Anda di halaman 1dari 41

PENDIDIKAN PANCASILA

TUGAS INDIVIDU

CRITICAL BOOK REPORT

Disusun oleh:

Nama : Jamilatul Husna

NIM : 0306192089

Kelas : PGMI-3

DOSEN PENGAMPU: LIA SA’ADAH M.P.d

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATRA UTARA 2019


KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa yang telah memberikan
saya kesempatan dalam menyelesaikan makalah ini, sehingga kritik buku (critical book
report) ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Terima kasih saya ucapkan kepada Ibu
Lia Sa’adah M.Pd selaku dosen pengampu mata kuliah PENDIDIKAN PANCASILA yang
telah membimbing kami mahasiswa/I semester 1 jurusan pendidikan guru madhrasah
ibtidaiyah tahun ajaran 2019.

Dalam makalah ini saya membahas dan menjelaskan mengenai buku yang berjudul
Pendidikan Pancasila karangan Dr. Eka Susanti, M.P.d dan Toni Nasution, M.P.d serta buku
pembanding yang berjudul Pendidikan Panasila Membangun Karakter Masyarakat Indonesia
karangan Drs. Syafri Fadillah Marpaung, M.P.d bertujuan untuk memberikan pengetahuan
kepada para pembaca tentang apa itu panasila, betapa begitu pentingnya panasila itu
dipelajari, Selaku manusia biasa, saya menyadari bahwa dalam hasil makalah ini masih
terdapat kekurangan dan keliruan yang tidak sengaja. Oleh karna itu saya sangat
membutuhkan kritik dan saran. Saya berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua,
khususnya pada mata kuliah Pendidikan Pancasila jurusan Pendidikan Guru Madrasah
Ibtidaiyah di Universitas Islam Negeri Sumatra Utara.

Medan, Desember 2019

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………………………..i

DAFTAR ISI……………………………………………………………….ii

BAB I PENDAHULUAN.............................................................................1

A. Latar Belakang……………………………………………………….1
B. Rumusan Masalah……………………………………………………2
C. Tujuan Masalah………………………………………………………2

BAB II PEMBAHASAN…………………………………………………..6

1. INFORMASI BUKU UTAMA…………………………………………..6

1.1 Kata Pengantar Buku Utama………………………………………..6

1.2 Ringkasan Isi Buku Utama………………………………………….6

2. INFORMASI BUKU PEMBANDING…………………………………...7

2.1 Kata Pengantar Buku Pembanding…………………………………..30

2.2 Ringkasan Isi Buku Pembanding………………………………….....31

3. KELEBIHAN DAN KELEMAHAN BUKU UTAMA DAN BUKU


PEMBANDING…………………………………………………………….37

BAB III PENUTUP………………………………………………………...38

Kesimpulan……………………………………………………………….38

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………….....39

GLOSARIUM………………………………………………………………40
BAB I

PENDAHULUAN

A. latar Belakang

Perkembangan ilmu pengetahuan yang minim di karenakan rendahnya minat baca


masyarakat pada saat ini. Mengkritik buku salah satu cara yang dilakukan untuk menaikkan
ketertarikan minat baca seseorang terhadap suatu pokok bahasan. Mengkritik buku (critical
book report) ini adalah suatu tulisan atau ulasan mengenai sebuah hasil karya atau buku, baik
berupa buku fiksi maupun nonfiksi, juga dapat diartikan sebagai karya ilmiah yang
melukiskan pemahaman terhadap isi sebuah buku.

Mengkririk buku dilakukan bukan untuk menjatuhkan atau menaikkan nilai suatu
buku melainkan untuk menjelaskan apa adanya suatu buku yaitu kelebihan atau
kekurangannya yang akan menjadi bahan pertimbangan atau ulasan tentang sebuah buku
kepada pembaca perihal Baku-buku baru dan ulasan kelebihan maupun kekurangan Buku
tersebut. Yang lebih jelasnya dalam mengkritik buku, kita dapat menguraikan isi pokok
pemikiran pengarang dari buku yang ersangkutan diikuti dengan pendapat terhadap isi buku.

Uraian isi pokok buku memuat ruang lingkup permasalahan yang dibahas pengarang ,
cara pengarang menjelaskan dan menyelesaikan permasalahan, konsep dan teori yang
dikembangkan, serta kesimpulan. Dengan demikian laporan buku atau resensi sangat
bermanfaat untuk mengetahui isi buku selain itu, akan tahu mengenai kekurangan dan
kelebihan dari isi buku yang telah dibaca. Untuk itu, kami harapkan kepada pembaca agar
mengetahui dan memahami mengenai laporan buku atau resensi sehingga dapat menilai isi
buku tersebut dengan baik dan hanya bukan sekedar membaca sekilas buku tersebut
melainkan dapat memahami apa yang ada dalam buku tersebut secara mendalam.

Membuat CBR yaitu seperti mengulas atau menginterprestasi juga manganalisis isi
sebuah buku , yang menitik beratkan pada evaluasi (penjelasan, interprestasi dan analisis)
tentang keunggulan dan kelemahan buku, apa yang menarik dari buku tersebut, bagaimana isi
buku tersebut bisa berpengaruh cara berfikir pembaca dan menambah pemahaman terhadap
suatu bidang kajian tertentu dengan kata lain , melalui CBR ini pembaca menerima pikiran
pengarang atau penulis berdasarkan sudut pandang pembaca berdasarkan pengetahuan dan
pengalaman yang dimiliki.
B. Rumusan Masalah

1. Apa dan bagaimana ringakasan setiap buku?


2. Bagaimana kelebihan dan kekurangan buku?

C. Tujuan Masalah

1. Untuk mengetahui apa dan bagaimana inti sari atau ringkasan dari setiap buku
2. Untuk mengetahui bagaimana kelebihan dan kekurangan buku
BAB II

PEMBAHASAN

1. Informasi Buku Utama

 Judul : Pendidikan Pancasila


 Penulis : Dr. Eka Susanti, M.P.d dan Toni Nasution M.P.d
 Tahun Terbit : 2018
 Penerbit : CV. Widya Puspita
 Tebal buku : 254 halaman
1. Kata Pengantar Buku Utama

Buku utama ini memiliki cover berwarna kuning berpaduan dengan warna
orange dan merah lalu cover nya dapat menampilkan latar cover istana Negara dan
monument pahlawan, tulisan nya tersusun rapi dan jelas, penjelasan pada isi buku
dapat mudah dipahami oleh pembaca dan buku ini memiliki kertas yang sedikit tebal
sehingga tidak mudah robek, dan Bahwasanya buku utama saya ini adalah dengan
judul buku Pendidikan Pancasila yang ditulis oleh Dr. Eka Susanti, M.Pd dan Toni
Nasution, M.Pd. buku ini terdiri dari delapan (8) bab yaitu:
a. Bab I : Ruang Lingkup Pendidikan Pancasila
 Konsep dan urgensi pendidikan pancasila
 Alasan perlunya pendidikan pancasila
 Pengertian pancasila
 Latar belakang pendidikan pancasila
 Tujuan pendidikan pancasila
b. Bab II : Pancasila Sebagai Dalam Konteks Sejarah Perjuangan Bangsa Indonesia
 Konsep sejarah perjuangan bangsa
 Zaman kerajaan
 Zaman penjajahan dan kebangkitan nasional
c. Bab III : sejarah Lahirnya Pancasila
 Konsep sejarah perjuangan
 Sejarah dari berbagai sudut pandang
 Perdebatan kesejarahan tentang lahirnya pancasila
 Sejarah pergerakan Indonesia, mengawali lahirnya pancasila sebagai dasar
Negara
 Perumusan pancasila, dasar Negara proklamasi 17 Agustus 1945
d. Bab IV : pancasila Sebagai Ideologi Nasional
 Latar belakang
 Pengertian ideology dan dimensi-dimensinya
 Peranan ideologi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara
 Pancasila sebagai ideologi terbuka
 Perbandingan ideologi pancasila dalam berideologi pancasila
 Hambatan dan tantangan dalam berideologi pancasila
 Refleksi kritis terhadap ideology
e. Bab V : Demokrasi Pancasila
 Apa itu demokrasi
 Konsep dasar demokrasi
 Macam-macam demokrasi
 Ciri-ciri demokrasi
 Prinsip demokrasi
 Kelebihan dan kelemahan sistem demokrasi
 Membangun demokrasi
 Negara-negara penganut demokrasi
f. Bab VI : Konsep Dasar Agama dan Negara
 Konsep dasar agama
 Bentuk realisasi konsep agama di Indonesia
 Konsep dasar Negara
 Perlunya pengetahuan mendalam tentang konsep dasar agama dan Negara
g. Bab VII : Sejarah Makna Lambang Garuda Pancasila
 Sejarah
 Perancangan garuda pancasila
h. Bab VIII : Pancasila Sebagai Paradigma Pembangunan Nasional
 Pengertian paradigma
 Pancasila sebagai orientasi dan kerangka pembangunan nasional
 Pancasila sebagai paradigma dalam berbagai kehidupan.
1.2 Ringkasan Isi Buku Utama

BAB I. RUANG LINGKUP PENDIDIKAN PANCASILA

A. Konsep Dan Urgensi Pendidikan Pancasila

Sejak zaman dahulu, wilayah-wilayah di nusantara ini mempunyai beberapa nilai


yang dipegang teguh oleh masyarakatnya, sebagai contoh:

1. Percaya kepada tuhan dan toleran


2. Gotong royong
3. Musyawarah
4. Solidaritas atau kesetiakawanan sosial, dan sebagainya.

Nilai-nilai pancasila berdasarkan teori kausalitas yang diperkenalkan notonagoro (kausa


materialis, kausa formalis, kausa efisien, kausa finalis), merupakan penyebab lahirnya Negara
kebangsaan republik Indonesia, maka penyimpangan terhadap nilai-nilai pancasila dapat
berakibat terancamnya kelangsungan Negara. Berbagai permasalahan di negeri tercinta ini
yang menunjukkan pentingnya mata kuliah pendidikan pancasila.

