Anda di halaman 1dari 10

HUBUNGAN KELAS IBU HAMIL TERHADAP KUNJUNGAN K4 DI

WILAYAH KERJA UPTD PUSKESMAS PANYINGKIRAN


KABUPATEN MAJALENGKA
TAHUN 2016

ABSTRAK

Efektifitas pelayanan antenatal tidak hanya diukur berdasarkan dari keberhasilan


cakupan K4 saja tetapi perlu keteraturan dalam melakukan kunjungan agar informasi
yang penting bagi ibu hamil dapat tersampaikan. Cakupan K4 di wilayah kerja UPTD
Puskesmas Panyingkiran pada tahun 2015 yaitu sebesar (14,01%). Tujuan penelitian ini
adalah untuk mengetahui hubungan kelas ibu hamil terhadap kunjungan k4 di wilayah
kerja UPTD Puskesmas Panyingkiran Kabupaten Majalengka Tahun 2016.
Penelitian ini merupakan penelitian descriptive correlation menggunakan
rancangan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu hamil
trimester III di wilayah kerja UPTD Puskesmas Panyingkiran bulan Januari tahun 2016
sebanyak 47 orang. Instrument penelitian yang digunakan adalah kuesioner. Analisis
data meliputi analisis univariat menggunakan distribusi frekuensi dan analisis bivariat
menggunakan uji chi square dengan α = (0,05).
Hasil penelitian menunjukkan sebesar 28,6% ibu hamil tidak lengkap dalam
melakukan Kunjungan K4. Sebanyak (26.0%) ibu hamil tidak mengikuti kelas ibu
hamil. Ada hubungan antara kelas ibu hamil dengan kunjungan K4 ibu hamil di wilayah
kerja UPTD Puskesmas Panyingkiran Kabupaten Majalengka Tahun 2016, dengan p
value (0,002)
Saran diajukan bagi petugas kesehatan agar melakukan kunjungan rumah ibu
hamil yang berada di wilayah kerja binaanya untuk mengetahui dan mendapatkan data
kunjungan ibu hamil. Ibu hamil secara rutin agar mengikuti kelas ibu hamil dan
memeriksakan kehamilannya untuk mendeteksi adanya kelainan yang membahayakan
ibu dan janinnya.

