I. PENDAHULUAN
1
BAB II
ISI
Pemurnian(refinery) atau pengolahan atau penyulingan atau kilang adalah
kegiatan produksi terdiri dari sekelompok unit proses teknik kimia dan unit
operasi pemurnian bahan tertentu atau mengubah bahan baku menjadi produk
yang bernilai lebih murni. Pemurnian (refining atau juga mungkin disebut oleh
affining istilah matematika) adalah proses pemurnian zat atau bentuk. Istilah ini
biasanya digunakan dari sumber daya alam yang hampir dalam bentuk yang
bermanfaat, tetapi yang lebih berguna dalam bentuk murni. Sebagai contoh,
sebagian besar jenis minyak alami akan membakar langsung dari minyak bumi,
tetapi akan membakar tidak baik dan cepat menyumbat mesin dengan residu dan
produk sampingan. Istilah yang luas, dan dapat mencakup transformasi drastis
lebih, seperti pengurangan bijih logam.
Pemurnian cairan ini sering dilakukan dengan destilasi atau fraksionasi. Gas
dapat disempurnakan dengan cara ini juga, dengan didinginkan dan / atau
dikompresi sampai mereka mencairkan. Gas dan cairan juga dapat disempurnakan
oleh ekstraksi dengan pelarut selektif yang melarutkan diri baik substansi bunga,
atau kotoran yang tidak diinginkan.
Reaksi kimia yang sering digunakan untuk menghilangkan kotoran dari jenis
tertentu yang tidak diinginkan pada minyak seperti Sulfur, Nitrogen, logam,
Carbon.Pelarut yang digunakan berdasarkan kelarutan kotoran, maksudnya
kotoran kimia lebih larut dalam pelarut daripada minyak.
I. BAHAN BAKU
Asam Asetat
Asam asetat atau asam etanoat atau asam cuka merupakan senyawa kimia asam
organik yang dikenal sebagai pemberi rasa asam dan aroma dalam makanan.
Asam cuka memiliki rumus empiris C2H4O2. Rumus kimia Asam Asetat ini
seringkali ditulis dalam bentuk CH3-COOH, CH3COOH, atau CH3CO2H. Asam
asetat murni (disebut asam asetat glasial) adalah cairan higroskopis tak berwarna,
dan memiliki titik beku 16.7°C.Asam asetat merupakan salah satu asam
karboksilat paling sederhana, setelah asam format. Larutan asam asetat dalam air
merupakan sebuah asam lemah, artinya hanya terdisosiasi sebagian
menjadi ion H+ dan CH3COO–. Asam asetat merupakan pereaksi kimia dan bahan
baku industri yang penting. Asam asetat digunakan
dalam produksi polimer seperti polietilena tereftalat, selulosa asetat, dan polivinil
asetat, maupun berbagai macam serat dan kain.
Srtuktur dimer siklis dari asam asetat
2
BAHAN BAKU YANG DIMURNIKAN
MINYAK MENTAH
Minyak bumi adalah hasil dari peruraian (dekomposisi) materi tumbuhan dan
hewan di suatu daerah yang subsidence (turun) secara perlahan. Daerah tersebut
biasanya berupa laut,batas lagoon (danau) sepanjang pantai ataupun danau dan
rawa di daratan. Sedimen diendapkan bersama-sama dengan materi tersebut dan
kecepatan pengendapan sedimen harus cukup cepat sehingga paling tidak bagian
materi organik tersebut dapat tersimpan dan tertimbun dengan baik sebelum
terjadi pembusukan. Pada kondisi sirkulasi dan reduksi tertentu akumulasi
hidrokarbon banyak ditemukan pada bagian air laut dalam.
Minyak bumi hanya berisi minyak mentah saja, tetapi dalam penggunaan sehari-
hari ternyata juga digunakan dalam bentuk hidrokarbon padat, cair, dan gas
lainnya. Pada kondisi temperatur dan tekanan standar, hidrokarbon yang ringan
seperti metana, etana, propana, dan butana berbentuk gas yang mendidih pada
-161.6 °C, -88.6 °C, -42 °C, dan -0.5 °C, berturut-turut (-258.9°, -127.5°, -43.6°,
dan +31.1 °F), sedangkan karbon yang lebih tinggi, mulai dari pentana ke atas
3
berbentuk padatan atau cairan. Meskipun begitu, di sumber minyak di bawah
tanah, proporsi gas, cairan, dan padatan tergantung dari kondisi permukaan
dan diagram fase dari campuran minyak bumi tersebut.
