Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

METODOLOGI KEPERAWATAN
Dosen Pengampau Bp. Deden Dermawan S.Kep,Ns M.Kep

DISUSUN OLEH
1. Ivin Diyah (19121098)
2. LatizaSyafa Maura (19121099)
3. Novi Purwanti (19121106)
4. Nurul Atika Sari (19121108)

POLTEKKES BHAKTI MULIA SUKOHARJO


PROGAM STUDI D3 KEPERAWATAN
TAHUN AJARAN 2019/2020

0
DAFTAR ISI

Daftar isi.......................................................................................................................1
A. Pengertian Diagnosis Keperawatan.........................................................................2
B. Tujuan Diagnosis Keperawatan...............................................................................2
C. Komponen Diagnosa Keperawatan.........................................................................3
D. Klasifikasi Diagnosis Keperawatan ........................................................................6
E. Perbedaan Diagnosa Keperawatan dengan Diagosa Medis.....................................6
F. Langkah Langkah Membuat Diagnosa Keperawatan..............................................8
G. Format Rumusan Penulisan Diagnosa Keperawatan...............................................10
H. Kesalahan atau Mispersepsi Penulisan Diagnosa Keperawatan..............................11
I. Dokumentasi Diagnosis Keperawatan.....................................................................13
J. Penulisan Diagnosa Keperawatan yang Salah.........................................................13
K. Contoh Perumusan Diagnosa Keperawatan.............................................................14
Referensi.......................................................................................................................15

1
BAB...
DIAGNOSA KEPERAWATAN

A. Pengertian Diagnosa Keperawatan


Diagnosa Keperawatan merupakan keputusan klinik tentang respon individu,
keluarga dan masyarakat tentang masalah kesehatan aktual atau potensial, dimana
berdasarkan pendidikan dan pengalamannya, perawat secara akuntabilitas dapat
mengidentifikasikan dan memberi intervensi secara pasti untuk menjaga,
menurunkan, membatasi, mencegah, danmerubah status kesehatan klien
( Carpenito,2000; Gordon, 1976 & NANDA). Diagnosa keperawatan adalah
penilaian klinik mengenai respon individu, keluarga dan komunitas terhadap masalah
kesehatan atau proses kehidupan yang actual atau potensial yang merupakan dasar
untuk memilih anintervensi keperawatan mencapai hasil yang merupakan tanggung
jawab perawat (Doenges,1998). Diagnosa keperawatan adalah pernyataan singkat,
jelas dan pasti tentang masalah klien yang nyata atau potensial serta penyebabnya
dapat dipecahkan atau diubah melalui tindakan keperawatan (Gordon, 1982).
Jadi, dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa diagnosa
keperawatan adalah keputusan klinis tentang respon individu, keluarga, atau
masyarakat yang diperoleh melalui proses pengumpulan data terhadap masalah
kesehatan yang aktual maupun potensial guna menjaga status kesehatan.

B. Tujuan Diagnosis Keperawatan


Diagnosa Keperawatan memiliki tujuan untuk memungkinkan perawat untuk
menganalisis dan mensintesis data yang telah dikelompokkan yang dicantumkan
dibawah pola kesehatan dan divisi diagnose disfungsional. Diagnose keperawatan
dirumuskan berdasarkan pada respon klien terhadap perubahan-perubahan pada
status kesehatan, masalah-masalah yang di identifikasi, dan kemampuan perawat
untuk membantu menemukan penyelesaian masalah. Selain itu diagnose keperawatan
juga mempunyai tujuan :
1. Menyediakan definisi yang tepat dalam memahami kebutuhan klien bagi semua
anggota tim pelayanan kesehatan.
2. Memudahkan perawat untuk berkomunikasi dengan pelayanan kesehatan lain
untuk melakukan tindakan kepada pasien.

2
3. Membedakan peran perawat dengan dokter atau profesi pelayanan kesehatan
lainnya.
4. Membantu mengembangkan pengetahuan perawat.
5. Membantu perawat terfokus pada bidang praktik keperawatan.

