Anda di halaman 1dari 50

UNIT 1

PENGERTIAN DAN HAKIKAT IPS


DALAM PROGRAM PENDIDIKAN

A. Pentingnya IPS Dalam Program Pendidikan


Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) baru diketahui secara formal ketika kita bersekolah.
Dengan demikian Ilmu Pengeahuan Sosial (IPS) dianggap sebagai ilmu yang mempelajari tentang
manusia serta untuk mempolakan sejauh mana manusia itu berhubungan dengan orang lain dalam
suatu kelompok.
IPS diperlukan sebagai wadah ilmu pengetahuan yang mengharmonisasikan laju
perkembangan ilmu dan kehidupan dalam dunia pengajaran. Sebab IPS mampu melakukan
lompatan- lompatan ilmu secara konsepsional untuk kepentingan praktis kehidupan yang baru,
sesuai dengan perkembangan jaman. IPS oleh para pendirinya secara sengaja diciptakan dan dibina
ke arah menuntun generasi muda mampu hidup dalam alamnya (jaman dan lingkungannya) dengan
bekal pengetahuan yang baru.
Keberhasilan pengajaran sangat tergantung kepada “ketepatan pilihan dan susunan dari
konsep- konsep IPS, pendekatan, orientasi program dan pengajarannya serta tingkat inovatifnya
para guru IPS itu sendiri. Gurulah yang diharapkan akan mampu menyesuaikan gejolak
perkembangan baru kedalam program dan cara pengajarannya.

1. Pengetian IPS
Istilah ilmu pengetahuan social sebagaimana dirancang dalam draf kurikulum 2004
memang membingungkan untuk dicarikan definisinya, karena dalam berbagai literature, baik yang
ditulis oleh ahli dari luar maupun dalam negeri, kita hanya mempunyai istilah ilmu pengetahuan
social yang merupakan terjemahan dari social studies. IPS dalam dunia pendidikan dasar di negara
kita muncul bersamaan dengan berlakunnya kurikulum SD, SMP, dan SMU tahun 1975.
a). Ilmu Sosial (Social Science)
Menurut Achmad Sanusi (dalam Saidihardjo, 1996:2) sebagai berikut “Ilmu social terdiri
dari disiplin- disiplin ilmu pengetahuan social yang bertaraf akademis dan biasanya dipelajari pada
tingkat perguruan tinggi yang makin lanjut dan makin ilmiah”.
Selanjutnya Nursid Sumatnadja (1980:7), menyatakan bahwa ilmu social adalah cabang
ilmu pengetahuan yang mempelajari tingkah laku manusia baik secara perorangan maupun tingkah
laku kelompok. Oleh karena itu ilmu social adalah ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia
dan mempelajari manusia sebagai anggota masyarakat.

b). Studi Sosial (Social Studies)


Kerangka kerja studi social dalam mngkaji atau mempelajari gejala dan masalah social di
masyarakat tidak menekankan bidang teoritas, melainkan lebih kepada bidang praktis. Oleh karena
itu studi social tidak terlalu bersifat akademis teoretis, melainkan merupakan pengetahuan praktis
yang dapat di ajarkan mulai dari tingkat Sekolah Dasar sampai Perguruan Tinggi. Pendekatan studi
social bersifat interdisipliner atau multidisipliner dengan menggunakan berbagai bidang keilmuan.
Tugas studi social, sebagai suatu bidang studi mulai dari tingkat SD sampai ke tingkat
pendidikan yang lebih tinggi, adalah membina warga masyarakat yang mampu menyerasikan
kehidupannya berdasarkan kekuatan- kekuatan fisik dan social mampu memecahkan masalah-
masalah social yang dihadapinya.

c). Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)

Modul Kajian IPS SD 1


IPS dalam pertemuan- pertemuan, jauh sebelum diberlakukannya kurikulum 1975.
Mulyono Tj. (1980:8) memberi batasan IPS sebagai pendekatan interdisipliner (Inter-disciplinary
approach) dari pelajaran ilmu- ilmu sosiologi, antropologi budaya, psikologi social, sejarah,
geografi, ekonomi, dan ilmu politik, dan sebagainya. Hal ini ditegaskan lagi oleh Saidiharjo (1996:
4), bahwa IPS merupakan hasil kombinasi atau hasil pemfusian atau perpaduan dari sejumlah mata
pelajaran seperti geografi, ekonomi, sejarah, antropologi, dan politik.

2. Sejarah Perkembangan IPS di Indonesia


Bidang studi IPS yang masuk ke Indonesia adalah berasal dari Amerika Serikat dengan
nama asli di negara asalnya disebut Social Studies. Pertama kali Social Studies dimasukkan dalam
kurikulum sekolah di Rugby (Inggis) pada tahun 1827, atau sekitar setengah abad setelah Revolusi
Industri. Pada pertengahan abad 18 di Inggris terjadi Revolusi Industri yang ditandai dengan
perubahan penggunaan tenaga manusia menjadi tenaga mesin. Revolusi industri membawa
perubahan yaitu mendatangkan kemakmuran bagi sebagian masyarakat Inggris.
Latar belakang dimasukkan Social Studies dalam kurikulum sekolah di Amerika Serikat
berbeda dengan di Inggris karena situasi dan kondisi penyebabnya antaranya adalah ras. Indian
yang merupakan penduduk asli, ras kulit putih yang datang dari Eropa, dan ras Negro yang di
datangkan dari Afrika untuk dipekerjakan di perkebunan- perkebunan negara tersebut. Factor lain
yang menyebabkan dimasukkannya Social Studies ke dalam kuikulum sekolah adalah keinginan
para pakar pendidikan. Mereka menginginkan agar setelah SD dan MI (1) para siswa menjadi
warga negara yang baik, dalam arti mengetahui dan menjalankan hak-hak dan kewajibannya. (2)
para siswa lulusan SD dan SM dapat hidup bermasyarakat secara seimbang dalam arti
memperhatikan kepentingan pribadi dan masyarakat.

3. Alasan Mempelajari IPS


Pengajaran IPS sangat penting bagi jenjang pendidikan dasar dan menengah karen siswa
yang datang ke sekolah berasal dari lingkungan yang berbeda- beda. Pengenalan mereka tentang
masyarakat tempat mereka menjadi anggota diwarnai oleh lingkungan mereka tersebut. Sekolah
bukanlah satu- satunya wahana atau sarana untuk mengenal masyarakat. Para siswa dapat belajar
mengenal dan mempelajari masyarakat baik melalui media cetak maupun elektronika, misalnya
melalui acara televisi, siaran radio, dan membaca koran. Pengenalan siswa mengenai wahana luar
sekolah mungkin masih bersifat umum, terpencar- pencar, dan samar- samar. Oleh karena itu agar
pengenaln tersebut dapat lebih bermakna, maka bahan atau informasi yang masih umum dan samar-
samar tersebut perlu disistematisasikan.

B. Hakikat dan Tujuan IPS


1. Hakikat IPS
Hakikat dari IPS terutama jika disorot dari anak didik adalah: sebagai pengetahuan yang
akan membina para generasi muda belajar ke arah positif yakni mengadakan perubahan- perubahan
sesuai kondisi dengan yang diinginkan oleh dunia modern atau sesuai dengan kreasi pembangunan
serta prinsip- prinsip dasar dan sistem nilai yang dianut masyarakat serta membina kehidupan masa
depan masyarakat secara lebih cemerlang dan lebih baik untuk kelak diwariskan kepada turunannya
secara lebih baik. IPS adalah bidang studi yang merupakan panduan dan sejumlah mata pelajaran
social. Bidang pengajaran IPS terutama akan berperan dalam pembinaan kecerdasan keterampilan,
pengetahuan, rasa tanggung jawab, dan demokrasi. Pokok- pokok persoalan yang dijadikan bahan
pembahasan di fokuskan pada masalah kemasyarakatan Indonesia yang aktual. IPS mengemban dua
fungsi utama yaitu, membina pengetahuan, kecerdasan, dan ketermpilan yang bermanfaat bagi

Modul Kajian IPS SD 2


pengembangan dan kelanjutan pendidikan siswa dan membina sikap yang selaras dengan nilai-
nilai pancasila dan UUD 45.
Pendidikan IPS ini juga berfungsi mengembangkan keterampilan, terutama keterampilan
intelektual. Keterampilan sosial yaitu keterampilan melakukan sesuatu yang berhubungan dengan
kepentingan kehidupan bermasyarakat, seperti bekerja sama, bergotong royong, menolong orang
yang memerlukan, dan melakukan tindakan secara cepat dalam memecahkan persoalan di
masyarakat. Sedangkan keterampilan intelektual, yaitu keteramplan berpikir, kecekatan dan
kecepatan memanfaatkan pikiran, cepat tanggap dalam menghadapi permasalahan sosial
dimasyarakat. Hal yang fungsi dari IPS sebagai pendidikan, yaitu mengembangkan perhatian dan
kepedulian sosial anak didik terhadap kehidupan d imasyarakat dan bermasyarakat.

2. Tujuan IPS
Tujuan mempelajari Ilmu Pengetahuan Sosial di Indonesia untuk memberikan
pengetahuan yang merupakan kemampuan untuk mengingat kembali atau mengenal atau mengenal
ide- ide atau penemuan yang telah dialami dalam bentuk yang sama atau dialami sebelumnya.
Tujuan utama pengajaran Sosial Studies (IPS) adalah untuk memperkaya dan
mengembangkan kehidupan anak didik dengan mengembangkan kemampuan dalam lingkungannya
dan melatih anak didik untuk menempatkan dirinya dalam masyarakat yang demokratis, serta
menjadikan negaranya sebagai tempat hidup yang lebih baik.
Tujuan keterampilan yang dapat diraih dalam pengajaran IPS sangatlah luas.
Keterampilan- keterampilan yang dikembangkan sudah barang tentu juga meliputi keterampilan-
keterampilan yang dibutuhkan untuk memperoleh pengetahuan, nilai, dan sikap.

C. Ruang Lingkup IPS Sebagai Program Pendidikan


Ruang lingkup IPS tidak lain menyangkut kehidupan manusia sebagai anggota masyarakat
atau manusia dalam konteks sosial. Selanjutnya IPS sebagai program pendidikan, ruang lingkupnya
sama yakni berhubungan dengan manusia sebagai anggota masyarakat dan dilengkapi dengan nilai-
nilai yang menjadi karakteristik program pendidikannya. Untuk itu IPS sebagai program pendidikan
tidak hanya terkait dengan nilai tapi wajib mengembangkan nilai tersebut.
Meninjau ruang lingkup IPS sebagai program pendidikan, kita harus mulai dari ruang
lingkup IPS sebagai pengetahuan lebih dahulu. Anda telah menyimak, bahwa kehidupan manusia
dalam masyarakat atau manusia dalam konteks sosial, Oleh karen itu, kita wajib menelaah satuan-
satuan manusia sebagai kelompok dimasyarakat. Satuan kelompok yang paling mendasar tidak lain
adalah keluarga.
Ruang lingkup IPS sebagai pengetahuan, pada pokoknya adalah kehidupan manusia di
masyarakat atau manusia dalam konteks sosial. Ditinjau dari aspek- aspeknya, ruang lingkup
tersebut meliputi hubungan sosial, ekonomi, psikologi sosial, budaya, sejarah, geografi dan aspek
politik, dan ruang lingkup kelompoknya, meliputi keluarga, rukun tetangga, rukun kampung, warga
desa, organisasi masyarakat, sampai ke tingkat bangsa. Ditinjau dari ruangnya, meliputi tingkat
lokal, regional sampai ke tingkat global. Sedangkan dari proses interaksi sosialnya, meliputi
interaksi dalam bidang kebudayaan, politik, dan ekonomi.

1). Nilai Edukatif


Salah satu tolok ukur keberhasilan pelaksanaan pendidikan IPS yaitu adanya perubahan
perilaku sosial peserta didik ke arah yang lebih baik, perilaku itu menjadi aspek kognitif, afektif,
dan psikomotor. Peningkatan perilaku kognitif disini, tidak hanya terbatas makin meningkatnya
pengetahuan sosial, melainkan meliputi pula nalar sosial dan kemampuan mencari alternatif-
alternatif pemecahan masalah sosial. Oleh karena itu materi yang dibahas pada pendidikan IPS ini,

Modul Kajian IPS SD 3


jangan hanya terbatas pada kenyataan, fakta dan data sosial, melainkan juga mengangkat masalah
sosial yang terjadi sehari- hari. Pelontaran masalah sosial itu tidak selalu dari Anda selaku guru IPS,
melainkan lebih baik lagi jika peserta didik sendiri mengangkat atau melontarkan masalah tersebut.
Melalui suasana yang demikian, nalar sosial dan kemampuan mencari alternatif pemecahan
masalah sosial dari peserta didik makin meningkat.
2). Nilai Praktis
Kita sepakat bahwa pelajaran dan pendidikan apa pun, nilainya tidak berarti, apabila tidak
dapat diterapkan secara praktis dalam kehidupan sehari- hari. Dengan perkataan lain, pelajaran dan
pendidikan tidak memiliki makna yang baik, jika tidak memiliki nilai praktis. Oleh karena itu,
pokok bahasan IPS itu, jangan hanya tentang pengetahuan yag konseptual- teoritis belaka,
melainkan digali dari kehidupan sehari- hari, mulai dari lingkungan, pasar, jalan, tempat bermain
dan seterusnya.

3). Nilai Teoritis


Pendidikan IPS tidak hanya menyajikan dan membahas kenyataan, fakta, dan data yang
terlepas- lepas, melainkan lebih jauh dari pada itu menelaah keterkaitan suatu aspek kehidupan
sosial dengan yang lainnya. Peserta didik dibina dan dikembangkan kemampuan nalarnya ke arah
dorongan mengetahui sendiri kenyataan (sense of reality) dan dorongan menggali sendiri
dilapangan (sense of discovery). Kemampuan menyelidi dan meneliti dengan mengajukan berbagai
(sense of inquiry) mereka dibina serta dikembangkan. Dengan demikian, kemampuan mereka
mengajukan “hipotesis” dan dugaan- dugaan terhadap suatu persoalan, juga berkembang. Dengan
perkataan lain, kemampuan mereka “berteori” dalam pendidikan IPS, harus dibina dan
dikembangkan dalam menghadapi kehidupan sosial yang berkembang dan berubah.

4). Nilai Filsafat


Pembahasan ruang lingkup IPS secara bertahap dan keseluruhan sesuai dengan
perkembangan kemampuan peserta didik, dapat mengembangkan kesadaran mereka selaku anggota
masyarakat atau sebagai makhluk sosial. Melalui proses yang demikian, peserta didik
dikembangkan kesadaran dan penghayatannya terhadap keberadaannya di tengah- tengah
masyarakat, bahkan juga di tengah- tengah alam raya ini.

5). Nilai Ketuhanan


Kenikmatan dari Tuhan Yang Maha Kuasa berupa akal pikiran yang berkembang dan
dapat dikembangkan yang telah membawa manusia sendiri maupun memenuhi segala
kebutuhannya dari sumber daya yang telah disediakan oleh- Nya. Kenikmatan kita sebagai manusia
mampu menguasai IPTEK, menjadi landasan kita mendekatkan diri dan meningkatkan IMTAK
kepada- Nya.

Modul Kajian IPS SD 4


UNIT 2
KONSEP DASAR ILMU- ILMU SOSIAL

A. Konsep Dasar Geografi dan Sejarah


1. Geografi
Sejalan dengan perkembangan kebudayaan dan demografi manusia dipermukaan bumi,
pengenalan manusia terhadap alam lingkungannya, baik yang menjadi penunjang kehidupannya
makin meluas. Pengenalan lingkungan selanjutnya berbeda- beda, relasi manusia dengan alam
lingkungannya bervariasi dari satu wilayah ke wilayah lainnya (varied ways of living). Variasi
kehidupan ini terutama dipengaruhi oleh tingkat kebudayaan kelompok manusia di wilayah yang
bersangkutan. Pengenalan dan relasi manusia dengan alam lingkungannya dan pengetahuan
mengenai suatu daerah (ruang) di permukaan bumi yang berkenaan dengan keadaan alam dengan
kebudayaan inilah yang selanjutnya mengembangkan pengetahuan geografi dan konsep- konsep
geografi menjadi dasar pengetahuan geografi.
Dari asal katanya, geografi itu berakar dari kata geo berarti bumi, dan graphein berarti
tulisan atau lukisan. Oleh karena itu secara harafiah, geografi itu berarti lukisan tentang bumi.
Namun pada pembahasan oleh para pakar geografi selanjutnya, pengertian itu tidak hanya sekadar
tulisan atau lukisan saja, melainkan meliputi juga penelaahannya lebih jauh. Penelaahan geografi
tidak berakhir pada hal- hal yang terlihat dari luar. Penelaahan tersebut meliputi juga sebab- akibat
mengapa dunia nyata tersebut menampakkan demikian yang dipandang sebagai keseluruhan yang
menghubungkan bagian- bagian yang telah menjadi apa adanya. Hal itu meliputi hubungan dengan
ilmu kealaman. Berkenaan dengan cara bagaimana hal- hal tadi telah mempengaruhi manusia, dan
kebalikannya telah dimodifikasi, diubah dan diadaptasi oleh tindakan manusia (Williams,
M.,editor:1976:16).
Geografi adalah ilmu yang mempelajari persamaan dan perbedaan fenomena geosfer
dengan sudut pandang lingkungan atau kewilayahan dalam konteks keruangan. Berdasarkan
definisi geografi tadi, jelas bahwa yang menjadi objek studi geografi adalah biosfer yaitu
permukaan bumi yang merupakan bagian dari bumi yang terdiri atas atmosfer (lapisan udara),
litosfer (lapisan batuan, kulit bumi), hidrosfer (lapisan air, perairan), dan biosfer (lapisan
kehidupan). Pada konsep ini, geosfer atau permukaan bumi tadi ditinjau dari sudut pandang
kewilayahan atau lingkungan yang menampakkan persamaan dan perbedaan fenomenanya (udara,
batuan, perairan, kehidupan).
Pada tingkat Sekolah Dasar (SD) dan pendidikan dasar (Pendas) konsep dasar itu dapat
kita mulai dari arah (mata angin), jarak, peta, perbedaan waktu, sungai, gunung, dan demikian
seterusnya secara bertahap serta berkesinambungan. Selanjutnya, bagaimanakah membina konsep
(concept formation) pada diri kita masing- masing dan terutama pada diri peserta didik yang
menjadi tanggung jawab kita masing -masing.

2. Sejarah
Dalam mata kuliah kajian IPS, sejarah ini terutama ditujukan pada pembahasan hidup dan
kehidupan manusia dan konteks sosialnya. Oleh karena itu, pembahasan konsep dasar sejarah disini
lebih menitik beratkan pada sejarah sebagai salah satu bidang ilmu sosial yang dapat dikonsepkan

Modul Kajian IPS SD 5


sebagai ilmu sejarah yang diperuntukkan bagi semua mahasiswa dan semua peserta didik pada
setiap disiplin ilmu.
Mulai pelajaran sejarah, diharapkan peserta didik/ mahasiswa dapat mengenali
perkembangan kehidupan umat manusia, baik masyarakat bangsanya maupun masyarakat bangsa-
bangsa lain. Diharapkan pula dapat memahami saling pengaruh yang terjadi antara masyarakat dan
antar bangsa. Melalui pemahaman sejarah rasa kebangsaan semakintebal dan mengenali “benang
merah” perjuangan bangsa serta menghidupkan atau menyajikan peristiwa- peristiwa yang terjadi
pada masa lalu. Akan tetapi tidak semua peristiwa itu layak untuk disajikan, masalah dapat dan
tidak dapatnya peristiwa sejarah disajikan bergantung pada keterhubungan masalah yang ada dalam
hubungan konsep disiplin ilmu sosial dalam kajian ilmu sosial yang ada.
Sejarah sebagai bidang ilmu sosial, memiliki konsep dasar yang menjadi karakter dirinya,
dan yang dapat dibina pada diri kita masing- masing, terutama pada diri peserta didik. Konsep-
konsep dasar itu adalah : a). Waktu, b). Dokumen, c). Alur peristiwa, d). Kronologi, e). Peta, f).
Tahap- tahap peradaban, g). Ruang, h). Evolusi, i). Revolusi
Dengan memperhatikan dan menelaah uraian ini, anda selaku guru IPS dapat
menyimpulkan bahwa konsep- konsep dasar tersebut jalin- menjalin dalam peristiwa dan
pengalaman masa lampau sebagai suatu deskripsi serta alur sejarah. Dari masa lalu sampai masa
sekarang kita akan memprediksi suatu peristiwa, pengalaman, atau proses kehidupan manusia di
masa mendatang.

B. Konsep Dasar Antropologi, Sosiologi dan Psikologi Sosial


Pada hakikatnya manusia merupakan makhluk sosial, dimana kehidupan manusia di
masyarakat atau manusia dalam konteks sosialnya meliputi berbagai aspek. Salah satu aspek yang
bermakna yakni mencirikan kemajuan yaitu kebudayaan, dimana setiap orang mempunyai
kecenderungan kuat untuk hidup bersama dengan orang lain dalam kelompok.
Hubungan manusia yang bersifat kelompok tidak kalah rumitnya, manusia sering
menghadapi banyak masalah dalam hidup bermasyarakat, hal ini perlu disadari sejak dini bahwa
kehidupan masyarakat dalam lingkungan social yang telah dan akan selalu berubah searah dengan
kemajuan ilmu dan teknologi, dengan demikian control dari masyarakat berasal dari hati nurani
dengan pemahaman dan pengetahuan tentang konsep dasar antropologi, sosiologi dan psikologi
social yang dianggap esensi dari hidup bermasyarakat dengan tujuan hidup dan bertindak sesuai
dengan yang sebenarnya.

1. Antropologi
E. A Hoebel (Fairchild, H. P. dkk: 1982: 12) secara singkat mengemukakan “Antropologi
adalah suatu studi tentang manusia dengan kerjanya”. Sedangkan Koentdjaraningrat (1990: 11) juga
secara singkat mengemukakan “Antropologi berarti ilmu tentang manusia”. Dua ungkapan diatas
menyatakan bahwa antropologi itu studi atau ilmu tentang manusia. Hoebel lebih tegas dengan
menyebutkan dengan kerjanya, sedangkan Koentdjaraningrat tidak. Namun kita dapat menafsirkan
pernyataan itu selanjutnya khusus yang dikemukakan oleh Hoebel tentang kerjanya, yang dapat
diartikan sebagai kerja dalam arti kegiatan pikiran dan pemikiran yang berarti budaya serta
kebudayaannya. Oleh karena itu, pengertian antropologi disini lebih tepat dikatakan antropologi
budaya, yang oleh Hoebel dikemukakan, bahwa “Antropologi budaya itu tidak lain adalah studi
tentang perilaku manusia” (Fairchild dkk: (1982: 12).
Kebudayaan adalah nama kolektif semua pola perilaku ditransparansikan secara sosial
melalui simbol- simbol; dan sini tiap unsur semua kemampuan kelompok umat manusia yang
karakteristik, yang tidak hanya meliputi bahasa, peralatan, industri, seni, ilmu, hukum,
pemerintahan, moral, dan keyakinan kepercayaan saja, melainkan meliputi juga peralatan material

Modul Kajian IPS SD 6


atau artefak yang merupakan penjelmaan kemampuan budaya yang menghasilkan pemikiran yang
berefek praktis dalam bentuk bangunan, senjata, mesin, media komunikasi, perlengkapan seni, dan
sebagainya. Pengertian kebudayaan secara ilmiah berbeda dengan pengertian konotatif sehari-
sehari. Hal tersebutl meliputi semua yang dipelajari melalui sembung rasa atau komunikasi timbal
arah. Hal itu meliputi semua bahasa, tradisi, kebiasaan, dan kelembagaan. Tidak ada kelompok
umat manusia yang memiliki maupun yang tidak memiliki bahasa, tradisi, kebiasaan, dan
kelembagaan- kebudayaan itu sifatnya universal yang merupakan ciri yang berkarakteristik
masyarakat manusia.
Dalam lingkup antropologi dan kebudayaan, pengetahuan, ilmu dan teknologi merupakan
konsep dasar yang terkait dengan budaya belajar. Tiga konsep dasar tersebut saat ini biasa dijadikan
sebagai IPTEK (ilmu pengetahuan dan teknologi). Penyatuan tiga konsep tersebut sangat beralasan,
karena ketiganya sangat erat kaitannya satu sama lain. Jika pengethuan merupakan kumulasi dari
pengalaman dan hal- hal yang kita ketahui, sedangkan ilmu merupakan pengetahuan yang telah
tersistematisasikan (tersusun) yang berkarakter tertentu sesuai dengan objek yang dipelajari, ruang
lingkup telaahanya; dan metode yang dikembangkan serta diterapkannya.

