Anda di halaman 1dari 7

119

JURNAL ILMIAH SEMESTA TEKNIKA


Vol. 19, No. 2, 119-125, November 2016

Karakteristik Fisik Bahan Bakar Alternatif Campuran


Minyak Jarak (Cjo)-Minyak Cengkeh

(Physical Properties of Crude Jatropha Curcas


Oil-Clove Oil Blend)

ADHES GAMAYEL

ABSTRACT

Crude jatropha oil (CJO) is non edible oil that made up of triglycerides.
That molecules due to CJO has high viscosity and low evaporation rate.
Blending with more viscous and more volatile fuel can reduce it. In this
study, CJO was blended with clove oil (CO) in many precentagesi.e. 5%,
10%, 15% and 20%. The basic fuel properties such as viscosity, heating
value, and flash point were measured in accordance ASTM D445, ASTM
D240, ASTM D93 respectively. The results indicate that the viscosity and
the flash point decrease while the heating value increase with an increase
of concentration of clove oil. Thoseproperties have been improved
because molecular interaction between eugenol and triglyceride makes
molecule movement more active than before.

Keywords: Crude Jatropha oil, clove oil, fuel blend, properties, molecular
interaction.

PENDAHULUAN 2011). Salah satu cara untuk memperbaiki


kelemahan yang dimiliki minyak jarak adalah
Penggunaan minyak nabati dapat mengurangi dengan mengubahnya menjadi biodiesel
pemanasan global dan emisi gas buang. dengan proses transesterifikasi. Biaya
Minyak jarak pagar (Crude Jatropha Oil) pembuatan biodiesel sangat mahal sehingga
adalah salah satu minyak nabati yang memiliki banyak penelitian dilakukan untuk
keunggulan yaitu dapat diperbarui, nilai kalor memperbaiki karakteristik minyak jarak
tinggi, kandungan sulfur rendah, gugus (Wardana, 2010)
aromatik rendah dan memiliki kemampuan Berdasar latar belakang diatas, perlu dilakukan
terurai tinggi pada lingkungan (Blin, et al. penelitian untuk memperbaiki kelemahan yang
2013). Menurut Misra, et al. (2011) kerugian dimiliki oleh minyak nabati, khususnya
penggunaan minyak jarak pagar sebagai bahan minyak jarak pagar. Salah satu cara adalah
bakar adalah memiliki viskositas tinggi, mencampurkan minyak jarak pagar dengan
penguapan rendah dan tingkat kereaktifan minyak cengkeh.
rantai hidrokarbon tak jenuh. Blin, et al.
(2013) berpendapat bahwa viskositas minyak
jarak pagar lebih tinggi daripada solar karena TINJAUAN PUSTAKA
memiliki rantai hidrokarbon panjang dan
kandungan trigliserida tak jenuh. Dengan Penelitian Sebelumnya
viskositas tinggi, minyak jarak pagar tidak
dapat diaplikasikan secara langsung pada Bajpai, et al. (2009) mencampurkan minyak
mesin diesel karena akan menyebabkan karanja (KVO) dengan solar pada variasi 5,
atomisasi bahan bakar rendah, pencampuran 10, 15 dan 20%. Minyak karanja mengalami
tidak sempurna, dan terjadinya deposit karbon pemanasan awal pada suhu hingga 90 oC
pada katup dan injektor (Misra & Murthy, dengan tujuan agar viskositas menurun
120
A. Ghamayel / Semesta Teknika, Vol. 19, No. 2, 119-125, November 2016

