Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Rumah Sakit atau fasilitas pelayanan kesehatan lainnya


merupakan salah satu aspek dalam upaya pencegahan
pengendalian infeksi di Rumah Sakit atau fasilitas pelayanan
kesehatan lainnya jarang menimbulkan transmisi penyakit
infeksi nosokomial, namun pada pasien-pasien yang
immunocompromise harus lebih diwaspadai dan perhatian
karena dapat menimbulkan beberapa penyakit infeksi lainnya
seperti infeksi saluran pernapasan Aspergillus, Legionella,
Mycobacterium TB, Varicella Zooster, Virus Hepatitis B, HIV.
Petugas pelayanan kesehatan setiap hari dihadapkan
kepada tugas yang berat untuk bekerja dengan aman dalam
lingkungan yang membahayakan. Kini, resiko pekerjaan yang
umum dihadapi oleh petugas pelayanan kesehatan adalah
kontak dengan darah dan tubuh sewaktu perawatan rutin
pasien. Pemaparan terhadap pathogen ini meningkatkan resiko
mereka terhadap infeksi yang serius dan kemungkinan
kematian. Petugas kesehatan yang bekerja di kamar bedah
dihadapkan pada resiko pemaparan terhadap pathogen yang
lebih tinggi daripada bagian-bagian lainnya (Gershon dan Vlavov
1992).
Karena resiko yang tinggi ini panduan dan praktek
perlindungan infeksi yang lebih baik diperlukan untuk
melindungi staf yang bekerja diarea ini. Lagi pula, anggota staf
yang tahu cara melindungi diri mereka dari pemaparan darah
dan tubuh dan secara konsisten menggunakan tindakan –
tindakan ini akan membantu melindungi pasien-pasiennya juga.
Sementara kesadaran terhadap keseriusan AIDS dan
hepatitis C meningkat, dan bagaimana mereka dapat tertular
ditempat kerja, banyak petugas kesehatan tidak merasakan diri
mereka dalam resiko terlebih lagi mereka yang beresiko tidak
secara teratur menggunakan perlengkapan Penggunaan Alat

1
pelindung diri (APD) seperti sarung tangan, atau praktek-
praktek lain (cuci tangan )yang disediakan untuk mereka.

B. Tujuan
Tujuan penggunaan alat pelindung diri (APD) di Rumah Sakit
atau fasilitas pelayanan kesehatan lainnya adalah :
1. Mengurangi resiko akibat kecelakaan kerja yang terjadi baik
sengaja maupun tidak sengaja.
2. Melindungi seluruh atau sebagian tubuhnya pada kecelakaan.
3. Sebagai usaha terakhir apabila system pengendalian teknik
dan administrasi tidak berfungsi dengan baik.
4. Memberikan perlindungan bagi tenaga kerja ditempat kerja
agar terlindungi dari bahaya kerja.

C. Ruang Lingkup

1. Definisi alat pelindung diri.


2. Fungsi dan jenis alat pelindung diri.
3. Langkah –langkah penggunaan Alat pelindung diri di
ruangan isolasi.
4. Langkah-langkah melepas Alat pelindung diri di ruangan
isolasi.
5. Standar penggunaan alat pelindung diri di setiap unit
Rumah Sakit.

2
BAB II
TATA LAKSANA

A. Definisi Alat Pelindung Diri


Alat Pelindung Diri adalah alat yang digunakan oleh
seseorang dalam melakukan pekerjaannya, yang dimaksud
untuk melindungi dirinya dari sumber bahaya tertentu, baik
yang berasal dari pekerjaan maupun lingkungan pekerjaan dan
berguna dalam usaha untuk mencegah atau mengurangi
kemungkinan cedera atau sakit.

B. Fungsi dan Jenis Alat Pelindung Diri


1. Alat Pelindung Kepala
1.1. Fungsi
Alat Pelindung Kepala adalah alat pelindung yang
berfungsi untuk melindungi kepala dari benturan,
terantuk, kejatuhan atau terpukul benda tajam atau
benda keras yang meluncur dari udara, terpapar dari
radiasi panas, api, percikan bahan-bahan kimia, jasad
mikro organism dan suhu yang ekstrim.

