Anda di halaman 1dari 11

Available online at: http://journal.uny.ac.id/index.

php/jipi

Jurnal Inovasi Pendidikan IPA, 2 (1), 2016, 35-45

Pengembangan LKS Biologi Berbasis Masalah untuk Meningkatkan


Kemampuan Pemecahan Masalah dan Karakter Peduli Lingkungan

Inur Tivani 1 *, Paidi 2


12
Program Studi Pendidikan Sains, Program Pascasarjana, Universitas Negeri Yogyakarta. Jalan
Colombo No. 1, Karangmalang, Yogyakarta 55281, Indonesia
* Korespondensi Penulis. E-mail: kenzie_arsya@yahoo.com

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan LKS biologi berbasis masalah yang layak untuk
topik perubahan lingkungan/iklim dan daur ulang limbah serta mengetahui keefektifan penggunaan
LKS biologi berbasis masalah terhadap kemampuan pemecahan masalah dan karakter peduli
lingkungan siswa. Penelitian ini merupakan penelitian dan pengembangan menurut model Borg &
Gall. Data dikumpulkan melalui angket validasi LKS, angket karakter peduli lingkungan, soal
kemampuan pemecahan masalah, lembar observasi penilaian produk daur ulang limbah dan lembar
observasi keterlaksanaan pembelajaran. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa LKS biologi berbasis
masalah layak untuk topik perubahan lingkungan/iklim dan daur ulang limbah dilihat dari hasil
penilaian pada aspek kelayakan isi, kebahasaan, penyajian dan kegrafikan termasuk dalam kategori
sangat baik, LKS biologi berbasis masalah efektif digunakan untuk meningkatkan kemampuan
pemecahan masalah dan karakter peduli lingkungan siswa.
Kata Kunci: LKS biologi berbasis masalah, kemampuan pemecahan masalah, karakter peduli
lingkungan

Developing Problem-Based Biology Worksheet to Improve Problems Solving Skills


and Environment Care Character
Abstract
The purposes of this research are to produce a proper problem-based biology worksheet for the
topic of environment/climate changing and waste recycling and to know the effectiveness of using the
problem-based biology worksheet on the students’ problem solving skill and environment care
character. This research is research and development model according to Brog and Gall The data
were collected through questionnaire of worksheet and environment care character validity, the test of
problem solving skills, observation sheet of assessment in waste recycling product and observation
sheet of learning process. The results of the research showed that problem-based biology worksheet
was appropriate for the topic of environment/climate changing and waste recycling, in terms of the
contain, the language, the presentation, and the graphic of the worksheet were included in were good
category, problem-based biology worksheet was effective to increase the student problem solving skill
and caring environment care character.
Keywords: problem-based biology worksheet, problem solving skill, environment care character

How to Cite: Tivani, I., & Paidi, P. (2016). Pengembangan LKS biologi berbasis masalah untuk meningkatkan
kemampuan pemecahan masalah dan karakter peduli lingkungan. Jurnal Inovasi Pendidikan IPA, 2(1), 35-45.
doi:http://dx.doi.org/10.21831/jipi.v2i1.8804

Permalink/DOI: http://dx.doi.org/10.21831/jipi.v2i1.8804

Copyright © 2016, Jurnal Inovasi Pendidikan IPA


Print ISSN: 2406-9205, Online ISSN: 2477-4820
Jurnal Inovasi Pendidikan IPA, 2 (1), 2016 - 36
Inur Tivani, Paidi

ajaran yang menunjang pencapaian Kompetensi


PENDAHULUAN
Dasar (KD) harus ada relevansi dengan
Kurikulum 2013 yang diberlakukan oleh karakteristik daerah.
pemerintah salah satunya memfokuskan siswa Dalam Lampiran 1 Permendikbud Nomor
pada kemampuan memecahkan masalah. Hal ini 65 Tahun 2014 disebutkan bahwa buku yang
tercantum dalam Lampiran IV Permendikbud digunakan untuk pembelajaran biologi sesuai
Nomor 81A (2013, p.3) yang menyatakan bah- kurikulum 2013 berjumlah 9 buku. Dari hasil
wa siswa perlu didorong untuk bekerja meme- analisis terhadap empat buku yang disarankan
cahkan masalah, menemukan segala sesuatu dalam Permendikbud tersebut, sebagian besar
untuk dirinya, dan berupaya keras mewujudkan soal yang dipaparkan kurang mendukung pada
ide-idenya. Pentingnya kemampuan pemecahan soal pemecahan masalah. Umumnya soal yang
masalah diungkapkan oleh Huitt (1992, pp.33) dipaparkan menekankan pada pemahaman kon-
yang menyatakan bahwa transisi baru untuk era sep. Selain itu, isi dari keempat buku tersebut
informasi telah memusatkan perhatian pada pro- sebagian besar memaparkan materi pelajaran.
ses pemecahan masalah dan pengambilan kepu- Padahal dalam Permendikbud Nomor 81 A
tusan. Susilo (2012, pp.59) juga menyatakan Lampiran IV (2013, p.4) disebutkan bahwa di
bahwa kemampuan seseorang untuk dapat ber- dalam pembelajaran, siswa difasilitasi untuk
hasil dalam kehidupannya antara lain ditentukan terlibat secara aktif mengembangkan potensi
oleh keterampilan berpikirnya, terutama dalam dirinya melalui berbagai kegiatan. Faktanya, di
upaya memecahkan masalah-masalah kehidupan dalam keempat buku tersebut, kegiatan yang
yang dihadapinya. Dari paparan tersebut terlihat dilakukan siswa masih minim. Isi dalam buku
bahwa kemampuan pemecahan masalah sangat tersebut juga kurang menggambarkan langkah-
dibutuhkan oleh siswa karena dapat digunakan langkah secara terperinci dalam kegiatan 5 M
untuk memecahkan permasalahan nyata yang yang meliputi mengamati, menanya, mengum-
akan dihadapi di masa depan. pulkan informasi, mengasosiasi/mengolah infor-
Selain kemampuan pemecahan masalah, masi dan mengkomunikasikan.
karakter peduli lingkungan juga perlu dikem- Berdasarkan kondisi tersebut, maka
bangkan bagi siswa. Dalam buku pengembangan dipandang perlu dikembangkan bahan ajar lain
pendidikan budaya dan karakter bangsa yang berupa Lembar Kerja Siswa (LKS). LKS ini
diterbitkan oleh Kemendiknas (2010, pp.46) digunakan sebagai penuntun dalam kegiatan 5
disebutkan bahwa peduli lingkungan merupakan M sehingga memudahkan siswa dan guru dalam
salah satu nilai yang wajib dikembangkan dalam pembelajaran agar sesuai dengan kurikulum
kurikulum 2013. Selain alasan tersebut, perlunya 2013. Isi LKS ini bercirikan karakterisik/potensi
penanaman karakter peduli lingkungan dikare- wilayah tempat tinggal siswa guna mening-
nakan kondisi lingkungan di Indonesia banyak katkan kemampuan pemecahan masalah dan
mengalami kerusakan oleh faktor manusia se- karakter peduli lingkungan siswa.
hingga perlu adanya penanaman karakter peduli Salah satu model pembelajaran yang
lingkungan di sekolah agar siswa sadar akan disarankan dalam kurikulum 2013 yaitu model
pentingnya menjaga lingkungan. Dengan demi- Problem-based Learning (PBL). Model pembel-
kian, kerusakan lingkungan akibat ulah manusia ajaran ini membantu siswa mengembangkan
dapat diminimalisir. kemampuan pemecahan masalah (Arends, 2007,
Guna mengembangkan kemampuan dan pp.382; Jacobsen & Kauchak, 2009, pp.243 &
karakter tersebut, pemerintah telah menyediakan Rusman, 2011, pp.229). Model PBL membutuh-
buku guru dan buku siswa sebagai sumber kan sumber belajar yang sesuai dengan kehi-
belajar dalam pembelajaran. Namun, buku yang dupan/masalah yang dihadapi siswa sehari-hari.
disediakan oleh pemerintah tersebut bersifat Dengan demikian keberadaan LKS yang sesuai
umum untuk semua sekolah di Indonesia. Buku dengan karakteristik sumber belajar, objek
tersebut belum mencerminkan karakteristik wi- belajar dan siswa sangat menunjang pembel-
layah di mana siswa itu tinggal sehingga pem- ajaran PBL ini.
belajaran menjadi kurang bermakna. Guru juga Materi yang cocok dibelajarkan menggu-
kurang memberikan arahan belajar karena nakan model PBL serta mendukung untuk pe-
mengalami kesulitan membelajarkan materi agar ningkatan kemampuan pemecahan masalah dan
sesuai dengan objek yang dipelajari. Sementara karakter peduli lingkungan yaitu topik per-
dalam Lampiran IV Permendikbud Nomor 81 A ubahan lingkungan/iklim dan daur ulang limbah.
(2013, pp.10) disebutkan bahwa materi pembel- Topik ini membahas berbagai permasalahan