2. Sosiologi
Kita dapat mengamati dan menghayati sendiri, bahwa sejak lahir telah berhubungan
dengan orang atau pihak lain, paling tidak dengan ibu dan anggota keluarga lainnya. Pada
perkembangan dan pertumbuhan individu itu selanjutnya hubungan dengan pihak lain itu tidak lagi
hanya terbatas dalam keluarga, melainkan telah menjakangkau teman sepermainan, para tetangga,
dan demikian seterusnya.
Hubungannya pun tidak sepihak melainkan timbal balik. Atau dengan perkataan lain,
terjadi interaksi antara seorang individu dengan pihak lainnya. Oleh karena itu, interaksi tadi, kita
konsepkan sebagai interaksi sosial.
Ilmu sosial yang secara khusus mempelajari “interaksi sosial” ini disebut sosiologi. “Sosiologi
secara kasar dapat didefinisikan sebagai studi ilmiah tentang interaksi umat manusia”.
Atas pembahasan singkat yang baru dikemukakan, dapat diketengahkan konsep- konsep
dasar sosiologi sebagai berikut: 1). Interaksi social, 2). Sosialisasi, 3). Kelompok social, 4).
Perlapisan social, 5). Proses social, 6). Peruabahan social, 7). Mobilisasi social, 8). Modernisasi, 9).
Patologi social, 10). Dan konsep- konsep lain yang dapat digali sendiri dan keyantaan dan proses
kehidupan sehari- hari.
Interaksi sosial antara seseorang dengan yang lainnya terjadi dalam kelompok, apakah itu
keluarga, teman sepermainan, ataupun para tetangga. Kelompok itu atau lebih tepat kelompok
sosial tempat terjadinya interaksi antar individu, tidak lain adalah kumpulan manusia paling tidak
terdiri atas dua orang, namun biasanya lebih dari itu telah saling mengenal dalam waktu yang relatif
lama, ada kaitan senasib, diikat oleh nilai dan norma yang sama, serta memiliki rasa persatuan.
Dalam kelompok sosial, baik kelompok yang relatif kecil seperti keluarga maupun
kelompok besar seperti suku bangsa, terjadi proses sosial yang dialami oleh perorang atau oleh
kelompok secara keseluruhan. Sebagai akibat proses sosial, perubahan sosial dan modernisasi baik
secara perorangan atau kelompok, terjadi perubahan status dari lapisan bawah kelapisan menengah
dan bahkan sampai kelapisan atas.
Dalam kehidupan social itu terdapat hal- hal yang dianggap sebagai penyakit masyarakat
seperti kejahatan, pengangguran, pelacuran, gelandangan, kemiskinan, dsb. Penyakit masyarakat
yang demikian merupakan masalah social, yang dikonsepkan sebagai patologi sosial juga
merupakan konsep dasar sosiologi.

3. Psikologi Sosial

Modul Kajian IPS SD 7


Interaksi sosial manusia di masyarakat, baik itu antar individu, antara individu dan
kelompok atau antar kelompok, tidak dapat dilepaskan dari fenomena kejiwaan yang timbul dari
orang perorang dan dalam kelompok. Reaksi emosional, sikap, kemauan, perhatian, motivasi, harga
diri dan sebangsanya sebagai fenomena kejiwaan yang tercermin pada perilaku orang perorang
serta kelompok tadi, merupakan fenomena yang melekat pada kehidupan berbudaya dan
bermasyarakat. perilaku kejiwaan manusia dalam konteks sosial ini, merupakan objek kajian
psikologis sosial.
Psikologis sosial sebagai salah satu bidang ilmu sosial, menurut Harold A. Phelps
(Fairchild H. P. dkk : 1982 : 290) “psikoligis sosial adalah suatu studi ilmiah tentang proses mental
manusia sabagai makhluk sosial”. Dengan demikan, objek yang dipelajari psikologi sosial itu
seperti tleh dikemukakan tadi, meliputi perilaku manusia dalam konteks sosial yang terungkap pada
perhatian, minat, kemauan, sikap mental reaksi emosional, harga diri, kecerdasan, penghayatan
kesadaran, dan demikian seterusnya.
Setelah kita membicarakan apa dan bagaimana psikologis sosial itu, selanjutnya marilah
kita memperhatikan konsep- konsep dasar psikologi sosial itu, yang menjadi salah satu bagian dan
kajian ilmu sosial. Konsep- konsep dasar tersebut adalah: 1). Emosi terhadap objek social, 2).
Perhatian, 3). Minat, 4). Kemauan, 5). Motivasi, 6). Kecerdasan dalam menanggapi persoalan
social, 7). Pengahayatan, 8). Kesadaran, 9). Harga diri, 10). Sikap mental, 11). Kepribadian, 12).
Masih banyak fenomena kejiwaan yang lain yang dapat kita galih lebih lanjut.
Tiap individu yang normal, memiliki potensi psikologis yang berkembang dan dapat
dikembangkan. Kadar potensi tadi bervariasi antara seseorang dengan yang lainnya bergantung
pada kondisi kesehatan, maupun mental psikologisnya. Mereka yang kesehatan dan jasmaninya
prima, peluang pengembang potensi psikologisnya lebih baik daripada mereka yang kurang sehat.
Selain daripada hal tersebut, factor lingkungan sangatlah berpengaruh.
Emosi dengan reaksi emosional, merupakan konsep dasar psikologi social yang
perannanya besar dalam mengembangkan potensi psikologis lainnya. Tinggi rendahnya, terkendali
tidaknya emosi seseorang, sangat berpengaruh terhadap perilaku social yang bersangkutan, oleh
karena itu emosi sebagai suatu potensi kepribadian wajib diberi santapan dengan berbagai
pembinaan psikologis, termasuk santapan keagamaan.
Perhatian dan minat merupakan konsep dasar psikologi social. Dalam pengembangan
sumber daya manusia (SDM), khususnya berkenaan dengan peningkatan kualitas kemampuan
intelektual, perhatian dan minat tersebut, memegang peranan yang sangat bermakna. Tanpa
perhatian dan minat dari SDM yang bersangkutan pengembangannya mustahil tercapai secara
optimum, oleh karena itu, selaku pendidik wajib memperhatikan minat peserta didik, agar tujuan
instruksional dan tujuan pendidikan dapat direalisasikan seoptimal mungkin.

Modul Kajian IPS SD 8


UNIT 3
KONTEN IPS

A. Fakta, Konsep, Generalisasi dan Teori Dalam IPS


Ilmu- ilmu sosial mempelajari tindakan- tindakan manusia yang berlangsung dalam proses
kehidupan dalam upaya menjelaskan mengapa manusia berperilaku seperti apa yang mereka
lakukan. Setiap ilmu sosial merupakan suatu disiplin ilmu yang merupakan suatu batang tubuh atau
struktur ilmu pengetahuan (Body of knowledge) atau tubuh dalam ilmu pengetahuan. Setiap ilmu
sosial (sejarah, geografi, ilmu politik, ekonomi, sosiologi dan antropologi serta psikologi sosial)
memandang manusia dari berbagai sudut pandang dan menggunakan metode kerja yang berbeda
untuk memperoleh struktur ilmunya. Pengetahuan tentang tindakan manusia ini membentuk suatu
dasar bagi materi ilmu pengetahuan sosial.
Struktur ilmu sosial tersusun dalam tiga tingkatan dari yang paling sempit ke yang paling
luas, yaitu: 1) fakta, 2) konsep, dan 3) generalisasi (Savage dan Armstrong, 1996:24);
Konsep
Konsep = Kesan Indrawi yang mempunyai makna tertentu.
Konsep = Suatu kesatuan atribut yang berkaitan dengan symbol tentang objek, peristiwa atau
proses.
Bidang studi IPS pun harus memiliki pengertian Connotative, suatu pengertian yang lebih
tinggi yang seharusnya dipelajari oleh murid.
a. Konsep adalah kumpulan pengertian abstrak (the abstract body of meaning) yang
berkaitan dengan simbol untuk kelas dari suatu benda (obyek) kejadian atau gagasan.
b. Konsep bersifat abstrak berisi pengertian yang berhubungan dengan semua anggota kelas
yang mungkin (tidak dengan satu contoh khusus dari kelas).
c. Konsep adalah subyektif dan internalisasikan.

1. Generalisasi dan Teori


Generalisasi adalah hubungan atau beberapa konsep atau adalah rangkaian atau hubungan
antarkonsep- konsep. Karena itu generalisasi dapat berbentuk proposisi, hipotesis, inferens,
kesimpulan, pemahaman, atau prinsip.

2. Pembahasan Fakta, Konsep, Generalisasi, dan Teori


a. Fakta
Dalam kehidupan sehari- hari Anda mungkin sering menemukan suatu kejadian atau
keadaan, misalnya angin berhembus, laut berombak, air menguap, awan di langit, air turun dari
langit, dan sebagainya. Hal- hal seperti itu bisa disebut fakta. Fakta adalah informasi atau data yang
ada/terjadi dalam kehidupan dan kumpulan oleh para ahli ilmu sosial yang terjamin kebenarannya.
Namun fakta ini mempunyai kekuatan menjelaskan yang terbatas. Fakta merujuk pada suasana
yang khusus dan keberlakuan yang terbatas (kurang berlaku umum).

Modul Kajian IPS SD 9


b. Konsep
Dimaksudkan konsep ini bukanlah istilah untuk menunjuk konsep tulisan, yang berarti
rancangan atau tulisan awal yang belum jadi. Konsep secara sederhana adalah penamaan
(pemberian label) untuk sesuatu yang membantu seseorang mengenal, mengerti dan memahami
sesuatu tersebut. Konsep adalah kesepakatan bersama untuk penamaan sesuatu dan merupakan alat
intelektual yang membantu kegiatan berfikir dan memecahkan masalah. Konsep adalah sekelompok
fakta atau data yang memiliki ciri-ciri yang sama dan dapat dimasukkan ke dalam satu nama label.

 Jenis- Jenis Konsep


De Cecco membagi konsep menjadi tiga jenis (dalam Husein Achmad, 1982:5), yaitu
konsep konjungtif, konsep disjungtif, dan konsep relasional. Suatu konsep dinamakan konjungtif
apabila nilai-nilai yang sesuai dan atributatributnya terdapat dalam sekelompok benda secara
bersama- sama. Sebagai contoh, kita mempunyai sejumlah buku Pendidikan IPS. Buku tersebut
memiliki ketebalan, jumlah halaman, materi, sampul dan warnanya sama. Karena semua atribut dan
nilai- nilainya sama, maka dinamakan konsep konjungtif.
Kegiatan abstraksi baru terjadi pada jenis konsep disjungtif, meskipun tidak semua atribut
dan nilai atributnya hams sama. Dari apa yang dimiliki oleh sekelompok benda kita mencoba
mencari persamaan yang dapat kita abstraksikan dari “ketidak samaan” yang ada pada benda-benda
tersebut. contoh buku Pendidikan IPS dan buku Pendidikan IPA.
Kalau konsep konjungtif merupakan konsep yang paling rendah tingkatnya, maka konsep
disjungtif merupakan konsep lebih sukar karena hams menarik kesimpulan atau mencari abstraksi
persamaan antara benda-benda yang tidak sama. Meskipun demikian tidak berarti tidak mungkin
dilakukan.

 Pentingnya Konsep
Menurut De Cecco (dalam Husein Achmad, 1982), adanya konsep akan membantu kita
untuk:
1) Menghadapi lingkungan yang kompleks dan luas serta mengurangi kesulitan dalam menguasai
fakta-fakta yang selalu bertambah.
2) Mengidentifikasikan dan mengindera macam-macam objek yang ada di sekeliling kita. Apabila
seseorang mengidentifikasikan sesuatu benda, benda tersebut dimasukkan dalam kelas tertentu.
3) Mengurangi perlunya belajar mengulang-ulang hal barn yang sebenarnya merupakan atribut
dan nilai atribut yang sama dengan konsep yang sudah diketahui. Dengan kata lain hal yang
baru itu sudah termasuk dalam konsep tertentu.
4) Membantu memecahkan masalah dengan menempatkan masalah dalam klasifikasi yang benar.
Dengan demikian kita memperoleh pemecahan bagaimana memproses masalah yang ada di
hadapan kita.
5) Memungkinkan kita memberikan pengajaran yang lebih kompleks dan menerangkan secara
lebih jelas.
6) Menggambarkan kenyataan dan dunia.

 Pembinaan Konsep dalam IPS


Pembinaan konsep, berarti mengajarkan aspek konotatif dari suatu konsep sampai
membentuk suatu abstraksi pada diri siswa, merupakan proses yang memakan waktu. Pembinaan
konsep ini berlangsung mulai dari keadaannya yang konkrit yang secara berangsur- angsur
mengarah kepada pengertian abstrak. Untuk memenuhi tuntutan ini, guru IPS hams melakukan
berbagai metode interaksi edukatif (multi-metode) dan berbagai media pengajaran (multi- media).

Modul Kajian IPS SD 10


Agar lebih jelas lagi pengertian konsep dan pembinaan konsep kita gunakan contoh.
Misalnya pada suatu pembahasan IPS guru bermaksud menanamkan kata sungai, industrialisasi,
demokrasi dan pranata sosial sebagai konsep-konsep IPS. Dalam proses belajar mengajar, guru IPS
hendaknya menerapkan multi- metode dan multi- media dalam melakukan pembinaan konsep.
Dalam hal ini anak didik diarahkan untuk menangkap, menghayati, dan meresapkan
konsep- konsep di atas pada pengertian konotatif yang luas mulai dari pengertian dan keadaannya
yang konkrit sampai pada pengertian abstrak yang hidup dalam diri siswa yang bersangkutan.

3. Generalisasi
Elemen pengetahuan yang ketiga dari IPS dan dapat dikatakan hamper abstrak adalah
generalisasi. Generalisasi menghubungkan beberapa konsep sedemikian rupa sehingga terbentuk
suatu pola hubungan yang bermakna yang menggambarkan hal yang lebih luas. Artinya, dalam
pikiran kita terbentuk pola-pola hubungan bermakna yang lebih luas (Djodjo Suradisastra
1991/1992:39). Menurut Nursid Sumaatmadja (1980:83), generalisasi adalah hubungan dua konsep
atau lebih dalam bentuk kalimat lengkap, yang merupakan pernyataan deklaratif dan dapat
dijadikan suatu prinsip atau ketentuan dalam IPS. Jadi dapat disimpulkan bahwa seseorang
dikatakan menyusun generalisasi, apabila orang itu menarik dua konsep atau lebih dengan
sedemikian rupa sehingga saling berhubungan satu dengan Iainnya. Untuk lebih jelasnya kita ambil
contoh berikut. Ada ungkapan : “Makin primitif suatu masyarakat, lingkungan hidupnya akan
makin mempengaruhi cara hidup masyarakat itu” kita menemukan paling sedikit tiga konsep,
yaitu:
1. Masyarakat primitif.
2. Lingkungan hidup.
3. Cara hidup.

4. Teori
Setelah membahas fakta, konsep, dan generalisasi marilah kita meninjau tentang teori,
terutama teori dalam IPS. Sebuah teori adalah sepasang proposisi yang berhubungan, dan
menerangkan hubungan antara beberapa generalisasi.
Kekuatan teori terletak pada kemampuannya menerangkan dan meramalkan fenomena.
Menurut Skager dan Weinberg, makin bersemangat lapangan inquiry makin mendekati kenyataan
teori-teori tersebut (Husein Achmad, 1982:9).
Proposisi yang menghubungkan fakta merupakan teori yang lebih mudah dari pada
proposisi yang menghubungkan konsep. Selanjutnya proposisi yang menghubungkan konsep, lebih
mudah dari proposisi yang menghubungkan generalisasi. Sedangkan teori yang lebih tinggi akan
mengembangkan bentuk konsep yang lebih umum.

B. Nilai Dan Sikap Dalam IPS


Kualitas suatu kelompok masyarakat, sangat ditentukan oleh kualitas setiap individu yang
menjadi anggota kelompok masyarakat itu sendiri. Individu yang berkualitas hanya dapat
ditingkatkan melalui proses pendidikan.
Setiap individu dapat dibedakan berdasarkan kebangsaan, ras, etnik, kelas sosial, gender,
agama, wilayah geografis dan kemampuan atau ketidakmampuan masing-masing. Keragaman
karakteristik individual, sebagian dengan mudah dapat diidentifikasi tetapi sebagian lagi sulit
diidentifikasi tanpa dukungan berbagai informasi yang terkait melalui IPS. Salah satu informasi
penting yang harus diketahui dalam memahami keragaman karakteristik individual peserta didik

Modul Kajian IPS SD 11


adalah sistem nilai. Pemahaman tentang sistem nilai ini penting diupayakan karena nilai yang ada
dalam diri individu peserta didik yang menjadi standard berperilaku.
Sistem nilai itu sendiri pada umumnya diartikan sebagai budaya. Budaya dari perspektif
psikologi budaya (cultural psychology) dapat dipandang sebagai tata nonkehidupan bersama
sebagai suatu sistem yang dapat mempolakan perilaku hidup. Untuk lebih dipahami, pelajari
bahasan nilai dan sikap pada bahasan selanjutnya.

1. Sistem Nilai dan Kecenderungan Sikap


Setiap individu terkandung sistem nilai tertentu, baik yang diperoleh melalui proses
akulturasi (menyerap sistem nilai dari dalam budayanya sendiri) maupun melalui proses enkulturasi
(menyerap nilai dari luar budayanya). Nilai, sebagai salah satu aspek budaya merupakan konsepsi
individu yang terkait langsung dengan keyakinan (believe) tentang sesuatu; di satu sisi, keyakinan
merupakan proposisi individu untuk menetapkan sesuatu itu benar atau salah diinginkan (desirable)
atau tidak diinginkan (undesirable), baik atau buruk, dan seterusnya.
Keyakinan dan nilai menjadi standar cultural bagi peserta didik untuk menetapkan boleh-
tidaknya melakukan sesuatu dan menjadi dasar konsepsi peserta didik tentang sesuatu, maka dapat
dikatakan bahwa keyakinan dan nilai sangat menentukan kecenderungan sikap peserta didik.
Konsepsi tentang sesuatu (misalnya tentang berprestasi) inilah yang menjadi isi konstruk individu
(peserta didik) yang personal sifatnya, dan mempengaruhi keseluruhan perilaku individu.

2. Pengertian Nilai dan Sikap


Nilai adalah keyakinan, kepercayaan, norma atau kepatuhan-kepatuhan yang dianut oleh
seseorang ataupun kelompok masyarakat tentang sesuatu (Kosasih Djahiri, 1980:5). Sedangkan
menurut Fraenkel dalam Husein Achmad, (1981: 87) nilai menggambarkan suatu penghargaan atau
semangat yang diberikan seseorang atas pengalaman-pengalamannya. Selanjutnya ia mengatakan
nilai itu merupakan standar tingkah laku, keindahan, efisiensi atau penghargaan yang telah disetujui
seseorang, dimana seseorang berusaha hidup dengan nilai tersebut serta bersedia
mempertahankannya.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa, secara umum nilai merupakan ukuran tentang
baik-buruk, tentang tata-laku yang telah mendalam dalam kehidupan masyarakat. Nilai merupakan
pencerminan budaya suatu kelompok masyarakat. Nilai apabila ditinjau sebagai sistem nilai,
merupakan pedoman kehidupan bermasyarakat yang lebih tinggi tingkatnya dari pada norma sosial,
karena norma sosial itu juga bersumber dan berpedoman kepada system nilai. Sistem nilai tidak
hanya mempengaruhi tingkah laku dan tindakan seseorang, melainkan lebih jauh dari itu yaitu
menjadi dasar untuk mencapai tujuan hidupnya.

3. Menanamkan Nilai dan Sikap Dalam Ilmu


Penanaman sikap yang baik melalui pengajaran IPS, tidak dapat dilepaskan dari
mengajarkan nilai dan sistem nilai yang berlaku di masyarakat. Dengan kata lain, strategi
pengajaran diri dalam IPS bertujuan untuk membina dan mengembangkan sikap mental yang baik.
Materi dan pokok bahasan pada pengajaran IPS dengan menggunakan berbagai metode (multi
methode) digunakan untuk membina penghayatan, kesadaran, dan pemilikan nilai-nilai yang baik
pada diri siswa. Dengan terbinanya nilai-nilai secara baik dan terarah pada mereka, sikap mentalnya
juga akan menjadi positif terhadap rangsangan dari lingkungannya, sehingga tingkah laku dan
tindakannya tidak menyimpang dari nilai-nilai yang luhur. Dengan demikian tingkah laku dan
tindakannya selalu akan dilandasi oleh tanggung jawab terhadap dirinya sendiri dan terhadap
lingkungannya.

Modul Kajian IPS SD 12


Meskipun hal-hal itu tidak langsung berkaitan dengan orang lain, tetapi membantu dalam
kerja sama dengan orang lain. Penanaman nilai dan sikap kepada siswa itu penting. Ungkapan ini
senada dengan tujuan pengajaran IPS yang selain mengembangkan pengetahuan juga
mengembangkan keterampilan, dan menanamkan nilai serta sikap kepada siswa. Leonard
Kenworthy (dalam Kosasih Djahiri dan Fatimah Ma’mun.1978/1979 :107) mengemukakan rumus
sebagai berikut:
P (Pengetahuan)+S (Sikap) + K (Keterampilan) = B (Behavior = kelakuan).
Hal tersebut menggambarkan bahwa sikap lahir secara bersamaan, satu sama lain tidak
dapat dipisah-pisahkan. Bila keempat aspek tersebut mampu kita ajarkan atau kita bina kepada
siswa maka sikap seseorang akan terlatih dan terbina pula. Namun harus kita sadari bahwa tidak
selamanya kita dapat mengajarkan keempat aspek itu dalam pengajaran suatu konsep. Hal itu dapat
diatasi dengan menggunakan teknik dan langkah tertentu. Nilai-nilai sopan santun, baik dan buruk,
adil dan tidak adil, dan sebagainya dapat ditanamkan kepada siswa dengan cara menimbulkan
kesadaran siswa sendiri dan melalui cara-cara kritis rasional dalam proses belajar mengajar dan
ditanamkan secara bertahap.

