Anda di halaman 1dari 38

KELOMPOK USAHA BERSAMA (KUBE) PKK-WRSE

“MUGI LANCAR”
Desa Kedungpanjang Purworego Purworejo
Sekreatriat : Desa Kedungpanjang RT 01 RW 02 Kec. Blitar Kab. Blitar 53111 ' 0897234234

Nomor             :01/Kube./I/2014                                 Kedungpanjang, 12 Januari  2014


Lampiran         : 1 (satu) bendel
Hal                  : Permohonan Bantuan Dana KUBE PKK WRSE

Kepada Yth.
Bapak Gubernur Jawa Timur
Di
Semarang

Dengan hormat,

Dalam rangka menanggulangi kemiskinan dan sebagai upaya  untuk menggiatkan kegiatan Usaha
Kecil Menengah ( UKM ), kami selaku pengurus Kelompok Usaha Bersama ( KUBE ) PKK –
WRSE “ ” yang  berlokasi di Desa Kedungpanjang RT 01 / 02 Kecamatan Blitar Kabupaten
Blitar, dengan ini  mengajukan  bantuan modal usaha untuk kegiatan usaha bersama ( KUBE ).
Sebagai bahan pertimbangan , kami lampirkan pula :
1.      Surat Keputusan Kepala Desa Kedungpanjang tentang pembentukan kelompok usaha
bersama KUBE PKK WRSE
2.      Susunan Pengurus KUBE
3.      Foto Copy  KTP
4.      Rencana Anggaran Biaya ( RAB)

Demikian permohonan ini kami buat, semoga permohonan kelompok kami dapat dikabulkan.
Atas segala perhatian dan bantuannya kami sampaikan terima kasih.

Kepala Desa Kedungpanjang Ketua KUBE

Jayadiningrat Siti Kharisah

Mengetahui

Kepala Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Camat Blitar


Transmigrasi
Kab Blitar
Drs. Nooryono. MM. Drs. Yayah Setiono MM
NIP:19580508 198503 1 010 NIP 19440514 19198503 1 010

BAB I
PENDAHULUAN
            Beberapa tahun belakangan Indonesia digempur dengan berbagai krisis mulai dari krisis
kepercayaan terhadap pemerintahan, krisis moral termasuk krisis ekonomi yang menyebabkan
masih banyaknya warga negara Indonesia yang berada di bawah garis kemiskinan. Hal ini tentu
di latar belakangi salah satunya oleh kenaikan bahan bakar minyak ( BBM ) yang terjadi secara
bertahap pada beberapa tahun silam karena krisis ekonomi dunia.
            Menurut data statistik di Badan Pusat Statistik ( BPS ) Indonesia, jumlah keluarga miskin
di Indonesia kini  28 066.550 Keluarga.  data ini tentu menjadi satu tugas pemerintah bersama
seluruh pihak termasuk rakyat itu sendiri untuk menanggulangi kemiskinan yang terjadi di
Indonesia dengan cara menggiatkan kegiatan usaha kecil menengah ( UKM ) karena 98,8 %
usaha yang di jalankan di Indonesia adalah usaha kecil menengah ( UKM ).
            Dengan membuka atau menggiatkan kegiatan usaha produktif kecil menengah maka
diharapkan akan memperluas lapangan pekerjaan sehingga dapat meningkatkan kesajahteraan
keluarga Indonesia sehingga jumlah keluarga miskin di Indonesia dapat berkurang secara
bertahap.
            Sayangnya kesadaran untuk melakukan usaha kecil menengah masih sangat kurang di
tingkat masyarakat sehingga jumlah lapangan pekerjaan tidak mencukupi jumlah penduduk usia
produktif sehingga ada banyak pengangguran dan kemiskinan. Untuk itulah, baik pemerintah
dengan bekerjasama dengan instansi terkait serta kesadaran dan kemauan dari masyarakat perlu
di sinergikan agar UKM DI Indonesia dapat di tingkatkan dengan harapan dapat menambah
kesejahteraan rakyat Indonesia.
            Dari pemaparan diatas, kami warga desa Kedungpanjang Kecamatan Blitar Kabupaten
Blitar, berinisiatif membentuk usaha bersama sebagai bentuk upaya kami dalam menggiatkan
kegiatan usaha kecil menengah ( UKM ) di tingkat pedesaan guna memperluas lapangan
pekerjaan serta mengurangi angka kemiskinan khususnya di desa Kedungpanjang kecamatan
Blitar kabupaten Blitar/
            Sehubungan dengan hal tersebut diatas, kami membentuk Kelompok Usaha Bersama
( KUBE ) yang seluruh anggotanya berasal dari Ibu – Ibu rawan sosial dengan harapan dapat
meningkatkan kelayakan hidup para anggota secara khusus dan masyarakat desa Kedungpanjang
Secara umum. Semoga upaya kami ini dapat diterima dan di dukung oleh berbagai pihak yang
terkait dan dapat dimudahkan jalannya oleh Tuhan Yang Maha Esa. Amin.
BAB II
DASAR PELAKSANAAN

A.    LATAR BELAKANG
Sebagaimana telah kami jelaskan pada pendahuluan proposal, memperhatikan angka garis
kemiskinan serta jumlah usaha kecil menengah yang masih sangat sedikit membuat kami
berinisiatif untuk membentuk satu unit usaha kecil menengah dalam satu wadah kelompok usaha
bersama ( KUBE ) untuk menanggulangi kemiskinan pada keluarga rawan sosial.
Dasar pembentukan kelompok usaha bersama ( KUBE ) ini berangkat dari kondisi sosial
ekonomi di desa Kedungpanjang Kecamatan Blitar Kabupaten Blitar yang masih banyak yang
berada di bawah garis kemiskinan. Di samping itu, sumber daya manusia dan alam yang sangat
potensial untuk di kembangkan namun belum terjamah membuat kami membentuk usaha
bersama untuk memaksimalkan segala sumber daya yang ada guna meningkatkan kesejahteraan
warga.
Berangkat dari pemikiran tersebut kami menyusun PROPOSAL ini sebagai upaya dalam
mendapatkan modal usaha yang akan kami gunakan untuk membiayai kegiatan usaha bersama
kami yang terwadahi dalam kelompok usaha bersama ( KUBE )  di desa Kedungpanjang RT 01
RW 02.

DASAR PEMBENTUKAN KUBE


Setelah menganalisa dan melihat pangsa pasar, kami membentuk kelompok usaha bersama
( KUBE ) yang bergerak di bidang penyediaan bahan pokok atau sembako dengan dasar
pemikiran sebagai berikut :
UUD 1945 pasal 33 mengenai Ekonomi kerakyatan
PP Nomor 17 Tahun 2008 Tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2013 Tentang
Usaha Mikro, Kecil dan Menengah
PP Nomor 32 Tahun 1998 Tentang Pembinaan Pengembangan Usaha Kecil
Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial dan Undang-Undang
Nomor 13 Tahun 2011 tentang Penanganan Fakir Miskin sebagai landasan DINSOS dalam
penyelenggaraan bantuan KUBE PKK WRSE.

