Anda di halaman 1dari 7

Jurnal Ekonomi Manajemen

Volume 2 Nomor 1 (Mei 2016) 26-32


http://jurnal.unsil.ac.id/index.php/jem
ISSN 2477-2275 (Print)

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN DAN BUDAYA


ORGANISASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN DI
KANTOR BPJS KETENAGAKERJAAN
KOTA TASIKMALAYA
Heri Herdianaa,*
a
Fakultas Ekonomi Universitas Siliwangi, Jl. Siliwangi No. 24 Tasikmalaya, Indonesia
*heriherdiana140579@gmail.com

Diterima: Februari 2016. Disetujui: Maret 2016. Dipublikasikan: Mei 2016

ABSTRACT
This research are to determine the effect of partially and simultaneously between leadership
styles and organizational culture on employee performance in the Office of Employment BPJS
Tasikmalaya. The population in this study were all employees in the Office of Employment BPJS
Tasikmalaya as many as 52 people. Data analysis technique using path analysis. The results
showed that the leadership style and organizational culture affect the performance of the employee
in the office of the Employment BPJS Tasikmalaya City for 0.518, or 51.8%. Employment is
expected BPJS office has a leader who is really smart in managing strategy and be able to see the
situation can improve the performance of their employees by way of selecting and Fit and Proper
Test for prospective leaders.

Keywords: leadership styles; organizational culture; employee performance.

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh secara parsial dan secara simultan antara
gaya kepemimpinan dan budaya organisasi terhadap kinerja karyawan di Kantor BPJS
Ketenagakerjaan Kota Tasikmalaya. Adapun populasi dalam penelitian ini adalah seluruh
karyawan di Kantor BPJS Ketenagakerjaan Kota Tasikmalaya yaitu sebanyak 52 orang. Teknik
analisa data menggunakan path analysis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa gaya kepemimpinan
dan budaya organisasi berpengaruh terhadap kinerja karyawan di kantor BPJS Ketenagakerjaan
Kota Tasikmalaya sebesar 0.518 atau 51.8%. Diharapkan kantor BPJS Ketenagakerjaan
mempunyai pemimpin yang benar-benar cerdas dalam mengatur strategi serta mampu melihat
situasi yang dapat meningkatkan kinerja karyawannya yaitu dengan cara menyeleksi dan Fit and
Proper Test kepada calon pimpinan.

Kata Kunci: gaya kepemimpinan; budaya organisasi; kinerja karyawan.


dan tuntutan pelanggan/konsumen yang
PENDAHULUAN semakin tinggi. Manusia sebagai sumber
Setiap perusahaan dituntut untuk daya yang paling potensial dengan
dapat selalu meningkatkan kualitas sumber kemampuannya dan keterampilannya dapat
daya manusia dalam menjalankan roda menggerakkan jalannya roda perusahaan.
aktivitas perusahaan sehingga dapat Salah satu dari aktivitas perusahaan
mengatasi persaingan yang semakin ketat dipengaruhi oleh sistem pola hubungan
27
Heri Herdiana/ Jurnal Ekonomi Manajemen 2(1) (Mei 2016) 26-32

