MAKALAH
EVALUASI KINERJA & KOMPENSASI
Diajukan untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Manajemen SDM
Dosen Pengampu: Ade Fauji SE. MM
DISUSUN OLEH:
NAMA: RISKA DWI YOLANDA
NIM: 11160904
KELAS: 7L – MSDM
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………………………………………………………
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………..
BAB I : PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG…………………………………………………………
PERMASALAHAN………………………………………………..
BAB II : PEMBAHASAN
2. KONSEP DAN ISTILAH EVALUASI KINERJA............................................
3. 3HR SCORE CARD (PENGUKURAN KINERJA DAN STRATEGI
SDM).........................................................................................................
4. PENGEMBANGAN SISTEM EVALUASI KINERJA.................................
5. STANDAR KINERJA DAN EVALUASI KINERJA SERTA..........................
PENGEMBANGAN STANDAR KINERJA...............................................
6. PENGEMBANGAN INSTRUMEN EVALUSI KINERJA..........................
7. MODEL EVALUASI KINERJA......................................................................
BAB III : PENUTUP
A. KESIMPULAN ………………………………………………………………
B. SARAN………………………………………………………………………...
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………
4
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu persoalan penting dalam pengelolaan sumber daya manusia (dalam
tulisan ini disebut juga dengan istilah pegawai) dalam organisasi adalah evaluasi
kinerja pegawai dan pemberian kompensasi. Ketidak tepatan dalam melakukan
evaluasi kinerja akan berdampak pada pemberian kompensasi yang pada akhirnya
akan mempengaruhi perilaku dan sikap karyawan, karyawan akan merasa tidak
puas dengan kompensasi yang didapat sehingga akan berdampak terbalik pada
kinerja pegawai yang menurun dan bahkan karyawan akan mencoba mencari
pekerjaan lain yang memberi kompensasi baik. Hal ini cukup berbahaya bagi
perusahaan apabila pesaing merekrut atau membajak karyawan yang merasa tidak
puas tersebut karena dapat membocorkan rahasia perusahaan atau organisasi.
Evaluasi kinerja pada dasarnya dilakukan untuk mengetahui sejauh mana kadar
profesionalisme karyawan serta seberapa tepat pegawai telah menjalankan
fungsinya. Penilaian kinerja dimaksudkan untuk menilai dan mencari jenis
perlakuan yang tepat sehingga karyawan dapat berkembang lebih cepat sesuai
dengan harapan. Ketepatan pegawai dalam menjalankan fungsinya akan sangat
berpengaruh terhadap pencapaian kinerja organisasi secara keseluruhan. Tidak
sedikit di perusahaan-perusahaan swasta maupun negeri yang melakukan evaluasi
kinerja pegawai tidak tepat, tidak sesuai dengan situasi dan kondisi yang ada, pada
akhirnya akan berdampak pada pemberian kompensasi. Oleh karena itu, banyak
para karyawan yang kinerjanya menurun dan pada akhirnya harus mengundurkan
diri karena kompensasi yang tidak sesuai. Dengan adanya kasus seperti inilah bagi
instansi pemerintahan, maupun perusahaan swasta, evaluasi kinerja sangat berguna
untuk menilai kuantitas, kualitas, efisiensi perubahan, motivasi para aparatur serta
melakukan pengawasan dan perbaikan.
BAB II
2. KONSEP & ISTILAH EVALUASI KINERJA
kinerja tenaga kerja dengan cara membandingkan kinerja atas kinerja dengan
uraian / deskripsi pekerjaan dalam suatu periode tertentu biasanya setiap akhir
tahun.” Anderson dan Clancy (1991) sendiri mendefinisikan pengukuran
kinerja sebagai: “Feedback from the accountant to management that provides
information about how well the actions represent the plans; it also identifies
where managers may need to make corrections or adjustments in future
planning andcontrolling activities” sedangkan Anthony, Banker, Kaplan, dan
Young (1997) mendefinisikan pengukuran kinerja sebagai: “the activity of
measuring the performance of an activity or the value chain”.
