Anda di halaman 1dari 9

STUDI PERENCANAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH DI

DESA SERANG KECAMATAN PANGGUNGREJO KABUPATEN


BLITAR
Swesty Ari Donya1, Ery Suhartanto2, Very Dermawan2
1
Mahasiswa Program Sarjana Teknik Jurusan Pengairan Universitas Brawijaya
2
Dosen Teknik Pengairan Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
Teknik Pengairan Universitas Brawijaya-Malang, Jawa Timur, Indonesia
Jl. MT. Haryono 167 Malang 65145 Indonesia
hidayatalvan@yahoo.com

ABSTRAK
Kabupaten Blitar saat ini memiliki 37 desa rawan air dari 73 desa yang ada. Kecamatan
Panggungrejo memiliki desa rawan air paling banyak sekitar 43% dari total desa yang ada. Tingkat pelayanan
air minum yang dikelola swakelola masyarakat (PAMDES) masih sangat rendah yaitu 37%, dengan kualitas
pelayanan yang belum memadai baik kuantitas maupun kontinuitasnya.
Kajian ini bertujuan untuk mengetahui ketersediaan air sumber sampai dengan tahun 2029 dan
kondisi hidrolis yang ada. Simulasi jaringan pipa dilakukan dengan bantuan program WaterCAD V8 XM
Edition. Besarnya kebutuhan air disesuaikan dengan permintaan daerah yang dilayani.
Diketahui total debit yang tersedia di RD Sumber Gemplah sebesar 5,0 liter/detik. Berdasarkan
analisa hasil perhitungan diketahui bahwa besar total debit untuk bisa melayani 100% kebutuhan penduduk
sebesar 6,06 liter/detik untuk daerah pelayanan RD Sumber Gemplah. Perhitungan dilakukan dengan simulasi
kondisi tidak permanen dengan kebutuhan air berubah sesuai dengan kebutuhan tiap jamnya.
Berdasarkan hasil akhir simulasi, dengan menggunakan program WaterCAD V8 XM Edition, bahwa
sistem jaringan pipa dapat berjalan dengan baik. Hal ini berdasarkan kondisi tekanan, kecepatan dan headloss
yang sudah sesuai dengan syarat perencanaan dan volume tandon yang mampu untuk memenuhi kebutuhan air
bersih di daerah studi.

Kata kunci: air bersih, jaringan pipa, jaringan perpipaan, simulasi program

ABSTRACT
Blitar Regency currently has 37 villages that was lacking on clean water out of the 73 villages that
could be found in that Regency. District Panggungrejo has the most water-prone villages which was about 43%
of the total villages. The level of water supply provided by PAMDES was still very low which was 37%, with a
quality of service that has not been adequate in both quality and continuity.
This study aim to determine the availability of water supply until 2029 and the condition of the existing
hydraulic. Pipeline simulation carried out with the help of the program WaterCAD V8 XM Edition. The amount
of water needs was adjusted to the demand of the area served.
It was given that the total discharge available in RD Sumber Gemplah at 5,0 liters/second and in the
RD Kubu at 33 liters/second. Based on the analysis of the calculation result, it was known that the total
discharge to fulfil 100% demand was 6,061 liter/second for RD Sumber Gemplah. The calculation was done by
simulating an Extended Period Simulation (EPS) where it provided acceptable levels of service over a period
hours based on the demands.
Based on the result of the simulation, with the used of WaterCAD V8 XM Edition, the pipeline runned
perfectly. It was based on the conditions of pressure, velocity and headloss which were in accordance with the
requirements of planning and reservoir volume that has the capability to fulfil the demand in the study area.

