Anda di halaman 1dari 2

A.

Sejarah Singkat Logika

Pada masa Yunani pemberi hukum tentang pemikiran yang paling popular adalah Aristoteles.
Karya-karya logis hasil pemikirannya disebut organon (sarana untuk berpikir)
.
Karya-karya yang dihasilkan diantaranya adalah Peri Hermineias (tentang putusan), Analitika
Protera (tentang pemikiran yang betul), Analitika Hustera (tentang pemikiran yang benar),
Topika (tentang cara untuk membuktikan suatu kebenaran ucapan), dan Peri Sofistikon
Elekton (tentang pembuktian yang tidak betul dan tidak benar).
Banyak bermunculan orang-orang yang menulis tentang logika setelah Aristoteles, seperti
Yohanes dari S. Thomas pada abad ke-16 menulis pengertian tentang logika yaitu Curcus
Philosopichus dan memberi tanggapan terhadap tulisan Aristoteles.

Pada masa Islam, banyak bermunculan filsuf yang menyalin karya Aristoteles ke dalam
bahasa Arab. Seperti Johana bin Patk yang menyalin buku Aristoteles ke bahasa Arab
menjadi Manqulatu-Assyarat li Aristu sekitar abad ke-18.

Lalu ada juga Ibnu Sikkit Jacub Al-Nahwi (1803-859 M) memberi komentar terhadap teori
Aristoteles dan membuat buku berjudul Ishlah-Manthiqi, penyalinan ini tidak dilarang oleh
kaum gereja. Ada juga Ishalk bin Hunain yang menyalin karya Aristoteles ke bahasa Arab
menjadi Manqurat-li Aristu dan Kitabu Aristhathalis-Armanias, semua penyalinan itu hanya
berbentuk bagian-bagian saja sehingga kurang menyeluruh dan tidak dapat dipahami secara
komperhensif.

Tetapi ada filsuf Arab yang menyalinnya secara menyeluruh, yaitu Al-Farabi (873-950 M)
karena ia memahami bahasa Yunani Tua (Greek). Ia menghasilkan empat karya dibidang
logika, yaitu, Kutubul Manthiqil-Tsamaniyat (memberika komentar 7 bagian teori
Aristoteles), Muqaddamal Isaguji Allati Wadha’a Purpurius, Risalat Fil-Manthiqi, al-qaula fi
syaraitti-yaqini (membahas syarat-syarat kontradiksi Aristoteles), dan Risalat Fil-Qias,
fushulun yahtajju ilaiha fi-shina’atil (membahas tentang silogisme dan persyaratan hukum
Aristoteles).

Pada abad ke-14, logika ditentang oleh buku yang di buat oleh Ahmad Ibnu Tsiniah yang
membuat buku tentang ketangkasan pendukung keimanan menangkis logika Yunani, dan
bahkan dikeluarkan hukum haram untuk mempelajari logika.
Perkembangan logika semakin redup di abad ke-15, dan mulai muncul lagi di abad ke-20
beberapa tulisan tentang logika karya Ibnu Khaldun, Al Duwani, dan Al Akhadari.
Nama logika pertama kali muncul pada Filsuf Cicero (abad ke-1 sebelum Masehi) tetapi
dalam arti “seni berdebat”. Alexander Aphrodisias (sekitar permulaan abad ke-3 sesudah
Masehi) adalah orang pertama yang mempergunakan kata ‘logika’ dalam arti ilmu yang
menyelidiki lurus tidaknya pemikiran kita.

 
B. PENGERTIAN PENHETAHUAN DAN ILMU PENGETAHUAN

PENGERTIAN PENGETAHUAN
Pengetahuan pada hakikatnya merupakan segenap apa yang kita ketahui tentang suatu
obyektertentu, termasuk ke dalamnya adalah ilmu. Ilmu merupakan bagian dari pengetahuan
yang diketahui manusia disamping berbagai pengetahuan lainnya seperti seni dan agama

Pengetahuan itu merupakan pengetahuan awam apabila orang hanya sadar saja tentangadanya
gejala tersebut; dia dapat mengetahui bahwa gejala itu ada. Selanjutnya, dari banyakgejala
yang disadarinya sebagai pengetahuan awam tersebut, dapat juga olehnya dirasakanatau
dilihat hal lain, yaitu hubungan saling pengaruh yang ada antara satu gejala dengangejala
lainnya. Sebagai contoh, pengalaman atau pengamatan bahwa, bila mendung biasanyalalu
hujan.

Pengetahuan tentang hubungan dua gejala tersebut juga merupakan pengetahuanawam,


walaupun pada tingkat yang lebih tinggi. Pengetahuan orang tentang suatu gejalamerupakan
pengetahuan ilmiah apabila dia dapat menjelaskan secara logis struktur dari gejalaitu, jadi
tidak hanya sadar tentang adanya gejala itu. Yang dimaksud dengan ungkapanmenjelaskan
secara logis adalah bahwa keterangannya memenuhi tiga persyaratan berikut:

(1) Di dalam memberikan penjelasan, digunakan pola penalaran yang diakui


keabsahannya,misalnya penggunaan penalaran bahwa, kalau a>b dan b>c, maka a>c.

(2) Fakta atau observasi yang digunakan sebagai landasan di dalam merumuskan
kesimpulandari penalaran yang dilakukna di dalam menjelaskan struktur gejala yang diteliti,
adalah faktayang telah terbukti atau dapat diuji kebenarannya.Merujuk kepada contoh yang
dikemukakan di butir (1), walaupun penalarannya telah benar,tetapi kalau ternyata b lebih
kecil dari c, maka kesimpulan bahwa a>c belum tentu dapat

dibenarkan.
Fakta-fakta  yang  telah diakui kebenarannya antara lain hokum-hukum alam dalam ilmu
fisika, seperti hukum Newton, hukum Hooke,hukum konservasi massa, energidan momentum,
hukum Archimedes,dan sebagainya. Dapat juga digunakan rujukan yangberupakesimpulan
dari suatu hasil observasi yang secara empirik telah diuji
kesesuaiannyadengan kenyataan.

(3) Penjelasan tentang struktur dari fenomena yang menjadi objek perhatian dapat
diujikesesuaiannya dengan kenyataan; yang berarti bahwa, fenomena yang diteliti
menunjukkan pola-laku yang merupakan konsekuensi dari dimilikinya
struktur sebagaimana dikemukakandi dalam penjelasan termaksud.
Dalam ilmu ensiklopedi Al Qur’an yang dimuat pada jurnal Ulumul Qur’an no.4 dijelaskan
bahwa seringkali ilmu dipahami sebagai pengetahuan, tetapi tidak semua pengetahuan
dapatdinamakan sebagai ilmu. Melainkan pengetahuan yang diperoleh dengan cara-cara
tertentu berdasarkan kesepakatan para ilmuwan yang disebut sebagai ilmu.
ngdiketahui manusia disamping berbagai pengetahuan lainnya seperti seni dan agama

Anda mungkin juga menyukai