Anda di halaman 1dari 10

BAB I

I. PENDAHULUAN

Zat-zat pengotor yang terdapat dalam minyak mentah bervariasi dalam


jumlah dan jenisnya. Zat-zat tersebut terdiri dari senyawa-senyawa organik yang
mengandung sulfur, nitrogen, dan oksigen; logam-logam terlarut dan garam-
garam anorganik; garam-garam yang terlarut yang larut dalam air yang terbawa
minyak membentuk emulsi. Zat-zat pengotor yang tidak diingini, biasanya
dipisahkan atau dirubah ke dalam bentuk yang tidak berbahaya

Tujuan dari pengolahan ini adalah untuk menjaga : a) korosi peralatan, b)


kerusakan katalis, c) menurunkan mutu produk akhir seperti warna yang jelek,
ketidak stabilan terhadap cahaya, korosif, bau yang tidak enak, dan lain-lain.
Beberapa pengolahan secara kimiawi dan gabungan beberapa cara dapat
dipakai, dan kebanyakan memilih satu atau lebih dari klasifikasi pengolahan
sebagai berikut: 1) dengan asam, 2) dengan alkali (soda), 3) dengan pelarut, 4)
dengan oksidasi, 5) dengan adsorpsi lempung.
Pemilihan proses pengolahan untuk situasi kilang tertentu tergantung pada
keadaan alam fraksi minyak yang diolah dan spesifikasi yang diingini untuk
produk akhir atau produk menengah. Pada pengolahan produk-produk rigan
(straight-run), metoda pengolahan kimiawi telah menjadi hal yang tidak menarik
semenjak perkembangan proses hidrogen yang menjadi praktis sebagai suatu hasil
dari produk samping dari reforming katalis. Seiring dengan hal tersebut adalah
meningkatnya kebutuhan dan perkembangan lebih lanjut tentang proses
pemisahan gas-gas asam (H2S) untuk pembuatan sulfur. Sebaliknya fraksi-fraksi
perengkahan katalis tetap memakai pengolahan kimiawi, umumnya dengan variasi
pencucian soda.

1
BAB II
ISI
Pemurnian(refinery) atau pengolahan atau penyulingan atau kilang adalah
kegiatan produksi terdiri dari sekelompok unit proses teknik kimia dan unit
operasi pemurnian bahan tertentu atau mengubah bahan baku menjadi produk
yang bernilai lebih murni. Pemurnian (refining atau juga mungkin disebut oleh
affining istilah matematika) adalah proses pemurnian zat atau bentuk. Istilah ini
biasanya digunakan dari sumber daya alam yang hampir dalam bentuk yang
bermanfaat, tetapi yang lebih berguna dalam bentuk murni. Sebagai contoh,
sebagian besar jenis minyak alami akan membakar langsung dari minyak bumi,
tetapi akan membakar tidak baik dan cepat menyumbat mesin dengan residu dan
produk sampingan. Istilah yang luas, dan dapat mencakup transformasi drastis
lebih, seperti pengurangan bijih logam.
Pemurnian cairan ini sering dilakukan dengan destilasi atau fraksionasi. Gas
dapat disempurnakan dengan cara ini juga, dengan didinginkan dan / atau
dikompresi sampai mereka mencairkan. Gas dan cairan juga dapat disempurnakan
oleh ekstraksi dengan pelarut selektif yang melarutkan diri baik substansi bunga,
atau kotoran yang tidak diinginkan.
Reaksi kimia yang sering digunakan untuk menghilangkan kotoran dari jenis
tertentu yang tidak diinginkan pada minyak seperti Sulfur, Nitrogen, logam,
Carbon.Pelarut yang digunakan berdasarkan kelarutan kotoran, maksudnya
kotoran kimia lebih larut dalam pelarut daripada minyak.

