Anda di halaman 1dari 18

19 Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia, Juni 2015, Vol. 12, No.

1, hal 19 - 36

Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia


Volume 12 Nomor 1, Juni 2015

PENGARUH STRUKTUR CORPORATE GOVERNANCE DAN KUALITAS


AUDIT TERHADAP LUAS PENGUNGKAPAN KOMPENSASI
MANAJEMEN KUNCI DI LAPORAN KEUANGAN

Stalsa Frani Akmyga


Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia
stalsa.frani@hotmail.com

Aria Farah Mita


Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia
aria.farahmita@gmail.com

Abstract
Corporate governance has impacts on the disclosure of key management compensation in the
financial statements through the application of the principle of transparancy. This research
aims to analyze the impact of corporate governance structure, such as family ownership,
managerial ownership and the effectiveness of the audit committee, as well as audit quality of
key management compensation disclosures in the financial statements according to PSAK No.
7 (Revised 2010). The research using multiple regressions examined non-financial companies
listed on the Indonesia Stock Exchange in 2011. The research found that companies that are
controlled by family and not part of a business group significantly affect management to comply
with the mandatory disclosure related to key management compensation information in the
financial statements. The research also found that the effectiveness of the audit committee
significantly affects management to provide better information related to financial disclosures.
Furthermore, the audit quality significantly increases the transparency of the compensation of
key management related to PSAK No. 7 (Revised 2010).

Keywords: corporate governance, disclosures, family ownership, audit committee, related


party transaction

Abstrak

Teori corporate governance dapat memengaruhi pengungkapan kompensasi manajemen kunci


pada laporan keuangan melalui penerapan prinsip transparansi. Penelitian ini bertujuan untuk
menganalisis dampak struktur corporate governance, yakni kepemilikan keluarga, kepemilikan
manajerial, dan efektivitas komite audit, serta kualitas audit terhadap pengungkapan kompensasi
manajemen kunci pada laporan keuangan berdasarkan PSAK No. 7 (Revisi 2010). Penelitian
ini menggunakan regresi multivariabel pada perusahaan non keuangan yang terdaftar di BEI
pada tahun 2011. Penelitian ini menemukan bahwa perusahaan yang dikontrol oleh keluarga
dan bukan bagian dari kelompok usaha secara signifikan memengaruhi manajemen untuk
mematuhi aturan pengungkapan wajib terkait dengan informasi kompensasi manajemen kunci
pada laporan keuangan. Penelitian ini juga menemukan bahwa efektivitas komite audit secara
signifikan memengaruhi manajemen untuk menyajikan informasi yang lebih baik terkait
pengungkapan keuangan. Begitu pula dengan kualitas audit yang signifikan meningkatkan
transparansi atas kompensasi manajemen kunci terkait PSAK No. 7 (Revisi 2010).

Kata kunci: tata kelola, pengungkapan laporan keuangan, kepemilikan keluarga, komite
audit, transaksi pihak berelasi
Stalsa Frani Akmyga, Pengaruh Struktur Corporate Governance dan Kualitas... 20

PENDAHULUAN keuangan sebagaimana yang diatur pada PSAK


No. 7 (Revisi 2010) tentang Pengungkapan
PSAK No. 7 (Revisi 2010) tentang Pihak-pihak Berelasi.
“Pengungkapan Pihak-pihak Berelasi” meng- Komite Nasional Kebijakan Governance
atur pengungkapan hubungan, transaksi dan (KNKG) sebagai penyusun dan pengembang
saldo pihak-pihak berelasi, termasuk komitmen, pedoman CG di Indonesia telah mengeluarkan
dalam laporan keuangan konsolidasian dan Pedoman Umum Good Corporate Governance
laporan keuangan sendiri entitas induk. Salah Indonesia dan menyebutkan asas-asas
satu pengungkapan yang diwajibkan adalah pelaksanaan CG yang baik, yakni transparansi,
pembayaran kompensasi kepada manajemen akuntabilitas, tanggung jawab, independensi,
kunci. Pembayaran ini bersifat penting karena dan kewajaran dalam perusahaan. Asas
merepresentasikan performa perusahaan dan transparansi mengatur bahwa perusahaan harus
kualitas manajerial (Conyon dan He 2011). mengungkapkan informasi yang dibutuhkan
Pembayaran kompensasi kepada mana- oleh pemegang saham, kreditur, dan pemangku
kepentingan lainnya. Perusahaan dengan
jemen kunci sebagai salah satu transaksi
CG yang baik diharapkan dapat memberikan
pihak berelasi memiliki potensi timbulnya
informasi dengan transparan kepada para
moral hazard pada manajemen sehingga dapat
pemegang saham. Selain itu, pengawasan
mengakibatkan konflik keagenan. Konflik
yang baik di perusahaan sebagai salah satu
keagenan memungkinkan manajemen sebagai mekanisme CG dapat mengurangi konflik
pihak yang memahami bisnis perusahaan keagenan dan menimbulkan interest alignment
untuk menjadi oportunis sehingga memberikan antara manajemen, pemegang saham
informasi untuk kepentingan pribadinya dan pengendali, dan non-pengendali.
tidak memberikan informasi yang luas kepada Penelitian terdahulu menemukan bahwa
pemegang saham (Bhattacharya dan Spiegel atribut CG internal memengaruhi kualitas
1991). Selain itu, konflik keagenan juga dapat pengungkapan. Jensen dan Meckling (1976)
timbul antara pemegang saham pengendali menyatakan bahwa kepemilikan manajerial
dengan non-pengendali (minoritas). Anderson dapat menimbulkan interest alignment antara
dan Reeb (2003) menyebutkan bahwa pemegang pemegang saham dan pihak manajerial.
saham pengendali dapat menempatkan anggota Penelitian oleh Al-Akra dan Hutchinson
keluarganya di dalam manajemen perusahaan (2012) dan Ali et al. (2007) menemukan
tersebut. Kondisi ini dapat mengakibatkan adanya pengaruh positif kepemilikan keluarga
perbedaan luasnya informasi dan pemahaman terhadap pengungkapan wajib di laporan
bisnis antara pemegang saham pengendali keuangan. Namun, penelitian Claessens et al.
dengan non-pengendali karena pemegang (1999) menemukan bahwa perusahaan yang
saham pengendali memiliki akses langsung dikontrol oleh keluarga dan merupakan bagian
kepada perusahaan. dari kelompok usaha1 dapat mengakibatkan
Salah satu informasi yang dapat ekspropriasi yang merugikan pemegang
dimiliki lebih banyak oleh manajemen saham minoritas, dimana pemilik perusahaan
mengambil keuntungan dari pihak minoritas
ataupun pemegang saham pengendali adalah
dengan mengalihkan dana yang telah dihimpun
pengungkapan pembayaran kompensasi
kepada perusahaan lain dalam kelompok usaha
kepada manajemen kunci di laporan keuangan.
yang sama.
Luasnya pengungkapan ini dipengaruhi oleh
Riset Farahmita (2012) sudah mencoba
efektivitas corporate governance (CG) dan meneliti pengaruh keberadaan kepemilikan
kualitas audit perusahaan (Basset et al. 2007).
Mekanisme pengawasan dalam CG diharapkan 1
Kelompok usaha (business group) adalah sekelompok
dapat mendukung luasnya pengungkapan perusahaan terafiliasi yang dikontrol oleh pemegang
kompensasi manajemen kunci di laporan saham yang sama.
21 Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia, Juni 2015, Vol. 12, No. 1, hal 19 - 36

manajerial terhadap luasnya pengungkapan manajerial, keberadaan komite remunerasi


