Anda di halaman 1dari 36

KONSEP DASAR PROSES INDUSTRI WIFANDY PURBA, S.T, M.

ENG
TOPIK DISKUSI

PENGERTIAN INDUSTRI

KLASIFIKASI INDUSTRI

INDUSTRI PROSES KIMIA

PROSES INDUSTRI DAN K3

PERAN PROFESIONAL K3 DALAM PROSES INDUSTRI


PENGERTIAN INDUSTRI
PENGERTIAN
Pengertian Industri adalah seluruh bentuk
INDUSTRI dari kegiatan ekonomi yang mengelolah
bahan baku dan atau memanfaatkan
sumber daya industri, sehingga dapat
UU NO. 3 TAHUN menghasilkan barang yang memiliki nilai
2014 TENTANG tambah atau manfaat yang lebih tinggi,
termasuk juga jasa industri.
PERINDUSTRIAN
Industri adalah kegiatan ekonomi yang
mengolah bahan-bahan mentah, bahan baku,
barang setengah jadi atau barang jadi menjadi
barang yang bernilai tinggi. Kartasapoetra
(1987)
PENGERTIAN
INDUSTRI Industri adalah bagian dari proses produksi
yang mengolah barang mentah menjadi barang
jadi atau barang setengah jadi sehingga
menjadi barang yang memiliki kegunaan dan
nilai tambah untuk memenuhi berbagai
kebutuhan manusia. Pujoalwanto (2014)
PROSES INDUSTRI

Barang
Jadi
Barang
Setengah
Jadi Barang
Bahan Barang/ Bahan baku nilai/manfaat
lebih tinggi
mentah/
baku

Termasuk
jasa industri
BARANG BAKU
Dalam sebuah industri, baik itu industri rumahan maupun industri berskala
besar tentu memiliki bahan baku yang diolah menjadi sebuah produk.
Bahan baku adalah bahan yang digunakan dalam membuat produk di mana
bahan tersebut secara menyeluruh tampak pada produk jadinya (atau
merupakan bagian terbesar dari bentuk barang).

Jenis (Gunawan Adisaputro dan Marwan Asri):


1. Bahan Baku Langsung
2. Bahan Baku Tidak Langsung
JENIS BAHAN BAKU
BAHAN BAKU LANGSUNG BAHAN BAKU TIDAK LANGSUNG
Bahan baku langsung atau Bahan baku tidak langsung
direct material adalah semua atau disebut juga dengan
bahan baku yang merupakan indirect material, adalah bahan
bagian dari barang jadi yang baku yang ikut berperan dalam
dihasilkan. proses produksi tetapi tidak
secara langsung tampak pada
barang jadi yang dihasilkan
Produk Jadi : Semen
Bahan Baku Langsung: Batu Kapur dan Tanah
Liat
Bahan Baku Tidak Langsung: Pasir Besi dan Pasir
CONTOH Silika (Tambahan bahan untuk menjadikan
semen)
BAHAN BAKU
Produk Jadi: Roti
Bahan Baku Langsung: Terigu
Bahan Baku Tidak Langsung: Ragi, telur

