Anda di halaman 1dari 21

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Arthritis gout terjadi akibat peningkatan kronis konsentrasi asam urat di dalam
plasma (hiperusemia : >7 mg/dl) Stefan Silbernagl, 2012). Adanya penurunan
ekskresi asam urat. Kebanyakan arthritis gout disebabkan oleh pembentukan asam
urat yang berlebihan dan penurunan ekskresi. Arthritis gout dapat mengenai laki-laki
maupun wanita, hanya saja gout memang lebih sering mengenai laki-laki. Dikatakan
bahwa kemungkinan arthritis gout menyerang laki-laki adalah 1 sampai 3 per 1.000
laki-laki sedangkan pada wanita adalah 1 per 5.000 wanita.
Arthritis gout dapat menyebabkan sakit kepala dan nyeri khususnya pada
sendi. Nyeri tersebut adalah keadaan subjektif dimana seseorang memperlihatkan
ketidak nyamanan secara verbal maupun non verbal. Respon seseorang terhadap nyeri
dipengaruhi oleh emosi, tingkat kesadaran, latar belakang budaya, pengalaman masa
lalu tentang nyeri dan pengertian nyeri. Nyeri mengganggu kemampuan seseorang
untuk beristirahat, konsentrasi, dan kegiatan yang biasa dilakukan.
Bila tidak diatasi dapat menimbulkan efek yang membahayakan yang akan
mengganggu proses penyembuhan dan dapat meningkatkan angka morbiditas dan
mortalitas, untuk itu perlu penanganan yang lebih efektif untuk meminimalkan nyeri
yang dialami oleh pasien. Secara garis besar ada dua manajemen untuk mengatasi
nyeri yaitu manajemen farmakologi dan manajemen non farmakologi. Salah satu cara
untuk menurunkan nyeri pada pasien gout secara non farmakologi adalah diberikan
kompres dingin pada area nyeri. Perawat harus yakin bahwa tindakan mengatasi nyeri
dengan kompres dingin dilakukan dengan cara yang aman.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana laporan pendahuluan asuhan keperawatan pada pasien dengan
gangguan metabolism “GOUT” ?
2. Bagaimana konsep dasar asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan
metabolism “GOUT” ?

1
C. TUJUAN PENULISAN
1. Tujuan Umum
Makalah Asuhan Keperawatan ini dibuat sebagai pedoman atau acuan
kami dalam membandingkan antara teori dan praktik dalam memberikan asuhan
keperawatan terhadap pasien dengan Gout (Asam Urat ), serta untuk mengetahui
informasi-informasi mengenai Gout lebih dalam.
2. Tujuan Khusus
a) Mengetahui tentang laporan pendahuluan asuhan keperawatan pada pasien
dengan gangguan metabolism “GOUT”
b) Mengetahui konsep dasar asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan
metabolism “GOUT”

2
BAB II

TINJAUAN TEORI

A. DEFINISI
Arthritis gout adalah penyakit yang terjadi akibat adanya peningkatan kronis
konsentrasi asam urat di dalam plasma (Stepan, 2012). Gout merupakan terjadinya
penumpukan asam urat dalam tubuh dan terjadi kelainan metabolisme purin. Gout
merupakan kelompok keadaan heterogenous yang berhubungan dengan defek genetic
pada metabolisme purin (hiperurisemia) (Brunner dan Suddarth, 2012).
Gout (pirai) adalah penyakit sendi yang disebabkan karena kelainan
metabolisme purin. Penyakit ini mengakibatkan peradangan sendi. Di mana terjadi
penumpukan asam urat dalam tubuh secara berlebihan, baik akibat produksi yang
meningkat, pembuangannya melalui ginjal yang menurun, atau akibat peningkatan
asupan makanankaya purin.
Gout juga disebut atritis gout yang merupakan penyakit metabolic yang
ditandai dengan pengendapan senyawa urat di dalam sendi sehingga timbul
peradangan sendi yang nyeri (Kowalak, dkk. 2013).
Atritis gout adalah suatu proses inflamasi yang terjadi karena deposisi krisal
asam urat pada jaringan sekitar sendi (Mansjoer, 2001)
Dari beberapa defenisi di atas dapat disimpulkan bahwa Arthritis gout adalah
penyakit yang terjadi akibat adanya endapan kristal-kristal monosodium urate dalam
sendi yang akan berdampak terjadinya inflamasi dan nyeri pada sendi.