manajemen kunci. Namun demikian, riset dan nominasi, dan kualitas audit terhadap
tersebut belum mempertimbangkan bahwa pengungkapan kompensasi manajemen
kepemilikan manajerial di perusahaan kunci di laporan keuangan. Penelitian ini
Indonesia sebenarnya merepresentasikan memperbaiki pengukuran kepemilikan
kepemilikan pemegang saham pengendali. keluarga dalam Farahmita (2012). Riset
Hal ini sesuai dengan Claessens et al. (2000) Farahmita (2012) belum mempertimbangkan
bahwa perusahaan di negara-negara Asia apakah perusahaan yang dikendalikan oleh
sebagian besar merupakan perusahaan dengan keluarga merupakan bagian dari kelompok
kepemilikan terkonsentrasi yang sebagian usaha. Riset ini juga mengganti variabel
besar dikendalikan oleh keluarga, yang keberadaan komite remunerasi dan nominasi
biasanya menempatkan wakil keluarga sebagai dengan variabel efektivitas komite audit.
direktur atau komisaris. Efektivitas komite audit dipandang sebagai
Selain itu, terdapat faktor CG internal salah satu variabel yang diduga memengaruhi
lain seperti pada riset Utama (2004), yang tingkat pengungkapan transaksi pihak
menemukan bahwa komite audit yang dapat berelasi di laporan keuangan. Berbeda dengan
menjalankan fungsinya dengan efektif dapat Farahmita (2012), riset ini mengeluarkan
mendorong perusahaan untuk memberikan variabel keberadaan komite remunerasi dan
informasi terkait pengungkapan keuangan nominasi karena dipandang tidak terkait dengan
perusahaan dengan lebih baik. tingkat pengungkapan transaksi pihak berelasi
Selain faktor CG internal, penelitian di laporan keuangan. Keberadaan mekanisme
terdahulu juga menemukan bahwa CG eksternal pengawasan dari komite remunerasi dan
seperti kualitas audit juga memengaruhi nominasi lebih berfokus kepada keputusan
luas pengungkapan pembayaran kompensasi tingkat kompensasi dan nominasi manajemen
manajemen kunci di laporan keuangan. kunci, bukan kepada transparansi dalam
Semakin baik kualitas audit suatu perusahaan, laporan keuangan.
informasi yang diungkapkannya di laporan Seperti dinyatakan dalam Farahmita
keuangan juga akan semakin luas (Basset et (2012), riset terdahulu sebagian besar berfokus
al. 2007). Kualitas audit dapat diukur dengan pada pengaruh mekanisme CG terhadap
menggunakan ukuran KAP. Penelitian Bassett luasnya tingkat pengungkapan secara umum,
et al. (2007) dan Nelson dan Percy (2004) baik di laporan tahunan maupun di laporan
menemukan bahwa kualitas audit yang keuangan (Gao dan Kling 2012; Darus et
disajikan oleh perusahaan yang diaudit oleh al. 2009; Ho dan Wong 2001; Hermalin
KAP besar memberikan informasi keuangan dan Weisbach 2012). Hanya sedikit riset
yang bersifat wajib dengan lebih luas. yang berfokus pada pengaruh CG terhadap
Berdasarkan temuan-temuan di atas, pengungkapan transaksi pihak berelasi di
penelitian ini memfokuskan pada pengaruh laporan keuangan, diantaranya yaitu Lo dan
struktur CG internal dan kualitas audit Wong (2011), dan Darus et al. (2009). Terlebih
terhadap luasnya pengungkapan kompensasi lagi, riset mengenai pengungkapan kompensasi
yang diterima manajemen kunci dengan studi manajemen kunci sebagai salah satu
kasus penerapan PSAK No. 7 (Revisi 2010) informasi transaksi pihak berelasi, sepanjang
yang baru mulai diimplentasikan pada 1 pengetahuan penulis, masih sangat terbatas.
Januari 2011. Peneliti menemukan bahwa studi Selain Farahmita (2012), riset mengenai
pengaruh CG berdasarkan PSAK No. 7 masih pengungkapan kompensasi manajemen kunci,
terbatas. Penelitian ini merupakan penelitian baik di luar Indonesia, maupun yang sesuai
lanjutan dari penelitian Farahmita (2012) yang dengan konteks struktur CG di Indonesia,
meneliti pengaruh struktur CG, yaitu struktur sejauh pengetahuan penulis belum ditemukan.
kepemilikan keluarga, struktur kepemilikan Dengan demikian, riset ini berusaha mengisi
Stalsa Frani Akmyga, Pengaruh Struktur Corporate Governance dan Kualitas... 22

research gap tersebut, yaitu dengan meneliti Teori Keagenan dan Corporate Governance
peran struktur CG dalam meningkatkan Teori keagenan mengasumsikan bahwa
transparansi melalui luasnya pengungkapan masing-masing pihak, yakni pemegang saham
tentang kompensasi manajemen kunci di dan agen (dalam hal ini manajemen), memiliki
laporan keuangan perusahaan di Indonesia. motivasi untuk memenuhi kepentingan dirinya
Selain berkontribusi dalam menambah sendiri di mana motivasi pemegang saham
literatur mengenai pengungkapan transaksi adalah untuk terus meningkatkan profitabilitas
pihak berelasi di Indonesia, penelitian ini juga perusahaan, sedangkan agen termotivasi untuk
berkontribusi pada perkembangan penelitian dapat memenuhi kebutuhan ekonomi dan
mengenai dampak revisi PSAK sehubungan psikologisnya melalui investasi, pinjaman,
dengan konvergensi IFRS yang sedang dan kontrak kompensasi. Namun, pemegang
berlangsung di Indonesia dan sebagai umpan saham belum tentu dapat menjamin bahwa
balik penerapan PSAK No. 7 (Revisi 2010) agen tidak akan mengambil keuntungan yang
terkait dengan kompensasi manajemen kunci dapat merugikan pemegang saham. Pada
yang baru saja berlaku efektif sejak 1 Januari kondisi ini, muncullah konflik keagenan antara
2011. pemegang saham dan agen.
Pemegang saham dan agen akan berusaha
TELAAH LITERATUR DAN untuk menghindari dampak dari konflik
PENGEMBANGAN HIPOTESIS keagenan dengan mengeluarkan sejumlah
biaya yang disebut biaya keagenan. Apabila
PSAK No. 7 (Revisi 2010) agen dan pemegang saham dapat bekerja sama
Pihak berelasi berdasarkan PSAK No. dan tidak melakukan kecurangan, maka biaya
7 (Revisi 2010) adalah orang atau entitas keagenan dapat diminimalisasi.
yang terkait dengan entitas yang menyiapkan Komite Nasional Kebijakan Governance
laporan keuangannya, salah satunya adalah (KNKG) sebagai penyusun dan pengembang
orang yang memiliki pengendalian atau pedoman CG di Indonesia telah mengeluarkan
pengendalian bersama yang memiliki Pedoman Umum Good Corporate Governance
pengaruh signifikan atas entitas atau personil Indonesia dan menyebutkan asas-asas
manajemen kunci entitas. Berdasarkan definisi pelaksanaan CG yang baik yakni transparansi,
tersebut, dapat disimpulkan bahwa salah satu akuntabilitas, tanggung jawab, independensi,
transaksi dengan pihak berelasi berdasarkan dan kewajaran dalam perusahaan. Asas
PSAK No. 7 (Revisi 2010) adalah pembayaran transparansi mengatur bahwa perusahaan
kompensasi kepada manajemen kunci. harus mengungkapkan informasi yang
PSAK No. 7 (Revisi 2010) mewajibkan dibutuhkan oleh pemegang saham, kreditur,
perusahaan untuk mengungkapkan kompen- dan stakeholders lainnya. Perusahaan dengan
sasi manajemen kunci di laporan keuangan. CG yang baik diharapkan dapat memberikan
Kompensasi manajemen kunci diungkapkan informasi dengan transparan kepada para
secara total dengan rincian sub jumlah per pemegang saham. Selain itu, OECD (2004)
kategori imbalan kerja, yakni (a) imbalan kerja juga menyebutkan adanya mekanisme
jangka pendek, seperti gaji dan tunjangan; (b) pengawasan yang baik di dalam perusahaan
imbalan pasca kerja; (c) imbalan kerja jangka sebagai salah satu mekanisme di dalam CG.
panjang lainnya; (d) pesangon pemutusan Mekanisme ini diharapkan dapat mengurangi
kontrak kerja; dan (e) pembayaran berbasis konflik keagenan dan menimbulkan interest
saham. Mekanisme CG diharapkan dapat alignment antara manajemen, pemegang
meningkatkan luasnya pengungkapan saham pengendali, dan non-pengendali.
informasi di laporan keuangan, terutama Mekanisme CG yang dapat memengaruhi
pengungkapan kompensasi manajemen kunci luas pengungkapan kompensasi manajemen
di laporan keuangan. kunci di laporan keuangan antara lain struktur
kepemilikan perusahaan, efektivitas komite
23 Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia, Juni 2015, Vol. 12, No. 1, hal 19 - 36

