Anda di halaman 1dari 5

CISCO VS MIKROTIK

Pada akhirnya mungkin kita akan bertanya-tanya, “apa sebenarnya kriteria dari sebuah router
yang dapat dikatakan ‘enterprise’?”. Dan pada akhirnya semua menjadi subjektif karena belum
saya temukan adanya parameter resmi untuk sebuah router dapat dikatakan ‘enterprise’.
Beberapa pihak lebih memilih Cisco dengan alasan
1. Memiliki dukungan resmi
2. Brand yang telah lama dikenal
3. Banyak network engineer yang familiar dan mengerti konfigurasi & troubleshoot Cisco
4. Resource yang besar dipercayai menangani traffic yang tinggi
5. Dokumentasi yang lengkap
6. Sertifikasi yang berskala internasional

Beberapa pihak lebih memilih Mikrotik dengan alasan


1. Harga yang berkali lipat lebih murah, lebih merakyat
2. Performa yang baik, dan jauh lebih memuaskan untuk sebagian pihak network engineer
3. Nyaman, ada yang lebih betah setelah familiar dengan antar muka dan konfigurasinya
4. Ada dukungan komunitas walaupun tak ada dukungan resmi
5. Resource tidak sebesar Cisco yang setara, namun mampu menangani traffic yang tinggi untuk
seukuran resource yang dimiliki Mikrotik
6. Ringan.

Kapan menggunakan Cisco? ini akan subjektif kepada network engineer-nya. Namun alasan
paling umum menggunakan Cisco yakni
1. Jika budget-nya cukup
2. Jika rekan satu tim yang support hanya mengerti Cisco
3. Jika network engineer tidak siap untuk resiko menangani masalah Mikrotik 100% tanpa
dukungan resmi
4. Jika traffic data perusahaan tinggi dan data sangat penting namun network engineer belum
pernah memiliki pengalaman big data traffic dengan Mikrotik
5. Jika tidak memiliki best practise menggunakan Mikrotik, sementara kebutuhan
mengharuskan gerak cepat.
Kapan menggunakan Mikrotik?
1. Jika budget tidak mencukupi untuk beli Cisco
2. Jika traffic yang ditangani ratusan hingga < 1.200 devices
3. Jika berani ambil resiko menangani masalah yang muncul 100% tanpa dukungan resmi brand
Setelah membaca aneka artikel, ternyata ini +- 10% perangkat, 90% the man behind the gun.
Karena ada beberapa yang bermasalah dengan Mikrotik namun mereka keep searching &
learning hingga bisa menangani masalah. Malah ada praktisi yang berasumsi Mikrotik layak
untuk data center. Ada juga yang sudah pakai Cisco namun begitu bermasalah, mendapat
dukungan resmi, namun solusi akhir adalah menunggu update informasi dan data dari pihak
Cisco.
Pertimbangan akhir memilih Cisco
Cisco adalah sebuah nama yang besar dan memiliki reputasi yang baik. Biasa digunakan untuk
traffic data skala enterprise. Mereka berusaha menciptakan produk tidak memandang dari sisi
kualitas material produk saja, namun juga dari sisi after sales-nya. Kompatibilitas untuk
digunakan bersama dengan aneka device & firmware, durabilitas, ‘garansi’ berupa layanan
dukungan resmi yang memungkinkan anda bisa bertanya jika andaikata jam 2 pagi memiliki
masalah dengan router dan bingung mau tanya siapa, dan yang paling utama yakni bisa
diandalkan untuk sebanyak mungkin skenario.
Pertimbangan akhir memilih Mikrotik

