ABSTRACT
This research are to determine the effect of partially and simultaneously between leadership
styles and organizational culture on employee performance in the Office of Employment BPJS
Tasikmalaya. The population in this study were all employees in the Office of Employment BPJS
Tasikmalaya as many as 52 people. Data analysis technique using path analysis. The results
showed that the leadership style and organizational culture affect the performance of the employee
in the office of the Employment BPJS Tasikmalaya City for 0.518, or 51.8%. Employment is
expected BPJS office has a leader who is really smart in managing strategy and be able to see the
situation can improve the performance of their employees by way of selecting and Fit and Proper
Test for prospective leaders.
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh secara parsial dan secara simultan antara
gaya kepemimpinan dan budaya organisasi terhadap kinerja karyawan di Kantor BPJS
Ketenagakerjaan Kota Tasikmalaya. Adapun populasi dalam penelitian ini adalah seluruh
karyawan di Kantor BPJS Ketenagakerjaan Kota Tasikmalaya yaitu sebanyak 52 orang. Teknik
analisa data menggunakan path analysis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa gaya kepemimpinan
dan budaya organisasi berpengaruh terhadap kinerja karyawan di kantor BPJS Ketenagakerjaan
Kota Tasikmalaya sebesar 0.518 atau 51.8%. Diharapkan kantor BPJS Ketenagakerjaan
mempunyai pemimpin yang benar-benar cerdas dalam mengatur strategi serta mampu melihat
situasi yang dapat meningkatkan kinerja karyawannya yaitu dengan cara menyeleksi dan Fit and
Proper Test kepada calon pimpinan.
yang terjadi di dalamnya, baik hubungan pemimpin menjadi faktor yang menarik
dengan sesama karyawan maupun dengan perhatian para peneliti bidang perilaku
atasan. keorganisasian. Hal ini akan membawa
Pola hubungan yang terjadi antara atasan konsistensi bahwa setiap pemimpin
dengan bawahan dapat menyebabkan berkewajiban memberikan perhatian yang
karyawan merasa senang atau tidak senang sungguh-sungguh untuk membina,
bekerja di perusahaan tersebut, untuk menggerakkan, mengarahkan semua
itulah dalam organisasi selalu dilakukan potensi karyawan dilingkungannya agar
perencanaan pengelolaan sumber daya terwujud volume dan beban kerja yang
manusia untuk mendapatkan orang yang terarah pada tujuan. Pimpinan perlu
tepat untuk jabatan yang tepat. Salah satu melakukan pembinaan yang sungguh-
sasaran pengelolaan sumber daya manusia sungguh terhadap karyawan agar dapat
pada fungsi manajemen organisasi adalah meningkatkan kinerja dan menimbulkan
menyangkut masalah kepemimpinan, kepuasan kerja yang tinggi.
seseorang yang ditunjuk sebagai pemimpin Ketika pemimpin menunjukkan
maupun yang diakui oleh anggota sebagai kepemimpinan yang baik, para karyawan
orang yang pantas memimpin mereka, akan berkesempatan untuk mempelajari
dialah yang menjalankan fungsi organisasi perilaku yang tepat untuk berhadapan
tersebut. Cara dan pola tingkah laku dengan pekerjaan mereka. Demikian pula
pemimpin diartikan oleh bawahan yang halnya dengan birokrasi publik, pemimpin
bekerjasama dengannya sebagai gaya memegang peranan yang sangat strategis.
kepemimpinan. Berhasil atau tidaknya birokrasi publik
Seorang pemimpin dalam menjalankan tugas-tugasnya sangat
organisasi harus dapat menciptakan ditentukan oleh kualitas pimpinannya,
integrasi yang serasi dengan para karena kedudukan pemimpin sangat
bawahannya juga termasuk dalam mendominasi semua aktivitas yang
membina kerja sama, mengarah dan dilakukan.