audit, dan kualitas audit. Penelitian Wang (2006) (2004) menyebutkan bahwa komite audit
menyatakan bahwa keluarga sebagai pemegang yang dapat menjalankan fungsinya dengan
saham pengendali akan lebih mematuhi efektif dapat mendorong perusahaan untuk
peraturan karena mereka berkeinginan untuk memberikan informasi terkait pengungkapan
mempertahankan perusahaannya untuk keuangan perusahaan dengan lebih baik. Salah
dapat diteruskan kepada generasi berikutnya. satunya yaitu pengungkapan kompensasi
Penelitian tersebut didukung oleh penelitian manajemen kunci.
Al-Akra dan Hutchinson (2012) dan Ali et al. Selain faktor internal, faktor eksternal
(2007) yang menemukan adanya pengaruh perusahaan juga dapat memengaruhi luasnya
positif keberadaan kepemilikan keluarga pengungkapan pembayaran kompensasi
sebagai pemegang saham pengendali terhadap manajemen kunci di laporan keuangan, yakni
pengungkapan wajib di laporan keuangan. kualitas audit. Semakin baik kualitas audit suatu
Namun, keberadaan keluarga sebagai pemegang perusahaan, informasi yang diungkapkannya
saham pengendali dan merupakan bagian dari di laporan keuangan juga akan semakin luas
kelompok usaha dapat menimbulkan risiko (Basset et al. 2007). Kualitas audit dapat
ekspropriasi yang dapat merugikan pemegang diukur salah satunya dengan ukuran KAP.
saham lainnya (Claessens et al. 1999). Penelitian oleh Bassett et al. (2007) dan Nelson
Keberadaan kepemilikan manajerial dan Percy (2004) menemukan bahwa kualitas
menurut Jensen dan Meckling (1976) dapat audit yang disajikan oleh perusahaan yang
menimbulkan interest alignment antara manajer diaudit oleh KAP besar memberikan informasi
dan pemegang saham sehingga manajemen keuangan yang bersifat wajib dengan lebih
diharapkan dapat meningkatkan kinerja dan luas dibandingkan dengan perusahaan yang
nilai perusahaan dengan memberikan informasi diaudit oleh KAP lainnya.
yang dibutuhkan pemegang saham berdasarkan
peraturan yang berlaku. Namun di Indonesia, Pengembangan Hipotesis
kondisinya sedikit berbeda. Seperti sebagian Kepemilikan Keluarga
besar negara di Asia, kendali perusahaan Claessens et al. (1999) menyebutkan
dimiliki oleh keluarga dan sebagian besar bahwa perusahaan yang dikontrol oleh keluarga
menempatkan anggota keluarganya di jajaran dapat mengakibatkan ekspropriasi terhadap
manajemen serta memiliki kepemilikan saham. pemegang saham minoritas. Menurut Faccio
Dengan demikian, kepemilikan manajerial ini et al. (2001), ekspropriasi dapat lebih mudah
juga merepresentasikan kepemilikan keluarga dilakukan pada perusahaan yang dimiliki oleh
yang memiliki pengaruh yang konsisten keluarga yang berada dalam grup perusahaan
dengan pengaruh kendali keluarga. Penelitian terafiliasi karena dikendalikan oleh pemegang
Farahmita (2012) menemukan bahwa saham yang sama. Claessens et al. (2000)
kepemilikan manajerial mendorong luasnya menemukan bahwa sebagian besar perusahaan
pengungkapan kompensasi manajemen kunci di Asia, termasuk Indonesia, dikendalikan oleh
di laporan keuangan. keluarga dalam grup perusahaan terafiliasi
Selain itu, efektivitas komite audit berbentuk struktur piramida atau cross holding.
sebagai salah satu mekanisme CG juga Ekspropriasi akan semakin meningkat melalui
dapat memengaruhi luasnya pengungkapan struktur piramida dan cross holding karena
kompensasi manajemen kunci di laporan struktur tersebut memberi peluang semakin
keuangan. Zhang et al. (2007) menemukan besarnya informasi asimetri.
bahwa perusahaan dengan komite audit yang Namun demikian, terdapat penelitian
tidak berjalan efektif dapat mengakibatkan lainnya dari Wang (2006), Ali et al. (2007),
lemahnya praktik internal control perusahaan dan Al-Akra dan Hutchinson (2012) yang
sehingga memungkinkan manajemen untuk menemukan bahwa kontrol keluarga ber-
tidak memberikan informasi yang transparan pengaruh positif. Argumennya adalah karena
kepada pemegang saham. Penelitian Utama
Stalsa Frani Akmyga, Pengaruh Struktur Corporate Governance dan Kualitas... 24

keluarga dianggap lebih memiliki kepentingan dengan kepentingan keluarga. Oleh karena
jangka panjang untuk berinvestasi. Hal tersebut itu, kepemilikan manajerial pada perusahaan
demi menjaga reputasi dan keberlangsungan keluarga non-grup merupakan bagian dari
perusahaan untuk menjamin kesejahteraan kendali keluarga dan diduga akan memiliki
keturunannya di masa depan. pengaruh yang konsisten dengan kepemilikan
Berdasarkan hasil riset Faccio et al. keluarga non-grup. Konsisten dengan
(2001), argumen Wang (2006), Ali et al. hipotesis sebelumnya, kepemilikan manajerial
(2007), dan Al-Akra dan Hutchinson (2012), perusahaan non-grup akan mendorong
maka dapat diduga bahwa kepemilikan perusahaan untuk memberikan informasi yang
keluarga yang akan memberikan pengaruh lebih transparan, yaitu melalui pengungkapan
positif dalam mengurangi asimetri informasi wajib terkait kompensasi manajemen kunci
antara pemegang saham pengendali dan non- di laporan keuangan. Berdasarkan penjelasan
pengendali adalah kepemilikan keluarga pada tersebut, maka hipotesis kedua adalah:
satu perusahaan yang tidak berada dalam grup H2: Perusahaan non-grup dengan kebe-
perusahaan terafiliasi. Kepemilikan keluarga radaan kepemilikan manajerial me-
miliki pengungkapan kompensasi
yang tidak berada dalam grup perusahaan
manajemen kunci yang lebih luas
terafiliasi dipandang akan lebih fokus, berhati-
di laporan keuangan dibanding
hati, dan memiliki kepentingan jangka panjang
perusahaan lainnya
dalam berinvenstasi karena tidak banyak
ruang untuk melakukan ekspropriasi melalui
Efektivitas Komite Audit
transaksi antar afiliasi. Oleh karena itu, riset ini Komite Audit berdasarkan Peraturan
menduga bahwa kendali keluarga yang berada Bapepam-LK No. IX.I.5 merupakan komite
pada satu perusahaan yang tidak terafiliasi yang berada di bawah Dewan Komisaris dan
dalam grup akan berpengaruh positif terhadap bertugas untuk melakukan penelahaan atas
luasnya pengungkapan transaksi berelasi di informasi keuangan yang akan dikeluarkan
laporan keuangan, yang salah satunya adalah oleh perusahaan termasuk informasi di
pengungkapan kompensasi manajemen kunci. laporan keuangan, ketaatan perusahaan
Oleh karena itu, hipotesis pertama adalah: terhadap peraturan perundang-undangan, dan
H1: Perusahaan dengan kepemilikan penelahaan atas pelaksanaan pemeriksaan
keluarga yang tidak berada dalam oleh auditor internal. Sejalan dengan peraturan
grup perusahaan terafiliasi (non-grup) tersebut, penelitian Zhang et al. (2007)
memiliki pengungkapan kompensasi menyebutkan bahwa komite audit yang
manajemen kunci yang lebih luas bertugas dengan efektif dapat mendorong
di laporan keuangan dibanding internal control perusahaan menjadi lebih baik.
perusahaan lainnya Praktik internal control yang baik diharapkan
dapat mendorong kepatuhan perusahaan
Kepemilikan Manajerial untuk mematuhi standar akuntansi yang
Manajemen perusahaan di sebagian besar berlaku, salah satunya melalui pengungkapan
perusahaan di Asia berasal dari pemegang kompensasi manajemen kunci di laporan
saham pengendali, yang dalam hal ini sebagian keuangan. Berdasarkan penjelasan tersebut,
besar adalah keluarga (Claessens et al. 1999). maka hipotesis ketiga adalah:
Pemegang saham pengendali keluarga akan H3: Efektivitas komite audit berpengaruh
menunjuk wakil keluarga untuk duduk dalam positif terhadap luasnya pengungkapan
jajaran manajemen. Misalnya, pihak keluarga kompensasi manajemen kunci di
akan menunjuk anaknya untuk menjadi laporan keuangan.
direktur. Riset Morck dan Yeung (2003)
menunjukkan bahwa kepemilikan saham Kualitas Audit
manajerial yang berasal dari pemegang saham Penelitian Basset et al. (2007)
pengendali keluarga akan bertindak sesuai menyebutkan bahwa semakin baik kualitas
25 Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia, Juni 2015, Vol. 12, No. 1, hal 19 - 36

