Anda di halaman 1dari 13

PROGRAM KESEHATAN YANG TERKAIT DALAM

PENINGKATAN STATUS PELAYANAN KIA IBU HAMIL

KELAS 2B KEBIDANAN

Dosen Pembimbing :

Rosyidah Alfitri S.ST, MPH

Nama Mahasiswa :

Lilik Istiani (182064)

POLITEKNIK KESEHATAN RS dr. SOEPRAOEN MALANG

PROGRAM STUDI KEBIDANAN

MALANG

2019
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami haturkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa yang
telah melimpahkan rahmat- Nya kepada kami sehingga kami dapat
menyelesaikan penyusunan makalah dengan judul ” Makalah Program Kesehatan
Yang Terkait Dalam Peningkatan Status Pelayanan KIA Ibu Hamil”.

Makalah ini kami susun untuk melengkapi tugas matakuliah dan


kelengkapan dari rangkaian perkuliahan kami.

Dalam kesempatan ini kami juga berterima kasih kepada pihak- pihak yang
tidak dapat kami sebutkan namanya, yang sangat berperan dalam memberikan
dorongan, bantuan, dukungan, dan arahan dalam penyusunan makalah ini.

Penulis menyadari penyusunan makalah ini masih memiliki banyak


kekurangan, untuk itu saran yang membangun sangat kami perlukan untuk
memperbaiki makalah ini.

Malang, 20 Maret 2020

Penyusun
DAFTAR ISI

PENDAHULUAN

PEMBAHASAN

2.5 Pelayanan ANC pada Ibu Hamil..................................................... 8

2.6 Pemberdayaan Masyarakat.......................................................... 11

2.7 Kemitraan…………………….......................................................... 11

PENUTUP

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Program kesehatan ibu dan anak merupakan salah satu prioritas utama
pembangunan kesehatan Indonesia untuk menurunkan kematian dan kejadian
sakit di kalangan ibu, bayi dan anak. Dewasa ini angka kematian ibu dan bayi di
Indonesia masih tinggi dibandingkan dengan negara ASEAN yang lain, dan upaya
penanggulangannya cukup rumit. Oleh karena itu angka kematian ibu (AKI) dan
angka kematian bayi (AKB) di Indonesia masih merupakan masalah kesehatan
masyarakat dan salah satu indikator terpenting untuk menilai kualitas pelayanan.
Di Indonesia, menurut Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI)
diperoleh AKI tahun 2007 sebesar 248/100.000 kelahiran hidup dan masih jauh
dari target MDGs (Millenium Development Goals) 2015 (102/100.000 kelahiran
hidup) sehingga masih memerlukan kerja keras dari semua komponen untuk
mencapai target tersebut. Sementara untuk AKB pada tahun 2007 sebesar
34/1000 kelahiran hidup (2007). Adapun target AKB pada MDGs 2015 sebesar
17/1000 kelahiran hidup (Dewi, 2010).

Salah satu cara untuk memutus mata rantai AKI dan AKB dengan cara
menyayangi kaum ibu setiap hari. Program-program khusus untuk mengatasi
masalah tersebut seperti ANC, bidan desa, gerakan sayang ibu dan MPS (making
pregnancy safer) (Dinkes, 2010).

Tingginya angka kematian ibu dan bayi antara lain disebabkan rendahnya
tingkat pengetahuan ibu dan frekuensi pemeriksaan antenatal care yang tidak
teratur. Antenatal care merupakan pelayanan yang diberikan pada ibu hamil
secara berkala untuk menjaga kesehatan ibu dan bayinya. Keteraturan antenatal
care dapat ditunjukkan melalui frekuensi kunjungan, ternyata hal ini menjadi
masalah karena tidak semua ibu hamil memeriksakan kehamilannya secara rutin.
Pada pemeriksaan dan pemantauan antenatal dilakukan dengan memberikan
pelayanan antenatal berkualitas dan deteksi dini komplikasi kehamilan (Mufdlilah,
2009, p.41). Kualitas pelayanan dapat diukur dengan membandingkan persepsi
antara pelayanan yang diharapkan dengan pelayanan yang diterima dan
dirasakan oleh konsumen (Nurrachmah, 2002).

