Anda di halaman 1dari 27

MAKALAH PEMASARAN GLOBAL

KEPUTUSAN HARGA

Dosen Pengampu :

Disusun Oleh:

1. Muthia
2. Sigit
3. Bagus
4. Reyna
5. Salsa
6. Annisa
7. Devira
8. Mudasir

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MURIA KUDUS

2020
BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Bauran pemasaran atau marketing mix adalah konsep dasar dalam pemasaran,
dimana didalamnya memuat tentang tahapan-tahapan pemasaran suatu produk atau jasa.
Tahapan-tahapan dalam bauran pemasaran ini secara umum dikenal dengan istilah ‘4P’
yakni, Produk, Price, Place dan Promotion.

Salah satu keputusan yang penting dalam bauran pemasaran adalah ‘Price’ yaitu
Penetapan Harga, dalam penetapan harga masih pula dibagi salah satunya strategi
penetapan harga global karena dalam penetapan harga global ini perusahaan harus
menetapkan tujuan, kalkulasi biaya, tingkat permintaan, harga pasar serta pencapaian-
pencapaian lainnya yang ingin diperoleh perusahaan atas produk atau jasa yang
dimilikinya.

Meskipun cara penetapan harga global yang dipakai sama bagi setiap perusahaan
yaitu didasarkan pada biaya, persaingan, permintaan, dan laba. Tetapi kombinasi optimal
dari faktor -faktor tersebut berbeda sesuai dengan sifat produk, pasarnya, dan tujuan
perusahaan.

Salah satu cara yang dilakukan untuk menarik minat konsumen adalah dengan
cara menentukan harga global yang tepat untuk produk yang terjual. Harga global yang
tepat adalah harga yang sesuai dengan kualitas produk suatu barang, dan harga tersebut
dapat memberikan kepuasan kepada konsumen.

Namun, banyak perusahaan yang kurang memperhatikan penetapan harga dengan


baik. Kesalahan yang paling umum adalah sebagai berikut :

1. Pertama adalah penetapan harga yang terlalu berorientasi biaya.


2. Kedua, harga kurang sering direvisi untuk mengambil keuntungan dari
perubahan pasar.
3. Ketiga, harga ditetapkan secara independen dari bauran pemasaran lainnya dan
bukannya sebagai unsur intrinsik dari strategi penentuan posisi pasar.
4. Keempat, harga kurang cukup bervariasi untuk berbagai macam produk,
segmen pasar, dan saat pembelian.
Berdasarkan hal tersebut penulisan ini bertujuan untuk memberikan sebuah
pemahaman dalam penetapan harga salah satunya bagian penetapan harga global
mengenai tujuan penetapan harga global, alat penetapan harga global strategi dan
berbagai macam pendekatan mengenai penetapan harga global. Dan kelompok kami
melirik salah satu perusahaan di Indonesia yang produknya sudah menuju Internasional
yakni Indomie dari PT INDOFOOD.

2. Tujuan Penulisan
 Untuk mengetahui bagaimana cara penetapan harga global.
 Untuk mengetahui strategi penetapan harga global.
 Untuk mengetahui kebijakan penetapan harga global.
 Untuk mengetahui apa itu dumping.
 Untuk mengetahui apa itu harga transfer
 Untuk mengetahui faktor lingkungan yang mempengaruhi penetapan harga.
 Untuk mengetahui apa itu cost plus dan inconrterm.
 Untuk mengetahui bagaimana penetapan harga produk Indomie dari PT Indofood.
BAB II
PERMASALAHAN KASUS

Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan, maka dapat disimpulkan


rumusan masalah :

1. Bagaimana PT Indofood dalam menetapkan harga produknya?


2. Strategi penetapan harga apa yang digunakan oleh PT Indofood?
3. Strategi penetapan haga apa yang dipakai untuk meluncurkan produk baru?
4. Bagaimana dengan saluran distribusi internasionalnya?

PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. merupakan salah satu perusahaan mie instant
(Indomie) dan makanan olahan terkemuka di Indonesia yang menjadi salah satu cabang
perusahaan yang dimiliki oleh Salim Group. Pada awalnya, PT Indofood CBP Sukses
Makmur Tbk adalah perusahaan yang bergerak dibidang pengolahan makanan dan minuman
yang didirikan pada tahun 1990. Perusahaan ini mencanangkan suatu komitmen untuk
menghasilkan produk makanan bermutu, aman, dan halal untuk dikonsumsi. Aspek
kesegaran, higienis, kandungan gizi, rasa, praktis, aman, dan halal untuk dikonsumsi
senantiasa menjadi prioritas perusahaan ini untuk menjamin mutu produk yang selalu prima.

Penetapan harga produk mie instan di Indonesia berbeda dengan produk Indofood
lainnya, hal tersebut dikarenakan dalam menentukan harga mie instan Indofood membidik 2
target pasar yaitu kalangan menengah ke atas dan kalangan menengah ke bawah. Untuk
membidik target menengah ke atas, Indofood menggunakan Indomie sebagai produk yang
digunakan. Dengan sudah dimilikinya brand mie instan dan produk yang lebih elegan,
strategi harga Indomie ditentukan dengan memilih strategi harga di atas rata-rata pesaing atau
sedikit lebih mahal, namun juga diimbangi dengan kualitas produk yang baik. Sementara itu
untuk target mengah ke bawah, Indofood meluncurkan Supermi dan Sarimi, dan strategi
harga yang digunakan ialah menggunakan strategi harga sama dengan rata-rata pesaing.
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA

1. Pengertian Harga
Menurut menurut Alex S Nitisemito (1991:55) Harga diartikan sebagai nilai suatu
barang atau jasa yang diukur dengan sejumlah uang dimana berdasarkan nilai tersebut
seseorang atau perusahaan bersedia melepaskan barang atau jasa yang dimiliki kepada
pihak lain. Harga merupakan satuan moneter atau ukuran lainnya (termasuk barang
dan jasa) yang ditukarkan agar memperoleh hak kepemilikan atau penggunaan suatu
barang atau jasa, Tjiptono (2001 : 151).

Harga adalah sejumlah uang yang harus dibayar konsumen untuk mendapatkan
sebuah produk atau jasa. Dalam bauran pemasaran, harga merupakan salah satu factor
penting yang mempengaruhi pemasarn suatu produk. Tinggi rendahnya harga selalu
menjadi perhatian utama para konsumen saat mereka mencari suatu produk. Sehingga
harga yang ditawarkan menjadi bahan pertimbangan khusus, sebelum mereka
memutuskan untuk membeli barang maupun menggunakan suatu jasa. Dari kebiasan para
konsumen dapat disimpulkan bahwa strategi penetapan harga sangat berpengaruh
terhadap penjualan maupun pemasaran produk yang ditawarkan.