C. Keterampilan Dalam Ilmu Pengetahuan Sosial


Kehidupan manusia di permukaan bumi telah menimbulkan bermacam- macam masalah.
Masalah- masalah tersebut meliputi masalah ekonomi, budaya, politik, hukum, lingkungan dan lain
sebagainya. Masalah-masalah di atas menuntut perhatian dan pemikiran manusia untuk
mengatasinya. Selanjutnya dalam kegiatan pendidikan yakni membina konsep dan pengembangan
generalisasi bagi peserta didik pun sering mengalami hambatan karena tidak memiliki kompetensi
atau keterampilan seperti keterampilan berbahasa, keterampilan menggunakan perbendaharaan
kata-kata yang berhubungan dengan aneka ragam konsep disiplin ilmu sosial, keterampilan
membaca, keterampilan membaca dan menggunakan peta dan globe, keterampilan menggunakan
alat-alat pelajaran dan sebagainya. Oleh karena itu untuk mengungkapkan permasalahan yang pelik
baik permasalahan umum manusia maupun permasalahan pendidikan penerapan ilmu pengetahuan
sosial dengan pendekatan interdisipliner dapat membantu untuk mengungkapkan sebab terjadinya
masalah dan membantu memecahkan masalah-masalah pendidikan di atas melalui penyusunan
alternatif pemecahan.
Untuk selanjutnya, kita akan melihat penerapan keterampilan dalam IPS dalam kehidupan
bermasyarakat yang dapat dibahas dari beberapa aspek, seperti keterampilan mental, personal,
sosial, motorik dan keterampilan intelektual.

1. Keterampilan Mental
Ada yang menjelaskan bahwa mental itu meliputi sistem nilai atau pandangan hidup dan
sikap (value system and attitude). Sistem nilai adalah konsepsi yang abstrak yang dianut oleh
sebagian besar warga masyarakat mengenai apa yang baik dan apa yang buruk, apa yang penting
dan apa yang sepele, apa yang berharga dan apa yang kurang berharga dan sebagainya. Misalnya,
orang-orang dalam suatu masyarakat memandang atau menilai bahwa hidup berkumpul di tempat
kelahiran bersama dengan seluruh keluarga dan kerabat adalah lebih baik daripada merantau
seorang diri. Tetapi ada juga orang orang dalam suatu masyarakat memandang atau menilai bahwa
justru kemauan dan keberanian merantau adalah lebih baik dan harus dimiliki setiap pemuda
daripada kesenangan hidup menetap di tempat kelahiran sampai ia meninggal dunia.

2. Keterampilan Personal
Manusia lahir ke permukaan bumi sebagai satu kesatuan biologik atau sebagai individu
yang belum mendapat pengaruh lingkungan di sekitarnya. Secara biologik manusia terus

Modul Kajian IPS SD 13


berkembang dan mendapat pengaruh dari lingkungan di sekitarnya. Kalau individu tadi itu telah
mendapat pengaruh lingkungannya, maka ia disebut person atau suatu pribadi. Person atau suatu
pribadi adalah manusia yang telah menjadi anggota masyarakat atau sebagai anggota kelompok di
masyarakat. Manusia sebagai individu memiliki potensipotensi yang dapat berkembang melalui
proses pendidikan. Proses pendidikan terjadi pada lingkungan keluarga maupun lingkungan
masyarakat. Akibat proses pendidikan disertai penanaman nilai- nilai/ norma- norma sosial budaya
maka terjadi person atau pribadi yang memiliki kepribadian (personality).
Mengenai kepribadian (personality), banyak yang berpendapat! Mengartikan istilah
kepribadian tersebut, antara lain G.W. Aliport mengemukakan bahwa kepribadian adalah organisasi
dinamik sistem psiko-fisik yang ada pada suatu individu, yang menentukan karakteristik tingkah
laku dan berpikirnya.
Jadi kepribadian terbentuk sejak lahir, dan dari pengaruh lingkungan tempat ia tinggal.
Kepribadian seseorang merupakan perpaduan antar warisan biologik dengan kondisi kehidupannya.
Karena baik biologik maupun kondisi kehidupan yang dimiliki dan dijalani tiap orang tidak sama
maka dapat dikatakan tidak ada dua orang yang memiliki kepribadian yang sama. Tiap orang
memiliki kepribadian masing-masing yang tidak sama dengan kepribadian orang lain, walaupun
dalam saw keluarga. Namun demikian kita sebagai kelompok/ masyarakat, bahkan sebagai bangsa
memiliki kepribadian tertentu, yang memiliki ciri- ciri/ karakteristik tertentu yang dapat dibedakan
dengan kelompok/masyarakat atau bangsa lainnya. Orang Sunda memiliki kepribadian sendiri yang
berbeda dengan kepribadian orang Batak. Orang/ bangsa Indonesia memiliki kepribadian sendiri
yang berbeda dengan kepribadian bangsa- bangsa lainnya.

3. Keterampilan Sosial
Masyarakat yang merupakan kelompok manusia yang tinggal pada wilayah tertentu yang
diikat oleh norma/ sistem nilai yang dimilikinya selalu mengalami perubahan. Perubahan yang
terjadi pada setiap masyarakat tidak sama. Ada masyarakat yang berubahnya sangat lambat, tetapi
ada juga masyarakat yang berubah dengan cepat. Perubahan sosial dipengaruhi oleh berbagai
faktor. Pertumbuhan demografi, akan mendorong pertumbuhan dan perkembangan aspek kehidupan
manusia lainnya. Pertumbuhan dan pertambahan penduduk, akan mendorong pertumbuhan
kebutuhan hidupnya. Kebutuhan manusia yang tidak dapat ditinggalkan yaitu kebutuhan
ekonominya. Kalau perubahan dalam kelompok telah meliputi berbagai aspek (organisasi, struktur,
nilai dan norma, kelembagaan), dan telah didukung dan diakui oleh sebagian besar anggota
kelompok maka pada kelompok itu sudah terjadi perubahan sosial. Perubahan sosial dapat diartikan
sebagai perubahan yang terjadi di masyarakat, yang meliputi berbagai aspek kehidupan, sebagai
akibat adanya dinamika anggota masyarakat, dan yang telah didukung oleh sebagian besar anggota
masyarakat, merupakan tuntutan kehidupan dalam mencari kestabilannya (Nursid Sumaatmadja,
1980: 88). Interelasi dan interaksi sosial manusia di masyarakat, mendorong perkembangan berpikir
dan reaksi emosional para anggotanya. Hal ini mendorong masyarakat untuk mengadakan berbagai
perubahan sesuai dengan suasana tadi. Perkembangan kualitas anggota masyarakat, juga menjadi
pendorong terjadinya perubahan sosial. Dengan demikian perubahan sosial itu karena adanya
dorongan dari dalam dan dari luar kelompok

4. Keterampilan Motorik (motor skill)


Keterampilan motorik merupakan salah satu keterampilan yang paling nyata dari
kemampuan manusia. Keterampilan ini dapat dikembangkan dan dibina melalui keterampilan
berbuat, berlatih, dan koordinasi indera serta anggota badan. Dalam proses belajar mengajar
keterampilan motorik tampak dalam kegiatan menggambar, menggaris, membuat peta, membuat

Modul Kajian IPS SD 14


model, menggunting, dan sebagainya. Proses belajar mengajar dalam pengajaran IPS yang
menggali kenyataan hidup dengan menggunakan berbagai media pengajaran, merupakan sarana
yang baik untuk melatih keterampilan motorik siswa.

5. Keterampilan Intelektual (intellectual skill)


Keterampilan ini memungkinkan individu untuk berinteraksi dengan lingkungan dalam
bentuk simbul-simbul atau konsep. Individu belajar mulai dari tingkat yang paling rendah, misalnya
menulis huruf “a”, dan maju sampai ke tingkat yang lebih tinggi berapa pun adalah sesuai dengan
keinginan dan kemampuan intelektualnya individu. Sebagai contoh, belajar mulai dari yang paling
dasar sampai pendidikan formal, dari keterampilan berbahasa sampai keterampilan teknik suatu
ilmu (misalnya teknik mesin.

UNIT 4
PENGARUH KEBUDAYAAN LUAR
TERHADAP KEBUDAYAAN INDONESIA

A. Pengaruh Kebudayaan Luar Terhadap Kebudayaan Indonesia


1. Kebudayaan Masyarakat Indonesia
Manusia adalah makhluk yang berpikir dan berakal, dengan pikiran itu ia menghasilkan
berbagai alat dan cara untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Segala cara dan alat yang
lahir atas akal manusia itu disebut kebudayaan. Tidak satu pun manusia yang hidup tanpa bantuan
budaya, dan tidakada budaya tanpa penciptaan oleh manusia. Budaya adalah ciptaan manusia, tapi
budaya menguasai kehidupan manusia, karena itu kebudayaan disebut superorganik. Manusia di
suatu tempat pasti memiliki kebudayaan maka menjadi masyarakat..

2. Beberapa Pengertian Kebudayaan


Kebudayaan: culture (Inggris): kultur (Jerman): Cultuur (Belanda): Co/ore (Latin), yang
mengerjakan, memelihara, memuja. Beberapa batasan dikemukakan antara lain oleh:
a. H. Takdir Alisyahbana: kebudayaan adalah manifestasi dari cara pikiran manusia.
b. H. Agus Salim Kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta, yaitu budi mengandung makna
akal, pikiran, pengertian, paham, pendapat, ikhtiar, perasaan. Sedangkan daya mengandung
makna tenaga, kekuatan kesanggupan.
c. Jadi kebudayaan merupakan himpunan segala daya upaya yang dikerjakan menggunakan hasil
pendapat budi untuk memperbaiki sesuatu dengan tujuan mencapai kesempurnaan.
d. Koentjaraningrat: Kebudayaan adalah keseluruhan dari kelakukan dan hasil kelakukan manusia
yang teratur oleh tata kelakuan yang harus didapatnya dengan belajar dan yang semuanya
tersusun dalam kehidupan masyarakat.
e. C. B. Taylor: Kebudayaan ialah suatu kesatuan yang terjalin, meliputi pengetahuan,
kepercayaan, kesenian, kesusilaan, hukum dan tiap kesanggupan yang diperoleh seseorang
sebagai anggota masyarakat.
f. Ashley Monlagu: Kebudayaan ditafsirkan sebagai cara hidup suatu bangsa, lingkungan di mana
segolongan manusia mendiami wilayah yang sama sebagai anggota masyarakat.

3. Kebudayaan Nasional
Nama Indonesia dikenal umum atau diterima umum pada tahun 1920-an. Nama Indonesia
dikemukakan oleh JR. Higan pada tahun 1850, sebelum Hegan, yaitu G. W. Earl mengemukakan

Modul Kajian IPS SD 15


kata-kata Indu-Nesians dan Melayu-Nesians untuk penduduk asli kepulauan. Nama Indonesia yang
baru diterima umum pada tahun 1920-an itu berkembang sebagai lambang persatuan nasional

4. Pengaruh Kebudayaan Hindu


Masuknya pengaruh Hindu (India) ke Indonesia telah menimbulkanberbagai pendapat
yang pada dasarnya mengemukakan golongan manakah dalam masyarakat Hindia yang mempunyai
peranan dalam proses penyebaran pengaruh tersebut

a. Pengaruh Kebudayaan Hindu dalam Bidang Politik.


Sebelum terpengaruh kebudayaan Hindu bangsa Indonesia sudah mempunyai susunan
masyarakat teratur, antara lain memiliki paham Primus Inter Paras, Primus Inter Paras ini berarti
yang pertama dari sesama, misalnya dalam hal penentuan kepala suku. Dengan adanya pengaruh
kebudayaan Hindu maka sistem demokrasi Primus Inter Paras diganti dengan sistem kerajaan. Raja
dianggap sebagai keturunan dewa, misalnya Raja Mulawarman dianggap titisan dewa Syiwa. Raja
Purnawarman sebagai titisan dewa Wisnu, begitu juga Erlangga dianggap titisan Dewa Wisnu.
Kedudukan Raja menjadi turuntemurun dan raja menjadi pusat segala-galanya. Kebudayaan Hindu
banyak menimbulkan kerajaan-kerajaan di Indonesia, antara lain:
1) Kerajaan Kutai, berdiri sekitar abad 14. Rajanya yang terkenal yaitu Mulawarman (Cucu Raja
Kundunga). Kerajaan Kutai menganut agama Hindu Syiwa.
2) Kerajaan Tarumanegara di Jawa Barat. Kerajaan ini berdiri di abad ke 5 diperintah oleh
Purnawarman, seorang penganut agama Hindu Wisnu. Kerajaan ini berlokasi pada tepi sungai
Citarum (Daerah Bekasi sekarang). Kerajaan Tarumanegara berakhir pada abad ke 7, akibat
serbuan dari Sriwijaya.
3) Kerajaan Sriwijaya. Berdiri pada abad ke 7 yang diperkirakan terletak di sekitar Palembang.
Kerajaan ini menjadi pusat pendidikan agama Budha terbesar di Asia Tenggara. Pada abad ke 8
Sriwijaya berhasil menguasai politik dan perdagangan di Indonesia, karena selat Malaka, selat
Karimata, selat Sunda dan daerah Bogor yang merupakan daerah-daerah strategis telah
dikuasai.
4) Kerajaan-kerajaan di Jawa Timur. Sejarah politik di Jawa Timur dibagi dalam empat periode:
 Periode kerajaan Medang (Raja Sindok dan Raja Erlangga).
 Periode Kerajaan Kediri
 Periode Kerajaan Singosari (Ken Arok)
 Periode Kerajaan Majapahit (Wijaya)

b. Pengaruh Kebudayaan Hindu Bidang Ekonomi


Pengaruh yang paling dominan dalam bidang ekonomiadalah sebagai berikut.
1) Timbulnya golongan-golongan pedagang, saudagar yang termasuk Kasta Waisya.
2) Kepulauan Nusantara makin dikenal oleh dunia karena hasil buminya.
3) Perdagangan innatura mulai berkurang, karena mata uang emas dan perak digunakan sebagai
alat pembayaran.

c. Pengaruh Kebudayaan Hindu di Bidang Sosial.


Adanya sistem kasta yang merubah masyarakat Indonesia yang bercorak demokratis dan
bersifat gotong royong. Kasta-kasta itu adalah Kasta Brahmana (para pendeta pimpinan upacara
keagamaan), Kasta Satria (para Raja dan Panglima perang). Kasta Waisya (para saudagar,
pedagang) dan Kasta Sudra (petani, hamba sahaya dan para budak).

d. Pengaruh Kebudayaan Hindu di Bidang Kebudayaan

Modul Kajian IPS SD 16


Pengaruh kebudayaan Hindu ini yaitu di bidang seni bangunan candi, seni sastra dan seni
patung.
1) Bangunan candi
Candi yaitu bangunan tempat pemujaan. Di dalam candi tersimpan sajian dan arca
pemujaan. Bangunan candi di Indonesia dibagi dalam dua langgam yaitu Langgam Jawa
Tengah yang terdiri dari langgam Jawa Tengah Utara, Seni Patung dan Seni Ukir.
2) Seni Sastra
Berbentuk prosa dan puisi. Prosa misalnya cerita Ramayana dan Mahabharata, sedangkan
puisi (tembang) berupa tembang Jawa Kuno, yang disebut Katawen atau Kidung (di Jawa
Tengah).

e. Pengaruh Kebudayaan Islam


Islam masuk ke Indonesia melalui para pedagang dari Gujarat (India) yang telah beragama
Islam, dari Persia dan Arab. Bahkan sejak abad ke 7 sudah ada para pedagang Arab yang bermukim
di Indonesia menetap di pantai barat Sumatera, yang diperkirakan di Barus untuk mendapatkan
Kapur Barus.
Dari batu nisan yang ditemukan di Sumatera diketahui bahwa di situ telah dimakamkan
Sultan Malik As - Saleh yang meninggal tahun 1297. Samudera yang merupakan kerajaan di daerah
Aceh bagian utara. Tentang telah adanya penganut Islam di daerah tersebut dapat diketahui dari
berita Marco Polo yang telah singgah di sana pada tahun 1292

f. Pengaruh Kebudayaan Barat


Masuknya bangsa- bangsa barat di Asia tenggara khususnya di Indonesia pada abad 16
secara bertahap membawa bangsa Indonesia ke dalam lingkungan perdagangan Internasional dan
bersamaan dengan itu secara bertahap masuknya kekuasaan asing di Indonesia, yaitu secara
berturut- turut bangsa Portugis, Spanyol, Inggris dan kemudian Belanda. Pada mulanya mereka
datang ke Indonesia hanya terbatas pada kegiatan perdagangan.

B. Perjuangan Indonesia Dalam Mencapai dan Mempertahankan Kemerdekaan


1. Penjajahan dan Akibatnya
a. Penjajahan Bangsa Barat
Bangsa Indonesia mempunyai sejarah yang sangat panjang. Mereka hidup dalam
kemakmuran dan ketentraman selama berabad-abad. Beberapa kerajaan besar dan kecil banyak
berdiri di tanah nusantara. Sriwijaya dan Majapahit merupakan dua kerajaan besar yang
menggambarkan kejayaan bangsa yang mendiami tanah nusantara ini. Berbagai pengaruh budaya
dari luar yang bersumber pada ajaran Hindu, Budha, Islam secara damai turut menghiasi kehidupan
bangsa ini.
1) Penjajahan Portugis (1511-1575)
Bangsa Portugis pertama kali menancapkan kaki penjajahannya di tanah air tercinta pada
tahun 1511. Ketika itu armada Portugis dengan dipimpin oleh Admiral Alfonso D’ Albiqueque tiba
dan menaklukkan Malaka, yang merupakan bagian dari wilayah Nusantara.
2) Penjajahan Spanyol (1522-1529)
Armada Spanyol yang semula berangkat dari negerinya ke arah barat ternyata akhirnya
sampai juga ke dunia Timur. Mereka pada tahun 1521 sampai di Filipina dan kemudian sampai ke
kepulauan Maluku, yakni di Tidore pada tahun 1522.
3) Penjajahan Belanda (1596-1942)
Armada dagang Belanda di bawah pimpinan Cornelis de Hourtman pertama kali sampai ke
kepulauan Nusantara pada tahun 1596 ketika mereka berlabuh di Banten yang saat itu merupakan

Modul Kajian IPS SD 17


sebuah kerajaanbesar. Kedatangan Belanda ke tanah air ini pada mulanya adalah untuk mencari
barang- barang dagangan (rempah- rempah) yang akan dijual ke pasar Eropa, seperti halnya
Portugis, ternyata Belanda kemudian bukan sekadar ingin berdagang biasa, melainkan ingin
menguasai dan menjajah Indonesia. Kedatangan Belanda 1596 itu sebagai awal penjajahan Belanda
di Indonesia yang berlangsung lebih kurang 350 tahun.

4) Penjajahan Perancis (1807-1811)


Perancis tidak pernah secara langsung datang dan menjajah Indonesia. Penjajahan Perancis
atas Indonesia dilakukan secara tidak langsung. Hal ini berkaitan dengan kalahnya Belanda oleh
Perancis dalam peperangan di negaranya. Battafsche Republik (1799-1807) dihapuskan oleh kaisar
Perancis, Napoleon Bonaparte, dan diganti menjadi Koningkrijk Holland (Kerajaan Belanda) di
bawah kekuasaan adiknya Napoleon Bonaparte, yaitu raja Loeis Napoleon.

5) Penjajahan Inggris (1811 - 1816)


Pada tahun 1811 armada Inggris menyerang Hindia Belanda dan menaklukkan kota
Batavia. Gubernur Jenderal Belanda Jansens menyerah tanpa syarat kepada Inggris. Mulai saat
itulah maka Indonesia jatuh ke tangan kekuasaan penjajah Inggris. Kekuasaan pemerintah Inggris di
Indonesia dijalankan oleh Letnan Gubernur Thomas Stamford Raffles.

6) Penjajahan Belanda kedua (1816 - 1942)


Berdasarkan Convention of London tahun 1814 akhirnya Belanda berkuasa kembali di
Indonesia. Penjajahan dan eksploitasi manusia dan sumberdaya alam Indonesia dimulai lagi oleh
Pemerintah Belanda. Berbagai sistem eksploitasi dilakukan oleh Belanda sejak saat itu. Ada masa
di mana Belanda melaksanakan Sistem Tanam Paksa, ada masa di mana modal-modal swasta
liberal masuk ke Indonesia, dan ada pula masa penerapan Politik Etis. Penjajahan Belanda pada
periode kedua ini berlangsung kurang lebih 26 tahun (1816-1942).

b. Penjajahan Jepang (1942 - 1945)


Masa Penjajahan Jepang ternyata tidak berlangsung lama, hanya selama tiga setengah
tahun. Walaupun waktunya singkat, namun masa penjajahan Jepang telah membuat bangsa
Indonesia sangat menderita. Penjajahan Jepang berakhir ketika Jepang harus menyerah tanpa syarat
kepada tentara Sekutu pada tanggal 14 Agustus 1945, setelah secara berturut-turut Hiroshima dan
Nagasaki dijatuhi bom atom oleh Amerika Serikat pada tanggal 6 dan 9 Agustus 1945.

c. Penderitaan di Bawah Penjajahan


Penjajahan yang dialami bangsa Indonesia selama berabad-abad telah mendatangkan
berbagai penderitaan bagi bangsa Indonesia. Siapa pun penjajahnya, baik Portugis, Spanyol,
Belanda, Inggris, maupun Jepang, tetap saja mereka memperlakukan bangsa Indonesia sebagai
bangsa yang terjajah dengan tanpa perikemanusiaan. Sebagai bangsa yang terjajah, maka tidak ada
lagi kemerdekaan, kebebasan dan kedaulatan dinikmati oleh bangsa Indonesia. Yang dapat
dirasakan hanyalah pemaksaan, penindasan, eksploitasi tenaga manusia, eksploitasi kekayaan tanah
air, yang semuanya hanya untuk kepentingan bangsa penjajah.

2. Perjuangan Menuju Kemerdekaan


Perjuangan bangsa Indonesia menentang penjajahan dalam mencapai kemerdekaan dapat
dibagi ke dalam dua periode. Periode pertama adalah dimulai dari perjuangan menentang Portugis
sampai tahun 1908, yakni sampai masa Kebangkitan Nasional. Periode kedua dimulai dari tahun
1908 yakni dari masa Kebangkitan Nasional sampai Proklamasi Kemerdekaan 1945.