Dalam rangka penurunan AKI dan AKB pelayanan Antenatal Care perlu
ditingkatkan. Dengan pemberian pelayanan Antenatal Care yang baik dan
dilaksanakan sesuai dengan standar, diharapkan kepuasan pasien akan
meningkat sehingga minat mereka untuk melakukan Antenatal Care akan
meningkat pula.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas maka permasalahan yang


akan dibahas dalam makalah ini adalah :
1. Apakah yang dimaksud program KIA ?
2. Bagaimana prinsip dan tujuan program KIA?
3. Apakah yang dimaksud Antenatal Care (ANC) ?
4. Apa tujuan dari pelayanan Antenatal ?
5. Apa saja pelayanan KIA pada ibu hamil ?
6. Bagaimana pemberdayaan masyarakat dalam KIA ANC ?
7. Apa saja kemitraan yang dilakukan dalam meningkatkan program ANC ?

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan program KIA


2. Untuk mengetahui prinsip dan tujuan program KIA
3. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan ANC
4. Untuk mengetahui apa tujuan dari pelayanan ANC
5. Untuk mengetahui pelayanan KIA pada ibu hamil
6. Untukmengetahui pemberdayaan masyarakat dalam pelayanan ANC
7. Untuk mengetahui kemitraan yang dilakukan bidan dalam meningkatkan
program ANC

BAB II

PEMBAHASAN

2.1  Pengertian Program Kesehatan Ibu dan Anak

Upaya kesehatan Ibu dan Anak adalah upaya di bidang kesehatan yang
menyangkut pelayanan dan pemeliharaan ibu hamil, ibu bersalin, ibu menyusui,
bayi dan anak balita serta anak prasekolah. Pemberdayaan masyarakat bidang
KIA merupakan upaya memfasilitasi masyarakat untuk membangun sistem
kesiagaan masyarakat dalam upaya mengatasi situasi gawat darurat dari aspek
non klinis terkait kehamilan dan persalinan. Sistem kesiagaan merupakan sistem
tolong-menolong, yang dibentuk dari, oleh, dan untuk masyarakat, dalam hal
penggunaan alat transportasi/komunikasi (telepon genggam,telepon rumah),
pendanaan, pendonor darah, pencatatan-pemantauan, dan informasi KB.
Dalam pengertian ini tercakup pula pendidikan kesehatan kepada
masyarakat, pemuka masyarakat, serta menambah keterampilan para dukun bayi
serta pembinaan kesehatan akan dilakukan di taman kanak-kanak. Menurut
Asfryati (2003:27), keluarga berarti nuclear family yaitu yang terdiri dari ayah, ibu
dan anak. Ayah dan ibu dalam melaksanakan tanggung jawab sebagai orang tua
dan mampu memenuhi tugas sebagai pendidik. Oleh sebab itu keluarga
mempunyai peranan yang besar dalam mempengaruhi kehidupan seorang anak,
terutama pada tahap awal maupun tahap-tahap kritisnya, dan yang paling
berperan sebagai pendidik anak-anaknya adalah ibu. Peran seorang ibu dalam
keluarga terutama anak adalah mendidik dan menjaga anak-anaknya dari usia
bayi sehingga dewasa, karena anak tidak jauh dari pengamatan orang tua
terutama ibunya.

2.2 Prinsip dan Tujuan Program KIA

Prinsip pengelolaan Program KIA adalah memantapkan dan peningkatan


jangkauan serta mutu pelayanan KIA secara efektif dan efisien.Tujuan umum
program Kesehatan Ibu dan anak (KIA) adalah tercapainya kemampuan hidup
sehat melalui peningkatan derajat kesehatan yang optimal, bagi ibu dan
keluarganya untuk menuju Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera (NKKBS)
serta meningkatnya derajat kesehatan anak untuk menjamin proses tumbuh
kembang optimal yang merupakan landasan bagi peningkatan kualitas manusia
seutuhnya.

