Apa arti dari helaan napas itu?
Apakah mela mbangkan kesepian dan sebatang kara?
Mendadak..... Sepasang alis matanya berkenyit, mukanya
menjadi dingin ka ku dan keketusan serta keteguhan hati
tersungging diujung bibirnya, hal mara me mbuat kegagahan serta
kangkuhan sema kin me mancar diwajahnya.
Dia.... tak lain adalah Ku See hong!

341
Gi-keh-wan merupa kan kota terakhir sebelum tiba dikota Tiang-
sah. Kebanyakan saudagar dan pelancong yang tidak berhasil
mencapai kota Tiang sah, sebagian besar akan menginap disini.
Itulah sebabnya, kota ini jauh berbeda dengan kora kota yang lain.
Tampak bangunan berloteng berdiri sepanjang jalan kota, bukan
saja ramai penduduknya, perdagangan ditempat itupun amat
makmur.
Waktu itu adalah menjelang tengah hari,itulah saatnya orang
bersantap siang. Hampir se mua rumah ma kan penuh dengan tamu.
Pelan pelan Ku See hong berjalan kedepan sebuah rumah makan
yang agak sepi. Ia mendongakkan kepalanya keatas, tampak
olehnya rumah makan itu me makai merek "Cui-Sian cui-loo".
Sementara itu dua orang pe layan telah menyongsong
kedatangannya, sambil me mbungkukkan badan dan tertawa
katanya:
"Tuan silahkan masuk! Dirumah ma kan ka mi tersedia arak paling
baik serta sayur kenamaan dari selatan maupun utara. pelayan baik,
servis me muaskan, tanggung tuan akan merasa puas........"
Ku See hong mendengus dingin, pelan-pelan dia naik keatas
loteng. Rumah makan Ciu-sian ciu-loo merupakan rumah ma kan
yang masuk hitungan dala m kota Gi-keh-wan, tempat duduknya
luas dan bisa mencapai dua tiga ratus orang,apa lagi sekarang
adalah tengah hari, pelbagai maca m manusia berkumpul disana
me mbuat suasana yang ra mai.
Ku See hong segera me milih sebuah tempat duduk yang dekat
dengan jendela....
Pelayan menyodorkan daftar makanan, Ku See hong minta sekati
arak Cong goan-ciu dan beberapa maca m sayur, lalu dahar dengan
kepala tertunduk.
Waktu itu perasaannya sedang gundah dan sedih, hal ini
me mbuat pe muda yang dasarnya me mang angkuh se makin segan
untuk me mperhatikan ta mu-ta mu disekitarnya. Padahal, suasana

342
didala m rumah makan Cui-sian ciu-loo pada hari ini sedikit berbeda
dengan keadaan dihari-hari biasa.
Dilihat dari senjata tajam yang mereka bawa, serta sorot mata
mereka yang tajam, setiap orang dapat segera mengetahui kalau
mereka merupakan jago jago silat yang berilmu t inggi.
Sebenarnya para tamu yang berada diatas loteng itu sedang
berbincang-bincang dengan suara yang ra mai, akan tetapi,
semenjak me nyasikan ke munculan Ku See hong, seketika itu juga
suasana berubah menjadi hening. Beratus pasang mata serentak
dialihkan ke wajahnya dengan perasaan kaget dan tercengang.
Mungkin mereka telah dibuat terpesona oleh sikap Ku See hong
yang angkuh, gagah dan luar biasa itu.
Dihadapan Ku See hong duduk dua orang manusia yang aneh,
mereka sa ma seka li t idak terpengaruh oleh keangkuhan diri Ku See
hong. Setelah melirik sekejap dengan sinar mata sinis, mereka
lanjutkan ke mbali pe mbicaraannya.
Seorang diantara mereka berdua adalah seorang lelaki
bercambang yang me maka i baju biru sepatu rumput dan berdandan
sebagai seorang penebang kayu, tubuhnya tinggi besar dan
mengerikan sekali, mukanya hita m pekat bagaikan pantat kuali.
Duduk disitu, perawakannya persis seperti sebuah pagoda kecil.
Sedangkan orang yang lain ada lah seorang lela ki setengah umur
yang berwajah putih dan berdandankan seorang peramal, tubuhnya
kecil dan pendek hingga merupakan kebalikan dari rekannya namun
wajahnya menampilkan kecedasan serta kema mpuan yang luar
biasa.
Sekilas pandangan saja, siapa pun akan tahu kalau dua orang
manusia itu adalah jago-jago persilatan yang sudah lama
berkecimpungan didala m dunia persilatan, sehingga pengalamannya
luas sekali.
Terdengar lelaki tinggi besar yang berdandan sebagai penebang
kayu itu sedang berkata dengan suaranya yang serak, bagaikan

343
gembrengan bobrok: "Saudara In...!, Barusan kau bilang dala m
dunia persilatan akan mengala mi lagi suatu badai pe mbunuhan,
sebenarnya apa maksudmu?"
Peramal berbaju putih itu mengangkat cawan araknya dan
meneguk setegukan, lalu sahutnya: "Lui lote..., dengan watakmu
yang berangasan serta pengalamanmu berkelana dala m dunia
persilatan selama banyak tahun, masa tidak kau ketahui akan
beberapa macam persoalan penting yang telah terjadi dalam dunia
persilatan belakangan ini? Kalau cuma itu saja tidak tahu, sia-sia
saja kau disebut Sin-hong hwe-ciau (Pene mbang Kayu Api Berangin
Sakti)...!"
Lelaki yang disebut si Penebang kayu Api itu segera meraung
gusar, teriaknya lantang: "In heng, siapa .yang tak tahu kalau kau
disebut orang sebagai Biau-ki-siangsu (Perama l Sakti Berotak
Pintar), sudah sepantasnya, kalau pengetahuanmu lebih luas
daripada pengetahuanku, apa yang perlu dibanggakan? Sudanlah,
tak usah jual mahal, cepat katakan!"
Begitu dua orang ma nusia aneh itu 'me laporkan' na manya,
kontan se mua ta mu yang berada disekeliling te mpat itu merasakan
hatinya bergetar keras, siapapun tak ada yang menyangka kalau
dua orang manusia aneh itu tak lain adalah La m-ciau Pak-s iang...!
(Penebang Kayu dari Selatan, Peramal dari Utara) yang amat
termashur itu.
Yang dimaksudkan sebagai Lam-ciau (Penebang Kayu dari
Selatan) dan Pak-siang (si Pera mal dari utara) tak lain adalah Siu-
hong hui-ciau (Penebang kayu Api) Lui-Ki serta Biau-ki siang-s u
(Peramal Sakti Berotak Cerdas) In-Han-im.
Kedua orang ini, yang satu hidup di selatan, yang lain hidup di
utara. Dalam satu pertarungan sengit yang mereka la kukan sela ma
satu hari satu mala m dan berakhir dengan keadaan seri..., dari
lawan mereka jadi te man dan terikatlah suatu persahabatan yang
sangat akrab.

344
Cara kerja mereka amat setia kawan, namun terhadap kaum
sesat, merekapun turun tangan amat keji. Sede mikian anehnya
watak kedua orang itu, sehingga boleh dibilang sa ma seka li tak
punya hubungan dengan umat persilatan......
Biau-ki siang-su, In Han-im, me mandang se kejap adik angkatnya
yang sedang amat gelisah itu, kemudian tertawa terbahak-bahak,
katanya pelan: "Lui lote, kalau dilihat dari kegelisahanmu itu,
tampaknya kaupun takut kalau sampai beberapa peristiwa itu
me libatkan pula dirimu?"
"Saudara In, jangan terlalu menghina ke ma mpuan sendiri!",
teriak Sin hong hwee-ciau Lui-Ki dengan lantang; "Sudah dua
puluhan tahun lebih Sin-hong hwee-ciau malang melintang dala m
dunia persilatan, bukit golok, kuali minyak telah kujelajahi se mua,
masa aku bisa kuatir terlibat? Hmm....siaute tak lain hanya ingin
mengetahui persoalan apa saja sehingga dapat menimbulkan
kegoncangan hebat dida la m dunia persilatan ?"
Tanpa terasa semua tamu yang berada dalam ruangan rumah
makan itu sama-sa ma me masang telinga dan mendengarkan
dengan seksama, mereka ingin tahu perist iwa apakah yang henda k
diucapkan oleh Biau-ki siang-su tersebut.
-oo0dw0oo-

Jilid: 11
KU SEE HONG sendiri, walaupun menunjukkan sikap yang acuh,
seakan-akan dunia mau kia matpun dia tak ambil perduli,
sesungguhnya dengan sepasang mata yang tajam, dia telah awasi
setiap tamu yang berada diruangan itu. Menyaksikan perhatian
orang yang begitu serius, dia m-dia m diapun turut merasa terkesiap.
Telinganya yang tajam telah menangkap jelas semua
pembicaraan dari La m-ciau serta Pak-siang, dia pun ingin tahu
peristiwa apakah yang telah menimbulkan kegugupan bagi umat
persilatan.

345
Tampak Biau-ki siang-su In Han im menarik muka, lalu berkata
dengan serius:
"Lui lote…, persoalan ini bukan hanya satu saja, bahkan setiap
peristiwa merupakan kejadian yang cukup menggetarkan hati
orang..!"
Setelah berhenti sebentar untuk menarik napas panjang, ia
me lanjutkan lebih jauh,
"Peristiwa aneh yang PERTAMA adalah: Tentang suara nyanyian
aneh yang diketahui setiap orang semenjak tiga belas tahun
berselang itu......."
"Sebenarnya setiap umat persilatan menaruh curiga kalau
nyanyian itu merupakan nyanyian dari Bun-ji koan-su, si `manusia
sakti dari dunia persilatan`, untuk me mbalas denda m atas
dikurubutinya dia dipuncak Toa-soat-san pada dua puluh tahun
berselang!.., Dia dengan menggunakan nyanyian itu untuk
me mancing kaum laknat tersebut masuk ke dala m perangkapnya
dan me mbunuh mereka satu persatu.!"
"Siapa tahu dugaan umat persilatan sela ma ini ternyata tidak
benar! . . . ,karena nyanyian aneh itu bukan dibawakan oleh Bun-ji-
koan-su, me lainkan oleh seorang pe muda yang tida k
dikenal.............!"
Baik La m-ciau maupun Pak-siang adalah manusia manusia yang
luar biasa, ternyata pandangan serta penilaian mereka terhadap
para Bu-lim cianpwee pun lain daripada yang lain. Tidak seperti
orang lainnya, mereka tidak ingin pandangan tersebut terpengaruh
oleh kesan-kesan sa mpingan lainnya....
Sebagaimana diketahui, Bun-ji-koan-su dianggap oleh umat
persilatan sebagai seorang gembong iblis yang a mat keji, tapi
sekarang Biau-ki-siang-su telah menyebutnya sebagai seorang
`Manusia Sakti`, sedangkan terhadap para jago yang mengajar
Bun-ji-koan-su dianggapnya `kawanan laknat`!.., penilaian yang
amat berani ini segera menimbulkan rasa kaget dan tercekat oleh
semua jago persilatan yang hadir disitu.
346
Ku See-hong merasa terharu sekali, dia sama sekali tidak
menyangka kalau didala m dunia persilatan masih terdapat dua
orang manusia gagah seperti La m-ciau dan Pak-s iang yang berani
menge mukakan pandangan yang jujur dan adil terhadap gurunya .
Sementara itu, terdengar Sin-hong-hwee ciau Lui-Ki menyela:
"Saudara In, siapakah pemuda itu? Menurut perkataanmu itu
belum tentu pandangan umat persilatan terhadap persoalan ini
salah, siapa tahu kalau pemuda ini adalah murid atau ahli waris dari
Bun-ji koan-su?
Ku See hong yang mendengar perkataan itu dia m-dia m merasa
terperanjat, ia tak menyangka ka lau Sin hong hwee ciau yang
tampaknya kasar dan berangasan ini, sesungguhnya terhitung pula
seorang manusia yang cermat dan luar biasa, hal ini menunjukkan
kalau na ma besar mereka bukanlah na ma kosong belaka.
Biau-ki siang-su In Han im meneguk secawan arak, la lu berkata:
"AKu kurang begitu je las tentang nama dan julukan pe muda itu,
tapi menurut dugaanku, dia me mang ahli waris dari Bun-ji koan-
su.!"
Sin hong hwee ciau Lui-Ki menghela napas panjang.
"Aaaai...... kalau me mang begitu, . . . teka-teki sekitar hilangnya
sekawanan jago persilatan pada delapan belas tahun berselang bisa
kita selidiki lewat muridnya Bun-ji koan-su ini?"
"Lui lote, jangan kau anggap semua persoalan bisa diselesaikan
dengan ga mpang."
kata Biau ki siang-su menggeleng, "Kawanan jago yang hilang
lenyap itu sa ma sekali TIADA hubungannya dengan Bun-ji koan-su,
tapi dia pasti tahu hasil perbuatan siapakah itu..!"
Sin hong hwee ciau Lui-Ki se makin terkejut berca mpur
keheranan, katanya satelah termenung sebentar:
"Saudara In, perkataanmu makin la ma se ma kin tidak kupahami,
betul-betul me mbuat bingung hati orang saja."

347
Sikap Biau ki siangsu In Han im berubah makin misterius lagi,
katanya lebih jauh:
"Sesungguhnya peristiwa lenyapnya kawanan jago pada de lapan
belas tahun berselang adalah suatu rencana keji untuk
menghilangkan saksi-saksi yang amat licik . . . ., adapun orang yang
me lakukan perbuatan terkutuk ini tak lain adalah kawanan manusia
laknat yang berhati busuk...!"
Baru saja berbicara sa mpai disitu, mendadak dari sudut rumah
makan itu meluncur datang beberapa rentetan cahaya tajam yang
disertai dengan desingan angin taja m, secepat sambaran kilat
beberapa titik cahaya itu me nyambar keatas jalan darah penting di
punggung Biau-ki siang-su.
Serangan senjata rahasia yang dilancarkan itu amat mendesak
sifatnya, lagi pula me miliki kecepatan yang luar basa. Dala m wa ktu
singkat senjata rahasia tadi sudah berada tiga depa didepan Biau-ki
siangsu, tampaknya Peramal dari utara ini segera akan kena
terserang.....
Disaat yang kritis itulah, Biau-ki siang-su merasakan datangnya
segulung angin yang sangat aneh me mbuat beberapa titik cahaya
tajam itu berputar di angkasa dan . . . . , "Sreeet..!" diiringi
desingan angin tajam telah me luncur balik ke te mpat asalnya.
Dua kali dengusan tertahan berkumandang me mecahkan
keheningan, lalu dari sudut ruang loteng itu ta mpak ada sosok
tubuh roboh terkapar diatas tanah, diatas jalan darah mereka
masing masing tertancap tiga batang paku bersegi delapan, yang
me mancarkan cahaya tajam, darah kental bercucuran dari ketujuh
lubang inderanya, sedang jiwa mereka telah melayang
meninggalkan raganya.
Perubahan yang terjadi secara tiba-tiba ini me mbuat semua
orang merasa amat terperanjat, bahkan semua orang mengira Biau-
ki siang-su lah yang telah melancarkan serangan balasan tersebut,
dia m-dia m mereka me muji setinggi langit atas kelihayan kungfu dari
Lam-ciau pa k-siang.

348
Sementara semua orang terpecah pikirannya, disudut meja
didepan Ku See hong telah me layang datang seorang pe muda
berbaju putih.
Diatas punggung pemuda itu tersoreng sebuah pedang perak
berbentuk ular, wajahnya terhitung a mat tampan, alis matanya
lenting dengan mata yang jeli, bibirnya tipis menbengkok kebawah,
gerak geriknya angkuh dan dingin.
Dengan sorot mata penuh rasa terima kasih, Biau-ki siang-su In
Han im me mandang sekejap kearah pemuda tampan berbaju putih
itu.
Paras muka pe muda berbaju putih itu dingin seperti salju dan
sama sekali tanpa perasaan, dangan suara yang dingin merasuk
tulang katanya:
"Lanjutkan perkataanmu itu!"
Melihat keangkuhan dan keketusan sang pe muda berbaju putih
itu, timbul perasaan yang bercampur aduk dala m hati Biau-ki siang-
su serta Sin hong hwee ciau sehingga paras mukanya berubah
hebat.
Ku See hong memiliki ketajaman mata yang luar biasa, sewaktu
senjata rahasia menyerang ketubuh Bu khi siang-su tadi, dia sudah
mengetahuinya dengan je las.
Tapi baru saja dia hendak turun tangan untuk me mbantu,
ternyata pemuda berbaju putih yang aneh itu sudah me ndahuluinya,
menyaksikan ke ma mpuannya untuk merontokkan senjata rahasia
tadi, dia merasa a mat terkesiap seka li.
Betul dia juga seorang yang angkuh, namun setelah menyaksikan
kepongahan pe muda berbaju putih itu timbul juga perasaan tak
sedap dalam hatinya, tanpa terasa dengan sorot mata yang tajam
dia melirik sekejap kearah pe muda berbaju putih itu.
Kebetulan sekali, pemuda barbaju putih itu pun sedang
me mperhatikan Ku See hong dengan sorot matanya yang tajam

349
menggidikkan begitu sepasang mata mereka saling berte mu, kedua
belah piha k sa ma-sa ma mendengus dingin dengan nada sinis.
Sekalipun demikian, diam-dia m mereka merasa terkesiap juga
oleh keketusan dan sikap dingin lawannya, tanpa terasa mereka
lantas berpikir.
'Tak nyana kalau dikolong langit masih terdapat manusia yang
begini angkuh dan dingin seperti aku, tapi siapakah dia.....? Yaa,
siapakan orang ini....?'
Kejadian aneh itu hanya berlangsung dala m waktu singkat,
menanti se mua jago yang berada dala m ruangan itu mendengar
dua kali dengusan dingin dan mengalihkan sorot matanya ke wajah
Ku See hong serta pemuda berbaju putih itu, kedua orang pe muda
itu, sudah termenung dengan pikirannya sendiri-sendiri, seakan
akan mereka tida k merasakan pandangan terkejut dan keheranan
dari orang orang itu.
Tiba-tiba Sin hong hwee ciau Lui-ki berteriak dengan suara
lantang:
"Saudara In, bagaimana selanjutnya? Cepat lanjutkan!"
Biau Ki siang-su adalah orang yang cerdas, sekerangpun dia
sudah tahu kalau dua orang pemuda yang berada di hadapannya ini
masing-masing me miliki ilmu silat yang a mat lihay.
Sebagai perama l diapun dapat melihatkan kalau dua orang
pemuda ini masing-masing me mancarkan hawa kelurusan dan
kejujuran, sudah pasti bukan anggota kaum sesat..., hanya saja
mereka me miliki sikap angkuh dan dingin saja . . . . .
Mendadak satu ingatan melintasi dala m benak Biau ki siangsu In
Han im, pe kiknya ke mudian didala m hati:
‘Aaaah,... mungkinkah kedua orang ini..?’
Ketika Sin hong hwee ciau Lui-Ki menyaksikan paras muka Biau-
ki siang-su berubah-ubah tak menentu, dengan cemas kembali dia
berseru:

350
"Saudara In, siaute ingin cepat cepat mengetahui keadaan yang
sebenarnya, kenapa kau tidak berbicara?"
Biau-ki siang-su In Han im segera tersentak bangun dari
la munannya, diam-dia m pekiknya dala m hati:
'Sungguh me nyesal...’
Dasar me mang berotak cerdas, buru-buru katanya sambil
tertawa:
"Lui lote, kenapa kau musti ge lisah? Barusan aku sedang
me mikirkan satu persoalan, baru saja pikiranku kebingungan, kau
telah berteriak sehingga aku teringat kembali. Intrik keji yang
kubicarakan tadi me mang sesungguhnya benar-benar telah
terjadi...! Beberapa hari lagi sudah pasti se muanya akan terungkap,
pokoknya peristiwa itu menyangkut soal denda m kesumat didala m
dunia persilatan serta rencana busuk sekawanan manusia laknat
yang ingin menguasai seluruh dunia persilatan...!"
Ku See hong tahu kalau Biau-ki siang-su tidak mau
mengungkapkan duduknya persoalan pada saat ini, dia lantas
berpikir:
'Agaknya bila ingin mencari tahu masalah tentang guruku Bun-ji
koan-su serta musuh besar kedua orang tuaku, mungkin hanya dia
seorang yang tahu. Aku harus melindungi kesela matan jiwanya
secara diam-dia m....!'
'Tapi siapakah pe muda berbaju putih ini? Ka lau benar demikian,
sudah pasti dia adalah seorang musuh yang tangguh.'
Sementara itu Bian-ki siang-su In Han im, telah menyumpit sayur
dan disuap kedala m mulutnya, ke mudian melanjutkan:
"Peristiwa KEDUA adalah:
Peristiwa yang menyangkut sisa-sisa anggota setia dari Kim-to-
pang. Suatu perkumpulan paling besar dala m dunia persilatan telah
dibasmi orang! Ternyata Sin tong tongcu San tian han jiu (Cakar

351
Dingin Sa mbaran Kilat), Sangkoan-Ik, sekalian tiga e mpat ratus
orang telah dibantai orang secara keja m...!"
Ku See hong segera merasakan darah didala m tubuhnya
mendidih paras mukanya berubah hebat, tapi dia masih tetap
berusaha keras untuk me nahan diri agar wajahnya tida k berubah.
Sebaliknya pe muda berbaju putih itu masih tetap bersikap dingin
dan kaku, wajahnya sa ma sekali tanpa perubahan e mosi.
Sementara itu Biau-ki siang-su secara dia m-dia m me mperhatikan
pula paras muka kedua orang muda itu, ketika Ku See hong
terpengaruh oleh gejolak emosi, hal itupun diketahui olehnya
dengan jelas, dengan begitu, dia semakin je las mengetahui a kan
asal usul Ku See hong serta pe muda berbaju putih itu.
Terdengar Sin hong hwee ciau Lui-Ki berteriak dengan gusar:
"Saudara In, siapakah pe mbunuh keji itu...? Brutal amat
perbuatannya, siaute bersumh akan me mbalas denda m bagi korban
yang telah tewas secara mengerikan itu!"
Biau-ki siang-su In Han im segera tertawa terbahak-bahak.
"Huaahh..... haahh...... haaahh..... Lui lote, sudah ada orang
yang hendak memba laskan denda m bagi ke matian mereka, cuma
sayang dia hanya seorang diri, mungkin kekuatannya masih tidak
cukup, maka boleh saja bila kita hendak me mbantu usaha orang
itu..."
Setelah meneguk secawan arak, dia melanjutkan:
"Pe mbunuh keji itu tak lain adalah orang-orang istana Huan-mo-
kiong dari La m-hay yang sudah seratus tahun tak pernah
menginjakkan kakinya didaratan Tionggoan.!"
Setelah mendengar perkataan itu Ku See hong baru merasa
terperanjat, ternyata Biau-ki siang-su me mang bukan berna ma
kosong belaka! .....mungkinkah dia adalah seorang dewa? Kalau
tidak, kenapa dia bisa mengetahui se mua peristiwa ini dengan jelas

352
lagipula seperti tahu kalau dari Kim-to-pang sudah me mpunyai ahli
waris.
Biau-ki siang-su tertawa ringan, seakan2 dia hendak
menghilangkan kecurigaan da la m hati Ku See hong, katanya lagi:
"Perkumpulan Kim-to-pang sudah dibasmi orang pada dua puluh
tahun berselang, sisa anggotanya yang masih setia telah
mengasingkan diri ketempat terpencil dan tida k menca mpuri urusan
dunia persilatan lagi. Da la m anggapan mereka, sekeja m-keja mnya
para manusia laknat yang telah me mbasmi Kim-to-pang pada dua
puluhan tahun berselang, juga tak a kan me mbunuh mere ka lagi."
"Sebagaimana diketahui dala m suatu pertarungan yang
berlangsung pada seratus tahun berselang antara jago pedang
nomor wahid dari dunia persilatan, Hu-hay it-kia m melawan pe milik
Huan mo kiong di La m-hay dulu...., Hu-hay it-kiam telah berhasil
menangkan sebilah pedang (Huan-mo-kia m, dan orang2) Huan-mo-
kiong untuk tidak melakukan perjalanan lagi da la m dunia persilatan!
Konon pedang pendek itu ke mudian diwariskan kepada ketua Kim-
to-pang Ku siam cong . . . . ! Ketika perguruan Kim-to-pang dibasmi
orang, Ku Kia m cong telah me nyerahkan pula pedang Huan-mo-
kia m itu kepada San-tian han-jiau Sangkoan-Ik untuk
menyimpannya."
"Setelah banyak tahun hidup terasing dilaut selatan, belakangan
ini rupanya Han-thian it-kia m Cia Cu Kim, telah bera mbisi ke mbali
untuk merajai dunia persilatan. Dia telah mengumpulkan sa mpah-
sampah masyarakat dari dunia persilatan, untuk menunjangnya
guna mencapai apa yang dia harapkan.”
"Akan tetapi niat tersebut belum bisa diwujudkan berhubung
pedang Huan-mo-kia m masih berada ditangan umat persilatan
didaratan Tionggoan, karena menurut perjanjian dulu, barang siapa
yang me megang pedang tersebut, dia berhak untuk me mbunuh
setiap anggota istana Huan-mo kiong yang berani me masuki
daratan Tionggoa."

353
"Oleh karena itu, sebelum orang-orang Huan-mo kiong
me lakukan penyerbuan atas daratan Tionggoan, maka pekerjaan
pertama yang harus dila kukan lebih dulu ada lah merebut ke mbali
pedang Huan mo kiong tersebut.!"
"Nah, ditinjau dari sini, bukankah je las terbebaskan bahwa orang
yang telah me mbantai para anggota setia dari perkumpulan Kim-to-
pang itu tak lain adalah orang-orang Huan mo kiong?"
Setelah mendengar penjelasan tersebut Ku See hong merasa
kagum sekali atas kecerdasan serta kepandaian Biau-ki siang-s u
untuk me mecahkan persoalan itu.
Sambil tertawa Sin hong hwee ciau Lui-Ki berkata:
"Saudata In, kau memang hebat sekali, tapi... bukankah kau
pernah bilang kalau Kim-to-pang sudah me mpunyai keturunan . . . .
. ? Siapakah orang itu....?"
"Sebelum (la ma)berselang, dari Huan mo kiong di Lam-hay telah
tersiar keluar suatu kabar berita yang mengge mparkan. Konon ada
seorang pemuda yang gagah perkasa telah menyerbu ke dala m
Huan-mo-kiong seorang diri dan me mbunuh banyak sekali jago
lihay istana Huan mo kiong. Kemudian ia kena dibekuk oleh piha k
Huan mo kiong dengan siasat yang busuk..., tapi dia berhasil hidup
meski sudah menderita 'Lima Macam Siksaan' hebat, sehingga
akhirnya berhasil kabur dari Huan mo kiong.”
“Andaikata orang ini tidak me miliki denda m kesumat sedalam
lautan dengan orang-orang Huan mo kiong di La m-hay,.. siapakah
yang kesudian untuk bermusuhan dengan mereka? Konon pe muda
itu she Ku, bernama See-hong dan menga ku sebagai ahli waris dari
Bun-ji koan-su, si Pendekar aneh dari dunia persilatan itu!”
“Sebagaimana diketahui, ketua Kim-to-pang dulu bernama Ku-
Kia m-cong, sedangkan pe muda ini pun she Ku, . . . . bukankah ha l
ini menandakan kalau Ku-Kia m-cong me mpunyai keturunan?"
Kembali Ku See-hong merasakan hatinya terkesiap setelah
mendengar ura ian itu... Dia tidak mengira kalau Biau-ki siang-s u

354
bisa me mperoleh se mua berita tersebut dengan begitu cepat dan
jelas.....
Sementara itu Biau-ki siangsu In Han-im telah menghe la napas
sedih, lanjutnya:
"Huan-mo-kiong dari La m-hay telah me miliki ke kuatan serta
pengaruh yang besar sekali, seandai-kata dia sa mpa i me lakukan
penyerangan ke daratan Tionggoan, entah reberapa banyak umat
persilatan yang bakal mengala mi musibah tersebut? ......Padahal
didaratan Tionggoan sendiripun terdapat kawanan manusia laknat
yang telah membentuk suatu organisasi yang amat kuat,
(dan)mungkin beberapa waktu lagi mereka akan mulai me lakukan
pembataian secara terang-terangan dalam dunia persilatan!
Bayangkan saja, betapa berbahayanya keadaan dunia persilatan
pada saat ini!"
Sim-hong-hwee-ciau Lui-Ki menghe la napas pula dengan hati
yang sedih, katanya kemudian:
"Seandainya Bu-lim-koy-kiat, (Pendekar aneh dari dunia
persilatan) Bun-ji koan-su masih hidup didunia ini, kawanan iblis dan
badut-badut dunia persilatan itu pasti tak akan berani bertindak
dengan begitu berani, aaa.i..... sayang benar kematian dari Bun- ji-
koan-su!"
Dengan nada yang misterius ke mbali Biau-ki siang-su In Han im
berkata:
"Se mua peristiwa ini masih belum begitu aneh!, Belakangan ini
didala m dunia persilatan telah muncul pula seorang pe muda yang
aneh, ilmu silatnya tiada tandingan didunia ini...! dan pemuda itu
kerjanya justru menantang jago-jago kenamaan untuk beradu
kepandaian.
Setiap kali berhasil mengalahkan musuhnya, dia selalu bertanya
kepada pihak lawannya dengan sepatah kata: 'Apakah kau sudah
takluk dengan ilmu silat aliran Cing hay-pay?'..."

355
"Bila lawannya mengatakan tidak puas, dia segera melancarkan
seranganya lebih lanjut untuk me mbunuh orang itu.., sebaliknya
jika mengatakan takluk, dia me lepakan orang itu begitu saja."
Paras muka Sin-hong hwee-ciau Lui-Ki berubah menjadi hijau
me mbesi, serunya kemudian dengan gusar:
"Benarkah didunia ini terdapat bocah keparat yang gila seperti
itu? Aku orang she-Lui ingin se kali bertemu dengannya, ingin
kuketahui apakah dia me mpunyai tiga kepala ena m lengan atau
tidak!"
'Aduh celaka..!' pekik Biau-ki Siang-su In Han im dia m-dia m,
'Seandainya pemuda berbaju putih itu adalah dia.., ... pemuda aneh
dari Cing-hay, sudah pasti besar sekali kesulitan yang bakal
dihadapinya.'
Ku See hong sendiripun merasa gusar sekali, diam-dia m ia
bertekad untuk menjumpainya, dia ingin tahu pemuda maca m
apakah pe muda aneh dari Cing-hay yang latah itu.
Terdengar Biau-ki siang-su In Han im ke mbali melanjutkan kata-
katanya:
"Ilmu silat yang dimiliki pe muda aneh dari Cing-hay ini konon
mirip sekali dengan ilmu silat dari aliran Hu-thian seng-kia m yang
termasyur pada tiga tatus tahun berselang itu, selain aneh juga
saktinya luar biasa...!!"
Mendengar nama Hu-thian Seng-kia m disinggung, paras muka Ku
See hong berubah hebat,... sebab dia ingin cepat-cepat mengetahui
segala sesuatu tentang Hu-thian-seng-kia m tersebut.
Hampir saja dia hendak mengutarakan asal-usulnya dan me minta
Biau-ki siang-su untuk me nerangkan hal ikhwal tentang Hu-thian
Seng-kia m tersebut.
Untung saja Sim-hong hwee-ciau Lui-Ki telah mendahului Ku See
hong untuk menanyakan hal yang sa ma: "Saudara In, apa yang
dimaksudkan dengan a liran Hu-thian Seng-kia m itu? Siapakah dia?"

356
Biau-ki siang-su In Han im tertawa, katanya:
"Soal Hu-thian seng-kia m me mang jarang(tidak banyak) yang
diketahui oleh umat persilatan pada saat ini kecuali kawanan
locianpwe yang sudah la ma termasyur, ....tapi bila kusebutkan na ma
lainnya, mungkin kau akan mengetahuinya dengan je las."
Selama pe mbicaraan berlangsung, pe muda berbaju putih ini
hanya duduk dengan wajah dingin kaku tanpa e mosi seakan-a kan
semua kejadian yang berlangsung da la m dunia persilatan sa ma
sekali tak ada hubungan dengan dirinya.
Biau-ki siangsu In Han im mencoba untuk melirik sekejap
pemuda berbaju putih itu. Ketika tidak mene mukan sesuatu yang
mencurigakan, dia pura-pura menghe mbuskan napas panjang,
ke mudian katanya lagi:
"Pernahkah kau dengar tentang kisah seorang Kakek yang suka
menyendiri pada tigaratus tahun berselang...?"
"Saudara In, apakah kau maksudkan Ang-soat-kia m-cu yang
disebut orang sebagai Ci-hong-lo jin (Kakek Penyendiri) itu...?!"
tanya Sin hong hwee ciau Lui-Ki dengan wajah terperanjat.
Biau ki siang-su In Han im mengangguk tiada hentinya....
"Yaa-, dialah Ang-soat-kiam-cu yang suka menyendiri sehingga
akhirnya, disebut orang 'Ci-hong lo jin' yang merupakan musuh
umum seluruh umat persilatan di dunia."
Mendengar perkataan itu, Ku See hong merasa terkejut
bercampur girang.., mimpipun dia tidak menyangka kalau pedang
Hu-thian seng kia m yang dige mbolnya sekarang tak lain adalah
pedang Ang Soat Kia m yang (oleh) se luruh umat persilatan
dianggap sebagai `Pedang Mestika Nomor Satu didunia`!!
Tapi cerita tentang Ci-hong lo jin tersebut masih kurang je las
baginya, dia hanya tahu kalau kakek itu me mang benar-benar
merupakan seorang ka kek kesepian yang suka menyendiri.

357
Sementara itu Sin hong hwee ciau Lui-Ki telah bertanya lagi
dengan wajah tidak habis mengerti:
"Kalau dia me mang Ang soat Kiam-cu (Pe milik Pedang Biangla la
Merah) Ci-hong lo jin cianpwe, mengapa pula dina makan orang
sebagai Hu-thian seng-kia m?"
Biau-ki siangsu In Han im menghe la napus panjang , ujarnya:
"Selain ilmu silatnya sangat lihay, Ci-hong lo jin juga me miliki
kepandaian lain yang luar biasa, baik soal ilmu perbintangan, ilmu
tanah, ilmu bangunan,.... semuanya dikuasahi olehnya, dia boleh
dianggap sebagai manusia aneh aja ib nomor wahid dikolong langit.!
Tapi orang ini berwatak dingin dan suka menyendiri, selain itu
juga a mat me mbenci segala kejahatan. Kebetulan situasi dunia
persilatan pada waktu itu sangat rawan, kejahatan meraja-lela...
Sebagai seorang pendekar sejati, tentu saja dia bertekad untuk
menolong umat persilatan dari penindasan dan ketidak-adilan.
Akibatnya, banyak sekali kaum la knat yang tewas ditangannya.!
Dengan ilmu silatnya yang lihay serta Pedang Ang-soat poo-kiam
yang luar biasa tajamnya, lama-ke la maan kehadirannya
menimbulkan rasa dengki umat persilatan kepadanya, apalagi
setelah mereka `kesemse m` oleh pedang mustikanya yang luar
biasa. Akhirnya orang persilatan menganggapnya sebagai ‘musuh
umum’, mereka bersa ma-sama me musuhinya dan berusaha
mera mpas pedang Ang-soat poo-kia m tersebut, hingga akhirnya
terjadilah suasana yang serba kacau da la m dunia persilaan.!
Kawanan manusia yang memusuhi Ci-hong lo jin ketika itu, selain
jago-jago dari pelbaga i partai, manusia-manusia golongan putih
maupun hita m, bahkan saudara seperguruannya, anak muridnya,
istrinya dan putranya JUGA berusaha dengan menggunakan
pelbagai maca m muslihat untuk me mbunuh serta merobohkan
dirinya dengan menggunakan cara paling rendah, paling keji dan
paling terkutuk, mereka berusaha merobohkannya.

358
Perasaan Ci-hong lo jin ketika itu benar-benar hancur luluh,
mimpipun ia tak me nyangka kalau orang yang saling de kat dengan
dirinya pun bisa me musuhinya dan berusaha merampas pedang
mestika Ang-soat poo-kiam itu, sehingga akhirnya hal ini
menimbulkan napsunya untuk me mbunuh.
Dengan mengguna kan pedang Ang soat poo-kia m, dia segera
me lakukan pe mbunuhan secara besar-besaran..., Setiap orang yang
berniat jahat kepadanya, dibunuhnya tanpa ampun, diantara
mereka termasuk juga saudara seperguruannya, muridnya, istrinya
dan putra-nya...!
Bisa dibayangkan bagaimanakah penderitaan dan tersiksanya
batin orang itu ketika terpaksa melakukan pe mbantaian secara
besar-besaran.
Konon pe mbantaian yang berlangsung ketika itu mengakibatkan
darah meng-ana k sunga i, bangkai bertumpuk bagaikan bukit, bau
busuknya darah ha mpir menyelimuti se luruh jagad !!!
Setelah terjadi peristiwa yang mengerikan itu, Ci-hong lo jin
mendongkkan kepalanya sambil tertawa seram...., suaranya keras
dan melengking hingga menusuk pendengaran, selain me medihkan
hati juga me mbawa suasana yang menyeramkan. . . . . . . . . . ”
"Setelah tertawa selama sehari se mala m, dia baru
mendonga kkan kepalanya menghadap kelangit sambil mengucapkan
kata-kata yang mengandung ra malan, katanya:
'Aku Ci hong lo jin me mang telah ditakdirkan hidup sebatang
kara, tanpa sanak tanpa keluarga....! Pedang Ang-soat poo-kiam,
mulai kini kusebut Hu Thian Seng Kia m !! Tiga ratus tahun
ke mudian, aliran Hu-thian seng-kia m akan muncul ke mbali didala m
dunia persilatan untuk me nyelamatkan umat persilatan dari
pembantaian...!'
"Setelah mengucapkan perkataan itu Ci-hong lo jin pun lenyap
tak berbekas.., Selama tigaratus tahun kemudian pedang Ang-soat
poo-kia m juga tak pernah mucul lagi dala m dunia persilatan. . . .!’

359
"Tapi Ci hong lo jin adalah seorang tokoh aneh yang luar biasa,
setiap perkataannya mengandung ma ksud yang mendala m. Kini
tigaratus tahun sudah lewat, kemungkinan besar inilah saatnya bagi
Hu-thian-seng-kia m untuk muncul ke mbali dala m dunia
persilatan........!"
"Saudara In, kalau begitu pe muda aneh dari Cing-hay itu adalah
ahli waris dari Hu-thian-seng-kia m?" tanya Sin-hong-hwee-ciau Lui-
Ki dengan gelisah.
Kembali Biau-ki siang-su In Han im menghela napas sedih.
"Benarkah pe muda aneh dari Cing-hay itu adalah ahli waris dari
Hu-thian-seng-kia m...?, hal itu hanya merupakan dugaan dari umat
persilatan saja, sebab pada waktu itu Ci-hong lo jin juga merupa kan
anggota perguruan dari Cing-hay-pay! Sekalipun pe muda aneh dari
Cing-hay itu bukan orang yang dimaksudkan Ci-hong lo jin, dia
pastilah anggota perguruan dari Cing-hay-pay..."
"Aaaai....! Dunia persilatan yang sekarang sudah penuh dengan
kekacauan, andaikata pedang mestika Ang-soat poo-kiam benar-
benar muncul ke mbali dala m dunia persilatan, akibatnya tentu tak
terlukiskan dengan kata-kata.
Apalagi belakangan ini nyanyian aneh telah muncul ke mba li
didala m dunia persilatan! Kawanan jago dari pe lbagai partai telah
berbondong-bondong mengejar pemuda she Ku itu untuk
mengetahui kata-kata dari syair lagu yang bisa menunjukkan
dimanakah kitab pusaka Cang-ciong-pit-kip disimpan,- dengan
munculnya pedang mestika dan kitab pusaka ini..., sudah pasti
kedua maca m benda itu a kan berubah menjadi sumbu kia matnya
dunia persilatan.!"
Setelah mendengarkan penuturan dari La m-ciau dan Pak-siang
tadi, Ku See hong merasakan hatinya bergolak keras, apalagi
setelah mengetahui kisah Ci-hong lo jin yang begitu mengenaskan,
dia m-dia m ia turut bersedih hati atas nasib malang yang menimpa
kakek itu.

360
Baik Ci-hong lo jin, maupun gurunya Bun-ji koan-su, kedua orang
itu sama-sa ma mengala mi nasib yang mengenaskan seka li,- kenapa
Thian se lalu melimpahkan nasib yang buruk kepada umatnya?
Kini, dalam tubuhnya telah terdapat dua macam mestika
peninggalan dari dua orang tokoh sakti itu, yang mana kedua-
duanya menyangkut nasib umat persilatan didunia ini, `oohh..... Ku
See hong, wahay Ku See hong! Tahukah kau betapa beratnya tugas
dan kewajiban yang diletakkan diatas bahumu?
Bukan saja a ku harus me mbalaskan denda m pribadiku, juga
harus me mikirkan nasib dari berjuta-juta umat persilatan di dunia
ini.
Tapi dala m dunia persilatan dewasa ini hampir tiada seorang
manusiapun yang berhati mulia, seandainya duduk persoalan yang
sebenarnya berhasil diketahui, kemungkinan juga nasibnya
dike mudian hari akan mirip pula dengan nasib Ci-hong lo jin serta
Bun-ji-koan-su, atau bahkan mungkin a kan lebih tragis lagi.
‘Aaaaai........! Apa yang harus kulakukan sekarang? Satu-satunya
jalan yang bisa dite mpuh se karang hanya bunuh! Bunuh...! Dan
Bunuh..!!! Biarlah darah dari kawanan manusia2 laknat itu mencuci
semua noda yang telah mengotori dunia...!’
Berpikir sa mpa i disitu, sepasang alis mata Ku See-hong segera
berkenyit, dari balik matanya mencorong keluar sinar yang
menggidikkan hati, itulah perla mbang dan keputusan yang telah
dia mbilnya..., keputusan yang dingin tegas dan penuh dengan
darah.!
Kalau mengikuti keputusan yang diambil dala m hati Ku See-hong,
nasib dunia persilatan pun turut ditentukan. Betulkah watak Ku See
hong begitu keja m dan keji?
Tidak..., bukannya dia sudah me mpunyai watak semaca m ini
semenjak dilahirkan didunia ini, dia bukan seorang yang haus darah,
diapun tak suka a kan segala ma ca m pe mbunuhan..., tapi
pengalaman tragis yang diala minya semenja k kecil, serta segala
maca m peristiwa keji me malukan yang telah berlangsung didunia
361
dewasa ini, me mbuat dia lebih banyak melihat dan banyak
mendengar, kese muanya ini menimbulkan suatu tekad yang luar
biasa dala m hatinya.
Tapi, untuk mewujudkan cita-citanya itu, hanya 'PEMBUNUHAN'
yang dapat mencapainya, membasmi kaum siluman dan manusia
laknat dari muka bumi, untuk mewujudkan kesejahteraan dan
keadaan bagi umat persilatan.
Mendadak terdengar Sin hong hwee ciau Lui-Ki tertawa
terbahak2, suaranya keras bagaikan suara genta yang diburyikan
bertalu-talu, kemudian serunya:
"Saudara In, mengapa kawanan tikus bernyali kecil itu sudah
kabur se mua dari sini?"
Kiranya entah sejak kapan tamu yang semula me menuhi ruangan
loteng itu, kini sudah lenyap tak berbekas, bahkan pemuda m
berbaju putih itupun entah sedari kapan sudah pergi dari situ.
Dala m ruangan loteng yang begitu luas, kini tinggal La m-ciau pau
siang dan Ku See hong tiga orang saja.
Sepasang mata Biau-ki siarng-su In Han im yang sebenarnya
selama ini sedang menga mati perubahan mimik wajah Ku See hong
tanpa berkedip, seperti baru bangun dari mimpinya dia baru
tersentak kaget setelah mendengar perkataan itu.
Dengan cepat dia me mmeriksa keadaan dise kitar tempat itu.
Betul juga jangan seorang manusiapun, bahkan kedua sosok mayat
yang terkapar diatas tanahpun sudah turut lenyap tak berbekas.
Paras muka Biau-ki siang-su In Han im yang menunjukkan
kecerdasan otaknya itu,segera mengala mi perubahan pula, tapi
sejenak ke mudian sudah lenyap tak berbekas, bahkan sekarang dia
ma lah menunjukkan sikap seolah-olah tidak menaruh perhatian.
Ku Se hong pun turut merasakan suasana yang kurang beres
pada waktu itu, dia merasa seakan-akan disekeliling te mpat itu telah
diliputi oleh hawa pe mbunuhan yang luar biasa.

362
Pada saat itulah, seorang pelayan datang mendekat kehadapan
Biau-ki Siang-su dengan wajah ketakukan dan wajan murung, lalu
dengan nada tersendat-sendat katanya:
"Tuu....tuan, rumah makan ka mi aa....akan ditutup lee.....lebih
aa...awal pada hari ini, maaf sekali haa....harap . . . . . . . "
Sin heng hwee ciau Lui-i segera berpaling dan ma mandang
keadaan udara diluar jendela, ketika dilihatnya jarak dengan saat
senja masih awal, tanpa terasa teriaknya keras-keras:
"Mak`nya, kalian lagi berdagang apa? Masa masih wa ktu begini
sudah akan menutup pintu? Apakah kuatir kalau bapakmu tida k
me mbayar hidangan yang kumakan? Jangan kau bikin aku naik
pitam tahu? Ka lau sampai kuhajar sampa i jumpalitan, jangan
salahkan diriku nanti!"
Biau-ki siang-su In Han im bukan orang bodoh, dilihat dari
gelagatnya dia segera mengerti apa gerangan yang sebenarnya
telah terjadi, maka sa mbil menjura ujarnya:
"Saudara tak usah kuatir, seandainya sampai terjadi hal-hal yang
tak diinginkan, ka mi masih sanggup untuk menanggung se mua
kerugian yang diderita ditempat ini. Jangan kuatir, pasti akan kuberi
pembayaran yang cukup tinggi pada kalian nanti."
Begitu selesai berkata dia lantas merogoh kedala m sakunya dan
menga mbil ke luar sekeping uang e mas yang segera diberikan
kepada pelayan tersebut.
Uang emas berwarna kuning, uang perak berwarna putih,
sekalipun pelayan itu merasakan anca man pada jiwanya, tapi
setelah mendengar perkataan dari Biau-ki siang-su beserta uang
perak didepan mata, terpaksa dia hanya mengucapkan terima kasih
sambil me ngundurkan diri dari situ.
Mendadak Biau-ki siang-su In Han im bangkit berdiri dan berjalan
ke hadapan Ku See hong. Kemudian setelah me mberi hormat,
tegurnya:
"Tolong tanya apakah sauhiap berasal dari marga KU .....?"

363
Ku See hong merasa a mat terperanjat, dia tak menyangka kalau
orang persilatan me mpunyai ketajaman mata yang luar biasa.
Pada dasanya dia me mang menaruh kesan baik terhadap La m-
ciau Pak-siang, dan lagi dia pun me mpunyai banyak persoalan yang
ingin me mohon petunjuknya, hanya saja dasar wataknya yang
dingin dan angkuh dia segan untuk mengadakan hubungan
sembarangan orang dengan begitu saja.
Tapi setelah disapa oleh Biau-ki-siang-su dengan cara yang
sopan dan hormat, dia menjadi rikuh untuk merahasiakan keadaan
yang sesungguhnya.
oooo0dw0oooo

Bab 17
KU SEE HONG segera bangkit berdiri dan me mperlihatkan
sekulum senyuman ra mah, sa mbil balas me mberi hormat, sahutnya
dengan suara lantang:
"Tida k berani, tidak berani, aku me mang she Ku, . .. . entah
siapa na ma saudara?"
Walaupun Biau-ki siang-su In-Han-im tahu kalau pe muda gagah
yang berada dihadapannya sekarang adalah Ku See hong yang
dicuriga i olehnya, namun dia tak menyangka kalau Ku See hong
telah merubah sikapnya yang dingin itu dengan sikap yang begini
hangat.
Biau-ki siang-su me njadi ge mbira sekali, katanya sambi tertawa
nyaring:
"Ku sauhiap, nama mu telah menggetarkan dunia persilatan
belakangan ini, aku orang she In merasa a mat kagum, sungguh tak
kusangka aku dapat bersua dengan sauhiap ditempat ini. Peristiwa
ini benar-benar merupakan suatu keuntungan bagiku, bila tida k
mena mpik, bagaimana kalau kita berbincang-bincang disini?"
Ku See-hong segera tersenyum.

364
"Aku tak lebih cuma seorang tukang silat kasaran...., tidak berani
kuterima pujian saudara itu."
Biau-ki siang-su segera berpaling kearah Sin-hong-hwee-ciau,
ke mudian katanya: "Lui lote, cepat kemari, dialah murid Bun-ji-
koan-su yang baru saja kubicarakan,...Ku See-hong, Ku-sauhiap!"
Walapun sekilas pandangan Sin-hong-hwee-ciau Lui-Ki adalah
seorang manusia kasar, sesungguhnya dia adalah seorang yang
berperasaan halus, secara diam-dia m diapun me lakukan perhatian
yang seksama terhadap Ku See hong maupun pe muda berbaju putih
itu.
Maka setelah mendengar kalau orang itu tak lain adalah Ku See
hong, buru-buru dia berjalan mendekat dan tertawa terbabak-
bahak.
"Huuaahhhh......haaahhh.... haaahhh..... sungguh tak kusangka,
sungguh tak kusangka, rupanya kau-lah yang bernama Ku See
hong! Ku Sauhiap, mari, mari, aku Lui-Ki ingin sekali bersahabat
denganmu, haaaahhh.....haaahhh......"
Secara diam-dia m Ku See hong sendiri pun merasa kagum seka li
akan kegagahan dan keterbukaan Sin-hong-hwee-ciau, dengan
cepat dia maju menyongsong sa mbil tertawa ringan, sahutnya:
"Sela mat berjumpa, sela mat berjumpa, aku orang she Ku tak
lebih hanya seorang prajurit tak bernama dalam dunia persilatan,
mana mungkin bisa dibandingkan dengan Lam-ciau-Pak-siang yang
sudah bernama besar itu? Kesediaan kalian untuk berkenalan,
sungguh me mbuat aku orang she Ku merasa terharu sekali."
Setelah berbasa-basi sebentar, ketiga orang jago itupun
mena mbah sayur dan arak, ke mudian mula i berbincang dari timur
sampai ke barat; bahkan begitu cocoknya hubungan mereka,
sehingga dala m ruangan tersebut penuh dihiasi dengan gela k
tertawa nyaring mereka.
Suasana dingin, kaku mengerikan dan tegang tanpa terasa
berubah menjadi suasana hangat serta penuh keda maian.

365
Dala m waktu singkat, sang surya telah tenggelam ke langit barat,
cahaya matahari senja memancarkan cahaya keemasannya
menyoroti seluruh jagad dan menciptakan suatu rangkaian
pemandangan a la m yang sangat indah bila mende kati senja.
Kemudian kegelapan mala mpun mulai menyelimut i seluruh jagad,
angin dingin yang menyayat badan berhembus lewat menggigilkan
badan, mendatangkan suasana yang serius dan hening disitu.
Orang berlalu-lalang dijalan raya pun bertambah sepi, karena
mereka sedang menyembunyikan diri diba lik kehangatan rumah
mereka sendiri......
Ku See-hong dan La k-ciau-Pa k siang masih berbincang-bincang
tiada hentinya, cahaya lentera menyoroti wajah mereka yang
merah, puluhan kati arak keras teluh mereka bertiga teguk, na mun
tiada pengaruh mabuk yang menyelimuti mere ka.
Sebagai orang yang berilmu t inggi dan bertenaga dalam
sempurna, takaran minum arak mereka a mat mengejutkan, sebab
mereka dapat me mperguna kan tenaga murni mereka yang sepurna
untuk me mproses pengaruh a lkohol dala m arak, itulah sebabnya
walaupun meneguk seribu cawan juga tak a kan mabuk.
"Toookkk....toookkk......" dari arah jalan raya berkumandang dua
kali suara kentongan.
Menyusul ke mudian dari luar loteng Cui-sian-loo berkumandang
datang suara tertawa dingin yang menyeramkan bagaikan suara
pekikan kuntilanak, la lu seseorang berkata dengan dingin dan nada
menghina:
"La m ciau Pak siang, aku rasa kalian sudah cukup makan minum
bukan? Dengan begitu ka lian sudah bisa menjadi setan yang mati
kenyang, mengapa tidak cepat-cepat keluar untuk menghantar
ke matian....heehh.... heehh.....!!"
Ucapan tadi diakhiri dengan suara gelak tertawa seram yang
me me kikkan telinga pula.

366
Sin hong hwe ciau Lui-Ki a mat gusar, ia segera membentak
keras, tubuhnya yang besar bagaikan pagoda itu melompat ke
udara dan berputar dengan suatu gerakan aneh ke mudian melayang
turun ke atas tanah dengan enteng dan meluncur ke mbali ke depan
secepat sambaran kilat.
Buru-buru Biau-ki-siang-su In Han im merogoh ke dala m sakunya
menga mbil sekeping uang perak dan diletakkan ke atas meja,
setelah itu serunya dengan lantang: "Ku lote, harap duduk menanti
disini, aku a kan pergi sebentar untuk ke mbali ke mari lagi!"
Selesai berkata, bagaikan seekor burung rajawali yang terbang di
angkasa, dia menerjang pula ke depan menyusul Sin hong hwee
ciau.
Ku See hong berkerut kening, lalu dengan sorot mata
me mancarkan cahaya yang menggidikkan hati, serunya dengan
lantang: "Bagaimana kalau aku orang she Ku juga ikut menonton
kerama ian?"
Dengan gerakan tubuh seperti sukma gentayangan, dia melejit
ke muka dan melayang ke sa mping Biau-ki siang-su.
Demontrasi ilmu meringankan tubuh yang amat sempurna ini
benar-benar luar biasa sekali, begitu suaranya berkumandang
orangnya turut tiba, hal mana membiat Biau-ki siang-su dia m-dia m
merasa terkejut berca mpur kagum.
Padahal ilmu meringankan tubuh yang dimilikinya sudah
terhitung nomor wahid didala m dunia persilatan...., tapi
kenyataannya pemuda itu bisa seka li berke lebat mencapa i belasan
kaki jauhnya bahkan berhasil pula menyusul dirinya.
Dibawah sorot cahaya rembulan, tampak e mpat sosok bayangan
manusia berlarian diatas jalan raya sepi, mereka saling berkejaran
dengan suatu kecepatan luar biasa.
Selisih jarak antara bayangan2 manusia itu tidak ada e mpat lima
puluh kaki lebih. Agaknya ilmu meringankan tubuh yang dimiliki
bayangan manusia paling depan itu cukup tangguh. Kecepatannya

367
me lebihi sa mbaran petir, walaupun Sin hong hwee ciau berada
dipaling muka, tapi jaraknya makin la ma se makin bertambah jauh
dengan pihak lawan.
Tiba-tiba Ku See hong berpaling kearah Biau-ki siang-su sa mbil
serunya:
"Aku orang she Ku a kan berangkat selangkah lebih dulu untuk
menghadang kawanan t ikus yang berada didepan itu!"
Begitu selesai berkata, dia lantas mendongakkan kepalanya dan
berpekik nyaring.
Dala m pekikan nyaring tadi, tubuh Ku See hong bergerak
semakin cepat lagi, bagaikan segulung asap ringan dengan
kecepatan yang paling t inggi dia meluncur kedepan.
Tenaga dalam yang dimiliki Ku See hong pada waktu itu sudah
me mcapai pada punca k kese mpurnaan, begitu dia menghimpun
tenaga dalamnya, hawa murni segera beredar diseluruh tubuhnya
dengan kecepatan tinggi.......
Dengan mengandalkan himpunan tenaga dala m inilah, tubuhnya
bagaikan seekor burung elang segera melayang diangkasa dengan
kecepatan yang luar biasa.
Begitu kepandaian t ingkat tingginya dike mbangkan, bagaikan,
bagaikan sebuah garis hitam saja tubuhnya melesat mene mbusi
angkasa dengan kecepatan yang sukar diikuti dengan pandangan
mata.
Berada ditengah udara, menggunakan kesempatan dika la
badannya berbelok atau berputar, ia dapat menghimpun hawa
murninya dengan cepat, tubuhnya seakan-akan bergerak diangkasa
saja, selain cepat juga lincah se kali.
Dala m wa ktu singkat, Biau-ki siang-su telah ketinggalan puluhan
kaki jauhnya, demonstrasi ilmu meringankan tubuh yang a mat lihay
ini kontan saja me mbuat Biau-ki siangsu yang dihari-hari biasa
selalu tinggi hati menjadi terkesiap dan kagum.

368
Dia m dia m Biau-ki Siangsu In Han im segera berpikir:
'Sekalipun Ku See hong adalah muridnya pendekar aneh dari
dunia persilatan Bun-ji koan-su, tapi usianya masih begitu muda,
sekalipun sejak keluar dari rahim ibunya dia sudah belajar silat,
belum tentu ilmu meringankan tubuhnya dapat me mperoleh
ke majuan yang mela mpaui umat persilatan pada umumnya'.
Tentu saja Biau-ki Siangsu sama sekali tak tahu, bukan saja Ku
See hong telah melatih ilmu Kan-kun mi-siu kang khi . . .!, Anak
muda itu pun telah me mpelajari ilmu gerakan tubuh Mi-khi biau-
tiong . . . . , selain daripada itu diapun telah mendapat warisan
tenaga murni Bun-ji koan-su hasil latihan sela ma enampuluh tujuh
tahun..,
Dita mbah lagi bakatnya me mang bagus dan barhasil menghirup
Tee-Liong-Hiat-po yang tak ternilai harganya. Bebeberpa maca m
mestika dunia persilatan terhumpun menjadi satu dalam tubuhnya,
hal mana me mbuat ia menjadi seorang manusia berkat yang sangat
luar biasa....!
Dala m waktu singkat Ku See hong berhasil menyusuli Sin hong
hwee ciau, gerakan tubuhnya sama sekali tida k, mengendor,
dengan gerakan tubuh yang enteng seakan akan tak berbobot
secepat sambaran petir dia mengejar bayangan manusia yang
berada didepan itu.
Gerakan subuh Ku See hong betul-betul cepatnya bukan
kepalang, dalam waktu singkat bayangan manusia yang berada
didepan itu sudah tersusul sa mpai jarak sejauh de lapan kaki saja.
Sekulum senyuman segera menghiasi bibirnya, dengan suara
keras bentaknya:
"Sobat dimuka, harap beristirahatlah sebentar!"
Begitu ucapan tersebut diutarakan, tubuh Ku See hong melejit
ke muka sejauh delapan se mbilan kaki.
Dika la tenaga lompatannya sudah mele mah inilah, mendadak
sepasang lengannya diayunkan ke atas, seluruh tubuhnya

369
me lengkung bagaikan udang bago..., kemudian diantara gerakan
pangkal kakinya, gerak tubuh yang se makin mele mah itu tahu tahu
sudah meluncur ena m tujuh ka ki lebih kedepan dengan kecepatan
tinggi.
Dengan gaya lompatannya yang luar biasa itu, jarak sejauh
empat lima be las kaki segera berhasil dila mpaui. Ilmu meringankan
tubuh yang begini tinggi me mbetot sukma ini, benar benar luar
biasa hebatnya, hakekatnya sama sekali diluar pikiran orang
banyak.....
Dika la ucapan Ku See hong berkumandang tadi, bayangan
manusia yang berada didepan itu sudah mendengar suara ujung
baju yang tersampok angin, dengan cekatan dia lantas melirik
kebelakang. Apa yang kemudian terlihat olehnya me mbuat orang itu
amat tercekat.
Tampak sesosok bayangan manusia me luncur tiba dengan
kecepatan tinggi, sedemikian cepatnya geraksn itu seakan-akan
burung elang yang sedang terbang di angkasa saja.
Sementara itu, ujung kaki Ku See hong telah me ne mpelkan
diatas tanah lalu dengan suatu gerakan indah badannya berputar,
telapak tangan kirinya diayunkan ke depan.
Bayangan manusia di muka itu tiba-tiba saja me lihat bayangan
setan berkelebat didepan matanya dan jalan perginya pun
terhalang.
Dala m keadaan begini, ia tak se mpat lagi untuk me lihat jelas
paras mukanya, sepasang telapak tangannya segera diayunkan ke
muka melepaskan sebuah pukulan dasyat yang mengerikan seka li,
badannya melejit ketengah udara lalu secepat kilat meluncur ke
depan. Dengan gerakan ini ma ka diapun terlepas dari ancaman Ku
See hong yang a mat lihay itu.
Menyaksikan cara pihak lawan menghindarkan diri dari serangan
dasyatnya itu, Ku See hong segera menyadari kalau musuhnya
berilmu tinggi dan sukar dihadapi. Sulit rasanya untuk menemukan
seseorang jagoan selihay ini didala m dunia persilatan.
370
Begitu lolos dari sergapan maut Ku See-hong, dengan enteng
bayangan manusia itu me layang turun e mpat kaki dari posisi
semula, kemudian ia mendongakkan kepalanya dan berpekik
nyaring..., suara pekikan tersebut tajam me nusuk telinga.
Menyusul ke mudian, dari kejauhan sana pun berkumandang pula
suara pekikan aneh yang bergema tiba mengikuti he mbusan angin
ma la m. Suaranya melengking bagaikan tangisan setan atau serigala,
me mbuat bulu kuduk orang pada diri se mua.
Setelah itu maka terdengarlah suara pekikan aneh
berkumandang saling bersahut-sahutan, agaknya tidak sedikit
jumlah orang yang berdatangan ke situ.
Begitu mendengar pekikan aneh tadi, wajah Ku See-hong yang
dingin kaku itu segera terhias kekejian yang mengerikan, dia tahu
bayangan manusia itu sedang mengundang kedatangan rekan-
rekannya, tapi Ku See hong menyambut (hal tersebut) dengan
gembira, dia lebih suka kalau ada serombongan manusia laknat
datang menghantar ke matiannya.
Maka dia tidak secara langsung me lancarkan sergapan ke arah
orang itu hanya sorot matanya saja yang tajam mengawasi
pendatang-pendatang itu tanpa berkedip.
Dibawa cahaya rembulan, tampak olehnya kalau orang itu adalah
seseorang kakek kurus kering berkulit hita m, ia mengguna kan jubah
panjang berwarna hitam dengan sebuah busur panjang berwarna
merah darah menghiasi dadanya.
Hati Ku See hong seakan-akan sedang meneteskan darah, itulah
darah panas penuh rasa denda m, sinar matanya me mancarkan
cahaya berapi-api, lalu dengan suara menggeledek bentaknya:
"Tua bangka cela ka, apakah kau adalah manusia laknat dari
perkumpulan Thi-kiong-pang?"
"Seeet! Sreeetl" desingan angin tajam berhe mbus lewat, Sin-
hong hwee-ciau Lui-Ki dan Biau-ki siang-su In Han-im secara
beruntun telah menubruk datang pula.

371
Agaknya kakek ceking berbaju hita m itu adalah seorang
gembong iblis yang berpengala man, walaupun dia terkejut dan
merasa seram, oleh kesempurnaan ilmu meringankan tubuh yang
dimiliki Ku See-hong, tapi mana tahan menghadapi pertanyaan dari
Ku See hong yang begitu menghina? Dengan suara yang dingin
menyeramkan dia mendengus dingin tanpa berbicara, sedangkan
sepasang matanya yang kecil menga mati Ku See hong dari atas
sampai ke bawah.
Mendadak suatu perubahan aneh melintas diatas wajahnya, tapi
dengan cepat telah pulih ke mbali, menjadi wajah keja m dan buas....
Dari sini me mbuktikan kalau pada mulanya dia digetarkan oleh
kelihayan Ku See hong, tapi ke mudian setelah tahu kalau piha k
lawan tak lebih hanya seseorang pemuda ingusan, keberanianya
telah muncul ke mbali dan diapun segera unjuk gigi.
Ketika Biau-ki siang-su In Han im sudah me lihat jelas siapa
gerangan lawannya, ia juga merasakan hatinya bergetar keras, tapi
dengan cepat pula dia tertawa dingin.
"Aaah..., kukira siapa yang begitu bernyali berani mencari gara-
gara dengan aku orang she In . . . , rupanya Sin kiong Tongcu dari
perkumpulan Busur Baja, Cau sang hui (terbang diatas angin)
Ciong-Keh-teng, huuahhh....haaahh...... haaahh....... hutang kita
pada tiga tahun berselang me mang sudah seharusnya kalau dibikin
beres !"
Si kake k ceking berbaju hita m atau Cau sang hui Ciong Keh-teng
segera tertawa serak dengan suara menyeramkan, kemudian
ujarnya dingin:
"Biau ki Siangsu, aku rasa sudah seharusnya kalau mala m ini
kaupun mula i menghitung-hitung usia sendiri, heeehhh......
heeehhh.....heehhh! Siapakah keparat ini...? Apakah diapun henda k
mene mani kalian berdua untuk berangkat ke mbali ke ala m ba ka?"
Sin hong hwee ciau Lui-Ki segera me mbentak keras:
"Tua bangka Ciong, apakah kau sudah bosan hidup? Orang lain
mungkin takut dengan pengaruh iblis dan perkumpulan Thi-kiong
372
pang kalian, tapi La m-ciau Pak-siang adalah ma nusia yang tida k
takut langit t idak takut bumi....!"
Tiba-tiba Cau sang hui Ciong Keh-teng mendongakkan kepalanya
dan tertawa seram, begitu menukas ucapan Sin hong hwee ciau
yang belum selesai, ujarnya dengan suara yang rendah dan da la m:
"La m-ciau Pa k-siang, aku harap kalian sedikit tahu diri, Thi-kiong
pang tak pernah melepaskan `duri dala m mata` dengan begitu
saja! Heeehhh...heeehhh.... heeehhh...., hari ini kalian begitu berani
me mbicarakan soal keadaan dunia persilatan diloteng Cui-tianglo
secara terang-terangan, bahkan memandang re meh umat persilatan
yang ada didunia ini . . . . bukan begitu saja, Hmm...! Kau malah
menyanjung nyanjung kehebatan Bun-ji koan-su, tapi sayang setan
tua itu sudah mampus se menjak duapuluh tahun berselang. Baiklah,
biar ka mi Thi-kiong pang berbuat `kebaikan` dengan mengirim
kalian ke a khirat untuk berjumpa dengan setan tua itu!"
Mendadak Ku See hong mendongakkan kepalanya dan tertawa
keras, suaranya amat nyaring dan sangat meme kikkan telinga,
Dibalik gelak tertawa tersebut dapat terdengar hawa amarah,
dendam kesumat, serta rasa sedih yang bercampur aduk.....
Kemudian, ia menghent ikan tertawanya, lalu dengan sorot mata
me mancarkan cahaya pembunuhan yang menggidikkan hati,
ujarnya dingin:
"Ciong Keh-teng, mala m ini kau pasti ma mpus...! Kalau
toh.......kawanan tikus dari Thi-kiong-pang kalian sudah
berdatangan semua, ...mengapa tidak suruh mereka ke luar se mua
untuk menghantar ke matiannya...!"
Paras muka Ku See hong penuh diliputi oleh hawa napsu
me mbunuh yang a mat tebal, suaranya pun dingin menggidikkan
hati . . . , sepatah demi sepatah pelan-pelan diucapkan, me mbuat
suaranya cukup menggetarkan sukma.
Ciong Keh-teng yang mendengar suara tertawa itu, kontan
merasakan bulu kuduknya pada bangun berdiri, dia segera sadar

373
kalau pada ma la m ini, ia telah berjumpa dengan seorang musuh
yang amat tangguh.
Tempat dimana mereka berada sekarang, adalah sebuah
komple ks tanah pekuburan yang amat luas. Sejauh mata
me mandang hanya gundukan tanah dengan batu nisan yang
berserakan dimana-mana.
Sekeliling pekutburan tersebut, tumbuh puluhan batang pohon
Siong yang rata-rata tingginya mencapai tiga empat kaki, rantingnya
me manjang kesana kemari dengan daun yang lebat, bila terhembus
angin ma ka terdengarlah suara ge merisik yang a mat nyaring.
Kadangkala terdengar suara burung ma la m yang berpekik serta
bunyi jangkrik yang me mecahkan keheningan, kese muanya itu
mena mbah kesera man dan kengerian disekitar te mpat itu.
Sementara itu, dari atas gundukan tanah pekuburan telah
bermunculan ena m sosok bayangan manusia, bagaikan sa mbaran
burung elang . . . . .
"Sreeet! Sreeet!" diiringi desingan angin taja m, mereka terjun ke
tengah arena dan mengepung Ku See hong seka lian.
Menyaksikan kese mpurnaan ilmu meringankan tubuh yang
dimiliki ke enam sosok bayangan manusia itu, paras muka La m-ciau
Pak-siang segera berubah a mat hebat....
Rupanya ke enam orang anggota Thi-kiong-pang tersebut tak
lain adalah ke enam orang Hiangcu dibawah pinpinan Sin-kiong
tongcu..., rata-rata berilmu tinggi dan merupakan jago kelas satu
didala m dunia persilatan.
Ketika Cu-sing-hui Ciong Keh-teng menyaksikan orang-orangnya
sudah berdatangan semua, keberaniannya semakin besar, sambil
tertawa dingin segera jengeknya:
"Enghiong dari manakah saudara ini? Aduh lagaknya sombong
benar .....!"

374
Walaupun begitu, nada ucapannya sudah tidak sebuas tadi lagi,
jelas dia merasa agak keder juga oleh keseraman wajah serta
ketajaman mata dari Ku See hong.
Paras muka Ku See hong tetap kaku tanpa emosi, dengan nada
sinis ujarnya:
"Manusia-manusia kelas tiga maca m kalian masih be lum pantas
untuk mengetahui na maku..., sekarang, bersiap saja untuk
menerima ke matian!"
Anggota perkumpulan Thi-kiong-pang rata-rata adalah manusia
bengis yang banyak melakukan kejahatan, naik pita mlah mere ka
setelah mendengar kejumawaan Ku See hong.
Kontan saja dengan kening berkerut, mata melotot, mereka
awasi si ana k muda itu tanpa berkedip.
Tadi, Cau-sang hui Ciong Keh-teng mau merendahkan diri untuk
mencari tahu na ma lawannya, hal ini tak lain karena dia agak keder
oleh sikap musuhnya yang luar biasa, tapi setelah menyaksikan
keangkuhannya yang begitu tebal, tanpa terasa kemarahannya
me luap juga.
Kontan saja dia mendonga kkan kepalanya dan
me mperdengarkan suara tertawanya yang menggidikkan hati:
'"Heeehhh.....heeehhh..... heeehhh,..... mala m ini, aku orang she
Ciong ingin sekali menyaksikan sa mpai dimanakah kelihayan dari
kau si bocah keparat sehingga begitu besar lagaknya dan bertinda k
semena-mena terhadap ka mi!"
Sementara suasana makin menegang, Biau-ki-s iang-su In Han Im
telah meninjau situasi yang dihadapinya, ia tahu ilmu silat yang
dimiliki Ku See hong lihay sekali, paling tida k ia masih sanggup
untuk menang-kan Cau-sang-hui..., itu berarti dia berdua harus
me lawan enam orang sisanya, dan dia yakin kekuatannya berdua di
paksakan,masih sanggup untuk me layani mereka...

375
Dasar orangnya me mang cerdik dan cekatan, setelah meninjau
keadaan yang dihadapi, Biau-ki siang-su menjadi aga k lega hatinya,
setelah tertawa nyaring, katanya:
"Ciong Keh-teng, masih selisih jauh sekali bila kau ingin
menganda lkan ilmu silat `kucing kaki tiga`mu untuk bertarung
me lawannya! Aku rasa lebih baik kau selesaikan dulu hutangmu
pada tiga tahun berselang dengan ka mi berdua!"
Tergerak hati Cau sang hui Ciong Keh-teng, setelah mendengar
ucapan itu dia segera tertawa licik.
"Bagus sekali! Bagus sekali! Boleh saja bila kau ingin ma mpus
lebih dahulu, pokoknya siapa duluan siapa bela kangan, selisih
waktunya sudah pasti tak a kan terlalu la ma.!"
"Orang she Ciong...!" bentak Sin hong hwee ciau dengan suara
mengge ledek, "Apa gunanya ngebacot melulu dengan mulut baumu
itu? Ka lau me mang jagoan, hayo maju, mari kita bereskan mat i
hidup kita diujung tinju! "
Agak geli juga hati Ku See hong setelah mendengar perkataan
itu, dia tak menyangka kalau lelaki kasar dan berangasan maca m
Sin hong hwee ciau ternyata lihay juga da la m bersilat lidah.
Cau sao hui Ciong Keh-teng segera tertawa dingin dengan suara
yang menyeramkan:
"Heeehhh.... heeehhh.... heeehhh.... Lui-Ki, jika kau pingin cepat-
cepat ma mpus, baiklah, aku orang she Ciong menghantar
keberargkatanmu lebih dulu!"
Baru saja kata `dulu` diucapkan keluar, sepasaag kaki Cau sang
hui Ciong Keh-teng sudah menjejak tanah, secepat sambaran petir
tubuhnya menerjang maju ke muka, telapak tangan kirinya berputar
menciptakan segulung desingan angin taja m, sementara telapak
tangan kanannya bagaikan sebilah pisau tajam menyodok kedepan
dari suatu sudut serangan yang sangat aneh.
Sebagai seorang jago kawakan yang sudah banyak tahun
berkecimpung da la m dunia persilatan, sudah barang tentu Sin hong

376
hwee ciau Lui-Ki cukup mengenali ke lihayan dari jurus serangan
tersebut.., dengan gusar dia me mbentak keras, kakinya berputar
seperti pusaran angin berpusing, tubuhnya yang tinggi besar segera
me layang sejauh tiga depa ke depan dan berbalik me nerjang sayap
kiri tubuh lawan.
Diantara getaran lengannya yang besar dan kasar, secara
beruntun dia telah lepaskan tiga buah serangan berantai, menyusul
ke mudian ka ki kirinya diayunkan ke muka menendang jalan darah
Im-kok hiat dilutut sebelah kiri lawan.
Agaknya Ciu sang hui Ciong Keh-teng tidak menyangka ka lau Sin
hong hwee ciau yang ta mpaknya kaku bebal serta la mban itu
ternyata me miliki ke lincahan yang luar biasa.
Sambil terawa dingin telak tangan kirinya diayunkan kedepan,
tubuhnya segera turut berputar pula dengan kencang......
"Weess. .. .!" telapak tangan kanannya dengan me mbawa deruan
angin pukulan yang berat seperti gulungan ombak sa mudra,
menghajar jalan darah Yang-wong hiat ditubuh Sin hong hwee ciau.
Buat seorang ahli silat hanya dalam satu gebrakan saja sudah
dapat diketahui apakah musuhnya berisi atau tidak, ma ka begitu
mereka berdua saling menyerang sebanyak dua gebrakan, kedua
belah piha k segera sadar kalau musuhnya bukan seorang lawan
yang enteng.
Sepintas lalu Sin hong hwee ciau Lui-Ki tampa knya seperti kasar
dan berangasan, padahal dia adalah seorang yang cermat dan
seksama. Begitu pertarungan berkobar, ia segera menyadari ka lau
tenaga pukulan musuhnya bukan saja tidak selisih jauh dengan
kekuatannya, malah dalam hal ilmu meringankan tubuh serta
keanehan jurus serangannya, musuh lebih tinggi setingkat daripada
diri sendiri.
Kenyataan tersebut dengan cepat membuat Sin hong hwee ciau
yang selalu me mandang tinggi diri sendiri itu, merasa malu sendiri.

377
Dia m-dia m Sin hong hwee ciau Lui-Ki segera menggigit bibirnya
dan bertekad hendak beradu jiwa dengan orang itu, telapak
targannya yang besar seperti kipas segera diputar me mainkan
bayangan pukulan yang berlapis lapis, dalam waktu singkat se mua
jalan darah penting ditubuh lawan sudah dikurung olehnya.
Pada dasarnya dia berperawakan tinggi besar, tenaga
pukulannya pun sudah termasyur karena hebatnya, tampaklah
serangan tersebut dengan me mbawa deruan angin pukulan yang
amat kencang segera menggulung ke muka dengan hebatnya.
Dari gerak jurus serangan yang dipergunakan lawannya, Cau
sang hui Ciong Keh-teng segera sadar kalau musuhnya hendak
beradu kekuatan dengan mengandalkan tenaga dalamnya yang
sempurna, sa mbil me mbentak keras, secepat kilat kakinya berputar
kencang dan bergerak kian ke mari mengandalkan kelincahan
tubuhnya.
Dala m keadan begini, kit itiran angin pukulan Sin hong hwee ciau
yang bertubi-tubi itu se muanya mengenai sasaran yang kosong.
Suatu ketika, Cau sang hui Ciong Keh-teng berhasil mene mukan
peluang yang sangat baik, sambil tertawa seram sepasang telapak
tangannya segera diputar sambil dirangkap menjadi satu, lalu
secara tiba-tiba dibalikkan keluar.
Segulung angin pukulan yang a mat dahsyat segera mengalir
keluar mengikati gerak telapak tangannya itu bagaikan bendungan
yang jebol saja, serangan itu dengan cepatnya menghanta m tubuh
Sin hong hwee ciau.
Tampanya Sin hong hwee ciau Lui-ki berniat untuk beradu
kekerasan, ia tak ambil perduli resiko yang bakal dihadapi, sambil
me mbentak keras tiba-tiba sepasang tangannya diayunkan pula
kedepan me lepaskan dua gulung tenaga pukulan yang maha dasyat
untuk menya mbut datangnya ancaman lawan.
Ketika itu Ku See hong telah berhasil mene mukan kalau dibalik
serangan dan Cau sang hui terselip serangan me matikan yang maha
keji, tampaknya orang itu me mang bertujuan untuk me mancing Sin
378
hong hwee-ciau agar menyambut datangnya ancaman tersebut
dengan kekerasan. Dalam kaget dan tercekatnya, buru-buru ia
me mbentak keras:
-oo0dw0oo-

Jilid: 12
“SAUDARA Lui, jangan kau sambut serangan itu dengan keras
lawan keras...!"
Seraya berseru, tubuh Ku See hong bagaikan sukma
gentayangan saja segera menerjang kesamping Sin hong hwee ciau,
telapak tangan kirinya diayunkan kedipan me lepaskan sebuah
pukulan yang maha dahsyat.
Deruan angin pukulan itu menerobos masuk lewat celah-celah
antara kedua gulungan tenaga pukulan tersebut dan langsung
menyergap jalan darah ke matian dipinggang Cau sang hui Ciong
Keh-teng.
Tenaga dalam yang dimilikinya sekarang telah memperoleh
ke majuan yang amat pesat, meski serangan tersebut dilancarkan
dengan begitu saja, namun dibalik serangan tersebut justru terselip
ancaman me mat ikan yang mengerikan.
Sesungguhnya Cau sang hui Ciong Keh teng berhasrat untuk
mence lakai Sin hong hwee ciau secara dia m-dia m ketika tenaga
pukulan masing-masing pihak saling me mbentur nanti, dia akan
segera mengeluarkan ilmu pukulan paling keji untuk me mbinasakan
lawannya.
Tapi, setelah dilihatnya ada sesosok bayangan manusia
menerjang tiba sekarang, lalu muncul segulung angin pukulan yang
sangat kuat menembusi anca man yang dilancarkan olehnya
terkesiaplah gembong iblis ini, dia tak berani menyambut dengan
kekerasan, sambil menghimpun tenaganya mendadak tubuhnya
me lejit ke atas.

379
Kepandaian yang paling diandalkan Cau-sang-hui Ciong Keh
teng dihari-hari biasa adalah ilmu meringankan tubuh, tampa k
tubuhnya me lejit ke tengah udara dengan kecepatan luar biasa,
begitu mencapai ketinggian dua kaki, dia segera berjumpalitan dan
me layang turun dua kaki dari posisi se mula.
Demonstrasi ilmu meringankan tubuh yang dilakukan olehnya ini
me mang menunjukkan kelihayan kepandaiannya, hal mana
me mbuat Ku See hong segera berkerut kening.
Rupanya dia sedang berpikir dida la m hatinya, Cau Sang-hui
Ciong Keh-teng didala m perkumpulan Thi kiong pang tak lebih
hanya seorang jago kelas satu belaka, tapi ilmu silatnya sudah
mencapai sede mikian lihaynya, bisa diketahui kalau kepandaian silat
yang dimiliki pangcu serta para Hu-hoat nya pasti tak terkirakan.
Selain itu, diapun teringat dengan pesan terakhir dari San tian
han jiau (Cakar dingin secepat kilat) paman Sangkoan menje lang
ajalnya, menurut paman Sangkoan, musuh besarnya adalah
perkumpulan Thi-kiong pang serta Tian-khi pang, tapi dibalik layar
masih ada dalangnya…., dari sini dapat diketahui bahwa otak atau
dalang dibalik layar itu tentu me miliki ilmu silat yang amat dahsyat,
kalau tidak bagaimana mungkin kedua buah perkumpulan besar ini
dapat dikuasai olehnya?
`Aaaai...! Apa yang dikatakan suhu me mang benar, kekuatan
dari piha k lawan a mat dahsyat, sehingga bahkan dia sendiripun tak
berani menghadapinya dengan kekerasan.’
Begitulah, setelah malayang turun keatas tanah, Cau sang hui
CiongKeh-teng segera tertawa dingin, lalu sindirnya dengan nada
sinis:
"Huuuh. . . ., namanya saja Sin hong hwee-ciau yang tersohor di
dunia, tak tahunya cuma manusia kerdil yang mengharapkan
perlindungan diri seorang bocah muda, heeehhh.....heeehh.......
heeehh….... bila kabar ini sa mpai tersiar keluar, aku ingin tahu,
apakah kau masih punya muka untuk berjumpa dengan rekan rekan
persilatan!"

380
Cau sang hui Ciong Keh-teng merasa agak terkesiap menghadapi
kepandaian silat Ku See hong yang tinggi tak terukur itu, dia sadar
bahwa kepandaiannya seorang diri tak mungkin bisa menangkan
anak muda itu.
Maka timbullah niatnya untuk me manasi hati Sin hong hwe ciau
yang berangasan agar dia melancarkan serangannya lebih dahulu,
ke mudian dengan suatu serangan kilat dia hendak menyingkirkan
orang ini lebih dulu.
Bila musuhnya berhasil disingkirkan, baru lah dia akanbe kerja
sama dengan ketiga orang hiangcu-nya untuk mengalahkan Ku See
hong.
Sin hong hwe Ciau Lui-Ki merasa gusar sekali, sekalipun dia tahu
kalau tujuan musuh hanya untuk me manasi hatinya, tapi orang mati
meninggalkan na ma, macan mati menirgga lkan kulit, bagaimana
mungkin dia bisa menahan penghinaan serta ce moohan tersebut.
"Tua bangka she Ciong, aku akan beradu jiwa denganmu!"
Berbareng dengan suara bentakan tersebut, angin pukulan dan
bayangan tendangan segera menyambar ke tubuh Cau san hui
Ciong Keh-teng dengan kedahsyatan seperti hembusan angin
puyuh.
Angin pukulan yang maha dahsyat segera bermunculan
diangkasa bagaikan mega yang berlapis-lapis, kekuatannya luar
biasa sekali, sedemikian rapatnya ancaman itu sehingga setitik celah
pun tak ada.
Serangan tersebut dilancarkan dalam keadaan marah,
kelihayannya tak terlukiskan dengan kata-kata.
Paras muka Cau sang hui Keh-teng segera berubah hebat, sambil
tertawa seram sepasang telapak tangannya di ayunkan ke udara
menciptakan serangkaian angin pukulan yang menyelimut i seluruh
angkasa bagaikan sarang laba-laba.
Untuk sesaat, kedua orang itu segera terlibat dalam suatu
pertarungan yang amat sengit.

381
Tampak debu dan pasir beterbangan me menuhi seluruh angkasa,
udara menjadi sesak dan badan berputar a mat kencang, sulit untuk
me mbedakan mana Cau-sang-hui dan mana Sin-hong-hwee-ciau.
Kekuatan tenaga pukulan dari kedua belah piha k pun ibaratnya
bukit yang berguguran, kehebatannya luar biasa.
Sementara pertarungan sengit masih berlangsung disebelah sini,
dipiha k la in Biau-ki-siang-su In-Han-im juga sedang dikurung oleh
enam orang hiangcu tersebut.
Enam batang busur baja seperti ena m ekor ular sakti
menciptakan cahaya hitam yang memenuhi angkasa, jurus demi
jurus serangan dilancarkan beruntun tertuju pada bagian bagian
me matikan di tubuh Biau-ki-siang-su. Mana dahsyat, keji lagi.
Betul Biau-ki-siang-su In Han-im terhitung seorang tokoh
persilatan yang tersohor namanya, tapi bagaimana mungkin dia bisa
tahan menghadapi serangan gabungan dari ke ena m orang itu?
Baru beberapa gebrakan, ia sudah terdesak sampai kacau balau
tak karuan, dengan cepat posisinya terdesak dibawah angin dan
terancam anca man maut.
Sepasang alis mata Ku See hong segera berkenyit, sorot matanya
me mancarkan sinar pe mbunuhan yang menggidikkan hati, pekikan
nyaring yang meme kikkan telinga dengan cepat berkumandang
me mecahkan keheningan........
Ku See hong segera melompat ke udara seperti seekor burung
raksasa, sesudah berputar satu lingkaran, lalu bagaikan naga sakti
terbang di angkasa, dengan suatu kecepatan yang luar biasa ia
terjang ke arah ke enam orang Hiangcu yang sedang mengerubuti
Biau-ki-siang-su In Han im tersebut.
Ketika salah satu diantara ke enam orang Hiangcu itu
menyaksikan Ku See hong menerjang datang dengan kecepatan luar
biasa-, busur baja ditangannya segera diputar satu lingkaran
menciptakan selapis cahaya hita m yang menyilaukan mata,

382
ke mudian di sertai suara guntur dan angin yang mende ru deru, ia
hantam batok kepala Ku See hong.
Kawanan Hiangcu itu merupakan jago jago kelas satu dalam
dunia persilatan yang berilmu tinggi, tenaga dalam yang mereka
miliki pun a mat sempurna, tak terlukiskan dahsyatnya serangan
yang dilancarkan itu.
"Criiing!" "Criiing..!” dentingan nyaring menggelegar bersa ma
dengan datangnya sambaran dari busur baja itu.
Bukan cuma jurus serangannya saja yang amat cepat,
ancamannya juga mengerikan sekali.
Berada ditengah udara, mendadak Ku See hong berjumpalitan ke
samping meloloskan diri dari anca man berbahaya itu, lalu sambil
tertawa dingin mendadak tubuhnya berkelit kesamping, bagaikan
sukma gentayangan dia sudah berpujar ke sebelah kananHiangcu
tersebut.
Agaknya Hiangcu tersebut tidak menyangka ka lau sergapan
kilatnya berhasil dihindari lawan dengan a mat mudah, tapi diapun
cukup pintar dan cekatan, begitu serangannya gagal, badannya
berputar dan melejit sejauh delapan depa dengan gesit, sementara
busur bajanya diayunkan ke muka menciptakan selapjs cahaya
tingkatan yang dala m bagaikan sa mudra.....
"'Sreeet!" diiringi suara desingan taja m, busur baja itu bagaikan
seekor ular lincah mendadak menyerang jalan darah Pay-gi hiat di
punggung Ku See hong.
Jurus serangan ini selain keji juga ganas tapi indah seka li
gerakannya.
Ku See hong mendengus dingin, kakinya berputar secara aneh,
ke lima jari tangan kirinya direntangkan bagaikan ca kar elang dan
mencengkeram busur baja itu secara tiba-tiba, kemudian sambil
menyentil, benda itu digetarkan keras-keras.
Hiangcu itu segera merasakan pergelangan tangannya menjadi
kaku dan kesemutan, tahu-tahu busur baja itu terlepas dari cekalan,

383
sementara tubuhnya turut terseret pula ke depan oleh segulung
tenaja kuat itu sehingga terseret kedepan.
Ilmu Ki-nah-jiu-hoat yang dipergunakan Ku See hong kali ini
betul-betul sangat lihay dan luar biasa, begitu busur baja tersebut
berhasil dira mpasnya, kebetulan Hiangcu itu pun sedang menerjang
datang, hal mana segera menimbulkan napsu me mbunuh didala m
hatinya.
Busur baja yang berada ditangan kirinya dengan me mbawa
desingan angin tajam segera dibabat kedepan.
Tak se mpat menjerit kesakitan lagi, batok kepala Hiangcu itu
segera terpapas oleh busur baja yang tajam itu, ditengah percikan
darah segar, batok kepala itu mengge linding sejauh tiga kaki lebih.
Cara membunuh orang semaca m ini boleh dibilang tak pernah
dijumpai sebelumnya, kekejamannya cukup menggidikkan hati
orang.
Sambil menggenga m busur bajanya erat-erat ditangan kiri, Ku
See hong bergerak makin kedepan, kali ini dia menyambar ke
samping seseorang hiangcu yang lain, tangan kirinya diputar dan
busur baja itu dengan menciptakan selapis cahaya hitam langsung
me mbacok tubuh Hiangcu tersebut.
Dika la menangkap bergemanya suara desingan angin tajam dari
arah belakang, Hiangcu itu segera berpaling ke be lakang, dengan
cepat dia telah bertemu dengan sepasang sorot mata yang tajam
seolah-olah hendak mene mbusi ulu hati orang saja.
Dala m terperanjatnya, busur bajanya segera disapu ke depan
dengan gerakan datar menyusul kemudian tubuhnya ikut berkelebat
pula keluar.
Busur baja ditangan kiri Ku See hong segera mencukil pelan,
busur baja lawan dengan cepat tercukil sehingga terlepas dari
cekalan.

384
Seperti bayangan setan, Ku See-hong segera melompat maju
kedepan, busur bajanya sekali lagi menyapu ke muka dengan jurus
serangan yang aneh, ganas dan buas.
Serentetan jeritan aneh yang me milukan hati ke mba li
berkumandang me mecahkan keheningan, diantara percikan darah
yang me mancar ke e mpat penjuru, Hiangcu itupun menjadi setan
tanpa kepala . . . .
Dala m sekali lompat saja, Ku See hong telah me mbunuh dua
orang Hiangcu dari perkumpulan Thi-kiong-pang. Serentetan
gerakan ini dilakan tak lebih dala m se kejap mata, kenyataan yang
amat menggidikkan hati ini kontan saja me mbuat keempat orang
Hiangcu lainnya menjadi ge mpar, serentak mereka berlompatan
keluar dari arena pertarungan.
Dengan mundurnya keempat orang hiangcu tersebut, Biau-ki-
siang-su In Han Im baru me mperoleh kese mpatan untuk mengatur
napas mimpipun dia tak menyangka kalau kepanda ian silat yang
dimiliki Ku See hong telah mencapai tingkatan yang begitu tinggi,
tapi setelah menyaksikan caranya me mbunuh orang, bergidik juga
hatinya.
Dia lantas sadar bahwa dunia persilatan telah muncul seorang
pembunuh, malah ke mungkinan besar keganasannya tidak berbeda
dibawah kebuasan Bun-ji-koan-su dimasa lalu.
Dala m pada itu, hawa napsu me mbunuh dari Ku See hong telah
berkobar, menyaksikan kee mpat orang Hiang-cu itu mundur ia
segera me mperdengarkan suara tertawa panjang yang
menggidikkan sukma........
Seperti bayangan saja dia mengejar kemuka, busur bajanya
berputar bagaikan serentetan cahaya hitam yang menyilaukan mata,
bagaikan ombak sa mudra saja, dengan cepatnya menyebar ke
empat penjuru dan menggulung se mua rintangan yang dihadapinya.
Sebagai anggota Thi-kiong-pang, ke e mpat orang Hiangcu itu
sudah me mperoleh pendidikan yang cukup ketat, mereka sadar
bahwa meacerai-beraikan kekuatan tak lebih hanya me mpercepat
385
ke matian sendiri, maka timbullah tekad mereka untuk
menggabungkan ke kuatan mereka yang ada untuk bersama-sana
menghadapi serangan lawan.
Serentak keempat orang itu me mperdengarkan suara pekikan
anehnya sebagai tanda, empat buah busur baja bergabung
menciptakan berlapis-lapis cahaya dingin yang tebal bagaikan
sebuah bianglala panjang, dalam waktu singkat tenaga itu sudah
menya mbar kee mpat punjuru dan me mbendung datangnya hawa
pembunuhan yang terpancar keluar dari si ana k muda itu.
Tapi gejala se maca m itupun hanya berlangsung untuk sesaat,
dalam wa ktu singkat suasana tadi tercerai-berai kembali oleh
terjangan hawa pembunuhan yang menggetarkan sukma.
Seluruh benak Ku See hong ketika itu sudah dipenuhi oleh hawa
napsu mengerikan, sorot matanya memancarkan cahaya bengis
yang menggetarkan sukma lalu tertawa dingin.
Suara tertawanya kedengaran bagaikan he mbusan angin dingin
muncul dari gudang-salju, me mbuat siapapun yang mendengarkan
merasakan bulu kuduknya pada bangun berdiri.
Setelah tertawa dingin busur baja ditangan kiri Ku See hong
segera meluncur kedepan seperti sebatang anak panah yang
terlepas dari busurnya, serangan itu tertuju kearah sa lah seorang
diantara keempat orang Hiangcu tersebut, sementara tangan
kanannya pada saat yang hampir bersamaan melepaskan segulung
desingan angin pukulan yang dingin dan kuat menyerang kearah
orang yang sama.
Hiangcu itu segera merasakan timbulnya segulung desingan
angin pukulan berhawa dingin yang menyesakkan napas mene kan
keatas wajahnya. Mendadak serentetan cahaya hitam meluncur tiba
pula dengan kecepatan tinggi, sedemikian cepatnya sehingga ia tak
sempat melihat jelas benda apakah itu.
Jeritan ngeri yang memilukan hati ke mbali berkumandang
me mecahkan keheningan tahu-tahu badannya sudah terte mbus oleh
sambaran busur baja itu hingga te mbus dipunggungnya.
386
"Blaa mm.......!" ditengah benturan dahsyat badannya termakan
pula oleh tenaga pukulan yang sanggup menghancurkan batu
cadas itu.
Tak ampun lagi, kee mpat anggota badannya tercerai-berai,
daging dan darah berserakan me menuni permukaan tanah,
ke matiannya benar-benar mengerikan.
Berhasil menghabisi nyawa orang itu, Ku See hong segera
merentangkan ke lima jari tangan kirinya, setelah membuat satu
lingkaran busur lalu disentilnya kedepan.
"Sreet.., sreet..!" ditengah desingan yang menderu-deru, lima
gulung angin serangan yang tajam menyergap Hiangcu la innya.
Sedemikian cepatnya serangan itu dilancarkan, seolah olah baru
saja tangan kirinya menyambitkan busur baja itu,tangan kanannya
turut bergerak pula.
Baru saja salah seorang Hian Su, diantara tiga orang yang masih
hidup, mendengar rekannya menjerit kesakitan, segulung desingan
angin tajam yang luar biasa hebatnya telah menembusi lapisan
cahaya busur bajanya yang tebal.
Didala m kaget dan tercekatnya, serentak ketiga orang itu
me lompat mundur ke belakang.
Tapi sayang, gembong pembunuh muda itu sudah terlanjur
mengincar seorang korbannya, secepat-cepatnya orang itu berkelit,
toh waktunya tetap terlambat selangkah.
'Sreet...! Sreet…!' ditengah desingan angin taja m, serentetan
jeritan ngeri yang me milukan hati ke mbali berkumandang
me mecahkan keheningan.
Bagian me matikan dari tubuh bagian atas orang itu tahu-tahu
sudah dite mbusi oleh ke lima gulung desingan angin taja m itu hingga
tembus kedala m dadanya, darah segar segera memancar ke luar
seperti sumber mata air. Tubuhnya yang tinggi kekar itu kontan
mercelat sejauh enam tujuh langkah oleh he mbusan angin pukulan

387
yang sangat kuat itu sehingga badannya roboh terkapar ditanah dan
tewas seketika.
Dua orang sisanya segera sadar kalau gelagat tidak
menguntungkan, bila sekarang tida k kabur, bisa jadi jiwanya akan
terancam. Maka mereka berdua segera menyebarkan dirike kiri dan
kanan ke mudian me lesat kedepan untuk menyela matkan diri.
Ku See hong bepekik panjang dengan suara yang membetot
sukma, tubuhnya seperti seekor burung elang raksasa segera
me luncur ke tengah udara dengan kecepatan tinggi.
Mendadak.......,
pada saat itulah serentetan pekikan nyaring ke mba li berge ma
me mecahkan keheningan . . . . .
Kini ditangan Ku See hong telah berta mbah dengan sebilah
pedang panjang yang memancarkan cahaya merah yang berkilauan.
Itulah pedang Ang-soat-kiam yang pernah menggetarkan dunia
persilatan pada tigaratus tahun berselang atau sekarang lebih
dikenal sebagai pedang mest ika Hu-thian seng-kia m!
Pada saat pedang itu dilancarkan, tubuh Ku See hong telah
me mbaur menjadi satu dengan cahaya pedang yang me mancar
bagaikan air terjun itu, secepat kilat berke lebat lewat ditengah
udara.
Sedemikian cepatnya cahaya pedang tersebut berkelebat lewat
sehingga pada hakekatnya sukar untuk membeda kan mana cahaya
pedang dan mana yang cahaya bianglala.
Serentetan jeritan ngeri yang me milukan hati ke mba li
berkumandang me mecahkan keheningan. Tubuh si Hiangcu yang
me layang di angkasa itu sudah terpapas kutung menjadi tiga bagian
ditengah udara, darah segar berhamburan ke mana-mana,
ke matiannya benar-benar mengerikan.
Berada ditengah udara, tiba-tiba Ku See hong me mutar
badannya, lalu me mbentak keras, seluruh tubuhnya telah berputar
arah dan meluncur ke arah seseorang lainnya.

388
Gerakan pedangnya berkelebat lewat seperti hembusan angin
puyuh, selapis cahaya tajam me luncur ke depan menciptakan
selapis bukit pedang yang berwarna warni. Selapis hawa pedang
yang menggidikkan hati dengan cepat menyergap ke arah tubuh si
Hiangcu yang baru saja akan me layang turun keatas tanah itu.
Serentetan jeritan ngeri yang me milukan hati ke mba li
berkumandang me mecahkan keheningan, sebutir batok kepala telah
terpapas hancur oleh kilatan cahaya pedang, darah segar segera
me mancar ke mana mana dan ke matiannya a mat mengenaskan.
Setelah itu.... seluruh hawa pedang yang menyilaukan ma ka
menjadi pudar, Ku See hong dengan wajah dingin seperti es dan
bertangan kosong telah berdiri kaku diatas tanah, sementara
sepasang matanya yang tajam menggidikkan hati menatap ke enam
sosok mayat yang tak utuh itu tanpa berkedip.
Sedihkah dia?
Atau merasa ge mbira dengan hasil yang berhasil dicapainya kini?
Biau-ki siang-su In Han im merasakan pandangan matanya
seolah olah menjadi kabur..., dia hanya merasa selapis kabut merah
yang menyilaukan mata berkelebat lewat didepan mata, lalu dalam
beberanpa kali ke lebatan saja, dua orang yang terakhirpun telah
roboh binasa diatas tanah.
Ternyata ilmu pedang yang dpergunakan Ku See hong adalah
salah satu jurus serangan dari tiga jurus ilmu pedang yang
tercantum dala m kitab kecil peningga lan Si hong Lo jin yang disebut
Hui-hong-che ki-hiat seng-wi (Bianglala tiba-tiba Muncul Bau A mis
dan Me mancar)...!
Si-hong lo jin adalah seorang tokoh sakti yang luar biasa dari
dunia persilatan, ilmu pedangnya boleh dibilang sudah merajai
seluruh kolong langit. Sebelum ajalnya tiba, dia telah menghimpun
semua inti sari ilmu pedang yang ada didunia ini, dengan
mengorbankan waktu selama tiga tahun untuk menciptakan jurus
pedang baru.

389
Bisa dibayangkan betapa sakti dan luar biasanya jurus serangan
hasil ciptaannya itu, selain ganas juga lihay sekali.
Setelah me loloskan pedang Hu-thian seng-kia mnya dari dala m
sarung tadi, Ku See hong segera me lebur tubuhnya menjadi satu
dengan senjata tersebut untuk me mbunuh seseorang ditengah
udara, kemudian sa mbil me mba likkan badan dia me mbunuh pula
Hiangcu yang terakhir, se mua gerakan ini dilakukannya dengan
kecepatan luar biasa.
Oleh karena itu, Biau-ki siang-su In Han im hanya merasakan
berkelebatnya cahaya bianglala didepan mata, sedemikian cepatnya
gerakan itu sehingga pada hakekatnya ia tak sempat menyaksikan
gerakan Ku See hong sewaktu mencabut pedang maupun
menyarungkan ke mbali pedangnya.
Mendadak.....,
Dari arah sebelah sana berkumandang suara dengusan tertahan,
lalu ta mpaklah bahu kiri Sin hong hwee ciau Lui-Ki kena dihajar
telak oleh serangan Cau seng hui Ciang Keh-teng sehingga muntah
darah segar, dengan sempoyongan tubuhnya segera mundur sejauh
beberapa langkah.
Sementara pertarungan sengit berkobar tadi, Cau sang hui Ciong
Keh-teng telah mengetahui kalau enam orang hiangcu-nya telah
mati secara mengerikan se mua ditangan pe muda itu.
Dengan hati yang amat sakit seperti ditusuk pisau, dia segera
menge luarkan sejurus serangan me matikan yang amat ganas,
dengan telak anca man itu bersarang ditubuh Sin hong hwee-ciau.
Saat ini, kobaran hawa napsu me mbunuhnya sudah me mbara
dalam dadanya, ia bertekad untuk me mbunuh setiap musuh yang
dijumpainya, melihat Sin hong hwee ciau mundur dengan me mbawa
luka, sudah barang tentu dia tak akan melepaskan korbannya
dengan begitu saja.
Serentetan suara pekikan nyaring mirip jeritan setan atau
lolongan serigala dengan cepat bergema me mecahkan keheningan.

390
Secepat sambaran petir Cau sang hui Ciong keh-teng mengejar
kedepan, kesepuluh jari tangannya direntangkan lebar-lebar dengan
me mbawa serentetan desingan angin pukulan yang tajam, ia
cengkeram belasan buah jalan darah penting ditubuh bagian atas
Sin hong hwee-ciau.
Pada dasarnya dia me mang sudah berniat untuk me mbunuh
lawannya, tentu saja kekuatan yang disertakan dalam serangan itu
luar biasa seka li hebatnya.
Sejak terma kan pukulan dahsyat dari Cau sang hui Ciong Keh-
teng tadi, Sin hong hwee ciau Lui-Ki sudah merasakan darah panas
dalam dadanya bergolak keras, coba kalau tenaga dalamnya tidak
sempurna, niscaya sele mbar jiwanya sudah me layang.
Walaupun begitu, pada saat itu ia sudah tak sanggup lagi untuk
menghindarkan diri dari sergapan maut itu, tampaknya ia segera
akan tewas diujung telapak tangan lawan.
Ketika Biau-ki siang-su In Han im menyaksikan adik angkatnya
berada ditepi jurang ke matian, dengan cepat dia me mbentak keras,
tubuhnya segera melayang maju ke depan.
Tapi sesosok bayangan manusia lain bagaikan sa mbaran setan
gentayangan saja tahu-tahu sudah tiba lebih dulu disisi tubuh Siu
hong hwee- ciau, sebuah pukulan yang bertenaga lembek segera
me luncur keluar dari ba lik telapak tangan kanannya.
Mendadak.... udara serasa diliputi kabut tebal dan angin
menderu-deru, ke mudian menyusul munculnya selapis cahaya
merah yang berkilauan, daya tekanan yang timbul die mpat penjuru
pun ma kin la ma sema kin me mberat bagaikan gencetan bukit
karang.
000OdwO000

Bab 18

391
“BLAAAAMMM . . . . !” benturan keras yang memekikkan telinga
segera bergema bersa maan dengan saling me mbenturnya dua
gulung kekuatan yang maha dahsyat.
Desingan angin taja m segera me mancar ke e mpat penjuru.......
Rambut panjang Cau sang hui Ciong Keh-teng terurai kacau ke
bawah, noda darah membasahi ujung bibirnya paras mukanya pucat
kehijau-hijauan, kulit mukanya mengejang keras menahan
penderitaan.
Dengan se mpoyongan tubuhnya mundur sejauh e mpat lima
langkah dari posisi semula, lalu dengan sorot mata yang memerah
me mbara, dia awasi wajah Ku See hong dengan penuh kegusaran.
Paras muka Ku See hong sendiripun dingin seperti es, matanya
me mancarkan cahaya menggidikkan, dengan suara yang kaku,
katanya:
“Ciong Keh-teng, sekarang kau sudah berada di a mbang pintu
ke matian, agar kau ma mpus dala m keadaan jelas, maka akupun
akan me mberi sedikit keterangan kepada mu, aku bersikap de mikian
kepada kalian karena perbuatan keji kalian telah menggusarkan
Thian dan merisaukan umat persilatan.
“Sauya-mu tak lain adalah putranya Ku-Kia m-cong, pangcu dari
perkumpulan Kim-to-pang yang berna ma Ku See hong ..., “
“Manusia aneh dari dunia persilatan Bun-ji-koan-su adalah
guruku!”
“Nah, beberapa maca m denda m kesumat sedalam lautan ini
tentunya pantas bukan bila kutuntut balas?!
Sekarang, kau boleh ma mpus dengan perasaan lega!”
Ketika selesai mendengarkan perkataan dari anak muda itu,
paras muka Cau-sang-hui C iong Keh-teng yang semula berwarna
pucat pias itu, kini telah berubah ma kin mengenaskan, kulit
wajahnya mengejang keras me mbentuk garis garis kerutan
yang,penuh dengan rasa mengerikan….

392
Mati adalah suatu kejadian yang akan dialami setiap manusia.
Tapi bila seseorang sudah berada dia mbang pintu ke matiannya
entah bagaimanapun buas dan kejinya dia, sedikit banyak rasa sedih
dan menyesal akan timbul juga diatas wajahnya.
Yaa, sesungguhnya dari dulu sampai sekarang, hanya berapa
orangkah yang bisa me mandang ke matian sebagai sesuatu kejadian
yang wajar? Semut saja masih ingin hidup, apalagi manusia...
Pelan-pelan Ku See hong mengangkat telapak tangan kanannya,
kelima jari tangannya direntangkan lebar-lebar, ke mudian diantara
sentilan dan getaran tangannya, lima gulung desingan angin taja m
segera meluncur keluar dari ujung jarinya.
Mendadak.....
Serentetan jeritan ngeri yang memekikkan telinga berkumandang
me mbe lah keheningan ma la m.
Tampak sepasang tangan Can sang hui Ciong Keh menekan
diatas dada serta lambungnya, lalu dengan wajah pucat pias keabu-
abuan selangkah de mi selangkah ia mundur ke be lakang, darah
kental bercucuran dari ujung dada dan bibir, la mbungnya.
Sepasang mata Cau sang hui Ciong Keh-teng terbelalak lebar-
lebar, sorot mata tajam me mancar keluar dari balik matanya, tapi
sekarang bukan sarot mata yang diliputi rasa benci dan buas. Tapi
sorot matanya sekarang adalah sorot mata yang lembut, penuh rasa
penyesalan,rasa malu dan iba . . . . .
Bibir Cau sang hui Ciong Keh-teng bergetar seperti ingin
mengucapkan sesuatu,tapi tenaganya sudah tidak me menuhi
keinginan hatinya, tapi anehnya dia masih tetap berdiri tegak,
matanya masih tetap menatap wajah Ku See hong tanpa barkedip.
Akhirnya dari tenggorokannya berkumandang suara gemuruh
yang parau dan tidak jelas:
"Ku sauhiap, loo.... lohu tidak mee...me..nyesal mee....meski
tewas dii...ditangan...mu.., tapi . . . . . . . . Ban-sia-kaucu

393
tee...te..lah menggerakkan kekuatannya uuu...untuk menguasai
jaa...ja... jagad............ kau......!"
Yaa, bila seseorang sudah tahu kalau ajalnya ha mpir tiba, apa
yang diucapkan sebagai akhir katanya adalah kata-kata yang
bernada jujur dan penuh kebajikan.
Beberapa patah kata dari Cau sang hui Ciong Keh-teng ini
diucapkan dengan nada yang mengenaskan, me mbuat semua orang
yang mendengarkan serta merta merasakan hatinya menjadi iba.
Dengan suatu gerakan cepat Biau-ki siang-su In Han im segera
menubruk ke muka, setelah mendengar ucapan tersebut, tiba-tiba
saja hatinya merasa ge metar keras.
"Saudara Ciong..!" serunya dengan gelisah "Tolong berbicara
agak jelas, Ban-sia kaucu henda k me laksanakan rencana kejinya
terhadap siapa? Cepat katakan! Cepat katakan..!"
Agaknya Cau sang hui Ciong Keh-teng masih se mpat mendengar
perkataannya itu, bibirnya bergetar seperti mau menjawab akan
tetapi tiada suara yang terdengar, cengkeraman maut dari mala ikat
ke matian telah merenggut se le mbar jiwanya dari tubuh kasarnya.
Ku See hong segera menghela napas sedih, guma mnya:
"Heran, mengapa manusia sela lu keras kepala, sebelum ajalnya
menje lang tiba ia enggan menjadi sadar, aaai. ...! Inilah suatu
tragedi bagi umat manusia; juga merupakan watak paling jelek dari
umat manusia..... selama hidup Ciong Ken-teng mela kukan banyak
kejahatan, seluruh tubuhnya penuh dengan dosa tapi menje lang
saat ajalnya, dia telah mene mukan ke mbali ke muliaan hatinya, bila
dibandingkan dengan orang-orang berdosa yang sampai manje lang
ajalnya tiba pun tak mau bertobat, ia me mang jauh lebih tangguh! "
Biau-ki siang-su In Han im turut menghela napas sedih, pelan-
pelan dia me ngha mpiri Sin hong hwee ciau, merogoh kedala m
sakunya menge luarkan sebuah botol kecil, lalu mengeluarkan
sebutir pil dan dicekokkan kedala m mulutnya.

394
Pelan-pelan Ku See hong turut berjalan me ndekat, lalu tanyanya
dengan suara le mbut:
"Paman In, siapakah yang dimaksudkan sebagai Ban-sia kaucu
oleh Ciong Keh teng menjelang ajalnya tadi?"
Biau-ki siang-su in Han Im menghe la napas panjang.
"Aaai.... ancaman bahaya maut yang menganca m dunia
persilatan belakangan ini adalah kelompok dari perkumpulan Ban-s ia
kau. Tentang keadaan yang sebenarnya dari Ban-sia-kau dan
organisasi macam apakah perkumpulan itu, aku belum se mpat
menyelidikinya sampa i jelas, konon kaucu-nya adalah seorang
wanita, tapi ilmu silatnya begitu lihay sehingga tak tertuliskan
dengan kata-kata !"
Ku See hong termenung dan berpikir sebentar, lalu tanyanya lagi:
"Apakah Ban-sia-kau yang telah menguasahi Thi-kiong pang
serta Jian-khi pang?"
Biau-ki siang-su In Han im segera mengangguk.
"Yaa, benar. Ban-sia kau me mang merupakan perkumpulan yang
telah menguasahi Thi kiong pang dan Jian khi pang menurut
dugaanku, Ban-sia-kau sudah pasti ada hubungannya dengan
pertarungan berdarah di bukit Soat-san tempo dulu, lenyapnya
sekawanan jago lihay didalam dunia persilatan pun besar
ke mungkinan merupakan rencana keji dari Ban-sia-kau…. . . . .!!"
Begitu mendengar tentang pertarungan berdarah di bukit Soat-
san, Ku See hong segera merasakan darah panas didalam tubuhnya
mendidih, gurunya dan kedua orang tuanya telah terlibat dala m
pertempuran berdarah itu, kemudian terbunuh pula secara
mengenaskan, siapa kah dalang dari se mua peristiwa berdarah ini?
Mendadak..... Biau-ki-siang-su In-Han-im bertanya kepada Ku
See hong:

395
"Ku lote…, sebelum mati apakah gurumu pernah mengungkap
keadaan yang sebenarnya tentang peristiwa berdarah di bukit Soat-
san?"
Ku See hong merasakan hatinya bergetar keras, menjelang
ajalnya Bun-ji koan-su me mang telah mengisahkan ceritanya yang
mengenaskan, ia menyuruhnya agar mengingat selalu kisah
tersebut, tapi melarang untuk diberitahukan kepada orang lain.
Betul Biau-ki-siangsu terhitung seorang pende kar kaum lurus
dalam dunia persilatan, namun dia tak ingin mengingkari
sumpahnya terhadap gurunya.
Maka dengan wajah berat hati serta nada minta maaf, Ku See-
hong berkata:
"Paman In, menje lang ajalnya guruku me mang pernah
me mbicarakan tentang peristiwa dibukit Soat-san, tapi dia orang tua
pernah berpesan agar aku tidak me mbocorkannya kepada orang
lain. Oleh sebab itu harap kau suka me maafkan kesulitanku ini."
"Aaaai . . . !" Biau-ki siangsu In-Han-im menghe la napas sedih,
"Setiap orang yang turut hadir dalam pertempuran di bukit Soat-
san, asal dia termasuk seorang berjiwa lurus, ka lau bukan jejaknya
tak diketahui lagi,... pasti tewas secara mengenaskan! Yang tersisa
pun kini hanya tinggal manusia-manusia la knat berhati busuk dan
keji."
"Dala m dunia persilatan yang begini luas, hanya kau seorang
yang mungkin mengetahui duduk persoalan ini yang sebenarnya
...!"
"Orang persilatan me mang mengutama kan soal kepercayaan,
aku cukup me maha mi kesulitanmu itu, harap jangan merasa sedih.
Sekarang aku akan berusaha untuk mengungkapkan semua jejak
atau titik terang yang berhasil kuketahui kepadamu, bila bahan
bahan keteranganmu tentang pertarungan dibukit Soat-san
sehingga berhasil menyelidiki usal usul dari Ban-sia kaucu tersebut.
Andaikata kau dapat menyelamatkan umat persilatan dari suatu

396
badai pembunuhan, jasa ini benar-benar suatu jasa yang amat
mulia."
Ku See hong merasa a mat terharu, serunya dengan cepat:
"Paman In, aku benar-benar berterima kasih seka li atas kasih
sayangmu, budi kebaikan ini terukir dala m dala m dilubuk hatiku
sampai matipun tak dapat kulupakan. Terus terang kukatakan,
dendam kesumat diriku sendiri juga ada sangkut pautnya dengan
peristiwa ini, jika teka-teki ini dapat diungkapkan, sekalipun harus
mendaki bukit golok atau terjun kecuali berisi minyak mendidih
sampai hancurpun, aku pasti akan berusaha untuk melenyapkan
kaum laknat tersebut!"
"Sela ma hidup aku In Han im, tak pernah menaruh perhatian
terhadap orang lain......" kata Biau-ki siang-su In Han im ke mudian
dengan penuh perhatian,
“Tapi se menjak bertemu dengan lote, aku merasa amat
menguatirkan sekali tentang keselamatanmu, aku merasa seakan-
akan me mpunyai ikatan batin denganmu, apalagi dikalangan kaum
lurus dala m dunia persilatan dewasa ini, hanya kau seorang yang
mengetahui rahasia pertempuran berdarah dibukit Soat-san. Bila hal
ini sa mpai diketahui oleh gembong-ge mbong iblis tersebut, sudah
dapat dipastikan kesela matan jiwa mu pasti akan teranca m setiap
saat!"
Mencorong sinar buas yang menggidikkan hati dari balik mata Ku
See hong, katanya dengan penuh kebencian:
"Mati atau hidup sudah digariskan oleh takdir, beruntung atau
sengsara sudah merupakan nasib, bila kawanan ge mbong iblis itu
berani datang mencari gara-gara denganku.... Hmmm! Akan
kuberikan suatu pertunjukan bagus kepada mereka satu persatu
akan kujagal mereka sa mpa i ludas!"
"Ku lote…!" kata Biau-ki siang-su In Han im,
"Meskipun kau me miliki ilmu silat yang amat tinggi, namun
musuh berjumlah banyak dan lagi merupakan ge mbong-ge mbong

397
iblis dan pentolan-pentolan Liok-lim yang termashur na manya
didunia ini, sepasang tangan sukar me lawan e mpat tangan, aku
harap kau suka bertinda k lebih berhati-hati janganlah terlalu
menurut i e mosi. Ketahuilah, nasib dari beribu-ribu umat persilatan
serta kewajiban untuk menegakkan ke mbali keadilan serta
kebenaran dalam dunia persilatan telah terjatuh ditanganmu
seorang, kematianmu me mang soal kecil tapi akibatnya besar!”
Mendengar perkataan itu, diam-dia m Ku See hong merasakan
hatinya terkesiap, pikirnya;
'Dulu suhu tidak menje laskan sebab musababnya justeru lantaran
takut kalau aku bertindak secara gegebah. . ., betul ilmu silat yang
kumiliki belakangan ini telah me ndapat ke majuan yang pesat,
apalagi akupun me miliki pedang Ku-thian-seng-kia m yang sangat
tajam,tapi untuk menghadapi musuh yang berjumlah begitu banyak,
aku me mang merasa kecil seka li, aaai...!
Nasibku telah ditakdirkan begini, siapa pula yang bisa
merubahnya? Apalagi jika pedang Hu-thian seng-kia m sa mpa i
diketahui orang sebagai pedang Ang-soat-kiam -nya Sihong lo jin
dimasa lalu, bukan cuma orang-orang dari golongan sesat, saja
yang akan merebutkannya, bahkan orang-orang dari golongan putih
pun akan secara terang-terangan me musuhi a ku.’
Berpikir sa mpai diini, Ku See hong betul-betul merasa a mat
sedih, murung dan kesepian.
Tapi selang beberapa saat ke mudian, dengan kening berkerut
dan nada yang tegas dia berkata:
"Bagaimanapun juga, aku akan me mikul tanggung jawab atas
mati-hidupnya dunia persilatan, tapi aku Ku See-hong sudah
ditakdirkan hidup seorang diri. Musuhku mungkin bukan cuma
orang-orang dari kaum sesat saja, melainkan seluuh umat persilatan
yang ada didunia ini."
Terkesiap sekali Biau-ki siang-su In Han im setelah mendengar
perkataannya itu. Dengan perasaan tidak mengerti segera tanyanya:

398
"Apa maksud perkataan itu?"
"Paman In " ujar Ku See Hong dengan sedih, rahasia di balik
kesemuanya itu akan kau paha mi sendiri dike mudian hari, sekarang
maafkanlah kalau aku tak dapat me mberitahukan kepada mu."
Biau-ki siangsu In Han im adalah seorang yang cerdas, semenjak
berjumpa denga Ku See hong, dia sudah merasakan bahwa pemuda
ini me miliki banyak ke istimewaan yang berbeda dengan manusia
biasa. Dalam ha l apapun dia selalu mendatangkan suatu perasaan
rahasia dan misterius me mbuat orang jadi tak habis mengerti.
Maka setelah mendengar perkataan itu, dia lantas tahu kalau asal
usul maupun kehidupan selanjutnya dari pemuda itu bukanlah suatu
kehidupan yang biasa...
Dengan cepat Biau-ki siang-su In Han im mengalihkan
pembicaraan ke soa l la in, katanya ke mudian:
"Situasi didala mi dunia persilatan dewasa ini sudah bukan
masalah perselisihan antara perguruan atau dendam kusumat
antara perorangan lagi, Keadaannya sekarang betul-betul sudah
kalut dan kacau balau sehingga segenap umat persilatan boleh
dibilang sudah terlibat dan bersama-sa ma menuju ke hari Kia mat. .
.!"
"Kini se mbilan Partai besar dari daratan Tionggoan sudah tak
dapat berpeluk tangan belaka; mereka masing-masing telah
mengirim jago-jago lihaynya untuk menyelidiki keadaan yang
sebenarnya, namun kunci paling penting diantara sekian masalah
masih tetap terletak pada tubuh Ban-sia kaucu tersebut!"
"Oleh sebab itu, tugas pertama yang harus dilaksanakan
sekarang adalah menyelidiki siapakah kaucu dari Ban-sia-kau
tersebut, serta sampai dimanakah cakar iblis mereka telah
dibentangkan, . . . . kalau didengar dari ucapan Ciong Keh teng
menje lang saat ajalnya tadi, tampaknya rencana busuk Ban-s ia
kaucu untuk menguasai dunia persilatan sudah mulai dilaksanakan!"

399
"Pendapat paman In me mang tepat sekali!" puji Ku See hong ,
"Kini api sudah me mba kar alis mata, yang jauh tak akan
me mada mkan api didepan mata, tugas paling penting yang harus
kita kerja kan sekarang adalah mencari tahu lebih dulu keadaan yang
sebenarnya dari perkumpulan Ban sia kau tersebut."
Menurut penyelidikanku baru-baru ini, dapat kusimpulkan bahwa
perkumpulan Ban-sia kau tersebut bukan saja ada sangkut pautnya
dengan pertempuran dibukit Soat-san, bahkan yang menjadi
ketuanya sepertinya juga mempunyai sangkut-paut yang erat sekali
dengan Bun-ji koan-su locianpwe . . .!"
"Ku lote, coba pikirkanlah, diantara orang penting yang terlibat
langsung dala m pertarungan dibukit Soat-san tempo hari, siapakah
yang paling besar kemungkinannya menjadi ketua dari perkumpulan
Ban-sia-kau ?"
Ku See hong segera termenung sambil me mutar otak. Cerita
yang pernah didengarnya dari Bun-ji koan-su te mpo hari melintas
ke mbali dida la m benaknya satu persatu.
Mendadak Ku See hong menjerit kaget:
"Aaah . . . , jangan-jangan mereka? Benar-benar hanya kedua
orang ini yang paling besar ke mungkinannya. Ooh suhu! Betapa
mengenaskannya nasibmu,.....semua yang tidak kau beritahukan
kepadaku dimasa lalu kini sudah tertera jelas, aku pasti akan
me laksanakan menurut kehendak hatimu, entah bagaimanapun
juga, aku pasti akan memenuhi keinginanmu itu, tak akan kusia-
siakan harapan kau Orang Tua! Legakanlah hatimu . . .!!"
Ku See hong berpekik dengan pedih, air matanya berucuran
deras, dalam hatinya ia meresa amat benci kepada orang itu, ia
bersumpah akan me mbuatnya mati dala m keadaan mengerikan. . .!
Pada saat itu Ku See hong sedang diliputi oleh rasa sedih dan
gusar yang tak terlukiskan dengan kata, darah panas bergelora
didala m dadanya, api dendam me mbakar seluruh tubuhnya.
Dipengaruhi oleh gejolak e mosi, dia segera mendongakkan
kepalanya sambil menyanyikan lagu "Denda m Sejagad".
400
DENDA M kesumat me mbentang bagai jagad,
Bukit tinggi berhutan lebat disisi sebuah kuil.
Sungai besar didepan kuil berombak besar,
Dendam kesumat sepanjang abad!
DENDA M kesumat me mbentang bagai Jagad,
Burung gaga k bersarang dirumput dika la senja.
Cinta kasih berlangsung dari muda sa mpai tua.
Me metik ka mpak me mbuat lagu: Nadanya denda m!"
Menitik air mata darah untuk siapa?
Hati pilu menanggung derita menyesal sepanjang masa.
DENDA M kesumat me mbentang bagai Jagad.
Ji koan pernah berbuat salah.
Menyandang golok menunggang kuda, apalah gunanya?
Salju terbang air laut se muanya ha mbar.
DENDA M kesumat me mbentang bagai Jagad.
Curah hujan me mbuyarkan awan.
Air mengalir akhirnya surut.
Dendam kesumat tak akan pernah luntur..........
oooOdwOooo

TENAGA DALAM yang dimiliki Ku See hong belakangan ini telah


me mperoleh ke majuan yang pesat. Suara nyanyian yang
dibawakannya segera menggetarkan se luruh jagad, selain suaranya
mengandung daya iblis yang me mbetot sukma, suaranya pun
mengge ma tiada hentinya dise luruh angkasa.

401
Dala m me mbawakan lagu `Denda m Sejagad` kali ini, perasaan
Ku See hong jauh lebih sedih dan menderita, dia merasa makin
simpatik terhadap tragedi yang telah menimpa gurunya, diapun
me muji kecerdasan Bun-ji Koan-su dala m mendala mi
kepandaiannya, semua perasaan yang bercampur-baur itu segera
dila mpiaskan keluar me lalui suara nyanyian maut itu.
Hal ini me mbuat anak muda tersebut makin menyukai lagunya,
dia merasa lagu tersebut merupakan lagu yaag paling mengenaskan
dan paling me medihkan hati didunia ini. . . . .
Rupanya pada saat ini Ku See hong telah berhasil me maha mi arti
kata dari nyanyian "Dendam Sejagad". Nada bait kedua dan bait
ketiga jelas me la mbangkan seluruh penderitaan serta percobaan
yang pernah diala mi Bun-ji koan-su dala m sejarah kehidupannya.
Makin menda la mi arti kata dari bait syair lagu "Dendam
Kesumat", Ku See hong merasakan hatinya ma kin sedih, tanpa
terasa diapun teringat ke mbali dengan Keng-Cin-s in, si gadis cantik
yang berkorban baginya.
Seluruh perasaan cintanya yang me mbara dan sela ma ini
terpendam dala m hati kecilnya segera dilampiaskan keluar, ibarat
omba k sa mudra yang bergulung saling berkejaran, sela manya tak
akan pernah berakhir, se mentara titik air mata jatuh bercucuran
me mbasahi seluruh tubuhnya . . . . . . .
Waktu itu persis kentongan ketiga tengah ma la m.
Rembulan berada diangkasa me mancarkan cahayanya yang
indah dan menawan, bintang-bintang bertaburan diangkasa
menghiasi langit yang gelap.
Tapi suasana disekitar tempat itu penuh diliputi oleh kesura man,
keheningan, kesera man yang mengerikan.
Mayat demi mayat bergeletak diatas tanah tanpa berkutik, ketika
angin barat yang kencang berhembus lewat menimbulkan suara
gemerisik daun pe k-yang yang berguguran.

402
Jeritan keras burung mala m bercampur dengan nyanyian yang
me mbetot sukma ini, menjadikan suasana sera m.
Dengan termangu-mangu seperti orang yang kehilangan ingatan,
Biau-ki siangsu serta Sin-hong-hwee-biau berdiri tak berkut ik disitu,
demikian pula dengan Ku See hong yang lagi dirundung kesedihan.
Ditengah tanah pekuburan yang penuh berserakan batu nisan,
mereka berdiri bagaikan tiga sosok mayat hidup. Bila secara
kebetulan ada orang yang datang kesitu, niscaya mereka a kan
ketakutan setengah mati.
Mendadak, pada saat itulah . . . .
Dari balik pekuburan yang berserakan itu pelan-pelan berjalan
keluar se-sosok mayat hidup yang mengena kan paka ian serba putih!
Bukan . . . ,`dia bukan mayat hidup', mela inkan seorang
pemuda berbaju putih yang berwajah sedingin es ! Sebilah pedang
berbentuk ular yang berwarna kuning perak tersoreng
dipunggungnya.
Gerakan tubuh orang itu sangat ringan seperti sukma
gentayangan, kakinya tidak menginjak tanah, tanpa menimbulkan
sedikit suara-pun dia mende kati Ku See-hong seka lian, lalu berhent i
tak bergerak pada jarak dua ka ki dihadapan mere ka.
Dengan sorot mata yang dingin bagikan salju, diawasinya tiga
orang yang berada dihadapannya bergantian.
Tiba-tiba sekulum senyum sinis penuh ce moohan tersungging
diujung bibirnya.
Setelah hening beberapa saat, pemuda berbaju putih itu
mendonga kkan kepala dan tertawa seram. Suaranya dingin
menggidikkan hati, sedemikian menggidikkan sehingga sama sekali
tidak me mbawa bau kehidupan ma nusia.
Dengungan keras mengge ma di angkasa ,menyusul berakhirnya
tertawa dingin itu. Dari sini bisa diketahui kalau tenaga dala mnya
telah mencapa i puncak kese mpurnaan. Mendengar suara tertawa

403
yang menusuk telinga bagaikan beribu ekor kuda lari bersa ma itu-,
mecorong sinar menggidikkan dari ba lik mata Ku See hong, dengan
cepat ia mengalihkan pandangannya kearah orang itu. Diam-dia m ia
agak terkesiap, tapi selanjutnya dengusan dingin penuh hinaan
bergema me menuhi angkasa.
Bian-ki siang-su In Han im serta Sia hong hwee ciau Lui-Ki segera
tersadar kembali oleh tertawa itu.
Begitu melihat siapa pendatangnya, Biau-ki siangsu merasa
terkesiap-, ia sadar kalau suatu pertempuran sengit tak dapat
dihindari jika orang itu benar seperti apa yang diduganya, maka
berarti tiada keyakinan lagi Ku See hong, untuk menangkan
pertarungan ini. Andaikata pemuda she Ku itu sampai kalah, ma ka
sudah dapat dipastikan, nasib tragis menanti didepan mata.
Dengan wajah dingin dan kaku serta sikap yang angkuh dan
jumawa pe muda berbaju putih itu menegur dengan suara da la m,
"Siapa yang telah me mbawakan nyanyian barusan?"
Ku See hong berkerut kening, dari balik matanya terpancar pula
sinar keangkuhan yang jauh lebih tebal, sa mbil me ndongakkan
kepalanya dia tertawa panjang, suaranya nyaring bagaikan pe kikan
naga.
Kemudian sa mbil berhenti tertawa ujarnya dengan suara yang
jauh lebih dingin daripada pe muda berbaju putih itu,
"Saudara lebih ba ik kurangi sedikit sikap congkakmu dihadapan
pembawa lagu itu !"
Paras muka pe muda berbaju putih itu masih tetap dingin tanpa
emosi, ia termenung sebentar, lalu ujarnya dingin:
"Kalau begitu kau adalah murid manusia aneh dari dunia
persilatan Bun-ji koan-su yang berna ma Ku See hong!?"
Baik, sikap maupun nada suaranya amat angkuh dan juma wa
sedikitpun tiada rasa kehangatan.

404
Suara semaca m itu hanya me mbuat bulu kuduk pada bangun
berdiri, dan peluh dingin jatuh bercucuran.
Ku See hong mendengus dingin, "Saudara, kalau begitu kau
pastilah Cing-hay khi sau yang tersohor karena keangkuhannya itu?"
katanya pula sinis.
Agak terkesiap pemuda berbaju putih itu, setelah mendengar
perkataan lawan, tapi diluaran dia tetap berkata dengan wajah
tanpa emosi:
"Hmm, tampaknya cukup tajam juga pandangan mata mu, bagus,
sekarang aku hendak bertanya kepadamu-, taklukkah kau dengan
ilmu silat dari Cing hay pay?"
"Akupun henda k bertanya kepadamu taklukkah kau dengan ilmu
silat dari Bun-ji koan-su . . .?" Ku See hong balik bertanya.
Tampaknya pemuda berbaju putih itu seperti tak pernah
menyangka kalau Ku See hong baka l mengajukan pertanyaan
serupa, setelah tertegun sesaat dengan cepat wajahnya pulih
ke mbali dala m sikap yang dingin dan kaku. Dengan senyum tak
senyum dia berkata:
"Bagus! Bagus sekali! Agaknya ma la m ini aku sudah bertemu
dengan musuh yang tangguh."
Setelah hening sejenak, mendadak dengan wajah dingin dan
suara keras dia me mbentak:
''Ilmu silat dari daratan Tionggoan cuma permainan buruk dari
anak kecil, aku orang she Ciu tidak takluk!"
Mencorong sinar tajam dari balik mata Ku See hong, dia segera
balas me mbentak:
"Ilmu silat aliran Ciang hay pay hanya ilmu sesat dari golongan
hitam, ilmu yang tak seberapa itu lebih mirip permainan ana k kecil,
tentu saja aku orang she Ku pun tida k takluk !!"

405
"Bagus, bagus, kalau begitu tak ada sa lahnya jika kita saling
mencoba kepandaian masing-masing.!" ujar pe muda berbaju putih
itu sa mbil tertawa ha mbar.
"Bagus sekali!" jengek Ku See hong pula sa mbil tertawa dingin,
"kalau cuma beradu mulut belaka sa ma sekali tak ada gunanya,
lebih baik kita saling beradu kepandaian saja!"
"Biau-ki siangsu In Han im cukup sadar seandainya dua orang
jagoan muda ini sampai saling bertarung, sudah pasti akibatnya
akan mengerikan.
`Orang bilang bila dja ekor harumau berkelahi, salah satu
diantaranya pasti terluka`.
Betul si pe muda berbaju putih itu sombong dan juma wa, namun
wajahnya me mancarkan sinar kegagahan..., jelas dia bukan serang
manusia buas dari golongan sesat.
Dala m keadaan dunia persilatan yang sedang terancam bahaya
maut, dimana pengaruh iblis sedang meraja-lela, andaikata dua
orang jago itu sa mpai bertarung dan sa ma-sama terluka, bukankah
hal ini akan sangat merugikan kepentingan umat persilatan dari
golongan golongan lurus didunia ini.. ?'
Biau-ki siangsu In Han im segera putar otak sambil berpikir
keras, mendadak dia maju dua langkah kedepan, lalu ujarnya
deagan suara lantang:
"Ciu sauhiap ...., Ku sauhiap, ujung langit adalah tetangga,
empat penjuru adalah saudara, untuk saling mengukur kepanda ian
mah boleh saja, tapi tak perlu saling ngotot untuk beradu jiwa, lebih
baik pertarungan dibatasi saling menutul saja, Asal menang ka lah
sudah ditentukan, pertarungan tak usah dilanjutkan dan alangkah
baiknya bila ka lian bisa da mai sebagai te man.”
“Ketahuilah, dunia persilatan dewesa ini sedang diliputi oleh
ancaman badai yang amat dasyat, setiap orang sedang diceka m
perasaan takut dan jiwa setiap orang diancam maut, suatu bencana
besar sudah mulai berke mbang dala m dunia persilatan, aku harap

406
sauhiap berdua suka bekerja sama saja untuk melawan datangnya
ancaman maut yang sedang mengincar umat persilatan daripada
me mbuang tenaga untuk saling mengukur kepandaian, toh sumber
dari ilmu silat sesungguhnya adalah sa ma?"
Ketika mendengar perkataan dari In Han in yang a mat gagah dan
masuk diaka l itu, baik Ku See hong mau pun pe muda berbaju putih
itu sama-sa ma merasakan hatinya bergetar, tapi dasar anak muda
yang berdarah panas, mungkinkah mereka dapat mengesampingkan
pertarungan tersebut dengan begitu saja?
Dala m pada itu, pe muda berbaju putih tersebut telah berseru
dengan suara dingin:
"Orang she Ku, silahkan kau lancarkan seranganmu !"
"Orang she Ciu !" balas Ku See hong dengan wajah sedingin es,
"Kau datang dari Cing-hay, hitung-hitung sebagai tamu yang datang
dari jauh, lebih baik kau saja yang melancarkan serangan lebih
dahulu!"
Ku See hong ada lah pe muda yang angkuh dan dingin, ia tidak
'me mandang serius setiap pertarungan yang ke mungkinan a kan
berlangsung. Akan tetapi, berhadapan dengan pemuda berbaju
putih itu entah mengapa t iba tiba saja hatinya terasa tegang dan
wajahnya berubah menjadi a mat serius.
Dia cukup mengetahui betapa, seriusnya persoalan yang sedang
dihadapinya, maka dia se makin tak berani me mandang secara
gegabah, begitu berdiri tegak, segenap perhatiannya dipusatkan
menjadi satu, hawa murninya dihimpun menjadi satu dan seluruh
kesiagaannya ditingkatkan setinggi-tingginya.
Pemuda berbaju putih itu sendiripun tak berani bertinda k secara
gegabah, dia tahu pemuda yang berada dihadapannya itu meski
diluarannya tampak biasa, sesungguhnya dia me miliki ilmu silat
yang belum pernah dihadapi sebelumnya, diam-dia m hawa murni
yang dimilikipun dihimpun menjadi satu.

407
Empat jalur sinar mata yang tajam menggidikan hati segera
saling bertatapan tanpa berkedip, suasana dise keliling te mpat itupun
menjadi sunyi senyap tak terdengar sedikit suarapun.
Ditengah suasana hening yang menggidikkan hati itu, penuh
diliputi keseraman, kengerian serta ketegangan yang me munca k.
Hawa pembunuhan telah menyelimuti seluruh angkasa, setiap
saat suatu pertarungan yang menggidikkan hati ke mungkinan besar
akan meletu serta berkobar.
Mendadak pemuda berbaju putih itu tertawa dingin dengan suara
menyeramkan. Suara tertawa dingin itu rendah dan berat
menggetarkan sukma, me mbuat La m-ciau pak-siang yang
menonton ja lannya pertarungan itu segera merasakan hatinya turut
tercekat.
Menyusul ke mudian terdengar suara seseorang mendengus
dingin.
"Weess....!" ditengah desingan angin taja m, segulung angin
pukulan yang sangat tajam dan kuat segera me luncur ke muka.
Diantara pusaran angin berpusing yang menyebar keempat
penjuru, Ku See hong dan pemuda berbaju putih itu berdiri saling
bertatapan muka e mpat mata bertemu, dengan masing masing
me mancarkan cahaya kegusaran.
Lam-ciau pak-siang yang menyaksikan kejadian itu sa ma-sa ma
merasa terkesiap... rupanya berbareng dengan bergemanya suara
tertawa dingin tadi, pemuda berbaju putih dan Ku See hong telah
saling bertukar satu pukulan dengan kecepatan luar biasa!
ooooOdwOoooo

Bab 19
SAKING CEPATNYA gerakan tubuh kedua belah pihak didala m
me lakukan penyerangan tadi, ternyata dengan ketajaman mata

408
Lam-ciau pak-siang pun tak sempat me lihat jelas dengan jurus
apakah kedua be lah pihak saling bertukar pukulan.
Tapi mereka sempat juga menyaksikan tubuh kedua orang itu
saling menerka m dengan kecepatan tinggi, tangan kanan masing-
masing piha k melepaskan sebuah pukulan aneh dari suatu sudut
yang tak terduga, kemudian masing-masing pihak telah ba lik
ke mbali keposisinya se mula.
Setelah terjadinya bentrokan secepat kilat itulah, perasaan
masing-masing piha k berta mbah hebat, pikirnya ha mpir berbareng:
`Untung aku me mpunyai ketajaman mata yang luar biasa, coba
tidak, bisa jadi aku sudah ma mpus diujung serangannya itu.`
Suasana tegang, menyeramkan masih tetap menyelimuti seluruh
angkasa, bagaikan mengikuti berlalunya sang waktu, ma kin la ma
suasana semaca m itu se makin menebal.
Di bawah timpaan cahaya rembulan dan bintang, pemuda
berbaju putih dan Ku See hong masing-masing menggerakkan
langkah kaki mere ka yang pelan dan berat, mendekati piha k
lawannya....
Bagi jago lihay yang sedang bertarung, bila ada setitik kele mahan
saja yang terbuka, niscaya peluang tersebut akan dimanfaatkan
lawannya untuk merobohkan lawan, maka geseran kaki mere ka
berdua pun dilakukan secara beraturan, setitik kele mahanpun sa ma
sekali tak boleh terlihat.
Makin la ma makin mende kat . . . .
Kini jarak kedua belah pihak sudah t inggal tiga depa, tapi
berhubung tiada kese mpatan yang bisa dimanfaatkan, serta merta
mereka berdua sa ma-sama menghentikan gerakan tubuhnya.
Dengan suatu gerakan cepat Ku See hong mengangkat telapak
tangan kirinya ke atas, sementara tangan kanannya dengan
mengepal kencang disilangkan didepan dada.
Pada saat yang bersamaan, pemuda berbaju putih itupun
mengangkat telapak tangan kanannya menghadap langit dengan

409
telapak tangan kiri disilangkan didepan dada, kaki kiri diluruskan ke
belakang se mentara kaki kanan agak mene kuk, bentuknya sangat
aneh. Dikombinasikan wajahnya yang dingin me nyeramkan,
posisinya sekarang cukup me mbikin hati siapapun bergidik........
Lam-ciau pak-siang adalah seorang tokoh persilatan yang sudah
la ma termashur dala m dunia persilatan, pemandang gaya serangan
yang ditunjukkan ke dua orang itu, dia m-dia m mereka merasa
kagum sekali atas kelihayan ilmu silat yang dimiliki kedua orang
pemuda tersebut.
Sebab didala m gaya serangan mana, pada hakekatnya mustahil
bagi orang untuk menyarangkan serangannya ditubuh lawan, sebab
hampir se mua bagian yang penting dan me matikan ditubuh lawan
telah terlindung rapat, entah jurus serangan maca m apapun yang
digunakan lawan, sulit bagi lawan untuk meloloskan diri dari jurus
serangan ampuh yang tersembunyi dan me mat ikan.
Begitulah, dua orang jago muda yang berilmu tinggi itu saling
berhadapan tanpa bergerak..., Seperminum teh sudah lewat tanpa
terasa, namun kedua belah pihak belum juga melakukan suatu
tindakan.
Padahal, sekalipun tubuh mereka tak bergerak, otak mereka
berputar bagai putaran roda kereta, dengan suatu kecepatan yang
luar biasa mereka berusaha me meras otak dan mencari gerakan
yang bisa dipa kai untuk me matahkan pertahanan lawan.
Mendadak.....
Ujung ka ki kanan pe muda berbaju putih itu dihentakkan keras-
keras keatas tanah, kemudian se luruh badannya menyusup ke luar
bagaikan kilatan cahaya kilat, gerakan mundur tanpa melancarkan
serangan ini jelas merupakan suatu pancingan untuk me mancing
pihak lawan me lancarkan serangan.
Walaupun Ku See hong tahu kalau gerakan pancingan, namun
pemuda yang angkuh dan keras hati ini berhasrat besar untuk
mencoba kelihayan jurus serangan lawan.

410
Maka dia me ndengus sinis, ilmu gerakan tubuh Mi-khi biau-tiong
yang maha dahsyat segera dikerahkan, berada di udara tubuhnya
laksana kilatan cahaya bintang me luncur ke luar.
Dala m waktu singkat dia telah mengikuti gerakan tubuh pe muda
berbaju putih itu me layang turun ke tanah.
Pemuda berbaju putih itu segera mendengus dingin, tubuhnya
bagaikan gulungan ombak ditengah sa mudra segera menggulung
balik ditengah gulungan mana sepasang telapak tangannya
diayunkan ke depan, kakinya melancarkan tendangan bersa ma
dengan gerakan aneh.
Dala m sekejap mata, dia telah lepaskan duabelas tendangan
dengan delapan belas buah pukulan terantai, kecepatannya benar-
benar menyilaukan mata.
Angin pukulan me nderu-deru dan menyesakkan napas, bagaikan
gunung yang a mbruk saja, seluruh angkasa penuh dengan pusaran
angin yang a mat menyilaukan mata.
Ku See hong me mbentak gusar, sepasang lengannya diputar pula
dengan cepat melancarkan serentetan pukulan dahsat.
Angin pukulan yang le mbut tapi menyesakkan napas, bagaikan
jaring langit, dengan me mbawa ke kuatan yang maha dahsyat
segera menggulung kedepan. Begitu rapatnya ancaman tersebut
sehingga sukar untuk mene mukan setitik celah kosong pun.
-oo0dw0oo-

Jilid: 13
BAYANGAN telapak tangan, bayangan kaki berha mburan
me menuhi angkasa, untuk sesaat sulit buat orang untuk mengetahui
jurus serangan apakah yang mereka pergunakan.
Dala m waktu singkat, kedua orang itu sudah melancarkan
seratus dua puluhan kali tendangan serta tigaratus enampuluhan

411
pukulan, tapi kedua belah piha k sama-sa ma tak sunggup me luka i
lawan.
Semakin cepat gerakan tubuh mereka berputar, jurus serangan
yang di pergunakan pun makin la ma se makin gencar dan dahsyat.
Menyaksikan pertarungan sengit yang belum pernah di jumpai
sebelumnya ini, Lam-ciau dan Pak-ciang dia m-dia m menghela napas
panjang.
Pada hakekatnya jurus serangan yang dipergunakan kedua orang
ini a mat dasyat, lihay dan jarang sekali dijumpai dala m dunia
persilatan,... Bila dibandingkan dengan ilmu silat yang mereka miliki,
jelas sekali perbedaanya ibarat bintang dan kunang kunang.
Meski kagum dengan ke lihayan kungfu orang, Biau-ki siangsu In
Han im pun dia m-dia m merasa lega, dia bersyukur dikolong langit
dewasa ini masih terdapat dua orang pendekar sejati yang me miliki
ilmu silat amat lihay, ini berarti umat persilatan makin ada
kesempatan(harapan) untuk me loloskan diri dari anca man bencana.
Namun diapun merasa a mat ge lisah, sebab dala m pertarungan
yang berlangsung begitu sengit sudah jelas akhirnya pasti ada yang
luka. Lalu apa yang harus dilakukan sekarang untuk menanggulangi
situasi se maca m itu?
Ku See hong sendiri se makin bertarung se makin terkejut..., dia
merasa bukan saja tenaga dala m lawan a mat sempurna, hawa
pukulannya yang bersambunganpun ibarat gulungan omba k
ditengah samudra, jurus-jurus serangan yang digunakan rata-rata
aneh, lihay, ganas dan jarang dijumpai dikolong langit. Ia kaget oleh
ilmu silat lawan...., demikian pula halnya dengan si pemuda berbaju
putih yang juga merasa terkejut oleh tenaga dala m dan jurus
serangan yang dimiliki Ku See hong.
Yang paling mengejutkan hatinya adalah diantara jurus-jurus
serangan yang digunakan lawan, ternyata ada sebagian yang mirip
sekali dengan ilmu silat aliran Cing-hay pay, tapi bila dibandingkan
maka terasa pula perbedaan yang amat jauh. Kenyataan ini
me mbuatnya benar-benar merasa tidak habis me ngerti.
412
Sedari dahulukala, ilmu silat aliran Cing-hay pay sudah
merupakan suatu kepandaian silat yang berdiri sendiri, padahal ilmu
silat yang dimilikinya sekarang justru dipelajari dari kitab pusaka
Pek-ke cinkeng, sebuah kitab pusaka yang me muat ilmu sa kti aliran
Cing-hay.
Mungkinkah pihak lawan pernah mengint ip kitab pusaka tersebut
serta menyadap ilmu rahasia dari Cing-hay pay?
Akan tetapi, bila diperhatikan lebih seksa ma, maka terasa kalau
jurus serangan tersebut sama se kali tidak mirip dengan ilmu silat
yang tercantum dala m kitab pusaka Pe k-ke-cinkeng.
Mengapa bisa de mikian?
Rupanya Ku See hong yang berhasil me mperoleh jurus pedang
dari peninggalan Si-hong lo jin, setelah menekuninya selama dua
bulan lebih, bukan saja ketiga jurus gerakan pedang itu berhasil
dikuasahi dengan matang, bahkan diapun berhasil pula me maha mi
banyak sekali jurus a mpuh yang aneh-aneh dan sa kti...
Si Kakek menyendiri atau Si-hong lo jin, merupakan manusia
paling aneh da la m dunia persilatan jaman itu, setiap patah kata
yang ditulis olehnya pada hakekatnya mengandung suatu pelajaran
silat yang sangat mendala m.
Misalnya saja ketiga jurus ilmu pedang peninggalannya itu,
jangan dilihat hanya tediri dari tiga gerakan belaka..., pada hal jurus
itu dicipiakan dengan susah payah dan harus mengoroankan banyak
tenaga dan pikiran.
Tentu saja diantara gerakan mana terkandung pula pelbagai ilmu
rahasia dari perbagai perguruan serta aliran didunia ini.
Sebagai seorang ahli waris dari perguruan Cing-hay pay, otomatis
dalam sepuluh jurus yang diciptakan olehnya, ada delapan
diantaranya yang berbau ilmu silat Cing-hay pay.
Tak heran kalau jurus jurus serangan yang kemudian berhasil
dipaha mi dan dikuasahi Ku See hong, mustahil dapat me lepaskan
diri dari jurus-jurus serangan aliran Cing-hay pay, namun bila ditelit i

413
dengan seksama maka akan terlihat bahwa gerakan silatnya sama
sekali terlepas dari gerakan ilmu silat Cing-hay pay.
Bagaimana mungkin bisa de mikian?
Rupanya ketika Si-hong lo jin menciptakan tiga jurus ilmu pedang
itu, dia bukan cuma berdasarkan ilmu silat aliran Cing-hay pay saja,
me lainkan telah menghimpun segenap inti sari pelajaran ilmu
pedang yang ada dipelbagai aliran dan pelbagai perguruan didunia
ini, otomatis gerak serangannya jauh berbeda dengan aliran ilmu
silat Cing-hay pay.
Apalagi setelah kepandaian itu muncul atas ilha m dan pengertian
Ku See hong, selisihnya boleh dibilang semakin jauh lagi. Malah oleh
Ku See hong jurus serangan yang sebenarnya digunakan pedang
telah dirubahnya menjadi pukulan, bayangkan saja baga imana
mungkin gerakan itu bisa mirip dengan a liran C iang-hay-pay? Tak
heran kalau si anak muda berbaju putih itupun dibikin melonggo
dan tidak habis mengerti.
Begitulah, makin bertarung ke marahan Ku See hong ma kin
berkobar, tiba-tiba dia berpekik keras, mencorong sinar tajam dari
balik matanya, setelah sepasang tangannya diputar mcmbentuk satu
lingkaran besar mendadak sepasang tangannya di tolak kedepan.
Segulung tenaga pukulan yang maha dahsyat, bagaikan
gulungan ombak di tengah sa mudra segera meluncur ke muka.
Serangan itu dilancarkan secara tiba-tiba, kekuatannya pun
cukup me mbut orang berubah muka.
Mencorong pula serentetan cahaya mata yang menggidikan hati
dari balik mata pemuda berbaju putih itu, sepasang telapak
tangannya disilangkan lalu dilontarkan ke muka bersa ma-sama,
hembusan angin puyuh bagaikan jala langit yang disertai suara
desingan tajam, lansung menya mbar kedepan.
Ku See-hong merupakan seorang pe muda yang cerdas, dia tahu
tenaga dalam lawan sa ma sekali t idak berada dibawah
kepandaiannya, bila mereka harus beradu tenaga, sudah pasti akan

414
menyebabkan luka atau ke matian, ma ka sewaktu melancarkan
serangan iiu tadi, sesungguhnya dibalik anca man mana terselip pula
suatu tipu muslihat.
Sebagaimana diketahui, dala m pertarungan antara sesama jago
lihay, bukan hanya tenaga dalam saja yang diandalkan, me lainkan
juga kecerdasan serta kelincahannya dala m menghadapi keadaan,
yang lebih penting lagi adalah me maafkan kese mpatan paling baik
guna meraih suatu ke menangan.
Disaat pe muda berbaju putih itu siap melancarkan serangan
dengan mengayunkan sepasang telapak tangannya ke depan, tiba-
tiba dia me mbuyarkan serangannya sambil menyusup ke sa mping
kiri lawan dengan gerakan Mi-khi biau-tiong yang aneh tapi sakti itu.
Diiringi bentakan keras, sepasang tangan Ku See hong
me mbentuk, satu gerakan lingkaran busur dari sa mping, ke mudian
dengan me mbawa segulung tenaga serangan yang lembek bagaikan
samudra, secepat kilat meluncur kedepan.
Pepatah bilang: 'Kebenaran meningkat sedepa, kejahatan
meningkat setombak'.
Pemuda berbaju putih itu bukan manusia se mbarangan, sudah
barang tentu rencana licik dari Ku See hong pun sudah dapat
ditebak olehnya, maka jikalau Ku See hong melancarkan serangan
ke depan itulah . . . . . .
Mendadak pe muda berbaju putih itu menarik pula segenap
tenaga serangannya, kaki badannya berputar, telapak tangan
kanannya diayunkan kedepan: Serentetan cahaya tajam berbentuk
bintang bagaikan letusan mercon yang berantai menggelegar
ditengah udara.
Mencorong sinar tajam dari balik mata Ku See hong setelah
dilihatnya pihak lawan menga mbil tindakan untuk beradu kekerasan,
dia m dia m hawa pukulannya dilipatkan menjadi dua ka li, sepasang
lengannya segera digetarkan me mbentuk gerak gelombang yang
dahsyat.

415
Hawa pukulan tak berwujud yang melingkar-lingkar, bagaikan
hembusan angin puyuh, dengan me mbawa deruan yang
me me kikkan telinga langsung meluncur ke muka.
"Blaaaa! Blaaa m! Blaaam . . . ....!"
Ditengah serangkaian benturan keras, desingan angin pukulan
yang tajam segera me mancar ke e mpat penjuru...
Tiba-tiba saja Ku See hong merasakan datangnya segulung
tenaga tak berwujud yang mene mbusi jaringan hawa murninya
sendiri dan mene kan a mat dahsyat sehingga sukar untuk bernapas,
tak kuasa lagi tubuhnya mencelat setinggi satu kaki lebih dari pososi
semula, namun ia tidak mengala mi cedera apa-apa.
Sementara itu pemuda berbaju putih itu pun merasakan hawa
darah didala m dadanya bergolak keras ketika dua gulung tenaga
pukulan itu saling me mbentur satu sa ma la innya, hal mana
me mbuat hatinya amat terperanjat.
Dala m gugupnya, secepat kilat telapak tangan kirinya
me lancarkan tiga puluh serangan nerantai melalui suatu sudut yang
aneh.
Ketiga jurus serangan itu merupakan jurus pe mbunuh yang amat
dahsyat dan me matikan dari pe muda berbaju putih itu, dia tak
mengira kalau ketiga gulung hawa pukulan yang begitu dahsyatnya
itu, sama seka li t idak menimbulkan cendera apa-apa meski sudah
bersarang telak dibadan Ku See hong .. .!
Tiba-tiba saja paras muka si pe muda berbaju putih yang dingin
kaku itu berubah menjadi menyeringai seram, ....berubah bukan
lantaran terluka mela inkan berobah karena tarperanjat.
Mendadak. . . . . paras muka pe muda terbaju putih itu pulih
ke mbali seperti sedia kala, dengan suara yang dingin me masuk
ketulang sungsum dia berkata.
"Orang she Ku, sinkang apakah yang barusan kau pergunakan?
Beranikah kau sambut lagi tiga buah pukulan dari aku orang she
Ciu?"

416
"Ku See hong cukup sadar, seandainya dia tidak me miliki hawa
Kan-kun mi-siu khikang yang me lindungi badannya sehingga ketiga
gulung hawa pukulan tersebut kena dipunahkan, mungkin se menja k
tadi pula dia sudah mene mui ajalnya.
Sekalipun de mikian, dia m-dia m dia pun merasa dendam atas
kekeja man pe muda berbaju putih itu, mendengar perkataan
tersebut dia lantas mendengus dingin, ke mudian sa mbil tertawa
sinis katanya:
”Aaah, cuma ilmu silat biasa dari daratan Tionggoan, tidak
terhitung sesuatu ilmu sinkang yang ajaib, maaf kalau aku tak dapat
me mberitahukannya kepada mu, . . . . kini menang kalah belum
ketahuan, rasanya kita pun tak usah mengulur waktu lagi."
Berapa patah kata ini diucapkan dengan nada menyindir, kontan
saja me mbuat sekujur badan pe muda berbaju putih itu ge metar
keras, giginya saling beradu gemerutukan, sementara sinar matanya
me mancarkan kebencian yang meluap.
"Orang she Ku, kau jangan kelewat tekebur, sebentar aku orang
she Ciu pasti akan me mbuat kau berlutut sambil minta a mpun! "
serunya.
Ku See hong berkerut kening, hawa napsu me mbunuh
menyelimuti se luruh wajahnya, dengan suara dingin ia menukas:
"Tak usah banyak bicara, kalau punya kepanda ian cepat saja
dikeluarkan biar aku orang she Ku saksikan, sebenarnya ilmu silat
dari aliran Cing-hay pay itu me miliki ke lihayan sa mpai dimana..."
Dala m hati kecilnya pe muda berbaju putih itu benar benar
merasa marahnya luar biasa, tapi diluaran sikapnya masih tetap
santai, sambil tertawa hambar katanya:
"Orang she Ku, nampaknya sebelum melihat peti mati kau tak
akan mengucurkan air mata, barusan kita telah mencoba ilmu
pukulan, sekarang tak ada salahnya jika kita saling beradu
kepandaian diujung senjata!"

417
Biau'ki siangsu In Han im adalah seorang jago kawakan yang
luas pengetahuannya dan cerdas otaknya, tadi diapun menyaksikan
betapa tubuh Ku See hong termakan oleh serangan dahsyat si
pemuda berbaju putih, tapi nyatanya dia tak menga la mi luka
apapun, halmana segera menbuat hatinya tertegun.
Maka sewaktu pe muda berbaju putih itu bertanya kepada Ku
See hong tadi, dalam benaknya dia pun me mutar otak untuk
mene mukan ilmu silat apakah yang diandalkan Ku-See-hong
tersebut.
Mendadak ia menjerit kaget dida la m hati:
`Jangan-jangan ilmu sinkang yang dimiliki Bun-ji koan-su dimasa
lalu? Aaah, tapi mustahil... dia masih muda, mana mungkin ilmu
sakti yang penuh kerahasiaan itu bisa dipelajarinya?`
Dipihak lain, Ku See hong merasakin hatinya bergear keras
setelah mendengar tantangan pihak lawan uktuk beradu senjata,
dengan cepat dia berpikir,
`Bila pedang Hu-thian-seng-Kia m ini diloloskan keluar, niscaya
indentiatasnya akan segera dikenal orang, setiap jago persilatan
pasti akan tahu kalau pedang itu tak lain adalah pedang Ang-soat-
kia m yang digilai umat persilatan selama ini, padahal dari posisiku
sakarang, tidak seharusnya mendatangkan banyak kesulitan buat
diriku sendiri, aai.... paling baik ka lau jangan diperlihatkan untuk
sementara waktu.... !`
Berpikir sampa i disini, sekulum senyuman dingin segera
menghiasi ujung bibirnya, lalu berkata:
"Pedangku ini bila diloloskan dari sarung tentu akan me mbunuh
orang, padahal aku belum me mbencimu sa mpai merasuk ke tulang
sumsum, ma ka aku rasa lebih baik kuhadapi dirimu dengan
sepasang kepalan kosong saja!"
Pemuda berbaju putih itu ada lah seorang pe muda yang angkuh,
aneh dan tinggi hati, mala m ini dia sudah banyak kail me lakukan

418
tindakan yang bertentangan dengan kebiasaannya, hal ini
dikarenakan ia dibikin keder oleh ilmu silat Ku See hong.
Akan tetapi sewaktu didengarnya pihak lawan hendak
me mperguna kan sepasang telapak tangan kosong untuk
menghadapi senjatanya, dia segera menganggap hal ini sebagai
suatu penghinaan, suato cemoohan..., seketika itu juga timbul hawa
napsu me mbunuh dida la m dadanya.
Mencorong sinar buas yang menggidikkan hati dari balik
matanya, setelah tertawa seram katanya:
"Orang she Ku, kau sendiri yang me mberi ja lan ke matian bagimu
sendiri, sa mpai waktunya jangan salahkan ka lau aku orang she Ciu
akan bertindak keja m kepada mu."
Ku See hong tertawa dingin, "Mana, mana.... bila aku orang she
Ku tak becus sehingga tewas diujung pedangmu sudah pasti aku tak
akan menyesal atau menyalahkan kepada orang la in!"
Mendengar perkataan itu, ke mbali pe muda berbaju putih itu
terperanjat, segera pikirnya:
`Bagaimanapun lihaynya ilmu silat yang dimiliki orang itu,
mustahil baginya untuk berhasil menanggulangi kelihayan sinkangku
serta ilmu pedangku yang tiada taranya didunia ini. Tapi ka lau
dilihat dari sikap lawan yang begitu acuh, seakan-akan sudah
me mpunyai suatu rencana yang matang didala m hati jangan-jangan
dia telah persiapkan suatu tipu daya. Aku tak boleh gegabah, aku
harus menghadapinya dengan a mat berhati-hati.`
Padahal Ku See hong sendiri pun merasa gelisah sekali, ia tahu
dengan tangan kosong sulit baginya untuk menahan sepuluh jurus
serangan pedang dari pemuda berbaju putih itu, tapi diapun merasa
enggan untuk segera me loloskan pedang Hu-thian seng-kia m
tersebut.
Dasar wataknya me mang angkuh, setelah mendengar ka lau Ku
See hong akan menghadapinya dengan tangan kosong belaka,
meski pe muda berbaju putih itu tahu bahwa menangpun bukan

419
sesuatu yang patut di banggakan baginya, terkulum senyuman
dingin juga diujung bibirnya.
"Orang she Ku...!" katanya kemudian ".. ..aku tahu kau gagah
dan berjiwa jantan, lapi akupun ingin me mberitahukan kepada mu,
bila kau harus menghadapi pedang Gin-coa-kia m (Pedang Ular
Perak) -ku dengan tangan kosong, sebelum sepuluh gebrakan kau
pasti akan tewas diujung pedangku, meski aku orang she Ciu
me mang menganggap ke menangan itu kurang mengena bagiku,
maka sebelum pertarungan dimulai, terlebih dulu a ku tida k
menetapkan suatu peraturan dengan dirimu."
Kagum juga Ku See hong oleh kegagahan orang, mendengar
ucapan itu segera katanya:
"Orang she Ciu, kau me mpunyai peraturan apa, silahkan
diutarakan, aku orang she Ku a kan mendengarkan dengan
seksama."
Paras muka pe muda berbaju putih itu berubah menjadi serius
sekali, katanya dengan suara dala m:
"Sekarang aku hendak menggunakan nyawaku sebagai barang
taruhan, bila aku tak dapat melukai dirimu da la m sepuluh
gebrakkan, akan kugorok leherku di hadapanmu detik itu juga...,
tapi bila kau tak kuasa menahan diri, maka dala m sepuluh gebrakan
ini setiap saat kau boleh loloskan senjatamu untuk menghadapiku, .
. . Cuma saja begitu senjata kau loloskan, atas sepuluh jurus pun
menjadi batal, pertarungan baru akan berakhir bila salah seorang
diantara kita terluka !"
Mencorong sinar terang dari ba lik mata Ku See hong setelah
mendengar perkataan itu, katanya dengan wajah bersungguh
sungguh:
"Bila mana dala m sepuluh jurus aku Ku See hong sa mpai
me loloskan senjataku, ma ka dala m sepuluh jurus ke mudian aku
akan melukaimu, . . . . kalau gagal, akupun a kan menggorok
leherku dihadapanmu!"

420
Biau-ki siang-su In Han im menjadi ge lisah setengah mati
menyaksikan kedua orang pe muda itu siap-siap bersua jiwa...,
serunya tiba-tiba dengan ce mas:
"Ku Sauhiap..., Cu Sauhiap..., diantara kalian tidak terikat
dendam sakit hati, buat apa mesti bercekcok tanpa suatu alasan
tertentu? Aku lihat lebih baik pertarungan tersebut diakhiri sa mpa i
disini saja, entah bagaimana menurut pendapat kalian?"
Mendengar perkataan itu, Ku See hong lantas teringat ke mba li
dengan tugas berat yang sedang dipikul sekarang serta denda m
kesumat yang musti dituntut balas, dengan cepat dia merasa
ucapan dari Biau-ki siang-su tepat sekali.
Me mbayangkan kecerobohan sendiri, peluh dingin bercucuran
deras, diam-dia m ia menda mprat ke-se mbrono-an sendiri.
Tapi ucapan seorang lelaki sejati lebih cerat dari sebuah bukit
karang..., apalagi nasi telah menjadi bubur, apa boleh buat?
Terpaksa harus pasrah pada nasib.
Melihat kedua orang itu hanya me mbungka m, Biau ki siang-su In
Han im segera berkata lagi:
"Ku Sauhiap.., Ciu Sauhiap.., kalian berdua adalah bakat aneh
yang sukar dijumpai da la m seratus tahun mendatang, apalagi
me miliki ilmu silat yang begitu se mpurna, . . . . apa artinya beradu
jiwa gara-gara soal sepele? Berpikilah t iga ka li sebelum bertindak.”
Ku See hong hanya membungka m dengan wajah hambar, sama
sekali tanpa e mosi.
Sebalikya pe muda baju put ih itu merenung sebentar, tiba-tiba
katanya dengan suara sedingin es :
"Orang she Ku, lancarkan seranganmu!"
"Hati-hatilah kau orang she Cu!" Ku See hong terpaksa
menanggapi sa mbil tertawa getir.

421
Begitu selesai berkata, Ku See hong lantas mengayunkan
sepasang telapak tangannya kemuka, kesepuluh jari tangannya
yang dipentangkan lebar-lebar, disentil sambil digetarkan. . . .
Sepuluh gulung desingan angin tajam yang disertai hembusan
angin puyuh serentak menyergap jalan jalan darah ke matian
ditubuh pe muda berbaju putih itu dengan kecepatan seperti kilat.
Sementara Ku See hong melancarkan serangannya, pemuda
berbaju putih itu pun telah meloloskan pedang ular peraknya,
sekilas cahaya tajam yang berkilauan bak re mbulan diudara segera
me mancar kee mpat penjuru. Kilatan yang tajam menunjukkan ka lau
senjata itu adalah sebuah senjata mestika yang amat taja m.
Begitu pedang ular peraknya di loloskan, pemuda berbaju putih
itu segera menggetarkan lengan kanannya..., lapisan cahaya yang
berkilauan segera me mancar keluar, dari tubuh pedang itu dan
berhamburan ke mana-mana, hawa pedang yang merasuk,
tulangpun seperti gulungan omba k ditengah samudra, menyapu
keluar menyongsong datangnya kesepuluh gulung desingan angin
jari tangan tadi.
Berapa kali benturan keras ditengah udara menimbulkan suara
desisan yang amat me mekikkan telinga, tatkala hawa serangan
yang dipancarkan Ku See hong me mbentur hawa pedang yang
rapat, seperti batu kecebur di samudra luas, lenyap dan musnah
dengan begitu saja...
Pedang ular perak dari pe muda berbaju putih itu segara
me mbentuk lingkaran lingkaran hawa pedang yang a mat tebal,
jurus serangan yang kedua dengan me mbawa desisan yang tajam
me mbe lah angkasa, langsung menyerang ketubuh Ku See hong.
Serangan ini benar-benar amat ganas dahsyat dan mengerikan,
dimana pedang berwarna perak itu menya mbar lewat,.... bagaikan
air bah saja segera menerjang kemana-mana dan menyusup masuk
kedala m setiap lubang pori-pori yang ada.
Ku See hong tahu kalau pemuda berbaju putih itu terhitung
jagoan lihay kelas satu didalam dunia persilatan dewasa ini, oleh
422
sebab itu tatkala tenaga serangannya kena dipunahkan tadi. dia
lantas tahu kalau hal ini pasti akan me mancing pihak lawan untuk
me lancarkan serangan dengan jurus pedang yang lebih ganas.
Begitu menjumpai gerak pedang lawan, paras mukanya berubah
hebat, ia tak berani berayal lagi, tubuhnya dengan cepat merendah
kebawah, lalu dengan mengerahkan ilmu gerakan tubuh Mi-khi biau-
tiong yang sangat di andalkan ke ma mpuan-nya untuk berkelit
kesamping secara aneh.
Menyaksikan Ku See hong me mpergunakan ilmu gerakan tubuh
Mi-khi biau-tiong, diatas wajah sipe muda berbaju putih yang
tampan segera terlintas suatu perubahan yang sukar untuk
dilukiskan dengan kata-kata.... sepertinya dia sudah mendapat
firasat bakal kalah.
Sorot mara bengis dengan cepat me mancar keluar dari balik
matanya, ia membentak keras, jurus demi jurus serangan yang
me matikan segera berhamburan ke luar tak terbendung, sebab dia
tahu bila dia tidak me nggunakan jurus2 serangan yang keji dan
dahsyat untuk mendesak musuhnya, mustahil baginya untuk
me ma ksa lawan me loloskan senjatanya sebelum sepuluh jurus...!
Sambil me mbentak nyaring, seperti bayangan tubuh saja pemuda
berbaju putih itu mene mpel terus dibelakang tubuh Ku See hong
yang berusaha menghindarkan diri dari lingkaran pengaruh
pedangnya itu.
Suatu ketika telapak tangan kirinya secepat sambaran kilat
menciptakan beribu-ribu sosok bayangan telapak tangan yang
secara tiba-tiba menggulung dan me luncur ke luar dengan cepat.
Selapis hawa pukulan yang dahsyat ibadat beribu-ribu ekor Kuda
yang lari bersa ma,berhembus pula me nyusul serangan tersebut.
Mendadak......
Pemuda berbaju putih itu me lejit ketengah udara, pedang ular
peraknya berputar membentuk gerak lingkaran, cahaya tajam

423
berlapis-lapis seperti bukit, lalu berha mburan ke luar seperti air yang
menjebolkan bendungan.
Ditengah bayangan pedang yang datang secara bergelombang,
pedang ular perak itu meluncur dan melejit menciptakan tiga gulung
hawa pedang, yang tajam bagaikan tiga jalur tongkat panjang,
sungguh me mbuat bulu roma orang berdiri.
Dala m wa ktu singkat, jurus ketiga dan jurus ke e mpat me luncur
ke depan bersama-sama, . . ..kedasyatannya cukup menggetarkan
perasaan siapapun jua.
Ku See hong berdiri tegak di posisi se mula, melihat datangnya
pukulan dan serangan pedang yang tiba secara bertubi-tubi itu,
terkesiaplah hatinya, ia tahu tiga jalur hawa pedang lawan itu
semuanya merupakan serangan yang me matikan, bila dirinya tidak
me miliki jurus serangan yang tangguh, niscaya sulit untuk lolos dari
ke matian.
Ku See-hong segera berkerut kening, matanya me mancarkan
cahaya dingin yang menggidikan hati, sambil mendongakkan
kepalanya dia segera berpekik nyaring...
Menyusul suatu gerakan yang sangat aneh, tubuhnya menerjang
masuk ke ba lik gulungan angin pukulan yang menderu-deru seperti
gulungan ombak sa mudra itu, kemudian tubuhnya me lengkung
sambil melejit,sepasang kakinya meninggalkan permukaan tanah,
....seperti seekor udang bago lagi me letik, tahu-tahu ia sudah
me la mbung sejauh tiga depa !!
Bersama dengan gerakan tadi, sepasang lengan Ku See hong
telah menggapai secara ngawur, cahaya berkilauan me mbias
ke mana-mana, seluruh tubuhnya me mancarkan sinar seperti
teriknya matahari. . . .
Tatkala hawa pedang serta angin pukulan yang dilancarkan
pemuda berbaju putih itu me mbentur diatas dinding cahaya yang
me mbara itu, bergemalah suara ledakan demi leda kan yang
me me kikkan telinga . . . . . .

424
Tiba-tiba Ku See-hong merentangkan sepasang tangannya ke kiri
dan kanan, dua gulung hawa pukulan yang kuat dari kiri dan kanan
langsung melesat kedepan menganca m bagian me matikan ditubuh
pemuda berbaju putih itu.
Inilah jurus kedua dari ilmu Hoo-han-seng-huan yang benamakan
Jin-hay-hu-seng (lautan manusia timbul tenggela m).
Pemuda berbaju putih itu me mang bermata jeli, tatkala ia
saksikan sepasang lengan Ku See-bong me mancarkan cahaya
berkilauan tadi, kulit mukanya segera mengejang keras, . . . dengan
me ma ksakan diri dia himpun segenap hawa murni yang berada
dalam tubuhnya untuk me lindungi sekujur badannya, lalu, secara
tiba-tiba saja bagaikan pusaran angin berpusing dia menggelinding
keluar.
Ditengah putaran tubuhnya yang mengguling, hawa murni dala m
tubuhnya segera me mancar keluar secara beruntun menciptakan
selapis hawa khi-kang yang kuat; se mentara telapak tangan kirinya
secepat kilat pula melancarkan beberapa buah pukulan dahsyat
yang me mekikkan telinga. Hawa pedang me mbumbung tinggi ke
angkasa dan berbunyi ge merincing.
"Blaa mm, blaaa mm....!" dua kali ledakan dahsyat bergema
me mecahkan keheningan.
Jurus Jin-hay-hu-seng yang maha lihay dari Ku See hong tadi,
akhirnya berhasil dipatahkan oleh pancaran hawa murni yang
mengerikan dari pe muda berbaju putih itu.
Ku See hong betul2 merasa terperanjar sekali menyaksikan ilmu
silat lawan, ia tak mengira jurus Hoo-han seng-huan yang tiada
taranya itu akhirnya berhasil dipatahkan orang.
Pemuda berbaju putih itu sendiri, meski diluaran dia seperti
berhasil me loloskan diri dari jurus Hoo-han seng-huan tersebut
secara aman dan sempurna, padahal isi perutnya telah mengala mi
luka dala m yang cukup parah...! Seandainya ia tidak cepat
menyadari akan bahaya, sehingga tak sempat mengerahkan hawa
Tay-sih kun-goan khikang yang dipelajarinya hingga mencapai pada
425
puncaknya, niscaya selembar jiwanya sudah melayang
menunggalkan raganya sedari tadi. . . .
Kekalahan yang berulang kali segera me mbangkitkan hawa
napsu me mbunuh dala m hati pe muda berbaju putih itu, dengan
cepat dia mundur kebelakang, lalu secara tiba-tiba menerjang
ke mbali kedepan bagaikan gulungan ombak sa mudra, tubuhnya
berputar kencang secara aneh dan menggidikkann hati mereka yang
me lihatnya.....
Ditengah perputaran yang cepat, aneh dan mempesonakan hati
itu, gulungan hawa khikang Tay-ih kun-goan yang panas dan
menyengat badan me mancar ke luar dari pori pori tubuhnya, yang
mana terhimpun menjadi dua gulung angin puyuh yang dahsyat
menerjang tubuh Ku See hong.
Ku See hong amat terkejut menyaksikan anca man itu, hawa
murni yang terhimpun dala m tubuhnya segera disalurkan me menuhi
seluruh dada, kemudian sepasang telapak tangannya digetarkan
dengan tenaga pukulan yang berat dan dala m, baga ikan sa mudra,
langsung menya mbar ke muka menyongsong datangnya anca man
tersebut.
Ketika gulungan hawa panas dan hawa dingin itu saling
menumbuk menjadi satu ditengah udara..., bergemalah suara
ledakan dahsyat yang amat me me kikkan telinga !
Dengusan tertahan bergema diantara pusaran angin tajam yang
menyebar kee mpat penjuru . . . . .
Ku See hong merasakan hawa darah didala m dadanya bergolak
keras, peredaran darahnya me mbara seperti disengat panas,
sakitnya bukan a lang-kepalang.
Seluruh badannya terasa terangkat dan terpental tinggi tinggi
oleh segulung hawa pukulan yang dahsyat, dia harus berjumpalitan
beberapa kali sebelum dapat turun ke mbali ke atas tanah dengan
selamat . . . , namun peluh sudah me mbasahi jidatnya, noda darah
pun mengotori ujung bibirnya.

426
Pemuda berbaju putih itu makin terperanjat lagi setelah
mengetahui Ku See hong tidak tewas seketika meski sudah terkena
pukulan Tay-ih kun-goan khikang-nya yang maha dahsyat itu..., Dia
mulai berpikir-pikir, mungkinkah pihak lawan telah berhasil melatih
ilmu kebal terhadap senjata hingga tak kuatir ditembusi tenaga
pukulan?
Tay-ih kun-goan khikang adalah suatu ilmu sinkang yang ganas
dan dahsyat dari aliranl Cing-hay pay, keistimewaan dari ilmu sakti
ini adalah me miliki tenaga pantulan yang maha besar, semakin
besar menghadapi tenaga tekanan dari luar, semakin besar pula
tenaga pantulan yang dihasilkan....
Ilmu khikang se macam ini sepuluh ka li lipat lebih dahsyat
daripada ilmu Boan-yok sinkang atau kepandaian sederajat lainnya.
Bagaimanapun se mpurnanya tenaga dalam seseorang, bila mana
sampai terkena serangan hawa khikang yang sangat panas itu,
seketika jiwanya akan melayang, isi perutnya akan hhancur dan
nadinya akan pecah.
Sedemikian dahsyatnya ilmu tersebut boleh dibilang t iada
khikang lainnya yang sanggup menandingi kelihayannya itu.
Maka tatkala Ku See hong terhajar telak oleh pukulan Tay-ih kun-
goan khikang tapi tak sa mpai menewaskannya, peristiwa ini segera
mendatangkan perasaan tandatanya besar dalam hatinya.
Padahal darimana dia tahu kalau Ku See hong telah berhasil
menguasai se maca m ilmu rahasia yang maha sakti, yakni Kan-kun
mi-siu khikang!
Ilmu sakt i ini secara kebetulan juga merupakan ilmu tandingan
dari ilmu Tay-ih kun-goan khikang sehingga tatkala hawa pukulan
yang panas menyengat badan itu menyentuh dibadan Ku See hong,
ilmu Kan-kun mi-siu khikang segera menghasilkan suatu daya
kekuatan yang luar biasa.

427
Apalagi ketika tenaga Im dan tenaga Yang saling me mbaur jadi
satu dalam suatu keadaan yang tak terduga, hawa panas yang
menyengat tersebut segera dipunahkan hingga tak berbekas.!
Kendatipun demikian, Ku See hong toh tak tahan juga
menghadapi sisa sergapan dan tenaga pantulan yang tersebar
keempat penjuru itu.
Sekuat tenaga Ku See hong menahan siksaan hawa panas yang
me mba kar didala m badannya. Ketika hampir saja dia tak ma mpu
menahan diri, mendadak dari arah pusarnya, segulung hawa dingin
yang me mbumbung naik keatas ubun-ubunnya seperti gulungan
omba k sa mudra, seketika itu juga hawa panas yang me nyengat
badan itu lenyap tak berbekas....
Menggunakah kesempatan yang a mat singkat, ia segera
menghimpun hawa murninya untuk mengitari se mua ja lan darah
penting didala m badannya, kemudian sa mbil me ndengus dingin,
sepasang telapak tangannya dilontarkan ke mba li ke muka dengan
kecepatan tinggi.
Hawa pukulan yang dahsyat bagaikan selapis dinding lawa yang
dingin dan tak berwujud mendesak kedepan menyelimuti seluruh
badan pemuda berbaju putih itu dan menyusup kedala m seluruh
bagian badannya.
Dala m waktu singkat hawa dingin yang merasuk tulang
mende ka m diseluruh arena, sedemikian dinginnya sampai Lan ciau
dan Pak siang mundur beberapa langkah kebelakang.
Suasana disekitar tempat itu segera terjadi perubahan yang amat
besar, tiga gulung hawa panas yang amat dahsyat itu
mengge linding kedepan menghajar tubuh Ku See hong, sementara
pukulan yang datang dari arah tengah seperti air yang menjebol
bendungan, dengan disertai kekuatan yang mengerikan segera
me luncur ke muka.
"Blaaa mmmm . . . . .!?" sekali lagi terjadi ledakan dahsyat yang
me me kikkan telinga.....

428
Paras muka Ku See hong berubah menjadi mengerikan,
rambutnya kusut, darah segar muntah keluar dari mulutnya, secara
beruntun dia mundur sejauh tiga e mpat langkah kebelakang.
Pemuda berbaju putih itu sa ma sekali tidak berbelas kasihan
begitu berhasil dengan serangannya, dia segera me mbentak keras:
"Jurus ke tujuh !!"
Kakinya me langkah ke tengah la lu menyerobot ke muka, tangan
dan kaki diayunkan bersama seperti ke labang berkaki seribu, dia
me lepaskan serangkaian pukulan dan tendangan yang berantai.
Gerakan yang cepat, kekuatan yang dahsyat, dalam se kejap
mata menganca m kesela matan jiwa musuhnya.!
Merah me mbara sepasang mata Ku See hong menahan geram
dan marah, tiba-tiba dia melontarkan pula sepasang tangannya ke
depan . . .
Selapis angin pukulan berhawa dingin dengan kekuatan yang
me lebihi ukuran biasa, langsung me nerjang tubuh si anak muda
berbaju putih yang sedang bergerak kedepan...., serangan inipun
mengerikan se kali.!
Sebetulnya pemuda berbaju putih itu a mat bernapsu untuk
me lukai Ku See hong da la m sepuluh gebrakan, tapi setelah
menyaksikan anca man yang tiba, ia tak berani menya mbut
serangan tersebut dengan kekerasan, seperti sukma gentangan ia
segera berkelit kesamping, begitu lolos dari ancanan yang tiba,
bentaknya lagi:
"Jurus ke de lapan !"
Pedang ular perak bergetar keras meletupkan selapis cahaya
tajam yang amat menyilaukan mata, diiringi suara desingan angin
tajam serangan itu segera me luncur ke muka dan menyusup
kedala m setiap ce lah-celah disekitar badan Ku See hong.

429
Paras muka Ku See hong mengejang keras menahan
penderitaan, tiba-tiba kakinya me mainkan lagi ilmu gerakan tubuh
Mi-khi-biau-tiong dan mengegos kesa mping secara aneh dan jitu.
Sayang gerakan ini terlalu la mbat . . . . ,
"Sreet..."
Bunyi sambaran pedang yang tajam telah berkelebat lewat, tahu-
tahu di atas bahu kiri Ku See hong telah muncul sebuah robe kan
panjang bekas tersambar pedang..., darah kental dengan cepat
mengucur ke luar me mbasahi se luruh pakaiannya.
Ternyata pemuda berbaju putih itu t idak berbenti sa mpai disitu
saja, kakinya segera berputar kencang lalu menyusul kedepan
sambil me mbentak gusar:
"Jurus ke se mbilan !!"
Pedang ular perak itu ke mbali digetarkan keras-keras, cahaya
pedang semakin menyilaukan mata, hawa pedang yang tajam
dengan me mbawa desingan angin yang me me kikkan telinga,
me luncur ke muka secepat kilat.
Sedemikian cepatnya serangan itu meluncur datang, boleh
dibilang be lum pernah dijumpainya sebelumnya.
Tiba-tiba Ku See hong tertawa panjang dengan suara yang
mengerikan, suaranya keras bagaikan pekikan monyet di se lat Wu-
sia, seperti juga lolongan seriga la ditengah mala m, sungguh
me me kikkan telinga.
Dari balik matanya memancar keluar sinar tajam yang
menggidikkan hati..., ia nampak stpertl orang kalap, orang buas
yang tak berperasaan sama sekali.
"Criiingg . . . . .!" serentetan suara gemerincing yang
me me kikkan telinga menyayat keheningan angkasa.
Tahu-tahu dalam gengga man Ku See hong telah bertambah
dengan sebilah pedang..!!

430
Pedang mestika yang me mancarkan cahaya berkilauan, . . . inilah
pedang Hu-thian seng-kia m yang maha sakt i itu.
Begitu pedang Hu-thian seng-kia m diloloskan dari sarungnya....,
paras muka pe muda berbaju putih itu berubah hebat! Dengan cepat
pedang ular perak yang berada ditangan kanannya berputar
kencang menciptakan selapis dinding cahaya yang amat
menyilaukan mata, berlapis-lapis hawa pedang yang tajam dengan
cepat menyelimuti se luruh badannya.
Ku See hong segera mengangkat pedang Hu-thian seng-kiam
sambil mengebasnya ke belakang, kakinya berputar setengah
lingkaran, lalu . . .
"Criiitt...!" pedang mestika itu sudah me luncur ke depan menusuk
dada lawan. . . .
Tutulan pedang itu di lancarkan dengan me mperguna kan sebuah
gerakan jurus serangan yang ditinggalkan ka kek Si-hong lo jin,
tampaknya seperti sederhana, datar, biasa dan enteng sama sekali
tak bertenaga....
Padahal diba lik serangan tersebut justru terkandung suatu
ancaman me matikan yang luar biasa sekali, bahkan kedahsyatannya
sanggup mene mbusi baja.
"Criiing!" pedang sakti Hu-thian seng-kia m telah mene mbusi
kabut pedang pelindung badan yang dipancarkan oleh pedang ular
perak dari pe muda berbaju put ih itu.
Serentetan cahaya merah yang menyilaukan mata tiba-tiba
me mancar ke e mpat penjuru dan langsung menyergap duabelas
buah jalan darah penting ditubuh pe muda berbaju put ih itu. Arah
sasarannya tidak menentu.
Perubahan jurusnya begitu sakti dan hebat sehingga sukar
diduga dengan tepat.
Pucat pias paras muka pe muda berbaju putih itu menghadapi
ancaman tersebut..., dia tahu kalau jiwanya sudah berada diambang
ke matian!

431
Dia pun tahu apa sebabnya Ku See hong tidak me ncabut
pedangnya sedari tadi..., sekarang dia baru menyesal kejumawaan
serta kepongahan sendiri.
Bila seorang sedang menghadapi ke matian sudah pasti dia akan
me mberikan perlawanan dengan sekuat tenaga..., dengan cepat
pemuda berbaju putih itu menyusut mundur ke be lakang, pedang
ular perak-nya segera menciptakan berjuta-juta titik cahaya bintang
untuk menyosong datangnya ancaman dari Ku See hong. Hawa
napsu me mbunuh telah menggelora dala m dada Ku See hong, sekali
lagi dia berpekik panjang dengan suara yang me mekikkan
telinga......
". . . Inilah jurus yang ke-Sepuluh ! .....Hu-hong-cha-ki-hiat-seng-
wi (Bianglala Terbang Muncul tiba-tiba Anyir Darah Menyebar) . . .!"
bentak Ku See hong menggelegar.
Tubuhnya me la mbung keatas, setelah berputar satu persatu
lingkaran, kemudian berjumpa litan tiga kali, persis seperti naga sakti
turun dari langit.
Pedang Hu-thian seng-kia m ditangannya me mancarkan cahaya
tajam yang m.enyilaukan mata, bagaikan sebuah bianglala panjang
segera me mbentang ditengah angkasa. . . .
Sewaktu mengundurkan diri tadi, pemuda berbaju putih itu
sempat menyaksikan serentetan cahaya bintang yang menyilaukan
mata, bagaikan sa mbaran kilat meluncur datang. Dala m kejutnya,
pedang ular peraknya disentak kebe lakang, cahaya pedang
me mba lik berputar kencang dan menciptakan kabut pedang yang
me lingkar-lingkar serta berlapis-lapis.
Dala m wa ktu singkat dua bilah pedang saling me mbentur . . . . . .
Mendadak Biau-ki-siang-su In Han im me njerit keras:
"Ku sauhiap, berbelas kasihanlah dengan seranganmu...!"
"Triiing! Triiiing....!" terdengar dua kali dentingan nyaring
berakumandang di angkasa.

432
Menyusul ke mudian jerit kesakitan yang me milukan
berkumandang diudara, cahaya bianglala yang tajam dari pedang
Hu-thian seng-kia m pun segera sirap dan lenyap.............
Ku See hong berdiri kaku dengan sepasang matanya
me mancarkan cahaya me mbunuh yang menggidikkan, paras
mukanya sangat aneh, sukar dilukiskan dengan kata-kata......
Pemuda berbaju putih itu berdiri dengan badan penuh berlepotan
darah, pakaiannya yang berwarna putih sudah robek belasan
bagian, dari setiap mulut luka itu, darah jatuh becucuran.
Wajahnya berubah menjadi mengerikan, sekujur badannya
gemetar keras, bibirnya terkatup membentuk satu garis lengkung.
Ia sedang merasa sakit yang luar biasa, sementara sepasang
tangannya me megang pedang ular perak yang menancap ditanah
guna menahan badannya yang le mah.
Kulit mukanya mengejang keras, sambil menahan rasa sakit yang
menghebat katanya dengan suara ge metar:
"Orang she Ku, walaupun aku Ciu Heng thian baru muncul dala m
dunia persilatan, namun se la ma beberapa bulan ini secara beruntun
telah mengalahkan puluhan orang jago lihay dalam dunia persilatan!
Aku yakin ilmu silatku sudah tiada tandingannya didunia ini..., tak
kusangka hari ini harus menelan ke kalahan ditanganmu. Cuma
meski aku ka lah pada mala m ini, aku kalah dengan bangga, karena
jurus serangan yang kau gunakan adalah jurus pedang Cang-Ciong-
ciat-mia-kia m yang merupakan ilmu paling rahasia dari Cing-hay pay
kami, bahkan pedang yang kau gunakan pun merupakan pedang
Ang-soat-kiam milik Si-hong lo jin, seorang tokoh aneh dari Cing-
hay pay !"
"Setelah menderita ka lah ditanganmu mala m ini, aku Ciu Heng
thian, sudah tak punya muka lagi untuk hidup didunia ini, mau
dijatuhi hukuman apa terserah kepada mu..., aku orang she Ciu tak
akan berkerut kening. Tapi sebelum mati, aku orang she Ciu ingin
me mohon sesuatu kepada mu, dan ini pun merupakan permintaan

433
yang kuajukan untuk pertama kalinya kepada orang lain..., aku rasa
kau pasti akan meluluskannya bukan...?"
Paras muka Ku See hong dingin seperti es, sikapnya kaku tanpa
perasaan namun sepasang matanya justru memancarkan sinar yang
sangat aneh.
Biau-ki siang-su In Han im, sebagai seorang jago yang
berpengalaman, dengan cepat dapat me maha mi ma kna yang
sebenarnya dari sorot mata Ku See hong tersebut.
Si pedang ular perak Ciu Heng thian berhenti sejenak, lalu
setelah menghe la napas sedih lanjutnya:
"Sejak dulu sa mpai sekarang, perguruan Cing-hay pay selalu
mewariskan kepanda ian silatnya kepada murid tungga l, setelah aku
orang she Ciu meninggal nant i, ilmu silat Cing-hay pay juga akan
turut musnah dari dunia persilatan. Maka dari itu persolan yang
kupinta sekarang adalah melanjut kan perkembangan ilmu silat Cing-
hay pay kami, mengingat hubunganmu dengan Si-hong lo jin,
tentunya kau dapat menerima permintaanku ini bukan? Untuk budi
kebaikanmu itu, biar aku orang she Ciu bayar dalam penitisan yang
akan datang ...!"
Begitu selesai berkata, Ciu Heng thian segera menggerakkan
pedang ular peraknya untuk menggorok leher sendiri....
Tiba-tiba tampak bayangan manusia berke lebat lewat..., tubuh
Ku See hong bagaikan sa mbaran sukma gentayangan telah
me luncur ke depan, tangan kanannya mencengkera m tepi pedang
ular perak itu erat-erat, sementara paras mukanya yang dingin dan
kaku tanpa perasaan tadi, kini berubah menjadi le mbut.
Ujarnya kemudian dengan suara lantang:
"Saudara Ciu, mengapa kau harus menghabisi nyawa sendiri
tanpa menyelidiki dulu duduknya persoalan...? Sesungguhnya
siaute-pun masih terhitung murid perguruan Cing-hay bun kalian..!
Aaai..., semuanya ini me mang kesalahan siaute... mengapa tidak
menerangkan duduknya persoalan sejak semula dan tetap

434
mengumbar napsu dengan mengajakmu me langsungkan
pertarungan yang tak berguna ini? Siaute harap saudara Ciu suka
me ma kluminya dan menyelesaikan persoalan secara damai, untuk
itu sebelumnya siaute ucapkan banyak terima kasih..."
Sejak bertemu dengan Ku See hong untuk pertama kalinya, si
Pedang ular perak Ciu Heng thia m pun menaruh rasa kagum
terhadap lawannya, tapi dasar wataknya memang dingin dan
angkuh, hal ini me ma ksanya untuk mencoba kema mpuan dari Ku
See hong......
Berbicara menurut keadaan semula, maka kesalahan sebetulnya
terletak dipihaknya karena me mang dia lah yang terlalu me maksa
musuhnya untuk me langsungkan pertarungan tersebut siapa tahu
Ku See hong menunjukkan kebesaran jiwanya dengan me ngakui
kesalahan tersebut dipihaknya, cukup dilihat dari hal ini saja, dari
hati kecilnya segera muncul suatu perasaan terharu yang tak
terlukiskan dengan kata-kata.
Tanpa terasa sepasang matanya berkaca-kaca, dengan amat
terharu ujarnya:
"Saudara Ku, tidak kusangka kau adalah seorang pe muda yang
berilmu t inggi berjiwa besar, tidak suka me ncari ke menangan dan
senang berteman, siaute benar-benar amat berterima kasih, sekali
atas kebesaran jiwamu itu. Kebaikan ini tak akan kulupakan untuk
selamanya!"
Ku See hong me mang seorang pe muda yang mengangkat tinggi
soal persahabatan, pada mulanya dia hanya mendongkol oleh
kesombongan serta kejumawaan Ciu Heng thian, menyusul
ke mudian dia merasa kalau Ciu Heng thian me miliki se mangat
jantan seorang lelaki sejati yang hebat, yang mana segera membuat
pandangannya sama sekali berubah. Kini dia malah merasa kalau
lawannya adalah seorang yang berperasaan hangat.
Selama berke lana dalam dunia persilatan Ku See hong me mang
ingin seka li dapat teman seorang jagoan yang bernyali, berjiwa
besar dan pemberani seperti pe muda itu.

435
Maka didorong oleh luapan e mosi, dia segera mengge mga m
tangan, Ciu Heng-thian sa mbil katanya dengan suara ge metar:
"Saudara Ciu, kita sama-sama orang perantauan, walaupun hari
ini kita tanpa sengaja, bila kau tidak keberatan, siaute bersiap sedia
untuk mengikat diri menjadi Sahabat karib denganmu."
"Saudara Ku adalah seorang pendekar besar yang berjiwa besar,
sedang aku Ciu Heng thian hanya manusia apa? Untung bisa
berteman dengan sahabat seperti kau, masa aku akan menolaknya?
Apalagi saudara Ku telah melimpahkan budi keba ikan kepadaku,
sekalipun harus menyebrangi lautan api, aku Ciu Heng-thian tak
akan mena mpik, apalagi cuma berteman?"
Ku See hong menggengga m perge langan tangan kanannya
semakin kencang, katanya penuh luapan e mosi:
”Kebesaran jiwa saudara Ciu sungguh me mbuat siaute merasa
kagum, bila kau berkata begini terus, aku jadi merasa ma lu untuk
berkata lebih jauh. Kini situasi da la m dunia persilatan telah
berubah, kaum kurcaci mencari untung dengan menindas rakyat,
kaum pera mpok menguasai wilayah orang dan saat kia mat bagi
dunia persilatan sudah ha mpir mende kat, bila saudara Ciu bersedia
untuk bersatu padu denganku dan..........."
Mencorong sinar mata tajam dari balik mata si pedang ular perak
Ciu Heng thian, dengan cepat dia menukas ucapan dari Ku See hong
sambil berkata dengan lantang:
"Saudara Ku, sampa i mati pun siaute bersedia menda mpingimu
untuk bersa ma-sama me mbuat pekerjaan besar dengan menumpas
kaum durjana dan: menegakkan keadilan didunia, biarlah langit dan
matahari menjadi sa ksi bagi sumpah keadilanku ini!"
Setelah menyaksikan keadaan berke mbang begitu jauh Biau ki
siangsu In Han Im segera tertawa terbahak-bahak.
"Haaahhh....... haaahhh...... haaahhh....... selama seratus tahun
belakangan ini. dunia persilatan penuh segala maca m perubahan,
satu peristiwa belum pada m muncul persoalan la in, bagaikan

436
gelombang air pasang saja, satu belum mundur, yang lain sudah
menyusul, tapi akhirnya keadilan juga yang akan meredekan ha l
ini."
"Haaahhh..... haaahh..... haaahh.... akhirnya beribu-ribu jiwa
umat persilatan dapat ditolong juga, haaahhh ....haaahhh......
haaahh.... Ku Sauhiap, Lam ciau Pak siang yakin sela ma hidup
belum pernah melakukan kesalahan, maka bila Sauhiap berdua tida k
mena mpik, pada ma la m ini juga ka mi berdua manusia tak berguna
bersedia untuk menda mpingi kalian."
Ku See hong berpaling dan segera tertawa:
"Kita me mpunyai cita-cita yang sama dan tujuan yang sama pula,
apalagi kita merasa cocok sekali satu dan lainnya dalam perjumpaan
ini, sayang aku orang she Ku masih me mpunyai denda m kesumat
yang musti dituntut balas, selain itu akupun me mpunyai pedang Hu
thian seng-kia m, sumber dari segala ke kalutan dan bencana..., aku
tak berani merama lkan bagaimana kah untung atau bencanaku di
ke mudian hari........"
oooOdwOooo

Bab 20
SIN HO NG HWEE CIAU LUI KI segera tertawa terbahak-bahak,
"Hu-thian seng-kia m telah muncul ke mbali da la m dunia
persilatan, tujuannya tak lain adalah hendak me mbasmi kaum
durjana dari muka bumi. Seandainya kawanan siluman itu datang
mencari gara-gara, sudah barang tentu kitapun a kan
me langsungkan pe mbunuhan secara besar-besaran!"
Mendadak Si pedang ular perak Ciu Heng thian berteriak kaget:
"Saudara Ku, beberapa hari berselang aku telah me mbunuh
seorang anggota perkumpulan Jian khi pang, sewaktu kuperiksa
orang itu, dapat diketahui bahwa perkumpulan Ban-shia-kau telah
me laksanakan tujuan kejinya untuk menumpas umat persilatan dan

437
menguasai seluruh jagad, selain itu mereka pun merencana kan
suatu pembasmian secara besar-besaran terhadap pendekar-
pendekar dari golongan putih!"
Mendengar perkataan itu, paras muka Biau ki Siangsu In Han im
segera berubah hebat, buru-buru serunya:
"Ciu sauhiap, tahukah kau cakar iblis mereka telah direntangkan
ke mana saja?"
Si pedang ular perak Ciu Heng thian tidak menjawab sebaliknya
ma lah bertanya:
"Aku ingin bertanya mengapa kawanan Liok-lim yang berada
diwilayah Kang-la m berbondong-bondong berangkat kepuncak Hoat
hong diwilayah Ou-lam untuk mengadakan suatu pertemuan besar
pemilihan Bengcu pada bulan se mbilan - tanggal ena m nanti?"
"Waah kalau begitu piha k Ban shia kau hendak turun tangan
terhadap para pendekatr di Kangla m?" seru Biau ki siangsu In Han
Im dengan suara agak ge metar.
Pedang ular perak Ciu Heng thian manggut-manggut,
"Pendapat In tayhiap me mang benar, rupanya Ban-shia-kau
bermaksud hendak menge mbangkan wilayah kekuasaannya dengan
menjaring lebih banyak benggolan-bengeolan Liok-lim untuk
berpihak kepadanya. Dalam pe milihan Bengcu yang mereka
selenggarakan diwilayah Kangla m kali ini pun telah ditentukan suatu
rencana busuk, yaitu bermaksud untuk menjaring se mua orang
gagah yang berada di wilayah Kangla m, bila diantara mereka ada
yang tidak bersedia untuk bekerja sama, maka secara keji mereka
akan me mbunuhnya, hingga apa yang dicita-citakan dapat tercapai."
Hu thian seng kia m Ku See hong yang mendengar perkataan itu
menjadi marah se kali, mencorong sinar buas dari balik matanya.
"Ban-shia-kau, perkumpulan kaum bedebah! Aku bersumpah tak
akan me mbiarkan mereka untuk melaksanakan rencana rencana
busuk tersebut!" teriaknya.

438
Biau ki siangsu In Han Im menghe la napas sedih, ucapnya:
"Ke mungkinan besar diantara kawanan jago kaum Liok-lim yang
berada di wilayah Kangla m pun kini sudah disusupi oleh anjing-
anjing Ban-shia-kau, bisa dibayangkan bagaimanakah akibat dari
pemilihan besar, pemilihan Bengcu yang dise lenggarakan pada
bulan se mbilan pada tanggal ena m nanti."
Tiba-tiba Sin hong hwee ciu Lui Ki berpaling kearah Ku See hong
sambil bertanya:
"Ku lote, siapakah Kaucu dari perkumpulan Ban-shia-kau
tersebut? Mungkin kau sudah me mpunyai ga mbarannya bukan?"
Ku See hong merasa a mat terkejut setelah mendengar
pertanyaan itu. Segera pikirnya:
`Cermat betul jalan pemikiran orang ini, betul aku sudah
menduga kalau ketua dari perkumpulan Ban-shia-kau adalah
perempuan jalang itu...,tapi peristiwa ini menyangkut ke-aib-an dari
guruku, apakah harus ku ungkapkan secara bla k-blakkan?`
Ternyata Ku See hong telah menduga ka lau ketua dari
perkumpulan Ban-shia-kau adalah istri gurunya, Bun ji koan-su,
yang bernama Ceng Lan Hiang tersebut....
Sebagaimana diketahui, perist iwa berdarah yang terjadi diatas
puncak Ciat-hong di bukit Soat-san tempo hari merupakan suatu
peristiwa pengeroyokan yang amat dirahasiakan oleh pelaku-
pelakunya, sementara mereka yang tersangkut dalam peristiwa itu
pun sebagian besar adalah manusia-manusia munafik yang berlagak
sok suci dan sok bija ksana, ...andaikata diantara mereka terdapat
pendekar sejati, maka setelah terjadinya peristiwa itu, kalau bukan
lenyap ...tentulah mati secara mengenaskan sehingga diantara
kaum pendekar sejati yang ada didunia ini dan mengetahui duduk
persolan yang sebenarnya, boleh dibilang tingga l Ku See hong
seorang......
Ceng Lan hiang sebetulnya adalah putri dari Thi Kia m Kim Ciang
(Pedang Baja Telapak Tangan Emas) Cong Ih huang....., demi

439
rencananya untuk mencelakai Bun-ji koan-su ,dia telah menikah
dengan tokoh persilatan tersebut.
Tapi, peristiwa ini tak ada seorang manusia pun yang tahu,
karenanya hingga kini orang tak pernah menyangka kalau Bun-ji
koan-su sebenarnya sudah beristri, lebih-lebin tak ada yang tahu
kalau kehidupan tokoh sakti itu sesungguhnya berakhir ditangan
istri kesayangannya sendiri.
Peristiwa semaca m ini boleh dibilang merupa kan peristiwa yang
amat me malukan, Ku See hong sebagai muridnya sudah barang
tentu enggan untuk menyiarkan kisah yang me malukan ini kepada
semua orang.
Pelbagai ingatan segera berkeca muk dala m benak Ku See hong,
akhirnya dia menga mbil keputusan untuk tida k me mbongkar rahasia
tadi.
"Saudara bertiga..." ujarnya kemudian "Walaupun pada saat ini
aku orang she Ku sudah tahu siapa gerangan ketua dari Ban-shia-
kau tersebut, namun berhubung persoalan ini menyangkut na ma
baik guruku, maka sulit bagiku untuk mengutarakannya keluar,
...untuk itu harap kalian maklum."
”Padahal, nama Ban-shia Kaucu pun merupakan nama yang
masih asing bagi pendengaran kaum pendekar golongan putih dari
dunia persilatan, hingga sekalipun na ma itu kusebutkan, belum
tentu kalian a kan mengena li orangnya.`
"Aku dengan orang-orang dari Ban-shia-kau me mpunyai denda m
kesumat yang lebih dala m daripada sa mudra, aku tak a kan
me mbiarkan kaum durjana itu berbuat semena-mena didala m dunia
ini, suatu hari, aku pasti akan menyuruh mereka se mua rasakan
pembalasan yang paling mengenaskan!"
Si pedang ular perak Ciu Heng thian segera berkata dengan
suara lantang:
"Kini pengaruh iblis sudah meraja-lela, mereka sudah
bersekongkol dengan berbagai perguruan besar di dunia ini,

440
sementara kaum yang dianggap sebagai golongan murni boleh
dibilang sangat minim sehingga cuma terdiri dari beberapa orang,
bila kita berempat harus menghadapi khalayak yang begitu banyak,
jelas hal ini mustahil bagi kita untuk meraih ke menangan, aku pikir,
tindakan paling penting yang harus kita laksanakan sekarang adalah
mencari tahu markas besar piha k lawan, kalau bisa kita langsung
menyerbu ke sarangnya dan melenyapkan pentolannya. Demikian
ancaman bahaya baru bisa disingkirkan, kini saudara Ku sudah
mengetahui siapa gerangan Kaucu dari perkumpulan Ban-shia-kau,
terangkan kepada ka mi dimanakah letak sarang iblis mereka?"
Ku See hong menghe la napas panjang,
"Aaai.... di manakah letak markas besar Ban-shia-kau tidak
begitu jelas bagiku, tapi bila kita mau mengorbankan sedikit tenaga
dan pikiran, rasanya tidak sulit untuk mengetahuinya."
Pada saat itulah mendadak...........
Dari arah sebelah barat tanah pekuburan itu berkumandang
datang suara pekikan panjang yang amat me mekikan telinga, suara
pekikan tersebut kedengaran aneh sekali.
Ketika berkumandang mengikuti he mbusan angin ma la m, la mat-
la mat terasanya bagaikan isak tangis setan, seperti juga suara
lolongan seriga la, me mbuat siapa saja yang mendengarnya segera
merasakan bulu kuduknya pada bangun berdiri.
Menyusul suara yang mengerikan tadi, terdengar seorang
tertawa dingin lalu berkata:
"Bocah keparat she Ku, Ban-shia-seng-kau merupa kan pe mimpin
tertinggi dida la m dunia persilatan saat ini..., kau anggap nama baik
kami boleh dinodai dengan begitu saja olehmu? Hmmm....hmmm....
bocah keparat, jika kau merasa punya kepandaian ayolah ikut i aku,
mari kita saksikan sampai dimana kan kelihayan dari Lian-hun ki-ong
dari perkumpulan suci ka mi heee mm....heemmm...."

441
Suara bisikan itu lirih seperti nyamuk, na mun setiap patah
katanya dapat terdengar jelas, bahkan sangat menggetarkan
telinga.
Dari balik mata Ku See hong segera memancar keluar sorot mata
tajam yang menggidikkan hati, diiringi suara pe kikan nyaring,
tubuhnya melejit ke udara dan meluncur kedepan, diantara
berkibarnya ujung baju, terhembus angin dengan kecepatan luar
biasa ia me luncur ke arah ma na berasalnya suara tadi.
Waktu itu sudah mendekati kentongan ke e mpat; bintang
bertaburan di angkasa, angin dingin berhe mbus menusuk tulang,
diantara heningnya suasana terdengar suara tertawa menyeramkan
bergema dari ba lik tanah pekuburan sana, kemudian muncullah
sesosok bayangan manusia berwarna abu-abu yang meluncur ke luar
bagaikan burung elang. Ditinjau dari kecepatan gerak orang itu,
dapat diketahui kalau ilmu meringankan tubuhnya telah mencapa i
puncak kesempurnaan.
Tatkala bayangan tubuh Ku See hong lenyap diba lik kege lapan
ma la m tadi, mendadak Si Pedang ular perak Ciu Heng thian
mendonga kkan kepalanya dan me mperdengarkan suara tertawa
panjang yang seram me mekikkan telinga......
Dibalik tertawanya itu jelas tercermin nada yang begitu licik,
begitu busuk dan menyera mkan.
Itulah suatu penampilan yang amat buas, ganas, keji dan
menggidikkan hati....
Begitu menangkap suara tertawa panjang yang amat mengerikan
itu Biau ki Siangsu In Kan im dan Sin hong hwee ciau Lui Ki segera
merasakan hatinya bergetar keras, dengan empat mata mereka
yang tajam bagaikan se mbilu, mereka bersama-sa ma me mandang
kearah wajah Ciu Heng thian yang licik dan buas itu... ...
Kontan paras muka mere ka berubah hebat, dengan cepat kedua
orang itu tahu bahwa mereka sudah berada diambang pintu
ke matian.!

442
Ya, cuaca dilangitpun gampang berubah-ubah, apalagi kehidupan
manusia di dunia ini.
Tahu wajah, tahu orangnya ... tak akan tahu hatinya, siapakah
yang bisa menduga akan, kebusukan, kelicikan serta ke munafikan
seseorang yang tersembunyi diba lik hatinya??
Dia m-dia m Biau ki Siangsu In Ham im sangat menyesali
kekhilafan sendiri , selama ini dia selalu merasa bangga karena
ke ma mpuannya untuk menilai orang dari raut wajahnya..., sungguh
tak disangka pada mala m ini dia harus me lakukan suatu kesalahan
yang amat besar.
Si pedang ular perak Ciu Heng thian tertawa licik beberapa saat
la manya, ....mendadak ia berhenti tertawa.
Dengan sekulum senyaman menyeringa i menghiasi ujung
bibirnya, bagaikan bayangan setan dia menerjang kearah La m ciau
Pak Siang, wajahnya nampa k begitu me nyeramkan, begitu licik dan
menggidikkan hati. Sepasang mata Sin hong hwee ciau Lui Ki
segera me mancarkan cahaya berapi-api, dengan suara keras dia
me mbentak:
"Bocah keparat she Ciu, kau............. kau sungguh amat licik dan
rendah, aku.... aku akan beradu jiwa denganmu !"
Sambil berkata dia siap menerjang kedepan.
Biau ki Siangsu In Ha m Im lebih cerdik daripada re kannya,
sekalipun dia dihadapkan pada ancaman bahaya maut yang
menyeramkan, namun pikirannya tak sampai menjadi ka lut. Sambil
menarik tangan Sin hong hwee ciau, bisiknya lirih:
"Lui lote, cepat tenangkan pikiranmu pertarungan yang bakal
berlangsung merupakan suatu pertarungan yang akan menentukan
mati hidup kita, jangan bertindak kelewat gegabah!"
Walaupun Sin hong hwee ciau Lui Ki merupa kan seorang yang
berangasan, namun dia cukup tahu betapa gawat dan seriusnya
persoalan yang dihadapinya sekarang, sebab bila mana mere ka
berdua sampai tewas ditangan manusia la knat ini, bisa jadi denda m

443
sakit hatinya tak pernah akan terbalas untuk sela manya, bahkan
keselamatan jiwa Ku See hong pun terancam oleh bahaya maut!
Karena itu setelah pelbagai ingatan berkeca muk didala m
benaknya, dengan segala kema mpuan yang dimilikinya dia berusaha
keras untuk mengendalikan gejolak perasaan dalam hatinya dan
berusaha untuk menenangkan ke mba li pikirannya.
Terdengar si Pedang ular perak Ciu Heng thian tertawa seram
lagi be lulang ka li, la lu berkata:
"In Ha m Im, percuma kau disebut orang sebagai Biau-ki
Siangsu,' heehhh...... heeeehhh..... heeehhh...... siapa sangka kalau
kau telah menyerahkan nyawamu sendiri ketangan raja akhirat,
heehhh...... heeeehhh..... heeehhh......"
-oo0dw0oo-

Jilid 14
DIAM-DIAM Biau-ki-siang-su In Han-im menghimpun segenap
tenaga dalam yang dimilikinya untuk bersiap sedia menghadapi
segala kemungkinan yang tak diinginkan, sedang diluar wajahnya ia
tetap bersikap tenang, sahutnya pelan;
"Ciu Heng-thian, perubahan drastis semacam ini tak akan bisa
diduga siapapun juga, yang baka l mati pada mala m inipun masih
merupakan tanda tanya besar, bila liangsim pun masih ma mpu
berbicara, saat inilah merupakan saat yang paling baik bagimu
untuk me lepaskan kesesatan dan ke mbali keja lan kebenaran, karena
kau masih me mpunyai kese mpatan untuk menolong dirimu sendiri"
"In Han im!" kata si pedang ular perak Ciu Heng thian sinis, "hati
bajik dan perasaan welasmu itu lebih baik kau dermakan kepada
sukma-sukma gentayangan di ala m baka nanti saja!"
Walaupun Biau-ki-siangsu In Han im tahu kalau usahanya untuk
menyadarkan ke mba li pe muda ini agar ke mbali ke jalan yang benar
tak nanti menjadi kenyataan, namun satu-satunya jalan baginya

444
sekarang adalah berusaha untuk mengulur waktu sebisanya sambil
menunggu kedatangan Ku See hong.
Maka dengan sikap yang masih tetap tenang Biau ki siang su In
Han im berkata:
''Ciu Heng-thian, tahukah kau bahwa karma tetap berlaku bagi
umat manusia, apakah kau tidak takut terhadap pembalasan karma
dike mudian hari?"
Sekali lagi si Pedang ular perak Ciu Heng thian tertawa seram.
'Heeehhh...heeehhh...heeehhh... In Han Im, sekarang aku sudah
mengetahui a kan siasat busukmu itu, hmmmm, hmmm, sayang
percuma saja kau menanti, Ku See hong tak baka l ke mba li lagi
ke mari!"
Mendengar perkataan itu paras muka Biau ki siang su In Han im
segera berubah hebat, tapi hanya sejenak kemudian telah pulih
ke mbali seperti sedia kala, ke mba li dia berkata:
"Sejak dulu sa mpai sekarang, kaum dujana tak ada yang bisa
lolos dari keadilan dan kebenaran, hanya persoalannya, berbeda
waktu belaka, cepat atau la mbat akhirnya kau pasti a kan terkena
pembalasannya juga"
"Hmmm, In Han im! Ke matian sudah berada didepan mata, tapi
kau masih se mpat berkhotbah terus, hmmm . . . . hmmm . . .
sungguh merupa kan suatu perbuatan yang sangat menggelikan'
Kini, Biau-ki siang su In Han im betul-betul sudah merasa putus
asa, tapi dia toh tak mau menyerah dengan begitu saja, kembali
ujarnya:
''Pintu Buddha terbuka lebar bagi orang yang mau bertobat,
lepaskan golok pe mbunuhmu dan bertobatlah atas dosa dan
kesalahanmu, Aku harap kau suka berpikir tiga ka li sebelum
menga mbil tindakan''
Paras muka si Pedang ular perak Ciu Heng thian telah berubah
menjadi mengerikan sekali, kelicikan dan kebusukan sudah se makin

445
menyelimuti wajahnya, suara tertawa dingin yang menggidikkan hati
sekali lagi berge ma me menuni angkasa:
"In Han im, ke matian sudah berada di depan matamu, lebih baik
padamkan saja keinginanmu itu!" Heeehhh-heeehhh-heehhh bagi
manusia yang berpengala man picik semaca m kau juga ingin
berkecimpungan dala m dunia persilatan. Hmm! Pada hakekatnya
perbuatan kalian itu benar-benar tak tahu diri.
''Terus terang saja kuberitahukan pada mu, Sejak setengah bulan
berselang aku Ciu Heng thian sudah menggabungkan diri dengan
perkumpulan Ban shia kau kini, kedudukan ku ada lah wakil ketua
dari Ban shia kau, adapun kedatanganku sekarang adalah untuk
me laksanakan perintah dari kaucuku guna menyelidiki asal mula
munculnya suara nyanyian dari Bun ji koan su, sekarang segala
sesuatunya sudah kuterangkan sejelasnya kepadamu, aku rasa
kalian pun boleh ma mpus dengan mata terpejam rapat. Heehh. . .
heeehhh .....
Sampa i disitu seka li lagi dia perdengarkan suara tertawa licik-nya
yang penuh disertai dengan perasaan bangga.
Dala m keadaan seperti ini, Biau ki siang su In Han im sudah
benar-benar putus asa, sekarang dia hanya bisa menyesali dirinya
yang bermata tak berbiji sehingga terjebak dalam perangkap
manusia durjana.
Oooh Thian, mengapa manusia-manusia durjana itu dibiarkan
me mperoleh kedudukan dan kesempatan untuk me lakukan
kejahatannya?
Si Pedang ular perak Ciu Heng thian segera tertawa seram
dengan nada yang a mat licik:
"In Han im, tadi mengapa kalian ingin me ngetahui siapakah
kaucu ka mi itu?"
Setelali berhenti sebentar, dia melanjutkan:
"Heeehhhh . . . heeehhh. . . heeehhh. . . bagaimanapun sebentar
lagi kalian a kan berangkat meninggalkan dunia ini, beritahu kepada

446
kalian pun tak menjadi soal . . Ketahuilah, kaucu dari Ban shia kau
tak lain adalah istrinya Bun ji koan su si setan tua itu yang bernama
Ceng Lan hiang.
'Heeehhh...heeehhh... nama ini a mat asing bukan bagi ka lian?
Tentunya kalian tak pernah menyangka bukan, kalau Bun ji koan su
yang dianggap sebagai jagoan oleh kalian ternyata punya bini?
Padahal kalian mana tahu kalau Bun ji koan su sesungguhnya
adalah seorang manusia histeris yang menyera mkan?"
Betapa gusarnya Biau ki siangsu In Han im ketika mendengar
orang itu mence mooh dan menghina Bun ji koan su, sambil melotot
besar bentaknya keras-keras:
"Bocah keparat she Ciu, tutup bacot anjingmu, seorang le laki
sejati boleh dibunuh pantang dihina, seandainya kami La m ciau pa k
siang mati ditanganmu pada hari ini, sekalipun jadi setan kami tetap
akan menyeretmu ke dala m neraka"
Mencorong sinar keji dan buas dari balik mata pedang ular perak
Ciu Heng thian, serunya:
"In Han im, sekarang serahkanlah nyawa kalian! Aku orang she
Ciu akan siang ma la m menantikan kedatangan ka lian sebagai setan
iblis, tapi kalian musti ingat, jika sebagai setan iblis sekali lagi kalian
ma mpus, maka kalian akan berubah menjadi bayangan setan yang
tak bakal bisa menitis ke mbali untuk selamanya, heeehhh. . .
heeehhh. . ."
Suara tertawa dingin yang menyeramkan ke mbali berge ma
menggetarkan sukma...
Tubuh Ciu Heng thian bagaikan bayangan sukma menerjang
maju ke muka, telapak tangan kanannya secepat kilat diayunkan ke
depan melepaskan sebuah pukulan dahsyat..
Dimana serangan tersebut dilancarkan, hawa pukulan yang maha
dahsyat disertai gerakan berputar segera meluncur ke muka
bagaikan gulungan ombak sa mudra, pasir dan batu segera

447
beterbangan memenuhi angkasa dan menerjang ke arah La m ciau
pak siang dengan sangat hebatnya.
Tadi, Lam ciau pak siang telah menyaksikan kelihayan ilmu silat
yang dimiliki Ciu Heng thian,, maka begitu dilihatnya angin serangan
yang maha dahsyat itu meluncur datang, serentak mereka
me mbentak keras ke mudian bersama-sa ma melejit ke sa mping
untuk menghindarkan diri.
Sambil tertawa dingin t iba-tiba Ciu Heng thian me mentangkan
sepasang telapak tangannya ke kiri dan ke kanan, dua gulung angin
pukulan yang sangat hebat seperti hembusan angin topan, dengan
disertai suara desingan tajam yang me mekikkan telinga langsung
menyergap tubuh La mi Ciau dan Pak Siang.
Perubahan jurus serangan ini dilakukan dengan kecepatan luar
biasa, jauh berbeda dengan jurus serangan pertama, selisih antrara
kedua buah serangan itupun kecil seka li.
Waktu itu La m ciau pak siang masih me la mbung di udara, dan
belum se mpat melayang turun ke atas tanah, tahu-tahu gulungan
angin pukulan yang menyesakkan napas telah meluncur tiba dengan
hebatnya.
Menghadapi anca man yang begitu dahsyatnya itu Lam ciau pak
siang merasa amat terperanjat, masing-masing pihak segera
menggunakan jurus serangan yang paling hebat untuk melejit
kesamping, seluruh badannya segera berputar bagaikan
gangsingan, secara drastid sekali mereka meloloskan diri dari
ancaman maut tersebut.
Sin-hong hwee ciau segera me mbentak nyaring begitu tubuhnya
mencapai permukaan tanah, tubuhnya yang tinggi besar itu dengan
me mbawa gulungan angin yang kencang menerka m kedepan,
sepasang telapak tangannya dengan disertai desingan angin tajam
yang menggidikan hati secepat kilat melepaskan tiga buah pukulan
berantai ke tubuh C iu Heng thian.
Ketiga buah serangan itu dilancarkan dalam keadaan gusar,
kedahsyatannya bukan alang kepalang.
448
Begitu pukulannya dilepaskan, seperti gelombang dahsyat yang
manga muk ditengah samudra saja, dengan hebatnya segera
menggulung kedepan ....
Dipihak lain, Biau-ki-siang-su In han im pun melancarkan
serangan dengan kepandaian saktinya pada saat yang bersamaan,
bayangan kaki, pukulan tangan bagaikan jaring laba-laba
mengurung musuhnya secara ketat dan rapat.
Semua jurus serangan yang dahsyat itu tertuju ke bagian-bagian
tubuh yang me matikan disekujur badan lawan, bagaimanapun lihay
Ciu Heng-thian, da la m keadaan seperti ini buru-buru dia guna kan
ilmu gerakan tubuh yang lihay untuk menghindarkan diri.
Biau ki-siang-su In Han-im tahu, soal mati hidup dirinya adalah
urusan kecil, tapi nasib dunia persilatan merupakan masalah besar,
bila mere ka berdua tak bisa bertahan hingga ke mba linya Ku See-
hong, sudah pasti sampai di a khirat pun mere ka akan menanggung
penderitaan.
Maka setelah me mperdengarkan suara tertawa panjangnya yang
mengenaskan, angin pukulan serta bayangan kaki seperti angin
puyuh menerjang tiada hentinya....
Bila seseorang sudah nekad untuk beradu jiwa ma ka semua
serangan yang dilancarkan otomatis me miliki kekuatan yang
mengerikan.
Dala m wa ktu singkat bayangan telapak tangan menyelimuti
seluruh angkasa, sedemikian berlapis-lapisnya kekuatan serangan
itu hingga ha mpir setiap ruang kosong tertutup rapat...
Diteter secara ganas dan dahsyat oleh Lam-ciau pak-siang, si
Pedang ular perak Ciu Heng thian terdesak mundur berulang ka li,
la ma ke la maan kejadaian ini me mbangkit kan sifat buasnya.
Mendadak ia mendonga kkan kepalanya dan me mperdengarkan
suara pekikan keras yang me mbetot sukma..
Dengan cepat ia me nghimpun tenaga Tay ih kun goan
khikangnya yang maha dahsyat itu kedala m telapak tangannya.

449
Segulung de mi segulung tenaga pukulan yang dalam bagaikan
samudra me luncur kedepan, dalam waktu singkat udara diseke liling
tempat itu sudah berubah menjadi panas menyengat badan.
Sepuluh gebrakan ke mudian walaupun ilmu silat yang dimiliki
Biau ki siangsu In Han im sangat lihay, namun semua gerakannya
terhadang oleh hawa murni yang dipancarkan Ciu Heng thian
sehingga se mua kelihayannya tak sanggup dipancarkan.
Sebaliknya, Ciu Heng thian yang khusus meneter In Han im
justru makin menyerang semakin menghebat, serangan demi
serangannya yang dahsyat memaksa In Han im mundur terus tiada
hentinya, bahkan kesela matan jiwanya makin teranca m.
Sementara itu Sin hong hwee ciau Lui Ki yang terlibat pula
didala m pertarungan itu secara diam-dia m telah menghimpun pula
tenaga dalam yang dimilikinya, dia telah mengeluarka ilmu Ceng pit
kang yang paling diandalkan seumur hidupnya untuk melaku kan
perlawanan.
Tampak sepasang lengannya me mbesar satu kali lipat, dibalik
warna merah muncul warna kehita m-hitaman yang a mat
mengerikan, diiringi bentakan nyaring, menda-dak sepasang
lengannya didorong ke muka secara aneh, segulung angin kencang
yang berputar dengan cepatnya meluncur ke tubuh lawan.
Si pedang ular perak C iu Heng thian segera meningkatkan
kewaspadaannya begitu menyaksikan sepasang lengan Sin hong
hwee ciau berubah menjadi hitam me mbengka k, ia tahu serangan
yang dilancarkan itu sudah pasti a mat beracun dan me matikan.
Baru saja ingatan tersebut melintas lewat dala m bena k Ciu Heng
thian, angin pukulan yang menyesakkan napas itu bagaikan jaring
langit dan perangkap bumi me luncur kedepan dan mengurung
seluruh tubuhnya rapat-rapat..
Dia m-dia m Ciu Heng thian merasa terkesiap, ia tak mengira kalau
kepandaian silat yang dimiliki La m ciau pak siang sudah mencapa i
taraf yang begitu hebatnya, tanpa terasa hawa napsu
me mbunuhnya berkobar.
450
Dia m-dia m hawa khikang Tay ih kun goan sinkangnya dikerahkan
mencapai sepuluh bagian, ke mudian sepasang tangannya di
getarkan semakin kencang, me maksa Biau ki siang su In Han im
menjadi keteter hebat dan keadaannya makin mengenaskan.
Ketika angin pukulan Ceng pit kang yang dilancarkan Sin hong
hwe ciau Lui ki menyentuh satu depa didepan badan Ciu Heng
thian, tahu-tahu dia seperti merasa me mbentur diatas sebuah
dinding baja yang tak berwujud yang amat kuat, ternyata daya
kekuatannya tak sanggup menerjang lebih ke depan.
"Blaaa mm!" terdengar bunyi benturan keras yang me mekikkan
telinga berge ma me mecahakn keheningan, tenaga pukulan maha
dahsyat yang dilontarkan oleh Sin hong hwee ciau itu tahu-tahu
sudah dipunahkan hingga tak berbe kas oleh angin pukulan Tay ih
kun goan khikang yang tak berwujud dari Ciu Heng thian.
Menyusul ke mudian terdengarlah suara pekikan ngeri yang
me milukan hati berge ma me menuhi se luruh angkasa.
Tubuh Sin hong hwee ciau Lui ki yang tinggi besar itu bagaikan
layang-layang yang putus tali segera mencelat sejauh tiga kaki
dengan nadi yang putus, darah segar me mancar keluar dari lubang
indranya, ia mati secara mengenaskan.
Begitulah seorang pendekar sejati a khirnya harus berpulang
keala m baka karena dianiaya dan dicelakai oleh seorang manusia
laknat yang berhati busuk.
Mendadak. . . sekali lagi terdengar suara pekikan keras yang
me mbetot sukma berge ma me menuhi angkasa,
Biau ki siangsu In Han im bagaikan gulungan angin berpusing
menerjang maju kesa mping tubuh Ciu Heng thian, sepasang telapak
tangannya yang penuh dengan tenaga dalam segera melancarkan
bacokan dari suatu sudut yang aneh seka li.
Dimana serangan dari In Han im dilancarkan, beberapa gulung
angin pukulan yang tajam diiringi suara desingan taja m telah
me luncur kedepan dan me nerjang tubuh C iu Heng thian.

451
Betapa sedih dan hancurnya perasaan Biau ki siangsu In Han im
setelah menyaksikan adik angkatnya mati secara mengenaskan,
sambil menghimpun segenap tenaga dalam yang dimilikinya,
dengan me mperguna kan jurus serangan yang paling tangguh dia
lepaskan serangan me matikan.
Sedemikian dahsyatnya serangan itu, ibaratnya bendungan yang
jebol diterjang a ir bah.
Si pedang ular perak Ciu Heng thian tak pernah mengira kalau
jurus serangan yang dilancarkar In Han im bisa sedemikian cepat
nya, lagipula arah serangannya adalah bagian tubuh yang harus
disela matkan, padahal tenaga dalamnya waktu itu be lum se mpat
terhimpun ke mbali.
Segulung angin pukulan yang dahsyat dan menyesakkan napas
seperti ambruknya bukit Tay san segera mene kan keatas kepalanya.
Kontan dia merasakan kepalanya menjadi pusing tujuh keliling,
nadinya seperti me mbengka k besar, sakitnya bukan kepalang.
Tak terlukiskan rasa terkesiap dalam hati Ciu Heng thian, buru-
buru sepasang tangannya disilangkan ke mudian diiringi bentakan
gusar mendadak sepasang tangan nya didorong ke muka.
"Plaaakkk. ...!" suatu benturan nyaring segera bergema
me mecahkan keheningan.
Angin pukulan taja m segera berputar kencang sambil
menimbulkan suara desingan taja m, dengan cepatnya hembusan
angin itu di me mancar kee mpat penjuru.
Ciu Heng thian merasakan kuda-kudanya tergempur, dengan
sempoyongan dia mundur sejauh tiga empat langkah, wajahnya
berubah menjadi pucat pias seperti mayat.
Biau ki Siangsu In Han im sendiripun kena dile mparkan tubuhnya
sejauh satu kaki lebih, tapi ketika terjatuh kembali ke tanah ia
berdiri tegak dengan tubuh kaku.

452
Kulit wajahnya segera mengejang keras dengan pancaran garis-
garis kebencian yang dalam, rambutnya terurai kalut, mata nya
merah me mbara sehingga keadaannya tampak sangat
mengerikan....
Si Pedang ular perak Ciu Heng thian tertawa seram, katanya
dengan suata yang dingin:
"In Han iln, sebenarnya aku orang she Ciu hendak menghabisi
nyawamu dengan begitu saja, heeehhh... heeehhh...heeehhh... tapi
sekarang aku telah merubah maksudku semula, aku hendak
menyuruh kau untuk merasakan siksaan yang paling keji lebib dulu
sebelum ma mpus secara mengerikan"
Biau ki siang su In Han im tahu kalau kekuatan yang dimilikinya
sudah punah, nadi yang berada didala m tubuhnya telah
me mbengkak besar seperti mau meledak, sementara hawa darah
yang bergolak dalam dadanya me mbuat dia tak sanggnp untuk
menghimpun sedikit tenagapun, apa yang bisa dilakukan sekarang
tak lebih hanyalah me lototkan sepasang matanya yang merah
me mbara dengan penuh kebencian.
Si Pedang ular perak Ciu Heng thian segera menunjukkan wajah
seram dan buasnya yang mengerikan, lalu sambil senyum tak
senyum dia berkata:
"In Han im, mungkin kau pernah mendengar bukan bahwa
didala m ilmu silat terdapat semacam ilmu yang disebut khi im ciok
meh hoat (ilmu me mbalikkan nadi) bukan?
Begitu mendengar ucapan tersebut, paras muka Biau ki siangsu
In Han im segera berubah menjadi pucat pias dan makin
mengerikan.
Sekali lagi si Pedang uiar perak Ciu Heng thian tertawa seram:
"Heeehhh... heeehhh...heeehhh.... bagaimana? Apakah kaupun
me maha mi kepan-daian se maca m ini?"
Seluruh badan Biau ki siang su In Han im sudah le mas tak
bertenaga, dia hanya bisa menerima ce moohan dan penghinaan

453
manusia la knat itu dengan pasrah, ia betul-betul putus asa dan tida k
me mpunyai harapan lagi untuk me loloskan diri.
Mendadak Ciu Heng thian mendongakkan kepalanya dan tertawa
seram, suara tertawa nya bagaikan tangisan setan, seperti juga
suara lolongan serigala hingga kedengaran nya amat menusuk
pendengaran.
Ditengah gela k tertawanya itu, tubuhnya seperti bayangan sukma
segera menerjang ke muka dan berhenti disa mping kiri Biau ki siang
su In Han im, kelima jari tangan kanannya dipentangkan lebar-
lebar, kemudian secara beruntun me lepaskan serangka ian totokan
berantai. .
Gerak serangannya aneh tapi cepat, sekalipun In Han im berada
dalam keadaan sehat juga jangan harap bisa menghindarkan diri.
Apalagi isi perutnya sekarang sudah menderita luka dalam yang
amat parah, sakitnya bukan alang kepalang!! sudah barang tentu ia
tak dapat me loloskan dari dari anca man tersebut.
Tak a mpun lagi se mua anca mannya segera bersarang diatas
badannya.
Begitu berhasil menotok semua jalan darah dan urat penting
ditubuh In Han im, Ciu Heng thian segera menggerakkan telapa k
tangan kirinya me mbuat musuhnya roboh terkapar ke mbali.
Me mandangi lawannya yang terkapar, si Pedang ular perak Ciu
Heng thian tertawa seram.
'Heeehhh... heeehhh... heeehhh... In Han im, sekarang kau boleh
rasakan siksaan yang paling keji didunia ini, ke mudian nantikan lah
nadi-nadimu me ledak sebelum ajalmu tiba, haaahhh... haaahhh...
haaahhh, inilah akhir yang akan kau a la mi"
Terhajar oleh totokan berantai dari C iu Heng thian tersebut Biau
ki siangsu In Han im merasakan seluruh urat nadi didala m tubuhnya
me lilit menjadi satu, peredaran darahnya berbalik sehingga
menyumbat jalan darahnya, sementara aliran hawa panas mengalir
terbalik dan menerjang ke atas otak. Seketika itu juga dia

454
merasakan seluruh badannya mengejang keras, seolah-olah
terdapat beribu-ribu ekor ulat dan semut yang menggigit disekujur
badannya, selain gatal sakit juga amat menyiksa badan. Penderitaan
semaca m itu pada hakekatnya sukar dilukiskan dengan kata-kata,
seperti ada sebilah pedang tajam yang sedang menyongke l setiap
bagian badannya. Peluh sebesar kacang kedelai jatuh bercucuran
me mbasahi seluruh badannya, mata yang me mbela lak besar kini
hampir melotot keluar, muka yang pucat pun berubah se makin
mengerikan.
Tapi dia masih berusaha keras untuk menahan penderitaan dan
siksaan yang maha dahsyat itu, sebab dia tak ingin merintih serta
menunjukkan ke le mahannya didepan musuhnya.
Si pedang ular perak Ciu Heng thian betul-betul berhati buas dan
kejam me lebihi binatang, melihat musuhnya tersiksa, dia ma lah
makin kegirangan, sambil tertawa keji katanya dingin
menyeramkan:
"In Han im, sekarang aku akan me motongi se mua otot didalam
badan agar saat kematian yang bakal merengut nyawamu makin
panjang, tapi juga akan menambah siksaan yang akan menggilas
tubuhmu. Heeehhh. . . heeehh. ."
Seraya berkata, ia lantas melolos pedang ular peraknya dari
pungggung, ke mudian diantara berkelebatnya cahaya tajam, mata
pedang yang tajam itu be kerya keras me mbetoti semua otot dala m
tubuh In Han-im.
Bayangkan saja betapa menderitanya In Han-im menghadapi
siksaan brutal seperti itu, tapi dia tidak me ngeluarkan sedikit
suarapun, meski badahnya ge metar keras, darah mengucur deras,
namun ia tetap me mpertahankan diri dengan se kuat tenaga.
Dala m waktu singkat, In Han-im telah berubah menjadi manusia
darah, wajahnya lebih pucat daripada mayat.
Penderitaan yang menyiksa tubuhnya sekarang betul-betul sukar
dilukiskan dengan kata-kata, ia sampai berguling- gulingan diatas
tanah untuk menahan penderitaan tersebut.
455
Sayangnya, gerakan itu bukan saja tidak mengurangi
penderitaannya, malah sebalik nya justeru mena mbah hebat
penderitaan.
Si Pedang ular perak Ciu Heng thian segera menarik ke mba li
pedangnya dan tertawa seram.
"Heeeehhh...heeeehhh In Han-im, sekarang kau pasti telah
menikmati kebahagiaan bukan? Nah aku boleh me mberitahukan
kepadamu, apa yang kau rasakan sekarang baru suatu permulaan,
kenikmatan yang lebih mengasikkan justru akan kau rasakan
dibelakang nanti"
'Ke mudian setelah tertawa dingin dia melanjutkan:
"Silahkan berbaring disini sa mbil merasakan kenikmatan hidup,
maaf aku orang she Ciu tak bisa mene mani lebih la ma"
Diiringi suara tertawa yang amat nyaring, bayangan tubuh Ciu
Heng-thian berke lebat di udara dan lenyap tak berbekas.
Yaa, apa yang dikatakan me mang benar nasib tragis dari In Han-
im me mang masih berada dibe lakang.
Tatkala bayangan iblis dari Ciu Heng hian sudah lenyap dari
pandangan mata, penderitaan yang menyerang tubuhnya ternyata
beratus kali lipat lebih dahsyat. .
Ia mulai me mperdengarkan suara pekikan keras bagaikan
binatang yang terluka, begitu mengenaskan, begitu menusuk
pendengaran.
Sambil menjerit dan berguling dan mencoba untuk me ngurangi
penderitaan, tapi rasa sakit makin mengurung dirinya, bahkan makin
la ma se makin dahsyat dan hebat. . .
Penderitaan yang makin la ma se makin menghebat ini, me mbuat
ia tak sanggup untuk menahan lebih jauh, diapun merasakan daya
tekanan yang menghimpit tubuhnya makin dahsyat seperti hendak
menghimpitnya menjadi ca iran darah, seperti hendak mere mukkan
badannya dan meng-hancurkannya menjadi beribu-ribu keping.

456
Penderitaan semaca m ini sukar untuk dilukiskan dengan kata-
kata.
Tapi Biau ki siangsu In Han im masih tetap me mpergunakan
kecerdasan otaknya serta kemauan yang besar untuk menahan
penderitaan tersebut dengan sepenuhi tenaga.
Kekuatan apakah yang sebenarnya menunjang dia sehingga
me mbuat In Han im sanggup untuk me mpertahankan diri?
Itulah Ku See hong, dendam kusumat serta nasib dunia
persilatan dimasa mendatang.
Bagaimanapun juga, dia berusaha keras untuk me mpertahankan
diri, menahan diri sehingga Ku See hong balik kesana dan
menceriterakan segala sesuatunya kepada permuda itu, kemudian ia
baru bisa meninggalkan dunia yang fana ini untuk ke mba li ke ala m
baka.
Ia tak ingin cepat-cepat menghabisi nyawanya, sebab ia tahu
betapa pentingnya arti kehidupan yang tak seberapa lama itu bagi
semua orang, yaa buat kesela matan dunia persilatan.
Sseandainya ia sampai mati, maka se mua rahasia besar itu akan
dibawa masuk ke liang kubur, itu berarti manusia la knat Ciu Heng
thian akan meraja lela, kesela matan Ku See hong akan terancan,
dan nasib dunia persilatan bisa terjatuh ke tangan mereka.
Sungguhpun tersiksa hebat, ia bertekad untuk me mpertahankan
diri sela ma mungkin, syukur kalau bisa menanti hingga Ku See hong
ke mbali ke sana.....
ooo0dw0ooo

BAB 21
SEMENTARA itu Ku See hong dengan mengerahkan ilmu
meringankan tubuh yang paling se mpurna mengejar bayangan
manu-sia tersebut sepenuh tenaga, sedemikian cepatnya ia

457
bergerak, dalam sekilas pandangan saja sudah lenyap dibalik
kegelapan sana.
Tapi gerakan tubuh orang itupun tak kalah cepatnya, hanya
didala m beberapa kali lompatan, ia sudah hilang dibalik kegelapan
sana bagaikan segulung asap.
Ku See hong yang menyaksikan kejadian itu menjadi a mat
terperanjat, pikirnya:
Orang-orang yang tergabung dalam perkumpulan Ban shia kau
benar-benar tak boleh dipandang enteng, ditinjau dari ilmu
meringankan tubuh yang dimiliki orang ini, jelas ia merupakan jago
kelas satu didalam dunia persilatan, tak heran perkumpulan Thi
kiong pang dan Jian khi pang yang a mat besarpun bersedia
menerima perintah dari Ban shia kau. Sebelum meninggal suhu
pernah berkata kalau si perempuan terkutuk Ceng Lan hiang telah
berhasil mendapatkan sejilid kitab Ban shia cinkeng, ucapan itu jelas
bukan gertak sa mbel be laka, itu berarti ilmu silat yang dimllikinya
pasti lihay sekali.
"Disa mping itu kedua orang murid murtad suhu sudah pasti akan
me mbantu perbuatan Ceng Lan hiang pula, aaai. . . untuk
menghadapi ke kuatan yang begitu besar, mustahil a ku bisa bekerja
sendiri.
'Entah Ciu Heng thian bersedia untuk me mbantuku atau tidak?
Bila ia bisa me mbantu usahaku, tak la ma ke mudian siluman-s iluma n
iblis itu tentu bisa ditaklukan!'
Walaupun dala m benaknya dipenuhi oleh pelbagai maca m
pikiran, namun gerakan tubuhnya sama sekali tidak mengendor,
ma lahan makin la ma se makin cepat, akhirnya dia seperti tak
menyentuh tanah saja, bagaikan burung elang yang terbang
diangkasa, tubuhnya bergerak ke depan dengan kecepatan tinggi.
Tenaga dalam yang dimilikinya sekarang telah mencapai puncak
kesempurnaan yang luar biasa, apalagi tenaga murni itu sudah
saling bergabung dengan tenaga im dan yang dalam badannya,
maka hawa murni tersebut dapat beredar tiada hentinya bagaikan
458
gulungan ombak yang saling mengejar di tengah samudra, seolah-
olah bersa mbung t iada hentinya.
Kurang lebih setengah perminuman the ke mudian, dari jarak
seratus kaki Ku See hong telah berhasil me mperkecil jaraknya
menjadi beberapa puluh ka ki, sementara seratus kaki dihadapannya
terbentang sebuah hutan yang amat lebat.
Bayangan manusia yang berlarian di depan itu nampak amat
terperanjat sekali sewaktu dilihatnya Ku See hong telah mengejar
semakin de kat, padahal dia menganggap ilmu meringankan tubuh
yang dilikinya sekarang sudah terhitung jago kelas satu dalam dunia
persilatan, malah dala m perguruannyapun dia cuma kalah dengan
kaucunya, dua orang penanggung jawab serta wakil ketuanya.
Ku See hong takut kalau orang yang berada dihadapannya itu
keburu masuk keda la m hutan, ia segera berteriak keras:
"Setan kaparat yang berada didepan, tadi kau masih berani
berbicara sesumbar mengapa saat ini ma lah kabur terbirit-birit''
Hanya dalam waktu singkat bayangan manusia yang berada
didepan itu sudah berada tiga puluh ka ki dari hutan.
Terdengar bayangan manusia yang berada didepan itu
me mperdengarkan suara tertawa anehnya yang menyeramkan,
begitu suara tertawa berkumandang dala m dua tiga ka li lompatan
saja badannya sudah me lompat sepuluh ka ki lebih kedepan.
Sekarang Ku See hong sudah berada sepuluh kaki dibela kangnya,
me linat ini dia menjadi panik, sambil me mbentak keras kecepatan
badannya ditingkatkan, bagaikan seekor burung alap-alap badannya
mener-ka m ke bawah dengan dahsyat.
Sesungguhnya bayangan manusia yang berada didepan itu bukan
berniat masuk ke dala m hutan, melainkan cuma menja lankan siasat
busuknya untuk me njebak lawan, maka sewaktu badannya
me lompat ke depan untuk kedua kalinya, mendadak ia
menghentikan gerakan badannya, kaki kiri nya me mbuat gerakan
setengah lingkaran, secara lincah badannya telah berputar ke mbali.

459
Pada saat itulah secara kebetulan Ku See hong menerjang tiba
dengan kecepatan bagaikan sa mbaran kilat.
Sesaat ketika badannya berputar, orang itu sudah mengayunkan
sepasang telapak tangannya ke muka dengan kecepatan bagaikan
sambaran kilat, tenaga pukulan me ndesing bagaikan pisau dan
menderu-deru di tengah udara.
Ku See hong sa ma sekali tak me nyangka kalau musuhnya begitu
licik dan keji, sebelum ia menyadari akan datangnya bahaya
tampaklah bayangan telapak tangan telah menyelimut i seluruh
angkasa dan menggulung tiba dengan ketatnya, begitu dahsyatnya
ancaman tadi sehingga menggidikkan bulu roma setiap orang.
Kedua belah pihak sa ma-sa ma bergerak dengan kecepatan
tinggi, apa yang terjadi pun berlangsung dala m sekejap mata.
Ku See hong me mang lihay, dalam ce masnya satu ingatan segera
me lintas dala m benaknya, mendadak ia menggunakan tak tik Biau
siu ji siu (terbang me layang bagaikan tipuan) dari ilmu gerakan
tubuh Mi khi biau tiong guna menyela matkan diri.
Ketika tubuhnya yang menerjang tiba menyentuh pada gulungan
angin puyuh yang maha dahsyat itu, badannya secara aneh
me layang ke sa mping seenteng bulu.
Ternyata ilmu Biau siu ji siu tersebut merupa kan sejenis ilmu
gerakan badan yang khusus mengandalkan tenaga dalam untuk
me mbuat badannya seenteng bulu, bagai-manapun dahsyatnya
angin pukulan orang, bila terkena badannya tenaga itu akan lenyap
seperti menghantam kapas, melayang ke udara dengan sangat
entengnya.
Ilmu gera kan tubuh ini pernah dipraktekkan oleh Ku See hong
sewaktu tubuhnya terjatuh dari atas puncak tebing di laut lam hay
dari ketinggian lima ena m puluh kaki itu.
Begitulah, seenteng bulu tubuh Ku See hong melayang sejauh
lima ena m kaki dari tempat semula dengan sorot mata yang tajam
dia mengawasi orang itu tak berkedip.

460
Waktu itu kentongan kelima sudah menjelang tiba, sang surya
sudah mula i muncul dari ufuk sebelah timur, tampaklah orang itu
adalah seorang lelaki berbaju abu-abu yang berperawakan kurus
kering, ia me miliki muka berbentuk kuda dengan kulit badan yang
putih ha mpir tida k berwarna darah, dari balik matanya yang cekung
terpancar keluar serentetan sinar mata yang tajam bagaikan
sembilu me mbuat orang yang me mandang terasa menjadi ngeri.
Orang ini tak la in adalah salah seorang diantara empat thamcu
yang berada dalam perkumpulan Ban-shia-kau, yakni thamcu dari
ruang Tee- hun-thia m, orang menyebut nya sebagai To-soat-bu-
liang (menginjak sa lju tanpa bekas) Tha m Hun-ki.
Perlu diketahui, ke empat ruangan yang dimaksudkan dala m Ban
shia-kau terdiri dari ruang Sin-hwee-thia m, Im-hong-tha m dan Tee-
hun thia m.
Kiranya organisasi Ban-shia-kau tersusun a mat rapi, dibawah
kedudukan Kaucu adalah dua orang penanggung jawab yang
menguasahi mati hidup segenap anggota perkumpulan, mereka
berdua dibantu oleh e mpat orang pe lindung hukum.
Dibawah mereka berdua adalah Hu-kaucu atau wakil ketua,
dibawahnya lagi adalah Empat kau-tha m dengan setiap bagian
terdapat satu orang thamcu dibantu, empat orang Hiangcu, dibawah
hiangcu adalah anggota biasa.
Bisa dilihat betapa luasnya organisasi tersebut sehingga boleh
dibilang me lebihi perkumpulan manapun.
Tee hun-thamcu ..... menginjak salju tanpa bekas Tha m Hunlki
nampak terkejut sekali setelah menyaksikan de montrasi ilmu
gerakan tubuh yang dilakukan Ku See hong, paras mukanya
berubah hebat, tapi hanya sejenak ke mudian sikapnya telah
berubah menjadi tenang ke mbali.
Ia segera tertawa dingin dengan suara yang rendah dan berat,
ke mudian katanya:

461
"Orang she Ku, sekalipun kau a mat cerdik, tapi kali ini kau pun
termakan juga oleh siasat wakil kaucu ka mi, heeehhh. . . heeehhh. .
. heeehhh. . . aku lihat umurmu pun tak akan bertahan lebih lama
lagi"
Ku See-hong yang menyaksikan peristiwa itu pun menjadi
kebingungan, ia tidak habis mengerti apa yang dimaksudkan,
setelah mendengus dingin dengan nada sinis katanya:
"Manusia laknat berhati busuk, bila mengandalkan kepandaian
secetek itu pun kau sudah ingin merenggut nyawaku, Hmm..
perbuatan itu betul-betul tak tahu diri. . ."
Tentu saja si menginjak salju tanpa bekas Tahm Hun khi cukup
mengetahui sa mpa i dimanakah kelihayan dari Ku See hong, tapi dia
tetap yakin kalau masih sanggup untuk bertarung dengan lawannya,
maka sa mbil tertawa seram katanya:
`Orang she Ku, kau harus sedikit tahu diri, ketahuilah orang Ban
shia kau adalah manusia-manusia yang tidak ga mpang diusik, bila
kau masih saja tak tahu diri, hmmm .... sekarang juga kau boleh
rasakan kelihayanku!'
Ku See hong mengerutkan dahinya kencang-kencang, mencorong
sinar mata yang menggidikkan hati dari ba lik matanya, ia berseru
dengan suara dingin:
''Setiap manusia yang tergabung dalam perkumpulan Ban shia
kau, cepat atau lambat pasti akan kubunuh diujung pedangku!'
"Haaahhh. . . haahhh . . . . . haaahhh . . . . mana, mana...'' Si
Menginjak salju tanpa bekas Tha m Hun khi me ndongakkan
kepalanya dan tertawa seram, "saat kematianmu sudah didepan
mata, tapi kau masih saja tak tahu diri, betul-betul ma nusia yang
bermata tak berbiji!"
Tujuan dari To soat bu liang Tha m Hun-khi pada saat ini adalah
mengulur waktu se la ma mungkin agar Ciu Heng thian me mpunyai
waktu yamg cukup untuk me mbunuh La m ciau pak siang, maka ia

462
sengaja me mbawa pe mbicaraan tersebut ke sana ke mari tanpa
tujuan.
Sekali lagi Ku See hong me mperdengarkan suara tertawa
dinginnya yang mengerikan:
''Heeehhh. . . heeehhh. . . heeehhh. . . kau tak usah banyak
berbicara lagi, kini malaikat maut telah me mentangkan cakar
setannya, bersiap-siaplah kau untuk berangkat menghadapnya!"
To soat bu liang Tha m Hun khi mendongak kan kepala dan
me meriksa keadaan cuaca, ketika ia merasa Ciu Heng thian sudah
berhasil dengan serangannya, sekulum senyuman yang mengerikan
segera tersungging di ujung bibirnya, disusul ke mudian
mengge ma lah suara gela k tertawa nyaring. .
Mendadak ia menerjang ma ju ke muka, sepasang telapak
tangannya didorong bersama me lancarkan pukulan dahsyat dengan
me mbawa deruan angin tajam secepat kilat angin pukulan itu
menerjang ke muka.
Ilmu silat yang paling diandalkan To soat bu liang Tha m Hun khi
adalah ilmu meringankan tubuh, tak heran kalau gerak serangannya
ini dilakukan dengan kecepatan bagaikan sa mbaran kilat.
Ku See hong hanya merasakan pandangan matanya menjadi
kabur, tahu-tahu sesosok bayangan manusia dengan kecepatan luar
biasa telah menerka m kearahnya.
Paras muka Ku See hong segera berubah hebat, telapak tangan
kanannya diayunkan ke muka, serentetan cahaya tajam yang
berbentuk bintang, bagaikan serentetan mercon yang meledak,
dengan cepatnya menyongsong ke muka.
To soat bu liang Tha m Hun khi adalah seorang manusia licik yang
berakal panjang, sekilas pandangan saja ia telah melihat kilau
dibalik serangan yang dilancarkan Ku See hong terselip suatu
kekuatan yang luar biasa, tentu dia tak berani menyambut dengan
kekerasan.

463
Tiba-tiba terasa serangannya dibuyarkan lalu sa mbil berputar
setengah lingkaran, ia me mbentak keras.
Sekali lagi badannya menerjang maju ke muka, angin pukulan
bayangan kaki seolah-olah berubah menjadi beribu-ribu banyak nya,
diimbangi dengan hawa pukulan yang dahsyat, langsung menerjang
kebagian me matikan ditubuh Ku See hong dari sudut yang aneh.
Berada dibawah serangan berantai Tham Hun khi yang
me mancar bagaikan gulungan samudra, Ku See hong segera
me mutar sepasang tangannya me mbentuk gerakan melingkar dan
tiba-tiba mendorongnya ke muka.
Selapis angin pukulan yang dahsyat, bagaikan selembar jaring
yang tebal menggulung ke muka menyongsong datang nya ancaman
lawan.
To soat bu liang Tha m Hun khi me mang tak malu disebut jagoan
lihay, ia benar-benar memiliki ilmu silat yang dahsyat, sekali lagi dia
me mbentak keras, seluruh badannya seperti pusaran angin
berpusing menerobos masuk kedala m celah kosong dari pukulan
berantai lawan, sepasang tangan dijojoh ke muka bagaikan tombak.
Kali ini dia menganca m ja lan darah Yan noo hiat dan Ciang tay
hiat di badan Ku- See hong, sementara kaki kirinya secepat kilat
menya mbar jalan darah Hee im hiat ditubuh anak muda itu.
Serangan semaca m ini sela in ganas dahsyat juga teramat keji. .
Ku See hong mendengus dingin mendadak kaki kanannya
berbalik menendang jalan darah wi t iong hiat diatas kaki kiri lawan,
ke mudian sepasang telapak tangannya saling menyilang me ngunci
datangnya ancaman lawan dengan ke kerasan.
Jurus serangan ini dilancarkan dengan mengkombinasikan suatu
gerakan tubuh yang sangat indah, bahkan serangan yang
dilancarkan dengan ka kinya itu selain berhasil mengunci serangan
musuh, dapat pula me lancarkan serangan ba lasan, benar-benar
merupakan satu jurus serangan yang a mat lihay.