Copyright © 2016, Jurnal Inovasi Pendidikan IPA


Print ISSN: 2406-9205, Online ISSN: 2477-4820
Jurnal Inovasi Pendidikan IPA, 2 (1), 2016 - 37
Inur Tivani, Paidi

kerusakan lingkungan yang terjadi di daerah seputar pencemaran di daerah Tegal yang me-
Tegal yang menuntut penyelesaian oleh siswa nuntut penyelesaian oleh siswa melalui kegiatan
melalui diskusi. Melalui kegiatan diskusi meme- diskusi secara berkelompok. (2) Pembelajaran
cahkan masalah terkait kerusakan lingkungan berbasis masalah (PBL) merupakan suatu pem-
tersebut diharapkan akan meningkatkan kemam- belajaran yang dimulai dengan pemaparan
puan pemecahan masalah siswa. Selain itu, hasil masalah di dunia nyata yang mendorong siswa
dari analisis terhadap dampak yang terjadi menyelesaikan permasalahan tersebut dengan
akibat limbah yang dihasilkan dari aktivitas cara menghubungkan antara pengetahuan yang
manusia menjadikan siswa paham akan nilai- dimilikinya dengan penerapan di kehidupan se-
nilai yang harus dilakukan terhadap lingkungan. hari-hari. Melalui pemaparan masalah dalam
Pemahaman nilai akan membentuk pola pikir. pembelajaran, maka siswa akan terbiasa menye-
Dengan demikian karakter peduli lingkungan lesaikan permasalahan dengan demikian akan
siswa akan meningkat. meningkat kemampuan pemecahan masalah.
Hasil observasi lapangan di SMA NU 01 Sintaks pembelajaran berbasis masalah yang
Hasyim Asyari, terlihat bahwa kemampuan digunakan dalam penelitian ini mengadaptasi
pemecahan masalah belum dikembangkan serta dari Arends (2007, pp.394) yang secara jelas
karakter peduli lingkungan siswa masih rendah. tergambar dalam Gambar 1.
Hal ini disampaikan oleh guru biologi SMA Memberikan orientasi tentang
tersebut yang menyatakan bahwa siswa tidak permasalahannya kepada siswa
pernah diberikan soal kemampuan pemecahan
masalah karena guru merasa kesulitan membuat
atau mencari soal kemampuan pemecahan ter- Mengorganisasikan siswa untuk belajar
sebut. Rendahnya karakter peduli lingkungan
tercermin dari kondisi kelas yang kurang bersih
terutama setelah jam olah raga berakhir. Selain Membantu investigasi mandiri dan
itu, kondisi tembok dan bangku kelas juga kelompok
penuh dengan coretan tinta. Guru di SMA ter-
sebut merasa kesulitan mengembangkan ke-
mampuan pemecahan masalah dan karakter pe- Mengembangkan dan
duli lingkungan siswa karena media pembel- mempresentasikan hasil
ajaran yaitu buku teks pelajaran atau LKS yang
digunakan dalam pembelajaran juga kurang
Menganalisis dan mengevaluasi proses
mendukung peningkatan kemampuan pemecah-
pemecahan masalah
an masalah dan karakter peduli lingkungan sis-
wa khususnya pada topik perubahan lingkung- Gambar 1. Sintaks Model Pembelajaran
an/iklim dan daur ulang limbah. Berbasis Masalah
Melihat beberapa permasalahan yang
telah dipaparkan tersebut, maka dirasa perlu (3) Kemampuan pemecahan masalah
tambahan bahan ajar berupa LKS yang sesuai yaitu kemampuan mengatasi masalah secara
dengan karakteristik wilayah di mana siswa sistematis dan logis menggunakan langkah-
tinggal guna memandu kegiatan 5 M dalam langkah tertentu. Langkah-langkah pemecahan
pembelajaran yang sesuai dengan kurikulum masalah yang digunakan dalam penelitian ini
2013 sekaligus dapat mengembangkan kemam- mengadaptasi langkah pemecahan masalah dari
puan pemecahan masalah dan karakter peduli Nitko & Brookhat (2011, pp.232) yang dikenal
lingkungan. dengan istilah IDEAL.
Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk I : Identify the problem (mengidentifikasi
menghasilkan LKS biologi berbasis masalah masalah)
yang layak untuk topik perubahan lingkung- D : Define and present the problem
an/iklim dan daur ulang limbah serta menge- (mendefinisikan dan mewakili masalah)
tahui keefektifan penggunaan LKS biologi ber- E : Explore possible strategies (menjelajahi
basis masalah terhadap kemampuan pemecahan strategi solusi yang mungkin)
masalah dan karakter peduli lingkungan siswa. A : Act on the strategy (bertindak berdasarkan
Definisi operasional dalam penelitian ini strategi)
antara lain: (1) LKS biologi berbasis masalah
yaitu lembar kerja yang berisikan permasalahan

