Anda di halaman 1dari 11

Peran Kepala sekolah Dalam Mengembangkan Pembelajaran

Jarak Jauh di Era New Normal

Dalam upaya pencegahan penyebaran corona virus disease (COVID-19), Menteri


Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) menghimbau agar penyelenggaran kegiatan
pembelajaran di Sekolah dilaksanakan secara daring. Hal ini dituangkan dalam SE Mendikbud
Nomor 3 Tahun 2020 tentang Langkah Pencegahan Covid 19 pada Satuan Pendidikan dan SE
Mendikbud Nomor 4 Tahun 2020 tentang Pelaksanaan Pendidikan Dalam Masa Darurat
Covid 19 Konsekwensi dari Surat Edaran tersebut, mengatur juga pada Guru dan dosen untuk
melakukan aktivitas bekerja, mengajar atau memberi kuliah dari rumah (Bekerja Dari Rumah,
Belajar dari Rumah dan Beribadah dari Rumah/BDR).
Di Jawa Timur hal ini ditindaklanjuti oleh Gubernur dengan menerbitkan empat kali
Surat Edaran yakni :
1. Surat edaran Gubernur Jatim No : 420/1780/101.1/2020 tanggal 15 Maret 2020 tentang
peningkatan kewaspadaan terhadap Corona Virus disease ( Covid-19) yang
mengintruksikan kegiatan Belajar dari Rumah terhitung sejak tanggal 16 Maret sampai
dengan 29 Maret 2020.
2. Surat edaran Gubernur Jatim No : 420/2010/101.1/2020 tanggal 30 Maret 2020 tentang
perpanjangan Pelaksanaan Kebijakan Pendidikan dalam masa darurat penyebaran Corona
Virus disease ( Covid-19) di Jawa Timur, yang mengintruksikan perpanjangan masa
kegiatan Belajar dari Rumah yang semula dilaksanakan sampai tanggal 5 April 2020
diperpanjang sampai dengan tanggal 21 April 2020.
3. Surat edaran Gubernur Jatim No : 420/2438/101.1/2020 tanggal 16 April 2020 tentang
perpanjangan Pelaksanaan Kebijakan Pendidikan dalam masa darurat penyebaran Corona
Virus disease ( Covid-19) pada satuan pendidikan , yang mengintruksikan perpanjangan
masa kegiatan Belajar dari Rumah yang semula dilaksanakan sampai tanggal 21 April 2020
diperpanjang sampai dengan tanggal 1 Juni 2020.
4. Surat edaran Gubernur Jatim No : 420/3337/101.1/2020 tanggal 29 Mei 2020 tentang
Kebijakan Pendidikan dalam masa darurat Covid-19 di Jawa Timur, yang
mengintruksikan masa Belajar dari Rumah akan dilaksanakan mulai tanggal 2 juni 2020,
sampai dengan adanya kebijakan lebih lanjut,.
Jadi, setelah dua bulan lebih sejak diberlakukannya masa belajar dan bekerja dari
rumah, pemerintah akan memberlakukan “New Normal” sebagai babak baru dalam
menyikapi wabah COVID-19. Wacana yang berkembang di masyarakat , masa New Normal
akan dimulai sejak tanggal 13 Juli 2020 seiring dengan dimulainya Tahun Pelajaran Baru
2020 – 2021. Hal ini menimbulkan pro-kontra dan keresahan di tengah masyarakat terkait
bagaimana kelanjutan kegiatan belajar mengajar pada kondisi new normal.
Akhirnya dengan adanya Keputusan bersama empat Menteri yaitu Mendikbud,
Menag, Menkes dan Mendagri yang disampaikan melalui siaran pers No :
137/sipers/A6/VI/2020 pada tanggal 15 Juni 2020, Mendikbud menyampaikan bahwa “Untuk
daerah yang berada di zona kuning, oranye, dan merah, dilarang melakukan pembelajaran
tatap muka di satuan pendidikan. Satuan pendidikan pada zona-zona tersebut tetap
melanjutkan Belajar dari Rumah,”. Lebih lanjuat Mendikbud menegaskan bahwa proses
pengambilan keputusan dimulainya pembelajaran tatap muka bagi satuan pendidikan di
kabupaten/kota dalam zona hijau dilakukan secara sangat ketat dengan persyaratan berlapis
yaitu :
1. Satuan pendidikan berda di zona hijau ( menjadi syarat pertama dan utama ) .
2. Jika pemerintah daerah atau Kantor Wilayah/Kantor Kementerian Agama memberi izin.
3. Jika satuan pendidikan sudah memenuhi semua daftar periksa dan siap melakukan
pembelajaran tatap muka.
4. Jika orang tua/wali murid menyetujui putra/putrinya melakukan pembelajaran tatap muka
di satuan pendidikan.
Jika salah satu dari empat syarat tersebut tidak terpenuhi, maka peserta didik tetap
melanjutkan Belajar dari Rumah secara penuh,
Dengan keputusan bersama empat menteri itu, jelaslah bahwa masa kenormalan
belajar di sekolah masih menunggu dan mempertimbangkan masukan dari hasil kerja gugus
tugas penanganan darurat Covid 19. Meskipun dari hasil jejak pendapat terhadap guru, orang
