Fiqih Muamalah terdiri atas dua kata, yaitu fiqih dan muamalah. Berikut penjelasan dari Fiqih,
Muamalah, dan Fiqih Muamalah.[1]
Fiqih
Menurut etimologi, fiqih adalah [ ))الفهمpaham], seperti pernyataan : ( فقهت الدرسsaya paham pelajaran
itu). Arti ini sesuai dengan arti fiqih dalam salah satu hadis riwayat Imam Bukhari berikut:
Artinya: “Barang siapa yang dikehendaki Allah menjadi orang yang baik di sisiNya, niscaya diberikan
kepadaNya pemahaman (yang mendalam) dalam pengetahuan agama.”
1.Muamalah
Menurut etimologi, kata muamalah adalah bentuk masdar dari kata’amala yang artinya saling bertindak,
saling berbuat, dan saling mengenal.[3]
Muamalah ialah segala aturan agama yang mengatur hubungan antara sesama manusia, dan antara
manusia dan alam sekitarnya,tanpa memandang agama atau asal usul kehidupannya. Aturan agama
yang mengatur hubungan antar sesama manusia, dapat kita temukan dalam hukum Islam tentang
perkawinan, perwalian, warisan, wasiat, hibah perdagangan, perburuan, perkoperasian dll.
Al-Muamalah Al-Adabiyah. Hal-hal yang termasuk Al-Muamalah Al-Adabiyah adalah ijab kabul, saling
meridhai, tidak ada keterpaksaan dari salah satu pihak, hak dan kewajiban, kejujuran pedagang,
penipuan, pemalsuan, dan segala sesuatu yang bersumber dari indera manusia yang ada kaitannya
dengan peredaran harta.
Al-Muamalah Al-Madiyah
2.Gadai (rahn)
11.Gugatan (asy-syuf’ah)
12.Sayembara (al-ji’alah)
14.Pemberian (al-hibbah)
16.beberapa masalah mu’ashirah (mukhadisah), seperti masalah bunga bank, asuransi, kredit, dan
masalah lainnnya.[12]
20.Pihak penyandang dana meminjamkan uang kepada nasabah/ Pembari modal (qiradh)