464
Semenjak terjun kedala m dunia persilatan, belum pernah To soat
bu liang Tha m Hun khi menjumpa i jago sede mikian lihaynya,
dimana setiap jurus serangannya selalu tertuju untuk menekannya
dalam keadaan apa boleh buat mendadak ia buyarkan serangan
ditengah jalan ke mudian melompat keluar dari arena.
Terhadap manusia buas semaca m ini Ku See hong tak pernah
berbelas kasihan, sambil me mbentak nyaring tubuhnya seperti turut
menerjang ke muka, sementara sepa-sang telapak tangannya
menyerang secara bergantian.
Serangan demi serangan dengan jurus me mbabat, me mbacok
mendorong menya m-but dan me motong, semuanya diguna kan
secara berganti-gantian.
Semua anca man dilancarkan dengan dahsyat, ganas dan gencar
seperti hujan badai.
Ternyata To soat bu liang Tha m Hun khi termasuk seorang
jagoan yang ulet.
Dia tidak menyerah dengan begitu saja, badannya berkelebat
secara aneh, dan serangannyapun meluncur ke luar seperti air bah
yang menggulung lewat, dibawah serangan Ku See hong yang maha
dahsyat itu ternyata diapun me mbawa tenaga ancaman yang hebat
menggulung ke luar.
Malahan anca man tersebut tibanya dari suatu sudut yang aneh
dengan ruang gerak yang sempit tapi sa ma sekali tida k mengurangi
kedahsyatannya.
Begitulah dua orang jago lihay dari dunia persilatan segera
menganda lkan kepandaian silat yang dimiliki untuk saling
menyerang dan mendesak lawannya.
Pertempuran ini betul-betul merupakan suatu pertempuran yang
amat seru.
Hawa puseran yang dahsyat seperti geledek berhembus kencang
disekeliling hutan itu dan merubah wilayah seluas tujuh delapan kaki
itu menjadi te mpat a mukan badai

465
Dua pulu jurus begitu saja lewat, seluruh jidat To soat buliang
Tha m Hun-khi sudah dibasahi oleh keringat, namun serangan de mi
serangan yang dilancarkan musuh tetap gencar dan dahsyat.
Sementara pertempuran masih berlang-sung a mat sengit
mendadak ....
Suara pekikan keras yang memekikkan telinga berkumandang
datang dari arah sisi hutan.
Suara pekikkan yang me me kikkan telinga itu seperti suara
panggilan seseorang.
Tapi ka lau didengar lebih se ksa ma maka terasa pula seperti
suara teriakan seseorang yang sedang bergembira.
Begitu pekikkan tadi sirap terdengarlah seseorang berseru dari
tempat kejauhan:
"Te- hun tha mcu, kau diperintahkan segera ke mba li!"
Ku See hong telah merasakan seperti suara pekikan dan suara
pembicaraan orang itu seperti a mat dikenal olehnya, hal ini
me mbuatnya merasa amat terkejut, suatu firasat tak enak
mendadak melintas di dala m benaknya.
Sebaliknya Ta soat bu liang Tha m Hun khi yang mendengar
seruan tersebut segera tahu kalau Ciu Heng thian telah berhasil
me laksanakan tugasnya, ingatan untuk mengundurkan diri dari sana
segera terlintas dala m benaknya.
Sambil tertawa seram, Ta soat bu liang Tha m Hun ki segera
me mperketat serangan nya, secara beruntun dia lancarkan e mpat
gulung pukulan dahsyat yang me maksa Ku See hong terdesak
mundur sejauh rmpat langkah.
Menggunakan kese mpatan inilah dengan cepat tubuhnya melejit
ke tengah udara dan me lesat kearah hutan, dala m wa ktu singkat
bayangan tubuhnya sudah lenyap dibalik pepohonan.
Sepasang mata Ku See hong berubah menjadi merah me mbara
dan me mancarkan sinar kebuasan, saking mendongkolnya dia

466
sampai mendepa k-depakkan kakinya keatas tanah, akhirmya dia
mengerahkan ilmu meringankan tubuhnya dan me luncur ba lik
ketempat se mula.
Waktu itu hatinya betul-betul merasa gelisah sekali, dia segera
me mpercepat langkahnya menuju ke te mpat se mula.
Tak selang beberapa saat kemudian, tibalah pe muda itu di
komple ks tanah pekuburan itu.
Sang surya telah berada diatas udara, sinar yang keemas-
emasan me mancarkan sinar terangnya menyoroti seluruh jagad.
Dengan sorot mata yang tajam Ku See hong me ncoba untuk
me mperhatikan sekeliling tempat itu, namun bayangan tubuh dari
Lam ciau pak siang serta Ciu Heng thian sudah tak na mpa k lagi..
Tiba-tiba Ku See hong menangkap suara rintihan lirih
berkumandang dari sisi tanah pekuburan itu, tak berani berayal lagi
secepat kilat dia melompat turun ke bawah dengan kecepatan
tinggi.
Dengan cepat ia menangkap mayat Sin hong hwee ciau Lui Ki
yang tergeletak kaku di tanah, kemudian diapun menyaksikan tubuh
Biau ki siangsu In Han im yang sedang berguling-guling di tanah
dengan sekujur badannya bermandikan darah.
Merah me mbara sepasang mata Ku See hong setelah
menyaksikan kejadian itu, sambil me mbentak keras dia segera
menerjang ke sa mping tubuh Biau ki siangsu In Han im sa mbil
tegurnya:
"Paman In, Paman In! Siapa yang telah mencelaka i kalian? Cepat
katakan, cepat katakan!"
Waktu itu sekujur badan Biau ki siangsu In Han im seperti
dire muk menjadi berkeping-keping, tersiksanya bukan kepalang,
namun dia masih tetap me mper-tahankan diri sa mbil menantikan
datanganya Ku See hong.

467
Akhirnya dengan wataknya yang keras kepala dia berhasil
mencapai apa yang diharapkan, namun saat itu ajalnya sudah
semakin dekat, dalam keadaan sadar tidak sadar ia seperti
mendengar suara panggilan Ku See hong, pelan-pe lan diapun
me mbuka ke mbali matanya yang penuh berdarah dan mengawasi
Ku See hong dengan pandangan mata yang sayu.
Jelas dia tak percaya kalau orang yang berada dihadapannya
adalah Ku See hong, mungkin dia mengira apa yang dilihat hanyalah
pandangan semu menjelang tibanya ajal.
Dengan sepasang mata berkaca, Ku See hong berteriak keras:
"Paman In, aku yang telah datang! Aku adalah Ku See hong, kau.
. . apakah kau sudah me lihat je las?"
Wajah Biau ki siangsu In Han im yang mengenaskan itu ta mpak
mengejang keras, titik air mata berlinang dari wajahnya, tidak
bukan air mata, me lainkan darah!
Setelah menggerakkan bibirnya sekian la ma, akhirnya dia berbisik
dengan suara yang le mah:
"Ku. . . Ku lote, kaukah yang datang?"
"Paman In, aku yang datang, betul aku Ku See hong, oooh ....
apa yang telah terjadi disini? Sedang bermimpikah aku?"
Suara dari Ku See hong kedengaran gemetar dan keras, nadanya
parau sehingga mendatangkan suasana yang amat pedih bagi
siapapun yang mendengarnya.
Setelah merasa yakin ka lau yang datang adalah Ku See hong, In
Han im na mpa k ge mbira sekali, jauh me lebihi rasa sakit yang
sedang menyiksa tubuhnya?
''Ku lote" katanya kemudian dengan suarta gemetar, "harap kau
suka maafkan lohIu yang telah salah menilai orang, sungguh
mengge maskan kawanan laknat itu berhati keji ...''
"Paman In, cepat katakan! Apa yang sebenarnya telah terjadi?"
sela Ku See hong ce mas.

468
Biau ki siangsu In Han im menghela napas sedih, katanya:
"Ku lote, lohu dan adik angkatku telah terbunuh oleh si Pedang
ular perak Ciu Heng thian, si manusia berhati binatang, manusia
laknat tersebut, dia adalah wakil ketua dari Ban shia thian kau,
sungguh mengge maskan ternyata lohu pun kena dikelabuhi
olehnya"
''Ooh... rupanya perbuatan dari Ciu Heng thian!" seru Ku See
hong dengan pancaran sinar kebencian yang a mat tebal, "binatang
keparat, aku bersumpah akan mencincang tubuhnya menjadi
berkeping-keping''
"Ku lote, cepatlah berangkat ke le mbah Yu-ming-kok dibukit
Soat-hong-san, kalau sampai terla mbat, beberapa ratus lembar
nyawa manusia tentu akan musnah pula di tangan manusia durjana
tersebut"
Saat itu, Ku Seng-hong tak dapat mengenda likan perasaan sedih
yang menyerang tubuhnya, dia tahu In Han im adalah seorang
ksatria sejati, tapi Thian telah menjatuhkan siksaan yang begitu keji
kepadanya, apakah Thian tidak mengingin kan keadilan dan
kebenaran ditegakkan dibumi ini?
Setelah menghela napas sedih, ia berkata:
Paman In, sekalipun tubuhku bakal hancur, keadilan dan
kebenaran tetap akan kutegakkan, aku ingin me mbasmi se mua
manusia la knat tersebut dari muka bumi"
Tampaknya ajal sudah semakin de kat buat Biau ki-siang-su In
Han-im, seperti juga lentera yang hampir pada m, cahayanya pasti
akan menjadi terang benderang sebelum akhirnya mati.
Tiba-tiba saja Biau-ki-siang-su In Han-im na mpak jauh lebih
segar, dengan nada yang halus dan penuh perhatian dia berkata:
"Ku lote, kau me mpunyai bait nyanyian dari Bun-ji-koan-su serta
pedang Ang-soat kia m dari Si hong lo jin, kedua berita ini sudah
pasti telah tersebar luas dalam dunia persilatan, ini berarti
keselamatan jiwa mu terancam bahaya maut. Meski ilmu silat yang

469
kau miliki sangat lihay, namun sepasang tangan tak bisa
menga lahkan e mpat tangan . . . aaai.....
Berbicara sampai disitu Biau-ki-siang-su In Han-im tak dapat
mengenda likan rasa pedih dalam hatinya lagi, dia menghela napas
panjang.
"Aai .... para pendekar sejati penegak keadilan dala m dunia
persilatan banyak yang telah mati dan lenyap tak ujung rimbanya,
boleh dibilang kau harus hidup sebatang kara didunia ini tanpa
bantuan orang lain, aaai .... gunakanlah kecerdikanmu untuk
mengatasi se mua kesulitan yang kau hadapi."
Ku lote, kau harus me maha mi betapa berbahaya dan liciknya
umat persilatan didunia ini, mereka lebih banyak menipu orang
dengan ke munafikannya dari pada me mbantumu, ketahuilah
kelicikan tak bisa dihadapi dengan ilmu silat, ma ka kau harus selalu
waspada terhadap setiap manusia yang ada dise kelilingmu'
Ku See hong tahu bahwa kesempatan In Han im hidup didunia ini
sudah tak banyak lagi, tanpa terasa titik air mata jatuh berlinang
me mbasahi pipinya, ia mengangguk:
"Paman In, aku tahu tentang hal itu, kau tak usah kuatir,
sebelum se mua pere mpuan durjana didunia ini kupunahkan, aku
bersumpah tak akan berhenti me mbunuh. ."
Ketika mengucapkan perkataan itu dari balik matanya segera
terpancar keluar hawa napsu me mbunuh yang mengerikan ....
Hal ini mela mbangkan kalau badai yang penuh dengan genangan
darah sudah mulai me landa dunia persilatan.
Tiba-tiba In Han im me ngeluh pe lan sa mbil menahan tubuhnya
yang gemetar keras, wajahnya mengejang keras menahan
penderitaan yang hebat, tapi ia tidak berdia m diri, ke mbali katanya:
"Ku lote, sejak kini keadilan.. dan kebenaran di dalam dunia
persilatan harus kau tegakkan seorang diri, baik-baiklah berjuang,
arwah kami berdua dia la m baka pasti akan merestuimu, se moga
kau bisa menegakkan kebenaran dala m dunia persilatan dan

470
me lenyapkan semua durjana dari muka bumi, lohu..,. lohu mohon
pamit lebih dahulu'
Akhirnya In Han im, seorang pendekar besar yang berjiwa
kesatria ini mengakhiri perjalanan hidupnya di ala m se mesta ini dan
ke mbali keakhirat.
Ia meninggal dengan begitu tentram, meninggal dunia setelah
selesai mengucapkan pesannya.
Walaupun In Han im telah meninggal, na mun kegagahan,
kebajikan serta ke muliaan budinya akan tetap tinggal di dunia ini.
Ku See hong merasakan kesedihan yang tak terlukiskan dengan
kata-kata setelah menyaksikan ke matian In Han im, dia me mbenci
kawanan manusia laknat itu, merasa tidak terima atas ketidak adilan
Thian.
Terdengar ia berguma m:
'Ta mpaknya nasib buruk selalu me mbuntuti diriku, sejak kecil aku
harus kehilangan kedua orang tuaku, lalu menyusul guruku Bun ji
koan su, empek Sangkoan It, kekasihku Keng Cin sin, dan sekarang
sahabat Sin hong hwee ciau serta Biau ki siangsu.."
Berguma m sampa i disini, tiba-tiba ia mendongakkan kepalanya
lalu berseru lagi dengan lantang:
"Oooh Thian! Selanjutnya masih ada peristiwa tragis apalagi yang
hendak kau limpahkan kepadaku ....?'
Aku bersumpah akan me mbunuh dan menumpas segenap
manusia la knat itu dari muka bumi, aku tida k perduli caci maki
orang lain, aku hendak me lakukan pe mbantaian secara besar-
besaran, dengan pedang Hu thian seng kia m, aku akan me lumuri
seluruh dunia ini dengan darah kental dari kawanan manusia
jahanam itu"
Berbicara sampai disitu, ''Criing!" dia telah meloloskan pedang Hu
thian seng kia m tersebut.

471
Cahaya tajam berwarna merah yang amat menyilaukan mata
dengan cepat memancar ke e mpat penjuru. me mbuat seluruh jagad
tiba-tiba saja berubah menjadi merah pada m.
Kabut tebal berwarna merah yang terpancar keluar dari pedang
Hu thian seng kia m makin la ma se makin menebal, la mat-la mat
diseluruh angkasa terasa terendus bau amis yang amat
me mua kkan.
Nasib dunia persilatan pun ditentukan, mula i sekarang badai
pembunuhan paling brutal sepanjang sejarah sudah akan dimulai.
oooo0dw0oooo

BULAN se mbilan tangga l ena m waktunya tengah mala m buta,


tempatnya lembah Yu beng kok, dipuncak Soat hong propinsi Ou-
la m. Suatu pertempuran berdarah yang sangat mengerikan telah
berlangsung disana. dua ratusan le mbar jiwa manusia tewas secara
mengerikan didala m pertempuran berdarah tersebut.
Le mbah Yu beng kok penuh dengan noda darah, mayat
bergeleparan dimana-mana, darah yang mengalir menganak sungai,
pemandangan waktu itu mengerikan seka li.
Ketika itu tengah mala m sudah lewat, waktu sudah mendekati
kentongan keempat. Ditengah lembah Yu beng kok tampa k sesosok
beyangan manusia meluncur datang dengan kecepatan bagaikan
petir, dia adalah seorang pemuda yang tampan Ku See hong
adanyal
Rembulan yang berbentuk bulan sabit me mancarkan sinarnya
yang bening dia mgkasa, Ku See hong hanya berdiri diluar le mbah
Yu beng kok, tak berani melangkah masuk ke le mbah barang
selangkahpun, karena dia tahu bahwa kedatangannya terlambat,
pembantaian brutal telah berlangsung dite mpat tersebut.
Angin dingin yang menggidikkan hati berhe mbus lewat, tiba-tiba
Ku See hong mengendus bau a misnya darah yang amat tebal.

472
Kesemuanya itu sudah me mberi kete-rangan yang amat jelas
kepada Ku See hong, dala m sebuah Yu beng kok sudah penuh
bergelepar mayat-mayat manusia dala m keadaan mengerikan.
Ku See hong dengan me mbawa perasaan hati yang berat pelan-
pelan berjalan masuk kedala m le mbah tersebut.
Apa yang kemudian terpapar dihadapan matanya adalah suatu
pemandangan yang begitu keja m, begitu buas dan mendirikan bulu
roma.
Darah mulai meleleh keluar dari balik mata Ku See hong, darah
yang menggantikan air mata. Dendam kesumat yang me mbara
hatinya hampir saja me mbuatnya mata gelap.
Ia merasa amat sedih, amat menyesal .......
Disisi telinganya, dia seakan-akan mende-ngar pesan dari Biau ki
siangsu In Han Im:
"Ku lote, segera berangkatlah ke le mbah Yu beng kok di bukit
Soat hong, kalau sampai terla mbat, beratus lembar jiwa akan
berakhir pula ditangan kaum la knat ....''
Air mata berderai-derai me mbasahi pipinya, ia tak sanggup
mengenda likan perasaan sedih didala m hatinya lagi, dia berpekik
penuh kepedihan:
''Oooh pa man In! Gara-gara Ku See hong ke mbali ada dua
ratusan lembar jiwa manusia punah. Makilah aku! Dampratlah aku!
Aku benar-benar berdosa, aku benar-benar telah melakukun suatu
kesalahan besar!".
Ku See hong menyalahkan diri sendiri, malu kepada diri sendiri,
dia merasa hatinya seolah-olah mengucurkan darah .... rasa
menyesal menyelimuti seluruh perasaannya.
Dia benci! Mendenda m sa mpa i merasuk ketulang .... Ban shia
kau adalah pe mbunuh biadab, pe mbunuh keja m yang t idak berperi
ke manusiaan.

473
Kesedihan dan kepedihan yang meluap-luap akhirnya
menggetarkan perasaannya tanpa sadar ia lantas mendongakkan
kepala nya dan me mbawa kan lagu Denda m sejagad.
Bukit tinggi berhutan lebat disisi kuil. . .
Suara nyanyian yang me mbetot sukma diimbangi dengan suara
sedih dan duka yang me mbara, me mbawa suara tersebut mengalun
sampai di te mpat yang jauh sekali. . . jauh ke tengah awang-awang.
.
Mendadak .....
Dari balik keheningan mala m berkuman-dang datang suara
petikan harpa yang nyaring dan me mbawakan lagu pedih.
Irama harpa tersebut segera menyadarkan ke mba li Ku See hong
dari kepedihan yang me mbara. .
Tapi, pada saat itu pula suara permainan harpa yang merdu pun
secara tiba-tiba terhenti pula di tengah ja lan.
Mendadak.....
''Criing. . . criing. . .tingg. . . ttiiing. . ." kembali bergema suara
petikan harpa tersebut.
Serta merta Ku See hong menghimpun se luruh perhatiannya
untuk mendengarkan dengan seksa ma.
Mula-mula ira ma harpa itu membawa kan lagu yang rendah, berat
dan sedih ke mudian makin la ma suaranya bertambah berat dan
me medihkan hati, me mbuat siapapun yang mendengar ira ma
tersebut segera merasakan sesuatu perasaan yang tak enak.
Ku See hong me mandang sekejap sekeliling te mpat itu, lalu
me masang telinganya baik-ba ik me ndengarkan permainan harpa
tersebut, akhirnya selangkah demi se langkah dia dekati sumber dari
suara itu.
Setelah dia matinya sekian la ma, Ku See hong dapat
menyimpulkan bahwa permainan harpa itu dipancarkan lewat suatu

474
kepandaian sim hoat tenaga dalam yang sangat lihay, sehingga
irama yang dipancarkan oleh perma inan harpa itu mendatangkan
suara yang keras, nyaring, dan sangat berpengaruh bagi yang
mendengarkan.
Ku See hong merasa walau ira ma harpa itu me medihkan, namun
lagu yang dibawakan justru bagaikan rintihan seseorang, keluhan
sedih dari seseorang ....
''Siapakah yang me mbawakan permainan harpa ini?, Ku See hong
segera berguma m, Siapakah orang itu? Mengapa dia dapat
me mbawa kan ira ma harpanya menjadi begitu sedih dan
me medihkan hati.......? Siapakah dia? Siapa kah dia?"
Perasaan ingin tahu me mbuat anak muda itu segera
mengerahkan ilmu meringankan tubuhnya berke lebat kedepan sana.
Ku See hong seringkali me mbawakan lagu Denda m sejagad
dengan ira ma yang menyebar ke e mpat penjuru agar lawan-
lawannya tak berhasil mene mukan sumber suara tersebut, maka
sekarang walaupun perma inan ira ma harpa itupun me mancar ke
angkasa, tapi setelah didengarnya sejenak dengan seksa ma, ia
segera mengetahui dari mana kah sumber dari suara tersebut.
Waktu itu, tengah mala m sudah se makin larut...
Rembulan masih me mancarkan cahaya yang lembut menyinari
seluruh punca k bukit Soat hong yang sepanjang tahun dilapisi salju.
Ku See hong berdiri tegak di tengah bukit sa mbil me meriksa
keadaan di seke liling te mpat itu, dengan sorot matanya yang tajam.
Mendadak, pada saat itulah suara petikan harpa tersebut kembali
berkumandang . . .
'Criing...crring... crring...'
Iramanya masih tetap me mbawakan ira ma yang sedih, irama
yang me medihkan hati.
Sekilas pendengaran nadanya seperti sedih.... seperti
murung...... seperti merintih..... seperti kagum.......

475
Seperti pula air sungai yang mengalir tenang dan musim se mi
telah menjelang t iba.
Irama lagu yang bercampur aduk, me mbuat orang sukar untuk
menduga bagaimanakah perasaan yang diungkapkan keluar.
Irama lagu itu benar-benar sebuah ira ma lagu yang luar biasa,
irama lagu-lagu yang serasa tiada keduanya di dunia ini.
oooo0dw0oooo

BAB 22
BEGITU ira ma harpa tersebut berkumandang ke mbali, bagai
seekor burung elang Ku See hong segera melayang ke depan dan
me luncur ke atas sebuah punca k bukit yang indah.
Dala m sekejap mata, Ku See hong telah tiba diatas oucak bukit
itu, ketika sorot matanya beralih dan me mandang sekeliling te mpat
tersebut, tak tahan dia lantas menghe la napas me muji.
"Aaai. . ! Benar-benar alam dewata yang sangat indah dan
permai. . ." de mikian ia berguma m.
-ooo0dw0ooo-

Jilid 15
TERNYATA kurang lebih dua puluh kaki dihadapan Ku See hong,
terbentang sebuah air terjun yang a mat besar ... .
Kalau dibilang besar sekali me mang tidak, tapi ukuran air terjun
terhitung ukuran besar.
Airnya mengalir kebawah dari atas tebing yang terjal dan
menghanta m diatas batuan besar dibawahnya, butiran air
me mancar ke e mpat penjuru menciptakan selapis kabut a ir raksasa
yang berbentuk bagaikan selapis cermin itu.

476
Air yang tertampung di bawah tebing me mbentuk dua buah jalur
sungai dan mengalir turun kebawah permukaan puncak dala m dua
arah yang berlawanan, suara air yang me mercik, dita mbah
pepohonan siong yang tumbuh disebelah sana, me mbuat
pemandangan ala m diseke liling te mpat itu terasa lebih indah dan
permai.
Yang lebih indah lagi adalah terlihat seorang gadis berbaju putih
yang berperawakan ramping, sedang duduk diatas batu ditepi air
terjun sambil me metik senar-senar harpa.
''Criing. . . criing. . " irama harpa yang merdu me mancar keluar
dari balik harpa kuno itu.
Mendadak Ku See-hong merasakan hatinya bergetar keras, dia
merasa bayangan punggung gadis itu sangat dikenal olehnya, mirip
sekali dengan bayangan punggung Keng Cin sin yang telah tiada.
Walaupun gadis cantik berbaju putih itu duduk menghadap
kearah air terjun itu na mun bayangan punggungnya na mpak begini
ramping, begitu mungil, ra mbutnya terurai sebahu, tak usah dilihat
paras mukanyapun dia sudah tahu ka lau gadis tersebut adalah
seorang gadis yang cantik jelita..
Pakaian putihnya berkibar terhembus angin, apalagi berada
ditempat yang terpencil seperti ini, orang bisa salah menduganya
sebagai bidadari yang baru turun dari kahyangan.
Akan tetapi ira ma lagu yang dibawakan masih merupa kan ira ma
lagu yang sedih perih dan me mikukan hati.
Me mandang bayangan punggung gadis itu, tanpa terasa dalam
benak Ku See hong muncul ke mbali bayangan tubuh dari Keng Cin
sin serta peristiwa tragis yang pernah diala minya.
Rasa sedih dan hati yang terluka parah dala m hati Ku See hong,
dengan cepat terpengaruh oleh ira ma sedih dari ira ma harpa itu.
Lambat laun hatinya terasa seperti mengucurkan darah, air mata
bercucuran me mbasahi pipinya, untuk sesaat dia berdiri termangu
disitu, bagaikan sebuah patung arca.

477
Mendadak permainan harpa itu berhenti, tapi Ku See hong yang
romantis masih berdiri mela mun peristiwa pa ling tragis yang
diala minya dalam istana Huang mo kiong di La m hay masih saja
mence ka m seluruh benaknya, seluruh pikiran maupun perasaannya
seakan-akan telah balik keperistiwa la ma.
Sementara itu gadis cantik bagaikan bidadari itupun masih duduk
me me luk harpanya sambil mengawasi air terjun di hadapannya
dengan pandangan termangu2 ia seperti merasakan sesuatu
kepedihan yang a mat sangat.
Tiba tiba ia me nghela napas panjang.
Helaan napas tersebut kedengaran begitu merdu, begitu le mbut,
tapi amat nyaring.
Oleh suara helaan napas tersebut, Ku See hong merasakan darah
panas dalam dadanya bergoncang keras. bagaikan baru mendusin
dari impian, buru-buru dia me musatkan ke mbali perhatiannya dan
me mandang lagi kearah gadis cautik itu.
Ternyata dia masih tetap duduk ditempat se mula.
Setelah menghe la napas panjang terdengar gadis itu mulai
bersenandung lirih....
Nada yang sedih, bait-bait syair yang penuh sedu sedan
me mbuat orang yang mendengarkan turut beriba hati.
Ketika gadis itu sedang bersenandung, bagaikan sesosok
bayangan setan Ku See hong segera meluncur ke depan dan
berhenti lebih kurang dua kaki dibelakang gadis tersebut.
Mendadak.... gadis itu bangkit berdiri lalu berpaling.
Aaaah, betapa cantik dan menariknya gadis itu...
Sewaktu Ku See hong dapat melihat jelas paras mukanya yang
cantik itu, mendadak sekujur tubuhnya bergetar keras, bagaikan
kena aliran listrik bertegangan tinggi, paras mukanya berubah
hebat, dia seperti merasa sangsi, keheranan, terkejut juga
kegirangan.

478
Ia sangsi dan keheranan karena dia sebetulnya sukma
gentayangan ataukah setan penasaran?
Dia terkejut dan ge mbira karena ia masih hidup, bahkan
sekarang berdiri didepan mata.
Ternyata paras muka gadis itu begitu mirip dengan Keng Cin sin
.... Keng Cin sin yang telan mati dipulau Huan mo to di Laut selatan,
segala sesuatunya begitu mirip, entah paras mukanya, matanya,
bulu matanya, hidungnya maupun potongan badannya, tiada
sebagian pun yang tida k mirip.
Benarkah dia adalah Keng Cin sin? Benarkah dia belum mati?
Sebaliknya paras muka gadis itu sa ma sekali t idak diliputi oleh
perasaan kaget atau keheranan, sepasang matanya yang penuh
ke murungan sedang mengawasi wajah Ku See hong tanpa berkedip.
Gadis itu nampa k begitu anggun, begitu menarik bagaikan
sekuntum bunga teratai putih.
Sambil me nga mati terus paras muka gadis itu, tiada hentinya Ku
See hong menjerit dala m hatinya:
"Dia adalah Keng Cin sin, yaa dia sudah pasti adalah Keng Cin
sin, dia belum mati, dia masih hidup segar bugar dihadapanku, coba
lihatlah sepasang matanya, mimik wajahnya, inilah mimik wajah
Keng Cin-sin ketika pertama kali kujumpai dirinya, tak mungkin bisa
salah lagi, dia. . . dia adalah adik Sin yang kupikirkan, kurindukan
siang dan ma la m. . . ."
Pelbagai pikiran terasa dia maju beberapa langkah ke depan, lalu
berseru keras:
"Adik Sin, apakah kita sedang bermimpi? Adik Sin, tahukah kau
betapa rindu ku kepada mu...."
Gadis cantik itu na mpak keheran-heranan, seperti merasa
bingung oleh seruan tersebut, sepasang matanya yang jeli
me mancarkan sinar keheranan, dia hanya mengawasi seluruh tubuh

479
Ku See hong tanpa berkedip, sementara mulutnya masih tetap
me mbungka m dala m seribu bahasa.
Kembali Ku See-hong maju beberapa lanngkah ke depan, kini
jaraknja tinggal tiga depa dari gadis cantik berbaju putih itu, bahkan
la mat-la mat dia dapat mendengus bau harum tubuhnya, bau harum
seorang gadis perawan, bau harum sangat dikenal olehnya dan tak
akan pernah dilupakan olehnya sepanjang masa.
Dengan suara le mbut ke mba li, Ku See hong berkata:
"Adik Sin, senja itu aku sempat mendentgar jeritan ngerimu yang
me milukan hati, hampir saja kukira kau sudah meninggalkan dunia
ini dan sela ma hidup tak pernah bisa bersua lagi, waktu itu hatiku
benar-benar hancur tak karuan. Aku tidak menyangka kalau kau
masih hidup di dunia ini, mengapa kau tidak datang mencariku....
mengapa kau tida k rindu kepadaku ......
Kesadaran Ku See-hong boleh dibilang sudah dipergaruhi oleh
bayangan tubuh Keng Cin-sin, sampai mat i dia menganggap gadis
yang berada dihadapannya sekarang adalah Keng Cin-sin dari pulau
Huah-mo-to di La m hay, oleh karena itu tiada hentinya dia
mengutarakan perasaan hatinya yang selama ini terpendam terus
dalam benaknya....
Mendengar kata-kata cinta yang diutarakan si anak muda itu,
Gadis berbaju putih tersebut segera berkerut kening, sedengkan
paras mukanya juga ta mpak berubah makin kebingungan.
Ku See-hong makin gelisah ketika di lihatnya gadis itu tidak
berbicara maupun bergerak, seka li lagi serunya:
"Adik Sin, mengapa kau tidak berbicara? Tahukah kau betapa
rinduku kepada mu, aku menda mbakan sepatah katamu......
berbicara lah, janganlah me mbisu terus.....'
Tiba-tiba gadis berbaju putih itu tersenyum, dengan suara yang
merdu merayu katanya:
"Hei sebenarnya apa sih yang sedang kau bicarakan?"

480
Nada suaranya begitu mirip dengan suara Keng Cin sin, merdu
dan indah didengar baga ikan kicauan burung nuri.
Kesemuanya ini me mbuat Ku See-hong se ma kin yakin kalau
gadis yang berada dihadapannya adalah Keng Cin sin.
Dengan sangat gelisah bercampur cemas, pemuda itu segera
berseru:
"Adik Sin, kau sudah tida k kena l diriku lagi? Aku adalah Ku See-
hong, Ku See-hong yang telah ditangkap Sau-kiongcu dari pulau
Huan-mo to di La m-hay, akulah Ku See hong yang telah disiksa
secara keji oleh Cia sau-kiongcu, kan....."
"Pulau Huan mo to di La m hay?'' gadis berbaju putih itu sema kin
kebingungan dan tida k habis mengerti, ''belum pernah kudengar
nama pulau ini..''
Ku See hong betul-betul merara amat sedih setelah mendengar
perkataan itu, serunya dengan suara yang me milukan hati:
"Adik Sin, apakah kau sedang mengajak ku bergurau? Aku adalah
Ku See hong! Aku adalah Ku See hong yang sangat mencintai mu!"
Mendengar perkataan itu, tiba-tiba gadis berbaju putih tersebut
tertawa cekikikan.
"Hei, mungkin otakmu sudah sinting atau tidak waras? Kalau
tidak, mengapa kau me ngoceh se mbarangan?"
Sekalipun sedang me maki Ku See hong, tapi suaranya
kedengaran begitu le mbut dan halus, sama sekali tida k
menunjukkan sikap marah, malahan kecantikan wajahnya
bertambah menarik da la m keadaan seperti ini!.
Ku See hong me mang seorang pe muda yang berwajah dingin
berhati kaku dan keji tanpa perasaan, tapi sesungguhnya dalam hati
kecilnya tertanam perasaan yang amat kaya, begitu ia jatuh hati
kepada seorang gadis ma ka sa mpai berapa ribu tahun lagipun rasa
cintanya itu takkan pernah bisa berubah. Dan hal ini merupa kan
suatu kelebihan yang dimiliki pe muda tersebut.

481
Sewaktu berada di pulau Huan mo to, rasa cintanya yang
tertanam dalam-dala m dihati nya telah digali dan dike mbangkan
oleh kasih sayang Keng Cin sin, cinta yang mulai berke mbang itu
mulai me mbekas di da la m hatinya da m tak pernah berubah ke mba li.
Itulah sebabnya meski ia mendengar gadis itu menda mpratnya,
me ma kinya dan men-ce mooh dirinya, namun ia tidak merasa gusar,
juga tidak merasa tersinggurg, malahan dengan nada yang pedih ia
berkata lagi.
''Adik Sin, dulu kau begitu cinta, begitu sayang kepadaku,
sekalipun tubuhku harus hancur lebur perasaan kasih sayangmu itu
tak akan pernah kulupakan, sekarang walau pun kau me makiku,
me mukulku, me mbunuh ku, aku tak akan pernah berkerut kening`
Sebaliknya waktu itu gadis berbaju putih terlebih mengira Ku See
hong adalah seorang yang sinting atau seorang hidung bangor yang
bermaksud untuk menggaetnya dengan sengaja mengucapkan kata-
kata bohong.
Tiba-tiba saja paras mukanya berubah hebat, selapis hawa napsu
me mbunuh yang a mat tebal segera menyelimuti seluruh wajahnya,
dengan suara dingin ia berkata:
'Jika kau tidak segera pergi meningga lkan tempat ini, sebentar
tubuhmu pasti a kan hancur lebur menjadi bubuk"
Saat itu kesadaran Ku See hong boleh di bilang sudah hilang,
dalam benaknya cuma ada bayangan tubuh dari Keng Cin sin saja.
Dia hanya tahu kalau gadis yang berada dihadapannya adalah
kekasih hatinya, terhadap ancaman dari gadis itu, justru dia tida k
menganggapnya sebagai suatu masa lah gawat.
Sambil tertawa pedih ke mbali dia berkata: "Adik Sin, kehidupanku
hari ini adalah pe mberian darimu, maka sekarang wa laupun aku
harus mati diujung telapa k tanganmu, aku akan menerimanya
dengan senang hati, sekalipun aku sudah mati, namun cinta kasihku
kepadamu tak pernah akan berubah, tak akan berubah untuk
selama-la manya!''

482
Aaaai... " Cinta me mang me mpunyai kekuatan iblis yang
mengerikan, walaupun setiap manusia tahu bahwa cinta berarti
kuburan, neraka bagi manusia, tapi toh mereka akan mencobanya
juga dengan mata terpejam, bahkan sekalipun nama harus rusak
dan harus binasa, mereka tetap melakukannya tanpa ragu."
Tapi apa sebabnya? Apa yang menjadi penyebabnya?
Karena napsu birahi? Ataukah cinta yang murni?, Hingga kini
belum ada orang yang bisa me mberi jawaban yang pasti.
Dari dulu hingga sekarang, siapakah dalam masyarakat yang bisa
me lupakan cinta kasih?'' jago darimanakah yang bisa
menghindarkan diri dari godaan cinta.
Sepasang mata si nona cantik berbaju putih itu dari awal sa mpai
akhir mengawasi terus mimik wajah Ku See hong sewaktu berbicara
tanpa berkedip, tapi dia tidak berhasil mene mukan setitik kelicikan
atau kebusukan diatas wajahnya...`
Tampaknya ia dibuat terharu juga oleh begitu dala mnya rasa
cinta Ku See hong terhadap Keng Cin sin, tiba-tiba paras mukanya
berubah kemba li menjadi sedia kala, sambil menghela napas sedih
ujarnya:
'Bukan aku yang hendak me mbunuhmu, melainkan orang lain
yang hendak me mbunuhmu, sekarang lebih ba ik menyingkirlah dari
sini, pergilah jauh-jauh meninggalkan tempat ini, kalau tidak, bila
sampai terla mbat maka kau tak a kan sempat lagi untuk me larikan
diri"
Tiba-tiba mencorong sinar api dendam yang me mbara dari balik
mata Ku See hong, serunya dengan penuh kegusaran:
''Aku Ku See hong tak akan takut menghadapi kawanan manusia
durjana dan manusia laknat dari Huan mo kiong, aku akan
menggunakan segenap ke ma mpuan dan jiwa ragaku untuk
me lindungi kesela matan jiwa mu, aku tak akan me mbiarkan mere ka
me lukai dirimu, walau hanya seujung rambutpun. Adik Sin, minta
kepadamu sudilah percaya kepadaku"

483
Mendengar perkataan itu, wajah nona berbaju putih yang selama
ini selalu tenang pun menjadi beriak dan bergelombang oleh
le mparan batu kecil dari Ku See hong itu.
Wajahnya memperlihatkan sinar mata penuh rasa kuatir, seperti
juga perasaan kuatir yang dipancarkan dari mata Keng Cin sin ketika
mencegah Ku See hong untuk me masuki istana Huan mo kiong.
Yaa, pancaran sinar mata itu begitu mirt ip, segala sesuatunya
bagaikan jelmaan dari Keng Cin sin, mungkinkah dia betul-betul
adalah Keng C in sin asli?
”Siapakah yang dapat memberikan jawaban yang pasti atas teka-
teki ini... ?"
Kecuali pada saat ini muncul lagi seorang Keng Cin sin yang lain,
tapi mungkinkah itu? Serentetan pertanyaan ini sulit untuk dijawab,
yang bisa dilakukan hanya menanti .... menanti. .. dan menant i
terus ....
Dengan wajah penuh perasaan kuatir, nona berbaju putih itu
berkata lagi dengan lirih:
"'Aaaai . . . yang bermaksud untuk me mbunuhmu bukan orang-
orang dari istana Huan mo kiong, mela inkan adalah .....'
Sesungguhnya gadis itu akan mengatakan yang sebenarnya, tapi
suatu teguran yang muncul dari lubuk hatinya me mbuat ia segera
me mbungka m diri dala m seribu bahasa.
Sambil mengertak gigi menahan e mosi Ku See hong berkata
dengan penuh kebencian.
''Adik Sin, manusia laknat manapun yang berada dala m dunia ini
tak nanti bisa mengusikmu, aku tidak takut mereka datang mencari
gara-gara denganku, aku hendak punahkan mereka dari muka bumi,
agar menerima pe mbalasan yang setimpal".
Mendadak paras muka gadis berbaju putih itu berubah hebat,
bentaknya dengan suara keras:

484
"Kau harus segera pergi dari sini! Se karang juga harus pergi,
kalau tida k jangan salahkan kalau akan bertinda k keji kepada mu.''
Selesai mengucapkan perkataan itu, tidak na mpak gerakan apa
yang digunakan tahu-tahu gadis berbaju putih itu sambil
me mbopong harpanya sudah melayang maju sejauh beberapa kaki
dari tempat semula.
Gerakan tubuh yang begitu indah dan le mbut tersebut benar-
benar amat me mper-sonakan hati, tapi juga menunjukkan ka lau
ilmu meringankan tubuh yang dimilikinya benar-benar telah
mencapai puncak kese mpurnaan.
Terkesiap hati Ku See-hong setelah menyaksikan paras dingin
dan penuh diliput i napsu me mbunuh yang menyelimuti wajah gadis
ini, cepat-cepat pikirnya:
"Mungkinkah dia bukan Keng Cin-sin dari pulau Huan-mo-kiong di
lautan selatan? Tida k, tidak, dia pasti ada lah Keng C in sin . . .
mungkin saja ia sengaja berbuat demikian karena takut aku
terpengaruh oleh cinta muda-mudi sehingga me lupakan cita-cita ku
yang sebenarnya atau mungkin ia benar-benar sudah berubah?"
Ia ke mudian berpikir lebih jauh:
'Kalau didengar dari suara petikan harpanya begitu sedih,
menyendiri dan menyedihkan hati, mungkin dia tak mau aku karena
dalam hatinya terkandung suatu rahasia hati yang sukar diutarakan
.......’
Pelbagai ingatan dengan cepat menyelimut i seluruh bena knya,
sementara gadis berbaju putih itu sudah tiba disisi sungai kecii
ditepi bukit.
Pemuda itu menjadi sangat ge lisah, segera teriaknya keras-keras:
"Adik Sin, tunggu sebentar, ada persoalan penting yang hendak
kusa mpaikan kepada mu, kau ....."
Nada ucapan penuh dengan kesedihan dan keperihan hati,
sungguh me mbuat hati orang beriba.

485
Sambil berkata lagi, tiba-tiba Ku See hong me lompat ke depan
dan melayang ke be lakang punggung si nona berbaju putih itu.
Dengan suatu gerakan cepat gadis berbajiu putih itu
me mba likkan badannya, lalu dengan kening berkerut dan hawa
pembunuhan yang menyelimuti wajahnya, ia berkata dingin:
"Bila kau berani menyusulku lebih jauh, seketika juga akan
kusuruh kau ma mpus diujung telapak tanganku"
"Adik Sin, ma la m ini kau bisa berubah menjadi begini rupa
karena akulah yang telah mencelakaimu dosaku benar-benar sangat
besar, sampai mati pun dosa ini sukar ditebus, kau . . . ."
Seraya berkata dia lantas merentangkan tangannya lebar-lebar
siap me meluk tubuh gadis itu..
Setelah menyaksikan perbuatan Ku See hong yang begitu kurang
ajar, nona berbaju putih itu semakin menyangka kalau Ku See hong
adalah seorang lelaki hidung bangor, napsu me mbunuhnya segera
muncul ke mba li, sa mbil me mbentak keras dia mengigos kesa mping
menghindarkan diri dari terjangan Ku See hong.
Kesadaran Ku See hong waktu itu betul-betul sudah dipengaruhi
oleh cinta buta, begitu tubrukannya kosong dengan cepat berkisar
setengah lingkaran dan sekali lagi menubruk ke muka.
Ketika menghindarkan diri tadi, secara diam-dia m gadis berbaju
putih itu sudah menghimpun tenaga dalamnya kedala m lengan kiri,
maka setelah dilihatnya Ku See hong menubruk datang sekali lagi,
dia segera tertawa dingin dengan suara menggidikkan. .
Kali ini dia tida k berkelit ataupun menghindar, kelima jari tangan
kanannya disentilkan ke depan .... ''Sreet, sreet, sreet.." lima gulung
desingan angin jari tangan yang tajam dengan cepat dan dahsyat
langsung menghajar ja lan darah Yu bun, Ko kok, Sang ci, Mong gi,
serta ki bun lima buah jalan darah penting.
Padahal waktu itu Ku See hong sedang menerjang datang
dengan kecepatan luar biasa, lagipula dia tak menyangka ka lau
gadis itu bakal me lancarkan serangan secara tiba-tiba, oleh karena

486
itu, diapun tidak mengerahkan tenaga dalamnya untuk me lindungi
badan.
Tak ampun lagi ke lima buah serangan dahsyat itu segera
menghajar tela k diatas lima buah ja lan darah penting ditubuhnya.
''Blaaamm ... blaaammm !'' benturan keras segera bergema
me mecahkan keheningan.
Dengusan tertahan segera berkumandang di udara, darah segar
menye mbur keluar dari mulut Ku See hong, paras mukanya juga
berubah menjadi pucat pias seperti mayat, tak ampun dia mundur
dua langkah ke be lakang dan pelan-pelan roboh le mas diatas
tanah..
Tapi, sianak muda itu masih sempat tersenyum, sambil menahan
penderitaan dan rasa sakit yang menceka m dala m tubuhnya, ia
berkata dengan suara pedih:
"Adik Sin, aku tidak menyalahkan kau yang telah melancarkan
serangan keji kepadaku, karena cinta kasih yang kau berikan
kepadaku lebih dala m daripada samudra, sekalipun badan harus
hancur, akupun tak dapat membayar budi kebaikanmu itu. Sekarang
sebelum ajalku t iba aku hendak me ngutarakan isi hatiku, entah kau
telah berubah menjadi baga imana, aku tetap mencintaimu,
sekarang aku telah mencintaimu, di alam bakapun aku tetap
mencintaimu, aku..."
Berbicara sampa i disini, pemuda itu muntah darah lagi, seluruh
badannya mengejang keras dan ke mudian tergelepar diatas tanah
tak berkutik lagi..
Paras muka gadis berbaju putih itu tampa k berubah hebat
sesudah mendengar perka-taan itu, rasa sedih dan menyesal segera
muncul dan menyelimuti hatinya.
Begitu Ku See hong roboh ke tanah, dia segera berpekik sedih,
air matanya berderai, serunya dengan pedih:
"Ku sauhiap, aku yang salah, aku telah mela kukan me lakukan
kesalahan, aku benar-benar berdosa kepadamu, juga berdosa

487
kepada segenap umat persilatan di dunia ini, aaai. . . mengapa aku
begini pikun? Mengapa aku mela kukan perbuatan sebodoh ini?"
Suaranya amat sedih, menyesal dan penuh rasa penyesalan.
Inilah wataknya yang benar, sifatnya yang masih polos dan
belum terpengaruh oleh kejahatan tapi toh dia sudah me lakukan
suatu kesalahan justru karena itu pula dia telah menciptakan suatu
sejarah yang amat me milukan hati.
Diiringi pekikan sedih dan penyesalan, gadis berbaju putih itu
tidak me mperdulikan lagi noda darah ditubuh pemuda itu, dia
segera menubruk keda la m pelukan Ku See-hong dan menangis
tersedu-sedu.
Isak tangisnya benar-benar memilukan hati, kali ini bolen dibilang
untuk perta ma kalinya dia menangis dengan sedih.
Suara air terjun yang gemuruh seakan-akan tak dapat
menghilangkan suara tangisan nya yang me medihkan hati, seke liling
tempat itu seolah-olah diliputi oleh suasana murung dan sedih...
Setelah menangis sekian waktu, akhirnya gadis berbaju put ih itu
me me luk tubuh Ku See hong dan pe lan-pelan bangun berdiri
dengan airmata me mbasahi pipinya, dia berkata sedih.
“Tanpa sebab tanpa musabab aku telah me mbunuhnya, aku
telah melakukan kesalahan terhadapnya, aku hendak
me mbopongnya, mencari suatu tempat yang berpemandangan
indah, menangisi sela ma tiga hari, kemudian menguburnya, dan
menda mpingi terus disisi kuburannya. Aku tahu dia terla mpau
kesepian, seperti juga aku, seorang lemah yang ditinggalkan se mua
orang ...."
Setelah berbicara sampai disitu, hati keci nya seakan-akan
tersentuh, air matanya segera jatuh berderai dengan derasnya,
me mbasahi pipi Ku See hong yang pucat.
Sambil me mbopong jenajah Ku See hong, pelan-pelan dia
berjalan menuruni bukit dengan menelusuri sungai

488
Tiba-tiba. . . . pada saat itulah dari seberang sungai kecil itu
berkumandang suara pekikan aneh yang tinggi melengking dan
menggidikkan hati.
Begitu mendengar suara pekikan tersebut sekilas rasa ngeri dan
takut segera menyelimuti wajah si nona berbaju put ih itu,
sebenarnya dia hendak mele mparkan jenasah Ku See -hong
kesamping, akan tetapi ketika sepasang matanya menatap kembali
paras mukanya yang pucat dan mengenaskan itu, suatu teguran
yang muncul dari dasar hati kecilnya me mbuat ia mengurungkan
niat tersebut.
Dengan cepat selapis hawa a marah menghiasi wajahnya,
lengannya yang me me luk tubuh Ku See hong pun se makin kencang.
Mengikuti suara pe kikan tersebut, tampak dua sosok bayangan
manusia muncul dari seberang sungai dan secepat kilat melunncur
datang.
Dala m waktu singkat kedua orang itu sudah berada di hadapan
gadis berbaju putih itu dan berhenti dua kaki dihadapan dua orang,
empat matanya mengawasi Ku See hong dala m bopongen gadis itu
dengan sorot mata yang tajam, tapi diliputi perasaan tercengang.
Selama hidup belum pernah gadis berbaju put ih itu bersentuhan
dengan lawan jenisnya, ketika dia merasa sorot mata kedua orang
itu mengawasi Ku See hong yang berada dalam pelukannya tanpa
berkedip, tanpa terasa paras mukanya berubah menjadi merah
padam.
Dibawah sorot cahaya bintang, tampak pendatang itu adalah
seorang kakek kurus kering yang berlengan panjang tapi kurus
seperti bambu, mukanya bengis dan mengerikan, sedang sinar mata
yang terpancar keluar dari balik matanya lebih tajam dari pada
sembilu, me mbuat siapa saja yang memandangnya segera akan
tahu kalau orang ini me miliki tenaga da la m yang sangat se mpurna.
Orang kedua adalah seorang lela ki setengah umur yang berbaju
ringkas berwarna hijau, berkepala besar, berpera-wakan tinggi
besar, bermata besar, gigi bertaring serta mengge mbol dua buah
489
senjata roda bergerigi yang amat besar, sinar mata orang inipun
tajam menggidikkan hati, jelas merupakan seorang jagoan yang
lihay pula.
Setelah termangu-mangu beberapa saat lamanya, kakek kurus
kering itu maju dua langkah ke muka ke mudian menjura dengan
hormatnya kepada gadis berbaju putih itu, katanya dengan suara
dalam:
"Ceng kuncu (Tuan Putri Ceng) ka mi mendapat perintah dari Hu
kaucu untuk menanyakan bagaimana cara Kuncu me mbekuk
manusia yang berna ma Ku See-hong ini?"
Serentetan cahaya tajam yang menggidikan hati segera
me mancar pula dari balik mata sinona berbaju putih yang jeli, alis
matanya berkenyit, lamat-lamat selapis hawa pe mbunuhan
menyelimutinya, dengan suara dingin ia menjawab.
"Thian leng Tha mcu, kalian segera pulang dan laporkan kepada
Ciu Hu kaucu Ku See hong telah kubunuh"
Ternyata kakek kurus kering ini adalah Tha mcu ketiga dibawah
pimpinan Ciu Heng thian, Hu kaucu dari Ban shia kau yang di sebut
orang Thian leng Tha mcu .... Mo pit siu (Ka kek berlengan iblis)
Kwong Yu siang Sedangkan le laki berpakaian ringkas itu adalah
Hiangcu nomor satu dibawah ruangan Thian leng tham yang disebut
Hong kun lun (roda angin guntur) Sin Bu.
Dia m-dia m Thian leng Tha mcu si kakek berlengan iblis Kwong Yu
siang berkerut kering setelah menyaksikan paras muka si nona
berbaju putih yang dingin bagaikan es itu diliput i oleh hawa
pembunuhan yang tebal.
Setelah termenung sesaat, diapun berkata:
"Ku See hong berhasil dibunuh oleh tuan putri, hal ini benar-
behar merupakan suatu peristiwa yang patut dirayakan dengan
gembira, Tolong tanya jenasahnya kini berada di mana? Harap Tuan
putri sudi me mberikan petunjuknya?"

490
Paras muka gadis berbaju putih itu berubah ma kin serius,
katanya sambil tertawa dingin:
''Jenasahnya kini berada dala m bopongan ku, mau apa kalian?"
Thia m leng Tha mcu si kake k berlengan iblis Kwong Yu siang
adalah seorang yang licik dan berbahaya, sedari tadi ia sudah tahu
kalau orang yang berada dalam bopongan gadis itu adalah Ku See
hong, tapi ia merasa tidak habis mengerti, mengapa tuan putrinya
yang berwajah cantik tapi selalu bersikap dingin kaku dan
me mancar kan suatu sikap yang sukar didekati ini bisa me mbopong
jenasah Ku See hong sa mbil berjalan ke mari.
Me mbunuh adalah me mbunuh, apa gunanya musti dibopong
terus? Mungkinkah di ba lik kese muanya ini terdapat hal-hal yang
tidak beres? Atau mungkinkah tuan putri nya sedang menipunya? .
Tanpa terasa dengan sorot mata yang sangat tajam dia awasi
tubuh Ku See hong lekat-lekat, nyatanya tubuh yang berada dalam
bopongan gadis itu adalah sesosok mayat.
Pelbagai ingatan segera berkecamuk dala m benak Kakek
berlengan iblis Kwong Yu-siang, akhirnya dengan sikap yang amat
menghor-mat dia berkata:
''Tuan putri dengan me mbopong jenasah orang itu, hal ma na
hanya akan menodai kesucian tuan putri saja, biarlah lohu
menyuruh Sim hiangcu me mbantu dirimu''
Mendengar perkataan tersebut lelaki berpakaian ringkas itu si
Roda angin guntur Sim Bu segera maju ke depan me mbungkukkan
badan me mberi hormat dan berkata dengan suara parau:
"Tuan Putri berbadan e mas, biarlah aku orang she Sim..."
Gadis berbaju put ih itu segera mendengus berat-berat, tukasnya
dengan suara dingin:
"Jenasah ini tak perlu merepotkan kalian untuk me mbopongnya,
aku bisa me mbereskannya sendiri, sekarang lebih baik ka lian pulang
saja, sudah kalian dengar perkataanku ini? '

491
Ucapan yang terakhir itu bernada me merintah, suaranya keras
dan me mbuat se mua orang yang mendengarnya merasa amat tak
sedap.
Paras muka Kakek berlengan iblis Kwong Yu siang berubah
menjadi dingin seperti es, dengan nada menyelidiki dia bertanya:
"Tuan putri, kau hendak me mbawa jenasah ini pulang ke markas
besar ataukah hendak menguburnya dite mpat lain"
“Tentang soal ini, lebih baik kalian tak usah menca mpurinya!''
"Orangnya toh sudah mati, jenasahnya mau dibawa ke mana saja
toh sama juga, cuma barang yang berada didala m sakunya harus
lohu a mbil untuk dibawa pulang ke markas besar, tentunya boleh
bukan?`
Nona berbaju putih itu menjadi gusar sekali, teriaknya keras-
keras:
'Siapa pun dilarang menyentuh benda yang berada didalam
sakunya."
"Tuan putri, kau harus tahu" kata si kakek keji berlengan ibis
Kwong Yu-siang sa mbil tertawa seram, me mbawa pulang benda
yang berada disakunya bukan merupakan perintah dari wakil ketua,
me lainkan atas perintah dari Kaucu sendiri, apakah kau berani
me mbangkangnya?"
Sekali lagi nona berbaja putih itu mendengus dingin.
"Entah perintah siapa pun juga sama saja, sekali aku bilang tak
boleh menyentuhnya, tetap tak boleh menyentuhnya, kau pun tak
usah banyak berbicara lagi, ka lau sa mpai menggusarkan aku,
perduli terhadap siapa pun aku tetap akan turun tangan keji
kepadanya"
Setelah mendengar perkataan itu, mencorong sinar buas dari
balik mata ka kek berlengan iblis Kwong Yu-siang, dia segera tertawa
seram.

492
''Heeeehhh ... heeehhh ... heehhh... Tuan Putri, perkataamu itu
sudah me langgar peraturan perkumpulan, lohu sebagai anggota
perkumpulan meski harus melanggar dosa berani dengan atasan,
terpaksa harus bertindak tegas juga untuk melindungi keutuhan
peraturan perkumpulan, Aku minta tuan putri bersedia untuk
berpikir tiga kali sebelum bertindak .......”
Paras muka gadis berbaju putih itu segera berubah menjadi
dingin bagaikan salju serunya:
"Bila mana kau merasa me miliki kepandaian silahkan saja turun
tangan untuk mencobanya'
Sekalipun si Ka kek berlengan iblis Kwong Yu siang adalah
seorang manusia bengis yang banyak melakukan kejahatan, tapi
setelah menyaksikan tindakan yang keji tanpa perasaan yang
terang-terangan melanggar peraturan ini, hatinya merasa bergidik
juga.
Kepandaian silat yang dimiliki gadis itu boleh dibilang sudah
diketahui oleh setiap orang, kakek itupun sadar bahwa ke ma mpuan
yang dimilikinya sukar untuk mengalahkan gadis tersebut tapi
bila mana ia mau bekerja sa ma dengan Hong-lui-lun Sim Bu, besar
ke mungkinan orang tersebut dapat dibinasakannya.
Adapun yang menjadi tujuan dari tindakannya pada malam ini
adalah pedang Ang soat kiam yang merupakan pedang mestika
nomor satu di dunia, diapun tahu ka lau ia tida k bertindak cepat
maka besar ke mungkinan senjata mana akan terjatuh ke tangan Ciu
Hu kaucu.
Si Ka kek berlengan iblis Kwong Yu siang termenung dan berpikir
beberapa saat lamanya, kemudian ia berkata.
"Kalau tuan putri berkata demikian, lohu pun akan menuruti saja.
Meski cahaya kunang-kunang tak akan bisa menangkan cahaya
rembulan, tapi de mi ditegakkannya peraturan perkumpulan, mau
tak mau aku harus bertinda k tegas'

493
Gadis berbaju putih itupun bersikap amat serius, dia tahu
pelanggaran atas peraturan yang dilakukannya sekarang merupakan
suatu penghianatan besar, andaikaia sampai diketahui oleh ibunya,
sekalipun dia adalah putri kandungnya juga tak akan mendapat
pengampunan.
Apa lagi Thian leng Tha mcu yang berada dihadapannya sekarang
merupakan seorang jago lihay kelas satu dalam perkumpulannya,
ilmu silat yang dimilikinya sangat lihay, dia sendiripun belum tentu
berkema mpuan untuk me mbinasakan mereka.
Berpikir de mikian, dengan suara dingin gadis berbaju putih itu
berkata:
"Thian leng tha mcu, kau harus tahu, sejak dulu hingga se karang
aku bukan anggota dari perkumpulan Ban shia kau, peraturan di
dalam perkumpulanmu tida k berlaku bagiku, mala m ini kau mencari
aku merupakan suatu denda m pribadi, dengan soal perkumpulan
sama seka li tak ada sangkut pautnya ....”
Mendengar perkataan itu, si Kakek berlengan iblis Kwong Yu
siang lantas berpikir: ''Benar juga perkataan ini, sekarang ia sa ma
sekali bukan anggota perkumpulan Ban shia kau, sebagar orang
yang terlepas dari perkumpulan tentu saja peraturan perkumpulan
tidak berla ku pula baginya.”
Berpikir sa mpai disini, si Kake k berlengan iblis Kwong Yu siang
lantas tertawa seram.
"Heeeehhh.... heeeehhh. . . heeehhh. . . Ceng Kuncu, tak
kusangka kau sebagai putri kaucu ternyata bisa mengucapkan
perkataan semaca m ini, lohu benar-benar merasa ma lu untuk diri
kaucu, andaikata kau masih mengakui kaucu sebagai ibu
kandungmu, tak nanti kau akan mela kukan perbuatan bodoh seperti
itu".
ooo0dw0ooo

BAB 23

494
MENDENGAR perkatan tersebut, gadis berbaju putih itu seakan-
akan merasa hatinya terluka, sekujur tubuhnya bergetar keras, titik
air mata jatuh bercucuran membasahi pipinya, dengan suara keras
bentaknya:
"Aku bukan putri kandung kaucu, kalau tidak, kenapa aku tak
punya ayah, Aku adalah seorang anak hara m....”
Tak terlukiskan rasa sedih yang menceka m perasaannya, sejak
kecil ia sudah merasa merupakan seorang gadis lemah yang
dilupa kan orang, andaikata dia tidak me miliki suatu keteguhan hati
yang melebihi orang biasa, mungkin sedari dulu ia sudah tak bisa
hidup lebih jauh.
Dia a mat me mbenci ibunya sendiri, karena perbuatan jalangnya
yang menggaet sana merayu ke mari, benarkah dia tak punya ayah
kandung? Dia ada lah putri yang di hasilkan hubungan gelap ibunya
dengan lelaki-lelaki hidung bangor ?
0ooh Thian! Betapa kasihannya aku, betapa menyendirinya aku. .
.
Andaikata dia mengetahui asal-usul yang sebenarnya, mungkin
hatinya akan semakin sedih, sesungguhnya perempuan me mang
merupakan kaum le mah, andaikata sejak kecil ia sudah tida k
me mperoleh kasih sayang orang tuanya, melainkan ditingga lkan,
maka pukulan batin tersebut akan dirasakan sebagai suatu pukulan
yang amat parah.
Coba kalau seorang beriman le mah yang menga la mi pukulan
batin semaca m ini, niscaya dia tak akan mampu untuk hidup lebih
jauh didunia ini...
Ketika si Kake k berlengan iblis Kwong Yu siang menyaksikan
gadis itu menjadi sedih, mencorong sinar kebuasan dari ba lik
matanya, mendadak bagaikan sa mbaran petir dia menerjang ke sisi
tubuh si gadis berbaju putih itu, secepat kilat tangan kanannya
menya mbar pedang Hu thian seng kia m yang mengge mbol di
punggung Ku See hong.

495
Serangan itu dilancarkan dengan suatu gerakan yang a mat aneh
tapi sakti.
Ilmu silat yang dimiliki gadis berbaju putih itu sesungguhnya
telah mencapai punca k kese mpurnaan, walaupun dia sedang
bersedih hati karena me mikirkan asal-usul sendiri yang me milukan
hati, tapi begitu Kakek berlengan iblis Kwong Yu siang turun tangan,
ia segera me mbentak dengan suara nyaring:
"Manusia rendah yang tak tahu ma lu, berani betul kau
menyergap secara licik. . ."
Sambil berteriak, mendadak ia berkelebat ke samping
menghindarkan diri dari cengkeraman tersebut.
Tidak menant i pihak lawan berubah gerakan, kaki kirinya disertai
desingan angin tajam langsung menendang jalan darah Thian ki hiat
di pinggang sebeleh kiri Kake k berlengan iblis Kwong Yu siang.
Bila jago lihay sedang bertarung, setiap tindakan yang dilakukan
semuanya merupakan anca man yang bisa me mat ikan lawan nya.
Tendangan tersebut dilancarkan dengan cepat, aneh gencar dan
dahsyat...
Betapapun buasnya Kakek berlengan iblia Kwong Yu siang, toh ia
tak berani juga menyambut datangnya serangan tersebut, kaki
kirinya segera berputar kencang, menyusul ke mudian tubuhnya
dengas cepat mundur tiga e mpat langkah dari posisi se mula.
Tampak gadis berbaju put ih itu sudah me mpunyai rencana yang
matang, sekali lagi dia me mbentak keras, belum sempat kaki kirinya
ditarik ke mbali, badannya telah melayang ke sa mping, kaki
kanannya segera diayunkan ke depan menendang jalan darah Yan
hou Hat ditenggorokan musuh.
Tendangan semaca m ini merupa kan suatu ilmu tendangan yang
luar biasa dan jarang ditemui da la m dunia persilatan.
Paras muka Kakek berlengan iblis Kwong Yu siang berubah
hebat, buru-buru dia me mbalikkan badan, tendangan dari gadis itu

496
sudah tiba didepan mata, sepasang bahunya segera bergerak dan
tubuhnya langsung melompat sejauh dua kaki dari posisi se mula.
Berhubung gadis berbaju putih itu harus me mbopong tubuh Ku See
hong, maka gerak geriknya kurang leluasa, itulah sebabnya dia
lancarkan dua buah tendangan berantai dengan tujuan untuk
me ma ksa mundur lawannya, dengan demikian ia baru bisa
me musatkan perhatian nya untuk menghadapi kedua orang itu.
Begitulah, setelah menyaksikan Kakek berlengan iblis Kwong Yu
siang terdesak mundur, dengan cepat dia menarik ke mbali kakinya,
lalu sa mbil me nghimpun tenaga dala mnya, bagaikan seekor burung
walet tubuhnya melayang pergi sejauh tiga kaki.
Buru-buru dia me mbaringkan tubuh Ku See hong kebawah
sebatang pohon siong ke mudian tangan kanannya secepat kilat
me lepaskan pedang Hu thian sang kia m yang mengge mbol
dipunggung Ku See hong, dan mengikatnya diatas punggung
sendiri..
Dilihat dari t indakannya yang dila kukan gadis berbaju putih ini,
dapat diketahui ka lau gadis itu adalah seorang gadis yang a mat
pintar.
Rupanya gadis itu kuatir bila ia sedang dikurung oleh Kakek
berlengan iblis Kwong Yu siang nanti, si Roda angin guntur Sim bu
akan manfaatkan kesempatan itu untuk mencuri benda milik Ku-See
hong.
Belakangan ini dia pernah mendengar dari Ciu Heng thian yang
mengatakan bahwa Ku See hong me miliki sebilah pedang mestika
yang luar biasa dan merupakan pusaka dari dunia persilatan, yakni
Ang soat kia m.
Dari sini dapat diketahui kalau barang yang mereka butuhkan
adalah pedang antik tersebut.
Menanti Kakek berlengan iblis Kwong Yu Siang dapat berdiri
tegak dan mengetahui kalau pedang mestika itu sudah berhasil di
rampas oleh gadis itu, dia m-dia m ia lantas menyumpah:

497
"Budak setan, mala m ini lohu bersumpah akan me mbunuhmu
ke mudian me munahkan mayatmu, agar orang lain tidak mengetahui
mati hidupmu dan sela manya sengsara dala m akhirat"
Begitu menyusun rencana keji didala m hatinya, sekulum
senyuman licik segera tersungging diujung bibir kakek berlengan
iblis Kwong Yu siang katanya dengan suara dala m:
"Ceng Kuncu, bila kau belum juga mau sadar, terpaksa lohu tak
akan berlaku sungkan-sungkan lagi."
Gadis berbaju putih itu mendengus sinis, katanya dengan suara
dingin:
''Buat apa kau menjerit-jerit terus maca m setan? Tak ada
gunanya kau berkaok-kaok melulu. Hmmm ma la m ini aku berencana
untuk menyuruhmu berdia m sela manya disini."
Kakek berlengan iblis Kwong Yu-siang tertawa licik:
"Heeehhh. . . heeeehhh. . . heeeehhh. . . mana, mana, kalau
begitu lohu akan merasakan dulu sa mpai dima nakah kelihayan dari
tuan putri"
Paras Muka gadis berbaju putih itu berubah menjadi dingin
bagaikan es, hawa napsu me mbunuh menyelimuti seluruh
wajahnya, ia segera me mbentak keras:
"Tak usah banyak bicara lagi, lihat serangan!"
Sambil berkata, gadis berbaju put ih itu segera menggerakkan
tubuhnya menerjang ke muka, telapak tangan kirinya me mbacok ke
bawah sementara tangan kanannya diayunkan ke muka, dua gulung
angin pukulan yang maha dahsyat segera menggulung ke arah
depan'
Begitu kedua buah serangan itu dilancarkan satu dari atas yang
lain dari bawah mendadak kedua gulung serangan tersebut bersatu
menjadi satu ditengah angkasa dan menimbulkan pusingan angin
dahsyat yang menggetarkan sukma ...

498
Setelah itu gumpalan tenaga serangan tadi berubah menjadi
puluhan jalur angin jari yang tajam, dengan disertai dengan angin
tajam, bagaikan puluhan bilah pedang taja m langsung menyerang
belasan buah jalan darah penting ditubuh kakek berlengan iblis
Kwong Yu siang..
Rupanya gadis berbaju putih itu bermaksud untuk melukai kakek
berlengan iblis Kwong Yu-Siang dala m satu gebrakan maka sewaktu
me lepaskan dua gulung angin pukulan yang maha dahsyat itu,
dia m-dia m tenaga dala mnya dihimpun lagi, ke mudian sepuluh jari
tangannya di sentilkan ke muka melepaskan puluhan buah serangan
gencar.
Ketika kake k berlengan iblis Kwong Yu siang menyaksikan dia
me lancarkan dua buah pukulan dahsyat tadi, sebagai seseorang
yang licik, ia sudah menaruh curiga, segera pikirnya.
"Budak ini a mat licik dan banyak tipu muslihatnya, dia pasti
bermaksud bermain licik dihadapanku'
Belum habis ingatan tersebut melintas lewat dua gulung angin
pukulan telah saling berte mu di tengah udara, ditengah gulungan
angin berpusing, puluhan gulung desingan angin jari diiringi suara
desingan yang me mekikkan telinga me luncur t iba dan menyebar
luas seperti sebuah jaring-jaring me nganca m seluruh ja lan darah
penting ditubuhnya.
Mimpipun kake k berlengan iblis Kwong Yu-siang t idak me nyangka
kalau angin serangan itu datangnya secepat itu, untuk berkelit jelas
tak mungkin lagi, terpaksa dia harus menghimpun segenap tenaga
dalam nya ke luar, ke mudian mengikuti putaran lengannya yang
me mbentuk gerakan busur, disertai segulung angin pukulan yang
berhawa le mbut menerjang keluar.
Dala m wahtu singkat daerah seluas tiga depa disekeliling arena
telah dlliputi oleh selapis dinding hawa murni yang sangat kuat.
Ketika kesepuluh gulung desingan angin serangan itu menumbuk
diatas dinding udara tersebut, terjadilah serentetan suara letusan
yang me mekikkan telinganya.
499
Menyusul ke mudian... dengusan tertahan mengge ma di udara,
kulit muka si kake k berlengan iblis Kwong Yu siang yang kurus
kering me ngejang keras me mbentuk satu garis me manjang setelah
mundur dua langkah dari balik sorot matanya memancar ke luar
serentetan sinar bengis dan benci yang a mat sangat.
Terhadap kawanan manusia se maca m itu, gadis berbaju putih itu
me mang t idak menaruh kesan baik, bahkan terhadap ibunya
sendiripun menaruh rasa muak ma ka setelah dilihatnya Kake k
berlengan iblis Kwong Yu siang terluka, tentu saja diapun tidak
mengenal a mpun lagi.
Sambil menbentak keras, tubuhnya berkelebat kedepan
menerjang tiga depa kesisi kiri kake k berlengan iblis Kwong Yu
siang, ujung baju kanannya bagaikan seekor ular sakti segera
me luncur kedepan dan me nggulung leher ka kek tersebut.
Dala m pengaruh tenaga dalam yang luar biasa, ujung bajunya itu
bagaikan sebilah pedang mustika yang tajam sekali, andaikata
tengkuk Kwong Yu siang sa mpai kena dililit, niscaya batok
kepalanya akan berpisah dengan badan.
Siapa tahu, baru saja gadis berbaju putih itu mengebaskan ujung
bajunya kedepan, kakek berlengan iblis Kwong Yu siang telah
tertawa licik.
Tubuhnya seperti sesosok sukma gentayangan berkelebat
kesamping dan menyelinap ke belakang tubuh gadis berbaju putih
itu, keseluruh jari tangannya yang kurus bagaikan cakar iblis
langsung mencengkera m pedang Hu thian seng kia m yang
mengge mbol dibahunya.
Betapa terkejutnya gadis berbaju putih itu setelah mendengar
suara tertawanya, buru-buru dia berpikir:
"Aduh celaka, tampaknya kebenaran tinggi sejengkal, kejahatan
tinggi se kali!'
Begitu ingatan tersebut melintas dalam benaknya, ia segera
menge luarkan ilmu Hud lo jiu yang maha dahsyat untuk

500
me lancarkan serangan, kaki kirinya bergeser setengah langkah,
ke mudian tubuhnya berputar sembilan puluh derajat, menyusul
ke mudian ujung baju tangan kirinya dikebaskan ke depan.
Kelihayan dari jurus serangan tersebut justru terletak pada
beberapa gerakan tersebut, semua gerakan itu bisa dilancarkan
pada saat hampir bersa maan.
Oleh karena itu kecepatan gerakannya juga tak dapat ditandingi
oleh jurus serangan manapun juga, selain daripada itu dari ba lik
ujung baju pun berse mbunyi ilmu Hud lo jiu yang maha dahsyat.
Baru saja kake k berlengan iblis Kwong Yu siang sedang ge mbira
karena siasatnya berhasil, belum sempat jari tangannya menyentuh
gagang pedang mustika lawan, tampak bayangan putin berkelebat
lewat, sekilas cahaya bianglala berwarna putih disertai desingan
angin pukulan yang maha dahayat telah menggulung keatas urat
nadi pada pergelangan tangannya.
Dala m terkesiapnya terpaksa dia harus me mbuang kese mpatan
untuk mera mpas pedang mestika itu dan buru-buru me lompat
mundur beberapa langkah ke bela kang.
Begitu berhasil mendesak mundur musuhnya dengan serangan
tersebut, tiba-tiba saja gadis berbaju putih itu me mbalikkan
badannya, ujung baju kiri dan kanannya segera di kebaskan
berulang ka li dengan ilmu Hud lo jiu.
Tampak bayangan putih menyelimuti seluruh angkasa, desingan
angin pukulan menderu-deru, dan dari e mpat arah delapan penjuru
tahu-tahu meluncur tiba ancaman dahsyat yang mengurung seluruh
badan kakek berlengan iblis Kwong Yu siang.
Dua buah ujung bajunya yang dikebaskan keluar dengan ilmu Hu
lo jiu itu pada hakekatnya merupakan dua maca m senjata tajam
yang luar biasa, kontan saja kake k berlengan iblis itu menjadi
terdesak hebat dan kalang kabut.
Sekalipun dia telah berusaha mengebaskan tangannya berulang
kali, menciptakan bayangan pukulan yang berlapis-lapis, na mun

501
semuanya tak ma mpu untuk me mbendung datangnya serangan
lawan..
Gadis berbaju putih itu segera me mbentak keras, serangan
me matikan dilancarkan berulang ka li, diantara ayunan ujung
bajunya yang berlapis-lapis, mendadak telapak tangannya yang
putih bersih itu meluncur ke depan dan sekaligus me lancarkan dua
buah pukulan dahsyat.
Enam lapis bayangan telapak tangan hampir pada saat yang
bersamaan melepaskan serangan ke arah sepasang bahu dan dada
kakek berlengan iblis tersebut.
Jurus-jurus serangan yang lihay dan anca man yang me matikan
betul-betul merupa kan sesuatu kehebatan yang belum pernah
dijumpai sebelumnya.
Kakek berlengan iblis Kwong Yu siang yang menyaksikan daging
gemuk didepan mulut tiba-tiba terlepas ke mbali dari ce kalannya,
apalagi diapun kena diserang secara gencar oleh serangan-
serangannya yang mematikan, dari ma lu berca mpur mendongkol, ia
menjadi gusar se kali.
Kalaupun dia tahu dengan pasti bahwa diba lik ke ena m buah
serangannya itu diam-dia m tersembunyi pula serangan yang
me matikan, tapi diapun ingin menggunakan tubuhnya untuk
mencoba anca man tersebut, dengan cepat telapak tangan kanannya
berputar me mbentuk setengah lingkaran, ke mudian.."Weeess!"
telapak tangan kirinya secepat kilat melepaskan sebuah pukulan ke
depan.
Selapis angin pukulan yang sangat dahsyat bagaikan selembar
jaring yang amat tebal langsung menggulung ke muka menyongsong
datangnya ancaman mana.
Gadis berbaju put ih itu melotot besar, sambil me mbentak
sepasang lengannya segera berputar dan menggertak ke sa mping
untuk me mancing serangan lawan miring ke arah la in, setelah itu
dengan suatu gerakan aneh, tiba-tiba saja dia me munahkan
ancaman yang tiba sehingga lenyap tak berbekas.
502
Jurus serangan ini selain aneh juga luar biasa.
Dika la ia me mancing tenaga pukulan lawan meluncur ke arah lain
itulah, telapak tangan kirinya didorong ke depan lewat suatu sudut
yang sangat aneh, segulung angin pukulan le mbut tanpa
menimbulkan sedikit suara pun segera menyebar kedepan.
Mengikuti dorongan telapak tangan kirinya, ke lima jari tangan
kanannya di pentangkan lebar-lebar, kemudian "Sreeet!" menyerang
jalan darah Sin-hong-hiat, Poh long-hiat, Yu bun-hiat serta Tong
kok-hiat, empat buah jalan darah penting didepan dada kake k
berlengan iblis Kwong Yu-siang.
Dibawah cahaya re mbulan ta mpak ke lima jari tangan kanannya
itu berkilat taja m.
Betapa terkesiapnya kakek berlengan iblis Kwong Yu-siang
setelah menyaksikan kejadian itu, mimpipun dia tak mengira ka lau
tenaga dalam gadis itu sudah mencapai tingkatan yang begitu
sempurna.
Dala m keadaan seperti ini, cukup bila tubuhnya tersentuh angin
jari serangan yang terpancar keluar dari ke lima buah jari tangan
Iawan, akibatnya ia pasti akan terluka parah.
Padahal apa yang diduga Kakek berlengan iblis Kwong Yu siang
adalah suatu penilaian yang salah, apa yang terpancar keluar dari
kelima jari tangan kanan gadis berbaju putih itu tak lebih hanya
suatu pancaran tenaga biasa, sedangkan serangan me matikan yang
sebetulnya justru terletak pada telapak tangan kirinya.
Tenaga ancaman itu tanpa terasa, tapi bila pihak lawan sudah
merasa tenaganya tersentuh badan, maka jangan harap dia
menghindarkan diri lagi, saat itu baginya hanya bisa mandah
diserang...
Sedangkan serangan itu sendiripun bisa dikendalikan arahnya
menurut kehenda k hati, maka andaikata pihak lawan henda k
menghindarkan diri dari anca man jari tangan kanan yang

503
menyergap tiba, tenaga pukulan yang berada pada telapak tangan
kirir akan berubah arah dan me nyerang tubuh lawan.
Ilmu pukulan se macam ini boleh dibilang merupakan sebuah ilmu
pukulan yang jarang dijumpai dida la m dunia persilatan.
Siapa yang bakal tahu ka lau ilmu pukulan yang sangat aneh ini,
sesungguhnya merupa kan salah satu diantara ilmu sakt i yang
tercantum didala m kitab Cang ciong pit kip?
Tampaknya kake k berlengan iblis Kwong Yu siang segera akan
tewas diujung telapak tangannya.
Kebetulan sekali pada saat itu Hong lui lun Sim Bu yang
berkepala besar menyaksikan Tha mcunya terancam bahaya, secara
dia m-dia m ia segera me lepaskan sepasang roda bergeriginya.
Sepasang roda bergerigi yang besar dan berat dengan
menciptakan serentetan cahaya perak yang tebal dan rapat, disertai
segulung desingan angin taja m yang dahsyat, langsung menggulung
tiba dan menghanta m punggung gadis berbaju putih itu.
Ketika secara tiba-tiba gadis berbaju putih itu mendengar
datangnya desingan angin taja m yang menyambar tiba di bela kang
punggungnya, serta merta dia berpaling, tahu-tahu dia saksikan ada
dua gulung cahaya yang menyilaukan mata telah menggulung
keatas tubuhnya.
Pada saat yang bersamaan Kakek berlengan iblis Kwong Yu siang
juga telah menghimpun tenaga dalamnya sambil me lepaskan
sebuah pukulan dahsyat, angin puyuh yang menggidikkan hati
dengan me mbawa desingan angin tajam meluncur ke depan.
Dala m keadaan begini andaikata dia sampai me lanjutkan niatnya
untuk me luka i Kakek berlengan iblis, niscaya dia sendiri akan terluka
pula di ujung roda angin guntur le laki bengis tersebut.
Melihat datangnya pukulan yang maha dahsyat dari Kakek
berlengan iblis, satu ingatan segera me lintas didala m benaknya.

504
Dengan cepat dia berlagak seakan-akan dirinya terdesak dan
menjadi gugup dan gelagagapan.
Kakek berlengan iblis Kwong Yu siang melihat kejadian itu segera
tertawa seram, tiba-tiba saja tenaga dalamnya dilipat gandakan
menjadi sepuluh bagian lebih.
Disaat angin pukulan dari Kwong Yu siang serta roda angin
guntur dari Sim Bu hendak menghancur lumatkan tubuh si nona
berbaju putih itu. . .
Mendadak sepasang telapak tangan si nona yang sudah
dilontarkan kedepan itu ditarik ke mbali, lalu sa mbil me mancing
tenaga serangan kakek berlengan iblis agar menerjang kearahnya
lebih cepat tubuhnya yang bergeser mengikuti datangnya hembusan
angin pukulan tersebut mendadak melejit ketengah udara, bagaikan
anak panah yang terlepas dari busurnya dia meluncur ketengah
angkasa.
Tiba-tiba saja kakek berlengan iblis Kwong Yu siang merasakan
tenaga dalamnya yang dihisap oleh tenaga lawan itu menjadi tak
terkendalikan lagi, disaat itulah sinona berbaju putih itu tahu-tahu
me lejit ke tengah udara.
Melihat kejadian inilah, Kwong Yu siang menjadi a mat terkesiap,
dia m-dia m pekikan dihati.
'Aduh celaka....''
Ternyata tenaga pukulan dahsyat yang tak bisa dikendalikan lagi
itu bagaikan a mukan ombak sa mudra telah menerjang ke arah Hong
lui lun Sim Bu yang berada di hadapannya.
Sebaliknya jurus serangan angin puyuh yang dilancarkan Sim Bu
dengan sepasang roda angin gunturnya justru bersarang ke arah si
kakek berlengan iblis.
Nona berbaju putih itu me mang amat cerdik, sewaktu tubuhnya
me lejit ke tengah udara tadi, ia telah memperhitungkan datangnya
serangan dari kedua belah pihak, maka ketika badannya meluncur

505
ke udara, kakek berlengan iblis dan Sim Bu sudah sa ma-sa ma tak
ma mpu untuk menarik ke mbali serangannya.
Dala m jarak yang begini de kat, ditambah pula kecepatan yang
begitu tinggi, sulit bagi mereka untuk meloloskan diri dari jeba kan
maut tersebut ....
Dasar me mang berhati keji, tatkala si kakek berlengan iblis
Kwong Yu siang menyaksikan kesela matan jiwanya mula i terancam
iapun tidak me mperdulikan apakah pihak lawan adalah anak buah
sendiri atau bukan, tenaga dalamnya segera ditingkatkan hingga
mencapai dua be las bagian.
"Bla mm....! ' suatu benturan nyaring segera mengelegar
me mecahkan keheningan.
Menyusul ke mudian terdengar lagi jeritan ngeri yang me milukan
hati, tubuh Hong lui lun Sim Bu sudah terhajar oleh tenaga pukulan
dari Kake k berlengan iblis itu sehingga isi perutnya bergeser,
nadinya putus dan jiwanya melayang meninggalkan raga...
Sekalipun de mikian, sepasang roda angin gunturnya masih
sempat me luncur ke depan secepat sambaran kilat menerjang ke
tubuh Kake k berlengan iblis Kwong Yu siang...
Cepat-cepat Kakek berlengan iblis Kwong Yu siang melarikan diri
ke luar dari arena...
"Krraaakkkk!" sebuah roda baja itu menya mbar lewat dari bawah
ketiaknya hingga bajunya hancur dan darah segar me mancar ke
empat penjuru .... Menyaksikan kejadian tersebut, gadis berbaju
putih itu tidak menyia-nyiakan kese mpatan baik tersebut dengan
begitu saja.
Secepat sambaran petir ia menerjang ke muka, jurus serangan
dahsyat dilontarkan berulang kali me ngurung se kujur tubuh lawan..
Kakek berlengan iblis Kwong Yu siang me mbentak gusar, sambil
menahan rasa sakit yang menghebat, dia mengembangkan pula
jurus-jurus serangan dahsyatnya ...

506
Serangan berantai yang dilancarkan sinona saat ini se muanya
dilakukan dengan gerakan tubuh yang aneh serta perubahan
gerakan yang makin la ma se makin cepat, angin pukulan bagaikan
pisau tajam menyapu kian ke mari..
Semua serangan yang dilancarkan ha mpir se muanya tertuju ke
bagian-bagian yang me matikan lawan, selain dahyat juga teramat
keji.
Sesungguhnya Thian leng Tha mcu si Kakek berlengan iblis
Kwong Yu siang juga me miliki tenaga dala m yang sempurna serta
ilmu silat yang melebihi orang lain, sepasang lengannya yang kurus
kering berayun kian ke mari me menuhi angkasa, hawa pukulan yang
dingin pun me mancar kian ke mari mengikuti gerakan pukulannya.
Jurus dilawan dengan jurus, serangan dipatahkan dengan
serangan, sekalipun tubuhnya sudah terluka, namun t iada tanda-
tanda bakal menderita kekalahan.
Ia menyerang semakin gencar lagi, jurus-jurus serangan
dahsyatnya dilontarkan bagaikan hujan badai, setiap ancaman selalu
menerobos masuk ke balik bayangan lengan lawan yang ceking dan
hitam, seakan-akan me masuki lautan yang luas tak bertepian.
Begitulah, kedua orang itu segera terlibat dala m suatu
pertempuran yang amat seru, angin pukulan menderu-deru dan
me mancar ke e mpat penjuru bergelombang besar.
Pepohonan di e mpat penjuru bergoyang kencang, batu dan pasir
berterbangan di angkasa, keadaannya sungguh mengerikan hati
......
Dala m wa ktu singkat kedua orang itu sudah bertarung ratusan
jurus banyaknya, namun me nang ka lah masih saja belum diketahui.
Si Ka kek berlengan iblis Kwong Yu-siang ma kin bertarung
merasakan hatinya semakin bergidik, dia tak menyangka kalau
perempuan ini begitu lihay, padahal dihari-hari biasa kaucu tida k
secara tekun memberi pelajaran silat kepadanya, diajar sambil lalu

507
saja sudah sehebat ini, bisa dibayangkan betapa hebatnya ilmu silat
kaucu mereka.
Untuk menjaga kesela matan jiwa sendiri, terpaksa dia harus
menarik ke mbali niatnya untuk mera mpas pedang Hu-thian-seng
kia m tersebut, karena ia sudah merasa bahwa hawa murni dala m
tubuhnya sudah mulai tersendat-sendat, jika pertarungan ini
dilangsungkan lebih jauh, niscaya selembar jiwanya akan turut
me layang.
Sementara itu si nona berbaju putih itu masih saja berkelebat
kesana ke mari dengan kecepatan bagaikan kilat, sedang pelbagai
ingatan pun berkeca muk dida la m benaknya, dia segera berpikir:
''Di dala m perkumpulan yang didirikan ibu, orang ini tak lebih
cuma seorang jagoan kelas dua, tapi ilmu silatnya sudah begitu
lihaynya, kalau begitu kekuatan perkumpulan sesat yang didirikan
benar-benar luar biasa sekali dan cukup untuk meraja i seluruh
kolong langit, aaai Ibu. . . ."
Bila terbayang akan segala perbuatan me malukan yang telah
dilakukan ibunya, dia menjadi malu sendiri, tanpa terasa tekanan
yang terpancar keluar dari jurus-jurus serangannya juga makin la ma
semakin berkurang....
Betapa tajamnya sepasang mata si Kakek berlengan iblis Kwong
Yu siang, peluang yang begitu baik tentu saja tidak disia-sia kan
dengan begitu saja, dia segera berpekik dengan suara aneh yang
me me kikkan telinga, segenap tenaga dalam yang dimilikinya di
himpun kedala m telapak tangan kanan, lalu melalui sebuah sudut
yang tak terduga, dikombinasikan pula dengan gerakan tubuhnya,
dia langsung menerjang kedepan sa mbil melancarkan serangan ......
Begitu angin pukulan itu dilepaskan, ma ka tampaklah deruan
angin tajam yang menderu-deru bagaikan bendungan yang jebol
menggulung bersa ma kedepan dan menghajar tubuh nona berbaju
putih itu.
Kekuatan serangan itu sede mikian dahsyatnya, cukup
menggidikkan hati siapa saja.
508
Nona berbaju putih itu merasa amat terperanjat, segenap tenaga
dalam yang dimiliki pun dihimpun ke dala m telapak tangan
kanannya ke mudian dilontarkan ke depan menyongsong datangnya
ancaman tersebut.
Dengan cepat kedua gulung angin pukulan yang maha dahsyat
itu saling berte mu beradu ditengan udara...
"Blaaa mmmm....!"
Ditengah benturan yang me mekikkan telinga terdengar dua kali
dengusan bergema me mecahkan keheningan, menyusul ke mudian
terdengarlah ledakan yang beruntun yang menggetarkan seluruh
angkasa.
-oo0dw0oo-

Jilid 16
ANGIN tajam segera me mancar ke e mpat penjuru, diantara
desingan angin tajam, bayangan tubuh mereka segera saling
berpisah.
Seluruh tubuh nona berbaju putih itu terbawa ketengah udara
dan berjumpa litan beberapa kali lebih dulu sebelum melayang turun
ketanah, mukanya pucat pias, tampaknya luka da la m yang
dideritanya cukup parah.
Sebaliknya perawakan tubuh si Kake k berlengan iblis Kwong Yu
siang yang ceking dan kecil baga ikan layang layang yang putus
benang mencelat sejauh tiga e mpat kaki sa mbil muntah darah
segar.
Begitu mencapai tanah dengan tubuh sempoyongan buru-buru
dia melarikan diri meninggalkan te mpat itu.
Dala m wa ktu singkat, bayangan tubuhnya sudah lenyap dibalik
kegelapan sana.

509
Nona berbaju putih sendiri juga merasakan hawa darah di dala m
dadanya bergolak keras akibat dari serangan yang dilancarkan si
Kakek berlengan iblis Kwong Yu Siang, terpaksa dia me mbiarkan
musuhnya melarikan diri dengan begitu saja.
Setelah berdiri termangu-mangu beberapa saat lamanya, dengan
menganda lkan sisa hawa murni yang dimilikinya, dia segera
mengatur napas untuk mengendalikan hawa darah yang sedang
bergelora didala m dadanya sekarang.
Kurang lebih seperminum teh ke mudian, dia menarik napas
panjang-panjang ke mudian menghela napas sedih, guma mnya:
"Mala m ini aku telah menghianati ibuku me mbunuhi sesa ma
anggota perkumpulan, pelanggaran semaca m ini merupakan suatu
pelanggaran yang diancam dengan hukuman berat, sekalipun ibuku
adalah ketuanya, tapi dengan kekejian sifatnya, tak mungkin dia...."
Mati! Bukankah sesuatu yang menakutkan tapi sebelum mat i dia
ingin se kali me ngetahui asal-usulnya yang sebenarnya, kalau tidak
sampai matipun dia tak akan mati dengan mata meram.
Tapi... dunia begini luas, dia tak lebih hanya seorang perempuan
yang lemah, ke mana dia harus mencari tahu akan hal tersebut...
Teringat hal-ha l yang me medihkan hatinya, tanpa terasa titik air
matanya jatuh berlinang.
Setelah termenung sebentar, pelan-pelan dia berjalan ke sisi
tubuh Ku See hong, kemudian me mbopongnya ke mbali serayu
berguma m:
''Sungguh kasihan pendekar muda ini, gara-gara cintanya yang
buta, aku sampai salah me mbunuhnya, dosa sebesar ini entah
bagaimana harus menebusnya? Aaaai .... sekalipun aku harus mati,
belum tentu hatiku bisa menjadi tenteram''
"Aaaai .... betapa pikunnya aku ....! Entah siapa yang dia sebut
sebagai Keng Cin Sin itu? tampaknya gadis itu sudah mati, jika dia
masih hidup, aku harus menceritakan kisah terbunuhnya pemuda itu

510
kepadanya, kemudian aku akan menyerahkan diri kepadanya agar
dijatuhi hukuman mati"
Guma man gadis berbaju putih itu bernada amat sedih, akhirnya
dengan hati yang murung dan penuh duka lara, selangkah de mi
selangkah dia berlalu dari situ.
Fajar telah mulai menyingsing di ufuk sebelah t imur....
Sambil me mbopong tubuh Ku See hong, dia berlarian melewati
beberapa buah puncak bukit dan tibalah disebuah puncak yang
menjulang t inggi ke angkasa.
Diatas puncak bukit itu terdapat sebuah tanah lapang yang
ditumbuhi rerumputan serta aneka bunga yang indah, suatu tempat
yang sepi dan indah menawan hati.
Di ujung tanah lapang sana merupakan jurang dengan awan
yang menyelimutinya, benar-benar merupakan suatu tempat yang
luar biasa.
Sambil me mbopong tubuh Ku See hong, selangkah de mi
selangkah gadis berbaju putih itu berjalan menuju ke puncak bukit
itu, duduk diatas tanah berumput dan me mandang awan diangkasa
dengan termangu, titik-titik air mata jatuh bercucuran me mbasahi
pipi Ku See hong yang berada dala m bopongannya.
Suatu helaan napas sedih mendadak menyadarkan ke mba li nona
berbaju putih itu dari la munannya.
Dengan cepat dia me nundukkan kepala nya sa mbit
me mperhatikan Ku See hong yang berada dalam bopongannya, tapi
ke mudian ha mpir saja dia menjerit kaget.
Ternyata waktu itu ada sepasang mata yang jeli sedang
me mandang wajahnya dengan termangu-mangu, orang itu tak lain
adalah Ku See-hong ....
Tak terlukiskan rasa terperanjat nona berbaju putih itu,
mungkinkah ia mati dengan mata tak mera m, ma ka sekarang dia
berubah jadi setan untuk menggodanya?

511
Ternyata sepasang mata Ku See hong itu melotot besar bagaikan
mata orang mati, biji matanya tidak bergoyang dan kelopak
matanya tidak berkedip, hal ini me mbuat gadis itu tak pernah
menyangka kalau si anak muda itu telah hidup ke mbali.
Setelah berhasil menenangkan hatinya dia berguma m dengan
sedih:
"Apakah kau mati dengan mata tak mera m? Aai... bila kau ingin
hidup ke mbali untuk menangkap aku, hatikupun merasa rela,
bagaimana kalau sebentar lagi kubopong dirimu dan bersa ma-sa ma
me lompat kedala m jurang"
Mendadak.... Ku See hong menggerakkan biji matanya, lalu
dengan wajah berseri-seri jeritnya kaget.
''Adik Sin, aku belum mati? Apakah kita sedang berada dalam
neraka?"
Nona berbaju putih itu me njadi ketakutan setengah mati, sambil
menjerit keras dia mendorong tubuh Ku See hong dan siap-s iap
untuk me lompat bangun.
Tapi dengan suatu kecepatan luar biasa Ku See hong telah
merangkuli pinggangnya kencang-kencang, ke mudian dengan nada
yang amat mesrah dia berkata:
"Adik Sin, kali ini aku tak akan me mbiarkan kau pergi lagi. mau
bukan kau te mani a ku untuk sela ma-la manya?"
Setelah pinggangnya kena dirangkul, nona berbaju putih itu tak
sanggup untuk bangkit ke mbali, apalagi sesudah mendengar
perkataannya itu, ia semakin menyadari apa gerangan yang telah
terjadi, kejut dan ge mbira dia segera berteriak:
“Kau... kau belum mati. . .”
Ku See hong segera tertawa.
"Adik Sin, aku tak akan mati seorang diri, bila kau hidup didunia,
aku tak akan pergi mati, aku se lalu berada disisimu. "

512
Nona berbaju putih menjadi terharu sekali, mendadak dia
menyandarkan kepalanya diatas dada Ku See hong yang lebar dan
menangis tersedu-sedu, katanya.
''Kau... mau bukan me maafkan diriku? Sela ma ini aku telah
me mukulmu, aku tidak bermaksud sungguhan, sekarang .... kau
boleh me mukul aku sampa i mati untuk mela mpiaskan
ke mangkelanmu itu, aku bersedia mati diujung telapak tanganmu..."
Hingga se karang Ku See hong masih me nganggap nona berbaju
putih ini sebagal Keng Cin sin dari istana Huan mo kiong di La m hay,
maka setelah mendengar perkataan itu, dibelainya ra mbut gadis itu
dengan penuh kasih sayang, ucapnya le mbut:
''Adik Sin aku mencintai dirimu me lebihi cintaku pada nyawaku
sendiri, sekalipun kau menghajar diriku, aku tak akan marah
kepadamu, aku tahu kau tak bermaksud begitu, adik Sin kesulitan
apakah yang sedang kau hadapi? Maukah kau untuk
mengatakannya kepadaku."
Nona berbaju putih itu adalah seorang gadis yang masih polos,
suci bersih tanpa pikiran jahat, bukan saja wajahnya cantik, hatinya
sangat baik..
Saat itu dia tahu bahwa dia telah mencintai orang ini, sekalipun
pemuda itu menganggapnya sebagai Keng Cin sin, tapi dengan
senang hati diapun bersedia untuk berlagak seakan-akan dia lah
Keng Cin sin, rahasia tersebut tak dibongkarnya untuk sementara
waktu.
Hal ini justru merupakan penyakit dari kaum wanita, dia tahu
kalau Ku See hong sangat mencintai Keng Cin sin, bila dia mengakui
kalau dirinya bukan Keng Cin -sin, maka ia akan segera kehilangan
si anak muda itu.
Setiap kali seorang gadis sudah mencintai seorang lelaki,
pikirannya akan menjadi kacau, matanya seakan-akan buta, justru
karena hal-hal inilah maka seringkali kejadian itu me mbuat mereka
me lakukan banyak kesalahan yang berakibat menyesal dike mudian

513
hari.

Sambil menggelengkan kepalanya berulang kali, nona berbaju


putih itu berkata dengan sedih:
"Engkoh Hong, aku tidak me mpunyai rahasia apa-apa, aku hanya
merasa malu dan me nyesal kepada mu"
Dengan sepenuh tenaga Ku See hong meme luk tubuhnya dan
mene mpe lkan badannya lekat-lekat dengan tubuh sendiri, lalu
ujarnya lembut:
"Adik Sin, kau tak pernah me lakukan kesalahan apa-apa
kepadaku, hanya akulah yang telah berhutang budi dan cinta
kepadamu"
Nona berbaju putih itu menjadi terkesiap setelah mendengar
ucapan yang terakhir itu, segera pikirnya:
"Aku tak boleh me mbohonginya dengan cara begini, sebab
perbuatanku ini hanya akan mena mbah perderitaan dala m hatiku
saja, aku harus berterus terang kepadanya"
Berpikir sa mpa i disitu, dengan sesengguk kan dia hanya berbisik:
"Engkoh Hong, aku bukan Keng Cin sin yang dulu, aku adalah....''
Mendadak Ku See hong me mbalikkan badannya dan menindih
tubuh gadis itu dari atas, lalu tukasnya:
"Adik Sin, entah kau telah berubah menjadi apapun kini, aku
tetap mencintaimu, janganlah berkata begitu, mau bukan?"
Nona berbaju putih itu tahu ka lau pe muda tersebut masih belum
me maha mi ma ksud perkataannya, dia ingin sekali menerangkan hal-
hal yang sesungguhnya, tapi dua le mbar bibir Ku See hong yang
panas me mbara tahu-tahu sudah menyumbat bibirnya yang kecil
mungil. . .
Gadis itu benar-benar tak ingin disebabkan sepatah kata
sehingga berakibat kehilangan pe muda yang dicintainya, apalagi

514
dalam keadaan seperti sekarang, dia lebih-lebih tak ingin berbicara
lagi.
Hatinya yang dingin bagaikan sa lju, mendadak dibikin melumer
oleh cinta kasih Ku See-hong yang me mbara, dala m wa ktu singkat,
kobaran api asmara dala m hatinyapun turut me mbara, ibaratnya
bendungan yang jebol...
Dengan penuh bernapsu pe muda itu menciuminya...
Dengan kencang dia me meluk tubuhnya, makin la ma sema kin
kencang... kini gadis itu mulai ge metar keras, sambil tersenyum ia
me meja mkan matanya dan merasakan kehangatan cinta yang
me mbara itu.
Tanpa terasa sepasang tangannya mulai me lingkari tubuh Ku
See-hong bagaikan seekor ular, kemudian balas me me luknya
kencang-kencang.
Pada detik itu juga api asmara kegadisannya turut tersalur
keluar, bagaikan gelombang di tengah sa mudra, mengalir ke luar
tiada hentinya.
Ku See-hong segera mengendus bau harum khas dari seorang
gadis, bau itu seperti bau bunga, tapi bukan... kontan darahnya
semakin mendidih, napsunya makin berkobar.
Kedua orang itu segera saling berpelukan dan bergulingan di atas
tanah lapang yang le mbut.
Dengan setengah mata merengek dia berbisik:
"Adik Sin, aku cinta padamu, kau. . . berikanlah kepadaku
sayang. . . berikanlah kepadaku. . ."
Kemudian Ku See-hong pun berubah menjadi seorang yang
kasar, sepasang tangannya mulai meraba dan menggerayangi
sekujur badan gadis itu tanpa aturan.
Oleh ciuman sang pemuda yang bernapsu itu, nona berbaju putih
itu turut terangsang juga api birahinya, apa lagi orang yang

515
me lakukan ada lah pe muda yang dicintainya. . . berapa lamakah dia
sanggup mengendalikan diri?
Tak bisa dihindari lagi akhirnya api napsu birahinya ikut me mbara
bersamaan dengan tersentuhnya bagian-bagian di tubuhnya oleh
tangan kasar pemuda tersebut.
Fajar telah menyingsing di ufuk sebelah timur, matahari yang
bersinar lembut me mancarkan sinarnya di seluruh jagad, dan
menyinari pula di atas tubuhnya yang cantik dan putih bersih dala m
keadaan telanjang bulat.
Sepasang payudaranya yang montok dan padat berisi bergerak
naik turun mengikuti ira ma napas, sepasang matanya terpejam
rapat dengan wajah tersipu-sipu.
Dia telah pasrah, menyerahkan diri tanpa melawan, dia
me mbiarkan pe muda itu mela mpiaskan napsu birahinya di atas
tubuhnya yang putih mungil dan indah itu.
Kini Ku See-hong telah berubah menjadi binatang buas, dia mulai
bekerja keras.
Tangannya yang kasar sudah puas menggerayangi seluruh tubuh
nona itu, napsu birahinya telah mencapai pada puncaknya, dia tak
tahan. . . dia tak sanggup mengendalikan diri lagi.
Maka. . . tak bisa dihindari lagi suatu pertarunganpun segera
berkobar. . .
Dengusan napas me mburu berdetak me mecahkan keheningan. .
.
Sepasang muda mudi itu telah terjerumus dala m suatu hubungan
suami istri yang sebenarnya terlarang buat mereka. . .
Tapi, kedua orang itu merasa seakan-akan sudah tercebur ke
dalam samudra yang tak bertepian, mereka merasa seakan-akan
tubuhnya tidak berada di dala m dunia ini lagi.
Napas Ku See-hong mula i tersengal-sengal, seluruh badannya
bergoncang keras tak beraturan. . .

516
Titik-titik darah me mercik me mbasahi rerumputan nan hijau,
gadis itu harus me nahan sakit, me mberikan kehormatan serta cinta
kasihnya kepada pe muda itu. . .
Badai sudah ma kin mereda. . . akhirnya awan menghilang,
mataharipun bersinar ke mbali.
Kini yang tersisa tinggal penderitaan, rasa menyesal. . . dan rasa
ma lu.
Ku See-hong menghe mbuskan napas panjang, dengan nada
penuh kasih sayang ia berbisik:
"Adik Sin, sela manya aku akan mencintaimu, biar langit akan
ambruk, biar a ir sa mudra akan mengering dan batu akan me lapuk,
cintaku kepadamu tak a kan berubah untuk se la manya. . ."
Setelah merasakan suatu peristiwa yang belum pernah diala mi
sebelumnya, pelan-pelan nona berbaju putih itupun dapat
mengenda likan diri lagi, sekarang dia baru me mikirkan akibat dari
perbuatan mereka itu, titik air mata segera jatuh berlinang
me mbasahi pipinya, dengan sedih dia berkata:
"Engkoh Hong, apakah kita sedang bermimpi...”
"Adik Sin, ini se mua merupa kan kenyataan bukan suatu impian,
tak usah kuatir, aku bukan seorang lela ki yang tidak me me gang
janji"
'Engkoh Hong, aku telah me mbohongimu" bisik nona itu sa mbil
menangis terisak. "bila kau sudah mengetahui keadaan yang
sebenarnya apakah kau masih akan mencintaiku?''
''Adik Sin, persoalan apakah yang kau maksudkan? Kau telah
me mbohongi a ku tentang apa? Kalau persoalan itu adalah suara
persoalan yang menyedihkan, lebih baik tak usah kau katakan"
Agar gadis itu jangan bersedih hati Ku See hong lebih suka tak
mengetahui persoalan itu, cinta kasih se maca m ini pada hakekatnya
merupakan suatu cinta kasih yang suci dan tulus.

517
Nona berbaju putih itupun dapat merasakan pula kasih
sayangnya yang suci dan tulus, tapi dia me mbenci kepada diri
sendiri, dia me mbenci dirinya bukanlah Keng Cin sin tersebut,
berpikir de mikian dia lantas berkata dengan pedih:
"Engkoh Hong, dala m hati kecilku sebenarnya aku tak ingin
mengatakannya keluar, tapi oleh karena aku tak dapat menahan
diriku serta hal ini menyangkut hal-hal yang luar biasa, maka mau
tak mau terpaksa aku harus mengatakannya juga, Katakanlah
dahulu, bila aku telah mengutarakan hal-hal yang sebenarnya,
apakah kau masih tetap mencintaiku?"
Ku See-hong tidak tahu apakah yang hendak diucapkan gadis itu,
tapi setelah mendengar perkataan tersebut dia lantas tahu bahwa
persoalan ini pasti me nyangkut masalah mere ka berdua.
Tapi, bagaimana pun juga, dia masih tetap mencintai gadis
tersebut.
Yaa, dari mana dia bisa tahu ka lau gadis yang telah direnggut
kehormatannya ini bukanlah Keng Cin sin yang dicintai, andaikata
gadis itu tidak mengatakannya, selama hidup dia tak akan
mengetahui hal sebenarnya.
Tapi hal inipun tak bisa salahkan kecerdasannya yang kurang
tajam, orang bilang: "Siapa yang terlibat, dia tak akan mengetahui
jelas keadaan yang jelas. . ."
Selain hal itu, bila gadis itu bukan seorang yang dikenalnya,
bagaimana mungkin dia akan menyerahkan kehormatannya dengan
begitu saja kepadanya?
Atas dasar beberapa hal inilah, Ku See hong sa ma sekali tak bisa
menduga kalau gadis itu bukanlah Keng Cin sin.
Dengan suara le mbut Ku See-hong segera berkata:
"Adik Sin, jangan kuatir, entah apapun yang terjadi, aku masih . .
tetap mencintaimu''

518
Nona berbaju putih itu merasakan hatinya bagaikan ditusuk
dengan pisau tajam setelah berulang kali dipanggil dengan sebutan
adik Sin, tiba-tiba dia menubruk ke dala m pelukan Ku See-hong dan
menangis tersedu-sedu...
Melihat gadis itu me nangis, Ku See hong menjadi sangat gugup,
buru-buru serunya: "Adik Sin, mengapa kau? Katakanlah, aku toh
sudah berjanji tak akan meningga lkan dirimu"
Nona berbaju putih itu segera menghenti kan isak tangisnya,
ke mudian dengan wajah bersungguh-sungguh tanyanya:
"Adik Sin yang kau sebut itu apakah sangat mirip dengan diriku?"
Bagaikan disa mbar guntur ditengah hari bolong, Ku See hong
menjadi terperanjat setelah mendengar perkataan itu, jeritnya
dengan perasaan kaget:
"Apa? Kau bilang apa?"
Dengan wajah bersungguh-sungguh dan keberanian yang pa ling
besar, nona berbaju putih itu berkata:
"Aku maksudkan apakah Keng Cin sin dari Istana Huan mo kiong
di La m hay berwajah mirip sekali dengan aku?"
Setiap patah kata itu diucapkan amat jelas, kontan saja Ku See
hong merasakan hatinya bagaikan ditusuk-tusuk dengan ana k
panah tajam.
Setelah termangu-mangu beberapa saat, dia baru berseru:
"Jadi kau bukan Keng Cin sin dari istana Huan mo kiong di La m
hay?"
Nona berbaju putih itu tahu bahwa suatu peristiwa yang tragis
akan segera menimpa dirinya, tapi dia masih tetap menahan rasa
sedih dala m hatinya sa mbil berkata lagi dengan le mbut:
''Bukan, aku bukan Keng Cin sin yang kau maksudkan"

519
Ku See hong segera merasakan hatinya hancur lebur, sekarang
dia baru mengerti mengapa dia dihajar olehnya semala m. Ooooh...
betapa bodohnya aku, dan sekarang...
Buru-buru Ku See hong melompat bangun, ke mudian bentaknya
keras-keras.
''Sii. . siapakah kau?"
Nada suaranya kasar, penuh amarah, tidak berperasaan dan
amat menyakitkan hati.
Bagaimanapun kerasnya hati nona berbaju putih itu, tapi
sekarang dia telah persembah kan kehormatannya kepada pemuda
ini, tapi sebaliknya pemuda tersebut bukannya menghibur dia,
sebaliknya ma lah me mbentak dengan suara yang keras dan penuh
kegusaran.
Bagaimana mungkin hal itu tidak me mbuat hatinya menjadi pedih
dan sedih seka li? .
Apalagi dia pun seorang gadis le mah yang tiada nama keluarga
lagi, pukulan batin itu benar-benar dirasakan a mat berat olehnya.
Titik titik a ir mata segera jatuh berlinang me mbasahi pipinya, dia
segera menangis tersedu-sedu.
Pada dasarnya nona berbaju putih itu me mang seorang gadis
yang cantik jelita, apalagi setelah menangis, dia nampa k begitu
menarik, cantik dan me mbuat orang mudah berubah hati.
Bagaimana kerasnya hati Ku See hong, akhirnya timbul juga
perasaaa iba dan kasihan dida la m hatinya.
Apalagi setelah perasaannya kemba li, dengan otak yang dingin
dia lantas berpikir:
''Kini aku telah mela kukan suatu kesalahan besar, suatu
kesalahan yang tak bisa diperbaiki lagi dengan tenaga manusia, dia
telah me mperse mbahlan kesucian tubuhnya kepadaku, aku tak
boleh bersikap tak berperike manusiaan seperti ini, apalagi wajahnya

520
begitu mirip dengan Keng Cin sin, aaaai kese muanya ini ada lah
gara-garaku sendiri..."
Berpikir de mikian, dia lantas berjongkok dan menyeka air
matanya dengan ujung baju, ke mudian ujarnya le mbut:
''Adikku, kita sudah me lakukan suatu kesalahan besar... akulah
yang telah mencela kai dirimu... siapakah nama mu? Bersedia kau
me mberitahukan kepadaku akan asal-usulmu."
Kesedihan yang mengge lora dala m hati gadis berbaju putih itu
makin menjadi setelah mendengar perkataan dari Ku See hong itu,
dia segera menubruk ke da la m pelukan Ku See hong dan menangis
terisak.
Ku See hong sendiri pun turut merasakan kesedihan yang
menda la m, ia me mbiarkan gadis itu menangis sepuasnya, lalu
sambil me meluk pinggangnya yang ra mping ia berbisik:
"Adikku, kau tak usah kuatir, Ku See-hong bukanlah seorang
lelaki yang tak bertanggung jawab, sejak kudengar petikan harpamu
semala m, aku sudah tahu kalau kau me mpunyai persoalan yang
me medihkan hatimu, bersediakah kau untuk menceritakan
kesulitanmu itu kepadaku?"
Nona berbaju putih itu segera menghenti kan isak tangisnya, lalu
menjawab.
''Engkoh Hong, aku berna ma J i im. . ."
"Adik Im, kau she apa? Siapakah e mpek dan bibi?''
Ku See hong tahu kalau ilmu silatnya sangat lihay, itu berarti
kedua orang tuanya adalah jago persilatan yang ternama dala m
dunia persilatan, itulah sebabnya dia baru mengajukan pertanyaan
tersebut.
Tapi, mimpipun dia tak menyangka kalau gadis ini tak lain adalah
putri gurunya Bun ji Koan su, yaitu putri dari musuh besarnya juga,
Sebaliknya gadis itu pun tak menyangka kalau orang ywag berada

521
dihadapannya sekaranglah salah satunya orang yang bisa
mengungkapkan asal usulnya.
oooo0oooo

BAB 24
MENDENGAR perkataan itu, dengan wajah yang amat sedih Ji im
menjawab:
"Engkoh Hong, aku tidak berna ma marga, karena aku tidak
me mpunyai ayah''
Ternyata Ji im yang menyaksikan perbuatan cabul ibunya, dia
lantas mengira kalau dirinya adalah hasil hubungan ge lap antara
ibunya dengan beberapa orang lelaki yang tak dikenal olehnya,
sebab itulah dia yang sebenarnya mengikuti na ma marga ibu nya
she Ceng, sekarang ma lah malu untuk me maka inya lagi.
Ku See hong yang mendengar perkataan itu segera merasakan
hatinya bergetar keras, dengan cepat pikirnya.
"Gadis ini benar-benar patut dikasihani, kalau tidak punya ayah,
lantas siapa yang melahirkan dia? Siapa pula ibunya?"
Berpikir sa mpa i disitu, dia lantas bertanya lagi:
"Adik Im, lantas siapakah ibumu, apakah dia tak pernah
me mberitahukan kepadamu siapakah ayahmu?"
"Ibuku adalah manusia paling jahat dan paling keja m didunia ini,
sejak kecil dia telah me lantarkan diriku, dia hanya tahu. . ."
Sebenarnya dia hendak me mbeberkan perbuatan ibunya yang
cabul, jalang, kejam dan tak tahu ma lu, tapi. . bagaimana mungkin
perkataan semaca m itu bisa diutarakan keluar?
Ku See hong menjadi tertegun untuk beberapa saat lamanya,
ke mudian dia berpikir ke mbali:

522
"Heran, mengapa asal-usulnya bisa begitu aneh? Tak punya
ayah, juga me mbenci ibu sendiri? Aaaai.... nasibnya benar-benar
amat tragis ...."
Pada dasarnya Ku See hong adalah seorang yang amat
berperasaan, secara lamat-la mat dia sudah tahu kalau gadis ini
adalah seorang gadis yang hidup sebatang kara, segera timbullah
perasaan simpatik dala m hati kecilnya, dia berjanjiakan baik-baik
menghadapinya dike mudian hari,agar luka dala m hati kecilnya dapat
dise mbuhkan ke mba li..
Berpikir sa mpa i disitu, ke mbali dia berkata dengan suara le mbut.
"Adik Im, kau sudah pasti me mpunyai ayah, dikemudian hari kau
pasti akan mengetahuinya, beritahulah kepadaku, siapakah ibumu?"
"Engkoh Hong, aku tak punya ayah, aku pasti tak
me mpunyainya" jawab Ji Im dengan tegas, "aku minta janganlah
kau tanyakan apa sebabnya, mau bukan?" setelah berhenti sejenak,
dia melanjut kan:
"Sedang ibuku adalah orang yang hendak me mbunuhmu, dia
adalah ketua perkumpulan Ban shia kau, Ceng Lan hiang?"
Ku See hong menjadi terperanjat sekali sesudah mendengar
nama itu segera jeritnya:
"Apa ? Kau. . kau adalah putrinya Ban shia kaucu Ceng Lan
hiang...”
Ji im mengerti Ku See hong menjadi marah dan benci setelah
mendengar kalau dia adalah putrinya Ban shia kaucu Ceng Lan
hiang, buru-buru serunya:
"Engkoh Hong, aku a mat me mbencinya"
Sepasang mats Ku See hong berkaca-kaca, lalu tak tahan lagi
titik air mata jatuh bercucuran, dia segera merangkul gadis itu
kencang-kencang lalu katanya dengan e mosi:

523
''Adik Im, kau ....kau mempunyai ayah! Kau me mpunyai ayah!
Aku me mang ditugaskan mencari kau, aku ditugaskan untuk
menceritakan tentang kisah ayahmu kepada mu''
Kejut dan keheranan menyelimuti seluruh wajah Ji im, buru-buru
serunya:
"Engkoh Hong, sungguhkah perkataanmu itu? Siapakah ayahku?
Cepat katakan, cepat katakan ....! Aku sudah menunggu hampir dua
puluh tahun la manya ...."
Dengan nada sedih berca mpur terharu, Ku See hong menjawab:
"Adik Im, ayahmu adalah tokoh nomor satu diseluruh kolong
langit, Bun ji koan su Him Ci seng, yaitu guruku sendiri..."
Air mata segera jatuh bercucuran me mbasahi seluruh wajah Him
Ji im, dengan terharu serunya. .
"Ooh Thian! Ternyata aku me mpunyai ayah, aku me mpunyai
nama marga, aku me mpunyai na ma ke luarga"
Rasa gembira yang menceka m da la m dada Him Ji im se karang
benar-benar tak terlukiskan dengan kata-kata, teka teki yang ingin
diketahui olehnya selama dua puluh tahun akhirnya dapat
diungkapkan, sekarang dia tak usah malu lagi hidup sebagai
manusia.
Pada mulanya dia mengira, dia adalah anak jadah hasil hubungan
gelap antara ibunya dengan seseorang atau beberapa orang lelaki,
maka dia merasa rendah diri, malu dan tak punya muka bertemu
orang.
Tapi sekarang setelah dia mengetahui atas asal usulnya, ingatan
tersebut segera lenyap dari dalam benaknya. bahkan dia merasa
bangga, sebab dia tak lain adalah putri kesayangannya dari Tokoh
nomor wahid di kolong langit Bun ji koan su Him Ci seng.
Tapi, pertanyaan lain segera melintas didala m benaknya, yaitu
apa sebabnya ibunya tak mau mengatakan kepadanya kalau
ayahnya adalah Bun ji koan su...?

524
Dengan perasaan gelisah Him Ji im segera bertanya:
"Engkoh Hong, kau adalah murid kesayangan ayahku, tentunya
kau mengetahui akan kisah hubungan mereka berdua? Katakanlah
semuanya kepadaku, mau bukan!”
Dengan wajah sedih terharu dan penuh emosi Ku See hong
mendonga kkan kepalanya me mandang langit, ke mudian berseru.
"Suhu! Arwahmu diala m baka tentu akan tahu, muridmu yang
durhaka telah berhasil mene mukan putri kesayanganmu, yakni istri
kesayanganku, entah apapun yang telah terjadi, aku akan
mencintainya, melindungi nya, bila aku berubah hati biar langit
menghukumku, sekarang aku akan me mbeberkan se mua sejarah
kesedihanmu kepadanya, suhu beristirahatlah kau diala m ba ka
dengan tenang, persoalan selanjutnya aku pasti akan me mbantumu
untuk menyelesaikannya.”
Him Ji im yang mendengar perkataan itu segera bercucuran air
mata, tapi diapun merasa a mat lega.
Ku See hong segera me mbeberkan se mua kisah sedih yang
menimpa Bun ji koan su kepada Him Ji im, semua rahasia
diungkapkan sejelas-jelasnya dan tiada persoalan apapun yang
dirahasiakan.
Ketika Him J i im selesai me ndengarkan kisah sedih yang
menimpa ayahnya, kontan saja dia menangis tersedu-sedu, dia
merasa amat me mbenci dengan perbuatan kejam dan tak tahu malu
dari ibunya, diapun me mbenci sikap umat persilatan yang me mberi
pandangan lain terhadap ayahnya.
Tanpa terasa gadis itu segera membopong harpanya dan
me ma inkan ira ma yang me medihkan hati.
Kali ini dia me mbawa kan ira ma lagu yang a mat sedih dan penuh
duka lara, me mbuat siapapun yang mendengarnya ikut merasa
sedih dan mengucurkan air mata.
Semenjak kecil Ku See hong sudah dihadapkan dengan pelbagai
kejadian yang me medihkan hati, apalagi telah terbayang kembali

525
dengan kisah sedih yang menimpa gurunya, tanpa terasa diapun
mendonga kkan kepalanya dan me mbawakan lagu "DENDA M
SEJAGAD" dengan suara lantang:
Dendam kesumat me mbentang bagai jagad
Bukit tinggi berhutan lebat di sisi kuil
Sungai besar di depan kuil bertembok besar
Dendam kesumat sepanjang jagad
Dendam kesumat me mbentang bagai jagad
Burung gaga k bersarang di rumput dikala senja.
Cinta kasih berlangsung dari muda sa mpai tua.
Me metik ka mpak me mbuat lagu
Nadanya dendam!
Menitik air mata darah untuk siapa?
Hati pilu menanggung derita menyesal sepanjang masa.
Dendam kesumat me mbentang bagai jagad.
Ji koan pernah berbuat salah.
Menyandang golok menunggang kuda
Salju terbang air laut se muanya ha mbar.
Dendam kesumat me mbentang bagai jagad
Curah hujan me mbuyarkan awan.
Air mengalir akhirnya surut.
Dendam kesumat tak akan pernah luntur.
Pada dasarnya nada lagu itu me mang a mat sedih, apalagi
sekarang diiringi dengan suara petikan harpa, nada suaranya
semakin me milukan hati.

526
Ketika suara nyanyian terhenti, petikan harpa pun ikut berhenti,
dua orang yang sedang berhati lara saling berpandangan dengan air
mata bercurcuran, siapapun tak ada yang bersuara, mereka hanya
me mbungka m dala m seribu bahasa.
Waktu itu tengah hari sudah tiba, matahari bersinar cerah, tapi
angin yang berhe mbus lewat terasa dingin menggidikkan hati.
Mendadak... dari kejauhan sana, dari balik bukit yang berlapis-
lapis berkumandang suara pe kikan yang sangat aneh....
Paras muka Him Ji im segera berubah hebat, agak gugup dia
segera berseru:
''Engkoh Hong, orang-orang dari perkumpulan Ban Shia kau telah
datang mencari kau dan aku..."
Seraya berkata buru-buru dia mengenakan ke mba li paka iannya,
me lepaskan pedang Hu-thian-seng-kia m dan segera disodorkan
kepada sianak muda itu.
Mencorong sinar buas yang menggidikkan hati dari balik mata Ku
See hong, segera ujarnya dengan suara dingin:
"Kalau mereka berani datang mencari gara-gara, datang seorang
kubunuh seorang, datang dua orang kubunuh sepasang, daripada
aku yang pergi mencari mereka"
Didala m waktu singkat, Him-Ji-im sudah tahu ka lau Ku See-hong
adalah seorang pemuda yang angkuh dan tinggi hati, mendengar
perkataan itu, sebenarnya ia hendak menganjurkan kepada
kekasihnya untuk se mentara waktu menghindari kejadian tersebut,
akan tetapi setelah menyaksikan sorot matanya yang tajam dan
buas penuh amarah itu, kata-kata yang sudah siap diucapkan
segera ditelan ke mba li.
Tampaknya pendatang itu memiliki ilmu silat yang luar biasa
sekali, suara pekikan aneh yang me manjang dan mula-mula berada
ditempat kejauhan tapi dala m waktu singkat telah berada semakin
mende kat.

527
Kemudian.... "Sreeet!" terdengar ujung baju terhe mbus angin.
Mendadak muncul seorang pe muda berbaju putih yang berwajah
tampan dan mengge mbol pedang ular perak disitu, tatkala dia
me lihat Him Ji-im dan Ku See-hong berdiri berda mpingan, dari balik
matanya segera memancar ke luar sinar ce mburu dan benci yang
amat menggidikkan hati.
Sebaliknya Ku See hong yang menjumpai pe muda itupun segera
menunjukkan perasaan dendam yang me mbara, dia merasa darah
yang mengalir didala m tubuhnya mendidih hebat, kalau bisa dia
ingin sekali me mbunuh manusia la knat itu da la m sekali bacokan
pedang.
"Sreeeet! Sreeeet . ! Secara beruntun berkumandang ke mba li
dua kali desingan angin taja m. ..
Tahu-tahu ditengah arena telah bertambah lagi dengan dua
orang manusia, yang seorang adalah lelaki setengah umur berbaju
abu-abu, berkulit putih dan bermuka kuda hingga na mpa k
menyeramkan.
Orang ini adalah Tee-hun-tha mcu Ban shia-kau yang disebut Ta-
soat-bu-liang (menginjak salju tanpa bekas) Tha m Hun-khi.
Sedangkan lainnya adalah seorang manusia aneh berbadan
jangkung dan kurus kering t inggal kulit pe mbungkus tulang,
mukanya lebar, hidungnya pesek, mulutnya lebar dan berikat
pinggang berwarna merah.
Lengan kirinya dan kaki kananya telah kutung, sedang dibawab
ketiak kanannya terjepit sebatang bambu kecil berwarna hita m.
Orang ini tak la in adalah seorang jago lihay dari golongan hitam
yang telah termashur sejak tiga puluh tahun berselang Thian-jian-
tee-jiat (langit cacat bumi berkurang) Nia Hun-shia.
Sekarang dia menjabat sebagai Im Hong Tha mcu di dala m
perkumpulan ban-shia-kau.

528
Begitu menyaksikan ke munculan ke tiga orang ini, paras muka
Him-Ji-im segera berubah hebat, dia tahu hari ini lebih banyak
bahayanya bagi mereka daripada keuntungan, karena dia tahu
bahwa ilmu silat yang dimiliki ketiga orang ini lihay sekali, dan lagi
cara kerjanya juga amat keja m.
Ku See-hong sendiripun merasa amat terperanjat setelah
menyaksikan ke munculan ke tiga orang itu, namun diluar wajahnya
dia tetap bersikap dingin dan tenang, sorot matanya yang tajam
mengawasi ke tiga orang itu tanpa berkedip.
Tee hun thamcu si menginjak salju tanpa bekas Tha m Hun Khi
me mandang sekejap seke liling te mpat itu, ke mudian dengan
suaranya yang menyeramkan ia me mecahkan keheningan disana.
''Ceng Kuncu. ibumu telah menurunkan perintah agar kau segera
ke mbali ke markas besar!"
Mendengar perkataan itu, selintas perasaan ngeri segera
menghiasi wajah Him Ji im, tapi dalam waktu singkat paras
mukanya telah berubah menjadi dingin ke mbali bahkan hawa napsu
me mbunuh segera menyelimuti wajahnya.
"Sekarang aku sudah bukan Ceng Kuncu lagi" dia berkata dingin,
"tolong sa mpaikan kepada kaucu, Ji im sudah merasakan segala
maca m penderitaan dan siksaan di tangan nya semenjak kecil, mula i
sekarang aku telah me mutuskan hubungan ibu dan anak
dengannya, sejak kini kita masing-masing mene mpuh jalannya
sendiri dan tidak saling berhubungan lagi"
Mendengar perkataan itu, paras muka ke tiga orang itu segera
berubah hebat, mereka sama sekali tidak menyangka kalau gadis itu
akan mengucapkan kata-kata yang tak berperasaan.
Si Menginjak salju tanpa bekas Tha m Hun khi segera tertawa
seram:
"Heeeeehhh. . . heeeeehhh. . . heeeeehh. . . Ceng Kuncu, kau
sebagai putri kaucu me ngapa mengucapkan kata-kata yang tak
berperasaan semacam itu? Hmmm, mungkin kau telah dit ipu oleh

529
bocah keparat itu sehingga terkecoh? Aku lihat, lebih baik cepat-
cepatlah menyadari akan kesalahanmu dan ke mbali ke ja lan yang
benar, kalau tidak, akibatnya tak akan terlukiskan dengan kata-kata"
Him- Ji im segera tertawa dingin.
"Tida k berperasaan? Hmmm, kalian tak usah menggunakan
ke munafikan ka lian untuk me mikat diriku, seandainya Thian punya
perasaan. Ban shia kau tak mungkin bisa berdiri, masih seperti
ucapanku semula, aku dan kaucu kalian telah putus hubungan ibu
dan anak, apabila kalian tidak terima, silahkan saja berbuat apa
yang kalian inginkan."
Dia m-dia m Ku See hong mengagumi akan kegagahan serta
keberanian Him ji im, sebab sesungguhnya ibu yang cabul dan
berhati keja m seperti itu me mang tak berguna untuk diberati.
Si Pedang ular perak Ciu Heng thian berusaha keras
mengenda likan api ce mburu di dala m dadanya, dengan suara
lantang dia segera berseru.
"Adik-Im, mengapa kau berubah menjadi begini! Bila kau segera
ke mbali ke jalan yang benar, sekarang masih belum terla mbat,
sedang kaucu sana, entar biar kakak yang bilangkan ....."
Him Ji im segera mendengus dingin, tukasnya dengan sinis:
"Hmm, siapa yang menjadi adikmu..."
Si Pedang ular Perak Ciu Heng thian yang merasa dirinya sebagai
wakil ketua merasa bahwa baik da la m wajah maupun kepanda ian
silat, dia me mpunyai kelebihan daripada orang lain, siapa tahu
bukan saja tida k me mperoleh ba lasan cinta dari gadis itu, ma lahan
sebaliknya kena dida mprat.
Kontan saja paras mukanya berubah menjadi merah me mbara
saking gusarnya.
Semua ke marahan itu segera di la mpiaskan pada Ku See hong,
sambil me nggertak gigi dia bertekad henda k menghancur lumat kan
musuh cintanya ini hingga hancur berkeping-keping.

530
Kembali si penginja k salju tak berbekas Tha m Hun khi tertawa
dingin dengan suara yang menyera mkan.
"Kalau me mang Ceng kuncu berkata de mikian, maaf jika aku
sekalian terpaksa harus berbuat kurang ajar! ."
Waktu itu Him ji im sudah bertekad hendak beradu jiwa,
mendengar perkataan itu diapun tertawa dingin.
"Silahkan, silahkan! Me mang paling baik segera dibuatkan suatu
penyelesaian yang baik. . daripada mengulur waktu dengan
percuma.. .".
Tiba-tiba si pedang ular perak Ciu Heng thian menurunkan
perintahnya.
"Im hong Tha mcu dan Tee hun bersama-sa ma menghadapi
keparat itu, biar siaute yang menaklukan Ceng kuncu!"
Mendengar ucapan tersebut, Ku See hong segera mendengus
sinis, ejeknya:
"Ciu Heng thian, kita berdua sudah seharusnya berjumpa
ke mbali, hmmm... manusia pengecut yang takut ma mpus, lihat
serangan."
Sambil berkata dia segera menerjang ke muka dengan kecepatan
luar biasa, telapak tangan kirinya secepat kilat menciptakan
berlapis-lapis bayangan telapak tangan yang bersama-sama
me luncur ke muka.
Jurus serangan ini merupa kan jurus pe mbukaan dari Ku See
hong, akan tetapi tenaga serangan yang disertakan luar biaya hebat
nya, apalagi dikombinasikan dengan ilmu gerakan tubuh Mi khi biau
tiong yang maha lihay, tahu-tahu dia sudah menerobos masuk
me lalui suatu sudut yang sangat aneh'
Selapis hawa pukulan yang maha dahsyat ibaratnya amukan
omba k dari tengah samudra segera meluncur t iba dan mengan-ca m
bagian me matikan disekujur badan si pedang ular perak Ciu Heng
thian.

531
Sementara itu si pedang ular perak Ciu Heng thian sudah
me mpunyai perhitungan sendiri da la m hati kecilnya, dia cukup
mengetahui betapa dahsyatnya tenaga dalam yang dimiliki Ku See
hong, maka me lihat datangnya ancaman tersebut, buru-buru dia
mengerahkan ilmu Tay ih kun goon khikang untuk melindungi
seluruh bagian penting dari tubuhnya, kemudian dengan suatu
gerakan yang aneh dia berkelit kesa mping, ke mudian berba lik
menerjang ke arah Him Ji im.
Ilmu meringankan tubuh yang dimilikinya sungguh luar biasa
sekali, bagaikan sukma gentayangan saja, tahu-tahu dia sudah
menyelinap maju ke depan.
Begitu serangannya mengena i sasaran kosong, Ku See hong
segera membentangkan ke lima jari tangannya lebar-lebar, diantara
sentilan jari tangannya, lima gulung desingan angin tajam segera
me luncur ke tubuh Ciu Heng thian yang sedang mela mbung itu
dengan kecepatan luar biasa.
Si pedang ular perak Cin Heng thian tertawa dingin, sepasang
kakinya menjeja k cepat, seluruh tubuhnya segera berubah arah,
lima gulung serangan tajam itupun segera mengenai sasaran yang
kosong.
Tatkala Ku See hong belum selesai melancarkan serangannya itu,
si Penginja k salju tak berbekas Tha m Hun khi telah me mbentak
keras, tubuhnya segera menerjang ke depan, sepasang telapak
tangannya diayunkan berulang kali menganca m dua belas buah
jalan darah penting di tubuh bagian atas Ku See hong, sementara
kakinya menyerang jalan darah Ki hay Hiat ditubuh anak muda itu.
Jurus serangannya selain aneh juga a mat ganas, benar-benar
bukan na ma kosong be laka, kecepatannyapun mengerikan.
Angin pukulan yang menderu-deru dengan cepatnya menyapu
kedepan dan menggidik kan hati.
Tiba-tiba saja Ku See hong merasakan matanya menjadi silau,
diantara deruan angin pukulan lawan yang gencar, jalan darah

532
penting ditubuhnya telah terkurung dibawah anca man ka ki dan
tangan lawan.
Ku See hong segera me mutar sepasang telapak tangannya
me mbentuk busur yang melingkar, berlapis-lapis hawa pukulan yang
dahsyat bagaikan ombak sa mudra pun segera berhamburan
kedepan.
Dala m pada itu, Thian jian tee jiat Nia Hun shia tidak diam
belaka, sambil menutulkan kaki tunggalnya keatas tanah, dia
me layang maju kedepan, tongkat bambu di tangan kanannya
bagaikan seekor ular berbisa langsung menyusup ke muka, sambil
me lepaskan pagutan maut.
Serangan yang dilancarkan kedua orang itu dilakukan ha mpir
pada saat yang bersamaan.
Telapak tangan Ku See hong segera diputar me mbentuk gerakan
me lingkar, hawa pukulan yang dingin dan melingkar-lingkar
bagaikan angin topan yang melanda jagad segera menyongsong
datangnya bayangan tongkat hita m dari Thian jian tee jiat.
Untuk menghadapi dua orang musuh yang tangguh, terpaksa Ku
See hong harus mengguna kan serangan yang paling dahsyat untuk
menghadapinya, pukulan de mi pukulan yang a mat gencar
dilontarkan berulang kali.
Ketika dua orang itu menyaksikan datangnya serangan yang
maha dahsyat itu menjadi terperanjat, mereka tak berani
menghadapi dengan kekerasan, serentak mereka me mbuyarkan
ancaman sa mbil melompat mundur.
Ku See hong segera tertawa dingin, sepasang telapak tangannya
dibetot kebelakang dengan mendadak, setelah itu tiba-tiba saja
digetarkan keras-keras.
Dua gulung angin pukulan yang sangat aneh, seperti arus deras
dari sungai besar meluncur ke muka, tenaga serangannya yang
berkekuatan luar biasa itu dengan membawa hawa yang tajam telah

533
menggulung ke tubuh dua orang itu dari suatu sudut yang aneh dan
ruangan yang sempit....
Serangan yang dilancarkan Ku See hong secara beruntun ini
hampir dilakukan bersa maan waktunya dengan jurus serangan yang
aneh dan menggetarkan sukma.
Tapi kedua orang thamcu itupun bukan manusia se mbarangan,
dengan cepat mereka miringkan badannya kesamping lalu dengan
suatu gerakan yang aneh pula meloloskan diri dari serangan
tersebut.
Ilmu silat yang dimiliki si cacad langi Nia Hun shia tampaknya
aneh sekali, jangan dilihat dia hanya berkaki satu dan bertangan
satu, dalam gerakan majunya ternyata ia bisa mela kukannya
dengan suatu gerakan yang menggidikkan hati.
Baru saja ancaman lawan berhasil dihindari, tahu-tahu dia sudah
manfaatkan peluang tersebut untuk me lancarkan serangan ba lasan.
Toya bambu yang berada ditangannya dengan me mbawa selapis
cahaya hitam yang bertenaga dahsyat disertai deruan angin yang
me me kikkan telinga segera meluncur ke muka, kedahsyatannya luar
biasa, kemudian di antara lapisan cahaya hitam yang menggulung-
gulung dia menggunakan taktik menutuk, me mbabat dan menotok,
menganca m tubuh lawannya.
Ketika si menginjak salju tanpa bekas Tha m Hun khi menyaksikan
rekannya telah mendapat peluang untuk melancarkan serangan
balasan, serta merta telapak tangan serta kakinya melancarkan pula
serangkaian ancaman yang beruntun, angin serangan bagaikan
bacokan golok menderu-deru dise luruh angkasa.
Sepasang telapak tangan Ku See-hong segera me mbacok dan
menghanta m berulang kali, tampak seluruh angkasa dipenuhi oleh
bayangan telapak tangan serta gelombang angin pukulan yang
menderu-deru tanpa gentar barang sedikitpun dia hadapi se mua
jurus serangan lawannya dengan keras lawan keras.

534
Begitulah, ketiga orang itu segera terlibat dala m suatu
pertarungan yang amat seru, sekalipun Ku See-hong me miliki ilmu
silat yang sangat lihay, tapi dihadapkan dengan dua orang jago lihay
sekaligus, untuk sesaat pun sulit baginya untuk mengalahkan
mereka.
Ketika pertarungan telah berlangsung hingga mencapai pada
puncaknya, mendadak secepat kilat Ku See-hong, melancarkan
belasan buah pukulan berantai dita mbah pula dengan belasan
tendangan berantai, serangan-serangan itu dilancarkan seakan-akan
berbarengan waktunya dan seperti dilakukan oleh puluhan orang
secara berbareng.
Hawa serangannya bagaikan jaring langit dan jala bumi yang
bersama-sama menggulung ke depan untuk me nggencet musuhnya.
Sekeliling te mpat itu sudah tidak na mpak ruang kosong lagi,
bahkan seinci titik kele mahan yang bisa dimanfaatkan lawan untuk
menyarangkan pukulannya pun tak ada.
Tenaga dala m yang dimiliki Ku See-hong me mang luar biasa,
setiap tusukan maupun tendangan yang dilancarkan se muanya
disertai dengan jurus-jurus serangan yang kejam, ganas dan
me matikan, ditambah pula dengan perubahan yang tak terhitung
jumlahnya, benar-benar merupakan suatu ancaman yang berbahaya
sekali.
Dala m sekejap mata, ketiga orang itu telah sa ling bertarung tiga
empat puluh gebrakan lebih.
Sementara itu, dipihak la in Him Ji-im juga telah didesak oleh Ciu
Heng-thian sehingga jiwanya terancam bahaya maut, peluh telah
jatuh bercucuran me mbasahi seluruh badannya.
Sepasang telapak tangan maupun sepasang kaki Him Ji-im meski
telah melancarkan serangkaian serangan yang me matikan dan maha
dahsyat, namun Ciu Heng-thian selain berhasil menghindarinya
dengan gampang, malah setiap serangan balasan yang dilancarkan
selalu berhasil me maksa Him Ji im kelabakan dan kalang kabut
terlebih dulu sebelum berhasil dipunahkan.
535
Sementara itu Him Ji im telah me lancarkan sebuah serangan
dahsyat sepasang telapak tangannya yang putih bersih mendada k
diayunkan kedepan, segulung angin pukulan segera meluncur
kedepan.
Ditengan benturan dahsyat yang meme kik kan telinga, bergema
pula ledakan beruntun, seperti berondongan mercon, hawa
serangan yang tajam segera me mancar ke e mpat penjuru.
Hawa serangan yang tersebar itu seperti sebuah ja la yang a mat
besar mengurung sekujur badan Ciu Heng thian.
Si pedang ular perak Ciu Heng thian yang menyaksikan kejadian
itu menjadi amat terperanjat, dengan paras muka berubah hebat
mendadak telapak tangan kanannya disentil kedepan lalu digetarkan
keras-keras.
Pada saat sentilan dahsyat itu terjadi dari ujung jari tangan
kanan Him Ji impun me mancar keluar lima gulung hawa serangan
tajam yang secepat kilat mene mbusi lapisan hawa serangan itu dan
langsung menganca m lima buah jalan darah penting ditubuh Him J i
im.
Betapa terperanjatnya Him Ji im melihat datangnya kelima
serangan jari tangan lawan yang berhasil menembusi lapisan hawa
serangannya, dalam kagetnya buru-buru dia nengayunkan
tangannya kedepan, selapis cahaya tajam yang berkilauan segera
me luncur ke depan dan me mbabat angin serangan jari musuh.
Pada saat itulah, mendadak... Him Ji im me ndengar suara
tertawa licik yang penuh perasaan bangga bergema, disisi telinga,
entah sedari kapan tahu-tahu tubuh Ciu Heng thian bagaikan sukma
gentayangan telah berada tiga depa disisi kiri tubuhnya.
Him Ji im menjerit kaget, cepat-cepat tubuhnya merendah
kebawah ke mudian menyelinap ke sa mping.
Sudah barang tentu si pedang ular perak Ciu Heng thian tidak
akan me mbiarkan gadis itu meloloskan diri. tangan kanannya secara

536
aneh meluncur ke depan dan tahu-tahu mencengkeram urat nadi
pada pergelangan tangan kiri gadis itu.
Kontan saja gadis itu merasakan separuh badannya menjadi
kesemutan dan seluruh ke kuatannya lenyap tak berbekas.
Ku See hong yang sedang terlihat dalam pertarungan sengit
sempat pula mendengar jeritan kaget dari Him Ji im, ketika sorot
matanya berpaling ke arah lain, dengan cepat dia menyaksikan Him
Ji im telah terjatuh ke tangan C iu Heng- thian.
Melihat kejadian tersebut, Ku See hong segera berpekik nyaring,
suaranya melambung sampa i me mbumbung tinggi ke angkasa dan
mengge ma tiada hentinya. .
Seperti seekor burung elang raksasa mendadak tubuhnya melejit
ke tengah udara dan meloloskan diri dari kepungan dua orang
thamcu tersebut ....
"Criiiing....!'' terdengar suara dentingan nyaring berkumandang,
tahu-tahu dalam gengga man Ku See hong telah bertambah dengan
sebilah pedang panjang yang memancarkan cahaya merah yang
amat menyilaukan mata.
Suara jeritan kaget segera berkumandang me mecahkan
keheningan:
"Aaaah! pedang Ang soat kia m! Pedang Ang Soat kia m ....!"
Begitu jeritan kaget itu berge ma, hawa pedang Ku See hong
telah me marcar ke luar ke e mpat penjuru, ke mudian tubuh dan
pedang bersatu pula bersama-sama meluncur ketubuh Ciu heng
thian.
Kecepatan gerak tubuhnya begitu cepat sehingga tak terlukiskan
dengan kata-kata.
Pada hakekatnya tak bisa dibedakan lagi apakah cahaya itu
adalah cahaya pedang ataukah selapis cahaya bianglala.

537
Ternyata serangan yang dipergunakan olehnya itu adalah ilmu
pedang terbang yang merupakan ilmu pedang paling top di dunia
ini.
Mimpipun si pedang ular perak Ciu Heng thian tak pernah
menyangka kalau Ku See hong telah berhasil me nguasahi ilmu
pedang terbang yang merupakan kepandaian paling top dala m ilmu
pedang tersebut.
Untuk menghindarkan diri jelas tak mungkin lagi, tampaknya Ciu
Heng thian yang berhati kejam dan licik ini segera akan tewas
diujung pedang Hu Thian seng kia m dari Ku See hong ....
Siapa tahu pada saat itulah mendadak terdengar suara bentakan
merdu berkuman-dang me mecahkan keheningan, lalu muncul
segulung awan putih didepan tubuh Ciu Heng thian.
Tampak ujung baju berwarna putihnya itu tiba-tiba dikebaskan
kearah depan...... Seketika itu juga Ku See hong merasakan
datangnya begulung angin puyuh yang maha dahsyat menerjang ke
arah dadanya, begitu sakitnya dada yang terkena serangan itt
me mbuat sisa ke kuatan yang dmilikinya segera me mbuyar.
Apalagi ketika hidungnya mengendus bau harum yang aneh,
segulung tenaga hisapan yang amat keras telah me mbuat seluruh
tubuhnya tanpa terasa terhisap ke samping.
Terdengar Ku See hong menjerit lengking dengan suara yang
me me kikkan telinga.
Seluruh tubuhnya berikut pedang Hu thian seng kiam tersebut
segera meluncur ke arah depan dan meluncur ke dala m jurang.
Berbareng itu juga terdengar Him Ji im menjerit dengan suara
yang me milukan hati.
"Engkoh Hong, kau..."."
Dengusan tertahan mengakhiri seruan itu, seluruh badan Him Ji
im pe lan-pelan terkulai le mas ke atas tanah.

538
Sementara itu jeritan tajam yang me milukan hati dari Ku See
hong telah bergema makin lirih sebelum akhirnya lenyap tak
berbekas ditelan oleh jurang yang dala m.
Ilmu silat yang dimiliki bayangan putih yang berhasil menghajar
Ku See hong hingga tercebur kedala m jurang itu benar-benar luar
biasa sekali, dia muncul bagaikan sambaran sukma gentayangan,
setelah berhasil menghajar Ku See hong, diapun turun tangan
menotok ja lan darah Him Ji im, beberapa buah gerakan ini
dilakukan dengan kecepatan luar biasa dan sederhana seka li.
Kepandaian se maca m ini, pada hake katnya dalam dunia
persilatan dewasa ini hanya berapa orang saja yang me milikinya.
Tetapi yang paling mengejutkan lagi adalah orang itu tak lain
adalah seorang nyonya muda yang cantik jelita, usianya antara dua
puluh tujuh delapan tahunan.
Perempuan muda itu mengenakan pakaian berwarna putih,
berhidung mancung dan kulit yang putih bersih.
Ketika angin gunung berhe mbus lewat dan mengibarkan ujung
baju serta rambutnya yang terurai dipunda, ia tak ubahnya seperti
bidadari yang baru turun dari kahyangan.
Kecantikan pere mpuan muda itu sungguh menggetarkan sukma
siapapun yang melihat nya, sedemikian cantiknya perempuan ini,
hampir saja melebihi kecantikan semua perempuan yang ada
didunia ini yang digabungkan menjadi satu.
Dilihat dari potongan wajahnya itu, siapapun tak akan
menyangka kalau pere mpuan ini sudah berusia e mpat puluh
tahunan, bahkan orang pun tak akan menduga kalau perempuan
secantik ini tak lain adalah iblis pere mpuan paling cabul dikolong
langit dewasa ini... Ban-shia kaucu Ceng Lan-hiang adanya.
Yaa, menilai seseorang me mang tak bisa menilai dari paras muka
serta potongan badannya saja.
Wajah yang cantik kadang kala justru me mpunyai hati yang
busuk dan perbuatan yang me malukan.

539
oooo0dw0oooo

BAB 25
SI PEDANG ULAR PERAK Ciu Heng thian, si penginjak salju tanpa
bekas Tha m Hun khi serta si cacad langit Nia hun shia tiga orang
manusia la knat berhati keji yang berada dala m arena segera
bersikap hormat setelah menyaksikan ke munculan Ceng Lan hiang
disana, serentak mereka me nyembah sa mbil berseru:
"Kaucu berjaya selalu, dunia persilatan berada dibawah telapak
kakimu!"
Suaranya nyaring dan keras sehingga jauh me mbumbung ke
tengah angkasa ....
Setelah suasana menjadi hening ke mba li, si pedang ular perak
Ciu Heng thian segera tersenyum, ke mudian katanya:
"Terima kasih atas kedatangan Ceng kaucu yang tepat pada
waktunya sehingga menolong aku orang she Ciu lolos dari bahaya
maut, budi kebaikan ini tak terlukiskan besarnya, sekalipun badan
harus hancur, pasti akan kubalas budi ini"
Dengan sepasang matanya yang jeli dan bening Ban shia Ceng
Lang hiang mengerling sekejap kearah Ciu Heng thian, lalu setelah
tertawa katanya dengan suara yang merdu bagaikan kicauan
burung nuri:
"Ciu hu kaucu, kau jangan membuat aku malu, kelihayan ilmu
silat mu telah diketahui setiap orang, hanya waktu itu pikiranmu saja
yang lagi bercabang sehingga kena diketahui oleh bocah keparat
itu.”
Senyumannya ini benar-benar menggiurkan hati, begitu
me mpersonakan hati sehingga siapapun yang melihat senyuman
tersebut pasti akan merasakan sukmanya terasa melayang
meninggalkan raga.

540
Apalagi, suaranya yang merdu merayu cukup me mbuat orang
menjadi mabuk dan terlena.
Si Penginja k salju tanpa bekas Tha m Hun khi dan si Cacad langit
Nia Hun shia yang menyaksikan Ceng Lan hiang cuma tertawa
manis saja terhadap Ciu Heng thian, tanpa me mperdulikan mereka,
suatu perasaan yang tak sedap segera menyelimut i perasaan
mereka.
Jelas, perasaan tersebut adalah semaca m perasaan ce mburu...
Sekalipun mereka pernah merasakan kehangatan tubuh Ceng Lan
hiang, walaupun hanya sekali na mun kenikmatan yang diterima
mereka tak terlukiskan dengan kata-kata, bahkan setiap saat setiap
detik selalu berkeca muk da la m benak mereka.
Malahan mereka me mpunyai pikiran aneh andaikata mereka bisa
diberi kese mpatan sekali lagi untuk menikmati kehangatan
tubuhnya, walaupun jiwa harus melayang, merekapun rela.
Oleh karena itulah, setiap orang dalam perkumpulan Ban shia
kau yang sudah pernah merasakan kehangatan tubuh, Ceng Lan
hiang, otomatis akan t imbul suatu perasaan ce mburu bila mana
mereka saksikan pere mpuan itu bersikap mesrah terhadap orang
lain.
Sebagaimana diketahui, Ceng Lan hiang adalah seorang
perempuan siluma n yang paling cabul didunia ini, se mua anggota
Ban shia kau nya sedari seorang thamcu sa mpai orang rendahan,
hampir se muanya telah terpikat olehnya dan rata-rata pernah
mengadakan hubungan suami istri dengannya meski hanya satu
kalipun.
Tapi setiap orang yang mela kukan hubungan sengga ma
dengannya, maka tanpa mereka sadari, tenaga hawa panas yang
mereka miliki justru kena terhisap oleh se maca m ilmu Im kangnya.
Oleh sebab itu, setiap orang yang telah melakukan sengga ma
dengannya maka satu jam ke mudian, racun dingin yang tersebar
dalam tubuh mereka akan mulai ka mbuh dan menyebar kedala m

541
peredaran darah mereka, rasanya waktu itu seperti digigit oleh
beribu-ribu ekor se mut yang a mat ganas dan sakitnya bukan
kepalang. .
Jika dala m waktu yang cepat tidak segera me mperoleh obat
rahasia bikinanya, maka sang korban segera akan menderita
kesakitan hebat dan tersiksa sa mpai mat i.
Kekeja mannya itu benar-benar luar biasa dan menggidikkan hati
siapa pun juga.
Sebaliknya bila racun tersebut begitu kambuh maka mereka
mendapat obat penawarnya dari Ceng Lan hiang, sekalipun bahaya
racun dingin menyerang jantung bisa dihindari, tapi dia tak bisa
me lakukan hubungan senggama untuk kedua kalinya dengan
perempuan itu.
Sebab obat khusus itu justru merupakan pelenyap hawa panas
dari kaum lela ki, bila hawa yang khi dari kaum lelaki sudah punah
dan ia nekad melakukan persenggamaan lagi, akibatnya mereka
akan tewas secara mengerikan.
Cuma kobaran napsu birahi tersebut selalu dimulai oleh Ceng Lan
hiang sendiri, ma ka siapa pun tak berani mengusiknya bila
perempuan itu be lum berhasrat.
Perlu diketahui, ilmu im kang yang cabul dan kejam itu berhasil
dipelajari Ceng Lan hiang dari sejilid kitab pusaka Ban shia cinkeng
yang berhasil ditemukan olehnya bahkan merupakan suatu ilmu
penghisap sari lela ki yang luar biasa hebatnya.
Itulah sebabnya, setiap kali dia selesai me lakukan hubungan
dengan kaum pria, tanpa disadari ilmu silatnya menjadi berta mbah
lihay lagi.
Tentu saja Ceng Lan hiang tida k melepaskan racun dinginnya
yang kejam itu terhadap setiap pria yang mengadakan hubungan
dengannya, bila lela ki itu me narik baginya, dia t idak me lepaskan sari
racun im kang tersebut, tapi kalau sebaliknya maka dia pun
menyerang dengan ilmu im-kang itu.

542
Demikianlah, ketika si pedang ular perak Ciu Heng thian
menyaksikan Ceng Lan hiang tertawa manis kepadanya, kontan saja
dia dibikin terbuai dala m la munan yang tak karuan, kemudian
sambil tertawa nyaring katanya:
"Aku orang she Ciu mengucapkan banyak terima kasih atas
kebaikan kaucu, tapi ilmu silatku tak seberapa, tak mungkin bisa
menandingi seperseratuspun dari kepandaian kaucu"
Sekali lagi Ceng Lan hiang tertawa, suara tertawanya merdu,
wajahnya juga nampak berta mbah cantik. terutama sepasang
lesung pipinya yang mungil, benar-benar me mper-sonakan hati
orang.
Tapi yang paling mengejutkan orang ada lah hawa sesat yang
menyelimuti wajahnya yang cantik itu, dia memiliki suatu daya pikat
yang sukar dilawan oleh setiap le laki, se mua pria yang berhadapan
dengannya otomatis tunduk dan terpikat olehnya.
Mendadak Ceng Lan hiang melirik sekejap ke arah Him Ji im yang
tergeletak semaput diatas tanah, mendadak wajahnya berubah
hebat, selapis hawa pembunuhan yang menggidikkan hati
menyelimuti seluruh wajahnya, dia segera menegur dengan dingin,
''Apa saja yang dibicarakan Ji im dengan kalian tadi?"
Mendengar pertanyaan itu, si pedang ular perak Ciu Heng thian
merasa terkejut sekali, buru-buru sahutnya:
-ooo0dw0ooo-

Jilid 17
"JI IM SIOCIA mungkin kena dihasut oleh keparat she Ku itu, dia
hanya bilang tak mau pulang ke markas besar"
Walaupun Ciu Heng thian me mpunyai hubungan gelap dengan
Ceng Lan hiang sela ma ini, tapi dala m hati kecilnya secara dia m-
dia m ia sangat mencintai Ji im, apalagi Ceng Lan hiang juga pernah

543
mengungkapkan kepadanya bahwa dia bermaksud untuk
menjodohkan Him Ji im kepadanya.
Namun dia pun tahu akan kekeja man dari Ceng Lan hiang, oleh
karena itu dia tak berani melaporkan kata-kata dari Him Ji im yang
bermaksud me mutuskan hubungan antara ibu dan anak dengannya.
Paras muka Ceng Lan hiang tetap seram dan me nggidikkan hati,
katanya kemudian setelah tertawa dingin:
"Ciu Hu kaucu, sekarang juga kalian turun kedasar jurang dan
ambil se mua barang milk keparat sne Ku itu dan bawa ke markas
besar"
Dengan hormat si pedang perak Ciu Heng thian bertanya:
"Kaucu. bagaimana dengan adik Ji im?"
Tiba-tiba Ceng Lan hiang tertawa terkekeh-kekeh.
"Ciu Hu kaucu apa yang kau kuatirkan, heehhh. . . heeehhh. . .
heehh. . . pun kaucu pasti akan me menuhi ke inginanmu itu,
sekarang aku hanya bermaksud untuk mengurungnya dalam istana
Leng kiong"
Betapa leganya hati si pedang ular perak Ciu Heng thian setelah
mendengar perkataan itu, buru-buru serunya:
"Terima kasih banyak atas kebaikan kaucu'
Sekali lagi Ceng Lan hiang tertawa cekikikan.
"Dia kan putriku sendiri, buat apa kau mesti mengucapkan terima
kasih kepadaku?'
Tee hun Tha mcu, si penginjak salju tanpa bekas Tha m Hun khi
tiba-tiba berkata pula:
"Lapor kaucu, Ku See hong me miliki se maca m ilmu khikang yang
aneh sekali, ilmu itu sangat lihay dan bagaimanapun kita
me lepaskan pukulan dahsyat ke atas tubuhnya, tak pernah
serangan tersebut berhasil me mbuataya terluka parah, sungguh
beruntung kaucu datang tepat pada waktunya dan menghajarnya

544
hingga terjerumus ke da la m jurang. Tapi a ku orang she Tha m masih
tetap kuatir kalau nasib keparat itu ke lewat baik hingga berhasil
lolos dari bahaya maut. persoalan ini tak boleh terlambat lagi, kita
harus segera turun ke dasar jurang untuk me meriksa mayatnya"
Paras muka Ceng Lan hiang segera berubah menjadi a mat tak
sedap dipandang, segera ujarnya dingin.
"Tee Hun tha mcu, kau ma ksudkan dibawah serangan kaucu pun
dia masih bisa hidup lagi?"
Bergidik hati si penginjak sa lju tanpa bektas Tha m hun khi
setelah menyaksikan hawa pembunuhan yang menyelimuti raut
wajahnya itu, diam-dia m ia menghe mbuskun napas dingin.
"Aku orang orang she Tham tidak berani" buru-buru katanya
tergagap, ”hamba cuma kuatir serangan kaucu kurang ganas
sehingga dia berhasil melarikan diri lagi dari anca man bahaya maut"
'Kaucu nio-nio" ujar si pedang ular perak Ciu Heng thian pula.
"aku tahu kalau kau telah melepaskan serangan me matikan yang
berat terhadap bocah keparat itu, cuma aku rasa ada sedikit tidak
beres"
"Ciu hu kaucu, bagaimana tida k beresnya dengan siasatku ini?'
Ceng Lan hiang bertanya dengan tidak habis mengerti.
Sekulum senyuman licik segera tersungging diujung bibir si
pedang ular perak Ciu Heng thian katanya:
''Seharusnya kita bekuk bangsat itu hidup-hidup tolong tanya
kaucu, benarkah kau telah mclepaskan serangan yang me matikan
terhadapnya tadi? 'Moga-moga saja bukan!"
Ceng Lan hiang benar-benar dibikin tidak habis mengerti oleh
sikapnya yang berbicara sok rahasia, segera tanyanya:
"Apa maksud ucapanmu itu?'
''Bukankah keparat she Ku itu me mpunyai sebuah bait lagu dan
bait lagu itu menyangkut sejilid kitab pusaka yang maha dahsyat?"

545
Mendengar pertanyaan itu Ceng Len biarg segera tertawa
cekikikan sa mpai se luruh badaannya bergoyang keras, katanya:
"Ciu Hu kaucu, aku mengira kau hendak me mbicarakan tentang
soal apa, rupanya tentang masalah tersebut'
Tiba-tiba saja si Pedang ular perak Ciu Heng thian dibikin
terpesona oleh suara tertawa dari Ceng Lan hiang, buru-buru dia
bertanya:
"Apakah kaucu sudah tida k maui kitab pusaka Cang ciong pit kip
itu lagi?".
Ceng Lan hiang menghe la napas sedih.
"Aaaai. . kitab pusaka Cang cing pit kip mungkin saja tidak
kumaui lagi, tapi aku me mang ingin me mbekuknya hidup-hidup."
"Aaaai, tadi aku telah melancarkan serangan dengan ilmu Hau
kut jian hun im kang (ilmu pukulan hawa dingin tulang hancur
sukma cacad), sebesar lima bagian, kendati pun dia me miliki ilmu
sakti yang luar biasa, sulit rasanya untuk meloloskan diri dari
ancaman bahaya maut, apalagi tubuhnya terjatuh kedala m jurang
yang lima ribu kaki dala mnya, mustahil tubuhnya masih bisa tetap
utuh'
Tatkala Ciu Heng thian, Tham Hun khi serta Nia Hun shia
mendengar Ceng Lan hiang me mbicarakan tentang ilmu Hau kut
jian hun im kang, paras muka mereka segera berubah hebat, jelas
ilmu pukulan tersebut merupakan suatu kepandaian yang
mengerikan seka li sehingga mereka sendiripun tidak tahu ka lau
kaucu mereka me miliki kepandaian tersebut.
Yaa. didalam kenyataan ilmu pukulan Hau kut jian hun im kang
me mang merupa kan suatu ilmu pukulan yang amat mengerikan
hati.
Ketika Ceng Lan hiang menyaksikan se mua orang
me mandangnya dengan wajah seram dan ketakutan sambil tertawa
terkekeh-kekeh segera serunya:

546
"Ada apa? Aku toh tak akan melancarkan serangan yang
me matikan terhadap orang sendiri, heeehh.... heeehh. . .
Sekali lagi dia perdengarkan suara tertawa cabulnya yang merdu
le mbut dan menggun-cangkan sukma setiap orang itu.
Tiba-tiba si Pedang ular perak Ciu Heng thian mendongakkan
kepalanya dan ikut tertawa seram pula dengan suara yang
mengerikan baga ikan lolongan serigala. . .
Paras muka Ceng Lan hiang kontan raja berubah menjadi dingin
menyeramkan begitu mendengar suara tertawa dari Ciu Heng thian,
segera tegurnya ketus:
"Apa yang kau tertawakan?"
Si Pedang ular perak Ciu Heng thian menarik ke mbali suara
tertawanya, lalu berkata dengan hormat:
'Aku mengucapkan selamat atas keberhasilan kaucu me miliki ilmu
sinkang tersebut, sekarang tiada jago dikolong langit yang sanggup
menandingi dirimu lagi, bila teringat ka lau saat kita untuk
menguasahi seluruh kolong langit sudan sema kin dekat, tentu saja
aku tak dapat me mbendung rasa girangku didala m hati, itulah
sebabnya aku lantas tertawa terbahak-bahak"
Mendengar itu, sekali lagi Ceng Lan hiang tertawa terkekeh-
kekeh, sedangkan Si pedang ular perak Ciu Heng thian, si penginjak
salju tanpa bekas Tha m Hun khi serta si cacad langit Si Hun shia
bersama-sama ikut tertawa keras.
Suara tertawa mereka penuh diliput i kejalangan dan kekejian....
Suara tertawa yang penuh keseraman, kekejian itu melengking
mene mbusi angkasa dan menyebar sa mpai dimana-mana.
Ditengah gelak tertawa itulah, Ceng Lan hiang berjongkok untuk
me mbopong tubuh Him Ji im yang pingsan dan segera me luncur ke
bawah bukit.
Matahari senja condong kebarat, seluruh angkasa diliputi oleh
cahaya kemerah-merahan.

547
Pemandangan senja yang begitu indah menyelimuti seluruh
jagad dan mendatang kan pula selapis warna yang rawan, senja
ke mbali telah menje lang tiba.....
Meski matahari senja indah dipandang, tapi hanya singkat
waktunya, tak la ma ke mudian kese muanya itu akan lenyap diba lik
bukit sebelah barat sana ...
Kemudian kegelapan ma la m pun menyelimuti seluruh angkasa
....
Angin mala m berhembus kencang, mendatangkan perasaan
bergidik bagi siapapun, suasana berubah menjadi menyeramkan
dan mengenaskan ...
Didasar jurang yang penuh dengan bebatuan aneh tampak
bayangan manusia bergerak kian ke mari, paras muka mereka rata-
rata menunjukkan rasa tercengang yang amat tebal, rupanya
mereka sedang melakukan pe meriksaan secara besar-besaran.
Mendadak, pada saat itulah ....
Pada dasar jurang yang diliputi kabut dan delapan ratus kaki
lebih diudara, disana terdapat sebuah tanah datar lain seluas dua
tiga puluh ka ki, berdiri pula sesosok bayangan hita m.
Dia adalah seorang manusia yang sedang menghela napas sedih
tiada hentinya.
Helaan napas itu sangat lemah bagaikan suara nyamuk, tapi dari
suara helaan napas tersebut kita dapat merasakan pula betapa
besarnya penderitaan yang sedang dialami nya waktu itu.
Permukaan tanah dimana ia berdiri sekarang penuh dengan noda
darah, sekarang dia hampir berubah menjadi seorang manusia
darah, rambutnya terurai kusut, pakaiannya compang camping,
seluruh badannya penuh luka-luka lecet yang merekah, itulah luka
gesekan akibat terjatuh dari atas puncak setinggi seratus ka ki lebih
diatas sana.

548
Masih untung saja dia terjatuh disitu, coba bergeser sekali saja
ke depan, niscaya tubuhnya sudah terjerumus ke dala m dasar
jurang yang a mat dala m.
Sekalipun dia berhasil meloloskan diri dari kehancuran badan,
tapi nasib masih me mperma inkan dirinya, ia masih harus merasakan
siksaan dan penderitaan akibat serangan pukulan ilmu im kang yang
menyusup ke dala m tubuhnya.
Paras muka Ku See hong waktu itu pucat pias seperti mayat,
wajahnya menyeringai seram, seluruh tubuhnya mengejang keras
saking menahan siksaan dan penderitaan yang luar biasa.
"Bluuk !' terdengar suara lirih berge ma.
Dia tidak menggeserkan badannya barang setengah langkah pun,
tubuhnya kembali terjatuh ke tanah, lalu dengan me mentang kan
mulutnya bernapas terengah-engah, sepasang matanya berubah
menjadi merah darah. sekalipun wa ktu itu sedang merasakan suatu
penderitaan yang luar biasa, akan tetapi dia sa ma sekali tida k
menge luh ataupun merintih.
Hal ini menunjukkan betapa angkuh, keras kepala dan
tangguhnya watak orang ini.
Mendadak... dari atas puncak bukit diatas tanah datar yang
mene mbusi angkasa itu terdengar suara teriakan seseorang:
'Kaucu cepat kemari! Cepat kemari disini terdapat sebuah tanah
datar, mungkin bangsat itu terjatuh disini"
Pendengaran Ku See hong masih tetap tajam dan cekatan,
betapa terkesiapnya dia setelah mendengar seruan itu, dalam hati
kecilnya dia segera berpekik:
"Ooh Ku See hong, wahai Ku See hong, kau harus tabahkan hati,
sekarang kau tak boleh mati ditangan kaum durjana, dendam
kesumat dari ayah ibumu, gurumu, Keng Cin sin... semuanya harus
kau balas lebih dulu kau tak boleh mati dengan begitu saja"

549
Kobaran api dendam yang me mbara segera me mpertahankan
tubuhnya dan menimbul kan kekuatan didala m badannya, sekuat
tenaga tangannya mencengkera m permukaan tanah dan
mengge linding ke sisi tanah dasar itu, menggelinding lewat..
Perlu diketahui tanah datar tersebut hanya berada dipunggung
bukit yang berselisih de lapan ratus kaki lebih dari dasar jurang atau
seratus kaki lebih dari punca k bukit tersebut. meskipun lebar tanah
tiga empat puluh kaki na mun lantaran diliputi kabut yang tebal,
ditambah pula suasana mala m yang remang-re mang me mbuat
pemandangan disekitar tempat itu bagaikan dala m neraka saja.
Betapapun tajamnya sorot mata seorang jago lihay, jangan harap
bisa menyaksikan pe mandangan disekeliling te mpat itu dengan
jelas.
Baru saja Ku See hong menggulingkan badannya ke belakang
sebuah batu karang, telinganya telah mendengar suara langkan kaki
yang lirih mengge ma dari dua puluh kaki disekitar sana, lambat laun
suara langkah tersebut semakin mendekati te mpat itu dan a khirnya
berhenti.
Terdengar seserang berkata dengan suara merdu:
"Ciu Hu kaucu kita tak usah mela kukan pe meriksaan lagi"
Dengan perasaan tak habis mengerti si pedang ular perak Ciu
Heng thian segera bertanya:
"Bukankah dengan begitu sela ma hidup kita tak akan berhasil
mendapatkan pedang Ang soat kiam lagi. . . Apalagi jika bangsat itu
belum ma mpus, entah bagaimana seramnya akibat dike mudian
hari?"
Ceng Lan hiang segera tertawa terkekeh-kekeh setelah
mendengar ucapan itu.
"Pedang Ang soat kia m? Kita sudah pasti dapat me mperolehnya,
Cuma masih ada urusan penting lainnya yang jauh lebih serius
daripada pedang itu harus diselesaikan lebih dahulu, Mengenai Ku
See hong? Se karang aku malah berharap dia jangan sa mpai mat i"

550
"Kaucu, mengapa kau tidak mengharapkan dia mati?" tanya si
pedang ular perak Ciu Heng thian keheranan.
Ceng Lan hiang segera tertawa.
"Ciu Hu kaucu, kau ini. . . memang benar-benar kebangetan!
Menjumpai persoalan apa saja sela lu ingin bertanya sampa i jelas,
dan kaupun tak pandai menebak isi hatiku, tampa knya makin la ma
kau se makin bodoh saja"
Waktu itu Ku See hong dengan mema ksakan diri menahan rasa
sakit di seluruh badannya, untuk menghimpun sisa tenaga dalam
yang dimilikinya untuk menja lankan penutupan pernapasan dengan
ilmu Ku si tay hoat, sehingga napasnya sama sekali tak terdengar.
Dala m suasana begini, setiap perkataan mereka dapat didengar
olehnya dengan jelas.
Tapi yang me mbuat dia merasa a mat terkesiap bukan ucapan
dari Ceng Lan Hiang, mela inkan dia tak menyangka ka lau orang
itulah yang disebut Ban shia kaucu Ceng Lan hiang, perempuan
paling cabul dan paling keja m dikolong langit dewasa ini.
Meski dima ki bodoh, ternyata si pedang ular perak Ciu Heng
thian tidak dibikin marah, malahan sa mbil merendahkan diri
katanya.
"Kaucu adalah seorang manusia yang luar biasa, burung hong
dari umat manusia, baik ilmu silat maupun kecerdasannya luar
biasa, setiap patah katamu seakan-a kan mengan-dung maksud yang
dalam, betul aku orang she Ciu terhitung manusia pintar, tapi kalau
dibandingkan dengan kaucu maka ibaratnya sinar kunang-kunang
dengan cahaya rembulan, mana mungkin a ku bisa bersaing dala m
cahaya? Oleh karena itulah ucapan dari Kaucu se muanya me mbuat
aku merasa tidak habis mengerti"
Ku See hong tahu kalau ucapan tersebut hanya suatu umpakan
yang rendah dan me malukan dia sa ma sekali tak menyangka ka lau
seorang jagoan yang biasanya bersikap buas dan keja m terhadap
seorang perempuan.

551
Mendadak Ceng Lan hiang tertawa cekikikan, lalu berkata:
"Ucapan dala m hatiku kalau tak ku utarakan tentu saja kau tak
bakal tahu, maksudku Ku See hong telah terkena ilmu pukulan Hau
kut jian hun im kang ku, sekalipun tidak sampa i terjatuh ke dalam
jurang, tapi akhirnya dia toh tida k berhasil juga menghindari diri dari
siksaan penderitaan yang tak terkirakan akibat dari serangan yang
amat beracun itu.
Berbicara dari denda m kesumat yang terikat antara dia dengan
perkampungan kita, aku tak ingin me mbiarkan dia mati dengan
begitu saja, melainkan lebih dulu me mbiarkan dia merasakan
siksaan yang paling keja m di ala m se mesta sebelum a khirnya
ma mpus, bukankah cara ini jauh lebih ba ik lagi?"
Si pedang ular perak Ciu Heng thian sendiripun merupakan
seorang manusia cerdas yang licik dan banyak akal muslihatnya,
tentu saja dia dapat merasakan pula kalau ucapan dari Ceng Lan
hiang itu banyak yang bukan muncul dari hati sejujurnya.
Mendadak dia bertanya:
"Kaucu, mengatakan kalau pedang Ang soat kiam sudah pasti
dapat kita peroleh, tapi kalau tidak diketahui dimana kah letak
mayatnya, bagaimana mungkin senjata mestika itu bisa kita
peroleh?"
''Terus terang kukatakan kepada mu, Ku See hong telah me larikan
diri, Bila kita lakukan suatu pengejaran secara besar besaran apakah
pedang Ang soat kiam tersebut tidak bisa kita peroleh? Hayo
berangkat, lebih baik kita segera tinggalkan tempat ini, coba kau
lihat kabut yang menyelimuti tempat ini makin la ma se makin
bertambah tebal"
Tiba-tiba sipedang ular perak C iu Heng thian me mohon:
"Kaucu nio-nio, kau pernah mengabulkan permintaanku untuk
menjodohkan nona Ji im kepadaku, mengapa sa mpai sekarang kau
masih belum bersedia untuk meyerahkan tubuh Ji im kepadaku?"
Ceng Lan hiang segera tertawa jalang.

552
''Ciu hu kaucu, kau benar-benar seorang manusia yang tak
mengenal puas, kau sudah mendapatkan aku, buat apa kau
menghenda ki pula putriku? Hal se maca m itu berarti suatu hubungan
yang kacau!"
Ku See hong yang secara kebetulan mendengarkan pe mbicaraan
tersebut benar-benar menyumpah seribu keturunannya, dia tak
menyangka kalau dikolong langit bisa terdapat perempuan yang
begitu tak tahu malu, dia m-dia m ia lantas bersumpah dida la m hati,
jika tak dapat mencincang tubuh nya sehingga hancur berkeping-
keping, sampai matipun dia tak akan mati dengan mata yang
mera m.
"Nasib suhu dan adik Ji im benar-benar tak beruntung" de mikian
ia berpikir "aku harus menyela matkan adik Im dari cengkera man
setan iblis, sekarang ia sudah menjadi istriku, aku tak boleh
me mbiarkan dia merasakan penghinaan maupun perbuatan terkutuk
dari siapa pun, sedetik dia masih berada dicengkera man ibunya
yang cabul, berarti sedikit pula kesela matan jiwanya terancam, jika
sampai terjadi hal-hal yang tak diinginkan, bukankah aku a kan
menyesal sepanjang masa...''
Sementara Ku See hong sedang berpikir sampai ke situ,
mendadak terdengar si pedang ular perak Ciu Heng thian telah
berkata lagi sa mbil tertawa seram:
"Heeehh. . . heeehhh . . . heeehh. . . hubungan kacau apakah,
buat hubungan diantara kita hal tersebut sa ma sekali tak ada
hubungannya sama sekali."
"Oooh Kaucu nio-nio, kumohon kepada mu berbuatlah ba ik, disini
tiada orang lain, berikanlah tubuh adik Ji im kepadaku. . . biarlah
kami menjadi sua mi istri, aku benar-benar sudah tak ma mpu untuk
menahan diri lagi...."
Tak terlukiskan rasa kaget dan terkesiap Ku See hong setelah
mendengar perkataan itu, dia kuatir kalau peristiwa yang
mengenaskan itu benar-benar akan berlangsung didepan mata,

553
sebab bila sampai begitu niscaya dia tak akan sanggup untuk
menahan diri.
Yaa, seandainya orang yang dia cintai bahkan sudah pernah
me lakukan hubungan suami istri dengannya, bila sampai diperkosa
orang lain dihadapan sendiri maka pukulan batin yang de mikian
beratnya itu tak akan sanggup dihadapi oleh siapapun, meski dia
adalah seseorang yang berwatak keras hati seka lipun.
Perasaan Ku See hong saat ini gelisah sekali dan benci, benci
atas diri sendiri yang le mah tak berke kuatan, le mah sehingga tak
ma mpu untuk melindungi kesetamatan orang yang dicintainya.
Terdengar Ceng Lan hiang tertawa terkekeh-kekeh dengan nada
yang amat jalang, "Aah, kau ini mengapa mesti terburu napsu?
Baik-ba iklah menunggu sekian waktu lagi, saat itu a ku pasti a kan
me menuhi keinginan hatimu itu, sedang sekarang... sekarang aku
tak ingin kehilangan dirimu?"
Andaikata Ku See hong tidak mendengar dengan mata kepala
sendiri, dia tidak percaya kalau dikolong langit terdapat perempuan
cabul yang begitu tak tahu ma lu.
Hampir boleh dibilang perempuan itu tak mirip manusia,
me lainkan binatang, sebab hanya binatang saja yang bisa berbuat
cabul dan tak tahu malu seperti apa yang dia lakukan sekarang.
Kedengaran si pedang ular perak Ciu Heng thian turut tertawa
terkekeh-kekeh. "Akupun tahu kalau kau tak dapat kehilangan aku,
padahal setiap saat setiap detikpun aku merasa takut kehilangan
dirimu pula, heeehhhhh .....heeehhh....
Menyusul ke mudian terdengar suara tertawa cekikikan yang amat
jalang berkumandang disisi telinga Ku See hong.
Suara apakah itu? Jelas merupakau suara tertawa cabul yang
penuh rangsangan napsu.
Dala m keadaan de mikian, Ku See hong ingin seka li me mbunuh
dan mencincang sepasang le laki pere mpuan yang cabul dan tak
tahu ma lu itu, tapi sayang dia sudah tak bertenaga lagi, disa mping

554
itu perasaan sakit dan penderitaan yang amat hebat telah
menyelimuti pula se luruh tubuhnya.
Dia tahu ilmu pukulan hau kut jian hun im kang merupakan ilmu
pukulan yang terkeji dan paling beracun dikolong langit, siksaan
yang kejampun tak la ma akan terasakan diseluruh tubuhnya.
Mendadak terdengar suara cabul dari si pedang ular perak Ciu
Heng thian ke mbali berkumandang datang:
'Kaucu nio-nio, aku sudah tak kuat untuk menahan diri, mari kita
bermain satu babak diala m terbuka saja"
"Jangan-jangan..." tampik Ceng Lan hiang.
Dibalik kabut put ih yang menyelimuti angkasa la mat-la mat
kelihatan ada dua sosok bayangan manusia sedang bergulingan
diatas tanah, akhirnya sepasang lelaki perempuan anjing itu telah
me lakukan hubungan sengga ma diala m terbuka.
Suara tertawa mereka yang cabul tiada hentinya berkumandang
disisi telinga Ku See hong diiringi dengusan napas mereka yang
me mburu.
Tapi perasaan Ku See hong terasa makin terluka, mengikuti
dengusan napas mereka yang me mburu serta gelak tertawa mereka
yang jalang, lambat laun luka itu terasa semakin mere kah dan
mengucurkan darah.
Disatu pihak penuh dengan kege mbiraan karena nafsu birahi
yang semakin mende kati puncak kenikmatannya.
Maka dipihak lain penuh dengan penderitaan dan siksaan batin
yang luar biasa.
Dua macam perasaan yang berbeda menyolok itupun segera
berlangsung dibalik kabut tebal yang menyelimuti sekitar te mpat itu.
Kegembiraan akhirnya berakhir dala m waktu singkat, sepasang
lelaki perempuan itupun telah pergi, pergi dengan me mbawa
kepuasan napsu yang terla mpiaskan..

555
Sebaliknya Ku See hong berada dala m keadaan yang ma kin
menderita, ia menyum-pah karena ikut menyaksikan adegan
tersebut, adegan yang tak tahu malu, tapi diapun bersyukur,
bersyukur karena orang yang dicintainya...tak sampai... tak
sampai...
Tapi ingatan menyeramkan lainnya segera menyelinap kedala m
benaknya, membuat ia merasa tak tenang, dia takut, takut Him J i
im. . . .
Tapi apa gunanya? Dia hanya bisa me mbenci kepada diri sendiri,
me mbenci kepada diri sendiri yang tak berhasil me nolongnya disaat
yang tepat ...
Rembulan yang berbentuk sabit telah menongol keluar dari balik
awan, tapi suasana di te mpat itu masih terasa re mang-re mang.
Dibalik re mangnya suasana terlintas pula sebuah pemandangan
yang mengenaskan.
Angin dingin yang kencang berhe mbus lewat mengibarkan jubah
panjangnya yang koyak, tanpa terasa seluruh tubuhnya gemetar
keras, tapi sejak merasakan ge metar itu juga, Ku See hong merasa
siksaan yang mengerikan sudan mulai menggerogoti tubuhnya.....
Tiba-tiba.....
Ku See hong merasakan datangnya segulung hawa panas yang
muncul dari pusar seakan-a kan mendatangkan suatu kekuatan
baginya, tapi hawa panas yang mengalir dala m tubuhnya itu justru
me mbuat badannya kepanasan seperti dipanggang dibawah api
yang me mbara.
Siksaan se macam ini benar-benar dirasakan sangat dahsyat,
karena munculnya dari da la m dan me ndesak keluar.
Ku See-hong merasa darah yang mengalir didala m tubuhnya ikut
mendidih keras ......

556
Peluh telah mengucur ke luar dari beratus-ratus lubang pori-pori
diatas badannya, membuat sekujur tubuhnya basah kuyup bagaikan
terguyur air.....
Sepasang matanya melotot besar, wajahnya mengejang keras
menahan siksaan dan penderitaan yang luar biasa.
Semenjak berlatih ilmu sakti Kan kun mi siu ceng khi, meskipun
Ku See hong tidak takut lagi terhadap panas yang me mbara serta
dingin yang me mbekukan badan, tapi yang diderita sekarang adalah
akibat dari ilmu pukulan Hau kut jian yang a mat keji.
Akibatnya, semua manfaat yang dimiliki nya seakan-akan punah
dengan begitu saja, selain tak bisa dipergunakan lagi, ma lahan
keadaannya bertambah mengenaskan.
Sebagaimana diketahui, setiap ilmu sakti yang ada didunia ini
sudah pasti me miliki pula ilmu tandingannya.
Kebetulan sekali ilmu Hau kut jian im kang yang dilatih Ceng Lan
hiang justru merupakan ilmu tandingan bagi ilmu Kan kun mi siu
ceng khi tersebut.
Semenjak perte mpuran berdarah diatas bukit Soat san dua puluh
tahun berselang, di mana Ceng Lan hiang berhasil mencelakai jiwa
Bun ji koan su Him Ci seng, tiga tahun kemudian dala m dunia
persilatan telah muncul nyanyian "Denda m sejagad" yang
menghebohkan.
Munculnya nyanyian tersebut segera mengejutkan Ceng Lan
hiang, dia segera mengetahui kalau Bun ji koan su belum tewas
akibat dari ulahnya te mpo hari.
Secara kebetulan pula pada saat itu dia me mperoleh kitab pusa ka
Ban shia Cinkeng, ma ka serta merta dia lantas me musatkan
segenap perhatiannya untuk melatih ilmu Hau kut jian hun im kang
tersebut.
Bun ji koan su sendiri pun merasa terkesiap sekali setelah
mengetahui kalau Ceng Lan hiang berhasil mendapat kitab pusaka
Ban Shia cinkeng, dia tahu sekalipun segenap ilmu sakt i yang

557
tercantum dala m kitab pusa ka Cang ciong pit kip berhasil dikuasahi
semua, belum tentu ia sanggup untuk me mbereskan perempuan itu,
maka Bun ji koan su pun tak pernah pergi mencari Ceng Lan hiang
sendiri untuk me lakukan pe mba lasan denda m.
Berbicara soal ilmu silat yang dimiliki Ceng Lan hiang kini, boleh
dibilang dia sudah tiada tandingannya lagi di kolong langit, sebab
bukan saja dia telah berhasil mencuri belajar banyak kepandaian
sakti yang tercantum dala m kitab pusaka Cang ciong pit kip, bahkan
dari kitab Ban shia cinkeng pun dia berhasil me mpe lajari banyak
sekali ilmu silat maha sa kti.
Itulah sebabnya kepandaian silat yang di milikinya sekarang
boleh dibilang se luas sa mudra dan sukar diukur lagi dengan kata-
kata.
Sekarang, Ku See hong bukan hanya terkena pukulan Hau kut
jian hun im kang yang dilancarkan Ceng Lan hiang dengan tenaga
sebesar lima bagian saja, bahkan delapan jalan darah penting
ditubuhnya sudah ada tiga diantaranya yang kena tertotok.
Seandainya berganti orang lain, sudah sejak la ma ia ma mpus
secara mengenaskan.
Tapi Ku See hong pernah menerima inti kekuatan dari seluruh
badan Bunji koansu, selain itu diapun pernah makan nadi darah
naga bumi Tee liong hiat meh yang merupakan mestika yang langka
di dunia ini, akibatnya seluruh tubuhnya me miliki suatu kekuatan
yang melebihi siapapun.
Sayangnya kendatipun demikian, tapi jika dala m tujuh hari racun
dinginnya tak se mpat dipunahkan, toh ia bakal tewas juga dala m
keadaan yang mengernaskan.
Bukan begitu saja, bahkan dalam tujuh hari tujuh mala m ini
setiap hari dia pasti akan merasakan siksaan yang paling keji di
kolong langit, setiap kali selesai merasakan siksaan, berarti
nyawanya selangkah mende kati akhir.

558
Waktu itu, Ku See hong merasakan hawa panas yang berkobar
dalam dadanya makin la ma se makin meninggi, penderitaan
semaca m itu sungguh tak terlukiskan dengan kata, bahkan makin
la ma se makin berta mbah dahsyat.
Dala m keadaan seperti ini dia hanya bisa me mbenci, me mbenci
ketidak adilan Thian, me mbenci kekeja man akan terhadap umat
manusia, mengapa ia diberi siksaan dan penderitaan yang begitu
hebatnya.
Kematian, me mang diala mi setiap manusia dan tak mungkin bisa
dihindari, tapi setiap kali Ku See hong teringat akan "ke matian",
segera timbul perasaan ngeri, seram dan bergidik dari dala m
hatinya.
Apakah dia takut mati?
Tidak, tidak, dia bukan seorang pengecut yang takut mati, sebab
itulah jalan yang harus dilewati oleh setiap orang, hanya
masalahnya cepat atau la mbat.
Lantas, apa yang me mbuatnya merasa takut?
Ia takut karena dendam kesumatnya belum terbalas, suatu cita-
cita seorang pendekar yang belum bisa terwujud.
Oleh karena itu, dia berusaha keras untuk bertarung melawan
ma laikat e lmaut dan tak ingin me mbiarkan cengkeraman maut dari
ma laikat elma ut berhasil meraih kepala nya.
Apalagi mati atau hidup dari Ku See hong sekarang akan
me mpengaruhi pula segala perubahan nasib bagi dunia persilatan
dimasa mendatang...
Atau dengan perkataan lain, hawa sesat atau hawa kebenaran
yang bakal menguasahi jagad, semuanya itu tergantung pada mati
hidup Kuu See hong se karang.
Mendadak.. satu ingatan melintai dala m benak Ku See hong,
sedang dia berpikir.

559
''Ku See hong, wahai Ku See hong, kau tak boleh mati, karena
setelah kau mati bukan saja denda m kesumat tak terbalas, bahkan
akan mence lakai pula adik Ji im, kau tak boleh mati tapi kaupun tak
boleh tinggal terus disini, kau harus menggunakan sisa tenaga yang
kau miliki untuk merangkak keluar dari te mpat yang terpencil ini dan
beradu nasib, makin jauh se makin baik"
Berpikir sa mpai disitu, Ku See hong segera bekerja keras untuk
merangka k, menggelinding dan menggunakan apa saja untuk
bergerak meningga lkan te mpat itu.
Diapun tak tahu harus merangkak ke mana, baginya sekarang
hanyalah meninggalkan tempat itu sejauh jauhnya, makin jauh
semakin ba ik..
Karena dia telah membayangkan bila mana tinggal disitu kelewat
la ma, maka tujuh hari tujuh ma la m ke mudian, dia akan tewas
secara mengerikan disitu, padahal disana kecuali orang-orang Ban
shia kau, siapa pula yang ke mudian datang ke te mpat itu?
Maka ia ingin merangkak ke luar dari sana, bila dapat dijumpai
dengan seseorang, sekalipun dia tahu orang yang dijumpainya
belum tentu bisa menolongnya, paling tida k masih terpampang
harapan baginya untuk e mperoleh pertolongan dan pengobatan atas
luka yang dideritanya daripada pasrah pada nasib disitu.
Tindakan se maca m ini sesungguhnya tidak ditunjang oleh
sesuatu harapan yang besar, tapi itu lebih baik daripada duduk
termenung sa mbil menantikan datangnya ajal.
Tapi yang lebih penting lagi ada lah dia tak ingin pedang mestika
Ang soat kia m miliknya itu sa mpa i terjatuh ke tangan kaum durjana.
Dia m-dia m dia telah berkata dala m hati kecilnya, bila di a
berjumpa dengan seseorang dan orang itu adalah seorang dari
golongan pendesar, dia akan menghadiahkan pedang Ang soat kia m
tersebut kepadanya, selain diapun akan me nitipkan beberapa
persoalan yang belum dapat diselesaikannya itu untuk dilanjut kan
pelaksanaannya.

560
Begitulah, dia menggelinding, merangkak dan bergerak t iada
hentinya kedepan. . .
Dala m lelahnya ia merasakan hawa panas yang menyiksa dala m
tubuhnya makin la ma se ma kin pudar sehingga akhirnya lenyap
sama seka li.
Kini ia terbaring diatas tanah dengan napas tersengkal-sengkal,
peluh telah me mbasahi selurun tubuhnya, juga membasahi seluruh
permukaan tanah.
oooo0dw0oooo

BAB 26
AKAN tetapi, disaat ia sedang beristirahat dengan napas
tersengal itulah, nendadak terasa munculnya segulung hawa dingin
yang luar biasa muncul dari punggung dan pelan-pelan mene mbusi
sekujur tubuhnya, dalam waktu singkat dia merasakan seluruh
tubuhnya gemetar keras ke mudian mengejang kencang.
Seluruh darah yang mengalir didala m tubuhnya seakan-akan
berubah menjadi dingin dan me mbeku.
Badannya menjadi kaku, sekujur tubuhnya dingin bagaikan salju
dan hanya bisa berbaring dengan kaku seperti sesosok mayat,
sementara napasnya makin la ma se makin bertambah sesak.
Walaupun demikian, kesadaran otak Ku See hong masih tetap
utuh seperti sedia kala, dengan memaksakan diri dia berusaha keras
untuk menahan penderitaan akibat menyusutnya badan, tapi dia
tetap nekad, tubuhnya masih saja dicoba untuk merangkak dan
menggulung untuk bergerak ke depan.
Tentu saja gerakannya sekarang tidak secepat tadi, malahan
semakin tak sanggup untuk me lanjutkan ke mbali gerakannya.
Sekarang, Ku See hong sudah merangkak ke luar dari balik
tempat yang diliputi kabut, rembulan yang terang menyinari seluruh
jagad, tapi sepasang matanya membelalak besar, biji matanya yang

561
hitam na mpak berkerut kecil hingga lebih banyak warna putihnya,
lubang hidungnya menge mbang besar pula.......
Wajah yang menyeramkan dan tak terlukiskan dengan kata-kata
ini, dita mbah lagi dengan tubuhnya yang penuh noda darah serta
rambut yang awut-awutan kusut membuat tampang pe muda itu
mengerikan se kali.
Mungkin bulu roma orang akan berdiri se mua bila secara tak
sengaja berjumpa dengannya.
Merangkak, menggelinding .. . .. . dia telah mengerahkan tenaga
yang paling besar untuk berjuang terus, dan ia berhasil merangka k
sampai tempat yang amat jauh.
Mendadak.... segulung hawa panas yang aneh sekali lagi muncul
dari dala m pusarnya.
Setelah itu hawa dingin yang me mbekukan menyelimuti setiap
bagian badannya.
Panas dingin datang silih berganti .....
Tapi dala m tubuhnya masih terdapat semacam perasaan lain
yang jauh lebih menyiksa, lagi suatu gerakan yang mengalir dan
mengge letar didala m daging dan ba lik kulit badannya...
Perasaan itu seperti panas dingin, seperti panas, gatal. seperti
kaku dan seperti pula linu. .
Tapi kalau dirasakan sungguh-sungguh maka seakan-akan bukan
perasaan panas yang sungguh-sungguh, bukan pula dingin, linu
ataupun sakit. .
Pokoknya segala sesuatu perasaan linu, sakit, kaku, pegal serta
aneka perasaan lainnya hampir semuanya dapat dirasakan dalam
tubuhnya.
Ada kalanya dia merasa seperti ditusuk-tusuk dengan jarum yang
tajam, ada kalanya juga dia merasa ada beribu-ribu ekor ulat
berbulu yang sedang bergerak-gerak dala m badannya.

562
Penderitaan yang ditimbulkan akibat dari pepaduan antara panas
dan dingin yang datang silih berganti ini kontan saja me mbuat Ku
See hong yang angkuh dan keras kepala ini tak sanggup menahan
diri lagi, dia merasa kepalanya berat dan kesadarannya berangsur-
angsur menghilang.
''Uaaakk ,..!" akhirnya dia muntah darah segar.
Kebetulan pada waktu itu dia sedang merangkak disisi sebuah
tebing, karena sisa hawa murninya tiba-tiba punah, sekujur
tubuhnya segera berguling kebawah tebing yang tingginya belasan
kaki itu me mbentur diatas sebatang pohon siong.
Pakaian yang pada dasarnya telah compang-ca mping tak karuan
kini se makin robe k dan hancur tak karuan lagi bentuknya..
Maka diapun menjadi tenang, tidak gemetar lagi, tidak menderita
lagi, ia terkapar dengan tenang.
Ditengah keheningan ma la m yang mence ka m, hanya terdengar
suara angin dingin yang berhembus lewat dan menggo-yangkan
ranting pohon, suaranya bagaikan isak tangis yang pedih, dedaunan
yang bergoyang, bagaikan setan iblis yang me mentangkau sayap,
segala sesuatunya tampak menyera mkan, mengerikan dan
menggidikkan hati...
Rembulan yang berbentuk sabit tergantung ditengah awang-
awang, waktu itu menunjukkan kentongan kelima...
Tak la ma ke mudian, mala m pun berakhir dan fajar mulai
menyingsing diufuk sebelah timur.
Sebuah sungai yang tidak begitu lebar me mbujur dari sebelah
timur dan me mbentang kebarat, sisi sungai penuh dengan
tumbuhan pohon siong yang besar diselingi aneka bunga dan semak
yang permai dan subur. Tatkala angin berhe mbus lewat, terendus
bau harum yang se merbak.
Dibawah sebuah batang pohon siong raksasa di tepi sungai, saat
itu me mbujur sesosok bayangan tubuh pe muda yang penuh
berleporan darah, menyoren pedang kuno, berpakaian compang-

563
camping, kulit penuh luka-luka seperti setan dan menyeringa i
menyeramkan.
Sedemikian seramnya keadaan pemuda itu me mbuat siapa saja
yang me mandangnya akan merasa bergidik menggigil dan bulu
romanya pada bangun berdiri.
Sekalipun dia terbaring tenang di bawah pohon siong, walaupun
dadanya naik turun dengan le mah dan me mbuktikan kalau dia
belum putus nyawa, tapi jaraknya dengan ke matian sudah tak jauh
lagi.
Cahaya matahari yang berwarna keemas-emasan telah
mene mbusi awan putih dan me mancar keseluruh penjuru dunia.
Ketika sinar matahari yang berwarna ke emas-emasan me mancar
diatas air, tampak beberapa ekor ikan berlompatan kian ke mari,
sungguh suatu pe mandangan ala m yang indah perma i.
Tiba-tiba... dari arah sebelah timur terdengar suara bentakan
merdu serta suara caci maki yang kotor dan cabul menyusul
ke mudian ta mpak dua sosok bayangan manusia berwarna abu-abu
sedang mengejar sesosok bayangan manusia yang kecil mungil
berbaju biru.
Ilmu meringankan tubuh yang dimiliki bayangan manusia
berwarna biru itu nampak se mpurna sekali, bagaikan seekor burung
yang mene mbusi omba k bergerak kian ke mari, dengan lincahnya.
Sedangkan dua sosok bayangan manusia yang berada
dibelakangnya, meski ilmu merngankan tubuh mereka amat
sempurna, namun toh mereka gagal untuk menyusul bayangan biru
tersebut.
Bayangan ramping berbaju biru itu sungguh lincah gesit dan
cekatan, ia seperti ada maksud untuk me mpermainkan kedua orang
itu sehingga ilmu meringankan tubuh nya sa ma sekali tida k
dikerahkan sepenuhnya.
Selama ini dia sela lu me mpertahankan jaraknya antara beberapa
kaki dari dua orang yang me mbuntuti di be lakangnya, ma lah ada

564
kalanya dia berpaling sa mbil bertepuk tangan, ada kalanya pula dia
me lepaskan serangkaian pukulan dan tendangan.
Hanya dalam waktu singkat saja, dia telah melepaskan tujuh
delapan buah pukulan dita mbah dengan tiga e mpat buah
tendangban.
Dua orang yang me mbuntuti di belakangnya meski terhitung juga
seorang jago lihay dalam dunia persilatan, sayang orang berbaju
biru itu me miliki gerakan yang cekatan dengan serangan-serangan
yang maha dahsyat.
Itulah sebabnya asal kedua orang itu kena diserang olehnya,
niscaya akan dibikin ka lang kabut dan terdesak tak karuan, mereka
harus bersusah payah lebih dulu sebelum berhasil me munahkan
ancaman lawan.
Menanti mereka menyiapkan serangan balasan yang dahsyat,
manusia berbaju biru itu secara licik segera mengerahkan ilmu
meringankan tubuhnya dan secepat kilat me luncur sejauh beberapa
puluh kaki dari te mpat semula ......
Oleh karena itu tak heran kalau dua orang yang berada
dibelakang itu dibuat gusarnya setengah mati dan segera mencaci
maki kalang kabut.
Sambil berkejaran sambil bertarung, tak lama ke mudian ketiga
orang itu sadah berada lima kaki disa mping tubuh Ku See hong.
Tiba-tiba terdengar dua orang yang berada dibelakang itu
mencaci ma ki dengan parau bagaikan ge mbrengan bobrok:
'Lonte busuk, bila kau. . .`
Belum selesai ucapan itu, tampak gadis berbaju biru yang berada
didepan telah me mbentak nyaring.
"Anjing busuk, kau pantas dihajar!"
Pinggangnya yang ramping itu mendadak ditekuk lalu me luncur
ke depan secepat kilat, setelah itu secara tiba-tiba berputar satu

565
lingkaran dan berbalik me nerjang dua orang yang berada
dibelakangnya.
Agaknya dua orang yang berada dibelakang itu tak pernah
menyangka ka lau ilmu meringankan tubuh yang dimiliki gadis itu
demikian lihaynya diantara berkelebatnya bayangan biru, tampaklah
dua buah ujung bajunya yang lincah seperti ular berbisa dengan
me mbawa desingan angin taja m langsung menggulung t iba.
Buru-buru kedua orang itu menahan gerak maju mereka dengan
sepenuh tenaga, telapak tangannya didorong ke muka secbepat
kilat dua dgulung tenaga saerangan yang dabhsyat bagaikan
amukan angin puyuh langsung menya mbut datangnya serangan
lawan.
Ilmu silat yang dimiliki gadis itu me mang lihay sekali,
menyaksikan datangnya kedua gulung angin puyuh itu, dia segera
tertawa dingin, mendadak sepasang ujung bajunya diputar dan
dikebaskan ke depan segulung angin pukulan yang maha dahsyat
bagaikan luasnya samudra mela lap kedua gulung angin serangan
lawan sehingga lenyap tak berbekas.
Menyusul ke mudian tubuhnya berkelebat secara aneh, bagaikan
sukma gentayangan dia menerobos masuk diantara kedua orang itu,
sepasang telapak tangannya yang putih mulus diayunkan ke muka
dan menyerang ke kiri dan kekanan.
'Plook! Plook...!" dua kali benturan nyaring berkumandang
me mecahkan keheningan, sepasang pipi kedua orang itu tahu-tahu
sudah diperseni dengan te mpelengan keras yang me mbuat mereka
jadi tertegun dan berdiri kaku seperti patung.
Selesai menggaplok kedua orang itu dengan gerakan yang
cekatan si nona baju biru itu me lompat mundur lagi sejauh dua ka ki,
sepasang matanya yang jeli me ngerling sekejap ke sana ke mari.
Ketika menjumpai kedua orang itu berdiri termangu disitu,
mendadak ia tertawa cekikikan tangan kanannya segera
me mbereskan ra mbutnya yang kusut sementara tangan kirinya
dipakai untuk menutupi bibir sendiri.
566
Sikapnya yang lincah, polos tapi binal me mbuat orang benar-
benar serba salah, menangis tak bisa tertawapun tak dapat.
Gadis berbaju biru itu me mang berwajah cantik, ra mbutnya yang
mulus terurai sebahu, tubuhnya ramping dengan kulit badan yang
putih mulus dan halus, hidungnya mancung, bibirnya kecil mungil,
pada hakekat nya dia merupakan seorang gadis yang cantik
rupawan.
Ternyata gadis ini tak lain adalah Im Yan cu yang lincah, polos,
hangat tapi marah atau senangnya tak menentu.
Kiranya ketika dia mewakili Ku See hong menahan sejumlah jago
lihay dari dunia persilatan di kompleks tanah pekuburan yang sepi,
karena serangannya kelewat keji, hal mana menimbulkan kesan
jelek dala m hati Ku See hong sehingga tanpa pamit pe muda itu
telah pergi meninggalkannyar.
Atas kejadian tersebut, hatinya merasa sedih sekali, malah dia
sempat menangis sehari semala m, walaupun de mikian, ia masih
saja setiap saat setiap detik me mikirkan Ku See hong dan mencari
jejaknya.
Tetapi berhubung jeja k Ku See hong tak menentu, maka se la ma
beberapa bulan hasilnya nihil. .
Kendatipun de mikian, dia tidak putus asa, dengan penuh
semangat dia menjelajahi seluruh te mpat untuk mencari kekasihnya,
biar sampai di ujung langitpun dia bertekad hendak mencarinya
sampai kete mu.
Dua orang lelaki yang berdiri di depan Im Yan cu adalah dua
orang lelaki setengah umur yang mengenakan jubah berwarna abu-
abu, perawakan mereka tinggi besar dan kekar, alis matanya tebal
matanya besar dengan sikap yang gagah.
Sebetulnya raut wajah mereka mirip antara yang satu dengan
lainnya, satu-satunya perbedaan adalah wajah mereka yang satu
penuh berca mbang sedangkan yang lain bersih dan kelimis.

567
Kedua orang ini sama-sa ma me mpunyai nama yang termashur
dalam dunia persilatan, mereka adalah saudara kembar yang di
sebut Kangla m Siang hou (sepasang orang gagah dari Kangla m)
Yang penuh bercambang adalah Pek liun jiu (si tangan geledek)
Hoo kian, sedangkan yang tanpa bercambang adala Sian hong kek
(si angin puyuh) Hoo gi.
Sepasang orang gagah dari Kangla m ini masing-masing me miliki
ilmu silat yang sangat lihay, jadi orang jujur dan gagah, mereka
tidak pernah berpikiran licik bahkan dipuji sebagai orang panda i
didala m dunia persilatan.
Kangla m Siang hou menganggap diri mere ka sebagat jago ke las
satu dalam dunia persilatan, ilmu silat yang dimiliki tentu tiada
tandingannya dikolong langit.
Siapa tahu berhadapan dengan Im Yan cu ibaratnya setan kecil
bertemu setan besar, serangan yang dilakukan oleh Im Yan cu itu di
kontan saja me mbuat mereka jadi tertegun.
Mendadak tendengar Pek liu jiu Hoo Kian yang wajahnya penuh
bercambang bertanya:
"Nona kau murid siapa? Ilmu silat apakah yang kau pergunakan
untuk menghajar ka mi tadi?"
Ketika Im Yan cu menyaksikan mereka tidak marah meski kena
terhajar, bahkan mengajukan pertanyaan semaca m itu, kontan saja
dia tertawa cekikikan.
"Jurus serangan yang barusan ku pergunakan ber na ma
tamparan kiri kanan, apakah kalian ingin mencobanya lagi?"
Sembari berkata Im Yan cu segera me mentangkan sepasang
telapak tangannya yang putih bersih dan berlagak seakan-a kan
hendak melancarkan tubrukan lagi.
"Tunggu dulu nona" buru-buru Sian hong kek Hoo Gi berseru,
"lebih baik kita menerangkan dahulu duduknya persoalan sebelum
bertarung mati-matian.”

568
Sekali lagi Im Yan cu tertawa geli menyaksikan cara mereka
berbicara, sambil menarik ke mba li telapak tangannya, dia berkata
sambil tertawa merdu:
"Persoalan apa lagi yang hendak ka lian berdua bicarakan? Cepat
katakan. ."
'Nona belum menjawah pertanyaan kami, sebenarnya kau murid
siapa?” ujar sitangan geledek Hoo Kian dengan lantang.
Mendadak paras muka Im Yan cu berubah menjadi serius,
katanya dengan bersungguh-sungguh:
'Nona mu adalah muridi dari raja akhirat bagi kaum pria!"
Baik, Sian hong kek Hoa Gi maupun Pek lui jiu Hoo Kian kedua-
duanya merupakan jago yang jujur, polos sa ma sekali tak beraka l
muslihat, mereka tidak curiga kalau Im Yan cu sengaja lagi
me mperma inkan dirinya mendengar itu segera guma mnya:
`Raja akhirat bagi kaum pria? Raja Akhirat bagi kaum pria? Asing
benar nama ini '
Hampir pecah perut Im Yan Cu setelah mendengar ucapan itu
saking gelinya, tapi paras mukanya masih tetap dingin dan kaku,
ujarnya sinis:
"Hmm, mengakunya saja kalian Kangla m Siang hou adalah jago-
jago yang sudah setengah abad berkelana dalam dunia persilatan,
tak tahunya nama Raja akhirat bagi kaum pria pun tak pernah
didengar, Huuuuh, kalau tidak btahu katakan sadja tidak tahu,
abuat apa mesti bberlagak? Hmmm, nona mu benar-benar ikut
merasa malu bagi ka lian berdua.. .'
Merah padam se le mbar wajah Kangla m siang hou setelah
mendengar perkataan itu.
Dengan suara tergagap buru-buru Pek lui jiu Hou Kian berkata:
"Guru nona pastilan seorang pertapa yang jarang berkelana
dalam dunia persilatan, kami dua bersaudara oenar-benar tidak
mengetahui na manya."

569
Im Yan-cu me mang seorang gadis yang suka menggoda orang,
apalagi ketika mengetahui kalau orang yang digodanya sama sekali
tidak merasa, rasa gembiranya berlipat ganda.
Yaa, mungkin didunia ini hanya dia seorang yang me mpunyai
watak yang begini aneh yaitu membuat orang lain kebingungan
mencari kege mbiraan buat diri sendiri.
Paras muka Im Yan cu yang semula dingin ka ku, dengan cepat
berubah menjadi a mat santai, ujarnya sa mbil tertawa dingin.
"Aduuh mak, aku lihat ka lian berdua benar-benar bodoh sekali,
Raja akhirat bagi kaum pria tentu saja merupakan pere mpuan yang
khusus me mbunuh lelaki bodoh maca m kalian, masa da la m dunia
persilatan benar-benar terdapat nama seperti ini?.
Sekarang Kangla m siang hou baru tahu kalau dia sedang
dibodohi orang, kontan saja hawa a marahnya berkobar.
Dengan suara dala m Pek lui jiu Hoo Kian berseru:
"Nona jadi kau dengaja hendak memperma inkan ka mi dua
bersaudara? Hari ini kalau aku t idak me mberi sedikit pelajaran
kepadamu, sulit rasanya untuk me la mpias kan rasa benci didala m
hatiku"
Im Yan cu mengerutkan dahinya lalu me nghela napas sedih:
"Aaaai ..... kalian berdua adalah Kanglam Sianghou yang
termashur, namanya di dala m dunia persilatan, masa dua orang
lelaki hendak mengerubuti seorang pere mpuan le mah seperti aku?
Aaaai, tahu kalian ba kal marah, aku tak akan me nerangkan apa
yang dimaksud dengan Raja ahkirat bagi kaum pria itu"
Im Yan cu adalah seorang gadis cantik, selain paras mukanya
cantik menarik, orangnya juga lincah dan menawan hati, terutama
sekali bila sedang tertawa, pada hakekatnya sanggup membetot
sukma siapa saja.
Begitu dia tunjukkan wajah yang sedih, diantara kecantikan
wajahnya segera terlihat sikap yang cukup me ngiba kan hati.

570
Kangla m siang hou me mang orang yang jujur dan terbuka, meski
mereka me ngagumi kecantikan wajahnya, namun sa ma sekali tida k
terlintas pikirah jahat.
Maka begitu menyaksikan Im Yan cu yang berwajah memelas itu,
Sian Hong kek Hoo Gi segera berkata dengan suara pelan:
"Nona." ka mi dua bersaudara tak akan menganiaya kau seorang
perempuan le mah, asal barang tersebut kau kembalikan kepada
kami hari ini, urusan pasti akan beres dala m suasana dama i"
Mendadak wajah lm Yan cu berubah ke mbali menjadi dingin
menyeramkan, katanya ketus:
"Kalian berdua benar-benar manusia sombong yang tak tahu
ma lu, mengapa tidak kalian bayangkan sewaktu kugaplok mulut
kalian barusan tadi? Coba katakan, siapa yang sedang
me mperma inkan siapa? Hmmm, sanggupkah ka lian berbuat
demikian?"
Kangla m Siang hou benar-benar dibikin pusing tujuh keliling oleh
perubahan sikap Im Yan cu yang sebentar marah sebentar senang
itu, dengan cepat mereka menduga kalau gadis ini jangan-jangan
mengidap penyakit syaraf...
Sekalipun begitu, mereka juga tahu ka lau apa yang dikatakan
gadis itu benar, sekalipun mereka berdua turun tangan bersama,
belum tentu lawannya berhasil dika lahkan.
Maka setelah termenung beberapa saat Pek lui jiu Hoo Kian
segera berkata:
''Nona, 'lebih baik kita tak usah me mbicarakan hal-hal yang tidak
berguna, kami dua bersaudara memohon kepadamu agar suka
menge mba likan barang tersebut kepada ka mi!'
"Barang apa yang kalian maksudkan?" tanya Im Yan cu sa mbil
tertawa.
"Pedang kecil Jui sim kia m tersebut" sambung Sian hong kek Hoo
Gi cepat.

571
Tiba-tiba Im Yan cu merogoh kedala m sakunya dan
menge luarkan sebilah pedang kecil sepanjang tiga inci yang
me mancarkar sinar keperak-perakan, diatas pedang tersebut terukir
tiga huruf kecil yang berbunyi:
"Jui sim kia m"
'Apakah Pedang kecil ini yang kalian maksudkan?" tanyanya
sambil me ngayunkan tangan kanannya.
Melihat pedang kecitl itu, si tangan ge ledek Hoo Krian menjadi
girang sekali, serunya dengan cepat:
"Benar-benar, Cepat kau serahkan kepada ka mi`
Seraya berkata, si tangan geledek Hoo Kian segera
me mbungkukkan pinggang dan siap menerka m kedepan.
Buru-buru Im Yan cu menarik ke mbali tangan kanannya dan di
sembunyikan kebalik baju lalu katanya:
"Tunggu sebentar, tidak sulit jika kalian menginginkan pedang
kecil ini, cuma kalian berdua harus me menuhi juga dua buah
permintaan ku"
"Nona, apa yang harus kami penuhi? Cepat katakan" buru-buru si
jago angin puyuh Hoa Gi berseru.
Sekulum senyuman manis segera menghiasi wajah Im Yan cu
sambil mengerling sekejap kearah mereka berdua, katanya dengan
suara yang amat merdu.
'Pertama ka lian harus menerangkan dulu asal usul dari pedang
Jui sim kia m itu serta bagaimana cara penggunaannya, kedua kalian
harus me mbantuku untuk me ne mu kan seseorang"
Mendengar perkataan itu, paras muka Kangla m Siang hou segera
berubah hebat, Pek lui jiu Hoo Kian mendengus gusar, lalu serunya.
"Nona, maafkan, ka mi tak bisa me menuhi kedua permintaan
nona itu!"

572
Kontan paras muka Im Yan cu berubah menjadi dingin bagaikan
es, sepasang matanya melotot besar, hawa pembunuhan
menyelimuti seluruh wajahnya, keadaannya waktu itu bagaikan
sekuntum bunga mawar yang penuh berduri.
Kangla m Siang hou yang menyaksikan paras muka gadis itu
kontan saja hatinya tergetar keras, segera pikirnya.
"Nona itu sungguh aneh, marah dan ge mbira silih berganti,
perubahannya tak menentu dan a mat mendadak, sebenarnya
permainan busuk apakah yang sedang dia siapkan untuk ka mi
berdua?"
Akhirnya Sian hong ke k Hoo Gi menghe la napas panjang
katanya:
"Tentang permintaan nona yang pertama berhubung ka mi sudah
terlanjur me menuhi permintaan orang, maka sebagai orang
persilatan yang mementingkan pegang janji, terpaksa kami tak
dapat me mbocorkan rahasia tersebut, apalagi pemilik pedang Jui
sim kia m adalah baka l majikan ka mi."
"Sedangkan persoalan yang kedua, kau mengatakan hendak
mencari orang, tolong berilah petunjuk kepada ka mi siapakah orang
itu, agar ka mi dapat me mpertimbangkannya lebih dulu."
Tiba-tiba Im Yan cu me nghela napas sedih.
''Aaaai, tentang soal pertama aku tidak tahupun tak menjadi soal,
tapi permintaanku yang kedua harus ka lian penuhi, karena dia
adalah musuh besarku."
"Cuma akuputn tak ingin terlalu me maksa kalian, janganlah
bekerja bagiku dengan me mbawa perasaan yang tak menentu,
maka a ku ingin mengajak kalian berkelahi, jika kalian ka lah
ditanganku maka kau harus me menuhi permintaanku itu dan
mencarikan orang itu sa mpai kete mu, sedangkan pedang Jui sim
kia m ini segera akan keke mba likan kepada kalian"
Pek lui jiu Hoo Kian termenung sebentar ke mudian katanya:

573
"Nona, andaikata orang yang hendak kau cari adalah seorang
manusia la knat yang terkutuk dan bejad :noralnya, tanpa syarat
kami akan menerima permintaanmu itu tapi seandainya dia adalah
seorang enghiong yang berjiwa pendekar, sekalipun badan kami
harus hancur, jangan harap ka mi berdua bersedia me mbantumu'
Dia m-dia m Im Yan cu merasa kagum se kali atas kebesaran jiwa
serta sifat pendekar dari Kangla m Siang-hou ini."
Tapi di luaran dia masih tetap bersikap dingin dan ha mbar,
katanya lebih lanjut:
"Dia adalah orang jahat, orang berhati busuk, orang yang telah
me mperma inkan aku"
Menyaksikan paras mukanya yang diliputi e mosi, Sian hong kek
Hoo Gi segera menarik wajahnya seraya berkata.
"Nona, harap bkau utarakan dudlu siapa na manyaa mungkin
kami bKangla m siang hou bisa mengetahui watak orang itu yang
sebenarnya. Jika bisa tida k bermusuhan dengan orang, lebih baik
jangan bermusuhan, apalagi kalau tiada masalah yang terlalu besar,
jika dapat diselesaikan lebih ba ik diselesaikan saja''
Ternyata dalam pembicaraan tadi, secara diam-dia m Kangla m
Siang hou telah menga mati perubahan mimik wajah serta nada
pembicaraannya, mereka tahu bahwa orang yang hendak dicari
gadis itu bukanlah seseorang yang memiliki denda m kusumat
dengannya, maka dari itulah mereka bermaksud untuk
me mbujuknya.
Tiba-tiba saja paras muka Im Yan cu berubah menjadi le mbut
ke mbali, na mun nada suaranya masih tetap dingin dan kaku:
"Aku tak akan me mbunuhnya, aku hanya akan me munahkan ilmu
silatnya agar sepanjang masa dia bisa menda mpingi diriku"
Kangla m siang hou yang mendengarkan perkataan itu segera
merasakan bulu kuduknya pada bangun berdiri.

574
Seperti diketahni, bila seorang yang pandai bersilat ke mudian
secara tiba-tiba ilmu silatnya dipunahkan orang, maka hal itu akan
dianggapnya sebagai peristiwa yang paling keji, paling menyedihkan
hati dan siksaan hidup yang lebih mengenaskan dari pada mati.
Dengan suara dala m Pek lui jiu Hoo Kian segera berkata:
"Kita sudah berbincang sekian waktu, tapi kau belum
menyebutkan siapakah na ma orang yang hendak kau cari"
Im Yan cu segera tertawa cekikikan, suaranya merdu bagaikan
genta, katanya:
"Dia tak lain adalah Leng hun koay seng (sastrawan aneh
bersukma dingin) Ku See hong yang na ma besarnya menggetarkan
dunia persilatan pada akhir ini."
Paras muka Kangla m siang hou berubah bebat, jeritnya tertahan:
'Apa? Sastrawan aneh bersukma dingin Ku See hong... "
Menyaksikan paras muka mereka yang terkejut dan tertegun, Im
Yan cu merasa ge mbira seka li, dia segera tertawa cekikikan.
"Yaa, betul, me mang dia! Si sastrawan aneh bersukma dingin
Kau See hong, apakah kalian tida k bersedia me ngabulkan?"
"Yaa, kami tidak bersedia menerima permintaanmu itu!" jawab si
tangan geledek Hoo Kian dengan suara lantang.
Sebenarnya Ku See hong baru beberapa bulan termashur dala m
dunia persilatan, tapi berhubung dia adalah muridnya Bun ji koan su
yang merupakan manusia aneh dari dunia persilatan dimasa lalu,
ditambah pula begitu muncul secara beruntun dia me mbunuh Leng
juan sam kui serta tiga puluhan orang jago persilatan di komple ks
tanah pekuburan, tak heran kalau namanya dengan cepat menanjak
setinggi langit.
Padahal semua kejadian itu bukan hasil perbuatan dari Ku See
hong seorang, melainkan hasil karya dari Im Yan cu yang bertangan
keji, walaupun demikian orang persilatan tidak tahu seluk beluk

575
yang sebenarnya, mereka semua mengira pe mbunuhan tersebut
merupakan hasil karya dari Ku See hong.
Apalagi setelah Ku See hong mendatangi istana Huan mo kiong
di La m hay pada e mpat bulan berselang dan secara beruntun
me lukai banyak jago lihay dari Huan mo kiong dan berhasil
me loloskan diri dari lima siksaan paling keji dari Huan mo kiong
yang tak pernah bisa dihindari orang lain... peristiwa yang terjadi
segera menyebar luas keseluruh penjuru kolong langit.
Maka na ma besar Ku See hong pun menjadi termashur dikolong
langit, orang-orang yang iseng pun me mberi julukan Leng hun koay
seng (Sastrawan aneh bersukma dingin) kepadanya.
Berhubung cara kerjanya amat keji, maka dia dina makan sukma
dingin, sedang asal usulnya yang misterius dan penuh rahasia
me mbuat dia dijuluki sastrawan aneh.
Maka bila digabungkan menjadi satu terbentuklah na ma julukan
baru sastrawan aneh bersukma dingin.
Tapi belakangan ini dala m dunia persilatan muncul lagi seorang
manusia yang lebih termashur dan lebih terkenal na manya daripada
Sastrawan aneh bersukma dingin Ku See hong, dia adalah seorang
manusia aneh berkerudung kain warna warni.
Dia bukan hanya seorang diri saja, bahkan e mpat manusia bengis
dan dikena l sebagai ge mbong iblis dari pulau Tang cing to pun
takluk dibawah perintahnya.
Konon selain ilmu silatnya tintggi, nama nya pun terkenal, dia
selalu me mpergunakan sebilah pedang kecil berwarna perak yang
bertuliskan "Jui sim siau kia m." Sebagai la mbangnya.
(Tentang rahasia ini, akan diterangkan di dala m bagian la in dari
cerita ini, terima kasih)
Demikianlah, dengan wajah yang dingin dan diliputi hawa napsu
me mbunuh, Im Yan cu menegur dingin:
"Mengapa ka lian tidak meluluskan?''

576
Dengan gusar Pek lui jiu Hoo Kian berteriak keras:
''Dala m dunia persilatan dewasa ini, kecuali pe milik pedang Jui
sim kia m dan sastrawan aneh bersukma dingin Ku See hong, yang
lain boleh dibilang bukan manusia sejati. kami Kangla m Siang hou
adalah manusia yang punya harga diri, ka mi tak akan me ncelaka i
pendekar-pendekar yang ka mi kagumi, sedang mengenai wajah
maupun jejak sastrawan aneh bersukma dingin ka mipun tidak tahu
menahu, karena itu apa yang kau minta sukar untuk ka mi luluskan,
sedang Jui Sim kia m adalah benda milik ka mi, jika kau tak tahu
aturan dan ingin mera mpas dengan kekerasan, baiklah, sekakipun
tubuh ka mi harus terkapar da la m genangan darah, ka mi tetap
bertekad akan beradu jiwa denganmu"
Dengan perkataan itu sudah jelas tercermin sa mpai dimanakah
kebesaran jiwa Kangla m siang hou...
Dia m-dia m Im Yan cu mengangguk, dia tahu bahwa kedua orang
ini adalah manusia-manusia gagah yang punya harga diri.
Tapi watak gadis ini me mang jauh berbeda dibandingkan dengan
perempuan-pere mpuan lainnya, dia masih suka binal, suka
me mbuat onar dan menggoda orang, apalagi jika sedang
menganggur, dia ge mar sekali me ncari orang untuk diaja k berkelahi
atau menggodanya habis-habisan.
Sungguhpun watak se maca m itu terasa aneh, tapi oleh karena
sejak kecil ia sudah dididik oleh gurunya dala m perbuatan semaca m
ini, la ma kela maan hal itu merupa kan suatu kebiasaan baginya.
Paras muka Im Yan cu dingin bagaikan es, setelah tertawa dingin
katanya dengan suara sinis:
'Hmm, dengan mengandalkan ke ma mpuan kalian dua potong
barang rongsokan juga berani berbicara soal ilmu silat dihadapanku.
Hmm!, tidak sulit bila kalian menginginkan ke mbali pedang Jui sim
siau kia m tersebut, asalkan saja kalian benar-benar me miliki
kepandaian untuk menangkan diriku"

577
Didala m dunia persilatan, Siang hong kek maupun Pek lui jiu
boleh dibilang terhitung juga sebagai manusia yang punya nama,
mereka bersabar selalu sela ma ini karena mereka dapat melihat
meski gadis yang tak diketahui asal usul nya ini binal dan tak tahu
aturan, namun mereka bukanlah seorang manusia yang berhati
jahat.
Akan tetapi setelah dipandang hina oleh lawannya, kontan saja
hawa amarahnya berkobar.
Sambil bertekuk pinggang si tangan geledek Hoo Kian me lejit ke
samping kiri lalu me nerjang maju kedepan.
Im Yan cu hanya berdiri tegak sambil menunjukkan wajah sinis,
bibirnya mencibir dengan sikapnya a mat santai.
Melihat itu, si Tangan 'ge ledek se makin naik darah, api a marah
merasuk se makin me mbara dala m dadanya, sepasang telapak
tangannya yang disilangkan di depan dada langsung diayunkan ke
depan.
Segulung angin pukulan yang maha dahsyat dan me mekikkan
telinga langsung me luncur ke depan dengan dahsyatnya.
Im Yan cu adalah murid seorang manusia aneh dalam dunia
persilatan dewasa ini, tentu saja dia tak akan memandang sebelah
matapun terhadap anca man seperti itu me lihat terjangan dari si
Tangan geledek, tiba-tiba saja tubuhnya melejit ke sa mping untuk
menghindarkan diri, serta merta serangan itupun mengenai sasaran
yang kosong.
Im Yan cu segera tertawa terkekeh-kekeh dengan suara yang
merdu, serunya:
"Anjing besar busuk, lebih baibk ka lian maju bdersa ma saja,
kaalau cuma seoranbg yang bertarung, kurang asyik rasanya!"
Sembari berkata dia bergerak ke muka, sepasang ujung bajunya
tiba-tiba diayunkan ke muka me lepaskan anca man.
-ooo0dw0ooo-

578
Jilid 18
DALAM waktu singkat, seluruh angkasa telah dipenuhi olah
bayangan biru yang menyilaukan mata, dua gulung ujung baju yang
me mbawa deruan angin dingin itu menyambar ke tubuh si Tangan
geledek dari e mpat arah delapan penjuru.
Si Tangan ge ledek Hoo Kian cukup mengetahui betapa
sempurnanya tenaga dala m yang dimiliki pere mpuan itu, meski
hanya dua buah ujung baju yang le mas, namun dala m
permainannya tak disangkal lagi menyerupai dua bilah pedang yang
amat tajam.
Karena itu dia tak berani menyambut dengan keras lawan keras,
tubuhnya yang tinggi besar ikut berputar kencang dan berke lit ke
sana ke mari.
Pada dasarnya Im Yan cu me mang tida k berma ksud untuk
me lukai mereka, sa mbil me mbentak nyaring tubuhnya bergerak
secepat kilat menya mbar si jago angin puyuh, sepasang telapak
tangannya yang putih bersih diayunkan ke luar dari balik bajunya
dan secara beruntun melepaskan enam buash pukulan berantai.
Sekalipun serangan itu dilancarkan tida k bersa maan waktunya
namun ketika menca-pai sasarannya seakan-akan berbarengan
saatnya.
Hoo Gi berjulukan si jago angin puyuh, ilmu berkelitnya boleh
dibilang menjagoi seluruh dunia persilatan, akan tetapi menghadapi
gerakan tubuh Im Yan cu yang begitu lihay, tanpa terasa hatinya
dibuat terkesiap juga.
Dia merasakan pandangan matanya menjadi silau, tahu-tahu
enam buah bayangan telapak tangan pada saat yang hampir
bersamaan telah muncul didepan mata dan menganca m dada, bahu
serta jalan daran penting lainnya.
Selain aneh jurus serangannya, juga lihay tenaga serangannya,
boleh dibilang belum pernah dijumpai sebe lumnya.

579
Si jago angin puyuh Hoo Gi merasa amat terperanjat, sepasang
telapak tangannya di angkat dan diputar me mbentuk satu
lingkarban bayangan teldapak tangan yanag rapat, di
kombbinasikan pula dengan perpu-taran pangkal kakinya, seluruh
badannya berputar bagaikan gasingan dan meluncur se mbilan depa
dari arena.
Sekali lagi si tangan geledek Hoo Kian me mbentak keras, dengan
cepat ia memburu dari belakang, angin pukulannya yang dahsyat
mengikut i getaran bayangannya segera melancarkan serangan
dahsyat lagi.
Dua gulung angin pukulan yang maha dahsyat bagaikan a mukan
omba k ditengah sa mudra langsung menghanta m kedepan.
Di be lakang kepala Im Yan cu seperti me mpunyai mata saja,
baru saja si tangan geledek Hoo Kian melepaskan serangan
mendadak dia me lejit kesa mping untuk menghindarkan diri, lalu
secepat kilat dia me mbalikkan badan, sepasang ujung bajunya di
ayunkan ke muka menyongsong datangnya ancaman dari si Tangan
geledek.
Anehnya ketika angin pukulan si tangan geledek yang maha
dahsyat itu membentur pada angin le mbut yang terpancar ke luar
dari balik ujung baju gadis itu, segera terdengarlah suara ledakan
kecil dan kekuatan tersebut tahu-tahu sudah lenyap tak berbekas.
Mendadak Im Yan cu me mbentak nyaring, sepasang telapak
tangannya diayunkan kedepan bagaikan sarang laba-laba yang
menyelimuti angkasa, menyusul ke mudian badannya me lejit enteng
diudara dan me lepaskan serangka ian serangan berantai.
Telapak tangannya dipaka i untuk menyerang si tangan geledek
Hoa Kian, sedangkan tendangan kakinya menendang si jago angin
puyuh Hoo Gi, kontan saja kedua orang jago itu me lompat ke kiri
dan kekanan dengan cepat...
Selain gerakan tubuhnya cepat, jurus serangannya juga lihay,
pada hakekatnya jarang dijumpa i dikolong langit.

580
Si tangan geledek Hoo Kian dan jago angin puyuh Hoo Gi
merupakan dua jago yang berilmu tinggi, begitu menghindarkan diri
dari anca man, serentak mereka maju menyerang lagi.
Pek lui jiu Hoo Kian dengan melepaskan pukulan-pukulan
dahsyatnya menggencet lawannya habis-habisan, sedangkan Sian
hong kek Hoo Gi mengandalkan ilmu gerakan tubuhnya yang luar
biasa menyerang ke depan sa mbil me lepaskan serangkaian jurus
serangan yang dahsyat ibarat burung elang yarng terbang di
atngkasa.
Kerja qsama antara kedrua orang ini benar-benar hebat sekali,
udara serasa dipenuhi angin taja m, pasif dan debu beterbangan
me menuhi angkasa, pertarungan itu berlangsung dengan amat
serunya.
Dala m waktu singkat, ke tiga orang itu sudah bertarung
sebanyak tiga empat puluh gebrakan lebih.
Im Yan cu me mang terbukti lihay, kendatipun dikerubuti oleh dua
orang sekaligus ia masih tetap tersenyum simpul sambil bergerak
kesana ke mari:
Tampak ujung bajunya beterbangan terhembus angin, tubuhnya
me liuk-liuk dengan indahnya, semua serangan dilancarkan dengan
gerakan yang indah, seakan-akan bidadari yang baru turun dari
kahyangan saja, meski indah dan lincah na mun se mua anca mannya
ganas dan mengandung hawa serangan yang dingin merasuk
tulang.
Pek lui jiu dan Sian hong kek yang menyerang berulang ka li
tanpa hasil lama-ke la maan timbul juga watak berangasannya
bagaikan kerbau terluka, serangan-serangan dilancarkan makin
me mbabi buta, angin pukulan menderu-deru, ha mpir se mua
ancamannya ganas keji, dan ditujukan kebagian bagian tubuh yang
me matikan.
Angin pukulan gelombang demi gelombang berhe mbus keluar
seperti selapis jaring yang tebal dan rapat, bagaikan gulungan

581
omba k di tengah samudra saja, semua serangan itu meluncur
kedepan dengan a mat dahsyatnya.
Begitu menggetarkan sukma keadaannya me mbuat bati siapapun
merasa ge metar dan ketakutan.
Sepasang telapak tangan Im Yan cu yang putih bersih
me lepaskan pukulan de mi pukulan dengan tenaga penuh pula, jurus
dilawan dengan jurus, gerakan ditandingi dengan gerakan, hanya
dalam waktu singkat segenap serangan dahsyat dan pukulan keji
yang dilepaskan Pek lui jiu dan Sian hong ke k seperti batu yang
tercebur ke tengah samudra saja, setelah masuk ke balik pukulan
Im Yan cu, hilang lenyap tanpa bekas.
Dala m wa ktu singkat, ke tiga orang itu sudah sa ling bertarung
dua puluh gebrakan lebih.
Padahal sela ma ini Im Yan cu hanya bermain seenak hatinya
saja, dia enggan melancarkan serangan yang keji dan me mati kan,
coba kalau bukan begitu, meski ada empat orang jagoan lihay dari
Kangla mpun, seluruhnya akan tewas ditangan Raja akhirat bagi
kaum pria ini.
Lama ke la maan, Pek Lui jiu Hoo Kian sudah habis sabarnya, tiba-
tiba saja dia menge luarkan ilmu pukulannya... pek lui jiu (pukulan
geledek).
Telapak tangan kirinya secara tiba-tiba beruban menjadi beribu
buah bayangan telapak tangan yang meluncur keluar seperti
sambaran guntur dan petir, menggulung dan menya mbar
menerjang dengan cepatnya.
Akan tetapi tidak na mpa k desingan angin tajam diba lik ayunan
tangannya itu.
Pada saat yang bersamaan inilah mendadak telapak tangan
kanannya digetarkan ke muka seperti getaran gelombang, lalu
secara jitu dan sakti menerobos keluar lewat tengah tengah
lingkaran telapak tangan kirinya.

582
"Blaaa mmm! Blaaa mm... !" seperti guntur yang mengge legar
diudara, bergema suara ledakan yang a mat me me kikkan telinga.
Selapis hawa pukulan yang tajam dan kuat seperti beribu ekor
kuda yang lari bersama segera meluncur keluar berbareng dengan
getaran telapak tangan kanannya.
Pada detik yang bersamaan ketika Hoo Kian melancarkan ilmu
pukulan geledeknya.
Sian hong kek Hoo Gi seperti putaran angin puyuh saja
menyelinap kesisi kanan Im Yan cu me manfaatkan peluang yang
sangat baik ini serangan me matikan segera dilancarkan dengan
kecepatan paling tinggi, sementara telapak tangannya me lepaskan
segulung angin pukulan yang dahsyat dan berat seperti ambruknya
bukit Tay san.
Terkesiap juga Im Yan cu menghadapi anca man Hoo Kian
dengan pukulan gelede knya, diam-dia m ia lantas berpikir:
"Tak kusangka kedua orang ini masih me miliki ilmu silat yang
begini aneh dan sakt i.”
Berpikir de mikian, ke lima jari tangan kanannya segera
dipentangkan lebar-lebar, lalu diantara getaran tangannya itu
terpancar keluar lima gulung desingan angin taja m yang dahsyat
menghajar pukulan geledek dari Hoo Kian, kemudian telapak tangan
kanannya secepat kilat me mbuat pula sebuah gerakan me lingkar.
'Blaaa mmm! Blaaammm! serentetan ledakan keras menggelegar
me mecahkan keheningan ...." .
Tenaga pukulan hasil dari serangan Hoo Kian dengan pukulan
geledeknya seketika lenyap tak berbekas.
Berbareng itu pula, telapak tangan kiri Im Yan cu segera
diayunkan ke depan ......
Segulung angin pukulan yang tajam dan dahsyat memekikan
telinga, bagaikan a ir bah yang menjebolkan tanggul, meluncur ke

583
luar dengan dahsyatnya menyongsong kedatangan angin pukulan
dari Sian hong kek.
Im Yan cu tidak berniat untuk me luka i mereka, meski tenaga
serangan yang dahsyat tak terkirakan itu mengandung kekuatan
seperti ambruknya sebuah bukit karang, namun ketika me mbentur
pada tenaga serangan lawan .... "Blaa mmm!" tenaga pukulan yang
semula terhimpun menjadi satu itu tahu-tahu sudah menyebarkan
diri kee mpat penjuru, sementara tenaga pukulan yang dilepaskan
musuh pun tersapu lenyap tak me mbekas pada detik tenaga
pukulan dari Pek lek jiu dan Sian hong kek berhasil dipunahkan tiba-
tiba Im -Yan cu menyelinap kedepan secepat kilat dan berdiri tegak
ditengah-tengah mereka berdua dengan suatu gaya yang aneh.
oooo0dw0oooo

BAB 27
SEMENJAK terjun kedala m dunia persilatan, belum pernah Pek lui
jiu dan Sian hong kek menjumpai ilmu silat seaneh dan sesakti apa
yang telah dilakukan Im Yan cu barusan, bagaikan melihat setan di
tengah hari saja, untuk sesaat mereka berdua menjadi tertegun dan
berdiri me matung.
Im Yan cu segera tertawa terkekeh-kekeh dengan merdu, tiba-
tiba sepasang lengannya direntangkan dari jari tangannya yang
putih halus segera menari-nari.
"Plaaak, ploook, plaaak, ploook!'
Serentetan suata tamparan keras berge ma me mecahkan
keheningan, sepasang pipi Pek lui jiu maupun Sian hong kek tahu-
tahu sudah diperseni dengan delapan buah te mpelengan keras oleh
Im Yan cu.
Sedemikian kerasnya tamparan itu sehingga kontan saja
me mbuat kedua orang itu merasakan kepalanya pusing tujuh
keliling dan matanya berkunang-kunang untuk beberapa saat
mereka hanya bisa berdiri tertegun disitu dengan wajah me longo.

584
Selesai me mberi hadiah delapan buah tempelengan keras ke atas
wajah kedua orang itu, Im Yan cu melompat mundur sejauh
beberapa kaki ke be lakang, karena dia takut mereka lantaran malu
menjadi marah dan meluncarkan serangan be lasan.
Ketika sorot matanya dialihkan ke mbali ke depan, dilihatnya
kedua orang itu masih berdiri termangu dite mpat semula, sekulum
senyuman manis tersungging diujung bibirnya, dengan le mah
gemulai dia berja lan ke depan dan mengha mpiri mereka berdua.
"Heii" tegurnya dengan merdu, kenapa kalian berdua cuma
berdiri termangu-mangu saja? Kepingin dihajar lagi.....”
Seraya berkata, tiba-tiba telapak tangan nya diayunkan kemba li
ke muka.
'Plaaak! Plaaak!" lagi-lagi dua te mpelengan keras bersarang telak
diatas wajah mereka berdua.
Pek lui jiu dan Sian hong kek masih tetap berdiri termangu
ditempat se mula, namun dua titik air mata jatuh berlinang
me mbasahi wajah mereka, dimana cahaya matahari tampak but iran
air mata mereka bagaikan mut iara meleleh ke bawah.
Sementara itu, Im Yan cu telah melayang ke mbali ke te mpat
semula dengan kecepatan tinggi tapi ketika dilihatnya mereka
mengucurkan air mata, ia menjerit kaget ke mudian dia berseru
dengan suara merdu:
"Hai, mengapa kalian menangis..? Aaai tahu kalau kalian begitu
le mah, tak akan kutampar ka lian!"
Seluruh kulit wajah Pek lui jiu Hoo Kian mengejang sangat keras,
dengan suara menahan gera m bentaknya:
"Bagi seorang lelaki lebih baik dibunuh daripada terhina,
sekarang terbukti ka mi dua bersaudara kalah ditanganmu, mau
dibunuh mau dicincang terserah pada kehendakmu tapi bila kau
berniat hendak menghina aku, hmm, jangan salahkan kalau ka mi
akan segera mencaci ma ki nenek moyangmu tiga turunan."

585
Senyuman yang menghiasi wajah Im Yan cu se makin ma nis.
"Bagi seoraug lela ki jantan, pria sejati mereka hanya tahu
me lelehkan darah tak mengenal mengucurkan air mata, tapi kalian
huuhh, baru digaplok berapa kali saja air mata sudah bercucuran,
apa gunanya kau bicarakan soal keberanian lagi?'
"Sekalipun digaplok berapa kali juga tak kenal sakit, kalau tidak
percaya aku akan menggaploknya untuk kalian lihat, aku paling
takut me lihat orang lelaki mengucurkan air mata, lebih baik simpan
saja air mata kalian itu..'
Seraya berkata dia lantas mengayunkan telapak tangannya dan ..
"Plaaak! Ploook Plaaak! Plook" secara beruntun dia menghajar pipi
sampai berapa puluh kali.
Mendadak gadis itu mengaduh sa mbil menjerit kaget.
"Aduh mak, sakit benar! Sakit benar!"
Sepasang tangannya segera digunakan untuk menutupi mulut
sendiri, lengannya yang berada diluar ujung baju nampak putih
bercahaya dengan sepuluh jari tangannya yang lembut dan berkilat
tajam.
Sambil menjerit kesakitan, sepasang matanya yang besar dan jeli
itu me mandang kesana ke mari dengan ma njanya, gerak gerik gadis
itu bagaikan seorang anak perempuan nakal yang begitu polos,
begitu lincah cantik dan menarik.
Waktu itu Pek lui jiu dan Sian hong kek sedang bersedih hati
karena kepandaian silat mereka dikalahkan gadis itu, apa lagi
setelah menyaksikan Im Yan cu yang sangat aneh itu, dua orang
dewasa tersebut benar-benar dibikin menangis tak bisa tertawa pun
tak dapat.
Walaupun dala m hati kecil mere ka merasa geli sekali, tapi
sebagai orang dewasa yang telah berusia tiga puluh tahun, sudah
barang tentu mereka tak bisa bertindak seperti anak kecil dimana
habis menangis lantas tertawa, itulah sebabnya hawa amarah masih
tetap menghiasi raut wajah mere ka berdua.

586
Im Yan cu yang menyaksikan keadaan mereka menangis tak
dapat tertawa pun tak bisa, maca m anak kecil yang sedang merasa
mendongkol saja, dengan suara yang manja dia balas berseru. .
''Aku tidak mau, aku tida k mau ...."
Kemudian dia me lengos ke arah lain.
Akan tetapi sewaktu sorot matanya yang tajam menatap kearah
sebatang pohon siong empat kaki dihadapan matanya, tanpa terasa
ia menjerit kaget:
'Aduuh .... hei, kalian cepat ke mari, coba lihat apakah itu ...?"
Pek lui jiu dan Sian hong kek segera tertawa terbahak-bahak
setelah menyaksikan sikap manja Im Yan cu, tapi mendengar jeritan
kaget gadis tersebut dan sorot matanya dialihkan ke arah depan,
serentak mereka berteriak:
'Mayat, ada mayat!'
Seraya berkata, Im Yan cu, Pek lui Jiu dan Sian hong kek
bersama-sama menerjang ke depan dengan cepatnya:
Ku See hong masih tergole k di atas tanah dengan punggung
menghadap ke atas, oleh karena itu Im Yan cu sa ma sekali tak
menyangka kalau mayat yang na mpaknya mengerikan itu
sesungguhnya tak lain adalah kekasih yang dicintai dan dirindukan
siang dan ma la m.
Sementara itu Ku See hong terkapar di atas tanah dalam
keadaan kaku, ke e mpat anggota badannya lurus ke depan dan
sama sekali tiada gejala bernapas, sebab itu mereka mengira
tubuhnya benar-benar adalah sesosok mayat yang telah tak
bernapas.
Perlu diketahui, bagi seseorang yang terkena pukulan Hau kut
jian hun im kang, maka dala m mengala mi penderitaan dan siksaan
untuk pertama kalinya, hawa murni di dala m tubuh seolah-olah
me mbuyar yang menyebabkan penderitanya jatuh tak sadarkan diri,

587
keadaan itu bagaikan orang yang putus nyawa saja, sama sekali
tiada dengusan napas.
Tapi ketika dia mendusin ke mbali, maka siksaan yang ke dua
akan segera diala minya.
Im Yan cu, si ge mbong iblis pe mbunuh manusia tak berkedip ini
tanpa terasa menghe mbuskan juga napas dingin setelah
menyaksikan keadaan dari Ku See hong, katanya dengan pedih:
"Betapa mengenaskannya mayat ini, entah siapakah yang telah
me lancarkan serangan sekeji ini?''..
Sian hong ke k Hoo Gi turut menghela napas panjang, katanya
dengan sedih:
"Engkoh, agaknya dia adalah seorang pe muda, sungguh a mat
sayang seorang anak muda harus mengala mi nasib yang begini
tragis, setelah kita menjumpainya, marilah kita buatkan sebuah
liang kubur dan menguburnya, kasihan bila mayatnya harus
dibiarkan terbengkalai dengan begitu saja...."
Sepasang mata Pek lui jiu Hoo Kian sedang mengawasi pedang
antik yang tersoren dipunggung Ku See hong tanpa berkedip,
mendengar perkataan dari Sian hong ke k, diapun menghela napas
sedih:
"Adikku, kalau dilihat dari dandanan sang korban, tampa knya dia
adalah seorang jago yang berilmu sangat tinggi, coba kau lihat
pedangnya yang tersoren dipunggung, bentuknya begitu antik,
sudah pasti Pedang terebut adalah sebilah pedang yang luar biasa.
"Darimana kau bisa mengatakan kalau orang itu berilmu silat
sangat tinggi?.' tanya Sian hong kek Hoo Gi.
''Kalau dilihat dari pakaian orang ini serta tubuhnya yang penuh
dengan lumpur, sudah pasti dia telah merangkak sa mpa i disini
sesudah terkena sebuah pukulan yang amat hebat, bila dilihat dari
luka yang dideritanya, sudah pasti luka itu bukan akibat Iuka
bacokan golok atau pedang, melainkan luka akibat gesekan dengan
batuan, tapi kalau luka itu akibat gesekan batu mustahil lukanya

588
begitu parah sehingga hampir sekujur badannya tak ada yang utuh,
keadaan ini sungguh me mbuat orang merasa bingung an tak habis
mengerti.
Sementara mereka berbincang-bincang, Im Yan cu telah
mengawasi pula bayangan punggung Ku See hong dengan lebih
seksama, semakin dilihat hatinya merasa semakin terperanjat,
sebab ia merasa bayangan tubuh orang ini seperti pernah
dikenalinya.
Padahal hanya bayangan tubuh Ku See-hong seorang yang pa ling
berkesan baginya, maka tak terlukiskan rasa terperanjat gadis itu
begitu terbayang akan pemuda tersebut, dia tak berani me mbayang
kan apakah mayat itu adalah mayatnya, karena dia tahu bahwa dia
tak akan sanggup untuk menerima pukulan batin yang begitu berat.
Sementara itu, Sian hong kek Hoo Gi telah berkata lagi:
'Mari kita ge ledah sakunya, coba kita lihat jago lihay dari
manakah orang ini, paling tidak kita yang berbuat kebaikan dengan
mengabarkan berita ke matian itu kepada mereka"
Tiba tiba Pek lui jiu Hoa Kian me mbalikkan badan Ku See hong..."
"Haaahhh... ?!" jeritan kaget yang me milukan hati segera
berkumandang me mecahkan keheningan.
Paras muka Im Yan cu berubah menjadi pucat pias seperti
mayat, sekujur badannya gemetar keras dan gontai, yang muncul
dihadapan mereka adalah sele mbar wajah yang pucat pias seperti
mayat tapi dia me miliki alis mata yang tajam, hidung yang mancung
dengan bibir yang tipis namun me mancarkan keteguhan hati.
ditambah pula mukanya yang tajam karena sama sekali tida k
terluka, bukankah orang ini adalah Leng hun koay seng (sastrawan
aneh bersukma dingin) Ku See hong.
Sekalipun Im Yan cu berwatak aneh, namun watak tersebut
hanya tercermin dibagian luar wajahnya saja, sedangkan dalam
hatinya tersimpan suatu watak yang baik dan berbelas kasihan.

589
Selain itu, diapun me miliki sifat kewanitaan yang halus, apalagi
cintanya kepada orang yang dicintainya ini sudah merasuk ke tulang
sum-sum, bisa dibayang kan bagaima nakah perasaannya waktu itu.
Bayangan tubuh Ku See hong sudah terukir begitu dala m di hati
kecilnya, telah mene mpati posisi yang sangat penting, siang mala m
dia menge mbara menjelajahi tanah perbukitan dan menuruni
le mbah yang terjal, tak lain karena dia ingin mene mukan pe muda
pujaan hatinya ini.
Begitu besar pengharapannya bisa bersua ke mbali dengan
pemuda itu, mengungkapkan rasa cintanya dan bermesraan
dengannya.
Tetapi kenyataan sekarang, ternyata wajah kekasihnya muncul
didepan matanya ternyata sudah berubah menjadi sesosok mayat
yang kaku dan mengenaskan, dala m keadaan seperti ini bayangkan
saja bagaimanakah rasa pedihnya itu? Ha mpir saja dia jatuh tak
sadarkan diri.
Sekarang, dia ha mpir saja tak percaya dengan apa yang terlihat
didepan mata, dia merasa seolah-olah kejadian tersebut seperti
suatu impian buruk, tapi semuanya merupakan kenyataan, ia
me mang t idak bernapas, tidak me mperlihatkan tanda-tanda
kehidupan.
Ketika Pek lui jiu dan Sian hong kek menjumpai paras muka Im
Yan cu berubah menjadi pucat pias dengan tubuh ge metar keras,
mereka mengira gadis ini sudah dibikin terkesiap oleh keadaan
mayat tersebut.
Dengan cepat' Sian hong kek Hoo Gi berkata:
''Mari kita segera menggeledah isi sakunya, kemudian cepat-
cepat menguburnya." sembari berkata ia lantas berjongkok dan siap
mengge ledah saku Ku See hong.
"Jangan sentuh dia!" tiba-tiba Im Yan cu me mbentak dengan
suara agak ge metar.

590
Di tengah bentakan keras, air mata Im Yan cu jatuh berderai
me mbasahi seluruh wajah nya, tanpa memperdulikan kotornya
badan pemuda itu, ia segera menubruk ke atas badan Ku See hong
dan menangis tersedu-sedu.
Untuk sesaat lamanya Pek lui jiu dan sian hong kek dibuat
kebingungan oleh sikap maupun tingkah la ku sang gadis yang sama
sekali diluar dugaan itu.
Isak tangisnya amat me medihkan hati, suara tangisnya begitu
rendah begitu melukai hati, me mbuat hati siapapun terasa bergetar
keras....
Pek lui jiu dan Sian hong kek se makin kebingungan lagi
dibuatnya setelah menyaksikan gadis itu menangis a mat sedih.
"Siapakah pe muda itu? Siapakah dia?"
Siapakah yang bisa me mbuat gadis cantik yang lincah, polos,
binal dan ugal-uga lan ini menangis sa mpai begitu sedih dan
me milukan hati ....?
"Nona, siapakah dia?" tak tahan Pek lui jiu Hoo Kian bertanya
dengan suara yang me milukan hati.
IM Yan cu menengadah, lalu me mandang ke wajah mere ka
berdua dengan titik air mata me mbasahi pipinya.
"Orang yang hendak kucari telah mati .... dia adalah orang yang
sedang kucari!' kata nya sesenggukan.
"Apakah maksudmu?" Siau Hoo Gi bertanya lagi dengan perasaan
tidak habis mengerti.
"Dia...dia adalah sastrawan aneh bersukma dingin Ku See hong!
jawab Imn Yan cu dengan pedih.
''Apa? Si sastrawan aneh bersukma dingin Ku See hong?
Sastrawan aneh bersukma dingin Ku See hong adalah dia?"
Pek lui jiu dan Sian hong kek merasa amat terperanjat, dari
teriakan tersebut dapat dirasakan bahwa orang yang sesunguhnya

591
mereka hormati tak lain adalah jenasah yang berada didepan mata
mereka se karang.
Dengan suara pedih Im Yan cu berkata lagi:
"Yaa, dialah orangnya, si sastrawan aneh bersukma dingin Ku
See hong''
Selesai berteriak, kembali dia menjatuhkan diri keatas badan Ku
See hong sa mbil me nangis tersedu-sedu.
Sekarang, Pek lui jiu dan Siang hong kek sudah tahu kalau orang
yang harus mereka carikan atas permintaan dari Im Yan cu tadi, tak
lain adalah sastrawan aneh bersukma dingin Ku See hong, selain itu
mereka pun menjadi paha m pula apa sebabnya gadis tersebut
berusaha untuk mene mukan anak muda itu.
Pendekar sakti yang na manya amat tersohor dalam dunia
persilatan dewasa ini, Sastrawan aneh bersukma dingin Ku See
hong, kini telah berubah menjadi sesosok mayat.
Tanpa terasa titik air mata ke mbali jatuh berlinang me mbasahi
wajah Pek lui jiu dan Sian hong ke k, mereka tak sanggup menahan
rasa sedih dida la m hatinya lagi, karena dala m hati kecil mere ka
anak muda itu adalah seorang yang dikagumi dan dihormati.
Suara air selokan yang mengalir lewat terlelap oleh suara isak
tangis yang memilukan hati, dalam waktu singkat sekeliling tempat
itu sudah diliputi oleh selapis kabut kesedihan yang amat me milukan
hati.
Mendadak Pek lui jiu Hoo Kian berjongkok dan me megang urat
nadi pada pergelangan tangan kiri, Ku See hong, setelah
diperhatikan dengan se ksa ma, mendadak dengan wajah berseri ia
berteriak:
"Nona dia belum mati!"
Mendengar jeritan tersebut, Im Yan cu segera menghentikan
pula isak tangisnya, dengan cepat dia me megang pula urat nadi

592
pada pergelangan tangan kanan Ku See hong, kemudian gadis itu
menjerit kegirangan.
Ternyata urat nadi Ku See hong masih me mperdengarkan suara
detakan yang amat lirih detakan tersebut meski berdenyut satu kali
lipat lebih cepat daripada orang biasa, namun denyutan tersebut
amat lirih sekali. sehingga kalau tidak diperhatikan dengan seksama,
sulit untuk ditemukan dengan pasti.
"Nona, cepat kau salurkan hawa murnimu kedala m tubuhnya
guna me mbantu peredaran darahnya, coba kita lihat apakah dia
bisa sadarkan diri atau tidak, ke mungkinan besar ia sudah terluka
oleh se maca m ilmu pukulan yang a mat beracun" kata Pek lui jiu Hoo
Kian lebih lanjut.
Berada dihadapan kekasihnya, Im Yan cu tidak me mperdulikan
soal ma lu dan kotor lagi, dengan cepat dia menghimpun hawa
murninya la lu me mbungkukkan badan dengan mulut mene mpe l
mulut dia salurkan hawa murninya melalui mulut Ku See hong
langsung kedala m pusar, setelah itu menyalurkannya mengelilingi
delapan nadi penting da la m tubuhnya.
Dengan cepat gadis itu dapat merasakan banyak jalan darah di
dalam tubuh Ku See hong yang t idak berhasil dite mbusi oleh hawa
murninya itu, terpaksa dia harus mengganti arah sasaran dengan
me mbawa hawa murni itu berputar pada dua belas bagian nadi
penting ditubuh bagian atasnya.
Dengan air mata berlinang me mbasahi pipinya, Im Yan cu
mengawasi paras muka Ku See hong yang pucat pias itu tanpa
berkedip.
Mendadak...
Kulit wajah Ku See hong yang pucat pias itu ta mpak mengejang
keras, lalu tubuhnya memperdengarkan suara gemuruh lirih, setelah
itu dadanya mulai bergerak turun, tapi sesaat kemudian telah
berhenti ke mbali.

593
Im Yan cu berteriak keras, kembali ia me mbungkukkan badannya
sambil menyalurkan hawa murninya kedala m badan untuk
mengiringi hawa murni yang berada dalam badannya untuk
berputar mengitari seluruh tubuhnya.
Setelah dibantu untuk kedua ka linya oleh himpunan tenaga murni
dari Im Yan cu, Ku See hong benar-benar telah tersadar ke mbali
dari pingsannya.
Pelan-pelan dia me mbuka matanya kembali, na mun paras muka
itu nampak tenang dan berat, seolah-olah sama sekali t idak melihat
kalau disisinya terdapat tiga orang manusia.
Betapa girangnya Im Yan cu ketika menyaksikan Ku See hong
telah sadar kemba li dari pingsannya, dengan suara gemetar,
teriaknya:
"Engkoh Hong, engkoh Hong, dapatkah melihat diriku?"
Sebagamana diketahui, Ku See hong telah terluka oleh pukulan
Hau kut jian hun im kang yang jahat sehingga kedelapan nadi
pentingnya tersumbat, kemudian t iga buah ja lan darahnya ditotok
pula oleh tenaga Im kang yang maha dahsyat, setelah melalui
penyiksaan yang pertamas kali, sebelum menga la mi siksaan yang
kedua kali nya dia baru me njadi sadar dengan sendirinya.
Tapi sekarang, oleh bantuan tenaga murni Im Yan cu yang
disalurkan ke dala m tubuhnya dan membantu untuk mene mbusi
gumpalan darah yang menyumbat ke delapan nadi anehnya, meski
dia telah sadar ke mbali, tapi selang berapa saat kemudian dia a kan
jatuh pingsan ke mbali, dan pe muda itu akan sadar ke mbali
menje lang saat penyiksaan yang kedua kalinya.
Dia seperti tidak percaya kalau di hadapannya berdiri seorang
gadis cantik jelita ba k bidadari dari kahyangan bibirnya bergetar
pelan la lu berbisik dengan suara lirih:
"Adik Sin, kaukah yang telah datang?"
Ternyata dia mengira Im Yan cu yang berada dihadapannya
sekarang adalah Keng Cin sin yang telah tiada itu:

594
Agak berubah paras muka Im Yan cu setelah mendengar
panggilan, "adik Sin" itu, namun ia berkata pula dengan lirih:
`Engkoh Hong, akulah yang berada disini aku adalah Im Yan cu!"
Mendengar jawaban tersebut, Ku See hong segera me meja mkan
ke mbali matanya, tapi kemudian me mbuka matanya lebih lebar dan
menatap wajah nona itu tanpa berkedip, seolah-olah dia sedang
berusapa untuk mengumpulka m ke mbali kenangan la manya.
Lewat berapa saat kemudian, dia baru berkata:
'Hmmm, kau ada lah Nona Im, Nona Im yang pernah bersua di
kuil Kuno dan tanah pekuburan? '
Walaupun Im Yan cu merasa ge mas terhadap Ku See hong yang
dianggapnya tidak mengenal arti cinta, namun setelah menyaksikan
keadaan kekasihnya yang begitu mengenaskan, timbul juga
perasaan pedih dala m hatinya.
Maka dengan suara yang lemah le mbut sahutnya dengan suara
lirih:
"Engkoh Hong, benar aku adalah Im Yan cu, kau... mengapa kau
terluka?"
Agak tercengang juga Ku See hong setelah menyaksikan Im Yan
cu yang di masa la mpau se lalu ganas dan keji, ternyata kali ini
berubah menjadi le mah le mbut.
'Nona Im' ujarnya kemudian. "tempo hari aku orang she Ku telah
banyak berhutang budi kepada mu, aaai...! Sekarang mungkin aku
akan berhutang budi lagi kepada mu, meski budi itu mungkin tak
akan terbalas dalam masa hidupku ka li ini, namun di ala m baka atau
dalam penit isan yang akan datang aku pasti a kan me mbayarnya..."
Im Yan cu merasa a mat terkesiap setelah me ndengar perkataan
itu, dengan cepat tukasnya:
'Engkoh Hong, kau harus hidup terus, kau tak akan bisa mat i ....!'