B. ETIOLOGI
Penyakit gout terbagi menjadi 2 jenis, yaitu gout primer dan gout sekunder.
Gout primer adalah penyakit gout dimana mengalami peningkatan asam urat dan
penurunan ekskresi tubular asam urat. Pada penyakit gout primer, 99% penyebabnya
belum diketahui (idiopatik). Diduga berkaitan dengan kombinasi faktor genetik dan
faktor hormonal yang menyebabkan gangguan metabolisme yang dapat
mengakibatkan meningkatnya produksi asam urat atau bisa juga diakibatkan karena
berkurangnya pengeluaran asam urat dari tubuh.
Sedangkan gout sekunder terjadi karena konsumsi obat atau toksin, makanan
dengan kadar purin yang tinggi, penyakit darah (penyakit sumsum tulang,polisitemia),

3
kadar trigliserida yang tinggi yang dapat menurunkan ekskresi asam urat dan
mencetusnya serangan akut.
Gejala arthritis gout disebabkan oleh reaksi inflamasi terhadap pembentukan
Kristal monosodium urat monohidrat. Karena itu dilihat dari penyebabnya, penyakit
ini termasuk golongan kelainan metabolic. Kelainan ini berhubungan dengan
gangguan kinetic asam urat yaitu hiperurisemia.. hiperurisemia pada penyakit ini
terjadi karena :
1. Pembentukan asam urat yang berlebihan;
a. Gout primer metabolik, disebabkan sintesis langsung yang bertambah.
b. Gout sekunder metabolik, disebabkan pembentukan asam urat berlebihan
karena penyakit lain seperti leukemia.
2. Kurangnya pengeluran asam urat melalui ginjal;
a. Gout primer renal, terjadi karena gangguan ekskresi asam urat di tubuli distal
ginjal yang sehat. Penyebabnya tidak diketahui.
b. Gout sekunder renal, disebkan oleh kerusakan ginjal, misalnya pada
glomerulonefritis kronik atau gagal ginjal kronik.
3. Peningkatan asupan makanan yang mengandung purin (kerang-kerangan, jerohan,
udang,cumi, kerang, kepiting, ikan teri)
4. Penyakit kulit (psoriasis)
5. Kadar trigliserida yang tinggi
6. Pada penderita diabetes yang tidak terkontrol dengan baik biasanya terdapat kadar
bendabenda keton (hasil buangan metabolisme lemak) yang meninggi.

Faktor predisposisi :

