Anda di halaman 1dari 25

DIET PADA SISTEM

PERKEMIHAN
Nutrisi untuk Gagal Ginjal
Akut dan Kronis
▪ Pada Gagal ginjal terjadi penurunan filtrasi
pada glomelurus (tempat penyaringan darah
pada ginjal) menyebabkan banyaknya fungsi
nefron yang rusak.
▪ Nefron berfungsi sebagai pengatur air dan
elektrolit dalam tubuh dengan cara menyaring
darah, kemudian menyerap kembali cairan dan
molekul yang masih diperlukan tubuh.
▪ Peningkatan jumlah nefron yang rusak inilah
yang mencetuskan terjadinya gagal ginjal
kronis. Pada tahap ini, penderita akan
mengalami retensi cairan (edema), kalium,
natrium, dan fosfor.
▪ Jumlah air seni yang dikeluarkan sedikit
sehingga sampah yang seharusnya dibuang,
akhirnya menumpuk dalam darah, terutama
urea (yang berasal dari pemecahan protein
tubuh).
▪ Kadar ureum darah (BUN) dan kreatinin
meningkat, dan biasanya penderita akan
mengalami kelelahan, hilang nafsu makan, mual
dan muntah.
▪ Jika keadaan sudah demikian,yang perlu dibatasi
adalah cairan (maksimal 500-1000ml/hari),
protein (difokuskan pada protein dengan nilai
tinggi), natrium dan kalium.
▪ Penderita dengan kemampuan makan yang
rendah, bila diperlukan, berikan tambahan
suplemen vitamin seperti asam folat, vitamin
B6, vitamin C, Vitamin D dan vitamin K.
▪ Bagi pasien dengan hiperkalemia sebaiknya
menghindari sayuran dan buah yang tinggi
kalium seperti daun pepaya, kembang kol,
bayam, kapri, peterseli, pisang, duku dan
alpukat.
Nutrisi untuk Gagal Ginjal
Tahap Akhir (dengan dialisa)
▪ Hemodialisis diperlukan bagi penderita yang
mengalami penurunan fungsi ginjal tahap akhir,
dimana ginjal sudah tak lagi memiliki kemampuan
mengeluarkan produk sisa metabolisme dan
mempertahankan keseimbangan cairan elektrolit dan
kadar ureum darah sebagai tanda terjadinya keracunan
urea meningkat hingga lebihdari 15 mg dan dapat
berujung pada koma.
▪ Saat penderita menjalani dialisa, penderita
membutuhkan suplemen yang bisa menggantikan asam
amino yang hilang selama dialisis.
Nutrisi untuk Penderita Batu
Ginjal
▪ Batu ginjal terbentuk jika konsentrasi mineral atau
garam urin mencapai nilai yang memungkinkan
terbentuknya kristal. Beberapa makanan perlu
dihindari pada penderita dengan batu
ginjal,tergantung jenis batu yang diderita.
▪ Pada penderita dengan batu kalsium hindari
protein yang mengandung kalsium tinggi, seperti
susu tinggi kalsium, dan makanan yang dapat
meningkatkan ekskresi oksalat melalui ginjal.
▪ Untuk jenis batu asam urat, hindari bahan
makanan yang mengandung purin dan lemak
tinggi seperti jerohan, sarden, kerang, bayam,
daun singkong, kangkung, melinjo, serta
kacang dan berbagai hasil olahannya.
Diet Nefrotik Sindrom

1. Tujuan Diet:
a. Mengganti kehilangan protein terutama albumin
b. Mengurangi edema dan menjaga keseimbangan cairan
tubuh
c. Memonitor hiperkolesterolimia dan penumpukan
trigliserida
d. Mengontrol hipertensi
e. Mengatasi anoreksia
2. Syarat Diet
a. Energi cukup untuk mempertahankan
keseimbangan nitrogen positif, yaitu 35 kkal/kg
BB/hari
b. Protein sedang, 1,0 g/kg BB, atau 0,8 g/kg BB
ditambah dengan jumlah protein yang dikeluarkan
melalui urine.
c. Lemak sedang, 15 – 29 % dari kebutuhan energy
total. Perbandingan lemak jenuh, lemak jenuh
tunggal dan lemak jenuh ganda adalah 1: 1:1
d. Karbohidrat sebagai sisa kebutuhan energy.
Utamakan penggunaan karbohidrat kompleks
e. Natrium dibatasi, yaitu 1- 4 g sehari,
tergantung berat ringannya edema.
f. Kolesterol dibatasi < 300mg, bila ada
peningkatan trigliserida darah.
g. Cairan disesuaikan dengan banyaknya cairan
yang dikeluarkan melalui urine ditambah 500
ml pengganti cairan yang dikeluarkan melalui
kulit dan pernafasan.
3. Jenis dan Indikasi Pemberian;
▪ Karena gejala penyakit bersifat sangat
individual, diet disusun secara individual,
dengan menyatakan banyak protein dan
natrium yang dibutuhkan didalam diet.