Modul Kajian IPS SD 18


a. Perjuangan Sebelum Kebangkitan Nasional (sebelum 1908)
1) Perjuangan Melawan Penjajah Portugis
Perjuangan bangsa Indonesia terhadap penjajah ini hampir dilakukan di seluruh wilayah
Nusantara terutama di daerah-daerah yang menjadi pusat-pusat kekuasaan penjajah. Perjuangan
pertama menentang penjajahan dilakukan bangsa Indonesia terhadap penjajah Portugis. Perjuangan
melawan Portugis ini dilakukan oleh rakyat Malaka, Johor, Aceh, Maluku, Demak, dan Sunda
Kelapa.
a) Perjuangan Rakyat Malaka
Pada tahun 1511 rakyat Malaka di bawah pimpinan Sultan Mahmud Syah I melakukan
perlawanan terhadap pendudukan Portugis. Namun akhirnya Portugis dapat mendesak pasukan
Malaka sehingga mereka terpaksa menyingkir ke pulau Bintan. Malaka akhirnya jatuh ke
Portugis tahun 1511. Pada tahun 1526 pulau Bintan diserbu oleh Portugis. Sultan Mahmud
Syah I kemudian lari ke Kampar hingga wafatnya pada tahun 1528.

b) Perjuangan Rakyat Johor


Di bawah pimpinan Alauddin Ri’ayat Syah II, putra dari Sultan Mahmud Syah I, rakyat
Johor melakukan perlawanan terhadap Portugis mulai tahun 1530. Perjuangan ini kemudian
dilanjutkan oleh Abdul Jalil Syah 1 (1580-1597) yang dapat menangkis serangan Portugis.
c) Perjuangan Rakyat Demak
Di bawah pimpinan Dipati Unus pasukan Demak (Jawa Tengah) pada tahun 1512-1523
melakukan perlawanan terhadap Portugis. Dengan dibantu oleh armada Aceh, Palembang, dan
Bintan. Dipati Unus berusaha merebut kembali Malaka dari kekuasaan Portugis,
namun tidak berhasil.
d) Perjuangan Rakyat Maluku
Ketika Portugis berhasil menaklukkan Malaka pada tahun 1511, Portugis kemudian
menuju ke Maluku Utara, sebagai pusat penghasil rempah-rempah. Pada tahun 1912 Portugis
mengadakan hubungan dagang dengan Sultan Hairun dari Ternate. Sikap Portugis yang
kemudian ternyata berusaha memonopoli perdagangan, memeras dan menindas rakyat, dan
juga melakukan penyebaran Agama Kristen secara paksa kepada penduduk Maluku Utara
mendorong rakyat Maluku melakukan perlawanan. Di bawah pimpinan Sultan Hairun rakyat
Ternate melakukan perlawanan terhadap Portugis mulai tahun 1550. Di bawah pimpinan Sultan
Baabullah, rakyat Ternate, Tidore, dan Halmahera bersatu-padu melawan Portugis pada tahun
1570-1575. Pada tanggal 28 Desember 1577 rakyat Ternate berhasil mengusir Portugis dari
Ternate.
e) Perjuangan Rakyat Sunda Kelapa
Fatahillah atau Faletehan seorang ulama dari Demak yang bertugas menyebarkan agama
Islam di Jawa Barat memimpin rakyat untuk melakukan perlawanan terhadap Portugis. Pada
tahun 1527 pasukan Fatahillah menyerang orang-orang Portugis di Sunda Kelapa dan berhasil
mengalahkannya. Portugis akhirnya terusir kembali ke Malaka. Nama Sunda Kelapa oleh
Fatahillah kemudian diganti dengan nama Jayakarta (disingkat menjadi Jakarta), yang berarti
kemenangan akhir. Setelah kemenangan itu, kemudian kerajaan
Banten berdiri.
2) Perjuangan Menentang Penjajah Belanda
Perjuangan bangsa menentang penjajahan Belanda dengan menggunakan kekerasan
senjata sudah dimulai sejak awal abad ke tujuh belas, abad ke sembilan belas, dan sampai awal

Modul Kajian IPS SD 19


abad kedua puluh. Perjuangan ini terjadi di mana-mana di seluruh wilayah Nusantara yang diduduki
oleh Belanda. Perjuangan menentang Belanda pada abad ke enam belas antara lain dilakukan oleh
Sultan Agung dari Mataram (1613- 1645), Sultan Hasanuddin dari Kerajaan Goa, Sulawesi Selatan
(sampai tahun 1667), Sultan Ageng Tirtayasa (1684), Sultan Iskandar Muda dariAceh (1635),
Untung Suropati dan Trunojoyo (1670), lbnu Iskandar dari Minangkabau (1680).
Sementara itu mereka yang berjuang pada abad ke sembilan belas antara lain: Pattimura
dari Maluku (1817), Pangeran Diponegoro dari Jawa (1825 -1830), Imam Bonjol dari Minangkabau
(1822-1837), Sultan Badaruddin dari Palembang (1817), Pangeran Antasari dari Kalimantan
(1860), Jelantik dari Bali (1850), Anak Agung Made dari Lombok (1895), Teuku Umar, Teuku Cik
Ditiro, Cut Nyak Din dari Aceh (1873-1904),dan Si Singamangaraja dari Batak (1900).

b. Perjuangan Setelah Kebangkitan Nasional (1908)


Tahun 1908 merupakan periode pembatas dari dua tipe strategi perjuangan yang berbeda
dalam menentang penjajah. Tahun 1908, tepatnya tanggal 20 Mei 1908, merupakan tanggal
lahirnya Boedi Oetomo, sebuah organisasi sosial pertama di Indonesia. Tanggal kelahiran Boedi
Oetomo ini dianggap sebagai tonggak dimulainya Kebangkitan Nasional, karenamenandai lahirnya
sebuah strategi perjuangan yang baru dan berbeda dari strategi perjuangan sebelumnya.
Sejak diprakarsai oleh Boedi Oetomo pada tahun 1908, maka di Indonesia kemudian
berdiri beberapa organisasi, yang bercorak sosialbudaya, politik, maupun keagamaan. Organisasi-
organisasi tersebut ada yang secara terang-terangan melakukan gerakan perjuangan politik
menentang Belanda dan ada pula yang tidak. Dalam penjelasan berikut akan diuraikan beberapa
organisasi yang menonjol setelah masa Kebangkitan Nasional 1908.

1) Budi Oetomo
Kelahiran Boedi Oetomo tidak bisa lepas dari peran dr. Mas Ngabehi Wahidin
Sudirohusodo. Dr. Wahidin sebelumnya memulai kampanye hendak meningkatkan martabat rakyat,
antara lain dengan cara membentuk dana pelajar. Kampanye dr. Wahidin ini sangat menarik
Sutomo, pelajar STOVIA (sekolah kedokteran). Cita-cita untuk meningkatkan kedudukan dan
martabat rakyat itu sebenarnya sudah ada pada para pelajar STOVIA. karena itu kampanye dr.
Wahidin mendorong dan memberikan semangat bagi cita-cita tersebut. Akhirnya pada tanggal 20
Mei 1908 para pelajar STOVIA di Jakarta mendirikan organisasi yang diberi nama Boedi Oetomo
yang diangkat sebagai ketuanya adalah Sutomo.

2) Sarekat Islam
Sarekat Islam semua bernama Sarekat Dagang Islam yang didirikan pada tahun 1911 di
Solo oleh Haji Samanhudi. Latar belakang ekonomis organisasi ini adalah mengadakan perlawanan
terhadap para pedagang Cina dan juga untuk menentang semua penghinaan terhadap rakyat
Bumiputera.

3) Indische Partij
Indische Partij didirikan pada tanggal 25 Desember 1912. Pendirinya adalah Douwes
Dekker (seorang Indo) yang kemudian terkenal dengan namanya Danudirdja Setyabudhi. Tokoh
terkenal Iridische Partij lainnya adalah dr. Tjipto Mangunkusumo dan Suwardi Suryaningrat.
Karena tokoh-tokoh Indische Partij dianggap berbahaya oleh Belanda, maka mereka
kemudian mendapat hukuman buangan. Pada bulan Agustus 1913 Douwes Dekker, Tjipto
Mangunkusunio, Suwardi Suryaningrat dibuang ke negeri Belanda. Kepergian ketiga tokoh tersebut
menyebabkan kegiatan Indische Partij makin lama makin menurun. Indische Partij kemudian

Modul Kajian IPS SD 20


berganti nama menjadi Partai Insulinde, namun tetap tidak pernah mempunyai pengaruh lagi
terhadap rakyat, sekalipun Douwes Dekker sudah kembali lagi pada tahun 1918.

4) Gerakan Pemuda
Gerakan pemuda sebenarnya sudah mulai tanggal 20 Mei 1908 dengan mendirikan Boedi
Oetomo, namun kemudian organisasi ini dalam perkembangannya lebih didominasi oleh golongan
tua, sehingga para pemudanya banyak yang tidak puas dan keluar. Gerakan pemuda yang
sesungguhnya adalah Tri Koro Darmo yang didirikan di Jakarta pada tanggal 7 Maret 1915 oleh dr.
R. Satiman Wiryosandjojo, Kadarman, dan Sunardi. Tri Koro Darmo berarti tiga tujuan mulia:
sakti, budhi, bakti. Tujuan perkumpulan ini adalah mencapai Jawa Raya dengan memperkokoh rasa
persatuan antara pemuda Jawa, Sunda, Madura, Bali dan Lombok.

5) Partai Nasional Indonesia


Partai Nasional Indonesia (semula namanya Perserikatan Nasional Indonesia) didasari oleh
gagasan nasionalisme modern yang gerakannya bercorak nasional murni dan bersifat radikal. PNI
didirikan pada tanggal 4 Juli 1927 atas inisiatif Ir. Sukarno dan kawan-kawan yang tergabung
dalam Algemeene Studie Club. Dalam anggaran dasarnya disebutkan bahwa tujuan PNI adalah
bekerja untuk kemerdekaan Indonesia. Tujuan ini akan dicapai dengan azas percaya pada diri
sendiri. Dengan azasnya ini PNI bersikap nonkooperatif, artinya tidak mau bekerja sama atau ikut
serta dengan dewan-dewan bentukan Belanda. Dalam rapat-rapatnya PNI selalu mencita-citakan
persatuan bangsa Indonesia. Cita-cita persatuan ini tercapai dalam rapat tanggal 17-18 Desember
1927 di Bandung yang dihadiri oleh PNI, Boedi Oetomo, Partai Sarekat Islam, Pasundan, Kaum
Betawi, Soematranenbond, Indonesische Studieclub, dan Algeemene Studieclub. Rapat ini sepakat
mendirikan suatu federasi yaitu Permufakatan Perhimpunan-Perhimpunan Politik Kebangsaan
Indonesia (PPPKI).
Kemajuan besar PNI dalam membawa rakyat untuk memperjuangkan kemerdekaan
membuat pemerintah kolonial Belanda merasa cemas menghadapi PNI. Akhirnya pemerintah
kolonial Belanda bertindak keras dengan menangkapi para tokoh dan anggota PNI pada tanggal 29
Desember 1929. Empat tokoh PNI yaitu Ir. Sukarno, Gatot Mangkoepradja, Markoen
Soemardiredja, dan Supriadinata dijatuhi hukuman penjara oleh pengadilan kolonial pada tanggal
22 Desember 1930.

6) Fraksi Nasional
Fraksi Nasional di dalam Volksraad (Dewan Perwakilan Rakyat masa pemerintahan
kolonial) didirikan tanggal 27 Januari 1930 di Jakarta beranggotakan 10 orang anggota Volksraad,
yaitu wakil-wakil dari daerah-daerah Jawa, Sumatra, Sulawesi, dan Kalimantan. Yang ditunjuk
menjadi ketuanya adalah Moh. Husni Thamrin.

c. Menjelang Proklamasi Kemerdekaan


Ketika Belanda menyerah tanpa syarat kepada Jepang pada tanggal 8 Maret 1942, maka
berakhirlah masa pemerintahan Hindia Belanda di Indonesia. Sebagai penggantinya adalah
kekuatan Kemaharajaan Jepang. Kedatangan Jepang ke Indonesia disambut baik oleh rakyat
Indonesia karena berharap dapat melepaskan diri dari penderitaan yang berkepanjangan. Bahkan
tokoh-tokoh pergerakan politik seperti Ir. Sukarno dan Drs. Mohammad Hatta bersedia melakukan
kerja sama (kooperatif) dengan pihak pemerintah pendudukan Jepang, padahal pada masa Hindia
Belanda beliau berdua tidak mau bekerja sama dengan pemerintah Belanda (nonkooperatif).
Ketika Ir. Sukarno dan Drs. Mohammad Hatta kembali ke Jakarta dari Dalat tanggal 14
Agustus 1945 dan sesudah mendengar berita penyerahan Jepang kepada Sekutu, mereka segera

Modul Kajian IPS SD 21


didesak oleh para pemuda untuk segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. Sukarno dan
Moh. Hatta menginginkan masalah proklamasi kemerdekaan itu dibicarakan dulu dalam rapat
dengan anggota PPKI. Sementara itu para pemuda merasa keberatan proklamasi kemerdekaan itu
melibatkan PPKI, karena para pemuda menganggap bahwa PPKI itu adalah bentukan Jepang,
sehingga nanti kemerdekaan Indonesia seolah-olah hadiah dari Jepang Para pemuda mendesak Ir.
Sukarno untuk memproklamasikan kemerdekaan pada tanggal 16 Agustus 1945, namun ditolak
oleh Ir. Sukarno. Baru pada keesokan harinya, tanggal 17 Agustus 1945 pukul 10.00, bertempat di
Jalan Pengangsaan Timur No 56, Teks Proklamasi Kemerdekaan itu dibacakan oleh Ir. Sukarno
dengan disaksikan oleh para tokoh pejuang kemerdekaan.

UNIT 5
PEREKONOMIAN INDONESIA

A. Ekonomi, Koperasi dan Bisnis di Indonesia


Pembahasan ekonomi sebagai salah satu bidang ilmu sosial, akan dikaitkan dengan
koperasi dan bisnis yang menurut Undang-undang menjadi sokoguru perekonomian Indonesia.
Tentu saja pembahasan kita tentang ekonomi merupakan satu studi ilmiah mengenai bagaimana
cara manusia memenuhi kebutuhan hidup. Indonesia sebagai negara berkembang dalam strategis
pembangunannya mengutamakan sektor ekonomi untuk dikembangkan, hal ini didasarkan pada
harapan agar kemajuan produksi, distribusi, barang dan jasa serta peningkatan SDM sehubungan
dengan ilmu ekonomi di Indonesia.
Untuk itu, dalam kajian sub unit ini akan diajak untuk memahami prinsip- prinsip, konsep,
hukum ekonomi, persoalan ekonomi, pengertian ilmu ekonomi dalam pembinaan pengusaha kecil,
agar kebutuhan akan pertimbangan efisien penggunaan sumber daya dapat berlangsung. Hal inilah
yang menjadi kajian ilmu ekonomi. Selanjutnya akan dibahas berturut-turut hal- hal sebagai
berikut.
a. Inti masalah ekonomi
b. Persoalan ekonomi modern
c. Faktor produksi sebagai sumber ekonomi yang terbatas
d. Pengertian ilmu ekonomi
e. Prinsip ekonomi dan
f. Hukum ekonomi

1. Inti Masalah Ekonomi


Kebutuhan hidup manusiamerupakan masalah inti ekonomi. Secara kodrati untuk
mempertahankan hidup, manusia harus memenuhi sejumlah kebutuhan dasar seperti makanan,
pakaian, perumahan, kesehatan, pendidikan, pengangkutan, hiburan dan lain sebagainya. Untuk
memenuhi kebutuhan tersebut manusia berupaya dengan bekerja dan melakukan berbagai upaya

Modul Kajian IPS SD 22


dan kegiatan antara lain seperti bertani, berdagang, bekerja pada perusahaan swasta atau pada
pemerintah. Semua kegiatan tersebut kita mengenalnya sebagai kegiatan perekonomian atau
kegiatan yang berhubungan dengan ekonomi.

2. Persoalan Ekonomi Modern


Perekonomian modern meliputi ribuan kegiatan produksi, distribusi, dan konsumsi yang
rumit. Meskipun kerumitan tersebut menurut para pakar menyangkut persoalan ekonomi yang harus
dipelajari yaitu:
a. Barang dan jasa apa yang harus diproduksi dan berapa banyaknya.
b. Dengan metode apa barang dan jasa itu dihasilkan.
c. Bagaimana pendistribusian barang yang dihasilkan kepada masyarakat?
d. Apakah sumberdaya bangsa dimanfaatkan sepenuhnya atau apakah sebagian tidak dimanfaatkan
dan terbuang percuma?
e. Apakah daya beli uang dan tabungan konstan atau berkurang karena inflasi?

3. Faktor Produksi sebagai Sumber Ekonomi yang Terbatas


Untuk dapat memenuhi kebutuhan yang tidak terbatas dengan adanya sumber yang
terbatas diperlukan upaya untuk menghasilkan benda pemuas kebutuhan manusia. Kegiatan ini
dalam bidang ekonomi disebut kegiatan produksi yang dilakukan dengan menggabungkan dan
mengoperasionalkan beberapa faktor produksi.

4. Pengertian Ilmu Ekonomi


Apabila Anda atau orang lain pada umumnya mendengar kata ekonomi, maka pemahaman
terhadap kata tersebut selalu berhubungan dengan kegiatan bisnis atau berusaha. Istilah ekonomi itu
sendiri berasal dari bahasa Yunani, yaitu oikonornia. Kata tersebut merupakan turunan dari dua
kata, yakni oikos dan nomos. Oikos berarti rumah tangga, sedangkan nomos artinya mengatur. Jadi
arti dalam bahasa Yunani ekonomi itu adalah mengatur rumah tangga.
5. Prinsip Ekonomi
Setiap kegiatan atau usaha yang dilakukan manusia dalam bidang ekonomi yang
berdasarkan motif dan prinsip ekonomi akan merupakan tindakan ekonomi. Sedangkan setiap
tindakan ekonomi yang dilakukan manusia akan sangat tergantung pada tingkat kemajuan ekonomi
pada masa pelaku tindakan itu hidup. Bagi orang yang mengalami kehidupan yang masih sederhana
tindakan ekonomi umumnya terbatas pada kebutuhan sekarang dan kurang memperhatikan
kebutuhan masa depan. Sebaliknya bagi orang yang hidup dalam ekonomi yang sudah maju
tindakan ekonomi sangat dipengaruhi oleh pandangan jauh ke depan sehingga tindakan ekonomi
selain tertuju pada keadaan sekarang juga untuk menghadapi keadaan di masa yang akan datang.
Prinsip ekonomi dapat didefinisikan sebagai usaha dengan pengorbanan tertentu untuk
memperoleh hasil semaksimal mungkin, atau usaha untuk memperoleh sejumlah hasil tertentu
dengan menggunakan alat-alat yang tersedia melalui pengorbanan sekecil mungkin.

6. Hukum Ekonomi
Hukum ekonomi menunjukkan hubungan antara peristiwa-peristiwa ekonomi.
Sebagaimana telah dijelaskan di muka bahwa ilmu ekonomi memberi keterangan tentang kehidupan
ekonomi berupa kegiatan penyelidikan peristiwaperistiwa ekonomi. Selanjutnya pola hubungan
antarperistiwa ekonomi yang tahan uji dalam waktu yang lama pada gilirannya akan menjadi
hukum ekonomi.
Peristiwa- peristiwa ekonomi dikaji dan dianalisis hubungan satu dengan yang lainnya.
Apakah suatu peristiwa itu merupakan akibat dari peristiwa lain ataukah di antara dua peristiwa itu

Modul Kajian IPS SD 23


terdapat hubungan yang saling mempengaruhi. Pola hubungan antara peristiwa-peristiwa ekonomi
itu dibagi menjadi dua macam, yaitu:
1. Hubungan sebab akibat.
2. Hubungan fungsional.

B. Kegiatan Pokok Ekonomi


Setiap kegiatan atau usaha yang di lakukan manusia dalam bidang ekonomi berdasarkan
motif ekonomi akan merupakan kegiatan ekonomi. Sedangkan setiap tindakan ekonomi yang di
lakukan manusia akan sangat tergantung pada tingkat kemajuan ekonomi pada masa pelaku
tindakan itu hidup. Kegiatan ekonomi dapat berlangsung jika ada pihak yag akan melaksanakannya.
Kegiatan ekonomi dapat berlangsung karena adanya para pelaku ekonomi, pelaku ekonomi yang
melakukan kegiatan produksi, distribusi dan konsumsi adalah perusahaan, pemerintah, rumah
tangga konsumsi, dan masyarakat luar negeri..

1. Pelaku Ekonomi
Kegiatan ekonomi dapat berlangsung jika ada pihak yang akan melaksanakannya.
Kegiatan ekonomi dapat berlangsung karena adanya para pelaku ekonomi. Pelaku ekonomi yang
melakukan kegiatan produksi, distribusi dan konsumsi adalah perusahaan, pemerintah, rumah
tangga konsumsi, dan masyarakat luar negeri.

2. Sistem Ekonomi
Setiap negara memiliki perbedaan dalam melaksanakan produksi, distribusi, dan konsumsi.
Beberapa negara menghendaki peran serta pemerintah sepenuhnya dalam pelaksanaan kegiatan
ekonomi dan kelancaran, pemetaan dan keadilan. Sebagian lain ada negara yang menghendaki
pelaksanaan kegiatan perekonomian diserahkan kepada masyarakat sendiri. Tetapi ada juga negara
yang mengkombinasikan pelaksanaan kegiatan perekonomian secara bersama oleh pemerintah dan
masyarakat.
Sistem ekonomi adalah sifat kehidupan ekonnomi secar keseuruhan, yang diusulkan atau
yang terdapat dalam kenyataan dengan khusus memperhatikan hak milik dan penggunaan harta dan
tingkat pengaturan dan pengendalianpemerintah (Winardi, 1982). Sistem perekonomian adalah
sistem sosialdilihat jalan ranka usaha dan tindakan keseluruhan sosial itu untuk memnuhi segala
kebutuhan hidupnya atau untuk mencapai kemakmuran (Tom Gunadi, 1983).

Pengembangan Koperasi dan Usaha Kecil


Negara Republik Indonesia dengan tegas menggariskan bahwa dalam rangka
Pembangunan nasional dewasa ini koperasi harus menjadi sokoguru dan wadah utama bagi
perekonomian rakyat. Begitu pula perhatian yang diberikan terhadap golongan pengusaha kecil
telah dilakukan pemerintah melalui beberapa instrumen yuridis dan kelembagaan. Departemen yang
menangani koperasi dan pengusaha kecil adalah Departemen Koperasi dan Pembinaan Pengusaha
Kecil.
1. Pengembangan Koperasi
Keberadaan koperasi dijamin secara yuridis oleh UUD 1945, oleh Ketetapan MPR-RI
No. IV/MPR/1978, dan Undang-Undang RI No. 25/1992. Keberadaan koperasi menurut UUD
1945 tampak pada pasal 33 ayat 1 beserta penjelasannya seperti telah dibahas di muka.
2. Pembinaan Pengusaha Kecil
Pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi selama Pembangunan Jangka Panjang
Pertama selain telah meningkatkan kesejahteraan rakyat juga telah menumbuh-kembangkan
Usaha Besar, Usaha Menengah, Usaha Kecil, dan Koperasi.