Copyright © 2016, Jurnal Inovasi Pendidikan IPA


Print ISSN: 2406-9205, Online ISSN: 2477-4820
Jurnal Inovasi Pendidikan IPA, 2 (1), 2016 - 38
Inur Tivani, Paidi

L : Look back and evaluate the effect of your yaitu (1) penelitian pendahuluan; (2) melakukan
activities (mengkaji kembali dan perencanaan; (3) mengembangkan bentuk pro-
mengevaluasi pengaruh) duk awal; (4) melakukan ujicoba lapangan pro-
duk awal; (5) melakukan revisi terhadap produk
Dari langkah tersebut, selanjutnya ditu-
awal sehingga diperoleh produk utama; (6)
runkan ke dalam beberapa indikator kemampuan
melakukan ujicoba lapangan produk utama; (7)
pemecahan masalah yang dapat dilihat pada
melakukan revisi produk utama; (8) melakukan
Tabel 1.
uji lapangan operasional; (9) melakukan revisi
Tabel 1. Indikator Kemampuan Pemecahan terhadap produk akhir; (10) mendesiminasikan
Masalah dalam Penelitian ini dan mengimplementasikan produk (Borg &
Langkah Pemecahan
Gall, 1983, pp.775). Pada penelitian ini hanya
Indikator dibatasi sampai tahap ketujuh karena hasil
Masalah
Mengidentifikasi dan Mengidentifikasi penelitian ini disebarkan terbatas di SMA NU 01
mengenali masalah masalah Hasyim Asyari.
Mengajukan pertanyaan
Mendefinisikan dan Prosedur Pengembangan
Menjelaskan beberapa
mewakili masalah
strategi Prosedur yang dilakukan dalam pengem-
Menjelajahi strategi solusi Memberikan alasan bangan LKS biologi berbasis masalah dengan
yang mungkin strategi yang digunakan menggunakan model Borg & Gall adalah seba-
Bertindak dan mengkaji gai berikut: (1) penelitian pendahuluan, pada
kembali serta Mengevaluasi pengaruh tahap ini dilakukan studi pustaka dan survey
mengevaluasi strategi yang digunakan lapangan terkait media yang digunakan sekolah
pengaruhnya serta kondisi pembelajaran biologi di SMA NU
01 Hasyim Asyari. (2) melakukan perencanaan,
(4) Karakter peduli lingkungan merupa-
pada tahap ini dilakukan analisis isi kurikulum,
kan sikap dan tindakan yang selalu berupaya
analisis konsep materi pelajaran dan analisis
mencegah kerusakan pada lingkungan alam di
tujuan pembelajaran. Analisis kurikulum meng-
sekitarnya, dan mengembangkan upaya-upaya
acu pada Permendikbud No. 69 (2013, pp.148-
untuk memperbaiki kerusakan alam yang sudah
151) antara lain: KI-1 yaitu menghayati dan
terjadi. Pembentukan karakter melibatkan tiga
mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung
unsur yaitu pemahaman, pola pikir dan tindakan.
jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toler-
Pemahaman berkaitan dengan pikiran. Di dalam
an, damai), santun, responsif dan proaktif dan
pikiran terdapat seluruh program yang terbentuk
menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi
dari pengalaman hidup yang merupakan pelopor
atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi
segalanya. Program ini kemudian membentuk
secara efektif dengan lingkungan sosial dan
sistem kepercayaan yang akhirnya dapat mem-
alam serta dalam menempatkan diri sebagai
bentuk pola berpikir yang dapat mempengaruhi
cerminan bangsa dalam pergaulan dunia. KI-2
perilaku. Dalam penelitian ini yang dimaksud
yaitu memahami, menerapkan, menganalisis
dengan karakter peduli lingkungan hanya diba-
pengetahuan faktual, konseptual, prosedural ber-
tasi pada pemahaman dan pola pikir yang ber-
dasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu penge-
kaitan dengan kepedulian terhadap lingkungan
tahuan, teknologi, seni budaya dan humaniora
sekitar, pembatasan ini disebabkan karena peng-
dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
amatan terhadap perubahan tindakan siswa
kenegaraan dan peradaban terkait penyebab
membutuhkan waktu yang lama, sedangkan da-
fenomena dan kejadian serta menerapkan penge-
lam penelitian ini hanya dilaksanakan empat kali
tahuan prosedural pada bidang kajian yang
pertemuan. Indikator karakter peduli lingkungan
spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk
yaitu tindakan mencegah dan memperbaiki
memecahkan masalah. KI-3 yaitu mengolah,
kerusakan lingkungan (Kemendiknas, 2010,
menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan
pp.30).
ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari
METODE yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri,
bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu
Metode penelitian yang digunakan pada
menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
penelitian ini adalah metode Research and
Kompetensi dasar yang digunakan dalam peneli-
Development (R & D) dengan menggunakan
tian ini yaitu KD 2.1 yaitu berperilaku ilmiah:
model Borg & Gall yang terdiri atas 10 langkah
teliti, tekun, jujur sesuai data dan fakta, disiplin,