yang terjadi di dalamnya, baik hubungan pemimpin menjadi faktor yang menarik
dengan sesama karyawan maupun dengan perhatian para peneliti bidang perilaku
atasan. keorganisasian. Hal ini akan membawa
Pola hubungan yang terjadi antara atasan konsistensi bahwa setiap pemimpin
dengan bawahan dapat menyebabkan berkewajiban memberikan perhatian yang
karyawan merasa senang atau tidak senang sungguh-sungguh untuk membina,
bekerja di perusahaan tersebut, untuk menggerakkan, mengarahkan semua
itulah dalam organisasi selalu dilakukan potensi karyawan dilingkungannya agar
perencanaan pengelolaan sumber daya terwujud volume dan beban kerja yang
manusia untuk mendapatkan orang yang terarah pada tujuan. Pimpinan perlu
tepat untuk jabatan yang tepat. Salah satu melakukan pembinaan yang sungguh-
sasaran pengelolaan sumber daya manusia sungguh terhadap karyawan agar dapat
pada fungsi manajemen organisasi adalah meningkatkan kinerja dan menimbulkan
menyangkut masalah kepemimpinan, kepuasan kerja yang tinggi.
seseorang yang ditunjuk sebagai pemimpin Ketika pemimpin menunjukkan
maupun yang diakui oleh anggota sebagai kepemimpinan yang baik, para karyawan
orang yang pantas memimpin mereka, akan berkesempatan untuk mempelajari
dialah yang menjalankan fungsi organisasi perilaku yang tepat untuk berhadapan
tersebut. Cara dan pola tingkah laku dengan pekerjaan mereka. Demikian pula
pemimpin diartikan oleh bawahan yang halnya dengan birokrasi publik, pemimpin
bekerjasama dengannya sebagai gaya memegang peranan yang sangat strategis.
kepemimpinan. Berhasil atau tidaknya birokrasi publik
Seorang pemimpin dalam menjalankan tugas-tugasnya sangat
organisasi harus dapat menciptakan ditentukan oleh kualitas pimpinannya,
integrasi yang serasi dengan para karena kedudukan pemimpin sangat
bawahannya juga termasuk dalam mendominasi semua aktivitas yang
membina kerja sama, mengarah dan dilakukan.
mendorong gairah kerja para bawahan Studi pendahuluan yang dilakukan
sehingga tercipta motivasi positif yang di Kantor BPJS (Badan Penyelenggara
akan menimbulkan niat dan usaha (kinerja) Jaminan Sosial) Ketenagakerjaan Kota
yang maksimal juga didukung oleh Tasikmalaya masih belum dirasakannya
fasilitas-fasilitas organisasi untuk faktor gaya kepemimpinan, yaitu gaya
mencapai sasaran organisasi. Dimana dalam mempertegas untuk dapat terus
seorang pemimpin sebagai salah satu meningkatkan anggota BPJS sehingga
bagian dari manajemen memainkan peran dapat meningkatkan kinerja karyawan
yang penting dalam mempengaruhi dan sebagai contoh masih kurangnya sosialisasi
memberikan sikap serta prilaku individu yang dilakukan oleh para karyawan ke tiap
dan kelompok, sehingga membentuk gaya perusahaan serta budaya organisasi di
kepemimpinan yang pemimpin terapkan. BPJS masih ada pembiaran terhadap
Kualitas dari pemimpin seringkali karyawan yang kurang disiplin yang
dianggap sebagai faktor terpenting dari akhirnya dapat menurunkan kinerja serta
keberhasilan atau kegagalan organisasi masih perlu diciptakan hal ini bisa
(Menon, 2012:88) demikian juga dirasakan dari kurang kompaknya antar
keberhasilan atau kegagalan suatu para pegawai dalam memajukan dan
organisasi baik yang berorientasi bisnis mengajak tenaga kerja di Kota
maupun publik, biasanya dipersepsikan Tasikmalaya untuk menjadi klien pada
sebagai keberhasilan atau kegagalan Kantor BPJS (Badan Penyelenggara
pemimpin. Begitu pentingnya peran Jaminan Sosial) ketenagakerjaan Kota
pemimpin sehingga isu mengenai Tasikmalaya.
28
Heri Herdiana/ Jurnal Ekonomi Manajemen 2(1) (Mei 2016) 26-32