Selain pertimbangan di atas, kami mempertimbangkan berbagai hal sebagai bahan pertimbangan
kami sebagai berikut :
Jumlah keluarga miskin di desa Kedungpanjang yang masih banyak
Belum adanya pengalaman yang tersistematis dalam mengelola usaha kecil menengah sehingga
perlu adanya kelompok usaha bersama
Perlu adanya pelatihan dari pihak – pihak terkait
Sumber daya manusia SERTA alam yang bisa di optimalkan khususnya pengadaan bahan pokok
dan kedelai untuk memenuhi kebutuhan masyarakat serta pengadaan bahan kedelai untuk usaha
kecil produksi tahu dan tempe yang banyak dilakukan di desa Kedungpanjang dan sekitarnya.
Pembentukan KUBE
Dengan berbagai pertimbangan serta berpedoman pada peraturan pemerintah serta
program KUBE PKK WRSE yang dicanangkan oleh pemerintah jawa tengah kami dengan ini
membentuk kelompok usaha bersama ( KUBE ) PKK WRSE sebagai berikut :
Nama KUBE            :
Tanggal pendirian     : Selasa, 1 Desember 2013
Tempat pendirian      : Rumah Sdr. Agus Waluyo Kedungpanjang RT 01 / 02 Blitar Blitar
Lokasi Usaha            : Kios Ibu SITI KHARISAH Kedungpanjang RT 01 RW 02 Blitar

B.     MAKSUD DAN TUJUAN


1.  Maksud
Menyukseskan program  pemerintah dalam mewujudkan kesejahteraan masyarakat yang
mandiri dan berkelanjutan melalui usaha kecil menengah ( UKM )
2. Tujuan
a.    Meningkatkan kesejahteraan para anggota KUBE “” melalui usaha kecil menengah
pengadaan sembako dan kedelai
b.    Melatih kemandirian wanita dan janda melalui kegiatan usaha
c.    Mendorong kegiatan usaha kecil menengah ( UKM ) di desa Kedungpanjang
C.    SUSUNAN PENGURUS
Terlampir
BAB III
PELAKSANAAN

A.    RENCANA USAHA KEGIATAN UEP KUBE


-   Jenis Usaha
Usaya yang kami jalankan bergerak di bidang penjualan sembako dan pengadaan bahan
bahan pokok INDUSTRY Tahu dan tempe seperti kedelai.
-     Alasan Pemilihan Usaha
Sesuai dengan pertimbangan prinsip analisis SWOT yang telah banyak di terapkan
didalam dunia bisnis, kami memilih alasan dengan pertimbangan :
·         Pertimbangan Kemampuan ( Strength )
Dengan kondisi sumber daya manusia yang rata – rata adalah petani dan penjual, maka
kami mempertimbangkan dan kemudian menetapakan jenis usaha perdagangan sebagai jenis
usaha yang kami pilih karena sebagian besar anggota adalah pedagang dan petani sehingga akan
memudahkan usaha penjualan sembako dan kedelai.

·         Pertimbangan Kelemahan ( Weakness )


Secara umum, warga desa Kedungpanjang khususnya para wanita ibu dan janda memiliki
kelemahan yaitu kurangnya pengatahuan mengenai manajemen dan keorganisasian. Namun
demikian hal ini dapat teratasi dengan bantuan DINSOS Kabupaten Blitar yang telah
melatih SERTA  bantuan para sukarelawan yang memantau serta melatih kemampuan
berorganisasi dan mengelola usaha bersama.

·         Pertimbangan Peluang ( Oportunities )


Melihat pangsa pasar yang masih terbuka lebar hal ini di tandai dengan belum adanya took atau
kios yang secara khusus menyediakan bahan pokok di desa Kedungpanjang. Selain itu, belum
adanya penyedia stok kedelai untuk para pengrajin tahu dan tempe di desa Kedungpanjang
menjadikan usaha sembako dan kedelai memiliki peluang yang besar untuk mendapatkan
keuntungan sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan anggota khususnya  masyarakat desa
Kedungpanjang secara umum.

·         Pertimbangan ancaman
Kendala kami adalah pengadaan modal selain  itu usaha pengadaan sembako kami pandang
sangat baik.
-    PENGELOLAAN USAHA
Pengelolaan usaha akan kami  lakukan dengan cara usaha bersama yang kami bagi kedalam
beberapa tahap yaitu :
Tahap persiapan dan perencanaan
-          Pemilihan jenis usaha
-          Pemilihan lokasi usaha
-          Pencarian modal

·         Tahap perintisan
Ø  Promosi
Upaya promosi kami lakukan dengan melalui brosur atau melalui mulut ke mulut.

Ø  Penjualan
Untuk mengatur penjualan kami telah menetapkan petugas jaga kios atau unit usaha yang telah
kami tunjuk sesuai kesepakatan. Penjualan di lakukan dengan model grosir untuk kedelai kepada
para pengrajin serta sembako kepada warung kecil di sekitar lokasi usaha serta model eceran
untuk warga masyarakat secara umum.

·         Tahap pengembangan
Ø  Penambahan Variasi Barang
Dengan bertambahnya modal dari hasil keuntungan, kami akan menambah variasi barang
dagangan yang dibutuhkan masyarakat

Ø  Penambahan Modal
Guna menambah kekuatana usaha kami akan melakukan pencarian modal usaha lebih besar guna
memperbesar usaha kami kedepannya baik dari instansi pemerintah maupun pihak
swasta SERTA  investor dengan model koperasi.

-          LOKASI USAHA
Setelah kami mempertimbangkan berbagai hal terkait pemilihan lokasi usaha yang STRATEGIS
 serta dapat di jangkau masyarakat maka kami memilih lokasi usaha di kios Ibu SITI
KHARISAH Desa Kedungpanjang  RT 01 RW 02 Kecamatan Blitar Kabupaten Blitar yang
terletak di pinggir jalan utama yang menghubungkan desa Blitar – Kedungpanjang –
Karangtengah serta menjadi jalur angkutan umum pedesaan Purwokerto – Purbalingga.

B.     RENCANA HASIL PENGELOLAAN UEP KUBE


-          Pengelolan Hasil KUBE
Dalam pengelolaanya, kami membagi hasil Kube dengan cara bagi hasil dengan menggunakan
azaz keadilan DISTRIBUTIVE yakni membagi hasil usaha sesuai dengan tugas dan tanggung
jawab sehingga tidak di bagi rata. 90 % dari keuntungan bersih akan dibagikan kepada seluruh
anggota sesuai kesepakatan sementara 10 % keuntungan akan digunakan untuk penambahan
modal usaha.

-          Waktu Pembagian
Waktu pembagian hasil usaha kami lakukan setiap satu tahun sekali.
C.    RENCANA ANGGARAN

Harga
No Uraian Satuan volume Total
Satuan
1 2 3 4 5 6
Rp.
1 Kedelai Kg 600Kg Rp. 6.900.000
11.500
Rp.
2 Beras Kg 280 Kg Rp. 2.100.000
7.500
Total Rp. 9.000.000
Terbilang : Sembilan Juta Rupiah
BAB IV
PENUTUP

Demikian PROPOSAL permohonan bantuan untuk kelompok usaha bersama ( KUBE ) PKK


WRSE . Besar harapan kami agar permohonan kami dapat dipertimbangkan untuk kemudian
direalisasikan agar kelompok usaha bersama ( KUBE )  dapat segera melakukan kegiatan UKM.
Dan semoga niat dan usaha baik ini mendapat kemudahan dari Tuhan Yang Maha ESA.
Kedungpanjang 12 Januari 2014

Siti Kharisah
SUSUNAN PENGURUS

Pelindung        : Kepala Desa Kedungpanjang


Ketua              : Siti Kharisah
Sekretaris        : Eka Setianingsih
Bendahara       : Napsiyah
Anggota          :
1.      Mutmainah
2.      Nasirah
3.      Sardiyah
4.      Suwarni
5.      Kisem
6.      Muryati
7.      Turiah

Kedungpanjang, 12 Januari 2014


Kepala Desa Kedungpanjang Ketua

Jayadiningrat Siti Kharisah


KELOMPOK USAHA BAKULAN
“ KEMAS KEMOYANG”

 
Nomor  : 01/KUB-KK/e/VI/2013
Lampiran  : 1 (satu ) Gabung
Perihal : Mohon Bantuan Modal Usaha 
 

KepadaYth. 
Bapak Bupati Kabuppaten Sumbawa
Di - Sumbawa

Assalamu’alaikum Wr. Wb.


