Chapter II PDF
Chapter II PDF
URAIAN TEORETIS
2.1 INDUSTRI
secara luas dan pengertian secara sempit. Dalam pengertian secara luas, industri
mencakup semua usaha dan kegiatan bidang ekonomi yang bersifat produktif.
Sedangkan pengertian secara sempit, industri adalah suatu kegiatan yang mengubah
suatu barang dasar secara mekanis, kimia atau dengan tangan sehingga menjadi
yang mengolah bahan mentah, bahan baku, bahan setengah jadi atau barang jadi
dengan nilai yang lebih tinggi untuk penggunaannya termasuk rancang bangunan
adalah sektor ekonomi yang di dalamnya terdapat kegiatan produktif yang mengolah
kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah, bahan baku dan bahan setengah jadi
kegiatan ekonomi yang melakukan kegiatan mengubah barang jadi dan barang yang
merupakan salah satu kegiatan ekonomi manusia yang sangat penting. Melalui
kegiatan industri akan dihasilkan berbagai kebutuhan manusia, mulai dari peralatan
sederhana sampai pada peralatan modern. Jadi, pada dasarnya kegiatan itu lahir untuk
memenuhi kebutuhan manusia. Dengan kata lain, industri sudah dikenal sejak zaman
terbatas hanya untuk memenuhi kebutuhan sendiri dan dalam lingkungan yang
terbatas.
1. Industri besar, apabila mempunyai tenaga kerja 100 orang atau lebih.
50 orang ke atas.
kerja 5 – 49 orang.
3. Industri kecil, adalah industri yang menggunakan mesin dengan tenaga kerja
1 – 4 orang.
suatu barang menjadi barang lain yang nilainya lebih tinggi dan tidak
skala usaha dan berdasarkan arus produknya. Penggolongan yang paling universal
- Aneka industri
- Industri kecil
Secara lisan dan tulisan, banyak pihak menggunakan istilah yang berbeda
untuk membahas industri kecil ini. Di samping digunakan istilah industri kecil (small
industry), ada sejumlah istilah lain yang bermakna sama, seperti : usaha kecil (small
business), perusahaan kecil (small enterprise atau small firm), usaha skala kecil
(small scale busines ) dan lain-lain. Ada yang menyatakan industri kecil adalah
sektor, sedangkan industri kecil adalah subsektor. Anggapan ini sebaiknya diabaikan
saja karena semua istilah itu pada dasarnya memiliki kadar yang sama.
adalah :
Rp 200.000.000 di luar tanah dan bangunan. Hal ini sesuai dengan surat
adalah suatu unit usaha yang memiliki nilai asset neto ( tidak termasuk tanah
dan bangunan ) yang tidak melebihi Rp 200 juta, atau penjualan per tahun
Laju pertumbuhan ekonomi suatu negara ataupun suatu daerah tercermin dalam
merupakan salah satu syarat terciptanya suatu stabilitas politik karena kemampuannya
Peran Industri kecil dalam proses pertumbuhan ekonomi Indonesia juga tidak
dapat diabaikan begitu saja, karena selama ini usaha kecil telah memberikan
transportasi dan usaha kecil ternyata berperan penting sebagai penghasil devisa. Oleh
karena itu pengembangan usaha kecil dirasa cukup penting sampai 25 tahun
seperti pertanian, jasa dan industri sangat terbatas. Dalam kondisi seperti ini industri
Oleh karena itu, industri kecil sangat penting untuk didukung mengingat
a. Sangat padat karya dan persediaan tenaga kerja di Indonesia masih sangat
banyak, mengikuti laju pertumbuhan penduduk dan angkatan kerja yang rata-
rata pertahun masih sangat tinggi. Sehingga, upah nominal tenaga kerja
sumber informal ( traditional skills ). Selain itu berbeda dengan industri kecil
murah.