Copyright © 2016, Jurnal Inovasi Pendidikan IPA


Print ISSN: 2406-9205, Online ISSN: 2477-4820
Jurnal Inovasi Pendidikan IPA, 2 (1), 2016 - 39
Inur Tivani, Paidi

tanggung jawab dan peduli dalam observasi dan (7) melakukan revisi produk utama dan meng-
eksperimen, berani dan santun dalam mengaju- hasilkan produk akhir, tahap terakhir yaitu hasil
kan pertanyaan dan berargumentasi, peduli masukan siswa pada tahap keenam dijadikan
lingkungan, gotong royong, bekerja sama, cinta masukan guna menghasilkan LKS produk akhir.
damai, berpendapat secara ilmiah dan kritis, Prosedur pengembangan dalam penelitian ini
responsif dan proaktif dalam setiap tindakan dan secara lebih jelas dapat dilihat pada Gambar 2
dalam melakukan pengamatan dan percobaan di berikut ini.
dalam kelas/laboratorium maupun di luar kelas/ Penelitian pendahuluan
laboratorium. KD 3.10 yaitu menganalisis data
perubahan lingkungan dan dampak dari per-
Melakukan perencanaan
ubahan tersebut bagi kehidupan dan KD 4.10
yaitu memecahkan masalah lingkungan dengan
membuat desain produk daur ulang limbah dan Mengembangkan produk awal
upaya pelestarian lingkungan. Analisis konsep
materi pelajaran menyangkut materi perubahan Validasi oleh ahli
lingkungan dan daur ulang limbah sedangkan
analisis tujuan pembelajaran dalam penelitian ini
Analisis dan revisi
antara lain pada aspek kognitif bertujuan untuk
mengkategorikan limbah organik dan anorga-
nik, menjelaskan jenis limbah B3, mengidentifi- Validasi oleh guru dan teman sejawat
kasi jenis limbah yang mungkin dapat didaur
ulang, menjelaskan dampak negatif limbah ter-
hadap kelangsungan hidup organisme dan ling- Analisis dan revisi
kungan, menemukan faktor-faktor penyebab
terjadinya perusakan lingkungan, mengenali Ujicoba terbatas
perilaku manusia yang tidak ramah/ber-etika
lingkungan, mengidentifikasi berbagai dampak
akibat aktivitas manusia dan membuat usulan Analisis dan revisi
alternatif pemecahan temuan masalah terhadap
kerusakan lingkungan. Pada aspek psikomotor Ujicoba lapangan
yaitu membuat rancangan daur ulang limbah dan
membuat produk daur ulang limbah sesuai
dengan rancangan yang dibuat. Pada aspek Analisis dan revisi
afektif yaitu memiliki karakter peduli terhadap
lingkungan (3) mengembangkan bentuk produk
awal, pada tahap ini dilakukan pembuatan pro- Produk akhir
duk awal LKS dengan mengacu pada hasil ana-
Gambar 2. Prosedur Pengembangan diadaptasi
lisa terhadap kekurangan media pembelajaran
dari Borg & Gall (1983, pp.775)
yang digunakan di sekolah untuk diperbaiki dan
dikembangkan lebih lanjut. LKS produk awal Uji Coba Produk
sebelum diujicobakan ke lapangan di validasi
Uji coba produk terdiri atas uji coba ke-
terlebih dahulu oleh ahli media, ahli materi, guru
lompok terbatas. Uji coba terbatas melibatkan
biologi dan teman sejawat (4) ujicoba lapangan
16 siswa yang diambil dari satu kelas berdasar-
produk awal, pada tahap ini LKS produk awal
kan kriteria siswa berkemampuan rendah, se-
yang telah dikembangkan diujicobakan terbatas
dang dan tinggi. Penggunaan kriteria tersebut
ke lapangan untuk memperoleh data respon
didasarkan pada alasan keluasan diseminasi dan
siswa terhadap produk yang dikembangkan. (5)
kevalidan siswa dalam memberi masukan terha-
melakukan revisi terhadap produk awal dan
dap produk yang dikembangkan. Keenambelas
menghasilkan produk utama, pada tahap ini hasil
siswa tersebut selanjutnya dibagi ke dalam ke-
temuan pada tahap keempat dianalisis untuk di-
lompok kecil dengan masing-masing kelompok
jadikan masukan guna menghasilkan LKS
berjumlah 4 siswa. Pada tahap ini siswa diberi
produk utama. (6) melakukan ujicoba lapangan
pembelajaran dengan menggunakan LKS
produk utama, pada tahap ini LKS produk utama
biologi berbasis masalah.
diujicobakan di lapangan untuk memperoleh res-
pon siswa terhadap produk yang dikembangkan.

Copyright © 2016, Jurnal Inovasi Pendidikan IPA


Print ISSN: 2406-9205, Online ISSN: 2477-4820
Jurnal Inovasi Pendidikan IPA, 2 (1), 2016 - 40
Inur Tivani, Paidi