2. Tujuan Penetapan Harga


 Berorientasi pada Laba

Dalam era persaingan global, kondisi yang dihadapi semakin kompleks dan
semakin banyak variabel yang berpengaruh terhadap daya saing setiap perusahaan,
sehingga tidak mungkin suatu perusahaan dapat mengetahui secara pasti tingkat harga
yang dapat menghasilkan laba maksimum. Ada dua jenis target laba yang biasa
digunakan, yaitu target marjin dan target ROI (Return On Investment)

 Berorientasi pada Volume

Dikenal dengan istilah volume pricing objective. Harga ditetapkan sedemikian


rupa agar dapat mencapai target volume penjualan atau pangsa pasar. Tujuan ini
banyak diterapkan oleh perusahaan-perusahaan penerbangan.

 Tujuan Berorientasi pada Citra


Citra (image) suatu perusahaan dapat dibentuk melalui strategi penetapan
harga. Perusahaan dapat menetapkan harga tinggi untuk membentuk atau
mempertahankan citra prestisius. Sementara itu harga rendah dapat digunakan untuk
membentuk citra nilai tertentu (image of value). Pada hakekatnya baik penetapan
harga tinggi maupun rendah bertujuan untuk meningkatkan persepsi konsumen
terhadap keseluruhan bauran produk yang ditawarkan perusahaan.

 Stabilisasi Harga

Dalam pasar yang konsumennya sangat sensitif terhadap harga, bila suatu
perusahaan menurunkan harganya, maka para pesaingnya harus menurunkan pula
harga mereka. Tujuan stabilisasi dilakukan dengan jalan menetapkan harga untuk
mempertahankan hubungan yang stabil antara harga suatu perusahaan dan harga
pemimpin industri (industry leader).

 Tujuan-tujuan lainnya

Harga dapat pula ditetapkan dengan tujuan mencegah masuknya pesaing,


mempertahankan loyalitas pelanggan, mendukung penjualan ulang, atau menghindari
campur tangan pemerintah. Tujuan-tujuan penetapan harga di atas memiliki implikasi
penting terhadap strategi bersaing perusahaan. Tujuan yang ditetapkan harus
konsisten dengan cara yang ditempuh perusahaan dalam menetapkan posisi relatifnya
dalam persaingan.

2.1 Keputusan penetapan harga dilihat dengan dua cara :

 Penetapan harga sebagai sebuah instrumen aktif untuk mencapai tujuan


pemasaran, perusahaan menggunakan harga untuk mencapai sebuah tujuan
spesifik, antara lain target memperoleh keuntungan, target pangsa pasar, atau
tujuan spesifik lainnya.
 Penetapan harga sebagai elemen statis sebuah keputusan bisnis, hanya dengan
mengekspor kelebihan persediaan, menempatkan bisnis luar negeri bukan
sebagai prioritas utama, dan menganggap penjualan ekspor hanya memberikan
kontribusi yang dalam volume penjualan total.

Semakin besar kendali yang dimiliki perusahaan atas harga jual akhir
sebuah produk, maka semakin baik kemampuan perusahaan untuk mencapai
tujuan pemasarannya. Semakin lebar lini produk dan semakin besar negara
yang menjadi target, maka semakin kompleks proses pengendalian harga bagi
pengguna akhir.

2.2 Pendekatan Untuk Mengurangi Kenaikan Harga

Tiga metode yang digunakan untuk mengurangi biaya dan kenaikan harga
adalah sebagai berikut:

 Menurunkan Biaya Produk, apabila biaya produsen dapat diturunkan, maka


dampaknya akan dirasakan oleh seluruh saluran distribusi. Inilah salah satu alasan
utama perusahaan memproduksi barang di Negara dunia. Mengurangi biaya
manufaktur juga sering kali menghasilkan dua keuntungan.
 Menurunkan Tarif, ketika tarif berperan dalam kenaikan harga, yang biasanya
memang demikian, perusahaan akan mencari cara utnuk menurunkannya.
Sebagian produk dapat dikategorikan ulang menjadi kategori yang berbeda, lebih
rendah, dan beragam. Bagaimana sebuah produk diklasifikasikan kadang
bergantung pada penilaian tertentu saja. Perbedaan antara sebuha jenis barang
yang tergolong perhiasan atau benda seni berarti membayar tarif nol untuk benda
seni dan tarif sebesar 26 persen untuk perhiasan. Selain melakukan klasifikasi
ulang menjadi produk yang tarifnya lebih murah, terdapat kemungkinan lain
berupa memodifikasi produk agar sesuai dengan kategori tarif yang diinginkan.
Sering kali terdapat perbedaan antara produk yang telah sepenuhnya dirakit, siap
pakai, dengan produk yang perlu dirakit, membutuhkan proses lebih lanjut,
tambahan komponen yang berasal dari produsen lokal, atau proses lain yang
menambah nilai produk dan dapat dilakukan di luar negeri.
 Menurunkan Biaya Produksi, saluran distribusi yang lebih pendek membuat
perusahaan dapat mengendalikan harga produk. Merancang sebuah saluran
distribusi dengan hanya beberapa perantara mungkin akan menurunkan biaya
distribusi, yaitu dengan cara mengurangi atau menghilangkan kenaikan harga
perantara. Selain menghilangkan kenaikan harga, jumlah perantara yang lebih
sedikit juga memungkinkan penarikan pajak secara umum yang lebih rendah.
Sebagian Negara menarik pajak untuk tiap penambahan niali produk yang melalui
saluran distribusi. Barang-barang dikenakan pajak setiap kali berpindah tangan.
Pajak tersebut dapat berupa pajak kumulatif maupun tidak.
3. Strategi Penetapan Harga
Strategi penetapan harga yang efektif untuk pasar internasional adalah strategi
yang dipengaruhi oleh persaingan dan biaya dalam mengambil keputusan menyangkut
harga. Harga kompetitif hanya dapat dilakukan dengan meninjau tingkat harga produk
pesaing dan produk pengganti di pasar sasaran.

Empat langkah yang menentukan harga dasar adalah :

a) Menetapkan  elastisitas harga dari permintaan. Permintaan yang tidak fleksibel


akan memungkinkan harga yang lebih tinggi.
b) Buat perkiraan biaya tetap dan variable dari proses manufaktur dengan volume
penjualan yang diproyeksikan. Biaya adaptasi produk harus dipertimbangkan.
c) Tetapkan semua biaya yang berhubungan dengan program pemasaran.
d) Pilih harga yang memberikan marjin kontribusi paling tinggi.