mendekati viskositas solar. KVO10 memiliki dipengaruhi oleh susunan asam lemak.
efisiensi termal terbaik dibandingkan Disamping itu, metode ini menggunakan suhu
campuran yang lain. Efisiensi termal 80 oC dimana suhu ini melewati suhu
campuran KVO-solar mengalami perubahan penguapan dari alkohol. Flash point rapeseed-
terutama saat pembebanan rendah jika alkohol menjadi turun apabila prosentase
dibandingkan dengan solar murni. Hal ini alkohol meningkat. Nilai kalor menurun
dimungkinkan terjadi karena adanya apabila prosentase alkohol meningkat. LHV
pembakaran sempurna dan lubrikasi dari minyak rapeseed dipengaruhi oleh komposisi
minyak karanja. Efisiensi termal campuran asam lemak. Energi menjadi meningkat jika
KVO-solar menurun jika beroperasi pada asam lemak bertambah panjang. Karena nilai
pembebanan tinggi. Hal ini dikarenakan kalor yang rendah, maka campuran bahan
viskositas tinggi pada campuran bahan bakar bakar akan menghasilkan energi yang rendah
dan menyebabkan pembakaran menjadi tidak dan meningkatkan konsumsi bahan bakar.
sempurna. Pada konsumsi bahan bakar, KVO- Semakin besar prosentase alkohol, maka
solar mengalami kenaikan dibandingkan angka cetane semakin menurun.
dengan minyak solar. Hal ini disebabkan
karena rendahnya nilai kalor yang dimiliki 1. Minyak Jarak Pagar (Crude Jatropha Oil)
oleh KVO dan campurannya, sehingga Biji jarak pagar mampu menghasilkan minyak
kebutuhan bahan bakar selama proses dengan kadar 27-40%. Minyak tersebut
pembakaran menjadi lebih tinggi. memiliki komposisi asam lemak jenuh dan
Laza & Berecky (2011), meneliti tentang asam lemak tak jenuh. Komposisi asam lemak
karakteristik minyak nabati yang dicampur jenuh terbesar berupa asam palmitat dan asam
dengan alkohol gugus tinggi. Minyak nabati stearat. Komposisi asam lemak tak jenuh yang
yang digunakan adalah rapeseed dan alkohol dimiliki minyak jarak adalah asam oleat, asam
gugus tinggi yang dipakai adalah 1-propanol, linoleat dan asam linolenat (Meher, et al.
2-propanol, isobutanol, 1-butanol, dan 2- 2013).
butanol. Prosentase alkohol yang diuji adalah Komposisi rata-rata asam lemak tak jenuh
sebesar 5, 10, 20% dan dibandingkan dengan adalah 80% dan menyebabkan minyak jarak
rapeseed murni. Pengujian karakteristik yang pagar memiliki viskositas yang tinggi
dilakukan adalah pengukuran densitas, sehingga tidak layak untuk langsung
viskositas, aliran dingin (cold flow), stabilitas dikonsumsi oleh mesin diesel (Pradhan, et al,
oksidasi, kurva penguapan, titik nyala (flash 2014). Viskositas yang tinggi dikaitkan
point), nilai kalor dan angka cetane. dengan massa molar yang tinggi yaitu antara
Densitas rapeseed dipengaruhi oleh susunan 600-900 g/mol (Ramadhas, et al, 2004)
molekulnya. Kandungan karbon yang tinggi sedangkan Minyak jarak memiliki massa
dan adanya ikatan rangkap pada rapeseed molar sebesar 887.7 g/mol (Misra & Murthy,
menyebabkan densitas menjadi tinggi. 2011). Dengan massa molar yang tinggi, maka
Densitas pada campuran rapeseed-alkohol minyak nabati memiliki nilai penguapan yang
akan menurun apabila prosentase alkohol rendah (No, 2011). Semakin tak jenuh suatu
tinggi. Densitas yang didapat dari campuran rantai karbon maka angka cetane yang
rapeseed-alkohol berkisar antara 914-890 dihasilkan semakin kecil. Semakin panjang
kg/m3. Hal ini menunjukkan bahwa campuran rantai hidrokarbon yang terkandung pada
rapeseed-alkohol masih belum layak minyak nabati seperti asam palmitat, asam
digunakan secara langsung di mesin diesel stearat, metil palmitoleate, methyl oleat, maka
karena solar memiliki densitas 840 kg/m3. angka cetane semakin tinggi (Knothe, et al,
Viskositas dari campuran akan menurun 2003). Dengan nilai flash point yang cukup
apabila kadar alkohol meningkat. Selain itu, tinggi menunjukkan karakteristik minyak jarak
pemanasan adalah cara yang efektif untuk yang tidak mudah menguap dan
menurunkan viskositas. Pemanasan yang memungkinkan untuk disimpan pada
terjadi pada rapeseed menyebabkan partikel lingkungan dengan temperatur yang tinggi
lemak menjadi melebur sehingga viskositas tanpa adanya potensi kebakaran (Misra &
menjadi turun. Stabilitas oksidasi pada Murthy, 2010).
campuran rapeseed-alkohol tidak dapat diukur,
hal ini terjadi karena stabilitas oksidasi
121
A. Ghamayel / Semesta Teknika, Vol. 19, No. 2, 119-125, November 2016