Dari uraian tersebut , maka penulis bersama dalam suatu organisasi yang
tertarik untuk melakukan penelitian dengan menjadi rujukan untuk bertindak dan
judul: “Pengaruh Gaya Kepemimpinan dan membedakan organisasi satu dengan
Budaya Organisasi Terhadap Kinerja organisasi lain. Sedangkan Luthans
Karyawan di Kantor BPJS (Badan (2012:25) menyebutkan bahwa budaya
Penyelenggara Jaminan Sosial) organisasi punya sejumlah karakteristik
Ketenagakerjaan Kota Tasikmalaya”. penting. Beberapa diantaranya adalah :
Aturan perilaku yang diamati,norma,nilai
dominan, filosofi, aturan dan iklim
KAJIAN TEORI organisasi. Menurut Soelaiman dalam
Untuk lebih jelasnya berikut ini bukunya Manajemen Kinerja (2012: 202)
beberapa definisi yang dikemukakan oleh memberikan pengertian atas kinerja adalah
para ahli manajemen tentang sebagai sesuatu yang dikerjakan dan
kepemimpinan, diantaranya : dihasilkan dalam bentuk produk maupun
Menurut Hasibuan jasa, dalam suatu periode tertentu dan
(2013:101):"Kepemimpinan adalah cara ukuran tertentu oleh seseorang atau
seorang pemimpin mempengaruhi perilaku sekelompok orang melalui
bawahan, agar mau bekerjasama dan kecakapan,kemampuan, pengetahuan dan
bekerja secara produktif untuk mencapai pengalamannya. Kemudian ia juga
tujuan organisasi". menjelaskan (2012:205) kinerja karyawan
Menurut Rivai (2014: (employee performance) adalah tingkat
79):"Kepemimpinan {Leadership) adalah terhadap mana para karyawan mencapai
proses mempengaruhi atau memberi persyaratan-persyaratan pekerjaan.
contoh kepada pengikut-pengikutnya lewat
proses komunikasi dalam upaya mencapai
METODE PENELITIAN
tujuan organisasi". Objek dan Ruang Lingkup Penelitian
Menurut White dan Lippit yang Objek penelitian adalah Karyawan
dikutip oleh Reksohadiprodjo dan Tetap yang bekerja di Kantor BPJS
Handoko (2012:32), mengemukakan tiga Ketenagakerjaan Kota Tasikmalaya
tipe kepemimpinan, yaitu antara lain : sedangkan ruang lingkup penelitian ini
1. Otokratis adalah hanya membahas gaya
2. Demokratis kepemimpinan, budaya organisasi dan
3. Laissez -faire kinerja karyawan.
Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan
dalam penelitan ini adalah metode survai (
Singarimbun dan Effendi, 2013:24 ) yaitu
penelitan yang dilakukan pada populasi
besar maupun kecil, tetapi data yang
Sumber : Reksohadiprodjo (2012:78) dipelajari adalah data dari sampel yang
diambil dari populasi tersebut, sehingga
Gambar 1. Tipe-tipe Gaya Kepemimpinan ditemukan kejadian-kejadian relative,
Menurut Luthans (2011:14) budaya distribusi, dan hubungan-hubungan antar
(culture) sebagai pengetahuan yang variabel sosiologis maupun psikologis.
diperoleh untuk menginterpretasikan Alat Analisis
pengalaman dan menghasilkan perilaku Alat analisis yang di gunakan
sosial. Menurut Fuad Mas’ud (2014:67) adalah Analisis Jalur (Path Analysis yaitu
budaya organisasi adalah sistem makna, Teknik yang digunakan adalah analisis
nilai-nilai, dan kepercayaan yang dianut jalur (path analysis). Tujuan digunakan
29
Heri Herdiana/ Jurnal Ekonomi Manajemen 2(1) (Mei 2016) 26-32