mendorong gairah kerja para bawahan Studi pendahuluan yang dilakukan
sehingga tercipta motivasi positif yang di Kantor BPJS (Badan Penyelenggara
akan menimbulkan niat dan usaha (kinerja) Jaminan Sosial) Ketenagakerjaan Kota
yang maksimal juga didukung oleh Tasikmalaya masih belum dirasakannya
fasilitas-fasilitas organisasi untuk faktor gaya kepemimpinan, yaitu gaya
mencapai sasaran organisasi. Dimana dalam mempertegas untuk dapat terus
seorang pemimpin sebagai salah satu meningkatkan anggota BPJS sehingga
bagian dari manajemen memainkan peran dapat meningkatkan kinerja karyawan
yang penting dalam mempengaruhi dan sebagai contoh masih kurangnya sosialisasi
memberikan sikap serta prilaku individu yang dilakukan oleh para karyawan ke tiap
dan kelompok, sehingga membentuk gaya perusahaan serta budaya organisasi di
kepemimpinan yang pemimpin terapkan. BPJS masih ada pembiaran terhadap
Kualitas dari pemimpin seringkali karyawan yang kurang disiplin yang
dianggap sebagai faktor terpenting dari akhirnya dapat menurunkan kinerja serta
keberhasilan atau kegagalan organisasi masih perlu diciptakan hal ini bisa
(Menon, 2012:88) demikian juga dirasakan dari kurang kompaknya antar
keberhasilan atau kegagalan suatu para pegawai dalam memajukan dan
organisasi baik yang berorientasi bisnis mengajak tenaga kerja di Kota
maupun publik, biasanya dipersepsikan Tasikmalaya untuk menjadi klien pada
sebagai keberhasilan atau kegagalan Kantor BPJS (Badan Penyelenggara
pemimpin. Begitu pentingnya peran Jaminan Sosial) ketenagakerjaan Kota
pemimpin sehingga isu mengenai Tasikmalaya.
28
Heri Herdiana/ Jurnal Ekonomi Manajemen 2(1) (Mei 2016) 26-32
Dari uraian tersebut , maka penulis bersama dalam suatu organisasi yang
tertarik untuk melakukan penelitian dengan menjadi rujukan untuk bertindak dan
judul: “Pengaruh Gaya Kepemimpinan dan membedakan organisasi satu dengan
Budaya Organisasi Terhadap Kinerja organisasi lain. Sedangkan Luthans
Karyawan di Kantor BPJS (Badan (2012:25) menyebutkan bahwa budaya
Penyelenggara Jaminan Sosial) organisasi punya sejumlah karakteristik
Ketenagakerjaan Kota Tasikmalaya”. penting. Beberapa diantaranya adalah :
Aturan perilaku yang diamati,norma,nilai
dominan, filosofi, aturan dan iklim
KAJIAN TEORI organisasi. Menurut Soelaiman dalam
Untuk lebih jelasnya berikut ini bukunya Manajemen Kinerja (2012: 202)
beberapa definisi yang dikemukakan oleh memberikan pengertian atas kinerja adalah
para ahli manajemen tentang sebagai sesuatu yang dikerjakan dan
kepemimpinan, diantaranya : dihasilkan dalam bentuk produk maupun
Menurut Hasibuan jasa, dalam suatu periode tertentu dan
(2013:101):"Kepemimpinan adalah cara ukuran tertentu oleh seseorang atau
seorang pemimpin mempengaruhi perilaku sekelompok orang melalui
bawahan, agar mau bekerjasama dan kecakapan,kemampuan, pengetahuan dan
bekerja secara produktif untuk mencapai pengalamannya. Kemudian ia juga
tujuan organisasi". menjelaskan (2012:205) kinerja karyawan
Menurut Rivai (2014: (employee performance) adalah tingkat
79):"Kepemimpinan {Leadership) adalah terhadap mana para karyawan mencapai
proses mempengaruhi atau memberi persyaratan-persyaratan pekerjaan.
contoh kepada pengikut-pengikutnya lewat
proses komunikasi dalam upaya mencapai
METODE PENELITIAN
tujuan organisasi". Objek dan Ruang Lingkup Penelitian
Menurut White dan Lippit yang Objek penelitian adalah Karyawan
dikutip oleh Reksohadiprodjo dan Tetap yang bekerja di Kantor BPJS
Handoko (2012:32), mengemukakan tiga Ketenagakerjaan Kota Tasikmalaya
tipe kepemimpinan, yaitu antara lain : sedangkan ruang lingkup penelitian ini
1. Otokratis adalah hanya membahas gaya
2. Demokratis kepemimpinan, budaya organisasi dan
3. Laissez -faire kinerja karyawan.
Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan
dalam penelitan ini adalah metode survai (
Singarimbun dan Effendi, 2013:24 ) yaitu
penelitan yang dilakukan pada populasi
besar maupun kecil, tetapi data yang
Sumber : Reksohadiprodjo (2012:78) dipelajari adalah data dari sampel yang
diambil dari populasi tersebut, sehingga
Gambar 1. Tipe-tipe Gaya Kepemimpinan ditemukan kejadian-kejadian relative,
Menurut Luthans (2011:14) budaya distribusi, dan hubungan-hubungan antar
(culture) sebagai pengetahuan yang variabel sosiologis maupun psikologis.