595
Kembali Ku See hong merasa sedih seka li setelah mendengar
sebutan Engkoh Hong tersebut, sekarang dia merasa Im Yan cu
yang berada dihadapannya sama lembut dan sucinya dengan Keng
Cin sin maupun Him Ji im, terbayang akan Him Ji im yang pernah
mengadakan hubungan sua mi istri dengannya, ia merasa hatinya
sedih sekali bagaikan diiris-iris dengan pisau tajam, karena gadis itu
masih berada dite mpat cabul yang a mat berbahaya, itu berarti
setiap detik besar kemungkinannya akan terjadi hal-hal yang tak
diinginkan.
"Aa.... adik Im" bisik Ku See hong ke mudian dengan sedih, "aku
sudah tak berdaya lagi, aku ingin meninggalkan pesan kepadamu..
."
Panggilan Adik Im tersebut, disambut Im Yan cu dengan penuh
kegembiraan, ia dapat merasakan betapa hangat dan mesranya
sebutan itu.
Tiba-tiba Ku See hong berpaling kearah Kangla m Siang hou,
ke mudian tanyanya lagi:
''Adik Im, siapakah kedua orang saudara ini?"
Selama ini Pe k lui-jiu serta Sian hong kek tak pernah berani
me motong pe mbicaraan mereka ditengah jalan, tapi setelah ditegur
oleh Ku See hong buru-buru mereka berdua menjura.
Ujar Pek lui jiu Hoo Kian dengan rasa hormat:
`Ku sauhiap! aku adalah Pek lui jiu Hoo Kian, sedang dia adalah
adikku Sian hong kek Hoo Gi, ka mi dua bersaudara sudah la ma
mengagumi na ma besar sauhiap, sungguh beruntung kita dapat
saling bersua muka pada hari ini ....'.
Kangla m Siang hou me mpunyai na ma besar yang cukup
termashur dida la m dunia persilatan, tentu saja Ku See hong pernah
mendengar tentang na ma besar mereka.
Semula dia kuatir ka lau kedua orang itu adalah manusia-manusia
rendah yang tak berkepribadian. maka dia bertanya dulu siapa
gerangan mereka, tapi begitu diketahuinya kalau mere ka berdua

596
adalah Kangla m Siang hou yang berna ma besar dala m dunia
persilatan, agak lega juga hatinya.
Sambil tertawa getir dia lantas berkata:
"Saudara Hoo, harap jangan me mbuat malu diriku, maaf aku
sedang terluka dan tak bisa me mberi hormat, Tak la ma lagi, aku
orang she Ku a kan meninggalkan dunia ini, kuharap saudara Hoo
berdua jangan membocorkan keadaan yang diderita aku orang she
Ku hari ini kedala m dunia persilatan, atas budi kebaikan tersebut tak
akan kulupakan untuk sela manya"
"Ku sauhiap tak usah kuatir, kami dua bersaudara sudah lama
mengagumi kegagahanmu, tentu saja kami dua bersaudara tak
akan me mbocorkan apa yang terjadi hari ini. Bila kau ada pesan
atau perintah, harap segera disampaikan biar harus terjun ke lautan
api atau mendaki bukit bergolok, aku tak akan mena mpik"
Mencorong sinar penuh rasa terimakasih dari balik mata Ku See
hong, pelan-pelan dia mengangguk.
"Sayang sekarang aku orang she Ku sudah terluka ditangan
manusia laknat, kalau tidak sudah pasti aku akan mengajak saudara
Hoo sekalian untuk bersa ma-sama mengarungi dunia persilatan dan
me lenyapkan hawa siluman dari muka bumi'
"Engkoh Hong" Im Yan cu segera berbisik, "kau jangan kelewat
putus asa, sebenarnya luka beracun apakah yang telah bersarang
ditubuhmu? Seka lipun aku tak dapat, menyembuhkan, walaupun
badan harus hancur dan ujung langit harus dite mpuh, aku pasti
akan berusaha keras untuk mencari obat mujarab untuk
menye mbuhkan luka mu itu'
Ku See hong menghela napas sedih, beberapa titik air mata jatuh
berlinang me mbasahi pipinya.
''Adik Im" ia berkata, "aku merasa berterima kasih seka li atas
cinta kasihmu, tapi luka yang kuderita ini tak mungkin bisa
dise mbuhkan lagi..."

597
"'Engkoh Hong, asal kau mengatakan luka yang kau derita,
suhuku pasti dapat menyembuhkan nya, tapi bisakah kau bertahan
selama sepuluh hari lagi?" kata Im Yan cu dengan nada yakin.
Sekali lagi Ku See hong tertawa getir.
`Adik Im, selewatnya enam hari aku bakal berpulang ke ala m
baka, mana mungkin bisa bertahan sela ma sepuluh hari lagi?"
"Aaai...! Lebih baik kuserahkan beberapa persoalan kepada mu
dan kau melakukannya bagiku, mau bukan? Sebelum meninggal,
hanya inilah keinginanku, dan akupun akan me nghadiahkan rahasia
yang ingin di ketahui setiap umat persilatan serta benda mestika
yang diidam-ida mkan setiap orang kepadamu sebagai rasa terima
kasihku"
Air mata bercucuran dengan derasnya me mbasahi seluruh wajah
Im Yan cu, katanya dengan pedih.
"Sesungguhnya luka apakah yang telah kau derita? Masakah kau
sudah tiada harapan lagi? Katakanlah cepat katakan ... .'.
'Adik Im, kau anggap apakah akupun rela mati dengan begitu
saja?" kata Ku See hong dengan suara yang pedih dan
mengenaskan.
Setelah berhenti sejenak, ke mbali ia mena mbahkan:
'Denda m berdarah ayah ibuku, denda m guruku serta semua
persoalan yang kuala mi sela ma ini, ha mpir se muanya belum berhasil
kucapai, apakah aku re la berpulang dengan begini saja? Sayang
Thian tidak adil. Dia telah menghendaki a ku mengala mi jalannya
takdir dala m suasana begini yaaa .... apa lagi yang bisa kula kukan?"
Im Yan cu cukup mengetahui watak dari kekasihnya, dia pun
tahu kalau pe muda tersebut berwatak angkuh. dingin dan keras
kepala, seandainya keadaan tidak kelewat serius, tak mungkin dia
akan begini putus asa sehingga seakan-akan pasrah kepada nasib.
Maka setelah mendengar perkataan itu, hatinya menjadi dingin
separuh...

598
Tapi....sebetulnya ilmu pukulan beracun apakah yang telah
bersarang ditubuhnya, ilmu apakah itu ....?
'Waktu itu Ku See hong sudah ha mpir jatuh pingsan ke mbali,
dengan suara yang amat lirih katanya:
''Adik Im, aku telah terkena pukulan Hou kut hian hun im kang
dari Ban shia kau . . . kaucu. . ."
Berbicara sampai disitu, pelan-pelan dia me meja mkan matanya
ke mbali dan terle lap dala m keadaan tak sadarkan diri.
Begitu mendengar disebutnya "Hou kut jian hun im kang" paras
muka Im Yan cu, Pek lui jiu dan Sian hong kek berubah hebat,
saking terperanjatnya mereka sa mpai tak ma mpu mengucapkan
sepatah katapun.
Lewat berapa saat kemudian, Im Yan cu baru menjerit keras,
ke mudian menubruk ke mbali ke atas tubuh anak muda tersebut dan
menangis tersedu-sedu.
Isak tangisnya kedengaran lebih mengenas kan, lebih
me medihkan hati siapapun. . .
Seakan-akan diapun mendapat firasat kalau nasib Ku See hong
me mang sungguh tragis, dia benar-benar sudah putus harapan.
Tapi, benarkah dia sudah putus harapan dan tak mungkin bisa
tertolong lagi?
Mati dan hidup berada ditangan Thian, suatu kekuasaan maha
besar yang tiada taranya berada dibalik langit dan mengatur segala-
galanya, orang awam me mang t iads yang bisa menduga akan ha l
itu.
oooo0dw0oooo

MATAHARI senja telah condong kelangit barat, langit terasa


cerah dan bermandikan cahaya kee mas-emasan.....

599
Suasana senja me mang selalu na mpak indah dan menarik, tapi
keindahannya hanya berlangsung sesaat, sebab tak lama ke mudian
keheningan ma la mpun akan menjelang t iba...
Jalan raya menuju kekota Heng yang penuh hilir mudik kuda-
kuda cepat yang ditunggangi jago persilatan berpakaian ringkas dan
mengge mbol senjata tajam, setiap orang seperti terburu-buru, kuda
dilecuti dan dilarikan dengan kecepatan tinggi.
Suasana makin la ma se makin sura m, kini kegelapan mala m
sudah mula i menghiasi angkasa.
Pada saat itulah dari jalan raya tersebut pelan-pelan muncul
sebuah kereta keledai yang e mpat penjuru tertutup kain tebal, dua
ekor keledai besar menghela kereta tersebut dan berjalan dengan
penuh ira ma, meski tidak terla mpau cepat namun menimbulkan
lapisan debu yang beterbangan diangkasa.. .
Diatas tempat duduk kusir, duduk dua orang lelaki ke kar
setengah umur yang berdandan kusir kereta, Kalau dilihat dari sorot
matanya yang jeli serta alis matanya yang tebal dan lamat-lamat
me mancarkan sinar kegagahan dala m sekilas pandangan saja orang
akan mengetahui kalau mere ka adalah jago-jago persilatan.
Tapi diatas wajah merakapun dilapisi oleh hawa ke murungan
yang tebal, ada kalanya mereka berkerut kening, sementara cambuk
nya diayunkan berulang kali menca mbuki ke ledai-ke ledai tersebut,
mulut mereka me mbungka m da la m seribu bahasa.
Tiba-tiba terdengar suara derap kaki kuda yang a mat nyaring
mengge ma dari belakang kereta, kembali nampak seekor kuda putih
berjalan lewat dengan kecepatan bagaikan sambaran kilat,
penunggangnya adalah seorang manusia berbaju putih yang
menyoren sebilah pedang panjang berbentuk aneh yang
me mancarkan cahaya keperak-perakan:
Setelah penunggang kuda putih itu lewat, dari dala m kereta
keledai itu segera berkumandang suara teguran yang merdu dan
le mbut:

600
"Saudara Hoo, penunggang kuda yang barusan lewat itu berilmu
silat sangat tinggi, kalian harus bertinda k sangat hati-hati, besar
ke mungkinannya dia a kan balik lagi, daripada terjadi hal-ha l yang
tak diinginkan aku minta ka lian berdua sudi menahan diri"
"Tak usah kuatir nona Im, ka mi dua bersaudara pasti akan
bertindak mengikuti keadaan" jawab lelaki kekar yang duduk
disebelah kanan itu.
Helaan napas sedih ke mba li berkuman-dang dari balik ruangan
kereta tersebut:
"Aaaai saudara Hoo, sudah dua hari dua mala m kita mene mpuh
perjalanan tiada hentinya, selama ini pula kita banyak menyaksikan
kuda yang hilir mudik dengan kencangnya, mungkin segenap jago
persi-latan yang ada di dunia ini telah berkumpul se mua dise kitar
kota Heng yang, andaikata kejadian ini bukan suatu kebetulan, bila
dugaanku tak salah, sela ma berapa hari ini pasti akan terjadi suatu
peristiwa yang menggetarkan hati setiap umat persilatan"
Setelah berhenti sejenak, dia menya mbung lebin jauh:
"Padahal luka yang diderita engkoh Hong sangat parah, jiwanya
berada diujung tanduk, moga-moga saja sepanjang jalan tak akan
terjadi peristiwa apapun hingga perja lanan kita pun tak a kan
tertunda"
Lelaki berjenggot lebat itu turut menghela napas sedih, katanya
ke mudian:
"Dewasa ini, ha mpir setiap umat persilatan didunia ini
me mpunyai ikatan denda m sakit hati dengan Ku sauhiap, yang
kukuatirkan sekarang ada lah seandainya keadaan Ku sauhiap
sampai diketahui musuh-musuh besarnya, bakal runyam keadaan
kita waktu itu, apalagi diapun mengge mbol pedang Ang soat kia m
yang merupakan mustika ida man segenap umat persilatan"
"Kebanyakan umat persilatan adalah manusia-manusia licik yang
berbahaya, perbuatan mereka sukar diduga dan susah diterka,
begitu berita tentang terlukanya Ku sauhiap tersebar luas, niscaya

601
keadaan bertambah runyam. Misalnya saja penung-gang kuda
berbaju putih tadi. tampaknya ia sudah menaruh curiga terhadap
kereta keledai kita ini'
Orang yang bertindak sebagai kusir kereta keledai itu tak lain
adalah Kangla m sianghui, si pukulan geledek Hoo Kian serta si
Jagoan angin puyuh Hoo Gi, sedangkan orang yang berada didala m
kereta keledai itu tak la in adalah Im Yan cu serta Ku See hong
terluka parah.
Terdengar Im Yan cu yang berada di dalam kereta keledai
berseru dengan ce mas:
''Saudara Hoo, andaikata ada orang yang berhasil mengetahui
rahasia kita dan me lakukan pengejaran, bunuh mereka se mua
secara keji, bila perlu punahkan mereka se mua"
Pek lui jiu Hoo Kian termenung sesaat lamanya, mendadak ia
bertanya lagi:
”Nona Im, bila kita mene mpuh jalanan yang terpendek untuk
mencapai tebing Hay jin gay, maka kita masih me merlukan wa ktu
selama lima hari lagi, apakah Ku sauhiap masih sanggup untuk
bertahan selama lima hari lagi? '
"Walaupun setiap hari aku berhasil mene mbusi gumpalan darah
pada ke delapan buah nadi pentingnya dengan tenaga dalam,
namun masih ada tiga buah jalan darah penting yang belum berhasil
kutembusi, mungkin gumpa lan yang terparah berlangsung dise kitar
tempat itu, andaikata dalam tubuhnya tidak me miliki suatu kekuatan
yang luar biasa, mungkin jiwanya tak akan ma mpu untuk bertahan
selama tiga hari tiga ma larn lagi, sekalipun begitu, kita harus
berusaha keras untuk mencapai tempat tujuan, kita toh tak akan
me mbiarkan jiwanya melayang dengan begitu saja bukan?"
"Nona Im, bagaimana mungkin kita akan me mbiarkan dia
berpulang ke ala m baka dengan begitu saja?" seru Pek lui jiu Hoo
Kian, ”cuma ada satu hal aku ingin me mberi tahukan kepada mu,
apakah kau dapat menyetujuinya?'

602
"Saudara Hoo, kau me mpunyai persoalan apa yang hendak
disa mpaikan? Katakanlah dan mari kita rundingkan dengan sebaik-
baiknya!"
"Nona Im, sampa i sekarang mungkin kau masih belum tahu
bukan akan asal usul pedang Jui sim siau kia m yang berada dala m
saku ka mi itu?"
"Jui sim siau kia m? Aku hanya tahu kalau tanda tersebut
merupakan la mbang dari seorang manusia aneh berkerudung yang
baru muncul dala m dunia persilatan, sedangkan mengenai asal
usulnya aku masih belum se mpat untuk menyelidiki, Saudara Hoo,
apa maksudmu menyinggung soal pedang Jui sim siau kia m
tersebut?"
Pak lui jiu Hoo Kian menghela napas panjang.
"Aaaai.... nona Im, sela ma berapa hari ini banyak seka li jago
persilatan yang berkumpul di kota Heng yang, tampaknya dunia
persilatan benar-benar telah terjadi suatu peristiwa besar, tahukah
kau mengapa mereka begitu terburu-buru mela kukan perjalanan?'
"Adakah peristiwa ini ada sangkut pautnya dengan pemilik
pedang penghancur hati yang misterius itu?"
"Benar, selama ini pe milik pedang Jui sim kia m me mang selalu
hilir mudik disekitar kota Heng yang, Sebenarnya rahasia ini tak
boleh aku orang she Hoo bocorkan, tapi Ku Sauhiap telah terluka
begini parah, bila kita harus menuju ke tebing Hay jin gay, paling
cepatpun me mbutuhkan waktu sela ma lima hari, daripada pergi
jauh aku lantas berpikir mengapa tidak mencari didekat tempat ini
saja? Kalau toh disekitar sini me mang ada yang sanggup
menolong?'
"Menurut perkataanmu itu, apakah kau bermaksud untuk mohon
bantuan dari Jui sim kia mcu guna menyembuhkan luka akibat
pukulan Hou kut jian hun im kang tersebut? Kalau toh dia me miliki
ke ma mpuan tersebut apakah dia bersedia untuk mengulurkan
tangan dan me mberikan pertolongan ....?"

603
oooo0dw0oooo

BAB 28
PEK LUI-JIU HOO KIAN tidak menjawab pertanyaan itu secara
langsung, ia menghela napas panjang ke mudian berkata:
`Nona Im, tahukah kau apa sebabnya kawanan jago persilatan
itu pada berkumpul di kota Heng yang?"
'Bukankan tadi telah kau katakan, pe milik pedang Jui sim kia m
berada di sekitar kota Heng Yang? Tentu saja mereka datang untuk
mencari gara-gara dengannya, tapi mengapa kawanan jago
persilatan itu datang mencari gara-gara dengannya? Padahal
diantara mereka t iada ikatan denda m ma upun sakit hati, mustahil
orang akan mengerubutinya"
Dia m-dia m Im Yan cu merasa amat kagum, sela ma ini tersiar
berita dalam dunia persilatan yang mengatakan Kangla m Siang hou
adalah manusia yang sama sekali tak punya akal muslihat, tapi
kalau dilihat keadaan mereka sekarang, dapat diketahui ka lau
dugaan tersebut tidakbetul.
Kenyataannya, meski mereka na mpak kasar diluar,
sesungguhnya merupakan manusia-manusia berotak cerdas yang
amat teliti dan cerdas, belum tentu orang lain dapat menandingi
ke ma mpuan mereka.
Orang kuno pernah bilang begini, menilai orang jangan menilai
luarnya, mungkin ucapan itu kurang begitu tepat, tapi selama
berapa hari ini bukan saja Kangla m Sianghou menunjukkan
kecerdasan yang me lebihi orang lain, bahkan pengetahuan
merekapun na mpak luas sekali.
Pelbagai ingatan segera berkecamuk di da la m benak Im Yan cu,
akhirnya setelah menghela napas panjang katanya:

604
''Saudara Hoo, kau ma ksudkan pe milik pedang Jui sim kia m
me miliki benda mestika yang me njadi incaran setiap orang
persilatan..?
''Nona me mang benar-benar cerdik" puji Pek lui jiu Hoo kian
dengan cepat, "seperti juga Ku sauhiap, pe milik pedang Jui sim
kia m pun me mpunyai rahasia yang sama sekali tak diduga orang
lain, tapi rahasia itupun cukup menggetarkan hati setiap umat
persilatan, membuat setiap orang saling berebut untuk
mengangkangi mestika tersebut"
"Saudara Hoo, sebenarnya benda mestika apakah yang dia
miliki?" tanya Im Yan cu dengan perasaan cemas.. ''apakah benda
itu bisa digunakan untuk menyembuhkan luka beracun akibat
serangan Hou kut jian hun im kang.?'
"Sebenarnya berita tentang mestika tersebut disakunya hanya
merupakan suatu kabar berita, kenyataan sukar dipastikan, tapi
kalau dilihat dari gerakan kawanan jago persilatan berapa hari
belakangan ini, tampaknya apa yang dikabarkan itu me mang
merupakan suatu kenyataan"
Im Yan cu ingin cepat-cepat mengetahui apakah benda mestika
tersebut bisa dipergunakan untuk menye mbuhkan luka beracun
akibat serangan Hou kut jian hun im kang, maka buru-buru dia
bertanya lagi:
"Saudara Hoo, cepatlah kau katakan, benda mestika apakah itu? '
Paras muka Pek lui jiu Hoo Kian berubah menjadi sangat serius,
setelah menghe la napas dia berkata:
"Menurut kabar berita yang tersiar dalam dunia persilatan, konon
dia berhasil mendapatkan mutiara sakti Thian hong im yang sincu
serta sejilid kitab pusaka yang tak diketahui namanya, namun
kebanyakan orang persilatan menganggap kitab pusaka itu ada lah
kitab pusaka Cang ciong pit kip.'
Im Yan cu belum la ma terjun ke dalam dunia persilatan,
pengetahuannya boleh dibilang masih terbatas sekali, ia tida k

605
mengetahui tentang benda-benda mestika yang ada di da la m dunia
persilatan, namun soa l kitab pusaka Cang ciong pit kip, hal mana
pernah didengarnya dari mulut gurunya...
Maka dari itu, setelah mendengar perkataan tersebut, ia lantas
bertanya dengan nada tak habis mengerti:
"Saudara Hoo. kau mengatakan mutiara mestika Thian hong im
yang sin cu dan'kitab pusaka Cang ciong pit kip dapat
menye mbuhkan luka yang diderita Ku See hong?''
Semenjak berjumpa dengan Im Yan cu, Pek lui jiu Hoo Kian
sudah tahu kalau gadis tersebut adalah seorang jago yang masih
cetek pengalamannya dan tidak berpengetahuan luas sebab itu dia
tidak merasa heran setelah mendengar perkataan itu.
Namun kalau ditinjau dari kepandaian silatnya yang sangat lihay,
bisa diketahui kalau gurunya sudah pasti adalah seorang tokoh
persilatan yang amat termashur dala m dunia persilatan, tapi
anehnya mengapa gurunya tak pernah me mberitahukan hal-ha l
tentang dunia persilatan?'
Padahal, darimana dia bisa tahu guru Im Yan cu ada lah seorang
pendekar perempuan yang sangat aneh, tapi masa kehadirannya
dalam dunia persilatan amat singkat, sebab hampir sebagian besar
waktunya telah dihabiskan untuk menda la mi ilmu silat.
Pek lui jiu Hoo Kian segera tertawa nyaring, katanya:
"Haaaahhh . . haaahhh. . haaahhh . . . asal terbukti kalau pemilik
pedang Jui sim kia mcu benar-benar me miliki mutiara sakti Thian
hong im yang sincu serta kitab pusaka tersebut, maka luka-luka
yang diderita Ku sauhiap tak perlu dirisaukan lagi"
"Seandainya hanya memiliki mutiara mestika Thian hong im yang
sincu belaka, apakah luka tersebut tak bisa disembuhkan?” tanya Im
Yan cu tercengang.
''Yaa, karena pelbagai kegunaan dari mutiara mestika Thian hong
im yang sincu tersebut hampir semuanya tercacat diatas kitab
pusaka tersebut, sedangkan racun yang bersarang dala m tubuh Ku

606
sauhiap adalah racun Hou kut jian hun im kang yang termashur
karena keganasannya didala m dunia persilatan, sebab itu bila tiada
petunjuk dari kitab pusaka, maka penggu-naan mutiara Thian hong
im yang sincu pun menjadi sa ma seka li tak berguna"
"Saudara Hoo, tahukah kau bagaimana caranya me mpergunakan
mut iara Thian hong im yang sincu tersebut?''
"Bila cara penggunaan mutiara mustika Thian hong im yang sincu
dilakukan dengan menurut i catatan yang ada didalam kitab pusaka
tersebut, maka kasiatnya benar-benar me lebihi apapun jua, hanya
saja keadaan yang lebih jelas tidak begitu kuketahui dengan jelas,
tapi aku yakin mut iara mestika itu sanggup untuk menye mbuhkan
pelbagai maca m luka pukulan yang bagaimanapun beracunnya
bahkan bisa pula diguna kan untuk mena mbah tenaga dala m dala m
waktu singkat, tentu saja cara penggunaan rahasia tersebut tidak
diketahui oleh umat persilatan manapun juga'
”Kalau me mang begitu, buat apa orang persilatan
me mperebutkan mut iara mestika Thian hong im yang sincu
tersebut?"
Mendengar pertanyaan tersebut, Pek lui jiu Hoo Kian segera
mendonga kkan kepalanya dan tertawa terbahak-bahak.
"Haaaahhh.... haaahhhh. . haaaaahh. .. itulah sebabnya barusan
kukatakan, apakah kitab pusaka itu berada ditangan Jui sim kia m cu
atau bukan masih merupakan suatu persoalan"
Tiba-tiba Im Yan cu me nghela napas sedih, tanyanya:
'Saudara Hoo, apakah pemilik pedang Jui sim siau kia m dapat
me luluskan permintaan kita dan menye mbuhkan luka yang
dideritanya?"
Pek lui jiu Hoo Kian agak ragu-ragu sejenak, kemudian baru
menjawab:
"Asal kita dapat berjumpa dengannya serta menerangkan
duduknya persoalan, aku rasa dia pasti akan meluluskan permintaan
kita."

607
''Seandainya dia tida k meluluskan permintaan kita, aku ingin
me mbunuhnya dan merampas mutiara mestika Thian hong im yang
sincu serta kitab pusaka tersebut"
Mendengar perkataan itu, Pek lui jiu Hoo Kian merasa amat
terperanjat, diam-dia m pikirnya:
’Gadis ini berwatak aneh, marah senang nya tak lazim dijumpai
dalam dunia persilatan, tapi dia amat mencintai Ku See hong
dengan sepenuh hati, sekarang aku sudah terlanjur me mbocorkan
rahasia ini kepada nya sedang diapun sudah bertekad hendak
merebutnya dengan me mpertaruhkan jiwa raganya, bagaimanakah
baiknya sekarang? Pe milik pedang Jui sim kia m adalah calon
majikan ka mi dua bersaudara, tentu saja kami tak boleh sa mpa i
me lakukan suatu perbuatan yang berdosa kepadanya, tapi di kolong
langit dewasa ini hanya Jui sim kia mcu dan Ku See hong berdua
saja yang benar-benar merupakan seorang jago sejati, seandainya
dia benar-benar sampai mati karena terluka, kerugian ini benar-
benar merupakan suatu kerugian yang amat besar’. Pelbagai
ingatan segera berkecamuk dala m benak Pek lui jiu Hoo Kian, ia
menjadi serba salah dan untuk sesaat terbungkam da la m seribu
bahasa.
Im Yan cu menghe la napas sedih, lantas bertanya:
"Saudara Ho, apakah kalian Kangla m sianghou me mpunyai
hubungan yang a mat mendala m dengan pe milik pedang Jui sim
kia m tersebut?''
'Sebenarnya kami dua bersaudara tak me mpunyai hubungan apa-
apa dengannya, peristiwa ini terjadi pada setengah bulan berselang
di tepi sungai Cho go kang.
'Waktu itu, kami dua bersaudara telah berjumpa dengan seorang
sastrawan setengah umur yang berpakaian perlente, orang itu
me manggil na ma ka mi berdua dan mengatakan kalau kami dua
bersaudara mempunyai ikatan dendam sakit hati yang amat dalam
dengannya dengan sikap yang sombong dan tekebur, orang itu
me ma ksa kami dua bersaudara untuk bertarung melawannya, waktu

608
itu kami merasa terkejut bercampur keheranan, sebab sejak terjun
kedala m dunia persilatan belum pernah ka mi dua bersaudara
berjumpa dengan lelaki setengah umur yang berpakaian perlente
seperti itu, sehingga boleh dibilang diantara kami tak pernah terikat
hubungan denda m atau sakit hati.
"Waktu itu dengan bersusah payah kami dua bersaudara
menerangkan kepadanya kalau ka mi tak punya hubungan denda m
sakit hati dengannya.
"Tapi le laki setengah umur yang perlente itu jumawa sekali, dia
berulang kali berkata hendak me mbela sakit hatinya dimasa lalu,
bahkan ucapannya amat menyakitkan hati, dia bilang dala m dua
puluh gebrakan hendak mengalahkan ka mi dua bersaudara.
"Jelek-jelek begini, ka mi Kangla m siang hou terhitung punya
nama juga dala m dunia persilatan, tentu saja kami tak tahan
menghadapi sikap jumawa dari pihak lawan, sehingga a khirnya
suatu pertempuran sengit pun segera berkobar.
"Begitu pertarungan berkobar, meskipun dia tida k mengatakan
lagi kalau hendak menga lahkan ka mi dala m dua puluh gebrakan,
namun ka mi berdua cukup mengerti, jika ia sa mpai melancarkan
serangan dengan sepenuh tenaga maka tak sa mpa i lima belas
gebrakan, kami a kan menderita kekalahan secara tragis.
'Ditengah pertarungan yang berlangsung sengit, kami dapat
merasakan betapa dalamnya ilmu silat yang dimiliki lelaki setengah
umur berbaju perlente itu, jurus-jurus aneh lahir beruntun, meski
serangannya dilancarkan a mat sederhana, namun se muanya amat
ganas dan me matikan.
"Sudah banyak seka li jago lihay dala m dunia persilatan yang ka mi
ketahui, tapi tidak ka mi kenal jago lihay seperti dia itu.
"Waktu itu, timbul keinginan ka mi berdua untuk meraih
ke menangan, serangan me matikan dilancarkan berulang ka li dengan
suatu pertarungan adu jiwa, namun kami tak berdaya untuk
me ma ksakan kehendak ka mi, malah berapa kali lantaran kelewat
gusar, bagian mematikan ditubuh ka mi menjadi sama sekali
609
terbuka. Sebenar-nya dia dapat membunuh ka mi, namun nyatanya
ia tidak berbuat de mikian, bahkan ma kin bertarung sikapnya
berubah sema kin le mbut.
Menanti pertarungan telah mencapai e mpat ratus gebrakan lebih
dan ka mi dua bersaudara benar-benar sudah kehabisan
ke ma mpuan, saat itulah ka mi baru tahu kalau lelaki berbaju perlente
itu sebetulnya bukan berniat untuk me mbalas denda m, me lainkan
karena suatu maksud tertentu, maka ka mipun segera me lompat
mundur dari arena pertarungan dan bertanya kepadanya apa
maksud tujuannya bertuat demikian?
"Tapi diapun segera menghentikan pertarungan, bahkan
menya mbut ka mi dengan senyum dikulum, kepada ka mi berdua ia
minta maaf yang sebesar-besarnya, selain menerangkan pula ka lau
mereka telah mendirikan perguruan Hiat mo bun (perguruan
pembasmi iblis) dengan tujuan menghimpun kawanan jago aliran
lurus untuk bersa ma-sa ma menyapu kaum iblis dan menyela matkan
umat persilatan.
"Mungkin karena dia tertarik kepada ka mi berdua, ma ka
diundangnya ka mi berdua untuk menggabungkan diri dengan Hiat
mo bun, tapi sebelum itu ilmu silat ka mi dicoba lebib dulu.
`Karena sikap maupun nada pe mbicaraan nya makin le mbut
bahkan berularg kali minta maaf, hawa amarah yang se mula
menyelimuti wajah ka mipun pelan-pelan mereda.
"Sudah banyak tahun kami berkelana dala m dunia persilatan,
kamipun cukup mengetahui situasi dala m dunia persilatan yang
hampir sebagian besar dikuasahi oleh kaum iblis dan kaum durjana,
cuma sayang selama ini tak pernah muncul seorang manusia yang
bersedia menanggulangi suasana seperti itu.
Maka sekarang setelah kudengar kalau lelaki setengah umur
yang berpakaian perlente itu telah mendirikan perguruan Hiat mo
bun yang bertujuan membasmi kaum iblis dari muka bumi dengan
senang hati ka mi segera menyatakan kesediaannya untuk
menggabungkan diri, tapi ka mi berdua takut kalau dia hanya

610
bermaksud untuk menipu ka mi be laka dengan kata-kata yang
manis, maka ka mipun segera mencari tahu siapakah na manya.
"Ternyata dia tak lain ada lah sisastrawan berpakaian perlente
Hoa Siong si, seorang pendekar aneh yang pernah menggetarkan
dunia persilatan pada tiga puluh tahun berselang. ."
Mendengar sampai disitu, Im Yan cu yang berada dibalik kereta
segera berseru kaget:
"Apa? Sastrawan berpakaian perlente Hoa Siang si?"
"Nona Im, mungkin kaupun kenali si sastrawan berpakaian
perlente Hoa Siang si, Hoa locianpwe bukan?"
"Suhuku pernah berpesan kepadaku agar mencari dua orang,
salah seorang diantaranya dia..."
Mendengar perkataan itu, Pek lui ju Hoo Kian merasa a mat
terperanjat, buru-buru dia bertanya lagi dengan ge lisah:
"Nona Im, ada urusan apakah mencarinya'"
"Guruku hanya berpesan agar aku menjumpainya, keadaan yang
lebih jelas tidak begitu diketahui. Cuma aku tahu dia me mpunyai
hubungan yang amat besar dengan guruku, karena guruku pun she
Hoa, kemungkinan besar mereka adalah bersaudara"
Mendengar perkataan itu, Pek lui jiu Hoa Kian merasa sema kin
terperanjat, kini dia m-dia m pikirnya:
”Dimasa lalu belum pernah kudengar orang me mbicarakan kalau
sastrawan berbaju perlente Hoa Siong si me mpunyai kaka k
perempuan, gurunya pun she Hoa, sebetul-nya dia itu murid siapa?"
Oleh karena banyak jago persilatan yang enggan membongkar
rahasia pribadinya, maka diapun tida k mendesak Im Yan cu untuk
mengetahui asal usul perguruannya lagi.
"Nona Im" Pek lui jiu Hoo Kian segera berkata lagi, "orang yang
hendak kau cari yang satu adalah Sastrawan benpakaian perlente,
Hoa Siong si, lantas siapakah seorang yang lainnya"

611
"Yang seorang adalah gurunya engkoh Hong, manusia paling
aneh dari kolong langit Bun ji koansu, sayang dia orang tua sudah
tiada, maka akupun mencari engkoh Hong, aku me mang tida k
mengetahui karena urusan apakah guruku mencari kedua orang ini,
tapi aku tahu dia orang tua a mat me mbenci gurunya engkoh Hong."
"Guruku amat me mbenci kaum le laki, sema kin ta mpan lela ki itu
semakin benci dia kepadanya, dia pernah menyuruh aku
me mbinasakan setiap lela ki jahat yang berwajah tampan."
Mendengar perkataan itu, diam-dia m Pek lui jiu Hoo Kian
menghe la napas panjang, pikirnya:
"Watak gurunya sungguh teramat sempit, ternyata dia
terpengaruh oleh tabiat gurunya semenjak kecil sehingga a khirnya
diapun ketularan penyakit aneh tersebut."
Berpikir sa mpa i disitu, dia lantas berkata:
"Nona Im, kau mengatakan gurumu a mat me mbenci gurunya Ku
sauhiap, lantas bila kita pergi ke tebing Hay jin gay, apakah dia
orang tua bersedia untuk mengobati lukanya....."
"Sudah pasti bersedia" sahut Im Yan cu berulang ka li, "karena
dia orang tua ingin sekali mengetahui hal-hal yang mengenai Bun ji
koansu dari mulut engkoh Hong, tak mungkin dia tak perduli
keselamatan jiwa engkoh Hong, bahkan pasti akan berusaha dengan
sepenuh tenaga untuk menye mbuhkannya"
-ooo0dw0ooo-

Jilid 19
MENINJAU dari kepandaian silat yang dimiliki Im Yan cu serta
hubungan antara gurunya dengan sastrawan berpakaian perlente
Hoa Siong si serta Bun ji koansu, dapat diketahui guru gadis ini
sudah pasti merupakakan seorang tokoh aneh pula dari dunia
persilatan.
Tiba tiba Im Yan cu bertanya:

612
"Saudara Hoo, apakah Sastrawan berpakaian perlente Hoa Siong
si adalah pe mimpin dari perguruan Hiat mo bun?."
"Sebenarnya kami berdua pun mengira dia sebagai pe mimpin
perguruan Hint mo bun, sebab ilmu silat yang dimilikinya sudah
cukup diketahui setiap umat persilatan itulah sebabnya kami dua
bersaudara pun bersedia untuk menggabungkan diri dengan pergu-
ruan Hiat mo bun"
"Lantas, siapakah orang yang me mimpin perguruan Hiat mo
bun?" tanya Im Yan cu
"Seorang manusia berkerudung kain warna warni...."
"Pe milik pedang Jui sim kia m?" Jerit Im Yan cu terperanjat.
'Pek lui jiu Hoo Kian menghe la napas panjang, katanya:
"Yaaa, kejadian di dala m dunia persilatan me mang sukar untuk
diduga, bahkan manusia seperti Sastrawan berbaju perlente Hoa
Siong si yang berilmu silat amat lihay pun bersedia menggabungkan
diri dengan pe milik pedang Jui sim kia m, kejadian ini sungguh diluar
dugaan.
Bukan begitu saja, ma lah e mpat manusia bengis yang termashur
sebagai gembong iblis nomor wahid dari pulau lautan timur pun
telah bergabung dengan pe milik pedang Jui sim kia m tersebut."
"Dari sini dapat diketahui kalau pe milik pedang Jiu sim kia m
benar-benar memiliki ilmu silat serta kecerdasan yang melebihi
siapa pun jua."
Im Yan cu seperti tidak percaya dengan apa yang diucapkan Pek
lui jiu Hoo Kian, ke mbali dia bertanya:
"Saudara Hoo, mengapa kau mengatakan kalau sastrawan
berbaju perlente Hoa Siong si telah mengabungkan diri dengan
Pemilik pedang Jui sim kia m?.'
Pek lui Jiu Hoo Kian me nghela napas panjang, dia melanjutkan
ke mbali kisah pengala mannya dimasa la lu:

613
"Ketika itu ka mi dua bersaudara menjadi terkejut setelah
mengetahui kalau orang itu ada lah sastrawan berbaju perlente Hoa
Siong si locianpwee yang termashur dalan dunia persilatan pada tiga
puluh tahun berselang, dengan amat hormat kami mohon maaf
kepadanya disamping me luluskan pula ajakannya untuk bergabung
dengan perguruan Hiat mo bun"
"Saat itulah sastrawaa berbaju perlente Hoa Siong si
menge luarkan sebilah pedang kecil berwarna perak yang tiga inci
panjang nya, kemudian berkata:
"Pedang kecil ini merupa kan la mbang dari perguruan Hiat mo
bun ka mi, simpanlah baik-baik, pada bulan satu tanggal satu nanti,
datanglah ke puncak Thian Kia m hong di bukit Hong san untuk
menjumpai ketua perguruan Hiat mo bun'
Waktu itu kami merasa tertegun beberapa saat lamanya,
ke mudian segera bertanya:
"Hoa locianpwe, apakah ketua Hiat mo bun bukan dirimu
sendiri?"
Dengan wajah serius dan suara dalam, sastrawan berbaju
perlente Hoa Siong si menjawab:
'Aku orang she Hoa bukan manusia yang berkema mpuan apa-
apa, bagaimana mung-kin aku bisa menjabat sebagai ketua Hiat mo
bun? Aku tida k lebih hanya salah satu bagian dari anggota Hiat mo
bun"
Kami berdua benar-benar amat terperanjat sesudah mendengar
ucapan tersebut, siapa gerangan yang me miliki ke ma mpuan sede mi-
kian hebatnya hingga dapat me mimpin perguruan Hiat mo bun?
Siapa gerangan orang itu?"
Setelah tertegun beberapa saat lamanya, kami dua bersaudara
baru bertanya lagi:
"Hoa locianpwe, lantas siapa kah ketua Hiat mo bun?'

614
''Hiat mo buncu tak lain adalah manusia berkerudung kain warna
warni yang belakangan ini menggetarkan dunia persilatan sebagai
manusia sakti ibaratnya naga perkasa yang nampak kepala tak
kelihatan ekornya, dia pula pe milik pedang Jui sim kia m ini, sedang
soal na manya, aku sendiripun kurang tahu"
'Padahal sastrawan berbaju Perlente Hoa Siong si mengetahui
nama serta asal usul pemilik pedang Jui sim kia m tersebut, hanya
saja dia enggan untuk me mberitahukan soal ini kepada dua
bersaudara tersebut karena kedudukan sastrawan berbaju perlente
Hoa Siong si dala m perguruan Hiat mo bun hanya setingkat dibawah
ketuanya.
Waktu itu, kami dua bersaudara merasa curiga apakah pemilik
pedang Jui sim kia m benar-benar adalah seorang pendekar yang
bersedia menegakkan keadilan dan kebenaran.
Agaknya Sastrawan berbaju perlente Hoa Siong si mengetahui
maksud hati ka mi, dengan cepat dia berkata:
''Pe milik pedang Jui sim kia m adalah bintang penolong dunia
persilatan dewasa ini, kalian tak usah sangsi atau berpikir yang
bukan-bukan, seandainya kalian tidak berna ma besar dala m dunia
persilatan, Hiat mo bun tak akan mencari kalian walaupun aku
orang she Hoa mencari kalian berdua sekarang, na mun secara
dia m-dia m telah menyelidiki dahulu tingkah laku serta watak kalian
sebelumnya mengundangnya secara resmi.
"Anggota Hiat mo bun sedikit sekali dan ditetapkan hanya terdiri
dari dua belas orang, setiap orang harus memiliki ilmu silat yang
me lebihi orang lain, kepandaian silat kalian berdua meski terhitung
jagoan kelas satu didalam dunia persilatan, tapi bila dibanding-kan
dengan manusia-manusia laknat dari golongan sesat, kau masih
ketinggalan jauh sekali.
"Akan tetapi soal ini tak perlu dirisaukan, setelah bersua dengan
ketua pada bulan satu tanggal satu dipuncak Thian kia m hong bukit
Hong san nanti, dia akan me wariskan beberapa maca m kepanda ian

615
kepadamu bahkan dala m berapa hari saja akan mena mbah tenaga
dalam ka lian.
Setelah mendengar perkatan itu, buru-buru kami menerima
pedang Jui sim kia m itu, semua kecurigaan dala m hati ka mipun
lenyap tak berbekas, bahkan rasa ge mbira ka mi tak terkirakan.
"Sedangkan Sastrawan berba ju perlente Hoa Siong si pun seusai
mengucapkan perkataan itu segera mengerahkan ilmu meringankan
tubuhnya dab berlalu dari situ dengan me nyeberangi sungai"
Setelah mendengar rahasia tersebut, timbul suatu perasaan yang
aneh dalam hati Im Yan cu, sebenarnya setelah masuk kota Heng
yang dia hendak langsung mencari pe milik pedang Jui sim kia m dan
mencari mutiara mestika Thian hong im yang sin cu serta kitab
pusaka itu.
Tapi sekarang, dia sudah mengetahui ka lau kepandaian silat yang
dimilikinya tak mungkin bisa menandingi kelihayan dari pemilik
pedang Jui sim kia m, karena ia cukup mengetahui akan ke lihayan
ilmu silat yang dimiliki Sastrawan berbaju perlente Hoa Siong si,
kalau tokoh lihay seperti dia pun sampai takluk kepada pemilik
pedang Jui sim kia m, itu berarti kepandaian silat yang dimiliki orang
itu tak terlukiskan dengan kata-kata.
Tapi, Im Yan cu adalah seorang manusia yang keras kepala dan
angkuh, walaupun dalam hati kecilnya sudah timbul perasaan was-
was terhadap kema mpuan pe milik pedang Jui sim kia m, na mun dia
nekad untuk me laksanakan rencananya, sebab Ku See hong sudah
merupakan jiwa raganya, ancaman jiwa terhadap pe muda itu sa ma
artinya dengan ancaman jiwa baginya.
Walaupun diluaran Im Yan cu merupakan seorang manusia yang
aneh, namun dia me miliki hangatnya cinta kasih seorang gadis serta
cinta yang mendala m, apa yang telah menjadi tekadnya tak pernah
akan tergoyahkan lagi untuk sela manya.
Dala m pada itu, Pek lui jiu Hoa Kian telah menga lihkan sorot
matanya me mandang bintang yang berada di angkasa sana sehabis

616
menyelesaikan kisahnya, kemudian telah me nghela napas sedih dia
berkata:
"Nona Im, ka mi dua bersaudara me mpunyai beberapa persoalan
ingin mohon kepada mu...".
Im Yan cu sudah mengetahui apa yang hendak dia katakan, tapi
dia tetap berlagak seperti tidak tahu.
"Saudara Ho, kalian inginkan a ku berbuat apa?"
"Nona Im, kau harus tahu bagi anggota persilatan seperti kami,
pegang janji merupa kan suatu yang penting, setelah ka mi dua
bersaudara bersedia menggabungkan diri dengan Hiat mo bun,
berarti ka mi merupakan sa lah satu bagian dari Hiat mo bun.
Sebetulnya kami tida k pantas me mberi tahukan hal-ha l tersebut
kepadamu, tapi sekarang setelah memberitahukan kepada mu, ka mi
berdua pun berharap kau bersedia me megang rahasia pada hari ini
secara baik-baik, dan akupun berharap kau jangan me lakukan
bentrokan yang bakal menimbul kan hal-hal yang tak
menyenangkan dengan bakal ketua ka mi"
"Apakah kalian tega menyaksikan engkoh Hong tewas dalam
keadaan yang mengenas-kan!" kata Im Yan cu sedih.
Buru-buru Pek lui jiu Hoo Kian berseru:
'Nona Im, aku orang she Hoo tidak bermaksud begitu, aku hanya
berharap nona suka menahan diri bila berjumpa dengan pe milik
pedang Jui sim kia m nanti, bila berhasil mene mukanya, aku yakin
dapat me minta kepadanya untuk menyembuhkan luka yang diderita
engkoh Hong mu"
''Saudara Hoo, atas dasar apa kau berani mengatakan secara
meyakinkan kalau dia pasti akan bersedia menyembuhkan luka
dalam yang diderita engkoh Hong?'
Diserobot dengan perkataan itu, Pek lui jiu Hoo Kian menjadi
terbungkam dala m seribu bahasa, padahal dia sendiripun tidak
me miliki keyakinan tersebut, dia tak tahu apakah pemilik pedang Jui

617
sim kia m akan bersedia menyembuhkan luka dari Ku See hong atau
tidak.
Dia hanya menganggap pemilik pedang Jui sim kia m sebagai
seorang yang bijaksana dan penolong kaum le mah, asal keadaan
yang sebenarnya dari Ku See hong diutarakan, niscaya hal ini a kan
me manca ing simatiknya untuk menurunkan tangan dan menolong
menye mbuhkan luka Ku See hong.
"Asalkan pe milik pedang Jui sim kia m berhasil dite mukan, dia
pasti akan mengabulkan permintaan kita, alasannya tak mudah
kujelaskan, tapi senadainya sampa i terjadi hal-ha l yang tak
diinginkan atau tidak berhasil mene mukan dirinya, kita harus
berangkat ke tebing Hay jin gay. . ."
"Kesela matan engkoh Hong sekarang sedang berada di ujung
tanduk, bila harus di tunda berapa hari lagi, mana mungkin ia bisa
tahan untuk mencapai tebing Hay jin gay?" kata Im Yan cu sedih.
Pek lui jiu Hoo Kian menghela napas sedih.
”Akupun tahu kalau nyawanya sedang berada dalam keadaan
berbahaya, tapi sekalipun kita menempuh perjalanan kilat siang dan
ma la m, paling t idak me mbutuhkan lima hari untuk mencapai tebing
Hay jin gay, padahal ia sudah empat hari terkena ilmu Hou kut jian
hun im kang, selewatnya tiga hari, sekalipun tabib sakt i Hou To
hidup lagipun belum tentu bisa menyembuhkan penyakitnya.
Beginilah situasi yang sedang kita hadapi sekarang, sekalipun
me mburu ke tebing Hay jin gay toh belum tentu bisa
menyela matkan jiwanya, sedang tetap tinggal di Heng yang untuk
mencari Jui sim kia mcu pun masih tanda tanya besar, tapi kita harus
berbuat sesuatu, hanya apa yang harus kita lakukan? Apa yang
harus kita lakukan?"
"Menurut jalan pikiranku, tetap tinggal di kota Heng yang malah
justru masih ada setitik harapan, sebaliknya kalau berangkat ke Hay
jin gay tak lebih hanya menggantung kan pada suatu keajaiban,
maka aku pikir lebih baik kita tinggal sehari dulu di kota Heng yang,
mari kita mencoba beradu nasib, bila dalam sehari kita gagal

618
mene mukan jejak Jui sim kia mcu, ma ka kita baru berangkat lagi ke
tebing Hay jin gay, Tentu saja aku orang she Hoo tak bisa
me mutuskan masalah ini, silahkan nona me mpertimbangkannya
sendiri baga imana baiknya"
Pikiran Im Yan cu sekarang sedang diliputi oleh pelbagai ingatan
yang berkecamuk tak karuan, hatinya betul-betul terasa kalut, diam-
dia mi ia me lelehkan air mata ...'
Dengan sikap maupun tindak tanduknya selama ini, nyatanya
menaruh perasaan cinta yang begitu menda la m dan suci bersih, hal
tersebut benar-benar berada diluar dugaan siapa saja.
Padahal kekuatan cinta me mang besar tak bertepian, bila tanpa
cinta, kehidupan manusia didunia ini menjadi sa ma sekali tak
berharga.
'Tentu saja hal ini bukan terbatas dala m soal cinta muda mudi
saja, sebaliknya termasuk juga cinta kasih antara orang tua, cinta
dari sahabat dan lain sebagainya, tapi antara sekian banyak cinta,
sudah barang tentu cinta muda mudi yang pa ling mendala m.
Begitulah, dengan nada suara yang tegas dan berat Im Yan cu
berkata:
'Engkoh Hong tak mungkin bisa mati, kita tinggal sehari di kota
Heng yang. . !"
Tergetar keras perasaan Pek lui jiu Hoo Kian sesudah mendengar
perkataan itu, ia mengerti ma ksud Im Yan cu, buru-buru serunya:
'Nona Im. . ."
Belum habis Pe k lui jiu berseru, Sian hong kek sudah
me mpringatkan dengan gelisah:
"Hati-hati, penunggang kuda berbaju putih tadi telah berbalik
ke mari, kali ini dia menuju ke te mpat kita berada."
Si tangan geledek Hoo Kian tak se mpat melanjutkan perkataan
selanjutnya, dengan sorot mata yang tajam bagaikan sembilu dia
menatap ke arah depan lekat-lekat.

619
Waktu itu mala m baru saja menje lang tiba, beribu-ribu bintang
tersebar memenuhi angkasa dan menyiarkan cahaya lembut dan
licin, jalan raya yang panjang dan lebar diliputi sinar putih dan
terang.
Dala m keheningan inilah mendadak terdengar suara derap kaki
kuda yang amat ramai berge ma dari kejauhan sana, lalu tampak
sesosok bayangan putih bergerak mendekat dengan kecepatan
tinggi.
Dala m waktu singkat kuda putih tersebut sudah berada dua
puluh ka ki dihadapan mereka la lu meringkik panjang, kaki depan
nya didepak-depakkan, sementara turunnya berputar kencang tepat
dihadapan mereka.
Rupanya penunggang berbaju putih itu sudah me mbalikkan
kudanya lagi dan melarikan ke arah kota Heng yang, tindak tanduk
yang sangat aneh itu cukup me mbingungkan orang.
Pek lui jiu Hoo Kian dan Sian hong ke k Hoo Gi segera berkerut
kening setelah menyaksikan tindak tanduk penunggang kuda
berbaju putih yang aneh itu, dalam waktu singkat mereka sudah
terbuai dala m la munan masing-masing. . .
Im Yan cu si nona yang binal tapi licik seperti siluman rase itu
hanya mengintip dari balik tirai, dia sendiri pun dibikin tidak habis
mengerti oleh tingkah la ku penunggang kuda berbaju putih yang
aneh tersebut.
Namun dala m hati kecilnya sudah muncul suatu perasaan was-
was, sebab tatkala orang berbaju putih itu memba likkan kudanya
tetap dihadapan mereka, ia saksikan seluruh tubuh orang itu
me la mbung diangkasa kemudian dala m waktu singkat pula ia
me layang ke bawah dan duduk ke mbali diatas pelana kudanya.
Demonstrasi kepandaian tersebut me m-bukt ikan kalau orang itu
me miliki ilmu silat yang luar biasa seka li.
Tiba-tiba Im Yan cu me nghela napas sedih, katanya:
"Saudara Hoo, apakah kau melihat jelas gerakan tubuhnya tadi?"

620
"Ya, kulihat amat jelas" sahut Pek lui Jiu Hoo Kian, 'entah
siapakah orang itu? Hebat benar ilmu silat yang di milikinya"
Kembali Im Yan cu menghe la napas.
'Orang ini se lalu mengikuti kita, tampaknya ia sudah mengetahui
keadaan kita yang sebenarnya, aaaai .... bicara dari ilmu silatnya
yang sangat lihay, aku pun turut menjadi ngeri rasanya...
Mendadak. ..
Dari sisi kereta berkumandang suara tertawa dingin yang
menyeramkan seperti sukma yang sedang gentayangan ...
Suara tertawa itu lengking dan lirih, seperti jarum le mbut yang
ditusukkan ke tubuh orang, sungguh menggetarkan perasaan siapa
saja. . .
Di tengah suara tertawa dingin yang menggidikkan hati itulah,
tampak sesosok bayangan hita m berkelebat lewat...
Ke dua ekor keledai penghela kereta itu segera meringik panjang
lantaran kaget, kaki depannya segera didepak depakkan ke muka,
sementara laju kereta itupun segera terhenti.
Lalu kedengaran seseorarg bertanya dengan suara yang nyaring
dan le mbut:
"Numpang bertanya, apakah kereta ini hendak pergi ke kota
Heng yang??
Suara tertawa dingin yang menyeramkan serta suara teguran
yang halus dan lembut, dua maca m suara yang berbeda irama ini
diutarakan pada saat yang hampir bersamaan, ma ka ke tiga orang
tokoh persilatan yang berada diatas kereta keledai itu merasa
terperanjat dan tak tahu sejak kapan orang itu munculkan diri.
Perubahan yang sangat mendadak dan sama sekali diluar dugaan
ini me mbuat Kangla m siang hou yang berada diatas ia tempat
duduk kusir berubah muka, tapi dikala mereka mendengar suara
teguran dan berpaling, ke empat mata mereka kontan terbelalak
dengan wajah tertegun.

621
Sampa i dimanakah rasa kaget yang menceka m perasaan mereka,
bisa diketahui dari sini.
Im Yan cu yang berada dala m kereta dapat mendengar pula
suara tertawa dingin dan suara pe mbicaraan tersebut ma ka dika la
kereta itu berhenti, sepasang matanya yang jeli dan tajam telah
me longok keluar lewat tira i dan dan me mandang ke muka ....
Dengan sebat hatinya tercekat, bulu kuduknya pada bangun
berdiri, ia benar-benar a mat ketakutan.
Ternyata dibawah cahaya bintang tampak seorang nenek aneh
yang bertubuh kecil sedang berdiri disebelah kiri keledainya, yang
paling me ngerikan adalah wajahnya yeng jelek mengerikan itu,
separuh hijau separuh hita m, separuh merah separuh putih.
Kalau cuma ke empat warna yang berbeda itu tampangnya masih
belum seberapa mengerikan, yang menggidikkan hati adalah bisul
busuk yang menonjol dan me menuhi seluruh wajahnya itu, selain
menjijikkan juga me muakkan perut orang.
Ini masih dita mbah pula dengan ra mbut-nya yang kusut penuh
beruban dan kulit badan yang berminyak.
Tampang muka semaca m ini sungguh menggidikkan hati
me mbuat orang yang me mandangnya benar-benar akan merasa-
kan pecah nyali sebab dia ke lihatan seperti setan iblis, seperti
kuntilana k dari kuburan.
Mendadak nenek jelek itu me mperdengar kan suara tertawa
dingin yang rendah, berat dan a mat me mekikkan telinga..
Suara tertawa dingin yang menggidikkan tadi itu segera
menyadarkan ke mba li Pe k lui jiu dan Sian hong kek dari la munan
mereka, meski de mikian dengan sorot mata yang me mbawa
perasaan jeri mereka awasi nenek je lek ini tanpa berkedip.
Tampak sinenek berta mpang jelek itu me mbuka mulutnya dan
me mperlihatkan sebaris giginya yang kecil putih, kemudian dengan
suara yang merdu bagaikan kicauan burung nuri dia berkata:

622
"Engkoh berdua mengapa kalian? Apakah secara tiba-tiba
penyakit cacad kalian ka mbuh?"
Kalau tadi, Pek lui jiu dan Sian hong ke k merasa ngeri dan seram
karena mengira sudah menjumpa i sukma gentayangan atau siluman
iblis, maka sekarang setelah mendengar suaranya yang merdu
merayu serta menyaksikan sebaris gigi nya yang putih bersih,
mereka ma kin tertegun lagi.
Im Yan cu yang berada dalam kereta pun turut merasa
keheranan, mereka tidak menyangka kalau nenek berwajah jelek itu
me milik suara yang begitu merdu dengan dua baris gigi yang putih
dan bersih.
Walaupun mereka telah menduga kalau orang itu sedang
menya mar, tapi dari atas wajahnya yang jelek itu, sama sekali tak
berhasil mene mukan tanda-tanda penyaruan nya.
Kalau dilihat potongan badannya yang kecil mungil, semestinya
dia adalah seorang gadis re maja tapi punggungnya justru
me mbungkuk, ia na mpak tua renta dan ra mbutnya telah beruban
semua, sama sekali tidak dijumpai bagian-bagian yang
mencurigakan.
Nenek jele k ini ke lihatan agak marah ketika me lihat Kangla m
siang hou hanya berdiri termangu-mangu bela ka, dengan gusar
bentaknya:
'Hei, apakah telinga kalian sudah tuli se mua?`
Walaupun dia sedang me ma ki orang na mun suaranya masih
tetap merdu merayu, dari tubuhnya terpancar pula bau harum
semerbak bagaikan bunga anggrek, begitu syahdu, begitu harum,
me mbuat orang merasa mabuk dan terbuai rasanya.
Pek lui jiu Ho Kian berpengetahuan luas, sebetulnya diapun
me mbenci orang ini, tapi ia enggan mencari gara-gara tanpa sebab
atau suatu alasan tertentu.
Apalagi jika teringat akan luka yang sedang diderita Ku See hong
serta pedang Ang soat kiam yang cukup menggetarkan dunia

623
persilatan itu, dia merasa rahasia benar ini tak boleh sampai bocor
dengan begitu saja..
Maka dengan wajah penuh senyuman dia menjura, ke mudian
katanya sambil tertawa:
'bolehkah aku tahu, siapa na ma saudara?"
”Heeehhh ....heeeehhh... heehhh..." sesudah terkekeh-kekeh
nenek jelek itu terbatuk-batuk kering, ke mudian dengan suara yang
tua dan me melas lanjutnya: "pe milik kereta yang berbaik hati,
berbuatlah kebajikan, bawalah serta aku si orang tua ke kota,
bersedia bukan...?"
Nada suara maupun gerak geriknya tiada yang nampak dibuat-
buat, terutama keadaannya yang tua dan lemah, me mbuat hati
orang merasa iba dan me melas...
Pek lui jiu Hoo Kian sekalian lebih terkesiap lagi, walaupun
mereka tahu kalau orang ini sedang menyaru, tapi mereka harus
mengagumi juga atas ke ma mpuannya untuk me mainkan sandiwara
dengan pelbagai tehnik dan taktik, bahkan sebelum ini mereka tak
pernah mendengar ka lau dala m dunia persilatan terdapat manusia
seperti ini.
Pek lui jiu Hoo Kian menjadi serba susah setelah mendengar
perkataan itu, ia sama sekali tidak mengenal asal usul orang ini,
sedang ilmu menyaru mukanya juga menggidikkan hati, sudah
dapat dipastikan ilmu silat yang dimilikinya tiada kedua dikolong
langit, seandainya permintaan orang itu ditolak, sudah pasti ia tak
akan menyudahi persoalan itu sa mpa i disitu saja.
Sian hong kek Hoo Gi mengge lengkan kepalanya berulang kali
seraya berkata:
"Nenek, harap kau suka maafkan, ruang kereta kami sudah
diborong semua oleh tamu ka mi, sedangkan tempat disamping kusir
pun sudah disewa oleh yaya ini, maka harap kau sudi me maafkan,
untung saja jarak kota Heng yang dari sini tinggal setengah li lagi"

624
Dia m-dia m Pek lui jiu Hoo Kian mengagumi akan betapa
cepatnya reaksi dari adiknya ini.
Kembali si nenek jelek terbatuk-batuk, katanya:
"Aaai. . . kalau kau adalah pemilik kereta ini, urusan akan lebih
gampang dirundingkan lagi, Coba kau lihat, betapa tuanya aku,
apalagi sedang mengidap penyakit parah, jangan lagi setengah li,
setengah langkah saja rasanya sudah payah, harap kau sudi berbaik
hati...'
Dia m-dia m Sian hong ke k Hoo Gi menyumpah dida la m hati,
pikirnya:
"Sialan, jangan kau anggap sepasang mata ka mi sudah buta,
me mangnya ka mi tidak tahu kalau kau sedang Menyaru?"
Pek lui jiu Ho Kian juga tahu, apabila tidak menunjukkan sikap
yang agak kasar, mustahil orang ini bisa diusir pergi, mendadak dia
menarik muka.
Baru saja akan berbicara...
Mendadak dari balik ruang kereta berkumandang suara teguran
dari Im Yan cu yang dingin:
"Nona, diantara kita tiada dendam atau sakit hati, aku minta kau
jangan mengganggu ka mi"
Sambil berkata, gadis itu menyingkap tirai dan melompat keluar
dari keretanya.
'Oooh nona cilik yang amat cantik" nene k jelek itu menjerit
kaget.
Im Yan cu menarik mukanya dan berseru dengan wajah sedingin
es:
'Hei, pentang matamu lebar-lebar, kalau ingin berlagak seperti
setan, lebih baik tunggulah setelah lewat tengah ma la m nant i"
Walaupun Im Yan cu merasa terkejut oleh penyaruan orang ini
yang dinilainya sangat lihay, tapi sebagai orang yang cermat dan

625
bermata tajam, setelah menga mati wajah orang ttu berapa saat,
segera diketahui bahwa nenek itu hasil penyaruan seorang gadis
yang wajahnya pasti amat cantik jelita.
Orang itu bisa muncul pada saat ini bahkan mengetahui keadaan
mereka, maka Im Yan cu pun berencana untuk turun tangan keji
dan me mbinasakan orang ini.
Padahal, Im Yan cu sekalian sa ma seka li t idak me nyangka kalau
perempuan aneh ini sudah la ma menyembunyikan diri diatas kereta
mereka, jadi apa yang telah mereka bicarakan tadi dapat didengar
olehnya dengan jelas sekali, bahkan diapun telah membantu mereka
untuk me mukul mundur seorang musuh tangguh.
Si penunggang kuda berbaju putih tadi, sebetulnya datang ke
situ untuk mencari gara-gara dengan Im Yan cu sekalian, tapi
setelah diketahui olehnya kalau diatas kereta berdiri si perempuan
aneh tersebut, diapun lantas me mbalikkan badan dan melarikan diri.
Sementara itu, perempuan aneh tersebut masih tetap bersikap
seperti seorang nenek, katanya:
"Nona siapa na ma mu? Taja m a mat sepasang mata mu!"
Dia m-dia m Im Yan cu menghimpun tenaga dalamnya bersiap
siaga menghadapi sega la ke mungkinan, ketika mendengar
perkataan tersebut, dia tertawa dingin dengan suara sinis dan
mengnina, jengeknya:
"Aku bernama La m sin gia mlo (Raja akhirat untuk kaum pria),
tapi mala m ini aku berganti nama menjadi Sin kui gia m to (Raja
akhirat penakluk setan). .!"
Perempuan berdandan aneh itu seakan-akan tidak mengerti apa
yang dimaksudkan, dia bertanya lagi keheranan:
"Apa sih Raja akhirat untuk kaum pria itu? apa pula yang disebut
Raja akhirat penakluk setan?"
Im Yan cu tertawa dingin dengan seramnya:

626
'Kau tida k me maha mi? Inilah yang dina makan Raja akhirat
penakluk setan... !"
Ditengah pe mbicaraan, gadis itu menerjang ke depan, tangan
kirinya dengan ke lima jari yang terbentang lebar mencengkera m
wajah jelek si perempuan aneh tersebut dengan kecepatan
bagaikan sa mbaran kilat.
Gerakan tubuh perempuan aneh itu me mang a mpuh, terdengar
ia menjerit kaget, seperti ketakutan dia mundur dengan
sempoyongan, tapi justru dengan tindakan mana ia telah
me loloskan diri dari cengkeraman kilat Im Yan cu ....
Sesudah mundur, pere mpuan aneh itu berseru ce mas:
'Nona, tunggu sebentar! Tunggu sebentar! wajah aku siorang tua
penuh dengan tumor ganas, bila jari tanganmu sa mpa i
menyentuhnya, aku bisa kesakitan setengah mati, masa aku mau
kau cengkera m.
Hawa napsu me mbunuh yang berkeca muk dala m dada Im Yan cu
semakin me mbara setelah menyaksikan cengkera man mautnya
berhasil dihindari lawan, ia tertawa dingin lalu ujarnya sinis:
"Hmmmm ....selain topeng kulit manusia mu itu akan kucopot
pada ma la m ini, bahkan akupun henda k mengirimmu ke akhirat
untuk menakut-nakuti setan disitu"
Berbicara sampai disitu, dengan wajah penuh hawa napsu
me mbunuh selangkah de mi selangkah Im Yan cu berjalan ke muka
dan mendekati pere mpuan aneh itu.
Kembali pere mpuan aneh itu berseru dengan ce mas.
"Nona menyeramkan a mat wajahmu, oooh, cepat simpan
ke mbali wajah ganasmu itu, aku seorang tua benar-benar ketakutan
setengah mati. . .
Walaupun perempuan aneh itu menyerukan kata-kata yang
menunjukkan rasa takut, namun dia masih berdiri tegak di te mpat

627
semula, bahkah dari balik matanya memancar sinar tajam yang
menggidikkan hati.
Im Yan cu segera berkerut kening, tiba-tiba lengan kirinya
me mbuat gerakan satu lingkaran busur dengan suatu kecepatan
yang luar biasa, kemudian telapak tangan kanannya secepat kilat
me luncur ke depan me lancarkan serangan me matikan.
Begitu serangan mana dilepaskan, bagaikan angin puyuh yang
me landa daratan rendah, segulung tenaga pukulan yang maha
dahsyat seperti ambruknya bukit karang atau melanda tibanya air
bah meluncur tiba dengan hebatnya. . .
Menyaksikan datangnya anca man dahsyat tersebut, perempuan
aneh itu meggoyangkan tangannya berulang kali, sambil
me mperlihat kan lengannya yang kecil tapi putih bersih itu, serunya
keras-keras: "Jangan! Jangan! Jangan nona. . . jangan me maksa
aku seorang tua menunjukkan ke jelekanku!"
Menyusul goyangan tangan itu, segulung demi segulung hawa
murni yang lembut dan halus tanpa menimbulkan sedikit suarapun
me luncur ke muka dan menya mbut datang nya anca man dari Im Yan
cu.
Menyusul ke mudian ....
"Blaaa mm, bla mmm, blaaa mm ..!'serentak ledakan lirih
mengge ma di angkasa...
Sepasang bahu perempuan aneh itu nampak bergoncang sedikit
tapi segera menjadi tenang ke mbali.
Jauh berbeda dengan keadaan dari Im Yan-cu, sewaktu tenaga
serangan lawan yang le mbut itu menyentuh tenaga pukulan yang
dilepaskan olehnya segera terasalah suatu tenaga pantulan yang
maha dahsyat berbalik mendesak kearah tubuhnya me maksa kuda-
kudanya menjadi ge mpur dan ia turut mundur sejauh dua tiga
langkah.

628
Im Yan cu termasuk seorang jago lihay pula dala m dunia
persilatan, begitu dipaksa mundur oleh perempuan aneh yang tak
diketahui asal usulnya ini, dia segera me mbentak nyaring...
Bagaikan gulungan ombak dahsyat, tubuhnya berputar tiga kali
secara aneh, tahu-tahu ia sudah menerjang ke mbali ke sisi tubuh
perempuan aneh tersebut.
Gerakannya ini dilakukan dengan kecepatan bagaikan sa mbaran
kilat, baru saja mundur, tubuhnya telah menerjang ke mbali ke
depan, pada hakekatnya sama sekali tidak me mberi peluang kepada
orang lain untuk mengatur diri...
Menghadapi terjangan-terjangan maut dari lawannya, perempuan
aneh itu masih saja berteriak-teriak seperti orang gila, sementara
kakinya melangkah tanpa beraturan, sepasang tangannya turut
berputar-putar menciptakan lapisan hawa pukulan dahsyat, ketiga
gulung tenaga serangan dari Im Yan cu itu segera kena
terpunahkan hingga lenyap tak berbekas.
Im Yan cu sudah terlanjur ge mas atas sikap aneh musuhnya, dia
tertawa dingin, tubuh nya menerjang ke muka dengan gerakan
cepat tangan dan kakinya diguna kan bersa ma me lakukan serangan
kilat yang kesemuanya menggulung tubuh perempuan aneh
tersebut.
Agaknya perempuan aneh itu sudah dipancing hawa amarahnya
oleh serangan balasan Im Yan cu yang maha dahsyat itu, mendadak
ia menarik ke mbali sikap ke edan-edanannya...
Sepasang ujung bajunya yang berwarna hita m, seperti dua ekor
ular lincah, menggulung me lingkar dengan kecepatan yang luar
biasa, yaa menebas, yaa memapas, semuanya tertuju ke urat nadi
pergelangan tangan Im Yan cu.. .
Sementara itu, Im Yan cu telah menge mbangkan pula segenap
kepandaian silat yang dimiliki, tenaga pukulannya yang berat seperti
bukit karang selapis de mi selapis meluncur ke muka ibaratnya angin
puyuh dan hujan badai, keadaannya benar-benar mengerikan.

629
Sodokan jari tangan, bacokan telapak tangan, tendangan
berantai, semuanya dilancarkan dengan kecepatan tinggi serta
gerakan yang ganas dan keji.
Tenaga dalam yang dimiliki perempuan aneh itu benar-benar
amat sempurna, juga sangat aneh, semua ancamannya dilepaskan
dengan gerakan yang nampaknya ringan, tapi jurus serangannya
justru sangat aneh dan ganas, disertai pula dengan pelbagai
perubahan yang me mbuat orang sukar untuk menduga atau
mencegah sebe lumnya.
Ketika Kangla m siang hou menyaksikan kecepatan gerak dua
orang yang sedang bertarung itu, diam-dia m mereka menghe la
napas panjang, tampaknya dunia persilatan me mang penuh dengan
aneka ragam kejadian yang diluar dugaan.
Gerakan tubuh mereka indah dan lincah, serangannya ganas dan
cepat, setiap jurus serangannya dilancarkan secara beruntun dala m
satu gerakan yang me manjang, kea mpuhan jurus serangannya pun
merupakan sesuatu yang menggetarkan sukma setiap manusia.
Dala m waktu singkat, ke dua orang itu sudan bertarung
sebanyak puluhan jurus.
Di dala m puluhan gebrakan tersebut, meski nampaknya Im Yan
cu yang berhasil meraih kedudukan unggul, tidak begitu dala m
kenyataannya, justru jurus-jurus serangan dari perempuan aneh
itulah yang seluruhnya mengandung anca man me matikan yang
mengerikan hati, tapi ia tidak berniat melukai Im Yan cu, ma ka
semua anca man tersebut dibuyarkan dengan begitu saja setelah
mencapai pada sasarannya.
Di tengah gerakan tubuhnya yang sangat cepat, tiba-tiba Im Yan
cu berkelit ke sa mping menghindarkan diri dari anca man kilat dari
perempuan aneh tersebut, telapak tangan kanannya dibalik dengan
segera, dari serangan telapak berubah menjadi cengkera man,
dicengkera mnya urat nadi lawan dengan suatu gerakan kilat.

630
Sementara lima jari tangan kirinya disentilkan ke depan langsung
menotok jalan darah Seng hiang dan Hu to hiat pada dahi kanan
perempuan aneh tersebut.
Ilmu silat yang dimiliki pere mpuan aneh itu me miliki permainan
yang luar biasa, terdengar ia tertawa merdu dengan suara yang
merdu merayu seperti bunyi keleningan...
Mendadak telapak tangan kirinya direndahkan ke bawah, telapak
tangan kanannya melakukan tangkisan sejajar dengan muka
ke mudian tubuhnya berputar cepat.
Telapak tangan kirinya yang merendah dengan ke lima jari
tangan yang direntangkan lebar-lebar itu me mbalik secara tiba-tiba
mencengkeram jalan darah Ci khi hiat di sikut kanan Im Yan cu.
Telapak tangan kanannya secara cepat menangkis gerakan Im
Yan cu dan berbalik menotok jari tangan kirinya yang lagi
menganca m dahi kanannya itu...
Terdengar, ia tertawa merdu.
"Nona Im, ilmu silat mu me mang terhitung hebat juga, sayang
aku tak punya waktu senggang pada ma la m ini, tak ada salahnya
bila pertarungan ini kita lanjut kan dike mudian hari saja..."
Im Yan cu benar-benar tidak habis mengerti bagaimana cara
lawan mencengkeram jalan darah Ci ki hiatnya itu, sebab jurus
serangannya yang sangat aneh itu me mbuat orang sukar
me loloskan diri, terutama posisinya sewaktu melancarkan serangan
benar-benar hebat dan luar biasa.
Begitu selesai berkata, perempuan aneh itu segera
mengendorkan cengkera mannya pada sikut kanan Im Yan cu, lalu
tangan kanannya mengayun ke depan, segulung kertas telah
disusupkan ke da la m telapak tangan kanan Im Yan cu . ... .
Kemudian t idak na mpa k gerakan apakah yang digunakan, hanya
terlihat sesosok bayangan hitam berkelebat lewat, seenteng se
le mbar bulu, ia sudah melayang pergi menuju ke arah kota Heng
yang.

631
Kelihayan ilmu meringankan tubuhnya itu sungguh luar biasa
sekali, hampir saja ia tak percaya kalau umat manusia bisa me miliki
kepandaian se maca m ini.
Dia m-dia m Im Yan cu menghela napas panjang, pikirnya:
"Sebenarnya aku mengira ilmu silatku sudah tiada tandingannya
dikolong langit, tak nyana aku harus menelan kekalahan secara
tragis ditangannya malam ini, padahal kalau kudengar nada
perbicaraannya, dia seperti belum begitu dewasa"
Berpikir de mikian, dia lantas me meriksa isi surat yang berada
dalam telapak tangan kanannya itu.
Terbaca olehnya, surat tersebut berbunyi demikian:
"Wakil ketua dari Ban shia kau, Gin coa kiam (pedang ular perak)
Ciu Heng thian telah mengetahui jejak ka lian serta penyakit parah
yang diderita olehnya!''
Dibawah surat itu tidak dicantumkan tanda tangan atau lambang
lainnya.
Selesai me mbaca surat tersebut, Im Yan cu segera menghe la
napas sedih dan pedih .... Helaan napas itu membuat orang sukar
menduga isi hatinya, pelan-pelan dia mengha mpiri kereta keledai itu
dan mengangsurkan surat tadi ke tangan Kangla m sianghou seraya
bertanya:
'Menurut dugaan kalian, siapakah pere mpuan aneh ini?"
"Berbincang dari dandanan serta kepandaian silat yang dimiliki
perempuan aneh ini, agaknya belum pernah kudengar ada manusia
semaca m ini dala m dunia persilatan''
Mendergar kalau mere ka pun t idak mengetahui asal usul dari
perempuan aneh tersebut sekali lagi Im Yan cu menghela napas
sedih, tanpa berbicara lagi dia lantas naik ke atas kereta keledainya.
Pek lui jiu Hoo Kian termenung sebentar, kemudian kata lagi:

632
"Tapi ka lau dilihat dari gerak gerik orang ini, tampa knya dia tidak
bermaksud untuk me musuhi kita"
Padahal Pek lui jiu Hoo Kian dan Siang hong ke k Hoo Gi sudah
menduga siapakah orang itu, tak terlukiskan rasa girang dala m hati
mereka, kedua orang itu sadar bahwa luka yang diderita Ku See
hong sudah tak perlu dikuatirkan lagi.
"Mari kita berangkat ke kota" terdengar Im Yan cu berseru
cemas. .
Kangla m siang hou segera me mbentak keras, cambuknya
dihantamkan keatas keledainya keras-keras:
Dua ekor keledai itupun mulai berlarian menuju kedepan, suara
roda kereta yang menggilas batu menimbulkan suara yang amat
nyaring dan me mbe lah keheningan ma la m.
Waktu itu mereka telah percepat perjalanan untuk mencapai
tempat tujuan, dibawah kerlipan cahaya bintang tampak debu
mengepul me menuhi angkasa. .
Kota Heng yang merupakan kota pusat lalu lintas wilayah Cu ciu,
bentengnya kekar dan tinggi, waktu itu kereta keledai tersebut telah
mene mbusi pintu kota dan menerjang masuk ke dala m.
Tiba-tiba terdengar Im Yan cu berkata, dari ba lik tirai:
"Saudara Ho, cepat larikan kereta kedalam kota, kita harus
segera mencari rumah penginapan'
Sian hong kek Ho Gi berseru keras, cambuk ditangan kanannya
segera diayunkan ke depan.....
Waktu itu kota Heng yang belum la ma me njelang ma la m,
suasana di sepanjang jalan raya amat ra mai, pasar mala m baru
mulai dan la mpu berwarna-warni menerangi dimana-mana, untuk
berjalan kaki saja harus berdesakan, apalagi lewat dengn kereta,
hakekatnya sangat sulit.
Dengan susah payah Kanglam siang hou menja lankan kereta
mereka menuju ke depan sebuah rumah penginapan yang aga k

633
besar, ketika mendonga kkan kepalanya, terbaca olehnya papan
nama didepan pintu bertulis kan e mpat huruf besar:
"Rumah penginapan Yang tang"
Sejak me masuki kota, secara tiba-tiba Pek lui jiu Hoo Kian
menyaksikan ada banyak sekali lelaki ke kar bermata tajam yang
secara diam-dia m me ngawasi gerak gerik kereta mereka.
Menyaksikan hal mana, dia m-dia m ia berpikir:
"Sudah pasti mereka adalah para begundal dari Ban shia kau,
agaknya manusia-manusia laknat tersebut telah bersiap siaga untuk
menerbitkan keonaran pada mala m ini...''
Sementara dia masih termenung, tiba-tiba tampa k seorang
pelayan muncul dari da la m rumah penginapan itu dan berkata
sambil me njura:
"Tuan seka lian, apa sedang mencari ka mar? Penginapan ka mi
me mpunyai sebuah ruang tersendiri yang bersih dan tenang, bila
tuan bersedia, harganya boleh dikort ing sedikit....
Belum habis dia berkata, tiba-tiba terdengar suatu derap kaki
kuda berkumandang datang, menyusul seseorang berseru dengan
suara parau:
"Apakah di rumah penginapan ini masih ada ka mar? '
Baru saja pelayan itu me mba likkan badan dan tak se mpat
me mbuka suara, Sian hong kek Ho Gi sudah menyerobot lagi:
"Baik, ka mi pesan ka mar itu!'
Baru saja selesai berkata, dua ekor kuda sudah berhenti didepan
pintu rumah penginapan Yang tang.
Penunggang kuda itu adalah seorang lelaki berusia tiga puluh
lima ena m tahunan yang berwajah abu-abu dengan sebuah codet
sepanjang berapa inci menghiasi pipi kirinya.
Sedangkan yang lain adalah seorang lelaki berperawakan pendek
yang sepasang kening nya menonjol ke luar, sorot matanya tajam,

634
jelas merupa kan jago persilatan yang me miliki tenaga dalam a mat
sempurna.
Begitu melihat kemunculan kedua orang ini, Kangla m Siang hou
segera berkerut kening.
Belum se mpat mereka mengucapkan sesuatu, lelaki bercodet itu
telah berkata sambii tertawa terbahak-bahak:
"Haaaaahh....haaaaahhhh... haaahhh... pelayan cepat tuntun
kuda toayamu ini ke istal, siapkan ma kan dan minuman, sebentar
pasti ada persen untukmu"
Menyaksikan ta mpang tamunya yang mirip dua ma laikat bengis
itu, si pelayan bergidik rasanya, bulu kuduk pada bangun berdiri
setengah merengek ia berkata:
"Maaf toaya berdua, dalam penginapan kami cuma tinggal
sebuah kamar saja, kebetulan ka mar tersebut sudah dipesan lebih
dulu oleh ta mu penunggang kereta ini"
Lelaki bercodet itu segera melotot sekejap ke arah sang pelayan
dengan sepasang mata tikusnya yang tajam, kemudian me mandang
sekejap ke arah Kangla m siang hou sa mbil mendengus.
Sambil me ngendalikan rasa gusar yang me mbara di dada Pek lui
jiu Hoo Kian, ia melompat turun dari atas kereta dan berkata seraya
menjura .
"Harap saudara sudi me maafkan'
"Ehmm. . .! ternyata kaupun jago kalangan persilatan' kata le laki
bercodet itu dengan suara yang parau seperti gembrengan bobrok
''hmmm, Tapi, kalian mesti tahu aturan, kamar disini sudah ka mi
pesan, lebih baik kalian mengalah saja!''
Sikap mereka yang sama sekali tak tahu aturan ini sungguh
me mbuat orang tak sabar menahan diri.
Sian hong kek Gi segera tertawa terbahak-bahak.

635
"Haaahhhh...haaaahhhh. . . haaahhhh. . . saudara apakah kau
hendak me ma merkan sifat berandalmu?"
Ketika lela ki bercodet itu mendengar suara tertawa dari Sian
hong kek, sekali lagi hatinya bergetar keras, tapi diluarannya tetap
tertawa terbahak-bahak, katnya:
"Haaaah. . . haaahhh. . . kaupun seorang jagoan dari dunia
persilatan"
Sambil berkata, cambuk yang berada di tangan lelaki bercodet itu
tahu-tahu sudah menegang kencang bagaikan sebatang tombak,
agaknya dia sudah berusaha untuk mengumbar hawa a marahnya.
Mendadak lelaki pendek yang berada di sampingnya menghalangi
niat tersebut sambil berkata:
'Saudara Kiong, kalau toh disini tak ada ka mar, kita tak usah
ngotot untuk tinggal disini, apalagi rumah penginapan dikota ini
berpuluh buah banyaknya, mari kita pergi saja!"
Seraya berkata, dia lantas menarik tangan lela ki bercodet itu dan
berlalu dari situ.
Menanti kedua orang itu sudah pergi jauh pelayan itu baru
menyumpah dengan lirih:
"Maknya, dua hari be lakangan ini aku se lalu berte mu dengan
manusia kasar maca m begitu, benar-benar lagi sia l. . ."
Pek lui jiu Hoo Kian yang berada disa mpingnya segera
tersenyum, sapanya kemudian:
"Engkoh pelayan, apakah ruangan itu cukup tenang?"
"Bukankah tuan ingin mencari ka mar? Penginapan ka mi terhitung
penginapan nomor satu dikota Heng yang, perlengkapan nya
lengkap, seryisenya me muaskan, tak usah dibilang lagi......"
Sejak bertemu dengan dua orang tadi, pelayan itu sudah dibikin
mendongkol, apalagi setelah mendengar perkataan Pek lui jiu Ho

636
Kian seperti orang yang tida k bermaksud mencari ka mar,
amarahnya makin menjadi.
Pada saat itulah, mendadak ia pandangan matanya menjadi silau,
tirai kereta disingkap orang, seorang gadis cantik jelita melangkah
turun dari kereta.
Sebenarnya pelayan itu masih menggerutu terhadap Kanglam
siang hou, menanti Im Yan cu telah munculkan diri, dia baru
tertegun dan berdiri me matung seperti orang yang kehilangan
semangat, mimpi pun ia tak menyangka ka lau didunia ini terdapat
gadis yang begitu cant ik jelita.
Setelah turun dari kereta, Im Yan cu berkata merdu:
''Pe milik kereta, tolong bimbinglah kaka kku turun dari kereta!''
Mendengar ucapan tersebut, seperti baru sadar dari impian,
pelayan itu tak tahu apa yang dikatakan si nona, buru-buru serunya
dengan nada tergagap:
"Nona, biar aku yang menolongmu, biar aku yang me nolongmu!"
Seraya berkata dia lantas maju ke depan siap menubruk ke arah
si nona. . .
Pek lui jiu Hoo Kian segera merentangkan tangannya
menghadang jalan pergi pe layan itu, serunya:
"Hei pelayan, kau cepat me mbawa nona ka mi masuk ke dala m"
Pelayan itu segera merasakan tubuhnya seakan-akan menumbuk
diatas kebatang tiang besi yang sangat kuat, kontan ia mundur dua
langkah dengan se mpoyongan.
Tapi ia benar-benar terpikat oleh kecantikan Im Yan cu,
ke mudian serunya berulang kali:
"Nona silahkan! Ha mba a kan mengajak mu menuju ke ka mar
yang paling bersih dan tenang, tanggung kau pasti akan puas."
"Tunggu sebentar!' seru lm Yan cu dengan paras muka dingin
dan kaku seperti salju.

637
Sian Hong kek Hoo Gi telah me mbopong turun Ku See hong, saat
itu dia sedang tertidur nyenyak sehingga keadaannya tak jauh
berbeda dengan mati, mukanya pucat pias dan tubuhnya kaku.
Ketika pelayan itu mendengus bau darah, apalagi melihat
keadaan Ku See hong, sambil menelan air liur buru-buru serunya:
'Hei, hei, Kalau dia sudah mati, jangan kau bawa masuk ke dala m
rumah penginapan!'
Im Yan cu berkerut kening, tangannya segera diayunkan ke
depan berulang kali..
`Plaak- plook!" dia ta mpar mulut pe layan itu beberapa kali,
ke mudian serunya dengan gusar:
`Dia sedang sakit, mengerti? Kalau berani mengaco be lo, hati-
hati kalau kubeset kulit badanmu.."
Ternyata di Negeri Tionggoan berlaku suatu kepercayaan yang
mengatakan, bila ada orang mati, tak boleh digotong masuk ke
dalam rumah, kalau sa mpa i digotong masuk ma ka rumah tersebut
bakal ada orang yang mat i juga.'
Pelayan itu merasakan matanya berkunang-kunang dan
kepalanya pusing tujuh keliling karena dita mpar oleh Im Yan cu, tapi
ia sama sekali tidak menjadi gusar, malah sa mbil tertawa paksa,
katanya:
”Maaf nona, heehh. . heeehh.. perlukah ha mba panggilkan
seorang tabib kena maan?"
"Tida k usah" tukas Im Yan cu dingin, ”cepat bawa ka mi masuk ke
dalam...'
Pelayan itu mengiakan berulang kali, lalu sa mbil tertawa cengar
cengir ia me mbalikkan badan dan berjalan masuk ke dala m rumah
penginapan.
Sementara itu, Pek lui jiu Hoo Kian telah menga mbil sebuah
selimut dan ditutupkan keatas badan Ku See hong, setelah itu
sekalian menurunkan barang bawaan mereka.

638
Rumah penginapan Yang tang me mang terhitung rumah
penginapan terbesar dikota Heng yang, seluruh bangunan me liput i
beberapa bau lebarnya, bangunan rumahnya mencapai dua ratus
kamar lebih.
Waktu itu hampir seluruh pandangan mata tamu yang ada disana
tertuju ke wajah Im Yan cu, tapi setelah melihat Ku See hong dalam
bopongan Sian hong kek Hoo Gi se muanya berguman dihati:
"Benar-benar merusak pandangan indah, masa seorang gadis
cantik me mbawa seorang penyakitan yang ha mpir ma mpus....'
Sebelum turun dari keretanya tadi, Pek lui jiu Ho Kian telah
me mperhatikan se mua tamu yang berada dala m ruang penginapan,
ternyata tak seorangpun yang dikena l.
Dan kini, ia berjalan di pating bela kang, sementara sepasang
matanya yang jeli me mperhatikan sekeliling ruang tersebut.
Waktu itu, Im Yan cu berlagak seperti seorang gadis le mah yang
tak berke ma mpuan apa-apa, langkahnya le mah ge mulai, kepalanya
tertunduk rendah-rendah seperci gadis pe malu.
Tindak tanduknya yang le mah le mbut tersebut me mbuat si nona
semakin me mpersonakan hati orang, tak heran kalau puluhan
orsang tamu yang berada disana sama-sama terbelala k dibuatnya,
selain perhatian mere ka ha mpir tertuju ke tubuhnya seorang.
Dengan de mikian, Pek lui jiu Hoo Kian dan Sian hong kek Ho Gi
jadi lolos dari penga matan orang.
Pek lui jiu Ho Kian yang menjumpa i kejadian itu, dia m-dia m
me muji a kan kecerdasan Im Yan cu.
Sang pelayan me mbawa mereka mene mbusi e mpat buah
halaman, me mbe lok berapa tikungan dan sa mpa i di muka sebuah
pintu kecil berbentuk bulat, sambil berpaling ke arah Im Yan cu,
ujarnya tertawa:
"Nona, ruangan ini merupakan ruangan terbaik dari penginapan
kami, tempatnya rapi, bersih dan de korasinya indah mewah .."

639
Sembari berkata, dia sudah membuka pintu dan melangkah
masuk lebih dahulu.
Im Yan cu mencoba me mperhatikan ruangan itu, ternyata
me mang sepi dan terpencil letaknya, sekeliling bangunan terdiri dari
dinding pekarangan yang tingi, dala m ha la man tumbuh berbagai
maca m bunga yang menyiarkan bau harum se merbak.
Sambil tertawa, pelayan itu berseru:
"Nona, coba kau lihat, cocok tidak dengan ha la man ini?"
Pelan-pelan Im Yan cu melangkah masuk ke dalam ruanagn,
ketika dilihatnya perabot kamar sangat bersih dan nyaman, sambil
tersenyum dia mengeluarkan sekeping uang emas dan di serahakn
kepada pelayan sambil berkata:
"Untuk se mentara simpan dulu di kasir, lewat beberapa hari kita
perhitungkan ke mbalinya'
Buru-buru pelayan itu tertawa paksa, segera katanya:
'Nona ingin makan apa? Silahkan saja diperintahkan, hamba
segera akan pesankan ke dapur!"
"Tida k usah" Im Yan cu menggoyangkan tangarnya berulang kali,
”bila ada urusan ka mi bisa me ma nggilmu sendiri"
Mendadak, pada saat itulah ....
Dari balik pintu bulat melangkah masuk seorang le laki kasar
berbaju hitam, tanpa mengucapkan sepatah katapun orang itu
langsung menerjang kedala m ruangan.
Si pelayan yang kebetulan sedang mengundurkan diri dengan
badan terbungkuk-bungkuk kontan bertubrukan dengannya.
Sang pelayan yang kena tertumbuk oleh le laki berbaju hita m itu
kontan terpental sejauh berapa kaki dan jatuh tercelentang di atas
tanah.
Tapi dengan cepat dia sudah me lompat bangun ke mba li sa mbil
berteriak keras:

640
"Hei, hei, toaya .... ruangan ini telah dipesan orang se mua,
mengapa kau masuk kesini dengan se mbarangan?"
Sian hong kek Ho Gi sudah me mbaringkan tubuh Ku See hong
diatas pembaringan kayu wa ktu itu, mendengar suara ribut-ribut
diluar, dia segera me mburu keluar dan menghadang di depan pintu,
segera bentaknya dengan suara dingin:
'Saudara, apa maksudmu menerjang masuk ke dala m ka mar
kami?"
Sementara itu, Pek lui jiu Ho Kian serta Im Yan cu telah
me mburu pula ke luar ruangan.
Tiba-tiba terdengar Im Yan cu berseru sa mbil tertawa merdu:
"Pelayan, kau boleh keluar! Dia adalah anggota keluargaku,
mungkin ada urusan penting hendak me ncari ka mi'
Pek lui jiu Ho Kian, Sian hong kek Hoo Gi serta lelaki berbaju
hitam itu na mpak tertegun sesudah mendengar ucapan tersebut.
Sedang si pelayan segera me mbungkukkan badannya dan
berseru sambil tertawa paksa:
"Baik, baik! Nona-- '.
Berbicara sa mpai disitu, buru-buru si pe layan mengundurkan diri
dari sana, sekalian merapatkan pintu bulat tersebut.
Setelah pelayan itu berlalu, paras muka Im Yan cu baru berubah
menjadi dingin seperti es, di balik matanya yang jeli terpancar
keluar cahaya tajam yang menggidikan hati, katanya setelah
tertawa dingin dengan suara mengera mkan:
"Di sorga ada jalan kau ogah melewatinya, neraka tiada pintu
kau justru menerjang ke mari, aku lihat nasib sialmu me mang telah
berada didepan mata"
Setelah mendengar teguran mana, Pek lui jiu Ho Kian dan Sian
hong kek Hoo Gi baru mengerti apa gerangan yang telah terjadi,

641
dengan cepat mereka melompat kesa mping dan menghadang ja lan
mundur lelaki berbaju hita m itu.
Semenjak menyaksikan gerakan tubuh dari Kangla m siang hou,
lelaki berbaju hita m itu sudah tahu kalau gelagat tidak menguntung
kan, tapi dia terlalu yakin dengan berapa jurus serangan dahsyat
yang dimilikinya, maka paras mukanya masih na mpak sangat
tenang.
Dia pun tertawa seram.
'Heeeehhh.... heeeehhh. . .heeeeehhh. . nona mungkin kaulah
yang menjadi gendak Ku See hong?"
Im Yan cu merasa a mat terperanjat sekali, mukanya berubah
menjadi merah pada m.
Harus diketahui, gadis perawan di ja man itu tak pernah keluar
rumah bila belum pernah menikah, meskipun adat istiadat tersebut
tidak mengikat para gadis yang berke lana dala m dunia persilatan,
akan tetapi bila sampai dimaki orang sebagai gendaknya seorang
pemuda, mala penghinaan tersebut benar-benar suatu penghinaan
yang keterlaluan sekali. . .
Benar Im Yan cu sangat mencintai Ku See hong, tapi setelah
dikatakan sebagai gendaknya Ku See hong oleh lelaki berbaju hita m
itu, ia menjadi malu dan tersinggung perasaannya.
Dengan suara rendah dan berat Pek lui jiu Hoo Kian segera
menegur dingin:
"Kau adalah manusia laknat dari Ban shia kau?"
Lelaki berbaju hita m itu tertawa seram.
"Heeehhh. . . heeehhh. . . heeehhh. . . siapa kau? Berani benar
menghina perkumpulan ka mi?"
Ternyata lelaki beraju hita m ini ada lah seorang hiangcu dibawah
pimpinan ruang Tee hun tham yang berada dalam perkumpulan Ban
shia kau, orang menyebutnya sebaga Thi sah ciang (pukulau pasir
besi), Ban Kwan seng.

642
Paras muka Sian hong kek Ho Gi berubah berat me mbesi, dia
turut berkata pula dengan nada dingin:
"Mala m ini kau jangan harap bisa lolos dari kota kematian ini
dengan sela mat, agar kau bisa mati dengan hati yang jelas,
ketahuilah bahwa yayamu berdua adalah Kangla m sianghou!"
Begitu Sian hong kek Ho Gi melaporkan asal usulnya, paras muka
si pukulan pasir besi Ban Kwan seng berubah sangat hebat, tapi
hanya sebentar saja telah pulih ke mba li seperti sedia kala, dia
tertawa seram makin keras lagi.
'Heeeehhh. . . heeehhh. . .Heeeeehhh. . . maaf, maaf! Rupanya
kalian berdua adalah Pek lui jiu dan Sian hong kek yang amat
termashur itu, cuma aku pun ingin me mberi tahukan kepada kalian,
sekarang bila tidak segera mengundurkan diri dari te mpat ini,
mungkin kau tak bisa hidup me lewati kentongan ke lima "
Im Yan cu mendengus dingin dengan nada yang menghina,
dengan wajah diliputi hawa napsu me mbunuh, dia berseru pula:
"Aku pun henda k me mberi tahukan kepada mu, kehidupanmu
dalam dunia saat ini dengan cepat akan berakhir"
Sambil berkata, paras muka gadis itu berubah se makin dingin
seperti es, sepasang matanya me mancarkan cahaya dingin yang
penuh dengan hawa pembunuhan, pelan-pelan dia berjalan
mengha mpiri si Pukulan pasir besi Ban Kwan seng.
Bergidik juga hati Thi sah ciang Ban Kwan seng sesudah
menyaksikan paras muka Im Yan cu yang menggidikkan hati itu,
dia m-dia m pikirnya:
"Aduh celaka, mala m ini aku benar-benar sudah sa lah melihat ...."
Ternyata dia mengira Im Yan cu adalah seorang gadis yang sama
sekali tidak mengerti ilmu silat sehingga segenap perhatiannya
dipusatkan pada Kangla m siang hou berdua, dalam anggapannya
kedua orang lelaki itu pasti dapat diatasi dengan mengandalkan
kepandaian silat yang dimilikinya.

643
Tapi sesudah mendengar Kangla m sianghou melaporkan
namanya seketika itu juga hatinya menjadi dingin separuh, tapi satu
ingatan segera melintas pula di dalam benaknya, dia berniat untuk
me mbe kuk gadis itu dan menjadikannya sebagai sandera dalam
usahanya melarikan diri nanti.
Tetapi sekarang, ia sudah tahu sampai dimanakah taraf
kepandaian silat yang dimiliki gadis itu, bahkan jauh mengungguli
ke ma mpuan Kangla m siang hou, bisa dibayangkan betapa
terkesiapnya hati orang ini.
Sekujur badan si Pukulan pasir besi Ban Kwan seng ge metar
sangat keras, menyusul gerak tubuh Im Yan cu yang mendesak
maju ke depan, dia mundur terus berulang ka li....
Udara disekeliling te mpat itu segera diliputi oleh suasana seram
dan mengerikan hati...
Mendadak...
Si pukulan pasir besi Ban Kwan seng miringkan badannya ke
samping, lalu setelah bertekuk pinggang, tangan kanannya
diayunkan ke depan menghajar dada Sian hong kek Ho Gi.
Serangannya dilakukan cepat dengan kekuatan yang dahsyat,
terasa desingan angin tajam yang me mekikkan telingan me nderu-
deru.
Sian hong kek Ho Gi termasuk juga seorang jagoan yang
berdarah panas, melihat datangnya ancaman tersebut bukan
mundur, dia ma lah maju ke depan, kakinya berputar seperti angin
puyuh, tangan kirinya me mbalik dan mengguna kan ilmu Ki na jiu
hoat, dia cengkeram urat nadi pada pergelangan tangan kanan
lawan.
Sebetulnya serangan yang dilancarkan si Pukulan pasir besi Ban
Kwan seng terhadap Sian hong kek tadi tak lebih cuma sebuah
gertak sambal belaka, baru saja telapak tangan kanannya didorong
ke muka, buru-buru dia me mbuyarkan ke mbali anca man tersebut,
tangan kirinya balik dibuang ke bela kang dan menghantam ke arah

644
Pek lui jiu Ho Kian yang berada disebelah kanan dengan sebuah
pukulan maha dahsyat.
Menggunakan kesempatan yang sangat baik itu, lantas
menyelinap ke luar me lalui celah-ce lah diantara Kangla m siang hou.
Sian hong kek Ho Gi adalah seorang ahli dalam ilmu meringankan
tubuh, sudah barang tentu ia tidak me mbiarkan lawannya melarikan
diri dengan begitu saja, baru saja si pukulan pasir besi Ban Kwan
seng hendakmenggerakan badannya, bayangan manusia tampa k
berkelebat lewat, Sian hong kek sudah menghadang dihadapan
mukanya sambil mendorongkan telapak tangan kanannya dengan
sebuah pukulan aneh.
"Bla mmm....!" terjadi suatu benturan nyaring yang amat
me me kikkan telinga...
Bahu kiri si pukulan pasir besi Ban Kwan seng kena terhajar telak
sehingga mundur dengan se mpoyongan, "Uaakk !'' ia muntah kan
darah segar, mukanya pucat pias, kulit mukanya berkerut kencang
menahan penderitaan yang sangat hebat.
Sian hong kek Ho Gi merasa terkejut bercampur tercengang juga
ketika dilihatnya serangan yang dia lancarkan sama sekali tida k
berhasil me mbinasakannya.
Pek lui jiu Ho Kian sudah terlanjur me mbenci manusia durjana
ini, ketika menyaksikan Pukulan pasir besi Ban Kwan seng mundur
ke arahnya dengan sempoyongan, sepasang telapak tangannya
segera didorong ke depan dengan cepat.
Segulung tenaga pukulan yang sangat dahsyat bagaikan
gulungan ombak di tengah sa mudra langsung menggulung dan
menghanta m jalan darah pent ing di seluruh tubuhnya.
Seandainya tubuh si Putkulan pasir besi Ban Kwan seng terhajar
oleh serangan angin puyuh yang dilancarkan Pek lui jiu Ho Kian
niscaya dia akan tewas seketika.
Tapi, umat persilatan kebanyakan memang suka menggunakan
akal licin atau tipu muslihat untuk merobohkan lawannya.

645
Tiba-tiba terdengar Pukulan pasir besi Ban Kwan seng
me mperdengarkan suara tertawa liciknya yang penuh dengan rasa
bangga, secepat kilat tubuhnya me lejit ketengah udara, seperti
seekor burung rajawali, ia melompati dinding rendah hala man dan
me layang pergi.
Ternyata pukulan pasir besi Ban Kwan seng sama sekali tidak
menderita luka yang parah oleh serangan dari Sian hong kek Ho Gi
tadi, akan tetapi dia adalah seorang manusia licik yang banyak tipu
muslihatnya, dia tahu andaikata ia tak belagak luka parah,
nyawanya pasti akan beralnir hari ini.
Itulah sebabnya setelah terhajar oleh serangan Sian hong kek
tadi, dia me ma ksa hawa murninya mendesak ke dada yang
berakibat darah muntah ke luar, dika la tubuhnya mundur dengan
sempoyongan inilah dia mencari pe luang untuk me loloskan diri dari
sana.
Orang bilang diluar langit masih ada langit, diatas manusia
tangguh masih terdapat manusia tangguh lainnya.
Walaupun Pukulan pasir besi Ban Kwan seng menganggap
perhitungannya lumayan hebat, tapi justru ada orang yang jauh
lebih cerdas daripada dirinya.
Sewaktu tubuh Pukulan pasir besi Ban Kwan seng hampir
mencapai atas dinding pekarangan, entah sejak kapan, tahu-tahu
Im Yan cu bagaikan sukma gentayangan sudah berdiri diatas
dinding pekarangan tersebut. Sepasang tangannya segera
diayunkan ke depan berulang kali, diantara sentilan jari-jari
tangannya, sepuluh gulung desingan angin taja m yang me mbawa
serangan mematikan langsung meluncur ke muka dan menghajar
jalan darah ke mant ian di tubuh Pukulan pasir besi Ban Kwan seng.
Betapa terkesiapnya Pukulan pasir besi Ban Kwan seng ketika
menyaksikan ImYan cu sudah berdiri tegak dihadapannya, belum
habis jeritan kagetnya dipancarkan. . .
Ke sepuluh gulung desingan angin taja m itu sudah menghajar
sepuluh buah jalan darah ke matian di atas tubuhnya, darah segar
646
me mancar ke luar bagaikan pancuran, tak sempat mendengus lagi ia
mati secara mengenaskan di tangan Im Yan cu.
Badannya mence lat ke tengah udara dan "Blaaa mm!" terbanting
keras di atas tanah.
Selesai me mbereskan nyawa pukulan pasir besi Ban Kwan seng,
dengan enteng Im Yan cu me layang turun ke atas tanah, lalu
katanya dengan suara lirih:
"Saudara Ho, tolong kau bereskan jenazah orang ini, daripada
nantinya pelayan itu geger"
Sebenarnya Kanglam Sianghou masih termangu setelah
menyaksikan Im Yan cu me mbunuh Pukulan pasir besi Ban Kwan
seng dengan lima jarinya, mereka menjadi kaget setelah
menyaksikan Im Yan cu tahu-tahu berdiri dihadapannya,
kesempurnaan ilmu meringankan tubuhnya itu ibaratnya sukma
gentayangan saja.
Dengan wajah penuh penyesalan, Pek lui jiu Ho Kian berkata:
"Andaikata bukan nona, hampir saja orang ini me larikan diri dari
sini....
Im Yan cu a mat murung, ia berkata:
'Sekarang jejak kita sudah ketahuan, sebentar lagi segala macam
kerepotan akan berdatangan, yang paling menguatirkan adalah
keadaan luka yang diderita engkoh Hong ...."
'Kau tak usah kuatir nona Im" kata Pek lui jiu Hoo Kian dengan
penuh rasa percaya pada diri sendiri, "luka yang diderita Ku sauhiap
sudah pasti akan di se mbuhkan orang"
Pikiran dan perasaan Im Yan cu saat ini sudah dibikin bingung
oleh keadaan luka dari Ku See hong, oleh karena itu ia tak bisa
menangkap maksud lain di balik ucapan tersebut, setelah menghela
napas sedih, pelan-pelan ia berjalan masuk ke da la m ruangan.
Enam buah lilin menerangi ruangan tersebut, me mbuat setiap
bagian ruangan itu menjadi terang benderang.

647
Ku See hong berbaring di atas pe mbaringan kayu dengan wajah
pucat keemas-e masan, sama sekali tiada warna darah yang
menghiasi wajahnya, palagi sesudah disiksa selama berapa hari oleh
pukulan beracun Hou kut jian hun im kang, tubuhnya benar-benar
sudah dibikin kurus sekali hingga seakan-akan berubah menjadi dua
orang yang berbeda.
Kini dada Ku See hong sudah mulai naik turun tak menentu,
gejala seseorang yang hampir mendusin, berarti saat baginya untuk
menerima siksaan yang keempat dari ilmu pukulan Hou kut jian hun
im kang sudah ha mpir dimulai. . .
Im Yan cu menga mbil sele mbar kursi dan duduk disamping
pembaringan Ku See hong, matanya yang indah telah basah oleh ari
mata, ia sedang menatap wajah Ku See hong tanpa berkedip.
Dala m hati kecilnya sekarang sudah timbul suatu firasat tak baik,
dia tahu kalau pemuda itu tiada harapan lagi, maka sewaktu Ku See
hong sadar nanti, dia tak akan melepaskan kesempatan yang sangat
baik itu untuk berbicara dengannya.
Bila Ku See hong sedang mengala mi suatu siksaan yang teramat
keji akibat pukulan beracun yang diterimanya, hal mana selalu
berlangsung dala m satu ja m lebih, karena waktu sela ma satu ja m
adalah waktu yang dibutuhkan racun dingin Hou kut jian hun im
kang untuk mere mbes ke dala m tubuh.
Selama satu jam ini seluruh badannya tak akan merasakan
penderitaan apa-apa, tapi seluruh badannya akan menjadi le mas
dan sama sekali tak bertenaga.
Mendadak ....
Dari dala m tubuh Ku See hong me ngeluarkan suara ge merutuk
yang aneh sekali...
---odwo---

Jilid 20

648
MENYUSUL ke mudian terdengar suara dengusan lirih, sepasang
matanya yang terpejam itu pelan-pelan dibuka ke mbali.
Pandangan pertama yang terlihat olehnya adalah dua baris air
mata yang me mbasahi pipi Im Yan cu.
Bibir Ku See hong segera bergetar pelan-pelan perdengarkan
suara helaan napas sedih. .
Helaan napas tersebut mengartikan pula sebagai suatu keputus-
asaan .....
"Engkoh Hong, Kau telah mendusin?" tegur Im Yan cu sa mbil
menahan sesenggukan.
Dua butir air mata se mpat jatuh berlinang me mbasahi wajah Ku
See hong, ia menggerakkan bibirnya dan berkata lirih:
"Adik Im, aku sudah tak punya lagi, terima kasih banyak atas
perlindunganmu sela ma beberapa hari ini, meski aku tak dapat
me mbayar budi kebaikanmu pada kehidupan ku sekarang, dala m
penitisan yang akan datang pasti akan kubayar lunas"
Im Yan cu sedih sekali, katanya dengan lirih:
''Engkoh Hong, kau pasti tertolong, kau tak baka l mati,
seandainya kau benar-benar mati, akupun tak ingin hidup lebih
lanjut didunia ini....
Ketika untuk perta ma kali bersua dengan Im Yan cu, sebenarnya
ia tidak menaruh kesan baik terhadap gadis ini, tapi semenjak ia
terluka, kesan mana sudah berubah sama sekali, sebagai gantinya
adalah rasa cinta yang a mat tebal.
Hal ini tak bisa dibilang gadis yang di jumpai Ku See hong lantas
dicintai, selama hidupnya perempuan yang paling berkesan di dala m
benaknya adalah Keng C in sin dari istana Huan mo kiong di La m
hay. kemudian ada lah Him Ji im putri kesayangan gurunya Bun ji
koansu.
Terhadap gadis kedua ini, sebenarnya ia sama sekali tidak
menaruh rasa cinta, tapi berhubung ia salah menduganya sebagai

649
Keng Cin sin sehingga me lakukan hubungan sengga ma dengannya,
setelah kejadian itu dia merasa berkewajiban untuk bertanggung
jawab.
Yang paling a khir adalah Im Yan cu, dia mencintainya karena
gadis itu amat baik kepadanya, mencintainya dengan sungguh hati
sehingga me mbuat dia terharu dan menimbulkan perasaan cinta
didala m hatinya. Dari ketiga orang gadis tersebut, hampir semuanya
me mpunyai alasan baginya untuk mencintainya, mungkin Thian
telah mengatur cinta segitiga yang rumit ini, tapi dapatkah seorang
lelaki yang mencintai tiga orang gadis bisa hidup bahagia... ?
oooo0dw0oooo

BAB 30
"ADIK IM, buat apa kau meski berbuat de mikian?" kata Ku See
hong amat pedih "bila kau sa mpa i berbuat de mikian, bagaimana
mungkin arwahku bisa hidup tenang di ala m baka?"
Im Yan cu menangis terisak setelah mendengar perkataan itu,
suaranya me medih kan hati .... pada saat itu....
Dari bawah wuwungan rumah mendekap sesosok tubuh manusia,
tatkala ia menyaksikan keadaan Ku See hong yang mengenas-kan,
dia m-dia m air matanya bercucuran, ia merasa hatinya amat sakit,
bahkan sedihnya melebihi kesedihan yang menceka m perasaan Im
Yan cu.
Tiba-tiba Im Yan cu berkata:
”Engkoh Hong, bersabarlah untuk me nerima siksaan untuk
terakhir kalinya, besok mala m aku pasti a kan berusaha untuk
menye mbuhkan dirimu dari penyakit terkutuk ini"
Bayangan manusia yang berada di bawah wuwungan rumah
itupun berguma m dala m hati kecilnya:
"Engkoh Hong, kau pasti dapat sembuh, tapi yang diucapkan adik
Im me mang benar, kau pasti dapat se mbuh ke mba li ....''

650
Ketika mendengar perkataan itu, diatas wajah Ku See hong yang
pucat segera tersungging sekulum senyuman getir, katanya: "Adik
Im, kau jangan berpikir bodoh, Hou kut jian hun im kang sudah
merasuk kedala m tulangku, tiada obat di dunia ini yang dapat
menye mbuhkan diriku lagi"
Air mata jatuh bercucuran membasahi wajah bayangan manusia
dibawah wuwungan rumah itu, dia m-dia m ia berpekik dihati:
"Dapat! Pasti dapat! Masih ada semacam obat di dunia ini yang
bisa me munahkan pengaruh racun Hou kut jian hun im kang
tersebut.....'
Sementara itu Im Yan cu merasa putus asa pula, setelah
mendengar ucapan Ku See hong yang putus asa itu, pikirnya:
"Apakah dala m dunia ini benar-benar tiada semaca m obat atau
ilmu silat yang bisa diguna kan untuk me munahkan pengaruh ilmu
pukulan Hou kut jian hun im kang?"
Satu ingatan melintas dida la m benak Im Yan cu, dengan nada
bersungguh-sungguh dia segera berseru:
"Engkoh Hong, ada, pasti ada semacam obat yang bisa
menye mbuhkan penyakit mu itu"
Ketika Ku See hong menyaksikan Im Yan cu berkata dengan
nada meyakinkan, segera timbul satu ingatan untuk
me mpertahankan hidup dala m hatinya, sesungguhnya dia
sendiripun enggan disuruh mati dengan begitu saja, sebab denda m
kesumatnya belum diba las, beberapa persoalan pun belum se mpat
diselesaikan.....
Sekulum senyuman yang tenang segera tersungging diujung bibir
Ku See hong, katanya: "'Adik Im, obat apakah itu? Dapatkah kau
beritahukan kepadaku?" .
"Thian hong im yang sincu!''
"Thian hong im yang sin cu!'' ulang Ku See hong.

651
Ditinjau dari pertanyaan yang diulang tersebut, halmana
menunjukkan kalau dia pun tak tahu apa kegunaan dari mutiara
mestika Thian hong im yang sin cu tersebut.
''Benar" sahut Im Yan cu dengan nada meyakinkan, "benda ini
adalah mutiara mestika Thian hong im yang sin cu, mutiara tersebut
bisa digunakan untuk me munahkan pengaruh racun Hou kut jian
hun im kang"
”Adik Im, apakah kau me mpunyai mutiara mestika tersebut?'
'Tida k punya, tapi besok mala m pasti akan kudapat"
Sementara itu bayangan manusia dibawah wuwungan rumah
tersebut sedang menbatin di hati:
''Adik Im, besok mala mpun kau jangan harap bisa me ndapatkan
mut iara mestika itu".
Dala m ruangan Ku See hong sedang bertanya dengan nada tidak
mengerti:
"Adik Im, apa maksud perkataanmu itu? '
Maka Im Yan cu lantas menceritakan apa yang didengarnya dari
Pek lui jiu Ho Kian mengenai manusia berkerudung warna warni (Jui
sim kia mcu) dan Hiat mo bun yang menyangkut soal mutiara Thian
hong im yang sin cu serta kitab pusaka tersebut.
Selesai mendengar kisah mana, Ku See hong menghela napas
sedih, katanya kemudian:
"Tida k kusangka dala m dunia persilatan telah muncul seorang
Pendekar aneh seperti ini, aaai! sayang nyawaku sudah hampir
berakhir, kalau tidak, aku sangat berharap bisa berjumpa
dengannya'
Dala m pada itu manusia dibawah wuwungan rumah itu ke mba li
berguma m seorang diri:

652
"Engkoh Hong, kau pasti dapat berjumpa dengannya, tapi selama
hidup kau tak a kan menjumpai raut wajah aslinya lagi, karena raut
wajah aslinya telah mengikuti orangnya, sudah mati la ma seka li...."
Tiba-tiba terdengar Im Yan cu berkata dengan sedih:
"Engkoh Hong, apakah kau menganggap dirimu sudah t iada
harapan lagi untuk me lanjutkan hidup?"
"Tida k mungkin! Tidak mungkin! Se kali pun berhasil mera mpas
mut iara Thian hong im yang sin cu serta kitab pusaka itu, untuk
menye mbubkan luka akibat pukulan Hou kut jian hun im kang pun
sangat tipis sekali harapannya'
`Engkoh Hong, seandainya harapan ini tida k berhasil, masih ada
harapan lainnya.
"Adik Im, harapan apakah itu?"' tanya Ku See hong sa mbil
tersenyum le mah.
"Engkoh Hong, sendainya kau dapat bertahan sela ma lima hari
lagi, harapan tersebut akan menjadi kenyataan"
Ku See hong menghe la napas sedih, katanya:
'Hou kut jian hun im kang sudah tiga hari menyiksa diriku secara
keji, sebentar dia akan menyiksaku untuk ke e mpat kalinya, bila aku
sudah menderita tujuh kali, seluruh badanku akan berubah menjadi
cairan darah kental, bagaima na mungkin aku bisa bertahan sela ma
lima hari lagi?"
"Justru kami berharap bisa terjadi suatu keajaiban, kau bisa
bertahan selama beberapa hari lagi''
"Keajaiban? Keajaiban....? Bukankah ha l mana sa ma artinya
dengan pasrah kepada nasib?' kata Ku See hong tertawa.
'Engkoh Hong, kau pasti a kan menjumpai suatu keajaiban'.
Kembali Ku See hong tertawa.
"Aaah itu cuma khayalanmu belaka''

653
Setelah mendengar semua pe mbicaraan tersebut, Ku See hong
benar-benar sudah putus harapan, maka ia tak mau me mper-cayai
setiap persoalan yang disodorkan kepada dirinya.
'Engkoh Hong, sungguh! Kau pasti dapat!"' ke mbali Im Yan cu
berseru dengan polos.
Ku See hong enggan berdebat dengannya, ia berkata kemudian
sambil tertawa:
''Adik Im, lantas kau ingin berkata apa lagi'.
"Engkoh Hong, maksudku asal kau dapat bertahan selama lima
hari lagi, aku akan menggantarmu ke tebing Hay jin gay dan minta
suhuku untuk me nyembuhkan luka mu itu'
"Tebing Hay jin gay..? Hay jin gay...?" Ku See hong mengulang
dengan perasaan bergetar keras.
Dengan perasaan tidak habis mengerti Im Yan cu bertanya:
"Engkoh Hong, kaupun mengetahui tentang suatu tempat yang
bernama Hay jin gay?
Ku See hong hanya mengiakan tanpa menjawab pertanyaan itu,
sementara pikiran nya ke mbali terjerumus kedala m la munan.
Suasana dalam ruanganpun segera tercekam dala m keheningan
yang luar biasa...
Sementara itu Pek lui jiu dan Sian hong ke k telah berjalan ke sisi
pembaringan, tapi setelah menyaksikan Ku See hong termenung
dengan tenang, merekapun turut termenung pula:
Im Yan cu sendiri, ketika dilihatnya Ku See hong sa ma sekali
me mbungka m, dia lantas bertanya:
"Engkoh Hong, apakah yang sedang kau pikirkan?"
"Aku sedang me nghubungkan na ma Hay jin gay dengan na ma
semaca m ilmu pukulan"
"Engkoh Hong, ilmu pukulan apakah yang kau maksud?"

654
"Hay jin ciang (ilmu pukulan unggas laut).."
Dengan wajah girang Im Yan cu segera berseru:
"Engkoh Hong, kau kenal dengan suhuku bukan?"
Dengan cepat Ku See hong menggeleng:
"Adik Im, darimana a ku bisa tahu siapa kah gurumu itu?"
"Engkoh Hong, kau sedang berbohong, aku tida k mau. . ."
"Adik Im, aku tidak pernah berbohong, sungguh! Aku tidak
berbohong!"
"Kalau t idak, darimana kau bisa me ngetahui akan suhuku
me mpunyai serangkaian ilmu pukulan maha sakti yang bernama
Hay jin ciang?"
Diatas wajah Ku See hong yang pucat segera terlintas rasa
girang, serunya terkejut:
"Adik Im, kalau begitu gurumu adalah. . . gurumu adalah Seng
sim cianli Hoa Soat kun?"
''Engkoh Hong, kau mengatakan tidak kenal dengan guruku,
mengapa kau bisa mengetahui na ma dan julukan dari dia orang tua "
seru Im Yan cu dengan manja.
Tatkala Pek lui jiu dan Sian hong kek mengetahui bahwasanya
guru Im Yan cu adalah Seng sim cian li (pere mpuan suci berhati
mulia) Hoa Soat kun, mereka berdua sama-sa ma merasa
terperanjat, tak heran kalau ilmu silat yang dimiliki gadis itu
sedemikian lihaynya.
Ternyata meski Seng sim Cian li Hoa Soat kun tak lama muncul
dalam dunia persilatan, akan tetapi ilmu silatnya yang lihay dan
tiada taranya dikolong langit sempat me mberi kesan yang amat
menda la m bagi umat persilatan sehingga sukar buat mereka untuk
me lupakan a kan hal ini....

655
Dimasa lalu, hanya ilmu silat dari Seng sim cianli Hoa Soat kun
saja dikolong langit yang sanggup menandingi kelihayan dari Bun ji
koansu Him C i seng, tokoh aneh dala m dunia persilatan.
Oleh sebab itu, kendatipun julukannya tidak sebesar Bun jin
koansu, namun setiap pendekar dari golongan lurus ha mpir rata-
rata menaruh perasaan kagum dan me muji akan kehebatannya.
Oleh karena para pendekar sejati dan kaum lurus dari dunia
persilatan menaruh hormat atas watak serta perbuatannya, maka
ketika itu berulang ka li orang mengajukan permohonan kepadanya
agar sudi mena mpil kan diri guna me mbasi Bun ji koansu dari muka
bumi.
Akan tetapi permintaan tersebut selalu ditolak mentah-mentah,
bahkan ada pula diantara mereka yang malah sebaliknya dibunuh
olehnya.
Keadaan Seng sim cianli Hoa Soat kun ketika itu ibaratnya naga
sakti yang nampak kepala tak na mpak ekornya, begitu muncul
lantas lenyap ke mbali.
Walaupun orang-orang persilatan waktu itu lantas menduga-duga
apa-apa gerangan yang mendorong perempuan lihay tersebut
mena mpik permohonan mereka, na mun belum pernah ada orang
yang tahu kalau hal tersebut disebabbkan cintanya kepada Bun ji
koan su telah ditolak mentah-mentah, sehingga dala m marah dan
mendongkolnya dia lantas mengasingkan diri di tebing Hay jin gay
dan menciptakan ilmu pukulan Hay jin ciang yang khusus ditujukan
untuk me lawan ilmu pukulan dari Bun ji koan su.
Bayangan manusia dibawah e mper rumah itu kelihatan merasa
terperanjat pula setelah mendengar na ma Hay jin ciang, dia m-dia m
dia berguma m:
"Diantara sekian banyak ilmu silat yang ada di kolong langit,
hanya ilmu pukulan Hay jin ciang saja yang sanggup me matahkan
serangan-serangan dari ilmu silat yang tercantum da la m kitab
pusaka cang ciong pit kip, kepandaian sakti yang dapat
me matahkan anca man ilmu serangan Hou kut jian hun im kang
656
yang tercantum dala m kitab Pusaka Ban shia cinkeng pun hanya
ilmu Hay jin ciang..”
Dala m pada itu, tatkala Ku See hong sudah mengetahui kalau Im
Yan cu adalah murid kesayangan dari Seng sim cian li Hoa Soat kun,
dia merasa seperti lega sekali, setelah menghela napas sedih
katanya:
"Kalau me mang begitu, urusan lebih mudah untuk dise lesaikan,
urusan lebih mudah untuk dise lesaikan..."
''Engkoh Hong, apakah luka yang kau derita ada harapan untuk
ditolong... ?'' seru Im Yan cu ge mbira.
Ku See hong tahu ka lau orang telah salah mengartikan
ucapannya, maka serunya cepat:
"Adik Im, aku bukan maksudkan begitu, bukan ma ksud itu yang
kuatirkan."
"Lantas, apa maksudmu?" seru Im Yan cu tertegun, "apakah
suhuku tak sanggup untuk menye mbuhkan luka racun yang kau
derita itu?"
''Bila aku sanggup bertahan selama lima hari lagi dan suhumu
bersedia mengobati lukaku, aku rasa harapanku untuk tetap hidup
masih tetap ada, tapi aku tak akan ma mpu bertahan selama lima
hari lagi.
"Apa yang kukatakan tadi adalah bermaksud se mua pekerjaan
yang telah dititipkan kepadaku selama ini akan terpenuhi
seluruhnya, sehingga meski harus ke mbali ke ala m baka, aku tak
akan usah ma lu lagi berjumpa dengan guruku'
Ku See hong adalah seorang yang a mat berperasaan, dulu dia
telah berjanji kepada Bun ji koan su untuk menya mpaikan pesan-
pesannya, maka apapun yang terjadi ia tetap bertekad untuk
menyelesaikannya.

657
Tanggung jawab yang begitu besar dan diperlihatkan anak muda
ini, kontan saja menimbulkan perasaan terharu dihati kecil Kangla m
siang hou.
"Engkoh Hong, kau benar-benar tak sanggup bertahan selama
lima hari lagi?" seru Im Yan cu sedih.
"Tak mungkin bisa!' jawaban dari Ku See hoag ini a mat
meyakinkan.
Jawaban tersebut membuat Im Yan cu amat putus asa, putus
harapan, tak terlukiskan rasa sedih yang dia la minya, titik air mata
tanpa terasa jatuh berlinang me mbasahi pipinya.
Perasaan cinta Im Yan cu terhadap Ku See hong boleh dibilang
sudah amat mendala m sekali, selama berapa hari terakhir ini ha mpir
boleh dibilang tiap saat tiap detik dia selalu berada disa mpingnya
tanpa berpisah barang selangkah pun, sela ma ini dia sela lu yakin
kalau Ku See hong akan bisa se mbuh ke mbali.
Tapi ucapan Ku See hong yang putus harapan sekarang segera
menimbulkan se lapis bayangan hitam dala m hati kecilnya.
Mendadak Ku See hong seperti teringat akan sesuatu, ia
bertanya:
"Adik Im, apakah suhumu me nyuruh kau datang mencari
guruku?'
Im Yan cu manggut-manggut.
'Benar, tapi aku tak tahu apa kehendak dia orang tua"
Ku See hong segera menghela napas panjang.
"Aaaai ... adik Im, gurumu henda k me mbunuh guruku!"
"Aku hanya tahu dia orang tua amat me mbenci Bun ji koan su
locianpwee. Aah....! Engkoh Hong, apakah kau mengetahui sebab-
sebab perselisihan antara guruku dengan Bun ji koan su locianpwe,
sehingga mereka sa ling bermusuhan?"

658
Tergetar keras perasaan Ku See hong setelah mendengar
perkataan itu, dia m-dia m pikirnya:
"Padahal sebab musabab terjadinya persoalan ini adalah
disebabkan cinta guru nya ditolak oleh guruku, tapi... bagaimana
mungkin aku dapat me mbeberkan rahasia ini dihadapan muridnya.”
Berpikir sa mpai disitu, anak muda tersebut segera menghe la
napas panjang, katanya:
"Adik Im, dibalik peristiwa tersebut masih terdapat banyak
masalah yang amat pe lik, maafkan aku bila persoalan ini tak dapat
kuterangkan, sebab guruku pernah berpesan agar tidak
me mberitahukan hal ini kepada orang lain, selain itu ada urusan
akan kusa mpaikan sendiri kepada gurumu...
"Aaaaai.! Tapi nyawaku sudah tak dapat hidup lebih panjang lagi,
tak mungkin persoalan itu tak bisa kusa mpa ikan sendiri kepadanya?
Apa yang harus kula kukan kini?"
Sebenarnya Im Yan cu adalah seorang yang cerdik, dia tahu
kalau gurunya sangat me mbenci kaum le laki bahkan suruh dia
me mbantai laki-la ki tampan yang dijumpai nya.
Dari hal tersebut dia lantas menarik kesimpulan kalau gurunya
besar kemungkinan pernah mengala mi pukulan batin yang amat
berat akibat ulah laki-la ki, sehingga akhir nya menimbulkan watak
aneh serta jalan pikiran yang begitu se mpit.
Im Yan cu sebetulnya tidak berwatak begini, tapi akibat
pergaulan dan pendidikan dari gurunya sejak kecil, akibatnya diapun
turut berubah sedingin dan seaneh itu.
Wataknya yang aneh dan luar biasa itu bisa berubah akhir-a khir
ini, kese muanya itu disebabkan karena dia terlalu cinta kepada Ku
See hong, manusia aneh berhati dingin.
Terdengar Ku See hong berkata lagi dengan suara yang sedih
dan me milukan hati:

659
"Adik Im, aku a mat berterima kasih sekali atas budi cinta
kasihmu kepadaku sela ma ini, sebelum meninggal hanya kaulah
satu-satunya orang yang dapat menerima titipanku, sekarang
mumpung aku masih punya beberapa waktu untuk hidup, aku ingin
sekali menitipkan beberapa masalah kepadamu, bersediakah kau
untuk menerima nya? Setelah siksaan yang keempat kalinya dari
hawa racun Hou kut jian hun im kang nanti, aku tak akan sanggup
berbicara lagi kepada mu."
Terbayang kemba li nasibnya yang buruk dan mengenaskan,
tanpa terasa air mata jatuh bercucuran me mbasahi wajah Ku See
hong, perkataannya turut tersumbat di tengah ja lan.
Kematian, merupakan suatu kejadian yang akan dialami setiap
manusia didunia ini, hal ini merupakan suatu kejadian yang adil,
karena setiap orang baka l kebagian dan a kan merasakannya.
Mati karena tua, mati karena sakit, kejadian itu adalah lumrah,
sebab itulah jalan yang harus dilewati oleh setiap manu-sia,
ke matian bukan sesuatu yang aneh.
Tapi bila ke matian itu harus diterima akibat mati ditangan musuh
besarnya, maka kejadian ini kelewat keji, kelewat mengenaskan,
me mbuat orang itu tak bisa me meja mkan mata, me mbuat arwahnya
tak dapat me mperoleh ketenangan untuk se la ma nya.
Sekarang, Ku See hong sudah berada di ambang pintu ke matian,
oleh sebab itu terbayang akan soal kematian, timbullah perasaaan
sedih yang tak terlukiskan dihatinya, sesungguhnya dia merasa
segan mendengar hal itu, tapi nasib menetapkan dia harus
menga la mi kejadian begini, seolah-olah ke matian se maca m itu
sudah di takdirkan untuknya, sudah amat berjodoh dengannya.
Sejak dilahirkan, ia sudah beberapa ka li berte mu dengan soal
"ke matian" na mun se muanya berhasil dihindari, tapi kali ini dia
benar-benar merasa putus asa,
Waktu itu, Im Yan cu sudah tak kuasa menahan rasa sedih yang
menekan perasaannya lagi, dia menangis tersedu-sedu sehingga

660
suara tangisannya kedengaran begitu me medihkan hati, me mbuat
orang yang mendengar pun turut merasa iba.
Tangisan yang me medihkan hati itu me mbuat suasana semakin
mengenaskan, bayangan manusia dibawah wuwungan rumah itu
pun turut terpengaruh hingga la na mpak turut menjadi sedih.
Dia bukan bersedih hati karena Ku See hong tak dapat hidup
ke mbali, melainkan merasa sedih untuk sukma dirinya dimasa lalu,
sedih karena sukmanya tak bisa bangkit ke mba li.
Meski se karang dia me mpunyai ke ma mpuan yang sangat besar
dan sanggup mencincang tubuh kawanan manusia laknat tersebut,
namun luka da la m hatinya tak mungkin bisa terobati lagi.
Pek lui jiu dan Sian hong ke k sesungguh nya berkeyakinan besar
kalau luka yang diderita Ku See hong bisa peroleh pertolongan, tapi
sekarang mereka ikut menjadi murung dan sedih, oleh isak tangis
Im Yan cu yang me milukan hati itu, hingga tanpa mereka sadari,
titik-titik air mata turut me mbasahi wajah mereka.
Ku See hong me mbiarkan lm Yan cu menangis sepuas-puasnya,
ke mudian ia baru berkata lagi dengan suara ge metar:
"Adik Im, hawa racun Hou kut jian hun im kang yang berada
dalam tubuhku sudah mulai bergerak lagi, cepat pusatkan
perhatianmu dan dengarkanlah perkataanku ini..
Im Yan cu mendonga kkan kepalanya yang basah oleh air mata
dan menatap Ku See hong lekat-lekat, perasaan sedih yang semula
mence ka m perasaannya kini sudah terkendali, mungkin dihati
kecilnya dia telah menga mbil suatu keputusan.
"Katakanlah engkoh Hong!" dia berbisik ke mudian lirih.
Agaknya Ku See hong juga tahu keputusan apakah yang telah
dia mbil gadis itu, namun dia cukup menyadari bahwa dinasehatipun
ta ada gunanya, terpaksa dia hanya menghela napas sedih.

661
Waktu itu urat nadi dalam tubuhnya secara lamat-la mat merasa
amat sakit, waktu tidak mengijinkannya untuk me mbuat
kesempatan dengan begitu saja, buru-buru dia berseru:
"Adik Im, persoalan pertama yang ingin kutitipkan kepada mu
adalah setelah berjumpa dengan gurumu nanti.. katakanlah kalau
Bun ji koansu telah mati secara menge-naskan dalam kuil kuno, ia
telah menitipkan pesannya kepada muridnya agat menya m-paikan
cerita ini kepada dia orang tua.
"Katakanlah kepada gurumu, sebetulnya aku hendak
me mberitahukan sendiri hal ini kepadanya, tapi nasibku tak
beruntung menyebabkan aku terkena pukulan Hou kut jian hun im
kang lawan dan tewas ditangan musuh, karena keadaan mendesak
terpaksa aku titipkan pesan ini kepada mu.
"Bun ji koansu telah menyesal sekali atas perbuatannya dulu, dia
merasa tidak seharusnya mena mpik cinta kasihnya, dia me mbenci
kepada diri sendirl karena tak dapat mencintainya dala m hidup ini,
namun setelah berada di a la m baka, dia akan mencintainya untuk
selamanya, bila ia tak bersedia me maafkan kesalahannya ma ka
tulang belulangnya dalam kuil terserah hendak diapakan, di alam
baka dia tak akan mendendam kejadian itu, karena dengan kejadian
itu, kemungkinan besar akan mengurangi rasa menyesalnya selama
ini.
"Adik Im, perkataan tersebut harus kau ingat ba ik-baik dan
sampaikan kepada gurumu."
"Ke dua, kau harus menyelamatkan Him Ji im dari kurungan
pihak Ban shia kau, dia adalah putri kandung Bun ji koan su, kau
harus menyelamatkan jiwanya."
'Ke tiga, aku minta kepada mu untuk menyelidiki apakah Keng Cin
sin . . . murid perempuan dari Han thian it kia m Cia cu kim, kiongcu
dari istana Huan mo kiong di La m hay masih hidup di dunia ini, bila
dia masih hidup, sampaikanlah berita ke matian ku ini kepadanya.
''Ke empat, kumohon kepada gurumu, seandainya dia orang tua
merasa simpatik dengan ke matian Ka mi guru dan murid ditangan
662
kaum laknat, balaskan dendam untuk ka mi, musuh-musuh ka mi
adalah orang-orang dari Ban sia kau, Thi kiong pang, Jian khi pang
dan istana Huan mo kiong di La m hay'
Tatkala Kangla m siang hou mendengar Ku See hong
menyebutkan na ma-na ma musuh besarnya, diam-dia m mereka
merasa a mat terperanjat, sebab ke empat organisasi tersebut
merupakan perkumpulan besar yang a mat berpengaruh dala m dunia
persilatan dewasa ini, cukup hanya satu saja diantara nya sudah
ma mpu mengobrak abrik dunia persilatan dan menganca m
keselamatan umat manusia, tapi kenyataannya, dia seorang telah
bermusuhan dengan musuh besar sebanyak ini. .
Sementara itu, bayangan manusia dibawah wuwungan rumah
itupun segera mengingat baik-baik na ma-na ma dari musuh besar
yang diucapkan Ku See hong barusan, segenap rasa dendamnya
yang me mbara segera dilimpahkan ke se mua anggota perkum-
pulan-perkumpulan itu.
Tak la ma setelah Ku See hong menyebutkan na ma-na ma Ban
shia kau, Thi kiong pang, Jian khi pang dan La m hay Huan mo
kiong. . .
Mendadak dari atas atap rumah diseberang sana berkumandang
suara tertawa seram yang dingin dan menggidikkan hati.
Suara tertawa ini melengking tajam a mat menusuk pendengaran,
seperti tangisan setan, seperti juga lolongan serigala, sungguh
mengerikan se kali kedengarannya...
Begitu suara tertawa itu berhenti, terdengar seseorang berkata
dengan nada sinis:
'Ku See hong, si bocah keparat, heeehhh. . . heehhhh. . .
heeehhh. . . kau juga tahu bahwa usia mu ha mpir berakhir?
Sungguh patut disayangkan, disisimu terdapat daging yang
montok dan menggiurkan sukma, tapi kau tak mampu
menikmatinya, heeehhh.... heeeehhh. . . "

663
Begitu mendengar suara tersebut, api benci dan dendam yang
berkobar dala m dada Ku See hong segera me mbara, apa mau di
kata pada saat itulah rasa sakit yang luar biasa telah menyerang
semua jalan darah penting disekujur tubuhnya, kontan ucapannya
tersumbat sa mpai ditengah jalan, dia hanya dapat merintih dengan
perasaan menderita.
Im Yan cu berkerut kening pulas setelah mendengar ucapan
kotor tersebut, dengan me mancarkan selapis hawa pembunuhan
yang menggidikkan hati ujarnya kepada Kangla m siang hou:
"Saudara Ho, untuk se mentara waktu lindungilah dia, aku akan
bereskan dulu manusia laknat tersebut'
Begitu selesai berkata, gadis itu segera melejit ke tengah udara
dan melayang pergi dari sa ma dengan kecepatan bagaikan
sambaran kilat.
Dika la Im Yan cu meluncur ke luar itulah, dari atas atap rumah
terdengar seseorang tertawa licik, ke mudian na mpak sesosok
bayangan putih meluncur keatas atap rumah yang lain seperti
seekor burung e lang.
Im Yan cu mendengus dingin, dia turut menge mbangkan ilmu
meringankan tubuh nya yang sempurna dan me lakukan pengejaran
dengan kecepatan seperti sa mbaran kilat.
Pada saat itulah. . .
Kangla m sianghou yang berada dala m ruangan tiba-tiba
mendengar suara mendehem dari belakang, dengan ce katan kedua
orang itu segera me mba likkan badan.
Dimana sorot mata mereka me mandang, tampaklah entah sejak
kapan dala m ruangan itu telah berta mbah dengan sesosok
bayangan manusia yang kecil dan mungil.
Begitu menyaksikan siapa yang muncul Kangla m siang hou
segera menunjukkan wajah berseri tapi belum se mpat mereka
mengucapkan sesuatu, bayangan manusia tersebut sudah
mengebaskan tangan kirinya ke depan..

664
Dua gulung angin le mbut berhe mbus lewat, Kangla m siang hou
segera mendengus tertahan dan bersama-sama roboh lemas ke atas
tanah...
Sewaktu Ku See hong merasakan pula gelagat yang tidak beres
dan segera miring kan tubuhnya ingin melihat jelas pendatang
tersebut, tapi bayangan manusia itu ke mba li mengayunkan tangan
kanannya, segulung angin pukulan le mbut berhe mbus lewat dan Ku
See hong merasakan sekujur tubuhnya tak ma mpu berkutik lagi....
Gerak gerik orang ini seperti sukma gentayangan saja, bayangan
hitam berkelebat lewat dia telah menya mbar pedang Ang Soat kia m
milik Ku See hong yang tergeletak di pembaringan itu, kemudian
sambil me mbopong tubuh Ku See hong, ia berla lu dari sana
Pek lui jiu dan Sian hong kek tertotok jalan darahnya oleh
sambaran tangan bayangan manusia yang kecil mungil seperti
sukma gentayangan itu, bagaikan terkena semaca m ilmu totokan
istimewa, sambaran angin le mbut tersebut, kedua orang itu jatuh
tak sadarkan diri.
Tapi dikala bayangan manusia kecil mungil itu sudah lenyap
diujung kegelapan sana dengan me mbawa tubuh Ku See hong dan
pedang Ang soat kia m.
Pelan-pelan Pek lui jiu dan Sian hong ke k sadar ke mbali dari
pingsannya, serentak mereka me lompat bangun dari atas tanah,
kedua orang itu saling berpandangan dengan wajah tertegun,
matanya terbelalak lebar dengan mulut melongo, keadaan mereka
lucu sekali me mbuat siapapun akan tertawa tergelak bila
me lihatnya.
Tiba-tiba Pek lui jiu dan Sian hong kek sa ma-sa ma menghe la
napas sedih.
"Kita sedang bermimpi!" t iba-tiba Sian hong kek Ho Gi berkata.
Pek lui jiu Ho Kian me ma ndang sekejab ke atas pembaringan
yang kosong, mendadak ia menjerit kaget lagi. "Adik Gi, Ku See
hong telah hilang!" serunya.

665
Pek lui jiu dan Sian hong ke k turut merasa terperanjat setelah
menyaksikan Ku See hong hilang, dengan cepat ke dua orang itu
me mburu ke tepi pe mbaringan.
"Aaah, pedang Ang soat kia m itupun turut lenyap!" sa mbung Sian
hong ke k Hoo Gi pula.
Tiba-tiba sinar mata Peklui jiu Ho Kian tertumbuk dengan secarik
kertas diatas meja, dia segera berteriak berat:
"Hoore .... Ku See hong tertolong!"
Sesudah menjerit kaget, tangan kanannya segera menyambar ke
depan secepat kilat dan melepaskan kertas yang tertempel ditepi
pembaringan itu.
"Toako, kau bilang apa?''seru Sian hong kek Ho Gi gelisah.
Sementara dimulut dia bertanya, sepasang matanya menatap
kertas tersebut lekat-lekat, sekilas rasa girang segera menghiasi
wajahnya, tapi hanya sebentar kemudian rasa girang itu sudah
diganti dengan perasaan tercengang.
Tampak olehnya, diatas kertas itu hanya dicantumkan beberapa
huruf yang amat singkat:
Adik Im Yan cu:
Racun Hou kut jian hun im kang yang diidapnya akan se mbuh
ke mbali besok pagi, selain tubuhnya menjadi sehat ke mba li,
ke ma mpuannya akan me lebihi naga dan harimau."
Dia a mat berterima kasih kepada budi kebaikanmu, diapun
mencintai kau, aku harap kau pun dapat mencintainya,
me lindunginya, agar hatinya yang sedih bisa me mperoleh
kehangatan dan ketenangan.
Aku harap surat ini jangan dibicakan kepadanya, apa yang
kutulispun jangan kau bocorkan kepadanya, bila kejadian ini sa mpa i
diketahui olehnya, maka akan berakibat mencelaka i dia dan aku
sendiri, orang bernasib ma lang di ujung langit berharap se moga
kalian bahagia sela lu"

666
Selesai me mbaca isi surat tersebut, Sian hong kek Ho Gi segera
berguman seperti orang mengigau:
"Siapakah dia? Siapakah dia?'
Pek lui jiu Ho Kian me masukkan surat itu kedala m sakunya, lalu
berkata:
"Walaupun isi surat ini a mat singkat, namun mencerminkan
perasaan sedih, murung dan cinta kasih yang menggetarkan
perasaannya, aku lihat hubungannya dengan Ku See hong pasti
bukan hanya hubungan biasa saja, tapi asal usulnya dan raut
wajahnya mungkin hanya Ku See hong yang dapat menebaknya."
"Toako, bukankah dala m surat itu dicantumkan agar nona Im
jangan me mbocorkan peristiwa ini?"
Pek lui jiu Ho Kian mengangguk:
"Benar, namun nada murung dan sedih yang terma kna dala m isi
surat ini bukanlah perasaan ce mburu seorang pere mpuan terhadap
perempuan la innya, melainkan suatu perasaan sedih yang amat
besar, suatu perasaan menyesal yang menekan perasaannya,
me mbuat dia ma lu terhadap Ku See hong, dan tak punya muka lagi
bertemu dengannya.
oooo0dw0oooo

BAB 31
"PENDAPAT TOAKO tepat sekali!' ucap Sian hong kek Hoo gi,
meski isi surat ini singkat, namun dari nadanya bisa dirasakan
betapa suci dan murninya perasaan cinta orang itu terhadap Ku See
hong, kebesaran jiwanya betul-betul mengagumkan hati, andaikata
kita punya ke ma mpuan untuk me lakukan nya, pasti akan kubantu
dia agar cinta ini berakhir dengan suatu kebahagiaan"
"Perlukah kita berikan surat ini kepada nona Im?"

667
Bila kita berniat untuk menjodohkan mere ka agar berhasil, tentu
saja masalah ini harus dirahasiakan"
"Baik! Aku pun berpendapat demikian, langkah pertama yang
harus kita lakukan sekarang adalah berapa orangkan gadis yang
mencintai Ku See hong, bila dite mukan orang yang mencuriga kan
itu, kita selidiki lebih lanjut riwayat hidupnya, kemudian kita
perhatikan bagaimanakah sikap Ku See hong terhadap perempuan
itu, apakah dia pun sangat mencintainya, bila begitu keadaannya,
urusan ini lebih ga mpang untuk diselesaikan, sebab betapa pun
tekad seorang perempuan, dibawah kobaran api cintanya yang
me mbara tekad itu akhirnya pasti akan luluh, bila mereka bisa hidup
bahagia, bukanlah berarti kita telah melakukan suatu perbuatan
amal..
Gara-gara mereka berdua merahasiakan surat tersebut kepada
Im Yan cu, siapa tahu ka lau dike mudian hari berakibat terjadinya
gelombang besar akibat pergolakan cinta? Mendadak pada saat
itulah ditengah suasana hening yang menceka m seluruh jagad, tiba-
tiba terdengar suara tertawa lengking yang sangat membetot
sukma.
Paras muka Kangla m Sianghou berubah hebat sesudah
mendengar gelak tertawa itu, sebab suara tertawa yang melengking
itu cukup menggetarkan perasaan mereka hingga telingan menjadi
sakit dan darah di dala m dadanya bergola k keras, dari sini dapat
diketahui betapa sempurna tenaga dala m yang dimiliki orang itu.
Sekilas cahaya me lintas dala m benak mere ka, buru-buru
Kangla m Sianghou menjatuhkan diri berbring lagi ke atas tanah,
mereka berlagak seolah-olah masih tertotok jalan darahnya oleh
totokan bayangan kecil tadi, sedang matanya menyipit dan secara
dia m-dia m me mperhati kan gerak gerik di sekeliling tempat itu.
Tak la ma ke mudian, suara tertawa aneh itu sirap. . .
Mendadak terdengar jendela belakang berbunyi lirih, suara itu
amat kecil dan lirih, andaikata Kangla m sianghou tidak me mper-

668
hatikan dengan se ksama, sulit rasanya untuk menjumpai suara
tersebut.
Menyusul suara lirih tadi, tirai didepan jende la bergerak dan
sesosok bayangan manusia menyelinap masuk keda la m ruangan
dengan kecepatan luar biasa.
Pek lui jiu Ho Kian segera mengint ip dari balik ujung bajunya, ia
saksikan pendatang tersebut adalah seorang sastrawan setengah
umur yang bertubuh jangkung, berwajah tampan dengan
mengenakan jubah panjang berwarna biru, wajah orang itu putih,
hidungnya mancung meski sudah berusia setengah umur, namun
tak dapat menutupi kegagahan dan ketampanannya semasa masih
muda dulu.
Tanpa terasa Pek lui jiu Ho Kian dan Sian hong kek Ho Gi
bersama-sama menga lihkan sorot matanya memperhatikan pedang
panjang berwarna hita m pe kat yang tersoren dibahu orang itu.
Menyaksikan pedang hita m itu serentak mereka berpekik kaget
didala m hati:
"Aaaaah. .! Dia adalah Thi bok sin kia m (pedang sakti kayu besi)
Cu Pok, salah satu diantara dua murid murtad Bun ji koansu
locianpwe .....''
Orang ini adalah Thi bok sin kia m (pedang sa kti kayu besi) Cu
Pok. Sedangkan manusia aneh berkerudung yang dijumpai Ku See
hong di luar kuil kuno tempo hari juga murid murtad dari Bun ji
koansu yang bernama Jian hun kim ciang (telapak tangan e mas
sukma cacad) Tu Pa k kim.
Tapi orang itu sudah dikalahkan oleh Im Yan cu dengan pukulan
Hay jin ciang yang dilancarkan pada akhir pertarungan tersebut.
Begitu me masuki ruangan sepasang mata Pedang sakti kayu
besi, Cu Pok me mandang sekejab sekeliling tempat itu, mula-mula
paras mukanya berubah hebat, tapi selang sesaat kemudian telah
lenyap tak berbekas.

669
Sekulum senyuman menyeringai yang a mat licik segera
tersungging diujung bibirnya, tidak gugup tidak panik dia masuk ke
dalam ka mar orang dengan santai, seakan-akan sedang berada
dalam rumah sendiri saja.
Langkahnya begitu ringan, gerak-gerikrya amat santai. mungkin
dia tidak me mandang sebelah matapun terhadap Kangla m sianghou
yang berada di situ atau mungkin juga mereka dianggap benar-
benar sudah tertotok.
Pedang sakti kayu besi Cu Pok berjalan bolak balik berulang ka li
dalam ruangan itu, ke mudian berguma m:
"Betul-betul mengge maskan, ternyata keparat itu telah dilarikan
orang lebih dulu hingga yang tersisa hanya dua gentong nasi yang
tergeletak disini. . ."
Sembari berguma m dia mengha mpiri Kangla m sianghou,
mendadak dia me mbalikkan badan, sepasang tangannya digunakan
mencengkeram urat nadi pada pergelangan tangan Kangla m
Sianghou.
Mimpipun Kangla m sianghou tak menyangka kalau Pedang sakti
kayu besi Cu Pok bakal bertindak begitu licik kendatipun ilmu silat
mereka tergolong nomor wahid da la m dunia persilatan, namun
menghadapi sergapan dalam keadaan tak siap begini, kedua orang
tersebut dibikin ge lagapan juga.
Tahu-tahu urat nadi merka sudah terbekuk dan seluruh kekuatan
yang mereka milikipun me mbuyar.
Pedang sakti kayu besi Cu Pok adalah seorang jagoan yang luar
biasa, semenjak masuk kedala m ruangan, ia sudah mengetahui
kalau kedua orang itu hanya berpura-pura belaka, maka timbullah
niatnya untuk menyergap mereka.
Agar sergapan tersebut berhasil, siluman rase yang amat licik ini
segera berlagak seakan-akan tidak memperhatikan Kangla m
sianghou, dia hanya berjalan mondar mandir belaka dala m ruangan
seolah-olah tak ada kejadian apapun.

670
Padahal dia bergerak sambil mengatur posisi, secara diam-dia m
dia me milih posisi yang paling cepat untuk turun tangan, selain
diapun harus waspada terhadap sergapan lawan, karena dia tahu
kalau ke dua orang itu ada lah Kangla m siang hou.
Setelah berhasil mencengkera m urat nadi pada pergelangan
tangan Kangla m Siang hou, si Pedang Sakt i kayu besi Cu Pok
tertawa terbahak-bahak, katanya:
"Haaaahh...haahhh... haaahh... Kangla m Sianghou, betapapun
lihaynya siasat yang kalian gunakan, jangan harap bisa me ngelabui
aku si Pedang sakti kayu besi, haaaahhh...haaaahhh..."
Dicengkeram urat nadinya oleh musuh, Kangla m sianghou
merasakan kesakitan hebat, terpaksa mereka me mbungka m diri
dalam seribu bahasa, sementara dihati kecilnya berpikir setelah
menghe la napas:
"Heran, mengapa orang-orang yang kujumpa i sela ma berapa hari
terakhir ini me miliki kepandaian silat yang luar biasa? Ta mpaknya
apa yang diucapkan sastrawan berpakaian perlente Hoa Siang si
tempo hari me mang betul, kepandaian silat yang dimiliki ka mi
berdua masih ketinggalan jauh bila dibandingkan dengan kaum
laknat, tapi.... benarkah anggota persilatan rata-rata berkepandaian
setangguh itu....?"
Kang la m sianghou merasakan hatinya sedih, murung dan kesal,
kepercayaannya terhadap kepandaian sendiri pun se makin
berkurang.
Meskipun sepasang tangan mereka berdua kena dicengkera m,
namun secara dia m-dia m mereka masih dapat menghimpun tenaga
murninya, tapi begitu perbuatan mereka ketahuan si Pedang sakt i
Kayu besi Cu Pok, dia segera perkeras cengkeramannya hingga
mengakibatkan kedua orang itu kesakitan hebat, peluh jatuh
bercucuran dengan derasnya, akan tetapi dimulut mereka masih
tertawa seram.
Mendadak terdengar Pedang sakti kayu besi Cu Pok berkata
dengan suara yang dingin menggidikkan hati:
671
"Kangla m siang hou, aku orang she Cu ingin bertanya, kalian
telah menyembunyikan Ku See hong di mana? Cepat beri jawaban
yang sejujurnya. . ."
Meskipun rasa sakit yang me nceka m tubuhnya sukar ditahan,
namun Pek lui jiu Hoo Kian masih tertawa dingin tiada hentinya.
"Cu Pok!" dia berseru, "kau bajingan rendah yang bermoral bejat,
penghianat perguruan, bedebah terkutuk, setelah Kanglam siang
hou terjatuh ke tanganmu ma la m ini, mau dibunuh mau dibantai
terserah kepadamu, tapi bila kau hendak me mpermainkan ka mi dua
orang, jangan salahkan kalau kami akan mencaci maki de lapan
keturunan nenek moyangmu!'
Pedang sakti kayu besi Cu Pok mencibiran bibirnya
me mperlihatkan sikap yang sinis dan keji, lalu setelah tertawa seram
katanya sinis:
"Kangla m siang hou, prajurit yang kalah perang, tak usah
berlagak hebat, heeehhh. . . heehhh... heeehh...heeeehhh.... jika
kalian tidak mengatakan kepadaku dima na te mpat persembunyian
Ku See hong, akan kusuruh kalian hidup tak bisa, matipun susah,
selama hidup berada dala m penderitaan dan siksaan"
'Bedebah, anjing jahana m yang terkutuk! Kau tak usah banyak
ngebacot lagi .....' teriak Sian hong ke k Ho Gi mendadak sa mbil
menggertak gigi kencang-kencang.
''Baik! Ba ik!" kata pedang sakt i kayu besi Cu Pok sa mbil tertawa
seram, "kalau begitu, aku orang she Cu ingin menyaksikan sampa i
dimanakah kehebatan kalian, heeeehhh .....heeeehhh...."
Ditengah suara tertawanya yang menyeram kan, Kanglam siang
hou merasakan muncul nya segulung a liran hawa yang mene mbusi
tubuh mere ka, menyusup kedala m urat penting dan mengakibatkan
pergolakan darah da la m tubuhnya mengalir berba lik.
Butiran keringat sebesar kacang kedelai jatuh bercucuran mela lui
rongga badan mereka, tapi kedua orang itu tetap menggertak gigi
kencang-kencang, mereka berusaha keras menahan penderitaan

672
dan siksaan yang menghebat akibat darah yang mengalir terbalik
ditubuh mereka.
Tapi mengikuti berputarnya sang waktu, penderitaan yang
mereka rasakan pun kian la ma kian bertambah dahsyat, kedua
orang itu hanya merasakan nadi-nadi mereka melebar dan
me mbengkak seperti mau me ledak.
Makin besar gelombang a liran hawa sakt i yang dipancarkan Cu
Pok, makin menghebat rasa sakit yang menceka m da la m tubuhnya,
seluruh badan mereka terasa seperti di gigit semut beracun, mana
gatal, sakitnya bukan kepalang. . .
Penderitaan tersebut bagaikan sebilah pedang tajam yang
sebentar-sebentar menusuk dan me ncongke l kulit badan mereka.
"Heehh...heeehhh.. heeehh.. tentunya perasaan semacam ini tak
sedap dirasakan bukan?" jenge k pedang sakt i kayu besi Cu Pok
dengan suara yang dingin menyeramkan, keji dari menggidikkan
hati, "terus terang aku katakan kepadamu, siksaan yang lebih kejam
justru masih berada dibelakang! Hayo cepat kalian katakan,
sekarang dia bersembunyi dimana? atau mungkin dia telah diculik
orang lain, siapa kah yang menculiknya? Hayo cepat katakan!"
Paras muka Pek lui jiu Hoo Kian dan Sian hong kek Hoo Gi yang
sesungguhnya berwarna merah darah itu, kini berubah menjadi
hijau kekuning-kuningan, kulit wajahnya mengejang keras penuh
penderi-taan, peluh bercucuran bagaikan hujan, gigi saling beradu
dan napasnya ngos-ngosan, meski de mikian mereka sa ma sekali
tidak menge luh.
Keras kepala, tangguh dan tahan uji, dapat tercemin dari sikap
mereka berdua sekarang.
Sekalipun rasa sakit yang menyiksa badan benar-benar tak
tertahankan akan tetapi Pek lui jiu Ho Kian sa ma sekali tida k
menunjuk kan sikap le mah atau minta a mpun, sorot matanya
mencorongkan serentetan cahaya penuh rasa dendam dan benci.

673
"Bajingan laknat!" Bentaknya ke mudian "siksaan macam apa lagi
yang kau miliki? Hayo, keluarkan se mua! Betapa pun keji dan
mengerikannya siksaanmu itu, jangan harap bisa memaksa Kangla m
siang hou merengek minta a mpun kepada mu"
"Heeeeehhh. . . heeeehh. . . heeeehhh. . . kalau begitu silahkan
dicoba" jengek pedang sakti kayu besi Cu Pok sa mbil tertawa keja m,
"akan kulihat sa mpai berapa keraskah tulang belulang kalian?"
Seusai berkata, pedang sakti kayu besi Cu Pok segera
mengerahkan haws sa kti Han it ji khi sinkang (dua unsur panas
dingin) yang telah dilatihnya selama puluhan tahun ke dalam ke dua
belah tangannya lalu menyalur kan ketubuh Kangla m sianghou.
Akibat dari penyaluran hawa dua unsur tersebut, kontan saja
Kangla m sianghou merasakan tubuh mere ka seakan-akan
dijebloskan ke dala m neraka tingkat delapan belas yang amat
mengerikan. . .
Yang mula-mula mereka rasakan paling dulu adalah sekujur
badan gemetar keras, seakan-akan seluruh badan mereka
diceburkan ke dala m sebuah gudang es yang sangat dingin,
menyusul ke mudian terasa ada aliran hawa dingin yang menyerupai
gelombang sa mudra menyusup ke dala m tubuh dan menerjang
nadi-nadi penting di se luruh badan.
Kemudian, mereka rasakan hawa panas yang menyengat badan
menja lar ke seluruh badan mereka, me mbuat mereka kegerahan
setengah mati.
Belum la ma hawa panas itu menggerahkan tubuh, hawa dingin
ke mbali mengalir ke dala m tubuh, untuk kesekian kalinya mereka
menggigil kedinginan.
Hawa dingin dan hawa panas menyerang tubuh silih berganti,
kontan Kang la m sianghou merasakan siksaan dan penderi-taan
yang berakibat seluruh tubuh mereka re muk redam.
Ternyata pengaruh dari serangan Han jit ji khi sin kang, ini tak
jauh berbeda dengan siksaan haws panas dan hawa dingin yang

674
dihasilkan oleh ilmu Hou kut jian hun im kang, hanya saja bedanya
kalau yang depan lebih ringan daripada yang terakhir, terutama soal
kekeja man dan kehebatan dari a kibatnya.
Sebab ilmu Han jit ji khi sinkang dilakukan berdasarkan hawa
murni seseorang yang disalurkan ke tubuh korbannya, apabila hawa
murni itu ditarik ke mbali maka penderitaan si korban pun akan
hilang.
Betul dia pun bisa menyalurkan hawa jahatnya untuk melukai
nadi musuh, tapi sang korban hanya akan merasakan penderitaan
menje lang saat kematiannya, tidak sekeji dan selihay akibat dari
racun hou kut jian hun im kang yang menderita siksaan berapa kali
sebelum ajalnya tiba.
Kendatipun begitu, penderitaan dan siksaan yang diala minya tak
dapat disejajarkan dengan ilmu silat beracun yang manapun.
Terutama sekali aliran hawa jahat Cu Pok yang munculnya
gelombang demi gelombang, hal mana semakin menyiksa Kangla m
siang hou sehingga isi perutnya bagaikan putus se mua.
Makin la ma mere ka semakin tak sanggup menahan diri meskipun
mereka ha mpir jatuh tak sadarkan diri, na mun ke dua orang itu
tidak merintih barang sekejappun.
Ketabahan dan kekerasan hati ke dua orang itu, dia m-dia m
me mbuat Pedang sakti kayu besi Cu Pok merasa kagum, namun
jagoan yang berhati kejam, bengis dan tak tahu peri kemanusiaan
ini hanya tahu mencapai tujuannya dengan cara apapun, dia
semakin gencar mengerahkan hawa murni nya menerjang tubuh
lawan.
Mendadak, pada saat inilah dari luar jendela berkumandang dua
kali suara desingan tajam..
Menyusul ke mudian kelihatan ada dua sosok bayangan manusia
me layang masuk dengan kecepatan luar biasa, mereka berdiri di
muka rumah penginapan tersebut.

675
Ternyata mereka adalah si lelaki bercodet di wajahnya serta
seorang kakek cebol yang kurus kering.
Lelaki bercodet diwajahnya itu bertampang buas dan garang,
namun sekarang dia me mberi hormat kepada Pedang sakti kayu
besi dengan rasa hormat yang luar biasa, setelah itu ujarnya:
`Lapor suhu, orang-orang Hiat mo bun telah mena mpakkan
jejaknya, sekarang ke empat iblis dari pulau lautan timur sudah
dikejar oleh banyak jago lihay, namun akhirnya berhasil me loloskan
diri, barusan tecu dan Tan hiangcu kebetulan me ne mukan te mpat
persembunyian mere ka...."
"Tutup mulut" mendadak pedang sa kti kayu besi Cu Pok
me mbentak keras.
Ternyata lelaki bercodet diwajahnya itu adalah seorang
perampok tunggal dari Wilayah Kwang tong yang banyak melakukan
perbuatan jahat, orang menyebutnya sebagai Sing ci hou (harimau
bersayap) Kiong Hiong..
Sejak menggabungkan diri dengan piha k perkumpulan Ban sia
kau, bakat ilmu silatnya yang baik telah menarik hati Pedang sakti
kayu besi Cu Pok, maka diapun diterima sebagai muridnya.
Padahal berbicara yang sebenarnya, tindakan yang dilakukan
olehnya itu tak lebih hanya untuk menguatkan kedudukan nya di
dalam perkumpulan Ban sia kau.
Sedangkan ka kek cebol yang berperawakan kurus kering itu
merupakan hiangcu terlihay diantara enam belas orang hiangcu
perkumpulan Ban sia kau, dia adalah hiangcu yang mengepala i
ruang Sin hwee tham (ruang api suci), orang menyebutnya sebagai
Kun thian ciang (Pukulan langit) Tan Khong lun.
Tatkala si Harimau bersayap Kiong Hiong mendengar suara
bentakan dari Pedang sakti kayu besi Cu Pok, dia segera memaha mi
maksudnya dan segera me mbungka m..
Sementara itu, semenjak masuk ke ruangan tersebut, Kun thian
ciang Tan Khong lun sudah me mperhatikan wajah Kangla m siang

676
hou yang meringis menahan siksaan dan penderitaan yang sangat
hebat itu, paras mukanya segera berubah, tapi hanya sesaat
ke mudian telah lenyap kemba li tak berbekas, ke mudian dengan
wajah sedingin es dia berkata:
`Lapor Cu Kau si (ketua pelatih), barusan aku menyaksikan ada
sesosok bayangan manusia me mbopong seseorang bergerak
menuju ke arah barat kota, tampaknya menuju ke arah Tay an ko
bio....'
"Sungguhkah perkataanmu itu?" be lum habis Ku thian ciang Tan
Khong lun me nyelesaikan perkataannya, buru-buru pedang sakti
kayu besi Cu Pok menukas.
Sembari berkata, sepasang matanya yang tajam menggidikkan
hati itu mengawasi wajah Ku thian ciang Tan Khong lun lekat-le kat,
seakan-akan dia henda k mene mbusi hatinya saja.
Paras muka Tan Khong lun tetap tenang seperti sediakala, sa ma
sekali t idak me nun-jukkan perubahan apapun:
"Ucapan Tan hiangcu tepat sekali" Harimau bersayap Kiong
Hiong segera menyambung, "me mang ada sesosok bayangan
manusia berkelebat lewat, hanya saja apakah dia me mbopong
orang atau tidak, ha mba tak berani me mastikan dengan pasti!"
Dengan paras muka dingin tanpa terasa si pedang Sakti kayu
besi Cu Pok segera berkata lagi.
"Kalau begitu ka lian bunuh segera kedua orang bangsat ini,
ke mudian bersama-sa ma me lakukan pengejaran!"
''Tunggu dulu!” Buru-buru Kun thian ciang Tan Khong lun
berseru: "apa salahnya kalau kita totok saja jalan darah mereka,
senadainya pengejaran kita tidak mendatang kan hasil, bukankah
kita bisa me ma ksa mereka untuk me mberikan keterangan yang
diperlukan? Seandainya pedang Ang soat kiam dan Ku See hong
sampai terjatuh ke tangan orang-orang Hiat mo bun, bisa jadi kedua
hal tersebut akan mendatangkan ancaman yang maha besar untuk
kita se mua"

677
"Hmm, ka lau begitu biarlah mere ka keenakan untuk se mentara
waktu!" pedang sakti kayu besi Cu Pok mendengus dingin.
Sepasang bahunya tiba-tiba merendah kebawah, sikut kiri dan
kanannya mendadak disodok bersa ma-sa ma menghajar jalan darah
Ki bun hiat di tubuh Pe k lui jiu dan Sian hong kek.
Dala m pada itu kangla m Sianghou sudah dibuat ke lelahan sekian
waktu, hawa darahnya me mbuyar dan tubuhnya amat le mas.
Berada dalam keadaan demikian, tidak terlalu sulit buat pedang
sakti kayu besi Cu Pok untuk menotok jalan darah mereka.
Begitu jalan darah Ki bun hiatnya tertotok kedua orang itu segera
roboh ke atas tanah dala m keadaan le mas.
Tiba-tiba terdengar dengusan tertahan bergema dalam ruangan
itu, suara tersebut begini lirih dan le mahnya, sehingga andai kata
seseorang yang me miliki ketajaman pendengaran yang luar biasa,
jangan harap dapat menangkap suara tersebut.
Paras muka pedang sakti kayu besi Cu Pok berubah sedikit,
sambil me mba likkan badannya, dia mengebaskan ujung bajunya
ke muka seketika itu juga ena m batang lilin da la m ruangan pada m
bersama-sama.
Suasana gelap gulita segera menceka m seluruh ruangan, pada
saat itulah dari luar jendela terdengar seseorang mengejek sa mbil
tertawa dingin:
"Kawanan manusia laknat dari Ban sia kau, cepat pasang la mpu
menya mbut kedatangan raja akherat...'
Semua orang yang hadir dalam ruangan rata-rata memiliki
ketajaman pendengaran yang me lebihi orang la in, na mun mere ka
tak habis mengerti apa sebabnya kehadiran orang tersebut diluar
jendela tidak dirasakan olehnya, ditinjau dari sini, dapat diketahui
betapa lihaynya ilmu meringankan tubuh yang dimiliki orang itu.
Pedang sakti kayu besi Cu Pok yang sombong, keji dan berhati
busuk itu turut merasa terperanjat dibuatnya, itulah sebab nya ia

678
segera me mada mkan la mpu lilin dala m ruangan lantaran kuatir
disergap musuh.
Sementara suara ejekan orang itu berkumandang, Harimau
bersayap Kiong hiong telah mengayunkan tangan kanannya secara
tiba-tiba segenggam jarum le mbut yang berkilauan tajam dengan
cepat meluncur keluar jende la.
Senjata rahasia itu amat kecil dan le mbut, sewaktu dilancarkan
sama sekali tidak bersuara, apalagi dala m kegelapan mala m, lebih
sukar untuk die lakkan.
Selama berke lana dala m dunia persilatan sebagai seorang
perampok, Harimau bersayap Kiong Hiong sudah termashur karena
kekeja man hatinya, semua jarum le mbut miliknya telah diolesi
dengan racun keji yang me matikan bila bertemu darah, dita mbah
lagi caranya melepaskan serangan sudah mencapai tingkatan yang
luar biasa, dalam sekali serangan saja tiga puluh batang jarum bisa
dilancarkan bersa ma-sama, bahkan sepasang tangannya bisa
menyerang tiada hentinya.
Jarum le mbutnya yang dilancarkan pada genggaman pertama
telah meluncur ke muka mene mbusi jendela, namun seperti batu
yang tenggelam di dasar samudra, lenyap tak berbekas tanpa
kedengaran sedikit suarapun:
'Weeeess.. !"
Tangan kiri harimau bersayap Kiong Hiong segera diayunkan
ke mbali melepaskan segengga m jarum beracun.
Kali ini terdengar lagi suara dengusan tertahan yang amat lirih
sekali....
Setelah dengusan itu menggema, terdengar lagi suara ujung baju
terhembus angin, tampaknya pendatang itu sudah mengundur kan
diri secara tiba-tiba....
Harimau bersayap Kiong Hiong sudah terbiasa berhati keji dan
buas, tentu saja ia tidak me mbiarkan musuhnya kabur dengan

679
begitu saja, dengan cepat dia menyelinap dan menerobos ke luar
lewat jendela.
Pedang sakti kayu besi Cu Pak adalah seorang jago yang
berkepandaian tinggi, dan berotak amat cerdik, sejak dia
mengebaskan tangannya me madamkan api lilin tadi, ia telah
me musatkan perhatiannya mendengar kan se mua gerak gerik diluar
dengan seksa ma.
Tatkala dilihatnya Harimau bersayap Kiong Hiong menerjang
keluar, buru-buru dia berseru:
"Hati-hati siasat lawan, waspada terhadap se. . ." belum habis ia
berseru, dari luar ruangan telah berkumandang suara gela k tertawa
yang me mekikkan telinga...
Menyusul ke mudian bergema pula serentetan suara jeritan ngeri
yang me milukan hati.
Selembar nyawa Harimau bersayap Kiong Hiong yang telah
banyak mela kukan kejahatan pun me layang meninggalkan raga nya
di tengah jeritan tersebut, tubuhnya dihajar orang sampai terpental
balik ke dala m ruangan, batok kepalanya juga berubah menjadi
remuk dan hancur penuh dengan genangan darah.
Dari luar jendela terdengar seseorang berseru lagi sambil tertawa
dingin.
"Pedang sakti kayu besi Cu Pok, mengakunya saja orang kedua
dalam perkumpulan Ban sia kau, tak tahunya nyawa seorang
muridnya pun dikorbankan dengan begitu saja, haaahhh ...
.haaaahhh... .. bila punya kepandaian, hayo keluarkan dan mari kita
bertarung tiga ratus gebrakan..'
Tantangan yang dilontarkan secara terang-terangan ini kontan
saja me mbuat Pedang sakti kayu besi Cu Pok yang jumawa dan
sudah terbiasa kepala besar itu tak sanggup menahan diri, ia segera
tertawa seram:
Dengan suatu gerakan cepat dia melejit tiga depa ke tengah
udara, kemudian dengan posisi yang sama sekali tak berubah,

680
mendadak tubuhnya melejit ke muka, sepasang lengannya berputar
kencang seperti roda, secepat sambaran kilat ia meluncur ke luar
dari ruangan tersebut.
Akan tetapi suasana diluar, amat hening, amat gelap gulita,
bintang bertebaran diangkasa, tak sesosok bayangan manusiapun
yang kelihatan disitu.
Pedang sakti kayu besi Cu Pok segera mementangkan ke mba li
tangannya, sebelum kakinya menginjak tanah ia sudah melejit
ke mbali ke udara dan me layang keluar dari ha la man tersebut.
Dala m waktu singkat ia sudah melompat naik ke atas atap
rumah, sepasang matanya yang tajam mengawasi sekeliling te mpat
tersebut tanpa berkedip.
Angin mala m berhe mbus lewat menyiarkan bau harum bunga
yang semerbak, suasana ditengah halaman a mat hening, sedang
jejak musuh sudah lenyap tak berbekas.
Mendadak .. . ia menyaksikan ada sesosok bayangan manusia
me lejit ke tengah udara dari atas atap rumah berapa kaki dari situ
dengan kecepatan tinggi, orang itu me luncur ke depan.
Pedang sakti kayu besi Cu Pok mendengus dingin, sorot mata
yang keji buas dan mengerikan me mancar keluar dari ba lik
matanya, dengan suatu gerakan cepat dia mengejar ke depan sana.
Akan tetapi setelah me lalui tiga buah hala man rumah, sedikit
kurang seksa ma, tahu-tahu bayangan manusia itu sudah lenyap tak
berbekas.
Tak terlukiskan perasaan mendongkol yang dirasakan pedang
sakti kayu besi Cu Pok pada waktu itu, akan tetapi dia pun merasa
terkejut bercampur kagum akan ke lihayan ilmu meringankan tubuh
serta kecerdasan orang yang luar biasa.
Berdiri tegak diatas atap rumah, sepasang matanya yang buas
dan tajam itu me meriksa se keliling te mpat itu dengan seksa ma.

681
Mala m sangat gelap, namun tidak terlihat jejak musuh disekitar
tempat itu.
Tiba-tiba suatu ingatan melintas dala m benaknya, segera
pekiknya tertahan:
`Aaah, celaka! Aku tertipu ...."
Sambil me mbalikkan badan, dia segera menerjang ke mbali ke
arah hala man rumah...
Kiranya sewaktu pedang sakti kayu besi Cu Pok me mbalikkan
tubuhnya tadi, Kun than ciang Tan Khong lun telah menerjang ke
arah Kanglam sianghou dan secepat kilat me mbebaskan jalan darah
Pek lui jiu dan Sian hong kek yang tertotok.
Pek lui jiu Ho Kian sekalian merupakan jago dala m dunia
persilatan, yang sudah berpengalaman, meski berada dala m
ruangan yang gelap gulita, mereka masih bisa melihat jelas keadaan
disitu.
Maka begitu ja lan darah mereka dibebaskan, apalagi
menyaksikan orang yang menolong mereka ada lah Kun thian ciang
Tan Khong lun, dengan cepat kedua orang itu melompat bangun.
Pada saat inilah Kun thian ciang Tan khong lun berseru dengan
nada cemas:
"Dua bersaudara Hoo, rahasia ini akan kalian ketahui dike mudian
hari, sekarang cepat kalian ikuti aku pergi dari sini!"
Selesai berkata, Kun thian ciang Tan Khong lun segera menarik
kedua orang itu dan secepat kilat menerjang keluar dari pintu
utama, kemudian berputar ke kiri me mbelok ke kanan, mereka
bergerak dengan kecepatan luar biasa.
Walaupun jalan darah Pek lui jiu Hoo Kian dan Sian hong kek Hoo
Gi sudah bebas, akan tetapi berhubung mereka sudah me mbuang
banyak tenaga tadi, hingga kini tubuhnya masih terasa linu dan
le mas, tentu saja dalam keadaan de mikian sulit bagi mere ka untuk
mengerahkan ilmu meringankan tubuh yang dimiliki.

682
Untung saja Kun thian ciang Tan Khong lun menge mpit mereka
berdua dibawah ketiaknya, sehingga perjalanan dapat dilanjutkan
dengan cepat.
Sedemikian cepatnya gerakan tubuh orang itu, me mbuat mereka
berdua hanya merasa kan sepasang kaki mereka meninggalkan
tanah dan angin kencang berhe mbus lewat disisi telinganya.
Semua peristiwa tersebut berlangsung dalam wa ktu singkat,
kesemuanya ini me mbuat mereka seakan-akan berada dalam impian
saja, kelabakan dan tak tahu apa yang mesti dilakukan.
Padahal kenyataan yang berada didepan mata mereka sekarang
pun sulit dipercayai oleh Kangla m siang hou, bayangkan saja
seorang hiangcu yang rendah kedudukannya dala m perkumpulan
Ban sia kau ternyata memiliki ilmu meringankan tubuh yang begini
sempurna, bahkan kelihayannya sama sekali tida k berada dibawah
kepandaian yang di miliki sastrawan berbaju perlente Hoa Siong si.
Mendadak Kangla m siang hou merasa gerakan tubuh orang itu
berhenti, menanti mereka coba me meriksa keadaan disekitar sana,
ternyata mereka sudah berada dala m sebuah ka mar.
Terdengar Kun thian ciang Tan Khong lun ke mbali berkata:
"Te mpat ini merupakan sebuah ruang ka mar dala m sebuah
gedung yang terletak di barat laut rumah penginapan Yang tang,
untuk sementara waktu tinggallah kalian berdua disini barang satu
jam atau lebih baik lagi menanti sampai fajar nanti setelah itu
berangkatlah ke le mbah Cu yu kok, tiga li di tenggara kota!"
"Saudara siapa nama mu? Bolehkah ka mi tahu..." buru-buru Pek
lui jiu Hoo Kian bertanya.
"Kun thian ciang Tan Khong lun hanya nama sa maranku dala m
perkumpulan Ban shia kau, persoalan selanjutnya kita bicarakan bila
ada kesempatan saja, Pedang sakti kayu besi Cu Pok selain berilmu
tinggi, berhati keja m dan tak berperi ke manusiaan, diapun a mat
cerdas otaknya, bila aku bersikap kurang hati-hati, bisa jadi semua

683
rahasiaku akan ketahuan, meski aku tidak takut menghadapinya,
namun urusan lain pun t idak mudah diselesaikan."
"Nah, ingatlah baik-baik perkataanku, besok berangkatlah ke
le mbah Cui yu kok, tapi gerak gerik kalian meski berhati-hati dan
rahasia, lebih baik lagi jangan sampa i bertemu dengan anggota Ban
shia kau"
Selesai berkata dia lantas melejit ke tengah udara dan me luncur
pergi meninggalkan te mpat itu.
Mendadak ia menyaksikan pedang sakti kayu besi Cu Pok sedang
berdiri kaku di atas atap rumah, buru-buru ia mengerahkan ilmu
meringankan tubuhnya yang sempurna melewati beberapa buah
bangunan rumah secara beruntun.
Ketika ia berpaling dan menyaksikan Cu Pok sedang mengejar ke
arahnya, buru-buru dia melompat turun ke atas permukaan tanah,
ke mudian dala m berapa kali belokan saja dia sudah lari ke mbali ke
dalam ka mar.
-ooo0dw0ooo-

Jilid 21
SETELAH itu dengan suatu gerakan cepat, dia menotok jalan
darah sendiri hingga tubuhnya roboh tergelepar ditanah. Disaat Kun
thian ciang Tan Khong lun selesai menotok jalan darah sendiri,
Pedang sakti kayu besi Cu Pok sudah menerjang masuk ke dala m
ruangan dengan sebuah telapak tangan me lindungi dada sendiri,
akan tetapi setelah menyaksikan Kun thian ciang Tan Khong lun
mengge letak ditanah, sedang Kang la m siang hou lenyap tak
berbekas, untuk sesaat dia berdiri tertegun disana dan tak tahu apa
yang meski dila kukan?.
Seandainya kesemuanya ini merupa kan kenyataan, maka bisa
dibayangkan ka lau ilmu silat yang dimiliki pendatang itu benar-benar
sudah mencapai punca k kesempurnaan, bahkan ibaratnya jago sakti
yang nampak kepala tak kelihatan e kornya.

684
Lantas siapakah orang itu? Mungkin hanya manusia berkerudung
warna warni yang misterius saja yang bisa berbuat de mikian.
Tapi kalau didengar dari nada ucapannya tadi, jelas orang itu
adalah seorang lelaki, padahal dala m dunia persilatan dewasa ini
paling banter hanya ada dua tiga orang saja yang sanggup
menangkan dirinya, atau mungkin hanya suci (kaka k
seperguruan)nya seorang saja yang me miliki ilmu silat setaraf itu.
Diluar perkumpulan Ban shia kau me mang masih ada jagoan
yang yang pernah dicoba kehebatan kepandaian silatnya, yakni Im
Yan cu, bahkan adik seperguruannya Tu Pa k kim pernah bertarung
me lawannya.
Namun andaikata pihak lawan hanya seorang, mustahil dia bisa
me lakukan berapa maca m pekerjaan tersebut bersamaan waktunya,
sebaliknya bila piha k lawan terdiri dari dua atau tiga orang, ma ka
ilmu silat yang dimiliki ke tiga orang ini pa ling t idak harus setaraf
dengan kepandaian sendiri.
Berdasarkan kesimpulan-kesimpulan ter-sebut, bisa diduga kalau
kehebatan yang dimiliki pihak Hiat mo bun tak boleh dianggap
enteng.
Masih ada satu hal lagi yang perlu diperhatikan yakni, seandainya
pihak lawan terdiri dari tiga orang, sudah pasti mereka a kan
berusaha untuk menyergapnya dan kalau bisa me lenyapkan dirinya
dari muka bumi, sehingga ke kuatan perkumpulannya akan jauh
berkurang.
Tapi nyatanya sekarang, mereka hanya bertujuan menolong
Kang la m siang hou, berdasarkan dari hal ini, bisa diduga pula kalau
mereka merasa sangsi atas ke ma mpuan yang dimiliki.
Tapi dibalik kesemuanya itu masih terdapat pula banyak hal yang
mencurigakan hati atau siapa tahu kalau mereka me mpunyai mata-
mata yang disusupkan ke dalam perkumpulannya?, tapi, siapakah
musuh dala m selimut tersebut.....?

685
Berpikir sa mpai di situ, sekulum senyuman menyeringai yang keji
dan mengerikan segera tersungging diujung bibir Pedang sakti kayu
besi Cu Pok, tanpa terasa sepasang matanya yang tajam
menggidikkan hati itu dia lihkan ke atas wajah Kun thian ciang Tan
Khong lun yang tergeletak di tanah.
Akan tetapi orang itu sa ma sekali t idak me ncuriga kan, sudah
jelas jalan darahnya ditotok orang.
Pelan-pelan Pedang sakti kayu besi Cu Pok berjalan ke sisi Kun
thian ciang Tan khong lun, ke mudian tangan kanannya diayunkan
ke depan me lepaskan sebuah serangan untuk me mbebaskan ja lan
darah Kun thian ciang Tan Khong lun yang tertotok.
Mendadak Kun thian ciang Tan Khong lun me nghe mbuskan
napas panjang, menyaksi kan Pedang sakti kayu besi Cu Pok yang
berada dihadapannya, dia berlagak mengucak matanya, seolah-olah
matanya masih berkunang-kunang saja..
Sementara itu pedang sakti kayu besi Cu Pok telah menyulut tiga
batang lilin, mukanya dingin tanpa perasaan sedikitpun, sedang
sepasang matanya yang tajam menggidikkan hati mengawasi wajah
Kun thian ciang Tan Khong lun tanpa berkedip.
"Tan hiangcu, kau melihat jelas orang itu?" tegurnya dengan
suara dingin.
Mendapat pertanyaan tersebut, Kun thian ciang Tan Khong lun
menghe la napas sedih.
"Cu cong kau si, sejak masuk menjadi anggota perkumpulan
lantaran kepandaian silatku ke lewat rendah, berulang kali aku telah
menghilangkan kewibawaan perkum-pulan, untuk itu a ku merasa
amat malu sekali”
Sepasang mata Pedang sakti kayu besi Cu Pok yang tajam
bagaikan se mbilu itu tak pernah beralih dari wajah Kun thian ciang
Tan Khong lun walau se kejap pun, setelah mendengus berat,
katanya dingin.
'Coba kau tuturkan ke mbali kejadian yang barusan kau a la mi''

686
Kembali Kun thian ciang Tan Khong lun menghe la napas panjang,
pelan-pelan ia menuturkan:
"Sewaktu Cu Congkau si menerjang keluar lewat jendela tadi,
sesosok bayangan manusia menyelinap masuk lewat pintu uta ma
dengan kecepatan bagaikan sambaran kilat, baru saja aku hendak
menjerit keras, segulung angin dingin telah berhembus datang
menerjang ja lan bisuku. Begitu ja lan darahku tertotok, sambil
tertawa dingin orang itu lantas berkata:
"Kalian manusia-manusia laknat, sebenar nya mala m ini harus
dibasmi se mua dari muka bumi, tapi berhubung waktu yang tida k
mungkin, untuk se mentara waktu biar kalian yang beruntung"
mungkin lantaran dia kuatir Cu Congkau si keburu ke mbali, buru-
buru jalan darah Ciang bun hiat di tubuhku ditotoknya, maka
akupun jatuh tak sadarkan diri, apa yang kemudian terjadi aku tidak
tahu."
Sekulum senyuman menyeringai ke mba li menghiasi ujung bibir
pedang sakti kayu besi Cu Pok, jengeknya sinis?
"Benarkah ilmu silatnya amat lihay? Atau mungkin ucapanmu itu
terdapat penyakit nya? Apakah kau tidak me lihat raut wajahnya?
Tapi aku rasa kau pasti tak se mpat me lihat je las bukan? Hmmm,
siapa kah dia?'
Sikap Kun thian ciang Tan Kong lun sangat tenang, ujarnya
pelan:
"Orang persilatan menguta makan soal budi yang besar, aku
orang she Tan sudah banyak menerima budi dari kaucu, budi
tersebut belum sempat kubayar hingga kini, sebalik nya berulang
kali a ku harus menderita kekalahan yang mengenaskan ditangan
orang, hal ini me mbuat rasa malu dan sedihku tak terlukiskan
dengan kata. Meski ilmu silat aku orang she Tan tak mampu
menandingi orang, na mun aku pun tak akan me mbiarkan musuh
menghina dan me mper-mainkan diriku dengan seenaknya, raut
wajah orang itu sempat kulihat jelas, namun aku tidak mengetahui
siapakah orang itu?"
687
Mendengar ucapan tersebut, kembali Pedang sakti kayu besi Cu
Pok me mperdengarkan suara tertawa dinginnya yang seram dan
sukar diduga maksudnya itu.
'Heeeehh.. heeehh.... heeeehh... coba kau lukiskan
bagaimana kah raut wajah orang itu?"
"Orang itu mengenakan baju perlente yang halus mutunya dan
indah bentuknya, ber-dandan sebagai sastrawan, berusia empat
puluh tahunan, bermata tajam, bertubuh sedang dan berwajah
keren penuh kewibawaan"
Begitu selesai mendengar perkataan itu, pedang sakti kayu besi
Cu Pok segera menjerit kaget, serunya tanpa terasa:
'Jangan-jangan orang itu adalah Sastrawan berbaju perlente Hoa
Siong si?"
Paras muka Kun thian ciang Tan Khong lun turut berubah hebat,
dengan perasaan kaget dan me mbawa nada ge metar, serunya:
"Dia... mungkinkah dia adalah... adalah sastrawan berbaju
perlente Hoa Siong si? Bukankah dia sudah me ngundurkan diri dari
dunia persilatan se menjak dua puluh tahun berselang?"
Sepasang mata Pedang sakti kayu besi Cu Pok yang tajam
menggidikkan hati itu ke mbali me mancarkan semaca m cahaya
tajam, bibirnya mencibir lalu tertawa licik dengan seramnya.
Sedemikian mengerikannya gelak tertawa orang itu, cukup
me mbuat bulu kuduk orang pada berdiri lantaran ngeri, seram dan
takutnya.
Menyusul ke mudian tubuhnya yang bergerak seperti sukma
gentayangan itu selangkah de mi selangkah berjalan mendekati Kun
thian ciang Tan Khong lun.
Terkesiap juga Kun thian ciang Tan Khong lun menyaksikan
peristiwa tersebut, dengan cepat dia berpikir:
"Jangan-jangan bangsat ini sudah mengetahui rahasiaku? Tapi
.... tak mungkin, aku sa ma sekali tida k me mperlihatkan gejala yang

688
bisa menimbulkan kecurigaannya, Ehmmm. . . manusia ini licik dan
banyak tipu muslihatnya, aku tak boleh sa mpa i tertipu oleh
siasatnya, tapi akupun tak boleh mengendorkan penjagaanku, kalau
tidak, bisa jadi sele mbar nyawaku akan hilang dengan percuma. . ."
Walaupun ingatan tersebut secepat kilat melintas dalam benak
Kun thian ciang Tan Khong lun, akan tetapi wajahnya masih tetap
tenang dan sama sekali tidak me mperlihat-kan perasaan gugup atau
takut barang sedikit pun jua, dia tak na mpa k tegang tapi tetap
biasa.
Padahal tenaga dalam yang dimilikinya secara diam-dia m telah
disalurkan ke seluruh tubuhnya untuk melindungi jalan darah
pentingnya.
'Cu congkau si ....." serunya kemudian pura-pura dengan suara
gemetar, "benarkah dia .... dia, adalah sastrawan berbaju perlente
Hoa Siong si?".
Pedang sakti kayu besi Cu Pok tetap memperdengarkan suara
tertawa seramnya yang menusuk pendengaran itu, matanya yang
mengerikan mengawasi wajah Kun thian ciang Tan Khong lun tanpa
berkedip, kini tubuhnya sudah berada empat depa saja
dihadapannya. . .
Kun thian ciang Tan Khong lun menjadi ma kin ge lisah, pikirnya
lebih jauh.
"Andaikata bangsat ini benar-benar berniat keji dan menyerangku
dengan sepenuh tenaga, sudah pasti sulit bagiku untuk menya mbut
ancamannya itu, bisa jadi a ku tewas seketika ....."
Kendatipun berpikir demikian, tubuh Kun thian ciang Tan Khong
lun sa ma sekali tida k mundur barang setengah langkah pun, namun
diatas wajahnya sudah terlintas suatu perasaan ngeri, meski sikap
tersebut tidak na mpak terla lu je las.
Akhirnya pedang sakti kayu besi Cu Pok berhenti hanya tiga depa
saja dihadapan Kun thian ciang, dengan suara sedingin es dia pun
berkata:

689
"Tan Hiangcu, gotong pergi mayat Kiong Hiong, sekalian selidiki
jejak musuh !"
Dia m-dia m Kun thian ciang Tan Khong lun me nghe mbuskan
napas lega, namun dia tetap tak berani gegabah, segera sahutnya:
"Baik!"
Pelan-pelan dia berjalan mendekati mayat Harimau bersayap
Kiong Hiong yang terkapar ditanah...
Mendadak... Pedang sakti kayu besi Cu Pok memperdengarkan
suara tertawa seramnya yang mengerikan.
Setelah itu tubuhnya bergerak ke depan secepat kilat
me lancarkan sebuah serangan yang dahsyat ke tubuh Kun thian
ciang Tan Khong lun yang berdiri me mbelakanginya.
oooo0dw0oooo

BAB 32
TAK TERLUKISKAN rasa kaget Kun thian ciang Tan Khong lun
tatkala ia merasakan datangnya segulung tenaga tekanan yang
amat berat menekan dari belakang punggung nya dan menekannya
kuat-kuat, untuk menghimpun tenaga murninya guna me mantulkan
ke mbali serangan tersebut jelas tak se mpat lagi..
Sebelum dia bertindak sesuatu, mendadak Kun thian ciang Tan
Khong lun merasa tenaga tekanan yang maha dahsyat itu telah
ditarik ke mbali oleh Pedang sakt i kayu besi Cu Pok secara tiba-tiba,
mesti masih ada sisa kekuatan yang tertinggal, namun tenaga
dorongan mana tidak ke lewat besar.
Tampaknya Kun thian ciang Tan khong lun sama sekali tidak
mengerahkan tenaganya untuk melawan, atau berusaha untuk
menghirdarkan diri, secara beruntun ia kena terdorong oleh
kekuatan sisa itu sehingga badannya maju dua tiga langkah dengan
sempoyongan.

690
Setelah itu dia berdiri tertegun disitu bagaikan sebuah patung
batu, ia seperti tidak habis mengerti dengan apa yang barusan
terjadi, ditatapnya wajah atasannya itu dengan wajah termangu.
Sebenarnya Pedang sakti kayu besi Cu Pok, siluman rase yang
amat licik ini menaruh perasaan curiga terhadap Kun thian ciang
Tan Khong lun, tapi oleh karena dia tak berhasil mene mukan
sesuatu pertanda yang mencurigakan, maka manusia licik ini
berlagak seakan-akan telah berhasil me ne mukan sesuatu hal yang
mencurigakan dan mengguna kan ancaman ke kuatan untuk
me ma ksa Kun thian ciang Tan Khong lun bertindak, siapa tahu ka lau
dengan cara ini dia akan berhasil me ma ksa lawannya untuk
menunjukkan indentitas yang sebenarnya..?
Biasanya seorang mata-mata yang menyusup ke dala m tubuh
suatu perkumpulan akan segera menunjukkan asal usul aslinya
setelah mereka dihadapkan pada anca man ke matian.
Tapi Kun thian ciang Tan Khong lun adalah ma nusia yang luar
biasa, ia merupakan seorang manusia berpengala man, yang sudah
sering terjun ke kua li berminyak atau naik bukit golok.
Tentu saja dia pun bisa menduga akan siasat licik Pedang sakti
kayu besi Cu Pok tersebut, itulah sebabnya asal usulnya tida k
sampai dipa ksa terungkap.
Sementara itu, Pedang sakti kayu besi Cu Pok telah
menghilangkan rasa curiganya tadi setelah menyaksikan sikap Kun
thian ciang Tan Khong lun, meski begitu diatas wajahnya masih
diliputi hawa dingin yang mengerikan.
Mendadak bentaknya keras:
"Hei, kenapa kau masih berdiri termangu saja? hayo cepat pergi
dari sini!"
Ditengah seruan mana, tubuhnya secepat kilat sudah menyelinap
keluar dari ruangan tersebut lewat daun jendela.

691
Kun thian ciang Tan khong lun segera me mbopong jenazah
Harimau bersayap Kiong Hiong dan turut pula meninggalkan
ruangan tersebut untuk menyusul Cu Pok.
{ Tentang riwayat hidup Kun thian ciang Tan Khong lun akan
dibicarakan dike mudian hari, untuk senentara ini tak a kan
dibicarakan dulu. }
oooo0dwoooo

DALAM pada itu, secara tiba-tiba Im Yan cu menyaksikan ada


sesosok bayangan putih secepat sambaran kilat me luncur datang
dan me layang diatas atap rumah dengan gerakan yang sangat
enteng.
Ketika itu perasaan Im Yan cu sudah di bikin kalut oleh keadaan
luka yang diderita Ku See hong, dalam keadaan begini dia pun tida k
menyangka ka lau orang lain sedang bermaksud me mancingnys
meninggalkan te mpat itu sehingga ada orang lain yang turun tangan
terhadap anak muda tersebut.
Si gadis yang angkuh dan keras kepala ini tentu saja tida k akan
dibuat terkesiap oleh ilmu meringankan tubuh lawan, bahkan justru
me mbangkitkan se maca m rasa ingin menang yang sangat kuat.
Tiba-tiba dia pun menghimpun tenaga dala mnya, ke mudian
secepat sambaran kilat menyusul dari belakang.
Tampaknya bayangan putih itu me miliki ilmu meringankan tubuh
yang melebihi orang lain, kendatipun Im Yan cu telah mengerah-kan
ilmu meringankan tubuhnya yang amat sempurna itu untuk
me lakukan pengejaran, namun mereka tetap dipisahkan oleh suatu
selisih jarak tertentu yang jauhnya mencapai puluhan kaki lebih.
Dala m waktu singkat mereka berdua telah melewati dinding kota,
sementara bayangan putih di depan itu langsung kabur ke hutan
diluar kota sebelah timur.

692
Lambat-la mbat Im Yan cu mula i merasa bahwa bayangan putih
yang berada di depan itu memiliki potongan badan yang sangat di
kenal olehnya dan diapun merasa bahwa kedatangan orang itu
bukan untuk mencari balas, melainkan hanya untuk mela ksanakan
saaru siasat licik belaka.
Mendadak Im Yan cu me mbentak dengan suara keras:
"Kawanan anjing yang berada di muka, kalau me ma ng punya
kepandaian ayolah berhenti, mari kita bertarung sepuasnya .. ."
Sementara itu mereka berdua sudah sa mpa i di depan sebuah
hutan yang lebat, hutan itu selain terpencil sepi juga tida k na mpa k
sesosok bayangan manusiapun.
Mendadak bayangan putih yang berada didepan itu
me mperdengarkan suara gelak tertawanya yang panjang, keras dan
menggetarkan se luruh angkasa.
Dibalik gela k tertawa itu penuh mengandung nada licik, bangga
dan ge mbira.
Bersama dengan mengge manya suara tertawa itu, mendadak
saja dia memper-la mbat gerakan tubuhnya dan aknirnya berhenti
dengan suatu gerakan yang indah dan lincah, dia me mbalikkan
tubuhnya hingga na mpa k seluruh wajahnya dengan je las.
Disaat ia baru saja me mbalikkan badannya, dengan sebuah
lompatan Im Yan cu telah berhasil pula mencapai dua kaki
dihadapan manusia berbaju putih itu, sepasang matanya yang jeli
dengan cepat mengawasi manusia berbaju putih itu lekat-lekat.
Dibawah sinar re mbulan, tampa k ia berperawakan tinggi,
berwajah tampan mengge mbol sebilah pedang aneh di
punggungnya dan berwarna keperak- perakan, dia tak lain ada lah
wakil kaucu Ban sia kau yaug keji, licik dan berhati busuk.... Gin coa
kia m (si pedang ular perak) C iu Heng thian adanya.
Sambil menghentikan gela k tertawanya si Pedang ular perak Ciu
Heng thian segera mengalihkan sorot matanya yang tajam bagaikan
sembilu itu untuk mengawasi seluruh badan Im Yan cu dari atas

693
hingga ke bawah, kemudian me mperlihatkan sekulum senyuman
cabulnya yang licik dan me muakkan.
Selang sejenak ke mudian, dia baru menjura kepada Im Yan cu
seraya menyapa:
"Nona Im, harap kau sudi memaafkan bila terpaksa aku harus
me mancingmu datang ke mari, tapi berhubung aku menguatirkan
keselamatan jiwa nona, maka mau tak mau terpaksa aku baru
berniat demikian"
Sementara itu Im Yan cu sudah melimpahkan seluruh cinta
kasihnya kepada Ku See hong seorang, walaupun diluarnya si
Pedang ular perak Ciu Heng thian me miliki daya tarik seorang lelaki,
akan tetapi kesemua nya itu masih belum dapat menggoncangkan
perasaan dari Im Yan cu.
Mendengar ucapan mana, dengan wajah sedingin es dan sa ma
sekali tak menunjukkan perubahan perasaan apa-apa, Im Yan cu
mendengus dingin, ke mudian ujarnya:
"Kita tida k saling mengena l satu sa ma la innya, mengapa tanpa
sebab kau me mancing a ku ke mari? Sebenarnyah apa maksud dan
tujuanmu? Hmmm, ma la m ini nona tak akan me mbiarkan kau pergi
dengan begicu saja, mengerti?"
Dihari-hari biasa sikap si pedang ular perak Ciu Heng thian selalu
keji, angkuh dan keras kepala, tapi setelah mendengar ucapan dari
Im Yan cu se karang, ia sama se kali tidak me mperlihatkan hawa
amarahnya, malah sekulum senyuman segera menghiasi ujung
bibirnya.
"Nona Im" de mikian ia berkata lantang, ''sebelum kuterangkan
keadaan yang sebenarnya, tak heran kalau kau menegur dengan
marah, tapi sekarang sekali lagi kumohon kepada nona agar jangan
marah dulu, mala m ini aku tidak me mpunyai maksud jahat apa-apa,
aku hanya berhasil mendapat kabar kalau ada sejumlah orang
bermaksud mela kukan t indakan yang tida k menguntung kan nona
sekalian, karena itulah aku sengaja menyerempet bahaya dengan
mengundang nona ke mari"
694
Pelan-pelan paras muka Im Yan cu berubah agak melunak,
segera tegurnya dingin:
"Siapa kau?'
Dari balik mata si Pedang ular perak Ciu Heng thian segera
me mancar ke luar sinar kelicikan yang menggidikkan hati, hanya
sayang sinar kelicikan tersebut tidak terasakan sama seka li oleh Im
Yan cu, karena ia sudah terpengaruh oleh sikap luar sang pemuda
yang begitu gagah dan simpatik itu.
Sambil tertawa Pedang ular perak Ciu Heng thian, menjawab:
"Aku hanya seorang prajurit tak bernama, she Wan bernama
Kia m peng.
"Belakangan ini aku baru mulai terjun ke dala m dunia persilatan,
Kali ini berhubung secara kebetulan kudengar kalau di kota Heng
yang telah terjadi suatu peristiwa yang mengge mparkan, maka aku
sengaja datang kemari untuk menyaksikan kera maian tersebut,
siapa tahu setibanya di kota ini, aku baru merasa kalau
persoalanaya tidak begitu sederhana, aku lihat seakan-akan semua
jago persilatan yang berada didunia ini telah berkumpul se mua
disini, bahkan akupun merasakan juga bahwa latar belakang dari
peristtwa ini bisa berakibat tejadinya suatu badai darah yang
mengerikan bagi seluruh umat persilatan..."
Sewaktu Pedang ular perak Ciu Heng thian mengucapkan kata-
kata tersebut, pada hakekatnya, sama sekali tidak na mpak ka lau dia
sedang berbohong dengan mengandung maksud yang jahat, tak
heran kalau Im Yan cu pun tidak berhasil mene mukan titik
kele mahan orang.
Bagaimanapun juga, pemuda itu me mang me miliki paras muka
yang tampan, gagah dan ga mpang menimbulkan simpatik orang lain
terutama kaum wanita, kalau bukan ke situ, bayangkan saja
bagaimana mungkin Biau ki siangsu In Han im yang berotak cerdas
dan berpengala man begitu luas pun akhirnya bisa tertipu olehnya
hingga berakibat ke matian baginya?

695
Sambil tertawa dingin lm Yan cu berkata:
"Kalau begitu kuucapkan banyak terima kasih atas jerih payahmu
yang telah menguntil ka mi se la ma beberapa hari'
Mendengar ucapan tersebut, paras muka Pedang ular perak Ciu
Heng thian agak berubah, tapi hanya sekejap ke mudian sudah
lenyap tak berbekas, bahkan segera mengalihkan pokok
pembicaraan ke ha l lain, ujarnya sa mbil tertawa:
"Nona Im, entah kau murid siapa? Kelihayan ilmu silatmu benar-
benar me mbuat hatiku kagum..."
lm Yan cu adalah seorang gadis suci yang cerdas dan licik, tentu
saja dia tak a kan ga mpang terpengaruh oleh bujuk rayu Pedang ular
perak Cu Heng thian yang halus dan le mbut itu, bahkan sewaktu
berada di jalan raya Heng yang tadi, ia telah mendapat petunjuk
dari pere mpuan aneh lainnya, maka sekarang ia sudah mengetahui
dengan pasti bahwa orang yang berada dihadapannya sekarang tak
lain adalah wakil ketua Ban sia kau, si pedang ular perak C iu Heng
thian.
Bukankah pedang yang dige mbol dibela kang punggung pe muda
itu juga merupa kan pedang ular perak?
Namun dala m hati kecilnya masih terdapat satu hal yang tidak
dipaha mi olehnya yakni apa sebabnya sikap si Pedang ular perak Ciu
Heng thian terhadap dirinya tidak seganas dan sekeji apa yang
pernah di dengar dan dibayangkan sebelumnya?
Im Yan cu mendengus dingin, lalu menukas pe mbicaraan Ciu
Heng thian yang belum selesai dengan bentakan keras:
"Orang she Ciu, dala m mata orang yang jeli belum ke masukan
pasir, apa salahnya kalau kita berbicara secara blak-blakan saja?
Mala m ini kau telah me mancingku datang ke mari, sebenarnya apa
maksud dan tujuanmu? Ayo cepat katakan, agar kau bisa segera
berangkat menuju ke ala m baka...."

696
Mendengar perkataan itu, si Pedang ular perak Ciu Heng thian
segera menengadah dan memperdengarkan suara tertawa panjang
nya yang keras dan me mekikkan telinga.
"Haaaahhh...haaahhh...haaahh... benar-benar tajam amat
pandangan matamu, benar-benar me miliki ketaja man mata yang
mengagumkan, mungkin inilah yang dina ma kan gadis cantik hanya
mengenal enghiong'
Im Yan cu segera tertawa sinis.
"Manusia bedebah yang bermuka tebal dan tak tahu malu.
Hmmm! Aku pikir mungkin mala m ini kau lagi sial hingga yang kau
jumpai adalah kuntilanak yang ge mar makan manusia"
Pedang ular perak Ciu Henh thian tertawa nyaring.
"Mana, mana, bila nona Im tidak mena mpik diriku, aku orang she
Ciu bersedia untuk me muaskan dirimu!"
Tentu saja yang dimaksudkan sebagai me muaskan dirimu oleh
Pedang ular perak Ciu Heng thian adalah kata-kata cabul yang
rendah dan kotor artinya ......
Mendengar perkataan itu, mendadak Im Yan cu
me mperdengarkan suara gelak tertawanya yang amat merdu
bagaikan suara keleningan.
Tertawanya kali ini benar-benar me mpersonakan hati orang,
apalagi pinggang nya yang ramping itu bergoyang tiada hentinya
kesemuanya itu mena mbah daya pesona gadis tersebut.
Sambil tertawa kembali Im Yan cu berkata:
"Orang she Ciu, bukankah kau mengagumi diriku, ma ka aku baru
kau pancing datang ke mari?"
Suara yang bernada ale man ini dikombinasikan dengan gerak
geriknya yang genit, kontan saja me mbuat Ciu Heng thian yang
pada dasarnya hidung bangor menjadi terperana, kontan napsu
birahinya berkobar, sekarang dia telah salah menilai diri Im Yan cu.

697
"Nona Im me mang burung hong dari manusia, puji si pedang ular
perak Ciu Heng thian sambil tertawa, "cukup menilai wajahnya,
sudah mengetahui isi hatinya. Asal kau sesungguh hati, aku orang
she Ciu pun bersedia me lepaskan jabatanku sebagai wakil kaucu
dan menyere mpet bahaya untuk mengawini dirimu, ehmm.
perkataanmu me mang benar, tadi bukan saja aku me mancing
dirimu ke mari karena tertarik oleh kecantikan nona, bahkan akupun
tak ingin menyaksikan nona terjatuh ke tangan orang-orang Ban sia
kau la innya...."
”Oooh.... Kau bilang apa?" seru Im Yan cu sa mbil tersenyum.
Pedang ular perak Ciu Heng thian me mperdengarkan suara
tertawa cabulnya yang amat tak sedap didengar, katanya:
"Aku bilang pada mala m ini baik Ku See hong Si bocah keparat
itu maupun Kang la m siang hou, jangan harap mereka bisa
me loloskan diri dari ke matian yang mengerikan, heeeh...
heeehh....."
"Nona Im, aku orang she Ciu tidak kalah kalau dibandingkan
dengan keparat she Ku itu, aku heran mengapa kau bersedia
me mpertaruhkan se le mbar jiwa mu hanya untuk me mbela i dia?
Padahal ia sudah terkena racun Hou kut jian hun im kang, tiada
obat-obatan dikolong langit ini yang bisa menye mbuhkan dia lagi..."
Im Yan cu agak tertegun oleh perkataan itu, tapi sekejap
ke mudian telah pulih ke mbali seperti sedia kala, katanya setelah
tertawa ringan:
"Orang she Ciu, kau pun rupanya kena kubohongi juga, terus
terang saja kuberitahu kan kepadamu, aku bisa merawat Ku See
hong sela ma ini sesungguhnya tak lain dikarenakan pedang Ang
soat kia m tersebut.
Heehh...heehh... tadi kau bilang menyuka i aku, benarkah
perkataanmu itu? Orang lelaki maca m kau belum tentu bisa
dipercaya perkataannya, pagi bilang begini mungkin sorenya sudah
berkata begitu...'

698
Sewaktu mengucapkan kata-kata tersebut, Im Yan cu secara
beruntun me mperlihatkan sikap manjanya, sikap ce mburu dan genit,
hingga kese muanya itu mena mbah kecantikan dan daya tarik dari si
nona.
Pedang ular Perak Ciu heng thian merasa ge mbira sekali, buru-
buru sahutnya:
"Nona Im, cinta kasihku kepada mu adalah cinta kasib yang tulus,
tidak percayakah kau? Kau me ngatakan perhatianmu terhadap
keparat she Ku itu hanya dikarenakan pedang Ang soat kia m?
Benarkah itu?"
"'Aduuuh ma k, bagaimana sih ka mu ini? Sekarang kau malah
tidak percaya denganku?"
"Ooooh, tidak berani! Tidak berani Cuma mengapa kau tidak
me mbunuhnya se menjak dulu-dulu?'
Tiba-tiba Im Yan cu berkerut kening, ia lantas menghela napas
sedih.
"Aaaai, hal ini disebabkan dia dengan guruku masih terikat sedikit
hubungan, maka dari itu aku tak ingin disebut orang sebagai
penghianat perguruan, aku tahu ia sudah terkena pukulan beracun
Hou kut jian hun im kang, sejenis racun yang tak mungkin bisa
dise mbuhkan lagi, cepat atau lambat akhirnya dia pasti a kan
ma mpus jua..."
"Nona Im, benarkah kau menginginkan pedang Ang soat kiam
tersebut? Aku orang she Ciu pasti akan mendapatkannya secara
mudah, jangan kuatir, pedang itu tentu akan kuhadiahkan
kepadamu"
"Sekarang dia sudah ha mpir mati, sedangkan Kang la m Siang
hou terlebih cuma dua orang manusia bodoh, untuk mendapatkan
pedang Ang soat kia m, mengapa aku harus menggantungkan
kepada mu, aku toh bisa me lakukannya sendiri?"
Sekali lagi terpancar keluar sinar berahi dari balik mata si Pedang
ular perak Ciu Heng thian.

699
'Nona Im, pedang Ang soat kiam tersebut sudah didapatkan oleh
anggota perkumpulan ka mi. Tapi aku yakin dapat merampasnya
ke mbali dari tangan mereka'
Sepasang biji mata Im Yan cu yang jeli segera mengerling ke
sana ke mari, seperti mendongkol, seperti juga gembira, ia lantas
menatap wajah Pedang ular perak C iu Heng thian dan menatapnya
dengan penuh cinta kasih.
Ditatap secara begini, Pedang ular perak Ciu Heng thian segera
merasakan jantungnya berdebar keras, segulung hawa panas
menyerang dalam hati kecilnya, dia tidak menyangka kalau gadis itu
berhasil digaet hatinya dala m wa ktu sesingkat ini.
Angin mala m berhe mbus sepoi-sepoi mengibarkan baju Im Yan
cu dan me mper-lihatkan lekukan tubuh si nona yang ramping, padat
berisi dan menawan hati itu.
Tiba-tiba Im Yan cu mengulumkan sekulum senyuman manis
diujung bibirnya, sambil berjalan mengha mpiri Ciu Heng thian
dengan langkah yang le mah le mbut, tiba-tiba katanya dengan
manja:
'Orang she Ciu, kau benar-benar manusia bodoh yang tak tahu
bagaimana bercinta. . ."
Tiba-tiba..
In Yan cu mengerakkan tubuhnya mener-jang kehadapan Pedang
ular perak Ciu Heng thian, ke mudian telapak tangannya di ayunkan
ke depan dan...
'Sreeet, sreeet?" segulung desingan angin tajam segera
berkelebat me mbelah angkasa, lima gulung angin jari tangan yang
tajam dengan cepat mengurung jalan darah Yu bun tong kok, siang
ci, Im tok dan Magi hiat, lima buah jalan darah penting ditubuh Ciu
Heng thian.
Bukan saja serangan tersebut dilancarkan dalam keadaan orang
tak siap, jurus serangan yang dipakai juga a mat ganas dan keji.

700
Sementata itu si Pedang ular perak Ciu Heng thian sedang
tertegun setelah mendengar perkataan gadis itu, mendadak dia
me lihat telapak tangan lawan telah me nyambar didepan dadanya,
menyusul ke mudian lima gulung desingan angin taja m menyergap
keatas badannya:
Serangan itu dilepaskan dengan kecepatan bagaikan sambaran
petir, mimpipun pedang ular perak Ciu heng thian tidak mengira
kalau dala m sikap le mah le mbut dan alemannya Im Yan cu bisa
begini tega untuk me lepaskan serangan keji yang me matikan.
Dala m terkesiapnya buru-buru Ciu Heng thian mengegos ke
samping, tangan kanan nya segera dikebaskan ke depan
me lepaskan segulung tenaga pukulan yang sangat kuat, sementara
tubuhnya mundur ke belakang dengan cepat....
Kendatipun reaksinya cukup cepat, namun ia tak dapat
mengundurkan diri dengan begitu saja.
Mendadak. .. "Brreet ?" terdengar suara pakaian yang tersambar
robek, disusul suara dengusan tertahan.
Paras muka Ciu Heng thian berubah menjadi pucat pias, iga
kirinya tersambar angin pukulan hingga paka iannya robek dan darah
segar bercucuran me mbasahi tubuh nya.
Sejak tadi Im Yan cu sudah berniat melakukan pe mbunuhan, dia
ingin me mbi-nasakan anak muda tersebut dala m suatu sergapan
yang akan dilancarkan secara tiba-tiba dengan kecepatan luar biasa.
Itulah sebabnya, tadi ia sengaja mempergunakan kecantikan dan
kegenitan nya untuk me mpengaruhi perhatian Ciu Heng thian, tak
heran kalau dia tak sudi berhenti sampai disitu saja ketika dilihatnya
serangan yang dilancarkannya belum berhasil juga merobohkan
lawan. . .
Terdengar dia me mbentak nyaring, ujung bajunya segera
dikebaskan ke depan, mendadak baga ikan gulungan salju saja
me luncur ke depan dengan me mbawa gulungan hawa dingin yang

701
menggidikkan hati, kali inipun serangan tersebut ditujukan ke tubuh
Ciu Heng thian.
Bukan begitu saja, berbareng itu pula kakinya menjejak tanah
lalu dengan suatu gerakan yang cepat ia menyusul dari be lakang.
Senjata andalan dari Im Yan cu adalah sepasang ujung bajunya
yang kelewat panjang dan lunak itu, namun didala m perma inannya,
kain yang le mbe k justru berubah menjadi sebuah senjata pembetot
sukma yang tajam dan mengerikan, selain banyak kegunaannya
juga dapat dirubah-rubah sekehendak hati sendiri.
Serangan yang dilancarkan kali ini di lepaskan dengan sebuah
jurus serangan yang aneh dan sakti, diam-dia m Im Yan cu merasa
berbangga hati, dala m anggapannya serigala perempuan yang
me mua kkan dan menjengkelkan hati itu niscaya akan termakan oleh
serangannya dan terpapas kutung menjadi e mpat bagian.
Mencorong sinar bengis dari balik mata Pedang ular perak Ciu
Heng thian karena menahan gera m, sambil menggigit bibirnya
kencang-kencang me ndadak dia me lejit ke tengah udara, lalu
sepasang tangannya dilepaskan ke depan dengan suatu gerakan
aneh dan menya mbut datangnya ancaman lawan dengan keras
lawan keras. . .
Angin pukulan menderu-deru seperti angin puyuh, tajamnya
me lebihi golok, benar-benar sebuah ancaman yang menggidikkan
hati.
Im Yan cu sangat terperanjat, sambil me mbentak ujung bajunya
berbalik menggulung keluar, pinggangnya bertekuk indah, lalu
dengan me mpergunakan tangan yang lain ia menghantam sepasang
telapak tangan lawan.
Setelah itu ujung kakinya menjejak tanah dan secara tiba-tiba
me la mbung ke angkasa sambil melepaskan tendangan, bersamaan
itu pun ujung bajunya di kebaskan ke muka secepat sa mbaran petir.
Dua telapak, satu tendangan ditambah kebasan ujung baju,
beberapa jurus serangan yang aneh dan sakti itu ternyata

702
dilancarkan se mua dala m wa ktu singkat, me mbuat orang sukar
untuk me mbedakan mana serangan tangan, mana kebasan baju
dan mana tendangan.
"Plaaakk.!" terjadi suatu bentrokan yang a mat nyaring ...
Bahu kiri pedang ular perak Ciu Heng thian lagi-lagi terhajar oleh
sebuah pukulan Im Yan cu sehingga mengakibatkan pe muda itu
mundur sejauh tiga empat langkah dengan sempoyongan, tapi
justru karena hal itu juga, dua serangan berikutnya berhasil
dihindari pula dengan sela mat.
"Criiing. !" bunyi gemerincing nyaring berkumandang
me mecahkan keheningan.
Kini ditangan kanan Ciu Heng thian telah bertambah dengan
sebilah pedang ular peraknya, cahaya keperak-perakan yang
me mancar ke e mpat penjuru me mbiaskan pula raut wajahnya yang
diliputi kegusaran dan kebencian yang meluap.
Sementara itu, sebenarnya Im Yan cu henda k melancarkan
serangkaian ancaman lagi untuk me mbunuh lawannya setelah
serangannya bersarang telak ditubuh Ciu Heng thian tadi, akan
tetapi justru pada saat itulah Ciu Heng thian telah mencabut ke luar
pedang ular peraknya sa mbil menyodorkan senjata tersebut ke
depan dan me masang sebuah gaya serangan aneh.
Sebagai seorang gadis yang berpengalaman dan tahu keadaan,
tentu saja ia pun me ngetahui betapa lihaynya ancaman tersebut, dia
tak berani menyerang secara gegabah melainkan berdiri tenang
sambil me nghimpun tenaga me mpersiapkan diri.
Suara tertawa yang seram dan wajah yang menyeringai seram
karena diliputi perasaan denda m dan benci yang meluap-luap
menghiasi seluruh wajah Ciu Heng thian, terdengar ia berkata:
'Im Yan cu, kau perempuan jalang, sebenarnya aku orang she
Ciu hendak melayanimu sebagai seorang kekasih, tak tahunya kau
perempuan sunda l, rupanya sudah bosan hidup lagi di dunia ini,

703
hmmm! Mala m ini, bukan saja aku menghendaki tubuhmu, bahkan
akupun menghendaki sele mbar nyawa mu. ."
Paras muka Im Yan cu berubah sedingin es, katanya sinis:
"Bajingan cabul yang tak tahu malu, ma la m ini juga nona mu
akan mencincang tubuhmu menjadi berkeping-keping, aku henda k
me mbantu umat persilatan untuk melenyapkan seorang pencoleng
dari muka bumi. . ."
Sekali lagi Ciu Heng thian me mperdengarkan suara tertawanya
yang licik dan menyeramkan.
"Heeehhh. . . heeehhh. . . heebehhh. . . Im Yan cu, kau sudah
ditakdirkan untuk ma mpus ditangan aku orang she Ciu. Cuma, aku
pun hendak me mberitahukan kepada mu bagaimanakah keadaannya
sewaktu kurenggut nyawamu nanti, heeehhh. . . . heeehhh . . . aku
orang she Ciu akan menghilangkan kesadaranmu dan merubah mu
menjadi seorang jalang dan cabul, setiap saat setiap titik selalu
me mbutuhkan keputusan birahi untuk me muaskan hatimu,
ke mudian kau akan kehabisan tenaga dan akhirnya ma mpus karena
kekeringan."
Im Yan cu cukup mengetahui akan kehebatan ilmu silat yang
dimiliki Ciu Heng thian, walaupun ia berada dalam keadaan marah
sekarang, namun gadis tersebut tak berani melancarkan sergapan,
karena gaya serangan yang dipasang pemuda tersebut kini
mengandung suatu jurus pe mbunuh yang mengerikan seka li.
Begitulah sa mbil menahan kobaran hawa marah dala m hatinya,
gadis itu berkata lagi dengan dingin:
"Bajingan cabul, kalau me mang punya kepanda ian, ayo cepat
datang menghantar nyawamu, apa gunanya kau meski menunda
saat keberangkatanmu menuju ke akhirat."
Ciu Heng thian segera me mperlihatkan sekulum senyuman licik
yang mengerikan:
"Im Yan cu" dia berseru, "terus terang kuberitahukan kepadamu,
kini keparat she Ku dan kedua orang manusia bodoh itu sudah

704
ma mpus di tangan Thi bok sin kia m Cu Pok, kau tak usah terburu
napsu, sebentar marilah kita nikmat i dahulu sorga dunia sebelum
kau kuhantar pulang ke rumah nenekmu!"
Sekalipun Im yan cu tahu ka lau pihak lawan sengaja hendak
me mbangkitkan hawa amarahnya, tapi begitu mendengar tentang
keselamatan Ku See hong yang etranca m, hatinya kontan sukar
dikendalikan lagi.
Mendadak Im Yan cu me mbentak nyaring, sepasang telapak
tangannya didorong ke muka melancarkan dua gulung angin
pukulan yang maha dahsyat, ibaratnya bukit karang yang
berguguran ke atas tanah, diiringi suara deruan nyaring yang
me mbetot suka m, secepat sambaran kilat rmenggulung ke atrah Ciu
Heng thqian.
Pada saatr angin pukulannya dilepaskan inilah, tubuh Im Yan cu
turut me lejit pula ke tengah udara. . .
Sejak tadi Ciu Heng thian telah me mperhitungkan bahwa Im Yan
cu bakal me lakukan t indakan tersebut, maka disaat si gadis
me lepaskan serangannya tadi, dengan gaya burung bangau
me luncur ke angkasa, mendadak ia me lejit ke udara, lalu pedang
nya digetarkan ke depan, serentetan cahaya pedang berwarna
keperak-perakan langsung menyergap ke tubuh Im Yan cu. . .
Tatkala telinganya menangkap suara desingan angin pedang
yang me mekikkan telinga, Im Yan cu tidak sangsi lagi, tubuhnya
yang berada di udara segera berjumpalitan indah lalu dengan cepat
me layang turun ke bawah bermaksud hendak mencari jalan untuk
me larikan diri. . .
"Weeeesss !" ke mbali he mbusan angin berge ma diudara. . .
Bagaikan sesosok suka m gentayangan saja kembali Ciu Heng
thian menghadang dihadapannya, suara tertawa seram yang
menggetarkan sukma serasa menusuk pendengarannya.
Terdengar Ciu Heng thian berkata dengan bangga:

705
"Im Yan cu, buat apa kau mesti terburu-buru. Tunggulah sa mpai
kita menikmati dahulu sorga dunia sepuasnya sebelum kau
berangkat ke akhirat, dengan demikian baru tak sia-sia
kehidupanmu di dunia ini"
Im Yan cu berkerut kening, selapis hawa pembunuhan yang
mengerikan segera menghiasi wajahnya, jelas dia telah bertekad
hendak beradu jiwa dengan lawannya.
Agak terkesiap juga perasaan Ciu Heng thian setelah
menyaksikan sikap maupun paras muka gadis itu, na mun dia
merasa punya ke ma mpuan untuk menguasahi lawannya, maka
perubahan sikap tersebut sa ma seka li tidak me mbuat hatinya jeri.
Sambil tertawa dingin ke mba li ujarnya:
"Im Yan cu, kau tentunya bukan seorang gadis yang sudah
kehilangan keperawananmu bukan? Waaah. . . kalau selaput
daramu sudah didahului orang, aku bisa kecewa sekali, Heeehhh...
heeehhh... aku pikir keparat she Ku itu belum tentu me mpunyai
rejeki yang de mikian besarnya"
Disaat si anak muda itu masih berguman t iada hentinya,
sementara itu Im Yan cu telah me nghimpun segenap tenaga
dalamnya ke dalam tubuh, ia telah bersiap sedia melangsungkan
suatu pertarungan mati-matian, sebab ia mengerti Ciu Heng thian
adalah serigala perempuan yang berhati cabul, seandainya sampa i
terjatuh ke tangan iblis muda itu, sudah pasti dia akan menyesal
sepanjang jaman.
Sambil tertawa licik kedengaran Ciu Heng thian berkata lagi:
"Bersenang-senang sedikit nila inya melebihi seribu tahil e mas,
aku orang she C iu tak ingin mengulur waktu lagi ....."
Ditengah ucapan mana, pedang ular perak ditangan Ciu Heng
thian segera dilayangkan menciptakan berpuluh-puluh tit ik cahaya
bintang.

706
Ditengah selapis kabut cahaya yang teramat besar, serentak
hawa pedang yang tajam secepat kilat mene mbusi angkasa dan
me luncur ke bagian tubuh yang me matikan dari Im Yan cu.
Rupanya Ciu Heng thian juga tahu bahwa ilmu silat dari Im Yan
cu sangat lihay, ma ka begitu turun tangan dia lantas
me mperguna kan jurus serangan yang paling ganas.
Im Yan cu me mbentak nyaring, tubuhnya bergerak dengan suatu
gerakan aneh, sepasang lengannya berputar membentuk satu
lingkaran cahaya busur di sisi tubuhnya, kemudian secara bersilang
me lepaskan bacokan keluar.
Dua gulung angin pukulan yang dala m dan berat bagaikan
gelombang sa mudra, langsung menyerang hawa pedang lawan dari
dua arah yang berlawanan.
Gerak serangan yang dilancarkan itu benar-benar merupakan
suatu gerak serangan yang sangat aneh.
Kekuatan seranganya bagaikan gelombang besar di sa mudra,
cukup me nggetarkan hati setiap orang.
"Blaaa mm -Blaaa mmmm . !" terdengar dua kali benturan nyaring
mengge legar di angkasa.
Ciu Heng thian merasakan pergelangan tangannya menjadi kaku,
pedang ular peraknya terasa ditekan oleh segulung kekuatan
suhingga seakan-akan hendak terlepas dari ce kalan.
Berbareng dengan serangan dua telapak tangan yang dilakukan
Im Yan cu tadi, kedua ujung bajunya bagaikan dua ekor ular sakti
telah menggulung pula ke atas pedang ular perak milik C iu Heng
thian dari suatu sudut yang sangat aneh.
Ciu Heng thian benar-benar merasa terkesiap, dia tak menduga
kalau kepandaian silat yang dimiliki Im Yan cu ternyata jauh lebih
lihay daripada apa yang disangka se mula.

707
Menyaksikan datangnya serangan tersebut, ia tak berani berayal,
tubuhnya segera merendah, lalu menghindar ke samping secara
mendadak dengan suatu gerakan aneh.
Disaat tubuhnya berkelit, pedang ular pendek ditangannya
me mbuat gerakan lingkaran, selapis cahaya perak yang berkilauan
disertai dengan desingan angin taja m ke mbali meluncur keluar.
Jurus pedang yang dipergunakan kali ini adalah ilmu sakti yang
tercantum dala m kitab Pek kok cinkeng warisan dari Cing hay.
Cahaya pedang tampak berputar-putar, lalu seperti ombak
disungai me luncur ke muka dan mene mbusi setiap peluang yang
ada.
Dari gerak serangan lawan, Im Yan cu sudah tahu lihay, kali ini
berganti dia yang harus berkelit ke sa mping dengan ilmu gerakan
tubuh yang aneh, ke mudian sepasang telapak tangannya balas
mendorong ke muka melepaskan pukulan yang me mbendung hawa
pedang lawan.
Ciu Heng thian me mang seorang yang berhati keji dan pandai
me manfaatkan kese mpatan yang ada, cepat-cepat kakinya berputra
kencang, sambil me mbentak gusar pedang ular peraknya diputar
sambil digetarkan, cahaya pedang segera memancar ke mana-
mana.
Hawa pedang yang berbentuk seperti ular itu berkelak kelok kina
ke mari me mbawa desingan angin taja m yang mengerikan, dala m
waktu singkat delapan belas jalan darah penting di tubuh Im Yan cu
sudah terancam oleh serangan tersebut.
Kecepatan gerak yang digunakan pun sukar dilukiskan dengan
kata-kata.
Paras muka Im Yan cu berubah menjadi berat, mendadak
tubuhnya melejit ke tengah udara, telapak tangan kirinya diputar
me mbentuk satu lingkaran, sementara tangan kanannya langsung
menya mbar dari tengah udara.

708
Dala m jurus dua gerakan disertbakan bersa ma dedngan
menggunakaan dua kekuatan byang berbeda, kembali ia mendesak
mundur pedang ular perak lawan.
Jurus serangan yang digunakan barusan merupakan suatu
gerakan aneh, seakan-akan terdapat daya kekuatan im dan yang
yang saling berhubungan.
Begitu gerakan serangan dilancarkan, selapis hawa pukulan yang
maha dahsyat seakan-akan selembar jaring yang amat besar dan
kuat menggulung ke arah depan.
Suatu serangan yang benar-benar dahsyat dan menggetarkan
sukma setiap orang yang menghadapinya.
Tatkala hawa pedang yang dipancarkan dari ujung pedang ular
perak ditangan Ciu Heng thian sa ling bersentuhan dengan hawa
pukulan yang aneh itu, seketika itu juga timbulah segulung tenaga
hisapan yang sangat dahsyat yang me maksa gerakan pedang ular
peraknya bergerak miring ke arah sa mping.
Setelah me mpunyai pengala man te mpo hari, dala m kejutnya Ciu
Heng thian segera berjongkok ke bawah, pedang ular peraknya pun
turut segera me mbuyar, buru-buru dia me mutar senjatanya
menciptakan selapis dinding hawa pedan untuk melindungi seke liling
tubuhnya.
Jurus serangan Ciu Heng thian yang lincah dan gesit kali ini
digunakan secara tepat sekali serta mendatangkan manfaat yang
tak terduga.
Kiranya sewaktu Im Yan cu menge luarkan ilmu pukulan aneh
tadi, tangan kirinya melepaskan pula lima gulung desingan angin
pukulan yang berhawa tajam.
Tapi serangan tersebut segera me mbentur di atas dinding
pedang Ciu Heng thian yang diciptakan sangat rapat dan kuat, oleh
karena itu telah terjadi serentetan suara ledakan yang a mat nyaring,
semuanya punah dengan begitu saja.

709
Tubuh Ciu Heng thian yang berada dala m posisi setengah
berjongkok itu mendadak bergerak ke depan secepat sambaran
angin puyuh. tubuh berikut pedangnya dengan cepat menggulung
ke arah mana Im Yan cu sedang berdiri.
Im Yan cu me mang berkepandaian luar biasa, berada dalam
keadaan demikian, kaki kanannya segera menutul pada kaki kirinya,
lalu se kali lagi me la mbung ke udara setinggi dua ka ki lebih.
Kelitan yang dia lakukan inipun tepat sekali saatnya, babatan
pedang Ciu Heng thian ke mbali mengenai sasaran yang kosong,
meski se lisihnya hanya sedikit sekali dari sasaran.
Baru saja sepasang kaki Im Yan cu menyentuh permukaan tanah,
tubuhnya ke mbali menerjang ke muka dengan cepat, angin pukulan,
kebasan ujung baju dan bayangan tendangan dala m wa ktu singkat
bersama-sama ditujukan ke tubuh C iu Heng thian.
Pedang ular perak di tangan kanan Ciu Heng thian berputar
kencang menciptakan kabut pertahanan yang begitu rapat seperti
sebuah jaring laba-laba, bersusun-susun begitu rapatnya hingga
tercipta selapis dinding cahaya yang sangat kuat..
Jurus serangan yang dimainkan pedang ular perak pun kian la ma
kian berta mbah ganas, perubahannya aneh, sakti dan sukar diraba.
Gerakan tubuh Im Yan cu jauh lebih hebat lagi, bagaikan bidadari
yang turun dari angkasa, dia bergerak kian ke mari dengan
kecepatan tinggi, sementara serangan demi serangan dilancarkan
bagaikan air sungai yang menjebolkan bendungan, menga lir ke luar
tiada hentinya.
Dala m waktu singkat dia telah me lancarkan serangkaian
serangan yang mengerikan.
Begitulah, dua orang tersebut segera terlibat dalam suatu
pertempuran yang benar-benar a mat seru dan sengit. .
Angin puyuh me mancar ke e mpat penjuru, pasir dan batu
beterbangan me menuhi angkasa, dari sini bisa dibayangkan betapa
ramainya pertarungan yang sedang berlangsung.

710
Semakin la ma bertarung, ke dua orang itu bertempur ma kin
sengit, jurus-jurus serangan yang digunakan ma kin la ma se makin
aneh pula, setiap jurus, setiap gerakan ha mpir se muanya
merupakan jurus-jurus serangan sakti yang harus me meras otak
orang lain untuk me matahkannya.
Justru karena kepandaian silat yang dimiliki ke dua orang ini
berada dalam keadaan seimbang, sedang jurus serangan yang
mereka gunakan pun ha mpir berimbang ke kuatannya, maka
sekalipun pertarungan sengit itu telah berlangsung hampir tiga
kentongan, masing-masing pihak pun sudah saling melancarkan
delapan ratus jurus serangan, akan tetapi tiada satu pihakpun yang
berhasil meraih kedudukan di atas angin.
Sebenarnya tenaga dalam yang dimiliki Ciu heng thian lebih
tinggi, daya tahan seorang lelaki pun jauh lebih baik daripada kaum
wanita, akan tetapi berhubung sebelum pertarungan berlangsung
dia sudah termakan dua serangan dahsyat dari Im Yan cu lebih
dulu, kendatipun luka ini untuk sementara waktu masih bisa ditahan
dengan me mpergunakan hawa murninya, namun la ma kela maan
hawa murninya menjadi tak lancar. dia pun mula i merasa agak
kepayahan.
Im Yan cu, ketika baru terjun ke dala m dunia persilatan tempo
hari, musuh tangguh pertama yang dia hadapi adalah manusia aneh
berkerudung yang dijumpainya di depan kuil bobrok dulu, orang itu
sebenarnya tak lain adalah salah seorang murid murtad dari Bun ji
koan su yakni Jian hun kim ciang Tu Pak kim.
Selanjutnya mata-musuh yang terhitung cukup tangguh adalah si
pedang ular perak Ciu Heng thian.
Tak heran kalau sekarang dia pun sudah mula i bermandikan
keringat, namun serangan de mi serangan yang dilancarkan masih
tetap amat dahsyat dan luar biasa.
Sementara itu kentongan ke lima sudah menjelang tiba, fajar
sudah mula i menyingsing di langit timur.

711
Pedang ular perak Ciu Heng thian benar-benar dibikin terkejut
oleh ke ma mpuan ilmu silat dari Im Yan cu.
Sejak me mperoleh kitab pusaka Pek Toh cinkeng dari Cing hay,
dia beranggapan bahwa ilmu silat yang dimilikinya sekarang sudah
tiada taranya lagi, dia menganggap dala m penge mbaraannya dala m
dunia persilatan nanti, sudah pasti akan ma lang me lintang, tanpa
tandingan.
Siapa tahu, begitu muncul dala m dunia persilatan, dia segera
ditaklukkan oleh kehebatan ilmu silat dan kecantikan wajah Ceng
Lan hiang, ketua dari Ban sia kau.
Dala m pertarungan yang pertama kali diadakan ke mudian iapun
harus menderita keka lahan total diujung pedang Ku See hong dan
sekarang dia pun tak ma mpu mena klukkan Im Yan cu.
Berada dalam keadaan demikian, sadarlah bajingan muda ini
seandainya dia tidak me mperguna kan cara yang licik bdan siasat
kejid, sulit rasanyaa untuk menaklukbkan Im Yan cu, apalagi
me menuhi harapannya untuk menikmati kehangatan tubuh gadis
tersebut.
Sebaliknya lm Yan cu pun mulai kacau pikirannya setelah
menyaksikan fajar telah menyingsing, dia a mat menguatirkan
keselamatan jiwa Ku See hong.
"Bila aku tida k menggunakan ilmu Hay jin ciang ajaran guruku,
niscaya sulit bagiku untuk me mbinasakan lawan .. .." demikian dia
mulai berpikir. berpendapat demikian, mendada k saja gadis itu
berpekik nyaring. . .
Segulung hawa pukulan yang me mbawa udara dingin seperti
gelombang dahsyat yang datangnya bergulung-gulung dari tengah
udara, langsung menghantam Ciu Heng thian dan mendesaknya
habis-habisan.
Sementara itu Ciu Heng thian telah menghimpun tenaga Tay ih
kun goan khikangnya keda la m tangan kiri sebesar sepuluh bagian.

712
Diiringi bentakan nyaring, dia melepaskan e mpat buah pukulan
secara beruntun dengan jurus Huang hong si ni (angin puyuh hujan
badai).
Begitu gerak serangan dila kukan, angin pukulan yang me mbawa
desingan tajam ibaratnya gunung karang yang ambruk, langsung
me luncur ke muka dan menyambar setiap benda yang dijumpainya.
Tatkala dua gulung hawa serangan yang berbeda jenis itu sa ling
bertemu satu sama lainnya, segera terjadilah suatu ledakan dahsyat
yang me mekikkan telinga.
Menyusul ke mudian. . .
"Blaaa mm, blaaa mm, blaamm..!"' secara beruntun terjadi lagi
ledakan-ledakan beruntun yang me mekikkan telinga.
Tampak bayangan manusia saling berpisah, angin taja m seperti
sayatan pisau menya mbar ke e mpat penjuru dan me mbabat habis
semua rumput, bunga dan tetumbuhan lainnya.
Sampa i dimanakah kehebatan dari tenaga serangan tersebut,
bisa dibayangkan dari kerusakan yang timbul akibat ledakan mana.
Sesaat kemudian, suasana di sekeliling tempat itu diliputi
keheningan yang luar biasa, yang terdengar hanya dengusan napas
yang me mberat.
Pedang ular perak ditangan Ciu Heng thian terkulai ke bawah,
noda darah me mbekas di ujung bibirnya, sepasang matanya merah
me mbara penuh mengandung kebencian yang me luap, mukanya
pucat pias sedang kulit wajahnya mengejang keras.
Tangan kirinya juga terkulai ke bawah, seakan-akan sudah tak
bertenaga lagi untuk diangkat, namun dilihat dari caranya
menggengga m, agaknya secara diam-dia m ia telah
menye mbunyikan sesuatu benda yang jahat dibalik jari tangannya
itu.
Im Yan cu berdiri pula dengan napas tersengkal, dadanya
berombak na ik turun mengikuti napasnya yang me mburu, wajahnya

713
berubah menjadi pucat pias, pakaiannya robek beberapa bagian,
namun matanya yang jeli justru me mancarkan hawa pe mbunuhan
yang sangat menggidikkan hati.
Rupanya saat itu dia sedang menghimpun sisa tenaga dalam
yang dimilikinya untuk melepaskan serangan terakhir yang
me matikan bagi Ciu Heng thian...
Mendadak. . .
Im Yan cu menyerang dengan menggunakan ilmu simpanannya,
Hay jin ciang atau pukulan unggas laut yang maha dahsyat itu.
Tiba-tiba tubuhnya melejit ke angkasa, di tengah udara
mendadak badannya menyusut sementara sepasang lengannya
dipentangkan lebar-lebar, pakaiannya yang berwarna biru segera
bergetar menciptakan gelombang de mi gelombang..
Suatu ketika, sepasang tangan Im Yan cu dirapatkan menjadi
satu dan melurus ke depan, tubuhnya seperti seekor burung elang
buas secepat kilat menya mbar tubuh Ciu Heng thian.
Tatkala ujung jari tangannya mencapai enam depa dari tubuh Ciu
Heng thian, badannya bergetar keras dan mendadak menukik ke
bawah.
Disaat tubuhnya ha mpir mencapai tanah inilah, sepasang
tangannya secara aneh me mbentang lebar ke mbali.
Suatu kekuatan daya serangan yang mengerikanpun segera
terbentang di depan mata..
Akan tetapi pada saat itu pula...
Mendadak Ciu Heng thian mengayunkan tangan kirinya ke muka,
bubuk berwarna merah darah segera meluncur ke depan dan
menghanta m wajah Im Yan cu.
"Sreeet, sreeet, sreeet...!" serentetan cahaya berkilauan
menya mbar lewat, Ciu Heng thian segera memperdengarkan
dengusan tertahan.

714
Hawa khikang Tay ih kun goan yang telah dikerahkan ke seluruh
jalan darah penting di tubuhnya itu tak sanggup me mbendung
dahsyatnya tenaga pukulan Hay jin ciang yang dilancarkan Im Yan
cu.
"Uuaakkk....!" darah kental menyembur ke luar dari mulut orang
she Ciu itu, tubuhnya mundur ena m langkah dengan se mpoyongan
dan akhirnya roboh le mas diatas tanah.
Tapi pada saat itu pula Im Yan cu telah mengendus bau bubuk
merah yang disambit ke arahnya, tiba-tiba saja dia merasakan hawa
murninya punah tak berbekas, lalu diiringi seruan tertahan, seluruh
badannya roboh terjungkal ke atas tanah, pandangan nya menjadi
gelap dan akhirnya gadis itu jatuh tak sadarkan diri.
oooo0dw0oooo

BAB 33
PEDANG ular perak Ciu Heng thian merangkak bangun dengan
cepat kini rambutnya sudah terurai tak karuan, sekujur badannya
penuh berlepotan darah, sambil me ngangkat wajahnya yang
mengerikan, kulit mukanya mengejang keras, sepasang matanya
menatap tubuh Im Yan cu yang tak berkut ik lekat-lekat, sementara
sekulum senyuman licik dan cabul menghiasi bibirnya.
Raut wajah yang pada dasarnya sudah mengerikan, kini kelihatan
semakin menggidikkan hati.
Dengan cepat dia mengatur napas dan berusaha keras menekan
gejolak hawa darah di dalam dadanya, kurang lebih seperminum teh
ke mudian pe lan-pelan dia baru bergerak mendekati tubuh Im Yan
cu.
Sementara itu fajar telah menyingsing, sinar yang berwarna
keemas-e masan muncul dari ba lik bukit situ, mene mbusi kabut pagi
dan menerangi seluruh jagad.

715
Im Yan cu me meja mkan matanya rapat-rapat, napasnya teratur,
payudaranya bergelobang naik turun, wajahnya yang cantik mole k
bersemu merah di bawah sinar matahari pagi, ia nampa k lebih
cantik dan menawan hati .
Sepasang mata jalang Ciu Heng thian tanpa berkedip mengawasi
terus wajahnya yang cantik, sementara suara tertawa licik dan cabul
bergema tiada hentinya.
"Heeehh.. heeehh.. heeeeehh, kecantikan gadis ini tida k kalah
dengan kecantikan kaucu, heeehh...heeehh...heeehh... biasanya
gadis cantik se maca m ini tentu me mpunyai rasa yang istimewa
pula."
Sambil me mperdengarkan suara tertawa cabulnya yang
berkumandang tiada hentinya, pelan-pelan dia membopong tubuh
Im Yan cu dan berjalan menuju dala m hutan didepan sana..
Sungguh kasihan Im Yan cu, ia telah terkena obat pemabuk dari
musuh keji sehingga jatuh tak sadarkan diri, dia tidak tahu ka lau
kesucian tubuhnya kini terancam bahaya, kehormatannya hendak
dinodai oleh manusia biadab tersebut.
Sambil me mbopong tubuh Im Yan cu, si pedang ular perak Ciu
Heng thian berjalan masuk ke dala m hutan dan me mbaringkan
tubuh gadis itu di bawah sebatang pohon.
Berada dalam keadaan begini, dia tak sanggup mengendalikan
kobaran napsu birahinya lagi, dengan bibirnya yang masih
berlepotan darah, dia langsung mencium pipi Im Yan cu yang halus
itu dengan bernapsu.
Im Yan cu me miliki tenaga dalam yang sempuna, walau dia
terkena obat pemabuk yang keras hingga pingsan, tapi tak selang
berapa saat kemudian pelan-pe lan kesadaran nya pulih ke mba li.
Pertama-tama yang dirasakan olehnya adalah tubuhnya sedang
ditindihi seseorang hingga sukar bernapas, lalu terendus bau
anyirnya darah serta panasnya bibir yang sedang menciumi seluruh
wajahnya.

716
Dengan cepat Im Yan cu menyadari apa gerangan yang telah
terjadi, ia menjadi ma lu sekali.
Dengan sekuat tenaga dia berusbaha untuk meronta dan
me lepaskan diri dari tindihan orang, tapi dia merasa sama sekali tak
bertenaga, sepasang tangannya ingin digunakan untuk mendorong
tubuh Ciu Heng thian, na mun tangan itupun le mas tak bertenaga.
Ketika Ciu Heng thian menyaksikan Im Yan cu sudah mendusin,
karena kuatir gadis itu menga mbil keputusan pende k lantaran malu
dan gusar, cepat-cepat membalikkan badannya lalu tangan
kanannya secepat kilat menotok jalan darah Ya si hiat diseputar
bibir serta Ay tiong hiat pada sepasang lengannya.
Sewaktu menengok jalan darah tersebut ternyata Ciu Heng thian
me lakukannya dengan tenaga yang diperhitungkan, hingga dengan
demikian gadis ini tak sa mpai jatuh pingsan, dia hanya bermaksud
untuk mencegah korbannya bunuh diri saja.
Ternyata jalan darah Ya si hiat merupakan nadi yang menguasahi
seputar gigi, bila jalan darah itu tertotok maka mulut serta gigi tak
ma mpu berkut ik lagi.
Dala m keadaan begini Im Yan cu benar-benar merasa
mendenda m se kali, dia tak me nyangka kalau orang ini moralnya
sudah begini buruk sehingga berani berbuat bejad.
Kini jalan darah Ya si hiatnya sudah tertotok, satu satunya
harapan untuk me mpertahankan kehormatan sendiri yakni dengan
menggigit putus lidah sendiripun lenyap tak berbekas.
Dengan begitu, dia benar-benar sudah mati kutunya, sekarang
dia hanya bisa pasrah nasib dan membiarkan Ciu Heng thian
me muaskan napsu birahinya atas kemontokan serta kehangatan
tubuhnya tanpa melawan.
Tiba-tiba dua tit ik air mata jatuh berlinang me mbasahi wajah Im
Yan cu yang cantik, ia benar-benar merasa sakit hati dan sedih
sekali, ia tak mengira dirinya bakal mati ditangan manusia laknat

717
semaca m ini, bahkan harus mati dengan kehilangan kehormatannya
lebih dulu, hancur lebur rasanya perasaan gadis itu.
Namun sekarang, ia tak ma mpu bersuara, tenaga untuk meronta
pun tak dimiliki, keadaannya tak berbeda dengan seekor anak
domba yang diikat ke e mpat kakinya.
Kalau domba yang menghadapi aja lnya masih bisa merintih,
maka dia sama sekali tak dapat berbuat apa-apa lagi...
Setelah berhasil menotok jalan darah di tubuh Im Yan cu, Ciua
Heng thian merogoh sakunya dan menge luarkan sebutir pil
berwarna merah, katanya sambil tertawa seram:
'Im Yan cu, tahukah kau apa na ma pil ini? Heeeehhh...
heeeehhhh... heeeehhhh..."
Mendengar partanyaan itu, mendadak terlintas kemba li dala m
benak Im Yan cu akan perkataannya tadi, kontan paras mukanya
berubah menjadi pucat pias seperti mayat, sorot matanya
me mancarkan sinar ketakutan dan sinar permohonan yang
mengenaskan, dia berharap se muanya itu tida k terjadi secara
benar-benar.
Setelah tertawa seram ke mbali C iu Heng thian berkata:
'Mungkin kau tahu bukan bahwa di dala m dunia persilatan
terdapat semacam obat yang bisa me mbangkitkan napsu birahi
orang?"
"Heeehh... heeeehhh.. heeehhhh... pil berwarna merah darah ini
adalah obat perangsang yang dapat membangkitkan napsu birahi
orang, obat ini merupakan obat perangsang terkeji dan terkeras
yang ada di dunia ini, orang persilatan menyebutnya sebagai Im
hwee si hun wan (pil api dingin perenggut nyawa)!`
-ooo0dw0ooo-

Jilid 22

718
IM YAN CU kurang bagitu tahu tentang nama "Im hwee si hun
wan" tersebut, karenanya, ia belum begitu putus asa terhadap
keadaan yang menimpanya, akan tetapi seandainya nama obat itu
didengar oleh seseorang yang mengerti tentang obat-obatan,
niscaya dia akan menjerit kaget dengan perasaan ngeri.
Dari perubahan mimik wajah Im Yan cu, Ciu Heng thian tahu
kalau gadis tersebut tidak begitu mengetahui akan kehebatan pil
perangsang itu, ma ka ujarnya lagi sa mbil tertawa rendah:
'Im Yan cu, tentunya kau belum mengetahui tentang sifat dari
obat perangsang yang bernama lm hwee si hun wan ini bukan? -
Hmmm, hmmm .... tak ada salahnya kalau aku orang she Ciu
terangkan dulu sifat dari obat ini.
"Obat perangsang Im hwee si hun wan adalah obat perangsang
paling dahsyat yang pernah tercantum dala m kitab pusaka Ban sia
cinkeng, kekejiannya sama sekali tida k berada dibawah kekejian
racun Hou kut jian hun im kang yang mendeka m ditubuh keparat
she Ku itu. Cuma sifatnya saja arak sedikit berbeda, barang siapa
makan obat ini maka nafsu birahinya segera akan berkobar, baik itu
lelaki atau perempuan, bila tidak segera dipenuhi yang me mbakar
dalam tubuh sang korban akan menyiksanya habis-habisan sebelum
akhirnya seluruh nadi dida la m tubuhnya pecah dan tewas.
"Sebaliknya bila api nafsu birahinya berhasil dipada mkan dengan
me lakukukan hubungan sengga ma, itu pun hanya bersifat
sementara, setelah dia tertidur nyenyak sela ma dua hari, api racun
itu akan mulai me mba kar lagi nafsu birahinya, dia harus me lakukan
hubungan sengga ma untuk kedua kalinya untuk menghilangkan
siksaan tersebut, tapi enam hari ke mudian hal ini akan ka mbuh
ke mbali, dan disaat mela kukan hubungan sengga ma yang ke t iga
kalinya inilah maka orang tersebut akan kehabisan sumsum
tubuhnya sehingga mengakibatkan ke matian.
"Mengapa bisa begini? Hal ini disebabkan orang yang terkena
racun Im hwee si hun wan akan terbakar napsu birahinya secara
habis-habisan, sewaktu melakukan hubungan ke la min pun dia tak
akan puas dengan hubungan yang norma l, karena itu sumsum
719
dalam tubuhnya akan menga lir terus tiada hentinya sampai api
birahi itu pada m.
"Tubuh yang kelewat penat inilah yang menyebabkan sang
penderita tertidur sampa i berhari-hari la manya.
"Biarpun orang itu me miliki tenaga dala m yang bagaimana pun
sempurnanya, asal menelan pil itu, dia tak akan tahan untuk
me lakukan hubungan ke la min yang ke tiga kalinya, sebab saat itu
dia akan kehabisan sari badan yang menyebabkan ke matian.
"Disa mping itu, obat Im hwee si hun wan masih me mpunyai
suatu keistimewaan lagi, yakni orang yang menelan obat itu ma ka
semua kesadarannya akan terpengaruh oleh napsu birahi, dia a kan
berubah menjadi kalap, oleh desakan napsu birahinya yang tak
tertahankan, biasanya secara otomatis dia akan merengek kepada
lawan jenisnya untuk me lakukan hubungan kela min dengannya...
"Heeehh...heehhh...eeehh.. Im Yan cu, bila kau sudah menelan obat
itu nanti, tak sampai seperempat ja m, kau akan merengek sendiri
kepadaku untuk me nggauli mu, heeehhhe... heehh... nah, dalam
keadaan seperti inilah suasana baru nikmat rasanya, kau amat
cantik, tubuhmu padat berisi, tentu saja aku tak akan me lepaskan
setiap kesempatan yang ada untuk menghubungi mu, aku akan
berhubungan terus denganmu sa mpai kau mati.
"Anggap saja hal ini merupakan keberuntungan bagimu, orang
bilang jadi setan pun ingin romantis, mungkin beginilah yang
dimaksudkan..
"Coba kau lihat keparat she Ku itu, dia tidak me mpunyai rejeki
seperti ini, yang mengeram dala m tubuhnya adalah Hou kut jian
hun im kang, buktinya dia harus tersiksa sepanjang hari sebelum
ma laikat elma ut merenggut nyawanya..
"Masih ada satu hal lain yang perlu kau ketahui, yakni racun Im
hwe si hun wan tersebut tidak ditemukan obat penawarnya, dalam
kitab Ban sia cinkeng pun tida k dite mukan resepnya, maka barang
siapa sudah makan obat itu, selesai menikmati sorga dunia sepuas-
puasnya, hanya jalan ke matian saja yang akan me mbebaskan dia"

720
Selesai mendengarkan penjelasan tersebut Im Yan cu benar-
benar merasa terperanjat sekali, sinar penuh permohonan
me mancar keluar dari ba lik matanya yang jeli, dia seperti lagi
me mohon kepada Ciu Heng thian agar jangan berbuat de mikian.
Pedang ular perak Ciu Heng thian menyeringa i seram, jengeknya
sambil tertawa dingin:
"Im Yan cu, kau menyesal. ..Haaahh... haaahh... haaaahh..."
Butiran air mata ke mbali jatuh bercucuran me mbasahi wajah Im
Yan cu, selapis hawa gusar, derita dan benci yang sukar dilukiskan
dengan kata-kata menyelimuti wajahnya, sekarang dia benar-benar
me mbenci manusia laknat yang bermoral bejad ini hingga merasuk
ke tulang sumsum, dia bersumpah bila ada kese mpatan baginya
untuk me mba las dendam, dia akan mencincang tubuh orang ini
hingga hancur berkeping-keping.
Kembali pedang ular perak Ciu Heng thian berkata:
"Im Yan cu, penderitaan hatimu hanya akan kau alami dala m
waktu-waktu terakhir ini, tak usah kuatir penderitaan tersebut hanya
berlangsung singkat, kemudian kau akan mengala mi kebahagiaan
dan kesenangan yang tak terlukikan dengan kata-kata.
.heehhh...heeeehhh.. sekarang aku orang she Ciu sudah tak
sanggup menahan diri lagi, cepatlah kau telan pil Im hwee si hun
wan tersebut!"
Sambil berkata Ciu Heng thian segera menggengga m dagu Im
Yan cu dan mencekik nya, setelah itu dia menjejalkan pil Im hwee si
hun wan tersebut ke dala m mulut sang nona.
Im Yan cu yang cantik jelita bak bidadari dari kahyangan dan
berhati suci bersih ini, benarkah akan mengala mi nasib yang tragis?
Kehormatannya digagahi oleh manusia la knat berhati binatang yang
tak tahu malu ini?...
Untuk se mentara baiklah kita tinggalkan dulu nasib si nona yang
menghadapi perkosaan tersebut .....
oooo0dw0oooo

721
DALAM pada itu, Ku See hong telah dilarikan oleh bayangan
manusia yang kecil mungil tersebut dari dala m ka marnya.
Ilmu silat yang dimiliki bayangan kecil mungil itu benar-benar
luar biasa sekali, dala m sekali kebasan tangannya, ia telah menotok
jalan darah Kangla m siang hou, kemudian setelah menge mpit tubuh
Ku See hong dia menyambar pedang Ang soat kiam, dia melejit
ke mbali meninggalkan te mpat itu.
Beberapa maca m gerakan mana dilakukan berbarengan
waktunya dan dalam sekejap mata, bisa dibayangkan bagaimanakah
cepatnya gerakan orang itu.....
Sekalipun ia sedang dirisaukan oleh keadaan Ku See hong,
namun pikiran yang kusut tak sampai me mpengaruhi kecepatan
ilmu meringankan tubuhnya, diantara permukaan tanah yang tinggi
rendah tak menentut dia berkelebat pergi dengan ceptanya.
Dala m waktu singkat ia telah me mbawa tubuh Ku See hong
me lompati ka mar-ka mat dari penginapan yang tang dan berlarian di
atas atap rumah penduduk kota.
Sesaat kemudian, ia sudah menerobos masuk ke da la m sebuah
bangunan loteng yang sepi dan bobrok.
Bangunan gedung itu tidak kecil, bangunan rumah bersusun-
susun tapi seperti sudah la ma tak pernah ditempati manusia, di
depan hala man rumah tumbuh pohon pek yang yang lebar, debu
kering me menuhi permukaan tanah me mbuat suasana disekitar
bangunan tersebut terasa lebih menyeramkan..
Terhadap bangunan rumah tersebut, tampaknya orang itu cukup
hapal, dengan cepatnya dia sudah mela mpaui beberapa hala man
rumah dan tiba di sebuah hala man kecil.
Mungkin disanalah dia bertempat tinggal, sekeliling hala man di
atur sangat rapi, pohon dan bunga beraneka warna, ketika angin
berhembus lewat terendus bau harum se merbak yang menyegarkan
badan.