1. Masalah kesadaran perpajakan


2. Masalah korupsi
3. Masalah lingkungan
4. Masalah disintegrasi bangsa
5. Masalah dekadensi moral
6. Masalah narkoba
7. Masalah penegakan hukum yang berkeadilan
8. Masalah terorisme

B. Alasan Diperlukan Pendidikan Pancasila

Pendidikan pancasila sangat diperlukan untuk membentuk karakter manusia yang


professional dan bermoral. Betapa pentingnya pancasila diselenggarakan di perguruan tinggi
untuk menanamkan nilai-nilai moral pancasila kepada generasi penerus cita-cita bangsa.
Dengan demikian, pendidikan pancasila diharapkan dapat memperkokoh modalitas akademik
mahasiswa dalam berperan serta membangun pemahaman masyarakat.
C. Pengertian Pancasila

Untuk memahami pancasila secara kronologis baik menyangkut rumusannya atau


peristilahannya, maka pengertian pancasila meliputi lingkup pengertian sebagai berikut:

1) Pengertian Pancasila Secara Etimologis


Secara Etimologis, kata “Pancasila” yang dimaksud adalah istilah “panca syila”
dengan vocal i pendek yang memiliki makna lesikel “berbatu sendi lima” atau secara
harfiah, “dasar yang memiliki lima unsur”. Adapun istilah “panca syiila” dengan
huruf dengan huruf dewanagari I bermakna 5 aturan tingkah laku yang penting.
2) Pengertian Pancasila Secara Historis
Pada tanggal 17 agustus 1945, Indonesia memploklamirkan kemerdekaan. Keesokan
harinya tanggal 18 agustus 1945 disahkanlah Undang-Undang Dasar 1945 termasuk
pembukaan UUD 1945 yang di dalamnya termuat isi rumusan lima prinsip sebagai
satu dasar Negara yang diberi nama pancasila.
3) Pengertian Pancasila Secara Terminologis
Dari bermacam-macam rumusan masalah tersebut diatas yang secara konstitusional
sah dan benar adalah rumusan pancasila sebagaimana tercantum dalam pembukaan
Undang-Undang Dasar 1945. Hal ini diperkuat dengan ketetapan Nomor
XX/MPRS/1966,dan Inpers Nomor 12 tanggal 13 April 1968 yang menegaskan
bahwa penguapan, penulisan, dan rumusan Pancasila Dasar Negara Republik
Indonesia yang sah dan benar adalah sebagaimana terantum dalam Pembukaan
Undang-Undang Dasar 1945.

D. Latar Belakang Pendidikan Pancasila

1. Latar Belakang Historis


Secara Historis bahwa nilai-nilai yang terkandung dalam setiap sila pancasila sebelum
dirumuskan dan disahkan menjadi dasar Negara Indonesia secara objektif historis
telah dimiliki oleh bangsa Indonesia sendiri atau dengan kata lain bangsa Indonesia
sebagai kuasa materialis pancasila. Dengan demikian, berdasarkan fakta objektif
secara historis kehidupan bangsa Indonesia tidak dapat dipisahkan dari nilai-nilai
pancasila.
2. Latar Belakang Kultural
Bangsa Indonesia mendasarkan pandangan hidupnya dalam bermasyarakat, berbangsa
dan bernegara pada suatu asas ultural yang dimiliki dan melekat pada bangsa itu
sendiri. Nilai-nilai kenegaraan dan kemasyarakatan yang terkandung dalam sila-sila
pancasila bukanlah hanya merupakan suatu hasil karya besar bangsa Indonesia
sendiri, yang diangkat dari nilai-nilai cultural yang dimiliki oleh bangsa Indonesia
sendiri melalui proses refleksi filosofis para pendiri Negara seperti Ir. Soekarno,
Mr.Muh. Yamin, Drs. Moh. Hatta, Prof. Soepomo serta para tokoh pendiri Negara
lainnya.
3. Latar Belakang Yuridis
Dengan dituangkannya rumusan pancasila dalam pembukaan UUD 1945,
mengandung konsekuensi bahwa pancasila secara yuridis konstitusional telah secara
formal menjadi dasar Negara Republik Indonesia. Sebagai dasar Negara, pancasila
mempunyai kekuatan mengikat secara yuridis. Seluruh tatanan hidup bernegara yang
bertentangan dengan pancasila sebagai kaidah yuridis-konstitusional pada dasarnya
tidak berlaku dan harus dicabut.
4. Latar Belakang Filosofis
Secara filosofis, sebelum mendirikan Negara, bangsa Indonesia adalah bangsa yang
berketuhanan dan berkemanusian. Hal ini berdasarkan kenyataan objektif bahwa
manusia adalah makhluk Tuhan yang Maha Esa. Syarat mutlak suatu Negara adalah
adanya persatuan yang terwudjudkan sebagai rakyat (merupakan unsur pokok
Negara), sehingga secara filosofis Negara berpesatuan dan berkerakyatan.
Konsekuensinya rakyat adalah merupakan dasar ontologism demokrasi, karena rakyat
merupakan asal mula kekuasaan Negara.

E. Tujuan Pendidikan Pancasila

Tujuan pendidikan diartikan sebagai seperangkat tindakan intelektual penuh tanggung


jawab yang berorientasi pada kompetensi mahasiwa pada bidang profesi masing-masing.
Kompetensi lulusan pendidikan pancasila adalah seperangkat tindakan intelektual, penuh
tanggung jawab sebagai seorang warga Negara dalam memecahkan berbagai masalah dalam
hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara dengan menerapkan pemikiran yang
berlandaskan nilai-nilai pancasila
BAB II. PANCASILA DALAM KONTEKS SEJARAH PERJUANGAN
BANGSA INDONESIA

A.Konsep Sejarah Perjuangan Bangsa

Sejarah perjuangan bangsa dan semangat kebangsaan suatu angsa akan selalu terus
dipelajari, dipelihara dan diwariskan dari generasi ke generasi erikutnya. Pentingnya
pengetahuan sejarah tidak diragukan lagi. Namun ada yang leih penting untuk kepentingan
proses pemelajaran, yakni proses pementukan peserta didik agar menjadi warga Negara yang
mengetahui sejarah angsanya dan mau elajar dari sejarah. Dan keangkitan nasional dimulai
sejak awal aad ke-20 dan mencapai puncaknya pada tanggal 17 agustus 1945 yakni saat
diproklamasikannya, Kemerdekaan Negara Kesatuan Repulik Indonesia.

B. Zaman Kerajaan

1. Kerajaan Kutai

Indonesia memasuki zaman sejarah pada tahun 400 M, dengan ditemukannya prasasti
yang erupa 7 yupa (tiang atu).masyarakat kutai memuka zaman sejarah Indonesia pertama ini
menampilkan nilai sosial politik,dan ketuhanan dalam entuk kerajaan, kenduri, serta sedekah
kepada para rahmana, adapun enda-enda yang ditemukan pada tahun 1870,tantara lain:4 uah
tugu(atu prasasti yang diseut yupa), 2 uah lencana kerajaan yang teruat dari emas dan patung
kura-kura emas yang disimpan oleh seorang keturunan raja-raja dimuara Kaman, dan pada
tahun 1939, diadakan penelitian di muara Kaman dan menemukan 3 uah prasasti raja
mulawarman yang diseut erasal dari aad ke-IV karena melihat tulisan yang digunakan pada
tugu terseut ialah huruf pallawa dan menggunakan ahasa sansekerta kuno dari india
selatan.menurut seorang pakar sejarah ernama Ny. Soeleman mengatakan ahwa didalam atu
prasasti yupa ada menyeutkan kata vavrakecvara yang diartikan lapangan luas tempat upacara
kuran maka dalam pengajian terseut yang dikatakan ahwa sang raja sri mulawarman yang
amat mulia dan termuka telah mengadakan kuran ertempat didalam varakecvare,tempat
upacara sedekah yang diseut upacara ahuswarnakam yaitu kuran hadiah sapid an emas.