Strategi berorientasi pada pelanggan (customer-oriented strategies) seperti


market skimming, penetration, dan market holding bisa digunakan apabila persepsi
konsumen dijadikan sebagai pedoman utama. Penetapan harga global bisa pula
didasarkan pada kriteria eksternal lainnya, seperti eskalasi biaya manakala barang
yang dikirimkan antar batas Negara. Isu penetapan harga global bisa juga
diintegrasikan secara penuh dalam proses perancangan produk, sebagaimana banyak
diterapkan oleh perusahaan-perusahaan Jepang. Harga dalam pasar global harus selalu
dievaluasi secara regular dan disesuaikan bilamana diperlukan. Selain itu, tujuan
penetapan harga bisa bervariasi, tergantung pada tahap siklus hidup produk dan situasi
persaingan di masing-masing negara tujuan pemasaran.

3.1 Market Skimming

Strategi penetapan harga market skimming merupakan usaha secara sistematis


untuk menjangkau dan melayani segmen pasar yang bersedia membayar harga
premium (harga mahal) untuk suatu produk. Dalam hal ini, produk harus memiliki
nilai yang tinggi bagi para pembeli. Biasanya strategi ini diterapkan dalam tahap
perkenalan pada tahap siklus hidup produk, dimana kapasitas produksi dan persaingan
masih sangat terbatas. Melalui penetapan harga yang tinggi, maka permintaan terbatas
pada early adopters yang bersedia dan mampu membayar harga tersebut. Salah satu
tujuan strategi ini adalah memaksimumkan pendapatan pada volume yang terbatas
dan menyesuaikan permintaan dengan penawaran yang tersedia. Tujuan lainnya
adalah memperkuat persepsi pelanggan mengenai nilai produk yang tinggi. Bila hal
ini terjadi, maka harga menjadi bagian dari strategi positioning produk total.

3.2 Penetration Pricing

Penetapan harga penetrasi menggunakan harga sebagai senjata bersaing guna


meraih posisi pasar. Mayoritas perusahaan yang menggunakan strategi ini dalam
pemasaran internasional berada di kawasan Pasifik. Pabrik berskala efisien dan
rendahnya upah tenaga kerja memungkinkan perusahaan-perusahaan tersebut
‘merebut’ pasar. Bahwa pengekspor pertama kali kemungkinan besar tidak
menggunakan penetapan harga penetrasi. Alasannya sederhana : penetapan harga
penetrasi sering berarti produk dijual dengan merugi untuk periode yang cukup lama.
Perusahaan yang masih baru dalam bidang ekspor tidak dapat memikul beban rugi
seperti itu. Mereka tidak memiliki system pemasaran (termasuk transportasi,
distribusi, dan organisasi penjualan) yang memungkinkan perusahaan global, seperti
sony, memanfaatkan strategi penetrasi secara efektif. Kendati demikian, perusahaan
yang produknya tidak bisa dipatenkan mungkin menggunakan strategi penetrasi untuk
mencapai kejenuhan pasar sebelum produknya ditiru para pesaing.

3.3 Market Holding

Strategi ini banyak diterapkan oleh perusahaan-perusahaan yang ingin


mempertahankan pangasa pasarnya. Dalam praktik pemasaran yang hanya melayani
satu Negara, strategi ini sering diikuti pula strategi merespon setiap penyesuaian harga
(menaikkan atau menurunkan harga) oleh para pesaing. Misalnya, sebuah perusahaan
penerbangan mengumumkan harga diskon khusus, maka perusahaan pesaingnya harus
segera bereaksi jika tidak ingin kehilangan penumpang. Dalam pemasaran global,
fluktuasi nilai mata uang sering memicu penyesuaian harga. Sejumlah perusahaan
Amerika menggunakan strategi ini pada pada permulaan hingga pertengahan decade
1980-an saat dollar mengalami apresiasi terhadaop sebagian besar mata uang lainnya.
Jika perusahaan internasional yang berpusat di Amerika tetap mempertahankan
tingkat harganya, maka nilai tukar dollar ter-apresiasi secara otomatis akan
menyebabkan kenaikan harga produk-produk buatan Amerika. Akibatnya, harga
produk Amerika menjadi kurang kompetitif. Oleh sebab itu, perusahaan-perusahaan
Amerika kemudian mengubah strategi harganya, yaitu tidak lagi mendasarkan pada
harga di Amerika (dalam dollar) yang kemudian dikonversikan ke mata uang lain.
Sebaliknya, harga ditetapkan atas dasar situasi persaingan di masing-masing pasar
internasional dan kemampuan serta kesediaan membeli konsumen di setiap Negara.
Disamping itu, mata uang home country yang kuat dan melonjaknya biaya di home
country juga bisa mendorong perusahaan untuk mempertahankan pangsa pasarnya
dengan berbagai cara. Di antaranya, dengan melakukan outsourcing (baik Negara
tujuan pemasaran maupun di Negara ketiga) dan perjanjian lisensi.Dengan demikian,
pada prinsipnya strategi market holding bermakna bahwa perusahaan harus secara
cermat menilai seluruh biayanya guna menjamin daya saing di pasar sasaran.

4. Cost Plus dan Inconterm

4.1 Cost Plus, Perusahaan yang baru pertama kali melakukan aktivitas ekspor sering
menerapkan strategi cost-plus pricing untuk memperoleh pijakan dalam pasar
global. Cost-plus pricing menjumlahkan seluruh biaya yang diperlukan agara
produk sampai ke tempat tujuan, ditambah biaya pengiriman dan biaya tambahan
lainnya, serta persentase laba. Keunggulan utama metode ini terletak pada
kemudahan perhitungan dan penentuan harganya. Namun, kelemahannya adalah
pendekatan ini mengabaikan permintaan dan situasi persaingan di pasar sasaran.
Oleh sebab itu, harga yang ditetapkan berdasarkan historical accounting cost-plus
sering terlalu mahal atau terlampau murah 6 dibandingkan dengan kondisi pasar
dan persaingan. Bila harga berdasarkan metode ini tepat, maka hal itu lebih banyak
karena faktor kebetulan.
4.2 Price escalation merupakan kenaikan harga produk karena adanya tambahan biaya
transportasi, bea masuk, dan marjin distributor.
4.3 Inconterm menyangkut syarat perdagangan yang berlaku universal. Incoterm yang
berlaku untuk semua wahana transportasi terdiri atas dua macam :
 ex-works yang berarti penjual menempatkan barang untuk dibawa oleh pembeli
pada waktu yang ditentukan dalam kontrak. Pembeli menerima penyerahan
barang di tempat penjual dan menanggung semua resiko serta pengeluaran
sejak saat itu.
 delivered duty paid, yang berarti bahwa penjual berkewajiban menyerahkan
barang kepada pemebeli di tempat yang diminta di negara pengimpor dengan
semua biaya, termasuk bea masuk sudah dibayar lunas. Dengan kontrak ini,
penjual bertanggung jawab memperoleh lisensi impor bila dibutuhkan.

