Anda di halaman 1dari 42

JIWA KORSA DAN KODE ETIK ASN

Pendidikan
S1 Bisnis Administrasi Unika Atmajaya
S2 Internasional Politic ULB Belgia

Pengalaman Jabatan

Kasubag Kerjasama antar Lembaga


KomnasHAM

Rr. Johana Nunik Widianti, S.Sos, MA Kasubag Penyelidikan dan


investigasi Komnas HAM

Kabag Mediasi Komnas HAM


Setelah mengikuti pembelajaran ini,
diharapkan peserta dapat
memperoleh pengetahuan mengenai
prinsip dasar Jiwa Korsa dan ciri
kode etik PNS, Instansi dan profesi.
Selain itu, peserta juga akan memiliki
pengetahuan mengenai etika perilaku
dalam pelaksanaan dan pengawasan
pelaksanaan kode etik serta memiliki
kemampuan dalam pengembangan
jiwa korsa dan kode etik ASN dalam
proses pelaksanaan tugas dan
kegiatan
▪ UU No. 5 Tahun 2014 tentang ASN
▪ PP 11 Tahun 2017 tentang
Manajemen PNS Jo. 17 Tahun 2020
▪ PP 42 Tahun 2004 tentang
Pembinaan Jiwa Korps dan Kode
Etik PNS

4
KORSA
Kamus besar bahasa Indonesia :
✓ Korps, korsase, korpus ( berkaitan dg dunia kemiliteran
dan Solidaritas
Kamus Besar Tesaurus Indonesia :
✓ Satuan pemaknaan dengan tema dasar batalion.
Kata yg semakna :
✓ bala, pasukan, resimen, peleton, gerombolan
✓ Kesamaan tujuan, rencana, sikap, kepedulian, perasaan dan
tindakan kesetia kawanan, yg terorganisasi secara sadar dan tindak
dalam balutan kesatuan
Konsep ESPRIT de CORPS
The common spirit existing in the
members of a group and inspiring
enthusiasm, devotion, and strong
regard for the honor of the group

Semangat yg dimiliki setiap anggota kelompok dan pengobaran


semangat yg besar, kesetiaan, serta bakti yg kuat untuk
kehormatan kelompok
PP 42 / 2004 :
Rasa kesatuan dan persatuan, kebersamaan,
kerjasama, tanggung-jawab, dedikasi,
disiplin, kreativitas, kebanggaan, dan rasa
memiliki organisasi PNS dalam rangka
mempertahankan NKRI
PEMBINAAN JIWA KORPS PNS

Dimaksudkan untuk
Meningkatkan Perjuangan, Pengabdian, Kesetiaan & Ketaatan
PNS kepada NKRI berdasarkan Pancasila & UUD 45
PEMBINAAN JIWA KORPS PNS
Membina karakter/watak, memelihara rasa persatuan dan
kesatuan secara kekeluargaan guna mewujudkan kerja sama
dan semangat pengabdian kepada masyarakat serta
meningkatkan kemampuan, dan keteladanan.

Mendorong etos kerja PNS untuk mewujudkan PNS yang


bermutu tinggi dan sadar akan tanggung jawabnya
sebagai unsur aparatur negara, dan abdi masyarakat.

Menumbuhkan dan meningkatkan semangat, kesadaran, dan


wawasan kebangsaan PNS sehingga dapat menjaga
persatuan dan kesatuan bangsa dalam NKRI.
Peningkatan etos kerja dalam rangka mendukung
produktivitas kerja & Profesionalitas PNS.

Berpartisipasi dalam penyusunan kebijakan pemerintah


yg terkait dengan PNS.

Peningkatan kerjasama antar PNS untuk memelihara &


memupuk kesetiakawanan dalam rangka meningkatkan
jiwa korps PNS;
Perlindungan terhadap hak-hak sipil dalam kepentingan
PNS sesuai perundang-undangan dengan tetap
mengedepankan kepentingan rakyat, bangsa, dan
negara.
1. RASA HORMAT
2. KESETIAAN
3. KESADARAN
4. TIDAK MEMENTINGKAN
DIRI SENDIRI
• LOYALITAS
• INISIATIF
• TANGGUNG JAWAB
• TERBUKA
• MEMILIKI DEDIKASI
➢MENINGKATKAN DISIPLIN
➢MENINGKATKAN KETRAMPILAN
PROFESI
➢MENINGKATKAN PERFORMANCE
(berasal dari bahasa Yunani “ethos” yang berarti adat
istiadat/ kebiasaan yang baik).

• Ilmu tentang apa yang baik dan yang buruk, tentang hak dan
kewajiban moral.
Etika • Kumpulan asas / nilai yang berkenaan dengan akhlak, nilai
mengenai yang benar dan salah yang dianut masyarakat

Satu pekerjaan yang melaksanakan tugasnya memerlukan atau


Profesi menuntut keahlian (expertise), menggunakan teknik-teknik ilmiah,
serta dedikasi yang tinggi.