1. Usia
2. genetik

Faktor prespitasi :
1. Obesitas
2. obat-obatan
3. alkohol
4. Stress emosiona

4
C. PATOFISIOLOGI
Ada beberapa factor yang dapat menyebabkan gout yaitu konsumsi alcohol
yang berlebihan sehingga menyebabkan kadar asam laktat meningkat dalam darah,
selain itu makanan yang kaya akan purin sepenri seafood, jeroan, dan lainnya
meningkatkan kadar protein dalam darah, serta beberapa penyakit peningkatan
pergantian sel dan peningkatan pemecahan sel juga konsumsi obat-obatan dapat
menghambat ekskresi asam urat di tubulus ginjal.
Peningkatan asam laktat, kadar protein dalam darah dan menghambatnya
ekskresi asam urat di tubulus ginjal menyebabkan terjadinya gangguan metabolism
purin dimana prosuksi asam urat tetap terjadi sesuai dengan bahan pembuatan yang
ada namun sekresi asam urat yang menurun sehingga terdapat banyak kelebihan asam
urat. Setelah terjadinya pelepasan Kristal monosodium urat, sisa asam urat berlebih
yang berada di dalam darah dan cairan tubuh lainnya akan mengkristal dan
membentuk endapan garam urat yang menumpuk di dalam jaringan ikat diseluruh
tubuh. Salah satunya yaitu penimbunan pada membrane synovial dan tulang rawan
artikular sehingga terjadi erosi pada tulang rawan, poliferasi synovial dan
pembentukan panus, selain itu akibat pengendapat kristal urat akan merangsang
respon fagositosis oleh leukosit dan memakan Kristal urat tersebut sehingga terjadi
peradangan.
Peradangan dapat menyebabkan nyeri selain itu akumulasi cairan eksudat
berlebih pada jaringan intertisial akan mengakibatkan oedema pada jaringan dan
terjadi penekanan pada jaringan sehingga menganggu perfusi jaringan. Pembentukan
panus pada tulang rawan mengakibatkan terjadinya degenerasi tulang rawan sehingga
terbentuklah tofus, fibrosis, akilosis pada tulang. Tofus yang telah mongering
menyebabkan gangguan mobilitas dan menyebabkan gangguan bentuk pada tulang
sehingga dapat menyebabkan gangguan konsep diri, citra diri.

5
D. MANIFESTASI KLINIS
1. Stadium artritis gout akut
Pada tahap ini penderita akan mengalami serangan artritis yang khas dan serangan
tersebut akan menghilang tanpa pengobatan dalam waktu 5 – 7 hari. Karena cepat
menghilang, maka sering penderita menduga kakinya keseleo atau kena infeksi
sehingga tidak menduga terkena penyakit gout dan tidak melakukan pemeriksaan
lanjutan. Pada serangan akut yang tidak berat, keluhan-keluhan dapat hilang
dalam beberapa jam atau hari. Pada serangan akut berat dapat sembuh dalam
beberapa hari sampai beberapa minggu. Faktor pencetus serangan akut antara lain
berupa trauma lokal, diet tinggi purin, kelelahan fisik, stres, tindakan operasi,
pemakaian obat diuretik atau penurunan dan peningkatan asam urat.
2. Stadium interkritikal
Pada keadaan ini penderita dalam keadaan sehat selama jangka waktu tertentu.
Jangka waktu antara seseorang dan orang lainnya berbeda. Ada yang hanya satu
tahun, ada pula yang sampai 10 tahun, tetapi rata-rata berkisar 1 – 2 tahun.
Panjangnya jangka waktu tahap ini menyebabkan seseorang lupa bahwa ia pernah
menderita serangan artritis gout atau menyangka serangan pertama kali dahulu tak
ada hubungannya dengan penyakit gout. Walaupun secara klinik tidak didapatkan
tanda-tanda akut, namun pada aspirasi sendi ditemukan kristal urat. Hal ini
menunjukkan bahwa proses peradangan tetap berlanjut, walaupun tanpa keluhan.
Dengan manajemen yang tidak baik , maka keadaan interkritik akan berlajut
menjadi stadium dengan pembentukan tofi.
3. Stadium artritis gout menahun (kronik)
Tahap ketiga disebut sebagai tahap artritis gout kronik bertofus. Tahap ini terjadi
bila penderita telah menderita sakit selama 10 tahun atau lebih. Pada tahap ini
akan terjadi benjolan-benjolan di sekitar sendi yang sering meradang yang disebut
sebagai tofus. Tofus ini berupa benjolan keras yang berisi serbuk seperti kapur
yang merupakan deposit dari kristal monosodium urat. Tofus ini akan
mengakibatkan kerusakan pada sendi dan tulang di sekitarnya. Pada stadium ini
kadang-kadang disertai batu saluran kemih. pirai menahun dan berat, yang
menyebabkan terjadinya kelainan bentuk sendi. Pengendapan kristal urat di dalam
sendi dan tendon terus berlanjut dan menyebabkan kerusakan yang akan
membatasi pergerakan sendi. Benjolan keras dari kristal urat (tofi) diendapkan di
bawah kulit di sekitar sendi. Tofi juga bisa terbentuk di dalam ginjal dan organ

6
lainnya, dibawah kulit telinga atau di sekitar sikut. Jika tidak diobati, tofi pada
tangan dan kaki bisa pecah dan mengeluarkan massa kristal yang menyerupai
kapur.