722
Tempat ini kalau dibandingkan dengan hala man rumah
disebelahnya, boleh dibilang bagaikan langit dan bumi.
Sambil me mbopong tubuh Ku See hong, dia menuju ke depan
sebuah pintu ruangan dan me ndorongnya pelan, pintu segera
terbuka lebar...
Dibawah sinar bintang yang me mancar di angkasa, secara lamat-
la mat suasana dala m ruangan itu dapat terlihat jelas.
Tampak ruangan tersebut diatur sangat rapi, diatas dinding
tergantung beberapa lukisan pemandangan, disebelah kanan
terdapat sebuah meja besar serta sebuah pembaringan, diatas meja
berjajar sederet kitab, sedang permukaan lantai berlapiskan
permadani putih.
Dilihat dari dekorasinya, dapat disimpul kan kalau pe miliknya
adalah seorang yang mengerti seni..
Pelan-pelan dia me mbopong tubuh Ku See hong me masuki
ruangan dan me mbaringkan nya diatas pembaringan, ke mudian
menyulut lilin, cahaya terang segera menerangi se luruh ruangan.
Mendadak dari ba lik tirai dibela kang pintu ka mar terdengar
seseorang menegur dengan le mbut:
"Apakah enci sudah pulang?'?
Bersamaan dengan bergemanya suara itu, tirai disingkap dan
muncul seorang bocah lelaki berusia delapan tahun, berwajah bersih
dan bermata jeli, mukanya yang tampan dan gagah me mperlihatkan
kalau ia adalah seorang bocah yang pintar.
Dibawah sinar lilin ta mpak pula wajah orang yang bertubuh
ramping itu, dia mengena kan secarik kain warna warni untuk
menutupi wajahnya, rambut yang panjang dibiarkan terurai
dibelakang bahu, jelas dia adalah seorang gadis yang ra mping.
Seandainya dia tidak mengenakan kain kerudung untuk menutupi
wajahnya, sudah pasti akan terlihat pula raut wajahnya yang cantik
jelita.

723
Diatas kain kerudungnya itu bersulamkan sesosok tulang
tengkorak manusia! se mentara disekitarnya terdapat da belas
kuntum bunga bwee ..
Tulang tengkorak me la mbangkan kese-ra man dan kengerian,
bunga bwee mela mbangkan kesucian, ke le mbutan dan kehangatan.
Kini dua maca m benda yang berbeda sifat disula m bersa ma-sa ma
di atas seraik ka in kerudung, jelas terlihat bagaimana misterius nya
perempuan tersebut...
Ternyata gadis ini tak la in adalah manusia aneh berkerudung
warna warni yang termashur namanya dalam dunia persilatan,
dialah ketua dari Hiat mo bun yang menggetarkan jagad.
Namun bagaimanakah sebenarnya raut wajah orang ini?
Jangankan orang lain, sekalipun bocah lelaki yang amat dekat
hubungannya dengan gadis itupun belum pernah me lihat.
Waktu itu, Hiat mo buncu yang berudung sedang mengawasi
wajah Ku See hong tanpa berkedip.
Sedang bocah le laki itu dengan sepasang matanya yang jeli dan
hidup juga me mandang sekejap Ku See hong yang berbaring di atas
pembaringan, ke mudian tegurnya keheranan:
"Enci, siapakah orang ini?"
Mendadak manusia berkerudung itu menghela napas sedih,
sahutnya:
"It Khi, dialah Leng hun koay seng (manusia aneh bersukwa
dingin) Ku See hong yang a mat menggetarkan dunia persilatan"
"Dia adalah manusia aneh bersukma dingin Ku See hong”, nada
suara bocah lelaki yang berna ma It Khi itu diliput i perasaan kaget
dan tercengang.
Dua titik air mata jatuh berlinang me mbasahi wajah si nona
dibalik kerudung nya, lalu mengangguk dengan sedih.

724
''Benar, dialah manusia aneh bersukma dingin Ku See hong, oleh
karena terkena pukulan beracun Hou kut jian hun im kang dari Ceng
Lan hiang, Ketua Ban shia kau, keadaannya berubah menjadi begini
rupa"
Bocah lelaki yang polos dan linach itu she Kho berna ma It Khi,
dia bukan adik kandung manusia berkerudung itu, me lainkan
seorang anak yatim piatu yang mengenaskan.
Ia baru ditemukan oleh manusia berkerudung itu pada e mpat
bulan berselang.
Oleh karena manusia berkerudung itu me lihat wajah Koo It khi
menarik, pintar dan menyenangkan, maka dia lantas menganggap
nya sebagai adik kandung sendiri, siang ma la m selalu menyertainya,
itulah sebabnya meski baru e mpat bulan, namun Kho It khi telah
berhasil me mpelajari banyak sekali ilmu silat yang maha dahsyat
dari manusia berkerudung itu.
Setelah menerima budi kebaikan dan kasih sayang yang amat
menda la m dari manusia berkerudung itu dala m hati kecil Kho it khi
sudah timbul sebuah tekadnya untuk me mbalas budi kebaikan
tersebut.
Tiap kali manusia berkerudung itu sedang murung atau
bermura m durja, dia sela lu ikut pula merasa tak tenteram.
Walaupun setiap saat setiap detik bocah itu selalu berusaha
untuk menyelidiki sebab-sebab yang me mbuat gadis itu murung,
namun usahanya itu selalu tak berhasil, bahkan diapun tak pernah
menyaksikan raut wajah aslinya.
Akan tetapi, bocah itu tahu bahwa gadis itu sudah pasti berwajah
cantik jelita.
Dala m pada itu dikala Kho it khi menyaksikan encinya yang
misterius itu mengucurkan air mata, mendadak terlintas satu
ingatan di dala m bena knya, diam-dia m dia berpikir:
'Heran, mengapa enci misterius segera menangis setelah
menyaksikan keadaan Leng hun koay seng yang mengenaskan itu?

725
Selama e mpat bulan ini, aku tahu ka lau enci merahasiakan suatu
persoalan yang memedihkan hatinya, namun sela ma ini dia tak
pernah menangis," paling banter ia cuma menghela napas, tapi
ma la m ini... mengapa dia seakan-akan telah berubah sa ma sekali"
Tatkala ingatan tersebut me menuhi bena knya yang kecil, dia
lantas bertanya:
'Enci, apakah kau sudah pernah kenal dengan Leng hun koay
seng Ku See hong?"
Agak terperanjat manusia berkebrudung itu olehd pertanyaan
yanag diajukan, lewbat sesaat ke mudian dia baru menjawab:
'It khi, dahulu aku tidak kena l dia, berapa hari berselang aku
baru tahu kalau dia ada lah Leng hun koay seng Ku See hong yang
tersohor namanya dala m dunia persilatan'
Rupanya Kho It khi mengerti kalau encinya sengaja berbohong,
karena tak dapat membongkar rahasianya, maka buru-buru
serunya:
"Enci, kau sedang berbohong, aku tahu kau pasti kenal
dengannya, bahkan pernah me mpunyai sesuatu hubungan
dengannya"
Tiba-tiba mencorong sinar tajam dari balik mata manusia
berkerudung itu, bentaknya keras-keras:
"It khi, kau jangan se mbarang berbicara!'
”Cici, maafkanlah aku" tiba-tiba dua titik air mata jatuh
me mbasani pipi Kho it kki. "karena...."
Perasaan Kho It khi terhadap manusia berkerubung itu boleh
dibilang sudah mendala m bagaikan saudara. kendatipun usianya
masih kecil, namun dia me miliki watak yang keras dan tegas
bagaikan orang dewasa, setiap detik setiap saat dia selalu berusaha
untuk me mba las budi kepadanya.
Apa yang dia ketahui tadi sebenarnya hanya bermaksud untuk
me maha mi persoalan yang me mbuat encinya murung, siapa sangka

726
hal itu justru menimbulkan da mpratan dan a marah dari encinya,
sudah barang tentu kejadian ini segera me mbuat hatinya sedih.
Tampaknya manusia berkerudung itupun menaruh perasaan
yang sangat mendala m terhadap bocah itu, bahkan a mat
menyayanginya, setelah mendampratnya, karena dorongan emosi,
dia merasa a mat tak enak.
Akhirnya setelah menghela napas sedih, ujarnya dengan le mbut:
"It khi, tidak seharusnya enci menda mprat mu, cuma tadi
kebetulan aku sedang teringat akan suatu kejadian lama yang
me medihkan hatiku, sehingga aku tak dapat me mbendung luapan
emosi."
"Enci, semuanya me mang kesalahan adik Khi" bisik Kho It khi
dengan suara yang me melas, "siapa suruh aku mengucapkan kata-
kata yang menyentuh perasaaan sedihmu? la ibn kali, aku pasti tak
akan banyak bertanya lagi....'
Air mata ke mbali menge mbang diba lik mata si nona berkerudung
yang jeli, lalu katanya sedih:
"Adik Khi, aku tahu perubahan sikapku tadi telah menimbulkan
kecurigaan dala m hatimu, aaaai! Terus terang cici beritahu
kepadamu, aku me mang me mpunyai suatu rahasia yang
menyedihkan hatiku."
"Kebetulan seka li salah seorang tokoh yang tersangkut dala m
peristiwa ini berwajah mirip dengan Leng hun koay seng Ku See
hong ini, sesungguhnya dia ada lah satu-satunya kekasih dala m
hatiku, tidak.... seharusnya dia adalah suamiku, maka ketika aku
berjumpa dengan Leng hun Koay seng Ku See hong, tanpa terasa
aku jadi teringat ke mba li akan dirinya..."
Tiba-tiba Kho it khi bertanya:
”Cici, sekarang dia berada dimana?" Mengapa kau tidag pergi
mencarinya .....?"

727
Manusia berkerudung itu tak sanggup mengendalikan kesedihan
yang mencekam perasaannya, suatu baris air mata jatuh bercucuran
dengan derasnya, lama, la ma ke mudian dia baru berkata:
''Adik Khi, aku tahu dia berada dimana, tapi aku tak punya muka
untuk bersua lagi dengannya karena sukmaku telah ternoda, aku
sudah bukan aku yang dulu, bukan aku yang dia bayangkan.
'Adik khi, cici harap kau jangan bertanya lebih jauh, kendati pun
saat ini aku telah berubah menjadi seorang yang luar biasa, tapi
kepedihan hatiku dimasa la mpau masih tetap me mbuatku tak
sanggup menahan diri"
Kho it khi adalah seorang bocah yang pintar, setelah mendengar
perkataan itu ke mudian menyaksikan pula sikap ma upun gera k
geriknya pada mala m ini, dala m hati kecilnya dia telah dapat
menduga siapa gerangan kekasih encinya dulu.
Namun dia merasa diba lik kejadian ini masih terdapat banyak
masalah yang mencurigakan, maka pikirannya segera tenggelam
kedala m suatu pemikiran yang rumit, seperti terombang ambing
dalam gelombang sa mudra yang luas, me mbuatnya mela mun dan
me la mun..
Tiba-tiba manusia berkerudung itu berbicara me mecahkan
keheningan yang menceka m:
"Adik Khi, cepat ambil peti obat itu, sekalian ambillah semangkuk
air bersih"
Kho It khi tersentak bangun dari la munannya sa mbil mengiakan,
dengan cepat dia lari masuk ke ruang dala m.
Srepasang mata matnusia berkeruduqng yang jeli itru ke mba li
dialihkan ke wajah Ku See hong, kemudian setelah menghela napas
sedih, guma mnya dengan suara yang a mat lirih:
"Hou kut jian hum im kang sudah me masuki tahap penyiksaan
yang keempat, bila a ku tida k segera mencegah ka mbuhnya racun
tersebut, sekalipun Hou To lahir ke mbali, belum tentu penyakit
tersebut dapat disembuhkan olehnya.

728
"Aaaai, walaupun dala m kitab tercatat jelas bagaimana caranya
mengobati ilmu pukulan Hou kut jian hun im kang, namun dapatkah
kuse mbuhkan dirinya masih merupakan sebuah tanda tanya, moga-
moga Thian me lindungi ka mi sehingga aku berhasil menye mbuhkan
luka beracunnya itu."
Suara guma mannya itu lirih seperti suara nyanuk, mungkin hanya
dia seorang yang dapat mendengar jelas suara guma mannya itu"
Selesai berguma m, tanpa me mperdulikan perbedaan antara lelaki
dan perempuan lagi, dia segera turun tangan me mbuka kancing
baju Ku See hong hingga tampa k dada sang pe muda yang bidang.
Sementara itu Kh it khi telah muncul ke mbali dala m ka mar sambil
me mbawa sebuah peti obat kecil berwarna putih serta secawan air
putih, namun ketika dilihatnya nona itu turun tangan sendiri
me lepaskan pakaian yang dikenakan Ku See hong, bocah itu segera
tertegun dan berdiri termangu-mangu seperti orang bodoh.
Menurut adat istiadat yang berlaku pada jaman itu, bila ada
seorang gadis berada bersama-sama dengan seorang pria di tengah
ma la m, ma ka kejadian ini akan menjadi perguncingan orang
banyak, apalagi melepaskan paka ian yang dikenakan kaum lela ki,
kendatipun ada hubungan fa mili juga merupakan pantangan besar.
Tantu saja kecuali ka lau lela ki itu adalah sua mi sendiri atau
kekasih hatinya.
Mendadak manusia berkerudung itu berpaling seraya berkata:
"Adik Khi, sekarang aku hendak turun tangan untuk mengobati
luka akibat pukulan Hou kut jian hun im kang yang bersarang di
tubuhnya, berdirilah diluar sebagai pelindung, entah siapapun
orangnya, jangan perkenan-kan masuk ke mari."
Kho it khi me mang a mat menuruti perkataan encinya, dia segera
manggut-manggut sesudah mendengar perkataan itu, kotak obat
dan air bersih diletakkan diatas meja, kemudian ia bertinda k ke luar
dari dala m ruangan.

729
Hanya sekali berkelebat, tahu-tahu bayangan tubuhnya sudah
lenyap dari pandangan mata.
Ilmu meringankan tubuh yang sedemikian lihaynya ternyata
dilakukan seorang bocah yang baru berusia delapan tahun,
perinstiwa ini benar-benar merupakan suatu kejadian yang luar
biasa.
Menanti bocah itu sudah ke luar, manusia berkerudung itu baru
menghe la napas sedih, ke mbali guma mnya lirih:
”De mi kesela matan jiwanya, aku tak usah menggubris segala
pantangan serta pergun-cingan orang lagi...”
Berbicara sampa i disitu, telapak tangannya yang putih bersih
segera ditempelkan diatas jalan darah Khi hay hiat di tubuh Ku See
hong, segulung aliran hawa panas segera menyusup masuk lewat
jalan darah tersebut dan pelan-pelan menyebar ke empat penjuru
badan.
Selang berapa saat kemudian, ke mbali ia menghe la napas sedih,
guma mnya lagi dengan ge mas:
"Ceng Lan hiang, kaucu dari Ban shia kau itu sungguh berhati
keji, bukan saja ia telah menyerang dengan ilmu Hou kut jian hun
im kang yang jahat, bahkan melukai pada tiga buah jalan darah
penting dalam urat nadinya, bila kujumpai lagi perempuan jalang
tersebut, tak akan kubiarkan dia pergi dengan begitu saja.
"Aaaai...! Coba kalau aku tidak me mpunyai Thian hong im-yang
sincu yang berkasiat hebat, niscaya pukulan Im kang tersebut tak
akan berhasil dipunahkan ...."
Kendatipan sedang berguma m, namun hawa murninya masih
tetap dikerahkan keluar dan mene mbusi jalan darah Khi hay hiat
ditubuh Ku See hong menyebar ke seluruh badan.
Tangan kirinya pun tidak menganggur, dari dala m sakunya dia
menge luarkan sejilid kitab, tapi oleh karena dibungkus dengan kain
berwarna putih ma ka sukar diketahui apa na ma kitab tersebut.

730
Ia letakkan kitab tersebut dihadapannya, sementara tangannya
dengan cepat me mbalik hingga pada beberapa halaman terakhir,
ke mudian dibacanya dengan lirih:
" .. Hoa kut jian hun im kang merupa kan pukulan hawa dingin
terjahat didunia ini. pukulan ini bersifat suatu penyiksaan yang keji
dan terkutuk, barang siapa terhajar serangan ini, lebih banyak
mene mui ajalnya daripada hidup .. bila korban pukulan hawa jahat
ini sanggup bertahan sampai penyiksaan tahap ke e mpat,
sementara panca indranya masih tetap berfungsi seperti biasa,
berarti orang ini me miliki daya ke ma mpuan untuk hidup yang lain
daripada yang lain, tujuh hari kemudian bila cepat ditolong berarti
dia akan sehat ke mbali seperti sedia kala..."
"Seandainya orang yang terkena pukulan Hou kut jian hun im
kang tertotok pula nadi pentingnya seperti Tok meh keng, Yang
kwan hiat, Jin meh keng, Jiu ciau hiat, Im wi meh keng, Jit gwat
hiat, maka setelah mengala mi penyiksaan tahap kedua akan segera
tewas, sebab aliran darahnya akan terbalik dan me mbeku akibat
tiga nadi pentingnya yang tersumbat hingga aliran tak bisa mengalir
dengan lancar, darah itu akan me mbeku dan me ngeras, sebagai
akibatnya darah akan mengering dan berakibat kematian yang
sangat mengerikan"
Ketika me mbaca sa mpa i disini manusia berkerudung itu menjerit
kaget, guma mnya:
"Aneh, bukankah dia masih bisa bertahan sampai penyiksaan
tahap ke empat? Bahkan ke tiga buah nadi pentingnya juga telah
tertotok, mengapa hingga kini dia masih hidup? Jangan-jangan
catatan dalam kitab ini salah menulis'.
Berguma m sampa i disitu, dia lantas melihat ke mbali kitabnya
hingga pada ha la man terakhir, bacanya lebih jauh:
'' .... Bila si penderita pukulan Hou kut jian hun im kang dan
tertotok pula ke tiga nadi pentingnya masih bisa bertahan terus
selewatnya penyiksaan tahap ke tiga, boleh dibilang orang ini
me miliki ke ma mpuan yang luar biasa, dala m organ tubuhnya sudah

731
pasti terdapat semacam kekuatan yang menyebabkan hawa Im dan
hawa Yang saling tarik menarik dala m aliran darahnya dan
berkema mpuan merubah keadaan menurut situasi, hingga meski
nadinya tertotok, hawa darahnya tak bisa disalurkan, na mun setiap
organ badan lainnya me miliki daya kema mpuan untuk saling
berganti hawa darah untuk ke langsungan hidup.
Sejak dahulu ka la, di dunia ini me mang terdapat beberapa orang
yang me miliki ke ma mpuan serta daya tahan seperti apa yang
diterangkan diatas, sudah dapat dipastikan orang itu pasti pernah
me mpe lajari ilmu Kan kun mi siu kang khi yang tercantum dala m
kitab ini serta menelan sejenis obat mestika yang a mat langka di
dunia ini.
"Manusia se maca m ini anda ikata bisa bebas dari pengaruh Hou
kut jian hun im kang menurut cara penyembuhan yang tercantum
berikut ini, tenaga dalamnya sudah pasti akan me mperoleh
ke majuan yang amat pesat. Sebab setiap kali tersiksa oleh Hou kut
Jian hun im kang, hawa darah yang tersimpan dala m tulang
sumsumnya akan mendesak ke dalam jalan darah Khi hay hiat,
begitu jalan nadi pentingnya bebas dari totokan, sudah passi hawa
darah yang berkekuatan luar biasa itu akan me nyebar ke seluruh
tubuhnya, secara otomatis tenaga dalamnya akan bertambah,
akhirnya besar sekali manfaat yang dapat dipetik dari sini.
"Tapi bila orang semaca m ini harus menderita sampa i penyiksaan
tahap ketujuh, oleh karena hawa darah yang berkumpul dala m
aliran darah Khi hay hiatnya terlampau kuat, akibatnya jalan darah
Khi hay hiat tersebut akan pecah dan menyebabkan ke matian yang
mengerikan.
Oleh sebab itu, sebelum penyiksaan tahap ke e mpat, orang
semaca m ini harus diusahakan penye mbuhannya, Ingat! Ingat!'
Me mbaca sampa i disitu, manusia berkerudung itu benar-benar
merasa girang setengah mati, rasa ge mbiranya sekarang sungguh
tak terlukiskan dengan kata-kata, tapi dari sorot matanya dan
tubuhnya yang gemetar keras bisa diketahui sampa i dimana kah
me luapnya rasa girang orang ini.
732
Dengan cepat manusia berkerudung itu duduk bersila disisi tubuh
Ku See hong, hawa murninya, segera dihimpun menjadi satu,
dengan mengandalkan tenaga dalamnya yang sempurna, tak selang
berapa saat kemudian pikirannya sudah berhasil dihimpun menjadi
satu.
Ilmu silat yang dimiliki manusia berkerudung itu me mang lihay
sekali, sambil me mbaca cara penyembuhan yang tercantum diatas
kitab pusaka miliknya, dia mulai me ngerahkan tenaganya me lakukan
penyembuhan.
Terdengar dia me mbaca dengan lirih:
" .. Untuk mengobati luka akibat hawa im kang, pertama-ta ma
harus mengguna kan hawa murni yang dimilikinya untuk
me mbimbing hawa darah dala m tubuh sang penderita berputar dua
belas kali mengelilinrgi badan, sebabt hawa murni yanqg ada
ditubuhnyra perlu dibangkitkan, sehingga bila dilakukan penepukan
yang tepat pada delapan nadi pentingnya nanti, semuanya bisa
berjalan dengan lancar.
Perlu diingat, bila pemukulan agak meleset dari sasarannya bisa
jadi hawa murni yang terkumpul malah akan me nyebar ke arah lain
yang akibatnya sukar dikendalikan lagi dan menyebabkan
penyumbatan-penyumbatan yang tak diinginkan.
"Cara menghimpun hawa murni ini harus dila kukan sedikit de mi
sedikit hingga akhirnya terhimpun menjadi satu, jangan dibiarkan
bocor keluar, ke mudian dengan mene mbusi nadi Wi keng me h
langsung mene mbusi ja lan darah Jit gwat hiat, bila hawa murni
telah menyebar ke seluruh anggota badan, barulah dicoba
mene mbusi tiga nadi penting yang tertotok.
Begitulah, sa mbil me mbaca cara penye mbuhan yang tercantum
didala m kitab pusakanya, manusia berkerudung itu mula i
menyalurkan hawa murninya dan mencoba mengobati luka dala m
tubuh Ku See hong dengan cara yang diterangkan, tak selang
setengah jam ke mudian dia telah berhasil mendesak racun hawa
dingin yang mengeram dala m tubuh Ku See hong hingga berkumpul

733
menjadi satu di jalan darah Yang kwan hiat, Im ciau hoat serta Jit
gwat hiat.
Diatas ke tiga buah jalan darah di tubuh Ku See hong tersebut,
dengan cepat timbul suatu pe mbengka kan sebesar cawan yang
berwarna merah se mu kehita m-hita man.
Manusia berkerudung itu tak berani berayal, dengan cepat
tangan kirinya merogoh kedala m sakunya dan mengeluar kan
sebuah kotak persegi yang terbuat dari ke mala, begitu kotak
tersebut terbuka, seluruh ruangan segera dilapisi oleh segulung
cahaya pelangi yang amat menyilaukan mata, cahaya itu seperti
asap tipis yang me mbumbung dan menyebar ke mana-mana,
sungguh indah an me nawan hati...
Ketika manusia berkerudung itu menge luarkan benda yang
berada dalan kotak, ternyata isinya adalah sebutir mutiara sebesar
buah kelengkeng.
Cahaya yang terpancar keluar dari mutiara itu sangat
menyilaukan mata, dari tubuh mutiara itupun me ma ncar gulungan
asap berwarna warni, ada kalanya berwarna merah, ada kalanya
hijau, putih, biru, kuning dan berubah-ubah terus, indah menawan
tapi menusuk pandangan mata.
oooo0dw0oooo

BAB 34
HAWA KABUT yang berwarna warni itu berubah t iada hentinya
dan pelan-pelan me mbumbung ke angkasa setinggi tiga depa lebih,
ketika terhe mbus angin ma la m segera menyabar ke e mpat penjuru
dan lenyap tak berbekas.
Tapi dengan cepat kabut tipis lain muncul lagi dari balik tubuh
mut iara itu, seakan-akan kabut t ipis itu dapat muncul tiada
habisnya, dari sini dapat disimpulkan ka lau mut iara itu benar-benar
merupakan sebuah mut iara mestika.

734
Ternyata mutiara sebesar buah kelengkeng ini tak lain adalah
mut iara Thian hong im yang sincu yang merupakan benda mestika
dari dunia persilatan....
Kasiat dari mutiara tersebut sama seperti kabut warna warni
yang muncul dari mutiara itu, yakni me miliki kegunaan yang beribu-
ribu maca m banyaknya, hanya manusia masih belum
mengetahuinya.
Mutiara Thian hong im yang sincu tersebut boleh dibilang
mencakup berbagai kegunaan yang a mat banyak, semenjak dahulu
kala, entah sudah betapa ribu umat persilatan yang tewas akibat
me mperebutkan mutiara mestika itu. .
Thian hong im yang sin cu telah me mpunyai sejarah selama
seribu tahun, tapi sudah semenjak banyak tahun tak pernah muncul
lagi dala m dunia persilatan, sungguh tak di sangka benda mana bisa
ter jatuh ke tangan manusia berkerudung, kejadian mana benar-
benar merupa kan suatu kejadian yang sukar diduga.
Ternyata berita tentang diperolehnya mutiara Thian hong im
yang sin cu oleh manusia berkerudung yang tersiar dalam dunia
persilatan dewasa ini, sama sekali tidak di tanggapi orang secara
serius, karena sebagian besar umat persilatan hanya setengah
percaya setengah tidak atas kejadian tersebut.
Ketika kawanan jago persilatan dari seluruh kolong langit
berkumpul di kota Heng yang, tujuan yang terutama adalah untuk
me lenyapkan manusia berkerudung ini, sebab kelihayan ilmu silat
yang dimililikinya serta ke empat orang pe mbantu setianya yang
merupakan e mpat gembong iblis lihay dari Tang hay itu merupa kan
suatu ancaman secara langung bagi kesela matan dan keutuhan
dunia persilatan dewasa ini.
Itulah sebabnya tatkala orang mendengar berita tersebut, baik
dari golongan putih ma upun hitam berbondong-bondong datang
kesitu, selain melenyapkan tokoh persilatan tersebut merupakan
tujuannya yang terutama, tujuan lainnya adalah ingin mere ka

735
ketahui apa benar mutiara Thian hong im yang sincu berada
ditangannya.
Pelan-pelan manusia berkerudung itu menggengga m mutiara
Thian hong Im yang sincunya ke tangan, lalu dari ba lik sorot
matanya me mancar ke luar sinar tajam yang menggidikkan hati,
seluruh perhatiannya di tujukan ke atas jalan darah Jit gwat hiat
pada nadi Yang wi keng meh ditubuh Ku See hong...
Mendadak ...
Ditengah keheningan yang mence ka m seluruh ruangan, tahu-
tahu berkumandang suara ge muruh yang a mat rendah dan berat..
Pada saat inilah mutiara Thian hong im yang sin cu yang berada
ditangan kanan manusia berkerudung itu pelan-pelan bergerak
diudara, bagaikan rembulan di angkasa yang me mancar cahaya
terang, seluruh ruangan mendadak terang benderang bermandikan
cahaya.
Suara gemuruh rendah yang menggelegar tadi tak lain adalah
suara yang ditimbulkan dari pergeseran mutiara Thian hong im yang
sin cu tersebut...
Manusia berkerudung itu dapat menggunakan tenaga dala mnya
untuk mengendalikan mutiara Thian hong im yang sincu dan
bergeser di udara dengan sekehendak sendiri, kelihayan tenaga
dalamnya tersebut betul-betul luar biasa sekali dan tak ada berapa
orang yang ma mpu menghadapinya.
Padahal kalau didengar dari nada pembicaraannya, dia seperti
seorang gadis yang baru berusia dua puluh tahunan, seorang gadis
muda dapat me miliki tenaga dala m begitu se mpurna, pada
hakekatnya kejadian mana benar-benar me mbuat orang tidak habis
mengerti.
Tatkala mut iara Thian hong im yang sin cu tersebut bergeser,
mencapai di atas jalan darah Jit gwat hiat pada Yang wi keng me h
di tubuh Ku See hong, mendadak saja benda mestika tersebut
berhenti bergerak.

736
Pada saat inilah telapak tangan si ma nusia berkerudung yang
putih bersih dan halus itu nampak ge metar keras, tak bisa disangkal
lagi dia sedang me mperbesar tenaga dalam yang disalurkan keluar
dari tubuhnya untuk menolong jiwa pe muda itu.
Tapi perasaannya saat itu sangat berat dan tegang, sebab bila
hawa murninya sampai tersendat-sendat ditengah jalan, bisa jadi
nyawa Ku See hong justru akan lenyap di tangannya.
Lebih kurang seperminum teh ke mudian, mutiara Thian hong im
yang sin cu itu baru pelan-pelan bergerak turun ke atas jalan darah
Jit gwat hiat ditubuh Ku See hong.
Sewaktu mutiara mestika itu mencapa i setengah inci diatas tubuh
Ku See hong, mendadak mutiara Thian hong im yang sincu itu
ke mbali berhenti bergerak.
Mendadak...
Mutiara Thian hong im yang sincu itu berputar kencang ditengah
udara, dalam perputaran tersebut terdengar suara pekikan nyaring
yang meme kikkan telinga, suaranya makin la ma bertambah cepat
bagaikan suara seruling, bahkan me mbawa suasana miste-rius yang
tak terlukiskan.
Disaat mut iara tersebut berputar kencang, diantara kabut tipis
warna warni yang menyebar ke empat penjuru, mendadak muncul
sgulung uap berwarna hitam.
Seketika itu juga udara dala m ruangan terendus bau darah yang
amis sekali, bau itu mula-mula masih samar, tapi kian la ma kian
bertambah hita m tebal, sedangkan asap tipis berwarna hitam itupun
dari tipis la ma kela maan berubah menjadi tebal.
Ketika berpaling ke mbali ke arah jalan darah Jit gwat hiat pada
nadi Yang wi keng meh ditubuh Ku See hong, maka ta mpaklah
warna hitam sebesar mangkuk yang menyembul ditubuhnya makin
la ma se makin mengecil sebelum a khirnya menyusut dan lenyap.

737
Kemudian setelah lewat sekian la ma ke mudian, otot-otot yang
semula menonjol ke luar dan gumpalan besar yang menghita m
makin menge mpis dan pulih seperti sedia kala..
Dala m pada itu, mutiara mestika Thian hong im yang cu, telah
berhenti berputar, kemudian pe lan-pelan berputar ke atas jalan
darah Yang kwan hiat pada urat nadi Tok yong keng di tubuh Ku
See hong, seperti juga keadaan semula dengan suatu kekuatan
yang luar biasa mutiara itu menghisap keluar sari racun yang
me mbe ku dibadan, akhirnya benda itu baru bergeser ke jalan darah
Im ciau hiat pada nadi Jin meh keng.
Jalan darah Im ciau hiat terletak diatas jalan darah Khi hay hiat,
bila jalan darah tersebut sudah punah, ma ka hawa darah dala m
tubuh Ku See hong akan pulih ke mbali seperti sedia kala, peredaran
darahnya pun akan menjadi norma l ke mbali.
Lewat seperempat jam ke mudian, akhirnya jalan darah Im ciau
hiat berhasil juga dibebaskan.
Waktu itu, manusia berkerudung tersebut sudah kelelahan
sampai napasnya tersengkal-sengkal dan peluh me mbasahi seluruh
tubuhnya, dia menarik napas panjang, tanpa beristirahat tangan
kirinya merogoh ke dala m kotak obat dan mengeluarkan tiba buah
botol kecil.
Dari ketiga botol tadi dia menuang sedikit bubuk obat berwarna
merah, putih dan kuning kedala m secawan air bersih yang telah
dipersiapkan, ke mudian mutiara Thian hong im yang sincu tadi
dicelupkan ke dala m cawan itu.
Bergulung-gulung asap tipis mengepul ke luar dari dalam cawan,
air bersih yang berada dalam cawan segera berubah menjadi
merah.
"Pluuuk, pluuuuk, pluuuk...!" suatu gemerutuk berbunyi nyaring
tiada hentinya, bagaikan air yang sedang mendidih saja, air tersebut
bergelembung tiada hentinya.

738
Lewat berapa saat kemudian, manusia berkerudung itu baru
menjepit keluar mutiara Thian hong im yang sincu tadi dari dala m
cawan, seperti pula sedia kala mutiara tersebut me mancarkan
ke mbali panca warna yang menyilaukan mata.
Dengan sangat berhati-hati, dia menaruhkan mut iara mestika itu
ke dalea m kotak ke mala, dan dimasukkan ke dala m sa ku.
Kemudian dia menga mbil cairan yang me merah yang berada
dalam cawan, setelah diteguk sedikit, buru-buru dijejalkan ke mulut
Ku See hong, dengan tangan kiri me mentang mulutnya, cairan
merah da la m cawan segera dilolohkan ke dala m mulutnya.
Sementara itu Ku See hong masih tetap terpejam mata, namun
paras mukanya sudah tak nampak mengerikan seperti tadi lagi,
diantara warna pucat kini muncul setitik cahaya merah, napasnya
amat teratur, persis seperti orang yang sedang tertidur nyenyak.
Manusia berkerudung itu menghe mbuskan napas lega, serunya
ke mudian lirih:
'Adik Khi, masuklah!"
Baru selesai berkata, segulung angin berhe mbus lewat, bagaikan
sukma gentayangan Kho It Khi sudah menerjang masuk ke dala m
ruangan.
Ketika ia menyaksikan seluruh badan manusia berkerudung itu
basah kuyup oleh air keringat, buru-buru bisiknya:
"Enci, coba lihat, kau sudah kehabisan tenaga seperti ini, cept
pergi beristirahat, biar aku yang merawat engkoh Se hong!"
Manusia berkerudung itu segera me mperdengarkan suara helaan
napas yang sangat aneh dan membingungkan, ke mudian baru
berkata:
"Adik Khi, setengah jam lagi dia sudah akan sadar dari
pingsannya, bila ia telah sadar nant i, serahkan pedang antik ini
kepadanya dan suruh dia cepat-cepat pergi"

739
"Cici, apakah kau tida k bersedia menjumpai nya' seru Kho It khi
dengan perasaan terkejut bercampur keheranan.
Terbentik sinar le mbut dibalik sorot mata si manusia berkerudung
yang murung, di tatapnya wajah Kho it khi yang kecil dan lembut itu
dengan penuh kasih sayang, kemudian setelah menghela napas
sedih, kata nya:
'Adik Khi, aku tak ingin berte mu dengannya"
'Mengapa?" tanya Kho it khi tida k habis mengerti, ”kau adalah
tuan penolong, dia sudab seharusnya berterima kasih kepada mu"
"Adik Khi, sebelum ia sadar kembali, aku harus segera pergi
meninggalkan tempat ini. Jika ia telah sadar nanti, serahkan pedang
ini kepadanya dan suruh dia cepat meninggalkan tempat ini,
pesanlah kepadanya bagaimanapun juga ia tak boleh datang ke sini
lagi, bila berani me mbangkang maka jiwanya bisa terancam bahaya”
Sebetulnya beberapa patah kata-kata itu diutarakan dengan amat
terpaksa, karena ucapan itu sangat bertentangan dengan suara hati
sendiri.
Mengapa dia melarang pe muda itu datang lagi kesitu? Apakah
kuatir dia berhasil mengetahui rahasianya!"
"Yaa benar, andaikata ia berhasil mengetahuinya mati-matian,
maka hati kecilnya akan merasa lebih menderita dan tersiksa, itulah
sebabnya mau tak mau dia harus mengucapkan kata-kata sekasar
itu untuk mena mpik kedatangan Ku See hong, agar dia menaruh
kesan jelek terhadap dirinya.
Tapi, dia ma na bisa menyangka ka lau Ku See hong adalah
seorang lelaki yang pandai me mbedakan mana jasa dan mana
dendam, bila seseorang pernah melepaskan budu kepadanya,
sampai matipun dia akan berusaha untuk me mbalas budi tersebut,
justru kata-kata tampikannya ini akan me mbangkitkan kecurigaan
dalam hatinya sehingga dia malah se makin berkeinginan untuk
menyelidiki asal usulnya.

740
Walaupun setelah sadar nanti dan mendengar pesan itu, dia akan
berpendapat bahwa teka-teki itu tak perlu dipikirkan lebih jauh, tapi
rasa ingin tahu yang muncul dala m hatinya pasti akan sulit
dikendalikan olehnya.
Sejak dulu hingga sekarang, walaupun perubahan manusia itu
sangat besar, namun keinginan untuk menyingkap teka teki yang
aneh masih tetap berakar dala m hati setiap orang.
Itulah sebabnya tiada teka teki yang bersifat kekal di dunia ini,
pada suatu saat rahasia tersebut pasti akan terbongkar, masalahnya
hanya tinggal soal waktu saja.
Kho It khi me mutar otaknya sebentar, mendadak ia bertanya:
”Seandainya dia sudah sadar dan me mbangkang perkataanmu
dengan me maksa diriku untuk menjawab keadaan yang sebenarnya,
apa yang harus kula kukan?"
'Usahakan bersikap dingin dan sinis untuk me ma ksanya pergi dari
sini"
"Kalau dia menggunakan kekerasan, Apakah aku benar-benar
harus turun tangan untuk me mbunuhnya!''
Tiba-tiba manusia berkerudung itu tertawa cekikikan.
"Adik Khi, mengapa sih kau begini tidak me nurut? Aaaai...
dike mudian hari kau bakal tahu sendiri alasan yang sebenarnya, kini
lakukan saja seperti apa yang kuperintahakn"
Meskipun usia Kho It khi masih muda, namun dia cerdik dan
pandai menganalisa perkataan orang, kecerdasannya sama sekali
tidak ka lah dengan kecerdasan orang dewasa.
Sekarang, dalam hati kecilnya sudah dapat menduga kalau
antara dia dengan Ku See hong tentu terikat dalam suatu hubungan
yang luar biasa, mungkin saja dimasa lalu antara mereka berdua
terjadi kesalah paha man yang berakibat saling bermusuhan, tapi
ke mudian kedua be lah pihak sa ma-sa ma menyesali perbuatannya.

741
Tapi oleh karena watak masing-masing keras kepala, me mbuat
kedua orang itu tak ada yang bersedia minta maaf lebih dulu atas
kesalahan paha m dimasa la lu.
Padahal darimana ia tahu kalau kejadian yang sesungguhnya
bukan de mikian, bahkan diapun tidak pernah menyangka ka lau
hubungan mereka yang sesungguhnya jauh melebihi kese muanya
itu?
Kembali Kho It khi berkata:
"'Enci, maksudmu sekarang, persoalan tersebut pada akhirnya
toh akan diketahui juga olehnya, bila kau me mberitahukan hal ini
kepadanya, hatimu akan merasa pedih dan menderita, tapi kau
harus tahu, jika persoalan ini dibiarkan berlarut lebih la ma, ma ka
selama waktu-waktu tersebut hatimu bisa se makin sengsara. jauh
lebih me nderita dan sengsara daripada kau sa mpaikan kepadanya
sekarang juga, oleh karena itu aku pikir lebih ba ik persoalan ini
diselesaikan secepatnya saja"
Mendengar perkataan itu, mau tak ma u si manusia berkerudung
itu harus me muji juga a kan kehebatan berpikir bocah itu, tapi
persoalan yang dihadapi sekarang begitu pe lik, begitu sulit untuk di
utarakan secara terus terang.
Sekarang dia bukannya kuatir dia tak a kan me maafkan dirinya,
tapi justru perasaan rendah diri yang muncul dala m hatinya inilah
yang me mbuat dia sulit unturk berte mu dengannya.
Butiran air mata jatuh bercucuran me mbasahi wajah manusia
berkerudung itu, berbagai ingatan berkecamuk di dala m benaknya,
bagaikan omba k di tengah samudra yang menggulung tiada
hentinya.
Mendadak terkilas sinar mata yang teguh dan mantap dari balik
kain kerudung tersebut, dengan suara agak gemetar katanya:
"Adik Khi, kau harus mela ksanakan seperti apa yang kukatakan
tadi, jangan katakan kalau aku yang menolongnya, setelah kau
mengusirnya pergi dari sini, besok segera berangkatlah kau ke

742
le mbah Cui yu kok, Aku percaya dengan kecerdasanmu, kau pasti
dapat membangkitkan hawa amarahnya, Kita sebagai orang Hiat mo
bun sudah seharusnya menuruti perkataan Buncu, bila berani
me langgar perintah ma ka dia harus menerima hukuman yang
setimpal, walau-pun aku amat menyayangi dirimu, tapi peraturan
perguruan tak bisa dirubah-rubah, mengerti kah kau?"
Dari balik sorot mata manusia berkerudung sekarang terpancar
keluar sinar tajam yang menggidikkan hati, sorot mata tersebut jauh
berbeda dengan sinar mata yang penuh kele mbuatan tadi.
Menyaksikan sinar matanya itu, dengan sedih Kho It khi berkata:
"Enci, adik khi pasti akan menuruti perintahmu, aku hanya tak
ingin menyaksikan kau menyimpan luka didala m hatimu, maka aku
berharap enci suka berpikir tiga kali sebelum bertinda k, tariklah
ke mbali perintahmu itu"
"Kehidupanku di dunia ini sudah ditakdirkan hidup menyendiri"
ucap manusia berkerudung itu lagi tegas, "Kau tak usah banyak
berbicara lagi, anggap saja dia sebagai musuh besarku. Nah, aku
akan pergi dulu. Baik-ba iklah menjaga diri"
Selesai berkata, manusia berkerudung itu me lejit ke tengah
udara dan melayang ke luar dari ruangan tersebut.
Me mandang bayangan punggungnya yang menjauh, tanpa terasa
titik a ir mata jatuh berlinang me mbasahi pipinya.
Setelah menghela napas sedih, guma mnya:
"Sudah pasti antara enci dengan Ku See hong me mpunyai suatu
hubungan yang luar biasa, aaai ....! Aku Kho It khi sudah banyak
berhutang budi kepada cici, tapi ia tidak me mperkenankan
kepadaku untuk turut merasakan ke murungannya"
Dia mbilnya sebuah bangku lalu duduk di sisi pembaringan Ku See
hong, menatap wajah tampan Ku See hong yang lambat laun makin
me merah, dala m benaknya berkecamuk pelbagai pikiran, dia
berusaha untuk mencari tahu hubungan apakah yang sebenarnya
terjalin antara encinya dengan Ku See hong.

743
Waktu itu kentongan ke empat sudan menjelang tiba, bintang
bertaburan di angkasa, suasana amat hening.
Gedung rumah yang besar ibaratnya sebuah kuburan, terasa
begitu sunyi, sepi, dan mengerikan.
Dala m suasana yang hening inilah pelan-pelan Ku See hong
sadar kembali, na mun sepasang matanya masih terpeja m rapat-
rapat, pelbagai ingatan melintas cepat didalam benaknya, dia
seolah-olah sedang mengenang ke mba li kejadian la mpau yang telah
diala minya.
Mendadak ia merasakan tubuhnya sama seka li tida k terasa sakit,
semangatnya terasa segar dan tidak mirip orang yang mengidap
penyakit parah.
Semula dia mengira dirinya sudah tidak berada di ala m dunia
lagi, sebab dia tahu kalau tiada harapan untuk hidup lagi, konon
hanya diala m baka orang tak a kan merasakan kesakitan...
Tapi la mbat laun dia merasa dugaannya itu tidak benar, sebab
dia masih bernafas dengan begitu leluasa, dadanya masih penuh
dengan hawa segar, penuh dengan semangat hidup, keadaan
seperti ini tidak mirip dengan keadaan orang yang sudah mati.
Benarkah dia masih hidup? Benarkah dia masih hidup?
Dia berusaha mencari jawaban yang benar tapi ia tak berani
me mbayangkan, tanpa terasa ia mencoba untuk menyalurkan hawa
murninya yang berada dalam tubuhnya, ternyata segala sesuatu nya
dapat berjalan dengan lancar dan le luasa.
Tak bisa disangka l lagi dia masih hidup di dunia ini, tapi siapakah
yang me mberikan se mangat hidup lagi baginya?
Secara lamat-la mat dia teringat kembali disaat dia mendekati
penyiksaan Hou kut jian hun im kang tahap ke e mpat, la mat-la mat
dia mendengar Kangla m sianghou mendengus tertahan, kemudian
ia seperti kehilangan kesadarannya...

744
Tanpa terasa dia menghela napas sedih dan membuka matanya
pelan-pelan, pemandangan pertama yang tertangkap oleh sorot
matanya adalah cahaya lampu serta beberapa lukisan yang
tergantung diatas dinding ruangan...
Mendadak terdengar suara teguran seorang bocah lelaki yang
nyaring berkumandang dari sisi tubuhnya:
"Kau telah sadar ?"
Berbaring diatas pembaringan e mpuk, cepat-cepat Ku See hong
me mba likkan tubuhnya, dalam sekilas pandangan saja dia telah
me lihat Kho It khi yang sedang duduk di tepi pembaringan, di
tangannya memegang pedang Ang soat kia m miliknya, sedangkan
sorot matanya yang jeli sedang menatap ke arahnya tanpa
berkedip.
Ku See hong segera menegur:
"Sebenarnya disini ala m manusia atau ala m ba ka?"
''Ala m manusia!" jawab Kho It khi ketus.
Tergetar juga perasaan Ku See hong sesudah menyaksikan wajah
serta nada pembicaraan orang yang dingin dan kaku, tapi cepat-
cepat dia bertanya lagi:
"Kalau begitu, dimana kah sekarang aku berada?'
''Dala m neraka!" jawaban Kho It khi tetap tak berperasaan.
Sekilas a marah segera menghiasi wajah Ku See hong, teriaknya
lagi keras-keras:
''Dimanakah se karang aku berada?'
"Dala m neraka!".
Jawaban dari Kho It khi masih tetap seperti sedia kala, tubuhnya
belum juga bergerak, akan tetapi sepasang biji matanya menatap
wajah Ku See hong tanpa berkedip.

745
Bergidik juga hati Ku See hong setelah ditatap macam begini,
tegurnya lagi cepat:
''Kau ini manusia atau setan?"
"Manusia!" Kho It khi me mang seorang bocah yang berbakat lagi
cerdas, ternyata dia bisa menunjukkan sikap maupun paras muka
yang sama seka li tak berubah seperti sedia ka la.
Dihadapi oleh sikap gerak gerik serta pembicaraan yang begitu
aneh, Ku See hong sungguh dibuat kaget bercampur tercengang,
sepasang matanya yang mengawasi wajah Kh oIt khi sa mpa i
terbelalak lebar-lebar tanpa berkedip.
"Ini dia pedangmu, cepat a mbil pedang ini dan keluar!" perintah
Kho It khi lagi dingin.
"Keluar? Keluar ke mana?" Ku See hong tida k habis mengerti.
Walaupun usia Kho It khi masih muda, na mun sikap maupun
tindak tanduknya tak berbeda jauh dengan raja akhirat kecil.
Mendengar pertanyaan tersebut, dia lantas mendengus dingin,
serunya makin ketus:
"Keluar dan tingga lkan tempat ini!"
"Tinggalkan te mpat ini... tinggalkan tempat ini..." gumam Ku See
hong lirih.
Mendadak ia mendongakkan kepa lanya dan tertawa terbahak-
bahak, suaranya sangat keras bagaikan gunung karang yang
berguguran, me mbuat seluruh ruangan bergetar sangat keras.
Terkesiap juga hati Kho It khi mendengar suara tertawa tersebut,
segera pikirnya:
"Tenaga dala m yang dimilikinya begitu sempurna, mengapa ia
bisa terhajar ilmu pukulan Hou kut jian jun im kang dari Ban sia
kaucu dengan begitu mudah..?"
Mendadak Ku See hong menghentikan gelak tertawanya, lalu
berseru dengan lantang:

746
"Adik cilik, tolong tanya kaukah yang telah menyelamatkan
selembar jiwa ku?"
"Bukan aku!" jawab Kho it khi singkat.
`Adik cilik, cepatlah kau me mberitahukan kepadaku, siapa yang
telah menyelamaskan jiwaku?"
Walaupun Kho It khi ingin sekali me mberi tahukan kepadanya
bahwa manusia berkerudung warna warni yang telah
menyela matkan jiwanya, akan tetapi dia pun tak berani
me mbangkang perintah dari encinya, ma ka ke mba li sahutnya
dengan ketus:
"Tida k tahu!"
Kini Ku See hong benar-benar dibuat kebingungan oleh ucapan
Kho It khi yang sangat aneh tersebut, sesudah terkejut dan
termangu beberapa saat, diapun bertanya.
`Kalau begitu kau bukan orang yang menghuni di rumah ini?"
''Kau tak usah banyak bertanya lagi" tukas Kho It khi se ma kin
ketus 'a mbil pedang milikmu dan segera pergi dari sini"
Sejak menge mbara didala m dunia persilatan, belum pernah Ku
See hong menjumpai sikap yang begini aneh dari seorang bocah
cilik, sebagai seorang lelaki yang tahu me mbedakan mana budi dan
mana denda m, tentu saja dia merasa enggan untuk meninggakkan
tempat tersebut dengan begitu saja, sehabis menerima budi
kebaikan orang.
Maka sa mbil berusaha keras menahan rasa kesal dala m hatinya,
dia berkata lagi pelan:
"Saudara cilik, harap kau sudi me mbantu-ku, beritahu kepadaku
siapa yang telah menolongku? Bersedia bukan?"
Kho It khi segera berkerut kening sa mbil menarik wajahnya dia
berseru amat gusar:

747
"Kau ini bagaimana sih? Mengapa tak bisa menerima perkataan
orang? Suruh kau jangan bertanya dan segera tinggalkan tempat
ini, mengapa kau masih saja ngebacot tiada hent inya?"
Hawa amarah yang berkobar dalam dada Ku See hong benar-
benar dibuat me mbara oleh ucapan bocah tersebut, ia segera
tertawa dingin:
"Heeehhh...heeehhh...heeehhh... sejak menge mbara di dala m
dunia persilatan belum pernah kujumpai seorang bocah yang
berusia muda maca m kau tapi juma wanya bukan kepalang"
"Hmmm, aku toh suruh kau pergi dari sini, salahkah tindakanku
ini?" Kho It khi telah me mbentak dengan marah.
Ku See hong jadi tertegun, kemudian pikirnya:
"Benar juga perkataan ini, tempat ini kan rumah tingga lnya, dia
me mang berhak untuk menyuruhku pergi dari sini, tapi... apakah
aku harus menerima budi kebaikan orang dengan begitu saja?"
Mendadak terdengar Kho It khi bertanya:
"Hei, orang she Ku, sepanjang hidupmu berapa banyak gadis
yang pernah kau kenal?"
Ku See hong benar-benar dibuat beringas oleh pertanyaan
tersebut, mendadak satu ingatan melintas dala m benaknya,
ke mudian katanya sambil tertawa:
"Saudara cilik, buat apa kau menanyakan masa lah ini?"
"Baik, baik, kau pergi saja dari sini!" akhirnya Kho It khi
me mbentak lagi dengan wajah sedingin es.
Ku See hong sungguh dibikin kebingungan oleh sikap lawannya,
tapi ia pun merasa a mat kesal, ke mbali ia menegur ketus:
"Andaikata aku hendak tetap berada disini, mau apa kau?"
"Akan kuusir kau dengan kekerasan, tak usah banyak bicara lagi,
ambil ke mbali pedangmu!"

748
Dia lantas menyodorkan pedang Ang soat kia m tersebut
kehadapan anak muda tersebut, dalam dorongan inilah terasa ada
segulung tenaga tekanan yang beratnya mencapai ribuan kati
menekan diatas dada Ku See hong...
Tak terlukiskan rasa kejut Ku See hong menghadapi kejadian
semaca m ini, dia tak menyangka dengan usianya yang masih begitu
muda, ternyata tenaga dalamnya sudah mencapai tingkatan
sedemikian hebatnya, buru-buru dia mengerahkan tenaga dalamnya
ke dala m lengan kiri, lalu dengan entengnya pedang Ang soat kia m
tersebut diterima dan disisipkan dibe lakang bahu, lalu sambil turun
dari pe mbaringan katanya dingin:
"Bila kau bersikeras menola k untuk me mberitahukan siapa
penolongku, terpaksa aku harus bersikap kurang hormat dengan
menerobos masuk ke dala m ruangan da la m.
Berbicara sampai disitu, dia benar-benar beranjak dan melangkah
ke ruang da la m.
Bayangan manusia berke lebat lewat, tahu-tahu Kho It khi telah
menghadang dihadapan nya sambil me mbentak:
"Berhenti! Orang she Ku, kau adalah seorang tokoh yang
bernama besar dalam dunia persilatan, mengapa sikapmu tak tahu
sopan? Apakah kau anggap dengan na ma besarmu itu lantas kau
boleh bertindak sewenang-wenang... ?"
Merah dadu selembar wajah Ku See hong karena dampratan
tersebut, dia lantas menghela napas sedih.
"Saudara cilik, kau me ma ng seorang bocah yang luar biasa,
sebelum a ku pergi dari sini, aku hanya mohon bertanya akan satu
hal. Tolong tanya apakah arang yang menolongku adalah orang
yang melarang kau menberi tahukan na ma dan julukannya
kepadaku? Atau hal ini atas prasangka mu sendiri?"
Pelan-pelan paras mukah Kho It khi berubah menjadi le mbut
ke mbali, katanya pula:

749
''Aku pun ingin me mohon satu hal kepadamu, harap kau
selanjutnya jangan datang kemari lagi, sebab tempat ini adalah
neraka dunia, orang yang berani datang kemari hanya akan
me mperoleh jalan ke matian.
"Yaa, me mang orang yang menolongmu yang me larang aku
me mberitahukan na ma dan julukannya kepadamu, oleh karena dia
menyayangi jiwaku ma ka ia baru menolong mu, tapi kau jangan
salah sangka, bila ingin menyelidiki keadaan disini berarti kau a kan
menghantar nyawamu dengan percuma, sebab sampai di ala m baka
pun kau tak akan mengetahui siapa penolongmu itu, nah aku hanya
bisa berkata sa mpit disini saja, pergilah sekarang!'
Ku See hong benar-benar merasa kagum terhadap kecerdikan
bocah ini, kelincahan serta ketajaman lidahnya sukar dite mukan di
kolong langit, apalagi dilihat dari tenaganya sewaktu melemparkan
pedang serta ilmu meringankan tubuhnya sewaktu menghadapi
jalan perginya, boleh dibilang se muanya merupakan kepanda ian
seorang jago lihay dala m dunia persilatan.
Siapakah yang telah mengajarkan kepandaian sakti itu
kepadanya?
Andaikata ia diberi waktu sepuluh tahun untuk melatih diri,
niscaya kelihayannya tak terlukiskan dengan kata-kata.
"Heran, siapakah yang telah menyelamat kan jiwaku tapi
me larang aku mengetahui na ma julukannya?" De mikian pe muda itu
berpikir keheranan, "kalau ditinjau dari perabot dala m ruangan itu
serta bau aroma yang tersiar dalam disekitar sini, sudah jelas kamar
ini ka mar tinggal seorang perempuan, tapi siapakah dia? Kenalkah
aku dengannya?
Setelah berhenti sejenak, ia berpikir lebih jauh:
"Dala m hidupku, banyak perempuan yang pernah kukenal tapi
diantara mereka hanya Keng Cin sin yang telah mati, Him Ji im yang
terperangkap dalam sarang Ban sia kau serta Im Yan cu yang
hangat saja yang bersedia mengorbankan nyawanya untukku"

750
Teringat akan Im Yan cu, Ku See hong lantas berguma m dihati:
"Mungkinkah Im Yan cu mengetahui keadaan yang sebenarnya,
baiklah kutanya kan saja persoalan ini kepadanya nanti, kalau toh
orang lain tidak bersidia me mberi tahukan nya, toh aku tak bisa
me ma ksa dengan menggunakan kekerasan..."
Ketika ingatan itu me lintas lewat da la m benaknya, akhirnya Ku
See hong menghela napas panjang, katanya kemudian dengan
perasaan apa boleh buat:
"Baiklah, sekarang juga aku akan pergi, tapi nama saudara cilik
tentunya boleh kuketahui bukan?"
"Na maku seperti juga na ma orang yang menolongmu, tak ingin
diketahui siapapun, harap kau suka me ma kluminya!"
"Saudara cilik, kalau begitu kita berjumpa lagi di lain waktu,
selama hayat masih dikandung badan, aku orang she Ku a kan
mencari tahu siapa kah tuan penolong yang telah menyela matkan
jiwaku ini!"
Selesai berkatr, tidak nampak gerakan apa yang digunakan Ku
see hong, tahu-tahu ia sudah me layang keluar dari ruangan,
ke mudian sekali melejit badannya berada diatas atap rumah, sorot
matanya yang tajam dengan cepat me mperhatikan sekejap
sekeliling tempat itu.
Tampak bangunan rumah yang ada disana sa mbung
menya mbung sa mpa i dikejauhan sana, tapi suasana gelap gulita
dan sunyinya lura biasa, diantara hembusan angin yang
menggoyangkan pepohonan, hanya terdengar bunyi burung
ma la m...
Mendadak suasana suram, sepi dan seram yang menceka m
sekeliling te mpat itu, tak kuasa Ku See hong menghela napas sedih,
guma mnya:
"Yaa, seperti apa yang dia katakan, tempat ini me mang neraka
dalam dunia, neraka dalam dunia! Aaaai... hidup manusia bagai-kan
dalam impian, seperti juga aku sekarang, apa yang kuala mi sela ma

751
ini ibarat suatu impian buruk, tapi impian buruk ini merupa kan
impian yang sukar kupaha mi..."
Sekali lagi Ku See hong menghe la napas panjang, tubuhnya
segera berkelebat sejauh puluhan ka ki, la lu dala m beberapa kali
lompatan saja, bayangan tubuhnya sudah lenyap dibalik kegelapan.
Tak la ma setelah bayangan tubuh Ku See hong lenyap dari
pandangan, dari balik kegelapan terdengar suara helaan napas
sedih, lalu kedengaran seseorang berguma m:
"Hidup manusia bagaikan dala m impian, ka lau begitu aku lagi-lagi
bermimpi buruk, tapi... impian ini masih berlangsung terus, masih
berkembang terus, entah bagaimana akhir dari impianku ini... ?"
Bayangan langsing dibalik kegelapan tersebut bukankah si
manusia berkerudung itu? Kini ke lopak matanya sudah
menge mbang penuh a ir mata...
Dengan me mbawa perasaan sedih yang mence ka m, dia pun
berlalu dari situ tanpa mengucapkan sepatah katapun.
Kini, waktu menunjukkan kentongan ke lima, fajar baru saja
menyingsing di langit timur...
oooo0dw0oooo
Dala m pada itu setelah Im Ya cu menelan pil Im hwee si hun
wan, berhubung obat itu sudah mulai bekerja, kesadarannya lambat
laun sema kin me mudar, sepasang matanya dipejamkan rapat-rapat,
dadanya bergelom-bang naik turun tiada hentinya, wajah yang
me mucatpun kini telah berubah menjadi se mu merah.
Apakah nasibnya begitu tragis? Apakah kehormatanya akan
hilang digagahi manusia brutal tersebut?
Sepasang mata cabul si pedang ular perak Ciu Heng thian telah
me mancarkan sorot mata rakus yang menjijikkan, sambil
menga mati seluruh tubuh Im Yan cu dari atas hingga ke bawah, ia
perdengarkan suara tertawa cabulnya yang menggidikkan.
-oooo0dw0oooo-

752
Jilid 23
“HEEEEHHH... heeehhh.... heeeehhh.... aku Ciu Heng thian
me mang betul-betul bernasib baik, heeehhh... heeeehhh... setelah
merasakan perawannya, sebentar akupun akan merasakan
perawannya Him Ji im, heeeehh... heeeehhh...''
Tiba-tiba Im Ya m cu merintih lirih, sepasang matanya dibuka
ke mbali, mukanya semakin me mbara, napasnya tersengkal-sengkal
dan sepasang payudaranya bergerar keras.
Menyaksikan hal itu, Pedang ular perak Ciu Heng thian tertawa
cabul, ejeknya:
"Sudah sa mpai waktunya lm Yan cu?"
Seraya berkata, Ciu Heng thian meletakkan pedang ular peraknya
ke tanah, kemudian bersiap-siap me lepaskan paka ian yang
dikenakan...
Im Ya m cu merasakan napsu birahinya me muncak, suatu
perasaan aneh menyelimut i seluruh tubuhnya me mbuat dia tak
kuasa menahan diri, akhirnya dia mulai berkelejet, makin la ma
makin keras dan tubuhnya ma kin la ma se makin gatal, saat itu
kesadarannya masih utuh, hingga bisa dibayangkan betapa sedih,
marah, benci dan denda mnya dia.
Mendadak.... Im Yan cu merasakan munculnya segulung hawa
darah dari bawah perutnya yang menja lar ke e mpat anggota
badannya, lalu peredaran darah dalam tubuhnya me mbara seperti
dibakar api, jalan darahnya yabng tertotok segdera bebas kembaali,
tapi dia tak sanggup menahan kobaran api birahi yang se makin
menguasahi seluruh tubuhnya. .
Im Yan cu menggigit bibir kencang-kencang dengan kesadaran
otaknya ia berusaha keras menahan dan me lawan kobaran api
birahi, mendadak gadis itu menjerit keras ke mudian menerjang Ciu
Heng thian dengan kalap, ke sepuluh jari tangannya dipentangkan

753
lebar-lebar lalu menya mbar sepuluh jalan darah ke matian ditubuh
Ciu Heng thian.
Menghadapi anca man tersebut, Ciu Heng thian tertawa terbahak-
bahak, serta merta dia mengigos kesa mping, sementara tangan
kirinya melepaskan sebuah sapuan cepat.
Kasihan lm Yan cu, waktu itu api birahinya sudah semakin
me mbara, serangan yang dilancarkan secara tiba-tiba ke tubuh Ciu
Heng thian tak lebih hanya berdasarkan kesadarannya yang masih
ada serta usahanya mengendalikan diri dengan sekuat tenaga.
Akan tetapi serangan dari ke sepuluh jari tangannya kini sa ma
sekali tak bertenaga, gerakannya pun sangat la mban, apa lagi
termakan sapuan Ciu Heng thian, tak a mpun lagi seluruh tubuhnya
bergoncang keras dan nyaris jatuh terjerembab ke atas tanah.
Im Yan cu berpekik sedih, seluruh tubuh nya menerjang dua kaki
ke muka dan menumbuk ke atas sebatang pohon di hadapannya,
gadis itu ingin me mbunuh diri dengan menerjang pohon, baginya
lebih baik mati daripada kehormatannya direnggut orang.
kini Ciu Heng-thian sudah me lepaskan seluruh paka ian yang
dikenakan, tapi ia tak mengira kalau kesadaran Im Yan-cu masih
dapat bertahan begitu kuat, walaupun daya kerja obat
perangsangnya sudah menyebar keseluruh badan, namun ia masih
sanggup me mpertahankan diri dengan tangguh.....
Menyaksikan gadis itu menumbukkan kepalanya keatas pohon,
untuk menyela matkan gadis itu tak se mpat lagi.
Tampaknya Im Yan-cu segera akan tewas dengan kepa la
remuk....
Mendadak, pada saat itulah dari tujuh delapan kaki dihadapannya
berkumandang suara teriakan keras:
"Im moay, mengapa kau...."
Berbareng dengan mengge manya suara tersebut, sebsosok
bayangan manusia sudah muncul di sisi tubuh Im Yan cu, lalu sekali

754
menya mbar, orang itu sudah me meluk tubuh si gadis kencang-
kencang.
Mendengar suara teriakan yang sangat dikenal itu, buru-buru Im
Yan cu mendongakkan kepalanya, sorot mata yang penuh
kepedihah, kemurungan tapi hangat dan penuh perasaan cinta
nampak sedang menatap kearahnya lekat-lekat.
Im Yan cu segera berpekik sedih:
“Engkoh Hong, kaukah? Apakah kita telah bersua di ala m ba ka
...."
Sudah jelas dia tak percaya kalau orang yang berada
dihadapannya sekarang adalah Ku See hong, kekasihnya yang
berada di ambang pintu ke matian dan malah mengira kepalanya
sudah menumbuk di atas pohon dan tewas, hingga arwah mereka
berdua ke mbali di ala m baka.
Ternyata sepeninggal dari gedung yang sepi dan mengerikan itu,
Ku See hong langsung berangkat ke ka marnya dipenginapan Yang
tang, tapi ketika ia melompat masuk ke ruangan, walaupun cahaya
lentera bersinar terang benderang, namun tak na mpak sesosok
bayangan manusiapun, bahkan ia menyaksikan noda darah dimana-
mana serta tanda bekas pertarungan.
Maka dengan perasaan cemas, pemuda itu mencari jejak
kangla m siang hou dan Im Yan cu, akan tetapi bayangan tubuh
mereka tak dijumpai, ketika ia mencari keluar kota sebelaj timur
inilah, dalam heningnya suasana pagi, mendadak pemuda itu
menangkap suara tertawa cabul yang menggidikkan hati....
Tenaga dala m yang dimiliki Ku See hong sekarang telah
mencapai pada puncak kese mpurnaan, pendengaran maupun keta-
jaman matanya sangat luar biasa, kendati pun ada suara tertawa
lirih yang bergema dari setengah li jauhnya ia masih bisa
mendengar dengan jelas, apabila Ciu Heng-thian termasuk juga
seorang yang bertenaga dalam se mpurna, tanpa disadari hawa
murninya ikut terpancar lewat gelak tertawa cabulnya, itulah

755
sebabnya suara tertawa mana telah tersiar ke tempat yang lebih
jauh lagi.
Mendadak Ku See-hong mendengar lagi suara jeritan ngeri dari
seorang gadis, suara tersebut amat dikenal olehnya, me mbuat ia
terperanjat dan mengerahkan ilmu meringankan tubuhnya
menerjang kearah mana berasalnya suara tersebut.
Tatkala ia tiba di tempat tujuan, kebetulan Im Yan cu sedang
bersiap-siap mela kukan bunuh diri.
Tak terlukiskan rasa kaget dan terperajat Ku See-hong, setelah
menyaksikan sorot mata Im Yan cu yang merah me mbara
terpengaruh api birahi, buru-buru serunya:
"Adik Im, adik Im, kita masih hidup kau... kenapa kau ....?
kenapa Kau...?"
Ku See hong adalah pe muda yang amat perasa, pada mulanya
dia me mang menaruh kesan jelek terhadap Im Yan cu, tapi
semenjak ia terkena pukulan Hoa kut jian hun im kang, lalu Im Yan
cu merawatnya dengan penuh kasih sayang, selangkah pun tak
pernah berpisah, kesemuanya itu mendatangkan perasaan baru
baginya, bahkan diapun dapat merasakan pula keindahan dari sifat
kewanitaan Im Yan-cu.
Tanpa disadari olehnya, timbullah rasa cintanya didala m hati.
Bisa dibayangkan, betapa pedih dan sakit hatinya setelah
menyaksikan keadaan Im Yan cu se karang.
Im Yan cu sendiri pun merasa sangat gembira setelah
menyaksikan kekasihnya muncul didepan mata dala m keadaan
segar bugar, sambil berusaha menahan kobaran api birahi dala m
hatinya, ia berpekik sedih:
"Oooh engkoh Hong, aku ge mbira sekali menyaksikan kau dapat
segar ke mbali, tapi aku .....aku telah diberi obat Im hwee si hun
wan oleh bajingan itu...''

756
Sejak muda Ku See hong sudah menge mbara didala m dunia
persilatan, ia terlalu banyak mendengar kisah-kisah aneh dala m
dunia persilatan, tak terlukiskan rasa kaget dan tercekat hatinya
setelah mendengar ucapan tersebut, segera teriaknya pedih.
"Adik Im, kau sudah menelan Im hwee si hun wan..."
Im Yan cu tidak me mpunyai pengetahuan yang mendalam
tentang obat perangsang tersebut, apa yang pernah diterangkan Ciu
Heng thian kepadanya pun tida k begitu dipercayai olehnya, setelah
api birahi me mbakar seluruh tubuhnya, ia baru merasakan keadaan
tak beres.
Maka ia benar-benar putus asa setelah mendengar teriakan Ku
See hong sekarang.
Walaupun de mikian ia toh bersyukur juga sebab akhirnya ia
dapat mempersembahkan kesuciannya yang paling berharga untuk
pemuda ida man hatinya, diapun bersyukur kehormatannya tak
sampai lenyap ditangan bajingan cabul, sekalipun setelah menikmat i
tiga kali sorga dunia ia harus mati.
Semuanya itu akan diterima dengan rela.
oooo0dw0oooo

BAB 35
API birahi yang me mba kar seluruh tubuhnya, me maksa Im Yan
cu berusaha keras untuk mempertahankan kesadarannya, dengan
tersengkal-sengkal dia berkata:
"Engkoh Hong, bunuh bajingan itu, jangan perdulikan mati
hidupku lagi ....."
Dala m pada itu, pedang ular perak C iu Heng-thian masih berdiri
tertegun seperti patung kayu semenjak menyaksikan ke munculan
Ku See hong yang mendada k, ia benar-benar kelewatan terkejut
bercampur ngeri.

757
Semala m, dengan mata kepala sendiri ia saksikan Ku See-hong
masih tergeletak ditanah dala m keadaan sekarat, ajal sudah berada
di a mbang pintunya tapi kini pe muda itu muncul da la m keadaan
segar bahkan na mpak lebih perkasa dari pada keadaan dulu,
bayangkan saja sampai di manakah rasa terperanjatnya waktu itu.
Dengan airmata bercucuran Ku See hong berkata parau:
"Adik Im, bersabarlah untuk se mentara waktu, segera akan
kubunuh bajingan itu, ke mudian a kan kucarikan aka l untuk
menye mbuhkan keadaanmu itu, bersabarlah dulu"
Pedang ular perak Ciu Heng thian tertawa seram, suara
tertawanya melengking aneh tak sedap didengar, tiba-tiba ia
menimbrung:
“Orang she Ku, kau me mang sangat hebat, berulang kali berhasil
lolos dari mara bahaya, heeeehh ...heeehh... heeeehh.. tapi hari ini,
hmmmm, Jangan harap kau bisa lolos lagi dari cengkeraman aku
orang she Ciu.”
Im Yan cu a mat terperanjat sesudah mendengar perkataan itu,
dia tahu ilmu silat yang dimiliki penjahat muda itu sangat lihay,
senggupkah engkoh Hongnya menangkan dia?
Kendatipun da la m berapa bulan belakangan ini dia sering
mendengar tinda k kepahlawan dari Ku See hong na mun belum
pernah menyaksikan ke lihayan ilmu silatnya dengan mata kepala
sendiri.
Malah berapa bulan berselang, Ku See hong masih ka lah di
tangannya, mungkinkah sela ma berapa bulan yang a mat singkat ini
kepandaian silatnya telah peroleh ke majuan yang sangat pesat?
"Engkoh Hong, sanggupkah kau... untuk.. untuk mengungguli
dia?" seru Im Yan cu ce mas.
Ku See-hong terharu sekali oleh ucapan tersebut, dia sendiri
masih bergelut dengan maut, tapi gadis itu tak pernah melupa kan
keselamatan jiwanya, cinta kasih sedalam ini benar-benar tak
terlukiskan dengan kata- kata...

758
"Tak usah kuatir adik Im" bisik Ku See hong ke mudian pe lan, "dia
pernah keok ditanganku..."
"Engkoh Hong, hati-hati dengan tipu muslihatnya, aku..."
Belum habis si nona itu berbicara, Ciu Heng thian telah menukas
dengan gelak tertawanya yang mengerikan:
"Heeeehhh ... heeeehhh.... heeehhh, tak usah mengibul dulu
orang she Ku, siapa yang bakal ma mpus masih sukar ditentukan
sekarang.
Walaupun suaranya masih keras, akan tetapi nada
pembicaraannya, sudah demikian le mah dan tak me nentu.
Rupanya Ciu Heng thian sedang dice ka m perasaan kaget dan
terkesiap pada saat itu, karena dala m pertarungannya melawan Im
Yan cu tadi, ia telah merasakan luka dala m yang cukup parah.
Sampa i dimanakah taraf kepandaian silat yang dimiliki Ku See
hong, ia pernah menyaksikan dengan mata kepala sendiri, itu
berarti saat ini dia sudah bukan tandingan nya lagi.
Untuk menghadapi keadaan tersebut, dia lantas berencana untuk
mence lakainya dengan obat pe mabuk, siapa tahu lagi-lagi
busahanya digagadlkan oleh Im Yaan cu.
Mencoronbg sinar tajam yang menggidikkan hati dari balik mata
Ku See hong, ia mendengus dingin dengan suara sinis, ke mudian
katanya menyeramkan:
"Ciu Heng thian, hari ini kau sudah di takdirkan untuk ma mpus."
Kemudian seolah-olah mala ikat elmaut yang telah
me mpersiapkan cengkeraman ma utnya, selangkah demi selangkah
ia mendekati Ciu Heng thian.
Sorot matanya yang berapi-api penuh pancaran hawa marah dan
napsu me mbunuh, menatap tajam wajah Ciu Heng thian tanpa
berkedip, diimbangi raut wajahnya yang dingin menggidikkan,
keadaan si anak muda itu sekarang betul-betul mengerikan.

759
Betapapun sombong dan tekeburnya Ciu Heng thian, tak urung
hatinya merasa ngeri juga hingga bulu kuduknya pada bangun
berdiri, dengan langkah yang gemetar mengikuti gerak maju Ku See
hong, selangkah de mi selangkah dia mundur terus ke belakang...
“Orang she Ciu" jengek Ku See hong dengan sinis, "Kini kau
dapat merasakan bagaimana rasanya menghadapi maut, haahhh...
haaaahhh... .
Anak muda itu mendonga kkan kepa lanya dan me mperdengarkan
suara gelak tertawanya yang me mekikkan telinga ......
Suara tertawanya keras seperti pekikan setan, seperti juga jeritan
beribu-ribu ekor monyet, keras, tajam, amat me me kikkan telinga ....
Dala m gelak tertawa itu terdengar penuh hawa kesedihan yang
sangat tebal .....
Tapi seperti juga hawa sesat yang membumbung ke angkasa,
me mbuat sua-sana berta mbah menyera mkan.
Tiba-tiba suara tertawa itu berhenti....
Secepat sambaran kilat sepasang telapak tangan Ku See hong
telah melepaskan serangka ian pukulan berantai....
Dua gulung angin puyuh yang sangat deras dengan diiringi
desingan suara yang tajam seperti ombak besar yang menggulung
di tengah sa mudra, meluncur dan menyapu tiada hentinya.
Kekuatan itu sangat dahsyat melebihi kekuatan biasa, selain
datang beriring, munculnya pun dari suatu sudut posisi yang aneh,
tepat dan tetap menggulung ke tubuh Ciu Heng thian.
Tak terkirakan rasa kaget Ciu Heng thian menghadapi serangan
tersebut, sebab kekuatan serangan dari Ku See hong sekarang
berapa kali lipat lebih dahsyat dari pada keadaan se mula, dimana
angin serangan menyambar lewat, seketika itu juga Ciu Heng thian
merasakan datangnya tekanan hawa panas yang dahsyat dari
sekeliling tubuhnya dam menggencetnya keras-keras, me mbuat
napas nya menjadi a mat sesak.

760
Angin pukulan yang dilepaskan Ku See hong me ma ng sangat
aneh, serangan itu muncul dan menggencet dari e mpat arah
delapan penjuru, hebatnya bukan alang kepalang.
Ciu Heng thian tak berani menyambut serangan tesebut dengan
kekerasan, cepat-cepat dia berputar kencang.
Didala m perputaran itu, sepasang telapak tangannya melepaskan
pula serentetan angin pukulan yang le mbut. me mbuat seluruh
tubuhnya berubah seakan-akan sebatang anak panah yang
me luncur keluar secepat sambaran kilat.
Ku See hong berkerut kening, sambil me mbentak keras tubuhnya
ikut mela mbung ke udara, ditengah angkasa mendadak sepasang
telapak tangannya diayunkan kedepan dan segulung angin pukulan
yang dingin dan kuat dengan me mbawa hawa pukulan dahsyat
langsung menyapu ke depan.
Waktu itu Ciu Heng thian masih berada di udara, merasakan
datangnya angin pukulan yang mengejar ke arahnya, ia tak berpikir
panjang, sepasang kakinya mendadak berputar lalu bagaikan
sebuah tong bulat menggelinding cepat ditanah.
Disaat sepasang kakinya baru saja mene mpe l di atas tanah,
'Sereeet!" pada saat yang hampir bersa maan pula Ku See hong
telah melayang turun pula ketanah.
Rasa terperanjat Ciu Heng thian saat ini benar-benar me mbuat
nyalinya rontok, seluruh semangat untuk berte mpurnya kontan
tersapu lenyap hingga tak berbekas.
Sementara itu, Im Yan cu sedang merintih kesakitan, akan tetapi
sewaktu sepasang matanya yang merah me mbara dapat melihat
betapa lihaynya ilmu silat yang dimiliki Ku See hong, ia menjadi
gembira sekali, rasa kuatirpun segera lenyap tak berbekas.
Ku See hong sendiri mau tak mau harus mengagumi juga
kelihayan ilmu silat lawannya setelah secara beruntun dua kali Ciu
Heng Thian berhasil me loloskan diri dari ancamannya, kini paras

761
mukanya berubah semakin mendingin, bentakan keras menggelegar
me mecahkan keheningan.
Sepasang telapak tangannya di dorong sejajar dada, diantara
getaran yang sangat aneh, dua gulung angin pukulan yang dasyat
bagaikan ambruknya bukit karang, secara ganas dan dahsyat
menghanta m tubuh Ciu Heng thian..
Ku See hong bertekad untuk membinasa-kan musuhnya dalam
ujung telapak tangannya, makanya setiap serangan yang dilepaskan
hampir se muanya disertai tenaga pukulan yang ganas, dahsyat dan
mengerikan.
Ngeri juga perasaan Ciu Heng thian setelah dilihatnya serangan
lawan kian la ma kian bertambah dahsyat, ia sadar andaikata salah
satu diantara pukulan tersebut sampai menyerempet tubuhnya,
sudah dapat dipastikan ia ba kal terluka parah.
Cepat-cepat tubuhnya berputar kencang, kemudian berkelit
kesamping .....
Tatkala Ku See hong me lepaskan serangannya barusan, dia
me mperhitungkan ke arah manakah musuhnya akan menghindar,
maka setelah menyaksikan keadaan tersebut, gerakan serangannya
segera diubah dengan cepat.
Kaki kirinya berputar kencang, lengan kanannya digetarkan
sementara telapak tangan kirinya disodok ke depan, hawa tekanan
disekeliling arena segera bertambah hebat, gulungan angin pukulan
selapis demi selapis berputar tiada hentinya, langsung menggulung
tubuh Ciu Heng thian.
Sama sekali tak terduga oleh Ciu Heng thian ka lau musuhnya
dapat merubah gaya serangan secepat itu, dalam keadaan demikian
dia benar-benar dipaksa untuk menya mbut serangan lawan dengan
kekerasan.
Dala m keadaan apa boleh buat, bbersamaan dengadn gerak
menghinadarnya tadi, habwa sakti tay ih kun goan khikang segera
di himpun mengelilingi seluruh tubuhnya.

762
”Hiaaatt..!'' bentakan nyaring me mbelah angkasa.
Dengan cepat telapak tangan kirinya berputar satu lingkaran,
ke mudian, "Wees” segulung angin puyuh yang a mat dahsya.t
menya mbar ke muka.
Sedangkan telapak tangan kanannya pun melepaskan
serangkaian pukulan secara aneh.
Beberapa puluh gulung hawa pukulan le mbut dengan cepat
menya mbar pula ke depan.
Dala m satu jurus dengan dua gerakan yang berbeda, semuanya
dilakukan dengan manis dan sakt i.
Mendadak. ...bergema suara benturan nyaring yang
menggetarkan se luruh permukaan tanah.
Menyusul ke mudian... ''Blaa mmm, blaa mm blaa mm....." terjadi
serentetan ledakan yang beruntun.
Hawa sakti berputar kencang lalu menyebar ke e mpat penjuru,
angin puyuh dahsyat yang menyesakkan napas menyelimuti seluruh
angkasa yang kosong dan bergetar tiada hentinya.
Sesudah itu" “plaaak, plaak, plaaak.... plaaak.." kembali
berkumandang suara ledakan-ledakan nyaring.
Tersapu oleh hawa sakt i yang menyebar ke e mpat penjuru,
batang batang pohon di sekeliling tempat itu jadi tersa mbar hingga
patah dan bertumbangan ke atas tanah.
Dala m bentokan tersebut, Ku See Hong hanya merasakan
dadanya bergetar keras, lalu tubuhnya terdorong mundur sejauh
dua langkah dari posisi se mula.
Sebaliknya Ciu Heng thian tersapu oleh kekuatan itu hingga
tubuhnya mencelat tiga kaki lebih, "Uuaak...Uaak ....!" Berturut-
turut dia muntah darah dua kali, dadanya berombak dan naik turun
amat kencang, wajahnya pucat pias, wajahnya menyeringai seram,
kulit wajahnya mengejang keras menahan penderitaan yang hebat.

763
Ku See Hong menyeringai seram, sa mbil tertawa dingin t iada
hentinya selangkah demi selangkah dia berjalan mende kati Ciu
Heng thian.
Mencorong sinar buas yang penuh kebencian dari balik mata Ciu
Heng thian, rasa benci dan mendendam yang hebat membuat
wajahnya kelihatan berta mbah mengerikan.
Mendadak Ku Seng hong mengangkat ke mbali telapak tangannya
yang tak berperasann itu dan "Weess, Weess...!" dua gulung angin
pukulan telah dilepaskan.
Dua gulung angin yang maha dahsyat bagaikan amukan ombak
ditengah samudra langsung meluncur dan me mbabat semua benda
yang dijumpainya.
Bersamaan waktunya yang dilepaskannya ke dua buah pukulan
tadi, "Cring..!"
Cahaya tajam disertai bunyi ge merincing me mecahkan
keheningan.
Tahu-tahu Ciu Heng thian telah meloloskan pedang ular peraknya
lalu diantara ayunan senjatanya yang kuat, selapis cahaya keperak-
perakan yang tebal menyelimut i seluruh angkasa.
Dengan begitu, angin pukulan yang dilepaskan oleh Ku See hong
pun segera me mbentur diatas kabut pedangnya..
Blaa m! Blaaam! Blaaam! beruntun terjadi lagi suara ledakan
berantai yang me me kikkan telinga.
Hawa pukulan yang dilepaskan oleh Ku See hong ternyata lenyap
tak berbekas ketika me mbentur di atas kabut pedangnya yang
sangat aneh itu.
Ciu Heng thian t idak bertindak sa mpa i di situ saja, pedang
peraknya segera dibalik sa mbil berputar kencang, cahayanya
berkilauan me mancar ke mana-mana, dua gulung hawa pedang
disertai suara desingan tajam me lancur keluar dari bayangan
pedang dan menyambar tubuh Ku See hong .....

764
Gerakan yang cepat, serangan yang tepat pada hakekatnya
jarang dite mui dala m dunia persilatan.
Ku Se hong yang menyaksikan kejadian tersebut menjadi a mat
terkesiap, ia tak menyangka dalam keadaan luka parah, musuhnya
masih sanggup menciptakan hawa pedang untuk melindungi diri,
dari sini bisa disimpulkan bahwa kese mpurnaan tenaga dalamnya
me mang sangat mengagumkan....
Ku See hong tak berani berayal, sepasang telapak tangannya
bekerja keras, dalam waktu yang amat singkat itu secara beruntun
dia telah melancarkan lagi ena m buah pukulan berantai menyusul
itu badannya berkelit ke sa mping,
"Sreeet! Sreet!r" dua gulung hatwa pedang menemqbusi angin
pukurlan yang dilepaskan Ku See hong dan menerjang batang
pohon siong yang tumbuh dua ka ki dibe lakangnya.
Seketika itu juga pohon tersebut tersambar hingga muncul dua
buah lubang besar, rupanya hawa pedang yang dipancarkan oleh
Ciu Heng thian itu telah me mperguna kan segenap hawa murni yang
dimilikinya, hebatnya bukan kepalang, dalam anggapannya Ku See
hong yang sombong pasti akan menyongsong serangan tersebut
dengan kekerasan, sungguh tak disangka pihak lawan justru berkelit
ke sa mping.
Menyaksikan ke dua gulung hawa pedang menyerempet dari sisi
tubuhnya, diam-dia m Ku See hong berpekik:
"Syukur aku lolos!"
Saking kagetnya peluh dingin sa mpai jatuh bercucuran
me mbasahi seluruh tubuhnya.
Ciu Heng thian telah menghimpun segenap kekuatannya untuk
me lepaskan dua gulung hawa pedang itu, dalam keadaan begini ia
sama sekali tak berkese mpatan lagi untuk menyisakan kekuatan
untuk me lindungi diri.
Begitu hawa pedang mene mbusi angin pukulan, segulung angin
puyuh yang maha dahsyat segera menindih ke atas, menanti dia

765
hendak me mutar pedangnya untuk mencegah, keadaan sudah
terlambat.
Serentetan jeritan ngeri yang me milukan hati berkumandang
me mecahkan keheningan.
Seluruh badan Ciu Heng thian bagaikan layang-layang yang
putus benangnya terpental sejauh empat kaki dari posisi se mula dan
jatuh terduduk di atas tanah, secara beruntun dia muntah darah
tiga kali, paras mukanya berubah se ma kin mengerikan.
Secepat sambaran petir Ku See hong menerjang ke muka,
sepasang telapak tangannya diangkat bersa ma ke udara, tampaknya
dia hendak menghajarnya sampa i ma mpus.
Mendadak suara gela k tawa keras yang menusuk pendengaran
bergema me menuhi angkasa.
Didala m keadaan yang kritis, Ciu Heng thian menjejakkan
sepasang kakinya ke tanah, pedang ular perak berputar,
menciptakan kabut cahaya bagaikan bukit, lapis demi lapis bagaikan
amukan ombak ditengah sungai, menggulung dan me nerjang tubuh
Ku See hong tiada habisnya.
Tindakan yang licik dan jahat ini sungguh diluar dugaan
siapapun...
Jurus pedang itu selain aneh sakti, pun mendatangkan suatu
kekuatan yang me mbuat orang jadi bingung.
Yang satu menubruk, yang lain menyongsong, kedua belah pihak
sama-sa ma bergerak dengan kecepatan luar biasa, tampaknya
tubuh Ku See hong segera akan membentur bayangan pedang yang
berlapis-lapis bagaikan bukit itu.
Ku See hong me ma ng seorang pe muda yang berkepandaian
tinggi, disaat yang amat kritis itulah mendadak sepasang telapak
tangannya diayunkan ke muka dengan kekuatan hebat.
"Blaa mmm !'' suatu ledakan dahsyat kembali berkumandang
me mecahkan keheningan.

766
Terma kan oleh hawa pukulan yang amat tajam dari Ku See hong
itu, sebuah liang sedala m tiga depa segera muncul diatas
permukaan tanah, diantara pasir dan debu yang beterbangan di
angkasa, tubuh Ku See hong me la mbung setinggi tujuh kaki ke
udara.
Dala m me lancarkan serangannya tadi sebetulnya Ciu Heng thian
me mpunyai dua maksud jahat, pertama dia henda k me mbunuh
lawan secara mendadak, dan ke dua dia ingin mengguna kan
kesempatan tersebut untuk melarikan diri, sebab waktu itu sekujur
badannya sudah penuh dengan luka sedang jurus serangan yang
dipakai sekarang pun merupakan jurus a mpuh terakhir yang
dimilikinya.
Oleh sebab itu disaat sepasang telapak tangan Ku See hong
menghanta m pe mukaan tanah tadi, mendadak Ciu Heng thian
menarik ke mba li pedang ular peraknya, kemudian bagaikan
segulung asap dia langsung kabur ke arah dala m hutan.
Waktu itu tubuh Ku See hong masih berada ditengah udara,
ketika dilihatnya Ciu Heng thian hendak melarikan diri, mendada k
dia berpekik nyaring, suaranya keras bagaikan pekikan naga sakt i
yang me mbumbung ke udara dan me mancar ke e mpat penjuru.
Seluruh hutan tersebut seakan-akan di sapu oleh hembusan
angin puyuh, dengan cepat menimbulkan suasana yang amat
mengerikan.
Pekikan itu ma kin la ma se makin me ninggi, kini nadanya begitu
me medihkan, begitu mendenda m dan hawa seram menyelimut i
suasana.
Baru saja pekikan itu berkumandang, Ku See hong telah
berjumpa litan di tengah udara, bagaikan seekor burung raksasa, dia
me lakukan pengejaran ke muka
Tubuhnya meluncur ke ujung dahan pohon setelah berputar tiga
kali diudara, badan nya segera meluncur kebawah dan menya mbar
ke atas batok kepala Ciu Heng thian.

767
Pekikan nyaring yang menusuk pendengaran ke mbali berge ma
me mecshkan keheningan.
"Criinggg ....!" suara gemerincing nyaring me mbe lah angkasa.
Kini Ku See hong telah mencabut keluar pedang mest ikannya
yang me mancarkan cahaya tajam, pedang sakti Hu thian seng kia m.
Pada saat pedang Hu thian seng kia m di lolosksn dari sarungnya
inilah, tubuh Ku See hong seperti seekor rajawali raksasa
menya mbar ke bawah dengan cepat, ujung bajunya berkibar-kibar
terhembus angin, kecepatannya sungguh me mbuat orang merasa
bergidik.
Selapis cahaya tajam yang amat menyilaukan mata me mancar
keluar dari pedang Hu thian seng kia m ditangan Ku See hong,
cahaya itu seperti bianglala yang me mbelah angkasa, menerjang ke
muka tiada habisnya bagaikan ombak berkejaran disungai.
Mimpi pun Ciu Heng thian tak pernah menyangka kalau tenaga
dalam yang dimiliki Ku See hong dapat me mperoleh ke majuan yang
begini pesat, hanya didalam puluhan hari saja.
Menanti dia sadar akan bahaya yang mengancam, selapis cahaya
merah yang menyilaukan mata, dengan me mbawa hawa pedang
yang dingin dan taja m telah meluncur tiba didepan mata.
Justru pedang yang maha sakti dan mengerikan hati itu sangat
dikenal olehnya, tempo hari didala m jurus serangan inilah dia
hampir saja ma mpus, jurus serangan itu dikenal olehnya sebagai
jurus Hui hong cha ki hiat seng wi (bianglala muncul bau a misnya
darah me mancar), suatu jurus tangguh dari ilmu pedang Cong ciong
ciat mia kia m si.
Dala m kejut dan ngerinya, cepat-cepat dia me mutar pedang ular
peraknya sambil menyurut mundur. cahaya pedang yang berlapis-
lapis melingkar di depan badan dan berputar kekiri mengikut i
gerakan tubuhnya.
Tatkala cahaya pedang Ku See tong sudah hampir menyentuh
diatas tubuhnya....

768
Tiba-tiba Im Yan cu yang berada berapa kaki dari arena
pertarungan me mperdengarkan suara tertawa yang tinggi
me lengking seperti suara tertawa orang gila.
Pikiran dan perhatian Ku See gong segera bercabang, sedang
gerakan pedang Hu thian seng kia mnya pun turut menjadi aga k
la mban ......
Meski begitu, Jeritan ngeri yang me milukan hati toh berge ma
juga me menuhi angkasa.
Ditengah percikan darah segar, yang me mancar ke mana-mana,
lengan kiri Ciu Heng thian sebatas bahu telah terpapas oleh batang
pedang Ku See hong hingga terpotong-potong menjadi tujuh
delapan bagian.
Sekujur badan Ciu Heng thian ge metar amat keras, wajahnya
yang sudah mengeri-kan, kini me mancarkan sinar kebuasan, benci,
dendam dan perasaan lain yang berca mpur aduk.
Tanpa mengucapkan sepatah katapun, ia segera me mbalikkan
badan dan melarikan diri terbirit-birit.
Ku See hong tida k berniat mela kukan pengejaran, cahaya
berkilauan yang me mancarkan ke luar dari pedang Hu thian seng
kia m pun segera menjadi sirap ke mba li.
Tubuhnya berputar dengan cepat, ia saksikan Im Yan cu dengan
rambut yang terurai kalut, pakaian yang terbuka dan keadaan yang
mengerikan sedang berlarian mende kat, kemudian menubruk ke
tubuhnya.
Tak terkirakan rasa sedih dan sa kit hati Ku See hong setelah
menyaksikan keadaan gadis itu, bibirnya yang berdarah, matanya
yang merah me mbara, sungguh me mbuat orang merasa seram.
Diiringi jeritan lengking yang sangat keras gadis itu me meluknya
lalu merangkul dengan penuh napsu.
Kiranya waktu Ku See hong sedang bertarung sengit tadi, daya
kerja Im hwee si hun wan yang bersarang dala m tubuh Im Yan cu

769
telah mulai bereaksi, api birahi bagaikan gelombang sa mudra,
segulung de mi segulung menerjang datang tiada hentinya, semakin
la ma se makin menghebat dan makin la ma se makin dahsyat.
Untuk menguasai kobaran api birahi tersebut, gadis itu seperti
menggigit lidahnya keras-keras untuk tetap berusaha
mengenda likan kesadaran otaknya, namun racun obat itu kelewat
hebat, akhirnya kesadaran tak dapat dikendalikan lagi, hampir saja
jadi gila.
Berada dala m pe lukan Ku See hong Im Yan cu tersengkal-sengkal
tiada hentinya, mendadak ia mengangkat kepalanya, sorot mata
yang merah berapi karena kobaran api birahi me mancarkan suatu
permohonan yang amat besar, ia menatap wajah Ku See hong
tanpa berkedip.
Ku See hong sadar, pil Im hwee sin hun wan merupa kan obat
perangsang paling jahat di dunia ini, tentu saja diapun mengetahui
apa arti dari sinar permohonan yang di pancarkan lewat sorot mata
Im Yan cu.
Tapi, bila ha l itu dibiarkan berke mbang lebih jauh, ma ka darah
yang mengalir dala m tubuh gadis itu pasti akan terpengaruh oleh
api birahi sehingga me ndidih, dimana pada akhirnya nadi a kan
pecah dan menyebabkan ke matian yang tragis untuk dara tersebut.
Sebaliknya bila dia me muaskan kobaran napsu birahinya, tiga kali
ke mudian setelah hubungan seks berlangsung, gadis itu a kan
kehabisan hawa Im khinya yang ber akibat ke matian juga.
Meski hubungan yang akan berlangsung sekarang baru untuk
pertama kalinya, akan tetapi kerugian dala m hal hawa Im goan nya
sudah pasti tak dapat dihindari.
Ketika hubungan seks yang perta ma ka linya berakhir, sebagian
dari kepandaian silat gadis itu akan punah.
Hubungan seks ke dua selesai berlangsung, segenap ilmu silat
yang dimilikinya akan punah.

770
Bila Hubungan seks yang ke tiga selesai dilangsungkan dia akan
kehabisan sumsum dan tewas.
"Aaaai... berada dalam keadaan demikian, bagaimana mungkin
dia tega untuk melakukan perbuatan tersebut?.”
Me mbayangkan untung ruginya, tanpa terasa air mata jatuh
bercucuran me mbasahi wajah Ku See hong. setelah menghe la
napas sedih katanya:
"Adik Im, tak bisakah kau untuk mengendalikan diri sebentar
lagi?"
Waktu itu, didalam benak Im Yan Cu hanya terpengaruh oleh
dorongan napsu birahi, boleh dibilang kesadaran otaknya sudah
hampir punah tak berbekas, dengan penuh penderitaan dia merintih
lalu me nggelengkan kepalanya berulang ka li.
"Adik Im" ke mba li Ku See hong berkata dengan sedih. ''tahukah
kau bila keadaan seperti ini berlangsung terus, kau bisa musnah.
Aku tak tega.... Aku tak tega...."
"Engkoh Hong, kau tak usah me mikirkan aku lagi" pekik Im Yan
cu sa mbil merintih dan menangis, "kau ..... cepatlah sedikit.. aku...
aku benar-benar tak tahan...."
Sepenuh tenaga Ku See hong me me luk tubuhnya, sementara air
mata bercucuran amat deras, sakit hati dan penderitaan yang di
alaminya sekararg betul-betul tak terlukiskan dengan kata-kata.
Mendadak Im Yan cu me mperdengarkan lagi suara tertawa cabul
yang mengerikan, mendadak sepasang lengannya yang kuat seperti
jepitan baja me meluk tubuh Ku See hong se makin kencang.
Ku See hong tahu, sisa kesadaran yang terus dipertahankan
sedari tadi, kini sudah terbakar punah oleh kobaran api birahi yeng
amat luar biasa, dia me nghela napas panjang.
"Aaai, sudah, sudahlah, tampaknya aku Ku See hong sudah
ditakdirkan untuk hidup menderita seorang diri...."

771
Sekarang Im Yan cu sudah dipengaruhi oleh aliran hawa napsu
yang menyusup ke seluruh bagian tubuhnya dan memunahkan satu-
satunya kesadaran yang ada, dikala kecerdasan dan kesadaran
sudah punah, maka yang berkuasa kini tingga l napsu birahi, ha mpir
gila gadis itu jadinya.
Dia mulai meraung-raung dengan suara rendah.
Ia sudah tidak me mperdulikan harga dirinya sebagai seorang
gadis lagi, dia tak tahu apa artinya malu.
Sekarang, dia hanya tahu membutuhkan kepuasan seks baginya,
me mbutuhkan kepuasan untuk menghilangkan siksaan yang
me mbara didala m tubuhnya.
Sepasang tangan Im Yan cu sudah mulai meraba tak sopan,
tangannya mulai me nggerayangi sekujur badan anak muda
tersebut....
"Adik Im, kita tak boleh me lakukannya disini" akhirnya Ku See
hong berbisik lirih.
Pada hakekatnya Im Yan cu sudah tida k mendengar ucapan dari
Ku See hong lagi, dia hanya tertawa jalang tiada hentinya.
Suara tertawanya tak berbeda jauh dengan suara tertawa
perempuan-pere mpuan na kal, begitu ja lang, begitu genit dan
mendirikan bulu roma.
Manusia biasa baik atau buruk, se muanya tergantung pada
kesadaran seseorang dalam berpikir, bila kesadaran orang itu sudah
punah, maka semua perbuatan yang mereka lakukan hanya
berdasarkan dorongan napsu birahi, tak bisa membedakan lagi
mana yang ba ik dan mana yang cabul.
Olen sebab itu, kawanan manusia la knat yang keji dan bermoral
rendah boleh di bilang ma nusia-manusia yang tak berakal budi lagi,
mereka tak jauh berbeda dengan kawanan makhluk yang disebut
hewan.

772
Melihat persoalannya telah berkembang menjadi begini, tentu
saja Ku See hong di desak untuk me milih jalan yang paling punya
harapan, kalau tidak bila dibiarkan berapa saat lagi, niscaya gadis
itu akan pecah nadi-nadinya dan tewas.
Dipeluknya tubuh gadis itu, lalu berjalan menuju ke tengah hutan
yang lebat di depan sana, ketika tiba di sebuah tanah berumput ia
tak berani me mbuang waktu lagi, tangannya dengan cepat
me lepaskan paka ian yang dikenakan gadis itu...
Im Yan cu berulang ka li me mperdengarkan suara tertawa
jalangnya yang melengking, sepasang tangannya yang putih dan
halus mulai me lakukan gerakan-gerakan yang tak pernah
dibayangkan sebelumnya.
Dala m waktu singkat, tubuhnya yang putih dan halus sudah
muncul dala m keadaan bugil. . .
Dia mulai mela kukan gerakan-gerakan erotik yang menyeramkan,
sekujur tubuhnya ge metar keras, dari sini bisa dibayangkan sa mpa i
dimanakah dahsyatnya api birahi yang sedang membakar dala m
tubuhnya.
Mula-mula yang terlihat lebih dahulu adalah sepasang
payudaranya yang besar dan montok.
Ia berbaring dengan kepala menghadap ke atas, rambutnya yang
panjang dan hitam terurai di atas tanah berumput yang le mbut.
Dengan termangu-mangu Ku See-hong me mperhatikan sekejap
tubuh si nona yang bugil tapi indah itu, la ma-la ma ke mudian. . .
Berbicara sejujurnya, entah dia atau gadis itu, sekalipun berada
dalam keadaan sadar, bila kedua belah pihak sudah berada dala m
puncak birahi, tanpa bisa dicegah mereka akan tetap me lakukan
hubungan tersebut, apalagi dala m keadaan seperti sekarang.
Ku See-hong menghela napas sedih, seluruh tubuhnya mulai. . .
Dunia serasa bergoncang, jagad bagaikan berputar, selanjutnya
berlangsunglah suatu adegan yang syahdu yang menggairahkan. . .

773
Ketika cahaya matahari yang panas menembusi dedaunan yang
rimbun dan menyoroti tubuh mereka, nampak sepasang muda mudi
yang berada dalam keadaan bugil itu telah bersatu menjadi satu
tubuh. . .
Keadaan Im Yan cu ibarat seekor ikan leihi yang terkena
terpancing, dia bergoyang melompat, bergeser dan bergaya tiada
hentinya.
Suara tertawa yang melengkingpun berkumandang mengimbangi
setiap gerakan yang dilakukan.
Ku See-hong mulai terengah-engah, seluruh tubuhnya telah
me lakukan gerakan purbakala yang tidak beraturan, naik, turun,
bergeser ke kiri, bergeser ke kanan. . .
Namun sekarang, ia tidak merasakan kenikmatan, malah
sebaliknya a mat menderita.
Tiap ka li berkumandang suara tertawa jalang yang setengah
menggila itu, Ku See-hong merasakan hatinrya bagaikan ditembusi
oleh serentetan anak panah yang tajam.
Hatinya terluka dan mula i mengucurkan darah kental.
Air mata telah jatuh bercucuran, meleleh dan menetes di atas
badan Im Yan cu.
Sebaliknya Im Yan cu merasakan kege mbiraan dan kenikmatan
yang luar biasa, dia seperti lupa kalau hubungan yang
dilangsungkan sekarang adalah hubungan yang pertama kali
dilakukan, dia seperti sudah melupa kan rasa sakitnya ketika selaput
daranya pecah dan berdarah.
Bila sepasang lelaki perempuan melangsungkan perma inan cinta
seperti ini, maka yang dicari pada umumnya adalah kepuasan dan
kegembiraan, tapi perasaan mereka berdua justru saling
berlawanan, yang seorang menderita sedang yang lain merasa
gembira.

774
Ku See-hong telah lemas dan kehabisan tenaga, namun Im Yan
cu yang masih dipengaruhi oleh napsu birahi, tetap menggerakkan
tubuhnya seperti orang kalap.
Akhirnya. . . ia berhasil juga mencapai puncak kepuasannya,
kobaran napsu birahi yang me mbara dala m dadanya seakan-akan
telah meletus dan me mbuyar. . .
Padahal, setiap detik dia merasakan kege mbiraan dan
kenikmatan, berarti usianya diperpendek beberapa tahun.
Dika la kepuasan telah tercapai, berarti mala ikat elmaut sudah
semakin mendekati dirinya.
Tengah hari sudah lewat, kini napsu birahi yang me mba kar
dalam tubuh Im Yan cu sudah pudar, kesadaran serta akal budinya
telah pulih ke mba li, na mun gadis itu kelewat le mas, kelewat le lah
dan kehilangan banyak tenaga, hampir saja ia terlelap tidur.
"Adik Im, adik Im!" Ku See-hong segera berteriak keras-keras.
Air mata bercucuran me mbasahi wajah Im Yan cu, pekiknya
pedih:
"Engkoh Hong. . ."
Kata-kata selanjutnya tak mampu dilanjutkan lagi,
tenggorokannya seperti tersumbat oleh kepedihan hatinya.
"Adik Im, kau tak usah sedih" bisik Ku See hong, "dalam dua hari
mendatang aku pasti akan mencarikan obat mujarab untuk
me munahkan racun yang mengera m da la m tubuhmu"
“Engkoh Hong, tidak menjadi soal ka lau aku harus mati" sahut
Im Yan cu sedih, ''walaupun aku hanya dapat berkumpul denganmu
dalam waktu singkat, namun aku merasa puas sekali, apalagi ka lau
aku bisa me mperoleh cinta mu yang murni ....."
''Adik Im, kau pasti akan tertolong, kau tak usah memikirkan hal-
hal seperti itu, jangan kelewat cepat putus asa."

775
Dari ucapan sang pemuda yang begitu me medihkan hati, Im Yan
cu sudah tahu kalau t iada harapan hidup lagi baginya, setiap orang
yang sedang menghadapi ke matian, hatinya tentu akan merasa
sedih dan kosong, kecuali bila orang itu rela mengorbankan diri.
Begitu juga keadaan Im Yan cu sekarang menghadapi keputusan
asaan, tanpa terasa dia menangis dengan sedih, suaranya begitu
me milukan hati me mbuat siapa pun akan turut bersedih hati bila
mendengarnya.
Dengan sinar mata yang me mancarkan ke le mbutan, dia menatap
wajah Ku See hong lekat-lekat, seakan-akan dalam waktu yang
amat singkat itu dia ingin mengingat baik-baik wajah ke kasihnya ini
dan me mbawanya sampa i ke akhirat.
"Engkoh Hong, cintakah kau kepadaku?" tiba-tiba ia bertanya
dengan sedih.
Ku See hong tidak habis mengerti apa sebabnya dia mengajukan
pertanyaan tersebut dalam suasana begini, namun dia toh
menjawab juga:
"Adik Im, aku cinta kepadamu!"
Kembali Im Yan cu bertanya:
“Engkoh Hong, tahukah kau setelah ke matianku nant i, arwahku
akan masuk ke sorga atau neraka? Sepanjang hidupku, sudah
banyak manusia yang mati ditanganku tapi aku tahu orang yang
mati ditanganku se mua nya adalah orang-orang jahat yang sudah
banyak me lakukan perbuatan keji dan terkutuk di dunia ini"
Ku See hong mengerti, semangat maupun pikiran gadis itu
sekarang amat kalut, tak heran kalau apa yang diucapkan juga
kacau dan tidak karuan, tapi pemuda tersebut tak ingin
me mbuatnya sedih, dia berupaya keras untuk me mberikan
kehangatan kepadanya sedapat mungkin.
Dengan le mbut Ku See hong berkbata:
"Adik Im, kau tak bakal a masuk neraka!”

776
"Benarkah itu? benarkan aku tak akan masuk neraka?" Im Yan cu
tersenyum manis.
"Adik Im, buat apa kau menanyakan tentang persoalan ini.?”
Im Yan cu segera tertawa.
"Engkoh Hong, aku takut bila arwahku disekap dala m neraka
sehingga dike mudian hari aku tak bisa ke luar lagi untuk mencarimu,
suasana semaca m ini pasti a mat sepi dan menderita.”
Ku See hong menghe la napas panjang, dia m-dia m pikirnya:
"Ooooh Thian, mengapa kau hendak merenggut nyawanya?
lihatlah, dia begitu menawan..."
Berpikir sa mpa i disitu, cepat dia menjawab sa mbil tertawa:
"Adik Im, a ku pasti akan seringka li mene mani kau! Aku akan
berusaha untuk selalu berada disampingmu"
Im Yan cu me mutar sepasang biji matanya yang jeli beberapa
waktu, lalu katanya lagi:
"Engkoh Hong, orang bilang antara ala m dunia dan ala m ba ka
terbagi oleh suatu jurang yang sangat dalam, bagaimana mungkin
kau bisa datang menda mpingi diriku?"
"Adik Im, kata orang sela ma ini cuma kata gurauan belaka,
padahal orang yang telah mati, arwah merekapun berada ditempat
yang sama, hanya bedanya orang yang belum mati me mpunyai
wujud badan kasarnya dan me mpunyai daya hidup, sedangkan
orang yang sudah mati tak me mpunyai wujud kasarnya, arwah
tersebut tak bisa terikat di suatu tempat saja, mereka dapat
bergerak ke sana ke mari sekehenda k mereka sendiri"
“Engkoh Hong, aku tidak me maha mi apa yang kau katakan itu"
seru Im Yan cu tidak mengerti, "yang kau maksudkan sebagai
arwah itu benda macam apa? Tadi kau bilang dia bisa melayang
kian ke mari menurut kehendaknya sendiri, lantas bagaimana
caranya kita dapat selalu berada bersa ma-sa ma?."

777
"Adik Im, arwah adalah roh, sesuatu yang tak berwujud dan tak
nampak, keadaannya seperti perasaan kita sekarang, maya bentuk
nya dan sukar di lukiskan dengan suatu perkataan, arwah adalah
roh yang berada dalam tubuh manusia, dala m diri kita sendiri,
sedangkan daging dan tubuh sebetulnya adalah benda byang mati,
justdru karena dimasauki roh atau arbwah maka tubuh itu menjadi
sesuatu yang hidup, dan karena ditunjang dan digerakan oleh roh,
maka tubuh tersebut baru dapat melakukan pelbagai perbuatan
maupun pekerjaan.
"Jadi kalau ada orang mengatakan sudah tak punya arwah lagi,
berarti dia sudah mat i, tubuhnya tak dapat bergerak lagi"
Im Yan cu segera tertawa merdu.
"Engkoh Hong, sekarang aku sudah tahu, tapi bagaimana
caranya untuk me mbawa sealu arwahku disisimu?"
"Adik Im, yang dimaksudkan sebagai roh atau arwah adalah
sesuatu yang bersifat tak menetap, roh itu melayang kesana kemari,
tapi kita pun dapat me mbuat roh selalu berada disisi kita."
"Caranya yakni me mbawa jasad tubuh itu ke suatu tempat dan
menyimpannya di sana kemudian sela manya aku akan menetap di
sana, bukankah hal ini berarti pula kalau rohmu sela lu berada
disisiku?"
Im Yan cu menjadi a mat girang, segera serunya:
"Engkoh Hong, apakah kau hendak membuatkan sebuah kuburan
yang sangat indah bagiku, ke mudian me mbangun sebuan ruma h
disa mping kuburan tersebut dan selamanya kau akan menetap di
sana?"
"Adik Im, aku me mang bermaksud de mikian, cuma dendam
darahku harus dituntut lebih dulu, setelah itu aku akan me mbangun
rumah gubuk dan me ne manimu untuk sela manya."
'Engkoh Hong, bagaimana ka lau kaupun ajak Him Ji im untuk
tinggal bersa ma kau?" tiba-tiba Im Yan cu berseru.

778
ooo0dw0ooo

BAB 36
MENDENGAR gadis itu menyinggung ke mba li soal Him Ji im, tat
kuasa Ku See hong menghela napas panjang, lagi sorot matanya
pelan-pelan dialihkan ke te mpat kejauhan sana, memandang awan
putih yang melayang di angkasa, hatinya terasa lebih sedih dan
pedih.
Mendadak Im Yanr cu berkata lagti.
"Engkoh Hong, bukankah kau bilang masih ada seorang lagi yang
bernama Keng Cin sin dari istana Huan mo kiong di laut La m hay?"
Keng Cin sin ada lah gadis pertama yang tertanam dala m hati
pemuda itu, dia merupa kan gadis yang pa ling dicintai dan paling di
hormati Ku See hong selama ini, menyinggung soal gadis itu,
perasaan Ku See hong makin bertambah pedih, air matanya
bercucuran sema kin deras lagi.
Sambil menghela napas sedih, ke mba li Im Yan cu berkata:
"Engkoh Hong, apakah Keng Cin sin telah tiada?"
"Ya, dia me mang sudah meninggal" suara Ku See hong
kedengaran amat gemetar, namun aku tak pernah menyaksikan
sendiri jenazahnya.
"Engkoh Hong, aku mati masih mendingan tapi kau .... kau bakal
kesepian, aaah, betul! Masih ada Him J i im, kau harus segera
menolongnya, kau pun harus mencari tulang belulang Keng Cin sin
dan menguburnya bersama ku, dengan begitu aku a kan
mendapatkan seorang te man, sedang kau yang berada didunia
inipun ada Him Ji im yang baka l merawatmu, dengan demikian aku
dan Keng Cin sin yang berada di a la m baka pun tak akan terlalu
menguatirkan dirimu"
Dia m-dia m Ku See hong merasa kagum berca mpur terharu, dia
dapat merasakan kalau gadis tersebut jauh berbeda dengan gadis-

779
gadis la in, seakan-akan tida k menaruh perasaan cemburu terhadap
perempuan lainnya, meski yang lainpun merupa kan saingan
baginya, penampilan semaca m ini sudah jelas me mperlihatkan ka lau
dia bukan seorang pere mpuan biasa.
Aaaai.... Tapi, mengapa Thian tidak adil? Ka lau begiut, bila ia
dapat me mperistri tiga orang ke kasih yang cantik jelita dan hidup
berbahagia sepanjang tahun, bukahkah kejadian ini merupa kan
suatu peristiwa yang hebat?"
Sekarang, Him Ji im masih berada di dala m sarang iblis, jiwanya
berada di ujung tanduk, sekarang kini diapun seperti me mperoleh
suatu firasat tak baik, siapa tahu gadis itu sudah tiada....
Teringat sampai ke situ, Ku See hong merasa amat sedih dan
kosong, tanpa terasa dia menghela napas panjang.
Ia benci, bencinya bukan a lang kepa lang, me mbenci kepada
langit, juga me mbenci kepada bumi.
Baru dalam keadaan seperti ini dia dapat merasakan makna yang
sesungguhnya dari bait-bait syair dala m lagu "'DENDAM SEJAGAD'"
Sementara itu, Im Yan cu sudah kelihatan lelah sekali, berulang
kali dia menguap lebar, sedang suara bisikannya ikut berta mbah
lirih:
“Engkoh Hong, setelah aku mati nanti tolong kau suka
menya mpaikan berita tentang ke matianku ini kepada guruku..."
Mendengar ucapan tersebut, satu ingatan tiba-tiba melintas
didala m bena k Ku See hong, buru-buru serunya:
"Adik Im, apakah gurumu masih berada di tebing Hay jin gay?
Dia orang tua pasti dapat mencarikan akal untuk menyela matkan
dirimu”
Kesadaran dan akal budi Im Yan cu ketika itu sudah makin la ma
semakin bertambah le mah, pada hakekatnya apa yang diucapkan
Ku See hong sudah tak dapat di tangkap olehnya.
Tapi da la m keadaan begini gadis itu masih berguma m lagi:

780
"Engkoh Hong, apakah luka pukulan Hou kut jian hun im kang
yang kau derita telah se mbuh ke mbali.?"
Tiba-tiba Ku See hong menepuk kepala sendiri sa mbil berteriak:
"Aaah, mengapa aku bodoh begini? Orang itu dapat
menye mbuhkan a ku dari pengaruh pukulan Hou kut jian hun im
kang, berarti dia dapat juga menyembuhkan racun cabul tersebut,
mengapa a ku tida k berusaha untuk mohon kepadanya....?"
Im Yan cu sudah terlelap tidur, sekali me meja mkan mata, dia
baru akan mendusin ke mbali dari tidurnya dua hari ke mudian.
ooo0dw0ooo

MATAHARI telah terbenam dilangit sebelah barat, sinar yang


berwarna keemas-e masan menarik ke seluruh angkasa.
Suasana senja yang indah dan le mbut itu seakan-akan
mendatangkan suatu perasaan yang pedih dan murung dihati orang.
Hari ini udara sedikit agak luar biasa, langit serasa mengering
dan mati, tiada he mbusan angin yang lewat. seluruh benda
disekeliling situ bagaikan turut lesu dan letih.
Dala m suasana senacam inilah, ditengah angkasa yang hening,
tiba-tiba berkumandang suara nyanyian yang keras tapi bernada
me medihkan hati orang...
Dendam kesumat me nbentang bagai Jagat
Bukit tinggi berhutan lebat ditepi sebuah kuil
Sungai besar didepan kuil berombak besar.
Dendam kesumat sepanjang abad.
Dendam kesumat me mbentang bagai jagad.
Burung gaga k bersarang di rumput dikala senja.
Cinta kasih berlangsung dari muda sa mpai tua.

781
Me metik ka mpak me mbuat lagu.
Nadanya dendam!
Menitik air mata darah untuk siapa?
Hati pilu menanggung derita, menyesal sepanjang masa.
Dendam kesumat me mbentang bagai jagad.
Ji koan pernah berbuat salah.
Menyandang golok menunggang kuda, apalah gunanya?
Salju terbang air laut se muanya terasa hambar.
Dendam kesumat me mbentang bagai jagad
Curah hujan me mbuyarkan awan.
Air mengalir akhirnya surut.
Dendam kesumat tak akan pernah luntur.
Suara nyaring yang begitu me milukan, begitu me medihkan
menga lun di udara dan me mancar ke e mpat penjuru.
Dari ira ma dan nada nyanyian tersebut, seakan-akan dia hendak
mengutarakan rasa denda m yang me mbara di dala m dadanya.
Kesepian...
Kesedihan...
Kesengsaraan...
Sisa sinar matahari meninggalkan suasana yang makin suram di
seluruh permukaan jagad.
Senja telah menjelang tiba, sesosok bayangan yang memanjang
tiba-tiba muncul di atas permukaan tanah, Ku See hong dengan
me mbawa si nona yang tertidur pulas sedang berjalan pelan
menelusuri jalan.

782
Rupanya Ku See hong sedang me mbopong Im Yan cu menuju ke
arah kota, dia hendak menuju ke gedung yang sera m dan terpencil
untuk me mohonkan pertolongan bagi gadis itu.
Tapi gedung yang besar dan lebar itu dite mukan berada dalam
keadaan kosong tanpa penghuni meskipun barang-barang keperluan
sehari-hari masih terlihat dalam ruangan itu, akan tetapi tak sesosok
bayangan manusia pun yang na mpa k.
Bahkan si bocah le laki itupun tak diketahui sudah pergi ke mana,
dia harus menunggu sela ma berja m-ja m la manya sebelum
me mbopong ke mbali Im Yan cu dan berlalu dari situ.
Tapi dari se mentara kawanan jago yang berbisik-bisik, dia
mendapat tahu ka lau mala m nanti di le mbah Yu cui kok diluar kota
sana akan terjadi suatu pertarungan sengit, sekawanan jago-jago
persilatan di dunia saat ini hendak mengerubuti seorang manusia
berkerudung warni warni.
Maka Ku See hong lantas teringat akan manusia aneh dala m
gedung menyeramkan itu, siapa tahu kalau dia pun telah berangkat
ke le mbah Yu cui kok untuk menonton kera maian?
Karena berpendapat demikian, Ku See hong dengan me mbopong
Im Yan cu segera berangkat menuju ke le mbah tersebut, dia
berharap bisa menjumpai si bocah itu lagi, ke mudian me mohon
kepadanya agar me mperkena lkan ma nusia aneh itu kepadanya.
Begitulah, sambil me mbopong In Yan cu dan menyanyikan lagu
"DENDAM SEJAGAD" selangkah demi selangkah Ku See hong
berjalan menyelusuri hutan yang sepi, suara nyanyian yang
mengenaskan itu dengan cepat mena mbahkan suasana yang
me medihkan di senja itu.
Sebagaimana diketahui, bait-bait dala m lagu ''denda m sejagad"
yang dibawakan Ku See hong itu sesungguhnya mengandung arti
yang sangat mendala m, itulah sebabnya dia berjalan sambil
menyanyikan lagu itu, dia tak tahu dimanakah letak le mbah Yu cui
kok tersebut, maka dia ingin me mancing kedatangan para jago

783
persilatan tersebut dengan lagunya, agar merekalah yang memberi
petunjuk kepadanya dimtana letak Yu cui kok yang dimaksudkan.
Padahal, ingatan semacam itu sangat berbahaya, sebab jago
persilatan didunia sekarang menaruh perasaan dendam dan
permusuhan terhadapnya, mereka sangat berharap dapat
mengetahui jejaknya, bahkan tidak berada dibawah manusia
berkerudung itu .....
Penampilannya secara sengaja sekarang sudah dapat dipastikan
akan me mancing datangnya keributan dari kawanan jago persilatan
tersebut.
Disaat suara nyanyiannya belum selesai di bawakan ......
Suara pekikan-pekikan nyaring secara tiba-tiba berkumdang dari
le mbah bukit disebelah depan situ..
Menyusul ke mudian terlihat ada e mpat sosok bayangan manusia
yang meluncur ke hadapan Ku See Hong dengan kecepatan
bagaikan sambaran kilat, salah satu diantaranya yang berwarna
abu-abu paling cepat bergerak, seperti hembusan angin le mbut
dalam sekejap mata telah t iba dite mpat tujuan.
Dia adalah seorang sasterawan setengah umur yang berwajah
tampan, berparas putih dan mengge mbol sebilah Pedang berwarna
hitam dipunggungnya, orang itu bukan lain adalah salah seorang
diantara dua murid murtad Bun ji koan su, yakni Thi bok sin kia m
(pedang sakti kayu besi) Cu Pok ....!
"Sreeet Sreeet...! Sreeet...!" secara beruntun dari arah belakang
berdatangan lagi tiga sosok bayangan manusia.
Kakek yang kurus lagi pendek, dia adalah Hiangcu nomor satu
dari ruang Sin hwe tham dala m perkumpulan Ban sia kau yang
terkenal karena kelihayan ilmu silatnya serta kesaktian gerakan
tubuhnya .... Kun thian ciang Tan Khong lun.
Dua orang sisanya adalah manusia aneh bertubuh kurus kering
yang berperawakan jangkung, dandanannya aneh, gerak geriknya

784
kebanci-bancian, mereka tak lain adalah dua orang pelindung
hukum kesayangan dari Thi bok sin kia m Cu Pok.
Si ka kek berjubah merah darah yang berada di sebelah kiri
adalah Ang yang kui (setan merah) Sin Sau si.
Sedang Kakek-kakek berbaju hijau yang berada disebelah kanan
bernama Lik Im lok si (setan hijau) Sin Eng siang.
Kedua orang itu bersaudara, ilmu silatnya lihay dan keji, mereka
termasuk ma nusia pent ing da la m perkumpulan Ban sia kau.
Setelah menyaksikan orang-orang munculkan diri dihadapannya
sekarang terasa bergidik juga hati Ku See-hong dibuatnya, sebab
dia cukup menyadari kalau ilmu silat yang dimiliki ke empat orang
itu benar-benar luar biasa hebatnya.
Dala m sekilas lintas pe meriksaannya dia sudah merasakan kalau
diantara beberapa orang yang hadir, maka tenaga dala m yang
dimiliki Thi bok sin kia m Cu Pok termasuk yang pa ling hebat,
me mbuat orang sukar untuk mengukur sa mpai dimanakah taraf
kepandaian yang sebenarnya.
Kemudian orang yang mene mpati urutan ke dua ada lah si kakek
kurus dan pendek itu--- Kun thian ciang Tan Khong lun.
Tapi sewaktu Ku See hong menyaksikan dandanannya, hanya
mene mpati urutan ke tiga dala m perkumpulan Ban sia kau, hal ini
me mbuatnya tercengang dan tida k habis mengerti.
Ketika sinar mata Ku See hong dialihkan ke wajah Kun thian
ciang Tan Khong lun tadi, kebetulan seka li sorot matanya juga lagi
me mandang kearahnya. Ku See hong dapat menyaksikan dengan
jelas sorot matanya yang tajam, namun hal ini se makin
me mbuatnya merasa keheranan.
Mendadak si pedang sakti kayu besi Cu Pok mendengus dingin,
ke mudian tegurnya:
"Barusan, kau yang me mbawa kan lagu denda m sejagad itu?"

785
Dengan wajah sedingin es, Ku See hong me mperhatikan
beberapa kejap pula ke arahnya, kemudian me nyahut:
"Kalau benar kenapa, kalau tidbak kenapa?"
Sorot mata Pedang sakti kayu besi Cu Pok yang tajam, mendadak
me mancarkan sinar kebuasan, dia menelit i tubuh Ku See hong
beberapa kejap lalu memperhatikan pula Im Yan cu yang berada
dalam bopongan, sekilas perasaan tercengang sempat menghiasi
raut wajahnya.
Tiba-tiba ia mendonga kkan kepalanya, lalu me mperdengarkan
suara tertawanya yang menyeramkan .....
Suara tertawanya sangat keras, memekikkan telinga,
menggetarkan sukma dan seakan-akan menggoncangkan seluruh
jagad.
Dala m gelak tertawa tersebut, terdengar pula nada angkuh,
sombong, takabur dan kejinya yang sukar dilukiskan dengan kata-
kata.
Mendadak ia berhenti tertawa ....
"Maaf, maaf ..!" serunya kemudian lantang.
Sesudah berhenti sejenak, lanjutnya ke mba li:
"Kalau begitu, kaulah yang disebut Leng hun koay seng Ku sute
yang namanya menggetarkan dunia persilatan dewasa ini? Harap
kau sudi me maafkan sikapku yang punya mata tak mengenal bukit
Thay san, harap Ku sute sudi me maafkan"
Ku See hong merasakan darah yang mengalir dala m tubuhnya
mendidih keras, ia benar-benar sangat gusar sesudah mendengar
gelak tertawanya yang aneh, terutama ucapannya barusan.
Dengan cepat dia menghimpun segenap tenaga yang dimilikinya
dan berusaha untuk me nenangkan perasaan hatinya yang bergolak.
Selang beberapa saat kemudian, dia baru berseru dengan
perasaan terperanjat:

786
"Jadi kau adalah Pedang sa kti kayu besi Cu Pok!"
Sekali lagi Pedang sakti kayu besi Cu Pok mendongakkan
kepalanya dan tertawa seram.
"Haahhh... haaahh... hahh... rupanya dia masih belum
me lupakan ka mi berdua..."
Mencorong sinar buas yang menggidikkan hati dari balik mata Ku
See hong, dia mendengus dingin, ke mudian dengan nada sinis dan
sama seka li tak berperasaan teriaknya:
"Murid durhaka, hari ini kau tak akan lolos dari ke matian,
bersiap-siaplah untuk ma mpus!"
Thi bok sin kia m (pedang saktib kayu besi) Cu Pok mengulumkan
sekulum senyuman yang sinis lagi licik.
"Heehhh.. heehhh...... heeehh.. padahal kita sesama saudara
seperguruan baru pertama kali ini bersua, buat apa kau me lototi aku
dengan wajah gusar? Heeehh... heeehhh... tolong tanya apakah
belakangan ini suhu dia orang tua berada dala m keadaan sehat
walafiat...?”
Sekali lagi Ku See hong merasakan darah yang menga lir didala m
dadanya mendidih keras, dia betul-betul tak sanggup untuk
mengenda likan kobaran hawa a marahnya lagi, dengan suara yang
keras, dia me mbentak nyaring:
"Kau bajingan keparat yang tak tahu malu, bila kau masih
me miliki sedikit perasaan saja, tak mungkin kau akan berbuat bejad
dengan menghianati perguruanmu"
Pedang sakti kayu besi Cu Pok kembali mendehe m beberapa kali,
dengan senyum tak senyum katanya.
"Ku sute, kau memang seorang manusia yang benar-benar lupa
budi, seandainya kami dua bersaudara tidak meninggalkan
perguruan, bagaimana mungkin kau bisa menjadi hebat dan lihay
seperti hari ini?”

787
Heeeehh...... Heeeehh...... heeeehh...... apakah suhu sudah
berangkat ke ala m baka untuk beristirahat sela manya?"
-ooo0dw0ooo-

Jilid 24
TIBA-TIBA Ku See hong menangkap ke mbali sorot mata yang
sangat aneh me mancar keluar dari balik mata Kun thian ciang Tan
Khong lun, dia seperti lagi me mberi tanda rahasia kepadanya
berulang ka li.
Ku See hong sebagai seorang pemuda yang cerdik dengan cepat
dapat menangkap ma ksudnya, dia menjadi amat terperanjat, segera
pikirnya dengan cepat:
"Ilmu silat yang dimiliki penghianat itu sangat lihay, kenapa aku
bersikap bodoh dengan termakan oleh hasutannya yang sengaja
hendak mengobarkan a marahku, jika sebentar pertarungan
berlangsung dan keadaan tida k menguntungkan bagiku, bukankah
aku akan me nyesal sepanjang masa?"
Berpikir sa mpai disitu, dengan cepat anak muda itu berusaha
keras untuk menenangkan ke mbali hatinya, kemudian dengan
kening berkerut dan sekulum senyuman sinis menghiasi ujung
bibirnya, dia mendengus berat-berat, lalu tertawa dingin.
Selang berapa saat kemudian, dengan hawa pembunuh yang
menyelimuti se luruh wajahnya, dia berseru ketus:
"Tak ada salahnya untuk me mberi tahukan kepada mu, suhu telah
mencapai kese mpurnaan dan ke mbali ke a la m baka, tapi sebelum
meninggalnya beliau telah berpesan kepadaku untuk me mbersihkan
perguruan dari se mua manusia-manusia penghianat Hmmm! Cu
Pok, mengapa kau t idak segera berlutut untuk menerima ke matian?"
Perubahan demi perubahan yang terjadi me mbuat Ku See hong
bersikap lebih waspada dan serius.

788
Tampaknya perbuatan sikap yang sangat mendadak ini cukup
me mbuat kawanan iblis itu merasa terkesiap, mereka tidak habis
mengerti, mengapa anak muda tersebut dapat menunjukkan
perubahan sikap hanya didala m beberapa saat saja.
Sementara itu si setan merah Ang yang si kui dan setan hijau Lik
im pok si telah me mperdengarkan suara tertawa anehnya yang
sangat mengerikan.
Suara tertawa itu seperti jeritan setan, seperti juga lolongan
serigala, menjulang di angkasa dan a mat tak sedap didengar.
Dengan perasaan terkesiap Ku See hong segera berpikir:
"Ta mpaknya peristiwa yang terjadi pada hari ini tidak ga mpang
diselesaikan, sekarang a ku cuma seorang diri..."
Tiba-tiba Ang yang kui si, Sin siau si me mperdengarkan suara
tertawanya yang menggidikkan hati, kemudian serunya
menyeramkan:
"Dengan mengandalkan kecongkakanmu sewaktu berbicara tadi,
kami dua bersaudara jadi berhasrat sekali untuk meneoba
kepandaianmu lebih dulu, ingin kuketehui sampai dimana kah
kehebatan ilmu silat mu itu sehingga begitu berani tidak me mandang
sebelah matapun kepada orang lain'
Ku See hong menyipitkan sepasang matanya menjadi satu garis,
ke mudian mendengus sinis.
''Hmmm setan-setan gentayangan dari dalam neraka pun berani
me lancong ke ala m semesta ini, hmmm, sayang kalian telah
berjumpa denganku hari ini, tampaknya saat sial buat ka lian sudah
tiba, heehh... heeehhh... heeehhh...."
Sinar buas segera mencorong keluar dari mata Ang yang kui si
dan Lik im pok si, tampa knya mereka sudah dibikin marah dan
bersiap-siap melancarkan serangan.

789
Tapi si Pedang sakti kayu besi Cu Pok segera mendengus dingin,
kedua orang itu pun segera menarik ke mbali hawa amarah-nya dan
mengundurkan diri ke belakang.
Setelah itu Cu Pok baru berkata sambil menyeringai seram:
"Ku See hong, aku orang she Cu masih mengingat diri kita
sebagai sesama seperguruan, karena itu tak ingin menyulit kan
dirimu, asal kau bersedia me mberi tahukan ba it lagu gurumu itu
kepadaku, urusan pasti akan beres sa mpai disini saja"
Ku See hong tertawa dingin.
"He mmm, hubungan sesama seperguruan, haaahh...
haaaahhh.... haaaahhh... boleh saja aku beritahukan bait lagu itu
kepadamu, cuma suhu pun pernah berpesan: Setelah bersua
dengan kalian, dia bila kalian menginginkan ba it lagu tersebut,
silahkan ka mu berdua berangkat ke akhirat, disanalah suhu akan
mengajarkan sendiri kepada ka lian, sebab aku hanya seorang adik
seperguruan kalian, aku tak bisa mewakili guru untuk me mberi
pelajaran kepada kakak seperguruan,
heeehhh...heeehhh...heeehh...."
Setelah tertawa dingin t iada hentinya, ke mbali dia berkata:
”Sekarang bersiap-siaplah untuk berangkat ke akhirat, suhu
sudah menantimu di situ untuk me mberi pe lajaran lagu kepada mu.”
Selesai berkata, tubuhnya secepat kilat berjumpa litan sejauh
tujuh delapan kaki dari posisi se mula, ke mudian dengan cepat
me mbaringkan tubuh Im Yan Cu ke atas tanah:
'Baru saja Ku See hong menggerakkan tubuhnya Ang Yang kui si
dan Lik Im pok si segera mengira anak muda itu hendak me loloskan
diri, serentak mereka tertawa seram, tubuhnya yang kurus kering
bagaikan sukma gentayangan langsung menerjang ke arah tubuh
Ku See hong.
Dengan suatu gerakan secepat kilat Ku See hong me mbalikkan
badannya, tidak nampak bagaimana dia bertindak, seakan-akan besi

790
semberani yang menghisap benda logam saja, dia langsung
menerjang ke tubuh kedua orang manusia aneh tersebut.
Menyaksikan gerakan tubuh yang begitu cepat tapi hebat dari Ku
See hong, Ang yang kui si maupun Lik Im pok si berteriak aneh,
serentak mereka me misahkan diri ke arah kiri dan kanan, ke mudian
dengan ke e mpat cakar setannya menyerang ke muka.
Ditengah he mbusan angin puyuh yang menderu-deru, serangan
kedua orang itu tiba-tiba berubah pula setelah sampai ditengah
jalan, kini secara anca man tadi miring ke sa mping kiri dan kanan
lalu me nerjang ke muka.
Dala m waktu singkat selapis hawa pukulan yang sangat kuat dan
menyesakkan napas muncul dari e mpat arah delapan penjuru dan
langsung mengurung se luruh badan Ku See hong.
Dengan sinis Ku See hong tertawa dingin, tubuhnya mengigos ke
samping dengan kecepatan bagaikan sa mbaran kilat, itulah gerakan
tubuh Mi khi biau tiong yang amat lihay, hanya dalam beberapa kali
jumpalitan saja dia sudah menyingkir kesa mping.
Im yan siang si, sepasang setan merah dan hijau baru
terperanjat sesudah ancamannya mengenai sasaran yang kosong,
serentak mereka berpekik aneh, lalu cakar setan yang kurus dan
panjang diayunkan berulang kali kedepan.
Ada yang mencakar, ada yang membacok ada yang menusuk,
gerak demi gerakan, tendangan semuanya dilepaskan dengan
kecepatan luar biasa.
Dala m waktu singkat, Ku See hong sudah menyambut datangnya
puluhan jurus serangan tersebut.
Seketika itu jika seluruh angkasa diliputi oleh hawa pukulan yang
tajam dan maha dahsyat, suara gemuruh yang me mekikkan telinga
disusul dengan gulungan hawa pukulan yang tajam menggidikan
hati bersama-sa ma menggulung tubuhnya.
Serangan demi serangan yang dilancarkan Im yang siang si
semuanya diakukan dengan kecepatan luar biasa, jurus

791
serangannya pun aneh tapi sakti, yang lebih hebat lagi adalah jurus
serangan yang digunakan semuanya sama, seakan-akan mereka
sudah me mpunyai ikatan batin yang hebat hingga kedua be lah
pihak bisa menduga apa selanjutrya yang bakal dilakukan rekannya.
Ku See hong mela mbung dan melompat kian ke mari me loloskan
diri dari anca man selapis hawa pukulan yang maha dahsyat di
bawah kilauan bayangan setan segera menerjang ke depan seperti
omba k samudra yang menyapu daratan dan menyergap musuh-
musuhnya.
Tiba-tiba Ku See hong berkerut kening, tiba-tiba saja sepasang
tangannya digetarkan keras-keras, seluruh tubuhnya segera
berubah menjadi enteng bagaikan selembar bulu yang tipis dan
me layang kian ke mari diombang a mbingkan oleh hawa pukulan
lawan yang kuat.
Rupanya belakangan ini Ku See hong telah berhasil me maha mi
rahasia dari ketiga maca m ilmu sakti yang diajarkan Bun Ji koan su
kepadanya itu, ilmu meringankan tubuh yang sangat enteng ini tak
lain adalah perubahan yang berhasil dipecahkan olehnya dari ilmu
gerakan tubuh Mi khi biau tiong.
Im yan siang si, sepasang setan merah dan hijau merupakan
manusia-manusia bengis yang berhati keja m, mendada k mereka
berdua berputar tiga kali, begitu meninggal-kan permukaan tanah,
mereka segera menerjang ke arab Ku See hong dengan dahsyatnya,
sepasang telapak tangan mereka secepat sambaran petir melakukan
tiga kali serangan yang aneh dan ganas mengimbangi gerakan
me la mbung yang mereka lakukan. Serangan se maca m ini a mat
ganas lagi keji. kekuatannya seperti air yang menerjang keluar dari
bendungan yang jebol. deras, kuat dan mengerikan hati.
Mendadak...
Ku See hong menengadah lalu me mperdengarkan pula suara
pekikan panjang yang a mat keras.

792
Sepasang lengannya melakukan suatu gerakan yang sangat aneh
ditengah udara, lalu dari seluruh badannya segera memancar ke
luar selapis cahaya aneh yang menyilaukan mata.
Thi bok sin kia m Cu Pok yang menyaksikan kejadian tersebut
menjadi a mat terperanjat, dia segera me mbentak keras-keras:
"Kalian berdua cepat mundur"
Rupanya dia tahu kalau musuhnya sedang bersiap-siap
me lancarkan serangan dengan t iga gerakan Hoa han seng huan
yang maha dahsyat tersebut.
Ditengah teriakan mana, secepat kilat Thi bok sin kia m Cu Pok
me la mbung ketengah udara, sepasang telapak tangannya pun
secara beruntun me lepaskan beberapa buah pukulan dahsyat
bagaikan angin puyuh yang sangat mengerikan.
Segulung de mi segulung hawa pululan tanpa wujud yang
dahsyat, seperti ambruk-nya bukit karang langsung menerjang ke
muka dengan me mbawa desingan serta angin puyuh yang
menderu-deru.
Tapi, dikala Cu Pok me lepaskan pukulan-nya tadi, Ku See hong
telah menggunakan pula jurus Jin hay bu seng (lautan manusia
tumbuh tenggela m), salah satu gerakan dari tiga gerakan Hoa han
seng huan untuk me lancarkan serangan .....
Dua gulung hawa sakti yang berwarna putih dan menyilaukan
mata, bergerak dari kiri dan kanan langsung menerjang ke bagian
tubuh yang me matikan di tubuh Ang Yang kui si serta lik im pok si.
Perlu diketahui, bila gerak serangan Ho han seng huan telah
dilancarkan dan cahaya berkilat sudah me lintas di angkasa, ma ka
sang korban sulit untuk me loloskan diri lagi dari kedahsyatan
serangan tersebut.
Betul, si pedang sakti kayu besi Cu Pok telah me lepaskan pukulan
untuk me mberi pertolongan, na mun sayang gerak serangan itu
masih terla mbat juga sedetik.

793
Dua kali jeritan ngeri yang mengerikan hati segera
berkumandang me mecahkan keheningan..
Tubuh Ang Yang kui si Sin Siau si dan Lik im pok si Sin Eng siang
segera terlempar ke tengah udara la lu bergulingan diatas tanah.
Dada mereka sudah hancur dan darah segar memancar ke luar ke
empat penjuru, dua setan yang dilahirkan pada saat yang hampir
bersamaan itu, kini berangkat ke mbali ke akhirat pada saat yang
hampir bersa maan pula.
Di tengah jeritan ngeri yang me milukan hati ..
Secara kebetulan, angin pukulan yang dilepaskan si Pedang sakti
kayu besi Cu Pok juga menghanta m telak di tubuh Ku See hong.
"Blaaa m, blaaa mmm, blaaa m...!" serentetan bunyi ledakan keras
bergema me mecahkan keheningan.
Desingan angin pukulan yang amat dahsyat dengan me mbawa
suara yang tajam langsung menyebar ke e mpat penjuru.
Ku See hong hanya merasakan datangnya segulung angin
pukulan tak berwujud yang menerjang masuk ke dala m jaring hawa
murni yang menciptakan lewat gerakan Ho han seng huan,
langsung menekan ke tubuhnya dengan kekuatan yang menyesak-
kan napas..
Tak kuasa tubuhnya segera terpental sejauh tiga kaki dari tempat
semula, namun tubuhnya sa ma sekali tidak mengala mi cedera apa-
apa.
Wajah si pedang sakti kayu besi Cu Pok yang mengerikan tiba-
tiba berubah sangat hebat dan nampak menyeringai lebih
menyeramkan, dia bukan terluka oleh benturan tersebut sebaliknya
merasakan suatu perasaan terkesiap yang luar biasa sekali, tapi
hanya dalam waktu singkat paras mukanya telah pulih ke mbali
seperti sedia kala..
Sambil me ngulumkan senyuman licik yang rendah dan berat, dia
segera berkata:

794
”Sungguh tak kusangka dia telah mewariskan pula segenap ilmu
simpanannya kepadanya.."
”Mana, mana!" Ku See hong tertawa dingin, dengan wajah yang
tenang, "aku hanya mempe lajari tiga maca m kepandaian sakti saja:
Kan kun mi siu khikang, tiga gerakan Hoo han seng huan serta
gerakan tubuh Mi khi biau tiong sin hoat, heeeehh... heeehh...
heeeehh... aku rasa kaupun sudah pernah me mpelajarinya bukan!"
Berbicara sampai di situ, kembali Ku See hong me mperdengarkan
suara dengusan dinginnya yang a mat sinis:
"Hmmm... murid murtad yang bermoral bejad dan bderhati
binatang, mana mungkin punya rejeki sebaik itu untuk me mpelajari
ilmu-ilmu rahasia semaca m ini, haaah... haahhh.... haaahhh..."
Dari balik mata Pedang Sakti kayu besi Cu Pok segera mencorong
keluar sinar buas yang keji, setelah tertawa seram katanya lagi:
"Kalau begitu, dengan me mbawa ke tiga maca m ilmu sakti
tersebut, pergilah ke akhirat dan pamerkan ke ma mpuanmu itu di
depan guru setan tersebut?"
Sepasang telapak tangan si Pedang sakti kayu besi Cu Pok
berputar me mbentuk satu gerakan busur, ke mudian didorong ke
muka.
Segulung angin pukulan yang amat dahsyat dengan cepat
me luncur dan menggulung ke muka.
Serangan ini dilancarkan sangat tiba-tiba, kekuatannya pun
sangat mengerikan.
Mencorong sinar taja m yang menggidikkan hati dari ba lik mata
Ku See hong, sepasang telapak tangannya segera diayunkan silih
berganti, angin puyuh yang dahsyat seperti jaringan langit dan
perangkap bumi segera meluncur ke depan menyongsong
datangnya ancaman tersebut..
Ketika pedang sakti kayu besi Cu Pok selesai melepaskan pukulan
tadi, sambil tertawa seram dia sudah menerjang ke muka, kemudian

795
menyelinap ke sisi kanan Ku See hong, telapak tangan kirinya
secara aneh segera melepaskan pukulan lagi dengan jurus Thian
gwa lay im (awan tebal dari luar langit) menganca m bagian tubuh
yang me matikan di tubuh Ku See hong.
Anak muda itu sangat terperanjat , dia sa ma sekali tak
menyangka kalau tenaga dala m nya telah mencapai tingkatan yang
begitu sempurna, ditengah a mukan dinding hawa murni yang tajam
dan menyelimut i angkasa, dia mengigos ke samping ke mudian balas
menerjang pula kedepan...
Rupanya si pedang sakti kayu besi Cu pok pun menyadari kalau
Ku See hong telah berhasil me nguasai ilmu Kan kun mi siu khikang
dan menerima kesaktian atas hawa im dan hawa yang yang saling
bertautan, sekalipun dia menyerang dengan ke kuatan yang hebat,
belum tentu sanggup menghajarnya sampa i ma mpus.
ltulah sebabnya dia lantas bertekad untuk menyelesaikan
pertarungan tersebut dengan sesuatu pertarungan jarak dekat, dia
pun me lepaskan pukulan lebih dulu dengan tujuan me mancing
lawannya masuk perangkap.
Dala m kejutnya tadi, Ku See hong segera berputar ke kiri,
sementara telapak tangan kanannya menyaru ke sa mping
me mbacok urat nadi pada pergelangan tangan kiri lawan.
Bagaimana pun jua, selama beberapa waktu si Pedang sakti kayu
besi Cu Pok pernah menerima beberapa pelajaran sakti dari Bun ji
koan su, ilmu silat yang dimilikinya sekarang selain sakti juga luar
biasa sekali.
Mendadak telapak tangan kirinya berputar me mbentuk satu
gerakan setengah busur, kemudian diiringi desingan angin tajam,
tangannya itu bergerak bagaikan seekor ular sakti menerobos
masuk lewat celah-celah kosong diantara tangkisan tangan kanan
Ku See hong dan langsung menotok ja lan darah Khi hay hiatnya.
Jurus serangan ini sakti dan luar biasa, juga terhitung sebagai
suatu serangan yang kejam.

796
Paras muka Ku See hong berubah hebat, dengan cepat dia
me langkah mundur dengan ilmu tujuh bintang. dalam seka li ayunan
badan, dia sudah mundur sejauh beberapa kaki.
Kali ini, Ku See hong tidak me mbiarkan musuhnya menguasai
keadaan lagi, sepasang telapak tangannya segera diayunkan ke
muka, sepuluh jari tangannya dipentangkan dan disentilkan ke
muka..
Segulung desingan angin taja m dengan me mbawa hawa
serangan yang dahsyat langsung menerjang ke muka secepat kilat
dan menganca m sepuluh buah ja lan darah ke matian ditubuh Thi
bok sin kia m Cu Pok.
Dika la Ku See hong masih me lancarkan serangan dengan
kekuatan yang maha dahsyat itu, dengan suatu gerakan cepat Cu
Pok telah meloloskan pedang sakti kayu besinya, tangan kanannya
digetarkan, serentetan cahaya tajam yang menyilaukan mata kontan
me mancar keluar dari tubuh pedang tersebut, lalu desingan angin
tajam menderu-deru seperti gulungan ombak sarnudra langsung
menya mbar ke arah sepuluh desingan angin jari yang sedang
me luncur t iba itu.
Ketika sa mpai ditengah ja lan, serentetan hawa sakti itu segera
saling me mbentur satu sa ma la innya, hawa sakti yang di lancarkan
Ku See hong ketika saling me mbentur dengan hawa pedang yang
lunak, tahu-tahu saja lenyap tak berbekas seperti batu yang
tenggelam ditengah sa mudra saja.
Sejak mengetahui musuhnya meloloskan pedang sakt i kayu besi,
Ku See hong sudah tahu bahaya, dia melompat mundur dengan
cepat dan tangan kanannya menyambar ke bela kang.
"Criingg...!" bunyi ge merincingan nyaring me menuhi angkasa.
Kini pedang sakti Hu thian seng kia m telah diloloskan dari dala m
sarungnya, hawa pedang yang bercahaya tajam seketika
mene mbusi angkasa yang gelap.

797
Dengan pedang Hu thian seng kaim di tangan kanannya, Ku See
hong berdiri diatas satu kaki, sedang tangan kirinya me lakukan
suatu gerakan dengan kedua jari tangannya diletakkan sejajar
dengan alir mata.
Sorot mata yang tajam, kening yang berkerut serta tubuh yang
me mancarkan hawa sakti tanpa menimbulkan suatu kewibawaan
yang luar biasa seka li.
Setelah menyaksikan gerakan pedang yang diciptakan Ku See
hong, ternyata Cu Pok tak berani menyerang secara gegabah,
pedang sakti kayu besi yang berada dalam cekalannya diluruskan
sejajar dada, kakinya berdiri setengah berjongkok, sedangkan
sepasang matanya yang keji sedang mengawsi wajah Ku See hong
tanpa berkedip, tanpa terasa dia pun memperluhatkan suatu hawa
seram yang menggidikkan.
Untuk sesaat empat marta yang tajam saling berpandangan
tanpa berkedip...
Seluruh jagad menjadi hening, sepi dan tak kedengaran sedikit
suarapun, begitu sepi, dan heningnya seperti mati, me mbuat orang
merasakan suatu keseraman, ketegangan dan kengerian yang
mence ka m.
Pertama-tama Si Pedang sakti kayu besi Cu Pok yang
me lancarkan serangan paling dulu, dia me mbentak nyaring, pelan-
pelan pedang kayu besi yang berada ditangan kanannya digerakkan
menusuk ke jalan darah Sim kan hiat di tubuh Ku See hong.
ooo0dw0ooo

BAB 37
SERANGAN pedang itu kelihatannya seperti biasa dan sederhana,
sedikitpun t idak disertai kekuatan apapun, padahal sesung-guhnya
mengandung suatu daya penghancur yang amat jahat dan luar
biasa, asal pihak lawan berani me mandang enteng sudah pasti tak
akan lolos dari serangan mautnya itu.

798
Menyaksikan gerakan pedang yang dilan-carkan musuh, Leng
hun koay seng Ku See hong segera merasakan hatinya menjadi
sangat berat dan tegang.. dia tahu murid murtad dari gurunya Bun
ji koan su ini me miliki ilmu silat yang sangat hebat, apakah dia
dapat menangkan musuh, hingga sekarang masih merupakan suatu
tanda tanya besar..
Baru saja ingatan tersebut melintas dida la m benaknya, pedang
kayu besi dari Cu Pok sudah menusuk tiba, walaupun Ku See hong
masih tetap berdiri tegap bagaikan batu karang, sekejap pun tanpa
berkedip dia mengawasi gerakan pedang tersebut lekat- le kat.
Kun thian ciang Tan Khong lun yang menyaksikan jalannya
pertarungan dari sisi arena merasa amat kagum seka li dengan
ketajaman mata Ku See hong, sebetulnya dia kuatir kalau ana k
muda itu tak ma mpu menandingi kelihayan musuhnya, tapi
sekarang ia sudah tidak merisaukan hal itu lagi.
Setelah si Pedang sakt i kayu besi Cu Pok menyaksikan Ku See
hong sama sekali tidak terpancing oleh gerakan pedangnya itu,
hawa sakti yang semula dise mbunyikan dibalik jurus serangan itu
segera dipancarkan ke luar me lalui gerakan yang tak berubah pula.
Segulung desingan hawa pedang yang tajam dan dahsyat,
secepat sambaran petir me luncur ke muka.
Sementara itu, selisih jarak antara mereka berdua hanya satu
depa saja, begitu hawa pedang meluncur ke luar, sesungguhnya
sukar buat lawan untuk menghindar.
Akan tetapi, Ku See hong sudah menduga kalau lawannya bakal
me lepaskan serangan dengan hawa pedangnya itu, maka disaat
hawa pedang musuh meluncur ke depah, kaki kirinya segera
bergerak ke kiri, sedang tubuhnya pun ikut berputar pula ke akiri.
Creeet....!' Hawa pedang yang dipancarkan oleh Cu Pok, dengan
cepat menyambar lewat persis mela lui sisi tubuhnya.
Kembali Ku See hong me nggeserkan kakinya diantara getaran
tangan kanannya, serentetan suara pekikan nyaring me menuhi

799
angkasa, kemudian muncul beribu-ribu cahaya pedang yang tajam
mengurung bagian kiri tubuh Cu Pok yang me matikan.
Pedang sakti kayu besi Cu Pok tertawa dingin, tubuhnya seperti
gerakan setan gentayangan bergerak melewati sisi kanan musuh,
lalu pedang kayu besinya me lepas-kan serangan balasan dengan
menusuk ja lan darah Khi hay hiat ditubuh Ku See hong.
Jurus serangan yang dilakukan saat ini benar-benar sangat lihay
dan luar biasa, menghindari sa mbil menyerang, hampir boleh
dibilang gerakan mana dilakukan bersamaan wa ktunya, ditambah
pula serangan itu dilakukan dengan gerakan setengah berjong-kok,
me mbuat orang sukar untuk me nduga sebelumnya.
Ku See hong sangat terperanjat, cepat tubuhnya melambung dan
me luncur ke atas kepala Cu Pok.
Cu Pok yang sedang berdiri setengah ber jongkok dengan cepat
menegakkan tubuhnya ke mbali, pedang kayu besinya ditarik
ke mbali la lu menusuk lurus keatas.
Secara beruntun dia lepaskan tiga jurus serangan, semuanya
merupakan gerakan tusukan lurus keatas, kecepatannya luar biasa
sekali.
Ku See hong yang me la mbung ke udara, mendadak
berjumpa litan beberapa kali, dengan kepala dibawah kaki diatas
sebetul nya dia hendak melancarkan sergapan balasan ke arah Cu
Pok, siapa tahu dia kena kedahuluan, sesosok bayangan hitam yang
menyilaukan mata tahu-tahu sudah tiba di depan mata.
Rasa terperanjat Ku See hong ka li ini tak terlukiskan dengan
kata-kata, cepat dia menghimpun ke mba li hawa murninya, tubuh
yang masih mela mbung di udara, sekali lagi meluncur ke lima ena m
depa lebih tinggi dari posisi se mula.
Cu Pok yang merasakan posisinya lebih menguntungkan sudah
barang tentu tak rela me mbiarkan musuhnya berhasil lolos dari
cengkeraman mautnya, tiba-tiba pedang kayu besinya
me mancarkan selapis kabut cahaya berwarna hitda m yang a mat

800
menyilaukan mata, desingan hawa serangan yang tajam bergerak
dari bawah menuju keatas, langsung menerjang diri Ku See hong.
Untuk kesekian kalinya Ku See hong mela mbung ke mba li ke
udara, sementara pedang Hu thian seng kiam ditangannya dengan
me mbawa hawa serangan yang dahsyat telah menembus masuk ke
balik kabut cahaya hita m lawan seperti seekor naga e mas.
'Criiing! Criiing! Traaang! Traaanggg... benturan dua bilah
pedang itu menimbulkan serangka ian bunyi yang amat me mekikkan
telinga.
Menyusul ke mudian... dua kali dengusan tertahan bergema
diudara, bayangan manusia pun sa ling berpisah.
Ku See hong dan Cu Pok masing-masing berdiri satu kaki jauhnya
dari posisi se mula, di atas lengan kanan masing-masing yang
me mbawa pedang sama-sa ma muncul sebuah robekan sepanjang
tiga inci, darah kental sedang meleleh keluar tiada hentinya dan
me mbasahi sebagian pa kaian yang mere ka kenakan.
Didala m bentrokan yang berlangsung barusan, kedua belah pihak
sama-sa ma melalukannya dengan satu kecepatan yang luar biasa,
sedemikian cepatnya sampa i Kun thian ciang Tan Khong lun yang
me miliki kepandaian silat a mat lihay pun tak sempat melihat dengan
jelas bagaimana terjadinya peristiwa hingga kedua belah pihak
sama-sa ma terluka.
Dala m pada itu si Pedang sakti kayu besi Cu Pok betul-betul
merasa terperanjat sekali, sela ma ini dia tersohor dala m dunia
persilatan sebagai jago pedang sakti, tak nyana pada ma la m ini dia
harus menderita keka lahan diujung pedang Ku See hong.
Padahal kalau dibicarakan yang sesungguh nya, menang kalah
masih belum bisa ditentukan diantara mereka berdua, tapi
berhubung Ku See hong yang menyerang dari tengah udara dengan
posisi yang lebih jelek, sedang Cu Pok berada di daratan menempati
posisi yang lebih menguntungkan, ma ka meski hasil pertarungan itu
seri, namun boleh dibilang juga kalau kepandaian silat dari Ku See
hong terhitung jauh lebih t inggi.
801
Tapi Ku See hong yang tinggi hati ini merasa sedih sekali, rasa
sedihnya ma lah tida k berada di bawah keadaan Cu Pok.
Jurus serangan ryang dia perguntakan tadi, sebetulnya dipelajari
dari dala m kitab Pedang warisan Hu to lo jin. dan dia yang
menganda lkan pedang Hu thian seng kiam ternyata belum berhasil
menangkan Cu Pok, bila keadaan se maca m ini dibiarkan
berlangsung terus, bagaimana mungkin dia ma mpu menghadapi
manusia manusia laknat lainnya didunia ini? Bagaimana mungkin dia
dapat me mbalaskan denda m buat suhunya?
Pedang sakti kayu besi Cu Pok segera mencibirkan-bibirnya
sambil me mperdengar-kan suara tertawa dingin me nggidikkan hati,
ke mudian serunya:
”Ku sute, ilmu pedangmu me mang benar-benar sangat hebat,
tolong tanya apakah kau berhasil me mpelajarinya dari suhu?"
Cu Pok yang licik dan banyak tipu muslihatnya ini, tampak sudah
dapat menduga kalau jurus pedang yang di gunakan Ku See hong
barusan sebetulnya bukan ajaran dari Bun ji koansu.
Ku See hong mendengus dingin dengan nada sinis.
"Hmm, terang kuberitahukan kepada mu ilmu pedang ini
kuperoleh dari Si hong lo jin, jurus yang barusan kugunakan tak
lebih hanya satu jurus serangan yang paling rendah dan mudah. Cu
Pok lebih baik serahkan saja nyawa anjingmu itu, aku orang she Ku
tak bakal me nga mpuni murid murtad seperti kau!"
Begitu si pedang sakt i kayu besi Cu Pok mengetahui ka lau jurus
pedang yang digunakan Ku See hong adalah jurus pedang ciptaan Si
hong lo jin, seorang jago pedang kenamaan pada dua ratus tahun
berselang, paras mukanya segera berubah hebat, tapi hanya
sebentar saja telah lenyap ke mbali tak berbekas.
Sekulum senyuman seram segera menghiasi bibirnya, sambil
tertawa dingin ia berkata:
"Ku sute, rejekimu benar-benar amat bagus, sudah mendapatkan
pedang mestika Ang soat po kiam, mendapat warisan ilmu silat dari

802
Si hong lo jin pula, cuma kau harus tahu perubahan selama sepuluh
tahun saja sudah amat banyak apalagi sa mpai ratusan tahun. Dulu,
ilmu pedang Si hong lo jin me mang hebat dan di akui sebagai
kepandaian maha sakti, tapi sekarang, hmm.. kepandaian tersebut
sudah menjadi ilmu pedang paling jele k yang tak ada harganya
sama seka li.
"Kau tahu, jurus pedang yang barusan ku pakai itu tak lebih
cuma jurus serangan yang terjelek yang kumiliki, hmmm .... hmm..
ma la m ini, jangan harap kau lolos dari tanganku me lebihi sepuluh
jurus, tapi mengingat kita punya hubungan sesama saudara
seperguruan, asal kau bersedia menceritakan bait lagu Denda m
sejagad kepadaku, tentu saja aku pun tak akan menyusahkan kau"
Dengan sekuat tenaga Ku See hong berusaha untuk
mengenda likan kobaran hawa a marahnya, setelah tertawa dingin ia
berseru;
"Murid murtad, Kau benar-benar kelewat jumawa dan takabur,
betul-betul seorang manusia yang tak tahu malu Hmmm, hmm ......
maksud baikmu itu biar aku seorang she Ku terima dala m hati saja.
Sekarang tak usah banyak bicara lagi, lebih baik kita selesaiken
persoalan kita dengan adu kepandaian saja"
Pedang sakti kayu besi Cu Pok me mutar sepasang biji matanya
yang licik bagaikan rase itu dan melirik se kejap ke arah Im Yan cu
tergeletak ditanah, kemudian setelah me nyeringai sera m ujarnya:
"Ku sute, aku hanya mengagumi atas kegagahanmu serta
bakatmu yang bagus, ini bukan berarti aku benar-benar takut
kepadamu. Hmmm. Asal kau bersedia mengungkap kan isi bait syair
dari lagu Denda m sejagad sudah pasti aku tak baka l
mengesa mpingkan keba ikanmu itu, bahkan luka yang di derita nona
itupun akan kutolong dan kuse mbuhkan'"
Si Pedang kayu besi Cu Pok adalah seorang manusia yang licik
dan banyak tipu muslihatnya, setelah terjadi bentrokan sebanyak
beberapa jurus tadi, dia sudah tahu kalau kepandaian silat yang
dimilikinya tak mungkin bisa menangkan Ku See hong, sekalipun

803
dapat me menangkan pe muda itu mustahil dia bisa me maksa
lawannya untuk me mberitahukan isi bait syair dari lagu Denda m
sejagad.
Oleh sebab itu, otaknya yang licik lantas berputar kian kemari
mencari aka l, kebetulan dia menyaksikan Im Yan cu yang tergelapar
di tanah, satu ingatan telah melintas dala m benaknya dan dia
hendak me mperalat gadis tersebut untuk me ncapai ke inginannya.
Dia tahu luka yang diderita Im Yan cu tak mungkin bisa
dise mbuhkan oleh Ku See hong, maka dia menggunakan hal mana
untuk menguasahi si anak muda tersebut.
Padahal bicara yang sebenar-benarnya, hingga kini si Pedang
sakti kayu besi Cu Pok masih belum tahu luka apakah yang di derita
oleh Im Yan Cu . ...
Ku See hong merasakan hatinya bergetar keras, segera pikirnya
didala m hati:
'Yang ditelan oleh Im Yan cu adalah obat perangsang lm hwee si
hun wan, konon dala m dunia persilatan belum ada obat penawar
untuk racun tersebut, tapi si pedang ular perak Ciu Heng thian
adalah anggota Ban sia kau mereka, siapa tahu .....
Belum habis dia berpikir, Pedang sakti kayu besi Cu Pok telah
berkata lagi sa mbil tertawa dingin.
"Ku sute, kau ingin apa? Apakah kau senang menyaksikan
kekasihmu yang cantik jelita itu tewas dengan begitu saja?''
Kini, Ku See hong benar-benar merasa serba salah, berulang kali
gurunya Bun ji koan su Him Ci seng telah berpesan kepada nya agar
bait lagu tersebut jangan diberitahukan kepada orang lain, apalagi
terhadap seorang murid murtad semaca m dia, hal ini sudah tentu
lebih lebih tak boleh.
Tapi, Im Yan cu me mpunyai budi dan cinta yang amat mendala m
terhadap dirinya, apalagi dia pun mengutarakan apakah gadis itu
harus dibiarkan mati secara mengenas-kan.

804
"Aaai... suhu.... wahai suhu.... mungkin aku akan melanggar
pesan terakhirmu secara terpaksa ....."
Sementara itu, sepasang mata Pedang Sakti kayu besi Cu Pok
yang tajam bagaikan se mbilu sedang mengawasi perubahan wajah
Ku See hong dengan seksama, dia tahu si anak muda itu sudah
termakan oleh ucapan sendiri.
"Ku sute!" katanya ke mudian sa mbil tertawa dingin, ''lebih baik
bersikaplah lebih cerdik, kalau tidak, bila Ban sia kaucu sampa i
bertemu dengan kau, maka kau pun tak bakal lolos dari pancingan
obatnya, bila sampai, terjadi begitu apa yang dia suruh pasti akan
kau lakukan, apakah kau anggap rahasia lagu dendam sejagad itu
bisa kau rahasiakan terus untuk sela manya?
"Sebaliknya jika aku yang mendapatkan bait lagu tersebut,
Setelah kitab pusaka Cong ciong pit kip ditemukan akupun tak akan
mengangkangi kitab tersebut seorang diri"
Padahal Si Pedang Sa kti kayu besi Cu Pak me mpunyai rencana
yang benar-benar amat keji, dia berencana bila Ku See hong telah
mengungkapkan isi bait lagu dari "Denda m sejagad" tersebut, maka
dia akan segera me mbunuhnya.
Mendadak Ku See hong bertanya dengan suara dingin:
"Benarkah kau me mpunyai keyakinan untuk bisa mengobati
penyakitnya. ."
Pedang sakti kayu besi Cu Pok segera tertawa:
"Asal Ku sute bersedia menerangkan penyakit maca m apakah
yang diderita olehnya, tanggung aku dapat menyembuhkan nya!"
Paras muka Ku See hong berubah agak me merah, lalu dengan
nada tergagap katanya:
"Dia telah mene lan obat perangsang Im hwee si hun wan nilik si
pedang ular perak Ciu Heng thian"

805
Begitu tahu akan pil beracun Im hwee si hun wan' dia m-dia m
Pedang sakti kayu besi Cu Pok merasa terperanjat sekali, segera
pikirnya didala m hati:
"Konon didala m kitab pusaka Ban sia cinkeng milik sumoay pun
tidak dicantumkan obat penawar untuk pil tersebut, bagaimana
mungkin aku bisa mengobatinya.?"
Cu Pok yang licik, kendatipun dalam hati berpikir de mikian,
namun diluarnya dia tertawa terbahak-bahak.
"Haaahhh.. haaahhh... haaahhh!"... Ku sute, rejekimu benar-
benar besar sekali ...."
Begitu mendengar ucapan tersebut, Ku See hong segera
mengetahui apa yang dima ksud kan, paras mukanya berubah hebat,
serunya kemudian dengan suara dingin:
"Dia sudah menjadi istri Aku orang she Ku, aku harap kau jangan
sembarangan berbicara, apakah kau me mpunyai keyakinan untuk
menye mbuhkan penyakit tersebut?"
Satu ingatan dengan cepat melintas dala m benak Pedang Sakti
kayu besi Cu Pok.
Cepat sahutnya sambil tertawa:
"'Bagi pandangan sementara orang persilatan, pil beracun
tersebut merupakan pil yang tiada harapan bisa dipunahkan, tapi
aku justru mengetahui kalau obat tersebut bisa ditawarkan dengan
sejenis obat-obatan, dan hanya obat-obatan itu saja yang bisa
menye mbuhkan.."
"Obat apakah itu"?" buru-buru Ku See hong bertanya.
Pedang Sakti kayu besi Cu Pok termenung dan berpikir sebentar
ke mudian jawabnya:
''Menurut apa yang kuketahui, obat tersebut hanya terdapat
disuatu tempat saja, asal kau bersedia me mberrikan isi dari bait
lagu Denda m sejagad kepadarku, tentu saja aku pun akan me mberi
petunjuk kepada mu untuk pergi mencari obat itu"

806
"Baik" sahut Ku See hong dengan cepat.
"Asal kau bisa mendapatkan obat tersebut, dan mampu
me munahkan pengaruh racun tersebut, sudah pasti aku orang she
Ku akan me mberitahukan isi ba it lagu Denda m sejagad kepada mu!"
Dia m dia m Pedang sakti kayu besi Cu Pok merasa kegirangan,
tapi dengan licik dia berkata lagi:
''Hal bagaimana mungkin bisa kulakukan untuk mengobati dia,
aku harus .... sedang kau.... heeehh.. heeehh..."
Tentu saja Ku See hong memaha mi maksud perkataannya itu,
dengan gusar segera bentaknya:
"'Mengapa sih kau banyak curiga? Kapan aku orang she Ku
pernah mengingkari janji?"
"Mana, mana" Pedang sakti kayu besi Cu Pok tertawa licik, aku
rasa ku sute, tentu bukan manusia seperti itu...cuma....."
Waktu, itu, pikiran Ku See hong sudah dibikin ka lut oleh keadaan
Im Yan cu yang semakin parah, apa yang dipikirkan olehnya
sekarang hanyalah bagaimana caranya untuk menye mbuhkan
ke mbali Im Yan cu dari pengaruh racun, sudah barang tentu dia pun
tak pernah me mbayangkan jika pihak musuh akan mengguna kan
akal licik untuk menipunya.
Buru-buru tanyanya lagi dengan ce mas:
"Cuma kenapa? Cepat kau katakan!"
''Maksudku, lebih ba ik kita melakukan pertukaran saat ini juga.."
''Kau ma ksudkan, sekarang juga aku me mberitahukan bait lagu
tersebut kepada-mu dan kau akan me mberitahukan tempat di mana
obat tersebut bisa didapat kan kepada ku?” tukas Ku See hong
cepat.
Pedang sakti kayu besi Cu Pok tertawa terbahak-bahak.

807
"Haaahhh. ...haaahhh... Ku sute me mang seorang pintar,
me mang de mikian maksud hatiku, bagaimana pendapat mu tentang
usulku ini?"
Kontan saja Ku See hong tertawa dingin:
'Heehhh .... Heeehh.... heehhh, ...enak benar kalau berbicara,
aku toh belum tahu apakah obat tersebut benar-benar dapat
me munahkan pengaruh dari racun Im hwee si hun wan atau tidak?
Boleh saja ka lau kau menghendaki isi bait lagu tersebut, tapi bait
lagu itu baru akan kuberikan setelah ia terbukt i se mbuh nanti"
"Yaa, tak heran kalau kau mencurigai diriku da la m hal ini, tapi
begitupun boleh juga, sekarang kau boleh menyalin dulu ba it syair
dari lagu tersebut diatas secarik kertas, besok kentongan ketiga aku
akan menunggu mu di kuil Toa an ku bio di barat kota, kemudian
kita akan sa ling bertukar barang!"
"Tapi kau boleh pergi hanya setelah racun yang mengeram
didala m tubuhnya punah sa ma seka li.”
"Ooh tentu saja begitu, soal ini tak usah kau kuatirkan!"kata
Pedang sakti kayu besi Cu Pok sa mbil tertawa.
"Ucapan seorang kuncu.... "seru Ku See hong lantang.
"Bagaikan kuda dica mbuk..." sambung pedang sakti kayu besi Cu
Pok cepat.
Selesai berkata, Cu Pok segera berpaling, kemudian dengan sorot
mata yang memancarkan cahaya buas melotot wajah Kun thian
ciang Tan Khong lun lekat-lekat, sementara tubuh iblisnya selangkah
demi selangkah bergeser ke depan.
Kun thian ciang Tan Khong lun tahu kalau pihak musuh hendak
me mbinasakan dia, hatinya sangat gelisah sekali, dala m keadaan
demikian mau tak mau dia harus me mper-lihatkan asal usul
sebenarnya. karena dia tahu, kalau tidak bertindak de mikian, Cu Pok
tidak akan melepaskan dirinya dengan begitu saja.

808
Sementara itu Ku See hong yang menyaksikan Cu Pok telah
menggeserkan tubuhnya mendekati Tan Khong lun dia segera
me mbentak keras.
'Cu Pok, berhenti kau! Mengapa kau harus me mbunuh sele mbar
nyawa manusia yang tak berdosa??'
Rupanya semenjak tadi Ku See hong mendapat tanda dengan
kerlingan mata dari Tan Khong lun, dia tahu orang tersebut, bukan
manusia jahat, itulah sebabnya dia berusaha mencegah peristiwa
berdarah sampai terjadi.
Pedang sakti kayu besi Cu Pok segera berpaling, kemudian
jawabnya.
”Ku sute, apakah kau menginginkan diriku me mperoleh banyak
kesulitan dike mudian hari? Me mbunuh orang ini sa ma untungnya
buat kita berdua, kalau tidak, andaikata dia sampai melaporkan
kejadian ini kepada Ban sia kaucu, maka pertemuan kita besok
ma la m jangan harap bisa diselenggarakan lagi...?
Belum habis dia berkata, Kun thian ciang Tan Khong lun telah
me mbentak nyaring:
"Ku sauhiap, jangan percaya dengan obrolan itu, kau harus
menyadari betapa licik dan berbahayanya dunia persilatan ini, apa
lagi berjanji dengan manusia jahat yang licik dan banyak tipu
muslihatnya seperti dia, mengapa kau tida k me mohon bantuan saja
kepada manusia berkerudung warna warni.”
Begitu mendengar ucapan tersebut, Ku See hong segera sadar
ke mbali dari impian.
Tak terlukiskan rasa gusar Pedang sakti kayu besi Cu Pok setelah
menyaksikan Tan Khong lun me nghancurkan rencana bagusnya,
sambil tertawa dingin dia segera berseru:
"Tan hiangcu, nyalimu sungguh sangat besar hari ini, aku akan
menyuruh kau ma mpus dengan tubuh tercincang menjadi
berkeping-keping!"

809
Tiba-tiba Kun thian ciang Tan Khong lun mendongakkan
kepalanya dan tertawa terbahak-bahak.
Suaranya keras dan melengking seperti ada beribu-ribu ekor
kuda yang lari bersama-sama, begitu keras dan tajamnya sampai
menggetarkan telinga siapapun.
Sudah jelas, seorang hiangcu tak mungkin bisa me miliki tenaga
dalam yang begitu se mpurna.
Pedang sakti kayu besi Cu Pok merasa terperanjat sekali, dengan
cepat dia berpikir:
"Jangan-jangan orang ini adalah mata-mata yang sengaja
diselundupkan ke mari?"
Berpikir de mikan, paras muka Cbu Pok berubah hdebat, hawa
napsau me mbunuhnya bberkobar, segera bentaknya keras-keras:
”Tan Khong lun, sebenarnya siapakah kau?”
Kun thian ciang Tan Khong lun menghentikan gelak tertawanya,
ke mudian menjawab dengan suara dingin.
”Cu Pok, kau benar-benar ke lewat me mandang tinggi dirimu
sendiri, haaahh.... haaahhh...haaaahhh... kau ingin mengetahui
nama lohu? Huuh, dengan akhlak yang bejad dan moralmu yang
sudah bobrok, masih be lum pantas bagimu untuk mengetahuinya,
aku lihat nasib sialmu sudah tiba pada ma la m ini'
Hampir meledak dada pedang sakti kayu besi Cu Pok sesudah
mendengar perkataan tersebut, ia segera tertawa seram dengan
suara yang me mekikkan telinga ....
Mendadak pedang kayu besinya diputar menciptakan selapis
cahaya hitam yang amat menyilaukan mata, kemudian secara ganas
dan tak kenal a mpun, dia tusuk tubuh Tan Khong lun'
Sekalipun Kun thian ciang Tan Khong lun merupa kan seorang
jagoan yang berilmu sangat tinggi, na mun terhadap Cu Pok dia tak
berani me mandang enteng..

810
Sambil me mbentak keras, sepasang telapak tangannya
diayunkan ke muka, lalu secepat kilat melepasken sebuah pukulan
dahsyat ke depan.
Ketika telapak tangannya diayunkan, sama sekali tidak terasa ada
suatu yang hebat, tapi begitu pukulan sudah dilepaskan, terasalah
angin puyuh yang maha dahsyat diiringi desingan suara taja m
bagaikan a mukan ombak ditengah sa mudra langsung menggulung
ke muka.
Paras muka pedang sa kti kayu besi Cu Pok berubah hebat setelah
menyaksikan datang nya serangan tersebut, dia tertawa seram,
seluruh tubuhnya, bagaikan ana k panah yang terlepas dari
busurnya, berikut senjatanya yang meleburkan jadi satu,
mene mbusi angin pukulan lawan yang kuat bagaikan baja dan
langsung menusuk badan Tan Khong lun..
"Sreeet sreeet" desingan angin taja m berhe mbus lewat persis
disisi tubuhnya ...."
Sementara itu, Kun thian ciang Tan Khong lun sudah menyelinap
kesamping dengan kecepatan bagaikan sa mbaran petir, dengan
demikian anca man pedang dari Cu Pok pun me ngenai sasaran
kosong.
Sekali lagi diar tertawa seram, telapak tangan kirinya diayunkan
ke muka, selapis hawa khikang yang kuat berbentuk cahaya bintang,
dengan me mbawa desingan angin yang dingin menusuk tulang,
bagaikan sambaran bayangan petir menerjarg tubuh Kun thian
ciang.
Sekali lagi Kun tian ciang Tan Khong lun menyelinap ke samping
dengan suatu gerakan aneh, untuk kedua kalinya dia berhasil
me loloskan diri dari anca man tersebut.
Tapi pedang kayu besi Cu Pok ke mbali menya mbar ke muka
mengikut i gerak serangan tersebut, bagaikan me mbacok tiba secara
ganas.

811
Serangan ini benar-benar dilakukan dengan kecepatan bagaikan
sambaran petir, dengan kening berkerut Kun thian ciang Tan Khong
lun berputar cepat sekali lagi, dia meloloskan diri dari anca man
tersebut.
"Weeesss....!" telapak tangan kiri Cu Pok secara beruntun
me lancarkan tiga buah serangan berantai.
Begitu ke tiga buah serangan tersebut di lepasken, seluruh
angkasa segera dipenuni oleh hawa serangan yang tajam dan
dahsyat bagaikan air bah yang menjebolkan bendungan, secara
terpisah dan muncul dari sudut yang tak terduga menggulung t iba.
Seketika itu juga, hawa tekanan yang menyelimuti seke liling
tempat itu me njadi makin dahsyat.
Meledak juga a marah Kun thian ciang Tan Khong lun setelah
digencet oleh serangka ian serangan berantai tersebut, sambil
me mben-tak keras, tiba-tiba saja sepasang telapak tangannya
berubah menjadi beribu pasang bayangan tangan yang mengepung
sekitar tempat itu dengan pukulan tanpa wujudnya, kehebatannya
tak terlukiskan dengan kata-kata.
Dia m-dia m Pedang sakti kayu besi Cu Pok merasa girang sekali
setelah menyaksikan kejadian tersebut, pikirnya:
"Kali ini, kau akan segera ma mpus!"
Ternyata Cu Pok telah dipaksa untuk me ngeluarkan hawa
pukulan panasnya.
Jit han ji khi sinkang (hawa sakti dua unsur panas dingin) yang
termashur karena keganasan serta kedahsyatannya.
Akan tetapi, kenyataannya tidak segam-pang seperti apa yang
dibayangkan semula, hanya dalam waktu singkat hawa pukulan dari
kedua belah pihak telah saling me mbentur satu sa ma lainnya.
"Blaaa mmm....!" suatu ledakan dahsyat yang me mekikkan telinga
segera berkuman-dang mence ka m keheningan, menyusul ke mudian

812
bumi seraya turut bergoncang keras, hawa tajam menyebar ke
empat penjuru di tengah desingan angin yang a mat tajam itu.
Tubuh Ku thian ciang Tan Khong lun bergoncang keras,
ke mudian dengan sempoyongan mundur sejauh e mpat lima langkah
dari posisi se mula.
Sebaliknya si pedang sakti kayu besi Cu Pok sendiri pun
merasakan lengannya menjadi sakit seka li sehingga tanpa terasa
tubuhnya mundur sejauh t iga langkah.
Dala m keadaan de mikian, serangan dahsyat yang telah
dipersiapkan pun tak ma mpu untuk dilepaskan ke mbali.
Cu Pok, gembong iblis yang a mat termashur karena kedahsyatan
dan kehebatannya itu benar-benar dibuat kagetnya bukan kepalang,
dia sama sekali tidak me nduga kalau tenaga dala m yang dimiliki
seorang hiangcu bisa berada jauh diatas kema mpuan empat orang
Tha mcu maupun Pedang ular perak Ciu Heng thian.
Sebaliknya Kun thian ciang Tan Khong lun yang baru saja
menerima sebuah pukulan nya, merasakan juga hawa darah
didala m rongga dadanya bergolak keras sekali, dia m-dia m ia segera
berpikir:
"Sungguh berbahaya, seandainya aku tidak cepat mengetahui
gelagat sehingga mengerahkan hawa khikang untuk me lindungi
badan, mungkin a ku sudah akan terluka di tangannya sedari tadi,
tenaga dalam yang di miliki bajingan ini benar-benar tak boleh
dianggap enteng"
Mendadak Pedang sakti kayu besi Cu Pok tertawa dingin dengan
suara yang mengerikan, ke mudian berkata:
"Heeehhh....heeehhh...heeehhh.... benar-benar tenaga dalam
yang amat dahsyat, sungguh kema mpuan yang hebat, hampir saja
aku orang she Cu salah me lihat!"
'Cu Pok" balas Kun thian ciang Tan Khong lun sa mbil tertawa
dingin, "kurangilah ngebacot mu yang tak ada gunanya itu, jangan
dikira aku orang she Tan adalah bocah berumur tiga tahun?'

813
"Mana, mana!' Pedang sakti kayu besi Cu Pok tertawa,
"kecerdasanmu dan kelicikanmu sungguh diluar dugaan siapapun,
cuma kaupun jangan berharap bisa hidup sa mpai selewatnya hari
ini"
Kun thian ciang Tan Khong lun mendonga kkan kepalanya, lalu
tertawa terbahak-bahak.
"Haaahhh...haaahhh... haaahh... Cu Pok, kalian Ban sia kau boleh
dibilang ibaratnya perahu yang karam dala m se lokan, tapi dengan
ke ma mpuan yang kau miliki itu, aku pikir masih belum ma mpu
mengapa-ngapakan diriku, paling baik lagi ka lau kau
menggoyangkan e kormu dan cepat-cepat lari naik keatas jepitan
sepasang paha pada perempuan jalang itu."
Oleh cemoohan dan ejekan lawan yang sinis dan amat tak sedap
didengar itu, Pedang sakti kayu besi Cu Pok berubah wajahnya
menjadi hijau me mbesi, dengan sepasang mata memancarkan
cahaya buas yang penuh kekejaman, dia me lototi wajah Tan Khong
lun tanpa berkedip.
Sementara itu, Leng hun koay seng Ku See hong telah berjalan
maju ke muka, setelah tertawa dingin ujarnya:
"Cu Pok, mala m ini kau jangan harap bisa meloloskan diri dari
sini dala m keadaan sela mat!"
Sekarang, Pedang sakti kayu besi Cu Pok baru menyadari betapa
gawatnya situasi, seandainya dia sampai dikerubut i oleh dua orang
jago tersebut, boleh jadi sulit baginya untuk meloloskan diri dala m
keadaan selamat.
Mendadak dia tertawa seram lalu katanya:
''Ku sute, mengapa sih kau begitu tak percaya dengan ucapanku?
Orang bilang naik bukit mencari harimau, kita sama sesama saudara
perguruan, masa aku akan me ngakalimu dengan siasat licik?"
"Co Pok` seru Ku See hong sinis, "kau si bajingan terkutuk yang
licik dan berhati keji, lebih baik tak usah menggunakan siasat licik

814
untuk me mbohongi diriku lagi, aku orang she Ku sudah mengetahui
akan seluk belukmu yang sebetulnya."
Pedang sakti kayu besi Cu Pok segera menghe la napas panjang.
"Aaaai, sudah, sudahlah, kalau toh kau berkata demikian, aku
juga tak bisa berbuat apa-apa lagi. Cuma aku ingin menjual muka
sedikit untukmu, akan kuberitahukan kepadmu apa na ma obat-
obatan tadi dan di manakah bisa mene mukan obat-obatan itu, kau
boleh pergi mencarinya sendiri, seandai nya benar-benar dapat
me munahkan racun ditubuhnya, sebagai rasa terima kasihmu, kau
boleh serahkan syair lagu tersebut kepada ku, setuju?"
Pancingan dengan obat-obatan tersebut benar-benar merupakan
suatu pancingan yang besar sekali pengaruhnya bagi Ku See hong,
yaaa! Hal ini me mang tak bisa disalahkan sebab dia amat mencintai
Im Yan cu..
Oleh karena dia adalah seorang pe muda yang sangat mengingat
budi, sikap Im Yan cu terhadapnya pun penuh dengan rasa cinta
yang amat mendala m, ditamtah lagi dia telah me mberikan
kehormatannya kepadanya, itu berarti gadis itu sudah menjadi
istrinya, sudah barang tentu dia tak akan membiar-kan nyawa gadis
itu terancam.
"Tak ada salahnya kaIau kau sebutkan dahulu" kata Ku See hong
dingin "seandainya benar-benar bisa mendatangkan hasil seperti
yang diharapkan, aku orang she Ku tak akan mengingkari janji!"
Dala m hati kecil si Pedang sakti kayu besi Cu Pok segera terlintas
suatu niat jahat yang amat keji, hanya niatnya itu tak sampai
diperlihatkan diluar wajahnya..
"Baik, baik. baik. akan segera kuucapkan' katanya kemudian,
"Obat itu bernarna Im cu cau, tinggi rumput tiga depa dengan
ujungnya tumbuh tiga le mbar daun, daun itu berbentuk seperti
mut iara dengan enam buah ruas bulat yang beruntun, cuma yang
berguna bukanlah rumputnya mela inkan kuncup bunga seperti
sebuah mutiara yang muncul ditengah-tengah antara tiga lembar
daun Im cu cau tersebut.
815
"Rumput ini hanya tumbuh dite mpat yang basah, lembab dan
gelap, belakangan ini kebetulan a ku sedang berpesiar dise lat Im
leng san dan mene mukan rumput Im cu cau tersebut, sebetulnya
aku ingin menga mbilnya untuk dibuat bahan obat, tapi berhubung
kuncup bunga itu belum muncul, ma ka sampai sekarang rumput itu
belum se mpat kua mbil."
"Orang awam tiada yang tahu apa kegunaan dari rumput Im cu
cau tersebut, akan tetapi berhubung aku telah mendapat kan sejilid
kitab Khi leng cau su, maka aku baru mengetahui kegunaan
istimewa dari rumput obat itu"
Sedemikian bersungguh-sungguhnya dia mengucapkan perkataan
itu, me mbuat orang la in mau tak mau harus me mpercayai juga.
Dengan suara dingin Ku See hong berkata lagi:
"Bolehlah aku me minja m sebentar kitab Ki leng cau su mu itu?"
Pedang sakti kayu besi Cu Pok menghela napas panjang.
"Aaaai.. Ku sute, mengapa kau tidak me mpercayai aku?" kitab Ki
leng Cau su adalah sebuah kitab yang berharga sekali, kitab itu tak
pernah kubawa kemana-mana, bila kau masih saja curiga, aku tak
bisa berkata apa-apa, mau percaya atau tidak terserah kepadamu
sendiri, sekarang maaf kan aku untuk mohon diri lebih dulu, moga-
moga saja apa yang kau kehendaki bisa sukses"
Selesai berkata dia lantas melejit ke tengah udara, lalu dalam
beberapa kali lompatan saja sudah lenyap dibalik kegelapan sana.
Ku See hong segera berpikir sepeninggalan orang itu.
"Sebagai manusia yang keji licik dan berhati busuk, sudah pasti
pedang sakti kayu besi tak akan bersikap sede mikian ba iknya
kepadaku, cuma dia toh sudah me nerangkan bentuk rumput Im cu
cau dan tempat tumbuhnya, apa salahnya kalau aku pergi ke sana
untuk me lakukan penyeli-dikan? Toh syair dari lagu dendam sejagad
belum kusa mpaikan kepadanya, andaikata dia cuma me mbual,
paling banter aku hanya me mbuang waktu saja dengan sia-s ia."

816
Sementara itu, Kun thian ciang Tan Khong lun sudah menjura
sambil berkata:
"Na ma besar Kun sauhiap sudah termashur da la m dunia
persilatan, setelah berjumpa hari ini lohu baru merasakan kalau
orang itu me mang cocok dengan na ma besarnya, selain berilmu silat
sangat tinggi, kau pun gagah dan berjiwa besar"
Ucapan tersebut diutarakan Kun thian ciang Tan Khong lun tanpa
disertai suatu maksud tertentu atau bernada mengumpak,
semuanya muncul dari dasar hati yang tulus.
Mendengar perkataan tersebut, Leng hun koay seng Ku See hong
segera menjura dan menjawab dengan nada merendah:
"Tida k berani! Tida k berani! Aku orang she Ku cuma seorang kuli
silat kasaran, bagaimana mungkin aku berani menerima pujian dari
saudara .....?"
Setelah berhenti sejenak, lanjutnya:
"Bolehkah aku orang she Ku bertanya, siapakah na ma saudara
yang sebenarnya?"
Waktu itu, Kun thian ciang Tan Khong lun sudah tahu kalau dia
tak mungkin bisa lebih jauh menyamar da la m perkumpulan Ban sia
kau, maka sekalipun indentitas yang sebenarnya diutarakan juga tak
akan berpengaruh apa-apa.
Karena berpendapat demikian, dengan lantang dia menyahut:
'Berkat sanjungan dan pujian dari kawan-kawan dunia persilatan,
mereka menyebutku Thian ku tee ciang Khong Tang lun."
Mendengar nama tersebut, Leng hun koay seng Ku See hong
tertawa terbahak-bahak.
'Haaahhh...haaahhh...haaahhh... selamat berjumpa, sela mat
berjumpa! Rupanya saudara adalah Thian kun tee ciang Khong Tang
lun tayhiap yang sudah termashur seja k dua puluh tahun berselang''

817
Rupanya orang yang menyamar sebagai seorang hiangcu
dibawah pimpinan Sin hwee tham dala m perkumpulan Ban sia kau
dan me makai na ma Kun thian ciang Tan khong lun ini tak lain
adalah seorang pendekar besar dari luar perbatasan yang namanya
sudah termashur dalam dunia persilatan semenjak puluhan tahun
berselang, si pukulan langit dan bumi Khong Tang lun.
Sambil tertawa Pukuluan langit dan bumi Khong Tang lun
berkata.
"Kalau orang sudah tua maka dia semakin tak berguna, apalagi
setelah berjumpa dengan Ku sauhiap ma la m ini, aku ma kin
menyadari bahwa ombak belakangan sungai Tiangkang a kan selalu
mendorong ombak didepannya, coba kalau bukan dikarenakan
dunia persilatan dewasa ini dipenuhi oleh kaum durjana, kaum
manusia la knat dan ge mbong iblis berhati keji, lohupun tak baka l
akan munculkan diri untuk me mperilhatkan kejele kanku di depan
umum."
"Khong tayhiap berjiwa besar dan berbudi luhur, aku sungguh
merasa kagum sekali" ucap Ku See hong cepat, "Yaa, dunia
persilatan dewasa ini sudah ma kin mende kati kia matnya, sebagai
anggota persilatan memang sewajarnya bila kita menyumbang kan
sedikit tenaga untuk menyelamatkan keadaan ini, Tolong tanya
Khong tayhiap, apa maksudmu sehingga menyusup ke dala m
perkumpulan Ban sia kau?"
"Tujuan lohu menyelundup ke da la m perkumpulan Ban sia kau
adalah akan me mbuat pahala bagi khalayak ramai, cuma saja saat
ini lohu hanya menerima perintah orang sehingga keadaan yang
sejelasnya tak mungkin bisa ku utarakan dalam hal ini, harap Ku
sauhiap sudi me makluminya..."
Terkejut juga Ku See hong setelah mengetahui kalau jago tua
itupun me laksanakan perintah orang, segera dia berpikir:
”Dengan kedudukannya sebagai seorang pendekar besar yang
termashur pun masih rela tunduk dibawah perintah orang, kejadian

818
ini sungguh me mbuat orang tidak habis mengerti, kalau begitu ilmu
silat yang di miliki pihak lawan pasti lihay sekali"
Berpikir sa mpa i disitu, dia segera berkata dengan suara nyaring:
"Aaah. . . mana. . . mana, aku tak ingin menyelidiki rahasia orang
lain, toh urusannya tidak menyangkut diriku"
'Ku sauhiap, apakah kau agak menaruh curiga kepada lohu, apa
sebabnya sampai rela menuruti perintah orang?”
"Padahal majikan yang me mberi perintah kepada lohu itu adalah
seorang jago yang berbakat bagus, entah didala m bidang apa saja,
semuanya dapat me mbuat orang merasa kagum, bahkan dia
me mpunyai tekad yang amat besar untuk menyelamatkan dunia
persilatan dari kehancuran, menegak kan keadilan dan kebenbaran
bagi umat dpersilatan dan a me lenyapkan kaubm durjana dari muka
bumi, dia sangat berharap segenap kekuatan lurus yang ada dala m
dunia ini bisa bersatu padu untuk melakukan perbuatan besar ini"
Ku See hong merasakan hatinya dipengaruhi oleh gejolak emosi
setelah mendengar perkataan itu, segera tanyanya dengan lantang:
"Khong tayhiap, bolehkah aku tahu siapakah orang itu?"
Tergerak hati si pukulan langit dan bumi Khong Tang lun setelah
mendengar ucapan tersebut, segera sahutnya dengan lantang:
"Dia adalah ketua dari perguruan Hiat mo bun, yakni manusia
berkerudung warna warni yang a mat misterius itu"
"Khong tayhiap, dapatkah kau mengajak ku untuk bertemu
dengannya? Aku orang she Ku ingin me mohon bantuan darinya !'
seru Ku See hong dengan perasaan cemas.
"Ku sauhiap. apakah kau ingin me mohon bantuannya untuk
menye mbuhkan penyakit yang diderita oleh Hujinmu itu?”
"Benar, benar! Harap kau sudi mengajakku untuk pergi
menjumpainya, tentu kau bersedia bukan?

819
Setelah sangsi sejenak, si Pukulan langit dan bumi Khong Tang
lun berkata sambil menghela napas:
"Yang diderita oleh istrimu adalah obat perangsang paling jahat
dalam dunia persilatan dewasa ini, aku tidak tahu apakah Buncu
sanggup mengobatinya atau tidak, cuma dengan ke ma mpuan yang
dimilikimya itu, aku pikir mungkin masih ada setitik harapan, tapi
sulitnya Buncu ka mi tak sudi bertemu dengan orang diluar
perguruan, bagaimanakah baiknya sekarang?"
Mendengar itu, Ku See hong segera berpikir:
"Konon dia adalah seorang pende kar yang berjiwa luhur, masa
dia tak sudi menolong orang yang sedang sakit parah, Hmm hmm?
rupanya dia pun seorang manusia yang lebih suka mencari na ma
dan pahala, aaaai! Oooh Thian, mengapa didala m dunia persilatan
selalu bermunculan ma nusia-manusia se ma-ca m ini?''
Mendadak terdengar Thian kun tee ciang Khong Tang lun
berteriak keras:
"Ahaa, ada jalan!"
Kemudian dengan wajah berseri karena girang, terusnya:
”Ku sauhiap, bersediakah kau untuk menggabungkan diri dengan
perguruan Hiat mo bun ka mi?"
"Sayang aku orang she Ku masih me mpunyai tugas perguruan
yang belum selesai kulakukan, terima kasih atas maksud baikmu itu"
Sebagaimana diketahui, Ku See hong adalah seorang manusia
yang aneh dan berjiwa keras, bagaimana mungkin dia sudi bertekuk
lutut dibawah perintah orang lain.
Si Pukulan langit dan bumi Khong Tang lun menghela napas
sedih sehabis me ndengar kata-kata mana, ujarnya:
"Sayang, benar-benar amat sayang! Kalau perguruan Hiat mo
bun bisa mendapat bantuan dari Ku sauhiap, sudah pasti
perjuangan kami untuk menegakkan keadilan dan kebenaran akan

820
berjalan semakin lancar, hasil yang diperoleh pun akan berta mbah
luas"
Ku See hong mendengus dengan dingin, katanya:
"Khong tayhiap, kau tak usah banyak berbicara lagi, aku orang
she Ku sudah terbiasa hidup bebas tanpa ikatan dari siapapun,
bila mana tiada persoakan yang lain lagi aku orang she Ku a kan
segera me mohon diri lebih dulu"
Selesai berkata Ku See hong berjalan mendekati Im Yan cu,
me mbungkukkan badan dan me mbopongnya bangun.
Me mandang wajah cantik si nona yang sedang tertidur nyenyak,
apalagi teringat kalau enam hari ke mudian dia bakal mati, tak kuasa
lagi a ir matanya segera jatuh bercucuran dengan derasnya...
Si pukulan langit dan bumi Kong Tang lun yang menyaksikan hal
itu hanya bisa menghela napas sedih.
Helaan napas itu entah berarti turut bersedih atas musibah yang
menimpa anak muda tersebut, ataukah berarti kekecewaan nya
karena gagal menarik Ku See hong untuk bergabung dengan
pihaknya.
Pada saat itulah, mendadak dibawah re mbulan ta mpak ada dua
sosok bayangan manusia berkelebat mende kat, ketika empat mata
mereka yang tajam menangkap wajah Ku See hong serta si pukulan
langit dan bumi Khong Tang lun, mereka kelihatan seperti tertegun,
ke mudian salah seorang diantara nya segera menjerit kaget:
"Kau... bukankah kau ada lah Ku See hong, Ku sauhiap?"
Kalau di dengar dari nada suaranya yang gemetar, bisa diketahui
betapa terkejut dan bergembira hati orang itu.
Sekali lagi Ku See hong mendongakkan kepalanya dan
me mandang wajah orang itu, kemudian sa mbil manggut-manggut
katanya:
"Kangla m sianghou, aaaah! Dua bersau-dara Hoo, apakah kalian
sudah tidak kenal lagi dengan a ku orang she Ku?"

821
Kedua orang itu tak la in adalah Kangla m Siang hou. Terdengar
Pek le k jiu Hoo Kian segera tertawa terbahak2, kemudian ujarnya:
-ooo0dw0ooo-

Jilid 25
“KU SAUHIAP, kau ... kau sudah menjadi sehat walafia't kembali?
Apakah kita sedang berjumpa dala m ala m impian?'
Ku See hong menghe la napas sedih.
"Saudara Ho, walaupun kita masih berada dala m dunia, tapi apa
bedanya antara kenyataan dengan impian."
Mendadak terdengar Siang hong kek Hoo Gi menjerit kaget:
"Ku sauhiap, bagaimana keadaan nona Im? Apakah dia .... dia
telah tewas ...."
Rupanya setelah mendengar perkataan Ku See hong yang amat
me milukan hati itu, apalagi setelah dilihatnya Im Yan cu yang
berada dalam pelukannya sama se kali tak berkutik, bahkan
dengusan napasnya pun tak kedengaran lagi, mereka telah mengira
Im Yan cu sudah meninggal dunia...
Ketika Ku see hong mendengar perkataan tersebut, dia nampak
semakin sedih.
Jawabnya dengan suara yang memilukan hati, "Dia belum mati,
tapi tidak la ma lagi jiwanya akan meningga lkan dunia ini ..."
Ketika berbicara sampa i disitu, Ku See hong tdak dapat menahan
rasa sedihnya lagi, dua t itik air mata segera jatuh berlinang
me mbasahi pipinya ...
Dengan perasaan gelisah pek lek jiu Ho Kian berseru:
”Ku sauhiap, kenapa dengan nona lm, apakah dia sudah kena
dihantam oleh manusia laknat?"

822
"Ia telah dicelakai oleh pedang Ular perak Ciu Heng thian,
dicekoki sebuah obat beracun...."
"Ku sauhiap, racun apakah itu? Apakah tiada obat penawar yang
bisa me munahkan racun itu?" tanya Sian hong kek Ho Gi dengan
cemas.
Ku See hong manggut-manggut, jawabnya a mat sedih.
"Yaa, me mang sejenis obat beracun yang sudah tiada obat
penawarnya lagi didunia ini'
"Pasti ada, pasti ada!" buru-buru Pek lek jtu Hoo Kian berseru.
"setiap racun yang ada didunia ini sudah pasti ada obat
penawarnya, hanya bedanya dalam hal wa ktu saja, cepat
tertolongnya atau terlambat disela matkan nya"
Sian hong kek Hoo Gi turut berkata lagi:
"Ku sauhiap, bukankah kau sudah terkena pukulan beracun Hoa
kut jian hun im kang dari Ban sia kaucu ? Biasanya barang siapa
terkena pukulan beracun yang jahat itu, tipis harapan untuk hidup
terus, tapi kenyataan nya bukankah kau pun tertolong ?"
Mendengar perkataan tersebut, buru-buru Ku See hong bertanya:
"Saudara Ho, tahukah kalian siapa yang telah menyelamatkan
diriku itu .... ?"
Pertanyaan mana segera me mbuat Kangla m siang hou tertegun,
ke mudian pikirnya dala m hati:
"Aneh, masa dia tidak tahu siapa yang telah menyelamatkan
jiwanya? Atau mungkin bukan dia, aaah betul, ka lau begitu dia tak
ingin diketahui jeja knya olehnya, ma ka setelah berhasil
menyela matkan jiwanya, ia pun berlalu ...”
Berpikir sampa i disitu, Kangla m siang hou segera saling
berpandangan sekejap, sementara ke empat buah sorot matanya
masing-masing me mancarkan sinar mata bertanya, seakan-akan
mereka hendak berkata, perlukah untuk me mperlihatkan surat yang
ditinggalkan manusia berkerudung itu kepada ana k muda tersebut?

823
Mendadak Thian kun tee ciang Khong Tang lun berjalan
mende kat, kemudian ujarnya sambil tertawa nyaring:
"Kang la m siang hou, apakah kalian hendak berangkat ke lembah
Yu cui kok...?"
"Terima kasih banyak atas bantuanmu se mala m" kata Sian hong
kek Ho Gi cepat, "berhubung kami berdua sedang sibuk mencari
nona Im Yan cu dan Ku See hong sauhiap, hingga kini belum
berangkat ke le mbah Yu cui kok?"
"Tahukah kalian mengapa lohu mengajak kalian berdua
berangkat ke le mbah Yu cui kok?
"Ka mi berdua tidak tahu, harap cianpwe me mberi petunjuk
kepada ka mi!"
'Bukankah kalian berdua me mpunyai Jim sim siau kia m ?" tanya
Khong Tang lun tiba2.
Sian hong kek segera menjerit kaget.
''Aaaah, jadi cianpwe adalah anggota Hiat mo bun ?" teriaknya.
"Benar, lohu tak lebih hanya seorang anggota Hiat mo bun yang
bergabung lebih duluan dari pada kalian, sekarang sedang
mendapat perintah dari buncu untuk menyelidiki organisasi dala m
perkumpulan Ban-sia kau."
"Harap cianpwe sudi me mberitahukan, siapa na ma aslimu" pinta
Sian hong kek Ho Gi dengan girang.
"Lohu adalah si pukulan langit dan bumi Khong Tang lun"
"Aaaaaah, kau .... kau adalah pukulan langit dan bumi Khong
Tang lun tayhiap!'
Mendadak terdengar Ku See hong mendengus dingin dengan
nada sinis, ke mudian tegurnya:
"Kangla m Siang hou, rupanya kalian juga anggota dari perguruan
Hiat mo-bun"

824
”Benar, benar, benar!" Jawab Pek lek jiu Ho Kian dengan cepat.
"Ku sauhiap, ka mi dua bersaudara adalah anggota Hiat mo bun,
buncu ka mi me miliki ilmu silat yang sangat tinggi apa lagi dia ....'
Belum habis dia me muji-muji kehebatan Hiat mo Buncu
mendadak Ku See hong sudah mendongakkan kepa lanya sambil
tertawa nyaring.
Dibalik suara tertawanya itu kedengaran penuh dengan rasa
sedih, perih dan mengenaskan.
Sian hong kek Ho Gi benar-benar tidak habis mengerti apa
sebabnya Ku See hong seperti tidak begitu senang mendengar
persoalan tentang Buncunya, buru2 dia berkata:
"Ku sauhiap, mengapa kau ?'
Ku See hong berhenti tertawa, lalu me njawab dingin:
"Dua bersaudarar Ho, banyak tertima kasih atas budi kebaikanmu
diwaktu-waktu lalu yang sempat merawat diriku, budi kebaikan ini
sudah pasti akan kubayar di ke mudian hari, sekarang aku henda k
me mohon diri lebih dahulu.”
Selesai berkata, dia lantas me mbopong Im Yan cu kedala m
bopongannya dan siap berlalu dari sana.
Buru-buru Pek lek jiu Ho Kian berseru:
"Ku Sauhiap, harap kau jangan pergi dulu, siaute ingin
menanyakan sesuatu hal lebih dulu kepada mu.”
Pelan-pelan Ku See hong me mbalikkan tubuhnya, lalu berkata
dengan suara dingin.
”Saudara Ho, kau hendak bertanya apa, cepat katakan, aku
orang she Ku t idak me mpunyai banyak waktu senggang untuk
berbicara."
”Ku sauhiap, tahukah kau siapa yang telah menyelamatkan
selembar jiwa mu?"

825
”Bukankah tadi aku sudah me nanyakan persoalan ini kepada
kalian...."
"Orang yang telah menolong jiwa mu itu tak lain adalah Hiat mo
Buncu, yakni manusia berkerudung warna warni itu.”
Ucapan tersebut segera membuat Ku See hong menjadi tertegun,
tapi sesaat kemudian katanya sambil tertawa dingin:
"Budi pertolongannya pasti a kan kubalas dike mudian hari!"
Rupanya dalam hati Ku See hong telah tertanam suatu pendapat
kalau manusia berkerudung warna warni itu sebenarnya adalah
manusia munafik yang berpura-pura sok mulia dan bijaksana.
oooo0dw0oooo

BAB 38
SEPERTI diketahui, sewaktu masih berada dida la m gedung yang
terpencil lagi diselimuti misterius itu, dia pernah dibikin mendongkol
hatinya , oleh perkataan-perkataan Kho It ki, ke mudian diapun
merasakan pula suasana serba rahasia yang diperlihatkan penolong
nya itu sela ma ini.
Semuanya itu segera mendatangkan suatu perasaan yang amat
tidak leluasa baginya, otomatis dia pun me naruh kesan kurang baik
terhadap manusia berkerudung itu.
Kemudian, pada ma la m ini dia telah berjumpa dengan Thian kun
tee ciang Khong Tang lun, ucapan jagoan tua yang kelewat
mengunggulkan majikannya itu kontan saja me mbangkitkan rasa
mendongkol di dala m hatinya.
Apalagi setelah diketahui sekarang bahwa manusia berkerudung
yang misterius itulah yang telah menyela matkan jiwanya, suatu
kobaran api a marah yang tak diketahui darimana munculnya dengan
cepat me mba-kar seluruh tubuhnya.
Pek lui jiu Ho Kian berkata lagi:

826
"Buncu ka mi t idak akan menerima pe mbalasan budimu itu, tapi
siaute tahu antara Buncu ka mi dengan dirimu sudah pasti
me mpunyai suatu hubungan yang luar biasa".
Ketika Thian kun tee ciang Khong Tang lun mendengar Ho Kian
mengatakan ka lau antara Ku See hong dan Buncu mereka
me mpunyai hubungan yang luar biasa, dengan gusar dia segera
menegur:
"Ho Kian, apa yang telah kau katakan? Be lum lagi menjadi
anggota perguruan, besar betul nyalimu untuk mengatakan ha l yang
bukan-bukan, siapa bilang ka lau Buncu kita me mpunyai hubungan
dengan orang la in?"
”Khong tayhiap, keadaan yang sesungguhnya masih belum ka mi
ketahui secara jelas" ucap Pek - lui jiu Ho Kian pelan, ”apa yang
kami ujarkan hanya merupakan suatu dugaan dan Ku sauhiap
sendirilah yang akan me mbuktikan akan hal ini.”
Thian kun tee cing Khong Tang lun tertawa dingin.
"Heeehhh... heeehhh... heeehhh... Kanglam Sianghou, siapakah
yang menjadi sponsor ka lian untuk me masuki perguruan ka mi ini,
Hiat mo bun tidak me mbutuhkan manusia yang tak setia terhadap
Buncunya maca m begitu."
Kembali Pekd lui jiu Hoo Kiaan tertawa.
"Sastrawan berbaju perlente Hoa siong si locianpwee yang
merupakan sponsor ka mi, dan lagi ka mipun sama seka li tida k
me mpunyai niat untuk t idak setia kepada Buncu."
Ketika Ku See hong mendengar na ma jin siusu (sastrawan
berbaju perlente) di singgung, paras mukanya segera berubah,
segera serurya dengan terkejut:
"Apa? jadi Sastrawan berpakaian perlente Hoa Siong si locianpwe
juga telah bergabung dengan Hiat mo bun?"
Dia benar-benar merasa terperanjat sekali setelah sastrawan
berpakaian perlente yang sejak tiga puluhan tahun berselang sudah

827
termashur dala m dunia persilatan pun telah bergabung dibawah
komando manusia berkerudung tersebut, bagaimana mungkin dia
tak kaget setelah mengetahui a kan hal ini?'
Sekarang Ku See hong telah ma mpunyai se maca m pandangan
yang lain lagi terhadap manusia berkerudung tersebut, tentu saja
pandangan mana menyangkut ke ma mpuan orang tersebut untuk
mengenda likan begitu banyak jago lihay.
Sambil tertawa, Thian kun tee ciang Khong Tang lun berkata:
”Bukan hanya sastrawan berbaju perlente saja yang telah
bergabung dengan Hiat mo bun, bahkan ke e mpat ge mbong iblis
dari pulau Tang hay to pun sudah menjadi anggota perguruan kami.
.
"Khong Tang lun! " dengan suara dingin Ku See hong segera
berkata, "sebenarnya aku orang she Ku sangat menghormati dirimu,
tapi tak kusangka ka lau kau adalah seorang manusia yang pandai
menjilat pantat. Hmmm ... Bila ada kese mpatan, aku orang she Ku
tentu akan menantang Buncu dari Hiat mo bun kalian itu untuk
bertarung, aku ingin tahu manusia berkepala tiga berlengan ena m
apakah dia itu.
Thian kun tee ciang Khong Tang lun menjadi naik pita m sesudah
mendengar ucapan itu, diapun berteriak keras:
"Ku See hong, pada mulanya lohu masih mengira kau adalah
seorang pendekar besar yang mempunyai ma ksud luhur, rupanya
kaupun tak lebih cuma seorang manusia latah Hmmm, dengan
menganda lkan ilmu silat mu itu untuk menangkan lohu saja sudah
sukar, masih berani berbicara besar untuk bertarunbg me lawan
Buncud ka mi"
Pek lui jiu Ho Kian kuatir ka lau pe mbicaraan yang sema kin
meruncing bisa mengakibatkan bentroknya dua orang jago tersebut,
buru-buru dia menengahi:
'Ku sauhiap, Buncu ka mi me mpunyai hubungan yang luar biasa
dengan dirimu.."

828
"Aku orang she Ku tidak kenal dengannya, kalian tak usah
banyak berbicara lagi" tukas Ku See hong dengan suara dingin.
"Ku Sauhiap, entah selama hidupumu berapa orang perempuan
yang pernah kau kenali? Siapakah diantara mereka yang paling
akrab denganmu ?".
Ku See hong salah menyangka ka lau lawan sedang mengeje knya,
sambil tertawa dingin segera sahutnya:
"Satu laksa orang, mau apa kau? Jumlah ini t idak a kan terlalu
banyak bukan?"
Mendadak ia me ndongakkan kepalanya la lu me mperdengarkan
suara tertawa panjang yang amat menusuk pendengaran.
Tanpa menyapa atau berbicara lebih jauh lagi, dia me mbopong
tubuh Im Yan cu dan segera berla lu dari situ.
Buru-buru Pek lui jiu Ho Kian berseru:
"Ku sauhiap!' Ku sauhiap! Harap kau tunggu sebentar lagi, aku
orang she Ho ada suatu benda yang hendak kuserahkan kepada mu"
Tapi Ku See hong sudah tidak me mperdulikan mereka lagi, tanpa
berpaling dia meneruskan perja lanannya, dalam waktu singkat dia
sudah berada lima ena m kaki jauhnya dari tempat se mula.
Pada saat itulah...
Mendadak ditengah keheningan mala m yang menceka m seluruh
jagad, berkumandang suara genta yang dibunyikan bertalu-talu.
"Tingg! Taang! Tinggg! Taaang..!
Suara genta itu munculnya amat mendadak sekali dan segera
me mbe lah keheningan yang menceka m disekeliling tempat itu. .
Bunyi genta itu secara beruntun berkumandang sampa i puluhan
kali banyaknya, suara yang nyaring mengalurn dise luruh angkasa,
me mbuat sqesuatu yang semrula hening, kini diceka m oleh keadaan
yang benar-benar mengerikan seka li.

829
Begitu mendengar suara genta itu, paras muka Thian Kun tee
ciang Khong Tang lun berubah hebat, cepat-cepat serunya kepada
Kangla m Siang hou:
"Buncu ka mi sudah berada di lembah Yu cui kok dan
menge luarkan perintah bahaya utuk mengumpulkan sepuluh jago
Hiat mo bun, mari kita segera berangkat ke sana!"
Sembari berkata dia sudah melejit ketengah udara dan meluncur
ke depan dengan kecepatan luar biasa.
Ketika Ku See hong mendengar suara genta tersebut, dengan
perasaan tercengang diapun menghentikan gerakan tubuhnya tanpa
terasa.
Pada saat itulah Kang lam siang huu sudah lewat disisi tubuhnya,
mendadak Pek lui jiu Ho Kian me nyerahkan secarik kertas kepada
Ku See hong sa mbil berkata.
"Ku sauhiap, surat ini di tinggalkan kepada nona Im oleh manusia
berkerudung tersebut sewaktu menolong dirimu, setelah kau
me mbaca isi surat tersebut dan dipikir sebentar, bisa jadi kau a kan
segera mengenali siapakah dia.
"Untuk penyakit yang diderita oleh nona Im sekarang,
ke mungkinan besar hanya manusia berkerudung itu yang dapat
menolongnya, tak ada salahnya bila kau pergi me ncarinya. Ka mi dua
bersaudara sudah menjadi anggota Hiat mo bun, sekarang Buncu
ada perintah untuk mengumpulkan ka mi, untuk sementara kami
akan berpisah dulu sa mpa i disini, sa mpai jumpa lagi lain
kesempatan."
Selesai berkata, Kanglam sianghou segera mengerahkan ilmu
meringankan tubuh masing-masing dan mengikuti dibelakang Thian
kun-tee-ciang Khong Tang lun untuk berlalu dari situ.
Dala m waktu singkat mereka sudah lenyap dibalik kege lapan
sana...
Mala m sudah se makin kela m, bintang bertaburan diangkasa
me mbiaskan cahaya yang redup.

830
Rembulan tergantung pula diawang-awang dan me mancarkan
cahaya biru yang le mbut.
Waktu itu, kentongan perta ma baru saja menjelang tiba.
Sambil berdiri tegak, Ku See hong me mbuka kertas itu dan
segera me mbaca isinya.
"Adik Im Yan cu:
Racun Hou kut jian hun im kang yang diderita olehnya besok
akan segera hilang dan kesehatannya akan pulih ke mbali seperti
sedia kala, selain sembuh diapun a kan berubah menjadi seorang
jagoan yang gagah bagaikan naga dan harimau. Aku tahu dia a mat
berterima kasih kepa mu, dia mencinta mu, aku harap kaupun dapat
mencintainya dan me me liharanya agar hatinya yang terluka bisa
me mperoleh sedikit kehangatan dan hiburan. Aku harap surat ini
jangan sampai kau bocorkan ke padanya, jangan biarkan dia tahu
tentang hal ini, sebab hal tersetut bisa jadi akan mencelakainya dan
diriku, seorang manusia bernasib jelek yang berada diujung langit,
moga-moga kalian bahagia selalu'
Selesai me mbaca isi surat tersebut, Leng hun-koay-seng Ku See-
hong segera berdiri mematung, bagaikan sedang mengigau saja
guma mnya.
'Siapakah dia? siapakah dia?"
Dengan cepat dia mela mun ke mbali ke dala m kenangannya
belasan tahun berselang, berbagai pikiran seperti gulungan omba k
di tengah sa mudra me nerpa dan menerjang lewat tiada hentinya....
Dari balik nada surat tersebut, bukankah dengan jelas terpetik
suatu ungkapan perasaan cinta yang mendalam sekali? perempuan
itu tidak ce mburu, tidak iri, melainkan dala m hatinya justru
menyimpan suatu kepedihan, suatu penyesalan yang amat
menda la m...
Siapakah dia..?

831
Teka- teki tersebut serasa menusuk benaknya, akan tetapi ia tak
ma mpu menjawab.
Suara dari Pek lui jiu Ho Kian seolah-olah berkumandang ke mba li
disisi telinganya.
"Ku sauhiap, dalam hidupmu beberapa orang perempuan yang
kau kenal? Pere mpuan manakah yang me mpunyai hubungan pa ling
akrab denganmu?"
Im Yan cu, Him Ji im, Keng Cin sin, Ketika bedrpikir sa mpai
daisitu, Ku See hbong me njerit kaget.
”Aaaah. diakah! Mungkinkah Keng Cin sin. Mungkinkah Keng Cin
sin yang telah mati...? Apakah dia masih hidup? Mungkin kah dia
masih hidup...?"
Tanpa terasa Ku See hong terbayang kembali kenangannya pada
setahun berselang.
Peristiwa tragis yang diala minya dala m istana Huan mo kiong
dilaut La m hay.
Disisi telinganya seakan-akan berkumandang lagi suara jeritan
lengking yang menyayatkan hati dan me milukan hati dari gadis
tersebut:
"Engkoh Hong, cepat lari, sa mpai di a la m baka pun adik Sin mu
selamanya tetap mencintaimu, kau cepat lari..."
Menyusul jeritan itu berkumandang pula suara jeritan yang
me milukan hati, suara jeritan orang yang mendekati saat ajalnya.
"Engkoh Hong .... adik Sin akan akan berangkat selangkah lebih
dulu .... kau..."
Tiba-tiba jeritan tersebut berhenti sa mpai ditengah jalan.
"Adik Sin kau... kau tak akan mati... kau tak mungkin mati, Thian
tak akan menyuruh kau mati."
Berpikir sa mpai disitu, dengan suara yang keras Ku See hong
berteriak keras:

832
"Benar! Dia pastilah adik Sin, sudah pasti benar ...."
Dia mengalihkan ke mbali sorot matanya ke atas kertas surat itu
dan sepatah demi sepatah kata dibaca ke mbali, ketika terbaca
sampai Manusia bernasib jelek dari ujung langit, dia menjerit sedih,
butiran air mata jatuh bercucuran dengan derasnya me mba-sahi
pakaian yang dikenakan Im Yan cu.
Keng Cin sin, adalah kekasih hatinya yang paling berkesan dalam
benaknya, kekasih pertamanya yang tak pernah akan terlupa kan
olehnya, apalagi pada waktu itu hatinya baru saja terluka, begitu
me milukan hati..
Dia merasa Keng Cin sin yang begitu anggun, begitu cantik,
benar-benar me mpesonakan hati, begitu mendala m me mbekas
dalam benaknya, biar langit a mbruk, biar sa mudra mengering, dia
tak akan pernah me lupakan cintbanya kepada gaddis tersebut.
Kaini Ku See hong merasa seakan-akan mendengar suaranya,
seakan-akan menyaksikan bayangan tubuhnya, seakan-akan
mengendus bau perawannya yang harum dan aneh..
Dia me me luk tubuh Im Yan-cu kencang-kencang, dala m
la munannya dia mengira dia adalah Keng C in sin.
Aaai... Keng Cin sin benar-benar telah mene mpati hampir seluruh
bagian tubuhnya.
Yaa, sampai mati Ku See hong tetap mencintainya dan bisa
sampai mela kukan sengga ma dengan Him Ji im, bukankah ha l
itupun disebabkan dia salah menganggap dia sebagai Keng Cin sin?
Pelan-pelan Ku See-hong menjadi sadar ke mbali, ketika dia
mengenali gadis yang berada dala m pelukannya adalah Im Yan cu,
hatinya terjerumus ke mbali dala m kesedihan yang mendala m.
Dia teringat pula akan Him Ji-im yang berada dalam sarang
harimau, Im Yan-cu yang berada dia mbang pintu ke matian dala m
pelukannya.

833
Dua orang itu semuanya sudah pernah melakukan hubungan
suami istri dengannya..
Him Ji-im adalah puteri tunggal gurunya Bun-ji koan su Him Ci
seng, riwayat hidup-nya amat mengenaskan.
Sedangkar Im Yan-cu adalah tuan penolongnya, seorang yang
sangat mencintai dirinya.
Kini, sudah ada tiga orang perempuan yang me menuhi
benaknya, bagaimana mungkin seorang lelaki bisa me mberikan
hatinya untuk tiga pere mpuan?
Ku See hong merasakan hatinya mulai mengucurkan darah dan
merasakan pikiran nya ka lut, kalut se kali.
Mendadak...
Setitik cahaya kebahagiaan muncul, secara tiba-tiba dari balik
mata Ku See hong, ke mbali dia berguma m:
''Aku tak akan melepaskan siapapun diantara mereka, aku
mencintai mere ka se mua!"
Tapi mungkinkah harapannya itu bisa terwujud seperti apa yang
dia harapkan?
Perjalanan hidup manusia kadang kala harus melalui jalan yang
tak rata, sering kali banyak durinya, banyak bukit yang tinggi
dengan batu-batu cadas yang menghadang,
Kehidupan manusia pun tidak selalu bahagia, tidak selalu berhasil
mencapai kepuasan, bahkan sering kekecewaran yang muncul,
kesedihan dan qkegagalan yang rdi peroleh.
"Aku hendak mencari manusia berkerudung itu dan me mbuktikan
apakah dia benar-benar adalah Keng Cin sin..."
Berguma m sampa i disitu, pelan-pelan dia mula i bergerak
kedepan menuju kebalik kegelapan...
Mendadak dari belakang tubuhnya berkumandang suara
bentakan yang amat menusuk pendengaran:

834
"Berhenti kau!"
Ketika mendengar suara bentakan tersebut perasaan Ku See
hong yang bergolak dan hatinya yang serasa kalut oleh rerasaan
tadi seketika itu juga tersapu lenyap hingga tak berbekas.
Ketika dia me mbalikkan badan dan me mandang kearah mana
berasalnya suara bentakan tersebut, dengan cepat pemuda itu
berdiri tertegun.
"Ke mari kau!"
Suara bentakan yang menggeledek ke mbali berge ma
me me kikkan telinga...
Entah sejak kapan, berapa kaki dihadapan Ku See hong sekarang
telah berdiri seorang perempuan yang berambut panjang warna
putih, mukanya cantik seperti ke mala dan sama sekali tak nampa k
kerutan, bajunya indah dan ha lus berwarna biru.
Barusan Ku See hong tertegun karena bentuk wajah pere mpuan
itu aneh sekali bila dilihat dari rambutnya yang telah beruban, dia
seharusnya seorang perempuan tua yang telah lanjut usia, akan
tetapi kalau dilihat dari raut wajahnya, justru mirip seka li dengan
seorang gadis muda yang baru berusia dua puluh tahunan.
Sepasang matanya yang jeli me mancarkan cahaya tajam yang
sangat menggidikkan hati, me mbuat dia berwibawa seka li.
Ketika sorot mata Ku See hong saling me mbentur dengan sorot
matanya itu, diam-dia m dia merasa hatinya bergidik, sebab sorot
matanya itu benar-benar kelewat tajam, sehingga me mbuat orang
tak berani berta-tapan muka secara langsung dengan nya.
Ku See hong tahu ka lau ilmu silat yang dimiliki pere mpuan
berambut putih itu pasti lihay sekali, padahal dia mana tahu kalau
perempuan itu sebenarnya adalah manusia paling aneh yang
berilmu silat paling tinggi didunia saat ini.

835
Ku See hong yang berwatak angkuh dan tinggi hati, merasa
mendongkol seka li karena suara bentakan dan tatapan mata perem-
puan tersebut, segera tegurnya dingin:
"Siapakah kau? Mengapa kau bersifat begitu angkuh dan takabur
dihadapanku?"
Mendengar teguran mana, perempuan bera mbut putih itu
nampak seperi agak tertegun, rupanya dia tidak menyangka ka lau
Ku See hong bernyali begitu besar.
Terdengar perempuan itu me mbentak lagi keras-keras.
"Kau si manusia la knat, sudah berani mengganggu anak gadis
orang, suka me mpermainkan lagi, Lo nio akan segera
me mbinasaksn dirimu disaat ini juga!"
Mendengar perempuan tersebut membaha-sai diri sendiri sebagai
"lo nio" Ku See hong merasakan hatinya bergetar keras, tapi dengan
wajah gusar dia berseru pula:
"Kau jangan menfitnah orang dengan seenaknya sendiri, aku
orang she Ku adalah seorang lelaki sejati, aku tak akan me mbiarkan
perempuan se maca m kau menegur aku dengan se maunya sendiri"
Dengan cepat perempuan berambut putih itu dipengaruhi oleh
keangkuhan Ku See hong, dia seakan-akan teringat ke mbali dengan
peristiwa yang terjadi pada lima puluh tahun berselang, lelaki yang
telah menghancur leburkan hatinya pun me mpunyat kegagahan dan
watak persis seperti pe muda tersebut..
Dengan wajah berubah hebat perempuan berambut putih itu
segera menegur.
"Siapakah kau? Cepat jawab!'
"Siapa pula dirimu? Mengapa tidak me nyebutkan dirimu sendiri
lebib dahulu?"
Saking gusarrya lalu tubuh perempuan berambut putih itu sampai
gemetar keras, diiringi bentakan nyaring tubuhnya menerjang ke

836
muka, tangan kirinya menyapu ke muka dan mencengkera m
pergelangan tangan Ku See hong.
Anak muda itu benar-benar merasa terperanjat, dia tak
menyangka kalau pihak lawan me miliki gerakan tubuh yang cepat,
sehingga belum lagi ingatan untuk menghindar se mpat melintas,
persendian tulang tangan kanannya, sudah terlanjur dicengkera m.
Seketika itu juga dia merasakan separuh tenaga yang berada
ditubuh sebelah kanannya lenyap tak berbekas, tapi tangan kirinya
masih me me luk tubuh Im Yan cu kencang-kencang.
"Kau bersedia untuk menjawab atau tidak!" bentak pere mpuan
berambut put ih itu lagi.
Perlu diketahui, Ku See hong sudah merupakan jagoan lihay
dalam dunia persilatan dewasa ini, dia sama sekali tidak menyangka
kalau tangannya bakal kena di cengkeram orang dengan begitu
mudah, dari sini dapat diketahui kalau ilmu silat yang dimiliki orang
itu benar-benar luar biasa sekali.
"Aku tak akan berbicara, aku tak akan berbicara, mau apa kau?"
bentak Ku See hong dengan marah.
Perempuan bera mbut putih itu mengangkat tangan kanannya
yang putih la lu menganca m.
"Jika kau tidak berbicara lagi, lonio akan segera menghajar batok
kepala mu sa mpa i hancur"
Ku See-hong tertawa sedih.
"Ilmu silat yang dimiliki aku orang she Ku tak bisa menangkan
orang, biar matipun aku tak akan menyesal, tapi caramu me maksa
orang sungguh me mbikin hati tak puas."
Me mdengar perkataan itu, pere mpuan bera mbut putih tersebut
menjadi tertegun, rupanya senyuman sedih yang menghiasi wajah
Ku See hong sekarang diliputi kekecewaan, kepedihan hati dan
kekesalan, sebagai seorang yang pernah merasakan hal tersebut,

837
tentu saja perempuan berambut putih itu dapat menyelami sampa i
dimanakah perasaan orang.
Mendadak dia merubah nada suaranya menjadi jauh lebih
le mbut, ujarnya pelan:
“Siapakah kau? Mengapa kenal dengannya? Kini bagaimanakah
keadaannya?"
Pertanyaan yang diucapkan secara beruntun itu kontan saja
me mbuat Ku See hong menjadi bingung, lantas siapakah
perempuan ini?
Dala m pada itu perempuan bera mbut putih itu sudah
mengendorkan cengkera man nya pada persendian tulang kanan Ku
See hong.
Dengan suara lantang anak muda itu segera menjawab:
”Aku adalah Leng bun koay seng Ku See hong, mengenai dua
pertanyaan berikutnya maaf kalau aku tak sanggup me mberi
jawaban.”
Begitu mendengar nama si anak muda tersebut, paras muka
perempuan berambut putih itu berubah hebat segera bentaknya
keras-keras.
"Kau ..... kau adalah murid Bun ji koan su" Sewaktu
mengucapkan perkataan tersebut, seluruh badannya gemetar keras,
seakan-akan hatinya merasa terperanjat sekali.
Ku See-hong menjadi sangat keheranan setelah menyaksikan
keadaannya itu, seru nya dengan lantang.
"Ya, betul, guruku adalah Bun ji koan su"
Hawa napsu me mbunuh yang mengerikan dengan cepat
menyelimuti seluruh wajah perempuan berambut putih itu,
bentaknya keras-keras:
"Gurumu si setan tua itu kini .... kini berada dimana? Cepat
katakan!"

838
Ku See-hong sema kia terperanjat lagi, belum pernah ada orang
yang berani me maki gurunya, lantas siapa perempuan ini? Mengapa
wajahnya berubah menjadi begitu mengerikan setelah mengetahui
kalau dia adalah murid Bun-ji-koan-su?
Berpikir sa mpai disitu, anak muda tersebut mendengus dingin,
ke mudian katanya dengan suara ketus.
"Siapakah kau? Berani benar me maki guruku dengan kata-kata
begitu tak sopan! '
Perempuan bera mbut put ih itu tahu kalau terhadap manusia
maca m Ku Sue hong, ia tak boleh bersikap kelewat mendesak,
terpaksa tanyanya dengan suara gemetar:
"Apakah gurumu... gurumu tak pernah menyinggung tentang Lo
nio-- aaah! Dia tak akan berbuat demikian, dia tak akan berbuat
demikian, dia adalah lela ki yang tak punya liangsim...
Setelah mendengar perkataan itu, Ku See hong baru merasa
terperanjat, dia segera berseru tertahan..
”Kau.. kau.... kau adalah guru Im Yan cu Seng sim cian li
(perempuan suci berhati mulia) Hoa Soat kun locianpwe?"
Yaa benar, perempuan bera mbut putih ini me mang Seng sim cian
li Hoa Soat -kun, kekasih Bun ji koan su yang diceritakan ka kek itu
menje lang saat ajalnya.
Begitu mendengar Ku See hong dapat menyebutkan namanya,
hal ini me mbuktikan kalau Bun ji koan su belum melupakan dirinya
Seng sim cian li Hoa Soat kun, segera terbayang kembali akan
kenangan la manya
"Ku See hong!" serunya kemudian dengan suara gemetar, "Kau
tahu tentang kejadian masa la mpauku? Se karang dia berada
dimana? Cepat beritahu kepadaku! Lo nio hendak mencarinya untuk
me mbuat perhitungan"
Pada mulanya Ku See hong tidak tahu, siapakah perempuan
berambut putih itu, sekarang dia sudah tahu bahwa orang ini adalah

839
orang yang dipesan gurunya menjelang saat ajalnya sebagai
gurunya yang kedua Seng sim cian li Hoa Soat kun.
Sampa i dima nakah sedihnya tragedi cinta yang dia la mi
perempuan ini, Ku See hong sudah me ngetahui dengan je las, dia
menaruh raga simpatik yang mendala m terhadap Seng sim cian li
ini, me mandang ra mbut panjangnya yang telah beruban, pemuda
itu se makin tahu kalau dala m masa lima puluh tahun yang panjang
ini, entah berapa banyak kesedihan dan ke murungan yang
diala minya.
Tapi dia pun tahu, perempuan itu pasti belum pernah melupakan
gurunya, bisa jadi setiap saat setiap waktu ia masih teringat akan
dirinya, tapi kini, gurunya sudah tidak berada dala m dunia lagi.
Berpikir sampa i disitu, tak dapat dibendung air mata Ku See hong
jatuh bercucuran me mbasahi wajahnya, dengan sedih dia berkata:
"Hoa locianpwe, guruku telah meningga l kan dunia ini sejak
setahun berselang"
Berita ini disa mbut oleh Seng sim ciang li Hoa Soat kun bagaikan
sambaran guntur ditengah hari bolong, dia me mang sangat
mencintainya, tapi wataknya yang aneh telah mengendalikan
kesemuanya itu, mendadak saja pere mpuan itu me mperdengarkan
suara tertawa aneh yang tajam, seram dan a mat me mekikkan
telinga.
Suara tertawanya itu penuh mengandung kesedihan yang
me milukan hati, seperti ibu yang menangis ke matian anaknya,
seperti juga jeritan monyet diselat Wu shia, me milukan,
mengharukan dan sanggup me mbuat setiap orang turut
mengucurkan a ir mata.
Mendadak ia berhenti tertawa.
Setelah itu dengan wajah sedingin es Seng sim cian li Hoa soat
kun berkata dingin:

840
"Apakah manusia yang tidak berperasaam itu berpesan
kepadamu agar datang untuk me menuhi janjinya yang diucapkan
pada lima puluh tahun berselang?"
"Tida k! Tidak!" sahut Ku See hong cepat, "harap locianpwe
jangan salah paha m, suhu ku bilang dia sangat mencintaimu."
Ucapan mana ke mba li disa mbut oleh Seng sim cian li Hoa Soat
kun dengan gelak tertawa yang menyeramkan.
"Betul-betul seurang manusia yang tak punya liangsim,
tampaknya dia pun berhasil mendidik seorang murid yang tak punya
liangsim juga seperti kau?, hmmm, bagaimana keadaan Im Yan cu
sekarang? Cepat katakan! Kalau tidak, aku akan segera
me mbinasakan dirimu."
Sejak tahu kalau perempuan ini adalah calon gurunya, terhadap
bentakan maupun umpatan dari perempuan tersebut boleh di bilang
ia tidak menga mbil perduli.
Selain itu dia juga tahu kalau wataknya yang aneh sebagian
besar timbul akibat patah hati yang dialaminya dulu, dalam hal ini,
suhunya pernah mengutarakan perasaan menyesal yang mendalam,
bahkan menje lang ajalnya dia masih se mpat berpesan agar ia
jangan kelewat berbuat kasar hingga melukai hatinya lagi.
Maka setelah mendengar perkataan itu, Ku See hong berkata
dengan perasaan sedih.
"Hoa cianpwe, Im moay sudah terkena racun cabul orang jahat,
enam hari lagi jiwa nya akan melayang"
"Racun apakah itu? Cepat katakan!" bentak Seng sim cian li Hoa
Soat kun dengan suara keras.
Agak me merah paras muka Ku See hong sahutnya sedikit
tergagap.
"Obat itu Adalah ......"
Sesungguhnya dia merasa ma lu untuk mengucapkan ha l yang
sebenarnya.

841
Dengan perasaan gelisah, Seng sim cian li Ho Soat kun mendesak
lebih jauh.
"Obat apa? ayo katakan cepat!'
Ku See hong tahu bahwa obat tersebut harus diberitahukan
dengan secepatnya, terpaksa diapun berkata:
`Obat beracun itu adalah Im hwee si hun wan!"
"Apa? Im hwee si hun wan?" jerit Seng sim cian li Hoa Soat kun
dengan perasaan kaget.
"Ya, dia kena dipa ksa minum obat tersebut oleh Hu kaucu dari
Ban sia kau, yakni si Pedang ular perak Ciu Heng thian!''
"Jadi ka lau begitu antara kau dengan dia?"
Ku See hong mengerti apa yang dima kud oleh pere mpuan
tersebut, maka, jawabnya cepat dengan suara lantang:
"Adik Im menaruh budi kebaikan kepadaku, tentu saja aku pun
tak dapat berpeluk tangan be laka me mbiarkan dia mati, tak usah
kuatir locianpwe, aku bukan seorang yang melupakan budi, aku
bertekad akan bertanggung jawab atas perbuatanku ini."
Tadi, Seng sim cian li Hoa Soat kun masih merasa kuatir apabila
keperawanan Im Yan cu terjatuh ke tangan orang lain, legalah
hatinya setelah mendengar penga kuan dari pe muda tersebut.
Akan tetapi dia pun menahan napas lagi dengan a mat sedihnya,
karena dia tahu pil Im hwee si hun wan itu terla mpau jahat, dia
sendiripun tidak berkeyakinan dapat me munahkan pengaruh dari
racun tersebut...
Mendadak...
Seng sim cian li Hoa Soat kun tertawa dingin, ke mudian serunya
dengan nada menyeramkan:
"Betul-betul seorang le laki tak kenal budi yang pandai me mbujuk
rayu, kalau kau mengatakan me ncintai dia, mengapa kau masih
menyebut na ma Keng Cin sin? Siapa kah dia?"

842
Ternyata sewaktu Ku See hong selesai membaca surat tersebut
dan sedang termenung sa mbil mela mun tadi, secara diam-dia m
Seng sim cian li Hoa Soat kun sudah menyelinap datang dibela kang
tubuhnya, oleh sebab itu semua tindak tanduk maupun ucapannya
dapat didengar olehnya dengan a mat je las.
Mendengar ucapan tersebut, paras muka Ku See hong berubah
hebat, lalu sahutnya agak tergagap:
”Keng Cin sin itu seorang yarg kucintai, dia adalah gadis yang
pertama ka li kucintai, sayang nasibnya terlampau menyedihkan..”
Tidak menanti pe muda itu menyelesaikan kata-katanya, Seng sim
cian li Hoa Soat kun telah menukas dengan suara yang keras:
”Kau lelaki tak berperasaan, apakah kau anggap lantaran dia
sudah tak ada harapan lagi untuk ditolong, maka setelah merenggut
kehormatannya, sekarang hendak mengejar pere mpuan lain? Tadi
kau masih bilang akan bertanggung jawab? Hmmmm, sela ma ini lo
nio tidak akan me mbiarkan manusia maca m kau untuk hidup lebih
jauh"
”Locianpwe harap kau bersedia uutuk me mpercayai aku, aku
bukan manusia seperti itu, karena aku tak ma mpu untuk
me munahkan racun Im hwee si hun wan yang bersarang dala m
tubuhnya, maka aku baru lari kesana ke mari sambil berusaha untuk
mencari orang yang dapat menye mbuhkan penyakitnya itu."
"Apakah racun Im hwe si hun tan yang diidapnya baru kambuh
satu kali?''
"Yaa, tengah hari tadi baru ka mbuh se kali, apakan locianpwe
dapat menyembuhkan penyakit itu?”
Seng sim cian li Hoa Soat kun segera tertawa dingin.
"Bisa ditolong atau tidak, apa sangkut pautnya dengan dirimu?
Heeehh... heeehh... heeeehhh... toh kau lebih senang jika dia bisa
sekalian ma mpus bukan?"

843
"Hoa locianpwe, apakah kau benar-benar begitu tak percaya
dengan diriku?”
”Tak usah banyak bicara lagi” bentak Seng sim cian li Hoa Soat
kun dengan gusar, "cepat serahkan dia kepadaku, untuk se mentara
waktu lo nio akan menga mpuni sele mbar nyawamu untuk mala m
ini."
Ku See hong menghe la napas sedih.
"Aaaaai Hoa cianpwe, Im Yan cu sudah menjadi istriku, bila kau
tidak yakin bisa menyembuhkan lukanya, aku tak akan me mbiarkan
kau untuk me mbopongnya!"
Mendengar ucapan mana, Seng sim cian li Hoa Soat kun segera
tertawa seram.
”Heeeh...heeehh... heeeeh....siapa bilang kalau murid
kesayanganku ini adalah istrimu? Mala m ini tampa knya lo-nio harus
me mberi pelajaran sebaik-baiknya kepada mu!"
"Hoa cianpwe, harap kau sudi me mandang diatas wajah guruku
untuk mengijinkan boanpwe me mbawanya mencari penyembuhan!"
pinta Ku See hong dengan merengek.
Sekala lagi Seng sim cian li Hoa Soat kun tertawa seram.
”Heeehh...heeehhh...heeeeh... kau si bocah keparat betul-betul
tak tahu diri, guru setanmu itu adalah musuh besarku yang paling
kubenci, kini dia sudah ma mpus, maka aku henda k me mbuat
perhitungan lebih dulu denganmu, kemudian baru pergi
menghancur lumatkan tulang belulangnya.”
"Hoa locianpwe, kau benar-benar tak berperasaan, padahal
sebelum ajalnya suhu masih me mperlihatkan rasa cintanya yang
begitu mendala m terhadap dirimu.”
Mendadak paras muka Seng sim cian li Hoa soat kun berubah
hebat, tanyanya cepat:
”Apa yang telah dikatakan gurumu menjelang saat ajalnya?”

844
"Suhu boanpwe berpesan, apabila bertemu denganmu
dike mudian hari, aku harus menyampaikan perasaannya
kepadamu."
Seng sim cian li Hoa Soat kun mendengus dingin:
”Hmmm, coba kau katakan!"
Ku See hong bukan seorang bocah bodoh, sudah barang tentu
diapun tahu kalau perempuan ini masih menaruh perasaan cinta
terhadap gurunya, maka dengan suara lantang dia berkata.
"Suhu bilang: Dia menyesal sekali atas perbuatannya dulu, ia
tidak seharusnya melukai hatimu dimasa itu, tapi sayang ajalnya
sudah sema kin dekat sehingga tak dapat menya mpaikan rasa
menyesalnya kepada mu agar kau menjatuhkan hukuman yang
setimpal kepadanya.
"Tapi diapun bilang: Seandainya kau masih teringat dengan sakit
hatimu dimasa lalu dan bertekad hendak me mbalas denda m, tulang
belulangnya masih berada dala m kuil kuno Si hun bio, setiap saat
kau boleh menghukum tulang belulangnya dan dia tak pernah a kan
mendenda m.
"Akhirnya diapun berpesan, Kalau semasa masih hidupnya dulu ia
tak dapat menerima cinta mu, tapi setelah berada di ala m ba ka, dia
masih tetap akan mencintaimu, sela lu mendoa kan agar bahagia,
moga-moga didala m penitisan yang akan datang, ia dapat
merasakan kehidupan yang berbahagia dengan kau sebagai sua mi
istri yang saling mencintai"
Paras muka Seng Sim cian li masih tetap sedingin es dan sama
sekali tak berperasaan, padahal hatinya sudah ditusuk-tusuk oleh
ucapan tersebut sehingga berlubang-lubang.
oooo0dw0oooo

BAB 39

845
HATINYA kini sudah berlumuran darah kental yang meleleh dan
menoda i seluruh perasaannya.
Kesedihan yang terpendam da la m hati, betul-betul merupakan
suatu penderitaan yang menda la m.
Walaupun dimasa lampau dia harus merasakan penderitaan dan
siksaan batin a kibat rasa cinta dan bencinya yang bercampur aduk,
tapi setelah mendengar perkataan itu, dia bersedia untuk
me maafkan kesalahannya, tapi sifatnya yang aneh serta jiwanya
yang sempit me mbuat dia mengendalikan perasaan mana.
Ketika dilihatnya perempuan itu sa ma sekali tidak terpengaruh
oleh perkataannya, maka ujarnya lebih jauh:
'Hoa cianpwe, aku tahu kalau perkataan itu se mua diucapkan
oleh suhu dari lubuk hatinya, orang bilang Burung yang hampir mati
akan berpekik pilu, orang yang akan mati mengucapkan perkataan
yang bajik, apalagi pada waktu itu suhuku diliput i kesedihan rasa
menyesal menghiasi wajah nya, segala sesuatunya itu tak
terlukiskan dengan perkataan apapun jua. .
Dia orang tua pun berpesan kepadaku: "harap kau bisa
me mbantunya untuk me mbalas denda m, tapi diapun tahu bahwa
kau tak akan mengabulkan, oleh sebab itu pada akhirnya dia hanya
minta kepada mu agar sudi menerima ku sebagai muridmu dan
me mpe lajari ilmu Hay jin ciang..."
Mendadak paras muka Seng sim cian li Hoa soat kun berubah
hebat, bentaknya keras-keras:
"Kau si bajingan laknat, tak nyana kalau kau pun me mpelajari
juga kelicikan dari gurumu itu, kau... cepat kau pergi dari sini!
Mala m ini lo nio tak ingin me mbunuhmu."
Didengar dari nada suaranya yang gemetar, jelas sekali betapa
bergolaknya perasaan perempuan itu kini.
Dengan setengah me mohon ke mbali Ku See hong berkata:

846
"Ho cianpwee, musuh besar guruku dan musuh besarku hanya
bisa ditaklukkan oleh ilmu Hay jin ciang mu. kumohon kepadamu
sudilah kau wariskan kepandaian itu kepadaku!"
Ternyata Seng sim cian li Hoa Soat kun waktu itu sudah menaruh
salah paham lagi terhadap Bun ji koan su. dia menganggap orang
itu tidak benar-benar menyesal, mela inkan hanya berpikir de mi
kepentingan sendiri.. itulah sebabnya dia sengaja mengucapkan
kata-kata semaca m itu agar hatinya menjadi terharu.
Perlu diketahui, bila seseorang sudah menaruh perasaan cinta
dan benci terhadap orang lain, seringka li dia menaruh se maca m
perasaan tak percaya terhadap perkataan dari kekasihnya, apalagi
watak Bun ji koan su begitu dingin terhadap cintanya.
Maka setelah Ku See hong menyingkap kalau ia diminta
mewariskan ilmu Hay jin ciang yang telah didala mi dan disela mi
selama lima puluhan tahun itu, tak bisa dihindari lagi timbulnya
perasaan curiga dala m hati kecilnya.
Dengan suara keras Seng sim cian li Hoa Soat kun me mbentak
nyaring:
"Manusia la knat, mengapa kau tidak segera pergi ? Kalau kau
tidak angkat kaki, jangan salahkan jika aku menghancur lumat kan
pula tulang belulangmu sehingga harus menjadi bubur.”
Buru-buru Ku See hong merogoh kedala m sakunya dan
menge luarkan sebuah bungkusan yang diletakkan diatas perut Im
Yan cu, ketika bungkusan itu dibuka, ternyata isinya hanya
sepotong kutungan pedang.
Dibawah cahaya sinar rembulan dan bintang, nampak kutungan
pedang itu masih me mancarkan cahaya tajam.
Dengan suara lantang ke mbali Ku See hong berkata:
"Hoa locianpwe, bila kau tidak percaya dengan suhuku, coba kau
lihat, Inilah kutungan pedang pada lima puluh tahun berselang,
sampai sekarang dia menyimpan nya dengan teliti, sebelum mati dia
serahkan kutungan pedang itu kepadaku sa mbil berpesan: Dulu dia

847
telah me matahkan pedangmu, maka aku diperintahkan untuk
menya mbung ke mbali pedang tersebut hingga utuh ke mba li, agar
bisa mengurangi rasa sedih mu dahulu....
Dala m sekilas pandangan saja Seng sim cian li Hoa Soat kun
sudah dapat mengenali ke mbali kutungan pedang itu sebagai
miliknya, rasa dendam dan a marahnya yang terpendam sela ma
banyak tahun segera berkobar kembali, selapis cahaya hijau kebiru-
biruan segera menyelimuti wajahnya, serentetan cahaya yang tajam
dan penuh hawa pe mbunuhan pun segera mencorong keluar dari
balik matanya..
Dia mendongakkan kepalanya lau tertawa seram...
Mendadak tubuhnya menerjang kehadapan Ku See hong, lalu
telapak tangan kanannya secepat kilat ditekan ke atas dada anak
muda tersebut, sementara tangannya yang kiri dengan cepat
menya mbar ke tubuh Im Yan cu yang berada dalam bopongan anak
muda itu.
Mimpipun Ku See hong tida k menyangka ka lau Hoa Soat kun
bakal turun tangan sede mikian kejinya terhadap dia, belum se mpat
ingatan untuk menghindar lewat dala m benaknya, tahu-tahu
dadanya sudah terasa sakit sekali, seluruh kekuatan yang ada dalam
tubuhnya menjadi punah hingga tak berbekas, Im Yan cu yang
berada di tangannya pun tahu-tahu sudah tidak berada lagi didala m
pelukannya.
Kembah berkuma ndang suara gela k tertawa panjang yang
me milukan hati, seperti kuntilana k saling mengikik di tengah mala m
buta...
Seng sim cian li Hoa Soat kun sambil me mbopong tubuh Im Yan
cu sudah me luncur ke depan secepat sambaran kilat.
Menanti kekuatan yang dimiliki Ku See hong telah pulih ke mbali,
dia baru berteriak keras:
”Hoa cianpwe, kau henda k ke mana?"

848
Mendadak dari kejauhan sana berkuman-dang suara seruan sedih
yang me mbawa nada kepiluan:
”Bocah cilik, bila lo nio tak dapat menyela matkan jiwanya, aku
pasti akan datang lagi untuk mencari dirimu!"
Suara itu berasal dari tempat kejauhan sana dan mengge ma tiba
dengan tajamnya.
Setelah itu suasana pulih ke mba li:
Dala m keheningan yang menyeramkan dan menggidikkan hati...
Dita mbah pula diatas tanah me mbujur dua sosok mayat dari
pelindung hukum Ban sia kau, tanpa disadari telah me na mbah
seram dan ngerinya suasana disitu...
Menyaksikan kesemuanya itu, Ku See hong hanya bisa
me mperdengarkan suara helaan napas panjang yang me medihkan
hati.
Perasaannya sekarang adalah hampa, kosong dan tak tahu apa
yang harus di perbuat, dia memandang ke angkasa menyaksikan
awan yang berkuntum-kuntum dilangit, mendadak dari ujung langit,
me leset lewat setitik cahaya bintang.
Dengan perasaan bergetar keras, dia segera berpikir:
"Lebih baik aku mencari wanita kerudung warna warni lebih dulu,
coba kulihat apakah dia ma mpu untuk me nyembuhkan keracunan
akibat Im hwee si hun wan? Sekalian akau menyelidiki apakah dia
adalah Keng C in sin dari istana Huan mo kiong di La m hay yang
sudah mati atau bukan, jika dia bukan Keng Cin sin atau tak dapat
menye mbubkan keracunan dari Im Yan cu, aku akan mencari
rumput Im cu cau tersebut sa mbil beradu nasib, siapa tahu ka lau
ucapan dari murid murtad Thi bok sin kia m Cu Pok adalah ucapan
yang sebenarnya?"
Dengan cepat sekali Ku See hong menga mbil keputusan, lalu
dengan suatu gerakan yang cepat bagaikan sambaran petir dia

849
me lesat menuju kearah punca k tebing yang berlapis-lapis disebelah
kiri sana.
Kurang lebih seperminum teh ke mudian, Ku See hong telah
me masuki tanah perbukitan tersebut, ke mudian berhenti disebuah
le mbah dan mulai me mperhatiken keadaan disekeliling sana dengan
pandangan tajam.
Tapi suasana disitu amat sepi, hening dan tak kedengaran sedikit
suarapun.
Angin mala m berhe mbus kencang mendatangkan perasaan
dingin bagi siapa pun yang merasakannya, bayangan pepo-honan
yang memanjang ditanah seolah-olah cakar setan yang siap
mencengkeram setiap orang yang datang untuk menghantar
ke matian.
Mendadak....
Suatu jeritan ngeri yang menyayatkan hati berkumandang datang
dari puncak bukit di sebelah kiri sana.
Ku See hong segera mendonga kkan kepala dan menghe la napas
panjang, kemudian sa mbil mengerahkan ilmu meringankan
tubuhnya dia bergerak menuju ke arah mana berasalnya suara
jeritan tadi.
Berhubung sela ma berapa waktu belakangan ini dia harus
merasakan empat kali siksaan dari ilmu beracun Hou kut jian hun im
kang, hal mana me mbuat hawa darah Tee liong-hiat-poo yang
terpendam dala m tubuhnya serta tenaga murni dari Bun- ji-koan su
selama ratusan tahun menjadi melumer dan bercampur dengan
hawa murninya, kese muanya itu tanpa terasa telah mena mbah
ketangguhan tenaga dala mnya.
Tampak tubuhnya bargerak secepat sambaran kilat, enteng
seperti selembar kapas, setiap kali melompat puluhan kaki sudah
dilalui tanpa terasa, kehebatannya berar-benar mengagumkan.
Kesempurnaan ilmu meringankan tubuh yang dimilikinya kini
boleh dibilang tiada keduanya dikolong langit dewasa ini, mungkin

850
orang dalam dunia persilatan yang me miliki ilmu meringankan tubuh
seperti itu pun sulit untuk dite mukan.
Tentu saja diantaranya termasuk juga jago-jago lihay seperti
Seng sim cian li Hoa Soat-kun.
Perlu diketahui, Ku See-hong me miliki bakat yang bagus, di
tambah pula sudah pernah makan obat mestika pe mbersih darah,
hal ini me mbuat seluruh tubuhnya sudah berubah seolah-olah
menjadi manusia lain, itulah sebabnya kesempurnaan ilmu
meringankan tubuh yang dimilikinya sudah tak mungkin bisa
ditandingi oleh siapa pun.
Dibawah cahaya rembulan dan bintang, tampak dia berkelebat
seperti sambaran petir, sebentar melompat sebentar turun, makin
la ma semakin cepat, sepasang kakinya bagaikan tidak mene mpe l
diatas permukaan tanah saja, dengan kecepatan yang luar biasa
tubuhnya me luncur terus kearah depan.
Dala m waktu singkat Ku See hong sudah tiba di depan sebuah
selat yang sempit, ketila sorot matanya dialihkan ke depan.
Dilihatnya, seluruh selat sudah dipenuhi oleh bayangan manusia,
bahkan di setiap setiap sudut dan tempat kegelapan pun seakan-
akan berkumpul bayangan manusia dala m kelompok de mi
kelompok.
Menyaksikan hal itu, Ku See-hong segera berpikir:
"Ta mpaknya orang-orang itu ada lah kawanan jago lihay dari
berbagai daerah di dunia persilatan, mereka datang berkumpul
mungkin saja dikarenakan kitab pusaka serta mutiara sakti Thian-
hong-im yang sincu milik ma nusia berkerudung warna-warni itu, tapi
mengapa ada juga sekelompak manusia yang cuma mendeka m saja
tak berkutik disini..."
Berpikir sa mpai disitu, dia lantas mengalihkan pandangan
matanya ke arah lembah sempit tersebut, tak tahan dia segera
me muji:

851
"Benar-benar sebuah le mbah Yu-cui-kok yang indah menawan
hati."
Le mbah Yu cui kok dikelilingi oleh bukit yang tinggi dari tiga
bagian, pepohonan tumbuh dengan suburnya, batuan cadas
berserakan dimana-mana, dengan sebuah air terjun yang a mat
besar, kabut tebal hampir menyelimuti seluruh permukaan le mbah
tersebut .....
Di sebelah kanan air terjun tampak sebuah bangunan loteng
yang dibangun mene mpel pada dinding bukit, rumput tebal tumbuh
dengan suburnya dimana-mana.
Jembatan batu dengan pagar bambu, kolam teratai dengan
aneka bunga, semua nya mena mbah keindahan te mpat itu.
Ketika angin mala m berhe mbus silir se milir, terendus bau harum
bunga yang menyegarkan.
Di depan sana terdapat sebuah kola m berbentuk separuh
rembulan yang luasnya tiga kaki yang persis menge lilingi bangunan
loteng tersebut, aneka bunga teratai tumbuh ditepi kola m, air yang
jernih dengan riak yang kecil me mbuat suasana disitu ma kin
me mpersonakan hati.
Tempat itu, tak malu disebut sebagai sorga dunia.
Ditengah-tengah kola m terdapat sebuah jembatan bambu
berbentuk setengah busur, pada ujung jembatan terkapar bersosok-
sosok mayat yang berserakan dimana-mana, mungkin orang orang
itu hendak menyerbu ke dalam je mbatan bambu itu tapi berhasil
dibinasakan orang.
Ku See hong me mandang sekejap ke arah mayat-mayat yang
berserakan di mana-mana, hatinya amat terkesiap, sebab sebagian
besar dari mayat itu tewas dengan batok kepala yang hancur dan isi
benak yang berserakan dimana-mana, jumlahnya tiga empat puluh
orang lebih.

