Jiwa Korsa Dan Kode Etik - 2020
Jiwa Korsa Dan Kode Etik - 2020
Pendidikan
S1 Bisnis Administrasi Unika Atmajaya
S2 Internasional Politic ULB Belgia
Pengalaman Jabatan
4
KORSA
Kamus besar bahasa Indonesia :
✓ Korps, korsase, korpus ( berkaitan dg dunia kemiliteran
dan Solidaritas
Kamus Besar Tesaurus Indonesia :
✓ Satuan pemaknaan dengan tema dasar batalion.
Kata yg semakna :
✓ bala, pasukan, resimen, peleton, gerombolan
✓ Kesamaan tujuan, rencana, sikap, kepedulian, perasaan dan
tindakan kesetia kawanan, yg terorganisasi secara sadar dan tindak
dalam balutan kesatuan
Konsep ESPRIT de CORPS
The common spirit existing in the
members of a group and inspiring
enthusiasm, devotion, and strong
regard for the honor of the group
Dimaksudkan untuk
Meningkatkan Perjuangan, Pengabdian, Kesetiaan & Ketaatan
PNS kepada NKRI berdasarkan Pancasila & UUD 45
PEMBINAAN JIWA KORPS PNS
Membina karakter/watak, memelihara rasa persatuan dan
kesatuan secara kekeluargaan guna mewujudkan kerja sama
dan semangat pengabdian kepada masyarakat serta
meningkatkan kemampuan, dan keteladanan.
• Ilmu tentang apa yang baik dan yang buruk, tentang hak dan
kewajiban moral.
Etika • Kumpulan asas / nilai yang berkenaan dengan akhlak, nilai
mengenai yang benar dan salah yang dianut masyarakat
15
▪ Suatu tatanan etika yang telah disepakati oleh suatu
kelompok masyarakat tertentu. (termasuk dalam kategori
norma sosial maupun dalam kategori norma hukum)
▪ Pola aturan, tata cara, tanda, pedoman etis dalam
melakukan suatu kegiatan atau pekerjaan. Kode etik
merupakan pola aturan atau tata cara sebagai pedoman
berperilaku.
TUJUAN
▪ Agar profesional memberikan jasa sebaik-baiknya kepada pemakai atau
stakeholdenya.
▪ Dengan danya kode etik akan melindungi perbuatan yang tidak profesional
16
FUNGSI KODE ETIK PROFESI
• Memberikan pedoman bagi setiap anggota profesi tentang prinsip profesionalitas
yang digariskan. Dengan kode etik profesi, pelaksana profesi mampu mengetahui
suatu hal yang BOLEH dilakukan dan yang TIDAK BOLEH dilakukan.
• Mencegah campur tangan pihak di luar organisasi profesi tentang hubungan etika
dalam keanggotaan profesi. Pelaksana profesi pada suatu instansi yang lain tidak
boleh mencampuri pelaksanaan profesi di lain instansi
PROFESI
memiliki :
standar Pelayanan Profesi
nilai dasar
kode etik dan kode perilaku profesi
pendidikan dan pengembanan profesi
organisasi profesi
yang dapat menjaga nilai-nilai dasar profesi
PRINSIP & NILAI DASAR
21
NILAI DASAR
1. Memegang teguh ideologi Pancasila;
2. Setia dan mempertahankan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 serta
pemerintahan yang sah;
3. Mengabdi kepada negara dan rakyat Indonesia;
4. Menjalankan tugas secara profesional dan tidak berpihak;
5. Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian;
6. Menciptakan lingkungan kerja yang non diskriminatif;
7. Memelihara dan menjunjung tinggi standar etika yang luhur;
8. Mempertanggungjawabkan tindakan dan kinerjanya kepada publik;
22
NILAI DASAR
9. Memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan dan program pemerintah;
10. Memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap, cepat, tepat, akurat,
berdaya guna, berhasil guna dan santun;
11. Mengutamakan kepemimpinan berkualitas tinggi;
12. Menghargai komunikasi, konsultasi dan kerjasama;
13. Menutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja pegawai;
14. Mendorong kesetaraan dalam pekerjaaan ; dan
15. Meningkatkan efektivitas sistem pemerintahan yang demokratis sebagai perangkat
sistem karier.
23
KODE ETIK & KODE PERILAKU
30
Etika Terhadap Diri Sendiri
▪ Jujur dan terbuka serta tidak memberikan informasi yang tidak benar;
▪ Bertindak dengan penuh kesungguhan dan ketulusan;
▪ Menghindari konflik kepentingan pribadi, kelompok, maupun golongan;
▪ Berinisiatif untuk meningkatkan kualitas pengetahuan, kemampuan,
keterampilan, dan sikap;
▪ Memiliki daya juang yang tinggi;
▪ Meme lihara kesehatan jasmani dan rohani;
▪ Menjaga keutuhan dan keharmonisan keluarga;
▪ Berpenampilan sederhana, rapih, dan sopan.
