Anda di halaman 1dari 11

Jurnal of EST, Volume 1, Nomor 1 Juni 2015 hal.

88-98 Musthan, Model Pembelajaran PAI… 88


ISSN:2460-1497

MODEL PEMBELAJARAN PAI BERBASIS TIK YANG VALID


DAN EFEKTIF PADA SMAN 4 KENDARI

Zulkifli Musthan
Ahli Pendidkan Agama Islam
Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kendari, Indonesia
E-mail: zulkiflim58@ymail.com

ABSTRAK
Tujuan peneitian ini adalah untuk menghasilkan model pembelajaran PAI berbasis TIK yang
valid dan efektif pada SMAN 4 Kendari. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan desain
penelitian dan pengembangan dari Borg dan Gall,dan menggunakan pendekatan teknik
analisis berbasis ICT. Berdasarkan hasil need asessmen, kajian teori dan hasil penelitian
yang relevan disusunlah model awal. Kemudian model awal itu divalidasi oleh ahli. Para ahli
menyatakan bahwa model awal itu sudah valid. Kemudian model yang sudah valid itu diuji
cobakan secara terbatas (Uji coba I). Hasil uji coba I itu adalah bahwa Model PAI ICT
sudah terlaksana dengan baik, tetapi belum efektif, karena ketuntasan klasikal belum tercapai
dan aktivitas siswa belum sesuai yang diharapkan. Kemudian merevisi model sebelum
dilakukan uji coba II. Hasil uji coba II adalah Model PAI TIK sudah efektif, karena
ketuntasan klasikal telah tercapai, aktivitas siswa sudah sesuai yang diharapkan, kemampuan
guru mengelola pembelajaran sudah dalam kategori tinggi, respon siswa terhadap
pembelajaran dalam kategori positif. Berdasarkan hal tersebut, maka diperoleh model
pembelajaran PAI berbasis TIK yang valid dan efektif.

Kata Kunci: Model Pembelajaran PAI-TIK, valid dan efektif

ABSTRACT
This study aimed at producing a valid and effective learning model of ICT based Islamic
Education (PAI TIK Model) at a senior high school, SMAN 4 Kendari. The study used
Research and Development Design proposed by Borg ad Gall with ICT based analysis
approach. Based on needs assessment, theoretical review, and relevant studies, the initial
model was developed. Expert validation technique is used to test the validity of the model. The
experts stated the model is valid. Model was then tested on a limited basis. The first trial
found that the model of PAI TIK was applicable but less effective since both the standard and
students’ activities have not met the criteria. The model was revised and the second test was
conducted. The second trial showed that the model was effective because the students’
accomplishment met the criteria and the expected students’ activities had been achieved. It
was also found that teacher’s ability to manage learning and students’ response towards
learning is in positive category. Therefore, an effective and valid PAI TIK Model is obtained.

Key words: ICT based Islamic Education (PAI TIK Model), valid, effective

PENDAHULUAN kehidupan manusia. Sasaran utama dalam


pendidikan adalah membina kemampuan
Pendidikan adalah kodrat bagi manusia. berkreativitas agar segala perubahan yang
Keberadaan pendidikan berlangsung dari satu bermanfaat bagi kelangsungan dan
generasi ke generasi di sepanjang eksistensi perkembangan kehidupan dapat dicipta. Untuk

Program Pascasarjana Universitas Negeri Makassar Copyright©2015 – JEST


88
Musthan, Model Pembelajaran PAI… 89

itu, proses pendidikan difokuskan pada Proses pembelajaran di SMA Negeri


pembinaan tiga potensi kejiwaan yaitu rasa, cipta Kendari disampaikan oleh guru sesuai dengan
dan karsa yang pembinaannya diarahkan pada profesinya atau keahliannya dalam mata
pencerdasan spiritual, intelektual dan moral pelajaran tertentu dan memanfaatkan teknologi
(Suhartono, 2010). Dalam pembukaan Undang- informasi dan komunikasi sesuai dengan topik-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun topik yang disajikan. Khusus untuk pembelajaran
1945 mengamanatkan Pemerintah Negara pendidikan agama Islam di SMA Negeri 4 Kota
Indonesia yang melindungi segenap bangsa Kendari masih ada guru pendidikan agama Islam
Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia yang belum memanfaatkan peralatan teknologi
dan untuk memajukan kesejahteraan umum, informasi dan komunikasi di sekolah, hal ini
mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut disebabkan karena belum terampil menggunakan
melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan alat-alat teknologi informasi dan komunikasi
kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan tersebut, tetapi sebahagian guru pendidikan
sosial. Hal tersebut sejalan dengan amanat agama Islam di SMA Negeri 4 Kota Kendari
Undang-Undang RI Nomor 20 tahun 2003 telah mampu dan terampil menggunakan TIK
bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan dalam proses belajar mengajar di kelas
terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan (Chairunnisa S.Ag., Guru Pendidikan Agama
proses pembelajaran agar peserta didik secara Islam SMA Negeri 4 Kota Kendari, wawancara
aktif mengembangkan potensi dirinya untuk tanggal 18 Nopember 2011).
memiliki kekuatan spiritual keagamaan, Menurut Drs. Ahmad Daaba, M.Pd
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, (Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum SMA
akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan Negeri 4 Kendari) menyatakan bahwa
dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara. pemanfaatan alat teknologi informasi dan
Berdasarkan hal tersebut maka setiap warga komunikasi (TIK) di SMA Negeri 4 Kendari
Negara apakah secara informal, formal, maupun tidak ada model yang baku, tetapi diserahkan
nonformal wajib ikut serta di dalam kegiatan kepada guru masing-masing mata pelajaran untuk
pendidikan dan seluruh keberadaan manusia memanfaatkan peralatan teknologi informasi dan
dipadati dengan kegiatan belajar. Salah satu komunikasi dalam pembelajaran. (Wawancara di
bentuk pembelajaran yang diharapkan dapat Kendari pada tanggal 6 Mei 2011). Untuk itu
mengembangkan potensi diri peserta didik dalam pemberdayaan TIK dipandang perlu karena
proses belajar mengajar adalah dengan dinilai dapat meningkatkan pengetahuan dan
menggunakan media berupa peralatan teknologi keterampilan peserta didik dalam proses
di bidang informasi dan komunikasi (TIK). pembelajaran dan dapat menumbuhkembangkan
Menurut Yuswohady (2011) pengamat sikap dan perilakunya pada hal-hal yang positif,
media sosial sampai 30 juta orang Indonesia dan berusaha menghindar dari hal-hal yang
menggunakannya dan hampir sebagian besar negative. Oleh karena itu jika teknologi informasi
pengguna adalah pelajar. Pelajar merupakan dan komunikasi digunakan dalam proses
generasi penerus bangsa, dimana pengaruh pembelajaran, maka mata pelajaran pendidikan
teknologi komunikasi sangat dominan di agama Islam di SMA Negeri dapat
kehidupannya oleh karena itu pengarahan positif dikembangkan dan ditingkatkan kualitasnya.
menggunakan teknologi komunikasi pada pelajar Pendidikan dapat diartikan
menjadi salah satu tugas bersama baik di dunia pembimbingan berkelanjutan. Pendidikan
pendidikan maupun masyarakat. Tujuan dari merupakan rangkaian proses pemberdayaan
sekolah dan kewajiban guru seperti yang potensi dan kompetensi individu untuk menjadi
disebutkan di atas diperuntukkan pada semua manusia berkualitas. Keberadaan pendidikan
mata pelajaran yang ada di sekolah yang salah melekat erat di dalam diri manusia di sepanjang
satunya di sini yaitu mata pelajaran pendidikan zaman dan pada diri manusia terkandung hak dan
agama Islam (PAI). kewajiban kodrat atas pendidikan. Sifat kodrat itu