9
KLASIFIKASI INDUSTRI
❑Bahan baku
❑Tenaga kerja
❑Produksi yang dihasilkan
DASAR ❑Bahan mentah
KLASIFIKASI ❑Lokasi unit usaha
INDUSTRI ❑Proses produksi barang yang dihasilkan
❑Modal yang digunakan
❑Subjek pengelola
Referensi:
Guibert, Laganier and Volle (1971)
❑Cara pengorganisasian.
Peraturan Menteri Perindustrian RI No 30/2017
Klasifikasi Lapangan Usaha Indonesia (KLUI) – BPS (2017
INDUSTRI BERDASARKAN BAHAN BAKU
Industri Ekstraktif, yaitu industri yang bahan baku nya diperoleh
langsung dari alam. Misalnya industri pertambangan, migas,
pertanian, hasil perikanan, dan kehutanan.
Industri Non-ekstraktif, yaitu industri yang mengolah lebih lanjut
hasil hasil-hasil industri lain. Misalnya industri kayu lapis, industri
pemintalan, dan industri kain.
Industri Fasilitatif/Industri Tersier, yaitu industri yang kegiatan
industrinya adalah dengan menjual jasa layanan untuk keperluan
orang lain. Misalnya perbankan, perdagangan, angkutan, dan
pariwisa
INDUSTRI BERDASARKAN PRODUK YANG
DIHASILKAN
Industri Primer, yaitu industri yang menghasilkan barang atau benda yang tidak
perlu pengolahan lebih lanjut. Barang atau benda tersebut dapat dinikmati atau
digunakan secara langsung. Misalnya industri anyaman, konveksi, makanan dan
minuman.
Industri sekunder, yaitu industri yang menghasilkan barang atau benda yang
membutuhkan pengolahan lebih lanjut sebelum dinikmati atau digunakan.
Misalnya industri pemintalan benang, industri ban, industri baja, dan industri
tekstil.
Industri tersier, yaitu industri yang hasilnya tidak berupa barang atau benda
yang dinikmati atau digunakan baik secara langsung maupun secara tidak
langsung, melainkan berupa jasa layanan yang dapat mempermudah atau
membantu kebutuhan masyarakat.
INDUSTRI BERDASARKAN PROSES PRODUKSI
Industri Hulu, yaitu industri yang hanya mengolah bahan mentah menjadi
barang setengah jadi. Industri ini sifatnya hanya menyediakan bahan baku
untuk kegiatan industri yang lain. Misalnya industri kayu lapis, industri
aluminium,industri pemintalan, dll.
Industri Hilir, yaitu industri yang mengolah barang setengah jadi menjadi
barang jadi sehingga barang tersebut dapat langsung dipakai oleh konsumen.

CONTOH DALAM MIGAS DOWNSTREAM/HILIR


HULU Pengolahan, Pemasaran & Niaga
eksplorasi, eksploitasi, dan produksi minyak, gas (pendistribusian produk-produk hasil minyak dan
bumi, gas metana batubara (GMB), shale gas petrokimia yang diproduksi oleh kilang) , serta
serta panas bumi bisnis LNG.
INDUSTRI BERDASARKAN BARANG YANG
DIHASILKAN
Industri Berat, yaitu industri yang menghasilkan mesin-mesin atau alat produksi
lainnya. Misalkan industri alat-alat berat.
Industri Ringan, yaitu industri yang menghasilkan barang siap pakai untuk
dikonsumsi. Misalnya industri obat-obatan, industri makanan, industri minuman.
INDUSTI BERDASARKAN MODAL YANG
DIGUNAKAN
Industri dengan penanaman modal dalam negeri, yaitu industri yang
mendapat dukungan modal dari pemerintah atau pengusaha nasional.
Misalnya industri pariwisata.
Industri dengan penanaman modal asing, yaitu industri yang modalnya
berasal dari penanaman modal asing. Misalnya industri komunikasi, industri
perminyakan.
Industri dengan modal patungan, yaitu industri yang modalnya berasal dari
hasil kerja sama antara PMDN dan PMA. Misalnya industri automotif.
INDUSTRI BERDASARKAN TENAGA KERJA
Industri Rumah Tangga, yaitu industri yang menggunakan tenaga kerja 1- 4 orang, modal yang
sangat terbatas, tenaga kerja adalah anggota keluarga, dan pemilik juga pengelola industri
biasanya kepala rumah tangga itu sendiri. Contoh : Industri Anyaman, industri kerajinan, industri
tempe, industri tahu, dan industri makanan ringan
Industri Kecil, yaitu industri yang tenaga kerjanya berjumlah sekitar 5-19 orang, modal yang
relatif kecil, tenaga kerja berasal dari lingkungan sekitar ataupun saudara. Misalnya industri
genteng, industri batu bata, industri pengolahan rotan.
Industri Sedang, yaitu industri yang menggunakan tenaga kerja sekitar 20-99 orang, modal yang
cukup besar, tenaga kerja memiliki keterampilan tertentu, dan pimpinan perusahaan memiliki
kemampuan manajerial tertentu. Misalnya industri konveksi, industri bordir, dan industri keramik.
Industri Besar, yaitu industri dengan jumlah tenaga kerja lebih dari 100 orang, modal besar yang
dihimpun dalam bentuk pemilikan saham, tenaga kerja harus memiliki keterampilan khusus, dan
pimpinan perusahaan dipilih melalui uji kemampuan dan kelayakan. Misalnya industri tekstil,
industri besi baja, dan industri pesawat terbang.
a. Industri budidaya