852
Pada saat inilah dia baru mengerti, apa sebabnya kawanan jago
persilatan yang berada di sekeliling te mpat itu tak berani maju ke
depan dan mela kukan penyerbuan.
Suasana di dala m bangunan berloteng itu a mat hening, sepi dan
tak kedengaran sedikit suarapun..
Le mbah sempit yang penuh diliputi suasana seram ini seakan-
akan telah dilapisi oleh hawa pe mbunuhan yang me mbuat hati
orang merasa amat bergidik...
Ku See hong merasa terkejut berca mpur tercengang, e mpat
penjuru sekeliling bangunan loteng itu sama seka li tak na mpa k
seorang manusia pun yang melakukan penjagaan, tapi anehnya
mengapa kawanan jago persilatan itu tak seorang pun yang berani
me lakukan tindakan secara gegabah....
Disaat Ku see hong masih merasa terkejut bercampur keheranan
itulah, mendadak ta mpak sesosok bayangan manusia berkelebat
lewat dan mendekati tempatnya berdiri.
Ku See-hong me miliki tenaga dala m yang sempurna dengan ilmu
silat yang amat tinggi, pendengarannya tajam sekali, begitu
mendengar suara desingan, dia segera tahu kalau ada orang yang
secara diam-dia m me ngha mpirinya.
Dengan suatu gerakan cepat dia segera me mbalikkan badan,
sorot matanya dengan me mancarkan cahaya tajam yang menggidik
kan hati segera menyapu ke arah depan...
Seorang manusia aneh berbaju hitam yang mengenakan topeng
berwarna warni berdiri kaku dihadapannya. orang itu na mpa k
berwajah aneh, jelek dan a mat tak sedap dipandang.
Sewaktu ia menyaksikan Ku See hong me mbalikkan tubuhnya
dengan kecepatan tinggi, dari balik matanya segera memancar
keluar serentetan cahaya kaget bercampur tercengang.
Manusia aneh itu tidak asing buat Ku See hong, sebab dia pernah
berjumpa dengan manusia aneh berkerudung itu setahun berselang,

853
ketika dia baru keluar dari kuil kuno setelah me mperoleh pelajaran
ilmu silat dari Bun ji koan su.
Orang ini tak lain adalah salah satu di antara dua murid murtad
dari Bun ji koan su yakni Jian-hun-kim ciang (pukulan e mnas
pembabat sukma) Tu Pak kim, tapi Ku See-hong sama sekali tida k
tahu kalau orang ini bukan lain adalah murid durhaka guru nya yang
harus dibunuh.
Jian-hun-kim-ciang Tu Pak kim na mpa k agak tertegun, kemudian
sambil tertawa ringan katanya.
"Leng hun koay seng Ku See hong, ta mpaknya ke majuan ilmu
silat yang kau peroleh be lakangan ini sungguh pesat sekali"
Ilmu silat yang dimiliki Ku See hong saat ini me mang terhitung
nomor wahid dikolong langit dewasa ini, tentu saja dia tak perlu
takut lagi untuk menghadapi manusia aneh berkerudung tersebut.
Sekulum senyuman yang amat dingin segera tersungging diujung
bibirnya, lalu berkata:
'Mana, mana, setahun kita berpisah tentunya kau baik-baik
bukan! Mengapa wajahmu masih saja mengenakan topeng kulit
manusia? Apakah kau kuatir wajah aslimu ketahuan orang?"
Jian hun kim cia m Tu Pak kim tertawa seram.
'Heehh.... Heehh.... Heehh.... Benar, benar sekali, wajahku
me mang jelek dan kuatir ketahuan orang"
"Hmmm, apakah kedatanganmu mala m ini hendak me ncari gara-
gara dengan aku orang she Ku?" ke mbali Ku See hong mendengus
dingin.
Jian hun kim ciang Tu pak kim tertawa ringan.
"Tida k berani, tidak berani, oleh karena kulihat kau hanya berdiri
kaku di sini dan kuatir kau disergap orang, maka aku datang
me mberi peringatan untukmu"

854
"Maksud baik anda biar kuterima di hati saja" jawab Ku See hong
ketus dan dingin.
Mendadak Jian hun kim ciang Tu pak kim bertanya.
”Saudara Ku, apa kedatanganmu disebabkan benda mestika dari
perguruam Hiat mo bun?'..
"Karena apa pula kau datang ke mari?" Ku See hong balik
bertanya dengan ketus.
Jian hun kim ciang Tu pak kim segera tertawa tergelak.
"Haaahhhh.... Haaahhh.... Haaaihhh, kalau begitu sama-sama,
sama-sa ma....."
"Kalau toh kedatanganmu disebabkan benda mestika tersebut,
dan kini se muanya sudah berada didepan mata, mengapa kalian
belum juga turun tangan!?"
"Heehh...heeehhhh...heeehh, apa sih salahnya me mbiarkan
orang lain turun tangan lebih duluan? Bagaimana dengan kau?"
Tentu saja Ku See hong tahu ka lau orang inipun dibikin keder
oleh banyaknya mayat yang bergeletakan di atas tanah dan bagi
orang ini tampa knya licin dan banyak akal, ilmu silatnyapun amat
lihay, ia tak sudi me nyerempet bahaya demi orang lain.
Maka dengan suara me nyindir Ku See hong menjengek.
"Waaah, kalau begitu kau benar-benar berjiwa besar, Kalau aku?
Hmm, akan ku tunggu sa mpai se mua orang pada ma mpus,
ke mudian aku orang she Ku baru menjadi ne layan yang
beruntung..."
'Cuma pada a khirnya toh masih ada aku seorang akan sa ling
berebut denganmu?'
Ku See hong menjengek dingin.
"Hmm, tak ada salahnya bagi aku orang she Ku untuk
menghabisi dirimu lebih dulu'

855
Jian hun kim ciang Tu Pak kim segera tertawa dingin.
"Mana, mana, aku ingin sekali menyaksi-kan ke majuan yang
berhasil kau capa i dala m setahun ini, ingin kuketahui seberapa
jauhkah ke majuan yang kau peroleh da la m ilmu silat mu sehingga
sikapmu sombong dan takabur..."
"Bagus sekali!" Ku See hong tertawa, "aku orang she Ku tak akan
me mbuat kecewanya orang."
Sembari berkata, mendadak dia mengayunkan telapak tangannya
me lancarkan sebuah pukulan, segulung angin tajam yang a mat
dingin dengan cepat me luncur ke depan.
"Saudara Ku, tampa knya tenaga pukulanmu benar-benar sudah
me mperoleh ke majuan yang pesat" jengek Jian hun kim ciang Tu
Pak kim sa mbil tertawa dingin.
Dia pun mengebaskan ujung bajunya untuk me mbendung
datangnya ancaman, diiringi benturan nyaring, pukulan dahsyat dari
Ku See hong telah berhasil dipunahkan olehnya dengan mudah.
"Hmm, aku baru me ma kai tenaga sebesar tiga bagian saja, ayo
sambutlah sebuah pukulanku sekali lagi!" jengek Ku See hong
dengan suara amat sinis.
Sembari berkata, Ku See hong mengayunkan kembali telapak
tangan kirinya dengan jurus serangan yang sa ma sekali tak
berubah.
Mendadak terasa getaran yang amat keras, kemudian menyusul
munculnya segulung tenaga pukulan yang maha dahsyat menerjang
ke depan.
Jian hun kim ciang Tu Pak kim tertawa seram.
"Heehh.. heehh.. heehh... pukulan inipun tak akan ma mpu
berbuat apa-apa atas diriku"
Walaupun dia berkata de mikian, akan tetapi sepasang telapak
tangannya digetarkan sebanyak tiga kali sebelum berhasil
me munahkan tenaga pukulan tersebut.

856
Ku See hong tertawa ringan.
"Seranganku barusan hanya menggunakan tenaga sebesar lima
bagian saja, berikut ini akan kupa kai tenaga sebesar delapan bagian
dan kupaksa kau untuk mundur dengan se mpoyongan"
-ooo0dw0ooo-

Jilid 26
SELESAI berkata, Ku See hong ke mbali mengayunkan telapak
tangan kirinya melancarkan serangan.
Seketika itu juga terasa deruan angin puyuh yang melanda
seluruh angkasa, desingan angin yang dingin dan tajam seperti
amukan guntur dan petir yang di sertai a mukan angin puyuh,
seperti selembar jaringan yang sangat besar muncul dari suatu
sudut yang aneh dan mengurung tubuh Tu Pak kim dari e mpat arah
delapan penjuru.
Mencorong sinar taja m yang menggidikkan hati dari ba lik mata
Jian hun kim ciang Tu Pak kim, secepat sambaran petir tubuhnya
segera berkelit ke sa mping.
Dari ba lik mata Ku See hong pun sudah terpancar keluar sinar api
dendam yang a mat benci dan menggidikkan hati, setelah tertawa
dingin serunya lantang:
"Sekarang sudah tiba saatmu untuk me lepaskan topeng palsumu
itu. . ."
Terkesiap bukan buatan perasaan Jian hun kim cian Tu Pa k kim
setelah mendengar seruan itu, segera pikirnya:
"Jangan-jangan dia sudah mengetahui siapakah aku?"
Ku See hong sesungguhnya bukan seorang pemuda yang bodoh,
semenjak manusia aneh berkerudung itu meneter dan mendesaknya
dengan pelbagai pertanyaan yang menyangkut masalah tentang
gurunya di muka kuil kuno dulu, sudah timbul perasaan curiga dari

857
dalam hatinya, apalagi setelah orang itu ma mpu menyebutkan ke
tiga maca m kepandaian sakt i andalan dari gurunya. hal mana
menyebabkan dia se makin menduga ka lau antara orang ini dengan
gurunya pasti me mpunyai suatu hubungan tertentu.
Apalagi setelah menyaksikan kepandaian silatnya yang begitu
hebat dan luar biasa, Ku See hong segera menduga kalau orang
besar kemungkinannya adalah salah satu di antara dua murid
murtad gurunya.
Sebab ma la m ini ada lah pertemuan mereka yang kedua, bila dia
mencoba untuk me mbayangkan ke mbali se mua jurus serangan yang
dipergunakan orang ini dengan Thi bok sin kia m Cu pok, maka akan
di jumpa i banyak seka li persamaan, itulah sebabnya dia lantas
me lancarkan tiga pukulan secara beruntun untuk me maksa dia
mundur sa mbil menghindar kan diri.
Alhasil gerakan tubuh yang diguna kan orang ini sewaktu
menghindar tadi tidak jauh berbeda dengan gerakan tubuh Cu pok,
kalau tidak bisa dibilang mirip sekali, karenanya Ku See hong pun
menjadi sadar dan paham ke mba li atas semua duduknya persoalan.
Mendengar ucapan tadi, Jian hun kim ciang Tu pak kim tertawa
licik, ke mudian berkata.
"Apa sih ma ksud pe mbicaraanmu itu? Aku tidak habis mengerti?"
Ku See hong segera mendengus dingin dengan suara yang amat
sinis dan dingin:
"Hmmmm, dihadapan orang yang jujur berbuatlah jujur, aku rasa
ada baiknya jika kau melepaskan topeng kulit manusia itu lebih
dahulu, agar bisa kulihat bagaimana kah ta mpang asli dari seorang
murid murtad se macam kau, ke mudian a ku akan menyuruh kau
ma mpus dala m keadaan yang paling mengenaskan!"
Melihat semua usahanya sudah terbongkar dan gagal total, Jian
hun kim-ciang Tu pak kim segera mendongakkan kepalanya dan
tertawa terkekeh dengan liciknya.

858
'Heeehhh.. .heeehhh.....heeehhh .. mana... mana, rupanya Ku
sute juga sudah kenal dengan aku sang kakak seperguruan yang
tidak becus ini"
"Tu pa k kim! Ma la m ini, jangan harap kau bisa meloloskan diri
dari ke matian nya yang mengenaskan!" seru Ku See-hong lagi
dengan suara amat sinis.
Sekali lagi Jian hun kim ciang Tu pak kim tertawa terbahak-
bahak.
"Haaahhh...haa...haahh..haaahhh... Ku See hong, pada mala m ini
kaupun jangan harap bisa me loloskan diri dari jebakan mautku
dengan sela mat"
Seusai berkata, tiba-tiba saja Jian hun kim ciang Tu pak kim
me mperdengarkan suara pekikannya yang sangat aneh...
Dari e mpat penjuru tempat kegelapan segera bermunculan
bayangan manusia, diantaranya ada enam tujuh sosok bayangan
manusia yang segera meluncur datang dengan kecepatan luar
biasa.
Ku See hong mencoba untuk me mperhatikan wajah orang itu,
tapi dengan cepat hawa darahnya menggelora dengan hebatnya,
seluruh darah yang mengalir dida la m tubuh nya seolah-olah sudah
mendidih se mua. .
Ternyata ke tujuh orang itu adalah orang-orang dari Thi kiong
pang dan Jian khi pang yang telah membinasakan ayah ibunya serta
me munahkan perkumpulan Kim to pang..
Dengan sangat bangga Jian hun kim ciang Tu pak kim tertawa
licik, ke mudian serunya. .
"Ku sute, kau kenal dengan orang-orang itu? Mere ka adalah
ketujuh orang tongcu dari Thi kiong pang dan Jian khi pang,
heehhh. heeehhh....”
"Ku sute, aku lihat paling baik jika kau me mbicarakan dahulu nilai
dari sele mbar nyawa mu itu dengan ka mi"

859
"Terima kasih atas kedatangan ketujuh sosok sukma
gentayangan tersebut, aku orang she Ku akan me mpersilahkan
mereka segera berangkat, dan terima kasih juga atas usahamu ini
sehingga tak perlu aku berepot-repot lagi mencari mereka."
Ucapan mana diutarakan dengan suara yang dingin sekali seperti
suara salju.
Jian hun kim ciang Tu pek kim tertawa:
"Belum tentu begitu! Dengan kepandaian silat yang kau miliki
sekarang, untuk mengungguli diriku pun sudah sulit, apalagi
ditambah dengan kerubutan mereka bertujuh? Aku lihat lebih baik
kita berbincang-bincang lebih dulu, daripada masing-masing piha k
harus saling menyinggung perasaan masing-masing orang"
Ku See hong tahu bahwa apa yang hendak dibicarakan
dengannya tetap sama seperti apa yang dibicarakan Thi bok sin
kia m Cu pok dengan dirinya te mpo hari.
Sepuluh hari itu secara diam-dia m Ku See hong sudah
menghimpun tenaga dala mnya siap melancarkan serangan dengan
me mper-guna kan ilmu silat sakti Hoo han seng huan, dia berencana
untuk menghancurkan beberapa orang musuh tangguhnya dengan
suatu serangan kilat yang paling cepat.
Dengan paras muka yang sama sekali tak berubah, dia lantas
berkata dengan sinis.
"Ketujuh orang yang kau undang kehadirannya ini pada
hakekatnya merupakan barang rongsokan, kalau tidak percaya
silahkan saja dilihat sendiri ....."
Berbicara sa mpai disitu, Ku See hong telah menghimpun hawa
murninya sampa i sebatas kema mpuan yang di milikinya, hawa
pempunuhan yang amat tebal pun sudah menyelimuti seluruh
wajahnya.
Mendadak, pada saat itulah ....
"Ting! Tang! Ting! Tang!"

860
Tiba-tiba saja dari balik bangunan loteng itu berkumandang
suara genta yang dibunyikan bertalu-talu...
Bersamaan dengan berge manya suara genta tersebut, cahaya
lentera segera menerangi seluruh bangunan loteng itu dan
menyinari hampir setiap sudut lembah sempit itu, tempat dimana
beberapa orang itu berdiri sekarang pun kena di soroti oleh cahaya
lentera yang le mah itu sehingga sega la sesuatunya terlihat jelas.
Begitu mendengar suara genta, ke tujuh orang Tongcu dari Jian
khi pang dan Thi kiong pang itu segera me lompat mundur ke
belakang dan menyembunyikin diri di balik kegelapan.
Sesungguhnya Ku See hong henda k me mbinasakan ke tujuh
orang ini diujung telapak tangannya, tapi ke tujuh sosok sukma
gentayangan itu seakan-akan sudah dibikin terkejut oleh bunyi
genta itu, sehingga kaget dan mengundurkan diri.
Dala m keadaan de mikian, terpaksa Ku See hong hanya bisa
menyumpah sa mbil mengendorkan ke mba li hawa murninya.
Jian-hun kim ciang Tu pak kim sendiripun segera tertawa
sesudah mendengar suata genta tersebut, ujarnya:
"Ku sute, persoalan diantara kita lebih baik kita bicarakan lagi di
ke mudian hari, sekarang maaf kalau aku harus mohon diri lebih
dahulu untuk se mentara waktu!" Seusai berkata, dengan suatu
gerakan tubuh yang aneh se kali, secepat kilat dia menyelinap masuk
ke balik kegelapan sana.
Dala m keadaan begini terpaksa Ku See hong harus
menye mbunyikan diri dibawah sebatang pohon siong, kemudian dari
situ dia melayang naik ke puncak bukit setinggi lima ena m kaki dan
mengawasi bangunan berloteng dihadapannya tanpa berkedip. .
Suara genta telah dibunyikan sepuluh ka li, suaranya yang
mengge ma di seluruh le mbah bukit tersebut mendatangkan suara
gaung yang sangat nyaring.
Mendadak dari balik bangunan rumah tersebut muncul sepuluh
orang manusia yang mengena kan topeng tengkorak diatas wajah

861
masing-masing, perawakan tubuh mereka tak menentu, ada yang
tinggi ada pula yang pendek, mereka berbaris dalam dua barisan
dan pelan-pelan bergerak menuju ke tanah lapang di muka
bangunan berloteng tersebut.
Kemudian mereka me mbentuk satu lingkaran disitu dan duduk
bersila diatas rumput.
Mendadak, pada saat itulah ......
Muncul ke mbali seorang bocah lelaki berwajah tengkorak,
ditangannya memegang sebuah hiolo ke ma la yang sama sekali tiada
cacadnya, hiolo itu berwarna hijau dan memantulkan sinar
gemerlapan.
Dari balik hiolo itu tersiar bau dupa yang sangat harum dan
menyebar diangkasa mengikuti he mbusan angin, ketika terpantul
oleh cahaya lentera dari baltik bangunan loteng itu, terbentuklah
kabut berwarna warni yang pelan-pelan melayang ke udara.
Pemandangan se maca m itu benar-benar sangat indah.
Bocah le laki yang menggengga m hiolo ke mala itu pun pelan-
pelan berjalan menuju ke tengah lingkaran tadi dan meletakkan
hiolo ke mala tersebut diatas tanah.
Dari arah bangunan berloteng itu berkumadang suara seruan
yang amat merdu merayu:
Hiat mo menggetarkan dunia persilatan...
Tengkorak me mbuat setan ketakutan....
Sepuluh orang manusia bertopeng tengkorak yang mengelilingi
hiolo ke mala itu segera bangkit berdiri, ke mudian merekapun ber-
sama-sa ma berteriak:
Hiat mo menggetarkan dunia persilatan...
Tengkorak me mbuat setan iblis ketakutan
Ucapan yang serius dan berat segera mengge ma di udara dan
menga lun tiada hent i nya. Bersamaan dengan berakhirnya suara

862
tadi, dari balik bangunan loteng itu segera me layang turun sesosok
bayangan manusia yang berperawakan langsing dan kecil.
Orang itu me mgenakan baju berwarna putih, dibawah cahaya
lentera yang terpancar keluar dari balik bangunan itu, tampak ujung
bajunya terhembus angin, keadaannya tidak jauh berbeda dengan
bidadari yang baru turun dari kahyangan.
Dengan suatu gerakan yang amat lembut perempuan itu
me layang turun disa mping hiolo ke ma la tersebut, yakni disisi bocah
lelaki yang mengenakan kain kerudung tengkora k itu.
Ia me maka i sebuah kain cadar warna-warni yang ditengahnya
disula mi dengan sebuah tengkorak yang sedang menyeringai seram,
sementara disekelilingnya dilingkari oleh dua belas kuntum bunga
Bwee.
Dia tak lain adalah Hiat mo Buncu, yaitu manusia berkerudung
warna-warni.
Setelah melayang turun dihadapan hiolo ke mala tersebut,
manusia berkerudung warna-warni itu segera meluruskan sepasang
telapak tangannya yang putih halus itu di atas hiolo tersebut.
Kemudian suasana menjadi sangat hening, agaknya dia sedang
me mbaca ma ntera, atau mungkin juga sedang me mbaca doa.
Mendadak . . .
Manusia berkerudung itu mengangkat tinggi-tinggi hiolo
ke malanya sambil berseru lantang:
”Hiolo ke mala merubah a misnya darah ! "
Menyusul seruan mana, kesebelas orang manusia berkerudung
tengkorak itu sa ma-sa ma mengangkat sepasang tangannya ke atas
sambil berseru pula dengan lantang:
”Hiolo ke mala merubah a misnya darah!'
”Blaaa m ....!" pada saat inilah dari dala m hiolo ke ma la tersebut
terdengar suara ledakan keras disusul menyemburnya asap tebal
berwarna merah setinggi tiga kaki ke tengah udara dan menyelimut i

863
seluruh angkasa, ke mudian bagaikan selapis hujan darah menyebar
ke mana-mana.
Secara la mat-lamat kawanan jago persilatan yang berse mbunyi di
sekitar tempat itu segera merasa se akan a kan mengendus bau
amisnya darah kental.
”Pedang bayangan darah penggetar jagat!” kembali manusia
berkerudung itu berseru.
Entah sejak kapan ditangan ke dua belas anggota Hiat mo bun
itu sudah bertambah dengan se mbilan pedang sepanjang dua depa
lima ena m inci yang me mancarkan cahaya tajam.
Kini sambil mengangkat pedang itu tinggi-tinggi di angkasa,
mereka turut berseru lantang.
”Pedang bayangan darah penggetar jagad!'
Kecepatan mereka dala m meloloskan pedang, sungguh
merupakan suatu yang luar biasa seka li.
Setelah itu secara beruntun manusia berkerudung itu
meneria kkan ke mbali, beberapa patah kata yang disusul oleh ke
sebelas orang manusia berkerudung tengkarak itu.
Dunia persilatan menghormat i bunga Bwee!
Keseraman berubah menjadi ketenangan.
Habis ge lap terbitlah terang!"
Hawa kegagahan menyelimuti angkasa!''
Kebersihan me lebihi sinar re mbulan!"
Ketika mereka mengucapkan kelima patah kata itu, pedang
ditangan masing-masing diputar menciptakan selapis cahaya pedang
yang berkilauan, masing-masing orang me mbentuk dua belas
kuntum bunga bweeditengah udara.
Kemudian bersa maan dengan lenyapnya cahaya pedang, tahu-
tahu pedang mereka telah dimasukkan ke mbali ke dala m sarung..

864
Kejadian mana dengan cepatnya membuat para jago yang
bersembunyi disekeliling te mpat itu merasa terkesiap sekali, sebab
mereka dapat me lihat betapa enteng dan cepatnya ke dua belas
anggota perguruan Hiat mo bun itu menggerakkan pedang sa mbil
me mbentuk gerakan bunga bwee di tengah udara.
Ke dua bbelas kuntum budnga bwe itu seaakan-akan dua beblas
gerakan jurus pedang yang sa kti dan luar biasa.
Setiap gerakan jurus pedang itu hampir boleh dibilang
mencangkum int i sari dari seluruh ilmu pedang yang ada didunia ini,
selain gerak penyerangan juga terdapat gerak pertahanan yang
me mbuat orang sukar untuk me matahkannya, sudah barang tentu
hal ini segera me mbuat se mua orang merasa terperanjat sekali.
ooo0dw0ooo

BAB 40
DI SAAT pedang sudah dimasukkan ke mba li ke dala m sarungnya,
manusia berkerudung itu ke mba li berseru dengan suara nyaring:
"Silahkan saudara seka lian untuk duduk!"
Maka kedua be las anggota Hiat mo bun pun bersa ma-sa ma
duduk bersila diatas tanah.
Ku See hong yang berada di puncak dahan pohon siong dapat
menyaksikan kese muanya itu pa ling jelas, walaupun mere ka se mua
menggunakan topeng tengkorak, namun Ku See hong masih dapat
mengenali beberapa orang diantaranya.
Seperti misalnya si bocah le laki itu, dia tak lain adalah Kho It khi
yang pernah dijumpa i nya dala m bangunan rahasia tersebut, sedang
kan tiga orang yang duduk di sebelah selatan hiolo ke mala itu bukan
lain adalah Pek lui jiu Ho Gi dan Thian kun tee ciang Khong Tang
lun.
Sedangkan ke de lapan orang la innya sama se kali tidak dikenali
olehnya .....

865
Sedangkan manusia berkerudung itu, jika ditinjau dari potongan
tubuh, nada suara serta sepasang biji matanya, dia merasa begitu
mengenalinya sehingga pada hakekat nya tidak jauh berbeda
dengan Keng Cin sin dari istana Huan mo kiong di La m hay.
Kini, Ku See hong terpengaruh kembali oleh kenangan masa
sila m yang penuh dengan kepedihan yang tak terlukiskan dengan
kata-kata.
Keng Cin sin adalah kekasihnya yang paling dicintai dan pa ling
dihormati, walaupun dunia ini sudah mengala mi sesuatu perubahan
yang amat besar, namun rasa cintanya terhadap gadis itu
selamanya tak pernah berubah lagi.
Pada saatd inilah, kedua belas orang anggota Hiat mo bun itu
sama-sa ma bangkit berdiri, ke mudian terdengar bocah lelaki itu
berkata dengan suara lantang:
"Saudara sesama Hiat mo bun, pertemuan yang diselenggarakan
pada ma la m ini sebenarnya hendak dila ksanakan pada bulan satu
tanggal satu tahun depan dipuncak Kia m hong bukit Hong san, tapi
berhubung situasi dala m dunia persilatan belakangan ini telah
menga la mi perubahan besar dan terancam oleh mara bahaya,
pertemuan ini terpaksa dipercepat pelaksanaannya.
Tujuan dan cita-cita dari kita Hiat mo bun telah diutarakan
me lalui kese mbilan patah kata tadi, apa yang dirundingkan didala m
gedung tadi pun sudah cukup dipaha mi kalian semua, rasanya kini
pun tak usah banyak berbicara lagi.
Sekarang yang hendak kuutarakan kepada kalian adalah soal
telah bergabungnya kalian dengan perguruan kita ini, aku rasa
sebagai seorang anggota yang baik adalah melaksa kan peraturan
perguruan yang ada dan menjalankan perintah tanpa me mbantah,
barang siapa berani membangkang maka dia akan dijatuhi hukuma n
mati.
'Tapi perguruan kita sela manya menguta makan kebajikan dan
kebesaran jiwa terhadap orang lain peraturan ka mi pun tida k
me mbedakan tinggi rendahnya kedudukan setiap anggota dalam
866
parrai, oleh karena tugas perguruan kita sangat berat, maka apabila
diantara kalian ada yang merasa dirinya tak ma mpu menyelesaikan
tugas dari perguruan, sekarang masih ada kesempatan bagi kalian
untuk mengundurkan diri!"
Semua anggota Hiat mo bun yang duduk mengelilingi hiolo
ke mala itu segera menyahut bersama:
"Ka mi tak usah berpikir panjang lagi, ka mi akan melaksanakan
semua perintah dari perguruan tanpa me mbantah'
Mencorong sinar tajam dari balik-mata kecil Kho It khi yang
tertutup oleh kain kerudung tengkorak, katanya lebih jauh.
"Kalau toh kalian tidak ada usul lain, maka selanjutnya bila ada
yang berani melanggar peraturan perkumpulan atau berhianat, dia
akan dihukum dengan me munahkan segenap kepandaian silat yang
di milikinya"
Perlu diketahui sebagai seorang jago silat, biasanya mereka
rme mandang ilmu yang dimilikinya jauh lebih berharga daripada
nyawa sendiri, bila kepandaian mere ka sampai dipunahkan ma ka
rasanya jauh lebih tersiksa daripada mati.
Oleh sebab itu bila hukuman tersebut diterapkan bagi seorang
yang belajar silat, boleh dibilang hukuman mana merupakan suatu
hukuman yang pa ling keji dan ditakuti.
Manusia berkerudung warna warni itu segera berkata pula
dengan suara nyaring.
'Terima kasih banyak atas kesediaan kalian untuk berbakti
dengan perkumpulan ka mi dan bersama-sa ma kita menyela matkan
umat persilatan dan mencarikan kebahagiaan untuk se mua manusia.
"Aku tahu kalau ke ma mpuanku terbatas dan tidak ma mpu
berbuat banyak, itulah sebabnya kumohon bantuan dari kalian
semua untuk bersama-sa ma me mbangun kebenaran didunia ini,
moga-moga saja mula i saat ini kalian dapat bersikap ksatria dan
menolong kaum le mah.

867
Merupakan manusia-manusia luar biasa didala m dunia persilatan,
kalian pasti dapat melaksanakan tugas demi perkumpulan kita ini
dengan sebaik-baiknya, kini akupun tak akan banyak bicara lagi,
mari kita bersa ma-sama merundingkan langkah pertama per-
kumpulan kita terjun ke dunia persilatan."
"Seorang manusia berkurudung tengkorak yang mengenakan
pakaian perlente segera bangkit berdiri, dia adalah Sastrawan
berpakaian perlente Hoa Siong si yang namanya sudah termashur
semenjak tiga puluhan tahun berselang.
Dengan suara lantang serunya:
"Keberaran jiwa bangsa dan ke muliaan hatimu, sungguh
me mbuat ka mi merasa kagum berca mpur hormat"
"Langkah perta ma yang harus dilakuan oleh Hiat mo bun kita
sekarang adalah melakukan suatu tindakan yang tegas, sebab dunia
persilatan sudah terlalu dipengaruhi oleh kawanan manusia la knat,
yang berjiwa rendah, kawanan laknat tersebut kini sudah bergabung
di dala m satu kelompok kekuatan untuk berbuat keja-hatan, seperti
misalnya Ban sia kau, Jian khi pang, Thi kiong pang...
"Kini mereka telah sa ling berkomplot untuk bersa ma-sa ma
me lakukan kejahatan meracuni dunia persilatan, apalagi bila kita
biarkan manusia se macam itu berkembang lebih besar lagi, bisa jadi
keadaan dike mudian hari dapat berubah semakin tida k
menguntungkan buat kita"
Manusia berkerudung warna-warni itu segera manggut-manggut.
.
"Perkataan dari Hu buncu me mang benar, masih ada siapa lagi
yang hendak mengajukan usul, harap segera disampa ikan agar kita
bisa me mbicarakannya'?
Seorang manusia berperawakan tinggi kurus segera bangkit
berdiri lalu katanya dengan suara parau.
”Tadi Hu buncu sudah bilang, musuh kita yang terutama adalah
orang-orang dari Ban sia kau dan Jian khi pang serta Thi kiong

868
pang, tapi masih ada satu kelompok kekuatan lagi yang tak boleh di
biarkan lewat.
"Kekuatan yang kumaksudkan adalah orang-orang Huan mo
kiong di lautan La m hay, beberapa tahun berselang, Han thian it
kia m Cia Cu kim telah mengutus empat orang thamcu nya untuk
me lakukan pe mbasmian terhadap sisa-sisa manusia yang masih
setia terhadap Kim to pang, dalam pe mbasmian mana, konon
mereka telah berhasil mera mpas ke mbali pedang pendek huan mo
kia m dari tangan San tian hanjiu Sangkoan It.
”Aku tahu bahwa orang-orang Huan-mo kiong di la m hay sudah
la ma me mpunyai ambisi untuk menyerbu ke daratan Tiong-goan,
bahkan banyak sekali sa mpah masya-rakat yang berhasil mereka
jaring agar berpihak kepada mereka, kini pedang Huan mo kia m
sudah berhasil direbut ke mbali, berarti janji Hu hay-it kia m Cia
Long-po dengan jago pedang nomor wahid dikolong langit tempo
dulu Thio Pak san telah menjadi batal.
"Kini satu tahun sudah lewat, kekuatan yang berhasil mere ka
himpun se la ma inipun sudah se makin menghebat, bisa jadi cita-cita
mereka untuk me nyerbu daratan Tionggoan pun sudah akan segera
di mulai..
Tentu saja, dengan kekuatan Hiat-mo bun kita tangguh dan luar
biasa, kita tak usah takut terhadap manusia-manusia laknat dari
Huan mo kiong di La m-hay, tapi yang paling kita kuatirkan sekarang
adalah persekongkolan antara orang-orang Huan mo kiong di La m
hay dengan pihak Ban sia kau, Jian khi pang dan Thi kiong pang
untuk me lawan kita"
Mendadak dari balik mata manusia berkerudung yang jeli secara
la mat-la mat terpancar keluar serentetan cahaya dendam dan benci
yang luar biasa, tapi sinar kebencian itu tida k diketahui oleh para
anggota perkumpulannya, satu-satunya orang yang melihat a kan
hal tersebut hanya Ku See hong, tapi justru karena pula denda m
la manya menjadi berkobar ke mba li..

869
"Kongsun sianseng" terdengar manusia berkerudung itu berkata,
"aku sangat mengetahui tentang keadaan dalam istana Huan mo
kiong, pada sebulan berselang, mereka sudah melakukan
penyerbuan secara besar-besaran ke daratan Tionggoan, mungkin
didala m beberapa hari bela kangan ini mereka sudah akan sa mpa i
disini.
`Usul dari Kongsun sianseng itu me mang pantas diperhatikan
oleh perguruan kita serta segera melakukan suatu tindakan dengan
cepat. . tapi entah bagaimana pula dengan pendapat saudara
sekalian untuk mencegah terjadinya persekongkolan itu?"
Thian kun tee ciang Khong Tang-lun segera bangkit berdiri,
ke mudian menjawab: 'Lapor Buncu, pepatah kuno mengatakan
siapa yang turun tangan lebih dulu dia lah yang tangguh, siapa yang
turun tangan bela-kangan dia akan celaka, aku rasa kita tak boleh
menunggu sa mpai mereka benar-benar se mpurna dan menyerang
kita duluan, bahkan kita harus menyerbu dan menghan-curkan
mereka, agar bibit bencana di ke mudian hari dapat teratasi'
"Maksud Khong tayhiap, kita harus me mbagi-bagi ke dua be las
orang anggota perkumpulan kita ini menjadi dua kelompok dan
masing-masing kelompok menyerbu dan menghancurkan mereka
secara terpisah?"
Thian kun tee ciang Khong Tang lun manggut-manggut.
"Perkataan Buncu me mang betul, itulah yang lohu inginkan"
Manusia berkerudung warna-warni itu segera menyapu sekejap
ke wajah se mua orang, ke mudian katanya:
"Bun jin (anggota perguruan) seka lian, adakah sesuatu usul dari
kalian atas pendapat dari Khong tayhiap itu"
Sastrawan berbaju perlente Hoa Siong si bangkit berdiri, lalu
sahutnya dengan suara nyaring:
"Usul dari Khong Lote itu sangat hebat, cuma hal ini akan
menyebabkan kekuatan dari Hiat mo bun kita tak dapat terhimpun
menjadi satu kelompok. Tapi, . kecuali dengan cara begini, rasanya

870
me mang sukar untuk mene mukan cara lain yang lebih baik lagi, tapi
tak ada salahnya kalau kita bersa ma-sa ma me mikirkannya sebentar"
"Ucapan Hu-buncu me ma ng benar, persoalan ini menyangkut
nasib dari seluruh umat persilatan, lebih baik kalian
me mpertimbangkan lebih dahulu sebelum menga mbil keputusan"
ujar manusia berkeru-dung warna-warni pula cepat.
Kho It khi yang berada disisinya mendadak bertanya.
"Tolong tanya buncu, apakah kau me mpunyai pendapat lain?"
"Menurut pandanganku yang cetek, lebih baik kita dua belas
orang berkelompok untuk bersama-sa ma, menghancurkan salah
satu kekuatan yang ada lebih dulu, ke mudian baru berusaha untuk
me lenyapkap kekuatan yang lain, dengan demikian maka kekuatan
kita pun tak akan sa mpai tercerai berai.
"Sebab sebelum kita saling berjumpa dengan kedua ke lompok
kekuatan ini, kita orang-orang Hiat mo bun masih be lum berani
me mpunyai suatu keyakinan untuk menang, bila kita harus
me mbagi-bagi ke kuatan sehingga kekuatan yang ada bertambah
le mah, bukankah hal ini justru akan semakin merugikan kita sendiri?
Entah bagaimanakah menurut pendapat kalian?"
Sastrawan berbaju perlente Hoa Siong.si segera berseru-lebih
dahulu:
"Bagus seka li, jawaban dari Buncu me mang lihay, lohu merasa
tak ma mpu untuk menandinginya."
Maka se mua orangpun bersa ma-sama menyetujui usul ini.
Menyaksikan hal ini, manusia berkerudung warna-warni itu
segera tertawa cekikikan, katanya.
"Hoa hu buncu, kau terla lu me muji, apa yang kulakukan
sekarang tak lebih hanya merupakan penerus dari gagasanmu tadi"
Pada saat inilah, mendadak .... Leng hun koay seng Ku See hong
yang berada diatas dahan pohon siong berteriak bagaikan orang
gila:

871
"Adik Sin! Kau adalah adik Sin, aku tahu, aku tahu kau adalah
.......”
Ditengah teriakan-teriakan yantg keras dan me mekakkan telinga.
Ku See hong melayang turun dari atas pohon siong, kemudian
bagaikan sa mbaran kilat cepatmya me luncur kebawah dan di dala m
waktu singkat sudah berada didepan je mpatan ba mbu itu.
Disaat dia melayang turun dari pohon itulah, lamat lamat Ku- See
liong merasa pula dari atas pohon yang sama melesat keluar
sesosok bayangan manusia.
Ketika orang itu gagal mencengkera m tubuh Ku See hong, sambil
menghe la napas sedih guma mnya.
"Tiada jago lihay dan orang2 gagah di dunia ini yang bisa lolos
dari soal cinta. Aaai.... mungkin orang ini dapat melenyapkan bada i
berdarah yang kini se makin menganca m kesela matan dunia."
Ternyata di atas puncak pohoh itu bersembunyi seorang pendeta
tua yang me maka i lhasa berwarna kuning,
(tentang asal usul orang ini, akan diceritakan pada bagian lain
dari cerita yang sa ma)
Tatkala kedua belas anggota Hiat mo bun itu mendengar teriakan
yang kalap serentak mereka me ngalihkan sorot matanya kedepan.
Begitu manusia berkerudung berwarna warni itu tahu kalau yang
datang adalah Leng hun koay seng Ku See hong, hatinya
terperanjat sekali sehingga se kujur tubuhnya gemetar keras.
Kangla m siang hou, Kho It khi maupun Thian kun tee ciang
Khong Tang lun bere mpat kenal dengan Ku See hong, melihat
ke munculan si anak muda itu, mereka lantas menghela napas
panjang sambil berpikir.
"Aaaai, habis sudah! Ta mpaknya dia akan tewas pula di ujung
pedang Jui sim kia m....."
"Sreeeet! Sreett ”.....desingan angin taja m yang a mat
me me kikkan telinga segera berge ma me mecahkan keheningan.

872
Ada empat anggota Hiat mo bun yang mengayunkan tangannya
bersama-sama, kilauan cahaya putih segera meluncur ke depan
dengan kecepatan luar biasa..
Dala m wa ktu singkat, ke e mpat cahaya putih tadi sudah
mengurung seluruh batok kepala Ku See hong.
Kini, ilmu silat yang dimiliki Ku See hong telah mencapai pada
puncaknya, walaupun pikirannya sedang kalut, namun setelah
menyaksikan datangnya cahaya putih itu, dia segera menyadari apa
gerangan yang terjadi, sepasang telapak tangannya diayunkan
bersama ke depan me lepaskan pukulan-pukulan dahsyat.
Rupanya dia dapat merasakan betapa anehnya keempat gulung
cahaya putih yang menya mbar datang itu, maka ia tak berani
menya mbut dengan kekerasan, siapa tahu Ke empat gulung cahaya
putih itu seakan-akan dikendalikan seseorang saja, "Sreet!” segera
menya mbar lagi me mbelah angkasa.
Kemudian setelah me mbentuk segulung gerakan lingkaran busur
di angkasa, cahaya putih tadi ke mbali menyambar ke arah jalan
darah ke matian di tubuh Ku See hong..
Mendadak Ku See hong berpekik nyaring, tubuhnya melejit
ke mbali ke tengah udara dan me luncur ke muka dengan kecepatan
bagaikan sa mbaran kilat.
Untuk ke dua ka linya serangan dari ke e mpat gulung cahaya
putih itu mengenai sasaran yang kosong.
Tapi yang paling hebat adalah senjata rahasia tersebut, diiringi
suara aneh ternyata benda tadi mengikuti terus dibelakang Ku See
hong ke manapun pe muda itu hendak berkelit.
Selama hidup be lum pernah Ku See hong mienjumpai senjata
rahasia yang begitu lihaynya, sebab jago persilatan yang paling lihay
pun di dunia ini hanya ma mpu berputar dua kali di udara setelah
me lancarkan sergapan, bahkan kekuatannya makin la ma se makin
bertambah le mah. .

873
Tapi kenyataannya, ke empat senjata rahasia tersebut justru
dapat menyerang makin la ma se makin berta mbah dahsyat.
Berpikir sa mpai disitu, tubuhnya lantas melengking sa mbil
berkelejit, setelah itu me layang turun ke bawah,
Pada saat itulah terdengar seorang perempuan berseru dengan
perasaan gelisah.
"Cepat melayang ke atas!"
Begitu mendengar peringatan mana, sepasang matanya segera
dapat menangkap e mpat buah rantai emas yang secara rapat sekali
menganca m bawah kakinya, ternyata rantai emas itu merupa kan
rantai yang mengendalikan senjata rahasia yang digunakan ke
empat orang anggota Hiat-mo bun itu.
Ku See hong merasa amat terperanjat, sebab bukan saja ke
empat rantai e mas itu merupa kan rantai yang mengenda likan
senjata rahasia, bahkan rantai itu sendiri juga merupakan sejenis
senjata tajam yang bisa digunakan untuk me mbunuh orang, apabila
pandangan mata korbannya kurang awas, ma ka jika sa mpa i
merosot ke bawah, niscaya dia a kan mene mui ce laka.
Maka Ku See hong harus mengikuti suara peringatan yang dikirim
dengan melalui ilmu menya mpaikan suara itu untuk me lejit ke
tengah udara, kemudian sesudah berganti napas, badannya sekali
lagi me lejit setinggi satu kaki lima ena m depa ke tengah udara.
Tubuhnya yang berada ditengah udara secara beruntun
me lakukan beberapa kali jumpalitan, suatu demontrasi ilmu
meringankan tubuh yang amat lihay pun akhirnya muncul dari tubuh
Ku See hong, begitulah, ditengah udara secara beruntun dia
menghindari serangan dari ke e mpat gulung cahaya putih itu
sebanyak enam kali.
Kontan saja demontrasi ilmu meringankan tubuh ini me mbuat
para jago yang bersembunyi disekitar tempat itu serta para anggota
Hiat mo bun menjadi terperanjat sekali.

874
Setelah berhasil menghindari ena m sergapan musuh yang secara
beruntun, serangan ke tujuh telah menerjang ke mbali, ma ka segera
pikirnya didala m hati.
"Apabila aku diharuskan berjumpa litan terus ditengah udara,
maka la ma kela maan akan kehabisan napas juga, bila sampa i
terperosok ke bawah, bukankah aku bakal tewas juga diujung
senjata rahasia tersebut"
Sementara dia masih ragu, suara peringatan tadi ke mba li
berkumandang dengan ilmu me nyampaikan suara.
"Mengapa kau tidak me mperguna kan pedang Ang soat kia m mu
untuk me matah kan kee mpat rantai tersebut?"
Peringatan itu dengan cepat menyadarkan ke mbali Ku See- hong
dari la munannya, diam-dia m ia mengumpat diri sendiri.
''Aku benar-benar seorang-manusia yang tolol!"
Serentetan suara pekikkan nyaring yang membetot sukma pun
segera berkumandang me mecahkan keheningan....
Seperti seekor burung elang raksasa, Ku See hong melejit lagi
ditengah udara, ke mudian berputar sebanyak tiga ka li.
Tiba-tiba saja berkumandang suara gemerincing yang amat
nyaring, tahu-tahu pedang Hu thian seng kiam sudah diloloskan dari
sarungnya, ditengah udara segera terpancar keluar serentetan
cahaya tajam yang sangat menyilaukan mata.
Disaat pedangnya melepaskan serangan, tubuh Ku See hong
segera bersatu dengan cahaya pedang itu dan seperti naga sakti di
angkasa, secepat sambaran kilat segera menerjang kebawah.
Kecepatan tubrukannya itu me mbuat orang la in sukar
me mbedakan mana yang cahaya pedang dan mana yang cahaya
pelangi....
Mendadak pedang Hu thian seng kia m tersebut me mancarkan
berlapis-lapis cahaya pelangi yang berwarna-warni menciptakan

875
selapis cahaya pedang yang me mbukit dengan secepat kilat
menyelundup ketengah udara yang kosong.
”Sreeeet....! Sreeeet...." Dari e mpat penjuru segera
berkumandang suara desingan yang pelan.
Bayangan cahaya yang amat tajam dan terdiri dari e mpat jalur
putih yang mengejar tubuh Ku See hong itu seketika lenyap tak
berbekas, keempat bilah pedang kecil J iu sim siau kia m itu pun
segera jatuh dan rontok kedala m kola m.
Pada saat yang bersamaan, cahaya pedang berwarna merah
darah itu pun sirap dan lenyap dari pandangan mata.
Ku See hong tahu-tahu sudah melayang turun dihadapan kedua
belas orang anggota Hiat mo bun itu dengan tangan kosong dan
wajah dingin me mbesi. dia berdiri ka ku di tempat sambil mengawasi
manusia berkerudung warna-warni itu dengan sorot mata setajam
sembilu.
Ia sedang merasa sedih, ataukah..? Sungguh me mbuat orang
tidak habis mengerti.
Ternyata dari balik mata manusia berkerudung warna-warni itu
sedang me mancar keluar serentetan cahaya bengis yang penuh
dengan hawa napsu me mbunuh.
Kesemuanya ini me mbuat dia tak berani percaya, kalau orang ini
adalah sorot mata dari Keng Cin-sin.. kekasihnya yang berhati
le mbut dan suci bersih itu, diapun tidak percaya kalau dua kali suara
bisikan yang dipancarkan melalui ilmu menyampaikan suara tadi
berasal dari pere mpuan misterius ini.
Dala m pada itu, kawanan jago dari Hiat mo bun sudah dibikin
tertegun dan berdiri kaku karena terperanjat atas ilmu meringankan
tubuh Ku See hong yang amat dahsyat serta ilmu pedang dari
pedang mestika yang diimpikan oleh setiap orang itu.
Pada saat itulah..

876
Kawanan jago persilatan yang berada disekeliling te mpat itu
bersama-sama mena mpakkan diri, banyak manusia berkelebat lewat
dan dalam wa kku singkat se mua orang sudah mengurung telaga
tersebut dalam posisi setengah rembulan.
Apakah kedatangan mereka untuk menonton kera maian tersebut
? Atau untuk menyaksikan kegagahan dari Leng hun Koay seng Ku
See hong?, Ataukah karena ada rencana busuk lainnya, Tak
seorangpun yang tahu dengan pasti.
Empat orang anggota Hiat mo bun yang senjata rahasianya kena
dibabat kutung oleh ayunan pedang Ang-soat' kia m dari Ku See
hong tadi tak lain adalah ke empat orang gembong iblis dari pulau
Tang hay to, sifat mereka bengis, licik, sadis dan kejam, banyak
perbuatan jahat yang sudah dilakukan olehnya.
Bahkan mala m ini pun sudah berapa banyak jago persilatan yang
telah menemui ajalnya terhajar oleh senjata rahasia mereka yang
teramat keji itu, sudah barang tentu mereka tak sudi melepaskan Ku
See-hong dengan begitu saja.
Ke e mpat ge mbong iblis dari lautan Tangha i to itu masing-masing
mengenakan jubah panjang berwarna biru, ada yang gemuk, ada
yang kurus, ada yang tinggi, ada pula yang pendek.'
Sementara itu, gembong iblis yang bertubuh gemuk pendek itu,
Hay lo tocu Su siok Cu sedang tertawa dingin dengan raut
seramnya, lalu berseru sinis:
"Hei bocah kecil, apakah kau yang bernama Leng hun kuay seng
Ku See hong"'
'Pada waktu itu Ku See hong sedang me mutar otak untuk berpikir
apakah manusia berkerudung itu Keng Cin sin atau bukan,
mendengar pertanyaan mana segera sahutnya dingin.
"Kalau sudah mengetahui akan na ma besarku, lebih baik
simpanlah ke mbali sikapmu yang tengik dan a mat me muakkan itu!"
Sastrawan berbaju perlente Hoa siong-si yang berada didepan
sana mendadak tertawa terbahak-bahak, lalu serunya:

877
"Haaah... haahh... haaahh... ternyata adalah Leng hun koay seng
(manusia aneh bersukma dingin) Ku See hong yang termashur
namanya dala m dunia persilatan itu, kehadiranmu da la m le mbah
sempit Ya- cui lok pada mala m ini sungguh me mbuat nama Hiat mo
bun ka mi berta mbah tenar”,
Ku See-hong tertawa dingin.
"Heeeeehnh... heeehhh.. heeeeehhh, sinar dari kunang-kunang
bagaimana mungkin bisa dibandingkan dengan terangnya sinar
rembulan dari Buncu Kalian?'
Sastrawan berbaju perlente Hoa Siong si segera tertawa:
"Aaaaah, mana, mana .... Ku sauhiap, selama ini antara kau dan
kami orang-orang Hiat mo bun berasal dari satu aliran, sela ma nya
tak pernah ada sangkut pautnya antara yang satu dengan lainnya,
entah dikarenakan persoalan apakah kau datang ke mari ma la m ini"
Sastrawan be,baju perlente Hoa Siong si ada lah seorang jago
kawakan yang sudah la ma menggetarkan dunia persilatan, sebelum
berbicara dia telah mengatur segala sesuatunya secara teratur,
ke mudian baru bertanya kepada Ku See hong apa maksud
kedatangannya, setelah itulah baru menga mbil keputusan lebih
jauh.
Sebab diapun tahu bahwa Ku See hong adalan seorang jago
persilatan yang sudah termashur sebagai seorang jagoan berhati
keji, kalau dia bukan datang dikarenakan untuk menuntut balas,
anggota perguruan nya juga tak usah mengikat tali permusuhan
dengan dirinya, sebaliknya jika dia datang untuk me mbuat gara-
gara, barulah dia akan segera menga mbil tindakan tegas.
Paras muka Ku See hong segera berubah kembali menjadi lebih
le mbut, tapi nada suaranya tetap dingin dan kaku, sahutnya ketus:
'Saudara adalah seorang Hu Buncur dari perguruan Hiat mo bun,
tak heran kalau caramu berbicara mencerminkan seorang ketua
persilatan, baiklah, aku orang she Ku akan berbicara terus terang

878
kepadamu, benar, mala m ini aku me mang datang karena me mbawa
maksud-maksud tertentu"
"Persoalan apakah itu?' tanya sastrawan berbaju perlente Hoa
Siong si cepat, "katakan saja berterus terang, agar setiap anggota
perguruan ka mi tahu dan ke mudian menyampaikan kepada Buncu
kami agar dia mbil suatu keputusan"
"Urusan ini sa ma sekali tak ada sangkut pautnya dengan orang-
orang dari Hiat mo bun ka lian, aku datang hanya untuk mencari
manusia berkerudung warna-warni.? Bun cu kalian" jawab Ku See
hong dengan suara dingin.
Manusia berkerudung itu segera melayang maju ke depan
dengan gerakan yang enteng dan cepat kemudian tanyanya dengan
suara dingin: "Sela ma ini kita tak pernah saling mengenal satu sama
lainnya, entah ada urusan apakah kau datang mencari aku?"
Paras muka Ku See hong agak berubah setelah mendengar
perkataan itu, tapi sekejap kemudian sudah lenyap tak berbekas,
selapis hawa dingin segera menyelimut seluruh wajahnya.
"Apakah saudara pernah menyembuhkan seorang manusia yang
hampir mati karena terkena pukulan Hou kut jian hun im kang.."'
"Tida k pernah!" jawab manusia berkerudung itu dingin, "apa
maksudmu me ngajukan pertanyaan itu?
"Pernah atau tidak kau yakin pasti mengerti, orang yang pernah
menerima pengobatan darimu sela ma hidup tak sudi menerima budi
kebaikan dari orang la in, setelah penyakit yang dideritanya itu
sudah dise mbuhkan, dia berusaha mene mukan penolongannya itu
ke manapun juga, akhirnya dite mukan beberapa buah bukti dan
petunjuk yang menunjukkan bahwa orang itu adalah sa lah seorang
di antara kalian anggota Hiat Mo bun.."
Manusia berkerudung itu segera mendengus dingin, mendadak
tukasnya dengan cepat.
"Hei mengapa sih kau cerewet sekali? Sesungguhnya mau apa
kau datang kemari mala m ini? Mengapa tidak kau utarakan secara

879
terus terang. Kalau ingin berbicara, katakan saja terang-terangan,
tak usah berputar kayun kesana kemari lagi, terutama
me mbicarakan apa-apa yang sa ma sekali tak ada artinya itu“
Sambil menahan diri Ku See hong berkata.
"Aku orang she Ku hanya memohon kepada anggota Hiat mo bun
kalian yang telah menolong orang yang mengidap penyakit Hou kut
jian hun im kang tersebut untuk se kali lagi menolong seorang
sahabatku dari penyakit parahnya.
”Siapakah dia? penyakit parah apakah itu?" tanya manusia
berkerudung itu dengan sa ma dingin.
'Orang yang pernah menyembuhkan orang yang mengidap
penyakit Hou kut jian hun im kang tersebut pernah meninggalkan
surat kepadanya, maka orang yang akan saya mohon itu tentu saja
kenal juga dengannya, sedangkan mengenai penyakit parah apakah
itu, berhubung masalahnya tak leluasa untuk ku utarakan, maka aku
seorang she Ku hanya me mohon kepada tokoh silat tersebut agar
bersedia untuk datang kesana"
Baik Kho it klti maupun Kangla m Siang hou sudah barang tentu
tahu dengan jelas bahwa orang itu adalah manusia berkerudung
tersebut, sebaliknya yang lain tetap dibikin kebingungan setengah
mati, namun mereka se mua tahu bahwa orang yang dapat
menye mbuhkan penyakit Hou kut jian hun im kang tersebut sudah
pasti bukan manusia se mbarangan, itulah sebabnya secara lamat-
la mat mereka sudah menduga kalau orang itu adalah Buncu mereka
sendiri.
Manusia berkerudung itu termenung beberapa saat, lalu sambil
tertawa dingin katanya.
"Kalau toh kau sedang me mohon bantuan orang lain, mengapa
sikapmu begitu angkuh dan tinggi hati'?"
”Tentang soal ini, harap kau jangan salah paha m" ujar Ku See
hong dengan suara lantang, "asalkan tokoh silat itu bersedia untuk
menolong sahabatku itu, budi kebaikan mana pasti akan selalu

880
terukir dalam hati kecil aku orang she Ku dan suatu ketika tentu
akan kuba las".
”Sebenarnya kau hanya memintakan bantuan untuk
menye mbuhkan sahabatmu itu ataukah masih ada maksud tujuan
tertentu, Sebenarnya Ku See hong menganggap pere mpuan itu
sebagai Keng Cirn sin, tapi setelah menyaksikan sinar matanya yang
buas dan keja m itu, semua kege mbiraan di dala m hatinya kontan
tersapu lenyap hingga tak berbekas.
Sebenarnya waktu itu, dia memang hanya ingin me mohon
bantuannya untuk menyem-buhkan keadaan Im-hwee-si hun wan
dari tubuh Im Yan cu, na mun setelah mendengar ucapan mana,
hatinya kontan saja bergetar keras, segera pikirnya.
"Baik nada pembicaraannya maupun tindak tanduknya, bukankah
kesemuanya itu menunjukkan ka lau dia adalah Keng Cing sin'? Sorot
matanya yang diperlihatkan tadi sudah jelas dipancarkan ke luar
secara paksa, aah! Benar, dia sudah pasti adalah Keng Cin sin,
bukankah dala m surat tersebut dengan jelas sudah diterangkan
bahwa dia tak ingin a ku mengetahui akan dirinya..."
Perasaan hati Ku See hong ke mbali terasa bergoncang keras,
dengan penuh e mosi serunya ke mudian. . .
"Aku orang she Ku hanya me mohon kepada tokoh sakti itu untuk
menye mbuhkan penyakit yang diderita oleh sahabatku saja"
Sinar mata manusia berkerudung itu masih tetap dingin dan
tajam seperti cahaya se mbilu, tanya nya dengan dingin.
"Sekarang sahabatmu itu berada dimana? Cukup kau sebutkan
saja, aku akan pergi ke sana untuk me nyembuhkan penyakit itu'
Mendengar perkataan tertebut, Ku See hong menjadi tertegun,
berapa saat kemudian dia baru berkata.
"Sahabatku itu sudah diajak pergi oleh gurunya, kedatanganku
sekarang hanya ingin bertanya lebih dulu kepada tokoh silat itu,
apakah dia ma mpu untuk menye mbuh kan penyakit atau tidak..."

881
Belum habis dia berkata, manusia berkerudung itu telah
me mperdengarkan suara tertawa dinginnya yang merasuk tulang,
tukasnya secara tiba-tiba:
”Hmm, rupanya kau me mang sengaja menggunakan a lasan
tersebut untuk mencari gara-gara dengan kami perguruan Hiat Mo
bun. . . ."
”Bukan! Bukan!” seru Ku See hong cemas, ”berhubung penyakit
yang diderita oleh sahabatku itu benar-benar amat sukar untuk di
sembuhkan ma ka .........”
”Tutup mulut!” bentak si manusia berkerudung itu dengan suara
amat dingin.
Kemudian sesudah tertawa sinis terusnya:
”Mala m ini, kau begitu berani mencari gara-gara dengan orang-
orang Hiat mo bun ka mi, tampaknya kau menganggap kepanda ian
silat yang kau miliki sangat hebat maka kau begitu berani
me mandang rendah perguruan ka mi.”
”Hmm, kalau toh me mang begitu, pun buncu ingin seka li
mencoba-coba kepandaian mu, ingin kuketahui sesunggunnya Leng
hun koay seng me miliki kepandaian silat sa mpa i dimana hebatnya.}
Ku See hong adalah seorang pe muda yang angkuh dan dingin,
menyaksikan Kesombongan dari manusia berkerudung tersebut
kontan saja nada amarahnya berkobar dengan hebatnya, dari balik
matanya pun me mancar keluar serentetan cahaya yang
menggidikan hati.
"Kalau toh engkau begitu tak tahu aturan dan mendesakku terus
menerus, baiklah, aku orang she Ku akan melayani kehendakmu itu
dengan me mpertaruhkan sele mbar jiwa ku" .
Sejak tadi keempat orang gembong iblis dari pulau Tang hay to
sudah mendenda m kepada pemuda itu, bahkan ingin me mbinasa
kannya oleh karena senjata rahasia andalan mereka telah
dihancurkan Ku See hong tapi berhubung ia sedang bertanya jawab

882
dengan Buncunya, maka sela ma ini pula mereka tak berani
bertindak secara se mbarangan.
Kini setelah menyaksikan Buncu mereka mendesaknya untuk
bergebrak, sudah barang tentu merekapun tak akan me lewatkan
kesempatan tersebut dengan begitu saja.
Tiba-tiba saja Hay losu tocu Su Siok cu me na mpilkan diri ke
depan dan berseru kepada manusia berkerundung itu.
"Buncu, manusia tak berguna ini jangan dibiarkan bertingkah
semaunya sendiri, biar aku orang she Ku saja yang menghabisi
nyawanya"
'Kalau begitu berilah pe lajaran lebih dahulu kepadanya, orang ini
me mpunyai banyak rahasia dunia persilatan yang belum
terpecahkan dan bisa diselidiki dari mulutnya, tangkap saja dia
dalam keadaan hidup-hidup dan jangan biarkan jiwanya terancam"
Hawa napsu me mbunuh segera menyeli-muti seluruh wajah Ku
See hong, dia mendengus dingin ke mudian katanya dengan suara
seram:
”Kalian orang-orang dari Hiat mo bun menganggap dirinya
jagoan tiada bandingannya didunia ini, hmmm! Mala m ini juga aku
orang she Ku akan melakukan pe mbantaian secara besar-besaran
terhadap anggota Hiat mo bun kalian, untuk menyingkat waktu lebih
baik kalian berdua be las maju bersa ma-sa ma saja"
Ucapan tersebut selain takebur juga amat tak pandang sebelah
matapun terhadap lawannya.
Padahal kedua belas orang anggota Hiat mo bun itu merupakan
jago-jago kelas satu di dala m dunia persilatan dewasa ini, na mun
kenyataannya si anak muda itu berani me nentang mereka se mua,
keberanian dan kegagahannya me mbuat orang merasa amat
kagum.
Manusia berkerudung itu tertawa dingin.

883
'Asal anggota ka mi tak sanggup me mperta-han kan diri, setiap
saat pasti akan maju seorang lagi, asal kau memang punya
kepandaian yang hebat, sudah pasti ke inginanmu itu akan terwujud'
Sementara itu, Hay lou tocu Su Siok cu sudah me mbentak keras,
lengan kanannya yang gemuk penuh daging me mbuat getaran yang
keras, segulung tenaga pukulan yang dingin dan dahsyat secepat
sambaran kilat meluncur ke depan dengan hebatnya.
Ku See hong segera mengebaskan telapak tangan kirinya,
segulung hawa pukulan yang lembek dan dala m seperti sa mudra
tanpa mengeluarkan sedikit suara pun memunah kan datangnya
ancaman dari Su Siok cu tersebut.
Kemudian mena mpilkan sekulum senyuman yang amat dingin
diujung bibirnya, dia berkata dengan angkuh.
„Dengan kepandaian silat yang kau miliki itu masih be lum pantas
untuk menye mbunyi kan indetintas sendiri, lebih baik lepaskan saja
topeng tengkorakmu itu agar aku orang she Ku bisa menyaksikan
sampai di manakah jeleknya ta mpangmu itu.“
Menghadapi kelihaian dari lawannya, sifat buas dan ganas dari
Hay lou tocu Su Siok cu segara berkobar, sambil berteriak aneh
dengan menghimpun tenaga dala mnya sebesar sepuluh bagian,
secepat sambaran petir langsung dilontarkan ke muka.
Dimana angin serangan meluncur, angin puyuh serasa meratakan
permukaan tanah, sebelum hawa dingin yang ganas dan
mengerikan bagaikan a mbruknya sebuah bukit karang saja langsung
menggulung ke depan dengan me mbawa suara desingan yang
me me kikkan telinga.
Untuk mende montrasikan kelihayan dari ilmu silat sendiri, Ku See
hong sama sekali tida k menghindar ataupun berkelit, dia ma lah
mendonga kkan kepalanya sambil me mandang bintang yang
bertaburan di angkasa berdiri dengan sikap yang sangat angkuh.
Sikap jumawa tersebut kontan saja me mbangkitkan rasa
terperanjat dari semua orang, dia m-dia m mereka berpikir.

884
Hebat sekali Leng hun koay seng ini ! Rupanya dia sudah bosan
hidup lebih jauh.
Sebaliknya Hay lou Tocu Sin Siokcu yang menjumpa i kejadian
mana...diam-dia m segera menyumpah.
”Bocah keparat. kau begitu sombong dan takabur, rasain
sekarang pukulan dahsyatku ini, aku akan me mbuat tubuhmu re muk
rendam hingga tiada wujudnya lagi.
Belum habis makian itu dilontarkan, angin pukulan mana yang
maha dahsyat itu sudah menghajar diatas tubuh Ku See hong
secara telak.
Pada saat itulah hawa khikang Kan kun mi siu khangkhi dari
tubuh Ku See hong telah menghasilkan kegunaan yang luar biasa.
Mendadak. . . .
”Bla mm? Blaaaa m....?'" diseke liling tempat itu sudah
berkumandang suara letusan-letusan yang amat me mekikkan
telinga.
Hawa pukulan yang dilancarkan Hay lo Tocu Su Siok cu itu
seakan-akan di telan ombak dahsyat saja, segera tersapu lenyap
sehingga hilang lenyap tak berbekas.
Kenyataan ini kontan saja me mbuat Su Siok cu yang bengis dan
ganas itu menjadi terkesiap seka li, dia mengira seperti sudah
berjumpa dengan setan saja.
Yaa, berbicara yang sesungguhnya, entah jagoan lihay dari mana
pun di dunia ini mustahil bila dia bisa selamat tanpa cedera sesudah
terkena oleh serangan yang maha dahsyat itu.
Bukan cuma dia yang kaget, kecuali manusia berkerudung serta
Jian hun im ciang Tu Pak kim sekalian bertiga, yang lain sama-sa ma
dibikin terkesiap sa mpai me mbelala kkan matanya dengan mulut
me longo.
Ku See hong segera tertawa dingin, ujarnya dengan suara a mat
sinis:

885
”Nah orang-orang dari Hiat mo bun, sekarang, tentunya kalian
sudah tahu bukan kalau di atas langit masih ada langit, dan diatas
manusia masih ada manusia yang la in, haha.... Haaaah.....
haaahh....”
Gelak tertawa yang amat keras itu kontan saja melengking dan
mene mbusi angkasa hingga berge ma sa mpai dimana-mana.
Ku See hong dengan menggunakan ilmu gerakan tubuh Mi khi
biau tiong sin hoat telah menyelinap ke samping secara aneh
ke mudian meluncur ke sa mping tubuh Su Siok cu, setelah itu tangan
kanannya me luncur ke depan dan secepat kilat menya mbar topeng
tengkorak yang menutupi wajah Hay lou tocu tersebut.
Bukan begitu saja, bahkan telapak tangan kirinya tanpa ampun
segera meluncur ke depan dengan kecepatan tangan bagaikan
sambaran kilat.
Bagaikan baru sadar dari impian saja, Hay lou tocu Su Siok cu
baru terkejut setelah topeng tengkoraknya disingkap orang, saking
terkesiapnya dia sampa i mundur beberapa langkah dengan
sempoyongan.
Tapi justru karena tindakannya itu, secara kebetulan sekali dia
berhasil meloloskan diri dari sergapan telapak tangan kiri Ku See
hong.
Ku See hong sa ma sekali tidak melakukan pengejaran, sembari
me mperlihatkan topeng tengkorak itu, dia tertawa terbahak-bahak
dengan amat nyaringnya.
"Haahh... haahh.... haahh... kawan-kawan persilatan sekalian,
ma la m ini a ku orang she Ku a kan menyuruh kalian se mua
menyaksikan bagaimana kah raut wajah asli dari kedua belas
anggota Hiat mo bun ini. .
-ooodwooo-

BAB 41

886
BERBICARA sampai disitu, Ku See hong segera mengerahkan
tenaga dalamnya ke dalam lengan kanan, lalu mere mas-re mas
topeng tengkorak itu sehingga hancur menjadi bubuk, ketika tangan
kanannya di tolak kedepan, bubuk berwarna putih itu pun segera
menya mbar ke mana-mana..
Tindakannya ini benar-benar merupakan suatu penghinaan bagi
Hiat mo bun, suatu perbuatan yang terlalu me mandang rendah
orang-orang Hiat mo bun...
Kontan saja semua anggota Hiat mo bun menjadi marah, dari
balik sorot mata mereka segera me mancar keluar sinar kebuasan
yang penuh diliput i rasa denda m dan benci.
Sedangkan manusia berkerudung itu pun me mancarkan
serentetan sinar yang sukar dilukiskan maksudnya dari balik
sepasang matanya yang jeli....
Apakah itu cinta?
Apakah itu Kasih?
Ataukah kesedihan?
Mungkin ke murungan!
Mungkin juga keperihan hati yang tak terkirakan.
Ku See hong tidak melihat akan perubahan dari sorot matanya
itu, lain halnya dengan Kho It khi, si bocah laki-laki itu, dengan
me lototkan sepasang matanya bulat-bulat dia sedang mengawasi
sorot mata pere mpuan itu tanpa berkedip.
Hay lou tocu Su Siok cu yang topeng tengkoraknya kena dihancur
lumatkan oleh h Ku See hong merasa ma lu bercampur gusar, kulit
wajahnya yang gemuk dan penuh berdaging itu mengejang keras
seperti menahan gejolak e mosi yang a mat besar.
Sepasang lengannya diluruskan ke bawah sepasang matanya
me mancarkan sinar buas yang penuh dengan rasa benci dan
dendam yang me mbara, tubuhnya yang gemuk pelan-pe lan
bergerak ke depan mende kati Ku See hong, sementara tiga orang

887
gembong iblis lainnya dari Tang-hay-to juga telah me mencarkan diri
dan mengurung Ku See hong.
Ketika sorot mata Ku See-hong me mandang sekejap ke wajah
orang-orang itu, dia segera tahu ka lau pihak lawan henda k
menge luarkan jurus serangan yang paling ganas dan keji untuk
menghadapinya.
Tadi, pemuda yang angkuh dan tinggi hati itu hanya memandang
musuh-musuhnya dengan angkuh, bahkan sekulum senyuman
dingin yang sinis dan penuh dengan pandangan menghina
tersungging diwajahnya.
"Apalagi kalian me miliki kepandaian simpanan, lebih baik
keluarkan saja se mua tak usah sungkan-sungkan lagi.." jengeknya
dengan suara sinis.
Hay lou Tocu Su Siok me mbentak gusar, sepasang tangannya
yang diturunkan kebawah itu mendadak di angkat kedepan dada
ke mudian setelah me mbentuk gerakan gangsingan mendada k
sepasang telapak tangannya digunakan bersama untuk menyerang
musuh.
Ternyata, dia telah mengeluarkan ilmu silat andalannya, ilmu
pukulan Hay-lou-kang.
Rupanya dia tahu kalau Ku See hong memiliki hawa khikang yang
amat dahsyat yang melindungi tubuhnya, maka ilmu Hay lou kang
nya kini disertai dengan tenaga dalam sebesar dua belas bagian,
tampaknya dia bermaksud untuk me mbinasakan Ku See hong dala m
sekali pukulan.
Sampa i dimanakah kedahsyatannya itu tak bisa dibayangkan
dengan perkataan.
Begitu serangan dilancarkan, segera muncullah desingan angin
berpusing yang berputar seperti gasingan, segulung de mi segulung
menggulung ke luar dengan sangat hebatnya, pepohonan yang
berada di sekeliling te mpat itu kontan saja bergoncang dengan
sangat hebatnya.

888
Seluruh badan Ku See hong kontan saja tergencet dibawah
dorongan angin berputar tersebut, sedemikian rapatnya angin
serangan mana sehindgga pada hakekatnya tidak dijumpai setitik
ruang kosongpun.
Mendadak ............
Telapak tangan Hay-lun-tocu Su-Siok-cu yang sedang berputar
kencang itu berhenti bergerak, setelah itu ke sepuluh jari tangan
nya, dipentangkan dan disentilkan ke muka bersa ma-sa ma..
Sreet.... Sreet... serentetan cahaya tajam yang disertai dengan
desingan angin pukulan yang rapat meluncur keluar menyambar ke
tubuh lawan.
Angin serangan jari yang tajam itu segera bergabung dengan
tenaga pukulan yang berpusing tadi dan secepat kilat meluncur ke
depan menganca m sepuluh buah jalan darah penting di tubuh Ku
See hong.
Menyaksikan kejadian mana, paras muka Ku Se hong berubah
hebat, ternyata kesepuluh gulung angin jari yang berputar itu
me luncur datang dengan kecepata luar biasa, sehingga sulit bagi
orang untuk me nghindarkan diri.
Dia segera merasakan datangnya desingan angin tajam seperti
tusukan pedang yang mulai menyusup ke dala m tubuhnya.
Berada dalam keadaan de mikian, dia tak berani bertindak
gegabah lagi, terpaksa dengan mengerahkan ilmu Kan kun mi siu
khi khang nya yang maha dahsyat menyambung datangnya
ancaman tersebut.
Mendadak saja tubuhnya berputar seperti a mukan ombak di
tengah samudra, aliran hawa yang le mbekpun segulung de mi
segulung menyambar ke atas tubuhnya dan menyeret dia ke tengah
gulungan angin berpusing tersebut.
”Blaaa m! Blaaa m! Blaaam....!" secara beruntun berkumandang
suara benturan keras yang me mekikkan telinga.

889
Sekali lagi pukulan Hay lou kang dari So Siok cu yang a mat
dahsyat itu mene mui kegagalan total, tapi Ku See hong sendiri pun
merasakan hawa darah di dala m tubuhnya bergolak keras sekali.
Dengan secepat sambaran kilat Ku See hong meluncur ke
hadapan So Siok Cu kemudian secara keji dia melancarkan sebuah
serangan me matikan ke depan.
Mendadak pada saat itu..
Tiga orang ge mbrong iblis lainntya dari Tang Hay to me mbentak
keras, bayangan manusia berkelebat lewat, tiga gulung angin secara
berbarengan sudah me luncur ke depan dan me nerpa tubuh Ku See
hong
Ku Sehong tertawa dingin, jenge k nya:
”Serangan yang bagus sekali, aku toh sudah bilang, lebih baik
kalian turun tangan bersama-sama, siapa suruh kalian tida k
menurut?" Walaupun dimulut dia berkata demikian, kakinya sama
sekali t idak berhenti, dengan suatu kelebatan yang aneh, sepasang
telapak tangannya sudah melepas kan beberapa angin pukulan yang
me munahkan datangnya serangan gabungan dari ke tiga orang itu.
Begitu ketiga orang gembong iblis dari Tang hay to itu
me lepaskan pukulan, dengan suatu gerakan cepat tubuh meraka
pun ikut menerjang ke sisi tubuh Ku See hong, telapak tangan dan
kaki mereka di ayunkan bersa ma melepaskan serangan-serangan
secara ganas dan keji.
Bagaikan titiran angin puyuh dan hujan badai saja, mereka
serentak mendesak Ku See hong dengan pukulan-pukulan yang
me matikan.
Mimpipun Ku See hong tidak menyangka ka lau gerakan tubuh
mereka sede mikian cepatnya, dia segera terdesak dan harus
mundur lagi ke be lakang untuk menghindar kan diri.
Sejak gagal dengan seranganya Hay lou kangnya, Su Siok cu
merasa gusar sekali, pada saat itulah secara diam-dia m ia sudah
menyelinap ke bela kang tubuh Ku See hong, lalu segenap hawa

890
murni yang dimilikinya disalurkan ke dala m telapak tangannya dan
secara tiba-tiba saja menyerang jalan darah Hian ki hiat dan Siau
yau hiat di tubuh Ku See hong.
Ku See hong me mang me miliki ilmu silat yang sangat lihay,
ketajaman pendengaran nya juga mengagumkan, dia segera
tertawa sinis, kemudian secara tiba-tiba saja berjongkok ke bawah,
kaki kirinya la lu diayun kan ke depan menendang dada So Siok cu.
-ooo0dw0ooo-

Jilid 27
SERANGAN ini di lancarkan dengan indah sekali, sembari berkelit
me lancarkan serangan, benar-benar sebuah jurus yang luar biasa...
Melihat seragannya mengenai sasaran yang kosong, Hay lou tocu
Su Siokcu sudah menyadari bakal celaka, dengan cepat dia
menjatuhkan diri berguling kesamping.
Tapi..."Sreeeet....!" tendangan dari Ku See hong menyerempet
lewat dari sisi bahu kirinya, benar-benar merupakan suatu keadaan
yang amat kritis.
Tapi pada saat itulah Ku See hong yang berjongkok ditanah
ke mbali menerima serangan dari tiga ge mbong iblis pulau Tang hay
to secara dahsyat.
Bayangan kaki, angin pukulan seperti sambaran petir ditengah
mega menyapu dan menyambar datang dengan sangat hebatnya.
Ku See hong benar-benar memiliki kepandaian silat yang lihay
sekali, di saat yarg kritis itulah mendadak tubuhnya melejit ketengah
udara, dengan begitu sergapan dari ke tiga orang gembong iblis
itupun mengena i sasaran yang kosong.
Dala m keadaan begini, ia tidak sudi me mberi kese mpatan lagi
bagi musuhnya untuk berganti jurus, tubuhnya yang mela mbung
ditengah udara mendadak berjumpalitan, lalu dengan kaki di atas
kepala di bawah, dia menukik ke bawah sambil melancarkan

891
sergapan, sepasang telapak tangannya secara beruntung
me lancarkan serangkaian pukulan dahsyat yang mengurung seluruh
tubuh ke tiga orang ge mbong iblis itu.
Kepandaian silat yang dimiliki ketiga orang ge mbong iblis itupun
luar biasa seka li, begitu serangan dahsyat tersebut dilontarkan ke
hadapan mereka, ke tiga orang itu segera mengundurkan diri sambil
berkelit ke sa mping.
Dala m keadaan apa boleh buat, terpaksa Ku See hong harus
me layang turun kembali ke atas tanah, tapi saat itulih serangan dari
Su Siok cu, kembali me nyambar datang dari sisi sebelah kiri Ku See
hong.
Cara pertarungan bergilir dan bergerilya semaca m ini benar-
benar merupakan sebuah taktik pertarungan yang sangat luar biasa
dan me mbuat orang susah untuk me nahan diri.
Sekalipun Ku See hong me miliki kepandaian silat yang sangat
tangguh, tak urung dia dibikin kerepotan juga menghadapi
kerubutan dari ke empat orang gembong iblis dari pulau Tang hay
to itu sehingga keteter hebat dan dibikin apa boleh buat.
Pada saat itulah...
Dari balik kawanan jago dpersilatan yang mengurung seke liling
kola m tersebut berkuma ndang suara tertawa geram di susul pujian
terdengar seseorang berseru dengan suara lantang:
"Sute jangan kuatir, aku datang me mbantu mu!'
Orang itu tak lain adalah Jian hun kim ciang Tu Pak kim,
tubuhnya bagaikan sukma gentayangan berkelebat ke depan,
Begitu sampa i ditengah arena, ujung baju nya segera dikebaskan
ke depan segulung angin yang maha dahsyat secara langsung
menghanta m ke tubuh Hay to tocu So Siok Cu.
Agak kaget Hay lou Toucu Su Siok cu merasakan datangnya
ancaman, dia segera berpaling, tapi perasaannya semakin bergetar
lagi setelah menyaksikan seorang manusia aneh berwajah jele k

892
sudah berada di depan mata, buru-buru dia manyelinap ke sa mping
untuk me loloskan diri.
Di saat lain, Thian kun tee ciang Khong Tang lun sudah
me mbentak dengan suara menge ledek.
"Jian hun kim ciang Tu Pa k kim, lohu akan mene mani dirimu
untuk bermain-ma in!"
Sambil me nerjang datang, telapak tangan kirinya melancarkan
bacokan kemuka sementara telapak tangan kanannya melepas kan
sebuah pukulan melintang.
Dua gulung tenaga pukulan dengan tenaga yang berbeda satu
le mbut dan satu keras bersama-sama menyergap ke atas tubuh Jian
hun kim ciang Tu Pak kim.
Maka terkesiap juga, Jian hun kim ciang Tu Pak kim sewaktu
namanya kena disebut orang, dengan suatu gerakan yang aneh
cepat-cepat dia meloloskan diri dari serangan Thian kun tee ciang
Kong Tang lun tersebut, kemudian serunya sambil tertawa seram.
"Siapa kau? Taja m a mat penglihatanmu ...heeehhh..
heeehhh...heehhh..."
"Tu Pak kim!" ke mbali Thian kun tee ciang Khong Tang lun
me mbentak dingin. "Sekalipun kau tida k kenal dengan lohu, aku
justru kenal siapakah dirimu itu, haaahhh... haaahhh... haaahhh...
sambutlah sekali lagi seranganku ini!"
Tubuhnya secepat kilat menerjang majun ke depan, sepasang
lengannya berputar membentuk satu lingkaran bayangan busur, lalu
sambil me mbentak keras sepasang tangan kiri kanannya secara
bersilang me lancarkan bacokan ke muka.
Dua gulung tenaga pukulan yangb sangat dahsyatd dan dalam
bagaaikan samudra, lbangsung menerjang ke atas jalan darah Ciang
tay hiat dan Ciang bun hiat di atas tubuh Jian hun kim ciang Tu Pa k
kim,

893
Serangan yang dilepaskan ini, dilakukan dengan kecepatan amat
luar biasa.
Kehebatannya pun bagaikan amukan omba k ditengah sa mudra,
cukup me mbuat se mua orang a mat terkesiap.
Mencorong sinar tercengang dari balik mata Jian hun kim ciang
Tu Pak kin, sepasang telapak tangannya ikut dilontarkan pula
ke muka me lancarkan serangan.
Begitu pukulan dilepaskan, segulung angin pukulan yang kuat
seperti amukan ombak yang besar dan kuat menggulung ke depan,
kedahsyatan cukup menggetarkan sukma setiap orang...
"Pleeetakkk..!" suara benturan nyaring seperti ledakan guntur
pun menggellegar me mecahkan keheningan...
Akibat dari benturan keras itu, Thian kun te ciang Khong Tang
lun mundur sejauh tiga e mpat langkah dengan se mpoyongan.
Sebaliknya sepasang bahu Jian hun Kim ciang Tu Pak kim juga
turut bergoncang keras.
Tiba-tiba ia menjerit kaget:
'Aaaah ! Kau... kau adalah Thian kun tee ciang Khong Tang lun.."
Thian kun tee ciang khong Tang lun segera tertawa.
"Se mua rahasia dari Ban sia kau kalian sudah berhasil kuselidiki
dengan jelas sekali.. hingga kini kau baru tahu akan indentitas lohu?
Haaahh... haaahhh... kasihan, benar-benar patut dikasihani.."
Jian hun kim ciang Tu Pak kim tertawa dingin.
"Heeehhh.. heeehhh.. heehhh kagum! Sungguh a mat kagum!
Tapi nyawa mu juga hanya akan hidup sa mpai pada mala m ini
juga..!"
Begitu selesai berkata, tubuh Jian hun kim ciang segera
mendesak ke muka seperti sambaran setan gentayangan, sepasang
telapak tangan dan kakinya diguna kan bersama menotok tubuh
Thian kun tee ciang Khong Tang lun..

894
Sementara itu, dia pun pada saat yang bersamaan berteriak
keras-keras:
"Kawan-kawan perrsilatan, mari kita ber-sama-sa ma menumpas
anrggota Hiat mo bun!"
Ditengah bentakan nyaring itu, tujuh orang tongcu Jian khi pang
dan Thi kiong pang sudah menerjang ke depan dengan melom-pati
telaga selebar tiga ka ki itu.
Tiba-tiba saja dari ba lik mata manusia berkerudung itu
me mancar ke luar serentetan sorot mata yang menggidikkan hati,
ke mudian ia me mbentak nyaring...
Tubuhnya bagaikan sambaran petir menyerbu ke muka dan
menyangsong datangnya orang pertama dari Jian khi pang.
Tampak telapak tangan kirinya yang putih ha lus itu digetarkan
keras-keras ke depan...
Mendadak berkumandang suara jeritan ngeri yang me milukan
hati...
Rupanya didalam satu gebrakan saja Tongcu dari Jian khi pang
itu sudah dibikin ma mpus.
Gerakan tubuhnya sama sekali tidak terhenti akibat kematian dari
korban pertamanya, dengan gesit dia menyambut pula kedatangan
orang ke dua dan orang yang ketiga.
Sepasang telapak tangannya segera digerakan ke depan dengan
gerakan Pok hok t ian ci (burung bangau menge mbangkan sayap).
Tongcu ke dua dari perkumpulan Jian khi pang ke mbali mene mui
ajalnya sebelum berhasil menangkis anca man mana...
Empat orang tongcu dari Thi kiong pang yang menyusul
ke mudian me nerjang tiba itu segera me mbentak bersama-sa ma, ke
empat pasang telapak tangan mereka diayunkan bersama, segulung
angin pukulan yang maha dahsyat bagaikan amukan omba k
ditengah sa mudra pun segera menggulung ke arah depan.

895
Dua orang diantaranya dengan cepat meloloskan busur besi yang
tergantung di belakang bahu mereka, setelah itu turut menerjang
pula kedepan.
Busur baja mereka dengan me mbentuk dua gulung kabut cahaya
berwarna hitam langsung dibacokkan ke atas tubuh manusia
berkerudung itu.
Kepandaian silat yang dimiliki ma nusia berkerudung itu benar-
benar telah mencapai tingkatan yang luar biasa, tubuhnya tanpa
berhenti barang sekejap pun tahu-tahu telah berhasil mene mbusi
lingkaran hawa pukulan yang tajam dan kuat itu.
Mendadak tubuhnya melejit ke udara dan mela mbung setinggi
satu kaki lebih dari permukaan tanah, sepasang kakinya secepat
kilat melepaskan serangka ian tendangan berantai..
Dua orang Tongcu dari Thi kiong pang yang sedang menerjang
tiba itu tak mengira datangnya ancaman mana, tak ampun lagi
batok kepala mereka segera kena tertendang sampai hancur
berantakan, dua lembar nyawa mereka pun ikut melayang..
Ketika me lihat gelagat tidak menguntung kan, dua orang tongcu
dari Thi kiong pang lainnya segera me mbalikkan badan sa mbil
mencoba untuk melarikan diri.
Agaknya manusia berkerudung itu sudah dipengaruhi oleh hawa
napsu me mbunuh yang mengerikan, bagaimana mungkin dia
me mbiarkan ke dua orang itu kabur dengan sela mat?
Berada di tengah udara, tiba-tiba sepasang telapak tangannya
me lancarkan sentilan ke depan, sepuluh gulung desingan angin
tajam secara terpisah menyambar lima buah jalan darah penting di
tubuh masing-masing orang.
Desingan angin serangan yang tajam segera menyapu ke muka
me mbe lah angkasa.
Disusul ke mudian...

896
Kembali terdengar dua kali jeritan ngeri yang menyayatkan hati
berkumandang me mecahkan keheningan...
Dari atas punggung ke dua orang Tongcu dari Thi kiong pang itu
segera menyembur ke luar lima buah pancuran darah yang muncrat
ke angkasa, sementara tubuhnya yang termakan oleh dorongan sisa
kekuatan mana segera mencelat sejauh beberapa ka ki dan
terlempar ke tengah kola m.
Begitulah, hanya dalam waktu yang amat singkat manusia
berkerundung itu telah berhasil menghabisi tujuh orang tongcu dari
Thi kiong pang dan Jian khi pang.
Demonstrasi kepandaian silat yang sangat lihay ini kontan saja
me mbuat se mua orang terbelalak dengan mulut me longo.
Perlu dikerahui, ke tujuh orang Tongcu itu sesungguhnya bukan
manusia sembarangan, mereka merupakan jagoan kelas satu dari
masing-masing perkumpulan, juga merupakan jagoan kelas satu
dalam dunia persilatan, tapi kenyataannya dalam wa ktu sing-kat
mereka sudah habis dibantai oleh ma nusia berkerudung itu tanpa
ada kesempatan untuk me lancarkan serangan ba lasan.
Sedangkan ilmu kepandaian yang diguna kan manusia
berkerudung itu untuk me mbunuh lawannya pun cukup me mbuat
para jago terkesiap, tanpa terasa muncul perasaan ngeri dan berdiri
semua bulu kuduk mereka. Tentu saja tak seorang manusia pun
yang berani me mpertaruhkan jiwanya dengan se mbarangan.
Dala m pada itu, para anggota Hiat mo bun yang semula
menge lilingi hiolo ke mala itu, sekarang sudah berlarian cepat ke
hadapan manusia berkerudung itu dan berdiri berjajar
dihadapannya.
Dengan suara yang a mat dingin dan menggidikkan hati manusia
berkerundung itu berkata.
”Hiat mo bun adalah se kelompok manusia penegak keadilan dan
kebenaran di dalam dunia persilatan, kami khusus me mbunuhi
manusia-manusia jahat yang sering melaku kan kejahatann, apabila

897
kalian sa ma sekali tidak ada hubungannya dengan ka mi, paling baik
jangan me mpertaruhkan jiwa sendiri untuk menyerempet bahaya,
tapi jika kalian masih saja tak tahu diri terpaksa anggota Hiat mo
bun ka mi akan me mbunuh kalian tanpa a mpun lagi...."
Dala m pada itu Ku See hong dibawah kerubutan ke e mpat orang
gembong iblis dari Tang hay to sudah kena didesak sehingga cuma
bisa menangkis dan me mpertahankan diri belaka..
Suatu ketika, mendadak tiga orang ge mbong iblis dari Tang hay
to itu menyentilkan jari tangan kirinya melancarkan segulung
pukulan berhawa dingin yang disusul dengan gerakan tubuh mereka
yang me mburu ke depan, enam buah telapak tangan mereka
dengan berubah menjadi beribu-ribu bayangan telapak tangan
bagaikan titiran angin puyuh dan hujan badai langsung mengurung
seluruh tubuh Ku See hong, malah kaki-ka ki merekapun sa ma sekali
tidak berhenti, serangkaian tendangan berantai yang amat dahsyat
dan keji serentak dilontarkan ke muka.
Hay lou tocu Su Siok cu tidak tinggal dia m, saat yang bersamaan
tubuhnya segera ber-jongkok, kemudian seperti angin berpusing
sepasang telapak tangannya menyerang tubuh bagian bawah dari
Ku See hong dengan kedahsyatan yang luar biasa.
Dengan begitu ma ka tubuh bagian atas tengah, bawah dan
empat arah delapan penjuru Ku See hong telah berada dibawah
ancaman musuh yang ganas dan keji.
Dengusan tertahan segera berkumandang me mecahkan
keheningan...
Karena kurang cepat sewaktu berkelit, pinggang belakang Ku See
hong sudah terkena tendangan dari salah seorang dari gembong
iblis itu sehingga tubuhnya bergoncang keras dan mundur sejauh
tiga e mpat langkah. .
Melihat musuhnya kena tendangan, ke empat orang gembong
iblis dari Tang hay to tersebut makin bersemangat, diiringi bentakan
nyaring, jurus-jurus serangan mereka kembali dilontarkan bagaikan

898
titiran air hujan, hawa serangan yang kuat seperti dinding baja pun
bagaikan a mbruknya bukit karang langsung menekan ke bawah.
Tiba-tiba, mencorong hawa pe mbunuhan yang a mat mengerikan
dari balik mata Ku See hong, serentetan suara gelak tertawa
panjang dan me mekikkan telingapun mengge ma diseluruh angkasa..
Sepasang lengan Ku See hong diputar dengan a mat kencangnya
ditengah udara, di tengah desingan angin tajam yang memekikkan
telinga segera terbias segulung de mi segulung bayangan cahaya
yang me mbuat orang merasa pusing kepalanya.
Menyusul ke mudian...
Disaat sepasang lengannya menciptakan cahaya yang berlapis-
lapis, mendadak tubuh nya miring ke sa mping, lalu secara aneh
sekali se luruh badannya bergeser lima depa dari posisi se mula.
Mendadak.. sepasang kakinya bergetar sebentar ditengah udara
lalu melayang turun kembali ke atas permukaan tanah. Bersamaan
dengan sepasang kakinya mene mpe l tanah, tiba-tiba Ku See hong
menerjang maju ke depan dan menyusup ke tengah gulungan angin
pukulan yang dilepaskan ke e mpat orang ge mbong iblis itu
ke mudian sepasang telapak tangannya direntangkan ke kiri dan ke
kanan..
'Sreet! Sreet!' dua desingan tajam berge ma..
Disaat yang amat kritis, tiba-tiba terdengar manusia berkerudung
itu berteriak keras:
"Kalian bere mpat cepat..."
Belum se mpat karta "mundur" diutarakan, manusia berkerudung
itu sudah melepaskan sebuah pukulan dari kejauhan, segulung
angin pukulan yang sangat aneh pun seperti jaring langit langsung
mengurung tubuh Ku See hong dan ke e mpat gombong iblis dari
Tang hay to.

899
Disaat inilah dua gulung cahaya putih secepat petir sudah
menyergap jalan darah Thian si hiat dibagaian bawah tubuh dua
orang gembong iblis.
Jurus serangan yang dipergunakan itu tak lain adalah gerakan ke
tiga dari jurus Ho han seng huan yang bernama Tee jian hun gi
(tanah musnah sukma neraka)'
Sekalipun manusia berkerudung itu sudah me lancarkan sebuah
pukulan aneh dengan cepat untuk me munahkan hawa yang maha
dahsyat tersebut, namun tak urung toh mengakibatkan ke dua
orang gembong iblis itu menderita luka dala m yang cukup parah.
Terdengar dua kali jeritan ngeri yang menyayatkan hati
berkumandang me mecah kan keheningan...
Dua orang gembong iblis itu kena terhantam sampa i mencelat
sejauh dua kaki lebih dari posisi se mula dan jatuh terduduk diatas
tanah, sementara gumpalan darah menyembur keluar dari ba lik
lubang kecil diba lik topeng tenggorokan tersebut, lalu tubuh mereka
yang terduduk itupun pelan-pelan roboh terjengkang ke tanah.
Dua orang ge mbong iblis lainnya seakan-akan tak tahu diri saja,
sambil me mutar sepasang lengannya, mereka melancarkan
serangan lagi dengan a mat dahsyat.
Napsu me mbunuh Ku See hong segera berkobar, tanpa terasa
perdengarkan suara tertawa dingin yang a mat sinis.
Tiba-tiba sepasang lengannya diputar lagi secara aneh, rupanya
dia hendak me luka i musuhnya lagi dengan gerakan kedua jurus Ho
han seng huan.
Pada saat itulah manusia berkerudung itu sudah menerjang
datang ke arah belakang Ku See hong bagaikan sukma
gentayangan, segulung hawa pukulan yang berhawa dingin pun
turut me luncurkan ke depan secepat sambaran petir.
Ku See hong a mat terkesiap, dengan mengeluarkan gerakan
tubuh Mi ki biau tiong mendadak saja dia menyelinap ke luar secara

900
aneh, telapak tangan kanannya cepat diulurkan ke bela kang
punggungnya..
"Criiing!" dentingan nyaring bergema me mecahkan keheningan...
Tahu-tahu pedang mestika Hu thian seng kiam sudah diloloskan
dari sarungnya..
Kaki kiri Ku See hong segera bertekuk ke belakang sementara
kaki kanannya diluruskan ke muka, gagang pedang da la m tangan
kanannya diayun ke bela kang, sementara jari telunjuk dan jari
tengah tangan kirinya melakukan gerakan aneh.
Serentetan cahaya tajam yang membetot sukma me mancarkan
keluar dari balik mata pemuda ini, keningnya berkerut, tanpa terasa
tercerminlah suatu kewibawaan yang luar biasa.
Sementara itu. kawanan jago dari Hiat mo bun yang sebetulnya
berdiri berjajar menghadang dihadapan kawanan jago itu dengan
cepat me mbalikkan tubuhnya setelah mendengar dua kali dengusan
mengerikan tadi,
Akan tetapi mereka segera merasa bergidik setelah menyaksikan
Ku See hong meloloskan pedang mestika bercahaya merah itu
sambil me lakukan gerak serangan, tak seorangpun diantara mereka
yang berani maju untuk me lancarkan serangan.
Sebab dari balik gaya serangan yang diambil Ku See hong
sekarang, terbentuklah segulung hawa pe mbunuhan yang mengeri
kan, barang siapa berani me lakukan serangan secara gegabah,
niscaya dia akan tewas secara mengerikan ditangan Ku See hong.
Dari balik mata sastrawan berbaju perlente Hoa Siong si segera
me mancar ke luar rasa kaget yang tebal, sepasang telapak tanganya
segera diangkat sejajar dada kemudian selangkah de mi selangkah
pelan-pelan berjalan mendekati Ku See hong.
"Ho Buncu, jangan bertindak gegabah!" manusia berkerudung itu
segera memperingatkan, "orang ini me mpunyai riwayat yang luar
biasa, coba kau saksikan pedang tersebut..."

901
Pada saat yang bersamaan, kawanan jago persildatan yang
berdiri disa mping jebmbatan bambu itu sudah terjadi kegaduhan.
ke mudian terdengar ada orang menjerit kaget:
"Pedang Ang soat kiam! Pedang Ang soat kia m, pedang yang
berada ditangan Leng hun koay seng adalah pedang Ang soat
kia m!"
Yaa, pedang Ang soat kiam merupakan pedang yang digandrungi
oleh setiap umat persilatan, ketika pedang tersebut berada ditangan
Si hong lo jin dulu, senjata itulah yang telah menetapkan nasibnya
yang tragis, membunuh istri sendiri, me mbunuh putra sendiri,
me mbunuh kakak sendiri, me mbunuh adik sendiri...
Dua orang gembong iblis diri Tang hay to yang berhasil lolos dari
ancaman maut jurus Ho han seng huan dari Ku See hong tadi,
ke mbali me mbentak keras setelah mendengar senjata ditangan
anak muda itu adalah pedang Ang soat kia m, bagaikan sukma
gentayangan saja mereka langsung menubruk ke arah Ku See hong.
Serentetan cahaya pedang bergetar keras, dua kali dengusan
tertahan segera berku-mandang me mecahkan keheningan...
Rupanya bahu kiri dari ke dua orang ge mbong iblis itu sudah
kena tersambar robek hingga muncul sebuah mulut luka sepanjang
tiga inci lebih, darah segar sedang memancar keluar dengan amat
derasnya dari mulut luka tersebut.
Ku See hong masih tetap berdiri pada posisi se mula, berwajah
angker dan sekulum senyuman keji tersungging di ujung bibirnya.
Dia seakan a kan sedang mengejek, seperti juga...
Tapi yang pasti sikapnya pada saat itu sangat angkuh!
Waktu itu sudah terdapat belasan orang jago persilatan yang
semula mengepung telaga itu berlarian me ndekat dan siap
mera mpas pedang Ang soat kia m dari tangan Ku See hong.
Tapi setelah menyaksikan jurus pedangnya yang begitu aneh
ketika melukai lawan, hati mereka menjadi bergidik dan serentak

902
orang-orang itu menghentikan langkahnya, tak seorang pun
diantara mereka yang berani maju lagi.
Kembali Ku See hong tertawa sadis, ujarnya kemudian dengan
suara yang amat menyeramkan:
"Wahai kawanan jago persilatan, dengarkan baik baik! Bila kalian
bermaksud untuk merebut pedang ini, jangan salahkan aku orang
she Ku akan mela kukan pe mbantaian secara keja m dan tida k
mengenal a mpun"
Selesai me mperingatkan kawanan jago silat itu, ke mbali Ku See
hong berpaling ke arah manusia berkerudung itu, ke mudian, seru
nya:
'Siapa lagi diantara jago jago Hiat mo bun kalian yang ingin
menjajal kepandaianku?"
Dari balik mata Sastrawan berbaju perlente Hoa Siang si segera
mencorong keluar sinar a marah yang tebal, serunya dengan suara
dingin dan ketus:
`Ku See hong! Tak kusangka kalau kau begitu kasar dan
sombong, ba ik lohulah yang akan mencoba kehebatanmu itu!"
Selesai berkata, sastrawan berbaju perlente Hoa Siong si
me langkah menuju ke posisi Tiong kiong dan menyongsong ke
ujung pedang Hu thian seng kia m tersebut.
Tatkala tubuhnya maju ke depan tadi jubah yang dikenakannya
nampak bergetar keras, Ku See hong segera merasakan muncul nya
gulungan hawa murni yang tak berwujud mendesak dan mene kan
ke arah dadanya.
Sementara si anak muda itu sedang tertegun, sastrawan berbaju
perlente Hoa Siong si telah mengebaskan telapak tangan kirinya.
"Criiingg..!" tahu-tahu pedang Hu thian seng kia m yang berada
ditangan Ku See hang sudah kena dihantam oleh sebilah pedang
kecil Jui sim kia m hingga miring ke sa mping.

903
Dengan kecepatan bagaikan sa mbaran kilat itulah, sastrawan
berbaju perlente itu sudah mementangkan ke lima jari tangan
kanannya dan menyambar ke arah perge-langan tangan kanan Ku
See hong yang menggengga m pedang itu.
Menghadapi anca man tersebut, Ku See hong menjadi sangat
terperanjat, segera pikirnya "Sungguh tidak kusangka kalau orang
ini me miliki tenaga dalam yang begitu lihay" Dalam terkesiapnya,
tubuh Ku See hong segera berputar setengah arah, lalu pergelangan
tangan kanannya diangkat ke atas secara aneh sekali. tahu-tahu
mata pedang tersebut sudah me mbabat pergelangan tangan kanan
Hoa Siong si yang sedang melancarkan serangan mencengkeram.
Jurus pedang ittu benar-benar me miliki perubahan yang luar
biasa dan sa ma seka li tak terduga oleh siapa pun.
Hampir se mua gerakanya merupa kan jurus-jurus maut yang
tertuju untuk menyerang dan menghabisi lawan secara ganas, keji
dan sadis.
Sastrawan berbaju perlente Hoa Siong si menggerakkan bahu
kanannya ke samping, kemudian tubuhnya mundur setengah
langkah ke belakang, agaknya dia bermaksud untuk berganti jurus
sembari melancarkan serangan berikutnya.
Tapi pada saat itulah pedang Hu thian seng kia m yang berada
ditangan Ku See hong telah menggertakan selapis cahaya pelangi
yang me meningkan kepala orang, seolah-olah muncul seribu batang
bayangan pedang yang bersama-sama mengurung seluruh tubuh
sastrawan berbaju perlente Hoa Siang si.
Menyaksikan datangnya gerakan pedang tersebut, dengan suatu
gerakan yang sangat cepat tiba-tiba saja Hoa Siong si berputar
keluar ke sisi sebelah kanan.
Tapi pedang Hu thian seng kia m yang berada ditangan Ku See
hong itu segera me mperdengarkan suara gemerincing yang amat
nyaring.

904
Serentetan hawa pedang yang lembut tapi tajamnya bukan
kepalang hagaikan sa mbar-an petir menyambar ke jalan darah Khi
hay hiat di tubuh Hoa Siong si.
Serangan hawa pedang itu datangnya cepat dan sama sekali
belum pernah di jumpai dikolong langit.
Mendadak manusia berkerudung itu me mbentak keras:
"Cepat melejit ke atas!"
Waktu itu Sastrawan berbaju perlente Hoa song si sedang
terkesiap dan berpekik dala m hati:
'Habis sudah riwayatku kali ini!"
Maka begitu mendengar suara peringatan itu, serta merta
tubuhnya melejit ke tengah udara sejauh delapan sembilan depa
lebih.
Ku See hong ke mbali me mbentak dengan suara dingin:
"Siapa yang bisa lolos dari serangan mautku ini?"
Ditengah seruan mana, tiba-tiba saja pedang Hu thian seng kiam
tersebut kembali berubah arah dan langsung menusuk ke ja lan
darah Tong suan hiat di dasar telapak kaki kiri Hoa Siong si.
Jalan darah yong swan hiat dan Pek hway hiat merupakan dua
buah jalan darah mematikan ditubuh manusia, terutama bagi
kawanan jago yang ilmu silatnya telah mencapai tingkatan yang luar
biasa, asal kedua buah jalan darah tersebut kena terserang orang,
niscaya jiwa mereka akan lenyap tak berbekas.
Perubahan jurus pedang dari Ku See hong ini diputar secara aneh
dan cepat sekali, mimpipun Hoa Siong si tidak menyengka ka lau
perubahan tersebut bisa dila kukan dengan kecepatan seperti ini,
disaat dia hendak berkelit ke samping inilah, segulung desingan
hawa pedang yang tajam telah tiba di dasar telapak ka kinya.

905
Sastrawan berbaju perlente Hoa Siong si segera tertawa seram,
tampaknya dia bermaksud untuk me lancarkan jurus ampuh untuk
mengajak Ku See hong beradu jiwa.
Sewaktu manusia berkerudung itu me mberikan peringatan yang
pertama kali tadi, dia sudah berada disisi Ku Se hong maka ketika
dilihatnya si anak muda itu sa ma seka li t idak berperasaan bahkan
bersiap melancarkan serangan keji, tiba-tiba saja katanya sambil
menghe la napas sedih:
"Ku See hong apakah kau berhati begitu keja m?"
Disaat pembicaraan tersebut berlangsung, jalan darah Thian ci
dan ciang tay hiat ditubuh Ku See hong telah kena ditekan pe lan
oleh jari tangan si manusia berkerudung yang le mbut dan halus itu.
Ketika Ku See hong menyaksikan kedua jari tangannya yang
putih halus dan mendengar perkataan itu. hatinya terkesiap buru-
buru dia menarik ke mbali pedangnya sa mbil me lompat mundur
sejauh lima enam langkah dengan terkejut, dengan sorot mata yang
sedih dan murung dia mengawasi manusia berkerudung itu
termangu..
”Kau... kau.. adalah..”
Sebelum kata "adik Seng diucapkan, manusia berkerudung itu
sudah me mbentak nyaring:
`Ku See hong, barusan kau telah terkena ilmu menotok jalan
darahku... Hmm sekarang, kau pun boleh merasakan baga imana
enaknya menghadapi ke matian!"
Bentakan yang keras serta pancaran sinar matanya yang kejam
dab buas ibaratnya guntur yang me mbelah bumi disiang hari
bolong, kontan saja me mbuat Ku See hong menelan ke mbali kata
"adik Seng" Yang belum se mpat diutarakan itu.
Serentak sorot mata yang dingin dan mengerikan pun segera
me mancar pula dari balik matanya, masih tetap menga mbil posisi
dengan jurus pedang yang tangguh, dia berkata dingin:

906
`Hmmm, kalau kudengar dari ke ma mpuan mu untuk me mecah
jurus pedangku tadi, na mpaknya kepandaian silat mu sangat tinggi
pula, mengapa tidak turun tangan sendiri untuk menjaja l
ke ma mpuanku? Kalau toh a ku sudah terkena serangan gelapmu.
Baik lah, akan kugunakan sisa nyawaku yang pendek ini untuk
me mbacok ma mpus dirimu!"
Secara diam-dia m Ku See hong telah mencoba untuk me meriksa
hawa murni dala m tubuhnya, ternyata dia tidak mene mu kan
sesuatu gejala yang tak beres, maka dia lantas menduga kalau
serangan kejinya itu be lum sa mpa i menyebabkan luka tersebut
kambuh...
Manusia berkerudung itu tidak menggubris pertahanan dari Ku
See hong lagi, Sembari berpaling ke arah anggota Hiat mo bun nya,
dia berseru:
"Segenap anggota Hiat mo bun segera mundur dari le mbah Yu
cui kok! Hoa hu buncu biar aku yang menghadapi orang ini, kau
segera pimpin segenap anggota perguruan untuk mundur dari sini!'
'Buncu, kita akan berjumpa lagi dimana?" tanya sastrawan
berbaju perlente Hoa Siong si.
Manusia berkerudung itu segera berpaling ke arah bocah
berkerudung topeng tengkora k itu se mbari berseru:
'Adik Khi, bawa semua angggota perguruan me nuju ke te mpat
itu!"
Dari balik mata Kho It khi segera terpancar keluar serentetan
sinar yang a mat le mbut, ditatapnya perempuan itu, la lu ujarnya
dengan pelan.
"Cici, kau harus bekerja dengan berhati-hati!''
Selesai berkata, dia menyelinap ke mbali ke depan hiolo tersebut,
lalu sa mbil me mbopong hiolo ke mala tadi teriaknya:
"Kawan-kawan dari hiat mo bun, mari kita mundur!"

907
Sementara itu kawanan jago lihay dunia persilatan yang berada
disekeliling tempat itu telah me mbentak keras. serentak mereka
menyerbu ke muka, ada yang mengejar orang-orang Hiat mo bun,
ada juga yang mengerubut Ku See hong.
Dengan suara nyaring ke mbali manusia berkerudung itu
me mbentak:
"Se mua anggota Hiat mo bun mundur, biar aku yang
menghadapi keadaan disini!"
Ditengah pe mbicaraan mana, tubuhnya seperti sukma
gentayangan telah menerjang masuk ke dala m rombongan manusia
tersebut.
Serentetan suara jeritan ngeri yang menyayatkan hati pun
bergema diseluruh le mbah tersebut.
Dala m waktu singkat, berapa puluh orang jago persilatan yang
sedang menyerbu ke arah orang-orang Hiat mo bun itu sudah
mene mui ajalnya di ujung telapak tangan manusia berkerudung
yang amat lihay itu.
Sebaliknya Ku See hong juga tida k a mbil dia m, cahaya pedang
nampak bergetar keras dan darah serta daging manusia pun
beterbangan me menuhi seluruh angkasa.
Ditengah jeritan ngeri yang meme kikkan telinga, secara beruntun
dia telah me mbacok mati tujuh delapan orang.
Semut saja masih ingin hidup apalagi manusia.
Pembantaian secara keji dan sadis itu seketika me mbuat
kawanan jago persilatan lainnya sama sama mundur ke bela kang
dengan wajah ngeri, sera m dan takut.
Tapi apa pula yang bisa mereka lakukan? Yang dapat lakukan
hanya membenci atas ketidak kema mpuan diri sehingga mereka
hanya bisa menyaksikan anggota Hiat mo bun mengundurkan diri
dari situ dengan mata melotot tanpa bisa berbuat apa-apa.

908
Mereka pun hanya bisa membe lalakkan mata sambil mengawasi
pedang mestika Hu thian seng kia m di tangan Ku See hong.
Dipihak lain, Jian hun kim ciang Tu Pak kimpun sedang
me langsungkan suatu perte mpuran yang amat sengit me lawan
Thian kun tee ciang Khong Tang lun.
Sekalipun Thian kun tee ciang Khong Tang lun merupakan
seorang pendekar besar yang sudah termashur namanya semenjak
dua puluh tahun berselang diluar perbatasan, tapi dibawah
serangan gencar dari Jian hun kimi ciang Tu Pak kim yang keji dan
ganas, dia kena dipaksa juga sa mpa i tubuhnya se mpoyongan dan
pakaiannya robek beberapa bagian disana sini..
"Khong tayhiap, cepat mundur dari situ, biar aku yang
menghadapi dirinya!" tiba-tiba manusia berkerudung itu me mbentak
keras.
Sementara tubuhnya berkelebat, tahu-tahu ia sudah menerjang
ke tengah-tengah tubuh kedua orang itu, jari tangan kirinya dari
suatu sudut posisi yang sengat aneh langsung menyerang ketubuh
Jian hun kim Ciang Tu Pak kim.
Thian kun tee ciang Khong Tang lun segera berpekik nyaring
dengan suara yang me milukan hati, la lu secepat sambaran petir
berkelebat dari situ.
Seperti diketahui, Jian hun kim ciang Tu Pa k kim adalah murid
Bun ji koan su, kelihayan ilmu silatnya bisa dibayangkan, siapa
sangka dala m satu gebrakan saja dia sudah kena dipaksa mundur
oleh manusia berkerudung tersebut.
Begitu manusia berkerudung tersebut melancarkan serangan
dengan tangan kirinya, sepasang kakinya turut diayunkan pula ke
depan, sementara telapak tangannya melancarkan serangkaian
pukulan berantai.
Dala m waktu singkat, sodokon jari tangan, tendangan maupun
pukulan telapak tangan sudah dilontarkan se mua secara beruntun.

909
Bagaikan ma laikat bertangan banyak saja, tahu-tahu dia sudah
me lancarkan dua belas buah pukulan dan delapan buah tendangan
kilat.
Telapak tangannya seperti gulungan samberan petir dan curahan
hujan badai nelanda ke depan dengan sangat hebatnya.
Ganasnya serangan dan kejinya ancaman ibarat bendungan yang
ambrol diterjang air bah, keadaannya benar-benar mengerikan hati.
Kendatipun ilmu silat yang dimiliki Jian hun kim ciang Tu Pak kim
sangat lihay dan luar biasa, tak urung dia didesak juga sampai
gugup dan kalang kabut tak karuan.
Jurus-jurus serangan ampuh segera dilontarkan berulang kali,
dengan mengim-bangi segulung angin puyuh yang amat dahsyat
segera mela kukan penghadangan de mi penghadangan.
Begitulah, dida la m waktu singkat ke dua orang itu sudah terlibat
dalam suatu pertarungan yang amat seru, jurus serangan yang
tangguh dan dahsyat pun dilontarkan berulang kali, meski seru dan
ramai, na mun jurus-jurus a mpuh yang digunakan cukup me mbuat
para penonton lantas me mutar otak dengan keras.
Tiba-tiba Ku See hong me mbentak nyaring, pedang Hu thian
seng kia m yang berada ditanganya berubah menjadi serentetan
cahaya pelangi yang dengan cepat mengurung seluruh badan
manusia berkerudung itu.
Melihat datangnya ancaman dari Ku See hong, manusia
berkerudung itu segera menggerakkan bahunya dan menyelinap
keluar.
Jian hun kim ciang Tu Pak kim segera me manfaatkan peluang
tersebut untuk mengundurkan diri.
Setelah berhasil mendesak mundur manusia berkerudung itu, Ku
See hong juga juga tidak me lakukan pengejaran lebih jauh, ia
segera menghentikan gerakkannya.

910
Jian hun kim ciang Tu Pak kim segera tertawa terkekeh-kekeh
dengan liciknya, lalu berseru:
''Ku sute, banyak terima kasih atas bantuan untuk me mbebaskan
aku dari kepungan"
"Tu Pak kim!" ucap Ku See hong dengan suara dingin, "sekarang
aku me mbantumu untuk meloloskan diri dari bahaya karena tadi
kaupun me mbantu aku, sekarang hutang kita sudah impas dan kau
tetap merupakan musuh besar pe mbunuh guruku.”
"Cuma kali ini aku bersedia me lepaskan dirimu untuk se mentara
waktu, bila lain waktu kita bersua lagi, saat itulah merupakan saat
naas bagimu!`
Mendadak terdengar manusia berkerudung itu berteriak keras:
`Ku See hong, malam ini kau sudah banyak melukai anggota Hiat
mo bun ka mi, denda m sakit hati ini harus kita selesaikan pada saat
ini juga..'
"Alangkah ba iknya kalau kita bisa menyelesaikan pada detik ini
juga disini!"
"Te mpat ini kurang leluasa. lebih baik kita berpindah ke te mpat
yang lebih terpencil"
”Baik, terserah bama mpuanmu! "'
Tiba-tiba Jian hun kim ciang Tu Pak kim tertawa licik, ke mudian
berseru:
"Ku sute, jangan sa mpai tertipu oleh aka l muslihatnya'
"Bajingan goblok, kau jangan mencoba untuk mencari
keuntungan di air keruh" hardik manusia berkerudung itu dengan
suara dingin."
”Mana-mana... tak ada salah nya untuk dicoba,” jengek Jian hun
kim ciang Tu Pak kim sa mbil tertawa.
Mencorong sinar tajam penuh hawa napsu me mbunuh dari balik
mata manusia berkerudung itu, segera bentaknya keras-keras:

911
"Kau benar-benar ingin ma mpus?"
Ku See hong mendengus dingin, tiba-tiba se lanya:
"Saudara lebih baik tak usah me mbuang banyak waktu lagi!"
Kemudian sa mbit berpaling ke arah Jian hun kim ciang Tu Pak
kim.. bentaknya pula:
"Tu Pa k kim, kau tak usah berpura-pura dan berma in sandiwara
terus dihadapanku, terus terang saja kuberitahukan kepadamu, aku
orang she Ku sudah cukup me maha mi watak busuk ka lian manusia-
manusia munafik yang berhianat, dendam sakit hati di antara kita
selamanya tak akan pernah berakhir, keadaan kita kita tak ubahnya
seperti api dengan a ir.
"Hari ini, aku orang she Ku tidak melakukan pe mbersihan
terhadap perguruan karena aku menginginkan kau untuk hidup
beberapa saat lagi, jika kau tetap menginginkan ke matian secara
tragis. baik! Tak ada sa lahnya bagimu untuk segera maju sekarang
juga..
Terdengar manusia berkerudung itu ke mbali berseru dengan
suara lantang.
"Ku See hong! Ayo kita segera berangkat'
Suaranya amat merdu tapi nyaring dan penuh dengan pancaran
kewibawaan yang hebat.
Tubuhnya mela mbung dan berputar satu lingkaran ditengah
udara, gerakkannya enteng, lincah dan indah, ke mudian dengan
kecepatan bagaikan anak panah yang terlepas dari busurnya
langsung me luncur ke sisi tebing dimana a ir terjun tersebut berada.
Kelihayan ilmu meringankan tubuhnya benar-benar
mengagumkan setiap orang yang me mandangnya.
Dia m-dia m Ku See hong pun mengagumi kelihayan ilmu
meringankan tubuh lawan, dia segera berpekik nyaring.

912
Tubuhnya mendadak melejit pula ditengah udara, lalu diantara
berkibarnya ujung baju seperti kilauan cahaya tajam menyusul ke
arah mana perempuan itu berlalu.
Tatkala para jago persilatan lainnya yang berkumpul dala m
le mbah Yu cui kok menyaksikan ke dua orang itu sudah pergi jauh,
serentak mereka pun bersa ma-sa ma menyebarkan diri.
Mendadak... pada saat itulah.
Pendeta tua berbaju Lhasa yang semula berse mbunyi diatas
pohon siong dimana Ku Se hong berse mbunyi tadi, dengan suatu
gerakan yang sangat enteng me layang turun keatas tanah.
Pada saat yang bersamaan pula, dari atas dahan pohon dari balik
selat bukit yang sempit berlompatan keluar tujuh delapan orang,
diantara pekikan nyaring se mua orang segera mengerahkan ilmu
meringankan tubuh masing-masing untuk meluncur pula ke depan.
Ilmu meringankan tubuh yang dimiliki beberapa orang itupun
amat lihay, tak kalah dengan gerakan tubuh dari seorang ketua dari
suatu perguruan besar'
Dala m waktu singkat rombongan manusia-manusia berilmu tinggi
itu telah lenyap ditengah kabut fajar..
Tiba tiba....
Dari ba lik selat se mpit itu me luncur ke mba li sesosok bayangan
manusia bagaikan sukma gentayangan, orang itu tak lain adalah
Jian hun Kim ciang Tu Pak kim yang licik seperti rase itu.
Tampak dia mendonga kkan kepalanya lalu tertawa terkekeh-
kekeh dengan a mat seram nya.
Ketika suara tertawa aneh itu berakhir, bayangan tubuhnya juga
turut lenyap di ba lik le mbah se mpit tersebut.
Pelan-pelan matahari fajar muncul dari ufuk timur, mene mbusi
kabut nan tebal dan me mancarkan sinrar kee mas-e masannya ke
seluruh le mbah Yu cui rkok.

913
Pemandangan a la m yang dulunya indah menawan dan
me mpersonakan hati itu, kini berubah sama sekali, berubah oleh
suasana yang menyeramkan, berubah karena mayat-mayat yang
bergelimpangan diatas tanah....
Angin mene mbus lewat terasa dingin di badan, noda darah yang
berceceran dimana-mana kelihatan lebin menyolok di bawah
pantulan sinar yang taja m.
Tempat itu menjadi sepi, hening, tapi bertambah mengerikan dan
menyeramkan.
Sementara itu, manusia berkerudung warna warni dan Ku See
hong dengan mengerahkan ilmu meringankan tubuhnya yang a mat
sempurna, secara beruntun telah melewati beberapa buah bukit dan
jurang.
Kelihayan ilmu meringankan tubuh yang dimiliki ke dua orang ini
hampir boleh di bilang sukar dibedakan mana yang lebih unggul dan
mana lebih rendah.
Pemandangan ala m disekelilingnya me lin-tas lewat dalam sekejap
mata, tubuh ke dua orang itu meluncur lewat seolah-olah tidak
menja mah permukaan tanah.
-oo0dw0oo-

BAB 44
SELAMA ini, Ku See hong tetap mempertahankan jaraknya
berada tiga kaki di belakang perempuan itu, dengan sikap maupun
gerak geriknya yang begitu santai dan le mbut, jelas terlihat ka lau
dia belum mengerahkan segenap tenaganya untuk berlari.
Kurang lebih seperminum teh ke mudian, ke dua orang itu sudah
mendaki ke atas sebuah bukit, diatas bukit tiada pepohonan yang
besar, empat penjuru sekeliling sana hanya ada aneka bunga
rerumputan yang le mbut.

914
Ditengah hembusan angin pagi yang silir se milir, la mat-la mat
terendus bau harum bunga yang se merbak.
Bukit itu tingginya mencapai tiga puluh kaki, tatkala manusia
berkerudung itu mencapai dipunca k tebing tersebut, tiba-tiba saja
dia menghentikan pula gerakan tubuh nya yang cepat.
Pada jarak dua kaki dibelakang pere mpuan tersebut, Ku See
hong menghentikan pula gerakan tubuhnya.
Kini mereka berdua saling berhadap-hadapan dan me mbungka m
dalam seribu bahasa, namun ke e mpat mata mereka yang dingin
dan tajam justru saling bertatapan pandangan.
Dibalik biji mata Ku See hong sebenarnya terbawa hawa, napsu
me mbunuh yang dingin dan menyera mkan, tapi mengikut i
berlalunya sang waktu, hawa napsu itu kian la ma kian berta mbah
pudar.
Kini hanya selapis kabut kebingungan, selapis kabut
kebimbangan yang menyelimuti wajahnya, selapis kesedihan dan
ke mu-rungan yang terpercik dibalik kebimbangan nya.
Setitik harapan tiba-tiba muncul dan terlihat dari balik hati
kecilnya ....
Dan harapan inipun la mbat laun dari yang kecil berubah sema kin
besar, dan berubah semakin meyakinkan...
Tentu saja dia berharap kalau orang yang berada dihadapannya
sekarang adalah Keng Cin sin dari istana Huan mo kiong di La m hay.
Mendadak Ku See hong me me cahkan keheningan yang
mence ka m di sekeliling tempat itu, dengan suara yang bernada
agak ge metar dia bertanya:
''Ssiii...sia...siapakah kau?''
Dari balik sepasang mata manusia berkerudung yang jeli tiba-tiba
mencorong ke luar serentetan cahaya tajam yang menggidikkan
hati, sahutnya dengan suara yang dingin hingga merasuk ke tula mg
sum-sum:

915
"Aku adalah Hiat mo Buncu, manusia berkerudung warna warni,
ada apa kau menanyakan persoalan ini kepadaku?"
"'Kau tak usah me mbohongi aku, kau adalah adik Sin..."
"Tutup mulut!" bentak manusia berkeru-dung itu, "siapakah yang
menjadi adik Sin mu?"
Pikiran Ku See hong ke mbali menjadi kacau dan kalut.. dia
terjerumus ke mbali dala m la munan ....
Selang berapa saat ke mudian, mendada k dia bertanya lagi:
"Sewaktu aku orang she Ku terkena pukulan Hou kut jian hun im
kang, apakah kau yang telah menyela matkan jiwaku?"
"Betul, ada apa?" jawab manusia berkerudung warna warni itu
dengan suara dingin.
"Mengapa kau hendak menolong aku?"
Manusia berkerudung itu segera tertawa dingin.
"Heeeehhh-heeeehhh..heeeehhh...menolong mereka yang
me mbutuhkan bantuan merupakan cita-cita dari ka mi orang-orang
perguruan Hiat mo bun"
"Tatkala aku orang she Ku dua kali mendapat sergapan senjata
rahasia dari anggota Hiat mo bun tadi, apakah kau yang
me mperingatkan aku dengan ilmu menya mpaikan suara sehingga
jiwaku lolos dari anca man mara bahaya?"
Manusia berkerudung warna warni itu na mpak agak tertegun,
sesudah termangu beberapa saat dia menjawab:
"Yaa betul .Me mang aku!"
Bagaikan seorayg hakim yang sedang me meriksa pesakitan saja,
Ku See hong segera mendesak lebih jauh:
"Mengapa kau harus melanggar peraturan dari perguruanmu
sendiri untuk me mbantu aku meloloskan diri dari bahaya."

916
"Pertanyaan yang kau ajukan ini apakah t idak merasa sedikit
kelewatan?"
Ku See hong menghe la napas sedih.
"Aaaai... selama hidup, aku orang she Ku paling pantang
menerima bantuan orang, sungguh t idak kusangka tiap ka li harus
menerima bantuan dan budi kebaitkan darimu, justru karena itulah
aku ingin mencari tahu dimanakah alasannya sehingga kau berbuat
demikian, sebab sebelum teka-teki ini bisa kupecahkan, hatiku tak
pernah akan menjadi tenteram.
'Sekarang aku orang she Ku ingin bertanya lagi kepadamu,
mengapa kau me mbantuku berulang kali?"
"Hmmm, kau anggap karena kutolong dirimu, berarti aku sayang
kepadamu?-Haha! Benar-benar manusia tekebur yang tak tahu
ma lu, terus terang, ai! kuberitahukan kepadamu, aku menolongmu
hanya mengharapkan kau lebih banyak me mbunuh kawanan
manusia laknat dari dunia persilatan sehingga bisa turut andil dala m
menegakkan keadilan dan kebenaran didunia ini.
"Sungguh tak kusangka ka lau kau adalah seorang manusia yang
tak kenal budi, bukan saja tak membalas budi ka mi, ma lahan secara
beruntun telah melukai beberapa orang jago lihay dari perguruan
Hiat mo bun, nah katakan sendiri sekarang, hukuman apa yang
pantas dijatuhkan untukmu?"
Ucapan tersebut kontan saja membuat Ku See hong
me mbungka m da la m seribu bahasa, dia menjadi tertegun dan
berdiri termangu-mangu.
Mendadak....
Satu ingatan melintas didala m benaknya, dari sakunya Ku See
hong menge luarkan kertas surat tersebut dan membacanya
setengah berguma m:
"Adik Im Yan cu,

917
Luka Hou kut jian hun im kang yang diderita olehnya akan
sembuh ke mbali esok pagi, dia akan menjadi seorang enghiong
yang jauh lebih tangguh dari pada sewaktu-wa ktu berselang.
"Dia a mat berterima kasih atas budimu dan mencintaimu,
semoga kau pun mencintainya, melindunginya, agar hatinya yang
terluka dan pedih bisa me mperoleh sedikit kehangatan dan hiburan.
Kumohon kepada mu untuk merahasiakan surat ini. jangan
sampai diketahui olehnya, sebab bila ia sampai tahu, sudah pasti hal
mana a kan merugikan dia dan aku sendiri.
Seorang bernasib jelek dari seberang lautan sana mengucapkan
semoga kalian berbahagia.
Dala m waktu singkat Ku See hong telah me mbaca habis isi surat
tersebut.
Disaat me mbaca surat tadi, dengan sepasang matanya yang jeli
secara diam-dia m menga mati terus perubahan mimik wajahnya, tapi
pemuda itu segera kecewa, sebab sorot mata dibalik kelopa k
matanya itu begitu dingin, ka ku dan tanpa e mosi.
Ku See hong menghe la napas panjang, katanya ke mudian:
"Isi surat ini mengungkapkan suatu perasaaa sedih dan
menda la m serta cinta kasih tak terlukiskan, setelah bukti di depan
mata, apakah kau masih berusaha untuk mengelabuhi diriku lagi?
"Adik Sin! tahukah kau betapa cintaku kepadamu? Kau..kau
akuilah, katakanlah kepadaku bahwa kau adalah adik Keng Cin sin.
"Adik Sin! Tahukah kau betapa sedih dan hancurnya hatiku
tatkala mendengar suara jeritan ngerimu sewaktu berada di pulau
Huan mo to dulu, waktu itu aku ingin sekali menyusulmu, tapi
karena dendam berdarah ku belum diba las, maka terpaksa aku
harus melanjutkan hidup terus di dunia ini..
"Waktu itu, aku tidak percaya kalau kau bakal mati, karena kau
nampak begitu anggun dan saleh, Thian pasti akan menyayangi

918
dirimu, Thian tidak akan merenggut selembar nyawamu dengan
begitu saja...
"Justru karena setiap saat setiap detik, aku tak pernah dapat
me lupakan dirimu, ma ka sewaktu bertemu dengan adik Him J i im
dibukit Soat hong tempo hari, aku telah salah mengira dia sebagai
dirimu, dan akibatnya terjadilah peristiwa yang menyedihkan
itu...yaa..peristiwa itu terjadi karena wajah nya terlampau mirip
dengan wajahmu...
"Tapi sekarang, kau yang asli telah muncul didepan mataku, tapi
kau justru menutupi raut wajah aslimu yang le mbut dan anggun itu
dengan sele mbar ka in kerudung berwarna warni...
"Adik Sin, aku tahu, kau tak ingin berjumpa denganku karena
dalam hati kecilmu tentu ada suatu peristiwa yang membuat kau
amat sedih dan pedih.
"Sedang peristiwa yang me mbuat hatiku pedih itu se muanya
gara-garaku adik Sin, katakanlan! Katakanlah! Aku selalu menanti
kan ucapanmu, cepatlah katakan ...... Ku See hong seperti orang
gila saja, berbicara dan berguma m terus tiada hentinya.
Tapi justru dari balik ucapannya mana, dapat terungkap betapa
suci dan agungnya cinta kasih yang berakar dala m hatinya.
Bagaimanapun kerasnya hati pemuda ini, toh ia dibuai dan
dikuasahi pula oleh luapan rasa cinta.
Namun manusia berderudung warna-warni itu justru
me mperdengarkan suara tertawa panjangnya yang keras, tajam dan
me me kik kan telinga.
Dari balik gelak tertawanya itu terselip pula pelbagai ungkapan
perasaan yang tak terlukiskan dengan kata-kata.
Tapi yang pasti rasa sedih dan dukalah yang me mpengaruhi
gelak tertawa mana, suatu kepedihan dan kedukaan yang amat luar
biasa..
Mendadak...

919
Perempuan itu menghentikan tertawanya, ia kemudian sambil
tertawa dingin ia berkata:
"Ku See hong, tahukah kau mengapa aku menulis surat itu! terus
terang saja ku beritahukan kepada mu!
"Secungguhriya persoalan ini merupakan persoalan yang selama
ini merupakan rahasia dala m hatiku, orang lain tak boleh
mengetahui akan hal ini, tapi aku merasa bosan melihat sikap dan
desakanmu yang tak ada ujung pangkalnya itu, aku hanya merasa
gemas kepada diriku sendiri, mengapa telah salah menilai dirimu"
Ketika selesai, mendengar ucapan tersebut, harapan Ku See
hong semula berkobar-kobar tiba-tiba saja menjadi dingin separuh,
dengan perasaan kaget serunya:
"Masa kau benar-benar bukan Keng C in sin?..
"Bukan" jawab manusia berkerudung itu ketus.
Setelah berhenti sejenak , dia berkata lagi.
"Dimasa la lu, aku telah mengala mi suatu musibah yang
mengenaskan, seorang yang ku cintai telah terbunuh oleh kawanan
manusia laknat, akibatnya kami harus berpisah, ke mudian aku
me mperoleh sejilid kitab pusaka dan berhasil me mpelajari ilmu silat
yang amat lihay. namun sukma ku yang dulu sudah turut terkubur
bersama manusia la knat tersebut, aku tak punya muka untuk
bertemu lagi dengannya. tapi aku selalu mencarinya dimana-mana,
dalam rumah penginapan itulah aku telah salah mengira kau
sebagai bekas kekasihku dulu. itulan sebabnya aku lantas
menolongmu dan meninggalkan surat tersebut.
"Ke mudian, kutemukan kalau kau bukan ke kasihku itu, tapi aku
amat mencintainya meski kau bukan dia, tapi bentuk badanmu mirip
sekali dengannya, maka dengan segala usaha aku selalu
me mbantumu, aku berbuat de mikian tak lain karena ingin
mencurahkan rasa cintaku dulu terhadapnya, Nah, sekarang
persoalan yang sesungguhnya sudah kuterangkan, dendam kesumat
diantara kita pun harus segera dise lesaikan dite mpat ini"

920
Walaupun dia telah me mbeberkan duduknya persoalan secara
jelas, namun Ku See hong masih tetap menganggapnya sebagai
Keng Cin sin, sebab banyak bagian dari perempuan itu yang terlalu
mirip dengan dirinya...
Nada suaranya, potongan badannya dan terutama sekali
sepasang biji matanya yang jeli itu ..
Ku See hong menghe la napas sedih pintanya kemudian:
"Bersediakah kau untuk me mperlihatkan raut wajah aslimu itu
kepadaku...?
Manusia berkerudung itu segera mendengus dingin.
'Hmmm, bila llmu silatmu bisa me ngungguli aku, setiap saat kau
boleh melepaskan kain kerudung mukaku ini!. cuma ku peringatkan
kepadamu, lebih baik jangan terla lu mengharapkan hal itu"
"Aku harus melihat dahulu raut wajah aslimu sebelum dapat
me mada mkan ke inginanku ini.
"Berulang kali aku orang she Ku telah menerima budi
kebaikanmu, sepantasnya aku me mang tak boleh me luka i orang-
orang Hiat mo bun kalian, sekarang aku akan me minta maaf
kepadamu dan moga-moga kau sudi menga mpuninya...
"Apalagi dala m pertemuan kali ini, aku tak boleh mengajakmu
untuk bertarung lagi, namun untuk me mbuktikan apakah kau adalah
adik Sin ku atau bukan terpaksa mau tak ma u aku harus menyalahi
dirimu ka li ini.
''Dala m suatu pertarungan, menang atau ka lah, terluka atau
cedera sudah merupa kan suatu kejadian yang lumrah, tapi bila kau
bersedia menghilangkan pertarungan tersebut dengan
me mperlihatkan raut wajahmu sehingga aku orang she Ku bisa
me lihat wajah asli mu, hal ini tentu saja jauh lebih baik lagi, Setelah
kejadian ini orang she Ku sudah pasti tak a kan melupa kan budi
kebaikanmu ini"
Manusia berkerudung itu segera tertawa dingin.

921
"Heeehh ... heeeehhh... heeeehhh... tiada kejadian yang bisa
tercapai dengan begitu ga mpang di dunia ini, kau telah me luka i
orang-orang Hiat mo bun ka mi, denda m kesumat ini dala mnya
me lebihi lautan, kau anggap masalahnya bisa dise lesaikan hanya
berdasarkan dua patah kata saja?"
Sebagai seorang lela ki yang berjiwa tinggi hati, Ku See hong
segera berseru setelah mendengar ucapan mana:
"Apabila kau bersikeras hendak me langsungkan juga pertarungan
ini, terpaksa aku orang she Ku akan me mpertaruhkan sele mbar
nyawaku untuk me layani keinginanmu itu"
"Mengapa kau tidak mencabut ke luar pedang Ang soat kiam
mu?" jengek manusia berkerudung itu dingin.
Ku See hong segera tertawa.
”Pertarungan yang berlangsung toh bukan suatu pertarungan
yang mempertaruhkan jiwa raga kita, maaf kalau aku tak akan
mencabut keluar pedang tersebut''
"Sekalipun kau bertangan kosong belum tentu keinginanmu itu
dapat terkabul, bahkan bisa jadi akan kehilangan se le mbar
nyawamu diujung telapak tanganku'
Kembali Ku See hong tertawa getir.
"Seandainya sampai mene mui ajalnya ditanganmu, sudah pasti
aku orang she Ku tak akan me nggerutu"
"Baik! Ini berarti kau sendiri yang mencari katian buat dirimu
sendiri..."
Begitu ucapan terakhir diutarakan, tubuhnya seperti sukma
gentayangan saja segera menerjang ke depan, segulung tenaga
pukulan yang amat dahsyat dengan membawa hawa yang dingin
merasuk tulang kontan saja menggulung ke dopan.
Ku See hong segera menggeserkan kakinya ke samping
menghindarkan diri dari sergapan pukulannya itu, ke mudian tangan
kirinya secepat kilat menya mbar kain kerudung diwajahnya,

922
sementara tangan kanannya dengan jari tangan yang kaku seperrti
tombak langsung menyodok jalan darah Ki hay hiat dila mbung
perempuan itu.
Jurus serangan tersebut selain ampuh juga sa ma sekali diluar
dugaan orang.
Manusia berkerudung itu me mbentak nyaring, cepat kepalanya
dimiringkan ke sa mping menghindari anca man lawan, ke mudian
telapak tangan kirinya yang tajam seperti pisau me mbacok
pergelangan tangan kanan Ku See hong, sedangkan telapak tangan
kanannya secara beruntun melepas kan tiga buah serangan
berantai.
Setiap serangannya hampir semuanya tertuju ke bagian yang
berbahaya di tubuh lawan, angin pukulan yang berputar bagai kan
roda secepat kilat menya mbar kian ke mari..
Karena dipaksa sehingga apa boleh buat, terpaksa Ku See hong
me mbuyarkan anca mannya sambil melompat mundur ke be lakang.
Perempuan berkerudung itu me mbentak nyaring, tubuhnya
mendesak lebih ke depan, sepasang tangannya seperti kupu-kupu
yang menari di tengah aneka bunga, berputar dan menyambar kian
ke mari.
Serangan yang dilancarkan pere mpuan ini seakan-a kan sa ma
sekali t idak beraturan dan menyerang secara mengawur, na mun
kein-dahan dan kehebatan jurus serangannya, ditambah pula
dengan kesempurnaan tenaga pukulannya cukup me mbuat orang
merasa bergetar hatinya.
Mendadak Ku See hong menggeserkan kaki kanannya ke
samping, kemudian seluruh tubuhnya bergerak miring ke samping,
tapi pada saat itulah kaki kirinya diayunkan ke depan menjejak
tubuh lawan yang sedang menerjang datang.
Jejakan ini sama sekali diluar dugaan dan kecepatannya luar
biasa, arah yang di jejakpun merupakan satu-satunya tempat

923
terbuka dari seluruh tubuhnya. bila tidak di atasi dengan segera,
niscaya jejakan tersebut akan bersarang secara telak.
Namun ilmu silat yang dimiliki manusia berkerudung benar-benar
telah mencapai puncak kese mpurnaan, baru saja ka ki kiri Ku See
hong me lepaskan jejakan, badannya yang ramping tahu-tahu sudah
mengikut i sisi ka kinya seperti seokor ular lincah, ke mudian kaki
kirinya balas menggaet tekukan lutut pada ka ki sebelah kiri Ku See
hong yang sedang di julurkan ke depan itu.
Begitu gagal dengan jejaknya, Ku See hong tahu bakal celaka,
dengan cepat dia menarik ke mbali kaki kirinya. yang melancarkan
jejakan tersebut.
Tapi gaetan yang dilancarkan perempnan itu ternyata dilakukan
dengan kecepatan yang berlipat kali lebih cepat.
Ku See hong segera merasakan datangnya segulung tenaga
dahsyat yang membuat seluruh tubuhnya terlempar sejauh berapa
kaki dari se mula.
Untung saja ditengah jalan dia sudah berhasil mengerahkan
tenaganya untuk menguasahi keseimbangan badannya, kalau tidak,
bisa jadi dia akan jatuh terlentang dengan empat kaki menghadap
ke atas.
Sekali lagi manusia berkerudung itu menerjang tiba bagaikan
bayangan setan, lengan kirinya diputar sambil diayunkan hingga
menciptakan serentetan cahaya bintang yang berkilauan, bagaikan
serenteng mercon saja. segera meledak-ledak ditengah adara.
Mencorong sinar taja m diri balik mata Ku See hong, dia
mendengus, la lu dengan suatu gerakan cepat lengan kanannya
diayunkan ke muka melepaskan sebuah pukulan yang sangat
dahsyat, dia berniat untuk menyambut datangnya ancaman tersebut
dengan keras lawan keras.
Manusia berkerudung itu tertawa dingin, mendadak tangan
kirinya dibetot ke be lakang.

924
Ku See hong segera merasakan tenaga pukulan yang dilancarkan
olehnya tadi kena dipancing sa mpai tergusur ke sa mping, rasa
kagetnya benar-benar tak terlukiskan dengan kata-kata.
Sementara itu manusia berkerudung yang berhasil me mbawa
serangannya itu segeta melepaskan sebuah pukulan lagi, dengan
telapak tangan kanannya menghajar tubuh Ku See hong.
-ooo0dw0ooo-

Jilid 28
SERANGAN yang dilepaskan olehnya ini aneh sekali, dimana
serangannya dilepaskan segera terasa deruan angin pukulan yang
kedahsyatannya bagaikan a mukan gelom-bang sa mudra, langsung
menggulung ke arah depan...
Ku See hong berkerut kening, dengan cepat lengan kirinya
me mbuat satu lingkaran busur dan secepat sambaran kialt didorong
ke depan menyongsong datangnya ancaman tersebut, segulung
hawa murni yang le mbut tanpa menimbulkan sedikit suara pun
langsung menyongsong datangnya ancaman lawan.
''Blaaammm...!' suatu benturan nyaring segera bergema
me mecahkan keheningan.
Hawa murni yang menggulung segera menyebar ke e mpat
penjuru dengan me mbawa suara yang menderu-deru.
Ku See hong menjerit tertahan, kemudian dengan tubuh
sempoyongan mundur se jauh tiga e mpet langkah.
Setelah dua tiga ka li mengala mi pukulan yang dahsyat, akhirnya
me mbara juga hawa a marahnya, dengan suara menggeledek dia
segera me mbentak nyaring:
"Sekarang, sambutlah sebuah gerak serangan Ho han seng
huanku yang berna ma Thian ciu cuan im ini!"

925
Ditengah seruan tersebut, sepasang lengan Ku See hong
berputar secara aneh, diantara berputarnya sepasang lengan
tersebut, terlihatlah pancaran hawa murni yang me mancarkan
keluar dari seluruh tubuhnya.
Tatkala manusia berkerudung itu menyaksikan Ku see hong
hendak mengeluarkan gerak serangan Thian ciu cuan im dari jurus
Hoa han seng huan, mendadak dari balik matanya memancar ke luar
sinar, murung yang diliputi kesedihan, sepasang telapak tangannya
yang putih muluspun mendadak diangkat, dan disilangkan di depan
dada, namun sa ma se kali tidak mela kukan gerak serangan apapun.
Menyaksikan sorot matanya yang murung dari sedih itu, Ku See
hong merasakan hatinya bergetar keras, sepasang lengannya yang
sedang berputar aneh pun tiba-tiba berhenti bergerak dan ia tidak
jadi mengeluarkan ilmu Ho han seng huan yang terdiri dari t iga
jurus serangan maha dahsyat itu.
Mendadak manusia berkerudung itu me mbentak keras:
`'Ku See hong, cepat menyingkir.."
Ditengah bentakan tersebut, sepasang lengannya yang semula
berhenti di depan dada itu me lancarkan sebuah cengkera man yang
aneh sekali...'
"Blaaa m! Blaaa mm! Blaaa mmm....!`
Seretatetan suara benturan yang amat nyaring dan me me kikkan
telinga segera berge ma me mecahkan keheningan.
Ku See hong muntahkan darah segar secara tiba-tiba, paras
mukanya pucat pias seperti mayat, selangkah de mi selangkah dia
mundur kebela kang Sehingga a khirnya tubuh itu terkulai le mas ke
atas tanah.
Manusia berkerudung itu segera berpekik sedih:
"Kau... mengapa kau tidak me mpergunakan jurus Thian cin cuan
im.."

926
Secepat kilat tubuhnya menerjang ke muka, lalu tangannya yang
le mbut digunakan untuk me mayang bangun tubuh Ku See hong
yang terkulai le mas...
Ternyata, sewaktu manusia berkerudung itu mengangkat telapak
tangannya ke depan dada itu, segulung tenaga pukulan yang maha
sakti segera menyebar keluar tanpa menimbulkan sedikit suara pun.
Dia cukup tahu kalau ke tiga gerakan serangan dari jurus Ho han
seng huan dari Ku See hang tersebut a mat jahat dan dahsyat, dan
bermaksud untuk me matah kan, gerak serangan tersebut dengan
pukulan hawa murni. siapa tahu Ku See hong tidak jadi
me mperguna kan Thian ciu cuan im tersebut untuk melancarkan
serangan, padahal hawa murninya yang dipancarkan keluar sudah
terlanjur meluncur ke depan...
Maka dia lantas berteriak agar Ku See hong cepat menyingkir,
sementara dia sendiri me lepaskan ke mbali beberapa buah pukulan
hawa murni untuk me munahkan kedahsyatan dari serangan
tersebut.
Tapi kenyataannya, Ku See hong sama sekali tidak menghindar,
tubuhnya segera terkena sisa hawa pukulannya yang me mancar ke
mana-mana itu...
Untung saja Ku See hong me miliki hawa khikang Kan kun mi siu
kang khi untuk me lindungi badan, kendatipun begitu, toh ia tak
tahan juga menghadapi ge mpuran tenaga yang amat dahsyat
tersebut.
Hawa darah didala m rongga dadanya segera bergolak keras, isi
perutnya pun terasa sakit sekali.
Dengan sorot yang sayu Ku See hong mengawasi tatapan mata
lawan yang berkaca-kaca itu, kulit wajahnya segera mengejang
karena menahan penderitaan, lalu ujarnya sedih:
"Kau...benarkahr kau adalah adik Sin? Katakan terus terang..."
Manusia berkerudung itu tidak menjawab pertanyaannya, tapi
berseru pula dengan ce mas:

927
"Parahkah luka mu?''
"Bila kau adalah adik Sin, luka seringan ini sudah pasti masih
dapat kupertahankan!'
Tampaknya manusia berkerudung itu di buat terharu sekali oleh
luapan rasa cinta Ku See hong yang begitu dala m dan sangat
terhadap Keng Cin sin, dia berpekik sedih, mendadak dipeluknya Ku
See hong, kencang-kencang.
Dari balik ke lopak matanya yang jeli na mpak titik air mata jatuh
bercucuran dengan derasnya.
"Aku ...aku bukan...Keng Cin sin" sahutnya kemudian dengan
suara yang me milukan hati.
Ditinjau dari tubuhnya yang gemetar keras, terasa nada suaranya
yang sedih dan gemeter, bisa diduga betapa penderitanya dia
sewaktu mengutarakan ucapan tersebut.
Ku See hong menghe la napas sedih:
"Adik Sin, mengapa a ku harus me mbohongi dirimu? Bolehkah
kulepaskan kain kerudungmu itu?"
Sementara berbicara, sepasang kakinya gemetar keras, manusia
berkerudung yang sedang memeluk tubuhnya pun ikut jatuh ke
tanah dan berada dala m pelukan ana k muda tersebut.
Apabila seorang gadis bukan sedang berhadapan dengan kekasih
hatinya, tidak mungkin dia akan berbuat seperti ini.
Manusia berkerudung itu menghela napas sedih, katanya
ke mudian dengan suara le mbut:
"Benarkah kau henda k me meriksa raut wajahku?"
Paras muka Ku See hong pucat pias seperti mayat, bahkan ada
kalanya mengejang keras penuh penderitaan, sehingga me mbuat
siapa pun a kan beriba hati bila me nyaksikan keadaan itu.
Dengan sorot mata yang sayu, dia menatap perempuan itu lekat-
lekat, ke mudian me-ngangguk.

928
”Benar! Aku harus melihat jelas paras muka aslimu!.”
Manusia berkerudung itu na mpak lebih sedih lagi, katanya
ke mbali dengan suara lirih:
"Seandainya aku bukan orang yang kau bayangkan, apa pula
yang hendak kau lakukan?"
Sekulum senyuman segera menghiasi wajah Ku See hong yang
pucat pias itu.
"Kau sudah pasti ada lah adik Sin, aku yakin seratus persen pasti
benar...!"
Manusia berkerudung itu segera menghela napas sedih.
"Aaaaai...kalau begitu, lepaslah!"
Pelan-pelan Ku See hong mengangkat tangan kanannya yang
nampak ge metar sangat keras, dia seperti merasa ketakutan? Atau
mungkin disebabkan oleh luka da la mnya yang parah?
Padahal perasaan Ku See hong waktu itu pun berat sekali,
napasnya seolah-olah terhenti, untuk sesaat, sementara sepasang
matanya mengawasi ke depan tanpa berkedip.
"Sreeeet...!"
Akhirnya kain kerudung tengkorak putih dengan dua belas
kuntum bunga bwee itu berhasil disingkap juga...
'Haaaahh..?" suatu jeritan kaget berge ma me mecahkan
keheningan.
"Kau.. benar kau benar bukan...bukan Keng Cin sin?" seru Ku See
hong ke mudian dengan perasaan pedih.
Ternyata paras mukanya amat me mucat, tiada hawa darah,
dingin, kaku dan me ngerikan. inilah sebuah wajah yang jelek dan
menyeramkan siapa pun yang melihatnya.
Tentu saja berbeda sekali dengan wajah cantik dan lembut dari
Keng Cin sin yang berada di istana Huan mo kiong di La m hay.

929
Beberapa tetes air mata segera jatuh berlinang me mbasahi
wajah perempuan itu, ke mudian sesudah menghela napas sedih,
bisiknya dengan le mbut:
"Tentunya wajahku a mat je lek dan mengerikan hati bukan?'
Dala m hati kecil Ku See hong masih tetap terkandung setitik
harapan, dia segera bertanya lagi:
"Apakah kau adalah adik Sin? Bila kau benar benar adik Sin,
sekalipun wajahmu telah berubah menjadi begini rupa, aku tetap
masih akan mencintaimu, katakanlah kepadaku secara berterus
terang, apakah kau adalah Keng Cin sin"
Ada kalanya, paras muka seseorang dapat berubah menjadi jelek
dan susah dipandang lantaran menelan obat beracun, sebab ditinjau
dari sudut mana pun dia sa ma se kali mirip total dengan Keng Cing
sin dari istana Huan mo kiong di La m hay, itulah sebabnya Ku See
hong lantas menganggap dia sebagai Keng Cin sin.
Sekarang, walaupun Ku See hong sudah melihat jelas paras
mukanya dan terbukti kalau dia bukanlah Keng Cin sin yang dulu,
namun tatkala dia terbayang kembali dengan tulisan yang
tercantum dala m kertas surat tersebut, kemudian menghubungkan
dengan kepedihan hati yang dima ksudkan, siapa tahu kalau gadis
itu takut bertemu dengan nya lantaran paras mukanya telah
berubah menjadi jelek? '
Sebaliknya manusia berkerudung itu merasa makin sedih lagi
sesudah mendengar perkataan Ku See hong yang penuh dengan
pancaran rasa cinta yang tak terhingga itu, titik-titik air mata segera
jatuh bercucuran me mbasahi wajahnya terkena air mata tersebut,
secara lamat-la mat segera tampak ada selapis kulit tipis yang
terkelupas.
Mungkin kulit yang terkelupas itu amat kecil, atau mungkin
pikiran dan perasaan Ku See hong waktu itu kelewat kalut, ternyata
dia tidak mene mukan pertanda yang mencuriga kan itu.

930
Sementata itu, perempuan tersebut telah mengenakan kemba li
kain kerudungnya untuk menutupi ke mbali paras makanya yang
menyeramkan itu, ke mudian katanya pelan.
"Ku See hong, paras muka asliku telah berhasil kau saksikan
dengan amat jelas, apakah kau masih belum dapat menentukan aku
adalah Keng C in itu atau bukan? Aaaai ..
Setelah berhenti sejenak, terusnya:
"Bila aku teringat kembali dengan kekasih hatiku di masa lalu, dia
pun begitu cinta kepadaku seperti apa yang kau lakukan sekarang,
tapi meski cintanya sedalam lautan, namun setiap perubahan yang
terjadi di dunia ini sungguh me mbuat orang sukar untuk
mengingatnya...
"Dahulu, setelah aku berpisah dengannya, tak lama ke mudian
aku telah dinoda i oleh manusia-manusia laknat, peristiwa itu
me mbuat aku menjadi ternoda, bila aku benar-benar bersua kembali
dengan kekasihku. aku benar-benar tak punya muka lagi untuk
berjumpa dengannya.
"Ku See hong, kau harus percaya dengan perkataanku, aku
bukan Keng Cin sin yang sedang kau cari, tapi oleh karena wajah
maupun gerak gerikmu a mat mirip dengan nya, ma ka diantara kita
berdua baru terjadi kesalahan paha m seperti ini, sekarang ada lah
saat bagi kita untuk me nyelesaikan kesa-lahan paha m tersebut"
Ku See hong mendonga kkan kepalanya me mandang awan yang
sedang bergerak di angkasa, ke mudian menghe la napas sedih.
Di dengar dari helaan napas tersebut, jelas terdengar betapa
kecewa dan sedih hatinya.
Kemudian terdengar dia berguma m seorang diri seperti orang
yang sedang mengigau saja:
"Lagi-lagi suatu impian kosong be laka... Ooh, adik Sin! Benarkah
kau sudah tiada di dunia ini lagi?

931
"Oooh, adik Sin! Tahukah kau betapa tidak percayaku kalau
Thian bisa merenggut nyawamu dengan begitu saja...?
Sepasang mata si manusia berkerudung itu telah basah oleh air
mata, dia pun seperti berguma m:
"Yang hidup apa faedahnya? Yang mati apa menderitanya? Bila
seorang me mpunyai tubuh tanpa roh, apa bedanya pula dengan
suatu ke matian...
-oo0dw0oo-

BAB 43
UNTUK beberapa saat lamanya, susana menjadi sepi, hening dan
tak kedengaran sedikit suara pun, ke dua belah pihak sa ma-sa ma
me mbungka m diri dala m seribu bahasa.
Mendadak manusia berkerudung itu ber bisik lirih:
'Ku See hong, kalau toh ia sudah tiada di dunia ini lagi, mengapa
kau tidak melupakan saja kehadirannya dala m hatimu?"
"Tida k! Tidak! Sa mpai mat ipun aku tak akan melupakan dia,
seperti pula sikapmu terhadap kekasih hatimu, meskipun kau tak
ingin berte mu dengannya, tapi bukankah siang dan mala m selalu
mencari dirinya?
"Dia dapat mene mpati seluruh hatimu, karena cintanya
kepadamu tidak bisa di-tawar-tawar lagi, begitu pula keadaan Keng
Cin sin bagiku, bayangan tubuhnya sudah melekat dalam-dala m
dihatiku!"
Manusia berkerudung itu menghela napas panjang, ke mbali dia
berkata:
'Manusia yang sudah mati tak bisa hidup ke mbali, tapi kesedihan
yang mela mpaui batas justru akan merugikan kesehatan badanmu
sendiri...'

932
Dengan cepat Ku See hong menukas kata-kata selanjutnya yang
belum selesai di utarakan itu, teriaknya keras:
"Dia belum mati! Dia belum mati! Aku tidak percaya kalau dia
sudah mati ......
"Sudah begini la ma kau mencarinya, namun tak pernah
mene mukan kabar beritanya, apalagi bukankah kan pernah berkata:
Dengan mata kepala sendiri kau saksikan tewas ditangan kawanan
manusia laknat sewaktu berada di istana Huan mo kiong? Apakau
kau menganggap dia be lum mat i?"
Sesudah mendengar perkataan tersebut, tiba-tiba saja Ku See
hong seperti mendengar suara teriakan yang me milukan hati itu,
hatinya terasa perih sekali, sakit dan seakan-akan mengucurkan
darah.
Seperminum teh ke mudian, Ku See hong baru berkata ke mba li:
"Seandainya dia benar-benar mati, ma ka selesai kuba las dendam
kesumat tersebut, aku pun tak akan hidup lebih la ma lagi di dunia
ini"
Mendadak manusia berkerudung itu menegur dengan suara yang
dingin bagaikan es: "Sebagai seorang le laki sejati, tidak seharusnya
kau sembarangan mengorbankan diri hanya disebabkan masalah
perempuan, paling t idak, kau harus melakukan suatu pekerjaan
yang mengge mparkan dala m dunia persilatan, dengan demikian
baru bisa terpancar jiwa dan semangatmu sebagai seorang lelaki
yang jantan!"
Ku See hong tertawa sedih.
"Aaaah terus terang saja aku sudah sama sekali tidak berteriak
lagi oleh masalah-masalah ke manusiaan seperti itu lagi.
"Sebenarnya aku menganggap cinta muda-mudi hanya suatu
cinta yang palsu belaka, cinta yang lain dimulut lain dala m hati, tapi
sejak aku berjumpa dengannya, dia telah memberikan cinta yang
suci dan murni ke padaku, dan telah mengorbankan diri untuk
diriku, untuk me nyelamatkan sele mbar jiwaku.

933
"Tatkala aku mendengar jeritan ngerinya menjelang saat
ke matian itu tiba, sebenarnya aku sudah tak punya keinginan lagi
untuk hidup lebih jauh, waktu itu, seandainya tiada api denda m
kesumat yang menunjang diriku, mungkin aku sudah tidak berada di
dunia ini lagi.
'Sejak saat itu juga, dalam hatiku a ku telah menga mbil
keputusan, bila denda m kesumat ku sudah berhasil dibalas, dan
terbukti ka lau ia mati karena aku, maka aku pun a kan
mengorbankan pula sele mbar jiwaku sebagai pernyataan rasa
cintaku kepadanya"
Tatkala manusia berkerudung itu mendengar ucapan tersebut,
dia segera me mperdengarkan suara helaan napasnya yang sedih
dan sukar dilukiskan dengan kata-kata.
Mendadak ia bertanya:
”Ku See hong! Bila kau mengorbankan nyawamu de mi ke kasihmu
yang telah mati itu, lantas bagaimana dengan seorang gadis le mah
lainnya? Bagaimana cara mereka untuk me lanjutkan ke mbali
hidupnya?
'Bila kau berbuat demikian, apakah kau tidak merasa terlampau
me mentingkan diri sendiri? Kau harus tahu. sekarang kau sudah tak
bisa berbuat sekehendak hati sendiri seperti dulu, mau berbuat apa
lantas berbuat apa.
"Sebab saat ini kau telah me mpunyai dua orang perempuan lagia
Him Ji im ....antara kau dengannya telah mengadakan hubungan
suami istri, dengan In Yan cu... betapa dalamnya dia me ncintaimu.
"Apakah kau a kan meninggalkan mereka se mua dengan begitu
saja, meninggalkan mereka secara keji sehingga menbiarkan
mereka menderita sepanjang masa?"
Bagaikan baru sadar dari impianrya, Ku See hong segera berseru
bagaikan orang kalap:
"Ku See hong, wahai Ku See hong.... mengapa nasibmu begitu
tragis...? Mengapa nasibmu begitu tida k menguntungkan!"

934
"Benarkah kau akan nekad? Tidak! Kau tidak boleh benar-benar
berbuat demikian!
”Boleh!... dengan Him Ji im dan Im Yan cu aku telah me mpunyai
hubungan suami istri sekarang aku sudah me mpunyai tanggung
jawab. .
Tiba-tiba manusia berkerudung itu menjerit kaget:
"Apa? Im Yan cu... kau telah merenggut pula kehormatan dari Im
Yan Cu..
Merah padam selembar wajah Ku See hong karena jengah,
sesudah menghela napas sahutnya:
“Dia... dia sudah ha mpir mati...'
“Ku See hong!" Manusia berkerudung itu segera berseru dengan
perasaan cemas "ke marin mala m bukankah kau datang mencariku
untuk me mohonkan pengobatan baginya? Yaa, mengapa aku begitu
pikun hanya bersantai-santai denganmu saja sehingga me lalaikan
persoalan yang maha penting tersebut"
Dala m pada itu, kesadaran Ku See hong pun sudah menjadi
terang kembali, ketika menyaksikan kepanikan dan kecemasan dari
perempuan berkerudung itu, selintas rasa heran dan tida k habis
mengerti ke mbali me liput i wajahnya, dia tak habis me ngerti apa
sebabnya orang itu de mikian me mper-hatikan dirinya, Him Ji im
serta Im Yan cu? Seanda inya diantara mere ka se mua tidak saling
mengenal sebelumnya, mengapa pula dia bersedia me mperlihatkan
semuanya itu?
Ku See hong menghe la napas pelan, lalu ujarnya.
"Sekarang Im Yan cu telab dibawa pergi oleh gurunya, untuk
sementara waktu sukar buat kita untuk menemukannya, Sekarang,
aku orang she Ku ingin bertanya kepadamu, apakah engkau dapat
mengobati luka akibat racun tersebut?"
"Cepat katakanlah, racun apakabh yang telah menyerang
tubuhnyaa?`

935
Ku See honbg agak ragu sejenak, tapi akhirnya menjawab juga:
"Dia telan dipaksa oleh seorang manusia laknat untuk menelan
pil beracun Im hwee si hun wan...
"Apa? Pil beracun Im hwee si hun wan" manusia berkerudung itu
menjerit kaget.
Dilihat dari jeritan kagetnya, Ku See hong sudah tahu kalau
perempuan berkerudung inipun tidak ma mpu untuk menye mbuhkan
luka beracun mana, suatu firasat tak enak segera melintas di dala m
benaknya.
Sesudah berguma m sejenak, akhirnya dia ber kata:
"Benar, pil Im hwee si hun wan! Disaat yang paling kritis itulah
kebetulan aku datang, akibatnya... akibatnya aku pun mengadakan
hubungan dengannya... sebab bila aku tidak berbuat de mikian.
maka dia. . dia a kan mati karena nadinya pecah"
Sesudah mendengar perkataan tersebut, manusia berkerudung
itu berdiri termangu-mangu, ta mpaknya dia sedang berusaha
me mutar otak untuk mene mukan cara rahasia untuk mengobati luka
keracunan tersebut.
Selama beberapa saat kemudian, dia baru tertawa lagi dengan
perasaan sedih...
''Apakah gurunya dapat menyembuhkan luka beracun dari pil
jahat tersebut?'?
Ku See hong menjadi gelisah, bukan menjawab, dia malah balik
bertanya:
"Jadi kaupun tidak sanggup untuk menye mbuhkan racun cabul
ini?"
"Barusan aku telah me mikirkan isi kitab pusaka yang pernah
kupelajari, dala m hala man buku yang mencantumkan masalah Im
hwee si hun wan tersebut, buku itu berkata demikian:

936
"Racun obat ini merupakan semaca m obat perangsang bersifat
keras yang amat keji, berhubung racun itu kelewat ganas dan janat
maka sewaktu kitab tersebut di tulis, cara pembuatan obat Im hwee
si hun wan tersebut sudah hilang dari peredaran dunia'
"Kalau begitu, di dala m kitab tersebut tidak terdapat catatan
mengenai obat penawar nya?" tanya Ku See hong sedih.
'Padahal menurut apa yang kudengar Im hwee si hun wan
merupakan se maca m obat cabul yang tidak me mpunyai obat
penawar nya.
'Tapi aku percaya di dunia ini sudah pasti terdapat semacam obat
yang bisa menandingi keganasan racunr tersebut, hanya kita masih
beqlum mengetahui saja apa na ma dari obat tersebut"
Tatkala mendengar perkataannya yang terakhir itu, tiba tiba saja
Ku See hong teringat kemba li dengan rumput Im cu cau yang
pernah di katakan Thi bok sin kia m Cu Pok kepadanya tempo hari.
"Yaa, siapa tahu kalau rumput Im cu cau tersebut dapat
digunakan untuk menye mbuh kan luka racun tersebut?" demikian
dia berpikir ke mudian.
Berpikir sa mpa i disitu, Ku See hong segera berkata.
"Kalau begitu, kau benar benar tak ma mpu untuk
menye mbuhkan dirinya? Dia-apakah dia harus ...."
Kata-kata selanjutnya tak berani dia utarakan lagi, sebab
ke matian Im Yan cu baginya tak kalah pentingnya dengan Keng Cin
sin, hal tersebut akan memberikan pukulan batin yang a mat berat
baginya.
Sebab, bagaimanapun juga dia tetap mencintai gadis tersebut,
sedangkan gadis itu pun tampak begitu suci bersih dan menaruh
cinta yang begitu menda la m terhadap dirinya.
Terdengar manusia berkerudung itu berkata lagi.
"Walaupun dala m kitab tida k dicantumkan tentang obat penawar
dari racun Im hwee si hun wan, na mun aku yakin masih bisa

937
dise mbuhkan dengan suatu cara pengobatan yang istimewa, paling
tidak dapat me mper-panjang saat kambuhnya, kemudian a ku baru
akan pergi me ncarikan obat yang bisa me munahkan racun itu,
"Ban sia kaucu Ceng Lan hiang me miliki sejilid kitab Ban sia cin
keng, dan pil tersebut dibuat olehnya berdasarkan catatan dalam
kitab itu, aku rasa ke mungkinan besar dia pun mengerti apa obat
penawar dari racun itu"
Segera muncul ke mba li setitik harapan dalam hati Ku See hong,
perasaannya yang tegang pun segera mengendor kemba li,
sekalipun harapan tersebut masih a mat kecil, na mun jauh lebih baik
daripada sama sekali tiada harapan lagi.
Ku See hong segera berkata pelan:
"Nona bolehkah a ku tahu, mengapa kau bersikap begitu baik
terhadap kami? Aku orang she Ku benar-benar merasa amat
menyesal, dimana ke marin ma la m aku telah mengganggu
ketenangan kalian."
Manusia berkerudung itu menghe la napas sedih.
"Sebagai sesama umat persilatan, sudah sewajarnya apabila kita
saling bantu me mbantu, hal ini tidak terhitung seberapa.
"Terus terang saja kukatakan! Aku memang melindungi dan
me mperhatikan dirimu jauh melebihi yang la in, sebab wajahmu
mirip se kali dengan kekasihku dulu. Sekalipun dala m hidupkuini aku
bakal kehilangan cintaku terhadapnya, tapi aku bersedia untuk
me mbantu cinta kasih orang lain, dengan de mikian pa ling tidak aku
akan me mperoleh sedikit pe mbayaran cintaku yang hilang"
Ku See hong benar-benar merasakan hati nya bergolak keras
sesudah mendengar ucapan tersebut, perempuan ini benar-benar
mirip sekali dengan Keng Cin sin, terutama sekali keanggunan dan
kebesaran jiwanya.
Tampaknya manusia berkerudung itu seperti lagi menunjukkan
sesuata, kemba li ia berkata:

938
"Padahal cinta yang sebenarnya bukan cinta yang menguasahi,
me lainkan suatu pe mberian.
`Seandainya aku berhasil mene mukan yang dulu, dan
menyasikan dia seperti juga kau sekarang, telah me mpunyai dua
orang kekasih yang lain, maka aku pun akan me mbantunya pula
agar mereka dapat hidup berbahagia"
"Aaaai, banyak persoalan di dunia ini yang tak bisa dibayangkan
dan dipikirkan dengan begitu mudah"
Ku See hong turut menghe la napas panjang . .
'Aaaai, aku orang she Ku telah berkenalan lagi dengan seorang
perempuan sejati, apabila tidak keberatan aku ingin sekali mendapat
tahu siapa na ma nona."
Mendengar permintaan tersebut, perem-puan berkerudung itu
merasakan hatinya bergetar keras, segera berpikir. .
'Aku tidak dapat bergaul lagi dengannya lebih jauh, manusia
adalah ma khluk yang kaya akan perasaan, bila aku seringkali
bbergaul denganndya maka batasana-batasan perasaban yang
kuatur sela ma ini, pada akhirnya bisa berantakan tidak karuan, aku
sudah tidak me miliki tubuh yang suci dan bersih lagi untuk
menya mbut datangnya cinta dari dia..."
Berpikir de mikian, cepat-cepat katanya dengan suara sedingin es.
"Ku See hong! Na maku telah hilang lenyap bersama-sa ma
dengan jiwaku, maaf bila aku tak dapat me mberitahukan soal
tersebut kepadamu"
Mendengar ucapan mana, Ku See hong segera tahu kalau dia tak
ingin berkenalan dengannya, tanpa terasa ia menghela papas sedih.
"Berulang kali nona telah me mberikan cinta kasih kepada aku
orang she Ku, budi kebaikan ini tak akan kulupa kan untuk
selamanya. suatu ketika budi kebaikan itu pasti akan kubayar.

939
"Sekarang, apabila nona me mpunyai sesuatu tugas untuk
menyuruhku. Katakan lah segera! Meskipun harus terjun ke lautan
api sekalipun, aku orang she Ku tak akan me na mpik"
''Aku me mbantumu karena aku teringat ke mbali dengan
kekasihku dahulu, aku sama sekali tidak mengharapkan balas
jasamu, harap kau jangan me mpersoalkan ha l ini di dala m hati"
Ku See hong merasa se makin sedih.
"Sela ma hidup aku orang she Ku tak pernah menerima budi
kebaikan orang la in, tapi Kini, tanpa sebab musabab aku telah
berulang kali menerima keba ikanmu, la ma ke la maan hatiku menjadi
tidak tenteram sendiri...
Sebelum ia menyelesaikan kata-katanya, perempuan
berkerudung itu sudah menukas:
"Ku See hong, bila kau masih me mikirkan budi kebaikanku itu,
baiklah! Aku pun akan me mohon beberapa persoalan kepada mu"
"Harap nona sa mpa ikan, aku orang she Ku sudan pasti akan
menerima nya tanpa me mbantah"
'Pertama: harap kau jangan me musuhi orang-orang dari
perguruan Hiat mo bun ka mi lagi.
Kedua: Harap kau segera pergi me ningga l kan aku"
Ucapan mana pada hakekatnya merupa kan suatu pengusiran
secara paksa, kontan saja me mbuat paras muka Ku See hong
berubah hebat, sebagai pemuda yang tinggi hati, ia merasa a mat
gusar dan mendongkol seteblah diusir secadra de mikian.
Coba kalau bukan Ku See hong sudah terlanjur dibikin kagum
atas perempuan tersebut dala m pe mbicaraan tadi, mungkin suatu
pertarungan sudah pasti tak bisa dicegah lagi.
Dengan sedih dia menghela napas panjang, katanya kemudian:

940
''Entah kejelekan apakah yang dipunyai itu orang she Ku,
sehingga kau bersikap begitu tak berperasaan kepadaku? Harap
nona suka me mberi petunjuk yang je las'`
Manusia berkerudung itu menghe mbuskan napas panjang.
"Ku Se-hong, aku harap kau jangan mendekati a ku, apakah
hanya soal ini saja tak dapat kau kabulkan? Aaaai... ''Terus terang
saja kuberitahukan kepada mu, berhu-bung kau kelewat mirip
dengan kekasihku, maka setiap kali bertemu dengan kau, aku lantas
teringat akan dirinya, terutama cinta kasihnya dahulu, kau harus
tahu, penderitaan semacam itu paling sukar ditahan, maka itulah
aku terpaksa harus bersikap kurang sopan dan tak berperasaan
kepadamu, tentang soal ini, aku harap kau sudi me maafkan"
Apabila nona me mang bersikeras untuk berbuat demikian, tentu
saja aku orang she Ku tidak akan menyusahkan orang, namun
selama hidup aku pun tak ingin menerima budi keba ikan orang
dengan begitu saja, sekarang aku telah bertekad untuk me laku kan
suatu pekerjaanuntuk nona.
"Aku akan mencarikan kekasihmu yang dahulu itu sa mpai
ketemu, harap kau bersedia me mberitahukan kepadaku na ma dari
kekasih hatimu itu..."
Mendengar ucapan tersebut, manusia berkerudung itu tak dapat
mengenda likan rasa pedihnya lagi, pancaran sinar kepedihan segera
mencorong ke luar dari balik matanya itu.
Dia benar-benar tak dapat mengendalikan perasaannya lagi, tapi
teringat betapa kotor nya tubuh sendiri yang telah dinodai orang,
dengan cepat ia mengendalikan ke mbali perasaannya yang sedang
bergolak tersebut...
Begitu dala m cintanya kepada pemuda ini, tapi dia merasa
rendah diri, serendah-rendahnya sampai tak berani menunjukkan
wajah aslinya, dia rela menerima siksaan tersebut daripada
mengungkap ha l yang sesungguhnya.
Setelah menghela napas sedih, katanya kemudian:

941
`Ku See hong! Maksud baikmu biar ku terima di dala m hati saja.
"Kau harus tahu, betapa sedihnya dan hancurnya hatiku bila
dapat berdua kemba li dengan ke kasihku itu, rasa sedih tersebut
sudah pasti tak akan terlukiskan dengan kata-kata, Kau.... kau tak
usah bersusah payah untukku lagi.
"Padahal, sekalipun kau hendak mencari kekasihku itu sa mpai ke
ujung langit pun, jangan harap bisa kau te mukan jejaknya...
'Apakah dia sudah mati..?'` tanya Ku See hong dengan perasaan
tidak ha mpir mengerti.
''Tidak. dia belum mati! Kuharap kau jangan bertanya lagi,
bersedia bukan? Kau ... kau harus selekasnya meninggalkan te mpat
ini!"
Dari balik matanya yang jeli sudah menge mbang air mata yang
setiap saat berpisah ke mbali untuk sela manya. Tapi.. tapi kenapa?
Karena mahkota kehormatannya sebagai seorang gadis telah
dinodai oleh se kawanan manusia laknat.
Keadaan waktu itu benar-benar me mbuat nya menjadi a mat
mengenaskan, bukan dinodai oleh seorang saja waktu itu,
me lainkan oleh berpuluh-puluh orang secara bergilir, tak ubahnya
seperti seorang pelacur yang sedang melayani langganannya saja,
selesai satu datang yang lain, de mikian seterusnya tiap hari...
Maka dia tak ingin lagi me mpersembahkan tubuh dan jiwanya
yang telah ternoda itu untuk ke kasih hatinya.
Dia tahu bakal kehilangannya sela ma hidup, dia me mbenci!
Me mbenci ketidak adilan Thian, me mbenci kawanan manusia laknat
yang telah menghancurkan kesucian tubuhnya, ia menggigit bibir
menahan diri, dan harus me mbunuh kawanan manusia laknat
tersebut.
Tiada berperasaan! Kejam, penuh dengan genangan darah
kental...

942
Telah menjadi prinsip hidupnya semenja k peristiwa itu, dan
bersumpah hendak me mbasmi kawanan manusia laknat tersebut
dengan darah mereka sendiri, mengguna kan darah dan mayat untuk
mencuci bersih tubuh dan jiwanya yang ternoda tersebut.
Tapi kese muanya itu hanya untuk kesejahteraan hidup umat
manusia, sedang dia sendiri akan selamanya terjerumus dala m
jurang penderitaan dan siksaan. . sukmanya yang bernoda tak
pernah akan menjadi bersih ke mbali. kendatipun dicuci dengan
segenap air yang mengalir di sunga i Tiangkang sekali pun.
Padahal jiwanya tak pernah ikut ternoda, dia masih tetap anggun
dan suci bersih.
Ia tidak berbeda jauh dengan keadaan dahulu, tetap dikagumi
dan dihormati setiap orang.
Me mandang kepedihan hati yang mence-ka m perasaan si nona.
Ku See hong merasakan hatinya bergetar keras. tanpa terasa,
pikirnya lagi:
"Biji matanya begitu mirip dengan adik Sin, aaaai ....benarkah
manusia ciptaan Thian bisa dibentuk dengan kesa maan yang persis
sama antara yang satu dengan lainnya? Kalau perasaan mungkin
saja bisa sama, tapi panca indera, tubuh, suara dan gerak geriknya
tak mungkin bisa sama antara yang satu dengan lainnya, dia
benarkah Keng C in sin...?
Berpikir sa mpai disitu, Ku See hong meng-hela napas sedih,
pelan-pelan dia berkata:
'Nona! Aku orang she Ku akan melaksana kan seperti apa yang
kau inginkan, tapi sebelum pergi, harap kau perlihatkan wajah
aslimu sekali lagi, agar terbentik sedikit kenangan dala m hatiku
dimasa mendatang"
Setelah mendengar ucapan mana, dari ba lik mata manusia
berkerudnng itu mencorong ke mbali setitik cahaya tajam, secara
beruntun ia mundur sejauh tiga langkah ke bela kang, ke mudian
katanya dengan suara dingin lagi ketus:

943
'Tida k usah! ?pa ling baik kalau kau bisa segera melupakan aku"
'Kau...kau adalah Keng Cin sin..."
Tiba-tiba manusia berkerudung itu mengangkat kepalanya lalu
me mperdengar kan suaranya tertawanya yang keras, tajam dan
menusuk pendengaran..
Kemudian selang berapa saat kemudian, dia baru menghentikan
suara tertawanya dan berkata dengan suara yang dingin hinggba
merasuk ke tudlang:
"Kau benar-benar tak bibsa dinasehati, sudah dibilang a ku bukan
Keng Cin sin, kau masih saja nekad menuduhku dengan yang
bukan-bukan. Hmmm! Jika kau masih saja bersikeras mengatakan
yang bukan . bukan, jangan salahkan kalau aku tak akan bersikap
sungkan-sungkan lagi terhadap dirimu.
Ketika mendengar perkataan yang dingin tak berperasaan itu,
sekali lagi Ku See hong berpikir:
"Tida k! Tidak! Sikap semaca m ini jelas tak akan pernah dilakukan
oleh adik Keng Cin sin, dia bukan adik Sin! Dia bukan adik Sin..."
Perasaan hatinya saat ini sungguh a mat gundah, perasaan
bertentangan serasa berkecamuk di da la m benaknya. adakalanya
dia merasa gadis itu sebagai Keng Cin sin, ada-kalanya ia justru
menyangkal perasaan nya tersebut.
Akhirnya sekilas rasa sedih dan senyuman getir me nghiasi raut
wajah Ku See hong, katanya ke mudian:
"Nona! Kalau begitu, aku harus merepot kan dirimu sekali lagi
untuk menyembuhkan penyakit yang diderita Im Yan cu. Se mua
budi kebaikanmu kepadaku sela ma ini, asal aku orang she Ku masih
dapat bernapas selamanya tidak akan pernah kulupakan'
`Tentang soal Im Yan cu aku pasti akan berusaha dengan
sepenuh tenaga untuk me mbantunya.. harap kau jangan
merisaukan, tukas manusia berkerudung itu cepat, "cuma
dimanakah ia berada saat ini?"

944
Ku See hong menjadi terperanjat sesudah mendengar
pertanyaan itu, segera pikirnya: "Sekarang ia telah dibawa pergi
oleh gurunya. --Seng sim cian li Yap Soat kun, ke manakah aku
harus pergi mencarinya? Aaaai.-.! Mungkin gurunya me mpunyai
ke ma mpuan untuk menye mbuhkan luka tersebut.'
Berpikir de mikian, diapun, lantas berkata:
"Im Yan cu telah dibawa pergi oleh gurunya, ia tidak mengatakan
hendak ke mana. tapi dia pernah bilang, Jika ia gagal
menye mbuhkan penyakit itu, maka dia ia akan segera datang
mencariku, mungkin mereka masih berada didala m kota"
Mendengar jawaban mana.. manusia berkerudung itu menghe la
napas panjang.
`Benar-benar pikun! Langit dan jagad begini lebar, kau hendak
ke mana untuk mencarinya'
''Sekalipun gurunya merupakan seorang tokoh persilatan yang
berilmu tinggi, namun setelah menghadapi racun cabul Im hwee si
hun wan, sudah pasti racun tersebut tak akan ma mpu di se mbuhkan
olehnya, cuma aku pikir dia pasti berke ma mpuan untuk mencegah
menja larnya racun itu serta menunda saat kambuhnya sela ma
beberapa hari.
"Begini saja? Bila ia datang mencarimu atau kau berhasil
mene mukan mereka, suruhlah mereka menungguku di ruma h
penginapan Yang tang"
"Nona, apakah kau hendak mengunjungi markas besar Ban sia
kau seorang diri?.`
"Cepat atau lambat kami, orang-orang Hiat mo bun sudah pasti
akan melangsungkan suatu pertarungan antara mati dan hidup
dengan pihak Ban sia kau, sekarang mumpung ada kasus tentang
Im Yan cu ini, maka aku harus mengunjungi markas besar Ban sia
kau, kalau bisa akan kucuri kitab pusaka Ban sia cinkeng milik Ceng
Lan hiang tersebut"

945
"Nona! persoalan ini toh merupakan masalahku, soal mencuri
kitab ban sia cinkeng lebih baik serahkan kepadaku untuk
mengerjakannya!"
"Kau tidak boleh ke situ?" jawab manusia berkerudung itu dingin,
"andaikata racun cabul yang berada ditubuh nona Im kambun
ke mbali, apa yang harus kau lakukan? Sekarang, paling baik ka lau
kau pergi mencarinya lebih dahulu, kemudian setiap saat setiap
detik menda mpinginya"
"Nona, dapatkah kau menunggu satu hari lagi sebelum
berkunjung ke markas besar Ban sia kau?"
'Tentu boleh saja, sampa i wa ktunya mungkin a ku bisa menduga
disaat nona Im kau ka mbuh untuk kedua kalinya itu apakah dia
sudah menerima pengobatan dari gurunya atau belum, ke mudian
baru pergi mencari kitab Ban sia cinkeng. .
"'Biasanya, apabila racun cabul itu sudah ka mbun untuk ke dua
kalinya, ma ka racun mana akan lebih sukar untuk dise mbuhkan,
sekalipun bisa dipunahkan pengaruh racun cabul itu, namun dia
sendiri menderita akan kerugian yang a mat besar, keselamatan
jiwanya pun akan terancam bahaya besar.
Mendengar ucapan mana, Ku See hong menjadi se makin pedih
hatinya, dia segera berpikir:
"Kalau begitu aku harus segera berangkat ke bukit Im cu san
untuk mencari rumput Im cu cau, siapa tahu kalau rumput tersebut
dapat menyembuhkan racun cabul itu?"
Setelah menga mbil keputusan, dia pun berkata dengan sedih:
"Kini, waktunya sudah amat mendesak, terpaksa aku orang she
Ku harus mohon diri lebih dahulu, besok pagi aku akan menunggu
mu dl rumah penginapan Yang tang saat Im Yan cu dan gurunya
tolong kau sudi mencarikan..."
"Harap kau jangan kuatir, kesela matan Im Yan cu.."

946
Sebenarnya dia hendak berkata bahwa kesela matan lm Yan cu
me mpunyai arti yang sangat penting baginya.
Tapi karena kuatir Ku See hong akan menaruh curiga kepadanya,
terpaksa ia me mbungka m da la m seribu bahasa.
"Nona!" kata Ku See hong lagi. . "kita berjumpa lagi lain waktu,
sekarang aku henda k mohon diri lebih dahulu`
Ku See hong, sekarang kau hendak ke mana?" tiba-tiba manusia
berkerudung itu bertanya.
"Aku hendak mencari se maca m obat, paling la mbat besok pagi
pasti sudah ke mba li ke rumah penginapan Yang tang'
Selesai berkata, dengan suatu gerakan yang amat cepat Ku See
hong meluncur ke depan sejauh dua puluhan kaki lebih.
"Hei, apa nama rumput itu?" teriak manusia berkerudung itu
dengan keras-keras.
"Rumput Im Cu cau!?"
Jawaban itu melayang tiba secara lamat-la mat, sementara
tubuhnya dengan cepat sudah meluncur naik keatas sebuah puncak
bukit dan sekejap ke mudian telah lenyap dibalik lapisan bukit
tersebut.
Me mandang bayangan punggung sang pemuda yang menjauh,
perempuan itu segera berguma m:
"Rumput Im cu cau! Rumput Im cu cau.. Yaa. di dalam kitab
pusakaku me mang pernah disebut tentang rumput aneh itu, tapi
rumput tersebut sangat sulit ditemukan, hendak ke manakah dia
mencari rumput Im cu cau tersebut? Mungkinkah rumput terse-but
bisa menawarkan racun cabul tersebut? Aaaai..."
Dia manghela napas panjang.
Sorot matanya yang jeli pelan-pelan di alihkan ke tengah udara,
me mandang mega yang melayang terhembus angin, dibawan sorot

947
cahaya matahari, tampak beberapa tetes air mata sempat
me mbasahi matanya.
Dengan perasaan yang pedih, ke mba li dia berguma m:
"Engkoh Hong, maafkanlah daku! Aku tahu kau sangat
mencintaiku, tapi... aku ...aku sudah tak dapat menerima cinta
kasihmu lagi."
"Dia! Seperti yang kau duga, telah mati, selama hidup kau tak
akan pernah bisa berjumpa lagi dengannya.
'Oooh Thian! Mengapa begitu jele knya nasibku ini..."
Berguma m sa mpai disitu, tak tahan lagi dia menangis tersedu-
sedu, menangis dengan sangat sedihnya.
Yaa, sesungguhnya nasib gadis ini me mang tragis dan
mengibakan hati...
Sebenarnya ia sudah tak ingin hidup terus di dunia ini se menjak
terjadinya peristiwa yang mengenaskan itu.
Tapi, kobaran api denda m dan bencinya yang menyala-nyala
me mbuat gadis itu berusaha keras untuk mengendalikan diri,
terutama sekali betapa besarnya keinginan gadis itu untuk dapat
berjumpa muka sekali lagi dengannya, maka sa mbil me nahan malu
dia melanjut kan hidupnya sa mpai kini...
Sungguh tidak disangka, justru karena tekadnya itu, tanpa
disengaja ia telah menemukan sesuatu keajaiban, dia menemu bkan
kitab pusakda yang berisikaan ilmu silat a mbat lihay yang mana
me mbuatnya berubah menjadi seorang pere mpuan berilmu t inggi.
Ternyata Buncu dari perguruan Hiat mo bun ini atau yang lebih
dikenal sebagai manusia berkerudung warna warni ini, bukan lain
adalah Keng C in sin dari Istana Huan mo kiong di lautan Lain hay,
Keng Cin sin, saat ini ia sedang menangis tersedu sedu,
menangis dengan a mat pedih nya..

948
Suara isak tangis yang me milukan itu mengalun dan menyebar
ditengah bukit yang hening itu.
Suasana begitu sedih, begitu mengenas kan, me mbuat hati siapa
pun terasa pilu.
Dia telah mela mpiaskan seluruh rasa sedih dan pilunya dalam
isak tangis yang me medihkan hati tersebut.
Suaranya seperti suara teriakan monyet dari selat wu shia, begitu
me milukan, begitu mengibakan hati, me mbuat siapa saja merasa
turut beriba hati.
Peristiwa mengerikan yang pernah di ala minya dimasa lalu, kini
terlintas ke mbali da la m benaknya...
(Berikut ini akan dikisahkan musibah yang telah menimpa Keng
Cin sin serta penemuan yang dia la minya)
Peristiwa itu terjadi pada setahun berselang di istana Huan mo
kiong laut la m hay, diawali pada senja yang kelabu tersebut.
Waktu itu, Keng Cin sin seorang diri harus menghadang melawan
Kim kia m (si pedang e mas) Cia Tiong giok sekalian belasan orang
jago-jago lihay.
Demi ke kasihnya Ku See hong agar bisa lolos dari te mpat
tersebut dengan me mperta-ruhkan jiwa raganya dia melakukan
perlawanan dengan sepenuh tenaga.
Apabila seseorang sudah berada diujung tanduk, dimana
keselamatan jiwanya dijadikan taruhan, ke kuatan yang terpancar
keluar dari tubuhnya me mang selalu diluar dugaan siapa saja.
Keadaan Keng Cin sin ketika itu ibaratnya seekor harimau betina
yang sedang kalap, dia menerjang ke sana melompat kesini, dengan
sekuat tenaga mencegat terjangan orang-orang itu.
Dengan kegarangannya, dalam waktu singkat dia telah berhasil
merobohkan bebe-rapa orang, akan tetapi pakaian yang dikenbakan
juga telahd hancur dan robaek-robek, darahb segar bercucuran

949
dimana-mana, namun dia masih mencoba mengerahkan sisa
kekuatan yang dimilikinya untuk melancarkan serangan.
Suatu ketika dia berhasil melukai si pedang e mas Cia Tiong giok
dan merebut pedang e masnya.
Mendadak, pada saat itulah...
Tubuhnya pun secara beruntun terkena beberapa buah pukulan
dahsyat yang membuat nya me muntahkan darah segar.
Berada dalam keadaan begini sadarlah gadis lersebut bahwat dia
tak akan ma mpu untuk bertahan lebih jauh, sudah pasti dia a kan
ditawan mereka dan me ngala mi siksaan yang paling keji..
Maka sambil me mperdengarkan jeritan ngeri yang me milukan
hati, dia segera mengayunkan pedangnya untuk bunuh diri.
Siapa tahu saat yang tepat inilah Cia Tiong giok telah
menya mbitkan senjata rahasia untuk merontokkan pedang e mas
ditangan gadis itu, kemudian dengan suatu gerakan cepat menotok
beberapa buah jalan darahnya.
Begitulah, diapun mengala mi nasib yang paling tragis di dala m
kehidupannya.
Dia pun harus menga la mi kejadian me ma lukan yang
me mbuatnya a mat sakit hati.
Ternyata si Pedang emas Cia Tiong giok sangat mencintai Keng
Cin sin, secara diam-dia m dia telah menganggap gadis itu sebagai
istrinya sendiri, sungguh tak pernah di sangka olehnya kalau gadis
itu akan me nghianati dirinya.
Pada dasarnya si Pedang emas Cia Tiong giok me mang seorang
manusia yang keja m, buas dan sa ma sekali tak berperasaan.
Pada saat itu dia sudah amat membenci terhadap Keng Cin sin,
dia hendak mengguna kan semaca m siksaan yang paling keji dan
paling buas untuk menyiksa gadis tersebut.

950
Maka dengan mengguna kan semaca m obat beracun yang dapat
me mbuat ke e mpat anggota badan orang menjadi le mas, dia cekoki
obat tersebut ke mulut Keng Cin Sin agar supaya gadis itu tak
ma mpu mela kukan usaha bunuh diri.
Setelah itu dia perkosa Keng Cin sin sampai puluhan kali
banyaknya, ketika ia sudah mulai bosan, maka ia serahkan Keng Cin
sin kepada ana k buahnya agar diperkosa secara bera mai-ra mai.
Begitulah, sekuntum bunga yang sangat indah, akhirnya dirusak
dan dila lap oleh kawanan manusia la knat itu sehingga tak karuan
lagi bentuknya.
Berada dalam keadaan seperti ini, Keng Cin sin sa ma sekali tak
berkema mpuan lagi untuk melakukan perlawanan, dia harus
menghadapi siksaan dan penderitaan tersebut dengan tabah,
terpaksa dia pun harus menerima perkosaan tersebut sekali demi
sekali secara bergilir ....
Alat rahasia dibawah tubuhnya boleh di bilang sudah digagahi
mereka hingga robek, terluka dan mengucurkan darah, setiap kali
dia tentu jatuh tak sadarkan diri karena sakitnya.
Namun se mua penderitaan tersebut hanya penderitaan lahiriah,
sementara siksaan dan penderitaan hatinya entah berapa puluh ribu
kali jauh lebih berat.
Dia ingin hidup sayang tak bertenaga, ingin mati sayang tak
berkema mpuan.
oooOdwOooo

BAB 44
BEGITULAH seterusnya, selama satu bulan penuh, ha mpir setiap
hari setiap waktu harus menerima siksaan yang tak berperi ke ma-
nusiaan itu, hampir setiap waktu dia digagahi oleh kawanan
manusia la knat tersebut secara bergilir.

951
Akhirnya karena sering dan terlalu banyak nya orang yang
menggagahi dia, gadis itu kejangkitan penyakit kotor, penyakit
kela min yang entah ditularkan oleh siapa.
Tubuhnya yang berkulit putih dan bersih itu mulai tumbuh luka-
luka bernanah yang mengeluarkan bau busuk. seluruh tubuhnya
menjadi busuk baunya dan rasa sakitnya tak terlukiskan lagi dengan
kata-kata.
Namun, tak seorang manusia pun yang menaruh simpatik
kepadanya, tiada orang yang berbelas kasihan kepadanya.
Si pedang e mas Cia Tiong giok sesungguh nya berbuat demikian
diluar pengetahuan ayahnya Han thian it kia m Cia Cu kim, oleh
sebab itu Cia Cu kim sama sekali tak tahu kalau Keng Cin sin telah
menga la mi siksaan dan penderitaan sehebat itu.
Ahirnya, setelah seluruh tubuh Keng Cin sin kejangkitan penyakit
kotor dan baunya busuk sekali, orang mula i menca mpakkan dia,
orang tak sudi menja mah tubuhnya lagi, ia pun dinaikkan ke atas
sebuah sampan kecil ke mudian di lepaskan ditengah sa mudra yang
luas seorang diri...
Waktu itu, racun dari penyakit kela min yang dideritanya sudah
menja lar ha mpir menyeliputi seluruh bagian tubuhnya.
Kesadarannya sudah menjadi kabur.. keadaan gadis itu boleh
dibilang berada dalam keadaan sadar tak sadar, dia sendiri sama
sekali tak tahu kalau tubunya telah diletakkan diatas sebuah sa mpan
dan dilepaskan di tengah sa mudra.
Dengan penyakit kotor yang begitu parah menyerang tubuh Keng
Cin sin, tubuhnya dilepaskan pula ditengah samudra luas dan
dibiarkan terapung entah ke mana.. pada hakekatnya tiada harapan
sama seka li baginya untuk hidup lebih jauh.
Tapi mati hidup manusia didunia ini semuanya telah diatur oleh
suatu kekuatan yang maha besar yang jauh diatas langit sana.
Setelah terombang a mbing se la ma sehari sema la m, la mbat laut
Keng Cin sin menjadi sadar ke mbali.

952
Sekujur tubuhnya terasa amat sakit, ia me mbenci langit karena
me mberikan siksaan dan penderitaan yang begitu keji kepadanya.
Ditengah samudra yang begitu luas tak bertepian, berteriak
kelangit t iada yang menyahut, menjerit ke bumi tiada yang
menggubris, beberapa kali dia hendak terjun ke laut untuk bunuh
diri, namun setiap kali teringat ke mbali dengan denda m kesumat
yang membara di dala m dadanya, keinginan nya untuk hidup segera
tumbuh ke mba li.
Selain itu, dia ingin berte mu sekali lagi dengan kekasih hatinya,
agar dia tahu betapa keji dan mengenaskannya musibah yang telah
menimpa dirinya.
Namun kesemuanya itu hanya berupa suatu lamunan belaka,
sebab dia tahu, kesela matan jiwanya hanya bisa bertahan sela ma
sepuluh hari saja.
Saat itu, tengah mala m sedang menje lang tiba, cahaya rembulan
dan bintang yang redup menyoroti diatas sampan yang terombang
ambing ditengah lautan.
Pakaian yang dikenakan Keng Cin sin sudah hancur dan compang
camping tak karuan bentuknya. kulit badannya merah membengkak,
pada hakekatnya ia sudah tersiksa hingga tak berwujud manusia
lagi, wajah nya pucat bias seperti mayat, rambutnya awut-awutan
tak karuan, bau busuk a mat menusuk hidung.
Cahaya rembulan me ma ncarkan sinarnya di atas permukaan laut
dan me mantulkan raut wajahnya yang mengerikan seperti
kuntilana k, dia mencoba untuk meronta bangun, namun seluruh
tubuhnya terasa sakit dan mengejang keras.
Sepasang matanya yang merah me mbeng-kak me ngucurkan
titik-titik darah kental... Ia tahu tiada harapan lagi baginya untuk
me lanjutkan hidup, soal me mbalas dendam, meski dia tahu bahwa
kekasihnya akan mewakilinya untuk menuntut balas, namun dia
tetap tak ingin mati dengan begitu saja, oleh karena itu dengan
menghimpun sisa kekuatan yang dimilikinya, dia harus bertarung
me lawan maut.
953
Ia menangkap ikan-ikan segar yang berlompatan diatas
permukaan laut untuk mengisi perutnya yang lapar, tiada air tawar
maka diapun menggunakan isi perut ikan serta darah untuk
menghilangkan rasa dahaga tersebut...
Hidup seorang diri ditengan samudra yang begini luas, boleh
dibilang sungguh berat dan payah.
Tapi dengan tabah dia menahan penderitaan tersebut, dia harus
menahan he mbusan angin laut yang kencang, ditam-bah lagi
tubuhnya yang penuh dengan luka bernanah, penderitaan dan rasa
sakit yang dia la minya jelas berapa puluh ka li lipat lebih menyiksa...
Tanpa terasa dia telah sepuluh hari sepuluh ma la m me lakukan
pergulatan seru menentang maut, hidup tersiksa ditengah sa mudra
luas seorang diri...
Akhirnya Keng Cin sin berhasil mengung-guli, karena
kesadarannya berangsur-angsur pulih ke mbali, na mun siksaan dan
penderitaan pada tubuhnya justru hari de mi hari se makin
bertambah menghebat.
Hari ini adalah hari kesebelasan dia bertarung menentang maut
ditengah samudra luas, matahari senja sudah mulai tenggela m
dilangit sebelah barat.
Dengan termangu-mangu ia me mandang matahari merah yang
makin la ma tenggela m sema kin kebawah diujung langit sana, dia
tak tahu berapa hari lagi dia hidup terombang-a mbing ditengah
samudra yang luas tersebut...
Rupanya sampan tersebut bukan saja tidak dilengkapi dengan
alat pendayung, layar pun tiada, maka perahu itu hanya bisa
bergerak mengikuti arus...dia tak tahu akhirnya dia akan terbawa
arus sampa i ke mana...?
Dala m keadaan ini, dia hanya pasrah pada nasib, yaa
sesungguhnya bagaimana mungkin dia bisa me nentang nasib dan
takdir yang telah mengatur segala sesuatunya itu? .

954
Keng Cin sin, si gadis yang bernasib jele k sekali lagi harus
menghadapi perjuangannya menentang maut.
Kiranya setelah matahari senja tenggela m tak la ma diba lik laut...
Mendadak seluruh angkasa diliputi oleh kabut hitam yang a mat
tebal, angin puyuh bagaikan berjuta-juta prajurit berkuda, secepat
kilat menggulung tiba dengan a mat dahsyatnya.
Ombak pun mula i me mbukit dan menghe mpaskan setiap benda
yang berada di sekeliling tempat itu.
Keng Cin sin amat terkejut. dia sadar habis sudah riwayatnya kali
ini...
Sebuah sampan yang kecil, bagaimana mungkin biia menentang
hembusan angin puyuh serta gulungan omba k yang me mbukit?
Suara deruan angin yang me mekikkan telinga, me mbuat hati orang
menjadi ngeri dan sera m, bulu kuduk pada bangun berdiri se mua...
"Oooh Thian!" pe kik Keng Cin sin di dala m hati. "mengapa kau
bersikap begitu keji terhadap diriku?
"Dosa besar apakah yang kuperbuat dala m penitisanku yang lalu?
Belum cukupkah siksaan dan penderitaan yang kau berikan
kepadaku sela ma ini?
"Mengapa kau hendak merenggut pula sisa kehidupan yang
kumiliki ini.."
"Aku harus hidup! Aku hidup, hidup untuk selamanya... aku harus
menuntut ba las, me mbalas sakit hatiku yang me mbara ini.
Teriakan tersebut me milukan hati siapa pun yang mendengar,
namun sayang jeritan tersebut segera tenggelam dibalik deruan
angin puyuh yang a mat dahsyat itu... Keng Cin sin duduk kaku
diatas sampannya, dengan sorot mata yang merah me mbara dan
me mancarkan sinar penuh denda m dan sakit hati, ia menatap awan
hitam yang menyeli-muti angkasa itu tanpa berkedip. .

955
Angin puyuh yang tajam menyambar pakaiannya yang compang
camping dan mengoyak pakaiannya yang sudah hancur itu, dala m
waktu singkat, ia berada dalam keadaan telanjang bulat, rambutnya
yang hitam terurai tak karuan dimainkan angin.
Sekarang, keadaannya tak berbeda dengan seorang setan
perempuan yang telenjang bulat.
Wajah ,yang menyeramkan tapi menegas kan me mbuat orang
merasa sera m, namun juga beriba hati...simpatik...
Entah Thian terharu oleh jeritannya yang memilukan hati, entah
karena apa, akhirnya awan hita m yang me nyelimuti angkasa itu
tersapu lenyap dari angkasa dan hilang lenyap tak berbekas.
Ombak putih yang menggulung-gulung di permukaan samudra
pun mulai me ngocok dunia dan bergulung gulung dengan hebatnya.
Dima inkan oleh omba k yang deras, sampan yang ditumpangi
Keng Cin sin itu segera meluncur ke depan dengan cepatnya,
mengikut i arus laut meluncur ke arah depan.
Keng Cin sin sendiri karena luka dan penyakit yang dideritanya,
kini berada dala m keadaan tak sadarkan diri, tubuhnya yang
telanjang terkapar diatas sanpan tak bisa berkutik.
Menanti dia sadar ke mba li, dari pingsannya...
Meskipun Keng C in cin masih mendengar suara gulungan ombak
yang memecah te-pian, suara ombak samudra yang menggelegar
masih mendengung disisi telinga nya..
Namun dia merasa seakan-akan sudah tidak berada diatas
sampan lagi, melainkan berbaring diatas permukaan tanah yang
basah, bukan pasir, melainkan batu karang yang keras dan licin.
Keng Cin sln sedikit kurang percaya kalau dia masih bisa hidup di
dunia yang penuh dosa ini. .
Ia mencoba untuk menggerakkan tubuh nya, sekujur badan
segera terasa sakit, terutama tulang belulangnya, rasanya linu dan
sakit nya seperti pada retak.

956
Akan tetapi, rasa sakit dalam tubuhnya terasa tersapu lenyap
oleh rasa ge mbira didala m hatinya, pelan-pelan dia me mbuka
matanya, kemudian berteriak dengan suara parau:
"Aku masih hidup! Aku masih hidup! Benar a ku masih hidup?"
Ia mendongakkan kepalanya dan me man-dang ke depan sana.
Tiba-tiba muncul suatu kejadian didepan matanya.
Ia saksikan sebuah bangunan kuil muncul disana, sebuah
bangunan kuil yang kokoh dan megah...
Kuil tersebut, berdiri tegak di tengah gulungan omba k yang
menggulung-gulung.
Saat itu mala m sudah me njelang tiba, rembulan bersinar dengan
terangnya di angkasa.
Tiada he mbusan angin yang berhe mbus lewat, namun ombak
laut masih saling menggulung dengan kencangnya.
Suara omba k yang me mecah ditepi pantai, menimbulkan suara
getaran yang me mekik kan telinga.
Tapi anehnya, meskipun kuil tersebut di kelilingi oleh ombak yang
menggulung-gulung, namun sepuluh kaki diseke lilingnya, air laut
justru amat tenang, le mbut tanpa ombak.
Peristiwa itu benar-benar jauh diluar dugaan siapa pun...
Keng Cin sin menghela napas sedih, guma mnya:
"Aku masih berada di ala m se mesta? Ataukah sedang berada
dalam ala m impian.?"
Tidak, segala sesuatunya merupakan kenyataan, kadangkala apa
yang berada dihadapannya me mang sukar dipercaya oleh siapa pun.
Nun jauh disana tampak bukit yang berlapis-lapis dengan hutan
yang lebat, siapa pun tak akan menyangka kalau dibalik bukit di tepi
samudra dengan omba k yang deras, terdapat sebuah kuil dala m
bentuk sede mikian anehnya.

957
Sekeliling kuil itu penuh dengan batu karang berwarna hitam
yang berkilauan.
Dala m keadaan bugil, Kang Cin sin berbaring diatas batu karang
itu...
Mendadak...
Gadis itu menjerit kaget...paras dukanya yang pucat pias berubah
menjadi se mu merah.
Rupanya dia baru menyadari ka lau ia sedang berada dala m
keadaan bugil, tanpa secuwil ka inpun yang me lekat ditubuhnya.
Kendatipun ia pernah bertelanjang bulat, seluruh bagian
tubuhnya pernah dilihat dan dinikmati oleh kawanan manusia
laknat, pernah di perkosa dan me lewati kehidupan bagaikan seorang
pelacur sela ma ha mpir sebulan la manya....
Namun kese muanya itu bukan terjadi atas kehendaknya sendiri,
dia tak ma mpu me mberikan perlawanan.
Tapi sekarang dia telah melepaskan diri dari penderitaan tersebut
sudah lolos dari garang iblis yang melakukan itu.
Sekaramg dia masih tetap merupakan seorang gadis yang suci
bersih.
Karenanya setelah mengetahui kalau dirinya berada dala m
keadaan telanjang bulat, tentu saja ia merasa ma lu seka li.
Me mandang bisul-bisul bernanah yang me menuhi seluruh
tubuhnya yang telanjang, Keng Cin sin merasa a mat sedih seka li,
titik a ir mata tanpa terasa jatuh bercucuran me mbasahi pipinya.
-oo0dw0oo-

Jilid 29
SAMBIL me nggertak gigi, dia berseru dengan penuh perasaan
dendam:

958
"Aku harus me mba las dendam, akan ku bunuh seluruh manusia
laknat dari istana Huan mo kiong di lautan La m hay..."
Terbayang kembali musibah yang menimpa dirinya, kembali dia
menangis terisak dengan a mat sedihnya.
Suara tangisan Keng Cin sin kedengaran begitu le mah dan
parau...
Ini se mua me mbuktikan kalau hawa murninya sudah banyak
yang hilang, ia tak lebih hanya seorang manusia yang sudah tak
jauh dari saat ke matiannya...
Isak tangis yang begitu sedih dan memedihkan hatinya me mbuat
kesadaran Keng Cin sin ke mbali terlelap da la m keadaan sadar tak
sadar.
Untuk kesekian kalinya dia jatuh tidak sadarkan diri.
Menanti ia sadar ke mbali, tengbah hari sudah ldewat.
Cahaya maatahari meneranbgi se luruh tubuh nya yang bugil, ia
mendonga kkan kepalanya, me mandang bangunan kuil di atas bukit
tersebut, namun suasana masih tetap hening, seakan-akan tiada
berpenghuni.
"Mungkin tiada orang yang berdiam dala m kuil itu..." guman
gadis itu lirih. "tapi seandai nya ada penghuninya. bila mereka
saksikan a ku muncul dengan tubuh bugil...
Ia tak berani me mbayangkan lebih jauh, dia m-dia m dia hanya
bisa berdoa dida la m hati:
"Moga-moga saja tiada orang dala m kuil itu...."
Kendatipun begitu, dia tak berani mendaki keatas bukit itu,
apalagi me masuki bangunan kuil tersebut, sebab dia berada dalam
keadaan telanjang bulat, ia ma lu bila sa mpai bertemu orang la in.
Padahal kuil itu kosong tanpa penghuni, andaikata ada orang
yang berdiam disitu, maka setelah berdia m sela ma sehari se mala m
disini, tentu saja jejak Keng Cin sin sudah diketahui oleh penghuni

959
kuil tersebut. Keng Cin sin tidak mempunyai keberanian untuk
merangka k masuk ke dala m kuil dala m keadian beginilah dia
menanti terus hingga matahari tenggela m dan senja menje lang tiba.
Dala m keadaan de mikian, akhirnya gadis itu mulai berpikir:
"Kalau a ku harus berada dala m keadaan begini terus, akhirnya
pasti akan mati kelaparan, daripada mati, lebih ba ik aku menahan
rasa malu untuk melongok ke da la m..."
Berpikir de mikian, ia mulai menggerakkan tubuhnya siap
bergerak ke atas bukit, tapi begitu badannya bergerak, ia segera
merintih karena kesakitan.
Jelas luka yang berada didala m tubuhnya menjadi pecah dan
menimbulkan rasa sakit yang bukan kepalang hebatnya.
Keng Cin sin menggertak giginya kencang-kencang, lalu
merangka k maju beberapa langkah ke depan, sementara rintihan
kesakitan berge ma tiada hentinya dari mulutnya...
Tulang belulangnya bagaikan dipatah-patahkan orang, kulit
tubuhnya terasa panas dan sakitnya bukan kepalang.
Setiap kali merangkak tiga langkah, Keng Cin sin segera berhenti
beristirahat sebentar, wajahnya yang memucat seperti setan natpak
mengejang keras penuh penderitaan.
Rintihan kesakitan dan dengusan tertahan, berkumandang tiada
hentinya dari bibir si nona yang pucat itu...
Wajahnya, tubuhnya basah kuyup oleh peluh sebesar kacang
kedelai yang bercu-curan a mat deras.
Untung saja permukaan tanah dari bukit itu merupakan batu
karang yang hitam dan ha lus, kalau tida k. sudah dapat dipastikan
seluruh badan Keng Cin sin akan terluka lecet dan berdarah.
Kurang lebih setengah ja m ke mudian, akhirnya Keng Cin sin
berhasil menda ki bukit yang e mpat ka ki panjangnya itu.

960
Dengan mene mpelkan tubuh bagian bawah serta dadanya diatas
bermukaan tanah didepan pintu kuil, dia mendonga kkan kepalanya
dan menatap ke dala m ruang kuil dengan sayu.
Terasa olehnya kuil tersebut amat sepi, hening, dan tak
kedengaran sedikit suara pun.
"Ada orangkah dalam kuil?" dengan suara yang parau Keng Cin
sin berteriak.
Suaranya parau lagi lemah, namun suasana dala m ruangan kuil
itu masih tetap hening, sepi dan tak kedengaran sedikit suara pun.
Setengah perminum teh sudah lewat, Keng Cin sin yang
berbaring diatas tanah pun sudah terengah-engah. namun belum
juga terdengar suara sahutan.
Maka dia berteriak lagi.
"Adakah seseorang didala m ruangan?"
Suasana tetap hening, sepi dan tak kedengaran suara apapun.
"Aaah, mungkin tiada orang didala m sana..." pikir Keng Cin sin
ke mudian.
Sambil menahan rasa sakit yang luar biasa, dia merangkak
masuk ke dala m ruangan kuil itu.
Setelah me lalui pintu, disana terlihal sebuah ruangan yang a mat
besar, dalam ruangan ta mpak beberapa patung pe mujaan, tapi
lantaran sudah dima kan usia, maka meskipun patung itu masih
utuh, namun warnanya sudah luntur.
Permukaan lantai berupa lapisan batu bata merah, semuanya
berada dalam keadaan bersih,
Sekeliling dinding ruangan tampa k pula butiran mutiara yang
me mancarkan selapis cahaya le mbut.
Melihat betapa bersihnya ruangan itu, selain tanpa debu, sarang
laba-laba pun tak ada, ke mbali Keng Cin sin berpikir.

961
"Sudah jelas ada penghuninya disini, kalau tidak, mengapa
ruangan disini tampa k begitu bersih?!'
Berpikir sampai disitu, tanpa terasa, dia memandang ke mba li
tubuh sendiri yang berada dala m keadaan bugil, merah pada m
selembar wajahnya yang me mucat karena jengah.
Berapa saat kemudian ia berseru lagi dengan sedih:
"Ada orangkah disini? Adakah orang yang sedang bertapa
ditempat ini? Harap sudi ke luar sebentar dan menolong a ku si
perempuan yang bernasib jele k..."
Kecuali suara sendiri yang me mantul dari e mpat dinding, take
kedengaran sedikit suara pun bahkan dikala suaranya sirap,
sekeliling ruangan itu ke mba li dice ka m keheningan.
Secara beruntun Keng C in sin berteriak lagi sa mpai beberapa kali,
tapi suasana di sekeliling te mpat itu masih tetap sepi tak
kedengaran sedikit suara pun. pada hakekat nya tempat itu
merupakan sebuah kuil yang tak berhuni.
Melihat ha l itu, si nona lantas berpikir:
"Aaaah, mungkin tokoh silat itu sedang pergi atau mungkin juga
kuil ini me mang kosong tak berpenghuni...
Dia meronta untuk bangun dan berlutut didepan altar, ke mudian
guma mnya dengan lirih:
Sin ceng sekalian, maafkan aku Keng Cin sin gadis yang bernasib
jelek, karena sudah mengotori ruangan sucimu dengan tubuhku
yang telanjang..`.
Kemudian dengan susah payah dia mendekati meja altar itu dan
berusaha keras untuk merangkak bangun dan berdiri.
Ketika ia berhasil berdiri tegak, dengan cepat hidungnya
mengendus bau harum se merbak yang me mbuat tubuh orang
menjadi segar ke mbali.

962
Di dala m ruangan tengah kuil terdapat mutiara yang
me mancarkan sinar terang bagi pengamatan orang persilatan,
cahaya mutiara tersebut sudah cukup menerangi se luruh ruangan
tersebut bagaikan di siang hari saja, dengan cepat Keng Cin sin
menga mati meja altar tersebut...
Diatas altar terdapat sebuah hiolo yang terbuat dari tembaga,
bau harum se merbak tadi muncul dari dala m hiolo tersebut.
Sebagaimana diketahui, selama beberapa hari ini Keng Cin Sin
hanya menggunakan ikan mentah untuk mengisi perutnya yang
lapar, maka dikala ia mengendus bau harum semerbak, perutnya
segera menjadi geruyukan karena lapar.
Berbicara sesungguhnya, sekarang dia merasa lapar sekali.
"Aaaah, mungkin benda yang disimpan dala m hiolo itu adalah
makanan" de mikian dia berpikir, "karena bau harum se merbak itu
seperti bau buah apel, seperti juga buah li...''
Makin taja m bau harum yang terendus Keng Cin sin, semakin
lapar perut si nona tersebut, sehingga tanpa disadari dia lantas
me mbuka penutup hiolo tersebut.
Begitu penutup hiolo itu dibuka, bau harum yang se merbak
terendus makin tajam, se mentara semangatnya juga tiba-tiba saja
bertambah segar...
Biji matanya yang jeli dengan cepat melongok ke dala m hiolo
tersebut ternyata isi hiolo itu hanya sebutir pil berwarna hijau.
Melihat pil itu, Keng Cin sin menghe la napas panjang,
guma mnya:
'Pil ini sudah pasti hasil bikinan dari pertapa yang menghuni
disini, aaaai... aku tidak pantas menga mbil, benda yang bukan
menjadi milik sendiri...'
Berguma m sa mpai disitu, dia lantas menutup ke mbali hiolo
tersebut dan diletakkan ke mbali.ke te mpatnya semula.

963
"Criingg.. !" berkumandang suara ge merincingan nyaring
me mecahkan keheningan.
Menyusul ke mudian...
"Bruuukkk!" dari atas penutup hiolo tersebut tiba-tiba saja
terjatuh sebuah lencana tembaga t ipis yang panjangnya tiga inci.
Dengan cepat Keng Cin sin me mpberhatikan lencadna te mbaga
itu,a ternyata di atbas lencana itu nampak penuh dengan ukiran
tulisan.
Buru-buru dia menga mbil lencana tembaga itu dan me mbaca
tulisan yang tertera disana, terbaca olehnya tulisan tersebut ber
bunyi de mikian:
"Pil yang berada didala m hiolo itu merupakan sebutir pil mestika
Pit ku sin wan, bila kau telah menelannya maka dapat bertahan
selama ena m bulan tanpa lapar.
Kuil ini merupakan kuil Ngo siang bio dari ja man kerajaan Go,
kau bisa sa mpai disini hal ini me mbuktikan kalau kau berjodoh,
lagipula tidak ke maruk oleh benda yang bukan menjadi miliknya. ini
semua menunjukkan kalau kau berbudi luhur.
Terimalah pil Pit ku sin wan tersebut sebagai hadiah dariku! Tapi
seandainya kau mempunyai ingatan serakah dengan menga mbii pil
tersebut, maka sekarang kau sudah mati cukup la ma, sebab didala m
hiolo tersebut dilengkapi dengan berbagai alat rahasia, disaat kau
menga mbil pil tersebut maka se mua alat rahasia yang berada
didala mnya akan mula i bekerja.
"Dari dala m hiolo itu akan me mancar keluar jarum-jarum
beracun, sekali pun ilmu silatnya amat lihay pun jangan harap bisa
me loloskan diri dari anca man.
"Jarum itu a mat beracun dan me matikan, bila berte mu dengan
darah, betul tenaga dalam yang kau miliki a mat sempurna, namun
jangan harap jiwa mu dapat dise la mat kan.

964
Kini, alat cahasia yang berada dala m hiolo tersebut telah hancur
dan musnah dengan diletakkannya ke mbali penutup hiolo itu keatas
hiolo tersebut, bila kau mendengar suara gemerincing, berarti alat
rahasia itu sudah punah, sekarang kau boleh mengambil pil tersebut
dengan berlega hati.
"Dala m kuil ini penuh dengan benda mestika, bila kau punya
jodoh, semua benda tersebut tentu akan kau temukan, baik-ba iklah
dipergunakan.
"Orang pertama yang me masuki kuil ini, Bun ji koansu Him Ci-
seng"
Ketika selesai me mbaca tulisan yang tertera diatas lencana
tembaga itu, Keng Cin sin merasa terkejut bercampur ge mbira.
Ia terkejut karena ha mpir saja tewas di situ.
Ia girang karenra pil Pit ku sit wan tersebut dapat menghilangkan
rasa lapar yang sedang menceka m dirinya, bila pil tersebut sudah
dimakan, berarti dia dapat mengobati lukanya dengan tenang
ditempat tersebut...
Sambil menghela napas sedih Keng C in sin berguma m:
'Bun ji koan su Him Ci seng, bukankah ia adalah guru kekasihku
Ku See hong? "Dia bilang kuil ini adalah kuil Ngo siang bio dari
peninggalan kerajaan Go, itu berarti kuil ini didirikan oleh perdana
menteri kerajaan Go, Ngo Cu siu. Konon kitab pusaka Cang ciong pit
kip dibuat oleh Ngo Cu siu, jangan-jangan kitab pusaka tersebut
me mang disimpan ditempat ini? "Na mun..bukankah Bun ji koan su
locianpwee sudah me masuki kuil ini lebih dahulu? Bisa jadi kitab
pusaka tersebut sudah dibawa pergi olehnya ...
"Aaaai. coba kalau bukan begitu, dalam enam bulan mendatang
aku bisa me mpelajari ilmu silat maha sakti ditempat ini, ke mudian
pergi menuntut ba las atas sakit hatiku...'
Berguma m sa mpai disitu, dia lantas menga mbil pil Pit ku sin wan
tersebut dan dimasukkan ke dala m mulutnya lalu di telan ke dala m
perut.

965
Tapi begitu pil tersebut ditelan, ia segera menjerit kaget:
"Aaaah, obat beracun, obat beracun....
Ternyata begitu pil Pit ku sin wan itu ditelan ke dala m perut oleh
Keng Cin sin, dia segera merasakan perutnya teramat sakit seperti
di sayat-sayat dengan pisau, darah yang mengalir didala m tubuhnya
serasa mendidih dengan hebatnya, tak terlukiskan rasa sakit yang
mence ka m tubuhnya waktu itu.
Akhirnya Keng Cin sin tak sanggup menahan diri lagi, seluruh
tubuhnya menjadi panas bukan kepalang, ia tak ma mpu me-
ngendalikan diri lagi, tubuhnya yang telan-jang mulai berguling-
guling diatas tanah...
Ia merintih kesakitan, mendengus terta-han, seluruh tubuhnya
basah kuyup oleh keringat, bau busuk yang me muakkan me mancar
keluar dari sekujur badannya.
Suhu udara yang me mbara dalam tubuhnya kian la ma kian
bertampah panas. sekarang dia tidak merintih lagi bahkan mula i
menjerit-jerit seperti babi yang akan dise mbelih.
Kini dia merasa benci, benci terhadap semua manusia yang ada
didunia ini, me mbenci akan kebusukan serta ke munafikan mereka.
Sampa i-sampai manusia yang paling di hormati di duniapun ...
Bun ji koan su Him Ci seng tak lebih hanya mengenakan kedok
kebaikan, padahal sebetulnya adalah manu-sia licik yang berhati
keji.
Kalau bukan manusia keji, mengapa dia mengguna kan lencana
tembaga yang berisi tulisan itu untuk me ma ncingnya agar mene lan
pil beracun tersebut dan mencelakai seorang manusia yang sama
sekali t iada denda m atau sakit hati dengannya?
Sekujur tubuh Keng Cin sin sekarang sudah tersiksa sekali,
seluruh badannya se-akan-akan digigit oleh beribu ribu ekor se mut
beracun.

966
Selurun darah dan dagingnya seperti dl letakkan di atas
panggangan api dan digarang, dengan api yang me mbara.
Tulang belulangnya seperti ditekan oleh semaca m ke kuatan yang
amat besar sehingga ha mpir menjadi re muk dan hancur berantakan.
Makin la ma dia se makin tak ma mpu untuk mengendalikan
siksaan dan penderitaan yang menceka m tubuhnya itu, hilanglah
kesadaran gadis tersebut....
Kini, tubuhnya sama sekali tak berkutik lagi.
Tapi dari rongga-rongga tubuhnya yang berpuluh-puluh ribu
banyaknya itu na mpak a ir keringat yang berbau busuk mula i
me leleh keluar dengan a mat derasnya.
Entah berapa lama, Keng C in sin mulai menge luh ke mudian
me mperdengarkan suara helaan napas panjang.
Ketika dia melompat bangun dari atas tanah, ternyata seluruh
badannya tidak terasa sakit lagi, bahkan semangatnya nampak
segar dan semua rasa le mas hilang lenyap tak berbe kas.
Dengan cepat dia menundukkan kepalanya dan me mperhatikan
kulit tubuhnya.
Semua bisul-bisul bernanah yang semua menyelimut i seluruh
tubuhnya kini sudah hilang lenyap tak berbekas sekalipun masih
nampak sisa bintik-bintik berwaarna merah.
Menyaksikan kese muanya itu, setelah menghela napas panjang
diapun berguma m:
"Aaaaai, selembar nyawaku kemba li berhasil dipungut dari dala m
pintu neraka. Bun ji koan su locianpwe, maafkanlah daku tadi, aku
telah salah menuduhmu..."
Ternyata Pit Pit ku sin wan tersebut merupakan sebuah obat
mestika yang berkasiat luar biasa, bukan cuma dapat
menye mbuhkan berbagai keracunan, dapat pula mena mbah tenaga
dalam seseorang yang belajar silat. disamping dapat menghilangkan
rasa lapar.

967
Sejak diperkosa secara beramai-ra mai oleh kawanan manusia
laknat, seperti diketahui Keng Cin sin telah mengidap penyakit
kela min yang kotor, namun setelah menelan pil Pit ku sin wan
tersebut, semua racun dala m tubuhnya telah tersapu hingga lenyap
tak berbekas.
Sekalipun sele mbar jiwanya berhasil disela matkan, na mun setiap
kali me mandang bint ik-bintik merah bekas keracunan diatas
tubuhnya, air matanya segera jatuh bercucuran.
Seorang gadis cantik jelita, kini berubah menjadi buruk dan
penuh dengan noda, bayangkan saja, bagaimana mungkin hatinya
tidak merasa sedih...
Suka akan kecantikan dan ke indahan merupakan kele mahan
setiap manusia, terutama kaum wanita, disaat mereka mene mukan
kalau tubuhnya berubah menjadi jelek, tak bisa dihindari lagi ka lau
hatinya menjadi sedih dan pilu.
Sebab apabila seseorang me miliki seraut wajah yang tak bisa
diterima oleh orang banyak, maka dia (pria) maupun dia
(perempuan) tentu akan merasakan kesepian dan penderitaan..
Entah orang itu me mang berwatak lincah atau berwatak hambar,
dalam hati kecilnya, sudah pasti akan t imbul perasaan rendah diri.
Sementara itu, fajar telah menyingsing ke mbali, sang surya
me mancarkan cahaya nya kemana-mana dan me mbuat suasana
disekitar situ dapat terlihat je las.
Setelah kenyang mengucurkan air mata, Keng Cin sin menghe la
napas sedih, katanya:
"Yaa, inilah yang dinamakan nasib, sekarang aku sudah
seharusnya merasa puas, karena harapanku untuk melanjut kan
hidup telah tercapai, aku punya harapan untuk bersua lagi dengan
kekasih hatiku, me mberitahukan se mua musibah yang menimpaku,
ke mudian menghabisi nyawaku sendiri...
'Ilmu silat yang kumiliki a mat rendah, tak mungkin aku bisa
me mba las sakit hatiku ini, yang terpenting bagiku sekarang andalah

968
mendapatkan sebuah paka ian dan menutupi badanku, sekalipun
disini tak ada orang lain, na mun bertelanjang bulat tetap merupa kan
aib bagi kaum wanita"
Maka Keng Cin sin mula i mela kukan pencarian di dala m kuil Ngo
siang bio tersebut untuk mendapatkan pakaian, namun meski sudah
di cari setengah harian, ia belum berhasil juga mene mukan paka ian
yang dibutuhkan....
Akhirnya dia berhasil mene mukan sebuah ruangan rahasia yang
lain, ketika masuk ke dala m ruangan tersebut, dengan cepat dia
menarik napas dingin...
Ternyata di dalam ruangan itu hanya terdapat sebuah peti mati
saja, selain itu tida k terdapat sebuah bendapun.
Menyaksikan kese muanya itu, Keng Cin sin menghela napas
sedih, ke mbali dia ber-guma m:
''Sudah kucari seluruh ruangan kuil ini ha mpir setiap pelosok
kuteliti, namun tak sebuah pakaianpun yang berhasil kutemu kan
untuk menutupi tubuhku, apakah aku harus bertelanyang bulat
terus menerus?
Tanpa mengenakan pakaian, bagaimana mungkin aku bisa keluar
dari sini untuk berte mu dengan orang..."
Mendadak...
Satu ingatan melintas didala m benaknya, ia segera bergumam
lagi seorang diri:
'Aku benar-benar seorang tolol, bukankah disitu terdapat peti
mati? Biasanya di da la m peti mat i, tentu terdapat pula pakaian..
Walanpun dia tahu kalau pakaian dala m peti mati adalah pakaian
milik orang yang telah mati, namun setelah berada dalam keadaan
seperti ini, sekalipun benda milik orang matipun a kan dia mbilnya
juga untuk dipaka inya menutupi tubuhnya.
Sebab bila ia tak berhasil mene mukan paka ian, berarti untuk
selamanya dia tak akan keluar dari kuil .

969
'Peti mati adalah te mpat untuk menyimpan jenasah, betapapun
besarnya nyali sese-orang, tak nanti mereka berani me mbongkar
peti mati untuk mencari paka ian.
Tapi keadaan Keng Cin sin sekarang sudah berada dalam
keadaan apa boleh buat, dia tak akan me mperduli soal-soa l
semaca m itu lagi.
Pertama-tama dia mencongkel dulu penutup peti mat i itu,
ke mudian mengerah kan tenaga murninya dan mengangkat secara
paksa .
"Blaa mm.... blaamm....!" dua kali benturan nyaring bergema
me mecahkan keheningan.
Ternyata penutup peti mati yang beratnya mencapai tiga empat
ratus kati itu telah berhasil disingkap.
Disaat penutup peti mati itu terbuka.. serta merta tubuhnya turut
me lompat mundur ke belakang, dia kuatir mayat yang berada dalam
peti mati itu berubah menjadi setan atau iblis yang melompat keluar
dari peti mati untuk mencari mangsa.
Siapa tahu suasana tetap hening sepi tanpa terdengar sedikit
suara pun meski penutup peti mat i itu sudah terbuka, setelah yakin
keadaan aman, gadis itu baru berjalan mendekati peti mati itu serta
me longok ke da la m,
Begitu me lihat Keng Cin sin merasa se makin keheranan lagi.
Ternyata peti mati yang terbuat dari batu itu kosong melompong,
bukan saja tak tampak jenazahnya, juga tidak tampak dasar dari
peti mati tersebut.
Atau dengan perkataan lain, dasar peti mati itu merupakan
sebuah mulut lorong, sedangkan peti mati yang besar itu tak lebih
hanya menutupi pintu masuk menuju ke lorong rahasia tersebut.
Terdorong oleh rasa ingin tahu dan ingin melihat apa gerangan
yang terdapat di dalam lorong rahasia tersebut, Keng Cin sin segera
me lompat ke dala m peti mati tersebut.

970
"Pluuunggg ....!''
Dengan a man dan se la mat Keng C in sin berhasil menginjak
didasar lorong seperti apa yang diduga olehnya, tempat itu me mang
merupakan sebuah lorong rahasia yang menjorok jauh ke dala m
sana.
Lorong tersebut panjangnya bukan kepalang, berdiri dalam
lorong tersebut, Keng Cin sin merasakan angin berhe mbus a mat
kencang dan a mat menusuk badan.
Sekeliling dinding lorong penuh dengan butiran mut iara yang
menerangi sekeliling tempat itu, maka semua benda yang berada
empat ka ki diseke liling lorong dapat terlihat a mat je las.
Pelan-pelan Keng Cin sin berjalan menelusuri lorong rahasia
tersehut, setelah berjalan kurang lebih be lasan kaki lebih, mendada k
dari depan sana terlihat cahaya emas berkilauan, gadis itu jadi
terperanjat dan cepat cepat mengalihkan sorot matanya ke depan
sana.
Ternyata cahaya emas itu berasal dari kopyah emas dan
seperangkat pakaian perang yang terbuat dari emas, benda-benda
itu tersandar didinding, kopiah e mas menutupi tulang kepala
sesosok tengkorak sedang dibalik paka ian perang terbuat dari emas
itupun merupa kan seperangkat tulang manusia lengkap.
Keng Cin sin menjadi a mat kegirangan, pikirnya:
"Nah, kali ini aku mendapatkan paka ian untuk menutupi
badanku, sebentar akan ku cuci dulu paka ian perang e mas itu, lakun
kukenakan dulu untuk se mentara waktu..."
Berpikir de mikian, Keng Cin sin lantas menghimpun tenaga
dalamnya ketangan kanan lalu disapu pelan ke arah tulang belulang
di bagian dada tengkorak tersebut.
Dimana angin pukulan Itu berhembus lewat, kerangka manusia
itu segera hancur berantakan dan bertumpukan tak karuan lagi
wujudnya.

971
Dia tahu, tulang belulang itu sudah terlalu la ma hingga lapuk
semua, itulab sebabnya meskipun didorong oleh sedikit
kekuatanpun, tengkorak manusia itu menjadi berantakan.
Keng Cin sin mengumpulkan tulang belulang itu dan ditumpuk
menjadi satu kemudian melanjutkan perjalanannya ke depan, belum
sampai sepuluh langkah, kemba li di temukan kerangka manusia
yang berkopiah dan berpakaian perang terbuat dari e mas.
Seperti juga apa yang dilakukan pertama kali tadi. Keng Cin sin
me mpora k porandakan tengkorak manusia itu serta menyingkirkan
nya ke samping lorong.
Ternyata selanjutnya dia menemukan lagi berpuluh sosok
tengkorak manusia, dimana satu persatu disingkirkan se mua
olehnya ke tepi lorong rahasia.
Ujung dari lorong rahasia tersbebut merupakan dsebuah ruangan
ayang terbuat dari bata.
Ditengah batu ruangan terletak sebuah peti mati berwarna
kuning e mas, rupanya sebuah peti mati e mas, dala m ruangan tida k
nampak benda apapun kecuali peti mati tersebut.
Melihat kese muanya itu, Keng Cin sin segera berpikir:
"Peti mati yang berada diatas merupakan peti mati palsu,
makanya orang kuno me mang suka berbuat de mikian untuk
menge labuhi orang, ini berarti dibawah ruangan inilah merupa kan
kuburan yang sebenarnya untuk menyimpan jenasah...
Tapi dengan cepat satu ingatan lain melintas dalam benak King
Cin sin, dengan perasaan curiga pikirnya lagi:
"Kuil kuno ini didirikan oleh perdana menteri Ngo Cun siu dari
kerajaan Go, mengapa bisa berubah menjadi sebuah kuburan?
Sedangkan kuburan disini mirip seka li dengan kuburan seorang
kaisar dari ja man dahulu kala? Sungguh mencurigakan seka li..."

972
Dia mencoba menga mati sekeliling peti mati tersebut, disana pun
terdapat kerangka manusia yang mengenakan kopiah dan paka ian
perang terbuat dari e mas.
Sekali lagi gadis itu berpikir:
"Kalau ditinjau dari keadaan ditempat ini, seharusnya gua rahasia
ini merupakan ma ka m dari seorang kaisar pada ja man dahulu kala,
sedangkan berpuluh sosok kerangka manusia berkopiah dan
pakaian perang emas itu merupakan tulang belulang dari para Busu
yang dikubur bersama-sa manya."
Ternyata menurut catatan Kuno: Apabila ada seorang raja
meninggal dunia, sering kali dia akan mengajak sejumlah orang
hidup untuk mene maninya mati bersa ma, kecuali para perma isuri,
selir, dayang, taykam terdapat juga para pasukan pengawalnya.
Bahkan ada pula raja yang mengurung sekalian para pekerja
pembuat kuburan tersebut dan me mbuat mereka mati kelaparan
didala m.
Sementara itu, Keng Cin sin sedang berpikir lagi:
”Tujuan kedatanganku ke mari hanya ingin mencari berapa
pakaian saja untuk menutupi badanku yang bugil, sekarang itu
sudah mene mukan paka ian perang berwarna emas ini, berarti
urusannya sudah tercapai buat apa aku harus me mperdulikan
kerangka-kerangka ma nusia da la m kuburan e mas tersebut"
Bepikir sampa i disitu, dia lantas memba lik kan badan dan siap
berlalu dari situ.
Mendadak....
Didala m benaknya teringat kembali akan catatan yang
ditinggalkan Bun ji koan su Him Ci seng dala m lencana tembaga
tersebut, bukankah telab diterangkan kalau didala m kuil ini masih
terdapat banyak sekali benda mestika la innya?
Teringat akan hal ini, rasa ingin tahunya segera muncul
ke mbali...

973
Dengan cepat gadis itu berjalan mendekati peti mat i e mas
tersebut, kemudian mengerahkan tenaga dalam ke dala m telapak
tangannya dan berusaha untuk me mbuka penutup peti mati e mas
tersebut.
Siapa sangka, walaupun dia telah mengerahkan segenap tenaga
yang dimiliki pun belum berhasil juga untuk me mbongkar penutup
peti mati e mas itu.
Keng Cin sin menjadi sangat keheranan, pada hal peti mati e mas
itu sangat kecil, penutup peti matinya paling banter cuma lima ratus
kati, padahal tenaga murni yang dikerahkan keluar paling tida k
mencapai seribu kati lebih, tapi anehnya mengapa peti mati e mas
itu sa ma sekali tak berkutik?
Semakin dipikir dia merasa se makin tidak percaya, sekali lagi dia
mengerahkan se luruh tenaga dala mnya untuk mengangkat penutup
peti mati e mas tersebut ke atas, namun usaha tersebut ke mbali
menga la mi kegagalan total.
Tanpa terasa Keng Cin sin menjadi tertegun dan termangu-
mangu, ditatapnya peti mati emas tersebut tanpa mengeluarkan
sedikit suarapun...
Mendadak terlintas satu ingatan didala m bena k gadis tersebut...
Tiba-tiba saja Keng Can sin mene mukan sebuah tombol rahasia
yang berada disebelah kiri penutup peti mati e mas tersebut.
"Aaaah, jangan-jangan tombol rahasia tersebut dipakai untuk
me mbuka peti mati tersebut?" de mikian dia berpikir.
Berpikir sa mpai disitu, dengan cepat dia menekan tombol e mas
tersebut dengan jari tangan kanannya.
"Criiing...!" suara gemerincingan nyaring berge ma me mecahkan
keheningan...
Dengan cepat Keng Cin sin merasakan pandangan matanya
menjadi silau. Di hadapan mukanya tahu-tahu muncul selapis
cahaya tajam yang berkilauan...

974
Ternyata isi dalam peti mat i e mas itu adalah intan permata serta
mutu manika m yang tak bernila i harganya.
Benda-benda berharga tersebut begitu banyak jumlahnya
sehingga pada hake katnya bisa me mbeli sebuah kerajaan besar.
Keng Cin sin tidak pernah meyangka kalau di dala m peti mat i e mas
itu bisa tersimpan begitu banyak intan permata yang tak ternilai
harganya itu.
Sebagai seorang gadis yang menganggap emas bagaikan kotoran
manusia, tentu saja Keng Cin sin tidak tertarik oleh kilauan permata,
tiba-tiba saja dia mene mukan di antara tumpukan intan permata
tersebut terdapat pula dua buah kotak kemala yang gemerlapan.
satu besar yang lain agak kecil.
Keng Cin sin segera menga mbil kotak ke mala yang agak besar,
disitupun terlihat tombol rahasianya, sewaktu ditekan tombol
tersebut ....
"Criiing!" segera berge ma suara nyaring.
Tiba-tiba Keng Cin sin menjerit keras dengan perasaan terkejut
bercampur ge mbira:
"Aaasah! Kitab pusaka Cang ciong pit kip, kitab pusaka Cang
ciong pit kip ...."
"Denda m kesumatku ada harapan untuk dituntut balas lagi, aku
bersumpah akan me mbunuh habis se mua manusia laknat tersebut
dari muka bumi"
Buru-buru dia me mbuka pula kotak kema la yang agak kecilan itu,
sekali lagi gadis tersebut menjerit keras dengan pera-saan terkejut
bercampur ge mbira...
Ternyata didalam kotak kema la kecil itu terletak sebuah mutiara
yang me mancarkan panca warna yang indah dan amat menyilaukan
mata, mutiara tersebut tak lain adalah mutiara Thian hiang lm yang
sin cu yang tak ternilai harganya itu.

975
Ternyata sewaktu Bun ji koan su Him Ci seng datang ke kuil Ngo
siang bio dulu, dia hanya berhasil mendapatkan kitab pusaka Cang
ciong pit kip bagian atas, sedangkan kitab yang ditemukan Keng Cin
sin sekarang adalah bagian bawahnya.
Menyusul ke mudian, secara tak disengaja Keng Cin sin berhasil
mendapatkan pula kitab pusaka Cang ciong pit kip bagian atas yang
rupanya disimpan ke mba li didala m kuil tersebut oleh Bun ji koan su
Him Ci seng dimasa dulu.
Kalau dala m kitab pusaka Cang ciong pit kip bagian atas
berisikan pelbaga i ilmu pukulan, ilmu pedang serta kepandaian sakti
lainnya.
Maka pada bagian bawah berisikan berbagai cara untuk
menye mbuhkan penyakit serta cara untuk berhasil melatih
kepandaian silat aliran la in.
Bahkan dida la mnya tercantumkan pula berbagai cara
penggunaan serta kasiat dari mutiara Sa kti Thian hong im yang sin
cu tersebut.
Setelah mene mukan benda-benda mestika tersebut, pertama-
tama Keng Cin sin me mpe-lajari dulu ilmu penyembuhan dan
mengguna kan kasiat dari mutiara Thian hong im yang sin cu
tersebut untuk menyembuhkan noda-noda diatas kulit badannya.
Dengan cepat dia berhasil me mulihkan ke mbali wajah aslinya.
ooo 00dw00 ooo

BAB 45
KINI paras mukanya menjadi cantik ke mbali, kulit badannya
menjadi putih mulus dan halus, ke indahan dan kecantikannya
bahkan jauh me lebihi keadaan dulu.
Sayangnya dia merasa tetap ternoda, sebab apa yang menimpa
dirinya tak mungkin bisa dihilangkan dengan benda apa pun.

976
Begitulah, hanya didalam wattu setengah tahun yang singkat, dia
telah berhasil me mpe lajari seluruh kepanda ian silat yang tercantum
dalam kitab pusaka Cang ciong pit kip tersebut, kemudian
me mperguna kan mutiara Thian hong im yang sin cu untuk
mena mbah kekuatan tenaga dala mnya ....
Itulah sebabnya, ilmu silat yang dimiliki Keng Cin sin, hanya
dalam setengah tahun yang singkat pun telah me mperoleh
ke majuan yang luar biasa pesatnya.
Dari seorang anak gadis yang biasa, kini berubah menjadi
seorang manusia luar biasa.
Dia m-dia m ia bersumpah:
Dia akan me mbasmi se mua kejahatan dan kebejatan moral dan
ke munafikan dari kolong langit, sekalipun harus mela kukan suatu
pembantaian yang a kan mengucurkan darah segar.
Padahal musibah yang menimpa dirinya benar-benar kelewat
mengenaskan hati.
Seandainya anak gadis lain yang menga-la mi tragedi seperti apa
yang dialaminya sekarang, sudah dapat dipastikan mere ka tak akan
me mpunyai keberanian lagi untuk me lanjutkan hidup.
Kini, walaupun Keng Cin sin telah berhasil mene mukan Ku See
hong, namun ia tak me mpunyai keberanian untuk menuturkan
musibah yang telah me nimpa dirinya.
Sebab dia merasa kejadian itu sangat me malukan, amat keji dan
sulit untuk diutara kan.
Selain daripada itu, dia merasa tubuhnya sudah ternoda, ia sudab
tidak perawan, tidak suci lagi, naif bila tubah yang kotor itu harus
dipersembahkan untuk kekasih hatinya.
Akan tetapi ia tahu bahwa cintanya kepada Ku See hong sudah
mendarah daging, dia ingin hidup berdampingan untuk sela manya
disisi pe muda pujaan hatinya ini.

977
Namun, setiap kali teringat akan tubuhnya yang telah ternoda,
dia harus berusaha keras untuk mengendalikan rasa sedih dala m
hatinya, dia harus me mbuang jauh-jauh ingatan tersebut.
Dia tahu, sela ma hidup jangan harap dia punya muka lagi untuk
bertemu dengan ke kasih hatinya, berjumpa dengan raut wajah
aslinya.
Sebab Ku See hong masih mencintainya dengan begitu dalam,
seandainya pemuda tersebut tahu kalau dia adalah Keng Cin sin,
maka dia tak pernah akan melepaskan dirinya dengan begitu saja.
Disaat dia me maha mi musibah yang telah menimpa dirinya, bisa
jadi pe muda itu akan se makin mencintai dirinya.
Tapi, justru karena hal itu pula, Keng Cin sin sema kin tak ingin
me mperse mbahkan tubuhnya yang tak bersih lagi itu untuk pe muda
kekasih hatinya.
Maka dia selalu berusaha untuk menutupi wujud aslinya,
me mbohongi kekasihnya, sekalipun harus menghanta mnya,
menda m-pratnya, dia tak ingin me mbuat pe muda tersebut tahu
akan indentitas dirinya.
Sedang dia selalu berusaha berdoa dan berharap agar
kekasihnya bisa hidup berbahagia bersa ma gadis lain.
Sekalipun dia sendiri harus menekan rasa sedih dan kosong yang
tak terlukiskan dengan kata-kata.
Demikianlah, dengan penuh kesedihan dan perasaan yang
hancur, Keng Cin sin me nangis sejadi-jadinya dipuncak bukit
tersebut.
Suara tangisannya sungguh mengharukan hati orang, me mbuat
hati siapa pun merasa iba.
Setengah jam ke mudian Keng Cin sin baru pelan-pelan
menghentikan isak tangisnya itu.
Dengan sepasang mata yang jeli dia mengawasi awan yang
bergerak di angkasa, lalu guma mnya sedih:

978
"Kehidupan manusia me mang selalu berubah-ubah, seperti udara
yang kadang kala cerah, kadangkala mendung, rembulan pun
kadang-kadang purna ma, kadang kala tinggal separuh...
"Sekarang, aku telah me mperoleh cinta kasihnya yang suci,
sudah sepantasnya aku merasa puas, apa lagi yang kuharapkan
sekarang?
"Kini dia sudah me mpunyai Him Ji im, Im Yan cu, hatinya sudah
tidak kesepian lagi, bukankah tindakanku sekarang hanya suatu
tindakan yang berlebihan saja. .
Sekalipun dimulut dia berkata de mikian, na mun titik air mata toh
bercucuran juga me mbasahinya.
Aaaaai.. dasar gadis yang bernasib malang, apa lagi yang bisa dia
lakukan sekarang'
Mendadak.. pada saat itulah..
Dari bawah punggung bukit dibawah bukit sana, tiba-tiba muncul
belasan sosok bayangan manusia sambil mendengarkan suara
pekikan panjang yang aneh secepat sambaran kilat mereka
bergerak mendekat.
Sebenarnya Keng Cin Sin, hendak menghindarkan diri dari
beberapa orang itu, sebab dia sudah tidak me miliki sisa waktu yang
terlalu banyak lagi.
Namun, ketika ia mendengar suara pekikan aneh tersebut, tiba-
tiba saja dari ba lik mata Keng Cin sin me mancar keluar sinar
pembunuhan yang menggidikkan hati.
”Keparat dari Lam hay, manusia laknat dari Huan mo kiong,
akhirnya kalian menghantar diri ke pintu neraka... Hmmm. rupanya
otak yang mence lakai diriku... si pedang e mas Cia Tiong giok telah
datang sendiri... bagus bagus sekali hari ini juga aku a kan
menyuruh kalian merasakan siksaan yang paling keji didunia saat
ini..!”

979
Sreet, sreet, sreet...! Desingan angin taja m berkumandang
me mecahkan keheningan.
Empat sosok bayangan manusia bermun-culan diatas puncak
bukit itu disusul ke mudian oleh de lapan orang lainnya dari belakang.
Dari ke e mpat orang yang berdatangan lebih dulu tak lain adalah
si pedang emas Cia Tiong giok, Siang bin tok ci (kake k beracun
berwajah duka) Mao Soh sat, Ceng bong mi tan (pe luru pe mabuk
penggetar jagad) Cui khi sin serta seorang kakek jangkung bertubuh
ceking, dia adalah Tha mcu panji put ih Hee Nay bok dari Huan mo
kiong.
Sedang, ke delapan orang lelaki setengah umur yang berada di
dibelakangnya tak la in adalah para hiangcu dari golongan Huan mo
kiong.
Menyaksikan kehadiran orang-orang itu, Keng Cin sin merasakan
darah yang menga lir didala m tubuhnya mendidih keras, dari sekian
banyak orang yang hadir dihadapan nya sekarang, kecuali Thamcu
Panji putih, yang lain adalah orang-orang yang pernah me mperkosa
dirinya.
Teringat akan musibah yang menimpa dirinya, hampir saja Keng
Cin sin menjadi ka lap, dia mendongakkan kepalanya la lu menjerit
dengan suara yang tinggi melengking dan me ngerikan sekali ....
Tidak sa mpat kawanan iblis dari Huan mo kiong itu se mpat
berbicara, secepat sambaran petir dia sudah menerjang ke arah
delapan orang hiangcu tersebut dan secara ganas menggerakkan
sepasang tangan dan kakinya melancarkan serangan-serangan buas
dan keji.
Mimpipun kawanan iblis dari Huan mo kiong tersebut tak pernah
me myangka ka lau manusia berkerudung warna warni yang berada
dihadapan mereka sekarang tak lain ada lah Keng Cin sin yang
me mpunyai denda m kesumat sedala m lautan dengan mereka.

980
Sedang mereka pun tidak pernah menyang-ka kalau Keng Cin sin
bakal melancarkan serangan secara begitu keji terhadap se mua
orang tanpa mengucapkan sepatah katapun.
Sejak semula, ke delapan orang hiangcu tersebut sudah dibikin
keder hatinya oleh kewibawaan manusia berkerudung warna warni
itu, maka ketika dilihatnya orang itu menerjang datang secara tiba-
tiba, serentak mereka menganyunkan sepasang telapak tangannya
dan masing-masing me lancarkan sebuah pukulan dahsyat.
Menyusul ke mudian de lapan sosok bayangan manusia itu segera
me lompat mundur ke be lakang dan masing-masing me loloskan
senjata tajam yang di milikinya.
Ilmu silat yang dimiliki Keng C in sin sudah mencapai tingkatan
yang luar biasa, terhadap ilmu pukulan mereka tentu saja tak di
pandang sebelab mata pun.
Tampak tubuhnya berkelebat lewat dengan kecepatan luar biasa,
tahu-tahu saja ia sudah mundur ke sa mping dua orang hiang-cu.
Ilmu silat yang dimiliki kedua orang hiangcu itupun tidak le mah,
serentak mereka me mbentak keras, senjata yang berada di tangan
diayunkan cepat menciptakan selapis cahaya tajam yang berkilauan,
ke mudian mengurung seluruh tubuh Keng Cin sin dengan ketatnya.
Akan tetapi, baru saja senjata tajam mereka digerakkan sa mpai
ditengah jalan, tahu-tahu dadanya terasa sakit sekali....
Dua kali jeritan ngeri yang mebnyayatkan hati dsegera
berkumanadang me mecahkanb ke-heningan, dua sosok nyawa
segera melayang meninggalkan raganya.....
Setelah me mbunuh dua orang, Keng C in sin baru seolah-olah
sadar dari ingatan, dengan cepat serunya lantang:
"Mengapa aku bertindak begitu bodoh? Mengapa mereka
dibiarkan ma mpus dengan begitu ke ena kan?"
Ditengah teriakan keras, Keng Cin sin segera memungut sebilah
pedang dari atas tanah, kemudian dengan penuh kebencian

981
mencincang tubuh ke dua sosok mayat tersebut hingga hancur
berkeping-keping, hancuran daging dan percikan darah segera
berhamburan ke mana-mana.
Untuk beberapa saat lamanya kawanan iblis dari Huan mo kiong
itu dibuat tertegun dan termangu-mangu saking kagetnya oleh
kecepatan gerak Keng Cin sin serta caranya membunuh orang yang
begitu keji.
Untuk beberapa saat lamanya, enam orang hiangcu la innya
menjadi lupa untuk me lancarkan serangan ke arahnya.
Keng Cin sin mengorek keluar hati, jantung serta isi perut mayat-
mayat tesebut, kemudian setelah mencincang mayat-mayat itu
sehingga hancur, dia baru mendongakkan kepalanya dan tertawa
seram.
Dibalik suara tertawanya itu-terkandung nada benci, dendam,
sedih dan puas.
'Gelak tertawanya seperti tangisan setan Seperti juga lolongan
serigala.. amat menu-suk pendengaran dan sangat tak sedap.
Mendengar suara tertawanya yang begitu menyeramkan, semua
orang merasakan hatinya bergidik dan paras mukanya pada berubah
hebat.
Selesai tertawa seram, Keng Cin sin menghentikan sepasang
matanya yang seram dan penuh hawa napsu me mbunuh itu diatas
wajah ke ena m orang hiangcu lain nya.
Terhadap kawanan iblis dari Huan mo kiong ini, dia bertekad
akan me mbasminya semua, tak seorangpun diantara mereka akan
dibiarkan loldos dengan sela mat.
Ditatap olbeh sorot mata yang begitu mengerikan, ke ena m
orang hiangcu itu menjadi bergidik sehingga tanpa terasa bulu
romanya pada bangun berdiri.

982
Pelan-pelan Keng C in sin mengangkat pedangnya yang penuh
berlepotan darah itu, kemudian selangkah de mi selangkah pe lan-
pelan berjalan mendekati ke ena m ortang hiangcu itu.
Tanpa sadar, ke enam oramg hiangcu itu dengan serentak
mundur ke belakang dengan ketakutan.
"Kalian tak usah kuatir!" seru Keng Cin sin ke mudian dengan
suara yang mengerikan. "aku tak akan me mbiarkan kalian ma mpus
sedemikian cepatnya, aku akan menyuruh ka lian merasakan betapa
nikmatnya disiksa lantas mati secara pelan-pe lan..'
Dengan cepat si Pedang e mas C ia Tiong giok me ncabut keluar
pedang emasnya, ke mudian dengan suara nyaring me mbentak:
"Manusia berkerudung warna warni, kau jangan bersikap kelewat
tekebur...."
Ditengah bentakan nyaring, pedanrg e mas nya dengan
me mbawa desingan angin tajam yang menggidikkan hati langsung
me luncur ke arah be lakang tubuh Keng Cin sin.
Menghadapi serangan yang maha dahsyat tersebut, Keng Cin Sin
segera tertawa seram:
'Heeeehhh...heehhh...heeehh . Cia Tiong giok, giliranmu jatuh
pada paling akhir, kau pun -- ba kal merasakan siksaan yang paling
keji lebih dulu sebelum mene mui ajalmu...!"
Di tengah seruan mana, tangan kirinya segera dikebaskan ke
belakang, segulung desingan angin lembut dengan cepat me maksa
Cia Tiong giok mundur sejauh dua kaki dengan se mpoyongan.
Tak terlukiskan rasa kaget pe muda itu, dia tak berani
me lancarkan serangan lagi.
Karena dia tahu bahwa tenaga dala m yang dimiliki manusia
berkerudung itu masih jauh diatas kepandaiannya, menyerang
secara menggelap hanya akan merugikan diri sendiri.
Mendadak terdengar salah seorang diantara ke enam orang
hiangcu itu me mbentak dengan nada takut:

983
"Siapakah kau? Denda m sakit hati apakah yang terjalin antara
kau dengan ka mi...
"Keng Cin sin segera mendongakkan kepalanya dan tertawa
seram:
"Haaaahhh.. haaraahhh... haaaaathhh.. siapakah qaku? `Kalian
sermua kenal dengan diriku, setelah kalian merasakan siksaan dan
penderitaan, dikala ajal sudah didepan mata, aku baru akan
me mberitahukan kepada kalian antara aku dan kalian me mpunyai
dendam sakit hati..apa... heeehhh... heeehh... heehhh, dendam
yang terjalin diantara kita lebih da la m dari sa mudra, mengerti!"
Keenam orang hiangcu itu, serentak me mbentak keras, senjata
mereka dengan menciptakan selapis cahaya tajam yang berkilauan
tiba-tiba saja meluruk bersa ma ke arah manusia berkerudung itu.
Keng Cin sin tertawa seram.
"Heehhh.... heehhh... heeeehhh.. sekarang, aku akan
me mengga l kaki ka lian lebih dahulu"
Ditengah seruan tersebut, tubuh gadis tersebut menerjang ke
muka dengan suatu gerakan aneh, pedangnya secara aneh
me mbacok ke arah depan.
Tiga kali jeritan ngeri yang memilukan hati segera berkumandang
me mecahkan kehe-ningan...
Percikan darah segar berha mburan ke-mana-mana, ena m buah
kaki dari tiga orang hiangcu terpapas kutung dari batas lutut, sambil
menjerit-jerit seperti setan mereka bergulingan diatas tanah dengan
tubuh kesakitan...
Tiga orang Hiangcu lainnya menjadi ketakutan setengah mati,
Apalagi setelah menyaksikan kelihayan dari Keng Cin sin, jurus
pedang yang mereka lancarkan segera dibuyarkan, ke mudian
bersama-sama melompat mundur ke be lakang...

984
Tentu saja Keng C in sin tak a kan me mbiarkan mere ka kabur
dengan begitu saja, sambil me mbentak nyaring, cahaya tajam
segera berkelebatan lewat ke mbali ...
Sekali lagi berkumandang tiga kali jeritan ngeri yang a mat
me milukan hati...
Separang kaki dari ke tiga orang Hiang cu itu pun secara
beruntun kena ditebas kutung oleh bacokan pedang tersebut
sehingga berjatuhan.
Kepandaian silat yang dimiliki Keng Cin sin sungguh me ngerikan
sekali, serangan yang dilancarkan untuk menebas kutung ka ki-kaki
mereka itu boleh dibilang hanya sekejap mata saja.
Kecepatan geraknya boleh dibilang jarang di jumpai sebe lumnya
di dunia ini.
Pek Ki tha mcu Hee Jin bok me mbentak nyaring:
"Manusia berkerudung warna warni, mengapa kau berhati keji
dan tak berperasaan seperti ini?"
"Heeeehhhh.. heeeehhh...heeeehhh...Pek ki tha mcu Hee Jin bok,
bila kau mengundurkan diri saat ini juga, aku bersedia untuk
me lepaskan selembar jiwa anjingmu, tapi bila kau masih saja tak
tahu diri dan mengendon terus disini, akhirnya kaupun tak a kan
lolos dari ke matian, cuma ke matian yang kau peroleh biar kau
dapatkan secara utuh dan nya man"
Perkataan mana diucapkan dengan nada sombong, dingin dan
sangat tekebur.
Pek ki tha mcu He J in bok merupa kan seorang ge mbong iblis yang
sudah terbiasa bersikap sombong dan buas, kendatipun dia tahu
kalau bukan tandingan Keng Cin sin apabila harus turun tangan
seorang diri namun dia pun tak akan me mbiarkan dirinya dipandang
hina oleh musuhnya, Apalagi dipihaknya masih terdapat empat
orang jago lihay kelas satu.