Dengan hormat,Seiring dengan berbagai upaya pemerintah dalam mengentaskan
kemiskinankhususnya di Kecamatan Alas
maka kami dari Kelompok pengusaha kecil yangekonomi lemah dengan ini
mengajukan permohonan bantuan dana guna pengembanganusaha kami .Maksud
penyampaian proposal ini adalah untuk mohon bantuan /dukungan
danasebagai tambahan modal usaha dari Pemerintah Kabupaten Sumbawa, dengan harapa
nkiranya Bapak Bupati berkenan membantu pengembangan usaha
kami.Demikian proposal ini kami ajukan, atas bantuan Bapak sebelumnya kamisampaikan
terima kasih.-

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Alas, Nopember 2014 

Mengetahui, Ketua
Camat Alas  Kelompok
PROPOSAL BENGKEL

BAB I
PENDAHULUAN

Semakin hari penambahan populasi kendaraan bermotor makin meningkat. Bahkan


hampir setiap orang punya dan membutuhkan sepeda motor. Kepadatan aktivitas di jalan
menuntut kenyamanan untuk itu kendaraan yang dipakai harus selalu dalam keadaan baik. Agar
kendaraan selalu dalam keadaan baik maka diperlukan perawatan dan service berkala bahkan
diperlukan juga perbaikan-perbaikan bagian yang rusak, untuk itu sangat dibutuhkan jasa bengkel
motor.
Kondisi seperti inilah yang harus kita manfaatkan sebagai peluang usaha. Usaha bengkel motor
memang menjanjikan, mengingat pengguna sepeda motor semakin banyak jumlahnya. Hal ini
terbukti dari meningkatnya produksi sepeda motor pertahun. Kebutuhan servis bagi sepeda motor
menjadi kebutuhan rutin yang harus dilakukan oleh penggunanya. Apalagi daerah-daerah pinggir
kota yang notabennya adalah pemukiman penduduk.
B. NAMA BENGKEL
Karena bengkel ini sebelumnya sudah berjalan dan sudah memiliki nama dan peminat kalangan
sendiri terutama dibidang modifikasi motor. Bengkel rumahan yang terletak Jl. Kalibata Timur I
RT 009 RW 01 ini bernama Jen Motor, nama itu sudah berkibar dikalangan Balap Liar
Malam. Karena nanti kita pun menerima service rutin yang menjadi kebutuhan pasar yang
banyak,maka rencananya akan dijadikan nama badan usaha yang resmi.

C. TEMPAT USAHA

Karena target pasarnya adalah para pekerja yang bermukim di pinggir kota dan pelajar yang
menyukai motor modifikasi kami mencari tidak jauh dari kedua hal tersebut yaitu pemukiman
dan sekolah. Dari hasil pengamatan sementara daerah yang diprioritaskan adalah Pasar Minggu,
tempat kedua daerah sekitar Lenteng Agung dan Tanjung Barat.

D. TARGET PASAR

Banyak sekali segment pasar untuk bidang otomtif motor ini mulai dari pelajar yang suka
memodifikasi motor. Dari segment ini kami amat siap dikarenakan modal pengetahuan utama
mekanik kami adalah memodifikasi motor. Para pekerja kantoran yang kerja di tengah kota pada
segment ini kondisi motor sangat diperhatikan oleh mereka baik membuat lebih irit dan ada juga
yang lebih mementingkan tenaga motornya. Para pekerja yang ada di lingkungan dekat usaha
segment ini hampir memiliki sifat yang sama dengan pekerja di tengah kota. Banyaknya
kumpulan motor dapat dimanfaatkan dengan baik apabila memberi kesan yang baik kesalah satu
anggota kelompok mereka, karena mereka memiliki sifat promosi dari mulut ke mulut dengan
baik. Para tukang ojek dari setiap sudut jalan banyak sekali menunggu customer, dikarenakan
mereka juga bekerja dengan mengandalkan kendaraannya dan dalam hal ini kami
memberlakukan kebijaksanaan khusus bagi tukang ojek.
E. JENIS USAHA
Seperti yang sudah ada, jenis usaha ini yang berhubungan erat dengan otomotif di bidang
kendaraan bermotor roda dua seperti:
Service rutin kendaraan bermotor roda dua
Service Besar kendaraan bermotor roda dua
Modifikasi mesin,exterior dan interior
Spare part moving part dan Modifikasi
F. MODAL dan KEUNTUNGAN                                                                         
Setelah kami estimasi maka kami memerlukan modal sebanyak     :                      
Sewa Tempat                                                                                      Rp.5.000.000
Keperluan bengkel sehari-hari                                                           Rp.7.000.000
Mencakupi kebutuhan sebagai berikut:                                                                    
Spare part
Tools
Alat-alat administrasi
Promosi                                                                                                          
MODAL CADANGAN                                                                           Rp.3.000.000
Modifikasi motor
Spare part racing                                                                                           
TOTAL MODAL YANG DIBUTUHKAN                                                  Rp.15.000.000
 
Perkiraan Pemasukan :
JASA                             jumlah motor/hari              INCOME                 TOTAL/bulan
Service                                                 2                     Rp.25.000/motor        Rp.1.500.000
Korekan racing                         1                     Rp.37.500/motor        Rp.1.125.000
TOTAL                                                                                                 Rp.2.625.000
SPARE PART                                                                                                   
Moving part                                                                                                   
20% dari modal Rp.3.000.000                                                                        Rp. 600.000
Racing                                                                                                            
30% dari modal Rp.3.000.000                                                                        Rp.  900.000
TOTAL                                                                                                 Rp.1.500.000
SUBTOTAL/LABA KOTOR
Jasa + Spare Part                                                                                Rp.4.125.000

Pembukuan ini adalah perkiraan kami yang sudah disurvey dilapangan dan pengalaman yang
sudah berjalan.
G. KEUNGGULAN KAMI

Banyak bengkel jalan yang menyediakan layanan jasanya akan perbaikan motor membuat
persaingan semakin ketat,namun dibengkel kami layanan jasa yang sangat diutamakan, selagi
membangun kekurangan kami yang dalam masalah spare part.Setelah melakukan survey 65%
ucapan dari pengguna motor adalah pelayanan,tempat dan hasil yang memuaskan. Hal tersebut
akan kami perkuat dengan adanya Pelayanan mutu standart dealer resmi yang diterapkan disini.

 H. PROMOSI

Disini kami mencoba mempromosikan dengan “Teknik Kupon”. Sering kita dengar bahwa ada
teknik promosi dari mulut ke mulut, kita akan mendekatkan sseseorang yang dianggap memiliki
potensi sebagai marketing seperti teman,komunitas motor, dan tukang ojek untuk kita kasih
kupon. Kupon tersebut apabila disebar oleh mereka maka mereka mendapatkan komisi dari kita
berdasarkan kupon yg balik kekita. Maka tidak menutup kemungkinan mereka akan
menyebarkan kupon tersebut.

I. ANALISA SWOT

1. STRENGHT

 Jenang pendiri Jen Motor sudah mengibarkan namanya dikancah balab liar selain itu
Jenang dan Rudy berpengalaman mengotak-atik kendaraann, dia memiliki basic dan
hobby tentang modifikasi dan service bengkel
 Rama berpengalaman dalam otomotif kendaraan berteknologi tinggi karena pernah
sekolah otomotif
 Mengetahui seluk beluk permintaan pasar yang ada di Jakarta dan sekitarnya

2. WEAKNESS

 Tidak memiliki tempat sendiri

3. OPPOTURNITY

 Para Pelajar yang suka modifikasi walaupun mereka tidak memiliki banyak uang namun
mereka dapat dijadikan alat promosi yang baik.Pendekatan kepada mereka sangat
dibutuhkan
 Teknik Promosi Kupon belum pernah diterapkan dan hasil survey sangat diinginkan

4. THREAT

 Banyaknya Bengkel Motor disegala daerah


 Keterbatasan Modal Buat Spare Part
 Tempat menentukan Kekuatan kami

H.P ENUTUPAN

Demikianlah proposal kami untuk memajukan dan membuka tempat kerja untuk anak bangsa.


Apabila anda berminat akan proposal ini, maka akan kita bicarakan mengenai peluang kerja sama
dalam bidang ini. Sebelumnya kami mengucapkan terima kasih.