Kata Kunci : Kelas Ibu Hamil, Kunjungan ANC


PENDAHULUAN Cakupan K4 di Indonesia pada
Program kesehatan ibu dan anak tahun 2005-2011 cenderung meningkat
yang telah dilaksanakan selama ini dari 77,10% pada tahun 2004
bertujuan untuk meningkatkan status meningkat menjadi 86,70% pada tahun
derajat kesehatan ibu dan anak serta 2014. Cakupan K4 pada tahun 2014
menurunkan Angka Kematian Ibu telah mencapai target rencana strategis
(AKI) dan Angka Kematian Bayi Kementerian Kesehatan (renstra) yaitu
(AKB) melalui pelayanan kesehatan ibu sebesar (84%) (Departemen Kesehatan
dan anak. Pelayanan kesehatan RI, 2014). Sedangkan di Propinsi Jawa
diperkirakan dapat menurunkan angka Barat pada tahun 2014, dari jumlah ibu
kematian ibu dan anak sampai 20% hamil sebanyak 1.039.072 yang
namun dengan sistem rujukan yang melakukan kunjungan K4 sebanyak
efektif, angka kematian dapat ditekan 906.651 atau sebesar (87,26%). Hal itu
sampai 80%. Menurut United Nations menunjukkan bahwa cakupan K4 di
Children's Fund (UNICEF) 80% Propinsi Jawa Barat masih dibawah
kematian ibu dan perinatal terjadi di target yang diharapkan 95%
rumah sakit rujukan (Asmoro, 2009). (Departemen Kesehatan RI, 2010).
Menurut SDKI Angka Kematian Berdasarkan data Dinas
Ibu (AKI) di Indonesia pada tahun 2012 Kesehatan Kabupaten Majalengka
berada pada angka 359 per 100.000 Cakupan K4 pada tahun 2014 belum
kelahiran hidup dan Angka Kematian tercapai yaitu sebesar 87,0%% dari
Bayi (AKB) berkisar 32 per 1000 target yang ditetapkan 95%. Pada tahun
kelahiran hidup. Selain itu kesepakatan 2014 cakupan ibu hamil yang
Global Millenium Development Goals memeriksakan ANC (K4) yang terendah
(MDGs) menargetkan AKI di Indonesia berada di wilayah kerja UPTD
dapat diturunkan menjadi 102 per Puskesmas Panyingkiran Kabupaten
100.000 kelahiran hidup pada tahun Majalengka yaitu sebesar 66,2% dari
2015 (Departermen Kesehatan RI, target 95% (Dinas Kesehatan
2014). Kabupaten Majalengka, 2014).
Angka Kematian Ibu (AKI) Hasil studi pendahuluan
untuk Propinsi Jawa Barat pada tahun didapatkan data jumlah ibu hamil
2012 sebesar 259 per 100.000 kelahiran Trimester III di wilayah kerja UPTD
hidup dan Angka Kematian Bayi (AKB) Puskesmas Panyingkiran pada tahun
di Jawa Barat pada tahun 2012 2015 sebanyak 371 orang, sedangkan
mencapai 35 per 1000 kelahiran hidup . yang melakukan K4 pada bulan
Sedangkan menurut Dinas Kesehatan Desember 2015 sebanyak 52 ibu hamil
Majalengka jumlah kematian ibu atau sebesar (14,01%). Efektifitas
sebanyak 98 orang dari 21.390 pelayanan antenatal tidak hanya diukur
kelahiran hidup (Dinkes Majalengka, berdasarkan dari keberhasilan cakupan
2014). K4 saja tetapi perlu keteraturan dalam
Salah satu upaya intervensi yang melakukan kunjungan agar informasi
efektif untuk menurunkan angka yang penting bagi ibu hamil dapat