Keywords: clean water, pipelines, piping. simulation program


1. PENDAHULUAN Salah satu usaha untuk memenuhi
kebutuhan air bersih di wilayah ini adalah
1.1. Latar Belakang
dengan memanfaatakan kapasitas debit
Penyediaan air bersih untuk masyarakat
sumber mata air Gemplah yang belum
mempunyai peranan yang sangat penting
termanfaatkan secara maksimal, yang ter-
dalam meningkatkan kesehatan lingkungan
letak di Desa Serang Kec. Panggungrejo
atau masyarakat, yakni mempunyai peranan
Kabupaten Blitar. Untuk itu dibuatlah
dalam menurunkan angka penderita penyakit
perencanaan/pengembangan sistem jaringan
khususnya yang berhubungan dengan air,
pipa untuk distribusi air pada daerah
dan berperan dalam meningkatkan standar
tersebut. Sistem distribusi yang kurang baik
atau kualitas hidup masyarakat.
disebabkan oleh adanya perencanaan yang
Sampai saat ini penyediaan air bersih
kurang memperhatikan peningkatan pola
untuk masyarakat di Indonesia masih di-
kebutuhan konsumen.
hadapkan pada beberapa permasalahan yang
Analisa hidraulika yang dilakukan pada
cukup kompleks dan sampai saat ini masih
sistem jaringan pipa adalah pengaruh tinggi
belum dapat diatasi sepenuhnya. Salah satu
tekan hidraulik dan diameter pipa yang harus
masalah yang masih dihadapi sampai saat ini
cukup untuk mengalirkan debit sesuai
yakni masih rendahnya tingkat pelayanan air
dengan yang dibutuhkan. Oleh karena elevasi
bersih untuk masyarakat.
sumber air pada perencanaan ini berada
Komponen utama sistem distribusi air
dibawah daerah layanan, maka diperlukan
bersih adalah sistem jaringan pipa, yaitu
pompa untuk mengalirkan debit menuju
jaringan yang digunakan untuk mendistri-
daerah layanan.
busikan air kepada masyarakat. Aliran dapat
terjadi karena adanya beda tinggi tekanan di
1.3. Tujuan
ke dua tempat, tekanan di-akibatkan oleh
Adapun tujuan dari pelaksanaan studi ini
perbedaan elevasi muka air atau akibat dari
adalah untuk:
penggunaan pompa yang seringkali diguna-
1. Memperoleh debit kebutuhan air bersih di
kan untuk mengalirkan air dari tempat ren-
Desa Serang Kecamatan Panggungrejo
dah ke tempat yang lebih tinggi.
Kabupaten Blitar.
Dalam “Studi Perencanaan Sistem
2. Memperoleh perencanaan jaringan dis-
Penyediaan Air Bersih Di Desa Serang
tribusi air bersih sampai tahun 2029
Kecamatan Panggungrejo Kabupaten Blitar”,
dengan menerapkan model simulasi de-
Kajiannya secara teknis merupakan suatu
ngan bantuan program WaterCAD V8 XM
sistem jaringan yang melayani Desa Serang
Edition.
Kecamatan Panggungrejo Kabupaten Blitar.
3. Memperoleh kondisi hidrolis sistem
jaringan distribusi air bersih untuk me-
1.2. Identifikasi Masalah
menuhi kebutuhan di Desa Serang Ke-
Pada saat ini kebutuhan air bersih untuk
camatan Panggungrejo Kab. Blitar.
air minum termasuk mandi, cuci, dan kakus
4. Agar penulis mempunyai keahlian dalam
(MCK) di Desa Serang Kec. Panggungrejo
menyelesaikan suatu permasalahan jari-
Kabupaten Blitar mengandalkan bantuan
ngan air bersih dengan menggunakan soft-
jaringan Program Nasional Pemberdayaan
ware WaterCAD.
Masyarakat (PNPM), memanfaatkan sumber
mata air Gemplah dan pada saat musim
2. KAJIAN PUSTAKA
kemarau selalu mengalami kekeringan.
2.1. Proyeksi Pertumbuhan Jumlah
Dengan tidak dapat dijaminnya ke-
Penduduk
langsungan ketersediaan air minum khu-
Agar dapat menentukan kebutuhan air
susnya pada musim kemarau maka pe-
bersih pada masa mendatang perlu terlebih
ngadaan penyediaan air minum di daerah ini
dahulu diperhatikan keadaan yang ada pada
sangat mendesak.
