Laporan PT DOK
Laporan PT DOK
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
1. Untuk mengetahui dan memahami implementasi permesinan di dunia
industri.
2. Membuka wawasan mahasiswa agar dapat mengetahui, memahami dan
mengembangkan pelaksanaan aplikasi teoritis ilmunya kedalam praktek
kerja secara nyata di dunia industri sehingga mahasiswa mampu menyerap
dan berasosiasi dengan dunia kerja secara utuh.
3. Untuk meningkatkan kemampuan mahasiswa dengan terjun langsung
mempraktekkan pelaksanaan tugas sebagai seorang engineering yang
diharapkan akan diemban nantinya.
4. Untuk mengetahui proses produksi, persiapan produksi pada bangunan
kapal baru.
5. Untuk mengetahui proses reparasi konstruksi dan permesinan kapal.
2.1 Sejarah
PT Dok Dan Perkapalan Surabaya didirikan pada tanggal 22 September
1910 oleh Pemerintah kolonial Belanda di Amsterdam. Perusahaan ini awalnya
bernama N.V. DROOGDOK MATSCHAPPIJ SOERABAIA dimana pemegang
saham saat itu antara lain N.V. Konjnlijke paket vaart maatschappij, N.V.
Stomivart Maatschappij Nederland, N.V. Roter Sdancsh LCYD. Pendirian
perusahaan tersebut dilaksanakan di depan notaris J.P Smith.
Pada masa pendudukan Jepang yaitu tahun 1942 – 1945, Perusahaan ini
berganti nama menjadi HARIMA ZOZEN. Namun setelah Jepang mengalami
kekalahan dalam Perang Dunia II, tepatnya tanggal 17 Agustus 1945,
perusahaan ini menjadi milik Pemerintah Republik Indonesia. Namun pada
tahun 1945 sampai dengan tahun 1957, perusahaan tersebut kembali ke tangan
Belanda yang namanya diubah kembali menjadi nama awal pada waktu
didirikan, yaitu N.V. DROOGDOK MATSCHAPPIJ SOERABAIA.
Pada waktu terjadi konfrontasi antara pemerintah Indonesia dengan
Belanda yang terjadi pada tahun 1958 telah menyebabkan perusahaan ini
berpindah tangan ke pemerintah Indonesia dengan landasan hukum Peraturan
Pemerintah No 23, tahun 1958 di bawah pengelolaan B.P.U MARITIM.
Kemudian Pemerintah mengeluarkan Peraturan Pemerintah lagi yang menyusul
Peraturan Pemerintah sebelumnya yaitu Peraturan Pemerintah No. 109 Th. 1961,
tanggal 17 April 1961 dan Perusahaan ini menjadi Perusahaan Negara (PN)
dengan nama PN. DOK DAN PERKAPALAN SURABAJA. Kemudian pada
tahun 1963 Galangan yang ada di sebelah PN. Dok Dan Perkapalan Surabaya
yang bernama GALANGAN KAPAL SUMBER BHAITA digabung dengan PN
Dok Dan Perkapalan Surabaya berdasarkan atas keputusan Menteri Perhubungan
Laut. Berdasarkan keputusan ini juga, nama perusahaan diubah menjadi PN.
DOK SURABAJA.
Perubahan nama PT Dok Dan Perkapalan Surabaya tidak terhenti hanya
sampai di situ, dengan munculnya kembali Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun
b. Tujuan
Memberikan jasa dan pelayanan sesuai dengan kebutuhan dan
personalisasi customer (personalized customer) dan mewujudkan
terciptanya hubungan baik antara kedua pihak dalam jangka panjang.
c. Visi
Menjadi perusahaan jasa pemeliharaan dan perbaikan kapal terdepan di
Indonesia.
d. Misi
2.5.1 Data jumlah karyawan PT. DOK dan Perkapalan Surabaya (Persero)
2.5.2.3 Keuangan
2. Ship Convertion
Melakukan modifikasi bentuk maupun fungsi kapal dari kapal lama
menjadi kapal baru yang diinginkan oleh owner.
3. Running Repair
PT. DOK dan Perkapalan Surabaya melayani perbaikan kapal yang
dilakukan pada saat kapal berlayar ataupun kapal mengalami kerusakan di
pelabuhan lain.
2. Floating Crane
Terdapat di sisi floating Dock dengan kapasitas 75 ton dan
ketinggian 15 m. Crane ini dapat dipindahkan dengan menggunakan Tug
boat.
3. Over Head Crane
Crane ini terdapat di setiap bengkel dan memiliki rel melintang dan
memanjang dengan kapasitas 3–15 ton.
4. Portal Crane.
- Portal Crane I dengan kapasitas 3 Ton.
- Portal Crane II dengan kapasitas 3 Ton.
- Portal Crane III dengan kapasitas 10 Ton.
- Portal Crane IV dengan kapasitas 5 Ton.
- Portal Crane V dengan kapasitas 10 Ton.
- Portal Crane Thole dengan kapasitas 10 Ton.
- Portal Crane Figee dengan kapasitas 15 Ton.
- Tower Traveling Crane Kroll dengan kapasitas 12 Ton.
c. Tug Boat.