Sedangkan tujuan khusus program KIA adalah :

1. Meningkatnya kemampuan ibu (pengetahuan , sikap dan perilaku), dalam


mengatasi kesehatan diri   dan keluarganya dengan menggunakan
teknologi tepat guna dalam upaya pembinaan kesehatan
keluarga,paguyuban 10 keluarga, Posyandu dan sebagainya
2. Meningkatnya upaya pembinaan kesehatan balita dan anak prasekolah
secara mandiri di dalam lingkungan keluarga, paguyuban 10 keluarga,
Posyandu, dan Karang Balita serta di sekolah Taman Kanak-Kanak atau
TK
3. Meningkatnya jangkauan pelayanan kesehatan bayi, anak balita, ibu
hamil, ibu bersalin, ibu nifas, dan ibu meneteki
4. Meningkatnya mutu pelayanan kesehatan ibu hamil, ibu bersalin, nifas, ibu
meneteki, bayi dan anak balita
5. Meningkatnya kemampuan dan peran serta masyarakat , keluarga dan
seluruh anggotanya untuk mengatasi masalah kesehatan ibu, balita, anak
prasekolah, terutama melalui peningkatan peran ibu dan keluarganya.

2.3 Pengertian Antenatal Care (ANC)

Pelayanan antenatal merupakan pelayanan kesehatan oleh tenaga


kesehatan terlatih untuk ibu selama masa kehamilannya, dilaksanakan sesuai
standar pelayanan antenatal yang ditetapkan dalam standar pelayanan kebidanan
(Depkes,2010). Pengertian antenatal care adalah perawatan kehamilan.
Pelayanan perawatan kehamilan merupakan pelayanan kesehatan yang diberikan
kepada ibu selama kehamilannya sesuai dengan standar pelayanan antenatal
care yang sudah ditetapkan.

Antenatal Care adalah kunjungan ibu hamil ke bidan atau dokter sedini
mungkin semenjak ia merasa dirinya hamil untuk mendapatkan
pelayanan/asuhan antenatal. Pada setiap kunjungan antenatal (ANC), petugas
mengumpulkan dan menganalisis data mengenai kondisi ibu melalui anamnesis
dan pemeriksaan fisik untuk mendapatkan diagnosis kehamilan intrauterine, serta
ada tidaknya masalah atau komplikasi (Saifudin, 2002).

Kunjungan ibu hamil atau ANC adalah pertemuan antara bidan dengan ibu
hamil dangan kegiatan mempertukarkan informasi ibu dan bidan. Serta observasi
selain pemeriksaan fisik, pemeriksaan umum dan kontak sosial untuk mengkaji
kesehatan dan kesejahteraan umumnya (Salmah, 2006).

2.4 Tujuan Pelayanan Antenatal

1. Memantau kemajuan kehamilan serta memastikan kesehatan ibu dan


tumbuh kembang bayi
2. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental dan sosial ibu
serta janin
3. Mengenali secara dini kelainan atau komplikasi yang mungkin terjadi selama
hamil
4. Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat dan
mengurangi sekecil mungkin terjadinya trauma pada ibu dan bayi
5. Mempersiapkan ibu untuk menjalani masa nifas dan mempersiapkan
pemberian asi eksklusif
6. Mempersiapkan peran ibu dan keluarga untuk menerima kelahiran dan
tumbuh kembang bayi

2.5 Pelayanan Antenatal pada ibu hamil

1. Pelayanan Antenatal

Melakukan 10T :

a. Timbang berat badan dan ukur tinggi badan


b. Periksa tekanan darah
c. Periksa tinggi fundus uteri
d. Skrining status imunisasi tetanus dan pemberian imunisasi tetanus
toksoid (TT)
e. Minum tablet zat besi
f. Tetapkan status gizi
g. Tes laboratorium
h. Tentukan presentasi janin dan denyut jantung janin
i. Tatalaksana khusus
j. Temu wicara persiapan rujukan