C. Komponen Diagnosa Keperawatan


Menurut Nanda-1 komponen diagnosa keperawatan dibagi menjadi 6, yaitu
label diagnosis, definisi, batasan karakteristik, faktor resiko, faktor yang
berhubungan, populasi beresiko, dan kondisi terkait.
a) Label diagnosa
Diagnosa keperawatan merupakan label singkat yang menggambarkan kondisi
pasien yang diobservasi dilapangan.
b) Definisi
Definisi adalah memberikan deskripsi yang jelas dan tepat. Definisi ini
menekankan pada kejelasan, arti yang tepat untuk diagnosa. Definisi untuk
masing-masing diagnosa keperawatan dapat membantu perawat dalam melakukan
verifikasi diagnosa keperawatan tertentu dan dapat membedakannya dari diagnosa
yang mirip.
c) Batasan Karakteristik
Merupakan tanda yang menggambarkan tingkah laku pasien, baik yang
diobservasi oleh perawat (objektif) maupun yang dikatakan pasien atau keluarga
(subjektif). Batasan karakteristik mengacu pada petunjuk klinis, tanda subjektif
dan objektif. Adanya batasan karakteristik dapat memverifikasi atau membuktikan
suatu diagnosa keperawatan.
d) Faktor yang Berhubungan
Faktor yang berhubungan adalah “kondisi atau situasi yang dapat menyebabkan
atau menunjang suatu diagnostik” (Gordon.1994). Faktor yang tampak akan
menunjukkan beberapa jenis pola hubungan dengan diagnosis keperawatan
biasanya beberapa faktor digambarkan sebagai didahului dengan, berhubungan
dengan, terkait dengan, dll.
e) Populasi Berisiko
Kelompok individu yang memiliki karakteristik sama yang menyebabkan setiap
anggotanya rentan terhadap respon manusia tertentu. Karakteristik yang tidak
dapat diubah oleh perawat profesional.

3
f) Kondisi Terkait
Diagnosis medis, cedera, prosedur, alat medis, atau agens farmaseutika, kondisi
ini tidak dapat diubah secara mandiri oleh perawat profesional.

4
Contoh Diagnosa Keperawatan berdasarkan NANDA 2018-2020

Domain 4. Kelas 4. Kode Diagnosis 00032

Label
Ketidakefektifan pola nafas
Disetujui 1980. Direvisi 1996,1996,2010,2017. Level of Evidence 2.1

Definisi
Inspirasi dan/atau ekspirasi yang tidak memberi ventilasi adekuat.

Batasan Karakteristik
- Pola napas abnormal - Takipnea
- Pernapasan cuoing hidung - Penurunan ventilasi semenit
- Perubahan eksurasi dada - Penggunaan otot bantu pernapasan
- Ortopnea - Penurunan kapasitas vital
- Bradipnea - Penggunaan posisi tiga-titik
- Fase ekspirasi memanjang - Dipnea
- Penurunan tekanan ekspirasi - Peningkatan diameter anterior-posterior
- Pernapasan bibir
- Penurunan tekanan inspirasi

Faktor yang berhubungan


- Ansietas - Obesitas
- Hiperventilasi - Nyeri
- Posisi tubuh yang menghambat ekspansi - Keletihan
paru - Keletihan otot pernafasan

Kondisi terkait
- Deformitas tulang - Sindrom hipoventilasi
- Imaturitas neurologis - Disfungsi neuromuskular
- Deformitas dinding dada - Gangguan muskuloskeletal
- Gangguan neurologis - Cedera medula spinalis