GAMBAR1. Struktur molekul eugenol


(Wikipedia, 2015)

TABEL 1. Perbandingan Properties Solar dan


Minyak cengkeh (Mbarawa, 2010)

Properties Solar Minyak cengkeh


Densitas 840 1034
Viskositas 2.2 – 5.3 4.1
Flash Point 53 104

2. Minyak Cengkeh pengujian karakteristik fisik seperti


viskositas, nilai kalor dan flash point.
Minyak cengkeh didapatkan dari proses
destilasi dari bagian batang, bunga dan daun Pengukuran viskositas bahan bakar
cengkeh (Mbarawa, 2010). Minyak cengkeh menggunakan viskometer merk Leybold
memiliki 3 komposisi terbesar yaitu eugenol, Didactic dengan standar pengukuran
β-caryophyllene dan eugenyl acetate ASTM D445 dan variasi temperatur
(Alexandru, et al, 2013). Eugenol adalah pemanasan 27, 40, 50, 60, 70, 80, 90, dan
senyawa fenol atau phenylpropanoid dengan 100 oC.
ukuran struktur yang besar dan memiliki dua
Nilai kalor diukur menggunakan Bomb
atom oksigen. (Zabot, et al. 2014;
Kadarohman, et al. 2012). Struktur eugenol Kalorimeter dengan standar ASTM D240.
dapat dilihat pada gambar 1. Flash pointadalah karakteristik fisik bahan
bakar yang menunjukkan mudah terbakar atau
β-caryophyllene adalah senyawa tidak. Pengujian dilakukan menggunakan
sesquiterpenes yang mengandung hidrokarbon Pensky Marten Close Cup (PMCC) dengan
tak jenuh (Zabot, et al. 2014). Kadarohman, et standar ASTM D93.
al. (2012) menyatakan bahwa reaksi kimia
senyawa terpena dan eugenol menghasilkan Data yang didapatkan dari pengujian
berat molekul yang ringan dengan penguapan properties dimasukkan dalam tabel dan
yang tinggi. Senyawa terpena menjadikan ditampilkan dalam grafik menggunakan
pencampuran minyak cengkeh dan solar lebih program excel. Untuk viskositas, dibuat grafik
sempurna, mempercepat reaksi pembakaran hubungan viskositas dan temperatur. Pada
dan ignition delay yang lebih pendek. Minyak nilai kalor dan flash point, dibuat grafik
cengkeh memiliki viskositas yang sama hubungan dengan prosentase campuran
dengan viskositas solar, tetapi memiliki minyak jarak-minyak cengkeh. Grafik yang
densitas dan flash point lebih besar dari solar. telah didapat kemudian dibahas secara
Hal ini terlihat pada penelitian yang dilakukan molekular mengenai pengaruh campuran
minyak terhadap karakteristik fisik.
Mbarawa (2010) seperti pada tabel1.

METODE PENELITIAN ANALISA DAN PEMBAHASAN

Pada penelitian ini variabel bebas yang Viskositas


dipakai adalah prosentase minyak cengkeh
yang dicampurkan ke minyak jarak yaitu Gambar 2. dibawah ini menampilkan
5, 10. 15. 20% yang kemudian dilakukan hubungan temperatur pemanasan dan
122
A. Ghamayel / Semesta Teknika, Vol. 19, No. 2, 119-125, November 2016