Program Pascasarjana Universitas Negeri Makassar Copyright©2015 – JEST


Musthan, Model Pembelajaran PAI… 90

disaksikan pada dinamika tiga potensi kejiwaan, mencapai tujuan pembelajaran, yakni dengan
yaitu rasa, cipta dan karsa. Untuk itu, maka melihat aspek kognitif, afektif dan psikomotorik
muncul persoalan tentang pengelolaan daya cipta sesuai yang diharapkan.
yang merupakan kebutuhan mutlak yakni Pengembangan adalah proses
pendidikan (Suhartono, 2010). menerjemahkan spesifikasi desain ke dalam suatu
Dari pemikiran tersebut, jelas bahwa wujud fisik tertentu (Seels, 1994). Proses desain
pendidikan adalah masalah khas manusia. dimulai dari identifikasi masalah atau identifikasi
Menurut Tirtaraharja (2010) bahwa pendidikan kebutuhan pembelajaran dan diakhiri dengan
memperhatikan kesatuan aspek jasmani dan identifikasi bahan dan strategi pembelajaran,
rohani, aspek diri (individualitas), dan aspek sedangkan proses pengembangan dimulai dari
social, aspek kognitif, afektif, dan psikomotor, memilih atau mengembangkan bahan
serta segi keterhubungan manusia (horizontal), pembelajaran dan menuangkannya dalam strategi
dan dengan Tuhannya (vertical). Oleh sebab itu, pembelajaran yang telah didesain, kemudian
seluruh proses pendidikan dan pembelajaran diakhiri dengan mengevaluasi strategi berikut
terdorong hanya ke satu arah yaitu bahan pembelajaran tersebut, untuk
pengembangan nilai-nilai kemanusiaan. meningkatkan efektivitas dan efisiensinya (Dick,
Pembelajaran (instruction) adalah suatu 2005). Berdasarkan hal tersebut, maka
usaha untuk membuat peserta didik belajar atau pengembangan pembelajaran adalah suatu proses
pembelajaran adalah proses, cara, menjadikan yang meliputi desain, produksi, dan evaluasi.
orang atau makhluk hidup belajar (Barizi, 2009). Model pembelajaran PAI berbasis
Dalam Undang-Undang RI Nomor 20 tahun 2003 TIK.Menurut Robbins (1996) mendefinisikan "A
tentang Sisdiknas Pasal 1 ayat 20, pembelajaran model is an abstraction of reality, a simplified
adalah proses interaksi peserta didik dengan representation of some real word phenomenon".
pendidik dan sumber belajar pada suatu Pentingnya model dalam pembelajaran dijelaskan
lingkungan belajar (Depdiknas, 2003). (Gustapson, 2002) bahwa model membantu kita
Kegiatan belajar hanya bisa berhasil jika peserta mengkonseptualkan representasi dari kenyataan,
didik belajar secara aktif mengalami sendiri menyederhanakan realitas karena kerapkali
proses belajar. Belajar akan efektif jika dilakukan kondisi nyata terlalu kompleks untuk dipotret.
dalam suasana menyenangkan (Dryden, 2002). Penilaian kualitas model pembelajaran
Ada 3 (tiga) teori dalam pembelajaran, merujuk pada kriteria kualitas kurikulum yang
yaitu behaviorisme, kognitivisme, dan dikemukakan oleh Nieveen (1999) yakni (a)
konstruktivisme. (Mayer, 2001) mengusulkan validitas dan (b) keefektifan. Untuk menilai
istilah lain dari ketiga teori pembelajaran tersebut validitas model dapat digunakan dua kriteria, yaitu:
di atas agar mudah dipahami yaitu: a) (1) model yang dikembangkan didasarkan pada
pembelajaran sebagai penguasaan respons rasional teoritik yang kuat dan (2) model memiliki
(behaviorisme); b) pembelajaran sebagai konsistensi secara internal. Sedangkan kriteria
penguasaan pengetahuan (kognitivisme); dan c) keefektifan model ada dua yakni (1) model yang
pembelajaran sebagai konstruksi pengetahuan dikembangkan efektif menurut penilaian dan
(konstruktivisme) (Shambaugh, 2006). Seorang pengalaman ahli atau praktisi dan (2) model yang
guru, harus memiliki sejumlah kiat dalam dikembangkan dapat memberikan hasil sesuai
melakukan pembelajaran, yakni menjadi guru dengan harapan.
yang dirindukan kehadirannya di kelas (Muchtar, Kerangka model pembelajaran PAI
2010). berbasis TIK ini terdiri atas syntax, system
Dari uraian di atas, maka dapat social, prinsip reaksi, system pendukung,
dikemukakan bahwa pembelajaran adalah dampak instruksional dan dampak pengiring.
merupakan suatu kumpulan prinsip-prinsip yang 1). Sintaks, merupakan fase-fase atau langkah-
terintegrasi dan memberikan preskripsi untuk langkah kegiatan dalam suatu model yang
mengatur situasi agar peserta didik mudah diwujudkan dalam rangkaian kegiatan