kematian ibu dan bayi di sektor tersampaikan. Salah satu upaya untuk
kesehatan adalah perbaikan kualitas meningkatkan kunjungan K4 adalah
pelayanan antenatal dimana upaya ini dengan sosialisasi pelaksanaan kelas ibu
dapat memberikan kontribusi penurunan hamil.
AKI dan AKB lebih kurang 10% Kegiatan kelas ibu hamil
(Departemen Kesehatan RI, 2010). merupakan sarana untuk belajar
kelompok tentang kesehatan bagi ibu penggunaan pelayanan kesehatan,
hamil, dalam bentuk tatap muka yang adanya pengetahuan tentang manfaat
bertujuan meningkatkan pengetahuan pelayanan antenatal selama kehamilan
dan ketrampilan ibu-ibu mengenai akan menyebabkan sikap yang positif.
kehamilan, persalinan, perawatan nifas Selanjutnya sikap positif akan
dan perawatan bayi baru lahir, melalui mempengaruhi niat untuk ikut serta
praktik dengan menggunakan buku KIA dalam pemeriksaan kehamilan sampai
(Kesehatan Ibu anak) (Depkes, 2009). kunjungan ke 4 (K4). Kegiatan yang
Kelas ibu hamil adalah sudah dilakukan inilah disebut perilaku.
kelompok belajar ibu-ibu hamil dengan Pada ibu hamil yang tidak mengikuti
umur kehamilan antara 4 minggu s/d 36 kelas ibu hamil cenderung memiliki
minggu (menjelang persalinan) dengan pengetahuan kurang sehingga akan
jumlah peserta maksimal 10 orang. Di berdampak pada pelaksanaan kunjungan
kelas ini ibu-ibu hamil akan belajar K4 yang kurang maksimal.
bersama, diskusi dan tukar pengalaman Berdasarkan latar belakang
tentang kesehatan Ibu dan anak (KIA) diatas penulis tertarik untuk melakukan
secara menyeluruh dan sistimatis serta penelitian yang berjudul “Hubungan
dapat dilaksanakan secara terjadwal dan Kelas Ibu Hamil Terhadap Kunjungan
berkesinambungan. Kelas ibu hamil K4 di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas
difasilitasi oleh bidan/tenaga kesehatan Panyingkiran Kabupaten Majalengka
dengan menggunakan paket Kelas Ibu Tahun 2016”
Hamil yaitu Buku KIA, Flip chart
(lembar balik), Pedoman Pelaksanaan RUMUSAN MASALAH
Kelas Ibu Hamil, Pegangan Fasilitator Cakupan K4 di wilayah
Kelas Ibu Hamil dan Buku senam Ibu
Hamil. kerja UPTD Puskesmas
Manfaat kelas ibu hamil
menurut Depkes RI (2009) diantaranya Panyingkiran pada tahun 2015 yaitu
adalah materi diberikan secara
menyeluruh dan terencana sesuai sebesar (14,01%). Maka rumusan
dengan pedoman kelas ibu hamil yang
memuat mengenai kehamilan, masalah dalam penelitian ini adalah
perawatan kehamilan, persalinan,
perawatan nifas, perawatan bayi baru bagaimana ”Hubungan kelas ibu
lahir, mitos, penyakit menular seksual
dan akte kelahiran. Waktu pembahasan hamil terhadap kunjungan k4 di
materi menjadi efektif karena pola
penyajian materi terstruktur dengan wilayah kerja UPTD Puskesmas
baik. Dilakukan evaluasi terhadap
petugas kesehatan dan ibu hamil dalam Panyingkiran Kabupaten
memberikan penyajian materi sehingga
dapat meningkatkan kualitas sistim Majalengka Tahun 2016”?