1.2. Jenis
Jenis Alat Pelindung Kepala terdiri dari Helm pengaman
(safety helmet), topi atau tudung kepala, penutup atau
pengaman rambut.
Helm Safety Headcap

3
2. Alat Pelindung Mata dan Wajah
2.1. Fungsi
Alat Pelindung Mata dan Wajah adalah alat pelindung
yang berfungsi untuk melindungi mata dan wajah dari
bahan-bahan berbahaya, paparan partikel-partikel yang
melayang diudara, percikan benda kecil atau benda
panas atau uap panas, radiasi gelombang
elektromagnetik, pancaran cahaya, benturan atau
pukulan benda keras atau benda tajam.
2.2. Jenis
Jenis Alat Pelindung Mata dan Wajah terdiri dari kaca
mata pengaman(spectacles), goggles, tameng muka (face
shield).

3. Alat Pelindung Telinga


3.1. Fungsi
Alat Pelindung Telinga adalah alat yang berfungsi untuk
melindungi alat pendengaran terhadap kebisihan atau
tekanan.
3.2. Jenis
Jenis Alat Pelindung Telinga terdiri dari sumbat telinga
(ear plug) dan penutup telinga (ear muff).

4
4. Alat Pelindung Pernapasan
4.1. Fungsi
Alat Pelindung Pernapasan adalah yang berfungsi
melindungi organ pernapasan dengan cara menyalurkan
udara bersih dan sehat atau menyaring cemaran bahan
kimia, partikel debu, mikro organism, kabut, uap, asap,
gas, dan lain-lain.
4.2. Jenis
Jenis Alat Pelindung Pernapasan terdiri dari masker,
respirator.

Masker Respirator Masker Bersih

Masker N95

5. Alat Pelindung Tangan


5.1. Fungsi
Alat Pelindung Tangan adalah melindungi tangan dan
jari-jari tangan dari pajanan api, suhu panas, suhu
dingin, radiasi elektro magnetic, arus listrik, bahan
kimia, benturan, pukulan dan tergores, terinfeksi zat
pathogen, virus dan bakteri dan jasad renik.
5.2. Jenis
Jenis Alat Pelindung Tangan terdiri dari sarung tangan
bersih steril dan rumah tangga.

5
S.Tangan Rumah Tangga Sarung Tangan Bersih

6. Pakaian Pelindung
6.1. Fungsi
Pakaian Pelindung adalah melindungi badan sebagian
atau seluruh bagian badan dari temperature panas,
pajanan api, logam panas, uap panas, benturan dengan
mesin, percikan bahan kimia, dan mikro organism
pathogen, virus, bakteri dan jamur.
6.2. Jenis
Jenis Pakaian Pelindung terdiri dari rompi (Vests),
celemek (apron), atau jaket.
appaa

7. Alat Pelindung Kaki


7.1. Fungsi
Alat Pelindung Kaki adalah untuk melindungi kaki dari
tertimpa atau berbenturan benda-benda berat, tertusuk
benda tajam, terkena cairan dingin dan panas, bahan
kimia berbahaya, dan menghindari tergelincir.

6
7.2. Jenis
Jenis Alat Pelindung Kaki terdiri dari sepatu boots.

Sepatu Boot

C. Langkah-Langkah Pengunaan Alat Pelindung Diri Pada Perawatan


Ruang Isolasi
1. Kenakan baju kerja sebagai lapisan pertama pakaian
pelindung.
2. Kenakan pelindung kaki.
3. Kenakan sepasang sarung tangan pertama.
4. Kenakan gaun luar.
5. Kenakan apron plastic.
6. Kenakan sarung tangan kedua.
7. Kenakan masker.
8. Kenakan penutup kepala.
9. Kenakan pelindung mata.

D. Langkah-Langkah Melepas Alat Pelindung Diri Pada Perawatan


Ruang Isolasi
1. Disinfeksi sepasang sarung tangan bagian luar.
2. Disinfeksi celemek dan pelindung kaki.
3. Lepaskan sepasang sarung tangan bagian luar.
4. Lepaskan celemek.