18.01.14
+
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadhirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayahnya, sehingga kita masih bisa melaksanakan segala aktifitas kita tanpa suatu halangan
apapun.
Alhamdulillah, seiring berjalannya waktu, kelompok tani kami tetap aktif melaksanakan
kegiatan-kegiatan kami. Adapun kegiatan kami diantaranya adalah pertemuan rutin serta
pengaturan pembagian air lahan sawah.
Dalam melaksanakan kegiatan kami, sebenarnya tidak ada kendala yang berarti. Namun demikian
dalam hal teknis pengolahan lahan sawah, kami masih melakanakan secara tradisional, yaitu
masih menggunakan tenaga hewan.
Seiring bertambahnya anggota kelompok kami, dan tuntunan efisiensi pengolahan lahan, maka
kami berinisiatif untuk mengajukan bantuan hand traktor untuk wilayah kami. Hal ini sangat
membantu kami secara teknis, karena lebih ekonomis dan menghemat waktu.
Dmikian permohonan kami. Besar kiranya harapan kami mendapatkan bantuan tersebut,
mengingat sangat dibutuhkannya mesin tersebut.
Karanggayam, Januari 2012
Penyusun
KELOMPOK TANI “KEBAN LALAT“
DESA JURANALAS KECAMATAN ALAS
KABUPATEN SUMBAWA

No : 010/KT-R/-PHMN/2014
Lamp : -
Hal : Permohonan Bantuan Hand Traktor

Kepada Yth :
Bapak Kepala Dinas Pertanian
Kabupaten Sumbawa
Di –
Sumbawa Besar.-

Dengan hormat,
Puji syukur marilah kita panjatkan kehadhirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayahnya, sehingga kita masih bisa beraktifitas sebagaimana mestinya.
Dalam rangka mengembangkan ekonomi kerakyatan serta peningkatan pemberdayaan
masyarakat Indonesia, khususnya petani menuju tercapainya kesejahteraan hidup petani.
Sehubungan dengan hal tersebut diatas, karena keterbataan modal kelompok tani untuk
mengembangkan ekonomi anggota serta pemanfaatan sumber daya alam yang ada, maka kami
mengajukan permohonan bantuan mesin hand traktor.
Demikian permohonan ini kami ajukan, atas perhatian dan tindak lanjutnya kami ucapkan terima
kasih.
Alas, Nopember 2014
Ketua, Sekretaris,
__________________ ______________________
Mengetahui,
Camat Alas, Kepala Desa Juranalas,

( ) ( )
NIP : NIP:
Tembusan :
1. Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan
2. Badan Pemberdayaan Masyarakat.
3. Dinas Kehutanan Dan Perkebunan Kabupaten Blitar.
4. Arsip.
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Dasar Pemikiran

Negara Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 bertujuan antara
lain mencerdaskan kehidupan bangsa dan mewujudkan kesejahteraan warga negara.
Pemerintah bertekad untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat dan mengurangi angka
kemiskinan. Dikarenakan Indonesia adalah negara agraris, tema tersebut diwujudkan salah
satunya dengan peningkatan pelayanan dasar dan pembangunan pedesaan serta percepatan
pertumbuhan yang berkualitas dengan memperkuat daya tahan ekonomi yang didukung oleh
pembangunan pertanian yang maju. Iklim di Negara kita sangat menunjang terhadap kegiatan
sektor pertanian. Sebagian besar penduduk Indonesia bermata pencaharian sebagai petani,
walaupun saat ini pertanian kita agak terpuruk atau bisa dikatakan pertanian kita kalah dengan
negara lain khususnya dalam bidang teknologi pertanian. Pada tahun 1984 berkat upaya
pemerintah melalui program pembangunan pertanian terutama dalam pengadaan kebutuhan
pokok yaitu beras, untuk pertama kalinya Indonesia bisa mencapai swasembada beras.
Syukurlah pada tahun 2008 swasembada beras tercapai lagi. Sebagai lanjutan program
pemerintah dalam pembangunan pertanian tidak hanya untuk mencapai swasembada beras,
juga di titik beratkan pada peningkatan kesejahteraan petani. Petani adalah pelaku utama
dalam pembangunan pertanian, juga bisa dikatakan petani adalah pelaku utama perekonomian
di Indonesia. Akan tetapi tujuan pemerintah untuk meningkatkan pendapatan dan
kesejahteraan petani belum bisa dirasakan oleh petani itu sendiri. Banyak sekali hambatan
dalam mewujudkan program pemerintah, dalam hal ini ada beberapa faktor yang
mempegaruhi tersendatnya program pemerintah di antaranya adalah :
a. Beralihnya tenaga kerja muda di pedesaan ke sektor industri.
b. Berkurangnya tenaga kerja dibidang pertanian.
c. Kurangnya penggunaan alat-alat pertanian yang lebih modern
d. Mahalnya alat-alat pertanian yang modern.
Dari perubahan tersebut diatas dampak yang dirasakan khususnya oleh para petani yang
tergabung pada kelompok tani Keban Lalat adalah sulitnya mencari tenaga kerja untuk
pengolahan lahan, sehingga pengolahan lahan mempunyai rentang waktu yang lama, yang
mengakibatkan sebagian lahan petani menjadi tidak serentak dalam bercocok tanam.
Sehingga pengolahan menjadi kurang optimal.
Peluang untuk meningkatkan produktivitas padi sawah melalui sentuhan teknologi mekanisasi
pertanian masih cukup terbuka melalui pemanfaatan potensi yang ada dapat dimanfaatkan
secara optimal, melihat peluang yang ada diwilayah kami adalah pemenuhan kebutuhan
pengadaan Hand Traktor untuk pengolahan lahan pertanian yang cocok dengan kondisi
hamparan kelompok.
1.2.Tujuan

Tujuan diadakannya pengadaan Hand Traktor di lahan hamparan kelompok tani Sumber
Rejeki adalah:
a.Tepatnya waktu pengolahan lahan sawah untuk tanam lebih serempak.
b.Untuk menjadikan pengolahan lahan secara optimal
c. Meningkatnya produktivitas komoditi padi sawah.
d. Untuk meningkatkan produktivitas lahan pertanian.
e. Meningkatkan efektivitas para petani dalam usaha tani.
f. Meningkatkan pemerintah dalam pelaksanaan program pertanin terutama Peningkatan
Produksi Beras Secara Nasional.
g. Mengendalikan hama tikus.
BAB II
PROPIL KELOMPOK

Kelompok tani Keban Lalat berdiri sekitar tahun 1984 bersekretariat di Desa Juranalas
kecamatan Alas jarak dengan pemerintah desa kurang lebih 1 km. Semua anggota kelompok
bermata pencaharian sebagai petani baik pangan, petani sayuran, selain itu juga beternak ayam
dan sapi dengan skala kecil sebagai penghasilan tambahan. Dengan kehidupan yang sederhana
dengan kebanyakan masih berpendidikan sekolah dasar tetapi masih mengandalkan kehidupan
bergotong royong dalam kehidupan social masyarakat. Sarana transportasi berupa angkutan
umum dengan prasarana jalan yang sudah lancar dan masuk kendaraan, sehingga pengangkutan
hasil pertanian cukup lancar.
Kelompok tani Keban Lalat berdiri berdasarkan kepentingan bersama dalam mengelola lahan
pertanian berupa sawah di wilayah Desa Juranalas Kecamatan Alas dengan luas areal sawah
teknis ± 35 Ha dengan data sebagai berikut :
Jumlah pemilik 38 orang dengan tingkat produki padi 5 ton/Ha dengan pola tanam sebagian besar
padi – palawija. Apabila melihat tingkat produksi pada padi berdasarkan data faktual belum
begitu optimal, salah satunya dengan pengadaan sarana mekanisasi pertanian berupa hand traktor
untuk meningkatkan produksi padi menjadi 6-7 ton/ha.
2.1. Data Wilayah
Desa Juranalas berada di wilayah Kecamatan Alas Kabupaten Alas. Sedangkan batas wilayahnya
adalah :
– Sebelah barat : Desa Kalimango
– Sebelah timur : Desa Marente
– Sebelah utara : Desa Dalam
– Sebelah selatan : Desa Marente
3.2. Data Lahan
Kelompok tani kami mempunyai luas lahan :
– Sawah Tekns : 35 Ha
– Tegal : –
– Pekarangan : 4,714 Ha
3.3. Data Kelompok
-Nama Kelompok : Keban Lalat
-Tanggal Berdiri : 6 Maret 1984
-Jumlah Anggota : 38 orang
BAB III
RENCANA KEGIATAN PENGADAAN HAND TRAKTOR