2. Melakukan kunjungan antenatal

Kunjungan ibu hamil dilakukan minimal 4 kali :

a. 1 kali pada trimester I (pada usia kehamilan kurang dari 14


minggu)
b. 1 kali pada trimester II (pada usia kehamilan antara 14 minggu dan
28 minggu)
c. 2 kali pada trimester III (pada usia kehamilan antara 14 minggu dan
36 minggu, setelah usia kehamilan 36 minggu)
3. Memberi penyuluhan pada ibu hamil
A. Faktor risiko pada ibu hamil :
a. Primigravida kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun
b. Anak lebih dari 4
c. Jarak persalinan terakhir dan kehamilan sekarang kurang 2
tahun atau lebih dari 10 tahun
d. Tinggi badan kurang dari 145 cm
e. Berat badan kurang dari 38 kg atau Lila kurang dari 23,5 cm
f. Riwayat keluarga menderita kencing manis, hipertensi dan
riwayat cacat kongenital
g. Kelainan bentuk tubuh, misalnya kelainan tulang belakang atau
panggul
B. Risiko tinggi pada kehamilan :
a. Hb kurang dari 8 gram %
b. Tekanan darah tinggi yaitu sistole lebih dari 140mmHg dan
diastole lebi dari 90 mmHg
c. Oedema yang nyata
d. Eklampsia
e. Perdarahan pervaginam
f. Ketuban pecah dini
g. Letak lintang pada usia kehamilan lebih dari 32 minggu
h. Letak sungsang pada primigravida
i. Infeksi berat atau sepsis
j. Persalinan premature
k. Kehamilan ganda
l. Janin yang besar
m. Penyakit kronis pada ibu antara lain jantung,paru,ginjal
n. Riwayat obstetri buruk,riwayat bedah sesar dan komplikasi
kehamilan
C. Menjelaskan macam-macam kontraksi
a. Kontraksi palsu/kontraksi Braxton-Hicks
Biasanya terjadi di usia kehamilan 4 bulan, kontraksi ini
dapat mereda jika bumil mengubah posisi tubuhnya, misalnya
dari berbaring lalu berdiri dan berjalan sejenak. Umumnya
kontraksi ini ditandai perut terasa kencang namun tidak nyeri,
kontraksi terpusat pada bagian perut, dan mulai terasa jika
bumil kelelahan atau kurang minum.
Kontraksi palsu ini umumnya tidak akan bertambah kuat
dan tidak menyebabkan pembukaan pada serviks. Tetapi bumil
harus segera memeriksakan diri apabila kontraksi ini disertai
perdarahan atau kontraksi dirasakan semakin kuat.
b. Kontraksi dini
Kontraksi dini tidak dapat reda dengan istirahat. Kontraksi
ini terjadi jika bumil merakan kontraksi teratur sebelum usia
kehamilan 37 minggu. Kontraksi ini memiliki ini memiliki pola
tertentu,misalnya setiap 10 menit hingga satu jam.
Selain perut terasa kencang, biasanya kontraksi dini disertai
gejala :
a. Sakit punggung
b. Kram perut
c. Terasa tekanan pada perut, panggul,dan kemaluan
d. Konstipasi
e. Sering buang angin

Namun kontraksi ini berisiko menyebabkan persalinan


prematur, ada baiknya bumil memeriksakan diri jika
mengelaminya terutama jika disertai dengan perdarahan atau
air ketuban merembes.

c. Kontraksi menjelang persalinan


Kontraksi asli yang menjadi tanda persalinan sudah dekat
biasanya terasa semakin lama semakin kuat. Ini menjadi
pertanda serviks semakin terbuka 4-10 cm sebagai jalan lahir
bayi. Ciri-ciri kontraksi jelang persalinan adalah :
a. Nyeri perut bagian bawah yang terasa semakin kuat.
Terkadang mirip seperti menstruasi
b. Kontraksi dapat terasa di sekujur tubuh, mulai dari
punggung dan perut kemudian menjalar ke paha dan kaki
c. Dapat terasa selama 45 detik hingga 1 menit, dengan jeda
3-5 menit
d. Saat serviks melebar 7-10 cm, intensitas kontraksi menjadi
1-1,5 menit, dengan jeda setengah hingga 2 menit
e. Keluar lendir bercampur darah atau berwarna merah muda
Saat mengalami kontraksi menjelang persalinan ini, bumil bisa
merasakan gejala lain, seperti ketuban pecah,mual,dan pusing.