audit suatu perusahaan, maka informasi atau lembaga keuangan lainnya untuk
keuangan yang diungkapkan juga akan semakin mengantisipasi kemungkinan pengaruh
luas. Pengukuran kualitas audit ditentukan regulasi industri tertentu yang dapat
melalui ukuran KAP yang mengaudit memengaruhi variabel penelitian.
perusahaan tersebut. Perusahaan yang diaudit b. Perusahaan menerbitkan laporan keuangan
oleh KAP besar (KAP Big 4) diharapkan dapat dan laporan tahunan untuk periode yang
mengungkapkan informasi keuangan dengan berakhir pada tanggal 31 Desember 2011
lebih luas karena KAP Big 4 memiliki insentif dengan tujuan meningkatkan komparabilitas
untuk melindungi reputasi KAP-nya sehingga atau daya banding dengan baik.
dapat lebih transparan dan mendorong luasnya c. Perusahaan memublikasikan dengan
pengungkapan di laporan keuangan (Bassett lengkap laporan keuangan yang telah
et al. 2007; DeAngelo 1981; Nielson dan diaudit dan laporan tahunan tahun 2011.
Percy 2004; Wang dan Chen 2004). Penelitian d. Data sampel yang diolah sudah
Farahmita (2012) mendukung pendapat mengeluarkan data outlier. Data yang
tersebut di mana Farahmita (2012) menemukan dinyatakan sebagai data outlier adalah data
pengaruh positif kualitas audit yang diukur yang berada di luar rentang nilai 3 kali
dengan ukuran KAP terhadap luasnya standar deviasi di atas atau di bawah rata-
pengungkapan kompensasi manajemen kunci rata.
di laporan keuangan. Berdasarkan penjelasan
tersebut, maka hipotesis keempat adalah: Berdasarkan kriteria di atas, diperoleh
H4: Perusahaan dengan kualitas audit yang 326 perusahaan yang akan digunakan sebagai
baik akan memiliki pengungkapan sampel penelitian.
kompensasi manajemen kunci yang lebih Teknik Pengumpulan Data
luas di laporan keuangan dibanding Data yang digunakan peneliti adalah
lainnya. data sekunder berupa laporan tahunan 2011
dan laporan keuangan perusahaan per 31
METODE PENELITIAN Desember 2011 yang diperoleh dari situs
Bursa Efek Indonesia. Selain itu, peneliti
Desain Penelitian juga menggunakan data yang bersumber dari
Penelitian ini termasuk kepada penelitian Datastream dan Thomson Reuters Eikon.
hypothesis testing dengan menggunakan causal
study di mana peneliti hendak menggambarkan Model Penelitian
faktor yang memengaruhi terjadinya perbedaan Penelitian ini menggunakan uji regresi
luas pengungkapan kompensasi manajemen multivariate dengan model sebagai berikut.
kunci di laporan keuangan berdasarkan PSAK Penjelasan variabel dapat dilihat pada Tabel 1.
No. 7 (Revisi 2010). Peneliti menggunakan SCCOMPDISCit = β0 + β1FAMOWNit
unit analisis individu, yakni perusahaan + β2MANOWNit +
non-keuangan yang terdaftar di Bursa Efek β3KOMAUDit + β4KAit
Indonesia pada tahun 2011. Oleh karena itu, + β5SIZEit + β6COMP_
peneliti melakukan regresi dengan cross TAit + it
sectional data.
Variabel dependen yang akan diteliti
Sasaran dan Target Penelitian dalam penelitian ini yaitu SCCOMPDISCit
Untuk menguji hipotesis yang disebutkan yaitu tingkat luasnya pengungkapan
di atas, peneliti memilih perusahaan yang akan kompensasi manajemen kunci di laporan
diteliti berdasarkan kriteria: keuangan perusahaan i pada tahun t. Luasnya
a. Perusahaan yang diteliti tidak bergerak di pengungkapan diukur dengan menggunakan
bidang jasa perbankan, sekuritas, asuransi, skor seperti pada penelitian yang sebelumnya
Stalsa Frani Akmyga, Pengaruh Struktur Corporate Governance dan Kualitas... 26

Tabel 1
Variabel Penelitian dan Ekspektasi Tanda Koefisien

Variabel Nama Variabel Expected Sign


Variabel Dependen
Tingkat luasnya pengungkapan kompensasi
SCCOMPDISC
manajemen kunci di laporan keuangan
Variabel Independen
Kepemilikan manajerial MANOWN (+)
Kepemilikan keluarga bukan kelompok
FAMOWN (+)
usaha
Efektivitas komite audit KOMAUD (+)
Kualitas audit KA (+)
Variabel Kontrol
Ukuran perusahaan SIZE (+)
Rasio total kompensasi manajemen kunci
COMP_TA (+)
terhadap total aset perusahaan

dilakukan oleh Farahmita (2012). Skor (2008) yang dipandang sesuai dengan
pengungkapan terbagi lima, yaitu: karakteristik perusahaan di Indonesia.
1. Skor 0 diberikan apabila perusahaan tidak Apabila perusahaan dikontrol oleh keluarga
mengungkapkan kompensasi manajemen (kepemilikan oleh keluarga lebih dari 50%)
kunci di laporan keuangan dan bukan merupakan bagian dari kelompok
2. Skor 1 diberikan apabila perusahaan usaha, maka perusahaan memperoleh skor 1,
hanya menyajikan total kompensasi tanpa dan 0 apabila sebaliknya. Kelompok usaha
keterangan kategori imbalan ditentukan berdasarkan apakah perusahaan
3. Skor 2 diberikan apabila perusahaan meng- berinvestasi di satu perusahaan atau lebih
ungkapkan total kompensasi masing- (Siregar dan Utama 2008). Jika perusahaan
masing komisaris dan direktur berinvestasi hanya di satu perusahaan, maka
4. Skor 3 diberikan apabila perusahaan meng- bukan termasuk kelompok usaha. Data
ungkapkan total kompensasi dengan mem- ini dilihat dari jumlah anak perusahaan di
berikan deskripsi/kategori imbalan laporan keuangan. Selain itu, juga dilihat
5. Skor 4 diberikan apabila perusahaan apakah terdapat entitas sepengendali atas
mengungkapkan total kompensasi dan perusahaan tersebut. Jika terdapat entitas
memberikan rincian sub jumlah per kategori sepengendali, maka diklasifikasikan
imbalan kerja. sebagai kelompok usaha.
b. MANOWNit yaitu kepemilikan manajerial
Nilai skor pengungkapan tersebut dibagi perusahaan i pada tahun t. Mengacu ke
dengan skor maksimal untuk menentukan nilai hipotesis bahwa keberadaan kepemilikan
SCCOMPDISC sehingga nilai SCCOMPDISC manajerial pada perusahaan non-group
bervariasi dari 0 hingga 1. memiliki pengungkapan kompensasi
Variabel independen yang akan diteliti manajemen kunci yang lebih luas di laporan
adalah: keuangan, maka variabel ini menggunakan
a. FAMOWNit yaitu kepemilikan keluarga variabel dummy, yaitu apabila terdapat
di perusahaan non-grup i pada tahun kepemilikan manajerial pada perusahaan
t. Pengukuran variabel kepemilikan non-grup maka memperoleh skor 1, dan 0
keluarga ini mengikuti pengukuran oleh apabila sebaliknya. Kepemilikan manajerial
Arifin (2003) dan Siregar dan Utama yang dimaksud adalah saham yang dimiliki
27 Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia, Juni 2015, Vol. 12, No. 1, hal 19 - 36