31
Etika Terhadap Sesama PNS
▪ Saling menghormati sesama warga negara yang memeluk agama/kepercayaan
yang berlainan;
▪ Memelihara rasa persatuan dan kesatuan sesama PNS;
▪ Saling menghormati antara teman sejawat, baik secara vertikal maupun
horizonta dalam suatu unit kerja, instansi, maupun antar instansi;
▪ Menghargai perbedaan pendapat;
▪ Menjunjung tinggi harkat dan martabat PNS;
▪ Menjaga dan menjalin kerja sama yang kooperatif sesama PNS;
▪ Merhimpun dalam satu wadah KORPRI yang menjamin terwujudnya solidaritas
dan soliditas semua PNS dalam memperjuangkan hak-haknya.
32
▪ Percaya diri;
▪ Mampu menjaga kestabilan emosi;
▪ Dapat menerima kritik dan saran;
▪ Menjaga rahasia;
▪ Mertindak dengan penuh kesungguhan dan ketulusan;
▪ Selalu berusaha meningkatkan kompetensi pribadi;
▪ Memiliki etos kerja yang tinggi;
▪ Kemauan untuk mengembangkan orang lain;
▪ Berpikir terbuka dan pandangan yang obyektif; dan
▪ Menjaga kebersihan dan keteraturan lingkungan kerja.
▪ Menjunjung tinggi harkat dan martabat (Organisasi Profesi);
▪ Taat dalam melaksanakan tugas sesuai dengan kebijakan
pemerintah;
▪ Menjunjung tinggi obyektifitas dan independensi (organisasi
Profesi);
▪ Menghargai karyalhak kekayaan intelektual (HAKI) pihak
lain.
▪ Saling menghargai, menghormati dan menjaga
hak-hak serta nama baik rekan profesinya.
▪ Saling memberikan umpan balik untuk
peningkatan keahlian profesinya.
▪ Saling mengingatkan rekan profesinya dalam
rangkamencegah terjadinya pelanggaran kode
etik.
▪ Wajib menghargai, menghormati
kompetensi dan kewenangan rekan
profesi lain.
▪ Wajib mencegah dilakukannya
pemberian oleh orang atau pihak
lain yang tidak memiliki
kompetensi dan kewenangan.
(Organisasi Profesi) berkewajiban :
▪ Melindungi pengguna jasa dari akibat yang
merugikan sebagai dampak jasa yang diterimanya
▪ Mengutamakan ketidak berpihakan dalam
kepentingan pengguna jasa dan pihak-pihak yang
terkait dalam pemberian pelayanan
▪ Dalam hal pengguna jasa yang menghadapi
kemungkinan akan terkena dampak negatif akibat
pemberian jasa (kegiatan yang dilakukan oleh
anggota orfrganisasi profesi) maka pengguna jasa
tersebut harus diberitahu.
37
▪ PPK masing-masing instansi menetapkan kode etik instansi;
▪ Organisasi Profesi di lingkungan PNS menetapkan kode etiknya
masing-masing.
▪ Kode etik instansi maupun profesi ditetapkan berdasarkan
karakteristik masing-masing instansi dan organisasi profesi.
▪ Kode etik tersebut, tidak boleh bertentangan dengan kode etik
sebagaimana dia tur dalam Peraturan Pemerintah No. 42 Tahun
2004
38
▪ PNSyang melakukan pelanggaran Kode Etik dikenakan sanksi moral;
▪ Sanksi moral sebagaimana dimaksud dalam ayat dibuat secara tertulis dan dinyatakan
oleh Pejabat Pembina Kepegawaian;
▪ Sanksi moral sebagaimana tersebut berupa pernyataan secara tertutup atau pernyataan
secara terbuka;
▪ Dalam Pemberian sanksi moral tersebut harus disebutkan jenis pelanggaran kode etik
yang dilakukan oleh PNS yang bersangkutan;
▪ PPK dapat mendelegasikan wewenangnyakepada pejabat lain di lingkungannya sekurang-
kurangnya pejabat struktural eselon IV;
▪ PNS yang melakukan pelanggaran kode etik selain dikenakan sanksi moral dapat
dikenakan tindakan administratif sesuai dengan peraturan perundang- undangan, atas
rekomendasi Majelis Kode Etik.
▪ Untuk menegakkan kode etik, pada setiap instansi dibentuk Majelis Kode Etik.
Pembentukan Majelis Kode Etik ditetapkan oleh PPK yang bersangkutan.
▪ Keanggotaan Majelis Kode Etik terdiri dari:
a. 1 (satu) orang Ketua merangkap Anggota;
b. 1 (satu) orang Sekretaris merangkap Anggota; dan
c. sekurang-kurangnya 3 (tiga) orang Anggo ta.
▪ Dalam hal Anggota Majelis Kode Etik lebih dari 5 (lima) orang, maka jumlahnya harus
ganjil.
▪ Jabatan dan pangkat Anggota Majelis Kode Etik tidak boleh lebih rendah dari jabatan
dan pangkat PNS yang diperiksa karena disangka melanggar kode etik