kerajinan dari bambu dan rotan atau ukir-ukiran dari kayu yang pada dasarnya
produk-produk mereka akan mudah ditiru oleh orang asing dengan kualitas
d. Secara umum, kegiatan industri kecil dan rumah tangga di Indonesia masih
pertanian yang dapat diolah dalam skala kecil. Karena sektor pertanian paling
prospek yang sangat baik, termasuk yang berorientasi ekspor. Selain itu
bahan penolong lokal atau tingkat ketergantungan terhadap impor jauh lebih
diri pada uang sendiri atau pinjaman dari sumber informal untuk modal kerja
dan investasi mereka. Walaupun banyak juga yang memakai fasilitas kredit
khusus dari pemerintah. Memang nilai investasi tetap di industri kecil dan
rumah tangga rata-rata jauh lebih rendah daripada industri besar menengah
yang bukan hanya skala usahanya yang besar, tetapi proses produksinya lebih
masih sangat lemah, tidak hanya di pasar domestik terhadap produk-produk dari IMB
atau impor tetapi juga di pasar ekspor. Tidak hanya tingkat daya saing globalnya,
tetapi tingkat diversifikasi produk dari industri kecil di Indonesia juga rendah.
kelompok industri tersebut yang menjadi kendala serius bagi perkembangan serta
pertumbuhannya.
maupun investasi, kesulitan dalam pemasaran, distribusi dan penyediaan bahan baku
dan input-input lainnya, keterbatasan sumber daya manusia ( pekerja dan manajer )
hanya akses ke informasi, keterbatasan teknologi dan lainnya. Tingkat keseriusan dari
setiap masalah tersebut bervariasi, tidak hanya antara subsektor, tetapi juga antara
masa yang akan datang ada 3 hal yang harus diperhatikan, yaitu :
fungsional.
dasarnya terletak pada upaya untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia.
Dengan adanya sumber daya yang bermutu, maka industri kecil akan dapat tumbuh
Hingga saat ini sebenarnya sudah banyak yang dilakukan pemerintah untuk
membantu industri kecil. Mulai dari menciptakan banyak credit schemes dari
Tapi sayangnya, fakta menunjukkan bahwa hingga saat ini kinerja industri kecil di
Indonesia belum baik, terutama jika dibandingkan dengan industri kecil negara-
pemerintah selama ini ternyata tidak terlalu efektif ( Tambunan, 1999 : 221 ).
Menurut Tambunan, salah satu penyebabnya adalah bahwa selama ini
pemerintah belum memiliki visi yang jelas mengenai peranan industri kecil di dalam
industri kecil selama ini. Industri kecil dianggap penting hanya sebagai salah satu
ketimpangan dalam distribusi pendapatan. Industri kecil tidak hanya dilihat sebagai
suatu kelompok unit usaha yang seharusnya terintegrasi sepenuhnya di dalam dunia
usaha nasional secara nyata. Industri kecil harus dilihat sebagai unit usaha yang
regulator dan stabilisator. Hal utama yang perlu dilakukan pemerintah, khususnya
kenyataannya selama ini hanya memperbesar distorsi pasar yang lebih merugikan
Sumbangan tersebut terutama dari segi penyerapan tenaga kerja. Di samping itu
mereka juga memberikan kontribusi dalam penciptaan nilai tambah dan devisa ekspor
Melihat sifat industri kecil yang banyak menggunakan tenaga manusia, maka
sumbangannya akan lebih besar bagi perekonomian nasional pada umumnya dan
memberikan sumbanagn bagi daerah di mana industri kecil itu tumbuh dan
berkembang. Hal ini dapat dilihat dari peranan industri kecil terhadap perluasan
peningkatan ekspor.
