Pengembangan Infrastruktur Pelabuhan PDF
Pengembangan Infrastruktur Pelabuhan PDF
ABSTRAK
Pelabuhan sebagai infrastruktur transportasi laut mempunyai peran yang sangat
penting dan strategis untuk pertumbuhan industri dan perdagangan serta merupakan
segmen usaha yang dapat memberikan kontribusi bagi perekonomian dan pembangunan
nasional karena merupakan bagian dari mata rantai dari sistem transportasi maupun
logistik. Oleh karena itu dibutuhkan pengelolaan pelabuhan dilakukan secara efektif,
efisien, dan profesional sehingga pelayanan pelabuhan menjadi lancar, aman, dan
cepat. Transportasi laut sangat berperan dalam distribusian barang dan jasa di
Indonesia khususnya pulau-pulau di Bagian Timur Indonesia. Untuk menunjang peran
tersebut dibutuhkan dukungan infrastruktur pelabuhan dengan fasilitas yang mencukupi.
Salah satu pelabuhan di kawasan ini yang memiliki posisi staregis yang baik untuk
dikembangkan berdasarkan potensi perekonomian untuk meningkatkan pembangunan
wilayah adalah Pelabuhan Bungkutoko
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis infrastruktur Pelabuhan dan dan
merumuskan strategi pengembangan pelabuhan. Lokasi penelitian terletak di Pelabuhan
Bungkutoko Kendari Sulawesi Tenggara. Penelitian ini bersifat deskriptif dengan
pendekatan kualitatif dan kuantitatif, yang bertujuan untuk menggambarkan secara
sistematis kebutuhan pelayanan pelabuhan. Desain penelitian yang dilaksanakan
menggunakan metode survey atau langsung ke lokasi penelitian dengan tujuan untuk
memperoleh data dan informasi yang akurat.
Hasil penelitian menunjukan operasional pelayanan Pelabuhan Bungkutoko Kendari
menunjukan bahwa rata-rata kapal bekerja di tambatan (ET) yaitu 36.48 jam dan rata-
rata lamanya satu kapal berada di pelabuhan (BT) yaitu 85.41 jam, pemanfaatan
dermaga (BOR) kurang baik yaitu 56.50 %. Pemanfaatan gudang/lapangan penumpukan
relatif rendah karena menggunakan sistem truck lossing. Kebutuhan dermaga petikemas
di Pelabuhan Bungkutoko memerlukan pembangunan 1 unit dermaga, pelayanan
angkutan petikemas dan multiguna sangat lambat dibanding kebutuhan sehingga
pelayanan waktu kapal dan kelancaran komoditi belum begitu memuaskan masyarakat.
Fasilitas dermaga dan lapangan penumpukan pada umumnya kritis untuk menghadapi
pertumbuhan lalu lintas angkutan laut untuk periode 5 tahun mendatang. Strategi
pengembangan yaitu perluasan pembangunan infrastruktur, dengan kebijakan
meningkatan investasi pemerintah di bidang infrastruktur,meningkatan dan perluasan
kapasitas infrastruktur dan peningkatan akses jaringan jalan wilayah pelabuhan
Kata kunci: Pengembangan,Transportasi,Pelayanan,Pelabuhan
433
Jurnal Ilmiah Media Engineering Vol.6 No.1, Januari 20116 (433-4) ISSN: 2087-9334
434
Jurnal Ilmiah Media Engineering Vol.6 No.1, Januari 20116 (433-4) ISSN: 2087-9334
435
Jurnal Ilmiah Media Engineering Vol.6 No.1, Januari 20116 (433-4) ISSN: 2087-9334
jaringan prasarana juga jaringan kapal, waktu tunggu bongkar muat barang,
pelayanan. rata-rata waktu kapal melakukan bongkar
Infrastruktur dalam konteks yang muat barang, waktu tunggu truk untuk
sangat luas menunjuk tidak hanya pada melakukan bongkar muat barang di area
jumlah kontainer yang tertampung, krane terminal, waktu untuk melakukan
dan wilayah terminal tetapi juga kualitas transhipment, kesalahan dokumen,
krane, kualitas dan efektifitas sistem kelengkapan dokumen, kelengkapan
informasi, kemampuan integrasi informasi untuk kelengkapan dokumen,
transportasi antar moda (jalan dan kereta) data statistik pelayanan, minimalisasi
dan manjemen sitem pelabuhan (Tongzon kegagalan dari pelayanan, monitoring
dan Ganesalingan, 1994). Jika volume kargo, kemampuan konsisten dalam
yang ditangani melebihi kapasitas cargo melakukan pelayanan, dan jaminan
handling pelabuhan, maka mengakibatkan ketepatan waktu operasional.