8
capital” dan modal “intangible” lainnya. Oleh sebab itu perlu adanya
pengukuran terhadap strategi sumber daya manusia. Salah satu konsep
yang diperkenalkan adalah “HR Scorecard” yang menawarkan langkah-
langkah penting guna mengelola strategi sumber daya manusia.Arsitektur
sumber daya manusia sebagai modal strategikMenurut Becker,Huselid
and Ulrich (2001), sistem pengukuran SDM yang efektif mempunyai 2
(dua) tujuan penting yaitu :
1. Memberikan petunjuk bagi pembuatan keputusan dalam organisasi
2. Berfungsi sebagai dasar untuk mengevaluasi kinerja SDM.
Konsep yang dikembangkan dalam HR Scorecard tersebut lebih
ditujukan kepada peran penting dari para profesi SDM di masa datang.
Bila fokus strategi perusahaan adalah menciptakan “competitive
advantage” yang berkelanjutan , maka fokus strategi SDM harus
disesuaikan. Hal ini untuk memaksimalkan kontribusi SDM terhadap
tujuan organisasi, dan selanjutnya menciptakan nilai (value) bagi
organisasi. Dasar dari peran SDM yang strategik terdiri dari 3 dimensi
rantai nilai (value chain) yang dikembangkan oleh Arsitektur SDM
perusahaan, Yaitu : Fungsi, Sistem & Perilaku Karyawan.
1. Fungsi Sumber Daya Manusia ( The Human Resource Function )
· Manajemen SDM teknis, mencakup : rekruitmen,kompensasi, dan
benefit
· Manajemen SDM yang strategik, mencakup : penyampaian (delevery)
pelayanan Manajemen SDM teknis dalam cara mendukung langsung
implementasi strategi perusahaan.
2. Sistem Sumber Daya Manusia ( The Human Resource System )
· Menghubungkan keputusan seleksi dan promosi untuk memvalidasi
model kompetensi
· Melaksanakan kebijaksanaan kompensasi dan manajemen kinerja yang
menarik, mempertahankan dan memotivasi kinerja karyawan yang tinggi.
20
pekerjaan saat ini (Mathis & Jackson, 2006: 350). Para karyawan dan
menejer yang memiliki pengalaman dan kemampuan yang sesuai dapat
meningkatkan daya saing organisasional dan kemampuan untuk
menyesuaikan diri dengan lingkungan yang berubah.
Jadwal evaluasi adalah pada suatu saat penyelesaian dari suatu siklus
tugas.
Beberapa pihak yang dijadikan sebagai penilai dalam menilai kinerja
karyawan antara lain :
a. Dinilai dari suatu komite dari beberapa atasan
b. Dinilai oleh teman kerja (Peer)
c. Dinilai oleh bawahan
d. Dinilai oleh orang dari luar (teknik reviu lapangan)
e. Dinilai oleh diri sendiri (Self-evaluation)
f. Dinilai dengan kombinasi pendekatan.
30
A. Instrumen Evaluasi
Pengertian instrumen dalam lingkup evaluasi didefinisikan sebagai
perangkat untuk mengukur hasil belajar siswa yang mencakup hasil
belajar dalam ranah kognitif, afektif, dan psikomotor.
Bentuk instrumen dapat berupa tes dan non-tes. Instrumen bentuk tes
mencakup: tes uraian (uraian objektif dan uraian bebas), tes pilihan
ganda, jawaban singkat, menjodohkan, benar salah, unjuk kerja
(performance test), dan portofolio. Instrumen bentuk non-tes mencakup:
wawancara, angket, dan pengamatan (observasi).
Sebelum instrumen digunakan hendaknya dianalisis terlebih dahulu. Dua
karakteristik penting dalam menganalisis instrumen adalah validitas dan
reliabilitasnya.