baik oleh komisaris maupun oleh direktur total aset perusahaan i pada tahun t.
di perusahaan yang tidak termasuk dalam
kelompok usaha. Teknik Analisis
c. KOMAUDit yaitu efektivitas komite audit Analisis data menggunakan diawali
perusahaan i pada tahun t. Variabel ini dengan pengujian statistik deskriptif, pengujian
diukur dengan menggunakan checklist asumsi klasik, dan selanjutnya pengujian model
efektivitas komite audit (Lampiran 1) yang penelitian dengan menggunakan estimasi OLS
dikembangkan oleh Hermawan (2009). untuk regresi multivariate.
Pengukuran efektivitas ini dipandang sesuai
karena mempertimbangkan beberapa aspek HASIL PENELITIAN DAN
seperti pelaksanaan tugas komite audit, PEMBAHASAN
umur, latar belakang pendidikan, kehadiran
dan jumlah rapat, serta jumlah anggota. Sampel Terpilih dan Statistik Deskriptif
Checklist menggunakan 11 indikator Tabel 2 menunjukkan hasil pengukuran
dengan skor 1 apabila termasuk pada nilai skor pengungkapan kompensasi manajemen
poor, skor 2 apabila bernilai fair, dan kunci di laporan keuangan. Dapat dilihat
skor 3 apabila bernilai good. Skor atas 11 bahwa hanya 19,33% dari total perusahaan
checklist pada masing-masing perusahaan (63 perusahaan) pada penelitian ini yang
akan ditotal dan dibagi dengan total skor sudah memenuhi kewajiban PSAK No. 7
maksimum. (Revisi 2010) dengan mengungkapkan total
d. KAit yaitu kualitas audit perusahaan i pada kompensasi dan rincian sub jumlah per kategori
tahun t. Sesuai dengan DeAngelo (1981), imbalan kerja di laporan keuangan. Namun,
kualitas audit dapat diukur dengan ukuran juga terdapat perusahaan yang sama sekali
KAP. KA bernilai 1 apabila perusahaan belum mengungkapkan informasi kompensasi
diaudit oleh KAP Big 4 dan bernilai 0 manajemen kunci, yaitu sebesar 5,83% (19
apabila tidak. perusahaan). Hasil juga menunjukkan bahwa
tidak terdapat perusahan yang mengungkapkan
Selain variabel independen, penelitian total kompensasi dengan kategori imbalan
ini juga akan menggunakan variabel kontrol hanya untuk komisaris saja atau direktur saja,
untuk menentukan varibel independen, yakni tetapi tidak mengungkapkan keduanya.
SIZEit yaitu ukuran perusahaan perusahaan Tabel 2 menunjukkan bahwa terdapat
i pada tahun t yang diukur dengan logaritma 5,83% dari total perusahaan (19 perusahaan)
natural total aset dan COMP_TAit yaitu rasio pada penelitian ini yang tidak mengungkapkan
total kompensasi manajemen kunci dengan kompensasi manajemen kunci di laporan
Tabel 2
Tingkat Luasnya Pengungkapan Kompensasi Manajemen Kunci
di Laporan Keuangan Tahun 2011
Jumlah
Pengungkapan %
Perusahaan
Tidak mengungkapkan kompensasi manajemen kunci di laporan
19 5,83%
keuangan
Mengungkapkan total kompensasi keseluruhan 191 58,59%
Mengungkapkan total kompensasi masing-masing Komisaris dan
39 11,96%
Direksi
Mengungkapkan total kompensasi dan kategori imbalan 14 4,29%
Mengungkapkan total kompensasi dan rincian sub jumlah per
63 19,33%
kategori imbalan kerja
Total 326 100,00%
Stalsa Frani Akmyga, Pengaruh Struktur Corporate Governance dan Kualitas... 28

Tabel 3
Statistik Deskriptif Perusahaan yang Tidak Mengungkapkan
Kompensasi Manajemen Kunci di Laporan Keuangan
Std.
Variabel N Min. Max. Mean Variance Freq
Deviation
FAMOWN 19 2
MANOWN 19 7
KOMAUD 19 0,3333 0,8485 0,5598 0,1614 0,0260
KA 19 1
SIZE (miliar) 19 7 50.000 3.380 11.840 140.100.000
Keterangan: FAMOWN = kepemilikan keluarga, bernilai 1 apabila kepemilikan keluarga lebih dari
50% dan bukan bagian dari kelompok usaha, 0 apabila tidak; MANOWN = kepemilikan manajerial,
bernilai 1 apabila terdapat kepemilikan manajerial dalam perusahaan, 0 apabila sebaliknya;
KOMAUD = efektivitas komite audit; KA = kualitas audit, bernilai 1 untuk KAP Big 4, 0 apabila
sebaliknya; SIZE = ukuran perusahaan

keuangan. Berikut statistik deskriptif atas nilai rata-rata 0,5598 menunjukkan efektivitas
perusahaan yang tidak mengungkapkan komite audit pada perusahaan tersebut secara
kompensasi manajemen kunci di laporan rata-rata belum mencapai nilai fair. Selain
keuangan: itu, kualitas audit perusahaan yang diukur
Berdasarkan Tabel 3, dapat dilihat kondisi dengan ukuran KAP menunjukkan hanya 1
perusahaan yang tidak mengungkapkan perusahaan yang diaudit oleh KAP Big 4. Rata-
kompensasi manajemen kunci di laporan rata perusahaan yang tidak mengungkapkan
keuangan, yaitu hanya sebagian kecil (2 kompensasi manajemen kunci memiliki total
perusahaan) dari perusahaan tersebut yang aset sebesar Rp11.840 miliar. Selanjutnya,
merupakan perusahaan yang dikontrol oleh dilakukan analisis statistik deskriptif atas
keluarga dan tidak termasuk kelompok usaha. seluruh variabel penelitian dengan hasil
Selain itu, hanya sebagian kecil perusahaan (7 sebagai berikut:
perusahaan) yang sebagian sahamnya dimiliki Berdasarkan Tabel 4, dapat dilihat
oleh manajer. Dari sisi efektivitas komite audit, bahwa rata-rata pengungkapan kompensasi
Tabel 4
Statistik Deskriptif Model Penelitian
Std.
Variabel N Min. Max. Mean Variance Freq.
Deviation
SCCOMPDISC 326 0,00 1,00 0,4317 0,31277 0,098
FAMOWN 326 27
MANOWN 326 157
KOMAUD 326 0,33 1,00 0,6540 0,16429 0,027
KA 326 117
SIZE (jutaan) 326 7.340 1.520.000.000 5.563.000.000 13.353.500 1.783
COMP_TA 326 0,00 0,09 0,0078 0,01216 0,000
Keterangan: SCCOMPDISC = tingkat luasnya pengungkapan kompensasi manajemen kunci di laporan keuangan;
FAMOWN = kepemilikan keluarga, bernilai 1 apabila kepemilikan keluarga lebih dari 50% dan bukan bagian dari
kelompok usaha, 0 apabila tidak; MANOWN = kepemilikan manajerial, bernilai 1 apabila terdapat kepemilikan
manajerial dalam perusahaan, 0 apabila sebaliknya; KOMAUD = efektivitas komite audit; KA = kualitas audit,
bernilai 1 untuk KAP Big 4, 0 apabila sebaliknya; SIZE = ukuran perusahaan; COMP_TA = rasio kompensasi
manajemen kunci terhadap total asset
29 Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia, Juni 2015, Vol. 12, No. 1, hal 19 - 36