5
D. Klasifikasi Diagnosis Keperawatan
Internasional Council Of Nurses (ICN) sejak tahun 1991 telah
mengembangkan suatu sistem klasifikasi yang disebut dengan International Nurses
Council International Classification For Nursing Practice ( ICNP). Sistem klasifikasi
ini tidak hanya mencakup diagnosis keperawatan, tetapi juga mencakup klasifikasi
intervensi dan tujuan (outcome) keperawatan. Klasifikasi adalah pengaturan
sistematik fenomena terkait dalam kelompok taksonomi sesuai dengan kemiripan
yang mereka observasi suatu kategori yang kedalamnya sesuatu ditempatkan. Sistem
klasifikasi ini disusun untuk mengharmonisasika terminologi-terminologi
keperawatan yang digunakan diberbagai negara diantaranya seperti Clinical Care
Classification (CCC), North American Nursing Diagnosis Assocation (NANDA),
Home Health Care Classification (HHCC), Systematized Nomencature of Medicine
Clinical Terms (SNOMED CT), International Classification of Funtioning, Disability
ano Health (ICF), Nursing Diagnostic System of the Centre for Nursing Develoment
and Research (ZEFP) dan Omaha System.
ICNP membagi diagnosis keperawatan menjadi lima kategori, yaitu :
a) Fisiologis meliputi respirasi, sirkulasi, nutrisi dan cairan, eliminasi, aktivitas dan
istirahat, nurosensori, reproduksi dan seksualitas.
b) Psikologis meliputi nyeri dan kenyamanan, integritas ego, pertumbuhan dan
perkembangan.
c) Perilaku meliputi kebersihan diri, pemyuluhan dan pembelajaran.
d) Relasional meliputi interaksi sosial.
e) Lingkungan meliputi keamanan dan proteksi.

E. Perbedaan Diagnosa Keperawatan dengan Diagosa Medis


Diagnosa keperawatan merupakan keputusan klinis mengenai respon individu,
keluarga atau masyarakat yang diperoleh melalui proses pengumpulan data terhadap
masalah kesehatan yang actual maupun potensial dengan menjaga status kesehatan.
Sedangkan diagnosa medis adalah identifikasi kondisi penyakit berdasarkan evaliasi
tertentu. Beberapa perbedaan diagnosa medis dengan keperawatan.
1. Diagnosa keperawatan
a) Berfokus pada respon klien terhadap penyakitnya
b) Berorientasi pada kebutuhan individu
c) Dapat berubah sesuai respon klien

6
d) Mengarah pada fungsi mandiri perawat
e) Memerlukan tindakan keperawatan
f) Membantu perawat untuk merumuskan diagnose keperawatan
g) Berfokus pada kebutuhan fungsional klien dengan terapi
2. Diagnosa medis
a) Berfokus pada factor-factor untuk pengobatan dan penyembuhan penyakit
b) Berorientasi pada keadaan patologis
c) Data yang diperoleh cenderung tetap
d) Mengarah pada tindakan medis yang sebagian dapat dilakukan perawat
e) Yang bertanggung jawab terhadap diagnosa adalah dokter
f) Perawat berfokus melaksanakan apa yang diperintahkan dokter

F. Langkah Langkah Membuat Diagnosa Keperawatan


1. Klasifikasi dan analisis data
Pengelompokkan data adalah mengelompokkan data-data klien atau
keadaan tertentu dimana klien mengalami permasalahan kesehatan atau
keperawatan berdasarkan kriteria permasalahannya. Pengelompokkan data dapat
disusun berdasarkan pola respon manusia ( Taksonomi NANDA) atau pola fungsi
kesehatan ( Gordon, 1982). Klasifikasi dan analisis ini berdasarkan data subjektif
( data yang diperoleh langsung dari klien ) dan data objektif ( data yang diperoleh
dari dokumentasi dan pemeriksaan ).
2. Interpretasi Kelebihan dan Masalah Klien
Langkah-langkah yang dilakukan dalam interpretasi data adalah sebagai
berikut :
a) Menentukan kelebihan klien, jika pasien memenuhi standar kriteria kesehatan,
bisa disimpulkan bahwa klien memiliki kelebihan dalam hal tertentu yang
dapat digunakan untuk meningkatkan atau membantu memecahkan masalah
yang dihadapi klien.
b) Menentukn masalah klien, jika klien tidak memnuhi standar kriteria kesehatan,
maka klien mengalami keterbatasan dalam aspek kesehatan yang memerlukan
bantuan atau asuhan keperawatan.
c) Menntukan masalah klien yang pernah dialami. Tahap ini perlu dilakukan
untuk menentukan masalah klien.