985
Maka deng;an suara yang menyera mkan dia tertawa dingin,
setelah itu ujarnya:
"Heeeehhh...heeehh...heeeehh.., jika ku tinjau dari sikapmu yang
kenal dengan aku orang she Hee, besar kemungkinan kita pernah
berkenalan dimasa lalu, hmm!! Akan kulihat sesungguhnya kau
adalah manusia berkepala tiga berlengan ena m maca m apa.
Sorot mata Keng Cin sin yang dingin dan sadis menyapu sekejap
ke enam orang Hiangcu yang masih bergulingan di tanah sambil
mengerang kesakitan itu, kemudian dengan tanpa perasaan barang
sedikit pun pe lan-pelan dia me mba likkan tubuhnya.
Dengan suara sedingin es dia berseru: 'Hee Jin bok! Bila kau
tidak segera mengundurkan diri, maka a ku akan me mbunuhmu
lebih dulu!."
Sembari berkata, tubuhnya yang menyeramkan itu bergerak
selangkah de mi selangkah mengha mpiri si Pedang e mas Cia Tiong
giok se kalian bere mpat...
Ke e mpat orang itu ha mpir semuanya merupa kan seorang iblis
yang sudah sering terjun ke kuali panas, mendaki bukit golok
dengan pelbagai kesulitannya, namun disaat mereka saksikan
sepasang biji mata lawan yang mencorongkan sinar kebengisan, tak
urung mereka mundur juga sejauh dua langkah, "Siapakah kau?" si
pedang emas Cia Tiong giok segera me mbentak keras.
Keng Cin sin tertawa seram.
"Heeeehhh... heeehhh... heehnh... siapa aku? kau tidak kenal
dengan diriku ?
''Sebelum saat ajalmu tiba, tunggulah sejenak lagi, sampai
waktunya kau akan tahu dengan sendirinya siapakah diriku ini?
Harap kau jangan gelisah, aku pun akan me mberi bagian pula
untukmu agar kau turut merasakan bagaimana nikmatnya siksaan
ini!"
Si Pedang e mas Cia Tiong giok benar-benar tak bisa menduga
siapa gerangan manusia berkerudung tersebut?

986
Sebab, pada waktu itu Keng Cin sin telah me ngidap penyakit
kela min yang parah dan telah menjalar sampai ke seluruh tubuhnya,
lagipula tubuhnya yang telanjang di taruh di atas sebuah sa mpan
kecil yang dialirkan ke tengah sa mudra bebas, mustahil kalau gadis
tersebut masih ada harapan untuk melanjut kan hidup lebih jauh.
Apalagi racun penyakit kelamin yang di derita Keng Cin sin waktu
itu sudah me mbuat nya tak sadarkan diri sepanjang hari, seluruh
tubuhnya tak ma mpu berkut ik lagi, pada hake katnya keadaan
tersebut tak ubahnya dengan sesosok mayat.
Tapi Thian menakdirkan dia untuk tidak mat i, kekuatan tubuh
serta daya tahannya yang kuat membuat dia keluar sebagai
pemenang didala m pergulatannya melawan ma ut, akhirnya dia
berhasil mendapat pene muan luar biasa yang mengubahnya
menjadi seorang manusia luar biasa.
Sesungguhnya Keng Cin sin adalah anggota dari istana Huan mo
kiong di laut selatan. orang yang telah mereka lupakan, bagaimana
mungkin mereka bisa menduga kalau di dunia ini bisa muncul
ke mbali se orang Keng Cin sin.
Siang bin tok ci (kakek beracun berwajah sedih) Mao Soh san,
Ceng tong mi tan (peluru pemabuk penggetar jagad) Ciu Khi sin
sbudah beberapa kdali ingin melancarkan sergapan untuk
me mbinasakan Keng Cin sin, malah Ciu Khi sin telah merogoh ke
dalam sakunya siap mengeluarkan peluru pe mabuknya untuk
me mabukkan dia.
Tapi sepasang mata Keng Cin sin yang jeli dan tajam mengawasi
gerak-geriknya terus dengan seksama, malah beberapa orang
bajingan tersebut me mang merupakan orang-orang yang diketahui
secara pasti olehnya.
Oleh sebab itu dia mendengus dingin, lalu dengan suara yang
bernada me mandang hina katanya:
"Ceng bong mi tan Ciu Khi sin, kau tak usah me mggunakan
permainan busukmu lagi.

987
"Siang cin tok ci Mao Soh san, kau hanya belajar ilmu beracun
selama berapa hari saja, bagiku kepandaian tersebut sama sekali
tak ada gunanya. Lebih baik, nantikanlah masibmu yang sadis dan
mengerikan itu menimpa diri ka lian se mua!"
Keadaaa pada saat ini hakekatnya ibarat bertemu setan di tengah
hari bolong bagi kawanan manusia la knat dari La m hay Huan mo
kiong tersebut, kemunculan pere mpuan ini dida la m dunia persilatan
hanya berapa bulan saja, tapi anehnya mengapa dia bisa
mengetahui se mua nawa dari jago-jago Huan mo kiong tersebut
secara jelas?
Si pedang emas Cia Tiong giok tertawa seram, dengan wajah
yang menyeringai licik dia berkata.
"Kau me mang hebat sekali, tak nyana kalau nama ka mi se mua
kau bisa sebutkan satu persatu, Tapi... kau pun harus
me mpertimbangkan dulu ke ma mpuan itu, dengan ke kuatanmu
seorang, apakah ma mpu untuk menahan serangan ka mi berempat?"
Keng Cin sin tertawa seram.
"Aku adalah mala ikat elmaut bagi ma nusia-manusia dari Huan
mo kiong, tentu saja aku dapat menyebutkan nama kalian satu
persatu untuk menerima ke matian... hmmm! dala m pandangan
mataku, ka lian berempat tak lebih hanya e mpat gentong nasi yang
tak berguna, terus terang saja kuberitahukan kepada ka lian, tak
la ma ke mudian aku akan meratakan istana Huan mo kiong kalian
dengan bumi, ke mudian mengguna kan darah segar kalian untuk
mencuci bersih se mua ke maksiatan danr ke munafikan yatng telah
menoda i pulau Huan mor to.
Setelah mendengar perkataan itu. Kemudian menyaksikan pula
sorot matanya yang keji dan penuh perasaan denda m itu, sadarlah
ke e mpat jago tersebut bahwa ucapan itu bukan gertak sa mba l
belaka.
Mereka seakan-akan merasakan seolah-olah istana Huan mo
kiong berubah menjadi pulau dengan mayat-mayat yang berserakan

988
dimana-mana, seperti tiada darah segar menggenangi seluruh
permukaan pulau itu dan menga lir ke laut. .
Me mbayangkan sampai disitu, tanpa terasa semua orang
menghe mbuskan napas dingin, sekujur tubuh mere ka ge metar keras
menahan rasa menggidik yang menceka m se luruh perasaan mereka.
Dengan perasaan tegang ke e mpat orang itu berdiri bersa ma
berjajar-jajar, mereka ingin menggunakan kekuatan gabungan dari
mereka berempat untuk menyambut serangan yang bagaimanapun
dahsyatnya dari Keng Cin sin.
Kini, tubuh Keng Cin sin sudah berada hanya beberapa kaki saja
dari hadapan mereka, ia berdiri tegak disitu sa mbil tertawa dingin
tiada hentinya.
"Hmmm, kalian manusia-manusia la knat yang berhati licik, keji
dan me mbunuh orang tak berkedip, hari ini tentunya kalian sudah
merasakan bukan bagaimanakah ngerinya menghadapi ke matian
yang mengerikan...!"
"Siapakah kau sebenarnya? Ayo cepat sebutkan nama mu untuk
menerima ke ma-tian!" bentak si pedang e mas Cia Tiong giok
dengan suara menggeledek.
Keng Cin sin tertawa dingin, suaranya rendah, berat dan
menggetarkan sukma.
"Bila kusebutkan na ma ku, mungkin kalian akan segera ma mpus
karena ketakutan!
"Kini, aku akan merenggut dulu sele mbar nyawa dari Pak ki
thamcu Hee Jin bok, ke mudian me nyusul kalian bertiga!"
Begitu selesai berkata, Keng Cin sin segera menggerakkan
sepasang telapak tangannya yang putih bersih dan secara beruntun
me lancarkan serangka ian serangan gencar.
Si Pedang emas Cia Tiong giok, Siang cin tok ci Mao san dan
Ceng hong mi tan Cin Khi sin bertiga segera merasakan ada
segulung tenaga pukulan yang dahsyat dan berat seperti ambruknya

989
bukit karang, menekan ke atas dada mereka dan ha mpir saja
me mbuat mere ka sesak napas.
Serta merta ke t iga orang itu me lompat mundur ke belakang.
Berbeda sekali dengan Pek ki tha mcu Hee Jin bok, apa yang
dirasakan jauh berbeda dengan apa yang dirasakan ketiga orang itu,
dia merasa adanya segulung tenaga hisapan kuat yang membuat
kuda-kudanya hancur dan maju tanpa sadar sejauh beberapa
langkah dengan se mpoyongan.
Sebaliknya Keng Cin sin seperti sesosok sukma gentayangan saja
tahu-tahu sudah berdiri dihadapan Hee Jin bok, jari tangan nya
yang putih bersih pelan-pelan disodok kan ke depan menotok ja lan
darah sim kan hiatnya.
Pek ki thamcu Hee Jin bok benar-benar merasa terperanjat yang
tak terkirakan, secepatnya dia melejit ke samping, sepasang telapak
tangannya direntangkan ke kiri dan kanan, ke mudian secepat kilat
balik menghanta m dua buah jalan darah ke matian di tubuh Keng
Cin sin.
Perubahan ini benar-benar dilakukan dengan gerakan yang cepat
sekali ...
Tapi entah menggunakan gerakan apa, didala m berapa kali
gerakan saja, tahu-tahu tubuh Keng Cin sin sudah berubah
posisinya se mula.
Ketika Pek ki tha mcu He Jin bok merasakan jurus serangannya
mengenai sasaran yang kosong tadi, ia segera merasakan
datangnya desingan angin dingin yang keras ke atas punggungnya.
Dala m perasaan kaget dan terkesiapnya buru-buru dia berpa ling
ke belakang, segera dilihatnya jari tangan Keng Cin sin yang putih
bersih itu sudah muncul didepan mata.
Dia menjerit keras la lu menggeserkan tubunnya dengan sekuat
tenaga ke samping arena.

990
Siapa tahu baru saja tubuhnya berhasil berdiri tegak, jari tangan
yang putih halus itu sudah muncul ke mbali hanya tiga inci di atas
jalan darah Sim kan hiat diatas dadanya.
Kenyataan ini benar-benar membuat Pek ki thamcu Hee Jin bok
menjadi ketakutan setengah mati sehingga sukmanya serasa
me layang meninggalkan raganya, satu ingatan segera melintas
didala m bena knya, ia bertekad hendak beradu jiwa.
Tubuhnya segera mundur ke belabkang, ke mudian
dmenggunakan kesae mpatan terse-bbut dia melepaskan sebuah
tendangan kilat dengan ka ki kirinya mengarah selangkangan Keng
Cin sin.
Betapa gusarnya Keng Cin sin menyaksi kan He Jin bok
me lancarkan serangan dengan jurus yang begitu cabul dan tak tahu
ma lu, dia mendengus dingin, hawa membunuh segera menyelimut i
seluruh wajahnya.
Tiba-tiba kaki kanannya bertekuk ke depan, tatkala tendangan
dari Hee Jin bok menyambar lewat di atas pakaian lawannya jari
tangan Keng Cin sin segera menyodok ke muka dan menghajar
jalan darah sin kan hiat di atas dadanya.
Suatu jeritan ngeri yang me milukan hati segera berkumandang
me mecahkan keheningan.
Darah segar menyembur keluar diri mulut Pek ki tha mcu Hee Jin
bok, lalu tubuhnya roboh terkulai ke tanah, berkelejetan sebentar
dan tewas seketika itu juga.
Sedangkan Keng Cin sin tahu-tahu sudah berdiri kaku di hadapan
si pedang e mas Cia Tiong giok seka lian sa mbil tertawa dingin tiada
hentinya, wajah yang sinis ka ku me mancarkan cahaya me mbunuh
yang menggidikkan hati.
Ceng bong mi tan Ciu Khi sin tak dapat menahan diri lagi,
mendadak ia bertindak, dengan cepat tangannya diayunkan ke
depan, sebatang peluru sakti pemabuk sukma segera me luncurkan
ke depan dengan kecepatan luar biasa.

991
Sementara tubuh mereka bertiga pun bergerak mundur ke
belakang secara bersa ma-sama.
Tapi, ketika baru saja mereka berhasil untuk berdiri tegak, suara
tertawa dingin yang mendirikan bulu roma itu tahu-tahu sudah
berkumandang pula di hadapan mere ka.
Cia Tiong giok melintangkan pedang e masnya di depan dada lalu
bentaknya keras-keras.
Manusia berkerudung warna warni, denda m sakit hati apakah
yang telah terjalin antara kami orang-orang Huan mo kiong dengan
dirimu? Mengapa kau bersikap begitu keji dan tak berperi-
ke manusiaan dengan me mbunuh se mbilan orang anggota ka mi..."
Sorot mata Keng Cin sin dingin kaku dan menggidikkan hati,
dengan wajan ka ku tanpa perasaan dia berkata seram.
"Antara aku dengan kalian terikat dendam sakit hati yang lebih
dalam dari sa mudra, Hmmmm! Bukan hanya kalian beberapa orang
saja yang akan kubunuh, seluruh anggota Huan mo kiong di La m
hay akan kubantai se mua hingga ludas"
"Siapakah kau? Cepat katakan"' bentak si pedang emas Cia Tiong
giok lagi. "bila kau benar-benar mempunyai dendam kesumat
sedalam lautan dengan orang-orang Huan mo kiong ka mi, tentu
saja kami akan me layanimu dengan sebaik-baiknya, cuma bila kau
me mbunuhi orang ka mi tanpa sebab, maka kau harus menerima
hukuman yang setimpal dari umat persilatan di dunia ini"
Keng Cin sin mendengus sinis, dengan wajah menghina katanya:
`Cia Tiong giok? Sejak kapan sih kau menjadi begitu gagah
perkasa dan berjiwa adil? Mirip benar dengan perbuatan seorang
pendekar besar yarg mengutama kan keadilan? Huuhhh..."
Sekali lagi perempuan itu mendongakkan kepalanya dan
mendengarkan suara tertawa anehnya yang seram dan menusuk
pendengaran.

992
Suara tertawa itu amat keras dan nyaring, menggetarkan
gendang telinga ke tiga orang itu sehingga mereka rasakan seakan-
akan ada pedang taja m yang menggorek telinga nya.
Tak tahan ke tiga orang itu melompat mundur sejauh dua
langkah dengan wajah me mucat.
Mendadak Keng C in sin berhenti tertawa lalu dengan suara yang
dingin menyeramkan, katanya:
'Cia Tiong giok masih ingatkan kalian dengan seorang gadis yang
telah diperkosa secara bergilir oleh kalian manusia-manusia laknat
dari istana Huan mo kiong?
Kalian ma nusia-manusia Iblis dari Huan mo kiong sudah terlalu
sering me mperkosa perempuan, mungkin untuk sesaat kalian tak
bisa menduga siapakah diriku bukan? Ba iklah. aku akan
me mberitahukan kepada kalian dengan lebih jelas lagi. perempuan
itu telah kalian perkosa secara bergilir secara berulang ka li.
ke mudian kalian letakkan tubuhnya di atas sebuah sa mpan kecil
yang dialirkan ke tengah sa mudra luas"
"Kau... kau adalah Keng Cin ......” pedang emas Cia Tiong giok
tak sanggup menahan diri lagi, ia menjerit kaget.
Sekali lagi Keng Cin sin mendengarkan suara tertawa panjangnya
yang aneh dan menyeramkan.
-oo0dw0ooo-

Jilid 30
CARA tertawanya itu seperti jeritan kuntilanak ditengah mala m
buta, seperti jeritan monyet diselat wu shia, begitu mengerikan,
menyeramkan dan menggidik kan hati.
Ditengah gelak tertawa itulah Keng Cin sin merobek kain
kerudung bersula m tengkorak manusia itu.

993
Kemudian tangannya yang lain segera mencakar pula raut wajah
yang jelek dan me nyeramkan itu.
'Sreeet!" .
Tahu-tahu ditangannya telah bertambah dengan selembar
topeng kulit manusia ....
Paras muka si Pedang e mas Cia Tiong giok, Ceng hong mi tan
Ciu Khi sin da m Siang bin tok ci Mao Soh sat segera berubah
menjadi pucat pias seperti mayat, bibir mereka hijau me mbesi,
sementara sepasang kaki mereka ge metar keras sekali.
Dilihat dari sini, dapat diketahui betapa tegang, ngeri dan
seramnya mereka bertiga.
Keng Cin sin masih tetap berparas cantik jelita bak bidadari dari
kahyangan, rambut nya yang hitam terurai sebahu berkibar
terhembus angin, diantara alis matanya yang indah nampak
sepasang biji matanya yang murung dan sedih.
Penampilan pere mpuan itu seperti teratai putih dalam kola m,
masih na mpak begitu suci bersih dan anggun.
Kulit tubuhnya seperti juga dulu, begitu putih, bersih dan
menawan hati.
Hanya saat ini wajahnya dingin seperti es, bahkan disertai pula
dengan selapis hawa pe mbunuhan yang menggidikkan hati.
Sepasang matanya me mancarkan sinar tajam menggidikkan,
sorot mata itu me mancarkan sinar buas, keji dan sadis yang
me mbikin hati orang terasa bergidik bila me mandangnya.
Dengan suara sedingin es, Keng Cin sin berkata lagi:
"Mimpi pun kalian tak pernah menyangka bukan ka lau aku masih
hidup segar bugar didunia ini? Heeh. heeeh...heeh.. sekarang
tentunya kalian sudah tahu bukan pere m-puan yang telah kalian
gagahi secara bergilir, kini akan menuntut apa dari kalian la ki-laki
terkutuk?

994
"Kalian anggap aku hanya akan merenggut jiwa anjing kalian
saja? Haaa...haahha Tidak! Aku bukan hanya menginginkan jiwa
kalian, aku a kan melimpahkan se mua penderitaan dan siksaan lahir
batin yang telah dialaminya dimasa lalu ke atas tubuh kalian,
bahkan akan menyuruh kalian merasakan penderitaan yang lebih
hebat, siksaan yang berlipat ganda lebih dahsyat daripada apa yang
pernah diala minya dulu!"
ooo0dw0ooo

BAB 64
KINI si pedang e mas Cia Tiong giok se kalian sudah diceka m oleh
perasaan tegang dan seram, mereka terbungkam dala m seribu
bahasa, sebab apa yang diucapkan semuanya merupa kan
kenyataan.
Dari mereka yang hadir ditengah arena sekarang, kecuali Pek ki
thamcu Hee Jin bok seorang yang tak pernah me mperkosanya,
dalam kenyataan hampir semuanya pernah merasakan hangatnya
tubuh gadis tersebut.
Terutama sekali si pedang e mas Cia Tiong giok, dialah orang
pertama yang menghancur kan kehidupan yang suci, sedangkan
Ceng hong mi-tan dan Siang bin tok eci merupakan orang yang
mengusulkan agar gadis itu di gagahi secara bergilir oleh setiap
manusia la knat yang berminat seperti seorang pelacur.
Dengan mata kepala sendiri mereka saksikan bagaimana Hee Jin
bok yang tidak ikut me mperkosa gadis itupun mengala mi nasib yang
tragis, maka dari sini bisa dibayangkan betapa seram dan brutalnya
siksaan serta penderitaan yang bakal dia limpahkan terhadap
mereka se mua.
Enam orang Hiangcu yang masih berguling di tanah sambil
mengerang kesakitan itu merasa ma kin ketakutan lagi setelah
mbengetahui bahwad manusia berkeraudung warna warbni yang

995
berada dihadapan mereka sekarang ternyata tak lain adalah Keng
Cin sin, murid pere mpuan Kiongcu mereka.
Kini mereka lebih putus asa, lebih ngeri dan ketakutan lagi.
Mereka tahu, Keng Cin sin tak nanti akan merengggut nyawa
mereka dengan begitu saja sehabis memotong sepasang kaki
mereka, sudah pasti dia akan me mberikan yang paling brutal dan
paling keja m didunia ini untuk menyiksa lahir batin mereka sebelum
akhirnya mencabut nyawa mereka
Setelah sepasang kaki mereka dipenggal tadi, mereka masih tak
ingin segera bunuh diri, mereka berusaha untuk me mpertahan kan
kehidupan mereka.
Tapi sekarang, setelah menyaksikan ortang itu adalah Keng Cin
sin, serta merta ingatan itupun turut lenyap tak berbekas dari dalam
benak mereka.
Daripada harus tersiksa dan menderita luar biasa sebelum mati,
lebih ba ik menghabisi jiwa sendiri agar bisa lolos dari siksaan hidup
tersebut.
Salah seorang diantaranya keenam orang Hiangcu itu segera
meronta bangun, meng-himpun segenap tenaganya kedalam
telapak tangan kanan, kemudian sekuat tenaga dihantamkan keatas
ubun-ubun sendiri.
Jeritan ngeri yang me milukan hati berge ma me mecahkan
keheningan, orang itu telah menghabisi nyawa sendiri dengan batok
kepalanya hancur lebur tak karuan lagi bentuknya.
Menyusul ke mudian jeritan ngeri berkumandang saling susul
menyusul.
Mengikuti jeritan ngeri tadi, enam orang hiangcu tersebut
bersama-sama menghajar batok kepala sendiri sa mpa i hancur,
sementara nyawa mereka yang kotor dan penuh dosa itupun turut
meninggalkan dunia yang ra mai ini.

996
Tak terlukiskan a marah Keng Cin sin me nyaksikan orang-orang
itu menghabisi nyawa sendiri, saking gusar dan mendongkolnya ia
segera mendongakkan kepalanya dan tertawa seram.
Saat itulah dalam benak si Pedang emas Cia Tiong giok bertiga
terlintas satu ingatan yang sa ma.
"Kabur!"
Begitu ingatan tersebut melintbas lewat serentdak ketiga oranga
itu me mbalikkabn badan dan me lejit kearah udara.
Arah yang diambil ketiga orang itu untuk kabur ternyata
berlawanan semua, in: iah cara yang telah dilatih secara baik oleh
setiap anggota istana Huan mo kiong di La m hay.
Dengan menga mbil arah yang berlawanan didala m usahanya
untuk melarikan diri, otomatis piha k lawan akan dibikin
kebingungan, ini berarti paling tidak ada satu di antara mereka akan
berhasil me loloskan diri dengan sela mat.
Keng Cin sin adalah anggota istana Huan mo kiong, sudah
barang tentu dia pun mengetahui ciri khusus dari orang-orang Huan
mo kiong untuk me loloskan diri dari bahaya tersebut.
Pada saat ketiga orang itu akan menggerakkan badannya untuk
me larikan diri ....
Keng Cin sin tertawa dingin, tubuhnya secepat sambaran kilat
menyelinap ke samping menghadang ja lan pergi Ceng hong mi tan
Cin Khi sin.
Menyaksikan hal tersebut, Ceng hang mi tan Cin Khi sin berteriak
keras:
”Kalian cepat kabur, biar aku yang menghadang..."
Sebelum dia se mpat menyelesaikan perkataannya, segulung
angin dingin sudah berhe mbus lewat, tahu-tahu jalan darah diatas
tubuh Ceng hong mi tan Ciu khi sin telah tersambar oleh kebasan
ilmu Hud hiat jiu hoat dari Keng Cin sin sehingga tertotok, tubuhnya
kontan saja berdiri ka ku seperti sebuah patung arca.

997
Sementara itu, si pedang e mas Cia Tiong giok dan Siang bin tok
ci Mau Soh sat telah me larikan diri sejauh satu kaki lebih menuju
kearah yang berlawanan.
Ilmu meringankan tubuh Keng Cin-sin telah mencapai puncak
kesempurnaan, kendatipun mereka sudah kabur lebih dulu menuju
ke dua arah yang berlawanan, namun dia cukup menggerakkan
tubuhnya, tahu-tahu perempuan tersebut sudah sampai dibela kang
tubuh Siang bin tok ci Mao Soh sat, telapak tangan kanannya segera
dikebas kan ke muka menotok ja lan darahnya.
Si pedang emas Cia Tiong giok segera me manfaatkan
kesempatan itu dengan sebaik-baiknya, dalam waktu sinrgkat dia
sudah melesat sejauh lima kaki lebih dari posisi se mula.
Keng Cin sin berteriak keras, lalu tertawa terkekeh-kekeh dengan
suara yang tajam me mekikkan telinga.
Tubuhnya seperti seekor bangau putih yang terbang diangkasa,
dengan suatu lejitan kilat tahu-tahu dia sudah me layang diatas
kepala si pedang emas Cia Tiong giok, kemudian dengan suatu
gerakkan jumpalitan yang sangat indah, secara tepat sekali dia
sudah menghadang ja lan pergi pe muda laknat tersebut.
Dengan nada menghina Keng Cin sin segera berkata.
"Cia Tong giok! Katanya seorang lelaki jantan yang luar biasa?
Tak tahunya penampilanmu pada hari ini sungguh me malukan, tak
kusangka kalau kau cuma seorang pengecut yang bernyali begini
kecil, Mengapa kau jadi ketakutan setengah mati setelah bertemu
denganku?
"'Bukankah ka lian hendak menyerbu ke daratan Tionggoan untuk
merajai dunia persilatan'' Ka lau kau ingin kabur sa mbil
menggoyang-goyangkan ekor macam anjing perbuatan semaca m ini
benar-benar me malu kan se kali kalau me mang me mpunyai
kepandaian mari kita bertarung dengan mati-mat ian"
"Agaknya si pedang emas Cia Tiong giok mengetahui kalau
keadaannya pada hari ini lebih banyak bahayanya daripada untung,

998
maka dia sudah nekad untuk beradu jiwa dengan perempuan
tersebut.
Dia tak percaya kalau dengan mengandal kan kepandaian silat
yang dimilikinya itu, dia tak akan ma mpu bertahan sebanyak
ratusan gebrakan dari lawannya?
Sayang sekali jalan pemikirannya itu terlalu tinggi, dengan
kepandaian silat yang dimilikinya sekarang, apabila dia bisa
bertahan sebanyak lima gebrakan dibawah serangan gencar dari
Keng Cin sin tanpa cedera, hal mana sudah dapat dikatakan hebat.
Dengan suara menggelede k Si pedang e mas C ia Tiong giok
segera me mbentak nyaring.
"Perempuan rendah!' Kau anggap a ku jeri kepada mu?
Pedang emas ditangannya segera diputar dengan kecepatan luar
biasa lalu secepat kilat diayunkan kedepan me mbelah angkasa
diantara kilatan cahaya tajam tahu-tahu dia sudah me mbabat
ketubuh musuh dengan sekuat tenaganya.
Dia telah bertekad untuk beradu jiwa, ma ka begitu melancarkan
serangan, Jurus serangan yang dipergunakan olehnya adalah jurus
serangan yang paling dahsyat dan keji.
"Cia Tiong giok!, jurus seranganmu ini masih belum cukup
sempurna.." jengek Keng Cin sin sinis.
Ditengah pe mbicaraan, tubuhnya sudah berputar dan keluar dari
lingkaran cahaya pedang tersebut, kemudian telapak tangannya
diayunkan kedepan, segulung tenaga serangan yang dahsyat
merasuk ke dala m tulang segera mene kan ke atas dadanya,
me ma ksa Cia Tiong giok mundur sejauh dua langkah lebih.
Dia tertawa seramn, cahaya pedangnya berputar bagaikan
gulungan ombak ditengah sungai Tiangkang, dengan me mbawa
hawa pedang yang dingin me nusuk tulang, dia bendung seke liling
tempat tersebut dengan serapat-rapatnya.

999
Sayang sekali Keng Cin sin bukan anak ke marin sore, kepandaian
silat yang dimilikinya benar-benar a mat lihay dan luar biasa se kali...
Sekali lagi tubuh pere mpuan itu menerobos keluar mela lui
kurungan hawa pedang musuh yang berlapis-lapis itu dan
menyelinap kesamping, lalu telapak tangan kirinya diayunkan ke
depan menghajar jalan darah Thian ki hiat ditubuh lawan.
"Cia Tiong giok, jurus serangan itu-itu lagi-lagi akan mendesakmu
mundur sejauh t iga langkah!' ejeknya ketus.
Si Pedang emas Cia Tiong giok me mang menurut sekali dengan
perkataannya, tiba-tiba dia me mbuyarkan serangan pedangnya dan
mundur sejauh t iga langkah dengan se mpoyongan.
Oleh keadaan seperti itu, Cia Tiong giok benar-benar dibikin
gusar setengah mati, pedang emasnya segera diayunkan ke atas
menya mbar ke bawah dengan kecepatan luar biasa, hawa
pedangnya yang bergulung-gulung dan berlapis-lapis seperti
bianglala diangkasa, semuanya menganca m ke atas jalan darah
ke matian ditubuh Keng Cin sin.
Sementara itua telapak tangan kirinya juga tidak a mbil dia m,
dengan cepat dia me lepaskan segulung hawa serangan dingin yang
maha dahsyat, hawa pukulan bagaikan a mukan angin puyuh itu
segera menggulung ke tubuh Keng Cin sin dan me ma ksanya miring
ke sa mping untuk menghindar...
Perlu diketahui, ilmu Pedang dari La m hay Huan mo-kiong
merupakan ilmu pedang yang tiada tandingannya didalam dunia
persilatan dewasa ini.
Setelah Cia Tiong giok mengeluarkan ilmu pedang gabungan
dengan ilmu pukulannya yang luar biasa itu. maka kedahsyatannya
menjadi berlipat ganda. Semua ancamannya boleh dibilang cukup
menggetarkan sukma setiap orang.
Hawa napsu me mbunuh segera menyeli-mut i seluruh wajah Keng
Cin sin, dengan suara dingin ujarnya ke mudian:

1000
"Di dala m serangan yang akan kulancarkan kali ini, aku akan
menggunakan tenaga pukulanku untuk me ma ksa mu mundur sejauh
satu kaki lebih ....!"
Sembari berkata, telapak tangan kanannya berputar dan
me lontarkan pukulan dengan suatu gerakan yang sangat aneh,
hawa pukulan seperti rentetan suara bunyi mercon yang meleda k
diangkasa, dengan cepatnya meluncur ke udara dan menyongsong
kedatangan hawa pedang serta angin pukulan lawan yang luar biasa
itu.
"Blaa mmm...!" Suatu ledakan dahsyat yang meme kikkan telinga
segera berkumandang me mecahkan keheningan.
Si Pedang e mas Cia Tiong giok mendengus tertahan, tubuhnya
benar-benar terpental sejauh satu kaki lebih dari posisi se mula.
Hawa pukulan yang menyebar ke empat penjuru segera berputar
kencang mencipta kan desingan angin berpusing yang menderu-
deru.
Tubuh Keng Cin sin berputar, dan berkelebat seperti sa mbaran
bayangan setan, telapak tangan kirinya kembali diayunkan ke depan
sembari me mbentak keras.
"Sekarang, kau harus mundur lagi sejauh dua kaki!"
Segulung hawa pukulan yang aneh dan le mbut menyusul
perkataan tersebut meluncur ke luar seperti bendungan air sungai
yang jebol.
Hawa serangan yang me miliki ke kuatan luar biasa itu, dengan
me mbawa kekuatan dahsyat seperti gulungan ombak ditengah
samudra segera menggulung tiba dari sudut-sudut yang aneh dan
luar biasa, ke mudian menyusup melalui setiap ce lah se mpit diudara
yang berada disekeliling sana....
Hawa kekuatan yang mengerikan sungguh menggetarkan sukma
setiap orang yang kebetulan menyaksikannya.

1001
Setelah termakan oleh pukulan yang maha dahsyat tadi,
sesungguhnya si pedang e mas Cia Tiong giok sudah merasakan
hawa darah didala m dadanya bergolak keras, tak terlukiskan rasa
terkesiapnya dan setelah melihat datangnya hawa serangan yang
begitu dahsyat menerka m dirinya lagi.
Sambil menjerit kaget, buru-buru dia melompat mundur sejauh
dua kaki ke belakang.
Serangan yang dilancarkan Keng Cin sin sekarang sungguh aneh
sekali, kekuatan tersebut mema ksa musuhnya hanya bisa melompat
mundur ke be lakang dan tak mungkin melejit ke sa mping untuk
me loloskan diri dari anca man mana.
Begitulah, menyusul dilontarkannya serangan yang maha dahsyat
tadi, Keng Cin sin ikut pula melompat maju ke depan, katanya
ke mudian sa mbil tertawa dingin.
'Setelah melompat mundur ke mbali keposisi se mula, ma ka kau
pun tak usah pergi kemana-mana lagi. silahkan saja berdiri terus
untuk sela manya disini! "
Si Pedang e mas Tiong giok tahu kalau nasib je lek telah berada
didepan mata, dia mendengus gusar, pedang emasnya segera
diputar menciptakan cahaya bintang yang segera mengurung
seluruh jalan darah penting di tubuh Keng Cin sin.
Melihat datangnya jurus serangan tersebut Keng Cin sin segera
me mutar tubuhnya dan menyelinap ke sisi kiri lawan.
Waktu itu Cia Tiong giok masih tetap berdiri tegak di posisi
semula, tiba-tiba pedang emasnya direndahkan ke bawah lalu
me lalui suatu sudut yang aneh dia berbalik menusuk ja lan darah gi
hi hiat serta seng tiong hiat ditubuh lawan.
Perubahan jurus ini dila kukan dengan suatu gerakan yang aneh,
ganas, buas dan me mbuat orang la in sa ma se kali tak menduganya.
Sementara itu, selisih jarak antara ke dua be lah pihak sudah
semakin bertambah dekat, gerakan tubuh yang dilakukan juga

1002
semakin cepat, nampaknya Keng Cin sin segera akan terkena
sambaran cahaya e mas lawan..
Mendadak terdengar suara benturan nyaring yang me me kikkan
telinga...
Bersama itu juga, cahaya emas yang berkilauan di angkasa tadi
lenyap tak berbekas.
Entah terkena ilmu serangan apakah yang digunakan oleh Keng
Cin sin, tahu-tahu pedang emas ditangan Cia Tiong giok sudah kena
terhajar sampai jatuh ketanah, malahan jalan darahnya kena
disa mbar pula sehingga tubuhnya berdiri kaku bagaikan sebuah
patung arca.
Selisih jaraknya dengan Cong hong mi tan Ciu Khi sin yang
berdiri kaku itu tak lebih hanya delapan depa.
Dengan kening berkerut dan wajah menunjukkan sikap buas dan
kejam, Keng Cin sin berkata dengan suara dingin.
"Sekarang, aku akan me mpersilahkan kau untuk menyaksikan
dulu, bagaimana caraku menjatuhi hukuman yang paling keja m atas
diri Ceng hong mitan serta Siang bin tok ci!
Seusai berkata, pelan-pelan Keng Cin sin berjalan menuju
kesampinq Siang bin tok ci yang berada sejauh satu kaki di depan
sana, telapak tangannya segera diayunkan dan segulung tenaga
le mbek segera mendorong tubuh Mao Soh sat tersebut
mengge linding kearah dimana kedua orang rekan la innya berdiri
kaku.
Ketika Keng Cin sin menggaet dengan ujung kaki kirinya, tubuh
Siang bin tok ci Mao Soh sat pun berdiri kaku ke mbali disitu.
Sekarang posisi dari mere ka bertiga me mbentuk sudut segi tiga,
enam buah mata saling berpandangan satu sama lainnya dengan
jelas sekali .....
Perasaan tegang dan seram menghadapi saat kematian dengan
jelas tertera diatas wajah-wajah mereka..

1003
Sikap tersebut terlihat lebih jelas lagi dari balikkeena m sorot
mata mereka yang sayu itu.
Dengan pandangan yang tajam Keng Cin sin me mperhatikan
sekejap wajah ketiga orang itu, kemudian ujarnya sambil tertawa
dingin:
"Bagaimana? Dengan perbuatan kalian manusia-manusia laknat
yang tak takut langit tak takut bumi, perbuatan jahat apa pun
berani dilakukan se maunya sendiri, apakah sekarang menjadi
ketakutan mengha-dapi saat ke matian ka lian.
Mengapa tidak kaliaan pikirkan sekarang, disaat kalian hendak
me mbunuh orang lain, bagai manakah perasaan korban-korban
kalian menjelang saat ajalnya?
"Inilah yang dinamakan pe mbalasan! Karena kalian terlalu keja m,
terlalu buas dan tak berperi ke manusiaan, maka akupun tak a kan
me mbiarkan kalian ma mpus secara ga mpang dan enak.
"Waktu itu, tentunya kalian tak pernah menyangka bukan, kalau
aku bisa berumur begini panjang.
"Terus terang kuberitahukan kepada kalian, mungkin roh-roh dari
para perempuan la in yang mati karena kalian perkosa telah
me mbantuku secara diam-dia m, maka kini aku me miliki kekuatan
yang luar biasa untuk menjatuhkan hukuman atas diri kalian se mua.
"Aku bersumpah akan meratakan istana Huan mo kiong dengan
tanah, akan kubantai setiap manusia la knat yang berada di situ
hingga ludas, tak seorang pun diantara mereka yang akan kubiarkan
hidup dengan bebas merdeka"
Perasaan kaget, ngeri dan seram me mancar keluar dari balik
mata ketiga orang itu, paras muka mereka menjadi pucat pias
seperti mayat'.
Si pedang emas Cia Tiong giok paling seram keadaannya, noda
darah meski me mbasahi ujung bibirnya, rambutnya kusut terurai tak
karuan wajahnya menyeringai sera m.

1004
Jalan darah mereka sekarang subdah tertotok, tdak mungkin
bagia mereka untuk mbencaci ma ki ka lang kabut. yang bisa mereka
lakukan kini hanya me mutar biji matanya kesana kemari dengan
wajah mengerang keras .....
Berada dala m keadaan seperti ini, mereka hanya bisa pasrah
kepada nasib, terserah perbuatan dan siksaan apa saja yang akan
dilimpahkan keatas bahu mereka.
Dengan suara sedingin es, Keng Cin sin berkata lagi:
"Tentu saja aku dapat menjatuhi hukuman kepada mereka sesuai
dengan berat ringannya kesalahan yang telah mereka lakukan.
"Kalian bertiga merupakan manusia-manusia keji yang berdosa
paling besar, kalianpun harus tahu, hukuman macam apakah yang
bakal ka lian terima atas perbuatan yang pernah kalian lakukan
selama ini!"
Keadaan dari Keng C in sin pada saat ini tak ubahnya seperti
seorang raja akhirat, seorang raja akhirat yang sedang memeriksa
roh-roh berdosa..
Pelan-pelan dia berjalan maju ke hadapan Ceng hong mi tan Cin
Khi sin, ke mudia m ujarnya sambil tertawa dingin.
"Ciu Khi sin, kau dan Mao Soh san akan mengala mi nasib yang
sama.
"Tentunya kalian tahu bukan ka lau dala m dunia persilatan
terdapat semacam ilmu-ilmu menyiksa badan yang dina makan Khi
im ciok meh (me mint ir urat me motong nadi)?"
Begitu mendengar na ma tersebut, paras muka Ceng hong mi tan
dan Siangbin tok ci berubah hebat sekali, rasa kaget, seram dan
benci berca mpur aduk diatas wajah mereka.
Keng Cin sin tertawa rendah, kembali ujarnya.
"Kalian tak usah kuatir, aku tak me mpergunakan ilmu Khi im ciat
meh untuk menghukum ka lian, tapi akan kugunakan ilmu menyiksa

1005
badan yang sepuluh kali lipat lebih keji dari ilmu Kim ciat meh itu
untuk menghukum ka lian se mua.
"Kepandaian tersebut merupakan hasil ciptaanku sendiri, aku
menyebutnya sebagai ilmu Cui si san hun (Melumat mayat
penghancur sukma).
"Tentunya kalian merasakan ka lau na ma tersebut kelewat seram
bukan.....? Hmm, seperti apa yang kalian saksikan dengan kebdua
orang hiangdcu tadi, merekaapun merasakan iblmu me lumat mayat
penghancur sukma tersebut cuma saja mereka merasakan
cincangan tersebut setelah menemui ajalnya, sedangkan kalian akan
merasakan cincangan tersebut disaat kalian masih hidup"
Setelah mendengar perkataan tersebut, Ciu Khi sin maupun Mao
Soh sat merasakan hatinya amat terkesiap, wajahnya mengejang
keras dan menunjukkan penderitaan serta siksaan batin yang luar
biasa. .
Bibir mereka bergerak seperti ingin mengucapkan sesuatu,
namun tak sepatah katapun yang ma mpu diutarakan keluar. Mereka
seolah-olah hendak berkata begini:
"Keng Cin-sin, mengapa kau bersikap begitu kejam dan tak
berperike manusiaan.
Tampaknya Keng Cin sin me maha mi maksud hati mereka,
ujarnya sambil tertawa dingin.
"Untuk me nghadapi manusia-manasia laknat seperti kalian, aku
harus mengguna kan cara yang paling keji pula untuk menyiksa
kalian, dengan begitu se mua dosa dan kesalahan yang pernah
kalian lakukan baru me mperoleh pe mbalasan yang setimpa l! Dan
didala m penitisan sekalian yang akan datang, tak berani me lakukan
kejahatan lagi.
"Sewaktu ka lian menyiksa diriku te mpo hari, apakah kalian tidak
merasa kalau perbuatan kamu se mua itu jauh lebih keja m dan tak
berperi ke manusiaan daripada yang kulakukan se karang.

1006
"Tahukah kalian?. Semenjak aku kehila-ngan kesucian badanku,
selama hidup aku tak dapat mencuci bersih aib serta noda yang
me lekat diatas tubuhku? Sekalipun aku telah me mbalas denda m
kepada kalian sekarang. na mun kebahagian hidupku kini telah kalian
hancurkan?
"Oleh sebab itu, ka lian harus menerima siksaan dan penderitaan
ini dengan berani, sebab dengan begitu maka roh ka lian setelah
mati nanti a kan bebas dari siksaan dan penderitaan"
Selesai mendengarkan perkataan itu, paras muka mere ka yang
pucat pias itu berubah se makin mengenaskan, kulit muka mere ka
mengejang keras penuh penderitaan, mata menjadi merah dan
rambut terurai kaku, keadaan mereka sungguh mengerikan seka li.
Si Pedang e mas Cia Tiong giok pun sadear, apalagi setelah
mendengar perkataan Keng Cin sin yang keji dan tidak berperasaan
itu, dia mengerti bahwa siksaan yang akan diterima olehnya sudah
pasti berrlipat kali lebith hebat daripadqa siksaan yang rdi terima
rekan-rekannya.
Tapi ja lan darahnya sekarang tertotok, dia sudah tak ma mpu
bergerak lagi, dalam keadaan begini, dia hanya berdoa dalam hati
kecilnya, moga-moga ada orang yang datang kesitu dan
menyela matkan jiwanya.
Keng Cin sin sendiri boleh dibilang sudah tida k mengenal be las
kasihan lagi terhadap musuh-musuh besarnya itu, sebab penderi-
taan dan siksaan yang telah diterima nya selama ini benar-benar
terlalu keji dan tak kena l a mpun.
Ujarnya kemudian sa mbil tertawa dingin.
"Ceng hong mi tan, siang bin tok ci sekarang dipersilahkan kalian
rasakan bagai mana nikmatnya ilmu Cui sui san hun tersebut!'
Selesai berkata, sepasang telapak tangan nya beruntun menotok
beberapa buah jalan darah di tubuh kedua orang itu, ke mudian
telapak tangan kanannya menambahi dengan sebuah tekanan berat
keatas jalan darah Khi pay hiat mereka.

1007
Tentu saja Ceng hong mi tan dan Siang bin tok-ci tak ma mpu
untuk menghindarkan diri dari serangan maut tersebut, mereka
hanya bisa pasrah pada nasib dan menerima hukuman tersebut.
Pada saat Keng Cin sin me mberi tekanan dahsyat diatas jalan
darah Khi hay hiat mereka itulah.....
Kedua orang tersebut segera merasakan didala m urat nadi
mereka seperti timbul suatu ke kuatan yang seolah-olah mencabik-
cabik seluruh isi perutnya, peredaran darah pentingnya jadi
terrsmbat dan didalam tubuh mereka seakan-akan muncul berjuta-
juta ekor semut gatal yang menggigit sekujur tubuh mereka,
sakitnya bukan kepalang.
Penderitaan semaca m ini sungguh tak terlukiskan dengan kata-
kata, seakan-akan terdapat sebilah pedang tajam yang mencong-ke l
urat dan otot tubuh mereka, ke mudian mencincangnya sedikit de mi
sedikit.
Peluh dingin sebesar kacang kedelai bercucuran keluar dengan
cepatnya dari balik pori-pori diseluruh tubuhnya....
Wajah yang me mucat kian me mucat, matanya terbelalak lebar,
bibirnya terkatup rapat, wajah mereka yang sesungguhnya sudah
nampak mengerikan, kini berubah se makin sera m.
Keng Cin sin segera tertawa dingin, katanya ke mudian:
"Di dala m istana Huan mo kiong terdapat lima maca m siksaan
yang kejam, tentu saja kalian pun me mpunyai cara ilmu menotok
jalan darah untuk menyiksa orang, sekarang silahkan kalian
bandingkan sendiri, bagai mana kah andaikata ilmu Cui si san hun
milikku ini dibandingkan dengan berbagai maca m alat siksaan
didala m Huan mo kiong?
"Sekarang, tentunya kalian sudah merasakan kenikmatan bukan?
Terus terang kuberitahukan kepada kalian, apa yang kalian resakan
sekarang tak lebih baru pe mbukaan, baru awal dari suatu
penderitaan yang berkepanjangan, mengikuti berubahnya waktu,

1008
kalian akan merasakan penderitaan yang lebih nikmat dan lebih
asyik!"
Baru saja dia selesai berkata, kejangan diatas wajah ke dua
orang itu sudah makin menghebat, penderitaan yang mereka
rasakan pun berlipat ganda, peluh bercu-curan seperti air hujan,
sementara suara rintihan dan erangan kesakitan merupai jeritan
binatang buas.
Ternyata, didalam tubuh mereka sekarang mulai merasakan
suatu jenis siksaan yang la in.
Kini, mereka rasakan hawa darah yang mengalir terbalik ditubuh
mereka mulai bergolak kencang dan menga lir dengan derasnya
menuju ke arah paru-paru.
Tumbukan, terjangan dan pergolakan yang menghebat dari hawa
darah tersebut membuat mereka merasakan penderitaan yang tak
terlukiskan dengan kata-kata, apa lagi setelah merasakan tenaga
gelombang dahsyat yang menerjang tiada hentinya, membuat
kedua orang itu merasakan kesakitan luar biasa.
Bukan hanya begitu saja, kuilt dibadan ikut terasa tersayat-sayat
pisau, tulang belulangnya menjadi linu dan sakit bagaikan mau retak
dan hancur...
Dari dala m urat nadi maupun jalan darahnya terasa pula rasa
linu, gatal dan kaku yang menghebat, seolah-olah digigit oleh se mut
yang berjuta ekor banyaknya.
Kalau penderitaan tersebut dapat dilukiskan maka siksaan
tersebut mungkin beratus-ratus kali lebih hebat daripada siksaan di
dalam neraka tingkat delapan belas.
Sekarang, sepasang biji mata mereka melotot keluar dan
me mancarkan sinar le mah mohon be las kasihan, seolah-olah
mereka sedang berkata begini:
"Berbuatlah kebajikan untuk ka mi, berikanlah ke matian yang
utuh untuk ka mi...

1009
Keng Cin sin sa ma sekali t idak beriba hati, wajahnya masih dingin
seperti es, katanya dengan suara menyeramkan:
Kini, siksaan yang sebenarnya dari ilmu melumat mayat
penghancur sukma sudah akan dimula i."
"Sekarang, dari dala m tubuh kalian mulai merasakan suatu
perasaan yang sukar ditahan bukan? Bukankah diantara daging dan
kulit tubuh ka lian seperti ada binatang yang sedang mera mbat
sambil me nggigit.?
"Haahhh.. haaahhh... haaahhh... aku tahu, kalian merasakan
adanya jarum yang sedang menusuk-nusuk tubuh bukan? Seolah-
olah terdapat beberapa juta ekor ulat gatal yang sedang mera mbat
lewat...?"
Penderitaan yang dialami dua manusia la knat itu me mang ma kin
mencapai pada puncaknya, rasa sakit, gatal datang secara beruntun
dan bersambungan, malahan ma kin la ma se makin berta mbah
dahsyat .... Sesudah hening sesaat, Keng Cin sin berkata lagi
dengan suaranya yang dingin menyeram kan.
"Bagaimana? "Merasa kegatalan? Kalau begitu a ku akan
mengarukkan untuk kalian!'
Selesai berkata, Keng Cin sin menga mbil pedang emas milik Cia
Tiong giok itu dari atas tanah dan mulai menusuk seluruh tubuh
mereka.
Dimana ujung pedang tersebut menya mbar, pakaian robek dan
darah segar bercucuran keluar.
Dengan mengucurnya darah tersebut, tampaknya mereka merasa
agak baikan, hanya rasa sakit yang tak terlukiskan dengan kata-kata
muncul ke mba li secara beruntun.
Kini, mereka seakan-akan merasa kalau garukan yang dilakukan
dengan menggunakan ujung pedang tersebut kurang nikmat.
Keng Cin sin tertawa dingin lagi, ejeknya:

1010
"Bagaimana? Kurang nikmat rasanya? Sayang sekali aku tak bisa
menusukkan pedang ini lebih keras lagi, sebab dengan begitu ma ka
permainan bagus akan segera berakhir .... hmmm, begini saja,
garuklah dengan mengguna kan sepasang tangan ka lian"!
Sembari berkata, Keng Cin Sin menggerak kan tangannya dengan
cepat untuk me mbebaskan totokannya pada jalan darah sepasang
lengan ke dua orang itu.
Perlu diketahui, se mua totokan jalan darah yang dilakukan oleh
Keng Cin sin itu boleh dibilang dilakukan dengar suatu ilmu totokan
khusus, sekarang boleh dibilang dia telah mengendalikan setiap alat
didala m tubuh mereka.
Seperti juga totokannya itu, serasang jalan darah diatas pipi
mereka, hal ini dilakukan untuk mencegah mereka menggigit putus
lidah sendiri dengan giginya hingga mat i?.
Ia menotok pula jalan darah bisu mereka agar mereka tak bisa
berbicara na mun hanya bisa mengerang kesakitan.
Dan sekarang, dia telah me mbebaskan totokannya pada jalan
darah diatas lengan mereka, itupun hanya dibatasi dengan sejumlah
kekuatan yang cuma bisa dipa kai untuk merobek kulit badan sendiri
dengan garukannya, dalam keadaan begini mere ka tak ma mpu
untuk menghimpun tenaga dalam nya guna dipaka i untuk bunuh
diri.
Begitu Keng Cin sin me mbebaskan totokannya pada jalan darah
diatas lengan mereka, suatu kenyataan yang tak bisa di percayai
dengan akal sebat pun mulai ber langsung didepan mata.
Rupanya mereka berdua sudah tak mampu lagi untuk menahan
rasa gatal yang menyiksa didala m tubuh mereka, begitu tangannya
bisa bergerak, merekapun segera menggerakan sepasang
tangannya yang berotot pada menonjol keluar dengan kelima jari
tangannya yang terpentang seperti cakar garuda itu.
Bahkan dengan cakar tersebut sekuat tenaga mereka mulai
mencakari dada sendiri, garis-garis merah yang panjang segera

1011
bermunculan dimana-mana, sementara darah segar pun bercucuran
me mbasahi tubuhnya..
Seluruh badan mereka mula i ge metar keras, hal ini menandakan
kalau garukan mereka diatas dada tadi menimrbulkan kenikmattan
yang tak terqkirakan bagi orrang-orang itu.
Sekarang seolah-olah mereka sudah tak ma mpu untuk melawan
pancingan itu lagi, sepasang tangannya mula i menggaruk dan
mencakar bagian lain dari tubuhnya dengan penuh bernapsu.
Dari dada kini beralih keperut, kemudian beralih lagi ke atas
wajah sendiri...
Dala m waktu singkat, seluruh tubuh mereka sudah tak ada yang
utuh lagi, darah segar mengucur keluar dari mana-mana, kulitnya
pada robek dan mere kah, keadaan nya mengerikan hati.
Keadaan seperti itu membuat tampang wajah mereka berubah
menjadi menyeram kan, jauh lebih sera m dari pada wajah setan
iblis.
Hampir kalap si pedang e mas Cia Tiong giok setelah menyaksikan
keadaan rekan-rekannya yang mengerikan hati itu, kalau bisa dia
ingin berteriak-teriak keras atau kalau bisa kabur, dia ingin
me larikan diri sekencang-kencangnya meninggalkan te mpat yang
terkutuk itu.
Sayang sekali tubuhnya kaku dan sa ma seka li tak ma mpu
berkutik, dia harus tetap berdiri diposisi se mula sa mbil menyaksikan
berlangsungnya siksaan yang terjadi yang belum pernah disaksikan
olehnya selama hidup di dunia ini.
Kenikmatan yang tak terlukiskan dengan kata-kata itu seakan-
akan datangnya bagai kan sumber mata air, mengikuti garukan ke
sepuluh jari tangan mereka, seperti gulungan ombak disa mudra
saja, makin la ma datangnya semakin menghebat.
Tapi .... kesemuanya itu hanya terjadi di luar saja.

1012
'Dala m waktu singkat daging tubuh mereka dibawah kulit yang
telah hancur bermun-culan diantara tulang belulang berwarna putih,
rasa sakit yang luar biasa mulai bermunculan pula menyelimut i
tubuh mereka berdua.
Dimana kesepuluh jari tangan mereka menggaruk lewat
pancuran darah segar berha mburan ke mana-mana.
Penderitaan baru sekali lagi mengurung mereka dan menceka m
mereka berdua makin la ma siksaan itu se makin kuat, semakin keras
dan dahsyat.
Penderitaan tak tertuliskan yang datangnya makin menghebat
itu, me mbuat mereka tak sanggup lagi untuk me mpertahankan diri.
Dala m tubuh mereka seakan-akan muncul segulung daya
tekanan dahsyat yang seperti hendak mengepres mereka jadi
hancur, seperti hendak melumat tubuh mereka sehingga hancur
berkeping-keping.
Tulang belulang ditubuh mereka sudah linu dan sakit, bagaikan
hendak retak dan hancur, lalu melumat menjadi hancuran kecil-kecil
yang beribu-ribu banyaknya.
Keadaan seperti ini, memang tak salah lagi jika dikatakan sebagai
me lumat mayat penghancur sukma.
Mereka sendiri yang menghancur lumatkan tubuh sendiri hingga
hancur, mereka sendiri pula yang melumat sukma sendiri sehingga
punah dan buyar.
Namun penderitaan yang berbeda dari setiap bagian tubuhnya itu
bukan lenyap karena keadaan tersebut. malahan sebaliknya
mengikut i datangnya sang waktu, makin la ma se makin berta mbah
dahsyat, seolah-olah penderitaan itu baru akan berakhir apabila
nyawa mereka sudah melayang meninggalkan raganya.
Sepasang biji mata mereka sudah melotot keluar, dari balik mata
tersebut memancar keluar sinar mohon penga mpunan yang tak
terlukiskan dengan kata-kata, sepertinya mereka mohon diberi
ke matian secepatnya.

1013
Keng Cin sin mendengus dingin, sorot matanya yang dingin dan
keji hanya me mandang sekejap ke tubuh mere ka.
Pada waktu itu, pakaian yang mereka kenakan sudah hancur tak
berbentuk lagi, pada hake katnya mereka sudah berada dala m
keadaan telanjang bulat.
Darah kental me mbasahi se luruh tubuhnya dan mengucur keluar
tiada hentinya, daging yang hancur, tulangnya yang menonjol
keluar dica mpur dengan bau a misnya darah, me mbuat udara disitu
berbau busuk se kali.
Menyaksikan kesemuanya ini, Keng C in sin seperti me mperoleh
sedikit kepuasan, ujar nya kemudian sa mbil tertawa dinginb:
"Silahkan kaldian menggaruk taerus tubuh ka liban sa mpa i hancur,
silahkan menggaruk seluruh bagian badan kalian sa mpai punah,
darah yang mengucur keluar pun sa mpai habs, sebelum kalian
ma mpus karena kehabisan darah..."
Berada dala m keadaaa demikian, ia benar-benar keja m sekali.
Ya, keadaannya sekarang ibarat seekor binatang buas yang
terluka, ganas sekali tiada perasaan belas kasihan. walau hanya
sedikitpun juga.
Beginikah wataknya yang sebenarnya?
Tidak, tentu saja tidak! siksaan dan penderitaan hebat yang
pernah diala minya yang me mbuat dia berubah menjadi begini rupa.
Cuma, tindakan keji dan buas seperti itu, hanya khusus ditujukan
kepada musuh-musuh besarnya. khususnya terhadap manusia-
manusia la knat yang pernah menodainya.
Ceng hong mi tan dan Siang bin tok ci ke mbali me mandang
kearah Keng Cin sin dengan sorot mata minta a mpun.
Dibalik sorot mata tersebut, penuh diliputi perasaan yang sedih
yang tak terlukiskan.
Mereka seperti merasa menyesal sekali, menyesal yang tak
terlukiskan dengan kata-kata.

1014
Yaa mereka me mang sangat menyesal, menyesal atas perbuatan
yang pernah mereka lakukan sela ma ini, sayang sekali keadaan
sudah terlambat.
Baru pertama kali ini mereka menyadari kalau perbuatan yang
telah mereka la kukan sela ma ini sesungguhnya merupakan suatu
perbuatan yang amat terkutuk, merekapun merasakan pula bahwa
selama ini mereka sudah terlalu banyak me lakukan kejahatan dan
kebuasan.
Sorot mata Ceng hong mi tan dan Siang bin tok ci yang penuh
me mohon belas kasihan itu tiba-tiba berubah menjadi rasa
penyesalan yang amat mendala m.
Sepasang tangan mereka yang menggaruk seluruh badan itu pun
pelan-pelan terkulai le mas, mungkin mereka sudah tak bertenaga
lagi untuk menggaruk, seakan-akan juga mereka telah menyadari
akan makna yang sebenarnya dari suatu kehidupan, kegembiraan
yang muncul didala m hati seakan-akan telah menutupi siksaan
hidup dari tubuhnya.
Yaa, dalam hati kecil mereka mbe mang muncul keddua perasaan
seamaca m itu ha mpibr bersa maan waktunya.
Saat menjelang berakhirnya kehidupan mereka didunia ini, untuk
pertama ka linya mereka merasa menyesal dan bertobat.
Sekarang mereki sadar, kehidupan manusia didunia ini adalah
suatu kehidupan yang tak adil.
Tapi ke matian sela manya berlaku adil terhadap setiap insan
manusia di dunia ini.
Sebab, cepat atau lambat maut akan te'tap menggapai
kepadamu, entah kau sedang berada didalam rombongan orang
banyak atau sedang bersembunyi disuatu te mpat yang rahasia,
tiada manusia didunia ini yang bisa terhindar dari ke matian.
Dan disaat ajal sudah hampir tiba, dia pun tak akan me mberikan
pilihan apa-apa kepada mu.

1015
Yang ada hanya perbedaan antara mati dala m ketenangan dan
mati dala m kesadisan.
Begitulah kehidupan manusia didunia ini, tak sedikit mereka yang
jahat seringkali menjadi sadar dan menyesal atas dosa-dosanya
setelah merasakan siksaan dan penderitaan menjelang saat tibanya
ajal yang akan merenggut nyawa mereka. .
Hanya sayang, pada waktu itu selalu terlambat, karena
kehidupan mereka akan segera berakhir.
Di dala m keadaan seperti inilah Ceng hong mi tan Ciu Khi sin dan
Siang bin tok ci Mao Soh sat mengakhiri kehidupan mereka yang
penuh dosa dan kejahatan itu, mereka tewas karena kehabisan
darah, tubuh mereka yang kaku pun segera roboh terkapar ditanah
dan tak berkutik lagi untuk sela manya.
Hanya bedanya saja, menjelang saat ke matian tersebut, mereka
tidik me mperde-ngarkan jeritan kesakitan lagi. mereka mati di
dalam ketenangan dan keda maian.
Dengan wajah yang dingin kaku tanpa perasaan, Keng Cin sin
me maadang sekejap ke atas mayat mayat yang menggeletak kaku
di tanah itu.
Sesaat kemudian ....
Pelan-pelan dia me mba likkan badannya, sorot mata yang tajam
bagaikan se mbilu kini dialihkan ke atas wajah si pedang emas Cia
Tiong giok.
Begitu sepasang mata pedang emas Cia Tiong giok bertemu
dengan sepasang mata nya, ia merasakan kengerian dan keseraman
yang jauh melebihi ke matian, dari dalam tubuhnya seakan-akan
darah mulai bercucuran keluar...
Sorot mata Keng Cin sin itu, bagaikam beribu bilah pedang tajam
yang menusuk hatinya...
"Sekarang, tiba giliranmu untuk menerima bagian hukuman yang
setimpai dengan dosa-dosa mu!" kata Keng Cin sin dingin.

1016
Ucapan yang kaku tanpa perasaan, menimbulkan perasaan yang
mengerikan dihatinya, me mbuat bulu kuduknya pada bangun
berdiri.
Kembali Keng Cin sin berkata:
"Kau adalah pentolan dari semua dosa dan penderitaan ini, ma ka
pembalasan yang harus kau rasakan berlipat kali lebih keji dari pada
mereka se mua.
"Aku ingin bertanya kepadamu, siksaan apakah yang merupakan
siksaan paling buas di dunia ini?
"Apakah siksaan seperti mereka itu? Menderita hebat ke mudian
mati ...?
Tidak, bukan! Penderitaan yarg mereka rasakan itu hanya
bersifat sementara, bukan suatu penderitaan yang sela manya..."
Dari perkataan tersebut, dengan cepat si pedang emas Cia Tiong
giok dapat menarik kesimpulan siksaan dan penderitaan maca m
apakah yang akan diberikan kepadanya itu?
Ia me mbenci, dia benar-benar me mbenci.
Dia tida k menyesali me lainkan me mbenci kepada diri sendiri, dia
me mbenci kepada sendiri mengapa tidak melimpahkan siksaan yang
lebih hebat terhadap perempuan tersebut dimasa lalu. kese muanya
itu segera terpancar keluar dari balik matanya yang melotot besar
itu....
Sorot matanya dipenuhi dengan perasaan marah, menyesal,
benci dan me ndenda m.
Kembali Keng Cin sin berkata dengan suara sedingin es.
"Gara-gara perbuatanmu, hidupku menjadi tersiksa, menjadi
menderita untuk sela ma-la manya, kau telah me mberikan
penderitaan yang berkepanjangan kepadaku, oleh sebab itu
sekarang aku pun akan me mberikan penderitaan sepanjang hidup
untukmu.

1017
Aku tetap akan me mpertahan hidupmu, agar selama hidup kau
merasakan siksaan dan penderitaan tersebut.
''Heehhh...heeehhh ...heehhh... tahukah kau, penderitaan dan
siksaan maca m apa kah yang akan kulimpahkan kepadamu?"
Mendengar kalau ia tak akan dibiarkan mat i, si Pedang e mas Cia
Tiong giok segera berpikir.
”Bajingan pere mpuan. asal kau me mbiar kan aku hidup, ma ka
dendam kesumat ini pasti akan kutuntut kemba li disuatu saat, aku
hendak menghancur lumatkan dirimu, akan kucincang tubuhmu
menjadi berkeping-keping, agar sebelum ajalmu tiba, kau a kan
merasakan siksaan dan penderitaan yang lebih hebat lagi daripada
apa yang pernah kau terima dulu..."
Keng Cin sin seperti dapat membaca suara hatinya itu, sambil
tertawa dingin ia berkata.
"Cia Tiong giok, lebih baik mati nyaman daripada hidup tersiksa
bukan? Jika kau berpendapat demikian maka anggapanmu itu keliru
besar, aku akan me mbuat mu setengah mati setengah hidup, agar
selama hidup kau tak akan bisa me mbalas denda m lagi"
Mendengar perkataan ini, Cia Tiong giok me njadi le mas dan
sedih, dia tak tahu hukuman se macam apakah yang bisa
me mbuatnya setengah hidup setengah mati?
Mencorong sinar kebuasan dan penuh denda m yang meluap dari
balik mata Keng Cin sin, katanya ke mudian keras-keras.
"Aku akan merusak kesadaran otakmu, la lu kupotong kaki-
kakimu itu.
Akan kupotong otot dan nadi pada sepasang tanganmu.
Kupotong lidahmu agar tak bisa berbicara.
Ku korek gendang telinga mu agar kau tuli untuk sela manya.
Kupotong hidungmu agar kau na mpak seram.
Lalu kucoke l sebuah biji mata mu.

1018
Dan kuhancurkan raut wajahmu itu.
Kemudian kuberi sebuah pukulan beracun keatas tubuhmu, agar
setiap hari kau merasa tersiksa untuk satu jam la manya" Selesai
mendengar perkataan itu, si pedang emas Cia Tiong giok segera
menjerit keras bagaikan orang bgila, hatinya bdetul-betul hancaur
remuk hinggab tak berwujud lagi.
Siksaan se maca m ini benar-benar kelewat keji dan sa ma seka li
tak berperi-ke manusiaan.
Siksaan semaca m ini benar-benar merupakan siksaan yang paling
brutal di dunia ini.
Dari sini dapat diketahui betapa bencinya Keng Cin sin terhadap
orang itu, sebab kebersihan tubuhnya dan kebahagiaan hidupnya
telah dihancurkan olehnya.
Dengan suara yang menyeramkan ia segera berteriak.
"Sekarang, aku akan menghancurkan pikiranmu, agar kau
menjadi orang sinting, orang yang tak berotak"
Ditengah bentakan, jari tangan Keng Cin sin yang put ih itu secara
beruntun menotok tiga kali keatas belakang kepalanya.
Menyusul ke mudian...
Keng Cin sin me ngayunkan tangan kanannya, sekilas cahaya
emas berkelebat lewat disusul jeritan kesakitan yang me milukan ha-
ti berkumandang me mecahkan keheningan.
Kaki kiri Cia Tiong giok sebatas lutut telah terbabat putus oleh
pedang emas itu hingga seluruh tubuhnya roboh terjungkal ke
tanah.
Keng Cin sin tak menginginkan dia mati, maka dengan cepat dia
menotok beberapa buah jalan darah disekitar kaki kirinya itu, agar
darah yang mengucur keluar segera berhenti.
Kemudian....

1019
Dengan suatu gerakan cepat Keng Cin sin me motong semua otot
yang berada di tangannya, agar dia tak bisa bunuh diri.
Dia pun me motong lidahnya agar dia tak dapat berbicara.
Kemudian secara beruntun dia memotong telinganya, menyodok
pecah kendang telinga tersebut, me motong hidungnya dan
mencokel mata kirinya.
Dengan pedang dia pun mencincang wajahnya yang tampan
sehingga hancur tak berwujud.
Akhirnya dia melepaskan sebuah pukulan beracun Jian tok im-
kang di atas tubuhnya.
Ilmu pukulan beracun ini tak a kan me mbuat orang menjadi
ma mpus, tapi akan mendatangkan siksaan dan penderitaan yang
luar biasa, setiap hari akan ka mbuh sela ma satu ja m.
Gelak tertawa yang seram dan menusuk pendengaran segera
berkumandang me menuhi seluruh angkasa.
Akhirnya Keng C in sin berangkat meningga lkan te mpat itu.
Walaupun dia telah mela mpiaskan perasaan dendam dan
bencinya, namun se mua perbuatannya itu tidak mendatangkan
manfaat apa-apa terhadap kesucian tubuhnya.
Didengar dari gelak tertawanya yang menyeramkan, dapat
disimpulkan betapa sedih dan pilunya hati pere mpuan itu.
Mayat yang hancur berserakan dimana-mana, darah kental
me lapisi seluruh permukaan tanah, hanya sesosok tubuh yang
masih berke lejitan tiada hent inya,
Itulah tubuh dari si pedang e mas Cia Tiong giok, sekarang dia
sedang menjalani siksaan hidup yang paling keji dan paling brutal ..
...
Walaupun dosa dan penderitaan tersebut harus diterimanya
sebagai buah dari semua kejahatan dan kebusukan yang pernah
dilakukannya sela ma ini.

1020
Tapi kebrutalan, kekeja man, kesadisan serta kebuasan yang
tertera didepan mata sekarang, cukup me mbuat orang merasa tak
tega dan ngeri.
Siapa pun akan merasakan bulu romanya pada bangun berdiri
setelah menyaksikan keadaan disitu, siapapun akan merasakan
hatinya tercekat dan seram me lihat kesemua nya itu.
Kini si pedang emas Cia Tiong giok sedang bergulingan diatas
tanah sambil me ngerang kesakitan.
Rambutnya terurai kalut, wajahnya penuh dibasahi oleh darah
segar, wajahnya yang jelek dan menyeramkan jauh lebih mengeri
kan dari pada wajah setan iblis.
Sementara dari mulutnya terdengar bunyi aah, aah, uuh.... tiada
hentinya.
Suara tersebut cukup mengiba kan hati siapapun yang
mendengarkan, cukup menimbulkan rasa kasihan orang.
Yaa, beginilah akhir dari seoraug yang terlalu banyak me lakukan
kejahatan.
Dia bergulung krian ke mari, bertguling menuruniq bukit tersebutr
untuk merasakan siksaan dan penderitaan sepanjang masa
hidupnya.
Sinar kee mas-emasan telah condong ke langit barat, saatnya
senja me menuhi seluruh angkasa.
Menyusul ke mudian ...
Kabut kegelapan yang tebal menutupi seluruh udara yang
me mbentang di atas jagad raya.
Bukit Im cu san....
Suasana terasa sepi dan tak kedengaran sedikit suarapun, angin
gunung berhe mbus sepoi-sepoi menggoyangkan ranting pohon dan
dahan, bayangan daun serta suara gemerisik dari se mak belukar,
mendatangkan semaca m suasana yang menakutkan.

1021
Di saat seperti inilah, tampak sesosok bayangan manusia
me luncur me ndekat dengan kecepatan bagaikan sa mbaran kilat.
Dia berdiri diatas puncak bukit dan menghela napas sedih,
guma mnya lirih:
"Sudah berja m-ja m la manya kucari, namun tak sebatang rumput
Im cu cau pun yang kutemukan, bukit Im cu san yang begini luas
pada hakekatnya telah kucari semua dengan teliti... aaai,
mungkinkah aku telah salah jalan atau tersesat? Atau mungkin bukit
ini bukan bukit Im cu san?"
Orang ini tak la in adalah Leng hun koay seng (Sastrawan aneh
bersukma dingin) Ku See hong yang berpisah dengan Keng Cin-sin.
Untuk mendapatkan rumput Im cu cau, dengan mengerahkan
ilmu meringankan tubuh yang sempurna serta melakukan
perjalanan siang ma la m tak hentinya, ia berangkat ke mari.
Namun, kendatipun se luruh bukit Im cu san sudah ha mpir dicari
semua, kola m Im cu tham yang dimaksudkan Thi bok sin kia m Cu
Pok belum juga dite mukan.
Mala m itu awan tipis dan bintang a mat jarang, suasana
disekeliling tempat itu sunyi senyap dan tiada kedengaran sedikit
suara pun.
Tapi dibalik kese muanya itu, secara lamat-la mat justru secara
mengandung hawa pe mbunuhan yang mengerikan hati.
Dengan sorot mata yang tajam bagaikan sa mbaran kilat, Ku See
hong mengawasi sekeliling te mpat itu. . .
Dimana-mana batu gunung berdiri berserakan dengan
pepohonan cemara yang menjulang ke angkasa, keadaannya sangat
menyeramkan.
Ditengah kege lapan mala m, sekeliling situ seolah-olah penuh
dengan bayangan setan yang setiap saat bakal muncul saja.
Kesemuanya itu mendatangkan se maca m perasaan seram, ngeri
dan me medihkan hati.

1022
Mendadak mencorong sinar taja m yang me mancarkan sinar
kebencian dari balik mata Ku See hong, serunya tiba-tiba:
"Jangan jangan Thi bok sin kia m Cu Pok sengaja me mbohongi
aku agar dia dapar meloloskan diri .....
Mendadak......
Serentetan suara tertawa dingin yang menyeramkan berge ma
me mecahkan kehe-ningan dan me motong guma ma nnya itu..
Suara tertawa dingin yang amat mengerikan hati bagaikan
segulung angin dingin yang berhe mbus keluar dari gudang salju.
Dengan suara dala m Ku See hong me mbentak keras:
"Setan dedemit dari mana yang telah hadir disini? Mengapa tidak
segera mena mpakkan diri!'
Baru selesai dia me mbentak, dari beberapa puluh kaki
dihadapannya muncul sesosok bayangan manusia yang meluncur
tiba dengan kecepatan bagaikan sa mbaran kilat.
ooo00dw00ooo

BAB 44
KU SEE-HONG menjerit kaget.
"Haah, rupanya kau! Sudahkah kau temukan rumput Im cu cau
tersebut...?"
Rupanya orang yang baru saja munculkan diri itu adalah Thi bok
sin kia m Cu Pok.
Sambil mencibirkan bibirnya dia perdengar kan suara tertawa
seram yang penuh ke licikan, katanya.
"Ku sute, sudah lama rupanya kau sampai disini, oleh karena aku
kuatir sute tak berhasil mene mukan rumput Im cu cau tersebut,
maka aku khusus datang kemari untuk me mberi petunjuk, baru saja
sampai disini, aku telah berte mu dengan sute.

1023
'Coba kalau sute tida k menge luarkan suara dari kejauhan sana
aku pasti mengira kau sebagai setan dedemit atau orang jadi-
jadian"
Ku See hong segera mendengus dingin.
"Hmm, benarkah ditempat ini terdapat rumput Im cu cau?"
tegurnya kemudian:
ke mbali Thi bok sin kia m Cu Pok tertawa licik.
"Sute mengapa kau jadi banyak curiga sih? Masa aku akan
bergurau denganmu? Apalagi kita toh melakukan suatu usaha
barter?
"Rumput Im cu cau berada di sebelah sana, aku akan segera
me mbawa mu ke situ. cuma... apakah sute telah menurunkan isi bait
lagu dari Denda m sejagad tersebut di atas kertas?"
"Asalkan rumput Im cu cau tersebut telah kute mukan, sudah
pasti bait lagu Denda m sejagad akan kuserahkan kepadamu seperti
apa yang telah kita janjikan" Mendengar ucapan mana, Thi bok sin
kia m Cu Pok na mpak agak tertegun, kemudian katanya sambil
tertawa.
"Boleh aku bertanya kepada sute, apakah bait lagu tersebut telah
kau salin diatas kertas?"
"Belum! "
Paras muka Thi bok sin kian Cu Pok segera berubah sangat
hebat, tapi hanya sebentar saja sudah lenyap tak berbekas, kembali
dia berkata lagi:
"Ku sute, mengapa kau begitu tak me megang janji?..
"Seandainya bait lagu Denda m sejagad tersebut telah kusalin,
me mangnya kalian hendak me mbegalnya?
"Boleh saja bila kau menginginkan bait lagu tersebut, tapi kalian
harus mendapatkan rumput im cu cau lebih dulu dan mengobati
pengaruh racun Im hwee si hun wan dan nona Im Yan cu, asal

1024
racun tersebut sudah punah, pasti bait lagu tersebut akan
kuserahkan kepada mu''
Thi bok sin kia m Cu Pok tertawa seram, ”Heeehhh... heeehhh...
heeehhh... Ku sute begitu menaruh curiga terhadap orang lain, kau
anggap orang la in juga bersedia untuk me mpercayai dirimu?"
"Aku orang she Ku bukan manusia laknat sepertimu, yang
sukanya mela kukan penghianatan terhadap perguruan dan
bicaranya mencla-mencle tak bisa dipercaya!"
Mendengar perkataan itu, paras muka Thi bok sin kia m Cu Pok
segera berubah menjadi hijau me mbesi, serunya sambil tertawa
seram:
"Mana, mana! Ku sute me mang orangnya kelewat jujur dan
berhati mulia..."
"Tak usah banyak berbicara lagi, sekarang lebih baik segera
me mbawa a ku untuk mencari rumput Im cu cau tersebut"
Thi bok sin kia m Cu Pok tertawa dingin.
"Heeehhhh...heeehhh...heeehhh...Ku sute, mengapa kau harus
terburu napsu?
”Baiklah, ikutilah aku!"
Apa yang dipikirkan oleh Ku See hong sekarang adalah
secepatnya mendapatkan rumput Im cu cau dan menye mbuhkan
racun cabul yang mengeram didala m tubuh Im Yan cu.
Boleh dibilang dia sudah kehilangan kecerdasan otak maupun
ketelitian, kalau tidak sudah pasti akan dirasakan olehnya akan
kelicikan serta kebohongan orang tersebut.
Sementara itu, Thi bok sin kia m (pedang sakt i kayu besi) Cu Pok
telah berangkat menuju ke depan dengan kecepatan bagaikan
sambaran petir.

1025
Ku See hong mengikuti terus secara ketat di belakangnya, dia
me mbuntuti dari jarak tiga kaki di belakang Thi bok sin kia m Cu
pok.
Ditengah kege lapan mala m, terasa angin gunung berhe mbus
kencang dan menggoyangkan daun ranting pohon di seke liling
tempat itu, bayangan aneh seperti dede mit bermunculan di sana sini
dan seolah-olah sedang me nantikan korban yang datang untuk
menghantar ke matian.
Baik Thi bok sin kia m Cu pok maupun Ku See hong, kedua-
duanya merupakan jago lihay kelas satu dala m dunia persilatan,
ilmu meringankan tubuhnya telah mencapai tingkatan yang luar
biasa sekali, tak selang berapa saat kemudian mereka berdua sudah
me lalui beberapa buah puncak bukit.
Tak jauh di depan sana terdapat sebuah selat yang ke dua belah
sisinya terbentang dua bukit yang terjal, sejauh mata me mandang
hanya batuan cadas saja yang berserakan dimana-mana, makin ke
dalam selat keadaan medannya se makin berta mbah bahaya.
Tak tahan lagi Ku See hong segera menegur.
'Hei, masih berapa jauh lagi?“
Oleh karena tengah hari tadi, Ku See hong merasa seakan-akan
pernah sampai disitu dan waktu itu dia seperti tidak melihat adanya
telaga di sana.
Thi bok sin kia m Cu Pok tertawa licik dengan sera mnya.
”Heeeehhh....heeehhh... heeehhh asal sudah masuk ke dalam
selat nanti, kau toh akan mengetahui dengan sendirinya!"
Ditengah pe mbicaraan tersebut, mendadak tubuh Cu Pok melejit
ke tengah udara dan menerjang ke dalam le mbah tersebut bagaikan
seekor burung e lang yang akan menerka m ma ngsanya.
Ku See hong tidak curiga kalau ada tanda bahaya, dia ikut pula
menerjang masuk ke dala m dengan kecepatan yang tak kalah
hebatnya.

1026
Mendadak pada saat itulah..
Cu Pok yang berada di depan begitu mencapai permukaan tanah,
dia segera me mperdengarkan suara tertawa liciknya yang sera m
dan tajam a mat menusuk pendengaran.
Begitu gelak tertawa seramnya dikumandangkan, tubuhnya
segera berputar cepat, sepasang telapak tangannya segera
me mbentuk gerakan me lingkar di udara.
Ditengah kege lapan mala m yang menceka m terasa gulungan
hawa dingin yang menusuk badan bagaikan amukan angin topan
saja langsung menerjang ke tubuh Ku See hong dengan kecepatan
luar biasa.
Padahal waktu itu Ku See hong sedang menerjang ke depan
dengan kecepatan luar biasa, dia sama sekali tida k menyangka
kalau Cu Pok ba kal me lancarkan serangan secara tiba-tiba.
Begitu merasakan datangnya ancaman bahaya maut, tubuhnya
telah berada hanya satu kaki saja di atas tubuh Cu Pok.
Sementara pukulan dahsyat bagaikan amukan angin puyuh
tersebut telah menggulung tiba pula dengan kecepatan luar biasa. .
Tindakan se maca m ini benar-benar luar biasa, jangankan lagi
manusia biasa, jago lihay yang berilmu amat tinggi pun belum tentu
akan berhasil untuk menghindarkan diri.
Orang bilang serangan secara terang-terangan gampang
dihindari, serangan secara gelap sukar diduga.
Segulung angin pukulan yang maha dahsyat itu secara telak
segera bersarang di atas tubuh Ku See hong.
Namun Ku See bong sama sekali tidak muntah darah dan mati,
tubuhnya hanya melejit ke tengah udara, lalu seenteng selembar
bulu segera melayang di tengah angkasa mengikuti berhe mbusnya
angin serangan yang maha dahsyat itu.
-ooo0dw0ooo-

1027
Jilid 31
TERNYATA disaat yang kritis Ku See hong telah mengeluarkan
ilmu gerakan tubuh Mii khi biau tiong sin hoat yang maha dahsyat
itu, dengan mengandalkan hawa murninya dia me mbuat seluruh
tubuhnya menjadi enteng bagaikan sele mbar bulu, hal mana
me mbuat angin pukulan maha dahsyat yang menyergap tubuhnya
itu sama sekali tidak menghasilkan apa-apa kendati pun bersarang
secara telak diatas badannya, Perlu diketahui, Kepandaian silat yang
dimiliki Ku Se hong sekarang sangat lihay, terutama sekali dala m
ilmu meringankan tubuh serta ilmu pukulan, kemajuan yang berhasil
dicapai sangat pesat.
Kesemuanya ini berkat dia telah minum darah mestika Tee liong
hiat poo serta melatih ilmu Kan kun mi siu sin kang yang maha
dahsyat tersebut.
Thi bok sin kia m Cu Pok yang menyaksikan kejadian tersebut
marasakan hatinya bergetar keras, dengan cepat dia berpikir:
"Kepandaian silatnya telah berhasil mencapai t ingkatan yang luar
biasa sekali, bila mala m ini tidak banyak jago lihay yang turut hadir
disini, sulit rasanya untuk menaklukkan bajingan cilik ini"
Sementara itu Ku See hong telah melayang turun kembali ke atas
tanah dengan enteng nya, dengan suara menggeledek dia segera
me mbentak:
"Cu Pok, kau benar-benar sudah bosan hidup?"
Thi bok sin kia m Cu Pok tertawa seram.
"Heeehhh...heeehhh...heeehh... Ku sute. kau sendirilah yarg sudah
bosan hidup, terus terang kuberitahukan kepadamu, kau sudah
terperangkap oleh jebakanku"
Mendadak...
Suara tertawa seram yang menggidikkan hati berkumandang
hampir bersa maan waktu nya dari e mpat arah delapan penjuru di

1028
sekeliling le mbah tersebut, lalu mengikuti he mbusan angin mala m
tersebar sampai dimana-mana.
Suara tertawa seram tersebut ibarat suara tangisan setan atau
lolongan serigala me mbuat siapapun yang mendengar suara tertawa
tersebut segera berdiri semua bulu romanya.
Terdengar suara aneh yang menyeramkan tadi bersahut-sahutan
dan mengge ma di seluruh le mbah tersebut, bahkan dari setiap
sudut le mbah itu seakan-akan berkuman-dang pula suara aneh yang
me me kikkan telinga itu.
Begitu seram dan kacaunya suasana ketika itu, me mbuat
perasaan orang bertambah ngeri rasanya.
Dengan paras muka berubah hebat, Ku See hong tertawa dingin,
ke mudian tegurnya.
"Cu Pok, rupanya watak bangsatmu masih belum juga berubah,
sesunguhnya aku orang she Ku masih ingin me mberi sebuah
kesempatan kepada mu untuk me mperbaiki hidupnya, tak nyana
kalau kau masih tetap berhati licik dan buas. Terpaksa aku harus
me lakukan pe mbunuhan secara besar-besaran pada mala m ini!
Mengapa kawanan anak buahmu tidak kau suruh keluar semua agar
aku orang she Ku bisa sekalian mengirim mereka pulang ke akhirat?
Lebih baik tak usah meniru cara dedemit untuk menakut-nakut i
orang lagi, aku tak bakal menjadi ketakutan oleh permainan jelekmu
itu.
Baru selesai dia berkata, mendadak dari balik kegelapan sana
berkumandang suara gela k tertawa yang keras sekali.
Suara tertawa tersebut bagaikan ada selaksa kuda yang sedang
berlari bersama, begitu keras dan melengkingnya hingga menusuk
pendengaran dan menggetarkan seluruh le mbah tersebut.
Di tengah gelak tertawa yang amat nyaring, dari balik kege lapan
segera bermunculan sesosok bayangan manusia bertubuh pendek
dan sesosok bayangan manusia bertubuh jangkung.

1029
Tampak orang itu menggunakan kecepatan yang mengaburkan
pandangan mata, hanya didalam beberapa kali kelebatan saja sudah
tiba disisi badan Cu Pok.
Menyusul ke mudian bermunculan lagi e mpat sosok bayangan
manusia yang di ikuti pula oleh be lasan sosok bayangan lainnya.
Ilmu meringankan tubuh yang mereka miliki rata-rata amat tinggi
dan sempurna, hanya di da la m waktu singkat semua ge mbong iblis
tersebut telah mengepung tubuh Ku See hong rapat-rapat.
Dengan sorot mata yang tajam bagaikan se mbilu Ku See hong
me mandang sekejap wajah-wajah manusia yang berada disana
ke mudian hatinya amat terkesiap, dia tahu lebih banyak bahaya
daripada keuntungan baginya pada mala m ini.
Kakek pendek dan jangkung yang bermunculan lebih dahulu tadi
adalah dua orang pangcu yang termashur namanya dari Thi kiong
pang dan Jian khi pang.
Yang bertubuh pendek dan me melihara jenggot kambing berkulit
hitam dan bermata tajam itu adalah ketua dari perkumpulan Thi
kiong pang yang disebut orang sebagai Thi bie hui ki (tomba k
terbang berwajah baja) Song Ko piau.
Sedangkan kakek kurus jangkung itu adalah pangcu dari
perkumpulan Jian khi pang yang bernama Ma kia m (si pedang iblis)
Toan Gi cong, dia berwajih pucat, bermata besar dengan tulang
dahi yang menonjol tinggi serta sepasang alis mata yang amat
tebal, raut wajahnya menyeramkan sekali.
Sedang empat sosok bayangan manusia yang mengikuti
dibelakang mereka berdua adalah ke empat toa thamcu dari
perkumpulan Ban shia kau, orang pertama adalah Sin hwee thamcu
(ketua ruangan api sakti) Ang bin mo kun (Iblis sakti berwajah
merah) Si Bu bong, orang ini belum pernah dijumpa i Ku See hong
sebelumnya, tampak orang tersebut berwajah merah darah dengan
bulu penrdek berwarna hittam tumbuh padaq kedua tulang pripinya,
jenggot yang pendek seperti tombak me mbuat tampangnya
bertambah mengerikan.
1030
Ilmu silat yang dimiliki orang ini lihay sekali, dala m perkumpulan
Ban shia kau dia mene mpati kursi nomor lima.
Selanjutnya adalah Tha mcu ruang Im hong, Thian jian tee ciat
(langit cacad bumi merekah) Si Hun sia, Thamcu dari ruang Thian
leng Mo pit siu (ka kek berlengan iblis) Khong Yusiang) serta Tha mcu
ruang Tee hun: Ta soat bu liang (menginjak salju tanpa bekas) Ta m
Cun khi..
Sedangkan puluhan orang lainnya adalah para Hiangcu dari
perkumpulan Ban sia kau, Jian khi pang serta Thi kiong pang,
kepandaian silat yang mereka miliki pun rata-rata merupakan
jagoan kelas satu di da la m dunia persilatan.
Bila Ku See hong dengan kekuatan seorang diri ingin bertarung
me lawan kawanan ge mbong iblis tersebut, pada hakekatnya sulit
sekali seperti mendaki kelangit saja. .
Dia m-dia m dia menge luh dala m hati kecilnya setelah
menyaksikan betapa banyak nya kawanan musuh yang bermunculan
disitu, meski da la m hati kecilnya merasa amat terkejut, namun
paras mukanya tetap dingin kaku seperti es.
Setelah mendengus dingin, katanya dengan suara menghina:
"Cu Pok, gara-gara kau seorang, apakah kau sengaja
mendatangkan begini banyak begundalmu?"
Thi bok sinkia m Cu Pok tertawa seram.
"Heeehhh... heeehhh... heeehhh... mana- mana! Terpaksa aku
harus berbuat demikian oleh karena Ku sute me mang bikin orang
gemes seka li"
Sementara itu, ketua perkumpulan Thi kiong pang, si tombak
terbang berwajah besi Seng Ko piau telah berseru pula sambil
tertawa terbahak-bahak:
"Haaahhh...haaahhh...haaahhh... Ku See hong, terus terang saja
kami katakan, semua orang menaruh perasaan benci dan jeri

1031
kepadamu, oleh karenanya hari ini kami datang bersama-sama
untuk menghabisi dirimu"
"Hmmm, ka lian se mua adalah musuh besar dari aku orang she
Ku, bagus sekali, mala m ini juga kita dapat menyelesaikan pula
persoalan diantara kita se mua "
Secara diam-dia m, Thi bok sin kia m Cu Pok harus mengagumi
juga akan kebesaran nyali Ku See hong. kendati pun sudah dikurung
oleh begitu banyak jago lihay, ternyata dia tidak me mperlihatkan
rasa seram atau gugup, bahkan paras mukanya pun sama sekali
tidak berubah..
Tee hun thamcu, si Penginja k salju tanpa bekas Tha m Hun khi
tertawa dingin.
"Heeehhh... heeehh...heeehhh... orang she Ku, kau tak usah
menghajar bengkak wajah sendiri mengaku sebagai si ge muk.
ma la m ini kau sudah berada dibayah kepungan begini banyak jago
lihay ka mi, janganlah berlagak seperti naga sakt i yang bersayap
lagi, sebab pada hakekatnya keadaanmu seakan-akan katak yang
sudah masuk dala m keranjang"
Dengan sinis dan nada menghina, kembali Ku See hong
mendengus ketus.
"Hm....hmm, kalian tak lebih hanya manusia-manusia rendah
yang tak tahu malu, lebih baik tak usah banyak berbicara lagi,
ma la m ini adalah mala m sial bagi kalian semua, karena kamu se mua
berani mencari gara-gara denganku"
Sin hwee than-cu si iblis Sakti berwajah merah Si Bu Long
tertawa keras pula dengan suaranya yang maca m ge mbrengan
bobrok.
"Haaahhh... haaaahh... haaahhh- kalau didengar dari nada
pembicaraanmu, tampak nya kau si bajingan tengik me mang
sombong nya bukan kepalang, sebentar aku orang she Si harus
mencoba lebih dulu akan ke ma mpuanmu, aku ingin tahu sa mpa i

1032
dimanakah kehebatan ilmu silat yang kau miliki sehingga begitu
berani bersikap latah kepada ka mi se mua"
Sementara itu, Ku See hong telah menyadari betapa seriusnya
persoalan yang mereka hadapi, oleh sebab itu dia berusaha keras
untuk menenangkan hatinya, ke mudian tertawa dingin.
"Heeeeehhh...heeeeehhh....heeehhh.. siapakah kau? Bila
kudengar dari nada pe mbicaraanmu itu, mungkin kau termasuk
seorang manusia yang punya nama dan kedudukan, baiklah, aku
orang she Ku pasti akan melayani keinginanmu itu"
"Ku sute!' Thi bok sin kia m Cu Pok segera berkata. "kau tak usah
berbicara sombong lagi, dia adalah Sin hwee tha mcu dari
perkumpulan ka mi, hari ini sengaja kubawa untuk me layani
kebinalanmu itu. Tapi sebelum segala sesuatunya berlangsung, lebih
dahulu a ku henda k mengajakmu untuk berunding secara baik-ba ik,
apa lagi mengingat kita berdua masih me mpunyai hubungan
perguruan.'
"Sekarang, asal kau bersedia untuk me mperse mbahkan pedang
Ang soat kia m yang tergantung dipunggungmu serta bait lagu
Dendam sejagad, maka ka mi tak akan menyusahkan dirimu lagi,
sebagai orang pintar tentunya kau sudah dapat melihat dengan jelas
keadaan disekeliling te mpat ini bukan? Dan aku pikir tak usah
banyak pembicaraan lagi..?'
Begitupun lebih baik lagi, ma ka orang she Ku juga secara ringkas
ingin mengucapkan sepatah kata, bila ka lian merasa punya
kepandaian silat yang hebat, silahkan saja untuk menga mbil sendiri
kedua maca m benda tersebut"
Ketua Jian khi pang, si pedang lblis Toan Ghi kong tertawa
seram.
''Heeehhh...heeehhh...heeehhh. apakah kau lupa kalau dirimu itu
cuma seorang diri? apakah kau yakin bisa menghadapi ka mi semua?
Ketahuilah, orang-orang tersebut tak akan bersikap sungkan
terhadap dirimu"

1033
Ku See hong tahu kalau ini penuh dengan ke munafikan, kelicikan
serta kebusukan.
Sudah pasti kawanan manusia laknat tersebut tak akan mengajak
dirinya untuk berbicara keadilan dan kebenaran dari dunia
persilatan.
Perasaan hatinya sekarang benar-benar bergolak keras, namun
paras mukanya sama sekali tak berubah, malahan sa mbil tertawa
nyaring dia berkata dengan santai:
"Cara istimewa kalian ini sudah pernah dilakukan satu kali ketika
berlangsungnya pertarungan dibukit Soat san te mpo hari, tapi
kenyataannya toh cuma begitu-begitu saja dan tiada sesuatu yang
luar biasa, aku seorang she Ku sudah banyak mendengar dan
banyak me lihat akan perbuatan kalian tersebut"
Tentu saja yang dimaksudkan oleh Ku See hong adalah
pengerubutan oleh kawanan jago dari dunia persilatan atas diri Bun
ji koan su Him Ci seng dibukit Soat san te mpo hari.
Dia m-dia m para jago lihay yang pernah mengikuti pertarungan di
bukit Soat san tempo hari merasa amat terperanjat, mereka tak bisa
menduga apa sebabnya Ku See hong bisa me miliki keberanian yang
begitu luar bibasa? Mungkinkahd dia me miliki kaepandalan luar
bbiasa yang bisa dipakai untuk menghadapi kerubutan mereka...?
Thian jian tee ciat Hun sia tertawa seram, lalu berseru:
"Orang she Ku, mala m ini meskipun kau me miliki kepanda ian silat
yang maha dahsyat pun, jangan harap bisa meningga lkan tempat ini
dalam keadaan sela mat.
Ku See- hong tertawa lebar.
"Kalau me mang begitu, mengapa tidak kita buktikan saja dengan
kekuatan tantangnya.
Thi bok sin kia m Cu Pok, turut tertawa pula,
”Ku sute, orang bilang, seorang Enghiong harus tahu keadaan,
tapi sekarang kau begitu tak tahu diri, berbicara dari kepandaian

1034
silat yang kau milikt, cukup ke e mpat orang Tha mcu ku pun belum
tentu bisa kau hadapi, lebih baik pentangkan dulu mata mu lebar-
lebar, daripada kita harus menggunakan ke kerasan'
Kembali Ku See hong tertawa dingin.
"Cu Pok, tahukah kau bahwa seorang enghiong me miliki
semangat pantang menyerah dan keberanian untuk menghadapi
maut?”
"Aku orang she Ku tob belum tentu akan terkurung oleh kalian
semua atau mati terbunuh ditangan kalian, sekarang apa salahnya
kalau kalian utus saja ke empat orang thamcu yang diandalkan itu
unjuk kekuatan.."
Maksud Ku See hong dengan ucapannya tersebut adalah ingin
me mancing ke marahan dari ke e mpat tha mcu tersebut sehingga
mereka terjun ke arena pertarungan dan menghadapinya bersa ma.
Bila hal tersebut sampai terjadi, maka dengan mengandalkan
kepandaian silatnya yang maha dahsyat, akan dibunuhnya beberapa
orang itu lebih dulu, setelah beberapa orang itu ma mpus, niscaya
keberanian mereka pun akan menjadi luntur pula.
Thi bok sin kia m Cu Pok tertawa licik,
"Heeeeehhh... heeeehhh... heeeehhh... Ku sute, apakah kau
hendak keras kepala me mpertahankan pendapatmu itu? Apakah kau
hendak me maksa ka mi untuk menundukkan kau dengan
menggunakan kekerasan?"
"Tepat sekali! Ucapanmu itu me mang tepat!"
Sin hwe thamcu si iblis sakti berwajah merah Si Bu bong tak
sanggup me mpertahankan diri lagi, dengan suara dala m dia segera
me mbentak keras:
”Pimpinan Cu, ijinkanlah kepadaku untuk me mberi pelajaran lebih
dulu kepada bajingan cilik ini`
"Su tha mcu, kalian boleh bersa ma-sama me mbekuk bajingan
keparat ini!" perintah Thi bok sin kia m Cu Pok dengan cepat.

1035
Dengan nada menghina Ku See hong tertawa dingin.
"Sin hwee tha mcu, ka lau dilihat dari ta mpang mu tadi, waduh sok
nya bukan kepalang, lagaknya saja seakan-akan hendak
mengajakku untuk berduel satu lawan satu, mengapa kau main
kerubut sekarang ? Huuuh.. kalau berbicara tolong yang lebih
jelasan sedikit, sesungguhnya kau ingin mengajak ke tiga orang
rekanmu agar bisa ma mpus bersama?"
Sin hwee tha mcu si Iblis sa kti berwajah merah Si Bu bong
merupakan seorang jago lihay yang kepandaian silatnya cuma
setingkat dibawah Cu Pok serta ketua Jian khi pang dan Thi kiong
pang, kecuali dengan mereka bertiga, dialah berilmu paling tinggi.
Pada dasarnya dia memang seorang manusia sombong yang
terlampau me ngung-gul kan kepanda ian sendiri, dia sudah terbiasa
berlagak jumawa dan ingin mencari menangnya sendiri.
Bayangkan saja, bagaimana mungkin dia bisa menerima ejekan
dari Ku See hong tersebut?
Diiringi suara bentakan yang menggeledek, dia segera
me mbentak keras.
"Bocah keparat, aku orang she Si akan menghajarmu sa mpai
merangka k ditanah!" Ditengah bentakan keras, tubuh si Iblis sakt i
berwajah merah Si Bu hong yang tinggi besar itu menerjang maju
seperti hembusan angin puyuh, sepasang telapak tangannya diayun
kan ke depan dan segulung tenaga pukulan yang maha dahsyat
bagaikan sambaran geledek cepatnya langsung menerjang tubuh Ku
See hong.
Si anak muda itu tertawa dingin, mendadak dia berkelebat ke
samping dengan suatu gerakan aneh, bukan saja berhasil
me loloskan diri dari lingkaran hawa pukulan lawan, sebaliknya dia
justru berhasil menyelinap ke sisi kanan lawannya.
Waktu itu, hawa membunuh sudah menyelimuti seluruh benak
Ku See hong, dia tahu kalau dirinya sedang berada dikeru-butan
banyak jago lihay, dalam posisi seperti ini tak mungkin lagi baginya

1036
untuk bersi-tegang atau tarik urat dengan mereka. Tindakan satu-
satunya yang paling tepat adalah turun tangan keji serta
me mbinasa kan mereka se mua satu persatu.
Tampak dia menyelinap ke sisi sebelah kiri dari si Iblis sakti
berwajah merah, kemudian sambil me mbentak keras telapak tangan
kanannya diayunkan ke muka, dan secepat kilat menotok lima buah
jalan darah penting ditubuh si iblis sakti berwajah merah tersebut,
yakni jalan darah Yang wang hiat, Hi han hiat, Wi cong hiat, pit bun
hiat serta Ki si hiat.
Sementara telapak tangan kirinya dengan ke lima jari tangan
dipentangkan, segera menyentil bersa ma ke muka ...
'Sreeet! Sreet! Sreeet!" Ditengah desingan angin taja m yang
menderu-deru, lima gulung angin serangan yang tajam bagaikan
pisau langsung menyerang bagian tubuh yang me matikan diatas
badan lawan.
Bukan saja gerak serangannya dila kukan dengan jurus serangan
yang dahsyat, kecepatannya pun luar biasa, serangan tangan kiri
dan tangan kanannya dilancarkan seolah-olah pada saat yang
bersamaan..
Iblis sakti berwajah merah Si Bu hong adalah seorang yang
berhati keji, begitu serangannya yang pertama mengena i sasaran
kosong, secara beruntun sepasang telapak tangannya diayunkan
bersama ke depan, sementara kakinya juga secepat kilat bergeser
ke samping, secara tepat sekali dia berhasil me loloskan diri dari
sambaran Ku See hong tersebut.
Tidak se mpat Ku See hong berganti gerakan untuk melancarkan
serangan berikutnya, dia sudah membentak keras, sepasang telapak
tangannya diayunkan bersama-sama dan secara beruntun
me lepaskan tiga buah serangan berantai ke tubuh Ku See hong.
Didala m ketiga buah serangan ini, hampir se muanya digunakan
jurus serangan yang maha dahsyat, bahkan setiap gerakanbnya
dilepaskan dmelalui suatu saudut posisi yanbg sangat aneh.

1037
Angin serangan yang dahsyat dan men-deru-deru, langsung
menyapu ke depan.
Paras muka Ku See hong berubah hebat setelah menyaksikan
kedahsyatan itu, diam-dia m dia berpikir:
"Tenaga dala m yang dimiliki bajingan ini sungguh luar biasa, aku
tak boleh me mandang enteng kepadanya"
Dia tak berani me ma nfaatkan kesempatan tersebut untuk
me lancarkan serangan ba-lasan, lagipula waktu itu me mang tiada
kesempatan baginya untuk dimanfaatkan, dalam keadaan demikian
terpaksa dia harus me layang mundur ke bela kang.
Dengan sombongnya Iblis sakti berwajah merah Si Bu hong
tertawa seram:
"Haaahhh... haaahhh... haaahhh.. bocah keparat, rupanya kau
cuma si tomba k yang terbuat dari lilin. ke ma mpuan hebat mu kau
sembunyikan dimana? Dala m jurus serangan mendatang aku a kan
menyuruhmu mundur sejauh lima langkah..!"
Ditengah seruan mana, telapak tangan kiri Si Bu hong sudah
diayunkan ke depan secepat sambaran petir, beribu-ribu ba-yangan
telapak tangan segera diciptakan di tengah udara dan segulung
demi segulung me luncur bersama ke depan.
Serangan tersebut dilancarkan dengan kekuatan yang luar biasa,
jurus serangannya pun sangat hebat, ditengah udara segera tercipta
beribu bayangan telapak tangan yang seakan-akan sedang
me lakukan anca man bersa ma.
Selapis hawa pukulan maha dahsyat seperti amukan angin puyuh
saja langsung menghantam ke tubuh lawan.
Mencorong sinar taja m yang menggidikkan hati dari ba lik mata
Ku See hong, mendadak ia mendonga kkan kepalanya dan berpe kik
panjang dengan suara yang menggidikkan hati.

1038
Setelah itu dengan mengeluarkan jurus ke tiga dari gerakan Ho
han seng huan, yakni jurus Tee jian hun gi dia lepaskan sebuah
ancaman maut ke muka.
Tampak si anak muda itu bukannya mundur sebaliknya malah
mendesak maju ke depan, disambutnya angin pukulan yangb
me luncur datandg dari depan itau dengan keras blawan keras,
ke mudian ketika angin serangan mana sudah berada tiga inci saja
dari tubuhnya, tiba-tiba sepasang lengan nya digerakkan
menciptakan suatu gerakan yang sangat aneh...
"Blaaaa m! Blaaammmm"
Angin serangan yang dilancarkan oleh Iblis sakti berwajah merah
itu bersarang telak ditubuh Ku See hong, namun kedahsyatan nya
justru kena dipunahkan oleh hawa sakti Kan kun mi siu khikang
yang terpancar keluar dari tubuhnya itu .... Menyusul kemudian
tampak serentetan cahaya putih bersih yang menyilaukan mata
mendadak me luncur ke depan dan menerjang bagian me matikan
bawah tubuh Iblis sakti berwajah merah tersebut... Thi bok sin kia m
Cu Pok yang menyaksikan kejadian tersebut segera berteriak kaget.
'Sin hwee tha mcu, cepat mundur!.'
Tapi waktu sudah terla mbat, sebab Ku See hong tahu bahwa
semua jago yang hadir di arena sekarang rata-rata mengetahui
tentang keampuhan dari jurus serangan Ho han seng huannya itu,
dia kuatir bila serangan mana dikeluarkan dan orang lain
mengetahuinya sehingga menyerbu ber sama, niscaya usahanya
untuk me mbinasakan si lblis sa kti berwajah merah akan mene mui
kegagalan.
Itulah sebabnya dengan menyere mpet bahaya bisa terhajar oleh
serangan lawan yang dahsyat, dia menunggu sa mpa i serangan
musuh tinggal t iga depa dari tubuh nya anca man maut tersebut
baru dilancar kan secara tiba-tiba.'
"Sreet! Sreet!" desingan angin tajam yang me mekikkan telinga
segera berkumandang me mecahkan keheningan ......

1039
Menyusul ke mudian, serentetan jeritan ngeri yang me milukan
hati bergema me menuhi seluruh angkasa.
Jalan darah Thian ki hiat dibawah jalan darah Khi hay hiat
dibawah la mbung iblis sakti berwajah merah Si Bu hong tahu-tahu
sudah muncul sebuah lubang besar tertem-bus oleh sa mbaran
cahaya putih tersebut, darah segar segera keluar menyembur ke luar
seperti semburan darah segar memaksa tubuh Si Bu hong mundur
sejauh empat lima langkah.
Kemudian "Bluuurkkkk!" tubuhnyat yang tinggi beqsar itu roboh
trerjengkang ke atas tanah dan tewas seketika itu juga.
Selama ini, Iblis sakti berwajah merah Si Bu hong terhitung
jagoan kelas satu di dalam dunia persilatan, sungguh tak disangka
dia tak tahan juga menghadapi serangan Hoo han seng huan yang
maha dahsyat tersebut.
Dari sini dapat diketahui sa mpai dima nakah dahsyatnya serta
mengerikannya jurus serangan tersebut.
Tindakan Ku See hong Yang me mbinasa kan Iblis sakti berwajah
merah dengan jurus ketiga dari gerakan Ho han seng huan tersebut
boleh dibilang dilakukan dala m waktu singkat, sedemikian
mendadaknya sehingga para jago yang berada di sekitar arena
sama seka li tak se mpat untuk me mberikan pertolongannya ....
Begitu berhasil me mbunuh iblis sa kti berwajah merah, sekali lagi
Ku See hong me mpedengarkan suara pekikan anehnya yang
me me kikkan telinga....
Suara pekikan tersebut amat keras mengu-mandang dan
mendirikan bulu roma orang..
Ditengah pekikan inilah, tubuh Ku See hong melejit ke tengah
udara dan seperti burung raksasa yang terbang diangkasa, dia
berputar satu lingkaran lalu menerjang ke depan.
Pada saat yang bersamaan pula, pedang mustika Hu thian
sengkia m diloloskan dari sarungnya kemudian serentetan cahaya

1040
pedang seperti bianglala yang menyilaukan mata meluncur kedepan
dan menyambar be lasan orang hiangcu diluar arena tersebut.
Semua orang hanya merasakan pandangan matanya menjadi
kabur, empat orang hiangcu yang berdiri paling dekat dengan arena
tahu-tahu sudah terkapar mati tanpa mengeluarkan sedikit
suarapun, semburan darah segar menyembur kemana-mana dan
me mbasahi seluruh badan orang-orang yang berdiri disekitar situ.
Ku See hong cukup menyadari betapa berbahayanya posisi
dirinya saat ini, dia bertekad untuk turun tangan lebih dahulu guna
me lenyapkan sebagian dari musuh-musuhnya sehingga dapat
mengurangi kekuatan yang bakal menekan dirinya nanti.
Itulah sebabnya setelah berhasil me mbina-sa kan Iblis sakti
berwajah merah tadi, dia segera mengeluarkan jurus perta ma dari
ilmu pedang Cang ciong ciat mia dari Si hong lo jin yang disebut Hui
hong cha ki hiat seng wi.
Betul kawanan hiangcu dari Ban sia kau, Jian khi pang dan Thi
kiong pang tersebut terhitung jago-jago kelas satu didalam dunia
persilatan, namun bagaima na mungkin mere ka bisa tahan
menghadapi jurus pedang maha dahsyat yang diwariskan Si hong lo
jin sejak tiga ratus tahun berselang itu?'. Ta mpak Ku See hong
me layang ditengah udara dengan gaya naga sakti me lingkar
ke mudian pedangnya digetarkan sambil di putar kencang, gerak
serangan pedangnya segera melesat diudara dan me mancarkan
cahaya tajam yang menyilaukan mata.
Dua jeritan ngeri yang me milukan hati ke mbali berkumandang
me mecahkan kehe-ningan, ditengah percikan darah segar ke mbali
ada dua orang yang ma mpus sebagai setan tanpa kepala.
Sementara itu, Ku See hong yang kehabisan tenaga telah
me layang ke mbali ke atas tanah, tapi ia sama seka li t idak berhenti,
pedangnya kembali digetarkan menciptakan serentetan cahaya
tajam yang menggulung seperti a mukan ombak ditengah sa mudra.
Angin serangan tersebut dengan dahsyat nya pula menya mbar ke
tubuh kawanan Hiangcu tersebut dengan kecepatan yang luar biasa.
1041
Sementara itu, kawanan Hiangcu yang berada disekitar sana
telah bersama-sa ma meloloskan senjata masing-masing, ditengah
jeritan kaget yang keras, busur baja pedang panjang maupun angin
pukulan bersama-sa ma diayunkan ke depan menyongsong
datangnya serbuan dari si anak muda tersebut.
Sekali lagi Ku See hong tertawa seram..
Kali ini pedang mestika Hu thian seng kia mnya diputar dan
digetarkan menciptakan serentetan cahaya bianglala yang menyilau
kan mata ....
"Trrringg ! Trrringg! Traaang! Traaang!" serentetan bunyi
dentingan nyaring berge ma me me cahkan keheningan.
Kembali Ku See hong melancarkan sebuah bacokan maut ke arah
depan...
Kali ini berkumandang dua kali jeritan ngeri yang menyayatkan
hati, lagi-lagi ada dua lembar jiwa manusia yang melayang
meninggablkan raganya.
Serentetan tindakan dari Ku See hong dala m usahanya
me mbunuh delapan orang Hiangcu ini, boleh dibilang dilakukan
dalam sekejap mata saja...
Tindakan dahsyat yang menggetarkan sukma ini kontan saja
menimbulkan kehebohan bagi para Hiangcu sisanya yang telah
kehilangan senjata tajam mereka karena terpapas kutung senjata
mestika lawan tadi, tak bisa dicegah lagi mereka se mua pada
me mbubarkan diri dan mengundurkan diri dari situ dengan
ketakutan.
Dala m pada itu, Ku See hong telah di pengaruhi oleh hawa
pembunuhan yang menggidikkan hati, dita mbah lagi kawanan
manusia tersebut merupakan musuh-musuh besar yang harus
dibunuh, dia lebih-lebih tidak mengena l a mpun.
Bagaikan raja akhirat yang baru muncul dari da la m neraka saja,
pedangnya diayunkan kian ke mari melancarkan serangka ian
serangan dahsyat untuk me mbantai kedua hiangcu tersebut.

1042
Mendadak, pada saat inilah ....
Thi bok sin kia m Cu Pok dan ketua Jian khi pang si Pedang Iblis
Toan Gi cong secara dia m-dia m menyelinap datang dari arah
belakang, ke mudian me lancarkan sergapan secara tiba-tiba.
Segulung cahaya pedang berwarna hitam, dan segulung cahaya
pedang berwarna putih, bagaikan sa mbaran bintang ditengah udara,
satu dari kiri yang lain dari kanan langsung menusuk ke punggung
Ku See hong dari arah belakang.
Kecepatan serangannya itu benar-benar liha inya bukan kepalang.
Begitu merasakan datangnya hawa pedang yang menyergapnya
dari arah belakang, buru-buru Ku See hong melejit ke samping
dengan ilmu gerakan tubuh Mi khi biau tiong sin hoat untuk
me loloskan diri.
''Sreeet..!" desingan angin tajam berge ma me mbe lah angkasa.
Ku See hong mendengus tertahan, tahu-tahu bahu kirinya sudah
tersambar oleh pedang kayu besi milik Thi bok sin kia m Cu Pok
sehingga terluka, darah segar dengan cepat menyembur ke luar dan
me mbasahi seluruh tubuhnya.
Akan tetapi disaat Ku See hong melejit ke samping inilah, pedang
Hu thian seng kiam nya dengan disertai hawa pedang yang
menggulung-gulung diiringi suara desingan angin taja m
menggulung ke tubuh kawanan Hiangcu tersebbut.
ooo0dw0ooo

BAB 48
SISA enam orang hiangcu yang masih hidup sa ma seka li tidak
menyangka ka lau Ku See hong begitu bernapsu untuk me mbinasa
kan mereka, sebelum orang-orang itu mengetahui apa yang terjadi,
ke mbali terdengar dua jeritan ngeri yang memilukan hati
berkumandang me mecahkan keheningan

1043
Menyusul ke mudian ke mbali ada dua orang hiangcu yang
terkapar diatas tanah:
Kejadian ini kontan saja mengejutkan empat orang Hiangcu
lainnya, mereka menjadi a mat ketakutan serasa sukma melayang
meninggalkaa raganya saja.
Berada dalam keadaan demikian mereka tak berani me lakukan
perlawanah lagi, di iringi bentakan nyaring, mereka bersama-sa ma
menyebarkan diri untuk mencari sela mat.
Waktu itu seluruh tubuh Ku See hong sudah basah oleh darah,
seperti seekor binatang buas yang sedang gila saja, dia me mbentak
amat keras.
Pedang mestika Hu thian seng kia m ke mbali meluncur ke
angkasa menciptakan selapis cahaya bianglala, hawa pedang yang
tajam menyapu rata kearah depan, lalu terdengarlah serentetan
jeritan ngeri yang me milukan hari berge ma me mecahka m
keheningan.
Suara jeritan yang menusuk pendengaran dan me ndirikan bulu
roma itu segera mengalun diseluruh angkasa.
Empat belas orang hiangcu dari Ban Sia kau, Jian ki pang serta
Thi kiong pang telah tewas se mua secara mengenaskan diujung
pedang Ku See hong, mereka tewas kalau bukan dengan lengan
kutung tentu kaki mereka terpapas, darah berbahu amis tersebar
dimana-mana dan menyiarkan bau yang a mat me mualkan.
Pemandangan waktu itu benar-benar mengerikan seka li.
Di saat Ku See hong telah berhasil me mbinasakan Hiangcu yang
terakhir, Thi bok sin kia m Cu Pok, si pedang iblis Toan Gi cong, si
tombak terbang berwajah besi Song Ko piau, Thian jian te-jiat Si
Hun sia, si kake k berlengan iblis Khong Yu siang dan si penginja k
salju tanpa bekas Tha m Hun khi, ena m orang jago lihay dari dunia
persilatan bersama-sa ma me lancarkan serangan dahsyat ke tubuh
Ku See hong.

1044
Jurus pedang, tenaga pukulan, bayangan kaki, seperti badai
dahsyat yang menyapu seluruh jagad. Bersama-rsa ma ditujukan
tkebagian yang mqe matikan dituburh Ku See hong. .
Mendadak berkumandarg suara pekikan panjang yang menusuk
pendengaran bergema diangkasa...
Tiba-tiba saja Ku See hong melejit ke tengah udara dan berputar
tiga lingkaran di tengah angkasa, lalu bagaikan naga sa kti yang
mene mbusi langit tingkat sembilan, pedang mestika Hu thian seng
kia m ditangannya seperti bianglala panjang segera menusuk
kedepan secepat sambaran petir, bagaikan bendungan yang ambrol
saja, serentak ancaman itu menggulung batok kepala orang jagoan
tersebut.
Jurus serangan ini benar-benar merupa kan suatu ancaman yang
amat mengerikan hati.
Keenam orang jago lihay itu me mbentak bersama, serentak
mereka me mbuyarkan serangan sa mbil me lompat mundur ke
belakang.
Gerakan tubuh Ku See hong yang sedang berputar-putar di
angkasa pun la mbat laun berta mbah la mbat, tampaknya dia a kan
segera melayang turun keatas tanah.
Mendadak tebuhnya melengkung ke mudian melejit, cahaya
pedangnya diputar kencang, hawa pedang menderu-deru dan
me mbiaskan serentetan cahaya tajam yang menyilaukan mata,
secepat sambaran kilat meluncur ke arah Jian khi pangcu si pedang
iblis Toan Gi cong serta Thi kiong pangcu si tombak terbang
berwajah besi Seng Ko piau.
Gerak serangan pedang ini benar-benar ibaratnya bayangan
setan yang menyambar-nya mbar.
Inilah jurus ketiga dari ilmu pedang Cang ciong ciat mia kia m
yang disebut Keng biau keng tee pai kut hui (angin puyuh menyapu
tanah, tulang hancur tubuh menjadi cacad).

1045
Si pedang iblis Toan Gi cong dan si tombak terbang berwajah
baja Seng Ko piau merasa kan ada segulung hawa dingin yang
menyayat badan menggulung tiba dengan kecepatan luar biasa.
Kedua orang itu menjadi a mat terkesiap, buru-buru Toan Gi cong
menggerakkan pedangnya me mainkan sebuah gerak serangan yang
khusus dipaka i untuk menggetarkan pedang lawan, maksudnya dia
hendak menganda lkan hawa pedang untuk me mentalkan serangan
tersebut.
Sebaliknya si tomba k terbang berwajah baja Seng Ko piau
menggunakan senjata busur bajanya me mainkan suatu pertahanan
yang kuat dan rapat untuk melindungi diri dari anca man lawan.
Tapi kenyataan berbicara lain, mendadak terdengar dua ka li
suara dentingan nyaring.. "Criiing! Criiinggg!" dua kali dentingan
nyaring bergema me mecahkan keheningan.
Tahu-tahu senjata tajam yang dipergunakan kedua orang itu
sudah terpapas kutung oleh ayunan pedang Hu thian seng kia m
yang sangat tajam itu.
Ku See hong dengan gerak serangan yang sa ma sekali tak
berubah segera memapaskan pedangnya keatas batok kepala kedua
orang itu, ancaman mana segera mengejutkan hati mereka hingga
sukma serasa melayang meninggalkan raganya.
Tampaknya ketua dari Thi kiong pang dan Jian khi pang segera
akan terluka diujung pedang Hu thian seng kia m tersebut.
Tapi disaat yang kritis itulah, Thian jian tee ciat Si Hun sia yang
berada di samping arena bersama-sa ma si Penginjak salju tanpa
bekas Tha m Hun khi dan si kakek berlengan iblis Khong Yu siang
telah mengayunkan senjata tajamnya sa mbil me nerjang datang.
Dala m posisi de mikian, andaikata Ku See hong melanjutkan
serangannya untuk meluka i kedua orang itu. dia sendiripun pasti
akan terluka juga, bahkan ancaman itupun merupakan suatu
ancaman yang bisa merenggut sele mbar jiwanya.

1046
Terpaksa dia harus me mbuyarkan jurus serangan dan sambil
me lompat mundur ke belakang, tubuhnya mengigos ke samping
dengan suatu gerakan yang sangat aneh.
Disaat ujung kakinya baru menyentuh permukaan tanah itulah.
Kembali terdengar suara tertawa dingin yang me mekikkan telinga
bergema tiba di sisi kiri Ku See hong..
Pedang kayu besi dari Thi bok sin kia m Cu Pok secepat kilat telah
menusuk ke arah pinggangnya dari arah belakang, bersamaan
juga.. 'Weees telapak tangan kiri Cu Pok dengan disertai desingan
angin pukulan yang maha dahsyat menghantam ke iga sebelah
kirinya.
Sergapan yang dilakukan tersebut selain berke kuatan dahsyat,
juga me mbawa suatu anca man yang berbahaya.
Ku See hong me mang hebat, sambil me mbentak keras dia
mengerahkan tenaga dala mnya sa mbil me lepaskan sebuah pukulan
dengan tangan kirinya, kemudian tubuhnya berkelit ke sa mping
dengan kecepatan seperti bayangan setan.
Thi bok sin kia m Cu Pok boleh di bilang merupakan seorang
manusia yang licik dan berbahaya.
Sesungguhnya sergapan yang dilakukan olehnya itu hanya
merupakan suara serangan tipuan belaka, disaat Ku See hong
mengayunkan telapak tangan kirinya sambil berkelit ke sa mping
itulah ....
Waktu itu dia telah membuyarkan serangannya sambil mundur
kebelakang, dia me mang bermaksud untuk menantikan serangan
selanjutnya dari Ku See hong, Waktu itu, pedang kayu besinya
sudah di pindahkan ke tangan kiri, sedangkan telapak tangan
kanannya dengan suatu gerakan yang cepat bagaikan sa mbaran
kilat menghajar ke punggung Ku See hong.
Thi bok sin kia m Cu Pok mengetahui kalau Ku See hong me miliki
hawa sakti Kan kun mi siu khikang yang tidak takut menghadapi
serangan musuh yang bagaimana pun hebatnya, oleh sebab itu

1047
serangan yang dilancarkan olehnya sama sekali tidak menimbulkan
sedikit suarapun.
Serangan berat semacam ini merupakan suatu serangan yang
berbahaya sekali, sebab tatkala ancaman dilakukan pada
hakekatnya tidak menimbulkan sedikit suara pun, tapi setelah
menyentuh pada tubuh sang korban, kekuatannya baru terpancar
keluar.
Ancaman semaca m ini pada hakekatnya merupakan suatu
ancaman yang dahsyat, dan amat berbahaya,
Tatkala Ku See hong menghindar ke samping tadi, dia sama
sekali tidak menyang-ka kalau Cu Pok sudah me nanti di bela kang
tubuhnya, menanti dia merasakan adanya sesuatu yang aneh
dibelakang tubuhnya, telapak tangan kanan Cu Pok telah berada
satu inci saja dibe lakang punggungnya.
Dala m terkejutnya, mendadak dia berjongkok sa mbil
menjatuhkan diri ke muka.
Dengusan tertahan segera bergema me mecah kan keheningan.
Bahu kiri Ku See hong yang terluka bekas bacokan tadi telah
tersapu oleh hantaman Cu Pok, kontan saja Ku See hong muntah
darah, dia mundur sejauh tujuh delapan langkah dengan
sempoyongan.
Dala m pada itu, Thian jian tee jiat, Si penginjak salju tanpa
bekas, si Kakek berlengan iblis serta si pedang iblis dan si tomba k
terbang berwajah besi telah menga mbil sebilah pedang dan busur
besi dari tangan mayat mayat Hiangcu itu, kemudian bersama-sa ma
mengerubut kedepan.
Ku See hong me mbentak nyaring:
"Siapa yang berani maju lagi!"
Rupanya dia telah menggunakan sebuah jurus pertahanan dari
ilmu pedang Cang ciong-ciat mi kia m untuk me mpertahan diri.

1048
Dengan menghunus pedang Hu thian seng kia mnya melintang
didepan dada dan tubuh berdiri ke arah samping, telapak tangan
kirinya diayunkan ke muka dengan suatu gerakan yang aneh sekali,
dibalik serangan yang aneh inilah sesungguhnya mengandung hawa
pembunuhan yang luar biasa seka li.
Enam orang yang berada diarena sekarang merupa kan ge mbong-
gembong iblis yang luar biasa, mereka se mua tentu saja
mengetahui a kan kelihayan jurus pedang yang dila kukan Ku See
hong sekarang, karena itu untuk se mentara waktu mereka tak
berani maju menyerang secara gegabah, melainkan hanya
mengurung Ku See hong ditengah arena saja.
Sambil me ncibirkan bibirnya dan me mper-dengarkan suara
tertawa dingin yang menyera mka m Thi bok sin kia m Cu Pok
berseru.
"Ku sute, sekarang kita sudah ibaratnya binatang buas yang
masuk perangkap, lebih baik letakkan senjata saja, daripada harus
mengorbankan sele mbar jiwa mu dengan percuma "
Ku See hong tertayya seram.
'Haaaahhh... haaahh.. haaahhh . Cu Pok bila kau tidak takut,
silahkan saja untuk melancarkan serangan lebih dahulu!'
'Ku See hong" si pedang iblis Toan Gi cong berseru pula dengan
suara dingin, "cara mu a mat keji, kendatipun mala m ini kau letak kan
senjata, aku masih tetap akan membuat perhitungan berdarah
dengan mu..."
Ku See hong mendengus dingin, katanya kemudian dengan suara
yang menyeramkan.
"Jangan berbicara sesumbar dulu, sebentar lagi bahkan kalian
berenampun akan ma mpus se mua diujung tanganku"
"Hmmm... aku kuatir apa yang kau ingin kan tak bisa terpenuhi
dengan begitu saja!" jengek Thi bok sin kia m Cu Pok sa mbil tertawa
dingin, "sekarang, tentunya kau pun merasa amat tersiksa dalam
tubuhmu bukan?"

1049
Bahu kiri Ku See hong telah tertusuk dan terhajar oleh serangan
Cu Pok, sesungguh nya luka yang dideritanya amat parah,
kendatipun tenaga dala m yang dimilikinya cukup se mpurna
sehingga tak sa mpai tewas seketika, namun mulut lukanya terasa
panas dan a mat sakit seka li...
Telapak tangan kirinya yang terangkat di tengah udara sekarang
pun agak ge metar menahan sakit, dari sinilah Cu Pok berhasil
mene mukan keadaan tersebut.
Dia m-dia m Ku See hong menggigit bibir menahan rasa sakit yang
luar biasa, dengan cepat dia berpikir:
"Bila aku terkurung begini terus disini, pada akhirnya aku pasti
akan tewas juga disini, lebih ba ik aku mencari aka l la in untuk
me loloskan diri saja dari te mpat ini, sedangkan denda m sakit hati
pada ma la m ini biar dike mudian hari saja baru kutuntut balas, asal
gunung masih menghijau, mengapa aku harus kuatir tak
me mperoleh kayu ba kar..."
Belum habis dia berpikir, Thi bok sin kia m Cu Pok telah berkata
sambil tertawa seram.
"Ku Sute, bila kau tak ma u menyerahkan bait lagu Denda m
sejagad kepadaku, setelah berhasil kutangkap nanti, jangan
salahkan bila kupaksa kau dengan siksaan keji.
'Kau harus tahu bahwa beberapa orang yang hadir di arena
sekarang adalah manusia-manusia yang me mbedakan antara budi
dan dendam secara jelas, kini kau sudah terikat hubungan denda m
sakit hati sedalam lautan dengan kami, ibaratnya api bertemu
dengan air, siksaan yang bagaimana pun kejinya masih bisa ka mi
gunakan untuk menghadapimu, mengerti. ..?''
"Huuuh, kepanda ian seberapa besar sih yang kalian miliki
sehingga begitu berani menangkap aku? Tak usah ngebacot yang
bukan-bukan?' jenge k Ku See hong sinis.

1050
Mendadak mencorong sinar mata yang amat buas dari balik mata
si Pedang sa kti kayu besi Cu Pok, bentaknya dengan penuh
kebencian:
'Ayo semuanya maju bersama, dia tak akan ma mpu menahan
serangan gabungan dari kita berena m!"
Ditengah bentakan tersebut, Cu Pok melancarkan serangan
paling dulu, dengan suatu gerakan yang sangat aneh, pedang kayu
besinya diayunkan ke muka melepas kan sebuah serangan dahsyat
yang langsung menyodok ke dada Ku See hong.
Si anak muda itu mendengus dingin, tubuhnya melejit dan
pedang mestika Hu thian seng kia mnya dengan cepat digetarkan
keras, bertitik-titik cahaya bintang tiba-tiba saja me mancar ke
empat penjuru dan me nganca m jalan darah Thian hun jiat, Pek kut
hiat, jian ji hiat dan Pit hok hiat e mpat buah jalan darah penting
dibahu kanan Cu Pok..
Gerak serangan pedang yang sangat aneh, menyerang bagaikan
sambaran petir, dalam sekali gebrakan saja empat buah jalan darah
penting sudah dianca m.. kedahsyatannya benar-benar mengerikan
hati.
Sesungguhnya tutukan pedang dari Thi bok sin kia m Cu Pok tadi
hanya bersifat memancing saja, karena dia tak tahu kalau dibalik
gerak pertahanan dari Ku See hong itu sebenarnya terkandung
suatu jurus serangan yang begitu lihaynya.
Ia lebih-lebih tak menyangka, kalau di balik gerakan pedangnya
itu terdapat pula gerakan yang begitu aneh dan sakti.
Didala m terkesiapnya, diam-dia m ia menghimpun tenaganya
untuk melindungi badan, kemudian diantara berkilauannya cahaya
hitam, secara bderuntun dia lepaskan tiga buah bacokan berantai.
Tiga buah serangan yang dilancarkan secara beruntun itu
me mpunyai kekuatan maha dahsyat, seluruh angkasa segera
dipenuhi oleh hawa pedang yang luar biasa, jurus serangan yang
keji dan dahsyat betul-betul mengerikan hati.

1051
’Criing... Criiiing!' suara dentingan bergema me mecahkan
keheningan.
'Pedang sakti kayu besi dari Cu pok telah bersentuhan beberapa
kali dengan pedang mestika Hu thian seng kia m tersebut dan
me matahkan serangan pe mbunuhannya itu.
Begitu berhasil mendesak Ku See hong dengan jurus
serangannya, Cu Pok segera mengembangkan serangka ian
serangan yang gencar.
Pedang Thi bok sin kia m itu diputar sedemikian rupa
menciptakan lingkaran cahaya hita m yang terbang ke atas dan ke
bawah seperti naga sakti yang sedang me-nari-nari, hawa serangan
yang menggulung segera mendesak Ku See hong mundur dua
langkah secara beruntun.
Dala m pada itu, pedang yang berada di tangan si pedang Iblis
Toan Gi cong telah berputar kencang menciptakan selapis cahaya
perak yang berkelebat lewat disertai selapis desingan angin yang
menderu-deru, serangan tersebut langsung menganca m bagian
me matikan ditubuh Ku See hong.
Di ikuti ke mudian Thi Kiong pangcu si Tombak terbang berwajah
baja seng ko piau melancarkan serangan pula dengan busur
bajanya yang disertai suara desingan aneh.
Si penginjak salju tanpa jejak Tha m Hun khi tak a mbil dia m,
sepasang telapak tangan nya disilangkan di depan dada ke mudian
sambil menerjang ke muka secepat sa mbaran petir dia lepaskan
serangkaian serangan gencar.
Jurus serangan yang dilepaskan ibarat angin puyuh disertai hujan
badai melanda permukaan bumi, bayangan telapak tangan dan
bayangan kaki me mbukit, ditujukan ke tubuh Ku See hong.
Thian jian tee ciat Si Hun sin dan kakek berlengan Iblis Khong Yu
siang bergerak pula bersa ma me lancarkan serangan gencar.
Sepasang mata Ku See hong berapi-api, sambil me mbentak
keras, pedang mestika Hu thian seng kia m ditangannya diputar

1052
dengan menciptakan serentetan sinar taja m yang ber-lapis2 seperti
sebuah sarang laba-laba, semuanya itu bersusun-susun pula di
tengah angkasa membentuk selapis dinding cahaya yang sangat
kuat.
Kendatipun de mikian, dia toh kena didesak juga oleh serangan
gabungan dari ke ena m orang jago lihay itu. sehingga tubuhnya
mundur lagi sejauh beberapa langkah.
"Sreeet...!" desingan angin tajam me nderu-deru, Jian khi pangcu
Toan Gi cong secara tiba-tiba melancarkan sebuah tusukan pedang
yang dilancarkan dari suatu sudut yang sangat aneh, kemudian
me mbabat pergelangan tangan kanan Ku See hong.
Apabila tusukan ini sa mpa i bersarang secara telak, tak pelak lagi
Ku See hong akan tewas seketika atau paling tidak akan terluka
amat parah.
Ku See hong a mat terkesiap, cepat-cepat tubuhnya mengigos
kesamping kiri, se men-tara pedang mestika Hu thian seng kia m nya
me lancarkan sebuah babatan cepat.
Sayang keadaan sudah terlambat, terdengar dua kali dengusan
tertahan berku-mandang me mecahkan keheningan.
Punggung sebelah kanan Ku See hong tertusuk lebih dulu oleh
pedang lawan, namun pedang Toan Gi cong terpapas kutung pula
oleh babatan pedang Hu thian seng kiam sehingga berikut
pergelangan tangan nya kena tertabas kutung.
Kontan saja dia jatuh terduduk sa mbil mengerung kesakitan.
Ku See hong yang tertusuk punggungnya, merasakan darah
segar menyembur keluar dengan amat derasnya, kepalanya segera
terasa pening, gerak serangannya juga ikut berhenti ....
Thi bok sin kia m Cu pok tertawa dingin, mendadak telapak
tangan kirinya diayunkan kedepan me lepaskan sebuah pukulan
udara dingin yang a mat dahsyat.

1053
Pedang kayu besi dilengan kanannya secepat kilat melancarkan
tusukan pula kearah lingkaran sebelah luar.
Telapak tangan dan pedang yang melepas kan serangan tersebut
dilakukan ha mpir pada saat yang bersamaan. Kedahsyatan mau pun
kekejiannya sungguh menggidikkan hati.
Ku See hong me nggigit bibirnya kencang-kencanqg, telapak
tangran kirinya diayunkan pula kedepan melepaskan sebuah
pukulan dahsyat untuk me mbendung serangan tersebut.
Sementara pedang Hu thian seng kia mnya diputar sa mbil
dihentakkan, hawa pedang segera menyelimuti seluruh angkasa,
cahaya pelangi yang menyilaukan mata menyambar kearah e mpat
orang lain yang sedang menyerbu tiba.
Serangan pukulan serta pedang yang digunakan si anak muda
inipun aneh sekali, kontan kelima orang itu terdesak hebat, mereka
harus me mbuyarkan serangannya, tapi hanya sebentar kemudian
mereka sudah berganti jurus sa mbil maju menyerang lagi.
Ku See hong tahu kalau luka yang dideritanya sangat parah, bila
gagal untuk menenangkan hatinya, mala m ini sudah pasti akan
tewas secara mengenaskan... dendam perguruan, denda m
ayahnya... hampir se muanya belum terbalas, dia tak akan mati
dengan mata meram ..bila kese muanya itu belum dilangsungkan...
Berpikir sampai disitu, semangatnya segera bangkit kembali,
jurus serangannya juga dilancarkan secara berulang-ulang, hawa
serangan yang kuat bagaikan dinding baja tersusun diudara
berlapis-lapis, keadaannya begitu rapat membuat orang lain tak
sanggup mene mbusi pertahanan tersebut.
Sekalipun ada lima orang jago lihay sedang mengerubutinya
seorang, namun setelah anak muda itu bertahan dengan sekuat
tenaga, untuk sementara waktu sulit untuk me luka inya.
Jian khi pangcu si pedang iblis Toan Gi cong yang tertebas
kutung pergelangan tangan kanannya oleh bacokan Ku See hong
tadi, kini telah me mbenci sianak muda tersebut hingga merasuk

1054
ketulang sum-sum nya, sebab dengan tertabas kutungnya
pergelangan tangan kanannya, berarti banyak sekali kepandaian
simpanannya yang tak mungkin dapat diperguna kan lagi.
Setelah menghentikan darah yang mengalir keluar dari tubuhnya,
dengan tangan kirinya dia me mungut sebilah pedang dari atas
tanah, kemudian bersiap siaga menghadapi segala ke mungkinan
yang tak diinginkan, disa mping itu dia pun berusaha untuk menusuk
anak muda tersebut sa mpat mati.
Awan gelap menutupi cahaya rembulan, suasana didala m itu
terasa semakin kelabu.
Mendadak....
Saat itulah dari luar lembah berkuman-dang suara tertawa aneh
yang dingin dan menyera mkan.
Menyusul ke mudian tampa k sesosok bayangan manusia me luncur
tiba bagaikan bayangan setan dedemit,
Begitu menangkap suara tertawa dingin itu, paras muka Thi bok
sin kia m Cu Pok berubah hebat, tapi sejenak ke mudian ia telah
berteriak keras:
”Cu sute, cepat datang me mbantuku"
Yang datang adalah seorang manusia berkerudung yang aneh
dan menyeramkan, dia tak lain adalah sa lah satu diantara dua murid
murtad Bun ji koan su Him Ci seng, Yakni Jian hun kim ciang
(Tangan e mas sukma dacad) Tu Pak kim.
Begitu mengetahui siapa yang muncul, dia m-dia m Ku See hong
menge luh didala m hati.
"Ma mpus a ku kali ini!"
Sementara itu, si Tangan e mas sukma cacad Tu Pa k kim telah
tertawa dingin dengan suara yang dala m, ke mudian berseru:
"Cu suheng, tampaknya pekerjaanmu benar-benar cukup
rahasia'?

1055
”Aaah, apa maksud Tu sute berkata de mikian?" seru Thi bok sin
kia m Cu Pok cepat' "oleh karena a ku tak berhasil mene mukan kau,
maka persoalan ini tak se mpat kuberitahukan kepada mu"
Tangan emas sukma cacad Tu Pak kim tertawa dingin, kemba li
serunya:
"Suheng, kalau me mang tak bisa mene mukan aku, mengapa pula
kau bisa me mbawa begini banyak pembantu? Heeee....hehhh..
heeehhh .."
"Sute, hanya kau seorang yang datang?'
"Soal itu aku kurang begitu tahu, tapi besar ke mungkinan
sumoay juga ikut datang."
Paras muka Thi bok sin kia m Cu Pok segera berubah hebat, tapi
hanya sebentar saja telah berubah menjadi tenang kembali, serunya
ke mudian dengan cepat.
'Sute, cepat datang me mbantuku, kita bekuk dulu bajingan ini,
dia sangat berman-faat untuk kita suheng sute berdua'
Mendadak...
Ku See hong berpekik nyaring, suaranya tinggi melengking dan
menga lun di angkasa dengan di sertai nada penuh denda m, benci
sedih dan kesal...
Baru saja pekikan bergema, tubuhnya menerjang ke muka
dengan garangnya.
Segulung hawa pedang me mancar keluar dari pedang Hu thian
seng kia m yang berada ditangannya, itu secepat kilat menya mbar
ke tubuh Thi bok sin kia m Cu Pok.
Sementara telapak tangan kirinya menciptakan beribu-ribu
bayangan telapak tangan yang berlapis-lapis, jurus serangan nya
aneh lagi dahsyat, angin puyuh yang menderu-deru bagaikan
amukan topan menyelimuti tubuh Jian tee ciat, Tam hiat bu liang,
Ma pit siu dan Thi bin hui ka.

1056
Dengan dasar tenaga dala mnya yang begitu se mpurna, angin
pukulannya menghasilkan kekuatan bagaikan angin topan yang
sangat me mbetot sukma.
Terma kan oleh deruan angin pukulannya itu, ke e mpat orang
tersebut kena terdesak sehingga mundur sejauh tiga empat
langkah.
Waktu itu Thi bok sin kia m Cu Pok sedang berbincang-bincang
dengan Jian hun kim ciang Tu Pak kim, oleh karena perhatiannya
bercabang, maka dikala hawa pedang menyambar tiba, untuk
menghindar sudah tak se mpat lagi.
Tak a mpun lengan kanannya tersambar oleh hawa pedang
sehingga muncul sebuah mulut luka yang me lebar.
Dala m keadaan begini, bila Ku See hong t idak angkat kaki, dia
mau menunggu sa mpai kapan lagi?
Tubuhnya yang melejit ke tengah udara segera bersalto
beberapa kali dengan gerakan yang indah, tahu-tahu ia suduh
me luncur sejauh tujuh de lapan ka ki dari posisi se mula.
Sambil tertawa licik Jian hun kim ciang Tu Pak kim segera
berseru keras:
`Ku sute, tunggu sebentar!"
Segulung angin pukulan yang dalam bagaikan samudra tahu-tahu
sudah meluncur ke depan dan menerjang Ku See hong dengan
amat dahsyatnya ....
Waktu itu Ku See hong telah menghimpun segenap tenaga dalam
yang dimilikinya sambil mengawasi sekeliling sana dengan sorot
mata yang tajam, dia segera me mbentak keras, suaranya nyaring
bagaikan geledek ditengah hari bolong, secepat kilat telapak tangan
kirinya me mbentuk gerakan setengah lingkaran busur, kemudian
dilontarkan ke depan secara tiba-tiba.
Segulung angin puyuh dengan cepat menyongsong datangnya
terjangan dari Jian hbun kim ciang.

1057
Serangan ini dilancarkan dengan kekuatan penuh, tampak
pukulan tersebut begitu dilepaskan, angin pukulan yang tajam
segera meluncur ke muka dengan dahsyatnya, desingan yang
menggetar seperti gempa bumi, angin pukulan yang menggulung
bagaikan air bah, me mbuat keadaan disitu sungguh me ngerikan.
Kekuatan yang maha dahsyat tersebut ibaratnya membendung
samudra menggeser bukit, mengerikan sekali.
"Blaaa mmm..!" suatu benturan nyaring yang meme kakkan
telinga berkuma ndang me menuhi se luruh angkasa.
Jian hun kim ciang (pukulan e mas sukma cacad) Tu Pak kim
mendengus tertahan, tubuhnya tergetar keras hingga mundur
sejauh satu kaki dari posisi se mula.
Begitu berhasil me mukul mundur Jian hun kim ciang Tu pak kim.
ke mbali Ku See hong me lejit ke udara, kemudian me luncur ke muka
seperti seekor burung rajawa li.
"Sreeet...!' segulung desingan angin tajam mendesis di tengah
angkasa.
Pedang yang digenggam ditangan Jian khi pangcu si Pedang iblis
Toan Gi cong tahu-tahu sudah meluncur dari tanrgannya
menya mbar ke punggung Ku See hong.
Sambitan pedangnya ini dilakukan dengan ke kuatan yang besar,
kedahsyatannya tidak terlukiskan dengan kata-kata.
Tampak sekilas cahaya bianglala berwarna putih meluncur ke
muka seperti bintang lewat, dala m waktu singkat anca man tersebut
sudah berada hanya satu kaki dari punggung Ku See hong.
Sekalipun Ku See hong sedang berusaha untuk melarikan diri
waktu itu, bukan berarti dia menutup telinga terhadap keadaan
disekelilingnya, cepat-cepar dia menggetarkan sepasang lengannya,
serta merta tubuhnya me lejit ke udara, namun kecepatan pedang
yang menya mbar jauh diluar dugaan.

1058
"Sreeet...!" tak ampun paha kiri Ku See hong tersambar mata
pedang, tubuhnya yang berada ditengah udara pun turut
bergoncang keras, meski begitu ia berhasil meluncur ke depan
sejauh enam tujuh kaki dari posisi se mula.
Thi kiong pangcu si tombak terbang berwajah baja Seng Ko piau
segera me mbentak nyaring;
"Bocah keparat, serahkan selembar jiwa mu!'
Ia menyerang dengan menganda lkan kepanda ian andalannya,
tiga batang senjata belalang terbang yang panjangnya lima inci
dengan cepat meluncur ke udara mengikuti getaran tangannya.
Di dala m forrnasi segi tiga, dengan me mbawa desingan suara
aneh yang me me-kikkan telinga langsung meluncur datang.
Jerit kesakitan segera berkumandang.
Ku See hong berhasil meloloskan diri dari dua batang belalang
terbang yang pertama na mun gagal menghindari serangan yang
berikutnya, belalang terbang yang ketiga segera menancap
dipunggungnya sedalam tiga inci.
Tubuhnya yang berada diudara segera melundur ke bawah dan
roboh terjungkal.
Tapi Ku See hong me mang keras kepala, mendadak dia
menghimpun tenaganya lalu berpe kik nyaring.
Tubuhnya melejit ke mbali ke udara seperti burung elang, dalam
dua tiga lompatan saja bayangan tubuhnya sudah lenyap dari
pandangan mata ....
Hampir se mua jago yang hadir dala m le mbah sekarang adalah
jago-jago berilmu tinggi, namun kenyataan-kenyataan mana
me mbuat mereka terbelalak dan berdiri melongo, mimpipun mereka
tidak menyangka ka lau kepandaian silat Ku See hong begitu
tangguh, meski tubuhnya sudah menderita dua luka parah yang
me matikan, ia toh berhasil juga me lepaskan diri dari kepungan.

1059
Mendadak .... suara bentakan nyaring bergema me mecahkan
keheningan.
Para jago lihay yang berada dalam le mbah tersentak kaget dan
sadar kemba li dari la munan, serentak mereka mengejar ke arah
mana Ku See hong me larikan diri tadi.
Padahal Ku See hong tidak pergi terlalu jauh, dia tahu lukanya
sangat parah, hawa murninya sudah habis, meski dia bisa kabur
sambil me nahan sakit, na mun sesa mpainya ditengah jalan, bila
lukanya sudah tak sanggup ditahan, bukankah dia bakal tertawan
oleh mereka?
Maka setelah melompat keluar dari dalarri le mbah, dia berbelok
kekiri dan ba lik kebela kang sebuah batu karang didepan mulut
le mbah, menanti se mua orang sudah berlalu, dia baru me mbalikkan
badan dan berbalik kabur menuju kedala m selat.
Diujung selat itu kebetulan terdapat sebuah jalan tembus,
sementara itu seluruh badan Ku See hong telah basah oleh darah,
keadaannya mengenaskan seka li.
Sambil me nahan rasa sakit yang luar biasa, dia lari menuju
kearah jalan te mbus tersebut.
Tapi disaat Ku See houg sudah me larikan diri dengan sekuat
tenaga inilah, sesosok bayangan merah nampak mengikutinya dari
belakang dengan ketat.
Agaknya ilmu meringankan tubuh yang dimiliki orang ini sudah
mencapai t ingkat yang sempurna, meskipun berlarian hanya lima
kaki dibelakang Ku See hong namun sa ma sekali tida k menimbulkan
desingan suara, seakan-akan tanpa bersuara saja dia mengikut i
terus kemanapun pe muda itu pergi.
Tak selang beberapa saat kemudian, Ku See hong yang kabur
sambil menahan luka telah berhasil mela mpaui beberapa buah
bukit, dengan gerak langkahnya kian la ma kian bertambah la mbat.
Akhirnya......

1060
-ooo0dw0ooo-

Jilid 32
SAMBIL mendengus tertahan pemuda itu muntah darah segar,
tubuhnya turut roboh terjengkang ke tanah.
Namun kesadarannya masih tetap jernih, ia merasa seakan-akan
dibelakang tubuhnya terdapat desingan angin lirih.
Dengan cekatan dia segera berpaling dengan cepat sorot
matanya yang jeli menangkap sesuatu.
"Siapa kau?" bentaknya kemudian dengan perasaan terkejut
bercampur terkesiap.
Ternyata berapa kaki dibela kangnya telah berdiri seorang
perempuan muda yang cantik je lita, dia berusia dua puluh tujuh
delapan tahunan...
Perempuan muda itu me ma kai baju berwarna putih, matanya jeli,
bibirnya mungil dengan dua baris gigi yang putih bersih, hidungnya
mancung, kulitnya putih ke-merah-merahan, begitu cantik dan
sema mpai nya perempuan tersebut, ibarat bidadari yang baru turun
dari kahyangan...
Ditengah hembusan angin mala m yang silir se milir, dimana ujung
bajunya yang putih dan rambutnya yang hitam bergoyang-goyang,
kesemuanya ini mena mbah daya tarik perempuan itu.
Kecantikan pere mpuan itu ibaratnya dapat menghimpun se mua
kecantikan wanita yang berada di dunia ini, sede mikian cantiknya
sehingga tak terlukiskan dengan kata-kata.
Yang mengejut kan lagi adalah kecantikan nya yang sama sekali
tak genit, begitu wajar, begitu sederhana namun sangat me mukau
hati orang.
Perempuan muda ini bukan lain adalah iblis perempuan yang
paling termashur akan kecabulannya... Ban sia kaucu Ceng Lan

1061
hiang. Sebagaimana diketahui, Ku See hong pernah diberi hadiah
pukulan Hou kut jian hun im kang oleh Ceng Lan hiang sehingga
terjatuh ke dalam jurang, kemudian ditengah mala m yang penuh
kabut. dia menyaksikan Ceng Lan hiang me lakukan hubungan
senggama dengan Gin coa kia m (pedang ular perak) Ciu Heng thian.
Walaupun ia mendengar suara pe mbicaraannya, namun
sesungguhnya belum per-nah me lihat orangnya, maka saat ini Ku
See hong sama sekali tidak tahu ka lau orang ini tak lain ada lah
perempuan paling cabul di dunia Ceng Lan hiang.
Dengan sepasang biji matanya yang jeli dan bening, Ban sia
kaucu Ceng Lan hiang me mperhatikan sekejap wajah Ku See hung,
ke mudian tersenyum manis.
''Ku See hong!" dia menegur dengan suaranya yang merdu
bagaikan burung nuri, ''masa kau tida k kenal siapakah aku?'
Senyumannya benar-benar sangat indah, senyuman tersebut
dapat me mbuat orang kehilangan sukma rasanya, penuh dengan
daya tarik, penuh dengan rangsangan.
Apalagi nada suaranya yang merdu merayu, sungdguh me mbuat
tulaang belulang serasa menjadi le mas.
Tak terlukiskan rasa terperanjat Ku See hong sewaktu itu,
dengan suara agak ge metar ia berseru:
"Kau...kau adalah...kau adalah Ban sia kaucu Ceng Lan hiang...
"Kenapa?" Ceng Lan hiang tertawa cekikikan, "kau hanya bisa
mengenaliku dari suaranya saja?"
Kemudian setelah berhenti sejenak, ke mba li dia melanjutkan:
"Kalau kudengar dari perkataanmu itu tampaknya kau sangat
takut kepadaku!
Tak usah kuatir, ka li ini aku tak a kan mencela kai jiwa mu..."
"Perempuan lonte, kubunuh kau!' teria k Ku See hong dengan
sorot mata me mancarkan sinar berapi-api yang penuh kebencian.

1062
Sembari berseru, dia meronta bangun ke mudian siap menerjang
ke depan.
Tiba-tiba ia mengeluh tertahan, lalu muntahkan darah segar dan
roboh terduduk diatas tanah.
Kini ia benar-benar kehabisan tenaga, kekuatan untuk berdiri pun
tak dimiliki lagi.
Ceng Lan hiang segera tertawa cekikikan.
"Ku See hong, luka yang kau derita? Aaaai...me mang sangat tak
adil, masa satu orang dikerubuti banyak musuh..."
Rasa benci Ku See hong terhadap perempuan jalang ini boleh
dibilang sudah merasuk sa mpai ke tulang sum-sum, na mun sayang
ia tak bertenaga sama se kali waktu itu, akhirnya dengan penuh
kebencian dia ber seru:
"Bila aku orang she Ku harus mati di tanganmu ma la m ini,
anggap saja nasibku me mang lagi sial, mau bunuh mau cincang
terserah kepadamu, tapi kau pun harus tahu, seorang lelaki boleh
dibunuh pantang di hina, bila kau berani menghina aku, akan ku
umpat dirimu sa mpa i habis-habisan.."
Sekilas perubahan yang a mat tak sedap menghiasi wajah Ceng
Lan hiang, katanya dingin:
"Kegagahan se maca m inikah yang kau miliki.?"
"Kalau ingin me mbunuh, cepatlah kau bunuh, aku tak sudi
bertemu denganmu"
Tiba-tiba Ceng Lan hiang menghela napas sedih.
"Aaai... kau me marng tak pandai mte mbe-dakan oranqg yang
baik danr orang jahat, terus terang saja kuberitahukan kepadamu,
senadainya aku ingin me mbunuhmu, aku sudah me mbunuhmu seja k
semual, sejak kau merasakan siksaan yang pertama sehabis terkena
pukulan Hou kut jian hun im kang, buat apa aku mesti menant i
sampai sekarang?"

1063
Menyinggung ke mbali a ib yang dideritanya mala m itu, Ku See
hong merasakan api amarah yang berkobar di dalam dadanya
semakin menjadi-jadi segera bentaknya.
"Waktu itu aku sudah tahu kalau kau menyembunyikan diri di
tepi jarang ... Hmmm, pere mpuan jalang, me mang benar-benar tak
tahu ma lu!"
Mengumpat sampai disitu, dia merasakan hawa darah didalam
dadanya bergelora keras, napasnya jadi sesak dan ucapannya
terputus sampai ditengah ja lan.
Sedangkan Ceng Lan hiang yang mendengar perkataan itu
segera mendengar kan suara tertawa cekikikannya yang me leng-
king dan me me kikkan telinga...
Suara tertawanya itu penuh dengan nada cabul, jalang, keji dan
pelbagai maca m sifat lainnya.
Kemudian setelah berhenti tertawa ia berteriak lagi:
"Bagus seka li! Ku See hong, aku akan me mbuktikan apakah kau
tahu malu atau tidak, aku akan me mbuat mu tunduk diantara kedua
belah pahaku, aku akan mengajakmu bermain cinta setiap hari,
mencari sorga dunia dan kenikmatan hidup...
Ditengah pembicaraaa itulah, tiba tiba ia mengebaskan ujung
bajunya ke arah Ku See hong.
Segulung bau harum me lintas lewat, begitu Ku See hong
mengendus bau itu, tubuhnya yang terduduk pelan-pelan terkulai ke
atas tanah.
Ceng Lan hiang bertinda k cepat, dipeluk nya tubuh Ku See hong
ke mudian secepat kilat berlalu dari situ. .
Dala m wa ktu singkat bayangan tubuhnya telah lenyap dari
pandangan mata.
Suasana pun pulih ke mba li dala m keheningan, seakan-akan
disana tak pernah terjadi suatu peristiwa apa pun.

1064
-oo0dw0oo-

BAB 49
MANUSIA berkerudung warna warni... Keng Cin sin mengerahkan
ilmu meringankan tubuhnya yang sempurna meluncur ke arah kota,
baru saja dia turun tangan keji dengan menghukum cincang si
pedang emas Cia Tiong giok.
Kurang lebih seperminum teh ke mudian, Keng Cin sin telah
sampai didepan bangunan besar di sebelah barat kota, walaupun
letak bangunan tersebut tak jauh dari kota, namun oleh karena
bangunan tersebut berdiri disa mping sebuah kompleks kuburan
yang terbengkalai dan amat luas, maka kendatipun disiang hari pun
tiada manusia yang berkunjung kesitu.
Tak heran kalau keadaan diseputar situ a mat terpencil, sepi dan
menyeramkan.
Tapi siapakah yang tahu kalau didala m bangunan gedung yang
besar dan menyeramkan itu baru saja berlangsung suatu
pertempuran berdarah yang dahsyat dan mengerikan hati, me mbuat
ke sebelas jago Hiat mo bun ha mpir saja musnah se mua.
Kini Keng Cin sin sudah berada disamping bangunan gedung itu
dibawah kuburan yang berlapis-lapis.
Mendadak pada saat itulah.. . .
Dari balik kuburan yang berlapis-lapis berkumandang suara
tertawa dingin yang menyeramkan..
Suara tertawa itu amat dingin, seperti anbgin yang berhe mbus
keluar dari gedung di bawah tanah.
Serentak Keng Cin sin menghentikan gerakan tubuhnya, suatu
firasat tak enak segera muncul dala m hatinya, sebab baru pertama
kali ini dia mendengar suara tertawa semacam ini dari balik
kuburan..

1065
Tempat itu merupa kan daerah yabng terpen-cil, djauh dari
jangkaauan umat persiblatan, bila sekarang muncul jagoan
persilatan dekat dengan markas besarnya, ini berarti orang datang
untuk mencari gara-gara dengan pihaknya.
Baru selesai suara tertawa dingin tadi berkumandang, tiba-tiba...
Serentak suara aneh yang menyeramkan berkumandang susul
menyusul dari ba lik kuburan liar itu, kali ini bukan hanya seorang
saja yang tertawa, melainkan diatas tujuh delapan orang, jumlahnya
sukar dihitung.
Gelak tertawa yang berkumandang dari balik kompleks tanah
pekuburan yang menyeramkan itu kedengarannya sangat
mengerikan, seperti suara setan iblis saja, meski berada diisiang hari
bolongpun orang akan bergidik di buatnya.
Mencorong sinar tajam dari balik mata Keng Cin sin, tiba-tiba dia
menga lihkan pan-dangannya dan mnulai me lakukan pe meriksaan
yang seksama atas tanah pekuburan tersebut.
Ia dapat mendengar suara tertawa tersebut tinggi melengking
dan amat menusuk pende-ngaran, seakan-akan dipancarkan dengan
hawa murni yang sempurna, ditinjau dari hal ini dapat dibuktikan
kalau pihak lawan me miliki tenaga dala m yang a mat se mpurna.
Suara pekikan yang mengacaukan pikiran, mendatangkan
keseraman dan kengerian yang luar biasa...
Keng Cin sin me miliki kepandaian silat yang maha sakti,
walaupun dia tida k takut menghadapi manusia-manusia laknat yang
datang mencari gara-gara dengannya, toh timbul juga perasaan
kuatir dala m hati kecilnya, dia menguatirkan kesela matan dari
anggota perguruannya.
Mungkinkan anggota perguruannya telah tiba ke mbali di dala m
gedung ini?
Kalau tida k, mengapa mere ka me mbiarkan orang-orang tersebut
bersembunyi di sini sa mbil bermain setan?

1066
Tapi bila ia teringat kemba li ka lau ke sebelas orang anggota
perguruannya me miliki kepandaian silat yang luar biasa, perasaan
kuatirnya itu segera lenyap ke mbali.
Berbicara yang sebenarnya, sebelas anggota perguruan Hiat mo
bun boleh di bilang me miliki ke ma mpuan yang luar biasa,
kepandaian silat mereka telah mencapai tingkatan yang luar biasa,
meski anggota Ban sia kau sendiripun tak akan nanti berani
me mandang rendah jago-jago Hiat mo bun. Oleh sebab itu disaat
dia hendak menjagoi seluruh dunia persilatan, tiada orang pula yang
berani mencabut kumis harimau.
Tapi tidak de mikian dengan kenyatannya, dari mana dia tahu,
kalau jumlah pihak lawan sangat banyak dan tenaga dalam mere ka
rata-rata amat se mpurna.
Sesudah menga mati sekejap suara tertawa aneh seperti suara
tertawa setan iblis itu, Keng Cin sin me mperdengarkan ke mbali
suara tertawa dinginnya yang menusuk tulang, dia menghimpun
hawa murninya, Dan dengan mengerahkan ilmu Ban li coan im
(menya mpaikan suara dari se laksa li) se maca m kepandaian sakt i
dalam kitab pusaka Cang C iong pit kip, serunya lantang.
"Setan iblis dari manakah yang telah muncul disini? Bila ingin
mencari gara-gara dengan Buncu mu, unjukkan saja dirimu, buat
apa mesti main se mbunyi diantara mayat-mayat me mbusuk?
Tidakkah kuatir perbuatan ka lian hanya akan menurunkan derajat?"
Bersama dengan selesainya ucapan itu, suara tertawa aneh ikut
berhenti pula, namun pihak lawan sa ma sekali tidak mengucapkan
sepatah katapun.
''Suasana dise keliling te mpat itu ke mbali diceka m dala m
keheningan, kesepian yang luar biasa, bahkan lamat-la mat terasa
pula suasana mengerikan dan hawa pe mbunuhan yang luar biasa.
Mendongkol juga Keng C in sin ketika pihak lawan tidak
menyahut, sekali lagi dia menegur:'

1067
"'Hei, tampaknya kalian semua hanya sukma-sukma gentayangan
dalam kuburan?"
Namuh suassna tetap hening, tak ke dengaran sedikit suara pun
....
Sejauh mata me mandang hanya batu nisan dengan gundukkan
tanah pekuburan yang berserakan dimana-mana, semua benda di
situ seolah-olah menjadi kaku, tak sesosok bayangan manusia pun
yang nampak, sepertinya suara tertawa tadi dipancarkan oleh
sukma gentayangan.
Suasana yang tegang dan menyeramkan menyelimuti seluruh
angkasa, me mbuat suasana menjadi sesak dan tegang ....
Tanpa terasa mucul pula hawa pe mbunuhan yang kian la ma kian
bertambah menebal.
Kini Keng Cin sin mula i agak kaget dan ngeri, ia bukan takut
terhadap manusia-manusia tersebut, melainkan terkerjut oleh
ke ma mptuan serta kesabqaran lawan menyrem-bunyikan diri terus
secara tenang...
Selama berapa saat terakhir ini, Keng Cin sin telah mengerahkan
ke ma mpuannya untuk mendengar dan me lihat untuk me me-riksa
napas lawan dan gerak-gerik musuh, namun dia tak berhasil
mene mukan sesuatu apa pun, hal ini me mbukt ikan ka lau piha k
lawan mengguna kan ilmu napas kura-kura Ku si tay hoat untuk
menutup pernapasan nya.
Mendadak...
Satu ingatan bagus me lintas didala m benaknya.
Ia mendapat satu akal bagus untuk me maksa lawannya agar
mena mpa kkan diri.
Tanpa hanyak berbicara lagi Keng Cin sin me mbalikkan badan
dan beranjak pergi dari situ, tapi pihak lawan seperti sa ma seka li tak
termakan oleh tipu muslihatnya itu, suasana tetap hening, tiada

1068
terdengar sedikit suara pun, sementara Keng Cin sin telah berada
belasan kaki jauhnya dari posisi se mula.
Mendadak...
Dari balik tanah pekuburan itu berkuman-dang suara tertawa
dingin yang a mat menusuk pendengaran, lalu seseorang berkata:
'Hei manusia berkerudung warna warni, bila kau bernyali,
silahkan me masuki barisan Tee gi mi hun tin (barisan neraka pembi-
ngung sukma) ka mi!"
Suara itu amat lembut seperti bisikan nyamuk, namun setiap
patah katanya sangat jelas dan menggetarkan pendengaran.
Bagaikan seekor burung wa let, Keng Cin sin segera me mbalikkan
badannya dan secepat sambaran kilat me luncur ke arah mana
berasalnya suara peringatan tersebut.
Kemudian dia berhenti sejenak disisi sebuah kuburan dan
me meriksa keadaan diseke liling sana, tapi apa yang kemudian
terlihat me mbuatnya sangat terkejut.
Disitu tak na mpa k manusia hidup, hanya ada tengkorak-
tengkorak manusia yang menyeramkan berjajar dima na-mana.
Keng Cin sin sungguh merasa a mat terkejut, dia m-dia m dia
berpikir dihati:
Sudah jelas kudengar kalau suara pe mbicaraan itu munculnya
dari sini, mengapa tak nampak sesosok bayangan manusia pun
disini? Masa kawanan tengkorak itu yang bersuara? Aaaah, masa di
dunia ini benar-benar ada setan?"
Sementara dia masih berdiri termenung, tiba-tiba terdengar lagi
suara tadi berkumandang me mecahkan keheningan.
"Manusia berkerudung warna warni, meski se karang ka mi
berwujud orang mati, dulunya pun kami termasuk orang hidup!
Hanya kini daging ka mi sudah me mbusuk sehingga tinggal tulang
belulangnya belaka. mari-mari bersahabat dengan kami!, tempat

1069
kami disini disebut dunianya sukma pria, paling bagus bila ada
seorang perempuan yang ma u mera maikan suasana.
Kembali suasana menjadi hening...
Keng Cin sin segera menerjang ke sisi kuburan yang lain, namun
apa yang terlihat disitupun tiada berbeda dengan pemandangan
yang pertama tadi, disana tiada sesosok bayangan manusia pun,
yang ada hanya sesosok tulang belulang manusia, seonggokan
tengkorak.
Kali ini Keng Cin sin benar-benar di buat terperanjat sekali hingga
berdebar keras jantungnya.
Disaat inilah, suara pembicaraan yang menyeramkan
berkumandang lagi dari arah lain.
"Kau tak usah takut! Hidup manusia di dunia ini akhirnya tak
akan lolos juga dari ke matian, tapi sesungguhnya kami pun belum
mati, coba lihatlah ka mi masih bernyawa, masih dapat berbicara,
bukankah de mikian ....?"
Gerakan tubuh Keng Cin sin ka li ini jauh lebih cepat lagi, didala m
sekali berkelebat dia sudah melayang turuh keatas permukaan
tanah, namun pe mandangan yang di jumpai nya masih tetap seperti
apa yang dilihat sebelumnya.
Sambil berkerut kening, Keng Cin sin mula i berpikir:
Kalau berbicara menurut kecepatan gerak ku se karang, siapakah
manusia di dunia ini yang ma mpu menandingi kecepatanku
tersebut? Masa mereka sungguh-sungguh adalah setan iblis?"
Mendadak sinar kaget terpancar keluar dari balik mata Keng Cin
sin...
Perasaan kaget tersebut jauh lebih hebat daripada perasaan
semula, sebab secara tiba-tiba saja dia teringat kalau pembicaraan
lawan dipancarkan me lalui semaca m ilmu Hui sian mo ing (ira ma
iblis berpusing) yang maha dahsyat.

1070
Biasanya ira ma iblis berpusing atau Hui sian mo ing tersebut
dipancarkan seseorang dari suatu tempat tertentu, namun
gelombang ira manya sengaja digetarkan ke suaru sasaran tertentu,
ke mudian dari situ baru ke mbali menuju ke gendang telinga orang
yang dituju.
Oleh karena kepandaian semacam ini amat sakti dan luar biasa,
jarang sekali ada jago persilatan dari daratan Tionggoan yang
berhasil me mpe lajarinya.
Konon orang-orang dari Tibet banyak sekali yang
mengkhususkan diri untuk me mpelajari ilmu Hui siang mo ing itu,
jadi bisa disimpulkan kalau orang-orang yang sedang dihadapinya
sekarang bisa jadi adalah orang-orang dari Tibet.
Perlu diketahui, jarang sekali anggota perguruan dari Tibet
datang mengunjungi daratan Tionggoan, bila bukan dikarenakan
masalah yang terla mpau besar, biasanya mereka enggan untuk
bermusuhan dengan bangsa persilatan dari daratan Tionggoan.
Lantas karena persoalan apakah mereka datang mencari gara-
gara dengan pihaknya hari ini?
Seandainya orang-orang tersebut benar-benar berasal dari Tibet,
itu berarti dia harus meningkatkan kewaspadaannya.
Sambil tertawa dingin Keng Cin sin segera berseru:
"Saudara sekalian pandai sekali me mpergunakan ilmu Hui sian
mo ing, nampaknya kalian se mua adalah anggota perguruan dari
wilayah Tibet."
Mendadak terdengar seseorang menyahut: "Manusia
berkerudung warna warni pengetahuanmu me mang sungguh a mat
luas, tepat sekali! Kepandaian yang ka mi pergunakan sekarang
adalah ira ma Hui sian mo ing. Hmmm.... hmmmm...namun ka mi
bukanlah si keledai-keledai gundul dari Tibet ka mi adalah jago
persilatan yang asli berasal dari daratan tionggoan. Timbul berbagai
kecurigaan dan ketidakmengertian da la m benak Keng Cin sin
setelah mendengar perkataan itu, segera pikirnya.

1071
"Jika kudengar dari pe mbicaraan mereka, sudah jelas me makai
bahasa Han yang luwes dan lancar, tapi ilmu rahasia dari Tibet itu
tak pernah diwariskan kepada sembarangan orang, apalagi mereka
mengaku asli dari daratan Tionggoan, mengapa mereka pun panda i
menggunakan ilmu Hui sian mo ing tersebut?”
Berpikir sa mpai disitu Keng C in-sin berkata lagi dengan suara
sedingin es:
”Pun Buncu tidak a mbil peduli apakah kalian hwesio-hwesio
gundul dari Tibet atau jagoan dari daratan Tionggoan, manaka la
kalian datang mencari gara-gara denganku, berarti kalian ada
maksud terhadap diriku, mengapa tidak kalian utarakan saja
sekarang, agar kita dapat me mperbincangkan nya?"
Sudah jelas Keng Cin sin telah menyadari kalau orang-orang itu
berilmu sangat lihay, jejaknya amat mencurigakan ma ka nada
pembicaraannya pun turut menjadi lebih le mbut dan halus.
Salah seorang diantara lawan segera menyahut:
”Manusia berkerudung warna warni, dugaanmu me mang tepat
sekali, kami me mang datang dengan me mbawa maksud-maksud
tertentu, cuma kau jangan bersusah hati setelah kami utarakan
nanti"
Keng Cin sin tertawa dingin:
"Heeehh .... Heehh... heeeh betapapun sulitnya persoalan di
dunia ini, tak nanti akan menyulit kan Hiat mo buncu"
"Apa gunanya kalau kau hanya tinggal seorang diri?" tiba-tiba
seorang menimpali dengan dingin.
Sesungguhnya ucapannya itu mengandung ma ksud lain, namun
mimpipun Keng Cin sin tidak menyangka kalau ke sebelas orang
anggota Hiat mo bun nya sudah pada tewas atau terluka parah
sehingga kini tingga l dia seorang yang tetap sehat walafiat.
Sambil mendengar Keng Cin sin berkata:

1072
"Biarpun jumlah ka lian sekarang berapa kali lipat lebih banyak
dari padaku, biar aku hanya seorang diri, na mun a ku masih sanggup
untuk mengirim kau berpulang ke a la m baka "
"Mungkin saja kau me miliki ke ma mpuan tersebut, tapi sayangnya
kau tak akan berhasil mene mukan ka mi" jengek seseorang.
Mendadak terdengar suara lain yang menyeramkan
menya mbung:
"Lo su, kau terlalu merendahkan diri sehingga me mada mkan
semangat sendiri saja"
Orang yang semula cepat berseru.
"Lo ngo, dia tak lebih hanya seorang manusia yang ha mpir
ma mpus, apa sih keberatannya membiarkan dia berbangga dulu?
Mulai detik ini, dala m dunia persilatan hanya ada Bu lim jit hun
(tujuh sukma dari dunia persilatan) yang merajai kolong langit,
siapa pula yang ma mpu mengungguli ka mi!"
Seseorang yang lain segera menyahut sa mbil tergelak.
"Haaahhh.. haaahhh... haaahhh... benar! benar! Ucapan dari Lo
su me mang a mat tepat, walaupun sembilan partai besar dari
daratan Tionggoan atau kawanan ciangbunjin yang berna ma
kosong, selanjutnya mereka toh akan mampus juga di ujung tangan
kami bertujuh"
"Lo lak " seseorang yang lain lagi menimpali: "sejak kini, kita pun
dapat menikmati kehangatan tubuh serta kehebatan tehnik bermain
diranjang dari Ban sia kaucu Ceng Lan hiang"
"Lo jit, kau ini me mang kelewat suka bermain pere mpuan"
seseorang menda mprat sa mbil tertawa: "Tahukah kau bahwa Ceng
Lan Hiang telah me nguasahi ilmu Im kang yang sangat hebat? Bila
kau tidak kuatir ma mpus, silahkan saja bersenang-senang
dengannya, tanggung kau akan merasakan kenikmatan hingga
sampai di sorga."
Si Lo Jit segera tertawa cekikikan.

1073
"Lo Sa m, bukankah kau mengatakan tiada manusia didunia ini
yang bisa lolos dari ke matian? Meski siaute harus mati, tapi jadi
setanpun harus romantis, hiiiihh....hiiihhh... hiiihh... lagipula aku
me miliki benda ajaib yang keras bagaikan baja, tak nanti "benda" ku
akan tertindih sampai patah olehnya"
Kemudian setelah berhenti sejenak, ta mbahnya lagi.
"Bukankah ilmu Im kang tak akan tahan menghadapi ilmu Yang
kang.”
Keng Cin sin merasa mendongkol se kali setelah mendengarkan
pembicaraan kotor dan cabul yang sedang mereka langsungkan, ia
paling benci dengan lela ki hidung bangor seperti ini, dia
mendenda m terhadap manusia semaca m Lo jit dengan sekali
me mbinasakannya.
Mendadak seseorang berseru ke mba li.
"Lo jit, bukankah didepan mata sudah tersedia barang jadi
tinggal dipakai?"
Tentu saja yang dima ksudkan adalah Keng Cin sin.
Hampir meleda k dada Keng Cin sin sa king gusarnya, hawa darah
mendidih di dala m dadanya, ia segera me mbentak nyaring.
"Manusia laknat, cepat keluar untuk menerima ke matian!"
Walaupun Keng Cin sin marah-marah besar, hal inipun sa ma
sekali tak berguna, sebab hingga sekarang dia belum berhasil
mene mukan te mpat perse mbunyian dari orang-orang tersebut.
Perlu diketahui, pembicaraan yang berlangsung selama ini
dilakukan oleh orang-orang tersebut dengan menggunakan ilmu Hui
sian mo ing yang maha dahsyat tersebut.
Terdengar Lo jit berkata lagi.
"Lo su, tak mungkin! Tak mungkin! Tida k kau saksikan raut
wajahnya yang menyeramkan itu? Hiiiihhh... hiiihhh... hiiihhh...
meski siaute bertampang jelek. Tapi benda ajaibku masih terhitung

1074
benda yang paling indah, paling kuat dan gagah di dunia ini, mana
boleh benda ini kupergunakan terhadap sembarangan
perempuan..."
”Lo jit, kau bilang dia je lek, tapi aku pikir dia pasti cantik sekali,
mengapa tida k kau saksikan bentuk tubuhnya bahenol, itu?"
seseorang menyambung.
Si Lo jit itu segera tertawa dingin.
"Lo ngo, aku rasa kau masih belum berpengala man didala m hal
ini, meski seorang wanita me miliki perawakan tubuh yang indah,
belum tentu wajahnya pasti sangat indah, bila dia cantik, tak nanti
wajah nya ditutup dengan kain kerudung, perempuan mana sih
yang tak ingin me ma mer kan kecantikan wajahnya?"
"Lo jit, bagaimana ka lau kita bertaruh saja, kau mengatakan dia
cantik atau jele k?"
"Baik, baik! Bila dia cantik, siaute bersedia melepaskan ha kku
untuk me lalapnya paling dulu"
Keng Cin sin bukan manusia se mbarangan bagaima na mungkin
dia bisa tahan menghadapi ucapan-ucapan yang a mat kotor itu?
Walaupun ia pernah diperkosa banyak orang, meski kesucian
tubuhnya telah dinodai orang secara beramai-ra mai, namun jiwanya
masih tetap suci bersih.
Mencorong sinar tajam penuh hawa pembunuhan dari balik
matanya, tiba-tiba saja ia mendongakkan kepalanya dan tertawa
seram, suaranya tinggi melengking dan amat menusuk pendengaran
....
Keng Cin sin segera menerjang ke muka bagaikan segulung
angin puyuh, sedemikian cepatnya dia bergerak, sehingga
menyilaukan mata siapa saja.
Dengan kecepatan luar biasa dia berputar satu lingkaran
mengitari komple ks tanah pekuburan tersebut.

1075
Ternyata dia tak berhasil mene mukan te mpat persembunyian
lawan, namun dia tahu pihak lawan pasti berada pada jarak dua
puluh kaki di seke liling te mpat ini.
Maka dia hendak melakukan penggeledahan yang seksama atas
setiap kuburan yang berada dua puluh kaki di sekililing te mpat ini,
dia ingin me mbuktikan apakah mere ka benar-benar bersembunyi di
bawah tanah.
Dengan mengguna kan ilmu meringankan tubuh yang pa ling
sempurna dan jarang di te mui dala m kolong langit dewasa ini,
secepat kilat berputar mengitari daerah seluas dua puluh kaki di
sekitar situ, beratus-ratus kuburan diperiksa dengan seksama,
namun ia belum berhasil juga me ne mukan bayangan tubuh mereka.
Rasa terperanjatnya sekarang tak terlukiskan lagi dengan kata-
kata...
Keng Cin sin merasakan dirinya seakan-akan telah bertemu
dengan setan tulen, belum pernah ia mendengar dala m dunia
persilatan terdapat manusia lihay yang menyebut dirinya sebagai Bu
lim jit hun.
Sementara dia masih berdiri tertegun dengan perasaan terkejut
bercampur tercengang .. ..
Kembali terdengar seseorang berkata:
"Gerakan tubuhnya sangat lihay dan melebihi ke ma mpuan umat
persilatan pada umumnya, lo ji disebut orang Tiang kui tui (setan
berkaki panjang) na mun aku rasa masih ketinggalan jauh
dibandingkan dengan dirinya"
Sang lo ji segera tertawa seram.
Heeehhh... heeehhh... heeehhh... lo ngo, meskipun gerakan
tubuhnya amat cepat, tapi untuk mengungguli aku rasanya masih
sulit seka li?"

1076
Keng Cin sin benar-benar mati kutunya terhadap orang-orang
tersebut, dia benar-benar merasa tak ma mpu untuk mene mukan
titik kecurigaan disekitar sana.
Namun dengan wataknya yang keras hati, dia pantang menyerah
dengan begitu saja, otaknya segera berputar keras, dia mencoba
untuk mengingat-ingat apakah didala m kitab pusaka Cang ciong pit
kip tercantum kepandaian yang dapat diguna kan untuk
me matahkan kepandaian Hui sian mo ing tersebut.
Sementara dia masih termenung, Lo ngo telah berkata lagi
sambil tertawa seram:
"Lo ji, lebih ba ik jangan mene mpeli e mas di atas wajah sendiri,
kalau toh kau lebih unggul darinya, berani tidak tampilkan diri untuk
berduel dengannya?"
Hmmmm....! Aku si lo ji masih pingin hidup beberapa waktu lagi,
bila harus ma mpus, lebih ba ik kita tujuh bersaudara berangkat
bersama-sama menuju ke langit barat."
”Lo ji, hatimu a mat busuk" da mprat yang lain, "ka lau kau mau
ma mpus, ma mpuslah sendirian, mengapa harus mengajak ka mi
semua untuk benar-benar menjadi setan"
"Heeehh... heeehhh... heeehhh... kita tujuh bersaudara tak
pernah berpisah satu dengan la innya, misalnya harus turun ke
neraka pun sudah sepantasnya turun bersama" lo ji menimbrung
sembari tertawa dingin.
"Betul! Betul! Perkataan lo ji me mang masuk diakal"
"Hei, mengapa sih ka lian berkaok-kaok melulu!" mendadak
seseorang menegur dengan suara sedingin salju, ”agaknya dia
sudah tahu kalau kita berada didala m neraka.”
"Lo toa, apa yang mesti ditakuti? Me mangnya dia akan me mbalik
lapisan tanah disini"
"Siapa tahu? Aku lihat dia sudah me mbenci kita setengah mati,
agaknya rasa benci itu sudah merasuk sa mpai ke tulang sum-sum" .

1077
"Lo toa, kami Bu lim jit hun tiada tandingannya dikolong langit,
mengapa harus jeri terhadap dia seorang?"
Sang lo toa segera tertawa tergelak:
"Haaahhh... haaahhh.. haaahhh.. kalau sekarang mah kita belum
mencapai tingkatan tiada tandingan dikolong langit"
"Maksudmu kita belum berhasil mendapat kan kitab pusaka Cang
ciong pit kip serta, mutiara Thian hong im yang sin cu miliknya?.
"Benar! Bukankah benda-benda tersebut berada di dala m
sakunya...?"
"Lo toa, lantas apa yang mesti kita la kukan sekarang?" suara
menyeramkan yang lain bertanya.
"Ehmmm, tak ada salahnya kalau kita bertujuh berunding
ke mbali..."
Seusai perkataan itu diutarakan, suasana disekeliling tempat itu
menjadi hening dan sepi ke mbali, mungkin mere ka sedang
merundingkan persoalan tersebut dengan seksa ma.
Keng Cin sin benar-benar tidak habis mengerti, dia tak tahu
permainan busuk apakah yang sedang dila kukan ke tujuh orang
tersebut terhadap dirinya, yang lebih mengge maskan lagi adalah ia
tak berhasil mene mukan tempat perse mbunyian mereka.
Setelah mendengar pe mbicaraan mereka barusan, ia telah
mengetahui kalau kepandaian silat yang dimiliki orang-orang itu
sangat lihay dan luar biasa, tapi mengapa dia tak berani munculkan
diri untuk berhadapan muka dengannya?
Padahal dia mana tahu kalau Bu lim jit hun adalah manusia
berwatak aneh, tak pernah orang dapat meraba maksud hati
mereka yang sesungguhnya.
Hanya saja ke tujuh orang itu amat licik, dan berotak cerdas,
ditambah lagi kekeja man nya luar biasa, kesemuanya ini me mbuat
mereka lihay sekali.

1078
Keng Cin cin merasa tak ada gunanya tetap berdiam diri terus
disitu, sedang mereka pun tidak menaruh dendam yang berat
dengan nya, ia cuma mendongkol atas ucapan mereka yang kotor
dan menghina tersebut.
"Aaaai.. sudahlah" demikian ia berpikir, ”percuma ribut dengan
kawanan manusia setengah setan macam begitu, anggap saja aku
sedang sial sehingga berte mu dengan mereka ..."
Berpikir de mikian, dia lantas melejit ke udara dan meluncur turun
dari bukit kecil tersebut.
Mendadak...
Serentetan suara teguran yang amat dingin berkumandang
me mecahkan keheningan:
”Manusia berkerudung warna warni, Mengapa kau lari ketakutan?
Apakah takut terhadap ka mi? Heeehhh.... heeehhh ... heeehhh...."
Ucapan tersebut segera menimbulkan satu ingatan dalam benak
Keng Cin sin, dia m-dia m ia mengutuk diri sendiri:
"Goblok amat aku ini. Hmmm, ka li ini akan kulihat mau kabur
ke mana kalian se mua? "
Tiba-tiba saja dia me mbalikkan badan dan berjalan ke sisi
kuburan dimana terdapat tengkorak manusia yang pertama,
ke mudian bentaknya keras-keras:
"Kalian tujuh setan gentayangan mengapa tidak segera
menongolkan diri?"
"Aduh celaka!" Seruan kaget berkumandang ke mbali "kunt ilanak
itu berhasil mendapat tahu kalau kita bersembunyi di dala m
kuburan"
"Lo su, mengapa kau me mberitahukan tempat persembunyian
kita kepadanya?" da mprat yang lain.
Lo su segera tertawa dingin.

1079
"Kuburan yang terdapat ditempat ini beribu-ribu jumlahnya, masa
dia benar-benar dapat mene mukan tempat perse mbunyian kita?"
Mencorong sinar tajam dari balik mata Keng Cin sin, sambil
tertawa dingin ia segera berseru:
"Mengapa kalian tida k segara menampa kkan diri? Hmmm!
Jangan salahkan ka lau aku akan bertindak keji terhadap kalian"
Ternyata secara tiba-tiba Keng Cin sin menduga ka lau mereka
telah menyembunyikan diri didala m kuburan, sedang tengkorak
manusia yang berada disamping kuburan merupakan hasil
pembongkaran mereka dari da la m liang kubur.
Ketika Keng Cin sin mela kukan pe meriksaan terhadap beberapa
ratus kuburan yang berada empat puluh kaki disekitar tempat itu,
dia hanya berhasil mene mukan ke tujuh sosok tengkorak itu, ma ka
dia lantas menduga kalau ke tujuh orang itu bersembunyi di dala m
tujuh buah kuburan disisi tengkora k.
Serentetan suara dingin menyera mkan lagi-lagi berkumandang:
"lo toa, hasil dari perundingan kita adalah jangan temui dia untuk
sementara waktu, kalau begitu kita pun tak usah menggubris dia
lagi..."
Padahal berbicara dari kekeja man serta kebuasan Bu lim jit hun,
mereka tak nanti akan melepaskan Keng Cin sin dengan begitu saja,
sebab mereka me mang datang untuk mencari gara-gara dengan
Keng cin sin.
Akan tetapi Bu lim jit hun yang licik dan me mpunyai banyak akal
busuk ini telah menderita luka parah yang cukup parah, apalagi
merekapun telah menyaksikan ke lihayan dari gerakan tubuhnya,
sadar kalau tiada pegangan untuk mengungguli dia ma ka untuk
sementara waktu mereka putuskan untuk melepaskan korbannya
dengan begitu saja.
Keng Cin sin yang mengetahui keadaan mereka yang
sesungguhnya, bagaimana mungkin bisa menduga sampai ke situ?

1080
Dengan suara menggelede k Keng Cin sin me mbentak:
"Aku akan me mbinasakan ka lian didala m kuburan, agar tak usah
menguburkan jenazah kalian lagi."
Sambil menganca m sepasang telapak tangannya segera
dilontarkan bersama ke depan.
Segulung angin pukulan yang maha dahsyat segera meluncur ke
depan dan menghanta m kuburan tersebut.
Angin pukulan yang menderu-deru bagai kan a mukan puyuh,
kedahsyatanya benar-benar luar biasa.
Blaa mmmmmm ....
Suatu ledakan dahsyat berkumandang me mecahkan keheningan.
Menyusul ke mudian ...
Jeritan ngeri yang me milukan hati berkumandang pula
me mecahkan keheningan...
Setelah itu suasana disekitar sana pulih ke mbali dala m
keheningan, sede mikian heningnya sehingga menakut kan.
Waktu itu Keng cin sin telah dipengaruhi hawa pe mbunuhan yang
berkobar-kobar, dia mendatangi kuburan yang lainnya, kemudian
berseru sambil tertawa dingin.
"Hmmm, sudah ma mpus seorang diujung telapak tanganku,
sekarang tiba giliranmu mau keluar atau tidak?
Namun suasana didala m kuburan itu tetap hening sepi dan tak
kedengaran sedikit suara pun.
Keng Cin sin me ndengus dingin, sepasang tangannya segera
diputar me mbentuk satu gerakan lingkaran busur disisi tubuhnya,
ke mudian segulung hawa pukulan yang dala m baga ikan sa mudra,
seperti letusan gunung berapi me muntah ke luar.
"Blaaa mmm..!" sekali lagi berkumandang suara ledakan keras
yang me mekikkan telinga...

1081
Diikuti pula jerit kesakitan yang me milukan hati...
Kini Keng Cin sin mendatangi sisi tengkorak yang ketiga, seperti
yang lain, diapun me mbentak nyaring:
"Bila ka lian tak segera menampakkan diri, akan kubunuh kalian
satu per satu tanpa perasaan belas kasihan"
Tapi pihak lawan masih juga tidak menimbulkan suara apa pun.
Mencorong sinar buas yang menggidikkan hati dari balik mata
Keng Cin sin, sepasang telapak tangannya dengan cepat diputar
me mbentuk satu gerak melingkar, ke mudian gulungan angin puyuh
seperti amukan topan menyapu ke arah kuburan itu.
Ledakan keras yang diiringi jerit kesakitan lagi-lagi berge ma
me mecahkan keheningan ...
Secara beruntun Keng Cin sin me musnahkan lagi tiga buah
kuburan yang lain, dimana angin pukulannya menya mbar lewat,
segera berkumandang jeritan ngeri yang menyayat hati.
Sekarang ia telah tiba disisi kuburan dengan tengkorak yang ke
tujuh, mendadak hatinya menjadi le mbek, ia teringat kalau Bu lim jit
hun sesungguhnya tidak me mpunyai denda m kesumat yang terlalu
dalam dengan dirinya, padahal tanpa sebab dia telah membinasakan
enam orang diantara mereka secara beruntun, terhadap orang yang
ke tujuh ia benar-benar merasa tak tega untuk menindaknya.
Dengan suara keras Keng Cin sin segera me mbentak:
"Sekarang tingga l kau seorang, mau ke luar atau tidak?"
Kemudian setelah berhenti sejenak, dia me mbentak lagi:
"Bila kau bersedia mena mpakkan diri secara baik-baik, bisa jadi
aku pun bersedia me mberi kese mpatan hidup bagimu"
Tapi suasana di dalam kuburan itu tetap hening, sepi dan tak
kedengaran sedikit suarapun.
Keng Cin sin menjadi tertegun, segera pikirnya:

1082
"Aneh betul ke tujuh orang ini, mereka sekarang lebih suka
mengorbankan diri daripada menampakkan diri dari ba lik liang
kuburan"
Berpikir sa mpa i disitu, sekali lagi Keng Cin sin me mbentak keras.
"Bila kau enggan mena mpakkan diri lagi jangan salahkan kalau
aku akan bertindak keja m"
Belum juga ada suara yang berkumandang dari ba lik kuburan
itu..
Berkobar ke mbali hawa napsu me mbunuh dala m dada Keng Cin
sin, sepasang telapak tangannya segera diayunkan ke depan,
segulung angin puyuh yang maha dahsyat seperti selembar jaring
yang besar dan kuat, langsung menggulung ke arah kuburan
tersebut.
"Blaaa mmm..!" suatu ledakan dahsyat kembali berkumandang
datang.
Menyusul ke mudian jeritan ngeri pun bergema me mecahkan
kesunyian...
Kini suasana didala m kuburan itu pulih ke mba li dala m
keheningan, kesera man dan kesepian.
Keng Cin sin menghela napas panjang, guma mnya:
"Banyak sekali keanehan terdapat di dalam dunia ini, seperti juga
ke tujuh orang itu"
Dia me mba likkan badan dan pelan-pelan berlalu dari te mpat
tersebut ...
Mendadak pada saat itulah...
Dari sekeliling kompleks kuburan itu berge ma suara tangisan
yang aneh, rendah berat dan menyeramkan, suara itu sahut
bersahutan membuat setiap sudut kuburan itu dipenuhi oleh suara
dengungan yang sangat aneh....

1083
Bergidik Keng Cin sin menghadapi situasi seperti ini, berdiri
semua bulu kuduknya karena ngeri, untuk beberapa saat dia sampai
berdiri tertegun ditempat.
Ditengah jeritan dan tangisan yang mengerikan, tiba-tiba
berkumandang pula seruan seseorang dengan suara yang dingin
menyeramkan:
"Ka mi tujuh bersaudara benar-benar telah sampai di neraka
tingkat ke delapan belas, .... uuuh....”
"Saudara sekalian, roh kita akan menjadi roh penasaran, mari
kita tangkap dia dan menyeretnya ke neraka...”
Keng Cin sin yang diperma inkan oleh mereka benar-benar dibuat
mendongkol sekali tanpa terasa bentaknya keras-keras:
"Bagus seka li! Kalian me mang tujuh sukma gentayangan, bila
pun buncu tak ma mpu meratakan kuburan ini dengan tanah, aku
bersumpah tak akan menyudahi persoalan ini hingga disini.”
Bagaikan orang kalap Keng Cin sin segera mengayunkan
sepasang telapak tangannya berulang kali, segulung angin pukulan
yang maha dahsyat pun mengikuti gerakan tubuhnya menghajar
kuburan tersebut satu persatu...
Ditengah ledakan keras yang memekikkan telinga terjadi rentetan
letusan dan getaran yang keras, angin pukulan me mancar ke e mpat
penjuru dan berpusing kian ke mari.
Dala m wa ktu singkat Keng C in sin telah me musnahkan ena m
buah kuburan secara beruntun.
Dengan tenaga dala mnya yang sempurna serta desingan angin
pukulannya yang tajam bagaikan sembilu, pasir dan batu segera
beterbangan di angkasa, membawa peti mati yang telah lapuk dan
tulang belulang yang hancur segera berserakan dimana-mana.
Bau busuk mayat yang menusuk hidung dengan cepat menyebar
ke mana-mana me mbuat orang serasa mau tumpah.

1084
Tindakan kalap dari Keng Cin sin ini benar-benar mengerikan
sekali .....
Kasihan dengan tulang belulang serta mayat-mayat tersebut,
mereka harus merasa kan bencana tersebut disaat-saat jiwa mereka
telah peroleh ketenangan.
Isak tangis maca m jeritan setan itu kini sudah sirap dan tak
kedengaran lagi.
Sambil tertawa seram Keng Cin sin berseru.
"Kalian belum juga mau mena mpa kkan diri? Rupanya kau
me ma ksa aku untuk meratakan beribu kuburan ini rata dengan
permukaan tanah ....?"
Ditengah gelak tertawa keras, telapak tangan kirinya melepaskan
ke mbali sebuah pukulan angin puyuh yang maha dahsyat, lagi-lagi
sebuah kuburan hancur berantakan menjadi korban a mukannya.
Tenaga pukulannya me mang dahsyat bagaikan samudra yang
bergelombang besar, cukup me mbuat wajah orang berubah.
Mendadak....
Disaat telapak tangan kanannya diangkat dan siap melepaskan
sebuah pukulan lagi.
Tiba-tiba, ditengah keheningan berge ma suara pujian kepada
Sang Buddha yang berat dan nyaring.
"Omitohud...”
Buru-buru Keng C in sin menarik ke mbali serangannya lalu
me mba likkan tubuh dengan cekatan, dengan sorot mata yang tajam
dia mengawasi orang di hadapannya tanpa berkedip.
Entah sejak kapan, tiga kaki di hadapannya telah bertambah
dengan tiga orang pendeta tua berjubah kuning,
Salah seorang diantaranya berwajah saleh dengan alis mata yang
panjang, waktu itu dia lagi me negur dengan suara da la m:

1085
"Li sicu, tindakanmu yang brutal ini sungguh keterlaluan,
tidakkah kau merasa bahwa perbuatan ini melanggar peri
ke manusiaan?"
Keng Cin sin terkejut, cepat dia berpikir:
"Yaa, mengapa aku berbuat begini brutal? Tinda kanku ini keji
dan tak berperi-kemanusiaan, toh mereka yang telah mati tiada
ikatan sakit hati denganku? Mengapa aku harus menghancurkan
kuburan mereka .. ?”
Timbul penyesalan dihati kecilnya setelah berpikir sampai di situ,
rasa menyesal dan malu yang bercampur aduk, me mbuatnya
terbungkam da la m seribu bahasa, pelan-pelan kepalanya
ditundukkan.
Tanpa mengucapkan sepatah kata pun, ia membalikkan badan
dan beranjak meninggal kan te mpat itu .....
Tak selang beberapa saat ke mudian, ia telah ke luar dari
komple ks tanah pekuburan tersebut.
Tiba-tiba bayangan manusia berkelebat lewat, tahu-tahu ke tiga
orang pendeta tua berjubah kuning itu telah menghadang jalan
pergi Keng Cin sin.
"Apa maksud kalian menghadang jalan pergiku" Keng Cin sin
segera menegur sa mbil menatap ke t iga orang itu lekat-lekat.
"Li sicu!" ujar pendeta kurus disa mping kiri, "kau telah bertindak
brutal, merusak kuburan umum, setelah berbuat apakah kau akan
pergi dengan begitu saja? Mana pertanggungan jawabmu?"
Sekali lagi Keng Cin sin terperanjat, ia lantas berpikir.
"Rupanya mereka pun datang untuk mencari gara-gara
denganku, biasanya tempat ini jarang dikunjungi umat persilatan,
aneh, mengapa begitu banyak kejadian aneh yang berlangsung hari
ini?"
Berpikir de mikian, si nona pun berkata.

1086
"Boleh aku tahu, Sin ceng bertiga datang dari mana?"
"Omitohud!" pendeta berjubah kuning yang berada ditengah
merangkap tangannya didepan dada. "ka mi berasal dari Siau lim si,
pinceng Hoat hian, sedangkan ke dua suteku adalah Hoat khong
dan Hoat hong"
Keng Cin sin se makin terperanjat, dia tak menyangka kalau ke
tiga pendeta ini adalah t iga diantara lima t ianglo Siau lim pay.
Sebagaimana diketahui, Siau lim pay merupakan pe mimpin dari
sembilan partai besar di daratan Tionggoan. selama ini jarang sekali
me libatkan diri dala m pertika ian Bu lim.
Lantas apa ma ksud kedatangannya kali ini ke mari ?
"Maaf, maaf.. rupanya kalian adalah tiga orang pendeta agung
dari Siau lim pay" kata Keng Cin sin ke mudian sa mbil tertawa.
"Li sicu tentu keheranan bukan? Mengapa Siau lim pay ikut
menca mpuri pertikaian dunia persilatan?" kata Hoat khong taysu
yang berada ditengah.
Kembali Keng Cin sin tersenyum.
"Me mang begitulah, apakah a ku boleh tahu? "
"Ringkasnya ka mi datang karena perguruan Hiat mo bun kalian"
kata Huan hong taysu yang berada di sebelah kiri, "kami tak ingin
partai kalian bertindak se mena-mena dala m dunia persilatan dan
mence lakai umatnya. kami pun tak ingin menyaksikan dunia
persilatan yang sudah banyak tahun berada dala m keadaan tenang
menjadi bergola k dan tak a man lantaran ulah kalian"
"Omong kosong!" bentak Keng C in sin.
"Sebagai anggota Siau lim pay yang terhormat, kalian jangan
menfitnah orang se maunya sendiri, Hiat mo bun adalah ke lompok
manusia lurus da la m dunia persilatan, tujuan ka mi ada lah
menegakkan keadilan dan kebenaran didala m dunia, me mbantu
kaum le mah menindas kaum kuat dan menenteramkan dunia
persilatan yang sedang kacau dan tak a man!"

1087
"Bukti nyata berada didepan mata, buat apa kau menyangkal
lagi?" seru Hoat khong taysu dengan dengan nada berat.
Keng Cin sin naik pitam, teriaknya sewot.
"Apa bukti kalian? Ayo tunjukkan dihadapanku!?.”
”Hiat mo bun menghimpun sebelas orang jago karena ingin
merajai dunia persilatan, dalam le mbah Cui yu kok kalian telah
me mbunuh tujuh delapan puluh orang, hari ini kaupun berbuat
brutal dengan merusak kuburan umum sehingga jenasah yang
berada disini berantakan tak karuan, Bebeapa kejadian ini sudah
cukup sebagai bukti bahwa kau adalah ma nusia kejam, manusia
buas yang tak berperi kemanusiaan, dosa-dosa kalian pantas kalau
ditebus dengan hukuman mati"
-oo0dw0oo-

BAB 50
DIDAMPRAT secara terang-terangan, Keng Cin sin menjadi
sangat mendongkol, dia segera tertawa dingin.
"Ka mi orang-orang Hiat mo bun tak akan berbuat keji bila tanpa
alasan, kami terpaksa me mbunuh orang sewaktu berada dala m
le mbah Cui yu kok karena kawanan manusia la knat itu mengincar
mestika perguruan ka mi, de mi me nyelamatkan partai dan diri
sendiri, mau tak mau ka mi harus bertindak keja m"
"Omitohud!" ke mbali Hoat hian taysu berseru. "dari pembicaraan
li sicu, dapat disimpulkan bahwa kau me mang keja m dan buas, apa
gunanya mesti menyangkal lagi"
"Hmmm, mengapa aku harus banyak berbicara dengan kalian?"
seru Keng Cin sin sambil tertawa dingin.. "bila kalian menganggap
aku keja m dan buas, mau apa sekarang? Apa yang hendak kalian
perbuat." "Terus terang kuberitahukan kepada ka lian, aku hanya
kejam terhadap manusia laknat yang berhati rendah dan busuk"

1088
"Kalian sebagai pendeta agung dari perguruan tinggi, tidak
seharusnya gara-gara denganku, hmmm! Na mpaknya kalian
me mang bermaksud tertentu? "Kalau toh ingin menghadapiku,
katakan saja blak-blakan, buat apa mesti mengguna kan ucapan
yang me mbosankan?"
"Hingga kini kau be lum ma u mengakui kesalahan sebaliknya
ma lah menuduh ka mi menfitnahmu, hmmm.:.. rupanya li sicu
me mang tak bisa ditolong lagi"
"Bukannya me mbaca buku dan berdoa dida la m kuil Siau lim si,
kalian malah menjelajahi dunia persilatan. tampaknya kalian sendiri
sama berniat mencari gara-gara untuk mengacaukan dunia" balas
Keng Can sin sa mbil me mbentak.
”Omitohud” seka li lagi Hoat hian taysu berseru: "Perkataan li sicu
me mang betul, pinceng se kalian sebagai pendeta sudah puluhan
tahun hidup mengasingkan diri dari kera maian dunia dan tida k
menca mpuri urusan orang lain, tapi setelah mendengar ulah sicu
belakangan ini, ka mi kuatir umat persilatan akan menjadi kacau dan
tak karuan, Oleh sebab itu atas prakarsa dari sembilan partai besar,
pinceng bertiga khusus datang ke mari untuk me lenyapkan bibit
bencana ini dari dunia persilatan".
Keng Cin sin tertawa seram.
"Kebesaran jiwa serta kewelasan hati taysu bertiga sangat
mengagumkan hatiku, tapi kalian ke liru, ka lian salah menuduh Hiat
mo bun yang sesungguhnya bercita-cita menegakkan keadilan
dalam dunia persilatan, mengapa kalian tida k menghimpun
kekuatan untuk menindak Ban sia kau yang banyak me lakukan
kejahatan? Mengapa kalian tidak menghadapi Thi kiong pang, Jian
khi pang dan Huan mo kiong yang lebih banyak me lakukan
kekeja man serta kebrutalan?
"Mumpung sekarang belum terla mbat, kuanjurkan kepada kalian
agar cepatlah sadar dan ke mba li ke ja lan yang benar"
Didala m kenyataan, Keng Cin sin tak pernah menyangka kalau ke
sebelas orang-orang Hiat mo bunnya telah mati atau terluka akibat
1089
kerubutan jago-jago lihay tersebut, dia tak mengira kalau sekarang
dirinya berdiri seorang diri.
Dengan sinis Hoat khong taysu berseru:
"Ban sia kau me mang keji dan banyak me lakukan kejahatan tapi
kami harus menghadapimu terlebih dulu sebelum menghadapi
mereka, kau tak perlu banyak berbicara?”
"Sebagai pendeta agung dari Siau lim pay, semestinya kalian
bermata jeli dan pandri me mbedakan mana yang baik dan mana
yang jahat, tapi kenyataannya kalian bermata tapi tak berbiji, kalian
terus menerus menuduh orang-orang Hiat mo bun sebagai kaum
laknat, baiklah, kalau toh demikian aku pun tak akan banyak ribut
lagi dengan ka mu se mua.”
"Hiat mo bun merasa tak bersalah, kebersihan kami akan
disaksikan sendiri oleh Thian, suatu waktu kalian akan mengetahui
kebenaran ka mi, Maaf aku tak bisa me ne mani kalian lebih la ma
lagi..."
Selesai berkata, dia lantas me lejit ke udara dan meluncur ke
depan dengan kecepatan tinggi.
”Li sicu, apakah kau akan kabur dengan begini saja?" bentakan
keras segera bergema.
Hoat hong taysu mengebaskan ujung bajunya, segulung tenaga
pukulan segera meluncur ke depan dan menghadang jalan pergi
Keng Cin sin.
Sungguh dahsyat pukulan itu, bagaikan terbentuk selapis dinding
baja yang kuat, Keng Cin sin tak ma mpu melanjut kan
perjalanannya.
Menghadapi ha l de mikian. Keng Cin sin mendengus dingin,
tubuhnya bersalto beberapa kali ke mudian ba lik ke mbali ke posisi
semula dengan suatu gerakan indah.
”Rupanya kalian me mang bermaksud me nyusahkan aku!"
bentaknya kemudian sa mbil melotot dengan sorot mata tajam.

1090
"Hari ini kau akan me nerima hukuman yang setimpal dengan
perbuatanmu sela ma ini" seru Hoat khong taysu ketus.
Mendadak...
Keng Cin sin mendonga kkan kepalanya, lalu tertawa panjang
dengan suara yang keras dan me me kikkan telinga..
Suara tertawa itu mendengung sa mpai ke tengah udara, begitu
keras dan nyaring sehingga menggetarkan se luruh jagad.
Kemudian setelah berhenti tertawa Keng Cin sin berkata lagi
dengan suaranya yang dingin dan kaku:
”Aku dengar ilmu silat Siau lim pay menjagoi seluruh dunia
persilatan, hari ini Pun Buncu akan mencoba apakah berita itu benar
atau tidak...”
"Sebentar lagi kaupun akan masuk neraka, akan ka mi buktikan
untukmu..." ejek Hoat hong taysu.
"Hmmm.. tak usah tekebur lebih dulu, ditambah dengan
kekuatan tiga kali lipat pun jangan harap bisa menaklukkan a ku"
"Suheng, akan kubinasakan dulu manusia tekebur ini!" teriak
Hoat hong taysu marah.
Sambil me mbentak, sepasang telapak tangannya dilontarkan
bersama-sama ke depan.
Segulung angin puyuh yang maha dahsyat seperti sambaran kilat
cepatnya langsung menggulung ke depan dan menghadang jalan
pergi Keng Cin sin di e mpat arah delapan penjuru.
Menyusul serangan tersebut, seperti elang kelaparan mencari
mangsa, dia langsung menerjang ke tubuh Keng Cin sin.
Hoat hong taysu sebagai satu diantara lima tianglo Siau lim pay
boleh dibilang me miliki kepandaian silat yang luar biasa,
ke ma mpuan nya tak dapat dibandingkan dengan jagoan persilatan
setarafnya.

1091
Tubrukkan yang dilakukan saat ini a mat dahsyat dan cepat
seperti sambaran petir.
Keng Cin sin yang menyaksikan kejadian mana merasa
terperanjat juga dibuatnya, buru-buru sepasang telapak tangannya
di lontarkan ke depan me lepaskan sebuah pukulan yang maha
dahsyat, langsung menyongsong datangnya terkaman dari Hoat
hong taysu.
Sebenarnya Hoat hong taysu berniat untuk me mbunuh
musuhnya dalam seka li gebrakan, na mun me lihat datangnya
ancaman yang begitu dahsyat, buru-buru dia guna kan ilmu bobot
seribu untuk me maksa badannya mendarat di permukaan tanah
sebelum waktunya.
Sementara itu Keng Cin sin berniat untuk me mberi pelajaran
kepada pendeta sombong ini, sepasang telapak tangannya di putar
lalu disentil ke depan, segulung angin pukulan yang sangat aneh
menerjang ke mbali ke arah mana Hoat hong taysu sedang meluncur
ke bawah.
Baru saja ujung kaki Hoat hong taysu menyentuh tanah, dia
merasa segulung angin pukulan yang maha dahsyat dan
menyesakkan napas telah menekan ke arah dadanya.
Ia betul-betul terperanjat, mimpipun dia tak menyangka kalau
Keng Cin sin me miliki tenaga dalam yang begitu sempurna dengan
perubahan jurus serangan yang begitu cepat.
Cepat-cepat dia menghimpun tenaga dala mnya dan
mengayunkan sepasang lengannya ke muka, segulung tenaga
pukulan yang sangat kuat segera meluncur ke muka menyongsong
datangnya ancaman lawan.
Blaaa mmm....!
Ketika dua gulung tenaga pukulan itu sa ling beradu satu sa ma
lainnya, segera berkumandanglah suara ledakan dahsyat yang
me me kikkan telinga, angin berpusing menyambar ke empat
penjuru, daun pasir beterbangan me menuhi se luruh angkasa.

1092
Akibat dari bentrokkan kekerasan ini, Hoat hong taysu merasakan
darah panas dala m dadanya bergolak keras, tak kuasa lagi tubuh
nya mencelat sejauh enam depa lebih dari posisi se mula.....
Namun disaat kakinya menginja k ke mbali ke tanah, segera dia
maju menyerang lagi, kali ini tangan dan kakinya dipergunakan
bersama-sama.
Di dala m waktu singkat enam pukulan dan lima tendangan kilat
telah dilepaskan olehnya.
Semua pukulan maupun tendangan yang dilancarkan pendeta tua
bertubuh kurus kecil ini hampir semuanya dilakukan dengan
kecepatan bagaikan sambaran petir, hawa serangannya memancar
ke empat penjuru bagaikan sayatan angin tajam, deruan angin yang
me me kikkan telinga menyelimuti seluruh angkasa.
Serangkaian serangan bertubi-tubi ini bukan hanya dilakukan
dengan kecepatan luar biasa, bahkan setiap gerakan disertai dengan
tenaga dalam yang a mat se mpurna.
Dengan gerakan tubuh yang luwes, gesit tapi lincah, Keng Cin sin
menghindar ke sana ke mari dengan gerakan yang aneh tapi sakti,
sementara sepasang tangannya digerakkan kian ke mari
me munahkan seluruh serangan nya.
Betapa gusar dan mendongkolnya Hoat hong taysu setelah
menyaksikan berapa jurus serangan kilatnya mene mui sasaran
kosong, dia me mbentak dengan suara keras bagaikan guntur
me mbe lah bumi, la lu menerjang lagi ke depan secara gencar, kali ini
dia menyerang lebih buas lagi.
Bagaikan mala ikat raksasa yang kelebihan lengan, bayangan
tangan, bayangan kaki di kombinasikan dengan hawa serangan
yang menyayat badan memenuhi seluruh angkasa, demikian
dahsyat dan hebatnya ancaman tersebut me mbikin hati siapa pun
menjadi keder dan ngeri rasanya.
Keng Cin sin me ndengus dingin, mendada k dia melancarkan
serangan balasan, tiba-tiba saja sepasang telapak tangannya

1093
menciptakan bayangan tangan yang menyelimuti angkasa bagaikan
sarang laba-laba, begitu ketat, rapat dan gencarnya serangan
balasan ini sehingga seluruh angkasa seolah-olah sudah terjaring
oleh anca mannya tersebut ....
Hawa pukulan segulung de mi segulung mengha mbur ke muka
seperti amukan ombak sa mudra yang menyapu semua benda, akan
bergidik orang bila menyaksikan keadaan tersebut.
Serangan demi serangan yang dipancarkan beruntun dan
bersambungan satu sama lainnya mengandung int i silat yang amat
menda la m dan lebih-lebih menggetarkan hati orang.
Hoat hong taysu betul-betul terdesak hebat sehingga harus
mundur berulang kali sa mbil berkaok-kaok marah.
"Kena.!"
Suatu bentakan nyaring yang me mekikkan telinga tiba-tiba
berkumandang dari mulut Keng Cin sin.
Ditengah sa mbaran angin pukulan yang me menuhi angkasa, tiba-
tiba badannya mendesak ke sisi kiri Hoat hong taysu dengan suatu
gerakan aneh, telapak tangannya bagaikan sambaran kilat
menghajar langsung bahu kiri pendeta tersebut.
"Duuuukkk. .. !"
Dengan kerasnya pukulan tersebut bersarang telak ditubuh
lawan, tak ampun Hoat hong taysu terhajar sampai mundur sejauh
tujuh delapan langkah dengan se mpoyongan.
Sambil tertawa dingin Keng Cin sin segera berkata:
"Hmmm, ilmu silat aliran Siau lim pay ternyata cuma begini saja,
huuuh! Berani a mat berbicara sesumbar dihadapanku!"
Diantara tiga pendeta Siau lim pay ini, ilmu silat yang dimiliki
Hoat hian taysu terhitung paling tinggi, dalam beberapa jurus
pertarungan tadi, sudah melihat Keng Cin sin dapat berputar kesana
ke mari dibawah serangan gencar adik seperguruannya Hoat hong
taysu.

1094
Kendatipun sekilas pandangan orang akan me ngira gadis itu
terdesak hebat dan terjerumus dalam posisi yang amat berbahaya,
namun bagi seorang ahli silat dapat dilihat betapa hebat dan
lihaynya perempuan tersebut dalam menghadapi teteran musuh.
Terutama sekali jurus serangan yang di pakai untuk menghajar Hoat
hong taysu barusan, gerakan tubuhnya hakekatnya seperti
sambaran setan saja, tak terlukiskan rasa ngeri dan tercekatnya
pendeta itu.
Perlu diketahui, Lima sesepuh dari Siau lim pay ini merupakan
tokoh angkatan tua dala m kuil Siau lim si, na mun tak pernah
mereka sangka kalau ke ma mpuan mereka berhasil dikalahkan oleh
lawannya secara begitu mudah.
Bila kejadian se macam ini sa mpa i tersiar didala m dunia
persilatan, jelaslah sudah hal tersebut akan merusak nama baik
serta pamor Siau lim pay di mata masyarakat.
Tak heran kalau hawa napsu me mbunuh segera menyelimuti
wajah Hoat hian taysu, mendadak serunya dengan suara da la m.
"Sute berdua, tenangkan dulu pikiran dan nantikan perintah
selanjutnya"
"Aku rasa kalian Siau lim sa m ceng (tiga pendeta dari Siau lim
pay) boleh maju bersa ma-sa ma" ucap Keng Cin sin dingin, "sebab
ditempat kuburan ini, selain tujuh le mbar sukma gentayangan tak
mungkin ada orang lain yang mengetahui kejadian ini, siapa tahu
dengan kerja sama kalian bertiga nanti, ka lian dapat berhasil
me mbunuhku?
-ooo0dw0ooo-

Jilid 33
MENCORONG sinar pe mbunuhan yang menggidikkan hati dari
balik mata Hoat khong taysu, serunya dengan cepat.

1095
"Untuk menghadapi manusia jahat yang tidak berperi
ke manusiaan macam kau, tentu saja kami tak usah mengikut i
peraturan dunia persilatan"
Keng Cin sin mendengus dingin dengan nada sinis dan menghina,
katanya kemudian:
"Aku me mang tahu, kalian ma nusia-manusia yang tergabung
dalam se mbilan partai besar dunia persilatan, pada hakekat nya
cuma me ma kai kedok kebajikan dan kebenaran, padahal yang betul
hanya manusia manusia rendah yang munafik, hmmm! Tentu saja
manusia-manusia seperti ini tak usah menuruti peraturan dunia
persilatan"
Semenjak musibah yang menimpa dirinya, Keng Cin sin sudah
amat me mbenci terhadap manusia dala m masyarakat ini, dia tahu
setiap orang pasti me makai kedok kehalusan dan kejujuran untuk
menutupi kejelekan serta kebusukan hatinya....
Itulah sebabnya dia bersumpah akan menumpas habis setiap
manusia la knat dan manusia jahat yang ada dala m dunia ini.
Justru karena itu, terhadap mereka yang jahat dan munafik, dia
selalu bertindak keja m, tak berperasaan dan tidak mengenal peri
ke manusiaan.
Sekarang, andaikata dia tahu kalau ke sebelas orang anggota
perguruan Hiat mo bunnya sudah dibunuh orang, sudah pasti dia
tak akan bersikap sungkan-sungkan terhadap ke tiga orang pendeta
dari Siau lim pay ini.
"Omitohud!" puji syukur Hoat hian siansu, "Li sicu, ucapanmu
barusan betul-betul keterlaluan!"
"Apanya yang keterlaluan?" jengek Keng Cin sin dingin, "toh
perbuatan maupun tindakan kalian yang sesungguhnya me mang
demikian? Na ma kosong, pura-pura sok suci, mema kai cara yang
rendah dan kotor untuk me nggerutui orang.... Huuuh! Pokoknya
dunia persilatan ha mpir dipenuhi oleh kaki tangan kalian, apa yang

1096
bisa ka lian kerjakan pun tida k lebih hanya me mutar balikkan
kenyataan, mengadu domba, menghasut"
"Tutup mulut!" bentak Hoat khong taysu amat gusar. "kau
jangan menfitnah orang se maunya sendiri, apa buktimu menuduh
kami berbuat demikian?"
Yaa, manusia me mang seringka li tak tahu malu, padahal belum
la ma berselangpun mereka telah mengerubuti sebelas orang jago
dari Hiat mo bun secara beramai-ra mai, bahkan bekerja sama
dengan Bu lim jit hun (tujuh sukma gentayangan dari dunia
persilatan) tokoh paling bengis, keji dan licik dari dunia persilatan.
Bukan cuma begitu, disaat mereka berhasil me musnahkan Hiat
mo bun tadi, merekapun berniat jahat dengan niat melenyapkan
pula Bu lim jit hun yang telah me mbantu mereka.
"Apa buktinya?" Keng Cin sin tertawa dingin dengan sinis,
"sewaktu terjadi pengerubutan atas Bun ji-koan su pada dua puluh
tahun berselang di bukit Soat san, bukankah orang-orang dari
sembilan partai besarpun turut a mbil bagian? Bahkan ka lian telah
me mfitnah dan menjebak dirinya, hmmm! Bukankah mula-mula
kalian me nyuruh Thi kia m kim ciang (pedang baja telapak tangan
emas) me mf itnah nya lebih dulu, ke mudian menyuruh putrinya
me mpersiapkan rencana Bi jin ki (siasat perempuan cantik) ..... Putri
Ceng It huang atau si pedang baja telapak tangan emas bukan lain
adalah ketua Ban sia kau Ceng Lan Hian yang termashur karena
kecabulan dan jalangannya saat ini, konon selesai menghadapi
diriku nanti, kalau hendak melenyapkan Ban sia kau dari muka
bumi?”
"Hmm! Katakan saja kenyataan bukan ucapanku ini?"
"Terus terang saja kukatakan kepada kalian manusia-manusia
yang menganggap dirinya sebagai orang-orang sembilan partai
besar, jangan menganggap diri sendiri paling bersih, ketahuilah
setiap perbuatan busuk yang pernah dila kukan didunia ini, tida k
mungkin akan selalu dapat dirahasia kan."

1097
"Sebagai akhir kata, aku ingin me mperingatkan kepada ka lian.
Jika tak ingin perbuatan kalian diketahui orang, lebih baik janganlah
me lakukan"
Oleh ucapan dari Keng Cin sin ini, paras muka tiga orang pendeta
tua dari Siau lim pay itu berubah menjadi hijau me mbesi, mereka
betul-betul dibikin terkejut dan ngeri atas perkataan tersebut,
anehnya mengapa pere mpuan ini bisa mengetahui kenyataan
tersebut?
Dengan kejadian tersebut, maka niat mereka untuk me lenyapkan
Keng Cin sin dari muka bumi pun se makin menjadi-jadi, sebab
mereka tahu tetap me mbiarkan Keng C in sin hidup didunia ini
berarti me me lihara bibit bencana untuk ke mudian hari.
Sekarang kenyataan sudah berada didepan mata, maka demi
keselamatan pamor serta nama baik sendiri, mereka harus
me lenyapkan orang-orang yang tahu akan kejadian tersebut.
Selesai pere mpuan ini, masih ada Leng hun koay seng Ku See
hong yang mengetahui hal ini, tapi bisa jadi ia sudah ma mpus oleh
rencana busuk Ban sia kau, Jian khi pang, atau dengan perkataan
lain asal pere mpuan inipun dilenyapkan, maka se la matlah mereka.
Bagaimana mungkin Keng Cin sin dapat mengetahui kejadian
yang sebenarnya di bukit Soat san yang pernah menimpa Bun ji
koan su....?
Rupanya setelah Bun ji koan su Him Ci seng mengala mi tragedi di
bukit Soat san sehingga hidup da la m keadaan cacat, maka dia
menyimpan ke mbali kitab pusaka Cang ciong pit kip bagian atas
kedala m kuil Ngo siang bio lagi.
Namun dia kuatir jiwanya keburu meninggal sedang denda m
berdarahnya tidak di ketahui orang, maka dala m separuh bagian
kitab pusaka Cang ciong pit kip tercatat pula tinggalkan semua kisah
tragedi yang pernah dialaminya dengan catatan mengharapkan
bantuan dari orang yang beruntung mendapatkan kitab pusaka itu
untuk me mba laskan denda m sakit hatinya serta menegakkan
ke mbali keadilan serta kebenaran di da la m dunia persilatan.
1098
Selain dari pada itu, Bun ji koan su telah meninggalkan pula
beberapa buah tanda pengenal dari beberapa orang tokoh sakti dari
dunia persilatan, dia berharap orang yang berhasil mme mperoleh
tanda pengenal itu berusaha untuk mengendalikan beberapa tokoh
persilatan tersebut serta mendirikan suatu organisasi yang tangguh
untuk mencapai cita citanya.
Itulah sebabnya dalam waktu, singkat Keng cin sin telah berhasil
mengumpulkan tokoh-tokoh sakti seperti Bian ih siusu Hoa Siong si,
tiga gembong iblis dari pulau Tang hay dan lain-lainnya serta
me mbentuk organisasi Hiat mo bun.
Dala m pada itu, hawa pembunuhan yang amat tebal dan
menggidikan hati kini sudah mencorong keluar dari balik mata Hoat
hian taysu, sekalipun dia tidak turut hadir dala m pertarungan
berdarah dibukit Soat san te mpo dulu, na mun Siau lim pay jelas-
jelas terlibat dala m peristiwa berdarah itu.
Mendadak Keng Cin sin berkata dengan suara dingin.
"Jika taysu sekalian tidak segera turun tangan, jangan salahkan
kalau aku tak a kan mene mani lebih la ma lagi"
Hoat hian siansu tertawa dingin.
"Li sicu kalau toh kau mendesak terus menerus, terpaksa ka mi
harus turut perintah", Telapak tangan kirinya segera di kepalkan
ke muka, segulung tenaga pukulan segera meluncur kedepan
dengan kecepatan luar biasa..."
Keng Cin sin tertawa ringan, telapak tangannya yang putih bersih
ditolak pula ke depan pelan-pelan, hawa serangan musuh segera
berhasil dipunahkan.
Disaat itulah...
Bayangan manusia berkelebat me menuhi angkasa, Hoat hian
taysu, Hoat khong taysu dan Hoat hong taysu dengan membentuk
sudut segitiga langsung me nerjang ke muka.

1099
Sewaktu berada ditengah udara, tiba-tiba ketiga orang itu
menolakkan telapa k tangan nya kedepan, angin pukulan yang
sangat tajam segera meluncur ke muka secepat guntur dahsyatnya
bukan alang kepalang dan cukup menggetarkan perasaan siapa pun
yang me mandangnya....
Terlihat pasir dan debu beterbangan di se luruh angkasa, udara
menjadi panas dan sesak sekali.
Sambil tertawa dingin, Keng Cin sin mengeluarkan ilmu silat
maha dahsyatnya, dengan ke lima jari tangan kirinya yang
dipentangkan lebar-lebar mendadak ia melepaskan tiga kali
cengkeraman ke arah tubrukan ke tiga musuhnya, sementara
telapak tangan kanannya didorong ke muka secepat kilat.
"Weeesss...! Weeesss!" deruan angin pukulan yang me mekikkan
telinga segera berge ma me menuhi seluruh angkasa...
Anehnya, ternyata seluruh tubuh Keng C in sin tidak terpengaruh
oleh desakan ke ena m hawa pukulan yang maha dahsyat tersebut,
dia masih tetap berdiri tegak bagaikan batu karang.
Rupanya ke enam pukulan dahsyat yang dilepaskan tiga orang
pendeta dari Siau lim pay itu sudah terpancing oleh gerakan tangan
Keng Cin sin sehingga me leset dari sasarannya dan meluncur ke
tengah udara, dengan begitu secara otomatis diapun tidak
terpengaruh oleh angin serangan musuh.
Hoat Hian taysu,, Hoat khong taysu serta Hoat hong taysu yang
menyaksikan kejadian tersebut menjadi a mat terperanjat, mereka
tak dapat menebak gerak serangan apa kah ini.
Diiringi bentakan yang menggelegar me menuhi angkasa, kemba li
ke tiga orang itu bergerak maju seperti sukma gentayangan, jari
tangan, bacokan tangan, tumbukan sikut dan tendangan kilat
ma lang melintang di arahkan semua ke seluruh badan Keng Cin sin,
agaknya mereka telah menge mbangkan serangkaian serangan kilat.
Didala m waktu singkat bayangan telapak tangan sudah
menyelimuti se luruh angkasa, kiri kanan atas maupun bawah ha mpir

1100
semuanya tertutup olah bayangan telapak tangan yang berlapis-
lapis.
Keng Cin sin tertawa nyaring, suaranya keras, merdu tapi
menggidikkan hati siapapun yang mendengarnya...
Ditengah gelak tertawa tersebut, mendadak saja tubuhnya
berputar kencang.
Di dala m perputaran inilah sepasang telapak tangannya
me lontarkan serentetan angin pukulan yang kuat dan berlapis-lapis,
begitu dahsyatnya serangan tersebut bagai kan gelombang sa mudra
yang meluncur tiba tiada hentinya, sungguh dahsyat dan
mengerikan keadaannya.
Rupanya di dalam pertarungan tubuhnya yang sangat gencar
tersebut secara beruntun dia telah melancarkan dua puluh e mpat
buah serangan dan se mbilan buah tendangan kilat.
Di da la m wa ktu yang relatif sangat singkat inilah, angin pukulan
dan bayangan tendangan seperti bayangan ombak di tengah
samudra meluncur tiba dengan hebatnya, begitu dahsyatnya
me mbuat berdirinya bulu roma setiap orang.
Keadaan Keng Cin sin saat ini benar-benar ibaratnya malaikat
raksasa berlengan banyak, angin pukulan bayangan kaki di
kombinasikan dengan hawa serangan yang menyayat badan
me mbuat suasana se makin mengerikan..
Ditengah amukan angin pukulan yang menderu-deru ketiga
orang pendeta dari Siau lim pay itu sa ma-sama mendengus
tertahan.. .
Dengan tubuh sempoyongan mereka bertiga sama-sa ma tergetar
mundur sejauh ena m tujuh langkah...
Jubah yang mereka kenakan itu kini sudah tercabik-cabik menjadi
hancur dan beterbangan terhembus angin.
Paras mukanya hijau me mbesi, diantaranya Hoat hong taysu
yang paling parah keadaannya, kulit wajahnya sa mpai me ngejang

1101
keras karena menahan rasa sakit, sementara sorot matanya
me mancarkan sinar kebencian dan perasaan dendam yang me luap-
luap, seakan-akan hendak mene mbusi tubuh Keng Cin sin.
Sudah jelas kawanan sesepuh dari Siau lim pay ini merasa a mat
sakit hati karena harus menderita keka lahan total ditangan seorang
angkatan muda. sedemikian menderitanya mereka hingga jauh lebih
enakan mati.
Dengan suara sedingin es Keng C in sin berkata.
"Sekali lagi a ku hendak me mberitahukan kepada kalian, Hiat mo
bun adalah kawanan manusia penegak keadilan dan kebenaran
dalam dunia persilatan, kami bukan manusia-manusia pengecut
yang munafik dan tak tahu ma lu. Mengingat ka lianpun termasuk
manusia-manusia penegak keadilan dan kebenaran, hari ini aku tak
akan me mpersoalkan fitnahan kalian terhadap diri ka mi lebih lanjut,
namun jika ka lian berani berbuat huru-hara lagi dike mudian hari,
hmmm untuk me mbela diri, terpaksa kami akan me mpertaruhkan
jiwa raga ka mi untuk me nuntut keadilan dari kalian."
"Terus terang saja kukatakan kepada kalian, sembilan partai
persilatan dari daratan Tionggoan sekarang hanya terdiri dari
manusia-manusia tak becus, Kepandaian silat kalian sudah tidak
termasuk hitungan lagi didunia saat ini, apabila kalian masih saja
mencari gara-gara, suatu ketika akan tumpaslah perguruan kalian
itu, sebaliknya bila kalian masih bersedia me lakukan kebenaran dan
berjuang, untuk mencapai ke majuan, siapa tahu kalau suatu ketika
perguruan kalian akan menjadi tenar ke mbali?"
"Nah, aku yakin kalian pasti mengerti, dengan kepandaian silat
yang kalian bertiga miliki itu, masih belum sanggup untuk
menghadapi diriku, sekarang kita tak perlu me langsungkan lagi
suatu pertarungan yang tak berguna, nah, selamat tingga l!"
Seusai berkata, dia lantas melesat ke depan dan meluncur ke
arah perkampungan yang tak jauh letaknya dari sana.
Kali ini ke tiga orang pendeta dari Siau lim pay itu tak berani lagi
mengha langi kepergian Keng Cin sin, jelas mereka sadar ka lau
1102
ke ma mpuan yang mere ka miliki masih belum sanggup untuk
me lebihi musuhnya.
Mendadak Hoat hian taysu seperti teringat akan sesuatu, setelah
menghe la napas sedih dia berkata:
"Sute berdua, kini dunia persilatan sudah terancam oleh bahaya
besar, kita harus secepatnya mengundurkan diri dari tempat yang
berbahaya ini dan se lekasnya ke mbali ke siong san!"
"Hoat hian suheng, bagaimana dengan orang-orang dari de lapan
partai besar lainnya" kata Hoat khong taysu sedih..
Hoat hian taysu menghela napas sedih:
"Aku pikir orang-orang dari de lapan partai besar tida k akan
menurut i perkataan kita, aaai..! Sekalipun kita orang-orang Siau lim
pay mundur dari sini, namun disaat Hiat mo buncu sudah
mengetahui keadaan yang sebenarnya, sudah pasti dia tak akan
me lepaskan kita dengan begitu saja."
"Sekarang, kita tak boleh berdia m terlalu la ma lagi disini, ayo
secepatnya tinggalkan tempat ini sebelum menga mbil keputusan
lain...."
Tiga orang pendeta dari Siau lim pay itu tak berani berayal lagi,
secepat kilat mereka me luncur me ningga lkan te mpat tersebut
menuju ke arah kota.
Ditengah keheningan yang mence ka m tanah pekuburan tersebut,
mendadak berkumandang suara gelak tertawa yang amat
menyeramkan, ke mudian terdengar seseorang berseru:
"Kita tujuh bersaudarapun harus selekasnya meninggalkan
tempat ini, kalau tidak bila kuntilanak itu sa mpai datang ke mba li,
bisa jadi seluruh tanah pekuburan ini akan dibongkar olehnya dan
menyeret kita keluar dari neraka t ingkat de lapan belas"
"Lo toa" terdengar suara lain berkata, "mengapa sih kau begitu
takut kepadanya! Dengan ke ma mpuan kita tujuh bersaudara, masa
tidak ma mpu untuk menaklukkan dirinya!"

1103
Sang Lo toa segera tertawa tergelak, teriaknya:
"Lo liok, kau lupa kita tujuh orang dua belas lembar sukma sudah
kehilangan beberapa le mbar sukma? Masa kita dapat bertarung
mati-matian lagi dengannya? bila setiap orang dengan dua belas
le mbar sukma berada dibadan, separuh dari kita tujuh bersaudara
sudah sanggup untuk me mbinasakan dirinya"
Seseorang yang lain segera tertawa cekikikan, ke mudian berseru
dengan keras:
"Lo toa, kita tak usah mengibul lagi, ke tiga orang keledai gundul
dari Siau lim pay toh gagah dan keren, tapi nyatanya berhasil dibikin
keok secara gampang, bagaimana mungkin kita tujuh bersaudara
ma mpu untuk mengungguli dirinya?"
"Lo jit, kau si setan romantis" umpat sang lo toa sa mbil tertawa
tergelak, "tampaknya kau tertarik oleh kecantikan wajahnya
sehingga me mbantu dia berbicara? Ayo jalan! Kita harus selekasnya
meninggalkan tempat ini, siapa yang tidak takut mampus boleh
tetap berdiam disini!"
"Aduuuh, tahun ini aku berusia tujuh puluh tahun, aku masih
ingin hidup bersenang-senang sela ma belasan tahun lagi"
Ditengah pe mbicaraan tersebut, dari balik tujuh buah kuburan
yang porak poranda, tiba-tiba muncul tujuh sosok mayat hidup, ada
yang kehilangan sebuah kaki, ada yang kehilangan sebuah mata,
kehilangan sebuah telinga dan ada pula yang kehilangan sebuah
lengan.
Diiringi gelak tertawa aneh yang menyeramkan, mayat-mayat
hidup itu secepat sambaran kilat meluncur dari kompleks tanah
pekuburan itu dan berlalu dari sana.
Dala m pada itu, Keng Cin sin dengan gerakan secepat sa mbaran
petir telah me masuki bangunan rumah gedung itu.
Namun baru saja dia menembusi gedung lapisan ke empat, apa
yang terlihat me mbuatnya menjadi tertegun dan me longo.

1104
Mayat-mayat berlepotan darah bergeleparan diatas permukaan
tanah.. .
Kematian dari orang-orang itu sungguh mengenaskan sekali,
me mbuat siapa saja yang melihat hal ini menjadi bergidik dan
merasa sera m ....
Padahal perempuan itu sudah banyak membinasakan kaum
laknat dan manusia-manusia jahat dikolong langit, mayat yang
bergelimpangan sudah merupa kan pemandangan biasa baginya,
betapa pun seram dan ngerinya suatu keadaan tak mungkin a kan
menimbulkan rasa kaget atau ngeri lagi baginya.
Tapi kali ini, Keng Cin sin na mpak begitu terperanjat dan
tertegun setelah menyaksikan tujuh delapan sosok mayat yang
terkapar ditengah halaman dalam keadaan kepala hancur, isi perut
berceceran, apa yang sebenarnya terjadi?
Padahal mayat-mayat yang tergelepar di atas tanah sekarang,
tak seorangpun yang dikenal olehnya.
Rupanya dia kaget karena menyaksikan bangunan rumah yang
sebelumnya tak pernah dikunjungi manusia itu sudah berubah
menjadi ajang pertempuran, kalau dilihat dari suasana seram yang
menyelimuti te mpat tersebut, dapat diketahui kalau pertarungan
tersebut berlangsung antara orang-orang tak dikenal itu dengan
orang-orang Hiat mo bun pimpinannya.
Yang paling dia kuatirkan sekarang adalah kesela matan dari
orang-orang Hiat mo bun, sebab ditanah pekuburan tadi ia telah
bersua dengan Bu lim jit hun (tujuh sukma gentayangan dari dunia
persilatan) serta tiga pendeta agung dari Siau lim pay, itu berarti
orang-orang yang telah dite muinya barusan pasti turut serta dala m
pertempuran berdarah ini.
Padahal orang-orang itu berhasil meningga lkan tempat itu tanpa
cedera, dari sini dapat disimpulkan pula kalau pihak Hiat mo bun
telah menderita keka lahan total.

1105
Sekarang suasana dalam perkampungan yang luas itu sunyi
senyap tak kedengaran sedikit suarapun, suasana terasa begitu
menyeramkan dan menggidikkan hati.
Tiba-tiba Keng Cin sin mendongakkan kepalanya lalu berseru
dengan suara nyaring.
"Iblis darah menggetarkan dunia persilatan....
Tengkorak Manusia menggetarkan setan gentayangan.....
Dari kejauhan sana berge ma suara pantulan dari teriakannya itu
dan mengge ma tiada hentinya di angkasa.
Namun suasana tetap sepi, tiada jawaban apapun yang
terdengar ....
Keng Cin sin sangat terperanjat, gumannya ke mudian:
"Aneh, mungkinkah mereka se mua telah mengundurkan diri dari
tempat ini? Atau mungkin mere ka sudah tertimpa musibah?"
Berpikir de mikian, sekali lagi dia berteriak dengan suara lantang.
"Hiolo kumala me munahkan a misnya darah...
Umat persilatan menghormati bunga bwee,
Kengerian berubah ketenangan,
Kegelapan hilang muncullah terang.
Kegagahan menggetarkan angkasa,
Panji sakti bagaikan sang surya!"
Secara beruntun dia meneriakkan keena m patah kata sandi dari
Hiat mo bun itu dengan suara yang lantang dan nyaring, suaranya
begitu keras hingga mendengung di seluruh angkasa.
Namun suasana dalam ruangan itu masih tetap sepi hening,
seram dan mengerikan hati...

1106
Hanya suara angin le mbut yang menerpa lewat menggoyangkan
dedaunan dan ranting, hingga menerbit kan suara gemerisik yang
sangat lirih..
Keng Cin sin merasakan hatinya berat sekali, pelan-pelan dia
mulai ke depan, mengitari hala man gedung ruangan ke lima dan
me langkah masuk me lalui pintu bulat kecil.
Tiba-tiba terendus bau a misnya darah yang amat tebal
menyelimuti se luruh angkasa dise kitar te mpat itu.
Sejauh mata me mandang, yang na mpak hanya mayat-mayat
yang bergelimpangan dala m keadaan mengerikan serta senjata
tajam yang berserakan diatas tanah.
Mayat yang tergeletak disekitar sana berjumlah dua puluhan
sosok, suatu jumlah yang t idak kecil.
Dibawah sinar matahari senja yang merah me mbara, noda darah
yang melumer diatas tanah terasa lebih menyala dan menggidikkan
hati orang yang me mandangnya.
Dengan sorot mata yang tajam bagaikan se mbilu, Keng Cin sin
mengawasi setiap mayat yang tergeletak ditanah itu tanpa berkedip.
Namun mayat-mayat yang ditemukan pun bukan jenasah dari
orang-orang Hiat mo bun.
Agak lega Keng Cin sin menyaksikan hal tersebut, dia berharap
moga-moga anggota Hiat mo bun bisa mundur dari situ dengan
aman dan berharap sela mat.
Mendadak.... . .
Sepasang mata Keng Cin sin terhenti di atas tiga sosok mayat
yang berdiri kaku disisi gunung-gunungan sa mping gedung tersebut.
Sambil me njerit kaget dia me nerjang ke muka dengan cepatnya,
sementara sorot matanya memancarkan sinar kepedihan yang luar
biasa...

1107
Dia merasa sedih dan sangat berduka..... Rupanya ke tiga sosok
mayat itu tertancap oleh tiga batang pedang panjang, setiap pedang
mene mbusi bagian yang me matikan ditubuh mereka, sementara
wajah mereka masih mengenakan topeng tengkorak la mbang Hiat
mo bun.
Dengan suara ge metar Keng C in sin segera berseru.
"Ang yang kui si (utusan setan merah menyala) Sin Kiu si, Lik im
pok si, Hay lo tocu Su siok su, ka lian bertiga..... kalian bertiga telah
pergi ...."
Ternyata ke tiga sosok mayat tersebut adalah tiga gembong iblis
dari pulau lautan timur.
Walaupun Keng Cin sin tahu bahwa tiga Iblis dari pulau lautan
timur sombong, buas, keja m dan tak berbelas kasihan, namun
bagaimanapun jua mereka adalah anggota setia dari Hiat mo bun,
maka secara otomatis ke matian mereka menimbulkan juga perasaan
sedih yang mendala m bagi perempuan itu.
Pelan-pelan Keng Cin sin, menga lihkan pandangan matanya ke
arah sekitar situ, lebih kurang lima kaki dari te mpat semula lagi-lagi
ditemukan dua sosok mayat yang berada dalam keadaan sangat
menyedihkan.
Sambil berpekik keras Keng Cin sin segera menubruk ke depan,
teriaknya dengan suara pilu.
"Ciu Jian hiong , Ban Tun Jiang, kalian Tiang pek siang to juga
turut tewas..."
Perasaan terkejut dan sedih yang menceka m perasaan Keng Cin
sin sekarang benar-benar tak terlukiskan dengan kata-kata.
Sekarang dia mula i merasakan betapa seriusnya persoalan ini,
dia cukup mengetahui tentang kelihayan ilmu silat yang dimiliki
kelima korban tersebut, namun kenyataannya mereka toh tewas
juga ditangan orang, ini berarti mereka yang lainpun...
Keng Cin sin tidak berani berpikir lebih jauh...

1108
Mendadak tubuhnya melejit ke tengah udara dan langsung
menerjang ke arah bangunan kecil disisi sebelah selatan.
Tapi disaat tubuhnya melayang turun ke dala m hala man gedung
tersebut dan melihat apa yang tertera disitu, dadanya terasa sakit
dan sesak sekali seolah-olah di hantam dengan martil yang beratnya
beberapa ribu kati.
Suasana didalam gedung mungil itu sudah hancur dan porak
poranda tiada berwujud lagi, pepohonan dan aneka bunga tersebar
dimana-mana, sementara tiga puluhan sosok mayat terkapar
ditengah hala man tersebut.
Tepat dimuka pintu ruang mungil tersebut tergeletak sesosok
mayat dengan dandanan anggota Hiat mo bun, sedang disisi pintu
terkapar pula dua sosok mayat anggota Hiat mo bun, topeng
tengkorak yang mereka kenakan sudah terlepas dan jatuh ke tanah.
Mereka berdua adalah seorang lelaki kekar yang berjenggot
hitam serta seorang kakek berwajah hitam yang kurus dan pende k.
Kedua orang ini bukan la in adalah Kangla m siang hui, Pek le k jiu
Ho Kian dan Thian kun tee ciang Khong Tang lun.
Keng Cin sin segera berteriak keras.
"Oooh Thian. mengapa kau begitu keja m? kau tumpas Hiat mo
bun sebelum cita-citanya terwujud..."
Saking sedihnya, dia sampai terisak dan tak ma mpu melanjutkan
ke mbali kata-katanya.
Kini, dia betul-betul me mbenci seka lian manusia-manusia la knat
yang tidak berperi ke manusiaan itu.
Perasaan Keng Cin sin sekarang boleh dibilang telah dipenuhi
oleh perasaan sedih, gusar dan denda m yang berlipat-lipat.
Sepasang matanya memancarkan sinar pe mbunuhan yang
menggidikkan hati, dia bersumpah hendak me mbunuh se mua
manusia yang terlibat didala m peristiwa berdarah ini.

1109
Berapa saat kemudian, Keng Cin sin dapat menenangkan kemba li
hatinya, dengan sedih dia berguma m:
"Dari sebelas anggota Hiat mo bun, kini sudah kuketahui ada
sembilan orang yang tewas, yang belum dite mukan sekarang hanya
Sian ih siusu Hoa Siong si, adik Khi serta Siang hong kek Hoo Gi dari
Kang la m Siang hou, mungkinkah mere kapun..."
Tiba-tiba.... . .
Keng Cin sin menangkap suara gemerisik yang sangat lirih,
dengan sorot mata yang mencorongkan sinar tajam ia segera
berpaling ke arah sisi barat dekat dinding ruangan, disini tergeletak
pula sesosok tubuh manusia yang bermandikan darah.
Waktu itu, tubuh yang terkapar ditanah itu mulai bergerak-gerak,
walaupun sangat lirih.
Bagaikan sukma gentayangan Keng Cin sin segera me mburu ke
depan, lalu me mba likkan mayat tersebut dengan ujung kakinya.
Wajah manusia itu penuh berpelepotan darah, rambutnya terurai
kusut namun tak dapat menutupi matanya yang besar, alis matanya
yang tebal serta wajahnya yang bulat..
"Aaaah, rupanya Siang hong kek Hoa Gi!" pekik Keng Cin sin
dengan perasaan pedih.
Yaa, benar! Dia adalah Sian hong kek Hoo Gi dari Kang lam siang
hou, sebenarnya Keng Cin sin mengira orang ini lolos dari musibah
tersebut, tak tahunya dia justru muncul dihadapan matanya dalam
keadaan yang mengerikan.
Tiba-tiba....
Tubuh Sian hong kek Hoo Gi yang kaku itu mengejang keras
dengan penuh penderitaan.
"Aaah, dia belum putus nyawa" kembali Keng Cin sin menjerit
kaget. "Saudara Ho, saudara Ho!" sambil berteriak keras Keng cin
sin merogoh keda la m sakunya dan mengeluar kan dua butir pil

1110
berwarna putih bersih dan sebuah botol porse len, ke mudian
dicekokkan ke dala m mulutnya yang tertutup rapat.
Kemudian sepasang tangannya secepat kilat menguruti de lapan
nadi penting di seluruh tubuh Sian hong kek Ho Gi.
Akan tetapi Sian hong kak Ho Gi masih tetap tergeletak kaku di
tanah, bergerakpun tidak.
Keng Cin sin tahu kalau isi perutnya sudah berhenti bekerja
karena hawa murninya terlalu la ma tersumbat, sekalipun ada pil Kiu
coan si mi yok wan yang dapat menyelamatkan orang dari
ke matian, namun daya kerja obat tersebut sudah tak dapat
menyebar lagi keseluruh anggota tubuhnya.
Tiba-tiba Keng Cin sin berseru tertahan dengan cepat dia
me masuki ruangan mungil itu langsung menuju ke ruang dala m.
Setelah menga mbil secawan air putih, dia balik ke mbali ke sisi tubuh
Sian hong kek dan menge luarkan sebuah kotak kema la kecil dari
sakunya...
Segulung cahaya warna warni yang tebal segera membumbung
tinggi ke angkasa ....
Rupanya dia telah me masukkan mutiara Thian hong im yang sin
cu tersebut ke dala m air bersih tadi.
-ooo0dwooo-

BAB 51
TAK la ma setelah mutiara mestika Thian hong im yang sin cu
tersebut di masukkan kedala m a ir bersih, mendidihlah air didala m
cawan itu sebelum akhirnya berubah menjadi merah me mbara.
Tak la ma ke mudian, air bersih di dala m cawan tersebut sudah
berubah menjadi merah darah, Keng Cin sin segera menjepit ke luar
mut iara tersebut dari dalam cawan dan menyimpannya ke mbali
kedala m kotak ke ma la dan disimpan keda la m sakunya.

1111
Sementara air merah darah tadi dicekok kan ke mulut Sian hong
kek Ho Gi belum la ma berselang. Keng Cin sin pernah pula
menggunakan cara yang sa ma dimana ditambah pula dengan
beberapa maca m bubuk obat untuk me mbuat cairan kental
berwarna merah untuk menyembuhkan Ku See hong dari siksaan
ilmu Hou kut jian hui im kang.
Sekarang, Walaupun hawa murni Sian hong kek Ho Gi belum
putus, namun luka yang dideritanya parah sekali. kendatipun
demikian mut iara Thian hong im yang sin cu memang benar-benar
maha dahsyat.
Coba kalau bukan begitu, mungkin isi perut Sian hong kek Ho Gi
yang sudah hancur dan terluka parah itu a kan me mpercepat
ke matiannya.
Sementara itu suatu kejadian aneh telah terjadi, paras muka Sian
hong kek Ho Gi yang berwarna merah me mbara itu mendada k
mengejang keras, kemudian dari lubang hidungnya seperti terdapat
dengusan napas ke mbali.
Lalu terdengar dia mendengus tertahan, sepasang matanya yang
terpejam rapatpun pelan-pelan me mbuka ke mbali, dengan
serentetan sorot mata yang lemah dia mengawasi Keng Cin sin.
Itulah sorot mata penuh kebencian dan perasaan seram .....
Buru-buru Keng Cin sin berseru dengan ce mas:
"Saudara Ho! Saudara Ho! Kau masih kena l denganku? Aku
adalah manusia berkerudung warna warni dari Hiat mo bun "
Tampaknya Sian hong kek Ho Gi sudah tidak mendengar ucapan
dari Keng cin sin lagi, atau mungkin matanya sudah tak dapat
menangkap bayangan manusia lagi, dia masih tetap me mandang
kearah depan dengan wajah termangu-mangu.
Dengan gelisah Keng Cin sin ke mbali berseru.
"Dengar.... . . dengarkah kau dengan suaraku?"

1112
Mendadak Sian hong kek Ho Gi sudah gerakkan bibirnya dan
menyahut dengan suara lirih.
"Kau .... kau adalah nona Im? Mengapa kau mendatangi neraka
ini?"
"Apakah kau .... . . kaupun sudah mat i?"
Keng Cin sin tahu kalau dia mengira dirinya sebagai Im Yan cu
dan dia mengira dirinya sudah mati serta bertemu dengannya
didala m neraka, dengan perasaan yang amat sakit karena pedih,
serunya agak gemetar:
"Saudara Ho! Kau masih hidup, aku adalah manusia berkerudung
warna warni, Buncu dari perguruan Hiat mo bun..."
Ketika mendengar ucapan tersebut, paras muka Sian hong kek
Ho Gi yang semula menyeramkan itu terlintas suatu perubahan
wajah yang sangat aneh, bibirnya tampak bergetar lalu berbisik
dengan lirih:
"Ooh, kau.. kau adalah Buncu, pe mbunuh-pe mbunuh bedebah.."
Agaknya Sian hong kek Ho Gi sangat di pengaruhi oleh gejolak
perasaan, sekujur tubuhnya gemetar lagi dengan kerasnya,
sementara paras mukanya ke mbali mengejang keras penuh
penderitaan. Kata-kata selanjutnya pun turut tersumbat.
Buru-buru Kong Cin sin berseru.
"Saudara Ho, untuk sementara waktu ini legakan dulu
perasaanmu, aku datang untuk menye mbuhkan luka mu ....."
Suara gemerutuk mula i kedengaran dari da la m tenggorokkan
Sian hong ke k Ho Gi, ke mudian dia berkata lagi diiringi he laan napas
yang sedih dan lirih:
"Aku sudah.... sudah tiada harapan lagi. .. aku sangat gembira
dapat bersua kembali denganmu ...."
"Saudara Ho, kau ... kau pasti akan sehat kembali ...." seru Keng
Cin sin ce mas.

1113
"Buncu!" suara Sian hong kek Ho Gi kedengaran lebih ge metar
lagi, ”kau tak usah me mbuang waktuku dengan percuma,
menggunakan kesempatan yang a mat singkat ini, ingin
kuberitahukan kepada mu, siapa-siapa saja musuh besarmu..."
Keng Cin sin pandai seka li dala m ilmu pertabiban, tentu saja
diapun tahu meski Hoa Tuo, si Tabib sakti dari ja man Sa m kok
menitis ke mbalipun mustahil bisa me nyelamatkan sele mbar jiwanya.
Sekarang dia bisa sadar karena mengandalkan hawa murni yang
masih dimilikinya serta kasiat dari pil kiu coan sa mia sin wan dan
air mustika mut iara Thian hong im yang sin cu, seandainya kasiat
dari kesemuanya itu sudah punah, tentu saja pengaruh obat mana
tak bisa mencegah cakar maut ma laikat elmaut untuk mencabut
nyawanya.
Dengan perasaan pedih bertanya Keng Cin sin:
"Katakanlah, siapa musuh-musuh kita? Apakah sebelas saudara
kita sudah me ngala mi musibah se mua?"
"Sungguh tak disangka sembilan partai besar yang menganggap
diri sebagai partai bersih pun bisa bertindak begitu kotor, munafik
dan tak tahu malu..." . kata Sian hong kek Ho Gi sa mbil menahan
rasa dendam.
"Haaah, sembilan partai besar dari daratan Tionggoan?." Keng
Cin sin a mat terperanjat.
"Benar.... ciangbunjin dari se mbilan partai besar..." ditambah
dengan manusia aneh yang menyebut dirinya Bu lim jit hun sekalian
tujuh delapan puluh jago lihay, kami sebelas saudara mungkin
sudah gugur sembilan orang, tapi pihak lawanpun banyak yang
jatuh korban, cuma pe mbunuh dan dalangnya tidak ma mpus."
"Bin ih siausu Hoa Siong si beserta saudara cilik Kho It khi telah
menerjang keluar dari kepungan dengan me mbawa luka yang
parah, tidak kuketahui bagaimana kah nasib mereka sekarang."

1114
"Aku pasti a kan me mberikan pe mba lasan yang setaraf dan
ke matian yang sa ma keja mnya terhadap pe mbunuh-pe mbunuh keji
yang rendah, tak tahu ma lu dan munafik itu"
Sian hong kek Ho Gi mendehe m dua kali, Ke mudian berkata:
"Sekarang aku baru me maha mi betapa jelek dan busuknya
kawanan manusia yang mengaku dirinya sebagai pendekar sejati
itu, sama-sama me mperlihatkan wajah mereka yang buas dan liar.
Aaai, mereka telah me mperguna kan cara yang rendah dan tak tahu
ma lu untuk menyergap ka mi."
"Dunia persilatan me mang penuh dengan ke munafikan dan
kelicikan, setiap orang selalu mengguna kan tipu muslihat yang
busuk untuk me mperkaya diri, mencari na ma dan kedudukan, tinda k
tanduk mereka sukar diduga sebelumnya. Buncu! Sekarang kau
harus hidup sebatang kara, sedang didalam dunia persilatan hanya
tinggal Leng hun koay seng Ku See hong seorang yang dekat
denganmu, sedang sisanya, ... sisanya hampir semuanya
merupakan musuhmu, dapat .... dapatkah kau membalas
dendam..?" Sele mbar nyawa Sian hong kek Hoo Gi pun mengikut i
sang waktu ma kin la ma makin menyusut pendek, cengkera man
ma laikat elma ut sudah se makin mendekatinya.
Dengan napas yang tersengkal-sengkal dan tenggorokkan
mengorok keras, dia berbisik lagi, dengan suara se ma kin lirih:
"Buncu, sebelum aja lku tiba, ada beberapa persoalan ingin
kutanyakan kepadamu, betulkah kau adalah Keng C in sin yang di
kenal oleh Ku See hong dan se la ma ini di anggap telah mati?"
Keng Cin sin sangat terperanjat, dia tak habis mengerti mengapa
anak buahnya ini bisa tahu kalau dia adalah Keng Cin sin? Na mun
setelah menghe la napas sedih sahutnya juga.
"Saudara Ho, akulah Keng Cin sin!"
Sekulum senyuman segera menghiasi wajah Sian hong kek Ho Gi
yang mengenaskan itu, ke mbali dia berbisik dengan suara yang lirih
sekali:

1115
"Buncu, Leng hun Koay seng Ku See hong sangat mencintai
dirimu, dia menganggap kau belum mati, aku tahu, dihati kecilmu
pasti ada rahasia besar yang sukar diutarakan, namun
bagaimanapun juga kau harus mengutarakan keadaanmu yang
sebenarnya kepada dia, berdiri disatu garis yang sama, dengan
begitu ka lian baru dapat me mbasmi kaum jahana m dan kaum laknat
dari muka bumi."
"Nona Keng Cin sin, kenapa hubunganmu dengan Ku See hong
.......?"
"Saudara Ho" tukas Keng Cin sin sedih, "aku be lum dapat
menyatakan identitasku kepadanya, karena sekarang aku harus
mencari dulu se maca m obat ....."
Siau hong kek Ho Gi yang mendengar perkataan tersebut
menjadi sangat terperanjat tapi justru karena itu pula darahnya
semakin me mbeku sehingga tak dapat mengalir kedala m isi
perutnya, seketika itu juga jantungnya berhenti berdetak dan
matanya me mbalik keatas, tampak ajalnya sudah t iba.
Namun sesaat menjelang ajalnya tiba, mendadak dia berbisik lagi
dengan lirih:
"Ku See hong telah terjebak oleh tipu muslihat orang-orang Ban
sia kau...."
Berbicara sampai disitu, sepasang kakinya segera menjejak
keras-keras ke depan, seluruh tubuhnya mengejang keras dan
darah mengucur keluar dari ujung bibirnya.
Seorang lelaki sejati yang gagah perkasa ini, akhirnya harus
meninggalkan dunia yang penuh kekejian untuk ke mba li ke ala m
baka dan beristirahat untuk sela manya.
Kini segenap kekuatan Hiat mo bun telah punah, korban yang
berjatuhan cukup besar dan parah, tak terlukiskan rasa sedih dan
pedih yang diala mi Keng Cin sin saat ini ...
Dengan me mbawa pengharapan yang besar dia mendirikan
perkumpulan Hiat mo bun, maksudnya ingin menegakkan keadilan

1116
dan kebenaran dalam dunia persilatan demi kesejahteraan umat
persilatan, sungguh tak disangka sebelum cita-citanya yang luhur itu
tercapai, segenap kekuatan partai nya harus ditumpas orang dan
punah dengan begitu saja.
Pukulan hatin yang demikian beratnya ini benar-benar telah
meninggalkan bekas luka yang mendala m se kali dida la m sejarah
perjalanan hidupnya.
Sekarang Keng Cin sin tak dapat mengendalikan rasa sedih
dalam hatinya, air mata jatuh bercucuran dari kelopak matanya dan
me mbasahi pipinya ....
Kesedihan yang tak bersuara ini terasa jauh lebih me mbe kas
dalam hatinya dari pada isak tangis yang keras, sebab perasaan
pedih yang diala minya saat ini benar-benar tak terlukiskan lagi
dengan kata-kata.
Pancaran sinar dendam, benci dan marah yang mengerikan hati
mencorong ke luar dari balik matanya, dia mengawasi wajah Sian
hong ke k Ho Gi yang sudah me njadi mayat itu tanpa berkedip.
Dari balik sorot mata mana, terkandunglah pe lbagai perasaan
yang bercampur aduk tak karuan.
Diantaranya terselip perasaan dendam dan benci....
Penderitaan....
Kemarahan....
Kenangan.
Hawa napsu me mbunuh yang berkobar kobar ....
Mendadak....
Keng Cin sin mendongakkan kepalanya dan me mperdengarkan
suara tertawa panjangnya yang keras dan menusuk pendengaran.
Sedemikian kerasnya suara tertawa itu sehingga seluruh langit
dan bumi seakan-akan turut bergetar keras, suasana betul-betul
mengerikan se kali.