Selain itu, terdapat pula empat incoterm yang berlaku hanya untuk transportasi
lewat laut :

 Free Alongside Ship (FAS) yang menetapkan bahwa penjual harus


menempatkan barang di dekat kapal, atau siap dinaikkan ke atas kapal atau
alat transportasi lainnya dan membayar semua biaya sampai di tempat itu.
Tanggung jawab legal penjual berakhir setelah ia memperoleh tanda terima
wharfage tanpa cacat.
 Free On Board yang mengatur bahwa tanggung jawab dan kewajiban penjual
belum berakhir sampai barangnya benar-benar berada di atas kapal.
Persyaratan ini harus menyebutkan “FOB nama kapal (nama pelabuhan)”.
 CIF (cost, insurance, freight) yang menegaskan bahwa resiko kerugian atau
kerusakan barang dialihkan kepada pembeli setelah barang telah dimuat ke
kapal. Namun, penjual harus membayar biaya transportasi untuk barang itu
sampai ke pelabuhan tujuan, termasuk biaya asuransi.
 CFR (cost and freight) yang sama dengan CIF, kecuali penjual tidak
bertanggung jawab atas resiko atau kerugian di mana pun di luar pabrik.
 Istilah FCA yang berkaitan dengan transporatsi udara, kereta api, dan
multiwahana (kombinasi beberapa wahana/sarana transportasi). Istilah yang
dimaksud adalah FCA (Free Carrier) yang berarti 7 bahwa penjual telah
memenuhi kewajibannya begitu barang yang sudah boleh diekspor diserahkan
kepada alat pengangkut yang ditunjuk oleh pembeli di tempat yang ditunjuk
(misalnya bandara, stasiun kereta api, atau pabrik penjual).
5. Kebijakan Penetapan Harga
Ada tiga alternative kebijakan penetapan harga global, yaitu extension/
ethnocentric, adaptation/ polycentric, dan invention/ geocentric.

a) Kebijakan Penetapan Harga Extension/Ethnocentric.

Dalam kebijakan ini, harga suatu produk akan sama diseluruh dunia dan
importer menanggung biaya pengiriman dan bea impor. Pendekatan ini memiliki
keunggulan, yaitu sangat sederhana karena implementasinya tidak membutuhkan
informasi mengenai kondisi pasar atau persaingan. Namun, kelemahan pendekatan ini
juga terletak pada kesederhanaannya. Pendekatan ini mengabaikan situasi persaingan
dan pasar setiap pasar nasional. Akibatnya, laba perusahaan di setiap pasar nasional
maupun secara global tidak maksimum.

b) Kebijakan Penetapan Harga Adaptation/Polycentric.

Dalam kebijakan ini, perusahaan memberikan wewenang kepada para manajer


kantor cabang untuk menetapkan sendiri tingkat harga yang dirasa paling cocok untuk
situasi yang mereka hadapi. Dalam pendekatan ini, tidak ada kendali atau persyaratan
perusahaan bahwa harga harus dikoordinasikan antar negara. Satu-satunya kendala
dalam pendekatan ini adalah menentukan harga transfer dalam system korporasi.
Pendekatan ini seperti ini sangat sensitive terhadap kondisi local, namun bisa
menciptakan peluang arbitrase produk dalam kasus di mana disparitas harga pasar
local melampaui biaya transporatsi dan bea cukai antar negara. Bila situasi seperti ini
terjadi, maka ada peluang bagi manajer perusahaan untuk memanfaatkan disparitas
harga dengan cara membeli produk di pasar yang harganya lebih murah dan
menjualnya di pasar yang harganya lebih mahal. Selain itu, ada pula masalah lain
dalam kebijakan penetapan harga adaptasi, yaitu bahwa pengetahuan dan pengalaman
berharga dalam system korporasi menyangkut strategi penetapan harga yang efektif
tidak berlaku untuk setiap keputusan penetapan harga lokal. Strategi tersebut tidak
berlaku karena para manajer local bebas menentukan harga yang menurutnya mereka
paling cocok dan mereka mungkin tidak mengetahui sepenuhnya mengenai
pengalaman perusahaan ketika mereka membuat keputusan.

c) Kebijakan Penetapan Harga Invention/Geocentric.


Dalam pendekatan ini, perusahan tidak menetapkan satu harga untuk
diberlakukan di seluruh dunia dan juga tidak menyerahkan 9 keputusan penetapan
harga kepada cabang perusahaan, namun justru mengambil posisi di antara keduanya.
Asumsi yang mendasari penerapan strategi ini adalah bahwa terdapat factor-faktor
pasar local yang unik yang harus dipahami dalam membuat keputusan harga. Factor-
faktor pasar local yang unik yang harus dipahami dalam membuat keputusan harga.
Factor-faktor tersebut meliputi biaya local, tingkat penghasilan, persaingan, strategi
pemasaran local. Biaya local ditambah dengan pengembalian investasi modal dan
personalia menentukan batas bawah harga (price floor) untuk jangka panjang. Akan
tetapi, dalam jangka pendek sebuah perusahaan bisa memutuskan untuk menetapkan
tujuan penetrasi pasar dan menetapkan harga di bawah nilai pengembalian cost-plus
menggunakan pemasok ekspor untuk membangun pasar. Tujuan jangka pendek
lainnya berupa estimasi ukuran pasar pada harga tertentu yang akan mendatangkan
laba, sekalipun memakai pemasok local dan skala output tertentu. Daripada
membangun fasilitas, pasar sasaran mungkin mula-mula dipasok dari sumber pasokan
eksternal yang berbiaya tinggi. Jika harga dan produk ternyata diterima di pasar, maka
perusahaan dapat membangun fasilitas manufaktur local untuk mengembangkan lebih
lanjut peluang pasar yang sudah diketahui dengan cara yang menguntungkan, maka
perusahaan dapat mencoba mengubah harga produk karena perusahaan belum
mengikat perjanjian deangan fasilitas manufaktor local untuk menjual produk dengan
volume tertentu.