2. Kerajaan Sriwijaya

Negara Indonesia terentuk melalui tiga tahap yaitu, pertama zaman sriwijaya diawah
wangsa syailendra, kedua Negara keangsaan zaman majapahit, kedua tahap terseut
merupakan Negara keangsaan Indonesia lama. Kemudian ketiga, Negara keangsaan modern
yaitu Negara Indonesia merdeka. Pada aad VII mucullah suatu kerajaan sriwijaya , diawah
kekuasaan warga syailendra. Kerajaan itu adalah kerajaan maritim yang mengendalikan
kekuatan lautnya.dan pada zaman itu pula lah kerajaan sriwijaya merupakan suatu kerajaan
esar yang cukup disegani dikawasan Asia selatan. Dikerajaan sriwijaya agama dan keudayaan
dikemangkan dengan mendirikan suatu universitas agama udha , yang sangat terkenal di
Negara lain di asia . tentang kesejahteraan ersama dalam suatu Negara telah tercermin pada
kerajaan sri wijaya terseut yaitu erunyi (suatu cita-cita Negara yang adil dan makmur).

3. Kerajaan Majapahit

Seelum Kerajaan Majapahit muncul seagai suatu kerajaan yang esar telah muncul
kerajaan-kerajaan di jawa tengah dan jawa timur secara silih erganti. Pada tahun 1293
erdirilah kerajaan majapahit yang mencapai zaman keemasannya pada pemerintah raja hayam
wuruk dengan mahapatih gajah mada yang diantu oleh laksamana Nala dalam memimpin
armadanya untuk menguasai Nusantara. Wilayah kekuasaan majapahit semasa jayanya itu
mementang dari semenanjung melayu sampai irian arat melalui Kalimantan utara pada waktu
itu agama hindu dan udha hidup erdampingan dengan damai dalam suatu kerajaan.

4. Kerajaan Demak

Adalah kerajaan islam teresar di pantai utara jawa (“ pesisir”) menurut tradisi jawa,
demak seelumnya merupakan keadipatian dari kerajaan majapahit, dan tercatat menjadi islam
dipulau jawa pelopor penyearan agama

BAB III. SEJARAH LAHIRNYA PANCASILA

A. Pengertian dan Konsep Dasar Sejarah

1. Pengertian Sejarah

Sejarah adalah sebuah bidang ilmu yang banyak dikembangkan diberbagai negeri oleh
berbagai suku bangsa. Sejarah adalah catatan peristiwa masa lampau, studi tentang sebab dan
akibat.

2. konsep Dasar Sejarah

Sejarah merupakan cabang ilmu pengetahuan yang mengkaji secara sistematis


keseluruhan perkembangan proses perubahan dinamika kehidupan masyarakat dengan segala
aspek kehidupan yang terjadi dimasa lampau. Masa lampau bersifat terbuka dan
berkesinambungan. Masa lampau itu selalu terkait dengan konsep-konsep dasar berupa
waktu, ruang, manusia, perubahan, dan berkesinambungan.

B. Sejarah Dari Beragai Sudut Pandang

1. Sejarah Sebagai Peristiwa

Sejarah merupakan peristiwa yang terjadi dimasa lampau. Sejarah sebagai peristiwa
merupakan suatu kejadian dimasa lampau yang hanya sekali terjadi serta tidak bisa diulang.

Ciri utama dari sejarah sebagai peristiwa adalah sebagai berikut:

a. Abadi
b. Unik
c. Penting

Peristiwa adalah kenyataan yang bersifat absolute atau mutlak dan objektif. Sejarah sebagai
peristiwa merupakan suatu kenyataan yang objektif artinya kenyataan yang benar-benar ada
dan terjadi dalam kehidupan masyarakat manusia

2. sejarah sebagai kisah

Sejarah sebagai kisah merupakan rekontruksi dari suatu peristiwa yang dituliskan
maupun diceritakan oleh seseorang. Sejarah sebagai kisah dapat berbentuk lisan dan tulisan.
Sejarah sebagai kisah dapat berupa narasi yang disusun berdasarkan memori, kesan, atau
tafsiran manusia terhadap kejadian atau peritiwa yang terjadi dimasa lampau.

3. sejarah sebagai ilmu

Sejarah merupakan suatu ilmu yang mempelajari masa lampau manusia. Sejarah
sebagai ilmu memiliki objek, tujuan dan metode. Menurut kuntowijoyo, ciri-ciri atau
karakteristik sejarah sebagai ilmu adalah sebagai berikut:

a. Bersifat empiris
b. Memiliki objek
c. Memiliki teori
d. Memiliki metode
e. Mempunyai generalisasi

4. sejarah sebagai seni


Sejarah sebagai seni merupakan suatu kemampuan menulis yang baik dan menarik
mengenai suatu kisah / peristiwa dimasa lalu.

Ciri sejarah sebagai seni, terdapat:

a. Intuisi
b. Emosi
c. Gaya ahasa
d. imajinasi

C. Perdebatan kesejahteraan tentang lahirnya pancasila

Perdebatan kesejahteraan adalah bagian dari usaha untuk menepatkan bangsa dalam
konteks perubahan zaman yang terus berlangsung. Perdebatan emosional tentang pancasila
yang tersinggung bertolak dari usaha untuk mendapatkan kepastian tentang siapa. Kita tidak
usah ikut terlibat dalam perdebatan ini, hanya saja tentu perlu diingat bahwa dalam teknik
penelitian sejarah, tanggal peristiwa tidak hanya dilihat pada yang tertulis, tetapi juga pada
konteks keseluruhan dari teks dokumen sejarah yang dihadapi.

D. Sejarah Pergerakan Imdonesia, Mengawali Lahirnya Pancasila Sebagai Dasar


Negara

Sebelum Negara Indonesia terbentuk pada 17 Agustus 1945, bentuk pemerintahan


adalah kerajaan-kerajaan, baik besar maupun kecil yang tersebar di Nusantara. Berkat
perjuangan golongan liberal dan humanise aka cuulturstelsel sedikit demi sedikit mulai
dihapuskan.

E. Perumusan pancasila, dasar Negara proklamasi17 agustus 1945

1. sidang-sidang BPUPKI

a. Sidang BPUPKI pertama


Sidang PUPKI pertama dilaksanakan selama 4 hari berturut-turut.
1. Mr. Muh Yamin (29 mei 1945)

Dalam pidatonya tanggal 29 mei 1945 Mr. Muh Yamin mengusulkan calon rumusan
dasar Negara Indonesia sebagai berikut:

1. Peri kebangsaan
2. Peri kemanusiaan
3. Peri ketuhanan
4. Peri kerakyatan
5. Kesejahteraan rakyat
b. Prof. Dr. Soepomo (31 mei 1945)
Negara adalah susunan masyarakat yang integrasi, segala golongan, bagian
atau anggotanya saling berhubungan erat satu dengan lainnya dan merupakan
kesatuan organis. Menurut paham ini yang terpenting dalam Negara adalah
penghidupan bangsa seluruhnya.
c. Ir. Soekarno (1 juni 1945)
Beliau mengusulkan bahwa pancasila adalah sebagai dasar fisafat Negara dan
pandangan hidup bangsa Indonesia. Juga pandangan dunia yang setingkat dengan
aliran-aliran besar dunia sebagai “weltanschauungi” dan diatas dasar itulah kita
dirikan Negara Indonesia.
d. Sidang BPUPKI kedua (10-16 juli 1945)
Panitia sembilan ini setelah mengadakan pertemuan secara masak dan
sempurna telah mencapai suatu hasil yang baik yaitu suatu modus atau persetujuan
antara golongan islam dengan golongan kebangsaan: modus atau persetujuan tersebut
tertuang dalam suatu rancangan “pemukaan hukum dasar”, rancangan preamul hukum
dasar yang dipermaklumkan oleh panitia kecil ada penyelidik dalam rapat BPUPKI
kedua tanggal 10 juli 1945.

2. Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945

tanggal 7 agustus 1945 pada pertengahan bulan agustus 1945 akan dibentuk panitia
persiapan kemerdekaan Indonesia. Dan pada tanggal 8 agustus Ir. Soekarno, Drs. Moh. Hatta
dan Dr. K.R.T. Radjiman diberangkatkan ke Saigon. Sesekembalinya dari Saigon pada
tanggal 14 agustus 1945 dikemayoran, Ir. Soekarno mengumumkan dimuka orang banyak
bahwa Bangsa Indonesia akan merdeka sebelum jagung berbunga dan kemerdekaan Bangsa
Indonesia bukan merupakan hadiah dari jepang melainkan merupakan hasil perjuangan
Bangsa Indonesia sendiri.

BAB IV. PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI NASIONAL

A. Latar belakang
Pancasila merupakan hasil perenungan atau pemikiran seseorang atau kelompok
orang, yang juga diangkat dari nilai adat istiadat, nilai kebudayaan, nilai tradisi, nilai
kepustakaan, nilai relegius yang terdapat pada pandangan hidup bangsa indonesia sendiri
sebelum membentuk Negara. Pancasila sebagai ideologi bersifat dinamik dalam arti bahwa
yang menjadi kesatuan prinsip pengarahan yang berkembang dialektik serta terbuka
penafsiran baru untuk melihat perspektif masa depan dan aktual antisipatif dalam
menghadapi perkembangan dengan memberikan arah dan tujuan yang ingin dicapai dalam
melangsungkan hidup dan kehidupan nasional.