7
5. Lepaskan gaun bagian luar.
6. Disinfeksi tangan yang mengenakan sarung tangan.
7. Lepaskan pelindung mata.
8. Lepaskan penutup kepala.
9. Lepaskan masker.
10. Lepaskan pelindung kaki.
11. Lepaskan sepasang sarung tangan bagian dalam.
12. Cuci tangan dengan sabun dan air bersih

E. Standar Penggunaan Alat Pelindung Diri di Setiap Unit.


1. Unit Gawat Darurat
a. Pelayanan Pasien Secara Umum
Yang wajib dipakai
 Pelindung pernafasan : masker bersih
 Pelindung tangan : sarung tangan bersih

b. Pelayanan Pasien dengan luka, tindakan menjahit, bedah


minor, Rawat luka pasien resiko rendah (pasien tanpa HIV,
Hepatitis B dan C dan penyakit menular berbahaya lainnya
yang ditularkan lewat cairan tubuh).
Yang wajib dipakai
 Pelindung pernafasan :masker bersih
 Pelindung tangan :sarung tangan bersih, bila luka
gunakan sarung tangan steril.

c. Pelayanan Pasien dengan luka, tindakan menjahit, bedah


minor, Rawat luka pasien resiko tinggi (pasien dengan HIV,

8
Hepatitis B dan C dan penyakit menular berbahaya lainnya
yang ditularkan lewat cairan tubuh).
Yang wajib dipakai
 Pelindung mata : kacamata
 Pelindung kepala : tutup kepala
 Pelindung pernafasan :masker bersih
 Pelindung tubuh : apron
 Pelindung tangan :sarung tangan bersih dipasang double
dengan sarung tangan panjang bila ada. Bila tidak ada
di duble dengan sarung tangan sejenis.
 Pelindung kaki : sepatu boot karet.

d. Pelayanan pasien dengan penyakit paru menular


berbahaya(TBC, Pneumonea)
 Pelindung pernafasan :masker respirator N95
 Pelindung tangan :sarung tangan bersih

e. Pelayanan pasien dengan kemungkinan sangat tinggi


terpapar cairan tubuh baik pada pasien infeksius maupun
non infeksius
 Pelindung mata : kacamata
 Pelindung kepala : tutup kepala
 Pelindung pernafasan :masker bersih
 Pelindung tubuh : apron
 Pelindung tangan :sarung tangan bersih dipasang
double dengan sarung tangan panjang bila ada. Bila
tidak ada di duble dengan sarung tangan sejenis.
 Pelindung kaki : sepatu boot karet.

f. Pelayanan pasien dengan penyakit kulit menular


 Pelindung pernafasan :masker bersih
 Pelindung tangan :sarung tangan bersih

9
g. Pelayanan pasien dengan resiko terpapar cairan tubuh
minimal
 Pelindung pernafasan :masker bersih
 Pelindung tangan :sarung tangan bersih
h. Pelayanan pasien di ruang bedah
 Pelindung mata : kacamata
 Pelindung kepala : tutup kepala
 Pelindung pernafasan :masker bersih
 Pelindung tubuh : apron, gaun operasi
 Pelindung tangan :sarung tangan steril dapat dipasang
double untuk proteksi maksimal,bila diperlukan dapat
digabung dengan sarung tangan panjang siku untuk
proteksi maksimal.
 Pelindung kaki : sepatu boot karet.

i. Pelayanan pasien dilaboratorium


saat pengambilan specimen dari tubuh pasien :
 Pelindung mata : kacamata bila mennghadapi pasien
memiliki resiko terpapar cairan tubuh tinggi.
 Pelindung pernafasan :masker bersih
 Pelindung tubuh : jas lab dan apron bila ada resiko tinggi
terpapar cairan tubuh pasien.
 Pelindung tangan :sarung tangan bersih, dapat dipasang
double bila pasien memiliki penyakit menular resiko
tinggi seperti HIV, hepatitis b dan c.
 Pelindung kaki : sepatu boot karet. bila ada resiko tinggi
terpapar cairan tubuh pasien.
Saat mengolah dan mengerjakan specimen
 Pelindung pernafasan :masker bersih atau masker
respirator N95 bila menangani specimen dahak TBC.
 Pelindung tangan :sarung tangan bersih, dapat
dipasang double bila pasien memiliki penyakit menular
resiko tinggi seperti HIV, hepatitis b dan c.
 Pelindung tubuh : jas lab dan apron