7
E. PATHWAY

Kurang Pengetahuan

Makanan (Jeroan, Penyakit &


Alkohol
seafood) obat-obatan

Kadar laktat dalam darah Kadar Protein Menghambat ekskresi asam


F.
urat di tubulus ginjal

Sekresi asam urat Produksi as. urat

Gg. Metabolisme Purin


Kurangnya paparan GOUT
informasi
Pelepasan Kristal Monosodium Urat

Defisit Pengetahuan Penimbunan Kristal Dalam & sekitar sendi

Pengendapan Kristal
Penimbunan pada membrane
Perangsangan fagositosis o/ leukosit synovial & tulang rawan artikular

Leukosit memakan Kristal urat


Erosi tulang rawan, poliverasi synovial
Mekanisme peradangan
& pembentukan panus

Pelepasan mediator Sirkulasi darah Akumulasi cairan Degenerasi tulang rawan


kimia o/ sel mast: daerah radang eksudat pd jar. sendi
bradikialin, intertisial
Vasodilatasi dari Terbentuknya tofus, fibrosis,
prostaglandin, histamin
kapiler akilosis pd tulang
Oedema jaringan
Hipothalamus
G.
Eritema, panas
H.reseptor
Menstimuasi Pembentukan Perubahan
Penekanan pada tukak pada bentuk tubuh
Mekanisme nyeri NYERI sendi pada tulang &
jaringan sendi
sendi
Tofus-tofus
mengering Gg. Citra tubuh

Kekakuan pada sendi

Membatasi pergerakan sendi

Hambatan mobilitas fisik

8
F. PENATALAKSANAAN MEDIS DAN KEPERAWATAN
Preparat colchicine (oral atau parenteral) atau NSAID, seperti indometasin, digunakan
untuk meredakan serangan akut gout. Penatalaksanaan medic hiperurisemia, tofus,
penghancuran sendi dan masalah renal biasanya dimulai setelah proses inflamasi akut
mereda. Preparat urikosurik seperti probenesid akan memperbaiki keadaan
hiperurisemia dan melarutkan endapan urat. Alopurinol juga merupakan obat yang
efektif tetapi penggunaanya terbatas karena terdapat resiko toksisitas. Kalau
diperlukan penurunan kadar asam urat dalam serum, preparat urikosurik merupakan
obat pilihan. Kalau pasiennya berisiko untuk mengalami insufisiensi renal atau batu
ginjal (kalkuli renal), allopurinol merupakan obat pilihan

Obat Kerja dan pemakaian Implikasi keperawatan


colchicine Mengurangi penumpukan Penatalaksanaan akut:
asam urat dan mengganggu berikan ketika serangan
pembentukan kinin serta pertama kali dimulai.
leukosit sehingga Takaran ditingkatkan sampai
mengurangi inflamasi. Tidak rasa nyeri merda atau terjadi
mengubah kadar asam urat diare.
dalam serum atau urin. Penatalaksanaan kronik:
Digunakan dalam penggunaan yang lama dapat
penanganan akut dan kronik menurunkan absorpsi vitamin
B12, menyebabkan gangguan
gastrointestinal pada
kebanyakan pasien.
Probenecid Preparat urikosurik Waspada terhadap
(Benemid) menghambat reabsorpsi urat kemungkinan mual, ruam dan
dan meningkatkan ekskresi konstipasi
asam urat dalam urin.
Mencegah pembentukan
tofus
Alopurinol Inhibitor xanthin oksidase Waspada terhadap
(zyloprim) mengganggu proses kemungkinan efek samping
pemecahan purin sebelum yang mencakup depresi