B. Pengertian Ideologi dan Dimensi-dimensinya

Ideologi adalah ilmu atau ajaran tentang ide-ide, gagasan-gagasan, atau cita –cita
terpenting. Jadi, ideologi menurut makna yang dikandung nya berarti suatu ilmu atau ajaran
yang mengandung ide atau cita-cita yang bersifat tetap dan sekaligus merupakan dasar,
pandangan atau pun paham.

Dimensi-dimensi ideologi adalah

a) Dimensi realitas
b) Dimensi idealitas
c) Dimensi normalitas
d) Dimensi fleksibelitas

C. Peranan Ideologi dalam Kehidupan Bermasyarakat berbangsa dan Bernegara

1) Sebagai dasar: artinya merupakan pangkal tolak, asas atau fundasi di atas mana semua
kegiatan kehidupan masyarakat, bangsa, dan Negara dibangun.
2) Sebagai pengarah: artinya sebagai pengatur dan pengendali kehidupan masyarakat,
bangsa dan Negara berupa norma-norma atau aturan-aturan yang harus dipatuhi agar
arah untuk mencapai cita-cita atau tujuan tidak menyimpang (dimensi normalitas).
3) Sebagai tujuan: artinya semua aktivitas dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa,
dan bernegara pada akhirnya mengarah pada suatu tujuan atau cita-cita yang
terkandung dalam ideologi yang dipakai.

D. Pancasila Sebagai Ideologi Terbuka

Suatu ideologi disebut terbuka bila ideologi tersebut dapat menerima dan bahkan
mengembangkan pemikiran-pemikiran baru sejauh sejauh tidak bertentangan dengan nilai-
nilai dasarnya. Pancasila sebagai ideologi terbuka, mengandung arti bahwa nilai dasar yang
terkandung dalam pancasila bersifat tetap atau abadi, namun dalam penjaarannya dapat
dkembangkan secara kreatif dan dinamis sesuai dengan keutuhan dinamika perkembangan
masyarakat Indonesia sendiri.

E. Perbandingan ideologi pancasila dengan ideologi lainnya

1) Ideologi pancasila
Memandang manusia sebagai makhluk individu dan makhluk sosial.
2) Ideologi lieral
Memandang bahwa sejak manusia dilahirkan sebab dan dibekali penciptanya
sejumlah hak azasi, yaitu hak hidup, hak kebebasan, hak kesamaan, hak
kebahagiaan, maka nilai kebebasan itu lah yang utama.
3) Ideologi komunis

Ideologi komunistik berdasarkan diri pada premise bahwa semua materi


berkembang mengikuti hukum kontradiksi, dengan menempuh proses dialetik.

4) Liberalisme
Tampilnya ideologi liberalisme dilator belakangi oleh situasi dieropa sebelum
abad ke-18 yang diwarnai oleh perang agama, feodalisme, dominasi kelompok
aristrokrasi dan bentuk pemerintahan yang bercorak monarki absolute.

5) Kapitalisme
Kapitalisme merupakan buah pikiran dari tokoh-tokoh seperti adam smith dan
david riardo.

6) Kolonialisme
Kolonialisme adalah paham tentang penguasaan oleh suatu Negara atas
daerah/ bangsa lain dengan maksud untuk memperluas wilayah Negara itu.
7) Nasionalisme
Nasionalisme merupakan salah satu ideologi yang berpengaruh di Eropa pada
akhir abad ke-18 sampai dengan awal abad ke- 20, dan diAsia-Afrika pada
abad ke-20.
E. Hambatan dan Tantangan dalam beridiologi pancasila

1. Hambatan
Hambatan muncul karna adanya perbedaan aliran pemikiran, misalnya paham
individualisme dan paham golongan.

2. Perbedaan kepentingan
Perbedaan kepentingan ini dapat disebab kan oleh adanya perbedaan pola pikir
masing-masing kekuatan politik, golongan, atau kelompok dalam masyarakat.
3. Bentuk-bentuk ancaman
Ada beberapa bentuk ancaman terhadap idiologi pancasila, salah satunya ialah
isu (penyebar kebohongan dan fitnah atau desas-desus dengan tujuan tertentu).
4. Tantangan
a) Tantangan dari dalam negeri
b) Tantangan dari luar negeri
c) Adanya intervensi dari Negara lain untuk menghancurkan NKRI

F. Refleksi Kritis Terhadap Idologi

Ideologi dapat ditinjau dari pelbagai sudut. Ideologi dapat menjadi pandangan
hidup . Bertolak dari seluruh pengertian tersebut, maka diperlukan refleksi kritis terhadap
ideologi mengingat adanya satu ciri penting yang melekat pada ideologi, yakni sifatnya yang
futuristik (berisi cita-cita tentang tatanan masyarakat yang baik di masa depan dan merupakan
acuan untuk melakukan perubahan politik).

BAB V. DEMOKRASI PANCASILA

A. Apa itu Demokrasi

Demokrasi dianggap sebagai suatu sistem politik yang diyakini oleh banyak
masyarakat dunia sebagai yang terbaik untuk mencapai tujuan bernegara. Demokrasi telah
menggantikan beberapa sistem politik non demokrasi yang dianggap gagal pada saat itu,
seperti: totalitarian, otoritarian, monarki absolut, rezim militer dan kediktatoran. Demokrasi
merupakan seperangkat gagasan dan prinsip tentang kebebasan, tetapi juga mencangkup
seperangkat praktik dan prosedur yang terbentuk melalui sejarah panjang dan sering berliku-
liku, sehingga demokrasi sering disebut suatu pelembagaan dari kebebasaan.
B. Konsep Dasar Demokrasi

Demokrasi artinya pemerintahan oleh rakyat, dimana kekuasaan tertinggi berada di


tangan rakyat dan dijalankan langsung oleh mereka atau oleh wakil-wakil yang mereka pilih
di bawah sistem pemilihan bebas. Demokrasi bukan sekedar suatu bentuk pemerintahan atau
pun sistem politik melainkan yang utama adalah suatu bentuk kehidupan bersama dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

C. Macam-Macam Demokrasi

1. Macam-macam Demokrasi berdasarkan fokus perhatiannya


a. Demokrasi formal
b. Demokrasi Material
c. Demokrasi Gabungan
2. Macam-macam Demokrasi berdasarkan Penyaluran Kehendak rakyat
a. Demokrasi dengan langsung
b. Demokrasi tak langsung

D. Ciri-Ciri Demokrasi

1) Setiap keputusan yang dikeluarkan oleh pemerintah sesuai dengan kehendak dan
keperluan masing-masing rakyat atau seluruh rakyat.
2) Terdapat ciri konstitusional
3) Mempunyai ciri perwakilan
4) Setiap aktivitas politik dilaksanakan dalam memilih pihak mana yang hendak
diamanahi untuk menjalankan roda pemerintahaan.

E. Prinsip Demokrasi

1) Kebebasan disepakati diakui dan disetujui oleh masing-masing warga Negara.


2) Keikutsertaan setiap warga Negara terkait pelaksanaan dan penentuan keputusan
politik.
3) Kesetaraan masing-masing warga Negara.
4) Masing-masing warga Negara memiliki kesetaraan dan kesamaan terkait praktek
politik.

F. Kelebihan dan Kelemahan Sistem Demokrasi

1) Kelebihan
a. Kesamaan hak menyebabkan masing-masing masyarakat boleh ikut ambil bagain
terkait sistem politik.
b. Penerima kekuasaan ditentukan berdasarkan keinginan serta suara rakyat.
c. Menghindari adanya monopoli kekuasaan.
2) Kelemahan
a. Mudah goyahnya kepercayaan rakyat karena efek-efek yang bersifat negative
b. Dinilai tidak adil terkait kesamaan hak sebab menurut para ahli masing-maing
orang memiliki pemahaman politik yang tidak sama persis
c. Fokus konsentrasi pemerintah yang masih menjabat menjadi berkurang, lantaran
mendekati pemilihan umum selanjutya

G. Membangun Demokrasi

Kunci sukses membangun demokrasi Indonesia ialah yaitu dengan makan empat pilar
kebangsaan yakni:

a. Pancasila
b. UUD 1945
c. NKRI
d. Bhineka Tunggal Ika

Kemunculan konsep demokrasi perwakilan asalnya yaitu dari institusi alasan gagasan
yang tumbuh seni rupa era pencerahan renaissance serta revolusi perancis dan Negara
amerika serikat.

a. Penyalahgunaan demokrasi
b. Penyelewengan demokrasi
c. Pendahuluan ketika kampanye
d. Kampanye negative

H. Negara-negara Penganut Demokrasi

a. India
b. Amerika serikat
c. Indonesia
d. Brazil
e. Pakistan
f. Nigeria
1. Demokrasi Pancasila

Demokrasi yang berkemang di Indonesia adalah demokrasi pancasila. Pancasila


adalah ideologi nasional yaitu seperangkat nilai yang dianggap baik, sesuai, adil, dan
menguntungkan bangsa.

2. Struktur Demokrasi

Untuk terwujudnya sistem politik demokrasi dibutuh lembaga-lembaga demokrasi


yang menopang sistem politik tersebut.

3. Pancasila Sebagai Etika Politik

Etika merupakan suatu ilmu yang memahas tentang bagaimana dan mengapa kita
mengikuti suatu ajaran moral tertentu atau bagaimna kita harus mengambil sikap yang
bertanggung jawab berhadapan dengan berbagai ajaran moral.