diperdengarkan. Tenaga kerja mencakup penduduk yang sudah atau sedang bekerja,
yang sedang mencari pekerjaan dan yang melakukan kegiatan lain seperti bersekolah
dan mengurus rumah tangga. Secara praktis pengertian tenaga kerja dan bukan tenaga
kerja hanya dibedakan oleh batas umur. Di Indonesia semula dipilih batas umur
minimum adalah 10 tahun. Pemilihan 10 tahun sebagai batas umur minimum adalah
berdasarkan kenyataan bahwa dalam umur tersebut sudah banyak penduduk berumur
usia sekolah yang melakukan kegiatan ekonomi akan berkurang. Bila wajib sekolah
sembilan tahun diterapkan, maka anak-anak sampai dengan umur 14 tahun akan
berada di sekolah. Dengan kata lain jumlah penduduk yang bekerja dalam batas umur
tersebut akan menjadi sangat kecil, sehingga batas umur minimum lebih tepat
Tenaga kerja atau manpower terdiri dari angkatan kerja dan bukan angkatan
kerja. Angkatan kerja atau labor force terdiri dari golongan yang bekerja, golongan
yang menganggur dan golongan yang mencari pekerjaan. Kelompok bukan angkatan
kerja terdiri dari golongan yang bersekolah, golongan yang mengurus rumah tangga
dan golongan lain-lain atau penerima pendapatan. Ketiga golongan dalam kelompok
angkatan kerja sewaktu-waktu dapat menawarkan jasanya untuk bekerja. Oleh sebab
itu kelompok ini sering juga dinamakan sebagai potential labor force.
Selanjutnya angkatan kerja dibedakan pula menjadi dua sub kelompok, yaitu
pekerja dan penganggur. Yang dimaksud dengan pekerja ialah orang-orang yang
mempunyai pekerjaan dan memang sedang bekerja, serta orang yang mempunyai
pekerjaan namun untuk sementara waktu kebetulan sedang tidak bekerja ( misalnya :
keuntungan dan lamanya bekerja paling sedikit satu jam secara kontiniu dalam
seminggu. Termasuk dalam batas ini pekerja keluarga tanpa upah yang membantu
yang tidak bekerja dan (masih atau sedang) mencari pekerjaan. Penganggur inilah
upah sekian rupiah setiap waktu. Jadi, dalam permintaan ini sudah ikut
dipertimbangkan tinggi rendahnya upah yang berlaku dalam masyarakat, atau yang
Persediaan tenaga kerja ialah jumlah orang yang tersedia, mampu dan
bersedia untuk melakukan pekerjaan. Dalam pengertian inipun faktor upah tidak ikut
dipertimbangkan factor upah. Dalam hal ini pencari kerja bersedia menerima
pekerjaan itu, atau menawarkan tenaga kerjanya apabila kepadanya diberikan upah
upah yang dituntut terlalu tinggi, mungkin ia hanya mampu mempekerjakan atau
meminta 400 orang saja, sedangkan yang lainnya ditunda dahulu atau dibatalkan.
Oleh karena itu, kebutuhan tenaga kerja merupakan permintaan potensial (Suroto,
1992:21-22).
Salah satu masalah yang biasa muncul dalam bidang angkatan kerja adalah
ketidakseimbangan antara permintaan akan tenaga kerja (demand for labor) dan
permintaan terhadap tenaga kerja (adanya excess supply of labor) dan (b) lebih
besarnya permintaan dibanding penawaran tenaga kerja (adanya excess demand for
labor).
Excess
SL
W SL W SL
We W2
E
DL DL
0 Ne N 0 N3 N4 N
(i) ( ii )
W
SL
W2
Excess DL
DL
0 N3 N4 N
( iii )
Gambar 2.1
Ketidakseimbangan Permintaan dan Penawaran Tenaga Kerja
Keterangan:
W = Upah riil
Penjelasan gambar:
1. Jumlah orang yang menawarkan tenaganya untuk bekerja adalah sama dengan
titik E. Di sini tidak ada excess supply of labor maupun excess demand for
labor. Pada tingkat upah keseimbangan We maka semua orang yang ingin
bekerja telah dapat bekerja. Berarti tidak ada orang yang menganggur. Secara
ideal keadaan ini disebut full employment pada tingkat upah We tersebut.