I. BAHAN BAKU
Asam Asetat
Asam asetat atau asam etanoat atau asam cuka merupakan senyawa kimia asam
organik yang dikenal sebagai pemberi rasa asam dan aroma dalam makanan.
Asam cuka memiliki rumus empiris C2H4O2. Rumus kimia Asam Asetat ini
seringkali ditulis dalam bentuk CH3-COOH, CH3COOH, atau CH3CO2H. Asam
asetat murni (disebut asam asetat glasial) adalah cairan higroskopis tak berwarna,
dan memiliki titik beku 16.7°C.Asam asetat merupakan salah satu asam
karboksilat paling sederhana, setelah asam format. Larutan asam asetat dalam air
merupakan sebuah asam lemah, artinya hanya terdisosiasi sebagian
menjadi ion H+ dan CH3COO–. Asam asetat merupakan pereaksi kimia dan bahan
baku industri yang penting. Asam asetat digunakan
dalam produksi polimer seperti polietilena tereftalat, selulosa asetat, dan polivinil
asetat, maupun berbagai macam serat dan kain. 
Srtuktur dimer siklis dari asam asetat

SIFAT FISIK DAN SIFAT KIMIA

2
BAHAN BAKU YANG DIMURNIKAN
MINYAK MENTAH
Minyak bumi adalah hasil dari peruraian (dekomposisi) materi tumbuhan dan
hewan di suatu daerah yang subsidence (turun) secara perlahan. Daerah tersebut
biasanya berupa laut,batas lagoon (danau) sepanjang pantai ataupun danau dan
rawa di daratan. Sedimen diendapkan bersama-sama dengan materi tersebut dan
kecepatan pengendapan sedimen harus cukup cepat sehingga paling tidak bagian
materi organik tersebut dapat tersimpan dan tertimbun dengan baik sebelum
terjadi pembusukan. Pada kondisi sirkulasi dan reduksi tertentu akumulasi
hidrokarbon banyak ditemukan pada bagian air laut dalam.
Minyak bumi hanya berisi minyak mentah saja, tetapi dalam penggunaan sehari-
hari ternyata juga digunakan dalam bentuk hidrokarbon padat, cair, dan gas
lainnya. Pada kondisi temperatur dan tekanan standar, hidrokarbon yang ringan
seperti metana, etana, propana, dan butana berbentuk gas yang mendidih pada
-161.6 °C, -88.6 °C, -42 °C, dan -0.5 °C, berturut-turut (-258.9°, -127.5°, -43.6°,
dan +31.1 °F), sedangkan karbon yang lebih tinggi, mulai dari pentana ke atas

3
berbentuk padatan atau cairan. Meskipun begitu, di sumber minyak di bawah
tanah, proporsi gas, cairan, dan padatan tergantung dari kondisi permukaan
dan diagram fase dari campuran minyak bumi tersebut.

Sifat Kimia Minyak Bumi


Sifat kimia minyak bumi berkaitan dengan reaksi kimia yang terjadi pada minyak
bumi yaitu:
1. Reaksi pada alkana seperti pembakaran, substitusi (penggantian atom H dengan
atom gugus lain), dan perengkahan (pemotongan rantai karbon menjadi potongan
yang lebih kecil).
2. Reaksi pada alkena seperti pembakaran, adisi (menghasilkan penjenuhan ikatan
rangkap), polimerisasi (penggabungan molekul sederhana menjadi molekul
besar), dan substitusi (penggantian atom H dengan atom lain seperti F, Cl, Br, dan
I).
3. Reaksi pada alkuna yang sama halnya dengan reaksi pada alkena.

Pengolahan dengan Asam


Minyak mentah dan distilat-distilat menengah lainnya diolah dengan senyawa
kimia tertentu untuk memperbaiki sifat-sifatnya seperti stabilitas terhadap cahaya,
bau, kandungan sulfur, dan jumlah bahan-bahan aspaltik. Pemurnian dengan
menggunakan asam, sama halnya dengan pemurnian menggunakan soda kaustik
merupakan cara pemurnian yang telah digunakan semenjak industri perminyakan
ada. Bermacam-macam asam dapat digunakan seperti HF, HCl, HNO 3,
H3PO4,C2O2H2 tetapi yang lebih umum digunakan adalah asam sulfat (H2SO4)
karena mempunyai kelebihan yaitu dapat menyerap sulfur, mengendapkan aspal
dan menghilangkan bau yang tidak enak.
Pemurnian dengan asam sulfat merupakan pemurnian secara kimia, baik secara
kontinyu maupun secara batch. Reaksi antara asam dengan hidrokarbon sangat
kompleks, umumnya membentuk ester dan polimer, sebagai berikut :
RSH – CH2 + H2SO4 RCH2CH2SO4H
RSH – CH2 R[ -CH.CH2 -]n
Ester-ester yang terbentuk larut dalam asam, tetapi ia hanya sedikit larut dan sulit
dihidrolisis dengan air, dan pada akhirnya produk yang dihasilkan masih
mengandung sulfur.
Macam-macam proses pengolahan dengan asam adalah :
1. Pengolahan dengan Asam Sulfat
2. Proses Nalfining