saat ini dan proyeksi jumlah penduduk di
masa mendatang Metode yang digunakan yang tersambung dengan diameter yang
untuk memproyeksikan jumlah penduduk di sama, maka pipa tersebut dalam hubungan
masa mendatang yaitu: seri, pemasangan pipa secara seri akibat
1. Metode Eksponensial adanya dari perbedaan ukuran akan
2. Metode Geometrik menimbulkan beberapa kehilangan tinggi
3. Metode Aritmatik (Priyantoro, 1991:49)
2.2. Kebutuhan Air Bersih
Kebutuhan air adalah jumlah air yang
dipergunakan secara wajar untuk keperluan
pokok mausia (domestik) dan kegiatan-
kegiatan lainnya yang memerlukan air. Pada
umumnya banyak diperlukan oleh ma-
syarakat untuk memenuhi kebutuhan sehari-
hari. Gambar 1. Pipa hubungan seri
Pemakaian air oleh masyarakat tidak Sumber: Dake 1985:78
terbatas pada keperluan domestik, namun Persamaan Kontinuitas (Triatmodjo,
untuk keperluan industri dan keperluan 1996:74):
perkotaan. Besarnya pemakaian oleh ma- Q = Q1 = Q2 (2-1)
syarakat dipengaruhi oleh banyak faktor, dimana:
seperti tingkat hidup, pendidikan, tingkat Q = total debit pada pipa yang ter-
ekonomi dan kondisi sosial. Dengan de- pasang seri (m3/det)
mikian,dalam perencanaan suatu sistem Q1, Q2 = adalah debit pada pipa 1dan 2
penyediaan air, kemungkinan penggunaan air (m3/det)
dan variasinya haruslah diperhitungkan se- Sedangkan untuk total kehilangan tekanan
cermat mungkin (Linsley, 1996:91). pada pipa yang terpasang seri (Triatmodjo,
Macam kebutuhan air bersih umumnya 1996:74):
dibagi atas dua kelompok yaitu: H = hf1 + hf2 (2-2)
1. Kebutuhan Domestik dimana:
2. Kebutuhan Non Domestik H = Total kehilangan tekan pada pipa
2.3. Hidrolika Pada Sistem Jaringan Pipa yang terpasang seri (m)
Air Bersih hf1,hf2 = Kehilangan pada tiap pipa (m)
Air di dalam pipa selalu mengalir dari 2.5. Kriteria Jaringan Pipa Air Bersih
tempat yang memiliki tinggi energi lebih Dalam perencanaan jaringan pipa harus
besar menuju tempat yang memiliki tinggi memenuhi kriteria-kriteria agar pada saat
energi lebih kecil. Aliran tersebut memiliki pengoperasian dapat berjalan sesuai dengan
tiga macam energi yang bekerja di dalamnya, standar yang ada. Adapun kriteria jaringan
yaitu (Priyantoro, 1991:5): pipa ditampilkan pada tabel di bawah ini.
1. Energi kinetik, yaitu energi yang ada Tabel 1. Kriteria jaringan pipa HDPE
1. Kecepatan 0,1-2,5 m/detik
pada partikel massa air sehubungan - Kecepatan kurang dari 0,1 m/detik
a. Diameter pipa diperkecil
b. Ditambahkan pompa
dengan kecepatannya. c. Elevasi hulu pipa hendaknya lebih tinggi
(disesuaikan di lapangan)
2. Energi tekanan, yaitu energi yang ada - Kecepatan lebih dari 2,5 m/detik
a. Diameter pipa diperbesar
pada partikel massa air sehubungan b. Elevasi pipa bagian hulu terlalu besar
dibandingkian dengan hilir
dengan tekanannya. 2. Headloss Gradient 0 – 15 m/km
- Headloss Gradient lebih dari 15 m/km
3. Energi ketinggian, yaitu energi yang Perubahan a. Diameter pipa diperbesar
b. Elevasi pipa bagian hulu terlalu besar
ada pada partikel massa air se- dibandingkan dengan hilir pipa
3. Tekanan 16 Bar (163,2 mH2O)
- Tekanan kurang dari 0 Bar
hubungan dengan ketinggiannya ter- a. Diameter pipa diperbesar
b. Ditambahkan pompa
hadap garis refrensi (datum line). c. Pemasangan pipa yang kedua di bagian atas,
sebagian atau keseluruhan dari panjang pipa
2.4. Pipa Hubungan Seri - Tekanan lebih dari 16 Bar (163,2 mH2O)
a. Diameter pipa diperkecil
Apabila dalam suatu saluran pipa terdiri b. Ditambahkna bangunan bak pelepas tekan
c. Pemasangan Pressure Reducer Valve (PRV)