9
terbentuk asam urat sumsum tulang, vomitus dan
menghambat enzim nyeri abdomen
xanthinoksidase karena
menghalangi pembentukan
asam urat

G. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Kadar asam urat serum meningkat
2. Laju sedimentasi eritrosit (LSE) meningkat
3. Kadar asam urat urine dapat normal atau meningkat
4. Analisis cairan synovial dari sendi terinflamasi atau tofi menunjukan kristal
urat monosodium yang membuat diagnosis
5. Sinar x sendi menunjukan massa tofaseus dan destruksi tulang dan perubahan
sendi

10
H. KOMPLIKASI
1. Penyakit gijal
2. Batu ginjal
3. hipertensi

11
BAB III
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN
1. Anamnesa
a. Identitas
Meliputi nama, jenis kelamin, usia, alamat, agama, status perkawinan,
pendidikan, pekerjaan, golongan darah, nomor register, tanggal MRS dan
diagnose medis.
b. Keluhan utama
Umumnya pada kasus Gout nyeri pada sendi ibu jari kaki.
c. Riwayat penyakit sekarang
Pengumpulan data dilakukan sejak munculnya keluhan dan secara umum
mencakup gejala.
d. Riwayat penyakit dahulu
Pada pengkajian ini ditanyakan kemungkinan penyebab yang mendukung
terjadinya gout, pernahkan klien dirawat dengan kasus yang sama, kaji adanya
pemakaian alcohol yang berlebihan dan penggunaan obat diuretic.
e. Riwayat penyakit keluarga
Kaji adanya  keluarga yang mempunyai riwayat keluhan yang sama dan riwayat
penyakit yang lainnya.
f. Riwayat psikososial
Kaji respon emosi klien terhadap penyakit yang diderita dan peran klien dalam
keluarga dan masyarakat.
2. Pemeriksaan Fisik
a. Kemungkinan terjadi peningkatan Tanda-tanda vital: RR : normal, N :
meningkat, TD : meningkat.
b. Pada sendi-sendi yang mengalami gout:
1) Inspeksi:
a) Deformitas
b) Eritema
2) Palpasi
a) Pembengkakan karena cairan / peradanagn
b) Perubahan suhu kulit
c) Perubahan anatomi tulang/ jaringan kulit

12
d) Nyeri tekan
e) Krepitus
f) Perubahan range of motion
3. Pemeriksaan Diagnostik
a. Pemeriksaan Laboratorium
1) Didapatkan kadar asam urat yang tinggi dalam darah yaitu = > 6 mg %
normalnya pada pria 8 mg% dan pada wanita 7 mg%.
2) Pemeriksaan cairan tofi sangat penting untuk pemeriksaan diagnosa yaitu
cairan berwarna putih seperti susu dan sangat kental sekali.
3) Pemeriksaan darah lengkap
4) Pemeriksaan ureua dan kratinin
a) kadar  ureua darah normal : 5-20 ,mg/dl
b) kadar kratinin darah normal :0,5-1 mg/dl

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri akut berhubungan dengan kerusakan integritas jaringan sekunder tehadap gout.
(D.0077, hal. 172 )
2. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri persendian. (D.0054, hal 124 ).
3. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan perubahan bentuk tubuh, tulang dan sendi.
(D.0083, hal.186)
4. Defisit pengetahuan tentang pengobatan dan perawatan dirumah.(D.0111, hal.246)

13
C. PERENCANAAN KEPERAWATAN

No Diagnose Tujuan Dan Intervensi (Siki)