KELOMPOK b. Industri ekstraktif


UTAMA c. Industri konstruksi
INDUSTRI DI
INDONESIA d. Industri jasa

e. Industri fabrikasi
INDUSTRI BUDIDAYA
Industri budidaya: industri yang mengolah sumber
daya alam yang dapat terbarukan, meliputi
pertanian, perkebunan, kehutanan, peternakan,
perikanan
CONTOH:
Industri perkebunan/pertanian: PT. Perkebunan
Nusantara (PTPN), Bakrie Plantation group/PT
Bakrie Sumatra Plantations, Salim group/PT Salim
Plantations/Indofood group/PT IndoAgri, PT Astra
Agro Lestari Tbk (AALI), PT Sinarmas Agro
Resources and Technology Tbk (SMAR), PT
Perusahaan Perkebunan London Sumatra Tbk (LSIP)
Industri peternakan: PT Charoen Pokphan Indonesia
, PT Medion, PT JAPFA Comfeed, PT Sierad
Produce.
Industri Perikanan: PT ASI Pudjiastuti Marine
Product, . PT. Mina Jaya Persada Makmur
INDUSTRI EKSTRAKTIF
Industri Ekstraktif: industri yang mengolah sumber
daya alam yang tak terbarukan, meliputi
pertambangan mineral logam, non logam, batu
bara, minyak bumi dan gas.
CONTOH:
Industri perminyakan dan gas seperti PT
PERTAMINA, PT Medco Energi Indonesia, Total E&P
Indonesia, VICO Indonesia, Chevron-Texaco
Indonesia,
Industri pertambangan seperti PT Aneka Tambang,
PT Timah, PT Freeport Indonesia, PT Newmont
Indonesia, PT Kaltim Prima Coal, PT Adaro
Indonesia, PT Indonesia Asahan Aluminium, PT
International Nikel Indonesia
INDUSTRI KONSTRUKSI
Industri konstruksi: industri yang berhubungan dengan
penyediaan bangunan-bangunan fisik yang
dimanfaatkan untuk kepentingan publik maupun sosial,
meliputi pengecoran beton, konstruksi, arsitek.
CONTOH:
1. PT Adhi Karya (Persero) Tbk.
2. PT Amarta Karya (Persero)
3. PT Hutama Karya (Persero)
4. PT Leighton Contractors Indonesia
5. PT PP (Persero) Tbk.
INDUSTRI JASA
Industri jasa: merupakan industri yang menyediakan
pelayanan jasa kepada yang membutuhkan, meliputi
perbankan, asuransi, bursa efek, perdagangan,
transportasi, pemerintahan, pariwisata, pendidikan,
hiburan, kesehatan.
CONTOH:
Transportasi: PT. KAI, PT. Garuda Indonesia, PT. PELNI
Hiburan: PT. MNC Media, TVR, RRI
Pariwisata: PT. Pembangunan Jaya Ancol
Kesehatan: Siloam Group, Mitra Keluarga Group
Pendidikan : Akamigas
INDUSTRI FABRIKASI
Industri fabrikasi: merupakan industri yang
menghasilkan produk dengan mengolah dan
memprosesnya dalam suatu sarana fisik atau bengkel,
meliputi industri fabrikasi adalah industri manufaktur
dan industri proses kimia.