1117
Suara tertawanya itu begitu keras dan menggidikkan hati...
Suara tertawa itu penuh dengan kebencian yang meluap-luap....
Tapi terdengar pula begitu me medihkan hati sehingga sanggup
mencabik-cabikkan perasaan setiap orang.
Dari gelak tertawanya itu, kita dapat merasa kan bahwa dalam
dunia persilatan bakal terjadi suatu tragedi yang pa ling mengerikan
didala m sejarah dunia persilatan sela ma ini.
Sementara itu, matahari senja sudah condong ke arah barat,
sinar matahari ke merah-merahan me ma ncar ke seluruh angkasa.
Mendadak...
Segulung angin lirih berhe mbus lewat dan me mecahkan
keheningan yang menceka m seke liling te mpat itu...
Tahu-tahu dala m ruangan tersebut telah menyelinap masuk
seorang perempuan bera mbut putih yang berwajah bersih bagaikan
ke mala, didala m bopongan perempuan tersebut, terdapat pula
seorang gadis yang berwajah cantik.
Tak perlu diduga lagi, ke dua orang ini bukan lain adalah Seng
sim cian li Hoa Soat kun serta Im Yan cu yang telah terkena obat
perangsang Im hwee si hun wan.
Setelah mengetahui siapa yang datang, buru-buru Keng Cin sin
mengenda likan gejola k perasaannya lalu me negur dengan lirih.
"Bolehkah aku tanya, apakah kau adalah Seng sim cian li Hoa
Soat kun locianpwe beserta muridnya Im Yan cu?"
Seng sim cian t i Hoa Soat kun a mat terkejut setelah mendengar
teguran itu, segera pikirnya.
"Heran, bagaimana mungkin dia bisa mengetahui a kan hal ini
....?."
Dengan nada suara yang dingin bagaikan es, sikap yang
merupakan kebiasaan bagi nya, dia menghela napas panjang lalu
menjawab:

1118
"Hiat mo buncu, mungkin kau sudah mengetahui maksud
kedatanganku ke mari"
"Hoa locianpwe, apakah Leng bun kuay seng Ku See hong telah
berkunjung ke rumah penginapan Yang tang?"
Rupanya Keng Cin sin me ngira Hoa Soat kun bisa datang
mencarinya atas petunjuk dari Ku See hong, sebab hanya Ku See
hong seorang yang tahu kalau gedung terpencil ini merupa kan
pusat hubungan dari perkumpulan Hiat mo bun.
"Sudah seharian penuh lo nio belum berhasil mene mukan
bajingan cilik she Ku itu" sahut Seng sim cian li Hoa Soat kun
dengan suara dingin.
Mendengar perkataan itu Keng Cin sin sangat terkejut, dalam
benaknya segera terlintas kembali kata-kata terakhir dari Sian hong
kek Ho Gi.
"Jangan-jangan Ku See hong benar-benar sudah terkena siasat
busuk dari bajingan Ban sia kau..." demikian dia mula i berpikir.
Rupanya Sian hong kek Ho Gi yang sesaat menjelang ajalnya
mendengar ka lau Ku See hong sedang pergi mencari obat-obatan,
mendadak saja ia teringat akan kisah pertemuan antara Ku See
hong dengan Thi bok sin kia m Cu Pok, ditambah pula sejak musibah
yang menimpa Hiat mo bun barusan, ia sema kin menaruh perasaan
was-was terhadap jalan pe mikiran orang persilatan.
Atas dasar itulah dia lantas menduga kalau Ku See hong sudah
ditipu oleh kaum laknat, ma ka dari itu sebelum ajalnya tiba dia pun
menyatakan kalau Ku See hong sudah terjebak oleh siasat busuk
musuh.
Tatkala Seng sim cian li Hoa Soat kun menyaksikan Keng C in sin
hanya me mbungka m diri dala m seribu bahasa, dengan suara dingin
dia berkata lagi.
"Hiat mo buncu, apakah kaupun sudah tahu kalau muridku ini
telah keracunan?"

1119
Tentu saja Keng Cin sin me ma ha mi ma ksud hatinya, buru-buru
jawabnya.
"Locianpwe, atas pemberitahuan dari Ku See hong, aku sudah
tahu kalau Im Yan cu telah keracunan, sayangnya aku hanya
sanggup me mperpanjang saat kambuhnya saja, dan tak mampu
menye mbuhkan secara tuntas. ."
"Aku telah berjanji dengan Ku See hong, paling la mbat besok
pagi untuk berjumpa dengannya dirumah penginapan Yang tang,
pada saat itulah kita akan bersama-sama menyelesaikan persoalan
ini....."
Ketika mendengar perkataan tersebut, sekilas perasaan sedih
sempat menghiasi wajah Seng sim cian li Hoa Soat kun, jelas
kesedihan yang dikarenakan perasaan kecewa.
Keng Cin sin menghela napas sedih, ke mudian katanya.
"Hoa locianpwe, aku sudah berjanji kepada Ku See hong untuk
menye mbuhkan luka racun dari tubuh adik Im Yan cu, sudah pasti
akan kulakukan hal ini dengan sebaik-ba iknya"
"Bukankah sudah kau katakan bahwa kau tak ma mpu untuk
menye mbuhkannya, sama sekali?"
"Kepandaianku me mang masih belum lengkap untuk
menye mbuhkan luka beracunnya, namun setiap benda yang ada
didunia ini pasti ada cara untuk me mecahkannya. Aku pikir didala m
kitab pusaka Ban sia cinkeng sudah pasti akan tercantum obat
penawar dari racun cabul tersebut."
"Maksudmu, kau hendak mengunjungi markas besar Ban sia kau
dan berusaha untuk me ncuri kitab Ban sia cin keng itu?"
"Yah, kejadian telah berke mbang menjadi begini rupa, terpaksa
aku harus mene mpuh cara ini"
Sungguh terharu perasaan Seng sim cian li Hoa Soat kun setelah
mendengar perkataan itu, pikirnya:

1120
"Sudah pasti pere mpuan ini me mpunyai hubungan yang
menda la m sekali dengan Ku See hong, kalau tidak mengapa dia
bersedia untuk menyembuhkan luka beracun dari im Yan cu, bahkan
bersedia pula me mpertaruh kan jiwanya untuk mengunjungi markas
besar Ban sia kau dan berusaha mencuri kitab pusaka Ban sia cin
keng milik Ceng Lan hiang ...."
Berpikir de mikian, dia menghela napas panjang, ke mudian
katanya pelan.
"Terima kasih banyak atas petunjukmu barusan, kalau dalam
kitab pusaka Ban sia cin keng tercantum resep obat penawar untuk
me munahkan pengaruh racun cabul tersebut, soal mengunjungi
perkumpulan Ban sia kau, aku pikir tak perlu merepotkan dirimu
lagi."
"Hoa cianpwee, aku sudah mengabulkan permintaan orang
tentang hal ini, jadi a ku tak ingin me ngingkari janji"
"Bolehkah aku tahu bagaimana hubunganmu dengan Ku See
hong. ..?"
Keng Cin sin menghela napas sedih:
"Panjang sekali untuk diceritakan tentang kepedihan hatiku ini,
harap Hoa cianpwee jangan menyinggungnya ke mbali, terus terang
saja kukatakan, dahulu dia adalah kekasihku, tapi sekarang aku
sudah tak dapat mencintainya lagi, oleh sebab itu a ku hanya bisa
berusaha dengan sepenuh tenaga untuk me mbantunya hidup
senang dan bahagia, dengan begitu hatiku akan turut merasa puas"
berubah hebat paras muka Seng sim cian li Hoa Soat kun setelah
mendengar perkataan ini, serunya terkejut:
"Jadi kau adalah Keng Cin sin, kekasih pertama dari Ku See
hong..."
Keng Cin sin pun merasa terkejut sekali setelah mendengar
perkataan itu, pikirnya ke mudian.
"Heran, mengapa diapun bisa me ngetahui na ma ku..."

1121
Tapi dengan cepat dia mengangguk, sahutnya sedih.
"Benar, aku adalah Keng Cin sin, harap locianpwe jangan
me mberitahukan ha l yang sesungguhnya kepadanya"
"Mengapa?" tanya Seng sim cian li Hoa Soat kun tidak mengerti.
Air mata segera bercucuran me mbasahi wajah Keng Cin sin.
"Hoa locianpwe! harap kau jangan menanyakan persoalan ini,
sebab kesemuanya itu hanya akan menambah kesedihan dan
kepedihan didala m hatiku saja"
Pada dasarnya Seng sim cian li Hoa soat kun me mang seorang
yang patah hati, tentu saja diapun dapat merasakan kesedihan yang
mence ka m perasaan Keng Cin sin sekarang.
Oleh sebab itu dia lantas mengalihkan pokok pe mbicaraannya ke
soal lain, katanya.
"Nona Keng, kau dapat me mperpanjang ka mbuhnya dari racun
cabul yang mengeram dala m tubuh muridku ini sampai berapa
la ma?"
"Kurang lebih lima be las hari"
"Masalah ini tak bisa ditunda-tunda lagi, harap nona Keng segera
turun tangan menolong muridku ini"
"Hoa locianpwe, sekarang kita harus pergi ke ruma h penginapan
Yang tang dan menant i kedatangan Ku See hong lebih dulu"
"Sekarang dia telah pergi ke mana?"
"Ku See hong sedang mencari sebatang rumput Im cu cau,
rumput tersebut sangat langka dan sukar dicari didunia ini, bisa jadi
ia sudah ditipu oleh kaum laknat"
"Siapakah yang menyuruh dia pergi mencari rumput tersebut.. ?"
"Soal ini aku sendiripun tidak je las tapi bisa jadi kaum la knat dari
Ban sia kau apabila kita tidak berhasil mene mukannya di ruma h
penginapan Yang tang, masalahnya menjadi se makin sukar diduga

1122
lagi, namun bila dia terkena siasat licik dari Ban sia kau, sudah pasti
jiwanya terancam bahaya maut"
"Baiklah, mari kita menanti kedatangannya di rumah penginapan
Yang tang sampai besok, bila dia tak datang juga, kita segera
menyusulnya ke markas besar Ban sia kau"
Maka Seng sim cian Hoa soat kun bersa ma Keng Cin sin
berangkat ke rumah penginapan Yang tang untuk menunggu
kedatangan Ku see hong.
-oooo0dw0oooo-

Jilid 34

KU SEE HONG roboh tak sadarkan diri setelah terkena bubuk


pemabuk milik Ceng Lan hiang.
Entah berapa la ma sudah lewat...
Dala m keadaan samar-sa mar dan antara sadar tak sadar, Ku See
hong merasa didala m mulutnya seakan-akan sedang menghisap
sebutir buah anggur yang manis dan segar.
Cairan yang harum dan segar me mercik dan mengalir mela lui
kerongkongannya.
Dia mengira masih berada dalam impian, namun mulutnya
me mang benar-benar dipenuhi oleh ca iran yang harum baunya.
Selain itu terendus pula bau harum semerbak yang menusuk
penciuma m.
Dia merasa pikirannya masih kabur, keadaan tersebut bagaikan
dalam impian seperti la munan, seperti juga kenyataan.
Dia tak dapat me mastikan secara pasti, sebab benaknya terasa
kosong dan ha mpa.

1123
Lama. . . lama ke mudian, impian yang indah tersebut mendadak
lenyap tak berbekas.
Ku See hong merasakan ingatannya mulai jernih ke mbali, tiba-
tiba ia teringat bagaimana dia telah berjumpa dengan ketua Ban sia
kau yang cabul lagi kejam, Ceng Lan hiang.
Mendadak benaknya seperti disa mbar oleh gelede k ditengah hari
bolong, dengan cepat Ku See hong me mbuka matanya ke mbali....
Apa yang kemudian terlihat olehnya ha mpir saja me mbuatnya
menjerit keras.
Ternyata seluruh pakaian yang dikenakan kini sudah dilepas
orang, sekarang dia sedang berbaring ditengah sebuah
pembaringan yang harum baunya dan indah bentuk nya dala m
keadaan telanjang bulat, sekeliling pe mbaringan dilapisi oleh kain
tirai berwarna kuning yang halus dan le mbut. Seluruh ruangan tidur
itu dihiasi dengan aneka warna yang dapat membangkit kan napsu
birahi, ga mbar-ga mbar porno dan lain sebagai nya, pokoknya siapa
saja yang berada disitu pasti a kan terpaku dan terpesona.
Ku See hong tahu dimanakah dia berada sekarang, dengan sorot
matanya yang tajam dia mengawasi sekejap sekeliling te mpat itu,
ternyata tak seorang manusiapun yang na mpak.
Dia mencoba untuk me narik hawa murninya dan bangkit berdiri,
namun seluruh tubuhnya le mas seakan-akan tak bertenaga, hawa
murninya tak ma mpu dihimpun ke mbali.
Menyaksikan kenyataan ini, dia menghela napas sedih, lalu
berpikir dihati:
"Habis sudah riwayatku kali ini! Habis sudah riwayatku ka li ini!
Aku benar-benar sudah terjatuh ketangan pere mpuan jalang itu.
Ooh, mengapa dia tidak me mberi ke matian yang utuh kepadaku!
Mengapa dia...."
Berpikir sa mpai disitu Ku See hong tak berani berpikir lebih jauh,
dia mencoba untuk me mbalikkan badannya namun sama sekali tak
ma mpu berkut ik.

1124
Ternyata jalan darahnya sudah ditotok orang, dan ilmu menotok
jalan darah yang diguna kan sede mikian luar biasanya sehingga
dapat me mbuat kesadaran orang tetap jernih, namun tubuhnya tak
ma mpu mengerahkan sedikit tenagapun.
Mendadak...
Serentetan gelak tertawa yang amat jalang berge ma
me mecahkan keheningan ruangan itu...
Lalu terendus segulung angin harum menerpa lewat, dari luar
pembaringan berke la mbu kuning dimana Ku See hong berbaring
sekarang, tahu-tahu sudah muncul seorang perempuan cantik
bagaikan seekor ular, dengan suatu gerakan cepat dia langsung
menubruk ke atas pe mbaringan di mana Ku See hong berada.
Selembar wajah perempuan cantik yang me mikat hati segera
muncul pula di depan mata Ku See hong.
"Bocah sayang, kau telah mendusin" teguran le mbut diiringi
senyuman yang me mukau muncul di depan mata.
Gelak tertawa yang jalang itu me mbuat Ku See-hong tanpa
terasa berpaling, dalam sekejap mata itulah Ku See-hong dapat
menyaksikan banyak seka li tempat terahasia dari wanita.
Ia segera mendengus dan buru-buru me meja mkan matanya
rapat-rapat. . .
Ternyata perempuan cantik yang telanjang bulat bagaikan seekor
ular itu bukan lain adalah ketua Ban shia kau Ceng Lan hiang.
Rambutnya yang panjang terurai bagaikan sebuah air terjun,
payudara yang montok dengan sepasang puting susunya yang
merah tertutup oleh rambut yang panjang itu sehingga setengah
terlihat setengah tertutup, namun justru karena itulah dia na mpa k
lebih merangsang napsu birahi kaum pria. . .
Kulit tubuh pere mpuan itu le mbut, halus dan putih bersih,
sedemikian halusnya ibarat patung yang terbuat dari batu porselen
saja. . .

1125
Tapi yang paling menggairahkan hati lelaki adalah bagian bawah
perutnya yang menonjol keluar bagaikan sebuah kuburan, terutama
rumput lebat berwarna hitam yang tumbuh di sekitar kuburan
me mbuat hati pria terasa mendidih saja.
Ku See-hong se mpat menyaksikan gundukan tanah pekuburan
dengan rumput nan lebat itu, diapun sempat menyaksikan dua bukit
tinggi di atas dada perempuan tersebut, semuanya merupakan
pemandangan yang mengge lorakan napsu birahi, oleh karenanya
buru-buru dia me meja mkan matanya rapat-rapat.
Sekali lagi Ceng Lan hiang tertawa jalang.
"Engkoh bagus, bukankah kau sudah berpengalaman beberapa
kali menyaksikan keindahan tubuh pere mpuan? Mengapa sih kau
masih ke lihatan ma lu?"
Sementara pembicaraan berlangsung, tiba-tiba saja Ku See-hong
merasakan ada dua lembar bibir yang empuk dan le mbut mene mpe l
di bagian bawah perutnya. . .
Ternyata Ceng Lan hiang yang ramping tapi padat berisi itu
sudah menindihi tubuhnya yang telanjang bulat itu diatas tubuh Ku
See-hong yang bugil.
Ku See-hong malu sekali, kalau bisa dia ingin menghajar
perempuan itu sa mpai mati, namun berhubung seluruh badannya
le mas tak bertenaga, maka sedapat mungkin dia hanya bisa
bergeser ke kiri.
"Perempuan jalang yang tak tahu malu kau. . . kau bunuhlah aku
saat ini juga " teriaknya.
Ceng Lan hiang tertawa terkekeh-kekeh.
"Aduuuuh... saudara cilikku, mana cici tega untuk melukai
dirimu?"
"Coba kau lihat, bukankah luka yang kau derita sudah cici
sembuhkan dengan susah payah sela ma dua hari be lakangan ini?"

1126
"Dua hari dua mala m kita sudah hidup berda mpingan dala m
keadaan bugil tanpa busana, tahukah kau bahwa cici sudah tak
tahan lagi untuk melihat pemuda yang begitu tampan dan gagah
maca m dirimu ini? Tahukah kau kalau aku sudah kebelet untuk
segera. . . akhirnya lukamu telah se mbuh hari ini, yaa tak apalah,
biar terlambat sedikit asal puas kedua belah pihak, ayolah cepatan
sedikit, telukku sudah siap menanti datangnya perahumu untuk
berlabuh. . ."
Berbicara yang sebenarnya, Ceng Lan hiang me mang sangat
cantik dan me miliki perawakan badan yang me mukau hati kaum
pria, tapi diapun belum pernah menyaksikan pemuda setampan Ku
See-hong, apalagi kegagahan dan kekerenannya cukup
mendatangkan daya pikat bagi kaum wanita.
Sewaktu di kerubuti Thi bok sin kia m Cu Pok sekalian manusia
laknat, Ku See-hong memang menderita luka parah, namun berkat
perawatan yang halus dan penuh kasih sayang dari Ceng Lan hiang,
luka itu la mbat laun menjadi se mbuh.
Selama dua hari tidur bersama dala m keadaan bugil,
sesungguhnya Ceng Lan hiang sudah tak tahan, namun berhubung
luka pe muda itu belum se mbuh, terpaksa dia harus menahan napsu
birahinya.
Tadipun dia sedang mencium Ku See-hong dan menindihi
tubuhnya untuk mencari kepuasan sebelum pergi me mbersihkan
badan.
Sebagai manusia jalang yang besar napsu birahinya, sekarang
dia benar-benar tak ma mpu lagi untuk me ngendalikan rangsangan
napsu birahi yang mengge lora dala m hatinya, wajahnya berubah
menjadi merah dan matanya mulai bersinar-sinar....
Begitu selesai berkata, seperti angin puyuh saja Ceng Lan hiang
langsung menubruk tubuh Ku See hong dan menindihinya.
Pada dasarnya Ceng Lan hiang adalah seorang wanita yang amat
jalang, begitu besar nafsu birahinya sehingga boleh dibilang tiada
tandingannya di dunia ini.
1127
Selama beberapa hari be lakangan ini dia sudah tida k me lakukan
permainan tersebut maka tida k heran kalau dia begitu terangsang
hawa nafsu birahinya setelah menyaksikan tubuh Ku See hong yang
telanjang dan penuh dengan otot tersebut.
Begitu hawa nafsunya berkobar, keadaan tersebut ibarat
gelombang sa mudra yang melanda tepian, begitu dahsyatnya
sehingga sukar terbendung lagi.
Di saat seorang wanita sudah berada dalam keadaan terangsang
dan bila kebutuhannya akan kepuasan sudah mencapai pada
puncaknya, maka sering kali dia akan lebih gila daripada kaum pria.
Dia akan melupa kan segala sesuatunya kecuali mencari
kepuasan, tiada persoalan lain yang akan terpikirkan olehnya, begitu
juga keadaan Ceng Lan hiang sekarang, kendatipun dia me miliki
kepandaian silat yang sangat lihay, toh tak akan terlepas juga dari
keadaan semaca m itu.
Apalagi dia me mang seorang pere mpuan histeris.
Keadaan Ceng Lan hiang saat ini benar-benar mengerikan sekali,
namun cukup merangsang nafsu birahi kaum le laki yang se mpat
menyaksikan adegan tersebut....
Di da la m keadaan seperti ini, Ku See hong hanya bisa merasa
benci dan ma lu.... . .
Sekuat tenaga dia berusaha meronta dan melepaskan diri dari
tindihan pere mpuan itu, sebab perempuan jalang yang berada di
hadapannya sekarang adalah istri gurunya yang berkhianat, bahkan
dia adalah ibu kandung dari Him Ji im yang pernah berhubungan
suami isteri dengannya.
Tentu saja dia tak boleh berbuat demikian dengannya. . . tidak
heran kalau dia meronta seperti orang gila, berteriak-teriak keras
sambil me ngumpat. . .
Namun sayang sekali seluruh tubuhnya le mas tak bertenaga,
apalagi jalan darahnya sudah tertotok.

1128
Sementara itu Ceng Lan hiang makin la ma semakin merapatkan
tubuhnya dengan tubuh pemuda itu, ma kin me me luk se makin
kencang, sehingga ha mpir saja Ku See-hong tak dapat bernapas.
Sementara seluruh tubuh Ceng Lan hiang yang indah dan
me mpersona hati itu ge metar keras, bukan cuma begitu, bahkan
bergoyang kian ke mari tanpa aturan.
Sedang Ku See-hong pun merasakan rontaan yang makin la ma
semakin menghebat, dia berteriak se makin menjadi-jadi. . .
Mendadak, pada saat itulah. . .
Ku See-hong merasakan dua le mbar bibir le mbut yang semula
mene mpe l di atas perutnya itu mulai bergeser terus ke arah bawah.
..
Tak la ma ke mudian, dua senjata sudah saling beradu satu sa ma
lainnya. . .
Sambil menggoyangkan pinggulnya kian ke mari, Ceng Lan hiang
tertawa cekikikan sa mbil me ngumpat:
"Sialan kau! Mengapa benda mu itu begitu tak berguna. . .!"
Rupanya Ku See-hong dengan menganda lkan keteguhan
imannya berusaha untuk mengendalikan perasaannya yang bergolak
keras, oleh sebab itu senjatanya tetap berada dalam keadaan
le mbek tak berkekuatan. . .
Dala m keadaan demikian, sudah barang tentu Ceng Lan hiang
tidak ma mpu untuk mela ksanakan hajatnya. . .
Tiba-tiba Ku See-hong merengek:
"Ceng kaucu, kumohon janganlah berbuat demikian denganku?
Mau bukan? Tahukah kau, perbuatan ini berdosa sekali?"
Sesungguhnya Ku See-hong a mat benci dan mendenda m
terhadap perempuan ini, dia tahu setelah terjatuh ke tangannya
maka tak ada gunanya me lawan dengan kekerasan.

1129
Maka sambil menahan kobaran hawa a marah dan bencinya, dia
me mohon kepada pere mpuan itu agar tidak berbuat de mikian.
Ceng Lan hiang segera mengerdipkan matanya berulang kali,
ke mudian sa mbil tertawa katanya:
"Saudara Cilikku, buat apa kau mesti berbicara begitu serius? Kau
toh tahu, inilah kebahagian yang paling dicari oleh setiap manusia?"
ooo0dw0ooo

BAB 52
Sembari berbicara, Ceng Lan hiang dengan sepasang matanya
yang menggiurkan tiada hentinya mengawasi sekujur badan Ku See-
hong, terutama bagian vitalnya.
Berpapasan dengan sorot matanya yang begitu hangat dan
merangsang serta menyaksikan bagian tubuhnya yang me mikat
hati, Ku See hong merasakan darahnya mendidih, ha mpir saja
senjata andalannya menegang.
Dia lantas berpikir di da la m hati:
"Perempuan cabul ini me mang benar-benar me mpunyai daya
pikat yang merangsang hati pria, tidak heran ka lau suhu yang
berkepandaian silat begitu tinggipun terpukau oleh senyumannya
yang merangsang, berbicara sesungguhnya,coba kalau aku tidak
mengetahui je las akan dosa dan kebejatan moralnya, siapa yang
akan menduga ka lau perempuan cantik ba k bidadari dari kahyangan
ini sesungguhnya adalah seorang perempuan yang a mat jalang?
Aaai. . . Thian me mang benar-benar suka me mpermainkan
umatnya. . .
Dipandang secara telanjang oleh perempuan itu, la ma ke la maan
Ku See hong mulai tak tenang, dengan wajah merah me mbara
serunya dengan gelisah:
"Tahukah kau. . . apa hubunganku dengan suamimu dan
putrimu. . .?"

1130
Ceng Lan hiang segera tertawa terkekeh-kekeh, tukasnya cepat:
"Siapapun dirimu, buatku adalah sama saja, sudahlah, kau tak
perlu me mpersoalkan hal ini, ayo, cepatan sedikit. . ."
Dengan sepasang kakinya yang telanjang Ceng Lan hiang
menge mpit tubuh bagian bawah Ku See hong, sehingga me mbuat
pemuda tersebut sama seka li tak ma mpu berkutik.
Ku See hong tidak menyangka sama sekali kalau perempuan
tersebut begitu jalang dan tak tahu malu, dala m keadaan de mikian,
ia benar-benar kasihan dan sedih untuk nasib gurunya, dia sedih
mengapa gurunya bisa me mpersunting pere mpuan semaca m ini dan
Him Ji im bisa me mpunyai seorang ibu seperti ini. . .
Segulung hawa panas menerjang ke atas secara tiba-tiba,
mendadak Ku See hong merasakan jalan darahnya yang tertotok
menjadi bebas. . .
Kenyataan tersebut kontan me mbuat hatinya bergetar keras,
sambil me mbentak gusar teria knya:
"Kau perempuan cabul, benar-benar perempuan yang tak tahu
ma lu. . ."
Rupanya Ceng Lan hiang sedang mela kukan rangsangan untuk
mengga irahkan napsu birahi lawan jenisnya, sekarang tangan
kanannya justru sedang mencomot. . . dan memperma inkannya
dengan penuh ga irah.
Ku See hong me mbentak keras, telapak tangan kanannya segera
menyapu ke depan keras-keras.
"Plaaaakkk. . ."
Benturan nyaring berkumandang me mecahkan keheningan.
Tubuh Ceng Lan hiang yang sedang mengge liat ke sana ke mari
seperti seekor ular itu sudah terhajar telak sehingga mencelat ke
belakang dan terle mpar keluar dari pe mbaringan.

1131
Disaat melancarkan pukulan tadi, Ku See hong turut me lompat
pula meningga lkan pe mbaringan tersebut, matanya yang tajam
segera me mandang se kejap sekeliling te mpat itu.
Tampak olehnya diatas meja dekat dinding tergeletak pakaian
lelaki, dengan cepat dia menyambar paka ian tersebut dan
mengenakannya dengan terburu-buru.
Namun sewaktu dia me mandang ke mbali ke arah Ceng Lan hiang
yang tergeletak di tanah, tampak olehnya perempuan itu sudah
mengenakan pula satu stel pa kaian berwarna putih, sepasang
payudaranya yang besar masih kelihatan menonjol ke luar, sedang
rambutnya yang terurai menutupi sebagian payudara tersebut.
Dia berdiri dengan sekulum senyuman me nghiasi wajahnya,
begitu cantik dan menawan seperti bidadari dari kahyangan.
Pakaian berwarna putih yang dikenakan tida k tertutup rapat,
sehingga bagian rahasia dari kaum wanita masih setengah terlihat,
ini se mua mena mbah merangsang pandangan pria.
Ku See hong terkejut sekali, dia tak mengira kalau serangannya
barusan tidak berhasil melukainya barang seujung rambutpun,
padahal dia mana tahu kalau serangan tersebut dilancarkan kelewat
cepat, dengan kekuatannya yang belum pulih serta kepandaian silat
Ceng Lan hiang yang begitu lihay, tentu saja serangan tersebut
tidak sa mpai melukai lawannya.
Dengan cepat Ku See hong mengenakan ke mbali paka iannya,
kini jalan darahnya sudah bebas, tenaga dalamnya pun sudah pulih
ke mbali seperti sedia kala, keberaniannya otomatis bertambah
besar.
Melihat Ceng Lan hiang berjalan mende kat, dengan suara
mengge ledek ia segera me mbentak:
"Perempuan jalang! Berhenti kau. . .!"
Ceng Lan hiang tertawa terkekeh-kekeh:

1132
"Kau benar-benar tidak mengerti bermain cinta, tidak tahu pula
bagaimana menyayangi perempuan, untung saja aku menerima
seranganmu, coba kalau berganti orang lain, mungkin tubuhku
sudah hancur berantakan"
"Aaaai. . . kau memang me mpunyai wajah yang menawan hati,
me mbuat aku merasa tak tega saja untuk mencelakaimu sedang
kaupun begitu tak tahu diri, kau harus mengerti, setiap lelaki yang
sudah cici penujui, tak seorangpun yang bisa lolos dari sepasang
tanganku, tentu saja tidak terkecuali kau sendiri, aku lihat lebih baik
kau menyerah saja untuk bermain cinta denganku, kalau tidak. . ."
"Perempuan jalang bedebah, aku akan me mbinasakanmu"
bentak Ku See hong lagi.
Ditengah bentakan keras, telapak tangan kanannya segera
diayunkan ke depan melepaskan sebuah pukulan yang maha
dahsyat ke depan, segulung hawa pukulan yang menusuk tulang
segera menggulung ke luar menyusul gerak serangan tadi.
Namun Ceng Lan hiang hanya mengebaskan telapak tangan
kirinya, tahu-tahu serangan tersebut sudah hilang lenyap tak
berbekas.
Sambil tertawa genit Ceng Lan hiang segera berseru:
"Saudara cilik, kau me mang le laki yang tak berperasaan."
"Siapa bilang aku le laki tak berperasaan?" Ku See hong
me mbentak gusar, “kau lah perempuan jalang yang tidak setia,
berkhianat kepada sua mi dan banyak mela kukan kejahatan ....."
Ucapan mana bukan disa mbut dengan a marah oleh Ceng Lan
hiang, sebaliknya perempuan itu ma lah tertawa cekikikan.
"Saudara cilik, saudara cilik... tahukah kau siapa yang telah
me mungut sele mbar jiwa mu?"
Sambil berkata pelan-pelan dia berjalan mende kati Ku See hong!

1133
Bagaikan melihat ular beracun atau kalajengking yang
berbahaya, Ku See hong segera mundur beberapa langkah dengan
ketakutan, bentaknya keras-keras.
"Bila kau tidak berhenti lagi, aku akan...."
Ceng Lan hiang tertawa cekikikan.
"Terus terang saja kuberitahukan kepada mu, ilmu silat mu masih
terpaut jauh sekali dariku, lagipula kaupun tak nanti bisa lolos dari
tempat ini, kau tahu berada dimanakah dirimu sekarang?”
"Haaahh..... haaahh..... haaahhh tempat ini adalah istana Cung
Kiong tian da la m markas besar Ban sia kau siapa yang sudah berada
disini, maka kecuali aku sendiri yang me mpersilahkan dia pergi,
hanya jalan ke matian saja yang tersedia!”
Ku See hong sangat terperanjat sesudah mendengar perkataan
itu, segera pikirnya: "Jika kepandaian silatku tak ma mpu
menandinginya, berarti aku betul-betul sudah terperosok kedalam
sarang harimau"
Sementara dia masih mela mun Ceng Lan hiang sudah maju dua
langkah lagi dengan le mah ge mulai, tiba-tiba saja tangannya
menepuk bahu anak muda tersebut, namun tida k menotok ja lan
darahnya.
Dengan perasaan terperanjat Ku See hong segera mundur
beberapa langkah ke belakang.
Ceng Lan hiang me mutar biji matanya berulang kali, lalu sambil
mengerling genit bisiknya.
"Saudara cilik Ku, cici sudah dua hari bermesraan denganmu di
atas ranjang, masa kau tidak berperasaan sama sekali? Coba
lihatlah, aku toh merasa tak tega untuk melukaimu?"
"Kau sudah melakukan...."
"Belum" tukas Ceng Lan hiang le mbut, "Sekarang baru siap-siap
me lakukan untuk pertama kalinya.."

1134
Rupanya Ku See hong mengira sela ma dua hari ini dia sudah
diperkosa olehnya.
Namun dia merasa sangat lega setelah mendengar perkataan itu,
coba kalau dia telah mela kukan hubungan dengannya, sudah pasti
ia tak punya muka lagi untuk hidup terus di dala m dunia ini, bisa
jadi dia akan segera bunuh diri.
Sementara itu Ceng Lan hiang sedang dikejutkan oleh keteguhan
iman Ku See hong.
Perlu di ketahui, dia me mpunyai daya pikat yang amat besar bagi
pandangan kaum lela ki, bahkan tidak sedikit diantara kaum pria
yang bersedia main cinta satu kali saja dengannya meski harus
dibayar dengan nyawa.
Tapi kenyataannya pemuda ini sa ma sekali tidak terpengaruh
oleh segala rangsangan pikatannya yang beraneka ragam, pemuda
itu seolah-olah berhati baja saja.
Kembali dia tertawa jalang, serunya.
"Oooh, rupanya kau hendak meniru Liu Hee hui si sastrawan
banci itu..."
"Kau perempuan laknat, jangan dianggap kau paling cantik,
padahal kau lebih jelek dari pada perempuan terjelek dikolong langit
sekalipun"
Mendengar perkataan tersebut, Ceng Lan hiang segera berkerut
kening, hawa pembunuhan segera menyelimuti wajahnya, namun
hanya sebentar saja sudah lenyap tak berbekas.
"Saudara cilikku, bagian mana sih dari tubuh cici yang tak dapat
me muaskan hatimu?" serunya sambil tertawa. "coba kau lihat,
tubuh cici begitu mulus dan bahenol, payudaraku begitu padat dan
kenyal, boleh dibilang tiada duanya didunia ini, terutama sekali
lubang sorgaku, ..ooh, sekali mencoba pasti akan disukai untuk
selamanya, apalagi untuk me mberi kesegaran bagimu, sela ma
beberapa hari terakhir ini aku tak pernah me nja mah lelaki lain.."

1135
"Aaai, kau me mang tolol, ada kenikmatan sorgawi di depan mata
kau enggan menikmat inya"
"Kau.. kau benar-benar tak tahu ma lu!" bentak Ku See hong
keras-keras.
Ceng Lan hiang tertawa dingin.
"Kau sendiri yang tak tahu diri, baik.. bila kau bersikeras enggan
menurut i perkataanku, terpaksa aku akan memperguna kan
kekerasan."
Rupanya gagal menggunakan cara yang lunak, dia hendak
me ma ksa dengan kekerasan.
Pada dasarnya Ku See hong me mang seorang yang cerdik, dia
menjadi a mat terperanjat setelah mendengar perkataan itu, satu
ingatan segera melintas da la m benaknya.
"Kepandaian silat yang dimiliki pere mpuan jalang ini masih jauh
diatas kepandaianku, lagi pula obat-obatan yang dimilikinya lihay
sekali, apabila aku sa mpa i bentrok dengannya, mungkin tiada
kebaikan yang akan kuperoleh, satu-satunya cara menggunakan
siasat untuk me mbunuhnya..."
Berpikir sa mpai disitu, Ku See hong segera menyusun siasat
dalam hati kecilnya, kemudian setelah menghela napas sedih
katanya:
"Hari ini aku orang she Ku sudah terjatuh ketanganmu, biar mati
juga tidak menyesal karena kau me mang pernah melepaskan budi
kepadaku"
Ceng Lan hiang tertawa jalang.
"Saudara cilik she Ku, kau tak perlu kuatir, cici tidak akan
me mperguna kan tenaga Im-kang untuk mencela kai dirimu"
Rupanya Ceng Lan hiang me mang pere mpuan siluman yang
paling cabul dikolong langit, sebagai ketua Ban sia kau, maka setiap
orang yang ingin bergabung dengan perkumpulan tersebut sudah

1136
pasti akan digaet olehnya dan diajak bermain cinta paling tidak satu
kali setiap mala m.
Namun setiap orang yang pernah berhubungan cinta dengannya,
tanpa disadari telah terkena pula se maca m hawa im kang yang
sengaja dilepaskan perempuan itu.
Setiap orang yang sudah terkena hawa im kang, maka satu ja m
setelah berhubungan ke la min, racun dingin itu a kan mulai bekerja.
Sang penderita akan merasakan jalanya peredaran darahnya
seperti muncul berjuta-juta ekor se mut yang menggigit hati dan
tulang nya, tak terlukiskan rasa sakitnya waktu itu.
Apabila sang penderita tidak selekasnya minum obat penawar
buatannya, maka satu ja m ke mudian dia a kan mati tersiksa.
Akan tetapi, apabila racun itu mulai bekerja dan pada waktunya
menelan obat penawar buatan Ceng Lan hiang, meski dapat
me munahkan racun yang mungkin menyerang isi perut dan
jantungnya, namun orang tersebut sudah tak dapat me lakukan
hubungan sengga ma untuk kedua kalinya dengan perempuan
tersebut.
Sebab obat penawar itu khusus dipaka i untuk me munahkan hawa
Yang-khi dimiliki kaum pria, padahal bila hawa yang-khi kaum pria
sudah menderita kerugian, bila melakukan senggama lagi, hal ini
bisa mengakibatkan ke matian.
Sekarang setelah Ceng Lan hiang mendengar perkataan dari Ku
See hong, dia mengira masalah inilah yang dimaksudkan, ma ka
itulah Ceng Lan hang segera me mberikan ja minannya untuk tida k
me lakukan hal tersebut.
Padahal berbicara yang sebenarnya, Ceng Lan hiang me mang tak
ingin Ku See hong menderita kerugian, karena pemuda itu
me mpunyai daya perangsang yang kuat bagi kaum wanita, kecuali
dia sudah bosan berma in cinta dengannya dan ingin mencari
rangsangan baru, sesungguhnya dia tak ingin mengisap sari
kelakian Ku See hong bahkan dia rela menderita sedikit kerugian

1137
asal bisa mena mbah kekuatan Ku See hong hingga permainan
mereka lebih mengga irahkan lagi...
Hal ini bisa terjadi karena Ku See hong telah me mperoleh
cintanya, kalau tidak Ceng Lan hiang yang keja m dan cabul itu tak
nanti akan me mbiarkan dirinya di caci ma ki seenaknya oleh si ana k
muda itu.
Tentu saja asal dia me mpergunakan obat perangsang maka ia
sudah akan me mperoleh beberapa ka li kepuasan seks dari pe muda
itu, namun ia tak tega berbuat de mikian.
Ya, makhluk yang berna ma manusia kadangka la sangat aneh,
walaupun Ceng Lan hiang terhitung seorang manusia yang cabul
dan jalang, toh dia terhitung seorang wanita, bagaimanapun jua dia
akan tertarik dan mencintai juga seorang pria.
Yang sial adalah Ku See hong, karena dialah yang dipilih
perempuan jalang tersebut untuk menjadi ke kasihnya.
Ku See hong segera mengatur siasat dibalas dengan siasat,
sambil tertawa dingin katanya:
"Huuuh... siapa yang percaya kau perempuan yang sudah
terbiasa me mpermainkan le laki seenaknya bisa menaruh perhatian
khusus terhadap aku orang she Ku?"
Menyaksikan Ku See hong yang begitu merangsang, Ceng Lan
hiang ke mbali terangsang, dia merasa antara kedua belah pahanya
mulai basah.
"Oooh... saudara cilikku yang tampan, mengapa sih kau tidak
mau percaya kepadaku?" serunya merayu, "Apa yang kau inginkan?
Ayolah cepatan sedikit, aku sudah benar-benar tak tahan."
Belum selesai dia berkata, Ku See hong sudah dipeluk lagi
kencang-kencang, bahkan tangannya bergerak cepat melepaskan
pakaian yang menutupi badannya.

1138
Pakaian berwarna putih itu segera terlepas dan jatuh ke tanah,
tubuhnya yang putih mulus dengan segala lekukan yang
mengga irahkanpun segera terlihat di depan mata.
Tubuhnya yang bugil me mang sungguh indah, terlalu
merangsang napsu pria yang melihatnya, bila lelaki la in yang
menghadapi kejadian seperti ini, mungkin mereka rela ma mpus
meski dapat merasakan kenikmatan sorga dunia dengannya hanya
semala m saja.
Tapi Ku See hong me mang me lebihi siapapun, dia masih tetap
duduk tenang tak bergerak.
Kini otaknya sedang berputar terus mencari akal, bagaimana
caranya me mbinasakan pere mpuan itu...
Pelan-pelan sorot matanya dialihkan ke sa mping dan akhirnya
berhenti di atas dinding sebelah kiri... dimana pedang Hu thian seng
kia mnya tergantung.
Waktu itu birahi Ceng Lan hiang sudah me muncak, sambil
me mbusungkan payudaranya yang menongol seperti dua bukit kecil,
dia menggesek-gesekkan payudaranya itu di atas dada Ku See
hong, sepasang tangannya meme luk pinggang pemuda itu kencang-
kencang sedang tenggorokannya me mperdengarkan suara yang
aneh, pinggulnya digoyangkan kian ke mari dengan penuh napsu...
Melihat keadaannya sekarang, dia seperti sungai kekeringan yang
mengharapkan datangnya air yang akan me mbasahinya.
Mencorong sinar pe mbunuhan yang menggidikkan hati dari balik
mata Ku See hong, pikirnya:
"Sekaranglah kesempatan yang terbaik bagiku untuk turun
tangan..."
Mendadak ia mengerahkan segenap tenaga dalam yang
dimilikinya ke tangan kanan, sementara tangan kirinya pura-pura
bermesraan meraba punggung dan pinggang perempuan itu, pelan-
pelan tangan kanannya digeserkan ke arah kepalanya dan meraba
rambutnya yang panjang.

1139
Pelan-pelan. . . pelan-pelan. . .
Akhirnya telapak tangan kanannya itu sudah bergeser ke atas
jalan darah Pek hui hiat di atas kepala Ceng Lan hiang.
Perlu diketahui, jalan darah Pek hui dan Yong swan merupakan
dua jalan darah ke matian di tubuh manusia.
Betapapun sempurnanya tenaga dalam seseorang, bila kedua
buah jalan darahnya itu tertotok atau terhajar pelan saja, niscaya
orang itu akan tewas.
Jalan darah Yong swan-hiat terletak diantara kaki kita, tentu saja
Ku See hong tidak dapat menyerang jalan darah Yong swan hiat
tersebut.
Sementara itu, telapak tangan kanan Ku See hong sudah meraba
jalan darah Pek hui hiat dikepala pere mpuan itu, ketika dilihatnya
perempuan itu be lum merasa, hawa murni yang sudah dipersiapkan
diatas lengan kanannya itu tiba-tiba saja dipancarkan keluar....
Terdengar jeritan ngeri yang me milukan hati berge ma
me mecahkan keheningan. .
Namun yang roboh terjungkal ke atas tanah bukan Ceng Lan
hiang, melainkan Ku See hong sendiri.
Perlu diketahui, Ceng Lan hiang adalah seorang manusia yang
amat licik dan lihay, bagaimana mungkin perahunya akan kara m
didala m pecomberan!
Sewaktu Ku See hong berlaga k bermesraan dengannya tadi, ia
sudah menduga kalau Ku See hong hendak menyerangnya secara
dia m-dia m, sebab dia tahu mustahil pe muda itu akan tunduk pada
ke mauannya dengan begitu cepat.
Bahkan sewaktu dia menggesek-gesekkan tubuhnya diatas badan
pemuda tersebut, dia pun menemukan senjata andalan Ku See hong
masih berada dala m posisi le mbek dan a mat luna k.
Ini menunjukkan ka lau Ku See hong sedang me musatkan
pikirannya untuk menghimpun tenaga dala m.

1140
Maka Ceng Lan hiang pun me meluk pinggang pe muda itu
kencang-kencang, padahal yang dipe luk justru jalan darah Siau
yong hiatnya.
Disaat Ku See hong hendak mengerahkan hawa murninya itulah,
mendadak Ceng Lan hiang miringkan kepalanya ke sa mping dan
sepasang tangannya menekan ke pinggang keras-keras.
Kontan saja Ku See hong merasakan tenaga murninya buyar
hingga roboh terjengkang ke tanah, berada dalam keadaan begini,
dia hanya me lototkan matanya bulat-bulat, sebab dia menduga
dirinya pasti tewas kali ini.
Tapi Ceng Lan ping t idak me lancarkan serangan keji ke arah Ku
See hong, sewaktu pemuda itu dapat me mulihkan ke mba li tenaga
dalamnya dan melompat bangun, pere mpuan itu sudah mundurkan
diri sejauh ena m depa lebih.
Sambil terkekeh-ke keh Ceng Lan hiang segera berseru:
"Kau me mang benar-benar tak becus, mengapa sih kau terjatuh?
Masa tenaga untuk me melukpun tak punya? Padahal kau begitu
kuat dan perkasa, tak nyana kalau senjatamu begitu le mbek dan
terkulai le mas.... haaaahh.... haaahhh.... haaaahhh...."
Kembali dia tertawa terkekeh-kekeh penuh kejalangan.
Kalau dilihat dari sikapnya itu, dia seperti tidak merasa kalau Ku
See hong barusan hendak melancarkan serangan keji terhadap
dirinya.
Padahal Ku See hong ma na tahu ka lau pere mpuan ja lang ini
makin keji dan buas makin ma nis senyuman yang me nghiasi
wajahnya, bahkan sikapnya pun seakan-akan tak pernah terjadi
suatu peristiwa apapun.
Mendengar ucapan tersebut, Ku See hong merasakan hatinya
bergetar keras, segera pikirnya:
"Jangan-jangan dia menotok ja lan darah Siau yong hiat ku tanpa
sengaja...."

1141
Berpikir de mikian, dia lantas tertawa jengah sembari berkata:
"Yaa, belakangan ini kesehatan badanku makin hari se ma kin
bertambah le mah."
Ceng Lan hiang menghe la napas panjang.
"Aaai... tampaknya kesehatan badanmu benar-benar terganggu
akibat dikerubut i kawanan manusia laknat itu, untung aku
me mbawa beberapa maca m obat yang dapat mena mbah tenaga
untukmu, obat tersebut sesungguhnya amat mahal dan tak ternilai
harganya sehingga aku sendiripun merasa sayang untuk
me ma kainya, tapi biarlah ku korbankan sebutir untukmu sekarang,
setelah menelan pil tersebut niscaya tubuhmu yang lemah akan
menjadi kuat, sekalipun mela kukan hubungan sengga ma beratus-
ratus kali pun tak nanti a kan merugikan kekuatan hawa murnimu"
Sembari berkata dia menga mbil pakaiannya yang tergeletak
ditanah, merogoh ke dala m saku dan menge luarkan sebutir pil
berwarna merah darah.
Buru-buru Ku See hong berseru.
"Jangan! Jangan! Sekalipun aku orang she Ku tidak becus, aku
tak ingin me minja m kekuatan obat-obatan untuk..."
Sambil tertawa ringan Ceng Lan hiang segera menukas kata-
katanya yang belum selesai.
"Berbicara sesungguhnya, entah mengapa sejak cici berjumpa
denganmu, seluruh hatiku seakan-akan sudah tercomot olehmu,
apakah kau mengira aku me mbohongi dirimu?”
"Kau dan aku sudah pernah tidur bersa ma dala m keadaan sa ma-
sama bugil, meski belum sa mpai me lakukan hubungan sengga ma,
namun hubungan tersebut sudah cukup menggairahkan hati, tapi
bila enggan melanjut kan pe mainan sa mpai babak terakhir, akupun
tak ingin me ma ksa mu."

1142
"Sekarang terimalah dulu obat ini, bila kau enggan ma ka segera
akan kuhantar kau keluar dari sini, asal kau dapat teringat akan budi
kebaikanku, aku pun sudah merasa cukup puas"
Selesai berkata, sambil tertawa kepada Ku See hong dia
mengangsurkan pil tersebut ke depan.
Senyumannya yang manis itu entah sudah me mbinasakan berapa
banyak lelaki didunia ini. .
Senyumannya itu me mang lain dari pada yang lain, alis matanya
yang melentik matanya yang jeli, bibirnya yang kecil mungil dan
sepasang lesung pipinya yang menawan hati, cukup me mbuat hati
pria menjadi rontok..
Namun yang membuat orang terperanjat adalah kecantikannya
tidak menimbulkan perasaan muak bagi yang me mandang,
sebaliknya justru me miliki daya tarik yang me mbuat pria menjadi
tak ma mpu untuk me mpertahankan diri, hingga secara tak sadar
menjadi terpikat oleh kecantikannya.
Sekalipun Ku See hong me miliki ke ma mpuan yang melebihi
orang, namun senyuman yang diperlihatkan olehnya itu benar-benar
me mbetot sukmanya, sehingga tanpa di sadari dia mengulurkan
tangan kanannya untuk menya mbut pil tersebut.
Disaat tangan kanan Ku See hong ha mpir me nyentuh pil itulah...
Dari balik mata Ceng Lan hiang yang jeli mendadak me mancar
keluar serentetan cahaya yang aneh sekali, diiringi suara tertawa
jalangnya yang menusuk pendengaran, dia menyentilkan jari
tangannya dan pil berwarna merah itupun me luncur ke depan
diiringi suara letupan lirih.
Diiringi letupan tersebut, selapis bubuk merah menyebar
ke mana-mana dan menciptakan selapis kabut merah yang segera
menyelimuti se keliling te mpat itu....
Ku See hong hanya mendengar suara tertawa genit,
kesadarannya segera menjadi jernih ke mbali....

1143
Di dala m gugupnya, dia mengira Ceng Lan hiang hendak
me lancarkan sergapan ke arahnya, dia menarik napas panjang dan
hawa murni yang dimilikinya segera di himpun menjadi satu, dia
bersiap sedia menyambut datangnya serangan tersebut dengan
kekerasan.
Sungguh tak disangka Ceng Lan hiang t idak berniat
me mbunuhnya, ketika bubuk merah itu menyebar ke angkasa,
kebetulan sekali terhisap masuk ke dala m tubuhnya. Begitu
mengendus bau harum yang aneh, Ku See hong segera sadar kalau
keadaan bakal runyam.
Sekalipun reaksi yang kemudian dilakukan cukup cepat, begitu
mengendus bau harum buru-buru dia menutup pernapasannya,
sayang keadaan masih tetap terlambat.
Perlu diketahui. .. pil dari Ceng Lan hiang itu dibuat secara
khusus dan me mpunyai kasiat yang amat keras, barang siapa
mengendus bau bubuk itu sedikit saja, niscaya racun itu a kan
bersarang ke dala m tubuhnya.
Walaupun dia me miliki kepandaian silat yang bagaimanapun
baiknya, jangan harap dapat lolos dari anca man mana.
Pil merah itu tak lain adalah Tong hun si kut mi wu (kabut
pemabuk me mbuat sukma terangsang dan tulang le mas).
Seperti namanya, obat ini termasuk sejenis obat perangsang
yang dapat mengacaukan pikiran orang, asal orang mengendus bau
obat tersebut maka napsu birahinya akan me muncak, kejernihan
otaknya hilang dan segera berkeinginan untuk me langsungkan
hubungan sengga ma...
Tapi kabut bubuk Tong hun si kut mi wu ini jauh berbeda dengan
daya pengaruh Im hwee si kut wan, karena obat perangsang ini
tidak me miliki sifat beracun yang me mbahayakan jiwa ma nusia.
Asal orang itu sudah me lakukan hubungan sengga ma, maka daya
kerja tersebut akan lenyap dan hilanglah sudah seluruh racun obat
tersebut.

1144
Ceng Lan hiang me mang tidak berniat mencela kai Ku See hong,
apa yang menjadi keinginannya tak lebih hanya ingin me muaskan
napsu birahinya belaka.
Di sa mping itu dia me mang tertarik dan cinta kepada Ku See
hong, ia tak tega mencelakai pe muda tersebut, itulah sebabnya dia
menga mpuni anak muda itu.
Coba kalau bukan de mikian, berapa le mbarpun jiwa yang
dimilikinya sudah pasti habis ludas se menjak tadi.
Walaupun de mikian, na mun bila seseorang sudah menghisap
udara yang mengandung obat perangsang Tong hun si kut mi wu,
maka mau tak mau sang penderita harus mela kukan hubungan
senggama, bahkan selesai melakukan hubungan dia akan tertidur
pulas sampai beberapa jam la manya, semakin se mpurna tenaga
dalam yang dimiliki seseorang semakin pendek jangka waktu
tidurnya.
Daya kerja obat perangsang Tong hu si kut mi wu benar-benar
cepat sekali penyebarannya.
Dala m waktu singkat Ku See hong merasakan tubuhnya menjadi
le mas, seluruh tenaga dalam yang dimilikinya sukar terhimpun
ke mbali...
Yang lebih ce laka lagi ada lah saat itulah...
Segumpa l hawa panas yang aneh tiba-tiba muncul dari bawah
pusarnya dan menyebar ke mana-mana.
Bersamaan dengan munculnya hawa panas tersebut, kesadaran
otaknyapun turut menjadi hilang.
Sekarang Ku See hong hanya bisa berusaha me mpertahankan
kejernihan pikirannya yang semakin me mudar, matanya melotot
besar, tubuhnya gontai, sementara sepasang tangannya berusaha
untuk menekuk.... nya yang semakin menegang keras.
Benda itu sudah berubah bentuknya sekarang mana jelek, tak
sedap lagi dipandang.

1145
Ceng Lan hiang yang menyaksikan kejelekan benda itu, kontan
saja tertawa terkekeh-kekeh penuh kejalangan.
Sedemikian gembiranya dia sampai seluruh tubuhnya bergoncang
keras mengikuti ge lak tertawanya yang berderai-derai.
Seperti orang kalap Ku See hong menjerit keras, dengan
sempoyongan dia berjalan ke dinding sebelah kiri, dimana Hu thian
seng kia mnya tergantung...
Rupanya dia ingin bunuh diri guna menjaga kebersihan na ma
baiknya.
Berbicara yang sesungguhnya, bila dia sa mpa i mengadakan
hubungan sengga ma dengan Ceng Lan hiang, maka peristiwa yang
me ma lukan ini a kan me mbuatnya kehilangan muka untuk terus
hidup di dunia ini. . .
Sambil tertawa dingin Ceng Lan hiang segera berseru:
"Kau hendak me mbunuh diri? Mari, mari. . . biar ku ambilkan
bagimu. . ."
Sambil berkata dia maju ke depan dan menga mbilkan pedang Hu
thian seng kia m yang tergantung di atas dinding tersebut.
Tapi Ku See hong sudah tak ma mpu menahan diri lagi, tubuhnya
terjatuh ke atas tanah.
Sambil mengangkat kepalanya dia mulai berteriak keras:
"Bu. . . bunuhlah aku. . . bunuhlah aku. . ."
Ceng Lan hiang tertawa terkekeh-kekeh:
"Nih, a mbillah pedang tersebut, bukankah kau ingin bunuh diri. .
. ?"
Sambil berkata dia me nyodorkan pedang Hu thian seng kia m
tersebut hingga jarak satu depa di hadapan ana k muda tersebut.
Sementara itu Ku See hong sudah tak sanggup menahan
bekerjanya obat perangsang dalam tubuhnya, dia berteriak keras

1146
dan sekuat tenaga menerjang ke muka, dengan cepat tangan
kanannya menya mbar pedang Hu thian seng kia m tersebut. . .
Gelak tertawa jalang kembali berkumandang me mecahkan
keheningan. . .
Tiba-tiba Ceng Lan hiang mundur dua langkah ke be lakang,
"blaaak!" tak a mpun Ku See hong terguling ke mba li ke atas tanah
dengan napas tersengkal-sengkal.
Daya kerja obat perangsang yang kuat telah me munahkan sa ma
sekali kejernihan pikirannya, sekarang dia hanya tahu untuk
me muaskan kobaran api birahinya yang se makin me muncak.
Tiba-tiba terdengar Ku See hong menjerit keras:
"Ayo. . . ayo cepatan sedikit. . . oh ayo cepatan sedikit..."
Sekarang ucapannya telah berubah, kini dialah yang mendesak
Ceng Lan hiang agar cepat-cepat memuaskan napsu birahinya yang
berkobar, padahal kesadarannya sudah punah jadi dia sendiri tidak
tahu apa yang telah diutarakan.
Coba kalau dia masih bisa menangkap suara sendiri, mungkin dia
akan bunuh diri saking ma lunya.
Sesungguhnya Ceng Lan hiang sendiripun sudah tak ma mpu
menahan diri lagi, me mandang wajah Ku See hong yang tampan
serta bendanya yang jelek tapi keras seperti baja itu, dia tertawa
terkekeh-kekeh lagi.
"Saudara cilik, sekarang kau sendiri yang me minta kepadaku,
jangan salahkan diriku lagi heehh... heeehh... heehh"
"Kau. . . cepatlah sedikit. . ." kembali Ku See hong menjerit
keras.
Ceng Lan hiang tertawa cabul.
"Baiklah, sekarang cici akan me mberi kepuasan yang paling
syahdu untukmu. . ."

1147
Bersamaan dengan ucapan tersebut, diiringi dengan tertawa
yang mengikik dia segera me me luk tubuh Ku See hong dan
me mbaringkannya ke atas pembaringan.
Kemudian pelan-pelan dia melepaskan paka ian yang dikenakan
olehnya. . .
Walaupun Ku See hong mengerti kalau pere mpuan itu sedang
me lepaskan pakaian, namun karena daya kerja Tong hun si kut mi
wu me mbuatnya tak berpikir lebih lanjut, dia hanya tahu birahinya
me muncak dan mengharapkan pelepasan dengan secepatnya.
Dengan sepasang mata melotot besar seperti kucing yang
mengincar tikus, Ku See hong mengawasi sekujur badan Ceng Lan
hiang yang telanjang itu tanpa berkedip.
Andaikata tubuhnya tidak le mas tidak bertenaga, mungkin Ku
See hong tidak akan menunggu sa mpai Ceng Lan hiang me lepaskan
pakaian sendiri. . .
Dala m waktu singkat perempuan itu sudah berada kembali dala m
keadaan telanjang bulat, tak sehelai benangpun yang melekat diatas
tubuhnya.
Kemudian Ceng Lan hiang mulai me mbentangkan kedua belah
pahanya, diantara belahan paha itu na mpak. . .
Sambil tertawa cabul perempuan itu segera menerjang ke atas
tubuh pe muda itu..
Tampaknya suatu pertarungan sengit akan segera berlangsung
diatas pembaringan tersebut.
Tapi sayang, disaat yang amat kritis itulah justru muncul manusia
tak tahu diri yang mengacaukan suasana syahdu dari Ceng Lan
hiang...
Mendadak, pada saat itulah...
Terdengar seseorang berseru dengan suara merdu.

1148
"Ceng kaucu, ada orang menyerbu ke dalam ka mar bacamu,
secara beruntun dia telah melukai beberapa orang jago lihay,
kepandaian silatnya amat hebat..."
Mendengar seruan itu, Ceng Lan hiang segera me mbentak keras.
"Cun hwa, siapa suruh kau berteriak-teriak? Kalian Su wa
berjaga-jaga saja di sekitar ruang Cun kiong tian, jangan biarkan
siapa pun me masuki ruangan ini"
Ceng Lan hiang sedang diliputi napsu birahi, bahkan daging
empuk sudah di depan mata, bagaimana mungkin dia a kan
me lepaskan kese mpatan e mas ini dengan begitu saja?
Tidak heran ka lau dia lantas mengucapkan kata-kata tersebut...
Baru selesai dia berseru, terdengar suara seorang pria berseru
pula dengan parau.
"Kaucu perkasa menggetarkan dunia persilatan dan tiada
keduanya di dunia"
ooo0dwoooo

BAB 53
CENG LAN HIANG segera mendengus dingin.
"Ciu hu kaucu, mau apa kau menyusul ke mari?"
Ternyata orang yang muncul diluar ruangan tak lain adalah si
Pedang ular perak Ciu Heng thian.
Sebenarnya dia adalah gendak kesayangan Ceng Lan hiang,
namun se menjak lengannya dikutungi Ku See hong, Ceng Lan hiang
makin bersikap dingin kepadanya.
Apalagi sekarang Ceng Lan hiang berhasil mendapatkan Ku See
hong, sudah barang tentu dia sema kin tidak me mandang sebelah
matapun terhadapnya, bahkan bisa jadi hubungan senggama

1149
mereka berikutnya merupakan hari naas bagi si pedang ular perak
Ciu Heng thian....
Sementara itu si Pedang ular perak C iu Heng thian ke mba li
berseru lantang:
"Salah satu daerah terlarang kita Bun ki kek, sudah dimasuki
orang, sembilan pelindung hukum yang berjaga di pagoda tersebut
sudah punah dibunuh lawan, kehebatan orang itu tak ma mpu aku
orang she Ciu hadapi"
Ceng Lan hiang makin terkejut setelah mendengar perkataan itu,
segera tanyanya dingin:
"Siapakah orang itu?"
"Hiat mo buncu. . .... manusia berkerudung warna warni!"
Mencorong sinar pe mbunuhan yang a mat mengerikan dari balik
mata Ceng Lan hiang setelah mendengar na ma itu disebut, serunya
penuh kebencian.
"Perempuan sialan, pun kaucu akan mencincang tubuhmu
sehingga hancur berkeping-keping, kalau belum terlaksana hal ini
sukar rasanya untuk menghilangkan rasa benci dala m hatiku"
Kemudian sa mbil berpaling kepada Ku See hong, katanya lagi
dengan suara penuh kecabulan.
"Saudara cilik, enci akan pergi sebentar saja, sekarang
berbaringlah dulu dengan tenang"
Seraya berkata jari tangannya yang putih halus segera menotok
beberapa buah jalan darah penting didepan dada Ku See hong,
tanpa bersuara tergeletaklah pemuda itu le mas di pe mbaringan.
Dengan cepat Ceng Lan hiang mengenakan pakaian putihnya
ke mudian ditutup dengan pakaian berwarna merah, setelah itu
secepat sambaran kilat dia menerobos ke luar mela lui ruang sebelah
kanan.
Terdengar Ceng Lan hiang berkata dengan suara sedingin es:

1150
"Su-wa (e mpat boneka), kalian masuk ke dala m ruang Cun Kiong
tian dan lindungi kesayanganku, tapi ingat, siapa berani mencicipi
buah terlarang dia kuhukum mati"
"Baik, silahkan kaucu berlalu!" sahut serentetan suara yang
merdu.
Menyusul ke mudian Ceng Lan hiang berkata lagi dengan suara
sedingin es.
"Ciu hu kaucu, kau jangan termangu-mangu saja disini, ayo
segera berangkat" waktu itu, sipedang ular perak Ciu Heng thian
tidak mengetahui lelaki mana lagi yang sedang digumuli oleh
perempuan cabul ini, menyaksikan sikap Ceng Lan hiang yang
dingin seperti es, entah mengapa timbul suatu perasaan dengki dan
cemburu yang besar sekali.
Sebenarnya dia ingin melihat siapa gerangan lelaki yang sedang
digumuli kaucunya ini, na mun setelah mendengar perkataan
tersebut, terpaksa dia harus menuruti perintah dan bersama-sa ma
Ceng Lan hiang berangkat ke pagoda Bun ki kek.
Ku See hong yang tertotok jalan darahnya oleh Ceng Lan hiang
sama sekali tak ma mpu berkut ik, namun kesadarannya yang semula
sudah terpengaruh oleh bubuk perangsang Tong hun si kut mi wu
pun mereda ke mba li akibat pengaruh totokan tersebut.
Ketika menyaksikan keadaan sendiri yang telanjang, terutama
benda jeleknya yang menegang baga ikan tomba k, rasa malunya
benar-benar tak terlukiskan dengan kata-kata, apa mau dikata
tubuhnya justru tak mampu berkutik, sehingga terpaksa dia hanya
bisa melototkan sepasang matanya bulat-bulat.
Perlu diketahui, bubuk perangsang Tong hun si kut mi wu
merupakan sejenis obat perangsang yang mustajab sekali, walau
pun beberapa buah jalan darahnya sudah tertotok oleh Ceng Lan
hiang sekarang sehingga hawa sesat tersebut menjadi terbendung.
bukan berarti daya kerja obat perangsang tersebut telah punah.

1151
Seandainya totokan jalan darahnya di bebaskan ke mba li, ma ka
serta merta kesadaran otaknya pun turut menghilang ke mbali dan
kobaran napsu birahi ke mbali a kan menyerang.
Kecuali me lakukan hubungan sengga ma satu kali untuk
menghilangkan pengaruh racun tersebut, kalau tidak. sekalipun
seratus kali kejadian tersebut terulang, keadaannya tetap setali tiga
uang ....
Kendatipun daya sebar pengaruh obat perangsang Tong hun si
kut mi wu ini cepat sekali tapi setelah masuk kedala m badan,
meskipun me lalui waktu yang cukup la ma tanpa me lakukan
pelampiasan, orang tak akan menjadi mati karena me mecahkan
nadi darah karena pergolakan yang me nghebat.
Hanya saja orang tersebut akan merasakan suatu keanehan
yakni selalu saja terbayang gambaran-gambaran erotik dan
keinginannya untuk bersenggama besar sekali, benar-benar suatu
siksaan hatin yang berat sekali.
Terdengar suara tertawa merdu bergema me mecahkan
keheningan...
Kemudian dari luar istana Cun kiong tian menyelinap masuk
empat orang, pere mpuan yang berdandan menyolok seka li.
Mereka se mua berwajah cantik je lita, na mun hawa kecabulan
menyelimuti muka mereka se mua, tak usah diduga lagi mereka pun
termasuk pere mpuan-pere mpuan jalang seperti Ceng Lan hiang.
Ternyata keempat orang pere mpuan muda ini bukan la in adalah
dayang-dayang kepercayaan Ceng Lan hiang. Cun wa, Hee wa, Ciu
wa dan Tong wa.
Sudah cukup la ma kee mpat orang ini berkumpul dengan Ceng
Lan hiang, sudah barang tentu merekapun sudah ketularan sifat
jalang majikannya, bahkan boleh di bilang keempat orang ini selain
jalang, keja mnya luar biasa.

1152
Empat pere mpuan itu mengenakan e mpat maca m pakaian yang
berwarna warni, Cun wa yang mengenakan pakaian merah tiba-tiba
berkata kepada ke tiga orang rekannya sa mbil tertawa:
"Entah bagaimanakah ta mpang dari genda k baru kaucu kita itu
....?"
Tong wa yang berbaju putih tertawa ringan:
"Sela ma dua hari belakangan ini, kaucu selalu berada didala m
istana Cun kiong tian dan bergumul dengan gendaknya terus, aku
rasa wajahnya pasti tampan, lagi pula benda je leknya besar,
panjang dan lihay"
Ciu wa yang berbaju kuning tertawa dingin.
"Heeehhh.... heeehhh... heeehhh.... aku rasa orang ini tidak akan
setampan Ciu hu kaucu, lagipula benda jele knya tak nanti lebih
besar, lebih kuat dari padanya"
"Ciu wa" seru Cun wa sambil tertawa, "apakah kau sudah pernah
me lakukan hubungan gituan dengan Ciu kaucu?"
Paras muka Ciu wa berubah hebat setelah mendengar perkataan
tersebut, dengan setengah merengek mohonnya:
"Ooh cici bertiga, janganlah kalian beritahukan peristiwa ini
kepada Kaucu, ka lau tidak, aku bisa..."
Mendadak Hee wa yang berbaju biru itu tertawa cekikikan,
serunya dengan cepat:
"Ciu wa, jangan kau anggap hanya kau seorang yang pernah
berhubungan gituan dengan Ciu hu kaucu?".
"Jadi kalian bertiga pun pernah gituan dengan Ciu hu kaucu?"
kata Ciu wa sa mbil tertawa ringan, "bagaimana? Menurut
pendapatmu apakah orang ini juga lebih ta mpan dan lebih lihay
barang jeleknya dari pada Ciu hu kaucu"
"Kita belum sa mpai berjumpa dengan orang itu, bagaimana
mungkin bisa menga mbil kesimpulan?" kata Hee wa dingin, "tapi

1153
kalau dilihat dari sikap Ceng kaucu terhadap Ciu hu kaucu barusan,
sudah dapat diduga kalau orang itu pasti jauh lebih mengungguli
dirinya"
"Benar!" sa mbung Cun wa ce mas, "?ka lau dilihat keadaannya,
nasib romantis Ciu hu kaucu sudah akan berakhir, kalau begitu kita
berempatpun tak akan me mperoleh kehangatan benda jeleknya lagi,
waaah... bagaimana baiknya?"
"Bagaimana lagi?" dengus Tong wa dingin, "me mangnya kau bisa
mengha langi perbuatan yang hendak dila kukan kaucu?"
"Kalian benar-benar goblok" umpat Ciu wa tiba-tiba, "Sekalipun
kita bakal kehilangan Ciu hu kaucu, masa tak bisa menggaet orang
ini secara dia m-dia m?"
"Mana lebih segar, lebih baru, lebih merangsang lagi?
Sekaranglah kesempatan yang terbaik untuk kita, bagaimana
menurut kalian bertiga?"
"Ciu wa, kau sudah bosan hidup rupanya?" umpat Cun wa sambil
tertawa.
"Asal dia me mbungka m, kaucupun tak ba kal tahu, coba buktinya
hubungan kita dengan Ciu hu kaucu, bukankan kita sama-sa ma bisa
hidup berbahagia cukup langgeng? Seandainya kalian tida k
mengakui barusan, siapa sih yang baka l tahu kalau kita berempat
sebenarnya punya hubungan dengannya?"
"Betul! Betul!" seru Hwe wa cepat, tapi kita tidak tahu ma mpukah
menggaet orang itu untuk menyeleweng dengan kita"
"Aaah, berdasarkan kecantikan dan kepandaian kita, masa tidak
dapat?"
Tong wa tertawa.
"Mumpung masih ada kese mpatan bagus, mengapa tidak kita
periksa dulu si benda jeleknya itu, kita mesti periksa dulu apa kah
benda jeleknya cukup besar, cukup panjang dan cukup keras
sehingga sebeharga bagi kita untuk me nyerempet bahaya?.."

1154
"Apakah kalian bertiga sudah me lupakan pesan kaucu sebelum
berangkat tadi?" Hee wa me mperingatkan.
Tong wa ke mbali tertawa dingin.
"Masih ingat bukan kalau kaucu menyuruh kita melindunginya?
Asal kita tidak melalap buah terlarang, apa yang bakal terjadi?
Hmmm! sudahlah, tak usah berlagak suci, siapa tahu setelah kau
saksikan si muka jelek yang gede, kau menjadi kebelet dan
menyerempet bahaya untuk mela lap buah terlarang tersebut?"
"Kau dapat berkata demikian, berarti kau sendiri yang
me mpunyai niat tersebut" seru Hee wa gusar.
"Sudahlah, jangan ribut terus" Cun wa menengahi, "mumpung
ada kesempatan mari kita tengok dia"
Ku See hong yang mendengar perkataan tersebut benar-benar
merasa sakit hati, dia tida k menyangka kalau didunia ini terdapat
begitu banyak perempuan cabul yang tak tahu malu, seandainya dia
dapat berbicara sekarang, sudah pasti perempuan-perempuan itu
akan diumpatnya habis-habisan.
Padahal perempuan semaca m ini tak ada gunanya diumpat,
sebab kecabulan mereka telah me mbuat muka mereka lebih tebal
dari dinding satu meter, dari pada mengumpat lebih tepat untuk
me mbinasakan saja mere ka.
Tak selang berapa saat ke mudian .....
Keempat pere mpuan cabul itu sudah t iba diseke liling
pembaringan, sorot mata mereka serentak dia lihkan bersa ma-sa ma
ke arah pe mbaringan itu.
Ku See hong pun bagaikan barang pameran, tergeletak telanjang
bulat diatas pembaringan dan me mbiarkan seluruh badannya
dinikmati oleh ke e mpat perempuan jalang tersebut, tentu saja
terutama sekitar daerah si "benda jelek" nya yang gede.
"Haaahhh.... haaahh.... haaahh... .haaahh..." Bersamaan
waktunya keempat pere mpuan jalang itu terbahak-bahak bersama.

1155
"Sreet! Sreeet!" dua kali desingan lirih berge ma.
Tahu-tahu kela mbu pe mbaringan itu sudah disingkap oleh Hwe
wa dan kawan-kawan.
Dengan begitu, seluruh badan Ku See hong terlihat semakin jelas
lagi da la m pandangan kee mpat wanita tersebut.
Ku See hong betul-betul malu sekali, sepasang matanya segera
dipeja mkan rapat-rapat.
Empat wanita dengan delapan sorot matanya begitu terbentur
dengan tubuh Ku See hong yang telanjang, kontan pandangan
mereka menjadi me mbeku dan kaku.
Rupanya mereka sudah terpikat oleh kegagahan serta kekerasan
tubuh Ku See hong, terutama sekali benda jeleknya yang berdiri
menantang bagaikan seekor ular sendok yang liar me magut
mangsanya...
Melihat buah manis yang tersedia didepan mata, empat dayang
yang pada dasarnya memang rakus akan seks menjadi ma kin
bernapsu, jantung mereka berdebar keras, api napsu birahi
me mbara dan tubuh mere ka ge metar keras....
Coba kalau kita tahu lebih ke dala m, maka a kan terlihat kalau
benda mereka diantara kedua belahan pahanya sudah gatal tak
tertahankan.
Sambil menghela napas Ciu wa me muji tiada hentinya:
"Benar-benar seorang lela ki yang me mukau hati, aku betul-betul
sudah tak tahan lagi"
"Aaaai, akupun demikian!" sa mbung Cu wa sa mbil menghe la
napas pula.
Hee wa tertawa cabul, usulnya tiba-tiba.
"Lebih baik kita me lalapnya secara bergilir saja."
"Kalian ingin ma mpus rupanya, mengapa tidak kalian lihat dulu
segel diatas tubuhnya?" seru Tong wa.

1156
Rupanya mereka telah menganggap obat perangsang Tong hun
si kut mi wu tersebut sebagai segel.
Dala m kenyataan keadaan tersebut memang seperti sebuah
segel, siapa pun yang berani mencuri buah terlarang tersebut, Ceng
Lan hiang akan segera mengetahuinya, kecuali merekapun
me mpunyai Tong hun si kut mi wu.
Dengan suara yang genit Cun wa berkata.
"Untuk bercinta dengan lelaki setampan ini, biar cuma satu
kalipun aku rela segera ma mpus"
"Huuh, tak tahu malu!" umpat Ku See hong dia m-dia m.
Mendadak Ciu wa berkata:
"Kalau dilihat dari obat perangsang yang bersarang ditubuhnya,
sudah jelas orang ini tak sudi menuruti perkataan kaucu. aaai....
nampaknya kitapun tak akan bisa menggaetnya untuk bermain cinta
dengannya"
"Siapa sih orang ini? Apakah kalian tahu?" tanya Hee wa tiba-
tiba.
"Kalau begitu kau tahu?" ucap Tong wa dingin, Hee wa berlagak
sok rahasia:
"Sebetulnya aku sendiripun kurang jelas, tapi aku hanya
menduga-duga"
"Hee wa, cepat kau katakan siapakah dia?" seru Cun wa dengan
perasaan gelisah.
"Tahukah kalian, dala m dunia persilatan dewasa ini terdapat
seseorang yang bernama Leng hun koay seng Ku See hong"
Ciu wa segera berseru kaget.
"Kau maksudkan Leng hun koay seng Ku See hong, yang selalu
me musuhi Ban sia kau kita? Aaah, tidak mungkin?"

1157
"Kalau bukan dia, siapa lagi manusia di dunia saat ini yang tidak
me mpan terhadap bujuk rayu kaucu kita? Coba ka lian lihat pedang
yang tergeletak di tanah itu?"
"Oooh, Pedang Hu thian seng kia m" seru Ciu wa terperanjat,
"mari kita saksikan dulu maca m apakah pedang mestika yang sudah
digilai banyak umat persilatan ini?"
Sambil berkata, Ciu wa sudah siap menubruk kedepan...
Pada saat itulah, mendada k terdengar Tong wa berseru:
"Aaaaah. Aku punya akal! Punya akal. . ."
Tampaknya Cun-wa me maha mi apa yang dima ksudkan, sambil
tertawa cabul katanya:
"Tong wa, kau me mang setan cilik yang licin, cepat katakan idee
bagus apa yang berhasil kau peroleh?"
"Cun wa" bisik Tong wa sa mbil tertawa lirih, "Berbicara
sesungguhnya, daya tarik yang begitu me mikat hati ini sungguh
me mbuat akupun tidak tahan, kalau bisa aku segera bermain cinta
dengannya, sekarang aku berhasil mendapatkan satu akal yang
bagus, asalkan semua orang setuju, kita bisa bersa ma-sa ma
merasakan kenikmatan yang luar biasa"
"Asal kau benar-benar me mpunyai ide bagus, hal bermain
pertama ka li a kan ka mi serahkan untukmu"
Tong wa tertawa dingin.
"Tentu saja hal pertama untukku!"
"Hei, ka lau ingin berbicara cepatlah di utarakan, waktu bagi kita
sekarang lebih berharga dari pada emas!" teriak Hee wa dengan
suara lantang.
"Mulai sekarang kita boleh berma in cinta dengannya secara
bergilir, selesai berma in kita bunuh dirinya dan kita kuburkan
jenazahnya dan pedang Hu thian seng kiam tersebut setelah itu kita
berempat saling menghantam satu kali ke tubuh kita, asal kita

1158
berlagak dihajar orang sampai terluka dan ia ditolong orang lain,
maka kaucu tak akan menaruh curiga kalau kita yang melakukan
perbuatan ini, apalagi dia toh musuh besar Ban sia kau kita, tak
mungkin kaucu akan menyelidiki persoalan ini sa mpai jelas...."
Mendengar usul tersebut, Cun wa menghela napas panjang
katanya kemudian:
"Siasat ini bagusnya sih bagus, cuma terlalu sayang kita harus
me mbunuhnya"
"Kalau me mang t idak tega, kitapun jangan harap bisa menikmati
tubuh orang ini untuk sela manya"
"Tapi kalau kaucu pulang agak awal bukankah kita bakal
celaka..." seru Hee wa.
"Kita tak usah banyak berbicara lagi, salah seorang diantara
kalian berjagalah di luar ruang Cun kiong tian bila kaucu datang beri
khabar secepatnya, aku pikir Hiat mo buncu sangat lihay sekali,
mustahil kaucu bisa menangkan dengan cepat."
"Sekarang aku mendapat hak untuk bermain perta ma kali, kalian
boleh menunggu sa mpai aku selesai"
Tampaknya keempat perempuan ini jauh lebih keji dan cabul dari
pada Ceng Lan hiang, mereka hanya tahu untuk me la mpias kan
napsu birahi sendiri, bahkan untuk melakukan perbuatan terkutuk
tersebut, mereka tak segan-segan mela kukan t indakan yang a mat
keji....
Pada saat ini rasa benci Ku See hong benar-benar me muncak
sehingga kalau bisa me mbunuh mereka dala m sekali hantaman,
namun keadaan sudah menjadi berke mbang begini, dia hanya bisa
pasrah kepada Thian agar dia bisa lolos dari cengkera ma m e mpat
perempuan cabul itu.
Sementara itu, Tong wa sudah melepaskan paka ian putihnya, kini
dia berada dalam keadaan telanjang bulat tanpa sehelai benangpun
yang mele kat ditubuhnya.

1159
Sebagai perempuan yang pada dasarnya me mang cantik,
perawakan tubuh mereka benar-benar me mukau hati.
Sambil menggoyangkan pinggulnya dan tertawa cabul, Tong wa
segera menubruk ke atas tubuh Ku See hong.
Mendadak terdengar jeritan ngeri yang me milukan hati berge ma
me mecahkan keheningan.
Tubuh Tong wa yang telanjang itu tahu-tahu sudah mencelat
sejauh dua kaki lebih dan tergeletak tak berkutik diatas tanah, darah
kental menyembur keluar dari mulutnya.
Jelas perempuan cabul yang berhati kejam ini sudah tewas
seketika dan berangkat ke neraka.
Perubahan yang terjadi sangat mendadak ini kontan saja
mengejutkan Hee wa, Cun wa, dan Ciu wa, paras mereka berubah
menjadi pucat pias seperti mayat, tubuh mereka gemetar keras
sekali.
Rupanya mereka mengira Ceng Lan hiang telah muncul ke mba li
disitu.
Akan tetapi setelah sorot mata mereka berhasil melihat jelas
siapa gerangan orang itu, keberanian mereka muncul ke mbali.
Dengan suara menggelede k Cun wa segera me mbentak.
"Ooh, rupanya kau, ma mpus kau kali ini."
Rupanya ditengah ruangan sekarang telah berdiri seorang
manusia berkerudung warna warni, dia bukan la in adalah Hiat mo
buncu Keng Cin sin.
Saat ini dia sendiripun dibikin tertegun oleh pemandangan yang
tertera diatas pembaringan tersebut.
Untuk beberapa saat lamanya dia menjadi termangu dan tidak
tahu apa gerangan yang harus dilakukan.

1160
Sewaktu Keng Cin sin berhasil me mbinasakan Tong wa tadi dia
sama sekali tidak tahu siapa gerangan yang sedang berada diatas
ranjang.
Namun setelah matanya berpaling kesana dan menyaksikan kalau
lelaki yang telanjang bulat itu adalah kekasih sendiri, sedang
pemuda itu ke lihatan amat malu dan serba salah, tak terlukiskan
rasa terperanjat hatinya sekarang.
Andaikata kain kerudungnya terlepas waktu itu, maka akan
terlihat kalau paras mukanya berwarna merah pada m.
Dala m pada itu Cun wa, Hee wa dan Ciu wa telah me mbentak
nyaring, mendadak telapak tangannya diayunkan kedepan,
beberapa gulung angin pukulan yang maha dahsyat langsung
menya mbar ketubuh Keng cin sin..
Perlu diketahui, e mpat dayang dari Ban sia kau ini termasuk jago
kelas satu dala m dunia persilatan dewasa ini, serangan gabungan
yang mereka lancarkan se karang benar-benar luar biasa sekali.
Gulungan angin pukulan de mi gulungan angin pukulan bagaikan
selembar jaring raksasa yang a mat besar langsung mengurung
tubuh Keng Cin sin yang masih berdiri tertegun itu.
Ku See hong sendiri lantaran malu se kali berada dala m keadaan
telanjang bulat, maka sela ma ini dia hanya me meja mkan matanya
rapat-rapat, itulah sebabnya dia tidak tahu siapakah yang barusan
muncul!
Dita mbah pula pikirannya sedang kalut dan sadar tak sadar,
maka baik pembicaraan antara Ceng Lan hiang dengan Ciu Heng
thian, maupun pembicaraan antara Cun wa dengan Hiat mo buncu
tak secuwil pun yang terdengar olehnya.
Keng Cin sin benar-benar gusar sekali, sepasang matanya
me mancarkan cahaya pembunuhan yang sangat menggidikkan hati,
sepasang telapak tangannya diayunkan berulang kali, serangan
gabungan dari ketiga pere mpuan cabul itu segera dipunahkan
sehingga hilang lenyap tak berbekas.

1161
Dengan gerakan tubuh bagaikan sukma gentayangan, Keng Cin
sin menerjang lebih ke depan lagi dan menerobos ke muka Ciu wa
dengan kecepatan luar biasa, tangan kanan nya segera diayunkan
kedepan melepaskan sebuah pukulan dahsyat yang persis
menghanta m diatas dada Ciu wa.
Kembali jeritan ngeri yang me milukan hati berkumandang
me mecahkan keheningan ....
Tubuh Ciu wa mencelat sejauh satu kaki lebih sa mbil muntah
darah segar, isi perutnya hancur lebur seketika, otomatis jiwanya
pun melayang meninggalkan raganya...
Menyusul ke mudian...
Sekali lagi berkumandang suara jeritan ngeri yang me milukan
hati ....
Rupanya Hee wa pun ikut menyusul ke ala m akhirat.
Cun wa benar-benar sangat terperanjat, belum pernah dia
saksikan situasi yang begini gawat seperti sekarang, sudah barang
tentu dia semakin tak berani untuk beradu kekuatan dengan Keng
Cin sin.
Dengan cepat dia menggerakkan sepasang bahunya dan siap
mengegos ke sisi kanan pe mbaringan untuk menyela matkan diri ....
Bagaimana mungkin Keng Cin sin me mbiarkan dia kabur dari
tempat itu?
Pergelangan tangan kanannya segera dia putar dan segulung
tenaga pukulan yang maha dahsyat segera meluncur ke depan dan
menyerang jalan darah Pay sim hiat serta Siau hiat di tubuh Cun wa.
Dengusan tertahan sekali lagi berkumandang me mecahkan
keheningan.
Dua semburan darah segar segera me mancar keluar dari tubuh
Cun wa, sementara tubuh perempuan cabul itu pelan-pe lan terkula i
ke atas tanah.

1162
Empat manusia cabul yang berhati keji seperti ular berbisa ini,
hanya didala m wa ktu yang a mat singkat telah ma mpus se mua dan
menjadi setan-setan romantis.
Selesai me mbinasakan e mpat pere mpuan cabul tersebut dengan
gerakan yang paling cepat, Keng Cin sin tak berani bertindak ayal
lagi, tiba-tiba sepasang tangannya di ayunkan ke muka, segulung
angin pukulan yang keras segera menyambar ke tubuh Ku See hong
dan me mbebaskan ja lan darahnya yang tertotok ....
Sesungguhnya Ku See hong me mang berada dala m keadaan
sadar, apalagi jalan darahnya sudah dibebaskan sekarang, tiba-tiba
saja dan me mbuka matanya lebar-lebar.
Begitu me lihat kehadiran keng Cin sin dihadapannya, ia menjadi
ma lu setengah mati, buru-buru serunya ce mas:
"Kau.... . . Kau... kau... cepat pergi. . ...."
Sekuat tenaga Keng Cin sin berusaha mengendalikan gejolak
perasaan di dala m hatinya, sambil tertawa dingin ia berseru:
"Cepat kenakan ke mba li pakaianmu..."
Ditegur de mikian, Ku See hong baru teringat akan sesuatu,
cepat-cepat dia menundukkan kepa lanya....
Tampak si "Benda jelek" nya masih menegang seperti tombak
yang siap bertempur, tampangnya kelihatan lebih jele k dan
mengerikan lagi, Sambil menjerit kaget buru-buru dia menutupi
"Benda jelek" tersebut dengan kedua belah tangannya, saking
jengahnya hampir saja dia jatuh se maput. ..
Sebagaimana diketahui, kini Ku See hong berada dalam keadaan
telanjang bulat, meski dia merasa malu sekali sewaktu berada di
depan perempuan-pere mpuan cabul tersebut, namun rasa malunya
tidak seberapa, berbeda sekali waktu berada di depan perempuan
berkerudung warna warni ini, rasa malu yang diala minya sekarang
boleh dibilang sudah tak tertahankan.

1163
Andaikata Ku See hong tahu ka lau pere mpuan yang berada
dihadapannya sekarang adalah Keng Cin sin, mungkin dia akan
merasa lebih ma lu lagi.
Keng Cin sin menghela napas panjang, ke mudian katanya pelan.
"Aaaai. inilah ke mauan takdir". . ."
-ooo0dw0ooo-

Jilid 35

DENGAN cepat dia me mungut pedang Hu thian seng kia m dari


tanah dan menyambar pakaian dari Ku See hong serta mengenakan
ditubuh pe muda tersebut, kemudian me mbopong tubuhnya dan
secepat kilat kabur ke luar dari ruangan....
Tak la ma sepeninggal Keng C in sin, Ceng Lan hiang telah
menyelinap masuk pula ke da la m ruangan tersebut dengan ke
cepatan tinggi, akan tetapi setelah menyaksikan ke e mpat sosok
mayat dari dayang-dayangnya., dengan wajah berubah hebat dia
segera menyumpah.
"Perempuan rendah, akan kulihat henda k kabur ke manakah
kau..."
Sambil menyumpah, tubuhnya segera menerjang keluar pula dari
ruangan itu dengan cepat...
Dala m pada itu Keng Cin sin telah me ngerahkan ilmu
meringankan tubuhnya menyelinap keluar dari ruangan dengan
kecepatan luar biasa, dia bergerak menuju ke arah bangunan loteng
yang amat luas diantara bangunan bangunan rumah dala m markas
besar Ban sia kau tersebut.
Agaknya Keng Cin sin hapal sekali dengan daerah disekitar
tempat itu, apalagi ditengah hari bolong seperti sekarang,

1164
sesungguhnya markas besar perkumpulan Ban sia kau ini
merupakan suatu te mpat ibaratnya sarang naga gua harimau.
Tapi kenyataannya Keng Cin sin dapat bergerak dengan leluasa
tanpa menjumpai seorang manusia pun diantara penjaga-penjaga
yang diatur disekitar tempat sana.
Waktu itu, walaupun Ku See hong ha mpir se maput karena
ma lunya, tapi berhubung obat perangsang tersebut sudah mula i
menyebar daya kerjanya, maka lambat laun dia pun menjadi sadar
ke mbali, hanya kejernihan pikirannya makin kabur...
Dengan sekuat tenaga menahan diri, ia berseru.
"Nona, aku... aku sudah terkena obat perangsang Ceng Lan
hiang ....kau .."
Masih tetap meneruskan perjalanannya dengan cepat, Keng Cin
sin menjawab dengan suara sedingin es.
"Aku tahu, sebentar akan kucarikan a kal untukmu!"
"Nona, bila aku tak dapat mengenda likan pikiranku lagi, mungkin
aku ...."
Ku See hong ingin menje laskan kalau ke mungkinan besar dia
dapat mela kukan perbuatan yang tak sopan, na mun ucapan
tersebut segera tertelan kembali setelah sa mpai ditengah jalan.
Kemudian ia berbisik lagi agak ge metar.
"Nona, lepaskan a ku, biar kuhabisi nyawaku sendiri..."
Dia cukup tahu ka lau dirinya sudah terkena obat perangsang
nomor wahid dari Ceng Lan hiang, mustahil ada orang dapat
me munahkan daya pengaruh obat tersebut, sebab toh akhirnya dia
harus bersenggama dengan orang untuk me munahkan daya kerja
obat tadi.
Kecuali kalau pere mpuan berkerudung warna warni ini bersedia
me mbebaskan dia dari siksaan, tapi... bagaimana mungkin ia dapat
bersenggama dengan seorang perempuan yang tak punya

1165
hubungan apa-apa dengannya, apalagi perempuan itupun sudah
me mpunyai ke kasih hati...
Tentu saja mimpipun Ku See hong tak pernah me nyangka kalau
perempuan berkerudung warna warni ini sesungguhnya adalah Keng
Cin sin yang dirindukan olehnya siang maupun mala m.
Waktu itu, Keng Cin sin tidak menjawab se mua pertanyaannya,
ma lah tubuhnya bergerak semakin cepat lagi meluncur ke arah
depan sana.
Dala m waktu singkat dia sudah melewati beberapa buah bukit
yang tinggi, dan sekarang dia sedang menuju ke sebuah tanah
perbukitan yang keadaan medannya makin la ma se makin
bertambah berbahaya.
Sementara itu Ku See hong sudah mula i berteriak-teriak seperti
orang gila, napsu birahinya sudah semakin me muncak sehingga
sukar tertahankan, apalagi seluruh badannya berada didalam
pelukan Keng Cin sin, sedang dari tubuh gadis itu menyiarkan bau
harum aneh yang semakin merangsang napsu birahinya, bayangkan
saja, betapa tersiksanya ai anak muda itu sekarang.
Kini, kesadarannya sudah benar-benar punah, sepasang
tangannya meme luk tubuh Keng C in sin kencang-kencang
sementara tubuhnya menggeliat kesana ke mari.
Masih untung tenaga dala mnya sudah dibuyarkan oleh pengaruh
obat, coba kalau tidak begitu, mungkin Keng Cin sin tak a kan
ma mpu me meluknya.
Makin la ma se makin tak ma mpu menahan diri lagi, teriakannya
pun se makin menjadi-jadi.
"Nona... kau... kau..."
Keng Cin sin sangat sedih, hatinya benar-benar terasa amat
pedih, dia tak tega menyaksikan kekasih hatinya tersiksa dalam
keadaan seperti ini, tapi... dia sudah ternoda, sudah digagahi orang
banyak secara bergilir, dia merasa malu untuk me mperse mbahkan
tubuhnya yang telah ternoda ini kepada kekasih hatinya.

1166
Dengan suatu gerakan yang sangat cepat Keng Cin sin
menyelinap masuk ke dalam sebuah hutan pohon cemara yang luas,
lalu pe lan-pelan me mbaringkan tubuh anak muda tersebut ketanah.
Namun Ku See hong masih tetap me meluk pinggangnya
kencang-kencang...
Terpaksa Keng C in sin ikut duduk diatas tanah dan me meluknya
lagi ke dala m rangkulan.
Dengan sorot mata yang memancarkan api birahi yang berkobar-
kobar, Ku See hong mengawasi kain kerudung warna warni itu
lekat-lekat, ke mudian teriaknya keras .
"Nona... marilah cepatlah.. aku sudah tak tahan lagi..."
Titik air mata mulai meleleh ke luar me mbasahi sepasang mata
Keng Cin sin, dia benar-benar a mat sedih...
Pancaran mata Ku See hong se makin menunjukkan api birahi
yang memuncak, napasnya tersengkal-sengkal, sekarang ia sudah
tak ma mpu lagi mengendalikan kobaran api birahi da la m tubuhnya.
Mendadak tangan kanannya menyambar kain kerudung warna
warni yang dikenakan di wajah Keng Cin sin itu...
Keng Cin sin me mbentak nyaring dan sepasang tangannya secara
tanpa sadar menolak ke depan, tubuh Ku See hong segera terpental
dan menggelinding sejauh ena m depa lebih.
Rupanya dibalik kain kerudung itu Keng Cin sin tidak
mengenakan topeng kulit manusianya, maka dikala Ku See hong
menya mbar kain kerudungnya itu, dia menjadi sangat gelisah dan
tanpa sadar mendorong pe muda itu....
Tampak Ku See hong merangka k bangun dari atas tanah dan
mendonga kkan kepalanya, pancaran sinar kehangatan masih
mencorong keluar dari ba lik matanya, dia mengawasi wajah Keng
Cin sin tanpa berkedip, se mentara cucuran a ir mata me mbasahi
pipinya me mbuat se luruh tubuhnya gemetar keras.

1167
Dilihat dari sini, dapat dibayangkan sampai dimanakah
penderitaan yang diala minya sekarang.
Me mandang wajah Ku See hong yang begitu tersiksa dan
menderita, Keng Cin sin me ngira itulah a kibat dari dorongannya
barusan, hatinya menjadi kecut dan sedihnya makin menjadi-jadi,
ke mudian serunya dengan lirih:
"Engkoh Hong, aku... aku telah me luka imu..."
Tubuhnya segera menubruk pula kedepan, nada suaranya
gemetar, pedih dan pilu, me mbuat orang yang mendengar turut
menjadi sedih dan pedih.
Seruannya barusan bukan lain terpancar keluar dari dasar hati
kecilnya yang murni, sedikitpun tiada nada kepura-puraan, andai
kata Ku See hong berada dalam keadaan sadar sekarang, sudah
pasti dia dapat merasakan kalau dia adalah Keng Cin sin.
Sembari berseru tadi, Keng Cin sin me mentangkan tangannya
dan me meluk tubuh Ku See hong kencang-kencang.
Kedua orang itu segera saling berpelukan dengan kencangnya...
Ku See hong me meluk tubuh gadis itu erat-erat, tangannya tidak
menganggur begitu saja, dengan cepat dia mulai melepaskan se mua
pakaian yang dikenakan gadis tersebut..
Dala m wa ktu singkat....
Sesosok tubuh yang indah dan putih halus sudah muncul di
bawah sinar matahari dala m keadaan telanjang bulat, begitu halus
dan indah tubuhnya bagaikan sekuntum bunga yang muncul dari
balik kola m..
Dengan tangan kanan ge metar keras sekali lagi Ku See hong
me mbuka kain kerudung wajahnya, kali ini Keng Cin sin tida k
menolak, sambil menggigit bibirnya dan menghe la napas ia
berguma m.
"Aaaai, kejadian ini benar-benar suatu takdir yang rupanya sudah
ditentukan se menjak dulu..."

1168
Dengan tangan yang ge metar keras pun dia me mbantu pe muda
itu untuk melepaskan....
Dengan pandangan terperana Ku See hong mengawasi wajah
Keng Cin sin yang cantik jelita itu tanpa berkedip, lalu setelah
tertawa bodoh katanya:
"Nona... kau... kau a mat cantik..."
Keng Cin sin merasakan hatinya bergetar amat keras, segera
pikirnya:
"Jangan-jangan pikirannya sudah kabur sehingga dia tak
mengetahui siapakah diri sendiri....?"
Yaa, waktu itu Ku See hong me mang sudah tak kenal lagi
perempuan ini sebagai Keng Cin sin, sebab di dalam benaknya
me mang tak pernah menduga kalau dia adalah Keng Cin sin, yang
masih tertera dalam benaknya sekarang adalah apa yang barusan
terlihat, yakni perempuan berkerudung warna-warni.
Dengan penuh bernapsu Ku See hong me me luk tubuhnya yang
halus dan telanjang bulat itu ke dala m pangkuannya, dalam
keadaan terpengaruh oleh napsu birahi, pe muda tersebut tak dapat
mengenda likan diri lagi, dia menundukkan kepalanya dan mencium
bibirnya yang mungil itu dengan penuh bernapsu.
Keng Cin sin yang seluruh tubuhnya dipe luk dan bibirnya di
kecup dengan mesra oleh ke kasih hati yang dipikirkan siang dan
ma la m ini benar-benar tak ma mpu mengendalikan diri pula, hatinya
berdebar keras apalagi dia me mang sudah bertekad untuk
menyerahkan tubuhnya untuk dinikmati pe muda itu.
Sesungguhnya Keng Cin sin sangat mencintai pe muda itu, cuma
dia merasa rendah diri, dia tak ingin menyerahkan tubuhnya yang
sudah ternoda itu untuk kekasih hatinya..
Padahal Keng C in sin adalah seorang gadis yang suci bersih,
betul tubuhnya sudah dinodai orang, namun itu terjadi bukan atas
ke mauannya sendiri, hatinya masih tetap suci dan bersih.

1169
Dan sekarang, diam-dia m Keng Cin sin sudah menga mbil
keputusan....
Tentu saja gadis itupun selalu berharap dapat me mperoleh
kesempatan untuk bermesraan seperti sekarang ini dengan Ku See
hong, walaupun cuma sekali, namun baginya sudah lebih dari
cukup.
Dia tahu Ku See hong t idak mengena l dirinya, setelah hubungan
itu terjadi tentu saja dia akan menjumpa inya dengan wujud manusia
berkerudung warna warni dan menghadapinya dengan perkataan.
Kemudian bila dia bersa ma pe muda itu berhasil me mbunuh
musuh besarnya, secara diam-dia m dia akan pergi meningga lkannya
dan menge mbara sa mpai ke ujung langit.
Bau lelaki yang merangsang napsu menghe mbus lewat me mbuat
perasaannya goyah dan tak terkendalikan, hawa napsu birahinya
la mbat laun mula i berkobar, sekarang dia pun ba las menciumi
pemuda itu. Balas me....
Sekalipun dia pernah diperkosa seratus bahkan seribu kali oleh
kaum laknat, apa yang dirasakan waktu itu hanya penderitaan dan
siksaan yang tak terlukiskan dengan kata-kata.
Tapi kali ini, dia merasa begitu bahagia ....
Bahkan dia ingin me manfaatkan waktu ini untuk menikmati
benar-benar apa yang disebut sebagai hubungan sua mi istri....
Dengan demikian dia baru akan me mpunyai kenangan dimasa
mendatang akan hari yang penuh kebahagian ini...
Setelah berakhirnya hujan badai yang penuh kesyahduan dan
kenikmatan, akhirnya Ku See hong tertidur dengan nyenyaknya...
Cepat-cepat Keng Cin sin mengenakan paka ian sendiri dan
me ma kaikan pula pakaian pemuda itu, lalu dipeluknya tubuh Ku See
hong ke dala m rangkulannya dan me meluk dengan mesra.

1170
Air mata telah me mbasahi seluruh wajahnya, dengan jari tangan
yang halus dan le mbut dia me mbelai rambut Ku See hong penuh
perasaan cinta.
Ia nampak begitu hangat, begitu lembut dan penuh kasih sayang
....
Seperti seorang istri setia yang sedang menyayangi sua minya...
Me mandang wajah kekasih hatinya yang sedang tertidur dengan
senyuman menghiasi ujung bibirnya....
Mendadak dia merasa amat sedih dan pilu, air mata tanpa terasa
jatuh bercucuran me mbasahi wajahnya.
Sedemikian dala mnya dia mencintai pe muda itu.
Betapa beratnya perasaan gadis itu untuk me ningga lkan dirinya,
dia ingin kalau bisa hidup berda mpingan sepanjang masa
dengannya....
Tapi, ia sudah ternoda... dia pernah di perkosa secara bergilir
oleh sekawanan manusia laknat sebanyak seratus bahkan seribu
kali...
Bila teringat sampai disini, dia tak ma mpu untuk menahan
perasaan pedih dalam hatinya lagi, dia menangis tersedu-sedu
dengan begitu sedihnya ....
Dia mendenda m, me mbenci ketidak adilan Thian, ketidak
berperasaannya Thian, mengapa bersikap begitu keja m kepadanya.
ooo0dw0ooo

BAB 54
Isak tangisnya yang me milukan hati itu bergema di angkasa dan
menyebar sa mpai di ma na-mana ....
Ia seperti hendak mengetuk hati Thian dan bertanya sampai
kapankah penderitaan seperti itu baru akan berakhir?

1171
Mendadak...
Keng Cin sin menghentikan isak tangisnya dan berguma m
seorang diri dengan suara lirih.
”Keng Cin sin wahai Keng Cin sin.. apakah kau belum merasa
puas? Kau telah melakukan satu kali hubungan yang hangat dan
penuh kebahagian dengannya, padahal kau me mang tak dapat
hidup sebagai suami istri dengannya sepanjang hidupmu, sekarang
apa yang kau inginkan lagi sekarang? Kau mengharapkan
kebahagian hidup bersa manya sebagai sua mi istri?
"Aaaah, kesemuanya itu sudah musnah semenja k kau menga la mi
segala sesuatu musibah di istana Huan mo kiong, takdir telah
menentukan kau untuk hidup sengsara Di saat kau menyatakan
kesetiaanmu kepadanya, bukankah kau mengucapkan kata-kata
yang bersifat jelek?"
"Waktu itu, tentu saja kau tak akan terbayang bila kebahagian
yang bakal kau reguk begitu singkat, belum puaskah kau? Seka lipun
kebahagian ini a mat singkat, namun sudah cukup sebagai kenangan
dimasa mendatang..."
Mendadak....
"Aaah...." dengusan tertahan bergema me mecahkan keheningan
.....
Dengan suatu gerakan yang cepat bagaikan sambaran kilat, Keng
Cin sin mengenakan ke mbali baju warna warninya.
Ku See hong telah mendusin dari tidurnya, dia telah me mperoleh
kesadarannya kembali, ketika menggerakkan tangannya, ia merasa
seluruh tubuhnya seakan-akan sedang berbaring diatas tubuh yang
le mbut dan halus, disamping itu diapun mengendus bau harum
semerbak yang me mabukkan.
Ia merasa seluruh tubuhnya segar, begitu bahagia, seperti
me layang dala m awan yang tebal..

1172
Dia tak ingin mendusin dari impian indah ini, karena dia kuatir
kebahagian dan keindahan akan segera lenyap.
Tapi, Ku See hong mulai me mbayangkan ke mbali semua kejadian
yang telah diala mi nya sela ma ini, dia seperti sedang me ngenang
ke mbali suatu kejadian yang telah berlangsung puluhan tahun
berselang .....
Teringat olehnya, dia berada dala m pelukan pere mpuan
berkerudung warna-warni dan mengajaknya kabur dengan
kecepatan luar biasa, sedang napsu birahinya waktu itu sedang
berkobar dan mencapai puncak yang tak terkendalikan ..
Teringat sampai disini, Ku See hong merasa kepalanya seperti di
sambar guntur yang me mbelah bumi disiang hari bolong, telinganya
terus mendengung keras.
Dia tak berani berdia m diri lagi dan buru-buru me mbuka
matanya, pertama-tama yang terlihat olehnya adalah kain kerudung
warna warni yang berlukiskan tengkorak.
Menyusul ke mudian dia melihat dua baris air mata yang
me mbasahi sepasang mata pere mpuan itu dan sedang me mandang
kearahnya dengan terperana.
Waktu itu, Ku See hong merasa sakit hatinya karena sedih,
hatinya bagaikan di te mbusi oleh berjuta-juta batang anak panah,
dia merasa sedih, menyesal dan takut.
Untuk sesaat empat mata saling berpandangan tanpa berkedip,
kedua belah pihak pun sa ma-sa ma me mbungka m da la m seribu
bahasa.
Teringat olehnya kalau dia telah me lakukan suatu kesalahan lagi
dan dosa kesalahan ini tak pernah akan dapat ditebus olehnya,
sebab perempuan itu bukan miliknya dan perempuan itu sudah
me mpunyai ke kasih hati sendiri.
Keng Cin sin menghela nafas sedih, ke mudian katanya.

1173
"Mungkin inilah takdir yang sudah ditentu kan se menjak kita di
lahirkan, se mua kejadian seperti dala m a la m impian saja...
"Padahal kehidupanku sela ma ini bagaikan di a la m impian, tentu
saja semua impian itu sela lu indah, mesra, hangat dan syahdu, tapi
bila sudah sadar dari impian maka yang tertinggal hanya kenangan
yang pahit..."
Beberapa patah kita itu diucapkan dengan nada yang sayu dan
me milukan hati.
Ku See hong dibikin menyesal dan sedih seka li atas ucapan
tersebut, dia menyesal, mengutuk diri sendiri sementara air
matanya jatuh berlinang me mbasahi pipinya.
"Kini impian sudah lewat, keindahanpun sudah pergi, kau boleh
bangun berdiri" kata Keng Cin sin lagi dingin.
Sesungguhnya Ku See Kong tak ingin me lepaskan diri dari
pelukan gadis itu, sebab dia merasakan kehangatan dan kebahagian
yang tak terhingga di dala m pelukannya..
"Nona... aku... aku telah merusak keperawananmu, aku pantas
untuk mati" bisik Ku See hong dengan pedih.
Keng Cin sin segera tertawa dingin.
"Se muanya ini bisa berlangsung karena muncul dari ke mauanku
sendiri, kau tak usah menyalahkan dirimu, anggap saja peristiwa ini
sebagai suatu impian"
Ku See hong dapat melihat, dari balik mata perempuan itu
terpancar sinar mata penuh kesedihan dan kedukaan terutama di
kala mengucapkan kata-kata tersebut.
Kesemuanya ini mena mbah penderitaan dalam hatinya, ia segera
berpekik:
"Nona, aku... aku telah menghancurkan hidupmu.... aku telah
me lakukan kesalahan besar..."

1174
Sambil berpekik pe muda itu merentangkan sepasang lengannya
dan me meluk pinggang Keng Cin sin erat-erat...
Sambil mendengus dingin Keng Cin sin menca mpakkan tubuhnya
ke belakang dan mendorong tubuh Ku See hong kuat-kuat, serunya
dengan suara dingin:
"Hmm, kau ini baga imana sih? Masa belum puas? Aku toh sudah
menyuruhmu untuk menganggap kejadian ini sebagai suatu impian
belaka...."
Ku See hong duduk bersila dihadapannya, lalu dengan wajah
penuh perasaan menyesal, ujarnya dengan sedih.
"Nona, apa yang kau suruh kulakukan akan kulakukan"
"Kalau tidak begini, mau apa kau ....?" jengek Keng Cin sin
sambil tertawa sedingin es.
Mendengar ucapan mana, Ku See hong menjadi sangat
terperanjat, segera pikirnya:
"Yaa, benar! Kalau tidak apa pula yang mesti kulakukan? Apakah
aku harus mengawininya? Tapi, aku..."
Berpikir sampa i disitu dia lantas menghela napas sedih, katanya
ke mudian:
"Aku hanya merasa diriku penuh dosa dan kesalahan, selamanya
merasa bersalah kepada nona... lagipula kau pun sudah berulang
kali menyela matkan jiwaku ...."
"Sesungguhnya aku me mang sudah ternoda dan tidak suci lagi"
kata Keng Cin sin dengan sedih, "dan sekarang apa salahnya ka lau
kukorbankan tubuhku demi menyelamatkan sele mbar jiwa mu?
Asalkan kau hidup sebagai manusia baik dan berbakt i de mi
kebahagian umat manusia, kesemuanya itu sudah lebih dari cukup
untukku!"
Ku See hong benar-benar merasa sangat terharu, dia merasa
perempuan ini sangat agung dan bijaksana. pengorbanannya sangat

1175
tulus dan murni, tapi ..... Ku See hong merasa ia telah berhutang
budi kepadanya.
Pada dasarnya pemuda itu adalah seorang yang romantis dan
kaya akan perasaan, pengorbanan dari gadis itu bagaimana
mungkin bisa ditanggapi dengan begini saja? Atau mungkin apa
yang telah terjadi hanya suatu impian bela ka!
Yaa, kejadian itu me mang agak mirip dengan impian, hanya
semaca m khayalan belaka.
Agak tergugup Ku See hong berkata.
"Nona, sudah kau temukan kekasihmu itu?"
"Sudah, tapi aku tak ingin berte mu dengannya!" Keng Cin sin
tertawa dingin.
Sebenarnya Ku See hong mempunyai maksud lain, andaikata
gadis itu mengatakan kalau belum dite mukan, ma ka dia bermaksud
hendak mengawininya, atau...
Tapi sekarang, setelah mendengar perkataan itu, harapannya
segera turut lenyap tak berbekas.
Tapi dengan nada menyelidik ke mba li Ku See hong berkata
dengan wajah tersipu-sipu:
"Nona, kau sudah banyak melepaskan budi kebaikan bagiku, dan
aku ingin menda mpingimu untuk sela manya, demi me mba las budi
kebaikanmu sela ma ini.”
Mencorong serentetan cahaya tajam dari balik mata Keng Cin sin,
ditatapnya wajah Ku See hong sekejap, kemudian ujarnya dengan
suara dingin:
"Apakah kau tak pernah me mikirkan tentang Im Yan - cu yang
sedang menghadapi maut serta Him Ji im yang masih berada
didala m sarang harimau ....?"
Ku See hong salah mengira dengan maksud perkataannya itu,
dianggapnya perempuan itu bersedia dikawini hanya kuatir

1176
menyusahkan Im Yan cu serta Him Ji im, maka buru-buru katanya
lagi:
"Mereka berdua sangat mencintai diriku, tak mungkin akan timbul
kejadian yang tida k menyenangkan hati!.."
"Kau manusia yang lupa budi, me lihat sekarang mencintai
seorang, sesungguhnya apa maksudmu?" umpat Keng Cin sin tiba-
tiba.
Di da mprat gadis tersebut, Ku See hong merasa kepalanya
bagaikan diguyur dengan air dingin, wajahnya segera berubah
menjadi merah me mbara, ma lunya bukan main.
Sambil menghela nafas sedih Keng Cin sin berkata lagi:
"Kau berniat me mba las budi kebaikaan bukan? Padahal akupun
me mpunyai sedikit urusan dan mohon bantuanmu"
"Persoalan apakah itu?" buru-buru Ku See hong bertanya, "harap
nona me mberi perintah, asal aku dapat melaksanakannya, biar
matipun aku tak akan menyesal"
"Aku minta kepadamu untuk menda mpingiku me lakukan
pertarungan dan memba las dendam, ke mudian seusai pekerjaan
tersebut kita berlalu sendiri-sendiri dan saling tidak punya hubungan
lagi, jika kau setuju kita tetapkan dengan sepatah kata ini"
"Nona adalah tuan penolong yang telah beberapa kali
menyela matkan jiwa ku, musuh besarmu merupakan pula musuh
besarku, aku orang she Ku tentu saja a kan mengabul kan
permintaanmu, cuma a ku merasa dengan berbuat demikian masih
belum bisa me mbalas budi kebaikan yang telah kau lepaskan
kepadaku"
"Kau ini mengapa sih cerewet amat? kalau kau masih saja
berbuat demikian terus, aku tak a kan me mohon bantuanmu"
Ku See hong benar-benar dibikin kebingungan setengah mati,
sebab menurut apa yang dia ketahui, setiap wanita selalu
menganggap kesucian dirinya sebagai nyawa kedua, dan sekarang

1177
perempuan tersebut, bersedia mengorbankan tubuhnya demi
menyela matkan sele mbar jiwanya, tapi tidak mau menerima
permintaan apapun darinya, bahkan permintaannya untuk
menda mpinginya sepanjang hidup pun ditolak mentah-mentah....
Walaupun paras mukanya menunjukkan sikap yang dingin seperti
es, padahal ia sangat menyayangi pemuda itu, tanpa terasa Ku See
hong mulai berpikir.
"Mungkinkah aku dapat me mperoleh kasih sayangnya, karena
wajahku ha mpir mirip dengan raut wajah kekasihnya dulu? Tapi
mustahil masa lahnya begini sederhana, bukankah dia menyatakan
kalau kekasihnya sudah ditemukan? Mengapa dia tidak mencarinya
tapi melayani aku ....? Ya, setelah bergaul sekian la ma dengannya,
dia seperti menyimpan sesuatu kepedihan hati da la m hati kecilnya
...."
Mendadak.....
Satu ingatan melintas dida la m benak Ku See hong ....
Tiba-tiba saja ia teringat sewaktu sedang bermesraan dengan
dirinya tadi, dia merasa paras muka pere mpuan ini cantik jelita ba k
bidadari dari kahyangan, tidak seperti wajahnya dulu yang jelek dan
aneh..
Ku See hong menghe la napas panjang, la lu berkata:
"Nona, kau adalah penolongku yang besar, aku orang she Ku
ingin sekali melihat wajah aslimu agar dala m benakku terlintas
kesan wajahmu itu"
Dia m-dia m Keng Cin sin merasa terkejut setelah mendengar
perkataan itu, segera pikirnya:
"Jangan-jangan dia sedang mengenang ke mba li wajah asliku
yang telah disaksikan olehnya tadi?"
Berpikir sa mpa i disini, dengan suara dingin, ia lantas mena mpik:
"Tida k usah, asal kau bersedia bekerja sa ma denganku untuk
me lawan musuh, budi kebaikan yang pernah kau terima boleh

1178
dianggap impas, siapapun tidak berhutang kepada siapa, tapi bila
kau mena mpik, terpaksa aku harus pergi lebih dulu dari sini.”
Sembari berkata, gadis itu segera bangkit berdiri dan siap berlalu
dari situ.
"Eeeeh.... Nona.... nona ..! Tunggu dulu, Tunggu dulu!" buru-
buru Ku See hong berseru dengan ce mas.
Padahal Keng Cin sin me mang berpura-pura belaka, setelah
mendengus dingin dia duduk ke mba li ke atas tanah, kemudian
berkata dengan suara yang dingin.
”Apa yang hendak kau katakan? Katakan saja dengan cepat"
Setelah menghela napas panjang Ku See hong bertanya:
"Bolehkah aku tahu siapa na ma musuh besar nona itu?"
Mendengar pertanyaan tersebut, tiba-tiba mencorong sinar gusar
penuh kebencian dan perasaan dendam dari balik matanya, dengan
gemas ia berkata:
"Mereka adalah manusia-manusia dunia persilatan dewasa ini!"
Terkesiap Ku See hong setelah mendengar perkataan itu, diam-
dia m ia lantas berpikir:
"Jangan-jangan ia sudah gila? Masa segenap umat persilatan
adalah musuh besarnya? Kalau inilah permintaannya, urusan
menjadi besar sekali...."
Sementara dia masih termenung, tiba-tiba Keng Cin sin berkata
lagi sa mbil menghela napas:
"Ku See hong, tahukah kau masih tingga l berapakah anggota
Hiat mo bun ku?
Ku See hong se makin tertegun lagi, apa maksudnya mengajukan
pertanyaan tersebut? Bukankah anggota Hiat mo bun berikut dirinya
hanya dua belas orang?
Maka jawabnya pelan:

1179
"Nona, apakah anggota perguruanmu berjumlah dua belas orang
..."
"Keliru, sekarang tinggal aku seorang!" seru Keng Cin sin
setengah kalap.
"Jadi sisanya sudah mengkhianati dirimu?" Ku See hong a mat
terperanjat.
Sejak Ku See hong dilarikan Ceng Lan hiang dan disekap kedala m
istana Cun kiong tian nya, hingga kini dua tiga harian sudah lewat,
sudah barang tentu dia tidak tahu kalau pada saat yang bersamaan
dikala dia mencari rumput Im cu cau, Hiat mo bun telah mengala mi
suatu musibah yang a mat menyedihkan.
"Tida k" sahut Keng Cin sin dengan sedih, "mereka sudah
dikerubuti kawanan jago dari dunia persilatan dan mati terbunuh".
Ku See hong benar-benar amat terperanjat, buru-buru dia
bertanya lagi.
"Apakah dua bersaudara Ho dari Kang la m siang hou juga. . ."
Air mata segera bercucuran membasahi wajah Keng Cin sin, dia
manggut-manggut.
"Dua bersaudara Ho telah berpulang ke alam baka, selain aku
seorang, dari sebelas anggota Hiat mo bun telah kutemukan
kesembilan sosok mayat mereka hanya dua orang diantaranya yakni
Hoa siong si dan Kho It ki yang belum diketahui mati hidupnya."
Selama ini boleh dibilang Kangla m siang hou sudah banyak
me lepaskan budi dan perlindungan untuk Ku See hong, tatkala
mendengar berita duka ini, tanpa terasa titik air mata jatuh
berlinang me mbasahi pipinya, diam-dia m dia pun berdoa agar
arwah-arwah mereka berhasil me mperoleh ketenangan yang keka l.
Kemudian dengan sedih dia bertanya:
"Mereka telah mat i terbunuh ditangan siapa saja?"

1180
"Aku tidak mengetahui secara pasti siapakah pe mbunuhnya,
namun aku berani me mastikan se mbilan partai besar dari daratan
Tionggoan turut serta dalam peristiwa ini, mereka dibantu oleh Bu
lim jit hun yang baru muncul di da la m dunia persilatan"
"Jadi peristiwa berdarah itu hasil perbuatan dari sembilan partai
besar dunia persilatan yang disebut jago-jago penegak keadilan
itu?" Ku See hong sangat terperanjat.
"Hmm, mereka menganggap dirinya sebagai anggota perguruan
kaum lurus, padahal perbuatan yang mereka lakukan hanya
perbuatan-perbuatan busuk yang rendah dan me ma lukan, aku
bertekad akan me musnahkan segenap manusia dari se mbilan partai
besar dan me mbongkar kedok mereka."
"Ku See hong! Masih ingatkah kau dengan pertarungan berdarah
Bun-ji koan su di bukit Soat san? Bukankah waktu itupun orang-
orang dari se mbilan partai besar terlibat pula dala m
persekongkolannya dengan ketua Ban sia kau sekarang Ceng Lan
hiang?"
"Coba kau saksikan perbuatan busuk dan jahat dari orang-orang
Ban sia kau didalam dunia persilatan, mereka sudah sering
mence lakai orang dan berbuat jahat, tapi kenyataannya orang-
orang dari se mbilan partai besar tidak mau tahu akan peristiwa ini,
sudah jelas semuanya ini merupakan bukt i-bukt i yang menunjukkan
kalau mereka adalah manusia-manusia yang t idak beres"
Mengungkap ke mbali peristiwa tragis yang menimpa Bun ji koan
su, tanpa terasa Ku See hong teringat pula akan ke matian kedua
orang tuanya yang mengenaskan, semua kesedihan dan perasaan
dendam yang bertumpuk-tumpuk dala m hati me mbuatnya
terpengaruh emosi.
Mendadak ia mendongakkan kepalanya dan menyanyikan sajak
lagu Denda m sejagad.
Suaranya keras dan penuh nada sedih, ketika menga lun di
angkasa dan mengge ma sampai ditempat yang jauh, terasa begitu
me mukau dan menyayat perasaan.
1181
Mengikuti suara nyanyian yang penuh dengan kesedihan ini, air
mata Ku See hong segera jatuh bercucuran dengan a mat derasnya.
Tanpa terasa Keng Cin sin terpengaruh juga oleh suara nyanyian
yang me medihkan hati itu, titik air mata segera jatuh bercucuran
pula me mbasahi pipinya...
Berbicara sesungguhnya, perasaan sedih yang diala minya
sekarang jauh me lebihi perasaan Ku See hong, ia sedang
me mbayangkan bagaimana ia me mbalas denda m sakit hatinya,
ke mudian secara dia m-dia m pergi meningga lkan kekasih hatinya ini
untuk sela ma-la manya...
Dia akan merasakan panderitaan, kesepian dan kesengsaraan ....
Aaai, nasib yang diala mi Keng Cin sin terla lu tragis, dan dia pun
harus hidup sengsara seorang diri, begitu mengenaskan dan
me milukan hati peristiwa ini...
Begitulah, untuk beberapa saat lamanya ke dua orang itu
me mbungka m dala m seribu bahasa ....
Pertama-tama Keng Cin sin yang menghe la napas sedih lebih
dulu la lu berkata: "Kehidupan Bun ji koan su cianpwee me mang
terlalu mengenaskan, bait lagu yang dibuat olehnya pasti
mengenaskan pula kedengarannya..."
"Nona" tiba-tiba Ku See hong menghela napas, "konon kau telah
me miliki sejilid kitab pusaka, entah kitab apakah itu?"
Rupanya Ku See hong mendengar orang bercerita, konon Keng
Cin sin me miliki kitab pusaka Cang ciong pit kip, itulah sebabnya dia
mengajukan pertanyaan ini..
(Perlu diketahui, musuh sebenarnya sudah dapat meraba
maksud dari bait lagu Denda m sejagad secara sa mar-samar kecuali
arti yang sesungguhnya dari ba it terakhir dan bait ke dua).
Mendapat pertanyaan itu, Keng Cin sin segera menjawab.
"Kitab pusaka Cang ciong pit kip!"

1182
Ku See hong menjadi tertegun setelah mendengar perkataan ini,
tanyanya kemudian dengan suara pelan.
"Nona, sewaktu kau peroleh kitab tersebut, apakah kau melihat
pula tulisan dari guruku?"
Kembali Keng Cin sin me ngangguk.
"Benar! Semua musibah dan tragedi yang telah menimpa Bun ji
koan su locianpwee telah ditulis dala m kitab pusaka Cang ciong pit
kip bagian atas"
Mendengar perkataan itu, Ku See hong pun se ma kin terkejut lagi.
"Jadi kitab Pusaka Cang ciong pit kip terbagi menjadi bagian atas
dan bawah?"
"Benar, kitab pusaka yang diperoleh gurumu itu merupakan
bagian atas, dalam kitab mana termuat segala ilmu silat Sakt i
seperti ilmu telapak tangan, ilmu kepalan, Ilmu pedang dan lain-lain,
sedangkan bagian bawahnya termuat ilmu silat yang bisa dipelajari
secara singkat serta ilmu tenaga dalam dan cara menye mbuhkan
berbagai maca m luka..."
Ku See hong segera menghela napas panjang, katanya lagi.
"Sewaktu guruku mengajarkan lagu Denda m sejagad kepadaku
tempo hari, beliau pernah berpesan kalau rahasia kitab pusaka Cang
ciong pit kip termaktup dala m bait lagu tersebut, sayang sekali aku
bodoh sehingga sampai sekarangpun belum kupaha mi.
"Nona adalah orang yang berhasil mendapatkan kitab pusaka
tersebut, mungkin kau dapat me mecahkan rahasia dibalik bait lagu
tersebut, harap sudi me mberi petunjuk.
"Bun ji koan su Him Ci sin locianpwee adalah seorang tokoh
persilatan yang amat hebat, mungkin maksud yang terkandung
dalam bait lagu itu bukan cuma menyangkut rahasia kitab pusaka
Cang ciong pit kip belaka.
"Coba kau sebutkan bait bait lagu itu dan mari kita pikirkan
bersama-sama."

1183
Ku See hong tersenyum.
"Nona benar-benar amat pintar, mungkin dibalik bait lagu
tersebut dia orang tua telah menyisipkan banyak rahasia"
Maka pemuda itu mulai menyanyikan bait pertama dari syair
"Denda m Sejagad"
Dengan penuh seksa ma Keng Cin sin mendengarkan isi dari ba it
pertama ini, ke mudian setelah termenung sejenak, dia berseru
tertahan.
"Aaah, itulah dia! Him Ci sin locianpwee me ma ng luar biasa dan
berbakat hebat, dia betul-betul Bun bu cuan cay" (Mahir dala m ilmu
sastra maupun ilmu silat)...
"Harap nona sudi me mberi petunjuk, bagaimana caranya
me mecahkan teka-teki ini?"
Ketika mendengar perkataan tersebut Keng Cin sin segera
tertawa cekikikan, tapi untuk mewujudkan ke mbali sikapnya yang
dingin, terpaksa ia mendengus seraya berkata.
"Hmm, aku harap sikapmu jangan terlalu dibuat-buat...."
Sebenarnya Ku See hong ingin lebih me mpererat hubungannya
dengan perempuan itu, siapa tahu perempuan ini segera merasakan
gejala tersebut dan bersikap ketus lagi kepadanya, tanpa terasa
merah pada m sele mbar wajahnya karena jengah, dia menundukkan
kepalanya rendah-rendah dan tidak berbicara lagi.
Menyaksikan sikapnya yang mengenaskan itu, lama kela maan
Keng Cin sin menjadi tidak tega sendiri, setelah menghela napas
panjang dengan penuh kesedihan dia berkata:
"Ku See hong, tahukah kau semasa jaman Cun ciu Cian kok dulu,
dinegeri Go terdapat seorang perdana menteri yang bernama Ngo
Cu siu.... "
Ku See hong manggut-manggut.

1184
"Yaa, aku dengar ilmu silat yang dimiliki orang ini lihay sekali,
konon kitab pusaka Cang ciong pit kip ini merupa kan hasil
ciptaannya yang ditinggalkan didunia ini?"
Kembali Keng Cin sin bertanya:
"Tahukah kau setelah Ngo Cu siu mati dengan perasaan dendam,
rakyat telah membangunkan kuil untuk me mperingati dirinya yang
ke mudian kuil itu dina makan kuil Ngo siang bio?"
Dengan perasaan terkejut Ku See hong segera berseru. .
"Waaah, kalau begitu bukankah arti dari bait pertama syair
Dendam sejagad ini, mengartikan ka lau kitab pusaka Cang ciong pit
kip disimpan didala m kuil Ngo siang bio? Mengapa aku tak dapat
menebak sa mpai kesitu?"
Sambil tertawa dingin Keng Ciu sin segera berseru:
"Dikolong langit terdapat beribu-ribu buah kuil Ngo siang bio,
tahukah kau kuil yang manakah dipaka i untuk menyimpan kitab
pusaka Ceng ciong pit kip tersebut?"
"Aaaah, sungguh me malukan" pikir Ku See hong.
Maka sa mbil tersenyum diapun berkata: "Harap nona, sudi
me mberi penjelasan!"
"Ketika Ngo Cun siu, di buatkan kuil untuk perta ma kalinya,
tahukah kau kuil tersebut dibangun dimana?"
"Di sungai Cho go kang, tapi tiada orang yang mengetahui
dimanakah te mpat tersebut berada!"
"Sekarang aku akan menjelaskan secara ringkas arti dari syair
bait pertama dari Denda m sejagad tersebut!"
"Pada kata yang pertama, Dendam sejagad sepanjang masa,
rasanya tanpa penjelasan dariku pun kau sudah mengerti, jadi aku
tak perlu menjelaskan lebih jauh.
"Sedangkan pada kata baris yang kedua, apabila digabungkan
menjadi satu maka dapat ku artikan sebagai. .

1185
"Kitab pusaka Ceng Ciong pit kip itu disimpan dala m kuil Ngo
siang bio yang dipakai untuk me mperingati Ngo Cun siu dari negeri
Go, dan kuil ini didirikan di tengah bukit yang jauh dari keramaian
dunia."
"Selanjutnya dikatakan didepan kuil ada sungai yang beraliran
deras, ini berarti didepan kuil Ngo siang bio yang dimaksudkan pasti
menga lir sebuah sungai yang beraliran deras, menurut apa yang
kita ketahui, Ngo siang bio dala m dunia saat ini hanya sebuah yang
didirikan diujung sungai Cho go kang, maka kitab pusaka Cang
ciong pit kip tersebut tak dapat disangkal lagi pasti tersimpan dala m
kuil Ngo Siang bio disungai Cho go kang"
"Penjelasan nona me mang benar tapi sayang nya tiada orang
yang mengetahui secara, persis dimanakah kuil tersebut berada"
Keng Cin sin tertawa hambar.
"Andaikata tempat yang dipakai untuk me nyimpan kitab pusaka
ini dapat dikunjungi se mbarang orang. mustahil Him Ci sin
locianpwee akan menyimpan kitab tersebut disitu."
"Padahal dala m perkataan Him locianpwe tersebut bukankah
sudah diterangkan letak kuil Ngo siang bio tersebut secara persis?"
"Di be lakang kuil mungkin terdapat tanah perbukitan atau
gunung yang tinggi, sedangkan sungai Cho go kang yang mengalir
didepannya bukankah berarus deras?
Maka ini bisa dibilang kuil Ngo siang bio tersebut terletak di
bagian sungai Cho go kang yang dikelilingi bukit dengan arus yang
deras dan ombak yang berbuih"
Kembali Ku See hong menghela napas sedih.
"Nona benar seorang yang pintar, setelah mendengarkan
penjelasanmu sekarang, aku benar-benar merasakan penga la man
dan pengetahuanku berta mbah"
Keng Cin sin tertawa dingin.

1186
"Aku pernah berkunjung ke tempat tersebut dan mengala minya
sendiri, tentu saja aku dapat me mberi penjelasan, kalau tidak,
bagaimana mungkin bisa me maha mi arti yang sebenarnya dari bait
syair tersebut?."
"Nah, coba kau bacakan pula bait ke dua dan ba it ke tiga dari
syair Denda m sejagad tersebut"
Ku See hong segera menyanyikan bait ke dua dan ketiga dari
syair Denda m sejagad tersebut dengan lantang.
Selesai mendengar bait syair tersebut, kembali Keng Cin sin
termenung beberapa wa ktu, ke mudian baru berkata.
"Dari kedua bait syair ini, kecuali bait ke dua yang belum
kupaha mi arti yang sesungguhnya, dapat kujelaskan bahwa arti dari
balik syair yang la in adalah sebagai berikut:
"Rupanya Bun ji koan su Him Ci sin ingin mengungkapkan rasa
dendamnya yang tak terlukiskan karena dikerubuti orang-orang Thi
kiong pang (perkumpulan busur baja), Kim to pang (perkumpulan
gelang emas) dan Jian khi pang (perkumpulan seribu penunggang
kuda) ...."
Ku See hong tersenyum.
"Ucapan nona me mang benar, bagaimana dengan penjelasan
bait ke dua tersebut?"
"Bun ji koan su Him Ci sin locianpwe adalah manusia yang pintar
dan lihay, tentu saja bait tersebut me mpunyai maksud yang
menda la m sekali, aku yakin tak la ma ke mudian arti tersebut pasti
akan kita pahami"!"
"Ke mudian apa yang dibilang pada ba it yang terakhir?"
"Pada bait yang terakhir agaknya mengisahkan se mua tragedi
yang pernah menimpa guruku, cuma aku tak berani terlalu yakin."
"Coba bagaimana menurut pendapat nona, atas arti bait syair
ini...?"

1187
Berbicara sampai disitu, dia lantas me mbacakan bait terakhir dari
syair Denda m Sejagad.
ooo0dw0ooo

BAB 55
KENG CIN SIN yang pada dasarnya sedang diliputi kesedihan,
sehabis mendengar bait lagu yang terakhir ini segera menghela
napas pedih, ujarnya:
"Ta mpaknya di da la m bait lagu ini Him Ci sin locianpwee hendak
menceritakan kisah tragis yang telah dialaminya serta seakan-akan
me lukiskan pula akhir dari kita manusia-manusia yang
menginginkan keadilan dala m dunia persilatan.
"Aaaai..."
"Him locianpwe merupa kan seorang tokoh sakti yang
berpengetahuan amat luas, mungkin dia sudah menduga akan
perubahan situasi yang bakal dialaminya hari ini, sebenarnya aku
mengira dia belum berhasil mendapatkan kitab pusaka Cang Ciong
pit-kip bagian bawah tapi kalau di tinjau keadaannya sekarang,
sudah pasti dia telah me mperoleh kitab pusaka itu, cuma sudah
dike mbalikan kete mpat asalnya saja. Ku See hong menghe la napas
pula.
"Nona, sesudah pembicaraan kita sekarang aku orang she Ku
baru menyadari kalau nona adalah dewi diantara manusia,
seandainya setiap wanita dikolong langit bisa berpendirian seperti
kau, alangkah baiknya keadaan waktu itu, Apabila kau bersedia
me mberi muka untuk aku orang she Ku bersediakah kau
me mberitahukan siapa na ma aslimu serta bagaimanakah asal
usulmu?"
Dengan suara dingin Keng Cin sin berkata.
"Aku tak ingin menyinggung ke mbali kejadian pedih dimasa
la mpau, sedangkan mengenai na maku, seperti juga orangnya telah

1188
la ma ma mpus, tentang hal ini harap kau jangan mendesak aku lebih
lanjut ...."
Ku See hong benar-benar tak bisa menduga siapa gerangan
perempuan ini, ada kalanya dari sikap maupun wataknya dia merasa
perempuan ini mirip sekali dengan Keng Cin sin, tapi seandainya dia
adalah Keng C in sin, mengapa pula tidak bersedia mengungkapkan
keadaan yang sebenarnya.
Padahal mana dia tahu ka lau pere mpuan ini sebenarnya tak lain
adalah Keng Cin sin dan dia justru pernah mengala mi musibah yang
amat tragis sehingga me mbuat gadis ini tak berani mengungkapkan
indentitas yang sebenarnya.
Mendadak Ku See hong bertanya.
"Nona, aku tidak mengerti mengapa kejadian ini bisa begitu
kebetulannya, disaat yang persis kau telah datang ke markas besar
Ban-sia-kau untuk menolong diriku, "Apakah nona berhasil
mene mukan Im Yan cu serta Seng sim cian li Hoa Soat kun
locianpwee?...
"Mereka telah kutemukan, dala m lima belas hari terakhir ini
mungkin Im Yan-cu tak akan menderita siksaan akibat bekerja nya
racun perangsang untuk kedua kali nya, tentang soal ini kau tak
perlu kuatir cuma dari lima belas hari yang ada kini sudah lewat tiga
hari, bila didala m sisa waktu yang dua belas hari ini kau tak berhasil
mene mu kan obat pemunahnya, maka besar kemungkinan sele mbar
jiwanya akan terancam"
Tanpa terasa titik air mata jatuh berlinang me mbasahi wajah Ku
See hong, katanya kemudian dengan sedih:
"Nona, apakah kau sudah mendapat tahu apa nama dari obat
perangsang yang amat beracun itu?"
"Im hwee si hun wan" jawab Keng Cin sin sambil menghe la
napas panjang. "konon racun itu tiada obat yang dapat
menye mbuhkannya, namun menurut pendapatku tiada racun

1189
didunia ini yang tak bisa dipunahkan, hanya sampai sekarang kita
belum mengetahuinya saja.
"Menurut dugaanku, dala m kitab pusaka Ban sia cin keng milik
Ceng Lan hiang sudah pasti tercantum na ma dari obat penawar
tersebut, itulah sebabnya aku mengunjungi markas besar
perkumpulan Ban sia kau dan mencuri kitab pusaka Ban-Sia cin-
keng tersebut, padahal sebelum itu aku sa ma sekali tak tahu kau
telah ditangkap oleh Ceng Lan-hiang .... "
Me mbayangkan kembali kejadian lalu, dimana benda jeleknya
yang sedang "menga muk" telah ditonton se mua orang, merah
padam sele mbar wajah Ku See hong karena jengah, sembari
tertawa tersipu-sipu katanya kemudian:
"Sesungguhnya aku terkena tipu muslihat dari murid murtad
guruku yakni si pedang Sakti kayu besi Cu Pok dan dikerubut i
kawanan manusia laknat tersebut sehingga terluka parah, ketika
sedang berusaha untuk meloloskan diri, aku berjumpa dengan
perempuan cabul itu dan kena ditangkap, aku sendiri kurang tahu
sudah berapa lama ditangkap mereka, mungkin sudah tiga hari
la manya.
"Nona, apakah sudah berhasil mendapatkan kitab pusaka Ban sia
cin keng tersebut?.
"Belum, tapi kita akan berhasil mendapatkannya!" sahut Keng Cin
sin sa mbil me nghela napas.
"Apa maksudmu?"
"Aku telah berte mu dengan Him Ji im"
Mendengar na ma Him Ji im disinggung, Ku See hong merasakan
hatinya bergetar keras, buru-buru dia bertanya.
"Nona. Baik-baikkah dia"
"Baiknya sih baik, cuma wajahnya selalu bermura m durja, dia
bilang setiap waktu setiap saat selalu merindukan dirimu"
"Mengapa dia tidak kabur bersama mu?"

1190
Sebenarnya dia ingin menegur Keng Cin sin, mengapa tidak
menolong gadis tersebut, tapi pemuda ini rikuh untuk
mengutarakannya ke luar.
"Begitu tiba di markas besar perkumpulan Ban sia kau, pertama
aku pergi mencarinya lebih dulu, dan dia kutemukan sedang disekap
dalam sebuah ka mar yang sekelilingnya dijaga oleh jagoan lihay,
dalam keadaan seperti ini mustahil baginya untuk dapat kabur dari
kurungan, maka akupun me mpergunakan t ipu muslihat untuk
bertemu dengannya seka lian me nceritakan keadaan dari Im Yan
cu."
"Ka mi berada bersama-sa ma hampir seharian la manya,
menggunakan kese mpatan tersebut dia banyak me mberitahukan
keadaan situasi didalam perkumpulannya serta pelbagai masalah
lain, coba ka lau bukan de mikian, bisa jadi gagal mencuri ayam,
selembar jiwanya turut melayang, Ceng Lan hiang perempuan cabul
itu me mang lihay sekali, hingga kiri a ku masih belum yakin dapat
mengungguli dirinya....
"Menurut Him Ji im, kitab pusaka Ban sia cin keng disimpan
sendiri secara rahasia oleh Ceng Lan hiang, dia berjanji akan
me mbantu dari da la m untuk mendapatkan kitab pusaka itu"!"
"Kehadiran Him Ji im disitu berbahaya sekali" kata Ku See hong
dengan sedih. "ibunya a mat cabul dan ja lang, aku pernah
mendengar ucapan dari Ceng Lan hiang yang menjanjikan kepada
Gin coa kia m Ciu Heng thian untuk menyerahkan anak gadisnya
kepada keparat itu, padahal keparat itu amat cabul, akibat yang
diderita Im Yan cu sekarang pun sebagai a kibat dari ulahnya, aku
benar-benar kuatir bila ia sa mpai ketimpa musibah..."
"Dia adalah putri kandung Ceng Lan hiang, mungkin dia tak akan
turun tangan keji terhadap putrinya sendiri, Him Ji im juga pernah
berkata kepadaku, meski dia agak sengsara hidup disana, namun
sama seka li tidak berbahaya"
"Nona, apa yang harus kita lakukan sekarang?" tanya Ku See
hong ke mudian.

1191
Keng Cin sin mendongakkan kepala dan me ma ndang cuaca,
waktu itu tengah hari sudah menjelang tiba, maka ujarnya:
"Menunggu sa mpa i matahari terbenam nanti, kita berangkat
ke mbali ke markas besar Ban sia kau, aku telah berjanji dengan Him
Ji im akan bersua lagi mala m nanti"
"Nona, kau me mang terlalu baik terhadap ka mi" kata Ku See
hong sambil me nghela napas panjang, "entah bagaimana cara ka mi
untuk me mbalas budi kebaikan kepada mu dike mudian hari?
Terutama sekali keba ikan mu terhadap aku orang she Ku, aku selalu
merasa tak tenang setiap kali teringat akan ha l ini, kau harus tahu,
aku belum pernah menerima budi kebaikan orang dengan begitu
saja ...."
Kembali Keng Cin sin me nghela napas sedih.
"Hidup sebagai manusia didunia ini, me mbantu orang lain bukan
berarti mengharap balas jasa dari orang, terus terang saja
kukatakan, aku telah menganggapmu sebagai ke kasihku dulu,
sekalipun kejadian yang berlangsung hari ini tidak disengaja, tapi
kenyataannya aku telah me mperoleh kehangatan darimu, kejadian
ini tidak menimbulkan sakit hati bagiku malah sebaliknya kepuasan
dan kebahagian."
"Kau tak usah me mandang serius a kan persoalan ini, meskipun
kaum wanita menganggap kesucian tubuhnya sebagai nyawa ke
dua, namun bagiku soal kesucian sudah bukan masalah lagi, karena
soal tersebut seakan-akan sudah tidak terdapat dalam hatiku
lagi....."
Ku See hong sangat terkejut setelah mendengar perkataan itu,
dia m-dia m dia berpikir.
"Mengapa dia berkata de mikian! Apa maksud hatinya yang
sebenarnya....? Manusia maca m itukah dia! Tidak! Tidak! Dia bukan
perempuan jahat seperti itu...."
Berpikir sa mpa i disini, diapun lantas berkata:

1192
"Nona, aku sangat bodoh sehingga tidak me maha mi maksud
perkataan nona, dapatkah kau me mberi penjelasan lebih jauh?"
Titik air mata telah me mbasahi kelopak mata Keng Cin sin,
katanya dengan sedih.
"Aku sudah ternoda, aku adalah seorang perempuan yang sudah
tidak suci lagi..."
"Nona, kau bukan pere mpuan semaca m itu, kau suci bersih,
anggun dan agung, kau ....kau terlalu merendahkan diri"
Tiba-tiba Keng C in sin me nyeka air matanya, lalu dengan sorot
mata yang a mat le mbut ditatapnya wajah Ku See hong lekat-le kat,
ke mudian ujarnya sedih.
"Ku See hong, ada satu persoalan ingin seka li kutanyakan
kepadamu, kumohon kau sudi menjawab pertanyaanku ini dengan
sejujurnya, kau jangan berbohong dan tidak berpura-pura,
bersediakah kau ...?"
Ku See hong tak dapat menduga pertanyaan apakah yang
hendak diajukan olehnya, terpaksa sahutnya dengan lantang.
"Nona, kau ada urusan apa? Katakan saja secara terus terang,
aku pasti a kan menjawab dengan sepenuh hati, tidak a kan
berbohong atau pun berpura-pura"
"Tahukah kau, apa sebabnya aku tak ingin bertemu dengan
kekasih hatiku itu?, tanya Keng Cin sin ke mudian dengan suara yang
dalam dan berat.
”Aku tidak tahu, tapi aku yakin nona pasti me mpunyai masalah
yang me merihkan hatimu"
Keng Cin sin manggut-manggut:
"Benar! Aku telah mengala mi suatu musibah yang me mbuatku
hampir saja tidak me mpunyai keberanian untuk hidup lebih jauh, di
dunia ini setiap kali teringat akan kejadian ini, aku tak dapat
menahan rasa pedih da la m hatiku"

1193
"Nona, apabila kau me mpunyai masalah pelik yang tak dapat kau
selesaikan, tak ada salahnya kau utarakan secara terus terang, aku
orang she Ku bersedia untuk me mbantu dengan sepenuh tenaga,
agar akupun bisa turut me mikul kepedihan hatimu itu..."
"Tadi telah kukatakan kalau aku adalah seorang perempuan yang
sudah tidak suci lagi, perempuan yang ternoda, tahukah kau apa
yang kumaksudkan?"
Ku See hong tidak me nyangka kalau perempuan tersebut akan
mengajukan pertanyaan itu, bagaimana mungkin seorang
perempuan berani menanyakan persoalan semacam ini dihadapan
seorang pria?
Perempuan yang ternoda biasanya dapat diartikan sebagai
perempuan jahat yang tak tahu malu atau pere mpuan sebangsa
pelacur.
Dengan wajah merah me mbara karena jengah, Ku See hong
berkata dengan tergagap:
"Nona, apakah kau .... apakah kau ......" sebenarnya dia ingin
berkata. "Apakah nona sudah kehilangan perawanmu semenja k
masih muda?”
Tapi dia rikuh untuk mengutarakan hal tersebut, apalagi dia
sendiripun sudah pernah me nikmati kehangatan tubuhnya.
Keng Cin sin tertawa pedih, katanya dengan cepat:
"Apakah ...kenapa? Mengapa tidak kau lanjutkan kata-katamu
itu...?"
Suara tertawa itu amat keras dan nyaring bahkan mendekati
orang kalap, namun dibalik ke se muanya itu justru terlintas
perasaan:
-Sedih.
-Duka.

1194
-Dan keperihan hati yang tak terlukiskan dengan kata-kata
apapun.
Tiba-tiba Keng Cin sin berkata lagi dengan suara sedingin salju.
"Aku pernah mengada kan hubungan sengga ma dengan seratus
bahkan seribu orang lelaki"
Mendengar perkataan tersebut, Ku See hong merasakan
pandangan matanya menjadi gelap dan matanya berkunang-
kunang, ia merasa dadanya seperti dihantam dengan martil yang
sangat berat.
Serunya kemudian dengan suara ge metar:
"Kau .... kau.... kau adalah manusia sebangsa itu ....?"
Berbicara sesungguhnya, dalam hati kecil Ku See hong
sesungguhnya sudah tumbuh benih cinta terhadap perempuan ini,
bisa dibayangkan betapa hancurnya perasaan pemuda itu setelah
mengetahui kejadian yang sebenarnya.
Entah mengapa, tiba-tiba saja muncul suatu perasaan marah dan
cemburu yang sangat besar dari da la m hati Ku See hong.
Dengan suara dingin ke mba li Keng C in sin berkata:
"Kau toh tiada hubungan apa pun denganku, mengapa harus
emosi setelah mengetahui hal ini?"
Dengan marah Ku See hong berkata:
"Rupanya kau adalah perempuan maca m ini, hari ini aku orang
she Ku baru tahu kalau kau adalah pere mpuan se maca m ini, aku
baru tahu kalau sudah salah menilaimu, sekarang, maaf kalau aku
tak dapat mene manimu lebih la ma!"
"Berhenti!" bentak Keng Cin sin keras-keras. "sudah selesaikah
kau mendengarkan penjelasanku?"
Dengan wajah sedingin es Ku See hong berkata.

1195
"Apa lagi yang henda k kau ucapkan? Cepat diutarakan
secepatnya!"
Keng Cin sin menghela napas sedih, titik air mata tak terbendung
lagi segera jatuh bercucuran membasahi pipinya, dengan perasaan
pedih ia berkata:
"Ku See hong, tahukah kau kalau a ku telah diperkosa secara
bergilir oleh sekawanan manusia laknat?"
Setelah mendengar perkataan tersebut, Ku See hong baru
menghe la napas sedih katanya pula:
"Nona, mengapa tidak kau jelaskan hal ini se menjak tadi?"
Titik air mata se makin deras me mbasahi wajah Keng Cin sin,
sembari menahan isak tangisnya yang menjadi ujarnya lagi:
"Tahukah kau, setiap kali teringat akan kejadian tersebut, hatiku
menjadi sakit dan terasa seperti disayat-sayat dengan pisau yang
tajam"
Buru-buru Ku See hong me nghibur:
"Kejadian yang sudah lewat biarkan saja lewat, anggap saja
peristiwa tersebut sebagai asap yang telah menguap diangkasa,
kalau me mang peristiwa itu hanya akan mengungkap kepedihan
hatimu, lebih baik tak usah dibicarakan lagi!"
"Aku tak pernah dapat melupa kan kejadian tersebut sepanjang
hidupku di dunia ini." jerit Keng Cin sin sedih, "wa laupun a ku ingin
me lupakannya namun ha l tersebut tak mungkin bisa terjadi, sebab
roh ku sudah ternoda, bagaimana pun berusaha hendak dicuci, tak
mungkin dapat kubersihkan noda-noda tersebut.
"Aku sengaja me mberi tahukan kejadian ini kepada mu, karena
aku ingin menanyakan satu hal kepada mu"
Ku See hong tahu kalau perempuan itu sedang dipengaruhi oleh
emosi sekarang, terpaksa katanya dengan le mbut.

1196
"Nona, rohmu dan jiwa mu tetap bersih dan suci, sama seka li
tidak ternoda barang sedikitpun jua, kau tak usah terlalu merasa
rendah diri!"
"Kau mengatakan jiwa ku tidak ternoda? atas dasar apa kau dapat
berpandangan demikian? "
"Nona, tahukan kau bahwa peristiwa tersebut terjadi karena
suatu keadaan yang terpaksa? bukan atas ke mauanmu sendiri,
me lainkan dipaksa orang dengan kekerasan. Peristiwa itu tidak
me mbuat kau menjadi hina.. .”
Mendengar sampai disini, Keng Cin sin sudah tak dapat
me mbendung perasaan sedihnya lagi, tiba-tiba saja dia menangis
tersedu-sedu ....
Isak tangisnya kali ini, boleh dibilang sudah me numpahkan
segenap kepedihan yang telah menumpuk da la m hati kecilnya
selama ini .......
Butiran air mata bagaikan untaian mutiara yang putus talinya,
jatuh berderai me mbasahi pipinya yang putih, isak tangisnya
sungguh me medihkan hati.
Tanpa terasa Ku See hong maju kedepan mengha mpirinya dan
merangkul bahunya.
Keng Cin sin mendesis sedih, tiba-tiba dia menjatuhkan diri ke
dalam rangkulan Ku See hong dan menangis sejadinya.
Ku See hong balas memeluk pinggang gadis itu erat-erat,
seakan-akan kuatir, kalau dia kabur dari sisinya, entah mengapa,
walaupun dia belum tahu kalau dia adalah Keng Cin sin, namun
dalam hati kecilnya seakan-akan sudah timbul perasaan cintanya
terhadap gadis ini.
Keng Cin sin sendiripun segera me manfaatkan kese mpatan ini
untuk menangis sepuas hatinya dala m rangkulan ke kasih hatinya
yang paling dicintai.

1197
Beberapa saat kemudian, sembari menahan isak tangisnya yang
me milukan hati, ia berkata:
"Ku See hong, sejak dilahirkan di dunia ini aku sudah anak yatim
piatu, akupun tak tahu se menjak kapan, tahu-tahu saja sudah
berada dalam lingkungan sekelompok manusia jahat di laut timur
sana, di saat aku menanjak dewasa dan mulai tahu urusan, timbul
perasaan sedih dan menyesal yang tak terhingga dari hatiku, ma ka
suatu ketika aku pun berjumpa dengan ke kasihku itu, waktu itu
kekasihku melanggar peraturan yang diterapkan oleh kelompok
manusia jahat dise kitarku, dia ditangkap dan disiksa dengan
berbagai cara, tapi akhirnya aku berhasil menolongnya dan
menyuruhnya kabur dari pengaruh jahat tersebut, sedang aku dicap
sebagai penghianat oleh mereka sehingga akhirnya akupun
menerima nasib yang paling tragis dunia ini..."
"Bagaikan seorang pelacur saja, aku menjadi mangsa kebiadaban
dari beratus-ratus manusia laknat, aku tak ma mpu me lawan, hanya
merasakan siksaan dida la m penderitaan, keadaanku waktu itu ibarat
manusia hidup tak bisa, mau matipun tak dapat, dalam keadaan
demikian aku telah kehilangan segala-galanya."
"Dari tubuh seorang gadis, aku disiksa sehingga menderita
penyakit kotor dan sekujur tubuhku penuh dengan luka bernanah,
keadaanku waktu itu ibarat manusia tidak mirip manusia, setan
tidak mirip setan, dalam keadaan begini kawanan manusia laknat
itupun me letakkan tubuhku yang busuk itu diatas sebuah sa mpan
kecil dan me lepaskannya ditengah sa mudra luas..."
-ooo0dw0ooo-

Jilid 36

MAKA secara nyata, dan teliti Keng Cin sin menceriterakan semua
pengalaman serta musibah yang telah diala minya sela ma ini, hanya

1198
nama laut selatan telah diubahnya menjadi laut timur guna
merahasiakan keadaan yang sesungguhnya.
Sewaktu mendengarkan kisah yang menyedihkan ini, Ku See
hong ikut merasa terharu sehingga air matanya tanpa terasa jatuh
bercucuran me mbasahi wajahnya, berbicara sebenarnya, musibah
yang telah menimpa Keng Cin sin me mang tragis seka li.
Dengan suara pedih Ku see hong berkata ke mudian:
"Nona, aku tida k, tahu kalau kau pernah menga la mi musibah
sedemikian tragisnya. apakah musuh musuhmu sudah berhasil kau
bunuh se mua? Aku Ku See hong bersedia untuk me mbantu nona
guna me mbalas denda m sakit hati ini serta mencincang tubuh
kawanan manusia laknat tersebut ....."
Keng Cin sin tertawa pedih.
"Biang ke ladinya sudah kubunuh, bahkan aku telah menyuruh dia
merasakan penderitaan dan siksaan yang paling keji di dunia ini,
mula-mula kupenggal dulu lengannya lalu kupotong kakinya,
mencongkel keluar matanya, me motong batang hidungnya,
me motong telinganya menghancurkan wajah nya dan merusak pula
otaknya sehingga dia menjadi kalap dan gila, kemudian kulepas kan
pula sebuah pukulan beracun ke dala m tubuhnya agar setiap hari
dia akan merasa kan satu kali siksaan yang hebat, pembalasan
semaca m ini sudah sepantasnya diterima oleh manusia maca m
begitu, entah bagaimana menurut pendapat mu?"
Dia m-dia m Ku See hong berpikir:
"Tindakan yang dilakukan olehnya itu me mang terhitung sangat
keji, cuma bagi seorang manusia laknat yang begitu brutal dan
buas, hukuman dan siksaan yang keji tersebut me mang cukup
pantas untuk diterimanya ..... "
Karena berpendapat demikian, maka sahutnya ke mudian:
"Yaa, dosa yang bertumpuk-tumpuk dengan perbuatan yang
begitu brutal me mang pantas dijatuhi hukuman se macam itu"

1199
"Hukuman yang ia terima itu kelewat enteng ataukah terlampau
berat?" Tiba-tiba Keng Cin sin bertanya lagi.
Ku See hong agak tertegun, ke mudian sahutnya.
"Jika berbicara menurut dosa dan kesalahan yang telah dilakukan
olehnya, hukuman itu tidak termasuk enteng tidak pula terla mpau
berat, aku rasa tepat sekali!"
"Apakah kau telah menjawab dengan sejujurnya?." Keng Cin sin
tertawa.
”Tentu saja aku me njawab sejujurnya aku t idak akan
me mbohongi nona dengan jawaban yang berpura-pura.”
Padahal seandainya Ku See hong tahu bahwa pere mpuan ini tak
lain adalah Keng Cin sin yang dicintainya, maka dia pasti akan
mengatakan kalau hukuman se maca m itu terla mpau ringan.
Dengan nada yang pedih ke mbali Keng Cin sin berkata:
"Justru karena itulah, aku baru tak berani mencintai kekasihku,
sebab aku merasa sudah ternoda, aku merasa kesucian tubuhku
sudah dinoda i oleh beratus-ratus manusia"
"Nona, kau bukan perempuan ternoda, kau tak boleh berkata
demikian” seru Ku See hong dengan wajah merah me mbara karena
jengah.
Mendadak Keng Cin sin melepaskan diri dari pe lukan Ku See
hong, lalu ujarnya dengan dingin.
"Aku ingin bertanya kepadamu, seandainya kekasihku itu
mendengar kisah tragis yang telah menimpaku itu, apakah dia
masih akan mencintaiku? Tidak menganggap aku sebagai
perempuan rendah yang ternoda?"
Ku See hong termenung beberapa saat lamanya setelah itu dia
baru berkata.
"Aku tida k tahu sa mpai dimana kah watak kekasihmu itu, ma ka
aku tak berani berbicara tentang hal ini”.

1200
"Watak maupun sikapnya ha mpir sa ma dengan sikap dan
watakmu, anggap saja kekasihku itu adalah kau dan boleh
mengutarakan suara hatimu yang sejujurnya kepadaku, kau tak
usah berpura-pura atau secara sengaja merahasiakan perasaan
yang sesungguhnya, kuharap kau berbicara secara blak-blakan!"
Dengan wajah serius Ku See hong menjawab.
"Andaikata aku adalah kekasihmu yang dulu dan mengetahui
musibah telah menimpa dirimu, maka aku akan lebih menghormat i
dirimu dan mencintaimu sepenuh hati!"
Mendengar jawaban mana, hampir saja air mata Keng Cin sin
bercucuran dengan derasnya, ia lantas berpekik dihati:
"Engkoh Hong, oooh.. engkoh hong, tahukah bahwa kaulah
kekasih hatiku? Cinta kasihmu yang begitu tulus dan suci me mbuat
hatiku a mat terharu dan berterima kasih sekali kepada mu, tapi
tahukah kau bahwa kebesaran jiwa mu ini se makin menyakit kan
hatiku, me mbuat aku lebih ma lu dan rendah diri, aku se makin tak
berani mena mpakkan diri yang sesungguhnya. ."
Berpikir sa mpa i disini, dengan suara dingin dia lantas berkata,
"Terima kasih atas jawabanmu yang setulus hati.”
Ku See hong segera bertanya pelan.
"Nona.. apakah kau ingin menceritakan kejadian yang
sebenarnya ini kepadanya?”
Keng Cin Sin termenung beberapa saat, kemudian
mengge lengkan kepalanya berulang kali.
"Tida k! Aku me nginginkan agar dia melupa kan aku untuk
selamanya.”
"Dapatkah dia melupakan kau?".
"Dapat, pasti dapat, sebab dia mengira aku sudah mati!" jawab
Keng Cin sin pedih.
Ku See hong agak tergagap, katanya ke mudian:

1201
"Nona, aku hendak mengutarakan sesuatu cuma. .. bolehkah hal
tersebut kuutarakan?"
Keng Cin sin menga mati wajah si anak muda tersebut beberapa
saat lamanya, dia segera mengerti perkataan apakah yang hendak
diutarakan pe muda tersebut, namun di luar sahutnya dengan suara
hambar:
"Apa yang ingin kau utarakan, Katakan saja secara blak-blakan
...."
"Setelah kuutarakan nanti, aku harap nona sudi me maafkan
kelancanganku itu!"
"Sekalipun kau salah berbicara, aku tak akan menyalahkan dirimu
.....”
Ku See hong merasa keberaniannya timbul ke mbali, dengan
cepat ujarnya:
"Nona, aku... aku sangat menghormatimu... bahkan.... bahkan
amat mencintai mu.... Sebab kau pun mirip sekali dengan seseorang
yang paling kuhormati, bahkan aku pernah menyangka kau sebagai
dirinya, dia bernama Keng Cin sin, pengalaman yang telah kau alami
itu hampir mirip dengan pengala man yang pernah kami ala mi, selagi
berada di istana Huan mo kiong dulu, cuma dia tidak sa mpa i
menga la mi kejadian tragis seperti apa yang kau ceritakan tadi, dia
hanya mati karena bunuh diri ......”
Mendengar perkataan ini, titik air mata Keng Cin sin tak
terbendung lagi, dia menangis tersedu-sedu dan ingin sekali segera
bertemu dengan kekasih hatinya ini da la m wujud yang sebenarnya,
tapi teringat kemba li akan tubuhnya yang telah ternoda, rasa
rendah dirinya segera mengendalikan ke mbali keinginannya
tersebut.
Dia m-dia m gadis itu berpekik dihati.
"Keng Cin sin wahai Keng Cin sin, kau telah merasakan
kehangatan dan kebahagian darinya, apakah semuanya itu masih
belum me muaskan dirimu? Dia tak akan menderita kesepian dan

1202
hidup sebatang kara, mengapa kau tidak me mbagikan cinta mu itu
untuk Im Yan cu dan Him J i im...? Kau. .. apakah kau masih punya
muka untuk menggunakan tubuhmu yang telah ternoda ini guna
berebut dengan mereka......
Berpikir sampai disini, dengan suara yang dingin dan ketus
diapun berkata.
"Jadi kau mengira Keng C in sin sudah mati?"
Ku See hong menghe la napas sedih.
"Hati kecilku tidak percaya kalau dia telah mati, namun aku telah
mendengar sendiri jeritan ngerinya menje lang saat kematian, waktu
itu aku benar-benar ingin menyusul nya ke ala m baka, tapi api
dendam yang me mbara dala m dadaku me mbuat aku mengurungkan
niat tersebut dan berusaha untuk mempertahankan terus hidupku.
Sebenarnya aku ingin berkunjung ke mbali ke La m hay istana Huan
mo kiong begitu denda m ku sudah terbalas, aku ingin me nyelidiki
apakah dia benar-benar sudah mati atau be lum, andaikata dia
sudah tiada maka a ku akan mene mukan tulang belulangnya dan
menguburnya dala m satu liang bersama tubuhku."
Keng Cin sin benar-benar terharu sekali oleh perkataan tersebut,
namun dia masih tetap berusaha untuk mengendalikan gejola k
perasaannya itu, tanyanya kemudian. "Jadi kau ingin menghabisi
nyawamu de mi cinta? Apakah kau tidak merasa ka lau perbuatanmu
itu suatu perbuatan yang sangat bodoh ?"
"Aaaai.... apakah kau belum tahu akan pengaruh cinta? Tapi ....
sekarang aku masih me mpunyai tugas dan tanggung jawab baru,
tanggung jawab mana me mbuat aku tak dapat menghabisi nyawaku
untuk menyusulnya!"
"Benar! Kau me mang tak boleh menghabisi nyawamu de mi cinta
buta, kau harus melindungi Im Yan cu serta Him J i im"
"Berbicara yang sesungguhnya, tentu saja aku tak dapat menyia-
nyiakan Im Yan cu serta Him ji im, tapi tingkatan cintaku terhadap
mereka tak mungkin dapat me la mpaui cinta kasihku terhadap Keng

1203
Cin sin, meskipun dia telah tiada, namun setiap waktu setiap saat
aku masih selalu terbayang akan bayangan tubuhnya, nada
suaranya serta raut wajahnya. Terus terang saja, dia amat mirip
dengan dirimu, maka a ku...aku.....”
"Cinta kasihmu terlalu luas dan kaya, seandainya Keng Cin sin
masih hidup, maka siapakah yang akan kau cintai?" kata Keng Cin
sin dingin.
Ku See hong tertawa jengah.
"Kee mpat-empatnya akan kucintai se mua!”
"Tida kkah kau merasa bahwa perbuatanmu ini kelewat
serakah.?.”
"Tida k mungkin, sebab mereka se mua berharga bagiku untuk
mencintai mere ka dengan sepenuh hati, apalagi akupun tida k
beralasan untuk tidak mencintai salah seorang diantara mereka,
kecuali Keng Cin sin, kalian bertiga sudah pernah mengada kan
hubungan sua mi istri"
Kembali Keng Cin sin me nghela nafas sedih.
"Aaai, bagi seorang lelaki, me mpunyai istri tiga orang gundik
bukanlah suatu masalah yang berat, tapi seorang perempuan toh
tak bisa me mpunyai dua orang sua mi!"
Ku See bong segera mendesak lebih jauh katanya:
"Nona, jadi kau.. kau setuju?"
"Terima kasih banyak atas ma ksud baikmu itu, tapi aku telah
menganggap ke kasihku itu sebagai suamiku, maka aku tak dapat
menerima cintamu itu, biarlah ma ksud ba ikmu kuterima didala m hati
saja."
Bagaikan diguyur dengan air dingin sebaskom, Ku See hong
segera merasakan separuh badannya menjadi dingin, katanya:
"Tapi, aku dan nona sudah pernah me ngadakan....."

1204
"Oleh karena kuanggap kau sebagai ke kasihku, maka kuberikan
kesucian tubuhku untukmu, apa salahnya aku berbuat demikian?
Sudahlah, kau tak perlu banyak berbicara lagi, daripada
menimbulkan keje muan bagiku"
"Nona terlalu kesepian, terlalu menderita, aku merasa amat tidak
tenang"
"Me mang beginilah nasibku se menjak aku dilahirkan didunia ini,
tiada orang yang dapat menolongku untuk me lepaskan diri dari
keadaan seperti ini"
Terpaksa Ku See hong menghela napas penuh kekecewaan,
katanya lagi:
"Jendela cinta dalam hatiku selalu terbuka bagimu, aku akan
selalu menunggu sa mpai kau dapat menghilangkan kekakuan dala m
hatimu itu"
"Terima kasih banyak, sayang selama hidup a ku tak pernah akan
me langkah masuk me lalui pintu cinta mu yang terbuka lebar ini"
"Entah apa pun yang terjadi, aku akan tetap menantimu
selalu....."
Sementara pembicaraan berlangsung, waktu pun turut beredar
dengan cepatnya.
Kini sang surya sudah tenggelam dilangit barat, sinar cahaya
yang berwarna ke e mas-emasan me ma ncar di seantero jagad.
Seluruh tanah dilapisi cahaya merah dan me mbiaskan suasana
yang murung.
ooo0dw0ooo

BAB 56
KENG CIN SIN mendongakkan kepa lanya me mandang cuaca, lalu
ujarnya dengan suara dala m.

1205
"Sekarang kita harus segera berangkat."
Mendadak paras muka Ku See hong berubah hebat, serunya
dengan cepat:
"Ada orang datang, aah! Bahkan jumlahnya tidak sedikit..."
Sementara pe mbicaraan berlangsung, suara langkah manusia itu
sudah berada didala m le mbah bukit itu...
Mendadak berkumandang suara pekikan nyaring yang
mengge ma diangkasa dan mendengung tiada hentinya.
Keng Cin sin termenung beberapa saat la manya, kemudian dia
berkata:
"Aaaah, mungkin mereka yang datang, mari kita gunakan siasat
me lawan siasat dengan menghindari mereka langsung menyatroni
markas besarnya"
"Pendapat nona me mang tepat sekali, saat ini markas besar
mereka tentu berada da la m keadaan kosong!"
"Urusan tak boleh terla mbat lagi, mari kita berangkat dengan
me mutar kearah lain."
Mendadak....
Dari sekitar tempat itu berkumandang suara tertawa cekikikan
yang amat merdu dan me mbetot sukma .....
Gelak tertawa mana amat merdu serta me mpunyai semaca m
daya pikat yang dapat me mukau hati orang
Berubah hebat paras muka Ku See hong setelah mendengar
suara tertawa itu, secepat kilat dia berpaling ke arah mana
berasalnya suara tertawa tersebut.
Lebih kurang ena m kaki di belakang tubuh mereka berdua,
tepatnya di atas sebatang pohon siong yang a mat besar, berdirilah
seorang perempuan muda berbaju putih, yang cantik jelita bak
bidadari dari kahyangan.

1206
Orang itu tak lain adalah ketua Ban sia kau, Ceng Lan hiang
adanya...
Sesudah tertawa terkekeh tiada hentinya Ceng Lan hiang berkata
dengan suara dingin.
"Saudara cilik, kau benar-benar amat tolol, cici yang begini cantik
bagaikan bidadari enggan kau nikmati, sebaliknya kau malah senang
dengan perempuan busuk yang jelek itu, hmmm, setelah
mengadakan hubungan kela min, apakah kau tida k merasa mua k
dan ingin muntah ....?"
Ku See hong mendengus dingin saking gusarnya, dengan suara
lantang dia segera me mbentak:
"Perempuan jalang turun kau!"
Ceng Lan hiang tertawa dingin. "Sekarang kau tak usah berkaok-
kaok dulu. sampa i kini kau masih tetap merupakan orang di bawah
sepasang ketiakku"
"Aku heran, mengapa seorang wanita semacam kau bisa begitu
tak tahu malu?"
Keng Cin sin dengan suara yang dingin hingga merasuk ke dala m
tulang.
"Kau si budak je leklah yang sesungguhnya tak tahu ma lu, sudah
menga mbil keuntungan, merasakan kenikmatan, sekarang berani
menda mprat orang semaunya sendiri"
"Kau si pere mpuan jalanglah yang merupakan pere mpuan tak
tahu malu yang betul-betul paling jele k didunia ini" bentak Ku See
hong keras-keras, "turun .... turun kau aku hendak me mbinasakan
dirimu"
Ceng Lan hiang segera tertawa terkekeh-kekeh.
"Saudara cilik, kau berani me mukul istrimu sendiri?" serunya
genit.

1207
Ku See hong benar-benar dibuat gusarnya setengah mati, sekali
lagi dia me mbentak nyaring:
"Perempuan yang tak tahu malu, aku akan segera me mbinasakan
dirimu..."
Sembari berseru, Ku See hong sudah bersiap-siap hendak
menerjang ke muka.
Tapi Keng Cin sin segera menahannya dan berbisik dengan ilmu
menya mpaikan suara:
"Sekarang musuh tangguh berada di depan mata, aku minta kau
jangan bertindak secara gegabah, sekarang kita harus keluar dulu
dari hutan siong ini, sebab daerah sekitar tempat ini terla mpau
sempit, dengan jumlah mere ka yang banyak, keadaan seperti ini
sangat tidak menguntungkan kita"
Berbicara sampa i disitu, pada saat yang hampir bersa maan Keng
Cin sin dan Ku See hong segera mengguna kan kecepatan yang amat
tinggi me nerjang ke luar dari hutan pohon siong tersebut.
Namun tatkala kaki mereka baru saja menginjak ke mba li
permukaan tanah, terasa segulung angin berhembus lewat, seakan-
akan sukma gentayangan saja, tahu-tahu Ceng Lan hiang telah
menghadang ke mba li kurang lebih tiga kaki dihadapan mereka.
Baik Keng Cin sin maupun Ku See hong sa ma-sa ma dibuat
terperanjat oleh keadaan tersebut, hampir bersamaan waktunya
lantas berpikir:
"Cepat amat ilmu meringankan tubuhnya, tampaknya
pertarungan yang berlangsung hari ini tak akan bisa diselesaikan
secara sederhana."
Sementara itu Ceng Lan hiang telah menarik muka sa mbil
tertawa dingin tiada hentinya, kemudian dia menegur.
"Saudara cilik, rupanya kau benar-benar sudah terpikat oleh
perempuan jelek ini?
Ku See hong mendengus dingin.

1208
"Hmmm, kau tak usah tebal muka bersikap tak tahu ma lu, siapa
sih yang menjadi saudara cilikmu"
"Biarpun aku jatuh cinta kepadanya, apa urusannya dengan
dirimu..." teriak pe muda itu mendongkol.
Ceng Lan hiang segera tertawa terkekeh-kekeh.
"Heeehhh... heehhh... heeehhh... kionghi... kionghi ... aku mesti
menya mpaikan ucapan sela mat untukmu, sebab saudara cilikku
telah me mpersunting seorang perempuan jele k sebagai istrinya"
Ternyata dalam dunia persilatan telah tersiar berita yang
mengatakan kalau ketua Hiat mo bun adalah seorang perempuan
yang sangat jelek.
Itulah sebabnya Ceng Lan hiang pun mengatakan kalau Keng Cin
sin adalah seorang perempuan yang jele k sekali.
Padahal kecantikan Keng Cin sin yang sebenarnya tidak berada
dibawah kecantikan wajah Ceng Lan hiang, apalagi Keng Cin sin
me miliki mutiara Thian hong im yang sin cu yang berkasiat luar
biasa, hal ini me mbuat kulit badannya jauh lebih cantik, indah dan
le mbut.
Ku See hong pernah me nyaksikan wajah jele k Keng Cin sin, ma ka
selama inipun dia selalu menganggap Keng Cin sin berwajah sangat
jelek.
Namun dia tetap mencintai keanggunannya, kebersihan dan
kesucian wataknya, dia menilai keba ikan hati dari pere mpuan itu
bukan menila i ke indahan lahiriahnya.
Tiba-tiba Keng Cin sin tertawa terkekeh-kekeh, ke mudian
jengeknya:
"Jadi kau menganggap wajahku jelek? padahal indahnya wajah
tapi disertai hati yang jelek dan busuk, apa pula gunanya?”
Paras muka Ceng Lan hiang segera berubah menjadi jelek seka li
sehingga tak terlukiskan dengan kata-kata, dengan suara dingin
ujarnya kemudian.

1209
"Apakah kau sangat indah dan cantik ? Bila wajah seseorang
cantik maka hatinya pasti indah, sebaliknya ka lau tampang
seseorang jelek, sudah pasti hatinya sangat busuk"
Ku See hong tak dapat menahan diri lagi, tiba-tiba dia turut
berteriak keras:
”Walaupun kau berwajah cantik menarik, sayang sekali hatimu
jahat dan buruk seperti ular berbisa ...."
Ceng Lan hiang segera tertawa terkekeh-kekeh dengan nada
yang me mukau hati, serunya le mbut..
”Saudara cilik, jadi kaupun me muji kecantikan wajahku"
Ku See hong mendengus dingin dengan nada yang a mat sinis,
dia tidak menjawab pertanyaan tersebut, sebab dalam kenyataan,
Ceng Lan hiang me mang seorang pere mpuan yang cantik jelita bak
bidadari dari kahyangan.
Mendadak....
Serentetan tertawa yang menyeramkan bagaikan tangisan setan
atau lolongan serigala berkumandang datang ....
Menyusul suara tertawa menyeramkan itu, dari puncak bukit
sebelah kiri meluncur datang lima sosok bayangan manusia dengan
kecepatan luar biasa ....
Dala m waktu singkat, dua sosok bayangan manusia yang berada
dipaling depan sudah sampai dahulu dite mpat tujuan, ternyata
mereka adalah Thi bok sin kia m (Pedang sa kti kayu baja) Cu Pok
serta seorang sastrawan setengah umur yang berwajah ta mpan.
Orang ini tak lain adalah Han bun kim ciang (Te lapak tangan
emas sukma cacad) Tu Pak kim, hanya hari ini dia telah me lepaskan
topeng aneh yang dipaka inya sela ma ini.
Dibela kang mereka segera menyusul datang empat manusia lagi,
mereka terdiri dari tiga orang thamcu dari Ban sin kau yakni thamcu
ruang angin dingin si Thian jian tee ciat (Langit dan bumi cacad) Si
Hun sia, thamcu Thian leng tham Mo pit siu (Kakek lengan iblis)

1210
Khong Yu siang dan Tee hun thamcu si Penginjak salju tanpa bekas
Tha m Hun khi.
Ke enam orang ini rata-rata merupakan jago berilmu silat a mat
lihay di dala m dunia persilatan saat ini, juga merupakan int i
kekuatan dari perkumpulan Ban sia kau.
Sekalipun Ku See hong dan Keng Cin sin terhitung juga tokoh
silat berilmu tinggi dida la m dunia persilatan, namun posisi mere ka
saat ini boleh dibilang berbahaya sekali.
Apalagi Ceng Lan hiang si perempuan cabul tersebut merupakan
tokoh kelas wahid dikolong langit dewasa ini dan be lum pernah ada
orang yang ma mpu mengungguli mere ka.
Setelah menyaksikan ke munculan dari kawanan musuh, baik
Keng Cin sin maupun Ku See hong sama-sa ma merasakan hatinya
jadi berat dan serius.
Sadarlah ke dua orang ini bahwa situasi bagi mereka hari ini lebih
banyak berbahaya nya dari pada keuntungan, namun perasaan
tersebut tak sampai diperlihatkan, mereka tetap berdiri sekokoh
batu karang dite mpat.
Dengan wajah penuh senyuman paksa Si Pedang sakti kayu baja
Cu Pok berkata kepada Ceng Lan hiang.
"Oooh... rupanya sumoay sudah berhasil mene mukan mereka
jauh mendahului ka mi heeehhh...... heehhh... heeehhh.... "
"Aku menginginkan mere ka berdua dala m keadaan hidup..
terutama sekali orang she Ku itu" kata Ceng Lan hiang cepat
dengan wajah sedingin sa lju.
Telapak tangan e mas sukma cacad Tu Pak kim segera tertawa
licik
"Oooh, tentu saja! Tentu saja! Perintah sumoay sudah pasti akan
kami laksanakan".
Keng Cin sin yang mendongkol se kali menyaksikan ulah orang-
orang tersebut, mendadak ia menyela sa mbil tertawa dingin.

1211
"Heeeehhhh ..... heeeehhh ......heeehhh ..... jangan kalian
anggap dengan mengandalkan jumlah yang banyak lantas
ke menangan bisa diraih secara gampang, hmm! Siapa yang baka l
menang siapa yang bakal kalah pada hari ini masih sukar untuk
ditentukan mulai se karang??
Ceng Lan hung sudah tak sabar lagi rupanya, dia segera
menurunkan perintah:
"Suheng berdua, harap kalian bereskan buda k je lek ini, terserah
hukuman apa yang hendak kalian berikan, bila kalian berdua tidak
merasa mual dengan kejele kan wajahnya, kuhadiahkan orang ini
kepada kalian...."
"Terima kasih atas maksud baik sumoay, kami pasti akan
menghukum orang ini dengan sebaik-baiknya!" sahut si pedang
sakti kayu besi sa mbil tertawa:
Mencorong sinar mata buas yang penuh dengan hawa
pembunuhan dari balik mata Keng C in sin, ditatapnya Ceng Lan
hiang lekat-lekat, ke mudian bentaknya nyaring
"Kau pere mpuan cabul yang tak tahu malu, hari ini aku akan
menyaksikan sendiri sa mpai dimanakah ke lihayan yang kau
miliki....”
Maksud ucapan dari Ceng Lan hiang tadi sudah jelas sekali, yakni
dia telah me mberi ijin kepada ke dua orang suhengnya untuk
menggagahi Keng Cin sin secara bergilir, bayangkan saja bagaimana
mungkin gadis tersebut tidak naik pitam. Apalagi dia me mang
pernah menderita akibat kejadian yang sama.
Ditengah pembicaraan, tubuh Keng Cin sin menerjang ke arah
Ceng Lan hiang dengan kecepatan luar biasa, sementara sepasang
tangannya melancarkan serangkaian serangan berantai..
Terkejut juga Ceng Lan hiang setelah menyaksikan gerak
serangan yang dilancarkan Keng C in sin.
Rupanya serangan dari Keng Cin sin kali ini dilakukan dengan
kecepatan luar biasa, begitu telapak tangannya diayunkan ke muka,

1212
diantara gerakan jeri tangannya tahu-tahu saja sudah menganca m
di depan dada Ceng Lan hiang.
Sementara Ceng Lan hiang masih tertegun, telapak tangan yang
putih bersih itu sudah menganca m di atas jalan darah yu bun hiat
pada dadanya.
Dala m kejut dan terkesiapnya cepat-cepat Ceng Lan hiang
berkelit ke sa mping ke mudian melompat mundur.
Kemudian setelah tertawa cabul dia mengebaskan ujung bajunya
yang berwarna putih ke depan, seperti awan yang sedang bergerak
di angkasa, dengan membawa desingan angin dingin yang menusuk
badan, dia berbalik menganca m wajah Keng Cin sin.
Jurus serangan yang dipergunakan olehnya ini benar-benar
sangat hebat, bukan saja sambil mundur melancarkan serangan,
gerakannya pun dilakukan dengan kecepatan luar biasa.
Dala m anggapan semua orang, serangan balasannya ini pasti
akan berhasil mendesak Keng C in sin sehingga berada dala m posisi
yang amat mengenaskan.
Siapa tahu tidak de mikian dengan kenyataan, ketika ujung kaki
Keng Cin sin menjejak permukaan tanah secara indah sekali
tubuhnya sudah mengigos ke sa mping ke mudian secara paksa
menghajar ujung baju lawan dengan sabetan telapak tangannya.
Dimana angin serangannya menyambar lewat, desingan angin
tajam bagaikan sayatan pisau segera menyapu ke muka.
Sekarang Ceng Lan hiang mula i merasakan bahwa Keng Cin sin
merupakan musuh yang paling tangguh di dunia ini, dia tertawa
dingin, ujung bajunya dikebaskan melancarkan serangan balasan,
sementara pinggulnya berputar dengan lembut, kemudian dengan
menggunakan tangan yang lain dia melancarkan dua kali serangan
penuh.
Setelah itu ujung kakinya menjeja k permukaan tanah dan tiba-
tiba saja dia melepaskan tiga ka li tendangan berantai dari tengah
udara. ..

1213
Kepandaian silat yang dimiliki Ceng Lan hiang me mang betul-
betul lihay sekali, dengan gerakan tubuhnya yang aneh dan sakti,
kecepatannya merubah jurus betul-betul tak terlukiskan dengan
kata-kata ....
Dua pukulan dan tiga tendangan ini pada hakekatnya dilancarkan
dengan kecepatan luar biasa dan pada saat yang hampir
bersamaan.
Walaupun gerak serangannya sangat enteng seperti hembusan
angin, padahal tenaga serangannya itu benar-benar luar biasa
hebatnya.
Akan tetapi Keng Cin sin sendiripun bukan manusia
sembarangan, ia pernah me mpelajari seluruh kepandaian silat yang
tercantum didala m kitab pusa ka Cang ciong pit kip.
Tampak bahunya digetarkan tiga kali, la lu diiringi bentakan
nyaring, telapak tangan kirinya diayunkan ke muka, sementara
kedua jari tangannya secepat kilat menotok jalan darah tiong gi hiat
di sisi bela kang tubuh Ceng Lan hiang, sementara telapak tangan
kanannya langsung disodokkan ke depan.
Segulung angin pukulan yang maha dahsyat dan menusuk
tulangpun langsung meluncur kedepan menghantam bagian tubuh
yang me matikan di atas badan Ceng Lan hiang.
Berada ditengah udara, Ceng Lan hiang mengayunkan pula
telapak tangannya.
Segulung angin pukulan yang maha dahsyat segera meluncur ke
depan dan .....
"Blaaa mm" suatu ledakan dahsyat diiringi serentetan suara
ledakan beruntun bergema me mecahkan keheningan"
Desingan angin tajam yang menyayat badan langsung me mancar
ke mana-mana.

1214
Hawa serangan yang menyebar itu segera berubah menjadi
selapis hawa serangan yang ibaratnya sebuah jaring yang amat
besar mengurung batok kepala Keng Cin sin.
Keng Cin sin sendiripun enggan me mperlihatkan ke le mahannya,
tangan kanan nya yang semula dipa kai untuk menghantam ja lan
darah Tiong ji hiat itu tiba-tiba saja dirubah, kelima jari tangannya
di pentangkan lebar-lebar, lalu diantara sentilan dan getaran, lima
gulung desingan angin tajam secepat kilat menembusi lapisan hawa
serangan tersebut dan langsung menyergap lima buah jalan darah
penting ditubuh Ceng Lan hiang.
Melihat lima gulung desingan angin jari lawan berhasil
mene mbusi lapisan hawa serangannya secara mudah, Ceng Lan
hiang terkesiap, tiba-tiba saja lima jari tangan kanannya
dipentangkan lebar-lebar la lu hawa murninya yang menyebar ke
empat penjuru segera dihimpun ke mba li menjadi satu .....
"Blaa mn! Blaa mmm! Blaaammm! "
Di tengah serentetan suara ledakan yang memekikkan telinga,
hawa murni menyebar kemana-mana dan bayangan manusiapun
saling berpisah satu sa ma lainnya.
Tahu-tahu Ceng Lan hiang dan Keng Cin sin sudah sa ling
perpisah sejauh dua kaki lebih.
Semua kejadian ini berlangsung ha mpir pada saat yang amat
singkat, kontan saja semua yang hadir diarena sama-sama di bikin
terkesiap dan terbelalak matanya karena kaget.
Dala m beberapa jurus serangan saja, mereka dapat menyaksikan
betapa hebat nya kedua belah pihak saling berubah serangan untuk
berusaha merobohkan lawannya.
Walaupun se muanya merupa kan serangan yang berbahaya,
namun ke indahan jurusnya ternyata sama sekali t idak di t inggalkan.
Ku See hong menghela napas panjang setelah menyaksikan
kejadian ini, dia m-dia m ia menyadari bahwa ilmu silat me mang tiada
batasnya, sekarang dia baru mengerti bahwa sebenarnya

1215
kepandaian silat yang dimilikinya hingga kini hanya setitik batu kecil
ditengah sa mudra luas.
Sambil tertawa cabul Ceng Lin hiang berseru:
"Kau ma mpu menerima beberapa jurus seranganku, ini berarti
kalau kepandaian silat yang kau miliki me mang cukup tangguh, kau
pantas disebut jago nomor dua di kolong jagat dewasa ini"
Perasaan Keng Cin sin saat ini berat sekali, dia dan Ceng Lan
hiang sudah bergebrak beberapa jurus dan dia sadar ka lau
ke ma mpuannya masih belum ma mpu untuk mengungguli dirinya,
sekalipun de mikian dia sama sekali tidak me mperlihatkan perasaan
jeri barang sedikitpun jua.
Dengan suara dingin katanya ke mudian:
"Jadi kau anggap dirimu sebagai jago nomor wahid dikolong
langit dewasa ini?"
"Tentu saja" sahut Ceng Lan hiang sambil tertawa dingin, "jago
nomor wahid me mang pantas bagiku"
Ku See hong yang berada disa mping dengan cepat menimbrung.
"Me mbual setinggi langit, kau benar-benar seorang manusia yang
tak tahu malu.”
Kemudian setelah berhenti sejenak, dia berkata ke mba li.
"Terus terang saja kukatakan, jago lihay nomor wahid dikolong
langit bukanlah dirimu"
"Saudara cilik, lantas siapakah jago lihay nomor wahid dikolong
langit dewasa ini?" tanya Ceng Lan hiang sa mbil tertawa merdu
penuh kegenitan.
"Siapakah orangnya, kau tidak berha k untuk tahu"
Kontan saja Ceng Lan hiang tertawa dingin.
"Kau maksudkan dia? Hmmm ... heeehhh... heeehhhh.. .
heeehhh.... terus terang saja kukatakan, beberapa jurus serangan

1216
yang ia pergunakan barusan sangat hapal bagiku, siapa sih yang
tidak tahu kalau jurus-jurus serangan itu berhasil dipelajari dari
kitab pusaka Cang ciong pit kip? Tunggu saja nanti, tidak sa mpa i
sepuluh gebrakan aku dapat menaklukkan dirinya"
Tak terlukiskan rasa kaget dan ngeri Keng Cin sin setelah
mendengar perkataan ini, berbicara dari hal ini, semakin jelaslah
sudah kalau dia tak akan ma mpu mengungguli dirinya.
Perlu diketahui Ceng Lan hiang adalah istri Bun ji koan su Him Ci
sin, sudah barang tentu segenap ilmu silat yang dipelajari Him Ci sin
me lalui kitab pusaka Cang ciong pit kip dapat di pe lajari pula
olehnya.
Padahal ilmu silat yang berhasil dicuri belajar oleh Ceng Lan
hiang adalah ilmu silat yang termuat dalam kitab pusaka Cang ciong
pit kip bagian atas, sedangkan ilmu silat yang dipelajari Keng Cin sin
sebagian besar berasal dari ilmu silat yang tercantum dala m kitab
pusaka bagian bawah.
Meskipun diantaranya terdapat pelbagai persamaan dala m gerak
serangannya, namun sesungguhnya berbeda sekali didala m
kenyataannya.
Kalau dibilang Ceng Lan hiang ingin menaklukannya dala m
sepuluh gebrakan saja sudah jelas ucapan itu hanya bersifat gertak
sambal belaka, sebab dala m ratusan gebrakan ke mudianpun belum
tentu hal ini bisa dilakukan.
Dengan suara sedingin es Keng C in sin berkata.
"Tokoh nomor wahid dikolong langit bela kangan ini sudah muncul
ke mbali di dala m dunia persilatan, dia bukan lain adalah pendekar
wanita yang pernah termashur dikolong langit pada lima puluh
tahun berselang, Seng sim cian li (gadis suci berhati mala ikat) Hoa
Soat kun adanya"
Begitu mendengar na ma Seng sim cian li Hoa Soat kun, paras
muka Ceng Lan hiang seketika itu juga berubah hebat tapi hanya

1217
sejenak kemudian telah pulih ke mbali seperti sedia kala, dia tertawa
dingin la lu berkata,
"Heeehh... heeh... heeh.:. jangan lagi Seng sim cian li Hoa Soat
kun, sekalipun si tua bangka Bun ji koan su hidup ke mbali pun
belum tentu dia ma mpu menandingiku"
Mendengar perempuan itu mengumpat gurunya, Ku See hong
menjadi gusarnya bukan kepalang, segera bentaknya keras-keras:
"Ceng Lan hiang, kau benar-benar seorang wanita bedebah yang
tak berperasaan"
"Mengapa kau me ngatakan aku tak berperasaan?" Ceng Lan
hiang tertawa merdu, "andaikata aku tak berperasaan, mungkin kau
sudah mati di tanganku sedari dulu. kaulah yang tidak berperasaan
dengan segala kele mbutan dan kasih sayang kulindungi dan kubela i
dirimu, tapi kau...kau telah me mbalas air susu dengan air tuba....”
"Kau... kau benar-benar manusia tak berperasaan" kembali Ku
See hong berseru, ”mengapa tidak kau bayangkan kalau guruku
Him C i sin adalah sua mimu? Tapi kenyataannya kau telah
mence lakainya dengan t ipu muslihat, kau telah menghianatinya .."
Ceng Lan hiang ke mbali tertawa seram.
"Antara aku dengannya sama sekali tida k terjalin hubungan
suami dan istri, dia adalah musuh besarku: Andaikata orang tuamu
terbunuh apakah denda m sakit hati itu tak boleh dibalas? Apa
salahnya kalau kubunuh dirinya?"
"Ayahmu adalah seorang manusia laknat yang licik, rendah dan
tak tahu malu, guruku me mbunuhnya karena ingin me lenyapkan
bibit bencana dari muka bumi"
"Hmmm, aku ingin bertanya kepadamu" kata Ceng Lan hiang
dengan suara dingin "dala m pandangan umat persilatan dari seluruh
kolong langit, mereka bilang Bun ji koan su sebagai manusia laknat?
Ataukah ayahku si Thi kia m kim ciang ceng it huang (pedang baja
telapak tangan e mas yang menggetarkan jagad) sebagai manusia
laknat ....?"

1218
"Tentu saja Pedang baja telapak tangan emas menggetarkan
jagad sebagai manusia la knat!" sahut Ku See hong tak kalah
gusarnya.
Tiba-tiba Pedang sakti kayu baja Cu pok tertawa dingin, lalu
timbrungnya:
"Ku sute, aku ingin bertanya kepadamu, apa sebabnya segenap
umat persilatan didunia ini ingin me mbunuh Bun ji koan su"
"Murid durhaka manusia laknat, kau pernah menerima budi
kebaikan sedala m lautan darinya, tapi kenyataannya kau telah
menghianatinya. bahkan menuduh guru sendiri sebagai manusia
laknat, kau.... sesungguhnya kau ini manusia atau binatang"
Sambil tertawa Jian hun kim ciang (Te lapak tangan e mas sukma
cacad) Tu Pa k kim menimbrung.
"Di dala m pandangan orang, baik si pedang baja telapak tangan
emas yang menggetarkan jagad maupun Bun ji koan su sa ma-sa ma
merupakan guru ka mi, tentu saja kami berbicara menurut keadilan
dan kebenaran tanpa bermaksud berat sebelah dengan membela i
salah satu pihak. Waktu itu Bun ji koan su kasar dan jahat, berbuat
sewenang-wenang tanpa tahu diri, coba bayangkan saja manusia
maca m itukah yang kau maksudkan sebagai orang baik? Hari ini
kalau dibicarakan yang sesungguhnya kita semua masih terikat
hubungan, asal kau bersedia untuk menggabungkan diri dengan
perkumpulan Ban sia kau ka mi, sudah pasti aku berusaha untuk
menda ma ikan persoalan ini dan menyingkirkan segala pertentangan
yang terjalin diantara kita sela ma ini"
Mendengar ucapan tersebut Ku See hong segera mendengus
dingin dengan nada sinis dan me nghina.
"Hmmmm, diantara kita terjalin denda mi sakit hati yang lebih
dalam dari pada samudra, sudahlah, tak usah banyak berbicara lagi,
kalian kawanan manusia laknat yang berhati busuk, tak pantas
untuk hidup terus didunia ini, aku telah bertekad hendak membunuh
kalian se mua.”

1219
"Kalau toh kau keras kepala terus, apa boleh buat, ini berarti kau
sendirilah yang mencari penyakit untuk diri sendiri" kata telapak
tangan emas sukma cacad Tu Pa k kim cepat.
Ceng Lan hiang tertawa cabul, ke mbali dia berkata.
"Saudara cilik, lebih ba ik kau menyerah saja untuk masuk ke
dalam pe lukanku, pokoknya kuja min kau tak a kan menderita
kerugian barang seujung ra mbutpun"
Ku See hong benar-benar merasa gusar sekali, dia tak
menyangka ka lau dikolong langit terdapat perempuan yang begitu
tak tahu malu seperti ini, saking gusarnya perasaan pemuda ini
ma lah menjadi jauh lebih tenang, dengan suara dingin dia lantas
berkata:
"Ceng Lan hiang, kau na mpaknya sudah tak dapat merubah
sifatmu, kecabulanmu tak ada obatnya lagi kecuali dibunuh sampa i
ma mpus.”
"Saudara cilik, mengapa sih kau menuduh aku sebagai
perempuan cabul? Kau masa belum tahu hingga sekarang aku
belum pernah kawin secara resmi dengan siapa pun" kata Ceng Lan
hiang sa mbil tertawa cekikikan.
Benar-benar tak disangka kalau perkataan semacam inipun dapat
di utarakan olehnya, boleh dibilang pere mpuan se maca m ini
merupakan pere mpuan pa ling tak tahu ma lu didunia ini ....
"Ceng Lan hiang!" Keng Cin sin segera menegur dengan suara
dingin:
"Perempuan maca m kau hanya akan merusak martabat
perempuan-pere mpuan lainnya, mala m ini aku bersumpah henda k
me lenyapkan dirimu dari muka bumi"
Ceng Lan hiang segera tertawa dingin:
"Heehh . . heehh. .. heehh .... dengan mengandalkan
ke ma mpuan yang kau miliki itu, kau ingin mengusik seujung

1220
rambutku! Hmmm, jangan bermimpi disiang hari bolong, hal ini
akan lebih sulit kau lakukan ketimbang me manjat ke atas langit "
"Ceng Lan hiang, walaupun kau tidak me nghormati Bun ji koan
su sebagai suami mu, masa kaupun tidak mencintai putri
kandungmu sendiri?"
Rupanya Keng Cin sin yang memperhatikan keadaan situasi hari
ini segera menyadari betapa minimnya kekuatan mereka berdua,
andaikata dia dan Ku See hong harus melangsungkan pertarungan
secara kekerasan dengan mereka, sudah jelas ke menangan tak
mungkin bisa diperoleh. Apalagi kalau sa mpai tertangkap oleh
musuh, sudah pasti penderitaan dan siksaan kembali akan
diala minya, malahan bukan jadi peristiwa tersebut akan mere mbet
pula pada diri Him ji im pula serta Im Yan cu seka lian.
Itulah sebabnya dia ingin mengungkap sedikit sifat dari Ceng Lan
hiang atau lebih tepatnya dikatakan hendak mengetuk hati
perempuan ini melalui putrinya untuk me mancing ke mbali
munculnya sifat baik darinya.
Sambil tertawa Ceng Lan hiang segera berkata.
"Dia termasuk separuh dari darah dagingku, tentu saja aku
sangat mencintai nya, kalau tidak masa dia dapat tumbuh menjadi
dewasa..."
"Tahukah kau bahwa putrimu sudah menjadi istrinya Ku See
hong ....”
Mendengar perkataan itu, paras muka Ceng Lan hiang berubah
hebat, sekalipun dia cabul dan jalang, akan tetapi terhadap Him ji
im boleh dibilang masih me mpunyai perasaan cinta seorang ibu
terhadap anaknya, dan perasaan ini sebagai perasaan alami
manusia.
Itulah sebabnya dia menjadi sangat terkejut setelah mendengar
perkataan itu, tapi rasa kaget tersebut hanya berlangsung sekejap
saja, sebab napsu birahinya yang makin berkobar telah menutupi
kesadarannya itu.

1221
Yaa, sifat jalang perempuan ini me mang sudah mencapai taraf
yang tak dapat diohati lagi.
Sambil tertawa dingin Ceng Lan hiang segera berkata.
"Dia adalah putriku, dengan siapa dia akan kukawinkan, dia akan
kawin pula dengan siapa"
"Hmm! Mengapa kau secara ngawur mengatakan kalau dia
adalah istri Ku See hong? Me mangnya kau adalah ibunya"
"Putrimu sangat mencintai Ku See hong, mereka pun sudah
me langsungkan hubungan sebagaimana layaknya suami dan istri,
andaikata kau masih me mpunyai perasaan cinta sebagai seorang ibu
terhadap anaknya, maka kau sudah seharusnya menjodohkan
mereka, jika watak jahat mu ini belum juga kau rubah, suatu hari
kau pasti akan merasa menyesal"
Ceng Lan hiang sudah tak ma mpu untuk menahan diri lagi,
mendadak ia me mbentak dengan suara menggeledek.
"Suheng berdua thamcu bertiga! Kalian cepat bekuk orang ini,
serahkan urusan Ku See hong kepadaku"
Dengan ce mas Ku See hong segera berseru.
"Nona, kau saja yang menghadapinya, biar aku yang me mbunuh
kawanan manusia laknat ini!"
Ditengah pe mbicaraan serentetan cahaya pelangi sudah
menya mbar di tengah udara...
Akan tetapi Ceng Lan hiang te!ah bertindak jauh lebih cepat lagi,
dengan suatu gerakan yang aneh tiba-tiba saja dia mendesak kesisi
tubuh Ku See hong, lalu jari tangannya disentilkan ke depan,
serentetan hawa serangan yang amat tajam dengan cepat
menyerang jalan darah penting di pergelangan tangan kanan Ku
See hong.
Tanpa berpikir panjang lagi Ku See hong segera mengeluarkan
gerakan tubuh Mi khi biau tiong sin hoat untuk berkelit ke kiri dan

1222
mengigos ke kanan, secara sakti dan aneh dia menghindarkan diri
dari sergapan jari tangan lawan.
Sementara itu Pedang Hu thian seng kia m nya melancarkan
serentetan cahaya tajam yang berkilauan, lalu baga ikan ular sakt i
menyelinap ke depan dan menggulung tubuh ke tiga orang tha mcu
tersebut.
Cahaya pedang yang berwarna merah secara berlapis-lapis
menggulung diangkasa. me mbuat siapa pun tak dapat menebak ke
arah manakah serangan pedang itu di tujukan.
Tiga orang thamcu tersebut tak berani menghadapi serangan
lawan dengan kekerasan, serentak mereka me misahkan diri ke
empat penjuru.
Gagal dengan serangannya Ceng Lan hiang menggerakkan
tubuhnya lagi siap menerka m Ku See hong.
Saat itulah tiba tiba Keng Cin sin membentak nyaring, tubuhnya
menyelinap datang dari arah samping, ke mudian sepasang telapak
tangannya membuat satu gerakan me lingkar didepan dada dan
bersama-sama ditola kkan ke depan.
Segulung angin pukulan yang maha dahsyat segera meluncur
keluar menyusul gerakan menolak tadi dan menyerang tubuh Ceng
Lan hiang..
Serangan yang dilancarkan dengan mengerahkan segenap
tenaga ini me mbawa serta pula desingan angin taja m seperti suara
guntur yang mengge legar me mbelah bumi, dahsyatnya tak
terlukiskan dengan kata-kata.
Gulungan angin yang berpusing diikuti deruan angin puyuh
langsung menyapu seluruh permukaan tanah dengan hebatnya.
Berubah hebat paras muka Ceng Lan hiang menghadapi
datangnya ancaman tersebut, tubuhnya yang ringan segera
menyelinap ke da la m gulungan angin serangan yang maha dahsyat
tersebut, sementara ujung bajunya yang berkibar terhembus angin
menggulung ke kiri dan ke kanan secara aneh.

1223
Serangan angin puyuh yang dilancarkan oleh Keng cin sin ini
seakan-akan terjerumus ke balik se lapis hawa kekuatan yang
le mbek, tiba-tiba saja hilang lenyap tak berbekas seperti menguap
ke udara saja.
Tidak menunggu sampai pihak lawan merubah gerakan, Keng Cin
sin segera mengayunkan kaki kirinya melancarkan sebuah
tendangan kilat.
Deruan angin serangan yang tajam dengan cepat meluncur
ke muka dan menganca m jalan darah Thian ci hiat dipinggang
sebelah kiri Ceng Lan hiang.
Pertarungan antara jago lihay me mang berbeda sekali dengan
pertarungan-pertarungan biasa, sebab dalam satu gerakan yang
amat sederhana sekalipun dapat me mbawa korbannya menuju ke
tepi jurang kehancuran total .....
Tendangan kilat itu dilepaskan amat cepat, aneh, dahsyat dan
me matikan.
Kendatipun Ceng Lan hiang me miliki kepandaian silat yang
sangat lihay, toh ia tak berani menyambut datangnya tendangan
kilat tersebut dengan kekerasan.
Kaki kirinya segera berputar ke belakang, kemudian secara indah
sekali dia me layang mundur sejauh tiga langkah ke be lakang.
Keng Cin sin tahu pertarungan antar jago lihay sangat berbeda
dengan pertarungan biasa, yang terpenting adalah berusaha
merebut posisi yang lebih menguntungkan.
Maka sambil me mbentak nyaring, tidak sampai kaki kirinya ditarik
ke mbali, tubuh nya sudah mela mbung ke udara, kemudian kaki
kanannya sekali lagi diayunkan ke depan menendang jalan darah In
hou hiat di tenggorokan lawan.
Ilmu tendangan semacam ini merupakan perubahan ilmu
tendangan Lian huan tui dari aliran utara yang tertera dalam kitab
pusaka Cang ciong pit kip, kedahsyatannya benar-benar luar biasa.

1224
Ceng Lan hiang yang bermata jeli dan bertubuh gesit cepat-cepat
miringkan kepala nya ke sa mping, telapak tangan kiri nya
me lancarkan bacokan miring kesa mping, sementara telapak tangan
kanannya diayun kan ke muka, dua gulung angin serangan yang
dahsyat secepat kilat me luncur ke depan secepat kilat dan menyapu
apa saja yang ditemui ......
Begitu serangan tersebut dilancarkan, dua gulung angin pukulan
itu satu dari atas yang lain dari bawah tiba-tiba saling bertemu
ditengah jalan, angin pukulan yang berpusing segera me mancar ke
empat penjuru...
Tiba-tiba saja kedua gulung angin serangan tersebut berubah
menjadi belasan gulung desingan angin jari tangan yang mendesis
diangkasa, lalu seperti sepuluh bilah pedang langsung menyergap
sepuluh buah jalan darah penting di se luruh badan Keng Cin sin.
Ternyata dalam suatu gebrakan itu Ceng Lan hiang berniat
hendak melukai Keng Cin sin, itulah sebabnya disaat melancarkan
dua gulung serangan tadi, dia m-dia m ia telah me mpersiapkan
serangan lainnya.
Disaat yang terakhir inilah ke sepuluh jari tangannya mendadak
disentilkan ke depan dan me lepaskan serangan dahsyat.
Berada ditengah udara Keng Cin sin merasakan ditengah
gulungan angin serangan yang dahsyat terselip sepuluh gulung
desingan angin jari yang me mbawa desingan dahsyat, bahkan
seperti jaring langit saja, langsung mengurung jalan darah penting
disekujur badannya.
Dala m terkesiapnya buru-buru dia mengeluarkan ilmu
simpanannya yang pernah dipelajari dari kitab pusaka Cang ciong
pit kip, sepasang tangannya diputar kencang melancarkan selapis
hawa serangan yang amat tangguh.
Rupanya kedua tangannya itu bukan sembarang berputar dengan
begitu saja, tampak ke sepuluh jari tangannya menca kar dan
menya mbar tiada hentinya sehingga kesepuluh gulung angin

1225
serangan dari Ceng Lan hiang berhasil pula dipunahkan tanpa
menimbulkan sedikit suarapun.
Keng Cin sin dan Ceng Lan hiang me mang merupa kan sepasang
musuh bebuyutan yang seimbang, serentak mereka me mbentak
nyaring dan maju bersa ma kedepan, jurus-jurus simpanan yang
ganas, dahsyat dan mematikan pun dilancarkan tiada hentinya ....
Sodokan jari tangannya, bacokan tangan tendangan kilat.
Kebasan, getaran dan bentakan hampir semuanya dilancarkan
secara beruntun.
Anggota badan mereka seakan-akan sudah berubah menjadi
senjata yang me matikan, untuk beberapa saat tampak bayang kaki
dan telapak tangan membukit diangkasa, seperti jaring langit yang
disertai gulungan angin pukulan yang dahsyat seperti gulungan
omba k ditengah sa mudra, pada hakekatnya sama sekali tida k
ditemukan setitik te mpat kosong pun.
Sebagaimana diketahui, kedua orang itu sama-sama bergerak
dengan kecepatan bagaikan sa mbaran kilat, jurus-jurus serangan
yang mereka pergunakan pun rata-rata merupakan jurus serangan
yang jahat dan mematikan. Sehingga anca man yang tiba pun
seperti hujan badai yang menyapu jagad.
Sebagai dua orang jago lihay yang sama-sama berilmu tinggi,
yang satu merupakan ahli waris dari kitab pusaka Ban sia cinkeng,
sedangkan yang lain adalah ahli waris dari kitab pusaka Cang ciong
pit kip, kedua belah pihak sa ma-sama me miliki kelebihan mau pun
kekurangan, jadi boleh dibilang pertarungan kedua orang ini
menjadi pertarungan antara kaum sesat dan lurus.
Padahal kalau di bandingkan sesungguhnya, kitab pusaka Cang
ciong pit kip masih terhitung paling tangguh, alasannya adalah Keng
Cin sin baru setahun saja me mpelajari isi kitab pusaka itu semenja k
dia me mperoleh nya, tentu saja masih banyak ilmu sakti yang
menda la m sekali yang belum dapat dipelajari olehnya, bahkan jurus
serangan yang dipelajari dalam waktu singkat pun tak bisa
dipergunakan dengan matang, oleh sebab itu Keng Cin sin yang bisa

1226
bertarung seimbang dengan Ceng Lan hiang me mbuktikan ka lau
kitab pusaka Cang ciong pit kip masih setingkat lebih lihay.
Sedangkan mengenai tenaga dala m, kedua orang itu sa ma-sa ma
me mpunyai cara untuk mena mbah ke kuatan, yang satu
menggunakan cara sesat dengan menghisap sari lela ki untuk
me mperkuat tenaga, sedangkan yang lain me mpergunakan bantuan
dari mutiara sakt i Thian hong im yang sin cu.
Walaupun demikian, tenaga dalam Keng Cin sin boleh dibilang
jauh lebih le mah, karena waktunya untuk berlatih diri a mat singkat,
padahal kesempurnaan tenaga dalam seseorang terpupuk dari
latihan yang cukup la ma.
Dengan selisih kekuatan masing-masing inilah mereka berdua
me langsungkan suatu pertarungan yang mengerahkan segenap
ke ma mpuan yang dimiliki...
Pertempuran ini boleh dibilang mengerikan seka li, tapi untuk
sementara waktu keadaan masih tetap seimbang, siapa pun tida k
dapat mengungguli lainnya.
Ku See hong sendiri me mang berniat untuk me mbunuh beberapa
orang dengan ilmu pedangnya yang sakti sehingga dapat
me lenyapkan kepercayaan musuh atas ke ma mpuan sendiri.
Mendadak dia me mperdengarkan suara pekikannya yang amat
keras dan mendengung sa mpai ditengah udara.
Pedang Hu thian seng kiam yang berada di tangannya diputar
kencang, cahaya tajam berkilauan diangkasa, dua gulung hawa
pedang dengan membawa desingan tajam yang me mekikkan telinga
secara berpisah menyerang pedang sakti kayu besi Cu Pok serta
Telapak tangan e mas sukma cacad Tu Pak kim.
Sedemikian cepatnya serangan tersebut, boleh dibilang jarang
ditemui dikolong langit saat ini.
Pedang sakti kayu besi Cu Pok serta telapak tangan emas sukma
cacad Tu Pak kim menjadi terperanjat sekali, mimpipun mereka

1227
tidak menyangka kalau ilmu pedang yang dimiliki Ku See hong
sudah mencapai taraf yang sedemikian cepatnya.
Berada dalam keadaan begini tida k sempat lagi bagi Cu Pok
untuk meloloskan pedang kayu besinya, serentak mereka
mengayunkan telapak tangan masing-masing dan melepas kan
enam buah pukulan secara beruntun sehingga kedua orang itu
me lepaskan dua be las buah serangan dahsyat.
"Bla mmm, bla mmm, bla mm, ....blamm....?" ledakan de mi ledakan
bergema me mecahkan keheningan.
Ke dua gulung hawa pedang yang dilancarkan Ku See hong
segera terdesak mundur oleh tenaga gabungan dari kedua orang
itu.
Pekikan keras yang meme kikkan telinga berge ma me mecahkan
keheningan .......
Pedang sakti Hu thian seng kia m yang berada ditangan Ku See
bong segera diputar menciptakan lapisan cahaya yang me mbukit
dan berlapis-lapis menggulung ke muka seperti air bah yang
menjebolkan bendungan.
Ditengah lapisan bayangan pedang yang menyilaukan mata,
pedang Hu thian seng kia m tersebut sudah melancarkan ena m
gulung hawa pedang yang taja m, angin pedang yang menyayat
tubuh menggidikkan hati orang dan mendirikan bulu roma siapa
pun.
Seluruh badan Ku See hong telah terlindung oleh cahaya tajam
dari pedang Hu thian seng kia m tersebut, cahaya yang menyilaukan
mata me mancar ke e mpat penjuru, dahsyatnya bukan kepalang.
Yang me mbuat orang pusing adalah arah dari serangan tersebut
sulit untuk ditebak, serangan itu henda k menganca m tubuh Cu Pok
kah atau Tu Pak kim ataukah mengurung tiga orang thamcu yang
kebetulan sedang menyerbu datang.
Sekalipun de mikian, baik Cu Pok, Tu Pa k kim ataukah ketiga
orang thamcu tersebut cukup mengetahui betapa lihaynya jurus

1228
serangan tersebut, tanpa di sadari ke lima orang itu berdiri
me mbentuk satu garis dan sepasang tangan mereka buru-buru
diayun kan ke muka me lepaskan segulung angin pukulan yang
dahsyat seperti gulungan ombak sa mudra.
Menyusul serangan itu, tubuh ke lima orang itu bergerak mundur
secepat angin puyuh. ..
Disaat mereka bergerak mundur itu, masing-masing orang
me lancarkan lagi dua gulung angin pukulan lagi yang segera
me mbentuk segulung a liran hawa serangan yang kuat seperti angin
puyuh langsung menggulung ke arah ke ena m hawa pedang yang
dilancarkan Ku See hong itu.
Tiba-tiba saja gulungan angin pukulan yang dahsyat seperti
amukan ombak sa mudra itu sudah saling me mbentur dengan hawa
pedang...
"Blaa mmm. blaaa mmm.... blaaammm! "
Serentetan ledakan yang me mekikkan telinga segera
berkumandang me mecahkan keheningan ....
Perlu diketahui lima orang tokoh kelas satu dari dunia persilatan
ini me miliki tenaga dalam yang amat sempurna, kendati pun Ku See
hong me miliki tenaga dala m Kan kun mi siu khikang yang dahsyat,
rasanya sulit juga baginya untuk me munahkan tenaga gabungan
dari orang-orang itu.
Ku See hong merasakan dadanya bergetar keras, dan.. "Uaaak!"
dia menumpahkan darah segar wajahnya mengejang keras
sementara sepasang matanya memancarkan sinar kebuasan yang
menggidikkan hati..
Pada saat itulah, tiba-tiba....
Pedang sakti kayu besi dan Thian jian tee ciat telah meloloskan
senjata masing-masing, tapi sebelum menyerang dengan senjata
tersebut, kelima orang tersebut ke mbali me lancarkan sepuluh buah
serangan dahsyat yang memekikkan telinga dan menyapu datang
dari e mpat arah delapan penjuru.. .

1229
Ku See hong melotot gusar, mendadak pekikan nyaring yang
menggetarkan perasaan berge ma me mecahkan keheningan..
Tubuhnya me la mbung di tengah angkasa dan berputar tiga
lingkaran, lalu seperti seekor burung raksasa dengan enteng sekali
menyelinap kian ke mari.
Ku See hong yang berada ditengah udara segera me mutar
badannya sambil me mbentak keras, setelah itu me luncur turun ke
bawah, ujung bajunya yang berkibar seperti cahaya berkedip
diangkasa yang gelap.
Hu thian seng kia m yang berada di tangannya tidak berdia m
sampai disitu saja.
Gerakan serangan seperti hembusan angin puyuh menciptakan
selapis bukit pedang yang me mancarkan hawa pedang yang
berlapis-lapis, kemudian menyerang tubuh Cu Pok yang menerjang
datang lebih dulu serta Im hong thamcu Thian jian tee ciat Si Hun
sia yang menyusul ke mudian.
Perlu diketahui, jurus pedang yang dipergunakan oleh Ku See
hong ini bukan lain adalah jurus pertama dari ilmu pedang Cang
ciong ciat mia kia m dari Si to lojin yang disebut Hui hong cha ki hiat
seng wi (Bianglala terbang bau darah me mancar”
Baik Cu Pok maupun Thian jian tee ciat tiba-tiba saja merasa ada
segulung hawa pedang yang menusuk tulang menyergap pula.
Cu Pok cukup mengetahui kelihayan dari jurus pedang itu, ia
segera menjerit kaget.
”Si tha mcu, Cepat mundur!"
Ditengah bentakan, tubuh Cu Pak me lompat mundur pula sejauh
dua kaki dengan gerakan tubuh yang sakti ajaran Bun ji koan su
tempo dulu.
Sebaliknya Thian jian tee ciat Si Hun sia a mat terkejut setelah
mendengar seruan dari Cu Pok tadi, sayang keadaan sudah
terlambat untuk berkelit, ia segera mendongakkan kepa lanya dan

1230
me mperdengarkan suara tertawa anehnya yang menyeramkan
seperti tangisan setan atau lolongan serigala.
Dengan senjata bambu yang berada di tangannya ia melancarkan
sebuah serangan yang me matikan, serentetan bayangan toya
bagaikan anak panah yang tajam langsung meluncur ke muka
mene mbusi lingkaran bayangan pedang dari Ku See hong...
Sudah barang tentu Ku See hong tidak me mandang sebelah
matapun terhadap jurus serangan tersebut, cahaya berwarna warni
me mancar dari pedang Hu thian Seng kia m nya, lalu diantara
gerakan menusuk dan me muntah toya bambu yang berada ditangan
Si Hun sia telah termakan oleh bayangan pedangnya yang tajam
sehingga hancur menjadi kepingan-kepingan kecil.
Si Hun sia yang buas dan jahat sekarang nyawanya sudah berada
di ujung tanduk, mendadak timbul niat jahat didalam hatinya,
dengan suatu gerakan yang tiba-tiba dia menerjang ke arah tubuh
Ku See hong.
Sistim pertarungan yang lebih mendekati perbuatan nekad untuk
beradu jiwa ini benar-benar me mbuat hati orang merasa bergidik
dan ngeri.
Berkilat sepasang mata Ku See hong menghadapi anca man
tersebut, tiba-tiba tubuhnya yang masih mela mbung di udara miring
kesamping, se mentara cahaya pedang berkilauan sa mbil
me mutar....
Serentetan jeritan ngeri yang menyayat hati segera
berkumandang me mecahkan keheningan.
Menyusul ke mudian..
Dengusan tertahan bergema di angkasa.
Ku See hong yang masih mela mbung di udara, tiba-tiba rontok ke
atas tanah lalu agak se mpoyongan dia terhuyung-huyung mundur
sejauh tujuh delapan langkah lebih, paras mukanya yang semula
me mang pucat pias, kini se makin berta mbah pucat.

1231
-oo0dw0oo-

Jilid 37

RUPANYA menjelang saat ke matian tadi, Si Hun sia telah


mengerahkan segenap kekuatan yang dimilikinya untuk
me lancarkan sebuah pukulan maha dahsyat yang langsung
menghanta m bahu kiri Ku See hong, sebaliknya dia sendiri terma kan
bacokan Hu thian seng kia m sehingga tubuhnya terpapas menjadi
tiga bagian.
Kepalanya menggelinding keujung lapangan, tubuhnya jatuh
kebawah sementara bagian pinggang mencelat kebawah mencelat
sejauh beberapa kaki dari situ...
Darah segar me mancar me mbasahi seluruh permukaan rumput,
tiga bagian potongan badan itu masih kelihatan bergetar-getar....
Menyaksikan pe mandangan seperti ini orang akan merasa mual
saking ngerinya.
Thian leng tha mcu si Kake k berlengan iblis Khong Yu sian serta
Tee hun thamcu si Penginjak salju tanpa bekas Tha m Hun khi yang
menyaksikan Ku See hong menderita luka parah. serentak
me mbentak keras, kemudian bersama-sa ma menerka m ke arah Ku
See hong dengan ganasnya .....
Thi bok sin kia m Cu Pok juga tidak ketingga lan, pedang kayu
besinya segera di putar me mbentuk selapis cahaya hitam yang
secepat sambaran kilat menusuk ke punggung Ku See hong.
Menghadapi anca man yang bertubi-tubi ini secara aneh tubuh Ku
See hong menggegos ke sa mping, begitu lolos dari anca man
pedang Cu Pok, telapak tangan kirinya diputar menciptakan selapis
hawa serangan yang kuat dan membendung datangnya serangan
gabungan dari kedua orang tha mcu tersebut.

1232
Sekulum senyuman menyeringa i yang sinis dan penuh rasa
bangga segera menghiasi wajah Cu Pok, diiringi bentakan nyaring
pedang kayu besinya secepat kilat menerobos masuk me lalui
sebuah sudut yang sangat aneh sambil melancarkan selapis cahaya
berwarna kehita m-hita man.
Persis bagian tengah dari cahaya tersebut, pedang Thi bok kia m
langsung menyergap jalan darah sin kin hiat ditubuh Ku See
hong.....
Jurus serangan ini datangnya sangat tiba-tiba, gerakannya pun
aneh sekali, di ta mbah lagi jarak antara kedua belah pihak begitu
dekat, dalam waktu singkat Ku See bong sudah terancam diujung
pedang Thi bok kia m tersebut.
Ku See hong benar-benar amat terkesiap, mendadak dia
menge luarkan ilmu gerakan tubuh Mi khi biau tiong sin hoat,
badannya berputar dengan enteng lalu berkelebat ke sa mping.
Sekalipun begitu, gerakan serangan dari Cu Pok dengan pedang
Thi bok kia mnya begitu cepat bagaikan sa mbaran kilat ......
"Sreeett....!" dengusan tajam berge ma me menuhi seluruh
angkasa, tahu-tahu pakaian bagian bahu kiri Ku See hong sudah
tersambar robek, darah kental segera menyembur keluar bagaikan
pancuran ....
Si ka kek berlengan iblis Khong Yu siang dan si Penginja k salju
tanpa bekas Tham Hun khi tidak a mbil dia m, secara cepat dan
ganas mereka berdua melancarkan terka man lagi.
ooo0dw0ooo

BAB 57
KU SEE HONG mendengus dingin, pedangnya diputar dengan
cepat sambil me lepaskan bacokan maut ......
Cahaya tajam yang menyilaukan mata segera membelah angkasa
dan menguasai seluruh jagad ....

1233
Hawa pedang yang menyeramkan diiringi suara desingan tajam
mendengung me me kik kan telinga.
Cahaya pedang yang amat dahsyat itu dengan cepat dan aneh
me mbacok ketubuh dua orang tha mcu tersebut.
Jurus serangan ini selain dilancarkan secara aneh, juga mencapai
kecepatan yang mengerikan.
Si penginjak salju tanpa bekas dan kakek berlengan iblis merasa
terperanjat sekali, gerakan tubuh mere ka yang mela kukan tubrukan
segera ditahan ditengah jalan dan berputar ke sa mping kiri dan
kanan....
Hawa napsu me mbunuh telah menyelimuti seluruh wajah Ku See
hong, dia tertawa seram:
Tubuhnya bagaikan sukma gentayangan, tahu-tahu sudah
menyelinap ketengah-tengah musuhnya yang sedang berkelit ke kiri
dan kanan itu, ke mudian sa mbil me lakukan suatu gerakan berputar
yang sangat aneh Pedang Hu thian seng kiamnya ikut berputar pula
me mbentak suatu lingkaran...
Cahaya pedang kembali berkelebat... jeritan ngeri yang menyayat
hati pun berge ma me mecahkan keheningan, se mburan darah segar
seperti pancuran air memancar ke luar dan menye mbur ke mana-
mana.
Tiga maca m kejadian yang berbeda ternyata berlangsung pada
saat yang hampir bersamaan.
Tubuh si penginjak salju tanpa bekas Tha m Hun khi dan kakek
berlengan iblis Khong Yu siang terpapas kutung sebatas pinggang,
darah kental menye mbur keluar me mbasahi se luruh tubuh Ku See
hong, sehingga me mbuat pemuda itu berubah menjadi manusia
darah ....
Di bawah kerubutan lima orang tokoh persilatan yang berilmu
tinggi, ternyata secara beruntun Ku See hong berhasil
me mbinasakan tiga orang lawannya, kesempurnaan tenaga dala m
seperti ini benar-benar menggidikkan hati.

1234
Baru saja Ku See hong berhasil me mbinasakan ke dua orang
thamcu tersebut dan berdiri tegak, suara tertawa seram telah
berkumandang dari sisi kirinya...
Entah sedari kapan, si telapak tangan emas sukma cacad Tu Pak
kim telah menyelinap ke sisi kiri Ku See hong bagaikan sukma
gentayangan, tahu-tahu telapak tangan kanannya yang bersinar
keemas-e masan telah menghanta m ena m inci di sa mping kiri Ku
See hong.
Si anak muda itu hanya sempat mendengar gela k tertawa seram
bergema dari sisi tubuhnya, lalu iga kirinya terasa sakit sekali di
samping panas menyengat badan, semacam udara panas yang aneh
segera menusuk tubuhnya dan mera mbat keatas...
Perlu diketahui, si telapak tangan emas sukma cacad Tu Pak kim
adalah seorang manusia yang amat licik dan berakal busuk, sewaktu
me lancarkan serangan tadi tenaga dalamnya sama sekali tida k
dipancarkan secara langsung.
Menanti telapak tangannya sudah ha mpir menyentuh tubuh
lawan inilah, tenaga serangannya baru dilancarkan secara tiba-tiba..
Itulah sebabnya, tatkala Ku See hong menyadari datangnya
ancaman bahaya maut dan bersiap sedia hendak menghindarkan
diri, telapak tangan Tu Pak kim sudah berada hanya tiga inci saja
dari sisi tubuhnya.
Dala m terperanjatnya, buru-buru Ku See hong mengeluarkan
ilmu gerakan tubuh Mi khi biau tiong sin hoat nya untuk berusaha
menghindarkan diri...
Sayang sekali keadaan sudah terla mbat.
Baru saja Ku See gong me mutar badannya setengah lingkaran,
sebuah pukulan beracun Sian bun kim than dari Tu Pak kim sudah
bersarang telak dipunggung kanan Ku See hong,
Teriakan keras yang me mekikkan telinga segera berge ma
me menuhi angkasa.

1235
Terlihat tubuh Ku See hong mencelat sejauh satu ka ki lebih dari
posisi se mula, namun dengan cepat dia meronta bangun dan
me lompat dari atas tanah...
Kini rambutnya sudah terurai kusut, seluruh badannya penuh
bermandikan darah sedang dari ujung bibirnya darah kental masih
me leleh keluar tiada hentinya.
Bukan cuma begitu, seluruh kulit wajah nya mengejang keras,
sepasang matanya me mancarkan sinar kebuasan yang
menggidikkan hati, dipandangnya wajah si pedang Sakti kayu baja
Cu Pok dan Te lapak tangan e mas sukma cacad Tu Pak kim dengan
penuh a marah.
Sikapnya yang seram dan mengerikan ini, cukup menggidikkan
hati siapa pun yang me mandangnya.
Pedang Hu thian seng kiamnya kini di genggam dala m tangan
kanan, sementara kelima jari tangan kirinya dipentangkan lebar-
lebar, cahaya pedang yang menyoroti wajahnya membuat pe muda
itu selain mengerikan juga me nggidikkan hati setiap orang. Tangan
kirinya bagaikan ca kar iblis saja yang siap me nerjang mangsa nya.
Keadaannya waktu itu cukup me mbuat orang merasa tegang dan
berdiri se mua bulu kuduknya.
Baik si Pedang Sakt i kayu baja Cu Pok maupun telapak tangan
emas sukma cacad Tu Pak kim, kedua-duanya merasa bergidik
setelah menyaksikan keadaan musuhnya, tanpa sadar mereka
berdua bersama-sa ma mundur sejauh dua langkah.
Terutama si telapak tangan emas sukma cacad Tu Pak kim,
hatinya lebih lebih merasa terkejut berca mpur terkesiap.
Seperti yang diketahui, ilmu pukulan telapak tangan emas sukma
cacadnya termasuk ilmu pukulan yang paling beracun di dunia ini,
Ku See hong yang nyata-nyata sudah termakan sebuah pukulannya,
ternyata tidak segera tewas, kejadian ini sudah cukup me mbuatnya
terperanjat, apa lagi setelah terluka oleh pukulannya dita mbah pula

1236
dengan beberapa pukulan yang la in, na mun pe muda itu masih
tangguh dan perkasa, ini baru me mbuat hatinya keder.
Ku See hong masih tetap berdiri tak berkutik dite mpat se mula.....
Suasana hening dan sepi yang menceka m seluruh angkasa, sekali
lagi me mbuat perasaan Cu Pok serta Tu Pak kim berta mbah tak
tenang, mereka menduga serangan balasan yang dilancarkan Ku
See hong berikut ini bisa jadi akan segera menentukan nasib
mereka.
Suasana tegang, seram dan mengerikan segera menyelimuti
seluruh angkasa.
Mala m.....
Me mbuat suasana bertambah me ngerikan.
Dipihak sini suasana hening dan sepi, sebaliknya dipihak lain
pertarungan antara Keng Cin sin melawan Ceng Lan hiang masih
berlangsung dengan serunya.
Mereka berdua sa ma-sa ma pernah me mperoleh sejilid kitab
pusaka, jurus sakti yang dilawan dengan jurus sakti me mbuat
pertarungan itu berimbang dan sukar di tentukan siapa yang lebih
unggul dan siapa yang lebih le mah.
Berbicara tentang kesempurnaan tenaga dalam, maka Ceng Lan
hiang jauh lebih se mpurna ketimbang lawannya, maka dari itu
sepanjang pertarungan berlangsung. Ceng Lan hiang selalu
me lakukan sistim pertarungan adu kekerasan.
Segulung angin pukulan yang maha dahsyat sekali lagi me luncur
kedepan menghanta m tubuh Keng C in sin.
Akan tetapi dengan suatu gerakan yang lincah dan cekatan serta
me mperguna kan jurus serangan yang lihay Keng Cin sin berhasil
me munahkan hawa pukulan yang maha dahsyat itu.
Kendatipun demikian, adakalanya Keng Cin sin kena terdesak
juga sehingga mundur terus berulang kali, tentu saja dia berada
diposisi bawah angin.

1237
Namun gerak serangan dari Keng Cin sin tidak menjadi kalut
karena kejadian ini, ma lah jurus serangan yang dipergunakan makin
la ma bertambah aneh, angin pukulan yang dilepaskan juga ma kin
la ma se makin berta mbah tangguh.
Ceng Lan hiang benar-benar dibuat terkejut, sebenarnya dia
mengira Keng Cin sin tak akan ma mpu menahan sepuluh jurus
serangannya, tapi kini wa laupun seratus gebrakan sudah lewat,
lawannya masih tetap tangguh.
Disa mping itu, dia pun merasa jurus serangan yang digunakan
Keng Cin sin rada mirip dengan jurus-jurus serangan yang di
cantumkan dala m kitab pusaka Cang ciong pit kip, tapi bila
diperhatikan lebih seksa ma, ternyata jurus serangan itu berbeda,
pokoknya dia se makin dibuat kese mse m oleh ke lihayan musuhnya.
Padahal dia mana tahu jurus serangan yang dipergunakan Keng
Cin sin pun berasal dari kitab pusa ka Cang ciong pit kip, hanya dia
tak sempat me mpe lajari ilmu silat yang tercantum da la m kitab
pusaka Cang ciong pit kip bagian bawah saja.
Pertarungan antar jago lihay me mang jauh lebih bermutu
daripada pertarungan pertarungan lainnya, kadangkala gerakan
mereka tampa k enteng dan sederhana seakan-akan tiada sesuatu
yang hebat, tapi ada kalanya serangan tersebut justru mengeledek
dan cukup mengerikan hati.
Padahal setiap gerakan yang mereka lakukan sudah cukup
menentukan mati hidup seseorang.
Pertarungan yang berlangsung di antara ke dua orang ini benar-
benar menggidikkan dan menyilaukan mata siapa pun.
Tampak bayangan manusia saling menya mbar, angin pukulan
menyayat badan, membuat pasir dan rumput beterbangan di
angkasa.
Suasana bertambah dahsyat dan mengerikan, seakan-akan dunia
mau kia mat saja. Ditengah berlangsungnya pertarungan sengit itu...
Mendadak satu ingatan melintas didala m benak Ceng Lan hiang..

1238
Menyusul ke mudian sekulum senyuman licik yang a mat sinis
menghiasi wajahnya.
Telapak tangannya yang putih mulus tiba-tiba diputar
me mbentuk gerakan setengah lingkaran busur, lalu dengan cepat
mendorongnya ke depan ....
Bagaimana mungkin Keng Cin sin bisa menduga ka lau Ceng Lan
hiang telah berbuat licik?
Rupanya disaat sepasang tangan perempuan jalang itu diputar
me mbuat gerakan setengah lingkaran busur sa mbil melancarkan
pukulan tadi, secara diam-dia m jari tengah dan telunjuk tangan
kirinya telah merogoh ke dala m sakunya menga mbil sesuatu benda.
Angin pukulan Ceng Lan hiang yang maha dahsyat seperti
gulungan ombak besar itu dengan cepat menggulung ke tubuh Keng
Cin sin .....
Mencorong sinar benci yang mengerikan dari balik mata Keng Cin
sin, telapak tangan nya balas diayunkan ke muka me lepaskan
pukulan yang tak ka lah dahsyatnya.
"Blaaa mmm .....!"
Serentetan ledakan keras yang meme kik kan telinga segera
bergema me mecahkan keheningan.
Akibat dari bentrokan kekerasan ini, Keng Cin sin serta Ceng Lan
hiang sa ma-sa ma tergetar mundur sejauh satu langkah lebih....
Disaat kedua belah pihak mundur selangkah itulah, pelan-pelan
Ceng Lan hiang mengangkat telapak tangan kirinya keatas dadanya,
ke mudian mengarahkan ujung jari tengah dan telunjuknya ke arah
Keng Cin sin dengan tangan kanan melindungi mulut, sorot matanya
yang tajam mengawasi terus gerak gerik lawannya tanpa berkedip.
Sebaliknya Keng Cin sin yang sedang mundur ke belakang
menyilangkan pula sepasang telapak tangannya didepan dada, dia
mengira Ceng Lan hiang kembali akan melancarkan serangan
dengan sekuat tenaga.

1239
Maka dia cepat-cepat menghimpun segenap tenaga dalam yang
dimilikinya untuk bersiap sedia menghadapi segala ke mungkinan
yang tidak diinginkan.
Mendadak...
Keng Cin sin mengendus bau harum se merbak yang sangat aneh
menyebar di seputar situ, segera menyadari kalau gelagat tidak
beres, pikirnya:
"Habis sudah aku, rupanya keparat ini telah menggunakan siasat
licik!", bersamaan itu pula Ceng Lan hiang me mperdengarkan suara
tertawa jalangnya yang penuh diliputi rasa bangga ....
Tubuhnya secepat kilat menerjang maju lagi ke depan.
Dala m pada itu, begitu Keng Cin sin mengendus bau harum yang
aneh, ia segera merasakan kepalanya pusing tujuh ke liling dan
matanya berkunang-kunang, segenap kekuatan yang dimilikinya ikut
punah pula hingga lenyap tak berbe kas.
Ceng Lan hiang tida k menyia-nyiakan kese mpatan baik ini, jari
tangannya dengan cepat disodok ke muka menotok jalan darah
Keng Cin sin....
Dengusan tertahan bergema me me cahkan keheningan.
Akibat dari totokan itu, Keng Cin sin segera roboh le mas ke atas
tanah.
Gelak tertawa jalang sekali lagi berkumandang me me nuhi
angkasa ....
Kini Ceng Lan hiang me mba likkan badan, waktu itu Thi bok sin
kia m Cu Pok, Tian hun kim ciang Tu Pa k kim serta Ku See hong
masih saling berhadapan dengan tubuh kaku, hanya ketiga pasang
mata mereka yang berkilauan dan saling menatap dengan penuh
amarah.
Untuk beberapa saat lamanya Ceng Lan hiang tidak mengetahui
permainan busuk apakah yang sedang mereka lakukan, sambil
tertawa ringan tegurnya kemudian:

1240
"Hei, me mangnya kalian sedang beradu banteng? Atau sedang
taruhan ayam jago?"
Rupanya si telapak tangan e mas sukma cacad Tu Pak kim serta si
Pedang sakti kayu besi Cu Pok sedang dibuat terkesiap oleh
ke ma mpuan Ku See hong me lancarkan serangan.
Teguran dari Ceng Lan hiang barusan terdengar pula oleh
mereka berdua, cuma kedua orang ini tak berani bersuara atau pun
berkutik, sebab mereka sedang menghimpun segenap hawa murni
yang dimilikinya untuk menghadapi setiap serangan yang mungkin
akan ditujukan ke arahnya.
Kini Ceng Lan hang sudah berjalan mendekati pe muda itu,
sepasang matanya yang tajam bagaikan se mbilu me mandang
seluruh tubuh Ku See hong dari atas hingga ke bawah, ke mudian
sambil tertawa jalang tegurnya:
"Hei saudara cilikku, begitu parah luka da la m yang telah kan
derita, Oooh... sungguh kasihan, biar cici segera mengobati luka mu
itu"
Ditengah pe mbicaraan, Ceng Lan hiang telah me nyusup ke depan
dan berada hanya tiga depa saja dari sisi tubuh si anak muda itu.
Ku See hong mendengus tertahan, pedang Hu thian seng kia m
yang berada ditangan kanannya segera digetarkan keras-keras...
"Criiing!"
Mendadak pedang Hu thian seng kia m itu terjatuh dari
genggamannya.
Menyusul ke mudian seluruh tubuh Ku See hong ge metar keras,
tampaknya dia segera akan roboh ke atas tanah.
Ceng Lan hiang tertawa merdu, tangannya bertindak cepat
dengan menya mbar tubuh Ku See hong yang terjatuh ke mudian
me me luk nya kencang-kencang.
Perubahan yang berlangsung secara tiba-tiba ini sa ma seka li
diluar dugaan siapapun, kontan saja si pedang Sakti kayu baja Cu

1241
Pok serta si telapak tangan e mas sukma cacad Tu Pak kim menjadi
me longo dan berdiri tertegun.
Ceng Lan hiang melirik sekejap wajah kedua orang itu, kemudian
umpatnya sa mbil tertawa.
"Kalian berdua betul-betul bloon, begitu juga engkau sebagai
kakak seperguruannya, Huuuh aku, lihat nyali kalian berdua sudah
dibuat pecah oleh kehebatannya"
Rupanya luka parah yang diderita Ku See hong secara berulang-
ulang telah me mbuat hawa darah didalam tubuhnya mengala mi
goncangan yang a mat keras.
Sedangkan diapun secara beruntun harus menggunakan jurus-
jurus gerangan sakti untuk meneter lawannya, kesemuanya itu
me mbuat hawa murninya menderita kerugian yang a mat besar.
Keadaan ini se ma kin berta mbah parah setelah Tu Pak kim
berhasil menyarangkan pukulan Jian hun kim ciangnya.
Waktu itu boleh dibilang seluruh tubuhnya sudah tidak na mpak
setitik tenagapun.
Akan tetapi wataknya sangat keras kepala membuat pe muda ini
enggan roboh ke tanah sebelum tenaganya betul-betul habis
terkuras, maka sambil me maksa kan diri dia me mpertahankan terus
posisi pedangnya untuk menggertak lawan, padahal waktu itu dia
sudah tidak berkekuatan lagi untuk me lancarkan serangan.
Maka menggunakan kesempatan disaat Si Pedang sakti kayu baja
Cu Pok dan si telapak tangan emas sukma cacad Tu Pak kim dibuat
keder oleh gerakannya, diam-dia m dia mencoba menghimpun
tenaga dalamnya untuk me mulihkan ke mbali kekuatannya didala m
waktu singkat.
Tapi luka yang dideritanya terla mpau parah, setiap ka li hawa
murninya coba digerakkan, ulu hatinya segera terasa sakit sekali
bagaikan ditusuk-tusuk dengan pisau.

1242
Tatkala Ceng Lan hiang mendekatinya, diapun mengetahui
gerakan lawan tersebut, sebenarnya dia ingin menggunakan pedang
Hu thian seng kia mnya untuk me mbunuh pere mpuan ini.
Tapi sewaktu dia me nggerakkan tubuhnya untuk melancarkan
tusukan, seluruh badannya segera menjadi sakit sekali, tulang
belulangnya seperti pada terlepas dari badannya, disamping rasa
sakit yang merasuk sa mpa i ketulang sumsum.
Saking tak tahannya menghadapi siksaan badan ini, akhirnya dia
roboh dan tida k sadarkan diri.
Ketika si pedang sakti kayu besi Cu Pok dan si telapak tangan
emas sukma cacad Tu Pa k kim me ndengar perkataan itu, tanpa
terasa mereka berpikir dihati.
"Haah, sungguh me ma lukan!".
Tapi Si telapak tangan emas sukma cacad Tu Pak kim segera
berkata sambil tertawa nyaring:
"Kepandaian silat yang dimiliki sumoay betul-betul lihay dan luar
biasa, Ih heng sekalian benar tak becus dan tak mampu menandingi
lagi"
"Yaa, kalian berdua me mang seperti gentong nasi saja" seru
Ceng Lan hiang sa mbil tertawa ringan.
"Benar, benar sumoay, me mang gentong nasi" Pedang sakti kayu
baja Cu Pok menimpa li sambil tertawa licik.
"Hmmm, me mangnya kalian gentong nasi se mua, kalau t idak,
manusia maca m apa kah ka lian?"
Si pedang sakti kayu besi Cu Pok yang menyaksikan tingkah laku
perempuan itu dia m-dia m merasa kegelian, umpatnya di hati:
"Kau pere mpuan jalang, ta mpaknya begitu tergila-gila dengan
keparat busuk ini, sekarang dia sudah menderita luka yang begitu
parah, akan kulihat dengan cara bagaima na kau henda k
mengajaknya bermain cinta, hmm, suatu ketika kau si perempuan
jalang pasti akan ma mpus lantaran kejalanganmu itu"

1243
Si telapak tangan emas sukma cacad Tu Pak kim tidak
ketinggalan dia berkata pula:
"Sumoay, seluruh tubuhnya penuh dengan darah, ini akan
mengotori tubuhmu yang bersih, lebih ba ik .......”
Mendadak paras muka Ceng Lan hiang berubah sangat hebat,
bentaknya nyaring:
"Mengapa menghajar dirinya sampa i separah ini lukanya?
Hmmm, makin la ma ka lian berdua sema kin berani me mandang
rendah diriku . .....”
Pedang sakti kayu besi Cu Pok tertawa ha mbar.
"Tida k berani, tida k berani, ka mi hanya me laksanakan perintah
dari sumoay, kalau tidak dengan kesalahan yang telah dilakukan nya
terhadap perkumpulan kita, mungkin sejak dulu jiwanya sudah
dicabut, masa dia masih dapat hidup sa mpa i sekarang"
Ceng Lan hiang segera me mbungkukkan badannya me mungut
ke mbali pedang Hu thian seng kia m tersebut dan dimasukkan
ke mbali keda la m sarungnya yang masih mengge mbol dibahu Ku See
hong, setelah itu katanya dingin:
"Sudah, tak usah banyak berbicara lagi, cepat bawa mereka dari
sini!"
Keng Cin sin terkena obat pemabuk, jalan darahnya tertotok
pula, kini dia berada dala m keadaan tak sadar.
Pelan-pelan Jian hun kim ciang Tu Pok kim me mbopong
tubuhnya dan berlalu dari situ menuju ke markas besar
perkumpulan Ban sia kau .....
Waktu itu tengah ma la m sudah menjelang tiba.
Cahaya lentera tampak me mancar ke luar dari beberapa deret
bangunan yang berlapis-lapis dala m kompleks markas besar
perkumpulan Ban sia kau, sementara suasana hening menceka m
sekeliling tempat itu.

1244
Didala m sebuah ka mar kecil disuatu bangunan yang terpencil
letaknya, tampak seorang gadis berbaju putih yang cantik jelita bak
bidadari dari kahyangan sedang duduk dibawah cahaya lentera.
Selapis perasaan sedih dan murung menghiasi seluruh wajahnya
yang rupawan.
Dia duduk tenang beberapa saat lamanya, kemudian pelan-pelan
berjalan menuju ke depan jendela. me mandang bintang yang
bertaburan diangkasa, ia menggeleng sa mbil me nghela napas sedih.
"Aaaai, hingga sekarang mengapa dia be lum na mpak juga......”
Ternyata gadis berbaju putih ini adalah Him Ji im, si nona yang
punya janji dengan Keng C in sin untuk berjumpa tengah mala m ini.
Sejak berpisah dengan Ku See hong, sampa i kini dia disekap
terus didala m ruangan tersebut.
Pada mulanya Him ji Im me ngira Ku See hong sudah mati
terjatuh kedalam jurang, tapi satu ingatan selalu me menuhi
benaknya, dia yakin Ku See hong tak akan mati da la m keadaan
begitu, namun seandainya di kemudian hari terbukti kalau pe muda
itu sudah tewas. maka dia pun tak ingin hidup seorang diri dikolong
langit ini...
Dala m hatinya, dia benar-benar amat me mbenci ibunya Ceng Lan
hiang.
Tapi, sekalipun dia amat me mbenci Ceng Lan hiang, gadis ini tak
berani menentang apalagi melawannya secara terang-terangan.
Dala m hal ini Him Ji im sendiripun tida k tahu apa yang
menyebabkan dia sa mpai begitu?
Mungkin saja hal ini dikarenakan perasaan hormatnya dari
seorang anak terhadap ibunya, atau mungkin juga dikarenakan sifat
Him Ji im yang penuh welas asih.
Tapi seandainya ada seorang yang dicintai mendukungnya agar
berhianat kepada Ceng Lan hiang, maka tanpa memperdulikan

1245
segala akibatnya Him Ji im dapat menuruti perkataan orang itu,
tentu saja orang itu adalah Ku See hong.
Tengah hari ke marin, tiba-tiba saja ia mendapat berita kalau
kekasihnya berhasil ditangkap Ceng Lan hiang dan dibawa ke istana
Cun kiong tian untuk diajak..
Mendengar berita busuk yang sangat me malukan ini, hampir saja
dia mati saking ma lu dan gusarnya, sebab setiap manusia di dunia
ini mengutuk dan menyumpahi hubungan sengga ma diantara
manusia se maca m ini.
Peristiwa tersebut benar-benar mengerikan dan menakutkan
dirinya...
Untung kekasihnya berhasil dise la matkan oleh seorang manusia
berkerudung warna warni, kalau tidak, mungkin dia sudah tak punya
muka lagi untuk me lanjutkan hidupnya didunia ini.
Maka dia se makin me mbenci ibunya, kalau bisa ingin
me mbunuhnya sampa i mati meski sebagai akibat dia harus
menanggung dosa sebagai anak yang tak berbakti tapi ia bertekad
hendak me mbunuhnya.
Bila niat tersebut dapat terlaksana, maka untuk menebus
dosanya dia akan mencukur ra mbut me njadi pendeta dan hidup
terpencil untuk menebus dosa sendiri maupun dosa ibunya.
Karena dia tahu, nasibnya amat sedih sudah ditakdirkan untuk
hidup dala m penderitaan, sekalipun dia a mat mencintai Ku See
hong, namun bagaimanapun juga dia merasa tak punya muka untuk
hidup bahagia dengannya.
Karena dia ma lu dengan perbuatan ibunya, dia malu menjadi
putrinya, dalam hati kecilnya dia seolah-olah kekurangan sesuatu
benda...
Mendadak Him Ji im merogoh ke dala m sakunya dan
menge luarkan sejilid kitab, ke mudian guma mnya dengan sedih:

1246
"Bila enci itu tidak ke mari, secara diam-dia m aku akan pergi
meninggalkan tempat ini dan menghantar kitab ini kepadanya, kalau
tidak Im Yan cu cici, kekasih engkoh Hong pasti akan mati dala m
keadaan mengenas kan, dengan demikian engkoh Hong tentu akan
lebih me nderita, lebih sengsara dan kesepian.
Engkoh Hong...... Ooooh Engkoh Hong, tahukah kau bahwa aku
pun tak dapat hidup sebagai suami istri denganmu? Aaaaa.... Enci
Keng Cin sin yang hendak dicari engkoh Hong entah sudah
ditemukan belum? Engkoh Hong bilang dia a mat mirip dengan ku,
bukankah enci berkerudung warna warni pun sangat mirip dengan
wajahku? Entah siapakah enci itu? Dia betul-betul a mat misterius,
sedang ilmu silatnya juga lihay sekali, apalagi enci itu begitu
menyayangi aku, meski aku hanya berkumpul sehari saja
dengannya, tapi dia menganggapku sebagai saudara sendiri saja,
bila diapun mencintai engkoh Hong, ha l ini pasti akan lebih baik..
"Menurut catatan didalam kitab Ban sia cin keng, obat yang
merupakan pe munah racun Im hwee si hun wan adalah Han sia
cau, tapi tumbuhan macam apakah rumput Han sia ciu tersebut?
Kemana kah harus di cari rumput itu.
Rupanya Him ji im telah manfaatkan kese mpatan disaat Ceng Lan
hiang dengan me mbawa kawanan jago lihay dari Ban sia kau untuk
me lakukan pengejaran terhadap Ku See hong tadi untuk menjumpa i
Keng Cin sin ke mudian mencuri kitab pusaka Ban sia cin keng yang
tiada ternilai harganya itu.
Dala m kitab pusaka Ban sia cin keng me mang dicantumkan obat
penawar racun bagi obat perangsang Im hwee si hun wan tersebut,
yakni rumput Han sia cau.
Setelah berguma m seorang diri, pikiran Him Ji im ke mba li
tenggelam ke dala m la munannya, sementara titik a ir mata jatuh
berlinang me mbasahi pipinya yang halus, mungkin dia sedang
me mikirkan ke mbali nasib je lek yang diala minya sela ma ini.
Mendadak...

1247
Serentetan suara tertawa licik yang menyeramkan dan
menggidikkan hati me motong jalan pikirannya yang belum habis itu.
Dengan cepat Him Ji im me masukkan ke mbali kitab pusaka Ban
sia cin kengnya ke dala m saku, ke mudian me mbalikkan badan nya.
Didepan pintu ka marnya tahu-tahu sudah muncul seorang
pemuda yang lengan kirinya belum la ma terpapas kutung, wajahnya
amat pucat se mentara sekulum senyuman cabul yang keji dan
menyeramkan menghiasi ujung bibirnya, me mbuat siapa pun yang
berjumpa dengannya tentu timbul perasaan seram dan ngeri.
Begitu menyaksikan ke munculan pemuda itu, dengan gusar Him
Ji im segera me mbentak.
"Ciu Heng thian, tahukah kau bahwa tempat ini merupakan
daerah terlarang yang ditetapkan kaucu?"
Pemuda berwajah pucat ini tak lain adalah si Pedang ular perak
Ciu Heng thian yang cabul, keja m dan tak berperi ke manusiaan itu.
Mendengar teguran mana, dia segera mencibirkan bibirnya dan
me mperdengarkan suara tertawa cabulnya yang me muakkan. "Adik
Im, mengapa kau harus mena mpik kebaikan orang yang bersusah
payah datang menjengukmu? Orang lain boleh sampa i disini,
mengapa aku tak boleh ke mari? Tahukah kau bahwa aku sangat
mencintai mu."
Merah padam sele mbar wajah Him Ji im karena jengah setelah
mendengar perkataan itu, segera bentaknya.
"Manusia laknat yang tak tahu malu, rupanya kau sudah bosan
hidup ....?"
Dengan sikap yang sinis dan menghina si pedang ular perak Ciu
Heng thian mendengus dingin.
"Hmmm, benarkah Ih heng adalah ma nusia la knat yang tak tahu
ma lu? Apakah lebih la knat dan tak tahu ma lu ketimbang ibumu itu?
Heeehh....heeehh.... heeehh....”

1248
"Adik Im, tahukah kau bahwa ibumu sekarang sedang berangkat
ke sorga dan ia bersama Ku See hong? Sedangkan manusia
berkerudung warna warni yang sedang kau nant ikan sekarangpun
sedang disekap di ruangan hukuman?"
"Adik Im, aku sudah lama sekali menantikan dirimu, kalau toh
ibumu begitu cabul dan jalang, sebagai anak kau tak usah menurut i
perkataannya lagi. mari kita kabur sejauh-jauhnya dari sini mala m
ini juga, asal kita bersembunyi diujung langit sana, bukankah
kitapun masih bisa hidup dengan bahagia?"
Ketika mendapat tahu kalau Ku See hong dan Keng Cin sin
ke mbali tertangkap ibunya, Him Ji im benar-benar merasa a mat
terperanjat, dia merasa kepalanya seperti disambar geledek
ditengah hari bolong, kontan pikirannya menjadi kalut dan dengan
sempoyongan mundur kebela kang sebelum terjatuh ke atas
pembaringan.
Yang me mbuat hatinya a mat sedih adalah perbuatan ibunya yang
sedang..... dengan kekasihnya.
Si pedang ular perak Ciu Heng thian tertawa licik, sorot matanya
mulai me mancarkan sinar penuh dengan napsu birahi, ditatapnya
wajah Him Ji im yang cantik dan halus itu tanpa berkedip,
sementara napsu birahinya makin la ma se makin me muncak.
Pelan-pelan dia mulai menggeserkan badannya menghampiri Him
Ji im, lalu sa mbil tertawa dingin katanya.
"Adik Im, kau anggap Ku See hong adalah seorang lelaki sejati
....? Hmm....hmm .. tahukah kau betapa tergila-gilanya dia atas
ibumu ... ...
Ketika berbicara sampa i disitu, mendadak si pedang ular perak
Ciu Heng thian menerjang maju ke muka dan secepat kilat
menubruk keatas tubuh Him J i im ......
Him Ji im me mbentak gusar, sambil me mba likkan tubuhnya tahu-
tahu dalam gengga man tangan kanannya telah bertambah dengan

1249
sebilah pisau belati yang tajamnya luar biasa, secara ganas dia
tusuk perut Ciu Heng thian.
Tindakan yang dila kukan olehnya ini sa ma sekali diluar dugaan
siapapun, sudah barang tentu tak sempat bagi si pedang ular perak
Ciu Heng thian untuk menghindarkan diri.
Bahu kirinya disekitar bekas kutungan lengannya segera tersayat
pisau belati itu, sehingga muncul sebuah mulut luka yang
panjangnya tiga inci, darah kental segera me mancar keluar dengan
derasnya.
Ciu Heng thian menjerit kesakitan, sambil merintih dia mundur
tiga empat langkah ke belakang dengan sempoyongan. Mencorong
sinar gusar yang penuh kekejian dari balik mata si pedang ular
perak Ciu Heng thian, serunya sambil menahan rasa benci yang
me luap-luap:
"Adik Im, dengan penuh kasih sayang aku selalu melindungimu
secara diam-dia m, siapa tahu kau justru tidak tahu diri, air susu kau
dibalas dengan air tuba. ini berarti kau sendiri yang mencari
penyakit, jangan salahkan lagi jika aku akan bertindak keja m
kepadamu!"
"Manusia laknat tak tahu malu, aku akan memba laskan dendam
bagi cici Im Yan cu," bentak Him Ji im penuh a marah.
Sambil me mbentak nyaring, Him Ji im me mutar senjata belatinya
menciptakan selapis cahaya tajam, ke mudian langsung ditusukkan
ke dada Ciu Heng thian.
Menghadapi ancaman tersebut, si pedang ular perak Ciu Heng
thian segera tertawa dingin, jengeknya:
"Kepandaian silat mu masih ketingga lan jauh sekali..."
Sedikit saja Ciu Heng thian miringkan tubuhnya, tusukan pisau
belati itu sudah mengenai sasaran kosong, ke mudian sa mbil
menggerakkan sepasang bahunya bagaikan sukma gentayangan
saja secara aneh tapi cepat dia sudah mendesak semakin mende kati
tubuh Him Ji im..

1250
Gerakan tubuhnya benar-benar cepat luar biasa, tak sampai Him
Ji im menggerakkan pisau be latinya, telapak tangannya sudah
me lepaskan sebuah bacokan yang keras sekali me ma ksa gadis
tersebut mundur terus ke be lakang.
Perlu diketahui kepandaian silat yang dimiliki Him Ji im
sesungguhnya sangat lihay, namun oleh karena pikirannya sedang
kalut dan perasaannya kacau balau hal mana me mbuat tenaga
dalamnya amat terpengaruh, coba kalau demikian, bukan suatu
pekerjaan yang gampang bagi Ciu Heng thian untuk
menaklukkannya dala m waktu singkat.
Disaat Ciu Heng thian mengayunkan telapak tangan kanannya
me lancarkan bacokan tadi, tubuhnya turut menerjang pula ke
depan, lalu secepat kilat mencengkera m urat nadi pada pergelangan
tangan kiri Him Ji im.
Ilmu Ki na jiu hoat yang dipertunjukkan ini meski na mpaknya
seperti tiada keistimewaan apa pun, namun kecepatan nya selain
luar biasa, bahkan arah sasarannya membuat orang sulit untuk
menghindarkan diri.
Apabila orang-orang biasa selalu mencengkera m pergelangan
tangan kanan musuh yang menggengga m pisau belati, ma ka
sasaran yang diarah oleh Ciu Heng thian adalah pergelangan tangan
kirinya, oleh karena itu Sebelum Him Ji im se mpat mengetahui
keadaan yang sebenarnya, dia sudah kena dicengkera m secara
telak.
Tak terlukiskan rasa kaget dan ngeri Him Ji im menghadapi
situasi seperti ini, secepat kilat pisau belati ditangan kanannya
langsung ditujukan ke atas jalan darah sim kan hiat di tubuh Ciu
Heng thian..
Ciu Heng thian segera menggoyangkan pergelangan tangan kiri
si nona yang di cengkera m itu sehingga Him Ji im merasakan
seluruh badannya menjadi kaku, darahnya bergolak keras dan
kekuatannya seakan-akan punah dengan begitu saja.