Pada uji coba lapangan menggunakan angket ini digunakan untuk mengetahui pening-
kelas eksperimen dan kelas kontrol, masing- katan karakter peduli lingkungan siswa dalam
masing kelas terdiri atas 31 dan 32 siswa. Sebe- pembelajaran biologi menggunakan LKS biologi
lum pelaksanaan penelitian kedua kelas tersebut berbasis masalah. Angket ini berisikan pernyata-
diberi tes (pretest) kemampuan pemecahan an-pernyataan mengenai nilai-nilai peduli ling-
masalah dan angket karakter peduli lingkungan kungan yang disusun berdasarkan indikator nilai
yang selanjutnya dianalisis apakah kedua kelas peduli lingkungan yaitu tindakan mencegah dan
tersebut benar-benar homogen dan kondisi ke- memperbaiki kerusakan lingkungan. Jumlah per-
duanya relatif sama menggunakan uji homoge- nyataan dalam angket berjumlah 25 pernyataan
nitas varians dan uji Kolmogorov smirnov meng- dengan empat pilihan jawaban yaitu selalu, se-
gunakan program SPSS 16.00 for windows untuk ring, kadang-kadang dan tidak pernah. (3) lem-
mengetahui kenormalan data. bar observasi keterlaksanaan pembelajaran,
Uji coba lapangan menggunakan metode instrumen ini digunakan untuk mengetahui
quasi eksperimen menggunakan control-group tingkat keterlaksanaan proses pembelajaran
pretest posttest design yang dapat dilihat seleng- menggunakan LKS biologi berbasis masalah
kapnya pada Tabel 2. Pengaruh variabel bebas dalam meningkatkan kemampuan pemecahan
terhadap variabel terikat dalam penelitian ini masalah dan karakter peduli lingkungan siswa.
dianalisis dengan uji independent sample t-test. (4) lembar observasi penilaian produk, instru-
men ini digunakan untuk menilai hasil produk
Tabel 2. Desain Penelitian Control-Group
daur ulang limbah yang telah dihasilkan oleh
Pretest Posttest
siswa. (5) tes kemampuan pemecahan masalah,
Grup Pretest Perlakuan Posttest instrumen ini digunakan untuk mengetahui
KK T1,1 Xa T1,2 peningkatan kemampuan pemecahan masalah
KE T2,1 Xb T2,2 siswa dalam proses pembelajaran menggunakan
(Furhan, 2011, p.395) LKS biologi berbasis masalah. Tes diberikan
Keterangan : dua kali yaitu sebelum proses pembelajaran
KK : Kelas kontrol (pretest) dan setelah seluruh rangkaian pembel-
KE : Kelas eksperimen ajaran selesai (posttest). Soal tes yang digunakan
Xa : Pembelajaran menggunakan buku berbentuk uraian dengan jumlah 20 soal.
kurikulum 2013 Sebelum digunakan dalam penelitian,
Xb : Pembelajaran menggunakan LKS biologi instrumen yang digunakan dalam penelitian ini
berbasis masalah dianalisis validitas dan reliabilitas instrumen.
T1,1 : Hasil pretest siswa kelas kontrol Validitas instrumen menggunakan validitas
T1,2 : Hasil posttest siswa kelas kontrol rasional yang dilakukan oleh ahli media dan ahli
T2,1 : Hasil pretest siswa kelas eksperimen materi yang ditentukan berdasarkan evaluasi dan
T2,2 : Hasil posttest siswa kelas eksperimen masukan menggunakan check list berskala.
Untuk mengetahui reliabilitas instrumen serta
Subjek penelitian yang digunakan dalam ketentuan diterima atau ditolaknya item dalam
penelitian ini adalah siswa kelas X SMA NU 01 soal kemampuan pemecahan masalah dan
Hasyim Asyari. Penelitian dilaksanakan pada angket karakter peduli lingkungan dilakukan uji
bulan April-Mei 2014, semester genap tahun empiris menggunakan model Rasch dengan
ajaran 2013/2014. bantuan program ministep. Kriteria penentuan
Instrumen penelitian yang digunakan instrumen yang digunakan oleh Sumintono &
meliputi (1) angket validasi LKS, angket ini Widhiarso (2013, p.111) sebagai berikut: (1)
digunakan untuk mendapatkan data tentang Nilai Outfit Mean Square (MNSQ) yang diteri-
kelayakan LKS hasil pengembangan. Angket ma: 0,5<MNSQ<1,5. (2) Nilai Outfit Z-Standard
tersebut diperuntukkan untuk ahli materi, ahli (ZSTD) yang diterima: -2,0<ZSTD<+2,0. (3)
media, guru biologi, teman sejawat, dan siswa. Nilai Point Measure Correlation (Pt Mean
Angket ini berisikan pernyataan mengenai kuali- Corr): 0,4<Pt Measure Corr<0,85. Item instru-
tas LKS dilihat dari komponen kelayakan isi, men direvisi atau dibuang jika ketiga kriteria
kebahasaan, penyajian dan kegrafikan. Validator tersebut tidak terpenuhi. Nilai reliabilitas instru-
akan memberikan penilaian terhadap pernyataan men secara keseluruhan dilihat dari nilai alpha
tersebut dengan pilihan jawaban SB (sangat cronbach dengan kriteria dari nilai alpha cron-
baik), B (baik), K (kurang), dan SK (sangat bach, yaitu: <0,5: buruk; 0,5–0,6: jelek; 0,6–0,7:
kurang). (2) angket karakter peduli lingkungan, cukup; 0,7–0,8: bagus; >0,8: bagus sekali.

Copyright © 2016, Jurnal Inovasi Pendidikan IPA


Print ISSN: 2406-9205, Online ISSN: 2477-4820
Jurnal Inovasi Pendidikan IPA, 2 (1), 2016 - 41
Inur Tivani, Paidi