CONTOH:
Industri fabrikasi: otomotif (PT. Toyota Astra, PT
Yamaha Indonesia Motor Manufacturing), textile (PT.
Indorama Synthetics Tbk, PT Pan Brothers Tbk)
Industri Proses Kimia (dibahas dalam slide-slide
selanjutnya)
INDUSTRI PROSES KIMIA
Industri yang mengolah bahan
baku/bahan mentah menjadi suatu
hasil/produk dengan
memanfaatkan proses-proses
PENGERTIAN kimia.
INDUSTRI PROSES KIMIA Proses-proses kimia yang dilakukan
dalam industri proses kimia adalah
reaksi kimia dan peristiwa kimia
fisik.
KLASIFIKASI INDUSTRI KIMIA (1)
1. Industri kimia dasar: yaitu industri proses kimia yang menghasilkan produk zat kimia dasar,
seperti Asam Sulfat (H2SO4) dan Ammonia (NH3). Contoh: PT Asahimas Chemical, PT
Lautan Luas, PT Indo Acidatama, PT Multi Nitrotama Kimia, PT Peroksida Indonesia, PT Timur
Raya Tunggal
2. Industri pengolahan minyak bumi atau petroleum refinery:Pada industri ini biasanya
dihasilkan komponen-komponen bahan bakar minyak (BBM), seperti : bensin, kerosene,
bahan bakar penerbangan, solar, minyak diesel. Di samping itu dihasilkan juga produk-
produk selain komponen bahan bakar minyak (non BBM), seperti, pelumas, wax, aspal,
solvent maupun produk petrokimia. Contoh: PT. Pertamina (Hilir)
3. Industri petrokimia:yaitu industri yang mengolah zat atau bahan yang berasal dari fraksi
minyak bumi, seperti : Etilen (C2H4) dan Propilen (C3H6). PT Pupuk Kujang, PT Petrokimia
Gresik, PT Pupuk Sriwidjaja, PT Pupuk Kaltim, PT Chandra Asri Petrochemical Center, PT
Tripolita Indonesia,
26
KLASIFIKASI INDUSTRI KIMIA (2)
4. Industri pengolahan logam.
5. Industri oleokimia:yaitu industri yang mengolah zat atau bahan yang berasal dari
fraksi minyak atau lemak nabati atau hewani, seperti pabrik CPO (Crude Palm Oil).
Contoh: PT Ecogreen Oleochemical, PT Sumiasih Oleochemical, PT Sinar Mas, PT
Cognis Indonesia, PT Sinar Olechemical International
6. Industri agrokimia: yaitu industri yang memproduksi aneka pupuk dan bahan kimia
untuk budidaya pertanian, seperti pestisida, urea, ammonium sulfat.
7. Industri makanan dan minuman, seperti : susu, gula, garam. Contoh: PT Ultrajaya
Milk, PT Ceres Indonesia, Indofood Sukses Makmur Tbk, PT Bogasari, PT Multi Bintang
Indonesia, PT Aqua Golden Missisipi, PT Mayora Indah, PT Sari Husada, PT Nestle
Indonesia, PT Coca Cola Indonesia

27
KLASIFIKASI INDUSTRI KIMIA (3)
8. Industri bahan pewarna dan pencelup. Contoh: PT ICI Paint Indonesia, PT Kansai Paint
Indonesia, PT Dystar Indonesia, PT Clariant Indonesia.
9. Industri bahan peledak. Contoh: PT. Dahana, PT. Pindad, PT. Multi Nitrotama Kimia, PT
Armindo Prima, PT. Trivita Perkasa, PT. Tridaya Esta, PT. Asa Karya Multipratama, PT Aeka Gas
Indonesia dan PT. Maxis.
10. Industri pulp dan kertas. Contoh: PT TeL Pulp and Paper, PT Indah Kiat Pulp and Paper,
PT Kertas Padalarang, PT Riau Andalan Pulp and Paper
11. Industri semen dan keramik. Contoh: PT Holcim Indonesia, PT Indocement Tunggal
Prakarsa, PT Asahimas Flat Glass, PT Surya Toto Indonesia, PT KIA Keramik, PT Mulia
Keramik, PT Kujang United Catalyst.
12. Industri karet, kulit dan plastik