pembelajaran.
Hubungan kelas ibu hamil
terhadap kunjungan K4 seperti yang
dijelaskan Supriadi (2008) bahwa dalam
memanfaatkan kelas ibu hamil
dipengaruhi perilaku individu dalam
TUJUAN KHUSUS minggu) dan mendapatkan
a. Diketahuinya gambaran kelas ibu pelayanan 14 T setelah melewati
hamil di wilayah kerja UPTD K1.
Puskesmas Panyingkiran 3. K3 adalah
Kabupaten Majalengka Tahun 2016 kunjungan ibu hamil yang
b. Diketahuinya gambaran kunjungan memeriksakan kehamilannya pada
K4 di wilayah kerja UPTD trimester III (usia kehamilan 28 –
Puskesmas Panyingkiran 36 minggu) dan mendapatkan
Kabupaten Majalengka Tahun 2016 pelayanan 14 T setelah melewati
c. Diketahuinya hubungan kelas ibu K1 dan K2.
hamil terhadap kunjungan K4 di 4. K4 adalah
wilayah kerja UPTD Puskesmas kunjungan ibu hamil yang
Panyingkiran Kabupaten memeriksakan kehamilannya pada
Majalengka Tahun 2016 trimester III (usia kehamilan >36
minggu) dan mendapatkan
KUNJUNGAN IBU HAMIL pelayanan 14 T setelah melewati
Kunjungan ibu hamil yang K1, K2, dan K3.
memeriksakan kehamilannya adalah
sebanyak empat kali yang dikenal KUNJUNGAN K-4
dengan istilah Kunjungan pertama (K1), Menurut Prawirohardjo (2010)
kunjungan kedua ( K2), Kunjungan kunjungan ibu hamil yang keempat
ketiga (K3) dan Kunjungan keempat adalah kontak ibu hamil dengan tenaga
(K4). Satu kali pada triwulan pertama kesehatan yang keempat atau lebih
(sebelum 14 minggu), satu kali pada untuk mendapatkan pelayanan antenatal
triwulan kedua (antara 14 – 28 minggu), sesuai standar yang telah ditetapkan,
dan dua kali pada triwulan ketiga kunjungan dilakukan paling sedikit 4
(antara minggu 28 – 36 dan sesudah kali selama kehamilan yaitu : a) satu
minggu ke 36) (Departemen Kesehatan kali pada trimester I, b) satu kali pada
RI, 2009). Adapun uraiannya adalah trimester II. c) tiga kali pada trimester
sebagai berikut : III. Dengan indikator cakupan
1. K1 adalah kunjungan ibu hamil pelayanan ibu hamil (K-4) dapat
yang memeriksakan kehamilannya diketahui cakupan pelayanan antenatal
pada trimester I (sebelum usia secara lengkap (memenuhi standar
kehamilan 12 minggu) dengan pelayanan dan menepati waktu yang
jumlah kunjungan minimal satu kali ditetapkan), yang menggambarkan
dan mendapatkan pelayanan 14 T. tingkat perlindungan ibu hamil disuatu
K1 ini mempunyai peranan penting wilayah, disamping menggambarkan
dalam program kesehatan ibu dan kemampuan manajemen ataupun
anak yaitu sebagai indikator kelangsungan program KIA
pemantauan yang dipergunakan (Departemen Kesehatan RI, 2007).
untuk mengetahui jangkauan Dalam pengelolaan program KIA
pelayanan antenatal serta disepakati bahwa cakupan ibu hamil
kemampuan program dalam adalah cakupan kunjungan ibu hamil
menggerakkan masyarakat yang keempat. Cakupan K4 adalah
2. K2 adalah cakupan ibu hamil yang telah
kunjungan ibu hamil yang memperoleh pelayanan antenatal sesuai