Tabel 5
Hasil Uji Signifikansi F dan Koefisien Determinasi
Uji Signifikansi F Koefisien Determinasi
F-statistic 17,90158 R-squared = 25,18%
Prob(F-statistic) 0,000000 Adjusted R-square = 23,78%

manajemen kunci di laporan keuangan sebesar dengan total aset menunjukkan nilai yang
0,4317. Artinya, rata-rata perusahaan belum cukup besar, yaitu Rp55.630 miliar dan rata-
mengungkapkan kompensasi manajemen rata rasio kompensasi manajemen kunci
kunci di laporan keuangan dengan luas. terhadap total aset perusahaan adalah sebesar
Frekuensi kepemilikan keluarga berdasarkan 0,0078.
Tabel 4 menunjukkan sebanyak 27 perusahaan
pada penelitian ini dikendalikan oleh Analisis dan Pembahasan
keluarga dan bukan merupakan bagian dari Hipotesis diuji menggunakan model regresi
kelompok usaha. Frekuensi kepemilikan multivariate. Metode estimasi yang digunakan
manajerial menunjukkan bahwa pada 157 adalah Ordinary Least Square (OLS).
perusahaan yang menjadi objek penelitian ini Berdasarkan hasil uji heterokedastisitas, model
terdapat kepemilikan manajerial. Nilai rata- mengandung masalah heteroskedastisitas yang
rata efektivitas komite audit sebesar 0,654 kemudian sudah di-treatment menggunakan
menunjukkan bahwa rata-rata perusahaan pada White Heteroskedasticity-Consistent Standard
penelitian ini memiliki nilai fair atas hampir Errors & Covariance.
seluruh kriteria yang disebutkan pada checklist Berdasarkan hasil regresi model
efektivitas komite audit yang artinya masih penelitian pada Tabel 5, hasil uji signifikansi
banyak perusahaan yang kemungkinan belum F menunjukkan nilai F-statistic sebesar
memenuhi seluruh kewajiban yang diatur oleh 17,90%, signifikan. Ini menunjukkan bahwa
BEI dan Bapepam-LK. Frekuensi kualitas variabel independen dan variabel kontrol
audit menunjukkan bahwa 177 perusahaan pada penelitian ini dapat digunakan untuk
yang menjadi objek penelitian ini yang diaudit menjelaskan variasi variabel dependen pada
oleh KAP Big 4. model penelitian. Selain itu, nilai adjusted
Sementara untuk variabel kontrol, rata- R-square menunjukkan nilai 23,78%. Artinya,
rata nilai ukuran perusahaan yang diukur variabel independen dan variabel kontrol yang
Tabel 6
Hasil Regresi Model Penelitian
Variabel Expected Sign Actual Sign Koefisien t-Statistic Prob.
FAMOWN + + 0,077826 1,532849 0,063150***
MANOWN + + 0,029940 0,981240 0,163600
KOMAUD + + 0,277853 2,893768 0,002050*
KA + + 0,245354 6,414682 0,000000*
SIZE 0,021416 1,912761 0,028350**
COMP_TA 2,020706 1,470342 0,071250***
Keterangan: SCCOMPDISC = tingkat luasnya pengungkapan kompensasi manajemen kunci di laporan
keuangan, bernilai 1 apabila diungkapkan, 0 apabila sebaliknya; FAMOWN = kepemilikan keluarga,
bernilai 1 apabila kepemilikan keluarga lebih dari 50% dan bukan bagian dari grup usaha, 0 apabila tidak;
MANOWN = kepemilikan manajerial, bernilai 1 apabila terdapat kepemilikan manajerial dalam perusahaan,
0 apabila sebaliknya; KOMAUD = efektivitas komite audit; KA = kualitas audit, bernilai 1 untuk KAP Big 4,
0 apabila sebaliknya; SIZE = ukuran perusahaan; COMP_TA = rasio kompensasi manajemen kunci terhadap
total aset.
*,**,*** menotasikan tingkat signifikansi pada alpha = 1, 5, 10%
Stalsa Frani Akmyga, Pengaruh Struktur Corporate Governance dan Kualitas... 30

digunakan pada model penelitian ini dapat signifikan terhadap pengungkapan di laporan
menjelaskan 23,78% variasi pada tingkat keuangan.
luasnya pengungkapan kompensasi manajemen Variabel lainnya yang diuji dalam
kunci di laporan keuangan. Sementara itu, penelitian ini yaitu efektivitas komite audit.
76,22% lainnya dipengaruhi oleh variabel lain Tabel 6 menunjukkan bahwa efektivitas komite
di luar model penelitian. Hasil regresi model audit memiliki pengaruh yang signifikan
penelitian dapat dilihat sebagai berikut: pada tingkat 1% terhadap pengungkapan
Tabel 6 menunjukkan bahwa bahwa kompensasi manajemen kunci di laporan
variabel kepemilikan keluarga perusahaan non- keuangan. Artinya, perusahaan yang memiliki
grup berpengaruh positif signifikan terhadap komite audit yang bekerja dengan efektif dapat
pengungkapan kompensasi manajemen kunci mendorong manajemen untuk mengungkapkan
di laporan keuangan. Artinya, perusahaan informasi yang lebih luas terkait pengungkapan
yang dikontrol oleh keluarga dan tidak berada kompensasi manajemen kunci di laporan
keuangan sehingga mendukung hipotesis
dalam grup usaha, memiliki pengungkapan
3. Hasil ini konsisten dengan penelitian
kompensasi manajemen kunci yang lebih luas
sebelumnya oleh Zhang et al. (2007) yang
dibandingkan dengan perusahaan lainnya.
menyebutkan bahwa efektivitas komite
Hasil ini mendukung hipotesis 1.
audit dapat memengaruhi internal control
Hasil pengujian ini menunjukkan bahwa
perusahaan menjadi lebih baik. Lebih lanjut,
perusahaan yang dikontrol oleh keluarga dan penelitian ini juga mendukung penelitian
bukan merupakan bagian dari grup usaha Utama (2004), bahwa komite audit yang
dapat mengungkapkan informasi yang lebih melaksanakan tugasnya dengan efektif dapat
luas mengenai kompensasi manajemen kunci mendorong perusahan untuk memberikan
di laporan keuangan daripada perusahaan yang pengungkapan keuangan perusahaan dengan
tidak termasuk kategori tersebut. Penelitian lebih baik.
ini mendukung penelitian sebelumnya oleh Selain menguji pengaruh CG internal,
Al-Akra dan Hutchinson (2012) dan Ali penelitian ini juga telah menguji pengaruh
et al. (2007) yang menyebutkan bahwa CG eksternal terhadap luasnya pengungkapan
perusahaan yang dikontrol oleh keluarga dapat kompensasi manajemen kunci di laporan
memberikan pengungkapan yang lebih luas keuangan, yaitu kualitas audit. Kualitas audit
mengenai kompensasi manajemen kunci di yang diukur dengan ukuran KAP memiliki
laporan keuangan. pengaruh yang signifikan pada tingkat 1%
Selain itu, Tabel 6 juga menunjukkan terhadap luasnya pengungkapan kompensasi
bahwa tidak terdapat perbedaan antara manajemen kunci di laporan keuangan.
perusahaan yang sebagian sahamnya dimiliki Artinya, perusahaan yang diaudit oleh KAP
oleh manajer dengan perusahaan yang Big 4 dapat memberikan pengungkapan yang
sahamnya tidak dimiliki oleh manajer. Hal lebih luas daripada perusahaan yang diaudit
ini ditunjukkan oleh level signifikansi hasil oleh KAP non Big 4, sehingga mendukung
penelitian yang menunjukkan kepemilikan hipotesis 4. Hasil penelitian ini konsisten
manajerial tidak signifikan baik pada tingkat dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan
1%, 5% ataupun 10% sehingga hipotesis 2 oleh Basset et al. (2007), DeAngelo (1981),
tertolak. Hasil ini tidak konsisten dengan hasil Nielson dan Percy (2004), Farahmita (2012),
hipotesis pertama yang menduga kepemilikan dan Wang dan Chen (2004) bahwa perusahaan
manajerial di perusahaan keluarga non- yang diaudit oleh KAP besar (Big 4) dapat
grup akan merepresentasikan perilaku mengungkapkan informasi yang bersifat wajib
kepemilikan keluarga non-grup yang memiliki di laporan keuangan dengan lebih luas.
pengungkapan kompensasi manajemen kunci Variabel kontrol dalam penelitian ini
yang lebih luas. Hal ini mungkin disebabkan memiliki pengaruh yang signifikan positif
karena kepemilikan manajerial sangat rendah terhadap luasnya pengungkapan kompensasi
sehingga tidak mampu memberi pengaruh manajemen kunci di laporan keuangan, di
31 Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia, Juni 2015, Vol. 12, No. 1, hal 19 - 36