dari pipa dengan ukuran yang bebeda-beda Sumber: SNI 06-4829-2005
Dalam perencanaan dimensi pipa harus Macam pompa pada dasarnya dibedakan
memenuhi ketentuan teknis sebagai berikut: menjadi tiga, yaitu: (De Gruyter, 1979)
a. Pipa harus direncanakan untuk me- a. Pompa yang mempunyai alat untuk
ngalirkan debit maksimum harian; mendorong air ke atas atau
b. Kehilangan tekanan dalam pipa tidak mempunyai sudu-sudu yang bergu-
lebih 30% dari total tekanan statis (head na untuk menaikkan air ke tempat
statis) pada sistem perpipaan dengan yang lebih tinggi.
pemompaan. Untuk sistem gravitasi, ke- b. Pompa rotodinamik
hilangan tekanan maksimum 5 m/1000 Prinsip kerjanya harus ada transfer
m. energi untuk menggerakkan alat se-
2.6.Perencanaan Sistem Pompa hingga menimbulkan kecepatan dan
Pompa adalah perangkat yang tekanan untuk menaikkan air.
mengubah tenaga mekanis menjadi tenaga c. Pompa positif
hidrolis (Linsley II, 1996:17) penggunaan Prinsip kerjanya mengikuti hukum
pompa mampu memberikan tambahan Boyle, yaitu air dimasukkan ke-
tekanan dalam suatu sistem jaringan dis- dalam rongga yang membesar, ke-
tribusi air bersih. Dengan adanya pompa mudian dengan membuat rongga
tinggi tekanan yang berkurang dapat di- menjadi sempit maka air akan ter-
naikkan kembali sehingga sistem dapat me- tekan selanjutnya dimanfaatkan un-
ngalirkan air ketempat pelayanan yang lebih tuk menaikkan air ke elevasi yang
tinggi dan jauh. Sehingga dalam operasinya lebih tinggi.
pompa harus dapat memenuhi tinggi tekan Untuk menaikkkan air pada sistem
yang dibutuhkan sistem. Apabila sebelum jaringan pipa dibutuhkan pompa yang
pompa dipasang telah ada aliran, maka fleksibel, maksudnya adalah mampu dalam
pompa dapat digunakan untuk me-nambah hal penyediaan debit dan perbedaan elevasi
kapasitas debitnya. Untuk menggunakan yang cukup besar antara muka air yang dihi-
pompa dalam pekerjaan konstruksi diper- sap terhadap daerah yang akan di dis-tribusi.
lukan pengetahuan dan perhitungan, bebe-
rapa faktor yang mempengaruhi perencanaan 3. METODOLOGI PENELITIAN
pompa diantaranya adalah: Pada bagian ini akan dibahas mengenai
 Debit yang tersedia metode penelitian untuk mengkaji sistem
 Fluktuasi keadaan air yang penyediaan air bersih pada daerah kajian.
dipompa Untuk mengkaji sistem tersebut diperlikan
 Total head yang diperlukan suatu tahapan penelitian yaitu dengan cara
 Letak pompa terhadap titik mengumpulkan data-data teknis dan pendu-
pengambilan kungnya.
 Jumlah air yang harus dipompa Adapun data-data yang diperlukan dalam
 Ukuran dan panjang pipa transmisi kajiannya antara lain sebagai berkut:
 Sambungan, percabangan dan klep-  Data kondisi daerah studi
klep yang ada untuk kelancaran  Data teknis sistem jaringan distribusi air
operasi. bersih
Faktor ukuran, panjang pipa sam-  Data jumlah penduduk yang akan di-
bungan serta percabangan digunakan dalam layani
perhitungan kehilangan tinggi tekan sepan- Data yang terkumpul selanjutnya digu-
jang aliran. nakan untuk menghitung dan melakukan pe-
rencanaan sistem penyediaan air bersih pada
2.7.Macam Pompa daerah kajian.
Pompa mempunyai beberapa macam bentuk Secara posisi sumber mata air Gemplah
dan sifat tergantung dari prinsip kerjanya. adalah 8°17'33.11"S, 112°14'55.18"T dan
Elevasi dari hasil Google Earth +99 m,
terletak di desa Serang Kecamatan Pang- Pada studi ini perhitungan proyeksi
gungrejo dengan kondisi topografi tersebut, penduduk dilakukan sampai dengan 15 tahun
maka untuk mengalirkan air baku agar kedepan mulai dari tahun 2014 sampai