memeriksakan kehamilannya pada dengan standar paling sedikit 4 kali
trimester II (usia kehamilan 12 – 28 selama kehamilan. Indikator ini dipakai
untuk menggambarkan tingkat memuat mengenai kehamilan,
perlindungan ibu hamil di suatu perawatan kehamilan, persalinan,
wilayah. Angka cakupan K4 diperoleh perawatan nifas, perawatan bayi
dari jumlah K4 dalam 1 tahun dibagi baru lahir, mitos, penyakit menular
jumlah sasaran ibu hamil di suatu seksual dan akte kelahiran.
wilayah dalam 1 tahun kali 100 % b. Penyampaian materi lebih
(Departemen Kesehatan RI, 2009). komprehensif karena ada persiapan
petugas sebelum penyajian materi.
KELAS IBU HAMIL c. Waktu pembahasan materi menjadi
Kelas ibu hamil merupakan sarana efektif karena pola penyajian materi
untuk belajar bersama tentang kesehatan terstruktur dengan baik
bagi ibu hamil, dalam bentuk tatap d. Dilaksanakan secara berkala dan
muka dalam kelompok yang bertujuan berkesinambungan.
untuk meningkatkan pengetahuan dan e. Dilakukan evaluasi terhadap petugas
keterampilan ibu-ibu mengenai kesehatan dan ibu hamil dalam
kehamilan, perawatan kehamilan, memberikan penyajian materi
persalinan, perawatan nifas, perawatan sehingga dapat meningkatkan
bayi baru lahir, mitos, penyakit menular kualitas sistim pembelajaran.
dan akte kelahiran. Setiap ibu hamil
diwajibkan memiliki buku KIA, karena METODOLOGI PENELITIAN
di buku ini terdapat beberapa informasi Jenis penelitian ini adalah
tentang kehamilan. Akan tetapi, tidak
semua informasi penting termuat di descriptive correlation yaitu penelitian
buku KIA. Untuk itu, dibentuklah
program kelas ibu hamil (Kemenkes RI, yang bertujuan untuk mengungkapkan
2011). Menurut Kemenkes RI (2011)
sasaran kelas ibu hamil, yaitu : hubungan korelatif antara variabel
a. Peserta Kelas Ibu Hamil
Peserta kelas ibu hamil sebaiknya independen dan variabel dependen
ibu hamil pada umur kehamilan 4
s/d 36 minggu, karena pada umur dengan menggunakan pendekatan cross
kehamilan ini kondisi ibu sudah
kuat, tidak takut terjadi keguguran, sectional yaitu jenis penelitian yang
efektif untuk melakukan senam
hamil. Jumlah peserta kelas ibu menekankan pada waktu pengukuran
hamil maksimal sebanyak 10 orang
setiap kelas. atau observasi data variabel independen
b. Suami/keluarga ikut serta minimal 1
kali pertemuan sehingga dapat dan variabel dependen hanya satu kali
mengikuti berbagai materi yang
penting, misalnya materi tentang dan secara bersamaan (Nursalam,
persiapan persalinan atau materi
yang lainnya. 2010). Populasi dan sampel dalam
Manfaat kelas ibu hamil menurut
Depkes RI (2009) diantaranya adalah penelitian ini adalah seluruh ibu hamil
a. Materi diberikan secara menyeluruh
dan terencana sesuai dengan trimester III di wilayah kerja UPTD
pedoman kelas ibu hamil yang
Puskesmas Panyingkiran bulan Januari kelas ibu hamil. Hasil tersebut