Modul Kajian IPS SD 24


Usaha kecil itu merupakan bagian integral dari dunia usaha nasional. Ia memiliki
kedudukan, potensi, dan peranan yang sangat penting dan strategis dalam mewujudkan tujuan
Pembangunan Nasional pada umumnya dan Pembangunan ekonomi pada tujuan khususnya. Usaha
kecil merupakan kegiatan usaha yang mampu memperluas lapangan kerja dan memberikan
pelayanan kepada masyarakat dalam berperan dalam proses pemerataan dan peningkatan
pendapatan masyarakat, serta mendorong pertumbuhan ekonomi dan pada akhirnya berperan
mewujudkan stabilitas ekonomi secara nasional.
Akan tetapi kenyataan menunjukkan bahwa usaha kecil masih belum dapat
menunjukkan kemampuan peranannya secara optimal dalam perekonomian nasional. Hal ini
disebabkan oleh kenyataan bahwa usaha kecil masih menghadapi berbagai hambatan dan kendala
baik dari dalam lingkungannya maupun yang datang dari luar lingkungannya, dalam bidang
produksi dan pengelolaan, pemasaran, permodalan, sumber daya manusia, teknologi, serta iklim
usaha yang belum mendukung perkembangannya.

UNIT 6
LINGKUNGAN FISIK WILAYAH DAN HUBUNGANNYA
DENGAN KEHIDUPAN MANUSIA SERTA KEMAJEMUKAN
RAS, ETNIK, DAN AGAMA NUSANTARA

A. Lingkungan Fisik Wilayah Nusantara Dan Hubungan Dengan Manusia


Aspek fisik wilayah Nusantara sangat besar pengaruhnya terhadap perumusan kebijakan
nasional (bidang politik), misalnya perjuangan Provinsi Kepulauan, pengelolaan pulau-pulau kecil
terluar, penataan ruang wilayah laut-pesisir-DAS terpadu, pengelolaan wilayah pesisir terpadu dan
sebagainya. Dalam aspek fisik wilayah, diuraikan topologi, geologi, geomorfologi, pedologi,
klimatologi, hidrologi, biogeorafi, oseanografi Indonesia.

1. Aspek Fisik Wilayah


a. Topologi
Aspek topologi meliputi letak, luas, batas, dan bentuk fisik wilayah. Aspek ini terkait
dengan kehidupan sosial, ekonomi, budaya, dan politik dan sistem pertahanan dan keamanan.
Secara astronomis, wilayah Indonesia terletak pada 6º LU-11º LS dan 95º BT-141º BT. Apabila
diperhatikan pada Peta NKRI, batas paling utara 6º LU tepat melewati Pulau Weh (Provinsi
Nangroe Aceh Darussalam), batas paling Selatan 11º LS tepat melewati Pulau Rote (Provinsi Nusa
Tenggara Timur), batas sebelah barat 95º BT melewati Pulau Breueh (Provinsi Nangroe Aceh
Darussalam), dan batas sebelah timur 141º BT melewati Merauke (Provinsi Papua).
Indonesia merupakan pertemuan tiga deretan pegunungan di dunia.
 Pertama, deretan pegunungan Alpen-Banda atau Pegunungan Mediteran. Deretan pegunungan
ini terbentang dari pegunungan Alpen di Eropa Barat melalui Pegunungan Himalaya, Arakan
Yoma di Birma, Kepulauan Andaman, Sumatera, Jawa, Bali, Lombok, Sumbawa, Flores,
Wetar, Damar, dan berakhir di Laut Banda.

Modul Kajian IPS SD 25


 Kedua, deretan pegunungan Asia Timur. Pegunungan ini merupakan bagian dari Pegunungan
Lingkar Pasifik, yang bermula di Pegunungan Andes di Amerika Selatan, melalui Pegunungn
Rockies di Amerika Utara, Alaska, melingkari Samudera Pasifik hingga ke Jepang dan terus
ke selatan. Deretan Pegunungan Asia Timur terbentang dari Jepang, Taiwan, Filipina,
kemudian bercabang di Kalimantan (Pegunungan Muller dan Schwaner) dan Sulawesi
(sepanjang Sulawesi Utara).
 Ketiga, deretan Pegunungan Lingkar Australia. Pegunungan ini terbentang dari Selandia Baru,
melalui Pulau Kaledonia di sebelah timur Australia, bagian utara Papua Nugini dan Papua,
berakhir di Pulau Halmahera.

b. Geologi
Tatanan geologi Indonesia rumit, akibat interaksi tiga lempeng tektonik utama dunia, yaitu
Lempeng Samudera Pasifik yang bergerak ke arah barat-barat daya dengan kecepatan 9 cm/tahun,
Lempeng Samudera Hindia-Lempeng Benua Australia yang bergerak ke arah utara dengan
kecepatan 7 cm/tahun, serta Lempeng Benua- Eurasia yang bergerak ke arah Timur-Tenggara
dengan kecepatan 1 cm/tahun, menyebabkan terjadinya berbagai peristiwa geologi yang
spektakuler, seperti kegiatan magmatik dan terbentuknya zona- zona kegempaan yang tinggi,
terangkatnya kerak bumi sehingga mempunyai topografi lebih tinggi dari paras laut pada saat
pasang maksimum atau yang kemudian dikenal sebagai pulau, dan pembentukan cekungan-
cekungan sedimenter yang kaya akan berbagai potensi sumberdaya mineral serta pembentukan
keanekaragaman bentuk lahan (landform) serta berkembangnya berbagai jenis tanah.

c. Geomorfologi
Geomorfologi adalah Kajian mengenai bentuk lahan (landform) pembentuk muka bumi,
baik di atas maupun di bawah paras laut dan difokuskan pada genesis dan perkembangannya pada
masa akan datang serta konteksnya dengan lingkungan. (Verstappen: 1983).
Wilayah darat Nusantara terdiri dari keanekaragaman bentuklahan, yang terbentuk karena
adanya:
(1) proses endogenik, proses yang mekanisme kejadiannya berasal dari pelepasan energy yang
terakumulasi dalam bumi produk interaksi antarlempeng litosfer;
(2) proses eksogenik, proses yang mekanisme kejadiannya berasal dari luar bumi produk
interaksi komponen geosfer;
(3) proses biogenik, proses yang mekanisme kejadiannya berasal dari aktivitas hewan dan
tumbuhan;
(4) proses antropogenik, proses pembentukan bentuklahan akibat aktivitas manusia.
Bentuk- bentuk lahan yang ada di Indonesia adalah sebagai berikut:
1. Bentuk lahan struktural di Indonesia berupa keanekaragaman pegunungan, dan perbukitan.
2. Daerah pantai di Indonesia disusun oleh bentuklahan beting gisik, gisik pasiran, antasan, bura,
tembolo, delta, guguk pasir, gambut, dan hutan mangrove.
3. Wilayah daratan Indonesia juga tersusun dari bentuk lahan karst (pelarutan) yang terdiri dari
batu gamping dan dolomit seluas 154.032 km².
4. Pada DAS di Indonesia berkembang keanekaragaman bentuklahan asal proses fluvial, yaitu
dasar sungai, erosi sungai, teras sungai, dataran alluvial, danau tapal kuda, tanggul alam
sepanjang sungai, dataran banjir, kipas alluvial, delta, rawa air tawar, endapan danau, dan
sebagainya.

d. Pedologi dan Edapologi

Modul Kajian IPS SD 26


Kajian mengenai proses-proses pembentukan tanah beserta faktor-faktor pembentuknya,
klasifikasi tanah, surfei tanah, dan cara-cara pengamatan tanah di lapang, dinamakan pedologi.
Apabila tanah di pelajari dalam hubungannya dengan pertumbuhan tanaman disebut edapologi.
Sebagai tubuh alam, tanah di bentuk oleh proses-proses dan faktor-faktor pembentuk tertentu.
Sebagai bahan atau materi tanah memiliki sifat-sifat tertentu (sifat fisika, sifat kimia, dan sifat
biologi). Sebagai faktor produksi tanah memiliki produktivitas tertentu, nilai tertentu untuk
kesejahteraan dan kelangsungan hidup manusia.
Keputusan Indonesia yang berada disekitar khatulistiwa mempunyai iklim khatulistiwa
atau iklim tropis yang panas dan lembab. Iklim Indonesia juga di pengaruhi oleh angin musim timur
laut dan angin musim tenggara, yang menimbulkan musim hujan dan musim kemarau. Dengan
demikian di katakan bahwa Indonesia beriklim musim khatulistiwa.
Berdasarkan faktor letak dan sifat kepulauan, maka iklim Indonesia mempunyai empat
sifat dasar (Sandy, 1985):
1. Suhu udara rata- rata tahunan tinggi, akibat letak Indonesia dekat khatulistiwa;
2. Angin yang mempengaruhi iklim Indonesia adalah angin musim yang membawa musim hujan
dan musim kemarau, sebagai akibat perbedaan tekan udara di benua Asia dan Australia;
3. Bebas dari hembusan angin topan, karena kepulauan Indonesia sebagian terbesar terletak tidak
lebih dari 100 LU atau 100 LS; dan
4. Kadar kelembaban udara senantiasa tinggi, karena wilayah Indonesia.berbentuk kepulauan, laut
menyebabkan tidak adanya suhu yang ekstrim.

e. Hidrologi
Hidrologi mempelajari seluk beluk air, kejadian dan distribusinya, sifat alami, dan sifat
kimiawianya, serta reaksinya terhadap kebutuhan manusia daan makhluk hidup lainnya (Sri
Harto,1993). Aliran air tawar atau payauyang mengalir melalui terusan alami yang kedua
pinggirnya di batasi oleh tangul-tanggul alam selanjutnya bermuara di laut, danau atau saaluran
lainnya, dinamakan sungai. Sedangkan, sebuah kawasan yang dibatasi oleh pemisa topografik
(punggung bukit) yang menampung, menyimpan, dan mengalirkan curah hujan yang jatuh
diatasnya kesungai utama yang bermuara di danau, atau laut, dinakan daerah aliran sungai, di
singkat DAS. Indonesia memiliki 5.886 buah sungai induk yang terbesar diseluruh wilayah daratan
indonesia (Rais, 2004). Agar mempermudah pengelolaannya maka diperlukan pengelompokan
sungai-sungai induk dalam 90 kelompok yang dinamakan satuan wilayah sungai (SWS). Terdapat
tiga pola SWS di indonesia, yang meliputi: (1) satu DAS, (2) beberapa DAS, dan (3) satu pulau
atau kepulauan sebagaai satu kesatuan.
Biogeografi mempelajari pola-pola persebaran hewan dan tumbuhan pada perkembangan
bumi serta proses-proses yang menyebabkannya. Biogeografi meliputi Fitogeografi (geografi
tumbuhan), mempelajari pola-pola persebaran tetumbuhan pada permukaan bumi serta proses-
proses yang menyebabkannya; Zoogeogrsfi (geografi hewan), mempelajri pola-pola persebaran
hewan pada permukaan bumi serta proses menyebabkannya.
Persebaran flora Nusantara dapat diklasifikasikan kedalam Tiga Kawasan, yaitu Kawasan
Barat Nusantara, Kawasan Tengah Nusantara, dan Kawasan Timur Nusantara (Ruhimat,2006).
Flora Kawasan Barat Nusantara memiliki banyak persamaan dengan keadaan flora Asia pada
umumnya. Oleh karena itu, Flora Kawasan Barat Nusantara sering pula dinamakan Flora Asiatis.
Faktor terjadinya kesamaan tersebut disebabkan oleh proses geologi.
Flora Kawasan Timur Nusantara memiliki persamaan dengan wilayah Australia sering
dinamakan flora Australia. Sebagian besar flora kawasan timur Indonesia terdapat di Pulau Papua.
Jenis hutannya berupa: hutan hujan tropik, hutan magrove, dan hutan pegunungan. Hutan hujan

Modul Kajian IPS SD 27


tropik merupakan hutan dengan pepohonan tinggi dan rapat, tingginya mencapai 60m, dengan ciri-
ciri berdaun lebar, selalu hijau, terdapat epifit, lumut, palm, dan pohon-pohon memanjat.

f. Oseonografi
Oseanografi memfokuskan diri dalam kajian aspek geologi,fisika,kimia, dan biologi
kelautan. Paparan Sunda merupakan paparan benua dengan luas 1,8 juta km 2, paparan terluas di
dunia. Paparan ini menghubungkan pulau-pulau Jawa, Kalimantan, dan Sumatera dengan daratan
Asia, dan meliputi antara lain Laaut Cina, Teluk Thailand, selat Malaka, dan Laut Jawa.
Gelombang setinggi ini sudah dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi pembangkit
listrik tenaga gelombang. Gelomang diperairan Indonesia dapat berupa:
1) Seas,gelombsng ysng timbul karena gerakan angin, masih dipengaruhi oleh angina di daerah
pembentukannya dengan bentuk yang tidak teratur, panjang dan periode gelombang bervariasi;
2) Sweel, gelombang laut yang telah keluar dari daerah pembentukannya, tidak dipengaruhi oleh
angin, panjang gelombangnya lebih panjang dari pada seas dan sifatnya lebih teratur;
3) Tsunami, yang terjadi karena gempa tektonik, lahan-lahan longsor, denagn panjang gelombang
sangat panjang bisa mencapai ratusan kilometer, dan periode gelombangnnya sangat lama, nilai
tinggi gelombang lebih tinggi dari gelombang terdahulu, dengan kecepatan perjam bisa
mencapai 800km/jam, serta tinggi gelombang meningkat setelah mencapai daerah pantai; dan
4) Gelombang pasang surut, yang terjadi pada saat pasang surut air laut.
Ada proses kelautan yang lain adalah Upwelling, Downwelling, dan Outwelling. Proses
gerakan naik masa air laut dari lapisan bawah secara vertikal dan setelah mencapai permukaan
masa air akan bergerak horizontal, dinamakan proses upwelling atau umbalan.

2. Aspek Manusia
a. Kependudukan
Menurut Sensus Penduduk tahun 1990 jumlah penduduk Indonesia sebanyak 179.321.641
jiwa, meningkat menjadi 203.456.005 jiwa pada Sensus Penduduk 2000. Pada tahun 2005 jumla
penduduk Indonesia mencapi 225,7juta jiwa. Pertumbuhan rata-rata per tahun penduduk Indonesia
selam periode 2000-2005 turun menjadi 1,40 ℅. Diproyeksikan periode 2005-2010 pertumbuhan
penduduk Indonesia akan turun menjadi 1,07 persen dan 2010-2020 akan turun lagi menjadi 0,68
persen. Penurunan pertumbuhan penduduk dalam dasawarsaterakhir berakhir berkaitan dengan
penurunan angka ferlitilitas, maka terjadinya peenurunan moralitas di Indonesia tidak akan
meberikan dampak pada pertumbuhan penduduk.
Persebaran dan kepadatan penduduk secara spasial tidak merata dan tidak sama.
Konsentrasi penduduk hingga saat ini masih di Pulau Jawa. Hal ini terkait dengan aspek fisik
wilayah, ekonomi, dan politik. Kepadatan penduduk Pulau Jawatahun 2000 adalah 904 orang per
kilometer persegi.

b. Aktivitas Ekonomi
Sebagian besar penduduk Indonesia (54℅) pada tahun 2005 berdiam di daerah pedeesaan,
dengan menggantungkan hidup pada sektor pertanian (tanaman pangan, tanaman perkebunan,
perikanan, peternakan, dan kehutanan). Pertanian tanaman pangan meliputi pertanian lahan kering
dan pertanian bahan basah. Pertanian lahan kering adalah suatu sistem pertanian yang lebih banyak
menggantungkan diri pada curah hujan (Wiryono,1988). Sistem pertanian yang mendapatkan air
secara teratur dari sistem irigasi dinamakan pertnian lahan basah.

Modul Kajian IPS SD 28


c. Aktivitas Sosial
Manusia pada hakekatnya adalah makhluk sosial. Sosialitas manusia terwujud dalam
kesejajaran dengan sesama. Manusia harus berusaha untuk ikut bertanggung jawab atas kehidupan
orang lain. Masyarakan Indonesia di pandang sebagai sistem sosial yang terpadu dan utuh, masing-
masing komponen yang ada di dalamnya saling mempengaruhi dan menunjukkan fungsi yang
saling terkait.
Dalam aktivitas sosial manusia Indonesia selalu mengakomodasi pranata-pranata sosial
dan lemaga-lembaga sosial. Organisasi bertujuan memenuhi suatu kebutuhan dalam berbagai aspek
kehidupan, disebut pranata sosial, yang meliputi pranata yang bertujuan memenuhi kebutuhan
kehidupan kekerabatan, pranata yang bertujuan memenuhi kebutuhan ekonomi, pranata yang
bertujuan untuk memenuhu kebutuhan pendidikan, pranata yang bertujuan untuk memenuhi
kebutuhan keagamaan, pranata yang bertujuan untuk memnuhi kebutuhan manusia untuk mengatur
kehidupan bernegara, pranata yang bertujuan mengurus kebutuhan jasmaniah manusia. Bentuk
badan-badan yang mengorganisasi yang melakukan aktivitas-aktivitas kemasyarakatan, disebut
lemaga sosial atau lembaga kemasyarakatan. Kelemagaan di Indonesia meliputi lembaga
kenegaraan, lembaga keagamaan, lembaga swadaya masyarakat, lembaga kesenian dan sebagainya.

d. Aktivitas Budaya
Manusia Indonesia mempunyai referensi yang dibanggakan, yaitu kebudayaan nasional
Indonesia, yang memberikan kebanggaan kepada semua warga Negara Indonesia, sebagai obyek
referensi indentifikasi diri. Kebudayaan berbagai suku bangsaa di Indonesia menjadi sub- sub
kebudayaan atau bagian- bagian dari kebudayaan nasional Indonesia. Kebudayaan Nasional
Indonesia adalah totalitas nilai- nilai, gagasan- gagasan, dan perilaku manusia Indonesia serta hasil
fisiknya, baik yang tradisional maupun ciptaan masa kini, yang semuannya terintegrasi secara
selaras dan bermakna dalam nasional Indonesia yang dinamis (Koentjaraningrat,1992).

Ada tiga hal dalam kebudayaan nasional yang dibanggakan, yaitu:


(1) Adanya satu bahasa nasional, yaitu bahasa Indonesia yang jarang dimiliki Negara,
(2) Adanya toleransi yang tinggi terhadap kebudayaan bangsa Indonesia yang terdiri dari ratusan
suku bangsa, dengan kebudayan, bahasa, agam dan kepercayaan yang berbeda dapat bersatu,
(3) Hasil-hasil karya seni, terutama yang tradisional, banyak yang indah dan bermutu tinggi
f. Aktivitas Politik dan Pertahanan Keamanan
Penataan kehidupan politik dalam negeri diarahkan pada pertumbuhan dan perkembangan
tatanan politikberdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Pembangunan politik dalam negeri
ditunjukan pada pengembangan etika dan moral budaya politik dalam mewujudkan kehidupan
kehidupan politik yang mantap dengan makin berperan dan berfungsinya supraratruktur dan
infrastruktur politik secara efektif, otonomi daerah secara nyata dan bertanggung jawab, dinamis,
serasi dan bertanggung jawab serta kesadaran dan peranserta politik masyarakat yang terus
meningkat, termasuk upaya pemantapan keyakinan rakyat terhadap Pancasila sebagai satu-satunya
asas dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

B. Kemajemukan RAS, Etnik dan Agama Nusantara


1. Ras di Indonesia
Secara rasial penduduk Indonesia terdiri dari ras Paleomongolid, merupakan campuran
Mongolid asli dan Weddid yang hitam. Menurut Howells mereka merupakan keturunan dari tiga ras
sekaligus, yaitu hitam, kuning, dan putih (Daldjoeni, 1987).

Modul Kajian IPS SD 29


2. Keanekaragaman Etnik di Indonesia
Ada dua faktor yang menyebabkan terbentuknya kemajemukan masyarakat Indonesia.
Pertama, faktor bentuk fisik wilayah Indonesia yang berbentuk kepulauan. Faktor ini
merupakan faktor yang sangat besar pengaruhnya terhadap terciptanya pluralitas etnik di Indonesia.
Tentang berapa jumlah etnik yang sebenarnya ada di Indonesia, ternyata terdapat berbagai
pendapat yang tidak sama di antara pakar ilmu sosial. Hildred Geertz, misalnya menyebutkan ada
lebih dari 300 suku bangsa di Indonesia, masing-masing dengan bahasa dan identitas kultur yang
berbedabeda. Skiner menyebut ada lebih dari 35 suku bangsa di Indonesia, masing-masing dengan
bahasa dan adat yang tidak sama.
Kedua, kenyataan bahwa Indonesia terletak di antara samudera Hindia dan samudera
Pasifik, sangat mempengaruhi terciptanya pluralitas agama di dalam masyarakat Indonesia.

3. Kemajemukan Agama
Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat religius (agamis). Kesetiaan dan kepatuhan
nilai hidup religius atau keagamaan menjadi jiwa atau semangat dasar sumber inspirasi, motivasi,
dan tonggak pedoman arah bagi manusia dalam menentukan dan mengambil sikap yang tepat dan
benar terhadap setiap perkembangan dan kemajuan yang ada. Agama-agama di Indonesia, melalui
doktrin-doktrin imannya mengajarkan bahwa dalam hubungan dengan sesama, manusia senantiasa
berusaha menciptakan sebuah relasi sosial yang harmonis dan human. Manusia menjadi sesama
bagi orang lain, yang ditunjukan lewat sikap saling menghormati dan menghargai, saling membantu
dan melayani serta saling mencintai.

UNIT 7
MENGGUNAKAN PETA, ATLAS, DAN GLOBE
UNTUK MENDAPATKAN DATA DAN INFORMASI
SPASIAL (GEOSPASIAL)

A. Menggunakan Peta Untuk Mendapatkan Data dan Informasi Geospasial


Pada sebuah peta terdapat berbagai unsur wilayah di permukaan bumi, seperti gunung,
sungai, kota, jalan raya, jalan kereta api, dataran rendah, dataran tinggi, dan lainnya yang
digambarkan dengan simbol-simbol untuk memudahkan user map. Ada peta yang menggunakan
warna-warni tertentu untuk menggambarkan keadaan alam, seperti warna hijau untuk dataran
rendah, kuning untuk dataran tinggi, biru untuk wilayah perairan, dan sebagainya. Ada pula yang
menggunakan simbol, seperti segitiga untuk gunung, lingkaran kecil untuk kota, dan sebagainya.
Ilmu yang mempelajari peta disebut Kartografi.