tua dan siswa SMK secara nasional dengan respondenn sebanyak 208,863 orang secara
mayoritas menginginkan segera dilakukan pembelajaran tatap muka. Selengkapnya hasil dari
jejak pendapat tersebut adalah sebagai berikut :
1. Setuju diberlakukan new normal dari guru 47,53 %, Orang tua 48,46 % dan Siswa 69,21%
2. Tidak Setuju adanya new normal dari guru 23,46 %, orang tua 21,46 % dan siswa 10,16 %
3. Ragu-ragu diberlakukan new normal dari guru 29,01%,orgtua 29,58 % dan siswa 20,63 %
Dari data tersebut menunjukkan bahwa mayoritas Guru, orang tua dan siswa
memiliki tanggapan yang sama terkait dengan rencana pelaksanaan kembali kegiatan belajar
mengajar di sekolah atau rencana pelaksanaan New Normal pendidikan. Namun demikian
masih ada 50% lebih dari orang tua dan guru serta 30 % dari siswa yang tidak setuju dan
ragu-ragu tentang pemberlakuan new normal ini.
Alasan mereka setuju dengan diberlakukannya new normal diantaranya adalah
sekolah dijamin dapat menerapkan protokoler kesehatan yang ketat, pandemi diprediksi akan
lama berakhir, terlalu banyak kuota internet yang dihabiskan, belajar dari rumah tidak Efektif,
siswa bosan belajar di rumah,dan adanya daerah yang tidak mendukung pembelajaran jarak
jauh melalui daring.
Sedangkan mereka yang tidak setuju dan ragu2 dengan diberlakukannya new normal
saat ini memiliki alasan diantaranya adalah meragukan penerapan protokol kesehatan ketat di
sekolah, khawatir risiko saat perjalanan pulang-pergi ke sekolah, dan mereka tidak mau
mengambil risiko. Berarti masih khawatir terjadinya penularan dan penyebaran covid 19.
Selanjutnya para siswa, guru dan orang tua antara 55-70 % menilai bahwa sekolah
telah siap untuk kembali melaksanakan KBM di sekolah dalam menuju New Normal
Pendidikan. Serta antara 52 – 66 % yang menilai bahwa sekolah mereka telah memiliki sarana
dan prasarana yang mendukung untuk penerapan pelaksanaan protokoler kesehatan COVID
19. Berarti masih ada sekitar 30 % menganggap sekolah belum siap menyongsong new
normal dan ada 34 % yang menilai bahwa sekolah tidak tersedia sarana prasarana untuk
mendukung pelaksanaan protokol kesehatan di sekolah.
Berdasarkan Keputusan bersama empat Menteri dan hasil jejak pendapat tersebut
diharapkan dapat dijadikan pegangan bagi Kepala Sekolah dalam menyambut dan
menyongsong Tahun pelajaran baru 2020-2021 sekaligus mempersiapkan kenormalan belajar
di Sekolah. Mengingat pola pemberlakuan belajar tatap muka di sekolah atau pemberlakuan
new normal bukan berarti situasi dan kondisi sudah normal dan terbebas dari penularan covid
19, Namun normalnya hanya sebatas normal untuk kembali beraktifitas di sekolah setelah
sekian lama belajar di rumah. Normal melakukan kegiatan pembelajaran di sekolah dalam
situasi dan kondisi yang belum normal karena pandemi covid 19 yang belum berakhir.
Dari itulah, Kepala Sekolah harus bersiap siaga dan mempersiapkan berbagai hal
guna menyongsong pemberlakuan new normal pendidikan. Sehingga sewaktu-waktu
pemerintah mengumumkan pemberlakuan New Normal, sekolah sudah siap menyambutnya.
Kesiapan untuk memasuki new normal ini ada dua yaitu:
1. Kesiapan untuk tetap berada pada situasi dan kondisi yang belum normal oleh ancaman
covid 19 dalam suasana normal
2. Kesiapan untuk melakukan kegiatan pembelajaran secara normal di sekolah dalam kondisi
yang tidak normal.
Kesiapan Kepala Sekolah yang pertama diharapkan agar sekolah dapat memenuhi
harapan masyarakat yang setuju diberakukannya new normal dan meyakinkan masyarakat
yang masih ragu dan tidak setuju dengan pemberlakuan new normal. Sedangkan kesiapan
yang kedua diharapkan agar sekolah mampu melaksanakan pembelajaran di sekolah dan
berbagai kegiatan kesiswaan lainnya secara efektif di tengah suasana yang kurang mendukung
karena pandemic covid 19.
Langkah nyata yang harus dilakukan Kepala Sekolah untuk tetap berada pada situasi
kondisi yang belum normal yakni tetap memperhatikan dan menerapkan protokol kesehatan
dalam kondisi social yang normal adalah dengan mempersiapkan RGSSS yaitu :
1. Revisi RKAS
Merevisi RKAS ini harus dilakukan oleh Kepala sekolah karena terbitnya regulasi baru