4. Pancasila Sebagai Ideologi Negara

Pancasila sebagai ideology yang berarti sebagai cita-cita bernegara dan sarana yang
dapat mempersatukan masyarakat perlu perwujudan yang konkrit dan operasional
sehingga tidak menjadi selogan belaka.

BAB VI. KONSEP DASAR AGAMA DAN NEGARA

A. Konsep Dasar Agama

Agama merupakan suatu kepercayaan, keyakinan yang mendasar dari dalam jiwa
manusia. Agama sebagai ajaran moral dan spiritual selalu menjanjikan pemeluknya untuk
meraih kebahagian. Sebagai ciri yang dimiliki agama adalah fungsinya yang bersifat
universal, artinya, agama menanamkan kebahagian dan kedamaian sesama manusia, dan
penganugrahan kenikmatan yang tak terhingga, yaitu perjumpaan (liqa) dengan Tuhan.

B. Bentuk Realisasi Konsep Agama di Indonesia

Realisasi suatu yang nyata, yang ada dalam kehidupan. Bentuk realisasi ini untuk
mengatur keteraturan beragama, misalnya kelembagaan. Adapun beberapa lembaga
keagamaan di Indonesia, guna untuk mencegah terjadinya konflik antar agama, dan juga
untuk mengatur kehidupan beragama di Indonesia.
Antara lain:

1. Islam : Majelis Ulama Indonesia (MUI)


2. Kristen : Persekutuan Greja-Greja Indonesia (PGI)
3. Katolik : Konfensi Wali Greja Indonesia (KWI)
4. Hindu : Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI)
5. Buddha : Perwakilan Umat buddha Indonesia (Walubi)
6. Konghucu : Majelis Tinggi Agama Konghucu Indonesia (Matakin)

C. Konsep Dasar Negara

Dasar Negara Repulik Indonesia adalah Pancasila. Landasan atau dasar itu harus kuat
dan kokoh agar gedung yang berdiri diatasnya akan tetap tegak sentosa untuk selama-
lamanya. Negara Indonesia merupakan Negara yang kehidupan masyarakatnya diatur UUD
1945, Negara yang demokratis dimana pancasila sebagai pendoman semua hukum baik
tertulis maupun tidak tertulis. Maka dari itu konsep agama yang terdapat pada sila pertama
‘Ketuhanan yang Maha Esa’ merupakan sila yang mencangkup semua sila di bawahnya.

D. Perlunya Pengetahuan Mendalam Tentang Konsep Dasar Agama dan Negara

Bagaimana sesesorang memimpin jika nilai relegiusnya kurang? Jika nilai relegiusnya
kurang maka apa yang akan terjadi? Mungkinkah menyebabkan dampak buruk bagi rakyat
yang dipimpinnya? Pertanyaan-pertanyaan tersebut sering kali berada dibenak kita. Maka
jawabannya adalah nilai relegius merupakan pokok utama terciptanya pemimpin yang adil,
yang mampu membuat perubahan. Karena pemimpin yang seperti itulah yang menerapkan
kehidupan ber-ke-pancasilaan.

Dan dapat disimpulkan bahwa beranjak dari ideologi dasar Negara Indonesia adalah
pancasila, yang mana secara nilai-nilai yang di kandung oleh semua sila-sila yang ada pada
pancasila tersebut menjadi sebuah tolak ukur yang mendasar bagi seluruh masyarakat
Indonesia. Seperti nilai ketuhanan yang Maha Esa ‘bahwa semua masyarakat Indonesia
secara universal harus memiliki kepercayaan atau lebih tepatnya harus menganut Agama.

BAB VI. KONSEP DASAR AGAMA DAN NEGARA

A. Konsep Dasar Agama

Agama merupakan suatu kepercayaan, keyakinan yang mendasar dari dalam jiwa
manusia. Agama sebagai ajaran moral dan spiritual selalu menjanjikan pemeluknya untuk
meraih kebahagian. Sebagai ciri yang dimiliki agama adalah fungsinya yang bersifat
universal, artinya, agama menanamkan kebahagian dan kedamaian sesama manusia, dan
penganugrahan kenikmatan yang tak terhingga, yaitu perjumpaan (liqa) dengan Tuhan.

B. Bentuk Realisasi Konsep Agama di Indonesia

Realisasi suatu yang nyata, yang ada dalam kehidupan. Bentuk realisasi ini untuk
mengatur keteraturan beragama, misalnya kelembagaan. Adapun beberapa lembaga
keagamaan di Indonesia, guna untuk mencegah terjadinya konflik antar agama, dan juga
untuk mengatur kehidupan beragama di Indonesia.

Antara lain:

1. Islam : Majelis Ulama Indonesia (MUI)


2. Kristen : Persekutuan Greja-Greja Indonesia (PGI)
3. Katolik : Konfensi Wali Greja Indonesia (KWI)
4. Hindu : Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI)
5. Buddha : Perwakilan Umat buddha Indonesia (Walubi)
6. Konghucu : Majelis Tinggi Agama Konghucu Indonesia (Matakin)

C. Konsep Dasar Negara

Dasar Negara Repulik Indonesia adalah Pancasila. Landasan atau dasar itu harus kuat
dan kokoh agar gedung yang berdiri diatasnya akan tetap tegak sentosa untuk selama-
lamanya. Negara Indonesia merupakan Negara yang kehidupan masyarakatnya diatur UUD
1945, Negara yang demokratis dimana pancasila sebagai pendoman semua hukum baik
tertulis maupun tidak tertulis. Maka dari itu konsep agama yang terdapat pada sila pertama
‘Ketuhanan yang Maha Esa’ merupakan sila yang mencangkup semua sila di bawahnya.

D. Perlunya Pengetahuan Mendalam Tentang Konsep Dasar Agama dan Negara

Bagaimana sesesorang memimpin jika nilai relegiusnya kurang? Jika nilai relegiusnya
kurang maka apa yang akan terjadi? Mungkinkah menyebabkan dampak buruk bagi rakyat
yang dipimpinnya? Pertanyaan-pertanyaan tersebut sering kali berada dibenak kita. Maka
jawabannya adalah nilai relegius merupakan pokok utama terciptanya pemimpin yang adil,
yang mampu membuat perubahan. Karena pemimpin yang seperti itulah yang menerapkan
kehidupan ber-ke-pancasilaan.

Dan dapat disimpulkan bahwa beranjak dari ideologi dasar Negara Indonesia adalah
pancasila, yang mana secara nilai-nilai yang di kandung oleh semua sila-sila yang ada pada
pancasila tersebut menjadi sebuah tolak ukur yang mendasar bagi seluruh masyarakat
Indonesia. Seperti nilai ketuhanan yang Maha Esa ‘bahwa semua masyarakat Indonesia
secara universal harus memiliki kepercayaan atau lebih tepatnya harus menganut Agama.

BAB VII. SEJARAH MAKNA LAMBANG GARUDA PANCASILA

A. Sejarah

Garuda muncul dalam berbagai kisah, terutama dijawa dan bali. Dalam banyak kisah
garudavmelambangkan kebajikan, pengetahuan kekuatan, keberanian, kesetiaan, dan disiplin.
Posisi mulia Garuda dalam tradisi Indonesia sejak zaman kuno telah menjadikan Garuda
sebagai simbol nasional Indonesia, sebagai perwujudan ideologi pancasila. Garuda juga
dipilih sebagai nama mas kapai penerbangan nasional Indonesia Garuda Indonesia. Selain
Indonesia, Thailand juga menggunakan Garuda sebagai I ambang Negara.

B. Perancang Garuda Pancasila

Perancang lambang Negara Indonesia adalah Sultan Hamid II. Sultan Hamid II
menggambarkan lambang Negara berupa seekor burung Garuda berwarna emas dengan
berkalungkan perisai yang di dalamnya bergambar simbol-simbol pancasila dan
mencengkramkan seutas pita putih yang bertuliskan ‘BHINNEKA TUNGGAL IKA’’.
Lambang Negara tersebut dirancang sejak Desember 1949, yaitu beberapa hari setelah
pengakuan kedaulatan Republik Indonesia serikat oleh Belanda. Dengan melalui beberapa
proses, rancangan karya Sultan Hamid II diterima dan dikukuhkan sebagai lambang Negara.

Sultan Hamid II dilahirkan pada tahun 1913 dengan nama Syarif Abdul Hamid
Alkadrie dan meninggal pada 1978. Dan dilahirkan dari kesultanan Pontianak. Lalu atas usul
dari soekarno dan berbagai organisasi lainnya, rancangan sultan hamid II tersebut
disempurnakan sedikit demi sedikit. Pada maret 1950, penyempurnaan sampai pada tahap
finalisasi. Pengesahan resmi lambang Negara Garuda pancasila pada 17 oktober 1951,
melalui peraturan pemerintah (PP) No. 66 Tahun 1951 yang dikeluarkan presiden soekarno
dan perdana mentri sukiman wirjosandjojo. Penulisan nama resmi lambang Negara Indonesia
tersebut terdapat dalam pasal 36 A UUD 1945 yang disebutkan dengan GARUDA
PANCASILA. Nama tersebut sesuai dengan desain yang digambarkan pada lambang Negara
tersebut, yaitu Garuda diambil dari nama burung dan pancasila diambil dari dasar Negara
Indonesia.