tahun 2016 sebanyak 47 orang atau menunjukkan bahwa kurang dari

total sampling. Analisis data dalam setengahnya ibu hamil di wilayah kerja

penelitian ini yaitu analisis univariat. UPTD Puskesmas Panyingkiran

Analisa univariat dimaksudkan untuk Kabupaten Majalengka tahun 2016,

mendeskripsikan masing-masing tidak mengikuti kelas ibu hamil.

variabel bebas dan variabel terikat. Tabel 4.2 Gambaran Kunjungan K4


ibu hamil
Analisa bivariate bertujuan untuk
Kunjungan K4 ibu hamil f %
melihat hubungan antara dua variabel
Tidak Lengkap 22 28.6
yaitu variabel bebas (independen) dan Lengkap 55 71.4
Total 77 100.0
variabel terikat (dependen). Uji yang
Berdasarkan tabel 4.2
dipakai adalah uji Chi- Square dengan didapatkan sebanyak 22 orang (28,6%)
ibu hamil tidak lengkap melakukan
batas kemaknaan ¿ = 0,05 atau kunjungan K4 dan sebanyak 55 orang
(71,4%) ibu hamil lengkap melakukan
derajat kebebasan df= 1. kunjungan K4. Hasil tersebut
menunjukkan kurang dari setengahnya
ibu hamil tidak lengkap melakukan
HASIL PENELITIAN kunjungan K4 di wilayah kerja UPTD
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Kelas Ibu Puskesmas Panyingkiran Kabupaten
Hamil Majalengka tahun 2016.
Tabel 4.3 Hubungan Antara Kelas Ibu
Kelas Ibu Hamil f % Hamil dengan Kunjungan K4
Tidak 47 61.0 Ibu Hamil
Ya 30 39.0
Kunjungan ANC
Total 77 100.0 (K4) p
Kelas Ibu Total
Tidak value
Hamil Lengkap
Lengkap
n % n % n %
Berdasarkan tabel 4.1
Ya 51 89.5 6 10.5 57 100 0,002
didapatkan sebanyak 47 orang (61,0%) Tidak 4 20.0 16 80.0 20 100
Total 55 71.4 22 28.6 77 100
tidak mengikuti kelas ibu hamil dan
Berdasarkan tabel 4.3 dapat
sebanyak 30 orang (39,0%) mengikuti dilihat bahwa dari 57 ibu hamil yang
mengikuti kelas ibu hamil sebanyak 51 daerah Panyingkiran didominasi
orang (89.5%) yang lengkap melakukan oleh lahan pertanian dan
kunjungan K4 ibu hamil dan dari 20 ibu perkebunan. Aktifitas ibu hamil
hamil yang tidak mengikuti kelas ibu didominasi oleh kegiatan berkebun
hamil ada sebanyak 4 orang (20.0%) dan mengolah sawah, sehingga
yang lengkap melakukan kunjungan K4. banyak sekali ibu hamil yang
Hasil ini menunjukkan bahwa proporsi mendahulukan pekerjaaanya
ibu hamil yang lengkap dalam dibandingkan dengan pemeriksaan
melakukan kunjungan K4 lebih tinggi kehamilannya.
pada ibu hamil yang mengikuti kelas Kunjungan keempat
ibu hamil dibandingkan dengan yang kehamilan merupakan salah satu
tidak mengikuti kelas ibu hamil. bentuk perilaku seorang ibu hamil.
Hasil perhitungan uji chi squrae Hal ini dijelaskan lebih lanjut
dengan α = 0,05 didapatkan nilai p menurut teori Notoatmodjo (2010).
value = 0,002. Hal ini berarti ada perilaku itu dilatarbelakangi atau
hubungan antara kelas ibu hamil dengan dipengaruhi oleh tiga faktor pokok
kunjungan K4 ibu hamil di wilayah yaitu faktor predisposisi
kerja UPTD Puskesmas Panyingkiran (predisposing faktor), faktor
Kabupaten Majalengka Tahun 2016. pendukung (enabling faktor) dan
faktor pendorong (reinforcing
PEMBAHASAN faktor). Yang termasuk faktor
1. Gambaran Kunjungan K4 ibu hamil predisposisi diantaranya : paritas,
di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas sikap, kepercayaan tradisi dan nilai,
Panyingkiran Kabupaten sedangkan yang termasuk faktor
Majalengka tahun 2016 pendukung adalah kesediaan sarana-
Berdasarkan hasil penelitian sarana kesehatan dan sumber daya,
didapatkan kurang dari setengahnya yang termasuk faktor pendorong
(28,6%) ibu hamil di wilayah kerja adalah sikap dan perilaku petugas
UPTD Puskesmas Panyingkiran kesehatan
Kabupaten Majalengka tahun 2016, Menurut Prawirohardjo
tidak lengkap dalam melakukan (2008) menjelaskan bahwa standar