mana ukuran perusahaan signifikan pada α = Populasi penelitian ini adalah perusahaan
5% dan rasio kompensasi manajemen kunci non keuangan yang terdaftar di Bursa Efek
terhadap total aset pada α = 10%. Hasil ini Indonesia pada tahun 2011 yang memenuhi
menunjukkan bahwa semakin besar ukuran kriteria yang telah ditentukan sebelumnya.
suatu perusahaan, maka perusahaan dapat Total sampel final sebanyak 326 perusahaan.
mengungkapkan informasi kompensasi mana- Data perusahaan yang digunakan di dalam
jemen kunci dengan lebih luas pada laporan penelitian ini merupakan data sekunder berupa
keuangan karena perusahaan besar lebih data laporan keuangan dan laporan tahunan
menjaga reputasinya dengan lebih transparan, yang bersumber dari situs Bursa Efek Indonesia.
mampu melaksanakan proses pengumpulan, Selain itu, peneliti juga mengambil data dari
klasifikasi, dan menyebarkan informasi kepada Thomson Reuters Eikon dan Datastream.
publik sehingga hasil penelitian ini mendukung Pengujian hipotesis menggunakan data cross
penelitian-penelitian sebelumnya seperti Omar section dengan metode estimasi OLS.
dan Simon (2011), Agca dan Onder (2007), Hasil penelitian ini menunjukkan
dan Alsaeed (2006). Temuan terkait rasio bahwa pengungkapan kompensasi manajemen
kompensasi manajemen kunci terhadap total kunci di laporan keuangan masih bervariasi.
aset juga mendukung penelitian sebelumnya Berdasarkan empat kategori pada penelitian ini,
oleh Farahmita (2012), Gao dan Kling (2012), sebagian perusahaan hanya mengungkapkan
dan Hermalin dan Weisbach (2008), yaitu kompensasi manajemen kunci pada tahun
semakin tinggi tingkat kompensasi manajemen tersebut tanpa rincian jenis kompensasi.
kunci terhadap total aset, maka perusahaan Bahkan, masih terdapat beberapa perusahaan
dapat mengungkapkan informasinya dengan yang tidak mengungkapkan kompensasi
lebih luas dan beragam. manajemen kunci di laporan keuangan.
Hasil uji empiris menunjukkan bahwa
SIMPULAN kepemilikan keluarga, efektivitas komite
audit, dan kualitas audit memiliki pengaruh
Kesimpulan signifikan terhadap luasnya pengungkapan
Penelitian ini bertujuan untuk meneliti kompensasi manajemen kunci di laporan
peran struktur CG yang memengaruhi keuangan. Begitu juga dengan variabel kontrol,
pengungkapan wajib mengenai kompensasi yaitu ukuran perusahaan dan rasio kompensasi
manajemen kunci di laporan keuangan manajemen kunci terhadap total aset, memiliki
berdasarkan PSAK No.7 (Revisi 2010) tentang pengaruh yang signifikan terhadap luasnya
Pihak-pihak Berelasi. Struktur CG yang diteliti pengungkapan kompensasi manajemen kunci
adalah kepemilikan keluarga, kepemilikan di laporan keuangan.
manajerial, efektivitas komite audit, dan Variabel kepemilikan manajerial tidak
berpengaruh terhadap luasnya pengungkapan
kualitas audit terhadap pengungkapan kom-
kompensasi manajemen kunci di laporan
pensasi manajemen kunci di laporan keuangan.
keuangan. Hal ini dapat disebabkan karena
Penelitian ini penting untuk dilakukan
hanya sedikit perusahaan yang manajemen
karena PSAK No. 7 (Revisi 2010) tentang
kuncinya memiliki saham perusahaan (kurang
Pengungkapan Pihak-pihak Berelasi mewa- dari 50 % dari sampel perusahaan).
jibkan minimal pengungkapan di laporan Secara keseluruhan, hasil penelitian
keuangan berapa kompensasi manajemen menemukan bahwa kepemilikan keluarga,
dalam jumlah total per kategori imbalan kerja efektivitas komite audit, dan kualitas audit
di laporan keuangan. PSAK ini baru mulai secara positif signifikan memengaruhi luasnya
berlaku efektif pada tanggal 1 Januari 2011 pengungkapan kompensasi manajemen kunci
sehingga ada kemungkinan terjadi variasi pada di laporan keuangan. Hal ini berimplikasi pada
pengungkapan kompensasi manajemen kunci perusahaan yang sebagian besar sahamnya
ini. dimiliki oleh keluarga dan bukan bagian
Stalsa Frani Akmyga, Pengaruh Struktur Corporate Governance dan Kualitas... 32

dari kelompok usaha menunjukkan struktur 2. Proksi kepemilikan manajerial meng-


CG yang relatif lebih mampu mendorong gunakan variabel dummy sehingga mung-
manajemen untuk dapat memberikan kin tidak merepresentasikan pengaruh kepe-
informasi keuangan yang bersifat wajib di milikan manajerial. Penelitian selanjutnya
laporan keuangannya dalam rangka menjaga dapat menggunakan persentase kepemilikan
reputasi perusahaan. Hal ini bisa menjadi manajerial pada perusahaan sehingga dapat
pertimbangan bagi investor untuk melihat lebih menunjukkan pengaruh kepemilikan
struktur kepemilikan keluarga dan kelompok manajerial terhadap pengungkapan kom-
usaha sebagai pertimbangan keputusan pensasi manajemen kunci di laporan
investasi. Selain itu, efektivitas komite audit keuangan.
juga dapat meningkatkan internal control 3. Penelitian ini hanya menggunakan
perusahaan dan mendorong manajerial untuk data perusahaan non keuangan.
memberikan informasi keuangan dengan Penelitian selanjutnya diharapkan dapat
lebih baik. Hasil ini menunjukkan bahwa menggunakan data perusahaan keuangan
keberadaan komite audit sangat penting agar dapat mengungkap faktor determinan
dalam praktik internal control dan penyajian pengungkapan kompensasi manajemen
kunci di laporan keuangan pada perusahaan
informasi keuangan sehingga diharapkan
keuangan sekaligus melihat konsistensi
perusahaan dapat selalu mengembangkan
penelitian pada perusahaan keuangan.
efektivitas komite audit melalui pemenuhan
4. Penelitian hanya menggunakan data satu
kriteria komite audit berdasarkan Peraturan
tahun sehingga data tidak cukup beragam.
BEI No. KEP-305/BEJ/07-2004 dan Peraturan
Untuk itu, penelitian selanjutnya dapat
Bapepam LK No. IX.I.5. Begitu pula dengan menggunakan periode observasi yang lebih
kualitas audit, yang diukur dengan proksi Big 4 panjang.
dan non Big 4, menunjukkan bahwa pemilihan
auditor eksternal dapat mendorong struktur DAFTAR PUSTAKA
CG eksternal yang efektif sehingga dapat
meningkatkan transparansi pengungkapan di Agca, A. and S. Onder. 2007. Voluntary
laporan keuangan. Disclosure in Turkey: A Study on
Firms Listed in Istanbul Stock Exchnge
Keterbatasan dan Saran untuk Penelitian (ISE). Problems and Perspective in
Selanjutnya Management, 5 (3), 241-286.
Penelitian yang dilakukan tidak terlepas Al-Akra, M. and P. Hutchinson. 2012. Family
dari adanya beberapa keterbatasan. Oleh Firm Disclosure and Accounting Reform.
karena itu, diharapkan penelitian-penelitian Research in Accounting Regulation, 25
yang sejenis berikutnya dapat meminimalisasi (1), 101-107.
keterbatasan-keterbatasan yang ada. Berikut Ali, A., T. Y. Chen, and S. Radhakrishnan.
beberapa keterbatasan penelitian ini dan saran 2007. Corporate Disclosures by Family
untuk penelitian selanjutnya yaitu: Firms. Journal of Accounting and
1. Proksi kepemilikan manajerial di riset ini Economics, 44 (1-2), 238-286.
belum memisahkan antara kepemilikan Alseed, K. 2006. The Association between
yang dimiliki manajemen yang berasal Firm-Specific Characteristics and
dari pemegang saham pengendali dengan Disclosure: The Case of Saudi Arabia.
yang tidak berasal dari pemegang saham Managerial Auditing Journal, 21 (5),
pengendali. Riset selanjutnya perlu 476-496.
membedakan hal tersebut karena manajemen Anderson, R. C. and D. M. Reeb. 2003.
yang tidak berasal dari pemegang saham Founding-Family Ownership and Firm
pengendali akan memiliki perilaku yang Performance: Evidence from the S&P
berbeda dengan manajemen yang berasal 500. The Journal of Finance, 58 (3),
dari pemegang saham pengendali. 1301-1328.
33 Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia, Juni 2015, Vol. 12, No. 1, hal 19 - 36