kemacetan (congestion) dipelabuhan dan Sementara itu Tongzon (2004)
inefisensi dan hal ini dapat merugikan menentukan beberapa variabel pelayanan
pengguna pelabuhan. Kemudian pelabuhan yaitu: tingkat efisiensi
keterbatasan akses pada informasi pada pelabuhan terminal, biaya penaganan
kedatangan kapal akan terkait dengan kargo, kehandalan (reliabilitas), preferensi
buruknya sistem informasi akan pemilihan pelabuhan , kedalaman alur
memperlambat proses dokumentasi dan pelayaran. Dalam studi Tongzon yang
memperlambat fungsi pelabuhan. Tanpa lainnya, Tongzon (2002) menggunakan
ketersediaan inter moda link, pengguna beberapa variabel yang menentukan daya
kapal tidak dapat dengan mudah saing pelabuhan yaitu: efisiensi, frekuensi
memindahkan kargo dari pelabuhan yang kunjungan kapal, kelengkapan
dapat mengakibatkan penundaan dan biaya infrastruktur, lokasi, biaya pelabuhan,
yang tinggi. repon yang cepat terhadap pengguna, serta
reputasi terhadap kerusakan barang. Untuk
Kinerja Fasilitas Pelabuhan menentukan atribut-atribut dalam dimensi
Triatmodjo, (2009) menyatakan pelayanan jasa pelabuhan perlu memahami
kinerja pelabuhan dapat digunakan untuk karakter kegiatan pelayanan jasa
mengetahui tingkat pelayanan pelabuhan pelabuhan. Fungsi utama pelayanan
kepada pengguna pelabuhan (kapal dan pelabuhan adalah memperlancar
barang), yang tergantung pada waktu perpindahan intra dan antar moda
pelayanan kapal selama berada di transportasi, sebagai pusat kegiatan
pelabuhan. Kinerja pelabuhan yang tinggi pelayanan transportasi laut dan sebagai
menunjukkan bahwa pelabuhan tersebut pusat distribusi dan konsolidasi barang.
dapat memberikan pelayanan yang baik. Oleh karena itu dalam menjalankan
Kinerja suatu pelabuhan dapat di evaluasi fungsinya pelabuhan memberikan berbagai
dari sudut pandang efisiensi teknis, macam pelayanan (Gurning dan
efisiensi biaya dan efektifitas. Talley, Budiyanto, 2007)
(2007) menyatakan bahwa efektifitas
terkait dengan seberapa baik pelabuhan Peran Pelabuhan Dalam
menyediakan pelayanan arus barang Pengembangan
kepada pengguna perusahaan pelayaran Wibowo, et al (1999) mengatakan
atau pun ekspedisi bahwa pengembangan wilayah merupakan
Beberapa penelitian yang menilai usaha mengembangkan dan meningkatkan
kualitas jasa pelabuhan menggunakan hubungan saling ketergantungan dan
beberapa dimensi dan variabel yang interaksi antar system manusia atau
beraneka ragam. Ines Kolanovic.et.al masyarakat, lingkungan hidup dan sumber
(2008) mendefiniskan variabel pelayanan daya alam. Penelitian yang dilakukan
pelabuhan berupa reliablitas dan Ahmed dan Hossain (1990), menunjukkan
kompetensi. Reliablitas terdiri dari 13 bahwa daerah yang infrastruktur
atribut yaitu penundaan dan keberangkatan transportasinya berkembang, memperoleh
436
Jurnal Ilmiah Media Engineering Vol.6 No.1, Januari 20116 (433-4) ISSN: 2087-9334
METODE PENELITIAN
Penelitian ini termasuk jenis Gambar 1. Pelabuhan Bungkutoko Kendari