tentang revisi Juknis BOS Reguler yakni Permendikbud No 19 tahun 2020 dan SE No 4
Tahun 2020. Bahwa dana BOS dapat digunakan untuk pembayaran guru honorer yang
tercatat pada Dapodik per 31 Desember 2019 (tidak untuk membiayai guru honorer baru),
yang belum mendapatkan tunjangan profesi, dan memenuhi beban mengajar, termasuk
mengajar dari rumah. Dana BOS juga dapat digunakan untuk pembelian pulsa, paket data,
dan/atau layanan pendidikan daring berbayar bagi pendidik dan/atau peserta didik dalam
rangka pelaksanaan pembelajaran dari rumah. Serta dapat digunakan untuk pembelian
cairan atau sabun pembersih tangan, pembasmi kuman (disinfectant), masker atau
penunjang kebersihan. Dengan merevisi RKAS ini Kepala Sekolah mempunyai dasar
untuk menggunakan dana BOS dalam penanganan darurat covid 19, utamanya untuk
mempersiapkan sarana prasarana yang terkait dengan penerapan protocol kesehatan di
lingkungan sekolah.
2. Gugus Tugas
Setiap Setiap ada kegiatan atau pekerjaan harus ada tim yang bertanggung jawab untuk
menanganinya mulai dari perencanaan, pelaksanaan dan pelaporan serta evaluasinya.
Dalam menyambut pemberlakuan kenormalan baru pembelajaran di Sekolah, Kepala
Sekolah harus membentuk tim siaga atau gugus tugas tingkat satuan Pendidikan, yang
melibatkan wakasek, wali kelas, guru mata pelajaran, Kepala Tata usaha dan OSIS.
Selanjutnya Kepala sekolah bisa berkoordinasi dengan dinas Pendidikan dan atau gugus
tugas penanganan COVID-19 setempat untuk memberikan pembekalan tentang tugas dan
tanggung jawab tim dalam menyambut kenormalan baru ditengah ketidaknormalan situasi
kondisi karena pandemic COVID-19. Tim siaga atau gugus tugas inilah yang akan
bekerjasama dan bekerja bersama-sama dengan Kepala Sekolah untuk mempersiapkan
segala sarana prasarana, menyusun SOP dan mensosialisasikannya ke seluruh warga
sekolah, orang tua dan masyarakat. Bahkan saat diberlakukannya era kenormalan baru
belajar di sekolah, tim ini juga yang akan mengingatkan, mendorong dan menggerakkan
warga sekolah untuk bisa menerapkan protocol kesehatan yang ketat di sekolah.
3. Sarana Prasarana
Alasan masyarakat yang ragu-ragu dan tidak setuju diberlakukannya new normal
sebagian besar adalah karena khawatir sekolah tidak menerapkan protocol kesehatan
secara ketat. Hal ini mengingat masih banyak Sekolah yang belum memiliki sarana
prasarana yang memadai untuk mendukung penerapan protocol kesehatan di lingkungan
sekolah. Karena sangat tidak mungkin dapat diterapkan protocol kesehatan secara ketat
dan disiplim jika sarana dan prasaranya tidak tersedia. Untuk itulah Kepala Sekolah
Bersama Tim gugus tugas Sekolah harus sudah mempersiapkan sarana prasarana yang
diperlukan sebelum new normal diberlakukan.
Di samping sarana prasarana yang terkait dengan penerapan protokol kesehatan, perlu
pula disiapkan sarana prasarana yang mendukung proses pembelajaran sesuai dengan
strategi pembelajaran serta perangkat pendukung pembelajaran yang terkait dengan
siklus pembelajaran, jadwal dan pembagian tugas, mengingat adanya sistem masuk
sekolah secara bergantian / shift dengan jumlah siswa per kelas antara 15-18 siswa
sedangkan siswa perkelas normal sekarang 36 siswa. Hal ini perlu penataan dan
persiapan yang matang sehingga kegiatan pembelajaran bisa berjalan sesuai dengan
harapan. Tanpa persipan yang maksimal, bisa jadi kegiatan pembelajaran di masa new
normal akan memunculkan masalah baru atau siswa sekedar masuk tanpa pelayanan
pembelajaran yang maksimal.
4. SOP ( Standar Operasional Prosedur)
Setiap lembaga Sekolah harus menyusun dan memiliki SOP supaya keraguan dan ketidak
setujuan masyarakat tentang pemberlakuan new normal ini dapat ditekan bahkan
masyarakat, khususnya orang tua bisa tenang mengijinkan putra putrinya untuk belajar
kembali di sekolah. Standar Operasional Prosedur yang harus dimiliki oleh Sekolah
diantaranya adalah SOP umum di sekolah, SOP berangkat dari rumah menuju Sekolah,
SOP siswa selama di Sekolah, SOP guru dan tenaga kependidikan selama di sekolah dan
SOP pulang dari Sekolah menuju ke rumah . Dengan memiliki SOP tersebut sekolah