sampai pada daerah layanan diperlukan dengan tahun 2029.
pompa untuk menaikan air sampai daerah 1.1. Proyeksi Kebutuhan Air Bersih
rencana. Besarnya debit pada site sumber Perhitungan Proyeksi kebutuhan air
mata air adalah sebesar 4,5-5,0 lt/dt. Panjang bersih pada unit Kecamatan Kubu Kabupaten
rencana jalur pipa air baku ± 2000 – 2600 m Karangasem sebagai berikut:
dari site ke lokasi pelayanan. A. Kebutuhan Domestik dan Non
Oleh karena adanya beda elevasi yang Domestik
cukup tinggi, sehingga dalam pemompaan Macam kebutuhan air bersih terdiri
dilakukan secara 2 (dua) tahap. Reservoir- dari 2 macam yaitu, kebutuhan do-
reservoir tersebut berfungsi menampung air mestik dan kebutuhan non domestik.
untuk dialirkan ke daerah layanan terdekat Berdasarkan beberapa faktor dari le-
maupun dipompa kembali menuju daerah tak geografis maupun kondisi sosial
layanan yang memiliki elevasi lebih tinggi. ekonominya Desa Serang termasuk
dalam golongan Desa kecil (jumlah
4. HASIL DAN PEMBAHASAN penduduk pada tahun 2029 dibawah
10.000 jiwa) dengan asumsi kebu-
4.1. Proyeksi Jumlah Penduduk
tuhan air bersih sebesar 60 li-
Perhitungan proyeksi penduduk dapat
ter/orang/hari. Sedangkan kebu-tuhan
dilakukan dengan 3 metode, yaitu metode
non domestik ditujukan untuk ber-
geometrik, metode aritmatik, dan metode
bagai fasilitas umum, berdasarkan
eksponensial. Setelah diketahui hasil dari
Permen PU Tentang Penyelenggaraan
perhitungan masing-masing metode, diten-
Pengembangan SPAM tingkat pela-
tukan pula nilai dari standart deviasi dan
yanan air untuk kebutuhan non do-
koefisien korelasi (r) dari masing-masing
mestik sebesar 15% dari kebutuhan
metode, untuk menentukan metode mana
domestik.
yang akan di pakai untuk menghitung
B. Fluktuasi Kebutuhan Air
proyeksi kebutuhan air. Kriteria penentuan
Besarnya pemakaian air pada daerah
metode proyeksi penduduk yang dipilih
studi berbeda pada setiap jamnya, hal
berdasarkan pada nilai koefisien korelasi
ini dikarenakan terjadinya fluktuasi
yang terbesar mendekati +1.
pada setiap jam yang dipengaruhi
Tabel 2. Proyeksi pertumbuhan penduduk
oleh pemakaian/faktor beban konsu-
Desa Serang tahun 2011 – 2029
Jumlah Penduduk (jiwa) men.
No. Tahun
Geometrik Aritmatik Eksponensial C. Kehilangan Air
1 2011 3863 3863 3863 Kehilangan air merupakan besar air
2 2012 3861 3861 3861 yang hilang selama proses pen-
3 2013 3866 3866 3866
4 2014 3868 3868 3868 distribusian air. Berdasarkan Permen
5
6
2015
2016
3869
3871
3869
3871
3869
3871
PU Tentang Penyelenggaraan Pe-
7 2017 3872 3872 3872 ngembangan SPAM kehilangan air
8 2018 3874 3874 3874
9 2019 3875 3875 3875
karena faktor teknis maksimal se-
10 2020 3877 3877 3877 besar 15% dan faktor nonteknis
11 2021 3878 3878 3878
12 2022 3880 3880 3880 mendekati nol.
13 2023 3881 3881 3881 Berdasarkan dari hasil perhitungan
14 2024 3883 3883 3883
15 2025 3884 3884 3884 kebutuhan air yang telah dilakukan, dida-
16 2026 3886 3886 3886
17 2027 3887 3887 3887
patkan total debit yang dibutuhkan untuk
18 2028 3889 3889 3889 memenuhi seluruh sambungan rumah sampai
19 2029 3890 3890 3890
tahun 2029 yang ada pada jalur RD Sumber
Sumber: Hasil Perhitungan
Gemplah sebesar 3,20 lt/dtk. Dengan debit
yang tersedia sebesar 5,0 liter/detik pada RD
Sumber Gemplah dan dari hasil perhitungan
yang didapat maka pada tahun 2029, kemam-
puan pelayanan debit sumber terhadap
kebutuhan air bersih pada saat jam puncak
adalah sebesar 82,43%.
Tabel 3. Rekapitulasi Kebutuhan Air Bersih
Desa Serang Tahun 2029