penelitian Penelitian ini termasuk jenis
penelitian deskripsi dengan pendekatan
kuantitatif. Penelitian deskriptif adalah Kinerja Pelayanan dan Tingkat
penelitian yang berusaha untuk pemecahan Pemakaian Fasilitas Pelabuhan
masalah yang ada sekarang berdasarkan Kinerja Pelayanan Kapal
data. Penelitian dilakukan di pelabuhan Tingkat keberhasilan pelayanan
Bungkotoko Kota Kendari, Propinsi terhadap pengguna jasa pelabuhan dapat
Sulawesi Tenggara. Pemilihan lokasi
437
Jurnal Ilmiah Media Engineering Vol.6 No.1, Januari 20116 (433-4) ISSN: 2087-9334
438
Jurnal Ilmiah Media Engineering Vol.6 No.1, Januari 20116 (433-4) ISSN: 2087-9334
angka 20 Ton/m3 sebagai standar BTP, masing cluster. Pada cluster Sulawesi
maka nilai BTP Pelabuhan Bungkutoko Tenggara, yang dalam hal ini merupakan
menunjukkan daya lalu barang di dermaga bagian dari hinterland pelabuhan Kendari,
Sangat Baik. Indikator Kinerja SOR untuk kegiatan ekonomi utama difokuskan pada
fasilitas gudang Pelabuhan Bungkutoko komoditas kakao, nikel dan perikanan.
adalah 24.19 %. Dibandingkan dengan Pertambangan nikel Sulawesi Tenggara
standar PT. Pelindo yang memberikan berada di Kabupaten Kolaka dan Konawe
angka 53 % sebagai standar untuk Utara dan Konawe Selatan.
indikator tingkat pemakaian gudang Indonesia merupakan produsen nikel
(SOR), maka Pelabuhan Bungkutoko terbesar ke-4 dari 5 besar negara produsen
memiliki nilai SOR yang Kurang Baik. nikel dunia yang bersama-sama
Indikator Kinerja STP untuk Pelabuhan menyumbang lebih dari 60 persen produksi
Bungkutoko adalah 35.60 Ton/m3/m2. Hal nikel dunia. Produksi nikel Indonesia
ini berarti di tahun 2015 untuk satu meter mencapai 190 ribu ton per tahun. Indonesia
persegi luas gudang di pelabuhan memiliki 8 persen cadangan nikel dunia,
Bungkutoko, dilewati barang 35.60 oleh karena itu industri pertambangan dan
Ton/m3. Standar yang diberikan PT. pengolahan nikel sangat layak untuk
Pelindo untuk nilai STP adalah 7,5 dipercepat dan diperluas
Ton/m3/m2. Oleh karena itu, nilai pengembangannya. Sulawesi merupakan
daerah dengan produksi nikel paling maju
di Indonesia. Pertambangan nikel di
Sulawesi menyumbang sekitar 7 persen
STP Pelabuhan Bungkutoko dinilai Sangat terhadap PDRB Sulawesi. Oleh karenanya,
Baik karena diatas standar yang ditetapkan. kegiatan pertambangan di Koridor
Ekonomi Sulawesi terfokus pada
pertambangan nikel yang merupakan
Prospek Sumber Daya Alam potensi pertambangan terbesar di koridor
ini. Produksi nikel yang tercatat di BPS
Masterplan Percepatan dan Perluasan Sulawesi Tenggara yaitu pada dan
Pembangunan Ekonomi Indonesia Kabupaten Kolaka, Kabupaten Konawe
(MP3EI) Utara, Kabupaten Konawe Selatan dimana
memberikan arahan dan gambaran produksi Bijih Nikel tahun 2015 sebesar
terhadap kegiatan ekonomi utama yang 1.222.695 Ton. Lebih jelasnya Potensi
dikembangkan pada masing- komoditas utama pada cluster Sulawesi
Tenggara ditunjukant Tabel 3.