3.1. Lokasi Areal Pertanian.


Lokasi areal pertanian yang diupayakan untuk dapat menggunakan
mesin traktor pada saat pengolahan lahan seluas lebih kurang 35 Ha.
3.2. Pemberdayaan Kelembagaan Petani
Dalam rangka pemberdayaan kelompok, upaya yang sedang dilakukan adalah meningkatkan
aktivitas petani, penumbuhan kerjasama anggota dalam kelompok tani dan kerjasama antar
kelompok tani, serta meningkatkan ilmu pengetahuan dan keterampilan para petani dalam
menerapkan teknologi anjuran, pemupukan yang optimal serta pengendalian hama dan penyakit
tanaman.
3.3. Peningkatan Produksi Pertanian
Dengan tersedianya alat pertanian hand traktor di kelompok diharapkan mampu meningkatkan
produktivitas lahan dan dapat meningkatkan produksi padi serta efektivitas petani dalam
mengelola lahan, sehingga petani mampu memanfatkan waktu dalam mengelola pertanian selain
lahan sawah untuk meningkatkan pendapatannya, terutama dalam bidang peternakan. Dan
diharapkan dapat mempertahankan pola tanam dari : padi – padi – palawija.
BAB IV
KEBUTUHAN DAN PELAKSANAAN

4.1. Alat.
Alat yang dibutuhkan dalam pengadaan mekanisasi pertanian adalah 1 ( satu ) Unt Hand Traktor
4.2. Pelaksanaan.
Pelaksanaan pengadaan traktor di kelompok tani Keban Lalat Desa Juranalas Kecamatan Alas
diharapkan pelaksanaannya dapat direalisasi pada tahun 2015.
4.3. Kondisi Lokasi
Kondisi Lokasi Untuk pelaksanaan pengadaan Hand Traktor pada lahan kelompok tani sebagai
berikut
a. Tersedianya jalan produksi ditengah lokasi lahan hamparan kelompok.
b. Memungkinkannya penggunaan Hand Traktor pada lahan sawah hamparan kelompok.
Apabila melihat keadaan kondisi lokasi maka pengadaan hand traktor sangat memungkinkan
dalam pengolahan semua lahan sawah dihamparan kelompok .
4.4. Sumber Pendanaan
Sumber pendanaan dalam rangka pengadaan hand traktor di kelompok adalah dari :
1. Bantuan Dinas Pertanian Kabupaten Sumbawa.
BAB V
HARAPAN DAMPAK DARI ADANYA PENGADAAN HAND TRAKTOR

Sebagai upaya yang sesuai dengan keinginan dan tujuan kegiatan melalui pengadaan traktor pada
lahan sawah hamparan kelompok tani Sumber Rejeki dalam rangka :
1. Peningkatan pendapatan para petani dari efektivitas pengolahan lahan, diluar hasil usaha lahan
sawah, seperti pemeliharaan ternak.
2. Adanya peningkatan produktivitas hasil padi dari 5 ton /ha menjadi 6-7 ton/ha.
3. Peningkatan produktivitas lahan sawah dari pola tanam 1 tahun, padi – palawija menjadi padi –
padi – palawija.
4. Apabila dapat tanam dengan serempak diharapkan dapat memutus siklus rantai hama tikus.

BAB VI
SISTEM PENGELOLAAN

Bantuan yang kami ajukan, akan kami kelola dengan sistam sebagai berikut :
1. Kami menunjuk 2 orang sebagai operator hand traktor
2. Operator hand traktor mendapatkan 50% dari hasil sewa
3. Pemupukan modal kelompok sebesar 20%
4. Biaya perawatan dan bahan bakar sebesar 30%
BAB VII
PENUTUP

Demikian proposal ini kami buat, berdasarkan kebutuhan yang sesuai dengan kondisi lapangan,
serta mudah-mudahan upaya pengadaan hand traktor ini dapat perhatian pemerintah melalui
bantuan hand traktor untuk mendukung kegiatan para petani dalam mengelola usaha taninya.
Atas segala perhatiannya kami sampaikan ucapan terimakasih.
Lampiran 2

KELOMPOK TANI “ KEBAN LALAT”