4
a. Pengolahan dengan Asam Sulfat
Pengolahan dengan asam sulfat adalah proses pengolahan secara kimia
baik dengan cara batch ataupun kontinyu dipakai untuk memisahkan sulfur,
mengendapkan bahan-bahan yang mengandung aspal, dan memperbaiki stabilitas,
warna, dan bau dari sejumlah produk-produk kilang.Kebutuhan/jumlah asam
sulfat yang dipakai dan kondisi operasi serta umpan yang diolah dapat dilihat pada
Tabel 1

Tabel 1 Kualitas dan Kondisi Pemurnian dengan Asam


Konsent Dosis Fraksi yang Suhu Kotoran yang Waktu
Diolah Disisihkan Kontak
(%) (lb / (oF) (men)
barrel)
93 1 – 15 Kerosin 90 - 135 Gab. Sulfur 30 – 40
93 – 98 0 – 60 Pelumas 110 - 180 Ter 10
93 – 103 2 Gasolin 65 - 60 Sulfur <1
Min. Bakar
Min. Transport
80 maks 8 Distilat (tekan) Dist. Sulfur

Konsentrasi asam bervariasi antara 80 – 100 %, dan yang umumnya dipakai


adalah 93 %. Asam-asam lemah dipakai untuk pengolahan masing-masing situasi
untuk menurunkan sludge yang terbentuk karena reaksi kimia dengan aromatik,
dan/atau hidrokarbon olefin. Suhu dijaga rendah pada 25 - 50 oF untuk asam kuat,
tetapi suhu tinggi 70 – 130 oF dapat dipakai secara ekonomis. Metoda standar
pengolahan distilat bertekanan yang digunakan bertahun-tahun yang lalu adalah
pengolahan dengan asam, lalu diikuti oleh distilasi dengan steam dan diikuti lagi
pengolahan dengan doctor sweetening.
Pengolahan dari proses ini memerlukan biaya mahal, kehilangan hasil proses
tinggi, dan membutuhkan penyulingan ulang (redistillation) pada beberapa hasil
pengolahan. Pemakaian sekarang adalah pada pengolahan kerosin dan pelarut-
pelarut khusus. Proses pengolahan dengan asam sulfat ini telah lama dilakukan
semenjak awal industri minyak tetapi proses ini telah diganti dengan proses
pencucian dengan soda secara regeneratif, dan pada akhir-akhir ini diganti lagi
dengan cara hidrogenasi

5
b. Proses Nalfining
Proses ini adalah suatu pengolahan kimiawi yang kontinyu menggunakan asam
asetat anhidrid diikuti dengan pembilasan dengan soda pekat, untuk mengolah
nafta ringan dan distilat-distilat.
Pada proses ini dapat diperbaiki warna, stabilitas, danbau. Langkah pencucian
dengan soda akan menetralisir pembentukan asam asetat yang korosif, dan pada
keseluruhan proses tidak terjadi kehilangan produk yang lebih banyak.

Flowsheet

Drier Process Vessel

distilat
umpan

produk
asam asetat
anhidrid Settler

recycle
soda

reagensia bekas

6
Diagram Block

MINYAK BUMI

(NAPTHA RINGAN )

