CPV Analysis
CPV Analysis
Analisis Biaya, Laba, dan Volume ( CPV Analysis ) merupakan analisis yang
memaparkan pola hubungan sebab akibat antara tiga aspek yaitu volume kegiatan ,
biaya , dan tingkat keuntungan yang diperoleh. Dari mempelajari pola hubungan ini
tercipta empat konsep utama yaitu ;
1. Contribution Margin ( Marjin Kontribusi )
Konsep ini menjelaskan selisih atau sisa hasil penjualan setelah
diperhitungkan dengan biaya variabel , yang tersedia untuk menutup atau
melunasi biaya tetap.
2. Break Even Point ( Titik Impas )
Konsep ini menjelaskan suatu kondisi ketika nominal marjin kontribusi sama
dengan nominal biaya tetap, sehingga perusahaan tidak memperoleh
keuntungan meskipun juga tidak menderita kerugian.
3. Margin Of Safety ( Batas Aman )
Konsep ini menjelaskan jumlah maksimal penurunan penjualan dari yang
dianggarkan tanpa mengakibatkan kerugian.
4. Shut Down Point ( Titik Kritis )
Konsep ini menjelaskan suatu kondisi ketika nominal marjin kontribusi hanya
mampu menutup sebagian biaya tetap , yaitu biaya tetap yang tunai,
sehingga perusahaan menanggung kerugian sebesar biaya tetap yang tidak
tunai.
Pendekatan Analisis
a. Mathematical Approach
b. Graphical Approach
Asumsi Analysis
- Semua biaya dapat dipisahkan menjadi biaya tetap dan biaya variabel
- Tingkat efisiensi stabil
- Harga jual konstan
- Kuantitas produksi sama dengan kuantitas penjualan
- Komposisi produk sesuai dengan standar yang ditetapkan
Sensitivity Analysis
merupakan analisis untuk menjelaskan dampak dari tidak terpenuhinya
asumsi terhadap hasil analisis , sehingga manajemen dapat menyiapkan
kebijakan untuk mengantisipasinya.
Ilustrasi CPV Analysis
Pengertian istilah kasus product mix dalam bahasan ini adalah suatu perusahaan
yang menghasilkan dua macam ( atau lebih ) produk secara simultan melalui proses
produksi dengan menggunakan fasilitas produksi yang sama. Pada kondisi ini ,
biaya produksi tetapnya ( TFC nya ) merupakan biaya bersama atau joint cost yang
tidak dapat dialokasikan secara terpisah pembebannya ke setiap jenis produk.
Formulasi CPV pada kasus product mix merupakan modifikasi dari formulasi pada
kasus single product.
Misalnya untuk formulasi kondisi impas ( BEP ) pada kasus product mix adalah sbb
Catatan Penting :
Mengingat bahwa TFC nya adalah joint cost , maka dalam kasus product mix
beberapa hal dibawah ini harus diperhatikan ;
a. Kuantitas maupun rupiah nilai penjualan pada kondisi impas ( ataupun kondisi
lainnya ) adalah totalitas untuk semua jenis produk.
b. Kuantitas maupun rupiah nilai penjualan untuk setiap produk disesuaikan
dengan product mix atau sales mix masing-masing produk , dihitung dari
totalitas pada point a.
c. Jadi , Q BEP dan S BEP tidak dapat dihitung secara terpisah untuk setiap
macam produk.
Ilustrasi ;
2.400.000
= = 5.000 bungkus
( 0.6 x 600 ) + ( 0.4 x 300 )
Kuantitas impas sebanyak 5.000 bungkus tsb adalah totalitas untuk jamu Kuat dan
Jamu Sehat, sedangkan kuantitas masing-masing saat impas adalah ;
- Jamu Kuat = 60 % x 5.000 bungkus = 3.000 bungkus
- Jamu Sehat = 40 % x 5.000 bungkus = 2.000 bungkus
2.400.000
= = Rp. 6.500.000,-
( 0.4 x 0.6923 ) + ( 0.3 x 0, 3077 )
Nilai penjualan impas sebesar Rp. 6.500.000,- tsb adalah totalitas untuk jamu Kuat
dan Jamu Sehat, sedangkan nilai penjualan masing-masing saat impas adalah ;
- Jamu Kuat = 69,23 % x Rp. 6.500.000,- = Rp. 4.500.000,-
- Jamu Sehat = 30,77 % x Rp. 6.500.000,- = Rp. 2.000.000,-
Produk
Uraian Total
Jamu Kuat Jamu Sehat
Nilai Penjualan Rp. 4.500.000,- Rp. 2.000.000,- Rp. 6.500.000,-
Biaya Variabel total Rp. 2.700.000,- Rp. 1.400.000,- Rp. 4.100.000,-
Marjin Kontribusi total Rp. 1.800.000,- Rp. 600.000,- Rp. 2.400.000,-
Biaya Tetap total Rp. 2.400.000,-
Laba ( Rugi ) Rp. 0
Keterangan ;
Product Mix Jamu Kuat = 6.000 : 10.000 = 0.6 atau 60%
Product Mix Jamu Sehat = 4.000 : 10.000 = 0.4 atau 40%
1.500 x 6.000
Sales Mix Jamu Kuat = = 69,23 %
( 1.500 x 6.000 ) + ( 1.000 x 4.000 )
1.000 x 4.000
Sales Mix Jamu Sehat = = 30,77 %
( 1.500 x 6.000 ) + ( 1.000 x 4.000 )