analisis jalur (path analysis) adalah untuk organisasi yang telah diterapkan di BPJS
mengetahui pengaruh seperangkat variabel Ketenagakerjaan telah dijawab dengan
X (independent variable) terhadap variabel baik sebagai buktinya bahwa karyawan
Y, serta untuk mengetahui pengaruh antar menjawab setiap kuesioner dengan kriteria
variabel X. Dalam analisis jalur ini dapat baik artinya bahwa budaya organisasi ini
dilihat pengaruh dari setiap variabel secara diantaranya diperoleh dari melaksanakan
bersama – sama. Selain itu juga, tujuan tugasnya selalu saja ada inovasi dalam
dilakukannya analisa jalur adalah untuk menyelesaikan tugas tersebut,
menerangkan pengaruh langsung atau tidak menyelesaikan tugas, karyawan selalu
langsung dari beberapa variabel penyebab diharuskan untuk menyelesaikan
terhadap variabel lainnya sebagai variabel pekerjaanya sesuai dengan SOP, Pimpinan
terikat. menginstruksikan untuk target harus
diperoleh secepat mungkin dan
HASIL DAN PEMBAHASAN direalisasikan secepatnya, Pimpinan selalu
Perolehan hasil dari perhitungan memberikan opsi jika terjadi keterlambatan
terhadap tanggapan responden atas dalam penyelesaian tugas, Untuk
mengenai gaya kepemimpinan diperoleh mendefisiensikan waktu, pegawai harus
hasil rekapitulasi sebesar 1054 ini berarti dapat melaksanakan kerjasama yang saling
bahwa variabel gaya kepemimpinan menguntungkan, Pimpinan selalu bersikap
termasuk dalam kategori baik. Gaya harus cepat kerja dan menyelesaikan tepat
kepemimpinan yang telah dilakukan oleh waktu atau bahkan sebelum waktunya dan
pimpinan di BPJS Ketenagakerjaan ini Pimpinan selalu memperjuangkan hak
sudah baik hal ini dibuktikan dengan yang seharusnya diberikan kepada
pernyataan hasil jawaban karyawan karyawannya.
tentang gaya kepemimpinan dijawab Perolehan hasil dari perhitungan
dengan baik. Adapun skor terkecil terbesar terhadap tanggapan responden atas
dari gaya kepemimpinan ini yaitu tentang mengenai kinerja karyawan diperoleh hasil
dengan skor perolehan 212 yaitu tentang rekapitulasi sebesar 1698 ini berarti bahwa
Prestasi yang dimiliki pimpinan dapat variabel kinerja karyawan termasuk dalam
menjadi memacu peningkatan kerja kategori baik karena berada pada interval
karyawan dan Pimpinan selalu 1418 - 1417. Kinerja karyawan yang
mempertanggung jawabkan terhadap diterapkan ini telah dilaksanakan sebagai
kebijakan yang diputuskannya. Serta skor buktinya bahwa karyawan menjawab
terkecil dengan nilai skor sebesar 209 yaitu setiap kuesioner dengan kriteria baik.
tentang Adapun skor tertinggi dari jawaban
Pemimpin mempunyai tingkat kuesioner kinerja karyawan adalah tentang
kecerdasan yang tinggi dibandingkan kerja seorang pegawai dipengaruhi oleh
dengan karyawan lainnya. Dari hasil kecakapan, keterampilan, pengalaman, dan
penelitian ini pada variabel gaya kesungguhan tenaga kerja yang
kepemimpinan ini berarti bahwa gaya bersangkutan dan skor terkecil tentang
kepemimpinan yang telah dilakukan oleh Pegawai mengerjakan aktivitas
pimpinannya sudah dapat diterima dengan pekerjaannya dengan baik dan tepat waktu.
baik oleh para karyawannya. Secara lengkap pengaruh antara
Perolehan hasil dari perhitungan variabel X1 dan X2 terhadap Y dapat
terhadap tanggapan responden atas dilihat sebagai berikut :
mengenai budaya organisasi diperoleh
hasil rekapitulasi sebesar 1484 ini berarti
bahwa variabel budaya organisasi
termasuk dalam kategori baik. budaya
30
Heri Herdiana/ Jurnal Ekonomi Manajemen 2(1) (Mei 2016) 26-32