Teknik Analisis Data SDi = standar deviasi ideal yaitu (skor maksi-
Data yang diperoleh dalam penelitian ini mal – skor minimal)
dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu data
Lembar observasi keterlaksanaan pembel-
kualitatif dan kuantitatif. Data kualitatif berupa
ajaran dihitung menggunakan rumus:
tanggapan (kritik dan saran) yang diberikan oleh
ahli media, ahli materi, guru biologi, teman seja- % Keterlaksanaan =
wat dan siswa mengenai produk LKS biologi
berbasis masalah yang dikembangkan. Data
kuantitatif berupa data penilaian produk dari
validator, data keterlaksanaan pembelajaran dari Lembar observasi penilaian produk, tes
observer, data tes kemampuan siswa dalam me- kemampuan pemecahan masalah dan angket
mecahkan masalah, data angket karakter peduli karakter peduli lingkungan dihitung dengan
lingkungan dan data penilaian produk daur rumus:
ulang limbah.
Data kualitatif berupa kritik dan saran dari
ahli materi, ahli media, guru biologi, teman seja-
wat dan siswa dihimpun dan disarikan sebagai Peningkatan kemampuan pemecahan
pedoman untuk memperbaiki LKS biologi masalah dan karakter peduli lingkungan siswa
berbasis masalah yang dikembangkan. dilihat dari skor gain nilai pretest dan nilai
Data kuantitatif berupa angket validasi posttest yang dihitung menggunakan rumus:
LKS yang diperoleh dari para validator. Setiap
komponen maupun sub komponen dari butir
penilaian yang tersedia dalam instrumen
Ada tiga kategori hasil analisis gain score
penilaian ditabulasi, selanjutnya skor rata-rata
yang dapat dilihat pada Tabel 4.
dari setiap aspek kriteria yang dinilai dihitung
dengan menggunakan rumus: Tabel 4. Kategori Hasil Analisis
Menggunakan Gain Score
̅
No. Nilai gain Kategori
Keterangan: 1. g ≥ 0,7 Tinggi
̅̅̅= skor rata-rata 2. 0,7 > g ≥ 0,3 Sedang
X = jumlah skor 3. g < 0,3 Rendah
n = jumlah penilai Hake (1998, pp. 65)
Skor rata-rata selanjutnya diubah menjadi Data gain score karakter peduli lingkung-
nilai dengan kriteria. Untuk mengetahui kualitas an dan kemampuan pemecahan masalah selan-
LKS biologi berbasis masalah baik dari kompo- jutnya diuji menggunakan uji statistik indepen-
nen kelayakan isi, kebahasaan, penyajian dan dent sample t-test. Tujuan dilakukan uji ini
kegrafikan, maka data yang mula-mula berupa untuk mengetahui efektivitas LKS yang dikem-
skor, diubah menjadi data interval dengan skala bangkan terhadap kemampuan pemecahan ma-
empat yaitu 1-4. Acuan pengubahan skor tiap salah dan karakter peduli lingkungan siswa.
aspek kriteria dapat dilihat pada Tabel 3. Prasyarat yang harus dipenuhi sebelum melaku-
Tabel 3. Konversi Skor Aktual menjadi Nilai kan uji independent sample t-test yaitu data
Skala Empat harus normal dan homogen. Normalitas data di-
uji menggunakan Kolmogorov-Smirnov Test
Rentang skor (i) kuantitatif Kategori dalam program SPSS 16.0 sedangkan homoge-
Mi + 1,5 SDi ≤ ̅̅̅ ≤ Mi + 3,0 Sdi Sangat Baik nitas data diuji menggunakan uji homogenitas
Mi + 0 SDi ≤ ̅̅̅ ≤ Mi + 1,5 Sdi Baik varians.
Mi – 1,5 SDi ≤ ̅̅̅ ≤ Mi + 0 Sdi Kurang
Pengujian hipotesis dilakukan setelah uji
Mi – 3 SDi ≤ ̅̅̅ ≤ Mi – 1,5 Sdi Sangat Kurang
prasyarat terpenuhi. Untuk menguji hipotesis
(Depdiknas, 2010: 60).
digunakan uji independent sample t-test meng-
Mi = mean ideal yaitu
gunakan program SPSS 16.0. Penerimaan atau
= ½ ( skor maksimal+skor minimal)
penolakan Ho dapat dilihat melalui probabilitas
xi = rerata skor ideal yaitu
(signifikansi) yaitu jika probabilitas (signifikan-
= ½ (skor maksimal + skor minimal)
si) > 0,05 maka Ho diterima, demikian seba-
liknya jika probabilitas (signifikansi) ≤ 0,05

Copyright © 2016, Jurnal Inovasi Pendidikan IPA


Print ISSN: 2406-9205, Online ISSN: 2477-4820
Jurnal Inovasi Pendidikan IPA, 2 (1), 2016 - 42
Inur Tivani, Paidi

maka Ho ditolak (Trihendradi, 2013, pp.116). 30


Hipotesis nol (Ho) dan hipotesis alternatif (Ha) 24,75

Nilai Validasi
25
dalam penelitian ini adalah uji independent
sample t-test untuk kemampuan pemecahan 20 17,25 17
13,75
masalah siswa 15
Ho : tidak ada perbedaan yang signifikan 10
antara nilai kemampuan pemecahan 5
masalah siswa kelas eksperimen dengan
nilai kemampuan pemecahan masalah 0
siswa kelas kontrol
Ha : ada perbedaan yang signifikan antara nilai
kemampuan pemecahan masalah siswa
kelas eksperimen dengan nilai kemampuan Komponen yang dinilai
pemecahan masalah siswa kelas kontrol
Uji independent sample t-test untuk
karakter peduli lingkungan siswa Gambar 4. Nilai Validasi Oleh Guru Biologi

Ho : tidak ada perbedaan yang signifikan 30 25

Nilai Validasi
antara nilai karakter peduli lingkungan 25
siswa kelas eksperimen dengan nilai 20 17,25 17,5
karakter peduli lingkungan siswa kelas 13,25
15
kontrol 10
Ha : ada perbedaan yang signifikan antara nilai 5
karakter peduli lingkungan siswa kelas 0
eksperimen dengan nilai karakter peduli
lingkungan siswa kelas kontrol
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil tanggapan/respon para validator Komponen yang dinilai
terhadap LKS yang dikembangkan menunjuk-
kan bahwa LKS berbasis masalah yang disusun
dilihat dari komponen kelayakan isi, kebahasa- Gambar 5. Nilai Validasi Oleh Teman Sejawat
an, penyajian dan kegrafikan termasuk dalam
30
kategori sangat baik. Berikut akan disajikan data
hasil penilaian LKS oleh ahli media dan ahli 25
Nilai Validasi

materi, guru biologi, teman sejawat serta siswa 20


dari hasil ujicoba terbatas dan ujicoba lapangan. 15
30 10 Ujicoba
Terbatas
25 5
Ujicoba
Nilai Validasi

20 0 Lapangan
15 Ahli
Media
10
Ahli
5 Materi Aspek Penilaian
0
Gambar 6. Nilai Validasi LKS Oleh Siswa
Hasil tes kemampuan pemecahan masalah
Aspek Penilaian serta hasil angket karakter peduli lingkungan
Gambar 3.Nilai Validasi LKS Oleh Ahli diperoleh nilai seperti tertuang dalam Gambar 7,
8, 9 dan 10.