DRIER

ASAM ASETAT REACTOR VESSEL

SETTLER
produk

Regensia Bekas

7
Uraian proses
Treating adalah proses pemurnian fraksi minyak bumi melalui eliminasi bahan-
bahan pengotor yang terikut dalam proses pengolahan atau yang berasal dari
bahan bakuminyak mentah. Bahan-bahan pengotor yang dihilangkan dalam proses
treating tersebut antara lain bau tidak sedap, lumpur dan warna melalui acid
treatment, parafin melalui dewaxing, aspal melalui deasphalting, dan belerang
melalui desulfurizin.
Pada prorses ini dilakukan Proses Pemurnian Minyak Mentah atau Miyak
Bumi. Kandungan minyak mentah berupa nafta dari proses reforming
inilah yang akan dimurnikan. Destilat umpan berupa Nafta ringan
dimasukkan kedalam drier untuk dikeringkan dan dihilangkan kandungan
airnya. Setelah nafta dikeringkan dialirkan menuju proses vessel ditambah
juga dengan asam asetat anhidrid. Tujuan penambahan asam asetat
anhidrid ini untuk menghilangkan kandungan sulfur yang menyebabkan
bau pada nafta, kandungan nitrogen yang menyebabkan warna yang jelek,
dan memperbaiki stabilitas. Didalam reaktor vessel menghasilkan dua
output, yaitu top produk dan middle produk. Middle product outputnya
berupa reagensia bekas yang tidak digunakan lagi pada proses dan pada
Top productnya dialirkan menuju settler. Settler merupakan alat yang
memisahkan lapisan-lapisan destilat. Lapisan destilat atas merupakan nafta
yang kualitasnya sudah baik sedangkan lapisan destilat bawah nafta yang
kualitasnya kurang baik dan masih terkandung korosif yang dihasilkan
oleh asam asetat anhidrid sehigga di recycle menggunakan soda. Soda
bertujuan untuk menetralisir pembentukan korosif. Kemudian dialirkan
kembali di process vessel dan dialirkan ke settler. Pengolahan ini
dilakukan secara kontiyu sampai menghasilkan product yang kualitas baik.

Produk dan Kegunaan


Minyak Bumi dapat digunakan sebagai Gasoline (Bensin) yang biasa digunakan
sebagai bahan bakar kendaraan, Naptha atau Petroleum eter yang digunakan
sebagai pelarut dalam industry, kerosin (Minyak Tanah) biasa digunakan sebagai
bahan bakar yang digunakan sebagai bahan akar rumah tangga.

8
BAB III
Kesimpulan

Minyak bumi (Crude Oil) dan gas alam merupakan senyawa hidrokarbon. Rantai
karbon yang menyusun minyak bumi dan gas alam memiliki jenis yang beragam
dan tentunya dengan sifat dan karakteristik masing-masing. Minyak bumi
terbentuk dari sisa fosil mahkluk hidup yang tertimbun jutaan tahun yang lalu.
Pengambilan minyak bumi dilakukan di kilang minyak. Kemudian di
fraksionisasikan sesuai titik didihnya. Minyak bumi memiliki peranan penting
bagi kehidupan, baik sebagai sumber energi maupun sebagai bahan baku industri
petrokimia. Kandungan yang terdapat pada minyak bumi seperti sulfur, nitrogen,
logam, carbon merupakan kotoran yang tidak diinginkan yang dapat merusak
mesin kendaraan. Sehingga dilakukan proses Treating (Pemurnian) minyak
menggunakan Soda Kaustik, Asam asetat dan juga Lempung. Pada proses ini
pelarut yang digunakan sebagai larutan pemurni ialah asam aseat.

9
DAFTAR PUSTAKA

Proses pengolahan minyak bumi,

(http://rizkisituyulmungil.blogspot.com/ , diakses 2 juni 2014)

Pemurnian minyak (http://infotambang.com/proses-


pemurnian-minyak-p498-164.htm , diakses 2 juni 2014)

Minyak bumi, 2010.( http://dtwh2.esdm.go.id/dw2007/, diakses 2 juni 2014)

Minyak bumi,( http://sherchemistry.wordpress.com/kimia-x-2/minyak-bumi, diakses 2


juni 2014)

Proses pengolahan minyak bumi, (http://j4ngandibuk4.blogspot.com/p/proses-

pengolahan-minyak-bumi.html, diakses 2 juni 2014)

Proses pengolahan minyak bumi, 2007.


(http://persembahanku.wordpress.com/2007/02/27/proses-pengolahan-
minyak-bumi/, diakses 2 juni 2014)

Wikipedia, 2010.("http://id.wikipedia.org/minyak-bumi, diakses 2 juni 2014)

10

Anda mungkin juga menyukai