BAB VIII. PANCASILA SEBAGAI PARADIGMA PEMBANGUNAN NASIONAL

A. Pengertian Paradigma

Paradigma diartikan sebagai asumsi teoritis yang umum sehingga paradigma


merupakan suatu sumber nilai, hukum, dan metodologi. Inti sari pengertian paradigma adalah
suatu asumsi-asumsi teoritis yang umum ( merupakan sumber nilai ), sumber hukum, metode
serta penerapan dalam ilmu pengetahuan sehingga sangat menentukan sifat, ciri, serta
karakter ilmu pengetahuan itu sendiri. Ilmu pengetahuan memiliki sifat yang sangat dinamis.

Artinya, teori yang telah dibangun, mapan, dan diakui eksistensinya dalam ilmu
pengetahuan dapat mengalami perubahan sebagai akibat adanya temuan-temuan baru yang
diperoleh melalui dunia penelitian.

B. Pancasila Sebagai Orientasi dan Kerangka Pembangunan Nasional

Sila-sila pancasila, yang bermuatan nilai-nilai Religius (sila ke-1), nilai-nilai Human
(sila ke-2), nilai-nilai Kebangsaan (sila ke-3), nilai-nilai Demokrasi (sila ke-4), dan nilai-nilai
Keadilan (sila ke-5), merupakan sebuah kesatuan organis, harmonis, dinamis, sebagai
orientasi pembangunan nasional dalam mewujudkan tujuan dan cita-cita nasional
sebagaimana tercantum dalam pembukaan UUD 1945. Pancasila diharapkan dapat
menjadikan matriks atau kerangka referensi untuk membangun suatu model masyarakat atau
untuk memperbaharui tatanan soial-budaya.

Ada dua fungsi dari pancasila sebagai kerangka acuan: pertama, pancasila menjadi
dasar visi yang memberi inspirasi untuk membangun suatu corak tatanan sosial-budaya yang
akan datang, membangun visi masyarakat Indonesia di masa yang akan datang dan kedua,
pancasila sebagai nilai-nilai dasar menjadi referensi kritik sosial-budaya. Pembangunan
nasional dilaksanakan dalam rangka mencapai masyarakat adil yang berkemakmuran dan
makmur yang berkeadilan. Pembangunan nasional merupakan perwujudan nyata dalam
meningkatkan harkat dan martabat manusia Indonesia sesuai dengan nilai-nilai dasar yang
diyakini kebenarannya.

C. Pancasila Sebagai Paradigma dalam berbagai Kehidupan

Pancasila sebagai paradigma, artinya nilai-nilai dasar pancasila secara normative


menjadi dasar, kerangka acuan, dan tolok ukur segenap aspek pembangunan nasional yang
dijalankan di Indonesia. Hal ini sebagai konsekuensi atas pengakuan dan penerimaan bangsa
indonesia atas pancasila sebagai dasar negara dan ideology nasional.

Hal ini sesuai dengan kenyataan objektif bahwa pancasila adalah dasar negara
indonesia, sedangkan negara merupakan Organisasi atau persekutuan hidup manusia maka
tidak berlebihan apabila pancasila menjadi landasan dan tolok ukur penyelenggaraan
bernegara termasuk dalam melaksanakan pembangunan. Pembangunan sosial harus mampu
mengembangkan harkat dan martabat manusia secara keseluruhan. Oleh karena itu,
pembangunan dilaksanakan di berbagai bidang yang mencangkup seluruh aspek kehidupan
manusia.

1. Pancasila Sebagai Paradigma Pembangunan Ideologi

Ideologi adalah suatu kompleks ide-ide asasi tentang manusia dan dunia yang
dijadikan pedoman dan cita-cita hidup. Ideologi bukanlah hanya pengertian. Ideologi adalah
prinsip dinamika, karena merupakan pedoman (menjadi pola dan norma hidup) dan sekaligus
juga berupa ideal atau cita-cita. Realisasi dari idea-idea yang menjadi ideologi itu dipandang
sebagai kebesaran, kemuliaan manusia.

2. Pancasila Sebagai Paradigma Pembangunan Politik

Untuk mengatasi permasalahan dibidang politik, tidak ada jawaban lain kecuali
bahwa kita harus mengembangkan sistem politik yang benar-benar demokratis. Demokratis
merupakan upaya penting dalam mewujudkan civil society.

3. Pancasila Sebagai Paradigma Pembangunan Ekonomi


Sesuai dengan paradigma pancasila dalam pembangunan ekonomi maka sistem dan
pembangunan ekonomi dan pembangunan ekonomi berpijak pada nilai moral dari pada
pancasila. Secara khusus, sistem ekonomi harus mendasarkan pada dasar moralitas ketuhanan
(sila 1 pancasila) dan kemanusiaan ( sila II Pancasila). Sistem ekonomi yang menghargai
hakikat manusia, baik selaku makhluk individu, sosial, makhluk pribadi maupun makhluk
tuhan.

Sistem ekonomi yang berdasar pancasila adalah sistem ekonomi kerakyatan yang
berasaskan kekeluargaan. Pembangunan ekonomi harus mampu menghindarkan diri dari
bentuk-bentuk persaingan bebas, monopoli dan bentuk lainnya yang hanya akan
menimbulkan penindasan, ketidakadilan, penderitaan, dan kesengsaraan warga negara.

4. Pancasila Sebagai Paradigma Pembangunan Sosial Budaya

Pembangunan sosial budaya harus mampu meningkatkan harkat dan martabat


manusia, yaitu menjadi manusia yang berbudaya dan beradab. Pembangunan sosial budaya
yang menghasilkan manusia-manusia biadab, kejam, brutal, dan bersifat anarkis jelas
bertentangan dengan cita-cita menjadi manusia adil dan beradab. Berdasar sila persatuan
Indonesia, pembangunan sosial budaya dikembangkan atas dasar penghargaan terhadap nilai
sosial dan budaya-budaya yang beragam di seluruh wilayah Nusantara menuju pada
tercapainya rasa persatuan sebagai bangsa.

5. Pancasila Sebagai Paradigma Pertahanan keamanan

Sistem pertahanan dan keamanan adalah mengikut sertakan seluruh komponen


bangsa. Sistem pertahanan yang bersifat semesta melibatkan seluruh warga negara, wilayah,
dan sumber daya nasional lainnya, serta dipersiapkan secara dini oleh pemerintah dan
diselenggarakan secara total terpadu, terarah, dan berlanjut untuk menegakkan kedaulatan
negara, keutuhan wilayah, dan keselamatan segenap bangsa dari segala ancaman.
Penyelenggaraan sistem pertahanan semesta didasarkan pada kesadaran atas hak dan
kewajiban warga negara, serta keyakinan pada kekuatan sendiri.

Pancasila sebagai paradigma pembangunan pertahanan keamanan telah diterima


bangsa Indonesia sebagaimana tertuang dalam UU No. 3 Tahun 2002 tentang pertahanan
Negara. Dalam undang-undang tersebut dinyatakan bahwa pertahanan negara bertitik tolak
pada falsafah dan pandangan hidup bangsa Indonesia untuk menjamin keutuhan dan tetap
tegaknya Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan pancasila dan Undang-
Undang Dasar 1945.

6. Pancasila Sebagai Paradigma Reformasi

Pada era reformasi ini, bangsa indonesia ingin menata kembali (reform) tatanan
kehidupan yang berdaulat, aman, adil, dan sejahtera. Reformasi memiliki makna, yaitu suatu
gerakan untuk memformat ulang, menata ulang atau menata kembali hal-hal yang
menyimpang untuk dikembalikan pada format atau bentuk semula sesuai dengan nilai-nilai
ideal yang dicita-citakan rakyat. Apabila gerakan reformasi ingin menata kembali tatanan
kehidupan yang lebih baik, tiada jalan lain adalah mendasarkan kembali pada nilai -nilai
dasar kehidupan yang dimiliki bangsa Indonesia.