Copyright © 2016, Jurnal Inovasi Pendidikan IPA


Print ISSN: 2406-9205, Online ISSN: 2477-4820
Jurnal Inovasi Pendidikan IPA, 2 (1), 2016 - 43
Inur Tivani, Paidi

70 Dari Gambar 7, 8, 9 dan 10 terlihat baik

Nilai Rata-rata
60 nilai rata-rata pretest, nilai rata-rata posttest
50 maupun nilai gain score kemampuan pemecahan
40 masalah dan karakter peduli lingkungan kelas
30
20 eksperimen lebih tinggi dibandingkan kelas
10 Pre-tes kontrol. Hal ini dikarenakan siswa pada kelas
0 Pos-Tes eksperimen mendapatkan pembelajaran yang
lebih optimal dengan penggunaan LKS biologi
berbasis masalah.
Kelas Hasil uji independent sample t-test ter-
hadap nilai kemampuan pemecahan masalah dan
karakter peduli lingkungan menunjukkan nilai
signifikansi 0,000 dan 0,001. Nilai ini lebih
Gambar 7. Nilai Rata-Rata Kemampuan
kecil dari 0,05 (Sig < 0,05). Jadi disimpulkan
Pemecahan Masalah
bahwa kemampuan pemecahan masalah dan
100 karakter peduli lingkungan siswa kelas eksperi-
men dan kelas kontrol berbeda secara signifikan.
Nilai Rata-rata

80
Dengan demikian, LKS biologi berbasis masa-
60
lah yang dikembangkan selain layak juga efektif
40 untuk meningkatkan kemampuan pemecahan
20 masalah dan karakter peduli lingkungan siswa.
0 Peningkatan kemampuan pemecahan ma-
Kontrol Eksperimen salah siswa dikarenakan LKS biologi berbasis
Kelas Penelitian masalah yang dikembangkan ini dapat mem-
fasilitasi siswa untuk melatih kemampuan ber-
pikir mereka dalam memecahkan masalah. LKS
Gambar 8. Nilai Rata-Rata Karakter Peduli yang dikembang ini berisi langkah-langkah ter-
Lingkungan perinci dalam melakukan pemecahan masalah.
0,52 Pada saat kegiatan diskusi kelompok berlang-
0,6
sung, siswa pada masing-masing kelompok ber-
Nilai Gain

0,4 0,26 usaha menganalisis permasalahan yang disajikan


0,2 melalui LKS dan berdiskusi untuk mencari
solusinya. Melalui kegiatan diskusi siswa dapat
0
mencurahkan pendapatnya dan bertukar pikiran
Kelas Kelas
dengan teman-teman dalam kelompoknya. Ke-
kontrol eksperimen
giatan diskusi memberikan kesempatan kepada
Kelas Penelitian
siswa untuk mengembangkan kemampuan ber-
pikir dalam memecahkan masalah melalui peng-
Gambar 9. Nilai Gain Kemampuan Pemecahan konstruksian pengetahuan yang dimiliki siswa
Masalah secara mandiri dengan memanfaatkan berbagai
sumber belajar sehingga pemahaman materi
menjadi lebih mendalam dan pembelajaran men-
0,4 0,32 jadi lebih bermakna. Hal ini sesuai dengan pen-
0,3 dapat Rusman (2011, pp.241) yang menyatakan
Nilai Gain

0,18 bahwa pembelajaran berbasis masalah menja-


0,2 dikan siswa memperoleh pengetahuan dan kon-
0,1 sep yang esensi dari materi pelajaran. Siswa
0 membangun konsep atau prinsip dengan kemau-
Kelas Kelas annya sendiri yang mengintegrasikan keteram-
kontrol eksperimen pilan dan pengetahuan yang sudah dipahami
sebelumnya. Nur & Ibrahim (2000, pp.26) juga
Kelas Penelitian
menyatakan bahwa permasalahan yang diangkat
dalam pembelajaran harus berasal dari perma-
Gambar 10. Nilai Gain Karakter Peduli salahan nyata yang dihadapi siswa. LKS biologi
Lingkungan berbasis masalah menyajikan permasalahan

Copyright © 2016, Jurnal Inovasi Pendidikan IPA


Print ISSN: 2406-9205, Online ISSN: 2477-4820
Jurnal Inovasi Pendidikan IPA, 2 (1), 2016 - 44
Inur Tivani, Paidi