Program Pascasarjana Universitas Negeri Makassar Copyright©2015 – JEST


Musthan, Model Pembelajaran PAI… 91

pembelajaran. 2) Sistem Sosial, merupakan Teknologi komunikasi adalah


kondisi atau situasi atau aturan yang berlaku penggunaan teknologi sebagai media dalam
dalam suatu model pembelajaran. Pola komunikasi manusia. Penggunaan teknologi
hubungan antara guru dan siswa menunjukkan sebagai media dalam komunikasi ini banyak
pola interaksi dalam pembelajaran dapat dipengaruhi oleh perkembangan-perkembangan
berbentuk satu arah, dua arah, atau multi arah. teknologi dari ilmu pengetahuan lainnya.
Syah (2000) mengemukakan perlunya Rogers (1983) mengemukakan a technology is
komunikasi multi arah dalam situasi a design for instrumental action that reduces
pembelajaran dengan harapan untuk the uncertainty in the cause-effect relationships
menggalakkan student active learning. Hasil involved in achieving a desired outcome. Most
interaksi para peserta didik diberi kesempatan technologies have two components: (1) hard
untuk melakukan eksperimen dengan objek ware, consisting of the tool that embodies the
fisik. Kegiatan belajar seperti ini sesuai dengan technology as material or physical objects, and
perkembangan kognitif peserta didik menurut (2) soft ware, consisting of the knowledge base
teori Piaget (1971) sehingga belajar akan lebih for the tool. Komunikasi merupakan basic
bermakna. Sweller (1988) dengan teorinya social procces dalam kehidupan manusia. Satu
Cognitive Load Theory (CLT) bahwa hal yang sangat fundamental dan sangat
pembelajaran terjadi di bawah kondisi yang diperlukan dalam kehidupan setiap manusia.
terbaik yang disejajarkan dengan struktur Tanpa kemunikasi manusia tidak dapat
kognitif manusia.3) Prinsip Reaksi, merupakan berinteraksi dengan orang lain dan tidak akan
pola kegiatan yang menggambarkan respons berkembang. Fenomena inilah yang membuat
guru yang wajar terhadap siswa, baik secara komunikasi terus mengalami perubahan dan
individu dan kelompok, maupun secara perkembangan yang disebut revolusi teknologi
keseluruhan Joyce (2009) secara garis besar komunikasi. Everett M.Rogers (1983) membagi
mengemukakan bahwa prinsip reaksi revolusi komunikasi ini menjadi empat era
merupakan pedoman bagi guru dalam yakni (1) the writing era of communication, (2)
menghargai dan merespons stimulus berupa the printing era of communication, (3)
perilaku-perilaku siswa dalam proses telecommunication era, (4) interactive
pembelajaran. 4) Sistem Pendukung suatu communication.
model pembelajaran adalah hal-hal yang dapat Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di
mendukung tercapainya tujuan pembelajaran SMA. Pendidikan agama Islam di sekolah dapat
dengan menerapkan model itu. 5) Dampak dipahami sebagai suatu program pendidikan yang
Instruksional dan Dampak Pengiring. Joyce menanamkan nilai-nilai Islam melalui proses
(2009) menegaskan bahwa penerapan suatu pembelajaran, baik di kelas maupun di luar kelas
model pembelajaran diarahkan untuk yang dikemas dalam bentuk mata pelajaran dan
menopang pencapaian secara optimal sasaran diberi nama Pendidikan Agama Islam disingkat
atau tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. PAI (Syahidin, 2009). Tujuannya adalah untuk
Dampak instruksional untuk model PAI TIK ini menumbuhkembangkan akidah melalui
adalah tercapainya penguasaan bahan ajar pemberian, pemupukan, dan pengembangan
pendidikan Agama Islam khususnya aspek Al- pengetahuan, penghayatan, pengamalan,
Qur’an yang berkenaan dengan pencapaian pembiasaan, serta pengalaman peserta didik
kompetensi dasar dan indicator hasil belajar tentang Agama Islam sehingga menjadi manusia
PAI yang direncanakan dalam RPP. Sedangkan muslim yang terus berkembang keimanan dan
dampak pengiring dalam model PAI TIK ini ketakwaannya kepada Allah SWT;
adalah adanya kemandirian siswa dalam belajar Perangkat pembelajaran adalah
PAI, keaktifan belajar dan sikap positif sekumpulan sumber belajar yang memungkinkan
terhadap mata pelajaran pendidikan agama guru dan siswa melakukan kegiatan
Islam. pembelajaran. Ada beberapa komponen