439
Jurnal Ilmiah Media Engineering Vol.6 No.1, Januari 20116 (433-4) ISSN: 2087-9334
3,000,000
2,500,000
2,000,000
Nikel
1,500,000
Perikanan
1,000,000 Kakao
500,000
0
2015 2016 2020 2025 2030
440
Jurnal Ilmiah Media Engineering Vol.6 No.1, Januari 20116 (433-4) ISSN: 2087-9334
ekonomi maka akan dilakukan sinkronisasi tahun 2020 sebanyak 868,278, maka
antara rencana pengembangan Pelabuhan dibutuhkan lapangan petikemas 48.297,
Bungkutoko sesuai dengan dokumen sehingga perlu perluasan sebesar 30.061
masterplan pelabuhan yang ada dengan m2, dan pada tahun 2030 arus barang
peramalan peningkatan komiditi unggulan 3,387,431 maka dibutuhkan petikemas
tidak sesuai dengan kebutuhan kedepan. 119,691 m2 maka perlu penambahan
Prediksi Kebutuhan Dermaga Petikemas 101.428 m2. Ditinjau dari aspek
Pelabuhan Bungkutuko ditunjuka pada pengembangan antisipasi angkutan global
Tabel 6. petikemas masih terkendala faktor
penguasaan lahan dan kedalaman perairan.
Tabel 6. Prediksi Kebutuhan Dermaga Prediksi kebutuhan lapangan petikemas
Petikemas ditunjukan Tabel 7.
Dermaga Tahun Pengembangan
Sat
Petikemas
2015 2020 2025 2030 Tabel 7 Prediksi Kebutuhan Lapangan
Kebutuhan m 265 417 657 1,034 Petikemas
Sumber: Hasil Analisis Lapangan
Sat
Tahun Pengembangan
Petikemas
2015 2020 2025 2030
Berdasarkan Tabel 6 menunjukan Kebutuhan m2 30,680 48,297 76,031 119,691
bahwa Kebutuhan Dermaga Petikemas di Sumber: Hasil Analisis
Pelabuhan Bungkutoko pada tahun 2015 -
2030 . Panjang dermaga saat ini 200 m, Strategi Pengembangan Pelabuhan
arus barang sebanyak 868,278 sedangkan Strategi pengembangan berdasarkan
kebutuhan ideal dermaga peti adalah 2015 pada karakteristik kondisi eksternal dan
adalah 265 m jadi perlu penambahan internal, maka dapat perlu dibuat beberapa
dermaga petikemas 65 m. Pada tahun 2020 rencana arah pengembangan strategis yang
dengan arus barang 1,366,876 maka diharapkan dapat menjawab tentang
kebutuhan dermaga Pelabuhan harapan pembangunan pelabuhan Kota
Bungkutoko 417 m, sehingga perlu Kendari.
penambahan 217 m. Pada tahun 2030 arus Berdasasarkan hasil analisis SWOT,
barang 3,387,431 maka dibutuhkan maka strategi pengembangan pelabuhan
dermaga sepanjang 1,034 m maka perlu Bungkutoko yaitu: Perluasan
penambahan 834 m. Aktivitas Petikemas Pembangunan Infrastruktur, dengan
Pelabuhan Bungkutoko seperti yang pelaksanaan kebijakan sebagai berikut:
ditunjukan pada Gambar 3. a. Peningkatan Investasi (Pemerintah) di
bidang Infrastruktur.
b. Peningkatan perluasan kapasitas
infrastruktur.
c. Pemerataan akses pelayanan
infrastruktur.
selain strategi pengembangan infrastruktur
pelabuhan berdasarkan tipologi tersebut,
maka strategi pengembangan yang sifatnya
umum, diantaranya sebagai berikut adalah:
a. Meningkatkan kapasitas SDM dan
penguatan kelembagaan untuk
Gambar 3. Aktivitas Petikemas eningkatkan kinerja operasional
pelabuhan,
Kebutuhan lapangan petikemas b. Meningkatkan infrastruktur pelabuhan
Pelabuhan Bungkutoko saat ini adalah (kuantitas dan kualitas) untuk
18.236 m2. Untuk mendapatkan gambaran meningkatkan daya saing pelabuhan,
hasil yang akan datang maka dilakukan c. Mengembangkan kemitraan
proyeksi. Hasil proyeksi arus barang Pada (pemerintah, swasta, dan masyarakat)
441
Jurnal Ilmiah Media Engineering Vol.6 No.1, Januari 20116 (433-4) ISSN: 2087-9334
442
Jurnal Ilmiah Media Engineering Vol.6 No.1, Januari 20116 (433-4) ISSN: 2087-9334
443