DESA JURANALAS KEC. ALAS
KABUPATEN SUMBAWA

SUSUNAN PENGURUS

I. Ketua :
II. Sekretaris :
III. Bendahara :
IV. Anggota :

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
PROPOSAL KAMBING ETAWA

LATAR BELAKANG

Pemerintah terendah yang berada dalam sistim undang undang Republuk Indonesia adalah desa.
Dalam sistem undang undang nomor 22 tahun 1989 tentang pemerintah desa khususnya diatur
bahwa sebutan desa dapat diganti dengan istilah lain yang dikenal dalam sebuah tatanan
kemasyarakatan di daerah bersangkutan misalnya Nagari, Kampung dan sebagainya untuk
wilayah Tanggamus istilah desa diganti dengan nama Pekon.
Sebagai sebuah lembaga yang langsung bersentuhan dan berhadapan dengan masyarakat, maka
pekon menjadi ujung tombak pembangunan, oleh karena itu dibutuhkan suatu integrialitas,
sinergisitas dan kontinuitas pembangunan desa yang pada akhirnya diharapkan dapat
meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat yang bersangkutan.
Sektor-sektor yang pada umumnya masih dirasakan sangat kurang oleh masyarakat pekon antara
lain sektor kesehatan, pendidikan, ekonomi produtif dan sektor sarana prasarana perhubungan
khususnya sarana jalan dan jembatan, demikian pula halnya dengan kondisi yang dihadapi oleh
pekon Pringsewu selatan kecamatan Pringsewu kabupaten Tanggamus.
Jika dilihat dari geografisnya, pekon Pringsewu Selatan kec. Pringsewu kab. Tanggamus
dikelilingi oleh daerah persawahan, yang mana dalam jenisnya sawah yang ada adalah sawah
tadah hujan pekon dengan jumlah penduduk ± 3325 jiwa pada tahun 2007 dan mempunyai luas
wilayah ± 248.56 hektar ini sebagian wilayahnya adalah pertanian.
Pekon Pringsewu selatan secara geografis memiliki beberapa potensi belum tergarap seperti
pemeliharaan kambing jenis etawa belum lagi jenis ternak yang lain seperti sapi dan kerbau.
Beberapa potensi khususnya antara lain adalah keberadaan lahan persawahan yang cukup luas,
lahan perladangan dan tanah tegalan yang masih menghampar luas serta bahan baku makanan
ternak yang cukup banyak (seperti areal untuk menggembalakan ternak dan melimpahnya
makanan untuk ternak).
Sehubungan dengan keunggulan dan potansi tersebut, Pondok pesantren Putra Putri Nurul Huda
Pringsewu berkeinginan untuk meningkatkan taraf hidup dengan mencari bidang atau sumber
penghasilan alternatif sehingga taraf hidup dan pendapatan anggota dapat meningkat kegiatan
tesebut adalah pemeliharaan kambing jenis etawa.
Perawatan kambing tidak memerlukan perawatan yang neko- neko, usaha ini sudah banyak
digeluti oleh petani bahkan sudah ada puluhan tahun namun belum ada yang menjadikan usaha
ini sebagai penghasilan pokok, jadi petani dalam pengelolaannya masih menggunakan sistem
tradisionil, inipun bagi mereka sudah sangat membantu dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.
Supaya dapat memberikan hasil yang maksimal dan bisa menjadi investasi di masa depan maka
tata cara tradisional yang selama ni mereka terapkan harus diubah ke arah yang lebih professional
lagi, upaya pengembangan tersebut harus dilakukan melalui pendekatan kemitraan dengan
lembaga kemasyarakatan yang memiliki kemampuan di bidang pemeliharaan kambing dan
lembaga penyedian dana yang dapat memberikan bantuan dana.
II.Visi dan MISI
- Visi
Menciptakan peternak yang professional dan unggul
- Misi
Menghasilkan Output warga belajar /santri yang mandiri
Tumbuhnya jiwa kewirausahaan untuk mencapai kemandirian
III.Maksud Dan Tujuan .
- Maksud
Dalam Rangka untuk meningkatkan kemampuan ekonomi masyarakat Pondok Pesantren Nurul
Huda Kelurahan Pringsewu Selatan kec. Pringsewu kab. Tanggamus Propinsi Lampung
bermaksud mengajukan permohonan bantuan Ternak Kambing Etawa kepada Bapak sebagai
usaha peningkatan ekonomi kerakyatan dan taraf hidup serta kesejahteraan masyarakat.
- Tujuan
1. Sebagai Usaha tambahan yang dikelola sungguh-sungguh diharapkan mampu menambah
pendapatan petani.
2. Mendidik petani untuk wirausaha ternak kambing Etawa.
3. Sebagai wahana peternak dalam bersilaturahmi yang dapat mempererat persaudaraan antar
anggota masyarakat.
4. Mengurangi angka pengangguran dan Urbanisasi.
5. Menambah pengetahuan, Kemandirian dan meningkatkan pendapatan peternak.
IV.Sasaran Yang Ingin Dicapai.
1. Pemanfaatan lahan yang belum produktif menjadi produktif
2. Peningkatan pendapatan Peternak tradisional
3. Pengenaan sistem peternakan terpadu dalam hal kambing
4. Membuka lapangan pekerjaan
5. Tersedianya sumber protein Hewani
6. Tersedianya pupuk kandang yang melimpah
Berdasarkan sasaran di atas maka usaha pemeliharaan kambing harus dikelola secara Profesional.
1. Pemanfaatan lahan yang belum produktif menjadi produktif
Terdapat lahan atau pekarangan yang masih dimanfaatkan di lingkungan miliki yayasan
Pendidikan Pondok Pesantren Putra Putri Nurul Huda Pringsewu yang belum dimanfaatkan
secara efisien.
2. Peningkatan Keuntungan petani tradisional
Para petani kambing diberi pelatihan teknis tentang pemeliharaan kambing khususnya jenis
“etawa” agar dapat menghasilkan secara maksimal.
3. Pengenalan peternakan terpadu dalam hal kambing
Dalam hal ini petani tinggal memperluas pengetahuan dari pakar kambing yang nantinya
didatangkan untuk memberikan penyuluhan dan terjun langsung ke lapangan (Learning By
doing).
4. Membuka lapangan pekerjaan
Dengan terlaksananya program ini diharapkan ikut membantu program pemerintah dengan
penyediaan lapangan pekerjaaan, dan mengurangi pengangguran.
5. Tersedianya sumber protein Hewani
Program ini juga diharapkan dapat meningkatkan gizi petani dengan tersedianya sumber protein
Hewani yang ada sehingga kebutuhan akan protein hewani bisa tercukupi, yang nantinya akan
menciptakan sumberdaya manusia yang berkualitas dari tingkat petani yang akan berimbas
dengan kualitas sumber daya manusia.
6. Tersedianya pupuk kandang
Untuk ukuran kambing etawa dewasa dengan sistem pemberian pakan yang teratur dan
memenuhi komposisi yang sesuai dapat menghasilkan pupuk kandang sebanyak 0.5 Kg menurut
pengalaman (5 ekor) kambing dewasa dapat memenuhi kebutuhan pupuk pohon kakao (Coklat)
seluas 0.25 Hektar.
7. Luas Lahan
Pekon Pringsewu selatan memiliki luas wilayah ± 248 ha sebagian wilayah adalah pertanian yaitu
sebagai petani sawah 77 Ha Tanah irigasi teknis dan 17 ha irigasi non tekhnis 64 hektar adalah
tanah tegalan yang menyediakan cukup melimpah pakan bagi hewan ternak apalagi untuk
kambing jenis Etawa selain tersedianya tanaman perdu dan tanaman besar yang daunnya
biasanya digunakan untuk pakan kambing (rambanan) terdapat lahan atau pekarangan yang masih
bisa dimanfaatkan untuk menanam pohon perdu yang nantinya akan digunakan pakan di
lingkungan warga Pondok Pesantren Nurul Huda Pringsewu kandang kandang.
8. Penyediaan Bibit
Untuk peternak kambing Kelurahan Pringsewu penyediaan bibit selama ini biasa peternak masih
menggunakan cara cara yang sangat tradisional yaitu mengambil keturunan dari kambing yang
sudah dipelihara atau beli kambing besar pada pedagang bahkan ada yang beli dipasar untuk di
pelihara dan itupun jumlahnya sangat terbatas.
9. Pemeliharaan
Dilakukan pada kandang seadanya yang diharapkan nantinya akan dibuat kandang kandang yang
memang khusus untuk pemeliharaan kambing dengan kapasitas yang sesuai aturan.
10. Pemasaran
Untuk pemasaran para petani tidak ada kendala karena pembeli (Mitra usaha kelompok “PonPes
Nurul Huda Pringsewu”) sudah menjemput langsung kerumah rumah peternak atau kadang
peternak juga membawa kambing kambing mereka kepasar tradisional tersebut.
11. Perkandangan
Untuk kambing kambing jenis etawa oleh para peternak dibuatkan kandang khusus yaitu kandang
yang dibuat dengan panggung, karena kambing etawa bisa dikatakan hampir tidak pernah keluar
kandang, jika tidak dibuatkan kandang yang panggung maka kandang akan menjadi lembab,
becek, kotor dan menimbulkan penyakit. Dengan jarak antara tanah dengan lantai kandang
setinggi 75 Cm -100 cm dan bentuk atap kandang yang miring ini diharapkan agar sistem
sirkulasi udara dapat berlangsung secara kontinyu dan cepat. Untuk ukuran kandang yang ideal
tiap 1 (Satu) meter persegi diisi 1 (Satu) ekor kambing. Usahakan agar kandang kambing dapat
terkena sinar matahari langsung sehingga bibit penyakit yang akan berkembang bisa di
minimalisir sekecil mungkin.
12. Dukungan Masyarakat Sekitar
Dengan adanya peternakan kambing etawa, masyarakat merasa senang karena membuka
lapangan pekerjaan sehingga dapat meningkatkan ekonomi masyarakat dan memanfaatkan
sumber makanan ternak yang melimpah.
Usaha usaha Pondok pesantren
1. Yang Sudah Dijalankan
Pertanian (Cocok Tanam Padi)
Pembuatan Batu Bata
Warnet
Penggemukan sapi
2. Yang akan dijalankan
Peternakan kambing Etawa
Keterampilan elektronik (Perbengkelan)
V.ANALISA PETERNAKAN KAMBING ETAWA
• Masa produktif kambing betina dan pejantan adalah 5 tahun. Pembelian kambing etawa adalah
kambing yang tergolong dara atau kambing yang siap untuk beranak. Jadi waktu penantian
peternak tidak terlalu lama.
• Waktu pemeliharaan adalah 5 tahun.
• Upah tenaga kerja Rp. 500.000 per orang per bulan.
• Induk dapat beranak 3 kali dalam 2 tahun. Dan dalam sekali beranak dihitung rata-rata 2 ekor
per kelahiran. Kelahiran 1 dan 3 ekor per kelahiran diabaikan.
• Jumlah cempe yang akan dihasilkan selama 5 tahun adalah : 15 ekor x 45 induk = 330 ekor
cempe.
• Angka kematian 10%, sehingga diperkirakan kematian maksimal adalah sebanyak 33 ekor.
• 1 ekor kambing etawa diperkirakan menghasilkan 7,5 kg pupuk kandang per bulan. Kotoran
dari cempe di kesampingkan. Asumsi harga pupuk kandang di pasaran Jogjakarta Rp. 200/kg.
• 1 ekor kambing etawa diperkirakan dapat menghasilkan urine sebanyak 30 liter per bulan,
dengan asumsi harga urine di pasaranRp.1000/liter.
• Harga cempe mengacu pada kriteria kambing standar yang terjadi di pasaran kaligesing,
Jogjakarta. Harga cempe kepala hitam istimewa dikesampingkan. Karena harga tersebut tidak
dapat dijadikan acuan dalam perhitungan ini. Harga patokan diambil kisaran bulan juli 2007.
• Biaya pakan diabaikan karena kita berasumsi telah menggaji karyawan, jadi biaya untuk
pembelian pakan diganti dengan biaya tenaga kerja, karena pada dasarnya karyawan kita gaji
untuk merawat dan mencarikan makanan bagi ternak. Hitungan ini tidak berlaku apabila peternak
membeli rumput di dalam pemeliharaan ternaknya.
A. INVESTASI TETAP
Kambing betina 45 ekor @ Rp. 2.500.000
• 45 ekor x Rp. 2.500.000 = Rp. 112500000
• Kambing jantan 5 ekor @ Rp. 3.500.000
• 5 ekor x Rp. 3.500.000 Rp. 17500000
• Kandang 20 unit Rp. 20.000.000
• Peralatan kandang Rp1000.000
Total investasi tetap :Rp. 112.500.000 + Rp. 17.500.000 + Rp. 20.000.000 + Rp. 1.000.000 = Rp.
151.000.000
B. BIAYA PRODUKSI
Biaya pemeliharaan kambing induk (50 ekor)
• Gaji karyawan
• Rp. 500.000 : 30 hari 24 ekor= Rp. 700/ekor/hari
• Pemberian vitamin tambahan Rp. 100/ekor/hari
• Total biaya pemeliharaan induk per 5 tahun adalahRp. 800 x 5 tahun x 12 bulan x50 ekor x 30
hari = Rp. 72000000
C. PROYEKSI PENDAPATAN
• Penjualan cempe 607 ekor x Rp. 1.000.000 = Rp. 607.000.000
• Penjualan induk afkir 50 ekor x Rp. 1.000.000 = Rp. 50.000.000
• Penjualan pupuk kandang 7,5 kg x 12 bulan x 5 tahun x Rp. 200 x 24 ekor = Rp. 4500000
• Penjualan urine 60 liter x 12 bulan x 5 tahun x Rp. 1000 x 50 ekor = Rp. 180000000
D. REKAPITULASI PENDAPATAN
Biaya-biaya:
1. Biaya investasi Rp. 151.000.000
2. Biaya pemeliharaan selama 5 tahun Rp. 72000000
Rp 151.000.000 + Rp 72.000.000 Total biaya Rp 223.000.000
Pendapatan;
• Penjualan cempe Rp. 607.000.000
• Penjualan induk afkir Rp. 50.000.000
• Penjualan pupuk kandang Rp. 4.500.000
• Penjalan urine Rp. 180.000.000
• Total pendapatan Rp. 841.500.000
Keuntungan yang bisa diperoleh adalah sbb:
Rp. 841.500.000– Rp. 223.000.000= Rp. 618.500.000
VI. PENUTUP
Demikian Proposal permohonan ini dibuat dan diajukan semoga dapat berkenan mengabulkan
permohonan kami, sehingga benar-benar dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat petani
desa kami
Pringsewu , 20 Februari 2009
Pimpinan PonPes Nurul Huda
Pringsewu Tanggamus
Drs.KH.Moh Ghufron AS
Mengetahui
Dinas Peternakan Kab.Tanggamus
Seperti yang saya ungkapkan tadi di atas, bahwa proposal ini adalah proposal untuk pengajuan
ternak kambing Etawa, jadi apabila anda akan mengajukan untuk kambing yang lain atau
proposal permohonan yang lain, anda tinggal menyesuaikannya saja dengan apa yang anda
maksud.
CONTOH PROPOSAL USAHA PENGGEMUKAN SAPI POTONG
Usaha penggemukan sapi potong merupakan salah satu peluang usaha yang prospektif
yang dapat dikembangkan di kabupaten Subang. Hal ini dilatarbelakangi oleh semakin
meningkatnya kebutuhan akan konsumsi daging di Indonesia  dari tahun ke tahun, sejalan dengan
meningkatnya jumlah penduduk dan rata-rata kualitas hidup masyarakat serta semakin tingginya
kesadaran dari masyarakat untuk mengkonsumsi pangan dengan kualitas baik dan kuantitas yang
cukup.

