Anda di halaman 1dari 6

Basic Knowledge of Engine

UDARA

PEMBAKARAN SEMPURNA DAN TIDAK SEMPURNA

Pada engine, untuk mengasilkan power (expansion), sejumlah fuel yang diinjeksikan
kedalam cylinder dibakar. Untuk proses pembakaran fuel ini diperlukan sejumlah
oxygen (O2), yang diambil dari udara disekelilingnya. Oxigen yang terkandung
didalam udara hanya 21% dari volume udara.

KOMPOSISI UDARA

Lain-lain Oxygen
1% 21%

Nitrogen
78%

Oxygen Nitrogen Lain-lain

Bila fuel dan oxygen dimasukan bersama didalam suatu ruangan dengan temperatur
tinggi dan tekanan tinggi, molekul-molekul fuel terlepas dari gabungannya dan
mengurai menjadi atom-atom carbon (C) dan atom-atom hydrogen (H). Kemudian
atom-atom dengan cepat bereaksi dengan atom-atom oxygen (O2) membentuk gas
carbon dioksida (CO2) dan air H2O (uap air pada temperatur tinggi).

CnH2n + 3/2 nO2 nCO2 + nH2O


Reaksi ini dinamakan pembakaran (combustion). Jika semua molekul carbon dan
hydrogen didalam fuel bereaksi dengan oxygen, proses ini dinamakan pembakaran
sempurna (complete combustion).
Namun, jika ada kekurangan oxygen , atau molekul-molekul carbon gagal bertemu
dengan molekul-molekul oxygen sebelum pembakaran sempurna terjadi, terbentuk
carbon monoksida (CO) daripada carbondioksida (CO2), atau molekul-molekul
carbon (C) tetap bebas dan tidak bergabung (bereaksi) dengan molekul-molekul
oxygen. Pembakaran seperti ini disebut pembakaran tidak sempurna (incomplete
combustion).
Gas carbon dioksida dan uap air masing-masing membentuk suatu ikatan molekul
yang kuat yang tidak membahayakan manusia, tetapi carbon monoksida merupakan
suatu ikatan molekul tidak stabil, yang kemudian bereaksi dengan oxygen untuk
membentuk gas carbon dioksida, sehingga hal ini sangat membahayakan. Gas
carbon monoksida ini tidak berwarna dan tidak berbau, sehingga tidak bisa dilihat,
sekalipun ada dalam gas buang (exhaust).

ADR/EK/03/02 1
1
Basic Knowledge of Engine

Molekul-molekul carbon bebas muncul


dalam bentuk partikel-partikel carbon
(soot), dan bercampur dengan gas
buang membentuk asap hitam (black
smoke), sehingga mengotori keadaan
udara sekitarnya. Salah satu keunggulan
dari engine diesel adalah pembentukan
gas carbon monoksida lebih kecil
dibanding dengan engine gasoline.

Jadi, untuk menjamin pembakaran


sempurna dari fuel, perlu mengetahui
suatu jumlah oxygen yang cocok untuk
pembakaran fuel tadi, dengan kata lain,
kita memerlukan udara yang cukup
(termasuk oxygen).
Banyaknya udara minimum yang
dibutuhkan untuk pembakaran suatu
jumlah fuel dengan sempurna disebut
udara teoritis (theoretical air). Jika
memungkinkan untuk mendapatkan
pembakaran sempurna dari fuel dengan
theoretical air, semua fuel yang disupply
keruang bakar harus menjadi carbon
dioksida dan uap air; tidak ada carbon
monoksida atau carbon bebas, dan
Diagram reaksi pembakaran
semua oxygen yang disupply kedalam
ruang bakarpun digunakan dengan
sempurna, sehingga tidak ada oxygen
yang tersisa.
Untuk mendapatkan suatu pembakaran yang sempurna dari 1 gram fuel, hasil
kalkulasi dari reaksi pembakaran bahwa diperlukan udara sebanyak 14.5 gram. Jadi,
theoretical air adalah 14.5 gram untuk pembakaran setiap 1 gram fuel. Bila
dikonversikan kedalam volume udara, pada sea level, sama dengan 12 liter udara.

