490 1586 1 PB PDF
490 1586 1 PB PDF
Abstrak
Anak adalah generasi muda penerus bangsa serta berperan dalam menjamin
kelangsungan eksistensi suatu bangsa dan negara itu sendiri diatur dalam Undang-
Undang 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak. Berkaitan dengan adanya
tindak pidana pencabulan dalam keluarga atau incest yang sebagian besar
korbannya adalah anak seperti yang dilakukan oleh paman kandung sendiri.
Penelitian dilakukan dengan menggunakan pendekatan secara yuridis normatif
dan pendekatan yuridis empiris tentang pemidanaan terhadap pelaku tindak
pidana pencabulan dalam keluarga (incest). Berdasarkan hasil penelitian dan
pembahasan maka dapat disimpulkan bahwa pemidanaan pelaku tindak pidana
pencabulan dalam keluarga (incest) dalam Putusan Nomor 11/PID/2014/PT.TK
adalah terdakwa Abun bin Nyono terbukti melanggar Pasal 81 ayat (2) Undang-
Undang Perlindungan Anak, selama proses peradilan baik dari tingkat penyidikan
hingga tingkat eksekusi terhadap terdakwa dalam keadaan sehat jasmani dan
rohani serta tidak ditemukan alasan penghapus pidana dalam hal ini baik alasan
pembenar maupun alasan pemaaf dihubungkan dengan dengan fakta-fakta di
persidangan. Dasar pertimbangan hakim dalam menjatuhkan pidana terhadap
pelaku tindak pidana pencabulan dalam keluarga (incest) dalam Putusan
11/PID/2014/PT.TK adalah berdasarkan teori keseimbangan, pendekatan seni dan
intuisi,dan ratio decendi. Saran yang diberikan penulis yaitu perlu dikaji lebih
mendalam lagi terhadap pola pemidanaan terhadap pelaku tindak pidana
pencabulan dalam keluarga, sehingga anak yang menjadi korban mampu untuk
bangkit kembali terhadap keterpurukan yang pernah dialaminya. Dan perlu
meningkatkan gerakan perlindungan anak dengan cara memberikan arahan dan
sosialisasi mengenai hak-hak anak.
Abstract
Children are the younger generation as well as the nation's next role in ensuring
the continued existence of a nation and the country itself is set in Undang-Undang
Nomor 23 tahun 2002 about Protection of Children. The criminal offense of abuse
in the family or incest that most of the victims are children like that done by the
uncle of their own. The study was conducted by using a normative juridical
approach and empirical juridical approach of punishment for criminal sexual
abuse within the family (incest). Based on the results of research and discussion,
it can be concluded that the sentencing perpetrators of abuse in the family (incest)
in Putusan No. 11 / PID / 2014 / PT.TK is Abun bin Nyono defendant found to
have violated Article 81 paragraph (2) in Undang-Undang about Protection of
Children during the judicial process both from the level of investigation to the
level of execution against the defendant in a state of physical and spiritual health,
and not found a reason eraser criminal in this case either a justification or excuse
connected with the facts at trial. Basic consideration in imposing criminal judges
to criminal sexual abuse within the family (incest) in Putusan 11 / PID / 2014 /
PT.TK is based on equilibrium theory, approach art and intuition, and the ratio
decendi. Advice given that the author needs to be studied more deeply on the
pattern of punishment against perpetrators of abuse in the family, so that children
who are victims were able to bounce back against adversity ever experienced.
And the need to improve child protection movement by providing guidance and
socialization of children's rights.