1251
Tusukan pisau belatinya persis menusuk diatas pakaiannya dan
"Traangg!" senjata itu jatuh ke atas tanah.
Sepasang mata si pedang ular perak Ciu Heng thian yang diliputi
cahaya kecabulan itu mula i me mancarkan kobaran napsu birahi
yang menyala-nyala, ditatapnya sekujur badan Him Ji im dari atas
sampai ke bawah, ke mudian sa mbil tertawa terkekeh-kekeh tiada
hentinya dia berkata:
"Adik Im, apakah Im Yan cu yang tadi kau ma ksudkan itu adalah
perempuan yang telah menelan pil Im hwee si hun wan tersebut...?"
"Heeehh....heeehhh....heehhh... adik Im, sesungguhnya aku
sangat mencintaimu, namun kau tak tahu diri, ma ka terpaksa aku
harus mene mpuh dengan caraku sendiri, sekarang aku masih
me mpunyai sebutir pil Im hwee si hun wan, dan pil ini a kan
kuhadiahkan untukmu"
Ketika mendengar ucapan tersebut, Him Ji im menjadi
terperanjat sekali hingga paras mukanya berubah hebat, akan tetapi
urat nadinya sudah tercengkeram sehingga kekuatannya punah,
dalam keadaan begini dia tak ma mpu berkutik lagi.
Agaknya hawa napsu birahi yang me mbara didada si pedang ular
perak Ciu Heng thian sekarang sudah mencapai pada puncaknya,
dia sudah tak sabar untuk menunggu lebih la ma.
Mendadak tangan kanannya mengendorkan cengkere mannya
pada urat nadi di pergelangan tangan kiri Him Ji im.
ke mudian menggunakan kese mpatan di saat hawa murni gadis
itu belum pulih, dengan gerakan cepat Ciu Heng thian me ngayunkan
ke mbali tangan kanannya untuk menotok jalan darah Him Ji im.
Setelah itu dia me mbopong tubuh si nona dan me mbaringkannya
ke atas ranjang, sementara tangan kanannya merogoh ke dala m
saku dan menge luarkan sebut ir pil.
ooo0dw0ooo

1252
BAB 58
SEBAGAIMANA telah diketahui, pil yang baru saja dikeluarkan
dari saku Ciu Heng thian itu tak lain adalah obat perangsang yang
paling cabul didunia saat ini, Im hwee si hun wan.
Si pedang ular perak Ciu Heng thian kembali mengulangi cara
yang pernah dila kukan untuk menghadapi Im Yan cu tempo hari,
yakni pertama-tama ditotoknya jalan darah ya ci hiat dimulut Him J i
im, kemudian menotok ja lan darah yang tiong hiat pada sepasang
lengannya agar gadis itu tak mampu menghabisi nyawa sendiri guna
me lindungi kesucian tubuhnya.
Kemudian sa mbil me mperlihatkan pil perangsang Im hwee si hun
wan yang berada ditangan kanannya, Ciu Heng thian
me mperdengarkan suara tertawa liciknya yang menyeramkan:
"Heeehh..... heeehh.. .heeehh.... adik Im, aku yakin kau cukup
me maha mi khasiat dari obat perangsang Im hwee si hun wan ini
sehingga aku tak perlu menerangkan lagi, obat ini merupa kan obat
milik ibumu yang dihadiahkan sebanyak dua butir kepadaku, tentu
dia tak pernah me ngira kalau a khirnya putri sendiri yang menjadi
korban, sekarang kau tentu sangat me mbenci ibumu bukan? Yaa,
ibumu me ma ng pere mpuan paling cabul dikolong langit dewasa ini,
heeehh ..heeehh.... "
Kembali dia perdengarkan suara tertawa nya yang licik, sinis dan
menyeramkan.
Titik-titik a ir mata ke mbali jatuh bercucuran me mbasahi wajah
Him Ji im yang cantik, perasaan sedih yang dialaminya sekarang
betul-betul tak terlukiskan dengan kata-kata.
Dia me mbenci kebuasan dan kecabulan manusia laknat ini.
Diapun me mbenci ibunya yang cabul dan banyak me lakukan
perbuatan terkutuk.
Dia me mbenci langit yang tidak adil kepadanya.

1253
Dia me mbenci kepada diri sendiri karena tak bisa me mbe la
kesucian tubuhnya sampa i mati .....
Dia benci karena tak dapat bersua dengan kekasih hatinya dan
harus berpisah untuk sela manya.
Diapun benci karena tak dapat membantu kekasih Ku See hong
yaitu Im Yan cu untuk me mbebaskan diri dari pengaruh racun.
Dia me mbenci karena tak dapat melihat jenazah ayahnya dan
berziarah kesana untuk mewujudkan keba ktiannya sebagai seorang
anak terhadap orang tuanya.
Tujuh maca m kebencian ini segera mencabik-cabik hatinya
sehingga hancur tak berwujud lagi.
Kini, Him Ji im tak ma mpu bersuara, tak bertenaga untuk
meronta, ibarat seekor domba yang sudah diikat kencang-kencang,
siap menerima perlakuan apapun dari orang lain.
Hanya bedanya, jika domba masih dapat me mperdengarkan
suara mengembiknya yang mengenaskan pada saat akhir hidup nya,
maka ia tak dapat berbuat de mikian.
Me mandang rasa benci yang terpancar keluar dari ba lik mata Him
Ji im itu, si pedang ular perak Ciu Heng thian me mperdengarkan
suara tertawa dinginnya yang sinis dan keji, katanya:
"Heeehh....heeehh...heeehh. .. adik Im, tampak nya kau seperti
sudah tak ma mpu menahan diri lagi, padahal a kupun sudah tak
sabar untuk menunggu lebih la ma, mari kita manfaatkan
kesempatan yang ada ini dengan sebaik-ba iknya untuk bermain
cinta, pil Im hwee si hun wan ini akan kuberikan kepadamu
sekarang juga!"
Selesai berkata, Ciu Heng thian lantas menga mbil pil berwarna
merah itu dan siap dicekokkan ke mulut si nona....."
Siapa tahu disaat yang paling krit is itulah...
Mendadak...

1254
Berkumandang suara tertawa panjang yang dingin, rendah dan
amat berat!
Suara tertawa tersebut tinggi melengking dan amat menusuk
pendengaran, tapi kedengarannya kecil bagaikan suara nyamuk.
Cuma saja diba lik gelak tertawa tadi terkandung rasa benci,
sedih.. serta rasa dendam yang me luap-luap!
Begitu mendengar suara tersebut, si pedang ular perak Ciu Heng
thian sudah tahu kalau orang yang datang berilmu sangat tinggi.
Tentu saja dia tidak akan menyangka kalau orang ini tak lain
adalah manusia nomor wahid dikolong langit dewasa ini.
Ciu Heng thian segera me mutar lengan kanannya yang masih
utuh dan siap melancarkan sapuan kearah mana datangnya suara
tertawa tadi.
Siapa sangka baru saja lengannya akan digerakkan, tahu-tahu
dari belakang tubuh nya telah muncul sebuah tangan yang putih
mulus dan langsung mencengkera m urat nadi pada perge langan
tangan kanannya, seketika itu juga hilang lenyap seluruh kekuatan
yang dimilikinya.
Tak terlukiskan rasa kaget dan ngeri si pedang ular perak Ciu
Heng thian menghadapi kejadian seperti ini, cepat-cepat dia
berusaha untuk mengerahkan tenaga Tay ih kun goan khikang nya
untuk mencoba me mbebaskan diri dari pengaruh cengkera man
maut itu.
Tapi kenyataannya, jangan lagi melepaskan diri dari
cengkeraman, tenaga Tay ih kun goan khi kang saja sudah tak
ma mpu lagi, dengan demikian dia baru betul-betul ketakutan
setengah mati, sukmanya serasa melayang meninggalkan raganya,
sebab dari sini dapat diketahui kalau kepandaian silat yang dimiliki
orang itu jauh lebih tangguh dari pada dirinya.
Dengan cepat dia berpaling ke belakang, kebetulan sekali sorot
matanya saling me mbentur dengan sorot mata yang tajam dari
orang itu, tak kuasa lagi hatinya bergidik dan merinding.

1255
Ternyata pihak lawan adalah seorang perempuan berwajah
cantik, dan bera mbut putih.
Orang ini bukan la in adalah Seng sim-cian li Hoa Soat kun!
Sambil me mberanikan diri si pedang ular perak Ciu Heng thian
segera menegur:
"Siapakah kau? Apa maksudmu mendatangi markas besar
perkumpulan Ban sia kau ka mi?"
Seng Sim cian li Hoa Soat kun tidak menanggapi pertanyaan dari
Ciu Heng thian tersebut, sorot matanya yang tajam segera dialihkan
kewajah Him Ji im yang masih tergeletak diatas pembaringan,
ke mudian ujarnya dingin:
"Kau adalah Him Ji im?"
Dala m keadaan tertotok jalan darahnya, tentu saja Him Ji im tak
sanggup berbicara, sedang dihati kecilnya sungguh merasa terkejut
atas ketangguhan ilmu silat yang dimiliki orang ini, bahkan yang
lebih mengejutkan lagi adalah dia mengetahui na manya, ini
menunjukkan bahwa...
Mendadak...
Seng sim cian li Hoa Soat kun mengebaskan tangan kirinya,
segulung angin pukulan segera menyambar ke tubuh Him Ji im.
Tiba-tiba saja Him Ji im bersin berulang ka li, jalan darahnya yang
tertotok pun segera menjadi bebas ke mbali,
Sambil melompat bangun, Him Ji im segera berseru:
"Him Ji im mengucapkan banyak terima kasih atas pertolongan
dari locianpwee..
Seng sim cian li Hoa Soat kun manggut-manggut kan kepalanya
sebagai tanda me mbalas hormat, lalu pujinya
"Kau me mang cantik je lita, bagaikan bidadari dan tenang serta
halus ...."

1256
Kemudian setelah berhenti sejenak, dia berkata lebih jauh:
"Se mala m, bukankah ada seorang ma nusia berkerudung warna
warni datang mencari mu? Apakah ia telah berhasil mendapatkan
kitab pusaka Ban sia cin keng?"
Dengan wajah berseri karena ge mbira Him J i im segera berseru.
"Locianpwee, jadi kau adalah gurunya enci Im Yan cu, Seng sim
cian li Hoa Soat kun locianpwee?"
Sementara itu si pedang ular perak Ciu Heng thian sudah
merasakan hatinya dingin separuh, apalagi setelah mengetahui
siapa gerangan manusia yang berada dihadapan nya sekarang,
sadarlah dia bahwa nasibnya jauh lebih banyak buruk nya
ketimbang satu keberuntungan.
Pelan-pelan Seng sim cian li Hoa, Soat kun mengangguk, lalu
berkata dingin.
"Apakah Hiat mo buncu telah datang?"
Seakan-akan teringat akan sesuatu, tiba-tiba Him ji im menjerit
kaget, kemudian katanya.
"Barusan manusia la knat ini mengatakan bahwa enci tersebut
beserta Ku See hong telah tertangkap semua, mari kita segera
menyela matkan mereka "
"Untuk se mentara waktu mereka tak bakal mati, kita tak perlu
terlalu terburu nafsu untuk mencari mereka"
Ucapan mana kontan me mbuat Him ji ini me njadi tertegun lalu
pikirnya ke mudian.
"Aneh, mengapa sikapnya begitu dingin seperti es, seakan-akan
dia me mang seorang manusia berdarah dingin ....."
Sementara dia masih berpikir, Seng sim cian li Hoa Soat kun
telah berpaling ke arah Ciu Heng thian, ke mudian dengan sorot
mata me mancarkan hawa pe mbunuhan menggidikkan hati, ia
berkata dengan suara sedingin es.

1257
"Jadi kau yang berna ma si pedang ular perak Ciu Heng thian....."
Dengan pandangan ketakutan bercampur ngeri, si pedang ular
perak Ciu Heng thian me mandang sekejap ke arah Hua Soat kun
ke mudian me mbungka m diri dala m seribu bahasa.
Kembali Seng sim cian li Hoa Soat kun berkata:
"Manusia laknat, kau ingin ma mpus dengan cara yang bagaimana
........?"
Waktu itu, si pedang ular perak Ciu Heng thian sudah benar-
benar putus asa, tapi dasar licik dan banyak aka l muslihatnya, tiba-
tiba saja dia mendengus sinis, lalu dengan wajah yang tenang dan
sama sekali tidak mena mpilkan perasaan takut barang sedikitpun
jua, katanya dengan dingin.
"Kau adalah seorang Bu lim cianpwee, tapi dalam kenyataannya
menggunakan cara yang begini licik dan rendah untuk menguasahi
orang, hmm kejadian ini benar-benar me mbuat hatiku merasa
sangat tidak puas..
"Manusia bedebah, laknat cabul yang tak tahu ma lu, dala m
keadaan begini kau masih me ncoba untuk gagah gagahan? Hmm,
akan kubunuh kau!" bentak Him ji im dengan gusar.
Gadis itu menyambar pisau belatinya dari atas tanah, kemudian
diantara kilatan cahaya tajam, ia sudah melancarkan sebuah
tusukan kedada Ciu Heng thian.
Seng sim cian li Hoa Soat kun yang mencengkera m pergelangan
tangan kanan Ciu Heng thian segera me mbetotnya kesamping,
seluruh tubuh Ciu Heng thian segera terbetot sehingga bergeser
sejauh tiga depa lebih dari posisi se mula dan terhindar dari tusukan
pisau belati Him ji im.
Menyaksikan kejadian ini Him ji im jadi tertegun dan berdiri
me longo, dia tak habis mengerti mengapa manusia laknat tersebut
tidak dibiarkan ma mpus saja.

1258
Dengan suara sedingin salju Seng sim cian li Hoa Soat kun
berkata:
"Keenakan jika manusia semaca m ini dibiarkan ma mpus dengan
begitu saja, paling tidak dia mesti merasakan dulu siksaan hidup"
Pucat pias paras muka pedang ular perak Ciu Heng thian setelah
mendengar ucapan ini, sedemikian pucatnya wajahnya sampai
seperti mayat yang muncul dari liang kubur, kulit wajahnya turut
mengejang keras menahan penderitaan dan siksaan hatin yang
menghebat.
lnilah siksaan hatin yang berat dari seseorang yang sedang
menghadapi anca man bahaya maut.
Dengan nada yang sera m ia segera berteriak.
"Kau manusia laknat, bila berani menggunakan cara yang
terkutuk untuk menyiksa diriku, sa mpai matipun aku orang she Ciu
tak akan me meja mkan mata dengan mera m.
Dengan gusar Seng sim cian li Hoat Soat kun segera me mbentak
nyaring.
"Lebih banyak manusia lain yang mati secara mengenaskan
ditanganmu, toh mereka mati juga dengan mata yang meram.
"Hmm..siapa menana m pohon kebajikan, dia akan peroleh buah
kebajikan siapa menana m pohon kejahatan, dia akan peroleh buah
kejahatan pula, hari ini, aku akan me mperguna kan cara yang
pernah kau lakukan terhadap orang la in untuk menyiksa dirimu,
akan kulihat sampai dima nakah kau si manusia laknat dapat
me mpertahankan diri.....
Walaupun pedang ular perak C iu Heng thian sendiri tak ingin
cepat-cepat mati tapi dia tahu dirinya bakal menderita siksaan yang
paling keji dan paling keja m terlebih dulu sebelum mat i sungguhan,
dari pada tersiksa dia lantas me mutuskan untuk bunuh diri saja....
Berpikir de mikian dia lantas me mbuka mulutnya dan siap akan
menggigit putus lidahnya...

1259
Sayang sekali Seng sim cian li Hoa Soat kun terlalu cermat, sorot
matanya pun sangat tajam, baru saja dia menggerakkan bibirnya,
tahu-tahu jalan darah Ya-si hiat Ciu Heng thian sudah dite mbusi
oleh desingan angin tajam sehingga menjadi kaku.
Dengan suatu gerakan cepat Hoa Soat kun melepaskan pula
beberapa totokan yang menghajar seluruh jalan darah penting di
tubuhnya, setelah itu dia baru mengendorkan cengkera mannya
pada pergelangan tangan kanannya.
Kepada Him Ji im diapun bertanya.
"Apakah kau me mpunyai cara yang paling keji untuk menghukum
dia...?
Selamat hidup Him Ji im sangat jarang me mbunuh orang,
lagipula diapun t idak me mpunyai sesuatu tujuan, sudah barang
tentu gadis ini tida k me miliki sesuatu cara untuk menyiksa pe muda
cabul tersebut.
Dengan suara le mbut Him Ji im lantas berkata.
"Hoa locianpwee, terserah dengan cara apa kau hendak
menghukum dirinya"
Tiba-tiba dari balik mata Seng sim cian li Hoa Soat kun
mencorong keluar serentetan cahaya tajam dan buas, katanya
dengan ge mas.
"Untuk menghadapi manusia laknat seperti ini, lonio ingin
menyuruh dia rasakan cara kematian yang paling keji dan paling
berarti di dunia ini"
"Dengan cara apakah locianpwee ingin me mbunuhnya?"
Pelan-pelan Seng sim cian li Hoa Soat kun me ngangkat tangan
kanannya, lalu menjawab dengan suara berat:
"Akan kuce kokkan pil Im hwee si hun wan ini ke dala m mulut
nya...

1260
Tiba-tiba merah se le mbar wajah Him Ji im karena jengah,
ujarnya agak tergagap.
"Locianpwee, apabila dia menelan pil tersebut, sudah pasti
perempuan lain akan me njadi korban dari kerakusannya"
Maksud Him Ji im, setelah menelan pil Im hwee si hun wan nanti,
Ciu Heng thian tentu akan terangsang dan menjadi gila, dala m
keadaan demikian sudah pasti dia akan mencari pere mpuan lain
untuk me la mpiaskan napsu birahinya.
Sambil tertawa dingin Seng sim cian li Hoa Soat kun berkata:
"Akan kukutungi lengan dan sepasang kakinya, akan kulihat
dengan cara bagaimana dia akan pergi meningga lkan te mpat ini?”
Serasa terbang nyawa pedang ular perak Ciu Heng thian setelah
mendengar perkataan itu, tiba-tiba saja dari balik matanya
mencorong ke luar sorot mata minta belas kasihan, artinya dia
me mohon agar dapat diberi ke matian secara utuh.
Perlu diketahui, barang siapa telah menelan pil Im hwee si hun
wan tapi tak dapat me la mpiaskan napsu birahinya secara le luasa,
dia akan merasakan sesuatu siksaan yang maha berat, nadinya akan
me ledak dan pecah, sudah barang tentu penderitaannya menje lang
saat kematian tak akan terlukiskan dengan kata-kata.
Seng sim cian li Hoa Soat kun tertawa dingin lagi dengan sinis,
ke mudian ujarnya:
"Oooh, rupanya kau pun takut mati? Terus terang saja kukatakan
kepadamu, mati karena pecahnya urat nadi masih belum terhitung
ke matian yang paling keji, sebelum itu akan kutotok dulu ke de lapan
urat nadi penting ditubuhmu agar nadimu tak sampai pecah, namun
darah akan mendidih didala m tubuhmu ke mudian me mancar ke luar
me lalui setiap pori-pori ditubuhmu, aku pikir hanya cara ke matian
semaca m inilah yang pa ling sesuai untukmu"
Mendadak Him Ji im berseru dengan gelisah:

1261
"?Hoa locianpwee, kalau hendak turun tangan, lakukanlah
dengan segera, Enci Hiat mo buncu disekap mereka didala m ruang
hukuman, sedangkan Ku See hong telah dibawa..... dibawa ibuku
menuju ke istana Cun kiong tian, apabila kita tidak secepatnya
menolong mere ka, akan merasa menyesal sepanjang masa...."
Mendadak paras muka Seng sim cianli Hoa Soat kun berubah
menjadi a mat tak sedap dipandang, ujarnya dengan suara dingin:
"Him Ji im, tahukah kau a kan dosa-dosa ibumu?"
Menyinggung ke mbali tentang dosa-dosa ibunya, Him Ji im
merasakan hatinya amat sedih, sebab setiap perbuatan dari ibunya
merupakan perbuatan terkutuk yang sangat me malukan, sebagai
putri Ceng Lan hiang tentu saja dia sendiripun merasa tak punya
muka untuk berte mu dengan orang.
Titik titik air mata segera jatuh bercucuran membasahi wajahnya,
dengan sedih dia berkata:
”Hoa locianpwee, aku... aku mengerti akan ha l ini. aku... aku
hendak me mbunuhnya dengan tanganku sendiri..."
Saat itu, Him Ji im benar-benar merasa sedih seka li, dia merasa
hatinya hancur lebur karena pedihnya.
Tiba-tiba Seng sim cian li Hoa Soat Kun ikut menghela napas
panjang, nadanya pun penuh kedukaan.
Suara gemerincing nyaring bergema me mecahkan keheningan.
Tahu-tahu Seng sim cian li Hoa Soat kun telah meloloskan
pedang ular perak yang mengge mbol dibelakang bahu Ciu Heng
thian .....
Kini wajahnya dingin dan kaku, sama sekali tidak berperasaan
barang sedikitpun jua, tangan kirinya ketika diayunkan ke depan
diiringi lekukan jari tangan, me mancarlah delapan gulung hawa
serangan yang serentak menghajar delapan buah jalan darah
penting ditubuh Ciu Heng Thian.

1262
Menyusul ke mudian pil Im hwee si hun wan dile mparkan pula ke
dalam mulutnya yang langsung me ngggelinding ke dala m perut.
Ketika cahaya perak berke lebat lewat...
Semburan darah segar me mancar ke e mpat penjuru ....
Dala m keadaan tertotok jalan darahnya, tak sempat lagi bagi Ciu
Heng thian untuk me mperdengarkan jeritan ngerinya, tahu-tahu
kedua belah kakinya sebatas lutut sudah terpapas kutung,
sementara badannya segera terjatuh ke atas tanah.
Secara beruntun Seng sim cian li Hoa Soat kun mengayunkan
pula tangan kirinya melancarkan beberapa buah pukulan jari
tangan.
Beberapa buah jalan darah disekitar lutut segera tertotok
sehingga darah yang mengalir segera terhenti dan menghindarkan
manusia la knat itu mat i karena kehabisan darah.
Menyusul ke mudian jalan darah diatas bahu lengan kanannya
ikut tertotok pula. .. Dimana cahaya tajam berkelebat lewat, lengan
kanan Ciu Heng thian ke mbali terpapas kutung sebatas bahu.
Sekarang, Ciu Heng thian telah berubah menjadi seorang
manusia yang sama se kali tidak beranggota badan, ia tidak
menge luh ataupun mengerang kesakitan, tapi wajahnya mengejang
sangat keras, peluh sebesar kacang kedelai jatuh bercucuran
bagaikan hujan, sepasang matanya melotot besar dan
me mancarkan sinar ke merah-merahan.
Tampaknya rasa benci Seng sim cian li Hoa Soat kun belum
mereda, pedang ular perak yang berada ditangannya tiba-tiba
me mancarkan cahaya tajam dan memperdengarkan suara yang
me me kikkan telinga... Sekarang seluruh wajah Ciu Heng thian yang
pucat pias bagaikan mayat berubah menjadi merah darah,
sementara batang hidungnya lenyap entah ke mana.
Mimik mukanya kini sudah berubah menjadi mengerikan sekali
seperti iblis buas

1263
Namun sepasang matanya masih me lototi Hoa soat kun dengan
pandangan gusar dan penuh kebencian...
Tentu saja sorot mata itu penuh dengan pandangan sinar benci
dan denda m...
Dia seakan-akan hendak me mbalas denda m terhadap siksaan keji
yang ditimpakan kepadanya sekarang.
Namun hal ini sudah jelas tak mungkin terjadi, karena mustahil
dia dapat menuntut balas dengan keadaan seperti sekarang, dia
hanya me mperoleh bagian siksaan dan penderitaan bela ka ....
Sambil me ndengus dingin Seng sim cian li Hoe Soat kun berkata
lagi.
"Hmmm" matamu berani melototi aku! Bagus, akan ku suruh kau
jadi setan buta di akhirat nanti!"
Secara keji Hoa Soat kun mengangkat pedang ular peraknya lalu
me lakukan gerakan mencungkil ke depan, sepasang mata Ciu Heng
thian segera terkorek ke luar
Tidak, bukan terkorek keluar ....
Coba lihatlah!
Sepasang biji matanya bukan me lotot ke luar berikut kulit
kelopak mata, melainkan biji kelopak mata itu menggelinding sendiri
ke sisi telinga sebelah kiri dan kanannya, sambil bergetar tiada
hentinya. Namun berhubung biji matanya masih terikat oleh otot
dan urat lainnya, maka kedua benda indera itu tidak sampai terjatuh
ke bawah, melainkan hanya bergelantungan be laka.
Darah kental yang berbau a mis mengucur ke luar dengan
derasnya dari balik kelopak matanya yang berlubang mengalir lewat
biji matanya dan me mbasahi kedua biji bola mata tersebut sebelum
menetes ke atas tanah.
Pemandangan se maca m ini benar-benar menggidikkan hati siapa
pun yang me mandangnya.

1264
Bahkan orang akan merasa ngeri untuk me mperhatikan lebih
lanjut....
Him ji im segera berpaling ke arah lain, ia tak berahi
menyaksikan pe mandangan yang mengerikan itu.
Untuk menghindari musuhnya keburu mati karena kehabisan
darah sebelum siksaan di ala minya, cepat-cepat Seng Sim cian li
Hoa Soat kun mengayunkan tangan kirinya me lancarkan serentetan
hawa murni untuk me nyumbat jalan darah pada sepasang kaki
lawan.
Kemudian tangan kanannya diayunkan ke depan dan pedang ular
perak tersebut dengan berubah menjadi sekilas cahaya putih
langsung me luncur keluar mela lui jendela.
Dengan nada suara yang kaku dan tidak berperasaan,
perempuan itu berkata:
"Nah, silahkan kau menunggu siksaan dan penderitaan yang
lebih hebat dala m keadaan seperti ini!"
-ooo0dw0ooo-

BERBICARA sampai disitu, Seng sim cian li Hoa Soat kun


berpaling kearah Him Ji im sa mbil berkata pula.
"Mari kita tinggalkan te mpat itu!"
Dari balik mata Him Ji im tiba-tiba me mancar keluar sorot mata
yang penuh dengan nada me mohon, katanya dengan sedih.
"Hoa locianpwee, kumohon kepada mu untuk menga mpuni ibuku,
bebaskanlah dia dari penyiksaan semaca m ini, biar.... biarlah aku
sendiri yang me mbunuhnya, harap kau..... kau jangan turun tangan
kepadanya."
Bagaimanapun bejadnya moral Ceng Lan hiang, perempuan itu
tetap merupakan ibunya, meski Ceng Lan hiang tak pernah
me mberikan kasih sayang seorang ibu kepadanya sela ma ini, na mun

1265
ia merasa tak tega membiarkan ibunya menga la mi siksaan dan
penderitaan yang begitu keja m.
"Kau sungguh-sungguh berani me mbunuh ibumu sendiri?" tegur
Seng sim cian li Hoa Soat kun dingin.
Him Ji im me nghela napas panjang.
"Ibuku jahat, kejam dan banyak mence lakai umat persilatan,
meski sudah mat ipun sukar untuk me nebus dosa-dosanya itu,
apalagi dia telah me mbunuh ayahku, akupun akan me mbunuhnya,
sebab aku harus me mbalaskan denda m bagi ke matian ayahku"
Menyinggung ke mbali tentang ayah pere mpuan ini, Seng sim cian
li Hoa Soat kun me nghela napas panjang, dia merasa luka didala m
hatinya kembali tersentuh.
Begitulah, setelah menghela napas panjang dengan a mat
sedihnya dia berkata:
"Baiklah, me mang sudah seharusnya kau yang turun tangan
sendiri!"
Berbicara sampa i disini berangkatlah mereka berdua menuju ke
ruangan hukuman dari perkumpulan Ban sia kau untuk
menyela matkan Keng Cin sin.
Jeritan ngeri yang menyayat hati kedengaran berge ma
me menuhi angkasa, itulah jeritan dari Ciu Heng thian yang mula i
tersiksa diatas tanah.
Sekujur badannya mulai bergetar keras bagaikan gelombang
samudra karena sakit dan menderitanya .......
Sementara kedua biji bola matanya yang melompat keluar turut
bergema pula seolah-olah bisa melompat kesana ke mari.
Rupanya racun obat perangsang Im hwee si hun wan yang
bersarang dalam tubuhnya sudah mulai menyebar dan menunjukkan
daya kerjanya .....

1266
Kini, seluruh badannya dipenuhi aliran nafsu birahi yang panas
menyengat, aliran birahi tersebut menerjang ke seluruh bagian nadi
pentingnya sehingga menimbulkan penderitaan yang tak terlukiskan
dengan kata-kata.
Penderitaan semaca m ini a mat hebat dan luar biasa sekali .....
Padahal saat ini dia berada dala m keadaan le mah, tiada satu
bagian pun dari anggauta badannya yang mampu merasakan
penderitaan dan siksaan dahsyat yang munculnya dari dala m.
Kulit wajahnya yang menyeringai seram, kini se makin mengejang
keras hingga berkerut kencang.
Sedang kedua biji bola matanya yang menonjol ke luar turut
bergetar pula dengan hebatnya ....
Tapi bergetarnya bola mata tersebut, mendatangkan semacam
penderitaan baru yang jauh lebih hebat baginya.
Kejernihan otak Ciu Heng thian saat ini masih tetap utuh, sedang
hati kecilnya benar-benar merasa benci sekali kepada Thian, karena
me mberi siksaan yang begitu berat menjelang saat ajalnya, dia ingin
berteriak ingin menjerit, ingin mendesis ......
Namun tak sebuah pun yang bisa dia la kukan.
Dia seakan-akan harus menerima siksaan dan penderitaan
tersebut dengan mulut me mbungka m.
Yaa, benar! Dia memang harus menerima segala sesuatunya itu
tanpa berbicara.
Sebab inilah buah dari se mua perbuatan yang pernah
dilakukannya sela ma ini, se maca m pe mba lasan yang dirasakannya.
Haruskah dia me mbenci langit?
Ataukah me mbenci kepada sesama manusia?
Tidak! Dia hanya membenci diri sendiri menyesali diri sendiri
yang telah banyak berbuat dosa dan kesakitan dimasa la mpau.

1267
sebab hanya dengan cara inilah dia baru dapat me lepaskan
sukmanya dari se mua penderitaan.
Seringkali manusia me mang menjatuhkan dirinya sendiri ke
le mbah kehancuran, ada kalanya disaat dia hendak melakukan
suatu perbuatan jahat, walaupun sadar dirinya bahwa perbuatan itu
akan me mperoleh pe mba lasan, toh ia tetap bersikeras
me lakukannya.
lnilah yang dina makan napsu berhasil mengalahkan kesadaran
seseorang?
Tidak! tidak mungkin begitu!, karena kesadaran manusialah yang
seringkali menangkan segala sesuatunya.
Kalau dia sa mpai mela kukan kejahatan, berarti watak jeleknya
yang mendorong ia berbuat begitu.
Tentu saja ada sementara orang yang menyadari kesalahannya
dan bertobat bila saat ajalnya dan saat pembalasan telah tiba,
namun sayang waktu demikian ini sudah tak sempat lagi, karena
sudah tiada harapan untuk tertolong lagi.
Cuma, menyesal dan bertobat sebelum ajal me mang jauh lebih
baik dari pada sa ma se kali tidak bertobat.
Seperti apa yang diajarkan dalam agama penyesalan serta
bertobat merupakan pe lepasan sukma dari beban berat.
Oleh sebab itu, penyesalan dan bertobat menjelang ke matian
hanya semacam pelepasan belaka bagi sukma dari beban berat,
bukan berarti bisa menghilangkan segala dosa dan kesalahan yang
pernah di lakukannya sepanjang hidup.
Walaupun jiwanya telah ke mba li keala m baka, na mun na ma
busuknya tetap tertinggal sepanjang jalan di ala m se mesta ini.
Ciu Heng thian bukan termasuk seorang manusia yang mau
menyesal dan bertobat menjelang saat ajalnya, rohnya boleh di
bilang merupakan roh yang jahat dan penuh dosa.

1268
Penderitaan dan siksaan badan yang dialaminya, kian lama kiau
bertambah hebat dan kuat menyusul berlalunya sang waktu.
Penderitaan tersebut tidak terbatas pada salah satu bagian tubuh
saja, melainkan seluruh bagian tubuhnya.
Baik dikulit, didaging maupun dala m tulang belulang ....
Berada dala m keadaan seperti ini, dia bersedia mati secepatnya,
namun panca indra serta segenap bagian tubuhnya tak sebuahpun
yang bersedia mentaati keinginannya itu, maka diapun harus
menerima segala sesuatunya dengan me mbungka m.
Menerima...
Menerima. ...
Mendadak ....
Lamat-la mat terendus bau a misnya darah yang sangat tebal
menyelimuti se luruh angkasa.
Rupanya dari setiap lubang pori-pori tubuh Ciu Heng thian yang
tergeletak di tanah, lamat-la mat me mancar keluar noda darah yang
segera me mbasahi seluruh pakaiannya.
Mengikuti berlalunya sang wa ktu, tubuh Ciu Heng thian yang
mengejang keraspun makin mereda sebelum a khirnya sa ma sekali
menjadi tenang...
Setiap titik darah yang berada dalam tubuhnya telah mengalir
keluar me lalui pori-pori badannya.
Maka diapun matilah, mati setelah menerima siksaan dan
penderitaan yang paling keji di kolong langit, Thian pun tidak
me mberi kese mpatan kepadanya untuk me lakukan apa yang
lazimnya dila kukan seseorang yang mendekati ajalnya, atau paling
tidak jeritan ngeri serta ke luhan duka...
-ooo0dw0ooo-

1269
Jilid 38
KU SEE HONG telah ditangkap Ceng Lan hiang dan di bawa
menuju ke istana Cun kiong tian.
Ceng Lan hiang, si pere mpuan cabul ini benar-benar bersikap
istimewa terhadap Ku See hong, bahkan ia tak segan-segan
me mperguna kan berbagai macan obat-obatan yang mahal harganya
untuk mengobati luka yang diderita Ku See hong.
Apakah dia bertujuan untuk merasakan kepuasan seksual dari Ku
See hong yang gagah dan perkasa!
Ataukah pelampiasan rasa cinta dan kasihnya terhadap Ku See
hong ....?
Kalau mesti dijawab pertanyaan di atas, maka jawabannya
adalah kedua-duanya.
Watak Ceng Lan hiang me mang cabul dan jalang, boleh dibilang
sampai matipun ia tak dapat merubah kebiasaannya ini.
Seperti misalnya dengan jelas ia sudah mendapat tahu kalau
antara putrinya dengan Ku See hong sudah me mpunyai hubungan
suami istri, sebagai seorang ibu, seharusnya dia tak sampai berbuat
mesum dengan menantu sendiri.
Tapi dala m kenyataannya, dia tetap bertekad hendak
me mperoleh kepuasaan seks dari Ku See hong.
Kalau ditanya mengapa? Maka bisa di jawab hal ini disebabkan
Ceng Lan hiang amat mencintai Ku See hong, benar-benar
mencintainya setulus hati.
Sepanjang hidupnya di dunia ini, boleh di bilang dia hanya
mencintai Ku See hong seorang.
Ku See hong tetap berbaring diatas pe mbaringan di ruang Cun
kiong tian dala m ruangan setengah telanjang, sepasang matanya
terpejam rapat-rapat, tampaknya ia belum sadarkan diri.

1270
Luka-luka diseluruh tubuhnya telah ditaburi bubuk obat, bahkan
sudah merapat dan tumbuh kulit baru.
Sebagaimana diketahui, Ku See hong pernah minum darah
mestika naga bumi yang langka dan tak ternilai harganya, maka
walau pun sedang menderita luka dibadan, wajahnya tetap merah
padam dan bersinar terang.
Justru wajahnya yang merah bercahaya inilah merupakan daya
pikat bagi kaum wanita.
Disisi tubuhnya berbaring pula sesosok tubuh yang berada dalam
keadaan telanjang bulat, kulit badannya halus dan put ih bagaikan
susu, benar-benar sesosok tubuh yang cukup me mbuat hati orang
bergetar.
Dengan sepasang matanya yang genit memikat dan
me mancarkan rangsangan napsu birahi yang me mbara, tiada
hentinya dia awasi wajah Ku See hong yang masih tertidur ....
Tampaknya dia sudah tak sanggup me nahan kobaran napsu
birahinya yang me muncak, tidak menunggu sa mpa i Ku See hong
sadar, dia mulai melakukan gerakan-gerakannya yang erotik...
Dengan cepat dia merangkul tubuh Ku See hong, ke mudian
me mba likkan badan dan menindih diatas pemuda tersebut.
Sementara bibirnya yang kecil mungil mulai menciumi dan
bergeser tiada hentinya ke seluruh wajah Ku See hong . ...
Sikapnya sekarang bagaikan seseorang yang sudah seratus tahun
tak pernah mencicipi rasanya daging saja, begitu birahinya
me muncak, maka ibaratnya bendungan yang jebol diterjang air bah,
betul-betul meluber dan tak terbendung lagi ...
Yaa, Ceng Lan hiang me mang tersohor karena napsunya yang
kelewat besar, boleh dibilang saban hari dia me mbutuhkan dua kali
permainan sengga ma untuk me muaskan nafsu birahinya.
Padahal sela ma beberapa hari belakangan ini, ia tak pernah
menja mah seorang lelakipun, bahkan berhubunganpun tidak,

1271
bayangkan saja bagaimana mungkin keadaannya tidak sedemikian
rakusnya seperti seratus tahun tak pernah kete mu daging saja...
Disaat permainan cinta akan dilanjutkan ke babak yang lebih
menyeramkan.
Pada saat itulah, dari balik pintu ka mar pelan-pe lan muncul
seseorang, dia adalah seorang gadis berbaju putih.
Dengan cepat gadis itu dibuat terperana oleh pe mandangan
panas yang terbentang di depan mata.
Lalu paras mukanya dengan cepat berubah menjadi merah
me mbara karena jengah.
Titik-titik air mata jatuh berucucuran membasahi kelopak
matanya yang indah.
Pemandangan yang terbentang didepan matanya me mbuat ia
sakit hati, perasaannya bagaikan disayat-sayat dengan pisau
sehingga mengucurkan darah.
Yaa, gadis itu sangat sedih.
Diapun merasa malu ....
Benci.. .
Sambil menggertak gigi, dengan cepat ia me loloskan sebilah
pisau belati dari da la m sakunya..
"Oooh ibu... kau tak tahu ma lu... "
Teriakan keras diiringi keluhan pedih berge ma me mecahkan
keheningan.
Secepat sambaran kilat Him ji im segera lari kedepan dan
menerka m kearah pe mbaringan.
Teriakannya yang keras dan me mekikkan telinga itu segera
me mbangunkan Ku See hong yang sedang tertidur nyenyak.

1272
Sambil me mbentak keras, tiba-tiba hawa murninya dihimpun
kedala m telapak tangan kanannya dan sekuat tenaga me lepaskan
sebuah pukulan kedepan.
"Blaaaa mmmm.....!”
Benturan keras yang memekikkan telinga segera berkumandang
me mecahkan keheningan.
Tubuh Ceng Lan hiang bagaikan seekor ular a ir segera mencelat
dari atas pembaringan dan terle mpar kedepan sana ....
Waktu itu Him Ji im sedang menerka m dengan kecepatan tinggi,
sedangkan tubuh Ceng Lan hiang yang terhantam mencelat pula ke
belakang dengan kecepatan yang tak ka lah pesatnya...
Tak ampun lagi pisau belati yang tajam itu persis menusuk diatas
punggung Ceng Lan hiang sa mpa i te mbus ke dala m dadanya...
Teriakan ngeri yang me milukan hati segera berkumandang
me mecahkan keheningan.
Menyusul ke mudian...
"Blaaa mmm... .!"
Benturan keras yang menggelegar segera berge ma pula
me menuhi se luruh angkasa.
Pisau belati yang menancap di atas punggung Ceng Lan hiang itu
tembus sa mpai tinggal gagangnya, darah kental segera menyembur
keluar dan me mbasahi kulit badannya yang putih bersih.
Pelan-pelan Ceng Lan hiang me mba likkan badannya, dengan
sorot mata yang me mancarkan sinar kebuasan dan kebencian dia
awasi Him Ji im yang tertegun me matung itu tanpa berkedip.
Kemudian telapak tangan kanannya pelan-pelan diangkat ke
tengah udara....
Him Ji im segera menjerit sedih:
"Ibu .... aku telah me mbunuhmu, aku telah me mbunuhmu ....”

1273
Ditengah teriakan keras tersebut, telapak tangan kanan Ceng Lan
hiang pelan-pe lan diturunkan ke mbali ....
Sorot matanya yang me mancarkan kebuasan dan kebencian itu
segera hilang lenyap tak berbekas.
Pada saat itulah dari balik pintu ka mar me nyelinap masuk dua
orang perempuan, mereka adalah Keng Cin sin dan Seng sim cian li
Hoa Soat kun.
Tampak mereka sudah bisa menduga kalau kejadian seperti ini
dapat berlangsung.
Oleh sebab itu mereka tidak menunjukkan perasaan terkejut
ataupun terkesiap! namun perasaan mereka berdua na mpak berat
sekali.
Ku See hong telah mengenakan ke mbali pa kaiannya, dengan
cepat kemudian sa mbil menubruk ke muka serunya sedih.
"Adik Im, kau..."
"Engkoh Hong..." pekik Him Ji im sangat sedih.
Rasa sedih yang menyayat hatinya sekarang benar-benar tak
terlukiskan lagi dengan kata-kata .....
Sementara itu, Ku See hong telah merangkul tubuh Him Ji im
kencang-kencang, sedang air matanya jatuh bercucuran membasahi
seluruh wajahnya.
Me mandang sikap mesra ke dua orang itu, paras muka Ceng Lan
hiang yang pucat pasi seperti mayat itu nampak mengejang keras,
sementara sorot matanya yang buas kembali mencorong dari ba lik
matanya ....
Pelan-pelan telapak tangan kanannya diangkat ke mbali ke atas
seakan-akan hendak me lancarkan serangan...
Serentak Seng sim cian li Hoa Soat kun dan Keng Cin sin
menyelinap maju ke muka dengan cepat tenaga dalam yang mereka
miliki segera dihimpun menjadi satu, asal Ceng Lan hiang

1274
me lancarkan serangan pembunuhan, mereka akan segera
me lepaskan pula serangan yang me matikan.
Namun dala m hati kecil mereka berduapun timbul suatu
kecurigaan yang sa ma....
Benarkah sa mpai saat ajalnya Ceng Lan hiang masih belum
bertobat? Benarkah dia berniat me mbunuh putri sendiri?
Padahal, dari mana mereka berdua bisa menduga kalau Ceng Lan
hiang sesungguhnya sangat mencintai Ku See hong.
Ketika menyaksikan Ku See hong tidak menggubris kasih
sayangnya, tapi bersikap begitu mesra kepada putrinya, rasa
cemburu yang a mat besar segera me mbara dala m hatinya.
-000d0w000-

BAB 59
AKAN tetapi .....
Pelan-pelan Ceng Lan hiang menurunkan ke mbali tangannya ..
Apakah dia sudah tak bertenaga lagi untuk me mbunuh mereka....
Bukan begitu ......
Seandainya Ceng Lan hiang nekad menghimpun sisa hawa murni
yang dimilikinya untuk me lancarkan serangan terakhirnya yang
terkeji, mungkin Ku See hong dan Him Ji im akan mati bersa ma
seketika itu juga.
Sekalipun disitu hadir Keng Cin sin dan Seng sim cian li Hoa Soat
kun yang siap me mberikan bantuan, hal ini sudah tak se mpat lagi.
Dia telah sadar akan kekhilafannya? Ataukah merasa tak tega
untuk mence lakai mereka?
Yaa, me mang de mikianlah keadaannya.
Mendadak titik air mata jatuh bercucuran me mbasahi kelopak
mata Ceng Lan hiang.. .
1275
Air mata tersebut boleh dibilang merupakan a ir mata yang untuk
pertama kalinya jatuh berlinang, tapi boleh dibilang juga sebagai
terakhir ka linya.
Me mandang wajah sedih ibunya, remuk renda m perasaan Him Ji
im, dia segera berpekik:
"Ibu .... aku telah me mbunuhmu...”
Nada suaranya amat me milukan hati, me mbuat siapapun yang
ikut mendengar merasakan hatinya pedih.
Ceng Lan hiang tertawa sedih.
"Im ji, kau telah me mbunuhku ....”
Walau pun Him Ji im begitu me mbenci ibunya, begitu bertekad
ingin me mbunuhnya namun dia toh tetap darah daging Ceng Lan
hiang, apalagi dia telah me mbunuh ibunya sekarang, rasa sedih dan
perih dala m hatinya benar-benar tidak terlukiskan dengan kata-kata.
Air matanya segera jatuh bercucuran seperti mutiara yang putus
benang, setetes demi setetes jatuh bercucuran tiada hentinya ...
Dengan suara pedih Him J i im berpekik:
"Aku telah me mbunuh ibu kandungku sendiri, aku.... dosaku
benar-benar tak terampuni...”
Ceng Lan hiang mendonga kkan kepalanya me mandang ke arah
Him Ji im, ke mudian setelah tertawa pedih katanya:
"Im ji, seharusnya aku adalah ibumu, na mun aku tak pernah
me mberi cinta kasih seorang ibu kepada mu, aku terlalu me mikirkan
napsuku sendiri.. Walaupan kau telah membunuhku sekarang,
namun kau sa ma sekali tida k berdosa, kau tahu ibumu jahat dan
penuh dengan dosa, bahkan aku telah turun tangan segera
me mbunuh ayahmu sendiri, apa yang berakibat dengan diriku
sekarang boleh dibilang merupa kan hukum karma yang harus
kuterima, kau me mang seharusnya me mbalaskan denda m bagi
ke matian ayahmu.."

1276
Sekarang dia sudah sadar, sudah mulai menyesal dengan sega la
perbuatannya .... Tapi segala sesuatunya sudah terlambat, sebab
dia hanya tinggal beberapa menit lagi hidup didunia ini....
Di tengah ucapan Ceng Lan hiang yang me medihkan hati, air
matanya jatuh bercucuran dengan teramat derasnya...
"Ibu...." Pekik Him Ji im dengan pedih.
Dia meronta dan me lepaskan diri dari pelukan Ku See hong
ke mudian menerjang ke dala m rangkulan Ceng Lan hiang sambil
menangis tersedu-sedu ....
Isak tangisnya yang begitu memilukan hati sungguh me mbuat
hati orang merasa hancur lebur ....
Ku See hong, Keng Cin sin, Hoa Soat kun, semuanya ikut merasa
berduka dan sedih .....
Seluruh ruangan Cun kiong tian segera diliputi kabut kedukaan
yang sangat tebal.
"Ibu!" Him Ji im me ndongakkan kepalanya sa mbil berpekik, "aku
merasa a mat menyesal karena telah me mbunuhmu"
Ceng Lan hiang menghe la napas panjang:
"Aaai, Im ji kau tak usah menyesal...
"Sekarang aku baru sadar.. barang siapa senang me lakukan
perbuatan jahat maka dia akan me mperoleh akibatnya, entah cepat
atau lambat datangnya pembalasan tersebut. Oleh sebab itu,
manusia seperti ibu cepat atau lambat pasti akan mati juga ditangan
orang lain. Bila aku sa mpai mati ditangan orang, mungkin aku tida k
akan sesadar sekarang ini.
"Mala m ini aku telah mati ditanganmu, boleh dibilang semua
dosa dan kesalahanku akan berakhir, me mang seharusnya
demikian, daripada aku banyak melakukan pe mbunuhan-
pembunuhan yang tak berguna lagi, dan akupun sudah seharusnya
mati di tanganmu. Im ji! Kau tidak salah me mbunuh, kau
dengarkanlah perkataanku ini"

1277
"Ibu... kau tidak akan mati, kau harus hidup terus!" pekik Him Ji
im dengan pedih.
Ceng Lan hiang segera tertawa.
"Im ji, sepanjang hidup ibu sudah me lakukan kejahatan,
walaupun tubuh harus hancur, sulit bagiku untuk me nebus se mua
dosa-dosaku ini, aai...
"Cuma sayang, penyesalanku agak terla mbat...
"Ibu sudah banyak menikmati kesenangan yang ma ksiat didunia
ini, sekarang sudah sewajarnya aku merasakan penderitaan di
neraka!!”
"Ibu, semua dosa dan kesalahanmu biar Im ji saja yang
menanggung, kau.... kau tak bakal masuk neraka.." seru Him Ji im
sambil me nangis tersedu-sedu.
"Anak bodoh, bagaimana mungkin dosaku dapat kau pikul?
Dengan demikian meski aku sudah mati dan berada diala m baka
hatiku tida k akan merasa tenang"
Mendadak Ceng Lan hiang menga lihkan sorot matanya yang
le mbut dan halus ke wajah Ku See hong, ke mudian setelah tertawa
rawan ia berkata:
”Ku See hong kau me mang me mbuat orang gampang tertarik
kepadamu, sebelum ajalku tiba, sekarang ada satu hal inginku
utarakan kepadamu secara berterus terang, tatkala aku
menangkapmu sekali lagi ini, sesungguhnya bukan niatku dan hawa
napsu birahiku.
"Sesungguhnya aku berbuat de mikian karena aku benar-benar
sangat mencintaimu, sekarang aku dapat berkata demikian dan
mungkin kau anggap aku tak tahu ma lu, tapi sebenarnya ucapanku
tersebut sejujurnya dan tidak enak bila tidak ku utarakan ke luar.
"Cinta me mang sesuatu yang aneh, sepanjang hidupku hanya
kau seorang yang pernah kucintai dengan sepenuh hati, sedangkan
lainnya tak lebih hanya pemuas bagi napsu birahiku.

1278
”Sekarang aku telah serahkan satu-satunya putri kesayanganku
ini kepada mu, harap kau mencintainya dengan sepenuh hati,
menyayanginya, semenjak kecil nasibnya sudah jelek, penuh
kedukaan dan kepedihan, kebahagian dimasa mendatang dan
kegembiraan mungkin hanya kau yang dapat me mberikan
kepadanya. Budi kebaikanmu tersebut pasti akan kubayar di dalam
penitisan yang akan datang.
"Sekarang aku harap kau sudi me mberikan janjimu kepadaku,
janji yang menandakan bahwa kau dengan sepenuh hati akan
merawat serta melindungi putriku ini"
"Kau tak usah kuatir, aku orang she Ku tidak akan menyia-
nyiakan dirinya". sahut Ku See hong dengan suara lantang.
Ceng Lan hiang segera tersenyum:
"Nah, kalau begitu aku harus menyampaikan sela mat tinggal
kepada kalian se mua....
Begitu selesai berkata, dengan jari telunjuk dan jari tengah
tangan kanannya Ceng Lan hiang segera menotok jalan darah Pak
hwee hiat diatas jidat sendiri.
Tanpa mengeluarkan sedikit suarapun dia terjatuh dan roboh
kedala m pelukan Him Ji im.
Ketua Ban sia kau yang termashur karena kejalangan serta
kecantikannya dalam dunia persilatan ini segera tewas dalam
pelukan putrinya.
”Ibu.." dengan suara yang a mat pedih Him Ji im berteriak keras
Suara selanjutnya segera tenggelam di balik isak tangisnya yang
me milukan hati.
Begitu me milukan dan me medihkan hati isak tangisnya, me mbuat
seluruh dunia seolah-olah hendak terbalik...
Siapapun yang kebetulan mendengar suara tangisannya tersebut,
pasti akan turut terharu dan beriba hati.

1279
Kalau dilihat dari kebejadan moral Ceng Lan hiang sepanjang
hidupnya, dia me mang pantas untuk mati, akan tetapi penyesalan
dan cara tobatnya menjelang ke matiannya, cukup me mbuat orang
turut merasa terharu.
Dia telah banyak buat kejahatan didunia ini, dan harus menerima
buah kejahatan yang telah dilakukannya, masih adakah hukuma n
yang jauh lebih berat bagi seorang manusia yang banyak melakukan
kejahatan didunia ini daripada suatu ke matian?
Kalau mesti dijawab, maka dapat dikatakan ada. Siksaan hatin
menje lang ajalnya serta umpatan orang setelah ajalnya jauh lebih
berat ketimbang hukuman mat i itu sendiri.
Walaupun hal tersebut sudah tida k menimbulkan pengaruh lagi
bagi yang terhukum, sebab orang yang telah me ningga l tak a kan
mengetahui akan segala umpatan orang lain.
Tapi, peristiwa itu a kan beredar terus diantara anak
keturunannya, noda hitam dari leluhur mereka akan me mbuat anak
keturunannya merasa rendah diri, ma lu dan me mencilkan diri .....
Demikianlah keadaan Him Ji im sekarang, pukulan hatin yang
diterimanya sungguh tak terlukiskan dengan kata-kata.
Penyesalan Ceng Lang hiang menje lang saat ajalnya me mbuat
Him Ji im lebih menderita dan sedih, sebab ibunya me mang tewas
ditangannya.
Betapa pun besarnya dosa dan kesalahan yang pernah dilakukan
ibunya, Him Ji im merasa berdosa dan salah karena dia telah
me mbunuhnya, apalagi gadis ini berhati penuh welas asih.
"Adik Im, segala sesuatunya telah ditakdirkan oleh Yang Maha
Kuasa" kata Ku See hong sedih, "jangan menangis terus, perhatikan
kesehatan tubuhmu. Ka mi dapat melupakan se mua kejadian yang
me medihkan ini secara pelahan-lahan"
"Engkoh Hong" teriak Him Ji im dengan sedih, "bagaimana
mungkin aku dapat melupakan kejadian ini?"

1280
Pelan-pelan Keng Cin sin berjalan mende kat, lalu berkata dengan
suara le mbut:
"Adik Im, jangan menangis terus hingga merusak badan, mari
kita selekasnya meninggalkan te mpat ini!"
Sambil berkata, Keng Cin sin me mbopong tubuh Ceng Lan hiang
dan me mbaringkannya ke atas ranjang, ke mudian menutupi
jenasahnya dengan kain.
Ceng Lan hiang me mang seorang pere mpuan yang cantik
rupawan, walaupun sudah menghe mbuskan napas penghabisan
namun wajahnya masih tetap cantik dan menarik.
Dengan suara pedih Him J i im berkata.
"Cici, aku ingin mengubur jenasahnya secara baik-baik, agar aku
bisa me mbaktikan diri sebagai seorang anak terhadap orang tuanya
....."
"Lebih baik kita selesaikan dulu persoalan la in sebelum
mengurusi jenasahnya" kata Seng sim cian li Hoa Soat kun dengan
suara dalam.
Mendadak Ku See hong bertanya.
"Adik Im, kau sudah berhasil mendapatkan kitab Ban sia cin keng
tersebut?"
Dari sakunya Him Ji im menge luarkan kitab pusaka Ban sia cin
keng tersebut dan diserahkan kepada Ku See hong, lalu katanya
dengan sedih. "Engkoh Hong, obat penawar racun dari Im hwee si
hun wan dikatakan dala m kitab tersebut sebagai rumput Han sia
cau, cuma tidak diketahui benda apakah itu, bagaimana bentuknya
dan dihasilkan dimana."
Ku See hong segera bergumam. "Rumput Han sia cau? Rumput
Han sia cau? Benarkah di dunia ini terdapat rumput tersebut?"
Dengan pandangan tida k habis mengerti pe muda itu berpaling ke
arah Keng Cin sin, kemudian tanyanya lagi, " Nona, tahukah kau
benda apakah itu?"

1281
Dengan cepat Keng Cin sin me nggeleng, "Di da la m kitab obat-
obatan yang ada dalam Cang ciong pit kip.. sama sekali tida k
dicantumkan na ma rumput Han sia cau.”
"Tapi dala m benakku seakan-akan pernah mengingat na ma Han
sia cau tersebut, hanya untuk sementara waktu tak dapat
mengingatnya.. "
Seng Sim cian li Hoa Soat kun ma lah berdiri melongo dengan
pikiran kosong setelah mendengar na ma Han sia cau itu, sebab
pada hakekatnya dia belum pernah mendengar akan nama rumput
itu.
Akan tetapi sewaktu mengetahui bahwa Keng Cin sin pernah
mendengar na ma rumput obat itu, dia merasa sedikit agak lega,
ujarnya kemudian.
"Nona, coba tenangkan pikiranmu dan pikirkan lagi pelan-pelan,
tak perlu tergesa-gesa, apalagi masa ka mbuhnya racun dalam tubuh
Im Yan cu masih ada sebelas hari lagi, kau tak perlu tergesa-gesa
...."
Walaupun diluar Hoa Soat kun berkata tak perlu tergesa-gesa,
padahal hati kecilnya benar-benar merasa amat ce mas, bahkan
kalau bisa Keng Cin sin dapat teringat sekarang juga.
Cuma sayang, semakin dia ingin cepat-cepat teringat kembali,
pikirannya makin bingung dan kacau.
Akhirnya Keng C in sin menghe la napas pelan seraya berkata:
" Aaaai, saat ini aku tak dapat mengingatnya kembali, tapi moga-
moga saja aku dapat mengingatnya kembali didala m tiga hari
mendatang"
Mendadak Ku See hong berkata pula.
"Nona, aku pun seperti pernah mendengar na ma rumput Han sin-
cau tersebut."
Buru-buru Seng sin clan li Hoa Soat kun berpaling seraya
bertanya dengan cepat.

1282
”Kau pernah mendengar dari siapa?".
Ku See hong menghe la napas sedih.
"Akupun tidak tahu mendengar dari siapa, tapi dalam benakku
seakan-akan tertera kata Han sin cau tersebut"
Mendengar perkataan tersebut Seng sim cian li Hoa Soat kun
segera mendengus dingin, dengan gemas dia me lotot sekejap ke
wajah Ku See hong, lalu katanya ketus.
"Bila kau tak berhasil menyela matkan dia, aku pasti akan
me mbuat perhitungan denganmu"
"Aku pasti dapat teringat ke mbali, aku pasti akan berhasil
menyela matkan adik Im Yan cu" janji Ku See hong dengan suara
nyaring.
Keng Cin sin serta Him Ji im yang mendengar perkataan Hoa
Soat kun tersebut, segera merasakan hatinya a mat ka lut tak karuan.
Sesudah hening sejenak, akhirnya Him Ji im yang berkata dengan
suara pedih.
"Hoa locianpwee, pembunuh dari enci Im Yan cu adalah si
pedang ular perak Ciu Heng thian, dan bangsat itu sudah tewas
secara mengenaskan ditanganmu, denda m sakit hatimu juga telah
terbalas, mengapa kau orang tua hendak me mbuat perhitungan
dengan dirinya ....?"
Seng sim cian li Hoa Soat kun melotot sekejap ke arah Him J i im
dengan gusar, lalu sahutnya.
"Antara aku dengan dirinya masih terikat dendam sa kit hati yang
belum terselesaikan, ka lian anggap urusan tersebut bisa dipaha mi
angkatan muda seperti kau?"
Keng Cin sin pernah me mbaca riwayat hidup Bun J i koan su Him
Ci seng yang tragis, maka diapun mengetahui pula hubungan cinta
Hoa Soat kun dengan Him C i seng yang berakhir dengan
mengenaskan.

1283
Tapi ia merasa tidak pada te mpatnya apabila Hoa Soat kun ingin
me mba las dendam sakit hatinya dimasa lampau atas diri Ku See
hong.
Sambil menghela napas sedih Ku See hong segera berkata.
"Hoa locianpwee, benarkah kau orang tua tak sudi menga mpuni
kesalahan guruku, dimasa lalu?
"Menjelang saat ajalnya, berulang kali dia telah berpesan
kepadaku agar aku bersungguh hati menyampaikan rasa cintanya
kepadamu, dia bilang: Bila kau tak bersedia me maafkan
kesalahannya, maka dia bersedia me nerima hukuman maca m
apapun darimu atas jenasahnya, dia tak akan pernah menyesal
diala m baka. Sebab dengan begitu, rasa menyesalnya akan jauh
berkurang, dia menyatakan penyesalannya yang tak terkirakan,
karena dia tidak menerima cintamu wa ktu itu, tapi setelah
pertempuran berdarah di bukit Soat san, dia baru sadar kalau dia
amat mencintaimu, menjelang ajalnya dia berkata agar kau selalu
bahagia, karena selama berada di ala m baka dia akan selalu
mencintaimu"
Sekujur tubuh Seng Sim cian li Hoa Soat kun ge metar keras
setelah mendengar perkataan itu, sementara titik a ir matanya jatuh
berlinang me mbasahi wajahnya, jelas ia sangat terharu oleh
perkataan tersebut.
Mendadak dia me mbentak dengan suara mengge ledek:
"Tutup mulut! Setan tua itu sangat licik dan banyak akal
muslihatnya, siapa tahu disaat menjelang ajalnya dia sengaja
menciptakan kata-kata semaca m itu untuk me mbohongi a ku? Aku
tak dapat memaafkan kesalahannya, aku hendak menghancur
lumatkan tulang belulangnya sehingga halus dengan bubuk"
Ku See hong segera berkerut kening, serunya dengan gusar.
"Aku telah menya mpaikan suara hati guruku kepada mu, bila kau
tetap bersikeras dengan pandanganmu tersebut, tentu saja akupun

1284
tak bisa berbuat apa-apa, tapi sampai waktunya apabila aku sa mpa i
berbuat kurang ajar kepada mu, harap kaupun sudi me maafkan."
Tiba-tiba mencorong sinar penuh kebuasan dari balik mata Seng
sim cian li Hoa Soat kun, setelah mendengus dingin dia berkata
dingin.
"Dengan kepandaian silat mu itu kau ingin menghalangi niatku?
Huuuhh .... masih ketinggalan jauh"
"Boanpwee tahu ka lau kepandaian silatku rendah dan tak becus,
tapi demi me lindungi jenasah guruku, terpaksa aku harus
me mpertaruhkan sele mbar jiwaku"
Keng Cin sin berada disisinya menghe la napas sedih, tiba-tiba dia
menimbrung.
"Hoa cianpwee, Ku See hong, racun Im Yan cu belum
dise mbuhkan, mengapa kalian malah bentrok sendiri? Ka lau
dihitung-hitung, kalian berdua masih me mpunyai hubungan yang
cukup erat, persoalan besar apa sih yang tak dapat diselesaikan?
Bila demikian terus keadaan kalian, niscaya Im Yan cu akan merasa
lebih me nderita dan tersiksa ......
Mendadak....
Jeritan kaget dari Him Ji im berge ma me mecahkan keheningan,
ke mudian terdengar ia berteriak keras.
"Kalian cegat kabur orang dari e mpat penjuru ......
Serentak Ku See hong, Keng Cin sin dan Hoa Soat kun
berbondong-bondong lari ke pintu depan Cun kiong thian dan
menyerbu keluar dari situ ....
Tapi ...
Serentetan desingan angin tajam segera berkumandang
me mecahkan keheningan.
Hujan panah yang amat deras langsung dibidikkan ke depan
pintu gerbang gabungan tersebut...

1285
Menyaksikan datangnya hujan panah itu, serentetan ketiga jago
lihay ini me mbentak gusar, telapak tangan mereka segera
diayunkan ke muka, enam gulung tenaga pukulan yang maha
dahsyat langsung merontokkan anak panah-panah tersebut.
Tapi, di saat mereka berhasil merontokkan barisan anak panah
yang pertama...
Serentetan desingan angin tajam lain mengge ma pula
me mecahkan keheningan...
Puluhan batang panah tajam, bagaikan amukan angin puyuh
langsung menyapu seluruh permukaan tanah.
Mimpi pun ke tiga orang jago itu tak pernah menyangka kalau
serangan musuh datangnya begitu cepat, terpaksa mereka harus
bertekuk pinggang dan mengundurkan diri kesa mping.
Disaat mereka sedang me layang mundur inilah, ke tiga orang itu
masing-masing me lepaskan dua gulung angin puyuh yang
merontokkan hujan panah tadi.
"Sreeet...! Sreeeet.. .! "
Dua desingan angin taja m yang me mekikkan telinga ke mba li
bergema me menuhi angkasa...
Dua batang anak panah yang tajam tahu-tahu berhasil
mene mbusi jaring hawa serangan dan secepat kilat me luncur kearah
Him Ji im yang berada dibelakang.
Untung Ku See hong bermata tajam dengan kaget dia berteriak
keras.
"Adik Im. cepat minggir!"
Ditengah bentakan, secepat kilat tubuh Ku See hong miring ke
samping la lu ke lima jari tangan kanannya di sentilkan ke muka
me lepaskan lima gulung desingan angin tajam.
"Blaaa mmm. blaaammm...!"

1286
Dua benturan nyaring ke mbali berge ma me mecahkan
keheningan.
Terma kan oleh ke lima desingan angin jari itu, dua batang panah
tadi patah menjadi t iga bagian.
Tapi na mpaknya ke dua mata panah itu masih me mpunyai sisa
kekuatan yang cukup tangguh, kali ini panah-panah tersebut
menya mbar ke arah sepasang bahu Him Ji im.
Entah mengapa, meski menyaksikan datangnya ancaman panah
tersebut, namun Him Ji im sa ma seka li tida k menghindar ataupun
berkelit, tak terlukiskan rasa gelisah Ku See hong setelah
menyaksikan kejadian tersebut, segera teriaknya keras-keras:
"Adik Im. . . ."
Sepasang bahu Him Ji im segera terhajar oleh mata panah yang
tinggal ena m inci panjangnya itu sa mpai te mbus sedala m tiga inci
ke bahunya, setelah gemetar keras dia lantas roboh terjengkang ke
atas tanah...
Dengan cepat Ku See hong me me luk gadis itu sa mbil berteriak
sedih:
"Adik Im, mengapa kau tidak berkelit...."
Paras muka Him Ji im pucat pias seperti mayat, bibirnya
me mbiru, dengan pedih ia berkata:
„Engkoh Hong, maafkanlah aku, aku tak punya muka untuk hidup
terus di dunia ini!"
Me mandang bahunya yang terluka dan berdarah, Ku See hong
merasa pedih sekali, tak terbendung lagi titik a ir mata jatuh
bercucuran, katanya sedih:
"Adik Im, mengapa kau harus rendah diri? Kau .... apakah kau
hendak meninggalkan aku seorang diri?"
Bergetar keras seluruh badan Him J i im setelah mendengar
perkataan itu, kulit wajahnya nampak mengejang keras menahan

1287
penderitaan, sudah jelas rasa sakit akibat lukanya mendatangkan
siksaan yang cukup berat bagi gadis ini.
Dengan sinar mata yang rawan karena kepedihan, dia berkata
agak parau:
"Engkoh Hong, aku... aku tak ingin meninggalkan dirimu, tapi
takdir menentukan lain..."
"Adik Im, aku akan mencabut ke luar panah yang menancap
dibahumu itu" tukas Ku See hong dengan cepat.
Sembari berkata, pemuda itu segera menggerakkan jari tangan
kirinya untuk menotok jalan darah sui hiat diatas bahu nya, lalu
dengan jepitan jari tengah dari telunjuknya dia mencabut ke luar
mata panah tersebut.
Darah segar yang dicampur dengan hancuran daging segera
me mbasahi tangan si anak muda itu.
Dala m pada itu, suasana dalam ruang Cun kiong thian bertambah
pengap dan panas, bau hangus makin menusuk hidung, sementara
kobaran api yang me mbara, diluar sana sema kin menghebat, suara
ledakan de mi ledakan berge muruh dise luruh angkasa.
Hoa Soat kun dan Keng Cin sin berdiri lebih kurang satu kaki
didepan Ku See hong serta Him Ji im, sepasang tangan mereka
sedang repot digerakkan ke sana kemari melepaskan pukulan-
pukulan yang dahsyat.
Rupanya hujan panah yang berasal dari luar pintu tiba secara
beruntun dan tiada hentinya, hujan panah yang disertai desiran
angin taja m itu meluncur datang dengan cepat sekali.
Dala m wa ktu singkat, beberapa kaki dihadapan Hoa Soat kun dan
Keng Cin sin sudah berserakan beribu-ribu batang panah panjang.
Pada saat itulah, tiba-tiba...
Dari luar ruangan situ berge ma suara tertawa licik yang dingin
dan penuh perasaan bangga.

1288
Kemudian dari ba lik suara tertawa itu terdengar seseorang
berkata dengan suara sedingin es.
"Anjing pere mpuan dan laki, sekarang rasakanlah bagaima na
nikmatnya kalau mati terbakar".
Ucapan tersebut sudah jelas berasal dari salah seorang dari dua
murid murtad Bun ji koan su yakni si telapak tangan emas sukma
cacad Tu Pa k kim.
Kemudian secara tiba-tiba terdengar lagi seseorang yang lain
berseru sambil tertawa nyaring.
"Tu sute, sejak kini dunia persilatan akan menjadi milik kita
berdua, haaahhh....haaahh... haaahhh...."
Dala m pada itu, Ku See hong telah se lesai me mbalut luka panah
yang diderita Him Ji im, ketika mendengar perkataan dari dua orang
murid murtad tersebut, dengan gusarnya ia me mbentak.
"Manusia laknat, kalian anggap setelah menggunakan siasat licik
yang memua kkan ini untuk menjebak ka mi, lantas kami semua tak
ma mpu ke luar dari kurungan?"
Perlu diketahui, sekeliling ruangan Cun kiong tian ini terdiri dari
bahan dinding yang kokoh dan kuat, demikian pula jendela dan
pintunya terbuat dari besi baja, pada hakekatnya sebuah balok kayu
yang sudah terbakar pun tidak dijumpa i, maka Keng Cin sin sekalian
merasa curiga dan keheranan setelah mendengar kata-kata kedua
orang murid murtad itu akan me mbakar mati mereka.
Tiba-tiba terdengar si Telapa k tangan emas sukma cacad Tu Pak
kim berkata dengan suara menyeramkan.
"Cu suheng, waktunya telah tiba bukan?" Pedang sakti kayu baja
Cu Pok segera berteriak keras.
"Gunakan panah berapi!"
Ditengah seruan tersebut, sebaris panah berapi sudah meluncur
masuk ke dala m ruangan.

1289
Keng Cin sin dan Hoa Soat kun segera melontarkan pukulan
mereka untuk merontokkan panah-panah berapi itu, namun kobaran
api di mata panah tersebut sama sekali tida k pada m.
Tatkala barisan panah itu me ncapai tanah. "Blaaammm....!"
segera terdengar ledakan nyaring.
Batang panah yang banyak berserakan di tanah tadi tiba-tiba
saja terbakar dengan hebatnya, namun apinya sedikit dengan asap
yang tebal.
Dala m waktu singkat asap tebal berwarna hita m itu sudah
me menuhi se luruh ruangan Cun kiong tian.
Menyaksikan kejadian ini, Keng Cin sin menjadi sangat
terperanjat, buru-buru serunya.
"Kita tak boleh berdia m terus disini, rupanya mereka ingin
mengge lapkan ruang Cun kiong tian ini dengan asap tebal,
ke mudian baru me mbidik kita dengan hujan panah"
Rencana yang dilakukan dua orang tua manusia laknat tersebut
me mang benar-benar sangat kejam, mula-mula panah yang mereka
bidikkan kedala m ruangan itu sengaja dilapisi dengan minyak
pelumas, minyak tersebut bila sampai terbakar maka akan
menimbulkan asap tebal yang berwarna hita m pekat.
Bila asap se maca m ini sa mpai me menuhi seluruh ruangan,
niscaya suasana akan menjadi ge lap gulita sehingga melihat ke lima
jari sendiri pun sukar.
Dala m keadaan demikian, rupanya mereka sudah bersiap sedia
akan melancarkan hujan panah.
Bila rencana busuk ini sa mpai berhasil maka sekali seluruh
ruangan dilapisi asap hitam yang tebal, sulitlah bagi mereka untuk
me lihat keadaan disekitar sana.
Walaupun seseorang memiliki ilmu silat yang betapa pun lihaynya
dalam keadaan begini tak aka l mungkin bisa meloloskan diri, mereka
pasti akan mati secara mengenaskan.

1290
Buru-buru Ku See hong berseru lantang:
"Nona, harap kau suka me mbopongnya, biar aku orang she Ku
yang me mbuka jalan.”
Ditengah pe mbicaraan tersebut, sekilas cahaya pelangi
menyelinap di angkasa, tahu-tahu dala m gengga man tangan kanan
Ku See hong telah bertambah dengan sebilah pedang Hu thian seng
kia m...
Serentetan suara pekikan nyaring yang me mbetot sukma turut
berkumandang pula me mecahkan keheningan.
Ku See hong melejit ke tengah udara bagaikan seekor burung
raksasa, dia melayang ditengah udara dala m waktu singkat
sekeliling te mpat itu sudah dipenuhi satu lingkaran cahaya pelangi
yang amat menyilaukan mata melindungi sekeliling tempat
tersebut...
Semua barisan panah yang berdatangan seperti hujan badai itu
serentak rontok ke atas tanah begitu me mbentur sinar pedang
tersebut.
Rupanya Ku See hong telah mengeluarkan jurus ke dua dari ilmu
pedang Cang ciong ciat mia kia m si yang disebut Hong sin lui tong
ming kim thi" (Angin menderu guntur mengge legar, senjata
berdentingan)
Selapis cahaya pedang me mbentuk sebuah dinding pertahanan
yang kuat sekali, dala m posisi de mikian jangan lagi hujan panah,
biar diguyur dengan air pun belum tentu air tersebut dapat
mene mbusi dinding pertahanannya.
Dala m waktu singkat Ku See hong telah berhasil me nerobos
keluar dari pintu gerbang Cun kiong tian.
Ternyata di luar cun kiong tian merupakan sebuah ruang dari
markas besar Ban sia kau, sedemikian luasnya ruangan tersebut
sehingga dapat me muat ribuan orang.

1291
Begitu keluar dari Cun kiong tian, sorot matanya yang tajam
segera me mandang se kejap sekeliling te mpat itu.
Tak jauh dari sana, terdapat tiga baris anggota Ban sia kau yang
masing-masing me mbawa busur lengkap dengan anak panahnya,
setiap baris terdiri dari dua puluh orang.
Sepuluh kaki dibe lakang tiga baris anggota Ban sia kau, na mpak
kepala manusia yang berjejal-jejal, mungkin terdapat enam tujuh
ratus jago yang menyandang busur, membawa pedang dala m posisi
siap tempur.
Betapa terkesiapnya Ku See hong setelah melihat keadaan ini,
dia tidak kuatir menghadapi manusia sebanyak itu, tapi kuatir bila
dia dipa ksa me mbunuh sekian banyak ma nusia.
"Sreeeet! Sreeeet .....!" desingan angin tajam segera
berkumandang me mbe lah angkasa.
Sebaris anak panah tahu-tahu sudah me luncur ke arah Ku See
hong, kali ini ke tiga baris manusia tersebut bersama-sa ma
me mbidikkan anak panah mereka secara beruntun, dahsyatnya
bukan alang kepalang.
Tampak seluruh angkasa dipenuhi hujan panah yang benar-benar
menggidikkan hati.
Dengan gerakan yang amat cepat kembali Ku See hong meluncur
ke muka, sekilas cahaya pedang langsung menyongsong tibanya
hujan panah yang me menuhi se luruh angkasa itu.
Dimana cahaya pedang berkelebat, anak panah jatuh
berhamburan ke atas tanah dalam keadaan patah dan hancur oleh
sebab itulah hujan panah yang dahsyat segera ditujukan kepada Ku
See hong seorang.
"Sreeet..!" sebilah anak panah mendadak me lesat mene mbusi
bayangan pedangnya.

1292
Ku See hong sangat terkejut, tubuhnya yang berada ditengah
udara, segera miring ke samping, dengusan tertahan bergema di
angkasa ....
Paha kanan Ku See hong termakan oleh bidikan panah sehingga
darah segar mengucur ke luar dengan amat derasnya, dengan cepat
seluruh celananya sudah basah dan me merah, tapi begitu tubuhnya
mencapai permukaan tanah, ia cabut keluar panah tersebut dengan
tangan kirinya.
Pada saat itulah, mendada k ....
Enam puluh orang anggota Ban sia kau tersebut sudah menyebar
sejauh sepuluh kaki, sedang tiga baris kaum iblis lainnya me mburu
ke muka dengan busur ditangan, kecepatan mereka berganti posisi
betul-betul sangat mengagumkan.
Tidak sa mpai tiga barisan anggota Ban sia kau itu melepaskan
bidikan panahnya, pekikan nyaring yang membetot sukma telah
berkumandang me mecahkan keheningan.
Tubuh Ku See hong bersama cahaya pedangnya telah bergabung
menjadi satu sa mbil me lesat ke muka.
Tampak serentetan hawa pedang yang berkilauan tajam dan
amat menyilaukan mata langsung me luncur ke arah barisan perta ma
yang berada paling muka.
Kawanan iblis dari Ban sia kau itu cuma merasakan pandangan
matanya menjadi kabur, tahu-tahu enam orang iblis yang berada
dibarisan terdepan sudah roboh tewas tanpa se mpat mengeluarkan
sedikit suarapun.
Percikan darah segar mereka me mancar ke e mpat penjuru dan
me mbasahi wajah setiap orang yang berada diseke liling sana.
Hu thian seng kia m yang berada ditangan kanan Ku See hong
ke mbali diputar dengan cepat, cahaya tajam yang menyilaukan
mata sekali lagi me mbelah angkasa.
Menyusul ke mudian...

1293
Jeritan ngeri yang menyayat hati segera bergema diseluruh
angkasa, kepala beterbangan dan darah berhamburan, dalam waktu
singkat dua puluh orang iblis yang berada dibarisan terdepan sudah
menjadi setan-setan tanpa kepala.
Sejak melayang ketengah udara sa mpai berhasil me mbunuh dua
puluhan orang, Ku See hong melakukan kesemuanya itu secara
beruntun dan didala m wa ktu singkat.
Tindakan yang menyeramkan dan menggidikkan hati ini kontan
saja me mbuat paniknya kedua baris anggota Ban sia kau la innya,
serentak mereka me mbubarkan diri dan mengundurkan diri dari
situ...
Sementara itu suara pekikan nyaring yang me mekikkan telinga
ke mbali berkumandang me mecahkan keheningan. ..
Seng Sim cian li Hoa Soat kun seperti seekor rajawali raksasa
tahu-tahu sudah me luncur kedepan dan menghadang ja lan mundur
kawanan iblis tersebut.
Sepasang tangan dan sepasang kakinya tidak ambil dia m,
dengan kecepatan yang hebat dia serang habis-habisan kawanan
iblis tersebut.
Sedangkan Ku See bong telah me lejit untuk sekian kalinya ke
tengah udara, selapis cahaya pelangi seperti naga perkasa
menggulung dan me luncur diangkasa.
Pada hakekatnya sukar untuk dibedakan lagi, mana cahaya
pedang dan mana cahaya pelanginya.
Seperti daun kering disa mbar angin kencang, kawanan jago dari
Ban sia kau itu rontok satu persatu keatas tanah, hancuran badan
dan percikan darah berceceran di atas tanah, keadaannya benar-
benar mengerikan sekali...
Jeritan ngeri, teriakan takut dengan cepat menyambar diseluruh
ruangan tersebut. Dalam wa ktu sekejap, empat puluhan anggota
Ban sia kau yang terbabat oleh keganasan Ku See hong serta Hoa
Soat kun dan roboh binasa dida la m keadaan mengerikan.

1294
Kutungan lengan dan anggota badan me menuhi permukaan
tanah, darah kental berceceran diseluruh permukaan me mbuat
udara disekitar situ sangat mengerikan...
"Lepaskan panah..."
Dari balik kerumunan beratus-ratus anggota Ban Sia kau tiba-tiba
bergema bentakan nyaring..
Dala m wa ktu singkat seluruh angkasa telah dipenuhi hujan panah
yang dengan cepat mengurung tubuh Ku See hong, Hoa Soat kun
serta Keng Cin sin.
Ku See hong yang menyaksikan gelagat kurang baik segera
me mbentak keras:
”Nona, boponglah dia dan untuk sementara waktu mundur dulu
ke Cun kiong tian"
Ternyata Ku See hong kuatir kalau Keng Cin sin yang harus
me mbopong Him J i im tak dapat menghindar dengan cekatan,
sehingga terluka oleh hujan panah.
Apalagi hujan panah yang dilepaskan ka li ini mencapa i ratusan
batang sekaligus, keadaan semacam itu betul-betul menggidikkan
hati orang, Keng Cin sin tak berani berayal lagi, dia menurut dan
segera melompat masuk ke da la m ruangan Cun kiong t ian.
Sementara itu, disaat hujan panah sedang me menuhi angkasa,
mendadak terdengar seseorang berteriak lagi.
"Serbu!"
Diiringi teriakan yang gegap gempita, enam tujuh ratus anggauta
Ban sia kau dengan tombak dan golok terhunus, seperti seribu
pasukan tentara berkuda, serentak menerjang bersa ma kearah Ku
See hong dan Hoa Soat kun.....
Teriakan keras, bentakan menggeledek segera me menuhi seluruh
angkasa...

1295
Keadaan seperti ini, cukup me mbetot sukma setiap orang yang
me mandangnya.
Sistim penyerangan seperti ini, boleh dibilang merupa kan taktik
perang lautan manusia ....
Benar-benar tidak terduga, bila manusia sudah gila, mereka tak
segan-segan me mpergunakan nyawa sendiri sebagai bahan
gurauan...
Ditengah hujan panah yang sangat rapat itu, secara beruntun Ku
See hong dan Hoa Soat kun terkena beberapa batang panah. .
Dengan tenaga dala m mereka yang sempurna, lagipula te mpat
yang terkena serangan bukan tempat yang mematikan, meskipun
untuk se mentara waktu luka mana tidak mengganggu, namun
mereka terkejut juga setelah menyaksikan datangnya serbuan
lautan manusia tersebut, sadarlah ke dua jago kita ini, bahwa
pertarungan keji dan pe mbunuhan massal tak dapat dihindari lagi...
Tiba-tiba Ku See hong me mbentak nyaring.
"Harap se muanya berhenti, kalian mest i ingat, nyawa lebih
berharga dari segala-galanya!.
Namun teriakan tersebut sama sekali tidak menghasilkan
pengaruh apa pun, tombak, pedang dan golok masih datang
berhamburan...
Seng sim cian li Hoa Soat kun tertawa seram, tubuhnya
menerjang lebih dulu ke dala m kelompok manusia-manusia sinting
itu, dengan cepat dia berhasil mera mpas sebilah pedang dan mula i
me lancarkan pe mbantaian secara besar-besaran ....
Jeritan ngeri dan teriakan kesakitan dengan cepat berkumandang
silih berganti.
Batok kepala bergelindingan, darah segar berhamburan, suasana
amat menceka m perasaan.

1296
Di da la m waktu singkat, ada tiga empat puluhan ma nusia sudah
tewas diujung pedang dan serangan gencar Hoa Soat kun. Desingan
tajam tiba-tiba me mbelah angkasa .
Enam batang tombak panjang secepat kilat sudah meluncur
datang dari e mpat arah delapan penjuru dan bersa ma-sa ma
menusuk tubuh Ku See hong...
Ku See hong berpekik nyaring, begitu keras suara pekikan
tersebut hingga menggetarkan seluruh ruangan....
Pedang Hu thian seng kia m yang berada ditangannya segera
me mancarkan cahaya tajam, hawa pedang me mbumbung t inggi
sehingga me menuhi angkasa...
Bayangan darah me mercik ke e mpat penjuru, jerit kesakitan
mengge ma di seluruh angkasa ..
ENAM batang tombak dari ke ena m anggota Ban sia kau itu
terpapas oleh sambaran pedang hingga kutung menjadi dua dan
tewas seketika....
Begitu ke ena m orang itu roboh, muncul delapan orang la innya
....
Delapan orang itu roboh, dua belas orang yang la in datang
ke mbali ....
Kawanan iblis dari Ban sia kau itu sungguh-sungguh sudah gila
dan sinting, walau pun kawan-kawannya pada bergelimpangan
secara mengerikan, namun kawanan jago lainnya yang berada
dibarisan belakang masih juga datang menyerang dengan tanpa
gentar yang membuat orang tidak habis mengerti adalah
sesungguhnya mereka beradu jiwa untuk siapa.
Karena dendam kesumat?
Karena kehancuran total perkumpulan Ban sia kau?
Hoa Soat kun dan Ku See hong seperti dua ekor binatang buas
yang haus darah, mereka me mbentak, menusuk, me mbabat dan
berjuang de mi me mpertahankan kehidupan sendiri.

1297
Untuk me mpertahankan hidup dan demi kepentingan rekan
sendiri, mau tak mau mereka harus mela kukan pe mbantaian secara
besar-besaran.
Sejak jaman kuno, pedang Hu thian seng kia m me mang sudah
termashur sebagai senjata pembunuh, mala m ini senjata tersebut
benar-benar telah me mperlihatkan keganasannya, bahkan jauh lebih
ganas ketimbang tiga ratus tahun berselang, sewaktu senjata itu
masih berada ditangan Si long lojin.
Tampak Ku See hong berpadu dengan cahaya pedangnya, dia
bergerak lincah kesana ke mari tak menentu, keadaannya benar-
benar menggidikkan hati.
Didala m wa ktu sekejap, sudah empat lima orang iblis yang tewas
secara mengenaskan diujung pedang Ku See hong.
Hoa Soat kun si ge mbong iblis pere mpuan yang me mbunuh
orang tanpa berkedip ini me lancarkan pula pe mbunuhan-
pembunuhan kejinya, pedang yang berada ditangan kanannya
seperti sebilah senjata mestika yang datangnya dari langit, bukan
saja menjadi senjata pembunuh, bahkan tangan dan kakinya
bahkan seluruh bagian badannya seakan-akan berubah pula
menjadi senjata yang me matikan orang.
Tubuhnya bergerak semakin cepat lagi dia menya mbar kesana
ke mari tiada hentinya. ..
Sewaktu mencapai punca knya, didalam sekali gerakkan tangan
saja secara beruntun dia telah menghabisi nyawa ena m orang. ..
Jari tangan, sikut, bacokan, tabokan, terjangan, babatan
semuanya ditarikan dengan bersamaan wa ktunya.
Hawa pembunuhan yang mereka pancarkan benar-benar
menggidikkan hati, me mbuat bulu kuduk orang yang
me mandangnya jadi berdiri se mua saking ngerinya.
Betapa pun lihaynya ilmu silat yang dimiliki Hoa Soat kun dan Ku
See hong, namun saat ini se kujur badan mereka sudah berlumuran

1298
darah, lukanya penuh memenuhi badan, hawa darah dalam
dadanyapun ikut bergolak ....
Ku See hong mencoba untuk me mperhatikan seke liling te mpat
itu, dari enam tujuh ratus anggota Ban sia kau, sekarang sudah
tinggal separuh jumlahnya, atau dengan perkataan lain dia dan Hoa
Soat kun telah me mbunuh tiga ratusan orang.
Darah kental, bangka i manusia berserakan dimana-mana.
Seluruh permukaan lantai ruang Ban sia kau dan permukaan
tanah yang beralas batu hijau, kini telah dibasahi darah kental yang
berbau amis.
Me mandang keadaan seperti ini, tiba-tiba saja timbul perasaan
iba dan kasihan di hati Ku See hong, dia mulai berpikir didala m hati:
"Tuhan adalah maha pengasih dan penyayang, mengapa aku
harus me lakukan pe mbantaian secara besar-besaran? Pada hal
biang keladinya si pedang sakti kayu besi Cu Pok dan telapa k
tangan emas sukma cacad Tu Pak kim justeru secara pengecut
menye mbunyikan diri dibela kang
Ia benar-benar merasa tak tega untuk mela kukan pe mbantaian
lebih jauh dengan suara menggeledek segera bentaknya.
"Aku harap kalian berhenti se mua!"
Tenaga dalam yang dimiliki Ku See hong me mang cukup
sempurna, tidak heran kalau bentakannya ini ibarat guntur yang
me mbe lah bumi disiang hari bolong, sangat menggetarkan perasaan
setiap orang.
Tanpa disadari se mua orang menghentikan serangannya dan
me mbungka m dala m keheningan yang menceka m.
Hoa Soat kun segera menghentikan pula pe mbantaiannya .....
Dengan suara menggelede k Ku See hong berkata lebih jauh.

1299
"Para saudara sekalian, sepanjang hidup kita boleh dibilang tiada
ikatan sakit hati maupun denda m kesumat apa pun, buat apa kita
saling me mbantai dan me mbunuh....?
"Kalian betul-betul kelewat bodoh, sebenarnya untuk siapakah
kalian menjua l nyawa? Coba, lihatlah pentolan kalian Cu Pok dan Tu
Pak kim sekalian, secara pengecut menyembunyikan diri
menyaksikan kalian jual nyawa untuknya."
Mendadak....
Suara gelak tawa yang keras dan menyeramkan me motong
pembicaraan Ku See hong yang belum selesai, Pedang sakti kayu
besi Cu Pok yang menyembunyikan diri di belakang kerumunan
orang banyak segera berteriak dengan keras:
"Saudara-saudara sekalian dari Ban sia kau, kalian jangan mau
termakan oleh hasutannya, coba lihatlah, mereka telah me mbantai
tiga ratusan orang saudara kita, apakah dendam kesumat ini tida k
wajib kita tuntut balas?.
"Coba kalian saksikan pula keadaannya, dia sudah kehabisan
tenaga dan kecapaian justru karena takut mati maka dia
mengucapkan perkataan semaca m ini, mari kita teruskan
perjuangan kita bersa ma-sa ma me mbunuhnya.
"Tida k, kita mesti menghancur lumatkan tubuh anjing la ki-laki
dan perempuan ini sa mpai re muk sebelum dapat mela mpiaskan rasa
dendam dan sakit hati kita ...."
Bunuh! Bunuh! Bunuh .....
Teriakan de mi teriakan yang me mekikkan telinga dengan cepat
me menuhi se luruh angkasa.
Tiga ratusan anggota Ban sia kau yang masih tersisa kecua li
me lancarkan serangan mereka yang nekad dan me mbabi buta...
Golok, pedang, tombak seperti angin puyuh hujan badai
menggulung dengan hebatnya ke tubuh Hoa Soat kun serta Ku See
hong...

1300
Tak terlukiskan rasa gusar dan sedih Ku See hong serta Hoa Soat
kun setelah menyaksikan kenyataan ini...
Kalau bisa mereka ingin me mbinasakan Cu Pok serta Tu Pak kim
sekalian dala m sekali tusukan pedang, tapi kedua bajingan itu cukup
licik, ternyata mereka menyembunyikan diri dibe lakang kerumunan
orang banyak, hal ini menghalangi ke dua jago kita untuk
mengha mpiri mereka serta menghuja mkan senjatanya ke dada
bajingan-bajingan itu.
Dala m keadaan de mikian terpaksa mereka berdua harus
menggigit bibir kencang-kencang dan sambil menahan gejolak hawa
darah didala m dadanya, mela kukan pe mbantaian secara brutal kian
ke mari .....
000de0wi000

BAB 60
YAA, nyawa manusia menjadi sa ma se kali tak berharga di ajang
pertarungan seperti ini, bahkan sele mbar nyawa manusia jauh lebih
tidak berharga daripada nyawa seekor anjing....
Tiga ratusan anggota Ban sia kau yang bertarung macam orang
gila, dala m wa ktu sekejap saja sudah berkurang dua ratusan orang
manusia.
Lalu menyusut terus dengan cepatnya, dari delapan puluh...
enam puluh... empat puluh... dua puluh...
Enam tujuh ratusan anggota Ban sia kau yang se mula masih
bertarung dengan gagah akhirnya tinggal Pedang sakti kayu besi Cu
Pok, Telapak tangan emas sukma cacad Tu Pak kim serta bala
bantuan yang kemudian berdatangan seperti Jian khi pang cu si
pedang iblis Toan Gi cong dan Thi kiong pangcu tomba k terbang
berwajah besi (Thi bin hui cian) Seng Ko piau.
Ruang utama markas besar Ban sin kau yang luasnya mencapai
lima ena m puluh ka ki itu, sekarang menjadi kuburan masal, mayat

1301
manusia, hancuran anggota badan serta darah kental berhamburan
dimana-mana...
Permukaan lantai yang beralaskan ubin hijau, kini berubah
menjadi lautan darah, setiap jengkal tanah pasti di nodai sejengka l
darah kental, pemandangan mengerikan se maca m ini sungguh
me mbetot sukma siapapun yang melihatnya.
Keadaan waktu itu betul-betul ibaratnya darah menganak sungai,
bau anyirnya darah hampir me nyusupi setiap jengkal udara kosong
yang ada.
Mayat-mayat yang bergeleparan dilantai, mena mbah sera mnya
keadaan, kutungan lengan, potongan kaki, ha mburan usus dan isi
perut, ditambah kutungan pedang dan golok ha mpir me menuhi
seluruh lantai bertumpuk-tumpuk dan bersusun-susun me mbukit.
Enam puluh kaki persegi yang begitu luas, pada hakekatnya
dipenuhi dengan mayat.
"Suasana semaca m ini sangat mengerikan dan menggidikkan
sukma setiap orang....
Peristiwa berdarah ini boleh dibilang merupa kan pembantaian
berdarah yang paling besar dan mengerikan....
Mungkin sejak dulu hingga sekarang, belum pernah dunia
persilatan dilanda pe mbantaian sede mikian beratnya..
Tiga ratus tahun berselang, Si hong lojin telah menimbulkan
badai darah, dua puluh tahun berselang Bun ji koan su Him Ci seng
me lakukan pula pertempuran berdarah dibukit Soat san, tapi tak
sebuah pun yang bisa menandingi kebrutalan serta kesadisan
peristiwa pada mala m ini...
Bayangan darah menyelimuti jagad, seluruh langit dan bumi
benar-benar sudah di se limuti hujan darah yang sangat tebal.
Seng sim cian li Hoa Soat kun serta Leng hun koay seng Ku See
hong, ke dua-duanya sudah tergeletak ditengah genangan darah.

1302
Sekujur badan mereka bermandikan darah segar, lukapun
me menuhi sekujur tubuh mereka, namun luka itu semuanya bukan
luka yang me matikan, akan tetapi rupanya mereka telah
me mperguna kan tenaga kelewat batas, sehingga akibatnya
kehabisan tenaga dan tak ma mpu untuk bangkit ke mbali.
Dengan sekuat tenaga Seng Sim cian li Hoa Soat kun berusaha
untuk meronta bangun, pedangnya yang berlumuran darah
ditancapkan keatas tanah, sementara seluruh badannya penuh
dengan darah kental, matanya memancarkan sinar pe mbunuhan
yang menggidikkan, dengan pandangan penuh kebencian dia awasi
ke e mpat pentolan bajingan tersebut tanpa berkedip.
Ku See hong lebih payah lagi keadaannya, dia harus berusaha
meronta sebanyak tiga kali sebelum berhasil berdiri ke mbali dengan
menopang pada pedang, bibirnya sudah dinoda i oleh darah segar,
sepasang matanya merah me mbara, kulit wajahnya mengejang
keras menahan derita, dengan pancaran sinar pembunuhan yang
menggidikkan hati dia pun sedang mengawasi Cu Pok sekalian
berempat dengan pandangan marah.
Suasana sekeliling tempat itu amat sepi, namun penuh diliputi
hawa pembunuhan yang menegangkan dan menggidikkan hati ...
Suasana begitu keji, sadis, sehingga lama-la ma dapat mendirikan
bulu roma siapa pun...
Ditengah keheningan, Ku See hong serta Hoa Soat kun
me mancarkan sinar kewibawaan yang menyera mkan, me mbuat
orang lain tak berani memandang enteng kepadanya, bahkan yang
me mbuat hati orang bergidik adalah pancaran sinar pembunuhan
yang mencorong keluar dari balik sorot mata mereka.
Pedang sakti kayu besi Cu Pok, telapak tangan emas sukma
cacad Tu Pak kim, ketua Jian khi pang si pedang iblis Toan Gi cong
maupun ketua Thi kiong pang si tomba k terbang berwajah besi
Seng Ko piau se muanya dibikin terkejut dan bergidik oleh pancaran
kewibawaan ke dua orang musuhnya, terutama sekali setelah

1303
mereka sa ksikan ke ena m tujuh ratus sosok mayat yang tergelepar
diatas tanah itu....
Walaupun mereka pun je las mengetahui bahwa Ku See hong
serta Hoa Soat kun telah kehabisan tenaga dan kelelahan, tapi
untuk beberapa waktu mereka toh tak berani melancarkan sergapan
terhadap ke dua orang itu.
Mendadak....
Ketua Jian khi pang si Pedang iblis Toan Gi cong mengulumkan
sekulum senyuman liciknya yang sinis dan dingin, kemudian
katanya:
"Saudara Cu, saudara Tu, saudara Seng, mari kita beramai-ra mai
me mbunuh mereka, dunia persilatan pasti akan terjatuh ke tangan
kita!"
Begitu selesai berkata, Toan Gi cong segera mengangkat pedang
dengan tangan kirinya ke mudian menerka m Ku See hong lebih
dahulu ....
Sebagaimana diketahui, dalam perte mpuran dibukit Im Cu san
tempo hari, lengan kanannya telah dipapas Ku See hong sehingga
kutung menjadi dua, tidak heran kalau dia sangat mendenda m
kepada si anak muda itu dan berusaha untuk me mbalas sakit
hatinya tersebut.
Bentakan nyaring berkumandang pula me mecahkan keheningan
....
Tahu-tahu Keng Cin sin seperti sukma gentayangan sudah
menubruk t iba dengan kecepatan luar biasa...
Telapak tangannya yang putih mulus segera menekuk sambil
menyentil, lima gulung desingan angin serangan yang sangat tajam
segera meluncur ke muka dan menerka m tubuh ketua Jian khi pang
si pedang iblis Toan Gi cong.
Si pedang iblis Toan Gi cong termasuk juga seorang jago lihay
didala m dunia persilatan, ketika tubuhnya berada ditengah udara,

1304
mendadak saja dia berjumpalitan ke sa mping ke mudian melayang
turun ke arah permukaan tanah.
Keng Cin sin mengerti ka lau Ku See hong dan Hoa Soat kun
sudah tidak berke ma mpuan me lancarkan serangan lagi, padahal
musuh yang mereka hadapi sekarang justru e mpat jago lihay kelas
satu dari dunia persilatan, apabila pertarungan tidak diselesaikan
secepatnya, niscaya dia akan menyesal sepanjang ja man.
Baru saja ujung kaki si pedang iblis Toan Gi cong menyentuh
permukaan tanah, Keng Cin sin telah me mbentak nyaring, angin
pukulan yang maha dahsyat, jurus tendangan yang menyambar
secepat kilat telah berdatangan secara beruntun...
Di da la m wa ktu yang relatif a mat singkat...
Secara beruntun Keng Cin sin telah melancarkan dua belas
pukulan dita mbah de lapan tendangan berantai...
Seperti yang diketahui, pertarungan antara jago-jago lihay,
selisih yang amat sedikitpun dapat menghasilkan ke matian yang
amat tragis..
Begitu serangan berhamburan tiba, seluruh angkasa diliputi hawa
serangan yang maha dahsyat, kehebatannya benar-benar luar biasa
dan tak terlukiskan dengan kata-kata.
Sejak mula hingga kini si Pedang Iblis Toan Gi cong belum
sempat melancarkan serangan balasan barang setengah juruspun,
dia segera kena terdesak oleh serangan Keng Cin sin yang maha
dahsyat itu sehingga mundur ke belakang dengan se mpoyongan.
Mendadak....
Keng Cin sin me mbentak dengan suara menggeledek:
"Roboh kau!"
Tiba-tiba saja tubuhnya menyelinap ke depan, telapak tangan
kirinya menyerang secara dahsyat dengan membawa berpuluh-
puluh t itik bintang yang segera menyebar ke mana-mana.

1305
Desingan angin serangan yang menderu-deru dan ma ha dahsyat
serentak menggulung ke tubuh si pedang iblis Toan Gi cong.
Menghadapi anca man seperti ini, Toan Gi cong sungguh merasa
terperanjat sekali, dalam gugupnya pedang di tangan kirinya segera
disa mbit kedepan menganca m Keng Cin sin.
"Blaaa mmm..."
Benturan nyaring yang amat me mekikkan telinga segera
berkumandang me mecahkan keheningan.
Menyusul ke mudia m....
Jerit kesakitan yang memilukan hati bergema pula me menuhi
angkasa....
Dengan wajah pucat pias seperti mayat, Toan Gi cong mundur
sejauh tujuh langkah dengan sepasang bahu bergetar keras.
Dengan cekatan Keng Cin sin miringkan tubuhnya ke sa mping,
lalu dengan tangan kirinya dia sambar pedang yang disambitkan ke
arahnya itu, menyusul ke mudian pergelangan tangan kirinya diputar
sembari digetarkan, "Sreeett, ....!" desingan taja m me mbe lah
seluruh angkasa"
Serentetan pelangi putih me luncur ke mba li dari gengga man
tangannya...
"Aduuuh....!"
Jerit kesakitan yang menyayat hati berkumandang ke mba li
me mecahkan keheningan...
Dada Toan Gi cong ditembusi oleh pedang sendiri sehingga
tembus dipunggungnya, seketika itu juga tewaslah dia.
Kepandaian silat Keng Cin sin yang begitu sakti dan cepatnya
sungguh me mbuat orang bergidik.
Sejak kemunculannya hingga berhasil me mbunuh Toan Gi cong,
semua rangkaian gerakannya ini dilakukan dengan kecepatan yang
luar biasa seka li ....

1306
Oleh sebab itu baik si telapa k tangan e mas sukma cacad Tu Pak
kim, si pedang Sakti kayu besi Cu Pok maupun ketua Thi kiong pang
si tombak terbang berwajah besi Seng Ko piau t idak se mpat
me mberikan pertolongannya.
Barulah setelah serangan itu berhasil me matikan rekan mereka,
ketiga orang itu baru membentak keras ke mudian bersiap sedia
me lancarkan serangan ke arah Keng Cin sin..."
Mendadak....
"Omitohud!" suara pujian kepada sang Budha berge ma dengan
nyaringnya.
Kemudian tampa k bayangan manusia berkelebat lewat, dalam
ruangan tersebut tahu-tahu sudah bertambah dengan sebelas sosok
manusia, dua diantaranya hweesio, empat toosu dan lima orang
kakek yang masing-masing bersenjata lengkap?
Tak terlukiskan rasa terperanjat Keng Cin sin setelah mengetahui
siapa saja yang mena mpilkan diri barusan, dengan cepat dia
menyelinap ke sisi Ku See hong, kemudian sa mbil mengangsurkan
tiga butir pil kepada pe muda itu bisiknya:
"Cepat telan pil ini dan aturlah pernapasan dengan segera.”
Kemudian dengan cepatnya Keng Cin sin menyelinap pula ke sisi
Hoa Soat kun serta me mberikan pula tiga but ir pil kepadanya.
Hoa Soat kun menyadari betapa seriusnya peristiwa tersebut, dia
tidak mena mpik dan buru-buru mene lan pil pe mberian si nona itu...
Ternyata ke sebelas orang yang barusan mena mpakkan diri ini
tidak lain adalah para ciangbunjin dari sembilan partai besar dunia
persilatan yang terdiri dari Siau lim pay, Bu tong pay, Tiong la m
pay, kun lun Pay, Hoa San pay, Khong tong Pay, Cing shia pay,
Tia m cong pay serta Tiang pek pay.
Dari pihak Siau lim pay tak la in adalah dua orang hwesio gundul
tersebut, si hwesio tua berbaju kuning tersebut tak lain adalah satu

1307
diantara tiga pendeta yang pernah mengerubuti Keng Cin sin tempo
hari, Hoa hian taysu adanya.
Sedangkan yang lain me mbawa tongkat lik giok sian ciang dan
berwajah amat serius, dia adalah ketua Siau lim pay sekarang, Goan
thong siansu.
Sementara ke e mpat tosu tersebut, dua diantaranya berasal dari
Bu tong pay yakni ketuanya Kiu yang totiang serta adik
seperguruannya Tang yang totiang.
Sedang dua tosu tua yang lain, satu adalah ketua dari Khong
tong pay yang lain adalah ketua Kun lun pay.
Sementara kelima kake k yang lain tak lain ada lah ciangbunjin
dari lima partai lainnya.
Sebagaimana diketahui, Hiat mo bun telah ditumpas oleh
gabungan kekuatan yang terdiri dari se mbilan partai besar, oleh
sebab itu, tak terlukiskan rasa terkejut Keng Cin sin setelah
menyaksikan kehadiran sembilan ciangbunjin dari se mbilan partai
besar tersebut.......
Sembilan ketua dari sembilan partai besar dunia persilatan sudah
jelas bersatu padu, dalam keadaan de mikian, kendatipun Ku See
hong serta Hoa Soat kun tidak menderita luka pun, mereka harus
me lalui suatu perte mpuran sengit lagi.
Tapi sekarang, ke dua orang itu sudah terluka dan tidak
berkekuatan lagi, yang masih tertinggal cuma dia seorang,
bagaimana mungkin dengan kekuatannya seorang dia bisa
menghadapi kerubutan begitu banyak jago?
Itulah sebabnya dengan cepat Keng Cin sin menge luarkan pil
mustika yang bisa me mulihkan tenaga secepatnya kepada Ku See
hong dan Hoa Soat kun agar di dalam sepere mpat jam ke mudian,
kekuatan dari kedua orang rekannya telah pulih kemba li seperti
sedia kala.

1308
Tapi, ma mpukah dia bertahan selama seperempat jam untuk
menghadapi kerubutan lima be las orang jago lihay tersebut dengan
kekuatan seorang diri?
Sementara itu, paras muka ke sebelas orang jago dari sembilan
partai besar itu nampak berubah hebat setelah menyaksikan mayat-
mayat yang bergelimpangan di atas tanah...
Goan tong siancu, ketua Siau lim pay, Hoat hian loceng serta ke
empat tosu lainnya segera me meja mkan matanya dengan telapak
tangan dirangkap didepan dada, mulutnya berkemak ke mik entah
apa saja yang didoakan.
Tapi bisa jadi mereka sedang me mbaca doa kematian bagi
ketentraman arwah yang telah t iada.
Suara lia mkeng yang rendah dan berat dengan cepat
menggetarkan se luruh ruangan tersebut.
-ooo0dw0ooo-

Jilid 39
SEMENTARA ke lima orang ciangbunjin yang lain berdiri dengan
wajah berat dan a mat serius.
Suasana segera diliput i ketegangan yang luar biasa, apalagi ke
sebelas orang itu berdiri ditengah ruangan, seolah-olah mere ka
sengaja me misahkan antara rombongan Cu Pok, Tu Pak kim serta
Seng Ko piau dengan rombongan Keng Cin sin, Ku See hong serta
Hoa Soat kun.
Pedang sakti kayu besi Cu Pok nampak gembira sekali setelah
menyaksikan kedatangan se mbilan ketua dari se mbilan partai besar
itu, pikirnya dengan cepat.
"Kali ini Ku See hong sekalian sudah pasti akan ma mpus di
tempat ini.....”

1309
Sementara dia masih termenung, mendadak suara berdoa telah
berhenti...
Dua orang pendeta dan empat tosu dengan kedua belas sorot
mata mereka yang tajam segera dialihkan ke wajah Ku See hong
dan Hoa Soat kun yang penuh berlepotan darah.
Sebaliknya pancaran sinar mata Ku See hong serta Hoa Soat kun
semakin bertambah tajam lagi, rupanya tenaga dalam mereka telah
pulih ke mbali seperti sedia kala, bahkan pelan-pelan berjalan
menuju kesa mping Keng Cin sin.
Tak terlukiskan rasa ge mbira Keng Cin sin, perasaannya yang
semula berat kini mengendor, asal ke dua orang rekannya telah
peroleh kembali ke ma mpuannya untuk me lanjutkan pertarungan,
biar musuh yang berada didepan mata bertambah satu kali lipat
pun, dia tak a kan merasa kuatir.
"Omitohud!".
"Bu lian su hud!"
Dua pujian kepada yang Kuasa bergema me mecahkan
keheningan disekeliling tempat itu.
Pelan-pelan Hoat hian siancu berkata.
"Sicu berdua, tidakkah kalian rasakan bahwa pembunuhan yang
kalian lakukan terla mpau berat?"
Api dendam dan sakit hati segera me mbara didala m dada Keng
Cin sin, dia tertawa dingin tiada hentinya, lalu ujarnya dengan nada
amat sinis:
"Lantas tidak terlampau beratkah hawa pembunuhan kalian
sendiri? Tadi mereka telah melakukan pe mbantaian secara besar-
besaran, dan sekarang tiba giliranku, mungkin doa ketenteraman
bagi arwah tak mungkin kalian dengar lagi"
”Siancay .....siancay.... Omitohud, siancay, siancay....." Hoat hian
taysu berbisik tiada hentinya, "Li sicu, harap kau jangan sa lah

1310
paham dengan maksud kedatangan ka mi, dosa-dosa kami di masa
la mpau pasti a kan ka mi beri keadilan untukmu..."
Me manfaatkan kesempatan yang sangat baik ini, pedang sakti
kayu besi Cu Pok tertawa nyaring, ke mudian serunya:
"Hoat hian taysu, terima kasih banyak atas bantuan yang kalian
berikan, sekarang ke tiga orang itu sudah terlibat dala m suatu
pembantaian manusia secara besar-besaran, mereka telah
me mbunuh orang tanpa rasa peri kemanusiaan, dosanya tak dapat
dia mpuni lagi, buat apa kita musti bersungkan-sungkan lagi dengan
mereka?"
"Betul!" sa mbung telapak tangan e mas sukma cacad Tu Pak kim
dengan cepat-cepat, "coba saksikanlah ke enam tujuh ratus sosok
mayat yang tergelepar disini, semuanya ini me mbukt ikan betapa
buas dan ganasnya ketiga orang itu, sekalipun tubuh mere ka
dicincang sa mpai hancur berkeping-keping pun be lum tentu bisa
me mbayar hutang nyawa sede mikian banyaknya ini" .
Mencorong sinar buas yang menggidikkan hati dari balik mata Ku
See hong, dia mendengus dingin lalu menjenge k menghina, dengan
suara yang dingin seperti es katanya:
Kalian dua orang murid murtad, jangan harap hari ini bisa lepas
tanggung jawab, seandainya bukan kalian manusia-manusia laknat
yang mendesak mereka untuk melancarkan serangan menggila, ke
enam tujuh ratus orang tersebut tak nanti akan ka mi bunuh, tapi
justru gara-gara ulah kalian, terpaksa ka mi harus me lakukan
pembunuhan secara besar-besaran demi me mbela diri.
"Sebelas manusia yang mengaku ketua dari se mbilan partai ini
pun pernah menggunakan cara yang licik dan kotor untuk
me mbasmi ke lompok jago pe mbe la keadilan yang bergabung dala m
perkumpulan Hiat mo bun, dengan kami boleh dibilang sudah terikat
dendam sakit hati sedala m lautan, biarpun hari ini kalian tida k
muncul disini, ka mipun akau mencari ka lian untuk me mbuat
perhitungan, Nah, sekarang kalian sudah datang, inilah kese mpatan
yang paling baik bagi ka mi untuk me mbuat perhitungan. sembilan

1311
partai atau Ban sia kau sama-sa ma pe mbunuh dan penjahat yang
keji, sekarang kalian sudah berkumpul jadi satu, apa salahnya kalau
berkomplot untuk bersa ma-sa ma menghadapi ka mi? ka mi bertiga
percaya masih berke ma mpuan untuk me mbinasakan kalian se mua"
Mendengar perkataan itu, paras muka ke sebelas orang jago dari
sembilan partai besar itu berubah menjadi sangat serius, namun
mereka t idak me mbantah atau pun me mberi penjelasan, semuanya
orang bungka m dala m seribu bahasa.
Dengan wajah a mat serius ketua Siau lim pay Goan tong siansu
merangkap tangan ke depan dada, ke mudian berkata:
"Omitohud! De mi masa depan se mbilan partai besar dalam dunia
persilatan, para ciangbunjin telah mengangkat diriku untuk
menyelenggarakan pertahanan serta usaha melenyapkan bibit
ancaman dari muka bumi, sekarang kami datang pula untuk
menghadapi kalian .... "
Ku See hong mencibirkan bibirnya sa mbil tertawa dingin dengan
sinis, katanya:
"Kalian manusia-manusia munafik yang berlaga k sok pahlawan,
sok gagah, bila ingin me makai cara yang rendah dan terkutuk untuk
menghadapi ka mi, silahkan saja diguna kan se mua”.
"Aku kuatir kalau se mbilan ketua partai silat ini bakal ma mpus
semua disini"
Pedang sakti kayu besi Cu Pok menjadi gembira sekali
menyaksikan adegan tersebut, sekulum senyuman bangga se mpat
menghiasi ujung bibirnya, sambil tertawa dingin dia lantas berpikir:
"Biarkan saja mereka saling gontok-gontokan sendiri sa mpai
pada terluka atau mampus, sedang aku akan menjadi si nelayan
yang beruntung dan tinggal me mungut hasil... heeehhh...heeehhh
tampaknya dunia persilatan me mang ditakdirkan akan terjatuh ke
tanganku."

1312
Belum selesai dia berpikir, mendadak terdengar lagi suara
bentakan keras yang meme kikkan telinga berge ma me mecahkan
keheningan:
"Tumpas kawanan manusia laknat itu"
Serentak ke sebelas jago dari se mbilan partai besar itu
mengangkat telapak tangan masing-masing sa mbil melancarkan
sebuah pukulan dahsyat.
"Weeesss.. !" deruan angin puyuh yang sangat dahsyat segera
bergema diangkasa.
Angin puyuh yang maha dahsyat disertai desingan angin tajam
segera menyapu seluruh jagad, apalagi dua puluh dua gulung angin
serangan tersebut bergabung menjadi satu dan menyapu bersa ma-
sama, bisa dibayangkan betapa mengerikannya keadaan se maca m
itu.. .
Akan tetapi serangan gabungan yang maha dahsyat itu bukan
ditujukan ke arah Ku See hong, Keng Cin sin atau Hoa Soat kun,
diluar dugaan ternyata serangan mana dilontarkan ke arah Pedang
sakti kayu besi Cu Pok, telapak tangan emas sukma cacad Tu Pak
kim serta ketua Thi kiong pang si tombak terbang berwajah besi
Seng Ko piau, tiga manusia jahana m tersebut.
Deruan ingin puyuh yang menyapu jagad, dengan cepat
menghanta m setiap benda yang dijumpainya...
Tenaga serangan yang luar biasa dengan kekuatan yang
menghancurkan itu segera meluncur datang dari suatu sudut yang
sangat aneh serta mengurung ke tiga manusia laknat tersebut dari
arah delapan penjuru.
Mimpi pun Pedang Sa kti kayu besi Cu Pok sekalian bertiga tak
pernah menyangka kalau se mbilan jago dari se mbilan partai besar
itu akan menyerang dirinya, bahkan menyerang dengan serangan
yang begitu berat.

1313
Baru saja mereka terperanjat oleh kejadian itu, segulung tenaga
serangan yang maha dahsyat tersebut sudah menyapu tiba dengan
hebatnya ....
Suatu keinginan untuk me mpertahankan hidup me mbuat mereka
me lompat mundur tanpa terasa ....
Kemudian dengan menghimpun segenap kekuatan yang
dimilikinya, mereka mengayunkan telapak tangan masing-masing
me lancarkan pula sebuah pukulan dahsyat...
Perlu diketahui, ke sebelas orang dari sembilan partai besar itu
merupakan pe mimpin dari suatu perguruan, tenaga dalam mereka
amat se mpurna, dita mbah lagi mere ka me mang berhasrat untuk
me mbinasakan ke tiga orang itu, tidak heran kalau serangan yang
mereka lancarkan sekarang telah me mperguna kan tenaga dalam
hasil latihan mere ka sela ma e mpat lima puluh tahun.
Terdengar suara desingan yang memekikkan telinga me mbentur
satu sama lainnya...
Lalu ditengah pusaran angin taja m yang berpusing di permukaan
tanah..
Tiga ka li jeritan ngeri yang me milukan hati berge ma me menuhi
seluruh angkasa.
Pedang Sakti kayu besi Cu Pok, Te lapak tangan e mas sukma
cacad Tu Pak kim serta ketua Thi kiong pang si tombak terbang
berwajah baja Seng Ko piau segera mencelat seperti layang-layang
yang putus benang dan bergulingan sejauh tiga kaki lebih dari posisi
semula.
Sebetulnya Ku See hong, Keng Cin sin dan Hoa Soat kun telah
menghimpun tenaga dalam mereka sa mbil bersiap sedia menerima
datangnya ancaman lawan.
Sungguh tak pernah mereka duga, ternyata ketiga manusia
laknat itulah yang me mperoleh serangan dari mereka, kenyataan ini
tentunya me mbuat mereka jadi tertegun dan berdiri me longo ....,

1314
Cu Pok, Tu Pak kim dan Seng Ko piau segera me muntahkan tiga
empat kali darah kental, wajahnya pucat pias seperti mayat, seluruh
badannya gemetar keras menahan rasa sakit ....
Dengan sorot mata penuh perasaan dendam dan benci, Pedang
sakti kayu besi Cu Pok mengawasi musuh-musuhnya, kemudian
dengan suara keras ia me mbentak:
"Tak pernah kusangka kalian sembilan partai besar ternyata
me lakukan perbuatan yang begini rendah dan tak tahu malu dengan
bekerja sama, bersama manusia manusia keja m, kaaa.... kalian....
kalian...."
Tak sempat ucapan tersebut diselesaikan, pergolakan hawa
darah didalam dadanya me mbuat dia me muntahkan ke mba li darah
segar .... .
Hoat hian taysu segera me mbentak dengan suara dala m.
"Cu Pok, kalian sudah banyak melakukan dosa dan kesalahan,
sampai sekarang apakah kalian be lum juga mau bertobat?"
Sambil berkerut muka menahan rasa sakit yang luar biasa,
telapak tangan emas sukma cacad Tu Pak kim mengumpat dengan
penuh kegusaran,
"Kalian manusia-manusia dari se mbilan partai besar ternyata
begini keja m dan jahat, sama seka li tak tahu peraturan dunia
persilatan, kalian lebih rendah dari pada binatang, walaupun
sekarang kami sudah terluka akibat ulah ka lian yang pengecut,
namun bukan berarti ka mi akan menyerah dengan begitu saja,
selama masih ada kekuatan dalam tubuh ka mi, akan kubunuh
dahulu kalian beberapa orang..."
Telapak tangan emas sukma cacad Tu Pak kim tahu bahwa
sepanjang hidupnya dia selalu licik, banyak me makai tipu muslihat
dan banyak me lakukan kejahatan, tapi dia merasa orang-orang
sembilan partai yang berada dihadapannya justru jauh lebih rendah,
licik, dan jahat ketimbang mere ka.

1315
Hawa pembunuhan segera meliputi seluruh wajah Goan tong
taysu, ketua dari Siau lim pay, dengan suara keras bentaknya:
"Toyu sekalian, mari kita selesaikan nyawa mereka dengan
segera. .!"
Begitu perintah diturunkan, bayangan manusia nampak
berkelebat lewat, sebelas orang jago dari sembilan partai besar itu
dengan cepat mengepung Cu Pok seka lian bertiga ditengah arena.
Ku See hong tertawa dingin, secepat kilat dia menerobos masuk
ke dala m lingkaran kepungan para ciangbunjin dari se mbilan partai,
lalu dengan wajah dingin dan kaku, ujarnya ketus:
"Kalian manusia-manusia dari se mbilan partai besar jangan harap
bisa mengusik seujung ra mbutpun dari musuh besarku ini"
"Ku Sicu" kata Hoat hian taysu pelan, "tenaga dalam kalian
belum pulih ke mbali, tak usah repot-repot lagi mesti turun tangan,
biar ka mi saja yang me mbereskan kawanan ma nusia laknat itu"
Nada suaranya lembut, ramah dan penuh rasa perhatian.
Ku See hong tertawa dingin, ke mudian ujarnya.
"Heeehhh.... heeeehhh... heeeehhh... semenjak kapan sih aku
orang she Ku telah mengikat perhubungan dengan kalian manusia-
manusia dari sembilan partai besar? hmmm, setelah aku berhasil
me mbunuh musuh besarku nanti, akan kuminta dari kalian se mua!"
Sementara itu, Hoa Soat kun bersa ma Keng Cin sin telah
menerjang ma ju pula seperti sukma gentayangan.
Mencorong sinar penuh perasaan dendam dari balik mata Ku See
hong, ditatapnya sekejap ke tiga manusia la knat tersebut kemudian
ujarnya dingin:
"Cu Pok. Tu Pak kim, Seng Ko piau, hari ini apa lagi yang ingin
kalian katakan? Bila tiada perkataan lain, aku orang she Ku akan
me mbersihkan perguruanku dari noda hitam dan menuntut balas
bagi ke matian ke dua orang tuaku"

1316
Pucat pasi wajah ke tiga manusia laknat tersebut, bahkan lebih
pucat daripada mayat, mereka tahu keadaan mereka sekarang
sangat kritis dan terancam bahaya maut.
Namun bila seseorang sudah tersudut dan putus asa, seringkali
akan timbul tekad didala m hatinya untuk melakukan perlawanan
dengan sepenuh tenaga atau berusaha untuk melarikan diri, meski
mereka tahu harapan semaca m itu t ipis se kali, na mun berusaha
untuk me mpertahankan hidup me mang merupakan ciri khas dari
manusia.
Ketua Thi kiong pang, si tombak terbang berwajah besi Seng Ko
piau segera mengayunkan tangan kanannya ke depan, tiga batang
tombak terbang yang tajamnya luar biasa, dengan diiringi
serentetan suara yang nyaring menyelinap ke depan dala m formasi
segi tiga, langsung menganca m Ku See hong.
Sementara tubuhnya tidak tinggal dia m, dengan cepat dia melejit
pula ketengah udara bersiap-siap untuk me larikan diri.
Jarak antara kedua belah pihak begitu dekat, sedang sambaran
tombak terbang tersebut cepat mengejutkan, dalam waktu singkat
senjata-senjata tersebut telah berada beberapa depa di depan Ku
See hong.
Mendadak-
Pekikan nyaring yang me me kikkan telinga bergema me me nuhi
angkasa, bagaikan seekor burung rajawali raksasa Ku See hong
me layang ke tengah udara.....
Pedang mestika Hu thian seng kia m yang berada dalam
genggamannya segera bersatu padu dengan tubuhnya, seperti naga
sakti yang bermain di angkasa, secepat kilat dia melancarkan
serangkaian serangan dengan kecepatan tinggi.
Sedemikian cepatnya serangan tersebut, sehingga pada
hakekatnya tak bisa dibedakan ma na cahaya pedangnya dan mana
cahaya pelanginya .....
"Triiiiing, triiiiing .! Traaang..!" Traaang....."

1317
Serentak suara benturan nyaring yang memekikkan telinga
berkumandang diudara, ketiga batang tombak terbang tersebut
tahu-tahu sudah terpapas oleh cahaya pedang sehingga hancur dan
berkeping-keping.
Menyusul ke mudian ........
Jerit kesakitan yang menyayatkan hati berkumandang pula
me mecahkan keheningan .....
Ketua Thi kiong pang, si tombak terbang berwajah besi Seng Ko
piau yang masih mela mbung diudara tahu-tahu sudah terpapas oleh
sambaran pedang si anak muda itu sehingga kutung menjadi t iga
bagian, darah segar memancar kee mpat penjuru dan menyebar ke
sekeliling situ, keadaannya sungguh me ngerikan.
Mendadak, pada saat itulah ....
Pedang Sakti kayu besi Cu Pok dan Telapak tangan e mas sukma
cacad Tu Pak kim seperti anjing yang kena digebuk, serentak
me mba likkan badan dan me larikan diri terbirit-birit ....
Ku See hong berpekik nyaring, suara pekikannya keras hingga
me la mbung ke tengah udara...
Dibalik suara pekikan ma na teriring nada yang penuh rasa
dendam, benci, sedih dan duka.
Begitu suara pekikan bergema, tubuhnya yang berada ditengah
udara segera berjumpalitan berulang kali, kini arahnya langsung
tertuju ke tubuh si Telapak tangan emas sukma cacad Tu Pak kim
yang sedang me larikan diri.
Gaya serangan ilmu pedangnya sungguh dahsyat seperti air bah
yang menjebolkan bendungan, selapis cahaya pedang yang
me mbukit diiringi kilauan cahaya yang tajam dan hawa pedang yang
berlapis-lapis dengan cepat menyerang batok kepala Tu Pa k kim.
Pekikan keras yang diiringi jeritan kesakitan yang amat
me milukan hati sekali lagi berkumandang me mecahkan keheningan,
batok kepala Tu Pak kim tahu-tahu terhajar oleh cahaya pedang

1318
yang tajam itu sehingga hancur berantakan tak berwujud lagi,
percikan darah me ma ncar pula ke ma na-mana.
Tampaknya rasa benci dan dendam Ku See hong belum puas
terlampiaskan, sekali lagi pedang Hu thian seng kia mnya diayunkan
ke bawah, bagaikan Kwan kong me mbacok kayu, tubuh Tu Pak kim
yang sudah kehilangan batok kepala itu segera terbacok hingga
kutung menjadi dua bagian.
Tiba-tiba cahaya pedang, kembali menya mbar, kedua potongan
badan itu sekali lagi terbacok hingga menjadi kepingan-kepingan
kecil, hancuran daging dan percikan darah dengan cepat me lapisi
seluruh permukaan tanah.
Dua jurus serangan yang dipergunakan barusan selain dahsyat,
dan jarang terlihat di dunia saat ini.
Semenjak Ku See hong me lejit ke udara pedang dan tubuhnya
bersatu padu, sampai dia me mbunuh Seng Ko piau ke mudian
mencincang tubuh Tu Pak kim, serangkaian gerakan tersebut boleh
dibilang dilakukan beruntun dan me makan wa ktu yang relatip a mat
singkat.
Terutama seka li ke t iga bacokan pedangnya untuk me ncincang
tubuh Tu Pak kim, kecepatannya betul-betul menggidikan hati
orang, sampai sampai Hoa Soat kun si tokoh dunia persilatan nomor
wahid itupun dia m-dia m merasa kagum.
Pikirnya ke mudian di dala m hati:
"Heran, mengapa sedemikian cepatnya dia berhasil me mperoleh
ke mbali tenaga dala mnya? Bahkan tenaga dalamnya seakan-akan
semakin berta mbah hebat?"
Yaa, benar! Tenaga dalam yang dimiliki Ku See hong me mang
telah bertambah maju setingkat lagi.
Seperti diketahui dia telah me mperoleh warisan tenaga murni
dari Bun ji koan su, kemudian dengan bakatnya yang bagus dan
rejekinya yang baik, tanpa sengaja dia berhasil menghisap darah
mestika naga bumi yang langka.

1319
Namun oleh karena hawa murni dan sari darah mestika itu belum
dapat terhisap sama sekali oleh tubuhnya, selama ini kekuatan
mana hanya tersimpan di dala m sum-sumnya.
Namun setiap kali dia selesai me lakukan pertarungan sengit atau
getaran yang cukup keras, sari hawa murni dan darah mestika itu
sedikit de mi sedikit terhisap oleh tubuhnya dan sebagai akibat dari
kejadian ini, tenaga dala mnya pun bertambah maju setingkat lagi..
Sementara itu, Pedang sakti kayu besi Cu Pok sudah
me manfaatkan kese mpatan itu untuk melarikan diri.
Keng Cin sin yang bermata jeli segera menangkap kejadian ini,
cepat-cepat dia turut me lejit ke muka.
Diiringi bentakan nyaring, telapak tangan kanannya segera
diayunkan ke muka melepaskan sebuah pukulan dahsyat.
000DE0WI000

BAB 61
SEGULUNG hawa pukulan yang dahsyat, diiringi desingan tajam
yang me mekikan telinga dengan cepat me luncur ke depan...
Perlu diketahui, ilmu silat yang dimiliki pedang sakti kayu besi Cu
Pok sangat sempurna, sedang dia pun satu-satunya orang yang
menderita luka paling ringan sewaktu sebelas jago dari sembilan
partai besar me lepaskan serangannya.
Ketika melihat datangnya ancaman yang begitu hebat, dia
menjadi nekad dan me mba likkan tubuhnya sambil meluncur ke
bawah ....
Pedang kayu besi ditangan kanannya, di iringi sekilas cahaya
hitam yang bertenaga hebat, segera meluncur ke tubuh Keng Cin
sin ....
Keng Cin sin bukan manusia sembarangan, dia segera
me mbentak keras, sepasang telapak tangannya disilangkan

1320
berulang kali, dala m wa ktu singkat seluruh angkasa diliput i
bayangan telapak tangan yang di sertai kekuatan dahsyat bagaikan
ambruknya bukit karang saja segera me luncur ke muka.
Pertarungan yang berkobar kali ini betul-betul a mat
menegangkan syaraf, begitu serangan dahsyat menggulung tiba, Cu
Pok segera terdesak sampai pedang kayu besinya tak mampu
dipergunakan lagi, secara beruntun dia mundur terus ke belakang,
sambil me mbentak keras pedang kayu besinya diayunkan ke muka,
seperti seekor ular sakt i langsung menusuk ke depan ....
Serangan pedang ini aneh lagipula sakti, mau tak mau Keng Cin
sin dipaksa untuk berke lit ke sa mping....
Sedangkan Cu Pok segera manfaatkan kese mpatan itu, pedang
kayu besinya digetarkan, lalu melepaskan serangan-serangan
menusuk, me mbacok, menya mbar dan menggeletar.
Empat jurus serangan dahsyat yang di lancarkan secara berantai
ini, ha mpir se muanya merupa kan jurus-jurus beradu jiwa,
tampaknya dia sudah nekad untuk mengajak musuhnya gugur
bersama.
Empat jurus serangan yang dilancarkan berangkaian ini me miliki
kekuatan yang luar biasa, seluruh angkasa segera diliputi hawa
pedang yang tajam dan menggidikkan hati.
Setiap serangan hampir se muanya disertai perubahan yang luar
biasa, kehebatannya pun cukup me ndirikan bulu roma orang.
Tenaga dalam Keng Cin sin a mat sempurna, gerak serangannya
pun aneh, jurus-jurus serangan yang digunakan se muanya me miliki
perubahan yang tak terhitung jumlahnya, sehingga me mbuat orang
lain ma u tak mau mesti e kstra hati-hati dan waspada.
Sebaliknya kee mpat jurus serangan pedang dari Cu Pok itu meski
ganas keji dan hebat, sayang tak ma mpu melukai pere mpuan sakt i
ini.

1321
Tampak Keng Cin sin menyelinap kekiri dan kekanan dengan
gesitnya, tahu-tahu keempat jurus serangan pedang ini sudah
mengenai sasaran yang kosong.
Dala m pada itu Ku See hong sudah me layang turun keatas tanah
dengan gerakan yang sangat ringan, ia segera berseru nyaring:
"Harap nona suka mundur, dia adalah murid murtad
perguruanku, biar aku sendiri yang me mbereskan.. ."
Baru saja suara itu berkumandang, tahu-tahu Keng Cin sin sudah
manfaatkan kesempatan disaat Cu Pok gagal dengan ke e mpat
serangannya dan sebelum pedangnya berubah bentuk untuk
menerjang ke sisinya.
Sementara itu tangan kirinya dengan kecepatan luar biasa dan
me lalui sudut yang aneh, tahu-tahu sudah mencengkera m
pergelangan tangan kanan Cu Pok yang menggengga m pedang ....
"Traaang...traaanggg" dentingan nyaring berkumandang
me mecahkan keheningan, pedang kayu besinya tahu-tahu sudah
rontok ke atas tanah.
Telapak tangan kanan Keng Cin sin segera diayunkan ke mba li ke
depan.
”Blaaa mm...!"
Sebuah pukulan keras tepat menghajar dada lawan.
Paras muka Cu Pok berubah se ma kin pucat pias seperti mayat,
secara beruntun dia muntahkan darah segar dua kali, setelah itu
dengan sempoyongan badannya mundur ke bela kang ....
Keng Cin sin tidak me ngejar lebih jauh, padahal dia me mang
tidak berniat me mbunuhnya, kalau tidak, bagaimana mungkin Cu
Pok sanggup menahan pukulannya?
Paras muka Cu Pok mengejang keras, kulit mukanya berkerut
kencang seperti menahan penderitaan yang luar biasa, dengan
pancaran sinar mata penuh rasa benci dan dendam, dia awasi Keng
Cin sin dan sebelas orang dari se mbilan partai besar tanpa berkedip.

1322
Sambil tertawa dingin Ku See hong segera berkata:
"Cu Pok, diantara kawanan manusia laknat yang berada disini,
nampaknya umurmu paling panjang, hal ini patut kau banggakan..."
Dengan pandangan mata penuh kebencian, Cu Pok melotot
sekejap ke arah Ku See hong, lalu pekiknya:
"Cara kalian bermain kerubut bukan perbuatan seorang manusia
gagah ...."
"Hmmmm, siapa sih yang mengerubut kau? " jengek Ku See
hong dengan nada sinis, "selain se mbilan partai besar bukankah
kami bertiga yang kalian kerubuti?"
"Hmmmm jangan harap kau bisa lolos dari ke matian, demi
adilnya untuk menghadapi ma nusia yang tidak bersenjata seperti
kau, pedang kayu besi ini akan kuke mbalikan kepada mu..."
Begitu selesai berkata, Ku See hong telah me mungut pedang
kayu besi tersebut dari atas tanah dan me le mparkan ke depan.
Setelah menerima pedang kayu besinya, mendadak Cu Pok
merendahkan tubuhnya lalu me lalui sebuah sudut yang aneh,
pedang kayu besinya menciptakan tiga titik cahaya bintang yang
segera menusuk jalan darah Tay meh hiat, Ngo siu hiat serta wi to
hiat ditubuh Ku See hong.
Perubahan ini dilancarkan dengan gerakan yang aneh serta
kecepatan bagaikan sa mbaran petir.
Melihat datangnya ancaman tersebut, mencorong sinar tajam
yang menggidikkan hati dari balik mata Ku See hong, dia tertawa
dingin...
Bagaikan sukma gentayangan tubuhnya segera berkelebat maju
ke muka, pedang Hu thian seng kia m yang berada ditangan
kanannya diputar la lu me mba lik ke atas ....
Gerak serangan pedang itu membe lah angkasa dan me mercikkan
cahaya yang sangat menyilaukan mata.

1323
Hawa pedang yang menggidikkan, diiringi suara yang tajam dan
cahaya yang menyilaukan mata, langsung meluncur ke arah depan,
tapi tidak mudah ditebak ke arah ma nakah serangan tersebut akan
di tuju.
Terdengar jeritan ngeri yang me milukan hati berge ma
me mecahkan keheningan di sekitar sana..
Lengan kanan Cu Pok yang menggenga m pedang tahu-tahu
sudah berpisah dengan badan, darah kental segera memancur
keluar dari mulut lukanya, me mbuat Cu Pok kesakitan setengah
mati.
Sekujur badannya gemetar keras, sepasang giginya saling beradu
keras-keras ....
Paras muka Ku See hong dingin dan kaku, sama sekali tidak
berperasaan, sementara dari balik matanya mencorong sinar mata
tajam yang sukar dimengerti ma ksudnya, sambil me mungut ke mbali
pedang kayu besi itu dengan tangan kirinya, dia me mbentak.
"Sa mbut ke mba li pedangmu ini!"
Cu Pok benar-benar a mat perkasa, kebuasannya pun mencapai
pada puncaknya, begitu menerima pedang kayu besinya dengan
tangan kiri, ia me mbentak keras.
Tubuhnya segera berputar cepat, pedang kayu besinya
digetarkan menciptakan serentetan cahaya berwarna hitam, hawa
pedangnya dengan diiringi desingan tajam langsung menusuk ke
tempat ke matian di tubuh Ku See hong.
Serangan tersebut datangnya amat cepat dan jarang sekali
dijumpai di kolong langit.
Ku See hong benar-benar merasa kagum seka li, dia tak mengira
dalam keadaan luka yang begini parah, ternyata dia masih me miliki
ke ma mpuan seperti ini.
Pekikan nyaring segera berge ma me mbe lah angkasa ......

1324
Pedang Hu thian seng kiamnya dengan menciptakan selapis
cahaya tajam langsung mene mbusi kabut cahaya hitam yang
diciptakan Cu Pok ....
"Traanggg...."
Benturan nyaring yang diiringi percikan bunga api berlangsung di
tengah udara.
Ke dua bilah pedang tersebut segera bertautan antara yang satu
dengan lainnya.
Pedang kayu besi milik Cu Pok tersebut entah terbuat dari bahan
apa, ternyata pedang Hu thian seng kia m yang begitu tajam itu tak
berhasil me mapas kutung senjata itu.
Pekik kesakitan bergema di udara, percikan darah segar
menyebar kee mpat penjuru.
Pedang kayu besi milik Cu Pok t idak terpapas kutung, namun
lengan kirinya berikut batas bahunya terpapas kutung dan rontok ke
atas tanah.
Dengan demikian kedua belah lengannya terpapas kutung
semua, darah segar bagaikan pancuran segera menyembur ke luar
dari mulut lukanya dan menyebar ke mana-mana.
Dengan kening berkerut dan hawa pe mbunuhan menyelimuti
wajahnya, Ku See hong menggerakkan pedang Hu thian seng kia m
yang berada di tangan kanannya langsung ditujukan kedepan dada
Cu Pok..
Gemetar keras seluruh tubuh Cu Pok menahan rasa sakit yang
me lilit, wajahnya mengejang se makin keras sehingga mukanya
menyeringai seram, peluh jatuh seperti hujan gerimis, entah dia
sedang ketakutan, ataukah sedang menahan penderitaan yang luar
biasa.
Tapi yang pasti dia merasa ngeri dan ketakutan, merasa takut
menghadapi ke matian....

1325
Ku See hong tertawa dingin dengan nada sinis dan menghina,
ke mudian ujarnya:
"Cu Pok, kau tidak menyangka bukan akan merasakan ngerinya
menghadapi ke matian seperti apa yang kau ala mi hari ini...
"Hmmm, disaat kau sedang berbuat kejahatan dan menganiaya
orang lain, pernahkah kau rasakan pula penderitaan yang dirasakan
orang lain? "
Cu Pok me mbuka bibirnya, lalu berbisik dengan suara yang
bergetar keras karena gemetar:
"Kau .... kau pun terlalu keji ...."
"Hmmm, tidakkah kau rasakan bahwa cara kerjamu justru lebih
kejam, lebih munafik dan pengecut?"
Sembari berkata, Ku See hong yang tak berperasaan
menggerakkan pedang Hu thian seng kia mnya dan pelan-pe lan
menusuk ulu hatinya...
Sorot mata Cu Pok yang me mancarkan sinar kebuasan la mbat
laun sema kin me mudar, tubuhnyapun pelan-pelan terjongkok ke
atas tanah.
Dala m keadaan beginilah dia telah mengakhiri hidupnya yang
penuh dengan dosa.
Ku See hong masih tetap menggengga m pedang Hu thian seng
kia mnya yang me mancarkan sinar taja m, ke mudian pelan-pe lan
me mba likkan badan, hawa pembunuhan masih menyelimuti seluruh
wajahnya, dengan sorot mata yang dingin di awasinya ke sebelas
jago dari se mbilan partai besar itu tanpa berkedip.
"OMITOHUD.....” bisik Hoat hian taysu dengan suara pelan,
"siancay, siancay.... moga-moga Thian me mbantuku untuk
me lenyapkan badai pe mbunuhan berdarah ini dari muka bumi"
"Tida k sulit bila ka lian ingin menghilangkan anca man badai
pembunuhan berdarah ini, asal ka mu semua dapat mengungguli
kami" kata Keng Cin sin ketus.

1326
Paras muka Goan tong siancu, ketua Siau lim pay segera berubah
menjadi a mat serius, katanya pelan.
"Li sicu, tahukah kau apa sebabnya ka mi se mua datang ke
tempat ini?"
"Mengapa aku mesti menca mpuri urusan kalian?" jengek Keng
Cin sin dingin, "apa lagi ka lau dihitung-hitung, diantara kita berdua
masih terikat denda m sakit hati sedala m lautan"
Hoat hian taysu menghela napas sedih.
"Aaaai, bunuh membunuh, balas me mbalas akan berlangsung
tiada hentinya dala m dunia persilatan..."
Sambil tertawa dingin Ku See hong segera menukas.
"Kalian pandai benar berbicara yang welas kasih, pantang
me mbunuh, tapi aku ingin bertanya, apa sebabnya kalian
me mbunuhi anggota Hiat mo bun? Dan dua puluh tahun berselang
mengapa kalian turut menghadiri pertempuran di bukit Soat san?"
"Nasi sudah menjadi bubur, kesalahan besar pun telah diperbuat,
buat apa masa la mpau disinggung ke mbali? Lebih baik kita
bicarakan persoalan yang berada didepan mata saja!"
"Hmmmm, apalagi yang must i kita bicarakan? Dibicarakan pun
pembunuhan akan dilakukan, tidak dibicarakan pun pe mbunuhan
tetap akan berjalan .....!" seru Keng Cin sin sa mbil menahan rasa
bencinya.
"Sicu!" kata Goan tong siancu dengan suara dalam, "benarkah
kalian begitu ge mar me mbunuh?"
Kemudian setelah berhenti sejenak, dia melanjut kan.
"Perlu diketahui, Thian mencintakan umatnya di dunia ini untuk
hidup berda mpingan secara dama i dan saling hormat menghormati,
tapi perbuatan sicu sekalian terlalu keji dan me ma ndang enteng
Firman Thian, lolap sekalian benar-benar merasa sayang untuk
kebagusan bakat sicu bertiga"

1327
"Siapa sih yang menyuruh kalian keleda i-keledai gundul
menyayangkan kami?" tegur Seng sim cian li Hoa Soat kun dingin,
"lonio lihat, manusia-manusia yang me mbaca doa dimulut, keja m
seperti ular dihati maca m kalian tak baik dibiarkan hidup terus.
"Hmm, kedua anak muda itu terpaksa mela kukan pe mbantaian,
hal ini disebabkan keadaan yang terpaksa, maka pembunuhan harus
dilakukan de mi me lenyapkan anca man bahaya bagi dunia persilatan,
apa salahnya melakukan hal ini? Me mbunuh kaum manusia laknat
merupakan perbuatan sosial, siapa bilang perbuatan ini jahat?"
Ke sebelas orang dari se mbilan partai besar tersebut tak
seorangpun yang kenal dengan Hoa Soat kun, ketika mendengar
ucapannya yang mengandung nada teguran ini, kontan saja se mua
orang merasa terperanjat.
"Siapakah orang ini?" ingatan tersebut dengan cepat melintas
dalam bena k mereka. "kalau dilihat dari usianya, paling banter baru
tiga puluh tahunan, namun rambutnya telah beruban semua, belum
pernah ku dengar dala m dunia persilatan terdapat perempuan
semaca m ini ........
Sementara itu Hoat hian taysu telah manggut-manggut seraya
bertanya:
"Bolehkah aku tanya, sejak kapan kau terjun kedala m dunia
persilatan? Maaf lolap...."
Seng sim cian li Hoa Soat kun mendengus dingin.
`Hmm, ketika a ku terjun kedala m dunia persilatan, mungkin kau
masih belum lulus dari perguruan, tentu saja kau tidak akan
mengenali siapakah a ku."
Tatkala semua orang mendengar perkataan ini, kontan saja
mereka mengumpat didala m hati:
"Sombong a mat lagak orang ini ......

1328
Padahal usia Hoa Soat kun hampir setaraf dengan usia Hoat Hian
taysu yakni sekitar tujuh puluh tahunan. meski de mikian apa yang
diucapkan Hoa Soat kun tidak salah.
Ternyata kebanyakan hweesio yang selesai belajar silat di Siau
lim pay rata-rata usia mereka sudah mencapai tiga puluh tahunan,
padahal Hoa Soat kun sudah mulai menjagoi dunia persilatan
semenjak berusia de lapan belas tahun.
Dengan suara dingin Ku See hong segera berkata.
"Lo cianpwee ini tida k lain adalah jago nomor wahid didala m
dunia persilatan saat ini, Seng sim cian li Hoa Soat kun locianpwee
adanya"
Setelah mendengar nama tersebut, para ciangbunjin dari
sembilan partai besar baru merasa terperanjat, mmpipun mereka
tidak mengira ka lau pere mpuan ini, adalah Seng sim cian li Hoa Soat
kun yang kelima puluh tahun berselang mengangkat nama bersa ma
Bun ji koan su Him Ci seng.
Dengan sikap yang berubah menjadi hormat sekali, Hoat hian
taysu berkata.
"Ooooooh, rupanya Hoa sicu, kalau begitu tolong kau sudi
me mbantu ka mi untuk menghilangkan anca man bencana pada hari
ini"
"Aku tidak sudi mengurusi pelbaga i persoalan seperti itu, dendam
sakit hati kalian, lebih baik ka lian sendiri yang selesaikan!" seru
Seng sim cian li Ho Soat kun dingin.
"Sudah, tak usah banyak bicara lagi" bentak Keng Cin sin pula.
"aku hendak menuntut balas bagi ke matian sebelas orang saudara
kami...'.
"Li sicu, benarkah kau me mandang begitu rendah atas nyawa
manusia...?" ucap Goan tong siansu sa mbil menghela nafas sedih.

1329
"Rendah atau tidak rendah itu urusan lain, yang pasti aku tak
pernah me mbunuh orang baik, aku hanya me mbantai mereka yang
tergolong manusia laknat"
'Li sicu, kami sudah menyatakan penyesalan yang sedalam-
dalamnya terhadap keterlibatan kami dala m peristiwa di bukit Soat
san serta pembantaian berdarah pada perguruan ka lian...
Keng Cin sin tertawa dingin.
"Heeeehhh..... heeehhh...... heeeeh..... kau anggap beberapa
le mbar nyawa tersebut bisa dihilangkan rasa denda m kesumatnya
hanya dengan pernyataan penyesalan kalian?”
"Sicu" Goan tong siansu ikut berbicara, ”kami bukan takut mati,
tunggulah sa mpai ka mi me nyelesaikan perkataan lebih dulu sebelum
me mberi keadilan buat kalian, kau pun t idak usah turun tangan
sendiri, karena kami bisa me mbereskan ka mi sendiri untuk menebus
dosa-dosa kami."
Dengan wajah yang ha mbar tanpa perubahan e mosi, Keng Cin
sin bertanya.
"Kalian bersebelas hendak bunuh diri di sini? Hmmm, omong
kosong!"
”Kalian bersenjata lengkap maca m hendak menghadapi musuh
tangguh saja, siapa yang bakal percaya dengan obrolan ka lian?"
Dengan perasaan pedih Hoat hian taysu berkata:
"Sicu, setiap hutang ada pemiliknya, masa kau menghendaki
nyawa kami se mua? Apalagi orang-orang yang mengerubuti dan
me mbunuh anggota perkumpulan ka lian bukanlah ka mi sembilan
partai besar "
"Lantas siapakah yang me lakukan pe mbunuhan tersebut?'
"Bu lim jit hun, tujuh sukma gentayangan dari dunia persilatan"
Goan thong siancu menghela napas panjang, "tentu saja ka mi
berdosa karena turut menghadiri peristiwa tersebut, namun lolap
bersumpah kepada langit, tak seorang pun dari sembilan

1330
ciangbunjin se mbilan partai besar yang melakukan pe mbunuhan
atas seorang anggotapun dari perkumpulan kalian"
"Sungguhkah perkataan ini?" jengek Ku See hong sambil tertawa
dingin tiada hentinya.
Dengan suara pedih Goan tong siansu berkata lagi:
"Ku sicu, perbuatan kami terhadap Hiat mo bun te mpo hari
merupakan kesalahan terbesar yang pernah kami perbuat selama
ini, untuk menyatakan penyesalan kami, lolap bersedia
mengorbankan diri, na mun lolap pun me minta suatu permintaan
yakni berharap Ku sicu sekalian hanya menganggap kesalahan ini
sebagai kesalahan kami, janganlah mencari balas terhadap partai
lain, sesuatu persoalan ini, kami se mbilan partai besar pun bersedia
mengurung diri serta tidak menca mpuri urusan dunia persilatan
lagi.”
"Kini sicu seka lian telah me lakukan pembantaian secara besar-
besaran, hampir boleh dibilang segenap kekuatan inti dari dunia
persilatan tewas ditangan kalian, kami berharap sicu sekalian
bersedia me mikirkan kesejahteraan umat manusia dala m dunia
persilatan dengan tida k me lakukan pe mban-taian lagi, Bila sicu
enggan mengabulkan permintaan kami ini, terpaksa kami pun harus
mengorbankan diri se muanya disini. Cuma sebelumnya lolap masih
ada perkataan yang terakhir.
'Me mbunuh orang pa ling banter hanya merobohkan mereka ke
tanah dan mengirim sukma mereka ke ala m baka, seperti anggota
Ban sia kau yang bergelimpangan menjadi mayat pada hari ini,
betapa pun termashur nya nama mereka, sampa i akhirnya toh akan
menjadi seonggokan tanah lagi, nama besar ratusan tahun akhirnya
cuma kosong belaka, apalah gunanya mesti berbuat yang tida k-
tidak?
"Nah, sekarang lolap sudah selesai berbicara, moga-moga saja
setelah kematian lolap nanti, sicu bersedia untuk berpikir tiga kali
lebih dulu sebelum melakukan perbuatan apapun.

1331
"Hoat hian susiok, harap kau orang tua suka menerima ke mba li
tongkat Lik giok sian ciang ini serta menghadiahkan sebuah
ke matian untukku"
Dengan air mata jatuh bercucuran membasahi wajahnya, Hoat
Hian taysu berbisik pedih:
'Masalahnya telah berkembang menjadi begini, Goan tong sutit,
berkorbanlah dengan gagah berani. Dunia persilatan akan selalu
teringat akan pengorbananmu ini"
Hoat hian taysu merasa sedih sekali, dengan hormat dia lantas
menerima ke mbali la mbang ke kuasaan dari Siau lim pay, tongkat Lik
giok sian ciang.
Mendadak Hoan tong siansu duduk bersila diatas tanah sambil
merangkap tangannya didepan dada, wajahnya kelihatan begitu
tenang, seakan-akan sama sekali tidak me mandang serius soal
nama dan kedudukan, ini me mbuktikan ka lau dia me mang bersedia
untuk mengorbankan diri.
Sepuluh orang jago dari sembilan partai besar lairinya sama-
sama me mperlihatkan wajah sedih dan perasaan murung yang
sangat tebal, bahkan sempat berkaca-kaca.
Ku See hong, Keng Cin sin dan Hoa Soat kun tiga ge mbong iblis
laki pere mpuan dari dunia persilatan ini tetap menunjukkan wajah
yang begitu dingin dan kaku, bahkan dari sorot mata merekapun
me mancarkan sinar mata yang dingin tanpa perasaan.
Mendadak Hoat hian taysu mengangkat tinggi-tinggi tongkat Lik
giok sian ciangnya, lalu berkata dengan suara dala m:
"Ciangbunjin Siau lim pay angkatan ketiga puluh ena m, Goan
tong siansu akan me ngorbankan diri de mi menyele matkan dunia
persilatan dari bencana serta menghilangkan anca man bahaya maut
yang berada di depan mata, moga-moga Budha maha pengasih
suka menga mpuni dosa-dosanya dan me mbawanya ke nirwana.”
Ucapan tersebut diutarakan dengan suara yang pedih, tapi serius
sekali.....

1332
Begitu selesai berkata, Hoat hian taysu segera me mutar tongkat
Lik giok sianciangnya dan disertai kilatan cahaya hijau langsung
me luncur ke arah jalan darah penting di ubun-ubun Goan tong
siansu.
Di saat yang a mat kritis inilah..
Mendadak melintas lewat serentetan cahaya pelangi yang sangat
menyilaukan mata...
"Traaang, traaang.."
Serentetan bunyi benturan senjata yang sangat nyaring bergema
pula me menuhi angkasa.
Ku See hong dengan wajah sedingin es dan pedang Hu thian
seng kia m terhunus ditangan telah menangkis datangnya sambaran
toya Lik giok sian ciang tersebut.
Melihat ayunan toya itu gagal menghantam ubun-ubunnya,
secepat kilat Goan tong siansu ketua Siau lim pay itu mengayunkan
tangan kanannya dan langsung di hantamkan ke atas ubun-ubun
sendiri...
Bayangan manusia berke lebat lewat..
Keng Cin sin telah menyelinap ke depan sementara tangan
kanannya telah mencengkeram urat nadi pada pergelangan tangan
kanan Goan tong siansu....
Melihat kejadian mana, Goan tong siansu me lototkan sepasang
matanya lebar-lebar, kemudian setelah menghela napas sedih dia
berkata pelan.
"Sicu, apakah kalian tida k mengijinkan kepada kami untuk
me lakukan bunuh diri? Kalau me mang begitu, silahkan saja turun
tangan sendiri..."
Ku See hong turut menghe la napas panjang, setelah itu ujarnya
dengan lantang.

1333
"Taysu, seperti apa yang kau katakan. Thian menciptakan umat
manusia untuk saling hormat menghormati dan saling sayang
menyayangi, kami adalah manusia yang punya otak, kau anggap
kami begitu buasnya sehingga ge mar me lakukan pe mbunuhan? ”
"Kalau toh orang yang me mbunuh angota Hiat mo bun serta
mengerubut i Bun ji koan su bukan jago-jago dari sembilan partai
besar.. mengapa pula ka mi mesti me mojokkan orang yang telah
bertobat? Mulai saat ini semua pertika ian diantara kita telah pudar,
aku orang she Ku pun tidak akan se mbarangan me mbunuh umat
manusia lagi, terutama sekali perkataan taysu benar-benar sangat
mengetuk perasaan ka mi.
"Mulai hari ini a ku orang she Ku berani me mberikan ja minan
kepada taysu sekalian, selain me mbunuhi Bu lim jit hun dan
kawanan manusia laknat dari Huan mo kiong di La m hay, kami tida k
akan me mbunuhi umat manusia lagi, bahkajn akan segera
meninggalkan na ma dan pahala untuk hidup me ngasingkan diri di
tempat yang terpencil"
Goan tong siansu terharu sekali setelah mendengar perkataan ini
sambil me nahan rasa harunya dia berkata:
'Ku sicu, tidak nyana kalau jiwa mu begitu besar, hal ini me mbuat
kami se mua merasa semakin malu dan menyesal atas perbuatan
kami dimasa lalu, rasanya kesalahan tersebut hanya bisa ditebus
dengan ke matian saja"
Sekilas sinar mata yang le mbut dan halus me ma ncar ke luar dari
balik mata Keng Cin sin, setelah menghe la nafas sedih, dia berkata
pula.
"Taysu, mengapa kau mesti berbuat de mikian? Bila kau sa mpai
mati, tentu hati kecilku ikut merasa tak tenang"
Kemudian setetah berhenti ia me lanjutkan.
"Aaai!, hanya berharap sejak kini kau sebagai seorang
ciangbunjin bisa mendidik anak muridmu dengan lebih tegas dan

1334
disiplin lagi, didiklah mereka agar sela lu melindungi keadilan serta
kebenaran bagi umat persilatan. ”
"Kini anggauta Hiat mo bun sudah punah akupun sudah bosan
hidup luntang-lantung dala m dunia persilatan, maka seusa i
menyelesaikan pe lbagai masalah yang ada aku pun henda k
mengasingkan diri ke te mpat yang terpencil sana untuk me lepaskan
diri dari kehidupan keduniawian yang penuh ma ksiat'
"Sicu sekalian tidak me mpermasalahkan budi, lolap se kalian
benar-benar dibikin terharu, mulai sekarang ka mi pasti a kan
me mperbaiki perguruan ka mi dengan sebaik-baiknya serta
me mbersihkan perguruan dari anasir yang mengacau, kini terima lah
hormat dari lolap sebelum ka mi se mua hendak mohon diri"
Seusai berkata Goan tong siansu segera bangkit berdiri dan
menjura dala m-dala m, setelah itu serunya kepada semua orang
dengan nada berat:
"Toheng sekalian, kita pun tidak usah bercokol terus dite mpat ini
....'
Begitu selesai berkata, Goan tong siansu yang perta ma terus
beranjak lebih dulu meninggalkan ruangan tersebut, sementara para
jago yang lain mengikuti dibe lakangnya.
Me mandang sehingga rombongan se mbilan partai besar
menjauhi te mpat tersebut, Keng Cin sin baru me malingkan kepala
dan me mandang sekejap mayat-mayat yang bergelimpangan diatas
tanah, tanpa terasa dia menghela napas sedih, katanya:
"Kita pun harus pergi dari sini!"
Mendadak....
Keng Cin sin me ngalihkan sorot matanya ke arah sudut ruangan
sana, kemudian agak terkejut dia me njerit keras:
"'Aaaah, mengapa Him J i im tida k na mpa k disitu?"
Mendengar ucapan mana, buru buru Ku See hong bertanya:

1335
"Apa? Kau tadi meletakkannya dimana?"
Di dala m terperanjatnya dia mengira Him Ji im telah me ne mui
musibah didala m pertarungan massal tadi.
Rasa gelisah Keng Cin sin sendiripun tak terlukiskan dengan kata-
kata, dengan terkejut dia berkata:
"Tatkala pertarungan massal sedang berlangsung tadi,
kubaringkan dia di atas meja altar sebelah sana.. waktu itu jalan
darah tidurnya masih belum dibebaskan, dia masih tertidur nyenyak
sekali.
Sembari berkata, dengan gerakan tubuh yang enteng sekali
seperti burung walet yang terbang melintas, dia melewati mayat-
mayat yang bergelimpangan di atas tanah dan langsung meluncur
ke depan meja a ltar yang dimaksudkan.
Hoa Soat kun serta Ku See hong segera menyusul pula
dibelakangnya.
Dengan sorot mata yang tajam bagaikan sembilu Keng Cin sin
mengawasi seke liling te mpat tersebut dengan seksama, namun
sekitar tempat itu berada dalam keadaan kosong tak berpenghuni,
namun dimeja terlihat ada sepucuk surat yang ditancapi dengan
pisau belati.
Begitu menyaksikan surat dimeja, Keng Cin sin segera dapat
menduga apa gerangan yang sesunggguhnya telah terjadi, dia
segera menghela napas panjang.
Suara helaan napas itu jelas mengandung perasaan sedih,
murung dan me nyesal, karena dia tahu lagi-lagi ke kasihnya Ku See
hong akan dihadapi dengan sebuah percobaan.
Sementara itu Ku See hong telah berteriak-teriak keras:
"Adik Im! Adik Im... Kau berada dimana.... adik Im...'.
Ditengah teriakan tersebut, dia telah menerjang masuk ke dala m
ruang Cun Kiong t ian, waktu itu asap tebal berwarna hita m yang
menyelimuti seluruh ruangan telah buyar terhembus angin,

1336
sedangkan jenasah Ceng Lan hiang yang se mula tergeletak diatas
tanahpun kini sudah hilang lenyap tak berbekas.
Dengan suara pilu Ku See hong segera melayang ke luar dari
ruangan itu, ucapnya sedih.
"Dia... dia telah pergi..."
"Benar" kata Keng Cin sin pula sambil me mperlihatkan sa mpul
surat yang diperoleh dari meja, ”dia telah pergi meninggalkan
tempat ini secara dia m-dia m"
Tadi Ku See hong tidak me lihat surat tersebut, buru-buru
diterimanya dengan sepasang tangan gemetar keras, kemudian
diperiksa isi surat tersebut.
Tulisan dalam surat itu sangat indah dan lembut, terbaca olehnya
isi surat tersebut berkata de mikian:
"Engkoh Hong!
Pertama-tama aku ingin me mohon maaf kepada mu karena aku
pergi tanpa pamit, aku berbuat demikian karena aku tahu, bila
kukatakan niatku yang sebenarnya, sudah pasti kau tak akan
me mbiarkan aku pergi, aku sendiripun t idak berkeberanian untuk
pergi meninggalkan dirimu.
Aku tahu hatimu pasti akan sedih sekali sewaktu me mbaca surat
ini, tapi a ku sesungguhnya jauh lebih sedih dari pada dirimu
Engkoh Hong! Tahukah kau, hatiku re muk renda m, air mataku
jatuh berlinang ketika kutulis surat ini! karena aku mencintaimu,
mencintaimu dengan sepenuh hati, dengan demikian hatiku baru
merasakan kepedihan yang t idak terkirakan.
Hubungan cinta kita, semua peristiwa yang kita alami serasa
bagaikan suatu impian yang indah dan mesra, yang kenyataan
me mang bagaikan dala m impian, bagaikan asap yang melayang
diangkasa.
Jika kita telah mendusin, impian kita hilang, asap pun akan
me mbuyar.

1337
Yang kita temui ke mudian hanya kehampaan dan kekosongan,
hanya kenangan yang tak pernah akan terlupakan untuk se la manya.
Inilah kesedihan, kepedihan dan kesendirian yang amat melumat
perasaan.
Walaupun hati kecilku tak ingin menerima penderitaan semaca m
ini, siksaan yang menghancurkan perasaan, tapi aku harus
menentang perasaanku untuk me lakukannya, bukankah banyak
kejadian didunia ini yang mesti dilakukan orang dengan menentang
perasaan dan suara batin?
Engkoh Hong, aku tahu hatimu akan pedih setelah me mbaca
sampai disini, tapi kuharap kau jangan ke lewat sedih kau pun tak
usah pergi mencariku, moga-moga dala m perpisahan kita kali ini.
Tuhan me mberikan rahmatnya agar kita tak pernah bersua ke mbali
untuk sela manya.
Engkoh Hong, bukan aku tidak berperasaan, melainkan nasiblah
yang menentukan de mikian.
Aku adalah seorang manusia yang amat berdosa, seorang
manusia yang telah me mbunuh ibu kandung sendiri.
Me mbunuh ibu kandung sendiri bukan a lasanku yang teruta ma
mengapa aku pergi meninggalkanmu, tapi perbuatan jahat dan
kebejadan moral ibuku sela ma hidupnya yang me mbuatku malu
hidup sebagai manusia layak, malu untuk menda mpingi dirimu.
Oleh karenanya, kuputuskan untuk pergi meninggalkan dirimu,
aku hendak mencukur rambut menjadi pendeta dan mengakhiri sisa
hidupku di dala m biara, aku ingin mengurangi dosa yang pernah
dilakukan ibuku se masa masih hidupnya.
Engkoh Hong, meskipun semenja k kecil aku hidup terpencil dan
menyendiri, namun cinta kasih kita dalam waktu yang demikian
singkatnya telah menimbulkan kehangatan yang tak terkira kan
bagiku, lupakan saja aku!

1338
Untung sekali hubungan yang kita lakukan te mpo hari tidak
sampai me mbuahkan benih kehidupan la in. semoga akupun dapat
meninggalkan kau tanpa beban yang lebih parah.
Sebagai akhir kita, kumohon kepada mu janganlah mencari aku ke
mana-mana, sebab perbuatan itu hanya akan mena mbah
penderitaanku belaka.
Di dala m bigara aku selalu bberdoa bagi kebahagiaan hidupmu,
semoga kau hidup senang bersama adikmu yang lain.
Dan sampai disini pula surat terakhir yang kubuat dala m
perasaan yang hancur lebur ini.
Tertanda: Adikmu yang bodoh
Him Ji im"
Ketika Ku See hong selesai me mbaca isi surat yang penuh
dengan kepedihan ini, ia tak dapat me mbendung air matanya lagi,
sambil me ngucurkan air matanya, dengan pedih serunya:
"Adik Im, mengapa hatimu se keras baja? Bagaimana mungkin
aku dapat melupa kan dirimu? Adik Im, ke mbalilah kau! Aku tak
dapat kehilangan kau, aku tak dapat kehilangan dirimu lagi...."
Suara yang serak diliputi kepedihan me mbuat siapa pun yang
ikut mendengarkan turut merasakan kedukaan yang sangat
menda la m.
Terutama seka li Keng C in sin, perasaannya boleh dibilang sudah
hancur luluh ....
Kalau bisa, dia ingin me mberitahukan indent itasnya yang
sebenarnya untuk menghibur pe muda tersebut, agar luka dihati
kekasihnya dapat teratasi.
Namun peristiwa tragis yang pernah menimpa dirinya dimasa
lalu, me mbuatnya merasa rendah diri, dia m-dia m ia menga mbil
keputusan akan mencari ke mba li Him Ji im sa mpa i ketemu, ka lau
tidak, sudah pasti kekasihnya tidak akan tahan hidup sebatang kara
dalam kesepian dan kepedihan.

1339
Sebab perempuan ini adalah seorang perempuan yang sangat
perasa, dia tahu bila Im Yan cu sa mpa i mati, maka besar
ke mungkinannya pe muda tersebut tak akan berkeberanian untuk
hidup seorang diri.
Sebaliknya perasaan Ku See hong sendiripun sangat kalut dan
diliputi berbagai ingatan yang bukan-bukan, ia teringat pula pesan
gurunya bila berjumpa dengan Him ji im dia diminta me lindunginya
dengan baik, sebab gadis tersebut hidup sebatang kara dala m
suasana yang serba mengenaskan ....
Teringat sampai disitu, timbul perasaan sesalnya yang amat
menda la m, tiba-tiba ia berteriak keras:
'Adik Im, aku akan pergi mencarimu sa mpai ketemu, sekarang
juga aku a kan pergi mencarimu.....
'Kau terlampau me medihkan, aku tak bisa melepaskan dirimu
dengan begitu saja adik Im...
Sambil berteriak keras Ku See hong sudah menggerakhan
tubuhnya siap menerjang keluar ......
Bentakan nyaring berge ma me mecahkan keheningan, tiba-tiba
Seng sim cian li Hoa Soat kun mengebaskan tangan kanannya
me lepaskan sebuah pukulan berhawa le mbut.
Pukulan itu dengan cepat menggetarkan tubuh Ku See hong
sehingga tergetar mundur sejauh tiga e mpat langkah sebelum
berhasil berdiri tegak.
Dari balik matanya me mancar ke luar sorot mata tajam yang
menggidikkan hati, di awasinya wajah Ku See hong dengan penuh
kegusaran, kemudian sa mbil me mperdengarkan suara tertawa
dinginnya yang menusuk tulang, dia menghardik.
"Bila kau mencarinya sekarang juga, detik ini juga akan kubunuh
dirimu.
"Kau manusia yang tidak punya liangsim mengapa tidak kau
pikirkan tentang mati hidup Im Yan cu yang sedang menghadapi

1340
maut? Sekarang juga kuberitahukan kepada mu, bila Im Yan cu tak
dapat hidup, jangan harap kau pun bisa hidup terus didunia ini"
Terkesiap Ku See hong sesudah mendengar perkataan ini,
dengan cepat dia berpikir.
'Betul, aku mesti menyela matkan Im Yan cu terlebih dulu
sebelum pergi mencari Him Ji im..."
Tapi, sewaktu terbayang bagaimana caranya menyelamatkan
gadis tersebut, anak muda itu segera merasakan hatinya menjadi
dingin separuh....
Akhirnya dengan pedih Ku See hong berkata.
'Andaikata nona Im Yan cu mati, aku pun tak ingin hidup seorang
diri di dunia "
"Huuah, semenjak kapan sih cinta kasih mu kepadanya
meningkat sede mikian dala m nya?" .
"Hoa locianpwee, kau benar-benar tidak me maha mi perasaan
hatiku... aaaiii..." Ku See hong menghela napas panjang.
Keng Cin sin menghela napas pula.
'Aaaai, kita harus segera berangkat, kita mesti berusaha keras
untuk mencari obat penawar yang dapat me munahkarn racun di
dalam tubuh Im Yan cu!"
Ku See hong, Hoa Soat kun dan Keng Cin sin bertiga dengan
me mbawa perasaan yang berbeda-beda berangkat meninggalkan
tempat pembantaian tersebut tanpa mengucapkan sepatah
katapun....
Suasana disekeliling tempat itu berubah menjadi hening, sepi dan
terasa menyeramkan...
Darah kental yang me mbasahi permukaan tanah kini berubah
menjadi merah tua, bahkan me mancarkan cahaya merah yang amat
menyilaukan mata.

1341
Pemandangan seperti ini sangat me medihkan dan mengenaskan
hati ....
ooo0de0wi0ooo

BAB 62
ANGIN musim gugur berhembus amat kencang, daun-daun
kering berguguran ke atas tanah....
Matahari senja telah menyelinap ke balik bukit diseberang sana,
sementara kegelapan ma la m mulai menelan seluruh jagad ....
Meski nun jauh diatas sana, dijagad raya tertera bintang-bintang
yang me mercikkan sinar redup, namun suasana tetap geliap gulita
dan remang-re mang.
Pepohonan berdiri angker, rumput terkulai layu, betapa
mengenaskan pe mandangan se maca m ini ....
Diluar sebuah kota dekat hutan belantara, terdapat sebuah
bangunan kecil yang berdiri terpencil dan menyendiri.
Sepercik sinar lentera me mancar keluar dari balik ruang kecil
ditengah bangunan tersebut, tiga sosok bayangan manusia berada
di bawah cahaya lentera.
Kalau dilihat dari sikap mereka yang berdiri tegak tak berkutik,
dapat kita bayang kan betapa murung, sedih dan berdukanya
orang-orang itu..
Angin kencang berhe mbus makin kencang diluar pintu sana,
suasana duka makin tebal menyelimuti seluruh ruangan, mala m ini
adalah mala m musim gugur yang me medihkan.
Tiba-tiba berkumandang suara he laan napas panjang dari balik
ruangan, bayangan manusia itu pelan-pelan me mbalikkan badan
dan berjalan ke tepi jendela ke mudian mendongakkan kepalanya
me mandang cuaca dan me nutup ke mbali daun jende la tersebut. . .

1342
Dia berpaling ke mbali, la lu tanyanya kepada seorang perempuan
berkerudung warna-warni.
'Apakah racun yang mengera m dala m tubuhnya akan ka mbuh
ke mbali esok ma la m?.'
Orang-orang itu tak la in adalah Ku See hong, Keng Cin sin serta
Hoa Soat kun, se mentara dala m ruangan la in berbaring Im Yan cu.
Setelah mela kukan pe mbantaian secara besar-besaran terhadap
anggota Ban sia kau, mereka berangkat ke situ dan berdiam sampa i
sebelas hari la manya.
Namun mereka gagal untuk me mikirkan sumber dari rumput Han
si cau tersebut, seakan-akan mereka hanya menanti saat ajal dari
Im Yan cu.
Selama beberapa hari ini, kadangkala Im Yan cu mendusin dari
pingsannya, tapi dua jam ke mudian ia terlelap tidur lagi dengan
nyenyak.
Hari ini adalah hari ke empat belas, sehari lebih awal dari batas
waktu lima belas hari ka mbuhnya kemba li racun dala m tubuh Im
Yan cu.
Dengan suara pedih Keng Cin sin me nyahut:
"Yaa, esok tengah mala m, aaaii...!”
Sekarang, perasaannya sedang diliputi juga oleh rasa sedih yang
tak terkirakan, oleh sebab itu dia enggan banyak berbicara lagi
Kembali Ku See hong bertanya.
"Setelah racun itu ka mbuh untuk ke dua kalinya, benarkah dia
tak akan tertolong lagi?"
Keng Cin sin menghela napas pedih.
'Biasanya bila racun itu mula i bekerja untuk ke dua ka linya, saat
itulah sari Im cing nya akan mengering, mesti dapat tertolong,
namun tanpa Jim som berusia seribu tahun serta beberapa maca m
bahan obat-obatan langka lainnya, mustahil dia dapat hidup

1343
me lewati jangka waktu satu bulan. Tapi sayang dia telah mendapat
pengobatanku dimana dengan tusukan jarum aku telah
me mperpanjang masa ka mbuh racun itu menjadi lima belas hari lagi
jadi andaikata racun itu bekerja lagi, niscaya dia akan kehabisan
tenaga dan tewas, tidak mungkin dapat ka mbuh untuk ke tiga
kalinya"
Berubah hebat paras muka Ku See hong setelah mendengar
perkataan itu, atau dengan perkataan lain ia sudah tiada harapan
lagi untuk me mperpanjang masa hidup gadis itu.
Berpikir sampa i disini, tanpa terasa titik air mata jatuh
bercucuran me mbasahi wajahnya.
Mendadak dia mendonga kkan kepalanya lalu dengan suara
lantang me mbawakan ba it lagu Denda m sejagad,
Dendam kesumat me mbentang bagai jagad.
Bukit tinggi berhutan lebat disisi sebuah kuil.
Sungai besar di depan kuil berombak besar.
Dendam kesumat sepanjang abad.
Dendam kesumat me mbentang bagai jagad.
Burung gaga k bersarang dirumput dika la senja. (Han sia cau). .
Cinta kasih berlangsung dari muda sa mpai tua.
Me metik ka mpak me mbuat lagu: Nadanya denda m!
Menitik air mata darah untuk siapa
Hati pilu menanggung derita, menyesal sepanjang masa.
Dendam kesumat me mbentang bagai jagad,
Ji koan pernah berbuat salah.
Menyandang golok menunggang kuda, apalah gunanya?
Salju terbang air laut se muanya ha mbar.
Dendam kesumat me mbentang bagai jagad.

1344
Curah hujan me mbuyarkan awan.
Air mengalir akhirrya surut.
Dendam kesumat tak akan luntur.

Suara nyanyiannya amat keras tapi bernada sedih dan


me milukan hati, apalagi dibawa kan dala m suasana begini, pada
hakekatnya mena mbah rawannya suasana...
Sesungguhnya Ku See hong me mbawa kan bait lagu Denda m
sejagad tersebut tanpa mengandung sesuatu maksud tertentu, dia
hanya ingin mela mpiaskan rasa pedihnya dengan membawakan bait
lagu yang dasar nya me mang me milukan hati.
Siapa tahu, suatu penemuan yang tak terduga pun segera
berlangsung, setelah dia habis me mbawakan lagu Denda m sejagad
tersebut ....
Begitu selesai me mbawakan bait Denda m sejagad, tiba-tiba Keng
Cin sin yang ikut mendengarkan nyanyian tersebut berteriak penuh
kegembiraan.
'Han sin cau .... rumput burung gagak ... sekarang teringat aku,
yaaa, aku teringat sekarang .... nama rumput tersebut telah di
singgung dala m ba it lagu denda m sejagad!"
Hoa Soat kun turut merasakan hatinya bergetar keras, buru-buru
dia bertanya:
”Apa? Kau sudah teringat tentang rumput Han sia cau?
Dimanakah benda itu terdapat?.”
"Berada dimanakah benda tersebut, kini aku belum tahu, namun
kita dapat menyelidikinya”
Ku See hong sendiripun merasa terkejut bercampur ge mbira
setelah mendengar perkataan itu, ujarnya dengan cepat:
''Nona, kau maksudkan bait kedua dari syair Denda m sejagad
mengartikan rumput Han sia cau?"

1345
"Betul!" Keng Cin sin tertawa, "coba kau camkan arti yang
sebenarnya dari kata-kata bait kedua tersebut, bukankah bait
tersebut mengartikan rumput langka tersebut!"
"Benar, Han sia cau me mang dapat di temukan da la m ba it syair
tersebut, tapi dimanakah kita harus mene mukan rumput mestika
yang sangat langka itu?''
Keng Cin siu ke mbali tertawa.
"Sekarang, tenangkan dahulu perasaan hatimu, asal pikiran kita
tenang niscaya rahasia ini dapat kita pecahkan, Bun ji koan su
adalah seorang manusia yang berbakat dan pintar, sudah pasti bait
syair Dendam sejagad yang dia susun tersebut mengandung arti
dan ma kna yang mendala m seka li, kalau toh na ma Han sia cau
dapat kita peroleh dari bait lagu itu. berarti rumput Han Sia cau
termasuk benda mestika yang sangat langka. Mungkin Bun ji koan
su tidak berhasil me mperolehnya, tapi mungkin juga dia tida k
sampai me nggunakannya, ma ka sengaja nama rumput itu disimpan
dalam bait syairnya, dengan harapan kau dapat me mecahkan teka-
teki ini atau tidak?
"Sebagaimana diketahui, setiap benda mestika didunia ini hanya
akan diperoleh bagi mereka yang berjodoh, ma ka dia baru berbuat
demikian ......
"Buktinya seperti syair pada bait perta ma, bukankah
mengandung petunjuk kalau kitab pusaka Cang ciong pit kip
tersimpan didala m kuil Ngo-siang bio di wilayah sungai Cho go
kang?
"Dala m bait ke dua syair Dendam sejagad yang mengertikan
rumput Han sia cau ini, ia tida k menerangkan dimanakah rumput
tersebut dapat diperoleh, ini bisa diartikan bahwa rumput tersebut
telah berhasil diperolehnya dan disimpan didala m kuil kuno dimana
ia mene mui ajalnya.
"Sekarang coba kau pikirkan ke mbali, apakah Bun ji koan su
pernah me mberi sesuatu petunjuk kepadamu menjelang saat
ajalnya.
1346
Setelah mendengar pe mbicaraan dan pemecahan yang dilakukan
perempuan berkerudung ini, baik Ku See hong ma upun Hoa Soat
kun dia m-dia m merasa kagum sekali atas kecermatan serta
ketelitian pere mpuan ini.
Dengan cepat Ku See hong me mutar otaknya untuk
merenungkan ke mba li pesan terakhir apa saja yang pernah
diutarakan Bun ji koan su menje lang saat ajalnya dulu, dia pun
mencoba untuk merenungkan ke mbali segala petunjuk dan gerak
gerik yang pernah dilakukan olehnya ....
Sekarang seluruh ruangan seolah-olah menjadi beku dan kaku,
perasaan Keng Cin sin dan Hoa Soat kun terasa berat sekali.
Kurang lebih seperminum teh ke mudian.
"Aaah!, tiada sesuatu apapun yang mencurigakan!" kata Ku See
hong tiba-tiba sa mbil menghela nafas.
Mendengar ucapan tersebut, dengan gusar Seng sim cian li Hoa
Soat kun me mbentak:
"Coba ulangi lagi beberapa ka li"
"Sudan ena m kali kupikirkan, kejadian waktu itu' kata Ku See
hong dengan sedih tetapi sewaktu suhu meninggal dunia, kecuali
jenasahnya berdiri kaku sa mbil jari tangannya seperti rnenunjukkan
sesuatu benda beliau t idak me lakukan gerakan apa-apa. Padahal jari
tangan yang merupakan gerakan terakhir dari tiga jurus Ho-han
seng huan yang sedang di wariskan kepadaku. ."
"Yaa, yaaa, benar kalau begitu, sudah pasti begitulah yang
dimaksudkan" seru Keng Cin sin mendadak dengan gembiranya.
"persoalan ini tak boleh ditunda lagi, mari sekarang juga kita
berangkat ke kuil tersebut, aku kuatir tidak se mpat lagi kita
mencapai te mpat itu.'
"Bila kita berangkat sekarang juga, mungkin besok senja kita
sudah tiba di kuil itu, kalau toh keadaan sudah begini, terpaksa kita
mesti menggantungkan diri pada nasib"

1347
Pada saat itulah, 'Mendadak...
Dari balik ruangan sana berkumandang suara panggilan yang
lirih, le mah tapi le mbut.
"Engkoh Hong, dimanakah kalian?"
"Anak Im, aku segera akan datang, semua berada disini...!"
Ku See hong menyambar sebuah lentera dan buru-buru lari
masuk ke ruang da la m, sedangkan Keng Cin sin dan Hoa Soat kun
buru-buru mengikut i pula dibelakangnya.
Perabot yang berada dalam ruangan itu sangat sederhana,
sebuah pembaringan kayu me mbentang disudut ruangan sana,
seorang gadis berwajah pucat pias berbaring le mah disana, meski
mukanya pucat na mun t idak me nutupi kecantikan wajahnya.
Im Yan cu yang menyaksikan kehadiran Ku See hong seka lian,
segera mengulumkan senyuman yang amat le mbut dan halus,
katanya agak manja.
"Engkoh Hong, tadi aku bermimpi pergi berpesiar ke suatu
tempat, tempat itu indah sekali, bahkan banyak terdapat kaum le laki
dan perempuan, tapi wajah mereka kelihatan riang ge mbira dan
berseri-seri, ketika aku bertanya tempat manakah ini, mereka jawab
tempat itu ada lah sorga.
"Engkoh Hong, setelah mati nanti a ku tentu akan na ik ke sorga,
cuma aku....aku tak ingin naik ke sorga seorang diri"
Ku See-hong tersenyum.
"Adik Im, kau tak usah berpikir yang bukan-bukan, besok
penyakitmu itu tentu akan se mbuh ke mba li seperti sedia kala.”
Im Yan cu tertawa sedih.
"Engkoh Hong, kau tidak usah me mbohongi a ku, aku tahu
sebentar lagi aku akan mati, Padahal mati pun bukan suatu masalah
besar bagiku sebab hatiku akan sela lu berada bersama mu.. dengan
demikian akupun tak usah merasa kesepian"

1348
Dengan suara le mbut Keng Cin sin segera berkata pula:
"Adik lm, apa yang dia katakan benar, sebab baru saja ka mi
berhasil mendapat tahu tentang rumput mest ika yang dapat
menyela matkan jiwa mu itu"
Sambil tertawa Im Yan cu segera berpaling kearah Hoa Soat kun,
ke mudian bertanya.
'Suhu, sungguhkah perkataan ini?'
Dengan penuh kasih sayang Hoa Soat kun me mbela i rambutnya
yang hitam mulus itu la lu berbisik pelan.
"Im ji, semuanya ini benar-benar terjadi, karena suhupun merasa
berat hati untuk meningga lkan dirimu"
Sekalipun Seng sim cian li Hoa Soat kun berwatak dingin kaku
aneh dan tidak berperasaan, sesungguhnya dia adalah seorang yang
amat mengasihi muridnya ini, apalagi sebagian besar dari wataknya
sekarang sebagai akibat dari patah hati yang pernah dia la minya
tempo hari.
Ketika mendengar ucapan tersebut, wajah Im Yan cu tidak
mencerminkan perasaan gembira atau senang yang meluap,
diawasinya langit-langit ruangan sejenak, kemudian dia baru
berkata sambil me nghela napas panjang:
"Suhu, sesungguhnya Im ji pun merasa berat hati untuk berpisah
dengan kalian, na mun a ku tahu pe lbagai persoalan tak mungkin bisa
berlangsung dengan lancar dan berkenan dihati. Sekarang, masa
sadarku tinggal sedikit, apabila aku sadar ke mbali nanti mungkin
saat ajalku sudah tiba, oleh sebab itu mumpung aku masih dapat
berbicara sekarang, aku hendak menyampaikan pesan-pesan yang
mungkin dapat ku utarakan, tentu saja aku pun berharap bisa
me lanjutkan hidup ini lebih jauh"
-ooo0dw0ooo-

Jilid 40

1349
Rupanya semua pe mbicaraan yang berlangsung antara Keng Cin
sin dengan Ku See hong telah didengar pula oleh Im Yan cu dengan
jelas, oleh karena itu dia t idak berani me mpercayai kalau dia masih
punya harapan untuk melanjutkan hidup di dunia ini, sebab obat
mustajab tersebut belum tentu dapat dite mukan.
Dengan suara pelan Ku See hong berkata:
"Adik Im, mengapa sih kau selalu berpikir kearah yang jele k.....?"
Im Yan cu tidak menjawab pertanyaan dari Ku See hong secara
langsung, tiba-tiba saja ujarnya sa mbil tertawa:
'Engkoh Hong, tempo hari kau pernah bilang, jikalau aku mati
maka kau akan mendirikan sebuah kuburan besar untukku,
ke mudian kau a kan me mbangun sebuah ruma h disa mping kuburan
dan selalu menda mpingiku, bukankah begitu?"
Ku See hong menghe la napas sedih, ke mudian menjawab:
"Adik Im, seandainya kau mati, pasti akan kubangun sebuah
kuburan yang besar sekali, ke mudian akupun akan berpuasa
didala m kuburan tersebut sampai mati"
"Engkoh Hong, kau t idak boleh mati, bagaimana dengan adik
Him Ji im serta enci Keng Cin sin.'
Ketika mendengar perkataan itu, hampir saja air mata Keng Cin
sin jatuh bercucuran.
Dengan air mata me mbasahi kelopa k matanya, Ku See hong
berbicara: "Adik Im, kau tak boleh meninggalkan aku lagi, mereka
berdua telah meninggalkan aku'
"Apa" seru Im Yran cu terkejut, "mengapa mereka tinggalkanmu?
Apakah kau telah ribut dengan mereka berdua?"
'Tida k, Keng Cin sin telah mati, sedangkan Him Ji im
meninggalkan aku karena me mbunuh ibunya sendiri, sekarang dia
sudah mencukur ra mbutnya menjadi pendeta dan hidup menyepi
dibiara, bukankah hal ini sa ma halnya mereka telah pergi meningga l
kan aku"

1350
Sebenarnya Hoa Soat kun mengetahui siapakah Keng Cin sin,
tapi berhubung dia sudah berjanji kepada Keng C in sin a kan
merahasiakan hal tersebut, maka hingga kini dia tidah sampa i
mengutarakan ha l tersebut kepada Ku See hong, bahwasanya
perempuan berkerudung warna warni yang selalu berada di di
sisinya tak lain ada lah Keng Cin sin.
Im Yan cu termenung beberapa saat lamanya, kemudian ke mba li
dia berkata.
"Engkoh Hong, apakah kau me nduga enci Keng Cin sin benar-
benar sudah mati?`
Ku See hong menghe la nafas sedih.
"Walaupun aku be lum se mpat menyaksikan jenazahnya, namun
jeritan ngeri menje lang saat ajalnya masih mendengung disisi
telingaku hingga kini, lagi pula si pedang e mas Cia Tiong giok telah
berkata kepada ku kalau dia telah mati, maka aku rasa tipis sekali
ke mungkinan baginya untuk tetap hidup di dunia ini.
Im Yan cu segera menghe la napas sedih.
"Aaaai, kalau begitu kehidupanmu di dunia ini akan kesepian
sekali?"
"Itulah sebabnya setelab kau mat i nanti akupun .tak ingin hidup
tersiksa seorang diri di dunia ini!"
"Engkoh Hong, kau jangan mati, aku pikir, adik Him Ji im
mungkin akan berubah pikiran, lagi pula...”

Tiba-tiba dia mengalihkan sorot mata nya ke wajah Keng Cin sin,
ke mudian setelah tertawa katanya kembali.
"Lagipula enci ini toh akan selalu menda mpingimu?"
Ku See hong me mbungka m dala m seribu bahasa, sedangkan
Keng Cin sin lebih tak ma mpu berbicara lagi, padahal Ku See hong
me mang mencintai pere mpuan ini, namun apa mau dikata kalau dia
justru menolak cintanya.

1351
Menyaksikan ke dua orang itu me mbungka m dala m seribu
bahasa, kembali Im Yan cu menghela napas.
"Cici" katanya kemudian, "sebelum adik meninggalkan dunia
yang fana ini, bolehkah kuajukan sebuah permintaan kepa mu?'
Tentu saja Keng Cin sin tahu apa yang akan diajukan oleh gadis
tersebut, terpaksa sahutnya pelan:
"Adik Im, apapun yang kau minta, pasti akan kukabulkan"
Im Yan cu tersenyum.
''Cici, kuminta kau sudi mene maninya, janganlah membiarkan dia
hidup kesepian, mau bukan?"
Keng Cin sin t idak tega untuk mena mpik permintaannya itu,
setelah tertawa getir dia menyahut:
"Aku mengabulkan permintaanmu itu, sekarang beristirahatlah
dengan hati yang tenang, kami akan berusaha untuk mengobati
luka mu itu hingga se mbuh"
Im Yan cu kelihatan gembira sekali setelah mendengar
kesanggupan dari perempuan itu, ujarnya:
"Ooooh, betapa indahnya kalau hal ini bisa terjadi, dengan
demikian aku pun bisa mati dengan perasaan tenang. Engkoh Hong,
kau boleh mendirikan kuburanku disa mping ruma h ka lian, agar
setiap mala m aku datang muncul untuk bermain bersa ma-sa ma
kalian"
Ketika mendengar perkataan itu, Ku See hong segera
me mperlihatkan senyuman getirnya yang mengenaskan. dia tahu
perempuan berkerudung warna warni itu cuma berniat menghibur
hati Im Yan cu saja...
Aaaaai, Im Yan cu sendiripun menganggap dirinya bakal mati,
mungkinkah apa yang diucapkan itu benar-benar akan terjadi?
Benarkah gadis yang begitu cant ik dan begitu polos a kan mati
dalam usia se muda ini?

1352
Tidakkah ha l ini terlalu disayangkan?
000de-wi000

SUARA roda yang berputar dan ringkikan kuda yang menghe la


kereta bergema me mecahkan keheningan.
Angin barat berhembus kencang, matahari senja sudah mulai
condong keba lik bukit...
Ditengah sebuah jalanan yang jauh di tengah bukit, tampak
sebuah kereta kuda berlarian mende kat dengan kecepatan tinggi.
Itulah sebuah kereta yang dihe la e mpat ekor kuda je mpolan,
debu tampak beterbangan di angkasa, ini me nunjukkan betapa
cepatnya kereta itu dilarikan orang.
Tiba diatas bukit, lari kereta itu menjadi lebih pe lan, saat itulah
baru nampa k orang yang duduk disa mping kiri adalah seorang
pemuda ta mpan serta seorang perempuan berkerudung warna
warni.
Tak salah lagi mere ka adalah Ku See hong serta Keng Cin sin,
sedangkan orang yang berada didalam ruang kereta bukan lain
adalah Im Yan cu dan Seng sim cian li Hoa Soat kun. ..
"Masih berapa jauh?" bisik Keng Cin sin t iba-tiba dengan suara
lirih.
Ku See hong tampak berat sekali perasaannya, dengan wajah
murung berca mpur sedih dia menyahut:
"Mungkin masih ada dua ja m perjalanan lagi!"
''Sekarang matahari sudah condong ke langit barat, jaraknya
sampai tengah mala m nant i masih ada ena m ja m, aaaai...
nampaknya kita harus beradu nasib!"
"Apakah nona tak dapat me mperpanjang waktu ka mbuhnya
racun itu....?"

1353
Keng Cin sin menghela napas sedih.
'Aaaai, dari batas waktu tengah mala m aku sudah melebihkan
waktunya satu jam lagi, tak mungkln waktu tersebut dapat
diperpanjang ke mba li, tapi se mua kejadian didunia ini me mang
seringkali berada jauh diluar dugaan orang, kita hanya dapat
mengharapkan terjadinya keajaibau saja.
"Apabila se muanya bisa berjalan sesuai dengan apa yang
diharapkan, rumput Han sia cau tersebut dapat kita temukan
secepatnya, walaupun saat kambuhnya mungkin satu dua jam lebih
awal, rasanya kita masih dapat menyusulnya, yang dikuatirkan
justru apabila rumput Han sia cau tersebut tidak dapat kita temukan
dengan segera sehingga banyak waktu yang terbuang dengan
percuma"
"Jika seandainya dia sampai mati, aku benar-benar tidak me miliki
keberanian untuk hidup terus'
Sekalipun Ku See hong berbicara dengan mengikuti perasaannya,
tapi sekarang dia bermaksud untuk menjajaki sa mpai dimana kah
perasaan serta tanggapan dari Keng Cin sin, sebab semalam gadis
itu telah menyanggupi permintaan Im Yan cu untuk
menda mpinginya sepanjang hidup.
Tapi Ku See hong sangat kecewa, Keng Cin sin sa ma sekali tidak
menjawab atas pertanyaannya itu.
Kini arah kereta dari barat telah menuju ke timur, dalam waktu
singkat mereka telah me masuki sebuah jalan bukit dan tiba dibawah
sebuah tebing yang dala mnya ratusan ka ki.
Sementara itu senja telah larut, matahari bersinar kemerah-
merahan me mancar ke e mpat penjuru ....
Mendadak...
Ringkikan kuda yang a mat rama i berge ma me mecahkan
keheningan...

1354
Dua diantara empat ekor kuda yang menghela kereta tersebut
mendadak mengangkat sepasang kakinya ke atas sambil meringkik
panjang, jelas didepan situ telah terjadi suatu peristiwa yang sa ma
sekali diluar dugaan.
Mendadak, dari da la m ruang kereta berkumandang suara teguran
dari Hoa Soat kun.
"Apa yang telah terjadi?"
Semertara itu Ku See hong dan Keng Cin sin telah me lompat
turun ke atas tanah dengan kecepatan luar biasa, ke empat mata
mereka yang tajam dengan cepat me mandang sekejap ke dua belah
kaki dua ekor kuda yang diangkat tinggi-tinggi itu.
Titik darah kental na mpak meleleh ke luar dari ke e mpat kaki
tersebut.
Keng Cin sin segera berseru:
"Na mpaknya kuda kita terluka, bisa jadi telah berlangsung suatu
peristiwa yang sa ma sekali diluar dugaan!"
Ternyata ke dua belah kaki kedua e kor kuda itu sudah terluka
oleh paku persegi tiga yang tajam sekali, sementara satu kaki
disekeliling tempat itu penuh tersebar paku-paku lain yang
gemerlapan tertimpa sinar.
Berubah hebat paras muka Ku See hong, secepatnya dia
mencabut keluar paku-pa ku persegi tiga dari kaki kedua ekor kuda
itu.
Sebaliknya Keng Cin sin segera mengayunkan telapak tangannya
ke depan, segulung angin pukulan yang maha dahsyat langsung
saja menyapu paku-paku persegi tiga itu sehingga tersebar ke sisi
jalan.
Tentu saja mereka tahu pasti ada orang yang sengaja
mengha langi perjalanan tersebut.

1355
Tapi sekarang, waktu bagi mereka lebih berharga daripada emas,
apalagi dalam keadaan terdesak begini, tak sempat lagi bagi mereka
untuk mencari banyak urusan.
Terpaksa sambil menahan hawa amarahnya, mereka berlagak
seakan-akan tak tahu urusan.
Ku Se hong dan Keng Cin sin dengan cepat me lompat naik
ke mbali ke atas kereta.
Mendadak, pada saat itulah...
Kuda mereka ke mbali meringkik panjang dengan ketakutan.
Menyusul ke mudian ....
"Blaaa mmm! "
"Blaaa mmm! "
Dua kali benturan keras berkumandang me mecahkan
keheningan.
Tiba-tiba saja dari belakang tebing me layang turun dua buah
benda besar yang persis terjatuh disisi kereta.
Ternyata ke dua benda itu adalah dua sosok mayat yang
berlumuran darah, seorang dewasa dan seorang kanak-kanak.
Begitu melihat ke dua sosok mayat itu Keng Cin sin segera
menjerit kaget.
"Aaaah, mereka adalah adik Khi dan Bian ih siu Hoa Siong si
locianpwee...
Dengan cepat Ku See hong menerjang ke samping jenasah
tersebut, tak salah lagi mayat yang kecil itu tak lain adalah Kho It
khi, si bocah yang pernah ditemui dala m perka mpungan yang
terpencil dan me nyeramkan itu.
Sedangkan seorang yang lain adalah seorang sastrawan
setengah umur yang berbaju perlente.

1356
Sementara itu Seng sim cian li Hoa Soat kun kebetulan me lompat
keluar dari ruang kereta, begitu sorot matanya melihat jenasah Hoa
Siong si, dengan cepat dia menubruk ke sisi mayat sambil berteriak
sedih:
"Adik Si, adik Si..."
Sambil menjerit dia berteriak, air mata Hoa Soat kun mengucur
keluar dengan a mat derasnya, ia nampak sedih sekali..
Rupanya Bian ih siusu Hoa Siong si adalah saudara kandung
Seng sim cian li Hoa Soat kun, tiga puluh tahun berselang oleh
karena suatu perselisihan ke dua orang kakak beradik ini telah
bentrok, di mana Hoa Siong si pergi meninggalkan encinya dala m
keadaan marah dan mendongkol.
Itulah sebabnya Hoa Soat kun berpesan kepada Im Yan cu dulu
agar mencari dua orang jago persilatan, selain Leng hun koay seng
Ku See hong, orang kedua adalah Hoa Siong si ini.
Bagaimana mungkin Hoa Soat kun t idak bersedih hati setelah
menyaksikan saudaranya yang telah berpisah selama tiga puluh
tahun dengannya, tiba-tiba ditemukan da la m keadaan tewas.
Beberapa titik air mata jatuh berlinang pula me mbasahi wajah
Keng Cin sin, air mata tersebut menunjukkan perasaan dendam
serta amarahnya me luap-luap.
Ku See hong segera menyadari betapa gawatnya situasi, sudah
jelas orang yang mencari gara-gara dengan mereka berjumlah
banyak dan berilmu tinggi, ini terbukti dari ke ma mpuan mereka
untuk me mbinasakan Hoa Siong si serta Kho It khi.
Dengan sorot mata yang tajam dia me mandang sekejap se mak
belukar disekeliling tebing itu, kemudian sambil meloloskan pedang
Hu thian seng kia mnya, dia me mbentak nyaring:
'Kawanan manusia laknat yang tak tahu malu, cepat keluar untuk
menerima ke matian!.

1357
Baru selesai dia berkata, gelak tertawa aneh dan pekikan nyaring
yang me mekikkan telinga telah berkumandang me mecahkan
keheningan.
Menyusul ke mudian dari ba lik hutan, sekeliling tebing dan balik
batuan cadas, bagaikan sukma-sukma gentayangan melayang
keluar sebelas sosok bayangan manusia
Me mandang orang-orang itu, Keng Cin sin merasakan darah
panas didala m dadanya seperti mendidih dengan hebatnya.
Rupanya salah seorang diantaranya tak lain adalab musuh besar
bebuyutannya yang pernah juga menjadi gurunya dia pe milik istana
Huan mo kiong dari La m hay, Pedang sakti dari langit Cia Cu kim
adanya.
Empat diantara pendatang tersebut menyoren pedang, selain
Han thian it kia m C ia Cu kim, mereka adalan ketiga orang anak
buahnya masing-masing He k ki tha mcu, Ang ki thamcu serta Lan ki
thamcu.
Sebenarnya thamcu ini terdiri dari empat orang, tapi berhubung
thamcu panji putih sudah tewas lebih dahulu ditangan Keng Cin sin
maka jumlahnya kini t inggal tiga orang.
Sedangkan tujuh orang la innya adalah tujuh kake k berbentuk
aneh yang semuanya berbentuk badan aneh, ada yang cebol, ada
yang kurus, ada yang gemuk, ada yang tinggi.
Begitu Keng Cin sin berjumpa dengan ke tujuh orang itu, dala m
hati kecilnya segera dapat menduga ka lau mereka tak lain ada lah Bu
lim jit hun (tujuh sukma gentayangan dari dunia persilatan) yang
pernah me mpermainkan dirinya sewaktu di kuburan te mpo hari.
Benar, ketujuh manusia aneh ini me mang Bu lim jit hun, mereka
berdiri berjajar menurut urutannya.
Yang berada disebelah kanan ada lah sukma gentayangan
pertama, dia berperawakan kurus kering lagi jangkung, namun
kehilangan sebuah mata kirinya, dia menyebut diri sebagai Jiat leng
hun (sukma cacad mata)'

1358
Menyusul ke mudian si ka kek yang kehilangan telinga dia
bernama Jiat oh hun (sukma cacad telinga).
Setelah itu Jiat pit hun (sukma cacad lengan), Jiat tai hun (sukma
cacad kaki), Jiat cui hun (sukma cacad mulut) seorang kakek aneh
yang bermulut sumbing, Hong lui hun (sukma romantis) seorang
kakek aneh kurus kecil berkepala botak, hanya kakek ini bertubuh
utuh dan terakhir adalah Khi si hun (sukma ke matian) dia berwajah
lesu, murung seperti orang ma mpus.
Orang terakhir inipun me mpunyai anggota badan yang utuh,
kecuali hidungnya datar seperti kena di papas orang.
Setelah melihat jelas orang orang tersebut Keng Cin sin segera
berbisik kepada Ku See hong:
"Ketujuh manusia aneh ini adalah Bu lim jit hun, sedangkan
sisinya adalah manusia-manusia Huan mo kiong di lautan selatan..
Siang khi hun yang mendengar ucapan tersebut, segera
me mperdengarkan suara tertawanya yang menyeramkan, ke mudian
serunya.
"Hiat mo buncu, kaupun kenal dengan Bu lim jit hun?
Heeeeehh... heeeeehhh..... heeeeehhh.... Hong liu hun, ka li ini kau
akan menikmati pesta besar. Kalau merasa tidak cocok dengan
perempuan jelek ini, si perempuan berambut putih itu toh cukup
montok dan bahenol.'
Mendadak Seng sim cian li Hoa Soat kun mendongakkan
kepalanya, dengan sorot mata yang tajam bagaikan sembilu dia
awasi sekejap Siang khi hun yang barusan berbicara.
Betapa terperanjatnya Bu lim jit hun setelah menyaksikan sorot
mata Hoat Soat kun yang tajam menggidikkan hati itu, serentak
mereka berpikir.
"Waaah ... tajam amat sepasang mata sipere mpuan berambut
putih ini ...."

1359
Sementara itu Ku See hong yang mendengar perkataan dari Keng
Cin sin segera berpikir pula.
"Aneh benar perempuan ini, mengapa di dala m se kilas
pandangan saja dia bisa mengenali ka lau ke empat orang itu adalah
para manusia la knat dari istana Huan mo kiong...
Han thian it kiam Cia Cu kim dari Huan mo kiong sudah pernah
bertarung melawan Ku See hong, oleh sebab itu dengan cepat
pemuda itu dapat mengenalinya. berhadapan kembali dengan
musuh besarnya Ku See hong segera merasakan darah panas yangg
menga lir di dala m dadanya bergolak keras.
Sepasang alis matanya berkerut, hawa napsu me mbunuh yang
menggidikkan hati me nyelimuti se luruh wajahnya, serentetan sinar
tajam seperti kilauan golok menyapu pula wajah Cia Cu kim dengan
penuh kegusaran, tegurnya dengan suara dingin.
"Cia Cu kim, hari ini kau telah menghantarkan dirimu sendiri,
dengan begitu akupun tidak usah bersusah payah pergi
mencarimu..."
Han thian it kia m Cia Cu kim tahu, pemuda gagah yang berada di
hadapannya sekarang tak lain adalah orang yang berhasil dihanta m
sampai ma mpus olehnya di pantai pesisir laut selatan.
Mimpipun dia tidak menyangka kalau dia dapat hidup kembali,
bahkan orang tersebut ternyata bukan lain adalah Leng hun koay
seng Ku See hong yang namanya sangat menggetarkan dunia
persilatan.
Sementara itu Cia Cu kim telah berkata dengan suara sedingin
salju.
"Ku See hong, tidak kusangka kau di berkahi umur panjang, tapi
jangan harap kau bisa lolos dari cengkera man malaikat elmaut pada
ma la m ini, kendatipun kau me miliki kea mpuhan yang diluar dugaan.
Sekarang aku ingin bertanya kepadamu, apakah kau telah
me mbantai se mua jago-jago istana Huan mo kiong ka mi?'

1360
Yang dia maksudkan sebenarnya adalah kawanan jago istana
Huan mo kiong yang dipimpin si pedang e mas Cia Tiong giok dan
ke mudian tewas ditangan Keng Cin sin.
Rupanya setibanya dilembah Yu cui kok diluar kota Heng yang, ia
tak berhasil menjumpai si pedang emas Cia Tiong giok sekalian, tapi
akhirnya dipuncak tebing tersebut ia temukan jenasah Pek ki
thamcu sekalian yang telah dibantai secara kejam, namun jenasah
Cia Tiong giok t idak berhasil dijumpai.
Menurut perkiraannya, orang yang dapat membantai Cia Tiong
giok sekalian sudah pasti me miliki kepandaian silat yang sangat
hebat, padahal dalam dunia persilatan dewasa ini, hanya Leng hun
koay seng Ku See hong serta Hiat mo buncu yang me miliki
ke ma mpuan de mikian, ke mudian diapun berpendapat bahwa Hiat
mo buncu tida k pernah mengikat tali permusuhan atau sakit hati
dengan Huan mo kiong, mustahil tokoh silat itu me lakukan
pembantaian secara besar-besaran dengan cara yang begitu keji.
Tidak heran kalau ke mudian ia mencuriga i Ku See hong, sebab
me mang pe muda inilah yang me mpunyai permusuhan dengan
mereka, lagi pula me miliki ke ma mpuan untuk berbuat de mikian.
000de0wi000

BAB 63
PADAHAL dia mana tahu kalau Hiat mo buncu tersebut bukan lain
adalah muridnya Keng Cin sin yang sudah hilang se menjak setahun
lewat ......
Rupanya semua anggota Huan mo kiong melakukan aksi
menutup mulut rapat-rapat terhadap peristiwa tragis yang menimpa
Keng Cin sin, oleh sebab itu Cia Cu kim sa ma sekali tida k
mengetahui akan peristiwa tersebut.
Namun diapun pernah me mperoleh kabar yang mengatakan
bahwa Keng Cin sin telah mati.

1361
Sementara itu Keng Cin sin telah menyahut setelah mendengar
pertanyaan itu.
"Segenap anggota Huan mo kiong dari laut selatan telah mati
ditanganku ...."
Berubah hebat paras muka Cia Cu kim, segera bentaknya dengan
suara mengge ledek:
"Apakah putraku si pedang e mas Cia Tiong giok tewas pula
ditanganmu .....?
Keng Cin sin kuatir kalau Ku See hong sa mpai me naruh curiga
apa sebabnya dia sampai bermusuhan dengan orang-orang Huan
mo kiong, terpaksa sahutnya dingin:
"Darimana aku bisa tahu siapakah putra kesayanganmu itu? Tapi
diantara mereka yang kuhadapi me mang ada seorang di antaranya
yang me mbawa pedang e mas, tentu saja dia pun tida k dapat
terhindar dari ke matian secara tragis.... '
Tak terlukiskan rasa sedih Cia Cu kim setelah mendengar
perkataan ini, titik air mata segera jatuh berlinang me mbasahi
wajahnya, gemetar keras sekujur tubuhnya, menunjukkan ka lau
batinnya sangat terpukul setelah mendengar kabar buruk yang
menimpa putranya itu.
Disaat dia sedang me mbunuh orang lain, ge mbong iblis berhati
keji yang gemar me mbunuh orang tanpa berkedip ini tak pernah
me mikirkan bagaima nakah perasaan dari orang tua serta sanak
saudara dari korbannya, tapi sekarang dia baru merasakan akan
kesedihan tersebut.
Mencorong sinar buas dari ba lik mata Cia Cu kim, bentaknya
keras-keras..
"Denda m sakit hati apakah yang terjalin antara kau dengan
orang-orang Huan mo kiong? Mengapa kau bertindak begitu keji
dengan me mbantai mereka se mua? Kau .... kau.... cepat utarakan
kepadaku!”

1362
Keng Cin sin tertawa dingin.
"Denda m sakit hati apa? Soal tersebut bukan prasyarat wajib
bagiku untuk me mbunuh orang, pokoknya setiap manusia laknat
yang banyak melakukan kejahatan dan kekeja man, kami orang-
orang Hiat mo bun tak akan melepaskan da la m keadaan hidup”
mendadak Cia Cu kim tertawa seram, pedangnya segera di putar
me mbentuk lingkaran-lingkaran hawa pedang yang berlapis-lapis,
Seakan-akan cahaya yang me mbumbung diangkasa, cahayanya
amat menyilaukan mata.
Secara ganas sekali serangan tersebut langsung menggulung
ketubuh Keng Cin sin.
Dengan cepat Keng Cin sin me mutar telapak tangan kirinya
me mbentuk suatu gerakan me lingkari, gulungan angin pukulan
berpusing seperti angin puyuh yang menyapu tanah, langsung
menyongsong datangnya hawa pedang dari Cia Cu kim.
Begitu Cia Cu kim menggerakkan serangan nya serentak semua
jago yang hadir diarena turut me libatkan diri dala m pertarungan
sengit itu.
Mula pertama Seng sim cian li Hoa Soat kun yang bertindak lebih
dulu, sepasang telapak tangannya diputar dan diputar lagi
me mbentuk gerakan me mbusur, segulung demi segulung angin
pukulan yang dahsyat sedalam sa mudra seperti a mukannya gelom-
bang samudra yang dihe mbus topan, dengan hebatnya menyapu
tubuh Bu lim jit hun.
Hoa Soat kun merasa gusar dan me ndenda m sekali atas
ke matian yang menimpa adik kandungnya, maka tidak heran kalau
serangan yang dilancarkan olehnya me mpergunakan segenap
tenaga dalam yang di milikinya .
Tetapi Bu lim jit hun bukan manusia se mbarangan yang le mah
ke ma mpuannya, sambil tertawa dingin dengan sera mnya, masing-
masing pihak segera me lepaskan pula sebuah pukulan dahsyat ..

1363
Angin pukulan yang maha dahsyat seperti gulungan ombak
ditengah sa mudra langsung me luncur ke depan diiringi deruan angin
yang me mekikkan telinganya, pusaran angin berpusing me mancar
ke e mpat penjuru dan menyapu se mua benda yang dite mui.
Hoa Soat kun tidak gentar, me mpergunakan gera kan tubuhnya
yang amat cepat seperti sambaran petir, dia menyelinap masuk ke
tengah barisan Bu lim jit hun tin dan menyabet setiap musuh yang
dijumpai nya.
Di dala m waktu singkat, ke delapan orang itu sudah terlibat
dalam suatu pertarungan masal yang luar biasa...
Sementara Cia Cu kim me mutar pedang nya menyerang Keng Cin
sin secara ganas Ang ki thamcu, Hek ki thamcu serta Lan ki thamcu
serentak meloloskan pula pedang masing-masing...
Ku See hong yang menyaksikan kejadian ini tentu saja tidak
me mbiarkan lawan-lawannya bertindak sekehendak hati.
Pedang mestika Hu thian seng kia mnya berputar menciptakan
serangkaian cahaya pelangi yang amat menyilaukan mata,
ke mudian setelah menciptakan lapisan hawa pedang seperti jaring
langsung menyergap ke tiga orang thamcu tersebut.
Telapak tangan kirinya tidak ambil dia m, dengan suatu gerakan
aneh dia berputar sambil meletik ke muka, hawa serangan bagaikan
rentetan ledakan bercampur dengan hawa pedang langsung
menyerang ke tiga orang itu.
Berbicara soal kepandaian silat yang di miliki, ke tiga orang
thamcu dari istana Huan mo kiong ini, boleh dibilang mereka
terhitung jago silat nomor wahid dikolong langit dewasa ini.
Menyaksikan datangnya ancaman yang sangat me mbahayakan
keselamatan ini, serentak mere ka mengayunkan pula telapak tangan
kiri masing-masing melancarkan serangkaian serangan berantai.
Sementara pedang merekapun bersama-sa ma me mancarkan
hawa pedang yang tak kalah tajamnya, menyongsong kedatangan
pedang Hu thian seng kia m itu.

1364
Di dala m wa ktu singkat seluruh angkasa diliputi bayangan
telapak tangan yang menyilaukan mata, hawa pedang
me mbumbung tinggi ke angkasa, angin serangan menderu-deru
seperti bukit karang yang mau roboh.
Untuk mela kukan taktik perte mpuran cepat, Ku See hong tidak
menghenda ki musuhnya me mpunyai waktu untuk ganti napas,
pedang Hu thian seng kia mnya segera me lancarkan serangka ian
serangan dahsyat dengan jurus-jurus yang ampuh, bagaikan naga
sakti yang terbang di udara, cahaya pelangi menggulung dan
menya mbar ke sana ke mari tiada hentinya.
Tatkala pertempuran berlangsung sa mpai pada puncaknya, jurus
pedang, angin pukulan, bayangan tendangan secara berantai
dilancarkan beruntun.
Seperti jaring langit perangkap bumi yang di sertai kekuatan
maha dahsyat saja, serangan tersebut menggulung keluar dengan
amat hebatnya.
Di dala m waktu singkat, sekeliling tempat itu sudah tidak
terdapat tempat luang kosong lagi, bahkan sejengkal tempat kosong
yang bisa dipa kai untuk bernrfas dengan leluasa pun tak ada ....
Empat be las jago yang hadir di arena sekarang termasuk jagoan
nomor wahid di kolong langit dewasa ini, dan kini mere ka terlibat
dalam suatu pertempuran sepenuh tenaga yang amat mengerikan
hati..
Suasana waktu itu selain menggidikkan hati orang,
ketegangannya sanggup mencopot jantung siapa pun.
Bu lim jit hun menganda lkan jumlah anggotanya yang banyak
dengan rata-rata me miliki kepandaian silat yang hebat.
Meskipun Hoa Soat kun terhitung jago kelas satu di dala m dunia
parsilatan dewasa ini, toh untuk beberapa saat la manya ia dibuat
tak berdaya untuk meluka i mereka, bahkan sebaliknya dia kena
terdesak sehingga harus berputar tiada hent inya.

1365
Dipihak lain, Han thian it kiam Cia Cu kim sangat berhasrat untuk
me mba laskan denda m bagi ke matian putranya, jurus-jurus pedang
yang dipergunakan otomatis jurus ganas, dahsyat dan mengerikan,
serangan demi serangan dilancarkan secara berantai, namun
semuanya tidak berhasil untuk me luka i seujung ra mbutpun dari
Keng Cin sin ....
Keng Cin sin sendiripun agak segan untuk me lancarkan serangan
dengan sepenuh tenaga, hal ini disebabkan Cia Cu kim pernah
menjadi gurunya. lagipula banyak me lepaskan budi kepadanya
karena me melihara dan mendidiknya semenjak kecil, coba kalau
bukan de mikian, niscaya Cia Cu kim sudah dibikin ka lang kabut tak
karuan ....
Pertarungan antara mati hidup yang berlangsung se karang
sungguh merupakan suato pertarungan sengit yang belum pernah
terjadi selama beberapa ratus tahun terakhir ini, terutama sekali
pertarungan antara Hoa Soat kun me lawan tujuh sukma
gentayangan dari dunia persilatan.
Sedemikian sengitnya pertarungan ini, sehingga dunia seakan-
akan terbalik dan bumi ikut bergoncang keras....
Hawa pukulan dan hawa pedang yang dipancarkan ke e mpat
belas orang ini saling menya mbar dan beradu satu sama lain hingga
menimbulkan pusaran angin kencang serta desingan angin yang
me me kikkan telinga.
Bukan cuma batuan cadas dipermukaan tanah, rumput, dahan
daun dan aneka tumbuhan lain yang tumbuh disekitar tempat itu
turut bertumbangan ke atas tanah.
Angin serangan yang amat dahsyat itu pun me maksa ke e mpat
ekor kuda penghe la kereta tersebut meringkik panjang tiada
hentinya, tanpa di sadari kereta tersebut sudah bergerak mundur
terus sampai sejauh delapan kaki lebih.
Sedemikian hebatnya ancaman itu, siapa pun yang turut
menyaksikan perist iwa ini tentu akan bergidik dibuatnya.

1366
Telapak tangan kiri, pedang di tangan kanan, kaki kiri serta kaki
kanan Ku See hong bergerak kian ke mari tiada habisnya seperti
ma laikat bengis yang sedang me mperlihatkan keperkasaannya. Dia
menerjang ke kanan, menghantam ke kiri, ke mudian berkelebat kian
ke mari seperti sukma yang lagi gentayangan.. Mendadak suatu
pekikan keras yang me mbentot sukma berkumandang me mecahkan
keheningan... tiba-tiba Ku See hong menyelinap keluar dari ba lik
lingkaran hawa pedang yang dipancarkan oleh ketiga orang thamcu
tersebut, kemudian berada ditengah udara, bagaikan seekor burung
rajawali raksasa dirinya melayang kian ke mari dengan indahnya.
Pedang Hu thian seng kia m yang berada dalam genggamannya
tidak ambil dia m pula, dengan me makai jurus ke tiga dari ilmu Cong
ciong ciat mia kia m si yang dinamakan Keng pian cing tee jian kut
hui (Topan maut menyapu bumi, tulang berhamburan seperti abu)
dia melepaskan sebuah serangan yang maha dahsyat dan sungguh
menggidikkan hati ....
Cahaya pelangi yang me mandang bagaikan seekor naga sakti
yang sedang berpesiar di udara, tiba-tiba saja berputar,
menggulung dan menyelinap berulang kali ditengah udara, cahaya
yang me mancar dan me mbentuk se lapis kabut berlapis-lapis seperti
bukit, lalu baga ikan air bah yang menjebolkan bendungan langsung
menggulung ke depan.
Ketiga orang Ki thamcu dari istara Huan mo Kiong di lautan
selatan ini segera merasakan betapa sekeliling tubuh Ku See hong
diliputi oleh hawa pedang yang amat tebal, cahaya tajam yang
berkilauan me mancar ke empat penjuru, bagaikan matahari senja
yang siap turun gunung, secara aneh dan dahsyat menyelimut i
seluruh angkasa....
Tak terlukiskan rasa terperanjat mereka menghadapi keadaan
seperti ini, sudah barang tentu mereka pun tak berani menyambut
tibanya ancaman tersebut dengan keras lawan keras.
Mendadak mereka bertiga me mencarkan diri ke arah yang saling
berlawanan..
Siapa tahu---
1367
Dari balik bayangan pedang yang memancarkan cahaya pelangi
tersebut, tahu-tahu memancar ke luar dua gulung sinar tajam yang
aneh sekali.
"Sreeeet...!"
"Sreeeet....!"
Dua kali desingan angin tajam yang me me kikkan telinga,
mendadak me mancar ke udara dan langsung menyergap tubuh Ang
ki tha mcu (Tha mcu bendera merah) serta Lan ki thamcu (Tha mcu
berbendera biru).
Dua kali jeritan ngeri yang me milukan hati segera berkumandang
me mecahkan keheningan, teriakan mereka menjelang saat akhir
dari hidupnya itu segera mendengung diseluruh angkasa.
Ke dua orang thamcu itu segera menemui ajalnya tersambar
hawa pedang yang sangat tajam, darah segar menyembur ke luar
dari dada mereka seperti pancuran.
Ku See hong me mang tak pernah mengenal a mpun terhadap
musuh-musuh besarnya, setiap korban yang tewas ditangannya
selalu diperlakukan sa ma dan adil, hanya perbedaannya terletak
pada soal waktu, lebih awal atau lebih la mbat.
Cahaya pelangi yang menyilaukan mata sekali lagi me mancar
ditengah udara, lagi-lagi suatu jeritan ngeri yang menyayat hati
bergema me mecahkan keheningan..
Kali ini Hek ki thamcu (tha mcu panji hita m) yang menjadi korban
berikutnya, tubuhnya tersayat hancur menjadi tiga empat bagian, ia
tewas dalam keadaan yang sungguh mengenaskan.
Dipihak sini jeritan ngeri yang menyayat hati baru saja berge ma
me mecahkan keheningan, dipihak lain dua kali jeritan ngeri yang
menggidikkan hati seperti tangisan setan ataupun lolongan seriga la
telah berkumandang pula secara beruntun.
Begitu selesai me mbinasakan Hek ki tha mcu, seenteng kapas Ku
See hong melayang turun keatas permukaan tanah, tapi setelah

1368
mendengar jeritan ngeri tadi, dengan cepat dia berpaling kearah
mana berrasalnya jeritan tersebut.
Apa yang kemudianrterlihat me mbuatnya segera menjerit kaget:
"Aaaah .... Hay jin ciang! Pukulan unggas laut!"
Sementara itu, Keng Cin sin telah berhasil meloloskan diri dari
lingkaran cahaya pedang musuh dan me layang turun di samping Ku
See hong.
Han thian it kia m Cia Cu kim yang mene mukan ketiga orang Ki
thamcunya telah tewas se mua diujung pedang Ku See hong, untuk
beberapa saat lamanya ia tertegun dan berdiri kaku dengan
perasaan amat terkesiap.
Dengan demikian, tinggal pertarungan antara Seng sim cian li
Hoa Soat kun melawan Bu lim jit hun (tujuh sukma gentayangan
dari dunia persilatan) yang masih berlangsung dengan seru dan
sengit nya .....
Tapi dari antara tujuh sukma gentayangan dunia persilatan,
sekarang hanya tinggal lima orang yang masih me mpertahankan diri
secara gigih.
Hong liu hun (sukma romantis) serta Khi si hun (Sukma
ke matian) telah tewas ditangan Hoa Soat kun yang mengeluarkan
jurus a mpuh Hay jin jut sian (Unggas laut mena mpa kkan diri)
sehingga tubuhnya hancur berantakan tak berwujud lagi.
Ke dua sosok mayat yang berada dalam keadaan rusak tersebut,
kini terkapar di atas tanah lapangan lebih kurang empat kaki
jauhnya dari medan perte mpuran.
Hoa Soat kun masih saja me lancarkan serangan dengan amat
hebatnya, tubuh yang tinggi se ma mpai bergerak kian ke mari
dengan indah dan gesitnya, sementara jurus-jurus serangan
dilepaskan seperti bidadari yang sedang menari ditengah udara
setiap langkah, setiap gerakan semuanya di tujukan ke arah ke lima
sukma gentayangan yang masih tersisa.

1369
Serangan demi serangan yang dilancarkan, na mpaknya saja
seolah-olah begitu enteng, begitu ringan dan sa ma sekali tida k
berisi, padahal setiap gerakan dan setiap geseran tubuhnya selalu
disertai dengan tenaga serangan yang berputar menggidikkan hati.
Sedemikian dahsyatnya dan gencarnya serangan-serangan itu,
hingga me maksa lima sukma gentayangan dari dunia persilatan itu
terdesak hebat dan harus bertahan serta menangkis dengan seluruh
kekuatan yang dimilikinya.
Namun, jurus-jurus serangan yang dipergunakan Hoa Soat kun
saat ini pun t idak mirip jurus-jurus me mat ikan yang a mpuh dan
menggidikkan hati, dia seperti menggunakan taktik pertarungan
bergerilya.
Padahal bila orang yang cukup me ma ha mi rahasia dari ilmu
pukulan tersebut, akan mengetahui dengan pasti bahwa se mua
yang terlihat sekarang sebenarnya hanya permulaan dari kekuatan
yang terpancar dari ilmu pukulan Hay jin ciang, bila serangan sudah
meningkat, saat itulah hawa pembunuhan yang menggidikkan hati
akan berha mburan dengan kuatnya.
Lima sukma gentayangan dari tujuh sukma gentayangan dunia
persilatan yang masih hidup, kini benar-benar sudah dibikin naik
pitam, kalau bisa mereka ingin sekali me mbinasakan Hoa Soat kun
dalam 'seka li pukulan.
Segenap jurus serangan paling a mpuh, pa ling keji dan pa ling
dahsyat yang mereka miliki telah dipergunakan semua, bahkan
digunakan hingga mencapai puncaknya.
Angin pukulan, tendangan kilat semuanya dipergunakan dengan
tenaga serangan yang tajam bagaikan sayatan pisau dan kecepatan
yang meme kikkan telinga, seluruh angkasa telah dipenuhi deruan
angin yang menyesakkan napas.
Sedemikian dahsyat dan gencarnya serangan itu, ibaratnya air
bah yang menjebolkan bendungan, sangat menggidikkan hati.

1370
Bentakan nyaring bergema secara tiba-tiba me mecahkan
keheningan.
Tubuh Hoa Soat kun yang indah menawan itu tahu-tahu
terhembus oleh lima gulung angin serangan yang sangat dahsyat itu
sehingga terle mpar sejauh dua ka ki lebih ke tengah udara.
Berada ditengah udara, tubuh Hoa Soat kun berputar dan
bergeser secepat kilat la lu berpusing seperti gangsingan...
Diantara perputaran badannya yang cepat tapi sangat aneh itu,
sepasang telapak tangan Hoa Soat kun tidak ambil dia m, secara
beruntun dia me lancarkan serangkaian pukulan ke sekeliling arena...
Tampak serangan tersebut menya mbar secara berlapis-lapis,
angin serangan menderu-deru bagaikan guntur yang menggelegar
di tengah hari bolong, sedang tubuh pere mpuan itu menari kian
ke mari seperti kupu-kupu yang beterbangan ditengah aneka bunga.
Mendadak......
Tubuh Hoa Soat kun yang sedang berputar kencang itu terhenti
ditengah udara, namun sepasang telapak tangannya justru pe lan-
pelan ditekan ke arah bawah ....
Dimana gerak serangan itu menyambar ke arah bawah,
sekonyong-konyong...
Dari permukaan bumi muncul deruan angin yang sangat kencang
dan dahsyat memenuhi seluruh angkasa, bagaikan selapis cahaya
terang yang pelan-pelan mengurung kearah bawah, seketika itu
juga daya tekanan yang muncul disekeliling te mpat itu berta mbah
besar, lambat laun se makin berat sehingga akhirnya seperti ditindih
dengan bukit karang yang berat sekali.
Bu lim ngo hun (Lima sukma gentayangan dari dunia persilatan)
merasa terperanjat sekali, serentak mereka berlima berjongkok ke
atas tanah, kemudian....
'Haaiittt ....!"

1371
Diiringi bentakan keras yang me mekikkan telinga, lima orang itu
bersama-sama me ngayunkan telapak tangannya kedepan,
sementara tubuhnya turut berdiri tegak pula.
Lima gulung angin pukulan yang aneh tapi kuat, seperti air bah
yang menjebolkan bendungan, segera meluncur ke luar tiada
habisnya....
Tenaga serangan yang kedahsyatannya melebihi keadaan pada
umumnya ini disertai pula dengan kekuatan yang mengerikan
langsung menggulung ke arah atas, kemudian me mencarkan diri
kesudut-sudut yang aneh dan menerobos masuk mela lui celah-ce lah
udara yang sempit ....
Dala m waktu singkat dua gulung tenaga serangan telah beradu
satu sama lainnya.
Suatu ledakan yang me me kikkan telinga segera mengge legar
diseluruh angkasa.
Angin serangan berpusing dan me mancar ke mana-mana,
ditengah ledakan yang keras...
Suatu jeritan aneh yang melengking dan mene mbusi awan
mengge ma diseluruh le mbab bukit itu ......
Jiat cui hun (Sukma cacad mulut), Jiat pit hun (Sukma cacad
lengan) Jiat tui hun (sukma cacad kaki) dan Jiat oh hun (Sukma
cacad telinga) empat sukma gentayangan tahu-tahu dipisahkan satu
sama lainnya secara mengerikan sekali.
Percikan darah segar dan hancuran daging badan langsung
berhamburan ke mana-mana, seakan-akan dihe mpaskan saja keatas
batu cadas.
Rupanya hanya Jiat leng hun (Sukma cacad mata) seorang yang
berhasil meloloskar diri dari serangan maut jurus Hay jin hui sia
(Unggas laut berpusing) dari ilmu pukulan Hay jin ciang yang
dipergunakan Hoa Soat kun ini.

1372
Mungkin dia dibikin terkesiap oleh keadaan yang sangat
mengerikan itu dan tubuhnya terlempar oleh hawa sakti yang
me mancar keempat penjuru diiringi suara pekikan aneh, tubuhnya
ke mbali melejit ke tengah udara....
Hoa Soat kun yang masih berada ditengah udara segera tertawa
panjang dengan sera mnya...
Tiba-tiba tubuhnya meluncur ke arah bawah, ujung bajunya yang
berkibar terhembus angin seperti bintang yang meluncur di tengah
angkasa...
Ia seperti seekor burung manyar raksasa yang membentangkah
sayapnya dengan sepasang lengan direntangkan lebar-lebar dan
kecepatan gerak yang amat menyilaukan mata, dengan cepat
me luncur ke arah Jiat leng hun (sukma cacad mata).
Begitu ha mpir mencapai pada korbannya, sepasang lengannya
yang terpentang itu mendada k dirapatkan satu sa ma la innya...
''Weeesss....!"
Segulung desingan angin taja m yang me nggidikkan hati
berkelebat me mbelah angkasa..
Menyusul ke mudian...
Suatu jeritan ngeri yang me milukan hati berge ma me menuhi
seluruh angkasa ...
Tubuh Jiat leng hun (Sukma cacad mata) telah terhajar sampai
hancur berkeping-keping, percikan darah segar berhamburan
disekeliling te mpat itu.
Dala m keadaan yang mengenaskan dan me ngerikan inilah Tujuh
sukma gentayangan dari dunia persilstan telah menemui ajalnya
terhajar ilmu Hay jin ciang dari Hoa Soat kun..
Menyaksikan kedahsyatan dan keampuhan ilmu pukulan Hay jin
ciang yang maha dahsyat tersebut, mau tak mau Ku See hong
menghe la napas panjang, katanya:

1373
"Aaaai......! Setelah menyaksikan sendiri kea mpuhan ilmu
pukulan Hay jin ciang, aku baru sadar bahwa ilmu pukulan ini
me mang tak malu disebut ilmu pukulan nomor wahid di kolong
langit dewasa ini, tak heran ka lau guruku sendiripun agak jeri
terhadap kelihayan ilmu pukulan ini"
Keng Cin sin turut me muji pula tiada hent inya:
"Hoa Soat kun locianpwee, kau me mang tak ma lu disebut jago
lihay nomor wahid dala m dunia persilatan dewasa ini"
Dipihak lain Han thian it kia m Cia Cu kim telah dibuat terkesiap
dan berdiri sa mbil me mbe lalakkan matanya lebar-lebar setelah
menyaksikan keampuhan dari ilmu pukulan Hay jin ciang tersebut...
Dengan sinar mata me mancarkan a marah yang meluap-luap
serta perasaan dendam yang amat tebal, Ku See hong me mandang
sekejap kearah Cia Cu kim, ke mudian sa mbil tertawa dingin ujarnya.
"Cia Cu kim, secara keji kau telah me mbantai tua muda puluhar
le mbar jiwa manusia dari perkumpulan Kim to pang, (perkumpulan
golok e mas), sekarang tibalah saatmu untuk me mbayar semua
hutang tersebut"
Seraya berkata, bagaikan sukma gentayangan Ku See hong
segera mendesak maju ke depan..
Sekarang, Han thian it kia m Cia Cu kim baru benar-benar
merasakan betapa ngeri dan seramnya menghadapi ke matian, dari
balik matanya terpancar keluar sorot mata penuh perasaan kaget
dan ngeri, sementara tubuhnya tanpa terasa mundur terus kearah
belakang...
Kalau tadi Keng Cin sin sengaja tidak me mbunuh Cia Cu kim, hal
ini disebabkan dia ingin me lepaskan sele mbar jiwanya.
Bagaimana pun juga, Cia Cu kim adalah bekas gurunya dan
orang yang telah meme liharanya dari kecil, namun setelah
menyaksikan sikap ketakutan berca mpur ngeri yang ditunjukkan
bekas gurunya ini, timbul juga perasaan pedih yang tak terlukiskan
dengan kata-kata ....

1374
Tapi ia sadar banwa dirinya tak mampu menolong bekas gurunya
lagi, sebab dia cukup me maha mi bahwa Ku See hong dengan
dirinya terpaut suatu denda m berdarah yang tak terkirakan.
Andaikata Keng Cin sin turut menyaksikan adegan ngeri yang
diala mi puluhan le mbar jiwa anggota Kim to pang, sudah pasti dia
tak akan merasa kasihan.
Sekulum senyuman yang dingin dan keji tersungging diujung
bibir Ku See hong, ujarnya:
"Cia Cu kim, sekarang aku ingin menanyakan satu hal kepadamu,
apakah murid perempuanmu Keng Cin sin masih hidup di dunia ini
....?"
Ketika mendapat pertanyaan tersebut, Han thin it kia m Cia Cu
kim merasakan hatinya bergetar keras, ia tidak menjawab
pertanyaan dari Ku See hong ini.
Melihat musuhnya tidak menjawab, Ku See hong mengira Keng
Cin sin sudah mati, paras mukanya segera berubah semakin tak
sedap dipandang.
Kini, dia telah berada hanya beberapa kaki saja dihadapan Cia Cu
kim.
Suasana disekeliling tempat itu segera di ceka m oleh suasana
yang amat tegang, hawa pe mbunuhan yang se ma kin tebal
menyelimuti seluruh angkasa, begitu tegang dan mengerikannya
keadaan disekitar situ, sehingga mendebarkan hati siapa pun yang
menghadirinya.
"Sreeeet...!"
Desingan angin taja m yang me mekikkan telinga berkumandang
me mecahkan keheningan.
Pedang Hu thian seng kia m yang berada di tangan Ku See hong
telah berubah menciptakan beribu-ribu jalur sinar tajam yang
semuanya bersama-sa ma me luncur ke setiap bagian tubuh yang
me matikan di badan Cia Cu kim.

1375
Jurus serangan ini amat aneh, tapi sakti dan kejinya bukan alang
kepalang.
Cia Cu kim me mbentak keras, pedangnya secepat kilat
menciptakan pula selapis cahaya perak yang menyilaukan mata,
diiringi desingan angin tajam, sinar keperak-perakan segera
me luncur ke arah sinar taja m tersebut.
"Blaaa mm! Blaaa mmm! Blaa mmm ....! '
Beberapa kali letupan keras yang menggetarkan telinga
berkumandang di udara...
Tahu-tahu hawa pedang yang dipancarkan oleh Ku See hong
telah dipunahkan sama sekali oleh gerakan pedangnya sehingga
lenyap tak berbekas.
Ku See hong tertawa dingin, pedang Hu thian seng kiamnya
bagaikan sambaran kilat menyusup masuk me lalui sebuah sudut
yang aneh serta memancarkan serentetan sinar merah yang secara
langsung menyergap jalan darah Sim kan hiat ditubuh Cia Cu kim.
Jurus serangan ini dilancarkan secara mendada k, gerakannya
pun sangat aneh, di tambah lagi jarak diantara mereka berdua
sedemikian de katnya sampai Cia Cu kim sa ma sekali t idak se mpat
untuk menghindarkan diri.
Tapi....
Cia Cu kim tertawa seram secara tiba-tiba, pedangnya mendadak
disa mbitkan ke arah Ku See hong langsung menusuk jalan darah Khi
hay hiatnya.
Tindakan nekad Cia Cu kim yang me mpergunakan sistim beradu
jiwa ini mau tak mau me mbuat Keng Cin sin a mat terperanjat
sehingga ha mpir saja ia menjerit keras.
'Triiinggg! Triiinggg....! Traaang.."
Serentetan suara gemerincingan nyaring segera berkumandang
me mecahkan keheningan....

1376
Jeritan ngeri yang me milukan hati ke mbali berkumandang di
udara ....
Pedang yang berada ditangan Cia Cu kim itu tahu-tahu sudah
terhajar oleh pedang Hu thian seng kia m milik Ku See hong
sehingga hancur berkeping-keping...
Dua buah semburan darah segar memancar keluar dari dada Han
thian it kia m Cia Cu kim dan me mbasahi se luruh permukaan tanah,
akan tetapi tubuhnya masih tetap berdiri kaku dite mpat.
Sinar mata yang keji dan penuh kebencian mencorong keluar dari
balik matanya dia me mandang wajah Ku See hong dengan gusar,
sementara noda darah me mbasahi ujung bibirnya, kulit mukanya
yang pucat mengejang keras menciptakan beberapa buah garis-
garis me manjang yang sungguh menggidikkan hati.
Tampaknya manusia yang pernah me mimpin kawanan iblis di
istana Huan mo kiong lautan selatan ini merasa tak rela untuk mat i
dalam keadaan de mikian.
Dia berusaha untuk me mpertahankan dirinya dengan sepenuh
tenaga, bahkan kalau dapat, dia ingin me mperguna kan sisa-sisa
kekuatan yang dimilikinya untuk me mbalas sakit hati atas tusukan
lawan pada dadanya itu.
Dia me mang boleh berusaha, ia boleh saja berharap agar apa
yang di harapkan dapat terpenuhi, sayang sekali keadaan tidak
berlangsung seperti apa yang diharapkan.
Mendadak....
Ku See hong tidak ingin me mberi kese mpatan kepada musuhnya
untuk banyak bertindak, dengan ganas dia maju sambil
mengayunkan pedangnya.
Cia Cu kim mendengus tertahan, tubuhnya tahu-tahu sudah
terpapas kutung menjadi tiga bagian.

1377
Keng Cin sin meghe la napas sedih, helaan tersebut bisa pula
diartikan dengan leganya perasaan gadis ini, sebab musuh-musuh
besarnya telah berhasil dibasmi se mua.
Roda kereta berguling, secepat kilat kereta itu bergerak kembali
menuju ke tengah bukit.
ooo0dw0ooo

BAB 64
BINTANG bintang bertebaran menghiasi langit yang gelap,
ma la m ini adalah ma la m yang cerah.
Kini, tengah mala m sudah lewat.
Kuil terpencil yang terpisah dbari kerama ian mjanusia berdiri
gdalam suasana abngker dan menyeramkan.
Yang me menuhi seluruh angkasa waktu itu hanya ira ma
keheningan yang cukup mendirikan bulu roma siapa pun jua ....
Angin barat berhembus dengan kencang nya me mbawa udara
dingin yang menusuk tulang, hembusan tersebut seperti isak tangis
seorang gadis yang dit inggalkan ke kasihnya..
Pepohonan cemara yang gundul langsing seperti bayangan setan
yang sedang me men-tangkan cakar mautnya.
Di dala m suasana seperti inilah tiba-tiba keheningan mala m itu di
cabik-cabik oleh suara putaran roda yang mengelinding dan
menindih permukaan batu.
Dari balik kabut mala m yang gelap serta deruan angin dingin
yang menceka m muncul sebuah kereta kuda yang segera terhenti di
muka kuil kuno itu.
Ku See hong menghe la napas panjang, guma mnya:
"Sekarang tengah mala m sudah lewat... aaaai, entah...
entah......."

1378
Seng Sim cian li Hoa Soat kun segera menyelinap keluar dari
balik ruang kereta, selapis hawa sedih dan kemurungan tebal
menyelimuti se luruh wajahnya.
Ia tidak berbicara, me mbungka m dala m seribu bahasa, seolah-
olah ia mengerti bahwa banyak berbicara pun tak ada gunanya.
Dengan suara pedih Keng Cin sin berkata:
Tengah mala m sudah lewat, namun racun perangsang yang
berada dalam tubuhnya belum ka mbuh, sudah pasti ada suatu
kejadian aneh yang ba kal diala minya...
'Tapi keanehan yang diala minya dapat me mperpanjang masa
hidupnya hingga kapan?" guma m Ku See hong.
"Yaaa. me mang sukar untuk di duga, apa lagi dala m suasana
begini, terpaksa kita harus menyerahkannya kepada nasib"
"Ku See hong!'. dengan suara dingin Seng Sim cian li Hoa Soat
kun menegur, ''sekarang lindungilah dirinya ditempat ini, berjaga-
jagalah terhadap segala ke mungkinan yang bakal terjadi."
Keng Cin sin menghela napas panjang.
”Sekarang, waktunya sudah benar-benar sangat mendesak, Hoa
locianpwee, mari kita masuk ke dala m secepatnya" dia berseru
cemas.
Dibawah petunjuk Ku See hong yang bertindak sebagai penunjuk
jalan, Hoa Soat kun dan Keng Cin sin segera berangkat me masuki
kuil kuno itu.
Oleh sebab Ku See hong sangat menguasai daerah disekitar
sana, maka tanpa menghadapi sesuatu halangan pun, terutama
sekali anca man alat jebakan yang maha dahsyat, dengan cepatnya
mereka telah tiba di depan ruang sian si.
"Kraakkk ....."
Diiringi suara gemeretak yang memekikkan telinga, pintu
ruangan terpentang lebar..

1379
Dengan suatu gerakan yang sangat cepat Keng Cin sin
menyelinap masuk ke ruang dala m, se mentara sorot matanya yang
tajam dengan cepat memandang sekejap sekeliling ruangan
tersebut...
Tampak sesosok tulang tengkorak manusia yang utuh berdiri
kaku diatas permukaan tanah, sementara lengannya seakan akan
sedang menuding sesuatu ke arah bawah...
Me mandang tulang tengkorak manusia tersebut, keng Cin sin
segera dapat menduga kalau tulang be lulang tersebut merupa kan
tulang dari Bun ji koan su Him Ci seng, dengan hormat sekali dia
menjura dala m-dala m ke arah tengkorak itu sebagai pertanda dari
rasa hormatnya yang sangat menda la m.
Sebaliknya Seng sim cian li Hoa Soat kun yang menyaksikan
bekas kekasihnya dulu, kini telah berubah menjadi sesosok tulang
kerangka manusia, hatinya menjadi pedih dan a mat sedih sehingga
sekujur badannya ge metar keras.
Jelaslah sudah betapa besarnya gejolak perasaan hatinya pada
saat ini...
Yaaa, cinta me mang me mberikan suatu dorongan tenaga yang
besar sekali, dan kekuatan mana tak pernah dapat dilawan oleh
siapa saja.
Tempo dulu, Hoa Soat kun pernah me mbenci setengah mati
terhadap Bun Ji koan su, ia benci karena ketidaksetiaan kekasihnya
itu, terutama sekali pada peristiwa pematahan pedang yang
berlang-sung lima puluh tahun berselang, kalau bisa dia ingin sekali
me mbinasakan Bun ji koan su.
Walaupun de mikian, sesungguhnya dala m hati kecilnya dia
sangat mencintai orang ini.
Atau dengan perkataan lain, semakin dala m cintanya, semakin
dalam perasaan bencinya.

1380
Dan kini setelah menyaksikan tulang belulang dari kekasihnya,
rasa sedih yang dirasakan olehnya sekarang mungkin tida k
terlukiskan pula dengan kata-kata.
Tapi dari sini pula dapat ditarik kesimpulan ka lau cinta Hoa Soat
kun terhadap Bun ji koan su sebetulnya sudah merasuk sa mpa i
ketulang sumsum.
Walaupun dala m hidupnya ia tak pernah menerima pernyataan
cinta darinya, namun penyesalan Bun ji koan su sebelum meningga l
serta ucapan tulus yang disuruh Ku See hong menya mpaikan
kepadanya, sudah cukup me mbuat Hoa Soat kun merasa terharu
sekali.
Hanya saja dia me mang berwatak sangat aneh, perasaan
tersebut enggan dia utarakan ke luar.
Namun sekarang, keadaannya sama sekali berbeda, dengan mata
kepala sendiri ia telah menyaksikan jenasah dari Bun ji koan su,
otomatis dia pun tak sanggup untuk mengenda likan perasaan sedih
yang menceka m perasaannya sekarang.
Me mandang sikap Hoa Soat kun yang mirip orang kehilangan
sukma, Keng Cin sin menghela napas sedih. Pelan-pelan dia
mende kati batu bata merah diatas dinding seperti apa yang dituding
kerangka Bun ji koan su itu, lalu dia m dia m ia berdoa dida la m hati.
"Moga-moga saja rumput Han sia cau tersimpan dibalik batu bata
ini sehingga adik Im Yan cu dapat disela matkan jiwanya...
Tangan Keng Cin sin yang putih halus telah me megang ujung
batu bata tersebut, sekilas perasaan girang segera menghiasi
wajahnya, ternyata batu bate itu tidak melekat keras diatas dinding
tersebut,
"Kraaakkk...!"
Bata-bata tersebut sudah diambil olehnya dari atas dinding
tersebut, namun apa yang ke mudian terlihat segera me mbuat Keng
Cin sin merasa kecewa seka li .....

1381
Rupanya dibalik batu bata yang diambil me mang terdapat sebuah
ruang kosong na mun isinya bukan rumput Han sia cau, me lainkan
segulung kertas kecil.
Dengan cepat Keng Cin sin mengambil ke luar kertas tersebut dari
dalam dinding.
Lalu kertas itu dibuka dan dibaca isinya, kira-kira surat tersebut
berbunyi de mikian:
"Bait pertama dari lagu Denda m sejagad me mberi petunjuk
tentang tempat penyimpanan kitab pusaka Cang ciong pit kip yang
berada di kuil Ngo siang bio di sungai cho go kang.
Sedanghan pada bait ke dua syair tersebut menunjukkan tentang
terdapatnya sebatang rumput Han sia cau yang langka tapi tak
ternilai harganya, rumput ini berna ma Han sia dan merupa kan
semaca m raja burung gagak.
Oleh karena rumput itu sudah berjuta tahun menghisap sari bumi
akhirnya berubah menjadi benda mestika yang berubah menjadi
semaca m rumput biasa, sedemikian biasanya rumput mana
sehingga orang yang tida k mengena linya tak akan tahu.
Rumput Han sia cau ini me miliki ke ma mpuan untuk
menghidupkan ke mba li orang yang ha mpir mati, bagi orang belajar
silat yang me makan rumput itu dapat mena mbah tenaga dala mnya.
Rumput ini bersama Tee liong hiat poh (darah mestika naga
bumi) dan mutiara Thian hong im yang sin cu disebut tiga benda
mestika dari kolong langit.
Hanya rumput ini me mpunyai kasiat yang jauh lebih luas dari
pada benda-benda lainnya.
Rumput Han sia cau ini tumbuh di dala m le mbah Han sia kok
yang terletak di atas salah satu bukit Han ciong san.
Tempat yang persis dan cara untuk mendapatkan rumput Han sia
cau bisa diperiksa pada hala man berikut.
Tertanda: Bun ji koan su Him ci seng"

1382
Selesai me mbaca surat itu, dengan perasaan gelisah, Keng Cin
sin segera berseru.
"Hoa locianpwee, kita harus meninggalkan te mpat ini secepatnya,
rumput Han sia cau berada di le mbah Han sia kok di bukit Han ciong
san ...."
Ketika mendengar teriakan tersebut, Seng sim cian li Hoa Soat
kun segera mendusin dari la munannya, dia segera menghela napas
sedih:
"Aaaai, nona Keng, jarak bukit Han Ciong san dari sini masih ada
lima hari perjalanan, apakah dia ma mpu untuk bertahan sampa i
lima hari lagi?"
Buru-buru Keng Cin sin berseru.
"Tengah mala m sudah lewat, namun nyatanya racun obat
perangsang tersebut tidak sampai ka mbuh ke mbali, ini menanda kan
kalau sudah terjadi suatu kejadian yang luar biasa, kita tak boleh
me mbuang waktu lagi. sekarang juga kita berangkat......"
Hoa Soat kun dan Keng Cin sin dengan cepat berlarian menuju ke
pintu depan.
Mendadak .....
Dari arah pintu terdengar suara isak tangis yang amat me milukan
hati berkumandang me mecahkan keheningan, suara tangisan
tersebut sedemikian me medihkan hati sehingga dunia seolah-olah
turut kia mat.
Isak tangis tersebut dengan cepat menghentikan langkah kaki
kedua orang itu, bagaikan terkena aliran listrik bertegangan tinggi,
mereka berdiri ka ku ditempat.
"Adik Im... oooh, adik Im....mengapa kau meninggalkan aku..?
Oooh, adik Im.... mengenaskan sekali ke matianmu ini ....... ”
Suara tangisan tersebut sudah amat parau dan rendah, namun
nadanya betul-betul me milukan hati siapa pun.

1383
Tak tertahankan lagi titik-titik air mata jatuh berlinang
me mbasahi wajah Seng sim cian li Hoa Soat kun ujarnya dengan
sedih:
"Ta mpaknya inilah ke mauan takdir! Na mpaknya inilah ke mauan
takdir... tapi nasib yang diala mi anak Im betul-betul terlalu tragis.”.
"Nona Keng, pergilah! La kukanlah seperti apa yang telah kau
sanggupi kepada anak Im, sepanjang hidup lonio tak akan
kutinggalkan lagi kuil ini, akan kute mani terus tulang belulangnya
sampai akhir dari hidupku nanti..."
Keng Cin sin menjerit keras dengan suatu gerakan yang cepat
bagaikan sambaran petir dia segera menerjang ke arah kereta kuda
itu.
Sedangkan Seng sim cian li Hoa Soat kun dengan me mbawa
tubuhnya yang terasa makin berat dan tua melangkah masuk ke
dalam kuil kuno itu.
000dw000

MATAHARI senja sudah condong ke langit barat, sinar berwarna


ke merah-merahan me mancar menyelimut i jagad dan meninggal kan
suasana yang seram.
Senja ke mbali menje lang tiba.
Sinar mata hari senja, me mancarkan cahayanya menyoroti
sebuah pemandangan ala m nun jauh disana.
Menyinari sebuah bangunan rumah yang sederhana serta sebuah
kuburan baru.
Di depan kuburan itu, berdiri seorang pemuda yang sebatang
kara dan na mpak kesepian.
Dia masih berusia sangat muda, na mun musibah menimpa
dirinya secara beruntun, me mbuat ia na mpa k seperti seorang le laki
setengah umur yang kenyang dengan penga la man.

1384
Sekarang ia seperti sebatang kayu yang lapuk, setangkai daun
yang mulai layu.
Segala maca m perbuatan, kedudukan, kegagahan dan nama
besar yang pernah diperolehnya dalam dunia persilatan, kini sudah
hilang lenyap mengikut i air yang mengalir ke samudra, yang
tertinggal kini hanya kenangan yang penuh kedukaan.
Dibawah sorotan cahaya matahari senja yang berwarna ke merah-
merahan, tampak air matanya setetes demi setetes meleleh ke luar
dan me mbasahi pipinya .....
Mendadak ia menghe la napas panjang, lalu dengan suara yang
me medihkan hati ia berguma m: "Aaaai, dari dulu hingga sekarang,
musibah dan tragedi seolah-olah datang tiada hentinya. Yang
muncul hanya siksaan dan penderitaan yang seakan-akan tak
pernah berakhir... Oooh,Thian! mengapa kau bersikap tak adil
kepadaku ....? Kini adik Im Yan cu telah meningga l dunia... Keng
Cin sin pun meninggal dunia... Him Ji ijm me ningga lkan aku secara
dia m-dia m untuk mencukur ra mbut menjadi pendeta..' Perempuan
misterius yang berkerudung warna warni pun pergi meninggalkan
aku... ”
Nada yang berduka, putus asa dan kecewa, suara yang
me medihkan dan me milukan hati me mbuat orang la in merasa
terharu dan sedih.
Nasibnya me mang benar-benar terlalu tragis.
Me mandang pohon liu yang tumbuh di depan e mpang, tanpa
terasa Ku See hong mendonga kkan kepalanya, sambil me mbawa
kan senandung Ku Siu ci.
Dulu menana m pohon itu, bersusah, payah ....
Kini me mandang pohon bergoyang.
Menghiasi sungai dan e mpang.
Pohon pun de mikian.
Bagaimana dengan si manusia?

1385
Pohon pun de mikian.
Bagaimana dengan si manusia...!
Dunia terasa kosong dan sa ma se kali tak berarti lagi bagiku,
mengapa aku harus sengsara? Aaaai. lebih baik kuakhiri saja
hidupku yang penuh siksaan ini .......
Sambil berkata, Ku See hong menggerak kan tangan kanannya
dan meraba pedang Hu thian seng kia m yang tersoren dibelakang
bahunya.
Mendadak... pada saat itulah..
Dari arah belakang terdengar seseorang me manggil dengan
suara yang merdu dan le mbut.
"Engkoh Hong.. kau...."
Suara panggilan itu terasa sangat dikenal olehnya bahkan
me mberikan dorongan yang sangat besar bagi Ku See hong untuk
me mpertahankan hidupnya.
Dengan cepat dia memba likkan badannya, lalu memandang ke
arah mana berasalnya suara itu dengan sorot mata taja m...
Tampak seorang perempuan berkerudung warna warni yang
mengenakan baju putih sedang meluncur datang dengan kecepatan
luar biasa, begitu sampai di depan si anak muda itu, tangan
kanannya cepat melepas kain kerudung yang menutupi wajahnya
hingga terlihatlah raut wajah aslinya yang cantik je lita bak bidadari
dari kahyangan.
Dengan perasaan terkejut Ku See hong segera berteriak:
''Adik Keng, kau ...."
Sekarang ia betul-betul merasa terkejut bercampur ge mbira,
dengan cepat ia menerjang ke muka menyongsong kedatangan nya,
lalu dengan sepasang tangannya yang kuat meme luk pinggangnya
erat-erat.

1386
Keng Cin sin pun sedapat mungkin me ne mpelkan seluruh
tubuhnya diatas badan kekasihnya, dia seperti terjerumus ke dala m
samudra luas yang tak terkirakan dalamnya, diapun meraba
tubuhnya seakan-akan tidak berada da la m dunia lagi.
Rupanya dua lembar bibir mereka telah saling mene mpel satu
sama lainnya, mereka sedang berciuman dengan penuh kehangatan
dan ke mesraan.
Entah berapa la ma sudah lewat.
Akhirnya mereka dapat menyelesaikan ciuman yang penuh
kenikmatan.
Ku See hong seolah-olah kuatir akan kehilangan kekasih hatinya
lagi, dengan sepasang tangannya yang kuat dia tetap me meluk
pinggang gadis itu erat-erat.
"Adik Sin" dia menggerutu, "mengapa kau me mbohongi aku
selama ini.. atau.. mungkinkah a ku sedang bermimpi .... Adik Sin,
kau tak boleh meninggalkan diriku lagi, tentunya kau... kau berjanji
bukan?"
Air mata bercucuran dengan derasnya me mbasahi seluruh wajah
Keng Cin sin, dia menyahut le mbut:
"Engkoh Hong, kau tidak bermimpi, se muanya adalah
kenyataan.... kau tak usah kuatir, aku tak a kan meninggalkan dirimu
lagi, sela manya aku tak pernah akan meninggalkan dirimu lagi...."
"Oooh, adik Sin....."
"Engkoh Hong...`
Sepasang bibir mereka ke mbali saling mene mpe l satu sama
lainnya kencang-kencang.
Angin le mbut berhe mbus lewat menggoyangkan pohon Liu ditepi
empang, suara yang gemerisik menimbulkan serangkaian ira ma
pada yang lembut dan syahdu, seolah-olah Thian mengucapkan
selamat atas perjumpaan sejoli ini.

1387
Sang arwah yang berada dalam kuburan pun turut tertawa,
arwahnya tak pernah akan kesepian, sebab ada dua orang yang
akan menda mpinginya sepanjang masa.
Him Ji im yang berada di biara pun hidup dengan tenang dan
sentausa, dia selalu berdoa agar ke dua orang tersebut dapat
me lewati hidup yang penuh kebahagiaan sepanjang ja man.
Walaupun mereka berdua sama-sa ma pernah menga la mi
peristiwa tragis yang amat mengenaskan, namun setelah itu mereka
justru me mperoleh kehidupan yang a mat bahagia.
Setahun kemudian, Keng Cin sin telah memberikan seorang putra
untuk Ku See hong, mereka bertiga pun melewati kehidupan yang
tenang dan penuh kebahagiaan dite mpat tersebut.
Dan sampa i disini pula kisah "DENDAM SEJAGAD" ini, semoga
pembaca seka lian puas.
TAMAT

1388

Anda mungkin juga menyukai