Reformasi sebagai paradigma pancasila adalah sebagai berikut:

1. Reformasi yang ber-Ketuhanan Yang Maha Esa.


2. Reformasi yang berperikemanusiaan yang adil dan beradab.
3. Reformasi yang berdasarkan nilai persatuan.
4. Reformasi yang berakar pada asas kerakyatan.
5. Reformasi yang bertujuan pada keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Lagu-Lagu Kebangsaan

Lagu-lagu perjuangan Indonesia adalah musik yang diciptakan untuk tujuan nasional.
Lirik lagu wajib mengandung unsur-unsur yang dapat membangkitkan semangat perjuangan.
Lagu nasional diciptakan oleh komponis-komponis Indonesia yang hidup di masa sebelum
kemerdekaan Indonesia. Beberapa nama mungkin pernah kita dengar seperti WR. Supratman,
Ismail Marzuki, Kusbini C. Simanjuntak dan seterusnya.
2. INFORMASI BUKU PEMBANDING
 Judul buku : Pendidikan Panasila Membangun Karakter Masyarakat Indonesia
 Penulis : Drs. Syafri Fadillah Marpaung, M.P.d
 Tahun terbit : 2019
 Penerbit : YAYASAN FADILLAH MALAY ISLAMI
 Tebal buku : 131 halaman
2.1 KATA PENGANTAR BUKU PEMBANDING
Buku pembanding ini memiliki cover berwarna coklat lalu overnya dapat
menampilkan latar cover kedua orang sedang bersalaman, tulisannya tidak tersusun rapi dan
jelas , penjelasan isi buku olehBahwasannya buku pembanding saya ini adalah dengan judul
buku Pendidikan Panasila Membangun Karakter Masyarakat Indonesia yang ditulis Drs.
Syafri Fadillah Marpaung M.P.d buku ini terdiri dari sembilan (9) bab yaitu :
a. Bab I Pancasila Dalam Konteks Sejarah Perjuangan Bangsa Indonesia
 Masa kerajaan Majapahit
 Perjuangan bangsa Indonesia melawan penjajahan
 Kebangkitan nasional
 Perjuangan bangsa Indonesia pada masa penjajahan jepang
 Proklamasi kemerdekaan
 Perjuangan mempertahankan dan mengisi kemerdekaan Indonesia
 Masa orde lama
 Masa lahirnya orde baru
b. Bab II Pancasila Dalam Konteks Ketatanegaraan
 Kondisi objektif Indonesia sebelum kemerdekaan
 Pergerakan nasional dan waana tentang dasar Negara Indonesia
 Paradigm baru memahami panasila dan UUD 1945
c. Bab III Konsensus nasional tentang dasar Negara RI
 Pembentukan BPUPKI dan lahirnya Panasila
 PPKI dan pengesahan dasar Negara RI
 Peraturan dalam konstituante
 Dekrit presiden 5 juli 1959 dan berlakunya kembali UUD 1945
d. Bab IV Pancasila dalam sistem ideologi politik Indonesia
 Pancasila sebagai dasar Negara
 Pancasila dan ideologi bangsa Indonesia
 Pancasila dan persatuan nasional
e. Bab V Pancasila dan sistem filsafat
 Pancasila sebagai sebuah sistem
 Kesatuan nilai-nilai pancasila sebagai filsafat
 Pengalaman pancasila menuju cita-cita bangsa Indonesia

f. Bab VI Pancasila sebagai etika


 Pengertian nilai, moral, dan norma
 Istilah etika & panasila sebagai etika politik
g. Bab VII Pancasila sebagai paradigma pembangunan nasional
 Makna dan hakikat pembangunan nasional
 Modal dasar dan faktor dominan
 Kebijakan pembangunan nasional
h. Bab VIII Pancasila, demokrasi dan sistem penyelenggaraan Negara
 Proklamasi kemerdekaan dan lahirnya partai politik
 Demokrasi pancasila dan pemerintahan orde baru
 Pancasila, reformasi dan demokrasi terbuka: menuju paradigma baru
i. Bab IX Peristiwa dan istilah politik dalam sejarah politik Indonesia
 Dekrit presiden 5 juli 1959
 Asas tunggal pancasila
 Korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN)

BAB I. PANCASILA DALAM KONTEK SEJARAH PERJUANGAN


BANGSA
 Masa Kerajaan Sriwijaya
Dalam sejarah Indonesia terdapat dua kerajaan kuno yang esar dan megah, yaitu
kerajaan sriwijaya dan majapahit. Prasasti lain yang menunjukkan adanya kekuasaan
sriwijaya adalah bukit siguntang (kedukan bukit) dan karang rahim. Dalam
pertumbuhannya sriwijaya berkembang menjadi kerajaan besar. Hal ini ditunjang oleh
beberapa faktor:
1. Letak sriwijaya yang strategis
2. Runtuhnya kerajaan fuhan seagai kerajaan maritim
3. Majunya pelayaran dan perdagangan india dan ina memeri sriwijaya
kesempatan untuk erkemang dalam perdagangan di Asia tenggara
4. Memiliki armada laut yang kuat
 Masa Kerajaan Majapahit
Dalam pertumuhannya, majapahit banyak menerima unsur politik,
kebudayaan, sosial, dan ekonomi dari singosari seagai kerajaan yang mendahuluinya.
Yang paling berahaya adalah pemberontakan kuti dengan peristiwa adandernya yang
hampir meruntuhkan majapahit sehingga jayanegara mengungsi dengan diikuti oleh
pasukan hayangkara yang dipimpin oleh Gajah Mada.
 Perjuangan bangsa Indonesia Melawan Penjajahan ( Perjuangan Seelum Aad XX)
Pada awal abad ke-16 mulai terdapat suasana baru diperairan Indonesia, yaitu
munsulnya para pelaut berkulit putih dari Eropa yang diawali oleh orang-orang
protugis. Kemunculan para pelaut asing ini dipengaruhi oleh beberapa faktor:
a. Dorongan ekonomi
b. Melaksanakan misi menyebarkan agama Kristen
c. Orang-orang protugis gemar bertualang
d. Kemajuan ilmu dan teknik pelayaran menyebabkan para pelaut itu bisa
berlayar sampai ke perairan Indonesia.
 Perjuangan mempertahankan dan mengisi kemerdekaan Indonesia
Pada awal kemerdekaan (setelah 17 agustus 1945), Negara republik Indonesia tidak
menghadapi jalan yang mulus, tetapi menghadapi tantangan-tantangan yang tidak
dapat dihindarkan. Pertama, Belanda sebagai penjajah menoba mengembalikan
kekuasaan kolonialnya diindonesia, sehingga terjadilah “perang kemerdekaan” tahun
1945-1949. Kedua, ada segelintir anggota masyrakat yang ingin memenuhi ambisi
pribadi masing-masing.

BAB II
PANCASILA SEBAGAI PARADIGMA PEMBANGUNAN NASIONAL
Paradigma ialah cara pandang, nilai-nilai, metode-metode prinsip dasar, atau cara
memecahkan sesuatu masalah yang dianut oleh sesuatu masyarakat pada masa tertentu.
 Makna dan Hakikat Pembangunan Nasional
Pembangunan nasional merupakan rangkaian upaya pembangunan yang
berkesinambungan dan meliputi seluruh kehidupan masyarakat, bangsa dan negara untuk
melaksanakan tugas mewujudkan tujuan nasional yang termaktub dalam pembukaan UUD
1945, yaitu melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia,
memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan
ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial.
 Tujuan Pembangunan Nasional
Pembngunan Nasional bertujuan mewujudkan suatu masyarakat adil dan makmur yang
merata berdasarkan pancasila dan UUD 1945 dalam wadah negara kesatuan Republik
Indonesia yang merdeka, berdaulat, bersatu dan berkedaulatan rakyat dalam suasana yang
aman, tentram, tertib serta dinamis dan dalam lingkungan pergaulan dunia yang merdeka,
bersahabat, tertib dan damai.
 Asas Pembangunan Nasional
1. Asas manfaat
2. Asas usaha bersama dan kekeluargaan
3. Asas demokrasi
4. Asas adil dan merata
5. Asas perikemanusiaan dan keseimbangan
6. Asas kesadaran hukum
7. Asas kepercayaan kepada diri sendiri
 Modal Dasar dan Faktor Dominan
1. Modal Dasar
Modal dasar pembangunan nasional adalah keseluruhan sumber kekuatan nasional
baik yang sudah maupun akan dimiliki dan didaya gunakan oleh bangsa Indonesia dalam
pembangunan nasional.

2. Faktor Dominan
Adalah segala sesuatu yang harus diperhatikan dalam penyelenggaraan pembangunan
untuk memperlancar pencapaian sasaran pembangunan nasional.
 Kebijakan Pembangunan Nasional
Titik tolak kita ketika membicarakan kebijakan pembangunan nasional adalah Garis-garis
Besar Negara (GBHN) yang berdasarkan rap MPR No. IV/ MPR/1999.
A. Bidang Hukum
1. Mengembangkan budaya hukum disemua lapisan masyarakat
2. Menata sistem hukum nasional yang menyeluruh dan terpadu
3. Menegakkan hukum secara konsisten
4. Melanjutkan ratifikasi
5. Meningkatkan integritas moral dan profesional aparat penegak hukum
6. Mewujudkan lembaga peradilan yang mandiri dan bebas dari pengaruh penguasa dari
pihak manapun
7. Mengembangkan peraturan perundang-undang yang mendukung kegiatan
perekonomian dalam menghadapi era perdagangan bebas.
8. Menyelenggarakan dan menyelesaikan proses peradilan secara cepat, mudah dan
terbuka serta bebas dari kolusi, korupsi, dan nepotisme dengan tetap menjunjung
tinggi asas keadilan dan kebenaran.
B. Ekonomi
1. Mengembangkan sistem ekonomi rakyat
2. Mengembangkan persaingan yang sehat dan adil
3. Mengoptimalkan peranan pemerintah dalam mengoreksi ketidak sempurnan pasar
melalui relugasi layanan publik, subsidi, dan insentif.
4. Mempercepat penyelamatan dan pemulihan ekonomi
5. Menyehatkan APBN
6. Melaksanakan restrukturisasi aset negara. Dll
C. Politik
1. Politik Dalam Negeri
Memperkuat keberadaan dan kelangsungan negara kesatuan RI yang bertumpu pada
kebhinekaan
2. Politik Luar Negeri
Politik Luar Negeri kita menganut "BEBAS AKTIF" dimakan kehidupan pergaulan
sesama bangsa dalam dunia Internasional saling menghargai hak dan kewajibannya
menjunjung tinggi martabat kemanusiaan.