Gambar 4. Grafik debit pompa pada


Alternatif 1 RD Sumber Gemplah

1.2. Alternatif Skenario Operasi Jaringan


Distribusi Air Bersih
Alternatif 1: skenario 1 pompa, operasi
pompa 17 jam/hari dengan debit inflow 5 Gambar 5. Grafik Debit Inflow dan Outflow
liter/detik (pompa menyala 6 jam-an), pompa pada Alternatif 1 RD Sumber Gemplah
mulai beroperasi jam 04.00. Alternatif 2: skenario 1 pompa,
operasi pompa 15 jam dengan debit inflow 5
liter/detik (pompa menyala per 5 jam-an),
pompa mulai beroperasi jam 05.00.

Gambar 2. Grafik fluktuasi muka air dalam


tandon pada Alternatif 1 RD Sumber
Gemplah
Gambar 6. Grafik fluktuasi muka air dalam
tandon pada Alternatif 2 RD Sumber
Gemplah

Gambar 3. Grafik Perbandingan Volume Air


Total dengan Volume Air Effektif dalam Gambar 7. Grafik Perbandingan Volume Air
Tandon pada Alternatif 1 RD Sumber Total dengan Volume Air Effektif dalam
Gemplah Tandon pada Alternatif 2 RD Sumber
Gemplah
Gambar 8. Grafik debit pompa pada
Alternatif 2 RD Sumber Gemplah Gambar 12. Grafik fluktuasi muka air
dalam tandon pada Alternatif 1 RD
Sumber Gemplah

Gambar 9. Grafik Debit Inflow dan Outflow


pada Alternatif 2 RD Sumber Gemplah
Alternatif 3: skenario 3 pompa,
operasi pompa 16 jam/hari dengan debit Gambar 13. Grafik Debit Inflow dan
inflow 5 liter/detik (pompa menyala per 5 Outflow Pada Alternatif 3 RD Sumber
jam-an), pompa mulai beroperasi jam 04.00. Gemplah

1.3. Hasil Simulasi Program WaterCAD


V8 XM Edition Pada Junction
Pada jaringan Reservoir Distribusi
Gemplah
 Alternatif 1
tekanan tertinggi diperoleh pada jam
00.00 sebesar 2,349 BARS (23,950
m) dan tekanan terendah pada jam
07.00 sebesar 2,177 BARS (22,204
Gambar 10. Grafik fluktuasi muka air dalam m), hasil ini sudah sesuai dengan SNI
tandon pada Alternatif 1 Sumber Gemplah di mana batas tekanan antara 0-16
BARS.

Gambar 11. Grafik Perbandingan Volume Air Gambar 14. Grafik Fluktuasi Tekanan J-85
Total dengan Volume Air Effektif Dalam Sumber: Hasil Analisa Program
Tandon Pada Alternatif 3 RD Sumber WaterCAD V8 XM Edition
Gemplah
 Alternatif 2
tekanan tertinggi diperoleh pada jam
00.00 sebesar 2,740 BARS (27,497
m) dan tekanan terendah pada jam
07.00 sebesar 2,459 BARS (25,081
m), hasil ini sudah sesuai dengan SNI
di mana batas tekanan antara 0-16
BARS.
Gambar 17. Grafik Fluktuasi Headloss
Gradient P-56
Sumber:Hasil Analisa Program WaterCAD
V8 XM Edition
Pada jaringan Reservoir Distribusi
Gemplah kecepatan tertinggi diperoleh pada
jam puncak yaitu jam 07.00 sebesar 0,610
m/detik dan kecepatan terendah pada jam
Gambar 15. Grafik Fluktuasi Tekanan J-34 00.40 sebesar 0,061 m/detik.
Sumber: Hasil Analisa Program
WaterCAD V8 XM Edition
 Alternatif 3
tekanan tertinggi diperoleh pada jam
00.00 sebesar 2,349 BARS (23,950
m) dan tekanan terendah pada jam
07.00 sebesar 2,233 BARS (22,775
m), hasil ini sudah sesuai dengan SNI
Gambar 18. Grafik Fluktuasi Kecepatan P-56
di mana batas tekanan antara 0-16
Sumber: Hasil Analisa Program
BARS.
WaterCAD V8 XM Edition