seputar daerah Tegal sehingga siswa dapat nalisasi nilai-nilai melalui perubahan pola pikir
memperoleh gambaran permasalahan lebih jelas siswa dalam menyikapi kerusakan lingkungan.
dan nyata. Akibatnya siswa menjadi lebih mu- Hal ini dikarenakan untuk dapat melihat per-
dah dalam melakukan penyelidikan untuk me- ubahan tingkah laku/perbuatan siswa dalam
mecahkan permasalahan tersebut. Penggunaan kaitannya dengan peduli lingkungan yang
LKS biologi berbasis masalah pembelajaran dihasilkan dari pembelajaran nilai membutuhkan
menjadi lebih efektif dan optimal sehingga akan waktu yang lama sedangkan pembelajaran yang
meningkatkan kemampuan pemecahan masalah. dilakukan hanya delapan jam pelajaran.
Lain halnya dengan kelas kontrol yaitu
SIMPULAN DAN SARAN
pembelajaran tanpa menggunakan LKS biologi
berbasis masalah. Pembelajaran menjadi kurang Simpulan
optimal karena tidak ada bahan ajar yang LKS biologi berbasis masalah yang di-
menjelaskan secara terperinci langkah-langkah kembangkan layak untuk topik perubahan ling-
yang harus dilakukan. Instruksi diperoleh dari kungan/iklim dan daur ulang limbah dilihat dari
penjelasan guru. Hal ini berakibat siswa kurang komponen kelayakan isi, kebahasaan, penyajian
memahami hal-hal yang harus didiskusikan un- dan kegrafikan termasuk dalam kategori sangat
tuk memecahkan permasalahan yang diberikan baik. Selain layak, LKS biologi berbasis masa-
guru. Siswa menjadi lebih sering bertanya kepa- lah yang dikembangkan efektif untuk mengem-
da guru mengenai kegiatan diskusi kelompok bangkan kemampuan pemecahan masalah dan
yang harus dilakukan, akibatnya alokasi waktu karakter peduli lingkungan siswa
menjadi kurang efisien. Peran guru dalam meng-
arahkan diskusi pada kelas kontrol menjadi lebih Saran
banyak. Siswa juga kurang dapat mengkonstruk- Karakter peduli lingkungan dalam peneli-
si pengetahuannya secara mandiri sehingga tian ini diukur menggunakan angket. Untuk
konsep materi yang dibangun oleh siswa kurang penelitian selanjutnya, karakter peduli lingkung-
mendalam. Akibatnya hasil pemecahan masalah an selain melalui angket sebaiknya diukur
yang diperoleh juga kurang maksimal. Jadi menggunakan instrumen lain seperti lembar ob-
kemampuan pemecahan masalah siswa lebih servasi atau penilaian karya siswa. Hal ini
rendah dibanding dengan kelas eksperimen. dimaksudkan agar diperoleh data lebih detail
Peningkatan karakter peduli lingkungan dan lengkap sehingga tergambar dengan jelas
siswa terjadi karena di dalam LKS terdapat perbedaan karakter peduli lingkungan siswa
kegiatan refleksi yang memparkan fakta yang sebelum pembelajaran dan setelah pembelajaran.
terjadi di daerah Tegal. Pada kegiatan ini siswa Pembentukan karakter membutuhkan
dituntut untuk menyikapi fakta yang ada dengan waktu yang lama. Oleh karena itu, untuk pene-
memegang prinsip etika lingkungan. Dari hasil litian selanjutnya sebaiknya perlu dilakukan
refleksi tersebut peserta didik menganalisis dam- lebih lama untuk beberapa kompetensi dasar
pak yang disebabkan dari kejadian/fakta yang agar pembangunan karakter peduli lingkungan
telah dipaparkan, selanjutnya menentukan bagai- siswa berjalan lebih intensif. Disamping itu,
mana sikap kita menyikapi kejadian tersebut. penambahan intensitas pada objek juga perlu
Intensitas menghadapi permasalahan yang dilakukan melalui pengamatan langsung pada
disajikan menjadikan siswa memahami dengan objek yang dipelajari.
jelas akan dampak negatif yang ditimbulkan dari LKS yang dikembangkan diharapkan da-
permasalahan lingkungan yang ada sehingga pat didiseminasikan di sekolah-sekolah di wila-
akan terbentuk pola pikir siswa untuk mencegah yah Tegal khususnya kelas X baik SMA/MA
dan menanggulangi kerusakan lingkungan. De- tidak hanya pada sekolah tempat ujicoba. Selain
ngan demikian karakter peduli lingkungan itu perlu dikembangkan LKS dengan materi-
mengalami peningkatan. Hal ini sesuai dengan materi lain dan pada tingkat satuan pendidikan
pendapat yang dikemukakan Adisusilo (2013, yang berbeda. Saran lain yaitu perlu ditambah-
pp.83) yang menyatakan bahwa karakter atau kan permasalahan lain di luar wilayah Tegal
nilai dibentuk melalui pemahaman akan nilai- seperti permasalahan di seputar karesidenan
nilai kemudian menginternalisasi nilai-nilai ter- Pekalongan yang meliputi wilayah Tegal, Pema-
sebut selanjutnya diwujudkan melalui tingkah lang, Brebes dan Pekalongan sehingga LKS
laku/perbuatan. Dalam penelitian ini yang yang dikembangkan dapat digunakan lebih luas
dimaksud dengan karakter peduli lingkungan untuk sekolah didaerah-daerah tersebut.
hanya dibatasi sampai tahap siswa menginter-

Copyright © 2016, Jurnal Inovasi Pendidikan IPA


Print ISSN: 2406-9205, Online ISSN: 2477-4820
Jurnal Inovasi Pendidikan IPA, 2 (1), 2016 - 45
Inur Tivani, Paidi

DAFTAR PUSTAKA Huitt, W. (1992). Problem solving and decision


making. Jurnal Psychological, 24, 33-44.
Adisusilo, S. (2012). Pembelajaran nilai
karakter. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Ibrahim, M & Nur, M. (2000). Pembelajaran
berdasarkan masalah. Surabaya:
Arends, R.I. (2007). Learning to teach. New
UNESA-University Press.
York: The McGraw-Hill Companies, Inc.
Jacobsen, D.A., Eggen, P., & Kauchak, D.
Depdiknas. (2010). Juknis penyusunan
(2009). Methods for teaching: Metode-
perangkat penilaian afektif di SMA.
metode pengajaran meningkatkan belajar
Jakarta: Direktorat Pembinaan SMA.
siswa TK-SMA edisi 8. (Terjemahan
Depdiknas. (2013). Peraturan Menteri Fawaid, A. & Anam, K.). New Jersey:
Pendidikan Nasional Nomor 81 A, Tahun Pearson Education, Inc. (Buku asli
2013, tentang Implementasi Kurikulum. diterbitkan tahun 2009).
Depdiknas. (2013). Peraturan Menteri Kemendiknas. (2010). Pengembangan
Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 69 pendidikan budaya dan karakter bangsa.
Tahun 2013, tentang Kerangka Dasar dan Jakarta: Puskur.
Struktur Kurikulum SMA-MA.
Nitko, A. J., & Brookhart, S. M. (2011).
Depdiknas. (2014). Peraturan Menteri Educational assesment of students.
Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 65 Columbus: Pearson Education, Inc.
Tahun 2014, tentang Buku Teks Pelajaran
Sumintono, B. & Widhiarso, W. (2013).
dan Buku Panduan Guru Kurikulum 2013
Aplikasi model rasch untuk penelitian
Kelompok Peminatan Pendidikan
ilmu-ilmu sosial. Cimahi: Trim
Menengah yang Memenuhi Syarat
Komunikata Publishing House.
Kelayakan untuk Digunakan dalam
Pembelajaran. Susilo, A.B. (2012). Pengembangan model
pembelajaran IPA berbasis masalah untuk
Furchan, A. (2011). Pengantar penelitian
meningkatkan motivasi belajar dan
pendidikan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
kemampuan berpikir kritis peserta didik
Gall, M.D., Gall, J.P., & Borg, W.R. (1983). smp. Journal of Primary Educational, 1
Educational research; An introduction (1), 57-63.
(7th ed). Boston: Pearson Education, Inc.
Trihendradi, C. (2013). Step by step IBM SPSS
Hake, R. (1998). Interactive-engagement versus 21. Yogyakarta: Penerbit Andi.
traditional methods: A six thousand-
Rusman. (2011). Model-model pembelajaran.
student survey of mechanics test data for
Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. .
introductory physics courses. American
Journal Physics, 66, 64-74.

Copyright © 2016, Jurnal Inovasi Pendidikan IPA


Print ISSN: 2406-9205, Online ISSN: 2477-4820

Anda mungkin juga menyukai