Instrumen dikatakan valid (tepat, absah) apabila instrumen digunakan
untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Instrumen untuk mengukur
kemampuan matematika siswa sekolah dasar tidak tepat jika digunakan
pada siswa Sekolah menengah. Dalam hal ini sasaran kepada siapa
instrumen itu ditujukan merupakan salah satu aspek yang harus
dipertimbangkan dalam menganalisis validitas suatu instrumen. Aspek
lainnya misalnya kesesuaian indikator dengan butir soal, penggunaan
bahasa, kesesuaian dengan kurikulum yang berlaku, kaidah-kaidah dalam
penulisan butir soal dsb.
Sebuah Instrumen Evaluasi Hasil Belajar Hendaknya memenuhi syarat
sebelum digunakan untuk mengevaluasi atau mengadakan penilaian agar
terhindar dari kesalahan dan hasil yang tidak valid (tidak sesuai
kenyataan sebenarnya). Alat evaluasi yang kurang baik dapat
mengakibatkan hasil penilaian menjadi bisa atau tidak sesuainya hasil
penilaian dengan kenyataan yang sebenarnya, seperti contoh anak yang
pintar dinilai tidak mampu atau sebaliknya.
31
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Penilaian kinerja memang dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan
pemberian imbalan/kompensasi. Penilaian kinerja dapat merupakan umpan balik
atau masukan bagi organisasi untuk menentukan langkah selanjutnya, misalnya
memberitahukan kepada karyawan tentang pandangan organisasi atas kinerja
mereka.
Sebelum membangun strategi pengembangan SDM yang perlu
dilaksanakan adalah mengklarifikasi kembali kebijakan dan strategi
pengembangan perusahaan secara keseluruhan. Pertanyaan-pertanyaan yang
berkaitan dengan bagaimana perusahaan perusahaan menciptakan nilai, strategi-
strategi apa yang dapat membuat perusahaan sukses, ukuran-ukuran apa yang bias
menunjukkan kesuksesan perusahaan harus sudah terformulasi dengan jelas dan
sudah terkomunikasikan dengan baik keseluruh lapisan karyawan atau Organisasi.
Departemen SDM sebagai bagian dari perusahaan, mutlak dalam mengembangkan
strateginya harus mengacu pada arah dan strategi yang telah ditetapkan
perusahaan. Jadi strategi bisnis harus diklarifikasi dengan terminology yang detail
dan dapat dilaksanakan oleh pelakunya. Kuncinya adalah membuat sasaran
perusahaan dimana karyawan memahami peran mereka dan organisasi
mengetahui bagaimana mengukur kesuksesan meraka (kinerja karyawan) dalam
mencapai sasaran tersebut.
Untuk mengukur hasil belajar siswa yang mencakup hasil belajar dalam ranah
kognitif, afektif, dan psikomotor. Bentuk instrumen dapat berupa tes dan non-tes.
Instrumen bentuk tes mencakup: tes uraian (uraian objektif dan uraian bebas), tes
pilihan ganda, jawaban singkat, menjodohkan, benar salah, unjuk kerja
(performance test), dan portofolio. Instrumen bentuk non-tes mencakup:
wawancara, angket, dan pengamatan (observasi).
Berbagai macam teknik penilaian dapat dilakukan secara komplementer (saling
melengkapi) sesuai dengan kompetensi yang dinilai. Teknik penilaian yang
dimaksud antara lain melalui tes, observasi, penugasan, inventori, jurnal, penilaian
39
diri, dan penilaian antarteman yang sesuai dengan karakteristik kompetensi dan
tingkat perkembangan peserta didik.
B. SARAN
Dengan selesainya makalah kami ini semoga dapat menambah wawasan
para pembaca, namun kami mengharap sran kritik, demi perbaikan makalah ini
untuk kedepan nantinya.
DAFTAR PUSTAKA
40