1. Pengertian dan Manfaat Peta


Menurut International Cartographic Asspciation (ICA) peta diartikan sebagai suatu
representasi/gambaran unsur-unsur atau kenampakan-kenampakan abstrak, yang dipilih dari
permukaan bumi atau yang ada kaitannya dengan permukaan bumiatau benda-benda angkasa, dan
umumnya digambarkan pada suatu bidang datar dan diperkecil/diskalakan. Peta adalah gambaran
konvensional permukaan bumi yang diperkecil sebagai kenampakannya jika dilihat dari atas
ditambah dengan tulisantulisan dan simbol-simbol sebagai tanda pengenal (Raisz, 1948). Peta
merupakan gambaran sebagian atau seluruh wilayah permukaan bumi dengan berbagai

Modul Kajian IPS SD 30


kenampakannya pada suatu bidang datar yang diperkecil menggunakan skala tertentu (Gunawan ,
2003). Peta adalah sebuah alat bantu yang memudahkan pembacanya mengetahui informasi dari
beragam hal yang ada di bumi (Wibowo, 2005). Secara sederhana, peta diartikan sebagai gambar
sebagian atau seluruh permukaan bumi pada bidang datar yang diperkecil dengan menggunakan
skala tertentu dan dilengkapi dengan simbol- simbol.
Suatu bidang yang semula lengkung (kenyataan muka bumi) dipindahkan menjadi suatu
bidang yang datar (kertas peta) pasti mengalami penyimpangan atau terjadi kesalahan. Untuk
mengurangi tingkat kesalahan diperlukan suatu cara yakni sistem proyeksi peta. Proyeksi peta
adalah suatu cara untuk mempertahankan kebenaran atau mempertahankan salah satu segi
kebenaran saja
Pada hakekatnya isi peta merupakan kumpulan kenampakan muka bumi yang disajikan
dalam bentuk simbol-simbol. Simbol- simbol adalah isi sebuah peta. Ada simbol yang dibuat mirip
dengan wajud di muka bumi tetapi ada pula yang berbeda. Namun tetap saja apapun wujudnya dari
simbol adalah perwakilan kenampakan muka bumi.
Melalui peta dapat diperoleh gambaran umum suatu wilayah, karena peta memiliki fungsi
untuk memberikan informasi geospasial. Fungsi peta adalah sebagai berikut:
a) Menunjukkan lokasi suatu tempat atau kenampakan alam di permukaan bumi, misalnya ibu
kota negara, benua, gunung, laut, dan sebagainya;
b) Memberikan gambaran mengenai luas dan bentuk kenampakan di permukaan bumi, misalnya
luas areal hutan, persawahan, bentuk benua;
c) Menunjukkan ketinggian tempat, misalnya ketinggian kota Bandung adalah 700 m di atas
permukaan laut dan ketinggian gunung Tangkubanperahu adalah 2076 meter di atas
permukaan laut;
d) Menentukan arah dan dan jarak berbagai tempat, misalnya Jakarta terletak di sebelah barat
laut Bandung dengan jarak kurang lebih 180 km;.
e) Menyajikan persebaran fenomena sosial yang ada di permukaan bumi, misalnya persebaran
industri tekstil di Jawa Tengah dan persebaran permukiman di kota Padang;
f) Untuk perencanaan wilayah, yaitu memberikan informasi pokok dari aspek spasial tentang
karakter suatu wilayah, sebagai suatu alat menganalisis untuk mendapat suatu kesimpulan,
sebagai alat untuk menjelaskan penemuan penelitian, dan sebagai alat untuk menjelaskan
rencana yang diajukan
g) Untuk kegiatan penelitian, yaitu sebagai alat bantu untuk melakukan survei, menemukan data,
dan laporan penelitian; dan
h) Petunjuk jalan bagi orang-orang yang bepergian ke tempat-tempat yang belum pernah
dikunjunginya.
Tujuan pembuatan peta antara lain:
a) Komunikasi informasi spasial;
b) Menyimpan data dan informasi;
c) Membantu suatu pekerjaan, misalnya untuk rencana tata ruang wilayah;
d) Membantu dalam pembuatan suatu desain, misalnya desain jalan; dan
e) Analisis dan evaluasi data spasial.

2. Komponen- komponen Peta


Untuk membuat peta yang baik dan lengkap, sekurang- kurangnya harus memenuhi syarat-
syarat yang merupakan komponen- komponen peta, yaitu:
1) Judul Peta

Modul Kajian IPS SD 31


Judul Peta biasanya diletakkan di bagian atas peta. Judul harus mencerminkan isi dan
tipe peta. Dari judul peta dapat diketahui data yang digambar dan terletak di mana data
tersebut. Di samping itu dari judul dapat diketahui apa fungsi peta yang bersangkutan.
2) Garis Tepi Peta
Garis tepi peta merupakan garis yang membatasi informasi yang terdapat pada peta
tersebut. Garis tepi peta disebut juga bingkai peta. Semua komponen peta berada di dalam
garis tepi atau tidak ada informasi yang berada di luar garis tepi.
3) Petunjuk Arah
Petunjuk arah merupakan tanda pada peta yang menunjukkan arah utara, timur, selatan,
barat daerah yang digambar. Petunjuk arah sebaiknya diletakkan di sebelah kanan setelah
judul peta. Petunjuk arah dapat berupa mata angin, panah, dan sebagainya, dan untuk
Indonesia petunjuk arah utara di atas, diberi huruf U.
4) Skala Peta
Skala Peta yaitu perbandingan jarak datar antara dua titik di peta dan jarak sebenarnya
di permukaan bumi. Skala peta dapat dituliskan di bawah legenda, di luar garis pinggir peta,
atau di bawah judul peta. Oleh karena itu, dengan menggunakan skala, dapat diketahui jarak
pada peta dengan jarak sebenarnya di permukaan bumi. Jenis-jenis skala yang lazim
digunakan pada peta-peta saat ini, umumnya terdiri atas 2 (dua) macam. Pertama, skala
angka, yaitu skala peta yang dinyatakan dalam bentuk angka. Skala angka sering pula
dinamakan skala numerik, atau ada juga yang menamakannya skala pecahan. Kedua, Skala
garis adalah jenis skala peta yang dinyatakan dalam bentuk garis. Garis tersebut dibagi dalam
beberapa bagian yang sama besar.
5) Garis Astronomis
Garis astronomis adalah garis yang menunjukkan di mana lokasi daerah yang
digambar berdasarkan garis bujur dan garis lintangnya. Pada pinggir peta ditulis angka derajat
yang menunjukkan derajat garis lintang dan garis bujur.

6) Peta Inset
Peta inset adalah peta berukuran kecil yang disisipkan pada peta utama. Tujuan adanya
peta inset adalah sebagai berikut. Pertama, untuk memperlihatkan lokasi yang digambar pada
peta utama dalam hubungan sekitarnya. Kedua, untuk memperjelas kenampakkan alam atau
sosial dari bagian wilayah tertentu yang terdapat pada peta utama. Ketiga, untuk menghemat
ruang dalam kertas.
7) Lembaga Pembuat dan Tahun Pembuatan
Lembaga pembuat dan tahun pembuatan dicantumkan di bawah kanan peta. Lembaga
pembuat peta di Indonesia antara lain Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional
(Bakosurtanal), Direktorat Topografi Angkatan Darat, Direktorat Geologi, Badan Pertanahan
Nasional (BPN), dan Direktorat Hidrooseanografi Angkatan Laut. Tahun pembuatan peta
perlu dicantumkan untuk mengetahui kemutakhiran data.
8) Legenda
Legenda adalah kolom keterangan tentang simbol-simbol yang terdapat dalam peta.
Pada umumnya legenda diletakkan di sudut kiri bawah peta atau kanan peta. Simbol adalah
tanda-tanda khusus dalam peta meliput simbol titik, simbol garis, atau simbol wilayah/area.

3. Pembuatan Peta
Pembuatan peta yang baik memerlukan beberapa hal yang harus diperhatikan:
a) Sumber data

Modul Kajian IPS SD 32


Sumber data untuk pembuatan peta: hasil observasi langsung, hasil interpretasi foto udara dan
citra satelit, dan informasi statistik.
b) Simbol
Simbol yang digunakan: simbol titik, simbol garis, dan simbol wilayah/area. Simbol lain:
piktorial, geometrik, dan huruf.
c) Lettering
Latering adalah semua tulisan yang bermakna yang terdapat pada peta. Bentuk huruf meliputi
huruf kapital, huruf kecil, kombinasi huruf kapital-kecil, tegak (Roman), dan miring (italic).
d) Warna Peta
Ada lima warna pokok yang digunakan pada peta yang dicetak dengan bermacam-macam
warna: (1) hitam, untuk detail penghunian, latering, tumbuhan karang, dan tapal batas; (2)
biru, untuk unsur air dan daerah dingin, biasanya semakin biru warnanya, semakin dalam
tempat berair tersebut; (3) hijau, untuk vegetasi, dataran rendah, dan hutan; (4) coklat, untuk
kontur, daerah berbukit, gunung, dan kadang-kadang untuk jalan raya; (5) merah, untuk
daerah yang panas dan unsur peta yang penting lainnya, misalnya jalan, kota, dan kadang-
kadang untuk gedung-gedung penting. Selain warna-warna tersebut juga digunakan warna:
(1) kuning, untuk daerah kering, ketinngian menengah, dan daerah yang vegetasinya sedikit;
(2) orange, untuk jalan-jalan yang tidak begitu penting.

4. Macam – Macam Peta


Berdasarkan teknik pembuatannya, peta dibedakan atas (Martha, 1993): (1) peta
konvensional, peta yang dibuat dengan peralatan dan teknologi sederhana. Hasilnya berupa peta
yang relatif statis sifatnya; (2) peta nonkonvensional (Peta Komputer), peta produk komputer,
dengan tenaga manusia yang minimal. Peta yang dihasilkan melalui proses digitasi dengan
menggunakan komputer, kemudian dicetak dalam suatu printer atau plotter beresolusi tinggi. Revisi
dapat dilakukan setiap saat, lewat program edit pada layar komputer yang ada.

Selanjutnya, dari isi peta, peta dibedakan atas:


1) Peta umum atau Peta Rupa Bumi, yaitu peta yang menyajikan kondisi topografi (seperti lokasi
jalan, gunung, sungai, informasi ketinggian tempat, dan tutupan lahan) dan batas administrasi
(batas kecamatan, atau kabupaten). Peta Rupa Bumi atau Peta Topografi biasanya dijadikan
peta dasar (base map) bagi berbagai peta tematik yang dibuat secara spesifik.
2) Peta khusus atau Peta Tematik, yaitu Peta khusus adalah peta yang menggambarkan
kenampakan yang bersifat khusus, yang terdapat di daerah tertentu.

Informasi Spasial dari Peta Rupa Bumi


Peta rupa bumi merupakan peta dasar digunakan untuk menurunkan peta-peta tematik. Isi
peta rupa bumi antara lain relief, yaitu suatu gambaran yang menyatakan tinggi rendahnya
permukaan fisik bumi.
Dengan peta rupa bumi, kita dapat mengetahui informasi spasial tentang daerah aliran
sungai, yaitu sebuah kawasan yang dibatasi oleh pemisah topografi (punggung bukit), yang
menampung, menyimpan, dan mengalirkan curah hujan yang jatuh di atasnya ke sungai utama yang
bermuara di laut atau danau (Angin, 2006). Dari peta rupa bumi, dapat diketahui informasi spasial
pola permukiman penduduk suatu daerah yang dipetakan.

Informasi Spasial dari Peta Tematik

Modul Kajian IPS SD 33


Peta tematik antara lain memuat informasi spasial politik (peta politik), kota, pariwisata,
perhubungan, iklim, vegetasi, bahasa, suku bangsa, sejarah, ekonomi, pelayaran, penerbangan,
tanah, geologi, geomorfologi, penduduk, tambang, pertanian, penggunaan lahan, rawan bencana
alam letusan gunungapi, rawan bencana alam tsunami, rawan bencana alam gerak massa batuan,
rawan bencana alam banjir, rawan bencana alam kekeringan dan sebagainya.

B. Menggunakan Atlas dan Globe Untuk Mendapatkan Data dan Informasi Geospasial
Atlas merupakan kumpulan peta dan informasi lain dalam bentuk buku. Globe adalah
tiruan bola bumi dalam bentuk yang mini. Pada jenjang pendidikan sebelumnya Anda sudah banyak
menggunakan Atlas dan Globe. Ternyata dari Atlas dan Globe kita dapat memperoleh data dan
informasi spasial begitu banyak untuk berbagai keperluan.

1. Atlas
Atlas merupakan kumpulan peta dan informasi lain dalam bentuk buku ataupun dalam
keadaan lepas-lepas tetapi dikumpul menjadi satu. Pada hakekatnya atlas adalah buku acuan atau
referensi. Sebagai buku referensi maka sebuah atlas diharapkan relatif lengkap. Kumpulan peta-peta
pada atlas diatur dan disusun secara logika untuk suatu tujuan. Untuk membaca peta-peta yang ada,
pada bagian awal atlas diberi keterangan. Pada umumnya peta-peta atlas dibuat dalam format yang
sama.
Kriteria yang digunakan untuk mengklasifikasikan atlas sebagai berikut.
a) Atas dasar wilayah: Alam Semesta, Bulan, Mars, Bumi, Samudera, Benua (Atlas Dunia),
Negara (Atlas Nasional), bagian negara (Atlas Regional, Atlas Provinsi, Kota (Atlas Kota).
b) Atas dasar tujuan atlas: untuk referensi umum, perencanaan fisik wilayah, pendidikan dan
pengajaran, wisata, dan sebagainya. Kadang-kadang tujuan kelompok atlas telah ditentukan
oleh penggunanya, atlas keluarga, atlas perguruan tinggi.
c) Atas dasar ukuran, meliput atlas tangan berukuran 3,1 x 49,5 cm, atlas dalam bentuk buku-
atlas peta, atlas sekolah, ukurannya sesuai dengan ukuran tas sekolah.
d) Atas dasar isinya: peta rupa bumi, dan peta tematik.

Jenis atlas menggunakan kondisi wilayah, tujuan, dan isi meliputi:


a) Atlas referensi, terutama hanya untuk kepentingan lokasi dan referensi, didesain untuk
membantu pengguna dalam menentukan kenampakan geografi atau politik (batas negara),
untuk memandu perjalanan, dan perencanaan wilayah.
b) Atlas regional (provinsi) menggambarkan aspek spesifik bagian suatu negara (provinsi).
c) Atlas Pendidikan/Sekolah memiliki fungsi tertentu. Pertama, memberikan gambaran secara
jelas informasi spasial tentang aspek fisik wilayah (morfologi, iklim, tetumbuhan, hewan dan
aspek perihal manusia (kepadatan penduduk, persebaran tenun ikat, penggunaan lahan).
Kedua, merangsang keingingintahuan kaitan spasial aspek fisik wilayah dengan perilaku atau
aktivitas penduduk pada suatu daerah.
d) Atlas tematik saat ini banyak sekali dibuat sebagai alat komunikasi dan pedoman suatu
perjalanan dan untuk memenuhi permintaan pendidikan dan pengajaran, serta untuk
kepentingan penelitian.

2. Globe
Globe ialah tiruan bola bumi dalam bentuk yang kecil. Globe berbentuk bola yang
menggambarkan bola bumi dengan meletakan peta bumi di atas permukaannya. Pada dasarnya
globe dibuat sebagai model yang cocok dengan bentuk bumi yang sebenarnya. Globe merupakan

Modul Kajian IPS SD 34


bentuk bumi dengan skala yang sangat kecil. Kedudukan globe tidak tegak lurus tetapi miring 66½º
terhadap bidang datar.
Kebenaran globe inilah yang menyebabkan globe digunakan untuk: (1)
menentukan/merencanakan perjalanan jauh melalui udara dan laut, (2) propaganda yang berkaitan
dengan gempa bumi, arus samudera, dapat diikuti secara baik pada globe, (3) dengan globe kita
dapat melihat hubungan lautan-lautan, benua-benua, daerah-daerah kutub sehingga kita dapat
melihat pemandangan yang tidak biasa, dan hubungan yang tidak biasa pula, (4) dengan globe pula
konsep yang mendasar perbedaan waktu, iklim, dan musim, pembagian zona waktu, arus samudera
dapat dipahami secara baik, (5) sangat disarankan penggunaan globe pada langkah awal pelajaran
Pengetahuan Sosial di sekolah, (6) pada setiap kelas atau bahkan setiap rumah sebaiknya
mempunyai globe, (7) pada jenjang pendidikan tinggi globe juga sangat penting dalam kaitannya
dengan matematika, geomatik, geografi, klimatologi, geodesi, oseanografi, seismologi, geoteknik.
Perputaran bumi pada porosnya atau sumbunya, disebut rotasi. Waktu yang digunakan
bumi untuk satu putaran (360º) adalah 24 jam. Sambil berotasi bumi beredar mengelingi matahari.
Peredaran bumi mengelilingi matahari membentuk suatu lingkaran disebut ekliptika. Perputaran
bumi mengelilingi matahari disebut revolusi. Waktu yang digunakan untuk berevolusi mengellingi
matahari adalah satu tahun atau 365 hari. Karena matahari letaknya sangat jauh, maka sinar
matahari yang datang ke permukaan bumi arahnya sejajar.

UNIT 8
LINGKUNGAN DAN KEANEKARAGAMAN

A. Lingkungan Hidup
1. Pengertian, Komponen, dan Arti Penting Lingkungan Hidup Bagi Manusia
Menurut Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup,
yang dimaksud dengan lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya,
keadaan, dan makhluk hidup, termasuk perilakunya, yang mempengaruhi kelangsungan
perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain. Dari definisi tersebut, secara
garis besar terdapat tiga komponen penting, yaitu komponen fisik (abiotik), komponen hayati
(biotik), dan komponen budaya
Lingkungan hidup merupakan tempat berinteraksinya makhluk hidup yang membentuk
sistem jaringan kehidupan. Lingkungan hidup merupakan wahana bagi keberlanjutan kehidupan.
Selain itu arti pentingnya lingkungan hidup merupakan tempat tinggal atau habitus semua makhluk
hidup dari mulai tingkat rendah sampai ke tingkat yang tinggi. Masing-masing spesies membentuk
suatu kelompok. Tingkatan kelompok makhluk hidup yang hidup pada suatu wilayah, yaitu
populasi, komunitas, ekosistem, biosfer (Diknas, 2005). Kelompok makhluk hidup sejenis yang

Modul Kajian IPS SD 35


hidup dan berkembang biak pada suatu wilayah, disebut populasi (populasi manusia, populasi
badak, populasi komodo). Semua populasi dari berbagai jenis yang menempati daerah atau kawasan
tertentu, dinamakan komunitas.

2. Kiat Menjaga Keselarasan, Keserasian, dan Keseimbangan Lingkungan Hidup


Berikut akan diberikan beberapa kiat menjaga keselarasan, keserasian, dan keseimbangan
lingkungan sosial di Indonesia . Contoh: misalnya untuk membangun lingkungan sosial yang sehat
dan berkelanjutan membutuhkan kiat kasih, dialog, dan persaudaraan. Bila Anda merefleksi dengan
lebih mendalam, ketiga kata: kasih, dialog, dan persaudaraan sungguh merupakan tiga serangkai
yang mustahil dijelaskan terpisah satu terhadap yang lain. Ketiganya selalu saling mengandaikan,
dalam arti yang satu selalu bertalian sangat erat dengan dua yang lain. Secara umum mau dikatakan
di sini bahwa akan sia-sia jika seseorang ingin menunjukkan kasih kepada sesama bila tanpa dialog
dalam suasana atau iklim persaudaraan.

3. Pengelolaan Lingkungan Hidup


Pengelolaan lingkungan hidup adalah upaya terpadu untuk melestarikan fungsi lingkungan
hidup yang meliputi kebijaksanaan penataan, pemanfaatan, pengembangan, pemeliharaan,
pemulihan, pengawasan, dan pengendalian lingkungan hidup (Mitra Info, 2000). Pengelolaan
lingkungan hidup diselenggarakan dengan asas tanggung jawab negara, asas keberlanjutan, dan asas
manfaat bertujuan untuk mewujudkan pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan
hidup dalam rangka pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan masyarakat
Indonesia seutuhnya yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Pembangunan
berkelanjutan yang berwawasan lingkungan hidup adalah upaya sadar dan terencana, yang
memadukan lingkungan hidup, termasuk sumberdaya, ke dalam proses pembangunan untuk
menjamin kemampuan, kesejahteraan, dan mutu hidup generasi masa kini dan generasi masa depan.
Sasaran pengelolaan lingkungan hidup adalah : (a) tercapainya keselarasan, keserasian, dan
keseimbgangan antara manusia dan lingkungan hidup; (b) terwujudnya manusia Indonesia sebagai
insan lingkungan hidup yang memiliki sikap dan tindak melindungi dan membina lingkungan
hidup; (c) terjaminnya kepentingan generasi masa kini dan generasi masa depan; (d) tercapainya
kelestarian fungsi lingkungan hidup; (e) terkendalinya pemanfaatan sumberdaya secara bijaksana;
(f) terlindungnya NKRI terhadap dampak usaha dan/atau kegiatan di luar wilayah negara yang
menyebabkan perusakan lingkungan hidup.
Sasaran pengelolaan lingkungan hidup sebagai berikut. Pertama, tercapainya keselarasan,
keserasian, dan keseimbangan antara manusia dan lingkungan hidup. Kedua, terwujudnya manusia
Indonesia sebagai insan lingkungan hidup yang memiliki sikap dan tindak melindungi dan
membina lingkungan hidup. Ketiga, terjaminnya kepentingan generasi masa kini dan generasi masa
depan. Keempat, tercapainya kelestarian fungsi lingkungan hidup. Kelima, terkendalinya
pemanfaatan sumberdaya secara bijaksana. Keenam, terlndungnya NKRI terhadap dampak usaha
dan/atau kegiatan di luar wilayah negara yang menyebabkan pencemaran dan/atau perusakan
lingkungan hidup.
Untuk menjamin pelestarian fungsi lingkungan hidup, setiap usaha dan/atau kegiatan tidak
boleh melanggar baku mutu dan kriteria baku kerusakan lingkungan hidup. Ukuran batas atau kadar
makhluk hidup, zat, energi, atau komponen yang ada atau harus ada dan/atau unsur pencemar yang
ditenggang keberadaannya dalam suatu sumberdaya tertentu sebagai unsur lingkungan hidup,
dinamakan baku mutu lingkungan hidup.

4. Perubahan Lingkungan Hidup

Modul Kajian IPS SD 36


Perubahan lingkungan hidup disebabkanoleh proses alamiah, proses kegiatan manusia
(antropogenik), dan kombinasi keduanya, Perubahan lingkungan hidup yang sangat mendasar yang
diakibatkan oleh sejumlah proses tersebut antara lain dapat menimbulkan dampak negatif yang
berpengaruh terhadap kehidupan manusia. Perubahan lingkungan hidup akibat proses alamiah,
misalnya tsunami dapat menimbulkan korban jiwa, kerugian harta benda dan sebagainya.
a. Kerusakan Hutan Tropis
Pemanfatan sumberdaya hutan secara berlebihan, sebagai contoh: penebangan pepohonan
di hutan untuk keperluan industri kertas, kayu bakar, peralatan rumah tangga, dan bahan bangunan.
Kedua, pengalihan fungsi hutan menjadi lahan pertanian, permukiman, kegiatan pertambangan .
Pengalihan fungsi hutan ini dilakukan dengan cara menebang atau membakar pepohonan yang ada
di hutan, sehingga akibatnya terjadi penyempitan luas lahan hutan.
b. Pencemaran Lingkungan Hidup
Pencemaran lingkungan hidup adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat,
energi, dan/atau komponen lain ke dalam lingkungan hidup oleh kegiatan manusia sehingga
kualitasnya turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan hidup tidak dapat
berfungsi sesuai dengan peruntukannya.
Akibat dari sampah yang tertimbun berlebihan maka dampak negatif yang muncul sebagai
berikut. Pertama, menyebarkan bau yang tidak enak. Kedua, habitus dan berkembang biak binatang
pembawa penyakit seperti lalat, dan tikus. Ketiga, mengandung bahan kimia beracun yang
membahayakan kesehatan. Keempat, terjadinya penyumbatan aliran air. Kelima, dapat merusak
jembatan dan pipa air karena bersifat korosif. Pencemaran air adalah masuknya atau
dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi, dan/atau komponen lain ke dalam air oleh kegiatan
manusia, sehingga kualitas turun sampai ke tingkat tetentu yang menyebabkan air tidak berfungsi
lagi sesuai dengan peruntukannya.