4
a. Pengolahan dengan Asam Sulfat
Pengolahan dengan asam sulfat adalah proses pengolahan secara kimia
baik dengan cara batch ataupun kontinyu dipakai untuk memisahkan sulfur,
mengendapkan bahan-bahan yang mengandung aspal, dan memperbaiki stabilitas,
warna, dan bau dari sejumlah produk-produk kilang.Kebutuhan/jumlah asam
sulfat yang dipakai dan kondisi operasi serta umpan yang diolah dapat dilihat pada
Tabel 1
5
b. Proses Nalfining
Proses ini adalah suatu pengolahan kimiawi yang kontinyu menggunakan asam
asetat anhidrid diikuti dengan pembilasan dengan soda pekat, untuk mengolah
nafta ringan dan distilat-distilat.
Pada proses ini dapat diperbaiki warna, stabilitas, danbau. Langkah pencucian
dengan soda akan menetralisir pembentukan asam asetat yang korosif, dan pada
keseluruhan proses tidak terjadi kehilangan produk yang lebih banyak.
Flowsheet
distilat
umpan
produk
asam asetat
anhidrid Settler
recycle
soda
reagensia bekas
6
Diagram Block
MINYAK BUMI
(NAPTHA RINGAN )
DRIER
SETTLER
produk
Regensia Bekas
7
Uraian proses
Treating adalah proses pemurnian fraksi minyak bumi melalui eliminasi bahan-
bahan pengotor yang terikut dalam proses pengolahan atau yang berasal dari
bahan bakuminyak mentah. Bahan-bahan pengotor yang dihilangkan dalam proses
treating tersebut antara lain bau tidak sedap, lumpur dan warna melalui acid
treatment, parafin melalui dewaxing, aspal melalui deasphalting, dan belerang
melalui desulfurizin.
Pada prorses ini dilakukan Proses Pemurnian Minyak Mentah atau Miyak
Bumi. Kandungan minyak mentah berupa nafta dari proses reforming
inilah yang akan dimurnikan. Destilat umpan berupa Nafta ringan
dimasukkan kedalam drier untuk dikeringkan dan dihilangkan kandungan
airnya. Setelah nafta dikeringkan dialirkan menuju proses vessel ditambah
juga dengan asam asetat anhidrid. Tujuan penambahan asam asetat
anhidrid ini untuk menghilangkan kandungan sulfur yang menyebabkan
bau pada nafta, kandungan nitrogen yang menyebabkan warna yang jelek,
dan memperbaiki stabilitas. Didalam reaktor vessel menghasilkan dua
output, yaitu top produk dan middle produk. Middle product outputnya
berupa reagensia bekas yang tidak digunakan lagi pada proses dan pada
Top productnya dialirkan menuju settler. Settler merupakan alat yang
memisahkan lapisan-lapisan destilat. Lapisan destilat atas merupakan nafta
yang kualitasnya sudah baik sedangkan lapisan destilat bawah nafta yang
kualitasnya kurang baik dan masih terkandung korosif yang dihasilkan
oleh asam asetat anhidrid sehigga di recycle menggunakan soda. Soda
bertujuan untuk menetralisir pembentukan korosif. Kemudian dialirkan
kembali di process vessel dan dialirkan ke settler. Pengolahan ini
dilakukan secara kontiyu sampai menghasilkan product yang kualitas baik.
8
BAB III
Kesimpulan
Minyak bumi (Crude Oil) dan gas alam merupakan senyawa hidrokarbon. Rantai
karbon yang menyusun minyak bumi dan gas alam memiliki jenis yang beragam
dan tentunya dengan sifat dan karakteristik masing-masing. Minyak bumi
terbentuk dari sisa fosil mahkluk hidup yang tertimbun jutaan tahun yang lalu.
Pengambilan minyak bumi dilakukan di kilang minyak. Kemudian di
fraksionisasikan sesuai titik didihnya. Minyak bumi memiliki peranan penting
bagi kehidupan, baik sebagai sumber energi maupun sebagai bahan baku industri
petrokimia. Kandungan yang terdapat pada minyak bumi seperti sulfur, nitrogen,
logam, carbon merupakan kotoran yang tidak diinginkan yang dapat merusak
mesin kendaraan. Sehingga dilakukan proses Treating (Pemurnian) minyak
menggunakan Soda Kaustik, Asam asetat dan juga Lempung. Pada proses ini
pelarut yang digunakan sebagai larutan pemurni ialah asam aseat.
9
DAFTAR PUSTAKA
10