7
d) Menentukan keputusan, keputusan yang dapat diberikan dalam masalah
kesehatan klien adalah sebagai berikut :
1) Tidak ada masalah
2) Tidak ada indikasi respon keperawatan
3) Meningkatnya status kesehatan dan kebiasaan
4) Adanya inisiatif promosi kesehatan untuk meningkatkan derajat kesehatan
yang optimal.
3. Validasi data
Tahap ini perawat memvalidasi data yang ada secara akurat yang
dilakukan bersama klien dan keluarga atau masyarakat. Validasi dilakukan
dengan mengajukan pertanyaan yang reflektif pada klien atau keluarga tentang
kejelasan data ( Lyer, Taptich & Bernocchi-Losey. 1996 ). Prosedur untuk
memvalidasi data :
a) Memeriksa data kembali yang didapat
b) Memeriksa bantuan orang lain untuk membantu memeriksa data
c) Membandingkan antara data yang diperoleh, yaitu data subjektif dan data
objektif
d) Meminta klien untuk kembali memeriksa data
4. Menyusun diagnosa keperawatan sesuai prioritas
Dalam menyususn diagnose keperawatan dapat dilakukan dengan dua
cara, yaitu :
a) Berdasarkan Hirarki Maslow.
Hirarki keebutuhan menurut maslow adalah “sebuah teori yang dapat
digunakan perawat untuk memahami kebutuhan dasar manusia saat
memberikan perawatan. Tingkatan kebutuhan dasar manusia menurut
maslow :
1) Kebutuhan Fisiologis, meliputi oksigen, cairan, nutrisi, temperature,
eliminasi, tempat tinggal, istirahat, seks.
2) Kebutuhan keselamatan dan rasa aman, meliputi keselamatan fisik
(mengurangi dan mengeluarkan ancaman pada tubuh atau kehidupan,
misalnya penyakit dan kecelakaan ) dan keselamatan psikologis
( ancaman terhadap pengalaman baru )
3) Kebutuhan cinta dan rasa memiliki
4) Kebutuhan penghargaan dan harga diri

8
5) Kebutuhan aktualisasi diri, meliputi kebutuhan pengenalan diri sendiri,
penerimaan diri sendiri, kenyataan diri sendiri, hubungan interpersonal
yang mendalam, penghargaan diri sendiri, pemenuhan diri sendiri,
persepsi yang sehat danrealistis.
b) Grffith-Kenney Christensen
Merupakan ancaman kehidupan dan kesehatan, sumber daya dan dana
yang tersedia, peran serta klien, dan prinsip ilmiah dan praktik keperawatan
5. Merumuskan diagnosa keperawatan
Perumusan diagnosa keperawatan dapat disusun berdasarkan NANDA,
dengan melihat data-data yang diperoleh dari pengkajian. Type diagnosa
keperawatan sebagai berikut :
a) Diagnosis Keperawatan Aktual ( Aktual Nursing Diagnosa )
Diagnosis ini menggambarkan respon klien terhadap kondisi kesehatan
atau proses kehidupannya yang menyebabkan klien mengalami masalah
kesehatan. Tanda atau gejala mayor dan minor dapat ditemukan dan
divalidasi pada klien. Tipe dari diagnosa keperawatan ini mempunyai empat
komponen, yaitu label, definisi, batasan karakteristik, dan faktor-faktor yang
berhubungan ( Craven & Hirnle. 2000; Carpenito. 1997).
b) Diagnosis Keperawatan Resiko dan Resiko Tinggi ( Risk and High-Risk
Nursing Diagnosis )
Diagnosis ini menggambarkan respon klien terhadap kondisi kesehatan
atau proses kehidupannya yang dapat menyebabkan klien beresiko
mengalami gangguan kesehatan. Tidak ditemukan tanda gejala mayor dan
minor pada klien, namun klien mengalami faktor resiko mengalami masalah
kesehatan.
c) Diagnosis Keperawatan Sejahtera ( Wellness Nursing Diagnoses )
Diangnosa keperawatan sejahtera menggambarkan respon manusia
terhadap tingkat kesejahteraan dalam individu, keluarga, atau komunitas yang
memiliki kesiapan untun peningkatan kesehatan ( NANDA Internasional,
2007).
d) Diagnosa Keperawatan Sindroma ( Syndrome Nursing Diagnoses )
Terdiri dari sekelompok diagnose keperawatan actual atau resiko tinggi
yang diduga akan tampak karena suatu kejadian atau situasi tertentu. Nanda