dapat mewajibkan kepada seluruh warga sekolah untuk melaksanakan dan mentaati
ketentuan tersebut dengan baik dan penuh rasa tanggung jawab. Dan orang tua serta
masyarakat juga diharapkan ikut mendukung terlaksananya SOP tersebut sebagai bentuk
kepedulian terhadap penanggulangan darurat covid 19. ( panduan penyusunan SOP
terlampir)
5. Sosialisasi
Setelah SOP tersusun dengan baik, maka langkah selanjutnya adalah melakukan
sosialisasi SOP tersebut kepada warga sekolah, orang tua dan masyarakat. Hal ini
dimaksudkan agar segala yang tertuang dalam SOP tersebut dapat difahami dan
dimengerti oleh seluruh warga sekolah, orang tua dan masyarakat. Sehingga pada saatnya
diberlakukan new normal, semua pihak sudah mengetahui, memahami dan mengerti serta
bisa melaksanakan ketentuan dalam SOP tersebut secara baik tanpa tekanan dengan
kesiapan mental yang kuat. Sosialisasi ini bisa melalui media banner, media massa dan
elektronik, media social serta pertemuan virtual maupun melalui daring.secara on line.
Selanjutnya, untuk menyelenggarakan kegiatan pembelajaran dan kegiatan
kesiswaan lainnya secara normal di sekolah dalam kondisi yang tidak normal, maka Kepala
sekolah harus tetap mempersiapkan dan menjalankan tugas dan fungsinya di tengah pandemic
covid 19 yakni kegiatan daring serta mempersiapkan kegiatan yang bersifat langsung tatap
muka dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan. Adapun tugas dan fungsi Kepala
Sekolah ditengah pandemic covid 19 secara daring adalah sebagai berikut:
1. Menjamin kualitas Belajar Murid di Rumah.
Kinerja kepala sekolah untuk memenuhi tugas dan fungsinya mengelola penyelenggaraan
pembelajaran daring di saat Pandemik Covid 19 adalah menjamin bahwa pembelajaran
berlangsung dengan terukur kualitasnya dan memberi dukungan kepada guru dalam
pelaksanaan mengajar dari rumah
2. Melaksanakan Fungsi Manajemen dan Kepemimpinan
Membuat perencanaan secara terprogram, melaksanakan semua perencanaan yang telah
dibuat, dan melakukan evaluasi secara kontinyu dalam program pembelajaran secara daring
di rumah..
3. Monitoring Pembelajaran
Melakukan analisis kebutuhan monitoring, menyusun instrumen pemantauan pembelajaran,
mensosialisasikan instrumen monitoring, melaksanakan monitoring, menganalisis data
hasil monitoring, menindaklanjuti hasil monitoring
4. Pembelajaran Daring
Mengidentifikasi masalah pembelajaran daring, menentukan strategi pembelajaran daring,
menganalisis modalitas/gaya belajar murid, menentukan jenis pembelajaran daring sesuai
kebutuhan
5. Supervisi Pembelajaran
Membuat perencanaan supervisi, melaksanakan supervisi dimulai dengan pra observasi,
pengamatan pembelajaran, dan pasca observasi, dan melakukan evaluasi pelaksanaan
supervise. Membuat surat pemberitahuan/edaran (online) kepada orangtua tentang
pelaksanaan pembelajaran daring
Disamping itu, kepala Sekolah harus menjalankan tugas dan fungsinya di era new
normal dengan kegiatan tatap muka langsung secara shif dengan tetap memperhatikan
protocol kesehatam. Lima tugas dan fungsi Kepala Sekolah sebagaimana tersebut diatas
direncanakan, dilaksaanakan dan dievaluasi dengan desain kegiatan tatap muka langsung
secara terbatas dengan menyesuaikan waktu, situasi kondisi serta tingkat kesiapan guru
mengingat pengaturan jadwal yang terkait dengan masuknya siswa secara bergiliran. Jadi,
dalam rangka menyambut diberlakukannya New normal, Kepala sekolah harus menyusun
perencanaan kegiatan daring dan virtual karena siswa harus belajar di sekolah secara
bergiliran untuk bisa menerapkan fysical distancing di sekolah di era new normal masuk
sekolah. Akhirnya Kepala Sekolah hendaknya dapat menerapkan dan mengaplikasikan sikap
among yakni sebagai pamong pembelajaran yang bersikap saling mengasah, saling mengasuh,
saling mengasihi, saling mengajari, saling melatih, dan saling membimbing. Semoga Allah
Swt Tuhan Yang Maha Esa memberkahi, membimbing dan melindungi kita semuanya dalam
mengemban tugas di tengah pandemic covid 19 yang belum berakhir tapi new normal telah
diberlakukan. Khususnya kita semuanya dibebaskan dari wabah covid 19. Aamiin YRA.
PANDUAN PENYUSUNAN SOP

