2017 7328 1 PB PDF
2017 7328 1 PB PDF
ADHES GAMAYEL
ABSTRACT
Crude jatropha oil (CJO) is non edible oil that made up of triglycerides.
That molecules due to CJO has high viscosity and low evaporation rate.
Blending with more viscous and more volatile fuel can reduce it. In this
study, CJO was blended with clove oil (CO) in many precentagesi.e. 5%,
10%, 15% and 20%. The basic fuel properties such as viscosity, heating
value, and flash point were measured in accordance ASTM D445, ASTM
D240, ASTM D93 respectively. The results indicate that the viscosity and
the flash point decrease while the heating value increase with an increase
of concentration of clove oil. Thoseproperties have been improved
because molecular interaction between eugenol and triglyceride makes
molecule movement more active than before.
Keywords: Crude Jatropha oil, clove oil, fuel blend, properties, molecular
interaction.
mendekati viskositas solar. KVO10 memiliki dipengaruhi oleh susunan asam lemak.
efisiensi termal terbaik dibandingkan Disamping itu, metode ini menggunakan suhu
campuran yang lain. Efisiensi termal 80 oC dimana suhu ini melewati suhu
campuran KVO-solar mengalami perubahan penguapan dari alkohol. Flash point rapeseed-
terutama saat pembebanan rendah jika alkohol menjadi turun apabila prosentase
dibandingkan dengan solar murni. Hal ini alkohol meningkat. Nilai kalor menurun
dimungkinkan terjadi karena adanya apabila prosentase alkohol meningkat. LHV
pembakaran sempurna dan lubrikasi dari minyak rapeseed dipengaruhi oleh komposisi
minyak karanja. Efisiensi termal campuran asam lemak. Energi menjadi meningkat jika
KVO-solar menurun jika beroperasi pada asam lemak bertambah panjang. Karena nilai
pembebanan tinggi. Hal ini dikarenakan kalor yang rendah, maka campuran bahan
viskositas tinggi pada campuran bahan bakar bakar akan menghasilkan energi yang rendah
dan menyebabkan pembakaran menjadi tidak dan meningkatkan konsumsi bahan bakar.
sempurna. Pada konsumsi bahan bakar, KVO- Semakin besar prosentase alkohol, maka
solar mengalami kenaikan dibandingkan angka cetane semakin menurun.
dengan minyak solar. Hal ini disebabkan
karena rendahnya nilai kalor yang dimiliki 1. Minyak Jarak Pagar (Crude Jatropha Oil)
oleh KVO dan campurannya, sehingga Biji jarak pagar mampu menghasilkan minyak
kebutuhan bahan bakar selama proses dengan kadar 27-40%. Minyak tersebut
pembakaran menjadi lebih tinggi. memiliki komposisi asam lemak jenuh dan
Laza & Berecky (2011), meneliti tentang asam lemak tak jenuh. Komposisi asam lemak
karakteristik minyak nabati yang dicampur jenuh terbesar berupa asam palmitat dan asam
dengan alkohol gugus tinggi. Minyak nabati stearat. Komposisi asam lemak tak jenuh yang
yang digunakan adalah rapeseed dan alkohol dimiliki minyak jarak adalah asam oleat, asam
gugus tinggi yang dipakai adalah 1-propanol, linoleat dan asam linolenat (Meher, et al.
2-propanol, isobutanol, 1-butanol, dan 2- 2013).