Keperawatan Kriteria Hasil
1. Nyeri akut setelah dilakukan Manajemen nyeri (I.08238, Hal.
berhubungan tindakan 201)
dengan keperawatan … x Observasi :
kerusakan 24 jam diharapkan 1. Identifikasi lokasi,
integritas nyeri berkurang karakteristik,durasi
jaringan Kriteria hasil : frekuensi,kualitas, intensitas
sekunder klien merasa nyeri
tehadap gout. nyaman, tidak 2. Identifikasi lokasi nyeri
(D.0077, hal. merintih, tidak 3. Identifikasi respons nyeri non
172 ) meringis. verbal
4. Identifikasi faktor yang
memperberat dan
memperingan nyeri
5. Identifikasi pengetahuan dan
keyakinan tentang nyeri
6. Identifikasi pengaruh budaya
terhadap respon nyeri
7. Identifikasi pengaruh nyeri
pada kualitas hidup
8. Monitor keberhasilan terapi
komplementer yang sudah
diberikan
9. Monitor efek samping
penggunaan analgetik
Terapeutik :
1. Berikan teknik
nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri(mis,
terapi pijat, hinopsis)

14
2. Control lingkungan yang
memperberat rasa nyeri (mis,
suhu ruangan, kebisingan)
3. Fasilitasi istirahat dan tidur
4. Pertimbangkan jenis dan
sumber nyeri dalam
pemilihan strategi meredakan
nyeri
Edukasi :
1. Jelaskan penyebab, periode
dan pemicu nyeri
2. Jelaskan strategi meredakan
nyeri
3. Anjurkan memonitor nyeri
secara mandiri
4. Anjurkan menggunakan
analgetik secara tepat
5. Anjurkan teknik
nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi:
Kolaborasi pemberian analgetik,jika
perlu
2. Gangguan setelah dilakukan Dukungan Mobilisasi (I.051723,
mobilitas fisik tindakan Hal. 30)
berhubungan keperawatan … x Observasi :
dengan nyeri 24 jam diharapkan 1. Identifikasi adanya nyeri atau
persendian. klien mampu keluhan fisik lainnya
(D.0054,hal 124 ). melaksanakan 2. Identifikasi toleransi fisik
aktivitas fisik melakukan pergerakan
dengan 3. Monitor frekuensi jantung dan
kemampuannya, tekanan darah sebelum
kekuatan otot memulai mobilisasi
bertambah. 4. Monitor kondisi umum

15
selama melakukan mobilisasi
Terapeutik :
1. Fasilitasi aktivitas mobilisasi
dengan alat bantu (mis, pagar
tempat tidur)
2. Fasilitiasi melakukan
pergeraka, jika perlu
3. Libatkan keluarga untuk
membantu klien dalam
meningkatkan pergerakan
Edukasi :
1. Jelaskan tujuan dan prosedur
mobilisasi
2. Anjurkan melakukan
mobilisasi dini
3. Anjurkan mobilisasi
sederhana yang harus
dilakukan (mis, duduk
ditempat tidur )
3. Gangguan citra Setelah dilakukan Promosi citra tubuh (I.09305, Hal.
tubuh tindakan 359)
berhubungan keperawatan dalam Observasi :
dengan waktu… x 24 jam 1. Identifikasi harapan citra
perubahan klien dapat, tubuh berdasarkan tahap
bentuk tubuh, meningkatkan perkembangan
tulang dan sendi percaya dirinya dan 2. Identifikasi budaya, agama,
(D.0083,Hal.186) mulai menerima jenis kelamin dan umur
keadaan terkait citra tubuh
patologisnya. Klien 3. Identifikasi perubahan citra
menyatakan tubuh yang mengakibatkan
penerimaan diri isolasi social
dalam situasi, 4. Monitor frekuensi pernyataan
bekerja sama dalam kritik terhadap diri sendiri
perubahan konsep 5. Monitor apakah klien bisa