5. KESIMPULAN DAN SARAN


5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisa yang telah
dilakukan pada bab sebelumnya, maka dapat
diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Dari hasil perhitungan kebutuhan air
Gambar 16. Grafik Fluktuasi Tekanan J-85
bersih dapat diketahui dengan meng-
Sumber: Hasil Analisa Program
gunakan tandon mampu melayani
WaterCAD V8 XM Edition
penduduk sebesar 82,43% dengan
kehilangan air 25%. Sehingga besarnya
1.4. Hasil Simulasi Program WaterCAD
debit sumber yang tersedia sangat
V8 XM Edition Pada Pipa
mencukupi kebutuhan air bersih sampai
Pada jaringan Reservoir Distribusi
dengan tahun 2029.
Gemplah kemiringan garis gradien hidrolis
2. Untuk daerah distribusi RD Sumber
mengalami peningkatan yang cukup besar
Gemplah, alternatif 2 yang paling sesuai
pada pukul 04.00 - 07.00 yaitu dari 0,768
untuk pola operasi karena menggunakan
m/km menjadi 4,787 m/km. Penurunan
1 pompa dan lama operasi pompa yang
terjadi pukul 07.00 – 13.00 dari headloss
paling pendek sehingga memperingan
gradient 4,787 m/km menjadi 2,794 m/km.
kerja pompa. Meskipun sama-sama
Headloss gradient terbesar terjadi pada
sanggup memenuhi kebutuhan air bersih
pukul 07.00 sebesar 4,787 m/km.
penduduk, heda yang di butuhkan
pompa pada alternatif 2 lebih kecil
dibandingkan alternatif 1 dan alternatif 3 Anonim 2012. Kecamatan Panggungrejo
sehingga lebih efisien dalam pemba-
Dalam Angka. BPS dan BAPPEDA
ngunan.
3. Tekanan pada semua junction memenuhi Kabupaten Panggungrejo.
persyaratan batas tekan maksimum
Bentley Methods. 2007. User’s Guide
HDPE (0-16 bars).
5.2. Saran WaterCAD v8 for Windows WATERBUY
Untuk mendapatkan hasil yang baik
CT. USA: Bentley. Press.
dalam suatu perencanaan sistem jaringan
pipa, maka perlu diperhatikan hal-hal sebagai
Dake. JMK. 1985. Hidrolika Teknik.
berikut :
Terjemahan Oleh Endang P. Tacyhan
1. Ketersediaan data yang ada sangat
dan Y. P. Pangaribuan. Jakarta:
membantu dalam perencanaan sistem
Erlangga.
distribusi jaringan pipa.
2. Adanya kerjasama antara pihak yang De Gruyter. 2000. Pompa dan Kompresor.
bertanggung jawab serta penduduk Jakarta: PT. Pradnya Paramitha.
sekitar unuk menjaga kelestarian sum-
DPU Ditjen Cipta Karya. 1987. Buku Utama
ber air dan fasilitas yang ada untuk
Sistem Jaringan Pipa. Diktat Kursus
menjaga kontinuitas dan kualitas mata
Perpipaan Departemen Pekerjaan
air tersebut.
Umum Direktoral Jeneral Cipta Karya
Direktorat Air Bersih. Jakarta :
UCAPAN TERIMA KASIH
Departemen Pekerjaan Umum,
1. Bapak Dr. Ery Suhartanto, ST,. MT dan
Direktoral Jenderal Cipta Karya,
Bapak Dr. Very Dermawan, ST,.MT.
Direktorat Air Bersih.
sebagai dosen pembimbing atas masukan,
arahan, bimbingan dan waktu yang Linsley, Ray K, dan Yoseph B. Franzini.
diluangkan untuk berdiskusi hingga dapat 1996. Teknik Sumber Daya Air. Jilid I.
terselesaikannya tugas akhir ini. Jakarta: Erlangga.
2. Ibu Dr. Ir. Endang Purwati, MP dan
Bapak Anggara, WWS, ST. M.Tech. Muliakusumah, Sutarsih. 1998. Proyeksi
sebagai dosen penguji yang memberikan Penduduk. Jakarta: Fakultas Ekonomi UI.
masukan dan arahan untuk kelengkapan Priyantoro, Dwi. 1991. Hidraulika Saluran
tugas akhir ini Tertutup. Malang: Jurusan Pengairan
Fakultas Teknik Universitas Brawijaya.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2005. SNI 06-4829-2005, Jakarta: Triatmojdo, Bambang. 1996. Hidraulika II.
Edisi kedua. Yogyakarta: Beta Offset.
Badan Standarisasi Nasional

Anda mungkin juga menyukai