Program Pascasarjana Universitas Negeri Makassar Copyright©2015 – JEST


Musthan, Model Pembelajaran PAI… 92

perangkat pembelajaran dalam penelitian ini, kelas XI.IA1 Program IPA. Sedangkan subjek
yakni silabus, Rencana Pelaksanaan dalam penelitian ini adalah Guru PAI dan siswa
Pembelajaran (RPP), Materi PAI (pegangan guru kelas XI.IS2 dan kelas XI.IA1 SMAN 4 Kendari.
dan siswa), LKS, Slide presentation dan alat Adapun objek dari penelitian ini adalah mata
evaluasi. pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) dengan
Bahan ajar interaktif melalui internet menggunakan fasilitas TIK/Internet program
yang digunakan dalam penelitian ini di sajikan moodle.
dalam program MOODLE melalui website Langkah-langkah penelitian mengacu
www.http://sman4kendari.sch.id yang telah pada tahapan Borg (1981) dapat dikemukakan
dirancang untuk membantu guru dalam mengajar. sebagai berikut: (1) Research and information
Menurut Munir (2009) Moodle merupakan collecting; (2) Planning; (3) Develop preliminary
software belajar dinamis dengan menggunakan form of product; (4) Preliminary field testing; (5)
model berorientasi objek atau merupakan paket Main product revision; (6) Main field testing; (7)
lingkungan pendidikan berbasis web yang Operational product revision; (8) Operational
dinamis. Menurut Kulik, 1994) bahwa field testing; (9) Final product revision; (10)
pembelajaran berbasis web diketahui mendukung Dissemination and distribution.
terciptanya lingkungan belajar yang berbagi Langkah pertama adalah mengumpulkan
pengalaman, interaksi social yang baik dan data/informasi penelitian yakni mengumpulkan
kolaborasi dalam bekerja. Hasil riset menyatakan teori pendukung, observasi dalam kelas, dan
bahwa e-learning lebih efektif dalam menyiapkan laporan penelitian studi. Langkah
meningkatkan pemahaman dalam belajar karena kedua adalah perencanaan yakni mendefinisikan
adanya visualisasi berupa animasi dan grafik keterampilan, menentukan langkah-langkah
serta bukan hanya teks saja (Scardamalia, 1996). kegiatan, dan menguji skala kemungkinan pada
Menurut De Jong (2002) menyatakan bahwa tingkatan yang lebih kecil. Langkah ketiga adalah
multimedia berbasis web yang didesain untuk mengembangkan bentuk alat pendahuluan yakni
pembelajaran dapat meningkatkan pemahaman menyiapkan petunjuk materi, buku panduan, dan
materi secara keseluruhan. menentukan evaluasi. Langkah keempat adalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang menguji tempat/lapangan awal penelitian yakni
di atas, maka permasalahannya adalah produk diujikan pada 1 sekolah, dengan
bagaimanakah mengembangkan model menggunakan 6 sampai 12 subject. Hasil
pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) wawancara, observasi, dan data quistionare
berbasis TIK yang valid, dan efektif pada dikumpulkan dan dianalisis. Langkah kelima
SMA Negeri 4 Kota Kendari? Sedangkan tujuan adalah merevisi product yakni merevisi produk
penelitian adalah ditemukannya model dengan menggunakan hasil uji lapangan awal
pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) penelitian. Langkah keenam adalah menguji
berbasis TIK yang valid dan efektif pada SMA tempat/lapangan penelitian inti yakni pengujian
Negeri 4 Kota Kendari. ini dilakukan pada 1 sekolah dengan 25-30
Pengembangan Hipotesis.Dengan subjek. Langkah ketujuh adalah merevisi
penggunaan program moodle berbasis teknologi operasional produk yakni merevisi operasional
informasi dan komunikasi (TIK) yang valid dan produk dilakukan melalui hasil uji lapangan inti.
efektif dapat meningkatkan pembelajaran Langkah kedelapan adalah uji operasional
pendidikan agama Islam (PAI) di SMA Negeri 4 lapangan yakni dilakukan pada 10-30 sekolah
Kendari termasuk 40-200 subjek mengumpulkan dan
menganalisis hasil intervieu, observasi dan data
METODE PENELITIAN questionare. Langkah kesembilan adalah revisi
Jenis penelitian ini adalah Research and akhir produk yakni revisi akhir produk dilakukan
Development in Education dan dilakukan di berdasarkan hasil uji operasional lapangan.
SMAN 4 Kendari kelas XI.IS2 program IPS dan Langkah kesepuluh adalah penyebaran dan

Program Pascasarjana Universitas Negeri Makassar Copyright©2015 – JEST


Musthan, Model Pembelajaran PAI… 93

pendistribusian yakni laporkan hasil penelitian pendidikan, serta guru Pendidikan Agama Islam
pada pertemuan-pertemuan dan jurnal sebagai praktisi. Saran dari pakar dan praktisi
bekerjasama dengan penerbit yang bisa tersebut digunakan sebagai landasan
mendistribusikan hasil secara komersil. penyempurnaan pengembangan perangkat.
Mengawasi pendistribusian agar tetap terkontrol Kegiatan Ujicoba Lapangan.
dan berkualitas. Ujicoba dilakukan bertujuan untuk
Dalam penelitian ini akan berhenti pada melihat keefektifan perangkat pembelajaran
tahap ketujuh, yaitu uji coba lapangan skala dalam pelaksanaan pembelajaran di kelas.
terbatas. Untuk tahap kedelapan, kesembilan dan Berdasarkan hasil ujicoba lapangan dan analisis
kesepuluh tidak dilaksanakan karena data hasil ujicoba dilakukan revisi. Sebelum
pertimbangan adanya keterbatasan kemampuan ujicoba dilakukan, terlebih dahulu diberikan
pada peneliti. penjelasan pada guru mitra yang melaksanakan
Desain Uji coba dan Produk pembelajaran dan pengamat yang mengamati
Pengembangan. Pelaksanaan uji coba merupakan jalannya proses pembelajaran.
bagian yang terpenting agar aplikasi yang Secara umum tentang penyusunan
dihasilkan layak untuk dipergunakan. Tahapan- instrumen yang digunakan dalam rangka
tahapannya sebagai berikut: (1) Validasi ahli pengembangan perangkat pembelajaran adalah
materi, dan ahli media pembelajaran dan Ahli sebagai berikut : (1) Lembar validitas
Teknologi Informasi dan komunikasi (TIK); (2) pengembangan model pembelajaran; (2) Lembar
Analisis konseptual; (3) Revisi pengembangan, observasi kemampuan guru mengelola
berdasarkan penilaian para ahli pada tahap 1 pembelajaran; (3) Lembar obsevasi aktivitas
berupa masukan, kritik atau saran ahli materi, ahli siswa; (4) Angket respons siswa; (5) Instrumen
media, ahli teknologi informasi dan komunikasi penilaian kinerja guru.
(TIK) selanjutnya dilakukan perbaikan; (4) Uji Teknik Analisis Data. Adapun kegiatan yang
coba terhadap teman sejawat (guru-guru PAI) dan dilakukan dalam proses analisis data kevalidan
pebelajar (satu-satu dan kelompok kecil); (5) Model PAI TIK adalah sebagai berikut.
Analisis konseptual dan produk; (6) Revisi
produk (tahap 2); (7) Uji coba lapangan terhadap a. Melakukan rekapitulasi terhadap semua
pebelajar (siswa); (8) Penilaian pebelajar pernyataan validator ke dalam tabel yang
mengenai keefektifan produk.;(9) Analisis meliputi : a) aspek (Ai), b) kriteria (Ki), c)
empirik (tahap 3); (10) Revisi kecil; dan (11) hasil penilaian validator (Vji)
Terwujudnya produk akhir pengembangan, b. Menentukan kategori kevalidan setiap kriteria
berupa model konseptual, model prosedural dan atau aspek atau keseluruhan aspek dengan
model fisikal. Pada tahap ini dihasilkan prototipe
1 (awal) sebagai realisasi hasil rancangan isi mencocokan rerata kriteria ( K i ) atau rerata
perangkat pembelajaran, sehingga dihasilkan aspek ( A i ) ataua rerata total ( X ) dengan
pengembangan perangkat pembelajaran kategori validitas yang ditetapkan.
Pendidikan Agama Islam (PAI) berbasis TIK/e- c. Kategori validitas setiap kriteria atau setiap
learning atau keseluruhan aspek ditetapkan sebagai
Kegiatan validasi isi dan validasi berikut:
konstruk perangkat pembelajaran dilakukan
dengan memberikan instrumen validasi pada para 3,5  M ≤ 4 sangat valid
pakar dan praktisi. Para ahli yang bertindak 2,5  M < 3,5 valid
sebagai validator adalah pakar pendidikan agama
Islam dan yang berpengalaman dalam 1,5  M < 2,5 cukup valid
pengembangan model pembelajaran/ahli M  1,5 Tidak valid
Pendidikan Agama Islam, ahli TIK, ahli
teknologi pembelajaran dan manajemen Keterangan:

Program Pascasarjana Universitas Negeri Makassar Copyright©2015 – JEST


Musthan, Model Pembelajaran PAI… 94

M = K i untuk mencari validitas setiap kriteria, pembelajaran yang digunakan. Dari hasil
wawancara tersebut peneliti memperoleh
M = A i untuk mencari validitas setiap aspek, informasi bahwa pelajaran PAI khususnya aspek
Al-Qur’an masih sulit dipahami siswa kelas XI-1
M = X untuk mencari validitas keseluruhan (IPA-IPS) dan guru PAI kelas XI-1 belum
aspek. menerapkan model pembelajaran berbasis TIK
Kriteria yang digunakan untuk khususnya program moodle. Pada kesempatan
memutuskan bahwa Model PAI TIK memiliki yang sama peneliti juga membicarakan langkah-
derajat validitas yang memadai adalah (i) nilai langkah metode pembelajaran dengan
menggunakan internet program moodle, dan
X untuk keseluruhan aspek minimal berada
selanjutnya peneliti memberikan informasi
dalam kategori “cukup valid”, dan (ii) nilai A i tentang jenis penelitian yang akan dilakukan
untuk setiap aspek minimal berada dalam sekaligus merencanakan waktu pelaksanaan
kategori “valid”. Apabila tidak demikian, maka penelitian dan kelas yang akan dijadikan sebagai
perlu dilakukan revisi berdasarkan saran para subjek penelitian.
validator atau dengan melihat kembali aspek- Peneliti juga melakukan survey/need
aspek yang nilainya kurang. Selanjutnya assessment terhadap sekolah, guru dan siswa
dilakukan validasi ulang lalu dianalisis kembali. SMA Negeri 4 Kota Kendari, dengan
Demikian seterusnya sampai memenuhi nilai V mengajukan beberapa pertanyaan. Dari
minimal berada di dalam kategori valid. keseluruhan jawaban yang dikemukakan dalam
Analisis terhadap kefektifan Model PAI angket tersebut, baik yang berasal dari siswa
TIK didukung oleh hasil analisis data dari 4 maupun yang berasal dari guru dapat
komponen keefektifan, yaitu (1) hasil belajar disimpulkan bahwa perlu adanya model
siswa, (2) aktivitas siswa, (3) respon siswa pengembangan pembelajaran PAI berbasis TIK
terhadap pembelajaran Model PAI TIK, dan (4) pada SMA Negeri 4 Kota Kendari.
pengelolaan pembelajaran dengan Model PAI Perencanaan Pengembangan.
TIK. Sedangkan keefektifan perangkat Perencanaan yakni mendefinisikan keterampilan,
pembelajaran diketahui dengan melihat :(1) menentukan langkah-langkah kegiatan, dan
penguasaan bahan ajar; (2) lembar observasi menguji skala kemungkinan pada tingkatan yang
aktifitas siswa; (3) lembar observasi kemampuan lebih kecil. Keterampilan yang diinginkan dalam
guru mengelola kelas; (4) lembar angket respons penelitian pengembangan ini adalah agar siswa
siswa. Dikatakan efektif jika memenuhi 3 dan 4 dan guru terampil dalam menggunakan peralatan
indikator, tetapi indicator 1 harus terpenuhi. TIK ke dalam program moodle yang dapat
diakses melalui internet, dalam pelaksanaan
proses belajar mengajar. Dalam hal penggunaan
HASIL DAN PEMBAHASAN alat-alat TIK yang dituangkan dalam program
moodle, maka disusunlah buku petunjuk
Hasil
penggunaan moodle baik guru, maupun siswa.
Identifikasi Kebutuhan Awal. Dalam Selain itu langkah selanjutnya adalah
penelitian ini diawali dengan melakukan menyiapkan perangkat pembelajaran Pendidikan
survey/observasi awal dan melakukan pertemuan Agama Islam di Kelas XI sesuai dengan
dengan guru bidang studi Pendidikan Agama kurikulum yang berlaku. Menetapkan guru mitra
Islam pada SMA Negeri 4 Kota Kendari. Dalam dan pengamat, serta tim validator ahli
pertemuan tersebut peneliti melakukan pendidikan.
wawancara singkat dengan guru PAI untuk Desain model dalam penelitian ini adalah
mengetahui sejauhmana proses pembelajaran pengembangan model pembelajaran PAI berbasis
mata pelajaran pendidikan agama Islam dan TIK pada SMA Negeri 4 Kota Kendari. Desain
pendekatan pembelajaran atau model model konseptual merupakan desain yang