diperoleh untuk menginterpretasikan Alat Analisis
pengalaman dan menghasilkan perilaku Alat analisis yang di gunakan
sosial. Menurut Fuad Mas’ud (2014:67) adalah Analisis Jalur (Path Analysis yaitu
budaya organisasi adalah sistem makna, Teknik yang digunakan adalah analisis
nilai-nilai, dan kepercayaan yang dianut jalur (path analysis). Tujuan digunakan
29
Heri Herdiana/ Jurnal Ekonomi Manajemen 2(1) (Mei 2016) 26-32
analisis jalur (path analysis) adalah untuk organisasi yang telah diterapkan di BPJS
mengetahui pengaruh seperangkat variabel Ketenagakerjaan telah dijawab dengan
X (independent variable) terhadap variabel baik sebagai buktinya bahwa karyawan
Y, serta untuk mengetahui pengaruh antar menjawab setiap kuesioner dengan kriteria
variabel X. Dalam analisis jalur ini dapat baik artinya bahwa budaya organisasi ini
dilihat pengaruh dari setiap variabel secara diantaranya diperoleh dari melaksanakan
bersama – sama. Selain itu juga, tujuan tugasnya selalu saja ada inovasi dalam
dilakukannya analisa jalur adalah untuk menyelesaikan tugas tersebut,
menerangkan pengaruh langsung atau tidak menyelesaikan tugas, karyawan selalu
langsung dari beberapa variabel penyebab diharuskan untuk menyelesaikan
terhadap variabel lainnya sebagai variabel pekerjaanya sesuai dengan SOP, Pimpinan
terikat. menginstruksikan untuk target harus
diperoleh secepat mungkin dan
HASIL DAN PEMBAHASAN direalisasikan secepatnya, Pimpinan selalu
Perolehan hasil dari perhitungan memberikan opsi jika terjadi keterlambatan
terhadap tanggapan responden atas dalam penyelesaian tugas, Untuk
mengenai gaya kepemimpinan diperoleh mendefisiensikan waktu, pegawai harus
hasil rekapitulasi sebesar 1054 ini berarti dapat melaksanakan kerjasama yang saling
bahwa variabel gaya kepemimpinan menguntungkan, Pimpinan selalu bersikap
termasuk dalam kategori baik. Gaya harus cepat kerja dan menyelesaikan tepat
kepemimpinan yang telah dilakukan oleh waktu atau bahkan sebelum waktunya dan
pimpinan di BPJS Ketenagakerjaan ini Pimpinan selalu memperjuangkan hak
sudah baik hal ini dibuktikan dengan yang seharusnya diberikan kepada
pernyataan hasil jawaban karyawan karyawannya.
tentang gaya kepemimpinan dijawab Perolehan hasil dari perhitungan
dengan baik. Adapun skor terkecil terbesar terhadap tanggapan responden atas
dari gaya kepemimpinan ini yaitu tentang mengenai kinerja karyawan diperoleh hasil
dengan skor perolehan 212 yaitu tentang rekapitulasi sebesar 1698 ini berarti bahwa
Prestasi yang dimiliki pimpinan dapat variabel kinerja karyawan termasuk dalam
menjadi memacu peningkatan kerja kategori baik karena berada pada interval
karyawan dan Pimpinan selalu 1418 - 1417. Kinerja karyawan yang
mempertanggung jawabkan terhadap diterapkan ini telah dilaksanakan sebagai
kebijakan yang diputuskannya. Serta skor buktinya bahwa karyawan menjawab
terkecil dengan nilai skor sebesar 209 yaitu setiap kuesioner dengan kriteria baik.
tentang Adapun skor tertinggi dari jawaban
Pemimpin mempunyai tingkat kuesioner kinerja karyawan adalah tentang
kecerdasan yang tinggi dibandingkan kerja seorang pegawai dipengaruhi oleh
dengan karyawan lainnya. Dari hasil kecakapan, keterampilan, pengalaman, dan
penelitian ini pada variabel gaya kesungguhan tenaga kerja yang
kepemimpinan ini berarti bahwa gaya bersangkutan dan skor terkecil tentang
kepemimpinan yang telah dilakukan oleh Pegawai mengerjakan aktivitas
pimpinannya sudah dapat diterima dengan pekerjaannya dengan baik dan tepat waktu.
baik oleh para karyawannya. Secara lengkap pengaruh antara
Perolehan hasil dari perhitungan variabel X1 dan X2 terhadap Y dapat
terhadap tanggapan responden atas dilihat sebagai berikut :
mengenai budaya organisasi diperoleh
hasil rekapitulasi sebesar 1484 ini berarti
bahwa variabel budaya organisasi
termasuk dalam kategori baik. budaya
30
Heri Herdiana/ Jurnal Ekonomi Manajemen 2(1) (Mei 2016) 26-32