kunjungan K4 ibu hamil. Pada ibu pemeriksaan dan pemantauan
hamil yang tidak lengkap dalam antenatal bertujuan untuk
melakukan kunjungan K4 ibu hamil memberikan pelayanan antenatal
dapat disebabkan karena berkualitas dan deteksi dini
ketidaktahuan ibu hamil tentang komplikasi kehamilan. Dengan
jadwal kunjungan K4 ibu hamil, pernyataan standar yang diharapkan
jarak ke pelayanan kesehatan yang adalah bidan memberikan sedikitnya
jauh, rendahnya tiangkat pendidikan 4x pelayanan antenatal, pemeriksaan
dan kurangnya akses informasi bagi meliputi anamnesis dan pemantauan
ibu hamil. ibu dan janin dengan seksama untuk
Berdasarkan data profil menilai apakah perkembangan
Puskesmas Panyingkiran berlangsung normal, bidan juga
menunjukkan bahwa sebanyak harus mengenal kehamilan
43,5% ibu hamil berpendidikan SD risti/kelainan, khususnya anemia,
dan SMP, sebanyak 36,7% ibu hamil kurang gizi, hipertensi, Penyakit
bekerja sebagai petani dan ibu Menular Seksual (PMS)/infeksi
rumah tangga. Secara geografis Human Immunodeficiency Virus
(HIV) memberikan pelayanan dan SMP, sebanyak 36,7% ibu hamil
imunisasi, nasehat dan penyuluhan bekerja sebagai petani dan ibu
kesehatan serta tugas terkait lainnya rumah tangga. Adapun cakupan
yang diberikan oleh Puskesmas. kelas ibu hamil selama tahun 2015
Mereka harus mencatat data yang adalah 67,2% hal ini menunjukkan
tepat pada setiap kunjungan. Bila masih banyak ibu hamil yang tidak
ditemukan kelainan, mereka harus mengikuti kelas ibu hamil.
mampu mengambil tindakan yang Kegiatan kelas ibu hamil
diperlukan dan merujuknya untuk merupakan sarana untuk belajar
tindakan selanjutnya. kelompok tentang kesehatan bagi
Upaya petugas kesehatan agar ibu hamil, dalam bentuk tatap muka
memotivasi ibu hamil untuk yang bertujuan meningkatkan
melakukan Kunjungan K4 ibu hamil pengetahuan dan ketrampilan ibu-
sesuai dengan jadwal Kunjungan K4 ibu mengenai kehamilan, persalinan,
ibu hamil. Ibu hamil hendaknya perawatan nifas dan perawatan bayi
mematuhi jadwal kunjungan dan baru lahir, melalui praktik dengan
berkonsultasi dengan bidan dalam menggunakan buku KIA (Kesehatan
pelaksanaan pemeriksaan Ibu anak) ( Depkes, 2009).
kehamilan. Ibu hamil agar secara Manfaat kelas ibu hamil
rutin melakukan kunjungan menurut Depkes RI (2009)
kehamilan sesuai anjuran petugas diantaranya adalah materi diberikan
kesehatan dan berkonsultasi dengan secara menyeluruh dan terencana
petugas kesehatan untuk jadwal sesuai dengan pedoman kelas ibu
kunjungan berikutnya. hamil yang memuat mengenai
2. Gambaran Kelas Ibu Hamil di kehamilan, perawatan kehamilan,
Wilayah Kerja UPTD Puskesmas persalinan, perawatan nifas,
Panyingkiran Kabupaten perawatan bayi baru lahir, mitos,
Majalengka tahun 2016 penyakit menular seksual dan akte
Berdasarkan hasil penelitian kelahiran.
didapatkan kurang dari setengahnya Dalam penelitian tentang
(26,0%) ibu hamil berkelas ibu tingkat kelas ibu hamil sangat
hamil kurang di wilayah kerja mempengaruhi perilaku seseorang
UPTD Puskesmas Panyingkiran yang menurut Notoatmodjo (2007),
Kabupaten Majalengka tahun 2016. apabila penerimaan perilaku baru
Pada ibu hamil yang tidak atau adopsi perilaku melalui proses
mengikuti kelas ibu hamil dapat seperti ini didasari oleh kelas ibu
disebabkan karena kesibukan dalam hamil, kesadaran dan sikap yang
bekerja, rendahnya dukungan dari positif, maka perilaku tersebut akan
suami dan ibu hamil jarang bersifat langgeng (long lasting).
melakukan konsultasi dengan Sebaliknya apabila perilaku itu tidak
petugas kesehatan. Hal ini akan didasari oleh kelas ibu hamil dan
berdampak pada rendahnya kesadaran maka tidak akan
kesadaran ibu hamil untuk berlangsung lama.