Program Pascasarjana Universitas Negeri Makassar Copyright©2015 – JEST


Musthan, Model Pembelajaran PAI… 95

berkaitan dengan teori-teori yang melandasai dari 3,36 valid, evaluasi hasil belajar 3,81 sangat
proses pengembangan model pembelajaran PAI valid.
berbasis TIK, yang melahirkan buku model . Analisis keefektifan model dilihat dari aspek
Kemudian desain model procedural yakni aktivitas dan respon siswa serta evaluasi hasil
menggunakan langkah-langkah penelitian dan belajar, dan pengelolaan pembelajaran. Hasil
pengembangan dari Borg & Gall, sedangkan keefektifan pada uji coba I kelas XI-IS-2 dan uji
perangkat pembelajaran PAI menggunakan coba II kelas XI IA-1 adalah sebagai berikut:
langkah-langkah dari Dick and Carey. Selanjunya Aktivitas siswa mengikuti pembelajaran PAI
desain model fisikal yakni terwujudnya model berbasis TIK dari keseluruhan siswa kelas IPS
PAI berbasis TIK dalam bentuk buku dan IS-2 sebanyak 33 orang, terdapat 29 orang atau
compack Disc (CD). 87,88 % aktif mengikuti pembelajaran PAI di
Desain perangkat pembelajaran PAI kelas, sedangkan 4 orang atau 12,12 % kurang
dapat dikemukakan sebagai berikut: (1) Silabus aktif karena melakukan kegiatan yang tidak
PAI Kelas XI-1; (2) Materi PAI (Buku Pegangan berkaitan langsung dengan pembelajaran PAI.
Guru dan Buku Siswa); (3) Rencana Pelaksanaan Pada uji coba II siswa kelas IPA IA-1 sebanyak
Pembelajaran (RPP); (4) Lembar kegiatan siswa 36 orang, terdapat 31 orang atau 86,11% aktif
(LKS); (5) Slide Presentation dari materi PAI; mengikuti pembelajaran PAI di kelas, sedangkan
(6) Petunjuk penggunaan moodle (guru dan 5 orang atau 13,89% kurang aktif karena
siswa); (7) Penilaian/evaluasi hasil belajar. melakukan kegiatan yang tidak berkaitan
Sebelum melakukan uji coba lapangan, langsung dengan pembelajaran PAI.
maka terlebih dahulu dilakukan validasi terhadap Adapun respon siswa kelas XI IS-2 terhadap
produk yang telah dibuat. Validasi dilakukan model pembelajaran berbasis TIK terdapat 85,69
dengan cara menunjuk ahli di bidang pendidikan. % menyatakan senang, sangat baik dan positif,
Adapun Uji validasi yang dimaksud adalah dengan alasan bahwa pembelajaran PAI berbasis
sebagai berikut: a) Validasi buku model; b) TIK ini dapat mempercepat proses akses materi,
Validasi Silabus PAI; c) Validasi materi PAI eksploratif, cepat, tepat, efektif, efisien, menarik,
(Buku pegangan guru dan Siswa); d) Rencana menyenangkan dan membangun silatur rahmi
Pelaksanaan pembelajaran (RPP); e) Lembar melalui diskusi online. Sedang kelas XI IA-1
Kerja siswa (LKS); f) Slide Presentation; g) pada uji coba II dinyatakan bahwa terdapat 90,75
Media TIK; h) Desain pembelajaran; i) % menyatakan senang, sangat senang dan positif
Penilaian/evaluasi hasil belajar. terhadap model pembelajaran PAI berbasis TIK.
Hasil Validasi Ahli untuk perangkat Sedangkan pengelolaan pembelajaran oleh
pembelajaran: Aspek-aspek yang diperhatikan guru PAI dinilai terlaksana seluruhnya yang
dalam memvalidasi buku model PAI adalah teori- mencapai rata-rata 3,04 untuk kelas XI IS-2 dan
teori pendukung, sintaks, sistem sosial, prinsip 3,21 untuk kelas XI IA-1.
reaksi (perilaku guru), sistem pendukung, Hasil belajar pre test siswa kelas XI-IS-2 yang
dampak instruksional dan pengiring, pelaksanaan berjumlah 33 orang (muslim-muslimah) sebelum
pembelajaran, lingkungan belajar dan tugas-tugas uji coba I dimulai menunjukkan bahwa yang
pengelolaan, dan evaluasi hasil belajar. Adapun mendapatkan kategori sangat rendah sebanyak
rangkuman validasi ahli dikemukakan sebagai 87,88 % yang berarti bahwa lebih dari 50 %
berikut: buku model PAI mencapai rata-rata 3,84 siswa tidak mencapai standar ketuntasan belajar
yang berarti sangat valid; Validasi silabus yang diharapkan. Sedangkan hasil belajar post
mencapai rata-rata 3,82 yang berarti sangat valid, test atau setelah dilakukan 6 kali pertemuan,
RPP 3,79 sangat valid, Materi PAI untuk guru maka hasilnya adalah terdapat 45,45 %
dan siswa 3,62 sangat valid, slide presentation mendapatkan nilai sangat rendah, rendah sampai
3,80 sangat valid, LKS 3,77 sangat valid, tinggi mencapai 54,55 % yang berarti bahwa
petunjuk penggunaan moodle (guru dan siswa) lebih 50 % siswa telah mencapai standar
ketuntasan belajar yang diharapkan.