BAB III

PANCASILA, DEMOKRASI DAN SISTEM PENYELENGGARAAN NEGARA


 Proklamasi Kemerdekaan dan Lahirnya Partai Politik
Tanggal 13 januari 1946 penyelenggaraan pemerintahan RI dilakukan dengan
dibentuknya kabinet untuk yang pertama kali dengan mengangkat suram Sjahrir sebagai
perdana menteri. Namun, pada kabinet perdana ini, tekanan secara politik dari belanda yang
ingin melakukan agresi militer untuk menguasai kembali Indonesia membuat kerja kabinet
tidak bisa berjalan secara normal. Kabinet ini hanya berlangsung tidak lebih dari enam bulan,
setelah kekuasaan pemerintahan diambil alih oleh presiden Soekarno. Ketika pada 2 Oktober
1946 kekuasaan pemerintahan diserahkan kembali oleh presiden kepada kabinet, kembali
syahrir dipercaya memangku jabatan ini. Jabatan ini berlangsung sampai pembentukan
kabinet baru yang dipimpin Amir Syarifuddin.
 Demokrasi Liberal dan Jatuh-Bangunnya Kabinet
Sejak kembali ke dalam bentuk negara kesatuan, sistem pemerintahan Indonesia
menggunakan "Sistem Demokrasi Liberal", lebih lazim lagi disebut "Sistem Demokrasi
Parlementer". Nama ini sering digunakan sekadar untuk menbedakan dengan sistem
pemerintahan Indonesia yang digunakan pada era sesudahnya, yaitu "Sistem Demokrasi
Terpimpin" dan kemudian " Sistem Demokrasi Pancasila".
Dalam sistem ini, kekuasaan politik dan decicion maket adalah partai politik. Presiden
dan militer merupakan kekuatan yang sifatnya warta parlementer, dengan kekuasaan yang
sangat terbatas. Jika mempertimbangkan besarnya peran presiden dan militer dalam
melahirkan kemerdekaan Indonesia, maka konsekuensi dari sistem parlementer ini adalah
munculnya ketidakpuasan militer di satu sisi dan kecemburuan presiden Soekarno yang tidak
memiliki keleluasaan mengatur negara di sisi lain. Fenomena ini memang memungkinkan
munculnya konflik antara militer dengan sipil.
 Demokrasi Terhimpun dan Konsepsi Nasionalis Agama dan Komunis (Nasakom)
Mulai pertengahan 1959 soekarno telah mulai mencanangkan satu model demokrasi,
yaitu "Demokrasi Terpimpin" bagi soekarno, demokrasi liberal sudah tidak relevan dengan
perkembangan politik yang ada, ia tidak lagi mendorong mendekati tujuan revolusi,
mencapai masyarakat adil dan makmur. Bagi soekarno, Demokrasi Liberal bahkan telah
meracuni kesadaran sosial, melahirkan individualisme yang merusak persatuan dan
merupakan musuh terbesar jiwa keadilan sosial. Dalam satu definisi soekarno menjelaskan
bahwa "demokrasi terpimpin adalah demokrasi kekeluargaan, tanpa anarkhi liberalisme,
tanpa otokrasinya diktator. Demokrasi Terpimpin juga berarti demokrasi kekeluargaan, yaitu
demokrasi yang mendasarkan sistem pemerintahannya kepada musyawarah dan mufakat
dengan pimpinan satu kekuasaan sentral ditangani satu orang pemimpin.

 Demokrasi Pancasila dan Pemerintahan Orde Baru


30 September 1965, menjadi tanda-tanda masa-masa pemerintahan Orde lama dan sistem
Demokrasi Terpimpin berakhir. Gerakan mahasiswa melalui KMMI dan KAPPI yang diikuti
oleh segenap unsur masyarakat meminta pertanggungjawaban presiden Soekarno terhadap
Gerakan 30 September dan pembubaran Partai Komunis Indonesia (PKI). Tuntunan bahkan
menajam dengan meminta presiden soekarno mundur dari pucuk pimpinan nasional, ketika
ia dianggap terlibat dalam gerakan itu dan tidak mau menerima tuntunan pembubaran PKI.
KELEBIHAN DAN KELEMAHAN BUKU UTAMA DAN BUKU PEMBANDING
 Kelebihan Buku Utama dan Buku Pembanding
N Aspek Penilaian Buku Utama Buku Pembanding
O
1. Cover, warna dan Covernya bagus dengan Covernya juga bagus dapat
gambar menampilkan latar cover menarik mahasiswa untuk
istana Negara dan membacanya dengan warna
monument pahlawan kunimg
revolusi dengan warna
kuning
2. Cara penulisan Tulisannya rapi dan ukuran
Tulisannya tidak rapi dan
tulisannya juga sudah pasukuran tulisannya terlalu
atau sesuai kecil dan susah
membedakan mana judul
dengan isinya
3. Isi Penjelasan Isi buku dapat Penjelasan isi buku susah
mudah dipahami untuk dipahami
4. Informasi antar buku Buku ini relevan dipakai Buku ini relevan untuk sma
utama dengan buku untuk kalangan anak smp, dan mahasiswa
pembanding sma dan mahasiswa

 Kelemahan Buku Utama dan Buku Pembanding


No Aspek Penilaian Buku Utama Buku Pembanding
1. Cara penulisan Daftar isinya sudah tersusun Daftar isinya tidak tertulis
rapi sehingga mudah untuk sub-sub judul yang terdapat
mencari judul dan halaman pada bab tersebut
didalam buku
2. Isi Tidak memiliki glosarium Tidak memiliki glosarium
jadi apabila ada kata yang jadi apabila ada kata yang
tidak diketahui oleh tidak diketahui oleh
pembaca maka susah untuk pembaca maka susah untuk
dipahami dipahami

BAB III
PENUTUPAN
 Kesimpulan
Pendidikan pancasila sangat diperlukan untuk membentuk karakter manusia yang
professional dan bermoral. Betapa pentingnya pancasila diselenggarakan di perguruan tinggi
untuk menanamkan nilai-nilai moral pancasila kepada generasi penerus cita-cita bangsa.
Sejarah perjuangan bangsa dan semangat kebangsaan suatu angsa akan selalu terus dipelajari,
dipelihara dan diwariskan dari generasi ke generasi berikutnya. Pentingnya pengetahuan
sejarah tidak diragukan lagi. Namun ada yang lebih penting untuk kepentingan proses
pemelajaran, yakni proses pementukan peserta didik agar menjadi warga Negara yang
mengetahui sejarah angsanya dan mau elajar dari sejarah. Dan keangkitan nasional dimulai
sejak awal aad ke-20 dan mencapai puncaknya pada tanggal 17 agustus 1945 yakni saat
diproklamasikannya, Kemerdekaan Negara Kesatuan Repulik Indonesia.

Inti sari dari pembahasan tentang demokrasi dari kedua buku itu adalah Demokrasi
dianggap sebagai suatu sistem politik yang diyakini oleh banyak masyarakat dunia sebagai
yang terbaik untuk mencapai tujuan bernegara. Demokrasi telah menggantikan beberapa
sistem politik non demokrasi yang dianggap gagal pada saat itu, seperti: totalitarian,
otoritarian, monarki absolut, rezim militer dan kediktatoran. Demokrasi merupakan
seperangkat gagasan dan prinsip tentang kebebasan, tetapi juga mencangkup seperangkat
praktik dan prosedur yang terbentuk melalui sejarah panjang dan sering berliku-liku,
sehingga demokrasi sering disebut suatu pelembagaan dari kebebasaan.

DAFTAR PUSTAKA
Susanti,eka.dan Toni Nasution.2018.Pendidikan Pancasila.CV.Widya Puspita
Marpaung,syafri fadillah.2019.Pendidikan Pancasila Membangun Karakter
Masyarakat Indonesia.Yayasan Fadillah Malay Islami
GLOSARIUM
 Good governane : suatu konsep yang mengacu kepada proses pencapaian
keputusan dan pelaksanaannya yang dapat dipertanggungjawabkan secara bersama.
 Dokurutsi zyunbi lingkai : nama lain dari BPUPKI
 Nagarakretagama :pidato jawa kuno untuk hayam wuruk , raja jawa dari
kekaisaran majapahit.
 Logos : bahasa yunani yang berarti ilmu
 Kratos : bahasa yunani yang berarti berkuasa
 Yupa : Tiang batu zaman kerajaan di masa lampau
 Eides : Bahasa Yunani yang berarti idea tau gagasan
 Dokurutsi zyunbi lingkai : Nama lain dari BPUPKI
 Demos : Bahasa Yunani yang berarti kekuasaan
 Wahana : Kendaraan
 Logia : Bahasa Yunani yang berarti ajaran
 Birokratik otoritarian : Nama sistem ekonomi yang ditetapkan pada masa orde
baru

Anda mungkin juga menyukai