6. Dumping
Dumping merupakan praktik diskriminasi harga yang menjual produk impor
dengan harga yang lebih murah daripada harga untuk produk yang sama di negara
asal. Selain itu, praktik diskriminasi harga yang menjual produk impor dengan harga
yang lebih rendah daripada biaya produksinya juga dikategorikan sebagai dumping.
Berbagai Negara telah memiliki kebijakan dan prosedur masing-masing untuk
memiliki kebijakan dan prosedur masing-masing untuk melindungi perusahaan
nasionalnya dari praktik dumping. Secara garis besar, dumping bisa di kelompokkan
menjadi tiga macam :

1) Dumping sporadic, yaitu dumping yang dilakukan secara temporer dengan


tujuan utama mengatasi masalah kelebihan kapasitas. Kelebihan kapasitas dipasarkan
keluar negeri dengan harga berapa pun yang penting dapat terjual. Dengan demikian,
perusahaan bisa mendapatkan pemasukan dan terhindar dari perang harga di pasar
nasionalnya.

2) Dumping predatoris, yaitu praktik dumping dengan menjual produk secara


merugi dengan tujuan mendapatkan akses ke suatu pasar dan menyingkirkan para
pesaing. Begitu pesaing mulai berguguran dan menyingkirkan para pesaing. Begitu
pesaing mulai berguguran dan posisi perusahaan cukup kuat, barulah harga dinaikkan.

3) Dumping persisten, yaitu jenis dumping yang paling permanen, dimana


perusahaan secara konsisten menjual produknya dengan harga lebih rendah di satu
pasar dibandingkan di pasar-pasar lainnya. Hal ini dimugkinkan dengan penerapan
metode penetapan harga incremental atau marginal untuk pasar luar negeri dan
metode 11 penetapan harga penuh untuk pasar dalam negeri harus berkorban dengan
membayar harga yang lebih mahal daripada konsumen di negara lain.

7. Pengaruh Faktor Lingkungan terhadap Kebijakan Harga


Dalam membuat keputusan harga global, pemasar harus mempertimbangkan
sejumlah factor lingkungan yang unik, diantaranya fluktuasi nilai mata uang, inflasi,
kendali dan subsidi pemerintah, perilaku kompetitif, dan permintaan pasar.

a) Fluktuasi Nilai Mata Uang. Fluktuasi nilai mata uang merupakan fakta kehidupan
dalam bisnis internasional. Pemasar harus memutuskan apa yang harus dilakukan
berkaitan dengan fakta ini. Apakah penyesuaian harga sesuai dengan menguat
atau melemahnya nilai mata uang ? Ada dua pendekatan ekstrim : 1. menetapkan
harga produk di Negara tujuan pemasaran, dan 2. Menetapkan harga produk
dalam mata uang home-coutry. Dalam kaitannya dengan fluktuasi nilai mata uang,
eksportir memiliki sejumlah alternative strtaegi yang bisa diterapkan. Strategi
tersebut dikelompokkan menjadi dua macam, yaitu strategi menghadapi
melemahnya mata uang domestic dan strategi menghadapi menguatnya mata uang
domestic.
b) Penetapan Harga Dalam Situasi Inflasi. Inflasi atau kecenderungan kenaikan harga
secara persisten merupakan fenomena di seluruh dunia. Inflasi memerlukan
penyesuaian harga secara periodic. Penyesuaian ini diperlukan karena kenaikan
biaya harus bisa ditutup dengan harga jual yang juga naik. Persyaratan utama
dalam penetapan harga di lingkungan inflasi adalah mempertahankan marjin laba
operasi o
c) Kendali dan Subsidi Pemerintah. Jika tindakan pemerintah membatasi kebebasan
manajemen dalam menyesuaikan harga, dengan sendirinya usaha memperthankan
marjin terpaksa dikompromikan. Dalam kondisi tertentu, tindakan pemerintah
merupakan ancaman serius terhadap profitabilitas operasi anak perusahaan di luar
negeri.
d) Perilaku Kompetitif. Keputusan penetapan harga tidak saja dipengaruhi oleh
factor biaya dn karakteristik permintaan, namun juga oleh tindakan pesaing. Jika
pesaing tidak menyesuaikan harganya sebagai respon terhadap meningkatnya
biaya, maka manajemen akan mengalami kesulitan dalam menyesuaikan
harganya. Sebaliknya, jika pesaing memproduksi barang atau melakukan
outsourcing di Negara berbiaya lebih rendah, maka perusahaan perlu menurunkan
harga tetap kompetitif.
e) Permintaan Pasar. Hambatan terakhir dari kemampuan produsen untuk
menyesuaikan harga adalah pasar itu sendiri. sebuah perusahaan harus mencermati
pengaruh penyesuaian harga terhadap permintaan produknya. Dalam beberapa
situasi, pengurangan laba dapat menyebabkan tingkat laba yang lebih besar
daripada mempertahankan marjin

8. Harga Transfer
Penetapan harga transfer adalah penentuan harga barang dan jasa yang
dijualbelikan oleh unit operasi atau divisi dalam satu perusahaan. Harga transfer
berkaitan dengan pertukaran intra 14 perusahaan, yaitu transaksi antara penjual dan
pembeli yang bernaung di bawah perusahaan induk yang sama. Apabila perusahaan
berekspansi ke berbagai Negara, maka penetapan transfer menjadi semakin kompleks.
Dalam menentukan harga transfer untuk cabang-cabangnya, perusahaan global harus
menghadapi sejumlah isu, termasuk di dalamnya pajak, bea cukai, dan tariff; aturan
transfer laba setempat; serta tujuan mitra usaha patungan yang kadangkala saling
bertentangan; dan regulasi pemerintah.

Ada tiga pendekatan alternative dalam menentukan harga transfer.


Penggunaan masingmasing pendekatan bervariasi berdasarkan sifat perusahaan,
produk, pasar, dan lingkungan historis dari setiap kasus. Ketiga alternatif tersebut
meliputi :

1) Cost-based transfer pricing Karena perusahaan menentukan biaya secara


berbeda-beda, beberapa perusahaan yang menggunakanpendekatan berbasis biaya
bisa mendapatkan harga transfer yang hanya mencerminkan biaya manufaktur
variabel dan tetap. Cara menentukan atau mengelompokkan biaya bisa berdampak
pada tariff dan bea cukai yang dikenakan pada kantor cabang perusahaan global.
Salah satu variasi dari cost-based approach adalah cost-plus pricing. Dalam metode
ini, perusahaan berpegang bahwa laba harus diperoleh untuk semua produk atau jasa
pada setiap tahap perpindahan (movement) yang dilalui dalam system korporasi.