Sikap hidup berupa keadilan untuk memberikan pelayanan


Etika Profesi professional terhadap masyarakat dengan penuh ketertiban dan
keahlian sebagai pelayanan dalam rangka melaksanakan tugas berupa
kewajiban terhadap masyarakat.
(Keiser dalam Suhrawardi Lubis, 1994:6-7 )

15
▪ Suatu tatanan etika yang telah disepakati oleh suatu
kelompok masyarakat tertentu. (termasuk dalam kategori
norma sosial maupun dalam kategori norma hukum)
▪ Pola aturan, tata cara, tanda, pedoman etis dalam
melakukan suatu kegiatan atau pekerjaan. Kode etik
merupakan pola aturan atau tata cara sebagai pedoman
berperilaku.

TUJUAN
▪ Agar profesional memberikan jasa sebaik-baiknya kepada pemakai atau
stakeholdenya.
▪ Dengan danya kode etik akan melindungi perbuatan yang tidak profesional

16
FUNGSI KODE ETIK PROFESI
• Memberikan pedoman bagi setiap anggota profesi tentang prinsip profesionalitas
yang digariskan. Dengan kode etik profesi, pelaksana profesi mampu mengetahui
suatu hal yang BOLEH dilakukan dan yang TIDAK BOLEH dilakukan.

• Merupakan sarana kontrol sosial bagi masyarakat atas profesi yang


bersangkutan.Maksudnya bahwa etika profesi dapat memberikan suatu
pengetahuan kepada masyarakat agar juga dapat memahami arti pentingnya suatu
profesi, sehingga memungkinkan pengontrolan terhadap para pelaksana di lapangan
kerja (kalangan sosial).

• Mencegah campur tangan pihak di luar organisasi profesi tentang hubungan etika
dalam keanggotaan profesi. Pelaksana profesi pada suatu instansi yang lain tidak
boleh mencampuri pelaksanaan profesi di lain instansi
PROFESI

PNS & P3K


• Bekerja pada instansi pemerintah.
• diangkat oleh pejabat pembina kepegawaian
• diserahi tugas dalam suatu jabatan pemerintahan atau diserahi
tugas negara lainnya
• digaji berdasarkan peraturan perundang-undangan
Tujuan Utama UU ASN
Terwujudnya ASN yang memiliki integritas, profesional,
melayani & sejahtera
Untuk menjadikan
ASN SEBAGAI SEBUAH PROFESI
yang dihormati, dijunjung tinggi, dan dihargai
sebagai asset negara

memiliki :
standar Pelayanan Profesi
nilai dasar
kode etik dan kode perilaku profesi
pendidikan dan pengembanan profesi
organisasi profesi
yang dapat menjaga nilai-nilai dasar profesi
PRINSIP & NILAI DASAR

Pegawai ASN sebagai profesi berlandasakan pada prinsip, yaitu :


a. Nilai dasar;
b. Kode etik dan kode perilaku;
c. Komitmen, integritas moral, dan tanggung jawab kepada pelayanan publik;
d. Kompetensi yang diperlukan sesuai dengan bidang tugas;
e. Kualifikasi akademik;
f. Jaminan perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas,
g. Profesionalitas jabatan.

(Pasal 3 UU No. 5 Tahun 2014)

21
NILAI DASAR
1. Memegang teguh ideologi Pancasila;
2. Setia dan mempertahankan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 serta
pemerintahan yang sah;
3. Mengabdi kepada negara dan rakyat Indonesia;
4. Menjalankan tugas secara profesional dan tidak berpihak;
5. Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian;
6. Menciptakan lingkungan kerja yang non diskriminatif;
7. Memelihara dan menjunjung tinggi standar etika yang luhur;
8. Mempertanggungjawabkan tindakan dan kinerjanya kepada publik;

22
NILAI DASAR
9. Memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan dan program pemerintah;
10. Memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap, cepat, tepat, akurat,
berdaya guna, berhasil guna dan santun;
11. Mengutamakan kepemimpinan berkualitas tinggi;
12. Menghargai komunikasi, konsultasi dan kerjasama;
13. Menutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja pegawai;
14. Mendorong kesetaraan dalam pekerjaaan ; dan
15. Meningkatkan efektivitas sistem pemerintahan yang demokratis sebagai perangkat
sistem karier.