Program Pascasarjana Universitas Negeri Makassar Copyright©2015 – JEST


Musthan, Model Pembelajaran PAI… 96

Nilai hasil belajar uji coba II pada kelas berpusat pada guru dan siswa. Demikian juga
XI-IA-1 adalah sebagai berikut:Hasil belajar pre perangkat pembelajaran (Silabus, RPP,
test siswa kelas XI-IA-1 yang berjumlah 36 orang Materi/buku modul siswa dan guru, slide
(muslim-muslimah) sebelum uji coba I dimulai presentation, LKS) yang semula didominasi
menunjukkan bahwa yang mendapatkan kategori dengan penyajian secara langsung, maka setelah
sangat rendah sebanyak 19 orang atau 52,78 %, direvisi penyajiannya menjadi penggabungan
14 orang atau 38,89 % mendapatkan nilai rendah, yang berimbang antara penyajian langsung
sebanyak 3 orang atau 8,33 % mendapatkan nilai dengan pengkonstruksian oleh siswa dengan
sedang. Tidak satupun yang mendapat nilai tinggi media internet program moodle terhadap materi
dan sangat tinggi. Jadi lebih dari 50 % siswa pembelajaran PAI.
tidak mencapai standar kompetensi belajar yang Keefektifan pembelajaran Model PAI
diharapkan.. Sedangkan hasil belajar post test TIK ditentukan oleh 4 hal, yaitu ketuntasan
atau setelah dilakukan 6 kali pertemuan, maka klasikal, aktivitas siswa, kemampuan guru
hasilnya adalah terdapat 1 orang atau 2,78 % mengelola pembelajaran, dan respons siswa
mendapatkan nilai sangat rendah, kemudian 1 terhadap Model PAI TIK. Pada uji coba I respon
orang atau 2,78 % yang mendapat nilai rendah, siswa Kls XI-IS-2 (IPS) SMA Negeri 4 Kota
terdapat 22 orang atau 61,11 % yang mendapat Kendari yang berjumlah 33 orang, pada materi
nilai sedang, dan yang mendapat nilai tinggi PAI mencapai 97 % menyatakan senang dengan
sebanyak 12 orang atau 33,33 %, dan tidak ada materi PAI, Slide presentation mencapai 87,9 %
satupun siswa yang mendapatkan nilai sangat menyatakan senang dengan adanya slide
tinggi. Jadi terdapat 73,44 % berada pada presentation, Lembar Kegiatan Siswa (LKS)
kategori sedang dan tinggi, yang berarti bahwa mencapai 81,8 % menyatakan senang dengan
lebih 50 % siswa telah mengalami peningkatan adanya LKS, tugas mencapai 87,9 % menyatakan
hasil belajar yang diharapkan dengan kata lain senang dengan adanya pemberian tugas, kuis
telah mencapai standar ketuntasan belajar yang mencapai 81,8 % menyatakan senang dengan
diharapkan. adanya kuis, dan uji kompetensi mencapai 78,8
% menyatakan senang dengan adanya uji
Pembahasan kompetensi.
Pada uji coba II respon siswa Kls XI-IA-
Ketercapaian Tujuan Penelitian. 1 (IPA) SMA Negeri 4 Kota Kendari yang
Berdasarkan hasil uji kevalidan yang telah berjumlah 36 orang, pada materi PAI mencapai
dikemukakan pada pembahasan sebelumnya 91,7 % menyatakan senang dengan materi PAI,
dapat disimpulkan bahwa Prototipe-1 (Model Slide presentation mencapai 94,4 % menyatakan
PAI TIK, Perangkat, dan Instrumen yang senang dengan adanya slide presentation,
bersesuaian) seluruhnya telah memenuhi kriteria Lembar kegiatan siswa (LKS) mencapai 83,3 %
kevalidan, walaupun tidak secara serentak menyatakan senang dengan adanya LKS, tugas
dicapai. mencapai 91,7 % menyatakan senang dengan
Hasil penilaian ahli dan praktisi ternyata adanya pemberian tugas, kuis mencapai 91,7 %
model PAI TIK dinyatakan valid ditinjau dari menyatakan senang dengan adanya kuis, dan uji
keseluruhan aspek/komponen model, namun kompetensi mencapai 91,7 % menyatakan senang
demikian teori-teori belajar yang dikemukakan dengan adanya uji kompetensi.
dianggap belum cukup untuk mendukung model Hasil-hasil yang diperoleh terkait dengan
PAI TIK. Beberapa penilai menyarankan bahwa keefektifan Model PAI TIK tersebut
model PAI TIK harus tetap didasari oleh teori menunjukkan adanya kesesuaian dengan hasil-
konstruktivisme, agar tidak terkesan bahwa hasil yang terkait kepraktisan Model PAI TIK.
model ini hanya berpusat pada guru (teacher Pada Uji coba I dan II seluruh komponen
oriented). Setelah dilakukan revisi seperlunya, keefektifan telah memenuhi kriteria, yaitu
maka model PAI TIK ini dapat diterapkan pada respons siswa terhadap pembelajaran Model PAI
pembelajaran Pendidikan Agama Islam yang