 Performa luar biasa untuk harga yang berkali-kali lipat lebih murah daripada produk Cisco
yang setara.
 Mulai banyak pengguna Cisco mencoba-coba saja namun ternyata menggunakannya secara
berkelanjutan karena jatuh cinta atas user experience yang didapatkannya serta tidak
memiliki masalah yang berarti hingga bertahun-tahun.
 Karena banyak yang jatuh cinta, banyak orang yang secara suka rela memberikan dukungan,
baik itu dari komunitas, maupun personal.
 Usia Mikrotik baru seumur jagung, namun telah banyak mendapat reputasi di hati para
profesional dunia akan kinerjanya. Bahkan terlepas dari resource yang relatif lebih rendah
serta kesan yang dimunculkan, beberapa praktisi profesional berani mengatakan bahwa
Mikrotik adalah produk level enterprise.
Pilih Cisco atau Mikrotik tergantung kepada the man behind the gun untuk mendefinisikan
sejauh apa kebutuhan perusahaan. Apa device yang reliable untuk kebutuhan tersebut. Yang
pasti mau pilih yang mana saja, router adalah router, server adalah server, kalau mau resiko
minim, biarkan tetap begitu 😀
Dalam artikel-artikel sebelumnya, telah dibahas mengenai protokol-protokol seperti NetFlow,
sFlow, JFlow, IPFIX, dan terakhir NetStream. Dari artikel-artikel sebelumnya sedikit banyaknya
Anda pasti tahu apa saja kelebihan dan kekurangan dari masing-masing protokol tersebut,
bukan? Untuk artikel kali ini, kami akan membahas perbandingan perangkat yang mendukung
flow khususnya router. Dalam artikel ini, kami akan memfokuskan pada Cisco dan Mikrotik.
Bagaimana perbandingan keduanya? Mari simak penjelasannya berikut ini.
Cisco merupakan peralatan utama yang digunakan pada jaringan luas atau Wide Area Network
(WAN). Dengan router Cisco, informasi dapat diteruskan ke alamat jarak jauh dan pada jaringan
komputer yang berbeda. Tujuannya adalah untuk dapat meneruskan paket data dari LAN ke
LAN lain, router Cisco. Sedangkan Mikrotik adalah sistem operasi yang mencakup perangkat
lunak yang diinstal pada komputer sehingga komputer dapat bertindak sebagai jantung
jaringan, mengendalikan atau mengelola lalu lintas data antar jaringan, jenis komputer ini
dikenal dengan nama router.
Jenis router dari Cisco ada beberapa jenis seri. Semakin canggih seri maka semakin canggih dan
memiliki fitur lengkap yang disediakan oleh Cisco. Untuk harganya tentu akan semakin mahal
sesuai dengan yang diberikan. juga dapat dioperasikan melalui CLI. Router juga dapat
menggunakan sistem operasi IOS. Jika Anda memahami prinsip-prinsip dasar menggunakan
perintah IOS, maka Anda tidak akan mengalami banyak kendala ketika Anda mulai belajar
mengoperasikan router.
Kalau router Mikrotik sendiri adalah sebuah sistem operasi dan perangkat lunak yang dapat
digunakan untuk membuat komputer menjadi jaringan router yang andal, termasuk berbagai
fitur yang dibuat untuk jaringan IP dan jaringan nirkabel, cocok untuk digunakan oleh ISP dan
penyedia hotspot.
Jika dilihat dari fungsinya, Cisco berfungsi sebagai penghubung antara dua atau lebih jaringan
untuk meneruskan data dari satu jaringan ke jaringan lainnya. Router memiliki bagian yang
mirip dengan PC. Sedangkan fungsi dari Mikrotik adalah untuk jaringan skala kecil dan skala
besar, tentu saja ini disesuaikan dengan sumber daya daripada komputer itu sendiri.
Jika dilihat dari segi harga, routerboard milik Cisco yang paling murah harganya berkisar Rp 20
juta sebaliknya untuk router Mikrotik sendiri paling mahal adalah Rp 20 juta. Sedangkan jika
dilihat dari penggunaannya, Mikrotik biasanya digunakan pada kelas small dan medium
enterprise. Sedangkan untuk enterprise dan ISP (internet service provider) lebih banyak
menggunakan Cisco.
Jadi, mana yang terbaik? Jika kami sarankan sebaiknya lihat dulu apa yang Anda butuhkan. Jika
Anda memiliki perusahaan kecil dan perusahaan menengah, sebaiknya Anda memilih Mikrotik.
Sebaliknya, jika Anda memiliki perusahaan yang besar, maka Cisco adalah jawaban yang tepat
untuk Anda. Untuk mendapatkannya pun cukup mudah, Anda bisa dengan mudah
mendapatkannya di toko-toko online seperti Bhinneka maupun Tokopedia.
Sebelum kita membahas perbandingan keduanya marilah kita bahas satu persatu apa itu
mikrotik dan cisco. Mikrotik adalah perusahaan kecil berkantor pusat di Latvia, yang dibentuk
oleh John Trully dan Arnis Riekstins. Mikrotik sendiri memiliki os yang namanya MikroTik
RouterOS™ yang basenya Linux. Di dalam MikroTik RouterOS™ terdapat berbagai macam fitur
yg ditanamkan, diantaranya adalah:

 Firewall dan NAT


 Routing
 Hotspot
 IPsec
 Web proxy
 DHCP
 wireless
 dan lain-lain
Cisco merupakan perusahaan global dalam bidang telekomunikasi yang bermarkas di San Jose,
California, Amerika Serikat. Perusahaan ini didirikan pada tahun 1984. Cisco merupakan salah
satu pelopor dalam industri jaringan yang memulai memproduksi router bernama AGS (Advace
Gateway Server) pada tahun 1986.
Cisco System (Cisco) menjual jaringan dan komunikasi teknologi, peralatan dan pelayanan
untuk transportasi data, suara dan video ke seluruh dunia. Produk perusahaan dan pelayanan
terdiri dari beberapa kategori diantaranya adalah router, swicth, network access, IP telephony,
keamanan, Jaringan fiber optik, jaringan data center, jaringan via sinyal, jaringan untuk rumah,
dukungan layanan teknis dan pelayanan jaringan.
Setelah mengetahui sekilas tentang mikrotik dan cisco marilah kita membandingkan keduanya:

 perbandingan pertama adalah penggunanya. Mikrotik biasanya digunakan pada kelas small
and medium enterprise, sementara cisco lebih banyak digunakan pada enterprise dan ISP
(internet service provider)
 perbandingan kedua adalah harganya. Harga routerboard mikrotik yang paling mahal
adalah sekitar Rp 20 juta, sedangkan router Cisco yang paling murah berkisar Rp 20 juta.

Anda mungkin juga menyukai