10
j. Pelayanan laundry Rumah sakit
 Pelindung kepala : topi/tutup kepala
 Pelindung mata : kacamata bila menangani cairan
kontanminan berbahaya dan bahan yang terkontaminasi
cairan pasien dengan infeksi berbahaya.
 Pelindung tangan : sarung tangan bersih, dapat di double
bila menangani pakaiaan atau bahan-bahan yang habis
dipakai oleh pasien dengan penyakit menular berbahaya.
 Pelindung tubuh : apron terutama bila sedang mengolah
pakaian kotor untuk dicuci.
 Pelindung kaki : sepatu boot karet terutama bila sedang
mengolah pakaian kotor untuk dicuci.

K. Pelayanan Gizi Rumah Sakit


 Pelindung kepala : topi/tutup kepala
 Pelindung mata : kacamata bila menangani alat makan
dari pasien dengan penyakit menular berbahaya.
 Pelindung pernafasan :masker bersih terutama bila
pekerja gizi lagi batuk atau pilek ringan dan apabila
sedang menangani alat makan dari pasien dengan
penyakit menular berbahaya..
 Pelindung tangan : sarung tangan bersih,bila mencuci
alat makan dan menangani alat makan dari pasien
dengan infeksi berbahaya.
 Pelindung kaki : sepatu boot karet bila diarea yang
basah.

L.Pelayanan Radiologi
 Pelindung kepala : topi/tutup kepala bila ada resiko
terpapar cairan tubuh pasien.
 Pelindung mata : kacamata bila ada resiko terpapar
cairan tubuh pasien.
 Pelindung pernafasan :masker bersih bila menangani
pasien dengan penyakit pernafasan berbahaya
menggunakan masker respirator N95

11
 Pelindung tangan : sarung tangan bersih dapat di double
bila menangani pasien dengan infeksi berbahaya
 Pelindung tubuh : jas lab atau apron bila ada resiko
terpapar cairan tubuh pasien.
 Pelindung kaki : sepatu boot karet bila ada resiko
terpapar cairan tubuh pasien.

M. Pelayanan Farmasi
 Pelindung pernafasan :masker bersih atau masker N95
bila menghadapi pasien dengan penyakit pernafasan
berbahaya.
 Pelindung tangan : sarung tangan bersih bila menangani
resiko terpapar cairan tubuh pasien.

12
BAB III
DOKUMENTASI

A. SPO pelindung kepala


B. SPO pelindung mata
C. SPO pelindung pernafasan
D. SPO pelindung tangan
E. SPO pelindung tubuh
F. SPO pelindung kaki

13
BAB IV
PENUTUP

Penggunaan alat pelindung diri adalah salah satu program


pencegahan dan pengendalian Infeksi Rumah Sakit. prinsip yang
paling fundamental dalam pemberian pelayanan kesehatan maupun
keperawatan, sekaligus aspek yang paling kritis dari pencegahan dan
pengendalian infeksi di Rumah Sakit.Penggunaan alat pelindung diri
Rumah Sakit merupakan salah satu yang harus diperhatikan,
Mengurangi resiko akibat kecelakaan kerja yang terjadi baik sengaja
maupun tidak sengaja dan Melindungi seluruh atau sebagian
tubuhnya pada kecelakaan.Sebagai usaha terakhir apabila system
pengendalian teknik dan administrasi tidak berfungsi dengan baik.
Dan Memberikan perlindungan bagi tenaga kerja ditempat kerja agar
terlindungi dari bahaya kerja.
Panduan ini dibuat untuk memberikan petunjuk dalam
penggunaan alat pelindung diri Rumah Sakit sehingga didalam
pelayanan ini dapat berjalan baik dan sesuai standar yang telah
ditetapkan oleh undang-undang yang berlaku, dengan terbitnya
Panduan penggunaan alat pelindung diri Rumah Sakit Khusus Gigi
dan Mulut Provinsi Sumatera Selatan ini maka segala pelayanan
penggunaan alat pelindung diri wajib berlandaskan buku panduan
ini terhitung setelah ditandatangani Kepala Rumah Sakit Khusus
Gigi dan Mulut Provinsi Sumatera Selatan.

14

Anda mungkin juga menyukai