23
KODE ETIK & KODE PERILAKU

1. melaksanakan tugasnya dengan jujur, bertanggungjawab, dan berintegritas


tinggi;
2. Melaksanakan tugasnya dengan cermat dan disiplin;
3. Melayani dengan sikap hormat, sopan dan tanpa tekanan;
4. Melaksanakan tugasnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan;
5. Melaksanakan tugasnya sesuai dengan perintah atasan atau pejabat yang
berwenang sejauh tidak bertentangan dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan dan etika pemerintahan;
6. Menjaga kerahasiaan yang menyangkut kebijakan negara;
KODE ETIK & KODE PERILAKU ASN

7. Menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara bertanggungjawab,


efektif, dan efisien;
8. Menjaga agar tidak terjadi konflik kepentingan dalam melaknakan tugasnya;
9. Memberikan informasi secara benar dan tidak menyesatkan kepada pihak lain
yang memerlukan informasi terkait kepentingan kedinasan;
10. Tidak menyalahgunakan informasi intern negara, tugas, status, kekuasaan dan
jabatannya untuk mendapat atau mencari keuntungan atau manfaat bagi diri
sendiri atau untuk orang lain;
11. Memegang teguh nilai dasar ASN dan selalu menjaga reputasi dan integritas
ASN; dan
12. Melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan mengenai disiplin
Pegawai ASN.
PP NO. 42 TAHUN 2004

▪ Ketakwaan kepada Tuhan YME.


▪ Kesetiaan dan ketaatan kepada Pancasila dan UUD-45.
▪ Semangat nasionalisme.
▪ Mengutamakan kepentingan negara di atas kepentingan pribadi atau
golongan.
▪ Ketataan terhadap hukum dan peraturan perundang-undangan.
▪ Penghormatan terhadap hak asasi manusia.
▪ Tidak diskriminatif.
▪ Profesionalisme, netralitas, dan bermoral tinggi.
▪ Semangat jiwa korps.
Etika Dalam Bernegara
▪ Melaksanakan sepenuhnya Pancasila dan UUD-1945
▪ Mengangkat harkat dan martabat bangsa dan negara;
▪ Menjadi perekat dan pemersatu bangsa dalam NKRI;
▪ Menaati semua peraturan perundang-undangan yang berlaku dalam melaksanakan
tugas;
▪ Akuntabel dalam melaksanakan tugas penyelenggaraan pemerintahan yang bersih
dan berwibawa;
▪ Tanggap, terbuka, jujur, dan akura t, serta tepat waktu dalam melaksanakan setiap
Kebijakan dan program Pemer intah;
▪ Menggunakan atau memanfaatkan semua sumber daya Negara secara efisien dan
efektif;
▪ Tidak memberikan kesaksian palsu atau keterangan yang tidak benar.
Etika Dalam Penyelenggaraan
Pemerintahan
• Mewujudkan pola hidup sederhana;
• Memberikan pelayanan dengan empati horma t dan santun tanpa
pamrih dan tanpa unsur pemaksaan;
• Memberikan pelayanan secara cepat, tepal, terbuka, dan adil serta
tidak diskriminatif;
• Tanggap terhadap keadaan lingkungan masyarakat;
• Berorientasi kepada peningkatan kesejahteraan masyarakat dalam
melaksanakan tugas.
Etika Dalam Berorganisasi
▪ Melaksanakan tugas dan wewenang sesuai ketentuan yang berlaku;
▪ Menjaga informasi yang bersitat rahasia;
▪ Melaksanakan setiap kebijakan yang ditetapkan oleh pejabat yang berwenang;
▪ Membangun etos kerja untnk meningkatkan kinerja organisasi;
▪ Menjalin kerja sama secara kooperatif dengan unit kerja lain yang terkait dalam rangka
pencapaian tujuan;
▪ Memiliki kompetensi dalam pe laksanaan tugas;
▪ Patuh dan taat terhadap standar operasional dan tata kerja;
▪ Mengembangkan pemikiran secara kreatif dan inova tif dalam rangka peningkatan kinerja
organisasi;
▪ Berorientasi pada upaya peningkatan kualias kerja.

30
Etika Terhadap Diri Sendiri
▪ Jujur dan terbuka serta tidak memberikan informasi yang tidak benar;
▪ Bertindak dengan penuh kesungguhan dan ketulusan;
▪ Menghindari konflik kepentingan pribadi, kelompok, maupun golongan;
▪ Berinisiatif untuk meningkatkan kualitas pengetahuan, kemampuan,
keterampilan, dan sikap;
▪ Memiliki daya juang yang tinggi;
▪ Meme lihara kesehatan jasmani dan rohani;
▪ Menjaga keutuhan dan keharmonisan keluarga;
▪ Berpenampilan sederhana, rapih, dan sopan.