butanol. Prosentase alkohol yang diuji adalah Komposisi rata-rata asam lemak tak jenuh
sebesar 5, 10, 20% dan dibandingkan dengan adalah 80% dan menyebabkan minyak jarak
rapeseed murni. Pengujian karakteristik yang pagar memiliki viskositas yang tinggi
dilakukan adalah pengukuran densitas, sehingga tidak layak untuk langsung
viskositas, aliran dingin (cold flow), stabilitas dikonsumsi oleh mesin diesel (Pradhan, et al,
oksidasi, kurva penguapan, titik nyala (flash 2014). Viskositas yang tinggi dikaitkan
point), nilai kalor dan angka cetane. dengan massa molar yang tinggi yaitu antara
Densitas rapeseed dipengaruhi oleh susunan 600-900 g/mol (Ramadhas, et al, 2004)
molekulnya. Kandungan karbon yang tinggi sedangkan Minyak jarak memiliki massa
dan adanya ikatan rangkap pada rapeseed molar sebesar 887.7 g/mol (Misra & Murthy,
menyebabkan densitas menjadi tinggi. 2011). Dengan massa molar yang tinggi, maka
Densitas pada campuran rapeseed-alkohol minyak nabati memiliki nilai penguapan yang
akan menurun apabila prosentase alkohol rendah (No, 2011). Semakin tak jenuh suatu
tinggi. Densitas yang didapat dari campuran rantai karbon maka angka cetane yang
rapeseed-alkohol berkisar antara 914-890 dihasilkan semakin kecil. Semakin panjang
kg/m3. Hal ini menunjukkan bahwa campuran rantai hidrokarbon yang terkandung pada
rapeseed-alkohol masih belum layak minyak nabati seperti asam palmitat, asam
digunakan secara langsung di mesin diesel stearat, metil palmitoleate, methyl oleat, maka
karena solar memiliki densitas 840 kg/m3. angka cetane semakin tinggi (Knothe, et al,
Viskositas dari campuran akan menurun 2003). Dengan nilai flash point yang cukup
apabila kadar alkohol meningkat. Selain itu, tinggi menunjukkan karakteristik minyak jarak
pemanasan adalah cara yang efektif untuk yang tidak mudah menguap dan
menurunkan viskositas. Pemanasan yang memungkinkan untuk disimpan pada
terjadi pada rapeseed menyebabkan partikel lingkungan dengan temperatur yang tinggi
lemak menjadi melebur sehingga viskositas tanpa adanya potensi kebakaran (Misra &
menjadi turun. Stabilitas oksidasi pada Murthy, 2010).
campuran rapeseed-alkohol tidak dapat diukur,
hal ini terjadi karena stabilitas oksidasi
121
A. Ghamayel / Semesta Teknika, Vol. 19, No. 2, 119-125, November 2016
viskositas dari campuran minyak jarak dan Pada suhu normal (27oC) viskositas
minyak cengkeh. campuran masih jauh dari standar SNI
biodiesel sehingga campuran ini masih
Penambahan minyak cengkeh hingga 20% belum layak dipakai pada mesin diesel.
menghasilkan viskositas paling rendah Hal ini akan mengganggu sistem distribusi
diantara yang lain. Adanya delokalisasi atomisasi, maka pencampuran bahan bakar
elektron pada senyawa aromatis menyebabkan
dan udara menjadi tidak sempurna.
molekul trigliserida menjadi lebih aktif dalam
bergerak. Selain itu, penambahan temperatur Akibatnya, terjadi knocking yang lebih
menyebabkan molekul campuran bahan bakar sering pada sistem bahan bakar. Jika
bergerak lebih aktif sehingga mampu turun dipaksakan, maka umur mesin akan lebih
secara signifikan pada suhu 100 oC. Hal ini pendek.
membuktikan bahwa minyak nabati dapat
diaplikasikan kepada mesin stasioneri jika Nilai Kalor
dilakukan proses pemanasan terlebih dahulu.
Ilustrasi pergerakan molekul akibat adanya Grafik hubungan nilai kalor dan komposisi
pemanasan dapat dilihat pada gambar 3 campuran dapat dilihat pada gambar 4
dibawah ini. dibawah ini.
G AMBAR 2. Hubungan viskositas dan temperatur pada G AMBAR 3. Pergerakan molekul saat (a) suhu ruang,
campuran minyak jarak-minyak cengkeh (b) kenaikan suhu
Nilai kalor yang dimiliki bahan bakar cengkeh menyebabkan minyak jarak menjadi
campuran minyak cengkeh 20% adalah lebih mudah terbakar.
paling tinggi diantara yang lain. Hal ini
Secara keseluruhan, karakteristik fisik dari
dikarenakan adanya molekul eugenol, campuran minyak jarak-minyak cengkeh
molekul yang mengandung gugus masih jauh dari SNI Biodiesel. Tetapi hasil ini
hidroksil sehingga menyebabkan nilai dapat dijadikan bahan keilmuan mengenai
kalor yang dimiliki oleh minyak cengkeh pertimbangan pencampuran bahan bakar
menjadi tinggi. Nilai kalor minyak jarak berbasis minyak nabati (biofuel) jika ditinjau
tinggi akibat kehadiran molekul oksigen dari sisi molekulernya.
pada gugus karbonilnya, sehingga saat
ditambahkan minyak cengkeh, maka nilai
kalor akan lebih tinggi lagi. KESIMPULAN
P ENULIS
Adhes Gamayel
Email : adhes.gamayel@gmail.com