9
telah menyetujui dua diagnose keperawatan sindrom, yaitu sindrom trauma
perkosaan dan resiko terhadap sindrom disuse ( Carpenito, 1997).
e) Diagnosis Keperawatan Kemungkinan ( Possible Nursing Diagnoses )
Merupakan pernyataan tentang masalah-masalah yang diduga masih
memerlukan data tambahan. Namun banyak perawat-perawat yang telah
diperkenalkan untuk menghindari sesuatu yang bersifat sementara dan
NANDA tidak mengeluarkan diagnose keperawatan untuk jenis ini (Craven
& Himle, 2000 : Carpenito, 1997).
f) Diagnosis Promosi Kesehatan
Diagnosis ini menggambarkan adanya keinginan dan motivasi klien
untuk meningkatkan kondisi kesehatannya ke tingkat yang lebih baik atau
optimal. Diagnosis keperawatan promosi kesehatan adalah penilaian klinis
terhadap motivasi individu, keluarga, atau komunitas serta keinginan untuk
meningkatkan kesejahteraan dan aktualisasi potensi kesehatan manusia
sebagai ungkapan kesiapan mereka untuk meningkatkan perilaku kesehatan
tertentu, seperti nutrisi dan olahraga.

G. Format Rumusan Penulisan Diagnosa Keperawatan


Selain itu, diagnosis keperawatan juga memiliki tiga komponen esensial yang
telah dirujuk dalam bentuk PES, yaitu Problem, Etiologi, dan Sign dan Sympton
(Gordon. 1987).
a) Problem (P/masalah)
Problem dapat diidentifikasikan sebagai masalah kesehatan. Selain itu problem
juga dapat diidentifikasikan sebagai respon manusia terhadap masalah-masalah
kesehatan yang aktual atau potensial sesuai dengan data-data yang dapat diukur
dari pengkajian yang dilakukan oleh perawat. Diagnosis keperawatan disusun
dengan menggunakan standart yang telah disepakati ( NANDA, Doengoes,
Carpenito, Gordon) supaya :
1. Perawat dapat berkomunikasi dengan istilah yang dimengerti secara umum.
2. Memfasilitasi dan mengakses diagnosa keperawatan.
3. Sebagai metode untuk mengidentifikasi perbedaan masalah keperawatan
dengan masalah medis.

10
4. Meningkatkan kerjasama perawat dalam mendefinisikan diagnosis dari data
pengkajian dan intervensi keperawatan, sehingga dapat meningkatkan mutu
asuhan keperawatan.
b) Etiologi (E/penyebab)
Keadaan ini menunjukkan penyebab masalah kesehatan yang akan
memberikan arah terhadap terapi keperawatan. Etiologi biasanya disebut Related
to dari pernyataan diagnose keperawatan. Unsur-unsur dalam identifikasi etiologi
sebagai berikut :
1. Patofisiologi penyakit, merupakan semua proses penyakit, akut atau kronis
yang dapat menyebabkan atau mendukung masalah.
2. Situasional, yaitu personal dan lingkungan ( kurang pengetahuan, isolasi sosial)
3. Medikasi ( berhubungan dengan program pengobatan atau perawatan ), yaitu
keterbatasan institudi atau rumah sakit sehingga tidak mampu memberikan
perawatan.
4. Maturasional :
1) Adolesent : Ketergantungan dalam kelompok
2) Young adult : Menikah, hamil, menjadi orang tua
3) Dewasa : Tekanan karir, tanda-tanda pubertas
c) Sign dan sympton (S/tanda dan gejala)
Sign dan sympton adalah ciri, tanda atau gejala yang merupakan informasi
yang diperlukan untuk merumuskan diagnosis keperawatan. Sign dan symptom
merupakan data subjektif dan objektif yang ditemukan sebagai komponen
pendukung terhadap diagnosa keperawatan actual dan resiko.
Jadi, rumus diagnosis keperawatan adalah: PE/PES. Berikut contoh dari
diagnose keperawatan yang dituliskan dalam format PES; Ansietas (masalah),
yang berhubungan dengan hospitalisasi (etiologi), yang ditandai dengan
kegelisahan, insomnia, wajah tegang, dan pernyataan tentang ketidakberdayaan
(tanda dan gejala). Kata Yang Ditandai Dengan dapat disingkat dengan Y.D.D.