2.6 Pemberdayaan Masyarakat dalam Pelayanan ANC

Adapun upaya pemberdayaan masyarakat yang dilakukan agar pelayanan


ANCberjalan lancer yaitu :

1. Upaya mobilisasi social untuk menyiagakan masyarakat saat situasi gawat


darurat, khususnya untuk mambantu ibu hamil saat bersalin.
2. Upaya untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam menurunkan
angka kematian maternal.
3. Upaya untuk menggunakan sumber daya yang dimiliki oleh masyarakat
dalam menolong perempuan saat hamil dan persalinan.
4. Upaya untuk menciptakan perubahan perilaku sehingga persalinan
dibantu oleh tenaga kesehatan profesional.
5. Merupakan proses pemberdayaan masyarakat sehingga mereka mampu
mengatasi masalah mereka sendiri.
6. Upaya untuk melibatkan laki-laki dalam mengatasi maslah kesehatan
maternal.
7. Upaya untuk melibatkan semua pemangku kepentingan (stakeholders)
dalam mengatasi masalah kesehatan.

2.7 Kemitraan

Pemerintah Indonesia menjalin kerjasama dengan masyarakat


Internasional untuk mendukung penurunan AKB dan AKI. Kerja sama dengan
berbagai development partners dalam bidang KIA telah berlangsung lama, antara
lain kerjasama dengan Pemerintahan Australia melalui program AIP MNH
(Australia Indonesia Partnership for Maternal and Neonatal Health) sejak tahun
2008. Kerjasama di bidang KIA juga dilakukan USAID melalui program MCHIP
(Maternal and Child Integrated Program) di 3 kabupaten (Bireuen,Aceh,Serang-
Baten dan Kab.Kutai Timur-Kaltim). Sementara kerjasama dengan JICA telah
membuahkan hasil yang amat penting yaitu penerapan buku KIA di seluruh
Indonesia.

Pemerintah juga menggandeng GAVI (Global Alliance for Vaccine and


Immunization) untuk meningkatkan cakupan imunisasi dan KIA melalui berbagai
peningkatan partisipasi kader dan masyarakat, memperkuat manajemen
puskesmas dan kabupaten/kota di beberapa kabupaten di 5 provinsi
(Banten,Jabar,Sulsel,Papua Barat dan Papua).
Upaya kemitraan juga dilakukan dengan badan-badan dunia PBB, seperti
UNICEF dan WHO. Dengan UNICEF, kementrian kesehatan melakukan
peningkatan pemberdayaan keluarga dan masyarakat terkait KIA. Sementara
bersama WHO, kementrian kesehatan memfasilitasi peningkatan kualitas
pelayanan KIA.

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Upaya kesehatan Ibu dan Anak adalah upaya di bidang kesehatan


yang menyangkut pelayanan dan pemeliharaan ibu hamil, ibu bersalin, ibu
menyusui, bayi dan anak balita serta anak prasekolah. Sedangkan pelayanan
antenatal yaitu pelayanan kesehatan oleh tenaga kesehatan terlatih untuk ibu
selama masa kehamilannya Adapun beberapa kegiatan dalam Pelayanan
ANC yaitu pemeriksaan pada ibu hamil, melakukan kunjungan antenatal 4 kali
serta penyuluhan kesehatan pada ibu hamil.
Tujuannya untuk mengurangi angka kematian ibu dan mengupayakan
kehamilan yang sehat. Pemberdayaan masyarakat juga diperlukan dalam
bidang KIA yaitu peran masyarakat dalam upaya mengatasi situasi gawat
darurat dari aspek non klinik terkait kehamilan dan persalinan.

3.2 Saran

Semoga dengan tersusunnya makalah KIA ANC ini, memberikan


manfaat bagi kita semua, dan dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.

DAFTAR PUSTAKA

PUSDIKNAKES. 2003. Konsep Asuhan. Kebidanan. WHO : JHPIEGO.

Sarwono,Prawirohardjo.Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal


dan Neonatal.YBP-SP,Jakarta.2006

Warney, Helen.Asuhan Kebidanan Edisi 4.EGC,Jakarta 2006

Anda mungkin juga menyukai