SOP Umum Sekolah

1. Skrining kesehatan bagi guru, tenaga kependidikan dan siswa untuk memastikan
kondisi kesehatannya tidak berpotensi untuk menularkan atau tertular Covid-19
2. Skrining zona lokasi tempat tinggal guru, tenaga kependidikan dan siswa untuk
memastikan tempat tinggalnya bukan merupakan episentrum penularan Covid-19
3. Menyiapkan sarana dan prasarana sekolah sesuai dengan standar protokol kesehatan
Covid-19
4. Menyiapkan media sosialisasi dan edukasi pencegahan Covid-19 untuk warga sekolah
5. Pengaturan siswa belajar di sekolah dan belajar dari rumah secara bergantian untuk
menghindari kerumunan
6. Pengaturan jarak dengan prinsip social distancing dan physical distancing
7. Koordinasi intensif dengan fasilitas kesehatan terdekat
8. Mengajak warga sekolah untuk menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat
9. Mengajak warga sekolah untuk senantiasa berdo’a dan mendekatkan diri pada Tuhan
Yang maha Esa

SOP Sarana dan Prasarana Sekolah

1. Sosialisasi pencegahan covid-19 melalui spanduk/x-banner yang dipasang di depan


sekolah dan tempat- tempat umum di lingkungan sekolah
2. Menyediakan alat pengukur suhu (thermo gun) untuk melakukan proses skrining
kesehatan sebelum memasuki lingkungan sekolah
3. Menyediakan wastafel/tempat cuci tangan, lengkap dengan sabun di depan ruang kelas
masing-masing dan ditempat-tempat strategis lainnya sesuai kebutuhan
4. Menyediakan disinfektan untuk membersihkan sarana sekolah, laboratorium, ruang
ibadah secara periodic
5. Menyediakan masker cadangan (untuk pengganti bagi seluruh warga sekolah yang
membutuhkan)
6. Optimalisasi fungsi UKS (Usaha Kesehatan Sekolah) beserta perlengkapannya
7. Mengatur jarak bangku didalam kelas, dengan jarak minimal 1 meter antara siswa
8. Meniadakan peralatan ibadah yang digunakan secara umum/bersama
9. Melakukan penyemprotan disinfektan terhadap sarana dan prasarana sekolah setelah
penggunaan bersama
SOP Berangkat dari Rumah Menuju ke Sekolah