Excess Air Ratio


Pada proses pembakaran dalam engine diesel, untuk membakar fuel sempurna
secara theoritis diperlukan udara seberat 14.5 kali berat fuel. Tetapi, jika hanya
theoretical air yang dimasukan keruang bakar, molekul-molekul fuel tidak punya
cukup waktu untuk bertemu oxygen sebelum terjadi pembakaran sempurna karena
waktu pembakaran sangat singkat (pendek). Sehingga akan menghasilkan
pembakaran tidak sempurna. (Sebagai contoh, jika kecepatan engine 1800 rpm,
waktu untuk satu cycle pembakaran mendekati 1/60 detik).
Untuk mencegah pembakaran tidak sempurna seperti ini, udara yang diperlukan
harus lebih banyak daripada theoretical air. Excess air ratio menunjukan berapa kali
jumlah udara actual yang disupply keruang bakar lebih besar dari pada theoretical
air. Sebagai contoh, jika 18 liter udara yang disupply untuk 1 gram fuel, dan
theoretical air adalah 14.5 gram, excess air ratio adalah 1.5. Pada suatu engine,
ukuran dari cylinder adalah tetap, sehingga jumlah udara yang dapat masuk dengan
sendirinya adalah tetap. Dengan demikian hubungan antara jumlah fuel yang
diinjeksikan dan excess air ratio adalah sebagai berikut.
• Jika LEBIH fuel yang diinjeksikan, excess air ratioi jadi LEBIH KECIL
• Jika KURANG fuel yang diinjeksikan, excess air ratio jadi LEBIH BESAR
ADR/EK/03/02 2
1
Basic Knowledge of Engine

Dengan kata lain, dalam prakteknya untuk mendapatkan horsepower yang efektif
pada engine diesel untuk mesin konstruksi, udara yang diperlukan 22 sampai 29 kali
lebih besar dari berat fuel yang diinjeksikan keruang bakar pada keadaan full load.
Atau, pada beban engine maksimum (maximum torque) berat udara yang
diperlukan adalah 1.5 sampai 2.0 kali berat udara teoritis yang diperlukan untuk
membakar sejumlah berat fuel maksimum yang diinjeksikan kesilinder pembakaran.
Jadi,
Berat Udara Aktual
Excess Air Ratio =
Berat Fuel yang Diinjeksikan X 14.5

Juga,excess air sangat diperlukan untuk kerja engine, tujuannya adalah:


• Pembakaran fuel selama engine bekerja tetap sempurna, sehingga
menghasilkan power yang optimum pada semua kondisi kerja engine.
• Excess air menyerap panas hasil pembakaran juga,sehingga temperatur exhaust
gas relative rendah(sebagai peredam).

Excess Air Ratio bertambah kecil akan mengakibatkan temperatur gas exhaust
bertambah naik, dan akan mencapai peak temperatur kalau Excess Air Ratio
mendekati 1, kalau hal demikian berlangsung terus menerus menyebabkan terjadi
problem:
• Cylinder head cracks, valve melting,
• Piston melting atau crack, piston dan liner lecet (peeling),
• Turbocharger membara / cracks,
• Overheat pada lube system dan cooling system,
• Cepat terjadi soot, dll.

Excess Air Ratio terlalu kecil disebabkan karena:


1. Problem pada AIR INTAKE SYSTEM
• Air restriction dari Air Cleaner terlalu besar (air cleaner buntu); batas air
restriction maximum pada sea level adalah 25 inchH2O (650 mmH2O).
• Turbocharger rusak atau ada kebocoran pada saluran udara antara
turbochager dan intake manifold.
• Valve timing.