Usaha penggemukan sapi potong juga relevan dengan upaya pelestarian sumberdaya
lahan. Kotoran sapi yang diperoleh selama masa penggemukan, selain volumenya yang cukup
besar juga memiliki berbagai kandungan senyawa dan mikroorganisme   yang dapat digunakan
untuk memperbaiki tekstur dan kesuburan tanah. Dalam tinjauan makro, pengembangan usaha
penggemukan sapi juga merupakan salah satu upaya penghematan devisa. Pengembangan usaha
penggemukan sapi merupakan salah satu upaya substitusi impor. Dengan demikian usaha
penggemukan sapi sangat layak dalam tinjauan mikro, dan sangat terpuji dalam pandangan
makro.

  

Beberapa jenis sapi yang biasa digunakan untuk bakalan dalam usaha penggemukan sapi potong
di Indonesia adalah :

1. Sapi Ongole

Cirinya berwarna putih dengan warna hitam di beberapa bagian tubuh, bergelambir dan
berpunuk, dan daya adaptasinya baik. Jenis ini telah disilangkan dengan sapi Madura,
keturunannya disebut Peranakan Ongole (PO) cirinya sama dengan sapi Ongole tetapi
kemampuan produksinya lebih rendah.

1. Sapi Bali

Cirinya berwarna merah dengan warna putih pada kaki dari lutut ke bawah dan pada pantat,
punggungnya bergaris warna hitam (garis belut). Keunggulan sapi ini dapat beradaptasi
dengan baik pada lingkungan yang baru.

1. Sapi Brahman

Cirinya berwarna coklat hingga coklat tua, dengan warna putih pada bagian kepala. Daya
pertumbuhannya cepat, sehingga menjadi primadona sapi potong di Indonesia.

1. Sapi Madura
Mempunyai ciri berpunuk, berwarna kuning hingga merah bata, terkadang terdapat warna putih
pada moncong, ekor dan kaki bawah. Jenis sapi ini mempunyai daya pertambahan berat badan
rendah.

1. Sapi Limousin

Mempunyai ciri berwarna hitam bervariasi dengan warna merah bata dan putih, terdapat
warna putih pada moncong kepalanya, tubuh berukuran besar dan mempunyai tingkat
produksi yang baik

Visi dan Misi

Visi dan misi rencana usaha penggemukan ternak sapi potong :

1. Melalui pola kemitraan antara manajemen, investor, dan petani ternak diharapkan dapat
terjalin kerjasama yang kuat sehingga tujuan untuk dapat meningkatkan kesejahteraan
masyarakat terutama bagi para petani ternak  dapat tercapai.
2. Memanfaatkan sumber daya alam  yang dimiliki Kabupaten Subang pada khususnya dan
Indonesia pada umumnya seoptimal dan seefisien mungkin untuk mengembangkan usaha
ternak penggemukan sapi potong.
3. Meningkatkan populasi dan produksi ternak dalam upaya pemenuhan kebutuhan produksi
ternak khususnya di jawa Barat.