28
PROSES INDUSTRI & K3
FUNGSI K3
1. Sebagai pedoman untuk melakukan identifikasi dan penilaian akan adanya risiko dan
bahaya bagi keselamatan dan kesehatan di lingkungan kerja.
2. Membantu memberikan saran dalam perencanaan, proses organisir, desain tempat kerja,
dan pelaksanaan kerja.
3. Sebagai pedoman dalam memantau kesehatan dan keselamatan para pekerja di
lingkungan kerja.
4. Memberikan saran mengenai informasi, edukasi, dan pelatihan mengenai kesehatan dan
keselamatan kerja.
5. Sebagai pedoman dalam membuat desain pengendalian bahaya, metode, prosedur dan
program.
6. Sebagai acuan dalam mengukur keefektifan tindakan pengendalian bahaya dan program
pengendalian bahaya
1. Masing-masing tenaga kerja memiliki hak
untuk mendapatkan perlindungan atas
kesehatan dan keselamatan untuk
kesejahteran hidup dan meningkatkan
produksi.
PERAN K3 2. Semua orang yang berada di lingkungan
DALAM kerja perlu dijamin keselamatannya.
INDUSTRI 3. Semua sumber produksi harus digunakan
secara efisien dan aman.
4. Harus ada tindakan antisipatif dari
perusahaan sebagai upaya untuk
mengurangi risiko terjadinya kecelakaan
dan penyakit akibat kerja
RUANG LINGKUP K3
1. Lingkungan Kerja
Ini adalah lokasi dimana para pekerja melakukan aktifitas bekerja. Kondisi lingkungan kerja harus
memadai (suhu, ventilasi, penerangan, situasi) untuk meminimalisir potensi terjadinya kecelakaan
atau penyakit.
2. Alat Kerja dan Bahan
Ini adalah semua alat kerja dan bahan yang dibutuhkan suatu perusahaan untuk memproduksi
barang/ jasa. Alat-alat kerja dan bahan merupakan penentu dalam proses produksi, tentunya
kelengkapan dan kondisi alat kerja dan bahan harus diperhatikan.
3. Metode Kerja
Ini merupakan standar cara kerja yang harus dilakukan oleh pekerja agar tujuan pekerjaan tersebut
tercapai secara efektif dan efisien, serta keselamatan dan kesehatan kerja terjaga dengan baik.
Misalnya, pengetahuan tentang cara mengoperasikan mesin dan juga alat pelindung diri yang
sesuai standar.
RUANG LINGKUP K3 KONSEP DASAR
LINGKUNGAN
Lingkungan
KERJA

TENAGA Manusia
KERJA

Proses
ALAT KERJA DAN BAHAN Industri
METODE KERJA
PERAN PROFESSIONAL K3
DALAM PROSES INDUSTRI
KOMPETENSI K3 DALAM SKKNI PERAN
PROFESIONAL K3
1. M.71KKK01.001.1 Merancang Strategi Pengendalian Risiko K3 di Tempat Kerja
DALAM PROSES
2. M.71KKK01.002.1 Merancang Sistem Tanggap Darurat INDUSTRI
3. M.71KKK01.003.1 Melakukan Komunikasi K3
4. M.71KKK01.004.1 Mengawasi Pelaksanaan Izin Kerja
5. M.71KKK01.005.1 Melakukan Pengukuran Faktor Bahaya di Tempat Kerja
6. M.71KKK01.006.1 Mengelola Pertolongan Pertama pada Kecelakaan Kerja (P3K) di Tempat Kerja
7. M.71KKK01.007.1 Mengelola Tindakan Tanggap Darurat
8. M.71KKK01.008.1 Mengelola Alat Pelindung Diri (APD) di Tempat Kerja
9. M.71KKK01.009.1 Menerapkan Program Pelayanan Kesehatan Kerja
10. M.71KKK01.010.1 Mengelola Sistem Dokumentasi K3
11. M.71KKK01.011.1 Menerapkan Manajemen Risiko K3
12. M.71KKK01.012.1 Mengevaluasi Pemenuhan Persyaratan dan Prosedur K3
13. M.71KKK01.013.1 Melakukan Investigasi Kecelakaan Kerja
TERIMA KASIH

Digital Rights Management

Anda mungkin juga menyukai