2. Pada gambar kedua terlihat adanya excess supply of labor. Pada tingkat upah
W1 penawaran tenaga kerja (SL) lebih besar daripada permintaan tenaga kerja
(DL). Jumlah tenaga kerja yang menawarkan dirinya untuk bekerja adalah
sebanyak N2 sedangkan yang diminta hanya N1. Dengan demikian ada orang
3. Pada gambar ketiga terlihat adanya excess demand for labor. Pada tingkat
upah W2 permintaan akan tenaga kerja (DL) lebih besar daripada penawaran
tenaga kerja (SL). Jumlah orang yang menawarkan dirinya untuk bekerja pada
yang menentukan kemakmuran suatu bangsa. Alasannya, alam (tanah) tidak ada
artinya kalau tidak ada sumber daya manusia yang mengolahnya, sehingga
Smith juga melihat bahwa alokasi sumber daya manusia yang efektif
(fisik) baru mulai dibtuhkan untuk menjaga agar ekonomi tetap tumbuh. Dengan
kata lain, alokasi sumber daya manusia yang efektif merupakan syarat perlu
memberikan andil terhadap pertumbuhan out put dan penyediaan pekerja di sector
lain.
subsisten terbelakang tidak hanya terdiri dari sector pertanian, tetapi juga sector
informal lainnya.
dan tingkat upah relative murah daripada sector kapitalis modern. Lebih
murahnya biaya upah pekerja asal pedesaan akan dapat menjadi pendorong bagi
diserap.
modern, maka pada suatu saat tingkat upah di pedesaan akan meningkat.
Selanjutnya peningkatan upah ini akan mengurangi perbedaan/ketimpangan
asumsi bahwa perpindahan pekerja dari sector subsiten ke sector kapitalis modern
berjalan lancar dan perpindahan tersebut tidak akan pernah menjadi “terlalu
ciri-ciri kelebihan buruh, sumber daya alamnya belum dapat diolah, sebagian
industri dengan upah institusional yang sama. Kedua, tahap di mana pekerja
pertanian menambah out put tetapi memproduksi lebih kecil dari upah
institusional yang mereka peroleh, dialihkan pula ke sector industri. Ketiga, tahap
out put lebih besar daripada perolehan upah institusional. Dan dalam hal ini
kelebihan pekerja terserap ke sector jasa dan industri yang meningkat terus
menerus sejalan dengan pertambahan out put dan perluasan usahanya.(Subri,
2003:57)
a. Tingkat Upah
yang selanjutnya akan meningkatkan harga per unit produk yang dihasilkan.
Apabila harga per unit produk yang dijual ke konsumen naik, reaksi yang
biasanya timbul adalah mengurangi pembelian atau bahkan tidak lagi membeli
produk tersebut. Kondisi ini memaksa produsen untuk mengurangi jumlah produk
yang dihasilkan, yang selanjutnya juga dapat mengurangi akibat perubahan skala
Suatu kenaikan upah dengan asumsi harga barang-barang modal yang lain
kerja dengan mesin. Penurunan jumlah tenaga kerja akibat adanya penggantian
b. Teknologi
jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan. Kecanggihan teknologi saja belum tentu
relative sama. Yang lebih berpengaruh dalam menetukan permintaan tenaga kerja
adalah kemampuan mesin untuk menghasilkan produk dalam kuantitas yang jauh
Berapa jumlah tenaga kerja yang diminta dapat ditentukan oleh berapa
tingkat produktivitas dari tenaga kerja itu sendiri. Apabila untuk menyelesaikan
waktu 6 bulan.
dipengaruhi oleh enam hal, yaitu perkembanagn barang modal per pekerja,
usaha, perpindahan pekerja antar jenis kegiatan, perubahan komposisi out put dari
tenaga kerja juga dipengaruhi oleh pemanfaatan kapasitas dari berbagai sector.
bekerja.
e. Fasilitas Modal
maupun yang bukan sumber daya manusia, seperti modal tidak dapat dipisahkan
dalam menghasilkan barang atau jasa. Pada suatu industri, dengan asumsi factor-
faktor produksi yang lain konstan, maka semakin besar modal yang ditanamkan akan
semakin besar permintaan tenaga kerja. Misalnya, dalam suatu industri rokok, dengan