Misalnya: Diet Sindroma Nefrotik, Energi:
1750 kkal, Protein: 50 g, Na: 2 g.
▪ Monitoring & Evaluasi:
▪ Monitoring dan evaluasi dilakukan untuk
melihat perkembangan pasien terhadap:
▪ a. Asupan
▪ b. Status Gizi
▪ c. Hasil Laboratorium
▪ d. Keadaan fisik dan Klinis
▪ Terapi Diit Pada Gagal Ginjal Kronik
▪ Sejalan dengan perkembangan ilmu, terapi dietetik pada
penderita gagal ginjal kronik mengalami kemajuan.
Penderita gagal ginjal kronik dapat hidup normal dan
produktif dengan terapi dietetik, disamping dapat menunda
menjalani cuci darah (hemodialisa) untuk jangka waktu
yang cukup lama. (Triyani Kresnawan,1991).
▪ Tujuan Diit Menurut (Roesma, 1992) :
▪ 1. Mempertahankan keadaan gizi yang optimal agar
penderita dapat
▪ 2. melakukan aktifitas normal.
▪ 3. Mengurangi atau mencegah gejala sindrom uremik.
▪ 4. Menjaga keseimbangan cairan dan elektrolit.
▪ Syarat Diit :
▪ 1. Energi
▪ Asupan energi yang cukup sangat diperlukan untuk mencegah katabolisme
jaringan tubuh. Dibutuhkan sekurang-kurangnya 35 kal/kg BB/hari,
dibutuhkan asupan yang optimal dari golongan bahan makanan non
protein. Ini dimaksudkan untuk mencegah gangguan protein sebagai
sumber energi. Bahan-bahan ini bisa diperoleh dari : minyak,
mentega;margarin, gula, madu, sirup,jamu dan lain-lain.
▪ 2. Protein
▪ Asupan protein cukup 1-1,2 gr/kg BB/hari, untuk menjaga keseimbangan
nitrogen dan kehilangan protein selama didialisis. Sekurang-kurangnya
50% asupan protein berasal dari protein bernilai biologi tinggi, yang lebih
lengkap kandungan asam amino escensialnya sumber protein ini biasanya
dari golongan hewani, misalnya telur, daging, ayam, ikan, susu, kerang dan
lain-lain dalam jumlah sesuai anjuran.
▪ 3. Natrium
▪ Asupan natrium 40-120 mEq/hari (270-920 mg/hari) untuk control tekanan
darah dan oedema. Pembatasan natrium dapat membantu mengatasi rasa
haus, dengan demikian dapat mencegah kelebihan asupan cairan. Bahan
makanan tinggi natrium yang tidak dianjurkan antara lain : Bahan makanan
yang dikalengkan. Garam natrium yang ditambahkan ke dalam makanan
seperti natrium bikarbonat, atau soda kue, natrium benzoat atau pengawet
buah dan sayuran, natrium nitrit atau sendawa yang digunakan sebagai
pengawet daging, seperti pada “cornet beef “ .
▪ 4. Kalium
▪ Pembatasan kalium sangat diperlukan . Asupan kalium diberikan
1560-2730 mg/hari. Bahan makanan tinggi kalium pada umbi,
buah-buahan, alpokat, pisang ambon, mangga, tomat, rebung, daun
singkong, daun pepaya, bayam, kacang tanah, kacang hijau dan kacang
kedelai.
▪ 5. Kalsium dan fosfor
▪ Hendaknya dikontrol keadaan hipokalsium, ini
untuk menghindari terjadinya seminimal mungkin
mencegah klasifisikasi dari tulang dan jaringan
tubuh. Asupan phospor 400-900 mg/hari, kalsium
1000-1400 mg/hari.
▪ 6. Cairan
▪ Untuk membatasi kelebihan cairan tubuh
sekurang-kurangnya 1,2 kg setiap hari. Konsumsi
cairan baik yang berasal dari makanan maupun
minuman di berikan sesuai dengan air seni yang
dikeluarkan ditambah 500 cc.
▪ Syarat Pemberian Diet Pada Gagal Ginjal Kronik Adalah
▪ (ALMATSIER 2006):
▪ 1. Energi cukup, yaitu 35 kkal/kg BB.
▪ 2. Protein rendah, yaitu 0,6 – 0,75 gr/kg BB. Sebagian harus
bernilai biologik tinggi.
▪ 3. Lemak cukup, yaitu 20-30% dari kebutuhan total energi,
diutamakan lemak tidak jenuh ganda.
▪ 4. Karbohidrat cukup, yaitu : kebutuhan energi total dikurangi
yang berasal dari protein dan lemak.
▪ 5. Natrium dibatsi apabila ada hipertensi, edema, acites,
oliguria, atau anuria, banyak natrium yang diberikan antara 1-3 g.
▪ 6. Kalium dibatasi (60-70 mEq) apabila ada hiperkalemia
(kalium darah > 5,5 mEq), oliguria, atau anuria.