2) Market-based Harga transfer berbasis pasar dihitung dari harga yang


diperlukan agar bisa bersaing di pasar internasional. Kendala dalam harga ini adalah
biaya. Meskipun demikian, ada banyak variasi dalam menentukan biaya. Karena
biaya umumnya menurun seiring dengan kenaikan volume, harus ada keputusan
mengenai apakah harga akan didasarkan pada tingkat volume saat ini atau tingkat
yang direncanakan. Bila perusahaan akan menggunakan market-based transfer pricing
untuk memasuki pasar baru yang terlalu kecil untuk mendukung manufaktur local,
maka sourcing dari Negara ketiga mungkin diperlukan. Ini memungkinkan
perusahaan mengembangkan nama atau waralabanya di pasar interasional tanpa harus
mengeluarkan investasi modal besar-besaran.

3) Negotiated Transfer Pricing Dalam pendekatan ini, cabang-cabang


perusahaan diperkenankan menegosiasikan sendiri harga transfer di antara mereka.
Dalam beberapa kasus, harga transfer final bisa saja mencerminkan biaya dan harga
pasar, namun itu bukan merupakan suatu keharusan. Standar pokok harga transfer
negosiasi adalah arm’s length price, yaitu harga yang dinegosiasikan dua entitas
independen yang tidak saling berkaitan.
BAB IV
PEMBAHASAN / BEDAH KASUS

1. Sejarah Singkat Objek Penelitian

PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. merupakan salah satu perusahaan mie
instant (Indomie) dan makanan olahan terkemuka di Indonesia yang menjadi salah satu
cabang perusahaan yang dimiliki oleh Salim Group. Pada awalnya, PT Indofood CBP
Sukses Makmur Tbk adalah perusahaan yang bergerak dibidang pengolahan makanan dan
minuman yang didirikan pada tahun 1990. Perusahaan ini mencanangkan suatu komitmen
untuk menghasilkan produk makanan bermutu, aman, dan halal untuk dikonsumsi. Aspek
kesegaran, higienis, kandungan gizi, rasa, praktis, aman, dan halal untuk dikonsumsi
senantiasa menjadi prioritas perusahaan ini untuk menjamin mutu produk yang selalu
prima.

Visi PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. adalah “Menjadi perusahaan Global
penyedia makanan berkualitas (Berbasis Pertanian) dan produk jasa terkait.

Misi yang ingin dicapai oleh PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. adalah
berkomitmen menyediakan produk dan jasa makanan bermerek berorientasi pasar dan
pelanggan yang inovatif dan berkualitas tinggi dan berusaha memberikan kepuasan
memenuhi kebuthan kesehatan dan gizi masyarakat, memberikan nilai (manfaat) optimal
bagi pelanggannya, pemilik modal, pekerja dan masyarakat pada umumnya.

Akhir tahun 1990, PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. mulai bergerak di
pasar Internasional dengan mengekspor mi instan ke beberapa negara ASEAN, Timur
Tengah, Hongkong, Taiwan, China, Belanda, Inggris, Jerman, Australia, dan negara-
negara di Afrika

PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. memiliki orientasi pasar, dimana


produksi yang dilakukan oleh perusahaan disesuaikan dengan permintaan pasar.
Perusahaan selalu berusaha memenuhi kebutuhan konsumen, baik dalam kuantitas
maupun  kualitas produk. Oleh karena itu, perusahaan selalu mengembangkan inovasi
guna memenuhi kepuasan pelanggan, khususnya selera konsumen.

Karakteristik perusahaan dalam melakukan kegiatan produksi yang dimiliki PT


Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. yakni bersifat  mass production, yaitu jenis barang
yang diproduksi relatif sedikit tetapi dengan volume produksi yang besar, permintaan
produk tetap/stabil demikian juga desain produk jarang sekali berubah bentuk dalam
jangka waktu pendek atau menengah.

Disamping produksi PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. pun turut


memperhatikan pemasaran produk sehingga memungkinkan perusahaan untuk semakin
berkembang. Berbgai cara kegiatan promosi dilakukan, seperti advertising (periklanan)
baik itu di media cetak maupun media elektronik dan papan - papan reklame. Sedangkan
kegiatan sales promotion, meliputi pembagian hadiah baik secara langsung maupun tidak
langsung melalui undian-undian berhadiah.

2. Strategi Penentuan Harga (Pricing Strategy)

Di luar negeri, harga Indomie masih tergolong murah jika dibandingkan dengan
mie instan dari negara lain. Indomie dapat dibeli secara satuan per bungkus, dapat juga
dibeli dengan paket per 5 bungkus dan paket 1 kardus yang berisi 30 atau 40 bungkus
indomie. Harga indomie relatif ekonomis, di Indonesia pada tahun 2014 sebesar Rp
1.800,00. Di tahun 2010 indomie dihargai Rp. 1.350,00 per bungkusnya atau sekitar 10
sen dolar Amerika. Di Australia, tahun 2014 indomie dijual dengan harga 69 sen per
bungkusnya atau Rp5.700,00, sedangkan di Amerika Serikat pada tahun 2009, indomie
biasa dijual dengan harga 1 dolar per 3 bungkusnya, dan dapat ditemukan di berbagai
supermarket Asia seperti Lion Supermarket, Marina Foods, atau Ranch 99.

Metode penetapan harga yang dipilih adalah metode mark up pricing, karena
dengan metode ini dapat menentukan laba yang kita inginkan. Selain itu metode ini
merupakan metode yang paling mudah dan hanya menetapkan laba yang di inginkan.
Contohnya yaitu;

Laba yang diinginkan dari penjualan indomie adalah 50%.

Cost/uni t= Rp 900.

Harga mark up=Rp900:(1 – 0,5)=Rp 1.800/pcs.

Indomie akan dijual dengan harga yang rendah terlebih dahulu. Selain itu
indomie akan menjadi sponsor – sponsor event yang besar dan sumbangan kemanusiaan
dengan tujuan agar produk ini lebih dikenal oleh masyarakat luas. Biaya event dan
kemanusiaan dibebankan ke produk = Rp150/pcs. Image = Rp50/pcs = Rp 200/pcs. Harga
akhir yang diambil adalah Rp2.000/pcs.