melakukan kunjungan K4 ibu hamil. Upaya petugas kesehatan
Berdasarkan data profil dalam meningkatkan kelas Ibu
Puskesmas Panyingkiran tahun 2015 Hamil dapat dilakukan dengan
menunjukkan bahwa sebanyak pemberian konseling secara rutin
43,5% ibu hamil berpendidikan SD dan memperbanyak sarana dan
prasaran informasi yang mudah atau adopsi perilaku melalui proses
dijangkau oleh ibu hamil. Ibu hamil seperti ini didasari oleh kelas ibu
agar lebih aktif lagi dalam mencari hamil, kesadaran dan sikap yang
informasi tentang ANC dan aktif positif, maka perilaku tersebut akan
dalam mengikuti kegiatan bersifat langgeng (long lasting).
konseling. Sebaliknya apabila perilaku itu tidak
3. Hubungan Antara Kelas ibu hamil didasari oleh kelas ibu hamil dan
dengan Kunjungan K4 ibu hamil di kesadaran maka tidak akan
Wilayah Kerja UPTD Puskesmas berlangsung lama.
Panyingkiran Kabupaten Upaya petugas kesehatan
Majalengka Tahun 2016. dalam meningkatkan kelas ibu hamil
Berdasarkan hasil penelitian dapat dilakukan dengan pemberian
didapatkan ada hubungan antara konseling secara rutin dan
kelas Ibu Hamil dengan kunjungan memperbanyak sarana dan prasaran
keempat (K4) di wilayah kerja informasi yang mudah dijangkau
UPTD Puskesmas Panyingkiran oleh ibu hamil. Ibu hamil agar lebih
Kabupaten Majalengka tahun 2016. aktif lagi dalam mencari informasi
Hal ini dapat dimengerti karena tentang ANC dan aktif dalam
pada ibu yang ibu hamil mengikuti mengikuti kegiatan kelas ibu hamil.
kelas ibu hamil dapat memahami
penitngnya kunjungan kehamilan, KESIMPULAN
sehingga lebih lengkap dalam
melakukan kunjungan kehamilan 1. Lebih dari setengahnya (61,0%) ibu
sesuai anjuran petugas kesehatan. hamil tidak mengikuti kelas ibu
Kelas ibu hamil merupakan hamil di wilayah kerja UPTD
sarana untuk belajar bersama Puskesmas Panyingkiran Kabupaten
tentang kesehatan bagi ibu hamil, Majalengka tahun 2016
dalam bentuk tatap muka dalam 2. Kurang dari setengahnya (28,6%)
kelompok yang bertujuan untuk ibu hamil tidak lengkap dalam
meningkatkan pengetahuan dan melakukan kunjungan K4 ibu hamil
keterampilan ibu-ibu mengenai di wilayah kerja UPTD Puskesmas
kehamilan, perawatan kehamilan, Panyingkiran Kabupaten
persalinan, perawatan nifas, Majalengka tahun 2016
perawatan bayi baru lahir, mitos, 3. Ada hubungan antara kelas ibu
penyakit menular dan akte hamil dengan kunjungan K4 ibu
kelahiran. Setiap ibu hamil hamil di wilayah kerja UPTD
diwajibkan memiliki buku KIA, Puskesmas Panyingkiran Kabupaten
karena di buku ini terdapat beberapa Majalengka Tahun 2016 dengan p
informasi tentang kehamilan. Akan value (0,002).
tetapi, tidak semua informasi
penting termuat di buku KIA. Untuk
itu, dibentuklah program kelas ibu
hamil (Kemenkes RI, 2011).
Dalam penelitian tentang SARAN
kelas ibu hamil sangat 1. Bagi ibu hamil
mempengaruhi perilaku seseorang Diharapkan dapat menjadi bahan
yang menurut Notoatmodjo (2007), masukan bagi masyarakat dan
apabila penerimaan perilaku baru khususnya ibu hamil, dalam
meningkatkan pemahaman- Diharapkan Kepala puskesmas
pemahaman dan manfaat melakukan mengadakan evaluasi setiap bulan
kunjungan K4 ibu hamil. Bagi ibu untuk program-program khususnya
hamil agar tetap melaporkan hasil KIA yaitu untuk hasil cakupan K4
pemeriksaan dari petugas kesehatan yang masih belum mencapai target
lain atau klinik pelayanan swasta ke yang di tetapkan dan kepala
bidan yang ada di wilayah tersebut puskesmas menginstuksikan ke
meskipun tidak melakukan setiap masing-masing bina wilayah
pemeriksaan di puskesmas atau di yaitu bidan desa untuk
bidan desa. mendokumentasikan hasil kunjungan
2. Bagi Puskesmas K4 ibu hamil yang tidak melakukan
pemeriksaan .

Anda mungkin juga menyukai