H. Kesalahan atau Mispersepsi Penulisan Diagnosa Keperawatan


Berikut mispersepsi yang paling umum atau sering muncul dalam istilah diagnose
keperawatan
1. Diagnose keperawatan bukanlah diagnose medis

11
Istilah medis sering digunakan dalam diagnose keperawatan, terutama dalam
etiologi.
2. Diagnose keperawatan bukanlah pemeriksaan diagnostic
Diagnose keperawatan merupakan respon klien terhadap pemeriksaan
diagnostic.
Penulisan salah : biopsy hati
Penulisan benar : ansietas berhubungan dengan hasil biopsy hati yang tidak
diketahui
3. Diagnose keperawatan bukanlah terapi medis atau bedah
Diagnose keperawatan mencerminkan respon klien terhadap terapi. Diagnose
keperawatan yang menyatakan reaksi klien secara individu terhadap terapi, seperti
berikut:
Penulisan salah : terapi radiasi
Penulisan benar : ansietas berhubungan dengan dugaan terapi radiasi
4. Diagnose keperawatan bukanlah suatu perawatan
Diagnose keperawatan mencerminkan reaksi klien terhadap peralatan. .
Diagnose keperawatan yang menyatakan reaksi klien secara individu terhadap
peralatan, seperti berikut:
Penulisan salah : selang nasogastrik
Penulisan benar : iritasi kulit lubang hidung berhubungan dengan selang
nasogastric
5. Diagnose keperawatan bukanlah label konseptual tersendiri
Label diagnose keperaawatan seperti “imobilisasi” dan “konstipasi”
bermakna terlalu umum dan tidak mendefinisikan masalah khusus. Contoh
sebagai berikut:
Penulisan salah : imobilisasi
Penulisan benar : imobilisasi di tempat tidur berhubungan dengan kerusakan
neuromuscular sekunder akibat quadriplegi
6. Diagnose keperawatan bukanlah sekedar isyarat,tanda dan gejala
Diagnose keperawatan bukan tanda dan gejala seperti peningkatan tekanan
darah, peningkatan tekanan nadi, edema, haus, atau kelemahan.
Penulisan benar : gangguan eliminasi urine berhubungan dengan trauma mekanis
yang ditandai oleh dysuria

12
Penulisan benar : gangguan eliminasi urine ; dysuria berhubungan dengan trauma
mekanis
Penulisan salah : dysuria berhubungan dengan trauma mekanis

I. Dokumentasi Diagnosis Keperawatan


1. Tulis masalah klien/perubahan status kesehatan klien
2. Gunakan format PES untuk semua masalah actual dan PE untuk masalah resiko
3. Pastikan bahwa masalah klien didahului adanya penyebab dan keduanya
dihubungkan dengan kata “sehubungan dengan (related to)”.
4. Definisi karakteristik, jika diikuti dengan penyebab kemudian dihubungkan
dengan kata “ditandai dengan (as manifested by)”.
5. Catat diagnosis keperawatan resiko kedalam format diagnosis keperawatan
6. Gunakan istilah diagnose keperawatan yang ada dalam nanda (terbaru: 2018-
2020)
7. Mulai pernyataan diagnosis keperawatan dengan mengidentifikasi informasi
tantang data untuk diagnosis keperawatan
8. Masukkan pernyataan diagnosis keperawatan kedalam daftar masalah
9. Hubungkan setiap diagnosis keperawatan ketika menemukan masalah perawatan
10. Gunakan diagnosis keperawatan sebagai pedoman untuk pengkajian, perencanaan,
intervensi, dan evaluasi.