Bahan pengawet merupakan salah satu zat yang memang diperlukan dalam
distribusi makanan yang diawetkan. Tanpa bahan ini maka setiap makanan akan menjadi
cepat busuk dan kadaluwarsa dan tidak layak dimakan atau dikonsumsi. Tentu saja
semakin sedikit campuran bahan pengawetnya akan menjadikan produk ini mahal
karena harus ditanggung dengan sistim distribusi secara khusus yg menghemat waktu dan
kalau ada yg kadaluarsa harus dimusnahkan.Tentu saja produsen makanan akan
berhitung dengan cermat mana yang akan didahulukan. Di negara seperti Taiwan yang
menuntut adanya bahan pengawet yang berkadar rendah, maka mie instant akan cepat
kadaluarsa sehingga menjadi lebih sedikit mahal karena cepat rusak.

3. Strategi Penetapan Harga Produk Yang Sudah Mapan

Menurut Tjiptono (2001: 174) ada beberapa faktor yang menyebabkan suatu
perusahaan harus selalu meninjau kembali strategi penetapan harga produk- produknya
yang sudah ada di pasar, diantaranya adalah :

 Adanya perubahan dalam lingkungan pasar, misalya pesaing besar menurunkan harga
 Adanya pergeseran permintaan, misalnya terjadinya perubahan selera konsumen.

Dalam melakukan peninjauan kembali penetapan harga yang telah dilakukan,


perusahaan mempunyai tiga alternatif strategi, yaitu :

 Mempertahankan Harga, strategi ini dilaksanakan dengan tujuan mempertahankan


posisi dalam pasar dan untuk meningkatkan citra yang baik di masyarakat..
 Menurunkan Harga, strategi ini sulit untuk dilaksanakan karena perusahaan harus
memiliki kemampuan finansial yang besar, sementara konsekuensi yang harus
ditanggung, perusahaan menerima margin laba dengan tingkat yang kecil. Ada tiga
alasan atau penyebab perusahaan harus menurunkan harga produk yang sudah
mapan.
o Strategi Defensif, dimana perusahaan memotong harga guna menghadapi
persaingan yang makin ketat.
o Strategi Ofensif, di mana perusahaan mempunyai tujuan untuk memenangkan
persaingan dengan produk kompetiter.
o Respon terhadap kebutuhan pelanggan yang disebabkan oleh perusahaan
lingkungan.

Misalnya inflasi yang berkelanjutan dan adanya kenaikan harga yang makin
melonjak yang menyebabkan konsumen makin selektif dalam berbelanja dan dalam
penentuan harga.

 Menaikan Harga, suatu perusahaan melakukan kebijakan menaikan harga dengan


tujuan untuk mempertahankan profitabilitas dalam periode inflasi dan untuk
melakukan segmentasi pasar tertentu. Agar strategi ini dapat memberikan hasil yang
memuaskan, ada dua persyaratan yang harus dilakukan oleh perusahaan antara lain:
o Elastisitas harga relatif rendah, namun elastisitas tetap tinggi bila berkaitan
dengan kualitas dan distribusi.
o Dorongan (reinforcement) dari unsur bauran pemasaran lainnya tetap
menunjang.
4. Strategi penentuan harga produk baru
 Skimming Pricing /Strategi skimming adalah menetapkan harga awal yang tinggi
ketika produk baru diluncurkan dan semakin lama akan terus turun harganya.
 Penetration Price / Harga Penetrasi Strategi harga penetrasi adalah menentukan
harga awal yang rendah serendah-rendahnya atau murah dengan tujuan untuk
penetrasi pasar dengan cepat dan juga membangun loyalitas merek dari pada
konsumen
5. Stretegi Penentuan Harga Yang Mempengaruhi Psikologis Konsumen
 Prestige Pricing / Harga Prestis Strategi harga Prestige Price adalah menetapkan
harga yang tinggi demi membentuk image kualitas produk yang tinggi yang
umumnya dipakai untuk produk shopping dan specialty.
 Odd Pricing / Harga Ganjil Strategi harga odd price adalah menetapkan harga
yang ganjil atau sedikit di bawah harga yang telah ditentukan dengan tujuan
secara psikologis pembeli akan mengira produk yang akan dibeli lebih murah.
Contoh :mie yang tadinya dihargai Rp. 70.000,-/ dus diubah menjadi Rp. 69.900,-
di mana konsumen mungkin akan melihat 69.900 jauh lebih murah daripada Rp.
70.000,-.
 Multiple-Unit Pricing / Harga Rabat Strategi harga multiple unit price adalah
memberikan potongan harga tertentu apabila konsumen membeli produk dalam
jumlah yang banyak. Contoh : Jika harga sebuah sebungkus indomie goreng pedas
adalah Rp. 2.000,- maka konsumen cukup membayar Rp. 1.500,- perbungkus jika
membeli satu dus isi 40 bungkus indomie
 Price Lining / Harga Lini Strategi harga lining pricing adalah memberikan
cakupan harga yang berbeda pada lini produk yang beda.
 Leader Pricing / Pemimpin Harga Strategi harga leader price adalah menetapkan
harga lebih rendah daripada harga pasar / harga normal untuk meningkatkan
omset penjualan / pembeli. Contoh : biasanya ritel jenis hipermarket memberikan
promosi harga yang lebih murah daripada harga normal.
6. Strategi Penentuan Harga Diskon / Potongan

Strategi harga diskon pada penjual adalah strategi dengan memberikan potongan
harga dari harga yang duah ditetapkan demi meningkatkan penjualan suatu produk barang
atau jasa. Diskon dapat diberikan pada umum dalam bentuk diskon kuantitas, diskon
pembayaran tunai / cash, trade discount.

7. Srategi Penentuan Harga Kompetitif


 Relative Pricing / Harga Relatif Strategi harga relative price adalah menentukan
harga di atas, di bawah atau sama dengan tingkat harga persaingan di mana
gerakan harganya mengikuti gerakan pesaing.
 Follow The Leader Pricing Strategi harga follow the leader price adalah penetapan
harga produk baik barang maupun jasa diserahkan para pimpinan pasar /
penimpin pasar dan tidak menetapkan harga sendiri.sudah dianggap sebagai
makanan cepat saji dan bahkan sebagai makanan pokok, menyebabkan tingkat
persaingan pada industri mie instan ini semakin tinggi.
8. Manajemen Harga

Perkembangan Harga produksi mie instan di Indonesia memperlihatkan suatu


peningkatan yang positif, walaupun pada tahun 2006 sempat mengalami suatu penurunan
produksi. Secara kuantitas, produksi mie instant dari tahun ke tahun mengalami kenaikan
dengan tren yang positif. Hal ini menunjukkan suatu prospek yang cukup baik bagi
industri mie instan ini pada masa yang akan datang. PT. Indofood Sukses Makmur
menjadikan mutu dan kepuasan pelanggan sebagai basis bagi perencanaan yang dilakukan
oleh perusahaan. Oleh karena itu keinginan dan kebutuhan konsumen harus diperhatikan
oleh produsen karena kebutuhan ini akan senantiasa berubah. Perkembangan produk mie
instan yang sudah dianggap sebagai makanan cepat saji dan bahkan sebagai makanan
pokok,menyebabkan tingkat persaingan pada industri mie instan ini semakin tinggi.