Merupakan sarana penunjang operasional harian. Fungsi Tug Boat ini
antara lain untuk menarik dan mendorong kapal yang akan masuk atau keluar
dari Floating Dock maupun juga untuk menarik kapal baru setelah
diluncurkan.
d. Barge/Ponton.
Ponton yang tersedia digunakan untuk berbagai kebutuhan :
- Ponton air tawar.
- Ponton bahan bakar.
- Ponton Lubricating oil.
BAB III
PEMBAHASAN
Perbedaan antara sistem SKF dan SPEI pada poros daun kemudi
SKF SPEI
Jika pelindung kedap air antara Lebih tahan lama dan tahan
poros dan daun kemudi bocor, air.
sistem sangat mudah rusak dan
gagal karena korosi
Jenis sistem daun kemudi yang sering digunakan adalah sebagai berikut
digambarkan pada table 3.2.
Memiliki pantle di
Mudah dan cepat Konstruksi kom-
bagian bawah daun
dalam pemasangan pleks menyebabkan
kemudi, pemasang-an
karena konstruksi kontak fit dan pe-
dan persiapanya tidak
cukup sederhana. masangan lama.
terlalu sulit.
Pelepasan agak
Reparasi mudah Pelepasan lama ka-
sulit karena
dan cepat. rena semen pelapis.
kompleks.
3.2 Outfitting
3.2.1 Outfitting Blek
Praktek yang dilakukan adalah mengamati dan membantu pembuatan
ducting under pop deck. Langkah awal yaitu memahami gambar skema saluran
udara pada saluran buang pada kapal. Membuat mal pada blek dan memotong
sesuai mal yang dibuat. Merakit potongan blek menjadi bentuk sesuai dengan
gambar. Selanjutnya mengelas blek yang telah dirakit agar lebih kuat. Setelah
dipastikan kontruksi perakitan blek kuat akan dilakukan proses finishing yaitu
pelapisan cat pada blek untuk menghindari terjadinya korosi.
3.2.2 Outfitting Pipa
Kegiatan yang kami lakukan adalah mengamati dan membantu membuat
serta memasang saluran CO2 pada kapal. Langkah awal dengan menyiapkan
bahan yang dibutuhkan serta mengukur pipa sesuai skema pada gambar.
Menyesuaikan ukuran pipa dengan cara memotong sesuai dengan skema
gambar. Selanjutnya mengelas pipa dengan saluran yang telah dibuat.
Membengkokkan pipa apabila saluran terjadi tabrakan dengan benda lain atau
saluran yang sudah ada. Memasang pipa pada kapal sesuai skema gambar yang
telah ditentukan atau dibuat.
3.3 Limbung / Pengedokkan
Kegiatan operasional bagian dock master yang meliputi proses peluncuran,
pengedokkan dan pemindahan kapal sesuai dengan kebijakan dan sasaran
perusahaan yang telah ditetapkan.
3.3.1 Proses Pengedokkan Kapal
Saat memulai pengedokkan, data-data yang berhubungan dengan kapal
harus dikumpulkan dan dipahami terlebih dahulu seperti :
1. Rencana Garis
2. Rencana Umum
3. Bottom Plan
4. Bukaan Kulit
Untuk ukuran plat yang tidak masuk dalam jangkauan nilai nozzle di
atas maka ada dua alternatif pemilihan nozzle. Misal plat yang hendak
dipotong adalah 20 mm. Ukuran plat 20 mm terdapat pada antara nozzle (2)
dan nozzle (3). Dengan demikian alternatif pemilihan nozzle adalah :
4.1 KESIMPULAN
Dari Praktek Kerja Nyata pada industri yang telah dilaksanakan selama 4
minggu di PT. Dok dan Perkapalan Surabaya (Persero) dapat kami simpulkan
bahwa :
1. Dalam hal Pembangunan Kapal Baru dan Reparasi Peralatan produksi yang
terdapat di bengkel beberapa di antaranya adalah peralatan lama. Akan tetapi,
hal ini tidak berpengaruh terhadap proses produksi, karena tenaga kerja di
bengkel merupakan tenaga yang ahli, terampil dan kreatif sehingga bisa
memanfaatkan alat-alat lama secara optimum. Di sinilah letak keunggulan
dari PT. Dok dan Perkapalan Surabaya dan dari sinilah muncul anggapan
bahwa kapal buatan PT. Dok dan Perkapalan Surabaya adalah kapal buatan
tangan.
2. PT. Dok dan Perkapalan Surabaya dapat membangun kapal baru hingga 8.000
DWT dan reparasi kapal hingga 10.000 DWT.
4.2 SARAN
Adapun beberapa saran yang dapat kami sampaikan adalah :
1. Sebaiknya tingkat kedisiplinan dalam perusahaan lebih di tingkatkan lagi
untuk menambah tingkat produktifitas dan kualitas dari produk yang
dihasilkan.
2. Divisi K3L hendaknya lebih memperketat pengawasannya terhadap
pemakaian alat-alat pengaman yang tidak menggunakan alat-alat
keselamatan kerja.
3. Seharusnya untuk impor sparepart dari eropa dilakukan sejak jauh-jauh hari
agar tidak menghambat pekerjaan sehingga segera selesei di kerjakan.
SOP Safety dan Prosedur Standart Operasional PT. Dok dan Perkapalan
Surabaya (Persero).
http//:www.dok-sby.com