▪ 7. Cairan dibatasi yaitu sebanyak jumlah urine
sehari ditambah dengan pengeluaran cairan melalui
keringat dan pernapasan (±500 ml).
▪ 8. Vitamin cukup, bila perlu berikan suplemen
piridoksin, asam folat, vitamin C, vitamin D.
▪ Ada tiga jenis diet yang diberikan menurut berat badan
pasien, yaitu :
▪ 1. Diet Protein Rendah I : 30 gr protein diberikan
kepada pasien dengan berat badan 50 kg.
▪ 2. Diet Protein Rendah II : 35 gr protein diberikan
kepada pasien dengan berat badan 60 kg.
▪ Diit Pada Pasien Dengan Glomerulonefritis
▪ Intervensi Gizi pada Glomerulunefritis pada Dewasa
▪ Diet pada pasien glomerulonefritis, penanganan diet yang
terpentingpada penderita GNA diantaranya untuk membatasi
pemberian garam dapur,intake protein dibatasi sesuai dengan
keadaan penderita dan memberikanenergy yang adekuat.
a. Merencanakan makanan tinggi protein, rendah natrium
untukmenggantikan natrium yang hilang menurunkan retensi cairan
▪ Intake protein harus lebih besar atau sama dengan
1,5gram/kgBB/hari. Anak-anak memerlukan 2-3 gram/kgBB/hari.
Harusditekankan pada pemakaian protein HBV.Kecukupan kalori
harus dipenuhi untuk mencegah penggunaan proteinsebagai energi
( untuk orang dewasa 35-50 kkal/kgBB/hari). Natriumharus
dibatasi , biasanya 1000-2000 mg (40-90 mEq)/hari,
untuk mengontrol edema.
b. Mengontrol hiperlipidemia
▪ Diet harus rendah lemak jenuh dan kolesterol yang dapat
membantumenurunkan kolesterol. Karena diet sangat rendah
dalam lemak dapatmemperburuk hipertrigliseridemia, intake
lemak moderat (sekitar 30-35% dari total kalori) dianjurkan.
Selain itu, penurunan berat badan pasienbila diperlukan
dapat menolong dapat menurunkan kolesterol serum
c. Pencegahan Hiperglisemia
▪ Pemberian steroid biasanya berhubungan dengan turunnya
toleransiglukosa. Untuk mengatasi masalah ini, intake
karbohidrat sederhanaseperti minuman ringan (softdrink dan
pastries) harus dikurangi. Dansebagai pengganti harus
ditekankan penggunaan karbohidrat kompleksseperti roti,
sereal, leguminosa, dan sayuran bertepung.
d. Suplementasi
▪ Suplementasi jarang diperlukan, karena diet dapat dirancang
untuk mencukupi semua zat gizi
e. Pendidikan Gizi
▪ Prinsip diet tinggi protein dan rendah natrium.
▪ Pasien dianjurkan untuk mengkonsumsi 2-3 porsi daging,
ikan, ayam,atau leguminosa (untuk anak-anak 56,6-84,9
gram per porsi, dan untuk remaja serta dewasa 113,2-141,5
gram), dan 3-4 porsi susu, keju, atauyogurt setiap hari.
Untuk mengurangi intake kolesterol dan lemak
jenuhdianjurkan untuk mengkonsumsi daging tanpa lemak,
ikan, dan ayamtanpa kulit, dan menggunakan susu jenis susu
skim. Untuk menguranginatrium pada diet pasien dapat
mengkonsumsi makanan dari dagingsegar yang belum
diproses dengan garam atau unsalted cheese.
f. Pemantauan retensi cairan
▪ Pasien harus dikontrol berat badan setiap hari serta
memeriksa adanyaedema terutama pada tungkai
bawah dan di sekitar mata.
▪ Intervensi Gizi pada Glomerulunefritis pada Anak
▪ Diet untuk anak, penanganan diet yang terpenting
pada penderita GNAdiantaranya untuk membatasi
pemberian garam dapur, intake proteindibatasi
sesuai dengan keadaan penderita dan memberikan
energy yangadekuat.
▪ Tujuan diet:
▪ a. Tidak memberatkan kerja ginjal-
▪ b. Membantu menurunkan ureum dan
kreatinin darah
▪ c. Menurunkan retensi natrium dan air
dalam tubuh dan agar pertumbuhan secara
optimal
▪ Prinsip diet:Rendah Protein Rendah Garam
(RPRG)
▪ Diit Pada Kanker Kandung Kemih
▪ 1. pasien kanker kandung kemih dianjurkan
untuk memakan buah dan sayuran segar
▪ 2. harus diberikan diet tinggi protein seperti
telur, susu dan ikan
▪ 3. berikan makanan kesukaan pasien kanker
kandung kemih yang telah dimodifikasi, tetapi
hindari makanan pedas, keras dan yang sulit
dicerna oleh tubuh.

Anda mungkin juga menyukai