Program Pascasarjana Universitas Negeri Makassar Copyright©2015 – JEST


Musthan, Model Pembelajaran PAI… 97

TIK.Hal tersebut disebabkan karena Pembelajaran PAI berbasis TIK yang valid, ,dan
pembelajaran Model PAI TIK baru pertama kali efektif. Oleh karena itu disarankan kepada guru
diterapkan. PAI untuk mengimplementasikan model ini pada
Pada Uji coba I respons siswa terhadap ruang lingkup yang lebih luas, baik dari segi
pembelajaran Model PAI TIK sudah positif, materi maupun dari segi jenis dan jenjang
namun kemampuan guru mengelola pendidikan;(2) Model PAI berbasis TIK ini tidak
pembelajaran masih belum memenuhi kriteria, hanya dapat digunakan dalam pembelajaran
demikian juga aktivitas siswa baru dua dari pendidikan agama Islam, tetapi dapat juga
empat jenis aktivitas yang memenuhi kriteria, dan digunakan pada pembelajaran agama pada
hasil belajar (ketuntasan klasikal) baru mencapai umumnya, dan mata pelajaran lainnya; (3) Untuk
45,6 %. Keadaan seperti ini memberikan indikasi keperluan diseminasi produk dapat diujicobakan
bahwa pembelajaran Model PAI TIK yang terhadap sekolah-sekolah yang memiliki fasilitas
bercirikan keterlibatan nuansa penggunaan infrastruktur berbasis TIK yang memadai dan
moodle dengan internet sudah dapat menjadikan kepada guru serta siswa baik yang telah maupun
para siswa tertarik, namun belum ditunjang oleh belum memiliki keterampilan dasar TIK.
kemampuan guru yang diharapkan, demikian
juga aktivitas dan hasil belajar yang ditunjukkan
siswa belum sesuai yang diharapkan. DAFTAR RUJUKAN
Pada Uji coba II guru tampil lebih baik
setelah diberikan arahan-arahan, namun demikian Barizi,A. & Idris.M. 2009. Menjadi Guru Unggul
kemampuan guru yang sudah memenuhi kriteria, Bagaimana Menciptakan Pembelajaran
namun belum dapat memberi dampak maksimal yang Produktif dan Profesional. Yogyakarta: Ar-
terhadap ketercapaian kriteria dua komponen Ruzz Media.
lainnya, yaitu ketuntasan klasikal dan aktivitas Borg, Walter R.1981. Applying Educational
siswa, tetapi semua komponen mengalami Research A Practical Guide for Teachers.
peningkatan, baik yang telah memenuhi kriteria New York & London: Longman Inc.
pada Uji coba I maupun yang belum. Pada Uji De Jong, T and Van der Hulst,A. (2002), The
coba I ketuntasan belajar hanya 45,6 %.menjadi Effectiveness of Computer Based
72,1 %. Respons positif siswa terhadap Learning.
pembelajaran adalah 85,9 % pada Uji coba I Journal of Computer Assisted Learning I
menjadi 90,75 % pada Uji coba II. (18):219-231
Depdiknas. 2003. Undang-Undang Republik
SIMPULAN DAN SARAN Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta:
Simpulan yang dapat ditarik dari Biro Hukum dan Organisasi Depdiknas.
penelitian ini adalah telah diperoleh model Dick, Walter., Carey, Lou. & Carey, James O.
pembelajaran PAI berbasis TIK pada SMA 2005. The Systematic Design Of
Negeri 4 Kota Kendari yang memenuhi kriteria Instruction
valid, dan efektif. Model PAI TIK tersebut (6th ed.). Boston, Pearson
memiliki sintaks pengajaran langsung dengan Dryden,Gordon & Vos, Jeannette. 2002. Revolusi
fase-fasenya, dan memiliki komponen lain yang Cara Belajar The Learning Revolution.
meliputi teori pendukung, interaksi social/system Bandung: Kaifa
social, prinsip reaksi, dan system pendukung Gustapson, Kent L. & Branch, Robert Maribe.
perangkat pembelajaran yang semuanya valid. 2002. Survei of Instructional
Berdasarkan hasil dan temuan yang Development
diperoleh dalam penelitian ini, dikemukakan Models. New York, Eric Clearinghouse on
beberapa saran atau rekomendasi sebagai berikut: Information & Technology
(1) Penelitian ini sudah menghasilkan Model S y r a c u s e University.

Program Pascasarjana Universitas Negeri Makassar Copyright©2015 – JEST


Musthan, Model Pembelajaran PAI… 98

Joyce, Bruce, dkk.2009. Models of Teaching. Syah, Muhibbin. 2000. Psikologi Pendidikan
New Jersey: Pearson Education, Inc. Dengan Pendekatan Baru. Bandung:
Kulik C & Kulik J. 1994. In: Baker EL & O’Neill PT.Remaja Rosdakarya.
HF (eds) Technology assessment in Syahidin. 2009. Menelusuri Metode Pendidikan
Education and Training. New Jersey, Dalam Al-Qur’an. Bandung: Alfabeta
Hillsdale: Lea Publishers Tirtaraharja, Umar. 2010. Pengantar Pendidikan.
Mayer E.Richart. 2001. Multimedia Learning. Makassar: Badan Penerbit UNM.
New York: Cambridge University Press. Yuswohady.2011. h.1 (http://networked
Mukhtar & Iskandar. 2010, Desain Pembelajaran blog.com/cygRx).
Berbasis Teknologi Informasi dan
Komunikasi (Sebuah Orientasi Baru).
Jakarta: Gaung Persada Press
Munir. 2009. Pembelajaran Jarak Jauh Berbasis
TIK. Bandung : Alfabeta.
Nieveen, Nienke.1999. Prototyping to Reach
Product Quality. In Jan Van den Akker,
R.M. Branch, K. Gustafson, N. Nieveen, & Tj.
Plomp. Design Approaches and Tools in
Education and Training. Dordrecht, The
Netherlands: Kluwer Academic
Publisher.
Piaget,J. & Inhelder,B. 1971., Mental Imagery
and the Child. New York: Basic Books
Robbins, Stephen P. 1996. Organizational
Behavior: Concepts,
Controversies, Applications (7m Ed.).
Prentice-Hall International, Inc.
Rogers, Everett M.1983. Diffusion Of
Innovations. New York: Frce Press
Seels, Barbara B. & Rickey, Rita C. (1994),
Instructional Technology: The Definition
and
Domain of the Field. Washington DC, Association
for Educational Communication and
Technology.
Suhartono, Suparlan. 2010. Pengantar Ilmu
Pendidikan. Makassar: Badan Penerbit
UNM
Scardamalia, M., and Bereiter, C., Schofield,J.W.
1996. Computers and Classroom
Culture. New York: Cambridge
University Press.
Shambaugh, Neal & Susan G.Magliaro. 2006.
Instructional Design. United States of
America:Lybrary of Congress Cataloging
in Publication Data.

Program Pascasarjana Universitas Negeri Makassar Copyright©2015 – JEST

Anda mungkin juga menyukai