 Pengaruh Biaya Promosi dan Biaya Distribusi Terhadap Penjualan

Pengaruh Biaya Promosi dan Biaya Distribusi Terhadap Penjualan Pada


PT. Indofood Sukses Makmur, TBK. Dalam bauran pemasaran dikenal dengan
produk, harga, promosi, dan distribusi yang tujuannya untuk meningkatkan
penjualan. Promosi adalah kegiatan pemasaran yang sangat penting
bagi perusahaan untuk memperkenalkan produknya kepada konsumen, sedangkan
distribusi merupakan proses pendistribusian produk dan jasa yang sesuai dan
terorganisir sehingga terjadi keefektifan penjualan.Kegiatan promosi harus sejalan
dengan rencana pemasaran yang diarahkan dan dikendalikan untuk
mengembangkan laju perusahaan. Promosi yang tidak terkendali akan
menurunkan tingkat penjualan, sehingga biaya yang dikeluarkan untuk promosi
merupakan pemborosan, sedangkan saluran distribusi dipakai oleh semua
perusahaan untuk memproduksi barang dengan kualitas yang baik, namun banyak
pula yang gagal memenuhi target pasarnya. Keadaan ini disebabkan oleh
kebijakan distribusi yang kurang tepat sehingga barang yang dihasilkan kurang
laku dipasar dan menyebabkan banyak konsumen merasa kurang puas. Dengan
demikian, saluran distribusi memeliki peranan penting bagi kelangsungan hidup
dan tumbuh perusahaan.

 Promosi

Promosi merupakan aktivitas pemasaran untuk mengkomunikasikan


informasi tentang perusahaan dan produknya kepada konsumen sehinggga
menciptakan permintaan (Burnett, 2000). Untuk dapat
mengkomunikasikan produknya dengan efektif, perusahaan harus menentukan
terlebih dahulu pasar sasarannya (target market) dan mengkombinasikan
dengan alat promosi seperti periklanan, promosi penjualan, hubungan
masyarakat, pemasaran langsung dan tenaga penjual sedemian rupa sehingga
konsumen dapat mengenal produk perusahaan dan tertarik untuk membeli
produk tersebut (Payne, 2000). Salah satu produk PT Indofood CBP Sukses
Makmur Tbk. yang melakukan promosi besar-besaran dan berhasil terkenal luas
hingga mancanegara adalah Indomie. Rasanya yang enak merupakan salah satu
daya tarik utama mengapa produk ini dapat dikenal luas. Indomie memiliki tagline
yang sangat sederhana namun sangat pas dan ringan untuk didengar dan diingat
oleh masyarakat yaitu, “Indomie seleraku” sedangkan nama atau merk indomie
menjadi salah satu keberhasilan dari memilih nama produk sehingga produk
tersebut banyak dikenal khususnya oleh masyarakat Indonesia. Nama yang
singkat, sederhana namun unik, mudah diingat, menjadi beberapa faktor dari
keberhasilan tersebut. Masyarakat Indonesia sendiri beranggapan bahwa nama
atau merk indomie berasal dari kepanjangan Indonesia-mie sehingga
menimbulkan asumsi bahwa indomie membawa jati diri bangsa. Salah satu
promosi indomie yang cukup unik adalah dengan mengajak konsumen untuk
bercerita seputar pengalamannya bersama indomie. Cara ini juga tergolong cukup
sukses dilihat dari antusiasme masyarakat dalam mengirim cerita-ceritanya
tersebut dan dimuat dalam media elektronik yaitu iklan televisi.

Mengapa indomie dapat terkenal hingga mancanegara?

Indomie secara tidak langsung terpromosikan karena sering menjadi salah


satu bantuan makanan untuk korban bencana alam baik di dalam negeri maupun di
luar nengeri. Banyak warga negara Indonesia di negara lain yang sering membawa
produk ini ke negara mereka tinggal sebagai salah satu makanan instant favorit.
Indomie kini bukan hanya dapat dijumpai di Indonesia, tetapi juga di Amerika
Serikat, Australia, berbagai negara di Asia, Afrika bahkan Eropa.

 Saluran Distribusi

Setiap perusahaan barang dan jasa tidak akan lepas dari masalah
penyaluran barang yang dihasilkan atau barang yang akan dijual ke konsumen. Para
produsen berhak menentukan kebijakan distribusi yang akan dipilih dan disesuaikan
dengan jenis barang serta luasnya armada penjualan yang akan digunakan. Jika
perusahaan berada dalam persaingan yang semakin tajam, perusahaan harus segera
mengadakan penelitian terhadap pasarnya. Penelitian tersebut untuk mengetahui
kebutuhan serta selera konsumen dan jika mungkin menstimulir permintaan serta
menciptakan langganan (Kotler,2006). Ada beberapa alternatif yang mungkin dipilih
penjual dalam mendistribusikan produknya kepada konsumen, yaitu :
(1) manufaktur → konsumen,

(2) manufaktur → pedagang eceran → konsumen,

(3) manufaktur → pedagang besar → pedagang eceran → konsumen dan

(4) manufaktur → agen → pedagang besar → pedagang eceran →konsumen


BAB V
PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
http://anakmene.blogspot.com/2018/11/menejemen-pemasaran-global-penetapan.html

http://ikokz14.blogspot.com/2013/10/makalah-penetapan-harga.html

http://bisnisinternas.blogspot.com/2017/05/strategi-harga-internasionalglobal.html

https://bisnisukm.com/strategi-penetapan-harga.html

https://prezi.com/plibyt82kwfp/penetapan-harga-untuk-pasar-internasional/

https://www.scribd.com/document/362815739/Makalah-Studi-Kasus-Harga

https://manfaatuntuktubuh.blogspot.com/2018/05/pt-indofood-cbp-sukses-makmur-tbk.html?
m=1

Anda mungkin juga menyukai