ANALISIS PASAR

Target Pasar
Potensi usaha ternak sapi cukup menyebar merata di seluruh wilayah Indonesia. Pasar yang
paling potensial untuk daging sapi adalah kota-kota besar seperti Bandung, Jakarta, dan wilayah
Bodetabek. Namun demikian jumlah produksi tersebut masih belum memenuhi permintaan untuk
pasar lokal sekalipun. Sehingga dalam rencana usaha ternak penggemukan sapi potong ini
ditargetkan untuk mengisi kebutuhan pasar lokal Subang.

Kebutuhan dan Proyeksi Pasar

Peluang peningkatan bisnis ternak sapi untuk pasar domestik sangat terbuka luas. Ternak sapi
secara periodik memiliki permintaan yang tinggi yaitu menjelang Hari Raya Kurban. Selain itu
ternak sapi juga dapat dikembangkan untuk pemenuhan kebutuhan konsumsi daging harian.
Produk ikutan dalam usaha penggemukan sapi diluar daging adalah kulit. Permintaan kulit
sebagai bahan baku aneka kerajinan dan bahan asesoris pakaian memiliki kecenderungan yang
terus meningkat. Ada beberapa pengrajin kulit di Garut misalnya, terpaksa gulung tikar karena
kesulitan memperoleh kulit sebagai bahan baku usahanya.

ANALISIS KEUANGAN

Asumsi Keuangan

 Usaha dirancang untuk menghasilkan 20 ekor sapi PO ( peranakan ongole) setiap periode
penggemukan.

 Satu ekor sapi membutuhkan luas kandang individual 4 m 2, sehingga luas kandang yang
dibutuhkan 80 m2 (biaya 1 m2 = Rp 250.000,00),

Total biaya pembuatan kandang Rp 20.000.000,00.


Dengan masa pakai 10 tahun maka biaya penyusutan per tahun = Rp 2.000.000,00

atau per 90 hari masa penggemukan = Rp. 500.000,00

 Sapi digemukan selama 90 hari. Berat awal sapi bakalan rata-rata 300 kg dengan harga
per  kg  Rp. 17.000,00.

Pertambahan berat badan harian yang diinginkan adalah 0.5 kg per hari, sehingga berat akhir sapi
setelah masa penggemukan 90 hari adalah 345 kg.
Maka total pendapatan adalah 20 ekor x 345 x Rp. 17.000,00 =      Rp.117.300.000,00

 Setiap sapi menghasilkan 10 kg kotoran, sehingga selama periode penggemukan  90 hari
seekor sapi menghasilkan 900 kg kotoran dengan harga per kg Rp. 200.

Total pendapatan dari hasil penjualan kotoran sapi  20 ekor x 900 kg x Rp 200,00 = 3.600.000,00
Rencana Investasi
i

Hasil analisis asumsi keuangan usaha ternak sapi potong volume 20 ekor periode produksi 90
hari dapat dilihat dalam tabel di bawah ini

NO URAIAN SATUAN VOLUME HARGA / NILAI (Rp)


UNIT UNIT (Rp)

1. Pembuatan Kandang Meter 80 250.000 20.000.000

2. Pembelian Sapi Bakalan Ekor 20 5.100.000 102.000.000


3. Pakan Konsentrat Kg 1800 1.000 1.800.000

4. Pakan Hijauan Kg 54.000 100 5.400.000

5. Obat-Obatan botol 20 50.000 1.000.000

Total 130.200.000

Proyeksi Laba Rugi / 90 hari masa penggemukan

No. INVESTASI JUMLAH (Rp)

Biaya Tetap

1. Penyusutan Kandang 500.000,00

2. Penyusutan Peralatan 200.000,00

Biaya Variabel /Produksi

1. Pembelian sapi bakalan 102.000.000,00

2. Pakan konsentrat 1.800.000,00

3. Pakan hijauan 5.400.000,00

Biaya lain-lain

1. Biaya listrik & Telpon 300.000,00

2. Transportasi 500.000,00

Total biaya produksi 110.700.000,00

Pendapatan

1. Penjualan sapi hasil penggemukan 117.300.000,00

2. Penjualan kotoran sapi 3.600.000,00

Total Pendapatan 120.900.000,00

Proyeksi laba / rugi (keuntungan) 10.200.000,00

Sistem bagi hasil sebesar 70 : 30 dengan perbandingan 70 % untuk peternak  (plasma) dan 30%
untuk pemerintah daerah (inti). Maka keuntungan yang diperoleh yaitu :

 Pemda   sebesar  30% x Rp 10.200.000,00                 =  Rp 3.060.000,00


 Peternak sebesar 70% x Rp 10.200.000,00                 =  Rp7.140.000,00

Berdasarkan data-data diatas dimana jumlah konsumsi penduduk provinsi inis a n g a t l a h b e s a r


y a i t u 1 8 . 6 5 0 . 6 3 1 s e t a h u n n y a u n t u k m e m e n u h i k e b u t u h a n t e r s e b u t Provinsi
Jambi masih mendatangkan pasokan sapi dari luar yaitu sebanyak 19.628 ekor sapi, yang berarti
peluang pasar yang masih sangat besar dan layak untuk dimanfaatkan

Analisi SWOT

·         Untuk mendirikan suatu usaha penting untuk mengetahui aspek –aspek


yangmempengaruhi usaha tersebut. Aspek-aspek tersebut adalah aspek strength (kekuatan),aspek
weakness (kelemahan), aspek opportunities (peluang pasar), dan aspek threath(ancaman).

a . A s p e k s t r e n g t h ( k e k u a t a n ) -usaha budidaya sapi secara garis besar


t i d a k l a h s u l i t -Kelurahan Eka Jaya memeiliki sarana yang mendukung untuk
mendirikan usahatersebut, sarana akses transportasi, listrik, telekomunikasi sumber daya
manusia(dengan mengikutsertakan santri sebagai tenaga pengelolanya), akses keuangan perbankan
karena berada daerah perkotaan kota jambi.- D u k u n g a n k e b i j a k a n
Pemerintah Daerah Jambi yang besar
t e r h a d a p  pengembangan budidaya sapi didaerahnya.-Harga jualnya yang stabil daripada
ternak lain dan cendrung terus meningkat.  b . A s p e k w e a k n e s ( k e l e m a h a n ) -
Terbatasnya ketersediaan bibit ternak dan atau bakalan ternak - B e l u m a d a n y a
p a b r i k m a k a n a n t e r n a k . c.Aspek opportunities (peluang)-Cultur atau
b u d a y a m a s y a r a k a t J a m b i y a n g t e r u s b e r k e m b a n g m e n g o l a h d a g i n g menjadi
beraneka makanan seperti rendang dalam pola makan kesehariannya.-Untuk mencukupi permintaan
pasar daging konsumsi masyarakat Jambi sebagian besar masih didatangkan dari luar
Provinsi Jambi khususnya daging ternak besar (60%)- K o n s u m s i p e r k a p i t a p e r h a r i b a r u
m e n c a p a i 8 , 7 4 K g ( 8 4 , 8 5 % ) u n t u k d a g i n g (sumber: Dinas Peternakan Provinsi
Jambi)d . A s p e k t h r e a t h ( a n c a m a n ) Ancaman yang akan selalu ada pada usaha
peternakan adalah serangan wabah penyakit dan harga pakan kosentrat yang kurang stabil

isi dan Misi

 Visi dan misi rencana usaha penggemukan ternak sapi potong :1.

Melalui pola kemitraan antara manajemen, investor, dan petani ternak diharapkan dapatterjalin
kerjasama yang kuat sehingga tujuan untuk dapat meningkatkan kesejahteraanmasyarakat
terutama bagi para petani ternak  dapat tercapai.2.
Memanfaatkan sumber daya alam  yang dimiliki Kabupaten Subang pada khususnya
danIndonesia pada umumnya seoptimal dan seefisien mungkin untuk mengembangkan
usahaternak penggemukan sapi potong.mustofahayat@gmail.com

DIP O SK A N O LEH  KU M PU LA N SO A L LA TIH A N   DI  23.00  

Anda mungkin juga menyukai