Arifin, Z. 2003. Masalah Agensi dan Mekanisme Faccio, M., L. Lang, and L. Young. 2001.
Kontrol pada Perusahaan dengan Dividends and Expropriation. American
Struktur Kepemilikan Terkonsentrasi Economic Review, 91 (1), 54–78.
yang Dikontrol Keluarga: Bukti dari Farahmita, A. 2012. Pengaruh Struktur Corporate
Perusahaan Publik di Indonesia. Governance terhadap Pengungkapan
Disertasi, Universitas Indonesia. Kompensasi Manajemen Kunci di
Badan Pengawas Pasar Modal dan Laporan Laporan Keuangan: Studi atas Revisi
Keuangan. 2004. Peraturan Nomor PSAK No. 7 (2010). Working Paper,
IX.I.5 tentang Pembentukan dan Universitas Indonesia.
Pelaksanaan Kerja Komite Audit. Gao, L. and G. Kling. 2012. The Impact of
Jakarta: Badan Pengawas Pasar Modal Corporate Governance and External
dan Laporan Keuangan. Audit on Compliance to Mandatory
Bassett, M., P. S. Koh, and I. Tutticci. 2007.
Disclosure Requirements in China.
The Association between Employee
Journal of International Accounting,
Stock Option Disclosures and Corporate
Auditing and Taxation, 21 (1), 17-31.
Governance: Evidence from an Enhanced
Hermalin, B. E. and M. S. Weisbach. 2012.
Disclosure Regime. The British
Accounting Review, 39 (4), 303-322. Information Disclosure and Corporate
Bhattacharya, U. and M. Spiegel. 1991. Governance. The Journal of Finance, 67
Insiders, Outsiders, and Market (1), 195-233.
Breakdowns. The Review of Financial Hermawan, A. A. 2009. Pengaruh Efektivitas
Studies, 4 (2), 255-282. Dewan Komisaris dan Komite Audit,
Bursa Efek Indonesia. 2004. Peraturan Bursa Kepemilikan Keluarga, dan Peran
Efek Indonesia Nomor Kep-305/BEJ/07- Monitoring Bank terhadap Kandungan
2004 tentang Pencatatan Saham dan Informasi Laba. Disertasi, Universitas
Efek Bersifat Ekuitas Selain Saham yang Indonesia.
Diterbitkan oleh Perusahaan Tercatat. Ho, S. S. and K. S. Wong. 2001. A Study of
Jakarta: Bursa Efek Indonesia. the Relationship between Corporate
Claessens, S., S. Djankov, J. Fan, and L. Governance Structures and the Extent
Lang. 1999. Expropriation of Minority of Voluntary Disclosure.Journal of
Shareholders in East Asia. Working International Accounting, Auditing and
Paper, The World Bank. Taxation, 10 (2), 139-156.
Claessens, S., S. Djankov, and L. H. Lang. 2000. Ikatan Akuntan Indonesia. 2010. PSAK No. 7
The Separation of Ownership and Control tentang Pengungkapan Pihak Berelasi.
in East Asian Corporations. Journal of Jakarta: Ikatan Akuntan Indonesia.
Financial Economics, 58 (1), 81-112. Jensen, M. C. and W. H. Meckling. 1976.
Conyon, M. J. and L. He. 2011. Executive Theory of the Firm: Managerial Behavior,
Compensation and Corporate Agency Costs and Ownership Structure.
Governance in China. Journal of Journal of Financial Economics, 3 (4),
Corporate Finance, 17 (4), 1158-1175. 305-360.
Darus, F., R. Arshad, S. Othman, and K. Lo, A. W. and R. M. Wong. 2011. An
Jusoff. 2009. Influence of Institutional Empirical Study of Voluntary Transfer
Pressure and Ownership Structure
Pricing Disclosures in China. Journal
on Corporate Social Responsibility
of Accounting and Public Policy, 30 (6),
Disclosure.  Interdisciplinary Journal of
607-628.
Contemporary Research In Business, 1
Morck, R. and B. Yeung. 2003. Agency
(5), 123-150.
Problems in Large Family Business
DeAngelo, L. E. 1981. Auditor Size and Audit
Groups.  Entrepreneurship Theory and
Quality. Journal of Accounting and
Practice, 27 (4), 367-382.
Economics, 3 (3), 183-199.
Stalsa Frani Akmyga, Pengaruh Struktur Corporate Governance dan Kualitas... 34

Nelson, J. and M. Percy. 2004. The Quality


of Executive Stock Options Disclosures
in Australian Annual Reports. Working
Paper, Queensland University of
Technology.
Omar, B. and J. Simon. 2011. Corporate
Agregate Disclosure Practices in Jordan.
Advances in Accounting, incorporating
Advances in International Accounting,
27 (1), 166-186.
Organisation for Economic Co-operation and
Development. 2004. OECD Principles
of Corporate Governance. Paris:
Organisation for Economic Co-operation
and Development.
Siregar, S. V. dan S. Utama. 2008. Type of
Earnings Management and The Effect
of Ownership Structure, Firm Size,
and Corporate Governance Practices:
Evidence from Indonesia. The
International Journal of Accounting, 43
(1), 1-27.
Utama, M. 2004. Komite Audit, Good Corporate
Governance dan Pengungkapan
Informasi. Jurnal Akuntansi dan
Keuangan Indonesia, 1 (1), 61-79.
Wang, Y. Y. and H. W. Chen. 2004. Auditing
Quality and Accounting Information
Transparency Evidences from Chinese
Listed Corporations. Accounting
Research, 4, 9-15.
Wang, D. 2006. Founding Family Ownership
and Earnings Quality. Journal of
Accounting Research, 44 (3), 619-656.
Zhang, Y., J. Zhou, and N. Zhou. 2007. Audit
Committee Quality, Auditor Indepence,
and Internal Control Weaknesses.
Journal of Accounting and Public Policy,
26 (3), 300-327.
35 Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia, Juni 2015, Vol. 12, No. 1, hal 19 - 36

LAMPIRAN

Daftar Checklist Efektivitas Komite Audit (Hermawan 2009)


No Description Good Fair Poor
1-5 Asses the responsibilities fulfilled by the audit committee
during the year, include the following items:
1. Evaluating internal control
2. Propose auditor
3. Financial report review
4. Evaluating legal compliance
5. Prepare a complete audit committee report for disclosure
In each category, if responsibility is fulfilled, firms will
receive a ‘good’ score. If the responsibility is not fulfilled
or no information, the company will receive a ‘poor’ score.
Sumber: IICD (2005)
6 How many meetings were held during the year?
If the audit committee meets more than six times, the firm
will earn a ‘good’ score. If 4-6 meeting, the firm will earn a
‘fair’ score, while less than four times or no information will
be scored as ‘poor.’
Sumber: IICD (2005)
7 What is attendance performance of the audit committee
members during the year?
If the overall audit committee attendance or the year is
greater that 80%, the firm earns a ‘good’ score. If attendance
is 70%-80% receives a ‘fair’ score, and less than 70% or no
information receives a ‘poor’ score.
Sumber: IICD (2005)
8 Does the audit committee evaluate the scope, accuracy, and
cost effectivenes, independency and objectivity of external
auditor?
If the audit committee evaluates all of the items, the firm has
a ‘good’ score. If only some part of the items was evaluated,
the score will be ‘fair’ and if none of the items was evaluated,
the score will be ‘poor.’
Sumber: Lampiran Kep-339/BEJ/07-2001
9 What is the size of the audit committee?
If there are 3 person in the audit committee the score will
be ‘fair,’ and if there is more than 3 person in the audit
committee, the score will be ‘good.’ If there is no information,
the score will be ‘poor.’
Sumber: Lampiran Kep-339/BEJ/07-2001
Stalsa Frani Akmyga, Pengaruh Struktur Corporate Governance dan Kualitas... 36

10 Does the audit committee have an accounting background?


If the company has more than 1 person with accounting
background, the firm will earn a ‘good’ score. If the company
has only 1 person with accounting background, the firm will
earn a ‘fair’ score, and if none has accounting background
or no information, the score will be ‘poor.’
Sumber: Dwaliwal et al. (2007)
11 What is the average age of the audit committee?
If the average age of the audit committee is more than 40
years old, the company will received a ‘good’ score. If the
average age of the audit committee is between 30 and 40
years old, the score is ‘fair’ and if the average age is below
30 years old, the score will be ‘poor.’
Sumber: Anderson et al (2004)
TOTAL

Anda mungkin juga menyukai