B. Keanekaragaman Sumber Daya Alam


Sumberdaya alam segala komponen lingkungan alam, terdiri atas sumberdaya lahan,
sumberdaya air, sumberdaya alam nabati, sumberdaya alam hewani, sumberdaya mineral dan
energi, udara, dan sebagainya yang dapat dimanfaatkan oleh manusia guna meningkatkan
kesejahteraan dan kelangsungan hidup manusia.
Dahuri et al. (2001) berpendapat sumberdaya alam meliputi sumberdaya alam yang dapat
pulih dan sumberdaya alam yang tidak dapat pulih, serta jasa-jasa lingkungan. Sumberdaya alam
yang dapat pulih meliput sumberdaya alam hayati. Sumberdaya alam hayati adalah unsur-unsur
hayati di alam yang terdiri dari sumberdaya alam nabati (tumbuhan), dan sumber daya alam hewani
(satwa) yang bersama dengan unsur nonhayati di sekitarnya secara keseluruhan membentuk
ekosistem (Departemen Kehutanan RI, 1990). Lingkungan tempat tumbuhan atau satwa dapat hidup
dan berkembng secara alami, disebut habitus. Tumbuhan adalah semua jenis sumberdaya alam
nabati, baik yang hidup di darat pesisir, dan laut.

a. Sumberdaya Lahan
Sumberdaya lahan adalah merupakan kondisi lahan dan unsur-unsur lahan yang dapat
dieksploitasi manusia untuk kesejahteraan dan kelangsungan hidupnya. Lahan (land) adalah suatu
daerah di permukaan bumi yang mempunyai atribut atau sifatsifat tertentu yang dapat diestimasi.
Atribut sumberdaya lahan meliputi: kualitas lahan, kesesuaian lahan, kemampuan lahan. Kualitas
lahan (land qualities) merupakan sifat kompleks atau sifat komposit yang gayut untuk suatu
penggunaann, ditentukan oleh seperangkat karakteristik lahan yang berinteraksi (Sitorus, 1995).
Kegunaan sumberdaya lahan dapat dianalisis dari tiga aspek, yaitu kesesuaian, kemampuan, dan
nilai lahan. Kesesuaian lahan menyangkut satu penggunaan lahan tertentu atau penggunaan khusus,

Modul Kajian IPS SD 37


seperti sesuai untuk lapangan golf, perkebunan kelapa sawit, padi dan sebagainya. Kemampuan
lahan menyangkut serangkaian atau sejumlah penggunaan, seperti untuk pertanian, kehutanan, atau
rekteasi.
Kelas kemampuan sumberdaya lahan dibagi dalam delapan kelas.
Kelas I, mempunyai sedikit penghambat yang membatasi penggunaannya, sesuai untuk
segala macam penggunaan pertanian. Kelas ini dicirikan oleh kesan topografi datar, bahaya erosi
sangat kecil, solum dalam, umumnya berdrainase baik, mudah diolah, dapat menahan air dengan
baik dan responsif terhadap pemupukan.
Kelas II. Tanah pada lahan kelas II mempunyai sedikit penghambat yang dapat
mengurangi pilihan penggunaannya atau membutuhkan tindakan pengawetan yang sedang,
membutuhkan pengawetan, menghindari kerusakan dan memperbaiki hubungan air-udara dalam
tanah bila tanah ditanmi. Penghambat: berlereng landai, kepekaan sedang terhadap erosi, struktur
tanah sedikit kurang baik, dalam penggunaanya diperlukan tindakan-tindakan pengawetan yang
ringan seperti pengolahan tanah menurut kontur, penanaman dalam jalur (strip cropping), pergiliran
tanaman dengan tanaman penutup tanah atau pupuk hijau, guludan, pemupukan dan pengapuran.
Kelas III. Mempunyai lebih banyak penghambat. Bila digunakan untuk tanaman pertanian
memerlukan tindakan pengawetankhusus, umumnya lebih sulit baik dalam pelaksanaan maupun
pemeliharaannya. Faktor penghambat: lereng agak miring,sangat peka terhadap erosi, berdrainase
buruk, permeabilitas tanah sangat lambat, solum dangkal yang membatasi daerah perakaran,
kapasitas menahan air rendah, kesuburan rendah, tidak mudah diperbaiki. Apabila lahan ini
diusahakan membutuhkan tindakan pengawetan khusus seperti perbaikan drainase, sistem
penanaman seperti penanaman dalam jalur atau pergiliran dengan tanaman penutup tanah,
pembuatan teras, di samping tindakan-tindakan untuk memelihara atau meningkatkan kesuburan
tanah seperti penambahan bahan organik, pupuk, dan sebagainya.
Kelas IV. Tanah pada lahan kelas IV mempunyai penghambat yang lebih besar
dibandingkan dengan kelas III, sehingga pemilihan jenis penggunaan atau jenis tanaman juga lebih
terbatas. Tanah pada lahan kelas IV dapat digunakan untuk berbagai jenis penggunaan pertanian
dengan ancaman dan bahaya kerusakan yang lebih besar dari tanah pada lahan kelas III.
Mempunyai beberapa faktor penghambat: lereng curam, sangat peka terhadap erosi, solum dangkal,
kapasitas menahan air rendah, dan drainase buruk. Apabila diusahakan, dibutuhkan tindakan
pengelolaan khusus, yang relatif lebih sulit, baik dalam pelaksanaan maupun pemeliharaannya,
dibandingkan dengan kelas-kelas sebelumnya. Jika dipergunakan untuk tanaman semusim
diperlukan pembuatan teras atau saluran drainase atau pergiliran tanaman penutup tanah, pakan
ternak, pupuk hijau selama beberapa tahun, misalnya 3-5 tahun.
Kelas V. Tanah pada lahan kelas V tidak sesuai untuk ditanami dengan tanaman semusim,
tetapi sesuai untuk ditanami dengan vegetasi permanen seperti tanaman pakan ternak atau
dihutankan. Tanah pada lahan kelas V terletak pada tempat yang hampir datar, basah atau tergenang
air atauterlalu banyak batu di atas permukaan tanah. Sebagai contoh tanah lahan kelas V adalah: (a)
tanah di daerah cekungan yang sering tergenang air sehingga menghambat pertumbuhan tanaman,
(b) tanah berbatu, (c) tanah di daerah rawa-rawa yang sulit untuk didrainasekan.
Kelas VI. Tanah pada lahan kelas VI tidak sesuai digarap bagi usaha-usaha tanaman
semusim, tetapi sesuai untuk vegetasi permanen yang dapat digunakan sebagai tanaman pakan
ternak, padang rumput atau dihutankan, dengan penghambat yang sedang. Tanah ini mempunyai
lereng yang curam, sehingga muda tererosi atau telah mengalami erosi yang sangat berat, atau
mempunyai solum tanah yang sangat dangkal. Jika digunakan untuk tanaman semusim diperlukan
tindakan pengawetan khusus seperti pembuatan teras tangga atau teras bangku, pengolahan menurut
kontur, dan sebagainya. Penggunaan untuk padang rumput harus diusahkan demikian rupa sehingga
rumputnya nemutupi ranah dengan baik.

Modul Kajian IPS SD 38


Kelas VII. Tanah pada lahan kelas VII tidak sesuai untuk tanaman semusim, dan
sebaiknya digunakan untuk penanaman dengan vegetasi permanen seperti padang rumput atau
hutan yang disertai dengan tindakan pengelolaan yang tepat dan lebih intensif dari yang diperlukan
pada lahan kelas VI. Tanah pada lahan kelas ini terletak pada lereng yang sangat curam atau
mengalami erosi berat, atau tanah sangat dangkal, atau berbatu.
Kelas VIII. Tanah pada lahan kelas VIII tidak sesuai untuk ditanami tanaman semusim
atau usaha produksi pertanian lainnya dan harus dibiarkan pada keadaan alami di bawah vegetasi
alami. Tanah pada kelas ini dapat digunakan untuk cagar alam, hutan lindung, atau rekreasi. Tanah
pada lahan kelas VIII merupakan tanah yang berlereng sangat curam atau permukaan tanah sangat
berbatu yang dapat berupa batuan lepas atau singkapan atau tanah pasir (di pantai).
Faktor- faktor yang menentukan nilai sumberdaya lahan adalah faktor sosial-ekonomi
meliputi kondisi spasial yang mudah dikuantifikasikan seperti letak dalam kaitannya dengan lokasi
permukiman, transportasi, dan aktivitas manusia lainnya, keputusan-keputusan politik dan
administrasif seperti izin perencanaan atau subsidi.
Ada beberapa faktor kunci penyebab kemunduran kualitas sumberdaya lahan, yaitu:
pertambahan penduduk yang cepat, kebijakan yang kurang tepat, kemiskinan, praktek teknologi
yang mengeksploitasisumberdaya lahan secara kurang bertanggung jawab yang mendorong
konsumsi mewah, limbah yang dihasilkan, serta kerawanan dan ketentraman sosial (Soerjani,
1994). Dalam kerangka menyelamatkan sumberdaya lahan maka perlu program antara lain:
pengendalian jumlah penduduk, inventarisasi dan evaluasi sumberdaya lahan, penyelamatan dan
rehabilitasi sumberdaya lahan, praktek teknologi yang ramah lingkungan, pengendalian pencemaran
lingkungan, pengembangan pranata wawasan lingkungan, pengentasan kemiskinan, pemberdayaan
masyarakat lokal, mengembangan kearifan lokal dalam pelestarian sumberdaya lahan.

b. Sumberdaya Air
Sumberdaya air merupakan bagian dari sumberdaya alam yang sangat penting dibutuhkan
bagi kehidupan manusia dan makhluk hidup lain. Sumberdaya air digunakan manusia dalam
pelbagai jenis pemanfaatan, yaitu keperluan domestik, irigasi pertanian, pembangkit tenaga
listrik,industri, perikanan, pelayaran, olahraga, rekreasi, dan sebagainya. Pada ruang dan waktu
tertentu dalam rupa hujan hujan lebat, banjir sumberdaya alam yang sangat berguna ini menjadi
“perusak”, menimbulkan kerugian harta benda dan korban jiwa manusia.
Keberadaan air di permukaan bumi merupakan produk siklus alamiah yang disebut siklus
atau daur hidrologi, yang terjadi setiap saat dan berlangsung sepanjang waktu, hanya berbeda dalam
ruang dan waktu. Prosesnya berlangsung sederhana dan mudah dimengerti. Akibat panas yang
bersumber dari sinar matahari, terjadi evaporasi, transpirasi, dan evapotranspirasi. Uap air produk
penguapan itu, pada ketinggian tertentu akan menjadi awan, kemudian karena beberapa sebab awan
akan berkondensasi menjadi presipitas, dalam bentuk salju, hujan es, hujan, embun ke permukaan
bumi. Sebelum tiba di muka bumi sebagian langsung menguap ke udara dan sebagian tiba di muka
bumi.Sumberdaya air adalah semua air yang terdapat di dalam dan/atau berasal dari sumber-sumber
air, baik yang ada di atas maupun di bawah permukaan. Sumber air meliput: (1) air permukaan
seperti sungai, danau, waduk, embung, dan rawa; (2) air tanah termasuk mata air; (3) air di udara.
Air merupakan sumberdaya alam terbatas, kebutuhan akan air selalu meningkat setiap saat.
Ketersediaan sumberdaya air sangat beragam secara spasiotemporal. Ini berarti ketersediaan dan
penggunaan kebutuhan sumberdaya air selalu berubah dan dinamis setiap saat.

c. Sumber daya Alam Hayati


Sumberdaya alam hayati adalah unsur-unsur hayati di alam yang terdiri dari sumberdaya
alam nabati (tumbuhan) dan sumberdaya alam hewani (satwa) yang bersama dengan unsur non-

Modul Kajian IPS SD 39


hayati di sekitarnya secara keseluruhan membentuk ekosistem (Dep. Kehutanan 1990). Sumberdaya
alam hayati dan ekosistemnya merupakan bagian terpenting dari sumberdaya alam yang terdiri dari
alam hewani, alam nabati ataupun berupa fenomena alam, baik secara masing-masing maupun
bersama-sama mempunyai fungsi dan manfaat sebagai unsur pembentuk lingkungan hidup. Sistem
hubungan timbal balik antara unsur dalam alam, baik hayati maupun nonhayati yang saling
tergantung dan pengaruh mempengaruhi dalam membentuk keseimbangan, stabilitas, dan
produktivitas lingkungan hidup, disebut ekosistem sumberdaya alam hayati. Sumberdaya alam
hayati terdiri dari sumberdaya alam nabati dan sumberdaya alam hewani.

d. Sumberdaya Alam Mineral


Sumberdaya alam mineral meliput unsur-unsur sumberdaya mineral (bahan bakar, logam,
dan non-logam) yang dieksploitasi manusia untuk memenuhi kebutuhan dan kelangsungan
hidupnya.Sumberdaya alam mineral meliput unsur-unsur sumberdaya mineral bahan bakar logam,
dan non-logam. Sumberdaya mineral bahan bakar melipu minyak bumi, gas alam dan batu bara.
Besi, baja, tembaga, tima, nikel, emas, perak dan sebagainya tergolong dalam sumberdaya mineral
logam. Sumberdaya alam mineral non-logam meliput keramik, gibs, fosfat, marmer, semen, garam-
garaman dan sebagainya.

e. Sumberdaya Alam Energi


Sumberdaya alam energi adalah sumber kekuatan yang terdapat di alam yang
dimanfaatkan bagi manusia dan dapat dipergunakan sebagai sarana produksi. Ada beberapa sumber
energi yang dikenal, yaitu gravitasi, berbagai kekuatan dalam bumi, dan radiasi sinar surya, energi
air, energi bahan bakar, ocean thermal energy conversion(OTEC), energi angin, energi panas bumi,
energi uap, energi bahan bakar, energi nuklir.

UNIT 9
INDIVIDU MASYARAKAT DAN NEGARA

A. Individu dan Masyarakat


1. Individu
a. Manusia selaku individu.
Individu adalah seseorang atau seorang manusia secara utuh, Utuh di sini diartikan sebagai
suatu sifat yang tidak dapat dibagi-bagi. Merupakan itu satu kesatuan antara jasmaniah dan
rohaniah yang melekat pada diri seseorang. Setiap individu mempunyai ciri khas yang berbeda
dengan individu lainnya, seperti bentuk fisik, kecerdasan, bakat, keinginan, perasaan dan memiliki
tingkat pemahaman atau arti tersendiri terhadap suatu objek. Jadi individu adalah kondisi internal
dari seorang manusia yang berfungsi sebagai subjek. Manusia selaku individu mempunyai 3 naluri
yaitu:
a) Naluri mempertahankan kelangsungan hidup
b) Naluri mempertahankan kelanjutan penghidupan keturunan

Modul Kajian IPS SD 40


c) Naluri ingin tahu dan mencari kepuasan

b. Manusia selaku makhluk sosial


Walaupun individu adalah satuan yang berdiri sendiri dan memiliki kemampuan serta
kebutuhan yang tersendiri pula, namun dalam usaha memenuhi kebutuhan dan mengembangkan
kemampuan yang dimilikinya tidak dapat sendiri. Ia selalu membutuhkan individu lain.
Ketergantungan individu terhadap individu lain sangat tinggi. Sejak ia dilahirkan sampai meninggal
membutuhkan bantuan orang lain. Manusia adalah makhluk yang tidak dapat dengan segera
menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Pada masa bayi sepenuhnya manusia tergantung kepada
individu lain. Ia belajar berjalan, belajar makan, belajar berpakaian belajar membaca, belajar
membuat sesuatu dan sebagainya, memerlukan bantuan orang lain yang lebih dewasa. Semakin
sering dan rajin belajar semakin berkembang kemampuannya.

2. Masyarakat
a. Pengertian Masyarakat
Masyarakat, dalam Bahasa Inggris disebut society artinya sekelompok manusia yang
hidup bersama, saling berhubungan dan mempengaruhi, seting terikat satu sama lain sehingga
melahirkan kebudayaan yang sama.
Ralph Linton (1957) seorang ahli antropologi, mengartikan masyarakat sebagai kelompok
manusia yang telah hidup dan bekerja sama cukup lama sehingga mereka dapat mengatur diri
mereka sebagai suatu kesatuan sosial dengan batas-batas yang telah dirumuskan dengan jelas.
Herkovits ahli antropologi yang lain, mengartikan masyarakat sebagai sekelompok individu yang
tersusun mengikuti suatu cara hidup tertentu. Selanjutnya Selo Sumardjan seorang sosiolog
Indonesia mengartikan masyarakat sebagai orang-orang yang hidup bersama yang menghasilkan
kebudayaan.

B. Struktur, Pranata dan Proses Sosial Budaya


Masyarakat itu merupakan adanya sejumlah orang yang hidup bersama dan dalam waktu
yang cukup lama, untuk itu memerlukan suatu lembaga kemasyarakatan untuk mengatur kehidupan
bersama itu. Karena masyarakat bukan hanya kumpulan atau kerumunan orang dalam waktu sesaat
seperti penonton sepak bola. Dalam kebersamaan yang lama itu terjadi pula di dalamnya pranata
dan proses sosial atau interaksi sosial. Selanjutnya orang-orang yang membentuk masyarakat harus
memiliki kesadaran bahwa mereka merupakan satu kesatuan. Masyarakat merupakan suatu sistem
hidup bersama dimana mereka menciptakan nilai, norma, dan kebudayaan bagi kehidupan mereka.

1. Struktur Sosial Budaya


Telah diuraikan bahwa masyarakat merupakan suatu sistem sosial budaya, artinya terdiri
dari sejumlah orang yang berhubungan secara timbal balik melalui budaya tertentu. Mereka saling
pengaruh mempengaruhi dengan mempergunakan norma yang sama untuk mencapai tujuan yang
sama pula. Sistem terdiri dari berbagai unsur, komponen atau perilaku yang saling terkait satu sama
lain sehingga membentuk satu kesatuan.
Pola perilaku dari setiap individu dalam masyarakat yang bersusun sebagai suatu sistem
disebut struktur sosial Struktur asal kata dari structum yang artinya menyusun membagi atau
mendirikan. Dalam sistem sosial selalu berhubungan dengan peran (role) dan kedudukan (status).
Kepala sekolah, guru, murid dan pegawai administrasi di atas, mempunyai kedudukan yang
berbeda, karena itu tugas dan peran yang harus dilakukannya pun berbeda pula, tetapi merupakan
satu kesatuan yang saling mendukung dalam memperlancar proses belajar mengajar di sekolah.
Setiap individu mempunyai ciri dan kemampuan tersendiri, seperti jenis kelamin, bentuk fisik,
perasaan. bakat, minat kemampuan berpikir dan berkarya. Perbedaan ini menyebabkan timbulnya

Modul Kajian IPS SD 41


perbedaan social (diferensiasi sosial).Perbedaan sosial bersifat universal artinya dimiliki oleh setiap
masyarakat dimanapun.
Perbedaan- perbedaan yang ada di masyarakat seringkali menunjukkan lapisan-lapisan
yang bertingkat. Lapisan- lapisan yang bertingkat ini disebutdengan stratifikasi sosial. Ukuran yang
dipergunakan untuk menggolongkan penduduk dalam lapisan- lapisan tertentu adalah:
1) Ukuran kekayaan, timbul golongan kaya atau ekonomi kuat
2) Ukuran kekuasaan, timbul golongan penguasa dan yang dikuasai.
3) Ukuran kehormatan; timbul golongan yang berpengaruh dan dihormati
4) Ukuran ilmu pengetahuan: timbul golongan cendekiawan dan masyarakat biasa.
Dasar dari pelapisan sosial di atas dapat timbul dan berkembang secara otomatis atau tidak
disengaja oleh masyarakat. Selain itu ada pula pelapisan sosial yang memang sengaja dibuat.
Misalnya dalam organisasi, perusahaan instansi pemerintah dibuat strata-strata. Ada ketua, wakil
ketua, sekretaris, bendahara, ketua seksi, dan anggota

2. Pranata Sosial Budaya


Pranata sosial berasal dari istilah Inggris social institution Istilah social institution ini
diterjemahkan secara berbeda-beda oleh para ahli ilmu sosial di Indonesia, ada yang
mengartikannya sebagai lembaga kemasyarakatan (Selo Soemardjan dan Soemardi, 1964; Soerjono
Soekanto, 1982), lembaga sosial (Abdul Syani, 1994), pranata sosial (Koentjaraningrat, 1985), dan
bangunan sosial. Istilah yang akan digunakan di sini adalah pranata sosial, karena social institution
menunjuk pada adanya unsur-unsur yang mengatur perilaku para anggota masyarakat.
Apa sebenarnya fungsi pranata sosial itu bagi kehidupan manusia. Pranata-pranata sosial
yang dibentuk oleh masyarakat dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan pokok
manusia, mempunyai fungsi- fungsi sebagai berikut:
1) Memberikan pedoman pada anggota- anggota masyarakat bagaimana mereka harus bertingkah
laku atau bersikap di dalam menghadapi masalah-masalah dalam masyarakat yang
bersangkutan.
2) Menjaga keutuhan dari masyarakat yang bersangkutan.
3) Memberikan pegangan kepada masyarakat untuk mengadakan sistem pengendalian sosial
(social control) yaitu sistem pengawasan :dari masyarakat terhadap tingkah laku anggota-
anggotanya.

3. Proses Sosial Budaya


Manusia senantiasa saling berhubungan dengan manusia lain atau melakukan kontak
sosial. Hubungan antarindividu yang saling mempengaruhi dalam hal pengetahuan, sikap dan
perilaku disebut interaksi sosial. Interaktif sosial dapat terjadi antarindividu, individu dengan
kelompok, dan antarkelompok. Dua orang yang saling bercakap-cakap adalah contoh interaksi
antara individu dengan individu.
Interaksi sosial dapat Juga terjadi tidak melalui percakapan atau persentuhan badan
(bersalaman). misalnya seseorang merokok- dalam bis mengganggu ketenangan hati, sehingga
keadaan ini mengundang reaksi orang-orang di sekitarnya dengan cara menutup hidung atau pindah
tempat duduk. Jadi interaksi sosial terjadi apabila tindakan atau perilaku seseorang dapat
mempengaruhi, mengubah, memperbaiki atau mendorong perilaku, pikiran, perasaan/emosi orang
lain.
Besar kecilnya pengaruh yang diterima oleh individu tergantung kepada sifat interaksinya.
Menurut Astrid Susanto (1977) sifat interaksi sosial itu adalah:
a) Frekuensi interaksi, makin sering makin kenal dan makin banyak pengaruh nya;
b) Keteraturan interaksi, semakin teratur, semakin jelas arahperubahannya;

Modul Kajian IPS SD 42


c) Ketersebaran interaksi, semakin banyak dan tersebar, semakin banyak yang dipengaruhinya;
d) Keseimbangan interaksi, semakin seimbang posisi kedua belah pihak yang berinteraksi semakin
besar pengaruhnya;
e) Langsung tidaknya interaksi, bila interaksi bersifat langsung kedua pihak, bersifat aktif, maka
pengaruhnya semakin besar.
Bila proses interaksi terus berlanjut sehingga menimbulkan perubahannya perubahan
dalam struktur masyarakat, maka dapat menimbulkan proses sosial. Dan bila proses sosial inipun
terus berlanjut dapat menyebabkan, perubahan sosial dan perubahan kebudayaan. Contoh seorang
dokter yang berlatarbelakang budaya kota ditempatkan di sebuah desa. Dokter dan warga desa,
berinteraksi, saling menyesuaikan diri Dokter terus berkomunikasi secara langsung baik per orang
maupun per kelompok.
Interaksi yang bersifat seimbang, terjadi antara dua individu yang posisinya sama atau
setingkat seperti teman sekolah dan teman sepermainan akan Iebih besar pengaruh yang diterima
oleh kedua belah pihak. Interaksi sosial dapat menimbulkan:
a) Kerja sama (cooperation);
b) Persaingan (competition);
c) Pertikaian (conflict).