viskositas dari campuran minyak jarak dan Pada suhu normal (27oC) viskositas
minyak cengkeh. campuran masih jauh dari standar SNI
biodiesel sehingga campuran ini masih
Penambahan minyak cengkeh hingga 20% belum layak dipakai pada mesin diesel.
menghasilkan viskositas paling rendah Hal ini akan mengganggu sistem distribusi
diantara yang lain. Adanya delokalisasi atomisasi, maka pencampuran bahan bakar
elektron pada senyawa aromatis menyebabkan
dan udara menjadi tidak sempurna.
molekul trigliserida menjadi lebih aktif dalam
bergerak. Selain itu, penambahan temperatur Akibatnya, terjadi knocking yang lebih
menyebabkan molekul campuran bahan bakar sering pada sistem bahan bakar. Jika
bergerak lebih aktif sehingga mampu turun dipaksakan, maka umur mesin akan lebih
secara signifikan pada suhu 100 oC. Hal ini pendek.
membuktikan bahwa minyak nabati dapat
diaplikasikan kepada mesin stasioneri jika Nilai Kalor
dilakukan proses pemanasan terlebih dahulu.
Ilustrasi pergerakan molekul akibat adanya Grafik hubungan nilai kalor dan komposisi
pemanasan dapat dilihat pada gambar 3 campuran dapat dilihat pada gambar 4
dibawah ini. dibawah ini.

G AMBAR 2. Hubungan viskositas dan temperatur pada G AMBAR 3. Pergerakan molekul saat (a) suhu ruang,
campuran minyak jarak-minyak cengkeh (b) kenaikan suhu

G AMBAR 4. Grafik nilai kalor pada campuran


minyak jarak-minyak cengkeh
123
A. Ghamayel / Semesta Teknika, Vol. 19, No. 2, 119-125, November 2016

G AMBAR 5. Flash Pointdari campuran minyak


jarak-minyak cengkeh

Nilai kalor yang dimiliki bahan bakar cengkeh menyebabkan minyak jarak menjadi
campuran minyak cengkeh 20% adalah lebih mudah terbakar.
paling tinggi diantara yang lain. Hal ini
Secara keseluruhan, karakteristik fisik dari
dikarenakan adanya molekul eugenol, campuran minyak jarak-minyak cengkeh
molekul yang mengandung gugus masih jauh dari SNI Biodiesel. Tetapi hasil ini
hidroksil sehingga menyebabkan nilai dapat dijadikan bahan keilmuan mengenai
kalor yang dimiliki oleh minyak cengkeh pertimbangan pencampuran bahan bakar
menjadi tinggi. Nilai kalor minyak jarak berbasis minyak nabati (biofuel) jika ditinjau
tinggi akibat kehadiran molekul oksigen dari sisi molekulernya.
pada gugus karbonilnya, sehingga saat
ditambahkan minyak cengkeh, maka nilai
kalor akan lebih tinggi lagi. KESIMPULAN

Flash Point Kesimpulan yang diambil dari pembahasan


diatas adalah penambahan minyak cengkeh
Pengujian flash point dimulai dari adanya dapat memperbaiki karakteristik fisik minyak
pemanasan hingga bahan bakar menguap dan jarak antara lain :
dilakukan penyalaan. Saat uap bereaksi a. Viskositas semakin menurun dengan
dengan penyalaan, maka suhu tersebut bertambahnya prosentase minyak
dinamakan suhu flash point. Flash point juga cengkeh dan kenaikan temperatur
dapat didefinisikan sebagai mudah tidaknya pemanasan.
suatu bahan bakar menguap. Misra & Murthy b. Nilai kalor campuran bahan bakar
(2010) menyatakan bahwa flash point menjadi naik dengan bertambahnya
digunakan sebagai ukuran aman tidaknya prosentase minyak cengkeh. Hal ini
dalam proses distribusi dan penyimpanan karena adanya gugus hidroksil dan
bahan bakar. kandungan oksigen pada campuran
Dengan semakin bertambahnya prosentase bahan bakar
minyak cengkeh (gambar 5), maka flash point c. Flash pointcampuran bahan bakar
mengalami penurunan. Kehadiran senyawa menjadi turun karena adanya
aromatis pada molekul trilgiserida penambahan minyak cengkeh.
menyebabkan ikatan antar molekul menjadi
lemah, sehingga saat terjadi proses penguapan, UCAPAN TERIMA KASIH
molekul dengan mudah mencapai permukaan
campuran bahan bakar dan berubah fase dari
cairan menjadi uap dan kemudian terbakar. Ucapan terima kasih disampaikan kepada
Semakin rendah suhu flash point, maka DP2M DITJEN DIKTI melalui Program
semakin mudah menguap bahan bakar yang Penelitian Dosen Pemula (PDP) tahun 2016
diuji. Oleh karena itu, penambahan minyak atas pendanaan penelitian ini.
124
A. Ghamayel / Semesta Teknika, Vol. 19, No. 2, 119-125, November 2016