J. Penulisan Diagnosa Keperawatan yang Salah


Penulisan diagnosa keperawatan biasanya menggunakan istilah :
1. Diagnosa medis : misal Diabetes mellitus
2. Medical Pathology : missal penurunan oksigen pada jaringan otak
3. Pengobatan atau peralatan : missal dialysis, endotrakeal tube
4. Diagnostic study : missal catheterization

Sumber kesalahan menyusun diagnose keperawatan


1. Pengumpulan
a) Kurang pengetahuan atau ketrampilan
b) Data yang tidak akurat
c) Data yang hilang
d) Ketidakteraturan
2. Interpretasi
13
a) Interpretasi petunjuk yang tidak akurat
b) Kegagalan dalam mempertimbangkan petunjuk konflik
c) Penggunaan jumlah petunjuk yang tidak cukup
d) Menggunakan petunjuk yang tidak nyata dan invalid
e) Kegagalan dalam mempertimbangkan pengaruh budaya atau tahap
perkembangan
3. Pengelompokkan data
a) Pengelompokkan data yang tidak sesuai
b) Penutupan yang terlalu cepat
c) Pengelompokkan yang salah
4. Penamaan
a) Pemilihan label diagnose keperawatan
b) Kejadian dimana adanya diagnose lain yang lebih disukai
c) Kondisi masalah kolaboratif
d) Kegagalan dalam memvalidasi diagnose keperawatan dengan klien
e) Kegagalan mencari bantuan

K. Contoh Perumusan Diagnosa Keperawatan


Intoleransi aktifitas, Risiko (1982) Definisi membantu memverifikasi
Definisi : beresiko mengalami diagnosis
ketidakcukupan energy fisiologis
atau psikologis untuk melanjutkan
atau menyelesaikan aktifitas
sehari-hari yang harus dan ingin
dilakukan.
Faktor resiko Batasan karakteristik dibagi
Subyektif menjadi “ subyektif dan obyektif”
Riwayat intoleransi sebelumnya
tidak berpengalaman terhadap
aktivitas
Obyektif
Kelemahan
Adanya masalah sirkulasi dan atau
pernafasan
Faktor yang berhubungan Banyak kemungkinan “factor
yang berhubungan” pada diagnose
actual
Saran penggunaan Klarifikasi dan saran penggunaan
Bedakan antara intoleransi aktivitas, diagnose
keletihan, dan deficit perawatan
diri
Alternatif Diagnosis yang Referensi silang untuk alternative

14
disarankan diagnosis
Keletihan, resiko
Deficit perawatan diri, resiko
Hasil NOC Panduan untuk memilih hasil yang
Toleransi aktivitas : respon penting bagi pasien, dalam bahasa
fisiologis terhadap gerakan yang yang baku
memakan energy dalam aktivitas
sehari-hari
Ketahanan : kapasitas untuk
mempertahankan aktivitas
Penghematan energy: tindakan
individu mengelola energy untuk
memulai danmemertahankan
aktivitas.

15
Referensi

Allen, Carrol Vestal. 1998. Memahami Proses Keperawatan dengan Pendekatan Latihan.
Jakarta: Buku Kedokteran EGC.
Carpenito-Moyet, Lynda Juall. 2012. Buku Saku Diagnosis Keperawatan Edisi 13. Jakarta:
Buku Kedokteran EGC.
Dermawan, Deden. 2012. Proses Keperawatan Penerapan Konsep dan Kerangka Kerja.
Yogyakarta: Gosyen Publishing.
Herdman. Heather. 2018. Nanda-1 Diagnosis Keperawatan Definisi dan Klasifikasi 2018-
2020. Jakarta: Buku Kedokteran EGC.
Novieastari, Enie. 2003. Diagnosa Keperawatan Sejahtera. Jurnal Keperawatan Indonesia.
Vol. 7. http://journal.ui.ac.id/indexs.php/jkepi/article/view/2253 Diakses pada tanggal
27 Februari 2020.
PPNI. 2016. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia Definisi dan Indikator Diagnostik.
Jakarta: Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia.

16

Anda mungkin juga menyukai