Anda di halaman 1dari 1

Mudik (Pulang Kampung)

Fenomena ini terjadi setiap setahun sekali. Terutama saat momen hari raya Idul Fitri. Fenomena
sosial ini merupakan fenomena yang disebabkan oleh faktor kultural atau budaya. Fenomena ini
sendiri merupakan kegiatan pulang kampung dari kota atau tempat perantauan menuju kampung
halaman guna merayakan Idul Fitri.

Tradisi ini dilakukan beberapa hari sebelum hari raya Idul Fitri tiba. Biasanya masyarakat
melakukan mudik dengan menggunakan sejumlah alat transportasi yang ada, seperti kendaraan
pribadi, bus, kereta api, kapal laut, hingga pesawat terbang. Fenomena ini juga menghasilkan
satu masalah yang selalu terjadi sebelum dan setelah Idul Fitri, yakni kemacetan, antrean panjang
karcis kereta api, lonjakan ongkos transportasi, bahkan korban kecelakaan.

Mudik Lebaran, di samping menimbulkan dampak negatif, juga banyak dampak positifnya.
Pertama, dampak ekonomi. Mudik para perantau telah menimbulkan dampak positif bagi
ekonomi di kampung halaman. Mereka pulang dengan membawa uang dan berbelanja telah
mendorong perputaran ekonomi yang tinggi di kampung, sehingga para petani, nelayan dan
pemerintah daerah mendapat manfaat ekonomi.

Kedua, silaturahim antara pemudik dan penduduk kampung terbangun kembali, yang selama
hampir satu tahun tidak pernah bertemu. Ketiga, secara sosiologis, mudik Lebaran mendekatkan
si perantau yang sudah sukses dengan mereka yang masih berdomisi di kampung halaman seperti
orang tua, famili dan teman-teman. Peristiwa mudik, bisa memperbaharui kembali hubungan
sosial dengan masyarakat sekampung, yang tentu berdampak positif dalam memperkuat
persatuan dan kesatuan bangsa.

Anda mungkin juga menyukai