DAFTAR PUSTAKA Meher, L. C., Churamani, C. P., Arif, M. D.,


Ahmed, Z., & Naik, S. N. (2013).
Jatropha curcas as a renewable source
Alexandru, L., Cravotto, G., Giordana, L., for bio-fuels—A review. Renewable and
Sustainable Energy Reviews , 397-407.
Binello, A., & Chemat, F. (2013).
Ultrasound-assisted extraction of Misra, R. D., & Murthy, M. S. (2010). Straight
clove buds using batch- and flow- vegetable oils usage in a compression
reactors: A comparative study on a ignition engine—A review.
pilot scale. Innovative Food Science Renewable and Sustainable Energy
and Emerging Technologies , 167- Reviews , 3005-3013.
172.
Misra, R., & Murthy, M. (2011). Jatropa—The
Bajpai, S., Sahoo, P. K., & Das, L. M. (2009). future fuel of India. Renewable and
Feasibility of blending karanja vegetable Sustainable Energy Reviews , 1350-
oil in petro-diesel and utilization in a 1359.
direct injection diesel engine. Fuel ,
705-711. No, S.-Y. (2011). Inedible vegetable oils and
their derivatives for alternative diesel
Blin, J., Brunschwig, C., Chapuis, A., fuels in CI engine : A Review.
Changotade, O., Sidibe, S., Noumi, E., Renewable and Sustainable Energy
et al. (2013). Characteristics of Reviews , 131-149.
vegetable oils for use as fuel in
stationary diesel engines—Towards Pradhan, P., Raheman, H., & Padhee, D.
specifications for a standard in West (2014). Combustion and performance of
a diesel engine with preheated Jatropha
Africa. Renewable and Sustainable
curcas oil using waste heat from exhaust
Energy Reviews , 580-597 gas. Fuel , 527-533.
Kadarohman, A., Hernani, Rohman, I., Ramadhas, A. S., Jayaraj, S., &
Kusrini, R., & Astuti, R. (2012). Muraleedharan, C. (2004). Use
Combustion characteristics of diesel ofvegetable oils as I.C. engine fuels—
fuel on one cylinder diesel engine A review. Renewable Energy , 727–
using clove oil, eugenol, and eugenyl 742.
acetate as fuel bio-additives. Fuel , 73-
79. Wardana, I. (2010). Combustion
characteristics of jatropha oil droplet
Knothe, G., Matheaus, A. C., & Ryan, T. W. at various oil temperatures. Fuel , 659-
(2003). Cetane numbers of branched 664.
and straight-chain fatty esters
determined in an ignition quality Wikipedia. Dipetik September 10, 2016, dari
tester. Fuel , 971-975. Wikipedia:
http://id.wikipedia.org/wiki/Eugenol
Laza, T., & Bereczky, A. (2011). Basic fuel
properties of rapeseed oil-higher Zabot, G. L., Moraes, M. N., Petenate, A.
alcohols blends. Fuel , 803-810. J., & Meireles, M. A. (2014).
Influence of the bed geometry on
Mbarawa, M. (2010). Performance, emission the kinetics of the extraction of
and economic assessment of clove ofclove bud oil with supercritical
stem oil–diesel blended fuels as CO2. The Journal of Supercritical
alternative fuels for diesel engines. Fluids , 56-66.
Renewable Energy , 871-882.
125
A. Ghamayel / Semesta Teknika, Vol. 19, No. 2, 119-125, November 2016

P ENULIS

Adhes Gamayel

Program Studi Teknik Mesin, Sekolah Tinggi


Teknologi Jakarta.

Email : adhes.gamayel@gmail.com

Anda mungkin juga menyukai