2. Problem pada FUEL SYSTEM


• Quantity bahan bakar yang diinjeksikan melebihi batas maximum standarnya
(over fueling), akan terjadi power cenderung lebih tinggi selama air restriction
masih rendah (air cleaner bersih), jika air restriction makin besar selama
engine bekerja temperatur gas buang makin tinggi (excess air ratio makin
rendah) dan seandainya air cleaner makin kotor akan terjadi pembakaran
tidak sempurna sehingga kabut fuel hasil injeksi berubah menjadi partikel-
partikel carbon/ jelaga (soot). Jadi, bila overfueling kemungkinan terjadinya
temperatur exhaust gas terlalu tinggi dan soot akan terjadi lebih cepat
dibandingkan dengan kondisi fuel supply normal, walaupun air restriction dari
air cleaner masih dibawah 25 inch H2O.
Akibat hal ini, banyak problem-problem engine seperti cylinder head retak,
exhaust manifold/turbocharger membara/retak, valve melting,dll. overheat
pada lube dan cooling system, penaikan viskositas oli karena bercampur
dengan soot (n-pentane insoluble naik) sehingga pelumasan tidak sempurna.
• Timing injection kurang tepat.

ADR/EK/03/02 3
1
Basic Knowledge of Engine

HEAT BALANCE DAN EMISSIONS

Reaksi pembakaran fuel didalam ruang bakar:

• Pembakaran sempurna
CnH2n + 3/2nO2 nCO2 + nH2O

S + O2 SO2
2SO2 + O2 2SO3 Ini terjadi kalau fuel mengandung sulfur
SO3 + H2O H2SO4

• Pembakaran tidak sempurna (kurang oxygen)


CnH2n + 9/8n O2 1/4nC+ 1/4nCO + 1/2nCO2 + nH2O
#Pada kondisi reaksi pembakaran tidak sempurna juga terjadi reaksi sulfur
dengan Oxygen,menghasilkan asam sulfat yang korosif.
#Atom bebas carbon (C) berupa partikel-partikel hitam (black smoke)
#Gas carbon monoksida (CO) berbahaya

• Kalau temperatur pembakaran terlalu tinggi selain reaksi diatas, gas N2 yang
tekandung didalam udara (±78%) bereaksi dengan oxygen membentuk gas-
gas NOx, NO dan NO2. Gas Nox dan NO juga berbahaya bagi kesehatan.

• Untuk menghindari hal diatas udara yang disupply keruang bakar harus lebih
besar dari berat udara teoritis. (Excess air ratio 1.5 – 2.0, pada full load),
dengan menjaga restiction dari air cleaner maksimum 25 inch H2O (635
mm H2O).

ADR/EK/03/02 4
1
Jika air cleaner buntu atau rusak, akan terjadi problem-problem berikut
PROBLEM SEBAB GEJALA EFEK PADA ENGINE CONTOH KERUSAKAN

5
Kertas filter rusak Power turun Keausan pada valve stem,
disebabkan karena metode guide, seat
PEMASUKAN DEBU DARI

pembersihan kurang tepat


AIR CLEANER

Wing nut dari elemant Warna exhaust


kurang sealing gas kurang baik
Keausan pada piston, liner,
ring piston
Sealing dari outer element
rusak
Pemakaian oli
Akumulasi dari carbon,
Sealing pada permukaan berlebihan
pembentukan sludge
kedudukan air cleaner
rusak
Sealing kuarang baik, Deteriorasi
Kerusakan pada impeller
kerusakan kertas filter premature dari oli
turbocharger
disebabkan dibuat dari
element imitasi yang
Basic Knowledge of Engine

Blowby gas
AIR CLEANER

Interval pembersihan lama


berlebihan Kebocoran oli dari
BUNTU turbocharger

ADR/EK/03/02
Metode pembersihan
kurang baik
Exhaust manifold
dan turbocharger
Pre-cleaner rusak

1
terlalu panas Keausan bearing
Basic Knowledge of Engine

ADR/EK/03/02 6
1

Anda mungkin juga menyukai