1. Sebelum berangkat ke sekolah, orang tua memastikan bahwa siswa dalam kondisi
sehat (suhu badan normal, tidak batuk, pilek, gangguan kulit, mata, muntah, diare,
tidak selera makan atau keluhan lain). Hal ini berlaku pula bagi Guru dan Tenaga
Kependidikan.
2. Membawa bekal makanan dan minuman dari rumah
3. Pakaian yang dikenakan dalam kondisi bersih
4. Mengenakan Masker
5. Jika menggunakan kendaraan umum/antar jemput roda 4, tetap menerapkan prinsip
jaga jarak, dan tidak menggunakan kendaraan umum roda 2 (ojek)
6. Jika menggunakan roda 2 milik pribadi atau keluarga dan berboncengan harus dalam
satu keluarga (satu Kartu Keluarga)
7. Dari rumah langsung menuju ke sekolah (tidak mampir-mampir)
8. Sampai di Sekolah dilaksanakan pemeriksaan oleh pihak sekolah mulai suhu tubuh,
kelengkapan masker dan dilanjutkan dengan cuci tangan atau pemakaian hand
sanitizer
9. Pengantar dan Penjemput berhenti di lokasi yang ditentukan dan di luar sekolah, serta
dilarang menunggu atau berkerumun selama mengantar atau menjemput

SOP Untuk Siswa Selama di Sekolah

1. Selalu mengenakan masker


2. Selalu menjaga jarak, tidak berkerumun dan tidak saling bersentuhan
3. Membiasakan cuci tangan dengan air mengalir dan sabun setelah memegang sesuatu
4. Melaporkan kepada guru/tenaga kependidikan jika merasa sakit atau tidak enak badan
5. Mengurangi aktivitas di luar kegiatan pembelajaran dan pembelajaran di luar kelas
6. Menghindari aktifitas olah raga yang melibatkan kontak fisik dengan orang lain, baik
secara langsung maupun tidak langsung
7. Makan dan minum bekal sendiri dan dilakukan di kelas masing-masing
8. Pelaksaaan kegiatan ibadah dilaksanakan di tempat ibadah sekolah secara bergantian
dengan membawa perlengkapan ibada sendiri
9. Selama jam istirahat siswa tetap berada di dalam kelas
SOP Untuk Guru dan Tenaga Kependidikan Selama di Sekolah

1. Selalu mengenakan masker


2. Selalu menjaga jarak, tidak berkerumun dan tidak saling bersentuhan
3. Membiasakan cuci tangan dengan air mengalir dan sabun setelah memegang sesuatu
4. Melaporkan kepada Kepala Sekolah jika merasa sakit atau tidak enak badan
5. Mengurangi aktivitas di luar kegiatan pembelajaran dan pembelajaran di luar kelas/di
luar kantor
6. Menghindari aktifitas olah raga yang melibatkan kontak fisik dengan orang lain, baik
secara langsung maupun tidak langsung
7. Makan dan minum bekal sendiri dan dilakukan di ruang masing-masing
8. Pelaksaaan kegiatan ibadah dilaksanakan di tempat ibadah sekolah secara bergantian
dengan membawa perlengkapan ibada sendiri
9. Selama jam istirahat tetap berada di dalam kelas atau ruang kerja masing-masing
10. Selama mengajar di kelas guru tetap menjaga jarak dari siswa dan tidak mobile (tidak
berkeliling kelas/mendekati siswa)
11. Tidak memberikan tugas yang bahan/kertasnya berasal dari guru, siswa menggunakan
bahan/ kertas kerja milik sendiri

SOP Pulang dari Sekolah Menuju ke Rumah

1. Selesai jam sekolah, siswa langsung meninggalkan sekolah dan pulang ke rumah
masing- masing (tidak mampir-mampir)
2. Mengenakan Masker
3. Jika menggunakan kendaraan umum/antar jemput roda 4, tetap menerapkan prinsip
jaga jarak, dan tidak menggunakan kendaraan umum roda 2 (ojek)
4. Jika menggunakan roda 2 milik pribadi atau keluarga dan berboncengan harus dalam
satu keluarga (satu Kartu Keluarga)
5. Sampai di rumah langsung ganti pakaian dan mandi dengan menggunakan air
hangat/air mengalir dan sabun
6. Tidak berkumpul atau melakukan kontak fisik dengan anggota keluarga sebelum
mandi

Anda mungkin juga menyukai