16
diri tanpa melihat bagian tubuh yang
pandangan berubah
negative harga diri. Terapeutik :
1. Diskusikan perubahan tubuh
dan fungsinya
2. Diskusikan perbedaan
penampilan fisik terhadap
harga diri
3. Diskusikan kondisi stress
yang mempengaruhi citra
tubuh (mis, luka, penyakit)
4. Diskusikan cara
mengembangkan harapan
citra tubuh secara realistis
5. Diskusikan persepsi klien dan
keluarga tentang perubahn
citra tubuh
Edukasi :
1. Jelaskan kepada keluarga
tentang perawatan perubahan
citra tubuh
2. Anjurkan mebgungkapkan
gambaran diri terhadap citra
tubuh
3. Anjurkan menggunakan alat
bantu,( mis. Pakaian, wig )
4. Latih fungsi tubuh yang
dimiliki
5. Latih peningkatan
penampilam diri

4. Defisit Setelah diberikan Edukasi Program Pengobatan


pengetahuan asuhan (I.12441, Hal.104)

17
tentang keperawatan … x Observasi :
pengobatan dan 24 jam diharapkan 1. Identifikasi pengetahuan
perawatan klien dan keluarga tentang pengobatan yang di
dirumah. dapat memahami rekomendasikan
(D.0111, hal.246). penggunaan obat 2. Identifikasi penggunaan obat
dan perawatan. tradisional dan kemungkinan
efek terhadap pengobatan
Terapeutik :
1. Fasilitasi informasi tertulis
atau gambar untuk
meningkatkan pemahaman
2. Berikan dukungan untuk
menjalani program
pengobatan dengan baik dan
benar
3. Libatrkan keluarga untuk
memberikan dukungan pada
klien selama pengobatan
Edukasi :
1. Jelaskan manfaat dan efek
samping pengobatan
2. Anjurkan memonitor
perkembangan keefektifan
pengobatan
3. Anjurkan mengomsumsi obat
sesuai indikasi
Edukasi Perawatan Diri (I. 12420,
Hal. 90)
Observasi :
1. Identifikasi pengetahuan
tentang perawatan diri.
2. Identifikasi kemampuan
membaca, status kognitif,
psikologis, tingkat
18
kecemasan, dan budaya.
3. Identifikasi masalah dan
hambatan perawatan diri yang
dialami.
4. Identifikasi metode
pembelajaran yang sesuai
(Mis. diskusi, tanya jawab,
penggunaan alat bantu audio
atau visual, lisan, tulisan).
Terapeutik :
1. Rencanakan strategi edukasi,
termasuk tujuan yang
realistis.
2. Jadwalkan waktu dan intesitas
pembelajaran sesuai penyakit.
3. Sediakan lingkungan yang
kondusif pembelajaran
optimal (Mis. diruang kelas
atau ruang terapi yang
kosong).
4. Ciptakan edukasi interaktif
untuk memicu partisipasi
aktif selama edukasi.
5. Berikan penguatan positif
terhadap kemampuan yang di
dapat.
Edukasi :
1. Ajarkan perawatan diri,
praktik perawatan diri, dan
aktivitas kehidupan sehari-
hari.
2. Anjurkan mendemonstrasikan
praktik perawatan diri sesuai
kemampuan.
19
3. Anjurkan mengulang kembali
informasi edukasi tentang
perawatan mandiri.

BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN

20
Gout  adalah cairan asam urat dalam tubuh yang mengalami peningkatan yang
disebabkan oleh hiperproduksi dan hiposekresi asam urat yang menimbulkan
hyperurisemia.
Cairan asam urat tersebut terakumulasi dan membentuk kristal-kristal yang
bersifat korosif sehingga menimbulkan peradangan, tofus dan nyeri pada tulang dan
juga persendian.

B. SARAN
Diharapkan dengan pembuatan makalah ini semakin membuat mahasiswa
mengerti dan mendalami pemahaman tentang GOUT. Selain itu kami mengharapkan
saran dari pembaca agar dapat member kritik dan saran untuk kesempurnaan makalah
Asuhan Keperawatan pada klien dengan GOUT.

DAFTAR PUSTAKA

21

Anda mungkin juga menyukai