Sehingga thitung > ttabel, maka tolak Ho


atau dengan kata lain gaya kepemimpinan
secara parsial berpengaruh signifikan
terhadap kinerja karyawan di Kantor BPJS
Ketenagakerjaan Kota Tasikmalaya.Untuk
melihat Pengaruh budaya organisasi secara
parsial terhadap kinerja karyawan di
Sumber : Peneliti Kantor BPJS Ketenagakerjaan Kota
Tasikmalaya dapat dilihat dari indikator-
Gambar 1 : Gambar Nilai Koefisien Jalur indikator yang mempengaruhinya.
Antara Variabel X1 dan X2 terhadap Y Berdasarkan pengolahan data
dengan menggunakan SPSS, besar
Dari perhitungan dengan
pengaruh gaya kepemimpinan (X1)
menggunakan SPSS, ditemukan bahwa
terhadap kinerja karyawan (Y)
secara keseluruhan variabel gaya
kepemimpinan (X1) dan budaya organisasi diperlihatkan oleh koefisien beta (  )
mempunyai pengaruh terhadap kinerja (standardized coefficients) setelah
pegawai sebesar 0.518 atau 51.8%. dipengaruhi X1 (gaya kepemimpinan)
Adapun pengaruh lain yang tidak penulis sebesar 0,198, sedangkan koefisien
teliti yaitu sebesar 0.482 atau 48.2%. determinasi sebesar 0,039 atau sebesar
Adanya pengaruh sebesar 51.8% ini berarti 3.9%. Untuk pengujian secara parsial
bahwa karyawan dalam mengerjakan antara budaya organisasi (X1) terhadap
aktivitasnya ini dipengaruhi oleh gaya kinerja karyawan (Y) dapat dilihat dari
kepemimpinan dan budaya organisasi perhitungan SPSS untuk analisis jalur.
sebesar 51.8%. Dengan kriteria penolakan Ho, jika thitung >
Untuk melihat Pengaruh gaya t , maka dengan koefisien beta (  ) =
tabel
kepemimpinan secara parsial terhadap 0,005, diperoleh thitung sebesar 2.936
kinerja karyawan di Kantor BPJS dengan mengambil taraf signifikansi
Ketenagakerjaan Kota Tasikmalaya dapat sebesar 5 % maka nilai ttabel 2.008 .
dilihat dari indikator-indikator yang Sehingga thitung > ttabel, maka tolak Ho atau
mempengaruhinya. dengan kata lain budaya organisasi secara
Berdasarkan pengolahan data parsial berpengaruh signifikan terhadap
dengan menggunakan SPSS, besar kinerja karyawan di Kantor BPJS
pengaruh gaya kepemimpinan (X1) Ketenagakerjaan Kota Tasikmalaya.
terhadap kinerja karyawan (Y)
diperlihatkan oleh koefisien beta (  )
SIMPULAN
(standardized coefficients) setelah Berdasarkan hasil analisis dan
dipengaruhi X1 (gaya kepemimpinan) pembahasan yang diselaraskan dengan
sebesar 0,320, sedangkan koefisien permasalahan yang diteliti, maka dapat
determinasi sebesar 0, 1024 atau sebesar disimpulkan sebagai berikut :
10.246%. Untuk pengujian secara parsial 1. Gaya kepemimpinan termasuk dalam
antara gaya kepemimpinan (X1) terhadap kategori baik. Gaya kepemimpinan
kinerja karyawan (Y) dapat dilihat dari yang telah dilakukan oleh pimpinan di
perhitungan SPSS untuk analisis jalur. BPJS Ketenagakerjaan ini sudah baik
Dengan kriteria penolakan Ho, jika thitung hal ini dapat dilihat dari indikator
> ttabel, maka dengan koefisien beta (  ) mengenai kapasitas, prestasi, tanggung
= 0,000, diperoleh thitung sebesar 4.217 jawab, partisipasidan status.
dengan mengambil taraf signifikansi 2. Budaya organisasi diperoleh termasuk
sebesar 5 % maka nilai ttabel 2.008 . dalam kategori baik. Budaya
31
Heri Herdiana/ Jurnal Ekonomi Manajemen 2(1) (Mei 2016) 26-32