31
Etika Terhadap Sesama PNS
▪ Saling menghormati sesama warga negara yang memeluk agama/kepercayaan
yang berlainan;
▪ Memelihara rasa persatuan dan kesatuan sesama PNS;
▪ Saling menghormati antara teman sejawat, baik secara vertikal maupun
horizonta dalam suatu unit kerja, instansi, maupun antar instansi;
▪ Menghargai perbedaan pendapat;
▪ Menjunjung tinggi harkat dan martabat PNS;
▪ Menjaga dan menjalin kerja sama yang kooperatif sesama PNS;
▪ Merhimpun dalam satu wadah KORPRI yang menjamin terwujudnya solidaritas
dan soliditas semua PNS dalam memperjuangkan hak-haknya.

32
▪ Percaya diri;
▪ Mampu menjaga kestabilan emosi;
▪ Dapat menerima kritik dan saran;
▪ Menjaga rahasia;
▪ Mertindak dengan penuh kesungguhan dan ketulusan;
▪ Selalu berusaha meningkatkan kompetensi pribadi;
▪ Memiliki etos kerja yang tinggi;
▪ Kemauan untuk mengembangkan orang lain;
▪ Berpikir terbuka dan pandangan yang obyektif; dan
▪ Menjaga kebersihan dan keteraturan lingkungan kerja.
▪ Menjunjung tinggi harkat dan martabat (Organisasi Profesi);
▪ Taat dalam melaksanakan tugas sesuai dengan kebijakan
pemerintah;
▪ Menjunjung tinggi obyektifitas dan independensi (organisasi
Profesi);
▪ Menghargai karyalhak kekayaan intelektual (HAKI) pihak
lain.
▪ Saling menghargai, menghormati dan menjaga
hak-hak serta nama baik rekan profesinya.
▪ Saling memberikan umpan balik untuk
peningkatan keahlian profesinya.
▪ Saling mengingatkan rekan profesinya dalam
rangkamencegah terjadinya pelanggaran kode
etik.
▪ Wajib menghargai, menghormati
kompetensi dan kewenangan rekan
profesi lain.
▪ Wajib mencegah dilakukannya
pemberian oleh orang atau pihak
lain yang tidak memiliki
kompetensi dan kewenangan.
(Organisasi Profesi) berkewajiban :
▪ Melindungi pengguna jasa dari akibat yang
merugikan sebagai dampak jasa yang diterimanya
▪ Mengutamakan ketidak berpihakan dalam
kepentingan pengguna jasa dan pihak-pihak yang
terkait dalam pemberian pelayanan
▪ Dalam hal pengguna jasa yang menghadapi
kemungkinan akan terkena dampak negatif akibat
pemberian jasa (kegiatan yang dilakukan oleh
anggota orfrganisasi profesi) maka pengguna jasa
tersebut harus diberitahu.

37
▪ PPK masing-masing instansi menetapkan kode etik instansi;
▪ Organisasi Profesi di lingkungan PNS menetapkan kode etiknya
masing-masing.
▪ Kode etik instansi maupun profesi ditetapkan berdasarkan
karakteristik masing-masing instansi dan organisasi profesi.
▪ Kode etik tersebut, tidak boleh bertentangan dengan kode etik
sebagaimana dia tur dalam Peraturan Pemerintah No. 42 Tahun
2004

38
▪ PNSyang melakukan pelanggaran Kode Etik dikenakan sanksi moral;
▪ Sanksi moral sebagaimana dimaksud dalam ayat dibuat secara tertulis dan dinyatakan
oleh Pejabat Pembina Kepegawaian;
▪ Sanksi moral sebagaimana tersebut berupa pernyataan secara tertutup atau pernyataan
secara terbuka;
▪ Dalam Pemberian sanksi moral tersebut harus disebutkan jenis pelanggaran kode etik
yang dilakukan oleh PNS yang bersangkutan;
▪ PPK dapat mendelegasikan wewenangnyakepada pejabat lain di lingkungannya sekurang-
kurangnya pejabat struktural eselon IV;
▪ PNS yang melakukan pelanggaran kode etik selain dikenakan sanksi moral dapat
dikenakan tindakan administratif sesuai dengan peraturan perundang- undangan, atas
rekomendasi Majelis Kode Etik.
▪ Untuk menegakkan kode etik, pada setiap instansi dibentuk Majelis Kode Etik.
Pembentukan Majelis Kode Etik ditetapkan oleh PPK yang bersangkutan.
▪ Keanggotaan Majelis Kode Etik terdiri dari:
a. 1 (satu) orang Ketua merangkap Anggota;
b. 1 (satu) orang Sekretaris merangkap Anggota; dan
c. sekurang-kurangnya 3 (tiga) orang Anggo ta.
▪ Dalam hal Anggota Majelis Kode Etik lebih dari 5 (lima) orang, maka jumlahnya harus
ganjil.
▪ Jabatan dan pangkat Anggota Majelis Kode Etik tidak boleh lebih rendah dari jabatan
dan pangkat PNS yang diperiksa karena disangka melanggar kode etik

Anda mungkin juga menyukai