3. Masyarakat Sebagai Unsur Pemerintah dan Negara


A. Negara
a. Pengertian
Istilah negara berasal dari kata statum (Latin), staat (Belanda) state (Inggris) dan etat
(Perancis). Negara merupakan organisasi terpenting dan utama dalam suatu masyarakat tertentu
artinya, di samping negara terdapat pula organisasi lain dalam masyarakat (Rachman P., t.t: 32).
Organisasi lain tersebut antara lain organisasi kepemudaan, organisasi kesenian, organisasi olah
raga, organisasi keagamaan dan sebagainya.
Negara merupakan alat atau wewenang yang mengatur/mengendalikan persoalan-
persoalan bersama atas masyarakat. Dalam pengertian mempunyai wewenang yang bersifat
memaksa lebih kuat dari individu atau kelompok yang merupakan bagian dari masyarakat. Negara
merupakan integrasi dari kekuasaan politik, sekaligus sebagai organisasi pokok dari kekuasaan
politik. Negara sebagai alat untuk mengatur hubungan-hubungan manusia (dalam hal ini warga
negara) dalam masyarakat.
Terkait dengan beberapa definisi negara, Prof. Dr. Soepomo SH., melihat negara dari sudut
integritas antara pemerintah dan rakyat. Prof. Dr. Soepomo. SH. dalam pidatonya di depan sidang
pertama BPUPKI (Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia) pada tanggal
31 Mei 1945; mengemukakan beberapa teori yang dikemukakannya adalah teori integralistik atau
teori persatuan. Menurut teori ini bahwa “Negara merupakan susunan masyarakat yang integral di
antara semua golongan dari seluruh anggota masyarakat sebagai satu kesatuan yang organis”.
Negara tidak mengutamakan pada satu golongan karena yang diutamakan adalah kepentingan dan
keselamatan bangsa serta negara sebagai satu kesatuan yang utuh. Negara menurut teori
integralistik merupakan negara yang menghendaki persatuan dari seluruh rakyatnya.
Teori yang dikemukakan Soepomo ini paling sesuai kalau diterapkan di negara Indonesia
yang masyarakatnya sangat heterogen. Bhineka Tunggal Ika, merupakan realisasi dari teori
integralistik. Teori integralistik menghendaki suatu negara yang dijiwai oleh semangat
kekeluargaan, kebersamaan dan musyawarah serta disertai iman dan takwa kepada Tuhan yang
Maha Esa. Sifat-silat ini pun tercermin dalam Pancasila sebagai kepribadian bangsa Indonesia, di
mana sifat-sifat gotong-royong suka menolong tenggang rasa, toleransi dan ramah tamah
membarengi hidup dan penghidupan bangsa Indonesia.

Modul Kajian IPS SD 43


b. Asal Mula Terjadinya Negara
Membicarakan asal mula terjadinya negara dapat diketahui dengan mengadakan dua
pendekatan; pertama pendekatan faktual dan kedua teoretis.
Asal mula terjadinya negara yang berdasarkan pendekatan faktual selalu melihat kepada
adanya fakta-fakta atau kenyataan yang benar-benar pernah terjadi yang diungkapkan dari
pengalaman dan sejarah. Pada saat timbulnya suatu negara baru itu tentu saja sudah ada wilayah
tertentu yang didiami oleh masyarakat tertentu. Karena tanpa adanya masyarakat yang mendiami
wilayah tertentu yang dilengkapi etch pemerintahannya, maka tidak mungkin ada negara.
Asal mula terjadinya negara yang untuk pertama kalinya berdasarkan pada pendekatan
teoretis yaitu berupa pengamatan terhadap teori Ketuhanan, teori Perjanjian masyarakat, teori
kekuasaan dan teori Hukum alam (kodrat).
Teori Ketuhanan
Menurut teori ini mengenai asal mula terjadinya suatu negara adalah atas perkenaan Tuhan. Suatu
negara tidak akan terjadi apabila Tuhan belum menghendakinya Teori ini didasarkan pada
keyakinan manusia bahwa asal mula terjadinya negara adalah karena ketentuan Tuhan atau karena
adanya kekuatan gaib, sehingga jika ada sementara orang yang memerintah suatu negara sebagai
raja atau keturunannya, maka pada hakikatnya karena Tuhan menghendaki demikian. Orang
percaya bahwa asal-usul raja-raja yang memerintah itu adalah penjelmaan dewa-dewa..
Teori Perjanjian Masyarakat
Menurut teori ini, bahwa terjadinya negara pada mulanya dilihat dari perkembangan manusia
sebagai individu yang hidup menyendiri tempat tujuan dan tanpa berpedoman atau peraturan apa
pun yang belakang baginya. Mereka hidup mengembara dari satu tempat ke lain tempat Dengan
demikian kehidupan mereka tidak menentu dan penuh kekacauan Mereka belum mengenal hidup
bermasyarakat. Mereka tidak mempunyai: sumber pendapatan yang tepat dan sering-sering
kebutuhan hidupnya tidak dapat terpenuhi.
Teori Kekuasaan
Teori ini menyatakan bahwa terbentuknya negara karena adalah kekuasaan dari orang-orang yang
merasa dirinya kuat akan mampu mengalahkan orang-orang yang lemah. Maka orang kuatlah yang
pertama-tama mendirikan negara dengan segala kekuatannya, si kuat dapat memaksakan segala
kehendaknya kepada yang lemah.
Teori Hukum Alam (Kodrat)
Apabila membicarakan hukum biasanya yang kita maksudkan ialah hukum pada saat ini atau
hukum yang berlaku pada saat tertentu d tempat tertentu, baik tertulis maupun tidak tertulis. Hukum
seperti ini dinamakan hukum positif (Jus Constitutum). Di samping hukum positif masih ada
hukum lain ialah hukum alam atau hukum kodrat.

c. Asal Mula Terjadinya Negara Kesatuan Republik Indonesia


Tidak dapat disangkal lagi bahwa lahirnya Republik Indonesia (RI) secara faktual
(kenyataan) yaitu pada tanggal 17 Agustus 1945. Proklamasi Kemerdekaan Indonesia itu sendiri
ditanda-tangani oleh Soekarno-Hatta atas nama bangsa Indonesia. Akan tetapi secara teoretis belum
ada keseragaman pendapat tentang asal mula terjadinya Negara Kesatuan RI ini.
Namun yang jelas bahwa paham kenegaraan Republik ini yang didasari Pancasila tidak
menganggap bahwa sebelum adanya negara manusia hidup sendiri-sendiri (individualistis). Paham
individualistis hanya terdapat dalam paham negara yang bersifat liberal.
Negara kita yang didasari Pancasila meyakini bahwa aturan dasar yang hidup di dunia ini
adalah keluarga. Keluarga merupakan lembaga pertama yang melahirkan dan menumbuhkan
perkembangan manusia, sehingga hak dan kewajiban dapat terselenggara.

Modul Kajian IPS SD 44


d. Unsur-unsur terjadinya Negara
Sebagai organisasi masyarakat dan politik negara dapat saja terjadi dan berdiri. Namun hal
itu harus dipenuhi dan didukung oleh unsur-unsur pokok yang ada dalam suatu negara. Menurut
Oppenheim-Lauterpacht unsur-unsur yang harus dimiliki oleh suatu masyarakat politik tertentu
untuk disebut negara mencakup tiga unsur pokok, yaitu ada daerah, ada rakyat, dan ada pemerintah
yang berdaulat atau pemerintah berwibawa. Menurut Konvensi Montevideo tahun 1933, unsur-
unsur yang harus dimiliki oleh suatu negara sebagai subjek hukum internasional, mencakup syarat-
syarat berupa ada daerah tertentu, ada rakyat sebagai masyarakat yang tetap, ada. pemerintah yang
berdaulat, dan adanya pengakuan atau mempunyai kemampuan Untuk berhubungan dengan negara-
negara lain. Untuk memperoleh kesimpulan. maka secara sistematik ketiga unsur pokok tadi harus
ditinjau lagi secara rinci.
1). Daerah
Mengenai daerah (teritorial), sesungguhnya yang tepat dipakai istilah wilayah. Karena
apabila dipergunakan istilah daerah, hal itu hanya meliputi daratan. Sedangkan apabila digunakan
istilah wilayah hal ini berarti meliputi daratan, lautan, dan udara.
2). Rakyat
Yang disebut dengan rakyat adalah kelompok manusia yang berstatus sebagai warga
negara mempunyai hubungan yang lebih erat dengan organisasi kekuasannya yaitu negara. Rakyat
adalah semua orang yang berdiam di dalam suatu negara. Rakyat merupakan salah satu unsur
mutlak bagi terjadinya suatu negara. Jadi tidak ada negara tanpa rakyat. Rakyat suatu negara adalah
kelompok masyarakat yang mempunyai cita-cita dan bertekad untuk hidup bersama dalam suatu
kesatuan politik yang akhirnya terbentuk menjadi satu bangsa atau nation. Sedangkan istilah bangsa
sebenarnya untuk melakukan suatu pengertian yang dilawankan dengan bangsa-bangsa. Rakyat
suatu negara merupakan penghuni negara dapat dibedakan antara penduduk dan bukan penduduk,
serta antara warga negara dan bukan warga negara.
(1) Penduduk dan Bukan Penduduk
(2) Warga Negara dan Bukan Warga Negara
(3) Warga Negara Indonesia

3). Pemerintahan yang berdaulat


a). Kedaulatan
Pemerintah merupakan gabungan dari semua alat atau badan kenegaraan tertinggi yang
berkuasa memerintah di wilayah suatu negara seperti raja atau presiden dan para menteri. Selain itu
terdapat badan-badan kenegaraan lainnya seperti MIPR, DPR, DPA dan MA. Semua badan tersebut
bertugas menyelenggarakan kesejahteraan umum. Misalnya badan yang bertugas membuat segala
peraturan, menjalankan peraturan dan mempertahankannya (badan legislatif, eksekutif, dan
yudikatif).
Pemerintah dapat dibedakan dalam arti luas, dan dalam arti sempit. Jadi, yang dimaksud
dengan pemerintah dalam arti luas di Indonesia mencakup semua lembaga-lembaga kenegaraan
seperti MPR, DPR, Presiden, DPA, BPK, dan MA. Sedangkan yang dimaksud dengan pemerintah
dalam arti sempit terdiri dari Presiden, Wakil Presiden, dan Menteri Negara.
Jadi, kedaulatan berarti: kekuasaan Tertinggi atau kekuasaan yang tidak terletak di bawah
kekuasaan lain ini menunjukkan bahwa kedaulatan negara itu adalah suatu pusat kekuasaan yang
luar biasa yang meliputi dan mengatasi segala-galanya.
Pemerintah dan Kedaulatan di Negara Republik Indonesia. Di Indonesia terdapat enam
lembaga kenegaraan sebagai alat-alat perlengkapan negara. Keenam lembaga kenegaraan tersebut
yaitu satu buah lembaga tertinggi negara dan lima buah lembaga tinggi negara.

Modul Kajian IPS SD 45


a. Lembaga tertinggi negara di Indonesia yaitu Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR).
b. Lembaga- lembaga tinggi negara di Indonesia yakni terdiri dari Presiden, DPR, DPA, BPK,
dan Mahkamah Agung.

2. Prinsip Dasar Pemerintah


Tujuh kunci pokok sistem pemerintahan negara RI berdasarkan UUD 1945;
1) Indonesia ialah negara yang berdasar atas hukum (rechtstaat), tidak berdasar atas kekuasaan
belaka;
2) Sistem konstitusional Pemerintahan berdasarkan sistem konstitusional, tidak berdasarkan
kekuasaan yang absolut;
3) Kekuasaan pemerintahan negara tertinggi di tangan Majelis Permusyawaratan Rakyat;
4) Presiden ialah penyelenggara pemerintahan negara yang tertinggi di bawah Majelis;
5) Presiden tidak bertanggung jawab kepada DPR;
6) Menteri- menteri negara ialah pembantu presiden. Menteri-menteri negara tidak bertanggung
jawab kepada DPR;
7) Kekuasaan kepala negara tidak tak terbatas

3. Hukum dan Peraturan Perundang- Undangan


Dalam kehidupan sehari- hari di masyarakat manusia berinteraksi sosial dengan manusia
lainnya yang dapat berupa kerja sama, persaingan, maupun pertentangan (konflik). Interaksi sosial
dapat menciptakan keteraturan dan dapat juga menimbulkan ketidakteraturan atau gangguan
kepada masyarakat. Agar dalam masyarakat itu tercipta keteraturan, ketertiban, keadilan, dan
terhindar dari kekacauan atau perpecahan, maka pada setiap masyarakat selalu ada norma- norma
yang mengatur kehidupan manusia. Setiap anggota masyarakat diharapkan dapat mematuhi norma-
norma tersebut.
Yang dimaksud dengan norma atau kaidah ialah patokan perilaku dalam suatu kelompok
tertentu. Norma memungkinkan seseorang untuk menentukan terlebih dahulu bagaimana
tindakannya itu akan dinilai oleh orang lain, dan norma ini merupakan kriteria bagi orang lain untuk
mendukung atau menolak perilaku seseorang (Robert M.Z. Lawang, 1986).
a. Pengertian Hukum
Apa sebenarnya yang dimaksud dengan norma hukum itu? Banyak para ahli hukum yang
memberikan pengertian tentang hukum yang satu sama lain kadang-kadang ada sedikit perbedaan
penekanannya. Menurut Utrecht hukum adalah himpunan petunjuk-petunjuk hidup (perintah-
perintah dan larangan-larangan) yang mengatur tata tertib dalam suatu masyarakat, dan oleh karena
itu seharusnya ditaati oleh anggota masyarakat yang bersangkutan. Pelanggaran petunjuk-petunjuk
hidup tersebut dapat menimbulkan tindakan dari pihak pemerintah masyarakat itu (Utrecht:9).
Menurut Simorangkir dan Woerjono S., hukum adalah peraturan-peraturan yang bersifat
memaksa, yang menentukan tingkah laku manusia dalam lingkungan masyarakat yang dibuat oleh
badan-badan resmi yang berwajib pelanggaran terhadap peraturan-peraturan berakibat diambilnya
tindakan yaitu dengan hukuman tertentu, sedangkan menurut Soediman Kartohadiprojo, hukum
adalah pikiran atau anggapan orang, adil atau tidak adil mengenai hubungan antar manusia.
b. Sumber Hukum
Sumber hukum itu dapat dibedakan dalam dua macam, yakni sumber hukum materiil dan
sumber hukum formal. Sumber hukum materiil adalah sumber yang menjadi penyebab adanya
hukum, yaitu berupa keyakinan atau perasaan hukum individu dan pendapat umum yang
menentukan isi hukum. Jadi sumber hukum materil menentukan isi hukum, atau memberi corak
atau warna hukum. Sumber hukum materiil ini bisa berupa jiwa, bangsa ataupun dari pandangan
hidup bangsa (filsafat bangsa). Bagi bangsa Indonesia, yang dapat dianggap sebagai sumber hukum

Modul Kajian IPS SD 46


materiil adalah Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia. Sebagai sumber hukum
materiil maka nilai- nilai yang terkandung pada Pancasila menjiwai atau memberi corak isi kepada
hukum yang berlaku di Indonesia. Oleh karena itulah Pancasila disebut sebagai sumber dari segala
sumber hukum dalam kehidupan ketatanegaraan Republik Indonesia. Jika sumber hukum materiil
itu masih mempunyai sifat yang mengikat yang masih samar-samar, maka sumber hukum formal
lebih memperjelas agar hukum itu dapat menjadi peraturan yang berlaku dalam pergaulan manusia.
Oleh karena itu sumber hukum formal memberi bentuk kepada hukum. Jadi sumber hukum formal
adalah sumber hukum yang dikenal dari bentuknya. Karena bentuknya itu maka hukum diketahui,
berlaku umum, dan dipatuhi.
Yang termasuk ke dalam sumber hukum formal adalah sebagai berikut.
(1) Undang-undang
Undang- undang mempunyai pengertian yang luas dan pengertian yang sempit. Dalam arti
luas atau dalam arti materiil undang-undang berarti setiap peraturan yang dikeluarkan oleh
pemerintah yang isinya mempunyai kekuatan mengikat umum. Sebagai contoh dari undang-undang
dalam arti materiil (luas) yang ada di Indonesia misalnya meliputi:
a) Undang- Undang Dasar 1945;
b) Ketetapan MPR; Undang-undang/Peraturan Pemerintah pengganti undang-undang;
c) Peraturan Pemerintah;
d) Keputusan Presiden;
e) Peraturan Menteri;
f) Keputusan Menteri;
g) Peraturan Pelaksanaan lainnya;
(2) Yurisprudensi
Yurisprudensi, adalah hukum yang bersumber dari keputusan hakim terdahulu yang
menjadi sumber hukum bagi keputusan hakim berikutnya yang mengadili perkara yang sama.
Yurisprudensi lahir karena hakim mungkin memandang bahwa undang-undang yang ada tidak
cukup jelas atau kurang lengkap, sehingga hakim dalam memutuskan suatu perkara melakukan
penafsiran hukum sendiri. Penafsiran hukum oleh hakim itu bisa menjadi hukum yurisprudensi,
yang bisa diikuti oleh hakim-hakim lainnya.
(3) Traktat
Traktat, adalah perjanjian antara dua negara atau lebih. Traktat menjadi sumber hukum
bagi negara-negara yang mengadakan perjanjian itu. Jadi setiap traktat mengakibatkan bahwa
pihak-pihak yang mengadakan perjanjian terikat pada isi perjanjian yang mereka sepakati,
Sehingga setiap isi perjanjian itu harus dicapai. Tercatat ada dua macam yakni traktat bilateral dan
traktat multilateral.
(4) Doktrin
Doktrin, adalah pendapat para ahli hukum terkemuka yang dijadikan dasar pertimbangan
bagi para hakim dalam mengambil keputusan. Dalam hukum Islam peranan doktrin ini sangat
besar. Misalnya keputusan para hakim Islam banyak didasarkan pada pendapat ahli hukum seperti
Imam Syafi’i, Imam Hanafi, Imam Maliki, dan Imam Hambali.
(5) Kebiasaan
Kebiasaan, yang dilakukan oleh manusia atau suatu lembaga yang diterima oleh
masyarakat dan dirasakan sebagai suatu keharusan dipandang sebagai hukum yang tidak tertulis.
Kebiasaan kadang digunakan hakim dalam mengambil suatu keputusan hukum, selama kebiasaan
itu tidak bertentangan dengan undang-undang yang ada. Kebiasaan sebagai hukum bisa berlaku
dalam kehidupan masyarakat, tetapi bisa juga berlaku dalam kehidupan ketatanegaraan yang biasa
disebut sebagai konvensi.

Modul Kajian IPS SD 47


c. Peraturan Perundang-undangan
Ada beberapa istilah yang hampir sama yang sering digunakan yaitu peraturan, undang-
undang (arti luas), perundangan, peraturan Perundang-undangan. Istilah-istilah tersebut tidaklah
berbeda dan semuanya merujuk pada semua produk hukum yang dihasilkan oleh
negara/pemerintah. Peraturan perundang-undangan atau undang-undang dalam arti luas ini (arti
materiil) merupakan salah satu sumber hukum yang paling penting dan paling sering digunakan
dalam mengatur kehidupan masyarakat dan negara. Peraturan perundang-undangan di Indonesia
memiliki hierarki hukum, artinya memiliki tata urutan atau bertingkat.
Peraturan perundang-undangan yang terletak di atas berkedudukan lebih tinggi dan
menjadi sumber hukum bagi peraturan yang ada di bawahnya. Peraturan perundang-undangan yang
terletak di bawahnya tidak boleh bertentangan dengan peraturan perundang-undangan di atasnya.
Di Indonesia tata urutan perundang-undangan di atur dalam Ketetapan MPRS No.
XX/MPRS/1966 yang menentukan tata urutan sebagai berikut:
1) UUD 1945
2) Ketetapan MPR
3) Undang-Undang/Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang.
4) Peraturan Pemerintah
5) Keputusan Presiden
6) Peraturan Menteri
7) Keputusan Menteri
8) Peraturan-peraturan pelaksanaan lainnya (misalnya Peraturan Pemda Tk I, Peraturan Pemda
Tk. II, dsb).

4. Warga Masyarakat dan Warga negara


Setiap orang menjadi warga dari masyarakat di mana dia hidup, dari lingkungan yang
sesuai yang terdekat sampai yang meluas. Seseorang menjadi warga dari keluarganya warga
masyarakat at lingkungan RT lingkungan RW menjadi warga masyarakat desanya, kecamatannya,
sukunya, sampai menjadi warga masyarakat Indonesia.
Dalam kaitannya dengan negara maka seseorang dapat memiliki kedudukan hukum
sebagai warga negara. Warga negara adalah anggota dari negaranya. Setiap negara harus memiliki
warga negaranya. Untuk menjadi warga negara suatu negara harus memiliki syarat-syaratnya.
Tidak semua orang yang tinggal dalam suatu negara dapat disebut sebagai warga negara dan tidak
semua warga negara tinggal di negaranya sendiri.
Mungkin anda bertanya, siapakah yang dapat disebut sebagai warga negara Republik
Indonesia itu. Untuk menjawab pertanyaan ini perlu kita lihat ketentuan yang terdapat pada
Undang-Undang Dasar 1945 pasal 26 yang menyatakan
(1) “Yang menjadi warga negara ialah orang-orang bangsa Indonesia asli dan orang-orang bangsa
lain yang disahkan dengan undang-undang sebagai warga negara”.
(2) “Syarat-syarat yang mengenai kewarganegaraan ditetapkan dengan undang-undang”.
Hak- hak warga negara yang diatur dalam Batang Tubuh UUD 1945:
a) Hak mendapatkan persamaan dalam hukum dan pemerintahan (pasal 27 ayat 1);
b) Hak untuk mendapatkan pekerjaan dan penghidupan yang layak (pasal 27 ayat 2);
c) Hak berserikat, dan berkumpul, dan menyatakan pendapat (pasal 28)
d) Hak kemerdekaan beragama (pasal 29 ayat 2);
e) Hak membela negara (pasal 30);
f) Hak mendapatkan pendidikan (pasal 31);
g) Hak mengembangkan kebudayaan nasional (pasal 32);
h) Hak mendapatkan kesejahteraan sosial (pasal 33 dan 34).

Modul Kajian IPS SD 48


Kewajiban- kewajiban warga negara:
a) Kewajiban menjunjung tinggi hukum dan pemerintahan (pasal 27 ayat1);
b) Kewajiban membela negara (pasal 30);
c) Kewajiban membayar pajak;
d) Kewajiban belajar 9 tahun;
e) Kewajiban memelihara hasil- hasil pembangunan.

Modul Kajian IPS SD 49


Modul Kajian IPS SD 50

Anda mungkin juga menyukai