organisasi yang ada di kantor BPJS work: organizational behavior, sixth


Ketenagakerjaan sudah baik hal ini edition, New Delhi:Tata Mc Graw
dilihat dari indikator Inovasi, Hill.
Perhatian pada hal-hal rinci, Orientasi Fuad,Masud.(2014). Perilaku Organisasi.
hasil, Orientasi orang, Orientasi tim, Jakarta: PT.Erlangga.
Keagresifan dan Stabilitas.
3. Gaya kepemimpinan dan budaya Gibson, James L., John M. Ivancevich,
organisasi berpengaruh terhadap James H. Donnely Jr. (2006).
kinerja karyawan di kantor BPJS Organisasi, Perilaku – Struktur –
Ketenagakerjaan Kota Tasikmalaya Proses. Terjemahan. Edisi
sebesar 0,518 atau 51,8%. Kedelapan. Jakarta: Binapurupa
Berdasarkan simpulan yang telah Aksara.
dikemukakan di atas, penulis mencoba Hani Handoko, (2013). Manajemen
memberikan saran-saran yang diharapkan Personalia dan Sumberdaya Manusia
dapat memberi manfaat yang berguna (Edisi 2). Yogyakarta: BPFE.
diantaranya:
1. Diharapkan kantor BPJS Harif Amali Rivai, (2011). Pengaruh
Ketenagakerjaan mempunyai Kupuasan Gaji, Kepuasan Kerja,
pemimpin yang benar-benar cerdas Dan Komitmen Organisasional
dalam mengatur strategi serta mampu Terhadap Intensi Keluar: Pengujian
melihat situasi yang dapat Empiris Model Turnover Lum et al.
meningkatkan kinerja karyawannya Jurnal Bisnis Akuntansi. Vol 3. No.!
yaitu dengan cara menyeleksi dan Fit April 2001, hal. 335 – 352.
and Proper Test kepada calon H. Malayu S.P. Hasibuan, (2013).
pimpinan. Manajemen Sumberdaya Manusia.
2. Diharapkan pemimpin lebih berupaya Jakarta: Bumi Aksara.
untuk meningkatkan kesejahteraan
kepada karyawan sehingga hak-hak Heidjrachman, (2012).Manajemen Sumber
karyawan terpenuhi untuk Daya Manusia. Jakarta: PT Gramedia
menciptakan kinerja yang lebih baik. Pustaka Utama.
3. Diharapkan pihak Kantor BPJS Hersey,Blanchard, (2014). Leadership.
Ketenagakerjaan memberikan sixth edition, New Delhi:Tata Mc
pelatihan atau workshop tentang Graw Hill.
penyelesaian tugas dan aktivitas
Kartono.(2014).Manajemen Sumber Daya
karyawan yang sesuai dengan
Manusia Lanjutan. Jakarta: Balai
prosedur yang telah ditetapkan.
Penerbit Fakultas Ekonomi
REFERENSI Universitas Indonesia.
Affandi. (1994). Analisis Jalur dan Luthans, F. (2012). Organizational
Penyelesainnya. Jakarta: Behavior, Eighth Edition,
PT.Erlangga. Singapura:McGraw Hill, Inc.
Arep, Tanjung. (2013). Kepemimpinan Nasrudin.(2015).Perilaku Organisasi dan
Modern. Jakarta: PT.Ghalia Manajemen Perusahaan.Bandung:
Indonesia. PT.Remaja Rosda Karya.
Bejo. Siswanto. (2012). Manajemen Nurjanah.(2013).”Pengaruh Gaya
Kinerja Perusahaan. Jakarta: Kepemimpinan dan Budaya
PT.Ghalia Indonesia. Organisasi Terhadap Komitmen
Organisasi Dalam Meningkatkan
Davis, Keith. (2013). Human behavior at
32
Heri Herdiana/ Jurnal Ekonomi Manajemen 2(1) (Mei 2016) 26-32

Kinerja Karyawan”. Jurnal pada Sondang P. Siagian (2013). Manajemen


Media Riset Bisnis dan Manajemen, Sumber Daya Manusia, Jakarta:
vol. 2, No. 3, 2013, pp 100-134. Bumi Aksara.
Reksohadiprojo,Handoko.(2012).Manajem Singgih Santoso. (2000). Buku Latihan
en Sumber Daya SPSS Statistik Parametrik, Jakarta:
Manusia.Yogyakarta : BPFE. Elex Media Komputindo.
Rani Mariam. (2014). ”Pengaruh Gaya Soelaiman. (2012). Manajemen Kinerja.
Kepemimpinan Dan Budaya Yogyakarta: BPFE
Organisasi Terhadap Kinerja Sugiyono, (2001). Metode Penelitian
Karyawan melalui Kepuasan kerja
Bisnis, Bandung: CV. Alfabeta.
Karyawan Sebagai Variabel
Intervening”. Tesis, Universitas Supranto, J. (2000). Statistik Teori Dan
Gunadarma,Program Pascasarjana Aplikasi. Edisi Keenam. Jakarta:
Magister Manajemen Jakarta. Erlangga.
Robbins, Stephen P., (2011). Perilaku Thoha, Mochammad. (2013). Pemimpin
Organisasi, Konsep – Kontroversi – dan Kepemimpinan. Jakarta:
Aplikasi, Edisi Bahasa Indonesia, PT.Erlangga
Jakarta: PT Prenhalindo. Vinsent Gaspersz, 2007. Manajemen
Sherman,Ghomes. (2012). Job Kualitas, Penerapan Konsep-konsep
Performance. Penerjemah Soelaiman. Kualitas Dalam Manajemen Bisnis
Yogyakarta: STIE YKPN. Total. Jakarta: yayasan Indonesia
Emas & PT. Gramedia Pustaka
Singarimbun, Masri dan Sopyan, Effendi. Utama.
(2013). Metodologi Penelitian.
Jakarta: PT.Ghalia Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai